perancangan peraturan tatib bpd dan perdes bum desa filesalam lamangkau kepala bagian produk hukum...
TRANSCRIPT
SALAM LAMANGKAUKepala Bagian Produk Hukum Daerah
Provinsi pada Biro Hukum SetdaProvinsi Sulawesi Tengah
PERANCANGAN PERATURAN TATIB BPD
DAN PERDES BUM DESA
Disampaikan pada Kegiatan SosialisasiPenyusunan Peraturan Perundang-undanganterkait Peraturan Tatib BPD dan PerdesBUM Desa Bagi BPD dan Kades SeKabupaten Banggai Laut
Banggai, 16 November 2017
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan PelaksanaanUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang PedomanTeknis Peraturan Di Desa.
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan TransmigrasiNomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, danPembubaran Badan Usaha Milik Desa
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang BadanPermusyawaratan Desa.
9. Peraturan Bupati Banggai Laut Nomor 28 Tahun 2015 tentang DaftarKewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal BerskalaDesa.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng DASAR HUKUM
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;d. Peraturan Pemerintah;e. Peraturan Presiden;f. Peraturan Daerah Provinsi; dang. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuaidengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
(Pasal 7 UU NO. 12 Tahun 2011)
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN adalah peraturan tertulisyang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentukatau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenangmelalui prosedur yang ditetapkan dalam PeraturanPerundang-undangan.
(1) JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SELAINSEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 7 AYAT (1)MENCAKUP PERATURAN YG DITETAPKAN OLEH MPR, DPR,DPD, MA, MK, BPK, KY, BI, MENTERI, BADAN, LEMBAGA ATAUKOMISI YG SETINGKAT DGN UU ATAU PEMERINTAH ATASPERINTAH UU, DPRD PROV., GUB, DPRD KAB/KOTA,BUPATI/WALIKOTA, KEPALA DESA ATAU YG SETINGKAT.
(2) PERAT PER-UU-AN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)DIAKUI KEBERADAANNYA & MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUMMENGIKAT SEPANJANG DIPERINTAHKAN OLEHPERATURAN PER-UU-AN YG LEBIH TINGGI ATAUDIBENTUK BERDASARKAN KEWENANGAN
(Pasal 8 UU NO. 12 Tahun 2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
JENIS PERATURAN DI DESAMELIPUTI:
• PERATURAN DESA
• PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
• PERATURAN KEPALA DESA
PENETAPAN DI DESA
• Kepala Desa dapatmenetapkan KeputusanKepala Desa untukpelaksanaan Peraturan didesa, peraturanperundang-undanganyang lebih tinggi dandalam rangka pelaksanaankewenangan desa yangbersifat penetapan.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng PRODUK HUKUM DI DESA
Permendagri No. 111 Th. 2014
PERATURAN BPD
(Permendagri No. 110 Th. 2016)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng MATERI MUATAN PERATURAN DI DESA
MATERI MUATAN PERATURAN DESA:• berisi materi pelaksanaan kewenangan desa dan
penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
MATERI MUATAN PERATURAN BERSAMAKEPALADA DESA:• berisi materi kerjasama desa
MATERI MUATAN PERATURAN KEPALA DESA:• berisi materi pelaksanaan peraturan desa, peraturan
bersama kepala desa dan tindak lanjut dari peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng KEWENANGAN DESA
Kewenangan Desa meliputi:1. kewenangan berdasarkan hak asal usul;2. kewenangan lokal berskala Desa;3. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerahkabupaten/kota; dan
4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah,pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah daerahkabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usulpaling sedikit terdiri atas:1. sistem organisasi masyarakat adat;2. pembinaan kelembagaan masyarakat;3. pembinaan lembaga dan hukum adat;4. pengelolaan tanah kas Desa; dan4. pengembangan peran masyarakat Desa.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Kewenangan Lokal Berskala Desa paling sedikit terdiri atas:1. pengelolaan tambatan perahu;2. pengelolaan pasar Desa;3. pengelolaan tempat pemandian umum;4. pengelolaan jaringan irigasi;5. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;6. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan posyandu;7. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;8. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;9. pengelolaan embung Desa;10. pengelolaan air minum berskala Desa; dan11. pembuatan jalan Desa antarpermukiman ke wilayah
pertanian.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
DAFTAR KEWENANGAN DI KAB BALUT
Pasal 20(1) Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.(2)Peraturan Desa sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan, programdan administrasi Desa dalam penyelenggaraanpemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaanmasyarakat Desa.
Peraturan Bupati Banggai Laut Nomor 28 Tahun2015 tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG BPD(P. 31, 32, 37, 38 & 63 Permendagri No. 110 Tahun 2016 )
TUGAS WEWENANG
1. menggali aspirasi masyarakat;2. menampung aspirasi masyarakat;3. mengelola aspirasi masyarakat;4. menyalurkan aspirasi masyarakat;5. MENYELENGGARAKAN
MUSYAWARAH BPD;6. MENYELENGGARAKAN
MUSYAWARAH DESA;7. membentuk panitia
pemilihan Kepala Desa;8. menyelenggarakan musyawarah
Desa khusus untuk pemilihan KepalaDesa antarwaktu;
9. membahas dan menyepakatirancangan Peraturan Desa bersamaKepala Desa;
10. melaksanakan pengawasan terhadapkinerja Kepala Desa;
11. melakukan evaluasi laporanketerangan penyelenggaraanPemerintahan Desa;
12. menciptakan hubungan kerja yangharmonis dengan Pemerintah Desadan lembaga Desa lainnya; dan
13. melaksanakan tugas lain yg diaturdalam peraturan perundang-undangan
FUNGSI
1. membahas dan menyepakatiRancangan Peraturan Desabersama Kepala Desa;
2. menampung dan menyalurkanaspirasi masyarakat Desa; dan
3. melakukan pengawasan kinerjaKepala Desa.
13 kewenangan Salah satunya:
“mengajukan Raperdesyang menjadikewenangan BPD”
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
Dilaksanakan dalam rangkamenghasilkan keputusan BPDterhadap hal-hal yang bersifatSTRATEGIS:1. musyawarah pembahasan
dan penyepakatan rancanganPerdes;
2. evaluasi laporan keteranganpenyelenggaraanPemerintahan Desa,
3. menetapkan peraturan tatibBPD; dan
4. usulan pemberhentiananggota BPD
Dilaksanakan untukmemusyawarahkan halyang bersifat STRATEGISdalam penyelenggaraanPEMERINTAHAN DESA :1. penataan Desa;2. perencanaan Desa;3. kerja sama Desa;4. rencana investasi yang
masuk ke Desa;5. pembentukan BUMDes;6. penambahan & pelepas-
an Aset Desa; dang. kejadian luar biasa
TATA TERTIB BPD
BPD MENYUSUNTATA TERTIB BPD
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
1. keanggotaan dankelembagaan BPD;
2. fungsi, tugas, hak,kewajiban dankewenangan BPD;
3. waktu musyawarahBPD;
4. pengaturanmengenai pimpinanmusyawarah BPD;
5. tata caramusyawarah BPD;
6. tata laksana dan hakmenyatakanpendapat BPD dananggota BPD; dan
7. pembuatan beritaacara musyawarahBPD
DIBAHAS DANDISEPAKATI DALAMMUSYAWARAH BPD
PERATURAN BPDTENTANG TATA
TERTIB BPD
MUATAN TATIB
KERANGKA PERATURAN TATIB BPDBiro Hukum SetdaProv. Sulteng
A. JUDULB. PEMBUKAAN:
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa2. Jabatan Pembentuk Peraturan Desa3. Konsiderans4. Dasar Hukum5. Diktum
C. BATANG TUBUH:1. Ketentuan Umum2. Keanggotaan dan Kelembagaan BPD3. Fungsi, Tugas, Hak, Kewajiban dan Kewenangan BPD4. Waktu Musyawarah BPD5. Pengaturan Mengenai Pimpinan Musyawarah BPD6. Tata Cara Musyawarah BPD7. Tata Laksana dan Hak Menyatakan Pendapat BPD dan Anggota BPD8. Pembuatan Berita Acara Musyawarah BPD9. Ketentuan Penutup
D. PENUTUPE. PENJELASAN (jika diperlukan)F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagianbesar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasaldari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usahalainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
Maksud Pendirian BUM Desa : sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidangekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh Desa dan/atau kerja samaantar-Desa.
Pendirian BUM Desa bertujuan:1. meningkatkan perekonomian Desa;2. mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;3. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa;4. mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak
ketiga;5. menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan
umum warga;6. membuka lapangan kerja;7. meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan8. meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
PENGERTIAN, MAKSUD DAN TUJUANPENDIRIAN BUM DESA
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng KLASIFIKASI JENIS USAHA BUM DESA
Bisnis sosialsederhana yangmemberikanpelayanan umumkepadamasyarakatdenganmemperolehkeuntunganfinansial.1. air minum
Desa;2. usaha listrik
Desa;3. lumbung
pangan; dan4. sumber daya
lokal danteknologi tepatguna lainnya.
Bisnis penyewaanbarang untukmelayani kebutuhanmasyarakat Desadan ditujukan untukmemperolehPendapatan AsliDesa:1. alat
transportasi;2. perkakas pesta;3. gedung
pertemuan;4. rumah toko;5. tanah milik
BUM Desa; dan6. barang sewaan
lainnya.
Usaha perantarayang memberikanjasa pelayanankepada warga.1. jasa
pembayaranlistrik;
2. pasar Desauntukmemasarkanproduk yangdihasilkanmasyarakat;dan
3. jasa pelayananlainnya.
Bisnis yangberproduksidan/atauberdagang barang-barang tertentuuntuk memenuhikebutuhanmasyarakat maupundipasarkan padaskala pasar yanglebih luas.
1. pabrik es;2. pabrik asap
cair;3. hasil pertanian;4. sarana produksi
pertanian;5. sumur bekas
tambang; dan6. kegiatan bisnis
produktiflainnya.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng KLASIFIKASI JENIS USAHA BUM DESA
Bisnis keuanganyang memenuhikebutuhan usaha-usaha skala mikroyang dijalankanoleh pelaku usahaekonomi Desa.
Unit usaha Bisniskeuangan dalamBUM Desa inidapatmemberikanakses kredit danpeminjaman yangmudah diaksesoleh masyarakatDesa.
Usaha bersama sebagai induk dari unit-unit usaha yangdikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala lokal Desamaupun kawasan perdesaan.
Unit-unit usaha dari Usaha bersama ini dapat berdiri sendiriyang diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUM Desa agartumbuh menjadi usaha bersama.
• Unit usaha Usaha bersama dalam BUM Desa ini dapatmenjalankan kegiatan usaha bersama meliputi:1. pengembangan kapal Desa berskala besar untuk
mengorganisasi nelayan kecil agar usahanya menjadi lebihekspansif;
2. Desa Wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha darikelompok masyarakat; dan
3. kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usahalokal lainnya.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng BENTUK ORGANISASI BUM Desa
BUM Desa dapat terdiri dariunit-unit usaha yang berbadanhukum.
Unit usaha yang berbadanhukum dapat berupa lembagabisnis yang kepemilikansahamnya berasal dari BUMDesa dan masyarakat.
Dalam hal BUM Desa tidakmempunyai unit-unit usahayang berbadan hukum, bentukorganisasi BUM Desadidasarkan pada PeraturanDesa tentang Pendirian BUMDesa.
BUM Desa dapat membentuk unit usaha meliputi:Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, danmelakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa, sesuaidengan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas; dan
Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuaidengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
PERTIMBANGAN, MUSYAWARAH DESA & PERDESPENDIRIAN BUM DESA
1. inisiatif PemerintahDesa dan/ataumasyarakat Desa;
2. potensi usahaekonomi Desa;
3. sumberdaya alam diDesa;
4. sumberdaya manusiayang mampumengelola BUMDesa
5. penyertaan modaldari PemerintahDesa dalam bentukpembiayaan dankekayaan Desa yangdiserahkan untukdikelola sebagaibagian dari usahaBUM Desa
PERTIMBANGANPENDIRIAN
1. pendirian BUMDesa sesuai dengankondisi ekonomidan sosial budayamasyarakat;
2. organisasipengelola BUMDesa;
3. modal usaha BUMDesa; dan
4. Anggaran Dasardan AnggaranRumah TanggaBUM Desa.
DISEPAKATI DALAMMUSYAWARAH DESA
Hasil kesepakatanMusyawarah Desatersebut menjadipedoman bagiPemerintah Desa danBadanPermusyawaratan Desauntuk menetapkanPeraturan Desa tentangPendirian BUM Desa.
DASAR PENYUSUNANPERDES BUM DESA
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng ORGANISASI PENGELOLA
PENASIHAT PELAKSANAOPERASIONAL PENGAWAS
Pelaksana Operasionalmempunyai tugasmengurus danmengelola BUM Desasesuai dengan AnggaranDasar dan AnggaranRumah Tangga.
• Pengawas mewakilikepentingan masyarakat
• Susunan:1. Ketua;2. Wakil Ketua
merangkap anggota;3. Sekretaris merangkap
anggota;4. Anggota.
• Kades (karenajabatannya)
• Mempunyaikewajiban &wewenang
Penamaan susunan kepengurusan organisasi BUM Desa dapat menggunakan PENYEBUTANNAMA SETEMPAT yang dilandasi semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan
Desa dapat mendirikan BUMDesa berdasarkan PeraturanDesa tentang Pendirian BUMDesa.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng PERDES BUM DESA (Permendesa No. 4 Tahun 2015)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng TAHAPAN PEMBENTUKAN PERDES
PENYUSUNANPERENCANAAN
1
PEMBAHASAN PENETAPAN PENGUN-DANGAN
PENYEBAR-LUASAN
5432 6
KADES danBPD dapatmenyusun &mengusulkanRancanganPERDES
1. rencana pembangunan jangkamenengah Desa
2. rencana kerja Pemerintah Desa3. APB Desa4. laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APB Desa.
USULAN RAPERDES HANYA BOLEH DISUSUN & DIUSULKAN KADES
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN (DESA)
1. kejelasan tujuan2. kelembagaan atau organ pembentuk
yang tepat3. kesesuaian antara jenis dan materi
muatan4. dapat dilaksanakan5. kedayagunaan dan kehasilgunaan6. kejelasan rumusan7. keterbukaan
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
MATERI MUATAN PERATURAN PER-UU-AN (PERATURANDESA) HARUS MENCERMINKAN ASAS
1. pengayoman2. kemanusiaan;3. kebangsaan;4. kekeluargaan:5. kenusantaraan;6. bhinneka tunggal ika;7. keadilan;8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan;9. ketertiban dan kepastian hukum: dan/atau10.keseimbangan, keserasian, dan
keselarasan.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng BAGAIMANA MEMULAI PERANCANGAN PERDES
INVENTARISASIMATERI MUATAN
APA
MENGAPA
BAGAIMANA
SIAPA
DAN SETERUSNYA
CONTOH
BUM
DESA
AA1, A2, A3 dst
CC1, C2, C3
dst
BB1, B2, B3
dst
- KEWENANGAN- PENGELOMPOKAN MATERI
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng KERANGKA PERATURAN DESA BUM Desa
1.Ketentuan Umum2.Pembentukan (nama,kedudukan dan bidangusaha)
3. Organisasi Pengelola BUMDesa
4.Modal Usaha BUM Desa5.Bagi Hasil Usaha6.Keuntungan dan Kepailitan7.Mekanisme
Pertanggungjawaban8. Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah TanggaBUM Desa
9. Ketentuan Penutup
A. JUDULB. PEMBUKAAN:
1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang MahaEsa
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Desa3. Konsiderans4. Dasar Hukum5. Diktum
D. PENUTUPE. PENJELASAN (jika diperlukan)F. LAMPIRAN (jika diperlukan)
C. BATANG TUBUH:
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng BENTUK PERATURAN DESA
PERATURAN DESA… (Nama Desa)NOMOR … TAHUN …
TENTANG(Nama Peraturan Desa)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA (Nama Desa),
Menimbang: a. bahwa ……………………………………;b. bahwa ……………………………………;c. bahwa …………………………………….;d. bahwa berdasarkan pertimbangan …..;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia…..…. dst;
2. ………………………………………………………….;3. dst…………………………….. ……………..;
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng BENTUK PERATURAN DESA
Dengan Kesepakatan BersamaBADAN PERMUSYAWARATAN DESA … (Nama Desa)
danKEPALA DESA … (Nama Desa)
MEMUTUSKAN:Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG ... (Nama Peraturan
Desa).
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1…………………………………………………………………
Pasal 2(1) …………………………………………………………….(2) …………………………………………………………….Dst ……………………………………………………………
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng BENTUK PERATURAN DESA
BAB …KETENTUAN PENUTUP
Pasal ….Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDesa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa … (Nama Desa).
Ditetapkan di …pada tanggal …KEPALA DESA…(Nama Desa),
tanda tanganNAMA
Diundangan di …pada tanggal …SEKRETARIS DESA (Nama Desa),
tanda tanganNAMA
LEMBARAN DESA … (Nama Desa) TAHUN … NOMOR …
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 1. JUDUL
JUDUL MEMUAT KETERANGAN MENGENAI JENIS,NOMOR, TAHUN PENGUNDANGAN ATAUPENETAPAN, & NAMA PERATURAN DESA
JUDUL DIBUAT SECARA SINGKAT, HANYAMENGGUNAKAN 1 KATA ATAU FRASA TETAPISECARA ESENSIAL MAKNANYA TELAH &MENCERMINKAN ISI PERATURAN DESA
JUDUL TIDAK BOLEH DITAMBAH SINGKATAN ATAUAKRONIM
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 1. JUDUL
Contoh 1 :PERATURAN DESA KALIBUAYA
NOMOR 6 TAHUN 2015
TENTANG
PENDIRIAN, PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
Contoh 2:PERATURAN DESA PEJARAKAN
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 1. JUDUL
Contoh 1 :PERATURAN DESA SANGAT DAMAI
NOMOR 6 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA SANGAT DAMAI NOMOR 6 TAHUN 2015TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
Contoh 2:PERATURAN DESA SEJAHTERA
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANGPERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DESA SEJAHTERA NOMOR 3 TAHUN
2016 TENTANG PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN HASILPEMBANGUNAN DESA
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2. PEMBUKAAN
PEMBUKAAN MEMUAT:1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa2. Jabatan Pembentuk Peraturan Desa3. Konsiderans4. Dasar Hukum5. Frasa Kesepakatan Bersama6. Diktum
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
2. 1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang MahaEsa dan Jabatan Pembentuk PERDES
Pada pembukaan tiap jenis peraturan desasebelum nama jabatan pembentuk peraturanDesa (yakni: Kepala Desa) dicantumkan frasa“DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA”yg ditulis seluruhnya dgn huruf kapitaldiletakkan di tengah baris tanpa diakhiri tandabacaJabatan pembentuk peraturan Desa ditulis
seluruhnya dgn huruf besar yg diletakkan ditengah baris & diakhiri dengan tanda bacaKOMA.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.2. KONSIDERANS
(PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN PERDES)
Konsiderans diawali dengan kata Menimbang
Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokokpikiran yg menjadi pertimbangan & alasanpembentukan Perdes
Pokok pikiran pada konsiderans PERDES memuatunsur filosofis, sosiologis & yuridis yg menjadipertimbangan & alasan pembentukannya jika PERDEStersebut bukan perintah langsung peraturanperundang-undangan lebih tinggai.
Cara penulisannya ditempatkan secara berurutan darifilosofis, sosiologis dan yuridis
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
2. 1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang MahaEsa dan Jabatan Pembentuk PERDES
Cara penulisan:
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA KENDEK,
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.2. KONSIDERANS
(PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN PERDES)
Unsur FILOSOFIS menggambarkan bahwa PERDES ygdibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, &cita hukum yg meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsaIndonesia yg bersumber dari Pancasila & UUD 1945
Unsur SOSIOLOGIS menggambarkan bahwa PERDES ygdibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat DESAberbagai aspek
Unsur YURIDIS menggambarkan bahwa PERDES yg dibentukuntuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisikekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan ygtelah ada, yg akan diubah, atau yg akan dicabut gunamenjamin kepastian hukum & rasa keadilan masyarakat
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.2. KONSIDERANS
(PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN PERDES)
Contoh Konsiderans :
Jika konsiderans memuat lebih dari satu pertimbangan,rumusan butir pertimbangan terakhir berbunyi :
Menimbang : a. bahwa ………………………………………………..;b. bahwa ………………………………………………..;c. bahwa ………………………………………………..;d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,huruf b dan huruf c perlu menetapkanPeraturan Desa tentang ……………………;
(Pedoman angka 23 Lamp II UU 12/2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.2. KONSIDERANS
(PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN PERDES)
Konsiderans Perintah Perundang-undangan:Misalnya ketentuan Pasal 48 ayat (4) Permendagri No. 114 Tahun2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa berbunyi sbb:
(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan RencanaKerja Pemerintah Desa sebagaimana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Maka Konsiderans cukup satu pokok pikiran, dan carapenulisannya sbb:
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri RepublikIndonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentangPedoman Pembangunan Desa perlu menetapkanPeraturan Desa Sejahtera tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Desa Tahun2016-2022;
(Pedoman angka 23 Lamp II UU 12/2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.3. DASAR HUKUM
Dasar hukum diawali dengan kata MengingatDasar hukum memuat :1. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Peraturan Desa/PeraturanKepala Desa/Peraturan Bersama Kepala Desa)
2. Peraturan Perundang-undangan yangmemerintahkan pembentukan PeraturanPerundang-undangan (Peraturan Desa/PeraturanKepala Desa/Peraturan Bersama Kepala Desa)
(Pedoman angka 28 Lamp II UU 12/2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.3. DASAR HUKUM
I. Dasar kewenangan pembentukan PeraturanDesa/Peraturan Kepala Desa/PeraturanBersama Kepala Desa adalah:1. a. UU tentang Desa
b. Peraturan Pemerintah tentangPelaksanaan UU tentang Desa
2. Peraturan Daerah Kabupaten tentangPembentukan Desa yang bersangkutan
(Pedoman angka 39 Lamp II UU 12/2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.3. DASAR HUKUM
Mengingat: 1.
2.
….
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang PeraturanPelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan PemerintahNomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Laut ……... Nomor … Tahun…. tentang Pembentukan Desa ……. (Lembaran DaerahKabupaten Banggai Laut Tahun … Nomor … , TambahanLembaran Daerah Kabupaten Banggai Laut….… Nomor ……);
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.3. DASAR HUKUM
II. Jika terdapat peraturan perundang-undangan di bawah UUD 1945 ygmemerintahkan secara langsung pembentukan Peraturan Desa makaperaturan perundang-undangan tersebut dimuat dalam Dasar Hukum
(Pedoman angka 40 Lamp II UU 12/2011)
Contoh: Pasal 19 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113tentang Pengelolaan Keuangan Desa, memerintahkan sebagaiberikut:
(3) Pembentukan dana cadangan sebagaimana dimaksud padaayat (2) ditetapkan dengan peraturan desa.
Maka Peraturan tersebut dimuat dalam Dasar Hukum, dengan penulisansebagai berikut:
… Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang PengelolaanKeuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 2093);
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.3. DASAR HUKUM
PERATURAN YANG BOLEH DIGUNAKAN DAN TATA URUTANNYA:
41. Peraturan Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar hukumhanya Peraturan Perundang–undangan yang tingkatannya sama ataulebih tinggi.
42. Peraturan Perundang-undangan yang akan dicabut dengan PeraturanPerundang-undangan yang akan dibentuk, Peraturan Perundang–undangan yang sudah diundangkan tetapi belum resmi berlaku, tidakdicantumkan dalam dasar hukum.
43. Jika jumlah Peraturan Perundang–undangan yang dijadikan dasar hukumlebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutanPeraturan Perundang–undangan dan jika tingkatannya sama disusunsecara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.
Sumber: Angka 41, 42 dan 43 Lampiran II UU No. 12 Tahun 2011
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.3. DASAR HUKUM
Mengingat: 1.
2.
3.
4.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5495);
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan PelaksanaanUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang PengelolaanKeuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 2093);
Peraturan Daerah Kabupaten Bangai Laut Nomor … Tahun …. tentangPembentukan Desa ……. (Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Laut Tahun …Nomor … , Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banggai Laut Nomor ……);
CONTOH TATA URUTAN PENULISAN 2 (DUA) KELOMPOK PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN DI ATAS YANG DIMUAT DALAM DASAR HUKUMSBB:
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.4. FRASA KESEPAKATAN BERSAMA
1. Penulisan Yang Benar:Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA … (Nama Desa)dan
KEPALA DESA … (Nama Desa)
2. Penulisan Yang Keliru:DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA … (Nama Desa)dan
KEPALA DESA … (Nama Desa)
Catatan kesalahan:Tidak menggunakan kata “Persetujuan” dan tidak menggunakan seluruhnyadengan huruf besar
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.5. DIKTUM
1. Penulisan DIKTUM Yang Benar:MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG ... (Nama Peraturan Desa).
2. Penulisan DIKTUM Yang Keliru:
M E M U T U S K A N :Menetapkan: PERATURAN DESA BONTOSI TENTANG ... (Nama
Peraturan Desa).
Catatan: Kesalahan sbb: 1) kata “MEMUTUSKAN” tidak dispasi.2) Setelah frasa: “PERATURAN DESA” tidak diikuti dengan
nama Desa
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
Batang tubuh peraturan perundang-undangan(PERDES) memuat semua materi muatan peraturanperundang-undangan yang dirumuskan dalam pasalatau beberapa pasal
Pada umumnya materi muatan dalam Batang Tubuhdikelompokkan ke dalam :a. ketentuan umum;b. materi pokok yang diatur,c. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dand. ketentuan penutup.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
Pengelompokan materi muatan dirumuskan secaralengkap sesuai kesamaan materi yg bersangkutan &jika terdapat materi muatan yg diperlukan tetapi tidakdapat dikelompokan dalam ruang lingkup pengaturanyg sudah ada, materi tersebut dimuat dalam babketentuan lain-lain
Substansi yg berupa sanksi administratif ataukeperdataan atas pelangaran norma tsb dirumuskansatu (pasal) dengan norma yg memberikan sanksiadministratif atau sanksi keperdataan
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
Urutan pengelompokan :a. bab dgn pasal atau beberapa pasal
tanpa bagian & paragraf;b. bab dgn bagian dan pasal atau
beberapa pasal tanpa paragraf; atauc. bab dgn bagian dan paragraf yg berisi
pasal atau beberapa pasal
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
KETENTUAN UMUMKetentuan umum diletakan dlm bab satu.Jika dlm peraturan perundang-undangan(Perdes/PeraturanKades/Peraturan BersamaKades) tdk dilakukan pengelompokan bab,ketentuan umum diletakan dalam pasal ataubeberapa pasal awalKetentuan umum dapat memuat lebih darisatu pasal
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
KETENTUAN UMUMISI KETENTUAN UMUM :1. Batasan pengertian atau definisi2. Singkatan atau akronim yang dituangkan dlm
batasan pengertian atau definisi; dan/atau3. Hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi
pasal atau beberapa pasal berikutnya antara lainketentuan yang mencerminkan asas, maksud, dantujuan tanpa dirumuskan tersendiri dlm pasal ataubab .
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
KETENTUAN UMUMFrasa pembuka dlm ketentuan umum disesuaikan dgn jenis peraturan (misalnyaPeraturan Desa, Peraturan Kepala Desa atau Peraturan Bersama Kepala Desa)
Jika ketentuan umum lebih dari satu batasan pengertian, masing-masinguraiannya diberi no urut dgn angka Arab diawali dgn huruf kapital & diakhiri dgntanda baca titik.
Contoh :Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan:1. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yangberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
2. Badan Usaha Milik Desa yang selanutnya disebut BUM Desa adalahBadan Usaha yang bersifat ekonomis dibentuk dan dikelola olehPemerintahan Desa dengan masyarakat Desa, yang modal seluruhnya atausebagian merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan.
3. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah..............
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH
KETENTUAN UMUMFrasa pembuka dlm ketentuan umum disesuaikan dgn jenis peraturan (misalnyaPeraturan Desa, Peraturan Kepala Desa atau Peraturan Bersama Kepala Desa)
Jika ketentuan umum lebih dari satu batasan pengertian, masing-masinguraiannya diberi no urut dgn angka Arab diawali dgn huruf kapital & diakhiri dgntanda baca titik.
Contoh :Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan:1. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yangberhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
2. Badan Usaha Milik Desa yang selanutnya disebut BUMDes adalah BadanUsaha yang bersifat ekonomis dibentuk dan dikelola oleh PemerintahanDesa dengan masyarakat Desa, yang modal seluruhnya atau sebagianmerupakan kekayaan Desa yang dipisahkan.
3. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah..............
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH (CONTOH TABULASI)
Pasal 10(1) ………………………………………………………………………….(2) …………………………………………………………………………..
Pasal 10(1) ………………………………………………………………………….(2) …………………………………………………………………………
a. ……………………………………….;b. ……………………………………….; (dan, atau, dan/atau)c. ………………………………………. .
Pasal 10(1) …………………………………………………………………………(2) ………………………………………………………………………….
a. ……………………………………………;b. ……………………………………………; (dan, atau, dan/atau)c. ……………………………………………;
1. ………………………………….;2. …………………………………..; (dan, atau, dan/atau)3. …………………………………... .
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 2.6. BATANG TUBUH (CONTOH TABULASI)
Pasal 10(1) …………………………………………………………….(2) …………………………………………………………….
a. ……………………………………………;b. ……………………………………………; (dan, atau, dan/atau)c. ……………………………………………;
1. ……………………………………….;2. ………………………………………; (dan, atau, dan/atau)3. ……………………………………….;
a) ……………………………………;b) ……………………………………; (dan, atau, dan/atau)c) ……........................................... .
Pasal 10(1) …………………………………………………………….(2) …………………………………………………………….
a. ……………………………………………;b. ……………………………………………; (dan, atau, dan/atau)c. ……………………………………………;
1. ……………………………………….;2. ………………………………………; (dan, atau, dan/atau)3. ……………………………………….;
a) ……………………………………;b) ……………………………………; (dan, atau, dan/atau)c) ……........................................... .
1) ……………………………………..;2) …………………………………….; (dan, atau, dan/atau)3) ………………………………..…... .
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng BEBERAPA PENGGUNAAN KATA YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PERUMUSAN NORMA
1. Kata “DAN” menyatakan sifat KUMULATIF2. Kata “ATAU” menyatakan sifat ALTERNATIF3. Kata “DAN / ATAU” menyatakan sifat KUMULAIF sekaligus ALTERNATIF4. Kata “BERHAK” menyatakan adanya suatu hak5. Kata “BERWENANG” menyatakan pemberian kewenangan kepada seseorang
atau lembaga6. Kata “DAPAT” menyatakan sifat diskresioner dari suatu kewenangan yang
diberikan kepada seorang atau lembaga7. Kata “WAJIB” menyatakan adanya suatu kewajiban yang telah ditetapkan. Jika
kewajiban tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan dijatuhi sanksi.8. Kata “HARUS” menyatakan pemenuhan suatu kondisi atau persyaratan
tertentu. Jika keharusan tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan tidakmemperoleh sesuatu yang seharusnya akan didapat seandainya ia memenuhikondisi atau persyaratan tersebut.
9. Kata “DILARANG” menyatakan adanya larangan.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 3. KETENTUAN PERALIHAN
127. Ketentuan Peralihan memuat penyesuaian pengaturantindakan hukum atau hubungan hukum yang sudah adaberdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang lamaterhadap Peraturan Perundang-undangan yang baru, yangbertujuan untuk:a. menghindari terjadinya kekosongan hukum;b. menjamin kepastian hukum;c. memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang
terkena dampak perubahan ketentuan PeraturanPerundang-undangan; dan
d. mengatur hal-hal yang bersifat transisional ataubersifat sementara.
(Sumber: Pedoman Angka 127 Lampiran II UU No. 12 Tahun 2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 4. KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Penutup ditempatkandlm bab terakhir. Jika tdk diadakanpengelompokan bab, KetentuanPenutup ditempatkan dlm pasalatau beberapa pasal terakhir.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 4. KETENTUAN PENUTUP
Pada umumnya Ketentuan Penutup memuat ketentuanmengenai:a. penunjukan organ atau alat kelengkapan yg melaksanakan
peraturan perundang-undangan (Perdes/Peraturan Kades/Peraturan Bersama Kades)
b. nama singkat peraturan perundang-undangan(Perdes/Peraturan Kades/ Peraturan Bersama Kades)
c. status peraturan perundang-undangan(Perdes/Peraturan Kades/ Peraturan Bersama Kades)yang sudah ada; dan
d. saat mulai berlaku peraturan perundang-undangan(Perdes/Peraturan Kades/ Peraturan Bersama Kades)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 4. KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, Peraturan DesaMakmur Nomor 15 Tahun 2010 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Desa Makmur Tahun 2010-2016(Lembaran Desa Makmur Tahun 2010 Nomor 15) dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 16Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Atau :Pasal 16
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016.
CONTOH KETENTUAN PENUTUP
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 5. PENUTUP
PENUTUP merupakan bagian akhir peraturan perundang-undangan ygmemuat :a. rumusan perintah pengundangan & penempatan peraturan
perundang-undangan (Perdes/Peraturan Kades/Peraturan BersamaKades) dalam Lembaran Desa atau Berita Desa;
a. 1). Perdes diundangkan dalam Lembaran Desa2). Perdes/Peraturan Kades/Peraturan Bersama Kades diundangkan
dalam Berita Desa.
b. penandatanganan pengesahan atau penetapan peraturanperundang-undangan (Perdes/Peraturan Kades/Peraturan BersamaKades).
c. pengundangan atau penetapan peraturan perundang-undangan(Perdes/Peraturan Kades/Peraturan Bersama Kades)
d. akhir bagian penutup
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 5. PENUTUP
Rumusan perintah pengundangan :Contoh 1 :Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Desaini dengan penempatannya dalam LembaranDesa Bontosi.
Contoh 2:Agar setiap orang dapat mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan KepalaDesa ini dengan penempatannya dalam BeritaDesa Bontosi.
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 5. PENUTUP
Penandatangan pengesahan ataupenetapan peraturan perundang-undanganmemuat :a. Tempat dan tanggal pengesahan atau
penetapanb. Nama jabatanc. Tanda tangan pejabat; dand. nama pejabat yg menandatangani,
tanpa gelar, pangkat, golongan dan NIP
• (Angka 164 Lampiran II UU 12/2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng
5. PENUTUP
• Rumusan tempat & tanggal pengesahan atau penetapanperaturan perundang-undangn diletakkan di sebelahkanan. Nama jabatan & nama pejabat ditulis dgn hurufkapital. Pada akhir nama jabatan diberi tanda koma.(Sumber: Angka 165 & 166 Lampiran II UU 12/2011)
Contoh : Ditetapkan di Bontosipada tanggal 1 April 2016
KEPALA DESA BONTOSI,
tanda tangan
SALAM LAMANGKAU
•
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 5. PENUTUP
Pengundangan peraturan perundang-undanganmemuat :a. Tempat dan tanggal pengundangan;b. Nama jabatan yg berwenang mengundangkan;c. Tanda tangan;d. Nama lengkap pejabat yg menandatangani, tanpa
gelar, pangkat, golongan, dan NIPTempat tanggal pengundangan peraturan perundang-
undangan diletakkan di sebelah kiri (di bawahpendandatanganan pengesahan atau penetapan).
(Sumber: Angka 167 dan 168 Lampiran II UU 12/2011)
•
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 5. PENUTUP
Nama jabatan dan nama pejabat diulis denganhuruf kapital. Pada akhir nama jabatan diberitanda baca koma.(Angka 169 Lampiran II UU 12/2011)
Pada akhir bagian penutup dicantumkanLembaran Desa atau Berita Desa (Lampiran PERMENDAGRI111 Tahun 2014)
•
•
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 5. PENUTUP
Ditetapkan di Bontosipada tanggal 14 April 2016KEPALA DESA BONTOSI,
tanda tangan
SALAM LAMANGKAUDiundangkan di Bontosipada tanggal 14 April 2016SEKRETARIS DESA BONTOSI,
tanda tangan
AHMAD YASIN
LEMBARAN DESA TOMPE TAHUN 2016 NOMOR 15
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 6. LAMPIRAN
Dalam hal Perat perUUan memerlukan lampiran, hal tsb hrsdinyatakan dlm Batang Tubuh dan bahwa lampiran dimaksudmerupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Perat perUUan.(Angka 192 Lampiran II UU 12/2011)
Lampiran dapat memaut antara lain uraian, daftar, tabel, gambar,peta dan sketsa. (Angka 192 Lampiran II UU 12/2011)
Dalam hal lampiran perat perUUan memerlukan lebih dari 1lampiran, tiap lampiran harus diberi nomor urut dgn menggunakanangka Romawi (Angka 193 Lampiran II UU 12/2011)
Judul Lampiran ditulis seluruhnya dgn huruf kapital yg diletakan ditengah marjin tanpa diakhiri tanda baca (Angka 195 Lampiran II UU 12/2011)
Nama Lampiran ditulis seluruhnya dgn huruf kapital yg diletakan ditengah marjin tanpa diakhiri tanda baca (Angka 196 Lampiran II UU 12/2011)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 6. LAMPIRAN
Contoh rumusan angka 195 & 196 Lampiran II UU 12/2011 :
LAMPIRAN IPERATURAN DESA BONTOSINOMOR 13 TAHUN 2016TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAHDESA TAHUN 2015 - 2021
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA(AAAA = judul lampiran)
Biro Hukum SetdaProv. Sulteng 6. LAMPIRAN
Pada halaman terakhir tiap lampiran harus dicantumkannama dan tanda tangan pejabat yg mengesahkan ataumenetapkan peraturan perundang-undangan ditulis denganhuruf kapital diletakkan di sudut kanan bawah dan diakhiridgn tanda baca koma setelah nama pejabat yg mengesahkanatau menetapkan peraturan perundang-undangan (Angka 197Lampiran II UU 12/2011)
Contoh :
KEPALA DESA BONTOSI
tanda tangan
SALAM LAMANGKAU
AKHIRNYA ……….
NASKAH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (PERDES, PERATURAN
KADES, PERATURAN BERSAMA KADESDAN KEPUTUSAN KADES ) DIKETIKDENGAN JENIS HURUF BookmanOld Style, DENGAN HURUF 12,
DI ATAS KERTAS F4(ANGKA 284 LAMPIRAN II UU 12/2011)