perancangan stasiun besar kereta api pasar senen, …seminar genap 2016/2017 1 perancangan stasiun...

9
Seminar Genap 2016/2017 1 PERANCANGAN STASIUN BESAR KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT Lini Katahati [email protected] Dr. Suastiwi Triadmojo, M.Des [email protected] Abstract The utilization of railway transportation is starting to be in high demand by society. With the increase of railway users, therefore the improvement of facilities and infrastructure in railway stationis required in order to supporting the convenience and continuity of transportation in big cities. Pasar Senen Station is one of the biggest stations which serving a business class and economy class passenger, along with Commuter Line road trip. The high number of passengers from three classes made the circulation and activities that happened in Pasar Senen Station became dense. In accordance with that, the designing process of Pasar Senen railway station would organize the circulation area by separate both areas, which are commercial area and service area in separated section. It is intended to make efficient the use of spaces and area without removing the building conservation element that existed in Pasar Senen Station. Keywords: Railway Station, Circulation, Conservation Building Abstrak Penggunaan transportasi darat kereta api mulai banyak diminati oleh masyarakat. Dengan meningkatnya pengguna kereta api maka peningkatan sarana dan prasarana di stasiun sangat diperlukan demi menunjang kenyamanan dan kelancaran transportasi di kota-kota besar. Stasiun Pasar Senen merupakan salah satu stasiun besar yang melayani kereta api penumpang kelas bisnis dan ekonomi ac serta sebagian perjalanan kereta rel listrik (Commuter Line). Banyaknya jumlah penumpang dari ketiga kelas tersebut membuat padat sirkulasi dan aktivitas yang terjadi di Stasiun Pasar Senen. Oleh karena itu perancangan Stasiun kereta Api Pasar Senen mengatur sirkulasi area dengan memisahkan kedua area, yaitu area komersial dan pelayanan menjadi bagian tersendiri. Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan penggunaan ruang-ruang dan area tanpa menghilangkan unsur bangunan konservasi yang ada pada Stasiun Pasar Senen. Kata kunci: Stasiun Kereta Api, Sirkulasi, Bangunan Konservasi UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Seminar Genap 2016/2017

    1

    PERANCANGAN STASIUN BESAR KERETA API

    PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

    Lini Katahati

    [email protected]

    Dr. Suastiwi Triadmojo, M.Des

    [email protected]

    Abstract

    The utilization of railway transportation is starting to be in high demand by society.

    With the increase of railway users, therefore the improvement of facilities and

    infrastructure in railway stationis required in order to supporting the convenience and

    continuity of transportation in big cities. Pasar Senen Station is one of the biggest stations

    which serving a business class and economy class passenger, along with Commuter Line

    road trip. The high number of passengers from three classes made the circulation and

    activities that happened in Pasar Senen Station became dense. In accordance with that, the

    designing process of Pasar Senen railway station would organize the circulation area by

    separate both areas, which are commercial area and service area in separated section. It is

    intended to make efficient the use of spaces and area without removing the building

    conservation element that existed in Pasar Senen Station.

    Keywords: Railway Station, Circulation, Conservation Building

    Abstrak

    Penggunaan transportasi darat kereta api mulai banyak diminati oleh masyarakat.

    Dengan meningkatnya pengguna kereta api maka peningkatan sarana dan prasarana di

    stasiun sangat diperlukan demi menunjang kenyamanan dan kelancaran transportasi di

    kota-kota besar. Stasiun Pasar Senen merupakan salah satu stasiun besar yang melayani

    kereta api penumpang kelas bisnis dan ekonomi ac serta sebagian perjalanan kereta rel

    listrik (Commuter Line). Banyaknya jumlah penumpang dari ketiga kelas tersebut membuat

    padat sirkulasi dan aktivitas yang terjadi di Stasiun Pasar Senen. Oleh karena itu

    perancangan Stasiun kereta Api Pasar Senen mengatur sirkulasi area dengan memisahkan

    kedua area, yaitu area komersial dan pelayanan menjadi bagian tersendiri. Hal ini bertujuan

    untuk mengefisienkan penggunaan ruang-ruang dan area tanpa menghilangkan unsur

    bangunan konservasi yang ada pada Stasiun Pasar Senen.

    Kata kunci: Stasiun Kereta Api, Sirkulasi, Bangunan Konservasi

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    2

    PENDAHULUAN

    Kereta api merupakan transportasi darat yang mulai banyak diminati oleh masyarakat.

    Selain karena cepat, juga mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak. Dengan

    meningkatnya pengguna kereta api maka peningkatan sarana dan prasarana di stasiun sangat

    diperlukan demi menunjang kenyamanan dan kelancaran transportasi di kota-kota besar.

    Stasiun Besar Kereta Api Pasar Senen merupakan salah satu stasiun kereta api

    terbesar di Jakarta. Terletak di Senen, Jakarta Pusat, stasiun ini melayani kereta api

    penumpang kelas bisnis dan ekonomi ac dari dan tujuan kota-kota penting dan utama di Pulau

    Jawa, serta sebagian perjalanan kereta rel listrik (Commuter Line). Padatnya aktivitas di

    stasiun ini memerlukan pengembangan juga pembaharuan fisik bangunan dan fasilitas yang

    ada.

    Pada perancangan Stasiun Senen, penulis memisahkan kedua area yaitu area

    komersial dan area pelayanan menjadi bagian tersendiri dengan tujuan fokus pada area

    pelayanan sebagai fungsi utama dari ruang publik. Penulis menerapkan pola pikir Proses

    Desain Inovasi dengan tujuh mode aktivitas yang dikembangkan oleh Vijay Kumar. Hasil

    akhir yang diharapkan adalah teratur nya sirkulasi calon penumpang dan penumpang,

    maksimalnya fungsi ruang dan area, serta meningkatnya kepuasan seluruh pengguna Stasiun

    Besar Kereta Api Pasar Senen terhadap fasilitas yang telah disediakan tanpa menghilangkan

    unsur bangunan konservasi dari Stasiun Pasar Senen sendiri.

    METODE PERANCANGAN

    Proses perancangan yang digunakan ialah menerapkan pola pikir Proses desain

    Inovasi yang dikembangkan oleh Vijay Kumar. Tahap pertama dimulai dengan mengamati

    dan belajar dari faktor-faktor nyata dari situasi di dunia nyata. Kemudian membuat model

    konseptual untuk menyusun ulang masalah dalam cara-cara baru. Setelah itu mengeksplorasi

    konsep-konsep baru dalam istilah-istilah abstrak sebelum mengevaluasi dan

    mengimplementasikan untuk melihat penerimaan hasilnya dalam dunia nyata.

    (Sumber: 101 Design Methods: A structure Approach For Driving Innovation In Your Organization,

    Vijay Kumar, 2012)

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    3

    Terdapat tujuh mode aktivitas dalam pola pikir Proses Desain Inovasi oleh Vijay

    Kumar:

    1. Sense Intent (Memahami Tujuan) Di awal proses ini kita berada dalam lima tahap menentukan dari mana kita

    harus memulai: Mengumpulkan yang terbaru, Memetakan tinjauan, Memetakan

    tren, Menyusun ulang masalah, dan Merumuskan tujuan awal.

    2. Know Context (Mengetahui Konteks) Dalam mode ini kita mempelajari konteks, yaitu kondisi atau kejadian yang

    memengaruhi lingkungan dimana penawaran inovasi kita tercipta atau bisa

    tercipta. Disini kita memperhatikan apa yang mengubah konteks inovasi kita

    termasuk masyarakat, lingkungan, industri, teknologi, bisnis, budaya, politik, dan

    ekonomi.

    3. Know People (Mengenal Masyarakat) Tujuan kita di mode ini ialah memahami orang (pengguna akhir dan

    pemegang kepentingan lainnya) dan interaksi mereka dengan segala hal dalam

    kehidupan mereka sehari-hari. Tujuan utamanya adalah menarik gagasan-gagasan

    terpenting dari pengamatn-pengamatan kita.

    4. Frame Insights (Menyusun Gagasan) Di mode ini, kita menstrukturkan apa yang telah dipelajari dari mode

    sebelumnya. Kita menggunakan campuran berbagai jenis metode untuk

    memperoleh berbagai perspektif dari konteks demi pemahaman yang lebih

    lengkap.

    5. Explore Concepts (Mengeksplorasi Konsep) Dalam mode ini, kita melakukan proses brainstorming terstruktur untuk

    mengidentifikasi peluang dan mengekplorasi konsep-konsep baru. Di tahap awal

    eksplorasi ini, kita membangun prototype kasar untuk memfokuskan diskusi tim

    atau untuk mendapatkan masukan awal dari pengguna atau klien.

    6. Frame Solutions (Menyusun Solusi) Dalam mode ini, deskripsi solusi dibalikkan menjadi gambaran untuk

    memberikan tim, pengguna, dank lien pemahaman mendalam dari “apa yang

    mungkin”. Tahapannya adalah: Menghasilkan pilihan-pilihan, Menyistemkan

    konsep, Mengevaluasi konsep, Mengomunikasikan solusi, dan Mengoragnisir

    solusi.

    7. Realize Offerings (Merealisasikan Penawaran) Dalam mode ini, kita memastikan bahwa solusi-solusi yang potensial tersusun

    dan prototype yang teruji dibangun berdasarkan pengalaman-pengalaman orang

    lain dan bisa memberikan nilai yang sesungguhnya.

    Ke tujuh mode di atas dibagi lagi ke dalam metode-metode yang di sesuaikan dengan

    permasalahan desain inovasi. Metode-metode tersebut dirangkum dalam tiga metode desain

    yang akan dijabarkan seperti berikut.

    a. Metode Pengumpulan Data & Penelusuran Masalah Aktivitas awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data ialah menggunakan

    metode Fakta-Fakta Kunci yang bersifat statistic berupa pendapat para ahli yang

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    4

    disimpulkan dalam pernyataan singkat, dan metode Wawancara Pakar Subjek,

    untuk memahami dengan cepat bidang peminatan yang dipilih.

    Dalam penelusuran masalah, disini penulis menggunakan metode Lima Faktor

    Manusia, Kunjungan Lapangan, Simulasi Pengalaman, Metode Pencarian Data

    dalam database Observasi Pengguna, dan Metode Jaringan Aktivitas.

    b. Metode Pencarian Ide & Pengembangan Desain Metode pencarian ide yang digunakan adalah dengan Metode Hiptesis Nilai,

    menetapkan dengan jelas nilai apa yang akan diciptakan oleh solusi yang

    ditujukan bagi pengguna dan penyedia. Hiptesis Nilai adalah definisi dari nilai

    yang dituju untuk sebuah penawaran baru yang memungkinkan dan digunakan

    pada awal pengembangan untuk menyusu area eksplorasi.

    Metode pengembangan desain yang akan digunakan adalah Metode Skenario

    Konsep, mengilustrasikan konsep sebagai kisah nyata yang menampilkan

    pengguna dan konteks. Skenario konsep membuat serangkaian sketsa, ilustrasi,

    atau kolase foto untuk mengekspresikan bagaimana konsep itu akan dipakai oleh

    calon pengguna dalam situasi yang diusulkan.

    c. Metode evaluasi pemilihan Desain Metode evaluasi pemilihan desain yang digunakan adalah dengan

    mengevaluasi alternative desain bersama klien untuk mendapatkan desain terbaik

    yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien.

    HASIL

    1. Data Lapangan

    Gambar 1. Drop Zone

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    Gambar 2. Hall

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    5

    Gambar 3. Jalur Pedestrian

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    Gambar 4. Boarding Gate

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    Gambar 5. Teras

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    Gambar 6. Ruang Tunggu Zona 3

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    Gambar 7. Reservasi Tiket

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    Gambar 8. Layanan Pelanggan

    (Sumber: Lini Katahati, 2016)

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    6

    Ruang Lingkup Perancangan

    Area Loket 45 m2

    Area Cetak Tiket Mandiri 55 m2

    Ruang Tunggu (Zona 3) 242 m2

    Ruang Customer Service 66 m2

    Ruang Reservasi Tiket 198 m2

    Jalur Pedestrian 680 m2+

    1286 m2

    2. Permasalahan Desain Permasalahan desain yang dapat disimpulkan setelah meninjau objek secara langsung

    dan dari data analisis data lapangan serta data literature adalah:

    a. Memperbaharui akses zoning dan sirkulasi dengan menyesuaikan kebutuhan calon penumpang kereta api pasar senen.

    b. Menyelaraskan ruang-ruang tambahan yang ada di area utara dan selatan stasiun pasar senen dengan bangunan konservasi yang terdapat pada bangunan

    utama, hall area boarding gate.

    PEMBAHASAN

    A. Konsep Desain

    Pada perancangan Stasiun Besar Kereta Api Pasar Senen, penulis memisahkan

    kedua area, yaitu area komersial dan area pelayanan menjadi bagian tersendiri. Hal ini

    bertujuan untuk membentuk sirkulasi area pedestrian yang teratur. Selain itu penulis

    juga memaksimalkan area pelayanan di bagian selatan stasiun untuk memudahkan

    penumpang dan calon penumpang dalam mengakses area pelayanan se-efisien

    mungkin.

    Gaya yang diterapkan pada Stasiun Pasar Senen ialah perpaduan antara gaya

    modern dengan neo-indische. Gaya modern ini diambil dari sistem pelayanan yang

    diterapkan oleh pihak PT. KAI. Sedangkan neo-indische sendiri merupakan gaya

    kolonial yang terdapat di bangunan konservasi pada fasad bangunan utama Stasiun

    Pasar Senen.

    Penggunaan warna dan material pada perancangan Stasiun Pasar Senen mengacu

    pada keputusan direksi pihak PT. KAI. Sebagian furniture dan equipment juga

    mengacu pada keputusan tersebut dengan mengkombinasikan furniture-furniture

    simple modern.

    Gambar 9. Skema Warna

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 10. Skema Material

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    7

    B. Desain Akhir

    Perancangan di Stasiun Pasar Senen mencakup Cetak Tiket Mandiri, Loket KRL,

    Ruang Tunggu Zona 3, Ruang Customer Service, Ruang Reservasi Tiket, dan area

    pedestrian yang menjadi satu area berdekatan di dalam area pelayanan pada bagian

    selatan Stasiun Pasar Senen.

    Permasalahan yang terdapat pada Stasiun Pasar Senen ialah meningkatnya jumlah

    penumpang kereta api yang mengakibatkan penumpukan penumpang di beberapa area

    Stasiun yaitu, area hall, jalur pedestrian, hingga trotoar area parkir Stasiun. Salah satu

    faktor penyebabnya ialah pola kebiasaan masyarakat yang ingin serba cepat sehingga

    mereka yang didomasi dengan kebiasaan ini lebih memilih menunggu di area-area

    tersebut. Oleh karena itu solusi yang diberikan ialah memisahkan area komersial dan

    area pelayanan menjadi area yang terpisah dari sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk

    membuat penumpang kereta api mengikuti alur yang telah ditentukan agar sirkulasi

    pada area pedestrian lebih teratur dan nyaman untuk penumpang berlalu-lalang.

    Gambar 11. Cetak Tiket Mandiri

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 12. Jalur KRL & Keluar

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 13. Reservasi Tiket

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 14. Layanan Pelanggan

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 15. Ruang Komersial

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 16. Jalur Pedestrian

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    8

    KESIMPULAN

    Stasiun kereta api merupakan tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang

    yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain itu juga ada aktivitas menunggu yang

    dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun. Melihat fenomena

    masyarakat yang semakin tertarik dengan jasa kereta api ini perlu adanya pengembangan

    sarana dan prasarana guna menunjang aktivitas penumpang, calon penumpang dan

    pengunjung di dalam area stasiun.

    Perancangan Stasiun Besar Kereta Api Pasar Senen ini memperbaharui zoning dan

    layout yang bertujuan untuk membenahi alur sirkulasi penumpang dengan memisahkan area

    komersial dan pelayanan menjadi bagian tersendiri yang memfokuskan pada bagian area

    pelayanan sebagai fungsi utama dari ruang publik. Sehingga penumpang, calon penumpang,

    dan pengunjung dapat menggunakan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan se-efisien dan

    semaksimal mungkin.

    Konsep yang digunakan pada Perancangan Stasiun Besar Kereta Api Pasar Senen ini

    menggabungkan gaya modern dengan gaya heritage yang diambil dari unsur-unsur bangunan

    cagar budaya pada Stasiun Pasar Senen ini seperti pada bagian kolom dan plafond serta

    rencana dinding dengan menggabungkan nuasa biru dan orange ke dalam ruang-ruang

    tambahan tambahan. Untuk elemen dekoratif nya diambil dari bentuk pintu-pintu lengkung

    yang terdapat di area boarding gate dan menerapkannya ke dalam beberapa ruang yang ada

    di luar area konservasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Danisworo, M. (1991). Teori Perancangan Urban, Program Studi Perancangan Arsitektur

    Pasca Sarjana. Bandung: ITB.

    Honing, J. (1975). Ilmu Bangunan Jalan Kereta Api. Jakarta: Pradnya Paramita.

    Josephine. (2015, Agustus). Kenali Ciri-ciri Arsitektur Rumah Modern. Retrieved Mei 5,

    2017, from Arsitektur Me: http://arsitektur.me/2015/08/kenali-ciri-ciri-arsitektur-

    rumah-modern/

    Kumar, V. (2016). 101 Metode Desain: Pendekatan Terstruktur Untuk Mendorong Inovasi

    Di Organisasi Anda. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

    Gambar 17. Cetak Tiket Mandiri

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    Gambar 18. Area Foodcourt

    (Sumber: Lini Katahati, 2017)

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

  • Seminar Genap 2016/2017

    9

    PT.KAI. (2012). Standardisasi Stasiun. Bandung: PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO).

    Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process.

    Sidharta, E. B. (1989). Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah Di

    Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Warpani, S. (1990). Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: ITB.

    Pesona Kereta Api Indonesia. (2016, Maret 5). Retrieved Desember 12, 2016, from

    Facebook:

    https://www.facebook.com/PesonaKAI/photos/a.479621652239449.1073741841.471

    210329747248/761475617387383/?type=3

    Surat Instruksi Direksi PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Nomor 15/KT, 106/KA-2016

    Tentang Standarisasi Warna Cat Bangunan Dinas Dan Stasiun.

    Undang-undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4722)

    Surat Keputusan Direksi PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Nomor

    KEP.U/OT.003/IV/1/KA-2007 tanggal 9 April 2007 tentang Susunan Klasifikasi

    Stasiun

    UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta