perbaikan kualitas pelayanan berdasarkan bauran …eprints.ums.ac.id/46133/15/naskah...
TRANSCRIPT
PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN
DI ASSALAAM HYPERMARKET
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Oleh:
Al Fara Dila Ika Arita
D 600 120 064
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
iii
iv
1
PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN BERDASARKAN BAURAN PEMASARAN
DI ASSALAAM HYPERMARKET
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Al Faradila Ika Arita
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417
Email: [email protected]
Abstrak
Dunia bisnis mengalami persaingan yang semakin kuat, hampir semua perusahaan
meningkatkan kinerja dan kualitasnya untuk dapat unggul dalam pangsa pasar dan
mendapatkan laba yang maksimal. Begitu pula dunia ritel yang berkembang semakin pesat,
mereka terus berlomba untuk mendapatkan pelanggan. Untuk itu dalam kegiatan untuk
menambah dan mempertahankan pelanggan sebuah ritel harus mampu mengetahui kinerja
dan kualitasnya. Sehingga perlu dilakukan pengukuran sejauh mana kinerja dan kualitasnya,
salah satu indikator yang mempengaruhinya adalah kualitas pelayanan. Kualitas pelayananan
dikatakan baik dan sesuai jika perusahaan mampu membuat pelanggan merasa puas dengan
kinerjanya. Paramater yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan disini adalah 7P
yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence.
Berdasarkan metode IPA atribut yang berada pada kuadran A perlu dilakukan perbaikan
karena memiliki tingkat kepuasan rendah sedangkan tingkat kepentingan tinggi. Sehingga
Atribut 15, 19, 30, 35, dan 38 dilakukan analisa perbaikan kualitas layanan dengan
menggunakan Six Sigma. Six Sigma membantu menemukan akar penyebab masalah dan
solusi pemecahannya sehingga dapat diterapkan di Assalaam Hypermarket. Tingkat
kepuasan konsumen yang diperoleh adalah sebesar 64,21% yang berarti cukup puas
kemudian setelah dilakukan perbaikan tingkat kepuasan konsumen berubah menjadi 67,25%
yang berarti puas sehingga tingkat kepuasan konsumen mengalami kenaikan sebesar 3, 03%.
Kata Kunci: CSI, IPA, Kepuasan, Six Sigma
Abstract
Competition of business in the world is getting stronger. Almost all company improve their
performance dan quality to be able than others dan get a maximum profit. Similarly, business
in retail is growing more rapidly, they are tryimg to get more customers. For that activities to
inccrease customers, a retail should be able to know their performance and quality. It needs
measurement their performance and quality, one of indicator is service quality. Service
quality to be if the company able to make customers feel satisfied with their performance.
Parameter that is used to measure customer satisfaction here is 7P that is Product, Price,
Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence. Based on the method the
attributes in quadrant A need to be repaired because it has low of level saticfaction and high
in interest level. Atributes 15, 19, 30, 35 and 38 must be in analysis and improvements with
Six Sigma. Six sigma help to find root couse of problems and solutions to solve it. So it can
be applied in Assalaam Hypermrket. The level of customers satisfaction at 64,21% that
mean they get enough of satisfaction and the do the improvement an the level of customers
satisfaction to be 67,25%. It means level of customers satisfaction increase by 3,03%.
Keyword: CSI, IPA, Kepuasan, Six Sigma
2
Indonesia sebagai negara berkembang telah banyak menghasilkan produk sendiri
atau dalam negeri. Masyarakat merupakan manusia yang konsumtif akan barang dan
jasa. Sehingga secara terus menerus mereka menjadikannya sebagai kebutuhan pokok.
Masyarakat tersebut biasa disebut dengan konsumen. Konsumen diklasifikasikan
menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi (Sangadji:2013).
Konsumen Individu adalah orang-orang atau individu-individu yang membeli produk
(barang,jasa, atau ide) untuk dikonsumsi sendiri, bersama keluarga, atau teman.
Sedangkan konsumen organisasi adalah lembaga atau instansi yang membeli produk
(barang, jasa, atau ide) untuk diperjualbelikan untuk kepentingan instansi/lembaga
tersebut. Perkembangan bisnis di Indonesia sudah sangat banyak khususnya di kota Solo.
Salah satu bisnis tersebut adalah pengembangan bisnis perbelanjaan modern. Masyarakat
sekarang ini sudah tak asing lagi dengan sebutan ritel. Ritel adalah suatu pusat
perbelanjaan yang menyediakan produk untuk dibeli oleh konsumen yang berasal dari
beberapa organisasi sebagai penyuplai produknya. Dalam bisnis ritel jasa juga menjadi
hal penting untuk diperhitungkan dikarenakan penjualan produk tersebut melibatkan jasa
pekerja untuk melayani pelanggan. Setiap ritel tersebut menawarkan berbagai macam
kualitas, keaamanan dan kenyamanan yang berbeda-beda. Setiap ritel tersebut sekarang
ini terus menerus berlomba untuk mencari konsumen sebanyak-banyaknya. Apabila ritel
tersebut telah mampu mendapatkan konsumen maka wajib baginya untuk bisa
mempertakan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Tak jarang beberapa tempat mampu
mendapatkan konsumen yang banyak namun pada akhirnya tidak dapat mempertahankan
pelanggan dikarenakan baik dari pelayanan atau kualitasnya yang mulai menurun.
Assalaam Hypermarket merupakan salah satu ritel yang cukup terkemuka di kota
Surakarta. Sama halnya dengan ritel lainnya ditempat ini menjual berbagai produk
kebutuhan primer, sekunder ataupun tersier. Oleh karena itu produk yang ditawarkan
sangat beragam diantaranya kebutuhan dapur yaitu sayur mayur, buah, ikan dan
sebagainya. Kebutuhan lain pun juga disediakan seperti makanan, minuman, pakaian,
sepatu, peralatan rumah tangga ataupun peralatan elektronik.
Pada dasarnya setiap ritel berusaha untuk memberikan harga, kualitas,
kenyamanan, dan keamanan secara maksimal akan tetapi tidak dipungkiri akan ada
beberapa hal yang terlewatkan sehingga dapat mengurangi kepuasan konsumen.
Kepuasaan konsumen merupakan hal penting dan vital bagi sebuah tempat perbelanjaan
yang harus dipenuhi dan ditingkatkan lagi. Oleh karena itu diharapkan Assalaam terus
mengkaji tentang kepuasan pelanggan secara berkala. Berdasarkan latar belakang diatas
maka penulis akan mengangkat Judul Penelitian “Peningkatan Kepuasan Pelayanan
Berdasarkan Bauran Pemasaran di Assalaam Hypermarket”.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat kepentingan atribut
bauran pemasaran (7P) pada Assalaam Hypermarket, (2) mengetahui perbaikan
pelayanan yang dapat dilakukan pada Assalaam Hypermarket, (3) mengetahui tingkat
kepuasan konsumen pada Assalaam Hypermarket
3
1. METODE
Penelitian ini tergolong kedalam deskriptif kuantitatif karena menggunakan
kuesioner sebagai alat untuk memperoleh data penelitian. Populasi pada penelitian ini
adalah semua pelanggan atau pembeli di Assalaam Hypermart, karena jumlah populasi
tidak dapat diketahui maka teknik pengambilan sampel menggunakan Convenience
Sampling. Sampel yang diambil berjumlah 100 responden. Dibawah ini adalah rumus
yang digunakan untuk penarikan sampel(Hussein, 2005):
(1)
Dimana :
n = ukuran sampel
=taraf signifikansi
e = tingkat kesalahan
Prosedur pada penelitian ini dilakukan terlebih dahulu melakukan studi
pendahuluan, perumusan masalah, tujuan penelitian, studi pustaka, studi lapangan,
penyusunan kuesioner, pengujian kuesioner dan penyebaran keusioner. Kuesioner dibuat
berdasarkan Bauran Pemasaran(7P) di Assalaam Hypermarket. Bauran pemasaran
tersebut adalah Produk (Product), harga (Price), Tempat (Place), Promosi (Promotion),
Orang (People), Proses (Process), Bukti Fisik (Physical Evidence). Metode yang
digunakan adalah Importance Performance Analysis, Six Sigma, dan Customer
Satisfaction Index.
Sebanyak 30 kuesioner dibagikan keresponden untuk melakukan pengujian
validitas dan reliabilitas. Setelah itu kuesioner dibagikan kepada 100 responden untuk
dilakukan pengumpulan data menggunakan metode Importance Performance Analysis,
lalu hasil yang diperoleh maka akan ditindaklanjuti menggunakan Six Sigma. Langkah
selnajutnya dibagikan kembali 100 kuesioner kepada responden untuk mengetahui
tingkat kepuasan dan peningkatannya sebelum dilakukan perbaikan dengan
menggunakan Customer Satisfaction Index.
2.1 Importance Performance Analysis
Metode Importance Performance Analysis menggunakan parameter dari
tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Sehingga sumbu x mewakili dari persepsi
konsumen dan sumbu y adalah harapan dari konsumen. Hasil dari metode
Importance Performance Analysis adalah diagram kartesius. Rumus yang digunakan
pada metode ini adalah(Santoso, 2011):
(2)
(3)
4
(4)
Gambar 1. Diagram Kartesius
Ketentuan dari diagram kartesius diatas adalah:
a. Prioritas Utama
Pada kuadran ini atribut memiliki tingkat kepuasan yang rendah sedangkan
tingkat kepentingannya tinggi. Sehingga atribut pada kuadran ini perlu
dilakukan perbaikan. Perusahaan perlu menindaklanjuti dan meningkatkan
performa atribut yang masuk di atribut ini.
b. Pertahankan Prestasi
Atribut yang berada di kuadran B ini memiliki tingkat kepentingan dan
kepuasan yang tinggi sehingga atribut yang masuk kedalam kuadran ini perlu
dipertahankan untuk mempertahankan prestasi kinerjanya.
c. Prioritas Rendah
Apabila atribut berada pada kuadran ini berarti memiliki tingkat kepentingan
dan tingkat kepuasan yang rendah, oleh karena itu dianggap tidak terlalu
penting bagi konsumen sehingga atribut yang ada didalamnya tidak perlu
diberikan perhatian lebih.
d. Berlebihan
Pada kuadran ini atribut memiliki nilai tingkat kepuasan yang tinggi
sedangkan tingkat kepentingan yang rendah sehingga disebut kuadran
berlebihan. Berdasarkan kuadran ini perusahaan tidak terlalu perlu
mengalokasikan sumber dayanya secara penuh ke pelanggan karena pelanggan
merasa atribut yang ada tidak terlalu penting.
2.2 Six Sigma
Menurut Manggala (2005) Six Sigma adalah sebuah metodologi terstruktur untuk
memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses sekaligus
mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik
Diagram Kartesius
Prioritas Utama Pertahankan prestasi
A B
Prioritas Rendah Berlebihan
C D
5
dan problem solving tools secara intensif. Berikut ini tahapan dalam pengukuran Six
Sigma(Firdian, 2012).
a. Tahap Defini (Define)
Pada tahap ini atribut di definisikan sebagai parameter dalam penilaian kualitas.
Sehingga tahap define ini menjadi langkah awal dan utama dalam melakukan
perbaikan pada Six Sigma.
b. Tahap Pengukuran (Measure)
Tahap pengukuran merupakan tahap dalam melakukan perhitungan beberapa
persamaan yang ada berdasarkan data yang diperoleh. Persamaan yang digunakan
adalah:
1) Pengukuran tingkat kepuasan dimensi atau atribut:
(Kepuasan/target kepuasan) x 100%
2) Pengukuran DPMO(Defect Per Million Opportunity)
DPMO=[1- (kepuasan/target kepuasan)x 1.000.000
3) Pengukuran nilai six sigma
Nilai six sigma= Normsinv[1- (DPMO/1.000.000]+1,5
c. Tahap Analisis (Analysis)
Tahap analisis adalah tahap untuk melakukan analisa lebih lanjut dari beberapa
permasalahan yang terjadi. Tahap analisis biasanya dapat dilakukan dengan
menggunakan diagram pareto ataupun diagram sebab akibat(fishbone).
d. Tahap Perbaikan (Improve)
Pada bagian ini dirancang berbagai solusi untuk melakukan perbaikan kualitas
pelayanan yang ada. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari atribut
yang memiliki tingkat kepuasan rendah.
e. Tahap Kontrol (Control)
Tahap kontrol dilakukan dengan terus melakukan pengecekan secara berkala
perbaikan yang dilakukan. Perusahaan dapat memonitoring dan mengoreksi
berbagai kegiatan yang dilakukan sehingga jika mulai turun dapan dilakukan
perbaikan kembali.
2.3 Customer Satisfaction Index
Menurut Irawan (2002 )pengukuran terhadap Customer Satisfaction Index (CSI)
diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang. Menurut Amran dan Ponti
Ekadeputra, 2010 tahap perhitungan CSI yaitu:
1. Menghitung Weighted Factor yaitu mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan
menjadi angka persen, sehingga didapatkan total Weighting Factor 100%.
2. Menghitung Weighted Score, yaitu nilai perkalian antara nilai rata-rata tingkat
kinerja dengan Weighting Factor.
3. Menghitung Weighted Total, yaitu menjumlahkan Weighted Score dari semua
atribut.
6
Menghitung Satisfaction Index, yaitu Weighted Total dibagi skala maksimal yang
digunakan (dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan adalah 4) kemudian
dikali 100%.
Tabel 1 Rentang CSI
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan di Assalaam Hypermarket ini mendapatkan data yang
berasal dari pengunjung, supervisor, customer service dan juga dari bagian HRD. Data
diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan juga penyebaran kuesioner. Untuk
tahap awal dilakukan wawancara untuk mengetahui pedoman dalam membuat kuesioner.
Selain itu juga menggunakan referensi dari penelitian sebelumnya tentang bauran
pemasaran dengan perbaikan redaksional. Berikut ini adalah atribut yang digunakan
dalam kuesioner yang digunakan.
Tabel 2 Atribut yang Digunakan Dalam Kuesioner
No Rentang CSI Predikat
1 0,81-1,00 Sangat Puas
2 0,66-0,80 Puas
3 0,51-0,65 Cukup Puas
4 0,35-0,50 Kurang Puas
5 0,00-0,34 Tidak Puas
No Keterangan No Keterangan
1 Terjaminnya barang yang diperjualbelikan 20 Keakuratan scan label pada produk
2 Buah, sayur, ayam,ikan, daging layak
makan
21 keakuratan pengembalian uang
3 Kemasan tidak rusak/cacat 22 Penanganan keluhan konsumen
4 Keragaman jenis produk yg ditawarkan 23 Kesediaan karyawan membantu konsumen mengantarkan
barang belanjaan ke kendaraan konsumen
5 Keragaman ukuran produk yg ditawarkan 24 Perawatan fasilitas belanja dan penunjang
6 Adanya sampel untuk produk tertentu 25 Pembagian kassa untuk kemudahan
7 Kemudahan Penukaran Produk 26 Jaminan keamanan dari kejatuhan barang
8 Harga barang sesuai dengan display 27 Interior ruangan menarik
9 Diskon Harga produk 28 Pengelompokan barang yang baik
10 Kemudahan dalam transaksi pembayaran 29 Tata letak barang yang baik dan mudah dijangkau
11 Kemudahan dalam penjangkauan 30 Petunjuk lokasi barang yang jelas
12 Kenyamanan dan Keamanan supermarket 31 Jarak yang sesuai antar rak display
13 Lokasi yang strategis 32 Kebersihan supermarket
14 Publikasi Supermarket 33 Sarana Parkir aman, nyaman dan memadai
15 Brosur lengkap dan menarik 34 Kelengkapan sarana belanja
16 Daya tarik pemasaran langsung/bazar 35 Jumlah kassa mencukupi
17 Produk Tertentu dijaga oleh karyawan 36 Kelengkapan fasilitas penunjang
18 Cepat tanggap karyawan melayani
konsumen dalam berbelanja
37 Penerangan yang memadai
38 Suhu ruangan yang nyaman
39 Penitipan barang yang aman dan memadai
Kemampuan karyawan dalam membantu
konsumen mendapatkan produk yang
dibutuhkan
19
7
3.1 Importance Performance Analysis
Metode Importance Performance Analysis didasarkan pada tingkat kepuasan
dan tingkat kepentingan sehingga perlu dilakukan perhitungan skor kepuasan,
kepentingan, dan juga tingkat kesesuaian. Berikut adalah hasil dari pengolahan yang
dilakukan:
Tabel 3 Hasil pengolahan IPA
Pertanyaan
Kepuasan Kepentingan Tingkat
kesesuaian Xi Rata-rata Yi
Rata-
rata
1 311 3.11 352 3.52 88.35
2 309 3.09 364 3.64 84.89
3 306 3.06 354 3.54 86.44
4 309 3.09 334 3.34 92.51
5 302 3.02 328 3.28 92.07
6 276 2.76 329 3.29 83.89
7 290 2.9 321 3.21 81.93
8 303 3.03 356 3.56 85.11
9 287 2.87 335 3.35 85.67
10 325 3.25 364 3.64 89.29
11 297 2.97 334 3.34 88.92
12 314 3.14 362 3.62 86.74
13 311 3.11 346 3.46 89.88
14 288 2.88 322 3.22 84.16
15 269 2.69 350 3.5 84.33
16 287 2.87 319 3.19 89.97
17 278 2.78 303 3.03 91.75
18 276 2.76 319 3.19 78.86
19 271 2.71 343 3.43 83.97
20 300 3 336 3.36 89.29
21 310 3.1 347 3.47 89.34
22 285 2.85 336 3.36 84.82
23 294 2.94 323 3.23 79.26
24 297 2.97 336 3.36 88.39
25 301 3.01 338 3.38 89.05
26 279 2.79 329 3.29 80.64
27 274 2.74 326 3.26 84.05
28 297 2.97 336 3.36 88.39
29 290 2.9 335 3.35 86.57
30 265 2.65 346 3.46 80.55
31 300 3 325 3.25 89.85
32 317 3.17 355 3.55 89.3
33 316 3.16 356 3.56 88.76
34 302 3.02 340 3.4 88.82
35 263 2.63 344 3.44 84.3
36 296 2.96 336 3.36 88.1
37 314 3.14 347 3.47 90.49
38 256 2.56 343 3.43 85.71
39 318 3.18 355 3.55 89.58
8
Berdasarkan tabel 3 diatas maka dapat dipetakan kedalam diagram karsesius
seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2. Diagram Kartesius Kepuasan Konsumen
Pada Gambar 2 diatas merupakan hasil pemetaan dari data yang diperoleh
berdasarkan atribut-atribut yang ada. Adapun hasil pemetaannya adalah sebagai
berikut:
Kuadran A
Kuadran A disebut juga Kuadran Prioritas utama. Atribut yang tergolong
pada Kuadran A adalah 15(Brosur lengkap dan menarik), 19(kemampuan
karyawan dalam membantu konsumen mendapatkan produk yang dibutuhkan),
30(petunjuk lokasi barang yang jelas), 35(jumlah kassa mencukupi), 38(suhu
ruangan yang nyaman). Pada Kuadran prioritas utama tingkat kepuasan sangat
rendah dan tingkat kepentingan yang tinggi. Sehingga atribut yang masuk
didalamnya harus dilakukan perbaikan untuk meningkatkan tingkat kepuasan dari
konsumen tersebut.
Kuadran B
Kuadran B ini mencakup atribut-atribut yang memili tingkat kepuasan
tinggi dan tingkat kepentingan tinggi. Sehingga sudah sesuai dengan keinginan
konsumen. Atribut yang ada pada Kuadran ini adalah 1(terjaminnya barang yang
diperjualbelikan), 2(buah sayur, ayam, ikan, daging layak makan), 3(kemasan
tidak rusak/cacat), 8(harga barang sesuai dengan display), 10(kemudahan dalam
transaksi pembayaran), 12(kenyamanan dan keamanan supermarket), 13(lokasi
yang strategis), 21(keakuratan pengembalian uang), 32(kebersihan supermarket),
33(sarana parkir aman, nyaman dan memadai), 34(kelengkapan sarana belanja),
37(penerangan yang memadai), 29(penitipan barang yang aman dan memadai).
Kuadran C
Kuadran C adalah Kuadran prioritas rendah yaitu dimana memiliki skor
tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan yang rendah. Atribut yang tergolong
adalah 6(adanya sampel untuk produk tertentu), 7(kemudahan penukaran
produk), 9(diskon harga produk), 14(publikasi supermarket), 16(daya tarik
9
pemasaran langsung/bazar), 17(produk tertentu dijaga oleh karyawan), 18(cepat
tanggap karyawan melayani konsumen dalam berbelanja), 22(penanganan
keluhan konsumen), 23(kesediaan karyawan membantu konsumen mengantarkan
barang belanjaan ke kendaraan konsumen), 26(jaminan keamanan dari kejatuhan
barang), 27(kurang menarik), 29(interior, tata letak barang yang baik dan mudah
dijangkau), 31(jarak yang sesuai antar rak display).
Kuadran D
Kuadran D biasa disebut dengan Kuadran berlebihan karena memiliki
nilai tingkat kepuasan yang tinggi sedangkan tingkat kepentingannya rendah
sehingga tidak perlu adanya perbaikan. Beberapa atribut yang masuk Kuadran D
ini adalah 4(keragaman jenis produk yang ditawarkan), 5(keragaman ukuran
produk yang ditawarkan), 11(kemudahan dalam penjangkauan), 20(keakuratan
scan label pada produk), 24(perawatan fasilitas belanja dan penunjang),
25(pembagian kassa untuk kemudahan), 28(pengelompokan barang yang baik),
36(kelengkapan fasilitas penunjang).
Berdasarkan diagram diatas maka atribut yang termasuk ke dalam
Kuadran A yaitu 15(Brosur lengkap dan menarik), 19(kemampuan karyawan
dalam membantu konsumen mendapatkan produk yang dibutuhkan), 30(petunjuk
lokasi barang yang jelas), 35(jumlah kassa mencukupi), 38(suhu ruangan yang
nyaman) perlu dilakukan perbaikan. Hal ini perlu dilakukan karena pada Kuadran
A memiliki tingkat kepuasan yang rendah namun tingkat kepentingannya tinggi.
Sehingga perlu dilakukannya perbaikan pada atribut bersangkutan diatas. Dengan
dilakukannya perbaikan secara maksimal maka akan membantu untuk
meningkatkan kepuasan terhadap kualitas dibanding sebelumnya. Untuk langkah
perbaikan selanjutnya akan dibahas pada tahap Sig Sigma.
3.2 Six Sigma
Sig Sigma dilakukan untuk melakukan perbaikan atribut masih dinilai
kurang memberikan kepuasan terhadap konsumen. Sehingga atribut tersebut
perlu dicari penyebab masalahnya dan solusi perbaikannya. Hasil pada tahap
sebelumnya yang telah dilakukan perhitungan menggunakan Importance
Performance Analysis maka dilakukan perhitungan lebih lanjut dengan Six Sigma
dan di bawah ini adalah pengolahan menggunakan six Sigma pada penelitian
yang dilakukan:
1. Tahap Define
Pada tahap pengolahan data sebelumnya dengan menggunakan
Importance Performance Analysis diketahui ada beberapa atribut yang
memiliki nilai kepuasan yang kecil diantaranya adalah suhu ruangan yang
nyaman, Jumlah kassa mencukupi, petunjuk lokasi barang yang jelas, brosur
lengkap dan menarik, kemampuan karyawan dalam membantu konsumen
mendapatkan produk yang dibutuhkan. Atribut diatas tersebut yang
kemudian menjadi CTQ atau kunci dalam melakukan pengolahan
selanjutnya.
2. Tahap Measure
Pada tahap measure dilakukan pengukuran rata-rata tingkat
kepuasan/kinerja, gap/selisih, target kepuasan, tingkat kepuasan, DPMO, dan
nilai Sigma.
10
Adapun hasil perhitungannya pada atribut 15(Brosur lengkap dan
menarik), 19(kemampuan karyawan dalam membantu konsumen mendapatkan
produk yang dibutuhkan), 30(petunjuk lokasi barang yang jelas), 35(jumlah kassa
mencukupi), 38(suhu ruangan yang nyaman) dapat dilihat pada Tabel 4.6
dibawah ini:
Tabel 4 Hasil Pengolahan Six Sigma
3. Tahap Analyze
Pada tahap ini akan dicari akar permasalahan yang membuat
pelanggan tidak puas dengan pihak Assalaam Hypermart. Tools yang
digunakan Diagram Fishbone.
a. Diagram Fishbone
Diagram fishbone atau sebab akibat menggambarkan penyebab
permasalahan yang terjadi. Dibawah ini adalah salah satu diagram
fisbone dari beberapa permasalahan yang terjadi:
Suhu ruangan tidak nyaman
Material Manusia
Mesin Metode
Penempatan barang
dan alattidak strategis
Sudah tua/usang
AC kualitas rendah
Tidak ada SOP
pelayanan
Tidak ada mekanik
Penempatan tidak
strategis
Kurang perawatan
Kurang ahli
Gambar 3 Diagram fishbone Suhu Ruangan Tidak Nyaman
4. Tahap Improvement
Tahap ini merupakan tahap perbaikan dimana setelah ditemukan akar
penyebab masalahnya maka dicari solusi untuk melakukan perbaikan
sehingga berbagai masalah yang menyebabkan ketidakpuasan konsumen
dapat diminimalisir. Adapun berbagai alternatif perbaikan yang dapat
dilakukan adalah:
No Atribut Kepuasan Kepentingan SelisihTarget
Kepuasan
Tingkat
Kepuasan(%)DPMO
Nilai
Sigma
1 15 2.69 3.5 -0.81 4 67.25 327500 1.95
2 19 2.71 3.43 -0.72 4 67.75 322500 1.96
3 30 2.65 3.46 -0.81 4 66.25 337500 1.92
4 35 2.63 3.44 -0.81 4 65.75 342500 1.91
5 38 2.56 3.43 -0.87 4 64 360000 1.86
11
a. Atribut 38 (Suhu ruangan yang nyaman)
Atribut ini memiliki nilai kepuasan sebesar 2,56 sehingga masuk
dalam kategori tidak puas, maka pada atribut ini perlu dilakukan adanya
perbaikan. Perbaikan yang mungkin dapat dilakukan adalah:
1) Melakukan pengecekan peralatan atau mesin secara berkala
2) Menggunakan tenaga ahli mekanik
3) Menambahkan kenyamanan dengan mengatur suhu dengan baik
4) Menambahkan jangkauan tempat yang dialiri suhu ruangan yang tepat
b. Atribut 35 (Jumlah kassa mencukupi)
Atribut ini memiliki nilai kepuasan sebesar 2,63 sehingga masuk
dalam kategori tidak puas, maka pada atribut ini perlu dilakukan adanya
perbaikan. Perbaikan yang mungkin dapat dilakukan adalah:
1) Menambah jumlah kassa yang dibuka
2) Menyiapkan SDM penjaga kassa saat terjadi antrian
3) Menempatkan perbedaan kassa antara pelanggan biasa dengan reseller
4) Meningkatkan kemampuan dan kecepatan penjaga kassa
c. Atribut 30 (Petunjuk lokasi barang jelas)
Atribut ini memiliki nilai kepuasan sebesar 2,65 sehingga masuk
dalam kategori tidak puas, maka pada atribut ini perlu dilakukan adanya
perbaikan. Perbaikan yang mungkin dapat dilakukan adalah:
1) Produk sesuai dengan petunjuk yang ada
2) Membuat petunjuk lokasi barang yang jelas
3) Menempatkan petunjuk lokasi barang ditempat yang mudah dilihat
konsumen
d. Atribut 15 (Brosur lengkap dan menarik)
Atribut 15 ini memiliki nilai kepuasan sebesar 2,69 sehingga
masuk dalam kategori tidak puas, maka pada atribut ini perlu dilakukan
adanya perbaikan. Perbaikan yang mungkin dapat dilakukan adalah:
1) Melakukan peninjauan ulang sebelum brosur dicetak
2) Melakukan benchmarking dengan brosur sejenis
3) Membuat model atau desain brosur yang baru
4) Menambah kelengkapan produk yang tercantum dalam brosur
5) Selalu menyediakan brosur sehingga dapat lebih menarik minat
konsumen.
e. Atribut 19 (Kemampuan karyawan dalam membantu konsumen
mendapatkan produk yang dibutuhkan)
Atribut 19 memiliki nilai kepuasan sebesar 2,71 sehingga masuk
dalam kategori tidak puas, maka pada atribut ini perlu dilakukan adanya
perbaikan. Perbaikan yang mungkin dapat dilakukan adalah:
1) Meningkatkan skill karyawan
2) Menanamkan dalam diri untuk selalu memprioritaskan kepuasan
pelanggan
3) Mampu menghadapi berbagai tipe pelanggan
4) Menerapkan sistem senyum sapa terhadap pelanggan
12
3.3 Customer Satisfaction Index
Berikut ini adalah hasil perhitungan menggunakan metode Customer
Satisfaction Index sebelum dilakukan perbaikan dan sesudah dilakukan perbaikan
Tabel 5 Hasil CSI Sebelum Perbaikan
Atribut Tingkat
Kinerja
Tingkat
Kepentingan
Weighted Factor
Weighted
Score Nilai CSI
Kinerja Kepuasan
1 3.11 3.52 2.71024 2.66183 7.21419
64.2135
2 3.09 3.64 2.69281 2.75257 7.41215
3 3.06 3.54 2.66667 2.67695 7.13854
4 3.09 3.34 2.69281 2.52571 6.80126
5 3.02 3.28 2.63181 2.48034 6.52778
6 2.76 3.29 2.40523 2.4879 5.98397
7 2.63 3.21 2.29194 2.4274 5.56346
8 3.03 3.56 2.64052 2.69208 7.10849
9 2.87 3.35 2.50109 2.53327 6.33594
10 3.25 3.64 2.83224 2.75257 7.79595
11 2.97 3.34 2.58824 2.52571 6.53713
12 3.14 3.62 2.73638 2.73745 7.4907
13 3.11 3.46 2.71024 2.61645 7.09122
14 2.71 3.22 2.36166 2.43497 5.75055
15 2.69 3.19 2.34423 2.41228 5.65493
16 2.87 3.19 2.50109 2.41228 6.03333
17 2.78 3.03 2.42266 2.29129 5.55101
18 2.76 3.5 2.40523 2.6467 6.36593
19 2.88 3.43 2.5098 2.59377 6.50985
20 3 3.36 2.61438 2.54083 6.64271
21 3.1 3.47 2.70153 2.62402 7.08885
22 2.85 3.36 2.48366 2.54083 6.31057
23 2.56 3.23 2.23094 2.44253 5.44913
24 2.97 3.36 2.58824 2.54083 6.57628
25 3.01 3.38 2.62309 2.55596 6.70452
26 2.79 3.46 2.43137 2.61645 6.36158
27 2.74 3.26 2.3878 2.46521 5.88644
28 2.97 3.36 2.58824 2.54083 6.57628
29 2.9 3.35 2.52723 2.53327 6.40217
30 2.65 3.29 2.30937 2.4879 5.74548
31 2.92 3.25 2.54466 2.45765 6.2539
32 3.17 3.55 2.76253 2.68451 7.41604
33 3.16 3.56 2.75381 2.69208 7.41347
34 3.02 3.4 2.63181 2.57108 6.7666
35 2.9 3.44 2.52723 2.60133 6.57417
36 2.96 3.36 2.57952 2.54083 6.55414
37 3.14 3.47 2.73638 2.62402 7.18032
38 2.94 3.43 2.56209 2.59377 6.64547
39 3.18 3.55 2.77124 2.68451 7.43943
Jumlah 114.75 132.24 100 100 256.854
13
Tabel 6 Hasil CSI Setelah Perbaikan
3. PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang “ Perbaikan Kualitas
Pelayanan Pada Assalaam Hypermarket” maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan
yaitu:
1) Berdasarkan Tingkat Kepentingan Atribut Bauran Pemasaran (7P) ada beberapa
atribut yang memiliki tingkat kepentingan tinggi sedangkan tingkat kepuasannya
Atribut Tingkat
Kinerja
Tingkat
Kepentingan
Weighted Factor Weighted
Score
Nilai
CSI Kinerja Kepuasan
1 3.2 3.5 2.768 2.670 7.390
67.25
2 3.0 3.5 2.593 2.695 6.989
3 3.1 3.6 2.739 2.721 7.451
4 2.9 3.0 2.564 2.288 5.868
5 3.0 3.4 2.652 2.619 6.944
6 2.9 3.3 2.535 2.492 6.316
7 2.7 3.3 2.360 2.543 6.001
8 3.0 3.6 2.593 2.721 7.055
9 2.8 3.3 2.600 2.517 6.545
10 3.3 3.4 2.855 2.619 7.478
11 2.9 3.3 2.535 2.543 6.445
12 3.2 3.6 2.797 2.746 7.681
13 3.1 3.5 2.710 2.670 7.234
14 2.9 3.3 2.535 2.492 6.316
15 2.7 3.2 2.360 2.441 5.761
16 2.8 3.1 2.448 2.365 5.788
17 2.8 3.0 2.418 2.288 5.534
18 2.9 3.5 2.506 2.644 6.626
19 3.0 3.4 2.622 2.593 6.801
20 3.1 3.4 2.681 2.619 7.020
21 3.1 3.5 2.739 2.670 7.312
22 2.7 3.3 2.360 2.492 5.881
23 3.0 3.1 2.622 2.365 6.201
24 2.7 3.3 2.360 2.517 5.941
25 3.0 3.4 2.593 2.619 6.791
26 2.6 3.4 2.273 2.593 5.894
27 2.8 3.3 2.418 2.492 6.026
28 2.9 3.3 2.506 2.517 6.308
29 2.7 3.3 2.389 2.492 5.953
30 3.1 3.4 2.710 2.593 7.028
31 2.8 3.3 2.418 2.492 6.026
32 3.1 3.4 2.681 2.593 6.952
33 3.0 3.5 2.622 2.670 7.001
34 2.9 3.4 2.506 2.593 6.499
35 2.9 3.3 2.535 2.543 6.445
36 2.8 3.3 2.477 2.517 6.234
37 3.1 3.4 2.681 2.593 6.952
38 3.0 3.4 2.622 2.593 6.801
39 3.2 3.6 2.768 2.771 7.671
Jumlah 122.5 139.5 114.600 115.210 269.000
14
rendah berdasarkan diagram kartesius yaitu pada Kuadran A 15 (Brosur lengkap
dan menarik), 19 (kemampuan karyawan dalam membantu jbarang yang jelas), 30
(petunjuk lokasi barang jelas), 35 (jumlah kassa mencukupi), 38 (suhu ruangan
yang nyaman)
2) Penelitian dilakukan dengan memberikan perbaikan pada atribut yang berada
dikuadran A yaitu suhu ruangan yang kurang nyaman diperbaiki dengan
menambah jumlah AC sebanyak 4 buah AC, petunjuk lokasi barang kurang jelas
dilakukan perbaikan dengan cara melakukan penggantian petunjuk lokasi saat
barang dipindahkan, jumlah kassa kurang mencukupi diperbaiki dengan menambah
kassa pada saat siang di hari senin sampai kamis dari 3 kassa menjadi 5 kassa yang
dibuka, siang sampai malam pada hari jumat sampai minggu dari 5 kassa bisa
sampai menjadi 10 kassa, brosur kurang lengkap dan menarik diperbaiki dengan
melakukan re-desain brosur yang telah ada, kemampuan karyawan dalam
membantu konsumen mendapatkan produk yang dibutuhkan diperbaiki dengan
melakukan training dan briefing tambahan selama 15 menit dan juga evaluasi kerja
yang lebih matang dibandingkan sebelumnya.
3) Tingkat kepuasan konsumen yang diperoleh adalah sebesar 64,21% yang berarti
cukup puas kemudian setelah dilakukan perbaikan tingkat kepuasan konsumen
berubah menjadi 67,25% yang berarti puas sehingga tingkat kepuasan konsumen
mengalami kenaikan sebesar 3, 03%.
b. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pihak Assalaam Hypermarket adalah sebagai
berikut:
1) Pihak terkait harus selalu melakukan update kepuasan konsumen sehingga
kepuasan konsumen akan tetap baik
2) Pihak Assalaam Hypermart melakukan training dengan baik kepada para karyawan
sebelum mereka bertugas
3) Memberikan pelayanan customer service yang lebih baik lagi.
4) Penelitian ini dilakukan pada keadaan reguler sehingga tidak mampu menampilkan
hasil jika kondisi lapangan sedang dipengaruhi musim tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Firdian E, Surachman dan Purnomo B. 2012. Aplikasi Metode Servqual dan Six sigma Dalam
Menganalisis Kualitas Layanan PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan (UPJ)
Dinoyo Malang. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa 13(3):51-60
Irawan, H. 2002. Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media Komputindo
Manggala. 2005. Mengenal Six Sigma Secara Sederhana. Jakarta: Salemba Empat
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen.Yogyakarta:Penerbit Andi.
Santoso. 2011. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Bakpao telo Dengan Metode Ipa.
Jurnal Teknologi Pertanian 12(1):9.
Umar, Hussein. 2005. Metode Riset Komunikasi. Jakarta: Gramedia