perbedaan pemahaman konsep kimia siswa · pdf fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan...

80
PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN SAINS-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (STM) DAN YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL OLEH FAUZAN MUNIR NIM: 102016023841 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: vanduong

Post on 01-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN SAINS-TEKNOLOGI-MASYARAKAT (STM)

DAN YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL

OLEH FAUZAN MUNIR

NIM: 102016023841

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN YANG DIAJARKAN DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL”, disusun oleh Fauzan Munir, NIM 102016023841, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 September 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Kimia.

Jakarta, 6 September 2010

Pada Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc .............. ...................... NIP. 19700209 200003 2 001 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juanengsih, M.Pd .............. ...................... NIP. 19790510 200604 2 001 Penguji I Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si .............. ...................... NIP. 19540310 198803 1 001 Penguji II Burhanudin Milama, M.Pd .............. ...................... NIP. 19770201 200801 1 011

Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1 003

Page 3: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

i

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris perbedaan pemahaman konsep kimia siswa yang diajarkan dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Penelitian ini dilakukan pada kelas X-2 di MA Al-Khairiyah Mampang Jakarta Selatan dengan jumlah sampel 31 dan sebagai kelas kontrol yaitu kelas X-1 dengan jumlah sampel 31. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memilih kelompok (cluster) secara acak. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pendekatan STM dan pendekatan konvensional, sedangkan variabel terikat (Y) adalah pemahaman konsep kimia siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah uji validitas dan reliabilitas diperoleh 20 soal yang dijadikan instrumen untuk mengukur perbedaan pemahaman konsep kimia siswa yang diajarkan dengan pendekatan STM dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Pemahaman siswa tentang minyak bumi dan petrokimia pada kelas yang diberi perlakuan dengan pendekatan konvensional (kelas kontrol) memiliki skor rata-rata 58,13. Sedangkan pemahaman siswa tentang minyak bumi dan petrokimia pada kelas yang diberi perlakuan dengan pendekatan STM (kelas eksperimen) memiliki skor rata-rata 66. Dari pengujian hipotesis melalui uji-t didapat thitung > ttabel yaitu thitung = 2,42 sedangkan ttabel = 2,00, hal ini memperlihatkan adanya perbedaan pemahaman konsep kimia yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan STM dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.

Page 4: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

ii

KATA PENGANTAR

Mengawali penulisan skripsi ini, penulis ingin memanjatkan puji dan

syukur kehadirat Allah SWT, karena atas nikmat dan ridha-Nya skripsi yang

berjudul “Perbedaan Pemahaman Konsep Kimia Siswa yang Diajarkan dengan

Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dan yang Diajarkan dengan

Pendekatan Konvensional” ini dapat penulis selesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut berperan dalam proses

penyelesaian skripsi ini, yakni:

1. Bapak Prof. Dr. Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Zurinal Z, dan Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku dosen

pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan

motivasi serta banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Para Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, yang telah

mentransfer ilmu pengetahuannya kepada penulis sejak awal masuk sampai

berakhirnya masa perkuliahan.

5. Bapak Drs. Haris Makhri, selaku Kepala MA Al-Khairiyah Mampang Jakarta

Selatan yang telah memberikan izin dan memberikan fasilitas kepada penulis

dalam penelitian ini.

6. Bapak Ismiyanto, S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Kimia MA Al-Khairiyah

Mampang Jakarta Selatan yang juga telah memberikan izin dan memberikan

informasi serta saran kepada penulis dalam penelitian ini.

7. Sahabat-sahabat angkatan 2002 program studi pendidikan kimia dan

pendidikan biologi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

banyak memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

iii

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

ikut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini secara khusus penulis dedikasikan untuk Ayahanda Muhammad

Nur dan Ibunda Masliyah tersayang serta isteri tercinta, Iimmatissa’diah, yang

terus menerus mendo’akan penulis dan memberi dukungan baik moril maupun

materil. Semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan pahala yang

berlipat ganda. Amin.

Jakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 6: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

iv

DAFTAR ISI

ABTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 8

D. Perumusan Masalah ............................................................ 9

E. Tujuan Penelitian ................................................................ 9

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................. 10

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik .............................................................. 11

1. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat ...................... 11

2. Pembelajaran Konvensional ........................................... 22

3. Pemahaman Konsep Kimia ........................................... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 39

C. Kerangka Berpikir .............................................................. 39

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ............................................ 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 43

B. Variabel Penelitian .............................................................. 43

Page 7: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

v

C. Metode dan Desain Penelitian ............................................. 43

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 46

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 47

F. Teknik Analisis Data .......................................................... 52

G. Hipotesis Statistik ............................................................... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) di MA Al-Khairiyah Jakarta Selatan ...... 56

B. Pemahaman Konsep Kimia Siswa ....................................... 58

C. Pengaruh Pendekatan STM dan Pendekatan Konvensional

dalam Pembelajaran Kimia terhadap Pemahaman Konsep

Kimia Siswa ........................................................................ 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................ 65

B. Saran .................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

Page 8: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Interaksi Sains Teknologi Masyarakat .................................................... 11

2. Diagram Distilasi Minyak Bumi ............................................................. 35

3. Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 41

Page 9: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

vi

DAFTAR TABEL

1. Fraksi Minyak Bumi ................................................................................ 36

2. Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design ........................... 45

3. Prosedur Perlakuan Penelitian ................................................................. 45

4. Indikator dan Item Soal Instrumen Penelitian .......................................... 47

5. Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................................... 71

6. Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ................................... 84

7. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Hasil Uji Instrumen .................... 85

8. Validitas Soal Instrumen ......................................................................... 88

9. Tingkat Kesukaran Soal .......................................................................... 91

10. Perhitungan Daya Pembeda Soal ............................................................. 92

11. Daftar Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Soal ................ 94

12. Jawaban Instrumen Penelitian Kelas Kontrol ........................................... 111

13. Jawaban Instrumen Penelitian Kelas Eksperimen .................................... 112

14. Selisih Siswa Menjawab Benar ................................................................ 112

15. Skor Pemahaman Siswa Kelas Kontrol .................................................... 113

16. Skor Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen ............................................. 114

17. Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol........................................................... 115

18. Uji Normalitas Liliefors Kelas Kontrol..................................................... 116

19. Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................................... 118

20. Uji Normalitas Liliefors Kelas Eksperimen .............................................. 119

21. Perhitungan Uji Homogenitas .................................................................. 121

22. Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol .......................................................... 123

23. Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................................... 124

Page 10: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................. 71

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 72

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen ............................................................... 76

Lampiran 4 Soal Uji Coba Instrumen ....................................................... 77

Lampiran 5 Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ................ 84

Lampiran 6 Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Hasil Uji Instrumen .. 85

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Instrumen .................... 87

Lampiran 8 Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Uji Coba Tes ..................... 90

Lampiran 9 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal .................................... 91

Lampiran 10 Perhitungan Daya Pembeda Soal ........................................... 92

Lampiran 11 Daftar Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda....... 94

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa .............................................................. 95

Lampiran 13 Soal Instrumen Penelitian ..................................................... 107

Lampiran 14 Hasil Jawaban Instrumen Penelitian ...................................... 111

Lampiran 15 Skor Pemahaman Siswa ........................................................ 113

Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ............................ 115

Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ...................... 118

Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas ............................................... 121

Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji-t ......................................................... 123

Lampiran 20 Luas Dibawah Lengkungan Kurva Normal Dari 0 – Z ........... 126

Lampiran 21 Nukilan Tabel Nilai ”t” untuk Berbagai df ............................ 127

Lampiran 22 db Pembilang dan db Penyebut ............................................. 129

Page 11: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia.

Pendidikan adalah suatu proses yang berfungsi membimbing anak didik dalam

kehidupan sesuai dengan tugas dan perkembangannya yang harus dijalani oleh

anak didik. Pendidikan merupakan salah satu cara manusia untuk memperoleh

ilmu pengetahuan. Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan tersebut

seseorang haruslah belajar karena belajar sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan sumber daya manusianya.

Sekolah adalah tempat di mana siswa dan guru melakukan proses

pembelajaran. Di tempat ini siswa dididik, belajar dan diharapkan

mendapatkan hasil belajar yaitu perubahan dalam dirinya. Perubahan atau

hasil belajar yang diharapkan adalah mencakup perubahan dalam ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar bergantung kepada banyak hal atau faktor. Faktor-faktor

yang berpengaruh dalam proses belajar banyak jenisnya namun secara garis

besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal (yang ada dalam

diri individu yang sedang belajar) dan faktor eksternal (yang ada di luar diri

individu yang sedang belajar).1 Agar belajar berhasil maksimal, faktor-faktor

pendukung belajar perlu diupayakan sebaik mungkin.

Salah satu faktor di luar diri individu yang sedang belajar yang

mempengaruhi belajar siswa yaitu metode dan pendekatan mengajar. Siswa

akan dapat belajar dengan lebih baik jika pendekatan dan metode mengajar

yang digunakan oleh guru tepat, efisien, dan efektif.2 Kreativitas guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode

1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), h. 54. 2 Slameto, Belajar..., h. 69.

Page 12: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

2

dan pendekatan mengajar sangat diperlukan agar proses pembelajaran dapat

berlangsung optimal.

Di antara pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran

adalah pendekatan konvensional. Pendekatan konvensional merupakan

pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya

lebih terpusat pada guru. Guru sebagai subjek pengajar dalam kegiatan

pembelajaran dan siswa sebagai objek yang diajarkan.

Pendekatan konvensional biasa dilakukan melalui ceramah, cara klasik

yang hingga kini masih banyak digunakan oleh guru dalam mengajar. Guru

datang ke kelas, memberikan bahan pelajaran dengan topik tertentu selama

waktu tertentu pula. Metode ini biasa digunakan bila guru akan memberikan

informasi dan kapasitas kelas yang terlalu besar atau kelas dengan jumlah

siswa yang terlalu banyak sehingga menyulitkan bila menggunakan metode-

metode lain.

Dengan menggunakan pendekatan konvensional dalam pembelajaran,

alokasi waktu hampir dapat dipastikan dapat diplot dengan tepat karena

segalanya tergantung pada guru. Keseluruhan bahan pelajaran sesuai

kurikulum pun dapat disampaikan kepada siswa. Pendekatan konvensional

dengan metode ceramah merupakan cara yang praktis, dapat digunakan untuk

mengajar siswa tingkat menengah dan dapat digunakan pada kelas yang besar

jumlah siswanya.

Namun metode-metode konvensional dalam pembelajaran misalnya

metode ceramah yang sering dipakai oleh guru mempunyai kelemahan-

kelemahan, di antaranya yaitu dapat menghalangi respons siswa, kurang

menarik, sulit digunakan untuk anak-anak, membatasi daya ingat, dan kurang

menjamin bahwa siswa dapat menangkap dan menguasai apa yang telah

diajarkan oleh guru.

Guru tidak dapat mengetahui secara pasti sampai sejauh mana siswa

telah memahami pelajarannya karena siswa yang hanya duduk, mendengar,

mencatat dan menghafal belum menandakan bahwa mereka telah mengerti

Page 13: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

3

penjelasan guru dan penjelasan guru juga dapat ditafsirkan lain oleh siswa

sehingga terjadi kesalahpahaman konsep dalam memahami materi.

Metode ini pun kurang mendukung terjadinya proses perkembangan

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Hal ini disebabkan dalam kegiatan

belajar mengajar, guru berperan sentral dan guru sebagai sumber ilmu yang

hanya mentransfer ilmunya kepada siswa-siswanya yang merupakan aspek

kognitif saja.

Kegiatan siswa yang hanya duduk, mendengar, mencatat dan

menghafal tentu saja membosankan bagi siswa. Siswa yang menjadi bosan,

mengantuk, dan pasif dalam pembelajaran, tentu tidak dapat membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan motivasi siswa untuk belajar

serta perhatian siswa dalam belajar.

Salah satu rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah

ilmu pengetahuan alam atau sains yaitu ilmu yang mempelajari mengenai

gejala-gejala alam dan hukum-hukum alam.

Sains memiliki beberapa definisi, yaitu: proses memperoleh informasi

melalui metode empiris (empirical method); informasi yang diperoleh melalui

penyelidikan yang telah ditata secara logis dan sistematis; dan suatu

kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang dapat

dipercaya dan valid.3

Berdasarkan tiga definisi tersebut, sains mengandung dua elemen

utama, yaitu proses dan produk yang saling mengisi dalam derap kemajuan

dan perkembangan sains. Sains sebagai produk meliputi sekumpulan

pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,

generalisasi, teori dan hukum-hukum, serta model yang dapat dinyatakan

dalam beberapa cara. Sains sebagai suatu proses merupakan rangkaian

kegiatan ilmiah atau hasil-hasil observasi terhadap fenomena alam untuk

menghasilkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) yang lazim disebut

3 Uus Toharudin, Sains dalam Pembelajaran di Sekolah, http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2007/012007/05/wacana.htm, 5 Januari 2007.

Page 14: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

4

produk sains.4 Sains sebagai proses meliputi sikap-sikap dan keterampilan-

keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk mencapai produk sains.

Sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan disebut dengan sikap ilmiah,

sedangkan keterampilan-keterampilannya disebut dengan keterampilan proses

sains.

Pada sekolah tingkat menengah atas, salah satu mata pelajaran yang

diajarkan yang termasuk dalam rumpun mata pelajaran sains adalah mata

pelajaran kimia yang khusus mempelajari tentang komposisi dan struktur

suatu materi, sifat materi, perubahan materi serta energi yang menyertai

perubahan materi tersebut.

Ilmu kimia memiliki ciri-ciri khusus di antaranya yaitu sebagian besar

materi pelajarannya bersifat abstrak, ilmu yang dipelajari merupakan

penyederhanaan dari yang sebenarnya, dan materi pelajarannya berurutan serta

pengetahuan bidang kimia berkembang dengan cepat.

Pembelajaran sains saat ini masih didominasi oleh penggunaan metode

ceramah yang kegiatannya lebih berpusat pada guru sedangkan kegiatan siswa

hanya mendengarkan penjelasan dalam ceramah tersebut dan mencatat hal-hal

yang dianggap penting. Guru menjelaskan sains hanya sebatas produk berupa

pengetahuan fakta-fakta sains sedangkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip

sains hanya sekedar disampaikan bukan dibimbing untuk memahami konsep

dan prinsip sains. Bahkan sains sebagai proses berupa sikap ilmiah dan

keterampilan proses sains tidak dikembangkan pada diri siswa karena

padatnya materi yang harus selesai dibahas.5

Guru kadang hanya meminta siswa menghafalkan saja apa yang telah

diajarkan oleh guru. Sedangkan belajar tidak akan menjadi bermakna bagi

siswa jika hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang

4 Uus Toharudin, Sains dalam Pembelajaran di Sekolah, http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2007/012007/05/wacana.htm, 5 Januari 2007. 5 Prayekti, “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana

dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 039 Tahun ke-8, November 2002, h. 774.

Page 15: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

5

pengetahuan orang lain.6 Cara ini tentu tidak mengembangkan seluruh

kemampuan intelektual siswa.

Pembelajaran transfer informasi dengan menggunakan metode

ceramah kurang mengaitkan materi pelajaran yang diberikan dengan

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa kurang mampu

menerapkan ide atau pengetahuan yang diperoleh pada berbagai macam situasi

yang dihadapinya.7 Siswa hanya menghafal tanpa memahami konsep yang

diperlukan dalam menerapkannya pada berbagai macam situasi.

Sedangkan dalam teori belajar kognitif, seseorang hanya dapat

dikatakan belajar apabila telah memahami keseluruhan persoalan secara

mendalam (insight). Memahami berkaitan dengan proses mental, yaitu

bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana

impresi-impresi itu digunakan dalam memecahkan masalah.

Belajar dengan memahami adalah belajar yang memberikan tekanan

pada dikuasainya materi pelajaran secara menyeluruh (insightful) karena

memahami hubungan satu materi dengan yang lain. Belajar yang bersifat

mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan manfaatnya. Pemecahan

masalah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan informasi yang tidak

bermakna. Siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang sulit

apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan

temannya.8

Pelajaran kimia yang sebagian besar konsepnya bersifat abstrak tidak

semuanya dapat diterangkan dengan metode konvensional seperti metode

ceramah. Pelajaran kimia membutuhkan variasi strategi pembelajaran agar

kimia itu menjadi mudah dan menarik bagi siswa.

6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), h. 28. 7 Desak Made Citrawathi, “Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan Sains

Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa SMUN I Singaraja,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 Tahun ke-36, April 2003, h. 13.

8 Trianto, Model..., h. 27-28.

Page 16: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

6

Melalui penelitian ini penulis mengemukakan salah satu solusi agar

pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa karena siswa belajar dengan

memahami bukan sekedar menghafal. Penulis mengajukan salah satu

pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran selain pendekatan

konvensional dengan cara melihat perbedaan pemahaman konsep antara siswa

yang diajarkan dengan pendekatan konvensional dengan pendekatan lain

tersebut. Pendekatan tersebut yaitu pendekatan sains teknologi masyarakat

(STM).

Pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) yang merupakan

terjemahan dari Science-Technology-Society (STS) adalah pendekatan

pembelajaran yang memadukan antara sains, teknologi, dan issu yang ada di

masyarakat.9

Pendekatan STM yaitu suatu usaha untuk menyajikan sains dalam

proses pembelajaran dengan mempergunakan masalah-masalah penerapan

sains dan teknologi dari dunia nyata dan kaitannya dengan kehidupan

masyarakat.

Mengapa menggunakan pendekatan STM? Karena pada pendekatan

STM, siswa didekatkan kepada berbagai masalah yang berkembang dalam

masyarakat di mana anak didik tersebut tinggal.

Dalam proses belajar mengajar, setiap anak didik harus didekatkan

kepada berbagai masalah yang berkembang dalam masyarakat di mana anak

didik tersebut tinggal. Dengan mendekatkan anak didik kepada masalah dalam

kehidupan sehari-hari, setiap mata pelajaran akan semakin akrab dengan

kehidupan anak didik. Dengan demikian, proses belajar mengajar lebih

menyenangkan bagi anak didik, yang pada gilirannya membantu anak didik

untuk menerima mata pelajaran dengan baik, bahkan lebih aplikatif pada saat

anak didik selesai belajar kelak.10 Dengan mendekatkan anak didik kepada

9 Pembelajaran Dengan Model STS, http://www.uny.ac.id/home/data.php?i=1

&m=951da6b7179a4f697cc89d36acf74e52&k=347, 27 Nov 2006. 10 Anna Poedjiadi, Mengakrabkan Siswa dengan Masyarakat, http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2005/0705/31/04.htm, 31 Juli 2005.

Page 17: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

7

masalah dalam kehidupan sehari-hari, akan mempermudah siswa dalam

memahami konsep kimia yang bersifat abstrak dan rumit.

Namun demikian pendekatan STM, sebuah pendekatan yang

mengaitkan pelajaran kimia dengan contoh-contoh yang sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi siswa di kehidupan masyarakat, masih kurang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran.

Galib menyatakan bahwa dalam kurikulum mata pelajaran sains di

sekolah, pendekatan STM belum diakomodir sebagai salah satu pendekatan

yang relevan untuk pembelajaran sains di sekolah.11

Adapun keistimewaan pendekatan STM yaitu dalam langkah-

langkahnya guru harus mencari isu aktual dulu. Pada saat guru memberikan

tugas kepada siswa, itu berarti guru memberikan rangsangan kepada siswa

untuk mengungkapkan suatu isu. Dengan cara seperti itu, siswa akan lebih

terlatih untuk berpikir, namun tidak melupakan kenyataan di lingkungannya di

mana ia hidup. Dengan demikian, pada gilirannya, anak akan semakin kritis

dan tanggap terhadap berbagai hal yang terjadi pada lingkungannya.

Kelebihan lain dari pendekatan STM adalah pendekatan ini

berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme sehingga memungkinkan

siswa berperan aktif dalam pembelajaran.12

Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM tidak

hanya menekankan pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga

menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan

masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak

sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat.

Dengan menggunakan pendekatan STM dalam pembelajaran, siswa

mampu mengkonstruk (membangun) fakta dan konsep dari lingkungan sekitar

yang berhubungan dengan kimia sebagai sumber belajar. Oleh karena dalam

pembelajarannya mengaitkan antara sains, teknologi, dan perannya dalam

11 La Maronta Galib, “Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran

Sains di Sekolah,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 034 Tahun ke-8, Januari 2002, h. 39.

12 Prayekti, “Pendekatan...,” h. 775.

Page 18: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

8

kehidupan masyarakat, pendekatan STM mempermudah siswa dalam

memahami konsep yang rumit dan abstrak. Siswa belajar dengan memahami

konsep dan tidak sekedar menerima dan menghafalkan materi pelajaran.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah yang

timbul yaitu:

1. Dalam pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru hanya mentransfer

ilmunya kepada siswa-siswanya yang merupakan aspek kognitif saja

sehingga perubahan yang diharapkan pada diri siswa pada ranah afektif

dan psikomotorik tidak tercapai.

2. Pembelajaran sains saat ini masih didominasi oleh penggunaan metode

ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru sehingga siswa menjadi

pasif bahkan guru kadang hanya meminta siswa menghafalkan saja apa

yang telah diajarkan oleh guru.

3. Konsep kimia yang sebagian besar bersifat abstrak tidak semuanya dapat

diterangkan dengan metode konvensional namun guru jarang sekali

menggunakan variasi strategi pembelajaran yang dapat mengaitkan konsep

kimia dengan kehidupan siswa sehari-hari.

4. Pendekatan yang mengaitkan pelajaran kimia dengan contoh-contoh yang

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi siswa di kehidupan

masyarakat seperti pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) kurang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehingga sulit memahami

konsep kimia yang bersifat abstrak dan rumit.

C. Pembatasan Masalah Dari masalah yang telah diidentifikasi di atas, penulis membatasi ruang

lingkup masalah yang akan diteliti agar pemecahannya terfokus dengan jelas

dan karena adanya keterbatasan waktu, kemampuan dan dana yang dimiliki

oleh penulis.

Page 19: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

9

Masalah penelitian ini dibatasi pada perbedaan pemahaman konsep

kimia siswa yang diajarkan dengan pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dan yang diajarkan dengan pendekatan

konvensional. Penelitian ini menganalisis secara statistik apakah dengan

menggunakan pendekatan STM memberikan hasil belajar berupa pemahaman

konsep kimia yang berbeda secara signifikan (berarti) dibandingkan dengan

menggunakan pendekatan konvensional.

Yang dimaksud dengan pendekatan STM dalam penelitian ini yaitu

suatu usaha untuk menyajikan sains dalam proses pembelajaran dengan

mempergunakan masalah-masalah penerapan sains dan teknologi dari dunia

nyata dan kaitannya dengan kehidupan masyarakat.

Pendekatan konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pembelajaran klasikal yaitu pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya

lebih terpusat pada guru. Pendekatan konvensional dalam penelitian ini

dengan menggunakan metode ceramah.

Yang diukur dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep kimia

siswa. Konsep kimia yang diteliti difokuskan pada pelajaran kimia SLTA

kelas X dengan bahan kajian minyak bumi dan petrokimia. Siswa dalam

penelitian dibatasi pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Al-Khairiyah

Mampang Prapatan tahun ajaran 2008/2009.

D. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia siswa

yang diajarkan dengan pendekatan STM dan yang diajarkan dengan

pendekatan konvensional?

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris perbedaan

pemahaman konsep kimia siswa yang diajarkan dengan pendekatan STM dan

yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.

Page 20: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

10

F. Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:

1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah khazanah atau perbendaharaan keilmuan bidang pendidikan

mengenai perbedaan pemahaman konsep kimia siswa antara yang

diajarkan dengan pendekatan STM dan yang diajarkan dengan pendekatan

konvensional.

2. Secara praktis dapat dijadikan masukan bagi guru tentang salah satu

pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman

konsep kimia siswa.

3. Sebagai pijakan awal bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian

lebih mendalam.

Page 21: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

11

BAB II

PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik 1. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari

Science Technology Society (STS).1 Secara konseptual, pendekatan sains

teknologi masyarakat (STM) dapat dikaitkan dengan asumsi bahwa sains,

teknologi, dan masyarakat memiliki keterkaitan timbal balik, saling

mengisi, saling tergantung, saling mempengaruhi dan mendukung dalam

mempertemukan antara permintaan dan kebutuhan manusia serta membuat

kehidupan masyarakat lebih baik dan mudah.2 Keterkaitan sains, teknologi

dan masyarakat ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1. Interaksi Sains Teknologi Masyarakat 3

Gambar di atas menunjukkan bahwa adanya saling keterkaitan

antara sains, teknologi dan masyarakat. Penemuan dalam sains menunjang

perkembangan teknologi. Teknologi menyediakan instrumen yang baru

lagi yang menunjang observasi dan eksperimentasi dalam sains. Sains dan

teknologi mempengaruhi masyarakat dalam hal tanggung jawab sosial,

1 Rusmansyah dan Yuda Irhasyuarna, “Implementasi Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU Negeri Kota Banjarmasin,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 040 Tahun ke-9, Januari 2003, h. 99.

2 La Maronta Galib, “Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 034 Tahun ke-8, Januari 2002, h. 45.

3 Galib, “Pendekatan...,” h. 45.

Sains

Teknologi Masyarakat

Page 22: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

12

pembentukan masalah sosial, penyelesaian masalah praktis dan sosial,

serta kontribusi terhadap ekonomi, militer, dan berpikir sosial. Pengaruh

masyarakat terhadap sains dan teknologi yaitu dalam hal pengendalian

dana, kebijakan, aktivitas sains, industri, militer, etika dalam program

penelitian, dan institusi pendidikan.4

National Science Teachers Association (NSTA) memandang STM

sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks

pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk

meningkatkan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses

sains dalam kehidupan sehari-hari.5

Menurut Rusmansyah dan Irhasyuarna, pendekatan STM adalah

suatu usaha untuk menyajikan sains dengan mempergunakan masalah-

masalah dari dunia nyata.6

Pujani menyatakan bahwa pendekatan STM merupakan perekat

yang mempersatukan sains, teknologi, dan masyarakat, dan melalui

pendekatan ini, siswa belajar sains dalam konteks pengalaman nyata yang

mencakup penerapan sains dan teknologi.7

Sedangkan Galib menyatakan bahwa pendekatan STM adalah

proses belajar dan mengajarkan sains dan teknologi dalam konteks

pengalaman manusia dalam kehidupan masyarakat.8

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan STM

adalah suatu usaha untuk menyajikan sains dalam proses pembelajaran

dengan mempergunakan masalah-masalah penerapan sains dan teknologi

dari dunia nyata dan kaitannya dengan kehidupan masyarakat.

4 Made Alit Mariana, “Suatu Tinjauan Tentang Hakekat Pendekatan Science, Technology,

and Society dalam Pembelajaran Sains,” dalam Buletin Pelangi Pendidikan, Vol. 2 No. 1 Tahun 1999/2000, h. 40-41.

5 http://esdikimia.wordpress.com/2010/10/13/macam-macam-pendekatan-pembelajaran-kimia/, 13 Oktober 2010.

6 Rusmansyah dan Irhasyuarna, “Implementasi...,” h. 99. 7 Ni Made Pujani, “Pemanfaatan Alat-alat Percobaan Sederhana Buatan Guru dengan

Suplemen LKS Berwawasan STM dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Sisimangaraja, No. 4 Tahun ke-36, Oktober 2003, h. 51.

8 Galib, “Pendekatan...,” h. 42.

Page 23: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

13

Mariana menyatakan bahwa dalam pembelajaran sains dengan

pendekatan STM, siswa diarahkan untuk literasi sains dan teknologi, yaitu

dapat memahami dari segi sains dan teknologinya lingkungan sekitar yang

penuh dengan produk teknologi serta dampak-dampak yang

ditimbulkannya.9

Menurut Prayekti, pendidikan sains dengan menggunakan

pendekatan STM adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya

menekankan pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga

menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan

masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap

dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat.10

Dengan demikian pembelajaran sains dengan menggunakan

pendekatan STM tidak hanya menekankan pada hasil belajar ranah

kognitif saja melainkan juga mengembangkan ranah afektif dan

psikomotorik pada diri siswa.

Lebih lanjut Prayekti mengutip pernyataan Poedjiadi yang

menyatakan bahwa pendekatan STM menitikberatkan pada penyelesaian

masalah dan proses berpikir yang melibatkan transfer jarak jauh yaitu

menerapkan konsep-konsep yang diperoleh di sekolah pada situasi di luar

sekolah yaitu yang ada di masyarakat.11 Siswa tidak hanya belajar dengan

menghafal fakta yang tidak bermakna dan tidak berdaya guna dalam

kehidupan nyata, tetapi siswa belajar dengan memahami konsep sains dan

belajar menerapkan konsep sains yang kelak berguna pada kehidupan

nyata.

Strategi pembelajaran dengan pendekatan STM adalah dengan cara

memecahkan masalah isu sosial. Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan STM memiliki ciri yang paling utama, yaitu dilakukan dengan

9 Mariana, “Suatu Tinjauan ...,” h. 42. 10 Prayekti, “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana

dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 039 Tahun ke-8, November 2002, h. 777.

11 Prayekti, “Pendekatan...,” h. 777.

Page 24: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

14

memunculkan isu sosial di awal pembelajaran dan guru sebelumnya sudah

memiliki isu yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.12 Dengan

isu sosial tersebut guru mendekatkan siswa pada konsep yang dipelajari

sehingga lebih meningkatkan motivasi, minat dan perhatian siswa. Dengan

isu sosial itu pula guru membimbing siswa memahami konsep-konsep

sains.

Tujuan utama pendekatan STM menurut Insih Wilujeng dengan

mengadopsi pendapat Iskandar, yaitu membekali siswa pengetahuan yang

cukup untuk mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-

masalah dalam masyarakat sehingga dapat mengambil tindakan

sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.13

Menurut Bybee, sebagaimana dikutip Aikenhead, pembelajaran

saisns dengan pendekatan STM memiliki tiga tujuan umum, yaitu:

a. Diperolehnya pengetahuan (konsep ilmu pengetahuan dan teknologi)

untuk kebutuhan pribadi, permasalahan masyarakat, atau perspektif

budaya.

b. Pengembangan keterampilan belajar (proses penemuan sains dan

teknologi) untuk pengumpulan informasi, pemecahan masalah, dan

pembuatan keputusan.

c. Pengembangan nilai dan ide (berkaiatan dengan sains, teknologi, dan

masyarakat) untuk masalah lokal, kebijakan publik, dan masalah

global.14

Landasan penting dari pendekatan STM yaitu:

a. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat.

b. Pembelajaran dengan pendekatan STM mengandung lima ranah, yaitu

ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreativitas,

serta ranah hubungan dan aplikasi.

12 Prayekti, “Pendekatan...,” h. 777. 13 http://www.uny.ac.id/home/data.php?i=1&m=951da6b7179a4f697cc89d36acf74e52&k

=347, 27 Nov 2006. 14 Glen Aikenhead, What is STS Science Teaching?, dalam http://www.usask.ca/education

/people/aikenhead/sts05.htm

Page 25: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

15

c. Proses belajar menganut pandangan konstruktivisme yaitu teori belajar

yang menekankan pada proses konstruksi pengetahuan dalam diri

siswa dimana siswa yang aktif dalam membentuk pengetahuannya.15

Konstruktivisme yang menjadi landasan proses belajar dengan

pendekatan STM merupakan teori pembelajaran kognitif dalam psikologi

pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak

sesuai lagi. Slavin menyatakan, sebagaimana dikutip oleh Trianto, bahwa

siswa akan benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan

jika mereka bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk

dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.16

Lorsbach dan Tobin seperti yang dikutip oleh Pannen menyatakan

bahwa pengetahuan menurut konstruktivisme tidak dapat dipindahkan

begitu saja dari otak guru ke kepala siswanya tetapi siswa sendirilah yang

harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan

terhadap pengalaman-pengalaman mereka atau konstruksi yang telah

mereka miliki sebelumnya.17

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konstruktivisme

adalah teori belajar yang menekankan pada proses konstruksi pengetahuan

dalam diri siswa, siswa yang aktif dalam membentuk pengetahuannya

dengan menafsirkan apa yang telah dipelajari dengan menyesuaikan

terhadap pengalaman-pengalaman atau konstruksi yang telah mereka

miliki sebelumnya sehingga terbentuk pengetahuan baru.

Pembelajaran konstruktivis yaitu pembelajaran yang menerapkan

prinsip-prinsip konstruktivisme dalam proses belajar siswa dan proses

mengajar guru yang berjalan seiring dalam pembentukan pengetahuan

siswa.

15 Rusmansyah dan Irhasyuarna, “Implementasi...,” h. 100. 16 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), h. 26-27. 17 Pannen, dkk., Konstruktivisme ..., h. 3-4.

Page 26: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

16

Belajar menurut kaum konstruktivis, merupakan proses aktif siswa

mengkonstruksi arti dari teks, dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain.

Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan

pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah

dimiliki oleh siswa sehingga pengetahuannya berkembang.18

Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru, menurut

konstruktivisme, bukanlah suatu kegiatan memindahkan pengetahuan dari

guru ke siswa melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa

membangun sendiri pengetahuannya dengan menggunakan pengetahuan

awal yang telah dimilikinya.19

Citrawathi dengan mengutip pernyataan Yager yang menyatakan

bahwa kegiatan pembelajaran dengan menerapkan konstruktivisme berarti

menempatkan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program

pengajaran.20

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

konstruktivis adalah pembelajaran yang menekankan pada proses

pembelajaran yang aktif, dimana siswa adalah sebagai fokus dalam

pembelajaran sementara guru membantu siswa untuk mengkonstruksi

pengetahuannya.

Menurut Pannen, prinsip-prinsip konstruktivisme secara garis

besarnya yaitu bahwa: pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri secara

personal maupun sosial; pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke

siswa kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar; siswa

aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan

konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan

18 Pannen, dkk., Konstruktivisme ..., h. 45. 19 Desak Made Citrawathi, “Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan Sains

Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa SMUN I Singaraja,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 Tahun ke-36, April 2003, h. 15.

20 Citrawathi, “Penerapan...,” h. 15.

Page 27: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

17

konsep ilmiah; dan guru sekedar membantu menyediakan sarana dan

situasi agar proses konstruksi siswa berjalan lancar.21

Prinsip-prinsip tersebut yang digunakan dalam pembelajaran

dengan pendekatan STM sehingga pembelajaran sangat memperhatikan

penempatan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program

pembelajaran bahkan memberi kesempatan siswa sebagai pengambil

keputusan.22 Penempatan siswa pada posisi sentral dalam pembelajaran

memberi ruang pada pemanfaatan pengetahuan awal yang dimiliki oleh

siswa dan informasi dari berbagai macam sumber belajar dalam

mengkonstruk pengetahuannya dalam pembelajaran.

Karakteristik utama pembelajaran dengan pendekatan STM

menurut Heath yang dikutip oleh Galib yaitu sebagai berikut:

a. Isu-isu dan masalah-masalah dalam masyarakat dan kehidupan sehari-

hari yang relevan dengan materi pelajaran menjadi titik awal untuk

mempelajari dan menerapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dan

proses sains dan teknologi dengan mempertimbangkan perhatian,

minat, atau kepentingan siswa.

b. Mengikutsertakan siswa dalam pengembangan sikap dan keterampilan

dalam pengambilan keputusan serta mendorong siswa untuk

mempertimbangkan informasi tentang isu-isu sains dan teknologi.

c. Mengintegrasikan belajar dan pembelajaran dari banyak ruang lingkup

kurikulum.

d. Mengembangkan literasi sains, teknologi dan sosial siswa.23

Sedangkan menurut Joseph Piel yang dikutip oleh Mariana,

karakteristik STM yaitu mempersiapkan siswa agar:

a. menggunakan sains untuk memperbaiki kehidupan dirinya dan untuk

menghadapi perkembangan teknologi,

b. dapat menghadapi isu-isu teknologi dalam masyarakat dengan penuh

tanggung jawab,

21 Pannen, dkk., Konstruktivisme ..., h. 15-16. 22 Citrawathi, “Penerapan...,” h. 15. 23 Galib, “Pendekatan...,” h. 51.

Page 28: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

18

c. memahami pengetahuan dasar untuk dapat menangani isu-isu sains,

teknologi, dan masyarakat, dan

d. mengetahui gambaran yang akurat tentang syarat-syarat atau

kesempatan kerja di lapangan sains, teknologi, dan masyarakat.24

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan

STM, siswa akan lebih merasa terlibatkan dalam pembelajaran karena

bahan pelajaran berkaitan dengan kehidupan mereka di masyarakat dan

siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa tidak hanya

menghafalkan bahan-bahan pelajaran yang terasa asing bagi mereka

melainkan memahami konsep sains dan aplikasinya dalam teknologi serta

keterkaitannnya dengan masyarakat.

Langkah-langkah pembelajaran sains dengan pendekatan STM

menurut Herawati Susilo yang dikutip Citrawathi terdiri dari enam

langkah dasar yang tidak harus dilaksanakan secara berurutan, yaitu:

a. Pembelajaran dimulai dari suatu masalah atau isu yang terkait dengan

suatu konsep inti yang akan dipelajari misalnya dilakukan melalui

curah pendapat.

b. Siswa didorong untuk mendefinisikan pertanyaan atau fenomena

khusus mengenai masalah atau isu tersebut.

c. Siswa didorong untuk mencari alternatif pemecahan masalah.

d. Siswa diminta menggunakan bermacam-macam sumber informasi

untuk pemecahan masalah.

e. Siswa diajak melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi, yaitu

mengambil keputusan setelah mempertimbangkan sisi positif dan sisi

negatif dari setiap alternatif pemecahan masalah yang telah terpikirkan.

f. Siswa diajak melakukan tindakan sesuai dengan keputusan yang

diambilnya.25

24 Mariana, “Suatu Tinjauan ...,” h. 42. 25 Citrawathi, “Penerapan...,” h. 16.

Page 29: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

19

Sedangkan Yager yang dikutip oleh Mariana, mengajukan empat

tahap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM,

yaitu:

a. Tahap invitasi.

Tahap invitasi meliputi pengamatan hal yang menarik dari

lingkungan sekitar yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari

kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal tersebut.

b. Tahap eksplorasi.

Pada tahap eksplorasi siswa memberikan sumbang saran

alternatif yang sesuai tentang informasi yang akan dicari,

mengobservasi fenomena khusus, mengumpulkan data, memecahkan

masalah, dan menganalisis data.

c. Tahap pengajuan penjelasan dan solusi.

Tahap ini meliputi kegiatan menyampaikan gagasan, menyusun

model, membuat penjelasan baru, membuat solusi, dan memadukan

solusi dengan teori dan pengalaman.

d. Tahap penentuan langkah.

Tahap penentuan langkah yaitu tahap dimana siswa membuat

keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagi

informasi dan gagasan serta mengajukan pertanyaan lanjutan.26

Mariana menyatakan dalam pembelajaran dicantumkan juga tahap

yang memungkinkan guru untuk menghaluskan konsep yang diperoleh

siswa atau mengubah konsep yang diterima secara keliru oleh siswa

karena berbagai sebab. Hal ini dilakukan pada tahap ketiga yaitu tahap

pengajuan penjelasan dan solusi.27

Prayekti menggunakan tahap-tahap kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan STM sebagai berikut:

26 Mariana, “Suatu Tinjauan ...,” h. 46. 27 Mariana, “Suatu Tinjauan ...,” h. 47.

Page 30: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

20

a. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi).

Tahap apersepsi yaitu mengemukakan isu/masalah yang ada di

masyarakat yang dapat diamati oleh siswa yang berkaitan dengan

konsep sains yang akan dipelajari.

b. Tahap pembentukan konsep.

Tahap pembentukan konsep yaitu tahap dimana siswa

membangun sendiri pengetahuannnya melalui observasi,

eksperimentasi, dan diskusi, sedangkan guru memfasilitasi dan

menjadi mediator dalam proses pembentukan pengetahuan ini.

c. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah.

Pada tahap aplikasi konsep, siswa menganalisa isu/masalah

yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep

yang sudah dipahami siswa sebelumnya.

d. Tahap pemantapan konsep.

Tahap pemantapan konsep yaitu tahap pemberian pemantapan

konsep oleh guru. Pemantapan konsep ini diberikan agar tidak terjadi

kesalahan konsep pada siswa.

e. Tahap evaluasi.

Tahap akhir berupa evaluasi yaitu penggunaan tes untuk

mengetahui penguasaan konsep pada siswa.28

Dari uraian berbagai tahap tersebut, dapatlah diajukan tahap-tahap

pembelajaran menggunakan pendekatan STM sebagai berikut:

a. Tahap invitasi.

Pada tahap pertama ini, guru mengajukan pertanyaan-

pertanyaan seputar isu atau masalah di masyarakat yang berkaitan

dengan konsep yang akan dipelajari, sedangkan siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tahap invitasi ini antara lain bertujuan

untuk menarik perhatian dan minat siswa pada konsep yang akan

dipelajari dan untuk mengetahui pengetahuan awal yang telah dimiliki

oleh siswa.

28 Prayekti, “Pendekatan...,” h. 780.

Page 31: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

21

b. Tahap eksplorasi.

Tahap eksplorasi yaitu tahap dimana siswa secara aktif

memberi sumbang saran alternatif yang sesuai tentang informasi yang

akan dicari, mengobservasi fenomena khusus, mengumpulkan data,

memecahkan masalah, dan menganalisis data.

c. Tahap pembentukan konsep.

Pada tahap pembentukan konsep, siswa membangun sendiri

pengetahuannnya melalui kegiatan diskusi, observasi, dan

eksperimentasi, sedangkan guru memfasilitasi dan menjadi mediator

dalam proses pembentukan pengetahuan ini.

d. Tahap aplikasi dan pemantapan konsep.

Tahap aplikasi dan pemantapan konsep yaitu menganalisa isu

atau masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran

berdasarkan konsep yang sudah dipahami siswa sebelumnya, serta

pemberian pemantapan konsep oleh guru agar tidak terjadi kesalahan

konsep pada siswa.

e. Tahap evaluasi.

Tahap akhir berupa evaluasi yaitu tahap peninjauan kembali

apa yang telah terjadi pada diri siswa berkaitan dengan

konsep/pembelajaran berdasarkan hasil pekerjaan siswa atau dengan

menggunakan tes hasil belajar untuk mengetahui penguasaan konsep

pada siswa.

Dengan tahap-tahap pembelajaran menggunakan pendekatan STM

tersebut, siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa lebih menaruh

perhatian dan lebih berminat pada konsep yang akan dipelajari karena

bahan pelajaran berkaitan dengan kehidupan mereka di masyarakat.

Dengan adanya keterkaitan teresebut, siswa dalam pembelajaran tidak

hanya menghafalkan bahan-bahan pelajaran yang terasa asing bagi mereka

melainkan memahami konsep sains dan aplikasinya dalam teknologi serta

keterkaitannnya dengan masyarakat.

Page 32: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

22

2. Pendekatan Konvensional

Pendekatan konvensional adalah pembelajaran klasikal yaitu

pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya lebih terpusat pada guru

dan keaktifan siswa tidak optimal. Guru berperan sentral dalam

keseluruhan proses pembelajaran.

Pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran

dilakukan dengan cara guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru

mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih

banyak sebagai penerima.29

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Guru memiliki otoritas yang utama dan guru berperan sebagai contoh

bagi murid-muridnya.

b. Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat

kecil.

c. Pembelajaran di sekolah dipandang sebagai persiapan akan masa

depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini.

d. Penekanan dalam pembelajaran adalah pada bagaimana pengetahuan

dapat diserap oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang

menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan

potensi siswa diabaikan.30

Pembelajaran dengan pendekatan konvensional lebih sering

menggunakan cara pemberian informasi (telling) daripada cara

memperagakan (demonstrating) dan cara memberikan kesempatan untuk

menampilkan unjuk kerja secara langsung (doing direct performance).

Dengan kata lain, guru lebih sering menggunakan strategi atau metode

ceramah dan/atau drill dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum

secara ketat. Keberhasilan program pembelajaran dilihat dari

29 http://banjarnegarambs.wordpress.com/2008/09/10/pendekatan-pembelajaran/, 10

September 2008. 30 http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-konvensional-banyak-

dikritik-namun-paling-disukai/, 2 Maret 2009.

Page 33: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

23

ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yag ada dalam kurikulum.

Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan

mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut.31

Dalam pembelajaran dengan pendekatan konvensional, alokasi

waktu hampir dapat dipastikan dapat diplot dengan tepat karena segalanya

tergantung pada guru. Guru dapat mengatur alokasi waktu untuk tiap

materi yang akan diajarkan pada siswa.

Pengajaran dengan pendekatan konvensional ini dipandang efektif,

terutama untuk berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat

lain, menyampaikan informasi dengan cepat, membangkitkan minat akan

informasi, dan mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan

mendengarkan.

Namun demikian pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai

beberapa kelemahan, yaitu: tidak semua siswa memiliki cara belajar

terbaik dengan mendengarkan; sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar

siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari; pendekatan tersebut

cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis; dan pendekatan

tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan tidak

bersifat pribadi.32

Pendekatan konvensional biasa dilakukan dengan metode ceramah.

Metode ceramah merupakan cara klasik yang hingga kini masih banyak

digunakan oleh guru dalam mengajar. Guru ingin mencapai tujuan

pembelajaran dengan menggunakan kata-kata dengan cara

mempergunakan metode ceramah.33

Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran

secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan

31 http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-konvensional/,

20 December 2009. 32 http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-konvensional-banyak-

dikritik -namun-paling-disukai/, 2 Maret 2009. 33 W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar secara SIstematis, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2008), h. 79.

Page 34: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

24

dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang

kegiatan siswa.34

Metode ceramah merupakan metode penyampaian informasi secara

lisan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Metode ini

tidak dapat dikatakan baik atau buruk. Baik atau buruknya metode

ceramah arus dinilai menurut tujuan penggunaannya.35

Keunggulan metode ini yaitu dapat digunakan untuk mengajar

orang dewasa, dapat menghabiskan waktu dengan baik, dan dapat

digunakan pada kelompok besar. Sedangkan kekurangan metode ini yaitu

bisa menghalangi respons siswa, kurang menarik, sulit digunakan untuk

anak-anak, membatasi daya ingat, dan pembicara tidak selalu dapat

menilai reaksi orang yang belajar.36

Metode ceramah memiliki kelemahan yang mencolok misalnya

tidak dapat memberi kesempatan siswa mempraktekkan perilaku belajar

yang relevan selain mencatat.37

Tujuan utama suatu ceramah adalah menyajikan ide-ide. Meskipun

metode ceramah memiliki kelemahan, metode ini masih dapat bermanfaat

bagi siswa dalam pembelajaran. Metode ceramah memungkinkan guru

menyampaikan topik pembelajaran dengan perasaan yaitu dapat melalui

cara penyampaiannya, dapat pula melalui intonasi tertentu, dengan tekanan

suaranya, ataupun dengan gerak-gerik tangannya. Dengan demikian topik

pembelajaran yang sederhana dapat dibuat menarik atau sebaliknya, topik

pembelajaran yang menarik dapat dibuat sederhana.38

Namun bila guru mengajar dengan metode ceramah saja, siswa

menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.39 Tentu saja

34 http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembelajaran/,

19 Februari 2008. 35 Popham dan Baker, Teknik ..., h. 80. 36 Arifin, Pengembangan ..., h. 108. 37 Popham dan Baker, Teknik ..., h. 80. 38 Popham dan Baker, Teknik ..., h. 80. 39 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), h. 65.

Page 35: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

25

hal ini tidak dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan

motivasi siswa untuk belajar.

3. Pemahaman Konsep Kimia

a. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan.40 Sebagai sebuah proses, belajar mempunyai hasil dari

proses yang disebut dengan hasil belajar.

Nana Sudjana menyatakan bahwa yang dimaksud hasil belajar

yaitu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menempuh

pengalaman belajar.41

Perubahan tingkah laku atau kemampuan siswa setelah

menempuh pengalaman belajar yang disebut hasil belajar tersebut

meliputi hal-hal yang bersifat internal yang tidak dapat langsung

diamati seperti pemahaman dan sikap, serta hal-hal yang bersifat

eksternal yang dapat langsung diamati seperti keterampilan motorik

dan berbicara dalam bahasa asing.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan hal-hal internal dan eksternal siswa setelah menerima

pengalaman belajar.

Hasil yang diperoleh melalui kegiatan belajar dapat diamati

pada akhir kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai

indikator untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu proses

pembelajaran.42

Untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh

maka diperlukan penilaian hasil belajar. Melalui penilaian ini dapat

40 Slameto, Belajar ..., h. 2. 41 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), h. 2. 42 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 16.

Page 36: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

26

diketahui apakah komponen bahan pelajaran, metode mengajar dan

alat bantu pembelajaran telah dilaksanakan sesuai fungsinya dengan

baik atau belum dan dapat diketahui pula apakah tujuan pembelajaran

dapat dicapai atau belum. Informasi mengenai keberhasilan atau

kegagalan kegiatan pembelajaran sangat penting untuk menetapkan

keputusan lebih lanjut mengenai kegiatan belajar dan pembelajaran.43

Dengan hasil penilaian yang diperoleh, menurut Daryanto,

guru akan dapat mengetahui siswa-siswa yang mana yang sudah

maupun yang belum berhasil menguasai bahan. Guru juga dapat

mengetahui apakah meteri yang diajarkan sudah tepat bagi siswa dan

apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.44

Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) membagi hasil

belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan yaitu; ranah kognitif

(cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah

psikomotor (psychomotor domain).45

Ketiga aspek-aspek hasil belajar tersebut dapat dirinci sebagai

berikut yaitu:

1) Kawasan kognitif adalah kawasan yang berkenaan dengan hasil

belajar intelektual mulai dari tingkat pengetahuan sampai ke

tingkat yang lebih tinggi yaitu terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.

2) Kawasan afektif adalah satu dominan yang berkenaan dengan sikap

yaitu terdiri dari penerimaan, reaksi atau tanggapan, penilaian,

organisasi, dan internalisasi.

3) Kawasan psikomotor berkenaan dengan hasil belajar berupa

keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari gerakan

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perspektual,

43 Sudjana, Penilaian..., h. 2. 44 Daryanto, Evaluasi ..., h. 9-10. 45 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta; Bumi Aksara, 2006), Cet. ke-1,

h. 35.

Page 37: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

27

ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif

dan interpretatif. 46

Untuk dapat mengungkapkan dan mengukur data tentang hasil

belajar yang memenuhi syarat, maka kunci pokoknya dengan

mengetahui secara garis besar jenis dan indikator hasil belajar serta

cara pendekatan pengungkapan dan instrumen pengukurannya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar bergantung kepada banyak hal atau faktor. Tidak

semua faktor mempunyai pengaruh yang sama besar, ada yang

peranannya sangat penting, ada yang kecil saja pengaruhnya. Agar

belajar berhasil baik, faktor-faktor pendukung belajar perlu dikerahkan

sebaik mungkin.

Pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan STM yang

menekankan pada proses pembelajaran yang aktif akan membuat hasil

belajar siswa lebih baik. Dengan demikian, pembelajaran konstruktivis

dengan pendekatan STM merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses belajar banyak

jenisnya. Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal

(yang ada dalam diri individu yang sedang belajar) dan faktor eksternal

(yang ada di luar diri individu yang sedang belajar).47

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, secara umum faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga, yaitu faktor internal, faktor

eksternal, dan faktor pendekatan belajar (approach to learning).48

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar antara

lain yaitu:

46 Sudjana, Penilaian..., h. 22-23. 47 Slameto, Belajar..., h. 54. 48 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 144.

Page 38: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

28

1) Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah meliputi kondisi kesehatan kesehatan dan

cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika

kesehatannya terganggu. Demikian juga siswa yang cacat akan

mengalami gangguan dalam belajarnya.49

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis meliputi inteligensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Pengaruh faktor-faktor

ini dalam belajar yaitu:

a) Seseorang yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi

akan lebih berhasil daripada yang memiliki tingkat inteligensi

yang rendah dalam situasi belajar yang sama.

b) Jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah

kebosanan sehingga ia tidak lagi suka mempelajari hal tersebut.

c) Jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa

maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena

tidak ada daya tarik bagi siswa.

d) Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakat siswa

maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar

kemudian ia lebih giat dalam belajar.

e) Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar karena dapat

lebih mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dengan

berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan

melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar.

f) Seorang siswa akan lebih berhasil belajarnya jika ia sudah siap

(matang).

g) Jika siswa belajar dengan adanya kesiapan maka hasil

belajarnya akan lebih baik.50

49 Slameto, Belajar..., h. 54-55. 50 Slameto, Belajar..., h. 55-59.

Page 39: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

29

3) Faktor kelelahan.

Kondisi jasmani atau rohani yang lelah akan menghambat

belajar seseorang. Kelelahan jasmani menimbulkan kecenderungan

untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani (psikis)

mengakibatkan kepala pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi

seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.51

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri

dari tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluarga

Faktor keluarga yang memberikan pengaruh kepada siswa

yang belajar berupa:

a) Cara orang tua mendidik

b) Hubungan antara anggota keluarga

c) Suasana rumah tangga

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua

f) Latar belakang kebudayaan.52

2) Faktor sekolah

Salah satu faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa

yaitu metode mengajar dan pendekatan belajar (approach to

learning). Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi atau metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.53

Metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan dalam

menyajikan bahan pelajaran oleh guru kepada siswanya agar siswa

tesebut menerima, menguasai, dan mengembangkannya.

Pendekatan belajar dan metode mengajar mempengaruhi

belajar. Siswa akan dapat belajar dengan lebih baik jika

51 Slameto, Belajar..., h. 59-60. 52 Slameto, Belajar..., h. 60-64. 53 Syah, Psikologi ..., h. 155.

Page 40: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

30

pendekatan belajar dan metode mengajar yang digunakan oleh

guru tepat, efisien, dan efektif. 54

Pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan STM

merupakan salah satu pendekatan belajar yang tepat, efisien, dan

efektif sehingga hasil belajar siswa, termasuk di dalamnya

pemahaman konsep siswa, akan meningkat.

Faktor sekolah lainnya yang berpengaruh terhadap belajar

siswa yaitu kurikulum, hubungan siswa dengan guru dan sesama

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar siswa,

dan tugas rumah.55

3) Faktor masyarakat.

Faktor masyarakat yang berpengaruh terhadap belajar siswa

yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.56

c. Pemahaman Konsep

Dalam taksonomi Bloom, pemahaman merupakan hasil belajar

yang termasuk dalam ranah kognitif. Menurut Dahar dan Liliasari,

pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir untuk

mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai

segi.57

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemahaman adalah

keadaan siswa yang mengetahui apa-apa yang disampaikan dan dapat

menggunakan materi atau gagasan yang diberikan.

Indikator pencapaian hasil belajar berupa pemahaman menurut

Dahar dan Liliasari di antaranya yaitu siswa mampu membedakan,

54 Slameto, Belajar..., h. 64-69. 55 Slameto, Belajar..., h. 64-69. 56 Slameto, Belajar..., h. 70-72. 57 Ratna Wilis Dahar dan Liliasari, Interaksi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2000), h. 48.

Page 41: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

31

menjelaskan, mendemonstrasikan, memperkirakan, menafsirkan,

memberikan contoh, dan menghubung-hubungkan.58

Menurut Ngalim Purwanto, indikator pencapaian hasil belajar

berupa pemahaman di antaranya yaitu siswa mampu mengubah,

mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menentukan, dan mengambil

kesimpulan.59

Abin Samsuddin Makmun menyatakan bahwa indikator

pencapaian hasil belajar berupa pemahaman yaitu siswa mampu serta

mampu menyebutkan atau menunjukkan kembali apa-apa yang telah

dipelajari.60

Dengan demikian, indikator pencapaian hasil belajar berupa

pemahaman yaitu siswa mampu menyebutkan atau menunjukkan

kembali apa-apa yang telah dipelajari, mampu membedakan,

menjelaskan, mendemonstrasikan, memperkirakan, menafsirkan,

memberikan contoh, menghubung-hubungkan, mengubah,

mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menentukan, dan mengambil

kesimpulan.

Menurut Makmun, pemahaman dapat diukur dengan

menggunakan instrumen penilaian hasil belajar berupa pertanyaan,

persoalan, tugas, atau tes.61

Sudjana menyatakan, dalam tes objektif, aspek pemahaman

banyak diungkapkan melalui tes tipe pilihan ganda dan tipe benar-

salah.62

Dalam teori belajar kognitif, seseorang hanya dapat dikatakan

belajar apabila telah memahami keseluruhan persoalan secara

mendalam (insight). Memahami itu berkaitan dengan proses mental:

58 Dahar dan Liliasari, Interaksi..., h. 48. 59 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2000), h. 44-45. 60 Abin Samsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Perngajaran

Modul, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. ke-7, h. 167. 61 Makmun, Psikologi..., h. 167. 62 Sudjana, Penilaian..., h. 25.

Page 42: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

32

bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan

bagaimana impresi-impresi itu digunakan dalam memecahkan

masalah.63

Belajar dengan memahami adalah belajar yang memberikan

tekanan pada dikuasainya materi pelajaran secara menyeluruh

(insightful) karena memahami hubungan satu materi dengan yang lain.

Belajar yang bersifat mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan

manfaatnya. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan

menggunakan informasi yang tidak bermakna.

Konsep-konsep merupakan kategori-kategori yang kita berikan

pada stimulus-stimulus yang ada di lingkungan. Konsep-konsep

menyediakan skema-skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi

stimulus-stimulus baru dan untuk menentukan hubungan di dalam dan

di antara kategori-kategori.64

Konsep menurut Djiwandono yaitu satuan arti yang mewakili

sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep dapat

dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. Konsep

dibedakan atas konsep konkret yang menunjuk pada objek-objek

dalam lingkungan fisik dan konsep yang didefinisakan yang mewakili

realitas hidup tetapi bukan merupakan lingkungan hidup fisik.65

Menurut Ausubel, konsep-konsep diperoleh dengan dua cara

yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Pembentukan konsep

terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak

masuk sekolah. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk

memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah.66

Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-

konsep merupakan batu-batu pembangun berpikir. Konsep merupakan

dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan

63 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 25. 64 Dahar, Teori..., h. 95. 65 Sri Esti Wuryani Djiwandono, PsikologiPendidikan, (Jakarta: Gramedia, 2006), h. 219. 66 Dahar, Teori..., h. 98.

Page 43: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

33

prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan

masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan

yang didasarkan pada konsep yang diperolehnya.67

Dalam belajar, siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan

menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang

diperoleh dan disimpan sebelumnya yang ada dalam struktur

kognitifnya.68 Pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari

pikiran guru ke pikiran siswa. Pengetahuan tidak dapat diteruskan

dalam bentuk jadi, sehingga siswa harus membangun/mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya.69 Guru tidak menjadi satu-satunya sumber

belajar melainkan menjadi mediator dan fasilitator siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuannya.

d. Konsep Kimia pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan Petrokimia

Ilmu kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang tergolong

sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah ilmu yang

mempelajari mengenai gejala-gejala alam dan hukum-hukum alam.

Di antara bidang ilmu yang tergolong sains lainnya, ilmu kimia

secara khusus mempelajari tentang komposisi dan struktur suatu

materi, sifat materi, perubahan materi serta energi yang menyertai

perubahan materi tersebut.70

Menurut Middlecamp dan Kean, ciri-ciri ilmu kimia adalah

sebagai berikut:

1) Sebagian besar kimia bersifat abstrak.

2) Ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyederhanaan dari yang

sebenarnya.

67 Dahar, Teori..., h. 95-96. 68 Dahar, Teori..., h. 119. 69 Dahar, Teori..., h. 192. 70 Priscilla Retnowati, Seribu Pena Kimia SMA untuk Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004),

h. 1.

Page 44: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

34

3) Mata pelajaran kimia sifatnya berurutan dan berkembang dengan

cepat.

4) Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal.

5) Bahan yang harus dipelajari dalam mata pelajaran kimia sangat

banyak.71

Dengan ciri-ciri tersebut, pembelajaran kimia harus mampu

menyesuaikan antara teori dengan kenyataan yang ada terutama dalam

kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat memahami kimia secara

konkret dan terpadu. Pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan

STM berusaha mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang

ada dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari.

Di antara pokok bahasan dalam ilmu kimia pada sekolah

tingkat menengah atas yaitu hidrokarbon yang juga membahas

mengenai minyak bumi dan petrokimia. Pembahasan minyak bumi dan

petrokimia mencakup:

1) Pembentukan minyak bumi

Minyak bumi terbentuk dari jasad renik yang berasal dari

hewan atau tumbuhan yang telah mati. Karena pengaruh waktu

yang mencapai jutaan tahun, suhu dan tekanan, jasad renik berubah

menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas. Dengan

adanya kapilaritas, minyak bumi bergerak dan terakumulasi pada

batuan yang kedap. Bila akumulasi minyak cukup banyak dan

menguntungkan secara komersial maka dapat dilakukan

pengeboran untuk mengambil minyak tersebut.72

Sumber minyak bumi di Indonesia pada umumnya terdapat

di daerah pantai atau lepas pantai, seperti: Pantai utara Jawa (pantai

utara Cirebon, Cepu, Kruka, Jatibarang), Kalimantan Timur

(Barito, Kutai, Tarakan), Sumatra Utara (Arun, Lhokseumawe,

71 Middlecamp dan Kean, Panduan Belajar Kimia Dasar, (Jakarta: Gramedia, 1995), h. 5-8.

72 Retnowati, Seribu ..., h.98.

Page 45: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

35

Aceh Utara), Sumatra Tengah (Minas, Lirik, Bekosap), Sumatra

Selatan (Jambi, Palembang).

2) Komponen utama penyusun minyak bumi

Minyak bumi merupakan campuran dari berbagai senyawa

hidrokarbon, yang terdiri atas:

a) Golongan alifatik, yaitu golongan alkana baik yang rantai lurus

maupun bercabang. Contohnya n-heptana dan isooktana (2,2,4-

trimetil pentana). Alkana rantai lurus merupakan komponen

utama penyusun minyak bumi.

b) Golongan alisiklik, yaitu golongan sikloalkana (alkana rantai

tertutup). Contohnya metil siklopentana.

c) Golongan aromatik, yaitu golongan benzena dan turunannya.73

3) Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

Minyak bumi hasil pengeboran masih berupa minyak

mentah (crude oil) belum dapat langsung digunakan. Minyak

tersebut diolah terlebih dahulu dengan cara distilasi (penyulingan)

bertingkat.74 Dengan adanya perbedaan titik didih, minyak bumi

akan terpisah sesuai dengan tahap/fraksi dan disebut fraksionasi.

Hidrokarbon dengan rantai C pendek akan menguap lebih dulu

karena titik didihnya lebih rendah. Gambar 2. Diagram Distilasi Minyak Bumi

73 Teguh Pangayuanta, Ringkasan Materi dan Latihan Soal Tuntas Tuntunan ke Universitas Kimia X, (Jakarta: Graha Pustaka, 2008), h. 40-41.

74 Retnowati, Seribu ..., h. 98.

TANUR

700C - 1400C

1800C - 2500C

2500C - 3500C

> 3500C

1400C - 1800C

200C - 700C Petroleum eter (C5 – C6)

Bensin (C7 – C8)

Nafta (C9 – C10)

Kerosin (C11 – C13)

Solar (C14 – C16)

Residu (C17 dst)

Gas (C1 – C4)

Page 46: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

36

Minyak bumi hasil pengeboran dipanaskan pada suhu di

atas 350°C sehingga terjadi penguapan. Minyak bumi yang

menguap akan mengembun (mencair) pada pendinginan sesuai

dengan trayek titik didih masing-masing.

Tabel 1. Fraksi Minyak Bumi

Fraksi

Minyak Bumi

Jumlah

Atom C

Trayek Titik

Didih (°C)

Kegunaan

Gas 1 – 4 <20 bahan bakar (LPG)

Petroleum

eter

5 – 6 20 – 70 pelarut, dry cleaning

Bensin 7 – 8 70 - 140 bahan bakar motor,

mobil

Nafta 9 - 10 140 -180 bahan bakar

Kerosin 11 - 13 180 - 250 bahan bakar kompor,

lampu

Solar 14 - 16 250-350 bahan bakar mesin

diesel

Pelumas 16 - 24 >350 Pelumas

Lilin 21 - 40 penerangan

Aspal >40 bahan bakar dan

pengeras jalan raya

4) Bensin

Bensin adalah campuran isomer-isomer heptana dan oktana

yang disebut petrol atau gasolin. Bensin merupakan minyak bumi

yang paling banyak diproduksi dan digunakan sebagai bahan bakar

kendaraan.75 Fraksi minyak bumi yang rantainya lebih panjang

dapat diolah menjadi bensin dengan proses cracking (pemutusan

hidrokarbon yang rantainya panjang), sehingga lebih komersial.

75 Retnowati, Seribu ..., h. 100.

Page 47: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

37

Kualitas bensin diukur dari nilai oktannya (bilangan oktan),

yaitu angka yang menunjukkan persentase isooktana dalam bensin.

Dalam penelitian dibuat bensin standar yaitu campuran n-heptana

dan isooktana. Bensin standar yang mengandung 100% isooktana

diberi angka (nilai) oktan 100 dan bensin standar yang

mengandung 100% n heptana diberi nilai oktan 0. Jadi bensin yang

mempunyai angka oktan 80 berarti kualitas pembakarannya setara

dengan bensin standar yang mengandung 80% isooktana dan 20%

n heptana.76

5) Industri petrokimia

Selain sebagai bahan bakar, fraksi-fraksi minyak bumi juga

digunakan sebagai bahan baku dalam industri. Industri yang

menggunakan minyak bumi sebagai bahan baku dinamakan

industri petrokimia. Sebelum diolah menjadi produk yag digunakan

sehari-hari, fraksi-fraksi minyak bumi terlebih dahulu diolah

menjadi intermediat seperti metanol, fenol, stirena, vinil klorida,

dan poliester. Intermediat inilah yang digunakan sebagai bahan

untuk menghasilkan berbagai produk.77

6) Dampak negatif pembakaran bensin

Semua bahan bakar seperti batu bara, bensin, dan gas alam

yang dibakar akan menghasilkan gas CO2. Pada dasarnya, gas CO2

tidak beracun, tetapi jika terlampau banyak di udara akan terjadi

peningkatan suhu bumi. Peristiwa ini disebut efek rumah kaca

(green house effect).

Bensin yang terbakar sempurna akan menghasilkan gas

karbon dioksida dan uap air dengan reaksi sebagai berikut:

C8H18 + O2 CO2 + H2O

Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan

jelaga (arang atau karbon) sehingga asap kendaraan bermotor

76 Parning, dkk., Kimia 1B Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester Kedua, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h. 70.

77 Parning, dkk., Kimia ..., h. 72.

Page 48: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

38

menjadi hitam. Partikel padatan (karbon) dalam udara ini akan

mengganggu pernapasan. Selain jelaga, pembakaran bensin yang

tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida (CO).

Reaksinya adalah sebagai berikut:

C8H18 + O2 C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g)

Gas CO sangat berbahaya. Jika terhirup maka CO akan

berikatan dengan hemoglobin darah membentuk HbCO sehingga

O2 yang terikat makin sedikit sehingga kekurangan O2. Jika kadar

CO di udara 750 ppm dan terhirup selama satu jam maka bisa

menyebabkan kematian.

Bensin juga mengandung sedikit senyawa belerang. Jika

dibakar maka belerang atau belerang oksida dilepaskan ke udara.

Kalau berlangsung terus menerus dan oksida belerang yang

dilepaskan ke udara dalam jumlah banyak, maka akan timbul hujan

asam.78

e. Pemahaman Konsep Kimia pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan

Petrokimia

Pada Pokok bahasan minyak bumi dan petrokimia, ada

beberapa indikator tercapainya hasil belajar ranah kognitif aspek

pemahaman yaitu:

1) Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam

2) Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi

3) Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan

dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

4) Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya

5) Menjelaskan penggunaan residu minyak bumi dalam industri

petrokimia

6) Menyimpulkan dampak pembakaran bahan bakar terhadap

lingkungan

78 Parning, dkk., Kimia ..., h. 71.

Page 49: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

39

B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Verawati, mahasiswi UIN, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan

Kimia. Penelitian yang dilakukan pada siswa SMP dengan materi pokok

bahan kimia di rumah ini menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA Terpadu

dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa. Hal tersebut terjadi karena dalam pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan STM siswa diajak untuk mengalami

langsung hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga dapat lebih

meningkatkan daya ingat siswa.79

C. Kerangka Berpikir Menurut Middle Camp dan Kean ilmu kimia dipelajari secara

sistematis artinya ilmu kimia dipelajari dari konsep termudah sampai tersulit

dan konsep-konsep tersebut dipadukan atau dikaitkan dengan kehidupan

sehari-hari.

Konsep-konsep kimia diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah

siswa melalui kegiatan belajar mengajar kimia. Konsep kimia akan mudah

dipahami oleh siswa bila ruang lingkup pembelajaran disajikan secara utuh

dengan penjelasan tentang keterkaitan antar bahan kajian. Siswa dapat

dibangun pola pikirnya oleh guru dalam memahami konsep yang terdapat

dalam bahan kajian. Guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam proses

pembelajaran.

Untuk membangun pola pikir siswa perlu dilihat tiga aspek yaitu aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut dapat dilatih bila

proses pembelajaran menerapkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan

sikap dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dilatih keterampilan dalam

79 Verawati, “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta: Perputakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 51, t.d.

Page 50: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

40

berhitung, menganalisa dan melakukan percobaan seperti dalam keterampilan

proses sains sehingga siswa mampu menguasai dan menerapkan kemampuan,

keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu pada proses pembelajaran kimia perlu adanya pendekatan yang

lebih baik sehingga siswa dapat memahami dan mengembangkan konsep-

konsep kimia serta keterampilan proses dengan baik.

Pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan sains teknologi

masyarakat (STM) berfokus pada siswa. Dalam hal ini peran guru adalah

sebagai motivator, fasilitator dan pengarah dalam membantu siswa untuk

membangun pengetahuannya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar,

mencatat, dan menghafal tetapi belajar memahami konsep-konsep sains dan

aplikasi serta dampaknya.

Dalam pembelajaran konvensional siswa hanya belajar tentang konsep-

konsep tanpa penjelasan secara utuh tentang keterkaitan antar bahan kajian

sehingga siswa tidak dibangun pola pikirnya dalam memahami konsep. Guru

berperan sentral dalam proses pembelajaran. Guru bertindak sebagai satu-

satunya sumber ilmu dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya

mencatat dan mendengar penjelasan guru.

Siswa yang belajar dengan memahami akan mendapatkan hasil belajar

yang lebih baik daripada siswa yang belajar dengan menghafal karena belajar

dengan memahami membuat anak memiliki hubungan yang utuh dari sebuah

konsep. Keutuhan pemahaman itu memungkinkan anak belajar lebih

bermakna daripada sekedar menghafal berulang-ulang tanpa makna.

Penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dalam

pembelajaran kimia akan membangun pemahaman konsep kimia siswa.

Sedangkan penerapan pendekatan konvensional dalam pembelajaran kimia

sulit membangun pemahaman konsep kimia siswa.

Dengan demikian, terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia siswa

yang diajarkan dengan pendekatan sains teknologi masyarakat dan yang

diajarkan dengan pendekatan konvensional.

Page 51: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

41

Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka berpikir, dapat dilihat pada

bagan berikut ini. Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir

Pendekatan STM Pendekatan Konvensional

(X1) (X2)

· Berpusat pada siswa · Guru berperan sentral

· Bermacam-macam sumber · Guru menjadi satu-satunya

Belajar sumber ilmu

· Guru sebagai motivator, · Guru sebagai pentransfer ilmu

fasilitator, dan pengarah ke siswa

· Siswa aktif · Siswa pasif

· Siswa belajar dengan memahami · Siswa mendengar, mencatat, dan

konsep menghafal

Pemahaman konsep Pemahaman konsep

(Y1) ≠

(Y2)

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan pemahaman konsep

kimia siswa yang diajarkan dengan pendekatan sains teknologi masyarakat

(STM) dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.

Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hipotesis statistik

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 diterima, H0 ditolak jika thitung > ttabel

H0 diterima, H1 ditolak jika thitung < ttabel

Hipotesis nol (H0): “Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia siswa

yang diajarkan dengan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dan

yang diajarkan dengan pendekatan konvensional”.

Page 52: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

42

Hipotesis alternatif (H1): “Terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia

siswa yang diajarkan dengan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM)

dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional”.

Page 53: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Al-Khairiyah, Jl.

Mampang Prapatan IV No. 74 Mampang Prapatan Jakarta Selatan dengan

waktu penelitian pada semester genap tahun ajaran 2008/2009 selama empat

minggu dimulai pada tanggal 18 Mei sampai tanggal 13 Juni 2009.

B. Variabel Penelitian Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai hal, segi, aspek atau

komponen yang memiliki kualitas atau karakteristik yang bervariasi.1 Variabel

penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi.2 Variabel penelitian itu

meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti.3

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri atas dua variabel

yaitu:

variabel bebas (X) : pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi

masyarakat (STM) dan pembelajaran konvensional

dengan pendekatan

variabel terikat (Y) : pemahaman konsep kimia siswa

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan pendekatannnya, penelitian ini adalah penelitian

dengan pendekatan eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006), cet. ke-2, h. 194. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), cet. ke-11, h. 97. 3 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2005), cet. ke-7, h. 118.

Page 54: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

44

mengetahui ada tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain.4

Penelitian dengan metode ini mencoba meneliti ada tidaknya hubungan

sebab akibat.5 Dalam penelitian eksperimen terdapat perlakuan yang

diberikan oleh peneliti terhadap subyek penelitian. Perlakuan dalam

penelitian eksperimen ini yaitu pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan sains teknologi masyarakat (STM).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experimental design. Desain ini digunakan karena terdapat persyaratan

eksperimen murni yang tidak terpenuhi, di antaranya masih terdapat

variabel lain yang tidak menjadi titik perhatian penelitian yang tidak dapat

dikontrol oleh peneliti dan masih terdapat kekurangan dalam pengambilan

sampel penelitian eksperimen.

Bentuk desain penelitian quasi experimental design yang

digunakan adalah posttest only control group design. Dalam desain ini,

eksperimen dilaksanakan terhadap dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang keduanya diberikan tes akhir.

Dengan demikian besarnya pengaruh dari perlakuan dapat diketahui

dengan membandingkan hasil tes akhir kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol.6

Penelitian ini menggunakan posttest only control design untuk

membandingkan hasil pengaruh dari perlakuan masing-masing kelompok

tanpa adanya pengaruh dari tes awal. Penggunaan desain ini juga didasari

asumsi bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sudah

ekuivalen.

4 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2002), cet. ke-9, h. 4. 5 Suharsimi Arikunto, Manjemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), cet. ke-10, h.

207. 6 Arikunto, Manjemen ..., h. 212.

Page 55: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

45

Adapun bentuk desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 2. Desain Penelitian Posttest Only Control Group Design

Kelompok Perlakuan Posttest

Eksperimen X O1

Kontrol O2

Keterangan:

O1 : skor hasil kelompok eksperimen

O2 : skor hasil kelompok kontrol

X : perlakuan (pembelajaran konstruktivis dengan pendekatan STM)

Desain penelitian:

a) Pemilihan sampel dari populasi terjangkau

b) Pemberian perlakuan (X) pada kelas eksperimen yaitu pembelajaran

tentang materi pokok minyak bumi dan petrokimia dengan pendekatan

STM.

c) Secara lengkap prosedur perlakuan dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 3. Prosedur Perlakuan Penelitian

Pendekatan STM Tahapan

Guru Siswa

1. Invitasi Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan

2. Eksplorasi Meminta membentuk

kelompok dan

membahas LKS

Membentuk kelompok

dan mengerjakan LKS

3. Pembentukan

konsep

(konsolidasi

pembelajaran)

Memperhatikan hasil

pembahasan dan

kesimpulan tiap

kelompok

Menyajikan hasil

bahasan LKS dari

kelompoknya dan

menyimpulkan

4. Aplikasi dan

pemantapan

konsep

Memberikan contoh soal Mengerjakan contoh

soal

Page 56: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

46

5. Evaluasi Memberikan latihan soal

dan PR

Mengerjakan latihan

soal dan PR

d) Memberikan posttest (O) kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

untuk mengukur variabel terikat.

e) Menghitung perbedaan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan menggunakan uji t.

f) Mengaitkan tes statistik yang cocok dalam desain penelitian ini untuk

menentukan apakah perbedaan dalam skor ini signifikan atau tidak,

yaitu apakah perbedaan yang dihasilkan dapat menolak hipotesis nol.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah semua anggota kelompok yang tinggal bersama dalam

satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir

suatu penelitian.7 Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah populasi

yang dipilih untuk sumber data.8

Adapun populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA

Al-Khairiyah Mampang Jakarta Selatan, sedangkan populasi terjangkau

adalah siswa kelas X MA Al-Khairiyah Mampang Jakarta Selatan tahun ajaran

2008/2009.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah cluster random sampling. Teknik cluster random sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dengan memilih kelompok (cluster) secara acak

sehingga seluruh atau sebagian elemen di dalam kelompok menjadi sampel

karena elemen yang ada dalam kelompok bersifat heterogen.9 Penarikan

sampel kelompok dilakukan dengan satu tahap karena sifat kelompok-

kelompok yang ada adalah homogen.10

7 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. ke-4, h.

53. 8 Sukardi, Metodologi..., h. 54. 9 Mustafa Edwin Nasution dan Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), cet. ke-2, h. 107. 10 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 133.

Page 57: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

47

Dalam penelitian ini sampel untuk kelas eksperimen diambil dengan

memilih satu kelas secara acak dari kelas paralel yang ada. Kelas yang terpilih

sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X-2 dan kelas kontrol yaitu kelas X-1.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik ini

disebabkan kondisi di sekolah yang tidak memungkinkan untuk melakukan

pembentukan kelompok-kelompok baru karena keterbatasan ruang kelas dan

perbedaan jadwal pelajaran. Berdasarkan keterangan dari pihak kepala

sekolah, pengelompokan siswa dalam kelas paralel tersebut dilalukan secara

acak, bukan berdasarkan tingkat kecerdasan siswa sehingga kelas paralel

manapun yang terpilih maka akan sudah didapatkan kelas dengan tingkat

kecerdasan siswa yang bervariasi.

E. Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar

kimia. Tes hasil belajar disusun dengan bahan kajian minyak bumi dan

petrokimia. Tes hasil belajar terdiri dari 35 soal pilihan ganda dengan

alternatif lima pilihan.

Dalam penyusunan instrumen ini, indikator-indikator pencapaian hasil

belajar ranah kognitif aspek pemahaman yang digunakan yaitu siswa mampu

membedakan, menjelaskan, menafsirkan, dan mengambil kesimpulan dari

materi yang telah dipelajari. Secara lengkapnya indikator, jumlah butir soal,

dan nomor butir soalnya adalah sebagai berikut:

Table 4. Indikator dan Item Soal Instrumen Penelitian

Indikator Jumlah Soal Nomor Soal

Menjelaskan proses

pembentukan minyak bumi

dan gas alam

Menjelaskan komponen-

komponen utama penyusun

minyak bumi

3

3

1*), 2*), 3*)

4*), 5, 6*)

Page 58: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

48

Menafsirkan bagan

penyulingan bertingkat untuk

menjelaskan dasar dan teknik

pemisahan fraksi-fraksi

minyak bumi

Membedakan kualitas bensin

berdasarkan bilangan

oktannya

Menjelaskan penggunaan

residu minyak bumi dalam

industri petrokimia

Menyimpulkan dampak

pembakaran bahan bakar

terhadap lingkungan

10

6

6

7

7*), 8*), 9*),

10, 11, 12,

13, 14*), 15*),

16*)

17*), 18, 19*),

20, 21, 22*)

23*), 24*), 25,

26, 27, 28

29*), 30*), 31,

32, 33*), 34*),

35

Ket.: *) = soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian

Sebelum tes hasil belajar kimia ini diujikan, terlebih dahulu dilakukan

uji coba kepada responden (siswa kelas XI yang pernah mempelajari tentang

minyak bumi dan petrokimia) untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran dan daya pembeda instrumen. Uji coba soal ini dilakukan di

sekolah yang sama yaitu MA Al-Khairiyah Mampang Jakarta Selatan.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi

atau arti sebenarnya yang diukur. Validitas yang dipakai adalah validitas

isi (content validity) yaitu untuk mengetahui kesesuaian antara soal dengan

tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas

yang baik maka setiap item soal dihitung validitasnya dengan

menggunakan rumus point biserial (rpbi) yang langkah-langkahnya sebagai

berikut:

Page 59: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

49

a. Mencari proporsi menjawab benar (p) setiap butir soal

p = N

X

b. Mencari q setiap butir soal

q = 1 – p

c. Mencari rata-rata skor peserta tes setiap butir soal (Mp)

Mp = benar menjawab yang tespesertajumlah

benar menjawab yang tespeserta skor totaljumlah

d. Mencari rata-rata total (Mt)

NXt

Mt

e. Mencari standar deviasi

SD = 22

NfX

NfX

f. Mencari angka indeks korelasi poin biserial (untuk menguji validitas

soal)

qp

SDMM

r tppbi

Keterangan :

rpbi = Angka indeks korelasi poin biserial

Mp = Rata-rata skor yang dicapai oleh perserta test yang menjawab

benar, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara

keseluruhan

Mt = Mean skor total

SD = Deviasi standar (standar deviasi dari skor total)

p = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal

yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan

q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal

yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

Untuk menentukan validitas, rpbis masing-masing item soal

dibandingkan dengan rtabel. Jika rpbis > rtabel , maka soal dinyatakan valid.

Page 60: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

50

2. Reliabilitas

Realibilitas didefinisikan sebagai konsistensi dari suatu tes.

Instrumen dikatakan reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama. Realibilitas instrumen hasil belajar kimia pada penelitian ini

diuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR20):

2

2

11 Stp.qSt

1nnr

Keterangan :

n = jumlah item dalam instrument

p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar

q = 1 – p

St2 = varians total

Kategori reliabilitas soal ditentukan dengan membandingkan hasil

penghitungan dengan skala berikut:

0.91 – 1 : ST (Sangat Tinggi)

0.71 - 0.9 : T (Tinggi)

0.41 - 0.7 : C (Cukup)

0.21 - 0.4 : R (Rendah)

< 0.2 : SR (Sangat Rendah)

3. Taraf kesukaran (difficulty index)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari

tiap item soal: mudah, sedang, atau sukar. Rumus yang digunakan adalah:

JSBP

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta test

Page 61: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

51

Adapun kriteria tingkat kesukaran untuk tiap item soal adalah

sebagai berikut:

P = 0,00-0,30 adalah soal sukar

P = 0,30-0,70 adalah soal sedang

P = 0,70-1,00 adalah soal mudah

Item soal yang digunakan adalah item soal dengan tingkat

kesukaran sukar dan sedang. Sedangkan item soal dengan tingkat

kesukaran mudah lebih baik dibuang.

4. Daya pembeda (descriminating power)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

Rumus yang digunakan adalah:

n21

KBKADB

Keterangan:

KA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

KB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

n = Jumlah peserta kelompok atas dan kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda untuk masing-masing item soal adalah

sebagai berikut:

D = 0,00-0,20 adalah jelek

D = 0,20-0,40 adalah sedang

D = 0,40-0,70 adalah baik

D = 0,70-1,00 adalah baik sekali

D = negatif adalah tidak baik

Item soal dengan daya pembeda jelek dan negatif (tidak baik)

dibuang. Item soal yang digunakan adalah item soal yang memiliki daya

pembeda sedang, baik, dan baik sekali.

Page 62: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

52

F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t,

yakni tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan

hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang

diambil dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan.11

1. Pengujian Prasyarat Penelitian

Sebelum data dianalisis dengan uji t, terlebih dahulu dilakukan

pengujian prasyarat, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas data.

Jika data normal dan homogen maka data dapat dianalisis dengan

menggunakan uji t.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data pada sampel yang diteliti. Uji normalitas yang

digunakan yaitu uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus:

Zi = SDΧΧ

Keterangan:

Zi = skor baku

X = nilai rata-rata

X = skor data

SD = standar deviasi

3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan

tabel Zi sebutkan dengan F(Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka

F(Zi) = 0,5 + nilai tabel, jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1- (0,5 + nilai

tabel).

4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2... Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika, proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:

11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006),

h. 278.

Page 63: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

53

S(Zi) = n

Ζnyang...Ζ..Ζ, Ζbanyaknya 21

5) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan harga mutlak.

6) Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,

nilai ini dinamakan Lo.

7) Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt, Lt

adalah harga yang ambil dari tabel harga kritis uji liliefors.

8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah

didapat, apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk melihat seragam tidaknya

varian sampel yang diambil dari populasi. Pengujian dilakukan dengan

uji homogenitas dua varian, rumus uji homogenitas yang digunakan

adalah uji Fisher, yaitu:

F = 21

22

SS

dengan

S2 =

1nnΧΧn 22

Keterangan :

F = homogenitas

S12 = varian terkecil atau data pertama

S22 = varian terbesar atau data kedua

Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Fhitung yang telah

didapat dengan membandingkannya dengan Ftabel. Jika Fhitung < Ftabel

maka sampel homogen. Jika Fhitung > Ftabel maka sampel tidak

homogen.

Page 64: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

54

2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t

Uji-t dimaksudkan untuk mengetahui apakah memang secara

signifikan dua variabel yang sedang diperbandingkan atau dicari

perbedaannya itu memang berbeda, ataukah perbedaan itu terjadi semata-

mata karena kebetulan saja.12 Pengujian hipotesis menggunakan uji-t

dengan rumus:13

M1M2

12o SE

MMt

SEM2-M1 = 21M

22M SESE

SEM1 = 1N

SD1

SEM2 = 1N

SD2

Keterangan:

to = t hasil perhitungan

M1 = rata-rata skor kelas kontrol

M2 = rata-rata skor kelas eksperimen

SD1 = standar deviasi kelas kontrol

SD2 = standar deviasi kelas eksperimen

SEM1 = standar eror mean kelas kontrol

SEM2 = standar eror mean kelas eksperimen

SEM1- M2 = standar eror perbedaan mean antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen

G. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 diterima, H0 ditolak jika thitung > ttabel

H0 diterima, H1 ditolak jika thitung < ttabel

12 Sudijono, Pengantar..., h. 277. 13 Sudijono, Pengantar..., h. 324.

Page 65: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

55

Hipotesis nol (H0): “Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia

yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan sains

teknologi masyarakat (STM) dan yang diajarkan dengan pendekatan

konvensional”.

Hipotesis alternatif (H1): “Terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia

yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan sains

teknologi masyarakat (STM) dan yang diajarkan dengan pendekatan

konvensional”.

Page 66: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) di MA Al-Khairiyah Jakarta Selatan Dalam proses penelitian ini yaitu pelaksanaan perlakuan berupa

pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan STM pada materi

minyak bumi dan petrokimia yang dilakukan dalam empat pertemuan di MA

Al-Khairiyah Jakarta Selatan, penulis menemukan beberapa kondisi-kondisi

siswa dalam pembelajaran yang berbeda bila dibandingkan dengan siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional, di

antaranya yaitu:

1. Keaktifan siswa bertanya.

Pada proses pembelajaran dengan pendekatan STM, siswa lebih

aktif dalam bertanya dan kemudian menyimak jawaban yang diberikan

oleh siswa lain maupun oleh guru. Keaktifan siswa ini dikarenakan siswa

memiliki keingintahuan lebih jauh mengenai materi pelajaran yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehinggga menimbulkan minat

siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Keaktifan ini juga dimungkinkan

karena guru tidak dominan, tidak memposisikan diri sebagai satu-satunya

sumber informasi dalam proses pembelajaran dan guru memberikan ruang

kesempatan yang luas bagi siswa untuk bertanya jawab.

Kondisi ini berbeda dengan kondisi siswa pada pembelajaran

dengan pendekatan konvensional. Siswa tidak antusias untuk bertanya

karena keaktifan guru yang sangat dominan sehingga siswa seolah-olah

merasa cukup dengan informasi-informasi yang diberikan oleh guru

melalui ceramah, dari catatan yang diberikan oleh guru, dan dari buku

paket pelajaran yang mereka miliki..

Page 67: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

57

2. Keaktifan siswa mencari informasi dari berbagai sumber.

Tugas mencari informasi seputar materi yang akan dipelajari

dilaksanakan oleh siswa dengan antusias. Hal ini dibuktikan dengan tidak

adanya kelompok yang tidak mencari informasi mengenai penyulingan

bertingkat minyak bumi dan mengenai kualitas bensin serta dampak

pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

Pada kelas dengan perlakuan berupa pembelajaran dengan

pendekatan konvensional, siswa tidak dilatih untuk mencari informasi dari

berbagai sumber. Siswa merasa cukup dengan yang diperolehnya dari

guru dan buku dalam ruang kelas selama jam pelajaran berlangsung.

3. Perhatian, semangat, motivasi siswa

Siswa pada kelas eksperimen semangat dalam pembelajaran,

memiliki perhatian terhadap pelajaran, dan motivasi untuk belajar. Hal ini

dibuktikan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa

antusias menjalani proses pembelajaran, dan sedikitnya siswa yang

mengantuk, melamun, atau menguap dalam pembelajaran.

Sebagaimana dinyatakan oleh Elif Bakar dkk bahwa siswa yang

mengalami pembelajaran dengan pendekatan STM mamiliki sikap yang

lebih positif dibandingkan siswa dengan pendekatan tradisional.1

Sedangkan siswa pada kelas kontrol, lebih banyak yang terlihat

bosan dengan ceramah dan catatan dari guru, bahkan tidak sedikit yang

mengantuk, melamun, atau menguap dalam pembelajaran.

Ketiga kondisi tersebut senada dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, yaitu siswa memberikan tanggapan

positif terhadap pembelajaran kimia dengan pendekatan STM karena siswa

merasa lebih mudah memahami pelajaran, merasa pelajaran yang disampaikan

sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, tertarik dan merasakan

keterampilan proses dalam dirinya berkembang, merasa tumbuh ide dan

1 Elif Bakar, et.al., “Preservice Science Teachers Beliefs About Science –Technology And Their Implication In Society”, dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, Vol. 2, No. 3, Desember 2006, h. 18.

Page 68: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

58

pertanyaan untuk memecahkan masalah, dan merasa terlibat aktif dalam

kelompoknya untuk menyelesaikan tugas.2

B. Pemahaman Konsep Kimia Siswa 1. Pemahaman Konsep Kimia Siswa pada Kelas kontrol

Pada kelas kontrol, butir-butir soal dengan persentase dijawab

benar oleh siswa di atas 50% berjumlah 11 soal. Butir tes yang dijawab

benar dengan persentase tinggi di atas 80% yaitu butir soal nomor 1

dengan persentase 84%. Butir ini merupakan tes untuk indikator

menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.

Sedangkan butir tes yang dijawab benar dengan persentase paling

rendah yaitu butir soal nomor 18 dengan persentase 32%. Butir ini

merupakan tes untuk indikator menyimpulkan dampak pembakaran bahan

bakar terhadap lingkungan.

2. Pemahaman Konsep Kimia Siswa pada Kelas Eksperimen

Pada kelas eksperimen, butir-butir soal dengan persentase dijawab

benar oleh siswa di atas 50% berjumlah 15 soal. Butir tes yang dijawab

benar dengan persentase tinggi di atas 80% yaitu: butir soal nomor 1

dengan persentase 81% yang merupakan tes untuk indikator menjelaskan

proses pembentukan minyak bumi dan gas alam; butir soal nomor 10

dengan persentase 87% yang merupakan tes untuk indikator menafsirkan

bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik

pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi; dan butir soal nomor 16 dengan

persentase 81% yang merupakan tes untuk indikator menjelaskan

penggunaan residu minyak bumi dalam industri petrokimia.

Sedangkan butir tes yang dijawab benar dengan persentase paling

rendah yaitu butir soal nomor 12 dengan persentase 35%. Butir ini

2 Rusmansyah dan Yuda Irhasyuarna, “Implementasi Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU Negeri Kota Banjarmasin,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 040 Tahun ke-9, Januari 2003, h. 107.

Page 69: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

59

merupakan tes untuk indikator membedakan kualitas bensin berdasarkan

bilangan oktannya.

3. Perbedaan Pemahaman Konsep Kimia Siswa

Pemahaman konsep kimia siswa yang berbeda antara kelas kontrol

dan kelas eksperimen di antaranya dapat dilihat dari selisih jumlah siswa

yang menjawab butir soal dengan benar. Selisih jumlah siswa yang

menjawab butir soal dengan benar antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen dengan selisih yang besar yaitu butir soal nomor 17 dengan

selisih 8, butir soal nomor 18 dengan selisih 8, butir soal nomor 19 dengan

selisih 7, dan butir soal nomor 20 dengan selisih 8. Keempat butir ini

merupakan butir tes untuk indikator menyimpulkan dampak pembakaran

bahan bakar terhadap lingkungan.

Selisih besar pada butir-butir soal untuk indikator ini menunjukkan

bahwa siswa kelas eksperimen yang yang diberi perlakuan pembelajaran

dengan pendekatan STM, lebih mampu menarik kesimpulan mengenai

dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungannya. Kemampuan

ini dimungkinkan karena siswa belajar tidak sekedar menghafal informasi-

informasi tanpa makna, tetapi siswa belajar dengan mengaitkan informasi-

informasi yang ada sehingga lebih bermakna dan siswa dapat memahami

konsep-konsep yang dipelajari dan mampu mengaplikasikannya dalam

masalah kehidupan sehari-hari.

Hal ini senada dengan hasil penelitian Aikenhead yang

menunjukkan bahwa siswa pada kelas sains dengan pendekatan STM jika

dibandingkan dengan siswa pada kelas dengan pendekatan tradisional,

secara signifikan STM berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir

seperti menerapkan kaidah-kaidah sains dalam peristiwa sehari-hari.3

3 Glen S. Aikenhead, “Research into STS Science Education”, dalam Educación Química,

No. 16 (3), Juli 2005, h. 389.

Page 70: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

60

C. Pengaruh Pendekatan STM dan Pendekatan Konvensional

dalam Pembelajaran Kimia terhadap Pemahaman Konsep

Kimia Siswa Perbedaan pemahaman konsep kimia siswa antara siswa yang

diajarkan dengan pendekatan STM dan siswa yang diajarkan dengan

pendekatan konvensional dapat dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis

dengan uji t.

Dalam pengujian didapatkan hasil yaitu thitung = 2,42 (lampiran 20) dan

ttabel = 2,00 (α = 5%) sehingga thitung > ttabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yaitu terdapat perbedaan pemahaman

konsep kimia yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan

STM dan yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan STM

dalam pembelajaran kimia memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman

konsep kimia siswa.

Aikenhead menyatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa siswa

pada pembelajaran sains dengan pendekatan STM tampak jelas menunjukkan

pengaruh makin baik yang signifikan terhadap tes hasil belajar sains

dibandingkan siswa pada pembelajaran konvensional.4

Elif Bakar dkk. menyatakan hasil studinya menunjukkan bahwa siswa

yang mengalami pembelajaran dengan pendekatan STM lebih baik

dibandingkan siswa dengan pendekatan tradisional dalam hal pemahaman

siswa mengenai proses ilmiah, kemampuan siswa untuk menerapkan konsep

ilmiah yang bekaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap murid

lebih positif, dan menunjukkan keterampilan kreatif yang lebih banyak dan

lebih baik.5

Pengaruh tersebut dapat terjadi karena secara teoritis pendekatan STM

memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pendekatan konvensional, di

antaranya:

4 Aikenhead, “Research ...”, h. 389. 5 Bakar, et.al., “Preservice ...”, h. 18.

Page 71: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

61

1. Penempatan siswa pada posisi sentral

Pembelajaran dengan pendekatan STM sangat memperhatikan

penempatan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program

pembelajaran bahkan memberi kesempatan siswa sebagai pengambil

keputusan.6

Penelitian yang dilakukan oleh Rannikmae menunjukkan bahwa

pendekatan STM, sebuah pedekatan yang berpusat pada siswa,

memberikan pengaruh terhadap pemahaman yang lebih baik mengenai ide

sains dan keterkaitannya dengan isu sosial.7

Penempatkan siswa pada posisi sentral dalam pembelajaran

memberi ruang pada pemanfaatan pengetahuan awal yang dimiliki oleh

siswa dan informasi dari berbagai macam sumber belajar dalam

mengkonstruk pengetahuannya dalam pembelajaran.

2. Penggunaan masalah-masalah dari dunia nyata

Pendekatan STM dalam pembelajaran menyajikan sains dengan

mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata.8 Siswa belajar sains

dalam konteks pengalaman nyata yang mencakup penerapan sains dan

teknologi.9

Penelitian lain oleh Rannikmae juga menunjukkan bahwa

mengaitkan pengajaran pada kemasyarakatan memainkan satu peran

positif di dalam menambahkan sikap siswa. Siswa pada kelas STM lebih

6 Desak Made Citrawathi, “Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan Sains

Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa SMUN I Singaraja,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 Tahun ke-36, April 2003, h. 15.

7 Miia Rannikmäe, et.al., “Popularity and Relevance of Science Education Literacy: Using a Context based Approach”, dalam Science Education International, Vol.21, No.2, Juni 2010, h. 119.

8 Rusmansyah dan Irhasyuarna, “Implementasi ...,” h. 99. 9 Ni Made Pujani, “Pemanfaatan Alat-alat Percobaan Sederhana Buatan Guru dengan

Suplemen LKS Berwawasan STM dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Sisimangaraja, No. 4 Tahun ke-36, Oktober 2003, h. 51.

Page 72: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

62

memperoleh pemikiran yang kreatif dan keterampilan membuat

keputusan.10

Dalam proses pembelajaran, siswa diajak untuk mengeksplorasi

hal-hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi

pelajaran sehingga memudahkan siswa memahami dan dapat lebih

meningkatkan daya ingat mereka.

3. Pengaruh terhadap minat dan motivasi siswa

Pendekatan STM meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa

karena siswa membentuk dan mengolah pengetahuannya sendiri selama

proses pembelajaran serta siswa diajak untuk mengalami langsung hal-hal

yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal ini dapat membangkitkan

keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap anak didik.

Faktor minat dan motivasi belajar merupakan faktor internal

peserta didik yang terlebih dahulu terpenuhi dalam proses pembelajaran

sebelum faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar yang diterapkan.

Motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar karena dapat lebih

mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik dengan berpikir dan

memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang

menunjang belajar.11 Karena itu, pembelajaran dengan pendekatan STM

dimungkinkan dapat menjawab masalah faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam proses belajar mengajar selain fungsinya sebagai pembawa pesan

instruksional dalam belajar mengajar, sehingga pemahaman siswa peserta

didik akan meningkat.

Sedangkan penggunaan pendekatan konvensional dengan metode

ceramah dalam pembelajaran kimia memiliki beberapa kelemahan yang

mempengaruhi kurangnya pemahaman konsep kimia siswa, di antaranya:

10 Rannikmäe, et.al., “Popularity ...”, h. 119. 11 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), h. 58.

Page 73: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

63

1. Proses belajar mengajar terpusat pada guru

Pada pendekatan konvensional dengan metode ceramah, kegiatan

belajar mengajar lebih terpusat pada guru dan keaktifan siswa tidak

optimal. Jika guru mengajar dengan metode ceramah saja, siswa menjadi

bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja.12 Hal ini bisa

menghalangi respons siswa, kurang menarik, dan membatasi daya ingat

siswa.

2. Sumber belajar terbatas

Guru sebagai satu-satunya sumber informasi pada pendekatan

konvensional dengan metode ceramah sehingga siswa yang hanya

mendengarkan sering tidak mampu mengaitkan informasi yang diberikan

oleh guru melalui ceramah dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa

sebelumnya. Ketidakmampuan mengaitkan informasi tersebut

mengakibatkan pelajaran tak menarik bagi siswa sehingga perhatian siswa

terhadap pelajaran berkurang.

3. Pengaruh terhadap perhatian siswa

Pada pembelajaran dengan pendekatan konvensional, respons siswa

terhambat, daya ingat siswa terbatasi, dan siswa kurang tertarik dengan

materi pelajaran sehingga perhatian siswa terhadap pelajaran berkurang

Jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbullah kebosanan

sehingga ia tidak lagi suka mempelajari hal tersebut.13 Hal ini

mengakibatkan siswa tidak dapat membangun pengetahuannya dengan

baik.

Pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan sains teknologi

masyarakat (STM) berfokus pada siswa. Dalam hal ini peran guru adalah

sebagai motivator, fasilitator dan pengarah dalam membantu siswa untuk

membangun pengetahuannya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar,

12 Slameto, Belajar..., h. 65. 13 Slameto, Belajar..., h. 56.

Page 74: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

64

mencatat, dan menghafal tetapi belajar memahami konsep-konsep sains dan

aplikasi serta dampaknya.

Dalam pembelajaran konvensional siswa hanya belajar tentang konsep-

konsep tanpa penjelasan secara utuh tentang keterkaitan antar bahan kajian

sehingga siswa tidak dibangun pola pikirnya dalam memahami konsep. Guru

berperan sentral dalam proses pembelajaran. Guru bertindak sebagai satu-

satunya sumber ilmu dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya

mencatat dan mendengar penjelasan guru.

Siswa yang belajar dengan memahami akan mendapatkan hasil belajar

yang lebih baik daripada siswa yang belajar dengan menghafal karena belajar

dengan memahami membuat anak memiliki hubungan yang utuh dari sebuah

konsep. Keutuhan pemahaman itu memungkinkan anak belajar lebih

bermakna daripada sekedar menghafal berulang-ulang tanpa makna.

Penerapan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dalam

pembelajaran kimia akan membangun pemahaman konsep kimia siswa.

Sedangkan penerapan pendekatan konvensional dalam pembelajaran kimia

sulit membangun pemahaman konsep kimia siswa.

Page 75: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan STM berbeda

dengan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konvensional, di antaranya yaitu dalam hal keaktifan siswa bertanya,

keaktifan siswa mencari informasi dari berbagai sumber, dan perhatian,

semangat serta motivasi siswa.

2. Siswa kelas eksperimen yang yang diberi perlakuan pembelajaran dengan

pendekatan STM lebih memiliki pemahaman konsep dibandingkan siswa

pada kelas kontrol, di antaranya siswa lebih mampu dalam menarik

kesimpulan mengenai dampak pembakaran bahan bakar terhadap

lingkungannya.

3. Penggunaan pendekatan STM dalam pembelajaran kimia memberikan

pengaruh terhadap minat dan motivasi siswa sehingga berpengaruh positif

terhadap pemahaman konsep kimia siswa. Pengaruh tersebut dapat terjadi

karena pendekatan STM memiliki beberapa kelebihan dibandingkan

pendekatan konvensional, di antaranya penempatan siswa pada posisi

sentral dalam pembelajaran dan penggunaan masalah-masalah dari dunia

nyata.

4. Penggunaan pendekatan konvensional dalam pembelajaran kimia

memberikan pengaruh terhadap kurangnya perhatian siswa terhadap

pelajaran sehingga mempengaruhi kurangnya pemahaman konsep kimia

siswa. Hal ini dapat terjadi karena pendekatan konvensional memiliki

beberapa kelemahan, di antaranya proses belajar mengajar yang terpusat

pada guru dan sumber belajar yang terbatas hanya dari guru dan buku

paket pelajaran.

Page 76: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

66

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, berikut diajukan

beberapa saran:

1. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran kimia, guru hendaknya

menerapkan pendekatan belajar yang dapat menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan yang ada terutama dalam kehidupan sehari-hari sehingga

siswa dapat memahami kimia secara konkret dan terpadu. Hal ini dapat

dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan STM yang mengaitkan

informasi baru dengan pengetahuan yang ada dan masalah-masalah yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Diharapkan guru lebih memposisikan diri sebagai fasilitator dan mediator

dalam proses pembelajaran. Peran aktif siswa perlu dilatih dan

dikembangkan dalam menemukan, memahami konsep dan fakta melalui

berbagai sumber pengetahuan yang tersedia di dalam maupun di luar

lingkungan sekolah.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perbandingan

pemahaman kimia siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan STM

dan pemahaman kimia siswa setelah pembelajaran menggunakan

pendekatan-pendekatan lainnya.

Page 77: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

67

DAFTAR PUSTAKA

Aikenhead, Glen S., “Research into STS Science Education”, dalam Educación Química, No. 16 (3), Juli 2005, h. 384-397.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

_____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Bakar, Elif, et.al., “Preservice Science Teachers Beliefs About Science –Technology And Their Implication In Society”, dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, Vol. 2, No. 3, Desember 2006, h. 18-32.

Citrawathi, Desak Made, “Penerapan Suplemen Bahan Ajar Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa SMUN I Singaraja,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 Tahun ke-36, April 2003, h. 13-15.

Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 2001.

Dahar, Ratna Wilis dan Liliasari, Interaksi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia, 2006.

Galib, La Maronta, ”Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 034 Tahun ke-8, Januari 2002, h. 45-51.

http://banjarnegarambs.wordpress.com/2008/09/10/pendekatan-pembelajaran/, 10 September 2008.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/20/pendekatan-pembelajaran-konvensi-onal/, 20 Desember 2009.

Page 78: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

68

http://esdikimia.wordpress.com/2010/10/13/macam-macam-pendekatan-pembela-jaran-kimia/, 13 Oktober 2010.

http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metode-pembela-jaran/, 19 Februari 2008.

http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/, 2 Maret 2009.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0705/31/04.htm, 31 Juli 2005.

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/012007/05/wacana.htm, 5 Januari 2007.

http://www.uny.ac.id/home/data.php?i=1&m=951da6b7179a4f697cc89d36acf74e52&k=347, 27 Nov 2006.

Makmun, Abin Samsuddin, Psikologi Kependidikan: Perangkat Siatem Perngajaran Modul, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Mariana, Made Alit, “Suatu Tinjauan Tentang Hakikat Pendekatan Science, Technology, and Society dalam Pembelajaran Sains,” dalam Buletin Pelangi Pendidikan, Vol. 2 No. 1 Tahun 2000, h. 40-41.

Middlecamp dan Kean, Panduan Belajar Kimia Dasar, Jakarta: Gramedia, 2001.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Nasution, Mustafa Edwin dan Usman, Hardius, Proses Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.

Panen, Paulina, dkk., Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta: PAU PPAI Universitas Terbuka, 2001.

Pangayuanta, Teguh, Ringkasan Materi dan Latihan Soal Tuntas Tuntunan ke Universitas Kimia X, Jakarta: Graha Pustaka, 2008.

Parning, dkk., Kimia 1B Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester Kedua, Jakarta: Yudhistira, 2006.

Page 79: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

69

Popham, W. James dan Baker, Eva L., Teknik Mengajar Secara Sistematis, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.

Prayekti, “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 039 Tahun ke-8, November 2002, h. 774-780.

Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.

Pujani, Ni Made, “Pemanfaatan Alat-alat Percobaan Sederhana Buatan Guru dengan Suplemen LKS Berwawasan STM dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Sisimangaraja, No. 4 Tahun ke-36, Oktober 2003.

Rannikmäe, Miia, et.al., “Popularity and Relevance of Science Education Literacy: Using a Context based Approach”, dalam Science Education International, Vol.21, No.2, Juni 2010, h. 116-125.

Retnowati, Priscilla, Seribu Pena Kimia SMA untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2004.

Rusmansyah dan Irhasyuarna, Yuda, ”Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU Negeri Kota Banjarmasin,” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 040 Tahun ke-9, Januari 2003, h. 99-100.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006.

Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2002.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2002.

Page 80: PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA SISWA · PDF fileberupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal. Setelah ... 1 BAB I PENDAHULUAN

70

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Uno, Hamzah B, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Verawati, “Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.