perancangan sistem informasi pengolahan nilai...
TRANSCRIPT
1
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN
NILAI SISWA BERBASIS WEB MENGGUNAKAN LARAVEL
FRAMEWORK
(Studi Kasus : SMP SMARATUNGGA AMPEL)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti:
Resha Amanda (702012122)
Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
JANUARI 2017
8
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI SISWA
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN LARAVEL FRAMEWORK
(Studi Kasus : SMP SMARATUNGGA AMPEL)
1) Resha Amanda,
2) Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)
Abstract
In the era of globalization nowadays, the development of science
and information technology keep advancing very quickly. This
phenomenon results changing of all aspects in life, one of them is education. The
utilization of technology in education world is conducted in order to improve
the efficiency and effectiveness of the learning process. This research aims to help
teacher makes the learning strategy. The result of this research indicates
that SMP SMARATUNGGA AMPEL in student score processing is still
using manual system, It can be seen from the fulfillment reporting and student
score processing. With the new information system offered are expected to help
teachers in monitoring student academic abilities, making it easy for users to
make the management of teaching. Web applications are implemented using the
laravel framework which is also the best PHP framework in 2015.
Keywords : Laravel Framework, Media, Processing, Strategy
Abstrak
Pada era glabolisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi maju dengan sangat pesat. Fenomena ini mengakibatkan
adanya perubahan dalam segala aspek bidang kehidupan, salah satunya adalah
bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi di dalam dunia pendidikan dilakukan
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru membuat strategi pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMP SMARATUNGGA AMPEL dalam
pengolahan nilai siswa masih menggunakan sistem manual, hal ini dapat dilihat
dari pemenuhan kebutuhan laporan dan pengolahan nilai siswa. Dengan adanya
sistem informasi baru yang ditawarkan diharapkan dapat membantu guru dalam
memantau kemampuan akademik siswa, memudahkan pengguna dalam membuat
pengelolaan pengajaran. Web Aplikasi Di implementasikan menggunakan
framework laravel yang juga merupakan framework PHP terbaik tahun 2015.
Kata Kunci : Framework Laravel, Media , Pengolahan, Strategi
_________________________________________________________________
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. 2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
9
1. Pendahuluan
Setiap siswa dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang
cenderung berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi ini penting untuk diperhatikan
guru karena dengan mengidentifikasi kondisi awal siswa saat akan mengikuti
pembelajaran dapat memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan
strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran,
khususnya komponen-komponen strategi pengajaran yang efektif dan sesuai
dengan karakteristik perseorangan siswa sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna.
Salah satunya kemampuan akademik merupakan kemampuan dan
kemahiran seseorang dalam bidang akademik. Bidang akademik ini meliputi
segala ilmu pengetahuan yang ada di dalam pendidikan formal, dalam kalimat
mudahnya adalah berbagai subjek mata pelajaran yang ada pada pendidikan
formal. Kemampuan akademis ini mengarah pada kemampuan IQ (intelligence
Quotient) yang dimiliki masing-masing orang.
Tingkat keberhasilan siswa didukung oleh kemampuan guru dalam
penyampaian materi pelajaran. Kreatifitas guru sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran, agar dapat dipahami oleh siswa yang mempunyai gaya belajar yang
berbeda-beda. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya dari guru untuk mengenali
kondisi siswa di kelas, agar tercapainya tujuan pendidikan.
Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan
menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta
didik. Agar peran sumber dan media belajar tersebut menunjukkan pada suatu
jenis media tertentu, maka pada media-media belajar itu perlu diklasifikasikan
menurut suatu metode tertentu sesuai dengan sifat dan fungsinya terhadap
pembelajaran. Pengelompokkan itu penting untuk memudahkan para pendidik
dalam memahami sifat siswa dan dalam menentukan media yang cocok untuk
pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.
SMP SMARATUNGGA AMPEL merupakan salah satu lembaga
pendidikan swasta yang menyelenggarakan pendidikan tingkat sekolah
menengah pertama di bawah naungan Yayasan Smaratungga Boyolali. Namun
dalam layanan akademik di sekolah tersebut masih banyak yang dilakukan
secara manual. Salah satu diantaranya adalah sistem pengolahan nilai rapor siswa.
Nilai rapor sampai saat ini masih dipercaya sebagai salah satu tolak ukur
kemampuan siswa menempuh pendidikan di sekolah.
Pengecekan nilai raport untuk setiap siswa selama ini masih dilakukan
secara manual Wali kelas pada saat berakhirnya ulangan umum semester akan
mempunyai pekerjaan yang sangat berat, salah satunya adalah mengolah nilai
siswa dimana nilai yang didapat dari guru mata pelajaran. Upaya ini
menghabiskan waktu yang cukup banyak oleh karena jumlah siswa yang cukup
banyak.
Dalam proses ini guru merasa kesulitan, harus di akui bahwa masing-
masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat disamakan dengan
orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Guru harus menemukan sedikit
persamaannya untuk menunjang proses pembelajaran, perumusan strategi
pendekatan yang diterapkan dan lain sebagainya. Pemilihan metode kurang
10
relevan dengan tujuan pelajaran dan materi pelajaran, guru kurang terampil dalam
mengorganisasikan materi pelajaran, guru kurang mempertimbangkan urutan
tingkat kesukaran dari materi pelajaran yang diberikan.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka Peneliti ingin merancang
Sistem Informasi Pengolahan Nilai Siswa yang mempermudah guru untuk
mengetahui karakteristik siswa, maka kita akan mengetahui berbagai karakteristik
media sebagai bahan acuan dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa
dengan menggunakan media supaya kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
efektif dengan menggunakan Teknologi IT.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana merancang sebuah Sistem Informasi Nilai Siswa berbasis Web
dengan menggunakan framework laravel. Sistem informasi yang dibuat ini
menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan penerapan framework laravel.
Laravel telah menggunakan konsep MVC (Model View Controller) sehingga
dalam perancangan dan pembuatan aplikasi lebih terstruktur. Sistem informasi
pengolahan nilai diterapkan hanya di SMP SMARATUNGA AMPEL.
2. Kajian Pustaka
Karakteristik siswa yang berhubungan dengan keperluan pengembang
sistem instruksional. Minat siswa pada umumnya, misalnya pada olahraga, karena
sebagian besar siswa adalah penggemar olahraga, dapat dijadikan bahan dalam
memberikan contoh dalam rangka penjelasan materi pelajaran.
Keterampilan Siswa yang ada dalam kelas acap kali sangat heterogen.
Sebagian siswa sudah banyak yang tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali
tentang materi yang diajarkan di kelas. Bila pengajar mengikuti kelompok siswa
yang pertama, kelompok yang kedua merasa ketinggalan kereta, yaitu tidak dapat
menangkap pelajaran yang di berikan. Sebaliknya, bila pengajar mengikuti
kelompok yang kedua, yaitu mulai dari bawah, kelompok pertama akan merasa
tidak belajar apa apa dan bosan.
Untuk mengatasi hal ini, ada dua pendekatan yang dapat di pilih. Pertama,
siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran dan kedua, sebaliknya, materi
pelajaran disesuaikan dengan siswa.
M. Atwi Suparman (2005) menjelaskan pendekatan pertama, siswa
menyesuaikan dengan materi pelajaran, dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Seleksi Penerimaan Siswa, Setelah memenuhi syarat pendaftaran siswa mengikuti
tes masuk dalam pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan program
pendidikan yang akan diambilnya.
2) Tes dan Pengelompokan Siswa, Setelah melalui seleksi seperti dijelaskan dalam
butir 1, masih ada kemungkinan pengajar menghadapi masalah heterogennya
siswa yang mengambil mata pelajaran tertentu, Karena itu, perlu dilakukan tes
sebelum mengikuti pelajaran untuk mengelompokan siswa yang boleh mengikuti
mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, atas dasar hasil tes setiap kelompok tersebut
mengikuti tingkat pelajaran tertentu. Tes dan Pengelompokan ini biasa dilakukan
oleh lembaga-lembaga pengelola kursus bahasa inggris.
11
3) Lulus Mata Pelajaran Prasyarat, Alternatif lain untuk butir kedua di atas adalah
mengharuskan siswa lulus mata pelajaran yang mempunyai prasyarat. Dalam
suatu program pendidikan seperti di Sekolah Menengah Pertama terdapat
sebagian kecil mata pelajaran yang seperti itu.
Pendekatan kedua, materi pelajaran di sesuaikan dengan siswa.
Pendekatan ini hamper tidak memerlukan seleksi penerimaan siswa. Pada
dasarnya, siapa saja boleh masuk dan mengikuti pelajaran tersebut. Siswa yang
masih belum tahu sama sekali dapat mempelajari materi pelajaran tersebut dari
bawah karena materi pelajaran memang disediakan dari tingkat itu. Siswa yang
sudah banyak tahu dapat mulai dari tengah atau di atasnya. Bahan pelajaran itu
didesain untuk dapat menampung siswa dalam tingkat kemampuan awal mana
pun. Selanjutnya, siswa dapat maju menurut kecepatan masing-masing, karena
bahan tersebut di desain untuk hal tersebut.
Kedua pendekatan di atas bila dilakukan secara ekstrem, tidak ada yang
sesuai untuk mengatasi masalah heterogennya siswa dalam sistem pendidikan
biasa, Karena itu, marilah kita lihat pendekatan ketiga yang mengkombinasikan
kedua pendekatan di atas. Pendekatan ketiga ini mempunyai ciri sebagai berikut:
1) Menyeleksi penerimaan siswa atas dasar latar belakang pendidikan atau ijazah.
Seleksi ini biasanya lebih bersifat administrative.
2) Melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan dan karakteristik awal siswa.
Tetapi untuk dijadikan dasar penyusunan bahan pelajaran.
3) Menyusun bahan instruksional yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
awal siswa.
4) Menggunakan sistem instruksional yang memungkinkan siswa maju menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
5) Memberikan supervisi kepada siswa secara individual.
Dari uraian di atas di peroleh gamabaran bahwa karakteristik awal siswa
penting, karena mempunyai implikasi terhadap penyusunan bahan ajar dan sistem
intruksional. Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, masalah heterogennya
siswa dalam kelas dapat diatasi, setidak-tidaknya banyak dikurangi.
Perkembangan hasil-hasil teknologi dapat mempengaruhi proses
pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa
diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama, sehingga
dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh,
bahkan secara individual mempelajari bahan ajar. Dengan demikian kalau dalam
istilah mengajar (pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran
utama memberikan informasi, maka dalam instruction (pembelajaran) guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas
untuk dipelajari siswa (Wina Sanjaya, 2008: 79).
Pada penelitian sebelumnya yang berjudul “Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan komunikasi (TIK) Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran oleh
Guru” membahas tentang pemanfaatan TIK sebagai media dan sumber
pembelajaran oleh guru biologi di MAN se-Jakarta Selatan dapat disimpulkan
bahwa literasi TIK guru biologi berdasarkan persepsi guru sudah mencapai
12
kategori baik dan hasil tes kompotensi dasar TIK terkait literasi TIK pun
menunjukkan bahwa kompetensi TIK guru biologi sudah masuk kategori baik
hingga sangat baik. Hal tersebut mendukung pemanfaatan TIK sebagai media
sehingga sudah terkategori cukup dan sebagai sumber pembelajaran mencapai
kategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat dikatakan hubungan antara literasi
TIK guru biologi dengan pemanfaatannya baik sebagai media maupun sumber
pembelajaran sangat erat. Literasi TIK guru biologi yang baik akan berpotensi
terhadap pemanfaatan TIK yang baik pula[1].
Penelitian lainnya “Perancangan Media belajar Interaktif berbasis Web
Menggunakan Metode Promethee “Penelitian ini membahas tentang Media
pembelajaran interaktif berbasis web yang didukung dengan basis data,
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
metode belajar yang efektif. Media pembelajaran interaktif dikembangkan
menggunakan Flash sehingga memiliki tampilan dan animasi yang lebih
interaktif. Dukungan basis data dalam media belajar ini akan memudahkan sistem
dalam mengelola dan menyimpan data. Media pembelajaran interaktif berbasis
web ini terdiri dari: materi pembelajaran, audio dan evaluasi pembelajaran. Siswa
harus menuntaskan evaluasi pembelajaran bab materi sebelumnya dengan batas
nilai tertentu agar dapat melanjutkan ke materi berikutnya. Proses perhitungan
evaluasi menggunakan metode PROMETHEE, salah satu dari sistem pendukung
keputusan yang menyelesaikan masalah multikriteria. Dengan PROMETHEE,
pengguna dapat membuat skala tersendiri dan memungkinkan pengguna untuk
langsung menggunakan data masalah dalam sebuah tabel multikriteria sehingga
perhitungannya cepat dan sederhana. Multimedia pembelajaran interaktif. Sistem
evaluasi yang terdapat pada multimedia ini mampu menjadi salah satu cara untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa [2].
Pada penelitian yang mengenai ”Pengembangan alat Evaluasi
Pembelajaran Berbasis Information and Communication Technologies (ICT) Pada
Materi Mengelola Dokumen Transaksi” membahas tentang pengembangan alat
evaluasi pembelajaran berbasis Information and Communication Technologies
(ICT) pada materi mengelola dokumen transaksi di kelas X Akuntansi, yaitu:
Pengembangan ini menghasilkan produk berupa alat evaluasi pembelajaran
berbasis Information and Communication Technologies (ICT) pada materi
mengelola dokumen transaksi di kelas X Akuntansi Pengembangan ini
dikembangkan menggunakan model 4-D yaitu define (pendefinisian), design
(perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran), namun
pengembangan ini hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) saja karena
keterbatasan waktu dan biaya. Kelayakan alat evaluasi pembelajaran berbasis
Information and Communication Technologies (ICT) pada materi mengelola
dokumen transaksi di kelas X Akuntansi ini ditinjau dari kelayakan isi/materi,
konstruksi, dan bahasa adalah sangat layak digunakan sebagai alat evaluasi
pembelajaran. Respon siswa terhadap alat evaluasi pembelajaran berbasis
Information and Communication Technologies (ICT) pada materi mengelola
dokumen transaksi di kelas X Akuntansi adalah positif dengan kriteria sangat
layak [3].
13
Mengacu pada penelitian terdahulu, maka akan dilakukan penelitian yang
berjudul “Perancangan Sistem Informasi Nilai Siswa Berbasis Web Menggunakan
Laravel Framework di SMP Smaratungga Ampel”. Perbedaan antara penelitian
sebelumnya yang menjadi referensi penulis dengan penelitian ini adalah penulis
membuat aplikasi web Sistem Informasi Pengelolahan Nilai Siswa menggunakan
program PHP, MySQL dan memanfaatkan Framework terbaru yaitu Framework
Laravel yang mana Framework ini memudahkan developer dalam mendesain
sebuah web. Ada beberapa Fitur baru yang ada pada Framework ini seperti kode
program yang lebih singkat dan simple, dan juga terdapat fitur migrations dan
schema builder yang merupakan sebuah fasilitas di laravel digunakan untuk
mempermudah kita ketika ada perubahan dalam database. Schema digunakan
untuk membuat sebuah skema database. Dengan menggunakan migrations dan
schema builder kita untuk membuat database tidak perlu repot – repot membuka
phpmyadmin, sqlyog, ataupun aplikasi untuk membuat database.
Laravel merupakan Framework PHP yang menekankan pada
kesederhanaan dan fleksibilitas pada desainnya. Sama seperti framework lainnya,
Laravel dibangun dengan basis MVC (Model-View-Controller). Laravel
dilengkapi command line tool yang bernama “Artisan” yang bisa digunakan untuk
packaging bundle dan instalasi bundle. Menurut survey yang dilakukan oleh
Sitepoint.com pada Desember 2013 dalam popularitas framework PHP, Laravel
menduduki urutan teratas. Sehingga menjadikan Laravel sebagai Framework PHP
terbaik untuk tahun 2014. Saat ini Laravel merupakan framework dengan versi
PHP yang up-to-date, karena Laravel mengisyaratkan PHP versi 5.3 keatas [5].
Menurut survey yang dilakukan oleh sitepoint.com pada tahun 2015 bahwa
framework PHP yang terbaik dan terpopular untuk tahun 2015 adalah Laravel.
3. Metode Penelitian
Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4, setiap tahapan memiliki
bagian – bagian penting seperti tujuan, metode, alat, bahan dan output yang
dihasilkan dari tiap tahapan penelitian.
Tahap 1
Tujuan : Identifikasi masalah dan Pengumpulan data.
Metode/alat/bahan : Wawancara, Observasi
Ouput :Data Nilai, Data Siswa
Tahap 2
Tujuan : Desain Perancangan Sistem
Metode/alat/bahan : UML, Rational Rose
Ouput : Diagram UML, User interface
14
Gambar 1 Metode penelitian
Tahap pertama yang dilakukan adalah identifikasi masalah dan
pengumpulan data. Pada tahap ini metode yang digunakan adalah wawancara dan
observasi yang di lakukan di SMP SMARATUNGGA AMPEL. Dari hasil
wawancara didapatkan berupa data sekunder. Data yang dihasilkan adalah data
siswa dan data nilai siswa.
Pada tahap kedua Membuat Desain Perancangan Sistem. Perancangan
sistem dibutuhkan untuk membantu proses pengembangan dan dokumentasi
perangkat lunak sistem. perancangan sistem menggunakan Unified Modelling
Language (UML). UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan
komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks –
teks pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan, jadi
penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada
kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodolgi berorientasi objek
[4]. Output pada tahap ini adalah Diagram UML dan User Interface.
Tahapan – tahapan dalam pengembangan perangkat lunak sering disebut
dengan SDLC atau Software Development Life Cycle. Model SDLC yang
digunakan dalam penelitian ini adalah waterfall. Metode Waterfall merupakan
proses pengembangan rekayasa perangkat lunak, dimana proses pengembangannya
seperti pada Gambar 5 berikut:
Tahap 3
Tujuan : Pengkodean Rancang Sistem
Metode/alat/bahan : PHP,MySQL, Laravel Framework
Ouput : Sistem Informasi Pengelolaan Nilai Siswa
Tahap 4
Tujuan : Pengujian Sistem
Metode/alat/bahan : Kuisioner dan Sistem
Ouput : Hasil Pengujian sistem
15
Gambar 2 Model waterfall
Langkah-langkah dari metode waterfall adalah :
1. Definisi kebutuhan. Pada tahap ini penulis melakukan survei, wawancara dan
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian di SMP
SMARATUNGGA AMPEL.
2. Desain sistem dan software. Pada tahap ini merupakan proses desain sistem dan
perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum diterjemahkan
ke kode-kode program(coding). Proses ini berfokus pada struktur data,
arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma)
prosedural.
3. Implementasi dan testing unit. Pada tahap ini penulis mulai membuat sistem
dengan bahasa pemrograman PHP, menggunakan DataBase phpMyAdmin dan
framework laravel. kemudian dilakukan pengujian untuk mencari kesalahan
pemrogramannya. Hasilnya akan dievaluasi kembali. jika masih belum sempurna,
maka dikembalikan ke tahap sebelumnya.
4. Integrasi dan testing sistem. Pada tahap ini dilakukan jika tahapan-tahapan
sebelumnya sudah diperbaiki, maka dilanjutkan integrasi dan pengujian sistem.
Pada tahapan ini sistem akan dievaluasi.
5. Operasi dan Maintenance, merupakan tahap penerapan dan pemeliharaan program
dimana sistem yang sudah selesai dan diuji di SMP SMARATUNGGA AMPEL.
Dalam melakukan penerapan program ini perlu diberikan pelatihan kepada
pengguna sistem. Pemeliharaan sistem yang telah dibangun harus dijaga dan
dirawat serta harus dilakukan evaluasi untuk mencari kelemahan-kelemahan yang
ada. Jika dikemudian hari sistem tersebut masih perlu penyempurnaan, maka hasil
evaluasi terakhir ini, akan menjadi analisa data kebutuhan yang baru untuk
pengembangan ke depannya.
16
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu (1) metode
pencatatan dokumen, (2) metode kuesioner.
Metode pencatatan dokumen merupakan cara memperoleh data dengan
jalan mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara
sistematis (Agung, 2014:106). Dokumen yang dikumpulkan adalah tentang
rancangan sistem. Pada penelitian ini pencatatan dokumen dilakukan dengan
membuat laporan tentang tahap-tahap yang telah dilakukan dalam
mengembangkan Sistem informasi pengolahan nilai. Pada penelitian ini, metode
pencatatan dokumen menggunakan instrumen pengumpulan data berupa agenda
kerja. Hasil dari agenda kerja adalah laporan pengembangan sistem. Laporan
perkembangan sistem, digunakan untuk mengumpulkan data tentang rancangan
Sistem informasi pengolahan nilai mulai dari fase investigasi awal/analisis
kebutuhan hingga fase desain yang menghasilkan flowchart yang digunakan
sebagai pedoman dalam pengembangan sistem ini.
Metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data
dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan-pernyataan kepada
responden/subjek penelitian (Agung, 2014:99). Instrumen pengumpulan data yang
digunakan berupa angket. Instrumen yang digunakan antara lain instrumen untuk
mengumpulkan data hasil review dari guru bidang studi atau mata pelajaran, ahli
desain, guru uji coba perorangan.
Dalam penelitian pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data,
yaitu (1) teknik analisis deskriptif kuantitatif, (2) teknik analisis deskriptif
kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang
diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Analisis deskriptif kualitatif
dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa
masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil
analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi sistem yang dikembangkan.
UML yang dibangun pada sistem ini terdiri dari Use Case Diagram, Class
Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram. Use case diagram
merupakan pemodelan untuk menggambarkan kelakuan sistem yang akan dibuat.
17
Gambar 3 Usecase Diagram
Pada gambar 3 terlihat bahwa terdapat 3 aktor yang berperan dalam sistem
yaitu admin, pegawai tata usaha, guru. Admin dapat kelola data guru, kelola data
siswa, kelola data mata pelajaran. Pegawai Tata Usaha dapat mengelolah data
guru, kelola data siswa, kelola data mata pelajaran tetapi tidak bisa mengelola
nilai siswa karena hal tersebut menjadi kewenangan guru mata pelajaran.
Kemudian Guru mata pelajaran dapat mengelola hasil belajar siswa seperti nilai
siswa. Dengan adanya sistem ini di harapkan seorang guru mendapat kemudahan
untuk mengetahui karakteristik siswa dalam mengelola pembelajaran. Salah
satunya kemampuan akademik siswa.
Dalam merancang suatu sistem maka salah satu yang harus diperhatikan
adalah database atau sistem basis data. Dalam penelitian ini, desain database dapat
di lihat pada gambar 4.
Gambar 4 Desain Database
Login
Mengelola Mata Pelajaran
Mengelola Data Siswa
Mengelola Data Guru
Halaman AdminAdmin
Pegawai TU
Menilai Siswa
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
Guru
18
Gambar 5 Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi,
dan lain – lain [5].
Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, admin tentu harus mengolah semua data – data yang di
masukkan kedalam sistem web tersebut, sehingga disini admin login terlebih
dahulu. Setelah login admin memilih menu untuk mengolah data sesuai pilihan
admin yang ada pada sistem. Ketika sudah mengolah data admin selesai dan
logout. Proses digambarkan pada activity diagram Gambar 6 dibawah.
Gambar 6 Activity Diagram
LOGINCek
Identitas
Halaman Menu Admin
Menunggu Proses
Mengelola Data Nilai
Mengelola Data Siswa
Mengelola Data Mata Pelajaran
Logout
Verifikasi Login
Proses
SISTEMADMIN
19
Gambar 6 Deployment Diagram
Gambar 6 menggambarkan deployment diagram pada web aplikasi sistem
informasi nilai siswa. Pada deployment diagram terdapat browser untuk
menggunakan web aplikasi yang telah di hosting di web server. Selama user
terhubung internet, dimana saja dan kapan saja aplikasi yang dibuat dapat diakses
dan digunakan. Web aplikasi di bangun menggunakan bahasa PHP dan
framework laravel.
4. Hasil dan Pembahasan
Perancangan sistem pengolahan yang dikembangkan telah dilakukan dengan
metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-
tahap yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan. Berdasarkan
pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan pengembangan sistem.
Laporan pengembangan sistem dirancang sesuai dengan tahap pada model
pengembangan waterfall. Dalam laporan pengembangan sistem, terdapat bagian yang
menjelaskan perancangan sistem informasi nilai siswa yaitu berupa flowchart. Flowchart
digunakan sebagai pedoman dalam memvisualisasikan alur kerjanya sistem informasi
nilai siswa mulai dari awal hingga akhir. Dengan melakukan tahap pembuatan flowchart
akan memudahkan perancangan sistem.
Produk multimedia interaktif telah melewati tahap evaluasi menurut beberapa
ahli yaitu (1) Dari segi User Interface aplikasi dapat dipahami dengan baik oleh pengguna
yaitu 86.67%, (2) segi Konten, terdiri dari isi informasi, data profile dari tiap siswa yang
terdapat dalam sistem sudah baik dan sudah jelas yaitu 90% ,(3) segi Fungsional sistem,
terdiri dari manfaat dari aplikasi ini mempercepat dan mengefisiensikan waktu dalam
melakukan proses pengolahan, perhitungan nilai, meringankan kerja serta mengurangi
human error yaitu 86.67%, Setelah sistem tersebut direvisi sesuai saran dan masukan dari
para ahli, maka sistem tersebut dapat diuji cobakan. Uji coba yang dilakukan yaitu uji
coba kelompok kecil.
Pada uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini Sepuluh Guru
SMP SMARATUNGGA. Dua Pegawai Tata Usaha. yang nantinya sebagai pengguna
sistem untuk mengetahui pendapat tentang aplikasi Perancangan Sistem Informasi Nilai
Siswa Berbasis Web. Kuisioner ini memiliki tujuh pertanyaan dalam skala Likert dengan
lima skala yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian sistem
informasi pengolahan nilai siswa pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh skor
sebesar sebesar 91,21% dengan kualifikasi sangat baik. Selanjutnya sistem yang telah
Browser (Web-Admin)
Browser (Web-User)
Web-Server (Hosting)
Database (phpMyAdmin)
20
direvisi berdasarkan masukan dari ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, uji
coba kelompok kecil.
Pembahasan dalam penelitian ini, membahas tentang Sistem informasi
pengolahan nilai siswa membantu guru dalam mengetahui berbagai karakteristik siswa
sebagai bahan acuan dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa dengan
menggunakan sistem ini supaya kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.
berdasarkan hasil-hasil perancangan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian di
SMP SMARATUNGGA AMPEL. Adapun pertanyaan ilmiah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah perancangan sistem informasi pengolahan nilai
siswa dengan model waterfall di SMP SMARATUNGGA AMPEL tahun pelajaran
2016/2017? (2) Bagaimana efektivitas Sistem informasi pengolahan nilai siswa yang
dikembangkan dengan model waterfall dalam mengetahui berbagai karakteristik siswa
sebelum proses pembelajaran di SMP SMARATUNGGA AMPEL tahun pelajaran
2016/2017?.
Pembahasan pertama, perancangan sistem ini menggunakan model waterfall.
Model waterfall ini diawali dengan melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan
wawancara. Berdasarkan wawancara dengan guru di SMP SMARATUNGGA, ditemukan
beberapa permasalahan yang dihadapi sebelum proses pembelajaran berlangsung yaitu
tidak ada alat bantu untuk mengetahui karakteristik siswa dalam proses pembelajaran
karena masalah heterogennya siswa sehingga guru terlihat kurang kreatif. Hal itu
disebabkan karena guru merasa direpotkan untuk mengatur strategi pembelajaran kurang
variatif sehingga pembelajaran terlihat kurang menarik. Dari permasalahan diatas
menunjukkan bahwa memang cocok untuk dikembangkannya sistem informasi
pengolahan nilai siswa. Kemudian dilakukan perancangan desain sistem dengan langkah
memilih dan menetapkan software/perangkat lunak yang digunakan yaitu dengan laravel
framework karena sistem informasi berupa web maka dapat digunakan dimana saja dan
kapan saja selama ada koneksi internet dan untuk memvisualisasikan alur kerja sistem
mulai awal hingga akhir.
Selanjutnya dilakukan tahap implementasi dimana merupakan proses yang
dilakukan untuk mewujudkan desain menjadi kenyataan dan akan menghasilkan sistem
yang sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain dan menghasilkan sistem
yang seharusnya, maksudnya adalah mengembangkan sistem informasi pengolahan nilai
siswa yang sesuai dengan Flowchart yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.
Tahap selanjutnya yaitu pengujian, untuk memastikan bahwa semua bagian dari sistem
yang dihasilkan/dikembangkan sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang
diinginkan.
Pada tahap akhir yaitu pemeliharaan sistem. sistem yang sudah jadi dijalankan
serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan
yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.
Berdasarkan hasil evaluasi ahli isi melalui instrumen berupa angket, kualitas sistem dari
aspek ahli isi mendapat skor persentase tingkat pencapaian 84,61% dan berada berada
pada kualifikasi baik. namun perlu ditambahkan/diperluas lagi. Sehingga perlu direvisi
sedikit.
Berdasarkan hasil evaluasi ahli desain pembelajaran melalui instrumen berupa angket,
kualitas sistem dilihat dari aspek desain pembelajaran mendapat persentase tingkat
pencapaian 81,33 % dan berada pada kualifikasi baik. Perolehan kualitas sistem dengan
kategori baik dikarenakan kejelasan sasaran pengguna, kemudian sistem memungkinkan
interaksi antar pengajar dan sistem dapat menunjang pembelajaran mandiri karena
memliki petunjuk belajar dan petunjuk penggunaan yang jelas serta dilengkapi dilengkapi
21
dengan pemberian evaluasi dan umpan balik yang dapat menarik minat dan motivasi
siswa untuk belajar.
5. Simpulan
Berdasarkan analisis dan perancangan sistem informasi nilai siswa berbasis
web Menggunakan Laravel Framework di SMP Smaratungga Ampel maka dapat
disimpulkan bahwa ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi sebelum proses
pembelajaran berlangsung yaitu tidak ada alat bantu untuk mengetahui karakteristik siswa
dalam proses pembelajaran karena masalah heterogennya siswa sehingga guru terlihat
kurang kreatif. Dari permasalahan tersebut menunjukan bahwa memang cocok untuk
dikembangkannya sistem informasi pengolahan nilai siswa karena sistem berupa web
maka dapat digunakan dimana saja dan kapan saja selama ada koneksi internet.
Kemudian dilakukan perancangan web menggunakan laravel framework mempermudah
dalam implementasi website dan merupakan proses yang dilakukan untuk mewujudkan
desain menjadi kenyataan dan akan menghasilkan produk sesuai dengan desain.
Hasil validasi perancangan sistem yang telah dilakukan dengan metode
kuesioner. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa kualitas sistem di SMP
SMARATUNGGA AMPEL, diketahuai tingkat pencapaian sistem ditinjau dari aspek (1)
aspek desain sistem berada pada kualifikasi baik, (2) isi mata pelajaran berada pada
kualifikasi baik, (3) media pembelajaran berada pada kualifikasi baik, (4) uji coba
kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik.
Dengan demikian sistem dapat membantu guru dalam pemilihan strategi pengelolaan
pengajaran untuk mengetahui karakteristik siswa dalam proses pembelajaran karena
masalah heterogennya siswa dapat teratasi.
6. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP SMARATUNGGA
AMPEL tentang sistem informasi nilai siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Untuk mengoptimalkan penggunaan sistem yang ada, lebih baik jika para guru
diadakan pelatihan yang berkaitan dengan pembelajaran dengan teknologi
informatika.
2) Untuk dapat mengoperasikan komputer secara maksimal dibutuhkan sumber daya
manusia terutama guru yang bisa menggunakan komputer, sehingga sistem yang
dirancang dapat dimanfaatkan secara optimal.
3) Isi website saat ini masih bersifat sedeharna, Program ini bisa dikembangkan lebih
lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal., sehingga bisa menampilkan
informasi-informasi terbaru dari sekolah.
22
Daftar Pustaka
[1] Rusi Restiyani, Nengsih Juanengsih, Yanti Herlanti. 2014. Profil pemanfaatan
Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) sebagai media dan sumber
pembelajaran oleh guru biologi di MAN se-Jakarta Selatan.
[2] Pratomo Adi. 2015. Perancangan Media Belajar Interaktif Berbasis Web
Menggunakan Metode Promethee. Banjarmasin: Politeknik Negeri Banjarmasin.
[3] Elok Erny Rahayu, Agung Listiyadi. 2012. Pengembangan Alat Evaluasi
Pembelajaran Berbasis Information And Communication Technologies (ICT) Pada
Materi Mengelola Dokumen Transaksi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
[4] Hidayatullah Ahmad, Dony Ariyus. 2015. Analisa dan Perancangan Toko Online
Geraihanna Berbasis SEO Menggunakan Laravel. Yogyakarta: STMIK AMIKOM.
[5] Rosa & M.Shalahuddin, 2013, Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung:
INFORMATIKA.