perawatan perforasi sinus maksilaris

4
Perawatan Perforasi Sinus Maksilaris Perawatan setelah terjadi perforasi terbagi menjadi: 1. Perforasi yang kecil 2. Perforasi yang agak besar 3. Budge 1. Perforasi yang kecil (Soeparwadi, 1981) : Soket diisi dengan yodoform tampon, akan tetapi tidak sampai puncaknya, kurang lebih dua pertiga dari margin gingiva. Penutupan diharapkan pada gumpalan darah, sebagaimana pada penyembuhan luka pencabutan gigi. Tampon diganti setiap hari dan perawatan dapat berlangsung hingga 3-4 hari. Peroral diberikan antibiotika guna mencegah infeksi. Untuk memfiksasi tampon pada soket dapat dilakukan ikatan berbentuk angka 8 mengelilingi servik gigi tetangganya (Jika gigi sebelah mesial dan distal masih ada).

Upload: karina-sabriati

Post on 25-Sep-2015

175 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

jjj

TRANSCRIPT

Perawatan Perforasi Sinus MaksilarisPerawatan setelah terjadi perforasi terbagi menjadi:1. Perforasi yang kecil 2. Perforasi yang agak besar 3. Budge

1. Perforasi yang kecil (Soeparwadi, 1981) : Soket diisi dengan yodoform tampon, akan tetapi tidak sampai puncaknya,kurang lebih dua pertiga dari margin gingiva. Penutupan diharapkan pada gumpalan darah, sebagaimana pada penyembuhan luka pencabutan gigi. Tampon diganti setiap hari dan perawatan dapat berlangsung hingga 3-4 hari. Peroral diberikan antibiotika guna mencegah infeksi. Untuk memfiksasi tampon pada soket dapat dilakukan ikatan berbentuk angka 8 mengelilingi servik gigi tetangganya (Jika gigi sebelah mesial dan distal masih ada).2. Perforasi yang agak besar (Kruger, 1969; Killey &Key, 1975):Dilakukan penutupan dengan jalan bedah insisi pada bagian bukal dan palatinalatau hanya pada bagian palatinal dari soket. Dibuat insisi yang berjalan sejajar dengan lengkung alveolar dan tegak lurus sumbu panjang gigi. Letak insisi sekitar 1 cm dari margin gingival dan panjangnya sedikit melebihi lebar mesio-distal soket. Kemudian prosesus alveolaris dihaluskan serta mukoperioteum diantara tepi soket dan garis insisi dilepaskan dari tulang lalu diangkat dan ditarik kearah 49 soket. Di atas luka diberi tampon dan diinstruksikan pada pasien untuk menggigit tampon tersebut.3. Budge (Archer, 1975) Budge mengemukaan penggunaan lempeng tantalum berbentuk U untuk menutup perforasi sinus maksilaris yang terjadi setelah pencabutan gigi adalah sebagai berikut :Segera setelah gigi dicabut, mukoperioteum pada bagian bukal dan palatinal dilepaskan dari tulang dengan jarak yang cukup untuk memasukkan lempeng tantalum. Lempeng tantalum ini diletakkan di atas soket dan mukoperiosteum bukal dan palatinal dijahit pada posisi normal. Jahitan dari mukoperiosteum tidak menutupi seluruh lempeng tantalum. Lempeng ini diambil setelah 14-30 hari, yakni setelah terbentuk jaringan granulasi di dalam soket. Pengambilan lempengtantalum ini dilakukan dengan cara, lempeng tersebut dipotong dalam arah mesio-distal menjadi dua bagian. Selanjutnya kepada pasien diinstruksikan agar jangan berkumur-kumur terlalu keras, apabila bersin hati-hati dan hendaknya mulut dibuka saat bersin, serta jangan meniup ataupun menghisap terlalu kuat dan hal yang sama juga berlaku bagi para perokok (Killey & Key, 1975; Soeparwadi, 1981).