peritonitis 110

9
36. Peritonitis Masalah Kesehatan Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang menutupi rongga abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya). Peritonitis dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi appendisitis, perforasi tukak lambung, perforasi tifus abdominalis. Ileus obstruktif dan perdarahan oleh karena perforasi organ berongga karena trauma abdomen. Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan : Pasien datang dengan keluhan nyeri hebat pada abdomen. Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik dan terjadi takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok. Nyeri dapat dirasakan terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya di satu tempat ataupun tersebar di seluruh abdomen dan makin hebat nyerinya dirasakan saat penderita bergerak. Nyeri pada setiap gerakan yang menyebabkan pergeseran peritonium dengan peritonium. Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau mengejan. Mual dan muntah timbul akibat adanya kelainan patologis organ visera atau akibat iritasi peritoneum. Adanya cairan dalam abdomen, yang dapat mendorong diafragma mengakibatkan kesulitan bernafas. Faktor Resiko : (-)

Upload: harrison-bungasalu

Post on 13-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

peritonitis

TRANSCRIPT

Page 1: Peritonitis 110

36. Peritonitis

Masalah Kesehatan

Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang menutupi rongga

abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya). Peritonitis dapat disebabkan oleh

kelainan di dalam abdomen berupa inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi

appendisitis, perforasi tukak lambung, perforasi tifus abdominalis. Ileus obstruktif dan

perdarahan oleh karena perforasi organ berongga karena trauma abdomen.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan :

Pasien datang dengan keluhan nyeri hebat pada abdomen.

Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik dan terjadi

takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok.

Nyeri dapat dirasakan terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya di satu tempat

ataupun tersebar di seluruh abdomen dan makin hebat nyerinya dirasakan saat penderita

bergerak. Nyeri pada setiap gerakan yang menyebabkan pergeseran peritonium dengan

peritonium. Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak seperti jalan, bernafas,

batuk, atau mengejan. Mual dan muntah timbul akibat adanya kelainan patologis organ

visera atau akibat iritasi peritoneum. Adanya cairan dalam abdomen, yang dapat

mendorong diafragma mengakibatkan kesulitan bernafas.

Faktor Resiko : (-)

Faktor Predisposisi : (-)

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik :

Pasien tampak letargik dan kesakitan

Dapat ditemukan adanya demam

Distensi abdomen disertai nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen

Adanya defans muskular

Hipertimpani pada perkusi abdomen

Pekak hati dapat menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma

Bising usus menurun atau menghilang

Page 2: Peritonitis 110

Rigiditas abdomen atau sering disebut ‟perut papan‟, terjadi akibat kontraksi otot

dinding abdomen secara volunter sebagai respon/antisipasi terhadap penekanan pada

dinding abdomen ataupun involunter sebagai respon terhadap iritasi peritoneum.

Pada rectal touche akan terasa nyeri di semua arah, dengan tonus muskulus sfingter ani

menurun dan ampula recti berisi udara.

Pemeriksaan Penunjang:

- Darah lengkap

- Foto polos abdomen 3 posisi, ditemukan adanya kekaburan pada cavum abdomen,

preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau

intra peritoneal.

Penegakan Diagnostik (Assesment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang.

Klasifikasi :

1. Peritonitis Bakterial Primer

Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial secara hematogen pada cavum

peritoneum dan tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen. Terbagi dalam:

a. Spesifik yaitu peritonitis tuberkulosa

b. Non-spesifik, misalnya pneumonia

2. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)

Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi traktus gastrointestinal atau

traktus urinarius.Peritonitis ini bisa disebabkan oleh beberapa penyebab utama,

diantaranya adalah:

- invasi bakteri oleh adanya kebocoran traktus gastrointestinal atau traktus genitourinarius

ke dalam rongga abdomen, misalnya pada : perforasi appendiks, perforasi gaster,

perforasi kolon oleh divertikulitis, tifus abdominalis, volvulus, kanker, strangulasi usus,

dan luka tusuk.

Page 3: Peritonitis 110

- Iritasi peritoneum akibat bocornya enzim pankreas ke peritoneum saat terjadi

pankreatitis, atau keluarnya asam empedu akibat trauma pada traktus biliaris.

- Benda asing, misalnya peritoneal dialisis catheters

Diagnosis Banding : (-)

Komplikasi :

1. Septikemia

2. Syok

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan :

- Memperbaiki keadaan umum pasien

- memuasakan pasien

- Dekompresi saluran cerna dengan pipa nasogastrik atau intestinal

- Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena

- Pemberian antibiotik yang sesuai

- Tindakan-tindakan menghilangkan nyeri

- Tindakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki penyebab.

Rencana Follow up :

Pemeriksaan penunjang lanjutan : pemeriksaan lainnya untuk persiapan operasi.

Kriteria Rujukan :

Peritonis dilakukan rujukan ke dokter spesialis bedah.

Sarana-Prasarana

1. Infus set

2. Cairan infus

3. Obat analgetik

4. Obat antibiotic

Prognosis

Page 4: Peritonitis 110

Vitam : Bonam (Prognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik, sedangkan pada

peritonitis umum prognosisnya mematikan akibat organisme virulen.)

Fungsionam : Bonam

Sanationam : Bonam

Referensi

1. Wim de jong, Sjamsuhidayat.R. Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2011.

2. Schwartz, Shires, Spencer. Peritonitis dan Abses Intraabdomen dalam Intisari Prinsip

– Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2000.

3. Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I. Abdomen Akut, dalam Radiologi Diagnostik.

Jakarta: Gaya Baru. 1999.

4. Schrock. T. R. Peritonitis dan Massa abdominal dalam IlmuBedah, Ed.7, alih bahasa

dr. Petrus Lukmanto. Jakarta: EGC. 2000

Page 5: Peritonitis 110

Tindakan Promotif Preventif

Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka

dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat

sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan.

(Depkes RI)

Leavell dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the Doctor in his

Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat

dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Dari 5 level ini, Health

Promotion dan Specific Protection dilakukan sebelum seseorang terpapar penyakit.

Untuk meningkatkan kesahatan masyarakat, beberapa hal yang dapat dilakukan

melalui promosi kesehatan adalah:

- Penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan

- Penyuluhan mengenai standar nutrisi yang baik untuk masing-masing anggota

keluarga

- Mengembangkan ide hunian yang baik, tempat rekreasi/bermain dan bekerja

yang juga menunjang terjaganya kesehatan

- Konsultasi pra-nikah dan pendidikan sex bagi remaja

- Penyuluhan mengenai penyakit-penyakit genetik yang bisa diturunkan dan

pencegahannya

Semua upaya promosi kesehatan ini ditujukan agar masyarakat dapat sadar mengenai

pentingnya hidup sehat dan melakukannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Specific protection sendiri dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit

tertentu di dalam masyarakat, contohnya penyuluhan mengenai 3M (Menutup, Menguras,

Menimbun) untuk mencegah DBD, imunisasi, pemakaian helm untuk mencegah trauma

kepala akibat kecelakaan, dan sebagainya.

Untuk peritonitis sendiri, specific protection yang bisa diajarkan kepada

masyarakat adalah:

1. Mengurangi minum alkohol dan obat yang dapat menyebabkan sirosis.

Page 6: Peritonitis 110

Alkoholisme: konsumsi alkohol yang berlebihan adalah salah satu faktor yang

dapat menyebabkan sirosis. Karena alkohol memiliki efek yang toksik terhadap

organ liver dan dapat merusak sel-sel pada liver.

Racun/obat-obatan: pemakaian jangka lama obat-obatan atau eksposur pada

racun dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan akhirnya sirosis.

- Contoh-contoh dari obat-obat yang dapat menyebabkan hepatitis akut

termasukacetaminophen (Tylenol), phenytoin (Dilantin), aspirin, isoniazid

(Nydrazid, Laniazid), diclofenac (Voltaren), dan amoxicillin/clavulanic acid

(Augmentin).

- Contoh-contoh dari obat-obat yang dapat menyebabkan hepatitis kronis

termasukminocycline (Minocin), nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin),

phenytoin (Dilantin), propylthiouracil, fenofibrate (Tricor), dan

methamphetamine ("ecstasy").

2. Menghindari appendicitis dan diverticulitis (memakan makanan banyak serat dan

makan-makanan yang bersih)

3. Menghindari salpingitis dengan cara berhubungan badan yang sehat.

4. Menghindari peritonitis dan abses yang disebabkan pascaoperasi dengan memakai

alat-alat operasi yang bersih dan septis, tidak meninggalkan “sisa” pada operasi,

dll.