perifiton pada daun lamun thalassia hemprichi...
TRANSCRIPT
PERIFITON PADA DAUN LAMUN Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata DI PERAIRAN
KAMPUNG KAMPE DESA MALANG RAPAT
Joni Surahmad Ismail
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]
Ita Karlina
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]
Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]
ABSTRAK
Joni Surahmad Ismail. 2016 .Perifiton Pada Daun Lamun Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata di
Kampung Kampe Desa Malangrapat, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Ita Karlina, S.Pi, M.Si. Pembimbing II: Arief
Pratomo, S.T, M.Si
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jenis, perbedaan perifiton pada lamun
Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata kemudian peran lamun terhadap perifiton sendiri. Penelitian ini
telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei tahun 2016, di daerah Kampe, Desa Malangrapat,
Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Metode yang digunakan adalah metode Purpossive Sampling.
Pengambilan sampel lamun untuk diambil perifitonnya dengan masing-masing lamun, baik Thalassia
hemprichii dan Cymodocea rotundata adalah sebanyak dua plot untuk mewakili dengan 3 kali ulangan
permasing-masing plot. Analisis data dengan menggunakan Uji T (Independen Sample T test) yang
menunjukkan perbedaan perifiton yang menempel pada Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata secara
signifikan (p<0,05); sedangkan untuk perbedaan perifiton yang menempel secara tidak signifikan (p>0,05).
Kepadatan perifiton yang menempel pada daun lamun Thalassia hemprichii adalah sebanyak 28.607 ind/cm2
dan kepadatan perifiton pda daun lamun Cymodocea rotundata adalah sebanyak 28.536 ind/cm2. Perifiton yang
mendominasi adalah dari Genera Thalassiothrix sp,Cocconeis sp dan Nitzchia sp, masing-masing perifiton
tersebut merupakan kelas dari Bacillariophyceae merupakan sumber epifit utama pada tumbuhan. Perifiton-
perifiton tersebut pada daun lamun di Dominasi pada bagian Ujung dan Pangkal daun, karena pengaruh
fotosintesis pada bagian ujung dan zat hara pada substrat perairan. Hal tersebut menunjukkan peranan lamun
pada perifiton adalah sebagai inangnya atau tempat hidup perifiton sendiri.
Kata Kunci : Perifiton, Kepadatan Perifiton Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata, Analisis
Kepadatan Perifiton dengan Uji T.
PERIFITON ON LEAF SEAGRASS Thalassia hemprichii AND Cymodocea rotundata IN KAMPUNG
DESA MALANG RAPAT KAMPE
Joni Surahmad Ismail
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]
Ita Karlina
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]
Arief Pratomo
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]
ABSTRACT
Joni Surahmad Ismail. 2016. Perifiton On Leaf Seagrass Thalassia hemprichii and Cymodocea rotundata in
Kampung Desa Malangrapat Kampe, Thesis. Tanjungpinang: Department of Marine Sciences, Faculty of
Marine Sciences and Fisheries, Maritime University of Raja Ali Haji. Supervisor I: Ita Karlina, S.Pi, M.Sc.
Supervisor II: Arief Pratomo, ST, M.Si
This research was conducted in order to determine the type, the difference in the seagrass Thalassia
perifiton hemprichii and Cymodocea rotundata then the role of seagrass against perifiton own. This study was
conducted from February to May 2016, in the area Kampe, Malangrapat Village, Gunung Kijang District,
Bintan regency. The method used is purposive sampling method. Sampling perifitonnya seagrass to be taken by
each of seagrass, Thalassia both hemprichii and Cymodocea rotundata is to represent as much as two plots with
three replications permasing in each plot. Data analysis using t test (Independent Sample T test) which indicates
the difference perifiton attached to Thalassia hemprichii and Cymodocea rotundata significantly (p <0.05);
whereas for perifiton attached differences are not significant (p> 0.05). Perifiton density attached to the leaves
of seagrass Thalassia hemprichii is as much as 28 607 ind / cm2 and a density of seagrass leaves perifiton pda
Cymodocea rotundata is as much as 28,536 ind / cm2. Perifiton that dominates is of the genera Thalassiothrix
sp, Cocconeis sp, Nitzchia sp and respectively perifiton is a class of Bacillariophyceae is a source of major
epiphytes in plants. Perifiton-perifiton those on leaves of seagrass in dominance on the Edge and Base leaves,
due to the influence of photosynthesis on the tip and substrate nutrients in the water. This shows the role of
seagrass in perifiton is as a host or a perifiton own life.
Key Words: perifiton, Density perifiton Thalassia hemprichii and Cymodocea rotundata,
Density Analysis Test perifiton with T.
I. PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Perifiton merupakan tumbuhan atau
hewan yang menempel, Adapun Round
(1964) in Wetzel (1982) in Yulianti (2006)
membagi perifiton dalam dalam lima
kelompok berdasar tempat menempelnya,
salah satunya adalah jenis epifitik yang
menempel pada permukaan tumbuhan, Di
laut salah satu tumbuhan yang umumnya
ditempeli adalah lamun. Perifiton
memberikan banyak manfaat, baik bagi
lamun maupun ekosistemnya sendiri. Selain
itu, perifiton terdapat pada permukaan daun
lamun tersebut juga, menyebabkan
produktifitas primer ekosistem lamun
menjadi tinggi. Perifiton mampu
memfiksasi nitrogen terutama oleh jenis
alga epifit dan mempercepat pemutusan
daun sehingga mempercepat proses
dekomposisi. Organisme perifiton epifitik
merupakan makanan utama bagi biota yang
berasosiasi dengan padang lamun (Miller-
Myers dan Virstein, 2000 in Ari et al.,
2014). Hasil dekomposisi berupa serasah
merupakan sumber makanan fauna
invertebrata penyaring (Yulianti, 2006).
Selain itu, keberadaan perifiton bagi ikan-
ikan kecil yaitu pelindung invertebrata yang
tinggal di padang lamun.
Jenis-jenis perifiton telah banyak
ditemukan pada permukaan daun lamun,
salah satunya menurut Ari et al.,(2014),
beberapa perifiton yang ditemukan pada
penelitian perifiton terhadap daun lamun
adalah Fragilaria, Anabaenopsis,
Diploneis, Synedra, Amphora, Nitzchia,
Coleochaeta,Atractomorpha, Stylonema,
Dasya, Spermothamniond dan Acnanthes.
Kampung Kampe Desa Malangrapat
yang terletak di bagian utara Pulau Bintan,
hampir di seluruh wilayahnya adalah
ekosistem padang lamun. Berdasarkan
survey telah ditemukan beberapa jenis
lamun pada perairan tersebut, yaitu Enhalus
acoroides, Thalassia hemprichii,
Cymodocea rotundata, Cymodocea
serrulata. Dari beberapa jenis yang
ditemukan, Thalassia hemprichii dan
Cymodocea rotundata di indikasikan
terdapat berbagai jenis perifiton, struktur
daunnya yang lebar tentunya mampu
menampung atau mengakumulasikan
detritus ataupun nutrien yang jauh lebih
banyak. Diduga pula, terdapat perbedaan
perifiton pada kedua jenis lamun tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, semua jenis
dapat berpotensi menjadi tempat
penempelan perifiton. Kedua jenis lamun
yang akan diteliti (Thalassia hemprichii dan
Cymodocea rotundata), memiliki kriteria
berupa lebar dan besar, mudah diamati dan
ditemukan, selain itu juga posisinya yang
dekat dengan bibir pantai. Oleh karena itu,
dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah; jenis perifiton apakah
yang dapat ditemukan dari masing-masing
lamun, peneliti juga ingin membandingkan
terdapat perbedaankah perifiton pada kedua
jenis lamun tersebut, mengingat terdapat
perbedaan karakteristik daun dari masing-
masing lamun yang dalam hal ini sebagai
tempat menempelnya perifiton, kemudian,
peran lamun Thalassia hemprichii dan
Cymodocea rotundata terhadap perifiton
bagaimana dan seperti apa.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latarbelakang yang telah
dipaparkan, adapun tujuan penelitian yang
ingin dicapai yaitu :
1. Mengetahui jenis perifiton yang
terdapat dan ditemukan pada daun
lamun jenis Thalassia hemprichii
dan Cymodocea rotundata.
2. Mengetahui perbedaan perifiton
pada daun lamun jenis Thalassia
hemprichii dan Cymodocea
rotundata.
3. Mengetahui peran daun lamun
terhadap perifiton.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari
penelitian ini yaitu; Memperoleh informasi
dan pengetahuan mengenai jenis, perbedaan
dan peran kedua jenis lamun yang berbeda
terhadap perifiton dan dalam hal ini adalah
Thalassia hemprichii dan Cymodocea
rotundata.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekosistem Lamun
Lamun (seagrasses) adalah satu-
satunya kelompok tumbuh-tumbuhan yang
mampu berbunga dan habitatnya di
lingkungan laut. Tumbuhan ini
melangsungkan kehidupannya pada
perairan pantai dangkal. Lamun memiliki
tunas berdaun yang tegak dan tangkai-
tangkai yang merayap dan efektif untuk
melakukan perkembangbiakan. Sangat jauh
berbeda dengan tumbuhan laut lainnya,
lamun memiliki bunga, buah dan mampu
menghasilkan biji. Pada lamun juga
memiliki akar dan sistem internal dalam
mengangkut gas dan unsur hara
(Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Gambar 1: Ekosistem lamun (sumber :
Taxonomy Seagrass, 2014 )
B. Perifiton
Perifiton merupakan sekelompok
organisme (umumnya mikroskopis) yang
hidup menempel pada benda atau pada
permukaan tumbuhan air yang terendam;
tidak menembus subtrat; diam atau
bergerak dipermukaan subtrat tersebut .
Sementara Wetzel (1982) in Arman dan
Supriyanti (2007), menyatakan bahwa ada
istilah aufwuchs dipergunkan secara
umum untuk seluruh organisme yang
berasosiasi dengan permukaan padat tetapi
tidak sampai menembus subtrat tersebut.
Berikut terdapat morfologi dan anatomi dari
contoh perifiton jenis hewan dan tumbuhan
pada gambar 2.
a b
Gambar 2. Morfologi dan anatomi
Perifiton ; a : Nannochloropsis sp
(tumbuhan) b : Brachionus sp (hewan)
(Sumber : Koste, 1980 dalam Amali, 2005
dan Waggoner dan Speer, 1999 dalam
Aliabbas, 2002).
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan lokasi penelitian
Waktu penelitian dalam hal ini akan
dilakukan pada bulan Januari 2016-Maret
2016. Lokasi penelitian di perairan
Kampung Kampe Desa Malang Rapat,
Kabupaten Bintan.
B. Jenis Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan adalah
data primer dan sekunder. Data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh langsung di lokasi penelitian
meliputi sampel perifiton. Sedangkan data
sekunder adalah data pendukung berupa
parameter kualitas perairan.
C. Bahan yang diperlukan
Bahan dalam penelitian merupakan
sarana pendukung yang digunakan dalam
pengelolahan sampel. Bahan yang
digunakan dalam penelitian disajikan,
tentunya merupakan bahan yang
berpengaruh ataupun merupakan
kebutuhan utama dalam penelitian. Adapun
bahan-bahan tesebut dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Bahan yang diperlukan pada
penelitian
D. Alat yang digunakan
Dalam melakukan penelitian ini, alat
yang dibutuhkan dalam pengelolaan
sample, guna mendapatkan hasil penelitian
yang benar yaitu terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat yang digunakan pada
penelitian.
E. Indikator Penelitian
Pada penelitian yang akan dilakukan,
tentunya memiliki indikator-indikator yang
diperlukan dan adapun indikator tersebut
ialah; Variabel terikat merupakan jenis,
peran dan perbedaan pada perifiton yang
terdapat di daun lamun, kemudian variabel
bebas yaitu analisa dari masing-masing data
yang didapat dari penelitian, dalam hal ini
yaitu perifiton.
F. Prosedur Penelitian
1. Teknik pengambilan contoh
a. Lamun
Sampel individu lamun diambil
dengan menggunakan metode
purposive sampling. Dalam
menjalankan metode tersebut,
pengambilan sampel dilakukan dengan
alat snorkling. Snorkling dilakukan
mendekati ekosistem lamun yang ada.
Pengambilan sampel dengan
menggunakan 4 plot dengan ukuran
1x1m pada kedua lamun tersebut.
Pengambilan contoh lamun
disetiap plot dihitung persentasi
penutupan, perhitungan persentasi
tutupan lamun secara visual dengan
meletakkan petakan pada lamun.
Adapun hal ini untuk menentukan
lokasi pada pengambilan sampel
terlebih dahulu dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Kondisi
lapangan yang dimaksud adalah
terdapatnya sedikit perbedaan, yakni
perbedaan tutupan antara plot
minimum 5% yang artinya agar data
lapangan yang didapat nantinya juga
tidak jauh beda, cenderung
sama(membandingkan dengan kondisi
yang sama). Dalam hal ini, jumlah
tegakan lamun dengan tiga kali
pengulangan. Pengambilan sampel
lamun dilakukan dengan metode acak
terpilih (sesuai dengan jenis lamun
yang ada) yaitu lamun dengan
kerapatan yang tidak berbeda jauh
No Ket. Bahan Kegunaan
1. Mengeta
hui jenis
perifiton
-Lugol
-Sampel
Perifiton
-Pengawetan pada sampel perifiton
-Mengetahui hasil penelitian, berupa
jenis, peran dan perbedaannya
2. Pengama
tan
kualitas
perairan
- Aquades -Membersihkan alat
No Ket. Alat Fungsi
1. Pengambilan
sampel
perifiton
hingga
identifikasi
- GPS
-Plot
-Botol Sample
-Alat Pengerik
(Kuas)
-Alat Tulis
-Kertas Label
-Pipet Tetes
-Cover Glass
-Object Glass
-Buku
Identifikasi
-Mikroskop
-Snorkel
- Menentukan titik koordinat
lokasi
-Menentukan tutupan lamun
dan lokasi pengambilan
sampel perifiton
-Wadah
-Mengerik perifiton pada daun
lamun
-Mencatat segala data yang
didapat dilapangan
-Menetapkan data lapangan
yang didapat dari masing-
masing stasiun dan ulangan
-Mengambil tetesan sampel
pada dari botol sampel
-Menutup object glass
-Tempat melihat perifiton
yang diamati
-Melakukan pengidentifikasian
berdasar acuan
-Membantu dalam melihat
perifiton
-Memudahkan dalam
pengambilan sample
2. Parameter
kualitas
perairan
-Multi Tester
-Salt Meter
-Botol plastik
& Tali
-Mengukur pH, dan Suhu
- Mengukur salinitas
-Mengukur kecepatan arus
3. Substrat Visual -Substrat
seperti yang telah disebutkan,
kemudian terdapat lamun yang akan
dijadikan sampel di sepanjang jalur
snorkling, mengingat ada banyak jenis
yang ditemukan. Pada masing-masing
sampel lamun, dilakukan
pengambilan sampel perifiton yang
menempel pada daun lamun tersebut.
Pengambilan sampel daun lamun ialah
pada daun tua. Daun tua yang
dimaksud adalah yang memiliki tinggi
maksimum dan warna cenderung hijau
tua, serta memiliki rimpang berwarna
gelap. Adapun besarnya ketentuan
tutupan lamun dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Petak contoh dari
pengambilan sampel lamun.
b. Perifiton
Pengambilan sampel Perifiton
pada daun lamun, yaitu dengan cara
sebagai berikut :
a. Sampel Perifiton diambil
dengan cara menggunting
daun dari dua individu
lamun berbeda, dalam hal
ini dilakukan pengambilan
dua buah individu lamun
tersebut dengan tingkat
penempelan tertinggi pada
masing-masing daun
lamunnya dan contoh
perifiton diambil dengan
cara mengerik permukaan
daun dengan luasan 4 x 2
cm di ujung, di tengah, dan
di pangkal daun lamun.
b. Perifiton yang telah
didapatkan dimasukkan ke
dalam botol sampel dan
diawetkan dengan larutan
lugol 4%. Kemudian contoh
perifiton diamati
menggunakan mikroskop
dengan 3 (tiga) kali ulangan
pada masing-masing lamun
jenis Thalassia hemprichii
dan Cymodocea rotundata
dan diidentifikasi
berpedoman pada buku
identifikasi, setelah
dilakukannya
pengidentifikasian
selanjutnya akan dihitung
kelimpahan dari perifiton
tersebut dan data yang
diperoleh akan diolah.
Gambar 4. Skema
Pengambilan Sampel
2. Pengukuran parameter fisika dan
kimia perairan
Pengukuran beberapa parameter
fisika dan kimia perairan dilakukan 3
(tiga) kali ulangan di setiap stasiun.
Adapun pengukuran parameter ini
yaitu sebagai data pendukung kawasan
dimana aktivitas perifiton akan selalu
dipengaruhi oleh lingkungan. Alat dan
unit pengukuran parameter fisika dan
kimia dapat dilihat pada Tabel 4.
berikut ini:
Tabel 3. Parameter fisika dan kimia
perairan yang diukur
Parameter Unit Alat Keterangan
A. Fisika
1. Suhu
2. Arus
3. Substrat
oC
m/det
%
Termometer Hg
Current Drouge
Visual
In Situ
In Situ
In Situ
B. Kimia
1. pH
2. Salinitas
-
‰
pH meter
Salt meter
In Situ
In Situ
G. Pengolahan data perifiton
1. Kepadatan jenis perifiton
Kepadatan jenis perifiton
dihitung berdasarkan perhitungan
plankton, dengan modifikasi
Lackey Drop Microtransecting
Methods (
APHA, 2005).
𝑲 =𝑁 𝑥 𝐴𝑡 𝑥 𝑉𝑡
𝐴𝑐 𝑥 𝑉𝑠 𝑥 𝐴𝑠
Keterangan:
K = Kelimpahan perifiton per
satuan luas (ind/cm)
At= Luas penampang permukaan (
mm2)
Ac= Luas amatan ( mm2)
Vt= Volume konsentrat dalam
botol sampel contoh (ml)
Vs= Volume satuan tetes air
contoh ( ml)
As= Luas bidang kerikan (5 x 2
cm2)
N = Jumlah perifiton yang diamati
2. Indeks keanekaragaman,
keseragaman dan dominansi
perifiton
Perhitungan indeks
keanekaragaman digunakan
untuk menganalisa populasi dan
komunitas perifiton, berdasarkan
(indeks Shannon-Wiener dalam
Fachrul, 2007). Rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
H’=Indeks Keanekaragaman
Shannon
N =Total individu seluruh genera
ni =Jumlah total individu genera
ke-1
Nilai indeks keanekaragaman
Shannon dikategorikan atas nilai-
nilai sebagai berikut (Brower et
al., 1990 in Hertanto 2008) yaitu
apabila nilai H’ ≤1 maka tingkat
keanekaragaman rendah, tekanan
ekologi tinggi, apabila nilai 1 < H'
≤3 maka tingkat keanekaragaman
sedang, tekanan ekologi sedang,
dan apabila nilai H'> 3 maka
tingkat keanekaragaman tinggi,
tekanan ekologi rendah.
Untuk melihat seberapa besar nilai
keseragaman penyebaran genera
dalam komunitas perifiton,
digunakan indeks keseragaman,
yaitu rasio keanekaragaman dan
nilai maksimumnya.
Keterangan:
E = Indeks keseragaman Evenness
dengan kisaran 0-1
H = Indeks keanekaragaman
Shannon
H’maks = Indeks keanekaragaman
maksimum = Ln S dimana
adalah jumlah genera
Jika nilai E mendekati 1, maka
sebaran individu antar generatif
relatif sama. Sebaliknya jika nilai
E mendekati 0, terdapat kelompok
genera yang jumlahnya lebih
daripada genera lainnya. Indeks
dominansi digunakan untuk
menggambarkan sejauh mana
suatu genera mendominasi
populasi tersebut. Genera yang
paling dominan ini dapat
menentukan atau mengendalikan
kehadiran jenis lain. Dengan
memakai indeks dominansi
Simpson (Bengen,1998).
H′ = − Pi ln Pi
𝑛
𝑖=𝐼
Keterangan:
D = Indeks dominansi Simpson
ni = Jumlah individu genera ke1
N=Total individu seluruh genera
Nilai indeks dominansi berkisar
antara 0-1. Semakin besar nilai
indeks semakin besar adanya
kecenderungan salah satu spesies
yang mendominasi populasi.
H. Analisis Data
Penentun tingkat perbedaan jenis yang
ada pada masing-masing lamun dinilai dari
kelimpahan total pada kedua jenis lamun.
Data kelimpahan total tersebut diperoleh
dengan menggunakan analisis Uji t
(Independen Sample T Test), sedangkan
untuk jenis dan peranan dari perifiton
sendiri akan dijelaskan secara deskriptif.
Pada uji tersebut akan membandingkan
apakah XA1-XA2 = 0 atau XB1-XB2 = 0.
Parameter kualitas air akan diolah
datanya secara deskriptif dan mengacu pada
KEPMEN-LH no 51 Tahun 2004,
sedangkan untuk Keanekaragaman,
keseragaman dan dominansi data akan
dianalisis dengan membandingkan data
yang didapat dan data standarisasi dari
masing-masingnya.
Hipotesis utama dalam penelitian ini
adalah terdapat perbedaan yang signifikan
antara perifiton pada jenis Thalassia
hemprichii dan Cymodocea rotundata.
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji
dalam rangka pengambilan keputusan
penerimaan atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut:
a) XA1-XA2 = 0; Artinya, tidak
terdapat perbedaan perifiton
yang signifikan antara Thalassia
hemprichii dan Cymodocea
rotundata.
b) XB1-XB2 0; Artinya, terdapat
perbedaan perifiton yang
signifikan antara Thalassia
hemprichii dan Cymodocea
rotundata.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Lamun
Pada data pengambilan sampel lamun
untuk kedua jenis lamun yakni Thalassia
hemprichii dan Cymodocea rotundata
tutupan lamun untuk kedua jenis ini adalah
berkisar antara 90%-100%. Dapat dilihat
pada gambar 5.
A B
C D
Gambar 5. A,B (Plot 1 dan 2 Thalassia
hemprichii), C,D (Plot 1 dan 2
Cymodocea rotundata) Kondisi tutupan
lamun pada masing-masing plot
pengambilan sampel lamun.
Tutupan lamun 90-100% tersebut mengacu
pada Kepmen LH Nomor 200 Tahun 2004
yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Acuan Tutupan Lamun
.Parameter
Thalassia hemprichii Cymodocea rotundata
Plot 1 Plot 2 Plot 1 Plot 2
Fisika
1. Arus (m/s) 0,31 0,3 0,32 0,31
2. Substrat Pasir
berlumpur
Pasir
berlumpur
Pasir
berlumpur
Pasir
berlumpur
3. Suhu (oc) 29,3 29,1 29,5 29,3
Kimia
1. Salinitas (%o) 32 31,9 31,8 31,9
2. pH 8 8 8,3 8,2
Sumber : (Lampiran VIII Kepmen LH
Nomor 200 Tahun 2004)
Dari tutupan yang tidak berbeda jauh
antara satu plot dengan plot lainnya
diantara kedua jenis tersebut, pengambilan
2 buah individu lamun untuk dapat
mengetahui komposisi perifiton, jenis dan
perbedaannya. Lamun memberikan
kehidupan untuk perifiton, karena lamun
merupakan salah satu tempat hidup
perifiton yang oleh karena itu lamun
menjadi inang untuk perifiton. Menurut
Philips dan Menez (1988) in Yarjohan
(2012), ekosistem padang lamun
merupakan ekosistem yang produktif, yang
memiliki fungsi diantaranya membantu
organisme epifit untuk hidup. Keberadaan
perifiton akan sangat mengganggu
kelangsungan hidup lamun jika terlalu
melimpah dan menutupi proses fotosintesis
pada daun lamun. Pada daerah pengambilan
sampel lamun, adapun parameter perairan
yang diukur guna menunjang kesesuaian
parameter perairan untuk biota laut dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Parameter kualitas perairan
pada masing-masing plot
Berdasarkan KEPMEN LH No 51
Tahun 2004 tentang baku mutu air laut
untuk biota laut adalah untuk suhu berkisar
antara 28-30oC dan dari data yang diperoleh
suhu yang didapat adalah berada pada nilai
29oC yang artinya masih sesuai untuk biota
yang dalam hal ini adalah lamun.
Kemudian, untuk salinitas adalah berkisar
32 o/oo dimana jika dibandingkan juga
dengan KEPMEN LH maka terbilang stabil
dan untuk pH adalah 8,3 dimana batas
maksimum untuk pH ialah 7-8,5 yang
tentunya masih stabil, untuk arus berdasar
data yang didapat adalah 0,32 dan nilai ini
menunjukkan bahwa arus disekitar lokasi
cukup deras.
Substrat pada lokasi pengambilan
sampel dalam hal ini adalah pasir
berlumpur dan hasil ini adalah sesuai
dengan substrat pada lamun secara umum.
Kelas Luas area penutupan % Penutupan area % Titik tengah (M)
5 ½ - penuh 50 – 100 75
4 ¼ - ½ 25 – 50 37,5
3 1/8 – ¼ 12,5 – 25 18,75
2 1/16 – 1/8 6,25 – 12,5 9,38
1 <1/16 <6,25 3,13
0 Tidak Ada 0 0
B. Komunitas Perifiton
1. Keragaman dan Kepadatan
Perifiton
Keragaman dan kepadatan
dapat menunjukkan kondisi ekologis
sebagai penentu kesuburan suatu
perairan. Perifiton yang ditemukan
pada jenis Thalassia hemprichii dan
Cymodoce rotundata sebanyak 51
Famili dan 67 Genera. Kemudian,
untuk perifiton hewan adalah
sebanyak 9 dengan presentase 6%
dan tumbuhan sebanyak 120 dengan
presentase 93%. Hal ini
menunjukkan bahwa perifiton
dengan jenis tumbuhan jauh lebih
banyak dibanding hewan.
Pengelompokan Famili dan Genera
dan perifiton hewan maupun
tumbuhan tersebut pada bagian
ujung, tengah atau pangkal
menunjukkan bahwa pada ujung dan
pangkal yang lebih mendominasi,
Lihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengelompokan perifiton
jenis hewan dan tumbuhan
Perifiton yang menempel di
Dominasi pada bagian ujung daun
dan pangkal daun, dikarenakan pada
ujung daun intensitas cahaya
matahari cenderung tinggi, sehingga
menyebabkan tumbuh suburnya
perifiton karena proses fotosintesis
yang diawali pada ujung daun
tersebut, selain itu perifiton jenis
tumbuhan juga yang paling banyak
dijumpai. Kemudian pada pangkal
daun disebabkan karena unsur zat
hara yang melimpah.
(Romimohtarto,2001) menyatakan
bahwa pada lamun memiliki akar
dan sistem internal yang berfungsi
mengangkut gas dan zat-zat hara.
Zat hara yang melimpah
menandakan bahwa tingkat
kesuburan dari substrat lamun
sendiri cukup tinggi. Selain itu
tingkat dominasi dari perifiton juga
dapat dilihat pada kepadatan jenis
dari masing-masing spesies perifiton
dan dalam hal ini juga dapat dilihat
pada ujung dan pangkal daun secara
lebih spesifik. Selain itu, pada
bagian tengah daun yang menjadi
indikasi sedikitnya perifiton yang
menempel adalah dijumpai banyak
ikan-ikan kecil dan terdapat bekas
gigitan kecil, yang menyebabkan
Thalassia
hemprichii
Cymodocea
rotundata
Total
U T P U T P
Hewan 3 1 1 1 - 3 9
Tumbuhan 20 15 21 21 18 25 120
komposisi perifiton pada bagian
tengah lebih sedikit. Pada Thalassia
hemprichii untuk penempelan
tertinggi adalah pada perifiton
dengan genera Thalassiothrix sp,
Cocconeis sp dan Nitzchia sp. Sama
halnya dengan Thalassia hemprichii,
Cymodocea rotundata di Dominasi
oleh Thalassiothrix sp, Cocconeis sp
dan Nitzchia sp.
Nilai kepadatan secara total
menunjukkan adanya perbedaan
perifiton antara kedua jenis lamun
tersebut yang dalam hal ini berperan
sebagai inangnya, yakni tempat
hidup perifiton yang menempel.
Dalam kepadatan tersebut, terdapat
pada sampel lamun dengan total
sebanyak 24 individu lamun,
dikarenakan terdapat 4 plot dan
masing-masing plot terdiri atas 3
kali ulangan. Sehingga dari masing-
masing kepadatan perifiton secara
total didapati nilainya yakni 28.607
ind/cm2 pada Thalassia hemprichii
dan 28.536 ind/cm2 pada
Cymodocea rotundata. Persentase
hasil olahan data tersebut
menunjukkan adanya perifiton yang
mampu hidup dan berkembang
dalam kondisi lingkungan ekstrim
sekalipun, dalam hal ini
pengambilan sampel perifiton
dengan kondisi musim utara
diindikasikan bahwa perifiton
dengan jenisnya yang melimpah
mampu bertahan dalam kondisi
apapun yang jika dilihat sebagian
besar perifiton tersebut merupakan
bagian dari kelas Bacillariophyceae
dimana pada kelas ini merupakan
sumber epifit utama pada tumbuhan.
Selain itu, terdapat beberapa
perifiton yang perbandingannya
sangat jauh antara kedua jenis lamun
tersebut, salah satunya adalah
Dyatoma halina, hal ini disebabkan
oleh kandungan senyawa dari
masing-masing lamun dalam
menghambat organisme yang
menempel sendiri berbeda dan pada
lamun Cymodocea rotundata lebih
dominan jika dibanding Thalassia
hemprichii. (Nurfadilah, 2013)
menyatakan dalam penelitiannya
bahwa uji anti daya hambat bakteri
pada beberapa lamun dan
diantaranya Thalassia hemprichii
dan Cymodocea rotundata yaitu
tingkat daya hambat bakteri pada
Cymodocea rotundata lebih luas
yaitu 4 mm sedangkan pada
Thalassia hemprichii hanya 0,60
mm. Hal tersebut menyatakan bahwa
melimpahnya perifiton yang
menempel pada Thalassia
hemprichii dikarenakan kemampuan
daya hambat bakteri pada lamun
tersebut lebih kecil jika dibanding
lamun Cymodocea rotundata.
Nilai-nilai indeks
keanekaragaman pada setiap plot
mulai dari ujung daun hingga
pangkal daun berdasarkan data yang
diperoleh adalah menunjukkan
bahwa tingkat keanekaragaman tiap
individu sedang dan tekanan
ekologinya sedang. Hal ini
disebabkan oleh kondisi lingkungan
saat pengambilan sampel lamun
berada pada musim utara dimana
musim tersebut angin berhembus
sangat kuat dan cuaca yang
cenderung ekstrim, namun tidak
terlalu berpengaruh pada perifiton
sendiri, oleh karena itu masih dalam
level sedang. Nilai indeks
keseragaman yang diperoleh dari
jenis lamun Thalassia hemprichii
adalah berkisar 0,65-0,8 dan
Cymodocea rotundata menunjukkan
berkisar antara 0,74-0,76 pada
bagian ujung, tengah dan pangkal.
Dimana dinilai bahwa kondisi
lingkungan dinilai stabil dan tingkat
keseragaman tinggi, hal ini diduga
kemampuan dari masing-masing
jenis perifiton yang mampu hidup
dalam kondisi lingkungan yang
ekstrim sekalipun mengingat saat
pengambilan sampel berada pada
cuaca yang tidak mendukung. Nilai
indeks dominansi Thalassia
hemprichii berkisar 0,08-0,18 dan
pada Cymodocea rotundata berkisar
0,10-0,11. Nilai tersebut
menunjukan bahwa dominansi
perifiton pada kedua jenis lamun
tidak terlalu banyak yang
mendominasi, melainkan hanya
beberapa saja yang pada dasarnya
jumlah dari perifiton tersebut sedikit
melebihi lainnya. Nilai
keanekaragaman, keseragaman dan
dominansi baik pada bagian daun
maupun secara total, dapat dilihat
pada Tabel 7 dan 8.
Tabel 7. Penggolongan
keanekaragaman, keseragaman,
dominansi perifiton pada Thalassia
hemprichii dan Cymodocea rotundata.
Keterangan U= Ujung daun, T=
Tengah daun, P= Pangkal daun
Tabel 8. Penggolongan
keanekaragaman, keseragaman dan
dominansi secara total.
2. Analisis Statistika perifiton
pada Thalassia hempichii dan
Cymodocea rotundata
Dari hasil analisis kepadatan
perifiton dengan menggunakan Uji
T pada masing-masing jenis lamun
baik Thalassia hemprichii maupun
Cymodocea rotundata didapatkan
bahwa nilai F hitung adalah
sebesar 1,484 dan tingkat
probabilitas sebesar 0,226 maka
H0 diterima dengan tingkat
keragaman antara kedua jenis
lamun tersebut adalah sama,
kemudian nilai t sebesar 0,780
dengan tingkat probabilitas sebesar
0,437, oleh sebab itu rata-rata
kepadatan perifiton anatara kedua
jenis lamun tersebut juga
menandakan bahwa H0 diterima.
Hasil tersebut dapat dilihat pada
tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Rata-rata hasil analisis
statistik
Keterangan:
1 = Thalassia hemprichii
2 = Cymodocea rotundata
Tabel 10. Hasil analisis statistik uji T
Tingkat keseragaman dan
rata-rata antara kepadatan perifiton
pada kedua jenis lamun tersebut
adalah tidak berbeda nyata atau
perbedaannya tidak signifikan, hal
ini disebabkan tempat
pengambilan sampel telah disusun
dengan tutupan lamun yang sama
sehingga sampel perifiton yang
didapat tidak terlalu berbeda nyata
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan perifiton antara
Thalassia hemprichii dan
Cymodocea rotundata namun
tidak signifikan.
Dari analisa tersebut
disebutkan bahwa perbedaan
perifiton antara kedua jenis lamun
tersebut tidak berbeda nyata,
Plot H’ E D
U T P U T P U T P
Thalassia hemprichii
2,23 1,94 2,6 0,65 0,7 0,8 0,15 0,18 0,08
Cymodocea rotundata
2,54 2,47 2,63 0,74 0,76 0,76 0,11 0,11 0,10
H’ E D
Thalassia hemprichii
2,25 0,71 0,13
Cymodocea rotundata
2,54 0,75 0,10
Jenis N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Kepadata
n
1,00 5
3
12954,208
1
21748,6885
9 2987,41213
2,00 6
7 9790,7937
22307,7274
6 2725,32267
artinya perbedaan yang ada pada
kedua jenis lamun tersebut
terhadap perifiton masih relatif
sama dan banyak ditemui perifiton
yang sama. Selain itu, dilihat dari
tingkat masing-masing perifiton
yang menempel dapat dinyatakan
bahwa terdapat persamaan jenis
namun, tidak sedikit pula perifiton
yang hanya terdapat pada jenis
lamun Thalassia hemprichii saja
atau sebaliknya. Keberlimpahan
perifiton-perifiton tersebut tidak
ditemui perifiton yang bersifat
racun atau toksik, hal ini
diindikasikan bahwa pada lokasi
tersebut masih dapat dikatakan
kondisinya baik dan hal tersebut
terbukti dengan parameter kualitas
perairan yang masih cenderung
stabil. Sebaliknya, perifiton
sebagian besar dijadikan sebagai
indikator kualitas perairan hal ini
dikarenakan Secara alami perifiton
bersifat tetap dan menempel pada
akar tumbuhan, bebatuan, kayu,
dan benda-benda dalam air
lainnya, sehingga memiliki
kecenderungan lebih banyak
menerima polutan dari area
tersebut dibandingkan dengan
hidrobiota yang lain. Organisme
yang terdapat pada air yang telah
tercemar berbeda dengan yang
terdapat pada air yang belum
tercemar (Georgudaki et al., 2003
in Indrawati et al., 2010). Hal-hal
tersebut menyatakan dengan jelas
bahwa perifiton akan sangat
menguntungkan bila sebagai
indikator kualitas perairan laut dan
akan sangat merugikan bila
sifatnya yang toksik yang tentunya
akan memberikan dampak negatif
untuk lingkungan sekitar, selain itu
keberlimpahan dari perifiton
sendiri juga harus selalu diimbangi
dengan organisme lain yang
memakan atau mengkonsumsi
perifiton, misalnya perifiton dari
jenis hewan, larva ikan atau
bahkan nekton, agar pertumbuhan
dari lamun sebagai inangnya tidak
terhambat karena penempelan dari
perifiton yang akan menutupi
proses fotosintesis dari lamun.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah
didapatkan dan telah diolah dapat
disimpulkan bahwa:
1. Adapun jenis-jenis perifiton yang
ditemui pada kedua jenis lamun
tersebut yaitu terdapat 51 Famili
dan 67 Genera dengan presentase
hewan sebanyak 6 % (6 hewan)
dan tumbuhan sebanyak 93 % (120
tumbuhan) dan total jenis perifiton
untuk Thalassia hemprichii adalah
sebanyak 53 jenis, kemudian
perifiton pada Cymodoce a
rotundata adalah sebanyak 66
jenis.
2. Terdapat perbedaan perifiton pada
kedua jenis lamun tersebut
(Thalassia hemprichii dan
Cymodocea rotundata) dilihat dari
kepadatan jenis antara keduanya
yaitu 28.607 ind/cm2
untuk
Thalassia hemprichii dan 28.536
ind/cm2
untuk Cymodocea
rotundata dan nilai ini
menunjukkan bahwa perifiton
lebih banyak menempel pada daun
lamun yang lebar, seperti pada
Thalassia hemprichii yang masih
lebih lebar dibanding Cymodocea
rotundata. Selain itu, dari analisis
statistik dengan menggunakan uji
T menunjukkan terdapat perbedaan
namun tidak signifikan atau nyata,
hal ini disebabkan karena pada
spot pengambilan sampel memiliki
kerapatan lamun yang seragam
yaitu berkisar 90-100%. Dilihat
dari tingkat keanekaragaman,
keseragaman dan dominansi
menunjukkan juga bahwa adanya
perbedaan antara kedua inang
perifiton tersebut, kemudian dari
senyawa yang terkandung pada
masing-masing lamun inang
dinyatakan bahwa pada lamun
Cymodocea rotundata memiliki
senyawa anti bakteri yang lebih
luas dibanding Thalassia
hemprichii yang menyebabkan
tingkat penempelan terlihat
berbeda.
3. Lamun merupakan satu dari sekian
banyak tempat hidup dari
perifiton,dalam hal ini perifiton
membutuhkan inangnya untuk
hidup.
B. SARAN
Sebaiknya dilakukan penelitian
selanjutnya terhadap perifiton pada faktor
lingkungan yang berbeda atau dengan
kepadatan lamun yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
APHA. 2005. Standard Methods for the
Eamination of Water and
Wastewater. United Book Press
Inc. Baltimore, Maryland.
Ari, W. Umroh, D. Rosalina. 2014.
Keanekaragaman Perifiton Pada
Daun Lamun Di Pantai Tukak
Kabupaten Bangka Selatan.
Akuatik (Jurnal Sumberdaya
Perairan Volume 8. Nomor. 2);
Bangka Belitung.
Fachrul, M.F. (2007). Metode Sampling
Bioekologi. Jakarta : Bumi
Aksara.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia (KLH). 2004. Baku
mutu air laut untuk biota laut.
Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.51 Tahun
2004 Tentang Baku Mutu Air
Laut. KLH. Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia (KLH). 2004. Kriteria
baku kerusakan dan pedoman
penentuan status padang lamun
Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.200
Tahun 2004. KLH. Jakarta
Nurfadillah. 2013. Uji Bioaktifitas
Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi
Lamun Dari Kepulauan
Spermonde, Kota Makassar.
Skripsi. Universitas Hasanudin;
Makassar.
Nybakken, J. W. 1993. Biologi Laut: Suatu
Pendekatan Ekologi. Alih
Bahasa: H. Muhammad Eidman.
Cetakan ketiga, PT. Gramedia;
Jakarta.
Yulianti, A. 2006. Struktur Komunitas
Perifiton di Padang Lamun,
perairan Tanjung Merah, Bitung,
Sulawesi Utara. Skripsi. Insitut
Pertanian Bogor; Bogor.