peranan bahasa isyarat dalam …akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/mm/visi-uhn/2010/... · web...
TRANSCRIPT
ABSTRACT
email: [email protected]
This article deals with human’s being language as found in communication. It was conducted to discover the types and role of gesture used by its speaker as proposed by Allan Pease (1993) and Desmon (1999). The objective of this article is to describe the types and role of gesture in communication. This article was conducted by using descriptive qualitative approach to make description of situation, event and occurrence. The data collected by documentary technique by presenting all gestures in communication. It is extremely useful to know and understand the roles of gesture in communication and even about of their characteristic. The finding of data analysis showed that there are some types of gesture that can be practiced for people that need it and two important roles of gesture in communication, first its functions as a means of teaching for the deaf and dumb people and last as a means of communication for the people who have speaking and listening disability. It is factual that it was aimed to give a progressive influence for everyone in improving their knowledge about language in communication.
Keywords: human being’s language, communication, gesture, role, language, knowledge.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang di seluruh dunia mampu menguasai dan menggunakan bahasa, yang
berarti bahwa setiap manusia memiliki bahasa, dan bahasa ini pula yang
membedakan manusia dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Bahasa adalah alat
yang paling dasar dalam berkomunikasi. Seseorang dalam mengemukakan ide
ataupun pendapat kepada orang lain mendapatkan kenyataan yang baru dalam
menjawab pertanyaan, menerima pesanan dan sebagainya. Bahasa itu sendiri
sebagai pusat dari segala keinginan manusia dari setiap interaksi. Komunikasi
dengan menggunakan bahasa berasal dari dua dasar kegiatan manusia yaitu
berbicara dan mendengar. Dalam berbicara manusia mengeluarkan ide-ide
melalui kata-kata, menceritakan persepsi, perasaan dan harapan yang mereka
inginkan. Berbicara dan mendengar adalah membuka dasar pemikiran dan
bagaimana menghubungkannya dengan persepsi perasaan dan harapan. Namun
berbicara dan mendengarkan adalah alat-alat yang digunakan manusia dalam
beraktifitas.
Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga
elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah system. Sistem
penanda harus dimiliki oleh pembicara dan pendengar untuk digunakan berkomunikasi
yang dimulai dari sipembicara kemudian si pendengar meneria tanda/signal. Untuk lebih
efektif, komunikasi verbal dan non verbal si pembicara harus memperhatikan pendengar
mereka. Kita mengkomunikasikan begitu banyak informasi secara non verbal dalam
percakapan-percakapan sehingga sering kali aspek verbal percakapan terabaikan,
terutama ini berlaku bagi fungsi-fungsi bahasa interaktif dimana kontak sosial sangat
penting dimana bukan apa yang kita katakan yang diperhitungkan tetapi bagaimana kita
mengatakannya, apa yang kita sampaikan dengan bahasa tubuh, gerak tubuh, kontak
mata, jarak fisik dan pesan-pesan non verbal lainnya. Bagaimanapun komunikasi non
verbal sedemikian subtil dan spontan dalam diri penutur asli sehingga bahasa verbal jika
diperbandingkan tampak sangat mekanis dan sistematis. Bahasa menjadi amat manusiawi
berkat dimensi non verbalnya.
Komunikasi non verbal berhubungan dengan bahasa isyarat termasuk semua alat-
alat komunikasi manusia antara lain visual, gerak, taktik dan bahkan rasa. Dalam hal ini
bahasa isyarat paling bernilai dan cara yang baik dimana orang-orang menyampaikan
makna tanpa menggunakan kata-kata, dengan komunikasi non verbal dapat
menyampaikan tiga fungsi yang berbeda-beda dalam berinteraksi secara langsung.
Pertama bahasa isyarat dapat mengkomunikasikan makna khusus melalui penggunaan
bahasa isyarat. Kedua, bahasa isyarat sebagai jaringan komunikasi yang kompleks dalam
penyampaian pesan-pesan sehingga orang-orang dapat mengemukakan perasaan serta
emosinya. Ketiga bahasa isyarat memegang peranan penting dalam ujaran sehingga dapat
menolong terjadinya komunikasi yang efektif.
Berdasarkan keterangan di atas maka yang menjadi latar belakang artikel ini
adalah mengacu pada keberadaan dan pentingnya bahasa isyarat sebagai alat komunikasi
yang lebih menekankan pada penggunaan komunikasi non verbal.
1.2 Masalah
Masalah yang timbul di penelitian ini adalah:
1. Bahasa isyarat apa yang digunakan dalam berkomunikasi?
2. Apa peranan bahasa isyarat dalam berkomunikasi?
1.3 Tujuan Masalah
Penelitian ini khususnya untuk memecahkan masalah sebagaimana yang
disebutkan di atas yaitu:
1. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk bahasa isyarat yang digunakan dalam
berkomunikasi.
2. Untuk menggambarkan peranan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.
1.4 Batasan Masalah
Pada dasarnya komunikasi non verbal biasanya dihubungkan kepada aspek-aspek
perpindahan badan, kontak badan dan penulis hanya membatasi bahasa isyarat dan
peranannya dalam berkomunikasi terutama komunikasi verbal dihubungkan dengan
perpindahan badan yang khususnya relevant serta komunikasi empat mata.
Ada banyak jenis bahasa isyarat yang digunakan dengan bagian yang bervariasi
seiring dengan makna yang berbeda. Setiap bahasa isyarat dibuat secara khusus dan
nampak dengan makna yang spesifik. Pada kenyataanya manusia menggunakan bahasa
isyarat dengan tangan mereka jika mereka mau bertelepon.
1.5 Manfaat Penelitian
Mempelajari peranan bahasa isyarat dalam berkomunikasi penting diketahui dan
dimengerti bentuk-bentuk dan peranan bahasa isyarat yang bisa memperluas pengetahuan
akan konsep pemahaman peranan bahasa isyarat dalamkomunikasi dan bahkan sifat-
sifatnya. Kehadiran bahasa isyarat sangat bermanfaat dalam mengembangkan
keterampilan linguistik khususnya komunikasi non verbal atau yang disebut bahasa
isyarat.
Manfaat dari penelitian ini juga ingin memberikan masukan kepada pembaca
yang memiliki ketertarikan untuk mempelajari bahasa isyarat dalam berkomunikasi.
Dan untuk seluruh mahasiswa yang mempelajari bidang kajian linguistic yang semuanya
itu ditujukan untuk kemajuan mahasiswa dalam bidang lingustik.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Bahasa
Tak seorangpun manusia bisa tinggal dalam kesendirian. Berbicara maupun menulis
adalah sesuatu yang relevant dalam kehidupan manusia. Kehadiran interaksi antar sesama
maupun hubungan manusia antar kelompok sangat besar perananya dalam menumbuhkan
kekayaan bahasa. Tanpa bahasa manusia tidak dapat melakukan apapun sebab bahasa
adalah sebagian dari alat komunikasi. Bahasa itu sendiri adalah sesuatu hasil dari karya
manusia untuk mengkomunikasikan berbagai pendapat, perasaan emosi ataupun hasrat,
sebagai alat system yang berkesinambunagn menghasikan berbagai symbol-simbol. Jadi
bahasa itu adalah manusia, bahasa itu tidak monoton artinya bahasa itu bisa dipelajari
dengan kata lain pemerolehan bahasa diperoleh melalui belajar. Belajar bahasa sebagai
system, jika sudah disepakati sebagai symbol kebiasaan. (Graddol, 1997)
Fungsi dari bahasa pada dasarnya adalah tujuan yang kita capai dengan berbahasa,
misalnya menyatakan, meminta, menanggapi, memberi salam, mengucapkan kata
perpisahan dan sebagainya. Fungsi tentu saja tidak bisa dipenuhi tanpa bentuk-bentuk
bahasa: morfem, kata, kaidah, tata bahasa, wacana, dan kompetensi-kompetensi
organisasi lainnya. Komunikasi bisa dipandang sebagai sebuah kombinasi tindakan,
serangkaian elemen dengan maksud dan tujuan. Komunikasi bukan sekedar peristiwa,
sesuatu yang terjadi, namun komunikasi merupakan fungsional, bertujuan dan dirancang
untuk mendatangkan efek suatu perubahan, betapapun subtil dan tidak terdeteksi bagi
lingkungan pendengar dan penutur. Komunikasi adalah serangkaian aksi-aksi
komunikatif atau aksi wicara (Brown, 2007:45)
Sifat-Sifat Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai sifat-sifat antara lain:
- Bahasa sebagai Bunyi Ujaran
Bahasa sebaagai bunyi ujaran mengimplikasikan bahwa media komunikasi yang
paling penting adalah bunyi ujaran.kita harus memgang kenyataan itu apabila kita
hendak mempelajari dan mendeskripsikan serta menganalisa suatu bahasa, oleh
karena itu dalam deskripsi bahasa harus dipahami seolah-olah bahwa bunyi yang
memasuki organisasi bahasa adalah sama pentingnya dengan organisasi itu sendiri.
Pada hakikatnya bunyi adalah kesan pada pusat syaraf sebagai akibat getaran telinga
yang bereaksi karena adanya perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa (speech
sound) adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan diamati dalam fonetik
sebagai fone atau fonologi sebagai fonem.
- Bahasa sebagai Sistem
Sistem adalah susunan hubungan berpola dan teratur yang merupakan organisasi
bahasa yang setiap hubungan berfungsi menurut kaidah-kaidah tertentu untuk
memungkinkan masyaratkat bahasa berkomunikasi. Setiap bahasa memiliki system,
aturan, pola atau kaidah sehingga mempunyai kekuatan atau alasan ilmiah untuk
dipelajaridan diverifikasi. Karena bahasa Isyarat sistematis maka bahasa itu dapat
dipelajari secara mudah dan logis serta dapat diiptakan bentuk baru berdasarkan
bentuk system itu.
- Bahasa Bermakna
Bentuk bahasa mempunyai beberapa makna yaitu makna leksis (Hartman ,1997),
yaitu makna unsure bahasa terlepas dari penggunaan atau konteksnya. Makna kiasan
yaitu makna unsure=unsure bahasa yang didasarkan pada perasaan atau pikiran yang
berada di luar makna sebenarnya. Makna kontekstual yaitu makna unsur bahasa yang
didasarkan pada hubungan antara ujaran dengan situasi yang dipergunakan. Makana
gramatis yaitu makna yang diperoleh berdasarkan hubungan antara unsure-unsur
bahasa dalam satuan yang lebih besar.
- Bahasa bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif dapat diartikan sebagai kemampuan unsure bahasa untuk
menghasilkan terus menerus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsure-
unsur baru.
- Bahasa bersifat Universal
Bahasa bersifat universal menunjukkan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang
berlaku umum dan dimiliki setiap orang.
- Bahasa bersifat Unik
Di balik kesemestaan bahasa terdapat keunikan bahasa itu sendiri (Sibarani, 1999).
Apabila kesemestaan dianggap sebagai sesuaatu yang umum yang dimiliki setiap
bahaasa. Keunikan bahasa yang paling menonjol dapat dilihat dalam tipe-tipe bahasa
yang mempunyai empat tipe bahasa yaitu aglunatif, flektif, isolatif,atau analitik dan
polisintetik. Keunikan bahasa menimbulkan keasikan pada peneliti dan ahli bahasa itu
sendiri.
Defenisi Bahasa Isyarat
Bahasa isyarat (www.wikipedia.com) atau tanda bahasa hamper kompleks dan
mencapai komunitas yang alamiah dan lebih gampang. Bahasa Isyarat pada dasarnya
digunakan oleh orang-orang untuk mengekspresikan makna dari apa yang diucapkan.
Setiap pengguna bahasa isyarat harus juga mengekspresikan bahasa tubuh mereka dan
maksud yang ingin dicapai. Jenis-jenis bahasa isyarat dapat dibagi berdasarkan bahasa
isyarat secara simbolis dari keseharian si pengguna misalnya dalam mengangkat bahu
pertanda tidak tahu ataupun terserah, mengangkat jempol jari pertanda semuanya bere,
bahasa isyarat OK pertanda jangan khawatir, bahasa isyarat V pertanda isyarat
kemenangan atau damai dan lain sebagainya.
Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa
tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah
kelompok utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan
bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk
mengungkapkan pikiran mereka.(www. Wikipedia bahasa isyarat)
Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa
isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap
negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama.
Contohnya, Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama,
memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British
Sign Language). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki
bahasa tertulis yang berbeda (contoh: Inggris dengan Spanyol), namun menggunakan
bahasa isyarat yang sama.
Untuk Indonesia, sistem yang sekarang umum digunakan adalah Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI) yang sama dengan bahasa isyarat America (ASL - American Sign
Language).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang akan diterapkan oleh penulis adalah menggunakan
rancangan deskriptif qualitative yang berarti sebuah rancangan untuk
mengidentifikasikan dan menganalisa suatu hal yang relevant dengan konteks yang
dibicarakan, dalam hal ini adalah jenis serta peranan bahasa isyarat dalam
berkomunikasi. Penganalisaan didukung dari bahan-bahan referencesnya juga.
3.2 Prosedur Penelitian
Untuk melakukan penelitian akan digunakan beberapa data berdasarkan teknik
dokumentari yang berarti mengambil data dari berbagai references dan dokumen –
dokumen yang memuat jenis-jenis bahasa isyarat dalam mempraktekkan komunikasi.
Setelah itu dilakukan pengamatan (observasi) antara pengguna bahasa isyarat kepada si
penerima. Semua prosedur penelitian ini digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian
yaitu seberapa besar peranan bahasa isyarat untuk membuat komunikasi itu berjalan baik.
3.3 Teknik Menganalisa Data
Setelah data diperoleh maka data tersebut dapat dideskripsikan atau dijelaskan
berdasarkan makna dari setiap bahasa isyarat yang digunakan untuk berkomunikasi. Dan
dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui peranan dari setiap bahasa isyarat tersebut.
PEMBAHASAN
Berdasarkan batasan masalah maka menurut penulis, kita bisa saja membaca pikiran
seseorang melalui gerak isyarat yang diperbuat dalam mengekspresikan komunikasi
meskipun tidak mengeluarkan kata-kata, dan pada umumnya gerak isyarat yang diperbuat
dapat dimengerti oleh si penerima. Ada beberapa bahasa isyarat yang masih lazim
digunakan dalam berkomunikasi antara si pelaku (penutur) terhadap si penerima,
misalnya:
1. Bahasa isyarat dengan mengangkat kedua bahu si pelaku yang berarti
mengekspresikan ketidaktahuan si pelaku akan suatu hal atau tidak mengerti apa
yang sedang dibicarakan.
2. Bahasa isyarat dengan mengancungkan jari jempol yang artinya untuk
mengekspresikan sesuatu tanda persetujuan dan tanda kebenaran.
3. Bahasa isyarat dengan menyatukan jari jempol dan jari telunjuk membentuk tanda
“O” yang berarti untuk mengekspresikan agar tidak khawatir dan menyatakan
setuju.
4. Bahasa isyarat dengan memberikan tanda “V” dari jari tengah dan jari telunjuk
yang berarti tanda kemenangan atau kedamaian (peace).
5. Bahasa isyarat yang diekspresikan dengan menutup mulut menggunakan kedua
telapak tangan yang berarti mengekspresikan tanda bahwa si pelaku itu berbuat
kebohongan atau merasa bersalah.
6. Bahasa isyarat dengan membuat kedua tangan terbentang yang berarti
mengekspresikan kebenaran.
7. Bahasa isyarat dengan berjabat tangan dikepal yang berarti pada umunya
menunjukkan jabatan tangan yang sangat jantan.
8. Bahasa isyarat dengan bertepuk tangan yang berarti mengekspresikan penuh
kebahagiaan.
9. Bahasa isyarat dengan berpangku tangan yang berarti mengekspresikan perasaan
sedih, perasaan yang tersakiti atau perasaan frustasi.
10. Bahasa isyarat dengan meletakkan tangan di kepala yang berarti si pelaku baru
saja mengingat sesuatu hal.
11. Bahasa isyarat dengan meletakkan jari di kepala yang berarti si pelaku sedang
menghayal atau sedih.
12. Bahasa isyarat dengan mengeluarkan lidah sipelaku yang berarti si pelaku
berusaha untuk menakuti seseorang dan biasanya diperbuat, buat menakuti anak
anak.
13. Bahasa isyarat dengan menganjugkan jempol kiri atau kanan sambil mengarahkan
kebelakang pundak si pelaku yang berarti si pelaku memerintahkan untuk kembali
ke awal.
14. Bahasa isyarat dengan mengusapkan mata dengan jari yang berarti bahwa ada
sesuatu yang ditutup-tutupi oleh si pelaku
15. Bahasa isyarat dengan memasukkan jari telunjuk ke dalam mulut yang berarti
mengeskpresikan ketidaktahuan akan sesuatu hal atau kekesalan.
16. Bahasa isyarat dengan menggelengkan kepala si pelaku (agent) kepada si
pemeriksa yang berarti mengekspresikan tanda tidak setuju terhadap sesuatu hal.
17. Bahasa isyarat dengan menggoyangkan jari telunjuk pada si penerima yang berarti
agent / pelaku meminta si penerima untuk dating menghadapnya.
18. Bahasa isyarat dengan melambaikan tangan yang berarti hendak meninggalkan
suatu rempat atau berpisah pada orang lain.
19. Bahasa isyarat dengan mengayunkan tangan kanan pada seseorang dengan berarti
mempersilakan seseorang untuk melakukan apa yang sipenerima inginkan.
20. Bahasa isyarat dengan membuat tangan ke dalam mulut seolah-olah memakan
sesuatu, isyarat ini berarti mengajak si penerima untuk makan bersama-sama.
Bahasa-bahasa isyarat tersebut sangat berperan penting untuk mendukung komunikasi
antara si pelaku dan penerima. Komunikasi juga bisa terjadi dengan bahasa isyarat
selama bahasa isyarat itu bisa dimengerti oleh keduanya. Bahasa isyarat lazimnya tidak
mengeluarkan kata-kata maupun kalimat, namun komunikasi dapat terjadi melalui
isyarat-isyarat yang diperbuat .Bahasa isyarat juga bagian dari ekspresi bahasa yang
menggunakan perasaan, pikiran, kejadian dan tindakan untuk menyatakan interaksi
dengan orang lain. Bahasa terdiri dari bahasa tulisan , bahasa lisan dan bahasa isyarat.
Ketika bahasa dibicarakan melalui kata-kata, ucapan dan isyarat (tanda) juga
dikombinasikan namun ketika bahasa itu tertuang dalam tulisan melalui kalimat yang
mengandung kata-kata serta tanda baca, sebaliknya bahasa isyarat tidak menggunakan
kata-kata ataupun tanda baca tetapi menggunakan gerak yang berupa isyarat yang
lazimnya sudah dimengerti oleh pelaku dan penerima. Itulah sebabnya bahasa isyarat
disebut juga komunikasi non verbal yaitu bahasa yang tidak memakai kata-kata sama
sekali dan merupakan bagian dari komunikasi. Keberadaan bahasa isyarat yang
digunakan masyarakat dapat dibedakan sebagai bahasa isyarat dan bahasa lisan, bahasa
isyarat dan bahasa tulisan serta bahasa isyarat itu sendiri.
Dalam keseharian, masyarakat biasanya masih menggunakan bahasa isyarat saat mereka
berkomunikasi dengan orang lain meskipun mereka mengetahui bahasa lisan dan tulisan
dengan baik. Penggunaan bahasa isyarat juga mengekspresikan keinginan perasaan lebih
jelas dalam menghemat kata-kata tanpa menghilangkan maksud dari makna yang
terkandung dalam bahasa isyarat tersebut. Komunikasi non verbal juga menggunakan
bagian tubuh misalnya telinga, mata, tangan, dan mulut yang keseluruhannya
memberikan dan menerima pesan agar komunikasi bisa berjalan dengan baik.Demikian
juga dengan bahasa isyarat pada masyarakat baik pribadi maupun sekelompok orang
yang menggunakannya sangat berperan penting sebab bahasa isyarat jauh lebih baik
daripada ucapan-ucapan dalam mengekspresikan ie-ide atau perasaan khususnya bagi
orang-orang tertentu.
Pada umumnya ada banyak peranan bahasa isyarat dalam berkomunikasi misalnya:
1. Sebagai alat melindungi diri sendiri dengan membuat suatu tanda bagi sipelaku
agar mampu melawan musuhnya.
2. Sebagai factor pendukung bagi si pengguna, yang berarti bahasa isyarat yang
digunakan dapat mendukung si pengguna dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
3. Sebagai alat komunikasi antara orang-orang tuna rungu dan tuna wicara.
4. Sebagai dasar yang fundamen untuk mengajarkan orang-orang yang kurang
normal misalnya bagi tuna rungu dan tuna wicara.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Komunikasi adalah sebuah proses pengekspresian ide ataupun perasaan kepada
orang lain dengan menggunakan symbol-simbol yang mengandung makna.
- Proses komunikasi memiliki lima komponen yang sangat penting yaitu:
komunikator, komunikant, pesan, media dan pengaruh atau bisa juga disebut
sebagai pengirin pesan (komunikator), penerima pesan (komunikant), symbol-
simbol yang mengekspresikan perasaan atau pikiran si pengirin pesan (pesan),
sarana atau fasilitas yang mempengaruhi untuk mentrasfer pesan –pesan (media)
dan tanggapan terhadap pesan itu sendiri (pengaruh).
- Bahasa sebagai alat yang terbaik dalam dalam berkomunikasi dengan seseorang
untuk mengekspresikan ide atau perasaan melalui tulisan ataupunlisan bagi orang
–orang yang memiliki pendengaran dan kemampuan berbicara yang baik
sedangkan bahasa isyarat bisa disebut sebagai alat dasar komunikasi bagi orang-
orang yang kemampuan mendengar serta berbicara kurang normal, namun ada
juga orang-orang yang normal menggunakan bahasa isyarat dalam bekomunikasi
untuk menyampaikan pesan –pesan yang sangat rahasia.Sebaliknya bagi orang-
orang yang kurang normal bahasa isyarat tersebut sebagai dasar yang sangat
fundamen dalam komunikasi.
- Bahasa isyarat bisa digunakan sebagai alat komunikasi yang posisinya sama
dengan bahasa lisan dan tulisan bagi orang-orang tertentu.
- Bahasa isyarat juga bisa menjadi dasar alat pengajaran bagi orang-orang tertentu
misalnya tuna rungu dan tuna wicara.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penulis menyarankan buat pembaca
dapat memberikan sesuatu yang baru dalam perkembangan komunikasi yang tidak
hanya melalui kata-kata namun dapat juga dengan gerak isyarat. Komunikasi juga
memerlukan warna yang baru bagi perkembangan bahasa. Bahasa isyarat sebagai alat
komunikasi yang membutuhkan perhatian yang khusus agar orang-orang normal
dapat menjalin komunikasi dengan orang-orang yang kurang normal dengan memkai
kepekaan hati sebagaimana manusia normal yang membutuhkan perhatian orang lain.
Disarankan juga untuk membuat aturan bagi bahasa isyarat yang merupakan bagian
dari alat komunikasi agar komunikasi itu sendiri dapat mengambil tempat diantara
orang-orang normal itu sendiri atau antara orang normal dan kurang normal. Aturan
itu juga disesuaikan dengan kebutuhan daerah dalam pengembangan bahasa lisan dan
tulisan. Kiranya artikel ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
perkembangan komunikasi yang sangat diperlukan dewasa ini, dan penulis juga
berharap artikel ini bisa digunakan bagi setiap orang dalam meningkatkan
pengetahuan pembaca khususnya mahasiswa yang tertarik di bidang linguistik.
DAFTAR PUSTAKA
Allan, Pease, 1993, Bahasa Tubuh, Bagaimana Membaca Pikiran Seseorang Melalui
Gerak Isyarat. Jakarta. PT. Gramedia
Brown, H. Douglas, 2007, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Jakarta.
Pearson Education, Inc
David Graddol, 1997. Describing Language. London, Open University Press
Desmond Morris, 1999. Gesture. England. Jolly and Barber Ltd
Dorothy Miles, 1998. British Sign language. Englad. Jolly and Barber Ltd
RRK, Hartman, 1997. Language and Linguistik. London, London Ltd
Sibarani, Robert 1999. Hakikat Bahasa. Medan, USU Press
Soekanto, 2002. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta. UI Press
www. wikipedia.com. Bahasa Isyarat
SEKILAS TENTANG PENULIS
Elisa Betty Manullang, SS. M.Hum, lahir di Medan 14 Nopember 1975, putri
kedelapan dari Bapak St. B. Manullang, BA dan Ibu S. Br. Sinambela. Memiliki
empat saudara laki-laki dan tiga saudara perempuan. Menyelesaikan pendidikan dari
SD Neg. 060823 Medan tahun 1988, SMP Neg. 13 Medan tahun 1991, SMA Neg. 5
Medan tahun 1994, Sarjana Sastra US XII (SS) Medan tahun 1999 dan Magister
Humaniora UNIMED (M.Hum) Medan tahun 2004. Sejak tahun 2005 menjadi Dosen
di US XII Medan sampai saat ini, sejak tahun 1997 sampai tahun 1999 menjadi Staf
Pengajar di berbagai kursus bahasa Inggris di Medan, tahun 2000 sampai tahun 2001
staf pengajar di LPIA Bekasi-Jakarta, tahun 2004 sampai tahun 2007 menjadi Dosen
di Diklat Perhubungan Medan dan RS. Pirngadi Medan. Tahun 2008 menjadi dosen
di Univ. HKBP Nomensen Medan sampai sekarang, serta tahun 2009 diterima
menjadi dosen CPNS di UNIMED melalui test CPNS Formasi 2008 di Medan, dan
tahun 2010 ditetapkan sebagai dosen PNS di UNIMED tepatnya di Fakultas Bahasa
dan Seni Jurusan Bahasa Inggris Program Studi Sastra Inggris.