peran sentra persiapan dalam mengembangkan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1919/1/fatih...
TRANSCRIPT
i
PERAN SENTRA PERSIAPAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN MATEMATIS LOGIS PADA ANAK
KELOMPOK A DI RA MASITHOH KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukanuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
FATIH MAS’UDAH NIM 11613015
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah:
Nama : FATIH MAS’UDAH
NIM : 116 13 015
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
JUDUL : PERAN SENTRA PERSIAPAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN MATEMATIS LOGIS PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITHOH KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa
menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat dan jika pada
kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup
untuk menanggung semua konsekuensinya.
v
MOTTO
Setiap Ada Kesulitan Pasti Ada Jalan Keluarnya.
Anak adalah Mutiara
Anak adalah Anugrah
Dan anak adalah Titipan
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Keluarga besar Bapak Drs. Sudaryo dan Umi Siti Wuryani yang senantiasa
mendo'akan, yang telah memberikan dukungan spiritual, material, dan kasih
sayang.
2. Bapak Sunarso dan Emak Mertua Mulyati yang senantiasa mendukung.
3. Suamiku tercinta Luqman Hakim, yang telah memberi dukungan spiritual,
material dan kasih sayang.
4. Mas Shobih, Mas Affan, Mbak ‘Iffah dan Adik-Adik tersayang, Hanna,
Nadhia, Ahmad, Gufron, Ahmad, Muflih yang selalu mendukung dan
membantu.
5. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.
6. Keluarga besar Panti Asuhan.
7. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013
yang selalu memberikan motivasi.
8. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya
skripsi dengan judul Peran Sentra Persiapan Dalam Perkembangan Kecerdasan
Matematis Logis Pada Anak Kelompok A di RA Masithoh Kebumen Kecmatan
Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 telah selesai.
Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi
Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.
Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini
4. Ibu Peni Susapti S.Si., M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak H. Ahmad Sultoni, M. Pd selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktu untuk
membimbing dalam perjalanan kulliah ini.
viii
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
7. Dewan Guru RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
dari awal hingga selesai.
8. Siswa-siswi RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti
jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
9. Segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan.
10. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih.Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang
membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan
datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca yang budiman.Amin.
Salatiga, 16 Juni 2017
Penulis
NIM. 11613015 Fatih Mas’udah
ix
ABSTRAK
Mas’udah,Fatih. 2017 Peran Sentra Persiapan dalam Perkembangan Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak Kelompok A di RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Peni Susapti, M.Si
Kata kunci: Sentra Persiapan, Kecerdasan Matematis Logis, Anak Usia Dini Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Penelitian ini adalah untuk mengetahui peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis pada anak kelompok A di RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/207.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan lembaga RA di Desa Kebumen yang dapat mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan sentra dan kecerdasan logis matematis, sehingga menarik untuk diteliti dalam mempersiapkan anak-anak ke jenjang selanjutnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4 – 5 tahun Kelompok A di RA Masitoh Kebumen Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 73 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis anak dapat ditunjukkan dengan indikator: anak dapat mengklasifikasi sesuai atribut, mengurutkan benda, memproduksi kembali pola-pola dengan berbagai cara, merekonstruksi dan mengingat kembali urtuan kejadian, memahami hubungan kuantitatif, memahami ruang dasar dan menunjukkan kesadaran akan kosep akan waktu. Berdasarkan data hasilPenelitian tersebut, makadapatdisimpulkanbahwa peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis pada anak kelompok A di RA Masithoh Kebumen tahun pelajaran 2016/2017 sudah baik atau dapat diterima.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... iv
MOTTO…………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN………………………………………… ......................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii
ABSTRAK………………………………………… .................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………… ................................. x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… ................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Fokus Masalah........................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
E. Penegasan Istilah ....................................................................... 10
F. Metode Penelitian ...................................................................... 11
G. Sistematika Penelitian ................................................................ 17
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sentra Persiapan ........................................................................ 19
B. Kecerdasan Matematis Logis ..................................................... 34
C. Penilaian di PAUD .................................................................... 42
BAB III PAPARAN DAN TEMUAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………. ................................... 44
B. Temuan Penelitian ..................................................................... 51
xi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sentra Persiapan ........................................................................ 68
B. Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak ................................... 77
C. Peran Persiapan dalam Perkembangan Kecerdasan Matematis Logis
Pada Anak……………………................................................... 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 89
B. Saran ........................................................................................ 93
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 6 Catatan Lapangan
Lampiran 7 SKK
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan di dalam diri, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Menurut pakar psikologi, anak usia dini merupakan masa yang
tepat untuk melakukan pendidikan. Sebab, pada masa ini anak sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak
belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungan
sehingga orangtua maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam
mengarahkan dan membimbing anak.
Pandangan agama Islam, anak merupakan amanah atau titipan
Allah SWT, yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-
baiknya oleh setiap orang tua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai
potensi yang dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di
masa depan. Bila potensi yang dimiliki anak tidak diperhatikan, maka
nanti anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan
maupun perkembangan.
2
Rasulullah SAW, bersabda:
ن ابى بردة قا ل : قل رسول هللا صلى هللا عليه و سلم : ما من مو لو د اال ع
سا نه (متفق عليه ) را نه او يمج يو لد على ا لفطر ة فا بواه يهو دا نه او ينص
“Dari Abu Burda r.a, berkata, Rasulullah SAW bersabda tidaklah
dilahirkan seorang anak melainkan atas dasar fitrah, maka orang
tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau
Majusi.” (Razah& Rais, 1980:226)
Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah
anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Menurut kajian rumpun
ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dan penyelenggaraannya di beberapa
Negara Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sejak 0-8 tahun. (Hasan,
2010:17). Bredekamp (dalam Itadz, 2008:2) membagi anak usia dini
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok bayi 2 hingga 2 tahun, kelompok
3 hingga 5 tahun hingga 6 tahun.
Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok
anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
(koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan
perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
3
Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini
terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita
(toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas
awal 6-8 tahun (Mansur, 2009:88).
The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa
ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan. Menurut Gardner (1988) sebagaimana dikutip Mulyasa,
menyebutkan bahwa anak usia dini memegang peranan penting karena
perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat
pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan di dunia, telah mencapai
perkembangan otak 25% sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai
50%, dan sampai 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai
usia 18 tahun (Mulyasa, 2012:2).
Perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang terkait
dengan kemampuan berpikir sesorang. Kemampuan kognisi seorang anak
berkembang melalui proses rangsangan yang diperolehnya dalam
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, rangsangan tersebut diterima dan
ditafsirkan melalui daya pikiran yang kemudian diwujudkan dengan
perbuatan.
Sejalan dengan itu, Beatyberasumsi bahwa anak mengembangkan
kemampuan kognitifnya melalui kegiatan bermain dengan tiga cara
kegiatan tersebut, di antaranya (1) memanipulasi atau meniru apa yang
terjadi dan dilakukan oleh orang dewasa tau objek yang ada di sekitar
4
anak; (2) masteri, yaitu menguasai suatu aktivitas dengan menulangi suatu
kegiatan yang tentunya menjadi kesenangan dn memberikan
kebermaknaan pada diri anak; (3) meaning, yaitu memberikan
kebermaknaan pada diri anak sehingga menumbuhkan motivasi bagi anak
dalam melakukannya (Wahyudin, 2011:37).
Kecerdasan majemuk ditemukan oleh Howard Gardner pada tahun
1983.Gardner adalah seorang co-director pada Project Zero, sebuah
kelompok riset di Hardvard Graduate School of Education.Dari proyek
penelitian inilah Gardner menemukan kecerdasan majemuk (Multiple
Intelligence).Adapun kesembilan jenis kecerdasan yang dimaksud adalah
kecerdasan linguistik, logika matematika, visual, kinestetik, musikal,
interpersonal, intrapersonal, naturalis.
Anak usia dini masih sangat unik dan jujur dalam mengenal
lingkungannya. Tanpa sadar anak usia dini memiliki banyak kecerdasan.
Orang tua yang memperhatikan perkembangan anak akan mengalami
perkiraan tentang kecerdasan yang dimiliki anak.
Contoh dalam kehidupan anak-anak yang gemar bermain bola, lari,
atau yang lainnya dan suka olahraga, kebanyakan orang anak tersebut
mempunyai kelebihan dalam kecerdasan kinestetik.Anak yang suka
bermain di suasana alam atau suka berjelajah di kebun, berarti anak
tersebut mempunyai kecerdasan naturalis.Anak yang suka dengan hitung-
hitungan, cepat dalam mengenal angka, sebab akibat, dan yang
berhubungan dengan pemikiran, maka anak tersebut memiliki kecerdasan
5
matematis logis. Dan lain sebagainya yang menurut orang tua selalu
dikaitkan dengan kehidupan nyata, walaupun belum diuji coba tetapi
sudah mempunyai perkiraan tersendiri terhadap anak.
Kecerdasan matematis logis adalah kemampuan untuk menangani
bilangan dan perhitungan, pola pikir logis dan ilmiah.Kecerdasan ini
mempunyai dua unsur, yakni matematika dan logis.Dua unsur ini
disatupadukan sehingga menjadi kecerdasan matematis logis. Hal ini
dikarenakan keterkaitan di antara kedua (matematika dan logika) sangat
erat, bahkan keduanya sama-sama mengikuti hukum dasar yang sama,
yakni konsistensi (Suyadi, 2010: 154).
Sentra persiapan yang diadakan untuk mengembangkan keaksaraan
anak di lembaga pendidikan selanjutnya. Istilah persiapan digunakan
karena untuk memasuki dunia sekolah, anak diharapkan telah memiliki
kesiapan bersekolah (school readiness) terutama meliputi kesiapan yang
berkaitan dengan keaksaraan yaitu membaca, menulis, mengeja, dan
berbicara sebagai keterampilan dasar untuk mempelajari beragam
pengetahuan yang lain. Kadang pada lembaga pendidikan anak tertentu
sentra persiapan tetap dinamakan dengan sentra keaksaraan (literacy
center) sesuai dengan tujuan aslinya.Namun, di Indonesia istilah yang
lebih umum digunakan adalah sentra persiapan.
Sentra persiapan terutama ditujukkan pada ranah perkembangan
kognisi (berpikir) dan motorik halus.Kegiatan yang banyak diberikan pada
sentra ini adalah membaca dan menulis.Pada sentra ini, anak-anak dapat
6
mengembangkan konsep tentang mencetak, pengetahuan tentang huruf,
berbagai hasil media cetak dan kepekaan perbedaan bunyi dari berbagai
huruf. Bahan-bahan yang disediakan dengan teliti di sentra ini akan lebih
menunjang munculnya keaksaraan pada anak dari pada materi yang
diberikan secara terstruktur oleh pendidik.
Tugas pendidik di sentra persiapan adalah menyiapkan lingkungan,
mengamati perkembangan anak, dan menggunakan pertanyaan anak untuk
membawanya ke tingkat berpikir yang lebih tinggi.Pada sentra persiapan
kegiatan membaca dan menulis menjadi perhatian khusus di sentra
persiapan setelah berusia 4 tahun.
Pijakan dalam sentra persiapan terdiri dari empat jenis, yaitu
pijakan lingkungan main, pijakan sebelum anak main, pijakan selama anak
main, pijakan sesudah main. Selain mempersiapkan anak untuk dapat
membaca dan menulis, sentra persiapan juga ditujukkan untuk melatih
motorik halus.Kegiatan motorik halus anak ini awalnya dilaksanakan
dengan kegiatan yang dapat memperkuat koordinasi tangan dan
genggaman yang dapat dimulai sejak bayi.Misalnya, latihan memungut
benda-benda kecil dengan penjepit, bermain jari agar jari-jari luwes untuk
menulis, latihan meremas, merobek dengan sepenuhnya dan menggunting.
Latihan-latihan tersebut perlu dilaksanakan setiap hari dan terus
dilanjutkan selama anak usia dini.
RA Masitoh Kebumen merupakan salah satu lembaga
penyelenggara pendidikan anak usia dini yang berada di desa Kebumen.
7
RA Masitoh menerapkan pendekatan sentra, yang membuat banyak wali
murid tertarik untuk memasukkan anak ke dalam RA Masitoh, selain itu
RA Masitoh mempunyai program-program unggulan, salah satunya
menerapkan kegiatan latihan sholat sebelum atau sesudah belajar,
mengajak anak-anak bermain sambil belajar dengan senang, memberikan
pembelajaran yang nyata dan mudah dipelajari untuk semua siswa.
RA Masitoh inilah yang dapat menerapkan pembelajaran sentra di
lingkungan desa, di mana banyak lembaga yang merasa kesulitan untuk
melakukan.Peneliti bermaksud untuk meneliti tentang pendekatan sentra
terhadap perkembangan kecerdasan matematis logis anak.
Pembelajaran sentra yang rumit dan memerlukan banyak tempat
dan guru.Namun bagi RA Masitoh merasa mudah dalam memberikan
pembelajaran kepada anak-anak. Tetapi pembelajaran sentra di sini
melatih guru agar fokus terhadap materi yang akan diberikan kepada anak
dan variasi dalam materi pembelajaran.
Sentra persiapan yang ditawarkan oleh lembaga RA Masitoh
adalah mempersiapkan anak-anak dalam melatih bahasa, kognitif, fisik
motorik, seni, sosial emosional dan nilai agama moral.Sentra persiapan
selalu memberikan variasi dalam pembelajaran. Salah satu contoh di sentra
ini adalah memperkenalkan huruf atau angka dengan cara menggunakan
media yang interaktif, variasi lagu, dan aneka tepuk tangan.
Media interaktif dibuat oleh guru sendiri dan ada yang
membeli.Media menggunakan Alat Peraga Edukatif yang didesain sendiri,
8
atau melihat dan dirubah sendiri sesuai kebutuhan.Contoh membuat
wayang huruf dengan menggunakan media kertas, lidi dan dihias
semenarik mungkin, agar anak mudah mengingat dan menghafal. Selain
itu guru mengenalkan dengan cara menuliskan di papan tulis dan
mencontohkan huruf “a” seperti singa yang mau makan dan di tutup
mulutnya. Huruf “b” seperti perut gendut.Dan huruf lainnya yang
diperumpamakan dengan melihat lingkungan sekitar.
Media bernyanyi untuk mengenalkan berbagai huruf, angka, dan
mengembangkan kecerdasan matematis logis juga diberikan oleh
guru.Dimana guru menyisipkan beberapa lagu dalam materi, atau bahkan
setiap awal pijakan permainan.Anak diajak bernyanyi bersama-sama
dengan iringan bertepuk tangan atau meliuk-liukkan badan dan tangan.
Beberapa cara yang digunakan guru di sentra persiapan ini yang
membuat menarik dan anak cepat kenal dengan huruf atau angka. Sentra
persiapan ini banyak yang dipersiapkan maka sentra persiapan ini menjadi
penting untuk diteliti.Sejauh mana persiapan dalam memeperkenalkan
anak-anak tentang angka, huruf, kemampuan fisik motorik halus, fisik
motorik kasar, kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama moral, dan
seni.
Kecerdasan matematis logis dapat dilihat melalui kegiatan yang
berlangsung selama ini. Kecerdasan matematis logis mempunyai
hubungan dengan kemampuan-kemampuan anak yang akan dinilai setiap
hari. Tetapi kecerdasan logis matematis mempunyai kriteria dalam
9
mengetahui anak tersebut memiliki kecerdasan matematis logis yang
kurang, cukup, sedang atau sudah benar-benar menguasai.Atau bahkan
sudah berkembang dengan cukup, baik, sangat baik.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai peran sentra persiapan terhadap kecerdasan matematis logis
anak pada kelompok A di RA Masitoh Kebumen guna mengetahui
perkembangan kecerdasan matematis logis anak di sentra persiapan.
B. Fokus Masalah
Bagaimana peran sentra persiapan dalam perkembangan kecerdasan
matematis logis anak kelompok A di RA Masitoh Kebumen Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peran sentra persiapan dalam mengembangkan
kecerdasan matematis logis anak pada kelompok A di RA Masitoh
Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teorotis
Penelitian ini diharapkanmenambah wawasan tentang sentra persiapan
di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
10
Menambah wawasan tentang pembelajaran sentra persiapan
b. Bagi Murid
Menambah ilmu kecerdasan matematis logis pada sentra persiapan
c. Bagi Sekolah
Menambah wawasan dan dapat menerapkan sentra persiapan di
lembaga-lembaga
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian
di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok
yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu :
1. Sentra Persiapan
Sentra persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk
mengembangkan keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak usia
dini sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan selanjutnya.
(Luluk, 2008:95).
Sedangkan yang peneliti maksud dari persiapan yakni anak-anak
dapat mengembangkan konsep tentang mencetak, pengetahuan tentang
huruf, pengetahuan tentang angka, berbagai hasil media cetak,
kepekaan perbedaan bunyi dari berbagai huruf, dapat menggunakan
benda sekitar dengan baik misalnya memegang pensil, memegang
gunting dan lain-lain.
2. Kecerdasan Matematis Logis
11
Kecerdasan matematis logis adalah kecerdasan dalam hal angka
dan logika.Kecerdasan matematis logis pada dasarnya melibatkan
kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau
menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki
sesuatu secara ilmiah.
Pada anak usia dini 4-5 tahun atau kelompok A di RA, kemampuan
matematis logis dapat terlihat dari ciri-ciri diantaranya suka
bereksplorasi rasa ingin tahu, sering bertanya tentang berbagai
fenomena, melakukan uji coba, mengklasifikasi benda berdasarkan
warna, ukuran, jenis, melatih menggunting, meremas, melatih
merobek, mencoret-coret pada kertas, ingin mengetahui sebab akibat.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme.Metode ini digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah instrument kunci.Teknik pengumpulan data
dilakukan secara triagulasi (gabungan).Analasis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2011: 9).
12
Penelitian yang dimaksud adalah menjelaskan tentang
objek secara langsung.Data yang diperoleh, di olah dan disajikan
untuk dijadikan laporan dalam penelitian.
b. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti adakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Moleong menguraikan sebagaimana dikutip
oleh Kirk dan Miller bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial (social sciene) yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya sendiri berkenaan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahnya (Moleong, 2002:3).
Melihat uraian tersebut, maka peneliti berusaha mengkaji
satu persatu data yang di dapat kemudian mendiskripsikan data
tersebut secara sinergis sesuai di lapangan, serta tetap
berkesinambungan berdasarkan proses penelitian yang peneliti
lakukan di RA Masitoh.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian yang diadakan ini, berlokasi di RA Masitoh
Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
13
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal
yaitu dari tanggal 18 November 2016 sampai 6 April 2017.
3. Sumber Data
Sumber data yang akan di teliti yaitu anak kelompok A dan guru
yang mengampu di sentra persiapan tersbut.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data dan instrument penelitian yang
peneliti gunakan adalah:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono,
2011:137).
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai poses biologis dan psikologis.
Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan yang dikemukan oleh Sutrisno Hadi (1986) di dalam buku
(Sugiyono, 2011:145).
14
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prestasi, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:
36).
Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah menggunakan
catatan lapangan, catatan observasi dan foto kegiatan di RA
Masitoh.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan agar data yang terkumpul dapat dianalisis
dengan mulai menelaah seluruh data yang telah dihasilkan dari
observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Patton dalam
bukunya Lexy Moleong, teknik analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan
satuan uraian dasar (Moleong, 2002:135). Dalam hal ini peneliti
melakukan analisis data dalam tiga tahap, pertama reduksidata, kedua
penyajian, dan ketiga penarikan kesimpulan atau verivikasi.
Tahapan-tahapan menganalisis data penelitian adalah:
a. Reduksi Data (Reduction Data)
Reduksi data dimaksudkan untuk menentukkan data ulang
sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Data yang telah
diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
15
yang jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data
selanjutnya.
b. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam
suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat
kesimpulan atau tindakan yang diusulkan (M.Ali, 1992:167).
Mereduksi data dimaksudkan untuk mempermudah penelitian
dengan cara mengelompokkan, mengarahkan, dan membuang
data yang tidak diperlukan dalam penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan,
dan dokumentasi dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk
catatan lapangan, dan catatan dokumentasi.Data yang sudah
disajikan dalam bentuk catatan lapangan dan catatan
dokumentasi diberi kode data untuk mengorganisasi data,
sehingga peneliti dapat menganalisis dengan cepat dan
mudah.Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan
catatan lapangan, lembar observasi dan lembar dokumentasi.
c. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/
verification)
Ferifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir
dari keseluruhan proses tahapan analisis. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
16
mengalami perubahan apabila ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Proses penarikan kesimpulan didasarkan pada gabungan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang dipadukan
pada penyajian data. Melalui informasi tersebut, peneliti dapat
melihat apa yang di teliti dan menemukan kesimpulan yang
benar menganai objek penelitian berlangsung. Sehingga
keseluruhan permasalahan mengenai peran sentra persiapan
terhadap kecerdasan matematis logis anak di RA Masitoh
Kebumen dapat dijawab sesuai kategori data dan
permasalahannya.
6. Pengecekan Keabsahan
Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity)
adalah instrument yang berbentuk tes yang sering digunakan untuk
mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan
program dan tujuan (Sugiyono, 2011:125). Validitas isi merupakan
validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur
dengan analis rasional. Pertanyaan yang dicari dalam analisis ini
adalah sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencangkup
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat yang
bersangkutan (Azwar, 1986).
17
7. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap pengumpulan data awal dengan observasi awal mengenai
situasi, tempat, profil lembaga, pembelajaran yang dilakukan, dan
wawancara awal dengan pengelola lembaga.
b. Tahap mempersiapkan surat izin penelitian untuk meneliti RA
Masitoh.
c. Tahap pengumpulan data dan menganalisis data.
d. Tahap menyusun laporan yang sudah ada untuk dijadikan laporan
untuk penelitian.
G. Sistematika Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang
rinciannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika
penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai:
A. Sentra Persiapan
1. Definisi Sentra Persiapan
2. Tujuan Khusus
18
3. Aturan di Sentra Persiapan
4. Manfaat Sentra Persiapan
5. Lima Prosedur Kerja
6. Perlengkapan Main di Sentra Persiapan
7. Kegiatan di Sentra Persiapan
B. Konsep Kecerdasan Matematis Logis
1. Definisi Kecerdasan Matematis Logis
2. Ciri-ciri Kecerdasan Matematis Logis
3. Manfaat Kecerdasan Matematis Logis
C. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini
BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai:
A. Gambaran Umum lokasi penelitian di RA Masitoh
B. Penyajian Data
1. Sentra Persiapan
2. Kecerdasan Matematis Logis
3. Hubungan Sentra Persiapan dan Kecerdasan
Matematis Logis
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sentra Persiapan
B. Kecerdasan Matematis Logis
19
C. Sentra Persiapan dalam Perkembangan Kecerdasan
Matematis Logis Anak
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
20
BAB II
KAJIAN TEORI
A. SENTRA PERSIAPAN
1. Definisi Sentra
Sentra berasal dari kata “centre” yang artinya pusat. Seluruh
materi yang akan dialirkan oleh guru kepada anak-anak melalui
kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dan perlu diorganisasikan
secara teratur, sistematis, dan terarah, sehingga anak dapat
mengembangkan kemampuan menganalisisnya dan dapat mempunyai
kemampuan mengambil kesimpulan. Sentra mengandung makna
bahwa setiap kegiatan di semua sentra yang disediakan memiliki titik
pusat (centre point), yang semuanya mengacu pada tujuan
pembelajaran (Retno, 2010:14) .
Setuju dengan pendapat Retno, karena di sentra, pembelajaran
sudah ditata sedemikian rupa agar tidak ada pembelajaran yang keluar
dari kontennya.Dan juga memiliki titik pusat pembelajaran yang
mengacu pada tujuan pembelajaran.
Istilah sentra (Direktorat PAUD, 2006:5) adalah zona atau area
bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang
berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main, yaitu main
sensori motor atau main fungsional, main peran, dan main
pembangunan.
21
a. Tahap-tahap main sensorimotor, yaitu :
1) Anak diberikan kesempatan untuk mengulang gerakan
beberapa kali untuk menikmati beberapa jenis perasaan
yang ditimbulkan oleh tubuh dan reaksi pada saat pertama
melakukan .
2) Anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengan
menggunakan objek tertentu.
3) Anak terlibat dalam rangkaian pengulangan kegiatan
sederhana yang memiliki tujuan tertentu.
4) Anak melakukan coba dan ralat (trial and error).
b. Bermain sensorimotor diharapkan, antara lain:
1) Menyediakan kesempatan bagi anak untuk mengeskplorasi
bermacam-macam bahan dan alat permainan di dalam dan
di luar ruangan.
2) Memberikan kesempatan pada anak untuk bergerak bebas.
3) Memberikan kesempatan pada kepada anak untuk
mengenali dan merasakan banyak tekstur dari berbagai
jenis alat main.
c. Main pembangunan adalah media bermain anak usia dini yang
terdiri dari bahan yang bersifat cair, (air, pasir, cat) dan bahan
yang berstekstur. Main pembangunan dengan bahan cair,
krayon, cat dengan kuas, pulpen, dan pensil. Main
22
pembangunan dengan bahan bertekstur, yaitu balok unit
berongga, balok berwarna, lego dan puzzle.
3 tahap tersebut sangat membantu dalam perkembangan
anak.Selain itu baik untuk diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan.
Maka tahapan ini perlu untuk dikembangkan.
Kegiatan sentra memiliki 3 langkah prosedur pokok untuk anak,
yaitu:
a. Memikirkan rencana tentang apa yang dikerjakan selama waktu
kegiatan pembelajaran.
b. Merealisasikan rencana.
c. Mengkaji ulang, mencatat dan melaporkan hasilnya.
Prosedur yang diberikan untuk anak, dapat menjadi acuan dalam
mempersiapkan materi pembelajaran.Langkah prosedur pembelajaran
sentra tersebut memberikan manfaat bagi anak usia dini (Mayesky,
1990:56), meliput i:
a. Meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk bermain, bereksplorasi dan
menemukan kegiatan untuk membantu memecahkan masalah,
mempelajari keahlian-keahlian dasar dan memahami konsep-
konsep baru.
b. Melalui sentra, anak usia dini dapat memanipulasi objek dalam
sentra-sentra yang disediakan, mengembangkan percakapan
23
dan bermain peran serta belajar sesuai dengan tingkatan dan
langkah-langkah yang anak inginkan.
c. Mengembangkan keahlian belajar yang mandiri karena adanya
prinsip kehendak sendiri (Self directing) dan koreksi diri (self
correcting) yang alamiah terhadap berbagai alat di sentra
kegiatan .
Penataan ruangan pada kegiatan pembelajaran berbasis sentra
dengan bermacam-macam media, poster, display, serta kebebasan
memilih kegiatan pada sentra-sentra yang disediakan. Penggunaan
sentra kegiatan ini sesuai dengan perkembangan anak (Direktorat
PAUD, 2006:8) yaitu:
a. Pembagian ruangan di rancang agar anak dapat menikmati saat
kegiatan tenang, istirahat, berguling-guling dan merangkak.
b. Desain ruang dengan berbagai gambar yang di pasang setinggi
tubuh anak.
c. Setiap area kegiatan di sekat agar anak dapat berkonsentrasi.
d. Kegiatan dapat dilaksanakan di dalam dan di luar ruangan agar
suasana setiap hari berganti.
e. Desain kegiatan mengarahkan anak untuk bereksplorasi,
berinteraksi dengan orang dewasa, teman sebaya, dan alat
permainan.
f. Setiap hari kegiatan disiapkan untuk mengembangkan seluruh
aspek kemampuan anak dengan mengeksplorasi lingkungan,
24
menyelidiki alam, mengadakan percobaan, mengembangkan
kemampuan bahasa, musik.
g. Anak-anak boleh memilih kegiatan sesuai dengan minatnya.
h. Alat mainan diupayakan mudah dipindah-pindahkan dan
dimainkan oleh anak.
Pendekatan ruang ini sangat pentinng untuk anak, karena anak
memerlukan ruang untuk bebas bergerak dan mengekspolarasi
imajinasi.Dengan membebaskan anak-anak dengan memberikan ruang
yang nyaman membuat perkembangan anak dapat mudah di lihat.
Pendekatan sentra dapat membantu dan mengarahkan kemampuan
anak umtuk dapat bekerja mandiri dan berkelompok.Seluruh materi di
dalam sentra diorganisasikan secara sistematis, teratur, dan terarah
sehingga dapat memudahkan anak dalam mengambil kesimpulan.
Pendekatan sentra dan lingkaran adalah pendekatan yang
penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam
lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijakan (scaffolding)
untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan
main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4)
pijakan setelah main (Direktorat pendidikan Anak usia dini, 2002:2).
Empat jenis pijakan dalam sentra (Direktorat PAUD, 2006:13-16)
antara lain:
a. Pijakan lingkungan main dapat dipersiapkan guru dengan cara:
25
1) Mengelola lingkungan main atau sentra dengan bahan dalam
jumlah dan jenis yang cukup.
2) Merencanakan intensitas dan densitas permainan.
3) Memiliki dan menyediakan berbagai bahan yang mendukung
3 jenis main.
4) Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman
keaksaraan.
5) Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial
anak secara progresif dan positif.
b. Pijakan lingkungan sebelum main (selama 15 menit) dengan cara:
1) Bersama anak duduk melingkar, memberi salam, dan
menanyakan kabar pada anak-anak.
2) Meminta anak-anak untuk memperhatikan temannya, siapa
yang tidak hadir.
3) Mengajak anak berdo’a secara bergiliran.
4) Membicarakan tema hari itu dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari anak.
5) Guru membacakan buku berkaitan dengan tema pada hari itu.
6) Menggabungkan berbagai kosa kata baru dan menunjukkan
konsep yang mendukung keterampilan kerja.
7) Mengaitkan kemampuan yang diharapkan muncul pada anak
dengan rencana kegiatan yang telah disusun .
26
8) Mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah
disiapkan untuk hari itu dan mendiskusikan gagasan
bagaimana menggunakan bahan-bahan tersebut.
9) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main
dan menjelaskan rangkaian waktu main.
10) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial.
11) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.
c. Pijakan selama anak main (60 menit) antara lain:
1) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas
pengalaman main mereka.
2) Berkeliling di antara anak-anak yang sedang bermain.
3) Mencontohkan komunikasi yang tepat, khususnya bagi anak
yang belum pernah menggunakan alat/bahan tertentu.
4) Memberi dukungan dengan pernyataan positif (pujian.
arahan) terhadap kegiatan yang sudah dilakukan anak.
5) Memperkuat dan memperluas bahasa anak dengan cara
memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas
variasi dan cara bermain anak.
6) Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada
hubungan teman sebaya.
7) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.
27
8) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain dari alat
main tertentu sehingga anak memiliki pengalaman main yang
kaya.
9) Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan
kemajuan main anak.
10) Jika kegiatan di sentra menghasilkan produk, maka hasil
kerja anak perlu dikumpulkan, guru mencatat nama anak,
tanggal, hari, dan hasil kerja anak.
d. Jika waktu main tinggal 15 menit, guru memberitahukan anak
untuk siap-siap menyelesaikam kegiatan Pijakan setelah main (30 menit)
yaitu:
1) Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman
mainnya dengan saling menceritakan pengalaman tersebut.
2) Guru mengajak semua anak menggunakan waktu merapikan
alat sebagai pengalaman belajar yang positif melalui
pengelompokkan, urutan, dan penataan lingkungan main
secara tepat.
e. Makan bekal bersama (15 menit) meliputi:
1) Guru mengecek kembali bahwa setiap anak telah membawa
bekal makanan dan minuman.
2) Guru mengenalkan konsep berbagi dengan antar teman.
3) Guru mengajarkan tata cara do’a sebelum dan sesudah makan
yang benar.
28
4) Guru melibatkan anak untuk membereskan bekas makanan
dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.
f. Kegiatan penutup (15 menit) meliputi:
1) Guru mengajak anak untuk membentuk lingkaran, menyanyi,
berpuisi, menari .
2) Guru menyimpulkan kegiatan hari ini ini.
3) Guru menginfokkan kegiatan besok.
4) Guru meminta salah satu anak untuk memimpin do’a
penutup.
5) Guru membimbing anak agar tertib ke luar kelas melalui
berbagai variasi tebakan dan permainan.
6) Anak bersalaman dengan guru dan keluar kelas.
4 pijakan bila dilakukan dilembaga-lembaga akan memudahkan
guru tersebut dalam mengelola pembelajaran dari awal sampai akhir.
Selain itu dapat meminimalisir kegiatan yang bersifat kurang
mendukung terhadap pembelajaran.Dilihat dari setiap pijakan dapat
terlihat perkembangan anak.
Ada tujuh sentra yang dikembangkan oleh Dr. Pamela Phelps,
yaitu sentra persiapan, sentra balok, sentra peran besar, sentra peran
kecil, sentra bahan alam, sentra seni, dan sentra musik (Muktar,
2013:125).
29
Sayangnya di RA Masitoh baru menerapkan 5 sentra, yaitu sentra
persiapan, sentra balok, main peran, bahan alam dan masak.Khusus
sentra masak dilakukan setiap 3 bulan sekali.
2. Sentra Persiapan
Sejak diadopsi oleh Indonesia, yang terkenal dengan adat timurnya
dan kekentalan spritualnya, maka pada sekolah Islam, ditambah
dengan sentra imtaq, sejak itu menjadi tujuh sentra.Setiap sentra
mempunyai definisi dan tujuan yang berbeda namun masing-masing
sentra saling menunjang dan mendukung perkembangan anak serta
saling berhubungan.
Sentra persiapan merupakan sentra tempat bekerja dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kognisi, motorik
halus dan keaksaraannya yang diorganisasikan oleh guru dan fokus
pada kegiatan-kegiatan matematika, membaca dan menulis (Muktar,
2013:125).
Sentra ini fokus pada kesempatan untuk mengurutkan, meng-
klasifikasikan, membuat pola-pola, dan mengorganisasikan alat-alat
dan bahan kerja.
Sentra persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk
mengembangkan keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak usia
dini sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan selanjutnya.
Istiah persiapan digunakan karena untuk menempuh dunia sekolah,
anak diharapkan telah memiliki kesiapan bersekolah terutama melipuri
30
kesiapan yang berkaitan dengan keaksaraan yaitu membaca, menulis,
mengeja dan berbicara sebagai keterampilan dasar untuk
memempelajari beragam pengetahuan yang lain (Luluk, 2008:95).
Pada sentra persiapan memiliki kegiatan membaca dan menulis
menjadi perhatian utama meskipun anak baru benar-benar akan tertarik
dengan kegiatan khusus di sentra persiapan setelah berusia 4 tahun
(Luluk, 2008:96)
a. Tujuan Khusus
Sentra persiapan pada kesempatan anak untuk
mengurutkan, mengklasifikasikan, membuat pola-pola, dan
mengorganisasikan alat-alat dan bahan kerja, termasuk
persiapan membaca, menulis, dan berhitung.Contoh, anak yang
mengurutkan angka dari yang besar sampai yang kecil, atau
sebaliknya, menyusun benda dari yang paling besar sampai
yang terkecil atau sebaliknya.
Contoh lainnya, mengklasifikasikan benda-benda sewarna,
benda-benda yang sama bentuknya, benda-benda yang sama
ukurannya, pola-pola, menggunting pola, dan menjadikan suatu
karya sesuai dengan apa yang anak persepsikan dari pola-pola
yang mereka buat.
Sentra persiapan mempunyai aturan yang sedikit berbeda
dengan sentra-sentra lainnya, hal ini dikarenakan sentra
persiapan merupakan sentra kerja. Aturan di sentra persiapan
31
terdiri dari dua aturan yang berbeda yaitu lima prosedur kerja
dan aturan main.
b. Lima Prosedur Kerja
1) Memilih satu pekerjaan, yaitu anak memilih satu pekerjaan
yang disukai.
2) Bekerja tuntas, yaitu anak menyelesaikan pekerjaan yang
telah dipilihnya sebagai salah satu sikap tanggung jawab.
3) Menunjukkan hasil kerja, yaitu pekerjaan yang telah selesai
diperlihatkan kepada guru, guru bertanya dan memberikan
pijakan terkait pekerjaan yang telah dikerjakan oleh anak,
kemudian guru mendokumentasikan hasil kerja anak, baik
dalam bentuk portofolio maupun dalam bentuk gambar
dengan menggunakan kamera.
4) Beres-beres, yaitu setelah anak selesai bekerja, anak
merapikan atau mengembalikan kembali mainannya seperti
pada saat awal main, untuk memberikan kesempatan main
kepada teman yang lainnya, seperti pengalaman yang telah
dialami anak semula.
5) Memilih pekerjaan lain, yaitu anak boleh memilih
pekerjaan lainnya dan mengikuti prosedur kerja kembali.
c. Aturan Main di Sentra Persiapan
1) Sayang teman
2) Mendengar
32
3) Fokus
4) Kontrol
5) Menggunakan alat sesuai fungsinya
6) Berbagi
7) Bergantian
8) Berada dalam kelompok
9) Berjalan
10) Start-finish
11) Menyelesaikan masalah dengan bicara (Muktar, 2013:126).
d. Manfaat Sentra Persiapan
Sentra persiapan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1) Anak bekerja dan berpikir secara sistematis/berurutan
Pada saat anak akan mandi, anak akan mempersiapkan
segala kebutuhan berkaitan dengan mandi seperti handuk,
sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, baju bersih. Setelah itu
barulah anak akan mandi. Hal seperti ini dapat
mengembangkan sikap mandiri anak.
2) Anak belajar mengklasifikasikan benda-benda nyata
Anak dapat menempatkan suatu barang di tempat
seharusnya barang tersebut berada, seperti sepatu yang di
simpan di rak, pakaian di dalam almari, beragam mainan
dimasukan ke dalam tempat mainan.Hal seperti ini dapat
mengembangkan sikap tanggung jawab anak.
33
3) Anak belajar menghubungkan benda dengan benda, benda
dengan kejadian
Jika anak ingin makan, maka dia akan mengambil benda-
benda yang dia butuhkan untuk makan seperti sendo,
piring, dan garpu. Contoh lainnya, anak akan memahami
jika gelas yang dibawanya terlepas jatuh dan pecah maka
dapat mengakibatkan luka bila terkena pecahannya.
4) Anak belajar konsep dasar membaca dan menulis
(keasaraan)
Anak mencoba menceritakan persepsi mereka terhadap
suatu gambar yang mereka lihat, anak mencoba menirukan
huruf /kata-kata yang mereka lihat.Hal ini dapat
mengembangkan kemampuan kognitif anak.
5) Anak belajar bekerja sendiri, berdampingan, bersama, dan
bekerjasama
Anak bermain berkelompok, berkomunikasi, mengatur
kesepakatan dan bekerja sama, pada saat anak bekerja
sendiri anak mampu memilih sendiri dan menuntaskan
pekerjaannya.
Sedangkan manfaat sentra persiapan (Luluk, 2008:
918)adalah:
1) Mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak
34
2) Mempelajari pentingnya media cetak sebagai alat
komunikasi
3) Mendapatkan informasi dan menyesuaikan dengan
pengalaman baru melalui membaca dan menyimak
cerita
4) Belajar untuk berkompromi dengan berbagai situasi
sulit
5) Memperoleh berbagai pengetahuan tentang sains,
matematika, sejarah, kesehatan dan keselamatan, serta
tokoh terkenal
6) Belajar tentang tanggung jawab sosial
7) Menjadi terbiasa dengan berbagai jenis media
keaksaraan
8) Membantu anak memahami berbagai jenis media
keaksaraan
9) Memberikan intensif yang sangat ampuh agar anak
senang membaca.
Berbagai manfaat belajar di sentra persiapan karena dapat
melatih dan menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh anak.Selain itu anak dapat mengekspresikan
imajinasinya dan dapat mudah melakukan kegiatannya dengan
senang.
35
e. Perlengkapan Main di Sentra Persiapan
1) Alat-alat yang mendukung proses klasifikasi, urutan,
ukuran, hubungan satu dengan satu, misalnya mozaik, art
school, halma, papan geometri, manik-manik 3 variabel,
timbangan, puzlle.
2) Alat yang mendukung keaksaraan, antara lain buku, kartu
huruf, kartu kata, alat menulis, wayang huruf.
3) Alat-ala yang mendukung keterampilan motorik halus,
antara lain, jepitan dengan berbagai ukuran, gunting, kertas,
manik dan tali, alat-alat dan bahan untuk menggambar.
f. Kegiatan di Sentra Persiapan
Kegiatan-kegiatan dasar yang menuju :
1) Membaca
2) Menulis
3) Matematika
Sayangnya, anak usia dini baru mengenal konsep membaca,
menulis dan matematika. Anak baru mengenal huruf dan angka.
Jadi di tingkat pendidikan anak usia dini kegiatan sentra ini hanya
mengenalkan huruf, angka dan matematika.
B. Kecerdasan Matematis logis
1. Definisi Kecerdasan Matematis Logis
Kecerdasan matematis logis adalah kemampuan untuk menangani
bilangan dan perhitungan, pola berpikir logis dan ilmiah.Kecerdasan
36
matematika logis ini mempunyai dua unsur yatu matematika dan
logika.Dua unsur ini disatupadukan sehingga menjadi kecerdasan
matematis logis. Hal ini dikarenakan keterkaitan di antara matematika
dan logika sangat erat, bahkan keduanya sama-sama mengikuti hukum
dasar yang sama, yakni konsistensi (Suyadi, 2010:154).
Untuk pertama kalinya, hukum logika diformalkan oleh seorang
filosof Yunani terkemuka, yaitu Aristoteles.Ia menjelaskan dengan
sangat logis bagaimana argument di susun, bukti dan syarat dinyatakan
dan kesimpulan di buat. Dari logika inilah lahir apa yang disebut
dengan pemikiran ilmiah. Pemikiran ini mensyaratkan timbulnya
hipotesis berdasarkan pengamatan.
Menurut Gardner tidak memandang bahwa kecerdasan matematis
logis lebih unggul daripada kecerdasan yang lain. Sebab, semua
kecerdasan mempunyai keunggulan tersendiri, kecerdasan matematis
menyumbang keberhasilan seseorang sebesar 20%.Artinya 80%
lainnya terbagi ke dalam 7 kecerdasan yang lain antara lain,
kecerdasan linguistik, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal,
naturalis (Suyadi, 2010: 155).
Sayangnya, selama ini anggapan orang mengenai kecerdasan
matematis logis masih sebatas pemahaman terhadap kemampuan
berhitung semata.Padahal, menurut Gardner, kecerdasan matematis
logis mempunyai beberapa aspek, seperti kemampuan berpikir logis,
memecahkan masalah, olah pikir deduksi dan induksi, kemampuan
37
mengenali pola dan hubungan di samping berhitung itu sendiri.Jadi,
kemampuan berhitung atau matematika hanya sebagian kecil dari
kecerdasan ini.Masih banyak aspek dari kecerdasan ini selain
kemampuan berhitung sendiri.
Kecerdasan matematis logis yaitu kemampuan menggunakan
angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar (Saifullah,
2004:30). Kecerdasan logika atau matematika sering disebut berpikir
ilmiah, termasuk berpikir deduktif dan induktif. Kecerdasan ini
diaktifkan bila seseorang menghadapi masalah atau tantangan baru dan
berusaha menyelesaikannya (Budingsih, 2005:114).
Keahlian matematis yaitu kemampuan mengerjakan operasi-
operasi matematika (Santrock, 2007:323). Kecerdasan logis matematis
yaitu kecerdasan yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan
matematika (Santoso, 2008:473).
Kecerdasan matematika adalah kecerdasan yang melibatkan
keterampilan mengolah angka dengan baik atau kemahiran
mengunakan penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan ini
meliputi kepekaan pada hubungan logis, sebab akibat, dan logika-
logika lainnya. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis
logis antara lain klasifikas (penggolongan atau pengelompokkan),
pengambilan kesimpulan, perhitungan.
38
2. Ciri-Ciri Matematis Logis Pada Anak Usia Dini
Ciri-ciri anak mempunyai kecerdasan matematis logis usia 4-5
tahun denganindikator(Suyadi, 2010:158)sebagai berikut:
a. Menunjukkan rasa ingin tahu mengenai cara kerja sesuatu.
b. Suka membongkar mainannya sendiri untuk sekadar dilihat apa
yang ada di dalamnya dan kemudian dirangkai lagi.
c. Suka mengurut-urutkan (membuat urutan) sesuatu, dari yang
paling kecil, agak besar, hingga yang paling besar, atau
sebaliknya
Kecerdasan matematis logis dapat diukur melalui perkembangan
kognitif anak.Secara tidak langsung di dalam perkembangan kognitif
sudah terdapat kecerdasan matematis logis. Anak mempunyai tingkat
pencapai perkembangan yang di mana dapat di nilai melalui penilaian
catatan anekdot, observasi, penugasan, portofolio, unjuk kerja, tanya
jawab.
Dapat dilihat tingkat pencapaian perkembangan kognitif anak usia
4 -5 tahun(Novan, 2014: 80), antara lain:
a. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk, warna, atau
ukuran.
b. Menyebutkan beberapa angka dan huruf.
c. Menggunakn benda-benda sebagi permainan simbolik, misalnya
kursi sebagai mobil.
d. Mengenal sebab-akibat tentang alam sekitar.
39
Cara berpikir logis dan matematis dalam penilaian checklist
perkembangan kognitif anak(Luluk, 2014:123), sebagai berikut:
a. Mengklasifikasi sesuai atribut
1) Mengklasifikasikan sesuatu benda dengan warna, bentuk,
ukuran.
2) Mengumpulkan sekumpulan benda menurut fungsi dan
label kumpulan.
3) Mengklasifikasi benda ke dalam dua atau lebih kelompok
menurut bentuk, warna, ukuran, dan memberi label pada
kelompok.
4) Menemukan satu benda dalam sebuah kelompok yang
tidak pada tempatnya dan memberikan komentar.
b. Mengurutkan benda
1) Melihat kesalahan dalam penyusunan
2) Mengatur benda dari yang terkecil sampai yang terbesar
atau sebaliknya.
3) Menyisipkan sebuah benda baru di antara benda-benda
yang telah diurutkan.
c. Memproduksi kembali pola-pola dalam berbagai cara
1) Mengulangi dan menambah pola sederhana dari sebuah
irama, balok-balok.
2) Menggambarkan pola ketika di minta dengan
menggunakan kata-kata deskriptif.
40
3) Menciptakan pola-pola sendiri menggunakan bahan (balok,
warna, kendaraan transportasi).
d. Merekonsrtuksi dan mengingat kembali irutan kejadian
1) Mengingat kembali lebih dari 3 langkah dalam melakukan
kegiatan rutin.
2) Merekonstruksi urutan kejadian.
3) Mengatur 4-5 gambar dalam sebuah urutan yang logis dan
menceritakan sebuah cerita.
e. Memahami hubungan kuantitatif
1) Menghitung dari satu sampai bilangan tertentu di luar
kepala.
2) Menggunakan hubungan satu-satu (memberikan setiap anak
sebuah sendok di meja makan dan menghitung benda-
benda).
3) Membandingkan yang lebih besar dan yang lebih kecil,
yang banyak dan sedikit.
4) Menggunakan peralatan untuk mengukur panjang, berat.
5) Menambah dan mengurangi di bawah 10 menggunakan
manipulative.
6) Menghitung secara kelipatan 2 dan 3 kelipatan sampai 10
bilangan.
7) Menunjukkan kesadaran akan bentuk-bentuk geometris dan
menggunakannya dengan benar.
41
8) Mengenali dan memberi label dan menggambar bentuk-
bentuk dasar geometris.
9) Mengenali bentuk-bentuk di lingkungan.
10) Dapat menyelesaikan puzzle sederhana (lingkaran, kotak di
potong menjadi 4-5 potongan).
f. Memahami hubungan ruang dasar
1) Menunjukkan pengertian akan kata-kata yang
menunjukkan posisi dan arah dengan mengikuti arahan.
2) Menggunakan kata-kata yang menunjukkan posisi arah
secara tepat.
3) Menyelesaikan berbagai macam puzzle.
g. Menunjukkan kesadaran akan konsep waktu
1) Mengetahui jadwal harian.
2) Mengetahui konsep-konsep waktu.
3) Mengerti kata-kata kemarin, besok, bulan lalu, sebelum,
sesudah, pertama, nanti.
4) Mengetahui urutan hari dalam seminggu, musim, dan bulan
Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 tentang tingkat pencapaian
perkembangan anak usia 4-5 tahun, dengan indikator sebagai berikut:
a. Konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola
1) Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan
warna.
42
2) Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang
sama atau kelompok yang sama atau kelompok yang
sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2
variasi.
3) Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC.
4) Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau
warna.
b. Konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf
1) Mengetahui konsep banyak dan sedikit.
2) Membilang banyak benda satu sampai sepuluh.
3) Mengenal konsep bilangan.
4) Mengenal lambang bilangan.
5) Mengenal lambang huruf.
Untuk mengetahui perkembangan anak khususnya kecerdasan
matematis logis anak, maka dapat dilihat melalui indikator-indikator
yang telah dipaparkan oleh berbagai sumber.
3. Manfaat Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak Usia Dini
Manfaat kecerdasan matematis logis pada anak usia dini (Andyda,
2004:43-46) antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan logika dan penalaran
b. Menemukan cara kerja pola dan hubungannya
c. Meningkatkan kepekaan terhdap angka
d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
43
e. Untuk meningkatkan kemampuan mengklasifiksi dan
mengkategorikan
f. Untuk meningkatkan daya ingat
C. Penilaian di PAUD
Peraturan Menteri No. 58 tahun 2009 tentang Penyelengaraan
PAUD menjelaskan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukkan tingkat pencapain
perkembangan anak. Teknik penilaian pembelajaran meliputi:
pengamatan, penugasa, unjuk kerja, pencatatan anekdot,
percakapan/dioalog, laporan orang tua, dan dokumentasi hasil karya
anak/portofolio, serta deskripsi profil anak.
Penilaian digunakan sebagai patokan pendidik untuk mengetahui
seberapa jauh perkembangan peserta didik selama mengikuti pem-
belajaran.Penilaian mampu memberikan informasi kepada pendidik sejauh
mana efektifitas pembelajaran atau kegiatan membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Mulyasa menjelaskan mengenai teknik penilaian
PAUD meliputi:
1. Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan
perilaku anak. Dibawah ini adalah contoh format observasi
yang digunakan sebagai pedoman yang mengacu pada
indicator yang telah ditetapkan.
44
2. Catatan anekdot merupakan kumpulan catatan peristiwa-
peristiwa penting tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi
tertentu. Dibawah ini adalah contoh format catatan anekdot
yang digunakan sebagai pedoman penilain.
3. Pemberian tugas merupakan cara penilaian berupa tugas yang
harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara
perseorangan maupun kelompok.
4. Portofolio merupakan cara penilaian berupa hasil kerja anak
yang dikerjakan.
5. Tanya jawab merupakan penilian dilakukan ketika melakukan
sesi tanya jawab selama pembelajaran berlangsung (Mulyasa,
2012:198).
45
BAB III
PAPARAN DAN TEMUAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah RA Masithoh
Berawal dari rasa ingin membekali anak dengan Pendidikan
Agama Islam sejak dini kami selaku pengurus Yayasan Pendidikan
Ma’arif Nahdlatul Ulama (YPMNU) Banyubiru melihat,
memperhatikan dan mencermati lingkungan masyarakat yang jauh dan
asing dari pendidikan agama dan secara tidak terasa mengekor budaya
barat yang merusak adalah wujud yang nyata dari permasalahan –
permasalahan yang dihadapi generasi kita. Sehingga dibutuhkan upaya
pemecahan dengan melibatkan berbagai bidang terutama dalam hal
pendidikan, termasuk dalam hal ini bidang pendidikan usia dini . Tidak
ada pilihan lain, ada kunci utama untuk melahirkan generasi yang
berkualitas teguh memegang agama islam, cerdas, terampil dan
berahlak adalah merupakan sistem pendidikan Islam secara murni.
Sebab hanya agama Islamlah yang lengkap dengan segala kehidupan.
Dengan kenyataan tersebut diatas timbul gagasan pengurus untuk
sedikit dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan mendirikan
Roudhatul Athfal / RA yang gagasan tersebut sebenarnya semenjak
tahun 1984. Kami berusaha untuk mendirikan RA namun karena
berbagai kendala dan halangan sehingga baru tahun 1988 tepatnya
tanggal 04 Maret 1988, pengurus yayasan baru bisa merealisasikan
46
gagasan tersebut setelah mengadakan hubungan dengan Yayasan
Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (YPMNU) Kab. Semarang dan
alhamdulillah walaupun masih tertatih-tatih RA Masithoh sampai
dengan saat ini masih eksis dan sudah berjalan 28 tahun ajaran.
Adapun proses belajar mengajar RA sudah menempati ruangan
atau gedung sendiri. Walaupun pada pendiriannya dibangunan semi
permanen terbuat dari Kayu atau papan dan selama kurun waktu 7
tahun baru dapat memiliki bangunan permanen dengan tembok.
RA Masithoh Kebumen merupakan lembaga pendidikan formal
tingkat usia dini, yang memiliki karakteristik pendidikan unggul sesuai
dengan kebutuhan anak. Dengan tujuan memberikan pendidikan
kepada anak tentang ajaran agama islam dan pengetahuan umum
sebagai dasar pembentukan aqidah bagi seorang anak, sehingga
terbentuk pribadi muslim seutuhnya dalam mengembangkan seluruh
potensi dan kemampuan fisik,intelektual dan perilaku secara optimal
dalam lingkungan pendidikan yang kondusif demokratis dan
kompetitif.
RA Masithoh Kebumen beralamat di Jl. Brantas No. 1 Kebumen
Kecamatan Banyubiru, Kab. Semarang. Lokasi ini mudah dijangkau
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Raudhatul Athfal ini memiliki kegiatan Ekstrakurikuler drumband
menari, dan mewarnai dimana kegiatan ini sangat dinilai positif baik
oleh pihak sekolah, wali murid dan lingkungan sekitar karena dengan
47
kegiatan drumband, mewarnai dan menari anak-anak yang terlibat
menjadi memiliki mental lebih berani untuk tampil didepan umum.
RA Masitoh Kebumen, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang didirikan
oleh Yayasan Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (YPMNU)
Banyubiru, Kab. Semarang, pada tanggal 04 Maret 1988 dengan No.
SK pendirian Wk/5-b/118/RA/Pgm/1988, Nomor Statistik Sekolah
(NSS) : 101233220094.
RA Masitoh Kebumen mempunyai Visi yaitu Terwujudnya
pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat di dunia
dan akhirat. Sedangkan Misinya adalah melaksanakan pendidikan
melalui pembinaan aqidah islamiyah yang berakhlakul karimah ‘alla
Ahlusunnah waljamaah, pelayanan dan pengabdian yang sungguh
dengan manajemen yang baik dan tertata, mengusahakan tenaga
pendidik yang dapat menjadi suri tauladan dan sumber daya yang
tinggi, melaksanakan kegiatan pendidikan yang dapat menciptakan
anak didik yang kreatif, cerdas, terampil, dan sholeh.
Tujuan RA Masitoh jangka panjang adalah terwujudnya lembaga
pendidikan yang mandiri dan berbasis keagamaan yang mengutamakan
pendidikan budi pekerti dan keterampilan yang bermutu.Berikut
identitias sekolah berdasarkan EMIS Kemenag semester genap Tahun
ajaran 2015/2016 sebagai berikut:
a. Nama Sekolah : RA Masyithoh
b. Alamat : Jl. Brantas No. 1 Kebumen Banyiburu
48
c. NPSN : 69742381
d. Nama Kepala Sekolah : Farida Ariyani, S.Pd
e. No. HP : 085226181529
f. E-mail : [email protected]
g. Waktu Belajar : Kombinasi Pagi dan Siang
h. NPWP : 73-826-200-5-505-000
i. Tiitik Koordinat :-7.328765
j. No. SK Pendirian : Wk/5-b/118/RA/Pgm/1988
k. Tanggal SK Pendirian : 04 Maret 1988
l. Akreditasi : A
m. No. Akreditasi : Dk.003888
2. Profil Guru RA Masithoh Kebumen
Guru RA Masithoh Kebumen keseluruhan berjumlah 10 pengajar
dengan mayoritas berpendidikan Strata Satu (SI), guru tersebut
berfungsi sebagai mediator dalam proses transfer of knowledge (
proses pengajaran) sehingga menjadi sosok terdekat bagi anak didik.
Dan diharapkan dengan pendekatan yang baik,perhatian yang
besar,serta keikhlasan dan keteladanan dalam mendidik sebagaimana
seorang ibu kepada anaknya. Insya Allah tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dapat terlaksana dengan baik.
3. Keadaan Anak
Kepercayaan dan antusias orang tua untuk menyekolahkan putra
putrinya di RA sangat tinggi, dapat dilihat jumlah anak didik yang
49
aktif belajar RA Masithoh Kebumen berjumlah 131 dengan rincian
sebagaui berikut:
Tabel 1 Daftar Keadaan Anak RA Masithoh Kebumen
No. Uraian Siswa & Rombel Kelompok A Kelompok
B Lk. Pr. Lk. Pr.
1. Siswa Baru di Awal TP 39 34 2. Naik dari Kelompok Sebelumnya 29 29 3. Siswa Pengulang 4. Siswa Pindah Masuk - 5. Siswa Pindah Keluar - 6. Siswa Drop-out Keluar 7. Siswa Drop-out Kembali 8. Total Siswa pada Semester Genap 39 34 29 29 9. Jumlah Rombel 4 4
4. Sarana Prasarana Pendukung
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi infra struktur
dan sarana prasarana yang memadai, untuk itu RA Masitoh Kebumen
berusaha setiap tahun memenuhi kekurangan-kekurangan yang
dibutuhkaan dalam memenuhi kebutuhan Guru dan Anak didik.
Berikut keadaan Sarana Prasarana Pendukung RA Masitoh Kebumen.
Keadaan Sarana Prasarana Pendukung dapat dilihat pada tabel.
50
Tabel 2 Keadaan Sarana Prasarana Pendukung
No Objek Keterangan Deskripsi Ada Tidak
1. Ruang Kelas V Terdapat 5 ruang yang sesuai dengan sentra yang dibuka oleh RA Masitoh Kebumen yaitu kelas sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra balok, sentra main peran dan sentra cooking.
2. Kamar Mandi V Terdapat 1 kamar mandi untuk siswa siswi dan guru.
3. Mushola V Menggunakan aula untuk latihan sholat duha dan sholat 5 waktu.
4. APE Outdoor V Terdapat 7 jenis permainan yang ada di halaman RA Masitoh yaitu 1 ayunan, 2 buah prosotan, 1 buah kereta-keretaan, 1 buah bola dunia, 1 buah jaring laba-laba, 1 buah terowongan, 1 buah jungkat jungkit.
5. APE Indoor V Terdapat macam-macam alat permainan yang disesuaikan dengan sentra yang ada seperti lego, balok.
6. UKS V Setiap kelas mempunyai kotak obat.
7. Ruang Kantor V Mempunyai 1 ruang kantor untuk kepala sekolah dan guru.
8. Ruang penunjang lainnya
V Mempunyai ruang tv untuk jeda pembelajaran dan ruang dapur.
9. Lapangan dan tempat bermain
V Terdapat area bermain outdoor dalam keadaan baik.
10. Papan pengumuman
V Papan pengumuman berfungsi untuk informasi berkaitan tentang RA Masitoh
11. Tempat cuci tangan
V Terdapat keran air yang digunakan untuk kegiatan
51
sebelum makan 12 Tempat parkir V Tempat parkir bersama
dengan lahan MI Ma’arif. 13. Dapur V Terdapat 1 dapur untuk
kegiatan pembelajaran anak setiap 3 bulan sekali selepasnya digunakan untuk para guru.
5. Struktur Organisasi
Gambar. 1 Struktur Organisasi RA Masyithoh Kebumen
Penyelenggara (YPMNU) Kab. Semarang
Kepala Sekolah Farida Ariyani, S.Pd
Sekretaris Umi Hani’ah, S.Pd.I
Bendahara I Iroh Rohati, S.Pd
Bendahara II Angga Chrisma, S, S.Pd
Operator Kesiswaan Umi Hani’ah, S.Pd.I
Operator PTK Angga Chrisma, S, S.Pd
DEWAN GURU dan SISWA
52
B. Temuan Penelitian
1. Sentra Persiapan
RA Masitoh menggunakan kegiatan sentra dengan memperhatikan
3 langkah prosedur pokok untuk anak, yaitu:
a. Memikirkan rencana tentang apa yang dikerjakan selama
pembelajaran
Guru RA Masitoh sudah mempersiapkan rencana kegiatan
belajar dengan menyusun RKH sesuai dengan tema dan
kemampuan anak. Setelah menyusun RKH yang akan
dilakukan, maka guru pun mempersiapkan bahan-bahan untuk
materi tersebut. Bahan-bahan yang diperoleh tidak mahal dan
lebih dominan memanfaatkan barang bekas atau barang yang
sudah ada.
Tema minggu ini adalah Tanah Airku, maka guru pun
menyesuaikan tema untuk memberikan materi kepada anak-
anak.Memberikan kegiatan inti tentang melipat benda 2-4
lipatan.Lipatan tersebut menjadi sebuah bendera merah putih
dengan 1 kertas warna merah. Cara membuat bendera merah
putih adalah dengan cara warna merah menghadap kedepan,
dan yang putih menghadap ke anak. Selanjutnya di lem, maka
jadilah bendera merah putih.
53
b. Merealisasikan rencana
Selesai membuat bendera merah putih maka guru meminta
anak-anak menempelkan ke dalam lembar portofolio.Setelah
itu tiang bendera dari lidi yang sudah di hiasi ditempelkan ke
dalam lembar portofolio.Tugas yang terakhir adalah menghias
atau menambah coretan ke dalam portofolio agar menarik dan
indah.
Sentra persiapan disini juga melatih kemampuan anak
tentang seni, kognitif, sosial emosional, bahasa, nilai agama
dan moral, dan fisik motorik.Dengan memberikan 6 aspek
kemampuan anak maka pembelajaran terasa bervariasi dan
menyenangkan.
Pembelajaran sentra persiapan juga melatih anak untuk
mengenalkan huruf, angka, dasar-dasar menulis, memegang
pensil, warna.Fokus pembelajaran sentra persiapan adalah
memperkenalkan anak tentang yang dasar menjadi tahu dan
dapat melakukan.
Pembelajaran sentra persiapan menggunakan berbagai
media Alat Peraga Edukatif (APE) yang menyenangkan.Media-
media yang diperoleh dari bahan bekas yang berada di sekitar,
ada yang beli dan membuat sendiri dengan bahan yang agak
mahal. Dengan pembelajaran yang menggunakan APE maka
anak akan merasa senang dan mudah dalam menangkap materi.
54
c. Mengkaji ulang, mencatat dan melaporkan hasilnya
Hasil dari kegiatan hari ini di dokumentasikan oleh guru
berupa lembar portofolio yang di mana akan di jilid menjadi
satu dan diberikan oleh anak-anak. Selain itu catatan-catatan
tentang anak di hari itu juga diberikan oleh orang tua.Hasil
akhir dalam melaporkan hasilnya adalah memberikan raport
tentang perkembangan anak.
Pembelajaran sentra ini menggunakan 4 pijakan main yang sudah
sesuai aturan dari direktorat PAUD.Dengan melihat tabel di bawah ini
maka sudah tampak pijakan yang sudah dilaksanakan dengan baik dan
tersusun dengan rapi materi pembelajarannya.
Tabel 3 Pijakan-Pijakan Main di RA Masitoh
No Pernyataan Ya Tidak Deskripsi
1. Kegiatan di sentra persiapan a. Pijakan Lingkungan Main
1) Pendidik mempersiapkan alat main dan bahan yang akan digunakan
V Mempersiapakan tusuk sate, kertas berwarna merah, lem, pensil, lemabar portofolio, papan tulis, dan ruangan.
2) Pendidik menata alat main dan bahan yang akan digunakan
V Menata tusuk sate, kertas berwarna merah di meja, alat main sudah berada ditempatnya.
3) Pendidik menyambut anak
V Menyambut di depanpintu dan menyalami anak-anak.
4) Main pembukaan (gerak dan lagu, permainan sederhana)
V Ya, gerak lagu dengan menyanyikan lagu garuda pancasila, tepuk garuda.
5) Pendidik V Membentuk lingkaran dan
55
mengarahkan anak untuk membentuk lingkaran dengan bernyanyi atau bermain
bernyanyi sluku-sluku batok dengan menirukan ibu guru yang memegang lutut dan membungkukkan badannya sambil meraba-raba kakinya masing-masing.
b. Pijakan pengalaman sebelum main
1) Pendidik mengelola lingkungan main
V Mengelola dengan baik, ketika anak mulai berubah sikap yang negatif maka guru langsung memberikan informasi yang membuat anak tersebut tahu kalau itu kurang tepat.
2) Pendidik memberi salam dan menanyakan kabar anak-anak
V Dengan cara bernyanyi dan bertepuk bersama-sama.
3) Pendidik meminta anak untuk memperhatikan teman-temannya untuk mengetahui siapa yang tidak hadir
V Ya, dengan cara anak di ajak untuk melihat teman-temannya dengan cara mengingat dan melihat temannya yang belum dipanggil.
4) Pendidik meminta anak untuk memimpin do’a secara bergiliran
V tidak, karena do’a bersama-sama dilakukan di dalam kelas
5) Pendidik menjelaskan tema dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari
V Ya, dengan cara di awali dengan tepuk dan lagu dan menanyai anak-anak tentang seputar tanah air. Guru menanyakan bendera Indonesia dan Presiden Indonesia.
6) Pendidik membacakan buku yang berkaitan dengan tema lalu menanyakan isi buku tersebut
V Tidak, karena guru lebih fokus dalam kegiatan inti dan mengejakan huruf-huruf dalam awalan kegiatan dan bernyanyi.
7) Pendidik menghubungkan isi cerita dengan kegiatan
V Tidak, karena guru menanyakan huruf-huruf apa saja yang baru saja di
56
yang dilakukan hari ini
eja bersama-sama.
8) Pendidik memperkenalkan alat main dan bahan yang akan digunakan
V Ya, dengan cara mengenalkan tusuk sate sebagai tiang bendera, dan kertas berwarna sebagai bendera.
9) Pendidik mengaitkan kemampuan yang diharapkan muncul dari anak pada kegiatan hari ini
V Ya, dengan fokus memperhatikan anak yang sudah bisa mengerjakan bendera tanpa bantuan.
10) Pendidik menjelaskan aturan main dengan menggalinya dari anak
V Ya, dengan cara tanya jawab dengan anak.
11) Pendidik mengarahkan anak untuk memilih teman dan alat main sesuai minat mereka
V Ya, ketika anak selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Pijakan Pengalaman Selama Main
1) Pendidik berkeliling untuk mengawasi anak bermain
V Ya, jika di rasa anak berbahaya dalam permainan maka anak tersebut ditegur dan diarahkan.
2) Pendidik memperhatikan anak yang belum bisa menggunakan alat main dan memberi contoh
V Ya, contohnya bermain cara lego.
3) Pendidik memberikan motivasi mengenai kegiatan yang dilakukan
V Ya, dengan cara memberikan motivasi dengan kata-kata, “anak sopan pasti pintar” selain itu juga guru memberikan contoh “aku bisa” untuk semua kegiatan.
4) Pendidik memberi stimulus berupa pertanyaan kepada anak agar anak
V Ya, degan cara memberikan tanya jawab kepada anak-anak taentang bagaimana cara
57
mempunyai cara bermain yang banyak
bermain.
5) Pendidik melakukan pencatatan tentang kegiatan yang dilakukan anak (kemajuan anak, perkembangan anak, dll)
V Ya, guru memberikan catatan khusus setiap anak
6) Pendidik mengumpulkan hasil kerja anak
V Ya, dengan mengumpulkan tugas anak berupa lembar portofolio
7) Pendidik memberitahukan kepada anak untuk bersiap-siap membereskan dan merapikan kembali alat main yang digunakan
V Ya, dengan waktu 5 menit sebelum waktu bermain habis. Dan mengajarkan anak untuk merapikan dan membereskan mainan ke dalam rumahya masing-masing.
d. Pijakan Pengalaman Setelah Main
1) Pendidik memberikan permainan yang menarik anak untuk membereskan alat main
V Ya, dengan cara bernyanyi dan membuat kereta-kereta-keretanan
2) Pendidik mempersiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat main
V Ada, karena terdapat ruang sendiri untuk bermain dan belajar
3) Pendidik membantu anak merapikan baju disamping itu merapikan alat main yang belum rapi
V Tidak, karena diminta mandiri dalam melakukan. Anak sudah bisa melakukannya sendiri
4) Pendidik mengarahkan anak untuk membentuk lingkaran
V Ya, memulai kegiatan dan selesai istirahat anak diminta untuk membuat lingkaran.
5) Pendidik memberikan pertanyaan sederhana untuk mengingat kegiatan yang
V Ya, dengan sesi tanya jawab ketika di akhir kegiatan.
58
dilakukan hari ini 6) Pendidik memastikan
bahwa anak membawa bekal masing-masing
V Ya, dengan menanyakan anak membawa bekal apa hari ini.
7) Pendidik mengajarkan konsep saling berbagi
V Ya, ketika melihat teman yang ingin dengan makanan tersebut.
8) Pendidik mengajarkan tata cara makan yang baik
V Ya, dengan cara mencotohkan cara makan
9) Pendidik mengarahkan dan mencontohkan cara makan yang baik
V Ya, pendidik mencontohkannya
10) Pendidik mengarahkan anak untuk duduk dan membentuk lingkaran selanjutnya mengajak bernyanyi
V Ya, berbagai lagu diajarkan melalui kegiatan lingkaran
11) Pendidik membuat kesimpulan kegiatan hari ini
V Ya, guru memberitahukan kesimpulan. Dan kesimpulan kegiatan hari ini adalah mengenal bendera merah putih melalui lipatan kertas, menempel bendera dan presiden Indonesia.
12) Pendidik menyampaikan kegiatan yang dilakukan esok hari
V Tidak, karena anak-anak sudah berganti sentra.
13) Pendidik menawarkan kepada anak siapa yang akan memimpin do’a
V Ya, dengan menanyakan kepada anak.
14) Pendidik membimbing anak untuk keluar kelas dengan tertib dan rapi melalui permainan sederhana
V Ya, dengan cara memberikan hadiah bintang terlebih dahulu kepada anak yang rapi dalam dudukny.
e. Evaluasi 1) Evaluasi kemajuan
perkembangan anak V Ya, dengan menggunakan
catatan yang ditemukan di
59
yang dilakukan selama proses pembelajaran
dalam kelas. Selain itu juga menggunakan teknik tanya jawab, penugasan, bercakap-cakap, observasi, portofolio.
d. Penataan Ruangan
Penataan ruangan pada kegiatan pembelajaran sentra
persiapan yang dilakkukan oleh RA Masitoh sudah sangat
bervariasi.Salah satunya dinding yang digambari dan suasana
ruangan yang benar-benar membuaat anak nyaman. Dimana
ada ruang untuk bermain sendiri, ada juga membebaskan anak
untuk duduk di kursi atau ikut lesehan dengan yang lain ketika
anak mengerjakan tugas inti.
Manfaat sentra persiapan disini juga sudah terealisasikan.Dimana
anak sudah dapat berpikir secara sistematis, anak dapat
mengklasifikasikan benda-benda, dapat menghubungkan dengan
kejadian, mengenal dasar membaca dan menulis.Permainan-permainan
yang ada di sentra persiapan sudah cukup lengkap untuk mengasah
kemampuan dan mengeksplorasi perkembangan anak.Salah satu
permainannya ada kartu huruf, wayang huruf, lego, ayunan, jaring laba-
laba, puzzle, alat tulis, jungkat jungkit, manik-manik.
2. Kecerdasan Matematis Logis
60
Kecerdasan matematis juga tampak ketika anak mulai bertanya
kepada guru pada awal kegiatan. Menanyakan tentang kertas dan tusuk
sate yang berada di meja. Disini sudah tampak anak-anak mulai
menerka dan menanyakan berbagai pertanyaan untuk mengetahuinya.
Guru menyimpan terlebih dahulu pertanyaan dan mengajak anak untuk
bernyanyi dan bertepuk tangan dengan cara membuat lingkaran.
Permainan bernyanyi dan tepuk tangan ini membuat anak
senang.Lagu yang diberikan pun anak dapat mengikutinya. Anak
sudah dapat mengikuti gerak dan lagu yang diberikan oleh guru.
Disini tampak kecerdasan matematis logis yang mengasah otaknya,
bagaimana cara untuk mengikuti gerak lagu yang diberikan oleh
guru.Pembelajaran di dalam sentra persiapan ini mengenalkan huruf,
angka, melatih kemampuan kognitif, fisik motorik, bahasa, seni, dan
nilai agama moral. Berbagai materi kegiatan yang diberikan oleh guru
RA Masitoh membuat anak-anak lebih paham tentang pembelajaran
yang diberikan.Contohnya pembelajaran hari ini tentang pengenalan
bendera Indonesia, yaitu bendera merah dan putih.
Anak mulai paham tentang warna merah dan putih dibuktikan
dengan cara ketika guru menunjukkan warna pada bendera. Secara
tidak langsung anak paham jika yang ditunjukkan adalah warna merah
dan bagaimana ejaan penulisannyan anak-anak mulai
mengenalnya.Guru di sentra persiapan ini mengeja huruf yang beada
61
pada kalimat “bendera merah putih” kepada anak-anak, dan anak-anak
pun menirukan.
Selesai anak-anak memperhatikan guru dalam pembuatan bendera,
tiang bendera dan cara penulisan, selanjutnya anak-anak diminta guru
untuk duduk yang rapi. Ada beberapa anak-anak yang belum mau rapi
dan guru mengkondisikan dengan membariskan anak-anak. Selesai
guru membariskan anak-anak diminta duduk kembali dengan rapi dan
membuatnya seolah mempunyai rumah dan akan didatangi oleh ibu
guru. Ketika guru meminta anak untuk membayangkan ibu guruakan
kerumah masing-masing, maka anak-anak mengingat tentang rumah
yang tidak pindah dari tempat semula. Jika pindah maka ibu guruakan
kesulitan menemukan rumahnya. Disana terlihat permasalahan untuk
anak berfikir, dan dapat mengasah otak anak tentang kejadian tersebut.
Anak-anak yang sudah rapi duduk di datangi oleh ibu guru untuk
diberikan buku. Buku tersebut digunakan untuk melatih mengingat
huruf apa yang guru ucapkan dan bagaimana menulisnya, tetapi guru
juga menuliskan di papan tulis. Cara guru mengucapkan a untuk apel
maka guru mengeja huruf “a” seperti singa yang mengaung lalu
ditutup mulutnya. Anak mulai memperhatikan dan mencoba
menulis.Berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, ternyata banyak
anak yang sudah bisa menuliskan dan mengeja huruf “a”.
Kalimat selanjutnya untuk apel, adalah “p”, maka guru
mencontohkan bagaimana huruf p itu, anak menirukkan dan menulis di
62
dalam bukun. Selesai huruf p maka huruf e, dan anak-anak masih sama
menirukan dan menulis. Sejauh ini anak dapat menulis dan
mengejanya, yang terakhir adalah huruf “l”. Guru mengucapkan
seperti I tapi tanpa titik. Selesai l maka kalimat apel pun sudah jadi.
Berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, maka dapat di lihat
anak yang tahu bagaimana huruf, ejaan, dan cara menuliskan.Guru
yang memperkenalkan macam-macam huruf sudah berhasil dengan
baik.Untuk anak yang belum lancar, guru tetap memberi aresiasi.
Pembelajaran mengeja untuk anak usia dini khususnya kelompok
A ini diterapkan oleh RA Masitoh pada akhir semester 2, karena
mengingat nanti di kelompok B akan diberikan lebih banyak kata dan
kalimat.
Kecerdasan matematis logis juga dapat dilihat melalui kegiatan
anak waktu istirahat makan.Hal ini terlihat ketika anak yang selesai
pembelajaran, melihat tangannya kotor, maka anak tersebut menuju
kran air untuk mencuci tangan.Tampak anak tersebut sudah memiliki
kecerdasan matematis logisnya.
Terdapat anak yang mengambil bekal makan. Ketika peneliti
bertanya tentang makanan apa yang dia bawa, anak tersebut menjawab
bekal yang di bawa yaitu nasi dan telur. Peneliti melanjutkan
pertanyaan siapa yang membuatkan.Anak tersebut menjawab kembali
yang membuat telur tersebut ibunya. Pertanyaan yang terakhir dari
peneliti adalah bagaimana caraberdo’a sebelum makan. Anak tersebut
63
mulai berdo’a dan benar.Disini sudah terlihat kecerdasan matematis
logisnya, yaitu sudah tampak dia mengenal keluarganya, dia sendiri
dan sudah dapat menjawab pertanyaan.
Pembelajaran untuk mengetahui tingkat perkembangan kecerdasan
matematis logis anak dilihat ketika anak-anak bermain. Disana anak
terlihat asyik dengan permainannya. Seperti lego yang disusun tinggi,
mengerti lego yang dibutuhkan untuk membuat menara seberapa
banyaknya.
Terlihat juga ketika peneliti melakukan tanya jawab kepada anak-
anak yang bermain puzzle tempel. Dimana permainannya ini dilihat
terlebih dahulu lalu menempelkan kembali ke dalam kolom yang
kosong. Peneliti takjub seusia 4-5 tahun atau kelompok A sudah dapat
memindahkan kepingan leibh dari 8 potong dan benar dalam
meletakkan kembali potongan tersebut.
Sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
hasilnya, sebagai berikut :
a. Konsep bentuk, warna, ukuran, danpola
1. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warna.
Anak kelompok A sudah dapat mengklasifikasikan warna
merah dan putih pada bendera Indonesia.
2. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau
kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau
kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi.
64
Anak kelompok A sudah dapat mengklasifikasikan antara
bendera Indonesia dan tiang bendera.
3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC.
Anak kelompok A sudah dapat mengenal pola AB-AB yang
diberikan oleh guru melalui bendera meha putih. Pola A yaitu
bendera warna merah dan B yaitu bendera warna putih.Dan
guru mengulangnya ketika mengingatkan anak dalam
penugasan anak.
4. Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran atau warna.
Guru mengajak anak untuk menghitung ada berapa warna
dalam bendera merah putih. Dan anak bisa mengurutkan
dengan baik dan tahu berapa banyak jumlah warna di dalam
bendera merah putih tersebut.
b. Konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf
1. Mengetahui konsep banyak dan sedikit
Anak diajak mengelem dan guru menanyakan seberapa banyak
anak mengelem.Dan ketika anak-anak menjawab sedikit
saja.Kalau banyak-banyak nanti semuanya terkena lem.Dan
ketika sedikit sekali lemnya maka tidak dapat menempel.
2. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh
Anak di ajak berhitung bersama-sama, menghitung bendera
yang telah dibuat anak-anak.
65
3. Mengenal konsep bilangan
Anak tahu tentang konsep bilangan jika anak mempunyai 1
bendera yang berada dirumah yang sudah diberikan oleh bu
guru kemarin lalu anak diberi lagi bendera hari ini maka
menjadi 2 bendera yang dimilikinya.
4. Mengenal lambang bilangan
Anak tahu lambang bilangan yang dituliskan oleh guru yang
ditulis di papan tulis.Yaitu angka 1, 2 dan 3. Huruf a, i, u, o
5. Mengenal lambang huruf
Anak diajak benyanyi tantang huruf, lalu guru menuliskan di
papan tulis dan melakukan sesi tanya jawab kepada anak-anak.
Dan anak pun banyak yang mengetahui lambang huruf yang
dituliskan oleh guru.Yaitu huruf a, p, e, dan l.
3. Hubungan Sentra Persiapan dalam perkembangan Kecerdasan
Matematis Logis
RA Masitoh menggunakan pembelajaran berbasis sentra yang
dimana anak dengan mudahnya bermain dengan belajar secara have
fun.RA Masitoh menggunakan beberapa ragam media, seperti APE out
door dan indoor, sesekali APE dibuat bersama-sama dengan anak-
anak, misalnya lampion nama-nama, gelas hias, bendera, dan macam-
macam.Di sentra persiapan ini anak dilatih untuk cekatan, terampil dan
kreatif.Dapat dilihat melalui ragam pembelajaran dan hasil kerja anak
–anak.
66
RA Masitoh menerapkan anak mengenal huruf dan angka, melatih
kemandirian, mengasah fisik motorik anak, bahasa dan seni.Untuk
mewujudkan perkembangan terutama kecerdasan matematis logis
anak, anak diajak terjun langsung ke dalam pembelajaran. Contoh
ketika guru tanya tentang “hari ini Hari apa?”.Respon anak-anak
bervariasi, ada yang terdiam memikirkan, ada pula yang asal jawab,
ada juga yang langsung menjawab dengan tepat.Disini terlihat sudah
kecerdasan matematis yang diasah agar anak selalu mengetahui sebab
akibat.
Walaupun guru tidak secara langsung memberitahu kegiatan hari
itu, anak-anak sudah bervariasitanya kepada guru. Salah satunya si
A”Bunda, ini untuk apa?”.Sebuah kertas warna, tusuk sate yang
diambil oleh anak tidak sengaja terjatuh di lantai. Guru belum
menjawab karena agar anak memperkira-kirakan dahulu.Melatih
kecerdasan matematis disini.Pada saat guru memberitahu kegiatan hari
itu belajar menempel bendera dengan 2 lipatan walaupun hanya
menggunakan 1 kertas warna.Terlihat anak fokus memperhatikan guru
menutupi tusuk sate dengan kertas warna ungu, dan melipat kertas
warna merah menjadi 2 lipatan warna merah dan putih, selanjutnya
ditempelkan dikertas yang sudah disediakan oleh guru.
Sebelum kegiatan inti, ibu guru sudah melatih fisik motorik halus
dan melatih otak kanannya. Dengan cara mengeja huruf, bagaimana
huruf “a”, “p”,”e”,”l”. Anak-anak dengan cekatan menulis dan
67
mengingat huruf-hurufnya dan melihat contoh yang telah diberikan
oleh guru di papan tulis.Jumlah 14 anak yang masuk dihari itu, sudah
terdapat 12 anak yang mahir dalam menulis tanpa dihapus, atau ragu-
ragu.Karena anak sudah terbiasa dilatih oleh orang tua, dan guru tanpa
ada paksaan.
Anak-anak berlatih menulis, mengeja, mengenal huruf dengan
berbagai media cetak yang ditemui.Misalnya di mainan anak-anak
bongkar dan tempel.Dimana terdapat beberapa huruf dan angka, dan
dipindahkan ke halaman selanjutnya. Dan ternyata banyak anak yang
mahir, memindahkan dan menempelkan dengan posisi yang sama.
Berbagai macam kegiatan yang diberikan oleh guru, anak-anak
selalu mencoba dan ingin selalu melakukan.Ketika istirahat tiba, anak-
anak dengan sendirinya bergegas mencuci tangan dimana anak-anak
sudah tahu jika setelah melalukan hal harus cuci tangan setelah itu
anak-anak dengan mandirinya berdo’a. Ketika ditanya oleh
peneliti”bagaimana cara berdo’a?” anak-anak sudah langsung berdo’a
dengan suara yang lantang. Terdapat anak yang mencoba membuka
bekalnya, tetapi belum bisa, dia mencari guntinng dan melakukannya
sendiri.Disini terlihatlah peran sentra yang sudah baik dalam
mengembangkan kecerdasan matematis logis anak.
Hambatan-hambatan di sentra persiapan ini adalah anak yang tidak
fokus dalam pembelajarannya.Misalnya anak asyik bermain sendiri,
anak ingin keluar, anak terlambat bangun, ada anak yang mengantuk.
68
Guru sedikit kesulitan dalam menangani. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut ibu guru berusaha mempersiapkan APE yang membuat anak
tertarik untuk bermain dan belajar.
69
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sentra Persiapan
Sentra persiapan yang telah di lakukan oleh lembaga RA Masitoh
Kebumen sudah baik dalam memberikan pembelajaran kepada anak
didik.Terlihat dari prosedur yang diberikan oleh guru antara lain :
1. Persiapan Materi
Persiapan materi yang matang membuat guru mudah dalam
mengajarkan materi kepada anak dan tidak ada pembelajaran trial
and eror.Tujuan dalam pembelajaran tersampaikan kepada anak-
anak.Berbagai cara dalam mengolah materi antara lain dengan cara
membuat program tahunan (prota), program semester (prosem),
rencana kegiatan mingguan (rkm), rencana kegiatan harian (rkh).
Setelah ditentukan rencana kegiatan hari ini ini, maka guru
mempersiapkan alat dan bahan yang akan mendukung
pembelajaran.
a. Memilih Benda
Berdasarkan hasil observasi di kelas bahwa, sebelum masuk
di kelas guru di sentra persiapan memilih dan memilah
bahan yang aman dan mudah di dapat untuk memberikan
materi kepada anak-anak. Guru mempersiapkan bahan
untuk tema tanah airku. Bahan dan alat tersebut antara
70
laintusuk sate, kertas warna merah atau kertas manila yang
berwarna merah, lem, kertas manila warna ungu.
b. Memotong bahan
Guru memotong kertas sesuai kebutuhan dan jumlah anak.
Selanjutnya guru menyiapkan tusuk sate dengan
memperlihatkan tingkat keamanan untuk anak dengan cara
memilih bahan yang bagus dan aman. Selanjutnya, guru
mempersiapkan kertas portofolio untuk anak.Kebutuhan di
dalam kelas dipersiapkan waktu hari H. Guru berangkat
lebih awal mengecek lem dan pensil untuk kegiatan hari ini.
c. Memilih materi
Materi yang diberikan pada sentra persiapan ini sama untuk
waktu 1 minggu, maka dalam penyampaian materi guru di
tuntut untuk kreatif. Kelompok A yang unik membuat guru
berusaha untuk memberikan yang terbaik,sehingga tujuan
pembelajaran tersampaikan.
2. Persiapan Media Alat Peraga Edukatif
Sentra persiapan tidak luput dengan media untuk
mendukung materi.Tujuan penggunaan media alat peraga edukatif
dapat membantu guru dalam memberikan informasi kepada anak.
Media yang dibutuhkan di sentra persiapan ini antara lain puzzle,
wayang huruf, lotto, tempel dan lepas, dan masih banyak lagi.
71
Sentra persiapan mempunyai peran untuk dapat
mengembangkan potensi anak yang berhubungan dengan warna,
mengetahui huruf, mengetahui angka, menulis dengan coretan atau
mengetahui cara menulis dan membaca dengan mengeja atau
mengetahui cara membaca.
Ketika berada di sentra persiapan anak di ajak bermain dan
belajar yang berhubungan dengan konsep dasar warna, angka dan
huruf.Pada tahap ini alat peraga edukatif yang dominan di dalam
sentra persiapan yaitu yang berhubungan dengan angka, huruf, dan
warna. Model yang digunakan guru untuk memperkenalkan
warna, huruf, dan angka antara lain:
a. Kartu Huruf
Guru terkadang memperkenalkan huruf melalui kartu
huruf yang di sebar di kelas dan anak-anak diminta
untuk menunjukkan huruf yang disebutkan.
b. Ruang
Sesekali menggunakan ruangan untuk tebak warna atau
diminta untuk menunjukkan warna disekeliling.Anak-
anak yang bermain dan belajar dengan asyik,
menyenangkan memudahkan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
72
c. Meronce Huruf
Anak kelompok A di ajak untuk melatih kemampuan
meronce huruf sesuai nama anak-anak. Maksud dalam
meronce huruf ini adalah agar anak mengenal huruf-
huruf apa saja yang berada dalam namanya. Simbol-
simbol apa saja yang ada dinamanya. Contohnya nama
yang dironce adalah Najwa, maka anak sudah disiapkan
nama-namanya dan diberi contoh dalam kotak
krayonnya. Melihat dan mencoba dalam meronce,
sehingga anak menjadi tahu apa saja simbol atau huruf
yang ada di dalam namanya tersebut, walaupun tidak
semua anak yang berhasil menjadi sebuah nama. Tujuan
yang utama dalam meronce nama anak tersebut adalah
mengenalkan huruf atau symbol yang ada di dalam
namanya.
d. Alat Peraga Edukatif
Alat peraga di tema Tanah Airku ini yaitu sebuah
bendera Indonesia yang berwarna merah putih.Tujuan
guru di tema ini agar anak mengenal bendera bangsa
Indonesia, agar anak mengenal warna, dan dapat
menulis, membaca huruf “bendera merah putih”.Tepat
sekali dengan membawakan alat peraga edukatif berupa
bendera merah putih, dan anak di ajak langsung
73
membuat walaupun hanya kertas yang ditempelkan,
dengan cara membuatnya dengan 1 lipatan kertas dan
membuat tiang bendera dengan menggunakan tusuk
sate yang dililitkan dengan kertas manila warna ungu
agar indah.
3. Persiapan Tata Ruang Kelas
Tata ruang kelas yang luas dan berwarna warni membuat
anak nyaman dalam melakukan kegiatan.Dinding yang di beri
corak atau gambar sesuai irama anak-anak, dan terdapat ruang
terpisah dalam melakukan kegiatan antara bermain dan
belajar.Terdapat beberapa kursi dan meja, dan terdapat tikar untuk
anak yang ingin lesehan.Guru memberikan kebebasan kepada
anak ketika mengerjakan tugas. Ada yang duduk dan
menggunakan meja.Ada juga yang berada di lantai dengan
menggunakan tikar.Berbagai macam kegiatan anak di ajak nyaman
di ruang tersebut.
Ruang sentra persiapan ini juga mempunyai papan tulis dan
meja hasil kreasi anak-anak atau portofolio anak-anak. Papan tulis
diguanakan untuk memudahkan guru memberikan informasi,
misalnya guru menerangkan huruf a, maka guru menulis huruf a.
Lalu anak-anak mulai mengeja dan menirukkan apa yang ibu guru
tuliskan di depan, walaupun hasilnya berupa coretan sederhana
atau ada yang sudah baik dalam menulisnya.
74
4. Persiapan Alat Tulis
Alat tulis di sentra persiapan ini sangatlah penting yaitu
berupa pensil, penghapus dan crayon warna.Alat-alat ini yang
membantu dalam tujuan sentra persiapan untuk mengenalkan
huruf, angka dan berbagai macam warna. Selain itu guru juga
mempersiapkan papan tulis dan spidol.
5. Pijakan-Pijakan
Pijakan-pijakan yang ada di lembaga RA Masitoh sudah dilakukan
dengan baik, sudah sesuai dengan pemerintah. Pijakan-pijakan di
RA Masitoh Kebumen antara lain:
a. Pijakan Lingkungan Main
Pijakan ini sudah baik, terlihat dalam hasil observasi yang di
lakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Pendidik sudah mempersiapkan alat main dan bahan yang
akan digunakan, dengan cara mempersiapkan tusuk sate,
kertas, dan lembar portofolio anak.
2) Pendidik menata alat main dan bahan yang akan digunakan
dengan cara menata di atas meja.
3) Pendidik menyambut anak di depan pintu dan menyalami
anak-anak dengan senyuman hangat.
75
4) Main pembukaan dengan cara gerak dan lagu bersama-
sama di dalam kelas menyanyikan lagu garuda pancasila
dan tepuk garuda.
5) Pendidik mengarahkan anak untuk membentuk lingkaran
dengan bernyanyi sluku-sluku batok dan mempraktekkan.
b. Pijakan Pengalaman Sebelum Main
1) Pendidik mengelola lingkunagn main dengan
memperhatikan dan mengarahkan anak-anak.
2) Pendidik memberi salam dan menanyakan kabar anak-anak
dengan cara bernyanyi bersama-sama dan yang di tunjuk
menjawab.
3) Pendidik mengajak anak-anak bernyanyi dan tanya jawab
siapa temannya yang belum di panggil atau yang tidak
berangkat.
4) Pendidik menunjuk anak untuk memimpin do’a.
5) Pendidik menjelaskan tema tanah air ke anak-anak dengan
menggunakan teknik tanya jawab.
6) Pendidik melakukan cerita dengan tanya jawab secara
langsung dan menghubungkannya dengan kegiatan sehari-
hari.
7) Pendidik memperkenalkan alat dan bahan kepada anak-
anak untuk kegiatan hari ini, mengenalkan kertas merah
dan tusuk sate.
76
8) Pendidik megaitkan kemampuan yang diharapkan muncul
dari anak pada kegiatann hari ini. Kemampuan yang
diharapkan yaitu anak mengenal bendera bangsa Indonesia
dan dapat melipat kertas menjadi bendera merah putih.
9) Pendidik menjelaskan aturan main dengan menggunakan
teknik tanya jawab kepada anak. Salah satunya tusuk sate
boleh di mainkan dengan pengawasan ibu, bapak atau
guru.
10) Pendidik mengarahkan anak untuk memilih teman dan alat
main sesuai minat mereka.
c. Pijakan Pengalaman Selama Main
1) Pendidik berkeliling untuk mengawasi anak bermain,
mengawasi jika terjadi bahaya kepada anak-anak.
2) Pendidik memperhatikan anak yang belum bisa
menggunakan alat main dan memberi contoh kepada anak.
3) Pendidik memberikan motivasi mengenai kegiatan yang
dilakukan dengan cara memberikan brain gym kepada anak
yang tidak sopan dalam bermain.
4) Pendidik memberi stimulus berupa pertanyaan kepada anak
agar anak mempunyai cara bermain banyak salah satunya
memberikan contoh cara bermain.
5) Pendidik melakukan pencatatan tentang kegiatan yang
dilakukan anak dengan menggunakan catatan anekdot,
77
observasi yang dilakukan oleh anak selama satu hari ini di
sentra persiapan.
6) Pendidik mengumpulkan hasil kerja anak berupa lembar
portofolio yang nantinya akan dijilid menjadi sebuah karya
anak dalam satu semester.
7) Pendidik memberitahu kepada anak-anak dan
membereskan mainan 10 menit sebelum masuk.
d. Pijakan Pengalaman Setelah Main
1) Pendidik memberikan permainan yang menarik anak untuk
membereskan alat main dengan cara membuat lingkaran
dan bernyanyi bersama-sama.
2) Pendidik mempersiapkan tempat yang berbeda untuk setiap
jenis alat main, dengan memberikan keranjang yang
berbeda.
3) Pendidik memberitahukan kepada anak untuk merapikan
baju dan merapikan mainan yang belum rapi.
4) Pendidik mengarahkan anak untuk membuat lingkaran
dengan bernyanyi.
5) Pendidik melakukan tanya jawab kepada anak-anak
tentang kegiatan hari ini.
6) Pendidik mengecek anak yang membawa bekal
7) Pendidik mengajarkan konsep berbagi kepada teman.
78
8) Pendidik mengajarkan, mengarahkan dan mencontohkan
tata cara makan yang baik
9) Pendidik mengarahkan anak untuk didik dan membentuk
lingkaran selanjutnya mengajak anak bernyanyi.
10) Pendidik membuat kesimpulan kegiatan.
11) Pendidik membimbing anak untuk keluar kelas dengan
tertib dan rapi melalui tanya jawab.
e. Evaluasi
Evaluasi kemajuan perkembangan anak yang dilakukan selama
proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan penilaian
berupa penilaian hasil observasi, unjuk kerja, penugasan, tanya
jawab, catatan anekdot, portofolio, dan terakhir dikumpulkan
di raport akhir semester.
B. Kecerdasan Matematis Logis
1. Mengklasifikasi sesuai atribut
a. Mengklasifikasikan sesuatu benda dengan warna, bentuk, ukuran.
1) Anak kelompok A sudah dapat mengklasifikasikan warna
merah dan putih pada bendera Indonesia.
2) Anak dapat mengambil benda-benda yang sudah di
klasifikasikan oleh guru di meja dengan melihat bentuk tusuk
sate, warna kertas dan ukuran kertas yang di ambil.
79
3) Anak dapat mengambil warna kertas yang berbeda ukurannya.
Terdapat 2 warna benda yaitu merah dan ungu. Warna meah
ukurannya persegi dan warna ungu kurannya persegi panjang.
b. Mengumpulkan sekumpulan benda menurut fungsi dan label
kumpulan.
1) Anak dapat mengumpulkan lem yan berfungsi untuk mengelem
bendera.
2) Anak dapat mengumpulkan dan meletakkan kembali krayon
yang diambilnya dikeranjang yang berfungsi untuk melengkapi
tugas fortofolio.
c. Mengklasifikasi benda ke dalam dua atau lebih kelompok menurut
bentuk, warna, ukuran, dan memberi label pada kelompok.
1) Anak melihat mainan lego, balok kayu, meja, kursi yang
berserakan maka anak-anak kelompok A membersihkan,
membereskan dan meletakkan antara lego, balok kayu, kursi
dan meja.
d. Menemukan satu benda dalam sebuah kelompok yang tidak pada
tempatnya dan memberikan komentar.
1) Anak yang mengetahui temannya belum meletakkan lem di
tempatnya maka anak tersebut berkomentar kepada guru.
Setelah itu anak tersebut membantu guru untuk meletakkan lem
pada tempatnya.
80
2) Anak yang mengetahui keberadaan lembar tugas temannya
yang berserakan karena tidak diberikan kepada guru maka anak
tersebut berkomentar dan selanjutnya memberikan tugas
temannya kepada guru.
2. Mengurutkan benda
a. Melihat kesalahan dalam penyusunan
Anak dapat melihat contoh yang diberikan oleh guru ketika melihat
ada kesalahan. Lalu anak tersebut membenahi kesalahan dalam
melipat bendera karena melihat penyusunan bendera yaitu warna
merah terlebih dahulu lalu warna putih.
b. Mengatur benda dari yang terkecil sampai yang terbesar atau
sebaliknya.
Anak memulai tugas portofolionya dengan memulai yang terbesar
dahulu lalu yang terkecil. Dengan cara memulai melipat bendera
yang ukurannya besar. Selanjutnya melilitkan kertas ungu kedalam
tusuk sate, setelah semua sudah siap anak-anak memulai
menempelkan bendera terlebih dahulu kemudian tiang bendera.
Tetapi ada juga yang bendera terlebih dahulu kemudian bendera.
c. Menyisipkan sebuah benda baru di antara benda-benda yang telah
diurutkan.
Anak-anak yang sudah selesai menempelkan tiang bendera dan
benderanya terdapat anak yang menambahkan media gambar
rumput ke dalam tugas portofolionya dan ada pula anak yang
81
menempelkan benda kecil untuk menutupi ujung benderanya yang
runcing.
3. Memproduksi kembali pola-pola dalam berbagai cara
a. Mengulangi dan menambah pola sederhana dari sebuah irama,
balok-balok
Anak ketika bermain lego dengan menyusunnya menjadi gedung,
robot dan berbagai pola dengan cara menambah dan mengurangi
lego yang dipakai untuk menyusun permainannya.
b. Menggambarkan pola ketika di minta dengan menggunakan kata-
kata deskriptif.
Anak yang diminta untuk melipat kertas dengan melihat pola yang
diberikan guru tetapi dengan kata-kata guru menyampaikan pola
tersebut. Anak mengingat pola yang diminta oleh guru tersebut
dengan baik.
c. Menciptakan pola-pola sendiri menggunakan bahan (balok, warna,
kendaraan transportasi).
Anak menciptakan pola tersendiri dengan membuat robot, gedung
bertingkat, mobil-mobilan dengan menggunakan lego, meja dan
kursi.
4. Merekonsrtuksi dan mengingat kembali urutan kejadian
82
a. Mengingat kembali lebih dari 3 langkah dalam melakukan kegiatan
rutin.
1) Guru yan memberikan pola untuk melipat kertas, mengelem
dan menempelkan ke portofolio untuk menjadikan bendera
merah putih. Anak dapat mengikuti dan mengingat kembali
kejadian bagaimana guru memberi contoh melipat, mengelem
dan menempelkan bendera merah putih.
2) Anak di tanya tentang kegiatan hari ini yang dilakukan maka
anak dapat mengingat kegiatan yang dilakukan, ada anak yang
menjawa bendera merah putih, mengelem, mewarnai, menulis,
bernyanyi, menangis, bermain.
b. Merekonstruksi urutan kejadian.
Anak yang melihat kejadian anak yan berselisih dalam permainan
contohnya berebut mainan. Maka anak tersebut berbicara kepada
guru dan mempraktekkan dengan gaya nya sendiri.
c. Mengatur 4-5 gambar dalam sebuah urutan yang logis dan
menceritakan sebuah cerita.
Anak dapat menceritakan dengan logika beberapa gambar dari
hasil karya temannya dengan melihat gambaran yang digambar
oleh temannya di kertas tugas.
5. Memahami hubungan kuantitatif
a. Menghitung dari satu sampai bilangan tertentu di luar kepala.
83
1) Anak di ajak berhitung di luar kepala dengan cara bernyanyi
dari angka 1 sampai 10.
a) Anak melihat guru dan mengucapkan bersama-sama
ketika guru menuliskan angka pada papan tulis dari
angka 1 – 10.
b) Guru bertanya kepada anak dengan menunjukkan tiga
jarinya ke anak-anak dan anak-anak menjawab tiga.
2) Menggunakan hubungan satu-satu (memberikan setiap anak
sebuah sendok di meja makan dan menghitung benda-benda).
Guru memberikan buku kepada anak-anak dengan cara satu-
satu, dan anak yang lainnya menunggu giliran.
3) Membandingkan yang lebih besar dan yang lebih kecil, yang
banyak dan sedikit.
a) Guru melakukan tanya jawab tentang pemberian lem di
bendera untuk menempelkan di kertas tugas, banyak
atau sedikit? Anak-anak menjawab sedikit.
b) Anak-anak dapat membandingkan panjang kertas
bendera dengan tusuk sate, panjangan tusuk sate.
4) Menambah dan mengurangi di bawah 10 menggunakan
manipulatif.
Guru mengajak anak bercerita tentang penambahan bendera
yang ada di rumah 1 dan yang akan dibuat 1 maka anak-anak
84
mempunyai 2 bendera. Anak-anak langsung dapat menjawab
hasil dari 1 di tambah 1 jadi terdapat 2 bendera.
5) Menunjukkan kesadaran akan bentuk-bentuk geometris dan
menggunakannya dengan benar.
Gambar : Guru Melakkukan tanya jawab tentang warna dan
bentuk geometri.
a) Anak-anak dapat menjawab pertanyaan guru jika
bentuk bendera yang dibuatnya adalah bentuk geometri
persegi.
b) Anak-anak dapat mengetahui bentuk kertas ungu yang
berfungsi untuk menutupi tusuk sate berbentuk
geometri persegi panjang.
6) Mengenali dan memberi label dan menggambar bentuk-bentuk
dasar geometris.
Anak-anak menambai gambaran atau coretan pada lembar
tugasnya denngan menambahi coretan garis lurus dan mobil
yang berbentuk persegi.
85
7) Mengenali bentuk-bentuk di lingkungan.
Anak-anak dapat menyebutkan bentuk geometri karpet yang
digunakan anak-anak adalah persegi, meja belajarnya anak-
anak adalah persegi panjang, dan papan tulis berbentuk persegi.
8) Dapat menyelesaikan puzzle sederhana (lingkaran, kotak di
potong menjadi 4-5 potongan).
Anak dapat menyelesaikan puzzle 4-5 potong yang berfariasi.
6. Memahami hubungan ruang dasar
a. Menunjukkan pengertian akan kata-kata yang menunjukkan posisi
dan arah dengan mengikuti arahan.
1) Leng di geleng geleng di geleng geleng kepala di geleng-
geleng
Anak menirukkan gerakkan kepala yang di arahkan oleh guru.
Dengan cara menggelenggkan kepalanya dan
bernyanyi.Tampak kecerdasan matematis logis pada anak
menunjukkan arah dengan mengikuti arahan.
2) Puk bertepuk tepuk bertepuk tepuk tangannya bertepuk tepuk
Anak menirukkan gerakkan bertepuk tangan denganarahan
yang diberikan oleh guru.Tampak kecerdasan matematis logis
karena anak menunjukkan posisi dan arah dengan mengikuti
arahan guru.
3) Gang melenggang lenggang melenggang lenggang badannya
melenggang lenggang
86
Anak mengikuti gerakkan yang diarahkan oleh guru.Terlihat
kecerdasan matematis logis karena anak dapat mengikuti arah
dan mengikuti arahan guru.
4) Pat melompat lompat melompat lompat kakinya jalan di tempat
Anak dapat melakukan lompatan dengan arah yang diarahkan
oleh guru. Terlihat kecerdasan matematis logis pada anak
karena dapat menunjukkan arah dan mengikuti arahan.
5) Jalan di tempat gerak berhitung mulai satu dua tiga empat
lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh
Anak mengikuti arahan dari guru untuk memulai berhitung dan
anak-anak mengikuti arahan.
b. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan posisi arah secara
tepat.
1) Berhenti grak satu dua tiga
Guru memberikan stimulus dengan gerak lagu dengan kata-
kata.Anak-anak mengikuti kata-kata dengan baik. Terlihat anak
mempunyai kecerdasan matematis logis karena anak dapat
mengetahui kata-kata yang diberikan oleh guru untuk siap-siap
berhenti dengan aba-aba yang diberikan oleh guru.
2) Menyelesaikan berbagai macam puzzle.
87
Permainan puzzle yang berjumlah 8 potong anak dapat
menyelesaikan dengan urutan yang benar. Terdapat juga
permainan puzzle yang 20 potong. Anak-anak melihat angka di
ujung gambar dan menempelkan sesuai urutan angka. Terdapat
pula puzzle yang tanpa nomor di gambarnya, tetapi jumlah
potongan baru sampai 6 potongan, anak dapat menyusun
dengan baik.
7. Menunjukkan kesadaran akan konsep waktu
a. Mengetahui jadwal harian.
Anak dapat menjawab pertanyaan guru, yaitu hari selasa.Anak
dapat menyanyikan lagu nama-nama hari, “senin selasa rabu kamis
jum’at sabtu minggu itu nama-nama hari.
b. Mengetahui konsep-konsep waktu.
Anak mengetahui konsep waktu jika anak sekolah maka waktu
tersebut pagi hari, ketika anak tidur dan hari menjadi gelap maka
waktu tersebut malam hari.
c. Mengerti kata-kata kemarin, besok, bulan lalu, sebelum, sesudah,
pertama, nanti.
1) Anak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang
kemarin hari apa anak? Anak-anak menjawab hari senin.
2) Guru melakukan tanya jawab kembali tentang besok hari apa?
Anak-anak menjawab rabu.
88
3) Guru bertanya kepada anak-anak sekarang bulan apa? Bulan
April. Anak-anak dengan riang gembira menjawab dan
bernyanyi nama-nama bulan.
4) Anak mengetahu kata-kata nanti, ketika guru melakukan
permintaan kertas unggunya dikembalikan lagi, nanti kalau
tidak dikembalikan lagi nanti belajarnya memakai apa?. Lalu
anak tersebut meletakkan kertas ungu tersebut.
5) Anak-anak mengetahui kata sesudah. Seperti ketika guru
melakukan demonstrasi menulis huruf a untuk apel, maka guru
menanyakan sesudah huruf a, apa anak-anak? Anak-anak
menjawab p bu.
d. Mengetahui urutan hari dalam seminggu, musim, dan bulan
1) Anak-anak dapat mengurutkan hari dalam seminggu dengan
cara bernyanyi dan melihat seragam yang dipakainya.
2) Anak-anak dapat mengurutkan bulan dengan cara bernyanyi.
C. Peran Sentra Persiapan Dalam Perkembangan Kecerdasan
Matematis Logis
Sentra persiapan sudah terlaksana dengan baik di mana sentra
persiapan dapat mengembangkan kecerdasan matematis logis anak.Anak-
anak yang menikmati suasana pembelajaran, materi pembelajaran dan
media pembelajaran.Tujuan pembelajaran sudah tersampaikan dengan baik
dan anak-anak senang di sentra persiapan.
89
Kecerdasan matematis logis sudah dapat berkembang melalui
stimulus yang diberikan oleh guru.Sentra persiapan tidak dapat
mengembangkan kecerdasan matematis logis tanpa bantuan media, guru,
kepala sekolah, wali murid, dan murid.Media yang diberikan oleh guru
untuk anak-anak sangat menarik.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga
sudah tersistem rapi.
Rencana kegiatan harian yang disusun satu hari sebelum kegiatan
dilakukan menghasilkan kegiatan belajar yang mudah dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran.Media dan alat yang sudah disiapkan
oleh guru menghasilkan anak yang antusias dalam kegiatan belajar.Anak
yang mempunyai kecerdasan matematis logis terlihat menikmati di sentra
persiapan. Sedangkan yang belum terlihat kecerdasan matematis logisnya
anak melakukan kegiatan dengan senang dan tenang dengan yang
dikerjakannya, karena anak masih berada dalam proses pemberian
stimulus.
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan matematis logis sudah
tampak.Telihat dari hasil observasi peneliti di dalam kelas dan di luar
kelas. Berbagai hal yang peneliti lakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan beberapa metodepenelitianantara lain:cara tanya jawab,
observasi langsung. Anak-anak masih perlu di beri stimulus kecerdasan
matematis logis dengan berbagai kegiatan dan media karena anak-anak
usia dini masih perlu untuk di latih dan di asah. Peran sentra persiapan
terhadap kecerdasan matematis logis sudah baik.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis
logis pada anak kelompok A di RA Masithoh Kebumen,antara lain: (1)
Mengklasifikasi sesuai atribut, (2) Mengurutkan benda, (3) Memproduksi
kembali pola-pola dalam berbagai cara, (4) Merekonsrtuksi dan mengingat
kembali irutan kejadian, (5) Memahami hubungan kuantitatif, (6)
Menunjukkan kesadaran akan bentuk-bentuk geometris dan
menggunakannya dengan benar, (7) Memahami hubungan ruang dasar, (8)
Menunjukkan kesadaran akan konsep waktu.
B. Saran
1. Untuk Lembaga
Menambah sarana prasarana untuk meningkatkan kecerdasan
matematis logis pada sentra persiapan.
2. Untuk Guru
Menggali dan menambah wawasan guru tentang kecerdasan-
kecerdasan anak.
Lebih meningkatkan kepekaan terhadap peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran sehingga guru dapat memahami apabila
anak yang bosan atau bermasalah dalam pembelajaran.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ardy, Novan Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Panduan bagi Orang Tua dan Pendidik PAud dalam memahami serta Mendidik Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media
Asmawati, Luluk. 2014. Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Center and Circle Time (BCCT)”, Pendekatan Sentra dan Lingkaran Dalam Pendidikan Anak Usia dini.Jakarta: Direktorat PAUD, Ditjen PNFI
Asmawati, Luluk. 2008. Pengelolaan kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Direktorat PAUD. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan BCCT dalam PAUD. Jakarta: Depdiknas Dirjen PLS Direktorat PAUD
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2002. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini Usia (PADU). Jakarta: Depatemen Pendidikan Nasional
Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana
Mayesky, Marry. 2008. Creative Young Children. New York: Macmillan Publishing
Meliala, Andyda. 2004. Anak Ajaib Temukan dan Kembangkan Keajaiban Melalui Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Andi
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya
Retno Soendari & Wismiarti. 2010. Sentra Persiapan. Jakarta Timur: Pustaka Al Falah
Robert J.Stenberg. 2008. Psikologi Kognitif, Terj. Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Razah, N.A & Rais Latief. 1980. Terjemah Hadist Shahih-Muslim. Jakarta: Balai PustakaAl Husna
Saifullah. 2004. Mencerdaskan Anak:Mengoptimalkan Kecerdasan Intelektual, Emosi dan Spiritual Anak. Jombang: Lintas Media
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid I Edisi Kesebelas Terj. Mila Rachmawati & Ankki Kuswanti. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
92
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka Abadi
93
Catatan Lapangan I
Tanggal : 20 November 2016
Tempat : Ruang Guru
Hal : Izin melakukan Penelitian
Pukul : 10.15 WIB
Yang diamati:
Meminta izin kepada Kepala Sekolah RA Masithoh untuk melakukan
penelitian. Melihat anak-anak yang ayik bermain di halaman sekolah.
Peneliti Narasumber
Fatih Mas’udah
Muslikhatul Umami, S.Pd
94
Catatan Lapangan II
Tanggal : 26 Februari 2017
Tempat : Halaman Sekolah
Hal : Observasi anak-anak
Pukul : 08.45 WIB
Yang diamati:
Observasi anak dilakukan di luar kelas dengan mengamati situasi dan
keadaan di lingkungan sekolah. Terdapat anak yang asyik bermain seluncuran,
ayunan, puzzle kertas, putaran.
Peneliti Narasumber
Fatih Mas’udah
Muslikhatul Umami, S.Pd
95
Catatan Lapangan III
Tanggal : 3 April 2017
Tempat : Ruang Guru
Hal : Meminta data Profil Sekolah
Pukul : 10.35 WIB
Yang diamati:
Peneliti meminta data profil sekolah RA Masithoh dengan kepala sekolah
RA Masitoh langsung, saat itu keadaan guru baru mengatur tempat duduk anak-
anak yang akan berangkat piknik tanggal 12 April.
Terlihat guru kelas sentra persiapan sedang menyiapkan beberapa bahan
dan alat untuk kegiatan esok hari. Alat dan bahan yang dipersiapkan antara lain
kertas ungu yang masih utuh panjang di gunting persegi panjang, lalu menyiapkan
kertas merah yang masih panjang juga dipotong-potong persegi, dan menyiapkan
tusuk sate yang di belinya di pasar.
Peneliti Narasumber
Fatih Mas’udah
Muslikhatul Umami, S.Pd
96
Catatan Lapangan IV
Tanggal : 4 April 2017
Tempat : Ruang Kelas Sentra Persiapan
Hal : Observasi di dalam kelas
Pukul : 07.05-10.15 WIB
Yang diamati:
Kegiatan sebelum masuk kelas anak terlihat sudah dapat meletakkan
sepatu pada tempatnya. Anak-anak menyalami ibu guru dengan rapi dan senang.
Kegiatan anak-anak di dalam kelas sebelum kegiatan belajar di mulai adalah
bermain di dalam kelas dengan temannya atau hanya bercakap-cakap tentang
kegiatan yang dilakukan kemarin.Percakapan tentang tanyangan kartun yang di
tonton dan permainan masak-masakan, ada yang main sepak bola dan diceritakan
oleh teman sekelasnya. Terdapat tanya jawab si A dengan guru, “Bu, ini untuk
apa?”, Bu Guru menjawab “sebentar ya mas, nanti ibu beritahu, sekarang letakkan
kembali di meja, kalau sekarang sudah di ambil, nanti ibu memakai apa?”. Si A
langsung meletakkan kembali kertas ungu yang di ambilnya di atas meja. Teman
yang lain hanya melihat dan juga ingin tahu.
Bel berbunyi, menandakkan anak-anak masuk dan memulai kegiatan
belajar di dalam kelas. Guru melakuakn kegiatan pembiasaan. Tema di minggu ini
adalah Tanah Airku, maka anak-anak mengikuti gerak lagu yang diberikan oleh
guru. Lagu yang diberikan oleh guru sekarang adalah garuda pancasila. Untuk
gerakkannya anak-anak mengikuti dengan bertepuk bersama dan membuat
lingkaran. Selanjutnya, anak-anak masih mengikuti kegiatan pembiasaan atau
kegiatan awal, yaitu menyanyi dan mengikuti gerakan lagu yang dipimpin oleh
guru. Anak-anak menyanyi dengan senang gembira gerak dan lagu yang
dinyanyikan antara lain:
97
A. Kepala di geleng-geleng
Leng di geleng geleng di geleng geleng kepala di geleng-geleng
Puk bertepuk tepuk bertepuk tepuk tangannya bertepuk tepuk
Gang melenggang lenggang melenggang lenggang badannya
melenggang lenggang
Pat melompat lompat melompat lompat kakinya jalan di tempat
Jalan di tempat gerak berhitung mulai satu dua tiga empat lima enam
tujuh delapan sembilan sepuluh
One two three four five six seven eight nine ten
Setunggal kaleh tigo sekawan gangsal enem pitu wolu songo sedoso
Berhenti grak satu dua tiga
B. Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
C. Tepuk Garuda
Bulu sayap prok prok 17
Bulu ekor prok prok 8
Bulu leher 45 prok prok
Garuda
Garuda pancasila
D. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila
Anak melakukan pemanasan mengikuti gerakkan ibu guru dengan
melihat gerakkan ibu guru dan mengikutinya. Ibu guru mencontohkan
badan tegap, kaki sedikit melebar dan tangan ke depan. Anak-anak
mengikuti gerakkan ibu guru. Aba-aba selanjutnya dari ibu guru
mempraktikkan gerak tangan yang tadi kedepan lalu ke bawah dan
98
perlahan duduk. Anak-anak ada yang mengikuti dengan baik dan ada
pula yang langsung duduk.
Anak-anak di ajak tanya jawab tentang bendera Indonesia, terlihat
anak-anak berfikir dan melihat sekitar, selang beberapa waktu anak
dapat menjawab bendera Indonesia adalah bendera merah putih.
Pertanyaan selanjutnya yang diberikan oleh guru yaitu presiden
Indonesia. Terdapat satu anak menjawab presiden Indonesia yaitu
Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla. Anak-anak duduk melingkar dan
berdo’a bersama-sama. Setelah berdo’a, anak-anak mengucapkan tri
bakti yaitu satu berbakti kepada Allah, dua berbakti kepada Orang tua,
tiga berbakti kepaa ibu Guru. Anak dengan menunjukkan jari
jemarinya dengan mengatakan tri bakti tersebut. Setelah kegiatan tri
bakti maka guru mengabsen anak-anak dengan nyanyian. Anak – anak
sudah di panggil semua maka guru melakukan tanya jawab menayakan
teman yang belum berangkat. Anak-anak menjawab A, B, C yang tidak
berangkat.
Kegiatan inti pembelajaran yaitu guru mengenalkan warna merah
dan warna putih di dalam bendera merah putih yang akan di kerjakan
dengan menggunakan kertas. Guru membariskan anak dengan tertib
dan lurus agar dalam penyampaian materi dapat tersampaikan. Guru
mengajak tanya jawab tentang apa yang di bawa oleh ibu guru. Anak-
anak menjawab tusuk sate. Anak-anak menjawab dengan benar dan bu
guru memberikan pemahaman kepada anak tentang bahaya tusuk sate
jika bermain sendiri tanpa pengawasan orang tua. anak-anak antusias
dalam materi yang diberikan oleh ibu guru. Setelah tusuk sate, ibu
guru menanyakan warna kertas yang di bawa. Anak-anak menjawab
kertas berwarna merah dan belakangnya putih. Guru memberikan
pertanyaan terakhir dengan membawakan kertas panjang berwarna
ungu. Anak-anak serentak menyebutkan warna kertas panjang tersebut
warna ungu. Guru memberitahukan guna kertas ungu yaitu untuk
menutupi tusuk sate agar tusuk sate terlihat indah dan aman.
99
Proses penyampaian materi dari ibu guru kepada anak-anak dengan
menggunakan media, alat dan bahan membuat anak-anak antusias dan
memperhatikan. Guru memberikan contoh cara melilitkan kertas
berwana ungu ke tusuk sate. Terlihat anak-anak antusias dan
memperhatikan. Setelah itu kerts berwarna merah yaitu dengan
memberikan contoh cara melipat yang warna putih di bagian depan
dan warna merah di bagian belakang dan melipat ke arah depan. Anak-
anak memperhatikan dengan antusias. Semua sudah jadi dan ibu guru
memberikan contoh menempelka di kertas portofolio dan memberikan
contoh lambang huruf b, e, n, d, e, r, a, m, e, r,a,h, p, u, t, i, h.
Anak-anak yang sudah antusias sudah menginginkan untuk
mengerjakan. Guru memanggil anak satu persatu untuk mengambil
tusuk sate, kertas warna merah dan warna ungu, dan lembar portofolio.
Terlihat anak-anak dengan cekatan mengambil satu-satu yang
ditugaskan oleh ibu guru. Selama kegiatan inti berlangsung peneliti
mengamati anak-anak yang sudah mempunyai kecerdasan matematis
logis sudah banyak yang memiliki. Selesai menempel dengan seberapa
banyak lem yang digunakan, anak menulis dengan huruf-huruf yang
berada di depan dengan menirukkan ke dalam kertas.
Anak-anak terlihat asyik dengan tugas yang diberikan oleh guru.
Anak-anak yang sudah selesai bergegas mengambil air untuk mencuci
tangan yang kotor terkena lem. Anak mengambil bekal makan, peneliti
melakukan tanya jawab kepada anak yang mengambil bekal makan.
Peneliti bertanya tentang bekal makan apa yang di bawanya. Anak
tersebut menjawab telur. Peneliti melanjutkan pertanyaan tentang siapa
yang memasak telur. Anak tersebut menjawab ibu. Kegiatan inti dan
kegiatan istirahat sudah terlaksana maka guru mengajak anak untuk
melakukan duduk membuat lingkaran dengan lagu lingkaran besar.
Guru melakukan tanya jawab kepada anak-anak tentang kegiatan yang
dilakukan hari ini. Ibu guru memberikan stimulus kepada anak-anak.
Anak-anak menjawab dengan berbagai jawaban. Terdapat anak yang
100
menjawab kegiatan bernyanyi, bendera, garuda pancasila, tusuk sate,
bertepuk tangan. Kegiatan terakhir yaitu kegiatan penutup, guru
mengajak anak untuk berdo’a dan bernyanyi illa liqo bersama-sama.
Peneliti Narasumber
Fatih Mas’udah
Muslikhatul Umami, S.Pd
101
Catatan Lapangan IV
Tanggal : 8 April 2017
Tempat : Depan kelas sentra persiapan
Hal : Memberikan Surat Izin Penelitian
Pukul : 09.15-09.45 WIB
Yang diamati:
Anak-anak terlihat rapi dalam mewarnai lembar tugas yang diberikan oleh
guru. Terdapat anak yang sudah selesai dan memberikan lembar tugasnya kepada
ibu guru, salaman pamit pulang dan menuju rak sepatu mengambil sepatu dan
memakai sepatu sendiri. Terdapat anak yang masih mengerjakan tugas dengan
coretan-coretan warna yang apih dan indah dengan hati-hati. Terdapat pula anak
yang beres-beres crayonnya dan diletakkan kembali di tempatnya. Peneliti
memberikan surat izin penelitian setelah kegiatan pembelajaran selelsai.
Peneliti Narasumber
Fatih Mas’udah
Muslikhatul Umami, S.Pd
102
Transkip wawancara
Tanggal : 3 April 2017
Tempat : Ruang Guru
Narasumber : Ibu I (Kepala Sekolah) dan ibu U (Guru Sentra Persiapan)
Hal : Meminta data Profil Sekolah
Pukul : 10.55 WIB
Peneliti: Assalamu’alaykum, bu, mohon maaf menggangu saya mau meminta data
profil sekolah RA Masithoh Kebumen.
Ibu I: Wa’alaykumsalam, silahkan duduk, iya mbak, sebentar, saya tanya dulu
dengan operator, tetapi operatornya sedang mengajar dan ini juga sedang
sibuk bagi kursi untuk anak-anak yang mau wisata. Bagaimana kalau
besok? Saya siapkan datanya dulu.
Peneliti: O, iya bu, tidak apa-apa.
Selang waktu akan pulang, peneliti tidak jadi pulang karena melihat guru kelas
sentra persiapan sedang sibuk menyiapkan alat dan bahan untuk materi.
Peneliti: Ini untuk apa bu?
Ibu U: Ini untuk materi besok mbak, dipersiapkan dahulu materinya besok tinggal
realisasi mengajarnya
Peneliti: ini kertas apa bu?
Ibu U: Ini kertas Manila tetapi terserah mau kertas apa saja boleh yang penting
berwarna merah karena mau dibuat bendera, ini saja ambil di lemari tidak
beli, ini yang kertas ungu juga ambil lemari sisa bahan yang kemarin, dan
yang beli nanti tusuk satenya saja.
103
Peneliti: O, begitu bu. Saya pamit dahulu bu, besok kesini kembali untuk
observasi dikelas
Ibu U: O, iya, terimakasih.
Peneliti: Saya juga terimakasih bu, assalamu’alaykum wr.wb
104
Transkip wawancara
Tanggal : 4 April 2017
Tempat : Ruang Guru
Narasumber : Ibu U (Guru Sentra Persiapan)
Hal : Hambatan Mengajar
Pukul : 10.05 WIB
Peneliti: Ini bu, saya mau bertanya tentang hambatan-hambatan apa saja yang di
dalam kelas khususnya dalam mengembangkan kecerdasan matematis
logi anak di sentra persiapan ini?
Ibu U:Pertama Anak yang kurang focus, kedua materi yang tidak berurutan, ketiga
bahan dan alat yang kurang, ke empat Alat peraga edukatif yang kurang
tepat, ke lima suasana pembelajaran yang kurang kondusif, sekarang itu
anak-anak lebih aktif, jika kita tidak pintar-pintar dalam penyampaian
materi itu juga akan berpengaruh ke anak-anak, anak-anak yang bosan,
kalau seumpama ada anak yang nagntuk maka kita ajak mereka bermain
dan bernyanyi, kita mencari alat peraga yang sekiranya dapat menggugah
anak untuk mau bergabung dan menghilangkan rasa ngantuknya. Jika ada
anak yang tidak mau masuk kelas kita biarkan dengan memberi waktu
kepada anak-anak untuk bermain dahulu setelah itu anak di ajak untuk
bermain dan belajar kepada kita lagi-lagi alat peraga yang di cari yang
cocok untuk mengubah mood anak yang kurang baik hari itu.
Peneliti : Kalau tentang faktor pendukung proses belajar apa saja bu?
Ibu U :Kalau untuk proses belajar banyak, seperti yang sudah saya sampaikan
di awal, alat peraga, materi yang benar-benar matang, alat bahan yang
sudah dipersiapkan agar kita tidak terburu-buru, anak yang fokus atau
105
ingin belajar, fokus anak sangat penting untuk mengajak anak bermain
dan belajar, selain itu suasana kelasnya juga harus mendukung, alat
peraga yang pas untuk anak-anak. Selain itu juga guru harus bisa
menguasai materi, kelas dan suasana hati anak.
Peneliti :Untuk alat peraga memberli atau bagaimana bu?
Ibu U :Untuk alat peraga kita melihat konteksnya mbak, bisa jadi kita membeli
karena harus membeli, tetapi seringnya kita memanfaatkan bahan yang
ada.
Peneliti :Bagaimana ibu mengenalkan huruf-huruf atau yang berhubungan dengan
kecerdasan matematis logis pada anak?
Ibbu U :Dengan berbagai cara antara lain dengan kartu huruf, kartu angka, saya
sebar kartunya di dalam kelas, nanti anak-anak saya ajak mencari gambar
yang sama di dalam kelas, seumpama huruf a yang ada gambarnya apel,
anak-anak saya ajak mencari dan menemukannya. Selain itu meronce
angka dari potongan kertas yang dibentuk daun lalu anak menyusun
namanya masing-masing, contohnya nama kiran maka anak tersebut
menyusun dengan melihat contoh tulisan yang ditempelkan di bukunya
jadi susunan dalam roncean tersebut merupakan nama anak-anak. Banyak
lagi mbak, bisa juga pakai wayang huruf, wayang angka, kita mngajak
menggambar angka dengan menyimbolkan hewan lainnya, kita ajak
bernyanyi.
Peneliti :Bagaimana cara ibu jika mengetahui anak tersebut berkembang dengan
baik atau menguasai atau lebih spesifiknya sudah mempunyai kecerdasan
matematis logis?
Ibu U :Kita punya pedoman cara menilai anak-anak, ada catatan anekdot,
penilaian lembar portofolio, lembar observasi anak, lembar penilaian
tugas, lembar unjuk kerja, penilaian lembar tugas, ada raport semester
yang dilaporkan ke orang tua.
106
Peneliti: Jadi sama dengan yang lainnya ya bu.
Ibu U : Iya mbak
Peneliti : Ini di dulu mungkin bu, terimakasih banyak jika terdapat kendala nanti
saya akan kembali lagi untuk bertanya dengan ibu lebih lanjut.
Ibu U : O,ya mb, silahkan, sama-sama kami juga banyak terimakasih sudah mau
datang kesini, semoga berhasil dan sukses.
107
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fatih Mas’udah
Tempat Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 28 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat :Dusun Bakalan Rt 2/1 Bakalrejo Kec. Susukan, Kab. Semarang
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Sekolah Tahun
SDNNEGERI 03 GEDONG 2001-2007
SMPN 2 BANYUBIRU 2007-2010
SMK NEGERI 3 MAGELANG 2010-2013
IAIN SALATIGA 2013-2017
108
Judul Skripsi :
Peran Sentra Persiapan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Matematis
Logis Pada Anak Kelompok A Di Ra Masithoh Kebumen Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017
Abstrak :
: Mas’udah,Fatih. 2017 Peran Sentra Persiapan dalam Perkembangan
Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak Kelompok A di RA Masithoh
Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing
:Peni Susapti, M.Si
Kata kunci: Sentra Persiapan, Kecerdasan Matematis Logis, Anak Usia Dini
Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak
yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan
matematis logis pada anak kelompok A di RA Masithoh Kebumen
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/207.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan lembaga RA di Desa
Kebumen yang dapat mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan
sentra dan kecerdasan logis matematis, sehingga menarik untuk diteliti
dalam mempersiapkan anak-anak ke jenjang selanjutnya.
109
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Subjek
dalam penelitian ini adalah anak usia 4 – 5 tahun Kelompok A di RA
Masitoh Kebumen Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 73 anak.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran sentra persiapan dalam
mengembangkan kecerdasan matematis logis anak dapat ditunjukkan
dengan indikator: anak dapat mengklasifikasi sesuai atribut, mengurutkan
benda, memproduksi kembali pola-pola dengan berbagai cara,
merekonstruksi dan mengingat kembali urtuan kejadian, memahami
hubungan kuantitatif, memahami ruang dasar dan menunjukkan
kesadaran akan kosep akan waktu. Berdasarkan data hasil Penelitian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peran sentra persiapan dalam
mengembangkan kecerdasan matematis logis pada anak kelompok A di
RA Masithoh Kebumen tahun pelajaran 2016/2017 sudah baik atau dapat
diterima.
Pengarang : a. Nama : Fatih Mas’udah
b. Email :[email protected]
Pembimbing : a. Nama : Peni Susapti, M.Si
b.Email : [email protected]
110
Fakultas : FTIK
Jurusan : PIAUD
Jumlah Halaman : 120