perbandingan efektivitas sistem finishing dan...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SISTEM FINISHING DAN
POLISHING PADA PERMUKAAN RESIN KOMPOSIT
drg. I G. A. Sri Pradnyani
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perbandingan Efektivitas Sistem Finishing dan Polishing pada
Permukaan Resin Komposit.”
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
mengenai Finishing and Polishing Material yang sangat penting peranannya pada
tahap akhir dalam melakukan restorasi gigi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Udayana. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Denpasar, 20 Juli 2017
Penulis
TTD
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................. 1
1. Pendahuluan ................................................................................................. 1
1.1 Tujuan .................................................................................................. 3
2. Bahan dan Metode ....................................................................................... 3
3. Hasil ............................................................................................................. 7
4. Diskusi ......................................................................................................... 8
5. Telaah Pustaka ............................................................................................. 12
5.1 Material Finishing dan Polishing .......................................................... 12
5.2 Sistem Finishing dan Polishing ............................................................. 16
6. Penutup ........................................................................................................ 19
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 19
6.2 Saran .................................................................................................... 19
Daftar Pustaka .................................................................................................. 20
Gambar 1 .......................................................................................................... 13
Gambar 2 .......................................................................................................... 14
Gambar 3 .......................................................................................................... 17
Gambar 4 .......................................................................................................... 17
Gambar 5 .......................................................................................................... 18
Tabel 1 ............................................................................................................. 5
Tabel 2 ............................................................................................................. 5
Tabel 3 ............................................................................................................. 6
Tabel 4 ............................................................................................................. 7
Tabel 5 ............................................................................................................. 7
Diagram 1 ......................................................................................................... 8
1
ABSTRAK
Latar Belakang: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan
tiga sistem finishing dan polishing pada permukaan komposit nanofilled, dan untuk
mengevaluasi pengaruh pengaplikasian sealant di permukaan (prime & bond)
terhadap kekasaran permukaan setelah prosedur finishing dan polishing diuji dengan
komposit.
Bahan dan Metode: Sebanyak 30 disc komposit berdimensi 6 x 3 mm (dengan
diameter 6 mm x ketebalan 3 mm) dibuat dengan menggunakan cetakan stainless
steel yang dibuat khusus dan kemudian dibagi menjadi tiga sub kelompok untuk
finishing dan polishing dengan tiga metode yang berbeda; Strip Sof-Lex, Shofu dan
Mylar. Rata-rata kekasaran permukaan (Ra, μm) dari semua spesimen diukur dengan
aprofilometer. Permukaan di sealant kemudian diterapkan pada semua spesimen yang
digunakan, sesuai petunjuk pabrik dan kekasaran rata-rata diukur lagi.
Hasil: Perbedaan yang signifikan secara statistik diamati pada nilai kekasaran
permukaan sebelum dan sesudah aplikasi sealant saat finishing dan polishing dengan
sistem Shofu. Nilai terendah, sebelum dan sesudah aplikasi sealant, didapat ketika
dicure dibawah Mylar strip dan nilai tertinggi diperoleh ketika dirawat dengan Shofu.
Kesimpulan: Mylar strip memberi nilai Ra terendah diikuti oleh Sof-Lex diikuti oleh
Shofu dan permukaan yang di sealant memperbaiki tekstur permukaan spesimen yang
diuji secara drastis.
Kata kunci: Komposit nanofilled; Mylar Strip; sistem Sof-Lex dan Shofu finishing dan
polishing.
1. PENDAHULUAN
Salah satu langkah yang paling penting untuk mendapatkan restorasi yang
sukses adalah finishing dan polishing. Menurut definisi, finishing adalah pengurangan
ketebalan atau kotoran untuk mendapatkan anatomi yang dibutuhkan untuk restorasi,
sementara polishing mengacu pada pengurangan kekasaran dan goresan yang
biasanya dibuat dengan instrumen finishing.1
2
Finishing and polishing yang tepat akan meningkatkan hasil estetika serta
meningkatkan umur restorasi yang lama sehingga memaksimalkan kesehatan rongga
mulut dari pasien. Finishing dan polishing sangat penting karena permukaan yang
halus mengurangi kemungkinan adhesi yang berarti kecil kemungkinannya untuk
plak dapat terakumulasi pada permukaan yang dipolishing sehingga restorasi bertahan
lama, permukaan gigi yang halus dapat meminimalkan iritasi gingiva dan
diskolorisasi, dapat meningkatkan integritas marginal restorasi karena pada
permukaan interproksimal memiliki potensi retensi plak maksimum dengan
melakukan polishing pada permukaan interproksimal secara signifikan akan
menurunkan risiko karies sekunder dan penyakit periodontal, dan dapat tahan terdapat
aus.2 Selain itu, permukaan restorasi yang halus mempunyai sifat mekanik yang baik.
Pengenalan bahan restorasi komposit pada tahun 1960 menandai bahwa
dimulainya kedokteran gigi kosmetik yang modern dengan menggabungkan prinsip-
prinsip estetika dan konservasi gigi.3
Studi awal telah menunjukkan bahwa permukaan restorasi resin yang halus
dicapai saat resin dipolimerisasi terhadap strip matriks yang sesuai. Bila matriks tidak
digunakan, maka polimerisasi lapisan luar terhambat, menghasilkan lapisan
permukaan (surface layer) yang kaya dengan pengikat organik dengan konsistensi
yang lengket dan lunak. Pembersihan resin pada lapisan terluar dengan prosedur
trimming dan finishing akan menyebabkan permukaan restorasi lebih keras, lebih
tahan aus, dan lebih stabil secara estetis.4
Tujuan utama finishing adalah untuk mendapatkan restorasi dengan kontur
yang baik, oklusi, bentuk embrasure yang baik dan permukaan yang halus. Margin
restorasi harus berbaur secara estetis ke dalam kontur alami gigi.4
Matrik resin dan partikel filler dari resin komposit memiliki tingkat kekerasan
yang berbeda-beda. Lubang atau kawah sering terbentuk di sekitar partikel hard
quartz dari resin komposit konvensional setelah dipolishing. Akibatnya, muncul
ketidakberaturan dipermukaan restorasi. Kandungan pengisi (filler) dari resin
komposit juga mempengaruhi kekasaran, karena resin komposit microfilled
menunjukkan permukaan yang lebih halus daripada resin komposit hybrid. Demikian
3
pula, komposisi matriks resin juga dapat berperan dalam kehalusan akhir restorasi.5
Prosedur finishing dan polishing melibatkan beberapa prinsip dasar yang
memungkinkan kita untuk lebih memahami aplikasinya dalam kedokteran gigi.
Terdapat tiga system atau prosedur yang dapat mempengaruhi kekasaran permukaan
komposit seperti Sof-Lex, Shofu dan Mylar Strip. 6
Berbagai instrumen yang biasanya digunakan untuk finishing dan polishing
bahan restoratif gigi adalah; carbide dan diamond finishing burs, abrasive
impregnated rigid points, impregnated rubber cups and points, aluminium oxide
coated abrasive discs, abrasive strips, dan pasta polishing. 7 Masing-masing
instrumen ini menghilangkan lapisan penghambat (inhibited layer) oksigen namun
meninggalkan permukaan bahan restorasi dengan berbagai tingkat kekasaran
permukaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis perawatan permukaan
finishing mana yang secara signifikan akan mempengaruhi ketidakberaturan
permukaan restorasi resin komposit yang berbeda.
1.1 TUJUAN
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh prosedur atau sistem
finishing dan polishing yaitu Sof-Lex, Shofu dan Mylar Strip pada kekasaran
permukaan komposit nanofilled dan efektivitas aplikasi sealant dipermukaan setelah
prosedur finishing dan polishing diuji dengan komposit.
2. BAHAN & METODE
Sampel resin komposit yang digunakan adalah resin komposit nanofiller
(Z350) dengan shade A3, seperti yang tercantum pada Tabel 1. Sebanyak 30 blok
komposit dibuat dengan diameter 6 mm x ketebalan 3 mm dibuat dengan
menggunakan cetakan stainless steel mold. Cetakan stainless steel diletakkan pada
glass slab dan kemudian komposit dimasukkan ke dalam setiap cetakan sampai
penuh dengan sekali penempatan menggunakan resin packing plastic instrument.
Kelebihan komposit dihilangkan dan disamaratakan dengan ketinggian cetakan.
Mylar Strip & glass slide diletakan diatas cetakan dan disc spesimen di light-cured
4
dari kedua sisi selama 40 detik seperti yang diinstruksikan dengan menggunakan Unit
Quartz-Tungsten-Halogen (QTH). Ujung tip dari light curing diletakkan pada glass
slide tegak lurus dengan permukaan spesimen, dimana ujung sinar harus diletakkan
sedekat mungkin dengan permukaan sampe untuk standarisasi jarak antara sumber
cahaya dan sampel. Semua spesimen resin komposit yang telah mengeras direndam
dalam air suling pada suhu 370C selama 24 jam dalam inkubator (Inkubator (DBK
BOD, Model - DTC 96, Inovatif Bacteriological Incubator) agar dapat terjadi
polimerisasi penuh. 30 sampel dari resin komposit kemudian dibagi secara acak
menjadi 3 subkelompok, seperti yang tercantum pada Tabel 2. Kelompok Mylar Strip
yang terdiri dari 10 sampel dari kedua bahan tersebut tidak dilakukan polishing
setelah di cured. Setelah itu, sisanya yaitu 20 spesimen dipoles dengan diamond
finishing bur dengan rotary motion atau gerakan memutar, selama 15 detik dengan air
pendingin untuk simulasi awal finishing material restorasi
Tiga sistem finishing dan polishing yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Shofu finishing dan polishing kit, Soflex komposit finishing dan polishing kit
(3M), Mylar Strips (UNIDENT). Tabel 3 menunjukkan deskripsi secara lengkap dari
sistem tersebut. 10 sampel dari masing-masing resin komposit di finished dan
polished dengan sistem Sof-Lex dan sistem polishing Shofu sesuai yang
dispesifikasikan oleh pabrik. Untuk mengukur kekasaran permukaan dari sampel,
digunakan alat profilometer. Pengukuran dilakukan dari 3 arah yang berbeda lalu
dicatat untuk 10 sampel pada setiap kelompok. Nilai rata-rata Ra ditentukan dari
setiap sampel dan mean Ra ditentukan dari setiap kelompok. Kemudian permukaan di
sealant (prime & bond) diaplikasikan pada semua sampel yang digunakan dan rata-
rata kekasaran (Ra) diukur. Hasilnya dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA F,
paired dan unpaired 't'.
5
Tabel 1: Deskripsi dari Materi Restoratif yang digunakan dalam penelitian
Material Kategori Komposisi Merk
Z 350 Komposit
nanofilled
Resin Bis-GMA, UDMA, TEGDMA,
Bis-EMA
Fillers merupakan kombinasi dari
kumpulan gugus filler Zirconia/silica
dengan ukuran rata-rata gugus
partikel 0,6-1,4 microns dengan
ukuran primer partikel 5-20 nm dan
filler silica tidak teragregat 20nm
3M ESPE
Sealant Resin di- dan trimethacrylate
functionalized amorphous silica,
PENTA (dipentaerythritolpenta
acrylate monophosphate),
Photoinitiators, Stabilisers,
Cetylaminehydrofluoride, Acetone
Prime &
Bond
(Denstply)
Tabel 2: Deskripsi kelompok
Kelompok (n=10 untuk
setiap kelompok)
Komposit Sistem finishing dan
polishing
1-A Z-350 Shofu
1-B Z-350 Sof-Lex
1-C Z-350 Mylar Strip
6
Tabel 3: Deskripsi dari sistem finishing/polishing
Sistem Deskripsi Merk
Shofu finishing dan
polishing kit
2 Dura-Green dan 2 Dura-
White stones untuk finishing.
6 komposit untuk prepolishing
dan polishing.
2 fine Komposit (white
band)
polishers untuk superpolishing
Shofu Dental
Corporation
Sof-Lex finishing dan
polishing kit
Coarse disc aluminium oxide
(50µ) Medium disc aluminium
oxide (40µ) fine disc
aluminium oxide (24µ) Extra
fine disc aluminium oxide (8µ)
3M ESPE
Mylar strip UNIDENT
7
3. HASIL
Nilai kekasaran permukaan dari komposit yang diujikan dengan tiga sistem
polishing dan finishing yang berbeda sebelum dan setelah aplikasi disebutkan pada
tabel 4. Perbedaan signifikan secara statistik ditemukan pada nilai kekasaran
permukaan sebelum dan setelah aplikasi sealant dengan sistem finishing dan
polishing Shofu. Nilai kekasaran paling rendah, sebelum dan setelah aplikasi sealant,
didapatkan saat di-curing dibawah Mylar strip dan nilai tertinggi didapatkan saat
dirawat dengan Shofu.
Tabel 4: Perbandingan dari roughness (kekasaran) permukaan diantara
masing-masing kelompok menggunakan Z-350 (sebelum aplikasi sealant)
Z-350 Before N Mean Std. Deviation ANOVA
F P
Shofu 10 .8985 .15621
3.63 0.04 Sig Sof-lex 10 .7960 .42589
Mylar strip 10 .5510 .23965
Tabel 5: Perbandingan dari roughness (kekasaran) permukaan diantara
kelompok yang berbeda menggunakan Z-350 (setelah aplikasi sealant)
Z-350 After N Mean Std. Deviation ANOVA
F P
Shofu 10 .8000 .21546
6.40 0.005 Sig Sof-Lex 10 .6210 .19564
Mylar strip 10 .4890 .17195
Tabel 4 dan 5 menunjukkan analisis statistika yang dilakukan dengan
ANOVA F, yang membandingkan nilai Ra dengan sistem finishing dan polishing
yang berbeda untuk Z350. Perbedaan signifikan secara statistik sebelum (nilai p 0.04)
dan setelah (p value 0.005) aplikasi sealant.
8
Diagram 1. Perbandingan dari nilai roughness (kekasaran) permukaan untuk
Z350 dengan tiga sistem sebelum dan sesudah aplikasi sealant
4. DISKUSI
Banyak kemajuan signifikan telah dilakukan sejak pengenalan material
komposit pada 1960. Berkaitan dengan peningkatan sifat bahan dari restorasi berbasis
resin sebelumnya. Bahan resin ini telah berkembang dari macrofilled menjadi
microfilled dan dari hybrid menjadi microhybrids, dan material baru seperti packable
dan nanofilled komposit telah diperkenalkan ke pasar kedokteran gigi. Setiap jenis
resin komposit memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu.8
Komposit Nanofilled telah diproduksi dengan teknologi nanofilled dan
diformulasikan dengan partikel pengisi nanomer dan nanocluster. Kombinasi ini
mengurangi jarak antara partikel pengisi. Oleh karena itu membuat peningkatan pada
pemuatan filler. Sifat fisik yang lebih baik dan pemolesan mengkilap serta retensi
yang kuat.4
Mekanisme dalam finishing dan polishing menggunakan partikel abrasif
merupakan bagian dari triobiologi, disiplin yang terkait dengan ilmu material, fisika,
kimia dan teknik permukaan. Finishing dalam kedokteran gigi mengacu pada langkah
manipulasi permukaan yang berkontur kasar dari restorasi untuk mendapatkan
anatomi yang diinginkan, sementara polishing mengacu pada pengurangan dan
kehalusan dari permukaan yang kasar dan goresan yang dibuat oleh instrumen
finishing dalam proses pengurangan kekasaran dan awal polishing.6
9
Dokter gigi selalu didorong untuk memberikan waktu dan usaha untuk
memberikan finishing dan polishing yang adekuat. Alasan klinis dan ilmiah untuk
finishing dan polishing dengan hati-hati adalah untuk menghilangkan kelebihan resin
komposit dan memperbaiki margin restorasi, untuk mengurangi risiko fraktur, karena
permukaan kasar mungkin cenderung mudah patah, untuk mengurangi
ketidaksempurnaan permukaan, sehingga mengurangi permukaan daerah dan dengan
demikian dapat mengurangi risiko kerusakan permukaan dan korosi. Alasan lainnya
adalah menghasilkan permukaan yang halus sehingga mengurangi perlekatan plak,
untuk meningkatkan fungsi pengunyahan sehingga makanan bergeser/bergerak
dengan mudah di permukaan gigi yang dipoles, untuk menghasilkan permukaan halus
yang memudahkan prosedur pembersihan mulut dengan akses ke semua permukaan,
area marginal dan interproksimal. Melalui penyikatan gigi dan penggunaan benang
gigi, untuk menghasilkan kontak restorasi yang lembut agar menyebabkan
berkurangnya efek kepada gigi yang berlawanan dan berdekatan serta menghasilkan
hasil yang lebih estetis untuk pasien.6
Dilaporkan bahwa pengukuran warna Geometri (berdasarkan sudut
penglihatan atau sumber cahaya) resin komposit dipengaruhi juga oleh kekasaran
permukaan yang berbeda. Jika konfigurasi permukaan memiliki matte finish akan ada
jumlah cahaya yang tercermin secara berlebihan pada permukaan dan terjadi
pengurangan transmisi cahaya melalui material. Tekstur permukaan mengendalikan
derajat hamburan atau pantulan cahaya yang mencolok pada gigi asli atau bahan
restoratif. Untuk alasan tersebut para ahli klinis mengalami masalah dalam
membentuk kesesuaian dari tingkat warna yang diperoleh dari warna asli dipilih
dengan menggunakan shade guide khususnya setelah prosedur finishing dan
polishing.5
Seluruh alat abrasif finishing dan polishing termasuk salah satu dari tiga
kategori yaitu coated abrasive, bonded abrasive atau loose abrasives. Coated
abrasive merupakan alat finishing yang biasanya berbentuk kertas, Mylar strip atau
beberapa polimer pendukung lainnya, dimana partikel abrasif terdistribusi pada
permukaan pendukung atau beberapa desain matriks simetris lainnya. Aluminium
10
oksida merupakan senyawa abrasif yang paling umum digunakan pada cakram abrasif
dilapisi dengan silikon karbida. Bonded abrasives adalah perangkat dimana partikel
abrasif atau media tersebar secara merata di seluruh perangkat matriks. Perangkat ini
biasanya bahan elastomerik seperti karet atau senyawa silikon namun dapat bersifat
kaku atau tidak elastis. Kelompok terakhir yang tergolong adalah loose abrasives.
Sehubungan dengan penggunaan loose abrasives di kedokteran gigi, polishing pasta
loose abrasives mengandung distribusi ukuran partikel halus atau partikel aluminium
oksida atau partikel diamond yang terdispersi ke dalam zat yang larut dalam air
seperti gliserin.6
Perbedaan pergerakan mungkin berpengaruh terhadap daya optimal kehalusan
permukaan. Gerakan rotasi, gerakan planar, dan gerakan maju-mundur dapat
digunakan untuk memoles permukaan bahan berbasis resin. Dalam gerak putar sumbu
rotasi sejajar dengan permukaan yang dihaluskan. Gerakan planar adalah gerakan
rotasi dengan sumbu rotasi perangkat abrasif tegak lurus terhadap permukaan yang
diperhalus. Gerak maju-mundur digunakan saat strip finishing ditarik bolak-balik di
atas permukaan.
Hasil yang diperoleh Fruit dan lain-lain (1996) membandingkan berbagai
gerakan pemolesan menunjukkan bahwa untuk semua kemungkinan kombinasi dari
bahan dan ketahanan abrasif, gerakan planar mencapai nilai kekasaran rata-rata
terendah.9 Dalam penelitiannya, spesimen yang dipoles dengan gerakan planar (disk
Sof-Lex) memberikan nilai kekasaran permukaan yang lebih rendah daripada
spesimen yang dipoles dengan gerakan rotasi (Shofu).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa partikel besar yang
disematkan/dilekatkan di disk Sof-Lex cenderung merobek permukaan resin komposit
dan, bila digunakan dengan komposit hibrida tertentu, cenderung memotong dan
menghilangkan partikel pengisi dan matriks resin secara merata, menghasilkan
permukaan yang halus.9 Untuk sistem finishing komposit agar efektif, partikel
pemotong (abrasif) harus relatif lebih keras daripada bahan pengisi, jika tidak, bahan
polishing hanya akan mengeluarkan/menghilangkan matriks resin yang lembut dan
membiarkan partikel pengisi menonjol dari permukaan. Kekerasan dari aluminium
11
oksida secara signifikan lebih tinggi daripada silikon dioksida, dan umumnya lebih
tinggi dari kebanyakan bahan pengisi yang digunakan dalam formulasi komposit.7
Gaya dari disk Sof-Lex adalah memberikan permukaan yang sedikit lebih halus
dengan abrasif aluminium oksida pada matriks yang kaku/rigid karena hal ini disk
memiliki kemampuan untuk meratakan partikel pengisi dan menurunkan matriks
resin yang lebih lembut pada tingkat yang sama.
Dalam literatur, metode yang paling umum digunakan untuk menilai
keefektifan instrumen finishing dan polishing meliputi: Evaluasi visual, Scanning
electron microscopy dan Profilometric analysis. Kami menggunakan Profilometric
analysis untuk mengevaluasi permukaan finishing komposit yang berbeda dengan
sistem polishing yang berbeda. Ada dua kelebihan dengan metode profilometer
mekanik yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama, profilometer memberikan
aspek kuantitatif melalui perhitungan (Ra) yang tidak dapat diperoleh dengan SEM,
dan yang kedua, memungkinkan permukaan sampel untuk dipelajari lebih tepat,
karena stylus menyapu permukaan sampel yang mendeteksi variasi kecil.5
Dalam hal ini dan studi lainnya, Mylar strip membentuk permukaan paling
halus di semua uji kelompok komposit permukaan yang diperoleh dengan Mylar strip
sangat halus dan kaya akan resin pengikat organik. Karena itu pembersihan resin
terluar dengan prosedur finishing-polishing akan cenderung menghasilkan lapisan
yang lebih keras dan lebih kuat sehingga permukaan estetis stabil. Meski penempatan
matrik sangat hati-hati, pengangkatan kelebihan bahan dan recontouring restorasi
sering terjadi. Hal ini membutuhkan beberapa tingkat finishing dan polishing yang
akan menganggu kehalusan yang diperoleh dengan matriks.3-7,10
Bahkan setelah penyelesaian teknik finishing dan polishing yang tepat
permukaan semua resin komposit menunjukkan adanya perbedaan mikro yang
inheren sehingga menyebabkan keausan bahan, keburukan dan infiltrasi marginal
yang dihasilkan terutama dari proses abrasif dimana restorasi ini terdapat di
lingkungan rongga mulut. Dalam upaya mengatasi masalah ini, penggunaan lapisan
tipis resin pada restorasi komposit viskositas rendah yang terpolimerisasi telah
12
diselidiki. Pendekatan ini diasumsikan dapat memberikan keseragaman, permukaan
yang rapi, sehingga dengan demikian dapat meningkatkan permukaan yang halus.
Meski sifat resin komposit terbaru sudah dioptimalkan, tetapi masih memiliki
kekurangan. Studi yang melaporkan apakah permukaannya konsisten atau tidak,
bahan ini dapat ditingkatkan dengan penggunaan dari sealant viskositas rendah.
Cukup dengan bahan resin viskositas rendah dengan karakteristik dan formulasi yang
tepat, meski tidak dikembangkan secara khusus tujuan seperti itu, dapat berhasil
digunakan sebagai permukaan sealant. Berbagai studi telah menyarankan pelapisan
resin komposit terpolimerisasi dengan zat perekat atau fissure sealant.11 Rebonding
restorasi komposit dengan unfilled resin telah direkomendasikan untuk penetrasi
microcracks sub-surface dan Interfacial gaps yang dihasilkan selama prosedur
finishing dan polishing.12 Dalam sealing permukaan penelitian kami dengan Prime
and Bond (Dentsply), memiliki efek positif pada permukaan kasar. Hasil penelitian
ini adalah sesuai dengan hasil penelitian oleh CYG Takuchi, EHG Lara, 200311 dan
Nuray Attar 2007.1
5. TELAAH PUSTAKA
5.1. Material Finishing dan Polishing
A. Carbide Finishing Bur
Carbide burs tersedia dalam berbagai bentuk untuk contouring dan
finishing. Bur yang paling umum digunakan memiliki 8 sampai 40 fluted blades,
bisa berbentuk lurus atau bengkok. Paling umum digunakan adalah fluted
carbide finishing burs yang memiliki 12, 20, atau 40 blades untuk contouring
dan merapikan berbagai bahan restoratif dan struktur gigi. Carbide finishing burs
kurang baik dalam melakukan pengerjaan abrasif, sehingga lebih baik digunakan
untuk jaringan lunak yang berada pada margin gingiva dibandingkan dengan
diamond bur atau bonded abrasive contouring instruments. Pada restorasi
indirek, seperti pada perselen dan bahan keramik lainnya, akan diperlukan bahan
dan teknik spesifik untuk finishing dan polishing. Pada evaluasi in-vivo trehadap
kualitas margin dan permukaan menggunakan komposit dan restorasi inlay
13
keramik, finishing awal dengan diamond 30μm diikuti denga finishing
menggunakan tungsten carbide finishing bur menghasilkan margin yang secara
siginifikan lebih baik jika dibandingkan finishing menggunakan dua finishing
diamond (20μm diikuti 30μm diamond). Studi tersebut menunjukkan
penggunaan yang sesuai pada carbide finishing burs digunakan setelah finishing
diamonds untuk contouring awal serta pegurangan secara luas untuk
memperbaiki permukaan dan kualitas marginal.13
B. Diamond Finishing Bur
Finishing diamonds berfungsi untuk membentuk kontur, menyesuaikan
serta menghaluskan material restorasi seperti komposit. Tidak seperti fluted
carbide finishing burs, diamond rotary finishing bur lebih bersifat abrasive
dibandingkan bersifat sebagai instrumen pemotong. Bur ini memiliki partikel
diamond yang disisipkan pada permukaan kerjanya. Diamond instrumen terdiri
dari tiga bagian yaitu: metal shank atau blank, bubuk atau partikuat diamond
abrasive, dan metallic bonding material yang mengikat serbuk diamond pada
Gambar 1. Tooth cut by Carbide finishing
burs (Anusavice, et ell, 2013)
14
shank atau blank. Bahan yang diproduksi terdapat dalam berbagai macam bentuk
dan ukuran hingga di dalam bentuk grits yang berbeda, berkisar antara 7 sampai
50 mm, tergantung pada pabrik. Dalam kebanyakan kasus, mereka diterapkan
secara berurutan, dimulai dengan grit kasar dan berkembang sampai ke grit yang
lebih halus. Diamond burs harus selalu digunakan dengan semprotan air untuk
menghilangkan panas dan kecepatan pada kisaran yang lebih rendah dari turbin
kecepatan tinggi. Kinerja diamond abrasive instruments tergantung pada variabel
seperti ukuran, jarak, keseragaman, eksposur, dan ikatan partikel diamond.
Diamond finishing burs sangat efisien dalam tingkat removal material, tetap
meninggalkan permukaan yang kasar secara signifikan, sehingga membutuhkan
finishing dan polishing yang lebih lanjut. Alhasil, alat finishing dan polishing
lainnya, seperti fluted carbide finishing burs, coated abrasive discs, bonded
abrasive rubber polishing instruments, dan loose abrasive polishing pastes.
Namun, jika dibandingkan dengan aluminium oxide discs atau carbide finishing
bur, ultrafine finishing diamond burs (40 μm) menghilangkan lebih sedikit dentin
disekitar margin gingiva pada preparasi kelas V dengan restorasi flowable
composite.13
Gambar 2. Tooth ground by diamond bur
(Anusavice, et ell, 2013).
15
C. Aluminium Coated Abrasive Discs
Aluminium oxide adalah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen
dengan rumus kimia Al2O3.13 Fused aluminium oxide merupakan abrasive
sintetis kedu yang dikembangkan. Aluminium oxide (alumina) sintetik tersedia
dalam bentuk bubuk berwarna putih dan bersifat lebih keras daripada corrundum
(natural alumina) karena kemurniannya. Aluminium oxide digunakan secara luas
dalam membuat bonded abrasives, coated abrasives, dan air-propelled grit
abrasives. Sintered aluminium oxide digunaknan dalam membuat white stone
yang berfungsi dalam finishing resin komposit.14 Aluminium oxode memiliki
kekerasan yang cukup (9 on Mohs’ hardness scale) untuk memoles porselen,
keramik, dan resin komposit. Partikel halus aluminium oxide dapat dicampur
menjadi polishing paste untuk menghasilkan permukaan yang halus dan dipoles
pada berbagai jenis restorasi, termasuk akrilik dan komposit13.
Coated abrasive dibuat dengan melapisi partikel abrasive menggunakan
material pendukung fleksibel (heavyweight paper, metal atau Mylar) dengan
perekat yang sesuai. Sediaannya berupa disc atau fiishing strip. Discs tersedia
dalam ukuran yang berbeda dengan didukung dari ketebalan ada yang tipis dan
sangat tipis. Penandaan dibuat untuk mengetahui apakah sebuah discs atau strip
tahan terhadap kelembaban. Keuntungan menggunakan abrasive discs atau strip
dengan moisture resistant backings adalah kekakuan yang dimiliki tidak
berkurang oleh degradasi air. Selain itu, kelembaban berperan sebagai lubricant
dalam meningkatkan efisiensi pada proses cutting.14
D. Abrasive Strips
Abrasives strips tersedia dengan backing terbuat dari plastik maupun
logam berperan dalam menghaluskan dan memoles permukaan proksimal dari
semua direct & indirect bonded restoration.Metal strips biasanya digunakan
pada situasi tertentu dimana kontak proksimal sangat rapat. Berguna dalam
restorasi keramik tapi juga bisa digunakan untuk rein komposit dan amalgam.
Metal backed strips lebih mahal, namun bisa di sterliasi menggunakan autoclave
16
jadi bisa digunakan beruang kali selama beberapa waktu jika tidak mengaami
kerusakan. Plastic backed strips utamanya digunakan pada bahan resin komposit,
compomers, hybrid ionomers dan resin semen.14
E. Abrasive Pastes
Abrasive pastes yang umum digunakan mengandung aluminium oxide
(alumina) atau partikel diamond. Pasta alumina harus digunakan bersamaan
dengan rotary instrument dan jumlah iar yang banyak akibat polishing dari
penggunaan partikel kasar hingga partikel abrasive halus. Diamond abrasive
paste digunakan pada kondisi relative kering, instrument yang digunakan dalam
aplikasi pasta ke permukaan material sangat penting. Instrument tersebut
termasuk ribbed prophy cup, brush, dan felt wheels. Abrasive pastes memiliki
beberapa kekurangan. Pertama, yakni relative tebal dan tidak bisa mendapatkan
akses ke embrasures. Kedua, pasta cenderung memercik ketika rotary instrument
diputar dengan kecepatan berlebih atau pada kondisi basah. Ketiga, panas
dihasilkan ketika pendinginan tidak cukup atau bila tekanan polishing dilakukan
terus menerus tanpa membiarkan pendingin mencapai permukaan.14
5.2. Sistem Finishing dan Polishing
1. Mylar Strip
Mylar strip lebih banyak digunakan untuk membentuk resin komposit dan
menghasilkan permukaan yang paling halus dan mengkilap. Namun, komposit
yang dipolimerisasikan dibawah matrix akan menyebabkan lapisan permukaan
yang kaya resin (resin-rich) yang mudah terabrasi dalam lingkungan rongga
mulut sehingga menampakkan material filler inorganik yang kasar. Sehingga
perlu dilakukan finishing untuk mencegah keausan dan diskolorisasi pada
permukaan.15
17
2. Sof-lex
Sistem sof-lex menggunakan material berbentuk disc yang digunakan
dengan gerakan planar. Finishing dan polishing disc digunakan untuk gross
reduction, contouring, finishing dan polishing restorasi. Biasanya disc dilapisi
dengan bahan abrasif aluminium oxide. Disc dapat digunakan untuk finishing dan
polishing restorasi komposit, keramik, dan glass ionomer. Course-grit disc
digunakan untuk gross reduction, medium-grit disc digunakan untuk final
countouring, kemudian finishing dengan menggunakan fine-grit disc dan
dipolishing dengan menggunakan superfine-grit disc.14, 16
Gambar 3. Mylar strip
Gambar 4. Abrasive disc
18
3. Shofu
Sistem finishing dan polishing shofu menggunakan beberapa material stone
dengan gerak rotasi yaitu14,17:
• Dura green yang terbuat dari silicon carbide grit, biasanya digunakan
untuk contouring dan finishing secara cepat pada porselain, komposit,
logam dan amalgam
• Dura white ideal digunakan untuk finishing enamel glass ionomer cement,
komposit, porselain, dan abutment gigi.
• Composite polisher untuk finishing dan prepolishing dan composite fine
polisher sebagai final polishing untuk mengilapkan
Gambar 5. dura green dan white stone
19
6. PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
1. Resin nano komposit yang telah dilakukan pengujian (z350) memberikan
hasil bahwa Mylar strip menghasilkan permukaan paling halus disusul Sof-lex
kemudian yg terakhir Shofu
2. Tekstur permukaan dari komposit meningkat secara drastis ketika sealant
diaplikasikan setelah finishing dan polishing.
6.2 SARAN
1. Pada jurnal perlakuan setiap spesimen berbeda-beda sehingga diperlukan
penelitian yang lebih lanjut terkait dengan ketiga sistem tersebut
2. Sebagai calon dokter gigi hendaknya memahami ketiga sistem tersebut
dimana ketiga system memiliki kekasaran yang berbeda
20
DAFTAR PUSTAKA
1. LeSage B. Finishing and polishing criteria for minimally invasive composite
restorations. J Cosmetic Dentistry. 2011 June 24:422-28
2. Mopper KW. Contouring, Finishing, and Polishing Anterior Composites. J
INSIDE ESTHETICS DENTISTRY. March 2011:62-70
3. Endo T, Finger WJ, Kanehira M, Utterodt A, Komatsu M. Surface texture and
roughness of polished nanofilled and nanohybrid resin composites. Dent
Mater J 2010 Mar;29(2):213-23.
4. Türkün LS, Türkün M. The effect of one-step polishing system on the surface
roughness of three esthetic resin composite materials. Oper Dent
2004;29(2):203-11
5. Sarac D, Sarac YS, Kulunk S, Ural C, Kulunk T. The effect of polishing
techniques on the surface roughness and color change of composite resins. J
Prosthet Dent 2006;96(1):33-40.
6. Jefferies SR. Abrasive finishing and polishing in restorative dentistry: a state-
of-the-art review. Dent Clin North Am 2007;51(2):379-97.
7. Ruyter IE. Composites - characterization of composite filling materials:
reactor response. Adv Dent Res 1988;2(1):122-9.
8. Attar N. The effect of finishing and polishing procedures on the surface
roughness of composite resin materials. J Contemp Dent Pract 2007;8(1):27-
35.
9. Lu H, Roeder LB, Powers JM. Effect of polishing systems on the surface
roughness of microhybrid composites. J Esthet Restor Dent. 2003;15(5):297-
303.
10. Uctasli MB, Arisu HD, Omurlu H, Eliguzeloglu E, Ozcan S, Ergun G. The
effect of different finishing and polishing systems on the surface roughness of
different composite restorative materials. J Contemp Dent Pract 2007;8(2):89-
96.
21
11. Neme AL, Frazier KB, Roeder LB, Debner TL. AL Neme, KB Frazier, LB
Roeder, TL Debner. Effect of prophylactic polishing protocols on the surface
roughness of esthetic restorative materials. Oper Dent 2002;27(1):50-8.
12. Hoelscher DC, Neme AM, Pink FE, Hughes PJ. The effect of three finishing
systems on four esthetic restorative materials. Operative Dentistry,
1998,23,36-42. Oper Dent 1998;23(1):36-42.
13. Steven R. Jefferies, MS, DDS, Dent Clin N Am 51 (2007) 379–397, Abrasive
Finishing and Polishing in Restorative Dentistry: A State-of-the-Art Review,
Department of Restorative Dentistry, Temple University School of
Dentistry,3223 North Broad Street, Philadelphia, PA 19140, USA.Dent Clin
N Am 51 (2007) 379–397,
14. Anusavice, et ell, 2013, Phillips’ Science of Dental Material,, 12th Edition,
CV Saunders
15. Ece E, Dilsah C, Thomas A. The Effect of Finishing and Polishing Systems
on Surface Roughness, Microhardness and Microleakage of a Nanohybrid
Composite. Journal of International Dental and Medical Research. 2012
16. 3M ESPE Z100TMMP. Restorative Instruction for Use. St. Paul, MN, USA:
3M ESPE. 2012
17. Jefferies SR. Abrasive Finishing and Polishing in Restorative Dentistry: A
State-of-the-Art Review. Dental Clinics of North America. 2007:51(2):379-
397