perancangan sistem informasi penjualan obat pada apotek...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN OBAT PADA APOTEK SYIFA SLEMAN MENGGUNAKAN
PHP DAN MYSQL
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Lia Ayu Ivanjelita 09.12.3508
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
DESIGN INFORMATION SYSTEMS IN DRUG SALES OF SYIFA PHARMACY SLEMAN USING
PHP AND MYSQL
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN OBAT PADA APOTEK SYIFA SLEMAN MENGGUNAKAN
PHP DAN MYSQL
Lia Ayu Ivanjelita Emha Taufiq Luthfi
Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
In business competition in the sale of drugs in pharmacies in particular, employers
are required to provide optimum service to their customers. In order for the consumer to get satisfaction when purchasing drugs. As has been done by Shifa Pharmacy Farma trying to provide good service to attract customers.
For smoothness and continuity of the activities necessary to Shifa pharmacy drug sales information system based computerized appropriate and reliable. The old system had to be developed to achieve the appropriate information systems. In practice using a variety of research methods such as data collection, analysis, and system design flow, application design, coding and testing.
With the sale of the system is expected to be a medium of information in order to provide convenience and benefits specifically for Shifa Pharmacy Farma. This system will facilitate admin, cashier, and owners to know or find information as well as facilitate and expedite the transaction of purchase and sale.
Keywords: Information Systems, Sales, Drug, Pharmacy Syifa
1. Pendahuluan Dalam persaingan usaha di bidang penjualan obat pada apotek khususnya, para
pengusaha dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada konsumennya.
Dengan tujuan agar konsumen mendapatkan kepuasan pada saat membeli obat. Seperti
yang telah dilakukan oleh Apotek Syifa Farma yang berusaha memberikan pelayanan
yang baik guna menarik minat konsumennya.
Apotek Syifa Farma terletak di Jl. Tempel Turi Km 0,5 Kromodangsan, Tempel,
Sleman, Yogyakarta. Apotek ini mempunyai letak yang strategis karena letaknya di dekat
pasar tradisional Tempel sehingga mudah dijangkau oleh konsumen. Barang atau produk
obat-obatan yang relatif lengkap dalam memenuhi kebutuhan konsumen membuat
apotek tersebut banyak dikunjungi oleh konsumennya.
Apotek Syifa dalam memberikan pelayanan informasi kepada pelanggan masih
relatif sederhana yaitu dengan pencacatan manual untuk mengolah seluruh data dan
melakukan penginputan data pada komputer. Komputer hanya sebatas untuk menyimpan
inputan data. Sementara diketahui bahwa komputer memiliki manfaat sebagai sarana
pendukung untuk menunjang kelancaran informasi yang cepat, tepat, dan memberikan
hasil yang akurat.
2. Landasan Teori 2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. (Jogiyanto, 1990)
2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya. (Jogiyanto, 1990)
Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk
tunggal dari data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada
saat tertentu. Kesatuan nyata (fact & entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti
tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.
2.2.2 Kualitas Informasi Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal,
yaitu:
1. Informasi harus akurat (Accurate)
Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa
menyesatkan.
2. Tepat pada waktunya (Timeliness)
Bararti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
3. Relevan (Relevance)
Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.2.3 Nilai Informasi Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat
dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan
untuk beberapa kegunaan. 2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Leitch & Davis, 1983)
2.3.2 Komponen Sistem Informasi Pada dasarnya komponen sistem informasi merupakan gambaran dari sistem
informasi yang sedang berjalan. Menurut Burch dan Grudnistki mengemukakan bahwa
sistem informasi terdiri dari komponen yang disebutkan dengan istilah blok bangunan
(building block), yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis
data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem keenam blok tersebut masing-masing
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya.
2.3.3 Konsep Dasar Sistem Penjualan Penjualan merupakan bagian terpenting dari pemasaran, karena seseorang
mengasumsikan bahwa penjualan secara tetap dibutuhkan, sedangkan pengertian
penjualan menurut Pederden adalah sebagai proses perorangan pembeli untuk membeli
barang/jasa untuk menerapkan perdagangan yang terpenting bagi penjualan.
2.4 Flowchart dan DFD 2.4.1 Flowchart
Bagian alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukan alir (flow) di dalam
program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat
bantu komunikasi dan untuk untuk dokumentasi. Pada waktu akan menggambarkan
suatu bagan alir, analis sistem, atau pemrograman dapat mengikuti pedoman-pedoman
sebagai berikut ini (FitzGerald, FitzGerals, & Stallings, 1981):
1. Karakteristik Flowchart
Adapun karakteristik yang dimiliki flowchart antara lain:
a. Flowchart bersifat grafis atau menggunakan gambar-gambar sebagai
simbol/lambang untuk suatu jenis pekerjaan, tugas atau fungsi tertentu.
b. Perintah bersifat esensial, yaitu hanya perintah yang penting-penting saja
yang digambarkan dalam flowchart.
c. Flowchart efektif untuk merancang program terstruktur (structured programs).
2. Simbol Flowchart Program
Merupakan bagan alir yang mengambarkan urutan logika dari suatu prosedur
pemecahan masalah. Untuk menggambarkan flowchart program telah tersedia
simbol-simbol standar. Berikut ini adalah gambar dari simbo-simbol standar yang
digunakan pada flowchart program.
Tabel 2. 1 Simbol Flowchart
No Nama Komponen Flowchart Keterangan
1 Dokumen I/O dalam format yang
dicetak
2 Proses Komputer Mempresentasikan operasi
3 Input Dengan
Keyboard Input yang dimasukkan
secara manual dari keyboard
4 Alur Data Mempresentasikan alur kerja
5 Database/Media
Penyimpanan Mempresentasikan media
penyimpanan
6 Display Display, output yang
ditampilkan dilayar terminal
2.4.2 Data Flow Diagram Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan
aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari
masukan menjadi keluaran. (Pressman, 2002)
DFD dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak
pada setiap tingkat abstraksi. Kenyataannya, DFD dapat dipartisi ke dalam tingkat-tingkat
yang merepresentasikan aliran informasi yang bertambah dan fungsi ideal.
1. Diagram Konteks
DFD pertama dalam proses bisnis. Menunjukkan konteks dimana proses bisnis
berada. Menunjukkan semua proses bisnis dalam 1 proses tunggal. Diagram
konteks juga menunjukkan semua entitas luar yang menerima informasi dari
sistem atau memberi informasi ke sistem.
2. Diagram Level 0
Menunjukkan semua proses utama yang menyusun keseluruhan sistem. Pada
level ini juga ditunjukkan bagaimana proses utama terhubung dengan entitas
luar. Pada level ini juga dilakukan penambahan penyimpanan data.
3. Diagram Level 1
Umumnya diagram level 1 diciptakan dari setiap proses utama dari level 0. Level
ini menunjukkan proses-proses internal yang menyusun setiap proses-proses
utama dalam level 0, sekaligus menunjukkan bagaimana informasi berpindah dari
satu proses ke proses yang lainnya.
4. Diagram Level 2
Menunjukkan semua proses yang menyusun sebuah proses pada level 1. Bisa
saja penyusunan DFD tidak mencapai level ini, atau mungkin harus dilanjutkan
ke level berikutnya (level 3, level 4, dan seterusnya).
2.5 Normalisasi Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi
tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. (Kristanto, 1993)
Pada proses normalisasi terdapat bentuk-bentuk normalisasi diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan
mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.
Data di kumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.
2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form)
Bentuk normal ke satu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file
(file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari
field-field berupa “atomic value”.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi
kriteria bentuk normal kesatu. Atribute bukan kunci haruslah bergantung secara
fungsi pada kunci utama/primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua
haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan dapat
mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya.
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal
kedua dan semua atribute bukan primer tidak punya hubungan yang transitif.
Dengan kata lain, setiap atribute bukan kunci haruslah bergantung hanya pada
primary key dan pada primary key secara menyeluruh.
5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk
normal ketiga. Untuk menjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu
dan setiap atribute harus bergantung fungsi pada atribute superkey.
3. Analisis Dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem
Tahap analisis sistem dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah dasar yang
dilakukan oleh analis sistem, yaitu :
1. Identifikasi Masalah (Identify)
2. Memahami kerja sistem yang ada (Understand)
3. Menganalisis sistem (Analize)
4. Membuat laporan (Report)
5. Melakukan Studi Pendahuluan
3.2 Analisis Kelemahan Sistem Kelemahan dari sistem manual pada Apotek Syifa Farma adalah lemahnya
dalam pelayanan transaksi penjualan yang membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
pencatatan dan pengkalkulasian harga obat.
Untuk mengoptimalkan identifikasi masalah, perlu adanya penjabaran dari
sebuah sistem melalui analisis PIECES (Performance, Information, Economic, Control,
Efficiency, Service).
3.2.1 Kinerja (Performance) Kinerja merupakan bagian pendukung dalam kelancaran proses kerja dalam
suatu perusahaan. Kinerja perusahaan sangat tergantung pada sumber daya manusia
dan sumber daya alat atau sarana dan prasarana yang ada dalam perusahaan. Kinerja
yang dimaksud adalah kinerja sistem. Kinerja dapat diukur dari througput dan respons
time. Dalam penelitian pada Apotek Syifa Farma ini, kinerja sistem informasi yang
sedang berjalan ditinjau dari dua hal, sebagai berikut:
1. Throughput
Dalam kasus ini pekerjaan yang dilakukan oleh apotek maupun kasir dalam
transaksi penjualan dilakukan beberapa tahap serta menggunakan cara manual
seperti pencatatan pada buku besar, perhitungan menggunakan kalkulator dan
data transaksi yang terjadi diinputkan kembali ke komputer. Sehingga mempunya
keterbatasan dari segi volume waktu. Kemudian dalam pengolahan dan
pemrosesan data sering terjadi keterlambatan karena melalui beberapa tahapan
secara manual. Dengan adanya sistem informasi penjualan, diharapkan beban
user akan lebih ringan dan lebih efektif karena sistem kerja akan lebih mudah
dan cepat.
2. Respons Time
Pelayanan kegiatan transaksi untuk pencatatan data barang yang terjual dan
perhitungannya menggunakan kalkulator sekitar 5 menit. Sedangkan untuk input
data dalam komputer bisa dilakukan dalam waktu sekitar 5 menit karena
keterbatasan sumber daya manusia.
3.2.2 Informasi (Information) Informasi merupakan salah satu faktor yang penting, sebab informasi merupakan
titik awal untuk mengkoreksi keadaan dalam organisasi Kelemahan informasi yang lama
yaitu sistem manual menjadi salah satu faktor keterlambatan dalam hal pelayanan
transaksi. Penyajian informasi terkadang menjadi kurang akurat ketika dalam sebuah
transaksi yang terjadi apoteker maupun bagian penjualan obat lupa dalam melakukan
penginputan kembali data dalam transaksi. Serta perhitungan menggunakan kalkulator
juga memungkinkan kasir salah menekan angka sehingga menimbulkan kesalahan
dalam perhitungan. Sehingga data menjadi kurang akurat. Dengan sistem informasi yang
baik, maka akan menghasilkan informasi yang bermanfaat yang dapat mendukung dalam
menangani masalah dan peluang yang ada.
3.2.3 Ekonomi (Economy) Adalah penilaian sistem dalam pengurangan dan keuntungan yang akan didapat
dari sistem yang baru. Kelemahan sistem yang lama membutuhkan alat tulis berupa buku
besar, bolpen dan alat bantu hitung berupa kalkulator dalam pengolahan datanya,
meskipun laporan dapat disajikan dalam sistem inventori. Dengan di terapkannya sistem
baru yang diusulkan diharapkan dapat menekan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
media pencatatan transaksi maupun penyampaian informasi.
3.2.4 Pengendalian (Control) Analisis kontrol yaitu bagaimana sistem tersebut dapat mencegah atau
mendeteksi kesalahan sistem, menjamin keamanan data dari akses yang tidak diijinkan,
dan pengamanan data dari kerusakan. Kelemahan pada sistem lama sistem pencatatan
transaksi masih secara manual. Hal tersebut menimbulkan kesulitan dalam melakukan
kontrol data, sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh
kesalahan manusia (human error). Serta kerusakan fisik pada kertas atau buku
pencatatan menyebabkan data rusak atau sulit terbaca sehingga data kurang terjamin.
3.2.5 Efisiensi (Eficiency) Efesiensi ini erat hubungannya dengan input yaitu bagaimana sumber daya yang
ada dapat digunakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pemborosan waktu,
energi serta menekan biaya pengeluaran. Kelemahan sistem lama adalah proses
pencatatan transaksi kurang efisien karena perlu melakukan dokumentasi secara manual
terlebih dahulu. Dengan adanya sistem baru diharapkan traksaksi menjadi lebih efisien
karena dokumentasi sudah diinputkan oleh admin.
3.2.6 Pelayanan (Service) Fokus dari analisis pelayanan adalah peningkatan terhadap pelayanan yang
dihasilkan oleh sistem dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
menyelesaikan pekerjaan untuk memperoleh informasi Kelemahan pada sistem lama
seringkali pelanggan harus menunggu lebih lama karena apoteker atau bagian penjualan
harus melakukan pencatatan transaksi terlebih dahulu serta menghitung jumlah harga
menggunakan kalkulator sehingga menyebabkan antrean. Dengan adanya sistem baru
diharapkan dapat mengurangi antrean karena sistem menggunakan perhitungan
komputerisasi untuk transaksi penjualan dan pembeliannya.
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar-benarnya
kebutuhan dari sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi
kebutuhan tersebut, atau memutuskan bahwa sebenarnya pengembangan sistem baru
tidak dibutuhkan.
3.3.1 Kebutuhan Fungsional (Functional Requirement) Jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan
oleh sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi-informasi apa saja yang harus
ada dan dihasilkan sistem.
3.3.2 Kebutuhan Nonfungsional (Nonfunctional Requirements) Kebutuhan ini adalah tipe kebutuhan yang berisi property perilaku yang dimiliki
oleh sistem.
1. Operasional
a. Bisa digunakan pada sistem operasi Microsoft Windows maupun Linux versi
apapun.
b. Spesifikasi komputer minimum Pentium bahkan komputer MMX.
c. Kebutuhan memori minimum 64 MB RAM.
d. Bisa dilengkapi printer untuk laporan dan struk penjualan.
2. Sekurity
a. Sistem aplikasinya maupun databasenya dilengkapi password.
b. Semua password yang telah terenkripsi.
c. Admin, kasir dan pemilik yang akan melakukan login harus menggunakan
account yang telah terdaftar dan password yang telah terenkripsi baru bisa
mendapat hak akses ke dalam halaman masing-masing.
3. Informasi
a. Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang dimasukkan
oleh pengguna salah.
b. Menginformasikan kepada user bahwa data yang dimasukan terdapat data
yang kurang akurat.
4. Kinerja
a. Layanan yang dibangun ini multiplatform bagi sistem operasi.
b. Sistem ini akan mendata semua informasi Apotek Syifa Farma meliputi
semua data obat, pelanggan, suplier, departemen dan lain-lain.
c. Untuk lebih mempermudah, maka sistem bisa juga dikembangkan dengan
printer.
3.4 Metode Analisis Biaya dan Manfaat Metode analisis biaya dan manfaat digunakan untuk menentukan apakah sistem
yang akan diterapkan layak atau tidak layak untuk digunakan. Biaya terdiri dari biaya
pengadaan (hardware dan software), biaya pengembangan atau pembuatan situs web
dan biaya yang berhubungan dengan operasi (perawatan) suatu situs web.
3.5 Analisis Kelayakan Sistem Studi kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan
kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem layak diteruskan atau dihentikan.
3.5.1 Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi menyoroti kebutuhan sistem yang telah disusun dari aspek
teknologi yang akan digunakan. Apotek Syifa Farma memiliki satu buah komputer yang
digunakan sebagai penyimpanan data seperti sistem inventori barang. Sistem yang
diusulkan ini dapat terintegrasi dengan komputer tersebut.
3.5.2 Kelayakan Operasional Dengan sudah adanya sistem penginputan data pada komputer seperti sistem
inventori, tentunya tidak ada kesulitan untuk mengoperasikan sistem penjualan ini.
Apoteker maupun bagian penjualan obat sudah memiliki pengalaman dalam
menggunakan sistem komputerisasi. Namun agar dalam pengoperasian sistem ini bisa
optimal diperlukan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan dasar
untuk mengoperasikan sistem yang akan diterapkan tersebut.
3.5.3 Kelayakan Hukum Pengembangan sistem dikatakan layak secara hukum jika tidak melanggar
hukum yang berlaku. Penggunaan software asli dan berlisensi yang terkait dalam
penggunaan aplikasi pendukung sistem merupakan syarat mutlak agar tidak terjadi
masalah di kemudian hari.
3.5.4 Kelayakan Ekonomi Kelayakan ekonomi dalam penerapan dan pengembangan suatu sistem
dipertimbangkan dalam dua aspek yaitu besarnya dana yang diperlukan untuk
mengembangkan sistem ini dan manfaat yang diperoleh sistem dibandingkan dengan
biaya pengembangannya.
Pemanfaatan media komputer memberikan manfaat lebih daripada
menggunakan pencatatan manual dan perhitungan menggunakan kalkulator. Karena
dapat meningkatkan efektivitas waktu.
3.6 Perancangan Proses 3.6.1 Flowchart Yang Diusulkan
Gambar 3. 1 Flowchart 1 Yang Diusulkan
Gambar 3. 2 Flowchart 2 Yang Diusulkan
Gambar 3. 3 Flowchart 3 Yang Diusulkan
3.6.2 DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram (DFD) atau Diagram Alir Data dipergunakan untuk
mendokumentasikan proses aliran data sistem.
Gambar 3. 4 Context Diagram
3.6.3 Perancangan Basis Data 3.6.3.1 Normalisasi
Normalisasi diperlukan untuk melakukan pengujian apakah database yang kita
buat sudah normal; disini mengandung arti bahwa suatu database tidak menimbulkan
kerancuan data ataupun duplikasi data. inti dari normalisasi adalah membuat desain
database yang efisien (tidak ada pengulangan data), database memuat semua sumber
informasi, dan database merupakan kesatuan data.
3.6.3.2 Relasi Antar Tabel Relasi antar tabel akan memberikan gambaran tentang hubungan masing-
masing tabel terhadap tabel lainnya. Dengan adanya relasi tersebut akan mempermudah
pembacaan tabel karena akan terlihat field mana yang dijadikan primary key dan foreign
key-nya. Hubungan tersebut akan mempengaruhi isi tabel jika terjadi pemasukan,
penghapusan maupun pengubahan data pada tabel tertentu.
Gambar 3. 6 Relasi Antar Tabel
4. Implementasi Dan Pembahasan Sistem 4.1 Manual Program 4.1.1 Halaman Login
Gambar 4.1 Halaman Login
4.1.2 Halaman Utama Admin
Gambar 4.2 Halaman Utama Admin
4.1.3 Halaman Utama Kasir
Gambar 4.3 Halaman Utama Kasir
4.1.4 Halaman Utama Pemilik
Gambar 4.4 Halaman Utama Pemilik
5. Penutup 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis jelaskan pada bab-bab terdahulu
dan pembuatan sistem, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya sistem ini akan memudahkan admin, kasir, dan pemilik untuk
mengetahui atau mencari informasi tentang data obat dan transaksi.
2. Sistem ini dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan transaksi pembelian
dan penjualan.
3. Dengan adanya sistem ini dapat memudahkan administrasi data seperti data
obat, pegawai, suplier, pelanggan, pembelian dan penjualan.
4. Dengan adanya sistem ini dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan
karena efektivitas waktu dan pemberian nota pembelian sebagai bukti transaksi.
5.2 Saran Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk proses pelaksanaan dan
pengembangan sistem informasi penjualan obat ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk penyempurnaan perancangan sistem informasi obat ini perlu di
kembangkan untuk fasilitas master data dokter karena penyimpanan data dokter
dari pelanggan dapat digunakan sebagai arsip apotek.
2. Sistem informasi obat ini perlu diberikan fitur terintegrasi barcode agar proses
transaksi pembelian dan penjualan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
3. Sistem informasi obat ini diharapkan dapat dikembangkan untuk beberapa
komputer dalam satu jaringan berupa client-server sehingga dapat
dikembangkan menjadi beberapa kassa.
4. Sistem informasi obat ini dapat dikembangkan tidak hanya mengunakan php
tetapi dikembangkan dengan bahasa pemrograman yang lain seperti java, asp
atau berbasis framework seperti codeigniter.
5. Penyusun menyadari dalam pembuatan sistem informasi ini, masih banyak
kekurangan, dari segi penulisan, pembuatan sistem, dan desain yang dibuat,oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
FitzGerald, J., FitzGerals, A. F., & Stallings, W. D. (1981). Fundamentals of System Analysis. New York: John Willey & Sons. Jogiyanto. (1990). Analisis dan Desain Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktik aplikasi bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Kristanto, H. (1993). Konsep dan Perancangan DataBase. Yogyakarta: Andi Offset. Leitch, R. A., & Davis, K. R. (1983). Accounting Information Systems. New Jersey: Prentice-Hall. Pressman, R. S. (2002). Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku I). Yogyakarta: Andi Offset.