perkembangan pengendalian kualitas pada industri …
TRANSCRIPT
No. Dok : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl.Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1
PERKEMBANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA
INDUSTRI MAKANAN DAN TREN KEDEPANNYA
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh :
AULIA BADRUL FATH
NIM : 140403117
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 9
No. Dok : FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl.Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1
PERKEMBANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA
INDUSTRI MAKANAN DAN TREN KEDEPANNYA
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana
Oleh :
AULIA BADRUL FATH
NIM : 140403117
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Sarjana ini.
Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, program studi
Reguler Strata-1, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini
berjudul “Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan dan
Tren Kedepannya’’.
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan Tugas Sarjana ini
masih banyak kekurangan dan memerlukan perbaikan dan penyesuaian lebih
lanjut. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun
dalam penyempurnaan laporan Tugas Sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini tidak
hanya bermanfaat bagi penulis, namun juga kepada mahasiswa Departemen
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan pembaca
lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
MEDAN, APRIL 2019
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama menjalani studi untuk meraih gelar Sarjana Teknik di bangku
perkuliahan di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara hingga penyelesaian Tugas Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik, banyak pihak yang membantu penulis sehingga mampu menyelesaikan
jenjang studi Strata-1. Penulisan Tugas Sarjana ini tidak akan terselesaikan
dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan, bantuan dan doa dari
berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Ismail dan Ibu Derhani Nasution untuk doa,
dukungan, perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dan
memberikan masukan dalam penyelesaian Tugas Sarjana.
3. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT selaku Ketua Departemen Teknik
Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara atas dukungan selama
proses pengerjaan Tugas Sarjana.
4. Bapak Buchari, ST., M.Kes selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara atas dukungan selama proses
pengerjaan Tugas Sarjana.
5. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc selaku Koordinator Tugas Sarjana
yang telah memberi saran dan masukan dalam proses penulisan Tugas
Sarjana.
vi
6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, Ph.D selaku Kepala Laboratorium Sistem
Produksi yang telah memberikan dukungan terhadap penulis selama proses
pengerjaan Tugas Sarjana.
7. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis
selama masa perkuliahan sebagai bekal dalam penulisan tugas sarjana.
8. Kakak penulis, Ulfa Ayu Oktaviani S.Pd. dan Maulida Arumdhani S.Sos.
yang selalu memberikan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Sarjana.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan perkuliahan (Reborn), Jericho Medion, ST.,
Syafiah Khairunnisa, ST., Emmanuella Caroline, ST., Monica Amanda,
Elayne Tennesia, ST., dan Dimas Ramadhan, ST., yang telah memberikan
dukungan sedari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan dan penulisan
Tugas Sarjana.
10. M. Achya Habibi, Trybawa Ramadhana Hutagalung, Andre Putra, Dian
Astrikosari, Gemilang Safira Erdia, Jesica Utaminingrum, dan Afia Akmalia
yang selalu meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk mendukung penulis
menyelesaikan Tugas Sarjana.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Kerja Praktek PT. Florindo Makmur, Adib
Darari dan Fadil Ahmad Silalahi yang telah menjadi teman seperjuangan
kerja praktek dan senantiasa mendukung penulis selama pengerjaan Tugas
Sarjana.
vii
12. Staf Departemen Teknik Industri, Bang Tumijo, Bang Nurmansyah, Bang
Edi, Bu Ester, Kak Rahmaini, Kak Dede, Kak Neneng, dan Kak Mia sebagai
Staf pegawai Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu segala urusan administrasi dan
peminjaman buku di perpustakaan.
13. Teman-teman penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU
khususnya teman-teman angkatan 2014 (ELASTIS) yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah memberikan memberikan banyak
pembelajaran terhadap penelitian Tugas Sarjana.
14. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam
penyelesaian Tugas Sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
MEDAN, MARET 2018
ABSTRAK
Industri makanan merupakan salah satu industri yang terus berkembang. Industri makanan sangat rentan terhadap permasalahan keamanan makanan dan tingkat kualitas yang disajikan. Untuk mengendalikan indikator-indikator keamanan makanan tersebut diperlukan pengembangan pada metode dan teknologi yang digunakan. Pada penelitian ini metode literature review digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkembangan metode dan teknologi yang dipakai pada masing-masing benua. Dengan melakukan pencarian jurnal yang berkaitan melalui database jurnal ScienceDirect didapat sebanyak 60 jurnal yang merepresentasikan metode dan teknologi yang dipakai dalam mengendalikan indikator serta kontaminan pada makanan. Hasil yang didapat bahwa perkembangan metode dan teknologi yang digunakan belum tersebar secara merata pada masing-masing benua. Sementara pada saat ini metode dan teknologi yang digunakan sangat terfokus kepada pengendalian benda asing yang terdapat pada makanan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya terjadi pemalsuan pada makanan yang mempengaruhi kualitas akhir makanan. Sementara untuk tren penggunaan metode dan teknologi pada era selanjutnya lebih terfokus kepada nanotechnology, Internet of Things, HACCP, ISO 22000, Modelling, Food Safety Analysis, dan Big Data. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini masing-masing benua dapat memperbaiki metode dan teknologi yang dipakai dalam industri makanan untuk meningkatkan keamanan dan kualitas makanan. Kata kunci : Food Quality Control, Industri Makanan, Food Safety
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii
SERTIFIKAT SIDANG..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
UCAPAN TERIMA KASIH.............................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xv
I PENDAHULUAN ..................................................................... I-1
1.1. Latar Belakang .................................................................. I-1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. I-5
1.3. Tujuan Penelitian............................................................... I-5
1.4. Manfaat Penelitian............................................................. I-5
1.5. Asumsi dan Batasan Penelitian ......................................... I-6
1.6. Sistematika Penulisan Laporan ......................................... I-6
x
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
II LANDASAN TEORI ................................................................ II-1
2.1. Critical Review .................................................................. II-1
2.1.1. Alasan Menggunakan Tinjauan Literatur .............. II-2
2.1.2. Waktu yang Tepat untuk Menulis Tinjauan
Literatur ................................................................. II-3
2.2. Langkah-langkah dalam Melakukan Critical Review ....... II-4
2.2.1. Memilih Topik yang Akan Ditinjau ...................... II-4
2.2.2. Mencari dan Memilih Artikel yang Sesuai ............ II-5
2.2.3. Menganalisis dan Mensintesis literatur ................. II-8
2.2.4. Mengorganisir Penulisan Tinjauan ........................ II-10
2.2.4.1. Pendahuluan ............................................ II-11
2.2.4.2. Bagian Utama .......................................... II-11
2.2.4.3. Kesimpulan.............................................. II-12
2.2.4.4. Tinjauan Pustaka ..................................... II-13
xi
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. III-1
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... III-1
3.2. Jenis Penelitian .................................................................. III-1
3.3. Objek Penelitian ................................................................ III-1
3.4. Kerangka Konseptual Penelitian ....................................... III-1
3.5. Rancangan Penelitian ........................................................ III-2
3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................... III-3
3.7. Pengolahan Data ................................................................ III-3
3.8. Analisis Pemecahan Masalah ............................................ III-3
3.9. Kesimpulan dan Saran ....................................................... III-3
3.9. Blok Diagram Prosedur Penelitian .................................... III-4
IV PERKEMBANGAN PENGENDALIAN KUALITAS
PADA INDUSTRI MAKANAN .............................................. IV-1
4.1. Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri
Makanan di Berbagai Benua ............................................. IV-4
4.2. Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri
Makanan Berdasarkan Penerapan Teknologi .................... IV-8
xii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.3. Indikator Kualitas yang Digunakan pada Industri
Makanan ............................................................................ IV-10
4.4. Kontaminasi pada Makanan .............................................. IV-14
4.4.1. Kontaminasi Fisik.................................................. IV-15
4.4.2. Kontaminasi Kimiawi............................................ IV-16
4.4.3. Kontaminasi Mikrobiologis ................................... IV-18
4.5. Hasil yang Didapat untuk Penelitian Kedepannya
Berdasarkan Perbedaan Gap ............................................. IV-20
V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ................................. V-1
5.1. Analisis Perkembangan Pengendalian Kualitas pada
Industri Makanan di Berbagai Benua ................................ V-1
5.2. Analisis Perkembangan Pengendalian Kualitas pada
Industri Makanan Berdasarkan Penerapan Teknologi ...... V-2
5.3. Analisis Perkembangan Pengendalian Kualitas pada
Industri Makanan Berdasarkan Indikator .......................... V-2
VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. VI-1
6.1. Kesimpulan........................................................................ VI-1
6.2. Saran .................................................................................. VI-3
xiii
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jenis Sumber untuk Tinjauan .............................................. II-7
2.2. Matriks Sintesis Disusun Oleh Studi Utama ....................... II-9
4.1. Parameter pada Makanan yang Memerlukan Monitoring
Control ................................................................................. IV-12
4.2. Produk Makanan yang Terbiasa Dipalsukan ....................... IV-16
4.3. Produk Makanan yang Terbiasa Dipalsukan dengan Zat
Kimia ................................................................................... IV-17
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................................ III-2
3.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ..................................................... III-5
4.1. Quality Control pada Industri Makanan Berdasarkan Studi
Literatur ............................................................................................. IV-2
4.2. Word Cloud Quality Control pada Industri Makanan ........................ IV-4
4.3. Benua yang Melakukan Penelitian Pengendalian Kualitas pada
Industri Makanan ............................................................................... IV-5
4.4. Perusahaan di Bidang Industri Makanan Berdasarkan Studi
Literatur ............................................................................................. IV-6
4.5. Word Cloud Bidang Industri Makanan .............................................. IV-8
4.6. Teknologi yang Digunakan untuk Pengendalian Kualitas Pada
Sektor Industri Makanan .................................................................... IV-10
4.7. Elemen Dasar pada Food Quality Assurance Program ..................... IV-11
4.8. Metode yang Digunakan dalam Mengendalikan Indikator
Makanan............................................................................................. IV-13
4.9. Metode yang Digunakan pada Masing-Masing Kontaminasi
Makanan............................................................................................. IV-19
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perspektif tentang isu-isu terkait kualitas dalam 100 tahun terakhir telah
meluas, dimulai dengan fokus terkecil yaitu pada produk akhir dan pada saat ini
pandangan menyeluruh terhadap organisasi sebagai sistem kompleks yang
mengelola dan meningkatkan berbagai dimensi, baik dari produk, proses, mitra,
pemasok, pelanggan, dan karyawan, dan mempertimbangkan hubungan timbal
balik antar dimensi-dimensi tersebut. Istilah kualitas memiliki banyak definisi.
ISO 9000 menyatakan bahwa kualitas adalah tingkat di mana seperangkat
karakteristik yang melekat pada suatu produk memenuhi persyaratan. Definisi
tersebut lebih memfokuskan pada perlunya memahami persyaratan kualitas
dibandingkan dengan meningkatkan kepuasan pelanggan [1]
Keracunan makanan atau wabah mikrobiologis telah menjadi perhatian
terbesar bagi produsen makanan, pemerintah dan konsumen. Wabah tersebut telah
membentuk perilaku konsumen agar lebih ketat dan mementingkan kualitas
makanan mereka [2]. Misalnya, penjualan keju Prancis Vacherin yang dibuat
dengan susu mentah dilarang di Jerman karena pada saat itu terjadi ketakutan pada
penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, yaitu listeria. Permasalahan tersebut
menjadi titik untuk meningkatkan peran peraturan kebersihan dalam perdagangan
dunia. Konsekuensi akibat dari kontrol yang buruk ataupun kesehatan yang tidak
I-2
memadai dapat mengakibatkan kematian (37 kematian yang disebabkan oleh
Listeria monocytogenes, California, 1987) [3].
Upaya besar telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga kepentingan
lainnya untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pangan, melindungi
kesehatan masyarakat, dan mempromosikan pengembangan industri makanan
yang sehat. Upaya tersebut dilakukan dengan membuat contoh-contoh yang
umum dalam menyebarkan standar kualitas dan keamanan pangan [4]. Hal ini
menghasilkan kesadaran yang lebih tinggi dan tuntutan yang lebih kuat pada Food
Quality Management (FQM). FQM mengacu pada pendekatan yang digunakan
untuk realisasi kualitas makanan [5]. Menanggapi permintaan tersebut, industri
makanan mulai mencari solusi melalui kontrol kualitas yang kuat dan teknik
peningkatan kualitas [2].
Salah satu solusi untuk mengendalikan kontaminasi pada makanan harus
didasarkan pada penerapan Good Manufacturing Practice (GMP), Good Hygiene
Practice (GHP), dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
Sistem kontrol kualitas selama produksi dalam industri pengolahan makanan
didasarkan pada konsep pencegahan dari metodologi kontrol, yaitu, pengetahuan
tentang munculnya resiko ataupun mengurangi efek ketika terjadinya resiko
tersebut [6].
Tujuan penting dari kontrol kualitas dalam industri makanan adalah untuk
mencegah masalah kesehatan masyarakat yang mungkin terjadi karena keamanan
produk itu sendiri seperti adanya mikroorganisme atau racun. Untuk tujuan ini,
I-3
manajer mutu harus mengikuti pedoman yang disediakan oleh peraturan nasional
dan internasional [3].
Pada saat yang sama, sektor pangan dengan cepat mengalami
internasionalisasi. Permintaan pasar tidak lagi terbatas pada pasokan lokal atau
regional. Pada saat ini, pengecer dan pelaku industri makanan mengambil produk
mereka dari seluruh dunia, mengubah industri makanan menuju sistem yang
saling berhubungan dengan berbagai macam hubungan kompleks.
Kolaborasi dengan pihak lain menjadi penting bagi untuk mendapatkan
produk makanan yang aman dan berkualitas tinggi bagi konsumen. Strategi bisnis
pada saat ini harus merubah fokus mereka dari kepentingan ekonomi dan
teknologi tradisional menjadi fokus terhadap masalah seperti keamanan dan
kesehatan produk makanan. Proses ini mempengaruhi seluruh rantai makanan dari
produsen hingga ke pengecer.
Untuk menghadapi tantangan ini, perusahaan di seluruh dunia
menggunakan standar sistem jaminan kualitas untuk meningkatkan kualitas dan
keamanan produk dan proses produksi. Sistem jaminan kualitas memungkinkan
aplikasi dan verifikasi tindakan pengendalian yang dimaksudkan untuk
memastikan kualitas dan keamanan makanan. Sistem jaminan kualitas diwajibkan
pada setiap langkah dalam rantai produksi makanan untuk memastikan makanan
yang aman [7].
Perkembangan kualitas memperkenalkan berbagai alat kualitas yang
membantu perusahaan meningkatkan berbagai aspek kinerja bisnis mereka,
termasuk kontrol kualitas. Variabilitas merupakan hal yang sering menjadi sumber
I-4
utama dari kualitas buruk, teknik statistik, termasuk Statistical Process Control
(SPC), adalah alat utama pengendalian kualitas.
Tujuh alat kualitas dasar yang harus diimplementasikan di setiap
perusahaan yaitu diagram alir, check sheet, histogram, diagram Pareto, diagram
sebab dan akibat, scatter diagram, dan diagram kontrol. Penggunaan alat-alat
visual ini memungkinkan pekerja pabrik untuk mendiagnosis dan memungkinkan
pekerja menghilangkan masalah kualitas tanpa pengetahuan rinci tentang statistik.
Dalam industri makanan, rata-rata penggunaan alat ini sangat rendah. Sebagian
besar perusahaan menggunakan alat pengendalian kualitas yang membantu dalam
mengumpulkan data (diagram alur dan check sheet), sementara itu, penggunaan
alat pengendalian kualitas tidak sering digunakan [1].
Saat ini, industri makanan merupakan salah satu industri yang berkembang
pesat. Kebutuhan manusia terhadap makanan terus meningkat setiap tahunnya.
Selain itu, konsumen juga semakin memperhatikan kesehatan dan nutrisi pada
makanan mereka. Walaupun sektor industri makanan terus berkembang setiap
tahunnya, tidak menjamin bahwa kualitas makanan yang diberikan terhadap
konsumen semakin baik. Oleh karena itu perlu adanya kontrol dalam
mengendalikan kualitas pada sektor industri makanan.
Penelitian ini menggunakan berbagai studi literatur dan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui perkembangan dari pengendalian
kualitas pada sektor industri makanan. Perkembangan tersebut membantu dalam
menganalisis perkiraan metode pengendalian kualitas pada sektor industri
makanan di masa depan ataupun era industri selanjutnya.
I-5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, rumusan
masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perkembangan pengendalian
kualitas pada sektor industri makanan dan bagaimana perkiraan pengendalian
kualitas pada sektor industri makanan di era industri selanjutnya.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan
pengendalian kualitas yang digunakan pada sektor industri makanan.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah menganalisis pengendalian
kualitas yang digunakan pada sektor industri makanan di era industri selanjutnya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Manfaat bagi Mahasiswa
Manfaat yang didapat bagi mahasiswa dari penelitian ini adalah mengetahui
perkembangan pengendalian kualitas yang digunakan pada sektor industri
makanan.
2. Manfaaat bagi Perusahaan
Manfaat yang didapat bagi perusahaan dari penelitian ini adalah sebagai
bahan pertimbangan perusahaan industri makanan dalam menerapkan metode
yang sesuai dengan era industri yang sedang dan akan berlangsung.
I-6
3. Manfaat bagi Departemen
Manfaat yang didapat bagi departemen dari penelitian ini adalah memberikan
masukan kepada departemen untuk kurikulum pada perkuliahan yang
disesuaikan dengan tren industri selanjutnya yang dibutuhkan dalam industri
makanan.
1.5. Asumsi dan Batasan Penelitian
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data dari penelitian ini hanya menggunakan data dari studi literatur.
2. Data dari penelitian ini hanya mencakup metode yang digunakan dalam
pengendalian kualitas dari sektor industri makanan.
3. Metode yang diusulkan pada tren industri yang akan datang hanya sebagai
usulan tidak sampai tahap implementasi pada perusahaan.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data yang diperoleh telah merepresentasikan perkembangan pengendalian
kualitas masing-masing era industri pada sektor industri makanan.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam
beberapa bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan,
I-7
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan
dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian.
BAB II Landasan Teori, berisi tinjauan pustaka yang berisi teori-teori yang
mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang
digunakan berhubungan dengan Critical Review, Alasan
Menggunakan Tinjauan Literatur, Waktu yang Tepat untuk
Menulis Tinjauan Literatur, Langkah-langkah dalam Melakukan
Critical Review, Memilih Topik yang Akan Ditinjau, Mencari dan
Memilih Artikel yang Sesuai, Menganalisis dan Mensintesis
Literatur, Mengorganisir Penulisan Tinjauan, Pendahuluan, Bagian
Utama, Kesimpulan, dan Tinjauan Pustaka.
BAB III Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian seperti penentuan tempat dan waktu
penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual
penelitian, rancangan penelitian, metode pengumpulan data,
pengolahan data, analisis pemecahan masalah, dan kesimpulan.
BAB IV Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan
menguraikan data-data yang dikumpulkan oleh peneliti yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data
menggunakan data sekunder. Data yang dikumpulkan akan
digunakan untuk menganalisis pengendalian kualitas pada tren
industri makanan selanjutnya.
I-8
BAB V Analisis Pemecahan Masalah menguraikan analisis terhadap hasil
dari pengolahan data dan dilakukan proses pemecahan masalah
dalam penelitian.
BAB VI Kesimpulan dan Saran menguraikan kesimpulan yang diperoleh
dari hasil pemecahan masalah serta saran yang bermanfaat bagi
pengembangan penelitian selanjutnya.
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Critical Review
Tinjauan literatur adalah survei artikel ilmiah, buku dan sumber lain yang
relevan dengan masalah tertentu, bidang penelitian, atau teori. Dengan
memberikan deskripsi, ringkasan, dan evaluasi kritis dari karya-karya tersebut.
Tinjauan literatur dirancang untuk memberikan ikhtisar sumber yang telah
dijelajahi saat meneliti topik tertentu dan untuk menunjukkan kepada pembaca
bagaimana penelitian yang cocok ke bidang studi yang lebih besar Tinjauan
literatur adalah deskripsi literatur yang relevan dengan bidang atau topik tertentu
yang memberikan gambaran tentang apa yang dikatakan, siapa penulis utama, apa
teori dan hipotesis yang ada, pertanyaan apa yang diajukan, dan metode dan
metodologi apa yang tepat dan berguna. Dengan demikian, hal ini bukan
penelitian primer, tetapi melainkan melaporkan penelitian lain.
Tinjauan literatur berbeda dari makalah penelitian akademis. Fokus utama
dari makalah penelitian akademis adalah untuk mengembangkan argumen baru,
dan makalah penelitian akan berisi tinjauan literatur sebagai salah satu bagiannya.
Makalah penelitian menggunakan literatur sebagai fondasi dan sebagai dukungan
untuk wawasan baru. Namun, fokus tinjauan literatur adalah untuk merangkum
dan mensintesis argumen dan ide orang lain tanpa menambahkan kontribusi baru
[8].
II-2
Jadi, tinjauan literatur adalah informasi naratif yang saat ini sudah tersedia,
dapat diakses dan diterbitkan yang dapat ditulis dari sejumlah paradigma atau
perspektif yang berbeda, tergantung pada sudut pandang penulis [9].
2.1.1. Alasan Menggunakan Tinjauan Literatur
Tinjauan literatur penting untuk beberapa alasan. Pertama, tinjauan
literatur mendorong seorang penulis untuk mengedukasi dirinya sendiri
berdasarkan informasi yang berkaitan dengan topik yang dipilih sebanyak
mungkin. Hal ini dapat membantu proses pembelajaran, dan membantu untuk
mengetahui apa yang telah / belum dipelajari dan ditetapkan sebagai pengetahuan
dalam penelitian sebelumnya. Kedua, tinjauan literatur menunjukkan kepada
pembaca bahwa penulis meimiliki pemahaman yang kuat tentang topik tersebut.
Hal ini memberikan kredibilitas dan integritas kepada penulis. Dengan meninjau
dan melaporkan semua literatur sebelumnya, kelebihan dan kelemahan dari
literatur sebelumnya dapat terlihat jelas. Hal ini dapat membantu dalam
membentuk argumen mengapa penelitian lebih lanjut dapat diperlukan [10].
Tujuan dalam melakukan tinjauan literatur menurut Hart adalah sebagai
berikut:
1. Memahami pekerjaan yang ada dan pekerjaan yang perlu dilakukan pada
topik yang diberikan
2. Merangkum, mensintesis dan mendapatkan pandangan inovatif tentang topik
tersebut
3. Memastikan dan membangun hubungan antara praktik dan gagasan
II-3
4. Memahami dan menetapkan konteks topik penelitian
5. Merasionalisasi dan menjelaskan pentingnya masalah penelitian
6. Mempelajari dan mengembangkan kosa kata yang relevan tentang subjek
7. Memahami organisasi topik penelitian
8. Menghubungkan perspektif dan teori ke praktek
9. Membedakan metode dan metode utama yang telah digunakan oleh penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya; dan
10. Menempatkan proyek dalam konteks historisnya untuk menunjukkan
pemahaman tentang perkembangan terkini di lapangan [11].
2.1.2. Waktu yang Tepat untuk Menulis Tinjauan Literatur
Ketika melakukan tinjauan literatur, harus jelas tentang mengapa tinjauan
dilakukan, dan hasil apa yang diharapkan dari pekerjaan yang telah selesai. Hal ini
akan membantu dalam merencanakan cara terbaik untuk melakukan tugas. Ada
banyak kesempatan ketika menulis tinjauan literatur. Ada keadaan lain ketika
tinjauan literatur diperlukan yaitu:
1. Sebuah bagian pendek dalam proposal penelitian yang menunjukkan hasil
pencarian dan ulasan pendahuluan
2. Bab awal dalam disertasi, di sini memerlukan tinjauan komprehensif formal
yang lebih mendalam
3. Bagian pengantar dalam makalah akademis
4. Ulasan untuk karya itu sendiri
II-4
5. Peninjauan sistematis untuk menginformasikan kebijakan berbasis bukti atau
praktek [9].
2.2. Langkah-langkah dalam Melakukan Critical Review
Langkah-langkah dalam melakukan critical review terdapat beberapa
tahap, yaitu:
2.2.1. Memilih Topik yang Akan Ditinjau
Memilih topik merupakan hal yang sulit dalam menulis tinjauan literatur.
Hal ini dikatakan sulit karena kurangnya pengetahuan pada bidang tersebut. Ada
beberapa petunjuk yang dalam melakukan pemilihan topik:
1. Membaca secara sekilas buku teks dan mengidentifikasi topik yang menjadi
perhatian untuk dibahas secara luas.
2. Membaca bab-bab yang terkait dengan topik yang dipilih untuk
mengembangkan kefamiliaran dengan kosa kata/kata kunci, peneliti urama,
dan masalah pada area tersebut.
3. Berbicara dengan orang lain, seperti ahli atau membaca seputar topik yang
dapat membantu mengidentifkasi bidang apa yang diminati oleh pengkaji dan
membantu menunjukkan seberapa banyak informasi yang ada mengenai topik
tersebut.
4. Langkah selanjutnya, setelah memilih topik adalah mencari artikel jurnal
yang diterbitkan mengenai topik tersebut. Gunakan kata kunci untuk
menemukan judul artikel topik tersebut, biasanya terdapat abstrak yang dapat
II-5
membantu pembaca. Abstrak dapat menghemat waktu karena dapat memilah
artikel mana yang memiliki keterkaitan [8].
Selain itu, topik yang dipilih setidaknya harus seperti:
1. Menarik, idealnya penulis harus menemukan serangkaian makalah terbaru
yang terkait dengan bidang yang akan dikerjakannya.
2. Aspek penting dari bidangnya, sehingga banyak pembaca yang akan tertarik
dan memiliki bahan yang cukup unruk menulisnya.
3. Masalah yang akan dibahas terdefinisi dengan baik (Jika tidak, bisa
mencakup ribuan publikasi, sehingga tinjauan tidak dapat membantu
pembaca) [12].
2.2.2. Mencari dan Memilih Artikel yang Sesuai
Langkah selanjutnya setelah memilih topik adalah mengidentifikasi secara
terstruktur informasi yang sesuai dan terkait. Jenis artikel yang baik untuk dipilih
adalah presentasi teoritis, tinjauan artikel, dan artikel penelitian empiris. Memilih
artikel satu peneliti mungkin merupakan salah satu metode untuk memulai
tinjauan literatur.
Saat ini, pencarian literatur dilakukan paling sering menggunakan
komputer dan database elektronik. Database komputer menawarkan akses ke
sejumlah besar informasi yang dapat diambil lebih mudah dan cepat daripada
menggunakan mesin pencarian manual [8]. Adapun saran dalam memilih artikel
adalah sebagai berikut:
II-6
1. Melacak item pencarian yang digunakan sehingga pencarian anda dapat
direplikasi.
2. Simpan daftar makalah yang file-nya tidak dapat diakses langsung, sehingga
nanti dapat diambil dengan strategi alternatif.
3. Menggunakan Paper Management System , seperti: Mendeley, Papers, Qiqqa,
Sente.
4. Mendefinisikan proses awal pada beberapa kriteria untuk pengecualian
makalah yang tidak relevan.
5. Jangan hanya mencari makalah penelitian di bidang yang akan ditinjau, tetapi
juga mencari tijauan sebelumnya [12].
Jika tertedapat beberapa tinjauan literatur yang mirip dengan bidang yang
akan ditulis, lanjutkan dengan tinjauan sendiri:
1. Mendiskusikan pendekatan, batasan, dan kesimpulan dari tinjauan sebelumnya
pada tinjauan yang akan dibuat.
2. Mencoba menemukan pandangan baru yang belum tercakup secara memadai
pada tinjauan sebelumnya.
3. Menggabungkan materi baru yang diakumulasikan.
Saat mencari literatur untuk tinjauan terkait, aturan yang biasa berlaku
adalah sebagai berikut:
1. Teliti
2. Menggunakan berbagai kata kunci dan sumber basis data (mis., DBLP, Google
Cendekia, Proceeding ISI, Pencarian JSTOR, Medline, Scopus, Web of
Science)
II-7
3. Lihat siapa yang telah mengutip artikel dan bab buku yang relevan sebelumnya
[12].
Selain itu, gunakan beberapa sumber sehingga tidak ada yang bias dalam
hal yang akan ditinjau [9]. Terdapat empat jenis sumber yang dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jenis Sumber untuk Tinjauan
Sumber Definisi Sumber Utama Biasanya laporan dari peneliti asli mengenai sebuah penelitian Sumber Sekunder Deksripsi atau ringkasan oleh orang lain selain peneliti asli,
contoh: tinjauan artikel Konseptual / Teoritis Makalah yang berkaitan dengan deskripsi atau analisis teori
atau konsep yang terkait dengan topik Opini Pandangan atau pendapat tentang subjek yang bukan
penelitian, ulasan atau teoretis Sumber: Cronin et. al. (2008) p. 41
Berdasarkan Tabel 2.1. Sumber utama biasanya dalam bentuk artikel yang
diterbitkan dalam jurnal. Secara umum, jurnal dianggap lebih mutakhir daripada
buku sebagai seumber informasi. Sumber sekunder termasuk buku teks dan
tinjauan artikel, deskripsi, atau ringkasan oleh orang lain selain peneliti asli.
Sumber sekunder tidak mengandung informasi baru. Sumber sekunder sering
digunakan untuk memulai tinjauan pustaka, tetapi jangan hanya mengandalkan
sumber sekunder dan harus selalu meninjau sumber primer sebagai pemeriksaan
terhadap kemungkinan kesalahan [8].
Ada sejumlah jenis sumber yang tepat yang dapat digunakan untuk
membuat dan mendukung argumen dalam tinjauan literatur, yaitu:
1. Artikel empiris ilmiah, disertasi, dan buku.
2. Artikel ilmiah dan esai non empiris.
II-8
3. Buku teks, ensiklopedi, dan kamus.
4. Artikel jurnal perdagangan.
5. Majalah berita tertentu yang diakui secara nasional dan internasional [10].
2.2.3. Menganalisis dan Mensintesis Literatur
Setelah mengumpulkan literatur yang akan digunakan dalam tinjauan
literatur, selanjutnya adalah menganalisis masing-masing dengan memecah dan
mengidentifikasi informasi penting di dalamnya dan kemudian mensintesis
koleksi artikel dengan mengintegrasikan dan mengidentifikasi kesimulan yang
dapat diambil dari artikel sebagai sebuah kelompok
Sebagai langkah awal, melakukan pembacaan pertama dari artikel yang
telah dikumpulkan untuk mendapatkan pemahaman tentang isi artikel tersebut.
Sebagian besar artikel yang diterbitkan berisi ringkasan atau abstrak di awal
makalah yang dapat membantu pengambilan keputusan lebih lanut apakah layak
untuk dibaca atau dimasukkan. Langkah ini bermanfaat untuk klasifikasi dan
pengelompokkan awal artikel berdasarkan jenis sumber.
Terdapat beberapa tools yang dapat membantu untuk menganalisis dan
mengsintesis sumber.
Tabel 2.2. Matriks Sintesis Disusun Oleh Studi Utama
Penulis dan Tanggal Tujuan Metode Sample Penemuan Kesamaan Keunikan
Sumber 1 .... Sumber ke-n
Sources, (Sally, 2013)
II-9
Tabel 2.2. menunjukan bagaimana menggunakan matriks sintesis untuk
mengorganisir sumber pada tinjauan literatur dan mengintegrasi menjadi
interpretasi yang unik tidak hanya menyediakan fondasi dari penelitian tapi juga
mengkontribusikan kepada dialog pada bidang yang dibahas dan membangun
kredibilitas sebgaai seorang sarjana. Pada kolom pertama, diisi dengan penulis
dan tanggal publikasi dari penelitian tersebut, kemudian kolom selanjutnya untuk
mengidentifikasi tujuan atau pertanyaan penelitian yang akan diajukan penulis,
metode yang digunakan pada penelitian, karakteristik dari sampel, temuan utama
dari penelitian, bagaimana temuan mengkonfirmasi orang-orang dari studi lain
(kesamaan), dan bagaimana temuan berbeda dari studi lain atau menawarkan
informasi yang tidak ditemukan di sumber lain.
Tools lain yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mensintesis
adalah melakukan klasifikasi awal dan pengelompokkan artikel berdasarkan jenis
sumber. Cohen (1990) menyarankan bahwa perlu melakukan peninjauan konten
yang lebih sistematis dan kritis dengan metode sederhana Preview, Question,
Read, Summarize (PQRS) yang membuat lebih fokus dan konsisten serta
memfasilitasi dan mengidentifikasi materi lebih mudah terutama jika publikasi
yang sedang ditinjau dalam jumlah besar.
Pada tahap pratinjau, peninjau dapat mengakhiri dengan empat tumpukan
artikel yang dianggap relevan dengan tujuan peninjauan. Pada tahap pertanyaan,
pertanyaan diajukan untuk setiap punlikasi, di sini beberapa penulis telah
menyarankan menggunakan sistem pengindeksan atau ringkasan ataupun
keduanya untuk membantu proses lebih mudah.
II-10
Karena tidak semua artikel akan menjadi sumber utama, disesuaikan
sistem ringkasan Anda untuk mengakomodasi sumber-sumber lain, seperti ulasan
sistematis atau literatur non-penelitian. Meskipun mungkin melelahkan, setiap
artikel harus dibaca saat mencoba menjawab pertanyaan. Namun perlu dicatat
bahwa jika ada aspek penilaian yang tidak jelas, mungkin bermanfaat untuk
mengakses alat yang lebih rinci atau daftar periksa yang memfasilitasi analisis
atau kritik lebih lanjut. Tahap akhir adalah menulis ringkasan singkat dari masing-
masing artikel termasuk pemikiran utama, komentar, kelebihan dan kelemahan
publikasi. Hal tersebut harus ditulis dengan kata-kata sendiri untuk memudahkan
dalam memahami materi [13].
2.2.4. Mengorganisir Penulisan Tinjauan
Tujuan utama dalam menyusun tinjauan literatur adalah untuk
mengarahkan pembaca dalam memahami perlunya mencari kemiripan bentuk
tinjauan literatur atau makalah penelitian yang diusulkan atau yang telah
dilakukan. Kunci dari tinjauan literatur atau makalah penelitian yang baik adalah
kemampuan untuk menyajikan temuan sedemikian rupa sehingga menunjukkan
pengetahuan dengan cara yang jelas dan konsisten.
Pengantar dan kesimpulan untuk tinjauan literatur harus menunjukkan
bagaimana proyek penelitian akan bergabung dengan percakapan yang sedang
berlangsung, mengidentifikasi istilah dan konsep utama dan menunjukkan
bagaimana penelitian dapat menyelesaikan pertanyaan yang tidak terselesaikan
dalam pekerjaan orang lain serta menguraikan struktur ulasan itu sendiri dengan
II-11
melihat pratinjau dalam pendahuluan, atau meninjau dalam kesimpulan dan
kemudian dapat memberi pertanda arah arah bagian / bab berikutnya [8].
2.2.4.1. Pendahuluan
Pendahuluan harus mencakup tujuan tinjauan dan tinjauan singkat
tentang 'masalah'. Sumber-sumber literatur dan istilah-istilah pencarian utama
diuraikan. Pendahuluan tidak hanya akan menyajikan topik utama, tetapi juga
membuat pernyataan tentang status pengetahuan dalam bidang penelitian ini.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam mempersiapkan pendahuluan
adalah
1. Menentukan atau mengidentifikasi topik umum atau bidang yang menjadi
perhatian untuk menyediakan konteks untuk meninjau literatur
2. Tunjukkan tren keseluruhan, konflik dalam teori, metodologi, bukti dan
kesimpulan, atau kesenjangan dalam penelitian untuk mengidentifikasi masalah
tertentu
3. Tetapkan tujuan untuk meninjau literatur atau sudut pandang, jelaskan kriteria
yang digunakan untuk memilih dan mengevaluasi literatur, menjelaskan apa
yang dimasukkan atau dikecualikan (ruang lingkup), dan memperkirakan
organisasi atau urutan ulasan [8].
2.2.4.2. Bagian Utama
Bagian utama laporan menyajikan dan membahas temuan-temuan dari
literatur. Ada beberapa cara di mana hal ini dapat dilakukan. Terlepas dari cara di
II-12
mana kerangka utama dari tinjauan ini dibingkai, adapula poin kunci yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Penelitian kelompok penelitian dan literatur lain menurut penyebut umum
seperti pendekatan kualitatif atau kuantitatif, tujuan, teori, metodologi, atau
kesimpulan.
2. Rangkum masing-masing studi secara rinci sesuai dengan kepentingan
perbandingannya dalam literatur dan relevansinya untuk penelitian.
3. Gunakan gambar dan / atau tabel untuk menyajikan sintesis sendiri dari data
asli atau untuk menunjukkan data kunci yang diambil langsung dari artikel asli
[8].
2.2.4.3. Kesimpulan
Kesimpulan harus menyajikan ringkasan temuan dari tinjauan literatur.
Menjelaskan apa yang dianalisis dari materi dibuat dengan menyimpulkan tentang
keseluruhan kondisi literatur, apa yang disediakannya, dan di mana
kekurangannya. Tinjauan harus menyimpulkan dengan ringkasan singkat dari
temuan yang menggambarkan pengetahuan saat ini dan menawarkan alasan untuk
melakukan penelitian di masa depan. Kesimpulan merupakan bagian dari
penelitian, setiap kesenjangan dalam pengetahuan yang telah diidentifikasi harus
mengarah secara logis ke tujuan penelitian yang diusulkan. Dalam beberapa
kasus, dimungkinkan juga untuk menggunakan tema yang dikembangkan untuk
membangun kerangka kerja konseptual yang akan menginformasikan penelitian
II-13
ini. Kesimpulan juga memberikan beberapa rekomendasi atau implikasi untuk
praktik, pendidikan dan penelitian [8].
2.2.4.4. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka harus diakhiri dengan daftar bibliografi lengkap dari
semua buku, artikel jurnal, laporan dan media lainnya, yang dirujuk dalam karya
tersebut. Terlepas dari apakah ulasan tersebut merupakan bagian dari program
studi atau untuk publikasi, Hal ini merupakan bagian penting dari proses yang
semua bahan bersumber yang diakui yang menunjukkan bahwa setiap kutipan
dalam teks harus muncul dalam referensi. Kelalaian atau kesalahan dalam
referensi sangat umum. Strategi yang berguna adalah membuat file terpisah untuk
referensi dan setiap kali publikasi dikutip, yang dapat ditambahkan ke daftar [8].
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu dan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan studi literatur dan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian perkembangan.
Penelitian perkembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau
sistem relatif terhadap waktu.
3.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti pada penelitian ini adalah metode
pengendalian kualitas yang diterapkan pada industri makanan.
3.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan landasan awal atau dasar pemikiran
dalam melaksanakan penelitian. Uraian dalam kerangka konseptual menunjukkan
hubungan dan keterkaitan yang logis antar variabel-variabel dalam penelitian.
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
III-2
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
3.5. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tahap identifikasi masalah.
Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan yaitu melakukan identifikasi
terhadap permasalahan yang ada. Selanjutnya melakukan pencarian
informasi dari studi literatur mengenai sistem yang ada.
2. Tahap pengumpulan data.
Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan yaitu data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
memuat informasi mengenai metode pengendalian produksi yang dipakai di
industri makanan pada masing-masing era industri.
III-3
3. Melakukan analisis berdasarkan data sekunder yang telah dikumpulkan.
4. Menganalisis terhadap hasil pengolahan data.
5. Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk penelitian.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tinjauan pustaka
yaitu pengumpulan data dilakukan berdasarkan studi literatur yang ada.
3.7. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari studi literatur akan dikumpulkan untuk
mendapatkan gambaran pengendalian kualitas yang saat ini digunakan dan
pengendalian kualitas yang sedang dikembangkan untuk digunakan pada era
industri makanan selanjutnya.
3.8. Analisis Pemecahan Masalah
Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis untuk mengetahui
pengendalian kualitas yang akan digunakan pada era industri makanan
selanjutnya.
3.9. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan pada
pengendalian kualitas di industri makanan yang sedang digunakan dan
pengembangan pengendalian kualitas untuk era industri makanan selanjutnya.
III-4
Sedangkan saran yang diberikan akan digunakan untuk memberikan pertimbangan
kepada perusahaan dalam menerapkan pengendalian kualitas yang sesuai dengan
era industri makanan yang sedang dan akan berlangsung.
3.10. Blok Diagram Prosedur Penelitian
Langkah-langkah prosedur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi mengenai penelitian terkait
Informasi diperoleh dari studi literatur. Informasi studi literatur diperoleh dari
review terhadap penelitian terdahulu.
2. Mengidentifikasi permasalahan penelitian
Identifikasi permasalahan dilakukan dengan menentukan latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta batasan
yang terdapat dalam penelitian.
3. Mengumpulkan data yang terkait dalam penelitian
Data sekunder merupakan data yang memuat informasi mengenai penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.
4. Pengolahan data
Pengolahan dilakukan dengan menganalisis informasi yang didapat dari data
sekunder yang bertujuan untuk mengetahui pengendalian produksi pada
masing-masing era.
Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2. di bawah ini.
III-5
Gambar 3.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian
IV-1
BAB IV
PERKEMBANGAN PENGENDALIAN KUALITAS PADA
INDUSTRI MAKANAN
Pencarian studi literatur yang berkaitan dengan industri makanan dimulai
dengan tiga tahap utama. Tahap pertama adalah mengidentifikasi keyword yang
dipakai dalam pencarian studi literatur. Tahap kedua adalah memilih database
jurnal yang dipakai dalam mencari studi literatur. Tahap ketiga adalah melakukan
analisis hasil pencarian studi literatur di database jurnal berdasarkan keyword
yang dipakai.
Tahap pertama yaitu mengidentifikasi keyword yang dipakai dalam
pencarian studi literatur. Keyword yang dipakai adalah “Quality Control in Food
Industry”. Tahap kedua adalah memilih database jurnal yang dipakai dalam
mencari studi literatur. Database jurnal yang dipakai dalam mencari studi literatur
adalah ScienceDirect.
Pencarian studi literatur dengan menggunakan keyword “Quality Control
in Food Industry” dalam database ScienceDirect dengan membatasi tahun
pencarian dari tahun 2016 s.d. 2019. Hasil pencarian tersebut menghasilkan 60
jurnal yang dipilih setelah melalui review. Jurnal tersebut dipilih berdasarkan
kesesuaian dengan topik yang akan dianalisis.
Hasil dari review studi literatur yang didapat dapat dilihat dalam Gambar
4.1. berikut.
IV-2
Gambar 4.1. Quality Control pada Industri Makanan Berdasarkan Studi Literatur
IV-3
Hasil review tersebut mengindikasikan bahwa pada industri makanan
memiliki banyak metode yang digunakan untuk mengendalikan kualitas.
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 metode yang
umum digunakan dalam pengendalian kualitas di industri makanan tertuju pada
sektor manajemen manufakturing. Selain hal tersebut, pada tahun 2016
berdasarkan grafik yang diperoleh dari studi literatur dapat dilihat bahwa
penggunaan teknologi dan internet sudah mulai digunakan. Hal tersebut dapat
dilihat dengan adanya metode nanotechnology dan Internet of Things (IoT) yang
digunakan dalam mengendalikan kualitas di industri makanan.
Pengendalian kualitas di industri makanan pada tahun 2017 sendiri lebih
terfokus kepada pengembangan beberapa teknologi baru dan pengembangan Food
Safety Analysis. Pada tahun 2017 dapat dilihat bahwa tidak banyak perkembangan
metode dan teknologi terbaru yang dapat diaplikasikan pada industri makanan.
Hal yang terjadi berdasarkan grafik yang didapat dari studi literatur tersebut
adalah perusahaan cenderung lebih mempertahankan pengendalian kualitas yang
dipakai pada tahun sebelumnya.
Tahun 2018 terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam hal
pengendalian kualitas di industri makanan. Dapat dilihat pada tahun 2018
merupakan perkembangan awal dari Industry 4.0 dimana perusahaan berfokus
pada hal smart factory. Smart factory berfokus kepada pengaplikasian internet dan
big data untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan meningkatkan integrasi
antar departemen yang terdapat pada perusahaan.
IV-4
Perkembangan teknologi dalam hal pengendalian kualitas semakin
meningkat pada tahun 2019. Perusahaan di industri makanan mulai menggunakan
teknologi sebagai metode dalam pengendalian kualitas. Selain itu, dalam grafik
dapat dilihat bahwa masih terdapat perusahaan yang menggunakan distribusi
Weibull dalam mengendalikan kualitas. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
selain perusahaan berfokus pada pengembangan teknologi terbaru dan
meningkatkan metode sebelumnnya, perusahaan juga menggunakan metode lama
yang masih relevan dalam mengendalikan industri makanan.
Gambar 4.2. Word Cloud Quality Control pada Industri Makanan
4.1. Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan di
Berbagai Benua
Perkembangan pengendalian kualitas di berbagai benua dapat dilihat pada
Gambar 4.3. berikut.
IV-5
Gambar 4.3. Benua yang Melakukan Penelitian Pengendalian Kualitas pada
Industri Makanan
Hasil review jurnal yang didapat dari ScienceDirect dapat menunjukkan
banyaknya perusahaan di bidang industri makanan mana saja yang menggunakan
metode pengendalian kualitas. Grafik tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.
berikut.
IV-6
Gambar 4.4. Perusahaan di Bidang Industri Makanan Berdasarkan Studi Literatur
IV-7
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa dari 60 jurnal yang
diperoleh yang berkaitan dengan pengendalian kualitas di industri makanan,
menunjukkan bahwa benua Eropa memiliki kontribusi yang paling besar.
Selanjutnya disusul oleh benua Asia, Amerika, Afrika, dan Australia.
Hal tersebut menunjukkan bahwa benua Eropa sangat memperhatikan
pengendalian kualitas pada sektor industri makanan di benua mereka. Terlebih,
benua Eropa memiliki banyak negara maju yang sudah menerapkan berbagai
teknologi yang dapat membantu pengendalian kualitas pada sektor industri
makanan.
Benua Asia berada pada urutan kedua dalam kontribusi penelitian
pengendalian kualitas pada sektor industri makanan. Hal tersebut menunjukkan
benua Asia sudah mulai berbenah dalam memperhatikan kondisi pengendalian
kualitas pada sektor industri makanan di benua mereka. Walaupun demikian,
masih banyak negara berkembang yang belum memperhatikan kondisi keamanan
makanan, dikarenakan China merupakan salah satu negara yang paling banyak
dalam kontribusi penelitian pengendalian kualitas pada sektor industri makanan.
Hal yang sama dengan benua Asia juga terjadi pada benua Amerika yang
berada pada urutan ketiga. Negara yang paling berkontribusi dalam penelitian
pengendalian kualitas pada sektor industri makanan adalah negara Amerika
Serikat. Dapat disimpulkan bahwa negara lainnya di benua Amerika belum
memperhatikan kondisi keamanan makanan di negaranya masing-masing.
Urutan keempat adalah benua Afrika. Hal tersebut menunjukkan bahwa
benua Afrika masih minim dalam berkontribusi maupun penerapan pengendalian
IV-8
kualitas di sektor industri makanan. Walaupun benua Australia berada pada urutan
kelima, benua Australia hanya ditempati oleh sedikit negara. Australia sendiri
merupakan salah satu negara maju. Dibandingkan dengan benua Afrika yang
ditempati lebih banyak negara dibandingkan dengan benua Australia, benua
Australia sudah memiliki kontribusi dan penerapan yang baik dalam pengendalian
kualitas pada sektor industri makanan.
Gambar 4.5. Word Cloud Bidang Industri Makanan
4.2. Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan
Berdasarkan Penerapan Teknologi
Penerapan teknologi merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh
terhadap pengendalian kualitas pada sektor industri makanan. Teknologi yang
digunakan pada pengendalian kualitas di industri makanan dapat dilihat pada
Gambar 4.6. berikut.
IV-9
Gambar 4.6. Teknologi yang Digunakan untuk Pengendalian Kualitas Pada Sektor Industri Makanan
IV-10
Hasil tersebut menunjukkan bahwa benua Eropa merupakan benua yang
paling banyak menerapkan teknologi dalam pengendalian kualitas di industri
makanan. Sementara benua Asia dan Amerika menyusul benua Eropa dalam
penggunaan teknologi pada industri makanan. Benua Australia hanya menerapkan
nanotechnology dalam industri makanan. Sementara benua Afrika belum
menerapkan teknologi dalam pengendalian kualitas di industri makanan.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa benua Asia dan
Amerika sudah menerapkan langkah yang cukup baik untuk menyusul benua
Eropa dalam hal penggunaan teknologi di industri makanan. Sementara untuk
benua Australia dan Afrika harus memperbaiki teknologi di industri makanan
untuk menyusul benua Eropa, Amerika, dan Asia.
4.3. Indikator Kualitas yang Digunakan pada Industri Makanan
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan makanan berkualitas buruk.
Faktor utama yang berpengaruh atas perubahan kualitas yang signifikan adalah
sebagai berikut.
1. Penetapan suhu dan waktu yang salah.
2. Pengemasan yang buruk.
3. Program perawatan mesin yang tidak memadai.
4. Metode yang digunakan sebelum memasak, memasak, dan setelah memasak
yang salah.
5. Pencucian penyimpanan yang buruk.
6. Sanitasi yang buruk.
V-1
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1. Analisis Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan
di Berbagai Benua
Penggunaan pengendalian kualitas pada sektor industri makanan masih
terdapat gap di masing-masing benua. Benua Eropa merupakan benua yang paling
baik dalam menerapkan dan berkontribusi dalam penelitian. Tidak hanya paling baik,
persebaran penggunaan pengendalian kualitas pada sektor industri makanan sudah
merata di setiap negara Eropa. Sementara di benua Asia dan Amerika, kontribusi
terbesar hanya melalui salah satu negara. Di benua Asia terdapat China dan benua
Amerika terdapat Amerika Serikat. Kedua negara tersebut mendominasi benua
masing-masing dalam hal penerapan dan kontribusi penelitian pengendalian kualitas
di industri makanan. Terlihat bahwa persebaran yang tidak merata terjadi di benua
Asia dan Amerika. Lain halnya dengan benua Afrika, kurangnya perhatian terhadap
kesehatan makanan masih merupakan salah satu masalah yang terjadi di benua
Afrika. Dapat dilihat bahwa di benua Afrika penerapan yang masih kurang dalam
pengendalian kualitas di industri makanan. Sementara di benua Australia, penerapan
dan kontribusi pengendalian kualitas di industri makanan sudah cukup baik.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa belum adanya persebaran
yang merata dalam penerapan dan kontribusi penelitian dalam memperhatikan
V-2
pengendalian kualitas di industri makanan pada negara-negara di benua Asia,
Amerika, dan Afrika. Ketiga benua tersebut merupakan benua yang memiliki banyak
negara berkembang. Oleh karena itu, diharapkan negara maju dapat membantu
negara-negara berkembang untuk menerapkan pengendalian kualitas di industri
makanan yang baik.
5.2. Analisis Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan
Berdasarkan Penerapan Teknologi
Perkembangan penerapan teknologi pada pengendalian kualitas di sektor
industri makanan semakin meningkat. Namun, masih terdapat gap dalam penerapan
teknologi tersebut. Penggunaan nanotechnology, Internet of Things, dan Big Data
sangat tinggi. Sementara penggunaan teknologi lainnya sangat sedikit ditemukan
dalam penerapannya di industri makanan. Dengan adanya penerapan teknologi
tersebut di bidang industri makanan, diharapkan teknologi lainnya dapat digunakan
secara efektif dan efisien, sehingga penggunaannya dapat terus meningkat.
5.3. Analisis Perkembangan Pengendalian Kualitas pada Industri Makanan
Berdasarkan Indikator
Penerapan pengendalian kualitas pada industri makanan dalam mengendalikan
indikator makanan sudah sangat baik. Tetapi masih terdapat beberapa hal yang perlu
diperbaiki yaitu dengan meningkatkan jumlah metode dan teknologi yang dapat
V-3
mengendalikan indikator-indikator tertentu, sehingga persebaran metode dan
teknologi tersebut menjadi merata. Hal tersebut dikarenakan masih banyak indikator-
indikator penting yang berpengaruh terhadap kualitas dan keamanan makanan tetapi
metode dan teknologi yang digunakan masih kurang dalam penerapannya.
Diharapkan dengan semakin berkembangnya teknologi, indikator lain mendapatkan
penerapan yang lebih baik, sehingga kualitas dan keamanan makanan menjadi lebih
terjamin.
VI-1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisis yang telah dilakukan, kesimpulan yang
didapat adalah sebagai berikut.
1. Revolusi industri mengakibatkan perkembangan pada setiap sektor industri.
Salah satu sektor industri yang terpengaruh adalah industri makanan. Revolusi
juga mempengaruhi pengendalian kualitas di industri makanan. Dimulai dengan
inspeksi produk akhir sampai pada saat ini (Industry 4.0) penggunaan cloud
computing, Internet of Things (IoT), serta Artificial Intelligence (AI).
2. Persebaran penggunaan pengendalian kualitas pada industri makanan yang masih
belum merata di benua Asia, Amerika, dan Afrika. China dan Amerika hanya
salah satu negara dari benua tersebut yang sudah memperhatikan kondisi
keamanan pangan di negara mereka. Hal tersebut menyimpulkan bahwa negara-
negara lain di benua Asia, Amerika, dan Afrika masih belum melakukan
penerapan pengendalian kualitas pada industri makanan yang baik dan belum
memperhatikan kondisi keamanan pangan. Selain itu, persebaran penggunaan
metode dan teknologi dalam pengendalian indikator kualitas makanan masih
belum merata. Masih terdapat celah dalam kualitas dan keamanan makanan.
VI-2
3. Pengendalian kualitas yang digunakan pada era Society 5.0 berdasarkan review
studi literatur akan bertumpu pada nanotechnology, Internet of Things, HACCP,
ISO 22000, Modelling, Food Safety Analysis, dan Big Data.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya perusahaan di bidang industri makanan meninjau kembali penggunaan
teknologi yang diterapkan dalam proses produksi dan quality assurance untuk
mencegah produk makanan yang tidak layak sampai ke tangan konsumen.
2. Sebaiknya perusahaan di bidang industri makanan menerapkan dan mengawasi
dengan ketat pengendalian kualitas pada sektor industri makanan baik pada
proses pengolahan ataupun distribusi makanan sesuai dengan standar global yang
telah ditetapkan.
3. Sebaiknya penelitian selanjutnya membahas bagaimana penerapan regulasi dan
sistem pengendalian pada perusahaan sektor industri makanan di Indonesia dan
perbandingan regulasi dan sistem pengendalian pada perusahaan sektor industri
makanan di negara maju.
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. Djekic & I. Tomasevic, Food Control and Biosecurity, Serbia: Elsevier
Inc., 2018.
[2] S. A. H. Lim, J. Antony & S. Albliwi, “Statistical Process Control (SPC) in
the Food Industry- A Systematic Review and Future Research
Agenda”, Food Science & Technology, 2014.
[3] A. Soyeux, E. Parent & L. Duckstein, “A Biattribute Quality Analysis of the
Food Industry”, Applied Mathematics and Computation, vol. 58,
1993.
[4] Y. Yang, L. Wei & J. Pei, “Application of Bayesian Modelling to Assess
Food Quality & Safety Status and Identify Risky Food in China
Market”, Food Control, 2018.
[5] S. A. H. Lim, J. Antony, J. A. Garza-Reyes & N. Arshed, “Towards a
Conceptual Roadmap for Statistical Process Control
Implementation in the Food Industry”, Food Science &
Technology, 2015.
[6] M. L. Escudero-Gilete, M. L. Gonzalez-Miret, F. J. Heredia, “Application of
Multivariate Statistical Analysis to Quality Control Systems.
Relevance of the Stages in Poultry Meat Production”, Food
Control, 2013.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[7] J. Trienekens & P. Zuurbier, “Quality and Safety Standards in the Food
Industry, Development and Challenges”, International Journal of
Production Economics, 2008.
[8] A. Ramdhani, M. A. Ramdhani, & A. S. Amin, “Writing a Literature
Review Research Paper: A step-by-step approach”, International
Journal of Basics and Applied Sciences, 2014.
[9] J. Jesson & F. Lacey, “How to do (or not to do) a critical literature review”,
Pharmacy Education, 2006.
[10] A. S. Denney & R. Tweksbury, “How to Write a Literature Review”,
Journal of Criminal Justice Education, 2012.
[11] S. R. Shah, F. Ahmed, & R. Khan, “Writing a Critical Review of Literature:
A Practical Guide for English Graduate Students”, Global
Language Review, 2018.
[12] M. Pautasso, “Ten Simple Rules for Writing a Literature Review”,
Computational Biology, 2013.
[13] P. Cronin, F. Ryan, & M. Coughlan, “Undertaking a literature review: a
step-by-step approach”, British Journal of Nursing, 2008.
[14] B. S. Dhillon, Applied Reliability and Quality, London: Springer-Verlag,
2007.
[15] J. D. Selman, “Process Monitoring and Control On-Line in the Food
Industry”, Food Control, 1990.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[16] K. Kamala & V. P. Kumar, Microbial Contamination and Food
Degradation, USA: Elsevier, 2018.
[17] N. Ihegwuagu & M. O. Emeje, “Food Quality Control: History, Present and
Future”, Scientific, Health and Social Aspects of the Food Industry,
2012.
[18] S. G. C. Alamprese, “Advances in NIR Spectroscopy Applied to Process
Analytical Technology in Food Industries”, Current Opinion in
Food Science, 2017.
[19] H. Lu, H. Zhang, K. Chingin, J. Xiong, X. Fang, H. Chen, “Ambient Mass
Spectrometry for Food Science and Industry”, Trends in Analytical
Chemistry, 2018.
[20] F. Bianchi, M. Giannetto, M. Careri, “Analytical Systems and Metrological
Traceability of Measurement Data in Food Control Assessment”,
Trends in Analytical Chemistry, 2018.
[21] Y. Yang, L. Wei, & J. Pei, “Application of Bayesian Modelling to Assess
Food Quality & Safety Status and Identify Risky Food in China
Market”, Food Control, 2019.
[22] S. Pearson, D. May, G. Leontidis, M. Swainson, S. Brewer, L. Bidaut, J. G.
Frey, G. Parr, R. Maull, & A. Zisman, “Are Distributed Ledger
Technologies the Panacea for Food Traceability?”, Global Food
Security, 2019.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[23] K. Behnke & M. F. W. H. A. Janssen, “Boundary Conditions for
Traceability in Food Supply Chains Using Blockchain
Technology”, International Journal of Information Management,
2019.
[24] S. Rahmat, C. B. Cheong, M. S. R. Bin Abd Hamid, “Challenges of
Developing Countries in Complying Quality and Enhancing
Standards in Food Industries”, Procedia Social and Behavioral
Sciences, 2016.
[25] C. Hertwig, N. Meneses, & A. Mathys, “Cold Atmospheric Pressure Plasma
and Low Energy Electron Beam as Alternative Nonthermal
Decontamination Technologies for Dry Food Surfaces: A Review”,
Trends in Food Science & Technology, 2018.
[26] I. Djekic, A. Mujcinovic, A. Nikolic, A. R. Jambrak, P. Papademas, A. H.
Feyissa, K. Kansou, R. Thomopoulos, H. Breisen, N. G.
Kavallieratos, C. G. Athanassiou, C. L. M. Silva, A. Sirbu, A. M.
Moisescu, I. Tomasevic, U. V. Brodnjak, M. Charalambides, & A.
Tonda, “Cross-European Initial Survey on the Use of Mathematical
Models in Food Industry, Journal of Food Engineering, 2019.
[27] C. M. G. Charoux, C. P. O’Donnell, B. & K. Tiwari, “Effect of Airborne
Ultrasonic Technology on Microbial Inactivation and Quality of
Dried Food Ingredients”, Ultrasonics Sonochemistry, 2019.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[28] E. R. Bandala & M. Berli, “Engineered Nanomaterials (ENMs) and Their
Role at the Nexus of Food, Energy, and Water”, Materials Science
for Energy Technologies, 2019.
[29] B. O. Tutut & P. O. Anfu, “Evaluation of the Food Safety and Quality
Management Systems of the Cottage Food Manufacturing Industry
in Ghana”, Food Control, 2019.
[30] J. Tervonen, “Experiment of the Quality Control of Vegetable Storage
Based on the Internet-of-Things”, Procedia Computer Science,
2018.
[31] J. M. Soon, S. C. Krzyzaniak, Z. Shuttlewood, M. Smith, & L. Jack, “Food
Fraud Vulnerability Assessment Tools Used in Food Industry”,
Food Control, 2019.
[32] M. Demartini, C. Pinna, F. Tonelli, S. Terzi, C. Sansone, & C. Testa, “Food
Industry Digitalization: from Challenges and Trends to
Opportunities and Solutions, IFAC PapersOnLine, 2018.
[33] R. Gillibert, J. Q. Huang, Y. Zhang, W. L. Fu, & M. L. de la Chapelle,
“Food Quality Control by Surface Enhanced Raman Scattering,
Trends in Analytical Chemistry, 2018.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[34] A. Bosch, E. Gkogka, F. S. Le Guyader, F. Loisy-Hamon, A. Lee, L. van
Lieshout, B. Marthi, M. Mymel, A. Sansom, A. C. Schultz, A.
Winkler, S. Zuber, & T. Phister, “Foodborne Viruses: Detection,
Risk Assessment, and Control Options in Food Processing”,
International Journal of Food Microbiology, 2018.
[35] M. Handayani & H. Permawati, “Gamma Irradiation Technology to
Preservation of Foodstuffs as an Effort to Maintain Quality and
Acquaint the Significant Role of Nuclear on Food Production to
Indonesia Society: A Review”, Energy Procedia, 2017.
[36] D. Wahidin & K. Purnhagen, “Improving the Level of Food Safety and
Market Access in Developing Countries”, Heliyon, 2018.
[37] C. W. Shih & C. H. Wang, “Integrating Wireless Sensor Networks with
Statistical Quality Control to Develop a Cold Chain System in
Food Industries”, Computer Standards & Interfaces, 2016.
[38] R. Accorsi, M. Bortolini, G. Baruffaldi, F. Pilati, & E. Ferrari “Internet-of-
Things Paradigm in Food Supply Chains Control and
Management”, Procedia Manufacturing, 2017.
[39] L. B. M. Costa, M. G. Filho, L. D. Fredendall, F. J. G. Paredes, “Lean, Six
Sigma and Lean Six Sigma in the Food Industry: A Systematic
Literature Review”, Trends in Food Science & Technology, 2018.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[40] A. L. Sabur, S. Bakalis, P. J. Fryer, & E. L. Quiroga, “Mapping Energy
Consumption in Food Manufacturing”, Trends in Food Science &
Technology, 2019.
[41] S. Kiambi, P. Alarcon, J. Rushton, M. K. Murungi, P. Muinde, J. Akoko, G.
Aboge, S. Gikonyo, K. Momanyi, E. K. Kang’ethe, & E. M. Fevre,
“Mapping Nairobi’s Dairy Food System: an Essential Analysis for
Policy, Industry and Research”, Agricultural Systems, 2018.
[42] Z. Zhu, Q. Zhou, & D. W. Sun, “Measuring and Controlling Ice
Crystallization in Frozen Foods: a Review of Recent Development,
Trends in Food Science & Technology, 2019.
[43] A. Corsini, F. Bonacina, S. Feudo, F. Lucchetta, & A. Marchegiani,
“Multivariate KPI for Energy Management of Cooling Systems in
Food Industry”, Energy Procedia, 2016.
[44] S. Khorasani, M. Danaei, & M. R. Mozafari, “Nanoliposome Technology
for the Food and Nutraceutical Industries”, Trends in Food Science
& Technology, 2018.
[45] X. He & H. M. Hwang, “Nanotechnology in Food Science: Functionality,
Applicability, and Safety Assessment”, Journal of Food and Drug
Analysis, 2016.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[46] T. King, M. J. Osmon-MecLeod, & L. L. Duffy, Nanotechnology in the
Food Sector and Potential Applications for the Poultry Industry,
Trends in Food Science & Technology, 2018.
[47] F. Martelli, C. Giacomozzi, R. Dragone, C. Boselli, S. Amatiste, G. Brajon,
G. Grasso, A. Mantovani, C. Frazzoli, “Official Control and Self-
Monitoring: Data Agreement Report in the Integrated Food Safety
System of an Italian Dairy Chain, International Dairy Journal,
2019.
[48] S. O. Kerherve, R. M. Guillermic. A. Strybulevych, D. W. Hatcher, M. G.
Scanlon, J. H. Page, “Online Non-Contact Quality Control of
Noodle Dough Using Ultrasound”, Food Control, 2019.
[49] A. Almena, K. R. Goode, S. Bakalis, P. J. Fryer, & E. Lopez-Quiroga,
“Optimising Food Dehydration Processes: Energy-Efficient Drum-
Dryer Operation”, Energy Procedia, 2019.
[50] A. Tufano, R. Accorsi, F. Garbellini, & R. Manzini, “Plant Design and
Control in Food Service Industry. A Multi-Disciplinary Decision-
Support System”, Computers in Industry, 2018.
[51] V. K. Bajpai, M. Kamle, S. Shukla, D. K. Mahato, P. Chandra, S. K.
Hwang, P. Kumar, Y. S. Huh, & Y. K. Han, “Prospects of Using
Nanotechnology for Food Preservation, Safety, and Security”,
Journal of Food and Drug Analysis, 2018.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[52] B. Pedersen, A. A. Gorzkowska-Sobas, M. Gerevini, R. Prugger, J.
Belenguer, M. Maletti, M. Ljones, B. H. Gilljam, J. Tonsager, A.
M. Opstad, & R. K. Davidson, “Protectin Our Food: Can Standard
Food Safety Analysis Detect Adulteration of Food Products with
Selected Chemical Agents?”, Trends in Analytical Chemistry,
2016.
[53] J. Hu, J. Zhang, M. Mei, W. M. Yang, Q. Shen, “Quality Control of a Four-
Echelon Agri-Food Supply Chain with Multiple Strategies”,
Information Processing in Agriculture, 2019.
[54] T. Yaseen, D. W. Sun, J. H. Cheng, “Raman Imaging for Food Quality and
Safety Evaluation: Fundamentals and Applications”, Trends in
Food Science & Technology, 2017.
[55] R. Mandal, A. Singh, & A. P. Singh, “Recent Development in Cold Plasma
Decontamination Technology in the Food Industry”, Trends in
Food Science & Technology, 2018.
[56] Y. Ye, H. Guo, & X. Sun, “Recent Progress on Cell-Based Biosensors for
Analysis of Food Safety and Quality Control”, Biosensors and
Bioelectronic, 2018.
[57] I. Ortea, G. O’Connor, & A. Maquet, “Review on Proteomics for Food
Authentication”, Journal of Proteomics, 2016.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[58] K. S. Martin, A. G. Colantonio, K. Picho, & K. E. Boyle, “Self-Efficacy is
Associated with Increased Food Security in Novel Food Pantry
Program, SSM-Population Health, 2016.
[59] M. Hidrobo, J. Hoddinott, N. Kumar, & M. Olivier, “Social Protection,
Food Security, and Asset Formation”, World Development, 2018.
[60] A. Luque, M. E. Peralta, A. de las Heras, & A. Cordoba, “State of the
Industry 4.0 in the Andalusian Food Sector”, Procedia
Manufacturing, 2017.
[61] S. A. HalimLim & J. Antony, “Statistical Process Control Readiness in the
Food Industry: Development of a Self-Assessment Tool”, Trends in
Food Science & Technology, 2016.
[62] C. V. Bezerra, A. M. C. Rodrigues, P. D. de Oliveira, D. A. da Silva, & L.
H. M. da Silva, “Technological Properties of Amazonian Oils and
Fats and their Applications in the Food Industry”, Food Chemistry,
2017.
[63] E. Chaix, L. Deleger, R. Bossy, & C. Nedellec, “Text Mining Tools for
Extracting Information About Microbial Biodiversity in Food”,
Food Microbiology, 2019.
[64] X. He, H. Deng, & H. Hwang, “The Current Application of Nanotechnology
in Food and Agriculture”, Journal of Food and Drug Analysis,
2019.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[65] E. Haynes, E. Jimenez, M. A. Pardo, & S. J. Helyar, “The Future of NGS
(Next Generation Sequencing) Analysis in Testing Food
Authenticity”, Food Control, 2019.
[66] G. Liu, “The Impact of Supply Chain Relationship on Food Quality”,
Procedia Computer Science, 2018.
[67] A. F. Hamad, J. H. Han, B. C. Kim, & I. A. Rather, “The Intertwine of
Nanotechnology with the Food Industry”, Saudi Journal of
Biological Sciences, 2018.
[68] B. Jagadeesan, P. Gerner-Smidt, M. W. Allard, S. Leuillet, A. Winkler, Y.
Xiao, S. Chaffron, J. van der Vossen, S. Tang, M. Katase, P.
McClure, B. Kimura, L. C. Chai, J. Chapman, & K. Grant, “The
Use of Next Generation Sequencing for Improving Food Safety:
Translation into Practice”, Food Microbiology, 2019.
[69] M. M. Voorhuijzen-Harink, R. Hagelaar, J. P. van Dijk, T. W. Prins, E. J.
Kok, & M. Staats, “Toward On-Site Food Authentication Using
Nanopore Sequencing”, Food Chemistry: X, 2019.
[70] A. Haleem, S. Khan, & M. I. Khan, “Traceability Implementation in Food
Supply Chain: A Grey-DEMATEL Approach”, Information
Processing in Agriculture, 2019.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[71] Z. Zhang, S. B. Godefroy, H. Lyu, B. Sun, & Y. Fan, “Transformation of
China’s Food Safety Standard Setting System – Review of 50
Years of Change, Opportunities and Challenges Ahead”, Food
Control, 2018.
[72] A. D. Alarcon-Rojo, L. M. Carrillo-Lopez, R. Reyes-Villagrana, M. Huerta-
Jimenez, & I. A. Garcia-Galicia, “Ultrasound and Meat Quality: A
Review”, Ultrasonics – Sonochemistry, 2019.
[73] A. Horvat, G. Granato, V. Fogliano, & P. A. Luning, “Understanding
Consumer Data Use in New Product Development and the Product
Life Cycle in European Food Firms – An Empirical Study”, Food
Quality and Preference, 2019.
[74] A. A. Hecht, E. Biehl, D. J. Barnett, & R. A. Neff, “Urban Food Supply
Chain Resilience for Crises Threatening Food Security: A
Qualitative Study”, Journal of the Academy of Nutrition and
Dietetics, 2019.
[75] R. Leidy & Q. C. M. Ximena, “Use of Electrospinning Technique to
Produce Nanofibres for Food Industries: A Perspective from
Regulations to Characterisations”, Trends in Food Science &
Technology, 2019.
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
[76] C. Gerhards, M. Schramm, & A. Schmid, “Use of the Weibull Distribution
Function for Describing Cleaning Kinetics of High Pressure Water
Jets in Food Industry”, Journal of Food Engineering, 2019.
[77] B. Hasler, G. Msalya, K. Roesel, K. Fornace, M. Eltholth, A. Sikira, L.
Kurwijila, J. Rushton, & D. Grace, “Using Participatory Rural
Appraisal to Investigate Food Production, Nutrition and Safety in
the Tanzanian Dairy Value Chain”, Global Food Security, 2019.