perencanaan jalan dan rencana anggaran biaya ruas jalan jepanan
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN JALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JEPANAN-
PANDEYAN KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI
Oleh :
Arie Reymond Dau I.8204030
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan
kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya
jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu
daerah yang ingin dicapai.
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah
yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah
semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan
bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Pembuatan jalan yang menghubungkan Jepanan dan Pandeyan yang terletak di
Kabupaten Boyolali bertujuan untuk memperlancar arus transportasi,
menghubungkan serta membuka keterisoliran antara 2 daerah yaitu Jepanan dan
Pandeyan serta daerah – daerah disekitar Jepanan ataupun Pandeyan, demi
kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah Perencanaan jalan pada tugas akhir ini, menghubungkan Jepanan dan Pandeyan.
Jenis kelas jalan yang akan direncanakan adalah jalan kelas II ( Jalan Arteri ),
dengan tiga tikungan yang berbeda.
Jalan raya kelas fungsi arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan
ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
1.3 Tujuan Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :
a. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri.
b. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut.
c. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk
pembuatan jalan tersebut.
1.4 Masalah
Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan
disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan
kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :
1.4.1. Perencanaan Geometrik Jalan Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 dan Peraturan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini
akan membahas beberapa hal antara lain :
a) Alinemen Horisontal
Alinemen ( garis tujuan ) horisontal merupakan trace jalan yang terdiri dari :
• Garis lurus ( tangent ), merupakan jalan bagian lurus.
• Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :
Circle – Circle
Spiral – Circle – Spiral
Spiral – Spiral
• Pelebaran perkerasan pada tikungan.
• Kebebasan samping pada tikungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
b) Alinemen Vertikal
Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau
proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi
rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.
c) Stationing
d) Overlapping
1.4.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan
dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang
dipakai adalah sebagai berikut :
a) Lapis permukaan ( surface course ) : Laston MS 744
b) Lapis pondasi atas ( base course ) : Batu pecah CBR 100 %
c) Lapis pondasi bawah ( sub base course ) : Sirtu CBR 70 %
1.4.3. Rencana Anggaran Biaya Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi :
a) Volume Pekerjaan
b) Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan
c) Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.
Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan
perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / t / bm /
2003 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara
lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data
dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah
dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Hendarsin,
2000)
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat
(diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas diatas
menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik
kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy Setyawan, 2003)
Perencanaan geometrik secara umum menyangkut aspek-aspek perencanaan
bagian-bagian jalan tersebut baik untuk jalan sendiri maupun untuk pertemuan
yang bersangkutan agar tercipta keserasian sehingga dapat memperlancar lalu
lintas (Edy Setyawan).
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
(subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas (Shirley L.
Hendarsin, 2000)
Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas
tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban
kendaraan dilimpahkan keperkerasan jalan melalui bidang kontak roda beban
berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan
permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung
tanah dasar ( Silvia Sukirman, 1999 ) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2.2. Klasifikasi Jalan Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) No 038 / T / BM / 1997, disusun pada
tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Ketentuan Klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan
FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL
KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC
Muatan Sumbu Terberat, (ton)
> 10 10 8 8 8 Tidak ditentukan
TIPE MEDAN D B G D B G D B G
Kemiringan Medan, (%)
<3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (administrative) sesuai
PP.No. 26 /1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten / Kotamadya,
Jalan Desa dan Jalan Khusus Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G)
Sumber TPGJAK 1997
2.3. Perencanaan Alinemen Horisontal Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan,
yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri
dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :
• Lingkaran ( Full Circle = F-C )
• Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )
• Spiral-Spiral ( S-S )
2.3.1. Bagian Lurus Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit (
sesuai VR ), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2.3.2. Tikungan 2.3.2.1. Jari-Jari Minimum
Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan
melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan
melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban
kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.
Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien
gesekan melintang (f).
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat
dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan
maksimum.
fmaks = 0,192 – (0,00065 x Vr) ...................................................................... (1)
Rmin = )(127
2
feV
maks
R
+ .................................................................................. (2)
Dmaks = 2
)(53,181913
r
maksmaks
Vfe +×
.............................................................. (3)
Keterangan :
Rmin = Jari-jari tikungan minimum, (m)
VR = Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)
emaks = Superelevasi maksimum, (%)
f = Koefisien gesek, untukl perkerasan aspal f = 0,14 – 0,24
Dmaks = Derajat maksimum
Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel
Tabel 2.2 Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%
VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20
Rmin (m) 600 370 280 210 115 80 50 30 15 Sumber TPGJAK 1997
Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 VR + 0,192
80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 VR + 0,24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2.3.2.2. Lengkung Peralihan (Ls)
Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.
panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah
ini :
1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung :
Ls = 6,3
VR T .............................................................................................. (4)
2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt:
Ls = 0,022 CR
VR
.
3
- 2,727 CedVR . ............................................................. (5)
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
Ls = e
Rnm
rVee
.6,3.)( −
................................................................................. (6)
Keterangan :
T : waktu tempuh = 3 detik
VR : Kecepatan rencana (km/jam)
e : Superelevasi
R : Jari-jari busur lingkaran (m)
C : Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2
em : Superelevasi maximum
en : Superelevasi normal
re : Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik),
sebagai berikut:
Untuk VR≤ 70 km/jam, re mak = 0,035 m/m/det
Untuk VR ≥ 80 km/jam, re mak = 0,025 m/m/det
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Gambar 2.1. Bagan Alir Perencanaan Alinemen Horizontal
Perhitungan Data Tikungan
Perhitungan Pelebaran Perkerasan
Perhitungan Daerah Kebebasan Samping
Perhitungan Data Tikungan
Perhitungan Pelebaran Perkerasan
Perhitungan Daerah Kebebasan Samping
TIDAK
TIDAK
YA
TIDAK Dicoba tikungan
S-S
YA
YA
Mulai
Data :
Jari-jari rencana (Rr) Sudut Luar tikungan (∆) Kecepatan rencana (Vr)
Dicoba tikungan FC
Rr ≥ Rmin FC
Dicoba tikungan S-C-S
Lc > 20m
Perhitungan Data Tikungan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Perhitungan Daerah Kebebasan
Samping
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gambar 2.2. Lengkung Full Circle
2.3.3. Jenis Tikungan
2.3.3.1. Bentuk busur lingkaran (F-C)
Keterangan :
∆ = Sudut Tikungan
O = Titik Pusat Tikungan
TC = Tangen to Circle
CT = Circle to Tangen
Rc = Jari-jari Lingkungan
Tt = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)
Lc = Panjang Busur Lingkaran
Ec = Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran
FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar
tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang
besar.
Tt
TC CT
∆
∆ Rc Rc
Et
Lc
PI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tabel 2.3 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60 Sumber TPGJAK 1997
Tc = Rc tan ½ ∆ ............................................................................................ (7)
Ec = Tc tan ¼ ∆ ............................................................................................. (8)
Lc = o
Rc3602π∆ .................................................................................................. (9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Ya
Gambar 2.3. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Full Circle
Tidak
Mulai
Data :
Jari-jari rencana (Rc) Sudut luar tikungan (∆) Kecepatan rencana (Vr)
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin) untuk FC Derajat lengkung (D), Superelevasi (e)
Tikungan S-C-S
Perhitungan Data Tikungan :
Lengkung peralihan fiktif (Ls′) Panjang tangen (Tc) Jarak luar dari PI ke busur
lingkaran (Ec) Panjang busur lingkaran (Lc)
Rc ≥ Rmin FC
Perhitungan lain :
Pelebaran perkerasan Daerah Kebebasan samping
Checking : 2 Tc > Lc….ok
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2.3.3.2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Gambar 2.4 Lengkung Spiral-Circle-Spiral
Keterangan gambar :
Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC
Ys = Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung
Ls = Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST
Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)
Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
SC = Titik dari spiral ke lingkaran
Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran
θs = Sudut lengkung spiral
Rr = Jari-jari lingkaran
P = Pergeseran tangen terhadap spiral
K = Absis dari p pada garis tangen spiral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Rumus-rumus yang digunakan :
1. Xs = Ls ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛×
− 2
2
401
RdLs .............................................................. (10)
2. Ys = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛xRdLs
6
2
.............................................................................. (11)
3. θs = RdLsx
π90 ............................................................................. (12)
4. Lc = Rdxxsxπ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ Θ∆
18021 ........................................................... (13)
5. p = )cos1(6
2
sRdRdx
LsΘ−− ...................................................... (14)
6. k = sxRdRdx
LsLs Θ−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− sin
40 ............................................. (15)
7. Ts = KxPRd +∆+ 121tan)( .................................................... (17)
8. Es = RdxPRd −∆+ 121sec)( .................................................. (18)
9. Ltot = Lc + 2Ls ............................................................................. (19)
Jika p yang dihitung dengan rumus di bawah, maka ketentuan tikungan yang
digunakan bentuk S-C-S.
P = Rc
Ls24
2
< 0,25 m.................................................................................... (20)
Untuk Ls = 1,0 m maka p = p’ dan k = k’
Untuk Ls = Ls maka p = p’ x Ls dan k = k’ x Ls
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 2.5. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Circle-Spiral
Mulai
Data :
Jari-jari rencana (Rc) Sudut luar tikungan (∆) Kecepatan rencana (Vr)
Syarat :
Rc < Rmin, Lc > 20m, θc > 0
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin) Derajat Lengkung (D) Superelevasi (e) Panjang Lengkung peralihan (Ls) Panjang Busur Lingkaran (Lc) Sudut lengkung spiral (θs) Sudut busur lingkaran (θc)
Perhitungan lain :
Pelebaran Perkerasan Daerah Kebebasan
Samping
Perhitungan Data Tikungan :
Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys)
Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) Absis dari p pada garis tangen spiral (k) Panjang tangen total (Ts) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es)
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2.3.3.3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S)
Tikungan yang disertai lengkung peralihan.
Gambar 2.6 Lengkung Spiral-Spiral
Keterangan gambar :
Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
Xs = Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS
Ls = Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST
Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST
TS = Titik dari tangen ke spiral
Et = Jarak dari PI ke busur lingkaran
θs = Sudut lengkung spiral
Rr = Jari-jari lingkaran
p = Pergeseran tangen terhadap spiral
k = Absis dari P pada garis tangen spiral
Rumus-rumus yang digunakan :
1. θs = 321 ∆ ..................................................................................... (21)
2. ∆c = ( )sPI Θ−∆ .23 ........................................................................ (22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Xs = dR
LsLs.40
3
− ......................................................................... (23)
4. Ys = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
dRLs.6
2
................................................................................. (24)
5. P = ( )sRs d Θ−−Υ cos1 ................................................................ (25)
6. K = sxRs d Θ−Χ sin ................................................................. (26)
7. Tt = KxPRd +∆+ 121tan)( ....................................................... (27)
8. Et = RdxPRd −∆+ 121sec)( ..................................................... (28)
9. Ltot = 2 x Ls .................................................................................... (29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Tidak
Ya
Gambar 2.7. Bagan Alir Perencanaan Tikungan Spiral-Spiral
Lc < 20 m
θs = ∆/2
Perhitungan :
Jari-jari minimum (Rmin) Derajat Lengkung (D) Superelevasi (e) Panjang Lengkung peralihan (Ls) Sudut Lengkung spiral (θs)
Tikungan S-C-S
Data :
Jari-jari Rencana (Rc) Sudut Luar Tikungan (∆) Kecepatan Rencana (Vr)
Mulai
Perhitungan Data Tikungan :
Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys) Pergeseran Tangen terhadap spiral (p) Absis dari p pada garis tangen spiral (k) Panjang tangen total (Ts) Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es)
Perhitungan lain :
Pelebaran Perkerasan Daerah Kebebasan Samping
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Kemiringan normal pada bagian jalan lurus
As Jalan
Kanan = ka -Kiri = ki - e = - 2% h = beda tinggi e = - 2%
Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan
As Jalan
Kanan = ka -
Kiri = ki +
emin h = beda tinggi
emaks
Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri
As Jalan Kanan = ka +
Kiri = ki -
emaks h = beda tinggi
emin
2.3.4. Diagram Super Elevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk
bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut
lereng normal atau normal trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri
maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif.
Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di
beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri
tanda (-).
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi adalah suatu cara untuk
menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan
melintang (super elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian bentuknya
tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a) Diagam super elevasi Full - Circle menurut Bina Marga
sisi luar tikunganemax
sisi dalam tikungan
Bagian lurus Bagian lengkung peralihan Bagian lengkung penuh Bagian lengkung peralihan Bagian lurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.8. Diagram Super Elevasi Full Circle
Untuk mencari kemiringan pada Tc :
Tc = Ls
Ls4/3 = )2max(
)2(+
+e
x ....................................................................... (30)
Ls pada tikungan circle ini sebagai Ls bayangan yaitu untuk perubahan
kemiringan secara berangsur-angsur dari kemiringan normal ke maksimum atau
minimum.
( )dn eemWLs +××=2 ............................................................................... (31)
Keterangan :
Ls = lengkung peralihan.
W = Lebar perkerasan
m = Jarak pandang
ne = Kemiringan normal
de = Kemiringan maksimum
Kemiringan lengkung di role, pada daerah tangen tidak mengalami kemiringan
• jarak CTTC kemiringan
minmaks = 3/4 Ls
• jarak CTTC kemiringan awal perubahan = 1/4 Ls
b) Diagram super elevasi pada Spiral – Cricle – Spiral menurut Bina Marga.
-2%en en -2%
1
TS 1
ST
0 %
2 3 4
Semax
Lc Ls
e = 0 %
4
C3 2
Ls
Sisi dalam
Bagian lengkung Bagian lurus
Bagian lurus
Sisi luar tikungan
Bagian lengkung
Bagian lengkung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 2.9 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral.
c) Diagram super elevasi pada Spiral – Spiral.
IV
en-2% 0 %
e min
q en-2% en-2% q
q -2%
+2%
1)
q e maks 4) 3)
2)
en - 2%
LS
TS
0% 0%
en = - 2%
ST
emak
LS
I II III III I II
IV
e = 0 %
Sisi dalam tikungan
Sisi luar tikungan
Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
garis pandangE
Lajur Dalam
Lajur Luar
Jh
Penghalang Pandangan
RR'R
Lt
Gambar 2.10. Diagram Super Elevasi Spiral-Spiral
2.3.5. Daerah Bebas Samping Di Tikungan Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah
pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah
bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :
2.3.5.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
Gambar 2.11. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt
Keterangan :
q en-2% en-2%
q
en-2% 0 %
q -2%
+2%
1)
e min
qe maks
4) 3)
2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
PENGHALANG PANDANGAN
RR'
R
Lt
LAJUR DALAMLAJUR LUAR Jh
Lt
GARIS PANDANG
E
Jh = Jarak pandang henti (m)
Lt = Panjang tikungan (m)
E = Daerah kebebasan samping (m)
R = Jari-jari lingkaran (m)
Maka: E = R ( 1 – cos RJho
.90π
) . ........................................................... (32)
2.3.5.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
Gambar 2.12. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt
Keterangan:
Jh = Jarak pandang henti
Jd = Jarak pandang menyiap
Lt = Panjang lengkung total
R = Jari-jari tikungan
R’ = Jari-jari sumbu lajur
Maka : E = R (1- cos R
Jh90o) + ( ( ) ⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−
RJhSinLtJh
.
.90.21
π........................ (33)
2.3.6. Pelebaran Perkerasan Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar
kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah
disediakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 2.13 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
2.3.6.1. Truk / Bus
Rumus yang digunakan
B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ................................................................. (34)
b’ = b + b” .................................................................................................. (35)
b” = Rr - 22 pRr − ................................................................................. (36)
Td = ( ) RApARr −++ 22 ....................................................................... (37)
Z = ⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
RV105,0 ....................................................................................... (38)
ε = B - W ................................................................................................... (39)
Keterangan:
B = Lebar perkerasan pada tikungan
n = Jumlah jalur lalu lintas
b = Lebar lendutan truk pada jalur lurus
b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan
P = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
A = Tonjolan depan sampai bumper
W = Lebar perkerasan
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi
c = Kebebasan samping
ε = Pelebaran perkerasan
2.3.7. Kontrol Overlapping Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi over
lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman
untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi over
lapping : aI > 3V
Dimana : aI = daerah tangen (meter)
V = kecepatan rencana
Contoh :
Gambar 2.14. Kontrol over lapping
Vr = 80 km/jam = 22,22 m/det.
Syarat over lapping a’ ≥ a, dimana a = 3 x V detik
= 3 x 22,22 = 66,67 m
bila aI d1 – Tc ≥ 66,67 m aman
d1 d2
d3 d4
ST CS
SC TS
ST TS
TC
CT PI-1 PI-2
PI-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
aII d2 – Tc – Tt1 ≥ 66,67 m aman
aIII d3 – Tt1 – Tt2 ≥ 66,67 m aman
aIV d4 – Tt2 ≥ 66,67 m aman
Contoh perhitungan stationing :
STA A = Sta 0+000m
STA PI1 = Sta A + d 1
STA TS1 = Sta PI1 – Ts1
STA SC1 = Sta Ts1 + Ls1
STA CS1 = Sta Sc1 + Lc1
STA ST1 = Sta Cs + Lc1
STA PI2 = Sta St1 + d 2 – Ts1
STA TS2 = Sta PI2 – Ts2
STA SC2 = Sta Ts2 + Ls2
STA CS2 = Sta Sc2 + Lc2
STA ST2 = Sta Cs2 + Ls2
STA PI3 = Sta St2 + d 3 – Ts2
STA TC3 = Sta PI3 – Tc3
STA CT3 = Sta Tc3 + Lc3
STA B = Sta Ct3 + d4 – Tc3
2.4. Alinemen Vertikal Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang
ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat
kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga
kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua
lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).
Macam-macam lengkung vertikal dan rumusnya :
1) Lengkung Vertikal Cembung.
Ketentuan tinggi menurut Bina Marga (1997) untuk lengkung cembung dapat
dilihat pada tabel 2.5 :
Tabel 2.4 Ketentuan tinggi untuk jarak pandang
Untuk jarak pandang h1(m) tinggi mata h2 (m) tinggi obyek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Henti (Jh) 1,05 0,15
Mendahului (Jd) 1,05 1,05 Sumber TPGJAK 1997
Panjang L, berdasarkan jarak pandang henti (Jh )
Jh < L, maka : L = 405J.A 2
h ..................................................................... (40)
Jh > L, maka : L = 2 Jh - A
405 ............................................................... (41)
Panjang L berdasar jarak pandang mendahului ( Jd)
Jd < L, maka : L = 840
J.A 2d ..................................................................... (42)
Jd > L, maka : L = 2 Jd - A
840 ................................................................ (43)
Keterangan :
L = Panjang lengkung vertical (m)
A = Perbedaan grade (m)
Jh = Jarak pandangan henti (m)
Jd = Jarak pandangan mendahului atau menyiap (m)
Gambar. 2.15. Lengkung Vertikal Cembung
Keterangan :
PLV = titik awal lengkung parabola.
PV1 = titik perpotongan kelandaian g1 dan g2
g = kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.
A = perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.
EV = pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 - m) meter.
PLV d1 d2
g2EV m
g1 h2 h1
Jh PLL
PV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Jh = jarak pandangan.
h1 = tinggi mata pengaruh.
h2 = tinggi halangan.
2) Lengkung Vertikal Cekung.
Ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan untuk
menentukan panjang lengkung cekung vertikal (L), yaitu :
• Jarak sinar lampu besar dari kendaraan
• Kenyamanan pengemudi
• Ketentuan drainase
• Penampilan secara umum
Gambar 2.16. Lengkung Vertikal Cekung.
Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan
rumus-rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.
Jh<L, maka: L =h
2h
J5,3120J.A+
....................................................................... (44)
Jh>L, maka: L =2Jh-A
J5,3120 h+ ................................................................ (45)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal
1) Kelandaian maksimum.
Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh
mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula
tanpa harus menggunakan gigi rendah.
Tabel 2.5 Kelandaian Maksimum yang diijinkan
Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10
PLV
EV
g2EV g1
PV
Jh PTV
LV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40 Sumber : TPGJAK 1997
2) Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat
kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena
kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.
2.5. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan
Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI –
2.3.26. 1987. adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah
sebagai berikut :
A. Lalu lintas
1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal
umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-
masing arah pada jalan dengan median.
− Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)
( ) 111 n
SP iLHRLHR +×= ...................................................................... (46)
− Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)
( ) 221 n
PA iLHRLHR +×= ..................................................................... (47)
2. Rumus-rumus Lintas ekuivalen
− Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)
ECLHRLEPn
mpjPj ××= ∑
=
..................................................................... (48)
− Lintas Ekuivalen Akhir (LEA)
ECLHRLEAn
mpjAj ××= ∑
=
..................................................................... (49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
− Lintas Ekuivalen Tengah (LET)
2LEALEPLET +
= ............................................................................... (50)
− Lintas Ekuivalen Rencana (LER)
FpLETLER ×= .................................................................................. (51)
102n
Fp = ................................................................................................ (52)
Dimana:
i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi
i2 = Pertumbuhan lulu lintas masa layanan
J = Jenis kendaraan
n1 = Masa konstruksi
n2 = Umur rencana
C = Koefisien distribusi kendaraan
E = Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan
Fp = Faktor Penyesuaian
B. Angka ekuivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap kendaraan)
ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:
− 4
8160086,0. ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=
kgdlmtunggalsumbusatubebanTunggalSumbuE ....... (53)
− 4
8160086,0. ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=
kgdlmgandasumbusatubebanGandaSumbuE ........... (54)
C. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)
Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan
CBR.
D. Faktor Regional (FR)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan
perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan
lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung
tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini
Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan)
Tabel 2.6 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan) Kelandaian 1 (<6%) Kelandaian II (6–10%) Kelandaian III (>10%)
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
≤ 30% >30% ≤ 30% >30% ≤ 30% >30%
Iklim I
< 900 mm/tahun 0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5
Iklim II
≥ 900 mm/tahun 1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
E. .Koefisien Distribusi Kendaraan
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini :
Tabel 2.7 Koefisien Distribusi Kendaraan
Jumlah lajur Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 lajur
2 lajur
3 lajur
4 lajur
5 lajur
6 lajur
1,00
0,60
0,40
-
-
-
1,00
0,50
0,40
0,30
0,25
0,20
1,00
0,70
0,50
-
-
-
1,00
0,50
0,475
0,45
0,425
0,40
*) berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.
**) berat total ≥ 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26.1987
F. Koefisien Kekuatan Relatif (A)
Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis
permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test
(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang didistabilisasikan
dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi
bawah).
Tabel 2.8 Koefisien Kekuatan Relatif
Koefisien Kekuatan Relatif
Kekuatan Bahan Jenis Bahan
A1 a2 a3 Ms (kg)
Kt kg/cm2
CBR %
0,4 744
LASTON 0,35 590 0,32 454 0,30 340 0,35 744
Asbuton 0,31 590 0,28 454 0,26 340 0,30 340 HRA 0,26 340 Aspal Macadam 0,25 LAPEN (mekanis) 0,20 LAPEN (manual)
0,28 590 LASTON ATAS 0,26 454
0,24 340 0,23 LAPEN (mekanis) 0,19 LAPEN (manual) 0,15 22 Stab. Tanah dengan
semen 0,13 18 0,15 22 Stab. Tanah dengan
kapur 0,13 18
0,14 100 Pondasi Macadam (basah)
0,12 60 Pondasi Macadam 0,14 100 Batu pecah 0,13 80 Batu pecah 0,12 60 Batu pecah 0,13 70 Sirtu/pitrun
Bersambung Sambungan Tabel 2.8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
0,12 50 Sirtu/pitrun 0,11 30 Sirtu/pitrun
0,10 20 Tanah / lempung kepasiran
Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
G. Analisa komponen perkerasan
Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan
perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan
dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP) dengan rumus:
332211 DaDaDaITP ++= ................................................................... (55)
D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)
a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)
Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi
bawah
2.6. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus
diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat
jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan
timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar long profile. Sedangkan
volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section.
Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari
volume dari pekerjaan lainnya yaitu:
1. Volume Pekerjaan
a. Umum
− Pengukuran
− Mobilisasi dan Demobilisasi
− Pembuatan papan nama proyek
− Pekerjaan Direksi Keet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
− Administrasi dan Dokumentasi
b. Pekerjaan tanah
− Pembersihan semak dan pengupasan tanah
− Persiapan badan jalan
− Galian tanah (biasa)
− Timbunan tanah (biasa)
c. Pekerjaan Drainase
− Galian saluran
− Pasangan batu dengan mortar
− Plesteran
− Siaran
d. Pekerjaan perkerasan
− Lapis pondasi bawah (sub base course)
− Lapis pondasi atas (base course)
− Prime Coat
− Lapis Laston
e. Pekerjaan pelengkap
− Marka jalan
− Rambu jalan
− Patik kilometer
2. Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan diambil dari Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta
Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Jawa Tengah, tahun 2003 untuk
penghitungan Rencana Anggaran Biaya digunakan analisa K.
3. Kurva S
Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat time Schedule dengan
menggunakan Kurva S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB III
PERENCANAAN JALAN
3.1 Perencanaan Trace Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan
Perencanaan Jalan dari Desa Jepanan sampai Pandeyan,mempunyai kontur tanah
datar dengan melewati 1 buah sungai dengan bentang 100 meter, kedalaman 12 m
dan terdapat 3 tikungan.
A
PI1
PI2
PI3
B
U
(0;0)
(1,129;6,401)
(8,418;15,284)
(12,608;21,505)
(15,272;30,656)
d
X
Y
U
U
U
U
A-1
1-2
d
d 2-3
3-B
d
αΑ-1 =10,000
α1-2 = 39,372
α2-3 = 33,966
α3-B = 16,226
∆1 =29,372
∆2 =5,406
∆3 =17,740
Gambar 3.1 Azimuth Jalan
Gambar 3.1. Azimuth Jalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Dari peta diketahui rencana jalan raya dengan titik koordinatnya:
A : ( 0 ; 0 )
PI1 : ( 112,9 ; 640,1 )
PI2 : ( 841,8 ; 1528,4 )
PI3 : ( 1260,8 ; 2150,5 )
B : ( 1527,2 ; 3065,6 )
"0'010
01,64009,112
0
1
11
=
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−−
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−−
=−
ArcTg
YYXX
ArcTgA
AA
α
"12'2239
1,6404,15289,1128,841
0
12
1221
=
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−
−=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−−
=−
ArcTg
YYXXArcTgα
"36'5733
4,15285,21508,8418,1260
0
23
2332
=
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−−
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−−
=−
ArcTg
YYXX
ArcTgα
"48'1316
5,21506,30658,12602,1527
0
3
33
=
⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−−
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−−
=−
ArcTg
YYXX
ArcTgB
BBα
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3.1.1. Penghitungan sudut PI∆
"12'2229"0'010"12'2239
)()(
0
001211
=
−=
−=∆−− A
αα
"36'245"36'5733"12'2239
)()(
0
0032212
=
−=
−=∆−−
αα
"48'4317"48'1316"36'5733
)()(
0
003323
=
−=
−=∆−− B
αα
3.1.2. Penghitungan jarak a. Dengan rumus Phytagoras
m
yyxxd AAA
98,649)01,640()09,112(
)()(22
21
211
=
−+−=
−+−=−
m
yyxxd
07,1149)1,6404,1528()9,1128,841(
)()(22
212
21221
=
−+−=
−+−=−
m
yyxxd
05,750)4,15285,2150()8,8418,1260(
)()(22
223
22332
=
−+−=
−+−=−
m
yyxxd BBB
09,953)5,21506,3065()8,12602,1527(
)()(22
23
233
=
−+−=
−+−=−
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Dengan rumus Sinus
m
SinxAx
dA
A
98,649"0'010sin
09,1120
1
11
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
m
xxd
07,1149"12'2239sin9,1128,841
sin
0
21
1221
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
m
xxd
05,750"36'5733sin8,8418,1260
sin
0
32
2332
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
m
xxd
B
BB
09,953"48'1316sin8,12602,1527
sin
0
3
33
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
c. Dengan rumus Cosinus
m
yAyd
AA
98,649"0'010cos
01,640
cos
0
1
11
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
m
yyd
07,1149"12'2239cos1,6404,1528
cos
0
21
1221
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
m
yyd
05,750"36'5733cos4,15285,2150
cos
0
32
2332
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
m
yyd
B
BB
09,953"48'1316cos5,21506,3065
cos
0
3
33
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −=
−− α
3.1.3.Kelandaian Melintang Untuk mengklarifikasi jenis medan dalam perencanaan jalan raya perlu diketahui
kelandaian melintang pada medan dengan ketentuan :
a. Kelandaian dihitung tiap 50 m
b. Potongan melintang 200 m dengan tiap samping jalan masing-masing
sepanjang 100 m dari as jalan
c. Harga kelandaian melintang dan ketinggian samping kiri dan samping kanan
jalan sepanjang 100 m , diperoleh dengan :
i =Lh∆ x 100 %
h = ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡− tiggibedax
konturantarjaraktitikterhadapkonturjarakkonturElevasi
dimana:
i : Kelandaian melintang
L : Panjang potongan (200m)
∆h : Selisih ketinggian dua kontur terpotong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Contoh perhitungan :
2021
1617
1819
102,
5
104103,5
103
105,5
104,5
105
KANAN
KIRI
Gambar 3.2. Trace Jalan
Elevasi pada titik ( 19 )
m
bax
37,105
5,0027,1267,05,105
5,0115,105)1( kiri titik Elevasi
=
×⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−=
m
bax
08,104
5,005,271,15,104
5,0225,104)2(kanan titik Elevasi
=
×⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛−=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛−=
105
105,5
0,5
x1
a1=0,267 b1=1,027
kiri
104
0,5
a2=1,71 b2=2,05
kanan
104,5
x2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Bersambung kehalaman berikutnya
Tabel 3.1. Kelandaian melintang dan memanjang
No STA Elevasi ∆h
Kelandaian melintang
Kelandaian melintang
(%)
Klasifikasi medan Kiri Tengah Kanan
1 0+000 100,22 99,91 99,35 0,88 0,44 Datar
2 0+050 100,87 100,32 99,44 1,43 0,72 Datar
3 0+100 101,37 100,57 99,57 1,80 0,90 Datar
4 0+150 101,66 100,66 99,64 2,02 1,01 Datar
5 0+200 101,76 100,60 99,62 2,14 1,07 Datar
6 0+250 101,68 100,59 99,60 2,08 1,04 Datar
7 0+300 101,71 100,63 100,00 1,71 0,85 Datar
8 0+350 101,74 100,60 100,00 1,74 0,87 Datar
9 0+400 101,72 100,53 100,00 1,72 0,86 Datar
10 0+450 101,68 100,52 101,00 0,68 0,34 Datar
11 0+500 101,70 100,54 101,00 0,70 0,35 Datar
12 0+550 101,73 100,81 101,21 0,52 0,26 Datar
13 0+600 101,91 101,48 101,50 0,41 0,20 Datar
14 0+650 102,59 102,31 101,50 1,09 0,54 Datar
15 0+700 103,09 102,74 101,30 1,79 0,90 Datar
16 0+750 103,70 103,11 102,50 1,20 0,60 Datar
17 0+800 104,25 103,47 102,63 1,62 0,81 Datar
18 0+850 104,76 103,89 103,08 1,68 0,84 Datar
19 0+900 105,14 104,33 103,58 1,57 0,78 Datar
20 0+950 105,37 104,58 104,08 1,28 0,64 Datar
21 1+000 105,26 104,59 104,08 1,18 0,59 Datar
22 1+050 104,92 104,46 104,50 0,42 0,21 Datar
23 1+100 104,28 104,04 103,75 0,53 0,26 Datar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Bersambung kehalaman berikutnya
Sambungan Tabel 3.1 24 1+150 104,00 103,40 103,34 0,66 0,33 Datar
25 1+200 102,79 102,68 102,70 0,09 0,05 Datar
26 1+250 100,59 100,54 100,67 0,08 0,04 Datar
27 1+300 94,65 95,38 95,72 1,07 0,54 Datar
28 1+350 94,70 95,50 93,62 1,08 0,54 Datar
29 1+400 100,35 103,56 99,79 0,56 0,28 Datar
30 1+450 102,20 102,96 102,60 0,40 0,20 Datar
31 1+500 103,39 104,22 103,83 0,44 0,22 Datar
32 1+550 104,63 105,20 104,90 0,28 0,14 Datar
33 1+600 105,44 105,85 105,57 0,13 0,06 Datar
34 1+650 106,20 105,92 105,17 1,03 0,51 Datar
35 1+700 106,50 105,37 104,62 1,88 0,94 Datar
36 1+750 105,41 104,72 104,05 1,35 0,68 Datar
37 1+800 104,93 104,09 103,30 1,63 0,81 Datar
38 1+850 104,42 103,46 102,77 1,65 0,82 Datar
39 1+900 104,10 103,07 102,00 2,10 1,05 Datar
40 1+950 103,81 102,84 101,42 2,39 1,20 Datar
41 2+000 103,63 102,80 101,34 2,29 1,14 Datar
42 2+050 103,54 102,83 101,45 2,09 1,05 Datar
43 2+100 103,53 102,88 101,91 1,63 0,81 Datar
44 2+150 103,57 103,00 102,29 1,28 0,64 Datar
45 2+200 103,63 103,18 102,61 1,01 0,51 Datar
46 2+250 103,76 103,37 102,92 0,84 0,42 Datar
47 2+300 104,50 103,66 103,22 1,28 0,64 Datar
48 2+350 104,34 104,02 103,57 0,78 0,39 Datar
49 2+400 104,69 104,33 103,91 0,78 0,39 Datar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Sambungan Tabel 3.1 50 2+450 104,96 104,62 104,22 0,74 0,37 Datar
51 2+500 105,35 104,95 104,63 0,72 0,36 Datar
52 2+550 105,67 105,30 104,77 0,90 0,45 Datar
53 2+600 105,79 105,20 104,59 1,2 0,60 Datar
54 2+650 105,83 105,43 104,96 0,87 0,44 Datar
55 2+700 105,91 105,46 105,05 0,86 0,43 Datar
56 2+750 105,88 105,31 104,84 1,04 0,52 Datar
57 2+800 105,65 105,13 104,60 1,05 0,53 Datar
58 2+850 105,48 104,98 104,43 1,04 0,52 Datar
59 2+900 105,41 104,90 104,39 1,02 0,51 Datar
60 2+950 105,41 104,87 104,39 1,02 0,51 Datar
61 3+000 105,46 104,90 104,42 1,04 0,52 Datar
62 3+050 105,02 104,97 104,46 0,56 0,28 Datar
63 3+100 105,50 105,02 104,50 1,00 0,50 Datar
64 3+150 105,38 105,03 104,47 0,91 0,46 Datar
65 3+200 105,20 104,89 104,43 0,77 0,39 Datar
66 3+250 105,50 104,69 104,36 1,14 0,57 Datar
67 3+300 104,72 104,44 104,23 0,49 0,25 Datar
68 3+350 104,46 104,22 104,50 0,04 0,02 Datar
69 3+400 104,25 103,99 103,81 0,44 0,22 Datar
70 3+450 104,04 103,78 103,59 0,45 0,22 Datar
71 3+500 103,84 103,60 103,38 0,46 0,23 Datar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3.2 Penghitungan Alinemen Horizontal
Data-data standar Perencanaan Geometri Antar Kota 1997 untuk jalan arteri.
Vr = 80 km/jam
en = 2 %
emax = 10 %
w = ( 2 x 3,5 m )
C = 0,4
m = 200
n = 2 m
c = 0,8 m
b = 2,6 m
p = 7,6 m
a = 2,1 m
Jh = 150 m
Jd = 600 m
( )14,0
8000125,024,0max
=×−=f
( )( )
( )m
feVrR
974,20914,01,0127
80
1272
maxmax
2
min
=+
=
+=
min39,1432
max RD =
0822,6974,20939,1432
=
=
3.2.1. Tikungan PI 1
Data tikungan :
∆1 = 29o22’12”
Rren = 450 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1. Mencari superelevasi
0183,3450
39,1432
39,1432
=
=
=Rren
D
%15,70715,0
822,6183,31,02
822,6183,31,0.
2
2
2
max
max2
max
2max
==
××+
×−=
××+
×−=
DDe
DDe
etjd
!...1,00715,0max okeetjd <=<
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung :
m
tVrLs
667,66
36,3
806,3
=
×=
×=
2. Berdasarkan rumus modifikasi Short :
m
ceVr
cRVrLs tjd
ren
555,234,00715,080727,2
4,045080022,0
727,2022,0
3
3
=
×−
××=
×−
××=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :
( )
( )
m
Vree
Ls normal
111,71
80025,06,302,01,0Re6,3
max
=
××−
=
××
−=
4. Berdasarkan rumus bina marga
m
meenwLs tjd
085,64
200)0715,002,0(2
5,32
)(2
=
×+××
=
×+×=
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 71,111m
3. Perhitungan besaran tikungan
"48'314450214,32
360111,7122360
0=
××××
=
××
=Rr
LsQsπ
( )( )
"36'1820"48'3142"12'2229
2
0
001
=
×−=
×−∆=∆ Qsc
m
RrcLc
459,159180
45014,3"36'1820180
0
=
××=
××∆=
π
Syarat tikungan S-C-S
!...20459,1590"36'18200
okLcc
>=>=∆
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
( )
( )m
QsRrRr
LsP
468,0
"48'314cos14504506
111,71
cos16
02
2
=
−−×
=
−−×
=
m
QsRrRr
LsLsK
530,35
"48'314sin450)450(40
)111,71(111,71
sin40
02
3
2
3
=
×−×
−=
×−×
−=
( )( )
m
KPRrTs
590,153530,35"12'2229/tan468,0450
/tan0
21
121
=+×+=
+∆×+=
m
RrPRrEs
681,15
450"12'2229/cos
468,0450
/cos
02
1
121
=
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +=
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛∆
+=
m
LsLcLtotal
681,301)111,712(459,149
)2(
=×+=
×+=
681,301181,3072
>>× LtotalTs
(Tikungan S-C-S bisa digunakan)
4. Perhitungan pelebaran perkerasan
m
PRrRrbb
664,26,74504506,2
'22
22
=−−+=
−−+=
m
RrAPARrTd
0404,0450)1,26,72(1,2450
)2(2
2
=
−+×+=
−++=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
m
RrVrz
396,0450
80105,0
105,0
=
×=
×=
m
zTdncbnB
365,7396,00404,0)12()8,0664,2(2
)1()'(
=+−++=
+−++=
m
WBEtambahanlebarE
365,0)5,32(365,7
=×−=
−==
B>W maka pada tikungan PI1 diperlukan pelebaran perkerasan 0,365 m
5. Perhitungan kebebasan samping
m
WRrdalamjalanASjariJariR
25,448/450
/'
47
41
=−=
−=
−=
m
WjalanpenguasaandaerahlebarMo
5,112
7302
...
=
−=
−=
m
LsLchorisontallengkungtotalpanjangL
681,301)111,712(459,159
2
=×+=
+==
Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 150 < 301,681 m
m
RJhRm
266,6
)25,44814,3
15090cos1(25,448
)'
90cos1('
=××
−=
××
−=π
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 301,681 m
( )
( )
m
RLLJm
RLRm
442,74
25,44814,3681,30190sin681,301600/
25,44814,3681,30190cos125,448
'90sin/
'90cos1'
21
21
=⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
×−+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
×−=
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
××
−+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
××
−=ππ
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,
sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
6. Data tikungan PI1
Jenis Tikungan : Spiral – Circle – Spiral
∆1 : 29022’12”
Vren : 80km/jam
Rmin : 209,974 m
Rren : 450 m
enormal : 2 %
emax : 10 %
etjd : 7,15 %
∆c : 20018’36”
Lc : 159,459 m
m : 200 m
Dmax : 6,822 m
D : 3,183 m
Qs : 4031’48”
Ls : 71,111 m
P : 0,468 m
Es : 15,681 m
Ts : 153,590 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
B : 7,365 m
E : 0,365 m
Jh : 150 m
Jm : 600 m
Mo : 11.5 m
Mhenti : 6,266 m
Msiap : 74,442 m
Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu
dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3.2.2. Tikungan PI 2
Data tikungan :
∆2 = 5o24’36”
Rren = 1000 m
1. Mencari superelevasi
432,11000
39,1432
39,1432
=
=
=Rren
D
%76,30376,0
822,6432,11,02
822,6432,11,0.
2
2
2
max
max2
max
2max
==
××+
×−=
××+
×−=
DDe
DDe
etjd
!...1,00376,0max okeetjd <=<
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung :
m
tVrLs
667,66
36,3
806,3
=
×=
×=
2. Berdasarkan rumus modifikasi Short :
m
ceVr
cRVrLs tjd
ren
661,74,00376,080727,2
4,0100080022,0
727,2022,0
3
3
=
×−
××=
×−
××=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :
( )
( )
m
Vree
Ls normal
111,71
80025,06,302,01,0Re6,3
max
=
××−
=
××
−=
4. Berdasarkan rumus bina marga
m
meenwLs tjd
310.40
200)0376,002,0(2
5,32
)(2
=
×+××
=
×+×=
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 71,111 m
3. Perhitungan besaran tikungan
m
RcTc
211,47"36'245/tan1000
/tan0
21
221
=×=
∆×=
m
TcEc
114,1"36'245/tan211,47
/tan0
41
241
=×=
∆×=
m
RrLc
304,94360
100014,32"36'245360
0
2
=
×××=
××∆=
π
Syarat tikungan FC
!...20304,94211,472210"36'245 00
2
okLcTc >>×=><=∆
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
mLcLtotal
304,94==
mLtotalTc
304,94422,942
>>×
(Tikungan FC bisa digunakan)
4. Perhitungan pelebaran perkerasan
m
PRrRrbb
629,26,7100010006,2
'22
22
=−−+=
−−+=
m
RrAPARrTd
0182,01000)1,26,72(1,2100
)2(2
2
=
−+×+=
−++=
m
RrVrz
266,01000
80105,0
105,0
=
×=
×=
m
zTdncbnB
142,7266,00182,0)12()8,0629,2(2
)1()'(
=+−++=
+−++=
m
WBEtambahanlebarE
142,0)5,32(142,7
=×−=
−==
B>W maka pada tikungan PI1 diperlukan pelebaran perkerasan 0,142 m
5. Perhitungan kebebasan samping
m
WRrdalamjalanASjariJariR
25,998/1000
/'
474
1
=−=
−=
−=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
m
WjalanpenguasaandaerahlebarMo
5,112
7302
...
=
−=
−=
mLc
horisontallengkungtotalpanjangL
304,94===
Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh > L → 150 > 94,304 m
m
RJhRm
819,2
)25,99814,3
15090cos1(25,998
)'
90cos1('
=××
−=
××
−=π
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 94,304 m
( )
( )
m
RLLJm
RLRm
947,23
25,99814,3304,9490sin304,94600/
25,99814,3304,9490cos125,998
'90sin/
'90cos1'
21
21
=⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
×−+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
×−=
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
××
−+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
××
−=ππ
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,
sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
6. Data tikungan PI2
Jenis Tikungan : Full – Circle
∆2 : 5024’36”
Vren : 80km/jam
Rmin : 209,974 m
Rren : 1000 m
enormal : 2 %
emax : 10 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
etjd : 3,76%
Ls : 71,111 m
m : 200 m
Dmax : 6,822 m
D : 1,432 m
Lc : 94,304 m
Ec : 1,114 m
Tc : 47,211 m
B : 7,142 m
E : 0,142 m
Jh : 150 m
Jm : 600 m
Mo : 11,5 m
Mhenti : 2,819 m
Msiap : 23,947 m
Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu
dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Bagian lengkung penuh Bagian lurus
Bagian lurus
Bagian lengkung peralihan
Bagian lengkung peralihan
Gambar 3.4. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 2
( Full Circle)
q en-2% en-2%
q
en-2%
0 %
q
-2%
+2%
1)
q 4) 3)
2)
emax = 3,76%
emin = - 3,76%
0 %
3
TC2 2 1 4
en = 2% en = 2%
4
1 2 3
CT2
emax = 3,76%
emin = - 3,76%
Kanan
Kiri
Lc = 94,304 Ls = 71,111 Ls = 71,111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3.2.3 Tikungan PI3
Data tikungan :
∆3 = 17o43’48”
Rren = 300 m
1. Mencari superelevasi
0775,4300
39,1432
39,1432
=
=
=Rren
D
%1,9091,0
822,6775,41,02
822,6775,41,0.
2
2
2
max
max2
max
2max
==
××+
×−=
××+
×−=
DDe
DDe
etjd
!...1,0091,0max okeetjd <=<
2. Penghitungan lengkung peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung
peralihan, maka panjang lengkung :
m
tVrLs
667,66
36,3
806,3
=
×=
×=
2. Berdasarkan rumus modifikasi Short :
m
ceVr
cRVrLs tjd
ren
238,444,0091,080727,2
4,030080022,0
727,2022,0
3
3
=
×−
××=
×−
××=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :
( )
( )
m
Vree
Ls normal
111,71
80025,06,302,01,0Re6,3
max
=
××−
=
××
−=
4. Berdasarkan rumus bina marga
m
meenwLs tjd
696,77
200)091,002,0(2
5,32
)(2
=
×+××
=
×+×=
Dipakai nilai Ls yang terbesar yaitu 77,696m
3. Perhitungan besaran tikungan
"12'257300214,32
360696,7722360
0=
××××
=
××
=Rr
LsQsπ
( )( )
"24'532"12'2572"48'174317
2
0
003
=
×−=
×−∆=∆ Qsc
m
RrcLc
143,15180
30014,3"24'532180
0
=
××=
××∆=
π
Syarat tikungan S-S
!...20143,15 okLc <=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
"12'528
"48'4317/
/
0
02
132
1
=
=
∆=Qs
m
Ls
839,9290
30014,3"12'5280
=
××=
696,77839,92min
>> LsLs
( )
( )
m
RrLsLsXs
636,20
30040839,92839,92
40
2
3
2
3
=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
××=
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
××=
m
RrLsYs
788,43006
839,926
2
2
=×
=
×=
( )
( )m
QsRrRr
LsP
201,1
"12'528cos13003006
839,92
cos16
02
2
=
−−×
=
−−×
=
m
QsRrRr
LsLsK
359,46
"12'528sin300)300(40
)839,92(839,92
sin40
02
3
2
3
=
×−×
−=
×−×
−=
( )( )
m
KPRrTs
364,93359,46"48'4317/tan201,1300
/tan0
2132
1
=+×+=
+∆×+=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
m
RrPRrEs
846,4
300"48'4317/cos
201,1300
/cos
02
1
321
=
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ +=
−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛∆
+=
839,92364,93 >> LsTs
( Tikungan S-S bisa digunakan )
4. Perhitungan pelebaran perkerasan
m
PRrRrbb
696,26,73003006,2
'22
22
=−−+=
−−+=
m
RrAPARrTd
0605,0300)1,26,72(1,2300
)2(2
2
=
−+×+=
−++=
m
RrVrz
485,0300
80105,0
105,0
=
×=
×=
m
zTdncbnB
538,7485,00605,0)12()8,0696,2(2
)1()'(
=+−++=
+−++=
m
WBEtambahanlebarE
538,0)5,32(538,7
=×−=
−==
B>W maka pada tikungan PI2 diperlukan pelebaran perkerasan 0,538 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
5. Perhitungan kebebasan samping
m
WRrdalamjalanASjariJariR
25,298/300
/'
47
41
=−=
−=
−=
m
WjalanpenguasaandaerahlebarMo
5,112
7302
...
=
−=
−=
m
LsLchorisontallengkungtotalpanjangL
821,200)839,922(143,15
2
=×+=
+==
Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 150 < 200,831 m
m
RJhRm
39,9
)25,29814,3
15090cos1(25,298
)'
90cos1('
=××
−=
××
−=π
Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 600 > 200,831 m
( )
( )
m
RLLJm
RLRm
725,82
25,29814,3831,20090sin831,200600/
25,29814,3831,20090cos125,298
'90sin/
'90cos1'
21
21
=⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
×−+⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛×
×−=
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
××
−+⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
××
−=ππ
Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,
sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
6. Data tikungan PI3
Jenis Tikungan : Spiral – Spiral
∆3 : 17043’48”
Vren : 80km/jam
Rmin : 209,974 m
Rren : 300 m
enormal : 2 %
emax : 10 %
etjd : 9,1 %
∆c : 2027’2,27”
Lc : 12,825 m
m : 200 m
Dmax : 6,822 m
D : 4,775 m
Qs : 8038’56,4”
Ls : 92,839 m
P : 1,141 m
Es : 4,605 m
Ts : 93,364 m
B : 7,538 m
E : 0,538 m
Jh : 150 m
Jm : 600 m
Mo : 26,5 m
Mhenti : 9,39 m
Msiap : 80,504 m
Kebebasan samping : tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu
dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
emax = + 9,1 %
emin = - 9,1 %
en-2% en-2%
en-2%
+ 2%
Bagian lurus Bagian lengkung Bagian lengkung Bagian lurus
4
`
Gambar 3.5. Diagram Super Elevasi Tikungan PI 3 (STA : 2+549,1)
( Spiral – Spiral )
1)
4) 3)
2)
q q
en-2% 0 %
q
en = - 2%
TS3 0% 0%
en = - 2%
ST3
1 T
2 3 3 1 2
4
emax = 9,1 %
emin = -9,1 %
Kanan
Kiri Ls = 92,839 Ls = 92,839
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3.3. Penghitungan Stationing dan Kontrol Overlapping
TS1
ST1
SC1
CS1
TC2
CT2
TS3
ST3
JEPANAN
PANDEYAN
Gambar 3.6. Stationing dan Kontrol Overlapping
Data : ( Titik koordinat peta dengan skala 1: 10.000 )
d A – 1 : 649,98 m
d 1 – 2 : 1149,07 m
d 2 – 3 : 750,05 m
d 3 – B : 953,09 m
1. Tikungan PI1 ( S-C-S )
Ts1 = 153,590 m
Ls1 = 71,111 m
Lc1 = 159,459 m
2. Tikungan PI2 ( F-C )
Tc2 = 47,211 m
Lc2 = 94,304 m
3. Tikungan PI3 ( S-S )
Ts3 = 93,364 m
Ls3 = 92,839 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3.3.1. Penghitungan stationing (Digunakan titik koordinat dengan skala 1:5.000)
Sta A = 0+000
Sta TS1 = (d A – 1) – Ts1
= 649,98 – 153,590
= 0+496,39
Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1
= (0+496,39) + 71,111
= 0+567,50
Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1
= (0+567,50) + 159,459
= 0+726,96
Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1
= (0+726,96) + 71,111
= 0+798,07
Sta TC2 = Sta ST1 + (d 1 – 2) – (Ts1 + Tc2)
= (0+798,07) + 1149,07 – (153,59 + 47,211)
= 1+746,34
Sta CT2 = Sta TC2 + Lc2
= (1+746,34) + 94,304
= 1+840,644
Sta TS3 = Sta CT2 + (d 2 – 3) – (Tc2 + Ts3)
= (1+840,644) + 750,05 – (47,211+93,364)
= 2+450,119
Sta ST3 = Sta TS3 + 2xLs3
= (2+450,119) + 2x93,364
= 2+636,847
Sta B = Sta ST3 + (d 3 – B)-Ts3
= (2+636,847) + 953,09 – 93,364
= 3+496,573
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
3.3.2. Kontrol overlapping
Diketahui :
dtkm
jamkm
renV
/22,223600
80000
/80
=
=
=
Syarat overlapping
m
Va ren
67,6622,223
3
=×=×=
d > a …ok !
Overlapping A-PI1 d = (d A – 1) – Ts1
= 649,98 – 153,590
= 496,39 m
d > a …ok !
Overlapping PI1-PI2
d = (d 1 – 2) – (Ts1 + Tc2)
= 1149,07 – (153,590 + 47,211)
= 948,269 m
d > a …ok !
Overlapping PI2-PI3
d = (d 2 – 3) – (Tc2 + Ts3)
= 750,05 – (47,211 + 93,364)
= 609,475 m
d > a …ok !
Overlapping PI3-B
d = (d 3 – B) – Ts3
= 953,09 – 93,364
= 859,726 m
d > a …ok !
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Keterangan
= Elevasi Tanah asli
= Elevasi Tanah Rencana
Gambar 3.7 Sket Kelandaian Memanjang
PI1
PI2
PI3
(S-C-S)
(F-C) (S-S)
Keterangan :Muka air normal : 1,50 meterMuka air banjir : 5,00 meterRuang bebas : 2,59 meterTebal Jembatan : 0,50 meter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3.4 Penghitungan Alinemen Vertikal 3.4.1 Penghitungan kelandaian memanjang Dengan menggunakan rumus:
%100×∆∆
=Lhgn
data perhitungan:
Sta A = 0 + 000 hA = 99,91
Sta PV1 = 0 + 400 hPV1 = 100,53
Sta PV2 = 0 + 800 hPV2 = 103,47
Sta Jembatan = 1 + 300 hJem = 103,47
Sta PV3 = 2 + 250 hPV3 = 103,47
Sta PV4 = 2 + 950 hPV4 = 104,87
Sta B = 3 + 500 hB = 104,87
Penghitungan:
%16,0%100400
91,9953,1001 =×
−=g
%74,0%100400
53,10047,1032 =×
−=g
%0%100450
47,10347,1033 =×
−=g
%2,0%100600
47,10387,1044 =×
−=g
%0%100550
87,10487,1045 =×
−=g
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3.4.2 Penghitungan lengkung vertikal
1. PV1
Gambar 3.8. Lengkung Vertikal PV1
%58,0%16,0%74,012
=−=
−=∆ gg
Perhitungan Lv :
a. Syarat keluwesan bentuk
mVLv
48806,06,0
=×=×=
b. Syarat drainase
mLv
2,2358,04040
=×=∆×=
c. Syarat kenyamanan
mikjamkmtVLv
67,66det380 =×=×=
d. Pengurangan goncangan
m
VLv
31,10360
58,080360
2
2
=×
=
∆×=
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
a b c d e
g1 = 0,16 %
g2 = 0,74 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mLvEv 048,0800
67,6658,0800
=×
=×∆
=
mLv
XY 012,067,66200
)67,6641(58,0
200
22
=×
××=
××∆
=
Stationing lengkung vertikal PV1
Sta a = Sta PV1 – 1/2 Lv
= (0+400) – 1/2 66,67
= 0+366,67 m
Sta b = Sta PV1 – 1/4 Lv
= (0+400) – 1/4 66,67
= 0+383,33 m
Sta c = Sta PV1
= 0+400 m
Sta d = Sta PV1 + 1/4 Lv
= (0+400) + 1/4 66,67
= 0+416,67 m
Sta e = Sta PV1 + 1/2 Lv
= (0+400) + 1/2 66,67
= 0+433,33 m
Elevasi Lengkung vertikal:
Elevasi a = Elevasi PV1 – ( ½ Lv x g1 )
= 100,53 – (½ 66,67 x 0,16 %)
= 100,477 m
Elevasi b = Elevasi PV1 – ¼ Lv x g1 + y
= 100,53 – ¼ 66,67 x 0,16 % + 0,012
= 100,515 m
Elevasi c = Elevasi PV1 + Ev
= 100,53 + 0,05
= 100,58 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Elevasi d = Elevasi PV1 + ¼ Lv x g2 + y
= 100,53 + ¼ 66,67 x 0,74 % + 0,012
= 100,665 m
Elevasi e = Elevasi PV1 + ½ Lv x g2
= 100,53 + ½ 66,67 x 0,74 %
= 100,777 m
2. PV2
.
Gambar 3.9. Lengkung Vertikal PV2
%74,0%74,0%023
=−=
−=∆ gg
Perhitungan Lv :
e. Syarat keluwesan bentuk
mVLv
48806,06,0
=×=×=
f. Syarat drainase
mLv
60,2974,04040
=×=∆×=
g. Syarat kenyamanan
mikjamkmtVLv
67,66det380 =×=×=
a b
c d e
g3 = 0 %
g2 = 0,74 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
h. Pengurangan goncangan
m
VLv
16,13360
74,080360
2
2
=×
=
∆×=
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
mLvEv 06,0800
67,6674,0800
=×
=×∆
=
mLv
XY 02,067,66200
)67,6641(74,0
200
22
=×
××=
××∆
=
Stationing lengkung vertikal PV2
Sta a = Sta PV2 – 1/2 Lv
= (0+800) – 1/2 66,67
= 0+766,67 m
Sta b = Sta PV2 – 1/4 Lv
= (0+800) – 1/4 66,67
= 0+783,33 m
Sta c = Sta PV2
= 0+800 m
Sta d = Sta PV2 + 1/4 Lv
= (0+800) + 1/4 66,67
= 0+816,67 m
Sta e = Sta PV2 + 1/2 Lv
= (0+800) + 1/2 66,67
= 0+833,33 m
Elevasi Lengkung vertikal:
Elevasi a = Elevasi PV2 – ½ Lv x g2
= 103,47 – ½ 66,67 x 0,74%
= 103,223 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Elevasi b = Elevasi PV2 – ¼ Lv x g2 – y
= 103,47 – ¼ 66,67 x 0,74% – 0,015
= 103,362 m
Elevasi c = Elevasi PV2 – Ev
= 103,47 – 0,06
= 103,41 m
Elevasi d = Elevasi PV2 – ¼ Lv x g3 – y
= 103,47 – ¼ 66,67 x 0% – 0,015
= 103,455 m
Elevasi e = Elevasi PV2 – ½ Lv x g3
= 103,47 – ½ 66,67 x 0%
= 103,470 m
3. PV3
.
Gambar 3.10. Lengkung Vertikal PV3
%20,0%0%20,034
=−=
−=∆ gg
Perhitungan Lv :
a. Syarat keluwesan bentuk
mVLv
48806,06,0
=×=×=
b. Syarat drainase
mLv
820,04040
=×=∆×=
a b c d e
g 3 = 0 %
g 4 = 0,20 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
c. Syarat kenyamanan
mikjamkmtVLv
67,66det380 =×=×=
d. Pengurangan goncangan
m
VLv
56,3360
20,080360
2
2
=×
=
∆×=
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
mLvEv 02,0800
67,6620,0800
=×
=×∆
=
mLv
XY 004,067,66200
)67,6641(20,0
200
22
=×
××=
××∆
=
Stationing lengkung vertikal PV3
Sta a = Sta PV3 – 1/2 Lv
= (2+250) – 1/2 66,67
= 2+216,67 m
Sta b = Sta PV3 – 1/4 Lv
= (2+250) – 1/4 66,67
= 2+233,33 m
Sta c = Sta PV3
= 2+250 m
Sta d = Sta PV3 + 1/4 Lv
= (2+250) + 1/4 66,67
= 2+266,67 m
Sta e = Sta PV3 + 1/2 Lv
= (2+250) + 1/2 66,67
= 2+283,33 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Elevasi Lengkung vertikal:
Elevasi a = Elevasi PV3 + ½Lv x g3
= 103,47 + ½ 66,67 x 0%
= 103,470 m
Elevasi b = Elevasi PV3 + ¼ Lv x g3 + y
= 103,47 + ¼ 66,67 x 0% + 0,004
= 103,474 m
Elevasi c = Elevasi PV3 + Ev
= 103,47 + 0,02
= 103,49 m
Elevasi d = Elevasi PV3 + ¼ Lv x g4 + y
= 103,47 + ¼ 66,67 x 0,2% + 0,004
= 103,508 m
Elevasi e = Elevasi PV3 + ½ Lv x g4
= 103,47 + ½ 66,67 x 0,2%
= 103,537 m
4. PV4
.
Gambar 3.11. Lengkung Vertikal PV4
%2,0%2,0%045
=−=
−=∆ gg
a
b
c d e
g5 = 0 %
g4 = 0,2 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Perhitungan Lv :
a. Syarat keluwesan bentuk
mVLv
48806,06,0
=×=×=
b. Syarat drainase
mLv
820,04040
=×=∆×=
c. Syarat kenyamanan
mikjamkmtVLv
67,66det380 =×=×=
d. Pengurangan goncangan
m
VLv
56,3360
20,080360
2
2
=×
=
∆×=
Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67m
mLvEv 02,0800
67,6620,0800
=×
=×∆
=
mLv
XY 004,067,66200
)67,6641(20,0
200
22
=×
××=
××∆
=
Stationing lengkung vertikal PV4
Sta a = Sta PV4 – 1/2 Lv
= (2+ 950) – 1/2 66,67
= 2+916,67 m
Sta b = Sta PV4 – 1/4 Lv
= (2+ 950) – 1/4 66,67
= 2+933,33 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Sta c = Sta PV4
= 2+ 950 m
Sta d = Sta PV4 + 1/4 Lv
= (2+ 950) + 1/4 66,67
= 2+966,67 m
Sta e = Sta PV4 + 1/2 Lv
= (2+ 950) + 1/2 66,67
= 2+983,33 m
Elevasi Lengkung vertikal:
Elevasi a = Elevasi PV4 – ½ Lv x g4
= 104,87 – ½ 66,67 x 0,2%
= 104,803 m
Elevasi b = Elevasi PV4 – ¼ Lv x g4 – y
= 104,87 – ¼ 66,67 x 0,2% − 0,004
= 104,832 m
Elevasi c = Elevasi PV4 – Ev
= 104,87 – 0,02
= 104,850 m
Elevasi d = Elevasi PV4 – ¼ Lv x g5 – y
= 104,87 – ¼ 66,67 x 0% − 0,004
= 104,866 m
Elevasi e = Elevasi PV4 – ½ Lv x g5
= 104,87 – ½ 66,67 x 0 %
= 104,870 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
3.5.4 Tabel elevasi rencana jalan
Tabel 3.4 Elevasi Tanah asli dan rencana jalan
Stationing
Elev.
Tanah
asli
Elev.
Renc.
jalan.
Stationing
Elev.
Tanah
asli
Elev.
Renc.
jalan.
Stationing
Elev.
Tanah
asli
Elev.
Renc.
jalan.
0+000 99,91 99,91 1+250 100,54 103,47 2+500 104,95 103,97
0+050 100,32 99,99 1+300 95,38 103,47 2+550 105,30 104,07
0+100 100,57 100,07 1+350 95,50 103,47 2+600 105,20 104,17
0+150 100,66 100,14 1+400 103,56 103,47 2+650 105,43 104,27
0+200 100,60 100,22 1+450 102,96 103,47 2+700 105,46 104,37
0+250 100,59 100,30 1+500 104,22 103,47 2+750 105,31 104,47
0+300 100,63 100,38 1+550 105,20 103,47 2+800 105,13 104,57
0+350 100,60 100,45 1+600 105,85 103,47 2+850 104,98 104,67
0+400 100,53 100,53 1+650 105,92 103,47 2+900 104,90 104,77
0+450 100,52 100,90 1+700 105,37 103,47 2+950 104,87 104,87
0+500 100,54 101,27 1+750 104,72 103,47 3+000 104,90 104,87
0+550 100,81 101,63 1+800 104,09 103,47 3+050 104,97 104,87
0+600 101,48 102,00 1+850 103,46 103,47 3+100 105,02 104,87
0+650 102,31 102,37 1+900 103,07 103,47 3+150 105,03 104,87
0+700 102,74 102,74 1+950 102,84 103,47 3+200 104,89 104,87
0+750 103,11 103,10 2+000 102,80 103,47 3+250 104,69 104,87
0+800 103,47 103,47 2+050 102,83 103,47 3+300 104,44 104,87
0+850 103,89 103,47 2+100 102,88 103,47 3+350 104,22 104,87
0+900 104,33 103,47 2+150 103,00 103,47 3+400 103,99 104,87
0+950 104,58 103,47 2+200 103,18 103,47 3+450 103,78 104,87
1+000 104,59 103,47 2+250 103,37 103,47 3+500 103,60 104,87
1+050 104,46 103,47 2+300 103,66 103,57
1+100 104,04 103,47 2+350 104,02 103,67
1+150 103,40 103,47 2+400 104,33 103,77
1+200 102,68 103,47 2+450 104,62 103,87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Kelandaian Memanjang
Titik Stationing Elevasi (m) Jarak (m) Kelandaian memanjang
1 2 3 4 5
A 0+000 99,91
400 g1 = 0,16 %
PV1
a 0+366,67 100,477
b 0+383,33 100,515
c 0+400 100,58
d 0+416,67 100,665
400 g2 = 0,74 %
e 0+433,33 100,777
PV2
a 0+766,67 103,223
b 0+783,33 103,362
c 0+800 103,41
d 0+816,67 103,455
1450 g3 = 0 %
e 0+833,33 103,470
PV3
a 2+216,67 103,470
b 2+233,33 103,474
c 2+250 103,49
d 2+266,67 103,508
700 g4 = 0,2 %
e 2+283,33 103,537
PV4
a 2+916,67 104,803
b 2+933,33 104,832
c 2+950 104,850
d 2+966,67 104,866
550 g5 = 0 % e 2+983,33 104,870
B 3+500 104,870
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
BAB IV
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan
a) Tebal perkerasan untuk 2 jalur dan 2 arah.
b) Masa konstruksi (n1) = 1 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i1) = 2 %.
c) Umur rencana (n2) = 10 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i2) = 7 %.
d) Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas III (jalan kolektor).
e) Curah hujan diperkirakan 120 mm/tahun.
f) Mencari harga CBR yang mewakili.
g) Susunan lapis perkerasan :
Lapisan Permukaan ( Surface Course )
= ( LAPEN Mekanis )
Lapisan Pondasi Atas ( Base Course )
= ( Batu Pecah CBR 80 % )
Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course )
= ( SIRTU CBR 50% )
Tabel 4.1. Data hasil survey lalu lintas (survey dilakukan pada hari rabu)
No JENIS
KENDARAAN
JUMLAH KENDARAAN
Pagi
(0
6.00
- 07.
00)
Sian
g ( 1
3.00
- 14.
00)
Sore
( 1
7.00
- 18
.00)
1 Kendaraan Roda
Tiga 5 4 4 13 4 29
2 Sedan, Station
Wagon, Jeep 70 64 69 203 68 451
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ Σ
3
R
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛%15
R
LHR
⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜
⎝
⎛
Σ
soresiangpagi
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
3 Combi, Mini Bus,
Suburban 9 7 8 24 8 53
4 Micro Bus 5 2 4 11 4 24
5 Bus - - - - - -
6 Pick Up, Mobil
Hantaran 36 40 45 121 40 269
7 Micro Truk 6 4 7 17 6 38
8 Truk 2 As, Mobil
Tanki 4 2 4 10 3 22
9 Truk 3 As - - - - - -
10 Mobil Gandeng,
Mobil Semi Trailer - - - - - -
11 Sepeda Motor,
Sepeda Kumbang 1433 705 1246 3384 1128 7520
12 a. Sepeda 257 208 158
666 222 1480 b. Becak 20 9 14
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
Tabel 4.2 Data CBR Tanah Dasar
STA 0+000 0+250 0+500 0+750 1+000
CBR (%) 8 7 7 7 6
STA 1+250 1+500 1+750 2+000 2+250
CBR (%) 7 8 8 6 7
STA 2+500 2+750 3+000 3+250 3+500
CBR (%) 7 7 6 6 8
Sambungan Tabel 4.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 4.3 Penentuan CBR Desain
CBR (%) Jumlah yang sama
atau lebih besar
Persen yang sama atau
lebih besar (%)
6 15 15/15 × 100 % = 100
7 11 11/15 × 100 % = 73,333
8 4 4/15 × 100 % = 26,667
Gambar 4.1 Grafik Penentuan Nilai CBR Desain
Didapat nilai CBR Desain = 6,3 %
4.1.1 Perhitungan LHRP dan LHRA
- Mobil Penumpang
LHRs = 451 kendaraan n1 = 1 tahun
i1 = 2 % n2 = 10 tahun
i2 = 7 %
( )( )111 n
SP iLHRLHR +×=
= [ 451 x(1+2%)1]
= 460
0102030405060708090
100
4 5 6 7 8 9CBR Tanah Dasar ( % )
% Lolos
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
( )( )221 n
PA iLHRLHR +×=
= [ 460 x(1+7%)10]
= 905
Tabel 4.4 Nilai LHRS , LHRP , LHRA.
No Jenis kendaraan LHR
(Kendaraan)
LHRP
(LHRS×( 1+i1)n1)
(Kendaraan)
LHRA
(LHRP×(1+i2) n2)
(Kendaraan)
1 Mobil Penumpang 451 460 905
2 Mini Bus 53 54 406
3 Micro Bus 24 24 48
4 Bus 0 0 0
5 Pick Up 269 274 540
6 Micro Truk 38 39 76
7 Truk 2 As 22 22 44
Tabel 4.5 Angka Ekivalen pada masing – masing jenis kendaraan
No Jenis Kendaraan Beban Sumbu (ton) Angka Ekivalen
1 Mobil Penumpang 2 ( 1 + 1 ) 0,0002+0,0002=0,0004
2 Mini Bus 2 ( 1 + 1 ) 0,0002+0,0002=0,0004
3 Micro Bus 6 ( 2 + 4 ) 0,0036+0,0577=0,0613
4 Bus 8 ( 3 + 5 ) 0,0183+0,1410=0,1593
5 Pick Up 2 ( 1 + 1 ) 0,0002+0,0002=0,0004
6 Mikro Truck 8 ( 3 + 5 ) 0,0183+0,1410=0,1593
7 Truck As 2 13 ( 5 + 8 ) 0,1410+0,9238=1,0648
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel 4.6 Nilai LEP, LEA, LET, LER
No JENIS KENDARAAN
LEP
LEA
LET
LER
1 Mobil Penumpang 0,092 0,181
23,652 23,652
2 Mini Bus 0,011 0,021
3 Micro Bus 0,750 1,476
4 Bus 0,000 0,000
5 Pick Up 0,055 0,108
6 Micro Truk 3,087 6,073
7 Truk 2 As 11,947 23,502
Jumlah 15,942 31,361
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya demgan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛××∑
=
n
jJJP ECLHR
1
( ) ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛××+×∑
=
n
jJJ
URP ECiLHR
11 ( )⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ Σ+Σ× LEALEP2
1⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ×
10URLET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4.2 Menetapkan Tebal Perkerasan 4.2.1 Perhitungan ITP (Indeks Tebal Perkerasan)
a) Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 6,3 diperoleh nilai DDT 5,05
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
b) Jalan Raya Kelas III, Klasifikasi jalan Kolektor.
Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR
6,3 5,05
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
c) Penentuan nilai Faktor Regional ( FR )
- % kelandaian berat = %100LHR
berat kendaraan
S
×Jumlah
= %100923
85×
= 9,209 %
- Kelandaian = %100B-AJarak
B titik Elevasi -A titik Elevasi×
= %1003500
99,91-104,87×
= 0,142 %
- Curah hujan berkisar 120 mm/tahun
Sehingga dikategorikan < 900 mm. Termasuk pada iklim I
Dengan mencocokkan hasil perhitungan tersebut pada SKBI 2.3.26 1987,
didapat FR : 0,5
4.2.2 Penentuan Indeks Permukaan ( IP )
a) Indeks Permukaan Awal ( IPo )
Direncanakan Lapisan Permukaan LAPEN dengan Roughness ≤3000mm/km
diperoleh IPo = 3,4 – 3,0.
b) Indeks Permukaan Akhir ( IPt )
• Jalan Kolektor
• LER = 23,652 ( berdasarkan hasil perhitungan )
Dari tabel indeks permukaan pada akhir umur rencana diperoleh IPt = 1,5
4.2.3 Mencari harga Indeks tebal pekerasan ( ITP )
IPo = 3,4 - 3,0
IPt = 1,5
LER = 23,652
DDT= 5,05
FR = 0,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 4.3 Nomogram 6
Dengan melihat Nomogram I diperoleh nilai ITP = 4,9 dan ITP = 4,25
Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :
1. Lapisan Permukaan ( Surface Course )
D1 = 5 cm a1 = 0,25 ( LAPEN Mekanis )
2. Lapisan Pondasi Atas ( Base Course )
D2 = 20 cm a2 = 0,13 ( Batu Pecah CBR 80 % )
3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course )
D3 = … a3 = 0,12 ( SIRTU CBR 50% )
Dimana :
a1, a2, a3 : Koefisien relatife bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )
D1, D2, D3 : Tebal masing – masing lapis permukaan
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa
Komponen SKBI 2.3.26. 1987.
4,9
4,25
0,5
23,6525,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Maka tebal lapisan pondasi bawah ( D3 ) dapat dicari dengan persamaan sbb:
( )
cmcmD
D
DD
DaDaDaITP
1575,13312,0
6,225,43
12,06,225,4)12,0()2013,0()525,0(25,4
)()()(
3
3
332211
≈=
−=
+=×+×+×=
×+×+×=
Tebal minimum untuk Pondasi Bawah 13,75 cm, maka dipakai 15 cm
Susunan Perkerasan :
Gambar 4.4 Tipical Cross Section
Gambar 4.5 Potongan A-A, Susunan Perkerasan
drainase Bahu jalan Perkerasan Bahu jalan drainase
1,5 m 1,5 m 2 x 3,5m 1,5 m 1,5 m
A
A
2 % 4 % 4 % 2 %
Batu Pecah (CBR 80 %)
5 cm
20 cm
15 cm SIRTU (CBR 50 %)
LAPEN Mekanis
CBR tanah dasar = 6,3 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN
TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
- 2 %- 4 %
50 cm
150 cmDrainaseBahu Jalan
150 cm150 cmDrainase
150 cmBahu Jalan
2 x 350 cmLebar Perkerasan
- 2 % - 4 %
50 cm
120 cm
PerkerasanLPA
LPB 120 cm
780 cm
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan
5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah
a. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah.
Luas = 10 m x Panjang jalan
= 10 m x 3500 m
= 35.000 m²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Persiapan Badan Jalan ( m² ).
Luas = Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan
= 7,8 m x 3500 m
= 27.300 m²
c. Galian Tanah Biasa ( m³ )
Contoh penghitungan : STA 0+000 s/d STA 0+100
- 2 %- 4 %
150 cmDrainaseBahu Jalan
150 cm150 cmDrainase
150 cmBahu Jalan
2 x 350 cmLebar Perkerasan
50 cm
120 cm
50 cm
120 cm
- 2 % - 4 %
1 2 3 4 5 10987699,91
99,91
99,8499,95
99,84 99,8499,78 99,78
Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+000
Elevasi Tanah Asli = 99,91 m
Elevasi Tanah Rencana = 99,91 m
H1 = 99,78 – 99,95
= 0,17 m
H2 = 99,78 – 99,93
= 0,15 m
H3 = 99,78 – 99,93
= 0,15 m
H4 = 99,84 – 99,92
= 0,08 m
H5 = 99,91 – 99,91
= 0 m
H6 = 99,84 – 99,89
= 0,05 m
H7 = 99,78 – 99,88
= 0,10 m
H8 = 99,78 – 99,87
= 0,09 m
H9 = 99,78 – 99,84
= 0,06 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
¤ Perhitungan Luas
( )2
11
004,0
5,0211
m
HHLuas
=
×××=
2
21
065,0
5,02
2
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
32
195,0
5,12
3
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
43
15,0
5,12
4
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
54
123,0
5,32
5
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
65
14,0
5,32
6
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
76
165,0
5,12
7
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
87
21,0
5,12
8
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
98
073,0
5,02
9
m
HHLuas
=
×⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ +=
( )2
99
006,0
5,02110
m
HHLuas
=
×××=
2131,10000
mSTAgaliantotalLuas
⇒
+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- 2 %- 4 %
150 cmDrainaseBahu Jalan
150 cm150 cmDrainase
150 cmBahu Jalan
2 x 350 cmLebar Perkerasan
50 cm
120 cm
50 cm
120 cm
- 2 % - 4 %
1 2 3 4 5 109876100,57
100,07
100,67 100,45
99,94100,00 100,00
99,94
Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0+100
Elevasi Tanah Asli = 100,57 m
Elevasi Tanah Rencana = 100,07 m
H1 = 99,94 – 100,67
= 0,73 m
H2 = 99,94 – 100,62
= 0,68 m
H3 = 99,94 – 100,61
= 0,67 m
H4 = 100,00 – 100,60
= 0,60 m
H5 = 100,07 – 100,57
= 0,50 m
H6 = 100,00 – 100,54
= 0,54 m
H7 = 99,94 – 100,52
= 0,58 m
H8 = 99,94 – 100,51
= 0,57 m
H9 = 99,94 – 100,45
= 0,51 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
¤ Perhitungan Luas
( )2
11
002,0
5,0211
m
HHLuas
=
×××=
2
21
05,0
5,02
2
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
32
165,0
5,12
3
m
HHLuas
=
×⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ +=
2
43
127,0
5,12
4
m
HHLuas
=
×⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ +=
2
54
105,0
5,32
5
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
65
123,0
5,32
6
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
76
15,0
5,12
7
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
87
195,0
5,12
8
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
98
065,0
5,02
9
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
( )2
99
004,0
5,02110
m
HHLuas
=
×××=
2986,01000
mSTAgaliantotalLuas
⇒
+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3925,521002
986,0131,1
1002
)1000()0000(10000000
m
STAgalianLuasSTAgalianLuasGalianVolume
adalahSTAsampaiSTApadagalianVolume
=×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +++
=
++
d. Timbunan Tanah Biasa ( m³ )
Contoh penghitungan : STA 2 + 000
- 4 %- 2 %- 2 %- 4 %
150 cmDrainaseBahu Jalan
150 cm150 cmDrainase
150 cmBahu Jalan
2 x 350 cmLebar Perkerasan
1 2 3 4 5 6
102,80
103,47
102,90 102,62
103,40103,34 103,40 103,34
Gambar 5.4 Tipical Cross Section STA 2 + 000
Elevasi Tanah Asli = 102,80 m
Elevasi Tanah Rencana = 103,47 m
H1 = 103,34 – 102,84
= 0,50 m
H2 = 103,40 – 102,83
= 0,57 m
H3 = 103,47 – 102,80
= 0,67 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H4 = 103,40 – 102,75
= 0,65 m
H5 = 103,34 – 102,73
= 0,61 m
¤ Perhitungan Luas
( )2
11
476,0
5,0211
m
HHLuas
=
××=
2
21
115,2
5,12
2
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
32
163,5
5,32
3
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
43
163,5
5,32
4
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
54
115,2
5,12
5
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
( )2
55
476,0
5,0216
m
HHLuas
=
××=
2508,150002
mSTAtimbunantotalLuas
⇒
+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- 4 %- 2 %- 2 %- 4 %
150 cmDrainaseBahu Jalan
150 cm150 cmDrainase
150 cmBahu Jalan
2 x 350 cmLebar Perkerasan
1 2 3 4 5 6
103,47
102,88
103,40103,34103,40 103,34
102,76102,96
Gambar 5.5 Tipical Cross Section STA 2 + 100
Elevasi Tanah Asli = 102,88 m
Elevasi Tanah Rencana = 103,47 m
H1 = 103,34 – 102,91
= 0,43 m
H2 = 103,40 – 102,90
= 0,50 m
H3 = 103,47 – 102,88
= 0,59 m
H4 = 103,40 – 102,85
= 0,55 m
H5 = 103,34 – 102,83
= 0,51 m
¤ Perhitungan Luas
( )2
11
13,0
5,0211
m
HHLuas
=
××=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
21
133,1
5,12
2
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
32
94,2
5,32
3
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
43
028,3
5,32
4
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
2
54
223,1
5,12
5
m
HHLuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
( )2
55
156,0
5,0216
m
HHLuas
=
××=
261,81002
mSTAtimbunantotalLuas
⇒
+
395,6021002
61,8508,15
1002
)1002()0002(10020002
m
STAtimbunanLuasSTAtimbunanLuasTimbunanVolume
adalahSTAsampaiSTApadatimbunanVolume
=×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +++
=
++
Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 5.1
Tabel 5.1. Hasil perhitungan volume galian dan timbunan
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
1 0+000
1,131 -
50 52,925 -
2 0+050 0,986 - 50 71,917 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 0+100 1,892 -
50 77,242 -
4 0+150 1,198 -
50 127,580 -
5 0+200 3,906 -
48,782 257,134 -
6 0+248,782 6,637 -
17,777 125,977 -
7 0+266,559 7,536 -
17,777 140,872 -
8 0+284,338 8,311 -
35,555 340,264 -
9 0+319,893 10,830 -
214,329 2413,928 -
10 0+534,222 11,696 -
35,555 392,370 -
11 0+569,777 10,375 -
17,777 184,040 -
12 0+587,555 10,329 -
17,777 181,983 -
13 0+605,333 10,144 -
44,667 423,912 -
14 0+650 8,837 -
50 444,400 -
15 0+700 8,939 -
50 348,108 -
16 0+750 4,985 -
50 124,635 46,056
17 0+800 - 1,842 50 - 433,736
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18 0+850 - 15,508
50 - 602,95
19 0+900 - 8,61 50 5,137 215,203
(Bersambung ke halaman berikutnya)
Sambungan tabel 5.1
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
20 0+900
0,205 -
50 67,382 -
21 0+950 2,490 -
50 106,323 -
22 1+000 1,763 -
50 66,966 -
23 1+050 0,916 -
50 22,888 36,636
24 1+100 - 1,465
38,128 - 2,107
25 1+138,128 - 1,559
22,63 - 39,205
26 1+160,758 - 1,887
22,63 - 47,864
27 1+183,388 - 2,320
45,261 10,139 130,192
28 1+228,649 0,447 3,402
45,261 10,169 121,172
29 1+273,909 - 1,924
22,63 - 38,850 30 1+296,539 - 1,491
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22,63 - 29,102
31 1+319,17 - 1,067
30,83 - 16,779
32 1+350 - 0,955
50 - 32,778
33 1+400 - 0,356
50 7,831 8,896
34 1+450 0,313 -
50 39,528 -
35 1+500 1,268 -
50 67,342 -
36 1+550 1,426 -
50 88,909 -
37 1+600 2,131 -
50 113,953 -
38 1+650 2,428 - 50 118,660 -
(Bersambung ke halaman berikutnya)
Sambungan tabel 5.1
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
39 1+700
2,319 -
50 106,902
-
40 1+750 1,957 -
3,794 36,662 -
41 1+753,794 2,105 -
47,4
48,900 -
42 1+777,494 2,021 -
47,4
46,903 -
43 1+801,194 1,940 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23,7
49,454 -
44 1+824,894 2,230 -
88,376
253,112 -
45 1+913,27 3,500 -
23,7
86,221 -
46 1+936,97 3,774 -
23,7
94,002 -
47 1+960,67 4,161 -
23,7
101,543 -
48 1+984,37 4,408 -
15,63
6,736 -
49 2+000 5,215 -
50
189,008 -
50 2+050 2,346 -
50
58,645 43,136
51 2+100 - 1,725
50 - 387,753
52 2+150 - 13,785
50 - 539,276
53 2+200 - 7,785
50 - 216,041
54 2+250 - 0,855
50 19,778 21,381
55 2+300 0,791 -
3,825 15,860 -
56 2+303,825 0,936 -
20,55 18,330 -
57 2+324,375 0,848 - 20,55 14,550 0,938
(Bersambung ke halaman berikutnya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sambungan tabel 5.1
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
58 2+344,925
0,568 0,.091
41,106 49,726 35,070
59 2+386,031 1,851 1,615
218,283 202,057 991,444
60 2+604,314 - 7,469
41,106 - 325,866
61 2+645,42 - 8,387
20,55 - 172,036
62 2+665,97 - 8,356
20,55 - 171,493
63 2+686,52 - 8,334
63,48 - 426,327
64 2+750 - 9,088
50 - 467,949
65 2+800 - 9,630
50 - 431,254
66 2+850 - 7,620
50 - 331,884
67 2+900 - 5,655
50 - 231,651
68 2+950 - 3,611
50 - 132,927
69 3+000 - 1,706
50 12,263 42,651
70 3+050 0,491 -
50 48,867 - 71 3+100 1,464 -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50 36,604 12,566
72 3+150 - 0,503
50 89,553 12,566
73 3+200 3,582 -
50 194,134 -
74 3+250 4,183 -
50 202,458 -
75 3+300 3,915 -
50 195,447 -
76 3+350 3,903 - 50 163,367 -
(Bersambung ke halaman berikutnya)
Sambungan tabel 5.1
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
77 3+400
2,632 -
50 88,761 -
78 3+450 0,919 -
∑ Total Volume Galian
→ 8862,254 m3
∑ Total Volume Timbunan
→ 6795,667 m3
5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase
a. Galian Saluran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,5 m
1,5 m
1,2 m
1,1 m0,2 m
Gambar 5.6 Sket galian drainase
( )246,1
2,05,02,12
5,11,1
m
DLuas
=
×−⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
Volume = (LuasD x Panjang drainase kiri)+(LuasD x Panjang drainase kanan)
= (1,46 x 2859,762) + (1,46 x 2905,265)
= 8416,939 m3
b. Pasangan Batu Dengan Mortar
0,5 m
1,5 m
1,2 m
0,3 m0,2 m
0,3 m
IA A
5.7. Sket volume pasangan batu drainase
264,0
8,02
5,01,1
m
ILuas
=
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=
Luas pasangan batu = Luas Drainase – Luas I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
= 1,46 – 0,64
= 0,82 m²
Volume kiri = Luas pasangan batu x panjang Drainase kiri
= 0,82 x 2859,762
= 2345,005 m3
Volume kanan = Luas pasangan batu x panjang Drainase kanan
= 0,82 x 2905,265
= 2382,317 m3
∑ Volume pasangan batu = Volume kiri + volume kanan
= 2345,005 + 2382,317
= 4727,322 m3
c. Plesteran
5 cm
20 cm10 cm
Gambar 5.8 Detail Pot A – A pada drainase
Luas = {2 x (0,1 + 0,2 + 0,05)} x (panjang drainase kiri + kanan)
= 0,7 x (2859,762 + 2905,265)
= 4035,519 m2
d. Siaran
Luas = (2 x 0,707) x (panjang drainase kiri + kanan)
= 1,414 x (2859,762 + 2905,265)
= 8151,75 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan
30 cm
H1
H2 = (H1 /5) + 0,3
H3 = (H1 /6) + 0,3
A A
5.9 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan
A. Galian Pondasi
a. Ruas Kiri
Sta 0+850 s/d 0+900
Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m
m
HH
576,0
3,0538,1
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
m
HH
53,0
3,0638,1
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas galian pondasi = ( )32 H ×H
= ( 0,576 x 0,53 )
= 0,305 m2
Sta 0+900
H1 Sta 0+900 = 0,72 m
m
HH
444,0
3,0572,0
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
m
HH
42,0
3,0672,0
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas galian pondasi = ( )21 H ×H
= ( 0,444 x 0,42 )
= 0,186 m2
Luas galian pondasi STA 0+850 = 0,305 m2
Luas galian pondasi STA 0+900 = 0,186 m2
Volume galian pondasi = 502
186,0305,0×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 12,275 m3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Ruas Kanan
Sta 0+850 s/d 0+900
Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m
m
HH
576,0
3,0538,1
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
m
HH
53,0
3,0638,1
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas galian pondasi = ( )32 H ×H
= ( 0,576 x 0,53 )
= 0,305 m2
Sta 0+900
H1 Sta 0+900 = 0,79 m
m
HH
458,0
3,0579,0
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
m
HH
432,0
3,0679,0
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas galian pondasi = ( )21 H ×H
= ( 0,458 x 0,432 )
= 0,198 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Luas galian pondasi STA 0+850 = 0,305 m2
Luas galian pondasi STA 0+900 = 0,198 m2
Volume galian pondasi = 502
198,0305,0×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 12,575 m3
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Hasil perhitungan volume galian pondasi dinding penahan
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
KIRI KANAN KIRI KANAN
1 0+800
0 0
50 7,632 7,632
2 0+850 0,305 0,305
50 12,275 12,575
3 0+900 0,186 0,198
50 4,662 4,943
4 0+950 0 0
- - -
5 1+196,897 0 0
45,503 3,424 -
6 1+242,400 0,150 0
45,503 3,424 -
7 1+287,903 0 0
- - -
8 2+100 0 0
50 6,703 7,038 9 2+150 0,268 0,282
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50 11,131 11,621
10 2+200 0,177 0,183
50 4,428 4,583
11 2+250 0 0
- - -
12 2+400,570 0 0
218,283 25,660 -
13 2+618,853 0,235 0
41,104 9,030 3,736
14 2+659,957 0,204 0,182
20,551 4,114 3,768 15
2+680,508 0,196 0,185 20,551 3,964 3,849
Sambungan tabel 5.2
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
KIRI KANAN KIRI KANAN
16 2+701,059
0,190 0,190
48,941 9,599 9,519
17 2+750 0,203 0,199
50 10,339 10,215
18 2+800 0,211 0,209
50 9,779 9,737
19 2+850 0,180 0,180
50 8,303 8,339
20 2+900 0,152 0,153
50 3,798 3,833
21 2+950 0 0
Volume total = Volume kiri + Volume kanan
= 138,280 + 101,386
(Bersambung ke halaman berikutnya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
= 239,666 m³
B. Pasangan Batu untuk Dinding Penahan
a. Ruas Kiri
Sta 0+850 s/d 0+900
Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m
Lebar atas = 0,30 m
m
HH
576,0
3,0538,1
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
m
HH
53,0
3,0638,1
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas = ( )3213
23,0
HHHH
×+⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
Luas I = ( )53,0576,038,12
53,03,0×+
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 0,878 m2
Sta 0+900
H1 Sta 0+900 = 0,72 m
Lebar atas = 0,30 m
m
HH
444,0
3,0572,0
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
m
HH
42,0
3,0672,0
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas II = ( )42,0444,072,02
42,03,0×+
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 0,446 m2
Volume Dinding Penahan STA 0+850 sampai dengan STA 0+900 adalah
Volume = 502
I ×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ + IILL
Volume = 502
446,0878,0×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=33,1 m3
a. Ruas Kanan
Sta 0+850 s/d 0+900
Sta 0+850
H1 Sta 0+850 = 1,38 m
Lebar atas = 0,30 m
m
HH
576,0
3,0538,1
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
m
HH
53,0
3,0638,1
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas = ( )3213
23,0
HHHH
×+⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Luas I = ( )53,0576,038,12
53,03,0×+
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 0,878 m2
Sta 0+900
H1 Sta 0+900 = 0,79 m
Lebar atas = 0,30 m
m
HH
458,0
3,0579,0
3,05
12
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
m
HH
432,0
3,0679,0
3,06
13
=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
Luas II = ( )432,0458,079,02
432,03,0×+
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 0,487 m2
Volume Dinding Penahan STA 0+850 sampai dengan STA 0+900 adalah
Volume = 502
I ×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ + IILL
Volume = 502
487,0878,0×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
=34,125 m3
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3:
Tabel 5.3. Hasil perhitungan volume pasangan batu dinding penahan
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
KIRI KANAN KIRI KANAN
1 0+800
0 0
50 21,950 21,950 2 0+850 0,878 0,878
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50 33,1 34,125
3 0+900 0,446 0,487
50 11,142 12,168
4 0+950 0 0
- 0 0
5 1+183,388 0 0
45,26 7,137 0
6 1+228,649 0,314 0
45,26 7,137 0
7 1+273,909 0 0
- 0 0
8 2+100 0 0
50 18,578 19,796 9
2+150 0,743 0,792 50 28,863 30,650
Sambungan tabel 5.3
No STA JARAK
(M)
LUAS (M2) VOLUME (M3)
KIRI KANAN KIRI KANAN
10 2+200
0,411 0,434
50 10,286 10,854
11 2+250 0 0
- 0 0
12 2+386,031 0 0
218,283 68,007 0
13 2+604,314 0,623 0
41,106 23,302 8,805
14 2+645,42 0,511 0,428
20,55 10,188 8,923
15 2+665,97 0,481 0,440
20,55 9,639 9,219 16 2+686,52 0,457 0,457
(Bersambung ke halaman berikutnya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63,48 23,539 23,246
17 2+750 0,505 0,493
50 25,991 25,539
18 2+800 0,535 0,529
50 23,944 23,791
19 2+850 0,423 0,423
50 18,541 18,673
20 2+900 0,319 0,324
50 7,973 8,104
21 2+950 0 0
Volume total = Volume kiri + Volume kanan
= 349,307 + 255,834
= 605,141 m³
C. Plesteran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 cm
30 cm 10 cm
H = H1 - 0,3H1
Gambar 5.10 Detail potongan A-A pada Dinding Penahan
• Ruas kiri
Luas= (0,1+0,3+0,3) x ( 25 + 50 + 25 + 22,75 + 22,75 + 25 + 50 + 25 + 109,14 +
41,104 + 20,551 + 20,551 + 48,941 + 50 + 50 + 50 + 25)
= 0,7 x 660,787
= 462,5509 m2
• Ruas kanan
Luas=(0,1+0,3+0,3) x (25 + 50 + 25 + 25 + 50 + 25 + 20,552 + 20,551 + 20,551 +
48,941 + 50 + 50 + 50 + 25)
= 0,7 x 485,595
= 339,9165 m2
Luas total = 462,5509 + 339,9165
= 802,4674 m2
D. Siaran
• Ruas kiri
Sta 0+850 s/d 0+900
Sta 0+850
H1 = 1,38 m
H = H1 – 0,3
= 1,38 – 0,3
= 1,08 m
Sta 0+900
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H1 = 0,72 m
H = H1 – 0,3
= 0,72 – 0,3
= 0,42 m
Luas = 502
42,008,1×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 37,5 m2
• Ruas kanan
Sta 0+850 s/d 0+900
Sta 0+850
H1 = 1,38 m
H = H1 – 0,3
= 1,38 – 0,3
= 1,08 m
Sta 0+900
H1 = 0,79 m
H = H1 – 0,3
= 0,79 – 0,3
= 0,49 m
Luas = 502
49,008,1×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 39,25 m2
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan
No STA JARAK
(M)
H LUAS (M2)
KIRI KANAN KIRI KANAN
1 0+800
0 0
50 19,5 19,5
2 0+850 1,38 1,38
50 37,5 39,25
3 0+900 0,72 0,79
50 3 4,75
4 0+950 0 0
- 0 0 5 1+183,388 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
45,26 2,73 13,651
6 1+228,649 0,48 0
45,26 2,73 13,651
7 1+273,909 0 0
- 0 0
8 2+100 0 0
50 14,75 16,5
9 2+150 1,19 1,26
50 31,25 34
10 2+200 0,66 0,70
50 1,50 2,5
11 2+250 0 0
- 0 0
12 2+386,031 0 0
218,283 44,748 65,485
13 2+604,314 1,01 0
41,106 25,484 1,85
14 2+645,42 0,83 0,69
20,55 10,378 8,22
15 2+665,97 0,78 0,71
20,55 9,453 8,734
16 2+686,52 0,74 0,74
63,48 23,492 23,002
17 2+750 0,82 0,80
50 27,25 26,5
18 2+800 0,87 0,86
50 23,75 23,5
19 2+850 0,68 0,680 50 14,25 14,5
(Bersambung ke halaman berikutnya)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Sambungan tabel 5.4
No STA JARAK
(M)
H LUAS (M2)
KIRI KANAN KIRI KANAN
20 2+900
0,49 0,50
50 2,75 2,5
21 2+950 0 0
Luas Plesteran dinding penahan kiri = 294,516 m2
Luas Plesteran dinding penahan kanan = 318,094 m2
Luas total = 294,516 + 318,094
= 612,609 m2
5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan
a. Lapis Pondasi Bawah
Gambar 5.11. Sket lapis pondasi bawah
L = 20,02
9,75,7×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 1,54 m²
V = 1,54 x 3450
= 5313 m³
b. Lapis Pondasi Atas
0,20 m
0,20 m 7,5 m 0,20 m
0,20 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
5.12. Sket lapis pondasi atas
L = 20,02
5,71,7×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 1,46 m²
V = 1,46x 3450
= 5037 m³
c. Lapis Resap Pengikat (prime Coat)
Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan
= 7,5 x 3450
= 25875 m²
d. Lapis Permukaan
Gambar 5.13. Sket lapis permukaan
L = 05,02
1,77×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
= 0,35 m²
V = 0,35 x 3450
= 1207,5 m³
5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap
a. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan
Ukuran marka
Gambar 5.14 Sket marka jalan
b. Marka ditengak (putus-putus)
Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikingan (PI1+PI2+PI3+PI4)
0,10m 0,10m
2 m 3 m 2 m
0,05m 7 m 0,05m
0,05m
0,20 m 7,1m 0,20 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
5
=3450 – (356,551+193,867+135,859+382,695)
5
= 476,2056 buah
Luas = 476,2056 x (0,1x 2)
= 95,241 m²
c. Marka Tikungan (menerus)
Jumlah= Panjang tikungan (PI1+PI2+PI3+PI4) x lebar marka
= (356,551+193,867+135,859+382,695) x 0,1
= 106,897
d. Luas total marka jalan
Luas = 95,241 + 106,897
= 202,138 m²
e. Rambu Jalan
Digunakan 2 rambu jalan setiap memasuki tikungan . Jadi total rambu yang
dugunakan adalah = 2 x 4
= 8 rambu jalan
Digunakan 2 rambu jembatan setiap memasuki jembatan . Jadi total rambu
yang dugunakan adalah = 2 x 2
= 4 rambu jembatan
f. Patok Jalan
Digunakan 32 buah patok setiap 100 m.
Digunakan 4 buah patok kilometer.
5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek
5.3.1. Pekerjaan Umum
a. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
b. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama
4 minggu.
c. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu.
d. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 2 minggu.
e. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi diperkirakan selama 5 minngu.
5.3.2. Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah :
Luas = 34500 m²
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja
diperkirakan 900 m²
Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5400 m²
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan
tanah = minggu 739,6540034500
≈=
b. Pekerjaan persiapan badan jalan :
Luas = 27255 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller
adalah 249 m²/jam x 7 jam =1743 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 m2 x 6 hari = 10458 m2
Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan pembersihan :
minggu 2303,1104582
27255≈=
×=
c. Pekerjaan galian tanah :
Volume galian = 8862,254 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah
18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3 Misal digunakan 5 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
= =× 56,7845
254,8862 2,259 ≈ 3 minggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
d. Pekerjaan timbunan tanah setempat :
Volume timbunan = 6795,667 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2353,26 m3
Misal digunakan buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan timbunan :
= =26,2353
667,6795 2,888 ≈ 3 minggu
5.3.3. Pekerjaan Drainase
a. Pekerjaan galian saluran drainase :
Volume galian saluran = 8416,939 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah
18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
= =× 56,7842
939,8416 5,36 ≈ 6 minggu
b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar :
Volume pasangan batu = 4727,322 m3
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu :
= minggu 6 253,5900
322,4727≈=
c. Pekerjaan plesteran :
Luas plesteren = 4035,519 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
= minggu 5 4,484 900
519,4035≈=
d. Pekerjaan siaran :
Luas siaran = 8151,75 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 600 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 600 x 6 = 3600 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :
= minggu 3 2,26 3600
75,8151≈=
5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan
a. Pekerjaan Galian Pondasi
Volume galian pondasi = 239,666 m³
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah
18,68m³/jam x 7 jam = 130,76m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3
Misal digunakan 1 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan galian :
= =56,784
666,239 0,31 ≈ 1 minggu
b. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
Volume galian pondasi = 605,141 m³
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 67,0900
141,605= ≈ 1 minggu
c. Pekerjaan Plesteran
Luas plesteran = 802,4674 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
= 89,0900
4674,802= ≈ 1 minggu
d. Pekerjaan Siaran
Luas siaran = 612,609 m2
Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:
= 68,0900
609,612= ≈ 1 minggu
5.3.5. Pekerjaan Perkerasan
a. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) :
Volume = 5313 m³
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan 33 07,112701,16 mjamm =×
Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 42,672607,112 mharim =×
Misal digunakan 2 unit Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB :
= minggu 4 minggu 3,95 42,6722
5313≈=
×
b. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) :
Volume = 5037 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader
diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3
Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA :
= minggu 8 49,742,672
5037≈=
c. Pekerjaan Prime Coat :
Luas perkerjaan untuk Prime Coat adalah 25875 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer
diperkirakan 1324 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
Kemampuan pekerjaan per minggu = 1324 x 6 = 7944 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat :
= minggu 4 26,3794425875
≈=
d. Pekerjaan LAPEN Mekanis :
Volume = 1207,5 m3
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher
diperkirakan 3m43,14
Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 58,866m43,14 mhari =×
Misal digunakan 3 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk
pekerjaan LAPEN Mekanis :
= minggu 5 65,458,8635,1207
≈=×
5.3.6. Pekerjaan Pelengkap
a. Pekerjaan marka jalan :
Luas = 202,138 m2
Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan
93,33 m2
Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2
Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian bahu :
= 136,098,559
138,202≈= minggu
b. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu.
c. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.
5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume
dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan, kemudian dijumlah
dikalikan 10 % (Overhead dan Profit). Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan
hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan:
Diketahui :
a. Tenaga
• Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 3.571,43
Biaya = Volume x Upah
= 0,0161 x 3.571,43
= 57,5
• Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 5.714,29
Biaya = Volume x Upah
= 0,004 x 5.714,29
= 22,86
Total biaya tenaga = 80,36
b. Peralatan
• Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 125.230,00
Biaya = Volume x Upah
= 0,0025 x 125.230,00
= 313,38
• Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 35.814,74
Biaya = Volume x Upah
= 0,004 x 35.814,74
= 143,26
• Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 138.975,48
Biaya = Volume x Upah
= 0,0105 x 138.975,48
= 1.459,24
• Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 7.500,00
Biaya = Volume x Upah
= 1 x 7.500,00
= 7.500,00
Total biaya peralatan = 9.415,88
Total biaya tenaga dan peralatan = 9.496,23 (A)
Overhead dan Profit 10 % x (A) = 949,62 (B)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 10.445,86
5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan
Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan harga tiap
pekerjaan dengan jumlah harga pekerjaan (dalam persen).
Bobot = %100pekerjaan hargaJumlah
pekerjaan tiaparga×
h
Contoh perhitungan :
Bobot pekerjaan pengukuran = %100pekerjaan hargaJumlah
pekerjaan tiaparga×
h
= %10007.934,67Rp.7.342.8
00,00Rp.5.000.0×
= 0,068 %
Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan
No. Uraian Pekerjaan Volume
Pekerjaan
Kemampuan
Kerja
per hari
Kemampuan
Kerja
per minggu
Waktu
Pekerjaan
(minggu)
1 Umum :
a). Pengukuran Ls - - 3
b). Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 4
c). Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1
d). Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 2
e). Administrasi dan Dokumentasi Ls - - 5
2 Pekerjaan Tanah :
a). Pembersihan semak dan
pengupasan tanah 34.500 m2 900 m2 5.400 m2 7
b). Galian tanah (biasa) 8.862,254 m3 130,76 m3 784,56 m3 3
c). Timbunan tanah (biasa) 6.795,667 m3 392,21 m3 2.353,26 m3 3
d). Persiapan badan jalan 27.255 m2 1743 m2 10.458 m2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
3 Drainase :
a). Galian saluran 8.416,939 m3 130,76 m3 784,56 m3 4
b). Pasangan batu dengan mortar 4.727,322 m3 150 m3 900 m3 6
c). Plesteran 4.035,519 m2 150 m2 900 m2 5
c). Siaran 8.515,75 m2 600 m2 3.600 m2 3
5. Dinding penahan
a). Galian pondasi 239,666 m3 130,76 m3 784,56 m3 1
b). Pasangan batu dengan mortar 605,141 m3 150 m3 900 m3 1
c). Plesteran 802,4674 m2 150 m2 900 m2 1
c). Siaran 612,609 m2 150 m2 900 m2 1
4 Perkerasan :
a). Lapis Pondasi Bawah (LPB) 5.313 m3 112,07 m3 672,42 m3 4
b). Lapis Pondasi Atas (LPA) 5.037 m3 112,07 m3 672,42 m3 8
c). Prime Coat 25.875 m2 1.324 m2 7.944 m2 4
d). Lapis LAPEN Mekanis 1.207,5 m3 14,43 m3 86,58 m3 5
5 Pelengkap
a). Marka jalan 202,138 m2 93,33 m2 559,98 m2 1
b). Rambu jalan Ls - - 1
c). Patok kilometer Ls - - 1
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan
dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan
Kurva S.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
5.6. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA KANOMAN - JAMPEN PROPINSI : JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN : 2009 PANJANG PROYEK : 3,45 Km Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
NO. URAIAN PEKERJAAN KODE ANALISA VOLUME SATUAN HARGA
SATUAN (Rp.) JUMLAH
HARGA (Rp.) BOBOT
1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6 BAB I : UMUM
1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00 0,068 2 Mobilisasi dan demobilisasi - 1 Ls 20.000.000,00 20.000.000,00 0,272 3 Papan nama proyek - 1 Ls 500.000,00 500,000,00 0,007 4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1.000.000,00 0,014 5 Administrasi dan dokumentasi - 1 Ls 2.200.000,00 2.200.000,00 0,030
JUMLAH BAB 1 : UMUM 28.700.000,00 BAB II : PEKERJAAN TANAH
1 Pembersihan semak dan pengupasan tanah K-210 34.500,000 M2 1.231,39 42.482.955,00 0,579
2 Galian tanah (biasa) EI-331 8.862,254 M3 31.521,93 279.355.350,23 3,804 3 Timbunan tanah (biasa) EI-321 6.795,667 M3 53.515,28 363.672.022,29 4,953 4 Persiapan badan jalan EI-33 27.255,000 M2 10.445,86 284.701.914,30 3,877
JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH 970.212.241,82 BAB III : PEKERJAAN DRAINASE
1 Galian saluran EI-21 8.416,939 M3 31.597,63 265.955.324,25 3,622 2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 4.727,322 M3 341.650,87 1.615.093.674,07 21,995 3 Plesteran G-501 4.035,519 M2 21.118,70 85.224.915,11 1,161 4 Siaran EI-23 8.151,750 M2 14.792,95 120.588.430,16 1,642
JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 2.086.862.343,59 BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN
1 Galian saluran EI-21 239,666 M3 31.597,63 7.572.877,59 0,103 2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 605,141 M3 341.650,87 206.746.949,12 2,816 3 Plesteran G-501 802,4674 M2 21.118,70 16.947.068,28 0,231 4 Siaran EI-23 612,609 M2 14.792,95 9.062.294,31 0,123
JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN 240.329.189,30 BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN
1 Konstruksi LPB kelas A EI-521 5.313,000 M3 185.335,85 984.689.371,05 13,410 2 Konstruksi LPA kelas A EI-512 5.037,000 M3 217.463,91 1.095.365.714,67 14,918 3 Pekerjaan Prime Coat EI-611 25.875,000 M2 7.010,64 181.400.310,00 2,470 4 Pekerjaan LAPEN Mekanis EI-815 1.205,500 M3 1.424.175,83 1.716.843.963,07 23,381
JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 3.978.299.358,79 BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP
1 Marka jalan LI-841 202,138 M2 169.561,16 34.274.753,76 0,467 2 Pekerjaan rambu jalan LI-842 12 Buah 282.258,99 3.387.107,88 0,046 3 Patok kilometer LI-844 3 Buah 247.646,51 742.939,53 0,010
JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP 38.404.801.17 100 REKAPITULASI BAB I : UMUM 28.700.000,00 BAB II : PEKERJAAN TANAH 970.212.241,82 BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 2.086.862.343,59 BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 240.329.189,30 BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN 3.978.299.358,79 BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP 38.404.801.17
JUMLAH 7.342.807.934.67 PPn 10% 734.280.793,47
JUMLAH TOTAL 8.077.088.728.14 Dibulatkan = (Rp.) 8.077.088.800.00
DELAPAN MILYAR TUJUH PULUH TUJUH JUTA DELAPAN PULUH DELAPAN RIBU DELAPAN RATUS RUPIAH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Jenis jalan dari Jepanan – Pandeyan merupakan jalan kolektor dengan
spesifikasi jalan kelas III, lebar perkerasan m5,32× , dengan kecepatan
rencana JamKm80 , direncanakan 3 tikungan.
a. Pada 1PI dengan jari-jari lengkung rencana 450 m, sudut 1PI sebesar "'0 122229
b. Pada 2PI dengan jari-jari lengkung rencana 1000 m, sudut 2PI
sebesar "'0 36245 .
c. Pada 3PI dengan jari-jari lengkung rencana 300 m, sudut 3PI sebesar
"'0 484317 .
2. Pada alinemen vertikal jalan Jepanan – Pandeyan terdapat 4 PVI .
3. Perkerasan jalan Jepanan – Pandeyan menggunakan jenis perkerasan lentur
berdasarkan volume LHR yang ada dengan :
a. Jenis bahan yag dipakai adalah :
1) Surface Course : Lapen Mekanis
2) Base Course : Batu Pecah ( CBR 80% )
3) Sub Base Course : Sirtu ( CBR 50% )
b. Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-
masing lapisan :
1) Surface Course : 5 cm
2) Base Course : 20 cm
3) Sub Base Course : 15 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
4 Perencanaan jalan Jepanan – Pandeyan dengan panjang 3.500 m
memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 7.728.207.200,00
(Tujuh Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Delapan Juta Dua Ratus Tujuh Ribu
Dua Ratus Rupiah), dan dikerjakan selama 5 bulan.
6.2 Saran
1. Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian
di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat
terangkat.
2. Bagi tenaga kerja (baik tenaga ahli maupun kasar) agar memperhatikan
keselamatan kerja dengan mengutamakan keselamatan jiwa misal untuk
pekerjaan lapangan menggunakan helm pengaman, sarung tangan dan sepatu
boot.
3. Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah
pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.
4. Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
5. Pelaksanaan lapngan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar rencana
maupun dokumen kontrak.