perkembangan teknologi navigasi sekarang ini sangat pesat
DESCRIPTION
file ini merupakan salah satu tugas teknologi informasi dalam pemetaan daratTRANSCRIPT
TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMETAAN
DARAT
Perkembangan teknologi navigasi sekarang ini sangat pesat, banyak
peralatan navigasi yang canggih dengan harga terjangkau, namun ketersediaan
alat tersebut tidak menjamin keselamatan kita dalam hal berkegiatan di alam
bebas, bahkan dengan adanya alat tersebut semakin banyak kecelakaan yang
terjadi dalam berkegiatan di alam bebas.
Ketergantungan kepada alat navigasi yang canggih membuat banyak orang
lupa dan meremehkan kemampuan dasar navigasi, kebanyakan kasus yang terjadi
jika alat yang mereka gunakan rusak, habis baterai, macet, dan lain sebagainya.
Ilmu–ilmu dasar navigasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap petualang,
ilmu ini lah yang secara turun temurun diwariskan dari Nenek Moyang kita,
kemampuan membaca rasio bintang oleh para Nelayan, membaca penampakan
alam dan pohon-pohon yang ada oleh para Masyarakat, dan lain sebagainya.
1. Pengertian
Pada dasarnya navigasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan
arah, kedudukan tempat kita berada maupun orang lain serta menentukan
lintasan atau jalur perjalanan agar sampai pada tujuan yang diinginkan.
Ada berbagai macam tipe navigasi, navigasi darat, laut, dan udara, masing
– masing mempunyai ciri khas tersendiri dalam segi penerapan ilmunya.
1.1 Persiapan Alat Navigasi
Berikut adalah alat – alat yang biasa digunakan untuk melakukan
navigasi :
a) Peta
Peta adalah suatu presentasi di atas bidang datar baik
seluruh atau sebagian permukaan bumi, yang dilihat dari atas dan
diperkecil dengan perbandingan tertentu. Peta dilengkapi dengan
keterangan-keterangan yang diperlukan, namun ada bagian peta
yang biasanya tidak digambar menurut perbandingan di lapangan
seperti jalan, jembatan, rel kereta dan sebagainya.
1
Jenis jenis Peta
Ada beberapa jenis peta yang dibuat tergantung tujuan
penggunaannya, diantaranya adalah :
Gambar 1 Peta Topografi
Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian
permukaan bumi yang ditarik ke skala,. Menggunakan
warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur yang
ditemukan pada permukaan bumi. Agar peta dapat
dimengerti, peta harus diwakili dengan tanda
konvensional dan simbol sehingga dapat diperoleh
gambaran secara jelas dan informasi yang didapat cukup
lengkap, seperti jalan, batas wilayah, trianggulasi dan
lain-lain termasuk kontur sebagai gambaran ketinggian
tempat. Skala yang digunakan biasanya 1 : 50.000 dan 1
: 25.000, peta topogfafi biasanya menggambarkan
perbedaan ketinggian pada suatu daerah dengan interfal
tertentu, dimana interval tersebut tergantung dari skala
yang digunakan peta tersebut.
2
Gambar 2 Peta Tematik
Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik atau peta
tujuan khusus,peta ini menyajikan patron penggunaan
ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema
tertentu. Berbeda dengan peta rujukan yang
memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan,
perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih
menekankan variasi penggunaan ruangan daripada
sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis.
Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fisikal
seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti
kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.
Gambar 3 Peta Potret Udara
Peta foto udara adalah salah satu jenis citra hasil dari
perekaman muka bumi dengan menggunakan wahan
pemotretan udara seperti pesawat terbang ataupun
3
wahana darat bergerak. Citra foto hasil metode ini lebih
jelas dan lebih mudah dalam pengenalan obyeknya.
Pemotretan udara pada umumnya menggunakan kamera
dan film, dan menghasilkan potret (data analog). Peta
hasil interpretasi potret udara dapat digunakan untuk
pembuatan peta topografi, karena dapat menggambarkan
kondisi secara tiga dimensi suatu tempat. Potret udara
sendiri biasanya mempunyai skala sekitar 1 : 20.000.
Gambar 4 Peta Citra landsat
Peta hasil penafsiran citra landsat, biasanya berskala
sekitar 1 : 100.000. Selain jenis peta diatas banyak jenis
peta lainnya diantaranya Peta Dunia, Peta negara, peta
teknik, peta areal kerja, dan lain – lain.
Informasi Pada Peta
Dalam hal ini yang dibahas adalah peta Rupa Bumi
Indonesia (RBI), yang merupakan peta acuan dan standar di
Indonesia dan diterbitkan oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG). Berikut beberapa informasi yang umum
tercantum dalam peta :
Badan Peta merupakan informasi berupa gambar peta itu
sendiri, untuk skala 1 : 50.000 sebesar 15’ x 15’ atau ± 56
cm x 56 cm. Terletak mendominasi sisi kiri atas tanpa tepi
4
untuk memudahkan penggabungan dengan peta lain di
sebelahnya.
Gambar 5 Judul Peta
Judul peta Mencerminkan isi sekaligus tipe peta.
Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas
kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat
mungkin diletakkan di kanan atas. Umumnya
mencantumkan Skala, nomor lembar peta, nama daerah
atau identitas yang menonjol, Judul peta umumnya disisi
kanan atas atau tepat di atas tengah peta. untuk besaran
peta biasanya menggunakan nama provinsi, kabupaten,
kota, kecamatan, atau kelurahan.
Gambar 6 Skala Peta
5
Skala adalah perbandingan ukuran atau jarak antara
yang digambarkan di peta dengan jarak dilapangan
dikenal dengan istilah skala. Dalam peta dikenal dua
macam skala yang sering dicantumkan secara
berdampingan, yaitu skala angka dan skala gambar.
Dalam skala angka misalnya 1 : 100.000 artinya satu
centimeter diatas peta sama dengan 100.000 cm atau
sama dengan 1 Km di lapangan.
Tips :
Mengukur jarak lurus
Bila akan mengukur jarak lurus untuk
mudahnya dapat menggunakan penggaris atau
kertas kosong , ukurlah seberapa jauh jarak di
peta kemudian beri tanda, setelah itu tempelkan
hasil pengukuran tadi pada skala gambar dengan
catatan bagian yang lebih kecil ditempatkan pada
garis skala yang terbagi kecil-kecil di sisi kiri,
dengan demikian dapat dibaca nilai jarak yang
dicari. Contoh : Mengukur antara puncak Gunung
Lauwalu (titik A) me nuju titik trianggulasi TTG
III – 11 (titik B) dengan menggunakan secarik
kertas seperti pada gambar dikanan atas. Cara
lain adalah menghitung dengan kalkulator, ukur
jarak dengan penggaris lalu kalikan dengan
faktor skala peta
Mengukur jarak tidak lurus
Untuk mengukur jarak yang tidak lurus
seperti jalan raya, sungai, pantai dll akan
menemukan kesulitan, untuk itu cara
pengukurannya antara lain yaitu dengan
menggunakan alat map odometer atau bila tidak
6
ada dapat menggunakan kertas, benang atau
benda lain yang dapat dibengkokan sesuai
lintasan yang akan diukur dipeta. Pengukuran
panjang atau jarak untuk lintasan yang tidak lurus
di peta, dapat dilakukan dgn cara menggunakan
kertas. Ikuti segmen yang dianggap lurus sampai
ada belokan kemudian kertas diberi tanda,
lakukan untuk segmen berikutnya sampai ujung
lintasan yang akan diukur, hasilnya tempelkan
kertas pada skala gambar seperti pengukuran
jarak lurus.
Caranya pengukuran lintasan tidak lurus
lainnya adalah dengan memegang salah satu sisi
benang, letakan pada titik yang satu kemudian
ikuti kelokannya sesuai dengan yang tergambar
dipeta sampai pada titik akhir yang akan diukur,
setelah didapat benang dapat diukur panjangnya
kemudian lakukan seperti pada cara mengukur
garis lurus.
7
Keterangan pembuatan peta berisi informasi
pembuatan seperti cara dan tahun pembuatan, nama
instansi pembuat, pada umumnya ditempatkan disisi
kanan. Tahun pembutan peta sangat diperlukan untuk
menghitung sudut variasi magnetis, karena kutub
magnetis selalu berubah setiap tahunnya.
Legenda ialah keterangan – keterangan pada peta yang
menjelaskan arti simbol – simbol pada peta, seperti
sungai, hutan, persawahan, dan lain – lain. terdapat juga
perbedaan warna dalam suatu legenda, yang berfungsi
membedakan antara legenda yang satu dengan yang
lainnya.
Gambar 7 Nomor Peta
Nomor pada peta berguna untuk kita dalam mencari peta
yang dibutuhkan. nomor pada peta rupa bumi
berdasarkan no insert pada daftar perbesaran peta per
tiap tiap lokasi.
Gambar 8 Koordinat
Lembaran peta terbagi atas dua garis koordinat, yaitu
garis horisontal dan vertikal membentuk kotak-kotak
bujursangkar. Terdapat dua sistem yang biasanya
8
ditampilkan di peta yaitu sistem koordinat Grid dan
Universal. Koordinat grid memakai sistem Koordinat
UTM yang artinya kedudukan suatu titik dinyatakan
dalam ukuran jarak dari setiap titik acuan, sedangkan
koordinat universal atau yang biasa disebut geografis,
menggunakan sistem lintang dan bujur dengan satuan
derajat, menit dan detik, koordinat geografis inilah yang
biasanya sering digunakan.
Pada peta rupa bumi Indonesia digunakan sistem
keduanya. Untuk sistem grid yang mempunyai nilai
1.000 meter tiap karvak ditampilkan dengan garis warna
hitam, garis ini ditempatkan diluar peta. Sedangkan
sistem koordinat universal langsung dibuat garis warna
biru diatas peta, mempunyai nilai 30 detik untuk tiap
karvaknya. Jadi karvak grid dan universal tidak sama.
Ada beberapa penyebutan koordinat grid yang
sering dipergunakan yaitu dengan sistem 4 angka, 6
angka dan 8 angka. Sistem 4 angka biasanya dipakai
untuk memperlihatkan posisi suatu tempat yang cukup
luas kira-kira 1 km persegi, misalnya untuk menunjukan
kampung, danau, sungai dan sebagainya, sedangkan
sistem 6 angka dimaksudkan untuk memperlihatkan
suatu tempat yang lebih sempit kira-kira 100 meter,
seperti lokasi berkemah, titik pertemuan dan lain-lain
dan sistem 8 angka untuk menentukan areal yang lebih
kecil lagi sekitar 10 m. Contoh : Koordinat tempat
kedudukan Jembatan tempat titik pertemuan adalah
antara garis horisontal nomor 46 dengan 47 dan antara
garis vertikal 35 dengan 36, pada sistem empat angka
dibaca sebagai koordinat 4635, sedangkan dengan sistem
6 angka garis-garis ini kemudian dibagi menjadi 10
9
bagian dan diberi nomor 1 sampai 9 dari angka paling
kecil jadi kedudukan Jembatan tempat titik pertemuan
tersebut ( digambarkan dengan simbol seperti donat )
adalah = 465357.
Deklinasi
Gambar 9 Deklinasi
Diagram variasi magnetis, ditempatkan dipinggir bawah
peta dan diberi keterangan pergeseran tiap tahun yang berlaku
pada peta tersebut antara utara magnetis (UM) dan utara peta
(UG), kemana arah membuka dan menutup untuk wilayah
Indonesia umumnya mempunyai pergeseran 2‘ setiap tahun.
Utara sebenarnya ( US ) / True North ( TN ) ialah arah yang
menunjukan arah kutub utara, dan menggambarkan garis
lintang bola dunia sesungguhnya, dalam penggunaan praktis
suatu perjalanan penjelajahan, tanda ini boleh diabaikan
karena yang lebih sering digunakan adalah utara peta.
Utara Peta ( UG ) / Grid North ( GN ) ialah arah utara yang
digambarkan pada peta sebagai garis vertikal, merupakan
proyeksi bumi pada bidang peta yang terbentuk pada pola
koordinat grid. Setiap tahun terjadi pergeseran antara TN
dengan GN, ini disebut variasi peta, dimana dalam diagram
variasi digambarkan sebesar 0°05’. Dalam perjalanan praktis
variasi peta boleh diabaikan.
10
Utara Magnetis ( UM ) / Magnetic North ( MN ) merupakan
arah utara yang ditunjukan oleh jarum kompas, arah tersebut
tidak tepat di kutub utara, melainkan di Jazirah Boothia di
utara Kanada. Arah utara magnetis pada setiap tempat
permukaan bumi tidaklah sama, setiap tahunnya kutub
magnetis selalu bergeser yang disebabkan pengaruh rotasi
bumi, untuk Indonesia arah utara magnetis bergeser ke arah
timur. Akibat pergeseran utara magnetik ini menyebabkan
variasi magnetis berubah setiap tahunnya, variasi ini disebut
Deklinasi, sedangkan pergeseran antara arah utara peta
dengan utara magnetis disebut variasi peta magnetis atau
biasa disebut deklinasi magnetis.
Dalam membaca peta dan menentukan arah perjalanan
terlebih dahulu perhatikan tahun pembuatan peta tersebut.
Hitung deklinasi magnetis dari tahun pembuatan sampai
sekarang, lalu jumlahkan deklinasi mag-netis seluruhnya.
Contoh : Berdasarkan keterangan pada gambar diatas,
deklinasi rata-rata pada tahun 1980 adalah 1°25’, pergeseran
deklinasi magnetis tiap tahun berkurang sebesar 3’, jadi
sampai tahun 2002 pergeserannya adalah sebesar (2002 –
1980) x 3’ = 1°06’, sehingga besar deklinasi magnetis dari
tahun 1980 sampai dengan tahun 2002 seluruhnya adalah
1°25’ – 1°06’ = 0°19’.
Kontur
Gambar 10 Relief muka bumi di dalam peta digambarkan dengan kontur.
11
Kontur adalah suatu garis imajiner dalam peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
ketinggian yang sama di permukaan bumi yang diukur
dari permukaan laut. Bila garis kontur terlihat
berjauhan atau jarang berarti tempat tersebut landai
atau datar, sebaliknya bila garis kontur rapat
menandakan daerah yang curam. Jarak antara garis–
garis kontur yang sama menunjukan kemiringan lereng
yang sama, sedangkan bila jarak antar garis kontur dari
tempat tinggi ke bawah berkurang (renggang berangsur
rapat) menunjukan lereng cembung dan sebaliknya bila
jarak antar garis kontur dari atas kebawah bertambah
(rapat berangsur renggang) menunjukan lereng cekung.
Interval kontur adalah perbedaan dua garis ketinggian
atau garis kontur yang biasanya ditempatkan dibawah
skala garis, bila tidak dinyatakan pada peta dapat
dihitung dengan rumus 1 / 2000 dikalikan faktor skala.
Misal : peta skala 1 : 50.000 maka interval konturnya
adalah 1 / 2000 x 50.000 = 25 meter. Pada peta
berwarna, perbedaan antara daerah tinggi dan rendah
dicantumkan dengan pewarnaan yang disebut titik
trianggulasi. Dilapangan biasanya berupa patok atau
tonggak dari beton atau logam yang menyatakan tinggi
sebenarnya.
b) Kompas
Bagian-bagian dari kompas yaitu:
jarum magnet
skala lingkar mendatar
penunjuk satuan derajat yang berada tepat ditengah lingkar
mendatar mempunyai nilai 0º sampai dengan 360º.
12
Ada dua sistem satuan pembagian lingkaran yang biasa
pada kompas yaitu Sistem derajat ( º ) dimana lingkaran penuh
terbagi menjadi 360º dan Sistem centigrads dimana lingkaran
terbagi menjadi 400 grads. Di Indonesia sistem derajat adalah
yang umum dipakai dan dikenal luas. Pada sistem derajat, tiap 1º
terbagi menjadi 60’ (dibaca 60 menit) dan tiap 1’ terbagi lagi
menjadi 60” ( dibaca 60 detik ). Arah utara (N) biasanya
ditempatkan pada angka 0º, Selatan (S) = 180º, Barat (W) =
270º dan Timur (E) = 90º dengan urutan searah jarum jam.
Untuk navigasi darat praktis satuan menit dan detik dapat
diabaikan, Apabila kompas ketika digunakan menunjukan
diantara dua penunjuk garis derajat dalam prakteknya dapat
dibaca sebagai setengah derajat.
Jenis-jenis kompas
Terdapat berbagai macam jenis kompas, diantarnya adalah
kompas silva, kompas jempol, kompas bidik, kompas optic,
kompas prisma, kompas cermin, dan kompas digital, dalam
kegiatan navigasi darat jenis kompas yang paling sering
digunakan adalah kompas silva dan bidik.
Gambar 11 Kompas Orientering
Kompas Orientering dibuat pertama kali di Swedia pada
tahun 1930 oleh Kjellstrom bersaudara didisain untuk olahraga
orienteering, namun demikian sekarang dibuat banyak model
dan digunakan untuk berbagai keperluan. Kompas ini dapat
digunakan untuk ploting, menghitung arah dengan cepat dan
13
tepat diatas peta tanpa menggunakan busur karena memang
merupakan kombinasi dari keduanya
Cara penggunaan Kompas Orientering
Menentukan Garis arah
Tempatkan sisi garis yang panjang kompas, berhimpit
dengan arah garis yakinkan anak panah berada pada titik
sasaran atau perjalanan yang dikehendaki.Putar rumah skala
seterusnya meridien line sejajar dengan sumbu vertikal. Baca
arah lintasan yang berada dalam rumah skala mendatar digaris
penunjuk derajat. Sepanjang perjalanan sudut magnetik
sebaiknya sudah diset dengan memutar rumahan hingga arah
yang dikehendaki tepat dengan garis penunjuk. Pegang alat
kompas di telapak tangan, putar hingga tanda merah pada
jarum kompas menunjuk arah utara magnet, pada rumahan
kompas Arah yang dituju adalah yang ditunjuk sudut magnet.
Menentukan sudut magnet
Pegang kompas arahkan titik yang dikehendaki pada
obyek. Putar rumahan kompas hingga jarum merah, meridian
line berada di bawah jarum merah (Utara) jarum kompas
berhenti. Baca sudut magnetik pada rumahan persis di garis
penunjuk ( Index Line ).
Gambar 12 Kompas Bidik
Kompas bidik digunakan untuk membidik
mengetahui azimuth suatu objek, yang termasuk kompas ini
antara lain : Kompas prisma, kompas lensa, kompas
14
cermin, kompas optis, kompas digital (ada juga yang
tergabung dengan GPS). Kompas Lensa dilengkapi lensa
pembesar yang memungkinkan dapat membaca angka pada
piring plat secara tepat, pada bak kompas terisi dengan
cairan yang memudahkan untuk pergerakan piringan untuk
dapat berputar berhenti dengan cepat.
Cara Penggunaan Kompas lensa dan Prisma Siang hari
Menentukan nilai arah, pegang kompas dengan dua
tangan, ibu jari masuk kedalam ring kompas, pandang celah
dekat lensa/prisma lurus dengan garis rambut yang ada
pada tutup kompas searah dengan obyek yang dikehendaki,
baca skala mendatar pada plat skala dari celah lensa
pembesar, angka yang terdapat pada pivot point adalah nilai
arah.
Menentukan arah dan sudut kompas, pegang
kompas seperti cara diatas, pandangan mata ke lensa/prisma
dan putar kompas sampai garis rambut me motong sudut
yang dikehendaki pada plat skala.Menggunakan kompas
tanpa prisma, merupakan salah satu cara penggunaan
meskipun ketelitiannya kurang. Untuk menentukan arah
caranya adalah dengan membuka kompas mendatar dan
garis pada lidah kompas lurus dengan objek, baca putaran
arah pada kompas yang ditunjukan oleh garis penunjuk
lubber line seperti pada gambar samping ini.
Instrumen lain pengganti kompas
Adakalanya dalam suatu perjalanan mendapat
kesulitan menentukan arah mata angin karena tidak ada
kompas atau kompas hilang atau rusak, untuk itu perlu
mengetahui cara menentukannya. Menentukan arah tanpa
kompas biasanya bersifat global, tidak terlalu akurat dan
tanpa nilai sudut.
15
Melihat posisi bulan
Pada malam hari, bulan dapat digunakan sebagai
pedoman caranya adalah dengan memperhatikan
permukaan bulan. Pada saat bulan purnama, permukaan
bulan yang memperlihatkan bayangan kehitaman dan
berkumpul pada satu sisi, tempat berkumpulnya bayangan
tersebut menunjukan arah utara. Pada saat bulan tidak utuh
maka perhatikan bagian yang terang, perhatikan pula
waktu bulan pertama kali muncul, apabila muncul pada
saat matahari belum tenggelam maka bagian yang terang
menunjukan arah barat, jika bulan muncul saat lewat
tengah malam, maka bagian bulan yang terang menunjukan
arah timur.
Gambar 13 Menggunakan Bayangan matahari
Arah mata angin dapat ditentukan dengan
menggunakan bayangan matahari. Caranya dengan
menancapkan batang kayu lurus pada tanah yang relatif
datar dan terbuka terbebas dari naungan. Tandai bayangan
ujung batang (titik A) lalu tunggu sekitar setengah jam
bayangan ujung batang akan bergeser lalu tandai sekali
lagi (titik B). Tarik garis diantara kedua titik, garis tersebut
menunjukan arah barat – timur, arah utara – selatan adalah
garis tegak lurus arah barat – timur
16
Gambar 14 Melihat Rasi Bintang
Pada malam hari dapat dilihat rasi bintang gubuk
penceng atau layang -layang dengan sangat jelas. Posisi rasi
bintang tersebut menunjukan arah selatan, sedangkan jika
terlihat rasi bintang tujuh atau perahu berarti menunjuk arah
utara.
Alat tulis ( busur, penggaris, protaktor, pinsil, jangka ukur, buku
lapang, dll )
Alat penunjuk ketinggian tempat ( Altimeter )
Alat penunjuk kedudukan tempat (GPS)
PERALATAN NAVIGASI LAINNYA
Gambar 15 Altimeter
Altimeter adalah suatu alat untuk mengukur ketinggian tempat dari
permukaan laut. altimeter manual ataupun digital bekerja dengan cara mengukur
tekanan udara. dengan adanya altimeter kita dapat mengetahui posisi ketinggian
dimana kita berada, dalam tehnik reseksi altimeter dapat digunakan dengan cara
mencari perpotongan antara garis kontur dengan sudut yang dibentuk. Altimeter
17
harus dikalibrasi sebelum digunakan, kalibrasi dapat dilakukan di tempat yang
sudah dipastikan ketinggianya, seperti stasiun kereta api atau bandara.
Gambar 17 Global Positioning Sistem ( GPS )
Global Positioning System (GPS) adalah peralatan system radio navigasi
global yang menerima data dari beberapa satelit dan stasiun bumi, mempunyai
keakuratan yang tinggi dalam menentukan posisi dan memetakan suatu lokasi
yang diminta. Mampu menunjukan posisi lintang, bujur, ketinggian suatu tempat,
waktu yang tepat, posisi bulan atau matahari, kecepatan pergerakan, odometer,
jarak serta azimuth antara satu tempat dengan tempat lainnya secara cepat, tepat
dan mudah diseluruh permukaan bumi. Saat ini GPS sudah menjadi peralatan
standar dalam kegiatan penerbangan, pelayaran, penelitian, serta kegiatan lainnya
yang menuntut ketepatan menentukan suatu lokasi.GPS mengambil dan
memproses data dari satelit, keakuratan GPS tergantung dari kapasitas yang
dimilikinya, hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menangkap
satelit, ada yang hanya bisa menangkap 6 satelit, 12 satelit, bahkan 24 satelit.
Data yang didapatkan dalam pengaplikasian GPS dapat disimpan dalam
memory berupa waypoint, track dan route. Ketika kita ke lapangan simpanlah
tempat – tempat yang sekiranya penting, seperti basecamp, pos pendakian, kantor
polhut, Jembatan, Simpang jalan, Cabang sungai, Muara Sungai, perkampungan,
serta tempat lainnya yang dianggap penting.
Ada beberapa kelemahan GPS, Selain harganya relatif mahal, GPS hanya
bekerja secara optimal pada saat cuaca baik dan tempat terbuka, hal tersebut
mempengaruhi signal yang diterima dari satelit. jika GPS digunakan di ruangan
atau pada hutan bertajuk lebat, tentu akan mengalami kesulitan dalam
18
penangkapan signal, apabila kita kelapangan salah satu cara unutk menanganinya
dengan memanjat pohon untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik dan akurat.
Perkembangan teknologi sangat berpengaruh besar terhadap dunia kegiatan alam
bebas, Saat ini terdapat pula GPS generasi terbaru yang lebih serbaguna dan multi
fungsi, merupakan kombinasi beberapa peralatan diantaranya GPS standar,
Kompas, altimeter, thermometer, clinometer, pengukur kecepatan angina atau
pendinginan udara, calculator dan peta digital.
Orientasi peta adalah bagaimana menempatkan dan menggunakan peta
secara baik dan benar, hal ini merupakan langkah awal sebelum melakukan
kegiatan navigasi darat. Tahapan dalam melakukan orientasi peta agar
memperoleh pandangan muka bumi yang sesuai dengan gambaran peta adalah :
Tempatkan Sumbu vertikal peta sejajar atau berimpit dengan arah utara di
lapangan. Cocokan gambar dipeta dengan keadan lapangan, pada daerah yang
dikenal agar tidak akan menemui kesulitan tetapi bila berada di daerah baru atau
pada saat cuaca kurang menguntungkan untuk melakukan orientasi seperti
berkabut, kompas dapat membantu mengenali atau paling tidak dapat merencakan
perjalanan selanjutnya di daerah tersebut.
Sebelum menentukan arah perjalanan atau mencari posisi, terlebih dahulu
menghitung deklinasi magnetis yang telah dibahas bagian terdahulu. Tentukan
arah tujuan pada peta dengan menghitung azimuthnya (sudut horisontal yang
diukur searah jarum jam dari garis dasar atau secara ringkasnya sudut dari suatu
titik terhadap arah utara pengamat) . Setelah disesuaikan dengan perhitungan
deklinasi magnetis, yaitu dengan mengubah azimuth di peta dengan azimuth
magnetis, maka azimuth di kompas menjadi patokan arah perjalanan.
Di Indonesia, utara magnetis bergeser kesebelah timur dari utara peta,
Untuk perhitungan azimuth peta ke kompas, maka azimuth di peta dikurangi
deklinasi sebaliknya untuk perhitungan azimuth kompas ke peta, maka azimuth
kompas ditambah hasil perhitungan deklinasi. Sebagai contoh bila azimuth di
peta 35° dan deklinasi 2°, maka azimuth kompas adalah 35° – 2° = 33°
sebaliknya bila azimuth kompas 35° dan deklinasi 2° maka azimuth peta adalah
35° + 2° = 37°.
19
Back Azimuth
Back Azimuth atau Bidik balik digunakan untuk memeriksa apakah arah
yang ditempuh salah atau benar, selisih antara azimuth keberangkatan dengan
azimuth bidik balik harus (+ / -) 180°, caranya adalah sebagai berikut :
Pertama cari sebuah tanda yang mencolok pada tem pat asal perjalanan. Setelah
beberapa jauh, misal sewaktu berangkat azimut yang digunakan adalah 20° maka
bila kita bidik balik ketempat semula azimut yang didapat harus 20° + 180° =
200°. Bila azimuth keberangkatan 300° maka back azimutnya adalah 300° – 180°
= 120°. Bila selisih azimuth tidak sama dengan 180° maka arah perjalanan tidak
benar atau menyimpang.
Menentukan arah perjalanan
Untuk menentukan arah perjalanan yang lurus dengan mengabaikan
rintangan medan seperti jurang, tebing, lembah dan sebagainya, dilakukan dengan
cara sebagai berikut Setelah posisi di peta diketahui, plotkan rencana arah tujuan
dipeta, Bidik kompas sesuai rencana tentunya setelah memperhitungkan deklinasi
terlebih dahulu, catat atau ingat arah tersebut, awali perjalanan dengan mengikuti
arah yang ditunjukan kompas sesuai rencana. Sebagai patokan di lapangan bidik
tanda tanda khusus seperti pohon, batu dan lain-lain yang terkena bidikan, jalanlah
menuju tanda tanda tersebut, untuk mengetahui lintasan sudah benar jangan lupa
lakukan back azimut, lalu ulangi lagi sampai mencapai tempat yang dituju, Jarak
serta kecuraman medan yang dilalui dapat terlihat dengan membuat proyeksi
melintang peta.
Penentuan arah juga dapat dilakukan secara beranting, cara ini
memerlukan lebih dari satu orang dengan dua buah kompas, masing-masing
memegang satu kompas. Caranya adalah sebagai berikut : sesuai arah yang
direncanakan orang pertama membidik orang kedua yang berada didepannya,
setelah pembidikan dilakukan secara tepat, orang pertama pindah kedepan orang
kedua, sementara orang kedua membidikan kompas ke orang pertama yang sudah
berada didepannya, begitu seterusnya sampai tempat tujuan. Memang cara ini
agak lambat tapi efektif di daerah tanpa tanda-tanda patokan.
20
Reseksi
Reseksi adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan suatu tempat
atau kedudukan dilapangan pada peta, caranya adalah sebagai berikut :
Cari dua buah tanda dimedan yang diketahui dengan jelas dan tercantum
dipeta, contoh : puncak gunung, pulau, tanjung dll. Bidik arah dengan
kompas hasilnya kemudian diplotkan pada peta dengan nilai back azimuth dan
diubah arahnya menjadi sudut peta, maka didapat garis ”a” lalu gambarkan di
peta.
Lakukan hal yang sama, untuk didapat garis b
Perpotongan garis a dan garis b di peta merupakan tempat kedudukan dipeta
Apabila kebetulan hanya membawa peta saja tanpa kompas, ada cara reseksi
sederhana namun kurang akurat caranya adalah sebagai berikut
Tentukan tiga objek dilapangan yang terdapat di peta, titik dilapangan lalu kita
namakan titik A, B & C. sedangkan di peta dinamakan titik a, b & c
letakan sebuah plastik atau lembaran transparan diatas landasan yang datar dan
rata, lalu tancap sebatang jarum ditengahnya. namakan titik tersebut titik P
Usahakan plastic tidak bergeser dengan menancapkan paku lainnya ditiap
ujung plastic
Bidik ke objek A dari arah paku ditengah lalu buat garis diatas plastik searah
objek tersebut sehingga membentuk garis PA, lakukan untuk objek lainnya
sehingga didapat tiga buah garis yang berpusat di titik P, yaitu garis Pa, Pb clan
Pc
Tempatkan hasil penggambaran garis pada plastic ke atas petadan geserkan
sedemikian rupa sehingga garis Pa menyinggung titk a, garis Pb menyinggung
titik b dan garis Pc menyimggung titik c
Dari penempatan plastik dipeta tersebut titik P yang merupakan tempat
kedudukan di peta dapat ditentukan.
21
Interseksi
Gambar 18 Interseksi
Adakalanya posisi kita dipeta telah diketahui tapi ada posisi dihadapan kita
seperti pesawat jatuh, camp dll yang belum diketahui letaknya dipeta. Untuk
mengetahuinya memakai teknik interseksi, caranya adalah sebagai berikut :
Ketahui terlebih dahulu dua titik di medan yang dapat diidentifikasi dipeta.
Dari kedua titik tersebut bidikan kompas ke arah tempat yang ingin diketahui
posisinya dalam peta tersebut.
Setelah diketahui azimuth magnetis dari kedua titik tersebut, perhitungkan ke
azimuth peta.
Berdasarkan azimuth itu tarik kedua garis dari kedua titik yang teridentifikasi
di peta sehingga berpotongan pada satu titik, titik itulah tempat yang ingin
diketahui posisinya dalam peta. Kadangkala dalam menentukan kedudukan di
peta hanya satu titik identifikasi saja, ada beberapa cara yang dapat dipakai
untuk mengatasinya yaitu
Bila kita berjalan di jalan setapak atau sungai yang tercantum dipeta, maka
perpotongan garis yang ditarik dari titik identifikasi dengan jalan setapak atau
sungai tersebut adalah kedudukan kita
Dengan menggunakan altimeter, sama degnan cara diatas perpotongan garis
yang ditarik dari titik identifikasikasi dengan garis kontur pada ketinggian
sesuai angka pada altimeter adalah kedudukan kita Dengan perkiraan,
apabila sedang mendaki gunung, kemudia berhasil mengidentifikasi titik
seperti puncak gunung, caranya adalah dengan menarik garis identiflkasi itu,
lalu perkirakan berapa bagian yang telah terlewati, maka disitulah perkiraan
tempat kedudukan kita
22
Kesulitan dalam Navigasi
Penggunaan peta dan kompas memang cukup ideal, tapi sering dalam
prakteknya sangat sukar untuk menerapkan di lapangan terutama dengan sulit
ditemuinya tanda-tanda dilapangan yang dapat dijadikan patokan, dibawah ini
terdapat beberapa lokasi yang mungkin akan menyulitkan dalam melakukan
navigasi
Pemeriksaan posisi akhir dengan orientasi medan, bila tersesat, minimal kita
mempunyai catatn perjalanan untuk kembali ketempat semula.
Jika medan terdapat rintangan atau tidak memungkinkan untuk dilalui lakukan
teknik melambung
Lakukan teknik yang sama di daerah lainnya yang sulit mendapatkan tanda-
tanda alam yang bisa dijadikan patokan, seperti di hutan belantara, medan
berkabut dan lain-lain.
23
REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Navigasi_darat (Diakses pada tanggal 13 Oktober
2014 pukul 08.00 WIB)
http://lawalataipb.org/materi-thab/navigasi-darat/ (Diakses pada tanggal 13
Oktober 2014 pukul 08.00 WIB)
http://simpatisanalam.blogspot.com/2013/05/navigasi-darat-part-1.html (Diakses
pada tanggal 13 Oktober 2014 pukul 08.00 WIB)
24