perancangan ulang visual buku ragam …thesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-01463-ds...

14
PERANCANGAN ULANG VISUAL BUKU RAGAM HIAS SUKU DAYAK ”HORNBILL AND DRAGON” KARYA BERNARD SELLATO Priscilla Mayang Novelina 1200995300 08 PCU Universitas Bina Nusantara Jl Kebon Jeruk Raya No.5 Rawa Belong Jakarta 11530 Tlp. 085695416725 email : [email protected] Dosen Pembimbing : Untung Adha Saryanto, S.Sn ABSTRAK PENDAHULUAN Bila dilihat dari macam-macam budayanya, mungkin Indonesia adalah Negara paling kaya dibandingkan Negara lain. Indonesia adalah Negara yang terdiri dari banyak pulau, dimana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda pula. Hal ini membuat kebudayaan Indonesia beraneka ragam. Kebudayaan itu sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari kehidupan sosial, bahasa, kesenian, dongeng atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki kebudayaan-kebudayaan itu dengan ciri khas masing-masing. Macam-macam budaya ini berkaitan erat dengan ras dan suku bangsa. Salah satunya Suku Dayak di Kalimantan. Suku Dayak terkenal akan motif ukirannya. Tidak ada yang menyangkal bahwa ukiran Kalimantan punya keindahan setara dengan ukiran Bali, Jepara atau ukiran lain di Indonesia. Motif etnik yang menjadi daya tariknya, membuat ukiran tersebut jadi primadona para wisatawan luar maupun dalam negeri. Ukiran tersebut biasanya dijadikan penghias pada berbagai barang khas Kalimantan, yaitu Mandau (Senjata Tradisional), Sumpit, Tameng, Peti Ulin, Gasing, Cenderamata, Patung, Meja, Kursi, Bingkai, Kusen dan Daun Pintu, dn lain sebagainya. Beberapa petinggi Suku Dayak mengatakan mereka mengukir atas kehendak betara. Ada petinggi yang mengatakan ukiran itu berasal dari dewa-dewa perang. Ukiran Kalimantan dibuat dari kayu ulin. Sejenis kayu yang tumbuh di hutan-hutan Kalimantan. Sifat kayu ini hampir sama dengan kayu jati di Pulau Jawa, bahkan lebih kuat, keras dan tahan lama hingga bisa mencapai ratusan tahun. Kayu ulin kini termasuk langka dan susah ditemukan di hutan tropis Kalimantan. Suatu barang yang dibuat dengan ukiran Kalimantan bisa dibilang sebagai sebuah karya seni berkualitas tinggi. Harga jualnya pun cukup tinggi. Tidak hanya berbahankan kayu yang terbilang langka, seni ukiran Kalimantan juga mendongkrak nilai jualnya. Ukiran Kalimantan sebenarnya bisa saja dibuat tidak menggunakan kayu Ulin. Jenis kayu seperti kayu jati, kapur, atau meranti juga bisa dijadikan bahan ukiran. Hanya saja, harga jualnya tidak akan setinggi kayu Ulin. Karena suku Dayak merupakan masyarakat yang hidup di hutan-hutan Kalimantan, motif ukirannya pun sering mengambil bentuk alam. Yaitu tumbuhan, satwa, serta berbagai simbol kepercayaan mereka. Motif ukiran yang biasa dibuat berbentuk pohon, kembang, dan beragam jenis hewan. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin memperkenalkan beragam macam motif ukiran Suku Dayak dengan mengangkatnya ke dalam sebuah publikasi buku dengan visual yang lebih menarik dan tidak membosankan. METODE PENELITIAN

Upload: trancong

Post on 17-Sep-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANCANGAN ULANG VISUAL BUKU RAGAM HIAS SUKU DAYAK

”HORNBILL AND DRAGON” KARYA BERNARD SELLATO

Priscilla Mayang Novelina 1200995300 08 PCU

Universitas Bina Nusantara

Jl Kebon Jeruk Raya No.5 Rawa Belong Jakarta 11530 Tlp. 085695416725 email : [email protected]

Dosen Pembimbing : Untung Adha Saryanto, S.Sn

ABSTRAK

PENDAHULUAN Bila dilihat dari macam-macam budayanya, mungkin Indonesia adalah Negara paling kaya dibandingkan Negara lain. Indonesia adalah Negara yang terdiri dari banyak pulau, dimana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda pula. Hal ini membuat kebudayaan Indonesia beraneka ragam. Kebudayaan itu sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari kehidupan sosial, bahasa, kesenian, dongeng atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki kebudayaan-kebudayaan itu dengan ciri khas masing-masing. Macam-macam budaya ini berkaitan erat dengan ras dan suku bangsa. Salah satunya Suku Dayak di Kalimantan. Suku Dayak terkenal akan motif ukirannya. Tidak ada yang menyangkal bahwa ukiran Kalimantan punya keindahan setara dengan ukiran Bali, Jepara atau ukiran lain di Indonesia. Motif etnik yang menjadi daya tariknya, membuat ukiran tersebut jadi primadona para wisatawan luar maupun dalam negeri. Ukiran tersebut biasanya dijadikan penghias pada berbagai barang khas Kalimantan, yaitu Mandau (Senjata Tradisional), Sumpit, Tameng, Peti Ulin, Gasing, Cenderamata, Patung, Meja, Kursi, Bingkai, Kusen dan Daun Pintu, dn lain sebagainya. Beberapa petinggi Suku Dayak mengatakan mereka mengukir atas kehendak betara. Ada petinggi yang mengatakan ukiran itu berasal dari dewa-dewa perang. Ukiran Kalimantan dibuat dari kayu ulin. Sejenis kayu yang tumbuh di hutan-hutan Kalimantan. Sifat kayu ini hampir sama dengan kayu jati di Pulau Jawa, bahkan lebih kuat, keras dan tahan lama hingga bisa mencapai ratusan tahun. Kayu ulin kini termasuk langka dan susah ditemukan di hutan tropis Kalimantan. Suatu barang yang dibuat dengan ukiran Kalimantan bisa dibilang sebagai sebuah karya seni berkualitas tinggi. Harga jualnya pun cukup tinggi. Tidak hanya berbahankan kayu yang terbilang langka, seni ukiran Kalimantan juga mendongkrak nilai jualnya. Ukiran Kalimantan sebenarnya bisa saja dibuat tidak menggunakan kayu Ulin. Jenis kayu seperti kayu jati, kapur, atau meranti juga bisa dijadikan bahan ukiran. Hanya saja, harga jualnya tidak akan setinggi kayu Ulin. Karena suku Dayak merupakan masyarakat yang hidup di hutan-hutan Kalimantan, motif ukirannya pun sering mengambil bentuk alam. Yaitu tumbuhan, satwa, serta berbagai simbol kepercayaan mereka. Motif ukiran yang biasa dibuat berbentuk pohon, kembang, dan beragam jenis hewan. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin memperkenalkan beragam macam motif ukiran Suku Dayak dengan mengangkatnya ke dalam sebuah publikasi buku dengan visual yang lebih menarik dan tidak membosankan.

METODE PENELITIAN

Penulis melakukan riset kisah ragam hias suku Dayak melalui sebuah riset literatur yang menjelaskan ragam hias yang sering digunakan oleh Suku Dayak dalam membuat ukiran pada dinding, perisai, senjata tradisional, tattoo, dan merchandise yang diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang dan hanya digunakan sebagai koleksi pribadi. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat kembali buku ‘Hornbill and

Dragon’ agar tidak hanya menjadi koleksi pribadi tetapi juga dapat dibaca oleh orang banyak. Selain itu juga terdapat metode wawancara yang dijadikan narasumber dari Institut Dayakologi dan suku Dayak itu sendiri untuk mengetahui lebih mendalam tentang ragam hias suku Dayak. Kemudian penulis mengunjungi pusat pembelajaran tentang budaya suku Dayak yang berada di Kalimantan Barat untuk mengetahui lebih mendalam tentang kebudayaan suku Dayak. Tidak lupa penulis juga mencari data literatur tentang sejarah Indonesia dan melakukan beberapa survey kompetitor ditoko buku besar. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan penelitian tersebut adalah,

1. Mahasiswa/i dan Orang Dewasa kisaran umur 21-30 tahun yang merupakan target utama penulis yang menyukai jenis bacaan apapun.

2. Tau dan pernah melihat motif ukiran suku Dayak. 3. Menyukai jenis bacaan baru. Tetapi mereka tidak begitu menyukai buku yang hanya terdapat

tulisan dan minim gambar sehingga bosan untuk membacanya. Adapun hasil bahasannya berupa desai dan detailnya : 1. Cover Buku

Spesifikasi Desain Cover Buku - Material cover dengan Bludru tebal 1.5D x 0.6 mm - Penjilidan dengan hardcover manual - Tekhnik deboss - Ukuran 27 cm x 27 cm x 2 cm

Gambar 5.1 Cover Buku

2. Tipografi Cover Buku Tipografi yang digunakan dalam pembuatan cover buku Hornbill and Dragon menggunakan satu jenis typeface, yaitu Sell Your Soul.

3. Warna Cover Buku

4. Spread Divider Spread Divider adalah pembatas bab. Pada buku Hornbill and Dragon setiap bab memiliki warna dan ilustrasi yang berbeda tergantung kepada pembahasan bab itu sendiri.

Gambar 5.2 Spread Divider

5. Spread Isi Buku

Gambar 5.3 Spread Isi Buku

6. Grid System Layout buku ini menggunakan sistem modular grid, dimana setiap spreadnya, teks terstruktur pada grid. Alignment yang digunakan 90% menggunakan rata kiri untuk menghilangkan kesan kaku, walaupun ada diantaranya yang menggunakan rata kanan. 7. Tipografi Isi Buku Tipografi yang digunakan dalam isi buku ini menggunakan satu jenis typeface saja dengan berbagai macam jenis style.

• Helvetica Neue Regular

• Helvetica Neue Bold

• Helvetica Neue Light

• Sell Your Soul Regular

8. Poster Promosi Buku Poster merupakan item pendukung utama untuk promosi buku. Hasil desain poster promosi tersebut berukuran 420 mm x 600 mm.

Gambar 5.4 Poster Promosi Buku

9. Kemasan Buku Buku Hornbill and Dragon didukung dengan kemasan yang terbuat dari kotak dengan desain motif yang berupa line dan berfungsi tidak hanya untuk melindungi buku tetapi juga dapat digunakan sebagai media promosi pendukung.

Gambar 5.5 Kemasan Buku

10. Item Tambahan Item tambahan yang dipakai guna mendukung buku ini adalah pembatas buku. Pembatas buku yang bergambar motif ukiran teku, notebook dan goodie bag.

Gambar 5.6 Pembatas Buku

Gambar 5.7 Notebook

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sebagai salah satu suku tertua di Indonesia, suku Dayak memiliki berbagai macam budaya dan adat istiadat, salah satunya adalah ragam hias yang sudah dikenal keindahannya. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menampilkan ragam hias tersebut ke dalam gaya yang lebih modern, baik dari segi ilustrasi maupun kemasan tanpa menghilangkan kesan suku Dayak itu sendiri. Dengan adanya perancangan publikasi buku ini penulis berharap tidak hanya dapat memberikan informasi

mengenai ragam hias suku Dayak tetapi juga dapat mempromosikan suku Dayak itu sendiri kepada masyarakat Indonesia, khususnya bagi pecinta budaya Indonesia sehingga menjadi lebih dikenal dan diterima dengan baik di dalam masyarakat. Saran Mengingat perkembangan teknologi yang semakin luas, diharapakan pendistribusian buku ini tidak hanya dapat dilakukan melalui toko buku besar tetapi juga dapat secara online, agar dapat dinikmati oleh lapisan masyarakat khususnya pecinta kebudayaan Indonesia.

REFERENSI Bernard Sellato. (1995). Hornbill and Dragon: Arts and Culture of Borneo. 2nd Edition. Malaysia: Sun Tree Pub. Bryony Gomez, Palacio and Armin Vit. (2011). Graphic Design Referenced. 2nd Edition. Singapore: Page One Publishing Pte Ltd. Lucienne Roberts. (2011). Grids – Creative Solutions for Graphic Designers. 2nd Edition. United Kingdom: RotoVision SA. Terry Marks. (2006). Color Harmony Layout. 2nd Edition. Singapore: Page One Publishing Pte Ltd. Jeremy Webb. (2010). Basic Creative Photography: Design Principles. New York: Barnes and Nobel.

VISUAL REDESIGN BOOK OF VARIETY OF ORNAMENTAL DAYAK TRIBE

”HORNBILL AND DRAGON” BY BERNARD SELLATO

Priscilla Mayang Novelina 1200995300 08 PCU

Universitas Bina Nusantara

Jl Kebon Jeruk Raya No.5 Rawa Belong Jakarta 11530 Tlp. 085695416725 email : [email protected]

Dosen Pembimbing : Untung Adha Saryanto, S.Sn

ABSTRACT

INTRODUCTION When viewed from a variety of cultures, perhaps Indonesia is a rich country compared to most other countries. Indonesia is a country consisting of many islands, with each island has different ethnic groups also vary. This makes Indonesia diverse culture. Culture itself is very diverse, ranging from social life, language, art, fairy tales or traditions diverse region. Every region in Indonesia, have cultures with characteristics of each. Various kinds of culture is closely related to race and ethnicity. One of these Dayak tribe in Borneo. Dayak tribe famous for its carved motif. No one denies that carved Kalimantan has the beauty equivalent of Balinese carvings, Jepara Indonesia or other engraving. Ethnic motifs to appeal, making carvings such a prima donna of the foreign and domestic travelers. Engraving is usually used as decoration on a variety of typical items Kalimantan, namely Saber (Traditional Weapons), Chopsticks, shield, Peti Ulin, Spinner, Souvenirs, Statues, Tables, Chairs, Frame, frames and door leaves, nd so on. Some of the Dayak leaders say they will carve up Betara. There are officials who said the carvings came from the gods of war. Borneo carving made of ironwood. A type of wood that grows in the forests of Borneo. The nature of this wood similar to teak in Java, even more powerful, tough and durable that it can reach hundreds of years. Ironwood now including rare and hard to find in the rainforest of Borneo. An item made with carved Kalimantan can be regarded as a high quality artwork. Selling price is quite high. Not only berbahankan somewhat rare wood, carving art Kalimantan also boost the resale value. Carving Borneo could have made no use of wood Ulin. Types of wood such as teak wood, lime, or meranti also be used as carving material. It's just that, the selling price will not be as high as Ulin wood. Because the Dayak tribes are people who live in the forests of Borneo, the carved motif was often takes the form of nature. Ie plants, animals, and other symbols of their faith. The usual motive is shaped carving trees, flowers, and various types of animals. Based on this, the author would like to introduce a variety of motives by lifting the Dayak carving into a book publication with a more visually interesting and not boring.

RESEARCH METHODS The author researched the story of the Dayak ornaments through a research literature that describes the decoration that is often used by the Dayak tribe in making carvings on the walls, shields, weapons, tattoo, and merchandise for generations derived from a common ancestor and are used only as a collection of private. Therefore, the authors wanted to take back the book 'Hornbill and Dragon' to not only be a private collection but can also be read by many people. There are also interviews are used as sources of the Institute Dayakologi and Dayak tribes themselves to know more in depth about the Dayak tribe ornamentation. Then the author visited the center for learning about the culture of the Dayak tribe in West

Kalimantan to know more in depth about the Dayak culture. Not forgetting the authors also find literature data on the history of Indonesia and do some surveys competitors in stores ledger.

RESULTS AND DISCUSSIONS Based on these studies is,

1. Students and Adults aged between 21-30 years who are the main target writer who likes any kind of reading.

2. Know and ever see the Dayak motif carvings. 3. Likes new type of reading. But they are not there just like a book with minimal text and photos so

tired to read it. The results of discussions are a design and details : 1. Book cover

Book Cover Design Specifications - Material cover with Bludru 1.5D x 0.6 mm thick - Binding with a hardcover manual - Engineering deboss - Size 27 cm x 27 cm x 2 cm

Picture 5.1 Book Cover

2. Typography Book Cover Typography used in the manufacture of Hornbill and Dragon book cover using a single type of typeface, the Sell Your Soul.

3. Color Book Cover

4. Spread Divider Spread Divider is limiting chapters. Hornbill and Dragon on the book each chapter has a different color and illustrations depending on the discussion of the chapter itself.

Picture 5.2 Spread Divider

5. Spread the contents of the book

Pictruer 5.3 Spread The Contents of The Book

6. Grid System The layout of this book uses a modular grid system, where each spreads, structured text on the grid. Alignment is used 90% using the left to remove the impression of rigid, despite them using the right flat. 7. Typography Book Content Typography used in this book use only one type typeface with a variety of styles.

• Helvetica Neue Regular

• Helvetica Neue Bold

• Helvetica Neue Light

• Sell Your Soul Regular

8. Promotional Poster Book Poster is a major supporter items for book promotion. The results of that campaign poster design measuring 420 mm x 600 mm.

Picture 5.4 Promotional Poster Book

9. Packaging Books Hornbill and Dragon book is supported with packaging made from a box with a design motif in the form of line and serves not only to protect the books but can also be used as a media campaign supporters.

Picture 5.5 Packaging Book

10. Additional item Additional items were used to support this book is a bookmark. Picture bookmarks carved motif Teku, notebooks and goodie bag.

Picture 5.6 Bookmark

Picture 5.7 Notebook

CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS Conclusions Sebagai salah satu suku tertua di Indonesia, suku Dayak memiliki berbagai macam budaya dan adat istiadat, salah satunya adalah ragam hias yang sudah dikenal keindahannya. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menampilkan ragam hias tersebut ke dalam gaya yang lebih modern, baik dari segi ilustrasi maupun kemasan tanpa menghilangkan kesan suku Dayak itu sendiri.

Dengan adanya perancangan publikasi buku ini penulis berharap tidak hanya dapat memberikan informasi mengenai ragam hias suku Dayak tetapi juga dapat mempromosikan suku Dayak itu sendiri kepada masyarakat Indonesia, khususnya bagi pecinta budaya Indonesia sehingga menjadi lebih dikenal dan diterima dengan baik di dalam masyarakat. Suggestions Mengingat perkembangan teknologi yang semakin luas, diharapakan pendistribusian buku ini tidak hanya dapat dilakukan melalui toko buku besar tetapi juga dapat secara online, agar dapat dinikmati oleh lapisan masyarakat khususnya pecinta kebudayaan Indonesia.

REFERENCES Bernard Sellato. (1995). Hornbill and Dragon: Arts and Culture of Borneo. 2nd Edition. Malaysia: Sun Tree Pub. Bryony Gomez, Palacio and Armin Vit. (2011). Graphic Design Referenced. 2nd Edition. Singapore: Page One Publishing Pte Ltd. Lucienne Roberts. (2011). Grids – Creative Solutions for Graphic Designers. 2nd Edition. United Kingdom: RotoVision SA. Terry Marks. (2006). Color Harmony Layout. 2nd Edition. Singapore: Page One Publishing Pte Ltd. Jeremy Webb. (2010). Basic Creative Photography: Design Principles. New York: Barnes and Nobel.