peranan dokter puskesmas dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

Upload: indah-arfemy

Post on 10-Mar-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ksjsjskk

TRANSCRIPT

  • DIREKTORAT BINA KESEHATAN JIWAKEMENTERIAN KESEHATAN RI

  • Pendahuluan..

    Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu?

  • Rata-rata: 11.6 % (lebih dari 19 juta penduduk)Prevalensi Nasional Gangguan Mental Emosional 15 tahun (Riskesdas,2007)

    Chart1

    14.1NADNAD

    6.9SUMATERA UTARASUMATERA UTARA

    13.9SUMATERA BARATSUMATERA BARAT

    11.4RIAURIAU

    7.1JAMBIJAMBI

    6.3SUMATERA SELATANSUMATERA SELATAN

    10.3BENGKULUBENGKULU

    6.8LAMPUNGLAMPUNG

    14.5BANGKA BELITUNGBANGKA BELITUNG

    5.1KEPULAUAN RIAUKEPULAUAN RIAU

    14.1DKI JAKARTADKI JAKARTA

    20JAWA BARATJAWA BARAT

    12JAWA TENGAHJAWA TENGAH

    9.6DI YOGYAKARTADI YOGYAKARTA

    12.3JAWA TIMURJAWA TIMUR

    11.5BANTENBANTEN

    9.8BALIBALI

    12.8NUSA TENGGARA BARATNUSA TENGGARA BARAT

    14.5NUSA TENGGARA TIMURNUSA TENGGARA TIMUR

    7.8KALIMANTAN BARATKALIMANTAN BARAT

    10.7KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN TENGAH

    11.3KALIMANTAN SELATANKALIMANTAN SELATAN

    6.9KALIMANTAN TIMURKALIMANTAN TIMUR

    9SULAWESI UTARASULAWESI UTARA

    16SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH

    13.7SULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN

    10.2SULAWESI TENGGARASULAWESI TENGGARA

    16.5GORONTALOGORONTALO

    7.7SULAWESI BARATSULAWESI BARAT

    7.5MALUKUMALUKU

    8.9MALUKU UTARAMALUKU UTARA

    13.2IRIAN JAYA BARATIRIAN JAYA BARAT

    9.7PAPUAPAPUA

    11.6NASIONALNASIONAL

    Series 1

    Column1

    Column2

    Sheet1

    Series 1Column1Column2

    NAD14.1

    SUMATERA UTARA6.9

    SUMATERA BARAT13.9

    RIAU11.4

    JAMBI7.1

    SUMATERA SELATAN6.3

    BENGKULU10.3

    LAMPUNG6.8

    BANGKA BELITUNG14.5

    KEPULAUAN RIAU5.1

    DKI JAKARTA14.1

    JAWA BARAT20

    JAWA TENGAH12

    DI YOGYAKARTA9.6

    JAWA TIMUR12.3

    BANTEN11.5

    BALI9.8

    NUSA TENGGARA BARAT12.8

    NUSA TENGGARA TIMUR14.5

    KALIMANTAN BARAT7.8

    KALIMANTAN TENGAH10.7

    KALIMANTAN SELATAN11.3

    KALIMANTAN TIMUR6.9

    SULAWESI UTARA9

    SULAWESI TENGAH16

    SULAWESI SELATAN13.7

    SULAWESI TENGGARA10.2

    GORONTALO16.5

    SULAWESI BARAT7.7

    MALUKU7.5

    MALUKU UTARA8.9

    IRIAN JAYA BARAT13.2

    PAPUA9.7

    NASIONAL11.6

    To resize chart data range, drag lower right corner of range.

  • Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat (Riskesdas, 2007)Rata-rata: 0.46% (lebih dari 1 juta penduduk)

    Chart1

    1.9NADNAD

    0.1SUMATERA UTARASUMATERA UTARA

    1.6SUMATERA BARATSUMATERA BARAT

    0.1RIAURIAU

    0.19JAMBIJAMBI

    0.9SUMATERA SELATANSUMATERA SELATAN

    0.16BENGKULUBENGKULU

    0.14LAMPUNGLAMPUNG

    0.87BANGKA BELITUNGBANGKA BELITUNG

    0.74KEPULAUAN RIAUKEPULAUAN RIAU

    2.03DKI JAKARTADKI JAKARTA

    0.22JAWA BARATJAWA BARAT

    0.33JAWA TENGAHJAWA TENGAH

    0.38DI YOGYAKARTADI YOGYAKARTA

    0.31JAWA TIMURJAWA TIMUR

    0.2BANTENBANTEN

    0.3BALIBALI

    0.99NUSA TENGGARA BARATNUSA TENGGARA BARAT

    0.25NUSA TENGGARA TIMURNUSA TENGGARA TIMUR

    0.15KALIMANTAN BARATKALIMANTAN BARAT

    0.25KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN TENGAH

    0.39KALIMANTAN SELATANKALIMANTAN SELATAN

    0.13KALIMANTAN TIMURKALIMANTAN TIMUR

    0.24SULAWESI UTARASULAWESI UTARA

    0.53SULAWESI TENGAHSULAWESI TENGAH

    0.32SULAWESI SELATANSULAWESI SELATAN

    0.25SULAWESI TENGGARASULAWESI TENGGARA

    0.24GORONTALOGORONTALO

    0.15SULAWESI BARATSULAWESI BARAT

    0.09MALUKUMALUKU

    0.15MALUKU UTARAMALUKU UTARA

    0.18IRIAN JAYA BARATIRIAN JAYA BARAT

    0.26PAPUAPAPUA

    0.46NASIONALNASIONAL

    Series 1

    Column1

    Column2

    Sheet1

    Series 1Column1Column2

    NAD1.9

    SUMATERA UTARA0.1

    SUMATERA BARAT1.6

    RIAU0.1

    JAMBI0.19

    SUMATERA SELATAN0.9

    BENGKULU0.16

    LAMPUNG0.14

    BANGKA BELITUNG0.87

    KEPULAUAN RIAU0.74

    DKI JAKARTA2.03

    JAWA BARAT0.22

    JAWA TENGAH0.33

    DI YOGYAKARTA0.38

    JAWA TIMUR0.31

    BANTEN0.2

    BALI0.3

    NUSA TENGGARA BARAT0.99

    NUSA TENGGARA TIMUR0.25

    KALIMANTAN BARAT0.15

    KALIMANTAN TENGAH0.25

    KALIMANTAN SELATAN0.39

    KALIMANTAN TIMUR0.13

    SULAWESI UTARA0.24

    SULAWESI TENGAH0.53

    SULAWESI SELATAN0.32

    SULAWESI TENGGARA0.25

    GORONTALO0.24

    SULAWESI BARAT0.15

    MALUKU0.09

    MALUKU UTARA0.15

    IRIAN JAYA BARAT0.18

    PAPUA0.26

    NASIONAL0.46

    To resize chart data range, drag lower right corner of range.

  • BEBAN EKONOMI AKIBAT MASALAH KESEHATAN JIWA DI INDONESIAPerhitungan berdasarkan Riskesdas 2007:Kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatan jiwa sebesar Rp.20 Triliun

    PERBANDINGAN : Dana Jamkesmas = Rp 5,1 triliun Kerugian akibat TBC = Rp 6,2 TriliunProf. Ascobat Gani, Seminar MDGs dan Kesehatan Jiwa, 2010

  • Interaksi antara gangguan jiwa dan kondisi kesehatan fisikGangguan jiwa mempengaruhi kondisi kesehatan fisik faktor risiko & efek biologis

    Beberapa kondisi kesehatan fisik mempengaruhi risiko gangguan jiwa

    Beberapa ggn jiwa yang komorbid mempengaruhi upaya terapi & hasil penatalaksanaan kondisi kesehatan fisik.Gangguan FisikGangguan JiwaPrince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007

  • Masalah Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar

    World Health Organization (WHO) 24% pasien di pelayanan kesehatan dasar memiliki diagnosis gangguan jiwa (World Health Report, 2001).

    Penelitian dari berbagai negara bervariasi dari 10% hingga mencapai 60%. Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah depresi, cemas dan penyalahgunaan napza, baik sebagai diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya (Integrating Mental Health into Primary Care, 2008)

  • BEBAN KESEHATAN JIWA DI ANTARA PENYAKIT TIDAK MENULAR LAINNYA DALYS 2005Global Burden of Disease and Risk Factors, 2006 Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007Mental Health Gap Action Programme, WHO, 2008

  • Mengurangi Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan IbuDepresi pada ibu dikaitkan dengan kelahiran prematur, BBLR, menurunnya kesehatan fisik pada anak, terhambatnya perkembangan anak, serta meningkatnya kematian anak Bunuh diri adalah penyebab utama kematian ibu di negara berkembang 20-40% wanita mengalami depresi pada perinatalMasalah kesehatan jiwa meningkatkan komplikasi obstetrik dan kelahiran prematurImproving maternal mental health, WHO, 2008

  • Kondisi saat ini...Kesenjangan pengobatan masih tinggi: >90%

    Adanya keterlambatan dalam pengenalan masalah kesehatan jiwa

    Keterlambatan dalam membawa orang dengan masalah kejiwaan ke fasilitas kesehatan

    Pemasungan

  • Sumber Daya Kesehatan

    RSJ: 31 (8 provinsi tidak memiliki RSJ) RSU: 445 (22% memiliki layanan keswa) Puskesmas: 9005 (13% memiliki layanan keswa)

    Psikiater: 600 (0,26 per 100.000 populasi) Psikolog klinis: 418 (0,18 per 100.000 populasi) CMHN: 850 (0,36 per 100.000 populasi) Dokter: 56.750 (24,67 per 100.000 populasi) Perawat: 500.000 (217,4 per 100.000 populasi)Fasilitas Kesehatan untuk Layanan Kesehatan JiwaSumber Daya Manusia untuk Kesehatan Jiwa

    ACER - Jumlah dokter cek ek IDI. mereka punya data terakhir, sekaligus cek data jumlah dokter spesialis (biar bisa ada perbandingan dengan jumlah psikiater.)Jumalh perawat cek dengan direktorat keperawatan.

  • Strategi dalam Menurunkan Treatment Gap 3 (tiga) strategi dalam menurunkan treatment gap bagi gangguan jiwa berdasarkan survei yang dilakukan pada WPA di 60 negara (2010):

    Patel V, et al. Reducing the treatment gap for mental disorders: a WPA survey. World Psychiatry, 20101. meningkatkan jumlah psikiater dan profesional kesehatan jiwa lainnya2. meningkatkan keterlibatan penyedia layanan kesehatan jiwa non-spesialis yang terlatih dengan baik3. keterlibatan aktif orang yang terkena dampak gangguan jiwa secara langsung (ODMK dan keluarga)

  • 7 Alasan Penting Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan DasarWorld Health Organization (WHO) & World Organization of Family Doctors (Wonca): Integrating Mental Health into Primary Care, 2008

  • 1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar 2. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik saling terkait dan mempengaruhi3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada masalah kesehatan jiwa sangat besar 4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan akan pelayanan keswa5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa menghargai terhadap Hak Asasi Manusia6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara ekonomi oleh masyarakat7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas menghasilkan outcome kesehatan secara umum yang lebih baik

  • 10 Prinsip Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar World Health Organization (WHO) & World Organization of Family Doctors (Wonca): Integrating Mental Health into Primary Care, 2008

  • 1. Diperlukan kebijakan dan program yang mendukung2. Diperlukan advokasi kepada pemangku kebijakan untuk mengubah sikap, perilaku dan komitmen terhadap kesehatan jiwa 3. Diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas yang adekuat 4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bersifat terbatas dan dapat dilaksanakan5. Psikiater dan tenaga profesional kesehatan jiwa lainnya harus tersedia untuk mendukung pelayanan di Puskesmas6. Obat-obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan jiwa harus tersedia di Puskesmas7. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam upaya kesehatan pada umumnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan. 8. Diperlukan koordinator dalam pelayanan kesehatan jiwa.9. Diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti sektor pemerintah non-kesehatan, LSM, tenaga kesehatan di masyarakat serta para relawan.10. Dibutuhkan SDM dan dana yang mendukung.

  • Contoh Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan JiwaPuskesmas Tebet Jakarta dengan Poli Konsultasi Anak dan KeluargaPuskesmas Sindang Barang Bogor dengan pengembangan Assertive Community TreatmentPuskesmas Rejoso Nganjuk dengan perawatan inap dan emergensi (terbatas) kasus psikiatriSeluruh puskesmas di NAD dengan pelayanan kesehatan jiwa

  • Peran dokter dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan jiwaMelakukan upaya kesehatan jiwa yang terintegrasi dalam layanan kesehatan umum di puskesmas, terutama upaya promotif kesehatan jiwa dan prevensi gangguan jiwa.Berperan dalam pemberdayaan masyarakat dan keluarga untuk pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa di masyarakatMelakukan kemitraan lintas sektor

  • TIADA SEHAT TANPA SEHAT JIWA

    **Perhitungan kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatan jiwa berdasarkan Riskesdas 2007 adalah sebesar 20 Triliun rupiah, suatu jumlah yang sangat besar apabila kita bandingkan dengan:Dana Jamkesmas sebesar Rp 4,7 triliun Pajak/cukai rokok dan tembakau sebesar Rp 46 Triliun dan Kerugian akibat tbc sebesar Rp 6,2 Triliun

    *Gangguan jiwa mempengaruhi kondisi kesehatan fisik:- berhubungan dgn faktor-faktor risiko penyakit kronis dan gaya hidup seperti merokok, pola makan dll. - memiliki bermacam efek biologis 2. Beberapa kondisi kesehatan fisik mempengaruhi risiko gangguan jiwa - beberapa proses penyakit secara langsung mempengaruhi otak - penyakit kronis menyebabkan beban psikologis, disabilitas dan gangguan jiwa3. Beberapa gangguan jiwa yang komorbid mempengaruhi upaya terapi dan hasil penatalaksanaan kondisi kesehatan fisik.memperlambat pencarian pertolongan medis kurangnya kualitas dan jumlah penatalaksanaan kesehatan fisik pada orang yang mengalami gangguan jiwa - mempengaruhi kepatuhan/kesetiaan terhadap terapi dan perubahan perilaku yang direkomendasikan dokter.

    **14% of the global burden ofdisease, measured in disability-adjusted life years (DALYs), canbe attributed to MNS disorders. About 30% of the total burdenof noncommunicable diseases is due to these disorders. Almostthree quarters of the global burden of neuropsychiatric disordersis in countries with low and lower middle incomes.Single largest contributor to non-fatalburden and is responsible for a highnumber of lost DALYs worldwide.Fourth leading cause of diseaseburden (in DALYs) globally and isprojected to increase to secondleading cause in 2030. A risk factor for suicide and manynoncommunicable diseases such asstroke, coronary heart disease, andtype 2 diabetes.Comorbid depression is a predictorof adverse outcome e.g. increasedmortality after myocardial infarction.Infection with HIV-1 is associated withincreased occurrence of depression;adherence to antiretroviral therapyis adversely affected by comorbiddepression. Adherence to antiretroviraltherapy has been shown to improvewhen comorbid depression is treated.Comorbid depression also affectsadherence to treatment for otherhealth conditions such as diabetesand tuberculosis.Postpartum depression.

    *Masalah kesehatan jiwa juga mempengaruhi tujuan pembangunan Millenium ke 4 dan ke 5, yaitu mengurangi kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu.Depresi pada ibu dikaitkan dengan kelahiran prematur, BBLR, menurunnya kesehatan fisik pada anak, terhambatnya perkembangan anak, serta meningkatnya kematian anak

    Sedangkan:Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian ibu di negara berkembang Sebanyak 20-40% wanita mengalami depresi pada perinatalDan Masalah kesehatan jiwa akan meningkatkan komplikasi obstetrik serta kelahiran prematur

    **Apabila kita melihat pada data sumber daya kesehatan yang diperuntukkan bagi kesehatan jiwa,

    Maka jumlah tersebut, baik dalam fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan masih sangat kurang. Dibutuhkan peningkatan layanan kesehatan jiwa di RSU maupun Puskesmas, serta peningkatan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih di bidang kesehatan jiwa.*Hadirin yang terhormat,

    3 strategi dalam menurunkan treatment gap bagi gangguan jiwa berdasarkan survei yang dilakukan pada WPA di 60 negara (tahun 2010) adalah:1. meningkatkan jumlah psikiater dan profesional kesehatan jiwa lainnya2. meningkatkan keterlibatan penyedia layanan kesehatan jiwa non-spesialis yang terlatih dengan baik, serta adanya3. keterlibatan aktif orang yang terkena dampak gangguan jiwa secara langsung, yaitu Orang Dengan Masalah Kejiwaan dan keluarga

    ********