perlakuan akuntansi atas aset tetap pada akademi … · 2018. 10. 24. · kata pengantar assalamu...
TRANSCRIPT
-
i
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
AHMAD HIDAYAT US
10573 04553 13
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2018
-
i
SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET TETAP PADA
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
KOTA MAKASSAR
Oleh
AHMAD HIDAYAT US
10573 04553 13
Diajukukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2018
-
ii
PERSEMBAHAN
“Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk Semua Orang Yang Telah
Berjuang Bersama”
MOTTO HIDUP
“Kita Bisa Saja Kehilangan Apa Yang Cintai Dan
Sayangi, Tapi Jangan Kehilangan Keyakinan,
Karna Dengan Keyakinanlah Kita Bisa Bangkit
Dari Keterpurukan”
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu „Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan Rahmat Allah SWT, Segala puji dan Syukur Penulis
Haturkan Kehadirat Allah SWT telah melimpahkan berkat dan anugrah-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Pada Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dan guna
memperoleh gelar Sarjana ini.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada orang tua penulis Ibu Nurmi yang telah berjuang membesarkan
penulis sepeninggal Bapak H. Usman Rauf yang selama 18 Tahun lalu
yang senantiasa memberikan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa
yang tulus. Dan saudara penulis tercinta Rahmi Usman yang menjadi
pengayom penulis, serta seluruh keluarga besar penulis atas segala
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
yang terus terpancar dunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu
-
vii
pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Ismail Badollahi
4. Ibu Dr. Hj Ruliaty, MM selaku Pembimbing I dan Penasehat
Akademik yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan,
arahan, dan nasehat kepada penulis selama ini.
5. Para dosen-dosen dari Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah mentransfer ilmunya kepada
penulis.
6. BPH Akademi Kesehatan dan Direktur, Wakil Direktur, serta
karyawan Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar,
atas izin serta bantuannya dalam memperoleh data untuk
penelitian.
7. Kedua orang tua penulis yang telah menjadi teladan dalam hidup
ini yang tiada henti-hentinya memberikan doa, nasehat serta
motivasi dan telah memberikan semangat dan pengorbanan baik
secara materi maupun moril kepada penulis Hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
-
viii
8. Keluarga Besar terkhusus Kakak tercinta Rahmi Usman yang tak
henti-hentinya memberikan semangat dan doa kepada penulis.
9. Sahabatku Putri Mardewi, Abdul Wahid, Ina Mustika Ayu, Irman
Arianto, Hasna, Rahmi Yuliani, Selfiana, dan Seluruh kakanda dan
adinda yang selama ini telah banyak meluangkan waktunya
bersama penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seikatan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Ikatan Mahasiswa Kota Makassar Periode 2017-2018
atas kebersamaan dan motivasi yang telah diberikan kepada
penulis.
11. Teman-teman AK-12/2013 atas kebersamaan dan motivasi yang
telah diberikan kepada penulis.
12. Teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis baik itu kanda senior
di kampus maupun yang sudah alumni yang telah memberikan
ilmunya begitu pula teman-teman dan adinda yang telah menjadi
bagian perkembangan pemikiran penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menjalani proses
perkuliahan selama ini dan pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi yang tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu.
-
ix
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kepada semua
pihak, utamanya kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak utamannya kepada Almamater Kampus Biru tercinta
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat
Makassar, September 2018
Penulis
-
x
ABSTRAK
AHMAD HIDAYAT US, Tahun 2018. Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Pada
Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar, Skripsi Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Makassar.
Dibimbing Oleh Pembimbing I Dr. Hj Ruliaty, MM dan Pembimbing II Ismail
Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi atas aset
tetap Akademi Keperawatan Muhammadiyah kota Makassar. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan
deskriptif komparatif.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis memperoleh hasil penelitian
bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam perlakuan akuntansi atas aset
tetap masih belum sesuai dengan PSAK 16.
Kata Kunci: Aset Tetap, Psak No.16
-
xi
ABSTRACT
AHMAD HIDAYAT US, 2018. On the Accounting Treatment of Fixed Assets In
Nursing Academy of Muhammadiyah Makassar, Thesis Accounting Studies
Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah
Makassar. Supervised by Advisor I Dr. Hj Ruliaty, MM and Advisor II Ismail
Badollahi, SE., M.Si.Ak.CA.
This study aims to determine the accounting treatment of the fixed assets
of the Muhammadiyah Nursing Academy in Makassar city. The type of research
used in this study is a research with a comparative descriptive approach.
In writing this study, the authors obtain the results of research that the
accounting policies applied in the accounting treatment of fixed assets are still not
in accordance with PSAK16
Keywords: Fixed Assets, Psak No. 16
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN......................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv SURAT PERNYATAAN...................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................... vi ABSTRAK BAHASA INDONESIA ..................................................... x ABSTRACT ........................................................................................ xi DAFTAR ISI ....................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR/BAGAN .............................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... 59 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi ....................................................... 6 B. Pengertian Aset Tetap ..................................................... 7 C. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap ..................................... 8 D. Sistem Akuntansi Pengelolaan Aktiva Tetap
Muhammadiyah ............................................................... 13 E. Pelitian terdahulu ............................................................. 16 F. Kerangka Pikir ................................................................. 34 G. Hipotesis .......................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 35 B. Jenis dan Sumber Data.................................................... 35 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 36 D. Defenisi Operasional ........................................................ 36 E. Metode Analisis Data ....................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 38 B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ..................................... 47
-
xiii
C. Perlakuan Akuntansi Aktiva tetap Berdasarkan PSAK 16... 52 D. Pembahasa ...................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN ...................................................................... 56 B. SARAN ............................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 57
LAMPIRAN......................................................................................... 59
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 88
-
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ......................................... 26 4.1 Taksiran Aktiva Tetap ......................................................... 47 4.2 Klasifikasi Penggolangan Aktiva Tetap .............................. 48 4.3 Perlakuan Akuntansi Akademi Keperawatan
Muhammadiyah Kota Makassar ......................................... 52
-
xv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
Nomor Judul Halaman
2.2 Kerangka Pikir .................................................................... 34 4.1 Struktur Organisasi BPH Akademi Kesehatan Muhammadiyah Kota Makassar ......................................... 43 4.2 Struktur Organisasi Akademi Keperawatan Muhammadiyah
Kota Makassar ................................................................... 46
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah Organisasi Kemasyarakatan terbesar di
Indonesia dengan semangat membangun tata sosial dan pendidikan
masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan
sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan
berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada
perintah-perintah Al Quran, di antaranya surat Ali Imran ayat 104 yang
artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut
para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat
dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak,
yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka
dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan,
melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi,
yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang
niscaya.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah
sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia. Amal usaha
Muhammadiyah ini terdiri dari TK/TPQ sebanyak 4.623, Sekolah Dasar
(SD)/MI sebanyak 1.772, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs sebanyak
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Al_Quranhttps://id.wikipedia.org/wiki/Ali_Imranhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ayat_104&action=edit&redlink=1
-
2
1.772, Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA sebanyak 1.143, Pondok
Pesantren sebanyak 67, Perguruan tinggi Muhammadiyah sebanyak 172,
Rumah Sakit, Rumah Bersalin, BKIA, BP sebanyak 457, Panti Asuhan,
Santunan, Asuhan Keluarga 318, Panti jompo sebanyak 54, Rehabilitasi
Cacat sebanyak 82, Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 71, Mesjid
sebanyak 6.118, Mushollah sebanyak 5.080, Tanah seluas 945.504 M².
Amal usaha inilah sebagai penunjang dalam tata sosial dan pendidikan agar
lebih maju.
Dalam pengelolaan Amal usaha Muhammadiyah tentunya tidak terlepas
dari pertanggujawaban laporan keuangan. Afrian (2017) melakukan
penelitian tentang Penerapan PSAK No. 45 tentang penyusunan laporan
keuangan organisasi nirlaba pada Panti Asuhan Tuntas Melati
Muhammadiyah Kota Pontianak periode Januari 2016 - Desember 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Panti Asuhan Tuntas Melati
Muhammadiyah Pontianak dapat menerapkan PSAK No.45 dalam laporan
keuangannya, meskipun dalam bentuk yang sederhana. Selain itu dapat
diketahui kendala yang dihadapi Panti Asuhan Tuntas Melati
Muhammadiyah Pontianak dalam menerapkan PSAK No. 45 dikarnakan
tidak diketahuinya tentang PSAK No. 45 oleh bendaharawan, serta
organisasi Panti Asuhan Tuntas Melati Muhammadiyah Pontianak
mempunyai standar laporan keuangan tersendiri yang dibuat secara
sederhana mungkin dengan tujuan lebih mudah dimengerti dan tidak adanya
pernyataan langsung dari pihak IAI terkait PSAK No. 45 kepada Panti
Asuhan Tuntas Melati Muhammadiyah Pontianak.
-
3
Amal usaha Muhammadiyah yang mempunyai pedoman akuntansi
keuangan yaitu Universitas Muhammadiyah Surabaya sesuai dengan
Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Nomor :
0079/KEP/II.3.AU/A/2014 (Sukadiono, 2014 : 12) proses akuntansi
merupakan kegiatan untuk meng-konstruksi transaksi keuangan yang
berupa data-data menjadi informasi keuangan.
Penelitian tentang perlakuan akuntansi atas aset tetap telah dilakukan
oleh beberapa peneliti sebelumnya,. Diantaranya Trio Mandala Putra (2013)
melakukan penelitian tentang Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap
Pada CV. Kombos Manado. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
CV. Kombos Manado dalam menjalankan kegiatan akuntansinya
berpedoman pada Kebijakan Akuntansi Perusahaan yang sudah mengarah
pada PSAK No.16 tentang aset tetap.
Ni Luh Nariasih, I Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati
(2015) melakukan penelitian tentang Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva
Tetap Berwujud Pada Organisasi Nirlaba Di Markas PMI Kabupaten
Buleleng. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Markas PMI Kabupaten
Buleleng tidak melakukan pencatatan harga perolehan aktiva tetap berwujud
sesuai dengan PSAK 45 karena rendahnya kualitas sumber daya manusia,
para donatur yang bersifat tidak mengikat dan tidak adanya pengawasan
independen. 2) Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak menggunakan
metode penyusutan karena tidak melakukan penyusutan terhadap aktiva
tetap yang dimilikinya. 3) Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak menyajikan
aktiva tetap berwujud di laporan keuangan, karena laporan keuangan yang
-
4
dibuat masih menggunakan format yang sederhana yaitu pemasukan/debet
dan pengeluaran/kredit.
Penulis dalam hal ini memfokuskan penelitian pada Akademi
Keperawatan (AKPER) Muhammadiyah Makassar. Berdasarkan fenomena
dan hasil penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Pada Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Apakah perlakuan akuntansi atas aset tetap telah sesuai dengan PSAK 16
pada Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi atas aset
tetap pada Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar telah
sesuai dengan PSAK 16
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini:
1. Sebagai media pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan tentang
perlakuan aset tetap.
2. Bagi Amal usaha Muhammadiyah, terkhusus pada Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar dapat dijadikan sebagai
catatan untuk mempertahankan peningkatan kinerja sekaligus
memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang ada.
3. Dengan melihat perkembangan sesuai zaman Perlakuan akuntansi
terhadap aset tetap yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan
-
5
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan akan membawa pengaruh
dalam penyajian laporan keuangan.
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi
Akuntansi didefenisikan sebagai seperangkat pengetahuan karena
wilayah materi dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk
kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk
literatur akuntansi. (Suardjono, 2011 : 10)
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis,
memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada
para pengambil keputusan. (Hongren dan Harrison 2009 : 4)
American Accounting Asscociation (AAA) menyatakan bahwa
akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan
yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
(Suhayati dan Anggadini 2009: 2).
Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa
Akuntansi merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan
informasi mengenai penyusunan dan laporan keuangan yang relevan
kepada pemilik perusahaan. Serta akuntansi memberikan informasi
mengenai keadaan keuangan perusahaan.
6
-
7
B. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual
kembali. (Ely dan Sri 2009: 247)
Jenis-jenis aktiva tetap menurut Suharli (2006:265), terdiri dari:
1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada
lahan yang didirikan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara
bangunan dan lahan harus dipisahkan. Khusus untuk bangunan yang
dianggap sebagai bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat
meningkatkan nilai lahan itu sendiri, maka pencatatannya dapat
digabungkan dengan nilai lahan.
2. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di
atas tanah maupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah
disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun
sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.
3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya
baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan
menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari
mesin itu.
4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk
mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya, truk, mobil dinas,
kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan
sebagai sarana transportasi.
-
8
5. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor. Termasuk
perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan
dalam perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik,
inventaris laboratorium, serta inventaris gudang.
Berdasarkan dari defenisi defenisi diatas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa Aset tetap adalah salah satu harta terbesar yang dimiki suatu
perusahaan dengan jumlah yang sangat besar. Dalam satu periode Aset
tetap mengalami penyusutan. Aset tetap ini dapat diperoleh perusahaan dari
pembelian tunai atau kredit, dibangun sendiri atau dari pertukaran aset.
C. Perlakuan Akuntansi Aset Tetap
1. PSAK 16
Di dalam PSAK 16 yang dimaksud dengan aset tetap adalah aset
berwujud yang (IAI, 2009 : 16.2) :
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
dan jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aset tetap adalah harta yang dimilili suatu perusahaan yang dapat
dilihat secara kasat mata untuk melakukan aktivitas produksi atau aset
tetap yang dimiliki suatu perusahaan dapat beroperasi dalam
penyediaan barang dan jasa untuk tujuan admistratif. Sehingga dalam
menunjung hal tersebut aset tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan
diharapkan dapat beroperasi selama lebih dari satu tahun.
-
9
2. Cara Pengakuan
Didalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16 tahun
2011 menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset
jika dan hanya jika :
a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat
ekonomis dari aset tersebut di masa yang akan datang.
b. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Suatu
aset diakui sebagai aset tetap jika perusahaan sudah
memperkirakan akan menggunakan aset tersebut selama lebih dari
satu periode.
c. Seperti suku cadang utama dan peralatan siap pakai yang dianggap
sudah memenuhi kriteria aset tetap.
Aset tetap dapat diperoleh melalui beberapa cara, diantaranya
adalah :
a. Pembelian tunai,
b. Pembelian secara kredit,
c. Pembelian dengan surat berharga,
d. Diterima dari sumbangan,
e. Dibangun sendiri dan
f. Pertukaran atau tukar tambah
Pengakuan aset tetap sangat penting harus dilakukan oleh suatu
perusahaan, agar harta yang dimiliki dapat bertambah dari harta yang
ada. Analisis yang dilakukan perusahaan adalah kemungkinan yang
diperoleh perusahaan mengenai manfaat ekonomis dari aset tersebut di
masa yang akan datang. Dalam pemanfaatan aset tetap, perusahaan
-
10
melakukan pengukuran secara akurat agar dapat digunakan selama
lebih dari satu periode.
3. Pengukuran Aset Tetap
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (IAI, 2009 :
16.4)
Dalam pengukuran aset tetap, perusahaan mengacu kepada biaya
saat pengakuan aset tetap. Sehingga dalam pengukuran aset tetap
perusahaan dapat melakukan penentuan biaya.
4. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi keuangan Nomor 16
(2009:16.7) pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat keekonomian dimasa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja,
harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset yang bersangkutan. Jadi,
setelah aset diakui akan ada pengeluaran-pengeluaran untuk
menunjang kinerja aset tetap. Pengeluaran-pengeluaran ini terbagi
menjadi dua yaitu pengeluaran modal yang dikeluarkan dengan maksud
menambah masa manfaat aset tetap, dan pengeluaran beban yang
dikeluarkan untuk sekedar memelihara kinerja aset tetap.
Dalam pengeluaran aset setelah pengakuan awal perusuhaan
melakukan pengeluaran modal dan pengeluaran beban. Pengeluaran
modal dilakukan agar nilai manfaat aset lebih dari satu periode
sehingga pendapatan dari aset tetap untuk perusahaan dapat
-
11
meningkat. Sedangkan pengeluaran beban dilakukan agar nilai manfaat
dari aset yang dimiliki perusahaan dapat digunakan dengan afektif dan
efesien dalam penggunaannya.
5. Penyusutan dan Metode Penyusutan Aset Tetap
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 17.2) menjelaskan
“penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan
sepanjang masa manfaat yang diestimasi”. Menurut IAI (PSAK 2009 :
16.11) metode-metode penyusutan dapat dilakukan dengnam berbagai
metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:
a. Metode garis lurus (Stright line method);
b. Metode saldo menurun (diminishing balance method); dan
c. Metode jumlah unit (Sum of the unit method).
Perhitungan penyusutan aktiva tetap ditentukan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: 1. Harga perolehan, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan
untuk memperoleh aktiva tersebut sehingga siap untuk dipergunakan di
dalam operasi perusahaan. 2. Taksiran nilai residu, yaitu taksiran nilai
sisa aset tetap tersebut pada saat masa kegunaannya habis. 3. Taksiran
umur kegunaan, yaitu taksiran umur aktiva tetap yang bersangkutan
dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan
6. Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Berkaitan dengan penghentian dan pelepasan aset tetap,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Paragraf 67
(2011:16.20) menyatakan bahwa jumlah tercatat suatu aset tetap
dihentikan pengakuannya pada saat dilepas atau ketika tidak terdapat
-
12
lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan
atau pelepasannya.
Aset yang digunakan oleh perusahaan sesuai dengan nilai
manfaatnya ini tidak akan digunakan secara terus menerus ketika aset
yang dimiliki tidak lagi bermanfaat dalam menunjang pendapatan dari
perusahaan maka, perusahaan dapat melakukan pelepasan aset.
7. Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap
Menurut PSAK No.1 paragraf 29 (2009 : 1.2), laporan keuangan
yang lengkap terdiri dari komponen- komponen berikut ini:
a. Neraca,
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
Menurut PSAK Nomor 16 (2011:16.22), Laporan keuangan
mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
a. Dasar pengukuran yang digunakan dam menentukan jumlah
tercatat bruto,
b. Metode penyusutan yang digunakan,
c. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan,
d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan
dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir
periode, dan
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
-
13
Dari uraian akuntansi aktiva tetap, terlihat bahwa pelaporan aktiva
tetap dan pengungkapan aktiva tetap mempunyai pengaruh dalam
proses akuntansi karena merupakan langkah akhir proses akuntansi
aktiva tetap dalam menyajikan informasi mengenai aktiva tetap yang
dianggap perlu terhadap pengguna laporan keuangan.
D. Sistem Akuntansi Pengelolaan Aktiva Tetap Muhammadiyah
Sistem Pengelolaan Aktiva tetap terbagi menjadi dua sub sistem yaitu
sistem pengadaan aktiva tetap dan sistem perbaikan/pemeliharaan non rutin
aktiva tetap.
1. Sistem Pengadaan Aktiva Tetap, terdiri atas:
a. Pengadaan aktiva tetap tidak terkait aktivitas unit kerja (rancangan
anggaran dibuat oleh bagian umum atas permintaan unit kerja atau
universitas)
b. Pengadaan aktiva tetap terkait dengan aktivitas unit kerja
(rancangan anggaran dibuat oleh unit kerja)
1) Personalia yang terlibat
a) Kepala Bagian Umum
Merupakan pihak yang bertanggung jawab melakukan
tender pengadaan aktiva tetap dan mebuat berita acara
penyerahan aktiva tetap (berbasis aktivitas masing-masing
unit kerja)
b) Kepala Bagian Keuangan
Merupakan pihak yang memilih vendor dalam proses tender
dan memberikan rekomendasi kepada PR2 dan yang
membuat SPMU.
-
14
c) PR 2
Merupakan pihak yang mengotorisasi vendor yang dipilih
dan mengotorisasi SPMU
d) Biro Pelayanan
Merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam melayani
pencairan SPMU dan membuat bukti kas keluar.
e) Tim Pengambangan Kampus
Merupakan pihak yang bertanggung jawab melaporkan
bukti-bukti penambahan aktiva tetap dan yang melekat
padanya.
f) Unit Kerja
Merupakan pihak yang mengajukan surat permintaan
pengadaan aktiva tetap kepada kepala bagian umum.
g) Pihak Eksternal
Merupakan pihak yang membuat bukti transaksi kemudian
digunakan oleh unit kerja dalam membuat spj.
h) Biro akuntansi keuangan
Merupakan pihak yang membuat dan mencatat bukti
transaksi dan memuktahirkan buku pembantu aktiva tetap
2) Formulir dan Instrumen yang digunakan
1) Surat permintaan pengadaan aktiva tetap
2) Surat perjanjian/kontrak pembelian
3) Surat Perintah Membayar Uang
4) Bukti transaksi pembelian aktiva tetap
5) Berita acara penyerahan aktiva tetap
-
15
6) Buku pembantu aktiva tetap
3) Prosedur Pengadaan Aktiva Tetap
4) Flow Chart
2. Sistem Perbaikan/Pemeliharaan Non Rutin Aktiva Tetap
a. Personalia yang terlibat
1) Unit Kerja
Merupakan pihak yang mengajukan permohonan perbaikan
aktiva tetap kepada bagian umum
2) Kepala Bagian Umum
Merupakan pihak yang bertanggungjawab mengotorisasi surat
permintaan perbaikan aktiva tetap, mengotorisasi SPP
perbaikan dan mengotorisasi berita acara
perbaikan/pemeliharan aktiva tetap dari biro maintenance.
3) Kepala Bagian Keuangan
Merupakan pihak yang bertanggungjawab memverifikasi SPP
pemeliharaan/perbaikan aktiva tetap, membuat SPMU dan
memberikan rekomendasi kepada PR2.
4) PR2
Merupakan pihak yang mengotorisasi SPMU perbaikan aktiva
tetap
5) Biro pelayanan
Merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam melayani
pencairan SPMU dan membuat bukti kas keluar.
-
16
6) Biro Maintenance/Manajer Building
Merupakan pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi
pemeliharan/perbaikan aktiva tetap dan yang melekat padanya,
mengotorisasi SPP dan membuat berita acara
perbaikan/pemeliharaan aktiva tetap
7) Biro akuntansi keuangan
Merupakan pihak yang membuat dan memuktahirkan buku
pembantu aktiva tetap
b. Formulir dan Instrumen yang digunakan
1) Surat permohonan perbaikan/pemeliharaan aktiva tetap
2) Surat perintah membayar uang
3) Bukti transaksi pembelian barang
4) Berita acara perbaikan/pemeliharaan aktiva tetap
5) Bukti kas keluar
6) Buku pembantu aktiva tetap
c. Prosedur Perbaikan/pemeliharaan Aktiva Tetap
d. Flow Chart
E. Penelitian Terdahulu
Sebelumnya ada beberapa peneliti telah melakukan penelitian
mengenai Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap. Berikut ini beberapa
orang peneliti, antara lain:
Trio Mandala Putra (2013) melakukan penelitian tentang Analisis
Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada CV. Kombos Manado. Aset tetap
memilik peranan penting untuk kelancaran operasional perusahaan.Dalam
memaksimalkan peranan tersebut dibutuhkan kebijakan yang tepat dalam
-
17
pengelolaan aset tetap. Dalam keadaan seperti ini, para pengambil
keputusan akan sangat memerlukan alat informasi mengenai aset tetap yaitu
akuntansi aktiva tetap. Penelitian ini bertujuan menilai sejauh mana
perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi aktiva tetap yang sesuai
dengan teori, dimana berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.16 dalam aktivitas perusahaan.Metode penelitian yang
digunakan adalah metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa CV. Kombos Manado dalam menjalankan kegiatan
akuntansi nya berpedoman pada Kebijakan Akuntansi Perusahaan yang
sudah mengarah pada PSAK No.16 tentang aset tetap. Dalam
penerapannya, perusahaan membedakan jenis aset tetap dan cara
perolehannya yaitu dengan pembelian tunai atau dengan cara membangun
sendiri, perusahaan menyusutkan aset tetapnya menggunakan metode
saldo menurun dimana hal ini belum sesuai dengan Standar Akuntansi yang
berlaku, perusahaan menghentikan aset tetap yang sudah tidak digunkan
dengan cara menghapus aset tetap dari daftar kepemilikan dan melepasnya
dengan cara menjual secara lelang, dihibahkan atau dimusnahkan. Serta
dalam penyajian dan pengungkapannya, perusahaan menyajikan laporan
keuangan yang sudah sesuai dengan pola standar keuangan dan
mengungkapkan sejumlah informasi dalam catatan atas laporan keuangan.
Agnes Fanda Salainti (2013) melakukan penelitian tentang Evaluasi
Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada PT PLN (Persero) Wilayah
Suluttenggo Area Manado. Operasionalisasi usaha, suatu perusahaan
memiliki aset yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi dimasa yang
akan datang. Salah satu jenis aset yang penting diantara struktur aset
-
18
perusahaan adalah aset tetap.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana penerapan akuntansi terhadap transaksi
perolehan, pelepasan, dan pengungkapan aset tetap yang diterapkan PT.
PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado dibandingkan dengan
PSAK No.16.Teknik analisis data, yaitu dengan memperoleh atau
mengumpulkan data yaitu gambaran umum perusahaan, penerapan
akuntansi terhadap aset tetap. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada
prinsipnya penilaian aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Suluttenggo Area Manado dilakukan berdasarkan harga perolehan yaitu
faktur, biaya angkut, biaya pemasangan, PPn, dan biaya –biaya lain yang
dikeluarkan untuk menyiapkan aset tersebut sehingga siap dipakai. Penulis
menyarankan penerapan perlakuan aset tetap yang telah sesuai dengan
pernyataan standare akuntansi keuangan No.16 yang sudah cukup efektif
harus terus dipertahankan dan pengawasannya lebih ditingkatkan.
Ni Luh Nariasih, I Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati
(2015) melakukan penelitian tentang Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva
Tetap Berwujud Pada Organisasi Nirlaba Di Markas Pmi Kabupaten
Buleleng. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana pencatatan harga perolehan aktiva tetap
berwujud.
2. Mengetahui bagaimana metode penyusutan aktiva tetap berwujud.
3. Mengetahui bagaimana penyajian aktiva tetap berwujud di laporan
keuangan, pada Markas PMI Kabupaten Buleleng berdasarkan PSAK
45.
-
19
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskritif komparatif yaitu membandingkan metode yang
digunakan perusahaan dengan metode yang sesuai dengan kajian teori
yang telah dipaparkan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer
yang diperoleh dari hasil wawancara, dan data sekunder yang diperoleh dari
studi literatur dan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Penelitian lapangan,
2. Penelitian kepustakaan,
3. Mengakses website yang berkaitan dengan topik permasalahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, a. Markas PMI Kabupaten
Buleleng tidak melakukan pencatatan harga perolehan aktiva tetap berwujud
sesuai dengan PSAK 45 karen rendahnya kualitas sumber daya manusia,
para donatur yang bersifat tidak mengikat dan tidak adanya pengawasan
independen. b. Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak menggunakan
metode penyusutan karena tidak melakukan penyusutan terhadap aktiva
tetap yang dimilikinya. c. Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak menyajikan
aktiva tetap berwujud di laporan keuangan, karena laporan keuangan yang
dibuat masih menggunakan format yang sederhana yaitu pemasukan/debet
dan pengeluaran/kredit.
Fatmawaty Gino, Rasyid (2016) melakukan penelitian tetang Analisis
Penerapan Akuntansi Atas Aset Tetap Pada Pt. Sederhana Karya Jaya
Manado. PT. Sederhana Karya Jaya merupakan perusahaan yang bergerak
dalam Bidang Jasa Konstruksi yang aktif dalam industri Pembangunan
Indonesia dan memberikan kontribusi yang bermanfaat. Dalam menunjang
-
20
kegiatan operasionalnya perusahaan ini banyak menggunakan aset tetap.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis penerapan akuntansi terhadap
aset tetap yang dilakukan perusahaan apakah telah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 15
tentang aset tetap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif kualitatif dengan cara memahami informasi keuangan yang
ada di perusahaan dan membandingkannya dengan teori. Hasil penelitian
menunjukkan Penerapan akuntansi atas aset tetap oleh perusahaan belum
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) Bab 15 seperti dalam hal pencatatan pengukuran,
pelepasan, dan penyajian aset tetap. Sebaiknya manajemen PT
Sederhana Karya Jaya menerapkan SAK ETAP sesuai dengan Bab 15
terutama pada pencatatan pengukuran, pelepasan, dan penyajian aset tetap
sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan standar.
Jesella Lourina Makaluas, Dhullo Afandi (2016) melakukan penelitian
tentang Analisis Pelaporan Dan Pengungkapan Aktiva Tetap Di Pt. Kemilau
Nur Sian Analysis Reporting And Disclosure Of Fixed Asets At Pt Kemilau
Nur Sian. Keunggulan suatu entitas perusahaan dapat terlihat dari laporan
keuangan perusahaan didasarkan pada Standarisasi Akuntansi Keuangan
sebagai acuan dalam pembuatan laporan keuangan yang akan memberikan
informasi kepada pemakai laporan keuangan. Akitva tetap memiliki peran
penting dalam perusahaan, oleh karena itu informasi mengenai aktiva tetap
harus sesuai dengan standarisasi yang berlaku. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kesesuaian pelaporan dan pengungkapan aktiva tetap di
PT. Kemilau Nur Sian. Metode analisis yang digunakan adalah metode
-
21
deskriptif. Hasil penelitian terlihat pelaporan aktiva tetap neraca PT. Kemilau
Nur Sian tidak menggambarkan secara detail informasi mengenai jenis-jenis
aktiva tetap perusahaan. Pengungkapan aktiva tetap PT. Kemilau Nur Sian
belum memadai karena belum semua diungkapkan seperti aset diklasifikasi
sebagai tersedia untuk dijual, akuisisi melaui kombinasi bisnis, jumlah
komitmen kontraktual dalam perolehan aktiva tetap, serta jumlah
pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang
dalam pembangunan. Sebaiknya manajemen perusahaan melaporkan jenis-
jenis aktiva tetap secara terpisah dalam neraca dan mengungkapkan secara
rinci mengenai hal-hal tersebut, sehingga perusahaan dapat menyajikan
informasi yang akurat pada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap laporan keuangan.
Veronika Debora Koapaha, Jullie J. Sondakh, Rudy J. Pusung (2014)
melakukan penelitian tentang Evaluasi Penerapan Perlakuan Akuntansi
Aktiva Tetap Berdasarkan Psak No.16 Pada Rsup Prof.Dr.R.D. Kandou
Manado. Aktiva tetap memiliki peran penting untuk kelancaran operasional
perusahaan. Maksimalisasi terhadap peran tersebut membutuhkan kebijakan
yang tepat dalam pengelolaan aktiva tetap. Para pengambil keputusan akan
sangat memerlukan alat informasi mengenai aktiva tetap yaitu akuntansi
aktiva tetap. Penelitian ini bertujuan menilai sejauh mana perusahaan telah
menerapkan kebijakan akuntansi aktiva tetap yang sesuai dengan teori,
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 dalam
aktivitas perusahaan. Metode penelitian yang digunakan deskriptif
komparatif. Hasil penelitian disimpulkan RSUP Prof.Dr.R.D Kandou
menjalankan kegiatan akuntansinya berpedoman pada kebijakan akuntansi
-
22
perusahaan yang sudah mengarah pada PSAK No.16. Pengukuran aktiva
tetap dilakukan sesuai kebijakan perusahaan, pengakuan aktiva tetap
perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, perusahaan
menyusutkan aktiva tetapnya menggunakan metode saldo menurun dimana
hal ini belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, perusahaan
menghentikan aktiva tetap yang sudah tidak digunakan dengan cara
menghapus aktiva tetap dari daftar kepemilikan dan melepasnya dengan
cara dihibahkan. Perusahaan telah menyajikan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan mengungkapkan sejumlah
informasi dalam catatan atas laporan keuangan. Pihak manajemen
disarankan melakukan revaluasi secara teratur, agar perusahaan bisa
memastikan jumlah tercatat tidak berbeda pada akhir periode pelaporan.
Meryll Michelle Makatengkeng, Jullie J. Sondakh, Stanley Kho
Walandouw (2014) melakukan penelitian tentang Perlakuan Akuntansi
Capital Expenditure Dan Revenue Expenditure Pada Pt. Bangun Wenang
Beverages Co. Perusahaan dalam kegiatan operasionalnya, memiliki dua
jenis pengeluaran yang harus mampu dibedakan dalam aset tetap, yaitu
capital expenditure dan revenue expenditure. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.16 merupakan standar yang digunakan untuk membedakan
capital expenditure dan revenue expenditure pada PT. Bangun Wenang
Beverages Co. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
perlakuan akuntansi capital expenditure dan revenue expenditure pada PT.
Bangun Wenang Beverages Co. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif, yaitu memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang
di teliti. Yang menjadi hasil penelitian adalah kebijakan perusahaan dalam
-
23
mengatur pemisahan antara capital expenditure dan revenue expenditure.
Dimana kebijakan tersebut telah sesuai dengan perlakuan akuntansi yang
ada dalam PSAK No.16, yaitu suatu aset dikelompokkan ke dalam capital
expenditure jika aset itu memiliki masa manfaat lebih dari satu periode
akuntansi dan memiliki harga perolehan yang relatif besar. Sedangkan
sebaliknya, suatu aset dapat dikatakan sebagai revenue expenditure jika
memiliki masa manfaat kurang dari satu periode akuntansi dan memiliki
harga perolehan relatif kecil. Kecuali untuk pengukuran capital expenditure
dan revenue expenditure, belum sesuai dengan PSAK No.16 (revisi 2011).
PT. Bangun Wenang Beverages Co. sebaiknya menyesuaikan dengan
PSAK No.16 (revisi 2011) untuk melakukan pengukuran capital expenditure
dan revenue expenditure.
Octavia Ritha Pangerapan (2013) melakukan penelitian tentang
Analisis Perlakuan Akuntansi Untuk Website Pada Pt. Bank Sulut (Persero)
Manado. Perkembangan teknologi internet yang cepat, komunikasi melalui
internet telah diadopsi oleh sektor bisnis sebagai sarana yang penting untuk
memberikan informasi. Salah satu yang paling diminati dari internet adalah
layanan multi media atau yang lebih dikenal dengan World Wide Web
(WWW). Akhir-akhir ini layanan WWW lebih dikenal dengan sebutan web
atau website. Penelitian ini bertujuan untu k mengetahui bagaimana
perlakuan akuntansi yang tepat untuk pengeluaran-pengeluaran yang terjadi
untuk pembuatan website dan apakah secara internal website dapat
menghasilkan aset tidak berwujud bagi perusahaan, yang merupakan
bahasan pada persyaratan dari PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan
-
24
mewawancarai pimpinan dan staff departemen keuangan dan IT di kantor
pusat Bank Sulut. Hasil penelitian menunjukan perlakuan akuntansi yang
tepat untuk website adalah yang sesuai dengan ISAK 14 Aset Tidak
Berwujud-Biaya Situs Web (revisi 2009), dimana pengeluaran-pengeluaran
yang memenuhi syarat dalam PSAK 19 dapat diakui sebagai aset tidak
berwujud. Pada Bank Sulut, secara internal website tidak bisa menghasilkan
aset tidak berwujud bagi perusahaan karena ada beberapa pengeluaran
yang terjadi untuk website yang tidak dicatat sebagaimana mestinya seperti
yang dibahas dalam ISAK 14.
Erwin Budiman, Sifrid Pangemanan, Steven Tangkuman (2014)
melakukan penelitian tentang Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap
Pada PT. Hasjrat Multifinance Manado 2012. Aktiva tetap adalah salah satu
bagian utama dari kekayaan perusahaan yang berjumlah besar dan
mengalami penyusutan dalam satu periode akuntansi (accounting period).
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan beberapa cara seperti membeli secara
tunai, secara kredit atau angsuran, pertukaran, penerbitan surat berharga,
dibangun sendiri, sewa guna usaha atau leasing dan donasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi aktiva tetap sudah
memadai pada PT. Hasjrat Multifinance Manado 2012. Metode analisis data
yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Jenis data yang
digunakan adalah data kualitatif dengan sumber data primer dan data
sekunder, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik
dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan
-
25
akuntansi aktiva tetap pada PT. Hasjrat Multifinance Manado, perusahaan
menetapkan harga perolehan untuk aktiva tetap terkadang tidak terjadi
penyeragaman untuk harga perolehan aktiva tetap, begitu juga dengan
pengukuran penurunan nilai dan penghentian aktiva tetap. Perlu adanya
internal kontrol yang baik serta dilakukan pemeriksaan daftar aktiva tetap 1
tahun sekali yang dibuat dengan membandingkan jumlah nilai fisik aktiva
tetap diperusahaan dengan daftar kartu aktiva tetap, sehingga dapat
diketahui aktiva tetap yang mana, yang mengalami penurunan nilai yang
sudah tidak sesuai dengan harga pasar (nilai wajar) serta aktiva tetap yang
mana yang umur ekonomisnya sudah habis dan sudah tidak bisa digunakan
(sudah rusak).
Eleanor Laura Pontoh, Jenny Morasa, Novi S. Budiarso (2016)
melakukan penelitian tentang Evaluasi Penerapan Perlakuan Akuntansi
Terhadap Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No.16 Tahun 2011 Pada PT.
Nichindo Manado Suisa. Aktiva tetap memiliki peran penting untuk
kelancaran operasional perusahaan. Maksimalisasi terhadap peran tersebut
membutuhkan kebijakan yang tepat dalam pengelolaan aktiva tetap. Para
pengambil keputusan akan sangat memerlukan alat informasi mengenai
aktiva tetap yaitu akuntansi aktiva tetap. Penelitian ini bertujuan menilai
sejauh mana perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi aktiva tetap
yang sesuai dengan teori, berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.16 dalam aktivitas perusahaan. Metode penelitian
yang digunakan deskriptif komparatif. Hasil penelitian disimpulkan PT.
Nichindo Manado Suisan menjalankan kegiatan akuntansinya berpedoman
pada kebijakan akuntansi perusahaan yang sudah mengarah pada PSAK
-
26
No.16 tetapi perusahaan menyusutkan aktiva tetapnya menggunakan
metode saldo menurun dimana hal ini belum sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku, perusahaan menghentikan aktiva tetap yang sudah
tidak digunakan dengan cara menghapus aktiva tetap dari daftar kepemilikan
dan melepasnya dengan cara dihibahkan. Perusahaan telah menyajikan
laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan
mengungkapkan sejumlah informasi dalam catatan atas laporan keuangan.
Penulis menyarankan agar Pihak manajemenmelakukan revaluasi secara
teratur dan menghitung penyusutan menggunakan metode- metode yang
diatur dalam standar akuntansi keuangan, agar perusahaan bisa
memastikan jumlah tercatat tidak berbeda pada akhir periode laporan.
Ringkasan berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Penelitian dan
Tahun
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1. Trio Mandala Putra (2013)
Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada Cv. Kombos Manado
Metode Analisis Deskriptif
CV. Kombos Manado dalam menjalankan kegiatan akuntansi nya berpedoman pada Kebijakan Akuntansi Perusahaan yang sudah mengarah pada PSAK No.16 tentang aset tetap.
2. Agnes Fanda Salainti (2013)
Evaluasi Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado
Data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif dan data kuantitatif
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada prinsipnya penilaian aset tetap pada PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado dilakukan berdasarkan harga perolehan yaitu faktur, biaya angkut, biaya
-
27
pemasangan, PPn, dan biaya -biaya lain yang dikeluarkan untuk menyiapkan aset tersebut sehingga siap dipakai.
3. Ni Luh Nariasih, I Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati (2015)
Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berwujud Pada Organisasi Nirlaba Di Markas Pmi Kabupaten Buleleng
Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif komparatif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak melakukan pencatatan harga perolehan aktiva tetap berwujud sesuai dengan PSAK 45 karena rendahnya kualitas sumber daya manusia, para donatur yang bersifat tidak mengikat dan tidak adanya pengawasan independen. 2) Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak menggunakan metode penyusutan karena tidak melakukan penyusutan terhadap aktiva tetap yang dimilikinya. 3) Markas PMI Kabupaten Buleleng tidak menyajikan aktiva tetap berwujud di laporan keuangan, karena laporan keuangan yang dibuat masih menggunakan format yang sederhana yaitu pemasukan/debet dan pengeluaran/kredit.
4.
Fatmawaty Gino, Rasyid (2016)
Analisis Penerapan Akuntansi Atas Aset Tetap Pada PT. Sederhana Karya Jaya Manado
Metode analisis deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan penerapan akuntansi atas aset tetap oleh perusahaan belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 15 seperti dalam hal pencatatan
-
28
pengukuran, pelepasan, dan penyajian aset tetap. Sebaiknya manajemen PT Sederhana Karya Jaya menerapkan SAK ETAP sesuai dengan Bab 15 terutama pada pencatatan pengukuran, pelepasan, dan penyajian aset tetap sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan standar.
5. Jesella Lourina Makaluas, Dhullo Afandi (2016)
Analisis Pelaporan Dan Pengungkapan Aktiva Tetap Di Pt. Kemilau Nur Sian Analysis Reporting And Disclosure Of Fixed Asets At Pt Kemilau Nur Sian
Metode Deskriptif
Hasil penelitian terlihat pelaporan aktiva tetap neraca PT. Kemilau Nur Sian tidak menggambarkan secara detail informasi mengenai jenis-jenis aktiva tetap perusahaan. Pengungkapan aktiva tetap PT. Kemilau Nur Sian belum memadai karena belum semua diungkapkan seperti aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual, akuisisi melaui kombinasi bisnis, jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aktiva tetap, serta jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam pembangunan.Sebaiknya manajemen perusahaan melaporkan jenis-jenis aktiva tetap secara terpisah dalam neraca dan mengungkapkan secara rinci mengenai hal-hal tersebut, sehingga perusahaan dapat menyajikan informasi yang akurat pada berbagai pihak
-
29
yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan.
6. Veronika Debora Koapaha, Jullie J. Sondakh, Rudy J. Pusung (2014)
Evaluasi Penerapan Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berdasarkan Psak No.16 Pada Rsup Prof.Dr.R.D. Kandou Manado
Deskriptif Komparatif
Hasil penelitian disimpulkan RSUP Prof.Dr.R.D Kandou menjalankan kegiatan akuntansinya berpedoman pada kebijakan akuntansi perusahaan yang sudah mengarah pada PSAK No.16. Pengukuran aktiva tetap dilakukan sesuai kebijakan perusahaan, pengakuan aktiva tetap perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, perusahaan menyusutkan aktiva tetapnya menggunakan metode saldo menurun dimana hal ini belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, perusahaan menghentikan aktiva tetap yang sudah tidak digunakan dengan cara menghapus aktiva tetap dari daftar kepemilikan dan melepasnya dengan cara dihibahkan. Perusahaan telah menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan mengungkapkan sejumlah informasi dalam catatan atas laporan keuangan. Pihak manajemen disarankan melakukan revaluasi secara teratur, agar perusahaan bisa memastikan jumlah tercatat tidak berbeda pada akhir periode
-
30
pelaporan.
7. Meryll Michelle Makatengkeng, Jullie J. Sondakh, Stanley Kho Walandouw (2014)
Perlakuan Akuntansi Capital Expenditure Dan Revenue Expenditure Pada Pt. Bangun Wenang Beverages Co.
Deskriptif Dimana kebijakan tersebut telah sesuai dengan perlakuan akuntansi yang ada dalam PSAK No.16, yaitu suatu aset dikelompokkan ke dalam capital expenditure jika aset itu memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan memiliki harga perolehan yang relatif besar. Sedangkan sebaliknya, suatu aset dapat dikatakan sebagai revenue expenditure jika memiliki masa manfaat kurang dari satu periode akuntansi dan memiliki harga perolehan relatif kecil. Kecuali untuk pengukuran capital expenditure dan revenue expenditure, belum sesuai dengan PSAK No.16 (revisi 2011). PT. Bangun Wenang Beverages Co. sebaiknya menyesuaikan dengan PSAK No.16 (revisi 2011) untuk melakukan pengukuran capital expenditure dan revenue expenditure.
8. Octavia Ritha Pangerapan (2013)
Analisis Perlakuan Akuntansi Untuk Website Pada Pt. Bank Sulut (Persero) Manado
Deskriptif kualitatif
Hasil penelitian menunjukan perlakuan akuntansi yang tepat untuk website adalah yang sesuai dengan ISAK 14 Aset Tidak Berwujud-Biaya Situs Web (revisi 2009), dimana pengeluaran-pengeluaran yang memenuhi syarat dalam PSAK 19 dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Pada Bank
-
31
Sulut, secara internal website tidak bisa menghasilkan aset tidak berwujud bagi perusahaan karena ada beberapa pengeluaran yang terjadi untuk website yang tidak dicatat sebagaimana mestinya seperti yang dibahas dalam ISAK 14.
9. Erwin Budiman, Sifrid Pangemanan, Steven Tangkuman (2014)
Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Hasjrat Multifinance Manado 2012
Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan perlakuan akuntansi aktiva tetap pada PT. Hasjrat Multifinance Manado, perusahaan menetapkan harga perolehan untuk aktiva tetap terkadang tidak terjadi penyeragaman untuk harga perolehan aktiva tetap, begitu juga dengan pengukuran penurunan nilai dan penghentian aktiva tetap. Perlu adanya internal kontrol yang baik serta dilakukan pemeriksaan daftar aktiva tetap 1 tahun sekali yang dibuat dengan membandingkan jumlah nilai fisik aktiva tetap diperusahaan dengan daftar kartu aktiva tetap, sehingga dapat diketahui aktiva tetap yang mana, yang mengalami penurunan nilai yang sudah tidak sesuai dengan harga pasar (nilai wajar) serta aktiva tetap yang mana yang umur ekonomisnya sudah habis dan sudah tidak bisa digunakan (sudah rusak).
-
32
10. Eleanor Laura Pontoh, Jenny Morasa, Novi S. Budiarso (2016)
Evaluasi Penerapan Perlakuan Akuntansi Terhadap Aktiva Tetap Berdasarkan PSAK No.16 Tahun 2011 pada PT. Nichindo Manado Suisan
Kualitatif Hasil penelitian
disimpulkan PT.
Nichindo Manado Suisan
menjalankan kegiatan
akuntansinya
berpedoman pada
kebijakan akuntansi
perusahaan yang sudah
mengarah pada PSAK
No.16 tetapi perusahaan
menyusutkan aktiva
tetapnya menggunakan
metode saldo menurun
dimana hal ini belum
sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku,
perusahaan
menghentikan aktiva
tetap yang sudah tidak
digunakan dengan cara
menghapus aktiva tetap
dari daftar kepemilikan
dan melepasnya dengan
cara dihibahkan.
Perusahaan telah
-
33
menyajikan laporan
keuangan yang sesuai
dengan standar
akuntansi keuangan dan
mengungkapkan
sejumlah informasi dalam
catatan atas laporan
keuangan. Penulis
menyarankan agar Pihak
manajemenmelakukan
revaluasi secara teratur
dan menghitung
penyusutan
menggunakan metode-
metode yang diatur
dalam standar akuntansi
keuangan, agar
perusahaan bisa
memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda
pada akhir periode
laporan.
-
34
F. Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
G. Hipotesis
Perlakuan akuntansi atas aset tetap pada Akademi Kesehatan
Muhammadiyah Kota Makassar sesuai dengan PSAK 16.
-
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih objek penelitian pada Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar, yang berada dijalan Jl. Dr.
Ratulangi No. 101 Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan
selama bulan Februari sampai bulan Maret 2018.
B. Jenis dan Sumber data
1. Jenis data yang digunakan oleh peneliti yaitu kualitatif-komparatif.
Informasi data yang bukan merupakan angka atau bilangan.
2. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu:
a. Data sekunder yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengelolahnya (Ulum dan Juanda, 2016 : 94)
b. Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama (Ulum dan Juanda, 2016 : 94). Data
yang diambil oleh peneliti yaitu data primer yang berupa dokumen
yang di peroleh dari Akademi Kesehatan Muhammadiyah Kota
Makassar.
35
-
36
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan cara:
1. Dokumentasi
Beberapa dokumen dan arsip yang relevan yang dapat dibuat dari
catatan atau dokumen yang ada seperti struktur organisasi perusahaan
dan laporan posisi keuangan/neraca perusahaan.
2. Interview / wawancara
Metode ini dilakukan dengan pihah-pihak yang bersangkutan.
3. Observasi.
Teknik observasi digunakan dalam pengamatan langsung.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian yaitu:
1. Pengakuan Aset Tetap adalah dimana aset yang memiliki nilai
diperoleh perusahaan dan diakui sebagai harta perusahaan, serta
biayanya dapat dihitung secara andal
2. Pengukuran aset tetap, perusahaan mengacu kepada biaya saat
pengakuan aset tetap. Sehingga dalam pengukuran aset tetap
perusahaan dapat melakukan penentuan biaya.
3. Penyajian dan Pengungkapan adalah perlakuan untuk menyajikan aset
tetap dalam laporan keuangan serta mengungkapkan dasar-dasar
pengukuran yang digunakan, metode penyusutan yang digunakan
serta beberapa hal lainnya yang diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
-
37
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini metode analisis
deskriptif-komparatif, dimana penelitian dilakukan dengan mengumpulkan
data laporan keuangan periode 2014-2016, dan menganalisa data yang
dikumpulkan serta memberi keterangan yang dihadapi.
-
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah
Akademi kesehatan Muhammadiyah Kota Makassar adalah amal
usaha yang dimiliki oleh Muhammadiyah dalam bidang pendidikkan. sekitar
tahun 1958 akadimi ini adalah Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dimana
lahan yang ditempati adalah lahan yang disewa hingga sertifikat tanah terbit
pada tahun 1991 hingga tahun 2005 untuk kepemilikan sepenuhnya.
Akademi Kesehatan Muhammadiyah Kota Makassar terdiri 6 Akademi
Kesehatan Muhammadiyah yang dibawahi oleh Badan Pelaksana Harian
(BPH) Muhammadiyah Kota Makassar. Diantaranya adalah Akademi
Kesehatan Lingkungan (AKL) Muhammadiyah Makassar, Akademi
Kebidanan (AKBID) Muhammadiyah Makassar, Akademi Keperawatan
(AKPER) Muhammadiyah Makassar, Akademi Teknik Radiodiagnistik dan
Radioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar, Akademi Teknik
Elektromedik (ATEM) Muhammadiyah Makassar, Akademi Analisis
Kesehatan (ANAKES) Muhammadiyah Makassar.
Pada tahun 1967 didirikan Sekolah Bidan Muhammadiyah di Rumah
Bersalin Siti Khadijah (SK Menkes RI No.64/Pend/27 Agustus 1968),
menerima peserta didik wanita dengan masa pendidikan 3 tahun. Pada
tahun 1968 dikonversi menjadi Sekolah Perawat Lanjutan Kebidanan (SPLK)
dengan lama pendidikan 4 tahun. Pada tahun 1979 SPLK dirubah menjadi
Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Tahun 1999, SPK dikonversi menjadi
Akademi Kebidanan Muhammadiyah (SK Menkes RI No. HK.00.061.
38
-
39
1.1.3.4208 tanggal 23 Desember 1999). Ijin pengalihan pembinaan Akbid
dari Depkes ke Depdiknas diselenggarakan oleh BPH Akbid Muhammadiyah
Makassar dengan ijin No.129/D/O/2005 tanggal 5 September 2005.
Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan
kesehatan serta pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis
tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya
kesehatan. Menyongsong era kesejagatan pada abad ke-21 Depkes telah
mencanangkan visi Indonesia Sehat Tahun 2010, yaitu pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
Untuk mendukung visi tersebut aktualisasinya dilakukan melalui
strategi paradigma sehat. Perkembangan masyarakat menuju kepada era
kesejagatan ini ditandai dengan tingginya persaingan, perubahan yang
sangat cepat terutama di bidang IPTEK, tuntutan dan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang semakin tinggi.
Dengan semakin majunya negara kita, aspek kesehatan lingkungan
dirasakan menjadi makin penting. Masalah pencemaran, pemanasan global,
serta pemenuhan kebutuhan air bersih, dan masalah-masalah lain dalam
lingkungan hidup yang semakin lama semakin terasa menjadi tantangan
untuk ditanggulangi. Masalah-masalah tersebut sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup manusia bukan saja di masa sekarang tetapi
justru akan lebih kompleks di masa mendatang. Oleh sebab itu sudah
selayaknya masalah-masalah tersebut menjadi perhatian kita sebagai pelaku
dan penikmat pembangunan tidak hanya saat ini tetapi juga dalam periode
mendatang agar pembangunan dapat berjalan tanpa berakibat merosotnya
mutu lingkungan hidup.
-
40
Apalagi sekarang dengan paradigma baru di bidang kesehatan, yaitu
paradigma sehat yang bertumpu pada promotif dan preventif (dimana
kesehatan lingkungan termasuk di dalamnya). Ini berarti bahwa tenaga
kesehatan lingkungan (sanitarian) akan menempati posisi strategis dalam
menata visi Departemen Kesehatan, yakni pembangunan berwawasan
kesehatan menuju Indonesia Sehat pada tahun 2010.
AKL Muhammadiyah Makassar merupakan satu-satunya AKL swasta
di Sulawesi Selatan dan mahasiswanya berasal dari hampir seluruh propinsi
di Indonesia. AKL Muhammadiyah Makassar mulai berdiri pada tanggal 28
Mei 1990 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
72/Kep/Diknakes/V/1990. Pada tahun 2003 telah terakreditasi oleh Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI (Surat Keputusan
No. HK.00.06.2.3.1800 tanggal 31 Oktober 2003).
Setelah itu, ATRO Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal
08 September 1993 dengan nama semula Akademi Penata Rontgen (APRO)
Muhammadiyah Makassar dengan SK Menkes RI No. HK.00.06.1.1.3330.
Pada tahun 1995 beruhan nama menjadi ATRO dengan SK Menkes RI No.
00.06.1.1.2944. Dan pada tahun 2006 pembinaan beralih ke Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan SK No. 196/D/0/2006 tanggal 5
September 2006.
Pendirian ATRO atas usulan PWM Sulawesi Selatan Majelis Pembina
Kesehatan berdasarkan dukungan dan rekomendasi dari Kakanwil Depkes
Propinsi Sulawesi Selatan tanggal 11 Agustus 1993 dengan surat no 9068/
0.73/6/VIII/1993, Kepala Bagian Radiologi Fak Kedokteran UNHAS tanggal
20 Agustus 1993 dengan surat Nomor 12/RO-FK/1993, dan Ketua
-
41
Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia cabang IX Indonesia
Bagian TImur tanggal 20 Agustus 1993 dengan surat no 004/PDSRI/Cabang
IX-VIII/1993.
4 tahun setelahnya ATEM Muhammadiyah Makassar didirikan pada
1997 dibawah pembinaan Majelis Pembina Kesehatan (MPK)
Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan merupakan satusatunya Akademi
Teknik Elektromedik (ATEM) di Indonesia Bagian Timur dengan jumlah
mahasiswa angkatan pertama berjumlah 60 orang. ATEM Muhammadiyah
Makassar berdiri berdasarkan SK Manteri Kesehatan RI No.
HK.00.06.1.1.942 tanggal 1 April 1997.
2 tahun setelahnya Sebagai salah satu perwujudan dan amal usaha
Muhammadiyah dibidang pendidikan, di Makassar didirikan Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Makassar. Akper Muhammadiyah Makassar
dipimpin seorang direktur yang diangkat oleh PP Muhammadiyah atas usul
Senat Akademi (Qaidah PTM). Dalam penyelenggaraan pendidikannya
mengacu pada kurikulum Depkes RI ditambah muatan lokal yang sesuai
dengan misi dan visi Muhammadiyah Akper Muhainmadiyah Makassar
sampai sekarang telah dipimpin oleh 3 Direktur: 1. dr. H. A. Rachman Pepa,
Sp.BK. (1992-2002); 2. Rahinawati, S.Kp. (2002- 2006); 3. Abdul Halim,
A.Kep. (2006-2010). Berdiri pada 23 Desember 1999; Ijin: Menkes RI,No.
HK.00.061.1.3. 4208 tgl 23 Desember 1999; Wisuda: Setahun sekali,
September-Oktober.
Dan akademi yang didirikan selanjutnya adalah Akademi Analis
Kesehatan. Salah satu unsur tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan
dalam penegakan diagnosa suatu penyakit adalah teknisi laboratorium
-
42
dalam hal ini adalah tenaga analis kesehatan. Berdasarkan kebutuhan
tersebut diatas, maka Muhammadiyah turut berperan serta dengan
menyelenggarakan pendidikan Analis Kesehatan yakni Akademi Analis
Kesehatan Muhammadiyah Makassar (Rekomendasi BPPSDM DEPKES
No.HK.03.241.A3141.2007 dan izin Mendiknas RI No.141/D/O/2007).
1. Tugas Pokok Fungsi dan Wewenang BPH (Badan Pembina Harian)
a. Tugas BPH
1) Memberi arah dan pertimbangan kepada Pimpinan Perguruan
tinggi dalam Pengolahan PTM
2) Bersama Pimpinan PTM menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja tahunan
3) Bersama pimpinan PTM dan senat akademika menyusun RIP
dan Statuta
4) Membuat laporan kepada pimpinan pusat Muhammadiyah
secara berkala
b. Wewenang BPH
1) Mengangkat dan memberhentikan dosen dan tenaga pendidikan
tetap persyerikatan atas usul pimpinan PTM
2) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggara PTM
3) Melakukan pembinaan dan pengembangan Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan di perguruan tinggi Muhammadiyah
-
43
c. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi BPH Akademi Kesehatan Muhammadiyah Kota Makassar
2. Visi dan Misi Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar
a. Visi
Diharapkan menjadi institusi unggulan di Indonesia Timur yang
menghasilkan perawat yang Islami, beriman dan bertaqwa, dan
memiliki kemampuan akademik dan berdaya saing global.
b. Misi
1) Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Keperawatan dalam
memajukan Islam
2) Menggembirakan civitas akademi dalam mempelajari,
memahami Al-Qur’an dan Sunnah serta mengamalkannya
3) Mengembangkan SDM pengelola akademi
4) Menerapkan kurikulum khusus Agama Islam dan
Kemuhammadiyahan, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab Terapan,
serta ketrampilan Komputer
SEKRETARIS
KETUA
BENDAHARA WAKIL KETUA
WAKIL
SEKRETARIS STAF
KEUANGAN TATA USAHA
INSTITUSI
AKPER AKBID ATRO
ANALIS ATEM AKL
-
44
5) Menciptakan tenaga kesehatan yang beriman dan bertaqwa,
berakhlak mulia, serta berwawasan nasional dan keislaman
6) Menghasilkan perawat profesional pemula yang memiliki
pengetahuan mengenai masalah keperawatan sehingga mampu
melaksanakan peran dan fungsi dalam bidang: (a) Pelaksanaan
asuhan keperawatan, melaksanakan perawatan umum pada
individu, keluarga dan masyarakat; (b) Pengelolaan
keperawatan, mengelola pelayanan/asuhan keperawatan dalam
lingkup tanggung jawabnya; (c) Pendidikan mendidik individu,
keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan/kesehatan
yang berada dibawah tanggung jawabnya; (d) Penelitian,
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip-prinsip
pendekatan penelitian serta pemanfaatan bagi-hasil penelitian
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
7) Melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan
berdasarkan falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, tujuan
institusi dan rencana konsepsional serta bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan perawatan
8) Menyediakan sarana lingkungan yang mendukung proses belajar
serta mengembangkan diri peserta didik dengan memberikan
latihan-latihan
9) Memperhatikan mutu pendidikan pada taraf yang tinggi dan
bekerja sama dengan menggunakan fasilitas serta sumber-
sumber pendidikan dan Universitas atau institusi akademik yang
lain
-
45
10) Mengembangkan pendidikan keperawatan dengan memberikan
kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian dibidang
keperawatan
11) Memprakarsai pengembangan staf akademik melalui pendidikan
yang berkelanjutan
KKDAKSJKtruktur Organisasi
-
46
c. Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Stuktur Organisasi Akademi Keperawatan
PP
BPH DIREKTUR
WADIR 1
WADIR 1
WADIR 3
SENAT AKADEMIK
KABAG TU
KASUBAG AKADEMI &
KEMAHASISWAAN
KASUBAG PERANCANGAN
KEU & INVENTARIS
KASUBAG UMUM KEPEGAWAIA
DAN KERJASAMA
DOSEN
MAHASISWA
UNIT
LPDP
UNIT LABORATORIUM
UNIT INFORMASI & TEKNOLOGI
UNIT PERPUSTAKAAN
UNIT PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT
UNIT PENJAMINAN
MUTU
46
-
47
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
1. Kebijakan Akuntansi Muhammadiyah
Aktiva tetap dinilai atas dasar harga perolehannya yang terdiri
dari harga beli ditambah dengan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh serta menempatkannya di suatu tempat atau
dalam keadaan siap pakai seperti misalnya biaya pengangkutan
dan pemasangannya. Namun demikian, pengakuan aktiva tetap
mengikuti pembatasan yang ada menurut PSAK 45. Untuk
pembatasan yang bersifat permanen dan sementara, pembelian
aktiva tetap yang didanai dari penyumbang belum diakui sebagai
aktiva tetap selama periode pembatasan yang berlaku. Aktiva tetap
baru diakui pada saat periode pembatasan berakhir dan terjadi
pengalihan kepemilikan dari penyumbang ke Lembaga.
Taksiran umur aktiva tetap akan ditentukan sesuai dengan
masa manfaat aktiva yang bersangkutan. Metode garis lurus
(straight line methode) akan digunakan secara konsisten untuk
pembebanan biaya penyusutan selama masa manfaat dari aktiva
tetap tersebut, yaitu dengan menerapkan tarif terhadap harga
perolehannya. Adapun taksiran umur aktiva tetap dan tarif garis
lurus ditetapkan seperti tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Taksiran Aktiva Tetap
No Golongan NON Bangunan
Masa Manfaat Tarif
1 Golongan I 4 Tahun 25%
2 Golongan II 8 Tahun 12,5%
-
48
3 Golongan III 16 Tahun 6,25%
4 Golongan IV 20 Tahun 5%
5 Bangunan Permanen 20 Tahun 5%
6 Bangunan Semi Permanen 10 Tahun 10%
2. Klasifikasi golongan aktiva tetap Akademi Keperawatan Muhammadiyah
Kota Makassar sesuai umur manfaat
Tabel 4.2 Klasifikasi golongan aktiva tetap Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar
Kelompok 1
N0 NAMA BARANG / FASILITAS JUMLAH
INVENTARIS
UMUR
BARANG
(Tahun)
1 Meja Komputer 7 4
2 Lemari arsip multi bagian 1 set 1 3
3 Lemari gantung alat-alat 1 unit 1 3
4 Whiteboard Kuliah 1 4
5 Whiteboard Kuliah 1 3
6 Kursi Kuliah 60 4
7 Kursi Kuliah 50 1
8 Komputer 1 set+Printer Canon 1880usb 1 3
9 Komputer Intel Core 2 Duo 4600-2,4 2 3
10 Komputer PC 4 2
11 Speaker Mini 1 3
12 Monitor LCD 17" 2 3
13 Komputer Note Book (Laptop) 2 4
14 Speaker 12" 1 pasang+stand 1 4
15 Subwoofer RCH 18" 1 4
16 Mic 2 4
17 Stand Mic Krezt 2 4
18 Air Conditioner Lab 1 Pk 1 4
19 Kamera Digital 1 4
20 Lighting 1 4
Kelompok 2
N0 NAMA BARANG / FASILITAS JUMLAH
INVENTARIS
UMUR
BARANG
(Tahun)
1 Meja Staf 1 Set 1 5
2 Lemari Kulkas 1 5
3 Lemari Ohp Kelas 5 6
4 Meja Komputer 1 5
5 Lemari Laboratorium 3 8
6 Lemari Bendahara & Tata Usaha 1 7
7 Lemari Buku 1 8
-
49
8 Lemari Alat Sholat 1 6
9 Whiteboard Kuliah 7 8
11 Kursi Kuliah 40 8
12 Kursi Dosen 6 8
13 Kursi Kuliah 3 8
14 Kursi Kuliah 70 5
15 LCD Proyektor 1 8
16 LCD Proyektor 1 6
17 LCD Proyektor 5 5
18 Faximile / Telpon 1 8
19 Pabx 1 7
20 Acces Point D-Link up to 108mbps 1 6
21 Modem TP LINK 1 6
22 Printer 1 7
23 Printer 1 6
24 Printer 4 5
25 Mesin Ceklock 1 5
26 Komputer 1 8
27 Komputer 5 5
28 Televisi 29 Inch 1 8
29 Televisi 29 Inch 4 5
30 Komputer Note Book (Laptop) 1 8
31 Komputer Note Book (Laptop) 1 7
32 Komputer Note Book (Laptop) 2 6
33 Komputer Note Book (Laptop) 4 5
34 Air Conditioner 1 7
35 Air Conditioner 1 Pk 7 5
36 Microphone Vocal 2 6
37 Keyboard Amplifier Kb-100 1 6
38 Mixer 1 6
39 Keyboard 1 6
40 Dispenser 2 8
41 Dispenser 1 6
42 Kulkas Mini 1 8
Kelompok 3
N0 NAMA BARANG / FASILITAS JUMLAH
INVENTARIS
UMUR
BARANG
(Tahun)
1 Meja kantor 1 14
2 Meja kantor 4 11
3 Meja Lab 3 15
4 Meja Dorong 6 15
5 Meja Komputer 1 13
6 Meja Tamu 1 11
7 Kursi Tamu 2 10
8 Lemari Kecil Pasien 4 11
9 Lemari Format Pkk 1 16
10 Lemari Arsip Direktur 1 9
-
50
11 Lemari Kepegawaian 1 11
12 Lemari Buku 1 14
13 Lemari Kunci 1 9
14 Tempat Tidur 2 11
15 Inkubator 1 16
16 Bangku Lab 65 16
17 Whiteboard Mini 1 16
18 Papan Data 2 9
19 Kursi Direktur 1 11
20 Kursi Roda Pasien 1 11
21 Tempat Tidur Bayi 1 11
22 Tempat Tabung O2 1 11
23 Tempat Tidur Otomatis 1 11
24 Kompor Gas 1 11
25 Tabung Gas 1 11
26 Kursi Kuliah 1 10
27 Kursi Lipat 4 10
28 Kursi Kuliah 240 10
29 Lemari Pengabdian 1 13
30 Lemari Atk 1 13
31 Inkubator Bayi 1 13
32 Over Head Proyektor 3 12
33 Over Head Proyektor 1 10
34 Wireless 2 11
35 Telpon 3 16
36 Stavol Komputer 1 12
37 Stavol Kuliah 4 12
38 Stavol Kuliah 1 10
39 Printer 1 10
40 Printer 1 13
41 Komputer 1 13
42 Komputer 1 15
43 Komputer 1 10
44 Televisi 18 Inch 1 11
45 Air Conditioner 6 9
46 Mic Kecil 1 12
47 Mic Besar 1 12
48 Mic Berkabel 1 10
49 Mic Kecil 1 10
50 Kipas Gantung 1 13
51 Kipas Kelas 1 11
52 Kipas Berdiri 1 9
53 Kulkas 1 16
54 Kipas Ruangan Lab 1 16
-
51
Kelompok 4
NO NAMA BARANG / FASILITAS JUMLAH
INVENTARIS
UMUR
BARANG
(Tahun)
1 Meja Dosen 5 20
2 Meja Kantor 1 19
3 Meja Komputer 1 18
4 Meja Panjang Dapur 1 18
5 Lemari Barang 2 18
6 Lemari Perobatan 1 18
7 Lemari Arsip KTI 1 17
8 Tiang Bendera 4 17
9 Tempat Bendera 1 17
10 Lemari Ohp 1 19
11 Over Head Proyektor 4 21
12 Wireless 1 18
13 Printer 1 19
Bangunan Permanen
NO NAMA BARANG / FASILITAS UMUR
BARANG (Tahun)
1 Tanah Milik 18
2 GEDUNG PERMANEN 18
Kendaraan
NO NAMA BARANG / FASILITAS UMUR
BARANG (Tahun)
1 Kendaraan Bermotor Roda Empat 2
1 Kendaraan Bermotor Roda Dua 5
Dalam pengelompokan aktiva diatas, aktiva dikelompokan
berdasarkan umur ekonomis dengan klasifikasi kelompok 1 1-4 tahun,
kelompok 2 5-8 tahun, kelompok 3 9-16 tahun, kelompok 4 17-20 tahun,
kemudian untuk klasifikasi umur kelompok bangunan permanen 20 tahun,
dan semi permanen 10 tahun dengan melakukan penggabungan aktiva
dengan umur ekonomis yang sama dan jenis aktiva yang sama mengacu
pada penggolongan aktiva Muhammadiyah yang berkolerasi dengan
PSAK 16.
-
52
3. Perbandingan tarif penyusutan aktiva tetap Akademi Keperawatan
Muhammadiyah dengan PSAK 16
Berdasarkan data pada lampiran halaman 60, bahwa
perbandingan tarif penyusutan aktiva tetap Akedemi Keperawatan
Muhammadiyah dengan PSAK 16 tidak satu pun sesuai, karena tarif yang
gunakan oleh Akademi Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar
adalah tarif yang berdasarkan pada kebijakan internal.
4. Perbandingan jumlah penyusutan aktiva tetap menurut Akademi
Keperawatan Muhammadiyah dan PSAK 16
Berdasarkan data pada lampiran halaman 63, bahwa
perbandingan jumlah penyusutan Akademi keperawatan Muhammadiyah
dengan PSAK 16 menunjukkan jumlah penyusutan yang jauh berbeda.
karenakan Akademi Keperawan Muhammadiyah menentukan jumlah tarif
untuk persentase penyusutannya lebih besar dari PSAK 16 karena
kebijakan tarif yang terapkan yakni 10% dan 20% dikalika dengan umur
ekonomis aset. Kemudian untuk menentukan penyusutan tiap tahunnya,
nominal pengadaan dikalikan dengan jumlah persentase penyusutan lalu
dibagi 100.
C. Perlakuan Akuntansi Aktiva tetap Berdasarkan PSAK 16
1. Perlakuan Akuntansi Akademi Keperawatan Muhammadiyah dengan
PSAK 16
Tabel 4.3 Perlakuan Akuntansi Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Kota Makassar
Uraian Akademi Keperawatan PSAK 16 Ket
1. Pengakuan
a) Mengakui aset sebagai aset yang dimiliki dengan ketentuan aset yang diperoleh tersebut
a) Kemungkinan besar entitas akan memproleh manfaat ekonomi dimasa depan dari
Sesuai
-
53
adalah aset yang memiliik masa manfaat lebih dari 1 periode dan mampu mendukung kegiatan opersional
aset tersebut
b) Biaya perolehan aset tetap dapat diukur secara handal, karena didukung oleh dokumen atas perolehan aset tersebut
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal
Sesuai
c) Penyusutan 1.) Setiap aset tetap yang dimiliki
disusutkan berdasarkan kebijakan internal
2.) Akper sudah mencatat biaya penyusutan aset smpai masa manfat aset tersebut habis.
3.) Akper belum pernah sama sekali menggunakan metode yang telah ditetapkan PSAK 16
c) Penyusutan 1.) Setiap bagian dari aset tetap
memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya seluruh aset dan harus disusupkan secara terpisah
2.) Jumlah disisipkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang UE
3.) Metode Penyusutan dengan, meliputi Garis Lurus, Saldo Menurun, dan Unit Prosuksi
Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
d) Pelepasan Aset tetap Akper dilakukan dengan cara dibiarkan atau dibuang
d) Pelepasan Pelepasan aset tetap dilakukan dengan cara : dijual, disewakan, berdasarkan sewa pembiayaan, dan disumbangkan
Tidak Sesuai
2. Pengukuran
1) Harga perolehan aset Akper dicatat jika pembelian tunia dicatat sesuai dengan harga yang tertera dalam faktur pembelian dan kalau ada diskonnnya perusahan akan langsung memberikannya, sedngkan biaya lain yang dikeluarkan hingga aset diganakan dibebankan sebagai harga perolehan
Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan : a) Pembelian tunai (Historycal cost b) Dibuat sendiri :
1) harga perolehan termasuk biaya impor dan pajak tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain-lain.
Sesuai
2) Akper belum pernah melakukan pertukaran aset dalam bentuk apapun, jadi akper belum membuat kebijakan pertukaran aset tetap
2) Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran non moneter atau kombinasi aset moneter, biaya perolahannya diukur pada nilai wajar pada aset
Sesuai
-
54
tersebut
3) Aset tetap yang dibuat sendri pencatatannya berdasarkan atas semua biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan aset tersebut hingga aset siap diganakan
3) biaya perolehan aset yang dibangun sendri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian
Sesuai
3. Penyajian dan pelaporan
a) Aset tetap tidak disajikan dalam neraca karena akper hanya melaporkan penerimaan dan pengeluaran sacara triwulan
a) Aset tetap disajikan dalam neraca sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumlasi penyusutan
Tdak sesuai
b) tdak ada penyajian aset dlam neraca
b) Setiap jenis aset seperti tanah bangunan inventaris kantor dan lain-lain harus dinyatakan dineraca secara terpisah atau terinci atas laporan keuangan
Tidak Seusai
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada Akademi Keperawatan
Muhammadiyah beberapa perlakuan tidak melaksanakan sesuai PSAK
16, berbeda dengan Muhammadiyah yang menjalankan sesuai PSAK 16.
Perbedaaan tersebut dikarenakan Akademi Keperawatan Muhammadiyah
memiliki kebijakan tersendiri terkait perlakuan akuntansi aktiva tetap.
2. Perlakuan Akuntansi Muhammadiyah dengan PSAK 16
Secara keseluruhan perlakuan akuntansi Muhammadiyah terkait
pengakuan, pengukuran, penyajian dan pelaporan telah sesuai dengan
PSAK 16. Hal in tertuang dalam pedoman akuntansi laporan keuangan
yang ditetapkan Muhammadiyah.
D. Pembahasaan
Berdasarkan data analisis yang dilakukan oleh penulis diperoleh hasil
bahwa perlakuan akutansi atas aset tetap pada Akademi Keperawatan
Muhammadiyah belum sesuai dengan PSAK 16, hal ini dikarenakan : dari
segi pengakuan pada pencatatan penyusutan belum sesuai PSAK 16
dikerenakan Akademi Keperawatan Muhammadiyah tidak menggunakan
-
55
salah satu metode penyusutan PSAK 16, disisi lain terkaik kebijakan
penghentian dan pelepasan aktiva juga belum disajikan sesuai PSAK 16
dikarenakan Akademi Keperawatan Muhammadiyah belum pernah
melakukan penghentian dan pelepasan aset sehingga tidak ada kebijakan
penghentian dan pelepasan aset, yang terakhir, dalam penyajian
gadikarenakan Akademi Keperawatan Muhammadiyah tidak menyajikan
laporan neraca, tetapi hanya menyajikan data pendapatan dan pengeluaran.
Berdasarkan data analisis yang telah dilakukan sebelumnya yang sejalan
dengan penulis Herlina Susanti dengan judul Perlakuan Akuntansi Aset
Tetap Terhadap PSAK 16 pada STIKES Hang Tuah Tanjungpinang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa STIKES belum mencatat harga perolehan
(HP) sebesar nilai yang tertera pada faktur pembelian dan belum di kurangi
dengan bea dan pajak. Kebijakan pencatatan penyusutan yang dilakukan
oleh STIKES belum sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam PSAK
No.16. dimana perhitungan penyusutannya tidak menggunakan salah satu
metode penyusutan yang terdapat di dalam PSAK No.16. STIKES belum
menerapkan penyusutan yang ditentukan dari manajemen. Kebijakan
penghentian dan pelepasan belum dapat disajikan dan dibandingkan dengan
PSAK No.16, karena belum diadakan penghentian dan pelepasan aset tetap.
Dalam hal penyajian aset tetap pada laporan keuangan stikes belum
melakukan kesesuaiannya dengan PSAK No.16, nilai aset tetap yang
disajikan pada neraca tidak disajikan akumulasi penyusutannya.
-
56
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data anali