perbedaan pengaruh fartlek dan jogging …digilib.unila.ac.id/22275/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING
TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK
BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH
KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH
(Skripsi)
Oleh
I KETUT HERTA
Skripsi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING
TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK
BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH
KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH
Oleh
I KETUT HERTA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Fartlek dan
latihan Jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota
Gajah Kabupaten Lampung Tengah.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sampel sebanyak
22 orang yang di ambil secara random. Teknik pengumpulan data menggunakan
tes cooper. Analisis data menggunakan uji –t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa :
1. Terdapat pengaruh fartlek terhadap peningkatan vo2 max (t hitung =
11,463 > t tabel = 2,22 atau nilai Sig. 0,000< 0,05).
2. Terdapat pengaruh jogging terhadap peningkatan vo2 max (t hitung = 8,303
> t tabel = 2,22 atau nilai Sig. 0,000 <0,05).
3. Latihan fartlek lebih baik dibandingkan dengan latihan jogging
Kata Kunci : fartlek, jogging, vo2 max.
PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING
TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK
BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH
KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH
Oleh
I KETUT HERTA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di seputih raman kabupaten lampung tengah
provinsi lampung pada hari senin tanggal 5 juni 1994 dari
pasangan bapak made sutika dan ibu nyoman satri. Penulis adaah
anak keempat dari empat bersaudara
Penulis menyelesaikan studi pendidikan sekolah dasar di SD
Negeri 1 Rama Dewa Lampung Tengah pada tahun 2006,
dilanjutkan ke tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Kota Gajah
pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas SMA
NEGERI 1 Kota Gajah pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Penjaskesrek
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung, melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan
(PMPAP).
Selama penulis menempuh pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga menjadi
mahasiswa penulis juga sering mengikuti beberapa kejuaraan olahraga mulai dari
tingkat Provinsi maupun Kabupaten seperti :
1. Juara 1 kompetisi Sepak Bola Liga MEDCO U-15 Zona Lampung
2. Juara 2 Open Turnamen Sepak Bola SMA Se- Kabupaten di Purbolinggo
3. Pemain terbaik Open Turnamen Sepak Bola SMA Se- Kabupaten di
Purbolinggo
4. Juara 2 sepak bola mini pada O2SN di Poncowati tahun 2008
5. Juara 2 turnamen Sepak Bola MKKS-SMA Se- Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2010
6. Juara 1 lempar cakram kegiatan hut RI Antar SMA Se kabupaten
Lampung Tengah tahun 2010
Pada tahun 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SD Negeri 1
Sumber Agung Kecamatan Negeri Ratu Kabupaten Pesisir Barat
MOTTO
“ mereka yang hanya memujaKU saja dan tidak memikirkan yang lainnya.
AKU akan memeberikan segala apa yang mereka tidak punya dan KU
lindungi segala apa yang mereka miliki”
(bhagawad gita, adiyaya 4 sloka 33)
“Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu
harus lebih besar daripada ketakutanmu”
(I Ketut Herta)
PERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta kasih dan rahmat Tuhan, kupersembahkan skripsi ini
kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta terkasih dan tersayang I Made Sutika
dan Ni Nyoman Satri yang senantiasa mendoakan, membimbing dan
bersabar menantikan kelulusanku.
2. Kakak-kakak ku tersayang Ni Putu Linda Liana, Ni Made Leni Ana,
dan I Komang Hariana
3. Sahabat-sahabat dan teman teman terbaikku
4. Almamater Tercinta yang ku banggakan serta khususnya mahasiswa
Penjaskesrek angkatan 2012 yang tak terlupakan
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Ya Tuhan waktu yang kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman
bagiku, kebersujud dihadapan Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa
sampai di penghujung awal perjuanganku Astungkara....Astungkara.....
Astungkara.... Swaha....
Skripsi dengan judul “Perbedaan Pengaruh Fartlek dan Jogging Terhadap
Peningkatan VO2 Max Tim Sepak Bola SMA Negeri 1 Kota Gajah
Kabupaten Lampung Tengah” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Selama penulisan skripsi ini dan selama menjadi mahasiswa pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, penulis mendapatkan
bimbingan, bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
.
1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Marta Dinata, M.pd selaku Pembahas yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis
5. Bapak Drs Frans Nurseto, M.Psi selaku Pembimbing pertama sekaligus
Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan
dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
6. Bapak Drs. Heru Sulistianta, S.pd. M.Or selaku Pembimbing kedua yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis
7. Bapak /Ibu Dosen dan karyawan Program Studi Penjaskes yang telah
memberikan pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi
8. Guru-guru dan Staf SMA Negeri 1 Kota Gajah, Lampung Tengah yang
membantu penulis selama menjalani penelitian
9. Ayah dan Ibuku tersayang yang mengasuh, mendidik dan memberi
semangat serta doa kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi
terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku
10. Kakak-kakak penulis Ni Putu Linda, Ni Made Leni dan I Komang Hariana
yang senantiasa memberi semangat kepada penulis ssat menyelesaikan
studi
11. Teman Teristimewaku Nindia Sartika Dewi yang selalu meluangkan
waktu dan perhatiannya serta membantu suka maupun duka dan memberi
semangat yang luar biasa saat penulis menjalani dan menyelesaikan
studinya
12. Sahabat-sahabatku Nindia sartika Dewi, Komang Tri Herdiana, Putu
Arista, Wayan Hevin dan Aseng, Terimakasih atas persahabatan,
kekeluargaan, doa, motivasi serta kebersamaan kita selama lima tahun ini.
Terimakasih skripsi ini kupersembahkan untu kalian
13. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuanganku M. Reza, Indianto,
Khabib Ali, Andra AlJunaedi, Dwi Aprilianto, yang senantiasa
memberikan warna disetiap kebersamaan, hidupku terlalu berat untuk
mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan dari kalian,
terimakasih selalu menemani dalam setiap kesulitan dan selalu ada dalam
suka maupun duka
14. Sahabat-sahabat dari UKM Sepak Bola Unila, Thia Gopar, Khabib, Andra,
Dani, Ardi, Togar dan teman-teman lain nya kalian adalah obat
penghiburku dalam keadaan terjatuh terimakasih semangat dan doa kalian
selama penulis menyelesaikan studi ini
15. Sahabat-sahabat kecilku, Newi, Riyan, Nanok, Bajel, Pamor, Dek Kus.
Kini giliranku untuk mengejar mimpi-mimpi yang kita rangkai bersama
terimakasih sudah memberikan kenangan masa kecil yang penuh cerita
dan kebersamaan yang melebihi keluarga
16. Kepada teman-teman angkatan 2012 Penjaskesrek, terimakasih
kebersamaan, kekompakan dan kekeluargaan yang kita jalani selama
kurang dan lebih tiga tahun ini, banyak hal yang didapat dan banyak
pelajaran yang bisa diambil selama menjalani masa studi bersama kalian
17. Teman-teman KKN Sd Negeri 1 Sumber Agung Kec. Negeri Ratu Pesisir
Barat, Soraya, Rini Rahma, Novika, Gia Anggun W, Lisa Arfina, Cici,
Wulan, Fera. Yang telah menjadi bagian dari keluarga selama dua bulan
saat belajar mengajar KKN dan PPL terimakasih atas kenangan,
kebersamaan, doa selama menjalani studi di Universitas Lampung. Dan
untuk murid ku tersayang Erik, Wulan Dari, Kadek Gita, Komang Pety
dan Rangga yang ikut memberikan doa dan semangat selama menjalani
pembuatan skripsi ini
18. Bapak Peratin Desa Negeri Ratu Ngambur, Bapak Hermansyah dan ibuk
Pertin serta anak anaknya Wulan, Yola, Keyla yang memberi semangat
saat membuat skripsi ini.
19. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Bapak, Ibu,
dan Teman-teman semuanya. Hanya ucapan terimaksih dan doa yang bisa
penulis berikan. Kritik dan saran selalu terbuka untuk menjadi ksempurnaan di
masa yang akan datang. Semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi
kita semua.
Bandar Lampung , 02 Maret 2016
Penulis,
I Ketut Herta
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Latihan ............................................................................ 6
B. Latihan Fartlek .................................................................................. 8
C. Latihan Jogging ................................................................................ 13
D. Pengertian Vo2 Max ......................................................................... 15
E. Kerangka Berpikir ............................................................................. 22
F. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 24
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Dan Desain Penelitian .......................................................... 25
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................... 26
C. Populasi Penelitian ............................................................................ 26
D. Sampel Penelitian .............................................................................. 26
E. Variabel Penelitian ............................................................................ 27
F. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 27
G. Prosedur Penelitian ........................................................................... 28
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 30
I. Program Latihan ............................................................................... 34
xiii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 35
1. Deskripsi Data ............................................................................ 35
2. Uji Prasyarat ............................................................................... 38
B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 41
C. Pembahasan ...................................................................................... 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 51
LAMPIRAN ................................................................................................... 53
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Standar Vo2max Pria ................................................................. 17
Tabel 2. Jadwal Program Latihan Kelompok Jogging dan fartlek .................. 35
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................ 36
Tabel 4. Uji Normalitas Data Dengan Kolmogorov-Smirnov ......................... 39
Tabel 5. Uji Homogenitas ............................................................................... 40
Tabel 6. Hasil Analisis Uji Pengaruh .............................................................. 41
Tabel 7. Analisis Uji Beda .............................................................................. 44
xv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Variasi Latihan Fartlek .................................................................. 13
Gambar 2. Kerangka Berpikir ......................................................................... 25
Gambar 3. Disain Penelitian Vo2 Max ............................................................ 26
Gambar 4. Diagram Batang Fartlek ................................................................ 37
Gambar 5. Diagram Batang Jogging ............................................................... 37
Gambar 6. Perbandingan Hasil Tes Awal ....................................................... 38
Gambar 7. Perbandingan Hasil Tes Akhir ...................................................... 38
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas ............................................. 54
Lampiran 2. Surat Balasan Dari Tempat Penelitian ......................................... 55
Lampiran 3. Perbandingan Perlakuan ............................................................. 56
Lampiran 4. Data Penelitian ............................................................................. 57
Lampiran 5. Perhitungan Standar Deviasi ....................................................... 58
Lampiran 6. Uji Normalitas ............................................................................ 59
Lampiran 7. Homogenitas .............................................................................. 60
Lampiran 8. Hipotesa 1 ................................................................................... 61
Lampiran 9. Hipotesa 2 ................................................................................... 62
Lampiran 10. Hipotesa 3 ................................................................................. 63
Lampiran 11. Tabel Uji T ................................................................................ 64
Lampiran 12. Program Latihan ....................................................................... 65
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga sangat bermanfaat untuk kesehatan secara umum, karena dapat
meningkatkan kualitas hidup dan memperlambat kemunduran status
kebugaran seseorang akibat penuaan, penyakit, dan lingkungan. Olahraga
yang teratur, dapat meningkatkan fungsi dari jantung, pernafasan, dan otot.
Olahraga apapun jenisnya tak lepas dari kebutuhan akan kesegaran jasmani
yang baik. Salah satu unsur dari kesegaran jasmani adalah daya tahan. Daya
tahan adalah kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan untuk
mengambil oksigen kemudian mendistribusikannya ke jaringan yang aktif
untuk digunakan pada pada proses metabolisme tubuh. Pada dasarnya ada dua
macam ketahanan, yaitu aerobik dan anerobik. Ketahanan aerobik
mendominasi olahraga yang menuntut energi untuk waktu yang lama dan
tidak menimbulkan hutang oksigen, contoh: dayung, sepakbola. Sedangkan
ketahanan anerobik terdapat pada olahraga yang menggunakan energi yang
banyak dalam waktu yang singkat yang menimbulkan hutang oksigen,
contoh: lari sprint, angkat besi
2
Pengukuran ketahanan daya tahan dapat dilakukan dengan mengukur nilai
komsumsi oksigen maksimal Vo2 Max adalah jumlah terbanyak oksigen yang
dapat digunakan dalam suatu latihan yang maksimal, menggunakan seluruh
tubuh, dan diukur pada ketinggian yang setara dengan permukaan air
laut.Nilai Vo2 Max dapat dipengaruhi oleh genetik, jenis kelamin, usia, dan
aktifitas (latihan). Sebelum usia pubertas, anak laki-laki dan perempuan
memiliki nilai Vo2 Max yang tidak jauh berbeda, tapi setelah itu anak
perempuan jauh tertinggal. Rata-rata remaja perempuan memiliki nilai Vo2
Max antara 15 hingga 25% lebih kecil dari remaja pria, walaupun terdapat
pendapat lain yang menunjukkan perbedaan 20-37%.
Dalam dunia olahraga daya tahan memiliki peran yang sangat penting pada
setiap cabang olahraga gerak. Sepak bola merupakan olahraga yang paling
dominan dalam penggunaan kekuatan daya tahan. Banyak tim sepak bola
memiliki tingkat daya tahan ( vo2 max) yang rendah. Hal itu disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya kurang terprogramnya sistem latihan yang baik,
minimnya kejuaraan yang dilaksanakan, latihan yang kurang tepat dalam
meningkatkan daya tahan ( vo2 max ).
Keunggulan seorang atlet terletak pada kemampuan menyediakan oksigen
sesuai keperluannya. Atlet yang kebugarannya baik mempunyai nilai vo2 max
yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas lebih kuat daripada atlet yang
memiliki daya tahan yang rendah, sehingga unsur vo2 max dalam olahraga
adalah salah satu faktor yang menentukan.
3
Latihan yang di pergunakan sebagai penelitian adalah fartlek dan jogging.
Latihan yang tepat hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna
mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Menurut Sukadiyanto
(2010: 21) prinsip-prinsip latihan tersebut meliputi: (1) kesiapan, (2)
individual, (3) adaptasi, (4) beban berlebih, (5) progresif, (6) spesifik, (7)
variasi, (8) pemanasan dan pendinginan, (9) latihan jangka panjang, (10)
prinsip berkebalikan, (11) tidak berlebihan, dan (12) sistematik.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tim Sepak Bola SMA
Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Tempat penelitian yaitu di
Lapangan Sepak Bola Kota Gajah. Tujuanya melakukan fartlek dan jogging
adalah untuk meningkatkan Vo2 max antara lain dapat diketahui dengan tes
Cooper dengan lari 2,4 Km.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui perbedaan pengaruh
fartlek dan jogging terhadap peningkatan Vo2 max.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifkasi masalah
sebagai berikut:
1. VO2 Max merupakan unsur utama dalam olahraga khususnya sepak bola.
2. Kurang terprogramnya latihan yang baik dalam peningkatan vo2 max.
3. Minimnya kejuaraan sepak bola yang dilaksanakan sehingga membuat
seorang pemain sepak bola jarang untuk berlatih.
4
4. Latihan yang dilakukan oleh tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah
Kabupaten Lampung Tengah tidak begitu efektif dalam peningkatan vo2
max
5. Tingkat vo2 max (daya tahan) tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah
Kabupaten Lampung Tengah dapat dianggap lemah, hal tersebut terlihat
dari penerapan sistem program latihan yang dilaksanakan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemampuan, tenaga, biaya dan waktu, maka
penelitian ini dibatasi pada pengaruh fartlek dan jogging terhadap
peningkatan vo2 max.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, dapat
dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah ada pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatan vo2 max tim
sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah ?
2. Apakah ada pengaruh latihan jogging terhadap peningkatan vo2 max tim
sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah ?
3. Apakah latihan fartlek lebih baik dibandingkan dengan latihan jogging
dalam peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah
Kabupaten Lampung Tengah ?
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh fartlek terhadap peningkatan vo2 max.
2. Untuk mengetahui pengaruh jogging terhadap peningkatan vo2 max
3. Untuk mengetahui kelompok manakah yang memiliki rata-rata vo2 max
lebih tinggi di antara kelompok yang diberi perlakuan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran di bidang kesehatan
kepada khalayak umum bahwa begitu besarnya manfaat olahraga dalam
hal ini latihan terhadap kesehatan, diantaranya menjaga vo2 max.
2. Dapat memberikan tanggapan yang positif terutama kepada siswa yang
memilih latihan dan tentang manfaat yang bisa didapat dari kedua latihan
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Latihan
Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Indonesia yaitu latih. Menurut
Iriyanto (2002: 11-12) bahwa latihan adalah proses pelatihan yang
dilaksanakan secara teratur, terencana, menggunakan pola dan sistem tertentu,
metodis serta berulang seperti gerakan yang semula sukar dilakukan, kurang
koordinatif menjadi semakin mudah dan otomatis, sehingga gerak menjadi
efesien dan itu harus dilakukan berulang kali.
Pengertian latihan yang berasal dari kata latih adalah perangkat utama dalam
proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh
manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan
geraknya. Latihan dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan
atau satu sesi tatap muka, dan pada umumnya berisikan (1)
pembukaan/pengantar latihan, (2) pemanasan (warming up), (3) latihan inti,
(4) latihan tambahan (suplemen), (5) cooling down/penutup. Latihan yang
dimaksudkan adalah materi dan bentuk latihan yang ada latihan inti dan
latihan tambahan (suplemen).
7
Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu
perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan
materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Dengan demikian pengertian latihan
yang berasal dari kata trining dapat disimpulkan sebagai suatu proses
penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan
praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan
ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga
tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas utama dalam latihan
adalah menggali, menyusun, dan mengembangkan konsep berlatih melatih
dengan memadukan antara pengalaman praktis dan pendekatan keilmuwan,
sehingga proses berlatih melatih dapat berlangsung tepat, cepat, efektif, dan
efisien.
Menurut Sukadiyanto (2010: 11) proses latihan tersebut selalu bercirikan
antara lain:
a) Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik
dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu (pentahapan),
serta memerlukan perencanaan yang tepat dan cermat.
b) Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur maksudnya
latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan.
8
Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi latihan diberikan dari
yang mudah ke yang sukar.
c) Pada setiap satu kali tatap muka harus memiliki tujuan dan sasaran.
d) Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar
pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relatif permanen.
e) Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang
direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor
kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekanan pada sasaran latihan.
B. Latihan Fartlek
1. Pengertian fartlek
Fartlek atau speed play yang diciptakan oleh Gosta Halmer adalah suatu
sistem pelatihan endurance, yang maksudnya adalah untuk membangun,
mengembalikan, atau memelihara kondisi tubuh seseorang (Harsono,
1988: 155). Latihan Fartlek merupakan Variasi dari latihan interval.
Latihannya dilakukan dengan lari sprint pendek, speed play, naik turun
bukit, dan berbagai variasi berlari. Berlatih naik turun bukit bagus efeknya
terhadap :
1. Pengembangan keterampilan tehnik,
2. Kekuatan ,
3. Daya tahan
4. Kebugaran mental.
9
Dengan latihan fartlek dalam pengembangan keterampilan dapat
meningkatkan Penguasaan keterampilan tehnik karena sangat ditentukan
oleh tingkat kondisi fisik yang dimiliki,dengan kata lain bahwa tanpa
kondisi fisik yang baik tidak mungkin tehnik dapat ditingkatkan serta
latihan ini juga dapat berpengaruh terhadap kesiapan mental. Fartlek
merupakan salah satu bentuk latihan yang sangat baik untuk
mengembangkan daya tahan hampir pada semua cabang olahraga yang
memerlukan daya tahan dan Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan
dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan ini
berasal dari Swedia yang berarti “speed play” atau bermain-main dengan
kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan
latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya.
Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang
mempunyai pemandangan indah sedikit rintangan dengan lintasan yang
berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.
Fartlek diciptakan oleh Gosta Holmer dari Swedia dan disebut juga speed
play dalam yunyun dkk (2008:3.10),yaitu suatu sistem latihan endurance
yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan, atau
memelihara kondisi fisik seseorang. Fartlek atau speed play biasanya
dilakukan dialam terbuka yang diawali dengan lari lambat-lambat dan
kemudian diselingi lari cepat jarak pendek (sprint). Selanjutnya diteruskan
dengan jogging dan lari jarak menengah dengan tempo sedang, diselingi
dengan jogging dan sprint begitu seterusnya. Dengan demikian tempo lari
berubah-ubah sesuai dengan kemampuan kondisi fisik yang bersangkutan.
10
Dalam latihan itu sipelaku dapat menentukan sendiri intensitas dan
lamanya latihan sesuai dengan kemampuannya.
2. Objektif Latihan Fartlek
1) Meningkatkan dan menguatkan daya tahan kardiovaskular.
2) Membina daya tahan dan meningkatkan kekuatan otot serta
meningkatkan cara untuk melakukan aktivitas pada tahap yang tinggi.
3) Meningkatkan cara bekerja atau berlari di tahap yang lebih tinggi
dalam jangka masa yang lama.
4) Meningkatkan cara untuk menghindarkan kelesuan serta
menghilangkan kebosanan latihan.
5) Memberi kesempatan pada tubuh badan beristirahat sebelum
menjalankan aktivitas yang lain.
6) Meningkatkan cara untuk pulih dengan cepat dari aktivitas yang berat.
7) Dapat meningkatkan cara penggunaan tenaga yang tinggi.
3. Prinsip – Prinsip Latihan Fartlek
1) Jangan berlari sehingga tidak berupaya. Peserta tidak digalakkan
berlari sehingga terlalu penat.
2) Jangan beristirahat sehingga pulih 100% atau tidak boleh beristirahat
pasif tetapi hendaklah beristirahat aktif seperti belari perlahan – lahan
atau berjalan.
11
3) Aktivitas yang dirancang hendaklah berkaitan dengan aktivitas
meregang otot, aktivitas berintensitas tinggi dan aktivitas yang boleh
menaikkan tekanan darah.
4) Latihan fartlek adalah latihan aerobik yaitu kebolehan seseorang
melakukan sesuatu pergerakan fisik berterusan tanpa cepat lelah.
5) Latihan hendaklah progresif dan dijalankan pada satu jangka masa
atau masa yang melibatkan sebahagian besar otot – otot badan.
4. Kelebihan Latihan Fartlek
a) Latihan ini dapat memenuhi keperluan dari segi intensitas ulangan,
lanjutan dan istirahat
b) Perubahan dan masa berlari akan melambatkan kelelahan
c) Objektif untuk daya tahan kardiovaskular tercapai dalam masa yang
singkat
d) Tempat latihan kesukaan mereka agar tidak menjenuhkan
e) Membina lebih banyak daya tahan dan kekuatan
f) Mengutamakan lari berkelompok dalam latihan, dengan ini peserta
tidak merasa cepat lelah
5. Kelemahan Latihan Fartlek
a) Tenaga yang berlebihan untuk latihan fartlek yaitu berlari dalam
keadaan bebas dan tekanan yang rendah tidak dapat menentukan
prestasi peserta. Sebaiknya latihan itu mesti berkaitan dengan
12
kesesuaian pertandingan yaitu jarak mesti ditentukan, berterusan dan
kecepatanya mesti selaras.
b) Susah untuk mendapatkan tempat yang sesuai untuk menjalani latihan
c) Lari berkumpul ini ada membawa kebaikan dan keburukkan. Tetapi
lebih banyak keburukkan kepada peserta yang telah lama menjalani
latihan ini kerana beliau terpaksa berlari bersama – sama peserta baru
yang tiada pengalaman.
6. Variasi Latihan Fartlek
Peneliti dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan.
Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya
(costa holmes) :
1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit
2. Kecepatan yang konstan dan cukup tinggi
3. Jalan cepat (istirahat aktif)
4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win
sprint)
5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat
6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi, lari cepat selama 1 menit
13
Gambar 1. Variasi Latihan Fartlek
Sumber: Suherman. 2007. Latihan fartlek .-http//sporttraining. wordpress.com.
Diakses pada tanggal 25 agustus 20015
C. Latihan Jogging
1. Pengertian Jogging
Menurut Dr George Sheehan mendefinisikan jogging sebagai kegiatan
berlari lebih lambat dari 6 mph (10 menit per mil kecepatan). Jogging
adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cenderung cara
lari – lari kecil.
Istilah jogging sering digunakan dalam sastra inggris untuk menjelaskan
gerakakan cepat pendek, baik disengaja atau tidak disengaja
(Henderson.2002.). Jogging adalah bentuk olahraga berlari atau berjalan
pada keadaan lambat atau santai yang bertujuan unutk meningkatkan
kebugaran.
Dari Pemaparan di atas, mulai tentang pengertian olahraga maupun
pengertian jogging dapat disimpulkan bahwa jogging adalah suatu
kegiatan atau usaha untuk mendorong dan mengembangkan kekuatan
14
jasmani maupun rohani melalui gerak berlari yang kecepatannya lebih
lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
2. Manfaat Latihan Olahraga Jogging
Melakukan Jogging secara teratur memberikan manfaat bagus buat kondisi
fisik dan kesehatan lainnya. Jogging juga memberikan kesenangan secara
fisik dan mental. Jogging memberikan keuntungan tetap bagi keseluruhan
kesehatan setelah dilakukan, Efek – Efek dari Jogging adalah membuat
jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan
pernafasan.
3. Cara Melakukan Latihan Jogging
Jogging adalah salah satu cara terbaik dan terhemat untuk membakar
lemak. Jogging dapat dilakukan dimana saja asalkan membawa sepatu
kets jogging. Biasanya latihan jogging dilakukan di stadion yang ada
tempat berlari, biasanya juga di jalan mengelilingi desa atau kota.
Pemanasan (peregangan otot) dulu selama 5 menit namun jangan terlalu
berat. Lakukan peregangan terutama pada otot betis dan paha. Jangan lupa
untuk melakukan peregangan pada urat-urat di lutut. Seringkali bagian
tubuh itu merupakan tempat yang paling banyak mengalami cedera.
Untuk pemanasan, bisa memulai dengan berjalan, berlari lambat kemudian
semakin cepat perlahan-lahan. Jangan lupa untuk melakukan peregangan
kembali setelah selesai berlari.
15
Saat mulai, berjogginglah selama 10 menit non stop. Jangan sebentar-
bentar berhenti kecuali bila dalam kasus khusus nafas sesak atau kepala
terasa pusing. Selama berjogging, pertahankan nafas yang konsisten. Bisa
saja bernafas seiring langkah. Aturan terpenting saat memulai suatu
olahraga adalah jangan memaksa tubuh terlalu berat, rileks tapi tetap
berstamina dan ditingkatkan secara bertahap.
D. Pengertian VO2 Max
VO2 max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama
aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena vo2 max
ini dapat membatasi kapasitas kardiorespirasi seseorang, maka vo2 max
dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan. Menurut Thoden (dalam
Sukarman, 1992), yang dimaksud dengan vo2 max adalah: Daya tahan
aerobik maksimal menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang
dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan
latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan. Ukurannya disebut
vo2 max. VO2 Max adalah pengambilan oksigen (oxygen intake) selama
upaya maksimal, dan menurut Costill, (dalam Maglischo, 1982), bahwa
kapasitas kerja fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktuyang lama
dapat diukur dari konsumsi oksigen maksimalnya (vo2 max atau maximal
oxygen uptake).
16
VO2 Max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik
dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme oksidatif dari otot yang
melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen
meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state di mana konsumsi
oksigen sesuai dengan kebutuhan latihan. Bersamaan dengan keadaan steady
state ini terjadi pula adaptasi ventilasi paru, denyut jantung, dan cardiac
output. Keadaan dimana konsumsi oksigen telah mencapai nilai maksimal
tanpa bisa naik lagi meski dengan penambahan intensitas latihan inilah yang
disebut vo2 max. Konsumsi oksigen lalu turun secara bertahap bersamaan
dengan penghentian latihan karena kebutuhan oksigen pun berkurang.
Secara teori, nilai vo2 max dibatasi oleh cardiac output, kemampuan sistem
respirasi untuk mengantarkan oksigen ke darah, atau kemampuan otot untuk
menggunakan oksigen. Dengan begitu, vo2 max pun menjadi batasan
kemampuan , dan oleh sebab itu dianggap sebagai parameter terbaik untuk
mengukur kemampuan (atau kardiorespirasi) seseorang. VO2 Max
merupakan nilai tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen
selama latihan, serta merupakan refleksi dari unsur kardiorespirasi dan
hematologik dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot.
Seseorang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai vo2 max lebih
tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat dibanding mereka yang
memiliki kebugaran yang rendah.Bagi seorang atlet, semakin tinggi faktor
endurance yang diperlukan dalam cabangnya, semakin tinggi pula angka vo2
max yang harus dimiliknya.
17
1. Satuan
vo2 max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang digunakan per
menit (ml/menit). Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak
pula oksigen (ml/menit) yang digunakan selama latihan maksimal. Untuk
menyesuaikan perbedaan ukuran tubuh dan massa otot, vo2 max dapat
dinyatakan sebagai jumlah maksimum oksigen dalam mililiter, yang dapat
digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan (ml/kg/menit).
Satuan ini yang akan dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya.
Tabel 1. Nilai standar vo2 max pada pria
Umur Sangat rendah Rendah Sedang Baik Sangat baik Superior
13-19 <35,0 35,0-38,3 38,4-45,1 45,2-50,9 51,0-55,9 >55,9
20-29 <33,0 33,0-36,4 36,5-42,4 42,5-46,4 46,5-52,4 >52,4
30-39 <31,5 31,5-35,4 35,5-40,9 41,0-44,9 45,0-49,4 >49,4
40-49 <30,2 30,2-33,5 33,6-38,9 39,0-43,7 43,8-48,0 >48,0
50-59 <26,1 26,1-30,9 31,0-35,7 35,8-40,9 41,0-45,3 >45,3
60+ <20,5 20,5-26,0 26,1-32,2 32,3-36,4 36,5-44,2 >44
Sumber: Suhendra. 2008. Standar vo2 max pria. http//human.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 25 agustus 2015.
Tabel di atas menunjukan nilai standar vo2 max pada pria yang terbagi menjadi
6 kelompok umur. Penelitian ini masuk dalam umur 13-19 tahun yang terbagi
dalam 6 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, baik, sangat baik dan
superior. satuan yang digunakan yaitu ml/kg/menit.
18
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi vo2 max
a. Genetik
Manusia mewarisi banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran ,
termasuk sistem pernafasan dan peredaran, dan sistem otot. Atlet yang
memiliki kapasitas vital paru dan ukuran jantung yang lebih besar,
volume darah dan kadar haemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan
atlet lain, cenderung memiliki kebugaran atau nilai vo2 max yang lebih
bagus. 25 hingga 40% perbedaan nilai vo2 max dipengaruhi oleh
genetik.
b. Usia
Penelitian cross-sectional dan longitudinal nilai vo2 max pada anak usia
8-16 tahun yang tidak dilatih menunjukkan kenaikan progresif dan
linier dari puncak kemampuan , sehubungan dengan umur kronologis
pada anak perempuan dan laki-laki. vo2 max anak laki-laki menjadi
lebih tinggi mulai umur 10 tahun, walau ada yang berpendapat latihan
ketahanan tidak terpengaruh pada kemampuan sebelum usia 11
tahun. Puncak nilai vo2 max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun
pada kedua jenis kelamin.
Secara umum, kemampuan turun perlahan setelah usia 25
tahun. Penelitian dari Jackson AS et al. menemukan bahwa penurunan
rata-rata vo2 max per tahun adalah 0.46 ml/kg/menit untuk pria (1.2%)
dan 0.54 ml/kg/menit untuk wanita (1.7%).Terjadi penurunan 8 hingga
10% per dekade untuk individu yang tidak aktif, tanpa
19
memperhitungkan tingkat kebugaran awal mereka. Bagi yang
memutuskan untuk tetap aktif dapat menghentikan setengah penurunan
tersebut (4 hingga 5% per dekade), dan yang terlibat dalam latihan
fitness dapat menghentikan setengahnya lagi (2,5% per dekade).
Penurunan ini terjadi karena beberapa hal, termasuk reduksi denyut
jantung maksimal dan isi sekuncup jantung maksimal.
c. Jenis Kelamin
Kemampuan wanita sekitar 20% lebih rendah dari pria pada usia yang
sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal yang menyebabkan
wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih rendah dan lemak tubuh
lebih besar. Wanita juga memiliki massa otot lebih kecil daripada
pria. Mulai umur 10 tahun, vo2 max anak laki-laki menjadi lebih tinggi
12% dari anak perempuan. Pada umur 12 tahun, perbedaannya menjadi
20%, dan pada umur 16 tahun vo2 max anak laki-laki 37% lebih tinggi
dibanding anak perempuan.
d. Latihan
Latihan fisik dapat meningkatkan nilai vo2 max. Latihan fisik yang
efektif bersifat endurance (ketahanan) dan meliputi durasi, frekuensi,
dan intensitas tertentu. Namun begitu, vo2 max ini tidak terpaku pada
nilai tertentu, tetapi dapat berubah sesuai tingkat dan intensitas aktivitas
fisik. Contohnya, bed-rest lama dapat menurunkan vo2 max antara
15%-25%, sementara latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan
20
vo2 max dengan nilai yang hampir serupa. Bentuk latihan seorang atlet
dapat mempengaruhi nilai vo2 max –nya.
3. Faktor-faktor yang menentukan vo2 max
a. Sistem Pernafasan
Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi peningkatan
kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan oksigen
ini didapat dari ventilasi dan pertukaran oksigen dalam paru-paru.
Ventilasi merupakan proses mekanik untuk memasukkan atau
mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses ini berlanjut dengan
pertukaran oksigen dalam alveoli paru dengan cara difusi. Oksigen
yang terdifusi masuk dalam kapiler paru untuk selanjutnya diedarkan
melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Untuk dapat memasok
kebutuhan oksigen yang adekuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi
dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya.3 Pada
seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi oksigen dan ventilasi
paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan
dengan intensitas maksimal.
b. Sistem Kardiovaskuler
Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik
adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh
peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat
mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya. Karena pemakaian
21
oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem
kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat
dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai vo2 max.
c. Sel darah merah (Hemoglobin)
Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin, maka kadar
oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar hemoglobin yang
tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah normal, misalnya pada
anemia, maka jumlah oksigen dalam darah juga lebih rendah.
Sebaliknya, bila kadarhemoglobin lebih tinggi dari normal, seperti pada
keadaan polisitemia, maka kadar oksigen dalam darah akan meningkat.
Hal ini juga bisa terjadi sebagai respon adaptasi pada orang-orang yang
hidup di tempat tinggi. Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi
oleh hormon androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah
merah. Laki-laki memiliki kadar hemoglobin sekitar 1-2 gr per 100 ml
lebih tinggi dibanding wanita.
d. Pengukuran vo2 max
Untuk mengukur vo2 max, ada beberapa tes yang lazim digunakan. Tes
ini haruslah dapat diukur dan mudah dilaksanakan, serta tidak
membutuhkan ketrampilan khusus untuk melakukannya. Tes fartlek
dan jogging adalah dua cara yang paling sering digunakan untuk
menghasilkan beban kerja.
22
E. Kerangka Berpikir
Sebagai contoh latihan adalah lari, senam, fartlek, jogging, bersepeda,
renang, dan jalan cepat. Latihan dapat memberikan manfaat secara psikologis
dan fisiologis (kebugaran) berupa kebugaran jantung dan paru, kekuatan otot,
daya tahan otot, dan komposisi tubuh.
Penelitian ini mempunyai kerangka berpikir yaitu perbedaan pengaruh fartlek
dan jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1
Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Terdapat tiga variabel yaitu latihan
fartlek dan jogging sebagai variabel bebas dan vo2 max sebagai variabel
terikat.
A. Fartlek
Berdasarkan kajian pustaka dan menurut para ahli dapat disimpulkan
bahwa fartlek adalah suatu latihan yang bermain dengan kecepatan (speed
play) yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan (vo2 max). Fartlek
diciptakan oleh Gosta Holmes.
Pada umumnya latihan fartlek digunakan pada semua cabang olahraga
yang memerlukan daya tahan. Fartlek sebaiknya dilakukan pada tempat
yang memiliki pemandangan indah sedidkit rintangan dengan lintasan
yang berbeda.
Latihan fartlek mempunyai kelebihan yaitu : meningkatkan daya tahan
(vo2 max), latihan yang tidak membosankan karena saat latihan memilih
pemandangan yang indah, latihan dilakukan berkelompok sehingga saat
23
latihan tidak merasa cepat lelah. Adapun kekurangan latihan fartlek yaitu,
sulit untuk memilih tempat latihan yang sesuai dengan keinginan, latihan
biasanya dilakukan berkelompok sehingga adanya perbedaan antara pelari
yang sudah terlatih dan yang belum terlatih.
B. Jogging
Berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam kajian pustaka dan menurut
parah ahli jogging adalah suatu kegiatan berlari pada suatu landasan datar
yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dalam hal ini
jogging juga bisa digunakan untuk meningkatkan daya tahan (vo2 max).
Latihan jogging banyak digunakan pada semua cabang olahraga yang
memerlukan daya tahan. Karena dalam pelaksanaannya sangat sederhana
namun manfaatnya banyak yaitu, memperlacar perdearan darah,
meningkatkan daya tahan, membantu menyingkirkan masalah
pencernaan, menghilangkan stres dan banyak lagi.
Adapun kelemahan latihan ini yaitu, pergerakan otot yang dilaukan secara
berulang sehingga mengakibatkan adanya otot yang cidera.
C. VO2 Max
VO2 Max adalah kemampuan paru-paru dalam mengkonsumsi jumlah
maksimal oksigen dalam tubuh saat melakukan aktifitas fisik yang lama.
VO2 Max merupakan indikator terbaik dari ketahanan karena vo2 max
merupakan unsur utama pada semua cabang olahraga yang memerlukan
daya tahan.
24
Untuk meningkatkan vo2 max dapat dilakukan dengan berbagai macam
latihan, diantaranya yaitu fartlek dan jogging.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan kerangka pikir dalam
penelitian ini. Peneliti menarik kesimpulan kerangka berpikir yaitu perbedaan
pengaruh fartlek dan jogging terhadap peningkatan vo2 max, dan kerangka
berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian
F. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis penelitian yang diajukan berdasarkan kajian teori dan
penelitian yang relevan adalah:
1. Ada pengaruh Fartlek terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola
SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabpaten Lampung Tengah.
2. Ada pengaruh Jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola
SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabpaten Lampung Tengah.
3. Latihan fartlek lebih baik dibandingkan dengan latihan jogging terhadap
peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah
Kabupaten Lampung Tengah.
Latihan Fartlek
Latihan Jogging
Peningkatan VO2
Max tim sepak bola
SMA Negeri 1
Kota Gajah
Kabupaten
Lampung Tengah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. MetodePenelitian
Metode penelitian ini adalah eksperimen.
2. Desain penelitian
Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah “ pre-Test And Post –
test Group desain “ Secara skematis dapat digambarka sebagai berikut :
Gambar 2. Desain penelitian vo2max
R
Tes Awal
Perlakuan
Tes Akhir
X 1.1 T1 X2.1
X1.2
T2
X2.2
26
Keterangan :
R : Random
X1.1 : Pre tes/ vo2max kelompok jogging
X1.2 : Pre tes/ vo2max kelompok fartlek
T1 : Perlakuan kelompok jogging
T2 : Perlakuan kelompok fartlek
X2.1 : Post Tes/ vo2max kelompok jogging
X2.2: Post Tes/ vo2max kelompok fartlek
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola
Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu
berlangsung sebanyak 16 kali pertemuan dan dimulai dari tanggal 18 Januari-
20 Maret.
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Tim Sepak Bola SMA Negeri 1 Kota
Gajah Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 22 orang.
D. Sampel
Menurut Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Jika kita meneliti seluruh dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian populasi.
27
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah fartlek dan
jogging.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Vo2max.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode tes
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes ini meliputi tes pengukuran
Vo2max.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2005 :101). Untuk dapat
mengumpulkan data dengan teliti, maka diperlukan instrumen penelitian.
Instrumen yang baik adalah instumen valid dan reliabel. Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid
(dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur), sedang
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan tes pengukuran
Vo2max yaitu menggunakan tes Cooper lari 2,4 Km yaitu salah satu
bentuk tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani dan
28
tingkat daya tahan ( vo2max )seseorang. Peserta tes harus berlari secepat-
cepatnya menempuh jarak 2.4 Km. Lintasan Tes 2.4Km usahakan
berstruktur datar tidak bergelombang, tidak licin, tudak terlalu banyak
belokan tajam.Waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam
satuan menit dua angka dibelakang koma. Waktu tersebut digunakan untuk
memprediksi tingkat vo2max siswa dengan cara mengkonfirmasikan
dengan table tingkat vo2max milik Cooper.
Untuk mengukur hasil Vo2max sarana dan prasarana yang digunakan
antara lain :
1. Stopwacth
2. Peluit
3. Lintasan lari 400 m
4. Nomor dada
Pelaksanaan Tes : Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum
tes. Setiap peserta memakai nomor dada. Peserta berbaris dibelakang garis
start dan mendengarkan aba-aba berlari dengan meniup peluit. Saat peluit
berbunyi stopwacth berjalan dan apa bila peserta sudah melakukan 6
putaran stopwacth berhenti dan akan dicatat hasil waktunya.
G. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting
karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan dalam
penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti melakukan langkah-
langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
29
1. Test Awal (Pre Test)
Tes awal atau pre-test yaitu tes yang pertama kali dilakukan oleh peneliti
dengan tujuan untuk menyamakan beban latihan dari masing - masing
subyek, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah
diberikan treatment atau perlakuan dalam 16 kali pertemuan.Tes awal
dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2016. Sebelum melakukan tes awal
sampel dibagi terlebih dahulu menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
fartlek dan kelompok jogging dengan cara pembagian ganjil genap.
2. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan (treatment) pada eksperimen ini dilaksanakan 16 kali
pertemuan, dikarenakan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan,
sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang
dilaksanakan selama 16 kali pertemuan sesuai dengan batas waktu
minimal latihan menurut (Bompa, 1994). Latihan ini dimulai pukul 15.00
WIB sampai selesai, latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu pada
hari senin, rabu dan jumat, kelompok ekperimen I diberi latihan fartlek dan
kelompok eksperimen II diberi latihan jogging.
a. Pemanasan (Warming Up)
Latihan pemanasan (Warming Up) diberikan kepada pemain selama 15
menit, latihan ini sangat penting karena latihan ini dilakukan untuk
menaikkan suhu tubuh dan menghindari resiko terjadinya cidera otot
dan sendi-sendi pada peserta. Latihan yang merupakan kegiatan
30
pemanasan dalam penelitian ini meliputi: stretching, Senam untuk
kelentukan, pelemasan, penguatan yang meliputi otot leher, dada,
lengan, pinggang, dan pemanasan yang dilakukan lebih dikhususkan
pada cabang olahraga yang akan dipelajari yaitu lari.
b. Latihan Inti
Latihan inti dilakukan oleh peserta untuk dibandingkan pada nantinya,
yaitu dua bentuk latihan fartlek dan latihan jogging.
3. Test Akhir (Post Test)
Tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang
dilakukan pada tes awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang
dicapai oleh tiap-tiap peserta tes dari masing-masing kelompok setelah
melaksanakan latihan. Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 25 Februari
2016. Hasil tes akhir dicatat untuk mengetahui pengaruh dari kedua bentuk
latihan tersebut dan mana yang lebih baik hasilnya.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan
uji t sampel berkorelasi. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan homogenitas data.
Keputusan menerima atau menolak hipotesis pada taraf signifikansi 5 %,
untuk menganalisis data digunakan bantuan komputer program SPSS 20.0
for Windows Evaluation Version.
31
1. Uji Normalitas
Teknik yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji normalitas
Kolmogorov Smirnov (Sudjana, 2005: 466). Uji normalitas ini dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Langkah sebelum melakukan pengujian
hipotesis lebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data dengan uji
normalitas yaitu menggunakan Uji lillieferors (Sudjana,2005:466). Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2, ........, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ....... Zn
Dengan menggunakan rumus: Zi = ̅
( ̅ dan S masing-masing merupakan rerata dan simpangan baku
sampel)
b. Untuk tiap bilangan baku ini akan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian hitung peluang F (zi) = P (z zi)
c. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, ....... Zn yang lebih atau sama dengan
zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka :
S (zi) =
Hitung selisih F (zi) – S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
d. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar L0 .
e. Kriteria pengujian adalah jika Lhitung Ltabel, maka variabel tersebut
berdistribusi normal, sedangkan jika Lhitung Ltabel maka variabel
berdistribusi tidak normal.
32
2. Uji Homogenitas Varians
Pengujian homogenitas variansi menggunakan adalah uji Levene Test
(Sudjana, 2005: 261). Pengujian dilakukan terhadap dua kelompok
perlakuan eksperimen. Uji Levene Test didapat dari hasil perhitungan spss
versi 20. Hasil dari Levene Test tersebut adalah untuk menguji apakah
kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi
homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
variansi, maka data tersebut dalam kategori statistik parametrik dengan
demikian persyaratan untuk penggunaan analisis statistik para metrik
sudah dipenuhi.
Menurut Sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan
rumus sebagai berikut :
TerkecilVarians
TerbesarVariansF
Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus
Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)
Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)
Taraf signifikan 0.05 maka dicari pada tabel F. Dengan kriteria pengujian :
Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen
F hitung ≤ F tabel berarti homogen
Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka
data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F
33
hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang
berbeda.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
signifikan dari latihan yang diberikan. Uji Hipotesis dilakukan dengan
menguji pengaruh atau uji perpasangan dengan menggunakan paired t-
test dan uji beda dengan independent t-test, dengan bantuan SPSS versi
20.0.
Berikut rumus t-test yang digunakan :
1) Rumus Polled Varian
t hitung =
21
21
11
nnxS
XX
gab
2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SxnSxnS gab
Keterangan :
X : Rerata kelompok eksperimen A
X : Rerata kelompok eksperimen B
1S : Simpangan baku kelompok eksperimen A
2S : Simpangan baku kelompok eksperimen B
1n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B
34
2) Separated Varian
t hitung =
1
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XX
Keterangan :
X : Rerata kelompok eksperimen A
X : Rerata kelompok eksperimen B
1S : Simpangan baku kelompok eksperimen A
2S : Simpangan baku kelompok eksperimen B
1n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B
I. Program Latihan
Program fartlek dan jogging dilakukan dengna frekuensi 3x/minggu.
Dilaksanakan selama 6 minggu, dimulai dari 18 Januari - 25 Maret 2016.
Intensitas latihan berkisar antara 65% - 85% denyut jantung maksimal. Durasi
latihan selama antara 20 - 60 menit. Berikut ini jadwal latihan dari kedua
kelompok perlakuan:
Tabel 2. Jadwal Program Latihan Kelompok Fartlek dan Jogging
Hari Jam Kelompok
Senin, Rabu,
Jum’at
15.00-15.40 WIB Fartlek
Senin, Rabu,
Jum’at
15.00-15.40 WIB Jogging
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab
sebelumnya , maka hasil penelitian dari perbedaan pengaruh kelompok fartlek
dan jogging terhadap peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1
Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh fartlek terhadap peningkatan vo2max tim sepak bola
SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.
2. Terdapat pengaruh jogging terhadap peningkatan vo2max tim sepak bola
SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.
3. Kelompok fartlek lebih baik dibandingkan kelompok jogging dalam
memberikan peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota
Gajah Kabupaten Lampung Tengah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang
ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai
berikut:
50
1. Dalam rangka meningkatkan vo2max sangat efektif dilakukan dengan
metode fartlek.
2. Untuk meningkatkan vo2max efektif juga diterapkan metode jogging
3. Dalam rangka meningkatkan vo2max ternyata fartlek lebih baik di
bandingkan dengan jogging untuk memberikan peningkatan vo2max tim
sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.
4. Perlu dilaksanakan penelitian yang lebih lanjut sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih khusus dalam
dunia olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Almy, MA dan Sukadiayanto. 2014. Perbedaan Pengaruh Circuit Training dan
Fartlek Training Terhadap Peningkatan VO2max dan Indeks Massa Tubuh.
Yogyakarta: Jurnal Keolahragaan. Vol 2. Nomer 1.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka
Cipta
Arikunto. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Sagung Seto.
Bompa, T.O. 1994. Theory and Methodology of Training, Third edition, Toronto,
Ontorio
Djumijar, M. 2004.Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pesada.
Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta:
CV Tambak Kusuma.
Henderson. Joe, 2002. Cara Terbaik Olahraga Lari. Jakarta: PT RajaGrafindo
Perseda.
Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Ngeri Yogyakarta.
Maglischo, Ernest W., 1982, Swimming Faster: A Comprehensive Guide to the
Science of Swimming, Mayfield Publishing Company, USA.
Samsudin, latihan fartlek meningkatkan daya tahan tubuh. http: //iimzizah.
wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 agustus 2015
Samsudin. 2006. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
SD/MI. Prenada Media Group, Jakarta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana.2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito
52
Suhendra. 2008. Standar vo2 max pria. http//human.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 25 agustus 2015.
Suherman. 2007. Latihan fartlek. http//sporttrainng.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 25 agustus 20015
Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV
Lubuk Agung.
Yunyun. 2008. Latihan Fisik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonersia