perancangan station id rtv henry wijaya1, agung eko

20
PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358 PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya 1 , Agung Eko Budiwaspada 2 , Agus Nugroho U. 3 Abstract In the era of a very limited television industry, television stations need a strategy to seize a selective audience in accordance with the target audience to reach the various audience structures in the community. Rajawali Television as a television company that was established in 2014 and has been airing for 3 years, until now Rajawali has reached the fifth position in Nielsen share rating. In reaching the highest position and able to survive is not easy, a television requires a reminder of identity to the target audience known as station identity. Problems that occur until now RTV has not had id station that aired and aired as a step to maintain and increase sales of this television company. The design of a station identity also requires deep thinking in order to create a station identity that is able to answer the problem. Designing the appropriate station identity, requires several platforms as a reference in the design tailored to the needs. Positioning and differentiation are the foundations used in designing this work, the selection of the two foundations has been adapted to the needs of RTV through the data already obtained. The foundation is applied with appropriate design methods in designing station identity, MDLC (Multimedia Development Life Cycle) becomes an option in designing RTV station identity. The resulting station identity will be distributed to several output media as needed, so that more can be maximized its use Keywords: television, station identity, positioning, differentiation, identity. Abstrak Pada era industi televisi yang sangat ketat menyebabkan stasiun televisi membutuhkan strategi merebut penonton yang selektif sesuai dengan target audiens demi menjangkau struktur-struktur penonton yang beragam dalam masyarakat. Rajawali Televisi sebagai sebuah perusahaan televisi yang berdiri pada tahun 2014 dan telah mengudara selama 3 tahun, hingga saat ini Rajawali telah mencapai posisi ke-6 dalam share rating Nielsen. Dalam mencapai posisi tertinggi dan mampu bertahan tidaklah mudah, sebuah televisi memerlukan pengingat identitas kepada target audiens yang dikenal sebagai station identity. Permasalahan yang terjadi hingga saat ini RTV belum memiliki stasiun id yang tayang dan mengudara sebagai langkah menjaga dan meningkatkan penjualan perusahaan televisi ini. Perancangan sebuah station identity juga memerlukan pemikiran yang dalam demi menciptakan sebuah station identity yang mampu menjawab permasalahan tersebut. Merancang station identity yang tepat guna, memerlukan beberapa landasan sebagai acuan dalam perancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Positioning dan diferensiasi merupakan landasan yang digunakan dalam merancang karya ini, pemilihan dua landasan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan RTV melalui data yang telah didapat. Landasan tersebut diaplikasikan dengan metode perancangan yang sesuai dalam merancang station identity, MDLC (Multimedia Development Life Cycle) menjadi pilihan dalam merancang station identity RTV. Adapun 1 Mahasiswa Magister Desain Produk FSRD Universitas Trisakti, e-mail: [email protected] 2 Staf Pengajar Magister ITB – Magister Usakti 3 Staf Pengajar Magister Usakti, e-mail: [email protected] 339

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

PERANCANGAN STATION ID RTV

Henry Wijaya1, Agung Eko Budiwaspada2, Agus Nugroho U.3

Abstract In the era of a very limited television industry, television stations need a strategy to seize a selective audience in accordance with the target audience to reach the various audience structures in the community. Rajawali Television as a television company that was established in 2014 and has been airing for 3 years, until now Rajawali has reached the fifth position in Nielsen share rating. In reaching the highest position and able to survive is not easy, a television requires a reminder of identity to the target audience known as station identity. Problems that occur until now RTV has not had id station that aired and aired as a step to maintain and increase sales of this television company. The design of a station identity also requires deep thinking in order to create a station identity that is able to answer the problem. Designing the appropriate station identity, requires several platforms as a reference in the design tailored to the needs. Positioning and differentiation are the foundations used in designing this work, the selection of the two foundations has been adapted to the needs of RTV through the data already obtained. The foundation is applied with appropriate design methods in designing station identity, MDLC (Multimedia Development Life Cycle) becomes an option in designing RTV station identity. The resulting station identity will be distributed to several output media as needed, so that more can be maximized its use Keywords: television, station identity, positioning, differentiation, identity. Abstrak Pada era industi televisi yang sangat ketat menyebabkan stasiun televisi membutuhkan strategi merebut penonton yang selektif sesuai dengan target audiens demi menjangkau struktur-struktur penonton yang beragam dalam masyarakat. Rajawali Televisi sebagai sebuah perusahaan televisi yang berdiri pada tahun 2014 dan telah mengudara selama 3 tahun, hingga saat ini Rajawali telah mencapai posisi ke-6 dalam share rating Nielsen. Dalam mencapai posisi tertinggi dan mampu bertahan tidaklah mudah, sebuah televisi memerlukan pengingat identitas kepada target audiens yang dikenal sebagai station identity. Permasalahan yang terjadi hingga saat ini RTV belum memiliki stasiun id yang tayang dan mengudara sebagai langkah menjaga dan meningkatkan penjualan perusahaan televisi ini. Perancangan sebuah station identity juga memerlukan pemikiran yang dalam demi menciptakan sebuah station identity yang mampu menjawab permasalahan tersebut. Merancang station identity yang tepat guna, memerlukan beberapa landasan sebagai acuan dalam perancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Positioning dan diferensiasi merupakan landasan yang digunakan dalam merancang karya ini, pemilihan dua landasan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan RTV melalui data yang telah didapat. Landasan tersebut diaplikasikan dengan metode perancangan yang sesuai dalam merancang station identity, MDLC (Multimedia Development Life Cycle) menjadi pilihan dalam merancang station identity RTV. Adapun

1 Mahasiswa Magister Desain Produk FSRD Universitas Trisakti, e-mail: [email protected] 2 Staf Pengajar Magister ITB – Magister Usakti 3 Staf Pengajar Magister Usakti, e-mail: [email protected]

339

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

station identity yang dihasilkan akan didistribusikan kepada beberapa output media sesuai kebutuhan, sehingga semakin dapat dimaksimalkan penggunaannya. Kata kunci: televisi, station identity, positioning, differentiation, identitas

340

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Pendahuluan Perusahaan tidak mungkin lagi memaksa kepada pelanggan untuk mengenal atau bahkan menikmati produk mereka pada era sekarang ini yang telah bergerak menuju Era of Choices. Pada masa ini perusahaan harus memiliki kredibilitas yang sudah bisa terlihat melalui identitas perusahaan itu sendiri. Identitas perusahaan diartikan sebagai consensus (kesepakatan bersama yang telah melalui proses yang panjang) tentang “siapa kita sebagai suatu organisasi”, dalam identitas perusahaan terdapat consensus yang jelas untuk menjadikan pembeda antara satu dan lainnya. Definisi lainnya mengenai identitas perusahaan adalah sebagai suatu kumpulan karakteristika suatu perusahaan yang saling tergantung, memberikan spesifitas, dan stabilitas, sehingga mampu dikenal. Strategi pemasaran dibutuhkan dalam mensosialisasikan identitas perusahaan kepada khalayak luas (target pasar), sehingga perusahaan mampu menguasai benak konsumen dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan. Strategi ini dikenal dengan positioning yang bertujuan untuk mengarahkan pelanggan secara kredibel. Positioning adalah tentang bagaimana membangun rasa kepercayaan, percaya diri dan kompetensi untuk pelanggan, dengan adanya unsur tersebut pelanggan akan merasakan kehadiran perusahaan atau produk dalam benak mereka. Oleh karena pelanggan tidak dapat dikelola, maka perusahaan harus mengarahkan para pelanggan. Menurut Yoram Wind, mendefinisikan positioning sebagai “reason for being”, positioning adalah tentang mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan dalam benak pelanggan. Berdasarkan pemahaman tersebut bisa disimpulkan positioning adalah tentang mendapatkan kepercayaan pelanggan, menciptakan sebuah eksistensi yang melekat di benak pelanggan dan memimpin mereka secara kredibel. Identitas perusahaan yang telah direncanakan harus dapat dicitrakan melalui image grafis yang mampu mewakilkan segala aspek positioning dan diferensiasi. Pembuatan grafis untuk sebuah perusahaan harus dapat bersifat komunikatif menyampaikan pesan yang tersimpan kedalam benak para pelanggan (positioning) berdasarkan visual. Logo atau brand yang telah berhasil dibuat perlu dikemas berdasarkan tujuan perusahaan tersebut, melalui beberapa media output yang ada seperti grafis cetak, grafis bergerak atau video sehingga logo mampu di sosialisasikan sesuai dengan apa yang telah diharapkan.

341

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Station ID “station identifications” juga biasa disebut stings dan network ID adalah sebuah identifikasi atau sebagai tanda stasiun televisi atau jaringan yang sedang berlangsung.4 Stasiun ID biasanya berdurasi singkat berdasarkan slot air time yang terdapat pada tiap-tiap televisi digital maupun televisi jaringan, berdasarkan kontennya stasiun id biasanya memuat logo yang menjadi bagian dari merek perusahaan televisi tersebut. Hadirnya stasiun id pada televisi tidak hanya sebagai identifikasi atau penanda berlangsungnya televisi tersebut namun stasiun id juga sebagai penyampai pesan dan maksud kepada target audiens sehingga tujuan stasiun id sebagai brand awareness tercapai. Kekuatan yang dihadirkan oleh stasiun id yang tepat mampu membuat para target audiens mengingat identitas dari perusahaan televisi, berangkat dari fenomena yang terjadi pada para target audiens membuat perusahaan televisi menampilkan stasiun id masing-masing pada slot air time yang ada. Rajawali Televisi sebagai sebuah perusahaan televisi yang berdiri pada tahun 2014 dan telah mengudara selama 3 tahun, sebelumnya Rajawali TV (RTV) bernama B-Channel yang telah mengudara sejak tahun 2009. Sebagai sebuah stasiun televise RTV telah memiliki identitas visual on air seperti logo, tv bugs identity (logo televisi yang berada di area sudut ketika tayangan mengudara), end page bumper (animasi penutup untuk program maupun promo-promo yang mengudara), warna identitas yaitu silver, ungu dan biru. Permasalahan yang terjadi hingga saat ini RTV belum memiliki stasiun id yang tayang dan mengudara sebagai langkah menjaga dan meningkatkan penjualan perusahaan televisi ini. Sebuah permasalahan yang mendasar karena belum memiliki station identity sebagai salah satu alat dalam bersaing dalam persaingan yang semakin ketat. Sangat disayangkan tanpa dengan adanya station identity, RTV hanya berada posisi ke lima untuk televisi dengan rating berdasarkan Nielsen.5 Pencapaian ini memerlukan sebuah komitmen yang tinggi dalam menjaga dan menyediakan konten yang dibutuhkan target audiens, tetapi tersedianya konten yang baik belum cukup dalam menjaga brand awareness perusahaan ini. Stasiun id dipilih sebagai langkah yang tepat dalam menjaga identitas perusahaan; dengan adanya stasiun id yang dirancang dengan baik dan cermat diharapkan mampu menarik dan melekat pada target audiens dan juga mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi perusahaan. Sehingga dengan adanya station identity RTV

4 Motion Graphic design applied history and aesthetics oleh Jon Krasner 2008, Elvesier Burlinggton USA halaman 33

5 http://www.nielsen.com/id/en.html

342

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

mampu lebih bersaing dengan televisi lainnya, dan peluang akan menduduki posisi yang lebih tinggi dalam periode selanjutnya. Rumusan Masalah Bagaimana merancang station identity yang sesuai dengan nilai identitas perusahaan secara positioning dan diferensiasi? Maksud Dan Tujuan Perancangan Menghasilkan karya station identity yang sesuai dengan nilai identitas perusahaan secara positioning dan diferensiasi. Manfaat Perancangan Manfaat perancangan ini terbagi dua bagian; yakni manfaat praktis dan manfaat intelektual. Manfaat praktis menjawab permasalahan dari perusahaan sehingga perusahaan dapat memiliki station identity yang dapat digunakan untuk bersaing dalam menarik audiens, sedangkan manfaat intelektual agar metode perancangan dan karya hasil dapat digunakan sebagai acuan referensi dalam membuat karya multimedia selanjutnya. Studi Pustaka 1. Identitas Perusahaan Identitas perusahaan diartikan sebagai consensus (kesepakatan bersama yang telah melalui proses yang panjang) tentang “siapa kita sebagai suatu organisasi”, dalam identitas perusahaan terdapat consensus yang jelas untuk menjadikan pembeda antara satu dan lainnya.6 Definisi lainnya mengenai identitas perusahaan adalah sebagai suatu kumpulan karakteristika suatu perusahaan yang saling tergantung, memberikan spesifitas, dan stabilitas, sehingga mampu dikenal. 2. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran dibutuhkan dalam mensosialisasikan identitas perusahaan kepada khalayak luas (target pasar), sehingga perusahaan mampu menguasai benak konsumen dengan apa yang ditawarkan oleh perusahaan. Strategi ini dikenal dengan positioning yang bertujuan untuk mengarahkan pelanggan secara kredibel. Positioning adalah tentang bagaimana membangun rasa kepercayaan, percaya diri dan kompetensi untuk pelanggan, dengan adanya unsur tersebut

6 Tips dan Trik Public Relations oleh Dr. Ahmad Fuad Afdhal, 2004 Grasindo, Jakarta halaman 54

343

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

pelanggan akan merasakan kehadiran perusahaan atau produk dalam benak mereka. Oleh karena pelanggan tidak dapat dikelola, maka perusahaan harus mengarahkan para pelanggan. Menurut Yoram Wind, mendefinisikan positioning sebagai “reason for being”, positioning adalah tentang mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan dalam benak pelanggan.7 Berdasarkan pemahaman tersebut dapat disimpulkan positioning adalah tentang mendapatkan kepercayaan pelanggan, menciptakan sebuah eksistensi yang melekat di benak pelanggan dan memimpin mereka secara kredibel. Produk atau perusahaan tidak semata-mata mudah melekat dalam benak target pasar, produk dengan identitas nya harus benar-benar berbeda (different) dalam hal konten, konteks dan infrastruktur (diferensiasi). Menurut Philip Kotler secara tradisional diferensiasi adalah tindakan merancang perbedaan – perbedaan berarti pada apa yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dapat secara ideal menciptakan sesuatu penawaran yang unik dengan mengkonsentrasikan pada tiga aspek diferensiasi yakni: konten, konteks dan infrastruktur. Jika strategi positioning tidak dilengkapi oleh diferensiasi, perusahaan mungkin akan memberikan janji diatas ekspetasi yang ada (“overpromise under deliver”), hal ini dapat membuat reputasi perusahaan akan jatuh.

3. Brand Strategi Istilah brand atau merek, secara sederhana mengacu pada suatu jaringan asosiasi dalam benak konsumen (Keller, 1993) terhadap sebuah produk, perusahaan organisasi ataupun tempat. Menurut American Marketing Association brand adalah nama, tanda, symbol, desain maupun kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan memberikan diferensiasi dari barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan memberikan diferensiasi dari barang atau jasa penjual yang saling bersaing (dalam Tjiptono dan Chandra, 2012:238). Berdasarkan pengertian tersebut maka pengertian brand atau merek pada dasarnya merujuk pada pesan yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu produk atau jasa. Sebuah merek memiliki beberapa unsur atau identitas, baik yang bersifat tangible seperti nama merek, symbol, slogam, desain grafis dan sebagainya maupun intangible contohnya nilai simbolis, ikatan khusus, kepribadian, citra diri. Oleh karena diarahkan untuk membangun identitas yang

7 On Becoming the Marketing Company oleh Hermawan Kartajaya, 2004 Gramedia, Jakarta halaman 50

344

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

bersifat unik, brand dinilai mampu memberikan diferensiasi dalam persepsi konsumen di antara tawaran produk atau jasa lain yang saling bersaing atau competitor. Dengan demikian brand memiliki peran penting dalam preferensi maupun pilihan konsumen. Merek adalah nama, istilah, logo, tanda atau lambing dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut yang dimaksud untuk mengidentifikasikan barang-barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing. Bill Gates mengatakan bahwa merek adalah salah satu faktir terpenting bagi keberhasilan penguasaan pasar. Merek itu tidak hanya sebuah nama, bukan juga sebuah logo atau symbol, karena merek dapat menjadi paying yang mampu mempresentasikan sebuah pesan yang ingin disampaikan. Merek memiliki juga dikenal sebagai alat yang memiliki kekuatan untuk meningkatkan dan mempertahankan jumlah penjualan.

4. Station Identity Station ID “station identifications” juga biasa disebut stings dan network ID adalah sebuah identifikasi atau sebagai tanda stasiun televisi atau jaringan yang sedang berlangsung.8 Stasiun ID biasanya berdurasi singkat berdasarkan slot air time yang terdapat pada tiap-tiap televisi digital maupun televisi jaringan, berdasarkan kontennya stasiun id biasanya memuat logo yang menjadi bagian dari merek perusahaan televisi tersebut. Hadirnya stasiun id pada televisi tidak hanya sebagai identifikasi atau penanda berlangsungnya televisi tersebut namun stasiun id juga sebagai penyampai pesan dan maksud kepada target audiens sehingga tujuan stasiun id sebagai brand awareness tercapai. Kekuatan yang dihadirkan oleh stasiun id yang tepat mampu membuat para target audiens mengingat identitas dari perusahaan televisi, berangkat dari fenomena yang terjadi pada para target audiens membuat perusahaan televisi menampilkan stasiun id masing-masing pada slot air time yang ada. Menurut Jean Benz dkk menyampaikan bahwa stasiun id harus di tayangkan pada awal tayang dan akhir penayangan di setiap hari, atau bahkan setiap jam berkala di sela jeda penayangan program. Menjadi syarat terutama bagi sebuah Televisi berkelas adalah mempunyai Stasiun ID dengan aura tersendiri (diferensiasi)

8 Motion Graphic design applied history and aesthetics oleh Jon Krasner 2008, Elvesier Burlinggton USA halaman 33

345

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

secara visual.9 Oleh karena itu maka dapat disimpulkan sebuah televisi yang ingin tampil berkelas kepemilikan stasiun id dengan diferensiasi merupakan sebuah keharusan.

5. Animasi Animasi adalah serangkaian gambar yang bergerak dengan cepat secara berkelanjutan yang memiliki hubungan antara satu dan lainnya.10 Definisi serupa menyebutkan animasi adalah suatu gerakan yang dihasilkan oleh proses manipulasi visual, sehingga terjadi perubahan gambar di setiap waktu.11 Sedang definisi animasi secara digital adalah seni membuat gambar bergerak dengan menggunakan alat bantu computer, istilah animasi komputer juga merujuk pada CGI (Computer Generated Imagery / Imaging). 12

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa animasi adalah sebuah usaha atau daya menggerakan sebuah gambar secara berkelanjutan dengan metode manipulasi visual sehingga terjadi perubahan gambar disetiap waktunya; animasi pada saat ini dapat dibuat dengan cara tradisional maupun dengan komputer. Proses animasi tidak berbeda dengan proses pembuatan film, dibutuhkan storyline, storyboard dan eksekusi akhir sesuai dengan buku Animation in Process.

Metode Perancangan 1. Multimedia Development Life Cycle (Mdlc) Melihat dari data yang telah di analisis dan hasil akhir yang akan dicapai, maka metode mengadaptasi dari Multimedia Development Life Cycle (Luther,1994)13 yang terdiri dari enam tahapan, yakni Concept, design, collecting content material, assembly, testing, dan distribution. Keenam tahapan ini dapat dirincikan sebagai berikut sesuai dengan kebutuhan perancangan ini:

9 Legal Guide to Broadcast Law and Regulation 6th Edition oleh Jean W. Benz, Jane E. Mago, dan Jerianne Timmerman, 2015 Focal Press London

10 Buku Latihan 3d Studio Max 9 oleh Yudistira dan Ir. Bayu Adjie, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta halaman 143

11 Editing Video dengan Adobe Premiere Pro CS4 oleh Madcoms,2009 Penerbit Andi Yogyakarta halaman 183

12 Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya oleh Iwan Binanto, 2010 Penerbit Andi Yogyakarta halaman 225

13 Hadi Sutopo, UltimArt Volume III (Jakarta: Universitas Multimedia Nusantara, 2011) 11

346

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Gambar 1. Gambar Adaptasi Metode Multimedia Development Life Cycle

(Sumber : Pribadi, Adaptasi Model MDLC Luther)

2. Concept Perancangan station id RTV ini Mengambil konsep berbeda dengan station id pada umumnya, melihat sudut pandang logo bukan hanya dari luar logo namun dari dalam logo mengarah keluar sampai logo terlihat sepenuhnya. Maksud tujuan dari pengambilan gambar dengan sudut demikian, ingin menunjukkan “sisi dalam” dari RTV, pada area dalam pemilihan elemen design sangat penting oleh karena memvisualkan pesan dari station id dimulai dari awal scene hingga pada akhir scene. Adapun pesan dan nilai yang ingin divisualisasikan adalah “jujur, aman, modern, dan standarisasi perusahaan mengenai logo”. Sebuah station id berfungsi sebagai pengingat, pemberi pesan kepada target audiens, sehingga pemilihan nilai ini didasari dari faktual empiris dan didukung oleh teori. Nilai kejujuran didasari oleh menunjukkan bahwa RTV menampilkan tayangan yang jujur tanpa ada interupsi/faktor yang memihak sebuah golongan ataupun kalangan tertentu, fakta lainnya kejujuran adalah sebuah nilai yang mampu meningkatkan potensi yang tak terkira14, nilai kejujuran juga ditanamkan dimulai dari keluarga15, dimana RTV juga memposisikan diri sebagai sahabat keluarga

14 Built to Bless, Paulus Bambang W. S, 2007 Penerbit Elex Media Komputindo Jakarta 15 Pendidikan Budi Pekerti, Paul Suparno dkk, 2003 Penerbit Kanisius Jakarta

347

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

bagi target audiens. Jujur juga disandingkan dengan rasa aman yang ditampilkan oleh RTV melalui program - program RTV, aman bagi semua umur dengan pengaturan waktu tayang dan selektif dalam memilih program untuk ditayangkan. Modern mewakili RTV yang terbentuk pada era modern dan digital, mengingat bahwa RTV baru berusia tiga tahun; sedangkan untuk standarisasi perusahaan mengenai warna dan logo merupakan turunan dari data yang telah diambil tanpa bisa mengalami perubahan apapun. Elemen yang dipilih dalam hal perancangan karya ini adalah sebagai berikut ini:

a. Logo RTV Sesuai dengan karya yang akan dirancang yakni station identity, sebuah logo perusahaan sebagai identitas perusahaan menjadi unsur penting dalam visualisasi station identity. Visualisasi logo RTV memiliki batasan-batasan sesuai dengan GSM (Graphic Standard Manual) milik RTV. Karya ini tidak akan merubah bentuk tampilan luar dari logo RTV namun akan di eksplorasi lebih jauh pada bagian dalam logo RTV, tujuan dari eksplorasi ini demi memberikan kesan berada didalam RTV. Ruang yang dibentuk didalam logo ini yang akan di eksplorasi sebagai langkah visualisasi dari pesan yang ingin disampaikan. Hal ini menjadi pembeda bagi station identity RTV, ketika perancang lain mencoba eksplorasi melalui ambience luar logo atau hanya proses terbentuknya logo (morphing logo), perancangan ini berbeda karena penampilan wujud visual lebih dominan bagian dalam logo. Langkah ini menjadi solusi untuk menampilkan logo tanpa merubah bentuk dan makna, dibandingkan dengan perubahan logo dari beberapa unsur yang memungkinkan pesan menjadi bias.

b. Kaca Transparan Unsur kaca transparan memiliki arti jernih, jelas, nyata dan mudah dipahami. Kejelasan yang nyata dan mudah dipahami menandakan kejujuran yang tidak ditutupi dan tidak dibuat – buat, apa adanya.16 Penambahan unsur kaca ini bertujuan mewakili nilai kejujuran dan keterbukaan RTV dalam menyampaikan program – program televisi sebagaimana telah dituliskan sebelumnya. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi pihak RTV ketika memvisualisasikan elemen ini dikarenakan oleh karena kejujuran ini pihak RTV mendapatkan beberapa penghargaan langsung oleh KPI dengan beberapa program kategori terbaik, juga

16 Kewarnegaraan 2, Drs Chotib dkk, 2007 Penerbit Yudhistira, Jakarta 49

348

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

mampu membawa RTV pada posisi urutan ke -6 (enam) share rating Nielsen. Visual kaca ini adalah pesan yang ingin disampaikan kepada target audiens, karena tanpa mereka dan kesetiaan mereka terhadap program tayangan televisi RTV dirasa tidak mungkin RTV mampu mendapat penghargaan tersebut.

c. Pergerakan elemen yang dinamis Pergerakan elemen-elemen yang dinamis mewakili nilai kedinamisan dari strategi RTV dalam menayangkan program-program durasi episode pendek yang terbukti berhasil menarik minat target audiens yang selama ini jenuh akan tayangan telestrial dengan durasi episode panjang. Kedinamisan strategi RTV ini menjadi nilai yang akan diwujudkan dalam visual pergerakan elemen station id, dan dirasa menjadi sebuah pesan penting bagi target audiens.

d. Single Cam with Reverse Track

Penggunaan teknik single cam (kamera tunggal) dengan arah mundur, teknik ini merupakan teknik yang tidak mudah dalam dunia sinematografi. Keyakinan akan tidak adanya kesalahan dalam pengambilan gambar dan memberikan komposisi yang maksimal dalam waktu satu take sehingga gambar yang ditampilkan memiliki kejelasan. Seperti halnya teknik tersebut, teknik dalam perancangan ini mewakili pesan keyakinan dan perbedaan serta kembali kepada era dahulu dimana nilai – nilai positif lebih dominan dimiliki pada awal pertelevisian Indonesia.

e. Angkasa dan Cahaya

Visual angkasa dan cahaya memberikan pesan harapan bahwa RTV mampu mengudara setinggi langit di angkasa dan memancarkan cahaya kebaikan bagi para audiens. Seperti halnya pencapaian prestasi yang telah didapatkan oleh RTV hingga saat ini, kebaikan dan program yang menghibur diharapkan semakin maksimal.

3. Design Perancangan desain dalam metode MDLC ini bertujuan untuk membuat acuan sehingga dalam produksi pada tahapan selanjutnya dapat dikerjakan sesuai dengan konsep awal. Dalam melakukan perancangan ini menghasilkan beberapa

349

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

alternatif desain yang menjadi pertimbangan dan penentuan pilihan terbaik serta langkah lain jika ditemukan kendala untuk station identity RTV. Desain untuk station id RTV dibagi menjadi tiga bagian yakni: storyline, storyboard, dan draft animasi (Draft Sequence).

Storyline adalah petunjuk yang digunakan saat proses produksi. Storyline memuat informasi seputar alur pengambilan gambar, objek apa yang menjadi fokus utama, dan suasana apa yang dihadirkan.17 Semua hal yang tertuang pada storyline diungkapkan melalui teks. Adapun storyline untuk station id RTV adalah sebagai berikut: Storyline Station ID RTV - Durasi 10 detik (Video Animasi Grafis 3D)

Tabel 1. Storyline Station Id RTV

(Sumber: Wijaya, 2019)

No. Visual Keterangan 1. Ext : Blackout Sebuah gambaran gelap menggambarkan

kekosongan. 2. Camera Dolly Out to int.

Int: Visual Ruangan Kaca Modern (Rekayasa)

Transisi pintu kaca menutup (Venetian Blind – VB)

Memasuki ruangan kaca dengan cara mundur ditutup oleh pintu kaca yang bergerak dinamis

menutup. Memberikan kesan mengamankan dari luar yang gelap kedalam ruang yang cerah dan

nyaman. 3. Int: Visual ruang kaca yang

bergerak pada sisi nya (slide) Camera Track Out mengikuti

jalur yang berbelok

Pada dalam ruangan kaca terdapat jalur yang sedikit berbelok mengikuti bentuk logo,

sebagaimana ruangan kaca ini adalah bentuk bagian dalam dari logo RTV.

4. Camera Track Out menunju ke Ext.

Kamera akan keluar melalui celah mata logo yang tersorot lampu terkesan menyala.

5. Ext: Visualisasi ruang angkasa

Camera Track Out

Logo mulai tampak sepenuhnya, pada logo bagian mata diberikan sentuhan cahaya.

6 Ext: Visualisasi ruang angkasa

Camera Track Out smooth

Logo terlihat jelas ditambahkan beberapa elemen cahaya, dan elemen gelas refleksi yang

berguna menegaskan logo.

17 Youtube Marketing, Jefferly Helianthusonfri, 2016 Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta

350

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Storyboard adalah representasi visual dari gambar yang akan di produksi, memiliki peranan sama dengan storyline hanya saja storyboard merepresentasikan melalui visual dan ilustrasi18, sehingga menjadi acuan utama dalam produksi lebih akurat. Storyboard untuk perancangan station id RTV adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Storyboard Station Id RTV

(Sumber : Wijaya, 2019)

18 Youtube Marketing, Jefferly Helianthusonfri, 2016 Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta

351

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Gambar 3. Storyboard Station ID RTV

(Sumber: Wijaya, 2019)

Keterangan untuk Storyline dan Storyboard :19 a. Dolly Out / Track Out (TO/DO)

Menggerakan kamera kearah belakang. b. EXT: Exterior

Merupakan bagian dari gambar yang diambil di luar ruangan. c. FX: Efek Visual

Penggambaran efek rekayasa visual. d. INT: Interior

Merupakan bagian dari gambar yang diambil di dalam ruangan.

19 Strategi Perancangan Iklan Televisi, M. Suyanto, 2005 Penerbit Andi Yogyakarta

352

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

e. SLIDE Efek optis yang merupakan perubahan rekayasa visual dengan gerakan menggeser.

f. SWING UP Efek optis yang merupakan perubahan gambar pertama seperti pintu menutup dari luar kemudian muncul gambar kedua.

g. VB: Venetian Blind Efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama ke gambar kedua dengan bantuan objek seperti tirai.

Draft Animasi (Draft Gambar Sequence) adalah representasi visual yang sama dengan storyboard namun dilengkapi dengan time dan perkiraan pergerakan objek, draft animasi berguna untuk menjadi acuan pada proses animasi sehingga dalam proses produksi20, setiap hasil animasi mengacu pada hasil draft animasi. Draft animasi untuk perancangan station id RTV adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Draft Animasi station id RTV (Sumber: RTV/Dokumen Pribadi)

4. Collecting Content dan Assembly (Compositing) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada tahapan ini dua tahapan dapat berjalan bersamaan dikarenakan memiliki keterkaitan. Proses Collecting Content atau pengumpulan aset yang dibutuhkan akan berjalan bersamaan dengan compositing (assembly) karena aset yang digunakan dalam pembuatan station id ini merupakan pembuatan ulang dari aset yang telah ada seperti pembuatan visual tiga dimensi logo RTV, pembuatan aset cahaya yang akan dibuat langsung pada tahapan compositing, dan pembuatan audio sebagai latar musik untuk video.

20 Prinsip Animasi 2D, M. S. Gumelar, 2017 Penerbit An1mage, Banten

353

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Compositing adalah proses menyatukan elemen-elemen audio visual yang terpisah-pisah menjadi sebuah kesatuan.21 Sama halnya dengan pembuatan film live action, teknik menyatukan hasil shooting yang terpisah dengan menggunakan teknik chroma key, pada perancangan ini objek 3D juga terpisah dengan teknik masking format alpha channel akan disatukan dengan elemen lain seperti cahaya buatan, audio, dan adjustment layer sehingga menjadi kesatuan yang harmonis. Pada masa kini banyak software yang dapat digunakan dalam melakukan compositing diantaranya Foundry Nuke, Adobe After Effects, Autodesk Flame, AVID Media Composer, dan banyak lainnya, pada perancangan karya ini menggunakan software Adobe After Effects sebagai pilihan software compositing. Berikut adalah beberapa tampilan yang dilakukan dalam proses compositing dan collecting material.

Gambar 5. Proses pembuatan aset 3D dengan Cinema 4D

(Sumber: RTV/Dokumen Pribadi)

5. Testing (Model) Pada tahapan testing karya akan di ujicoba pada dua model sesuai dengan kebutuhan televisi. Adapun dua model ini yakni; model TV PAL, dan HD digital media sosial. Pada model tv testing dilakukan pada alat iTX Control Master, sedangkan untuk media sosial akan di ujicoba melalui Youtube resmi RTV. Pada tahapan kali ini tidak didapat permasalahan sehingga karya sudah siap untuk ditayangkan secara langsung (status ready on air). Berikut ini merupakan hasil uji coba karya:

21 Animasi 2D, Partono Soenyoto, 2017 Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta

354

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Gambar 6. Testing pada iTX Master Control

(Sumber: RTV/Dokumen Pribadi)

Gambar 7. Testing pada Youtube RTV

6. Spesifikasi Karya (Distribution) Hasil akhir dari karya Station Id ini berupa video (audio visual) dengan pembagian dua output PAL dan HD sesuai dengan kebutuhan penayangan. PAL merupakan format standar untuk televisi Eropa dengan detail perangkat 625 Lines dengan 30 frame per second, cakupan gambar PAL sendiri berukuran 720 x 576 pixel pada aspek rasio D1/DV 1.09 atau 768 x 576 pixel pada aspek rasio square pixel 1.0, berhubung di Indonesia mengadaptasi system PAL maka salah satu output dari karya ini mengadaptasi ukuran dan spesifikasi PAL. Sedangkan output lainnya

355

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

adalah HD yang digunakan untuk keperluan media lain seperti sosial media Youtube, Vimeo, atau layar lebar, adapun cakupan gambar HD berukuran 1920 x 1080 pixel dengan aspek rasio square pixel 1.0 dan 25 frame per second.22 Berikut adalah visual dari detail tersebut:

Gambar 8. Format PAL

(Sumber: RTV/Dokumen Pribadi)

Gambar 9. Format HD

(Sumber: RTV/Dokumen Pribadi)

22 Animasi 2D, Partono Soenyoto, 2017 Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta

356

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U.

Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

Perbedaan dari dua model format tersebut diantaranya; ukuran, area potong dan aspek rasio. Format PAL memiliki area potong yakni area yang akan terpotong oleh mesin penayangan dari MCR (master control) sehingga visual dari karya tersebut pada area potong tidak akan terlihat di layar televisi audiens. Format audio dalam video ini memiliki spesifikasi 48.000khz dengan bitrate 16 bit stereo tanpa kompresi sehingga kualitas audio dapat maksimal terdengar.

Kesimpulan 1. Perancangan station identity yang mendukung identitas perusahaan secara

positioning dan diferensiasi.

Station identity bagi sebuah televisi memiliki peranan yang penting sebagaimana telah dibahas sebelumnya, oleh karena pentingnya hal tersebut maka perancangan station identity harus mendukung identitas perusahaan. Namun demikian tanpa adanya strategi, station identity akan dilupakan dan pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh karena kejamakan yang diterima audiens. Kekuatan dari positioning dan diferensiasi telah dibuktikan pada beberapa penggunaan sebelumnya oleh karya terdahulu oleh beberapa individu / organisasi dalam melakukan penyampaian pesan mulai dari iklan hingga profil perusahaan. Perancangan kali ini memiliki keunikan dan perbedaan tersendiri dibandingkan dengan beberapa station identity televisi lain yang telah mengudara hingga sampai saat ini. Perbedaan dan keunikan inilah yang menjadi kekuatan dalam menyampaikan pesan, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. 2. Faktor penting dalam merancang station identity sebagai pesan visual dari

identitas perusahaan secara khusus Rajawali TV (RTV)

Perancangan station identity untuk RTV memerlukan sebuah riset secara internal dan eksternal, hasil riset yang telah didapat diproses sedemikian rupa sehingga mendapatkan beberapa poin penting untuk menjadi sebuahpesan yang akan divisualisasikan pada karya. Semua hasil poin penting tersebut diolah menggunakan adaptasi metode multimedia development life cycle yang dirasa tepat untuk perancangan kali ini. Hasil dari perancangan ini dirasa sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan telah berjalan dengan sebagaimana mestinya. Namun demikian, station identity ini akan mengalami transformasi seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan sebuah televisi dan perubahan pesan yang ingin divisualisasikan menjadi faktor penting dalam terjadinya transformasi. Oleh

357

PERANCANGAN STATION ID RTV Henry Wijaya, Agung Eko Budiwaspada1, Agus Nugroho U. Jurnal Seni & Reka Rancang Volume 1, No.2, April 2019, pp 339-358

karena itu, metode ini dapat dilanjutkan kembali tanpa harus terlalu jauh mengubah haluan dalam perancangan.

Referensi Afdhal, Ahmad Fuad. 2004. Tips dan Trik Public Relations. Jakarta: Grasindo. Benz, Jean W., Mago, Jane E., dan Timmerman J. 2015. Legal Guide to Broadcast Law

and Regulation 6th Edition. London: Focal Press London. Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya.

Yogyakarta: Penerbit Andi. Cahyaningtyas, June dan Issundari, Sri. 2016. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. Chritton, Susan. Personal Branding for Dummies. Fachruddin, Andi. 2016. Manajemen Pertelevisian Modern. Yogyakarta: Penerbit

Andi Kartajaya, Hermawan. 2004. On Becoming the Marketing Company. Jakarta:

Gramedia. Knapp, Pat Matson. 2001. Designing Corporate Identity. Massachusetsts: Rockport

Publishers. Krasner, Jon. 2008. Motion Graphic Design applied History and Aesthetics. USA:

Elvesier Burlinggton. Madcoms. 2009. Editing Video dengan Adobe Premiere Pro CS4. Yogyakarta: Penerbit

Andi. Pawito, Ph.D. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta. Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia Selby, Andrew. 2009. Animation in Process. USA: Laurence King. Sutopo, Hadi. 2011. UltimArt Volume III. Jakarta: Universitas Multimedia

Nusantara. Suyanto. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta:

Penerbit Andi Yudistira dan Adjie, Bayu. Buku Latihan 3d Studio Max 9. Jakarta: Penerbit PT. Elex

Media Komputindo. Website http://www.nielsen.com/id/en.html

https://i.ytimg.com/vi/KiDIs7wEjrk/maxresdefault.jpg http://rtv.co.id/index.php

358