perancangan video informasi program east asia student ...€¦ · perancangan video informasi...
TRANSCRIPT
Perancangan Video Informasi Program East Asia Student Encounter di
Universitas Kristen Satya Wacana Berbasis Infografis
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Marchelano Mitchel Imanuel Wirabuana Lasut (692014097)
Martin Setyawan S.T., M.Cs
Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
1
1. Pendahuluan
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga (Indonesia) dan Kwansei
Gakuin University (KGU) di Kobe (Jepang) mengadakan program musim panas yang
dinamakan East Asia Student Encounter (EASE), EASE merupakan program dengan
sejarah tertua dari semua program yang ada di KGU. EASE memiliki tujuan yaitu
memberikan kesempatan untuk mahasiswa dari Jepang dan Indonesia untuk bersama-
sama mempelajari tentang Asia-Pasifik dan masalah-masalah yang terjadi di dunia,
mempererat solidaritas bersama, memperoleh pandangan internasional sebagai people of
Asia, dan bertumbuh menjadi pemimpin yang bertanggung jawab untuk kelangsungan
masa depan kedua negara dan masyarakat internasional. [1]
Biro Kerja Sama Hubungan internasional (BKHI) menjadi Biro di Universitas
Kristen Satya Wacana yang menangani kebutuhan hubungan internasional UKSW untuk
perkembangan industri internasional, BKHI menjadi jembatan bagi mahasiswa UKSW
untuk dapat berhubungan dengan dunia internasional salah satunya melalui EASE.
Berdasarkan wawancara dengan direktur BKHI yaitu Frances Sinanu, EASE merupakan
program yang intense dimana alumni dari EASE benar benar merasakan manfaat yang
luar biasa, karena EASE membuka wawasan mahasiswa dalam dunia internasional bukan
hanya dengan mahasiswa dari Jepang tapi juga mahasiswa dari Indonesia. Mahasiswa
yang terpilih untuk mengikuti EASE akan menjadi bagian dari organisasi yang akan
mempersiapkan penampilan budaya, presentasi dan diskusi ilmiah yang mewakili
Indonesia dan Jepang. EASE membentuk mahasiswa-mahasiswa UKSW yang
berwawasan internasional, mampu mengembangkan kemampuan diri, mengenal isu-isu
masyarakat dan melihatnya dari berbagai perspektif dan paham terhadap isu-isu tertentu
lebih luas.
Berdasarkan wawancara dengan BKHI, mahasiswa UKSW yang mendaftar untuk
mengikuti EASE yang diselenggarakan di Indonesia tidak mencapai target setiap tahunya
jika dibandingkan dengan penyelenggaraan di Jepang. Penyebabnya yaitu karena
kurangnya pengetahuan mahasiswa UKSW tentang EASE dan persaingan EASE dengan
program-program Internasional lainya yang di UKSW.
Berdasarkan wawancara dengan satu alumni EASE, Julian Abednego Wibisono
mahasiswa UKSW Fakultas Bahasa salah dan Sastra (FBS) angkatan 2014, Julian
mendapat informasi tentang EASE melalui cerita alumni-alumni EASE di Fakultas
Bahasa dan Seni (FBS) UKSW. Mahasiswa kesulitan mengakses informasi mengenai
EASE karena jika mahasiswa ingin mengetahui lebih mendalam tentang program EASE,
mahasiswa harus mengunjungi langsung kantor BKHI untuk bertanya secara langsung,
sehingga proses pencarian informasi oleh mahasiswa tidak efektif. Video Informasi dapat
menarik ketertarikan mahasiswa untuk mengikuti suatu program, mahasiswa yang ingin
mengikuti suatu program di kampus untuk pertama kalinya biasanya melakukan
pencarian informasi mengenai program yang akan diikuti akan tetapi belum ada media
informasi menarik yang dapat diakses dengan mudah oleh mahasiswa UKSW yang
menginformasikan mahasiswa EASE secara lengkap.
Berdasarkan permasalahan yang ada, dibutuhkan suatu video informasi untuk
memperkenalkan EASE dengan konten yang lengkap dan menarik sehingga mahasiswa
UKSW dan KGU dapat mengerti lebih mendalam tentang program EASE. Melalui video
informasi, mahasiswa dapat mengakses video dengan mudah karena di unggah online dan
2
dapat dibagikan di media sosial. Video informasi dirancang dengan menambahkan
infografis untuk memperkuat informasi yang disampaikan dan mengganti data-data yang
tidak bisa divisualkan.
2. Tinjauan Pustaka
Dalam pencarian data ditemukan beberapa penelitian yang berhubungan dengan
video informasi. Salah satu penelitian sebelumnya dengan judul Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Video Informasi Kelas IV Sekolah Dasar oleh Muhibuddin Fadli
(2016). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang menggunakan
pengembangan Borg dan Gall. Media pembelajaran diproses menjadi sebuah video
informasi menggunakan software Sony Vegas Pro. Hasil akhir dari penelitian ini berupa
video informasi yang digunakan sebagai media pembelajaran. Dari hasil uji diperoleh
data bahwa kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang berbeda atau tidak sama.
Hasil post test menunjukkan bahwa prestasi kelompok yang menggunakan media
pembelajaran melalui video informasi lebih besar daripada prestasi kelompok yang
mengunakan media buku bergambar. Dari perolehan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa media yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar. [2]
Referensi penelitian terdahulu selanjutnya adalah penelitian yang berhubungan
dengan infografis yaitu Perancangan Video Infografis Dengan Menggunakan Animasi
2D sebagai Media Informasi Pengenalan Sejarah Perkembangan FTI UKSW oleh Irma
Christiani (2015). Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah video infografis
dengan animasi 2D sebagai media pengenalan sejarah perkembangan Fakultas Teknologi
Informasi (FTI) dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang
sejarah FTI UKSW dan lebih menanamkan nilai kecintaan, persatuan, dan kekeluargaan
terhadap lembaga yaitu FTI. Video infografis ini menggunakan animasi 2D.
Perancangan video infografis ini menghasilan video yang berisi tentang sejarah
perkembangan FTI, sejak awal berdirinya sampai perancangan akhir (2015). Diharapkan
video ini dapat membantu mahasiswa mengetahui dan memahami sejarah perkembangan
FTI sehingga nilai-nilai yang ada dapat tertanam pada setiap mahasiswa FTI. [3]
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah video informasi
yang dirancang menggunakan visual dan narasi untuk menuturkan informasi yang
disampaikan. Video informasi dirancang dengan menggunakan teknik sinematografi dan
menambahkan infografis untuk memperkuat informasi yang disampaikan dan mengganti
data-data yang tidak bisa divisualkan.
East Asia Student Encounter (EASE) adalah program kunjungan jangka pendek
yang merupakan kolaborasi antara Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kwansei
Gakuin University (KGU). Program ini diselenggarakan di Jepang pada tahun genap dan
di Indonesia pada tahun ganjil. [4] Berdasarkan data yang didapatkan melalui wawancara
dengan Direktur BKHI UKSW, Frances Sinanu. EASE merupakan kegiatan perdamaian
dunia, mahasiswa dapat mengetahui tentang negara lain melalui EASE sehingga
mahasiswa dapat meminimalisir gesekan-gesekan atau kesalapahaman yang mungkin
akan terjadi. UKSW mengutus 12 mahasiswa dan KGU mengutus 12 mahasiswa untuk
mengikuti program EASE dan tidak menutup peluang untuk mahasiswa S2. EASE selalu
diadakan bulan Agustus tiap tahunnya.
3
Pembukaan pendaftaran EASE dimulai pada bulan Oktober sampai Desember, seleksi
dimulai pada bulan Januari, memasuki bulan Maret peserta EASE yang terpilih sudah
mulai persiapan program. Kriteria dari peserta EASE adalah: (1) Mahasiswa KGU atau
UKSW, (2) Mau belajar budaya baru, (3) mampu bekera keras dalam kelompok maupun
individu, dan (4) mampu mengatur waktu antara perkuliahan dan program. Kegiatan
EASE adalah kegiatan kemanusiaan, pada tahun 1977 peserta EASE membangun sawah-
sawah di Jakarta, kemudian komponen kegiatan EASE berkembang tiap tahunya.
Sehingga kegiatan EASE berkembang menjadi: (1) Academic paper, (2) lecturer, (3)
Sosial, (4) Kunjungan ke perusahaan-perusahaan sesuai tema kegiatan EASE, (5) Food
Sharing Party, (6) Culture Sharing Party, dan (7) Pengalaman budaya melalui Homestay.
Tidak ada perbedaan kegiatan dengan kegiatan EASE di Jepang maupun di Indonesia
melainkan hanya lokasi pelaksanaannya saja yang berbeda. EASE melatih kemampuan
berorganisasi dari mahasiswa, setelah mengikuti program EASE peserta diharapkan
menjadi mahasiswa-mahasiswa yang berwawasan internasional, mengenal isu isu
masyarakat, dan melihatnya dari berbagai perspektif dan paham terhadap isu-isu tertentu
yang lebih luas.
Media Informasi adalah alat untuk mengumpulkan dan menyusun ulang
sebuah informasi menjadi bahan yang bermanfaat bagi penerima komunikasi [5].
Media Informasi dapat menyampaikan pesan sehingga merangsang kemauan seseorang
untuk mempelajari sesuatu, salah satu contoh dari media informasi adalah video
informasi. Video merupakan media yang paling bermakna dibandingkan media lain
seperti grafik, audio dan sebagainya. Penggunaan video dalam multimedia interaktif akan
memberikan pengalaman baru. [6] Video memiliki keunggulan karena terdiri dari dua
unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan
orang untuk dapat menerima pesan melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan orang menerima pesan melalui bentuk visualisasi. Audio visual yang
menyatu dalam bentuk video mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
suara dan gambar dibandingkan dengan media lainnya.
Penelitian ini menambahkan infografis untuk memperjelas informasi dan
mengganti data yang tidak bisa divisualkan. Infografis atau biasa disebut dengan “grafis
informasi” yang mengartikan sebagai format unik yang digunakan secara luas untuk
aplikasi yang dicirikan dengan ilustrasi, tipografi besar orientasi memanjang, dan vertikal
yang menampilkan berbagai macam fakta [7]. Infografis merupakan sarana penyampaian
informasi yang unik dan menarik, akan tetapi tetap menyampaikan informasi yang
lengkap.
Sinematografi secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu; Kinema (gerak),
Photos (cahaya), Graphos (lukisan/ tulisan). Jadi sinematografi dapat diartikan sebagai
aktivitas melukis gerak dengan bantuan cahaya. Berdasarkan Kamus Ilmiah Serapan
Bahasa Indonesia, sinematografi diartikan sebagai ilmu dan teknik pembuatan film atau
ilmu, teknik, dan seni pengambilan gambar film dengan sinematografi. [8] setiap
komponen sinematografi mengakibatkan kesan yang berbeda, sehingga teknik
pengambilan sinematografi itu penting agar dapat menampilkan tujuan akhir video yang
dapat dirasakan oleh penonton.
4
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
penelitian kualitatif, metode kualitatif didefenisikan sebagai suatu proses untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam
interaksi manusia. [9] Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang
sifatnya deskriptif seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman
video dan lain sebagainya. Definisi ini menunjukan beberapa kata kunci dalam penelitian
kualitatif yaitu, proses, pemahaman, kompleksitas, interaksi, dan manusia.
Proses dalam melakukan penelitian merupakan penekanan dalam penelitian
kualitatif oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian, lebih berfokus pada proses dari
pada hasil akhir. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik seperti; deskriptif kualitatif,
bertujuan untuk memperoleh pemahaman makna, serta dalam pengumpulan data dapat
dilakukan dengan participant observation, in depth interview, dokumentasi dan
triangulasi. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. [10] Strategi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah strategi linear, strategi linear adalah strategi yang
menerapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah
dipahami komponenya. [11] Dalam penelitian ini tahapan penelitian terbagi menjadi 4
tahapan sesuai strategi linear. Tahapan penelitian dapat dilihat di Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
Tahap 1 adalah identifikasi masalah menggunakan metode kualitatif dengan
menggunakan wawancara (depth interview) secara langsung. Melalui wawancara dengan
pihak BKHI UKSW, dari Hasil Wawancara didapatkan data berupa jumlah mahasiswa
yang mendaftar program EASE pada tahun ganjil yang tidak mencapai target karena
jumlah program internasional yang terus bertambah dan beragam sehingga EASE kalah
bersaing dengan program internasional lainya yang ada di UKSW dan luar UKSW.
Berdasarkan observasi di lapangan, mahasiswa kesulitan mengakses informasi mengenai
EASE. Karena jika mahasiswa ingin mengetahui lebih mendalam tentang program
EASE, mahasiswa harus mengunjungi langsung kantor BKHI untuk bertanya secara
langsung, sehingga proses pencarian informasi oleh mahasiswa tidak efektif.
Tahap 2 adalah tahap pengumpulan data, data primer didapatkan melalui
wawancara dengan Frances Sinanu selaku direktur BKHI UKSW. Dari hasil wawancara
tersebut didapatkan data mengenai EASE dimana EASE merupakan bentuk program
kerjasama antara KGU dan UKSW yang sudah ada sejak tahun 1977. Kegiatan EASE
terbagi menjadi 3 komponen yaitu culture, study, dan visit. EASE memiliki tujuan yaitu
menyukseskan perdamaian dunia melalui pertemuan antar budaya untuk meminimalisir
kesalapahaman antar kedua negara, perdamaian dunia menjadi tujuan utama EASE
karena pada saat EASE pertama dibentuk pada tahun 1977, Indonesia belum lama dijajah
Tahap 1
Identifikasi
Masalah
Tahap 2
Pengumpulan
Data
Tahap 3
Perancangan
Tahap 4
Pengujian
5
oleh Jepang, EASE bertujuan untuk meminimalisir kesalapahaman-keselapahaman yang
terjadi pada saat itu.
Data sekunder adalah data tambahan untuk mendukung serta melengkapi hasil dari
data primer. Pengumpulan data sekunder EASE didapatkan dari footage video promosi
dari EASE tahun 2018, footage video kegiatan reuni EASE ke 60, foto-foto EASE dari
tahun 1977, buku-buku kegiatan alumni EASE yang berisi informasi tentang kegiatan
EASE, dan video sambutan dari alumni EASE.
Tahap 3 adalah tahap Perancangan, alur tahap perancangan terbagi menjadi pra-
produksi, produksi, pasca produksi, evaluasi, dan hasil akhir, tahapan tersebut dibutuhkan
dalam proses perancangan. Bagan alur tahapan perancangan EASE dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2. Bagan Alur Perancangan Video Informasi EASE
Pada tahap pra-produksi proses yang paling pertama dikerjakan yaitu pembuatan
Ide dan Konsep, Ide cerita dari merancang video informasi untuk mengdukasi EASE
kepada mahasiswa UKSW. Konsep dari video informasi ini adalah penyampaian
informasi menggunakan sinematografi agar video informasi menjadi menarik, Infografis
berupa text dan animasi juga ditambahkan untuk memperkuat informasi yang
disampaikan dan menggantikan data-data yang tidak bisa divisualisasian.
Storyline atau jalan cerita merupakan kajian yang dirangkai menjadi cerita yang
menarik dan merupakan ringkasan atau garis besar alur cerita yang menggambarkan isi
dari suatu film atau pementasan yang dilakukan secara umum. Jalan cerita dirancang
berdasarkan ide cerita yang sudah direncanakan. [12] Informasi disampaikan dengan
bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan bahasa komunikasi internasional yang
Pra-Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Ide dan Konsep
Storyboard
Shooting
Storyline
Treatment
Video Editing
Sound Editing
Infographic Editing
Voice Recording
Evaluasi
Hasil Ahir
Revisi
Iya
Tidak
6
digunakan pada pelakasanaan program EASE. Berikut adalah stoyline dari video
informasi EASE: EASE merupakan program internasional kerjasama antara UKSW di
Indonesia dan KGU di Jepang. setiap bulan Agustus, UKSW dan KGU masing-masing
mengutus 12 mahasiswa untuk mengikuti program ini. EASE diadakan di Jepang setiap
tahun genap, dan di Indonesia setiap tahun ganjil, program ini terdiri dari 3 komponen
yaitu art, study, dan visit. Art terdiri dari culture sharing party dan food sharing party.
Study merupakan komponen dimana mahasiswa mendapatkan materi dari tenaga ahli,
diskusi ilmiah, makalah, dan presentasi ilmiah. Mahasiswa juga melakukan visitasi ke
tempat wisata dan budaya seperti candi, museum, dan juga destinasi menarik seperti
pulau Bali. Melalui EASE mahasiswa mendapatkan pengalaman berorganisasi, karena
peserta harus menyiapkan penampilan budaya, presentasi ilmiah, dll. EASE telah
memiliki lebih dari 1000 alumni dan terus berupayah untuk mempertahankan fondasinya
yaitu program yang menyukseskan perdamaian dunia. Kriteria dari peserta EASE yaitu:
mahasiswa UKSW dan KGU, mampu bekerja dalam tim dan individu, ingin belajar
budaya baru, dan mampu menyesuaikan waktu antara kuliah dan EASE. Video diakhiri
dengan testimoni dari alumni EASE yang menjelaskan tentang manfaat yang didapatkan
oleh alumni dari EASE.
Tahap selanjutnya adalah penulisan treatment, treatment adalah kerangka film yang
diuraikan secara deskriptif seperti jenis shot, keterangan tempat, waktu dan tujuan
pengambilan gambar. [13] Berikut adalah treatment dari video informasi EASE.
Scene 1 : Opening Information Video
Background : Salatiga
Shot : Medium shot
Explanation : Memperlihatkan Situasi kota Salatiga
Scene 2 : UKSW’s ambience
Background : Kampus UKSW
Shot : Wide shot, medium shot, long shot, medium close up
Explanation : Timelapse Monument EASE, logo KGU dan UKSW.
Narasi : East Asia Student Encounter is an international program between
Kwansei Gakuin University and Universitas Kristen Satya Wacana that
promotes mutual understanding between young people of Japan and
Indonesia.
Scene 3 : KGU student arrive at UKSW
Bakcground : Area Depan kampus UKSW, dan BKHI
Shot : Wide shot, medium shot, long shot, medium close up
7
Explanation : Mahasiswa KGU tiba di kampus UKSW dan kantor BKHI
Narasi : Every August, EASE brings together 12 students from UKSW and 12
students from KGU to meet and share their cultures and ideas about
global current issues. Held every odd year in Indonesia and even year in
Japan, this program consist of Arts, Visit, and Study.
Scene 4 : Component of EASE, art – culture sharing party
Background : BKHI
Shot : Medium shot, medium close up
Explanation : Mahasiswa KGU mengajarkan mahasiswa UKSW untuk menulis kanji
Narasi : For two weeks, students do many activities, such as:
(1) Art Classes, where students learn about Japanese and Indonesian arts
(2) Games
Scene 5 : Component of EASE, art – food sharing party
Background : BKHI
Shot : Medium shot, medium close up, extreme close up
Explanation : KGU student introduce japanese stile food (for example onigiri,
takoyaki, etc)
Narasi : (3) During EASE students also learn how to cook traditional foods from
each country and enjoy the meals together.
Scene 6 : Component of EASE, Study
Background : Ruangan kelas
Shot : Medium shot, medium close up
Explanation : Mahasiswa berdiskusi dan melakukan presentasi di Kelas
Narasi : EASE also has an academic component, which allows participants to
learn about the current global issues from lecturers and from each other
through academic paper presentation and discussion sessions.
Scene 7 : Component of EASE, visit
background : Sightseeing (Gedong Songo, Susan Spa, Museum Kereta Api)
Shot : Wide shot, medium shot, medium close up, extreme close-up
explanation : Mahasiswa melakukan visitasi ketempat-tempat yang menarik
Narasi : There are also visits to various historical sites, cultural destinations, and
other places of interests. For examples: visiting temples, visiting
museums, visiting natural sites.
8
Through these Visits, students are expected to be able to gain practical
and concrete experiences to they have learnt.
Of course there is a visit to famous destination, such as Bali Island, as one
of the most well-known tourist places in the world. Students can tour the
island and enjoy the beauty of the iconic beaches, forest, nature, religious
and cultural sites.
Scene 8 :EASE preparation
Background : Tempat latihan EASE
Shot :Medium shot
Explanation : Mahasiswa UKSW melakukan latihan untuk penampilan budaya EASE.
Naration : By joining EASE, students are committed to work together and to work
hard preparing for the program. There will be rehearsals, paper
consultations, presentation practice, and other experiences that will
polish student’s personal development as team players and as independent
individuals.
Scene 9 :EASE’s Age
background : Monumen EASE
Shot : Wide shot, medium shot, medium close up
Explanation : Penjelasan tentang jumlah alumni EASE, dan tujuan EASE
Naration : EASE has more than 40 years of powerful history. With more than 1,000
alumni all over the world, EASE has always maintained its core, which is
working together for the peace of the world.
Scene 10 : EASE criteria
background : Area kampus
Shot : Wide shot, medium shot
Explanation : Penjelasan tentang kriteria EASE
Narasi : If you want to join EASE, you must be:
- A student of UKSW or KGU
- Eager to learn about a new culture
- willing to work hard as a team player and as an individual
- Able to manage time well between courses and EASE
Scene 11 : Testimony from EASE participants
Background : Monumen EASE
Shot : Medium shot
explanation : Testimoni dari Winda, Ramond and Tasha
9
Scene 12 : Ending
Background : EASE Alumni – pelepasan merpati
Shot : Wide shot
Eplanation : Penutup video informasi menunjukan pelepasan merpati, logo EASE,
dan informasi mengenai BKHI selaku penyelenggara.
Pembuatan storyboard mengacu pada treatment yang telah dibuat. Storyboard
adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah sehingga
menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita. [14] Storyboard dibuat untuk
mempermudah proses produksi sebagai patokan dalam shooting pada proses produksi.
Potongan dari storyboard video informasi EASE dapat dilihat pada gambar 3.
10
Gambar 3. Potongan Storyboard Video Informasi EASE
Setelah melewati tahapan pra produksi dilanjutkan dengan tahapan produksi.
Proses produksi meliputi tahapan Shooting dan Voice Recording. Shooting dan voice
recording dilakukan berdasarkan treatment dan storyboard yang dibuat. Proses voice
11
recording adalah perekaman Narasi, narasi menggunakan suara perempuan dengan
rentang usia 18-22 tahun sesuai dengan target audience EASE.
Tahapan setelah proses produksi adalah tahap pasca produksi. Tahapan pasca
produksi terbagi menjadi offline editing, online editing, infographic editing, compositing,
dan mixing. Proses offline editing merupakan proses membuang dan menata ulang
footage mentah dari hasil pengambilan gambar dengan cara cut-to-cut untuk
mendapatkan kerangka video yang sesuai dengan rencana proses pra-produksi. Proses
offline editing dilakukan dengan urutan per scene agar proses offline editing rapi. Proses
offline editing dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Proses offline editing
Tahap berikut yang akan dilakukan adalah online editing. Pada tahapan ini akan
dilakukan color grading. Color grading dilakukan untuk memperbaiki serta
menyelaraskan seluruh warna pada video agar tidak terjadi lonjakan warna, cahaya, dan
kontras dari setiap clip. Color grading video informasi EASE menggunakan efek lumetri
warm dan penyesuaian Brightness dan Contrast agar video informasi dapat memberikan
kesan hangat. Proses color grading dapat dilihat pada gambar 5.
(a). Sebelum (b). Sesudah
Gambar 5. (a). Footage sebelum proses grading, (b). Footage sesudah proses grading
12
Tahap berikutnya adalah Infographic Editing, pada tahap ini dilakukan proses
editing text dan gambar sebagai efek visual. Infografis yang ditambahkan adalah tulisan
dan animasi singkat. Pada tahap ini juga dibuat animasi dengan teknik flat design agar
dapat memperjelas pemberian informasi. Flat design merupakan gaya desain yang
membentuk kesan sederhana dengan membuang segala bentuk efek gradasi, bayangan,
glossy, dan lain-lain. Banyak perusahaan-perusahaan besar ternama yang menggunakan
flat design dalam karya-karyanya. [15] flat design merupakan jenis desain yang simple
dan menarik. Proses Infographic editing dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Proses infographic editing
Compositing merupakan proses menggabungkan seluruh scene yang telah dibuat
pada online editing dengan infografis berupa text dan animasi, agar video dapat dinikmati
sebagai suatu kesatuan. Narasi dan background musik juga ditambahkan sebagai acuan
dari keseluruhan adegan video. Proses compositing dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Proses compositing
Proses mixing merupakan pemantapan narasi dan background musik. Penyesuaian
volume dari narasi dilakukan agar narasi dapat terdengar jelas bersamaan dengan
background musik dari video informasi. Dilakukan juga noise reduction pada hasil
rekaman untuk mengurangi suara yang mengganggu. Background musik dari video
informasi EASE adalah Antartic Breeze – Save the World Together yang sesuai dengan
tema dari program EASE yaitu perdamaian dunia. Rendering merupakan proses akhir
dari keseluruhan proses editing dalam pembuatan video, proses rendering adalah proses
menggabungkan semua scene menjadi satu video agar dapat dibaca oleh berbagai jenis
software. Jenis kompresi rendering yang digunakan adalah H.264 karena memberikan
kualitas video yang baik dengan ukuran file yang lebih rendah.
13
4. Pembahasan
Hasil dari video informasi ini adalah bentuk video dengan durasi 4 menit 30 detik
yang memuat berbagai informasi mengenai program EASE untuk mengedukasi
mahasiswa UKSW sehingga mahasiswa dapat tertarik untuk mengikuti EASE. Video
informasi EASE menggunakan sinematografi yang menarik dengan tambahan infografis
untuk memperjelas informasi yang disampaikan oleh narasi. Tampilan awal dari video
informasi adalah opening video. Tampilan opening video dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Opening video
Opening video menampilkan clip video yang memperkenalkan tentang kota
Salatiga, Indonesia sebagai salah tempat penyelenggaran EASE pada tahun ganjil. Video
opening menggunakan jenis shot extreme wide shot yang digunakan untuk
memperkenalkan lingkungan sekitar dari lokasi adegan. Wide shot bundaran kota
Salatiga dan UKSW digunakan untuk menekankan kejelasan lokasi pelaksanaan EASE.
Timelapse ditambahkan pada bagian opening untuk memberikan gambar yang lebih
detail dan menarik dari suasana Salatiga dan UKSW. Pembukaan video informasi diikuti
oleh pengenalan tentang program EASE. Tampilan selanjutnya adalah tampilan
pengenalan mahasiswa KGU. Tampilan pengenalan talent mahasiswa KGU dapat dilihat
pada gambar 9.
Gambar 9. Pengenalan mahasiswa KGU
Mahasiswa KGU yang baru datang ke UKSW dengan menggunakan jenis shot
medium close up dan pergerakan kamera left to right. Medium close up bertujuan untuk
menunjukan lebih detail gerakan tubuh dari kedatangan mahasiswa KGU. Mahasiswa
KGU menggunakan kostum kimono yang merupakan pakaian tradisional Jepang agar
dapat merepresentasikan orang Jepang. Tampilan berikutnya adalah tampilan informasi
waktu dan tempat pelaksanaan EASE, tampilan informasi tempat dan waktu
penyelenggaraan EASE dapat dilihat pada gambar 10.
14
.
Gambar 10. Tampilan informasi tempat dan waktu penyelenggaraan EASE
Narasi dan text menjelaskan waktu dan lokasi penyelenggaran EASE tiap
tahunya. Tampilan ini menggunakan jenis shot long shot agar lingkungan kampus
UKSW dapat terlihat secara detail. Tampilan selanjutnya berisi tentang pengenalan
singkat dari 3 komponen EASE yaitu art, study, dan visit. Pengenalan singkat 3
komponen EASE dapat dilihat pada gambar 11.
.
Gambar 11. Pengenalan singkat 3 komponen EASE
Tampilan pengenalan singkat 3 komponen EASE merupakan pengenalan
komponen EASE sebelum penjelasan informasi yang lebih lengkap dari komponen
EASE. Pengenalan 3 komponen singkat menggunakan penggabungan 3 clip video yang
mewakili art, study, and visit. Tampilan selanjutnya adalah pengenalan kantor BKHI dan
mahasiswa UKSW. Tampilan pengenalan kantor BKHI dan mahasiswa Indonesia dapat
dilihat pada gambar 12.
.
Gambar 12. Pengenalan kantor BKHI dan pengenalan mahasiswa UKSW
Tampilan ini menceritakan kedatangan mahasiswa Jepang di kantor BKHI yang
disambut oleh mahasiswa Indonesia, mahasiswa Indonesia menggunakan pakaian batik
agar dapat merepresentasikan budaya Indonesia. Tampilan ini menggunakan jenis shot
medium long shot yang bertujuan untuk menunjukan suasana dari kantor BKHI secara
15
jelas. Tampilan selanjutnya adalah tampilan informasi komponen culture dan study.
Tampilan informasi komponen culture dan study dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Tampilan komponen culture dan study
Tampilan ini menceritakan mahasiswa UKSW dan KGU saling berinteraksi satu
sama lain melalui 3 komponen program EASE. Medium shot pada saat mahasiswa
menggambar kanji dan memasak masakan khas Jepang yang merepresentasikan
komponen culture pada program EASE. Long shot digunakan saat presentasi pendidikan
yang menceritakan komponen study pada program EASE agar dapat menunjukan semua
mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran secara detail. Tampilan selanjutnya
adalah tampilan informasi mengenai komponen visit program EASE. Tampilan
komponen visit dapat dilihat pada gambar 14.
Gambar 14. Informasi mengenai komponen culture dan study
Tampilan ini menceritakan informasi dari komponen visit. Wide shot digunakan
untuk menunjukan secara lengkap suasana lokasi candi yang akan dikunjungi, medium
shot digunakan saat mahasiswa menikmati kunjungan di museum agar dapat menunjukan
eskpresi dari mahasiswa dengan detail. Wide shot dengan posisi high angle digunakan
untuk memperjelas suasana keseluruhan dari lokasi. Tampilan berikutnya adalah
tampilan persiapan cultural performance dari kegiatan EASE, tampilan persiapan
cultural performance dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Persiapan cultral performance
Tampilan ini menceritakan persiapan cultural pergormance yang dilakukan oleh
mahasiswa indonesia yang diikuti oleh cultural performance yang menceritakan hasil
16
dari latihan peserta EASE. Tampilan ini menggunakan jenis shot long shot agar tarian
yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat latihan dan tampil terlihat jelas. Tampilan
selanjutnya adalah informasi jumlah alumni EASE menggunakan jenis shot medium shot
agar monumen EASE dan suasana disekitar monumen EASE dapat terlihat dengan jelas,
tampilan informasi jumlah alumni EASE dapat dilihat pada gambar 16.
Gambar 16. Informasi jumlah alumni EASE
Tampilan ini memperlihatkan monument EASE menggunakan jenis shot medium
shot, dengan infografis jumlah alumni EASE. Tampilan diikuti dengan nisan yang
bertuliskan nama alumni EASE dari tahun 1977 yang di rekam dengan gerakan kamera
pod down. Pod down digunakan untuk menunjukan nisan dari seluruh alumni EASE
secara detail. Tampilan selanjutnya adalah kriteria dari peserta EASE, tampilan kriteria
peserta EASE dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 17. Tampilan Kriteria peserta EASE
Tampilan ini menceritakan informasi kriteria peserta EASE menggunakan jenis
shot medium long shot untuk menunjukan lokasi sekitar. Lokasi yang digunakan pada
penampilan kriteria adalah kampus UKSW. Pengambilan gambar menggunakan jenis
shot medium shot untuk menunjukan interaksi antara mahasiswa UKSW dan KGU agar
ekspresi mahasiswa dapat terlihat detail. Tampilan Selanjutnya adalah penutup dari video
EASE, Tampilan ini menunjukan pelepasan burung merpati putih didepan monumen
EASE menggunakan jenis shot wide shot dengan high angle agar dapat menunjukan
lingkungan sekitar dari monumen EASE. Setelah burung merpati dilepaskan, pergerakan
kamera track out digunakan sehingga tampilan menjadi wide shot, wide shot digunakan
untuk menunjukan lokasi kampus UKSW secara keseluruhan diikuti dengan transisi putih
dengan logo EASE logo BKHI, dan informasi kontak dari kantor BKHI. tampilan
penutup video EASE dapat dilihat pada gambar 18.
17
Gambar 18. Penutup video EASE
Hasil perancangan ini dapat digunakan oleh BKHI UKSW sebagai salah satu
media informasi. Video diimplementasikan secara online dengan cara diunggah melalui
media sosial melalui akun Youtube dari pihak BKHI UKSW agar dapat diakses oleh
mahasiswa UKSW. Implementasi dari video informasi EASE dapat dilihat pada gambar
19.
Gambar 19. Implementasi Video EASE
Implementasi nantinya juga dilakukan secara offline pada saat BKHI mengadakan
program-program seperti info session, open house, dan program-program lainya yang
berhubungan dengan penyampaian informasi mengenai EASE.
Pengujian Video Informasi ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
dengan melakukan wawancara kepada Ibu Frances Sinanu selaku Direktur BKHI UKSW
untuk melihat kelayakan video informasi, jalan cerita, konten video informasi, dan pesan
yang disampaikan video informasi. Dari hasil pengujian didapatkan data bahwa
perancangan video informasi EASE sudah baik. Penggunaan animasi singkat untuk
menjelaskan informasi tentang EASE menjadi daya tarik dari video informasi karena
unik dan menarik. Informasi yang disampaikan sudah benar dan pesan dari video
informasi EASE sudah jelas. Keseluruhan jalan cerita pada video informasi sudah layak
untuk digunakan sebagai media informasi EASE.
Pengujian kedua dilakukan wawancara kepada Ibu Sih Natalia Sukmi, S.Sos.,
M.I.Kom sebagai akademisi yang pakar dalam bidang sinematografi, untuk melihat
kelayakan dari teknik sinematografi, teknik editing, background sound, kejelasan suara
dan pesan yang disampaikan oleh video. Dari hasil pengujian didapatkan data bahwa
video informasi sudah baik, pesan yang disampaikan oleh video sudah dapat dimengerti.
Penataan scene dari video sudah sesuai dan layak, begitu juga dengan teknik editing
seperti cut to cut, dan warna video informasi sudah menarik. Namun beberapa animasi
18
2D dan teks yang ditampilkan memiliki durasi yang terlalu cepat ada baiknya beberapa
animasi dan teks yang ditampilkan memiliki durasi yang sedikit lebih lama. Beberapa
bagian video yang pergerakan kamera tilting agar dapat diperbaiki lagi. Tapi secara
kesuluruhan video informasi sudah menarik dan sesuai untuk digunakan sebagai media
yang menginformasikan EASE.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa Perancangan Video Informasi
East Asia Student Encounter telah menyampaikan informasi mengenai EASE di kampus
UKSW. Dimana alur cerita dari video informasi menggambarkan rangkaian kegiatan
program EASE dilengkapi dengan informasi-informasi mengenai sejarah EASE, jumlah
alumni, testimoni yang mengajak mahasiswa UKSW agar dapat mengikuti EASE, serta
kontak info dari pihak BKHI selaku penyelenggara EASE. Video informasi dapat
diakses kapan saja dengan mudah oleh mahasiswa karena diimplementasikan melalui
media online dan dapat digunakan pada kegiatan offline yang diselenggarakan oleh
BKHI, seperti open house, presentasi, dan kegiatan lainya. Sehingga melalui video
informasi EASE mahasiswa dapat mengetahui EASE dengan benar dan jelas dengan
proses penyampaian yang menarik.
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Center for International Education and Cooperation.
https://global.kwansei.ac.jp/academics/academics_203288.html.
Diakses pada 7 Maret 2018.
[2] Fadhli, M. (2016). Pengembangan Pembelajaran Berbasis Video
Informasi Kelas iv Sekolah Dasar. Jurnal Dimensi Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(1), 24-33.
[3] Christiani, Irma. Perancangan Video Infografis dengan menggunakan
Animasi 2D sebagai Media Pengenalan Sejarah Perkembangan FTI
UKSW. Diss. Program Studi Desain Komunikasi Visual FTI-UKSW,
2015.
[4] International UKSW. http://international.uksw.edu/index.php/ease-4/.
Diakses pada 16 Juli 2018.
[5] Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital - Dasar Teori dan
Pengembangannya. Yogyakarta : Andi.
[6] Munir. 2012. Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
[7] Lankow, J., Ritchie, J., & Crooks, R.(2012). Infographics: The Power
of Visual Storytelling. New Jersey: Wiley.
[8] Miyarso, Estu. Peran Penting Sinematografi dalam pendidikan pada
era teknologi Informasi & Komunikasi. Majalah Pendidikan (2011).
[9] Marshall, Catherine. 1995. Designing Qualitative Research. New
Bury: Sage Publication.
[10] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
[11] Sarwono, Jonathan dan Lubis. 2007. Metode Riset untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
[12] Brown, Blain. 2013. Cinematography: Theory and Pranctic. Taylor
dan Francis.
[13] Sutisno, P.C.S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi
dan Video. Jakarta: PT Grasindo.
[14] Tumminello, Wendy. 2005. Exploring Storyboarding. Canada:
Thomson/ Delmar Learning.
[15] Anindita, M., & Riyanti, M. T. (2016). Tren Flat Design Dalam
Desain Komunikasi Visual. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan
Desain, 1(1), 1-14.