perilaku kelekatan aman balita pada pengasuh di tpa ... · penulis memohon maaf apabila saat...
TRANSCRIPT
Perilaku Kelekatan Aman Balita Pada Pengasuh di TPA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Riana Christin Noviani
119114063
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan
apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan
damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuh harapan”
Yeremia 29:11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus, sumber kekuatan dan penghiburan yang abadi
Papa, Mama, Devy, Rini atas doa, dukungan dan kasih sayang
serta sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan selalu memberikan keceriaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERILAKU KELEKATAN AMAN BALITA PADA PENGASUH DI TPA
Riana Christin Noviani
ABSTRAK
Perkembangan anak tidak lepas dari peran kedua orang tua. Pada
kenyataanya tidak hanya ayah saja yang bekerja untuk mencari nafkah, peran ibu
juga dapat bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini
menjadikan orang tua terutama ibu melepas pengasuhan anak pada pengasuh atau
figur orang tua pengganti. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pola
kelekatan yang terbentuk pada anak dan pengasuhnya saat anak dititipkan di TPA.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perilaku kelekatan
yang terbentuk antara balita dan pengasuhnya saat dititipkan di TPA”. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan analisis data interval
recording. Subjek penelitian ini sebanyak 4 anak balita dengan usia 2 sampai 4
tahun. Metode pengambilan data dengan menggunakan observasi whole-interval
time sampling dan wawancara semi terstruktur kepada pengasuh di TPA. Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang lebih menekankan
pada pada penilaian subjektif individual para expert. Reliabilitas yang digunakan
adalah agreement on the occurrence of the behavior (kesepakatan pada perilaku
yang muncul) dengan hasil 62.5 %. Hasil penelitian ini adalah pola kelekatan
secure attachment terbentuk antara anak dan pengasuh saat dititipkan di TPA.
Kata kunci: perilaku kelekatan, balita, TPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Children Secure Attachment Behavior to Caregivers at Daycare
Riana Christin Noviani
ABSTRACT
Children’s development could not be separated from their parent’s role. In our
reality, a father in a family was not the only one who works but also the mother.
This makes parents, especially mothers, trust the caregivers at a daycare to take
care of their children. The aim of this study was to see the children’s attachment
patterns to their caregivers at a daycare. The problem formulation of this study
was “How was the attachment behavior made between children and caregivers
at daycare?”. This study used descriptive quantitative method with interval
recording data analysis. The subjects of the study were four infants with the range
of age between two upto four years old. The data were taken through an whole-
interval time sampling observation and structured interview to the caregivers at
the daycare. To validate the data, the researcher used content validity which
emphasized at individual subjective value of the experts. The reability used was
the agreement on the occurence of the behavior and the result was 62.5%. the
result showed that there was children attachment behavior to their caregivers at
the daycare.
Keywords: attachment behavior, infants, daycare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
peryertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai yang
berjudul “Pola Kelekatan Anak Pada Pengasuh di TPA” dengan sebaik-baiknya.
Penulis memohon maaf apabila saat mengerjakan skripsi masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan yang tidak semestinya dilakukan. Oleh karena itu,
penulis mengharpkan saran dan kritik untuk membangun ke arah yang lebih baik.
Penulis menyadari banyak orang yang telah mengisi kehidupan penulis
selama menimba ilmu di Psikologi. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang yang sudah membantu dan mendukung penulis sehingga
tugas akhir dapat terselesaikan dengan baik. Dengan setulus hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma beserta seluruh staff dosen
dan karyawan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu
selama masa studi.
2. Bapak Paulus Edy Suhrtanto M. Si. selaku Kepala Program Studi
Fakultas Pikologi Universitas Sanata Dhama selama masa studi.
3. Ibu Dra. L.Pratidamarnastiti, MS selaku dosen pembimbing
skripsi. Terimakasih atas bimbingan, arahan, kasih, dan kesabaran
selama proses penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho, M. Psi selaku dosen
pembimbing akademik. Terimakasih atas arahan dan bimbingannya
selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
5. Keempat subjek yang telah bersedia diobservasi oleh penulis dalam
upaya menyelesaikan tugas akhir.
6. Ibu Murni selaku Kepala TPA Insan Mulia Yogyakarta, dan
sejajaran staff yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk
membantu penulis menyelesaikan tugas akhir.
7. Kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak Sukadi dan Ibu
Dessy Supridah atas doa, kasih sayang, kesabaran, ketulusan, dan
pengorbanan yang diberikan kepada penulis selama menempuh
studi di Univeritas Sanata Dharma. Kedua kakak yang sangat
penulis cintai, Devy Sipti M. dan Rini Nurhayati yang selalu
memberikan semangat, doa, serta canda tawa selama ini.
8. Segenap sahabat penulis di Cirebon Devina, Regina, Gina, Hizkia
serta sahabat penulis di Yogyakarta Meglyn, Ilis, Gloria, Thomas,
Tirsa, Jean, Dewi, Ika, Woro, Sandy, Dever, Erik, Ikrar atas canda
dan tawa, suka duka, semangat, dan keribetan selama ini. Tanpa
kalian hidup ini tidak berwarna.
9. Seluruh teman-teman Psikologi Sanata Dharma angkatan 2011 dan
2010 yang sudah memberikan dukungan dan berdinamika
bersama..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..….…… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..……..iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..……...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….……..v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………....vi
ABSTRAK……………………...………………………………………………..vii
ABSTRACT………………………………………………………………..…....viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH…………………..…..…..ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…....x
DAFTAR ISI………………………………………………………………..…...xiii
DAFTAR SKEMA…………………………………………………………...….xvi
DAFTAR TABEL…………………………………………………...………….xvii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1
A. Latar Belakang…………………………………………………..…….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………....10
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….10
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...11
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Balita………………………………………………………………....12
1. Pengertian tentang Balita…………………………………..….....12
2. Tahap Perkembangan Kognitif Anak…………………………….13
3. Tahap Perkembangan Bahasa Anak……………………………...14
4. Tahap Perkembangan Emosi Anak…………………………...….15
5. Perkembangan Psikososial Anak………………………………...17
B. Perilaku Kelekatan Balita…………………………………….……....18
1. Definisi Kelekatan………………………………………………..18
2. Figur Lekat………………………….……………………………20
3. Tahap-tahap Pembentukan Kelekatan……………………………20
4. Perilaku Kelekatan………………….…………..………………..21
C. Pengasuh di TPA……………………………………………………..22
1. Definisi Pengasuh TPA…………………………………………..22
2. Fungsi TPA………………………………………………………24
3. Pelayanan di TPA………………………………………………...24
D. Pola Kelekatan Anak Pada Pengasuh di TPA………………………..25
E. Hipotesis Penelitian…………………………………………………..30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………...31
A. Jenis Penelitian……………………………………………………..31
B. Variabel Penelitian…………………………………………………32
C. Definisi Oprasional………………………………………………...32
D. Subjek Penelitian…………………………………………………...33
E. Metode Pengambilan Data…………………………………………34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Metode Wawancara…………………………………………….34
2. Metode Observasi………………………………………………36
F. Analisis Data……………………………………………………….39
G. Validitas……………………………………………………………39
H. Reliabilitas………………………………………………………….40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...42
A. Persiapan Penelitian………………………………………………..42
1. Proses Penelitan……………………………………………...42
2. Proses Pengambilan Data…………………………………….47
3. Data Demografi Subjek Penelitian dan Pengasuh TPA……...49
B. Hasil Penelitian…………………………………………………….51
C. Pembahasan………………………………………………………...53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….55
A. Kesimpulan………………………………………………………......57
B. Saran………………………………………………………………….58
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………59
LAMPIRAN…………………………………………………………………...…63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Berpikir……………………………………………………29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Bahasa Anak…………………………………...14
Tabel 3.1 Panduan Wawancara Pengasuh di TPA……………………………….35
Tabel 3.2 Panduan Wawancara Kriteria Pengasuh TPA…………………………36
Tabel 3.3 Form Observasi Time Sampling……………………………………....38
Tabel 4.1 Tabel Reliabitilas Agreement On The Occurance Of The Behaviour...44
Tabel 4.2 Form Observasi Time Sampling……………………………………....46
Tabel 4.3 Tabel Identitas dan Latar Belakang Subjek…………………………...49
Tabel 4.4 Tabel Indentitas dan Latar Belakang Pengasuh…………………….....50
Tabel 4.5 Hasil Analisis Data…………………………………………………….51
Tabel 4.6 Tabel Deskripsi Data Sujek…………………………………………...52
Tabel 4.7 Tabel Kategorisasi Subjek…………………………………………….52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Form Observasi Subjek I (Observer 1)…………………………..64
Lampiran 2 Form Observasi Subjek I (Observer 2)…………………………..65
Lampiran 3 Form Observasi Subjek II (Observer 1)………………………….66
Lampiran 4 Form Observasi Subjek II (Observer 2)………………………….67
Lampiran 5 Form Observasi Subjek III (Observer 1)………………………....68
Lampiran 6 Form Observasi Subjek III (Observer 2)………………………....69
Lampiran 7 Form Observasi Subjek IV (Observer 1)………………………...70
Lampiran 8 Form Observasi Subjek IV (Observer 2)………………………...71
Lampiran 9 Form Observasi Try Out (Observer 1)…………………………..72
Lampiran 10 Form Observasi Try Out (Observer 2)…………………………..73
Lampiran 11 Hasil Deskripsi Data Subjek……………………………………..74
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian TPA Insan Mulia…………………………..75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak tidak lepas dari peran penting orang tua. Hal ini
menjadikan orang tua bertanggung jawab secara penuh terutama dalam
mengasuh dan mendidik anak. Hal ini didukung oleh Yani (2011) yang
menjelaskan bahwa perkembangan anak harus menjadi perhatian khusus bagi
orang tua, sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan
anak pada masa mendatang.
Menurut Sears (2008) menyatakan bahwa menghabiskan waktu bersama
anak merupakan prasyarat dalam kelekatan. Namun pada kenyataannya saat
ini, tidak hanya laki-laki saja yang bekerja untuk mencari nafkah tetapi
peluang kerja untuk wanita pun semakin banyak. Hal ini didukung lagi dengan
kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat sehingga menjadi alasan
sebagian besar wanita memilih untuk turut bekerja. Hal ini menjadikan adanya
suatu konsekuensi dari ibu yang bekerja adalah adanya perubahan kehidupan
keluarga, yaitu munculnya kecenderungan orang tua khususnya ibu yang
melepas pengasuhan pada anak. Menurut Irwanto (2011) mengurangi besarnya
peran ibu terhadap perkembangan anak akan mempengaruhi kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perkembangan anak. Terutama bagi balita yang sangat besar ketergantungannya
kepada ibu.
Menurut Dariyo (2007) kelekatan terjadi saat usia 0 bulan saat anak
mendapatkan rasa aman, perlindungan, dan kenyamanan baik dari ibu maupun
pengasuh. Menurut Thompson & Goodvin dalam Santrock (2007) kelekatan
menjadi sangat penting bagi perkembangan anak terutama kelekatan yang
aman. Hal ini mencerminkan hubungan positif antara anak dan orang tua
sehingga menjadikan suatu pondasi yang mendukung bagi perkembangan
anak di tahun-tahun mendatang.
Saat orang tua bekerja dan meninggalkan rumah, tugas pengasuhan dan
mendidik anak akan berpindah tangan secara langsung kepada orang tua
pengganti. Peran orang tua pengganti ini dapat diserahkan kepada keluarga
terdekat seperti kakek-nenek, baby sitter, TPA (Tempat Penitipan Anak),
ataupun pada siapa saja yang dapat dipercaya oleh orang tua untuk mengasuh
anak-anak mereka. Menurut Yani (2011) peristiwa ini memberikan dampak
negatif sehingga anak tidak memiliki kuliatas hubungan yang baik dengan
ibu dibandingkan dengan pengasuhnya.
Menurut penelitian National Institute of Child Health and Human
Development (NICHD) di Amerika dalam Intikobah (2008), membuktikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bahwa menyerahkan pengasuhan anak kepada pengasuh selain ibu ternyata
lebih banyak memberikan dampak negatif daripada dampak positif. Dampak
negatif dari pengasuhan selain ibu yaitu semakin sering anak dititipkan
sebelum usianya 4,5 tahun akan semakin meningkatkan agresi dan
ketidakpatuhan anak. Menurut Soetomo dan Aggraeni (2010) hal ini
disebabkan saat anak memasuki tahun-tahun awal kehidupan, anak sangat
tergantung pada pengasuhnya untuk melakukan berbagai aktivitasnya.
Terutama pada ibu yang memberikan perawatan baik fisik maupun psikis.
Selain itu, anak sudah dapat melihat dan merekam berbagai peristiwa yang
terjadi pada dirinya sehingga anak dapat merasakan saat kurang mendapatkan
pengasuhan dari ibu. Dampak negatif lainnya adalah rendahnya keharmonisan
interaksi antara ibu dan anak dan rendahnya kedekatan hubungan diantara ibu
dan anak. Namun disisi lain, ada beberapa dampak positif dari pengasuhan
orang tua pengganti yaitu pengasuh yang memiliki kualitas pengasuhan yang
baik akan meningkatkan kemampuan akademik anak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau
reaksi individu terhadap lingkungan. Perilaku kelekatan dapat berarti reaksi
anak terhadap ibu atau pengasuh disekitarnya. Kelekatan antara ibu dan anak
didefinisikan sebagai suatu ikatan timbal balik yang bertahan antara dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
orang, terutama anak dan pengasuh, yang masing-masing memberi kontribusi
kepada kualitas hubungan antara ibu dan anak. Menurut Papalia (2008)
pembentukan kelekatan orang tua diharuskan mampu untuk menumbuhkan
rasa kepercayaan pada anak sejak bayi. Hal ini sejalan dengan pemaparan
Papalia (2008) yang mengatakan bahwa awal terbentuknya kelekatan diawali
adanya trust dan mistrust pada tahun pertama kehidupan anak. Adanya kontak
yang nyaman, kenyamanan fisik dan pengasuhan merupakan kunci utama
terbentuknya basic trust anak terhadap pengasuh. Trust pada anak akhirnya
menjadi dasar terbentuknya kelekatan. Menurut Santrock (2007) anak yang
memiliki figur pengasuh lebih dari satu orang menjadikan anak mengalami
mistrust dengan pengasuhnya. Terutama saat anak berusia 0,0 bulan - 12,0
bulan. Fenomena ini terjadi saat anak dititipkan di TPA karena anak tidak
hanya diasuh oleh satu figur pengasuh. Hal ini menjadikan suatu permasalahan
penting bahwa anak mengalami mistrust dengan pengasuhnya.
Menurut Harkness & Super dalam Santrock (2007) membenarkan adanya
teori mengenai kelekatan yang diungkapkan Bowlby, dalam beberapa
kebudayaan anak menunjukkan kelekatan terhadap anggota keluarga yang
mengasuhnya. Pada Suku Hausa (Nigeria) orang tua lebih mempercayakan
anggota keluarga terdekat seperti nenek dan kakak perempuan turut membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam mengasuh anak. Hal ini menjadikan anak memiliki kelekatan terhadap
saudara yang biasanya bertanggung jawab dalam mengasuh adik-adiknya. Hal
ini menjadikan anak memiliki kelekatan terhadap pengasuh yang berasal dari
pihak keluarga terdekat.
Menurut Thompson & Goodvin dalam Santrock (2007) menegaskan
bahwa kelekatan aman pada anak penting karena dapat mencerminkan
hubungan yang positif antara anak dengan orang tua sehingga menjadi pondasi
yang mendukung perkembangan sosioemosional yang baik di masa-masa
mendatang. Menurut Meins (1998) seorang anak dalam usia balita yang
membentuk kelekatan yang aman dengan ibu atau pengasuhnya akan memiliki
kosa kata yang lebih banyak dan beragam, memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, kompeten, dan ulet dalam menyelesaikan permasalahan. Selain itu,
relasi sosial anak yang memiliki kelekatan yang aman akan menjadikan anak
memiliki interaksi yang lebih positif dengan teman sebaya, lebih mudah
berinteraksi dengan orang tuanya, mudah bergaul, memiliki sikap empatik,
memiliki rasa percaya diri yang baik, dan lebih mudah membentuk
persahabatan yang lebih intim (Elicker et al., 1992; Main 1983, J.L Jacobson
& While, 1968; Youngblade & Belsky, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Menurut Octarina (2010) kelekatan adalah ikatan kasih sayang dari
seseorang terhadap pribadi lain yang khusus. Pada usia yang sangat dini,
ikatan ini adalah antara anak dan orang tuanya, dan sebagian besar adalah
antara anak dengan ibunya. Ikatan antara anak dan orang tuanya ini
merupakan ikatan yang primer, dan ikatan dengan pribadi yang lain adalah
bersifat sekunder. Ikatan ini juga merupakan keterikatan yang bersifat emosi,
dengan kata lain adalah ikatan kasih. Freud juga berpandangan bahwa
kelekatan ini sebagai suatu hal yang penting bagi perkembangan anak
(Octarina, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelekatan adalah intensitas interaksi
yang intens anatara pengasuh dengan anak, kualitas hubungan yang saling
perhatian, dan adanya ikatan emosi antara anak dengan pengasuh (Octarina,
2010). Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelekatan adalah suatu pola yang
menetap dan adanya ikatan emosional yang erat bersifat timbal balik antara
anak dan pengasuh sehingga dapat membentuk konsep basic trust pada anak
yang membuat anak merasa nyaman saat bersama dengan orang tua mereka.
Menurut Ainsworth (dalam Belsky, 1988) mengatakan bahwa hubungan
kelekatan berkembang melalui pengalaman anak dengan pengasuh di tahun-
tahun awal kehidupan yaitu pada usia 0,0 bulan – 2,0 bulan. Penglaman itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
terbentuk dari kepekaan pengasuh baik ibu maupun ibu pengganti dalam
memberikan respon atau sinyal yang diberikan anak. Hubungan yang dibina
akan bertahan lama dan memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak
tampak pada pandangan anak sehingga mebentuk kelekatan aman pada diri
anak.
Menurut Bowlby (dalam Pranama, 1966) sebagian besar anak membentuk
kelekatan terhadap pengasuh utama. Anak merasa yakin terhadap penerimaan
lingkungan akan mengembangkan kelekatan yang aman bersama figur
lekatnya dan mengembangkan rasa percaya tidak hanya pada ibu melainkan
pada lingkungannya. Pada usia 2,0 bulan - 24,0 bulan bulan anak sudah dapat
membedakan pengasuh yang tidak menyenangkanakan sehingga anak tidak
percaya dan mengembangkan kelekatan yang tidak aman. Pengasuh yang
tidak menyengkan dapat diartikan seorang pengasuh yang tidak responsif pada
anak dan keberagam pengasuh dalam lingkungan anak yang membuat anak
memiliki mistrust dengan pengasuh. Hal ini yang membandingkan penelitian
ini dengan penelitian lainnya adalah peneliti ingin membuktikan saat anak
diasuh oleh ibu penganti yang berganti-ganti akan membentuk konsep mistrust
pada anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tempat penitipan anak adalah wahana pelayanan pendidikan dan
pembinaan kesejahteraan anak atau lembaga yang melengkapi peranan
keluarga dalam merawat dan mengasuh anak selama orang tua tidak ada di
tempat atau sedang melakukan aktivitasnya (Depdiknas, 2003). Para peneliti
menyadari pentingnya pengasuh yang dapat mengasuh dan kompeten dalam
perkembangan anak (Bronstein, 2006). Tempat penitipan anak (TPA)
merupakan salah satu alternatif tempat layanan pendidikan usia dini bagi anak
usia prasekolah yang memiliki orang tua bekerja. Saat anak berada di TPA
anak tidak saja dirawat dan di asuh tetapi juga ditanamkan nilai-nilai hidup
sehat, pemberian makanan bergizi, kebiasaan nilai-nilai kesetiakawanan sosial
maupun berbagai macam bentuk permainan dan pendidikan.
Melihat fenomena dan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
meneliti perilaku kelekatan balita pada pengasuh di TPA. Hal ini dikarenakan
saat anak dititipkan di TPA sebagian besar waktu anak banyak dihabiskan
dengan pengasuhnya. Pengasuh memberikan perawatan baik fisik maupun
psikis pada anak sehingga anak dapat membentuk perilaku kelekatan dengan
pengasuh. Perilaku kelekatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
perilaku kelekatan aman yaitu anak merasa tenang, aman, nyaman dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pengasuhnya. Perilaku kelekatan lainnya adalah anak dapat mengeksplor
lingkungan dengan nyaman.
Faktor kelekatan menjadi suatu hal yang penting bagi perkembangan anak
dan merupakan dasar penting bagi tingkah laku selanjutnya (Matas, dalam
Hetherington &Parke, 1999). Penelitian perilaku kelekatan balita terhadap
pengasuh di TPA masih jarang sekali ditemukan di Indonesia. Peneliti
memfokuskan pada pola kelekatan yang terbentuk antara balita dengan
pengasuh saat di TPA. Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah
kuantitatif deskriptif dengan metode obesevasi dan wawancara. Hal ini
diasumsikan dengan menggunakan metode observasi dan wawancara akan
lebih efektif dalam melihat pola kelekatan yang terjadi pada balita saat
dititpkan di TPA. Peneliti juga ingin menggunakan empat orang subjek
penelitian yang berusia 2 sampai 3 tahun (usia balita).
Menurut Syamsu (2004) pada masa ini emosi anak sudah mulai terarah
pada sesuatu (orang maupun benda), perkembangan bahasa sudah baik, anak
dapat menyatakan perasaanya menggunakan bahasa, rasa sosial pada usia 1-3
lebih jelas karena dapat dinyatakan dengan bahasa, seperti mengajak,
menyatakan simpati, rasa tidak setuju, menolak atau menentang. Rentang
waktu dititipkan di TPA lebih dari 2 jam. Peneliti berasumsi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menggunakan subjek balita dengan rentang waktu penitipan lebih dari 2 jam
diharapkan peneliti dapat melihat secara jelas perilaku kelekatan yang
terbentuk pada balita dan pengasuhnya saat di TPA.
Jadi, perilaku kelekatan menjadi hal yang menarik untuk diteliti karena
pada usia 0 bulan sampai anak berusia 3 tahun pengaruh figur orang tua sangat
penting sehingga menjadikan anak membentuk faktor kelelakatan antara orang
tua dengan anak. Namun sebaliknya, pada era globalisasi ini banyak orang tua
yang bekerja baik ayah maupun ibu sehingga menitipkan anaknya pada
pengasuh di TPA secara penuh yang seharusnya pada usia balita figur orang
tua sangat berperan penting terbentuknya kelekatan. Selain itu, orang tua tidak
memperhatikan dampak negatif yang terjadi pada anak saat sebagian besar
pengasuhan dilakukan oleh pengasuh di TPA.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana perilaku kelekatan
yang terbentuk antara balita dan pengasuhnya saat dititipkan di TPA?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat perilaku kelekatan yang
terbentuk pada anak dan pengasuhnya saat anak dititipkan di TPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada ilmu
psikologi terutama psikologi perkembangan mengenai perilaku
kelekatan balita pada pengasuh di TPA.
2. Manfaat Praktis
a. Pembaca dapat mengetahui perilaku kelekatan yang terbentuk
anatara balita dengan pengasuh di TPA.
b. Sebagai bahan pertimbangan orang tua untuk mengetahui usia
balita (1- 5 tahun) merupakan usia yang tepat menitipkan anak di
TPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Balita
1. Pengertian tentang Balita
Menurut Sutomo & Anggraeni (2011) balita adalah usia anak dari
1-5 tahun atau yang lebih dikenal balita (bayi dibawah lima tahun).
Balita adalah istilah umum bagi anak usia1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun). Pada masa ini anak masih tergantung penuh
kepada orang tua untuk melakukan beberapa aktivitas. Saat anak
menginjak usia balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa balita menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang kembali, sehingga
sering disebut masa golden age atau masa keemasan pada anak
(Sutomo dan Anggreani, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Jadi, dapat disimpulkan balita adalah usia anak dari 1 – 5 tahun yang
masih bergantung penuh kepada orang tua dalam menjalankan aktivitisanya
dan merupakan masa keemasan yang merupakan periode penting dalam
proses tumbuh kembang anak.
2. Tahap Perkembangan Kognitif Balita
Menurut Piaget (Santrock, 2007) perkembangan kognitif anak dibagi
menjadi beberapa tahap :
a) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Saat anak memperoleh pengetahuan tentang dunia dari berbagai
macam tindakan fisik yang mereka lakukan. Anak
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik dengan
tindakan-tindakan fisik.
b) Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Anak dapat mulai menggunakan gambaran-gambaran mental untuk
memahami dunianya. Pemikiran-pemikaran simbolik yang
direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar
mulai digunakan dalam penggambaran mental yang melampaui
hubungan informasi sensorik dengan tindakan fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Tahap Perkembangan Bahasa Balita
Menurut King (2010) bahasa merupakan elemen yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa individu dapat
belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahasa juga
membantu anak untuk dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, dan
keinginannya kepada orang lain.
King (2010) menyatakan bahasa anak dapat berkembang dari
kemampuan yang bersifat sederhana menuju kemampuan yang lebih
kompleks. Perkembangan bahasa dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
Tabel 2.1: Tahap Perkembangan Bahasa Anak
Usia Fonologi Semantik Grammar Pragmatis
0-1
tahun
Menggunakan
intonasi yang
berbeda-beda
Menggunakan
bahasa gesture
Merespon
terhadap ibu
Sensitive
terhadap
intonasi kali
Sensitive
terhadap
intonasi yang
berbeda
1-2
tahun
Menyederhana
kan kata-kata
menjadi bunyi
Mengucapkan
kata pertama
Berkembang
kosa kata
pertama
Membanding
kan 2 kata
lebih
Dapat
berkomunikasi
dengan orang
lain
3-5
tahun
Meningkatkan
artikulasi tiap
huruf
Kosa kata
terus
berkembang
cepat
Memuat
kalimat
sederhana
Menggunakan
asal struktur
kalimat
Dapat
berkomunikasi
sesuai konteks
lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Tahap Perkembangan Emosi Balita
Menurut Santrock (2007) perkembangan emosi dibedakan menjadi:
a. Usia 0 bulan - 8 bulan
Pada usia ini emosi anak lebih dikenal sebagi emosi primer adalah
emosi yang muncul pada manusia dan juga binatang. Contoh dari
emosi primer adalah senang, sedih, dan jijik (usia 3 bulan), marah
(usia 2 – 6 bulan), terkejut (usia 6 bulan pertama), dan takut (usia
6 – 8 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 18 bulan). Semua
emosi ini muncul pada usia 6 bulan pertama.
b. Usia 1½tahun - 2½ tahun
Emosi yang disadari adalah emosi yang memerlukan kognisi,
terutama kesadaran diri. Contoh dari emosi yang disadari adalah
empati, cemburu, dan kebingungan yang muncul pada 1½ tahun
pertama, selain itu juga ada bangga, malu, dan rasa bersalah yang
mulai muncul pada 2½ tahun pertama.
c. Usia 2 – 4 tahun
Anak sudah mengalami peningkatan pesat kosa kata mengenani
emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Penanaman emosi diri dan orang lain dengan tepat dan juga
dapat membicarakan emosi yang dialami pada masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang.
Anak dapat membicarakan penyebab dan konsekuensi dari
emosi tertentu, dan juga mengidentifikasi hubungan emosi
dengan situasi tertentu.
d. Usia 5 – 10 tahun
Anak menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan
refleksi secara verbal tentang emosi dan memiliki pemahaman
yang lebih kompleks tentang hubungan emosi dangan situasi
tertentu.
Anak memahami bahwa sebuah kejadian yang sama dapat
menyebabkan perasaan yang berbeda pada orang berbeda, dan
kadang-kadang perasaan dapat bertahan lama setelah kejadian
yang menyebabkannya.
Anak dapat menunjukkan tingkat kesadaran yang lebih tinggi
dalam mengatur dan mengontrol emosi sesuai dengan standar
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5. Perkembangan Psikososial Balita
Menurut Syamsu (2004), pada usia pra sekolah (usia 2 – 6 tahun)
perkembangan sosial anak sudah tampak jelas. Hal ini dikarenakan
anak sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-
tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah:
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan bermain.
b. Secara perlahan anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c. Anak mulai menyadari hak dan kepentingan orang lain.
d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman
sebaya (peer group).
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh sosiopsikologi
dari keluarga. Apabila lingkungan keluarga tercipta suasana yang
harmonis, saling memperhatikan, saling membantu dalam
menyelesaikan tugas keluarga maka terjalinlah suatu komunikasi antar
anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka
anak akan memiliki kemampuan atau penyesuaian sosial yang baik
dalam hubungan dengan orang lain disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Selain hubungan anak dengan pengasuh, hubungan sosial anak
juga berkaitan erat dengan kelekatan. Hal ini dapat terlihat saat anak
sudah dapat bergaul dengan teman sebayanya selain pengasuhnya.
Kenyataan ini sesuai dengan penelitian, terutama pada lingkungan
TPA dimana anak-anak memiliki waktu yang lebih banyak dihabiskan
bermain bersama teman sebayanya selain dengan pengasuhnya. Hal ini
menjadikan kelekatan tidak hanya dipengaruhi oleh pengasuh saja,
disisi lain teman sebaya juga memiliki pengaruh kelekatan pada anak-
anak.
B. Perilaku Kelekatan Balita
1. Definisi Kelekatan
Kelekatan adalah suatu ikatan emosional abadi dan resiprokal
antara anak dan pengasuhnya yang sama-sama memberikan kontribusi
terhadap kualitas hubungan pengasuh dan anak (Papalia, 2009). Selain
itu menurut Bowlby (dalam Gunarsa, 1981) kelekatan merupakan
ikatan emosional yang dibentuk antara anak dengan seseorang yang
spesifik yaitu ibu atau pengasuh.
Bowlby (dalam Carolyn, 2013) mengatakan bahwa figur yang
paling penting dalam kelekatan adalah ibu kandung, namun disaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sosok ibu kandung tidak dapat menjalankan perannya Bowlby
menekankan bahwa anak membutuhkan satu sosok yang menempati
figur ibu di matanya.
Menurut Erikson tahap trust versus mistrust (Santrock, 2007)
merupakan tahap penting pada anak sebagai sebuah fondasi
terbentuknya kelekatan pada anak. Tahap trust versus mistrust
merupakan tahap psikososial yang dialami anak pada tahun pertama
kehidupan yaitu sejak umur 0 bulan. Rasa percaya melibatkan rasa
nyaman baik secara fisik dan tidak ada rasa takut atau kecemasan akan
masa depan. Rasa percaya yang dirasakan anak akan menjadi fondasi
kepercayaan sepanjang hidup. Adanya rasa percaya terhadap anak akan
membentuk suatu kelekatan yang aman anatara anak dengan
pengasuhnya.
Namun sebaliknya, jika anak tidak memiliki rasa nyaman baik
secara fisik maupun psikologis, anak akan memiliki kecamasan dan
rasa takut sehingga akan menyebabkan anak tidak percaya terhadap
pengasuhnya sehingga anak akan membentuk suatu kelekatan tidak
aman terhadap pengasuhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kelekatan dapat disimpulkan sebagai suatu ikatan emosional abadi
dan resiprokal antara anak dengan seorang yang spesifik yaitu ibu atau
pengasuh yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualitas
hubungan pengasuh dan anak.
2. Figur Lekat
Menurut Bowlby (dalam Ervika, 2005) ada dua macam figur lekat :
a. Figur lekat utama adalah individu yang responsif dan memberikan
perawatan fisik pada anaknya.
b. Figur lekat pengganti yaitu individu yang selalu siap memberikan
respon ketika anak menangis tetapi tidak memberikan perawatan
fisik.
3. Tahap- Tahap Pembentukan Kelekatan
Kelekatan tidak timbul secara tiba-tiba, tetapi berkembang dengan
serangkaian tahap. Berikut ini adalah tahapan mengenai kelekatan
dengan balita sesuai dengan konseptualisasi Bowlby (dalam Papalia,
2008):
a. Tahap 1, mulai dari anak lahir sampai 2 bulan. Anak secara
instingtif menunjukkan kelekatan pada semua figur manusia. Mulai
dari orang asing, saudara, atau orang tua yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kesempatan yang sama untuk menyebabkan bayi menangis atau
tersenyum.
b. Tahap 2, 2 bulan – 7 bulan. Kelekatan mulai terfokus pada satu
figur, biasanya pengasuh primer. Anak mulai dapat membedakan
orang yang dikenal dan orang yang tidak dikenal.
c. Tahap 3, usia 7 bulan – 24 bulan. Tahap ini merupakan kelekatan
yang spesifik mulai berkembang, dengan kemampuan lokomotor.
Anak secara aktif berusaha melakukan kontak dengan pengasuh
yang tetap seperti ayah dan ibu.
d. Tahap 4, usia 24 bulan keatas. Kelekatan terjadi saat anak merasa
lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, anak
tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh
pertamanya dalam jangka waktu yang lama.
4. Perilaku Kelekatan
Menurut John Bowlby (dalam Papalia, 2008), perilaku kelekatan
adalah:
a. Kelekatan emosional yang aman
Suatu perilaku yang menempatkan pengasuh sebagai dasar yang
aman untuk mengeksplorasi lingkungan. Figur lekat menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tempat pemeliharaan kedekatan (keinginan anak untuk dekat
dengan orang-orang yang memiliki ikatan dengannya)
Perilaku yang muncul ketika anak dalam kelekatan aman (Gunarsa,
1981):
1) Anak akan merasa tenang, aman, nyaman, dan memberikan
senyuman saat bersama pengasuhnya.
2) Anak dapat mengeksplor lingkungan dengan nyaman dengan
mendengarkan suara dan melihat wajah pengasuhnya.
3) Anak akan menangis, berteriak dan protes ketika pengasuh
utamanya pergi dan aktif mencari pengasuhnya serta
membangun interaksi ketika pengasuhnya kembali.
C. Pengasuh di TPA
1. Definisi Pengasuh TPA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengasuh memiliki kata
dasar asuh yang artinya mengurus, mendidik, melatih, memelihara, dan
mengajar. Kemudian diberi awalan peng- (pengasuh) berarti kata
pelatih, pembimbing. Jadi, pengasuh memiliki makna orang yang
mengasuh, mengurus, memelihara, melatih dan mendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut Hastuti (2010:1) pengasuh anak adalah pengalaman,
ketrampilan, dan tanggung jawab sebagai orang tua pengganti dalam
mendidik dan merawat anak. Menurut Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini (2010), peran pengasuh adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk memberikan pelayanan pengasuhan dan perawatan
kepada anak untuk menggantikan peran orang tua yang sedang bekerja
atau mencari nafkah.
Tempat Penitipan Anak adalah suatu tempat yang dikelola oleh
lembaga atau yayasan tertentu baik swasta maupun pemerintah yang
dipergunakan untuk melayani penitipan anak-anak dengan batasan
waktu sesuai perjanjian (Natadjaja, 2007).
Pengasuh TPA dapat disimpulkan sebagai orang yang mengasuh,
mengurus, memberi perawatan dan mendidik anak pada suatu tempat
yang diatur oleh sebuah lembaga atau yayasan yang memiliki
pengalaman serta keterampilan dan diberi tanggung jawab pada
batasan waktu tertentu sebagai orang tua pengganti disaat orang tua
mereka bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Fungsi TPA
Menurut Nurhidayah (2010) fungsi tempat penitipan anak terbagi
menjadi 4 yaitu:
a. Pengganti fungsi orang tua sementara waktu karena kehadiran TPA
adalah untuk menjawab ketidakmampuan keluarga di dalam
pengasuhan anak sebagai akibat dari kesibukan di dalam bekerja.
Sosialisasi diberikan pada anak disertai dengan pendidikan pra
sekolah, asuhan, perawatan dan pemeliharaan sosial.
b. Sebagai sumber informasi, komunikasi dan konsultasi di bidang
kesejahteraan pra sekolah.
c. Rujukan, dimana TPA dapat digunakan sebagai penerima rujukan
dari lembaga lain (pihak lain) dalam perolehan layanan bagi anak
usia pra sekolah dan sekaligus melaksanakan rujukan ke lembaga
lainnya.
d. Pendidikan dan penelitian serta sarana untuk magang bagi mereka
yang belajar tentang anak balita.
3. Pelayanan di TPA
Menurut Nurhidayah (2010) pelayanan yang terdapat di TPA adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Pelayanan sosialisasi, yaitu pelayanan sosial yang diberikan TPA
melalui berbagai program pembelajaran sosial, adaptasi, integrasi,
pencapaian tujuan dan pemeliharaan pola kepada anak
sebagaimana yang dilakukan orang tuanya.
b. Pelayanan asuhan yang diberikan dalam bentuk perawatan dan
bimbingan.
c. Pelayanan kesehatan berupa promosi kesehatan, pemeriksaan
kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, perbaikan gizi, imunisasi pemeriksaan gigi dan
kesehatan secara berkala.
d. Pelayanan konsultasi dan konseling
e. Pelayanan rujukan, yaitu menerima dan mengirim anak ke/dari
lembaga pelayanan sosial yang lain sesuai kebutuhan anak dan
keluarganya.
f. Pelayanan informasi, yaitu promosi dan penyampaian informasi
kepada masyarakat tentang pelayanan anak.
D. Perilaku Kelekatan Aman Balita pada Pengasuh di TPA
Pada penelitian Lembaga Kesehatan Anak dan Perkembangan
Manusia Nasional tahun 1991 (Papalia, 2008) mengumpulkan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sample dari 1400 anak di 10 lokasi di Amerika untuk meilhat
pengalaman yang dialami anak ketika dititipkan di TPA. Kualitas
pengasuhan di TPA menjadi faktor utama pemicu perilaku kelelatan
tidak aman yang terbentuk pada anak saat di TPA.
Dalam penelitian NICHD tahun 1991 (Papalia, 2008) mengatakan
kebanyakan keluarga langsung menitipkan anaknya segera setelah
kelahiran. Pada usia 4 bulan hampir dari ¾ dari jumlah bayi sudah
dititipkan. Faktor ekonomi menjadi alasan utama seorang ibu
menitipkan anaknya di TPA. Sebagai contoh, seorang ibu dengan
pendapatan yang tinggi atau dari keluarga yang bergantung pada
penghasilan ibu akan cenderung menitipkan anaknya lebih awal. Sang
ibu mempercayai bahwa ketika ibu bekerja memiliki efek yang positif
bagi anak sehingga memungkinkan ibu menitipkan anaknya dalam
waktu yang lama. Hal ini membuktikan anak dipaksa untuk dapat
cepat beradaptasi dengan pengasuhnya yang berganti-ganti di
lingkungan TPA. Hal ini bertolak belakang dengan diri anak yang
masih membutuhkan kehadiran ibunya pada masa-masa awal
kelahiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Selain itu, kualitas pengasuhan menjadi faktor lain terjadinya
perilaku kelekatan tidak aman di TPA. Kualitas pengasuhan yang
tinggi akan membuat anak lebih baik dalam tugas kognitif dan bahasa,
lebih bersikap kooperatif terhadap saat bermain, menunjukkan
interaksi yang postif dan memiliki masalah perilaku yang minim. Hal
ini berbanding terbalik dengan kualitas penitipan yang buruk
menjadikan anak memiliki perilaku kelekatan tidak aman. Hal ini
dikarenakan kurangnya tenaga kerja dalam mengasuh, pendidikan dan
pelatihan pengasuh yang minim, serta pengalaman pengasuh dalam
mengasuh anak yang kurang. Penitipan anak yang baik dan berkualitas
harus memiliki tenaga medis khusus anak, staff pengajar yang
berkompetan (Kagan, Kaersly, & Zelazo, 1987). Para pengasuh harus
terlatih untuk sering tersenyum, berbicara, dan menyediakan
lingkungan yang aman bagi anak. Selain itu, hal yang lebih penting
tenaga pengasuh dan anak memiliki rasio 3 banding 1. Hal ini
menjadikan anak memiliki perilaku kelekatan aman.
Hal ini didukung dengan pernyataan menurut Octarina (2012) pola
kelekatan yang terbentuk saat anak dititipkan di TPA adalah kelekatan
tidak aman. Anak akan mengalami perubahan dari rasa aman menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
rasa tidak aman disebabkan setiap pengasuh tidak memberikan
perhatian penuh terhadap satu anak tetapi satu pengasuh bisa
memberikan perhatiannya terhadap lebih dari lima orang anak. Hal ini
menjadikan anak tidak dapat merasakan rasa aman dan nyaman
terhadap pengasuhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Skema 2.1 Kerangka Berpikir
2
Menitipkan Anak di TPA
Diasuh oleh lebih dari satu pengasuh
TPA
Perilaku Kelekatan Aman Pada Anak
Ibu bekerja dan tidak ada yang mengasuh
anak di rumah
Kondisi TPA:
1. Sebagai pengganti orang tua
untuk mengasuh anak
2. Memberikan perawatan fisik
dan bimbingan kepada anak
Kondisi Anak:
1. Anak mistrust dengan
pengasuh
2. Anak cenderung memiliki
emosi negative seperti rasa
takut, marah, dan tertekan
Indikator Perilaku Kelekatan Aman:
1. Anak merasa tenang, nyaman
(tidak rewel) saat bersama
pengasuh .
2. Anak tersenyum pada pengasuh.
3. Anak terlihat aktif pada
lingkungan (misalnya:bermain).
4. Anak melihat pengasuh saat diberi
teguran.
5. Anak merespon dan menuruti
perintah pengasuh.
6. Anak akan berteriak, menangis
saat ditinggal pengasuh.
7. Anak mencari pengasuh ketika
pengasuhnya pergi.
8. Anak kembali berinteraksi saat
pengasuhnya kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah perilaku
kelekatan aman terbentuk saat balita dititipkan pada pengasuh di TPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
deskriptif. Menurut Azwar (2015) menyatakan bahwa metode
kuantitatif deskriptif adalah suatu metode dengan cara menganalisis
dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah
untuk dapat dipahami dan disimpulkan. Kuantitatif deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dam
karakteristik suatu populasi atau menggambarkan situasi dan kejadian.
Menurut Noor (2011) kuantitatif deskriptif yaitu memusatkan
perhatian kepada masalah aktual dan peneliti berusaha
mendeskripsikan peristiwa kejadian yang menjadikan pusat perhatian
tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tesebut.
Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan sifat atau karakteristik dari
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
B. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, menurut Noor (2011) variabel merupakan
kegiatan menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu variabel yang akan
diukur yaitu kelekatan.
C. Definisi Oprasional
Perilaku kelekatan merupakan suatu ikatan emosional abadi dan
resiprokal antara anak dengan seorang yang spesifik yaitu ibu atau
pengasuh yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualitas
hubungan pengasuh dan anak. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan
pada perilaku kelekatan aman yaitu suatu perilaku yang menempatkan
pengasuh sebagai dasar yang aman untuk mengeksplorasi lingkungan.
Indikator perilaku kelekatan aman adalah:
1. Anak merasa tenang, nyaman (tidak rewel) saat bersama pengasuh.
2. Anak tersenyum pada pengasuh.
3. Anak terlihat aktif pada lingkungan (misalnya:bermain).
4. Anak melihat pengasuh saat diberi teguran.
5. Anak merespon dan menuruti perintah pengasuh.
6. Anak akan berteriak, menangis saat ditinggal pengasuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
7. Anak mencari pengasuh ketika pengasuhnya pergi.
8. Anak kembali berinteraksi saat pengasuhnya kembali.
Perilaku kelekatan aman dapat diukur dengan observasi secara
langsung menggunakan whole- interval time sampling dengan melihat
total jumlah perilaku kelekatan aman subjek yang muncul selama
observasi.
D. Subjek Penelitian
Teknik pengambilan subjek penelitan dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Menurut Noor (2011) teknik purposive sampling
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel.
Peneliti menetapkan kriteria subjek dalam penelitian ini adalah
balita berusia 2 - 3tahun yang dititipkan pada suatu tempat penitipan
anak selama lebih dari 2 jam dalam sehari (dititipkan pada waktu orang
tua bekerja). Hal ini dikarenakan usia 2 - 3 tahun kelekatan terjadi saat
anak merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh
pertama, anak tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau
pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama. TPA yang
menjadi sasaran penelitan adalah TPA yang berada di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut Prasetyo Bambang (2008) mangatakan bahwa fokus pada
penelitian ini ada pada kedalaman proses, maka dari itu penelitian ini
cenderung dilakukan dengan jumlah kasus yang sedikit. Berdasarkan
pendapat diatas, peneliti menentukan jumlah subjek yang akan diteliti
adalah 4 anak balita.
E. Metode Pengambilan Data
1. Metode Wawancara
Menurut Cresswell (2010), peneliti dapat melakukan wawancara
secara langsung dengan partisipan. Metode yang digunakan oleh
peneliti adalah wawancara secara semi terstruktur. Wawancara
semi terstruktur adalah perpaduan antara wawancara terstrukur dan
tidak terstrukur. Peneliti dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disusun dalam daftar wawancara, namun peneliti juga
dapat melakukan variasi wawancara sesuai dengan situasi dan
bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan pandangan
opini dari para partisipan. Wawancara dilaksanakan langsung oleh
peneliti terhadap pengasuh anak di TPA.
Hal-hal yang diungkapkan dalam wawancara:
1. Identitas Subjek
a. Nama :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Tempat/ tanggal lahir :
c. Alamat :
d. Agama :
e. Nama Orang tua :
f. Pekerjaan Orang tua :
g. Anak ke- :
2. Identitas Pengasuh
a. Nama :
b. Tempat/ tanggal lahir:
c. Alamat :
d. Agama :
e. Pendidikan :
f. Jabatan :
Tabel 3.1: Panduan Wawancara Pengasuh di TPA
T
a
b
e
No Pertanyaan Tujuan
1. Sejak kapan subjek mengikuti
TPA?
Untuk mengetahui lama waktu
subjek mengikuti TPA
2. Berapa lama subjek dititipkan
dalam satu hari di TPA?
Untuk mengetahui lama waktu
subjek dititipkan di TPA
3. Apakah penyebab subjek
dititipkan di TPA?
Untuk mengetahui alasan subjek
dititipkan di TPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.2 : Panduan Wawancara Kriteria Pengasuh TPA
No Pertanyaan Tujuan
1. Berapa lama anda
mengajar di TPA?
Untuk mengetahui lama
bekerja pengasuh di TPA.
2. Pelatihan apa yang pernah
anda ikuti untuk
menunjang kegiatan anda
di TPA?
Untuk mengetahui pengalaman
kegiatan yang diikuti pengasuh
TPA.
2. Metode Observasi
Menurut Cresswell (2010) pada penelitian ini peneliti
melakukan observasi langsung turun ke lapangan untuk mengamati
perilaku aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti mencatat dengan baik-baik secara terstruktur
aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Selain itu, adanya
kerangka atau pedoman yang memuat faktor-faktor atau ciri-ciri
khusus tiap faktor yang diamati.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi
whole-interval time sampling. Peneliti menetapkan indikator
perilaku kelekatan aman yang akan diteliti. Saat melakukan
penelitian, peneliti menghitung dengan menggunakan turus
perilaku kelekatan aman pada balita yang terlihat sesuai dengan
indikator selama waktu yang ditentukan. Peneliti lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menekankan pada perilaku yang dicatat adalah perilaku yang
secara umum sesuai dengan indikator kelakatan aman yang dibuat.
Perilaku tersebut nampak sejak permulaan hingga akhir dari jangka
waktu tertentu. Metode ini sangat bermanfaat ketika peneliti ingin
mengetahui performasi perilaku anak yang berlangsung secara
terus-menerus selama jangka waktu yang ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.3 Form Observasi Time Sampling
Form Observasi Time Sampling
Nama Observee :
Perilaku : Perilaku Attachment pada Pengasuh
Setting Lingkungan : TPA
Waktu mulai observasi : Tanggal :
Waktu berakhir observasi : Observer :
Total waktu :
Interval waktu : 15 menit
Subjek Interval waktu
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
X 1. Anak tenang dan
merasa nyaman (tidak
rewel) saat bersama
pengasuh
2. Anak tersenyum pada
pengasuh
3. Anak terlihat aktif pada
lingkungan
(misalnya:bermain)
4. Anak melihat pengasuh
saat diberi teguran
5. Anak merespon dan
menuruti perintah
pengasuh
6. Anak berteriak &
menangis saat ditinggal
pengasuh
7. Anak mencari pengasuh
ketika pengasuh pergi
8. Anak kembali
berinteraksi saat
pengasuh kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
F. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interval recording untuk
menganalisis data. Menurut Sattler (2002) mengatakan bahwa interval
recording adalah metode pencatatan dalam suatu observasi yang
memfokuskan pada aspek yang terpilih dari suatu perilaku dan terjadi
pada suatu interval waktu tertentu. Dalam penelitian ini, interval recording
yang digunakan adalah observasi interval sampling atau interval time
sampling.
G. Validitas
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi (content
validity). Validitas isi adalah menyangkut tingkatan di mana butir skala
yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti (Noor, 2011).
Menurut Azwar (2015) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi
lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis
rasional oleh orang yang berkompeten atau melalui expert judgement.
Validitas isi lebih banyak tergantung pada penelian subjektif individual
para expert. Menurut Azwar (2015) hal ini dikarenakan validitas isi
bersifal judgemental dan berdasar pada analisis rasional masing-masing
expert maka tidak diharapkan setiap orang akan sama sependapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengenai suatu indikator berfungsi valid dalam mendukung tujuan
observasi yang digunakan.
Hal ini sesuai dengan penelitian ini yang menekankan pada penilainan
subjektif para expert. Dalam hal ini, expert yang dimaksud adalah dosen
pembimbing. Pada penelitian ini, peneliti banyak bergantung serta
berdiskusi dengan dosen pembimbing dalam hal penentuan indikator
kelekatan dan hasil penilitian dari perilaku kelekatan di lapangan.
H. Reliabilitas
Menurut Noor (2011), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menjadikan
bahwa alat pengukur dikatakan konsisten jika dilakukan pengukuran dua
kali akan menghasilkan gejala yang sama.
Dalam peninelitian ini, peneliti menggunakan interobserver reliabitity.
Menurut Sattler (2002) dalam observasi didasarkan pada skor dua atau
lebih observer yang mencatat informasi yang sama. Pencatatan tersebut
dilakukan secara bersamaan dan independen terhadap subjek amatan
(observee) yang sama. Data dapat berupa skala nominal. Selain itu,
prosedur mengukur interobserver dengan menggunakan koefisien korelasi
dan indeks persentase perjanjian (chance of agreement). Pada penelitian
ini, peneliti menggunakkan percentace agreement. Menurut Sattler (2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
percentage agreement adalah suatu pengukuran dapat dilihat dari
kesepakatan antara dua atau lebih pengamat tetapi tidak menghendaki
adanya koreksi terhadap indeks persentase perjanjian (chance of
agreement). Percentage agreement sangat peka terhadap terjadinya bias
dan eror sistematis. Percentage agreement yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kesepakatan pada perilaku yang telah muncul
(agreement on the occurrence of the behavior)
% A occ :
%
% A occ : Persentase kesepakatan perilaku yang muncul
A occ : Jumlah agreement (kesepakatan) perilaku yang muncul
D : Jumlah disagreement (ketidaksepakatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Proses Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, langkah pertama peneliti
melakukan survei pada beberapa tempat penetipan anak di Yogyakarta.
Peneliti mendapatkan tempat penitipan anak sesuai dengan kriteria
yang diberikan oleh peneliti. Tempat penitipan anak tersebut bernama
“Insan Mulia” yang beralamat di Jalan Sidokerto RT 04/ RW
Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Usia anak yang dapat
dititipkan pada TPA Insan Mulia mulai dari usia 3 bulan sampai 5
tahun.
Langkah kedua peneliti mulai menentukan usia subjek yang akan
digunakan. Peneliti memilih usia balita (usia 2 sampai 3 tahun). Hal ini
dikarenakan pada usia tersebut anak memiliki kelekatan dengan
pengasuh. Langkah ketiga, peneliti menentukan teknik observasi yang
digunakan yaitu observasi secara partisipan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
terstruktur. Hal ini dikarenakan peneliti akan mengamti perilaku
yang memiliki ciri-ciri khusus.
Langkah keempat peneliti mulai menentukan indikator dari
perilaku kelekatan aman. Setelah mendapat koreksi dari dosen
pembimbing, peneliti lebih menekankan pada indikator perilaku
kelekatan aman pada anak. Hal ini dikarenakan indikator kelekatan
aman sangat bertolak belakang dengan kelekatan tidak aman sehingga
memiliki salah satu dari perilaku. Akhirnya, peneliti menetapkan 8
indikator untuk perilaku kelekatan aman yang akan diukur. Jenis
observasi yang akan digunakan untuk mengukur perilaku kelekatan
aman adalah whole-interval time sampling.
Peneliti meminta izin secara tertulis dan lisan kepada kepala
lembaga TPA Insan Mulia untuk melakukan uji coba kepada salah satu
subjek yang sudah memenuhi kriteria peneliti. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui indikator yang muncul sesuai dengan fakta
lapangangan. Selain itu, uji coba dilakukan untuk menguji reliabilitas
antar reter (observer 1 dan observer 2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Uji coba dilaksanakan pada tanggal 24 November 2015 dengan
subjek berinisial “G” usia 2 tahun 7 bulan bertempat di TPA Insan
Mulia. Berdasarkan hasil try out diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1: Reliabilitas agreement on the occurrence of the behaviour
% A occ :
%
=
Berdasarkan hasil dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas antar observer adalah 62.5% yang mengindikasikan adanya
konsistensi antara obsever pertama dan observer kedua dalam
observasi. Pada analisis data juga terlihat bahwa indikator yang
muncul adalah indikator 1 sampai 5, yaitu :
1. Anak tenang dan merasa nyaman (tidak rewel) saat bersama
pengasuh
2. Anak tersenyum pada pengasuh
3. Anak terlihat aktif pada lingkungan (misalnya:bermain)
4. Anak melihat pengasuh saat diberi teguran
Observer 1 2 3 4 5 6 7 8
1 O X X X X X O O
2 O X X X X X O O
Reliabilitas agreement on the occurrence of the behavior (indikator 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
5. Anak merespon dan menuruti perintah pengasuh
Selain itu, indikator yang tidak muncul saat dilakukan try out adalah:
1. Anak berteriak & menangis saat ditinggal pengasuh
2. Anak mencari pengasuh ketika pengasuh pergi
3. Anak kembali berinteraksi saat pengasuh kembali
Hasil try out, dapat dilihat bahwa indikator 1 sampai 5 adalah indikator
yang dapat digunakan dalam penelitian. Indikator tersebut antara lain:
1. Anak tenang dan merasa nyaman (tidak rewel) saat bersama
pengasuh
2. Anak tersenyum pada pengasuh
3. Anak terlihat aktif pada lingkungan (misalnya: bermain)
4. Anak melihat pengasuh saat diberi teguran
5. Anak merespon dan menuruti perintah pengasuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.2 Form Observasi Time Sampling
Form Observasi Time Sampling
Nama Observee :
Perilaku : Perilaku Attachment pada Pengasuh
Setting Lingkungan : TPA
Waktu mulai observasi : Tanggal :
Waktu berakhir observasi : Observer:
Total waktu :
Interval waktu : 15 menit
Subjek Interval waktu
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
X 1. Anak tenang dan
merasa nyaman (tidak
rewel) saat bersama
pengasuh.
2. Anak tersenyum pada
pengasuh.
3. Anak terlihat aktif pada
lingkungan
(misalnya:bermain).
4. Anak melihat pengasuh
saat diberi teguran.
5. Anak merespon dan
menuruti perintah
pengasuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Proses Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali dalam jangka waktu 4
hari. Dalam satu hari, peniliti mengobservasi satu anak dalam rentang
waktu 2 jam dan interval waktu 15 menit. Pengambilan data bertempat
di TPA Insan Mulia Yogyakarta. Dalam penelitian, peneliti dibantu
oleh satu observer. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi bias dalam
observasi penelitian. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu
meminta indentitas subjek dan wawancara singkat dengan pengasuh
TPA mengenai subjek. Penelitian pertama dilakukan pada hari Rabu 2
Desember 2015 pukul 08.20 – 10.30 WIB dengan subjek berinisial
“G” dan berusia 2 tahun 6 bulan. Penelitan kedua dilakukan pada hari
Kamis, 3 Desember 2015 pukul 07.45 – 10.00 WIB dengan subjek
berinisial “H” dan berusia 2 tahun 6 bulan.
Penelitian ketiga dilaksanakan pada hari Jumat 4 Desember 2015
pukul 07.45 – 10.00 dengan subjek berinisial “A” dan berusia 3 tahun
8 bulan. Penelitan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5
Desember 2015 pukul 08.00 – 10.10 WIB dengan subjek berinisial
“D” dan berusia 3 tahun 8 bulan. Dalam melaksanakan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
peneliti terjun langsung di lapangan dan mengamati perilaku kelekatan
aman sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Peneliti menghitung
berapa perilaku yang muncul pada indikator secure attachment pada
interval waktu setiap 15 menit dalam total waktu keseluruhan 2 jam.
Dalam penelitian ini, subjek tidak mengetahui bahwa perilakunya
sedang diamati. Subjek dapat melakukan aktivitasnya secara natural
sesuai dengan keinginannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Data Demografi Subjek Penelitian dan Pengasuh TPA
Tabel 4.3 Identitas dan Latar Belakang Subjek
Data Subjek I Subjek II Subjek III Subjek IV
Nama AMS GRBR HPPM DMPT
Tempat/
tanggal lahir
Sleman, 26
Maret 2012
Sleman, 31 Mei
2013
Sleman, 19 Mei
2013
Sleman, 17 Mei
2012
Alamat Taman
Kunjosari
Purwomartani
Kalasan
Pangarep
Wedomartani
Ngemplak
Sleman
Perum GPA
Sambiroto
Purwomartani
Kalasan
Perum
Puskesmas
Kalasan Slaman
Agama Islam Islam Islam Islam
Nama Orang
Tua
SS M I MJ
Pekerjaan Guru Swasta Wiraswasta Guru Polisi
Anak ke- 3 dari 3
bersaudara
1 dari 1
bersaudara
3 dari 3
bersaudara
4 dari 4
bersaudara
Dititipkan di
TPA sejak
usia
3 bulan 7 bulan 9 bulan 9 bulan
Waktu anak
dititipkan di
TPA
Pukul
08.00-16.00
WIB
Pukul
07.00-15.00
WIB
Pukul
07.00-15.00
WIB
Pukul
08.00-16.00
WIB
Alasan orang
tua
menitipkan
anak di TPA
Kedua orang
tuanya
bekerja dan
tidak ada
keluarga
dekat.
Tidak percaya
pada nenek
subjek yang
menjaganya
karena subjek
pernah jatuh
hingga patah
tulang dan tidak
dilaporkan pada
orang tua
subjek.
Tidak percaya
akan pengasuh
merawat di
rumah karena
orang tua
subjek
mendapti
anaknya diberi
obat CTM oleh
pengasuhnya.
Tidak percaya
pada pengasuh
karena pengasuh
sering membawa
subjek pergi
keluar rumah
tanpa izin dan
subjek luka
terkena
setrikaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.4 Identitas dan Latar Belakang Pengasuh
Data Pengasuh
I
Pengasuh
II
Pengasuh
III
Pengasuh
IV
Pengasuh
V
Pengasuh
VI
Nama MR S SF AA SW IA
Tempat/
tanggal
lahir
Lampung
10- 01-
1986
Sleman
5-10-
1977
Sleman
21-08-
1975
Cianjur
1-01-
1972
Sleman
27-01-
1981
Klaten
21-04-
1982
Alamat Sidokerto
Kalasan
Sleman
Tundan
Kalasan
Sleman
Tundan
Kalasan
Sleman
Sidokerto
Kalasan
Sleman
Bromonil
an
Kalasan
Sleman
Penggula
n
Solodiran
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Pendidikan SMA SMEA SMA SMEA SMA S1
Lama
Bekerja
6 tahun 6 tahun 6 tahun 5 tahun 3 tahun 6 tahun
Pelatihan Pendidik
an Dasar
Seminar
Anak
Pendidik
an Dasar
Seminar
anak
Pendidik
an Dasar
Seminar
Anak
Pendidik
an Dasar
Seminar
anak
Pendidik
an Dasar
Seminar
Anak
Pendidik
an Dasar
Seminar
Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Hasil Penelitian
Tabel 4.5: Hasil Analisis Data Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8
1 0 3 1,5 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 2 3,5 6 4 5 4 2 3 4 4 4 23
2 - - - 1 0 0,5 1 0 0,5 3 1 1,5 2 0 1 1 0 0,5 4
3 6 6 6 5 5 5 7 5 6 5 4 4,5 2 3 2,5 6 3 4,5 5 2 3,5 5 5 5 29
4 - - - - 4 3 3,5 - - 3,5
5 - - 3 3 3 7 6 6,5 2 5 3,5 5 5 5 3 3 3 7 2 4,5 21
Ʃ 6 9 7,5 7 7 7 14 12 13 17 14 15,5 10 10 9,5 24 16 19,5 14 7 10,5 17 11 14 80,5
1 1 2 1,5 2 3 1,5 3 3 3 1 4 2,5 3 5 4 5 5 5 4 3 3,5 2 3 2,5 23
2 - 2 2 2 - 0 1 0,5 2 1 1,5 - 0 2 1 2 0 1 6
3 2 2 2 5 4 4,5 3 5 4 6 6 6 5 6 5,5 7 6 6,5 4 6 5 5 5 5 38
4 2 1 1,5 1 1 1 2 0 1 - - - 2 1 1,5 - 4,5
5 2 3 2,5 3 6 4,5 5 6 5,5 1 1 1 - 1 0 0,5 2 0 1 0 1 0,5 14,5
Ʃ 7 8 6,5 13 16 13,5 13 14 13,5 8 12 10 10 12 11 13 11 12 12 12 12 9 9 9 86
1 4 3 3,5 3 2 2,5 4 2 3 5 4 4,5 5 2 3,5 6 4 5 4 3 3,5 4 3 3,5 29
2 1 2 1,5 - - - 1 0 0,5 2 1 1,5 - - 3,5
3 0 3 1,5 0 2 1 2 4 3 5 4 4,5 2 2 2 6 5 5,5 4 2 3 4 4 4 24,5
4 2 2 2 1 0 0,5 - 2 1 0,5 1 1 1 3 0 1,5 - 3 1 2 7,5
5 4 5 4,5 2 1 1,5 2 4 3 7 5 6 1 5 3 5 5 5 4 4 4 6 7 6,5 33,5
Ʃ 11 15 13 6 5 5,5 8 10 9 19 14 15,5 10 10 10 22 15 18,5 12 9 10,5 17 15 16 98
1 3 3 3 0 3 1,5 3 3 3 4 4 4 4 3 3,5 3 3 3 4 4 4 3 3 3 25
2 2 2 2 - 2 1 1,5 - - 2 0 1 2 0 1 2 0 1 6,5
3 5 4 4,5 5 5 5 4 2 3 5 4 4,5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3,5 34,5
4 - - - - - 2 2 2 - 2
5 - - 2 3 2,5 5 6 5,5 3 5 4 4 5 4,5 6 5 5,5 2 0 1 23
Ʃ 7 9 9,5 5 8 6,5 11 9 10 14 14 14 11 12 11,5 14 13 13,5 19 16 17,5 11 6 8,5 91
31 41 36,5 31 36 32,5 46 45 45,5 58 54 55 41 44 42 73 55 63,5 57 44 50,5 54 41 47,5 Ʃ
Ʃ136,5 167 127 191,5 151,5 142,5
Ʃ Interval Waktu
Total Interval Waktu 108,5 99,5
H
M
Ʃ
G
A
Subjek IndikatorWaktu (2 jam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.6: Tabel Deskripsi Data Subjek
Tabel 4.7: Tabel Kategorisasi Subjek
Skor Kategorisasi
x < 81,43 Rendah
81,43 ≤ x < 96,31 Sedang
96,31 ≤ x Tinggi
Hasil analisis pada keempat subjek diatas, dapat disimpulkan
bahwa seluruh subjek yang memiliki perilaku kelekatan aman dengan
mean 88,88 dan SD 7,44. Subjek yang memiliki kelekatan aman yang
paling tinggi adalah subjek ketiga berinisial H. Interval waktu perilaku
kelekatan aman pada keseluruhan subjek yang paling sering muncul
dalam interval waktu ke- 6 yaitu pada waktu 90 menit. Selain itu,
indikator perilaku kelekatan aman yang sering muncul pada
keseluruhan subjek adalah indikator ketiga yaitu anak terlihat aktif
pada lingkungan (misalnya: bermain).
Statistics
Skor_kelekatan
N Valid 4
Missing 0
Mean 88.875
Std. Deviation 7.4428
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
C. Pembahasan
Hasil penelitian pada subjek pertama, kedua, ketiga, dan keempat
menunjukkan bahwa anak memiliki perilaku kelekatan aman kepada
pengasuh di TPA. Namun, dari keempat subjek perilaku kelekatan aman
yang paling menonjol terlihat pada subjek H dengan total perilaku
kelekatan aman sebanyak 98 kali. Hal ini dikarenakan subjek H
merupakan anak ketiga (anak bungsu) dari tiga bersaudara. Menurut Hall,
& Lindzey (2008) anak bungsu adalah anak yang paling dimanjakan. Ciri-
ciri anak bungsu adalah aman, percaya diri, spontan, bersifat baik, murah
hati, manja, ekstrovert, bergantung pada orang lain, dan ingin selalu
unggul dalam segala hal (Hurlock, 2012). Hal ini yang menyebabkan
subjek H ingin mendapat perhatian dari lingkukan seperti orang tua dan
pengasuh sehingga menyebabkan subjek H memiliki perilaku kelekatan
aman yang tinggi.
Selain itu, menurut Hurlock (2012) yang menyatakan subjek H
termasuk dalam keluarga kecil yaitu keluarga yang terdiri dari dua atau
tiga anak. Faktor yang mempengaruhi anak dalam keluarga kecil adalah
sering terjadinya persaingan dan iri hati antarsaudara dan kecenderungan
orang tua untuk membandingkan prestasi satu anak dengan prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
saudaranya. Hal ini dapat terlihat dari hasil observasi, perilaku subjek H
yang sering muncul terlihat pada indikator kelima yaitu anak merespon
dan menuruti perintah pengasuh sebanyak 33,5 kali. Subjek H ingin
terlihat menunjukkan perilaku yang baik selama di TPA agar tetap
mendapatkan perhatian dari pengasuhnya.
Faktor lainnya yang mempengaruhi anak adalah menurut Hurlock
(2012) sikap orang tua yang melindungi subjek H secara berlebihan. Hal
ini disebabkan orang tua subjek H memiliki pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu tidak percaya akan pengasuh yang merawat subjek H
di rumah. Hal ini dikarenakan orang tua subjek H mendapatkan anaknya
diberi obat CTM oleh pengasuhnya agar tertidur dan tidak rewel selama
orang tuanya bekerja. Hal ini yang menyebabkan subjek H mendapatkan
ekstra perhatian dari kedua orang tuanya, terutama kedua orang tuanya
bekerja. Hal ini yang menyebabkan subjek H ingin selalu mendapat
perhatian dari orang-orang disekitar yang mengasuhnya.
Interval waktu perilaku kelekatan aman pada keseluruhan subjek yang
paling sering muncul adalah dalam interval waktu ke- 6 yaitu pada waktu
90 menit. Hal ini dikarenakan pada jam pertama anak dititipkan di TPA
akan terjadi perubahan mood pada anak sehingga menyebabkan mood anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menjadi buruk bila harus berpisah dari orang tuanya dan tinggal di suatu
tempat asing bagi anak (Hapsari Dessy, 2010). Pada jam berikutnya anak
sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan dan bermain bersama teman-
temannya. Selain itu, lamanya menitipkan anak menjadi faktor lain anak
memiliki secure attachment pada pengasuh di TPA. Selain itu, menurut
Syamsu (2004) usia anak prasekolah dapat dikatakan sebagai masa
bermain. Hal ini dikarenakan sebagian besar waktunya banyak dihabiskan
dengan bermain. Kegiatan bermain yang dimaksud adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.
Terutama pada interval waktu ke- 6 yaitu pada waktu 90 menit dimana
anak sedang bermain bersama dengan teman sebayanya.
Dalam penelitian ini, perilaku kelekatan aman yang sering muncul
pada keseluruhan subjek terdapat pada indikator ketiga yaitu anak terlihat
aktif pada lingkungan (misalnya: bermain). Hal ini dikarenakan pada masa
prasekolah anak banyak menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain
dengan teman sebaya (Santrock, 2007). Menurut Patern (dalam Rahayu,
2004) permainan koperatif adalah suatu permainan dimana anak dapat
bekerja sama dan koordinasi dalam alat-alat dan peranan-peranan,
sehingga ada kesepakatan dan pembagian tugas-tugas antar teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada usia 2 sampai 6 tahun anak belajar melakukan hubungan sosial dan
bergaul dengan orang lain di luar lingkungan rumah, terutama dengan
anak-anak yang memiliki umur sebaya (Hurlock, 2012). Menurut Hurlock
(2012) pada usia prasekolah anak mulai bermain bersama dalam
kelompok, berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan memilih dari
anak-anak yang hadir untuk bermain bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa
perilaku kelekatan aman terbentuk saat balita dititipkan pada pengasuh di
TPA. Perilaku kelekatan aman pada seluruh subjek adalah mean 88,88
dan SD 7,44. Pada subjek pertama jumlah perilaku kelekatan aman
sebanyak 80,5 kali termasuk pada kategori rendah. Pada subjek kedua
jumlah perilaku kelekatan aman adalah 86 kali dan termasuk dalam
kategori sedang. Subjek ketiga memiliki jumlah perilaku kelekatan aman
sebanyak 98 kali dan termasuk dalam kategori tinggi. Subjek keempat
jumlah perilaku kelekatan aman sebanyak 91 kali dengan kategori sedang.
Perilaku kelekatan aman yang muncul saat observasi adalah:
1. Anak tenang dan merasa nyaman (tidak rewel) saat bersama pengasuh.
2. Anak tersenyum pada pengasuh.
3. Anak terlihat aktif pada lingkungan (misalnya: bermain).
4. Anak melihat pengasuh saat diberi teguran.
5. Anak merespon dan menuruti perintah pengasuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Saran
a. Untuk mewaspadai kelelahan pada peneliti yang muncul pada saat
observasi
b. Penelitian ini berkaitan dengan perilaku kelekatan aman pada balita
dibutuhkan kesabaran dan mudah beradaptasi dengan anak-anak.
c. Diharapkan orang tua tidak cemas menitipkan anaknya di TPA.
d. Pengasuh TPA harus memperkaya pengalaman dengan sering
mengikuti pelatihan dan seminar mengenai anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi Edisi XV. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Carolyn, M. (2013). Memahami Perkembangan Anak. Jakarta : PT.
Indeks.
Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dessy, H. (2010). Taman Penitipan Anak Sebagai Rumah (Home) Kedua
Bagi Anak Usia Prasekolah. Skripsi. Diunduh pada tanggal 16
Maret 2015 pukul 21.03 WIB.
Dewi, O. H. (2012). Atachment. Diperoleh dari:
content://com.sec.android.app.sbrowser.scrapl
ist/0521001038.html. Diunduh pada tanggal 21 April 2015 pukul
23.00 WIB.
Ervika, E. (2005). Kelekatan (Attachment) Pada Anak. Skripsi.
http//library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-eka%20ervika.pdf.
Diakses tanggal 15Juli 2012.
Gita, A. T., Ari, P., dkk. (n.d). Kelekatan Balita Pada Orang Tua Kandung
Dan Tetangga. Diperoleh dari :
https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=jurnal+kelekatan+orang+
tua+dan+tetangga+pdf.Diunduh pada tanggal 15 September 2014,
pukul 23.20 WIB
Gunarsa, D. S. (1987). Dasar Dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Haditono, S. R., Monks, F. J., Knoers, A.M.P. (2004). Psikologi
Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.
Hall, C. S., & Lindzey, G. (2008). Psikologi Kepribadian 1: Teori-Teori
Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.
Hidayah, N. (n.d). Layanan Anak Pada Usia Dini. Jurnal.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309997/ARTIKEL%20L
AYANAN%20PADA%20ANAK%20USIA%20DINI.pdf.
Diunduh pada tanggal 25 September 2014 pukul 23.11 WIB
Hurlock, E. B. (2012). Perkembangan Anak Edisi 6 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Hurlock, E. B. (2012). Perkembangan Anak Edisi 6 Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Intikhobah, I. (2008). Perbedaan Perkembangan Anak Usia 24 – 36 Bulan
Yang Berada Di Tempat Penitipan Anak (TPA) Dan Di Rumah
Yang Diasuh Oleh Pembantu Rumah Tangga. Skripsi. http//lib.uin-
malang.ac.id/thesis/fullchapter/05410041-iftitahintikhobah. ps.
Diakses tanggal 15 Juli 2012
King, A. L. (2010). Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika.
Liliana, A. W. (2008). Gambaran Kelekatan Remaja Akhir Putri dengan
Ibu. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Gunadharma, Jakarta.
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2
008/Artikel_10502034.pdf. Diunduh pada tanggal 15 September
2014 pukul 23.11 WIB.
Natadjaja L. (2007). Tempat Penitipan Anak Mewah, Menengah, dan
Sederhana (Studi Perbandingan Perkembangan Anak Balita Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kognitif Motorik Afektif). Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur.
Volume 35, No. 2.
Nurhidayah, S. (2011). Kelekatan (Attachment) dan Pembentukan
Karakter. Jurnal Turats. Volume 07, No: 2
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya
ilmiah. Jakarta: Kencana.
Papalia, D. E. (2008). Human Development Bagian I-IV: awal kehidupan,
masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak pertengahan, masa
kanak-kanak akhir. Jakarta: Kencana.
Pranoto, A., & Zahrotul, U. (2010). Kelekatan (Attachment) Pada Remaja
Kembar. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Volume 12, No. 1.
Prasetyo, B., Jannah, L. M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sari, A. (2010). Pengasuhan Dan Penanaman Nilai Terhadap Anak Usia
Dini. Jurnal Makna Ilmu Komunikasi. Volume:01, No:01. Diunduh
pada tanggal 25 September 2014 pukul 23.14.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak: Edisi Kesebelas. Jakarta:
Erlangga.
Sattler, J. M. (2002). Assesment of Children. ( ed). San Diego: Jerome
M. Sattler Publisher.
Sherly, M. (2013). Studi Tentang Pelayanan Anak Di Taman Penitipan
Anak Puspa Wijaya I Tenggarong.eJournal Sosiatri-Sosiologi.
Volume 01, No:1.
Syamsu, Y. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tanuli, J. S. T. 2012. Skripsi.Fakultas Ilmu Kependidikan jurusan
pendidikan anak. Universitas Negeri Gorontalo.Diperoleh dari:
http://eprints.ung.ac.id/6613/3/2012-1-86207-153408098-42-
03092012025718.pdf
Theodora, A. W., & Meggit, C. (2013). Memahami Perkembangan Anak.
Jakarta: Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Form Observasi Subjek I (Observer 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Form Observasi Subjek I (Observer 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Form Observasi Subjek II (Observer 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Form Observasi Subjek II (Observer 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Form Observasi Subjek III (Observer 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Form Observasi Subjek III (Observer 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Form Observasi Subjek IV (Observer 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Form Observasi Subjek IV (Observer 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Form Observasi Try Out (Observer 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Form Observasi Try Out (Observer 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hasil Deskripsi Data Subjek
FREQUENCIES VARIABLES=skor_kelekatan
/STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
skor_kelekatan
N Valid 4
Missing 0
Mean 88.875
Std. Deviation 7.4428
skor_kelekatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 80.5 1 25.0 25.0 25.0
86 1 25.0 25.0 50.0
91 1 25.0 25.0 75.0
98 1 25.0 25.0 100.0
Total 4 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Surat Izin Penelitian TPA Insan Mulia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI