perancangan buku pop-up cerita rakyat putri mandalika
TRANSCRIPT
PERANCANGAN BUKU POP-UP CERITA RAKYAT PUTRI
MANDALIKA Dany Arya Pratama, I Nyoman Yoga Sumadewa, M.Sn, Sasih Gunalan S.Pd M.Sn
Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Bumigora Jln. Ismail Marzuki, Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat, 83127, INDONESIA [email protected]
ABSTRAK
Bau Nyale adalah salah satu kegiatan yang sudah terjadi secara turun temurun dan dilatar
belakangi dengan cerita rakyat putri Mandalika dimana dalam kisahnya, sang putri mengorbankan
diri agar tidak terjadi peperangan karena berbagai kerajaann tetangga memperebutkan dirinya agar
menjadi ratu di kerjaan tetangga. Dalam penentuan puncak kegiatan Bau Nyale, masyarakat
menghitung penanggalan menggunakan bintang Rowot dan hingga kini masih tetap diterapkan dan
dilakukan oleh Lembaga Rowot Nusantara Lombok. Dalam penelusuran data wawancara,
disampaikan oleh pak Lalu Ary Irawan bahwa ada sebuah kisah cocokologi terkait hubungan antara
Putri Mandalika, Bintang Rowot, dan Bau Nyale dimana sang putri justru berubah menjadi bintang
tepat pada munculnya Bintang Rowot dilangit, kemudian pada bulan kesepuluh sebelum bintang
Rowot memasuki masa ngarem-nya adalah tanda bahwa bulan tersebut sebentar lagi akan diadakan
kegiatan Bau Nyale.
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk membuat buku Pop-Up yang mengangkat kisah
Putri Mandalika yang didalamnya ternyata bersangkutan dengan penanggalan Rowot di pulau
Lombok.
Perancangan ini menggunakan metode Analisis SWOT guna mendapatkan solusi pemecahan
masalah yang tepat dalam merancang karya. Terdapat dua media dalam perancangannya, yaitu
media primer buku Pop-Up Putri Mandalika dan media sekunder yaitu x-banner dan merchandise.
Dengan perancangan buku Pop-Up ini diharapkan dapat menjadi pilihan media yang baru sebagai
bacaan cerita rakyat di Lombok sekaligus sebagai bahan belajar untuk memberikan dan
menanamkan budi pekerti luhur serta kecintaan terhadap budaa lokal kepada generasi muda di
Lombok.
Kata-kata kunci : Buku Pop-Up, Putri Mandalika, Rowot.
ABSTRACT
Bau Nyale is one of the activities that has been going on for generations and is based on
the folklore of the Princess Mandalika, where in her story, the princess sacrifices herself so that there
is no war because various kerajaann neighbors fight for her to become queen in a neighboring job.
In determining the peak of Bau Nyale activity, the community calculates the calendar using the
Rowot star and it is still being implemented and carried out by the Rowot Nusantara Lombok
Institute. In tracing the interview data, Mr. Then Ary Irawan conveyed that there was a story of
fitology related to the relationship between Princess Mandalika, Bintang Rowot, and Bau Nyale
where the princess turned into a star right at the appearance of the Rowot Star in the sky, then in the
tenth month before Rowot's star entered. The ngarem period ¬ is a sign that the month will soon be
holding Bau Nyale activities.
The purpose of this design is to make a Pop-Up book that tells the story of Princess
Mandalika, which is in fact related to the Rowot calendar on the island of Lombok.
This design uses the SWOT analysis method to get the right problem-solving solution in
designing the work. There are two media in the design, namely the primary media for the Putri
Mandalika Pop-Up book and the secondary media, namely x-banners and merchandise. With the
design of this Pop-Up book, it is hoped that it can become a new media choice as a reading of
folklore in Lombok as well as a learning material to provide and instill noble character and love for
local culture to the younger generation in Lombok.
Key words: Pop-Up Book, Putri Mandalika, Rowot.
I. PENDAHULUAN
Lombok adalah salah satu
pulau yang berada di provinsi Nusa
Tenggara Barat sekaligus mejadi
pusat pemerintahan Provinsi NTB,
Pulau ini ditempati oleh berbagai
macam suku dan budaya yang
menjadikan pulau ini juga kental akan
rasa toleransi. Tidak dipungkiri bahwa
dulu di Lombok juga pernah menjadi
sebuah wilayah kekuasaan kerajaan.
Hal itu dapat terlihat dari Pura-Pura
peninggalan kerajaan yang pernah
menetap di Pulau Lombok. Hal
tersebut memicu lahirlah tradisi dan
budaya di Lombok yang kemudian
menciptakan banyak legenda dan
cerita rakyat yang tersebar diseluruh
masyarakat Lombok.
Dari sekian banyak legenda
dan cerita rakyat dipulau Lombok, ada
satu cerita rakyat yang menjadi Brand
dari Lombok yakni kisah Putri
Mandalika, menurut buku Literasi
Cerita Rakyat yang diterbitkan oleh
Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat,
dikisahkan Putri Mandalika, yang
lebih dikenal dengan nama Mandalike
adalah seorang putri yang lahir dari
sebuah kerajaan dipulau Lombok
bernama kerajaan Tonjang Beru. Ia
adalah seorang putri yang sangat
cantik, saking cantiknya sampai
tersiar hingga ke pelosok negeri
nusantara, namun walau memiliki
kecantikan ang sangat memikat
sehingga membuat seluruh pangeran
dipenjuru negeri berniat melamar,
namun sang putri tidak menerima
lamaran mereka dan pada akhir
kisahnya diceritakan sang putri
Mandalika terjun dari tebing tepat
pada waktu sebelum matahari terbit.
Disaksikan oleh para pangeran dan
seluruh rakyat kerajaan, tiba-tiba
keajaiban terjadi setelah sang putri
melompat dari tebing dan muncul
“nyale” dari dalam laut menuju
kepesisir pantai, dan masyarakat pun
percaya bahwa “nyale” tersebut
adalah jelmaan sang putri dan akan
kembali disetiap tahunnya, dari kisah
tersebut kini dijadikan sebuah festival
tahunan “Bau Nyale”.
Untuk mengetahui puncak dari
festival Bau Nyale tersebut
masyarakat Suku Sasak (Majelis
Sasak Lombok) menggunaan
perhitungan “Rowot”. Menurut
penuturan Lalu Ari Irawan selaku
anggota Majelis Sasak di Lombok,
penanggalan Kalender Rowot dalam
kalender Sasak ini sudah menjadi
penentu puncak Bau Nyale sedari dulu
namun baru dipublikasikan pada
tahun 2014. Beliau pun memberikan
penututran bahwa ada sebuah adaptasi
dari cerita rakyat Putri Mandalika
yang melatar belakangi penggunaan
penanggalan kalender Rowot, dalam
kisah tersebut sang putri yang terjun
kelaut justru diangkat ke langit dan
menjadi sebuah rasi bintang Rowot.
Perhitungan “Rowot” pada
kalender Sasak adalah sistem
penanggalan kalender yang
menghitung pergerakan bulan,
bintang (Pleades), dan matahari.
Namun menurut penuturan Pak Lalu
Ari Irawan, kalender Sasak saat ini
masih kurang dikenal dikalangan
generasi muda, dan itu merupakan
salah satu masalah yang patut untuk
dicari jalan keluarnya karena menurut
beliau generasi muda adalah kunci
untuk melestarikan budaya dan tradisi
yang ada di pulau Lombok agar tidak
hilang oleh zaman yang kemudian
terganti dengan budaya dan tradisi
baru dari luar Nusantara.
Dapat kita lihat bahwa sekarang anak-
anak sedari usia balita sudah
disuguhkan dengan cerita dongeng
luar Nusantara seperti Cinderella,
sleeping beauty dll. Sedangkan kisah
cerita rakyat yang memiliki banyak
pesan moral yang cocok untuk
ditanamkan diusia dini justru jarang
untuk diceritakan kepada generasi
muda, justru cerita rakyat
diperkenalkan sebagai media
pembelajaran. Menurut bapak Lalu
Ari Irawan, dibutuhkan sebuah media
pendekatan yang baru tentang cerita
rakyat yang dapat menarik hati
generasi muda guna menanamkan
kecintaan terhadap tradisi dan budaya
sasak sendiri, seperti kisah putri
mandalika yang mengangkat
penghitungan tentang kalender Sasak.
Berdasarkan uraian di atas
maka dibutuhkan inovasi dalam
memperkenalkan cerita rakyat Putri
Mandalika yang mengangkat unsur
pengenalan kalender Sasak, karena
hal ini merupakan suatu warisan
budaya dan tradisi yang jarang
dikenal oleh anak-anak generasi
muda, Karena mereka lebih
mengetahui Legenda Putri
Mandalika yang dijadikan sebagai
tradisi Bau Nyale, penulis
memutuskan untuk merancang
sebuah buku Pop-Up yang
ditargetkan untuk anak dari usia 6
tahun ke atas. Harapannya buku
Pop- Up ini dapat menjadi media
untuk memperkenalkan kalender
Rowot melalui cerita Putri
Mandalika memalui media
pendekatan yang kreatif dan
komunikatif .
Penulis merasa pembuatan buku ini
sangat penting untuk memberikan
sebuah informasi edukatif kepada
generasi muda agar mereka
mengetahui tentang kalender Sasak
dan ini adalah merupakan salah satu
upaya untuk mengenalkan budaya
dan tradisi dengan media baru yang
mampu beradaptasi dizaman
sekarang.
Buku Pop-Up di rancang agar
mempu memotivasi anak-anak
sebagai generasi selanjutnya untuk
gemar membaca, memahami pesan-
pesan serta nilai tradisi yang
terkandung di dalam cerita Putri
Mandalika, sekaligus mengetahui
dan melestarikan budaya sastra lisan.
Selain itu ungsur visual yang
terdapat dalam buku Pop-Up di
setiap halamannya dapat
memberikan pengalaman baru bagi
anak-anak. Tidak hanya itu, anak-
anak diajak berimajinasi dan
memberikan ingatan yang kuat dari
cerita tersebut.
II. METODOLOGI
Metode Kualitatif
Kualitatif adalah data
berupa kata-kata atau ungkapan dari
narasumber. Menurut Sukmadinata
(2009:53) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi dan
orang secara individual maupun
kelompok. Meleong (2012:05) juga
berpendapat bahwa dalam penelitian
kualitatif metode yang biasanya di
manfaatkan adalah wawancara,
pengamatan, dan pemanfaatan
dokumen.Dalam Perancangan ini
metode kualitatif dilakukan dalam
bentuk wawancara secara langsung ke
lokasi narasumber dan studi literasi
dari beberapa buku.
Metode Kuantitatif
Pendekatan ini menekankan
kepada penggunaan desain riset yang
baku. Karena itu sebelum melakukan
riset, peneliti disarankan untuk
menyusun desain riset dengan sebaik
– baiknya. Pendekatan kuantitatif
menurut Sugiyono (2011:7) yaitu
Metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan juga sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Metode ini sebagai
metode ilmiah karena telah menemui
kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit,obyektif,terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Dalam
perancangan ini pendekatan
kuantitatif dilakukan dalam bentuk
kuisioner. Sumber data yang
dihasilkan dari kedua metode
penelitian diatas terbagi menjadi dua
yaitu sumber data Primer dan data
Skunder :
Data Primer
Sumber data primer adalah
sumber data aktual pada saat terjadi
peristiwa pengumpulan data atau
data yang didapatkan dari subyek
penelitan secara langsung untuk
mengetahui tentang Putri Mandalika
Data Skunder
Sumber data skunder adalah
sumber data dari tangan kedua atau
data pendukung yang di dapatkan
lewat literasi mengenai Putri
Mandalika yang ada di buku
maupun artikel daring dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
Teknik Pengumpulan Data
A. Wawancara
Wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawancarai,
dengan menggunakan pedoman
wawancara. (Nazir, 1988: 234).
Pada perancangan tugas akhir ini,
penulis melakukan wawancara
kepada narasumber untuk
memperoleh data mengenai Putri
Mandalika dan Kalender Rowot.
B. Kuisioner
Menurut Dewa Ketut
Sukardi (1983) kuisioner ialah suatu
bentuk teknik dalam mengumpulkan
data yang dilakukan pada metode
penelitian dengan tidak perlu/wajib
memerlukan kedatangan langsung
dari sumber data.
Sementara, pada tahap
pengumpulan data untuk
perancangan ini, digunakan
beberapa instrument/alat sebagai
berikut :
a. Pedoman wawancara
b. Alat tulis seperti pena,
pensil, buku dan kertas
c. Kamera Handphone
sebagai media untuk dokumentasi,
d. Komputer serta beberapa software
editing sebagai pendukung dalam
proses pengerjaan.
e. Internet untuk pencarian data secara
daring
Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data
penulis menggunakan dua metode
yakni 5W + 1H dan analisis SWOT.
5W+1H adalah sebuah konsep
perumusan pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian untuk
memecahkan permasalahan. Meliputi
pertanyaan What (Apa), When
(Kapan), Where (Dimana), Who
(Siapa), Why (Mengapa) dan How
(Bagaimana). Manfaat
penggunaannya adalah untuk
mempermudah dalam proses analisis
data.
Sedangkan, analisis SWOT
adalah metode untuk menganalisa
strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang)
dan threat (ancaman) pada suatu
produk guna memudahkan dalam
penentu keberlangsungan kegunaan
produk tersebut di masa depan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menyelesaikan
perancangan tugas akhir ini digunakan
metode penelitian Design Thinking.
Metode ini dipopulerkan oleh David
Kelley dan Tim Brown, pendiri
perusahaan IDEO yaitu sebuah
perusahaan konsultan desain yang
mempunyai latar belakang desain
produk berbasis inovasi. Menurut
mereka, Design Thinking adalah
metode penyelesaian masalah yang
berfokus kepada pengguna (user).
tahapannya sebagai berikut :
Empathize – Define – Ideate
– Prototype – Test
a. Empathize
Desainer harus mengetahui
siapa target audiens yang dituju,
ketika sudah mengetahui target
audiens maka desainer harus mencoba
menempatkan diri sebagai target
audiens sehingga memahami betul
kebutuhan target audiens. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara seperti
wawancara dan observasi terhadap
target audiens.
b. Define
Setelah desainer mengerti
kebutuhan target audiens, selanjutnya
desainer menggambarkan ide atau
pandangan target audiens yang
menjadi dasar dari perancangan. Hal
ini dapat dilakukan dengan membuat
daftar kebutuhan target audiens dan
pengetahuan mengenai kondisi yang
terjadi.
c. Ideate
Setelah desainer mengetahui
kebutuhan target audiens, selanjutnya
desainer menemukan gagasan/ide
sebagai solusi dari kebutuhan target
audiens.
d. Prototype
Setelah itu penulis akan
melanjutkan ketahap prototype yaitu
mengaplikasikan rancangan desain ke
dalam mock up, melakukan cross
check, lalu
diimplementasikan/diterapkan
sebagai sebuah produk yang nyata.
e. Test
Dari hasil prototype yang
sudah diproduksi, tahap selanjutnya
adalah melakukan test dan presentasi
kepada beberapa target audiens, guna
mendapat kritik dan masukan untuk
perbaikan hasil produk apabila
terdapat kekurangan.
Tahap Perancangan 1) Judul buku : “KISAH CERITA
RAKYAT PUTRI MANDALIKA”
2) Sinopsis : Cerita Putri Mandalika
bercerita tentang kisah seorang putri
cantik jelita yang sangat dicintai
oleh rakyatnya dipulau Lombok,
dimana suatu saat Putri Mandalika
dilamar oleh banyak pangeran
namun tidak memilih salah satu dari
pangeran tersebut dan menimbulkan
amarah yang sangat besar dan akan
memicu perperangan. Putri
Mandalika yang tidak ingin terjadi
hal buruk kepada para rakyatnya
akhirnya mengorbankan diri terjun
kelaut dan berubah jadi bintang
setelah didoakan oleh rakyatnya
tercinta. Setelah itu sang putri
berjanji akan kembali pada bulan
ke-sepuluh untuk menemui para
rakyatnya. Bulan kesepuluh pun tiba
dan para rakyat mencari sang putri,
namun yang ditemukan adalah nyale
yang muncul dari pantai dan ketika
mereka melihat kelangit mereka
tidak menemukan bintang Rowot.
Para rakyat pun percaya bahwa putri
Mandalika menjelma menjadi Nyale
untuk menemui rakyatnya.
Semenjak saat itu, mereka pun
dengan rutin bertemu dengan sang
putri pada bulan kesepuluh setiap
tahun dan kegiatan itu dinamai “Bau
Nyale”
3) Story Line Halaman 1
Gambar 4.1 halaman pertama
Sumber: Data Pribadi
Visual :
bangunan kerajaan
Teks : Dahulu
kala di Pulau Lombok, berdiri
sebuah kerajaan yang sangat
terkenal karena kerajaan ini sangat
damai dan tentram. Kerajaan ini
dipimpin oleh putri yang sangat
cantik jelita, putri itu bernama
bernama Putri Mandalika. Putri
Mandalika sangat cantik, selain
cantik sang putri juga sangat baik
dan rendah hati. Dia tidak pernah
membedakan dirinya dengan
rakyatnya karena dia tidak mau
merasa terlalu diagungkan oleh
rakyatnya sendiri.
Halaman 2
Gambar 4.2 halaman kedua
Sumber: Data Pribadi
Visual : sang
putri bersalaman dengan orang tua
Teks : Putri
Mandalika biasanya berjalan
keliling kerajaan untuk menyapa
rakyatnya, dia sangat ramah
terhadap semua rakyatnya. Sang
putri tidak pilih kasih dalam
menyapa rakyatnya, bahkan dia
juga menghormati rakyatnya yang
lebih tua darinya. Hal itu membuat
rakyatnya merasa sangat dekat
dengan sang putri, mereka tidak
takut menyapa atau bahkan
bersalaman dengan sang putri.
mereka sangat senang bisa
dipimpin oleh putri seperti putri
Mandalika.
Halaman 3
Gambar 4.3 halaman ketiga
Sumber: Data Pribadi
Visual : sang
putri ikut bertani membantu
rakyatnya.
Teks : Kalau
sang putri memiliki waktu lebih,
dia biasanya ikut membantu
rakyatnya bertani disawah sesuai
dengan musim tanam yang sudah
mereka hitung melalui peredaran
bintang dilangit. Jadi para rakyat
biasanya menggunakan bintang
sebagai acuan penentuan bulan
dimasa itu.
Rakyat pun tetap menaruh rasa
hormat yang tinggi terhadap sang
putri walau sang putri melakukan
perkerjaan rakyat-rakyatnya,
mereka justru semakin hormat
dengan sikap rendah hati yang
dimiliki oleh sang Putri
Mandalika.
Halaman 4
Gambar 4.4 halaman keempat
Sumber: Data Pribadi
Visual : sang
putri memberikan bekal kepada
perantau.
Teks : Tidak
hanya rendah hati serta baik
kepada rakyatnya, sang putri juga
sangat baik kepada rakyat
perantau yang datang kedesanya.
bahkan perantau akan diberikan
bahan makanan gratis jika mereka
kehabisan bahan makanan untuk
kembali pulang. rakyatnya pun
ikut meniru sikap sang putri,
mereka memberlakukan para
perantau yang berdagang atau
perantau yang mampir ke kerajaan
dengan baik dan sopan tanpa
memikirkan latar belakang si
perantau dari daerah mana.
Halaman 5
Gambar 4.5 halaman kelima
Sumber: Data Pribadi
Visual : kapal-
kapal berlayar menuju kerajaan
putri mandalika
Teks : Hal ini
pun membuat kabar bahwa sang
putri tidadk hanya cantik, namun
baik hati serta rendah hati tersebar
keberbagai daerah. Akibatnya
banyak pangeran dari berbagai
negeri datang ke kerajaan untuk
melamar sang putri Mandalika.
Mereka datang bergiliran dan
bahkan datang bersamaan dengan
pangeran dari daerah lain, hal
tersebut membuat perasaan sang
putri sedikit gelisah dann
merasakan sesuatu yang tidak
diinginkan mungkin akan terjadi.
Halaman 6
Gambar 4.6 Halaman keenam
Sumber: Data Pribadi
Visual : sang
pangeran melamar putri Mandalika
Teks : Suatu
saat, datanglah pangeran-pangeran
dari berbagai daerah untuk
melamar sang putri. Mereka
memberikan berbagai macam
bawaan dari daerah mereka untuk
dijadikan buah tangan dan
diberikan kepada sang Putri
Mandalika. Namun sang putri
tidak menerima mereka satupun,
sang putri merasa dirinya tidak
mau menikah karena dirinya
sangat mencintai rakyatnya. sang
putri tidak ingin meninggalkan
rakyat-rakyatnya dan begitu juga
sebaliknya.
Halaman 7
Gambar 4.7 Halaman ketujuh
Sumber: Data Pribadi
Visual : Para
pangeran melakukan ajang
pembuktian
Teks :
Jawaban sang putri pun membuat
para pangeran merasa tidak
nyaman dan mereka pun akan
melakukan ajang pembuktian
kepada sang putri dengan
melakukan peresean sesuai
dengan adat di Lombok. Siapa
yang berhak untuk dinikahi nanti
akan ditentukan oleh pilihan dari
sang putri Mandalika.
Halaman 8
Gambar 4.8 Halaman kedelapan
Sumber: Data Pribadi
Visual : putri
Mandalika bersedih
Teks : Setelah
melakukan pertandingan presean,
maka sang pangeran pun menuntut
jawaban dari sang putri. Sang putri
mandalika sangat bersedih dengan
hal tersebut dan ia tidak bisa
memilih pangeran yang akan
dinikahinya. Sang putri Mandalika
pun memohon doa kepada Tuhan
agar diberikan petunjuk untuk
memilih apa yang akan dia
lakukan demi menyelamatkan
kerajaannya yang tercinta.
Halaman 9
Gambar 4.9 Halaman kesembilan
Sumber: Data Pribadi
Visual : Putri
Mandalika terjun dari tebing
Teks : Sang
putri pun memilih untuk
mengorbankan dirinya dihadapan
para pangeran berserta rakyatnya.
dia meminta kepada rakyatnya
bahwa dia akan memberikan
jawabannya dihadapan rakyat
beserta para pangeran dan
meminta mereka untuk
menghargai pilihan sang putri.
sang putri pun mengatakan bahwa
dia akan mengorbankan dirinya
agar tidak ada terjadi pertumpahan
darah lagi akibat memperebutkan
dirinya. dan dia mengatakan
kepada rakyatnya bahwa dia
sangat mencintai rakyatnya dan
akan bertemu mereka lagi dibulan
kesepuluh.
Halaman 10
Gambar 4.10 Halaman kesepuluh
Sumber: Data Pribadi
Visual : putri
Mandalika diangkat menjadi
bintang
Teks : Sang
putri pun terjun dari atas tebing ke
laut. hal tersebut disaksikan oleh
seluruh rakyatnya, dan membuat
rakyatnya sangat bersedih. Mereka
pun berdoa kepada tuhan agar
sang putri diberikan tempat
terindah karena pengorbanan
cintanya kepada rakyatnya. Tiba-
tiba sang putri muncul dari dalam
laut dengan bersinar sangat terang.
perlahan sang putri diangkat
kelangit hingga terlihat seperti
bintang. mereka pun bersyukur
dengan hal tersebut dan mereka
berjanji akan mencari putri lagi
dibulan kesepuluh di tempat
tersebut.
Halaman 11
Gambar 4.11 halaman kesebelas
Sumber: Data Pribadi
Visual : rakyat
menemukan nyale ketika kembali
mencari sang putri mandalika.
Teks : Bulan
kesepuluh pun tiba, seluruh rakyat
beserta pangeran dari berbagai
daerah ikut mencari sang putri ke
tempat sang putri ternjun kelaut.
dan mereka menemukan adanya
cacing laut yang muncul di pinggir
pantai, seluruh rakat pun percaya
bahwa itu adalah jelmaan sang
putri. Mereka percaya nyale
tersebut adalah jelmaan sang putri
karena ketika sang putri
menghilang dilangit, muncullah
nyale di laut. Seluruh rakyat pun
setuju untuk tetap mencari sang
putri setiap setahun sekali dibulan
kesepuluh. kegiatan mereka pun
diberinama “Bau Nyale” dan sang
putri yang sudah menjadi bintang
dinamakan “BINTANG
ROWOT”
4) Diskripsi Tokoh Putri Mandalika
sang putri adalah seorang
putri yang cantik, baik hati, serta
rendah hati. Putri Mandalika sangat
mencintai rakyatnya sehingga dia
rela melakukan apapun untuk
melindungi rakyatnya, begitu juga
sebaliknya dia sangat dicintai oleh
rakyatnya .
5) Target Audiens Target Audiens disini lebih
berfokus pada 50% adalah keluarga
yang memiliki anak diusia balita,
35% adalah sekolah dimana buku ini
bisa dijadikan bahan bacaan di
perpustakaan sekolah, 15% adalah
khalayak umum dimana buku ini
juga nanti akan diberikan kepada
perpustakaan milik Majelis Sasak
Lombok sebagai bahan bacaan dan
asset refrensi untuk bahan penelitian
berikutnya.
6) Format Buku a. Isi dan ukuran buku
isi buku dicetak menggunakan
kertas artpaper 260gsm agar lipatan-
lipatan pop up tetap bagus dan hasil
karya tidak rusak oleh lipatan buku.
Buku nanti akan dicetak dengan
ukuran 21cm x 21cm agar lebih
praktis dan tidak terlalu besar.
b. Jenis Buku Pop-Up
Jenis buku Pop Up ang
digunakan adalah jenis Semi Auto
Movement dengan jenis lipatan V-
Fold Pop Up dan Floating Planes.
Penulis memilih jenis tersebut
dikarenakan agar lebih terkesan
praktis dan membuat target audiens
tidak bingung dengan alur cerita
didalam satu halaman Pop Up
tersebut, selain itu penggunaan jenis
lipatan yang cukup simple agar
menekan resiko kerusakan yang
diakibatkan jika ada kesalahan
dalam membuka atau menutup buku
Pop Up tersebut.
7) KONSEP VISUAL
a. Konsep Visual Tokoh
Utama Dan Tokoh
Pendukung Sang putri Mandalika akan
digambarkan menggunakan
pakaian adat sasak untuk
seorang wanita, namun nanti
akan menggunakan tambahan
perhiasan agar membedakan
sang putri dengan wanita dari
kalangan rakyat biasa.
Lalu untuk pangeran nanti
akan digambarkan dengan
tokoh siluet, fungsinya agar
dalam segi cerita akan lebih
berfokus kepada sang Putri
Mandalika. Kemudian untuk
rakyat kerajaan akan
menggunakan pakaian yang
mirip dengan pakaian adat
sasak namun bedanya lebih
memiliki warna yang tidak
terlalu mencolok, gunanya
agar ketika karakter rakyat
tidak terlalu mencolok ketika
berada dalam satu pop-up
dengan sang Putri Mandalika.
b. Gaya Layout Pengaturan Layout Panel
pada perancangan buku Pop
UpPutri Mandalika ini akan
didasarkan pada arah
membaca. Disesuaikan
dengan arah membaca target
audiens dimana targetnya
adalah orang Indonesia, yaitu
dari kiri ke kanan. Selain itu
untuk penerapan teks cerita
akan menggunakan kotak
naskah yang akan terletak
pada bagian bawah buku
c. Gaya Visual dan Warna Gaya visual yang
digunakan oleh penulis
menekankan pada bentuk yang
sederhana, penggunaan warna
pastel dan tidak terlalu banyak
varian warna agar terlihat lebih
harmonis serta akan pembaca
tidak bingung dengan
banyaknya warna yang
digunakan, memberikan aksen
goresan pada objek yang
divisualisasikan oleh penulis
untuk menambah kesan texture
dalam objek yang digambar.
Berikut visualisasi
buku Pop Up Putri Mandalika :
Gambar 4.12 Sampul Depan
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.13 halaman pembuka
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.14 prolog
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.15 Halaman pertama
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.16 Halaman kedua
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.17 Halaman ketiga
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.18 Halaman keempat
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.19 Halaman kelima
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.20 Halaman keenam
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.21 Halaman ketujuh
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.22 Halaman kedelapan
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.23 Halaman kesembilan
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.24 Halaman kesepuluh
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.25 Halaman kesebelas
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.26 Halaman penutup
Sumber: Data Pribadi
d. Tipografi Tipografi yang digunakan
dalam merancang visual dan
penulisan naskah cerita di
dalamnya akan menggunakan
font yang berbeda. Untuk isi
cerita, penulis akan
menggunakan font ARIAL
ROUNDED MT BLACK
Tipografi untuk cover
akan menggunakan custom
tipografi yang terinspirasi dari
aksara sasak.
Gambar 4.27 Desain sampul pada
buku
Sumber: Data Pribadi
e. Sampul Sampul atau cover
merupakan salah satu elemen
pada buku yang merupakan
halaman awal pada buku.
Dimana cover berperan
penting untuk menarik minat
pembaca. Dalam sebuah
cover harus memuat beberapa
informasi penting mengenai
buku, yaitu seperti judul,
ilustrasi, nama penulis
danlain-lain.
Gambar 4.28 Sketsa desain
sampul alternatif
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.29 Sketsa desain
sampul alternatif
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.30 Sketsa desain
sampul alternatif
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.31 Desain final
sampul untuk buku
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.32 Desain sampul
pada buku
Sumber: Data Pribadi
Desain Pendukung Dalam menunjang branding
Buku Pop-Up ini, penulis juga
merancang beberapa desain
pendukung untuk diterapkan
dalam berbagai media seperti
berikut :
Gambar 4.33 Desain pada gelas mug
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.34 Desain pada tote bag
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.35 Desain pada X-
banner
Sumber: Data Pribadi
Gambar 4.36 Desain pada tshirt
Sumber: Data Pribadi
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Perancangan buku Pop Up
Putri Mandalika sebagai komunikasi
visual untuk memperkenalkan
kalender Rowot sebagai salah satu
system kalender yang diterapkan
oleh masyarakat di pulau Lombok
dan system penanggalannya pun
diterapkan untuk menentukan
puncak dari kegiatan Bau Nyale
dilakukan dengan beberapa langkah,
yang pertama yaitu mencari sumber
literasi cerita Putri Mandalika itu
sendiri. Tujuannya adalah agar kita
memiliki data dari sumber yang kuat
dan berdasar pada batasan masalah.
Kemudian meringkas cerita, agar
ceritanya dapat disampaikan dengan
ringkas namun jelas. Setelah itu
membuat story line, dimana
tujuannya adalah mempermudah
penulis untuk mengetahui jalan
cerita. Langkah berikutnya yaitu
mendesain karakter-karakter tokoh
yang ada di dalam cerita. Tujuannya
agar pembaca mendapat gambaran
bagaimana visual yang ada dalam
cerita yang diciptakan berdasarkan
sumber data dan imajinasi penulis.
Setelah itu membuat story board.
Tujuannya agar penulis atau
perancang dapat dengan mudah
membuat ilustrasi agar jalan
ceritanya dapat disampaikan dengan
menarik. Kemudian memvektorkan
semua yang telah di sketsa. Barulah
dicetak dan kemudian disusun
menjadi buku Pop Up sesuai dengan
ilustrasi atau sketsa pada story board
yang telahdibuat.
Dalam perancangan ini
penulis menggunakan visual dengan
gaya gambar kartun yang
menyesuaikan dengan target
audiens. Pada alur cerita Putri
Mandalika juga dilakukan
modifikasi agar audiens dapat
mudah memahami jalan cerita.
Danperingkrasan alur cerita agar
meminimalisir waktu dan biaya
produksi
mengingatteknikPopUpmemilikitin
gkatkesukaranyangtinggi
SARAN
Bagi perancang selanjutnya
diharapkan lebih kreatif dan inovatif
dalam menghasilkan buku Pop Up
dengan memanfaatkan cerita rakyat
nusantara sebagai tema. Bagi
Mahasiswa/I DKV Universitas
Bumigora diharapkan dengan
membaca laporan ini dapat menjadi
refrensi agar nantinya lebih kreatif
dan menghasilkan karya-karya baru
yang lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin dan Kusrianto. 2009. Sukses
Menulis Buku Ajar dan Refrensi,
Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Burhan Nurgiyantoro. (1995). Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Danandjaja, J. 2002. Foklor
Indonesia, Ilmu Gosip,
Dongeng, dll. Jakarta:
Grafitipers.
Dewanti Handaruni, dkk. 2018.
Pengembangan Media Pop-Up Book
Untuk Pembelajaran Lingkungan
Tempat Tinggalku Kelas IV SDN 1
PAKUNDEN Kabupaten Ponorogo.
Malang. Universitas Negeri Malang
Edi Sudadi. 1994. Merencana Desain
Grafis III (BPK). Surakarta :
Universitas Sebelas Maret Press
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Fajar M. 2009. Ilmu Komunikasi Teori
dan Praktik. Yogyakarta: Graham Ilmu
Hutomo, S. S. 1991. Mutiara Yang
Terlupakan. Surabaya:
Himpunan Sarjana Kesusastraan
Indonesia, HISKI-Komisariat
Jawa Timur
Irawan Ary Lalu, dkk. 2014. Mengenal
Kalender Rowot. Lombok.
Kohar Abdul. 2017. Penanggalan Rowot
Sasak Dalam Perspektif Astronomi.
Semarang. Universitas Islam Negeri
Walisongo.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar
Desain Komunikasi
Visual.Yogyakarta:
Pemerintah Indonesia. 2014. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2014 Tentang Pedoman Pelestarian
Tradisi. Lembaran RI Tahun 2014
No. 02. Jakarta: Sekretariat Negara.
Poerodarminta,W.J.S. 1990.
Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Balai Pustaka,
Jakarta.
Rothlein, L., & Meinbach, A. M.
(1991). The Literature
Connection: Using Chlidren’s
Books in The Classroom.
Glenview, Illinois Scoot,
Foresman and Company
Sachari, Agus & Sunarya, Yan yan.
2000:4 Sosiologi Desain.
Erlangga. Jakarta. Sudiana,
Dendi. 2001. Pengantar
Tipografi. Bandung. Rumah
Produksi Dendi
Safri Meilia, dkk. 2017. Pengembangan
Media Belajar Pop-Up Book Pada
Materi Minyak Bumi. Medan.
Universitas Negeri Medan.
Sidiana Sunaryo, A. 2002. Paparan
Perkuliahan Mahasiswa Mata Kuliah
Nirmana I. Semarang: Jurusan Seni
Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Semarang.
Tim literasi cerita rakyat. 2016. Literasi
Cerita Rakyat Kelas 10,11,12.
Lombok.
http://berajahaksara.org/2017/09/19/menilik-
akar-sejarah-astronomi-sasak-tradisi-
periodisasi-kalender-rowot-sasak/
diakses pada 23 juli 2020, pkl.00.26
WITA
http://dgi.or.id/read/observation/sekilas-
tentang-pop-up-lift-the-flap-dan-
movable-book.html diakses pada 22
juli 2020, pkl.23.53 WITA
https://id.wikihow.com/Membuat-Buku-
Pop-Up diakses pada 23 juli 2020,
pkl.00.28 WITA
https://kumparan.com/bandungkiwari/menge
nal-pop-up-buku-tiga-dimensi-yang-
unik-dan-banyak-dicari-
27431110790538368 pada 23 juli
2020, pkl.00.30 WITA
https://www.carrotacademy.com/5-tips-
membuat-ilustrasi-buku-anak/
diakses pada 22 juli 2020, pkl.23.48
WITA
https://www.neliti.com/id/publications/1391
99/pengembangan-buku-pop-up-
sebagai-media-pembelajaran-pada-
materi-crustacea-untuk diakses pada
22 juli 2020, pkl.23.51 WITA