perawatan pasien pre, intra dan post anastesi · 2019. 7. 16. · anestesi pembiusan; berasal dari...
TRANSCRIPT
PERAWATAN PASIEN PRE, INTRA DAN POST ANASTESI
Anestesi
pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"
secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh
Komponen Anestesia Umum
“Trias Anestesia” yaitu Hipnosis, Analgesia dan Relaksasi.
Saat ini ketiga komponen tsb meluas mencakup :
• Hipnosis ( hilangnya kesadaran)
• Analgesia (hilangnya rasa sakit)
• Relaksasi otot, memudahkan prosedur pembedahan dan memfasilitasi
intubasi trakea
• Arefleksia ( hilangnya refleks tubuh, memungkinkan imobilisasi pasien)
• Amnesia ( hilangnya memori pasien selama menjalani prosedur)
Tahapan Anestesia
1.Evaluasi pra-anestesia
2.Persiapan pra-anestesia
3.Anestesia:
• Induksi
• Pemeliharaan
• Pemulihan
4.Pasca-anestesia
Monitoring Anestesia
Standar Pemantauan Tanda Vital selama prosedur anestesia : ①Oksimeter denyut ②Pengukur tekanan darah
invasif atau non invasif ③Elektrokardiografi kontinyu ④Kapnograf ( jika
menggunakan LMA atau ETT) ⑤Anesthetic gas monitor ( bila
menggunakan anestesi inhalasi)
JENIS-JENIS ANESTESIA
• Anestesia umum
– Intravena
– Inhalasi
• Anestesia regional
– Spinal
– Epidural
– Combined spinal epidural (CSE)
– Kaudal
• Blok pleksus saraf dan perifer
PROSEDUR ANESTESIA -
SEDASI
• Asesmen Pra anestesi dan sedasi
• Informed consent anestesi dan sedasi
• Sign In
Pra Anestesi/sedasi
• Asesmen pra induksi
• Time out, Sign Out
• Pemantauan durante anestesi/sedasi
Intra Anestesi/sedasi
• Pemantauan di ruang pulih, aldrete score
• Kriteria Pemindahan Pasien pasca Anestesi dan sedasi
Pasca Anestesi/sedasi
PELAYANAN SEDASI
• respon perintah verbal
• dapat jaga patensi jalan nafas sendiri
• Ventilasi, kardiovaskular tidak terganggu
• Fungsi kardiovaskular normal
• Gangguan kognitif dan koordinasi
• Dikerjakan : dokter, drg DPJP
Sedasi Ringan
• Respon perintah verbal
• Dapat jaga patensi jalan napas sendiri
• Perubahan ringan respon ventilasi
• Fungsi kardiovaskular masih normal
• Gangguan orientasi lingkungan, gangguan fungsi motorik ringan s/d sedang
• dr anestesi
• Contoh : MRI, CT Scan
Sedasi Moderat
• Pasien tidak mudah dibangunkan, respon thd stimulasi berulang/nyeri
• Ventilasi mulai terganggu, tidak dapat pertahankan patensi jalan napas
• Fungsi kardiovaskular masih baik
• Perlu alat monitoring lebih lengkap
• dr anestesi
• Contoh : Curetage, Gastroskopi, kolonoskopi
Sedasi Dalam
KUNJUNGAN PRA ANESTESI (Asesmen Pra Anestesi)
Tujuan :
Membina hubungan baik dengan pasien
Mengetahui riwayat anestesi & riwayat penyakit
Mempersiapkan mental & fisik pasien
Merencanakan dan memilih teknik anestesi
Menentukan status fisik & menilai resiko anestesi
Menentukan klasifikasi ASA ( American Society of Anesthesiology )
PEMERIKSAAN FISIK
Secara keseluruhan dilakukan pemeriksaan 6B
yaitu :
Breath
Blood
Brain
Bowel
Blader
Bone
Perencanaan Anestesia
Setelah pemeriksaan fisik di lakukan dan
memperoleh gambaran tentang keadaan mental
pasien beserta masalah-masalah yang
ada,selanjutnya dibuat rencana mengenai obat dan
teknik anestesia yang akan digunakan/dokter SpAn
akan menentukan rencana medikasi
Persiapan pada hari operasi
• Pengosongan dan pembersihan lambung
• Pelepasan kosmetik dan perhiasan dapat mempengaruhi pemeriksaan selama anestesi
• Mengosongkan vesika urinaria
• Membersihkan jalan nafas
• Mengganti pakain pasien dg pakaian khusus
• Mengulang pemeriksaan fisik
ASSESMEN PRA ANESTESI
Intraoperative
• Premedikasi
Yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi.
Asesmen Pra Induksi & Catatan Anestesi
Asesmen Pra Induksi : Asesmen yang dilakukan sesaat sebelum obat induksi diberikan
Induksi Yaitu tindakan untuk membuat pasien dari
sadar mmenjadi tidak sadar sehingga memungkinkan dimulainya pembedahan.
Intraoperative
Monitoring
Monitoing tanda-tanda vital dilakukan tiap 3 / 5 menit meliputi :
- Sat O2
- EKG
- NIBP
- Et CO2
- Suhu tubuh
ASESMEN PRA INDUKSI & CATATAN ANESTESI
ANESTHESIA GENERAL
• Intravenous
• Inhalation
• Intramuscular
LOCAL/REGIONAL
• Topical
• Infiltration
• Block peripheral
• Spinal
• Epidural
• Caudal
COMBINATION
• Spinal + propofol
General Anesthesia
Hilangnya kesadaran pasien yang bersifat
reversibel karena obat anestesi, juga hilang
sensasi nyeri pada seluruh tubuh.
Indikasi General Anesthesia
• Bayi dan Anak-anak.
• Dewasa yang memilih general anesthesia.
• Pembedahan yang luas
• Pasien dengan kelainan mental
• Pembedahan yang lama
• Pasien dengan riwayat keracunan atau alergi terhadap obat anestesi lokal
• Pasien sedang terapi antikoagulans
Postoperative
• Post operative pain treatment ,Observasi di RR
• Kirim pasien ke Ruang Perawatan / HCU / ICU
Prosedur Post Operatif
• Semua pasien setelah tindakan anestesi umum atau regional,memiliki resiko gangguan jalan nafas,pernafasan dan sirkulasi.
• Pasien pasca bedah yang telah layak dipindahkan ke RR/PACU,selama transport dari intra Op ke RR,harus didampingi oleh dokter anestesi atau perawat anestesi yg mengetahui keadaan pasien pra & selama anestesi.
• Selama transport pasien secara kontinu di pantau dan di evaluasi jalan nafas,pernafasan & kardiovaskulernya.
• Dokter anestesi atau perawat anestesi yg bertanggung jawab terhadap pasien tersebut melakukan serah terima pasien dengan petugas ruang pulih,
• Status keadaan umum pasien sewaktu tiba di ruang pulih dicatat di lembar catatan perawatan ruang pulih
• Selama di ruang pulih kondisi pasien terus di pantau,di evaluasi dan di catat di catatan perawatan ruang pulih.Penilaian Skor Aldrete,monitoring jalan nafas,oksigenasi,ventilasi,sirkulasi,& temperatur pasien
• Selain hal diatas,selama di ruang pulih pasien juga mendapat penatalaksanaan nyeri, mual dan muntah.
• Kriteria pasien di pindahkan dari RR ke ruang rawat :
- Jalan nafas,ventilasi,oksigenasi &
temperatur dlm kondisi baik dan stabil
- Tidak membutuhkan penatalaksanaan
dan pemantauan intensif pasca bedah
- Skor aldrette >8,di setujui oleh dokter
anestesi dan di tandatangani di lembar
catatan perawatan ruang pulih.
- Beberapa pasien membutuhkan topangan ventilasi & kardiovaskuler intensive,sehingga membutuhkan ruang HCU/ICU.
Berikut indikator-indikator yang biasa
digunakan di ruang pulih :
REGIONAL ANESTESIA
Perhatikan
1. Penjelasan dan persetujuan tertulis 1. Pasien : identifikasi
2. Informed consent
2. Persiapan sebelum prosedur 1. Dokter anestesiologi : kenali anatomi, teknik dan
kemungkinan komplikasi
2. Obat anestetik ( ephedrine, atropine dan obat untuk anestesia umum), mesin dan perlengkapan jalan nafas
3. Monitor
4. IV line
3. Prosedur
1. Asepsis
2. Tentukan target
1. Spinal : CSF jernih
2. Epidural : hilangnya tahanan (loss of resistance)
3. Epidural : aspirasi perlahan dan hati-hati cegah kesalahan penyuntikan intravaskular atau intratekal
4. Epidural : test dose 3 cc lignocaine 1,5% + adrenalin 1:200.000 (0,1 cc adrenalin + lignocaine 20 cc)
5. Epidural : dosis terbagi
6. Komunikasi dengan pasien antisipasi komplikasi
4. Setelah prosedur 1. Monitoring ketat pasien : BP, ECG, HR, SpO2 dan
cairan infus
2. O2 : SC, usia lanjut, penyakit jantung/pernafasan dan pasien dengan sedasi
3. Tes ketinggian blok sensorik (kapas alkohol, pinprick atau sentuhan) dan motorik (modifikasi bromage)
4. Tes daerah insisi kulit
5. Konversi anestesia umum waktu dan dosis cukup jangan sedasi dalam pada blok tidak adekuat
6. Perhatikan tanda komplikasi : hipotensi, bradikardi, mual, baal daerah mulut atau distress pernafasan
5. Intruksi postoperatif dan follow up
1. Kateter blok APS
2. Intruksi spesifik : tirah baring 6 jam, monitoring BP dan HR/jam hingga 4 jam postop
3. Follow up diruangan, terutama yang memiliki komplikasi
Kelebihan :
1. Mudah
2. Target jelas CSF jernih
3. Obat minimal
4. Onset cepat
5. Blok sensorik dan motorik baik
INDIKASI • Pembedahan pada abdomen bagian bawah (SC, hernia,
appendisitis), perineum (hemoroidektomi) dan tungkai bawah (fraktur kaki)
INDIKASI KONTRA MUTLAK • Pasien menolak, infeksi pada tempat penyuntikan,
hipovolemi berat, syok sepsis, koagulopati, trombositopeni, peningkatan TIK, stenosis berat aorta atau mitral
INDIKASI KONTRA RELATIF • Sepsis, pasien tidak kooperatif, infeksi sekitar daerah
penyuntikan, riwayat gangguan neurologi, riwayat pembedahan spinal, kelainan anatomi dan kelaian jantung yang bergantung preload
Masalah dan komplikasi
• Hipotensi
• Spinal tinggi atau total spinal
• PDPH jarum spinal ukuran besar
• Transient neurologyc syndrome (TNS)
• Cauda equina syndrome
PERAWATAN POST ANESTESIA DI RUANG PULIH
(RECOVERY ROOM)
RUANG PULIH
POST OP RECOVERY ROOM
• Stabil
• Tidak Ada Komplikasi
• Memenuhi Syarat Untuk Pindah Ke Ruangan
Ruang Pulih ( Recovery Room )
• Alat Monitoring
• Alat Bantu Nafas
• Alat Bantu Mengatasi Hemodinamik
• Defibrilator
• Obat Narkotik Dan Medikasi Kegawat Daruratan
• Peralatan Drainase
• Ruangan +Tempat Tidur Yang Nyaman
Tujuan Perawatan Pasien Di Ruang Pulih
1. Mempertahankan Jalan Nafas
• Mempertahankan Posisi
• Memasang Suction
• Memasang Guedel
2. Mempertahankan Ventilasi Oksigen
• Oksigenisasi
3.Mempertahankan Sirkulasi Darah
4. Observasi Keadaan Umum, Observasi
Vomitus Dan Drainase
5. Mempertahankan Kenyamanan Dan
Mencegah Injuri
Post anestesi biasanya akan mengalami
Kecemasan, disorientasi, dan beresiko besar
Untuk jatuh, tempatkan pasien pada tempat
Tidur yang nyaman dan pasang penghalang/
Pengaman.
Kriteria Penilaian Keluar Dari Ruang Pulih
• Fungsi Pulmonal Tdk Terganggu
• Sao2 ADEKWAT
• Ttv Stabil
• Orientasi Pasien Terhadap Tempat, Waktu
• Mual Muntah Dlm Kontrol
• Nyeri Minimal
• Skor Aldrette Nilai 9-10
KESIMPULAN
Perawatan post anestesia di ruang pulih (Recovery Room) yang maksimal dapat mengurangi resiko yang tidak diharapkan yang kemungkinan terjadi di ruang pulih, pengetahuan perawat yang memadai terhadap perawatan di ruang pulih merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin
ANESTESI RAWAT JALAN
Definisi
Anestesi pada pasien rawat jalan adalah
anestesi yang dilakukan pada pasien yang
berobat jalan ke rumah sakit untuk
pemeriksaan dan pengobatan , tetapi tidak
memerlukan rawat inap ( boleh pulang ).
Tujuan
Terlaksananya prosedur pembedahan yang
lebih efektif dan lebih ekonomis sehingga
memberi keuntungan terhadap pasien , rumah
sakit serta pihak yang membayar ( asuransi ).
Keuntungan
• Pengurangan biaya secara bermakna
• Efisiensi kamar operasi dan tempat tidur rumah sakit
• Meningkatkan kenyamanan pasien , mengurangi gangguan stress dan emosi penderita
• Mengurangi kebutuhan medikasi paska operasi
ISTILAH
• Day – care anesthesia
• One-day care anesthesia
Persiapan Pasien
• Puasa : masih dibolehkan minum cairan bening seperti teh manis atau jus buah encer 3 jam sebelum anestesi
• Setelah pasien pulang harus bisa dihubungi, dan tidak boleh mengendarai kendaraan sendiri dalam waktu 24-48 jam
• Anestesi umum lebih disukai (anestesia regional, epidural beresiko : hipotensi ortostatik, blokade motorik/sensorik berkepanjangan, retensio urine, nyeri kepala pasca anestesi
• Pasien harus bersedia dan mampu mengikuti semua instruksi anestesi dan bedah
• Mempertimbangkan kombinasi faktor : kondisi pasien, jenis operasi, tekhnik anestesi, kenyamanan ahli anestesi.
Kriteria Pasien Pulang • Pasien sadar baik dan orientasi terhadap orang ,
tempat dan waktu • Tanda tanda vital baik • Pasien dapat mobilisasi dan memakai pakaian
dan berjalan dengan baik • Pasien nyaman dan relatif bebas nyeri • Pasien tidak muntah dan dehidrasi dan dapat
minum air dan obat. • Perdarahan minimal • Pada pasien regional anestesi ,fungsi motor dan
sensoris telah kembali dan blok simpatis telah hilang.
KOMPLIKASI
• Nyeri...
• Muntah...
• Alergi..
• PESAN PESAN SETELAH PULANG OPERASI ???
• Dapat diberikan pesan tertulis dan nomor rumah sakit
• Penderita didampingi orang dewasa
• Analgesia diberikan per oral
• Aktivitas yg dilarang 24 jam :
• Menyetir , operator mesin pabrik, mengambil keputusan penting, minum alkohol