perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada ...repository.uts.ac.id/120/1/perilaku fanatis dan...i...
TRANSCRIPT
i
PERILAKU FANATIS DAN AGRESIVITAS VERBAL PADA SUPORTER
SEPAKBOLA (STUDI KASUS MILANISTI INDONESIA BASIS SUMBAWA)
SKRIPSI
Oleh :
HIFDZUL AZIZ
NIM 15.01.061.014
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2019
ii
iii
PERILAKU FANATIS DAN AGRESIVITAS VERBAL PADA SUPORTER
SEPAKBOLA (STUDI KASUS MILANISTI INDONESIA BASIS SUMBAWA)
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Teknologi Sumbawa
Sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh :
HIFDZUL AZIZ
NIM 15.01.061.014
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2019
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disusun oleh
HIFDZUL AZIZ
NIM 15.01.061.014
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Sumbawa, 26 Juli 2019
Pembimbing I : Junaidin. S.Pd., M.Psi (.....................)
NIDN. 0822049002
Pembimbing II : Lukmanul Hakim., M.PD (.....................)
NIDN. 0804088801
Mengetahui,
Ketua Program Studi Psikologi
Ayuning Atmasari, M.Psi.,Psikolog
NIDN. 0812098602
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini disusun oleh
HIFDZUL AZIZ
NIM 15.01.061.014
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Tanggal 29 Juli 2019
Susunan Dewan Penguji
Ketua : Junaidin. S.Pd., M.Psi (.....................)
NIDN. 0822049002
Anggota : Lukmanul Hakim., M.PD (.....................)
NIDN. 0804088801
Anggota : Ivon Arisanti,S.Pt.,MM.CPHRM (.....................)
NIDN. 0821098101
Anggota : Ayuning Atmasari, M.Psi.,Psikolog (.....................)
NIDN. 0812098602
Ketua Dekan
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Ayuning Atmasari, M. Psi.,Psikolog Yossy Dwi Erliana, M.Psi., Psikolog
NIDN. 0812098602 NIDN. 0815067701
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hifdzul Aziz
NIM : 15.01.061.014
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan
saya, kecuali kutipan atau ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila
kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sumbawa,
Yang membuat pernyataan
(Hifdzul Aziz)
vii
ABSTRACT
Aziz, Hifdzul. 2019. Fanatical Behavior and Verbal Aggressiveness in Football Supporters of
The Indonesian Milanisti Case Study Sumbawa Base, Thesis, Psychology Department, Faculty
of Psychology, Sumbawa University of Technology. Advisor(I) Junaedi, S.Pd., M.Psi.
(II)Lukmanul Hakim, S.Pd., M.Pd.
Fanatic is the behavior of enthusiasm that is excessive and irrational towards
something that exists, or devotion to a theory, belief, or line of action that determines a very
emotional attitude and its practical mission knows no boundaries. Fanatic behavior actors vary
from young children to adults, men or women, highly educated or low both group and
individually. Individual soccer supporters as one of them who become fanatical behavior actors
often make restless surroundings. In this case fanatical behavior is related to verbal
aggressiveness. Aggression is hurtful behavior both physically and mentally with a certain
purpose. One of the behavioral aggressiveness is influenced by the influence of the education
level of the supporters. The purpose of this study was to determine fanatical behavior and
verbal aggressiveness of football supporters that occurred at the Milanisti Indonesia Sumbawa
Base.
The subjects in this study were members of the MIBS support group in the Sumbawa
city area. This study uses a descriptive qualitative approach. The research sampling technique
used purposive sampling. The sample in this study amounted to 2 subjects with predetermined
criteria. The research data was obtained by interviews and observations and additional
documents in the form of documentation. The measuring instrument used to reveal the research
variables is the scale of Verbal Fanatic Aggressiveness.
The results of the study show that fanatical behavior and verbal aggressiveness are
related to each other on football supporters.
Keywords: Fanatic, Verbal Aggressiveness, Football Supporters.
viii
ABSTRAK
Aziz, Hifdzul. 2019. Perilaku Fanatis dan Agresivitas Verbal pada Suporter Sepakbola Studi
Kasus Milanisti Indonesia Basis Sumbawa. Skripsi, Program Studi Psikologi, Fakultas
Psikologi, Universitas Teknologi Sumbawa. Pembimbing: (I) Junaedi, S.Pd., M.Psi. (II)
Lukmanul Hakim, S.Pd., M.Pd.
Fanatik adalah perilaku antusiasme yang berlebihan dan tidak rasional terhadap
sesuatu hal yang ada, atau pengabdian terhadap suatu teori, keyakinan, ataupun garis tindakan
yang menentukan sikap yang sangat emosional dan misinya praktis tak mengenal batas-batas.
Para pelaku perilaku fanatis bermacam-macam mulai dari anak kecil hingga orang dewasa,
laki-laki ataupun perempuan, berpendidikan tinggi atau rendah baik secara kelompok maupun
individual. Oknum suporter sepak bola sebagai salah satunya yang menjadi pelaku perilaku
fanatis seringkali membuat resah lingkungan disekitarnya. Dalam hal ini perilaku fanatis
berhubungan dengan agresivitas verbal. Agresi adalah perilaku melukai baik fisik maupun
mental dengan suatu tujuan tertentu. Perilaku agresivitas salah satunya dipengaruhi oleh
pengaruh tingkat pendidikan para supporter tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada suporter sepakbola yang terjadi pada
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa.
Subjek dalam penelitian ini adalah anggota kelompok supporter MIBS yang berada di
wilayah kota Sumbawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik
pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 2 subjek dengan kriteria yang telah ditentukan. Data penelitian didapatkan
dengan wawancara dan observasi serta dokumen tambahan berupa hasil dokumentasi. Alat
ukur yang digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian adalah skala Fanatis
Agresivitas Verbal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku fanatis dan agresivitas verbal saling
berhubungan satu sama lain pada suporter sepakbola.
Kata Kunci: Fanatis, Agresivitas Verbal, Suporter Sepakbola.
ix
MOTTO
Lebih baik diseret kepada kebaikan daripada tidak sama sekali
-Akhyar, Lc-
Kehidupan yang baik adalah sebuah proses, bukan keadaan. Semua ini
tentang arah, bukan tentang tujuan.
-Carl Rogers-
Hidup hanya sekali, bermanfaatlah untuk kehidupan dan kebahagiaan itu
diciptakan oleh diri kita sendiri maka berbahagialah.
-Hifdzul Aziz-
Hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau
membahagiakan, biar waktu yang menjadi obat.
-Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong-
x
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirroohiim
Ketika sebuah harapan melayang di udara tanpa kubisa meraihnya, saat rasa
ingin mengejarnya namun tak dapat ku kejar. Ternyata ku hanya butuh langkah baru
dengan jalan yang berbeda untuk menjalani proses kehidupan. Semangat itu muncul
kembali untuk mengerjakan skripsi yang mustahil tapi kucoba untuk bisa selagi pintu
itu masih bisa dibuka, aku tidak mau menyesalinya dan lebih baik terlambat daripada
tidak sama sekali. Ku coba untuk melangkah walaupun harapan itu kecil, ku coba untuk
mengusahakannya. Dengan rasa syukur Alhamdulillaahirrobbilaalamiin, aku optimis
menyelesaikan tugas akhir dalam perjalanan selama kuliah yaitu skripsi. Semoga selalu
ada pelajaran yang bisa di praktikkan dalam kehidupan untuk melangkah ke depan.
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Ayahku dan Umahku sayang yang tiada hentinya memberikan segalanya untuk
anaknya tercinta, yang ku tahu aku harus membuat kalian berdua bangga karena
bisa mendampingiku sampai saat ini. I Love U because Allooh.
2. Ahsan, A Zhahir dan Al-khowarizmi my brothers in my bloods, we’re my spirit.
Kita harus selalu buat bangga orang-orang disekitar kita terutama ayah umah
dan keluarga besar.
3. Keluarga besar Ayah dan Umah yang selalu menjadi pelipur lara ketika rasa
kangen melanda terutama krucil-krucilku sayang.
4. Ust. Taufik Zulkifli ayah kedua yang nasehatnya menenangkan dan di beberapa
kesempatan membuatku melangkah lebih jauh dalam berorganisasi.
5. Kepada sahabat-sahabatku seperjuangan di barak STKIP HIMARA 2015 yang
telah memberikan warna kehidupan, Pondok Tahfidz Lalu Akang Zainuddin
xi
yang telah memberikanku ilmu agama yang lebih beserta kenangannya,
keluarga bimbel syatizz bang Iksan dan Ihsan cs yang sudah menerimaku dalam
hidup bersama.
6. Kedai Raya Street dan kru terimakasih banyak atas ilmunya semoga sukses
selalu dan bersabar akan pasang surut kehidupan, Kovie Café Ka Chan cs
terimakasih atas tampungannya kurang lebih sebulan atas ilmunya, Bos geprek
junior partner sekaligus inspirasi keren bro.
7. Sahabatku sekloter dan berbagai tempat sedih rasanya di penghujung kuliah ini
tidak bisa bersama Naufal Ghani saudaranya Fikri (Gedong), ah sedihlah
pokoknya. Sukses selalu buat ke depannya buat kita. You’re the best bro!
8. Kontrakan kuning Samapuin terimakasih atas tampungannya di akhir-akhir
kelulusan bisa bersama kalian, senang rasanya.
9. Keluarga ILMPI thanks banget ilmunya kalo bukan karena Hamdi dan Urwah,
nggak akan kenal kalian.
10. Semua organisasi yang pernah kuikuti sorry banget kalo banyak tanggungjawab
yang terabaikan dan tidak terealisasikan.
11. Catra Renjana, ah sudahlah! 3 bulan 3 hari dan 1 hari pelepasan membuatku
tertekan menjadi manusia yang lemah. Hahaha… Tapi aku bangga bisa bersama
kalian tentunya dengan SC, Mba Thifa dan Mba Lulu serta yang lainnya.
12. Untuk semua orang yang pernah ada di lingkaran hidupku maaf dan terimakasih
telah memberikan pelajaran dan hikmah.
13. Seluruh sahabat seperjuanganku di Fakultas Psikologi angkatan 2015
terimakasih telah membersamai perjuangan selama ini.
14. Seluruh dosen yang telah memberikan banyak ilmu dan motivasi selama
perkuliahan. Berkat ibu dan bapak dosen saya mampu mendapatkan banyak
ilmu dan pengalaman selama kuliah di Sumbawa
xii
15. Almamater Universitas Teknologi Sumbawa tempat ku menimba ilmu.
xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku
Fanatis dan Agresivitas Verbal pada Suporter Sepakbola Studi Kasus Milanisti
Indonesia Basis Sumbawa”. Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana psikolog (S.Psi) pada Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya
skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak,
baik bersifat moril maupun materil, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih antara lain kepada :
1. Ibu Yossy Dwi Erliana, M.Psi., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Teknologi Sumbawa
2. Ibu Ivon Arisanti, S.Pt., MM, selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Teknologi Sumbawa.
3. Ibu Ayuning Atmasari, M.Psi., Psikolog selaku Ketua Program Studi
Psikologi Universitas Teknologi Sumbawa.
4. Bapak Junaedi, S.Pd., M.Psi selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Lukmanul Hakim, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberi arahan, bimbingan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh civitas akademika Fakultas Psikologi, terutama para Dosen Fakultas
Psikologi yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan.
7. Rekan-rekan angkatan 2015 yang telah memberikan dukungan dan kenangan
selama 3 tahun bersama.
8. Para subjek dan informan yang telah meluangkan waktunya untuk penelitian
ini
xiv
9. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu.
Skripsi ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan di
dalam penyusunanannya, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan penulis semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
Sumbawa, 26 Juli 2019
Hifdzul Aziz
xv
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... i
HALAMAN LOGO ................................................................................................. ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
MOTTO................................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xv
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................................... 7
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 7
A. Landasan Teori..................................................................................................... 7
1. Perilaku Fanatis ................................................................................................ 7
a. Pengertian Fanatis ........................................................................................ 7
b. Aspek-aspek Fanatis .................................................................................... 8
xvi
c. Faktor-faktor Fanatis .................................................................................... 8
2. Perilaku Agresivitas ..................................................................................... 9
a. Pengertian Agresivitas .................................................................................. 9
b. Aspek-aspek Agresivitas .............................................................................. 9
c. Faktor-faktor Agresivitas............................................................................ 10
3. Suporter ..................................................................................................... 11
a. Pengertian Suporter .................................................................................... 11
b. Dua Sisi Suporter ....................................................................................... 12
a) Sisi Negatif ........................................................................................... 12
b) Sisi Positif ............................................................................................. 12
B. Kerangka Penelitian ........................................................................................... 14
BAB III................................................................................................................... 16
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 16
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................................................... 16
B. Subjek Penelitian ................................................................................................ 16
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 16
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 17
1. Observasi ....................................................................................................... 17
2. Wawancara ..................................................................................................... 17
3. Dokumentasi .................................................................................................. 18
E. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 18
1. Pengumpulan Data ......................................................................................... 18
2. Reduksi Data .................................................................................................. 19
3. Penyajian Data ............................................................................................... 19
xvii
4. Penarikan Kesimpulan .................................................................................... 20
F. Validitas Data ..................................................................................................... 20
BAB IV .................................................................................................................. 22
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 22
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 22
1. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 22
2. Identitas Subjek .............................................................................................. 22
3. Hasil Wawancara dan Observasi ..................................................................... 22
a. Subjek 1 (D) ............................................................................................... 22
1) Hasil Wawancara Subjek ........................................................................... 22
2) Hasil Wawancara Informan ....................................................................... 23
3) Hasil Observasi.......................................................................................... 24
b. Subjek 2 (I) ................................................................................................ 26
1) Hasil Wawancara Subjek ........................................................................... 26
2) Hasil Wawancara Informan ....................................................................... 29
3) Hasil Observasi.......................................................................................... 30
B. Pembahasan........................................................................................................ 31
a. Perilaku Fanatis .............................................................................................. 31
b. Agresivitas Verbal .......................................................................................... 35
BAB V .................................................................................................................... 34
PENUTUP .............................................................................................................. 34
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 34
B. Saran .................................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan kelihaian seseorang dalam membentuk tubuh menjadi
kuat dengan menggerakkan anggota tubuh sampai mengeluarkan keringat secara
rutin sehingga badan menjadi sehat. Hubungan sepakbola dengan suporter cukup
erat. Suporter tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Para pendukung klub
kesayangannya, ataupun hanya menjadi penikmat olahraga tersebut. Bagi sebagian
orang, menjadi suporter fanatik sebuah tim sepakbola merupakan sebuah
kebanggaan. Kebanggaan tersebut semakin besar saat melihat tim kesayangannya
menjadi juara. Hal tersebut membuat suporter sepak bola mencintai klub
kebanggaannya.
Sepakbola telah menjadi lebih dari sekedar “olahraga” sebagaimana
fanatisme yang tumbuh didalam masyarakat yang menikmati nya, kini segala
obrolan baik di kantor,sekolah ataupun dijalanan serasa tak lengkap bila tidak
berbicara tentang sepakbola, dan di era modern kini sepakbola telah menjadi
komoditas industri global dengan segala kemajuan di bidang teknologi dan
informasi. Fanatisme sepakbola kini tidak lagi berbicara hanya tentang sepakbola
lingkup daerah ataupun nasional lebih dari itu berkat adanya tayangan televisi,
fanatisme sepakbola telah menembus batas jarak.
Fanatisme adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang
menganut sebuah paham, dengan cara berlebihan (membabi buta) sehingga
berakibat kurang baik, bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan konflik
serius. Fanatisme dideskripsikan sebagai bentuk antusiasme dan kesetiaan yang
berlebih. Dalam diri individu yang mengalami fanatik buta menganggap sesuatu
yang diidolakan atau diyakini adalah yang paling benar dan baik dimatanya.
Dimana fanatik ini akan semakin berkembang dengan dukungan dari orang sekitar
yang tampak pada tingkah laku individu atau kelompok. Dengan demikian,
beberapa indikator fanatisme seperti (1) rasa antusias yang ekstrem, (2) keterikatan
emosi dan rasa cinta, (3) berlangsung dalam waktu yang lama, (4) menganggap
yang mereka yakini adalah hal yang benar, (5) membela dan mempertahankan
kebenaran (Jenni.dkk, 2018).
2
Fanatisme suporter sepakbola seringkali menimbulkan berbagai masalah,
bentrokan kerap kali terjadi dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit bagi
berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena perilaku dan tindakan agresif yang
dilakukan masing-masing suporter. Secara psikologis seseorang yang yang fanatik
biasanya tidak mampu memahami apa yang ada di luar kelompoknya, baik benar
maupun salah. Pemberitaan mengenai fanatisme suporter sepakbola yang berujung
bentrok terjadi. Dimana bentrokan tersebut tidak hanya secara fisik, bentrokan
secara verbal pun terjadi. Saling lempar kata-kata kotor seolah merupakan hal yang
lumrah bagi kedua suporter tersebut. Saling ejek berupa tulisan atau gambar pun
banyak terjadi, diantaranya adalah di media sosial, coret-coretan di tembok jalanan
umum, dan sebagainya. Hal tersebut merupakan perilaku agresif.
Kadangkala fanatis yang ditunjukkan oleh komunitas suporter klub sepak
bola dilakukan secara berlebihan dalam mendukung tim kesayangan saat bertanding
sehingga berubah menjadi tindakan agresivitas terutama agresivitas verbal.
Tindakan agresivitas verbal komunitas suporter klub sepak bola ini akan meningkat
ketika terjadi interaksi antara dua kelompok suporter lain. Pemicu dari tindakan
suporter ini cukup kompleks, mulai dari fanatisme berlebihan kepada klub, soal
wasit, kinerja panitia pertandingan, hingga minimnya sarana ekspresi suporter
(Syarief, 2013). Kefanatikan anggota komunitas suporter sepak bola menyebabkan
anggota komunitas berperilaku agresi terutama perilaku agresivitas verbal. Perilaku
agresif merupakan perilaku yang bermaksud untuk menyakiti seseorang atau pihak
lain dalam bentuk verbal maupun non verbal secara sengaja. Ada beberapa faktor
yang mendasari terjadinya agresivitas yang dilakukan suporter sepakbola antara
lain yaitu; (a) provokasi, (b) kondisi agresi, (c) isyarat agresi, (d) kehadiran
oranglain, (e) kecemasan, (f) media massa ( Argubi, 2012).
Berdasarkan pengertian bahwa agresi adalah perilaku melukai baik fisik
maupun mental dengan suatu tujuan tertentu. Maka tidak dapat dikatakan agresi
apabila dilakukan tanpa memiliki tujuan. Dalam hal ini penulis lebih fokus kepada
perilaku agresivitas verbal secara umum. Adapun agresivitas verbal yang
disebutkan menurut Buss (Firman, 2017) bahwa agresivitas dengan kata-kata,
contohnya umpatan, sindiran, fitnah dan sarkasme.
3
Masyarakat Indonesia akrab menyebutnya dengan istilah “supporter layar
kaca” untuk menyebut sekelompok orang yang memiliki rasa fanatis terhadap klub
sepakbola yang mayoritas berasal dari eropa. Kebanyakan dari mereka tidak pernah
menonton kesebelasan pujaan nya secara langsung mereka juga tidak berasal dari
kota tempat klub pujaannya itu berada, tapi mereka hanya bisa menyaksikan klub
kebanggaannya lewat siaran televisi dengan perbedaan waktu antara eropa dengan
asia tenggara yang menyebabkan pertandingan sepakbola eropa disiarkan pada
dinihari di Indonesia mereka akan tetap menyaksikanya dengan rela mengorbankan
jam tidurnya (http://fandom.id , 20 April 2019).
Sepak bola dan suporter merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan.
Sepak bola telah mengubah pikiran normal menjadi suatu bentuk kegiatan. Tidak
memandang tua, muda maupun anak-anak, kesukaan terhadap klub yang dibelanya
telah menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub yang disukainya. Disudut-
sudut jalan dipasang berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai
warna kebesarannya merah, hijau, maupun biru telah menjadi simbol dan identitas
mereka.
Hal tersebut merupakan perilaku suporter. Suporter merupakan sebuah
kelompok yang tergabung dalam sebuah pemikiran dan kesamaan pada sebuah hal.
Suporter dapat diartikan sebagai sebagian orang yang memberikan dukungan.
Suporter yang cerdas adalah suporter sportif tidak anarkis, tidak lugu, punya
pengetahuan dan kepedulian terhadap timnya. Tingkah pola suporter pun
bermacam-macam. Suporter yang baik adalah suporter yang selalu memberikan
masukan sebagai bentuk perhatian. Suporter yang selalu memberikan apresiasi bila
timnya bermain bagus.
Suporter adalah pemain kedua belas. Lewat dukungan mereka, para pemain
lebih terlecut buat meraih kemenangan. Pertandingan sepak bola telah melibatkan
emosi para suporternya dan tidak jarang melahirkan berbagai aksi agresivitas baik
antar penonton maupun antar pemain, misalnya tawuran.Suporter yang tawuran
seringkali menimbulkan banyak korban. Selain itu mereka tak segan-segan untuk
mengeluarkan banyak uang untuk membeli segala macam pernak-pernik tentang
tim kesayangannya. Mulai dari jersey, syal, bendera, merchandise, bahkan produk
dari merk-merk tertentu yang melakukan kerjasama dengan suatu tim. Kelompok –
4
kelompok suporter telah terbentuk di berbagai negara. Bahkan setiap klub di dunia
pasti mereka mempunyai kelompok suporter sendiri. Salah satu klub dengan jumlah
member kelompok yang besar adalah AC Milan yang menamakan kelompok
suporternya dengan Milanisti.
Berdasarkan informasi yang diperoleh kelompok suporter setia AC Milan
atau biasa disebut Milanisti Indonesia melakukan tour ke Stadion San Siro.
Milanisti Indonesia memang dikenal sebagai salah satu kelompok suporter klub
sepakbola Eropa terbesar di Indonesia, dimana rutin mengadakan kegiatan mulai
dari nonton bareng, gathering nasional, hingga tour ke San Siro. Dalam tour San
Siro tahun ini, Milanisti Indonesia mengunjungi beberapa tempat mulai dari Casa
Milan hingga Stadion San Siro. Puncaknya Milanisti Indonesia menjadi saksi
keberhasilan AC Milan mengantongi tiket Liga Eropa musim depan
(https://www.bolasport.com, 20 April 2019).
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS) menampilkan sisi lain dari
fanatis dan agresivitas. Tidak hanya secara kasat mata terlihat dampaknya, tetapi
sebenarnya juga fanatisme dan agresivitas dalam hal ini ingin memperlihatkan
bagaimana identitas budaya serta bagaimana berkomunikasi dengan kelompoknya
maupun kelompok lain. Individu yang tergantung terhadap kelompok mereka,
menganggap hal itu sebagai pusat tujuan mereka, merasakan solidaritas yang besar,
dan memiliki sebuah ancaman identitas sosial memungkinkan untuk merasa
membela dan mempertahankan kelompoknya. Hal ini senada bahwa konsep
interaksionis simbolik mengenai komunitas, anggota, dan pikiran memiliki makna
bahwa fans yang tergabung dalam satu komunitas bola adalah kelompok yang loyal,
memiliki rasa cinta yang tinggi, kebersamaan, solidaritas, dan persaudaraan.
(Warsa, dkk, 2014)
Hasil studi penelitian terdahulu yang berhubungan dengan fanatisme dalam
jurnal Widarti (2016) dengan judul “Konformitas dan Fanatisme Remaja kepada
Korean Wave” hasilnya menunjukkan adanya perilaku fanatik timbul sebagai
akibat dari proses interaksi budaya antara individu satu dengan yang lainnya, yang
dapat melahirkan suatu bentuk perilaku baru. Fanatisme dalam hal ini terbentuk
karena dua sebab yaitu menjadi penggemar untuk sesuatu hal berupa objek barang
5
atau manusia, dan berperilaku fanatisme karena keinginan diri sendiri yang terlihat
dari berubahnya perilaku untuk meniru hal yang baru.
Hasil studi penelitian terdahulu yang lainnya pada Regina dan Bonar (2017)
dengan judul “Kontribusi Peran Gender dan Konformitas terhadap Agresivitas
Remaja Putri Suporter Sepakbola” hasil menunjukkan mengenai kontribusi peran
gender dan konformitas terhadap agresivitas pada remaja putri suporter sepakbola.
Dapat dikatakan bahwa agresivitas pada remaja putri dipengaruhi oleh peran gender
dengan konformitas terhadap agresi fisik, antara peran gender dengan konformitas
terhadap agresi verbal, dan antara peran gender dengan konformitas terhadap
agresi. Namun antara peran gender dan konformitas terhadap agresi hostility tidak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan.
Hasil studi penelitian terdahulu berikutnya oleh Argubi (2012) dengan judul
“Aggressive Behavior Pattern, Characteristics and Fanaticism Panser Biru Group
PSIS Semarang” hasil menunjukkan bahwa Pola dan jenis perilaku agresif timbul
karena dilakukan secara kolektif bersifat frustasi-agresi kemudian fanatisme yang
dibangun oleh suporter muncul karena adanya klub PSIS yang menjadi kebanggaan
dan mendarah daging.
Perbedaan penelitian saya dengan tiga penelitian terdahulu adalah penelitian
jenis yang digunakan, subjek penelitian dan lokasi berlangsungnya penelitian ini
jauh dari pusat keramaian kota , di mana penduduknya tidak begitu banyak seperti
di kota besar pada umumnya. Jadi menurut saya menarik untuk dikaji dan diadakan
penelitian terkait perilaku fanatis dan agresivitas ini bisa terjadi.
Hasil penelitian terdahulu bahwa kefanatisan menyebabkan berperilaku
agresif. Kefanatisan suporter seringkali berakhir pertikaian dan perkelahian.
Fanatisme juga dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang
menimbukan perilaku agresif. Dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji penelitian dengan judul “Perilaku Fanatis dan Agresivitas verbal pada
Suporter Sepakbola (Studi kasus Milanisti Indonesia Basis Sumbawa)”.
B. Rumusan Masalah
6
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku
fanatis dan agresivitas verbal pada suporter sepakbola dapat terjadi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian fenomenologis yang bertujuan untuk mengetahui
perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada suporter sepakbola.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi dan bahan kajian bagi
penelitian selanjutnya tentang perilaku fanatis dan agresivitas verbal
pada suporter sepakbola
b. Hasil penelitian dapat menjadi bahan kajian bagi penelitian selanjutnya
tentang perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada suporter sepakbola
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pola perilaku
fanatis dan agresivitas verbal yang dimiliki para suporter Milanisti
Indonesia Basis Sumbawa berdasarkan fenomena yang terjadi di
lapangan sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
peneliti dalam penelitian dilapangan.
b. Bagi masyarakat, peneliti ini diharapkan mampu memberikan informasi
teraktual mengenai perilaku fanatis dan agresivitas verbal supporter
sepakbola.
c. Bagi suporter lain, peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan
wawasan baru mengenai perilaku fanatis dan agresivitas verbal yang
dimiliki oleh suporter sepakbola Milanisti Indonesia Basis Sumbawa
(MIBS) sehingga menjadi suporter teladan bagi yang lainnya.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Perilaku Fanatis
a. Pengertian Fanatis
Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu
keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang
negatip, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan
kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau
diubah. Menurut Hapsari & Wibowo (2015) Secara psikologis seseorang
yang fanatik biasanya tidak mampu memahami apa yang ada di luar dirinya
dan tidak paham terhadap masalah orang atau kelompok lain.
Menurut Chaplin (Irna, 2016) fanatisme adalah suatu sikap penuh
semangat yang berlebihan terhadap suatu segi pandangan atau suatu sebab.
Perilaku fanatik ditunjukkan untuk menghina dalam hal tertentu, tetapi
sebenarnya merupakan individu atau kelompok yang memiliki keyakinan
atau pemahaman terhadap sesuatu secara berlebihan dan mereka akan tetap
pada pendiriannya, walaupun orang lain menganggap itu berlebihan.
Menurut Goodard (Irna, 2016) perilaku fanatis adalah besarnya
minat dan kecintaan pada suatu jenis kegiatan, sikap pribadi maupun
kelompok terhadap kegiatan tersebut, lamanya individu menekuni satu jenis
kegiatan tertentu, dan motivasi yang mempengaruhi seseorang terhadap
bidang kegiatannya.
Pandangan ini didukung oleh pendapat dari J.P Chaplin (2008, h.
495) mengenai fanatik yaitu sikap penuh semangat yang berlebihan terhadap
satu segi pandangan atau satu sebab. Sikap tersebut bisa berdasarkan
pemikiran dan pemahamannya yang tidak berubah-ubah atau tetap terhadap
satu segi pandangan, yang menurut Winston Churchill bahwa “A fanatic is
one who can’t change his mind and won’t cange the subject” dengan artian
bahwa seseorang yang fanatik yang mana tidak bisa berubah pemikirannya
dan tidak akan berubah pokok materi.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa Secara
psikologis, seseorang yang fanatik biasanya tidak mampu memahami apa-apa
8
yang ada di luar dirinya, tidak faham terhadap masalah orang atau kelompok
lain, tidak mengerti faham atau filsafat selain yang mereka yakini. Tanda-
tanda yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidak mampuan memahami
karakteristik individual orang lain yang berada diluar kelompoknya, benar
atau salah. Fanatis dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku
kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresif. Individu
yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga
seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional.
b. Aspek- aspek Fanatis
Sikap fanatis yang berlebihan akan menimbulkan sikap diluar
kendali tanpa disadari oleh seseorang. Oleh karena itu, menurut
Goodard (Irna, 2016) aspek-aspek dalam fanatis adalah :
1. Besarnya minat pada suatu jenis kegiatan;
2. sikap pribadi maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut;
3. lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu;
4. motivasi yang dipengaruhi oleh bidang kegiatannya.
c. Faktor-faktor Fanatis
Sikap fanatis yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok bisa
menimbulkan sisi negatif dan sisi positif. Oleh karena itu, menurut
Goodard (Jenni dkk, 2016) faktor-faktor dalam fanatis adalah :
1. Rasa antusias yang ekstrim;
2. keterikatan emosi dan rasa cinta;
3. berlangsung dalam waktu yang lama;
4. menganggap hal yang mereka yakini adalah benar;
5. membela dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini.
Fanatis memeliputi faktor-faktor antara lain sikap standar ganda
yang akan memunculkan prasangka-prasangka sosial dan dapat
memperkeruh hubungan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain menjadikan komunitas sebagai legitimasi etis hubungan sosial yang
mana pengklaiman tatanan sosial yang mana pengklaimanan tatanan sosial
biasanya mendapat dukungan dari kelompok tertentu dan klaim kepemilikan
9
organisasi oleh seseorang maupun sekelompok orang dengan cara
mengidentikkan kelompok sosialnya dengan organisasi tertentu.
2. Perilaku Agresivitas
a. Pengertian Agresivitas
Teori Freud memandang perilaku agresif sebagai hal yang intrinsik dan
merupakan instinct yang melekat pada diri manusia. Selanjutnya Darwin
dengan teori survivalnya memandang bahwa secara historis, perilaku agresif
ini dianggap sebagai suatu tindakan manusia untuk kebutuhan survival agar
tetap dapat menjaga dan mengembangkan kemanusiawiannya ataupun
membangun dan mengembangkan komunitas (Badrun, 2011).
Taylor mendefenisikan agresi sebagai setiap tindakan yang
dimaksudkan untuk menyakiti orang lain dan menurut Baron (Dayakisni &
Hudaniah, 2019) menyatakan bahwa agresi adalah tingkah laku individu
yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak
menginginkan perilaku tersebut. Defenisi dari Baron ini mencakup empat
faktor tingkah laku, yaitu; tujuan untuk melukai atau mencelakakan,
individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi korban, dan
ketidakinginan korban menerima tingkah laku dari pelaku.
Krahe (Firman, 2017) menyatakan perilaku agresi adalah perilaku fisik
atau lisan yang disengaja dengan maksud menyakiti atau merugikan orang
lain, sedangkan menurut Baron & Bryne (Arif, Rustiana, dan Harry, 2014)
agresi adalah tingkah laku yang diarahkan untuk menyakiti makhluk hidup
yang diperlakukan tidak menyenangkan.
Deaux (Nando dan Nurmala, 2012) menyatakan bahwa ada 2 macam
agresi, yaitu agresi fisik dan agresi verbal. Agresi fisik adalah agresi yang
dilakukan untuk melukai seseorang secara fisik meliputi memukul teman,
menarik baju teman secara kasar, melempar seseorang dengan benda dan
sebagainya sedangkan agresi agresi verbal adalah agresi yang dilakukan
unuk melukai orang lain secara verbal meliputi mengejek, menghina,
mengeluarkan kata-kata kotor dan sebagainya.
Menurut Buss (Dayakisni & Hudaniah, 2019) perilaku agresi verbal
adalah suatu perilaku yang dilakukan unuk menyakii, mengancam atau
10
membahayakan individu-individu atau objek-objek yang menjadi sasaran
tersebut secara verbal atau melalui kata-kata dan langsung ataupun tidak
langsung, seperi memaki, menolak berbicara, menyebar finah, tidak
memberi dukungan.
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa agresi adalah perilaku melukai
baik fisik maupun mental dengan suatu tujuan tertentu. Maka tidak dapat
dikatakan agresi apabila dilakukan tanpa memiliki tujuan. Dalam hal ini
peneliti mengambil fokus kepada perilaku agresivitas verbal secara umum.
Adapun agresivitas verbal yang disebutkan menurut Buss (Firman, 2017)
bahwa agresivitas dengan kata-kata, contohnya umpatan, sindiran, fitnah
dan sarkasme.
b. Aspek-aspek Agresivitas
Aspek-aspek perilaku agresi menurut Bush (Firman, 2017) antara
lain:
1. Agresi fisik ialah bentuk perilaku agresif yang dilakukan dengan
menyerang secara fisik dengan tujuan untuk melukai atau
membahayakan seseorang. Perilaku agresif ini ditandai dengan
adanya kontak fisik antara agresif antara aggressor dan
korbannya.
2. Agresi verbal adalah agresivitas dengan kata-kata, contohnya
umpatan, sindiran, fitnah dan sarkasme.
3. Kemarahan ialah salah satu bentuk perilaku tidak langsung berupa
perasaan benci kepada orang lain maupun sesuatu hal atau karena
seseorang tidak dapat mencapai tujuannya.
4. Permusuhan merupakan komponen kognitif dalam agresivitas
yang terdiri atas perasaan ingin menyakiti dan ketidakadilan.
c. Faktor-faktor Agresivitas
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku
agresif menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Menurut Sarwono (Rika dan Tri, 2016) faktor-faktor munculnya
perilaku agresif adalah sebagai berikut:
1. Sosial
11
Frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya mencapai tujuan
kerap menjadi penyebab agresif. Agresif tidak selalu muncul karena
frustasi. Provokasi verbal atau fisik adalah salah satu penyebab
agresif.
2. Personal
Pola tingkah laku berdasarkan kepribadian. Orang dengan pola
tingkah laku A cenderung agresif daripada orang bertipe B.
3. Kebudayaan
Kebudayaan dalam lingkungan yang juga ikut andil dalam pengaruh
kehidupan kita baik maupun buruknya kebudayaan itu. Ketika kita
menyadari bahwa lingkungan juga berperan terhadap tingkah laku
maka tidak heran jika muncul ide bahwa salah satu penyebab agresif
adalah kebudayaan.
4. Sumber daya.
Manusia senantiasa ingin memenuhi kebutuhannya. Salah satu
pendukung utama kehidupan manusia adalah daya dukung alam.
Ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tersebutlah maka
timbulah agresif.
Dalam hal ini peneliti mengambil fokus kepada perilaku agresivitas
verbal secara umum.
d. Jenis-jenis Agresivitas Verbal
Jenis Agresif Verbal Menurut Buss (Dayakinisi dan Hudaniah, 2019)
menyatakan bahwa ada beberapa jenis perilaku agresi verbal, yaitu :
1. Agresivitas fisik aktif yang dilakukan secara langsung misalnya
menusuk, memukul, mencubit.
2. Agresivitas fisik aktif yang dilakukan secara tidak langsung
misalnya menjebak untuk mencelakakn orang lain.
3. Agresivitas fisik pasif yang dilakukan secara langsung misalnya
memberikan jalan untuk orang lain.
4. Agresivitas fisik pasif yang dilakukan secara tidak langsung
misalnya menolak melakukan sesuatu.
5. Agresivitas verbal aktif secara langsung misalnya mencaci maki
orang lain menusuk, memukul.
12
6. Agresivitas verbal aktif yang dilakukan secara tidak langsung
misalnya menyebarkan gosip yang tidak benar kepada orang lain.
7. Agresivitas verbal pasif yang dilakukan secara langsung misalnya
tidak mau berbicara pada orang lain.
8. Agresivitas verbal pasif fisik aktif yang dilakukan secar tidak
langsung misalnya diam saja meskipun tidak setuju.
3. Suporter
a. Pengertian Suporter
Suporter menurut KBBI Online (2019) adalah orang yang
memberikan dukungan, sokongan, dan sebagainya (dalam pertandingan
dan sebagainya). Sedangkan menurut Shank (Andarwati, 2014) suporter
adalah konsumen olahraga yang memperoleh keuntungan dengan
menonton pertandingan. Kehadiran suporter dalam pertandingan
olahraga untuk memenuhi keinginan. Keinginan suporter dapat
bermacam-macam sesuai motivasi yang dimiliki setiap suporter.
Menurut Soekanto (Prakoso, 2013) suporter merupakan suatu
bentuk kelompok sosial yang secara relatif tidak teratur dan terjadi
karena ingin melihat sesuatu (spectator crowds). Dalam olahraga sepak
bola dukungan dari suporter merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu tim dalam sebuah pertandingan sepak
bola, di karenakan kehadiran suporter membuat setiap pemain lebih
bersemangat dan termotivasi untuk memperlihatkan kemampuannya.
Jadi suporter merupakan dukungan dari satu orang atau lebih yang
diberikan kepada sesuatu dalam sebuah pertandingan. Dalam sepakbola
berarti dukungan diberikan secara langsung yaitu nonton langsung di
stadion sedangkan secara tidak langsung yaitu lewat radio, tv ataupun
media cetak. Dapat disimpulkan bahwa suporter adalah bagian penting
dalam dunia sepakbola, karena fungsi utama suporter adalah sebagai
penyemangat tim sepakbola dalam sebuah pertandingan.
b. Dua Sisi Suporter
Berdasarkan aktivitas yang dilakukan kelompok suporter saat
melihat pertandingan sepakbola ada dua sisi di dalamnya yaitu :
13
a) Sisi Negatif (Hooliganisme)
Secara umum hooligan diidentifikasi sebagai orang atau
sekelompok orang yang sering membuat onar atau kerusuhan. Pada
olahraga resiko tinggi, kenikmatan menghadapi bahaya secara sosial
dapat diperoleh. Begitu juga di sepakbola, hooligan akan merasakan
kenikmatan saat mereka menghadapi situasi rusuh, baik dengan
kelompok suporter lain maupun dengan aparat keamanan. Tujuan
utama hooligan adalah meningkatkan mereka dalam konfrontasi
pesaing. Tiap sisi berusaha mengerjai lawan dengan menempati dan
menyerang lawan, memukul jatuh mereka, memaksa mereka
mundur atau mengejar mereka.
Dapat disimpulkan bahwa, sisi negatif dari suporter Sepak bola
dengan istilah hooligan pada prinsipnya ingin membuat onar atau
kerusahan saat menyaksikan pertandingan Sepakbola. Dengan
melakukan kerusuhan atau keonaran mereka mendapatkan
kepuasan.Sisi negatif ini dengan sengaja ingin membuat situasi
penonton menjadi tidak nyaman.
b) Sisi Positif Sepakbola (Hiburan dan Solidaritas)
Sisi positif suporter sepakbola yaitu, suporter datang untuk
menyaksikan pertandingan sepakbola untuk mendapatkan hiburan
dalam suatu pertandingan yang dapat dijadikan pengalaman atau
sejarah pada momen-momen penting. Di sisi lain, penonton lainnya
akan merasa terhibur dan memperoleh tontonan baik pertandingan
sepakbola dan atraksi dari supporter tersebut. begitu juga ketika
mengadakan nonton bersama di tempat- tempat tertentu yang
biasanya para suporter ini memiliki komunitasnya sendiri.
14
15
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS) merupakan
Suporter sepakbola dapat diterangkan bahwasanya memiliki
perilaku fanatis dan agresivitas, kemudian perilaku fanatis yang
dibahas dalam kerangka penelitian memiliki faktor-faktor
diantaranya yaitu; 1) Rasa antusias yang ekstrim, 2) keterikatan
emosi dan rasa cinta, 3) berlangsung dalam waktu yang lama, 4)
menganggap hal yang mereka yakini adalah hal yang benar, 5)
membela dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini dan
agesivitas yang terdapat dalam kerangka penelitian fokus peneliti
adalah agresivitas verbal.
Fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat
dalam diri seseorang atau kelompok dalam mewujudkan hubungan
kesetiaan, pengabdian, kecintaan, dan sebagainya, dalam hal ini
sebagai suporter sepakbola sehingga terjadilah perilaku fanatis.
Sejalan dengan teori Goodard (Firman, 2017) bahwa perilaku fanatis
merupakan bersarnya minat dan kecintaan pada suatu jenis kegiatan,
sikap pribadi maupun kelompok terhadap kegiatan tersebut,
lamanya individu menekuni satu jenis kegiatan tertentu, dan
motivasi yang mempengaruhi seseorang terhadap bidang
kegiatannya.
Dalam hal ini perilaku fanatis berhubungan dengan agresivitas
verbal. Agresi adalah perilaku melukai baik fisik maupun mental
dengan suatu tujuan tertentu. Maka tidak dapat dikatakan agresi
apabila dilakukan tanpa memiliki tujuan. Dalam hal ini peneliti
mengambil fokus kepada perilaku agresivitas verbal secara umum.
Sejalan dengan teori Buss (Firman, 2017) bahwa agresivitas dengan
kata-kata, contohnya umpatan, sindiran, fitnah dan sarkasme.
Kerangka penelitian menunjukkan bahwa perilaku fanatis dan
agresivitas verbal saling berhubungan satu sama lain pada suporter
sepakbola dalam hal ini Milanisti Indonesia Basis Sumbawa
(MIBS).
BAB III
16
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif sehingga akan menghasilkan
data deskriptif perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada suporter sepak bola
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa. Penelitian yang dihasilkan adalah data
deskriptif yang berupa kata-kata lisan dari informan dan perilaku yang diamati.
Menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang ilmiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari atau menggali sumber-sumber data dari informasi serta
dapat menjelaskan, mendeskripsikan, menyelidiki dan memahami secara
keseluruhan untuk mengetahui sujek mengenai perilaku fanatis dan agresivitas
suporter sepakbola dalam hal ini studi kasus Milanisti Indonesia Basis Sumbawa
(MIBS).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menggunakan purposive sampling yaitu teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang
bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih repsentatif berupa jawaban
lisan melalui wawancara. Subjek yang Saya teliti berjumlah 2 orang. Dengan ini
yang akan saya teliti adalah suporter sepakbola. Dengan kriteria sbb:
1) Sudah menjadi member 1 tahun (KTA MIBS)
2) Laki-laki
3) > 30 Tahun
4) Tinggal di Sumbawa
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Sumbawa dengan fokus penelitian pada
perilaku fanatis dan agresivitas pada suporter sepak bola Milanisti Indonesia
Basis Sumbawa. Dengan waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih
selama 2 bulan ( 20 Mei-20 Juli).
17
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipilih untuk digunakan dalam pengumpulan data yang
diperlukan demi terealisasinya penelitian ini adalah:
1. Observasi
Sugiyono (2016) mengatakan bahwa observasi adalah pengamatan
yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai gejala-gejala
yang terjadi untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode observasi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi secara langsung,
penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap subjek
mengenai perilaku fanatis dan agresivitas verbal terhadap suporter lain
dalam mendukung klub AC Milan. Observasi dilakukan pada saat
peneliti menonton MIBS ikut serta dalam tunamen di Gor Mampis
Rungan, mewawancarai subjek di basecamp, dan di Bimbel Syatizz.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan (Moleong, 2005). Wawancara yang dilakukan
merupakan wawancara dengan jenis tak terstruktur karena pedoman
wawancara yang bukan berupa pertanyaan-pertanyaan dengan kalimat
baku dan paten. Tetapi pedoman wawancara yang dibuat sebagai garis
besar terhadap masalah-masalah yang ingin ditanyakan saat wawancara
berlangsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan berbagai berkas bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Menggunakan studi dokumentasi merupakan pelengkap dari metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2016).
Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-
foto atau karya tulis akademis dan seni yang telah ada. Dalam penelitian
ini, penulis akan mengambil dokumen yang berhubungan dengan
rumusan permasalahan.
18
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data menurut Milles dan Huberman (Sugiyono, 2016) adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya
sesuai dengan hasil wawancara dan observasi dilapangan mulai
tanggal 20 Mei 2019 sampai 20 Juli 2019. Pengumpulan data
diperoleh dari responden utama maupun pendukung. Sebagai
kelengkapan data penulis juga memperoleh dokumen-dokumen
mengenai Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS).
2. Reduksi Data
Penulis menggunakan reduksi data untuk menggolongkan,
mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi
data tentang perilaku fanatis dan agresivitas verbal yang terjadi
sehingga dapat mempengaruhi subjek dalam mendukung AC Milan
dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat
ditarik dan diverifikasi.
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang sudah
tersusun untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan serta memberikan tindakan keputusan penulis lakukan
setelah melakukan reduksi data yang digunakan sebagai laporan.
Penyajian data dilakukan setelah reduksi penulis lakukan hasil
reduksi data sebelumnya yang telah penulis sajikan dan diolah serta
dianalisis dengan teori.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan
berupa pengambilan intisari dan penyajian data yang merupakan
hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian atau kesimpulan
awal yang sifatnya belum benar-benar matang. Terkait dengan
penelitian ini penulis mencoba mengambil kesimpulan berdasarkan
19
data yang diperoleh. Hasil dari pengambilan data tersebut dapat
digunakan sebagai penyajian akhir. Maka akan diperoleh data
penyajian akhir atau kesimpulan yang terkait dengan rumusan
masalah.
F. Validitas Data
Dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi
data, yaitu pemeriksaan mengenai keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data. Menurut Moleong (2007) triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data kemudian dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber
data dan triangulasi teori untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini.
Triangulasi sumber (data) berarti membandingkan dan mengecek
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh sedangkan triangulasi teori
berarti berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa
derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat
dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding untuk menguji
keabsahan data pada penelitian ini.
20
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sumbawa dengan cara melakukan
wawancara terhadap subjek yang tergabung dalam komunitas Milanisti
Indonesia Basis Sumbawa (MIBS) disertai dengan observasi. Subjek dalam
penelitian berjumlah 2 orang. Adapun kriteria pemilihan subjek penelitian
adalah laki-laki, sudah menjadi member 1 tahun, dan lebih dari 30 tahun.
Adapun waktu pelaksanaan dari penelitian ini dimulai dari tanggal 20 Mei
sampai dengan 20 Juli 2019.
2. Identitas Subjek
Nama D I
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki
Usia 35 thn 30 thn
Agama Islam Islam
Hobi Desain Gambar Kongkow
Status PNS Guide
pariwisata
Alamat/domisili Gang Hijrah Karang
Goreng
3. Hasil Wawancara dan Observasi
a. Subjek 1 (D)
1) Hasil Wawancara Subjek
Berdasarkan hasil wawancara dengan D dilakukan pada hari Senin
siang tanggal 24 Juni 2019. Pemilihan waktu sesuai keinginan beliau.
Pemilihan waktu sesuai keinginan beliau. Wawancara dilakukan di
warung kopi basecamp MIBS.
21
D merupakan seorang PNS. Peneliti sudah lama mengenal
subjek sekitar setahun yang lalu. Peneliti mengenal subjek karena
sering bertemu di basecamp lama. D merupakan lulusan jurusan
teknik elekro salah satu universitas di kota Malang (GI.D9). Peneliti
dan D seiring berjalannya waktu makin mengenal karena tahun 2017
basecamp Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS) berada di
basecamp lama.
Wawancara dengan D dilakukan di warung kopi biasa kumpul
anak-anak MIBS yaiu di Brangbara ketika itu sedang ada kumpul
internal. Wawancara dilakukan tanggal 24 Juni 2019 sekitar pukul
23.00 WITA. Adapun pertemuan wawancara dilakukan ketika
peneliti berkomunikasi dengan dua informan yang kebetulan saya
mengenalnya.
D mengaku sempa pulang ke rumahnya sebentar untuk makan
dan ganti baju sebelum diwawancara. D menyatakan siap datang ke
tkp untuk diwawancara. Subjek mengatakan selalu siap membantu
jika dimintai pertolongan. Selama proses wawancara, D dengan
santai menjawab beberapa pertanyaan yang peneliti berikan
(GO.D3-GO.D4). Proses wawancara berlangsung lancar tanpa ada
gangguan. Subjek mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
peneliti. Subjek sudah menyukai sepakbola sejak tahun 80an
(GI.D4). Saat itu Euro 88 pertandingan antara Belanda vs Rusia yang
dimana Marco Van Basten bintangnya (GI.D5-GI.D6). D
merupakan pengurus di Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS)
divisi media didukung dengan ekspresi tubuh yang mengiyakan dan
hasil wawancara peneliti ( GO.D7-GO.D8 & GI.D54).
a) Perilaku Fanatis
1) Rasa antusias yang ekstrim
Subjek D pertama kali mengenal AC Milan mulai mencari tahu
kemudian berlanjut mencari informasi di setiap media yang ada
seperti televisi kemudian ketika semasa kuliahnya di Malang
bertambah rasa penasarannya (GO.D1). Setelah itu membeli
22
tabloidnya dan membuka internet merasa kurang puas dengan hasil
gambar akan hasil yang di dapatkan (GI16,GI17,GI22,GI23dan
GO.D2).
2) Keterikatan emosi dan rasa cinta
Subjek D senang sekali dengan namanya mengoleksi gambar-
gambar tentang AC Milan kemudian Subjek D merasa kurang puas
dengan hasilnya, mulailah subjek D mengedit bahkan membuat
sendiri desain tentang AC Milan, dimana gambar tersebut bisa
dipajang secara besar di dalam kamarnya (GI18 dan GO.D4).
Sehingga menjadi hobi untuk membuat desain AC Milan, selama
perjalanannya tersebut subjek tidak pernah melewatkan setiap
momen AC Milan dari mulai menonton televisi bersama teman
kosnya waktu kuliah di Malang sampai pada akhirnya 2003
terbentuklah Milanisti Indonesia (GI.D29,GI.D26,GI.D28 dan
GO.D3).
3) Berlangsung dalam waktu yang lama
Dalam tahap ini subjek D mendukung klub AC Milan sudah
sangat lama menyukainya(GI3,GI4) terlihat pada saat peneliti
menanyakan tentang kapan mulai menyukai AC Milan (GO.D5).
4) Menganggap hal yang mereka yakini adalah benar
Subjek D merupakan admin dari kepengurusan MIBS di media
sosial, dimana semua orang bisa melihat hasil desain yang
dibuatnya. Kecintaannya terhadap AC Milan bukti loyalitasnya
dalam mendukung maka dalam perjalanannya menyukai AC Milan
menang kalah seri itu bukan menjadi patokan seseorang mencintai
yang sesungguhnya(GO.D6). Perkataan tersebut bisa dibuktikan
dengan kehadiran subjek yang sampai saat ini tetap mendukung AC
Milan, bahkan subjek D menjadi salah satu admin nasional dari
Milanisti Indonesia (GI55). Suatu kehormatan dan kebanggaan
tersendiri bagi subjek D bisa mencapai hal tersebut, dimana ini hobi
yang patut di apresiasi.
5) Membela dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini
23
Subjek D pun mengoleksi syal, merchandise hingga jerseynya
subjek D sangat menyukai jerseynya sampai pada grup khusus jersey
klasik AC Milan (GO.D8), dimana seperti yang diketahui bahwa
harga jersey asli kisaran satu juta rupiah. D awalnya mempunyai 3
jersey klasik (GI47) & (GO.D7) kemudian D jual lagi kepada sesama
penggila jersey klasik, dimana bisa dilihat di grup facebook penggila
jersey klasik tersebut.
b) Agresivitas Verbal
Dalam tahap ini tidak terlihat bahwa subjek melakukan tindakan
agresivitas verbal dikarenakan perilaku subjek yang pendiam itu
dapat dibuktikan oleh hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan
D.
2) Hasil Wawancara Informan
Informan 1 berusia 30 tahun lahir di Sumbawa dan besar di
Sumbawa juga. Informan saat ini bekerja sebagai pegawai di sebuah
toko elektronik. Peneliti sudah mengenal 2 tahun yang lalu,
kebetulan 1 tahun yang lalu peneliti dan informan tinggal 1 atap di
kontrakan yang sama. Informan 1 ini yang mempertemukan peneliti
dengan D dan subjek I. peneliti semakin yakin karena informan 1
merupakan public relations di kepengurusan MIBS sendiri. Timbul
rasa penasaran dari peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang
informan 1, D dan subjek I.
Peneliti sangat mudah untuk melakukan wawancara dengan
informan 1. Beberapa kali wawancara dilakukan dikediamannya di
gang tambora. Suasana wawancara semakin nyaman ketika informan
dengan sukarela menceritakan semua tentang D dan subjek I terkait
keterlibatannya di MIBS sebagai pecinta AC Milan. Informan
mengaku suka sepak bola karena mendapat pengaruh dari sepupunya
yang penggemar klub Italia juga. Informan kemudian mulai
menonton pertandingan Serie A dan menyukai AC Milan saat
melihat pola permainannya. Saat pertama kali menonton yaitu klub
AC Milan.
24
Keterkaitan informan 1 dengan D adalah pengurus di MIBS.
Dari mulai terbentuknya MIBS dua tahun lalu, D sering sekali
berkunjung di kontrakan informan 1 karena kontrakan informan 1
yang bertempat di gang tambora 1 merupakan basecamp Milanisti
Sumbawa Basis Sumbawa. Informan 1 mengatakan bahwa kegiatan
yang dilakukan D di MIBS sangat membantu dalam media yang
dimana menjadi basis orang-orang pada zaman ini. Informan 1 juga
mengatakan bahwa salah satu kunci keaktifan MIBS adalah divisi
yang diurus oleh D yang menjadikan D ditarik ke pusat untuk
menjadi anggota juga (GI.IA2). Itu merupakan suatu kebanggaan
tersendiri bagi MIBS walaupun secara personal subjek termasuk
orang yang pendiam tetapi sangat terlihat hasil kerjanya dan
menjadikan anak-anak MIBS sendiri senang akan kepribadiannya
sehingga membuahkan nilai positif dimata kepungurusan pusat
Milanisti Indonesia sendiri(GI.IA1).
Informan 1 juga mengatakan bahwa D salah satu yang suka
duduk bersama lama di basecamp warung kopi bahkan kalo kumpul
bisa sampai larut malam padahal D pagi harinya D bekerja sebagai
PNS. D juga merupakan sesepuh di MIBS ditambah pengetahuannya
tentang AC Milan melebihi teman-teman sendiri di MIBS (GI.IA14).
Tahun 80-an saja D sudah mulai suka, informan 1 saja baru lahir
diakhir tahun 80-an bahkan baru mengenal klub AC Milan saja tahun
2000-an awal (GI.IA5). Loyalitas terhadap klub AC Milan tidak
perlu diragukan lagi, begitulah informan 1 memberikan informasi
kepada peneliti. Terkait akan agresivitas verbal menurut informan 1
ketika peneliti wawancara itu tidak terlihat karena setiap kali kita
membahas klub lain subjek hanya memberikan dan menimpali
tertawaan dari anak-anak MIBS (GI.IA13).
3) Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap D, D berperawakan cukup tinggi sekitar 175 cm berbadan
25
berisi berambut hitam dan pembawaannya yang tenang. Kemudian
D memiliki istri dan 1 orang anak, beralamat tempat tinggal di gang
hijrah dengan pekerjaan D sebagai PNS bagian Lingkungan Hidup.
Beberapa kali peneliti melihat langsung bahwa D menyempatkan
istirahat di basecamp lama yang bertempat di gang tambora.
Sesampainya di basecamp lama yang dilakukan oleh D adalah duduk
di salah satu ruangan kemudian membuka membuka laptop dan
asyik dengan menggunakan earphone. Jarang sekali peneliti melihat
interaksi subjek dengan sekitarnya ketika D sudah berada di depan
laptopnya(GO.D5 & GO.D7).
Kebetulan sekali basecamp lama ini adalah tempat tinggal
informan I dimana hal ini peneliti tanyakan kepada informan I bahwa
sebenarnya apa yang dilakukan oleh D sehingga fokus sekali ketika
sudah berada di depan laptop. Event-event yang akan diadakan,
seperti nonton bareng, fun futsal, dan kegiatan sosial lainnya.
Ternyata tidak Cuma itu ketika peneliti melihatnya langsung bahwa
D sedang melihat highlight pertandingan AC Milan yang sudah
dijalaninya, chant-chant AC Milan dan berita AC Milan (GO.D7 &
GO.D8).
Peneliti juga melakukan observasi terhadap D di basecamp
MIBS warung kopi brang bara. Terlihat sekali memang
pembawaannya yang santai dan tenang D dalam berkumpul bersama
anak-anak MIBS. D sangat antusias (GO.D1) dan mendengarkan
dengan seksama ketika peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
terkait kecintaannya terhadap klub kebanggaannya AC Milan
(GO.D2). D sesekali membuka obrolan bersama (GO.D3dan lebih
banyak menimpali ketika dalam perkumpulan anak-anak MIBS
(GO.D4). Subjek D juga tidak terlihat melakukan agresivitas verbal
terhadap orang lain yang dilakukan hanya menimpali dengan
senyuman dan tertawaan biasa saja.
b. Subjek 2 (I)
1. Hasil Wawancara Subjek
26
Berdasarkan hasil wawancara dengan I, I merupakan seorang
pecinta alam. Peneliti baru saja mengenal subjek ketika melakukan
observasi sekitar dua minggu sebelum melakukan wawancara.
Wawancara dilakukan pada tanggal 24 Juni 2019 di warung kopi
basecamp anak-anak MIBS kongkow bersama. Peneliti tidak
kesulitan menghubungi I karena I mengaku memiliki waktu yang
lowong. Saat peneliti melakukan observasi diketahui bahwa subjek
adalah salah satu militansi MIBS dimana ada dokumentasi ketika
subjek sedang mendaki gunung. Itulah yang membuat peneliti
merasa yakin bahwa subjek dapat memberikan informasi terkait
penelitian ini.
Selama proses wawancara, subjek sangat bersemangat dan
antusias ketika peneliti memberikan pertanyaan, jawabannya pun
jelas. Wawancara juga diselingi canda dan tawa, tak jarang
membicarakan topik lain di luar konteks wawancara (GI.I46-48).
Namun, secara keseluruhan proses wawancara berjalan sangat baik
tanpa ada gangguan berarti. Subjek mengenal sepak bola dari
tayangan televisi yang menyiarkan Liga Italia sekitar tahun 1990an
kemudian prestasi klubnya juga banyak (Gi.I3). Barulah subjek
mengenal AC Milan kemudian menyukainya hingga kini (Gi.I4). I
mengatakan bahwa momen pertama yang paling diingat adalah
ketika AC Milan juara Liga Champions saat melawan Barcelona,
dimana saat itu Barcelona sangat diunggulkan dengan pelatihnya
Johan Cruyff.
I pun merasa bangga atas pencapaian AC Milan saat itu. I pun
mulai memikirkan bahwa perlu adanya wadah untuk menyalurkan
hobi dengan orang-orang yang memiliki pandangan yang sama
dengan diri I sehingga terbentuklah Milanisti Indonesia Basis
Sumbawa dikenal dengan nama MIBS pada tahun 2017 (GI.I12-14).
I juga mengatakan bahwa kegiatan paling besar poinnya dalam
komunitas adalah nobar (nonton bareng) kemudian kegiatan sosial
(GI.I21).
27
a) Perilaku Fanatis
1) Rasa antusias yang ekstrim
I sangat antusias sekali kalo peneliti tanyakan tentang klub
kebanggaannya AC Milan. I merupakan pencetus MIBS saat peneliti
menanyakan keterlibatannya. Walaupun saat ini di MIBS sendiri
hanya sebagai anggota biasa subjek merupakan pendiri MIBS jadi
tentang kepengurusan pun tahu (GI13-GI24).
2) Keterikatan emosi dan rasa cinta
I mengatakan bahwa MIBS adalah salah satu basis terbesar di
Sumbawa yang paling fanatik (GI34). Walaupun saat ini timnya
sedang terpuruk. I mengatakan bahwa MIBS sudah menjadi
keluarganya sendiri ( GI.I35). Apalagi I juga salah satu yang sering
kongkow di warung kopi dekat ATM BNI & BRI Brangbara tempat
basecamp anak-anak Milanisti Indonesia Basis Sumbawa kumpul,
kalo kumpul bisa sampai larut malam (GI.I70 dan GI.I85).
3) Berlangsung dalam waktu yang lama
Dalam tahap ini I menyukai klub AC Milan sudah sangat lama
(GI1). Dimulai dari prestasi klub AC Milan (GI3) hingga aktif pada
kegiatan yang diadakan oleh MIBS bahkan pencetus terbentuknya
sampai tahu semua tentang MIBS (GI.I14).
4) Menganggap hal yang mereka yakini adalah benar
Subjek juga memiliki jersey klasik AC Milan saat peneliti
mewawancarainya. Salah satu jersey klasik yang dipunya adalah
sponsor AC Milan yang Meriva (GI29). Itu merupakan jersey klasik
yang pernah menjadi sponsor utama pada klub AC Milan.
5) Membela dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini
D membenarkan bahwa kalo kumpul bisa sampai larut malam
padahal diantara mereka ada yang bekerja di pagi harinya karena I
sudah merasakan kalo MIBS adalah keluarganya sendiri (GI35). Jadi
kumpul bersama anak-anak MIBS adalah kebiasaan. I pun juga
merasa senang ketika bisa berkumpul bersama dengan anak-anak
28
MIBS lainnya di basecamp walaupun owner warung kopi sudah
kelelahan dalam berjualan (GI70).
b) Agresivitas Verbal
1) Umpatan
I merasa kesal ketika fans lain melakukan umpatan kepada tim
kebangaannya yaitu AC Milan kemudian I membalas dengan
umpatan yang membuat fans klub lain itu mengetahui fakta yang
sebenarnya bahwa prestasi AC Milan lebih unggul daripada
Internazionale Milan (GI54) & (GO.I10).
2) Sindiran
I juga merasa kesal karena klub lain melakukan kecurangan
yang berimbas kepada klub kesayangannya itu terjadi karena
pengaturan skor sehingga berimbas pada klub AC Milan yang
dikurangi poinnya padahal liga italia belum dimulai
pertandingannya(GI52-GI53) & (GO.I11) .
3) Fitnah
Dalam tahap ini terlihat bahwa I melakukan tindakan menjelek-
jelekkan klub Juventus dikarenakan kekesalannya terhadap fans lain
yang dimana klubnya melakukan kecurangan seperti dibantu wasit
setiap kali Juventus bertanding terutama 2 tahun terakhir belkangan
ini sehingga membuat Juventus mendapatkan scudetto (GI50) &
(GO.I12).
4) Sarkasme
Dalam tahap ini I tidak melakukan tindakan yang menjurus
kepada sarkasme sehingga tidak ada hasil dalam guide observasi
maupun guide interview.
29
2. Hasil Wawancara Informan
Informan IA merupakan sahabat I. Wawancara dengan informan
IA (Divisi Public Relation MIBS) yang dilakukan pada hari Senin
malam tanggal 24 Juni 2019. Pemilihan waktu sesuai keinginan
informan IA. Wawancara dilakukan di warung kopi basecamp
MIBS. Peneliti sangat mudah untuk melakukan wawancara dengan
informan IA. Suasana wawancara semakin nyaman ketika informan
dengan sukarela menceritakan semua tentang I terkait
keterlibatannya di MIBS sebagai pecinta AC Milan.
Informan IA menceritakan bahwa keterlibatan I sebagai militan
klub AC Milan tidak perlu diragukan lagi. Awal I mengenal AC
Milan pada tahun 90-an saat itu pemain yang diingatnya adalah
Savicevic (GI.IA5). terbentuknya MIBS adalah buah komunikasi
antara informan IA dengan I yang diawali dengan menonton televisi
bersama saat itu hanya bertiga, kemudian mulai terlihat beberapa
orang ternyata juga menyukai klub AC Milan sehingga pada tahun
2017 terbentuklah MIBS. Walaupun pada kepengurusan MIBS
subjek I hanya sebagai anggota biasa tapi I selalu mengikuti event-
event yang diadakan oleh MIBS dimana public relation di
kepengurusan MIBS sendiri adalah informan IA. Adanya
komunikasi keduanya membuahkan hasil dengan keanggotaan
MIBS yang terdaftar di pusat sekitar 60an orang dan tergabung
dalam grup chat whatsapp sekitar 100an orang (GI.IA15).
Informan IA mengatakan bahwa I juga senang dengan
kegiatannya sebagai pecinta alam bahkan atribut AC Milan tetap
dibawanya saat mendaki gunung itu terbukti dengan hasil
dokumentasinya yang di upload di facebook (GI.IA12). Informan IA
juga mengatakan bahwa I juga merupakan orang yang senang
bergaul oleh karena itu terbukti dengan pekerjaannya sebagai guide
pariwisata, dimana setiap harinya bisa bertemu dengan berbagai
orang darimana saja. Informan IA juga mengatakan bahwa I adalah
30
orang yang paling senang mengejek bahkan melakukan umpatan
kepada suporter klub lain dibanding teman-temannya di MIBS
karena bagi diri I melakukan hal tersebut adalah kepuasaan yang
tidak bisa dibeli (GI.IA11-12).
3. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, I
memiliki badan yang tidak terlalu tinggi berperawakan Indonesia
timur dengan kulit sawo matang, tatapan mata yang tajam dan
berpenampilan yang santai itu terlihat dari pekerjaannya sebagai
guide pariwisata. Ketika peneliti melakukan interview, peneliti juga
melakukan observasi di basecamp MIBS warung kopi brang bara,
terlihat antusias ketika peneliti menanyakan klub yang di dukungnya
yaitu AC Milan (GO.I1 - GO.I2). Subjek I merupakan orang yang
aktif dalam melakukan obrolan. Selalu saja ada obrolan ketika
sedang berkumpul bahkan ada teman-teman MIBS yang lain datang
(GO.I5). Sangat terlihat bahwa I merupakan pribadi yang hangat
karena I mengatakan bahwa jiwa corsa tertanam dalam dirinya
(GO.I3 - GO.I4) bahwa anak-anak MIBS sudah menjadi
keluarganya(GO.I5 & GO.I8).
I juga sangat bersemangat (GO.I1) ketika bisa melakukan
umpatan (GO.I10) terhadap suporter klub lain walaupun orangnya
tidak ada. Ketika ada salah satu fans klub lain yang datang main ke
basecamp MIBS tidak luput dari penglihatan untuk diejek juga
(GO.I10). I sangat kesal ketika ada suporter lain mengejek klub
kebanggaannya apalagi klub lain prestasinya lebih sedikit(GO.I11).
Subjek juga memfitnah klub lain ketika peneliti bertanya tentang AC
Milan yang tidak lolos liga champions (GO.I12). Kemudian saat
peneliti melakukan observasi di lapangan futsal I bersemangat sekali
berteriak mengeluarkan chant-chant AC Milan untuk menambah
semangat timnya(GO.I6 - GO.I7). Walaupun I bukan sebagai pemain
tetapi I tetap aktif dalam mendukung klub AC Milan dalam berbagai
31
kegiatan yang diadakan oleh MIBS ataupun yang mengikutsertakan
MIBS didalamnya.
B. Pembahasan
Fenomena suporter sepakbola pada klub luar Indonesia memang
sangat minim pemberitaan khususnya di Sumbawa. Oleh karena itu peneliti
mengangkat permasalahan yang terjadi bahwa adanya perilaku fanatis dan
agresivitas verbal pada suporter sepakbola yang terjadi di Sumbawa dengan
studi kasus Milanisti Indonesia Basis Sumbawa. Dimana dalam penelitian
ini dua subjek memenuhi kriteria. Dimana peneliti akan mengulas hasil
analisis data yang telah didapatkan di lapangan melalui proses wawancara,
observasi dan beberapa dokumentasi sebagai data pendukung. Subjek D dan
I memiliki perilaku fanatis dan agresivitas verbal, dimana latar belakang
terbentuknya perilaku mereka tersebut berbeda.
a. Perilaku Fanatis
Pada subjek pertama yaitu D, penyebab subjek berperilaku fanatis adalah
adanya ketertarikan pada dunia sepakbola dimana saat menonton televisi
ada berita tentang sepakbola ketika itu subjek masih duduk di bangku
sekolah dasar sekitar tahun 80-an. Dimana pada euro tahun 1988
pertandingan antara Belanda melawan Rusia, saat itu pemain yang sedang
naik daun adalah Marco Van Basten baru setelah itu melihat permainannya
sampai pada akhirnya Van Basten berjersey AC Milan saat itulah mulai
tumbuh perasaan menggilai klub AC Milan. Berbeda dengan I dimana
penyebab berperilaku fanatis berawal dari menonton klub AC Milan
memenangi pertandingan final liga champions melawan Barcelona dimana
saat itu klub yang dibelanya bukanlah tim unggulan. Setelah memenangi
pertandingan bertambah besarlah perasaan bangganya karena bisa
membungkam Barcelona.
Kemudian kecintaan D dan I berlanjut dengan menonton
pertandingannya di setiap kali AC Milan bermain. Tidak hanya itu berlanjut
dengan mengoleksi tabloid bola, jersey klasik, syal sampai merchandise
yang berbau AC Milan. Yang paling unik dari D adalah ketika mengoleksi
gambar-gambar berbau AC Milan dari tabloid merasa kurang puas karena
32
ukuran kertas dan desain yang kurang di hati sehingga membuat D mengedit
desain bahkan membuat desain yang lebih baik lagi dengan ukuran yang
lebih besar agar bisa di pajang dalam kamarnya sehingga kepuasannya
terbayar lunas. Waktu tahun 1994 dimana pemain yang sangat diingatnya
adalah Savicevic pemain berkebangsaan Yugoslavia. Semakin mencintai
klub AC Milan ketika mengetahui prestasi klubnya yang sangat
membanggakan karena raihan tropi yang banyak. Selain itu subjek I
merupakan pecinta alam, semasa kuliahnya di Bogor subjek I merupakan
militan suporter sepakbola klub AC Milan sehingga ketika subjek I
mengikuti kegiatan pecinta alam selalu ada saja atribut AC Milan yang
dibawanya sebagai kebanggaan pribadi.
Memasuki awal tahun 2000-an mulailah terdengar bahwa ada yang
namanya komunitas suporter sepakbola di Indonesia. Salah satu suporter
sepakbola itu bernama Milanisti Indonesia. Ketika beberapa tahun sebelum
terbentuknya MIBS, D dan I merasa perlu adanya komunitas yang perlu
disalurkan melalui hobinya. Maka terbentuklah MIBS pada tahun 2017
dimana pencetus terbentuknya salah satunya adalah D dan I walaupun saat
ini I hanya sebagai anggota dan D menjadi pengurus bagian media dalam
mengeksiskan MIBS. I merupakan salah satu anggota yang paling aktif di
MIBS sedangkan keloyalan D pun tidak perlu diragukan lagi sampai pada
akhirnya D mendapat panggilan menjadi pengurus pusat Milanisti Indonesia
dengan bangganya MIBS mengizinkan D menjadi bagian kepengurusan
Milanisti Indonesia pusat. D juga suka kumpul di basecamp. Dimana yang
menjadi perhatian adalah kumpul hingga larut malam dimana D memiliki
keluarga kecil, waktu pagi harinya disibukkan untuk bekerja sebagai
aparatur Negara. Tetapi MIBS sudah menjadi keluarganya jadi kumpul
bersama anak-anak MIBS adalah bentuk keloyalannya. I juga suka terlihat
kongkow bersama di basecamp warung kopi biasa anak-anak MIBS. Sama
halnya dengan D, I juga suka kumpul hingga larut malam walaupun jam
kerjanya fleksibel terkadang abang yang jaga warung kopi sampai
kelelahan.
33
Hal ini senada dengan teori Goodard (Jenni dkk, 2016) bahwa perilaku
fanatis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu rasa antusias yang
ekstrim, keterikatan emosi dan rasa cinta, berlangsung dalam waktu yang
lama, menganggap hal yang mereka yakini adalah hal yang benar, dan
membela dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini.
b. Agresivitas Verbal
Pada D tidak terlihat akan perilaku agresivitas verbal dikarenakan
kepribadiannya yang pendiam berbeda dengan I yang terlihat antusias sekali
ketika bisa mengumpat suporter lain bagaimana klub yang di belanya
dibawah kelasnya klub kebanggaan subjek I. subjek I juga merasa kesal
ketika klub kebangaannya dihina oleh suporter lain kemudian subjek I
membalas hinaan tersebut dengan prestasi yang lebih baik daripada klub
suporter lain bela. Jadi subjek I merasa bangga dan patut untuk dibalas setiap
umpatan dan caci maki dari suporter lain. Ketika hinaan, caci maki dan
umpatan terbalaskan subjek I merasa puas karena sesuatu yang amat
dibanggakannya jauh lebih baik walaupun kondisi klub kebanggaannya
sedang terpuruk dari segi prestasi saat ini 2019. Subjek I sangat membenci
klub Juventus karena selalu dibantu wasit dan sering sekali di hina si nyonya
tua karena pemilik Juventus sendiri adalah ibu-ibu.
Subjek I juga merasa kesal karena fans Inter Milan juga mengejeknya
tahun 2019 ini karena AC Milan tidak lolos liga champions tetapi subjek
membalas umpatan tersebut dengan prestasi AC Milan yang lebih banyak
daripada Inter Milan. Sehingga terlihat jelas bahwa perilaku agresivitas
verbal yang disebabkan oleh subjek I adalah membalas umpatan dan rasa
tidak terima sehingga menimbulkan perasaan negatif yang membuat subjek
I berperilaku tersebut. Hal ini senada dengan teori menurut Buss (Firman,
2019) perilaku agresi verbal adalah suatu perilaku yang dilakukan untuk
menyakiti, mengancam aau membahayakan individu-individu atau objek-
objek yang menjadi sasaran tersebut secara verbal atau melalui kata-kata
dan langsung ataupun tidak langsung, seperti melakukan umpatan, sindiran,
fitnah dan sarkasm
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Perilaku fanatis dan agresivitas
verbal pada suporter sepakbola (studi kasus Milanisti Indonesia Basis
Sumbawa) dapat disimpulkan sebagai berikut;
Bentuk-bentuk dalam perilaku fanatis dan agresivitas verbal seperti
kreasi suporter, pemakaian atribut dan mengindahkan tujuan komunitas
MIBS, pengorbanan materi yang berlebihan, kongkow hingga larut
malam, memaki, melakukan umpatan, sindiran dan fitnah kepada
suporter lain.
Faktor yang mempengaruhi perilaku fanatis pada subjek yang
tergabung dalam kelompok suporter MIBS dalam mendukung AC
Milan disebabkan oleh prestasi yang didapatkan oleh sebuah klub,
intrik-intrik dari sebuah klub kemudian disamakan oleh kepribadian
seseorang, situasi pertandingan seperti salah satu klub menang, suporter
lawan, pemain lawan, dan mengikuti teman suporter bahkan eksistensi
diri sebagai suporter.
Sehingga perilaku fanatisme dan agresivitas verbal pada subjek berada
dalam tingkat yang dapat dijangkau. Hal ini terjadi karena subjek menjadi
bagian dari suporter sepakbola yang memiliki keanggotaan resmi dimana
keberadaannya dibawah tanggung jawab perkumpulan suporter sepakbola
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa, sehingga tindakan yang dapat merugikan
komunitas teredam. Hal ini karena terdapat peraturan organisasi suporter
sepakbola walaupun perilaku fanatis dan agresivitas verbalnya tinggi.
B. Saran
Dari hasil penelitian tersebut di atas, maka saran yang diajukan penulis antara
lain:
1. Bagi anggota suporter MIBS agar lebih menunjukkan perilaku fanatis
dengan tindakan yang positif seperti kreasi yel-yel, aksi sosial agar rasa
aman untuk diri sendiri dan orang lain tetap terjaga.
35
2. Bagi pihak pengurus MIBS sebaiknya meningkatkan pendataan setiap
anggota agar lebih mudah dalam melakukan koordinasi hingga arus
bawah, mengadakan diskusi publik kepada seluruh elemen suporter MIBS
yang memiliki KTA dan belum memiliki KTA sebagai fungsi edukasi
untuk meminimalisir terjadinya tindakan perilaku fanatis dan agresisivitas
verbal yang merugikan, mensosialisasikan pentingnya KTA kepada para
suporter.
36
DAFTAR PUSTAKA
Andarwati. (2014). Pola Konsumsi Suporter Wanita pada Pertandingan Sepakbola
di Kota Malang. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia. Vol. 1 No. 3 Hal. 400
Arif, Rustiana, dan Harry. (2014). Agresivitas Suporter Klub Sriwijaya FC di
Stadion Jakabaring Palembang 2014. Journal of Physical Education and
Sport. Vol. 3 No. 2 Hal. 68
Argubi,S. (2012). Aggressive Behaviour Pattern, Characteristics and Fanaticism
Panser Biru Group PSIS Semarang. Journal of Pysical Education and Sports.
Vol. 1 No. 1 Hal. 28-29
Chaplin, J.P., 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Dayakisni, T., dan Hudaniah. (2019). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press
Eda dan Eko. (2013). Agresifitas Supporter Sepak Bola Persebaya Surabaya Pada
Saat Pertandingan Berlangsung. Jurnal Psikologi. Vol. 01. No. 2
Esty S. (2016). Hubungan Antara Fanatisme Penggemar Boyband Korea (Super
Junior) Dengan Solidaritas Sosial Di Komunitas E.L.F Surakarta. Jurnal
Analisa Sosiologi. Volume 5 No. 2 Hal. 57
Firman,S. (2017). Hubungan Kematangan Emosi Dengan Perilaku Agresi Pada
Mahasiswa Warga Asrama Komplek Asrama Ayu Sempaja. Ejournal
Psikoborneo. Vol. 5 No.2 Hal. 268-269,
Hendra,Supriyadi. (2018). Hubungan Fanatisme Dan Konformitas Terhadap
Agresivitas Verbal Anggota Komunitas Suporter Sepak Bola Di Kota
Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana. Vol.5 No. 1 Hal. 134
Hapsari,Wibowo.(2015). Fanatisme dan Agresivitas Suporter Klub Sepak Bola.
Jurnal Psikologi. Vol. 8 No. 1 Hal. 54,265
https://www.acmi1899.com/sejarah-milanisti-indonesia/. Diakses 25 Februari 2019
https://www.bola.com/indonesia/read/3656137/hooligans-dan-virus-sepak-bola.
Diakses pada 21 Februari 2019
https://www.kompasiana.com/poncomaulana/58fe1313d57a611153ae172a/fanatis
me-dan-sepakbola-bagi-masyarakat-indonesia?page=all. Diakses pada 21
Februari 2019
http://www.kompasiana.com/kukuh.a.nugroho/suporter-dan-sepak-
bola_552bce1d6ea834a81f8b459f. Diakses pada 20 April 2019
37
http://fandom.id/analisis/finansial/2015/12/mewajarkan-loyalitas-supporter-layar-
kaca/. Diakses 20 April 2019
https://www.panditfootball.com/pandit-sharing/204802/PSH/160423/fanatisme-
dalam-sepakbola. Diakses pada 21 Februari 2019
Irna,P. (2016). Faktor Pendorong Fanatisme Pada Suporter Klub Sepak Bola
Arsenal Di Balikpapan. Jurnal Psikologi. Volume 4 No. 3 Hal. 261
Jenni,Dkk. (2018). Fanatisme dan Perilaku Agresif Verbal di Media Sosial pada
Penggemar Idola K-Pop. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 3 No. 1 Hal. 56,62
Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya.
Novie dan Rr. (2013). Fenomena Perilaku Fanatisme Suporter Sepakbola. Kajian
Moral dan Kewarganegaraan. Vol. 1 No. 1 Hal. 182-183
Prakoso, S.A. (2013). Fanatisme supporter sepak bola ditinjau dari tingkat
pendidikan. Jurnal Psikologi, Universitas Gunadarma, Vol. 8 (01) , 1-7.
Rika dan Tri. (2016). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Modeling
untuk Mengatasi Perilaku Agresif pada Peserta Didik Kelas VIII B Negeri 07
Bandar Lampung. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 03 No. 01 Hal. 101-
103
Stefanus,A. (2018). Milanisti Indonesia Dapat Kejutan Spesial dari Pemain AC
Milan di San Siro. https://www.bolasport.com/read/311372982/milanisti-
indonesia-dapat-kejutan-spesial-dari-pemain-ac-milan-di-san-siro. Diakses
pada 20 April 2019
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syarif , R. (2013). Perilaku suporter sepak bola. Jurnal Psikologi Universitas
Gunadarma, vol 3 (01), 1-57 .
Warsa,dkk.(2014). Fenomenologi Perilaku Komunikasi Suporter Fanatik
Sepakbola dalam Memberikan Dukungan pada PSM Makassar. Jurnal
Komunikasi. Vol. 3, No. 1 Hal. 2
Widarti.(2016). Konformitas dan Fanatisme Remaja Kepada Korean Wave. Jurnal
Komunikasi. Vol. 7 No. 2 Hal. 13-14
38
LAMPIRAN
39
Lampiran I
Kepada
Yth. Sdr.
Di tempat
Seperti saudara ketahui, saat ini saya sedang mengadakan penelitian atau studi
kasus mengenai Perilaku Fanatis dan Agresivitas Verbal pada Suporter Sepakbola
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS). Penelitian ini dipergunakan untuk
keperluan menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI). Bantuan yang saya harapkan dari
Saudara adalah kesediaan sebagai subjek penelitian atas inisiatif dan kehendak
sendiri tanpa adanya paksaan. Segala hal yang berkaitan dengan rahasia Saudara,
tidak akan disampaikan secara terbuka kepada umum.
Dalam penelitian ini nantinya Saudara saya minta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang saya ajukan berkaitan dengan yang terjadi pada keterlibatan Anda
tergabung dengan MIBS dalam mendukung klub AC Milan. Bagaimana perilaku
fanatis dan agresivitas verbal dapat terjadi pada diri Anda dan apa saja bentuk-
bentuk perilaku fanatis dan agresivitas verbal dalam mendukung klub AC Milan
sebagai anggota MIBS ? Penelitian ini akan memakan waktu beberapa lama,
banyaknya pertemuan atau lamanya penelitian tergantung dari sejauh mana data
yang Saya perlukan lengkap. Pelaksanaan akan dimulai secara bertahap, sesuai
dengan kesepakatan yang akan kita atur bersama-sama. Penelitian ini akan
dihentikan apabila data yang Saya perlukan sudah dapat terpenuhi.
Keuntungan yang akan Saudara peroleh adalah Saudara akan dapat mengetahui
lebih mendalam tentang bagaimana perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada
Saudara saat ini. Saudara berhak menolak untuk ikut berpartisipasi baik saat
sekarang maupun kapan pun, tanpa tuntutan maupun resiko apapun. Saudara juga
berhak bertanya kapan saja dan menghubungi Saya melalui telepon di nomor
081287427627. Dengan mendatangani lembar ini dan menerima segala hal yang
menyangkut pelaksanaan sebagai partisipan penelitian.
Hormat Saya, Menyetujui Partisipan Penelitian
Hifdzul Aziz D
40
Lampiran II
Kepada
Yth. Sdr.
Di tempat
Seperti saudara ketahui, saat ini saya sedang mengadakan penelitian atau studi
kasus mengenai Perilaku Fanatis dan Agresivitas Verbal pada Suporter Sepakbola
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS). Penelitian ini dipergunakan untuk
keperluan menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI). Bantuan yang saya harapkan dari
Saudara adalah kesediaan sebagai subjek penelitian atas inisiatif dan kehendak
sendiri tanpa adanya paksaan. Segala hal yang berkaitan dengan rahasia Saudara,
tidak akan disampaikan secara terbuka kepada umum.
Dalam penelitian ini nantinya Saudara saya minta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang saya ajukan berkaitan dengan yang terjadi pada keterlibatan Anda
tergabung dengan MIBS dalam mendukung klub AC Milan. Bagaimana perilaku
fanatis dan agresivitas verbal dapat terjadi pada diri Anda dan apa saja bentuk-
bentuk perilaku fanatis dan agresivitas verbal dalam mendukung klub AC Milan
sebagai anggota MIBS ? Penelitian ini akan memakan waktu beberapa lama,
banyaknya pertemuan atau lamanya penelitian tergantung dari sejauh mana data
yang Saya perlukan lengkap. Pelaksanaan akan dimulai secara bertahap, sesuai
dengan kesepakatan yang akan kita atur bersama-sama. Penelitian ini akan
dihentikan apabila data yang Saya perlukan sudah dapat terpenuhi.
Keuntungan yang akan Saudara peroleh adalah Saudara akan dapat mengetahui
lebih mendalam tentang bagaimana perilaku fanatis dan agresivitas verbal pada
Saudara saat ini. Saudara berhak menolak untuk ikut berpartisipasi baik saat
sekarang maupun kapan pun, tanpa tuntutan maupun resiko apapun. Saudara juga
berhak bertanya kapan saja dan menghubungi Saya melalui telepon di nomor
081287427627. Dengan mendatangani lembar ini dan menerima segala hal yang
menyangkut pelaksanaan sebagai partisipan penelitian.
Hormat Saya, Menyetujui Partisipan Penelitian
Hifdzul Aziz I
41
Lampiran III
GUIDE INTERVIEW
Nama :
Alamat :
Umur :
Pekerjaan :
I. Perilaku Fanatis
A. Rasa antusias yang ekstrim
1. Seberapa besar antusias Anda ketika AC Milan Juara?
2. Momen apa yang membuat anda terkesan dengan AC Milan?
3. Apa suka dan duka yang pernah Anda rasakan dalam mendukung AC
Milan terutama semenjak bergabung bersama MIBS ?
B. Keterikatan emosi dan rasa cinta
1. Seberapa besar Anda menggemari AC Milan ?
2. Seperti apa bentuk cinta Anda terhadap AC Milan dan juga MIBS?
3. Bagaimana hubungan Anda dengan sesama anggota MIBS ?
C. Berlangsung dalam waktu yang lama
1. Sejak kapan Anda menggemari AC Milan hingga saat ini dan apa
alasannya ?
2. Sejak kapan Anda menjadi anggota MIBS hingga saat ini dan apa
alasannya?
3. Kegiatan apa saja yang pernah Anda ikuti selama di MIBS sampai saat
ini?
D. Menganggap yang mereka yakini adalah benar
1. Bagaimana tanggapan keluarga Anda ketika kumpul bersama di basecamp
hingga larut malam?
2. Sebagai fans AC Milan, Atribut dan barang apa saja yang Anda miliki ?
42
3. Apakah ada anggaran tersendiri dalam mendukung dan membeli atribut
AC Milan ?
4. Mengejek fans lain apakah merupakan kepuasan tersendiri bagi Anda dan
apa alasannya?
E. Membela dan mempertahankan kebenaran
1. Pengorbanan apa yang pernah Anda lakukan saat mendukung AC Milan ?
2. Apakah kegiatan di MIBS dan mendukung AC Milan mengganggu
aktivitas sehari-hari Anda ?
43
Lampiran V
GUIDE OBSERVASI
Dalam observasi ini, peneliti menggunakan observasi partisipatif dan
observasi terstruktur.
Observasi Partisipatif
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang
diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas subjek. Observasi ini digolongkan
menjadi partisipasi pasif, observasi yang terus terang atau tersamar dan observasi
lengkap.
Observasi Terstruktur
Observasi ini dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di
observasi. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas.
Tujuan dari observasi ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku fanatis dan
agresivitas verbal yang terdapat pada subjek.
Aspek Indikator Deskriptif
Fanatis
1. Rasa antusias
yang ekstrem
1.Ekspresi wajah: Kepala miring ke
samping yang memberi sinyal tunduk bahkan
memperlihatkan tenggorokan dan leher
2.Ekspresi tubuh: Dada terbuka dan tegak
tapi sejajar dengan orang lain
3. Sangat antusias ketika sedang berbicara
AC Milan
4. Proaktif ketika menonton pertandingan
AC Milan
2. Keterikatan
emosi dan rasa
cinta
1.Alis mata terangkat ketika berbicara AC
Milan
2.Arah pinggang dan kaki seperti mengarah
kemana tubuh ingin pergi ke tempat yang di
sukanya ketika berbicara AC Milan
3. AC Milan menang, kalah ataupun seri
tetap kumpul bersama di basecamp kemudian
tetap rutin bermain futsal setiap minggunya
3. Berlangsung
dalam waktu
yang lama
1. Milanisti Indonesia Basis Sumbawa
(MIBS) sudah menjadi wadah komunitas klub
AC Milan selama 2 tahun terakhir
2. Wajahnya ekspresif saat berbicara atau
melihat tentang AC Milan ataupun saat peneliti
tanyakan tentang AC Milan
44
4. Menganggap
hal yang
mereka yakini
adalah benar
1. Kumpul bersama di basecamp hingga larut
malam dengan anggota MIBS
2. Nada suara yang tegas ketika berbicara AC
Milan
5. Membela dan
mempertahanka
n kebenaran
yang mereka
yakini
1. MIBS adalah keluarga
2. Eksistensi MIBS adalah keharusan demi
masyarakat Sumbawa lebih mengenal klub AC
Milan
3. Kekeluargaan adalah tujuan dibentuknya
MIBS
4.
Aspek Indikator Deskriptif
Agresi
Verbal
1. Umpatan
Mangatakan kata-kata keji, tidak pantas
dan kurang sopan
2. Sindiran
Mengatakan kata-kata sindiran seperti klub
bolanya saja prestasinya minim tapi sudah bisa
mengejek klub yang sudah banyak prestasinya
3. Memfitnah
Mengatakan hal-hal yang tidak benar
mengenai orang lain
4. Sarkasme
Mengatakan kata-kata yang menyinggung
dan menyindir sepertirasisme, fans karbitan
45
Lampiran IV
VERBATIM
Nama D
Jenis
kelamin
Laki-laki
Usia 35 tahun
Alamat Kerangka goreng
Subjek 1
Kode
Pertanyaan
Jawaban
D1 Menurut teman- teman apakah betul
Anda salah satu paling fanatik di
Milanisti Indonesia Basis Sumbawa
(MIBS) ?
Begitulah….
D2 Kapan pertama kali? Jaman dulu apalagi
D3 Awal mula Anda senang dengan AC
Milan itu kapan?
Dari SD
D4 Tahun berapa Anda mulai menyukai
AC Milan?
80 an lah… 86 atau 87…
Tamat SD 91…
Hehehehhehehhheh
(tertawa)…Pas masa SD kan
masih berantem..
D5 Siapa pemain yang paling Anda ingat
?
EURO 88… Belanda vs
Rusia… Van Basten…
D6 Van Basten pemain Belanda, betul? Iya, Van Basten…
Hahahahaahah…
D7 Kapan Anda mulai mengenal Van
Basten ?
SMP lulus…. SMP kelas 3…
D8 Tahun berapakah itu? 94…95 lah…
D9 Dimana Anda tinggal ketika mengenal
Van Basten?
Dulu kan saya di Malang,
kalau waktu SD kan di sini
Sumbawa di TVRI..
D10 Apa tayangan pertama Anda sehingga
mengenal AC Milan?
Berita olahraga tuh kan ada
siaran ulang.. EURO 88..
D11 Lebih enak lagi berarti yah Bang
nonton bolanya?
RCTI..
D12 RCTI… Apa SCTV, Bang? Dua, duanya.. SCTV tapi
harus pakai antena khusus…
D13 Hmmmm Heheheheheh… Iya.. Tahun
90an berarti ya SMP, Bang?
94 SMP…
D14 Terus-terus Bang.. Iya.. Terus di Mataram..
46
D15 SMA di Mataram juga berarti, Bang? Iyah.. Terus kuliah di
Malang..
D15 Wah… Lebih enak lagi dong…
Hehehehheh… Lebih luas lagi…
Iya… Lapangan bola… Terus
beli itu majalah bola
D16 Tabloid bola.. Dapet poster
D17 Terus tempelin yah di kosan? Iya.. Iya… Iya
D18 Majalah dulu kan ada bola, soccer,… Iya…
D19 Di Malang ambil kuliah apaan, Bang? Elektro..
D20 Tapi design nya jago? Design sih…
D21 Otodidak? Seneng-seneng aja..
Hehehehhe… Awalnya
tertarik dari itu sih tabloid,
ada rasa ga puas gitu…
D22 Designnya ko cuma gini doang ya,
Bang?
Ko kecil ya… Besarin
gimana ya…Hehehehhe…
Terus…
D23 Ooooo…. Design nya dulu pake apa
Bang udah photoshop?
Pertamanya pake paint…
Terus photoshop belajar dikit-
dikit..
D24 Pas masih di Malang itu, Bang? Iya….
D25 Berarti di Malang lebih enak lagi,
Bang… Setiap apa namanya… Setiap
weekend pasti nobar terus dong?
Di kontrakan aja sama
teman.. Ini main… Pada
kumpul nonton…
D26 Ngga bareng-bareng komunitas? Ngga…
D27 Oh dulu belum ada yah… Dulu belum
terlalu aktif yah yang namanya
komunitas, Bang?
Komunitas ngga… Iya masih
belum.. Baru 2003 terbentuk..
Yang dari Surabaya pada
minta..
D28 Tapi itu tapi pas Abang kuliah kan
2003?
Jadi inget jaman dulu.. Dulu
nonton aja di tv.. Kartun pagi
terus pulang sekolah nonton
lagi.. Waktu SMA inget
nonton planet football, Dik
Doang…
D29 Ooooo… Dik Doang… iyaa…. Terus tabloidnya
bola.
D30 Kalo saya soccer sih… Soccer
berwarna terus.. Kalau saya dari kecil
emang seneng bola.. Universal gitu
maksudnya… Suka semuanya gitu..
Semua berita bola saya suka.. Saya
baca dari halaman pertama sampe
halaman terakhir…
Ampir masuk fans club satu
team gt?
D31 Belum… Ngefans banget sama satu
team itu belum… Baru yah 10-15
tahun belakangan lah… Baru bener-
bener… Suka nobar di Malang Bang?
Pas di kontrakan aja… Belum
masuk komunitas.. Baru lahir
kayanya komunitas waku
itu…
47
D32 Ooooo… Baru dibuka… Ke sini-sini paling
komunitas.. Tapi banyaknya
nonton di kontrakan bareng-
bareng..
D33 Streaming gitu Bang apa di televisi? Pokonya ada Liga Champion
nah…
D34 Iya… Hehehhehehe… Saya tahun
2009 itu aja nobarnya sama se-RT
gitu.. Di lapangan nonton bareng..
Parabola yah?
D35 Pake tv kemudian disambungin ke lcd
sih kemudian pake layar lebar gitu
Hehheheheh trus kalo atribut bang?
Saya kan suka jersey gitu…
D36 Abang paling jadul punya jersey apa,
Bang?
Apa yah? Milan 1992
D37 Siapa pemainnya? Ada nama pemain
belakangnya ga, Bang? Belinya online
ga?
Ga ada… Komunitas jersey
Milan..
D38 Mmmmm… Komunitas jersey Milan
doang?
Umum…
D39 Ampe sekarang masih ada tuh, Bang? Iya masih ada.. Jersey Milan..
D40 Itu komunitasnya di facebook, IG,
whatsapp?
Pertama di kaskus
D41 Iya kan dulu jamannya kaskus yah,
cepet ya dia kalau jual beli?
Lama-lama di kaskus udah
ngga, pindah fb..
D42 Tapi kalau fb sampe sekarang masih
kan ya, Bang?
Iya…
D43 Selain jersey apa lagi, Bang? Syal
D44 Iya syal, lebih dari 5? Dulu ada
D45 Ada ngga yang beli online langsung di
official strore dari Milan nya
langsung?
Ada, jersey paling…
D46 Lebih dari 5 ngga, Bang? Beli langsung sih jersey sih
paling 3 ngga sampe 5, sisa
nya 1
D47 Kalau acara-acara nasional gitu,
Bang?
Gathnas?
D48 Heeh… Mataram aja yah berarti…
Soalnya udah gawe juga sih, Bang?
Iya..
D49 Agak susah jadinya.. Bawa cewe soalnya.. Pake
motor..
D50 Oh ber dua… Bawa motor? Banyak…
D51 Oh banyak… 3 motor..
D52 Dulu kalau di Syatizz suka buat-buat
design yah Bang, cari-cari informasi?
Iya…
D53 Makanya saya tanya Abang soalnya
saya liat Abang suka bawa-bawa
laptop terus abang ihsan suka bilang
Liat-liat berita, liat-liat design
…
48
ini design Abang masuk jadi finalis C,
baru tahu saya kalau Abang bisa
design..
D54 Iya.. Iya… Makanya bisa naik ke
nasional yah? Biasanya ada point-
point plus nya yah kalau misalnya bisa
naik ke nasional tuh Bang punya
prestasi sendiri lah?
Yah ngga tahu juga saya,
tiba-tiba dikontak pusat buat
jadi admin nasional, yaudah
saya dengan senang hati
terima. Ya tapi tetep ada
omongan kok sama MIBS.
Jadi saya kabarin ke MIBS
kalo saya di kontak pusat,
alhamdulillaah MIBS
ngedukung banget. (muka
datar)
D55 Yang wa nya langsung ketua nya atau
gimana, Bang?
Ada sih rasa gimana… Di
kampus ada voting atau
gimana, salah satunya masuk
Vector..
D56 Ada tetangga saya di Bekasi, itu juga
pendiri Milanisti Bekasi. Cuma dia
apa namanya… Paguyuban…
Namanya Ogie.. Dulu say amah suka
cerita-cerita bola sama temen.. Dulu
pernah tuh pertandingan Milan.. Yang
goalnya Seva yang cepet sama Inzaghi
apa sama siapa ya?
Yang masukin?
D57 Yang Seva goalin tahun 2000an.. Goal
cepet…
Pato kali?
D58 Pato mah lawan Barcelona di UCL.. ……………………………..
D59 Ya sudah kalo gitu bang, makasih
banyak ya bang. Saya pamit dulu.
Assalamu’alaikum
Iya dik sama-sama.
Wassalamu’alaikum. Hati-
hati dik.
Nama I
49
Jenis
kelamin
Laki-laki
Usia 30 tahun
Alamat Gang Hijrah
Subjek 2
Kode
Interviewer
(Iter) &
Interviewee
(Itee)
Verbatim:
I 1 Iter: Asal usulnya Abang suka Milan dari kapan gitu?
Itee: Asal-usulnya tahun lupa, tapi saya masih SMP sih.
I 2 Iter: Tahun berapa Abang SMP?
Itee: Tahun 90
I 3 Iter: 90?
Itee: Iya, pas saya SD, SMP.. Emang pertama sih berawal dari
prestasinya, club bolanya.Tapi kelamaan temen-temen…
I 4 Iter: Sama-sama itu yah..
Itee: Sama-sama suka Milan. Sama-sama suka kegiatan
sosial…Kalau ngumpul tuh rasa kekeluargaannya tinggi.
I 5 Iter: Masih inget ga Bang? Apa namanya yang paling inget gitu,
Wah…. Milan moment?
Itee: Momentnya waktu itu… Tapi yang pas era kepelatihan Fabio
Pablo piala champions, Barcelona dikalahkan 4-0 oleh Milan
I 6 Iter: Ooooo… Padahal waktu itu Milan ngga diunggulin ya?
Itee: Iya bukan unggulan,
I 7 Iter: Terus pemain Barca juga lagi bagus-bagusnya..
Itee: Bahkan waktu itu pelatih Barca ngomong, Johan Cruyff…
Kalau Barca datang ke sana itu bukan buat main tapi buat
ngambil piala katanya
I 8 Iter: Mmmmm… Itu dari Pelatihnya yang ngomong gitu ya?
Itee: Dari pelatihnya Barca, dari Johan Cruyff yang ngomong gitu..
Nah itu yang buat pemain-pemain Millan merasa terpecut, bisa
menang.. Dan akhirnya terbukti bisa 4-0..
I 9 Iter: Iya.. Iya… Iya.. Itu saya liat cuplikannya sama ceritanya..
Hehehheh… Tentang itu… Itu yang paling inget itu pemain
dari Milan siapa, Bang?
Itee: Savicevic
I 10 Iter: Iya…
Itee: Waktu itu Yugoslavia belum pecah… Belum jadi Croatia..
Belum jadi Bosnia..
I 11 Iter: Masih jadi satu ya, Bang ya?
Itee: Iya.. Yugoslavia aja..
I 12 Iter: Iya.. Iya.. Terus mulai terbentuknya Milanisti Sumbawa itu
kapan?
50
Itee: Berarti ini sudah tahun ke-2…. Kalau untuk Basis Sumbawa
nya..
I 13 Iter: Basis Sumbawa.. Secara apa namanya, secara struktural yah,
Bang?
Itee: Secara resmi diakui sama Milanisti pusatnya
I 14 Iter: Cuma kalau misalkan ngumpul-ngumpul gitu udah dari tahun
berapa sih, Bang?
Itee: Ngumpul-ngumpulnya sih sebenernya udah lama sih
sebenarnya udah 6 atau 7 tahun yang lalulah mungkin yah.
Yah paling ketemu 1 orang, 2 orang, akhirnya bentuk group
wa begitu
I 15 Iter: Iya…
Itee: Kepikiran untuk buat yang sezione Sumbawa nya.. Eh bentuk
basis Sumbawa nya jadi masih bernaung di bawah sezione
Lombok
I 16 Iter: sezione Lombok yah?
Itee: Iya.. Jadi kalau di NTB ini ada 2 sezione. Sezione Lombok
sama sezione 5
I 17 Iter: Hmmm…
Itee: Nah kita Sumbawa ini ada di bawah sezione Lombok
I 18 Iter: Ooooo… Iya.. Iya…
Itee: Jadi kalau mau daftar member pusat itu lewat Lombok.
I 19 Iter: Berapa lama sih untuk jadi sezione itu?
Itee: Kalau untuk waktu sih ngga menentukan cuma dari pusat
melihat bagaimana aktifnya kita yang basis ini kegiatannya
lebih diutamakan yang sosial sih selain kegiatan-kegiatan lain.
Kalau aktif segala macem …. bisa jadi tahun berikutnya jadi
sezione kaya gitu..
I 20 Iter: Point tertinggi buat jadi sezione itu apa, Bang?
Itee: Kalau …
I 21 Iter: Yang paling aktifnya itu? Kan biasanya nobar..
Itee: Nobar sama kegiatan sosial..
I 22 Iter: Kegiatan sosial yah?
Itee: Heeh…
I 23 Iter: Kalau kaya futsal mungkin masih di bawah sih…
Itee: Di bawah ya?
I 24 Iter: Iya..
Itee: Buat mendukung aja.. Futsal, football… Cuma karena
kebetulan itu yang seneng, seneng Milan itu yang usianya rata-
rata diatas 35 tahun jadi yah untuk football ngga aktif…
Karena lapangannya menyesuaikan stamina jadi ke futsal aja
lebih kecil..
I 25 Iter: Iya.. Iya… Bener… Terus kalau dari Abang sendiri, sebagai
bentuk dari apa namanya fanatiknya itu selain salah satu
pendiri termasuk pendiri berarti Abang kan ya?
Itee: Heeh..
I 26 Iter: Misalkan dari merchandise gitu?
51
Itee: Merchandise? Kita ada divisi sendiri, bagian sendiri gitu..
Untuk olahraga ada divisi sendiri dibuat. Kalau untuk
fanatisme yah kita nobar segala macem itu aja sih.. Paling jadi
supporter kalau lagi temen-temen ada turnamen futsal kaya
gitu
I 27 Iter: Iya…
Itee: Treak-tereak di tribun.
I 28 Iter: Ada ngga jersey yang classic gitu, Bang?
Itee: jersey yang classic banyak
I 29 Iter: Banyak, yang paling classic?
Itee: Dulu masih jaman Meriva… Masih mahal.
I 30 Iter: Ooooo… Tahun 2000an yah.. Saya inget paling lama itu Opel,
saya masih SD..
Itee: Itu yang paling lama masih… masih pake brand Lotto..
I 31 Iter: Ooooo… Lotto merek Itali.. Hahahahhahah…. Iya… Iya…
Iya.. Sekarang-sekarang fans Milan ada berapa anggotanya,
Bang?
Itee: Milan sendiri yang pegang data sie humas, Lapa..
I 32 Iter: Oh iya, Lapa…
Itee: Ngga ada yang tahu.. Kalau untuk anggota Milan basisnya
sekitar 100 ya? Sekitar 100 kalau yang ada di grup cuma untuk
yang sudah jadi member pusat 60an.. Lebih dari setengahlah..
I 33 Iter: Kayanya termasuk paling banyak juga yah di Sumbawa yah?
Itee: Kalau paling banyak sih ngga
I 34 Iter: Yang paling aktif?
Itee: Ngga, yang paling aktif ngga.. Paling fanatik mungkin iya…
I 35 Iter: Hmmmm..Iya.. Iya… Soalnya yang saya liat belakangan ini..
Selama saya di Sumbawa, kan saya 4 tahun ini, Bang. Selama
saya di Sumbawa kayanya Milanisti salah satu yang apa
namanya… yang sering ngumpul. Paling sering ngumpul gitu,
Bang. Dibanding fans-fans lain..
Itee: Iya… Karena kita juga itu kalau di tentara itu dibilang juga
korsa itu iya karena 1 sakit itu, sakit semua gitu. Jadi kalau ada
anak Milanisi yang ketahuan sakit kita kunjungi, santuni, jaga
kespartaan di MIBS sendiri. Misalnya anaknya sakit selama 3
hari dikasih santunan kaya gitu, keluarga meninggal ada
santunan sekian, itu buat motivasi sih sebenarnya jadi udah
kaya keluarga sendirilah.. Kaya ada sih contoh teman dia
bukan asli penggemar Milan..
I 36 Iter: Iya.. Iya, Bang… Heeh…
Itee: Tapi karena sering gabung sama MIBS yang lebih tinggi,
gabung sama kegiatan-kegiatan malah jadi member MIBS.
I 37 Iter: Oh jadi gabung sama MIBS? Padahal dia dulunya fans
Liverpool.. Hahahhahhah
Itee: Iya Liverpool.. Ini orangnya.. (sambil nunjuk orangnya)
I 38 Iter: Hahhahahah… Dulu saya sebenernya juga Milanisti, Bang.
Dulu pas saya SD..
52
Itee: Terus berubah?
I 39 Iter: Pas saya kecil.. Hehehheheheh… Cuma saya apal dari
jamannya apa…
Itee: Sheva?
I 40 Iter: Cadangannya Joh Dahl Tomasson, iya Sheva
Itee: Joh Dahl Tomasson yang dari Feyenoord.
I 41 Iter: Iya… Itu saya seneng banget Milan karena sebenernya saya
kurang suka warna merah
Itee: Oh…
I 42 Iter: Jadi saya 2010an saya ganti club.
Itee: Ganti apa?
I 43 Iter: City
Itee: Oh… City.. Biru muda.. Kebanyakan sekarang kan City sama
PSG (Paris Saint-Germain F.C)
I 44 Iter: Hehehheheheh…. Kan soalnya suka juga dari hati kan ya,
Bang?
Itee: Iya sih..
I 45 Iter: Heheheheheh… Dari hati
Itee: Ngga bisa dipaksa..
I 46 Iter: Ngga bisa dipaksa kayanya kaya gitu sih.. Makanya saya
termasuk seneng juga sama Milan. Ibaratnya kaya mantan
terindahlah.. Hahhahahhah… Iya kaya gitu.. Terus kalau
misalkan… sambil makan dah, Bang… Ngga apa-apa kan ya,
Bang?
Itee: Biasa aja, terus santai… Iya lanjut… Kamu ngga pulang,
Dzul?
I 47 Iter: Ngga, ngga pulang.. Takut kelamaan di rumah. Hehehheh…
Apalagi tinggal skripsian doang, duh.. Takut terbengkalai..
Itee: Takut keenakan? Tahu-tahu lewat aja skripsi..
I 48 Iter: Tahun kemaren soalnya gitu, Bang...
Itee: Ehmmm gitu
I 49 Iter: Itu yang Milanisti juga pada pulang..Yogi, Hadid, Maliki.
Terus yang paling seneng ceng-cengin klub lain itu siapa Bang
kalau di Milanisti?
Itee: Saya paling.. Hehheheheh… Ngeceng-cenginnya itu paling
sering Juve itu dia… (nunjuk ke salah satu pelanggan warkop)
I 50 Iter: Kenapa ngecengin Juve?
Itee: Ini nih orangnya Juve.. Iya karena ini.. Curang dia.. Anak
emas wasit.. Terbukti loh dia sama wasit . kena calciopoli
tahun 2007
I 51 Iter: Tapi kan Milan juga kena, dikurangin poinnya?
Itee: Tapi dia lebih besar kan.. Kalau misalkan Juve ngga juara,
kalau Milan ngga pengaturan skor Milan juaranya. Cuma
karena Milan juga kena.
I 52 Iter: Ke Inter kan juaranya?
Itee: Iya… Karena Milan kena calciopoli juga, jadi Inter yang
dapet.. Anak-anak inter tuh benci banget sama milan..
53
I 53 Iter: Hahahhahah.. Tapi anak Milan bencinya sama Juve..
Itee: Sama Inter juga..
I 54 Iter: Sama Inter juga soalnya rival ya, Bang?
Itee: Ibaratnya Inter tuh ada prestasi belum seberapa tapi songong
gitu.. dibandingin sama AC Milan kalah jauhlah pialanya…
I 55 Iter: Iya sih ya bang ehehehe
Itee: Emang iya jul… (ngotot)
I 56 Iter: Hahaha iya iya bang… (bingung mau ngomong apa lagi)
Itee: ……
I 57 Iter: Baso apa sih ini bang? (bahas topik lain)
Itee: Gini rasanya baso Lombok…
I 58 Iter: Yang bikin beda baso nya apa sih, Bang? Rasa kuahnya ya,
Bang?
Itee: Kuahnya gurih ini… Ada sekarang pentol mercon..
I 59 Iter: Hmmm.. Kapan lagi Bang Milan nobar?
Itee: Belum.. Kan masih ini kan masih libur..
I 60 Iter: Tinggal liga doang kan ya? Kaya apa sih internasional break
Itee: Belum dapat jadwal kayanya sih.. Belum ada.. Paling nanti
kita eh besok yah ada turnamen di gor
I 61 Iter: Hmmmm.. Iya…
Itee: Ramenya disitu.. Yang tahun 2017 MIBS juara fans club yang
pertama…Masih kerja di Raya Street? (topik lain lagi)
I 62 Iter: Udah ngga, Bang…
Itee: Oh udah ngga?
I 63 Iter: Udah keluar.. Tapi saya sekarang kerja di Café, kovie Café.
Dikenalin sama Bang Fajar.. Soalnya terkait jam kerja juga
sih.. Kalau di Raya Street kan Bukanya jam 11..
Itee: Siang?
I 64 Iter: Heeh..Siang.. Sampe pagi eh sampe malem gitu..
Itee: Ada siapa aja? Selain abang
I 65 Iter: Ooooo.. Apanya temen?
Itee: Karyawannya
I 66 Iter: Ada anak SMK sih
Itee: Si yg gondrong-gondrong sudah ngga di sana?
I 67 Iter: Udah ngga
Itee: Baristanya siapa?
I 68 Iter: Baristanya Ka Acan sendiri sih… Tapi kadang-kadang ada
Baco ada Bang Bucek juga suka bantu.. Terus ada Ka Vivit
juga, Ka Vitra yang gemuk-gemuk itu.. Berarti kalau
nongkrong gini sering ya Bang ampir setiap hari?
Itee: Ampir setiap hari, kalau yang nongkrong disini.. Juru kunci
nya 3 di sini..
I 69 Iter: Siapa aja, Bang?
Itee: Ini kan yang punya Milanisti juga…
I69A Iter: Hahahhahahah…
Itee: Iya dong… Member…
I 70 Iter: Sampe pagi bang?
54
Itee: Sampe capek yang punya warung.. Karena kita ini fisiknya
setan kan ya? Setan merah iya.. Kalau malam ngumpul.. Kalau
malamnya tua dingin..
I 71 Iter: Kenapa Bang seneng banget nongkrong di sini, padahal anak
Milan semua Bang?
Itee: Emang apanya yang kamu teliti, Dzul? Perilakunya apa?
Fanatisme..
I 72 Iter: Perilakunya
Itee: Salah satu bentuk penyakit apa?
I 73 Iter: Perilaku
Itee: Psikis jadinya? Psikologi?
I 74 Iter: Heeh… Iya… Saya Psikologi…
Itee: Anak buah Han ya? Dulu
I 75 Iter: Iya dulu, sekarang udah ngga.. Padahal kalau dibully
bawaannya kesel tau, Bang?
Itee: Padahal anak Juve tuh jarang yah setauku loh, dari di Yogja
sampe sekarang jarang.. Inter yang rese.. Inter yang bacotnya
rese.. Tadi ketemu studio… Mau liga champion nih apa Milan
ga masuk 3 besar.. Wahhh…
I 76 Iter: Siapa, Bang?
Itee: Ada lah inter di studio.. Oji.. Oji…
I 77 Iter: Yang pake mobil?
Itee: Yang pake kaca mata itu
I 78 Iter: Apa nama lainnya itu. Bang? (nyambung ke pembahasan yang
lain lagi)
Itee: Pod.. Dia beda sampa vape.. Dia ngga pake kapas.. Lebih
tinggi nikotin nya ngga.. Di acara ngisepnya kaya rokok, jadi
kalau ini udah sering kita pake rasanya yang kita buang.. Kita
beli kepalanya 20 an lah, 30 an.. Ini liquid ttbuat 2 mingguan.
Kalau saya kan jarang-jarang paling 2 minggu 7 kali isilah. Isi
7 kali setiap habis.. Asepnya juga dikit.. Ini paling besar.
Paling 8-9… Saya baca ini nikotinnya tinggi karena asabnya
dikit… Tapi kalau vape asapnya banyak tapi nikotin nya dikit..
Ini lebih pratis dari vape… Banyak perlengkapannya..
Harganya 300 murah.. Kalau rokok 2,3 ml gram nikotinnya..
I 79 Iter: Kalau di sini saya liat jarang nobar..
Itee: Paling kalau big match.. Kendalanya tuh waktu siarnya kalau
di sini..
I 80 Iter: Oh iya ya? Waktu siar Itali berbeda..
Itee: Kalau di sini kan kota kecil… Kalau di kota-kota besar
wajarlah.. Nobar jam 3, jam 2 tetep rame..Mereka membernya
banyak, kalau disini paling berapa
I 81 Iter: Iya sih emang, waktu siar itali tengah malem mulu sih.. Beda
sama liga Inggris.
Itee: Liga Itali ngga populer di Indonesia
I 82 Iter: Jam 22.. Kalau liga Itali 02.30 mau sahur..
Itee: Entar lagi ada Liga Itali..
55
I 83 Iter: Cuma dapet berapa % gitu..
Itee: Kalau dulu di TVRI ada Liga Itali nya..
I 84 Iter: Hmmm.. Copa ya? Liga Inggris per pekan 2 pertandingan…
Sampe jam berapa biasanya nongkrong, paling lama?
Itee: Terserah…
I 85 Iter: Paling lama jam berapa, jam 2 jam 3?
Itee: Paling lama sampe yang gulung-gulung kabel selesai..
I 86 Iter: Berarti besok main ya, Bang?
Itee: Besok sore main… Lumayan berat
I 87 Iter: Sistemnya group apa?
Itee: Sistem gugur
I 88 Iter: Berarti langsung kalah ya?
Itee: Langsung menang lah… Ini anak muda interview Milan pasti
kalah, Mas..
I 89 Iter: Yah kalau ngga kalah kan menang.. Kali aja plan B nya
menang..
Itee: Hahahaha ….
56
Nama IA
Jenis
kelamin
Laki-laki
Usia 30 tahun
Alamat Gang Tambora 1 ( Bimbel Syatizz )
Informan I
Kode
Interviewer
(Iter) &
Interviewee
(Itee)
Verbatim:
IA 1 Iter:
Jadi gini bang, bang ihsan kan satu kepengurusan kan yak
sama bang dod sama bang yan. Kalo menurut bang ihsan
gimana sih bang mereka di MIBS sendiri?
Itee: Oh iya iya 1 sih kia. Hmmmm jadi gini… kalo bang dod itu
tipikalnya orangnya pendiem ya walaupun banyak kerja sih
hehehe…. Jadi kalo ngumpul tuh lebih suka ikut ketawa
ketawa aja ya palingan kalo ditanya baru jawab. Sekali dua
kali aja nimpalin…
IA 2 Iter: trus trus bang…
Itee: Ya gitu… bang dod kan di MIBS juga bagian desain jadi
kerjanya banyak di depan laptop aja tapi loyal banget. Dari
sekian banyak pengurus milanisti di Indonesia tapi bang Dod
salah satu yang jadi admin MI pusat. Nah kan MIBS bangga
punya perwakilan di pusat.
IA 3 Iter:
Kalo bang Iyan gimana bang?
Itee: Kalo bang Iyan udah kenal dari dulu. Pas nongkrong awal-
awal ya sama bang yan. Dari awalnya ber 3 sampe sekarang ya
bangga lah kita. Hehehe begitulah awal mula MIBS terbentuk.
IA 4 Iter: trus bang?
Itee: Iya bang yan juga anak mipala. Milanisti indo pecinta alam
gitu. Jadi kalo lagi daki gunung suka bawa banner MIBS gitu.
Biar eksis gitu katanya hehehe…..
IA 5 Iter: Wiiih keren keren bang…. Trus seloyal apa sih mereka bang
kalo menurut elu bang?
Itee: Ya pokoknya gabisa diragukan lagi lah keloyalan mereka dari
jaman 80an bang Dod udah suka, kalo bang yan dari awal
90an udah suka. AC Milan jatuh bangun dari dapet gelar terus
menanggung malu karena kena calciopoli sampe dapet scudeto
lagi sampe turun lagi ga lolos babak champions kita tetep setia
sama AC Milan.
IA 6 Iter: Gue rasa sih itu udah masuk kategori loyal abis sih bang.
Wkwkwk keren keren
57
Itee: Hahaha iyalah… gue harus terima bullyan dari warganet kalo
Milan lagi jelek-jeleknya. Untung aja gelarnya Milan tuh
buanyaaak.Hahaha….
IA 7 Iter: Iya dah bang iya, city mah kalah jauh kalo masalah gelar hehe
(terima ledekan karena sbg fans city yang minim gelar)
Itee: Trus juga kita juga suka nongkrong gitu jul… dulu kan
basecamp kita disini kan (sambil ngasih tau kalo kita lagi di
bimbel syaizz beralamat di gang ambora 1)
IA 8 Iter: Oalaaah bang pantesan aja dulu rame mulu ya sama anak
Milan disini (1 tahun yang lalu gue tinggal kontrakan bareng)
Itee: Iya sekarang udah pindah deket atm bri bni di brangbara kan
disitu ada warung kopi kebetulan anak Milan juga yang jualan
yaudah jadi basecamp kia-kialah.
IA 9 Iter: Oh iya iya bang… biasanya kalo nongkrong kapan aja itu
bang?
Itee: Wah kalo nongkrong mah tiap hari kita. Udah kaya keluarga
sendiri kita mah… kadang kalo nongkrong bisa sampe sahur
pas bulan puasa kemaren kalo sekarang paling sampe jam 3
aja sih soalnya kan ada yang kerja juga paginya. Apalagi anak
mibs kan 30an keatas rata-rata… ya termasuk gue, eh ngga
deng gue masih 18+ hahaha
IA
10
Iter: Hahahaha bisa aje lu bang… Trus apalagi bang? Ceritain lagi
lah…
Itee: Iya anak Milan tuh menurut gue paling loyal soalnya kita kalo
ada masalah dikit pasti kita rundingin bareng, contoh ya kalo
ada yang sakit kita pasti jenguk bareng, kalo ada kegiatan
sosial pasti kita ikut. Bakti sosial kita mah gausah diragukan
lagi udah kemana-mana jul. ke Utan kita ngasih bantuan buat
anak-anak yang minim perlengkapan ala sekolah trus
sekolahannya juga kita bantu perbaiki ya walaupun ga banyak
sih api cukuplah membantu mereka…
IA
11
Iter: Keren bangetlah itu bang… (sambil angka dua jempol). Trus
bang kalo yang suka ngeledekin gitu gimana bang?
Itee: Hampir semualah jul. ya kita pasti ngeledekin semua tim lain
lah apalagi kalo lagi jelek kan peformanya hehehe
IA
12
Iter: Tapi kan pasti adalah bang yang paling suka ngeledekin gitu…
Itee: Bang Iyan yang anak mipala itu. Dia paling dulu lah kalo
ngeledekin. Dia aktif banget pas di bogor. Loyal dan militan
banget pas dulu kuliah di bogor jul bang iyan itu.
IA
13
Iter: Oooh gitu ya bang pantes aja anak pecinta alam gitu ya
bang…. Oh ternyata pernah kuliah di bogor toh….
Itee: Iya jul… kalo bang Dod mah gak terlalu soalnya kan lebih kek
ikut ketawa aja sama yang penting-pentinglah… beda sama
kita-kita yang berisik ini ahhaaha suka ngomong semua…
ahahaha….
IA
14
Iter: Hahahaha iya bang…. Abang sendiri kan public relation nya
MIBS nih, gimana sih bang keanggotaan di MIBS sendiri?
Trus gimana keanggotaan bang Iyan dan bang Dod?
58
Itee: Kalo di MIBS ya gifu jul… loyal bangeflah dan kekeluargaan
banget makanya gue seneng banget di MIBS… kalo mereka
berdua mah jul gausah ditanya, udah bisa dibilang sesepuhnya
MIBS lah hehe… kalo bang Dod kan medianya MIBS sendiri
ditambah bang Dod pengurus pusat. Kerenlah… kalo bang
Iyan Cuma anggota aja Cuma ya militan kalo ada kegiatan
apapun trus juga suka ngumpul-ngumpul trus di basecamp.
Makanya pas kemaren kita nongkrong bareng ada semua kan
bang Dod sama bang Yan.
IA
15
Iter: Iya bang betul,,, enak ya bang kalo udah kek gitu mah… asik
banget hehehe…. Anggota di MIBS berapa skrg bang?
Itee: Kalo di kta resmi mah 60an orang Cuma kalo di grup wa udah
sampe 100an orang jul. ya gitulah jul kan ada aja ya kendala
orang mah… ya tapi selalu lebih dari dua puluhan oranglah
kalo lagi ada acara mah jul…
IA
16
Iter: Wah banyak itu mah bang buat ukuran Sumbawa… banyak
juga berarti yang suka Milan ya bang.
Itee: Iya tergantung kita juga ngurusnya gimana jul, kan ada juga
kan fans klub lain gak eksis hehehe kalo mibs siapa dulu
public relation nya jul..? ehehhe
IA
17
Iter: Hahaha bisa aja lu bang, bilang aja kalo ada ceweknya pengen
elu gebet hehehe (becandaan lelaki biasanya hehe)
Itee: Hahahaha….
IA
18
Iter: Yaudah ya bang segini dulu dah, nani kalo ada yang gu
pengen nanya gua balik lagi…
Itee: Iya jul dateng dateng aja acara MIBS kalo gak ikut nongkrong
bareng aja sama kita…
IA
19
Iter: Oke bang sanai-sanai hehehe…. Thanks ya bang
Itee: Okedeh jul. ( nunjukin jempol 1 )
IA
20
Iter: (Nunjukin jempol juga )
Itee: ………………………………
59
LAMPIRAN VI
Jadwal Observasi
Rabu, 19 Juni 2019 ( Hari ke-1)
Di Bimbel Syatizz
10.00-11.00 WITA
Senin, 24 Juni 2019 ( Hari ke-2)
Di Basecamp Milanisti Indonesia Basis
Sumbawa (MIBS)
23.00-24.00 WITA
Subjek 1 (D)
Aspek Indikator Deskriptif Cheklis
t
Kode
Fanatis
6. Rasa
antusias
yang
ekstrem
1.Ekspresi wajah: Kepala miring ke
samping yang memberi sinyal
tunduk bahkan memperlihatkan
tenggorokan dan leher
2.Ekspresi tubuh: Dada terbuka dan
tegak tapi sejajar dengan orang lain
√
GO.D
1
√
GO.D
2
7. Keterikata
n emosi
dan rasa
cinta
1.Alis mata terangkat ketika
berbicara AC Milan
2.Arah pinggang dan kaki seperti
mengarah kemana tubuh ingin pergi
ke tempat yang di sukanya ketika
berbicara AC Milan
√
GO.D
3
√
GO.D
4
8. Berlangsu
ng dalam
waktu
yang lama
Wajahnya ekspresif saat berbicara
atau melihat tentang AC Milan
ataupun saat peneliti tanyakan
tentang AC Milan
√
GO.D
5
9. Mengangg
ap hal
yang
mereka
yakini
adalah
benar
Nada suara yang tegas
√
GO.D
6
1.Pandangan mata ke depan
√
60
10. Membela
dan
memperta
hankan
kebenaran
yang
mereka
yakini
2.Tidak memasukkan tangan ke
dalam saku
3.Tidak banyak melakukan gerakan
GO.D
7
-
√
GO.D
8
Aspek Indikator Deskriptif Cheklis
t
Kode
Agresi Verbal
5. Umpatan
Mangatakan kata-kata keji, tidak
pantas dan kurang sopan
-
6. Sindiran
Mengatakan kata-kata sindiran
seperti klub bolanya saja prestasinya
minim tapi sudah bisa mengejek klub
yang sudah banyak prestasinya
-
7. Memfitn
ah
Mengatakan hal-hal yang tidak benar
mengenai orang lain
-
8. Sarkasm
e
Mengatakan kata-kata yang
menyinggung dan menyindir
sepertirasisme, fans karbitan
-
Jadwal Observasi
Senin, 24 Juni 2019 ( Hari ke-1) Selasa, 25 Juni 2019 ( Hari ke-2)
61
Di Basecamp Milanisti Indonesia
Basis Sumbawa (MIBS)
23.00-24.00 WITA
Di Gor Mampis Rungan
16.30-17.00 WITA
Subjek 2 ( I )
Aspek Indikator Deskriptif Cheklist Kode
Fanatis
9. Rasa antusias
yang ekstrem
1.Ekspresi wajah: Kepala
miring ke samping yang
memberi sinyal tunduk bahkan
memperlihatkan tenggorokan
dan leher
2.Ekspresi tubuh: Dada terbuka
dan tegak tapi sejajar dengan
orang lain
√
GO.I1
√
GO.I2
10. Keterikatan emosi
dan rasa cinta
1.Alis mata terangkat
2.Arah pinggang dan kaki
seperti mengarah kemana
tubuh ingin pergi
√
GO.I3
√
GO.I4
11. Berlangsung
dalam waktu yang
lama
Wajahnya ekspresif saat
berbicara
√
GO.I5
12. Menganggap hal
yang mereka
yakini adalah
benar
Nada suara yang tegas
√
GO.I6
13. Membela dan
mempertahankan
kebenaran yang
mereka yakini
1.Pandangan mata ke depan
2.Tidak memasukkan tangan
ke dalam saku
3.Tidak banyak melakukan
gerakan
√
GO.I7
√
GO.I8
√
GO.I9
62
Aspek Indikator Deskriptif Cheklist Kode
Agresi
Verbal
14. Umpatan
Mangatakan kata-kata keji,
tidak pantas dan kurang sopan
√
GO.I10
15. Sindiran
Mengatakan kata-kata sindiran
seperti klub bolanya saja
prestasinya minim tapi sudah
bisa mengejek klub yang sudah
banyak prestasinya
√
GO.I11
16. Memfitnah
Mengatakan hal-hal yang tidak
benar mengenai orang lain
√
GO.I12
17. Sarkasme
Mengatakan kata-kata yang
menyinggung dan menyindir
sepertirasisme, fans karbitan
-
63
Lampiran VI
DOKUMENTASI
Subjek I ketika mendaki gunung Tambora sambil membentangkan
bendera Milanisti Indonesia Basis Sumbawa (MIBS).
Kegiatan Fun Futsal (MIBS) yang biasa diadakan setiap hari senin
64
Acara Gathering Nasional Milanisti yang ke-2 tahun 2018 (terlihat subjek D dengan
senyuman tipikal orang santai menggunakan topi krem)
Sudah menjadi member Milanisti Indonesia