perbaikan karakteristik tanah pasca pemberian pupuk kompos guna meningkatkan produktivitas pertanian
TRANSCRIPT
PERBAIKAN KARAKTERISTIK TANAH PASCA PEMBERIAN PUPUK
KOMPOS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
MURDIONO, E1J010065
Email : [email protected]. No Hp : 081919487959
A. PENDAHULUAN
Kesuburan tanah merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan
pertanian yang berkelanjutan dan berdaulat, karena tanah yang subur akan mampu
mendukung produktivitas tanaman hingga mampu mengekspresikan potensi
genetiknya secara maksimal (Mucharromah et al. , 2012). Perbaikan karakteristik
tanah telah banyak dilakukan, salah satunya dengan penambahan bahan organik
karena bahan organik tanah merupakan komponen penting penentu kesuburan
(Pirngadi, 2009). Penambahan bahan organik pada lahan pertanian dilaporkan
berhasil mencegah erosi, meningkatkan produksi dan ketahanan tanaman terhadap
stres lingkungan (Bastida et al. 2008). Pemberian bahan organik umumnya diberikan
sebagai atau campuran media tanam, khususnya pada tanaman hortikultura sayuran
(Handajaningsih 2009, 2010).
Penambahan bahan organik mempengaruhi komposisi mikrobia tanah
(Hindersah & Simarmata, 2009). Demikian juga kemungkinannya dengan pemberian
pupuk kompos. Kompos adalah salah satu jenis pupuk organik hasil dari pelapukan
bahan-bahan organik seperti sisa tanaman, kotoran ternak dan limbah-limbah
pertanian lainnya (Simanungkalit, 2010). Selain itu pemberian pupuk kompos diduga
akan mampu memberikan keunggulan lebih, yaitu mengurangi polusi udara dan
pencemaran air permukaan oleh debu bahan organik yang disebarkan di pertanaman
dan memerlukan proses degradasi yang lama. Melalui pemberian pupuk kompos,
maka proses dekomposisi bahan organik akan berlangsung lebih cepat dan polusi
udara tersebut dapat dihindarkan.
Pemberian pupuk kompos diharapkan juga akan dapat menurunkan
penggunaan pupuk kimia sehingga juga menurunkan emisi gas N2O yang dilepaskan
pupuk kimia, serta meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kemandirian di
bidang pertanian. Dalam pertanian yang berkesinambungan pendayagunaan mikrobia
untuk proses dekomposisi bahan organik dalam meningkatkan kesuburan tanah dan
ketersediaan hara bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman merupakan bagian
yang sangat penting, mengingat mikrobia adalah motor proses dekomposisi dan
penyediaan nutrisi tanaman, yang sangat menentukan produktivitas tanaman
(Mucharromah et al, 2012). Berbagai hasil penelitian telah melaporkan peran
beragam mikrobia, inter-relasi, dinamika serta urgensi perannya dii bidang pertanian,
termasuk diantaranya yang berperan sebagai stimulan pertumbuhan tanaman (Singh
et al. 2011), pelarut P (Azziz et al. 2011), penambat P (Phosri et al. 2010), musuh
alami patogen (Alwang & Miller, 2011) dan dekomposer bahan organik (Bastida et
al. 2008), yang semuanya sangat berguna bagi pewujudan pertanian berkelanjutan,
sehingga dalam pengelolaan harus diupayakan agar peran mikrobia maksimal dan
berkesinambungan.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah melaporkan perubahan karakteristik
tanah pada sampel tanah yang diberi perlakuan pupuk kompos.
C. Bahan Dan Metode
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah skripsi,
jurnal ilmiah, dan CD-RW.
Metode
Untuk Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap
karakteristik tanah maka dilakukan pengujian in vitro dengan cara meletakkan
pupuk kompos diantara tanah dalam wadah transparan dan mengamati
perubahan karakteristik yang terjadi pada tanah tersebut. Pengujian dilakukan
selama 3 (tiga) minggu. Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik tanah.
Hasil analisis disajikan pada bagian selanjutnya. Data dianalisis secara
statistik deskriptif.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan
Gambar 1. Penampakan tanah yang diberi perlakuan pupuk kompos (kiri) dan kontrol (tanpa kompos;
kanan) pada 3 minggu setelah perlakuan.
Gambar 2. Jumlah koloni cendawan dan bakteri yang tumbuh dari sampel tanah yang dianalisis untuk
mendapatkan data biologi. Kiri: Kontrol, Kanan: perlakuan pupuk kompos.
Tabel 1. Hasil analisis tanah pada 0 dan 3 minggu setelah treatmen dengan pupuk kompos
Komponen
analisis
Satuan
analisis
Kondisi tanah yang diberi
perlakuan pada minggu ke-0
Kondisi tanah yang diberi
perlakuan pada minggu ke-3
Tanah Kompos Tanah Kompos
pH H2O
3.7 8.80 4.60 6.80
C % 2.54 35.80 1.55 2.22
N % 0.20 - 0.16 0.22
P2O5 mg kg-1
0.64 0.25 3.82 4.43
K-dd cmol kg-1
0.08 4.10 0.13 0.13
Ca-dd cmol kg-1 1.02 3.21 5.05 4.45
Mg-dd cmol kg-1 1.02 0.18 0.75 0.88
AL-dd cmol kg-1 6.26 - - -
H-dd cmol kg-1 0.50 - - -
KTK cmol kg-1 14.20 - 12.42 15.16
Tabel 2. Rerata pH pada tanah yang diberi pupuk kompos atau tidak (kontrol) pada umur 0 – 3
minggu pasca inkubasi.
Pengamatan Minggu ke- Rerata pH
Kompos Kontrol
0 4.2 ± 0.0 4.3 ± 0.0
1 4.6 ± 0.1 4.3 ± 0.0
2 5.2 ± 0.0 4.3 ± 0.0
3 6.4 ± 0.1 4.3 ± 0.0
Data diambil dari rerata 3 pengukuran dari 3 ulangan pada uji in vitro pengaruh
pemberian pupuk kompos terhadap sifat fisik dan kimia tanah
Pembahasan
Pada minggu ke-2 setelah aplikasi pupuk kompos perubahan fisik baru mulai
tampak jelas pada tanah yang diberi perlakuan, yaitu berubah menjadi lebih kecil
ukuran butiran partikelnya (Gambar 1), dan meningkat luas permukaannya sehingga
meningkat pula kapasitasnya untuk berinteraksi dengan tanaman atau organisme lain
di sekitarnya.
Perubahan sifat kimia yang diamati terutama adalah pH dan kapasitasnya untuk
menyediakan berbagai kation yang diperlukan tanaman, pada awal dan akhir
perlakuan (Tabel 1 & 2). Data tersebut diambil dari sampel tanah yang berasal dari 5
(lima) titik random dan dikomposit. Sedangkan hasil pengukuran pH pada titik ujung
akar dengan menggunakan hygro-pH-meter menunjukkan hasil yang lebih seragam
dan perubahan yang jauh lebih besar dibanding variasi pH yang diukur dari sampel
komposit tanah.
Menurut Hees Dieter dalam Muslihat, L (2009), pertumbuhan dan
perkembangan serta produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan hara
dalam tanah. Misalnya Unsur hara N dalam tanah merupakan unsur penting dalam
pertumbuhan tanaman (Harjadi, 2009). Apabila unsur N rendah maka tanman akan
mengalami kekahatan yang menyebabkan tanaman terganggu dan hasilnya menurun
(Purnomo et al., 2009). Selain itu pemberian pupuk kompos 20 ton/ha menjadikan
tanah seimbang secara fisik, kimia dan biologi (Muslihat, 2010). Secara fisik pupuk
kompos membentuk agregat tanah yang mantap. Keadaaan ini besar pengaruhnya
terhadap porositas dan aerasi persediaan air dalam tanah, sehingga berpengaruh
terhadap perkembangan akar tanaman. Secara kimia, pupuk kompos sebagai bahan
organik dapat menyerap bahan yang bersifat racun seperti Aluminium (Al), besi (Fe)
dan mangan (Mn) serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara biologi, pemberian
pupuk kompos ke dalam tanah akan memperkaya jasad organisme dalam tanah.
Organisme tersebut sangat membantu dalam penguraian bahan organik sehingga
tanah lebih cepat matang (Susanto, 2010).
Pemberian pupuk kompos akan menunjang ketersediaan unsur hara yang dapat
diserap oleh tanaman sehingga tanaman tertentu tumbuh dan berkembang serta
berproduksi dengan optimal.
E. Simpulan
Aplikasi pupuk kompos meningkatkan kualitas sifat fisik tanah menjadi lebih
remah (meningkat luas permukaannya), dan lebih tinggi kapasitasnya untuk
memenuhi kebutuhan hara tanaman ditinjau dari kesesuaian kadar keasaman, serta
memiliki keragaman dan kekayaan biologi yang lebih tinggi. Dengan kata lain
aplikasi pupuk kompos mampu memperbaiki kualitas fisik, kimia dan biologi tanah
dalam 3 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
Alwang, J, Miller S. 2011. Toward IPM packages for Latin America and the
Carribean region. Presentation at APS-IAPPC Joint Meeting, Honolulu,
Florida.
Azziz G, Bajsa N, Haghjou T, Taulé C, Valverde A, Igual JM, Arias A. 2011.
Abundance, diversity and prospecting of culturable phosphate solubilizing
bacteria on soils under crop–pasture rotations in a no-tillage regime in
Uruguay. Appl Soil Ecol xxx (2011) xxx– xxx (article in Press)
Bastida F, Kandeler E, Moreno JL, Ros M, García C, Hernández T. 2008.
Application of fresh and composted organic wastes modifies structure, size and
activity of soil microbial community under semiarid climate Appl Soil Ecol
40:318
Handajaningsih, M. 2009. Growth and Yield of Sweet Corn Grown Organically
Using Palm Oil Sludge at Different Doses and Composting Methods. Acta
Agrosia 12 (2):
Handajaningsih, M. 2010. Growth analysis of Sweetcorn and Its Correlation to the
Yield at Different Rate Application of Palm Oil Sludge Compost. Proceeding
Intl. Seminr on Horticulture to Support Food Security.:A41 – A45. Bandar
Lampung June 22 – 23. 2010.
Harjadi, S.S. 2009. Pengantar agronomi. PT Gramedia. Jakarta
Hindersah R, Simarmata T. 2009. Potensi Rizobakteri Azotobacter dalam
Meningkatkan Kesehatan Tanah. Jurnal Natur Indonesia 5(2): 127-133
Mucharromah, Adiprasetyo T, Handayaningsih M, Hidayat. 2012. Perbaikan
Karakteristik Fisik, Kimia Dan Biologi Tanah Pasca Pemberian Biofertilizer
Biom3g. Fakultas pertanian : Universitas Bengkulu
Muslihat, L 2009. Teknik percobaan takaran pupuk kompos pada pembibitan Abaca.
Buletin teknik pertanian. 8 (1): 38
Muslihat, L 2010. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman
pisang Abaca (Musa textilis Nee) pada dua jenis tanah. Skripsi program studi
agronomi, sekolah tinggi pertanian baeendah, bandung. Hlm 27
Phosri C, Rodriguez A, Sanders Ir, Jeffries P. 2010. The role of mycorrhizas in more
sustainable oil palm cultivation. Agric Ecosyst Environm 135:187
Pirngadi, K. 2009. Peran bahan organik dalam peningkatan Produksi padi
berkelanjutan mendukung Ketahanan pangan nasional. Pengembangan inovasi
pertanian. 2: hal 48
Purnomo, J., I G.P. Wigena, S. Prawirasumantri, Y. 2009. Pengaruh pupuk N, K dan
pupuk kandang terhadap beberapa sifat kimia dan hasil umbi garut pada tanah
podsolik merah kuning (Ultisols) jambi. Pusat penelitian tanah dan agroklimat,
bogor. Hlm 27
Singh JS, Pandey VC, Singh DP. 2011. Efficient soil microorganisms: A new
dimension for sustainable agriculture and environmental development. Agric
Ecosyst Environm 140:339–353.
Susanto, S.S. 2009. Pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan
hasil tomat kultivar intan (Lycorpersicium eskulentum cv intan). Skripsi
fakultas pertanian universitas bandung raya. Bandung