perencanaan jumlah produksi roti di soes merdeka …
TRANSCRIPT
PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI ROTI
DI SOES MERDEKA BANDUNG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh Ujian Akhir
Program Diploma III
Oleh :
RENALDY BUDHIATMA SUGIAMAN
NIM: 201319460
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PATISERI
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
berkat rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas
Akhir ini. Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Pariwisata pada Program Diploma III Jurusan Hospitaliti, Manajemen Patiseri di
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Judul yang penulis ajukan adalah
“PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI ROTI DI SOES MERDEKA
BANDUNG”
Dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini tentunya penulis tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM.Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM, selaku Kepala Bagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
3. Bapak Tedi Sutadi, MM.Par., selaku Ketua Program Studi Manajemen Patiseri
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
4. Bapak Erfin Roesfian, S.Sos, M.Hum, selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak ilmu, pengarahan dan saran-saran dalam pembuatan
Tugas Akhir ini kepada penulis.
5. Bapak Fajar Kusnadi P.,SST.Par., M.Sc, selaku pembimbing II yang telah
memberikan banyak ilmu, pengarahan dan saran-saran dalam pembuatan
Tugas Akhir ini kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan staff pengajar, khususnya Pengajar Program Studi
Manajemen Patiseri, telah senantiasa mendidik dan memberikan ilmu yang
bermanfaat, selama penulis menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
7. Orang tua dan keluarga besar penulis atas semua doa dan dukungan yang
selalu diberikan selama penulis melakukan penyusunan Tugas Akhir ini.
8. Rekan – rekan seperjuangan, Mahasiswa Program Studi Manajemen Patiseri
2013
ii
9. Seluruh pihak yang telah mendukung yang tidak dapat penulis sebutkan
namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Tugas Akhir ini,
baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Atas perhatian pembaca, penulis
mengucapkan terima kasih.
Bandung, Maret 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Maksud dan Tujuan Penelitian................................................................................ 6
1. Maksud Penelitian .............................................................................................. 6
2. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
3. Batasan Masalah ................................................................................................. 7
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 8
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................. 10
BAB II ............................................................................................................................... 11
A. Sejarah Soes Merdeka Bandung ........................................................................... 11
B. Lokasi dan Fasilitas di Soes Merdeka Bandung ..................................................... 13
C. Struktur Organisasi Soes Merdeka Bandung ........................................................ 14
1. Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Soes Merdeka Bandung ....................... 16
2. Waktu Operasional dan Jam Kerja di Soes Merdeka Bandung ......................... 19
D. Tinjauan Pelaksanaan Dalam Mengelola Pesanan ................................................ 20
E. Tinjauan Pelaksanaan Peramalan Permintaan Produk Roti di Soes Merdeka
Bandung ........................................................................................................................ 22
F. Tinjauan Pengelolaan Persediaan Produksi Roti Soes Merdeka Bandung ............ 37
BAB III ............................................................................................................................. 40
A. Analisis Pelaksanaan Dalam Mengelola Pesanan ................................................. 40
B. Analisi Peramalan Permintaan Produk yang Harus Disiapkan di Soes Merdeka
Bandung ........................................................................................................................ 41
C. Analisis pengelolaan persediaan produk yang harus disiapkan Soes Merdeka
Bandung ........................................................................................................................ 43
BAB IV ............................................................................................................................. 44
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 44
B. Saran ..................................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 46
iv
LAMPIRAN 1 .................................................................................................................. 47
LAMPIRAN 2 .................................................................................................................. 48
LAMPIRAN 3 .................................................................................................................. 49
BIODATA PENULIS ....................................................................................................... 50
v
DAFTAR TABEL
TABEL JUDUL HAL
1 HASIL OBSERVASI PENULIS.........................................6
2 JUMLAH STAFF SOES MERDEKA BANDUNG .........12
3 FORMULIR PENJUALAN ..............................................22
4 Hasil Observasi dan Wawancara Penulis
TentangPengetahuan Masyarakat Akan
Produk Roti Soes Merdeka.............................................27
5 Rekapitulasi Produk Kue Merdeka Boga
Putera..........................................................................28
6 PENGHITUNGAN PERAMALAN PERMINTAAN
BULAN JULI ...................................................................29
6.1 PENGHITUNGAN PERAMALAN PERMINTAAN
BULAN AGUSTUS..........................................................30
6.2 PENGHITUNGAN PERAMALAN PERMINTAAN
BULAN SEPTEMBER.....................................................31
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Saat ini pariwisata dipandang sebagai industri unggulan yang digeluti oleh
masyarakat. Kota Bandung adalah salah satu tujuan wisata yang diminati
semenjak dipermudahnya akses menuju kota ini. Ibu kota Jawa Barat ini dijadikan
sasaran bagi para pendatang dari kota Jakarta sebagai tujuan wisata untuk
menghilangkan rasa penat dari suasana ramainya ibu kota Indonesia ini. Tidak
hanya sekedar menyediakan beragam tempat wisata dan suasana alam yang indah
tetapi,pendatang pun mencicipi ragam kuliner yang ada di Kota Bandung. Dari
banyaknya pendatang yang berkunjung ke kota Bandung ini para penduduk
setempat pun berinisiatif untuk membuka usaha. Peluang ini dimanfaatkan oleh
warga setempat sebagai peluang bisnis.
Kasmin dan Jakaf (2007) mengungkapkan “Bisnis adalah usaha yang
dijalankan yang tujuan utamanya adalah keuntungan”. Menurut Richard (2005:3)
Bisnis adalah seluruh kegiatan yang di organisasikan oleh orang – orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang
dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta
kualitas hidup mereka.
Menurut Sayuti (2015:15), bisnis adalah kegiatan atau aktivitas manusia
mengelola faktor – faktor produksi untuk menciptakan barang dan jasa dengan
tujuan mendapatkan laba.
2
Hughes dan Kapoor (2011) menyatakan : “Business is the organized effort
of individuals to produce and sell for profit, the goods and services that satisfy or
within an industry” maksudnya bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang
terorganisasi untuk menghasilkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dari teori diatas dapat dilihat bahwa tanpa disadari para penduduk lokal
memahami cara untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan para
pendatang dari luar kota untuk menarik keuntungan dan untuk memenuhi
kebutuhan. Hal yang dicari sebagai oleh – oleh atau camilan selain produk kue
adalah roti karena roti merupakan jenis dari produk pastry yang dapat dikonsumsi
dengan mudah dan tidak merepotkan. Menurut Sufi (2003) roti merupakan adonan
yang terbuat dari tepung terigu, air dan ragi yang pembuatannya melalui tahap
pengulenan, fermentasi serta pemanggangan dalam oven”. Sufi juga
mengungkapkan bahwa roti termaksud makanan pokok atau makanan utama
sebagai pengganti nasi atau kentang sebagai pemenuh energi dalam tubuh karana
mengandung karbohidrat yang dapat mencukupi kebutuhan manusia tetapi, di
Indonesia roti merupakan camilan atau hanya sebagai penahan rasa lapar jika
seseorang lupa atau tidak sempat makan karena suatu alasan tertentu.
Oleh karena itu bisnis yang digeluti oleh warga setempat diantara lain adalah
café, dan toko kue yang menjual roti sebagai kudapan atau sebagai teman makan
pada suatu hidangan. Disamping itu sebagai wisatawan yang berkunjung ke suatu
kota atau wilayah tertentu pasti datang ke toko kue untuk membeli oleh – oleh
khususnya wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung karena kota Bandung
memiliki beberapa toko kue dan roti bersejarah yang masih berdiri hingga saat ini.
3
Salah satu toko kue terkenal yang berada di kota Bandung adalah Soes Merdeka
yang terletak di Jalan Merdeka No. 25 – 29. Dalam usaha seperti toko kue ini
pastinya memerlukan manajemen untuk mengelola alur kerja dan juga mengatur
dalam hal produksi oleh karena itu, mengelola bisnis toko kue ini diperlukan
beberapa pedoman seperti manajemen produksi, perencanaan produksi, dan harga
pokok dalam kegiatan produksi.
Menurut Fahmi (2012:03) “Manajemen produksi merupakan suatu ilmu yang
membahas sercara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perushaan
mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur
orang – orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan”. Sedangkan
produksi sendiri menurut Fahmi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan baik berbentuk barang maupun jasa dalam suatu periode waktu yang
selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan (2013:02). Secara
umum perencanaan dan pengendalian produk dapat dikenal dengan nama sistem
produksi. Perencanaan dan pengendalian produksi memiliki beberapa fungsi,
menrut Baroto (2002:15) perencanaan dan pengendalian produksi memiliki
beberapa fungsi yaitu :
1. Mengelola pesanan (order).
2. Meramalkan permintaan (forecast).
3. Mengelola persediaan produk.
Dari teori diatas perencanaan dan pengendalian produksi dapat diartikan
sebagai ide, perencanaan, dan cara mengelola suatu barang atau bahan baku untuk
dijadikan barang jadi yang dapat menghasilkan nilai tambah dan mencapai
keuntungan yang ditargetkan. Dalam bidang usaha seperti toko kue, pengolahan
4
bahan baku menjadi produk jadi adalah kegiatan yang menambah nilai barang.
Dalam bisnis tersebut perencanaan peramalan sangat dibutuhkan oleh usaha yang
bergerak di bidang produksi. Menurut Wiyasah (2006) Forecast atau peramalan
digunakan untuk mengetahui prediksi dari data yang diperoleh sebelumnya untuk
memprediksi kebutuhan produksi yang diperlukan sebagai proyeksi permintaan.
Menurut Sukmadi (2012) Forecasting adalah kegiatan meramalkan,
memproyeksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang
akan terjadi sebelum suatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Irham Fahmi (2012) mengungkapkan bahwa peramalan merupakan suatu
bentuk usaha dengan menerapkan berbagai pendekatan baik kualitatif dan
kuantitatif dengan tujuan untuk memberikan kesiapan penuh kepada pihak
manajemen di kemudian hari.
Forecast juga didukung dengan perencanaan dan dibutuhkan untuk
mendukung peramalan tersebut. Menurut Sigel dan Shim (2012) perencanaan
adalah pemilihan tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta merencanakan
taktik dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan produksi
digunakan untuk mengendalikan jumlah produksi yang akan dibuat.
Merencanakan jumlah produksi merupakan aktivitas yang harus mendapat
perhatian dalam mengendalikan jumlah bahan yang akan digunakan. Bila tidak
terencana dengan benar maka akan berpengaruh pada pencapaian target produksi.
Tanpa adanya suatu perencanaan maka akan banyak bahan pokok yang terbuang
secara percuma dan akan mengakibatkan kerugian.
Perencanaan menu pun dibutuhkan seperti resep baku yang harus ditetapkan
dalam produksi. Menurut Wiyasha (2006:16) Resep baku (Standard Recipe)
5
merupakan resep suatu makanan yang menjelaskan secara rinci mengenai bahan
makanan yang digunakan, takaran baku, serta kualitas yang diharapkan. Fungsi
resep baku ini adalah sebagai alat bantu untuk menentukan cita rasa, takaran baku
per porsi, dan penampilan. Disamping itu fungsi resep baku juga dibuat sebagai
alat bantu dalam pengendalian hasil (yield) dari jumlah satu produk karena sudah
ditentukan setiap takaran pada setiap resep yang digunakan, dengan demikian
target pembuatan produksi tersebut dapat tercapai.
Berdasarkan pembahasan di atas, perencanaan jumlah produksi sangat
berpengaruh dalam bisnis seperti makanan dan minuman sebagai cara untuk
memperkirakan jumlah produksi menurut porsian dalam tiap resepnya khusunya
produk roti yang harus direncanakan jumlah yang harus diproduksi mengingat
daya tahan dari roti tersebut yang mudah mengeras dan berjamur jika dibiarkan di
suhu ruangan.
Dari hal tersebut penulis menemukan masalah yang menarik, terlihat bahwa
toko kue tersebut memang dikenal dengan soesnya yang melegenda sejak zaman
penjajahan lalu, tetapi seiring berjalannya waktu pastinya Soes Merdeka Bandung
ingin memiliki daya tarik selain soesnya sendiri yang menjadi nama toko kue
tersebut yaitu dengan produk roti yang Soes Merdeka produksi. Dari latar
belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat hal tentang
perencanaan jumlah produksi pada produk roti tersebut yang kebanyakan dari
masyarakat awam yang kurang mengetahui tentang penjualan roti pada toko kue
ini. Pada tugas akhir ini penulis akan mengangkatnya dengan judul :
“PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI ROTI DI SOES MERDEKA JALAN
MERDEKA NO. 25 – 29 BANDUNG”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan teori – teori yang telah dibahas sebelumnya mengenai
perencanaan jumlah produksi, maka penulis membuat beberapa hal yang akan
diidetifikasi, yaitu :
1) Bagaimana cara mengelola pesanan di Soes Merdeka Bandung?
2) Bagaimana cara peramalan permintaan produk roti yang harus disiapkan di
Soes Merdeka Bandung?
3) Bagaimana cara mengelola persediaan produk yang akan dijual?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengangkat permasalahan yang terjadi dan
cara mengenai perencanaan produksi dan menjawab fungsi dari perencanaan
produksi di Soes Merdeka Bandung yang secara khusus memproduksi produk
pastry dan dengan pembatasan data produk selain dari produk soesnya, yaitu
jenis roti yang mereka produksi dimana hasil dari penelitian ini dituangkan
dalam sebuah karya tulis yang dapat bermanfaat bagi pembaca dan Toko Kue
Soes Merdeka tersebut sebagai informasi dan pengetahuan. Selain dari itu,
karya tulis ini pun dapat dijadikan solusi atau panduan mengenai
permasalahan perencanaan produksi agar dapat berkembang dengan lebih baik
lagi.
7
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Formal
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian sidang dan menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan
Hospitaliti Program Studi Manajemen Patiseri di Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
b. Tujuan Oprasional
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan dari identifikasi
masalah yaitu :
1) Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola pesanan di Soes Merdeka
Bandung.
2) Untuk mengetahui bagaimana cara peramalan permintaan produk roti yang
harus disiapkan di Soes Merdeka Bandung.
3) Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola persediaan produk yang
akan dijual.
3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah :
1. Produk yang diteliti oleh penulis adalah produk selain Soes andalan
dari Toko Kue Soes Merdeka yaitu roti, yang kurang populer
dikalangan masyarakat.
2. Proses produksi yang di observasi penulis dilakukan di Soes Merdeka
di Jalan Merdeka No. 25 – 29 Bandung dengan waktu penelitan
selama 3 bulan yaitu bulan Juli 2016 hingga bulan September 2016.
8
D. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode dalam penyusunan dan penulisan tugas akhir ini adalah metode
deskriptif. Prof. Dr. Sugiyono (2012:07) mengungkapkan bahwa :
“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai varibel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.”
Dengan metode ini, penulis mencoba untuk menganalisis tentang
Perencanaan Jumlah Produksi dengan data – data premier mengenai proses
produksi yang terkait dan mendukung penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini yaitu :
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono,
2005:166).
b. Wawancara
Wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui
interaksi verbal/lisan (Suwartono, 2014:48). Dalam penelitian ini,
penulis melakukan wawancara untuk memperoleh data dengan
pertanyaan yang berhubungan dengan topik kepada asisten direktur
penjualan dan produksi roti di Soes Merdeka.
9
c. Kuesioner
Penulis akan memberikan daftar pertanyaan kepada masyarakat
yang berada di Kota Bandung secara acak untuk mengetahui
pengetahuan masyarakat tentang produk roti di Soes Merdeka
Bandung. Menurut Sugiyono (2008:199) “Angket atau kuesioner
merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab”. Arikunto (2006:151) juga menjelaskan
bahwa angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responder dalam arti laporan tentang
pribadi atau hal – hal yang ingin diketahui.
d. Studi Dokumentasi
Nasution (2003:85) menyebutkan bahwa : “…ada pula sumber
non manusia, (non human resources), diantaranya dokumen, foto,
dan bahan statistik.” Dengan metode studi dokumentasi ini, penulis
menggunakan data perencanaan dan data aktual jumlah produksi roti
di Soes Merdeka Bandung untuk mengetahui cara perencanaan
jumlah produk roti yang harus Soes Merdeka Bandung produksi.
10
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan penelitian penulis bertempat di Soes Merdeka
yang berlokasi di Jalan Merdeka No. 25 – 29 Bandung.
2. Waktu Penelitian
Penulis akan melakukan penelitian terhitung pada bulan Oktober 2016
– November 2016.
11
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Soes Merdeka Bandung
PT. Tirta Ratna merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan
makanan, memiliki beberapa unit perusahaan yang salah satunya adalah unit yang
bergerak dalam usaha toko kue, roti, dan soes, yaitu unit Merdeka Boga Putera.
Perusahaan Soes Merdeka dahulunya bernama Toko Roti dan Kue Merdeka
yang ada sejak zaman kolonial Belanda dengan pemilik terakhir bernama Meneer
Van Grafhost dengan memproduksi kue yang berasal dari daratan Eropa yaitu
soes. Semua perusahaan milik Belanda diambil alih oleh pemerintah Republik
Indonesia setelah Indonesia merdeka, termaksud diantaranya Toko Roti dan Kue
Merdeka. Tahun 1960 – 1969 Toko Roti dan Kue Merdeka diambil alih oleh
Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat, yaitu oleh PD Mamin
(Perusahaan Daerah Makanan dan Minuman).
Namun seiring berjalannya waktu, para karyawan di PD Mamin tidak
merasakan adanya kemajuan perusahaan yang berarti sejak kepemilikannya
beralih. Oleh karena itu, para karyawan kemudian bersama – sama
mengumpulkan modal untuk membeli kepemilikan perusahaan. Pergantian
kepemilikan menjadi perusahaan swasta yang diharapkan dapat mengubah sistem
pengelolaan perusahaan menjadi lebih baik. Tanggal 31 Mei 1969 beberapa orang
pegawai negeri PD Mamin mengundurkan diri dan menggabungkan modal untuk
membeli Toko Kue dan Roti Merdeka dari pemerintah dan nama PD Mamin di
ubah menjadi PT. Tirta Karya. PT. Tirta Karya didirikan dengan akta notaris
12
Koswara No. 126 tanggal 31 Mei 1969 dan pengesahan dari Departemen
Kehakiman No.5/1532/2 pada tanggal 9 Desember 1970. PT. Tirta Karya kini
dikenal dengan nama PT. Tirta Ratna.
Perusahaan ini awalnya hanya bergerak dibidang pangan, namun dengan
perkembangan yang terjadi perusahaan juga menambah jenis usaha di bidang
nonpangan. PT. Tirta Ratna memiliki beberapa divisi seperti Merdeka Boga
Putera, Merdeka Raya Putera, Merdeka Dharma Putera, Merdeka Makmur,
Perusahaan Daging dan Sosis Badrayana, Merdeka Wisata Putera, Tirta Sari, dan
Tirta Karya Manunggal. Unit – unit usaha yang dikelola oleh PT. Tirta Ratna
tidak hanya terdapat di kota Bandung saja tetapi tersebar di beberapa kota seperti
Pamanukan dan Garut.
Toko Kue dan Roti Merdeka (Soes Merdeka) berada di bawah Divisi Unit
usaha Merdeka Boga Putera. Tahun 1991 kue soes dari toko ini dipatenkan
dengan nama Kue Soes Merdeka. Tahun 1990 hingga 1993, toko kue ini mencapai
puncak kejayaannya hingga jumlah produksi kue soes dapat mencapai 20.000 soes
dalam satu hari. Pada tahun 1993 PT. Tirta Ratna mulai membuka cabang di
beberapa wilayah sekitar Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, dan beberapa kota
lainnya.
Tahun 1998 terjadi krisis moneter yang berdampak buruk bagi usaha – usaha
di Indonesia, salah satunya Toko Soes Merdeka sehingga penjualan menurun
drastis hingga penjualan setiap harinya berkisar 4000 porsi soes di hari kerja dan
8000 soes di akhir pekan. Di awal periode tahun 2000-an mulai bermunculan toko
– toko yang bergerak di bidang kue dan roti, hal ini menjadi persaingan bagi Toko
13
Soes Merdeka, sehingga untuk menarik perhatian masyarakat, Toko Soes
Merdeka mulai memproduksi banyak variasi produk selain soes, seperti : roti,
jajanan pasar, dan cake. (Manajemen Soes Merdeka Bandung 2016)
B. Lokasi dan Fasilitas di Soes Merdeka Bandung
a. Lokasi
Toko Kue Soes Merdeka berlokasi di Jalan Merdeka No. 25 – 29 Bandung,
Jawa Barat. Soes Merdeka memiliki cabang lain selain di Jalan Merdeka No. 25 –
29 Bandung dan cabang di luar Kota Bandung. Berikut ini adalah cabang dan
alamat yang didirkan oleh Soes Merdeka Bandung:
Tabel 1
Cabang Soes Merdeka Bandung
NO Kota Jumlah Cabang Alamat Cabang
1 Bandung 3
Jl. Merdeka 25 - 29
Jl. Lombok No. 30
Jl. Gegerkalong Hilir, Gegerkalong, Bandung
2 Jakarta 2 Jl. Buncit Baya No. 40
Jl. Balai Pustaka Timur No. 11 Rawamangun
3 Depok 1 Jl. Margonda Raya No. 395
4 Bogor 1 Jl. Bangbarung Raya No. 2 Blok AA-AB
5 Yogyakarta 2 Jl. Kaliurang km 5,2 No. 26
Jl. Gejayan No. 29-A
6 Surabaya 2 Jl. Ngagel Madya No. 41
Jl. May. Jend. Sungkono No. 29-A
7 Denpasar 3
Jl. Teuku Umar 220 Denpasar
JL. Gatot Subroto Tengah 350 C
JL. Hayam Wuruk 214 A
(Sumber : Data lokasi cabang Soes Merdeka Bandung)
b. Fasilitas Soes Merdeka Bandung
Pengertian fasilitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi atau dengan arti lainnya adalah
14
kemudahan. Untuk memudahkan dan meunjang kebutuhan oprasional, Toko Kue
Soes Merdeka Bandung menyediakan fasilitas seperti :
1. Dapur
Menurut Drs. Bagus Putu Sudiara, BA (2001) mengatakan “Dapur
adalah suatu tempat khusus yang dilengkapi dengan perlengkapan dan
peralatan untuk mengelola makanan.”
2. Perlengkapan memasak
3. Peralatan memasak
4. Mesin kasir
5. Etalase sebagai tempat untuk memajang produk
6. Meja dan kursi
7. Toilet
8. Kamera CCTV
9. Area Parkir
C. Struktur Organisasi Soes Merdeka Bandung
Dalam suatu perusahaan strukur organisasi merupakan suatu sistem
penempatan tenaga kerja dalam suatu aktivitas yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan bersama. Struktur
organisasi yang baik dan jelas memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk
mengawasi segala aktivitas yang terjadi dan melancarkan kegiatan perusahaan.
Seperti yang dikatakan oleh Brantas (2008:84) “Struktur organisasi adalah
kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan – hubungan diantara bidang
– bidang kerja maupun orang menujukkan kedudukan dan peranan masing –
masing dalam kebulatan kerja”. Demi keberlangsungan dalam menjalankan peran
15
dalam bidang jasa boga maka PT. Tirta Ratna unit Merdeka Boga Putera dikepalai
oleh seorang manajer penjualan dan promosi yang membawahi wakil manager,
dimana wakil manajer membawahi penanggung jawab toko dan penanggung
jawab pabrik. Penanggung jawab toko merupakan kepala dari penanggung jawab
pesanan, penanggung jawab pengemasan (Emballage), penanggung jawab fast
food, penanggung jawab keuangan logistik verifikasi I, dan penanggung jawab
keuangan logistik verifikasi II, sedangkan penanggung jawab pabrik membawahi
kepala pabrik dan pengembangan produk. struktur organisasai unit Merdeka Boga
Putera dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1
Struktur Organisasi Unit Merdeka Boga Putera
(Sumber : Data manajemen struktur organisasi Merdeka Boga Putera 2013)
16
1. Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Soes Merdeka Bandung
Berikut ini merupakan uraian tugas dan kewajiban pada setiap jabatan
karyawan di Soes Merdeka Bandung :
1) Manajer
Bertugas melakukan penjadwalan produksi atau penugasan orang.
2) Wakil Manajer
Bertugas membantu manajer dalam melakukan penjadwalan
produksi.
3) Penanggung Jawab Toko
a. Mengatur, mengawasi, dan memelihara kelancaran jalannya
operasional toko secara rutin seperti : kebersihan, penataan
toko, barang dagangan, pelayanan kepada konsumen dan
melengkapi variasi daganan di toko
b. Melaksanakan administarsi rutin internal yaitu koordinasi
dengan bagian lain dan mendokumentasikan data – data yang
diperlukan.
4) Penanggung Jawab Pabrik
a. Mengawasi dan meneliti mutu bahan baku dan bahan
tambahan untuk produksi di pabrik.
b. Mengawasi dan meneliti setiap jenis hasil – hasil produksi
sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional pabrik /
produksi meliputi pengaturan shift kerja, penjadwalan
17
produksi, bahan baku, pengembangan produk, dan penetapan
harga jual.
5) Kepala Pabrik
Bertanggung jawab mengawasi kegiatan operasional pabrik.
6) Pengembangan Produk
a. Mengerjakan dan mengawasi pelaksanaan produski secara
rutin.
b. Menetapkan kualitas dan kuantitas bahan baku dan jenis
produksi.
c. Melakukan kontrol kualitas dan menetapkan standar mutu
hasil produksi.
d. Memelihara peralatan produksi.
e. Melakukan stock-opname secara periodik.
7) Penanggung Jawab Pesanan
a. Mengawasi dan mengatur secara rutin kelancaran penjualan
produk sendiri atau barang dagangan pada outlet yang
tersebar.
b. Menerima pesanan – pesanan tetap dan baru serta mengatur
penyediaan dan pengiriman.
c. Melaksanakan tugas dokumentasi data dan administrasi rutin
dalam bidangnya.
8) Penanggung Jawab Pengemasan (Emballage)
Bertanggung jawab dengan ketersediaan bungkus produk dan
packing.
18
9) Penanggung Jawab Fast Food
Bertugas mengawasi dan mengelola Fast Food, membuka jam
buka Fast Food, kebersihan Fast Food, kelengkapan menu, sistem
pembayaran dan administrasi.
10) Penanggung Jawab Logistik, Keuangan Verifikasi I
a. Melaksanakan atau merealisasikan policy/kebijakan, petunjuk,
pengarahan, dan kebijaksanaan direksi khusus dalam bidang
keuangan / finance dengan penuh rasa tanggung jawab.
b. Menyelenggarakan koordinasi kerja terhadap aparatnya, demi
mencegah terjadinya stagnasi, ketidakberesan dan timbulnya
segi – segi negatif ruang lingkup.
c. Bertanggung jawab langsung pada direksi atas segala tugas
dan kewajiban.
11) Penganggung Jawab Logistik, Keuangan Verifikasi II
Bertugas mengatur pengadaan khusus (makanan kering), meliputi
pemesanan barang, stock barang, dan pengecekan batas kadaluarsa
barang.
12) Gudang
Bertugas mengatur pemasukan dan pengeluaran barang,
memeriksa kualitas dan kuantitas barang, mengatur posisi
persediaan barang atau bahan baku serta bertanggung jawab
terhadap pengadaan barang.
19
Berikut ini adalah jumlah staff yang dimiliki oleh Soes Merdeka Bandung.
Dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2
Jumlah Staff Soes Merdeka Bandung
NO JABATAN JUMLAH
1 Wakil Manajer 1
2 Penanggung Jawab Toko 2
3 Penanggung Jawab Pabrik 2
4 Penanggung Jawab Pesanan 2
5 Penanggung Jawab Emballage 6
6 Penanggung Jawab Fast Food 2
7 Penanggung Jawab Keuangan I 1
8 Penanggung Jawab Gudang 4
9 Penanggung Jawab Keuangan II 1
10 Kepala Pabrik 1
11 Pengembangan Produk 2
TOTAL 24
(Sumber : Data jumlah karyawan Soes Merdeka Bandung 2016)
2. Waktu Operasional dan Jam Kerja di Soes Merdeka Bandung
Soes Merdeka Bandung buka setiap hari Senin – Minggu dari pukul
08.00 – 21.00 WIB. Soes Merdeka Bandung memiliki sistem pengaturan jam
kerja bagi karyawan dan dibagi menjadi 3 yaitu, staff, staff produksi, dan
staff toko. Karyawan staff mulai bekerja dari pukul 07.00 – 16.00 WIB
20
dengan lima hari kerja ( Senin – Jumat ) dan memiliki jadwal piket untuk
weekend. Karyawan produksi, terdiri dari 1 shift mulai dari pukul 06.00 –
14.00 WIB dan staff toko terdiri dari 2 shift yaitu pagi dari pukul 07.00 –
14.00 dan siang dari pukul 14.00 – 21.00 WIB. Dalam 1 minggu karyawan
mempunyai 1 hari untuk libur. Soes Merdeka Bandung memiliki pekerja /
staff yang bekerja dengan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda pada
setiap jabatan yang didudukinya.
D. Tinjauan Pelaksanaan Dalam Mengelola Pesanan
Pada umumnya pemesanan terjadi pada perusahaan atau usaha yang bergerak
dalam pembuatan produk, baik itu produk jadi ataupun setengah jadi. Pemesanan
terjadi ketika konsumen memerlukan dan menginginkan produk tersebut sebagai
keperluannya. Menurut Gouzali (1996), pemesanan adalah penerimaan pesanan
dari pelanggan terhadap suatu produk yang berlanjut kepada pengiriman produk
hingga sampainya ketangan pemesan dengan selamat. Dari teori tersebut aktivitas
dalam mengelola pesanan dapat meliputi penerimaan pemesanan, pengiriman, dan
penagihan.
Dalam proses penerimaan pesanan, penentuan harga dan informasi
ketersediaan barang sangatlah dibutuhkan agar pesanan yang terjadi dapat
dipenuhi. Pada proses penerimaan ini terjadi ketika pelanggan yang memesan
telah melakukan pembayaran uang muka sebagai tanda jadinya pemesanan yang
dilakukan. Setelah dilakukan kesepakatan proses penerimaan tersebut diberikan
kepada bagian penjualan dan produksi untuk disetujui. Kertas pemesanan tersebut
lalu diberikan kepada bagian produksi agar bagian produksi mengetahui kapan
pesanan tersebut harus dibuat. Kertas pesanan tersebut juga diberikan kepada
21
pihak pengemasan untuk mempersiapkan banyaknya kemasan yang harus
disiapkan untuk memenuhi pesanan tersebut. Setelah seluruh proses tersebut
selesai maka pesanan siap untuk diantarkan sampai ke tangan pelanggan dan
pelanggan dapat menyelesaikan pembayaran sisa uang muka.
Penjelasan di atas dapat dilihat dalam diagram alur pelaksanaan mengelola
pesanan tersebut pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2
Alur Pelaksanaan Mengelola Pesanan
(Sumber: Data olahan penulis, 2016)
22
E. Tinjauan Pelaksanaan Peramalan Permintaan Produk Roti di Soes
Merdeka Bandung
Perencanaan jumlah produksi merupakan bagian yang sangat penting dalam
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan produksi makanan khususnya
roti. Setiap langkah perencanaan dan perkiraan harus dipikirkan secara matang
agar tidak banyak item yang terbuang percuma karena gagal memprediksikan dan
merencanakan banyaknya produksi yang harus disiapkan untuk hari selanjutnya,
serta faktor kerusakan produk dalam pembuatan maupun pada saat
pembungkusan.
Menurut Sufi (2003) roti dapat dibedakan berdasarkan formulasi adonan dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar dan adonan soft
rolls. Adonan roti manis adalah adonan yang dibuat dari formulasi yang
menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan roti yang
mengunakan sedikit atau tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan soft
roll adalah adonan roti yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan
lemak yang relatif lebih banyak dari adonan roti tawar (Kreasi Roti, 2003).
Dalam menyimpan produk roti ini, hal dalam pembungkusan dan tempat
penyimpanan pun harus disesuaikan agar produk tidak cepat rusak sebelum
waktunya, karena pada dasarnya roti hanya kuat 2 – 3 hari lamanya jika dikemas
dengan baik tanpa kurangnya udara yang masuk ke dalam kemasan tersebut dan
disimpan pada ruang terbuka. Selain itu juga dalam pelaksanaan perencanaan ini,
pihak manajemen produksi harus mempersiapkan prediksi agar persiapan proses
produksi dapat mencapai target dan dapat memuaskan tamu.
23
Pendekatan dan metode yang dapat digunakan dalam meramalkan permintaan
produksi makanan jenis roti adalah dengan metode peramalan jangka pendek,
dengan mempelajari data historis permintaan roti pada setiap jenis item yang
terjual untuk menentukan jumlah target yang harus disiapkan di kemudian hari
untuk setiap jenisnya. Setiap menu yang terjual harus dicatat pada formulir yang
telah disiapkan. Pencatatan menu yang terjual harus dilakukan setiap harinya
untuk setiap jenis penjualan dan kemudian ditabulasi untuk melihat pada periode
tertentu, misalnya untuk satu minggu dengan tujuan sebagai proyeksi perkiraan
penjualan yang akan terjadi di minggu berikutnya atau periode satu bulan untuk
memperkirakan penjualan yang mungkin akan terjadi.
Pada dasarnya peramalan adalah dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya
suatu kejadian atau peristiwa di masa yang akan datang. Kegunaan peramalan
terjadi pada saat keputusan yang didasarkan atas pertimbangan dari apa yang
terjadi pada waktu keputusan itu dilakukan. Dalam suatu perusahaan, ramalan
dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada pemimpin sebagai dasar untuk
membuat keputusan dalam berbagai kegiatan seperti permintaan, penjualan,
persediaan, keuangan dan lain – lain. Jika ingin berhasil maka harus diperhatikan
adanya saling ketergantungan yang tinggi antara departemen. Sebagai contoh
kesalahan dalam peramalan dapat menimbulkan reaksi yang dapat mempengaruhi
anggaran, pengeluaran operasi, tingkat persediaan, arus kas, harga, dan
sebagainya.
Peramalan permintaan juga harus diperhatikan karena dalam peramalan
permintaan dapat memperlihatkan tingkat permintaan dari satu atau beberapa
produk yang dihasilkan (Metode dan Aplikasi Peramalan 1999). Peramalan
24
permintaan ini sangatlah penting karena merupakan landasan kerja untuk
penyusunan perencanaan produksi sebagai pedoman dalam melakukan
pengendalian persediaan. Selain itu perusahaan juga dapat mengetahui
kemungkinan aktivitas – aktivitas yang dilakukan di kemudian hari sehingga
dapat membantu dalam peramalan, perencanaan, dan penjadwalan produksi
dengan mempertimbangkan kapasitas pabrik.
Adapun kegunaan peramalan menurut Handoko (1999) yaitu :
1. Untuk menentukan kebijakan dalam penyusunan anggaran bagi aktivitas
yang dijalankan seperti : anggaran penjualan dan anggaran pembelian.
2. Sebagai pedoman dalam mengatur persediaan bahan baku atau produk
dengan tingkat permintaan yang berubah.
3. Dapat digunakan dalam perencanaan produksi sehingga jumlah produksi
dapat diperkirakan secara tepat dan mempermudah dalam pengawasan
produksi.
4. Dapat membantu memberikan informasi bagi perusahaan di masa yang
akan datang.
5. Sebagai alat evaluasi yang baik pada penjualan untuk mengukur
kemampuan dalam melayani permintaan konsumen.
Proses peramalan dapat mempengaruhi baik / tidaknya hasil peramalan yang
disusun. Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilaksanakan dengan
mengikuti langkah yang ditentukan.
25
Proses peramalan terdiri dari :
1. Penentuan tujuan
2. Pengembangan model
Dalam peramalan, model adalah suatu keterangan yang dimasukkan akan
menghasilkan suatu estimasi penjualan atau estimasi lain di masa
mendatang.
3. Pengujian model
Sebelum diterapkan, model harus diuji untuk menentukan tingkat
akurasi, validitas atau kemampuan prediksa secara logis.
4. Penurunan model
Setelah dilakukan pengujian model, data dimasukan dalam model untuk
menghasilkan suatu peramalan.
5. Revisi dan Evaluasi
Ramalan yang telah dibuat harus diperbaiki dan ditinjau kembali.
Perbaikan ini perlu karena mungkin adanya perubahan – perubahan
dalam perusahaan.
Setelah tersusun semua lalu, dibuatlah metode dalam perencanaan produksi
dengan menyusun :
1. Jenis menu apa saja yang harus dibuat dengan resep utuh, karena pada
dasarnya dalam sehari tidak semua item terjual habis.
2. Merencanakan jumlah produk yang harus dibuat untuk memenuhi target
pasar.
26
3. Cara pembuatan, maksudnya dengan alat apa saja yang akan dipakai,
karena alat juga berpengaruh untuk menentukan kapasitas dalam
perencanaan jumlah produksi.
Dalam peramalan tabulasi penjualan menu yang terjual untuk periode tersebut
kemudian dicatat pada formulir riwayat penjualan / Sales History. Menurut
Sudiara (2000) Sales History atau riwayat penjualan adalah catatan penjualan
makanan dan minuman yang dibuat untuk menunjukan : jumlah konsumen yang
datang setiap hari, jumlah permintaan, jumlah pendapatan, dan jumlah biaya.
Setiap usaha yang bergerak dalam bidang ini harus memiliki dan membuat
riwayat penjualan sebagai informasi permintaan dalam perencanaan dan
peramalan dalam pembuatan produksi. Informasi ini akan membantu manajemen
dalam mengendalikan jumlah produksi, menentukan item menu baru yang akan
ditawarkan ataupun menu yang harus dikeluarkan dari daftar menu, serta
menentukan harga jual. Contoh formulir riwayat penjualan yang penulis dapatkan
dapat dilihat pada tabel 3.
27
Tabel 3
Formulir Penjualan
Sumber: Data penjualan Soes Merdeka Bandung 2016
Penjelasan pada tabel 3 adalah sebagai berikut :
1. Pada tabel formulir penjualan tersebut dapat dilihat hasil penjualan 10 item
menu yang terjual dalam periode 3 bulan.
2. Pada tabel tersebut dapat diperkirakan minat pembeli yang datang dengan
melihat berapa banyak item menu yang terjual pada setiap menunya dan
dapat dilihat bahwa, pelanggan yang datang dan membeli dikarenakan
produk “cheese roll” dan “pisang bolen” yang terjual melebihi produk item
lainnya. Dapat diasumsikan menu roti yang lain merupakan permintaan
tambahan dari roti yang dicari oleh pembeli.
No Nama Kue Juli Agustus September
1 ROTI TAWAR 3000 2884 2825
2 PISANG BOLEN KEJU 11.329 11.279 12.100
3 CHEESE ROLL 12.804 13.132 12.557
4 ROTI COKELAT 1397 1499 1332
5 ROTI ABON SAPI 3302 3328 3284
6 ROTI PISANG KEJU 2467 2423 2500
7 ROTI 4 RASA 1220 1247 1210
8 ROTI TAWAR SP 1459 1484 1505
9 ROTI UNYIL 571 588 580
10 ROTI BASO 1754 1852 1732
Total 39304 39716 39624
28
3. Pada tabel riwayat penjualan ini dapat dilihat tingkat popularitas menu
dalam kurun waktu yang ditentukan sebagai peramalan produksi pada
periode berikutnya.
Pada data penjualan Soes Merdeka Bandung tersebut dapat dilihat tingkat
popularitas menu yang diminati oleh konsumen, dalam hal tersebut penulis
melakukan wawancara kepada 20 orang masyarakat umum secara acak mengenai
pengetahuan masyarakat tentang produk roti yang dijual di Soes Merdeka
Bandung. Berikut ini adalah hasil kuesioner penulis yang dituangkan pada tabel 4
berikut.
Tabel 4
Hasil Wawancara Mengenai Pengetahuan Masyarakat Tentang Produk
Roti Soes Merdeka
n=20
NO Keterangan Ya Tidak
1 Pengetahuan masyarakat
mengenai keberadaan Toko
Soes Merdeka bandung
20 0
2 Pengetahuan masyarakat
mengenai produk roti dan yang
lainnya selain dari soes yang
Soes Merdeka jual
13 7
Sumber: olahan data penulis 2016
29
Berdasarkan hasil olahan wawancara penulis kepada 20 responder, 13 orang
diantaranya mengetahui adanya penjualan roti di Soes Merdeka Bandung dan 7
orang tidak mengetahuinya.
Dengan riwayat penjualan maka dapat ditentukan tingkat popularitas setiap
item menu. Tingkat popularitas suatu item menu menunjukan kesukaan konsumen
untuk pilihan suatu item menu, data ini harus dicermati pada setiap periode karena
selera pelanggan yang dinamis dan mudah berubah. Tingkat popularitas menu
juga dipakai sebagai acuan pada peramalan dalam periode tertentu dan kemudian
dipakai untuk meramalkan jumlah konsumen yang mungkin akan datang pada
keesokan harinya.
Dalam penghitungan peramalan produksi ini Soes Merdeka menggunakan
penghitungan dengan rumus Trend Linear. Menurut Muktiadji (2009), Trend
Linear bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan
permintaan pada perusahaan di masa yang akan datang baik kecenderungan akan
naik, turun, maupun tetap. Biasanya digunakan dalam menganalisis laporan yang
meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisis ini dimaksudkan untuk
mengetahui perkembangan melalui rentang perjalanan waktu yang lalu dan
diproyeksikan pada masa berikutnya berdasarkan data historis yang dicoba dan
dilihat kecenderungan yang mungkin akan muncul di masa yang akan datang
menggunakan angka indeks. Menurut Sunyoto (2011) Trend Linear merupakan
besar kecilnya perubahan tergantung dari faktor – faktor yang mempengaruhinya
dan rangkaian waktu (Time Series) dari variabel tertentu, sehingga dapat
didefinisikan bahwa suatu analisis yang menggambarkan atau menunjukan
perubahan rata – rata suatu variabel tertentu dari waktu ke waktu.
30
Dari dua teori yang telah disebutkan oleh para ahli tersebut, dapat dilihat
bahwa analisis trend linear bertujuan untuk memproyeksikan suatu variabel pada
waktu tertentu. Dalam hal ini unsur penting yang pertama kali harus diketahui
apabila ingin melakukan peramalan adalah dengan melihat analisi runtut waktu.
Analisis yang tepat akan menjadikan peramalan terhadap keadaan masa
mendatang menjadi lebih akurat.
Untuk penghitungan peramalan permintaan per harinya Soes Merdeka
menggunakan penghitungan moving average. Moving Average atau rata – rata
bergerak adalah suatu metode peramalan yang menggunakan rata – rata periode
terakhir data untuk meramalkan periode berikutnya dengan cara melihat data dari
jumlah produksi pada hari yang sama pada bulan yang sama.
Berikut ini adalah rumus moving average untuk mengetahui perkiraan
permalan permintaan :
Moving Average = ∑ 𝑃 𝑢 𝑖 𝑖 𝑢 𝑦
Maksud dari ( ∑ produksi dalam n periode sebelumnya ) tersebut adalah
jumlah dari produksi pada hari yang sama dalam periode 1 bulan atau dapat juga
menghitung dari 2 hari sebelumnya dalam kondisi jika usaha tersebut baru
didirikan atau suatu perusahaan belum memilik riwayat penjualan. n merupakan
jenjang periodenya, jika dalam 1 bulan maka nilai dari n = 4 dikarenakan dalam
periode 1 bulan terdapat 4 minggu.
Untuk melihat dan menentukan produksi pada hari selanjutnya, pihak
manajemen penjualan dan produksi membutuhkan data rekapitulasi produksi
31
untuk meramalkan berapa banyak jumlah produksi yang harus dibuat. Dalam
pelaksanaan operasionalnya pihak manajeman penjualan dan produksi Soes
Merdeka Bandung malakukan cara dengan 2 variabel yaitu dengan melihat data
statsitik masa lalu dan data faktual dari outlet.
Menurut Kusherdiayana (2012), “Statistika adalah kumpulan fakta tentang
suatu persoalan atau keadaan, baik merupakan hasil penelitian eksperimen
maupun pengamatan, pada umumnya berupa angka – angka yang disusun dalam
tabel atau diagram, yang dapat menggambarkan suatu persoalan atau keadaan
yang dikemukakan”. Seorang ahli statistika Sudarjat (2002) pun mengatakan
“Statistik adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara dan aturan dalam hal
pengumpulan data, pengolahan, analisa, penarikan kesimpulan, pengajian dan
publikasi dari data-data yang berbentuk angka.”
Dari dua teori tersebut dapat ditarik kesimpulan, statistika adalah pengolahan
data, analisa, penarikan kesimpulan dan pengamatan yang menggambarkan suatu
persoalan yang dapat digambarkan dan dibayangkan. Dari data statistik masa lalu,
dapat di ramalkan suatu keadaan data permintaan produk dengan garis besar dan
akan memperoleh gambaran keadaan di masa yang akan datang atau gambaran
pada hari selanjutnya dengan contoh kasus: Dilihat dari periode 2 hari, dengan
tingkat masing - masing penjualan kemarin dan hari ini dengan jumlah 55 buah
dan 65 buah, maka dapat diprediksikan jumlah produksi yang harus dibuat pada
esok hari sebanyak 60 buah. Dengan rumus penghitungan moving average
tersebut diharapkan terjadi penjualan yang dapat memenuhi permintaan konsumen
yang datang. Penghitungan tersebut menurut asisten direktur penjualan dan
produksi di Soes Merdeka adalah penghitungan peramalan yang subjektif
32
dikarenakan pemikiran dari peramalan tersebut hanya dibuat oleh beliau semata
dan belum dirundingkan dan hanya sebatas perkiraan.
Faktual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kenyataan, mengandung kebenaran, yang terkini. Dari satu kata faktual tersebut,
data faktual dapat diartikan keterangan yang mengandung kebenaran. Dalam hal
ini Soes Merdeka Bandung melakukan perencanaan setelah mereka mendapatkan
data yang sudah pasti dari pihak outlet. Contoh kasus data faktual yang diberikan
pihak outlet, jika misalnya produk “A” perhari diproduksi sebanyak ± 100 pcs,
tetapi pada kasus tertentu seperti adanya pesanan khusus dari konsumen atau
adanya event tertentu, maka produksi meningkat dua kalinya dan jumlah tersebut
disampaikan ke bagian produksi dari toko ke pabrik setelah permintaan tersebut
diterima oleh bagian manajer pemasaran dan produksi.
Berikut ini adalah data dari rekapitulasi permintaan yang terjadi sepanjang tiga
bulan di Soes Merdeka Bandung, dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
33
(Sum
ber
: O
lahan
dat
a re
kap
itu
lasi
pro
duksi
unit
Mer
dek
a B
og
a P
ute
ra 2
016)
Tab
el
5
Data
Rek
ap
itu
lasi
Pro
du
k K
ue
Mer
dek
a B
og
a P
ute
ra b
ula
n J
uli
, A
gu
stu
s,
Sep
tem
ber
2016
34
Pada tabel 5 halaman 28 menunjukan data dari jumlah produksi perhari
dengan jumlah pembuatan roti tawar dengan pembuatan sebanyak 90 unit, pisang
bolen keju sebanyak 420 unit, cheese roll sebanyak 460 unit, roti cokelat sebanyak
60 unit, roti abon sapi sebanyak 120 unit, roti pisang keju sebanyak 80 unit, roti 4
rasa sebanyak 40 unit, roti tawar sp sebanyak 50 unit, roti unyil sebanyak 20 unit,
dan roti baso sebanyak 60 unit. Jika ada produk yang melebihi dari rata – rata
produksi tersebut maka, pada hari tersebut menunjukan adanya pesanan atau
permintaan dari konsumen akan adanya kunjungan wisata ke Soes Merdeka
Bandung, dan jika ada produksi yang dibawah rata – rata maka angka kekurangan
tersebut merupakan produk yang rusak atau gagal produksi. Rincian dari
penjelasan tersebut dapat dilihat pada tabel keterangan di bawah ini.
Tabel 6
Penghitungan Rekapitulasi Perminataan Bulan Juli 2016
sumber : Data olahan penulis dan data olahan rekapitulasi penjualan dan produksi
Soes Merdeka Bandung 2016
NO Nama Kue Jumlah
Produksi
Jumlah
Penjualan
Tidak
terjual/gagal
Presentase
kerugian
1 Roti Tawar 3004 3000 4 0,13%
2 Pisang Bolen Keju 11679 11329 350 3,00%
3 Cheese Roll 13200 12809 391 2,96%
4 Roti Cokelat 1440 1397 43 2,99%
5 Roti Abon Sapi 3405 3302 103 3,02%
6 Roti Pisang Keju 2545 2467 78 3,06%
7 Roti 4 Rasa 1260 1220 40 3,17%
8 Roti Tawar SP 1505 1459 46 3,06%
9 Roti Unyil 600 571 29 4,83%
10 Roti Baso 1810 1754 56 3,08%
∑ 40429 39304 1140 2,81%
35
Tabel 6.1
Penghitungan Rekapitulasi Perminataan Bulan Agustus 2016
sumber : Data olahan penulis dan data olahan rekapitulasi penjualan dan produksi
Soes Merdeka Bandung 2016
NO Nama Kue Jumlah
Produksi
Jumlah
Penjualan
Tidak
terjual/gagal
Presentase
Kerugian
1 Roti Tawar 2943 2884 59 2,00%
2 Pisang Bolen
Keju
11509 11279 230 2,00%
3 Cheese Roll 13400 13132 268 2,00%
4 Roti Cokelat 1530 1499 31 2,03%
5 Roti Abon
Sapi
3396 3328 68 2,00%
6 Roti Pisang
Keju
2472 2423 4 0,16%
7 Roti 4 Rasa 1272 1247 25 1,97%
8 Roti Tawar SP 1514 1484 30 1,98%
9 Roti Unyil 600 588 12 2,00%
10 Roti Baso 1890 1852 38 2,01
∑ 40496 39716 762 1,88%
36
Tabel 6.2
Penghitungan Rekapitulasi Perminataan Bulan September 2016
sumber : Data olahan penulis dan data olahan rekapitulasi penjualan dan produksi
Soes Merdeka Bandung 2016
NO Nama Kue Jumlah
Produksi
Jumlah
Penjualan
Tidak
terjual/gagal
Presentase
Spoile
1 Roti Tawar 2943 2825 118 4,00%
2 Pisang Bolen
Keju
12139 12100 39 0,32%
3 Cheese Roll 13080 12557 523 4,00%
4 Roti Cokelat 1388 1332 56 4,03%
5 Roti Abon Sapi 3420 3283 137 4,01%
6 Roti Pisang
Keju
2520 2500 20 0,79%
7 Roti 4 Rasa 1260 1210 50 3,97%
8 Roti Tawar SP 1522 1210 312 20,50%
9 Roti Unyil 600 580 20 3,33%
10 Roti Baso 1890 1732 158 8,36%
∑ 40680 39624 1433 3,52%
37
F. Tinjauan Pengelolaan Persediaan Produksi Roti Soes Merdeka
Bandung
Pada umumnya suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi yang
mengolah produknya sendiri mengalami perubahan permintaan yang berubah –
ubah dan tak terduga. Untuk mengatasi kasus yang kerap terjadi ini, dilakukan
perencanaan untuk mengatur tingkat persediaan bahan dan persediaan jumlah
produksi untuk memenuhi target penjualan yang telah diprediksikan. Dalam
perencanaan, menentukan banyaknya produksi bukan sekedar menetapkan jumlah
yang tepat dalam pelaksanaan pada periode tertentu namun, perencanaan produksi
juga memperlihatkan hubungan penjualan sebagai dasar perencanaan dalam aspek
fungsi produksi, misalnya kapasitas produk dalam pabrik, kebutuhan bahan baku,
pembelian bahan baku, tenaga kerja, dan biaya – biaya yang harus dikeluarkan.
Untuk menyusun rencana produksi roti ini, bagian eksekutif yaitu manajer
penjualan dan produksi harus mampu menyelesaikan persoalan antara lain
masalah penjualan, persediaan, dan produksi sedemikian rupa sehingga, diperoleh
kemungkinan jumlah biaya yang rendah dan mampu mencapai target penjualan.
Standar dari penghitungan dan pengendalian jumlah produksi menurut
Wiyasha (2006) terdapat 5 aspek dalam hal penghitungan dan pengendalian
jumlah produksi yaitu dengan :
1. Penghitungan Menu yang Terjual
Setiap menu yang terjual harus dicatat sebagai referensi.
38
2. Riwayat Penjualan
Tabulasi penjualan yang dicatat pada formulir riwayat penjualan,
informasi ini diolah untuk menentukan item yang akan dikeluarkan atau
jika ada item baru yang akan ditawarkan serta untuk menentukan harga
jual yang lebih kompetitif.
3. Tingkat Popularitas Menu
Tingkat popularitas menu menunjukan trend untk pilihan suatu menu pada
setiap periode mengingat selera merupakan sesuatu yang dinamis.
4. Informasi dari Departemen Lain
Informasi departemen lain ini didapat dari kantor depan atau kasir yang
berjaga di toko, informasi ini juga berguna untuk membantu
memperkirakan tingkat pengunjung yang datang setiap hari.
5. Kertas Kerja Perencanaan Produksi
Pada kertas kerja ini informasi dari jumlah dan tingkat popularitas dicatat
disini untuk mendapatkan informasi mengenai setiap jumlah item menu
yang disiapkan, serta left-over yang terjadi.
Menurut Syamsul (2003:277) kegunaan dari pengolahan persediaan produksi
yaitu :
1. Untuk mengurangi resiko kurangnya jumlah produksi.
Biasanya pada saat produksi pasti terjadi kerusakan dalam hasil produksi
atau kegagalan produksi. Walaupun hanya rusak beberapa saja tetapi hal
tersebut sudah mengurangi jumlah dari target permintaan yang sudah
diramalkan.
39
2. Memberikan jaminan tetap tersedianya produk.
Terkadang peramalan yang dilakukan tidaklah selalu tepat dengan apa
yang telah kita perkirakan, oleh karena itu untuk memenuhi permintaan
yang tak terduga, persiapan pada persediaan produksi harus selalu ada
untuk mengatasi kejadian tersebut.
Dari teori – teori di atas menunjukan bahwa sebagian dalam pengelolaan
persediaan sangat diperlukan data – data faktual dari jumlah penjualan pada
periode yang ditentukan. Soes Merdeka Bandung pun menjalankan aspek dalam
pengelolaan produksi seperti penghitungan produk yang terjual, riwayat
penjualan, informasi dari departemen lain, dan kertas kerja perencanaan produksi.
Dalam penggunaan pengelolaan ini bertujuan untuk mengurangi banyaknya
left-over yang terjadi, sebagai contoh yang terjadi di Soes Merdeka Bandung yang
diberitahukan oleh asisten direktur kepada penulis jika ada sisa misalkan produk
roti 4 rasa masih tersisa 15 unit pada hari itu maka untuk produksi hari esok akan
berkurang banyak unitnya dikarenakan masih adanya sisa 15 unit dari hari
kemarin. Ketentuan dalam persediaan ini memiliki batas hari, dikarenakan produk
roti ini tidak mampu untuk bertahan lebih dari 3 hari.
Dalam menangani sisa produk tersebut, Soes Merdeka juga melakukan
promosi dengan memberikan diskon 20% pada setiap jenis produk yang tidak
terjual setelah 1 hari dari waktu produksi. Diskon tersebut berlaku pada jam 6 sore
hingga jam 9 malam.
40
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
Dalam kegiatan perencanaan jumlah produksi, peramalan permintaan dan
cara menghitung banyaknya produksi sangat penting digunakan dalam tujuan
perencanaan ini. Penulis telah melakukan pencarian dan mengadopsi berbagai
teori yang mendekati serta cara penghitungan dalam perencanaan jumlah produksi
khususnya dalam produksi makanan seperti roti yang diproduksi oleh Soes
Merdeka Bandung.
Berdasarkan kajian teori sebelumnya kegiatan perencanaan jumlah
produksi terikat dalam 3 fungsi yaitu : Fungsi dalam mengelola pesanan,
meramalkan permintaan, dan mengelola persediaan produk. Dari 3 fungsi tersebut
penulis dapat mengumpulkan data – data yang relavan untuk masalah yang sedang
diteliti.
A. Analisis Pelaksanaan Dalam Mengelola Pesanan
Setelah penulis membahas tentang pelaksanaan dalam mengelola pesanan
pada bab sebelumnya, penulis menganalisa cara pelaksanaan dalam pengolahan
pesanan yang terjadi di Soes Merdeka Bandung dengan cara mewawancarai asiten
direktur penjualan dan produksi. Sebelum menerima dan menyetujui pesanan,
pihak Soes Merdeka memeriksa terlebih dahulu bahan baku yang tersedia untuk
memenuhi pesanan tersebut lalu pihak kasir yang menerima pesanan
memberitahukan kepada bagian penjualan dan produksi untuk menyetujui
kesanggupan pihak produksi dalam pembuatan pesanan tersebut.
41
Menurut alur yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya, alur yang
dijalankan oleh Soes Merdeka hampir memiliki alur yang hampir sama dengan
Denni Komara selaku asisten direktur Soes Merdeka menyampaikan “jika
diinginkan standar dari alur pelaksanaan ini sebenarnya tidak ada standar yang
menetapkan prosesnya harus sama seperti ini, karena setiap usaha memiliki alur
yang berbeda –beda”.
B. Analisi Peramalan Permintaan Produk yang Harus Disiapkan di Soes
Merdeka Bandung
Berdasarkan analisi pada tabel 3 dan tabel 5 pada bab 2, penulis membuat
rincian ulang dari kedua tabel tersebut dan dapat dilihat pada tabel 6, 6.1 dan 6.2
halaman 34 – 36.
Dalam penghitungan perencanaan bulan Juli dapat dilihat pada tabel 6
halaman 34 perencanaan permintaan bulan Juli yang tercapai sebanyak 39.304
unit dari jumlah 10 item menu keseluruhan dengan jumlah produksi yang tidak
terjual atau gagal sebanyak 1140 unit dari jumlah 10 item menu keseluruhan,
dapat ditarik kesimpulan dari penulis bahwa peramalan permintaan soes merdeka
yang dapat dipenuhi sebanyak 40.444 unit tetapi karena ada faktor kerusakan
maka target tidak terpenuhi.
Pada tabel 6.1 halaman 35 dapat dilihat tingkat kegagalan atau tidak
terjualnya yang terjadi pada bulan ini lebih rendah dari bulan sebelumnya
terhitung 762 unit dari jumlah 10 item menu keseluruhan dan mengalami
kenaikan pada jumlah permintaan dari bulan sebelumnya dengan jumlah 39.716,
kenaikan tersebut mungkin dikarenakan faktor hari besar karena pada bulan
42
Agustus ini terdapat 1 hari raya besar yaitu perayaan hari kemerdekaan Indonesia.
Di samping itu ada pesanan yang datang untuk produk roti. Dari hasil tabel 6.1
maka hasil permintaan yang seharusnya terpenuhi sebanyak 40.478 unit.
Pada tabel 6.2 dapat dilihat tingkat kegagalan atau tidak terjualnya produk
yang terjadi pada bulan ini mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya dengan
angka 1433 unit, dengan jumlah permintaan sebanyak 39.624. Faktor utama
dalam peramalan permintaan ini mungkin disebabkan karena pada bulan
sebelumnya dan pada daftar riwayat penjuala tahun lalu stabil. Dari data dan hasil
wawancara penulis, menurut assisten direktur penjualan dan pemasaran faktor
turunnya penjualan pada bulan September ini kemungkinan faktor cuaca yang
mulai tidak dapat diprediksi dan saat – saat yang biasanya pasti dapat diramalkan
menjadi miss atau meleset, tetapi bukan hanya faktor cuaca saja, mungkin minat
dari konsumen yang berkurang pada produk ini.
Dari hasil analisi penulis, penulis dapat mengetahui dari data tiga bulan ini
bahwa Soes Merdeka telah memenuhi cara perencanaan dengan baik dengan
tingkat rata – rata produk yang terbuang berkisar 2 % - 4% tetapi, terdapat
masalah yang terjadi, dapat dilihat pada tabel 5.2 terdapat waste yang cukup tinggi
pada produk “Pisang Bolen, Roti Baso, dan Roti Tawar SP” yang memiliki tingkat
tidak terjual masing – masing sebanyak 4.03%, 8.36%, dan 20.5%. Dari tingkatan
tersebut dapat diasumsikan bahwa tingakt populer produk tersebut berkurang
drastis dibandingkan pada data 2 bulan sebelmunya.
43
C. Analisis pengelolaan persediaan produk yang harus disiapkan Soes
Merdeka Bandung
Pada pembahasan tentang pengelolaan persediaan produksi pada bab
sebelumnya, penulis menganalisa bahwa toko kue Soes Merdeka Bandung
memiliki prosedur pengelolaan yang sangat baik.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Soes Merdeka Bandung
menjalankan standar kerja dari cara pengelolaan persediaan produksi yang harus
disiapkan dengan melihat data rekapitulasi pada jumlah produk yang habis terjual
dengan jumlah produk yang diproduksi. Dari hal yang penulis peroleh dari hasil
waawancara kepada assisten direktur penjualan dan produksi, penulis mengetahui
bahwa inti dalam pengelolaan persediaan ini adalah laporan dari riwayat
penjualan, karena menurut beliau, laporan tersebut yang menentukan peramalan
dalam kuantitas produk yang harus Soes Merdeka Bandung sediakan.
44
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dari bab – bab sebelumnya yang telah diuraikan, penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Kegiatan dalam pelaksanaan mengelola permintaan Soes Merdeka
Bandung memiliki koordinasi antar departemen yang baik karena adanya
komunikasi antar departemen dalam menunjang permintaan dalam
bentuk pesanan (by order).
2. Peramalan permintaan produk yang dilakukan oleh pihak Soes Merdeka
telah dilakukan dengan baik karena adanya data faktual dan adanya
formulir riwayat penjualan dan produksi sebagai data yang diolah untuk
melakukan peramalan dan perencanaan. Walaupun hasil tidak mencapai
target permintaan dikarenakan faktor kegagalan dan tidak terjualnya
produk roti ini, tetapi rata – rata dari tingkat tidak terjual dan kegagalan
(waste) yang terjadi tidak mencapai angka yang cukup besar jika dilihat
dari skala jumlah produksi bulanan.
3. Pada kegiatan pengolaan persediaan produksi di Soes Merdeka sudah
cukup baik. Ketika masih ada produk tersisa, pihak produksi melakukan
pengecekan terlebih dahulu terhadap batas tanggal penarikan dan
merencanakan agar produk tidak melebihi batas standar jumlah produksi
yang telah mereka buat.
45
B. Saran
1. Berdasarkan hasil analisis penulis terhadap pelaksanaan dalam
pengelolaan pesanan, saran penulis adalah agar pihak Soes Merdeka
mempertahankan koordinasi dan komunikasi antar departemen yang
bersangkutan terhadap pengelolaan pesanan yang dijalankan sekarang.
2. Berdasarkan hasil analisis penulis dari peramalan permintaan dan cara
penghitungan produksi ini adalah agar Soes Merdeka lebih menguji
terhadap tingkat akurasi dari proses peramalan agar tidak terjadi waste
yang berlebih walaupun rata – rata yang terbuang tersebut dapat ditutupi
pada periode selanjutnya
3. Berdasarkan data analisis penulis tentang pengelolaan persediaan produk
di Soes Merdeka saran penulis adalah agar mempertahankan cara
pengelolaan ini, dan untuk diskon yang diberikan oleh pihak Soes
Merdeka adalah agar diiklankan, karena penulis sendiri pun tidak
mengetahui adanya diskon yang dilakukan oleh pihak Soes Merdeka setiap
jam 5 sore hingga tutup toko.
46
DAFTAR PUSTAKA
Baroto, Teguh (2002). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Gahlia
Indonesia.
Dopson, Lea R. dan Hayers, David K. (2010). Food and Berverage Cost Control
5th Edition. United State of America.
Fahmi,IRHAM. (2014). Manajemen Produksi dan Operasi Cetakan 2. Alfabeta.
Iceun Yuantoro, Holi dan Getty Santika, Mertinus. (2005). Bussines Concept
Implementation Series In Inventory Management. Jakarta.
Elex Media Komputindo.
Kusherdyana. (2013). Pengantar Statistika Pariwisata. Bandung : Alfabeta.
Makridakis. (1999). Metode dan Aplikasi Peramalan. Jilid 1. Edisi ke 2.
Terjemahan
Untung Sus Andriyanto. Jakarta : Erlangga.
S.Y, Sufi (2006) Kreasi Roti. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Steade, Richard. (2015). Business : it’s nature and environment. New York:
South-Western Pub. Co.
William M. Pride,Robert J. Hughes, and Jack R. Kapoor. (2011). Business. United
State of America.
Wiyasha, I.B.M (2006). F&B Cost Control Untuk Hotel dan Restoran.
Yogyakarta : ANDI
47
LAMPIRAN 1
PANDUAN WAWANCARA
Pewawancara : Renaldy Budhiatma Sugiaman
Narasumber : Deni Komara
Jabatan : Assiten direktur penjualan dan produksi Soes Merdeka Bandung
Tujuan : Untuk mengetahui kegiatan perencanaan jumlah produksi roti di Soes
Merdeka Bandung.
1. Berapa banyak produksi yang dilakukan perhari ?
2. Bagaimana cara penghitungan produk yang harus disiapkan ?
3. Berapa kali produksi yang dilakukan soes merdeka dalam satu hari ?
4. Bagaimana peramalan penjualan produk yang dilakukan?
5. Bagaimana cara pengelolaan produk di Soes Merdeka Bandung ?
6. Tindakan apa yang dilakukan pada produksi yang tersisa ?
7. Bagaimana tindakan yang dilakukan jika produk yang tersisa tidak habis dalam
jangka waktu 2 hari ?
8. Berapa presentase spoil minimal yang terjadi di Soes Merdeka Bandung
48
LAMPIRAN 2
PANDUAN WAWANCARA TENTANG PENGETAHUAN MASYARAKAT
MENGENAI PRODUK ROTI DI SOES MERDEKA BANDUNG
Dengan hormat,
Saya Renaldy Budhiatma Sugiaman, mahasiswa dari Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung program studi Manajemen Patiseri sedang melakukan
penelitian deskriptif mengenai “Perencanaan Jumlah Produksi Roti Di Soes
Merdeka Bandung”. Oleh karena itu, mohon kesediaan Bapak / Ibu / Saudara/i
untuk di wawancarai mengenai Soes Merdeka Bandung.Terima kasih atas waktu
dan kesediaan.
Nama :
Profesi :
Umur :
Jenis Kelamin Laki-laki/Perempuan
Asal kota
Apakah anda mengetahui tentang Soes
Merdeka Bandung
Dari mana anda tahu Soes Merdeka
Bandung?
Apakah anda pernah pergi mengunjungi
Soes Merdeka Bandung?
Menurut anda produk apa saja yang di
jual di Soes Merdeka Bandung yang
bapak/ibu ketahui ?
Apakah anda mengetahui jika Soes
Merdeka Bandung menjual jenis
produk roti ?
49
LAMPIRAN 3
SURAT KETERANGAN
50
BIODATA PENULIS
A. DATA PRIBADI
Nama : Renaldy Budhiatma Sugiaman
NIM : 201319460
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 15 Juni 1993
Agama : Kristen
Alamat : Kopo Permai IV 21a no. 2
B. DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Stevanus Danny Sugiaman
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Nama Ibu : Sukinah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kopo Permai IV 21a no. 2
C. PENDIDIKAN sadasdad
NamaiSekolah Tempat Tahun Keterangan
SDK 3 Bina Bakti Bandung 1999-2007 Lulus
SMPK 3 Bina Bakti Bandung 2007-2010 Lulus
SMAK 3 Bina Bakti Bandung 2010-2013 Lulus
Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung Bandung 2013-2017 Lulus
D. PENGALAMAN KERJA
Nama Perusahaan Tempat Jabatan Tahun Keterangan
Swiss-bel Hotel Batam
Internasional Batam Trainee 2015 6 Bulan
51