percobaan upload file
DESCRIPTION
Percobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FilePercobaan Upload FileTRANSCRIPT
Kimia Dasar, Fisika Dasar, Biologi Dasar.
Laporan
LaporanTugas Pendahuluan2. Tahap penelitian lapanganPada tahap penelitian lapangan dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu pemetaan pendahuluan, pemetaan detail dan pengecekan lapangan.Pemetaan pendahuluan bertujuan untuk mengetahui gambaran geologi secara umum dan keadaan medan untuk memudahkan dalam penentuan lintasan yang cocok, sehingga data yang diperoleh lebih akurat serta pelaksanaan penelitian lebih efektif dan efisien.Pemetaan detail dilakukan dengan pengambilan data selengkap-lengkapnya dengan melintasi daerah-daerah yang mungkin dapat dijumpai singkapan batuan, seperti di sungai, pinggir jalan, lereng bukit, punggungan bukit, tebing-tebing dan bekas-bekas galian.Pengecekan lapangan dilakukan dengan melintasi kembali daerah-daerah yang dianggap perlu untuk melengkapi data yang masih kurang atau mengadakan lintasan tambahan jika dianggap perlu.Secara teknis pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pencatatan, pengumpulan data dan pengukuran pada gejala-gejala geologi, berupa :a. Kondisi singkapan, baik fisik bidang kontaknya maupun hubungannya dengan singkapan batuan lainnya.b. Keadaan unsur-unsur struktur geologi serta gejala-gejala tektonik dan sedimentasi pada batuan.c. Pengamatan kondisi fisik batuan yang dapat diamati langsung dilapangan, seperti warna, tekstur, komposisi, dan strukturnya.d. Pengambilan conto batuan untuk analisis laboratorium.e. Pengamatan kondisi geomorfologi.f. Pengamatan terhadap potensi bahan galian.g. Pengamatan terhadap jenis-jenis soil serta vegetasi disekitar singkapan.h. Pengambilan dokumentasi, baik berupa sketsa maupun foto.3. Tahap pengolahan dataTahap analisis laboratorium bertujuan menganalisis data-data yang diperoleh dari tahapan penelitian lapangan, meliputi beberapa analisis yaitu :
a. Analisis geomorfologi, dilakukan untuk mengelompokkan satuan-satuan bentangalam, menentukan jenis dan pola pengaliran sungai, serta stadia daerah penelitian berdasarkan data-data geomorfologi.b. Analisis petrografi, dimaksudkan untuk mengamati kenampakan mikroskopis batuan pada sayatan tipis dalam menentukan jenis, ukuran, tekstur, struktur batuan, komposisi dan persentase mineral penyusun batuan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan secara petrografis.c. Analisis mikropaleontologi, dimaksudkan untuk mengidentifikasi fosil yang ada pada batuan dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan dari batuan tersebut.d. Analisis struktur geologi dilakukan untuk mengetahui jenis struktur yang bekerja, sehingga dapat menentukan umur dan mekanisme struktur pada daerah penelitian.
4. Tahap analisa dan pembuatan laporanDalam tahapan ini dilakukan analisa terhadap semua data yang diperoleh selama penelitian berlangsung baik data primer maupun data sekunder yang kemudian dirangkum dalam satu bentuk laporan akhir.Sedangkan tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut, adalah sebagai berikut :a. Memplot data kekar dan lipatan pada schmid net.1. Menggambarkan jurusnya pada lingkaran besar (lingkaran primitf), dengan menggunakan schmid net sesuai harga jurusnya yang dilakukan secara terpisah.2. Memutar kalkir hingga jurus tersebut berhimpit dengan garis N – S dan gambarkan besar dip yang diukur pada lingkaran kecil, dimana 0o pada lingkaran primitif (E) dan 90o dipusat lingkaran.3. Memutar kembali kalkir hingga N kalkir berhimpit dengan N stereonet, maka akan nampak stereogram dengan bidang N …o E /…o.b. Untuk mendapatkan persentase dari data tersebut, digunakan kalsbeek counting net dengan cara :1. Menghimpitkan kalsbeek counting net dan N kalkir dari hasil penggambaran pada schmid net serta N kalkir kalsbeek counting net.2. Menghitung besar persentase dari garis jurus yang tergambar
pada tiap-tiap jaring penghitung kalsbeek.3. Tentukan orientasi umum dari hasil perhitungan persentase tersebut.c. Setelah mendapatkan orientasi umum penggambaran dilanjutkan dengan menggunakan wulff net dengan cara sebagai berikut :1. Memplot titik-titik tersebut dan himpitkan pada arah E – W stereonet, setelah titik tersebut berhimpit hitung 90o ke arah pusat lingkaran, gambarkan struktur bidang tersebut pada lingkaran besar.2. Setelah melakukan langkah-langkat tersebut di atas dan mendapatkan orientasi umum dari kekar dan bidang sumbu lipatan, maka diplot dalam dalam satu proyeksi. Bidang perpotongannya adalah (s2), yang dijadikan kutub untuk membuat bidang bantu dengan menghitung 90o ke pusat lingkaran.3. Perpotongan bidang bantu dengan bidang kekar adalah (s1), dan untuk mendapatkan (s3) hitung 90o pada bidang bantu.4. Memplot bidang sesar, perpotongan bidang sesar dan bidang bantu adalah net slip sesar.5. Pitch di hitung pada bidang sesar ke net slip. Berdasarkan besar pitch dan dip sesar maka dapat ditentukan jenis sesar menurut klasifikasi Rickard, 1972.
2. Tahap penelitian lapangan
Pada tahap penelitian lapangan dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu pemetaan pendahuluan,
pemetaan detail dan pengecekan lapangan.
Pemetaan pendahuluan bertujuan untuk mengetahui gambaran geologi secara umum dan keadaan
medan untuk memudahkan dalam penentuan lintasan yang cocok, sehingga data yang diperoleh
lebih akurat serta pelaksanaan penelitian lebih efektif dan efisien.
Pemetaan detail dilakukan dengan pengambilan data selengkap-lengkapnya dengan melintasi
daerah-daerah yang mungkin dapat dijumpai singkapan batuan, seperti di sungai, pinggir jalan,
lereng bukit, punggungan bukit, tebing-tebing dan bekas-bekas galian.
Pengecekan lapangan dilakukan dengan melintasi kembali daerah-daerah yang dianggap perlu
untuk melengkapi data yang masih kurang atau mengadakan lintasan tambahan jika dianggap
perlu.
Secara teknis pada setiap lokasi pengamatan dilakukan pencatatan, pengumpulan data dan
pengukuran pada gejala-gejala geologi, berupa :
a. Kondisi singkapan, baik fisik bidang kontaknya maupun hubungannya dengan singkapan
batuan lainnya.
b. Keadaan unsur-unsur struktur geologi serta gejala-gejala tektonik dan sedimentasi pada
batuan.
c. Pengamatan kondisi fisik batuan yang dapat diamati langsung dilapangan, seperti warna,
tekstur, komposisi, dan strukturnya.
d. Pengambilan conto batuan untuk analisis laboratorium.
e. Pengamatan kondisi geomorfologi.
f. Pengamatan terhadap potensi bahan galian.
g. Pengamatan terhadap jenis-jenis soil serta vegetasi disekitar singkapan.
h. Pengambilan dokumentasi, baik berupa sketsa maupun foto.
3. Tahap pengolahan data
Tahap analisis laboratorium bertujuan menganalisis data-data yang diperoleh dari tahapan
penelitian lapangan, meliputi beberapa analisis yaitu :
a. Analisis geomorfologi, dilakukan untuk mengelompokkan satuan-satuan bentangalam,
menentukan jenis dan pola pengaliran sungai, serta stadia daerah penelitian berdasarkan data-
data geomorfologi.
b. Analisis petrografi, dimaksudkan untuk mengamati kenampakan mikroskopis batuan pada
sayatan tipis dalam menentukan jenis, ukuran, tekstur, struktur batuan, komposisi dan persentase
mineral penyusun batuan. Sehingga dapat ditentukan nama batuan secara petrografis.
c. Analisis mikropaleontologi, dimaksudkan untuk mengidentifikasi fosil yang ada pada batuan
dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan dari batuan tersebut.
d. Analisis struktur geologi dilakukan untuk mengetahui jenis struktur yang bekerja, sehingga
dapat menentukan umur dan mekanisme struktur pada daerah penelitian.
4. Tahap analisa dan pembuatan laporan
Dalam tahapan ini dilakukan analisa terhadap semua data yang diperoleh selama penelitian
berlangsung baik data primer maupun data sekunder yang kemudian dirangkum dalam satu
bentuk laporan akhir.
Sedangkan tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Memplot data kekar dan lipatan pada schmid net.
1. Menggambarkan jurusnya pada lingkaran besar (lingkaran primitf), dengan menggunakan
schmid net sesuai harga jurusnya yang dilakukan secara terpisah.
2. Memutar kalkir hingga jurus tersebut berhimpit dengan garis N – S dan gambarkan besar dip
yang diukur pada lingkaran kecil, dimana 0o pada lingkaran primitif (E) dan 90o dipusat
lingkaran.
3. Memutar kembali kalkir hingga N kalkir berhimpit dengan N stereonet, maka akan nampak
stereogram dengan bidang N …o E /…o.
b. Untuk mendapatkan persentase dari data tersebut, digunakan kalsbeek counting net dengan
cara :
1. Menghimpitkan kalsbeek counting net dan N kalkir dari hasil penggambaran pada schmid net
serta N kalkir kalsbeek counting net.
2. Menghitung besar persentase dari garis jurus yang tergambar pada tiap-tiap jaring penghitung
kalsbeek.
3. Tentukan orientasi umum dari hasil perhitungan persentase tersebut.
c. Setelah mendapatkan orientasi umum penggambaran dilanjutkan dengan menggunakan wulff
net dengan cara sebagai berikut :
1. Memplot titik-titik tersebut dan himpitkan pada arah E – W stereonet, setelah titik tersebut
berhimpit hitung 90o ke arah pusat lingkaran, gambarkan struktur bidang tersebut pada lingkaran
besar.
2. Setelah melakukan langkah-langkat tersebut di atas dan mendapatkan orientasi umum dari
kekar dan bidang sumbu lipatan, maka diplot dalam dalam satu proyeksi. Bidang
perpotongannya adalah (s2), yang dijadikan kutub untuk membuat bidang bantu dengan
menghitung 90o ke pusat lingkaran.
3. Perpotongan bidang bantu dengan bidang kekar adalah (s1), dan untuk mendapatkan (s3)
hitung 90o pada bidang bantu.
4. Memplot bidang sesar, perpotongan bidang sesar dan bidang bantu adalah net slip sesar.
5. Pitch di hitung pada bidang sesar ke net slip. Berdasarkan besar pitch dan dip sesar maka
dapat ditentukan jenis sesar menurut klasifikasi Rickard, 1972.
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
B. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
B. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
C. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
C. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Percobaan II
Stoikiometri
TIPU
Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum Kimia Dasar
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.
Percobaan II
Stoikiometri
A. Tujuan
Setelah Mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat mempelajari titik
stoikiometri system melalui pengamatan terhadap perubahan sushu suatu reaksi.