peran promosi terhadap pemanfaatan sumber...
TRANSCRIPT
PERAN PROMOSI TERHADAP PEMANFAATAN SUMBER
INFORMASI DI PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN SOSIAL
REPUBLIK INDONESIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh :
Maeta Virgia
NIM. 1111025100050
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437 H / 2015 M
i
ABSTRAK
Maeta Virgia (NIM. 1111025100050). Peran Promosi Terhadap Pemanfaatan
Sumber Informasi di Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2015.
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui media promosi yang digunakan oleh
Perpustakaan Kemensos RI, mengetahui upaya promosi pengelola Perpustakaan
Kemensos RI, mengetahui peran promosi terjadap pemanfaatan sumber informasi,
mengetahui kendala-kendala promosi Perpustakaan Kemensos RI. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan kajian pustaka. Sedangkan
teknis analisis data adalah editing data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan: yang pertama, perpustakaan
Kemensos RI menggunakan media promosi seperti brosur, pembatas buku,
standing banner, direktori, bedah buku, pameran, website, facebook dan twitter;
yang kedua, pustakawan Kemensos RI telah banyak melakukan upaya dan
meningkatkan kualitas promosi agar lebih baik lagi, dengan melakukan dan
merencanakan promosi perpustakaan seperti melakukan pembaharuan website,
memperluas jaringan perpustakaan, kerjasama, menggunakan konsultan,
merencanakan pendidikan pemustaka; yang ketiga, promosi perpustakaan dapat
memberikan motivasi untuk berkunjung dan memanfaatkan sumber informasi
perpustakaan, memenuhi kebutuhan informasi para pegawai dalam menyelesaikan
pendidikannya, serta mengisi waktu luang mereka dalam pekerjaan. Pustakawan
telah berusaha melakukan promosi dengan maksimal akan tetapi belum
memberikan hasil yang diharapkan dalam pemanfaatan sumber informasi karena
kesibukan para pegawai. Hal ini boleh jadi karena lokasi yang sulit dijangkau dan
kesibukan para Pegawai Kemensos RI; yang keempat, perpustakaan
membutuhkan tambahan anggaran, SDM, lokasi perpustakaan serta promosi yang
dilakukan lebih banyak lagi.
Kata Kunci : Promosi perpustakaan, pemanfaatan sumber informasi,
perpustakaan khusus.
ii
ABSTRACT
Maeta Virgia (NIM. 1111025100050). Role Campaign Against Use of Resources
in the Library of Social Affairs of the Republic of Indonesia. Under the
guidance of Nuryudi, MLIS. Library Science Program Faculty of Adab
and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
2015.
The purpose of this study is to know the promotion media which used by library
of social ministry, to know the promotion role of the information resources, and to
know the promotion problems in the library of social ministry. The type of this
study is descriptive qualitative approachment. The techniques to collect data are
interview, observation, and library research. Mean while, technical analyzes of the
data are the data editing, data reduction, data presentation and conclusion. The
results indicate that; first, the library of social ministry uses the promotion media,
such as brochure, bookmark, standing banner, directory, book exhibition, website,
facebook, and twitter; second, the librarian of social ministry has big efforts to
increase the promotion quality to be better, These big efforts are doing and
planning the library promotion, such as reform the website, expand the network of
library, make collaboration, use a consultant, plan education for the librarian;
third, the library promotion can provide the motivation to visit and use the library
information resources, provide the information needs of employees to complete
their education, and spend their spare time in their job. Librarians have tried to do
best promotion, but have not given the expected result in the utilization of
information resources because employees are too busy, the location is difficult to
find and the employees mave many activities; fourth, library need additional
budget, human resources, library location, and also do many promotions.
Keywords: Promotion of library, utilization of resources, special libraries.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamilaikum Wr. WB.
Alhamdulillahirabbil‘Alamin, puji syukur selalu penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena kasih dan sayang-NYA penulisan skripsi yang
berjudul “Peran Promosi Terhadap Pemanfaatan Sumber Informasi di
Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia” dapat diselesaikan.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta
para sahabat dan keluarganya serta para pengikutnya hingga hari kiamat.
Penulisan skripsi ini merupakapan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan juga tidak terlepas dari bantuan,
motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Bapak Prof. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan FakultasAdab dan
Humaniora.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi.
4. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Amir Fadhilah, S.Sos. M.Si, selaku pembimbing akademik yang
senantiasa membantu dan mendengarkan keluh kesah para mahasiswa/i
bimbingannya.
6. Seluruh jajaran Wakil Dekan dan para Staf Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. Benny Setia Nugraha, M.Si dan Bapak Ramli, S.Sos, selaku
Kepala Biro Humas dan kepala Perpustakaan Kementerian Sosial Republik
iv
Indonesia yang telah mengizinkan penelitian serta memberikan bantuan agar
lancarnya penulisan skripsi ini.
8. Kepala, Ibu Lulu Lucyana, S. Hum, dan Staf Kementerian Sosial Republik
Indonesia yang sudah membantu dan meluangkan waktunya dalam penulisan
skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
10. Bapak Slamet Priyono dan Ibu Maria, Vika, Ishaq, Nenek, Om, Tante dan
Sepupu-sepupu yang selalu memberikan bantuan materi, tenaga dan selalu
memotivasi penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Para sahabat yang telah memberikan bantuan dan selalu memberi motivasi
kepada penulis, Achy, Adzani, Fani, Firdaus, Jeanie, Karina, Meina, Putri,
Tifany, Yukha, yang telah bersedia menghibur, meluangkan waktu dan
tenaganya untuk menemani serta membantu saat proses pengerjaan skripsi
ini.
12. Fitri dan Eka teman seperbimbingan yang selalu membantu, serta seluruh
teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi angkatan 2011,
khususnya IPI B 2011, Denisya, Ade, Afda, Aini, Arif, Asma, Destia, Eka,
Eko, Maliky, Maria, Mita, Nurul, Pathur, Syarif, Uli, Ummi, Wahyu, Wildan
dan Yogi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
oleh karena itu penulis meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun agar penulisan skripsi dapat lebih baik lagi. Semoga skripsi yang
telah penulis susun berguna untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 November 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
D. Definisi Istilah................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan ........................................................ 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus......................................................... 11
1. Pengertian Perpustakaan Khusus ................................... 11
2. Tujuan,Tugas dan Fungsi Perpustakaan Khusus ............ 13
3. Ciri-Ciri Perpustakaan Khusus ...................................... 18
B. Promosi Perpustakaan ....................................................... 19
1. Pengertian Promosi...................................................... 19
2. Tujuan Promosi ........................................................... 21
3. Cara-Cara Promosi ...................................................... 22
4. Media Promosi ............................................................ 23
5. Sarana Promosi............................................................ 25
C. Peran Promosi dalam Perpustakaan ................................... 37
D. Informasi ........................................................................... 38
1. Pengertian Informasi ................................................... 38
vi
2. Sumber Informasi ........................................................ 40
3. Pemanfaatan Sumber Informasi ................................... 40
E. Penelitian Terdahulu ......................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................ 43
B. Sumber Data ..................................................................... 43
a. Data Primer ................................................................ 43
b. Data Sekunder ............................................................ 44
C. Pemilihan Informan ........................................................... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 46
a. Wawancara................................................................. 46
b. Observasi ................................................................... 47
c. Kajian Pustaka............................................................ 47
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ............................... 48
a. Editing Data ............................................................... 48
b. Reduksi Data .............................................................. 48
c. Penyajian Data ........................................................... 49
d. Penarikan Kesimpulan ................................................ 50
F. Jadwal Penelitian............................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Kemensos RI...................................... 51
1. Sejarah ......................................................................... 51
2. Visi dan Misi ................................................................ 52
3. Personalia ..................................................................... 52
4. Struktur Organisasi ....................................................... 53
5. Koleksi ......................................................................... 54
6. Layanan Perpustakaan .................................................. 54
7. Sarana dan Prasarana .................................................... 56
vii
B. Hasil Penelitian ................................................................. 57
1. Media Promosi yang Digunakan di Perpustakaan
Kemensos RI ............................................................... 57
a. Brosur ...................................................................... 59
b. Pembatas Buku ........................................................ 61
c. Standing Banner ....................................................... 62
d. Direktori .................................................................. 64
e. Bedah Buku ............................................................. 65
f. Pameran ................................................................... 66
g. Website .................................................................... 69
h. Facebook ................................................................. 71
i. Twitter ..................................................................... 73
j. Tujuan dan Sasaran Melakukan Promosi ................. 74
2. Upaya Promosi Pengelola Perpustakaan Kemensos RI . 76
a. Proposal ................................................................... 76
b. Souvenir................................................................... 77
c. Forum Perpustakaan Khusus .................................... 78
d. Desain Pameran Perpustakaan ................................. 78
e. Pembaharuan Standing Banner dan Direktori ........... 80
f. Pelaksanaan Bedah Buku ......................................... 80
g. Introspeksi Website Perpustakaan ............................ 80
h. Pendidikan Pemustaka.............................................. 82
i. Facebook dan Twitter ............................................... 82
j. Kerjasama ................................................................ 83
k. Media Promosi Tercetak yang Unik ......................... 84
3. Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber
Informasi di Perpustakaan Kemensos RI ....................... 85
a. Memotivasi Pegawai Kemensos RI untuk
Berkunjung Ke Perpustakaan ................................... 85
b. Kebutuhan Informasi Para Pegawai Kemensos RI
dalam pendidikan ..................................................... 86
c. Mengisi Waktu Luang Para Pegawai Kemensos RI
viii
dalam pekerjaan ....................................................... 87
4. Kendala-Kendala Promosi yang Dihadapi Perpustakaan
Kemensos RI ................................................................ 88
a. Anggaran Tidak Tetap dan Berubah-ubah ................ 88
b. SDM (Sumber Daya Manusia) ................................. 90
c. Lokasi Kurang Strategis ........................................... 91
d. Pengetahuan Pegawai Kemensos RI tentang
Perpustakaan ............................................................ 91
C. Pembahasan ..................................................................... 93
1. Media Promosi yang Digunakan di Perpustakaan
Kemensos RI ............................................................... 93
a. Brosur ..................................................................... 96
b. Pembatas Buku ....................................................... 98
c. Standing Banner ..................................................... 99
d. Direktori ................................................................. 100
e. Bedah Buku ............................................................ 100
f. Pameran .................................................................. 101
g. Website .................................................................. 103
h. Facebook ................................................................ 106
i. Twitter .................................................................... 106
2. Upaya Promosi Pengelola Perpustakaan Kemensos RI . 108
3. Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber
Informasi di Perpustakaan Kemensos RI ...................... 111
4. Kendala-Kendala Promosi yang dihadapi Perpustakaan
Kemensos RI ............................................................... 112
a. Anggaran ................................................................ 112
b. SDM (Sumber Daya Manusia) ................................ 113
c. Lokasi ..................................................................... 113
d. Kurangnya Pengetahuan tentang Perpustakaan ........ 114
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 116
ix
B. Saran .............................................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 120
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana
Tabel 5.1 Media Promosi Berdasarkan Literature Review
Tabel 6.1 Media Promosi yang Belum diterapkan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan adalah suatu ruangan bagian dari gedung atau bangunan
yang berisi buku-buku koleksi, yang diatur serta disusun sedemikian rupa,
sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan sewaktu-waktu diperlukan
oleh pemustaka.1 Namun perpustakaan tidak dapat dipahami sebatas sebagai
sebuah gedung atau akomodasi fisik tempat penyimpanan buku semata. Akan
tetapi secara sederhana dapat dinyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu
unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, “ruang khusus”, dan
kumpulan koleksi perpustakaan yang sesuai dengan jenis perpustakaannya. Di
indonesia terdapat 6 jenis perpustakaan, salah satunya adalah perpustakaan
khusus, perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada lembaga-
lembaga pemerintahan dan swasta. Perpustakaan tersebut diadakan sebagai
sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan baik langsung
maupun tidak langsung dengan instansi induknya.2
Perpustakaan merupakan sebuah aset yang memiliki nilai tinggi untuk
mencerdaskan anak bangsa, generasi sekarang maupun generasi yang akan
datang, karena perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi.
1 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 11. 2 Ibid., h. 37.
2
Sebagaimana juga yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Pasal 1 menerangkan bahwa
perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan
karya rekam secara profesional dengan sisitem yang baku guna memenuhi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.3
Informasi yang terdapat di suatu perpustakaan berbeda-beda sesuai
dengan jenis, tugas dan fungsi perpustakaan itu sendiri. Informasi yang
disajikan dalam perpustakaan khusus tidak terlalu terfokus dengan buku,
melainkan lebih pada majalah, pamphlet, paten, laporan penelitian, abstrak,
atau indeks, karena dibandingkan dengan buku, jenis koleksi tersebut
umumnya mengandung informasi yang lebih mutakhir.4 Informasi tersebut
disimpan dalam sebuah wadah yang disebut sumber informasi. Terdapat
beberapa jenis sumber informasi yaitu kemasan fisik berupa buku, majalah,
surat kabar, jurnal, film, filmstrip, kepingan CD, seperti CD-ROM, DVD,
hard disk, Flask disk, serta informasi yang tersedia di dalam situs internet dan
kemasan lain yang saat ini semakin beraneka ragam bentuknya.
Informasi tersebut diolah kemudian disebarluaskan oleh perpustakaan
untuk dimanfaatkan seluas-luasnya bagi pemustaka dan calon pemustaka yang
membutuhkan.5 Agar pemanfaatan sumber informasi, fungsi dan tugas
3Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 43 2007. 4 Karmidi Martoatmojo. Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), h. 5 Pawit M. Yusup, Teori dan Praktek Penelusuran Informasi (Jakarta: Kencana, 2010), h. 16.
3
perpustakaan dapat berjalan dengan baik perpustakaan diharapkan dapat
memenuhi persyaratan yaitu adanya kumpulan buku-buku dan bahan pustaka
lainnya, baik tercetak, terekam, maupun dalam bentuk lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, koleksi yang tersedia di
perpustakaan ditata sesuai sistem tertentu, diolah atau diproses meliputi
registrasi dan identifikasi, klasifikasi, katalogisasi, dan dilengkapi dengan
perlengkapan koleksi seperti slip buku, kartu-kartu katalog dan katalog buku,
semua sumber informasi ditempatkan di gedung atau ruangan tersendiri, tidak
disatukan oleh kantor atau kegiatan lain, perpustakaan dikelola atau
dijalankan oleh petugas yang memiliki persyartan tertentu sehingga dapat
dengan baik melayani pemustaka dan calon pemustaka, perpustakaan
merupakan institusi yang perlu bermitra dengan lembaga-lembaga yang
berkaitan dengan proses penyelenggaraan pendidikan secara langsung maupun
tidak langsung, baik formal maupun non formal, adanya pemustaka dan calon
pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan, baik untuk membaca,
meminjam, meneliti, menggali, menimba, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh perpustakaan, sehingga perpustakaan sering
disebut dengan gudang ilmu.6
Jadi kita ketahui perpustakaan sebagai pusat informasi salah satunya
didukung dengan adanya pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan. Untuk
dapat mewujudkan hal tersebut perpustakaan dituntut dapat menarik
6 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung Seto,
2006), h. 12-13.
4
pemustaka atau calon pemustaka untuk datang ke perpustakan. Oleh karena
itu selain menyadiakan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka, menempatkan perpustakaan pada tempat yang strategis,
menyediakan layanan perpustakan yang baik, perpustakaan juga dituntut
untuk dapat memberitahukan koleksi atau sumber informasi serta jasa yang
ada di perpustakaan kepada pemustaka atau calon pemustaka, dengan
melakukan promosi perpustakaan.
Promosi merupakan sebuah upaya mengenalkan seluruh kegiatan yang
ada di perpustakaan, pada dasarnya promosi adalah rangkaian kegiatan
perpustakaan yang di rancang agar pemustaka dan calon pemustaka
mengatahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas, dan
produk atau layanan yang disediakan di perpustakaan.7 Selain untuk
memberitahu manfaat sebuah perpustakaan, promosi sangat perlu dilakukan
juga agar seluruh kegiatan yang berhubungan dengan jasa perpustakaan dapat
diketahui dan dipahami oleh pemustaka dan calon pemustaka.8 Karena
promosi ini merupakan kegiatan yang bersifat membujuk atau menarik
pemustaka dan calon pemustaka, sehingga dengan kegiatan promosi ini
seharusnya pemustaka mengetahui koleksi dan jasa perpustakaan serta
menjadi tertarik untuk datang ke perpustakaan sampai pada memanfaatkan
koleksi perpustakaan itu sendiri.
7 Yuventia Yuniwati, “Strategi Promosi Layanan Perpustakaan.” Materi Seminar Nasional,
(2009), h. 1. 8 Penyusun Naskah Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan
Informasi (Yokyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sunan Kalijaga, 2007), h. 259.
5
Demikian halnya pada Perpustakaan Kementerian Sosial Republik
Indonesia dalam melakukan promosi perpustakan. Berdasarkan hasil
pengamatan sementara yang dilakukan pada Pustakawan Kementerian Sosial
tanggal 11 Februari 2015 dijelaskan bahwa Perpustakan Kemensos RI
melakukan promosi dalam bentuk tercetak, sosial media, dan kegiatan.
Upaya-upaya promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Kemensos
RI pada dasarnya untuk mensosialisasikan adanya perpustakaan di
Kementerian Sosial RI dan juga memberitahukan sumber informasi yang
terdapat di perpustakaan kepada para Pegawai Kementerian Sosial RI yang
merupakan pemustaka atau calon pemustaka. Sehingga dengan adanya
promosi tersebut diharapkan pada diri mereka akan timbul rasa ingin datang
ke perpustakaan dan sampai pada akhirnya memanfaatkan sumber informasi
yang ada di Perpustakaan Kementerian Sosial RI. Namun berdasarkan hasil
pengamatan sementara dilihat masih rendahnya pandangan pemustaka dan
calon pemustaka terhadap Perpustakaan Kemensos RI sehingga terjadi
kurangnya pemanfaatan sumber informasi pada perpustakaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut maka
timbul beberapa asumsi bahwa promosi yang dilakukan oleh perpustakaan
Kemensos RI mungkin belum berjalan secara efektif, termasuk hal-hal lain
seperti koleksi perpustakaan, letak perpustakaan, dan layanan perpustakaan,
asumsi tersebut sangat menarik dan mendorong rasa keingin tahuan peneliti
untuk mengkaji lebih jauh dalam bentuk penelitian yang berjudul “Peran
Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber Informasi di Perpustakaan
6
Kementerian Sosial Republik Indonesia”. Selanjutnya dalam penelitan ini
Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia akan di singkat menjadi
Perpustakaan Kemensos RI.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dilihat dari latar belakang yang telah dipaparkan dalam penelitian yang
berjudul “Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber Informasi di
Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia” batasan masalah
dalam penelitian ini akan dilihat dari aspek:
a. Media promosi yang digunakan oleh Perpustakaan Kemensos RI.
b. Upaya promosi pengelola Perpustakaan Kemensos RI.
c. Peran promosi terhadap pemanfaatan sumber informasi di
Perpustakaan Kemensos RI.
d. Kendala-kendala promosi Perpustakaan Kemensos RI.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dijabarkan
perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana media promosi yang digunakan oleh Perpustakaan
Kemensos RI?
b. Bagaimana upaya promosi pengelola Perpustakaan Kemensos RI?
c. Bagaimana Peran promosi terhadap pemanfaatan sumber informasi di
Perpustakaan Kemensos RI?
7
d. Apa saja kendala-kendala promosi yang dihadapi Perpustakaan
Kemensos RI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui media promosi yang digunakan oleh Perpustakaan
Kemensos RI.
b. Untuk mengetahui upaya promosi pengelola Perpustakaan Kemensos
RI.
c. Untuk mengetahui peran promosi terhadap pemanfaatan sumber
informasi di Perpustakaan Kemensos RI.
d. Untuk mengetahui kendala-kendala promosi Perpustakaan Kemensos
RI.
2. Manfaat Penelitian
Penetilitian yang barjudul “Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber
Informasi di Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia” ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga tempat penelitian,
bagi para karyawan Kementerian Sosial Republik Indonesia dan bagi
peneliti. Secara lengkap penelitian ini diharapkan sebagai berikut:
a. Memberikan sumbangan yang berupa saran kepada pengelola
Perpustakaan Kemensos RI tentang mempromosikan informasi yang
ada di perpustakaan.
b. Memberikan masukan tentang peran promosi terhadap pemanfaatan
sumber informasi di Perpustakaan Kemensos RI.
8
c. Penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah khazanah ilmu
pengetauan dan pengalaman ketika nanti harus terjun langsung ke
lapangan, serta sebagai syarat untuk mencapai gelar Strata 1 dalam
Ilmu Perpustakaan.
D. Definisi Istilah
a. Peran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran adalah seperangkat tingkat
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan. Selain itu peran
juga merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.9
b. Promosi
Dalam kamus besar bahasa indonesia promosi adalah sebuah perkenalan.10
c. Pemanfaatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pemanfaatan memiliki definisi
yaitu sebuah proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu.11
d. Sumber Informasi
Sumber informasi merupakan segala hal yang dapat digunakan seseorang
untuk mengetahui sesuatu yang baru, menambah serta memperluas
pengetahuannya.
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), h. 667. 10 Ibid., h. 702. 11 Ibid., h. 555.
9
e. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada lembaga-
lembaga pemerintahan dan swasta. Perpustakaan tersebut diadakan
sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan baik
langsung maupun tidak langsung dengan instansi induknya.12
E. Sistematika Penulisan
Agar penelitian ini jelas peneliti membagi sistematika penulisan menjadi 5
bab, gambaran sistematika penulisan ini secara lebih jelas adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Isi pada bab pendahuluan ini tentang makanisme penelitian secara singkat,
yaitu seperti latar belakang masalah yang melatar belakangi penelitian ini
dilakukan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian untuk apa
penelitian ini harus dilakukan, manfaat yang dapat didapat dari hasil
penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Tinjuan literatur ini akan menjelaskan secara teoritis tentang definisi
perpustakaan khusus, tugas dan fungsi perpustakaan khusus, definisi, tugas,
sarana dan manfaat promosi, pelaksanaan dan peran promosi dalam sebuah
perpustakaan, pengertian pemanfaatan, pengertian informasi dan sumber
informasi. Pada bab ini juga menjelaskan tentang penelitian terdahulu.
12 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 37.
10
BAB III METODE PENELITIAN
Bab 3 metode penelitian ini berisi tentang metode penelitian apa yang akan
digunakan seperti jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan
informan, teknik pengolahan data, teknik analisis serta jadwal penelitian di
Perpustakaan Kemensos RI.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab 4 berisi hasil penelitian dan pembahsaan yang terdiri dari sejarah berdiri,
visi dan misi, personalia, struktur organisasi dan koleksi Perpustakaan
Kemensos RI. Dalam bab ini hasil dan jawaban dari penelitian yang sudah
dilakukan yaitu tentang “Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber
Informasi di Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia” berupa
promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan Kemensos RI, upaya promosi
yang telah dilakukan pustakawan untuk pemanfaatan sumber informasi, serta
kendala-kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Kemensos RI terhadap
pemanfaatan sumber informasi. Sedangkan pembahasan dalam bab ini berisi
tentang analisa dari hasil penelitian yang sudah diperoleh sebelumnya.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari mekanisme penulisan hasil penelitian,
yang berisi kesimpulan dan saran dari semua pokok penelitan yang telah
dilakukan. Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini disusun untuk
menjawab tujuan penelitian secara singkat, jelas dan padat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Pengertian Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus merupakan salah satu dari beberapa jenis
perpustakaan yang ada. Yang didirikan oleh sebuah lembaga atau instansi
dimana perpustakaan tersebut nantinya akan berada di bawah naungan
instansi atau lembaga itu sendiri. Perpustakaan khusus didirikan sebagai
penunjang pelaksanaan tugas dari lembaga yang membawahinya. Untuk
lebih jelasnya penulis akan mendefinisikan perpustakaan khusus
berdasarkan dari beberapa sumber.
Menurut Sutarno perpustakaan khusus merupakan tempat penelitian
dan pengembangan, pusat kajian serta penunjang pendidikan dan sumber
daya manusia atau pegawai.13 Perpustakaan tersebut berada pada suatu
instansi atau lembaga tertentu baik pemerintah ataupun swasta dan
sekaligus sebagai pengelola atau penanggung jawabnya. Melayani
pemakai dari lembaga yang bersangkutan, sehingga memiliki koleksi yang
terbatas yang sesuai dengan misi dan tugas lembaga yang bersangkutan.14
Menurut Abdul Rahman Saleh maksud dari perpustakaan khusus
adalah perpustakaan isntansi pemerintah maupun instansi swasta yang
13 Ibid., h. 50. 14 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan dan Praktik (Jakarta: Sagung
Seto, 2006.) h. 38.
12
berada pada sebuah instansi atau lembaga tertentu, baik instansi
pemerintah maupun instansi swasta, dimana keberadaaan perpustakaan
khusus tersebut adalah untuk mendukung instansinya dengan cara
menyediakan informasi bagi pegawai di lingkungan instansi tersebut guna
memelihara dan meningkatkan pengetahuan pegawai yang bersangkutan.15
Menurut Sulistyo-Basuki perpustakaan khusus adalah koleksi fisik
informasi, pengetahuan atau opini yang terbatas pada suatu subjek atau
sekelompok subjek yang berkaitan dan pada sebuah format tunggal
produk informasi atau sekelompok format yang berhubungan, dikelola
dibawah payung sebuah lembaga yang menyediakan dana untuk
kelanjutan hidup perpustakaan, dikelola oleh seorang pustakawan atau
spesialis dalam subjek atau lebih, serta membawa misi memperoleh,
mengorganisasi dan menyediakan akses ke informasi dan pengetahuan
guna menujang tujuan badan induk yang membawahi perpustakaan.16
Sedangkan menurut Karmidi Martoatmojo perpustakaan khusus
merupakan suatu jenis perpustakaan yang paling unik jika dibandingkan
dengan jenis perpustakaan yang lain. Seperti perpustakaan sekolah, berada
dibawah Kepala Sekolah, perpustakaan perguruan tinggi berada dibawah
Pembantu Rektor 1, perpustakaan umum berada dibawah kekuasaan
pemerintah setempat. Sedangkan perpustakaan khusus berada dibawah
15 Abdul Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen perpustakaan (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009) h. 16. 16 Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Univetsitas
Terbuka, 2010) h. 11.
13
suatu departemen atau suatu biro dibawah suatu bagian, atau bahkan
dibawah bidang pemasaran. Oleh karena itu sebuah perpustakaan khusus
dapat bersifat nasional dengan dipimpin oleh seorang pejabat eselon dua,
atau dapat pula dibawah satu bidang yang dipimpin oleh eselon lima.
Karena itu letak struktur perpustakaan khusus di dalam organisasi dapat
bervariasi.17
Dari beberapa sumber yang telah dipaparkan diatas tentang definisi
perpustakaan khusus dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan khusus
adalah perpustakaan yang bernaung di bawah lembaga-lembaga
pemerintah atau swasta yang memiliki koleksi khusus sesuai dengan
lembaga atau instansi induknya, serta mampunyai tujuan tertentu dalam
melayani pemustakanya dan menjadi sebuah sarana untuk mempermudah
dalam melaksanakan tugas sebuah lembaga atau instansi yang terkait.
2. Tujuan Perpustakaan Khusus
Tujuan sebuah perpustakaan khusus yaitu untuk membantu tugas
badan induknya yang merupakan tempat perpustakaan tersebut bernaung.
Perpustakaan khusus juga memiliki tujuan umum yaitu untuk
memberikan informasi dan kelengkapan rujukan yang berupa bahan-bahan
tercetak dan terekam untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari
pada instansi yang bersangkutan.
17 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), h. 23.
14
Selain itu perpustakan khusus juga memiliki tujuan khusus untuk
mengembangkan keterampilan karyawan untuk belajar mandiri, memupuk
minat dan bakat pada umumnya dan minat baca karyawan pada
khususnya, memotivasi karyawan untuk dapat memelihara dan
memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien, dan
mengembangkan kemampuan karyawan untuk mencari, menemukan
mengolah dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan
khusus.18
Dari beberapa sumber diatas tentang definisi tujuan pepustakaan
khusus dapat disimpulkan tujuan perpustakaan khusus adalah sebuah
rencana yang telah disusun untuk membentuk para karyawan yang berada
di sebuah lembaga atau instansi negeri maupun swasta agar dapat menjadi
karyawan yang berkualitas dalam melakukan pekerjaannya.
Hal tersebut dilakukan dengan cara menyediakan informasi yang dapat
dimanfaatkan para karyawan untuk menunjang pekerjaan mereka sehingga
perpustakaan dapat membantu lembaga induknya dengan menyediakan
informasi bagi para karyawan. Perpustakaan khusus juga bertujuan untuk
membentuk minat baca para karyawan sehingga perpustakaan dapat
dimanfaatkan secara efektif.
3. Tugas Perpustakaan Khusus
Setiap jenis perpustakaan memiliki tugas perpustakan yang berbeda-
beda, adapun tugas dari perpustakaan khusus yaitu menunjang
18 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 22.
15
terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk
penyediaan meteri perpustakaan dan akses informasi, mengumpulkan
terbitan dari dan tentang lembaga induknya, memberikan jasa
perpustakaan dan informasi, mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan, meningkatkan literasi
informasi.19
4. Fungsi perpustakaan Khusus
Menurut Standar Nasional Indonesia Bidang Kepustakaan dan
Kepustakawanan perpustakaan khusus mempunyai fungsi yaitu
mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya,
menyimpan semua terbitan dan dari dan tentang lembaga induknya,
menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya, menjadi
pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga induknya,
mengorganisasi meteri perpustakaan, mendayagunakan koleksi,
menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga
induknya baik cetak maupun elektronik, menyelenggarakan pendidikan
pengguna, menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk
pengembangan kompetensi SDM lembaga induknya, melestarikan materi
perpustakaan baik preventif maupun kuratif, ikut serta dalam kerjasama
perpustakaan serta jaringan informasi, menyalenggarakan otomasi
perputakaan, melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan, menyajikan
19 Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan
Kepustakawanan, (Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011), h. 3.
16
layanan koleksi digital, menyediakan akses informasi pada tingkat lokal,
nasional, regional dan global.20
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, perpustakaan khusus mempunyai
fungsi, antara lain menjadi pusat referensi bagi para karyawan maupun
anggota dari instansi atau lembaga yang bersangkutan, menjadi pusat
penelitian bagi petugas dari instansi atau lembaga yang bersangkutan, dan
menjadi sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi atau
lembaga yang bersangkutan.21
Sedangkan menurut Janet L. Ahrensfeld fungsi perpustakaan khusus
yaitu mengumpulkan terbitan yang ada di dalam organisasi, selalu
mengikuti perkembangan dan minat dan kebutuhan terhadap terbitan,
mengulas terbitan baru, memilih dan memesan terbitan penting, dan
memesan langsung ke penerbit.
Fungsi perpustakaan khusus tingkat menengah adalah mengetahui
perkembangan kebutuhan informasi organisasi dan menyeleksi bahan
untuk mengantisipasi permintaan yang benar-benar diperlukan, memesan
terbitan pada agen buku, majalah dan terbitan pemerintah, mengadakan
koleksi khusus seperti paten, laporan internal, peta, dan gambar, membuat
dan memelihara file order lengkap dengan prosedur tindak lanjut dengan
memanfaatkan teknologi yang tersedia, mengulas koleksi perpustakaan,
20 Ibid., h. 3. 21 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 14.
17
dan menyiapkan sistem regular untuk mengevaluasi publikasi dengan
orang yang berwewenang dalam organisasi.
Secara maksimal fungsi perpustakaan khusus yaitu mengadakan riset
formal tentang kebutuhan pemustaka secara berkala, membuat kontak
dengan para ahli dan agen publikasi luar biasa yang tidak di publikasikan,
menambah koleksi khusus misalnya katalog perkembangan eksekutif,
cetak komputer, dan arsip organisasi, mengevaluasi dan memilih
pangkalan data sesuai dengan kepentingan organisasi.22
Selain itu menurut Hernandono fungsi perpustakaan khusus adalah
mendukung badan induknya. Dengan demikian sebagian besar
perpustakaan khusus hanya terbuka atau digunakan para pemakai yang
berasal atau bekerja di instansi atau badan yang bersangkutan.23
Dari beberapa sumber yang telah menjelaskan tentang fungsi
perpustakaan khusus dapat disimpulkan bahwa perpustakaan khusus
berfungsi sebagai tempat pengumpulan berbagai macam sumber informasi
yang terkait dengan lembaga induknya, mengolah dan menyimpan
berbagai macam terbitan dari dan untuk lembaga induknya. Perpustakaan
sebagai pusat informasi yang dapat digunakan untuk membantu lembaga
induk yang telah menaungi perpustakaan itu sendiri.
22 Janet L. Ahrensfeld, Special Library a guide for Management (New York: Special Library
Association, 1981) h. 8-9. 23 Hendarmono, Pepustakaan dan Kepustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999) h. 1.19.
18
5. Ciri-ciri Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah
departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa,
militer, industri, perusahaaan swasta, BUMN, pusat informasi, bahkan
perpustakaan pribadi. Adapun ciri utama sebuah perpustakaan khusus
ialah:
a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu
saja. Misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu subjek
(contoh pertanian kering), subjek yang luas (biologi dan
pertanian).
b. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang
ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan
induk tempat perpustakaan tersebut bernaung.
c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan
untuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota, sering
dipersoalkan seberapa jauh pustakawan harus melakukan
penelitian. Ada yang berpendapat pustakwan terbatas hanya
melakukan penelusuran literatur, ada pula yang berpendapat bahwa
pustakawan terbatas pada penggunaan petunjuk umum mengenai
penggunaan saranan bibliografi artinya sarana grafis maupun
elektronik untuk menelusur permintaaan anggota perpustakaan.
d. Tekanan koleksi bahkan pada buku (dalam arti sempit) melainkan
pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak atau
19
indeks karena literatur dari jenis tersebut umumnya mengandung
informasi yang lebih mutakhir dibandingkan dengan buku.
e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota
perorangan. Karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa
yang sangat berorientasi ke pemakainya dibandingkan jenis
perpustakaan lain. Jasa yang diselenggarakan misalnya penyebaran
informasi terpilih atau mengirim fotokopi artikel yang sesuai
dengan minat pemakai.24
B. Promosi perpustakaan
1. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan untuk mensosialisasikan informasi yang tersedia di
perpustakaan atau disebut juga koleksi perpustakaan serta jasa yang di
sediakan oleh sebuah perpustakaan. Dengan adanya promosi yang
menarik dan efektif maka pemustaka menjadi mengatahui informasi dan
jasa perpustakaan tersebut serta dapat menjadi salah satu kegiatan untuk
membujuk pemustaka agar datang ke perpustakaan. untuk mengatahui
lebih jelasnya tentang promosi, maka penulis akan mendefinisikan
promosi dari beberapa sumber yaitu:
Menurut Badhollahi Mustafa promosi perpustakaan adalah
mekanisme komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan
24 Karmidi Martoatmojo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas Terbuka,
1999), h. 13.
20
teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi merupakan forum
pertukaran informasi antara perpustakaan dan pemustaka dengan tujuan
utama yaitu memberi informasi tentang perpustakaan atau jasa yang
disediakan oleh sebuah perpustakaan, sekaligus membujuk pemustaka
untuk bereaksi terhadap perpustakaan atau jasa perpustakaan. Reaksi
pemustaka terhadap promosi dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai
dari tumbuhnya kesadaran atau sekedar mengetahui keberadaan
perpustakaan atau jasa itu, sampai kepada tindakan memanfaatkannya.
Promosi merupakan kegiatan penting di suatu perpustakaan. Karena
bagaimanapun baiknya informasi dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah
perpustakaan tidak ada gunanya jika tidak diketahui dan tidak
dimanfaatkan oleh pemustaka.25
Sedangkan Pyle menerangkan bahwa promosi merupakan sebuah
metode yang digunakan untuk menginformasikan, membujuk dan
meningkatkan pemustaka tentang institusi beserta sumber-sumber yang
ada di dalamnya dan juga layanan yang diberikan. Target promosi
perpustakaan adalah menumbuhkan kesadaran tentang pelayanan
perpustakaan yang akhirnya ini dapat memberikan hasil kepada pengguna
perpustakaan, pustakawan perlu melakukan aktifitas promosi terhadap
program, koleksi, dan layanan yang ada di perpustakaan, jika ingin
25 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
20.
21
keberadaan perpustakaan dimanfaatkan secara efektif dan mendapat
dukungan dari seluruh pihak dimana perpustakaan itu berada.26
Dari sumber informasi yang telah dipaparkan tentang pengertian
promosi, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah salah satu kegiatan
yang dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik yang mengaitkan
masyarakat dengan tujuan tertentu. Promosi digunakan untuk membujuk
atau meyakinkan pemustaka dan calon pemustaka bahwa perpustakaan
adalah tempat dimana tersedianya koleksi dan jasa perpustakaan yang
dapat membatu memenuhi kebutuhan informasi mereka, sehingga mereka
memiliki pandangan yang baik terhadap perpustakaan.
2. Tujuan Promosi
Berdasarkan dengan definisi promosi perpustakaan yang sudah di
terangkan, promosi perpustakana dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan
tertentu yaitu untuk memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan
dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan. dengan
adanya promosi, diharapkan masyarakat mengetahui pelayanan yang
diberikan oleh perpustkaan sehingga membuat mereka tertarik untuk
mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan.27
Sedangkan dalam artikel yang ditulis oleh Bambang dengan judul
Pemasaran dan promosi perpustakaan, tujuan promosi adalah
26 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 171. 27 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
21.
22
memperkenalkan fungsi perpustakaan kepada pemustaka, mendorong
minat baca dan mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi
perpustakaan semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang
membaca, memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada
masyarakat.28
Berdasarkan definisi tujuan promosi yang telah dijabarkan dapat
disimpulakan bahwa tujuan promosi perpustakaan adalah memberitahukan
pemustaka dan calon pemustaka tentang informasi dan layanan yang ada
di perpustakaan.
3. Cara-Cara Promosi
Pemakai perpustakaan terdiri dari berbagai individu yang berbeda.
Bentuk promosi juga harus di sesuaikan karena adanya perbedaan itu.
Mereka juga terdiri dari berbagai latar belakang budaya dan pendidikan.
Hal ini akan mempengaruhi penerimaan dan reaksi dari promosi yang
disampaikan. Berbagai cara telah dilakukan untuk melakukan kegiatan
promosi. Secara umum cara-cara promosi yang dilakukan di suatu
perpustakaan adalah:
a. Mempublikasikan brosur, poster dan terbitan lainnya.
b. Menunjukan bahan bacaan atau koleksi yang menarik.
c. Memperdengarkan lagu-lagu kaset.
d. Memutar film atau bahan pandang dengar.
28 Bambang, “Pemasaran dan promosi perpustakaan,” artikel diakses pada 17 Oktober 2015
dari http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=147
23
e. Bercerita menganai kejadian, menganai isi buku, mengenai bahan
padang dengar yang disajikan dan sebaginya.
f. Memberi pengarahan dan penjelasan tentang cara menggunakan
perpustakaan dan alat peraga yang ada. (user education).
g. Memberi penerangan dan pengumuman tentang koleksi yang terdapat
dalam perpustakaan.
h. Menciptakan suasana dan lingkungan yang menyenangkan.29
4. Media Promosi
Dalam melakukan promosi perpustakaan dibutuhkan media promosi
untuk dapat mempermudah kegiatan promosi. Media-media promosi
perpustakaan tersebut antara lain yaitu:
a. Publikasi
Publikasi adalah perangsangan non-personal agar ada
permintaan terhadap produk atau jasa melalui berita mengenai hal-hal
di media penerbitan atau melalui penyajian yang menarik di radio,
televisi, atau di panggung. Melakukan promosi dengan media
publikasi berbeda dengan melakukan promosi dengan iklan yang harus
dibayar oleh organisasi atau sponsor, publikasi biasanya tidak
dikenakan biaya.
Promosi dengan media publikasi dapat dikatakan lebih
menghemat biaya promosi perpustakaan. karena dapat dilakukan tanpa
29 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
28.
24
mengeluarkan biaya. karena biasanya perpustakaan tidak mempunyai
dana khusus atau dana yang mencukupi untuk promosi. Oleh karena
itu publikasi merupakan bentuk promosi yang potensial untuk
dimanfaatkan.
b. Iklan
Iklan adalah media promosi dalam bentuk penyajian mengenai
ide, produk atau jasa dengan cara membayar. Iklan dapat dilaksanakan
dalam berbagai bentuk. Dapat melalui media cetak maupun elektronik
misalnya seperti surat kabar, majalah, radio dan televise, melalui
produk barang-barang seperti kalender, lewat kartu atau karcis bus,
surat edaran atau brosur, lewat surat langsung, atau informasi di papan
pengumuman di tempat-tempat umum.
c. Kontak perorangan
Promosi secara kontak perorangan dapat dilakukan melalui
pertemuan langsung. Kontak perorangan dapat di atur sedemikian rupa
sehingga mendekati kebutuhan minat dan pribadi. Selain itu kontak
perorangan akan menigkatkan hubungan antara konsumen dan
organisasi secara lebih manusiawi.30
d. Insentif
Intensif adalah pemberian sesuatu yang bernilai misalnya
berupa barang untuk mendorong perubahan sikap pemustaka agar
lebih positif terhadap perpustakaan. Promosi dengan media intensif
30 Ibid., h. 29-30.
25
biasanya dilakukan kepada orang atau kelompok yang kurang
memiliki motivasi, acuh tak acuh, atau kurang berminat unuk datang
ke perpustakaan.31
e. Penciptaan suasana atau lingkungan yang kondusif (atmospheric)
Penciptaan suasana atau lingkungan yang kondusif
(atmospheric) menurut Kotler yang dikutip oleh Badollahi Mustafa
dalam bukunya yang berjudul Promosi Jasa Perpustakaan yaitu
sebuah perancangan lingkungan organisasi atau perpustakaan
diperhitungkan sedemikian rupa, agar menimbulkan dapak kognitif
dan emosional yang positif kepada pemustaka atau calon pemustaka.
Suasana ini diciptakan sedemikian rupa sehingga menimbulkan dan
meningkatkan kesan yang baik serta kepuasan pada waktu pemustaka
atau calon pemustaka memanfaatkan perpustakaan sehingga citra
perpustakaan baik di mata pemustaka atau calon pemustaka dan
tertarik untuk terus memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan
tersebut.32
5. Sarana Promosi
Setiap perpustakaan dapat membuat beberapa sarana promosi untuk
mempublikasikan perpustakaan. Sarana promosi tersebut diantaranya
yaitu:
31 Ibid., h. 31. 32 Ibid., h. 32.
26
a. Sarana promosi dalam bentuk tercetak
a) Brosur
Brosur merupakan bahan promosi yang terdiri dari beberapa
halaman yang mengandung barbagai macam jenis ukuran, bentuk
dan warna. Brosur perlu juga didisain untuk membimbing para
pemakai perpustakaan dalam mempelajari program perpustakaan.
Dalam brosur biasanya terdapat kandungan informasi yang
mencakup tentang pelayanan yang ditawarkan oleh perpustakaan,
jenis informasi yang dimiliki perpustakaan tersebut, lokasi, nomor
telfon dan jam buka perpustakaan. Selain itu agar penampilan
brosur terlihat lebih menarik, sebaiknya brosur didisain secara
profesional dengan menggunakan kualitas kertas yang baik dan
warna yang menarik.
Agar dapat menciptakan brosur yang menarik pustakawan
dituntut untuk kreatif dalam menciptakan sebuah brosur yang
dapat menjelaskan tentang layanan yang diberikan oleh
perpustakaan, misalnya seperti layanan internet beserta jadwalnya.
Brosur dapat diberikan kepada para pemakai yang sudah
terbiasa datang ke perpustakaan, akan tetapi dapat juga diedarkan
kepada orang atau institusi lain seperti organisasi masyarakat,
departemen pendidikan, dan lain-lain atau tempat-tempat fasilitas
umum sehingga memudahkan orang lain untuk mengambilnya.
27
Misalnya seperti supermarket, perpustakaan umum dan
sebagainya.33
b) Poster
Poster merupakan sarana promosi yang sama halnya dengan
brosur, poster memberikan banyak informasi yang sama seperti
brosur. Pustakawan sebaiknya membuat dengan warna yang
menarik dan kertas yang baik, dan tidak terlalu besar sehingga
mudah untuk ditempelkan. Informasi yang ada dapat bervariasi.
Kreatifitas seorang pustakawan sangat di butuhkan untuk dapat
membuat poster yang bervariasi.34
c) Flayer
Flayer merupakan bahan promosi yang terdiri dari satu lembar,
yang mendukung informasi dari dua sisi depan dan belakang.
Informasi yang dimuat dalam flayer ini yaitu berupa layanan dan
hasil kratifitas lain dari suatu perpustakaan. Oleh karena itu sarana
ini sangat sesuai dalam membantu pustakawan dalam melakukan
promosinya.35
d) Map Khusus Perpustakaan
Map khusus perpustakaan adalah salah satu sarana promosi
perpustakaan. Map ini dibuat dengan cetakan khusus berlogo
33 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 177-178. 34 Ibid., h. 179. 35 Ibid., h. 178.
28
perpustakaan. Map khusus ini dirancang sedemikian rupa sehingga
berbeda dari map biasa. Di dalam map ini dapat dimasukan paket-
paket promosi yang telah dibuat oleh perpustakaan, misalnya
beberapa brosur, pembatas buku dan lain sebagainya.
Map khusus perpustakaan ini sangat berpengaruh setelah kita
berikan pada orang-orang tertentu tersebut. Tidak menutup
kemungkinan dengan memberikan map khusus, orang-orang
tersebut akan memberikan bantuan kepada perpustakaan.
Melakukan promosi dengan menggunakan map khusus juga dapat
memberikan manfaat lain bagi para penerimanya. Karena
meskipun isi pada map tersebut sudah dikeluarkan biasanya orang
memanfaatkannya dengan cara mengisi map tersebut dengan
kertas-kertas lain. Pada saat-saat tertentu mungkin saja secara
sengaja atau tidak sengaja map tersebut digunakan untuk
meyimpan surat atau berkas penting dan mestinya dihadiri oleh
orang penting lainnya. Sehingga secara tidak sengaja orang lain
akan melihat map dan membacanya, secara tidak langsung maka
nama perpustakaan akan dikenal dan diingat. Hal tersebut tentunya
akan meningkatkan citra perpustakaan.36
36 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
80.
29
e) News letter
News-letter adalah salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk memberikan informasi khusus kepada sejumlah orang secara
teratur berupa berita-berita atau artikel-artikel singkat yang di tulis
dengan gaya tidak formal. News-letter sering disebut juga dengan
‘majalah internal’ atau home journal.37
f) Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan suatu dokumen yang menjabarkan
secara ringkas tentang hasil kegiatan dan status keuangan suatu
organisasi atau lembaga selama satu tahun dan memberikan
kerangka rencana untuk masa yang akan datang.38
g) Pembatas Buku (Bookmark)
Pembatas buku merupakan suatu benda yang digunakan untuk
memberi tanda pembatas pada halaman-halaman sebuah buku. Jika
seseorang sedang membaca buku sampai pada bagian tertentu,
kemudian untuk semantara ingin meninggalkan atau berhenti
membaca buku itu, dapat memulai pada bagian terakhir yang
sudah dibaca.
Pembatas buku atau dikenal dengan sebuatan bookmark dapat
digunakan sebagai media promosi di perpustakaan. Pembuatan
pembatas buku berlogo perpustakaan akan sangat mempengaruhi
37 Ibid., h. 89. 38 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 178-179.
30
citra atau sosok perpustakaan di hati pemustaka atau calon
pemustaka. Dengan membuat media ini lalu disebarkan kepada
pemustaka potensial maka akan meningkatkan ingatan pemustaka
kepada perpustakaan yang pada akhirnya akan mendorong mereka
untuk datang ke perpustakaan. Pembatas buku dapat dibuat dari
kertas karton dan dapat diberi gambar atau logo perpustakaan.
serta juga dapat dicantumkan motto, slogan atau sebuah pribahasa
yang sesuai dan dapat merangsang pemustaka untuk
memanfaatkan layanan perpustakaan.39
h) Buku Panduan Perpustakaan
Buku panduan perpustakaan adalah sebuah buku kecil yang
diterbitkan oleh perpustakaan yang memuat informasi segala
sesuatu mengenai perpustakaan mulai dari sejarah perpustakaan,
misi dan tujuan organisasi, lembaga induk, koleksi dan layanan,
fasilitas, lokasi dan cabang-cabangnya, staf pengelola dan struktur
organisasinya, peraturan dan sanksi-sanksi, nama dan alamat resmi
perpustakaan, serta informasi lain yang dianggap perlu untuk
pengguna.
Buku panduan ini berbeda dengan brosur yang dibatasi oleh
ruang dan tersedia hanya satu lembar bolak-balik. Namun dalam
buku panduan ini pada dasarnya tidak ada batas ruang atau
39 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
97.
31
halaman. Sejauh informasi diaanggap penting dan layak untuk
dimuat, maka semuanya dapat dituliskan dalam buku panduan.
Tentunya tetap harus disajikan secara padat, semua informasi
penting yang terkait dengan perpustakaan sebenarnya dapat
dimasukan.40
i) Kalender Perpustakaan
Penerbitan kalender khusus perpustakaan merupakasn salah
satu upaya yang sangat menarik untuk promosi perpustakaan.
Melakukan dengan menggunakan kalender perpustakaan
merupakan suatu cara yang sudah umum dilakukan oleh sejumlah
organisasi atau sebuah lembaga untuk menujukan keberadaan
organisasi atau lembaga tersebut. Perpustakaanpun tentunya dapat
menggunakan cara ini untuk promosi perpustakaan secara umum.
Kalender hanya merupakan salah satu sarana mempromosikan
keberadaan perpustakaan secara umum. Jadi tidak untuk
mempromosikan layanan atau kegiatan tertentu. Karena kalender
berlaku selama satu tahun, maka penerbitan media ini sebagai
sarana promosi perlu di perhitungkan bahwa promosi yang
disajikan harus dapat bertahan lama, setidaknya selama satu
tahun.41
40 Ibid., h.100-101. 41 Ibid., h.102-103.
32
b. Dalam bentuk kegiatan
a) Pengenalan Perpustakaan
Pengenalan pepustakaan secara umum ditujukan kepada pendatang
baru agar mereka memahami berbagai macam layanan yang
tersedia di perpustakaan.42
b) Pameran Perpustakaan
Pameran merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak. Pameran juga
merupakan cara yang paling jitu untuk mempublikasikan
kaberadaan perpustakaan kepada pemustaka dan calon pemustaka.
Kegiatan pameran perpustakaan dimaksudkan untuk menampilkan
apa yang dimiliki perpustakan dan apa yang dilayankan oleh
perpustakaan. semua itu dilakukan secara fisik dan visual.
Pada prinsipnya pameran tidak saja menginformasikan secara
tertulis melainkan juga menyajikan apa yang dimiliki dan
dilayankan perpustakaan langsung kepada pemustaka atau calon
pemustaka. Ada kalanya pameran menjadi cara yang paling hamat
dalam melakukan promosi perpustakaan, misalnya dengan cara
menyajikan sebagian kecil koleksi perpustakaan yang sesuai
dengan tema pameran dan berupa pameran sendiri yang
diselenggarakan di perpustakaan itu sendiri. Selain itu
42 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 183.
33
perpustakaan juga dapat menjadi salah satu peserta pameran yang
lebih besar melibatkan unit atau lembaga yang sedang melakukan
pameran dengan tema tertentu.43
c) Ceramah
Ceramah merupakan suatu kegiatan dimana satu atau beberapa
orang yang berbicara didepan sejumlah peserta pada suatu waktu
dan tempat tertentu menganai suatu topik atau tema tertentu yang
pada umumnya bersifat formal. Kegiatan ceramah dilakukan untuk
mempromosikan layanan perpustakaan. Disamping itu melalui
ceramah perpustakaan dapat melakukan apa yang disebut sebagai
proses pendidikan pemakai. Dengan demikian perpustakaan dapat
membimbing pemustaka atau calon pemustaka tentang bagaimana
perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang ada.44
d) Seminar
Seminar adalah salah satu sarana promosi perpustakaan, dalam
hal ini pustakawan dapat mengadakan seminar dengan mengangkat
tema-tema yang bagus untuk menarik banyak orang. Dalam
kesempatan ini pula pustakawan dapat mengundang tokoh yang
43 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
110. 44 Ibid., h. 116-117.
34
perhatian dengan jenis perpustakaan dan tema yang terkait dengan
seminar yang akan dilaksanakan.45
e) Bazar
Bazar adalah kegiatan jual beli barang yang dilakukan pada
suatu tempat tertentu dan waktu tertentu. Bazar biasanya dilakukan
pada tempat yang umumnya tidak untuk kegiatan jual beli.
Perpustakaan dapat memanfaat bazar sebagai upaya secara
langsung atau tidak langsung untuk mengundang orang-orang
datang ke perpustakaan.
Akan lebih baik lagi jika bazar dilaksanakan di dalaam ruang
yang langsung berhubungan dengan perpustakaan misalnya lobby
perpustakaan. Untuk melakukan bazar perpustakaan dapat bekerja
sama perpustakaan dapat bekerja sama dengan organisasi, lembaga
atau instansi lain misalnya seperti bekerja sama dengan penerbit
atau ikatan pustakawan.46
f) Pameran atau Display
Memamerkan atau mendisplay koleksi sangat bermanfaat
untuk menumbuhkan kesadaran akan keberadaan koleksi menurut
subyek tertentu, atau menginformasikan tentang perayaan yang
akan berlangsung di perpustakaan itu sendiri. Sehingga display
45 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 184. 46 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
125.
35
yang efektif akan mempromosikan aktifitas yang ada di
perpustakaan.47
g) Lomba dan Kuis
Mengadakan lomba dan kuis pada perpustakaan adalah
kegiatan yang dapat dijadikan sarana sebagai promosi
perpustakaan. Kegiatan lomba dan kuis tersebut dapat diadakan
bagi pengguna pada umumnya atau hanya bagin kelompok
pengguna tertentu dengan tema yang terkait dengan perpustakaan.
Dengan membuat tema yang terkait dengan perpustakaan
peserta lomba akan berusaha mempelajari hal tentang
perpustakaan. Pustakawan harus dapat mengadakan lomba dan
kuis yang dapat mendorong orang untuk datang ke perpustakaan
atau menggunakan layanan perpustakaan.48
h) Wisata Perpustakaan
Wisata perpustakaan adalah bentuk kegiatan sarana promosi
perpustakaan yang mengajak serombongan orang untuk berkeliling
perpustakaan guna melihat semua sudut di perpustakaan bahwa
disana ada petugas perpustakaan yang memberi penjelasan
mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara menggunakan
fasilitas itu serta bagaimana menemukan informasi dan apa
47 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 183. 48 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
126-127.
36
manfaatnya bagi mereka. Melalui kegiatan wisata perpustakaan
pengguna diharapkan dapat mengatahui secara langsung apa yang
dimiliki perpustakaan yang bermanfaat bagi mereka dan
bagaimana menggunakannya.49
i) Memutar film atau video
Memutar film atau video termasuk cara yang cukup tepat dan
menarik untuk mempromosikan perpustakaan. Dalam kegiatan
pemutaran film atau video, perpustakan dapat memutar film dan
video yang tentang penggunaan perpustakaan. Sarana promosi
memutar film dan video ini merupakan salah satu cara yang unik
dan juga menyenangkan bagi pemustaka atau calom pemustaka.
Kegiatan ini dapat disajikan pada rombongan tamu yang
berkunjung ke perpustakaan, dapat juga disajikan secara berkala
dan terjadwal, dapat di umumkan waktu dan tempatnya. Semua
pemustaka atau calon pemustaka dapat datang pada suatu ruangan
dan pada waktu yang telah ditentukan, lalu perpustakaan memutar
film atau video tersebut.50
c. Promosi dalam bentuk elektronik
a) Website
Website perpustakaan dapat menjadi sarana untuk
menempatkan sebuah pesan promosi perpustakaan, jasa dan
49 Ibid., h. 127. 50 Ibid., h. 128.
37
layanan, koleksi atau informasi penting lainnya yang terdapat di
perpustakaan untuk dapat dinikmati oleh siapa saja, dimana saja di
dunia melalui internet.51 Promosi perpustakaan telah banyak
mengalami perubahan dengan adanya teknologi, dan saat ini
perpustakaan yang online mempromosikan layanan mereka
melalui internet.52
C. Peran Promosi Dalam Perpustakaan
Pada saat ini keberadaaan informasi telah menjadi kebutuhan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat luas. Informasi dapat diperoleh dan tersedia
melalui berbagai macam cara dan bentuk. Informasi tersebut sebagian berada
pada perpustakaan. Dalam menyadiakan informasi perpustakaan pada
umumnya selalu menyesuaikan dengan tujuan, tugas dan pemustaka yang
nantinya akan dilayani oleh perpustakaan itu sendiri. Misalnya saja sebuah
perpustakaan khusus yang banyak menyimpan koleksi dan informasi dalam
bidang tertentu untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan.
Perpustakaan sesungguhnya harus dapat menarik pemustaka atau
calon pemustaka untuk memanfaatkan perpustakaan guna memenuhi
kebutuhan informasi mereka, sehingga perpustakaan dapat berjalan sesuai
dengan fungsinya. Oleh karena itu perpustakaan harus meningkatkan
layanannya, untuk melakukan hal tersebut perpustakaan dituntut untuk dapat
51 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 180-181. 52 Janet L. Balas, “Using the Web to Market the Library,” artikel diakses pada 28 Oktober
2015 dari http://e-resources.pnri.go.id
38
melakukan pemasaran jasa-jasa atau koleksi yang terdapat di perpustakaan itu
sendiri kepada pemustaka atau calon pemustaka.
Saat ini semakin banyak pusat informasi komersil yang bermunculan.
Kemunculan pusat informasi tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi
setiap jenis perpustakaan, selain itu tempat rekreasi semakin bertambah dan
muncul juga berbagai macam media seperti televisi, majalah, dan surat kabar.
Hal tersebut merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi pemustaka atau
calon pemustaka untuk tidak memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan informasi mereka.
Oleh sebab itu perpustakaan membutuhkan promosi untuk
menginformasikan tentang koleksi dan jasa yang disajikan oleh perpustakaan.
Dengan adanya promosi diharapkan pemustaka dan calon pemustaka
mengenal perpustakaan dan pada akhirnya mereka tertarik serta gemar datang
ke perpustakaan.53
D. Informasi
1. Pengertian Informasi
Informasi mempunyai bermacam aspek, ciri dan manfaat yang satu
dengan lainnya terkadang sangat berbeda. Definisi yang satu dan lainnya
terkadang berlainan maknanya karena mempunyai penekanan dan versi yang
berbeda. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang atau
mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah diolah.
53 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
23.
39
Menurut Estabrook yang dikutip oleh Pawit M. Yusup informasi
adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-
putusan yang dibuat. Seperti misalnya terjadi suatu pristiwa yang
menggemparkan, hal tersebut merupakan suatu fenomena, dan dapat menjadi
informasi jika ada orang yang melihatnya atau menyaksikannya, atau bahkan
kemudian mungkin merekammnya.54
Menurut Lani Sidharta informasi adalah data yang disajikan dalam
bentuk yang berguna untuk membuat keputusan.55
Pendapat lain tentang informsi menurut Jogiyanto HM. Yaitu
informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang mengambarkan suatu
kejadian-kejadian yang nyata dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.56
Dari beberapa sumber tentang pengertian informasi yang telah
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sebuah kejadian
atau data yang telah diolah sehingga dapat bermanfaat bagi penerimanya serta
dapat juga digunakan dalam pengambilan sebuah keputusan dan melakukan
tindakan.
54 Pawit M. Yusup, Teori dan praktik penelusuran informasi (Jakarta: Kencana, 2010), h. 1. 55 Lani Sidhrata, Pengantar Sistem informasi bisnis (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
1995), h. 28. 56 Jogiyanto HM, Analisis dan disain informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), h. 692.
40
2. Sumber informasi
Sumber informasi merupakan wadah dari isi yang berupa informasi,
dan pusat sumber informasi merupakan tempat dikelola dan terkumpulnya
sumber informasi atau wadah tadi. Kalau isi suatu buku ialah informasinya,
maka yang disebut dengan sumber informasi yaitu buku itu sendiri yang
bertugas sebagai penyimpan atau penampung informasi, sedangkan pusat
sumber informasi dapat bermakna tempat terkumpulnya buku atau sumber
informasi tadi.
Dalam hal ini fungsi buku memang untuk menampung sejumlah
informasi. demikian pula hal seperti ini berlaku untuk semua jenis bahan
bacaan atau sumber informasi lainnya, yang di zaman sekarang ini telah
sangat beragam, baik dalam bentuk bahan cetak maupun rekaman
elektronik.57
3. Pemanfaatan sumber informasi
Pemanfaatan sumber-sumber informasi yang tidak maksimal di latar
belakangi oleh beberapa faktor antara lain yaitu belum tumbuhnya kesadaran
pada sebagian masyarakat akan pentingnya sebuah informasi, banyak
masyarakat yang belum mengetahui tentang manfaat perpustakaan dan cara
menggunakan perputskaan, belum tumbuhnya minat dan kebiasaan membaca
57 Pawit M. Yusup, Teori dan praktik penelusuran informasi (Jakarta: Kencana, 2010), h. 15.
41
di lingkungan masyarakat, sehingga perpustakaan belum menjadi bagian dari
aktivitas sehari hari.58
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitan relevan pertama diambil dari sebuah skripsi dengan judul
“Pengaruh Promosi terhadap Minat Baca di Badan Perpustakaan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” di susun oleh Tina
Maryati, program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama
membahas tentang promosi di perpustakaan. sehingga dapat mempelajari
tentang promosi perpustaakaan secara umum. Sedangkan Hal yang
membedakan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitan
tersebut terfokus pada pengaruh sebuah promosi terhadap mintat baca
yang dilakukan di perpustakaan. Sedangkan dalam penelitian ini terfokus
pada Peran promosi terhadap pemanfaatan sumber informasi di
perpustakaan. Terdapat juga perbedaan pada metode yang digunakan.
Dalam penelitian tersebut menggunakan metode desktiptif dengan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode desktiptif
dengan pendekatan kualitatif. Selain itu juga yang membedakan adalah
jenis perpustakaannya. Penelitian tersebut dilakukan di perpustakaan
umum sedangkan dalam penelitian ini dilakukan di perpustakaan khusus.
58 Winoto Yunus, “Televise Media Promosi dan Minat Baca Anak Dalam Media
Pustakawan,” vol. XI, no. 3-4 (2004): h. 47.
42
2. Penelitian relevan kedua diambil dari sebuah skripsi yang ditulis oleh
Sonia Mustinda, program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun
2010. Skripsi tersebut berjudul “Promosi Yanng Dilakukan di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional RI” penelitian
tersebut bertujuan untuk mengetahui promosi Perpustakaan Kementerian
Pendidikan Nasional RI dalam cara dan sarana apakah yang paling efektif
digunakan perpustakaan tersebut dalam melakukan promosi. Serta kendala
yang dihadapi oleh perpustakaan. Penelitian tersebut memiliki persamaan
dengan peneltian ini yaitu membahas tema tentang promosi perpustakaan
khusus. Sedangkan perbedaannya serta metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian tersebut yaitu metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Selain itu Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian ini adalah pada lokasi penelitian. Penelitian tersebut mengambil
lokasi penelitian di Perpustakaan Kementerian Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, penelitan ini mengambil lokasi di Perpustakaan
Kementerian Sosial Republik Indonesia.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitan ini adalah jenis
peneltian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dalam penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat menganai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.59 Pendekatan
kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data berbentuk non angka,
seperti kalimat-kalimat, foto, atau rekaman suara dan gambar.60 Penelitian ini
memilih jenis penelitian tersebut untuk memperlihatkan fakta-fakta yang
terdapat pada suatu subjek penelitian tentang peran promosi Perpustakaan
Kemensos RI.
B. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari
sumbernya.61 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan pustakawan dan pemustaka.
59 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia, 2013 ), h. 54. 60 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 2004), h. 86. 61 Ibid., h. 86.
44
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat digunakan
sebagai sarana pendukung untuk peneliti agar dapat memahami masalah
yang akan diteliti, mengatahui komponen-komponen situasi lingkungan
yang mengelilinginya, memunculkan beberapa alternatif lain yang
mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti serta
memunculkan solusi permasalahan yang ada.62 Data sekunder dapat
diperoleh dengan cara membaca buku, dokumen serta literatur yang terkait
dengan Perpustakaan Khusus, promosi dalam aspek pengetian, fungsi
tugas dan medianya serta dokumen tentang perpustakaan Kemensos RI
seperti kebijakan, koleksi, fasilitas, data anggota, dan pelayanan.
C. Pemilihan Informan
Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya informan
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan oleh
peneliti, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.63
Informan dalam penelitian ini beserta kriterianya adalah:
62 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), h. 123-125. 63 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 53-54.
45
a. Pustakawan Kemensos RI
Pustakawan Kemensos RI tersebut memiliki latar belakang pendidikan
Ilmu Perpustakaan. Alasan peneliti memilih beliau sebagai informan
adalah karena beliau merupakan satu-satunya pustakawan di Perpustakaan
Kemensos RI dan mengetahui banyak informasi tentang perpustakaan
tersebut.
b. Kepala Humas Kemensos RI
Peneliti memilihnya sebagai informan karena Beliau mengetahui dan
memiliki tanggung jawab atas tugas dan fungsi biro humas yang
membawahi perputakaan. Termasuk dalam pelaksanaan promosi
Perpustakaan Kemensos RI.
c. Pemustaka
Pemustaka yang akan menjadi informan dalam penelitian ini yaitu
para pegawai Kemensos RI yang aktif dan tidak aktif di Perpustakaan.
Peneliti membedakan jenis pengambilan informan tersebut karana
pemustaka aktif dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan sumber
informasi yang mereka lakukan di perpustakaan terkait dengan promosi
yang telah dilakukan oleh pustakawan atau tidak. Sedangkan peneliti
memilih pemustaka yang tidak aktif agar dapat mengatahui sebab mereka
jarang datang ke perpustakaan dan memanfaatkan sumber informasi
perpustakaan. Hal tersebut terkait atau tidak dengan promosi
perpustakaan. Kriteria pemustaka aktif dan tidak aktif tersebut antara lain :
46
a) Pemustaka aktif
Dalam penelitian ini peneliti memilih 2 pemustaka aktif.
berinisial S dan AN Alasan peneliti memilih mereka menjadi
pemustaka aktif kerana pemustaka tersebut merupakan pegawai
yang bekerja di Kemensos RI, telah terdaftar sebagai anggota
perpustakaan, dan dalam satu bulan terdapat kunjungan dan
memanfaatkan sumber informasi perpustakaan.
b) Pemustaka tidak aktif
Dalam penelitian ini peneliti memilih 3 pemustaka tidak aktif.
Pemustaka tersebut berinisial AR, I dan E. Alasan peneliti memilih
mereka sebagai pemustaka tidak aktif karena pemustaka tersebut
merupakan pegawai Kemensos RI, telah terdaftar sebagai anggota
perpustakaan namun tidak berkunjung dan memanfaatkan sumber
informasi perpustakaan selama 2 sampai 3 bulan.
D. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini antara
lain:
a. Wawancara
Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
47
pewawancara dengan responden atau orang yang di wawancarai.64 Metode
wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada pustakawan, kepala
humas serta pemustaka aktif dan tidak aktif.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mendatangi
informan ditempat yang telah disepakati sebelumnya yaitu di Kemensos
RI. Wawancara yang dilakukan dan untuk mengatahui tentang promosi
yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Kemensos RI serta perannya
dalam pemanfaatan sumber informasi.
b. Observasi
Observasi adalah sebuah kegiatan dengan melakukan pencatatan
secara sistematik kejadian-kejadian, prilaku, obyek-obyek yang dilihat dan
hal-hal lain yang didiperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang
dilakukan.65 Teknik observasi ini dilakukan dengan datang langsung ke
Perpustakaan Kemensos RI untuk melihat dan mencatat tentang promosi
melalui pameran perpustakaan serta penyebaran brosur dan pembatas
buku.
c. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan teknik pengumpulan data penelitian dimana
penulis akan melakukan pengumpulan data dengan mempelajari buku-
buku, dokumentasi dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan
64 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan ekonomi: Format-Format Kuantitatif
dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 133. 65 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), h. 224.
48
diteliti dalam sebuah penelitian. pengumpulan data dengan menggunakan
teknik studi pustaka ini adalah untuk mempermudah peneliti memahami
lebih dalan lagi tentang objek yang akan diteliti terkait dengan peran
promosi dalam peningkatkan pemanfaatan sumber informasi di
Perpustakaan Kemensos RI.
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
a. Editing Data
Editing data merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi,
keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul.66
Editing data ini dilakukan pada saat peneliti selesai menghimpun data
yang telah diperoleh dari Pustakawan, kepala humas serta pemustaka
Perpustakaan Kemensos RI.
Editing data ini dilakukan dengan cara menanyakan kembali kepada
informan apabila terdapat data yang belum lengkap dan kurang akurat
kebenarannya, sehingga peneliti dapat memperoleh data yang lengkap dan
konsisten dalam penelitian.
b. Reduksi Data
Reduksi data adalah tahap merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, untuk mencari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, sehingga dapat mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
66 Ibid., h. 135.
49
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer
mini, yaitu dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.67 Reduksi
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memilih dan memaknai data
yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan sesuai
dengan tema penelitian. Sehingga dengan reduksi data ini peneliti dapat
memperoleh data yang sesuai dengan tema penelitian yaitu tentang peran
promosi terhadap pemanfaatan sumber informasi di Perpustakaan
Kemensos RI.
c. Penyajian Data
Penyajian data merupakan tahap yang dilakukan setalah data
direduksi. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan.
Sehingga akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
melaksanakan tahap selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.68
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menjabarkan
data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Data yang dijabarkan dari
hasil penelitian yang telah direduksi yaitu tentang, promosi perpustakaan,
upaya dalam melakukan promosi untuk pemanfaatan sumber informasi,
serta kendala-kendalanya.
67 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 92. 68 Ibid., h. 95.
50
d. Penarikan Kesimpulan
Setelah data dijabarkan kedalam bentuk naratif maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
ditentukan sebelumnya.69
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Kemensos RI. Berikut
adalah tabel jadwal penelitan dari awal penyusunan proposal sampai dengan
pelaksanaan ujian skripsi.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan 2014 2015
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1. Penyusunan
Proposal • •
2. Pengajuan
Proposal •
3. Bimbingan
Skripsi
4. Penelitian • • • •
5. Penyusunan
Skripsi • • • • •
• • •
6. Pengajuan
Sidang
•
7. Sidang Skripsi •
69 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.
129.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan
Perpustakaan Kemensos RI hadir sejalan dengan lahirnya UU 43 tahun
2007 tentang perpustakaan, UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial serta UU No. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dan
meningkatnya kebutuhan akan berbagai bahan bacaan dan informasi bidang
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Perpustakaan Kementerian sosial pada
saat ini memiliki kurang lebih 1690 pengguna potensial (seluruh pegawai
Kemensos RI) dan 130 pengguna aktual (Pegawai Kemensos yang terdaftar
sebagai anggota Perpustakaan Kemensos RI).
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial (PERMENSOS) No. 86 /HUK/2010
tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI. Perpustakaan
dikelola oleh bagian perpustakaan dan dokumentasi pada biro Humas
Sekertariat Jendral Kementerian Sosal. Bagian perpustakaan dan dokumentasi
mempunyai tugas yang tertulis juga pada Peraturan Menteri Sosial pasal 76
yaitu perpustakaan melakukan pengelolaan perpustakaan, dokumentasi
pameran dan urusan tata usaha biro humas. Tugas pengelolaan perpustakaan
seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan perpustakaan.
Perpustakaan Kemensos RI sebagai pusat informasi telah melahirkan
Peraturan Menteri Sosial tahun 2014 tentang tata cara serah simpan karya
cetak atau karya rekam bidang kesejahteraan sosial. Permensos tersebut
52
sebagai kekuatan hukum yang mewajibkan setiap unit kerja dan perorangan di
lingkungan Kemensos RI untuk menyerahkan setiap hasil karyanya dalam
bidang kesejahteraan sosial kepada Perpustakaan Kemensos RI sebagai hasil
deposit yang dapat diakses oleh masyarakat. Perpustakaan Kemensos RI telah
melakukan pengembangan Perpustakaan UPT yang tersebar di 21 provinsi,
meliputi 45 UPT yang terdiri dari perpustakaan panti sosial, balai diktat dan
Balitbang Kemensos RI.
Pada saat ini Perpustakaan Kemensos RI terus mengembangkan diri
melalui penambahan bahan pustaka dan peningkatan kualitas layanan, untuk
dapat mendukung upaya peningkatan wawasan dan pengetahuan khususnya
bagi para pegawai Kemensos RI, sehingga akan berdampak pada menigkatkan
kinerja penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
2. Visi dan Misi Perpustakaan
a. Visi
a) Menjadi pusat informasi kesejahteraan sosial dan wahana terapi.
b. Misi
a) Mengumpulkan dan mengelola sumber informasi bidang sosial.
b) Memberikan layanan informasi bidang sosial.
c) Meningkatkan jejaring kerja dalam pengembangan perpustakaan.
d) Mengembangkan layanan dan bahasa pustaka terapi.
3. Personalia
Perpustakaan Kemensos RI memiliki jumlah staf perpustakaan sebanyak
dua orang yang terdiri dari satu orang kepala perpustakaan dan satu tenaga
53
ahli bidang perpustakaan. Berikut daftar dan tugas staf Perpustakaan
Kemensos RI:
a. Nama : Ramli
Jabatan : Kepala Perpustakaan Kemensos RI
Pendidikan : S1 Sosial
Tugas : Manajemen tugas perpustakaan
b. Nama : Lulu Lucyana
Jabatan : Tenaga ahli bidang perpustakaan
Pendidikan : S1 Perpustakaan
Tugas : Pengadaan koleksi, pengolahan koleksi, administrasi,
layanan perpustakaan, dan promosi.
4. Struktur Organisasi
BIRO HUMAS
BAGIAN PUBLIKASI DAN
PEMBERITAAN
SUBBAGIAN PUBLIKASI
SUBBAGIAN PEMBERITAAN
SUBBAGIAN PENDAPAT
UMUM
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BAGIAN HUBUNGAN
ANTAR LEMBAGA
SUBBAGIAN HUBUNGAN
ANTAR LEMBAGA LEGISLATIF
SUBBAGIAN HUBUNGAN
ANTAR LEMBAGA EKSEKUTIF
SUBBAGIAN HUBUNGAN
ANTAR LEMBAGA
MASYARAKAT
BAGIAN PERPUSTAKAAN
DAN DOKUMENTASI
SUBBAGIAN
PERPUSTAKAAN
SUBBAGIAN
DOKUMENTASI DAN
PEMERAN
SUBBAGIAN TATA
USAHA BIRO
54
5. Koleksi
Koleksi yang ada di Perpustakaan Kemensos RI, antara lain yaitu:
a. Buku
Buku berjumlah 4000 judul/6000 eksemplar, termasuk terbitan unit
kerja kemensos. Subyeknya terdiri dari pekerjaan sosial, sosiologi,
antropologi, psikologi, statistik, bahasa dan sastra, manajemen dan
sejarah.
b. Referensi
Perpustakaan telah menyediakan koleksi referensi berupa ensiklopedi,
kamus, handbook, peta, direktori terkait bidang sosial.
c. Terbitan berkala
Perpustakaan melanggan surat kabar, majalah dan jurnal lokal maupun
internasional.
d. Kliping
Kliping surat kabar tentang permasalahan sosial sebagai sumber
informasi tambahan.
e. Audiovisual
Koleksi audiovisual berjumlah 110 judul terdiri dari film dokumenter
dan pengetahuan umum dalam format VCD dan DVD.
6. Layanan Perpustakaan
a. Alamat
Kementerian Sosial Republik Indonesia, Gedung Utama, Lantai 8, Jl.
Salemba Raya 28, Jakarta Pusat 10403.
55
Telepon/Fax : 021-3103591 ext. 2813-2855 / (021) 3100470
Website : http://perpustakaan.kemensos.go.id
b. Jenis Layanan Perpustakaan
a) Layanan peminjaman buku
Terdiri dari dan pengembalian koleksi perpustakaan, khusus bagi
pemustaka yang tidak terdaftar sebagai anggota perpustakaan,
hanya dapat memanfaatkan koleksi di perpsustakaan.
b) Layanan Online Publik Access Catalogue (OPAC)
Perpustakaan menyadiakan katalog online dalam komputer touch
screen
c) Layanan penelusuran informasi
Pemustaka dapat menghubungi petugas perpustakaan secara
langsung atau melalui telpon 3103591 ext. 2813 untuk membantu
penelusuran informasi yang dibutuhkan.
d) Layanan penyebaran informasi terseleksi
Pengiriman informasi bidang kesejahteraan sosial berupa judul
koleksi yang terkait dengan materi unit teknis di lingkungan
Kantor Kemensos RI.
c. Waktu Layanan
Jam layanan Perpustakaan Kemensos RI Senin s/d Jumat, 09.00 –
15.00 WIB, istirahat 12.00 – 13.00 WIB, khusus hari Sabtu – Minggu
dan hari besar libur.
56
d. Pendaftaran Anggota
a) Syarat keanggotaan
a)) mengisi formulir pendaftaran.
b)) pas foto berwarna 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
c)) fotp copy kartu identitas (KTP/SIM).
d)) kartu anggota berlaku selama 5 (lima) tahun.
e)) kartu anggota tidak dapat dipinjamkan kepada orang lain.
e. Fasilitas Perpustakaan
a) Audio visual.
b) Wi-fi gratis.
c) Foto copy.
d) Ruang rapat terbatas.
7. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Perpustakaan Kemensos RI
No Sarana dan Prasarana Keterangan
1. Rak koleksi Terdapat 10 rak untuk menyimpan
koleksi
2. Meja baca Terdapat 1 meja besar (untuk 10
orang) dan 1 meja kecil (untuk 4
orang)
3. Kursi Terdapat 12 kursi
4. Komputer Terdapat 2 komputer untuk
menunjang OPAC dan layanan
sirkulasi
5. Scaner barcode Terdapat 1 scaner barcode
6. Akses internet Akses internet gratis untuk
pemustaka
7. Penyejuk udara Terdapat 1 penyejuk udara (AC)
57
B. Hasil Penelitian
Berikut ini diuraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan
wawancara beberapa informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya mengenai peran pomosi terhadap pemanfaatan sumber informasi
di Perpustakaan Kemensos RI. Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Media Promosi yang Digunakan di Perpustakaan Kemensos RI
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan
Kemensos RI kepada pemustaka yang sebagian besar merupakan para
Pegawai Kemensos RI. Promosi tersebut dilakukan agar para pegawai
mengetahui layanan dan koleksi yang terdapat di perpustakaan, sehingga
mereka mengetahui dan tertarik untuk datang ke perpustakaan. Dengan itu
secara otomatis akan terjadi pemanfaatan sumber informasi di
perpustakaan.
Sebagai salah satu jenis perpustakaan khusus kegiatan promosi
Perpustakaan Kemensos RI dilakukan karena dalam kerangka
menjalankan fungsi kehumasan yang mana didalamnya terdapat unsur
publikasi. Promosi perpustakaan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
yang diselenggarakan oleh biro humas tersebut. Menurut kepala biro
humas promosi perpustakaan dilakukan untuk memberitahukan hal-hal
yang telah dilakukan dan sebagai motivator untuk menyampaikan kegiatan
Kemensos RI serta informasi tentang kesejahteraan sosial kepada para
pegawai Kemensos RI. Sehingga promosi perpustakaan juga dapat
58
menjadi jembatan informasi untuk memberitahukan informasi seputar
Kemensos RI. Hal ini seperti yang dikatakan informan sebagai berikut :
“Kalo pelaksanaan fungsi kehumasan ada unsur yang namanya
publikasi, yang didalamnya ada unsur-unsur promosi berkaitan
dengan yang dikerjakan oleh kita di Kementerian Sosial ini, maka
perpustakaan itu bisa menjadi jembatan informasi yang menyadarkan
publik atau publik menjadi tahu, mau dan bisa mengetahui atau
berbuat tentang kegiatan-kegiatan di bidang kesejahteraan sosial, jadi
perpustakaan itu memang namanya perpustakaan khusus di
Kementerian ini sama dengan di Kementerian yang lain juga dalam
arti perpustakaan yang spesifik yang di Kemensos RI ini yang terkait
dengan bidang sosial.” (Bn)
“Perpustakaan satu layanan humas nanti kita nempel disitu” (L)
Kepala biro humas Kemensos RI selaku pimpinan departemen yang
membawahi perpustakaan berusaha mendorong pengelola perpustakaan
agar terus mengembangkan promosi perpustakaan. Selain itu beliau juga
turut menyadari pentingnya sebuah perpustakaan sebagai pusat informasi
yang dapat meningkatkan dan mendukung kinerja para pegawai Kemensos
RI. Seperti yang dikatakan kedua informan berikut:
“Saya selalu mendorong dan selalu ada coffee morning dengan
mereka disini, apa yang sudah dipebuat, apa kebutuhan, apa rencana
kedepan ini selalu saya motivasi anak-anak. temen-temen saya disini.
Terus berkembang-berkembang”. (Bn)
“Sumber pembelajaran yang paling pokok ya ada di perpustakaan,
maju mundurnya sebuah informasi atau misalkan kita ingin
membandingkan informasi dengan informasi lain ya perpustakaan
adalah sebagai tempatnya “ya datanglah ke perpustakaan maka kau
akan jadi pintar” (Bn)
“Kepala humas support.” (L)
Oleh karena itu Bapak Kepala Humas mengungkapkan bahwa dalam
mengenalkan perpustakaan kepada masyarakat luas khususnya para
59
pegawai Kemensos RI, salah satunya dapat dilakukan dengan cara
mengenalkan dan mengembangkan koleksi, tidak hanya dalam bentuk
tercetak, akan tetapi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi, sehingga perpustakaan dapat diakses dimanapun apabila
dibutuhkan. Seperti yang dikatakan informan berikut:
“Tentu karena tadi jembatan informasi itulah kita, perpustakaan itu
walaupun perpustakaan sekarangkan sedang berkembang tidak
harus dengan melalui buku, disitu, kita dapat menggunakan
beberapa macam teknologi yang digunakan bisa melalui youtube,
bisa melalui internet yang lainnya. Itu yang kita sedang
kembangkan berbasis internet informasi itu, sehingga dimanapun
orang dengan mudah ketika diakses perpustakaan.go.id jadi orang
bisa buka beberapa jumlah bukunya, apa yang dibutuhkan itu bisa
dibuka bila memang tidak ada waktu keperpustakaan. Sekarang
orang makin tinggi komunikasi bisa dimanapun.” (Bn)
Sedangkan dalam pelakanaannya sejak awal Perpustakaan Kemensos
RI memiliki beberapa media promosi diantaranya yaitu:
a. Brosur
Media promosi yang digunakan perpustakan salah satunya
adalah brosur. Media ini berisi informasi singkat seputar
Perpustakaan Kemensos RI, seperti layanan, fasilitas, dokumentasi
ruang perpustakaan, alamat, dan juga informasi tentang koleksi
yang berada di Perpustakaan Kemensos RI. Sehingga media ini
berfungsi untuk mengenalkan perpustakaan kepada para pegawai
Kemensos RI dan menjadikan mereka untuk datang dan
memanfaatkan sumber informasi perpustakaan. Seperti yang
dikatakan informan sebagai berikut:
60
“Kalo dalam brosur biasanya ada tentang sejarah
perpustakaan sedikit, terus prodak-prodak kita, fasilitsnya
juga, mungkinada beberapa foto menggambarkan ruangan
perpustakaan itu kaya apa, alamat perpustakaannya, udah itu
aja emm sedikit tentang koleksinya juga. Koleksi
perpustakaan. pokoknya yang terbaca sama orang lah ga
terlalu banyak juga, biar gampang diinget juga.” (L)
Brosur diletakan di perpustakaan. Oleh karena itu selain dari
pameran dan bedah buku, sebagian para pegawai juga dapat
melihat dan membaca brosur ketika berada di perpustakaan.
Informan I dan yang lain mengetahui brosur hanya pada saat
berkunjung ke Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang dikatakan
mereka sebagai berikut:“Aku tau karena aku keperpustakaan, jadi
aku suka liat ada brosur.” (I), “Jadi paling brosur, pembatas buku
aja pas pameran.” (S)
Diakui informasi dan tampilan brosur dapat membantu
pemustaka dalam memperoleh informasi yang ada di perpustakaan.
Kalimatnya singkat dan mudah untuk dimengerti. Setiap tahunnya
brosur dirancang dengan kalimat yang singkat dan bentuk yang
berbeda-beda misalnya seperti bentuk telepon genggam layar
datar. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“Bagus sih ya standar brosur lah, informasi yang kita mau
dapatkan ada, dia mempromosikan dia punya buku-buku apa
terus dia promosi kalo ada fasilitas perpustakaan.” (I)
“Brosur mah beda-beda tiap tahun, kadang kaya ipad, kadang
kaya tablet, bagus, sedikit-sedikit kalimatnya tapi ya ngerti
lah, orang sekilas paham.” (S)
61
Berbeda dengan yang dikatakan kedua informan tersebut diatas
ada juga pegawai yang belum mengetahui keberadaan brosur
perpustakaan. Para informan ini menuturkan bahwa mereka lebih
sering menggunakan internet untuk mencari informasi yang ada di
dalam Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang dikatakan oleh
ketiga informan sebagai berikut:“Iya saya tidak tahu perpustakaan
mengeluarkan brosur apa tidak, saya tidak tahu.” (E), “Belum”
(Ar), “Iya tapi aga jarang.” (An)
b. Pembatas Buku
Promosi melalui pembatas buku dilakukan tidak jauh berbeda
dengan pembuatan brosur. Hanya saja informasi perpustakaan
yang terkandung dalam pembatas buku informasi lebih singkat,
dibandingkan dengan brosur, yaitu tentang jam layanan, letak
perpustakaan, kalimat motivasi dan gambar seputar perpustakaan.
Seperti yang diungkapkan informan berikut: “Sama aja, Pokoknya
singkat lah, yang mudah terbaca juga.” (L)
Promosi dengan meggunakan pembatas buku juga dilakukan
bersamaan dengan pameran perpustakaan. Dalam pameran
pembatas buku dijadikan souvenir atau hadiah agar dapat
dipastikan Pegawai Kemensos RI yang berkunjung dalam pameran
mendapatkan pembatas buku secara merata. Seperti yang
dikemukakan oleh informan sebagai berikut “Pameran humas,
nanti kita mau ikut, bawa brosur, pembatas buku.” (L)
62
Selain melalui pameran para pegawai Kemensos RI juga dapat
mengakses pembatas buku pada saat mereka berkunjung ke
perpustakaan. Namun informan S dan yang lainnya mengatakan
belum tertarik untuk membacanya. Pembatas buku hanya dilihat
sekilas saja. Salah satu informan menuturkan pembatas buku akan
terlihat lebih menarik apabila dibuat lebih kreatif dari segi warna,
bentuk dan informasi yang disajikan. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut:
“Jadi paling pembatas buku kalo pameran.” (S)
“Kalo pembatas buku saya liat cuma tidak sadar kalo itu
bentuk promosi juga, mungkin lebih di kreatifin lagi gimana
caranya orang matanya terpukau melihat pembatas buku jadi
mau baca.” (Ar)
“Kalo aku tau karena aku ke perpustakaan.(I)”
Akan tetapi berbeda dengan informan lainnya, Informan E dan
AN mengatakan belum pernah mengetahui pembatas buku sebagai
media promosi Perpustakaan. Mereka hanya sering menggunakan
website sebagai media untuk memperoleh informasi yang ada di
Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang dikatakan oleh informan
sebagai berikut:“Sebenarnya kalo aku bukan dari pembatas buku,
tapi dari internet.” (E), “Iya aga jarang.” (An).
c. Standing Banner
Standing banner juga merupakan salah satu media yang
digunakan oleh Perpustakaan Kemensos RI untuk melakukan
63
promosi. Standing banner di buat 7 tahun yang lalu tepatnya tahun
2008 pada saat Perpustakaan Kemensos RI masih bernama Depsos
RI (Departemen Sosial Republik Indonesia). Standing banner
tersebut di letakan di lantai yang sama dengan lokasi perpustakaan
yaitu lantai 8 berdekatan dengan lift. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut :
“Harusnya udah diganti kan depertemen, sekarangkan
kementerian. Depertemen bikinnya tahun 2008 bikinnya
sekarangkan tahun 2015, 7 tahun. harusnya udah ganti.
Mudah-mudahan tahun depan bisa deh diganti nanti masukin
anggarannya ganti standing banner.” (L)
“Di deket lift lantai 8.” (L)
Letak standing banner tersebut bertujuan untuk memberikan
informasi tentang Perpustakaan Kemensos RI. Namun belum
seluruhnya para pegawai mengetahui letak standing banner di
lantai 8, dibandingkan dengan standing banner yang terlebih
dahulu berada dilantai 1.
Standing banner tersebut berisi foto dan letak perpustakan.
Meskipun sudah lama dan sudah tidak ada lagi dilantai 1 namun
menurut informan E dan S standing banner tersebut masih
menarik. Konsepnya terkesan tidak terlalu formal dan warnanya
cerah. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“Saya cuma melihat banner yang di luar lantai 1, waktu itu
ada promo menarik menurut saya kerena dari sisi tampilan
dan gambarnya itu dia modern, kalo ga salah warnanya
kuning, terus ada cewek lagi bergaya ngeliatnya kaya iklan di
64
kampus. Kalo di pemerintahan suka kaku gitu, tapi kalo dia
bagus desain dan tampilannya.” (E)
“Belum, paling banner yang gede didepan.” (S)
“Kalo kemarin itu bertepatan yang di Gedung Aneka Bhakti
aja pameran.” (I)
“Belum sih.” (Ar)
“Belum” (An)
Penempatan standing banner masih sulit untuk diketahui oleh
para Pegawai Kemensos RI karena belum diletakan di tempat yang
mudah terlihat oleh banyak orang, beberapa informan tersebut
diatas kebanyakan mengetahui standing banner yang berada
dilantai 1 karena dapat diakses bersamaan pada saat mereka keluar
masuk gedung Kemensos RI.
d. Direktori
Sejak berdirinya perpustakaan, direktori merupakan sarana
promosi yang bertugas untuk menunjukkan letak perpustakaan.
Direktori Perpustakaan Kemensos RI ditempatkan pada lantai 1
dan 8. Salah satu dari informan mengatakan karena merupakan
Pegawai Kemensos RI beliau sudah mengatahui letak
Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang dikatakan oleh informan
berikut :
“Lalu bikin direktori juga dilantai 1, liatkan pas masuk
perpustakaan lantai 8, itu direktori sama di lantai 8 juga ada
lagi direktorinya, engga emang mau diganti apa lagi keliatan
kok kebaca” (L).
65
“Aku pikir karena kalo aku pegawai dalam, jadi lebih bagus
untuk orang yang baru datang kesini.” (E)
Direktori tidak terlalu banyak di manfaatkan oleh para Pegawai
Kemensos RI untuk menunjukan lokasi perpustakaan, karena
kebanyakan dari mereka yang merupakan pegawai telah
mengetahuinya tanpa harus melihat direktori tersebut. sehingga
direktori sangat bermanfaat untuk orang yang baru berkunjung ke
Kemensos RI dan ingin ke perpustakaan.
e. Bedah buku
Bedah buku adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
mempromosikan Perpustakaan Kemensos RI. Sesuai dengan
subjek koleksi yang terdapat di Perpustakaan Kemensos RI, buku
yang dibicarakan dalam kegiatan ini adalah buku yang terkait
dengan kesejahtaraan sosial. Seperti yang dikatakan oleh informan
berikut:
“Bedah buku tentang pekerjaan sosial, karena bidang kita
kesejahteraan sosial, terkait dengan pekerjaan sosial. Salah
satu koleksi disini juga.” (L)
Dalam kegiatan bedah buku juga dilakukan penyebaran brosur
perpustakaan kepada peserta yaitu para pegawai dan mahasiswa.
Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut “Sekalian
juga bagiin brosur lagi disitu biar sekalian pegawai dan
mahasiswa yang kita undang di bedah buku juga tau
perpustakaannya.” (L)
66
Bedah buku dilakukan untuk mengenalkan Perpustakaan
Kemensos RI kepada masyarakat khususnya para pegawai
Kemensos RI. Akan tetapi karena kurangnya informasi tentang
kegiatan bedah buku, dan juga karena kesibukan sehingga belum
seluruhnya Pegawai Kemensos RI mengetahui dan datang pada
kegiatan bedah buku tersebut. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut:
“Saya liat sarana promosi ya cuma banner yang dibawah
sama website.” (E)
“Iya bedah buku belum pernah, aku belum pernah ikut, engga
tau ada bedah buku.” (I)
”Engga ya.” (Ar)
“dulu ada bedah buku, sekarang udah ga ada, aku kurang tau
kapan dimunculin lagi kalo bedah buku enak kan ngunang
narasumber. Orang lain jadi tau oh ini perpustakaan” (S)
“Belum pernah. waktu itu pas mba lulu ngadain itu pas mba
Anis masih kuliah, ga sempat karena di Bogor” (An)
f. Pameran
Promosi perpustakaan melalui pameran dilakukan secara
bersamaan dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh
Perpustakaan Nasional, biro humas dan kegiatan Kemensos RI
secara rutin setiap tahunnya misalnya seperti pada acara ulang
tahun Perpustakaan Nasional. Namun karena masih banyak
pegawai Kemensos RI yang harus diberitahukan informasi tentang
perpustakaan untuk tahun ini perpustakaan Kemensos RI lebih
fokus melakukan promosi kepada pegawai yang berada di dalam
67
lingkungan Kemensos RI, dengan mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan Kemensos RI. Seperti pada pernyataan berikut :
“Iya artinya perpustakaan bagian dari biro humas, kita
memang salah satu tampilan dalam pameran itu yang melekat
didalamnya adalah perpustakaan itu sendiri.” (Bn)
“Kita ngikutin acaranya ulang tahun Perpustakaan Nasional,
kita ngikutin terus. Kebetulan tahun ini kita stop dulu yang
diluar karena kita mau fokus ke internal, pegawai internal,
karena ternyata pegawai belum terlalu sadar.” (L)
“Kalo sampai saat ini kita masih ngikutin sebelah, sama kalo
yang kameren kita ngikutin bazar koorpri” (L)
Pameran perpustakaan dirancang menarik agar dapat
menjadikan pemustaka khususnya para Pegawai Kemensos RI
tertarik datang dalam pameran sehingga mengetahui informasi
yang ada di dalam Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang
dikatakan informan sebagai berikut :
“Pameran ya, iya udah gitu humas yang membawahi
perpustakaan itu memang dia punya stand, jadi itu ada leaflet,
ada bagiin kaya macem pengenalan perpustakaan.” (I)
“Oiya dateng” (I)
“Taunya dari situ sih paling.” (S)
“Oo iya baru-baru ini ada pameran.” (An)
Namun karena tanggung jawab pekerjaan dan keperluan
lainnya sehingga masih ada pegawai tidak menghadiri kegiatan
pameran perpustakaan. Seperti yang diungkapkan sebagai
berikut:“Saya engga, cuma liat aja, sambil saya berjalan, saya
lewat.” (E), “Cuma liat dari depan aja sih” (Ar)
68
Padahal Perpustakaan menyediakan berbagai souvenir atau
hadiah seperti boneka dan pulpen yang berbentuk unik. Selain itu
juga disediakan brosur dan pembatas buku. Seperti yang dikatakan
oleh informan sebagai berikut: “Yang tahun ini kemaren ada
pulpen bunga gitu, boneka, terus goody bag, sisanya ya paling
brosur sama pembatas buku.” (L)
Souvenir yang telah disediakan tersebut digunakan untuk
hadiah dalam kuis pada setiap pameran. Perpustakaan mengadakan
kuis yang terkait dengan Perpustakaan Kemensos RI, pengetahuan
umum dan Kementerian Sosial RI Seperti yang dikatakan informan
sebagai berikut: “yang terkait sama perpustakaan atau
Kementerian Sosial.” (L), “Iya pasti setiap pameran ada.” (L)
Perpustakaan Kemensos RI juga kreatif dalam mengemas dan
menyampaikan informasi tentang Perpustakaan Kemensos RI.
Konsep yang dirancang sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan membuat boothfoto, mengadakan kuis dan menyediakan
souvenir yang unik. Sehingga dengan hal tersebut para pegawai
Kemensos RI dapat mengatahui dan menganal perpustakaan.
Seperti yang dikatakan oleh kedua informan sebagai berikut:
“Kreatif sih mempromosikan perpustakaan juga
menarik.”(Ar)
“Bagus mengikuti perkembangan zaman gitu.” (E)
“Designmya unik, souvenirnya juga macem-macem,
kreatif.”(S)
69
“bagus juga sih menarik.” (An)
Namun saat pameran berlangsung SDM yang bertugas dalam
pemerannya masih belum optimal dalam mempromosikan dan
memberitahukan informasi perpustakaan. Sehingga belum
seluruhnya para pegawai tertarik untuk datang kedalam pameran.
Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“Cuma kalo menurut aku untuk mengenalkan perpustakaan,
mungkin masih belum optimal kali ya, dari SDM (Sumber
Daya Manusia) yang mempromosikannya itu masih kurang
aktif aja untuk memberitahu orang kita punya
perpustakaan.” (I)
g. Website
Website perpustakaan merupakan salah satu di antara beberapa
media promosi Perpustakaan Kemensos RI. website berisi
informasi tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh
Perpustakaan Kemensos RI. Sehingga dapat digunakan untuk
memberitahukan informasi yang ada didalam Perpustakaan.
Seperti yang dikatakan informan sebagai berikut: “Berita tentang
pameran kemarin, tapi belum saya upload. Mau saya tambahin
sedikit berita-berita tentang kegiatan perpustakaan.” (L)
Selanjutnya Pertama kali website dapat dioperasikan,
Perpustakaan melakukan lonching website yang dihadiri oleh biro
humas, para Pegawai Kemensos RI, dan juga bapak Perpustakaan
Kementerian Lembaga. Lonching website tersebut dilakukan untuk
70
mengenalkan website perpustakan. Seperti yang dikatakan
informan sebagai berikut:
“Lonchingnya memperkenalkan website baru kita, kan baru
di online juga pada waktu itu, kita ngundang orang-orang
humas di Kementerian Sosial, pegawai-pegawai juga sama
bapak Perpustakaan Kementerian Lembaga. Jadi
memperkenalkan.” (L)
Melalui lonching website tersebut para pegawai mengatahui
website perpustakaan. Sehingga mereka dapat menggunakan
website untuk mengetahui informasi yang mereka butuhkan
sebelum berkunjung ke perpustakaan. “Iya kalo webnya kalo ada
info buku-buku baru kita bisa searching dulu pengarangnya, ada
petunjuknya disitu.” (An), “Iya buat nyari-nyari buku, nyari
referensi gampang ya kalo lewat situ, kalo udah ketemu baru
keatas ke perpustakaan.”(S). Akan tetapi saat ini pemanfaatannya
kurang optimal. Belum seluruhnya mengetahui dan memanfaatkan
website perpustakaan karena kesibukan mereka dalam
pekerjaannya masing-masing. Seperti yang dikatakan informan
sebagai berikut:
“Waktu itu ada lonching, lonching web. Udah lama kalo
terakhir buka webnya Karena kemarin-kemarin sibuk, ga
sempat pinjam buku juga gitu” (E)
“Udah lama banget waktu baru lonching, aku coba doang tapi
engga menggunakan, cuma liat sekilas.” (I)
“Kalo untuk web tau tapi saya engga pernah buka, ga sempat
kali ya, soalnya jujur aja sih saya sebetulnya senang membaca
karena memang lagi sibuk jadi saya belum sempat ke
perpustakaan lagi.” (Ar)
71
Walaupun pemanfaatannya kurang optimal dan pernah
mengalami hambatan pada saat digunakan serta kurangnya SDM
yang mengelola website. Pada dasarnya Perpustakaan Kemensos
RI memiliki tampilan website yang berwarna dan juga dapat
membantu dalam pencarian sumber informasi serta efisien, yaitu
bisa mengetahui koleksi yang dibutuhkan terlabih dahulu sebelum
ke perpustakaan. Seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai
berikut:
“Bagus karena dia yang pertama itu efisien gitu jadi misalnya
apa yang kita butuhin, tentang tema apa nanti dia keluar.
Nanti di perpustakaan kita tinggal cari kodenya berapa gitu.
Yang kedua suka ngeliat warnanya bagus. Udah lama kalo
terakhir buka karena kemarin-kemarin sibuk, ga sempat
pinjam. Ada error-error itu ada, kadang kadang kita mau cari
buku temanya tentang ini tapi ternyata pas searching ga bisa-
bisa” (E)
“Sudah sekali, tapi sekali doang, bagus kok, menampilkan
buku apa aja yang ada, terus cuma waktu itu aku error,
pengarangnya siapa bukunya apa. Udah lama banget.” (I)
“Tampilannya web bagus, komplit, gampamg nyarinya
lah.”(S)
“Webnya sih kayaknya sih selama ini belum dikelola secara
masksimal karena mba lulu kan disini diatas sendiri.” (An)
h. Facebook
Perpustakaan Kemensos RI tidak memiliki facebook khusus
untuk promosi perpustakaan, melainkan menggunakan facebook
pengelola perpustakaan, karena keterbatasan SDM yang membantu
pustakawan dalam mengelola facebook tersebut. Seperti yang
dikatakan oleh informan sebagai berikut:
72
“Kalo facebook sebenarnya lebih kepada pengelola
Perpustakaan Kemensos RI, tapi saya tetap gunakan untuk
promosi koleksi, promosi layanan, karena kalo bikin lagi aduh
takutnya ga kepegang.” (L)
Facebook pengelola perpustakaan tersebut berisi
informasi Perpustakaan Kemensos RI tentang koleksi terbaru dan
menarik, misalnya koleksi kesejahteraan sosial yang temanya
sedang ramai dibicarakan tentang kekerasan terhadap anak.
Koleksi tersebut dipromosikan dengan cara memberikan gambar
cover dan penjelasan tentang koleksi tersebut. Seperti yang
dikatakan sebagai berikut: “Misal saya ada koleksi terbaru nih
atau koleksi menarik, saya foto covernya, kasih sedikit ulasan
udah kirim ke facebook.” (L)
Oleh karena itu facebook perpustakaan adalah media promosi
yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang ada
didalam perpustakaan“Kalo facebook karena aku jadi anggota
jadi aku suka dikirimin informasi sama mba lulu, misalkan ada
kegiatan perputakaan.” (An), “Kalo facebooknya aku liat.” (S).
Namun terdapat juga para Pegawai yang belum mengetahui dan
menggunakan facebook perpustakaan seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut:”Emm ada beberapa.” (L), “Aku belum
pernah liat, ga tau.” (I), “Kayaknya belum deh, belum pernah liat
aja.” (E), “Belum ya kayaknya.” (Ar)
73
i. Twitter
Pada dasarnya Perpustakaan Kemensos RI memiliki twitter
sebagai media promosi perpustakaan. Hanya saja sejak awal
pembuatannya twitter tersebut belum digunakan untuk
memberitahukan informasi yang ada di Perpustakaan Kemensos
RI. Pustakwan mengatakan bahwa beliau belum dapat melakukan
promosi melalui twitter karena keterbatasan SDM yang
membantunya untuk melakukan promosi melalui twitter, sehingga
twitter tersebut belum berjalan sesuai dengan fungsinya, kemudian
juga belum diketahui dan digunakan oleh para pegawai Kemensos
RI. Seperti yang diungkapkan sebagai berikut:“Nah itu sebenernya
ada, cuma belum aktif, tidak kepegang.” (L), “Kayaknya belum
deh, belum pernah liat aja.” (E), “Twitter belum tau ya” (Ar),
“Ga tau, belum.” (I), “Kalo untuk twitter sendiri saya malah ga
tau.” (An), “Twitternya, kurang tau kalo twitternya.” (S)
Media promosi yang telah dijabarkan tersebut diatas sangat
penting untuk dilakukan. Melalui promosi para pegawai dapat
mengetahui dan manfaatkan sumber-sumber informasi yang ada di
perpustakaan, sehingga Perpustakaan dapat berperan sebagai
jembatan informasi. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai
berikut: “Tentu karena tadi perpustakaan adalah jembatan
informasi itu lah gudang ilmu kita.”(Bn)
74
Diantara media promosi yang telah dijabarkan tersebut diatas
yang paling efektif adalah pameran. Karena selain untuk
mempromosikan perpustakaan dalam pameran juga di lakukan hal
yang dapat meningkatkan kualitas perpustakaan seperti penyebaran
kuesioner, angket dan survey serta dapat berinteraksi langsung
dengan para karyawan Kemensos RI. Seperti yang diungkapkan
sebagai berikut: “Yang paling efektif pameran yah, karena
pameran bisa nyebar kuesioner, angket, survey, terus bisa ketemu
langsung sama orang-orangnya. Berinteraksi langsung.” (L)
j. Tujuan dan Sasaran Melakukan Promosi
Selanjutnya dari semua media promosi termasuk Pameran
perpustakaan mempunyai tujuan yang paling utama yaitu untuk
memberitahukan informasi yang ada di dalam perpustakaan
kepada para pegawai terutama para CPNS (Calon Pegawai Negeri
Sipil) yang baru, hal ini dimaksudkan agar mereka mengatahui dan
memanfaatkan sumber informasi, sehingga dapat mendukung
kinerja mereka. Seperti yang dikatakan oleh informasn sebagai
berikut:
“Tujuannya yang pasti pertama biar orang tau dulu, kita fokus
ke pegawai, karena perpustakaan khusus itu untuk
meningkatkan, mendukung kinerja, tupoksi lembaga kita,
sasarannya pegawai, kalo untuk lainnya masyarakat yang
memerlukan informasi Kesejahteraan Sosial. Tapi tetep
fokusnya ke pegawai. Makanya CPNS mau coba saya targetin.
Setelah tau, mereka jadi kenal dan berkunjung ke
perpustakaan.”(L)
75
Namun para pegawai Kemensos RI lebih sering mendapatkan
informasi perpustakaan dengan cara bertanya langsung dengan
pustakawan, kerena akan lebih cepat memperoleh koleksi yang
mereka butuhkan sekaligus juga dapat langsung mengetahui
koleksi yang terbaru. Selain itu juga melalui brosur, pembatas
buku, facebook. Salah satu dari informan berharap untuk
selanjutnya mereka dapat mengetahui promosi media elektronik
seperti televisi yang disampaikan dengan cara membuat iklan
tentang informasi Perpustakaan yang ditayangkan di setiap lantai
gedung Kemensos RI, sehingga masyarakat khususnya para
pegawai yang sedang beristirahat atau lewat dapat melihat
informasi tentang perpustakan. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut:
“Kalo menurut saya disetiap lantai atau di direktorat ada
seperti televisi dimana kalau ada tamu atau mungkin pegawai
sedang beristirahat dapat menyaksikan informasi tentang
perpustakaan.” (Ar)
“Engga sih, aku engga pernah cari tau tentang perpustakaan
melalui media, karena aku merasa kalau aku butuh
perpustakaan ya sudah aku kesitu.” (E)
“Aku langsung ke mbak lulunya, kalo aku ke perpustakaan,
aku tanya sama mbak lulu, nanti dikasih tau informasi tentang
buku baru.” (I)
“Leaflet brosur sama pembatas buku.” (S)
“Yang paling sering, ya dari facebook. Karena kan sekarang
pengguna aktif di media sosial. Paling dari situ.” (An)
76
2. Upaya Promosi Pengelola Perpustakaan Kemensos RI
a. Proposal
Berbagai macam upaya telah dilakukan pustakawan dalam
promosi, tentu saja untuk pemanfaatan sumber informasi
perpustakaan. Dalam promosi pustakawan terlebih dahulu menyusun
perencanaan dalam sebuah proposal. Sebelumnya Pustakawan juga
berdiskusi dengan kepala sub bagian perpustakaan dan koordinasi
dengan pihak biro humas tentang konsep promosi yang akan
dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan sebagai berikut:“Dari
perencanaan, nulis laporan, proposal, terus konsepnya mau kaya
gimana diskusi sama pak Ramli juga.” (L), “Iya sama humas juga”(L)
Setelah menyusun proposal dan berkoordinasi dengan pihak-pihak
tertentu, pustakawan secara langsung juga ikut berpartisipasi
pelaksanaan kegiatan promosi melalui media tercetak seperti brosur,
pembatas buku, media promosi melalui kegiatan seperti pameran,
bedah buku, dan melalui sosial media seperti website, facebook,
twitter. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut: ”Iya
ikut turun langsung.” (Lulu)
Seperti dalam pembuatan brosur, dan pembatas buku pustakawan
Kemensos RI menggunakan jasa konsultan sebagai design grafisnya.
Pihak perpustakaan hanya menyiapkan isi informasi perpustakaan
yang akan dimasukan dalam brosur perpustakaan. Hal tersebut
disebabkan terbatasnya SDM di Perpustakaan. Setelah brosur dibuat
77
oleh pustakawan dengan bantuan konsultan, promosi melalui brosur
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pameran, bedah buku, dan
diletakan juga pada pusat layanan informasi untuk masyarakat.
Sedangkan untuk pembatas buku dirancang dengan tampilan yang
berbeda-beda setiap tahunnya, di Perpustakaan Kemensos RI pembatas
buku dirancang tidak seperti bentuk pembatsas buku pada umumnya
melainkan bentuknya menyerupai seperti bentuk pohon. Seperti yang
dikemukakan oleh informan berikut:
“Kalo brosur kita pake konsultan, paling kita ini aja bikin konsep
isinya, materinya misalkan saya mau ada isinya ada tentang
sejarah singkatnya perpustakaan, lalu ada visi misinya, ada
gambaran tentang layanan perpustakaan, fasilitas, tentang koleksi
sama alamat websitenya udah itu aja, nanti ada design grafisnya,
design grafisnya itu nanti ini apa mengambarkan apa yang kita
mau, nanti dikasih kekita, kita cek ulang nanti kalo udah di acc,
udah di cetak.” (L)
“Iya jadi pesertanya itu kita kasih brosur, kadang kita naro di
PPID.” (L)
b. Souvenir
Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan pameran pustakawan
hadir melakukan penyebaran brosur, melayani masyarakat khususnya
para pegawai Kemensos RI yang datang dalam pameran tersebut,
memberikan kuis dan souvenir seputar perpustakaan berbentuk pulpen,
boneka, dan goody bag. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai
berikut: “Kemaren pameran tiga hari berturut-turut ikut turun
langsung. Ikut bagiin souvenir, brosur, pembatas buku.” (L)
78
c. Forum Perpustakaan Khusus
Pustakawan juga aktif dalam forum Perpustakaan Khusus
Indonesia. Untuk selanjutnya pustakawan memiliki rencana untuk
mengikuti pameran khusus perpustakaan lembaga kementerian
pemerintah pada bulan November agar layanan dan sumber informasi
di Perpustakaan Kemensos RI tidak hanya dapat di manfaatkan oleh
para pegawai akan tetapi juga oleh pemustaka diluar Kemensos RI.
Seperti yang dikatakan informan sebagai berikut: “Di forum
perpustakaan khusus Indonesia rencananya kita bulan November mau
bikin pemeran khusus perpustakaan lembaga kementerian
pemerintah.” (L)
d. Desain Pameran Perpustakaan
Selanjutnya dari awal pelaksanaan Perpustakaan Kemensos RI
disesuaikan konsep pameran dengan perkembangan zaman. Pameran
dirancang lebih menarik dengan membuat stand perpustakaan yang di
dalamnya terdapat booth foto, booth foto adalah sebuah tempat yang
disediakan oleh Perpustakaan Kemensos RI untuk melakukan foto
secara individu atau secara berkelompok. Dalam booth foto tersebut
Perpustakaan Kemensos RI menyediakan berbagai macam atribut
yang dapat digunakan seperti kaca mata, topi, balon, rambut karakter
badut, serta kata-kata motivasi seputar perpustakaan. Seperti yang
dikatakan informan sebagai berikut:
79
“Pertama kita harus update dengan kondisi sekarang. Contoh
kenapa saya bikin booth foto kemaren konsepnya, karena pas saya
ke acara pernikahan gitu ya, ngeliat bagus yah gitu ada booth foto
gitu souvenirnya, terus pas pameran tahun kemaren, pameran
humas ada booth foto yang kaya gitu, orang dateng kesana dia
ngasih propertinya, silakan yang mau foto gitukan lucu-lucuan,
terus pas pameran berikutnya saya nemu lagi yang kaya gitu, saya
berfikir ini bagus kalo perpustakaan bikin pameran, jadi harus
update yang lagi ngetrend apa di dunia pameran.” (L)
Booth foto dan stand dalam kegiatan pameran perpustakaan
teknisnya dirancang dengan menggunakan jasa konsultan.
Perpustakaan hanya memberikan konsep stand dan menyusun
informasi yang akan disajikan dalam pameran. Informasinya antara
lain alamat website, visi misi, beberapa koleksi tentang kesejahteraan
sosial yang ada di Perpustakaan serta koleksi yang ditulis oleh Menteri
Sosial RI Ibu Khofifah, sehingga para Pegawai Kemensos RI dapat
mengenal perpustakaan serta menteri sosial dari buku yang ditulisnya
melalui pameran. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai
berikut:
“Kalo untuk standnya, untuk dekorasi standnya kita pake
konsultan gitu, jasa untuk pembuatan dekorasi. Kita paling ngasih
contoh aja.” (L)
“Ini yang pertama kitakan ada judulnya tuh, ada namanya ya
standnya, nama perpustakaannya, dibawahnyanya ada alamat
websitenya, terus sebelah kirinya ada visi misi, itu yang pertama,
terus sebelah kanannya lagi ada ada beberapa koleksi yang kita
display. Koleksi-koleksi kemarin yang saya tampilin koleksi yang
lagi ngehits masalah kekerasan terhadap anak, buku-buku
masalah sosial, sama bu menteri kita kan punya buku, saya pajang
juga bukunya, saya display biar masyarakat juga tau ibu menteri
kita yang ini.” (L)
80
e. Pembaharuan Standing Banner dan Direktori
Sedangkan untuk standing banner dan direktori pustakwan masih
menyusun dan menunggu anggaran. Sehingga saat ini standing banner
dan direktori masih dalam proses pembaharuan. Seperti yang
dikatakan oleh informan sebagai berikut: “Mudah-mudahan tahun
depan bisa ganti nanti masukin anggarannya.” (L).
f. Pelaksanaan Bedah buku
Selain itu untuk bedah buku hanya baru dilaksanakan pada
sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2013. Hingga saat ini
pustakawan Kemensos RI belum menyelenggarakan promosi
perpustakaan melalui bedah buku untuk yang ketiga kalinya. “Bedah
buku itu baru tahun 2010 sama tahun 2013.” (L)
g. Introspeksi website Perpustakaan
Selanjutnya adalah website, pustakawan telah mencantumkan
alamat website Perpustakaan Kemensos RI di dalam website
Kemensos RI tepatnya pada menu kumpulan layanan Kemensos RI.
Sehingga pada saat para pegawai membuka website Kemensos RI
mereka juga dapat langsung mengetahui dan mengakses website
perpustakaan. Seperti yang dikatakan sebagai berikut:“Minta sama
orang pusdatin dimunculin linknya di website kemensos.go.id paling
bawah ada kumpulan layanan kemensos.” (L)
Isi dari website tersebut disusun oleh Pustakawan Kemensos RI
sedangkan untuk pembuatannya dan menangani kendala-kendala pada
81
website, pustakawan menggunakan jasa konsultan. Selain konsultan
juga ada pegawai diluar perpustakaan yaitu pegawai yang berada di
bagian Pusat Komunikasi (Puskom) sebagai operator, pegawai yang
berada dibagian Pusdatin sebagai web adminnya, serta pegawai yang
berada di puslitbang, pusdiklat, dan STKS (Sekolah Tinggi
Kesejahteraan Sosial). Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai
berikut:
“Iya ada konsultannya juga, kalo disini ya ada pak wawan, ada
wahyu waktu itu yah. Dia design tampilannya, saya kontennya
apa, pak wawan yang secara teknisnya, kalo sekarang udah
berubah timnya. Sekarang pake orang puskom, web adminnya
orang pusdatin dua orang, operatornya orang puskom, orang
puslitbang di Kemensos, juga orang pusdiklat, sama orang STKS
bawahnya.” (L)
Mereka saling berkerja sama jarak jauh dalam melakukan promosi
Perpustakaan Kemensos RI melalui website. Meskipun demikian hal
tersebut sangat membantu pustakwan Kemensos RI, karena sampai
pada saat ini Perpustakaan Kemensos RI hanya mempunyai 1
pustakawan dan masih belum ada yang dapat membantu pustakawan
dalam melakukan pekerjaan tersebut. Seperti yang diungkapkan
sebagai berikut: “Iya sendirian, tapi ya jarak jauh sih kita kerjanya,
paling aku tagih mana beritanya udah ada belum, udah di upload,
paling gitu-gitu.” (L)
Pada awalnya link website tersebut hanya berukuran kecil,
bentuknya hanya tulisan Perpustakaan Kemensos RI, namun saat ini
dengan bantuan konsultan pustakawan sudah merubah ukurannya
82
menjadi lebih besar berbentuk logo Perpustakaan Kemensos RI.
sehingga lebih mudah terlihat. Seperti yang dikatakan oleh informan
sebagai berikut:“Dulu cuma gitu doang kecil, Perpustakaan Kemensos
aja, kecil ga keliatan ga ada lambang perpustakaannya, sekarang
udah ada lambangnya lebih keliatan gede. Orang lebih liat.” (L)
h. Pendidikan Pemustaka
Setelah lonching website, pustakawan ingin melanjutkan promosi
perpustakaan dengan melakukan pendidikan pemustaka. Pustakawan
berharap hal tersebut dapat dilakukan pada setiap unit atau depertemen
yang ada di Kemensos RI. Pendidikan pemustaka yang diharapkan
pustakawan antara lain yaitu dengan memberikan penjelasan tentang
bagaimana cara menggunakan website perpustakaan, serta
menjelaskan layanan perpustakaan yang tersedia dalam website
kepada masyarakat khususnya para pegawai Kemensos RI. Namun
untuk saat ini rencana tersebut belum dilaksanakan karena kerbatasan
anggaran. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai
berikut:“Mungkin harus dilanjutkan lagi dengan pendidikan
pemustaka, buka websitenya dimana, disitu bisa ngapain aja, menu-
menunya apa aja. Pengennya si bikinnya perunit gitu kan digilir
keliling. Kalo anggarannya ditambahin” (L)
i. Facebook dan Twitter
Selanjutnya pada facebook, pustakawan hanya menampilkan
koleksi perpustakaan. Sedangkan pada twitter belum diperbaharui
83
karena keterbatasan SDM. Seperti yang dikatakan sebagai berikut:
“Pengennya sih update twitter juga cuma ribet deh pokoknya.” (L).
j. Kerjasama
Kegiatan promosi perpustakaan dilakukan tidak menentu pada
setiap tahunnya. Untuk tahun ini kegiatan promosi dilakukan sebanyak
2 kali. Bergabung dengan Perpustakaan Nasional bentuk pameran dan
pembatas buku. Selanjutnya dilakukan bersamaan dengan kegiatan
biro humas. Hal tersebut karena kegiatan promosi disesuaikan dengan
kegiatan yang diselenggarakan oleh biro humas. Seperti yang
dikatakan oleh informan sebagai berikut:”Untuk tahun ini setahun dua
kali, yang perpustakaan ya, selebihnya kita ikut dengan biro humas.”
(L), “Tahun ini ada dua dalam bentuk pameran sama pembatas
buku.” (L)
Dalam melakukan promosi tersebut perpustakaan menjalin
kerjasama dengan Perpustakaan Nasional dan Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KORPRI). Perpustakaan Kemensos RI menjalin
kerjasama dengan pihak-pihak yang telah disebutkan karena
Perpustakaan Nasional merupakan acuan bagi Perpustakaan Kemensos
RI. Demikian juga KORPRI dan biro humas Kemensos RI yang
membawahi Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut: “Dengan Perpustakaan Nasional, KORPRI,
sama biro humas.”(L)
84
Kerjasama yang dilakukan oleh pustakawan Kemensos RI dalam
promosi salah satunya untuk memperluas penyebaran informasi yang
ada di perpustakaan. Sehingga dapat meningkatkan pemaanfaatan
sumber informasi di perpustakaan. Namun promosi yang dilakukan
belum seluruhnya mencapai sasaran dan target yang direncanakan.
setelah melakukan promosi pemanfaatan sumber informasi di
perpustakaan masih belum meningkat. Pemanfaatan sumber informasi
yang belum maksimal dikarenakan juga oleh lokasi perpustakaan yang
berada dilantai paling atas yaitu lantai 8. Seperti yang dikatakan oleh
informan sebagai berikut: “76% sisanya kita tunggu di
perpustakaan.” (L), ”Masih sama ya, mungkin terkait dengan lokasi
ya, masih standar aja kok, kalo meningkat engga.” (L)
k. Media Promosi Tercetak yang Unik
Pada dasarnya konsep-konsep promosi yang disusun oleh
pustakawan sangat menarik. konsep-konsep promosi sesuai sasaran
dan selalu mengikuti perkembangan saat ini dari mulai pameran yang
dilengkapi dengan booth foto, souvenir yang menarik, serta brosur dan
pembatas buku yang dirancang dengan bentuk yang unik dengan
bentuk telpon genggam layar datar dan bentuk pohon. Sehingga pada
dasarnya hal tersebut dapat membuat para pegawai tertarik mengatahui
dan memanfaatkan media promosi perpustakaan. Seperti yang
dikatakan oleh informan sebagai berikut:
85
”Kalo saya sih menilainya bagus, karena dia juga mempunyai
konsep-konsep yang kalo dilihat dari ruangannya mereka bikin
media-media yang menarik, kaya nyiapin souvenir pas pemeran.
Gitu kalo menurut saya sudah mengikuti perkembangan zaman
bikin konsep promosinya.” (E)
”Sebenernya sih petugas perpustakaan sudah bagus selalu
menginformasikan akan tetapi perpustakan melekatnya dengan
biro humas, jadi tidak mungkin mba lulu sendiri yang
menjalankan. Karena ga ada kewenangan untuk itu. Karena diatas
biro humas, kepala biro. Kalo menurut aku sih biro humasnya
yang mempromosikan kita punya perpustakaan.” (I)
”Sebenarnya petugas perpustakaan udah cukup maksimal ya, kaya
pameran aja sampe ada foto selfie, sebenarnya sih udah cukup
maksimal, tinggal sebenarnya keinginan user aja. Kalo disini kan
untuk pegawai kementerian mau ga berkunjung keatas.” (An)
”Kalo dia orangnya kreatif ya. Pembatas bukunya juga bentuknya
beda-beda, ada kaya gambar pohon, pembatas buku kan biasanya
bentuknya kotak gitu ya, ini engga.” (S)
3. Peran promosi terhadap pemanfaatan sumber informasi di
Perpustakaan Kemensos RI.
a. Memotivasi Pegawai Kemensos RI untuk Berkunjung ke
Perpustakaan
Dari berbagai kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh
Perpustakaan Kemensos RI pada dasarnya dapat memberikan daya
tarik tersendiri bagi para Pegawai Kemensos RI. Para informan
mengatakan promosi tersebut dapat memotivasi mereka untuk datang
dan memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan.
bahkan salah satu informan merasa termotivasi dengan pengelola
perpustakaan yang selalu memberikan pelayanan perpustakaan dengan
memudahkan pegawai yang ingin meminjam dan mengembalikan
86
buku dapat melalui dirinya tanpa harus datang ke perpustakaan.
Seperti yang dikatakan informan sebagai berikut:
“Promosinya dapat Memotivasi” (I)
“Sebetulnya saya pengen berkunjung ke perpustakaan”(Ar)
“Ya ada saya merasa ada motivasi untuk ke perpustakaan”(E)
“Motivasi. kalo aku termotivasi untuk berkunjung ke
perpustakaan” (An)
“Memotivasi, jadi kalo jalan nih ya mba lulu. Oiya lu pinjem buku,
atau aku lupa lu buku. Atau kalo perpustakaannya tutup ketemu
mba lulu, boleh langsung lewat dia. Jadi ga perlu datang ke
perpustakaaannya. Pesenan entar dicatat sama mba lulu, pinjam
buku ini, buku ini, gitu. Jadi apa aja dijalanin ya.”(S)
b. Kebutuhan Informasi Para Pegawai Kemensos RI dalam
Pendidikan
Pengetahuan tentang sumber informasi yang telah di peroleh para
pegawai dari promosi perpustakaan sangat membantu untuk
memenuhi kebutuhan informasi mereka. Beberapa informan
mengatakan mereka sering memanfaatkan sumber informasi
perpustakaan pada saat mereka menyelesaikan pendidikanya.
Misalnya seperti pada saat mengerjakan skripsi, tesis dan disertasi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan sebagai berikut:
“Dulu waktu masih kuliah rajin.” (An)
“Bukunya menunjang untuk skripsi saya waktu itu.” (Ar)
87
c. Mengisi Waktu Luang Para Pegawai Kemensos RI dalam
Pekerjaan
Selain untuk memenuhi kebutuhan informasi pada saat
menyelesaikan pendidikan, sumber informasi Perpustakaan Kemensos
RI juga dimanfaatkan oleh para pegawai pada saat mereka memiliki
waktu luang di sela-sela pekerjaan mereka. Seperti yang dikatakan
oleh informan sebagi berikut :
“Memanfaatkan sumber informasi kalau ada waktu senggang
aja.” (S)
“Sering dulu kalo ada waktu luang itu saya setiap 3 minggu sekali
pinjam.” (E)
“Kalo ada waktu lowong kadang kita sering keatas.” (I)
Akan tetapi mereka tidak dapat selalu melakukan kunjungan dan
memanfaatkan sumber informasi perpustakaan hal tersebut terjadi
karena kesibukan mereka dalam pekerjaannya. Ketiga informan
mengatakan terakhir mereka berkunjung ke perpustakaan 2 sampai 3
bulan yang lalu. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“Kita punya rutinitas kalo lowong kita sering keatas, nah kadang
kalo ada kegiatan kita ga keatas sebulan, dua bulan, 2 bulan lalu”
(I)
“Cuma belum ada waktu lagi. 2 bulan yang lalu” (Ar)
“Sekarang lagi sibuk, ga sempat akhir-akhir ini jadi saya tidak
pinjam, 3 bulan yang lalu.” (E)
“Waktunya ini kadang. Nanti di bawah dicari dimana sebagai staff
ahli di bidang hubungan antar lembaga. Sebenernya sih mau-mau
aja berkunjung, tapi ya itu. Mungkin harusnya di wajibkan
membaca di perpustakaan, minimal sekali dalam satu minggu.
Hari jum’at gitu.” (An)
88
“Sebulan ada ke perpustakaan” (S)
4. Kendala-Kendala promosi yang dihadapi Perpustakaan Kemensos RI
a. Anggaran Tidak Tetap dan Berubah-ubah
Dalam pelaksanaan promosi yang dilakukan perpustakaan tentunya
tidak luput dari kendala, begitu juga Perpustakaan Kemensos RI.
Kendala yang dihadapi oleh perpustakaan Kemensos RI dalam
promosi diantaranya adalah anggaran. Untuk kegiatan promosi,
Perpustakaan tidak memperoleh anggaran dari pihak lain, melainkan
hanya dari APBN melalui biro humas, karena Perpustakaan Kemensos
RI berada dibawah biro humas. Seperti yang dikatakan oleh informan
sebagai berikut: “Emang dibawah biro humas, dari humas, dari
APBN, dibawah biro humas. secara sruktural kita dibawah biro
humas.” (L)
Perpustakaan hanya sebagai pendukung sehingga Anggaran yang
diperoleh dari APBN dikhususkan dan difokuskan untuk kegiatan
kehumasan. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“Mungkin pembagian anggarannya ya emang khusus kegiatan
kehumasan gitu. Anggarannya lebih fokus untuk kehumasannya,
karena humas langsung nempel di menteri, kita perpustakaan hanya
sebagai pendukung saja.” (L). Anggaran untuk kegiatan promosi juga
belum dapat dipastikan waktunya kapan akan diperoleh, pustakawan
hanya menunggu anggaran yang akan diberikan oleh biro humas untuk
kegiatan promosi perpustakaan. Informan L mengatakan karena
89
perpustakaan berada dibawah biro humas. Biro humas lebih
mengutamakan kegiatan humasnya. Seperti yang diungkapkan berikut:
“Anggarannya tarik-ulur, tarik-ulur. Karena kira dibawah humas,
jadi mungkin yang lebih diutamakan kegiatan humasnya.” (L)
Anggaran yang disediakan oleh biro humas untuk kegiatan
promosi tahun 2015 adalah sebasar Rp. 58.584.000.- (Lima Puluh
Delapan Juta Lima Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah).
Anggaran digunakan untuk pembuatan seluruh media promosi
perpustakaan seperti, brosur, pembatas buku, standing banner,
direktori, bedah buku, pameran, website, facebook, twitter. Seperti
yang dikatakan informan sebagai berikut: “Untuk tahun ini Rp.
58.584.000,- kegiatan promosi kaya bikin brosur, pembatas buku,
pameran, semuanya.” (L)
Setiap tahunnya dana APBN yang diberikan oleh biro humas
kepada perpustakaan jumlahnya tidak menentu. Pustakawan
mengatakan anggaran yang telah disediakan belum cukup, pustakawan
masih membutuhkan anggaran tambahan untuk melakukan promosi
secara maksimal. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai
berikut:“Pas-pasan, makanya tahun depan mau minta ditambahin
untuk pameran yang lebih besar, engga di internal atau perpustakaan
nasional doang, rencananya bisa keluar.” (L)
90
b. SDM (Sumber Daya Manusia)
Kendala lain yang dihadapi Perpustakaan Kemensos RI dalam
melakukan promosi perpustakaan adalah SDM. Perpustakaan
Memiliki kepala perpustakaan dan 1 orang pustakawan, yang
mengerjakan pekerjaan perpustakaan seperti administrasi, pelayanan,
pengadaan, pengolahan dan perencanaan. termasuk promosi
perpustakaan. Seperti yang dikatakan oleh informan sebagai berikut:
“SDM, cuma sendirian, dari promosi, pengadaan, pengolahan dan
perencanaan.” (L)
“Perpustakaan kurang SDM, mba lulu sendiri, mulai dari rapi-
rapi buku, nyesuaiin judul, nomor buku, ngatur yang meminjam,
semuanya sendiri.” (I)
“SDM, kurang SDM sih kendalanya. SDM yang konsen ke
perpustakaan.” (An)
“Lagi pula di perpustakaan kurang SDM.” (S)
Pustakawan juga berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil)
yang sewaktu-waku harus menjalankan tuntutan dinas di luar kota,
sehingga perpustakaan tutup. Hal tersebut menjadi penghambat
pemustaka dan calon pemustaka khususnya para pegawai Kemensos
RI yang ingin datang dan memanfaatkan sumber informasi yang ada di
Perpustakaan Kemensos RI. Seperti yang dikatakan oleh informan
sebagai berikut:
“Kadang juga yang menghambat kadang datang kesana tidak ada
orang, tutup. Orangnya sedang dinas. Karena mereka bukan
megang perpustakaan saja, tapi juga sebagai PNS.” (E)
91
“Kadang suka tutup. Orangnya lagi dinas ke luar, kebetulan tidak
ada yang jaga perpustakaan. menurut saya itu menghambat yang
mau mengembalikan buku atau berkunjung ke perpustakaan.” (Ar)
c. Lokasi Kurang Strategis
Kendala yang dihadapi selanjutnya adalah lokasi. Dimana letak
perpustakaan belum strategis, karena berada di lantai paling atas, yaitu
lantai 8 gedung Kemensos RI. Sehingga tidak mudah terlihat oleh
publik untuk mudah diakes Seperti yang dikatakan oleh informan
sebagai berikut: “Untuk saat ini yang paling utama itu lokasi, ga
terlihat gitu di lantai 8.” (L), “Kalo dilantai 8 orang tidak akan nanya
kalo tidak perlu banget, kalo dilantai 1 strategis, mudah diakses.” (E),
“Letaknya kurang strategis dilantai 8. Kalau dilantai mungkin akan
rame” (I), “Tadi lokasi, kita di lantai 1, perpustakaan di lantai 8.”
(An), “Perpustakaan letaknya jauh. Males. Kalo dibawah tamu, mau
nunggu enak bisa di perpustakaan.” (S).
d. Pengetahuan Pegawai Kemensos RI tentang Perpustakaan
Selain itu juga terdapat pegawai Kemensos RI yang belum
mengatahui program-program perpustakaan dan juga promosi
dilakukan secara tidak menentu. Sehingga terdapat pegawai yang
belum tertarik datang dan memanfaatkan sumber informasi
perpustakaan Seperti yang dikatakan sebagian pegawai sebagai
berikut: “Kalo menurut saya sih kurang sih, soalnya kenapa di
Kemensos RI ini nungkin sebagian besar tau disini ada perpustakaan
cuma tidak tahu program-programnya apa saja.” (Ar), “Promosi
92
lewat promosi lewat media sosial itu penting, harusnya dia lebih
meningkatkan lagi” (I)
Namun pustakawan tidak berlarut-larut dalam kendala yang di
hadapi. Dengan keterbatasan yang ada, Pustakawan selalu berusaha
melakukan promosi perpustakaan semaksimal mungkin dengan
menggunakan jasa konsultan, selain itu juga selalu menjalin kerjasama
dan kordinasi dengan pihak tertentu untuk mendukung kegiatan
promosi.
Kendala yang dihadapi Perpustakaan Kemensos RI dalam
melakukan promosi adalah anggaran, SDM, lokasi perpustakaan yang
belum strategis dan masih kurangnya pengetahuan para pegawai
tentang program-program perpustakaan. Selain itu promosi
perpustakaan juga disesuaikan dengan kegiatan biro humas, jadi waktu
pelaksanaannya tidak menentu. Cara mereka mengatasi masalah
tersebut adalah menggunakan anggaran yang tersedia secara hemat
dan efektif dalam melakukan promosi. Selain itu menggunakan jasa
konsultan untuk membantu kegiatan promosi serta menjalin kerjasama
dan koordinasi yang baik.
93
C. PEMBAHASAN
1. Media Promosi yang Digunakan di Perpustakaan Kemensos RI
Berdasarkan kedudukannya di bawah biro humas yang mengikuti
fungsi kehumasan dan publikasi menjadikan perpustakaan tidak
melakukan kegiatan promosi sendiri, melainkan bersamaan dengan
kegiatan yang diselenggarakan oleh biro humas. Perpustakaan sebagai
jembatan untuk memberikan informasi tentang kesejahteraan sosial dan
hal yang telah dikerjakan oleh Kemensos RI. Oleh karena itu biro humas
pada dasarnya mendukung dan selalu memberikan motivasi kepada
perpustakaan dalam melakukan promosi yaitu dengan terus mendorong
hal positif dan mendorong rencana promosi perpustakaan yang telah
dilakukan untuk selanjutnya agar terus dikembangkan lagi. Salah satunya
dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti internet.
Sesuai dengan definisi perpustakaan khusus menurut Sutarno NS.
Dalam buku Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan dan praktik
yang terdapat dalam tinjauan literatur yaitu perpustakaan khusus berada
pada suatu instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintah ataupun
swasta, dan sekaligus sebagai pengelola atau penanggung jawabnya.
Melayani pemakai dari lembaga yang bersangkutan, sehingga memiliki
koleksi yang terbatas yang sesuai dengan misi dan tugas lembaga yang
bersangkutan.70
70 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan dan Praktik (Jakarta: Sagung
Seto, 2006.) h. 38.
94
Perpustakaan dan setiap jenis perpustakaan memiliki tugas
perpustakan yang berbeda-beda. Dilihat dari teori yang terdapat pada bab
2 tentang tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah berdasarkan
Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan Kepustakawanan
perpustakaan tersebut memiliki tugas yaitu: menunjang terselenggaranya
pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan meteri
perpustakaan dan akses informasi, mengumpulkan terbitan dari dan
tentang lembaga induknya, memberikan jasa perpustakaan dan informasi,
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang
tugas perpustakaan, meningkatkan literasi informasi.71
Perpustakaan Kemensos RI telah mengikuti kebijakan sesuai dengan
kedudukan dan jenisnya yaitu perpustakaan khusus instansi pemerintah.
Perpustakaan selalu melakukan promosi di dalam kegiatan yang di
selenggarakan oleh humas. Akan tetapi dalam promosi yang
diselenggarakan oleh biro humas, lebih banyak memberitahukan kegiatan
Kemensos RI dari pada kegiatan perpustakaannya. Sehingga promosi
perpustakaan tersebut merupakan jembatan untuk menunjang kinerja para
pegawai dengan memberitahukan informasi yang ada di Kemensos RI.
Dilihat dari tinjauan literatur pada bab 2 Promosi perpustakaan sebagai
sebuah metode yang digunakan untuk menginformasikan, membujuk dan
meningkatkan pemustaka tentang institusi beserta sumber-sumber yang
71 Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan
Kepustakawanan, (Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011), h. 3.
95
ada di dalamnya dan juga layanan yang diberikan.72 Media promosi yang
dapat digunakan berdasarkan teori yang terdapat dalam bab 2 antara lain
yaitu:
Tabel 5.1
Media Promosi Berdasarkan Literature Review
Media Promosi Menurut Rizal Saiful Haq pada buku Pengantar
Manajemen Perpustakaan Madrasah dan Badollahi Mustafa pada
buku Promosi Jasa Perputakaan
a. Brosur
b. Poster
c. Flayer
d. Map Khusus Perpustakaan
e. News Latter
f. Laporan Tahunan
g. Pembatas Buku (Bookmark)
h. Buku Panduan Perpustakaan
i. Kalender Perpustakaan
j. Pengenalan Perpustakaan
k. Pameran Perpustakaan
l. Ceramah
m. Seminar
n. Bazar
o. Lomba dan Kuis
p. Wisata Perpustakaan
q. Memutar Film atau Video
r. Website
Hal tersebut telah dilakukan oleh Perpustakaan Kemensos RI untuk
menarik para Pegawai Kemensos RI agar datang dan memanfaatkan
sumber informasi yang ada di perpustakaan. Perpustakaan Kemensos RI
72 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 171.
96
telah melakukan promosi dalam bentuk tercetak, kegiatan dan sosial
media, yang diaplikasikan dalam berbagai media. Media Promosi
Perpustakaan Kemensos RI tersebut antara lain yaitu:
a. Brosur
Brosur perpustakaan dirancang dengan menggunakan kalimat
yang singkat dan mudah dimengerti. Selain itu juga brosur tersebut
memiliki tampilannya menarik. Sehingga pada dasarnya dapat
memberi informasi perpustakaan kepada para pegawai. Hal
tersebut sesuai dengan pengertian promosi melalui brosur menurut
Rizal Saiful Haq dalam buku Pengantar Manajemen Perpustakaan
Madrasah yang terdapat pada tinjauan literatur. Brosur merupakan
bahan promosi yang terdiri dari beberapa halaman yang
mengandung barbagai macam jenis ukuran, bentuk dan warna.
Brosur juga perlu di rancang untuk membimbing para pemakai
perpustakaan dalam mempelajari program perpustakaan.
Dalam brosur biasanya terdapat kandungan informasi yang
mencakup tentang pelayanan yang ditawarkan oleh perpustakaan,
jenis informasi yang dimiliki perpustakaan tersebut, lokasi, nomor
telfon dan jam buka perpustakaan. Selain itu agar penampilan
brosur terlihat lebih menarik, sebaiknya brosur di rancang secara
profesional dengan menggunakan kualitas kertas yang baik dan
warna yang menarik.
97
Brosur dapat diberikan kepada para pemustaka dan calon
pemustaka yang sudah terbiasa datang ke perpustakaan, akan tetapi
dapat juga diedarkan kepada orang atau institusi lain seperti
organisasi masyarakat, departemen pendidikan, dan lain-lain atau
tempat-tempat fasilitas umum sehingga memudahkan orang lain
untuk mengambilnya, misalnya seperti supermarket, perpustakaan
umum dan sebagainya.73 Dalam penelitian ini para pegawai
mengetahui dan memanfaatkan brosur ketika berada di pameran
dan perpustakaan.
Brosur perpustakaan menjadi salah satu media untuk
mengatahui informasi tentang Perpustakaan Kemensos RI. Dalam
segi tampilan dan isi, brosur telah mencakup hal-hal penting yang
seharusnya diterapkan pada sebuah brosur sebagai media promosi
perpustakaan. Misalnya seperti informasi singkat tentang
perpustakaan dan juga tampilan brosur yang menarik.
Para pegawai biasanya memperoleh brosur pada saat
berkunjung ke perpustakaan dan melalui kegiatan pameran.
Namun promosi yang dilakukan Perpustakaan Kemensos RI
melalui brosur masih belum maksimal karena sebagaian para
Pegawai Kemensos RI belum mengetahui dan memanfaatkan
brosur untuk mengetahui informasi tentang Perpustakaan
Kemensos RI.
73 Ibid., h. 177-178
98
b. Pembatas Buku
Berdasarkan teori dalam bab 2 pembatas buku atau bookmark
dapat digunakan sebagai media promosi di perpustakaan.
Pembuatan pembatas buku berlogo perpustakaan akan sangat
mempengaruhi citra atau sosok perpustakaan di hati pemustaka
atau calon pemustaka. Dengan membuat media ini lalu disebarkan
kepada pemustaka potensial maka akan meningkatkan ingatan
pemustaka kepada perpustakaan yang pada akhirnya akan
mendorong mereka untuk datang ke perpustakaan. Pembatas buku
dapat dibuat dari kertas karton dan dapat diberi gambar atau logo
perpustakaan, serta juga dapat dicantumkan motto, slogan atau
sebuah pribahasa yang sesuai dan dapat merangsang pemustaka
untuk memanfaatkan layanan perpustakaan.74 Hal tersebut telah
sesuai dengan pembatas buku yang dimiliki oleh Perpustakaan
Kemensos RI. Informasi dalam pembatas buku lebih singkat dan
spesifik dibandingkan dengan brosur agar mereka lebih mengenal
perpustakaan sebagai wadah dari berbagai sumber informasi.
Promosi Perpustakaan Kemensos RI melalui pembatas buku,
tersebut biasanya dilakukan penyebarannya bersamaan dengan
kegiatan pameran perpustakaan.
74 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
97.
99
Akan tetapi Pembatas buku lebih sering diakses di
perpustakaan, bagi pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan
Kemensos RI dibandingkan diakses dalam kegiatan pameran.
Namun bagi sebagian informan pembatas buku perlu dirancang
lebih kreatif lagi agar pada saat di perpustakaan tidak hanya
diketahui dan diihat saja melainkan dapat menarik para pegawai
untuk membacanya. Selain itu masih ada juga informan yang
masih belum mengetahui adanya pembatas buku yang dibuat oleh
perpustakaan.
Jadi dapat dilihat bahwa para Pegawai Kemensos RI lebih
sering mengakses pembatas buku bersamaan pada saat mereka
berkunjung ke perpustakaan. Namun sebagian merasa belum
tertarik melihat pembatas buku tersebut. Sehingga belum
membacanya dan pembatas buku belum dapat sepenuhnya menjadi
media promosi perpustakaan yang dapat memberikan informasi
tentang perpustakaan kepada para Pegawai Kemensos RI.
c. Standing banner
Dari awal pembuatan tahun 2008 hingga saat ini 2015 standing
banner belum di perbaharui lagi, dalam bentuk fisik maupun
informasi yang ada didalamnya. Sebelumnya standing banner
pernah diletakan dilantai 1 namun saat ini hanya terletak dilantai 8.
Hal demikian menjadikan standing banner sulit untuk diketahui
oleh para pegawai karena Standing banner dilantai 8 tersebut
100
hanya dapat dilihat apabila para pegawai atau pemustaka lain
berkunjung ke lantai 8. Sementara para pegawai atau pemustaka
lain yang berada di sekitar gedung Kemensos RI tidak dapat
mengetahuinya. Oleh karena itu sebenarnya jika dibandingkan
standing banner dilantai 1 lebih mudah diketahui keberadaannya
dari pada dilantai 8. Sehingga penyebaran informasi perpustakaan
juga menjadi lebih mudah.
d. Direktori
Dari awal pembuatan direktori berbentuk persegi panjang.
Hingga saat ini bentuk dan penempatan direktori tersebut belum
diperbaharui. Direktori tersebut diletakan di lantai 1 dan 8 gedung
Kemensos RI. Berfungsi untuk memberikan informasi tentang
letak perpustakaan di lantai 8. Keberadaan direktori tersebut
kurang dimanfaatkan oleh para pegawai untuk mengetahui letak
perpustakaan, karena dengan sendirinya mereka sudah
mengetahuinya terlebih dahulu. Jadi pada dasarnya Informasi
dalam direktori sangat dibutuhkan untuk orang yang baru
berkunjung ke Kemensos RI yang belum pernah mengetahui letak
perpustakaan.
e. Bedah buku
Bedah buku promosi dilakukan dengan cara membahas buku
yang terkait dengan kesejahteraan sosial. Hal tersebut merupakan
kegiatan yang sangat positif karena selain mempromosikan
101
perpustakaan, secara tidak langsung perpustakaan telah
memperluas pengetahuan para pagawai serta pemustaka lain
tentang kesejahtaraan sosial melalui buku-buku yang di bicarakan
dalam bedah buku yang dihadiri oleh para Pegawai Kemensos RI
dan mahasiswa yang sedang melakukan praktek kerja lapangan di
Kemensos RI. Namun sayangnya masih terdapat pegawai yang
belum menerima informasi adanya kegiatan bedah buku selain itu
juga kesibukan mereka, sehingga menyebabkan belum seluruhnya
mengetahui dan menghadiri kegiatan bedah buku yang dilakukan
oleh Perpustakaan Kemensos RI.
f. Pameran
Karena telah menyadari bahwa pentingnya bagi para pegawai
untuk mengetahui sebuah perpustakaan serta sumber-sumber
informasinya untuk meningkatkan kualitas kinerja mereka.
Kegiatan pameran tersebut saat ini lebih difokuskan kepada
pegawai internal sehingga akan lebih dapat menyadarkan mereka
akan pentingnya perpustakaan.
Perpustakaan Kemensos RI kreatif dalam menyusun konsep-
konsep dalam setiap pameran. Seperti misalnya menyajikan hadiah
berbentuk pulpen dan boneka. Konsep dan informasi dalam
pemaran dapat memberikan informasi yang ada di Perpustakaan
Kemensos RI. Namun pada saat pameran SDM (Sumber Daya
Manusia) masih kurang aktif dan optimal dalam mengenalkan
102
perpustakaan. Sehingga belum dapat sepenuhnya menarik para
pegawai untuk datang ke dalam pameran perpustakaan. Hal ini
belum sesuai dengan pengertian promosi melalui pameran menurut
Badollahi Mustafa dalam buku Promosi Jasa Perpustakaan yang
terdapat dalam tinjauan literatur. Pameran merupakan salah satu
kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk menarik
perhatian orang banyak. Pameran juga merupakan cara yang paling
jitu untuk mempublikasikan kaberadaan perpustakaan kepada
pemustaka dan calon pemustaka. Kegiatan pameran perpustakaan
dimaksudkan untuk menampilkan apa yang dimiliki perpustakan
dan apa yang dilayankan oleh perpustakaan. Semua itu dilakukan
secara fisik dan visual.
Pada prinsipnya pameran tidak saja menginformasikan secara
tertulis melainkan juga menyajikan apa yang dimiliki dan
dilayankan perpustakaan langsung kepada pemustaka atau calon
pemustaka. Ada kalanya pameran menjadi cara yang paling hemat
dalam melakukan promosi perpustakaan. misalnya dengan cara
menyajikan sebagian kecil koleksi perpustakaan yang sesuai
dengan tema pameran dan berupa pameran sendiri yang
diselenggarakan di perpustakaan itu sendiri. Selain itu
perpustakaan juga dapat menjadi salah satu peserta pameran yang
103
lebih besar melibatkan unit atau lembaga yang sedang melakukan
pameran dengan tema tertentu.75
Pameran yang dilakukan oleh Perpustakaan Kemensos RI pada
dasarnya telah menyajikan konsep-konsep serta hadiah yang
menarik dan unik. Pameran tersebut juga telah memberikan
informasi yang ada di perpustakaan, misalnya dengan cara
meletakan sumber informasi perpustakaan. Agar keberadaannya
diketahui dan dimanfaatkan oleh para pegawai. Namun
kenyataannya SDM yang membantu dalam pameran tersebut
kurang aktif dalam menarik para pegawai untuk menghadiri
pameran dan membuat mereka mengetahui tentang informasi yang
ada di Perpustakaan Kemensos RI, selain itu hal tersebut juga
terjadi karena aktifitas perkerjaan para karyawan yang padat. Hal
demikian terlihat dari pegawai yang Kemensos RI yang tidak
menghampiri pameran tersebut namun hanya melihatnya dan
melewatinya saja.
g. Website
Promosi perpustakaan Kemensos RI melalui website sejak
awal dilakukan dengan kegiatan lonching website. Dalam lonching
yang baru dilakukan satu kali tersebut pustakawan berusaha
memperkenalkan website sebagai media yang dapat mereka akses.
Disamping itu juga mengehemat waktu mereka dalam menelusur
75 Ibid., h. 110.
104
sember informasi yang mereka butuhkan, karena website dapat
digunakan untuk menelusur sumber informasi sebelum datang ke
perpustakaan.
Website yang dikenalkan dalam lonching tersebut memiliki
tampilan yang berwarna, menu-menu yang lengkap, dan dapat
digunakan untuk membantu mengakses informasi yang terdapat di
Perpustakaan Kemensos RI. Namun dalam penggunaannya website
tersebut jarang digunakan oleh para pegawai karena kesibukan
dalam pekerjaan mereka masing-masing, pengelolaan website juga
masih belum optimal. Kerena pembaharuan informasi dalam
website waktunya tidak menentu hal tersebut karena keterbatasan
SDM di perpustakaan. Selain itu juga masih terjadi masalah pada
website saat digunakan untuk pencarian informasi misalnya seperti
informasi data bibliografi dalam website tidak sesuai dengan
infomasi buku asalinya.
Promosi melalalui website menurut Rizal Saiful Haq dalam
buku Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah yang
tercantum pada bab 2. Website perpustakaan dapat menjadi sarana
untuk menempatkan sebuah pesan promosi perpustakaan, jasa dan
layanan, koleksi atau informasi penting lainnya yang terdapat di
perpustakaan untuk dapat dinikmati oleh siapa saja, dimana saja di
105
dunia melalui internet.76 Seperti juga yang ditulis Janet L. Balas
dalam artikelnya bahwa “Library promotion have changed as the
technology has changed, and now many libraries have gone online
to promote their service in the internet” dikatakan Promosi
perpustakaan telah banyak mengalami perubahan dengan adanya
teknologi, dan saat ini perpustakaan yang online mempromosikan
layanan mereka melalui internet.77
Perpustakaan Kemensos RI telah menggunakan teknologi
informasi seperti website untuk promosi perpustakaan. Website
perpustakaan diketahui oleh para Pegawai Kemensos RI melalui
kegiatan lonching website. Website tersebut telah mencakup
informasi seputar perpustakaan misalnya seperti layanan
perpustakaan, sehingga para pegawai dapat memperoleh informasi
perpustakaan dimanapun dan kapanpun mereka butuhkan. Akan
tetapi tidak demikian yang terjadi pada para pegawai Kemensos
RI. karena padatnya pekerjaan menjadikan beberapa para pagawai
belum mempunyai waktu luang untuk mengakses website
perpustakaan.
76 Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 180-181. 77 Janet L. Balas, “Using the Web to Market the Library,” artikel diakses pada 28 Oktober
2015 dari http://e-resources.pnri.go.id
106
h. Facebook
Facebook dijadikan media promosi dengan cara menampilkan
kegiatan yang telah dilakukukan perpustakaan dan menampilkan
koleksi yang terbaru dan menarik. Meskipun saat ini keberadaan
facebook tersebut belum banyak diketahui atau digunakan sebagai
media untuk memperoleh informasi yang ada di perpustakaan.
Pada dasarnya facebook tersebut merupakan media yang dapat
menambah pengetahuan buku terbaru tentang kesejahteraan sosial
yang ada di perpustakaan.
i. Twitter
Berdasarkan hasil penelitian Perpustakaan Kemensos RI
melakukan promosi melalui media twitter namun masih belum
aktif karena keterbatasan SDM. Sehingga sejak awal media ini
belum diketahui dan digunakan oleh pemustaka.
Namun setelah melihat media-media promosi yang dapat
digunakan berdasarkan literature review diatas ada beberapa
media promosi yang belum diterapkan oleh Perputakaan
Kemensos RI. Media-media promosi tersebut adalah:
Tabel 6.1
Media Promosi yang Belum Diterapkan
a. Poster
b. Flayer
c. Map Kuhusu Perpustakaan
d. News Latter
e. Laporan tahunan
107
f. Buku Panduan
g. Kalender Perpustakaan
h. Pengenalan Perputakaan
i. Ceramah
j. Seminar
k. Bazar
l. Lomba dan Kuis
m. Wisata Perpustakaan
n. Pemutaran Film atau Video
Dari berbagai sarana promosi yang telah dijabarkan, promosi
yang paling efektif menurut pustakawan adalah pameran. Kegiatan
pameran dapat dijadikan sarana promosi sekaligus sebagai media
pendukung untuk meningkatkan kualitas Perpustakaan Kemensos
RI. Dalam kegiatan pameran dilakukan penyebaran kuesioner,
survey dan angket yang hasilnya dapat dijadikan masukan positif
untuk Perpustakaan Kemensos RI. Selain itu, pustakwan dapat
langsung berinteraksi dengan Mayarakat khususnya para pegawai
Kemensos RI yang datang pada pameran tersebut.
Namun peryataan pustakawan tidak sesuai dengan para
pegawai kemensos RI. Para Pegawai Kemensos RI lebih senang
datang langusung keperpustakaan, melalui brosur, pembatas buku,
facebook dan melihat iklan tentang perpustakaan. Sehingga mereka
mendapatkan informasi tentang layanan, fasillitas, dan koleksi
secara langsung dari pustakawan.
Selanjutnya berdasarkan dengan tujuan promosi yang ditulis
oleh Bambang dalam artikelnya yang berjudul “Pemasaran dan
108
Promosi Perpustakaan” yaitu untuk memperkenalkan fungsi
perpustakaan kepada pemustaka, mendorong minat baca dan
mendorong masyarakat agar menggunakan koleksi perpustakaan
semaksimalnya dan menambah jumlah orang yang membaca,
memperkenalkan pelayanan dan jasa perpustakaan kepada
masyarakat.78
Hal tersebut diatas sesuai dengan tujuan Kegiatan promosi
yang dilakukan Perpusakaan Kemensos RI yaitu untuk
memberikan informasi yang ada di dalam perpustakaan kepada
masyarakat khususnya para Pegawai Kemensos RI. Hal tersebut
diatas agar mereka mengatahui, mau datang dan memanfaatkan
sumber informasi yang ada di perpustakaan.
2. Upaya Promosi Pengelola Perpustakaan Kemensos RI
Pustakawan melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum promosi
perpustakaan dengan membuat membuat laporan dan perencanaan dalam
bentuk proposal. Pustakwan juga selalu melakukan koordinasi dan diskusi
yang baik dengan biro humas serta kepala perpustakaan agar promosi
dapat berjalan dengan baik. Promosi Perpustakaan Kemensos RI
dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan kegiatan yang
diselenggarakan oleh biro humas. Pada Tahun 2015 ini Perpustakaan
Kemensos RI tidak terlalu banyak mengadakan kegiatan promosi yaitu
78 Bambang, “Pemasaran dan promosi perpustakaan,” artikel diakses pada 17 Oktober 2015
dari http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=147
109
hanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam bentuk pameran dan pembatas
buku. Dalam kegiatan pameran, pembuatan media promosi seperti
pembatas buku, brosur dan website pustakawan di bantu oleh jasa
konsultan. Konsultan bertugas dalam pembuatan stand dan boothfoto pada
pameran, membuat website serta menanggulangi masalah pada website.
Serta merancang brosur dan pembatas buku. Pustakawan hanya
memberikan informasi dan konsep yang akan di masukan kedalam media
promosi tersebut. Pada dasarnya hal demikian dikarenakan terbatasnya
SDM yang membantu pustakawan dalam melakukan kegiatan promosi.
Akan tetapi sejauh pengematan yang telah penulis lakukan ada juga
kelebihan yang dapat diperoleh dengan jasa konsultan yaitu desain media
promosi menjadi lebih maksimal tampilannya di tangan orang yang
profesional.
Sedangkan dalam pelaksanaannya, promosi melalui brosur dan
pembatas buku didistibusikan bersamaan dengan kegiatan pameran dan
bedah buku, selain itu juga diletakan di perpustakaan dan pusat layanan
masyarakat. Brosur dan pembatas buku yang diberikan kepada para
pegawai tersebut di buat dengan bentuk yang berwarna dan unik. Dengan
tujuan agar menarik untuk dibaca.
Untuk kegiatan pameran dilakukan dengan cara membuat stand
perpustakaan dan booth foto. Di dalam stand terdapat informasi tentang
perpustakaan Kemensos RI. Salah satunya yaitu tentang sumber informasi
yang tersedia di perpustakaan. Sedangkan booth foto di gunakan untuk
110
menarik para pegawai agar mau berkunjung kedalam stand pameran
perpustakaan. Pustakwan juga ikut turun langsung saat kegiatan promosi
seperti ikut membacakan kuis seputar perpustakaan, membagikan brosur,
pembatas buku dan souvenir yang menarik berupa pulpen warna-warni
dan boneka saat pameran perpustakaan.
Begitu juga dalam promosi melalui website. Pustakawan telah
menyadari bahwa perlu melakukan pembaharuan pada website
perpustakaan. pustakawan menampilkan alamat website perpustakaan
pada kumpulan layanan Kemensos RI di website Kemensos RI. Selain itu
pustakawan juga melakukan pembaharuan informasi pada website.
Misalnya informasi terbaru seputar Perpustakaan Kemensos RI, dan juga
melakukan koordinasi dengan konsultan dan para Pegawai Kemensos RI
yang turut membantu pustakawan dalam mengolah website. Sedangkan
untuk memperbaharui media promosi melalui bedah buku, twitter dan
facebook pustakwan masih menunggu SDM dan anggaran perpustakaan.
Dari berbagai promosi yang telah dilakukan pustakawan meskipun
keterbatasan anggaran dan SDM pustakawan memiliki rencana yang mulia
untuk terus meningkatkan pemanfaatan sumber informasi perpustakaan
yaitu dengan cara melakukan promosi melalui pendidikan pemustaka,
melakukan pameran khusus perpustakaan lembaga kementerian
pemerintah dan memaksimalkan promosi melalui sosial media.
Pustakawan juga selalu menjalin kerjasama dalam kegiatan promosi.
Selain itu setelah melihat teori yang terdapat dalam bab 2, target promosi
111
perpustakaan adalah untuk menumbuhkan kesadaran tentang pelayanan
perpustakaan yang akhirnya dapat memberikan hasil kepada pengguna
perpustakaan. Namun teori tersebut belum sesuai dengan keadaan yang
terjadi di Perpustakaan Kemensos RI. Setelah pustakawan melakukan
promosi dan upaya lainnya pemanfaatan sumber informasi di
perpustakaan masih sama seperti sebelumnya, yaitu belum ada
peningkatan. Para Pegawai Kemensos RI yang telah mengetahui informasi
tentang perpustakaan dari kegiatan promosi mereka belum lebih sering
datang dan memanfaatkan sumber informasi perpustakaan.
3. Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber Informasi di
Perpustakaan Kemensos RI.
Pada dasarnya konsep promosi yang telah disusun oleh pustakawan
Kemensos RI sangat menarik dalam memberikan informasi perpustakaan,
juga dapat memberikan motivasi kepada para pegawai Kemensos RI untuk
memanfaatkan sumber informasi. Sejauh pengamatan yang telah penulis
dilakukan dalam penelitian, melalui promosi para pegawai menjadi tahu
tentang sumber informasi yang ada di perpustakaan sehingga kebutuhan
informasi mereka dapat terpenuhi diantaranya untuk menunjang para
pegawai yang sedang melanjutkan pendidikannya serta mengisi waktu
luang dalam pekerjaan mereka. Pada saat ini belum adanya peningkatan
pemanfaatan sumber informasi perpustakaan selain terkait dengan lokasi
perpustakaan yang letaknya jauh yaitu di lantai 8, juga karena kesibukan
112
dalam pekerjaan masing-masing sehingga meraka harus menyiapkan
waktu luang untuk berkunjung ke Perpustakaan.
4. Kendala-Kendala promosi yang dihadapi Perpustakaan Kemensos RI
Setiap perpustakaan pasti tidak terlepas dari sebuah kendala. Kendala
tersebutlah yang menjadikan perpustakaan terutama pada promosi
perpustakaan tidak berjalan secara maksimal. Hal tersebut juga secara
otomatis dapat menghambat tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh
perpustakaan. Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Kemensos RI
antara lain adalah Anggaran, SDM, lokasi perpustakaan, kurangnya
pengetahuan para pegawai tentang program-program perpustakaan serta
waktu pelaksanaan kegiatan promosi. Secara terperinci akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Anggaran
Menurut Standar Nasional Indonesia anggaran perpustakaan secara
rutin tersedia melalui anggaran badan induk selain itu juga dapat
menggali sumber anggaran lain yang sah dan tidak mengikat.79
Pembagian anggaran yang diperoleh Perpustakaan Kemensos RI
hanya dari APBN yang lebih di khususkan kepada humas. Sehingga
anggaran tersebut lebih banyak digunakan untuk kegiatan kehumasan.
Anggaran yang diperoleh perpustakaan dari APBN melalui biro humas
juga tidak menentu setiap tahunnya. Meskipun anggaran yang
79 Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan dan
Kepustakawanan, (Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2011), h. 6.
113
diberikan oleh biro humas masih kurang, pustakawan Perpustakaan
Kemensos RI selalu berusaha menggunakan anggaran tersebut
semaksimal mungkin untuk seluruh kegiatan promosi perpustakaan
termasuk pembayaran konsultan.
b. SDM (Sumber Daya Manusia)
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia perpustakaan khusus
instansi pemerintah seharusnya memiliki jumlah sumber daya manusia
sekurang-kurangnya 3 orang, terdiri dari 1 (satu) kepala perpustakaan,
1 (satu) tenaga pustakawan, dan 1 (satu) tenaga teknis.80 Pada saat ini
Perpustakaan Kemensos RI memiliki satu orang pustakawan, dan
kepala perpustakaan. Mereka memiliki tugas ganda sebagai PNS
(Pegawai Negeri Sipil) yang sering dinas keluar kota. Hal tersebut
menyababkan pelayanan pepustakaan dan pemanfaatan sumber
informasi perpustakaan terkadang menjadi tidak aktif. Begitu juga
dengan kegiatan promosi perpustakaan, karena keterbatasan SDM
akhirnya pustakawan menggunakan jasa konsultan untuk membantu
kegiatan promosi perpustakaan.
c. Lokasi
Kemudian untuk gedung perpustakaan, Badan Standar Nasional
Indonesia juga mengatakan perpustakaan menempati gedung sendiri
dan menyediakan ruang untuk koleksi, staf dan penggunanya dengan
80 Ibid., h. 4.
114
luas sekurang-kurangnya 100 meter.81 Selain itu menurut Kotler yang
dikutip oleh Badollahi Mustafa dalam bukunya berjudul “promosi jasa
perpustakaan” menyatakan perancangan lingkungan perpustakaan
diperhitungkan sedemikian rupa agar dapat menimbulkan dampak
kognitif dan emosional yang positif. Kendala yang dihadapi
Perpustakaan Kemensos RI adalah lokasi. Saat ini perpustakaan
berada di gedung utama Kementerian Sosial RI. Lokasi perpustakaan
tidak strategis, karena berada dilantai paling atas yaitu laintai 8.
d. Kurangnya Pengetahuan tentang Perpustakaan
Pengetahuan tentang program-program perpustakaan sangat perlu
diketahui oleh para Pegawai Kemensos RI. Hal tersebut menjadi nilai
tersendiri untuk dapat menarik mereka berkunjung ke perpustakaan.
Saat ini para pegawai kurang memperoleh informasi tentang program-
program yang diselenggarakan oleh Perpustakaan. Sehingga mereka
belum memiliki data tarik untuk datang dan memanfaatkan sumber
informasi perpustakaan. Selain itu juga perpustakaan belum memiliki
waktu khusus untuk melakukan promosi.
Jadi kesimpulannya perpustakaan Kemensos RI yang merupakan
salah satu perpustakaan khusus instansi pemerintah pada saat ini
belum menyesuaikan anggaran, SDM, serta lokasi perpustakaan
dengan Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Khusus Instansi
Pemerintah, dan teori yang tersebut diatas karena perpustakaan belum
81 Ibid., h. 6.
115
memperoleh sumber anggaran lain selain dari APBN melalui biro
humas.
Di perpustakaan juga hanya terdapat dua SDM yang mengelola
perpustakaan yaitu kepala perpustakaan dan staf ahli bidang
perpustkaaan, letak gedung perpustakaan juga perpustakaan masih
bergabung dengan gedung Kemensos RI. Selain itu program
perpustakaan belum diketahui oleh para pegawai secara menyeluruh.
116
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan yang telah diperoleh
dari hasil penelitian tersebut diatas dan kemudian penulis akan memberikan
saran-saran yang dapat dijadikan masukan oleh beberapa pihak.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian skripsi ini, diantaranya:
a. Media promosi yang digunakan di Perpustakaan Kemensos RI
Perpustakaan Kemensos RI telah melakukan promosi dengan
menggunakan berbagai macam media yaitu melalui pameran, brosur,
pembatas buku, standing banner, direktori, bedah buku, website,
facebook, dan twitter, media promosi tersebut telah memberikan informasi
tentang Perpustakaan Kemensos RI karena informasi yang terkandung
dalam media promosi sudah lengkap. Diantara media promosi tersebut
terdapat beberapa media belum di perbaharui seperti bedah buku, standing
banner, facebook, dan twitter yang menyababkan pemberian informasi
perpustakaan melalui media promosi tersebut belum berjakan secara
maksimal. Selain itu juga masih ada beberapa media promosi yang belum
diterapkan oleh Perpustakaan Kemensos RI. Menurut pustakawan
pameran merupakan cara promosi yang efektif. Karena dalam pameran
dapat melakukan berbagai kegiatan seperti mengadakan survey
perpustakaan. Akan tetapi kenyataannya para pegawai lebih banyak
memperoleh informasi perpustakaan secara langsung dari pustakawan,
117
melalui brosur, pembatas buku, dan berharap berbentuk iklan melalui
telavisi. Selain itu disela-sela pekerjaan juga mereka yang tidak
memanfaatkan media promosi bentuk tercetak lebih senang mencari
informasi lewat internet atau website.
b. Upaya Promosi Pengelola Perpustakaan Kemensos RI
Pustakawan Kemensos RI telah banyak melakukan upaya dan
meningkatkan kualitas promosi agar lebih baik lagi. Misalnya seperti
melakukan pembaharuan pada website, selalu berusaha memperluas
jaringan perpustakaan dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak,
tetap berusaha menciptakan promosi yang berkualitas dengan turut
menggunakan jasa konsultan meskipun anggaran yang dimiliki
pustakawan terbatas, menciptakan konsep dan bentuk media promosi yang
unik sesuai dengan sasaran dan perkembangan zaman, serta merencanakan
pendidikan pemustaka.
c. Peran Promosi terhadap Pemanfaatan Sumber Informasi di
Perpustakaan Kemensos RI
Dilihat dari aspek pustakawan sebenarnya pustakwan telah berusaha
melakukan promosi dengan maksimal. Promosi yang telah dilakukan
Perpustakaan Kemensos RI juga dapat menjadi motivator yang dapat
menarik pemustaka untuk datang dan memanfaatkan sumber informasi di
Perpustakaan Kemensos RI sesuai kebutuhan mereka. Akan tetapi saat ini
promosi belum memberikan hasil yang diharapkan dalam pemanfaatan
118
sumber informasi. Disamping juga karena lokasi perpustakaan yang sulit
dijangkau dan kesibukan para pegawai Kemensos RI.
d. Kendala-Kendala Promosi yang dihadapi Perpustakaan Kemensos RI
Perpustakaan membutuhkan tambahan anggaran dan SDM agar lebih
dapat melaksanakan kegiatan perpustakaan secara maksimal, selain itu
lokasi perpustakaan juga masih belum strategis karena letaknya dilantai
paling atas gedung Kemensos RI. Pustakawan dan juga para Pegawai
Kemensos RI mengharapkan perpustakaan memiliki gedung sendiri juga
ditempatkan pada lokasi yang terlihat oleh banyak orang dan mudah
diakses. Mereka juga berharap promosi perpustakaan dapat dilakukan
lebih banyak lagi agar program-program perpustakaan dapat diketahui
para pegawai secara maksimal.
B. Saran
a. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sumber informasi melalui
kegiatan promosi sebaiknya promosi perpustakaan lebih dikembangkan
lagi. seperti memperbaharui bedah buku, standing banner, facebook dan
twitter dengan membuat kegiatan jadwal bedah buku atau kegiatan
perpustakaan lainnya, meletakan standing banner di lantai dasar gedung
Kemensos RI, dan membuat facebook khusus perpustakaan, selain itu hal
penting lainnya adalah pada saat melakukan kegiatan pameran sebaiknya
petugas harus lebih aktif dalam menarik para pegawai atau pemustaka lain
agar mau mengunjungi stand pameran perpustakaan sehingga selain
brosur, pembatas buku, facebook dan website, nantinya pameran juga
119
dapat menjadi media promosi yang menarik para pegawai untuk datang
dan memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan dan
kegiatan promosi dapat memberikan hasil yang lebih baik.
b. Sebaiknya pustakawan terus berupaya agar terus meningkatkan upaya
promosi yang telah dilakukan serta menerapkan promosi perpustakaan
yang direncanakan, hal tersebut sangat perlu agar sumber informasi yang
ada di Perpustakaan Kemensos RI dapat memberikan manfaat dalam
menunjang kinerja para Pegawai Kemensos RI.
c. Apabila dilihat salah satu penyebab para pegawai tidak dapat berkunjung
dan memanfaatkan sumber informasi perpustakaan adalah kesibukan
mereka dalam pekerjaannya. Oleh karena itu pustakawan sebaiknya harus
lebih banyak menghampiri para pegawai untuk menanyakan kebutuhan
informasi mereka atau lebih meningkatkan promosi perpustakaan dengan
melakukan kegiatan pendidikan pemustaka.
d. Menambah anggaran dan SDM, dengan melakukan penambahan SDM
yang berkompeten dalam bidangnya perpustakaan Kemensos RI akan
lebih menghemat anggaran kerana tidak perlu menggunakan dan
membayar jasa konsultan, perpustakaan juga tetap dapat membuka
layanan perpustakaan jika salah satu petugasnya mendapat tugas keluar
kota. selain itu Perpustakaan Kemensos juga sangat perlu menyediakan
ruangan perpustakaan sendiri di tempat yang strategis sehingga promosi
serta aktifitas perpustakaan yang lainnya dapat berjalan secara efektif dan
maksimal.
120
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh. Materi Pokok Manajemen perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009.
Badollahi Mustafa. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka,
1996.
Bambang. “Pemasaran dan Promosi Perpustakaan.” Artikel diakses pada 17
Oktober 2015 dari
http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=147
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Sosial dan ekonomi: Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013.
Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. 1988.
Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press,
2011.
Hendarmono. Pepustakaan dan Kepustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Janet L. Ahrensfeld. Special Library a guide for Management. New York:
Special Library Association, 1981.
Janet L. Balas. “Using the Web to Market the Library.” artikel diakses pada 28
Oktober 2015 dari http://e-resources.pnri.go.id
Jogiyanto HM. Analisis dan disain informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset, 1999.
Jonathan Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif . Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Karmidi Martoatmojo. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.
121
Lani Sidhrata. Pengantar Sistem informasi bisnis. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 1995.
Moh. Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia, 2013.
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Pawit M. Yusup. Teori dan Praktek Penelusuran Informasi. Jakarta: Kencana,
2010.
Penyusun Naskah Syihabuddin Qalyubi. dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan
dan Informasi. Yokyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Perpustakaan Nasional. Standar Perpustakaan Indonesia Bidang Perpustakaan
dan Kepustakawanan. Jakarta, Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia, 2011.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Administrasi Negara, 2004.
Rizal Saiful Haq, Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah. Jakarta:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta, 2010.
Sulistyo-Basuki. Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:
Univetsitas Terbuka, 2010.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Sagung Seto, 2006.
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta: Sagung Seto,
2006.
Tim Penyusun. Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2011-2012. Jakarta:
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah, 2011.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. No. 43 2007.
Winoto Yunus. “Televise Media Promosi dan Minat Baca Anak Dalam Media
Pustakawan.” vol. XI, no. 3-4 (2004) h. 47.
122
Yuventia Yuniwati. “Strategi Promosi Layanan Perpustakaan.” Materi Seminar
Nasional, 2009.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepala Humas
Promosi (Rumusan masalah 1)
1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai promosi
perpustakaan Kemensos RI?
2. Bagaimana penilaian Bapak/Ibu terhadap peningkatan dan
penurunan pemanfaatan sumber informasi perpustakaan,
apakah ada hubungannya dengan promosi Perpustakaan
Kemensos RI?
3. Bagaimana Bapak/Ibu memberikan motivasi dan dorongan
dalam melakukan promosi perpustakaan?
Upaya peningkatan pemanfaatan sumber informasi (Rumusan
Masalah 2)
1. Bagaimana menurut pandangan Bapak/Ibu mengenai upaya
promosi yang telah dilakukan oleh kepala perpustakaan
Kemensos RI ?
2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu promosi yang seharusnya
dilakukan oleh Perpustakaan Kemensos RI agar
pemanfaatan sumber informasinya dapat berjalan lebih
efektif?
B. Kepala Perpustakaan
Promosi (Rumusan masalah 1)
1. Bagaimana promosi Perpustakaan Kemensos RI untuk
meningkatan pemanfaatan sumber informasi?
2. Promosi dalam bentuk media apa yang paling efektif
menurut bapak/ibu?
3. Mengapa media tersebut efektif?
4. Dari berbagai kegiatan dan media promosi di Perpustakaan
Kemensos RI, apa tujuan dan sasaran Bapak/Ibu melakukan
promosi Perpustakaan Kemensos RI?
Upaya peningkatan pemanfaatan sumber informasi (Rumusan
masalah 2)
1. Bagaimana aktifitas Bapak/Ibu dalam melakukan kegiatan
promosi Perpustakaan Kemensos RI?
2. Apakah disetiap tahun terdapat program kegiatan promosi
Perpustakaan Kemensos RI?
Ya : kapan kegiatan tersebut dilakukan? Dalam bentuk apa?
Tidak : mengapa?
3. Apakah ada kerjasama yang dijalin oleh perpustakaan
Kemensos RI dalam melakukan kegiatan promosi?
Ya : Dengan siapa saja dan dalam bentuk apa biasanya
kerjasama tersebut dilakukan?
Tidak : mengapa?
4. Bagaimana persiapan yang dilakukan pustakawan sebelum
melakukan kegiatan promosi?
5. Bagaimana dengan hasil yang diperoleh/sejauh mana
kegiatan promosi tersebut mencapai sasaran?
6. Apakah ada peningkatan pemanfaatan sumber informasi
setelah melakukan kegiatan promosi Perpustakaan
Kemensos RI?
Kendala (Rumusan masalah 3)
1. Kendala apa saja yang dihadapi dalam melakukan kegiatan
promosi Perpustakaan Kemensos RI?
2. Bagaimana cara Ibu/Bapak untuk mengatasi kendala-
kendala dalam melakukan kegiatan promosi Perpustakaan
Kemensos RI?
3. Adakah faktor lain yang menghambat peningkatan
pemanfaatan sumber informasi?
C. Pemustaka
Promosi (Rumusan masalah 1)
1. Apakah Bapak/Ibu pernah melihat, mengatahui,
memanfaatkan brosur Perpustakaan Kemensos RI?
Ya : kapan? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap
brosur Perpustakaan Kemensos RI?
Tidak : mengapa?
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mengatahui kegiatan sosialisasi
yang di lakukan perpustakaan seperti kegiatan pengenalan
perpustakaan, pameran perpustakaan, ceramah, seminar,
bazar, dan wisata perpustakaan?
3. Apakah Bapak/ibu penah memanfaatkan sosialisasi
Perpustakaan Kemensos RI dalam bentuk elektronik?
Seperti televisi dan radio?
4. Apakah Bapak/Ibu pernah memanfaatkan sosialisasi
perpustakaan dalam bentuk media sosial, seperti twitter,
facebook, blog dan web perpustakaan?
5. Media promosi apa yang paling sering diketahui/diakses?
Upaya peningkatan pemanfaatan sumber informasi (Rumusan
masalah 2)
1. Bagaimana menurut bapak/ibu upaya pustakawan dalam
melakukan sosialisasi Perpustakaan Kemensos RI?
2. Apakah upaya pustakawan dalam promosi dapat
memberikan motivasi untuk datang ke Perpustakaan
Kemensos RI?
3. Setelah mengetahui informasi tentang perpustakaan, apakah
ada peningkatan berkunjung ke Perpustakaan Kemensos RI
untuk memanfaatkan sumber informasi?
Ya : Berapa kali berkunjung ke Perpustakaan Kemensos RI
dalam jangka waktu satu bulan?
Tidak : mengapa?
Kendala (Rumusan masalah 3)
1. Adakah faktor lain yang menjadi penghambat untuk
memanfaatkan sumber informasi Perpustakaan Kemensos
RI?
KATAGORISASI HASIL WAWANCARA
Katagori Sub
Katagori
Transkip Wawancara Informan Sumber Frekuensi
Media Promosi
Kalo pelaksanaan fungsi kehumasan
ada unsur yang namanya publikasi,
yang didalamnya ada unsur-unsur
promosi berkaitan dengan yang
dikejakan oleh kita di Kementerian
Sosial ini, maka pepustakaan itu bisa
menjadi jembatan informasi yang
menyadarkan publik atau publik
menjadi tau, mau dan bisa mengetahui
atau berbuat tentang kegiatan-kegiatan
dibidang kesejahteraan sosial. (Bn)
Tentu kerena perpustakaan sebagai
jembatan informasi itu lah gudang
ilmu kita, perpustakaan itu walaupun
perustakaan sekarang kan sangat
berkembang tidak harus dengan
melalui buku disitu, kita dapat
menggunakan beberapa macam
teknologi yang digunakan bisa melalui
youtube, bisa melalui internet yang
lainnya. (Bn)
Sumber pembalajaran yang paling
pokok itu ada di perpustakaan, maju
mundurnya sebuah informasi atau
misalkan kita ingin membandingkan
informasi dengan informasi lain ya
perpustakaan adalah sebagai
tempatnya “ya datanglah ke
perpustakaan maka kau akan jadi
pintar” kan gitu sebaliknya kalo orang
yang jarang ke perustakaan biasanya
dia miskin informasi walaupun ada
koran dan sebagainya, makanya
sekarang sering berkembang yang
disebut e-library itu kan gitu, jadi apa
perpustakaan elektronik itu jadi orang
bisa akses dimanapun nah itu bisa jadi
kita kembangkan juga mengikuti
perkembangan metode seperti itu.
Saya selalu mendorong dan selalu ada
1 1
coffee morning dengan mereka disini,
apa yang sudah dipebuat, apa
kebutuhan, apa rencana kedepan ini
selalu saya motivasi anak-anak.
temen-temen saya disini. Terus
berkembang-berkembang. (Bn)
Brosur Perpustakaan satu layanan humas
nanti kita nempel disitu. Secara umum
ya dari awal itu kita promosi dari
pertama banget itu melalui pembuatan
brosur. Kalo dalam brosur biasanya
ada tentang sejarah perpustakaannya
sedikit terus prodak-prodak kita,
layanan kita, fasilitasnya juga,
mungkin ada beberapa foto
menggambarkan ruangan
perpustakaannya itu kaya apa, alamat
perpustakaannya sedikit tentang
koleksinya. (L)
Brosur iya tapi aga jarang (An)
Jadi paling brosur (S)
Kemaren itu kan sempet pinjem buku
perpustakaan, ada beberapa buku,
setelah itu karena kesibukan juga saya
belom tau brosur itu lg tuh. (Ar)
Brosur perpustakaan, ini promo ya?
Sebenernya sih kalo saya tau
perpustakaan itu bukan dari brosur sih.
Gitu, tapi...sepertinya saya ga pernah
sih mengetahui info apa-apa di
perpustakaan itu melalui brosur. Iya
saya tidak tahu perpustakaan
mengeluarkan brosur apa tidak, saya
tidak tahu.” (E)
Kalo aku tau karena aku sering ke
perpustakaan, jadi aku suka liat ada
brosur, terus ada buat kartu anggota
aku tau (I)
6 6
Pembatas
buku Bikin pembatas buku. Sama aja,
Pokoknya singkat lah, yang mudah
terbaca juga. (L)
Pembatas buku jarang (An)
pembatas buku aja pas pameran (S)
Cuma sekedar liat aja di perpus
mungkin iya sekitaran 2 bulan lalu itu,
kalo pembatas buku saya sering liat
6 6
cuma saya tidak sadar kalo itu suatu
bentuk promosi juga. Cuma sekadar
aja. ya karena saya tidak tahu, saya
bisa asal lewat aja gitu. Berartikan
kalo misalnya ada seseorang yang asal
lewat aja berartikan bisa dipastikan
sedikitnya kurang ya. Kalo menurut
saya sih masih kurang, soalnya kenapa
saya aja Cuma ngeliat begitu doang oh
ini pembatas buku, udah. Tanpa
menghiraukan ada informasi apa.
Mungkin lebih di kreatifin lagi gimana
caranya orang tuh matanya terpukau
melihat pembatas terus mau gamau
baca gitu. Gitu aja sih. (Ar)
Sebenarnya kalo aku bukan dari
pembatas buku tapi dari internet. (E)
Kalo aku tau karena aku ke
perpustakaan. (I)
Standing
banner Bikin standing banner. Standing
banner di deket lift. Harusnya udah
diganti kan depertemen, sekarangkan
kementerian. Depertemen bikinnya
tahun 2008 bikinnya sekarangkan
tahun 2015, 7 tahun. Mudah-mudahan
tahun depan bisa deh diganti nanti
masukin anggarannya ganti standing
banner. Di deket lift lantai 8 (L)
Kalau standing banner belum (An)
Kalo standing banner Belum, paling
banner yang gede didepan. (S)
Belum sih standing banner. (Ar)
Saya tidak tahu karena selama ini sih
saya melihat iklannya itu cuma banner
yang diluar. Waktu itu ada promo
menarik menurut saya karena dari sisi
tampilan dari sisi gambarnya itu dia
modern dia kalo ga salah warnanya
kuning, terus ada cewek lagi bergaya
gitu, saya ngeliatnya kaya iklan
dikampus, kalo pemerintahan kan
suka kaku gitu ya, dia bagus tuh
desainnya dari tapilannya itu, padahal
isinya sih cuma itu foto aja terus abis
itu promosi perpustakaa lantai 8
gitu.(E)
6 6
Kemarin itu bertepatan yang di
Gedung Aneka Bhakti aja pameran
liat standing banner. (I)
Direktori bikin direktori juga dilantai 1 (L)
Aku pikir gini karena kalo saya
pegawai didalam, jadi lebih bagus
untuk orang yang baru datang kesini.
(E)
6 2
Bedah buku Pernah bedah buku juga, itu kan
bentuk promosi juga ya bedah buku.
Itu terakhir tahun 2010. Bedah buku
tentang pekerjaan sosial, karena
bidangnya kesejahteraan sosial,
terkait dengan pekerjaan sosial.
Sekalian juga bagiin brosur lagi disitu
biar sekalian pegawai dan mahasiswa
yang kita undang di bedah buku juga
tau perpustakaannya. (L)
Ada, tau mba lulu mau ngadain bedah
buku. Cuma waktunya lagi ga sempat
karena waktu itu di bogor (An)
Dulu ada bedah buku, sekarang udah
ga ada, aku kurang tau kapan
dimunculin lagi. Taunya dari pameran
paling. kalo bedah buku enak kan
ngunang narasumber. Orang lain jadi
tau oh ini perpustakaan. (S)
Engga ya kalo bedah buku (Ar)
Saya liat sarana promosi ya cuma
banner yang dibawah sama website
(E)
Iya, bedah buku belum pernah. Aku
belum pernah ikut (I)
6 6
Pameran Iya artinya perpustakaan bagian dari
biro humas, kita memang salah satu
tampilan dalam pameran itu yang
melekat didalamnya adalah
perpustakaan itu sendiri. (Bn)
Kalo pameran untuk sampai saat ini
kita masih ngukutin sebelah, sama
kalo yang kemaren itu ngikutin bazar
koorpri. Kita ngikutin acaranya ulang
tahun Perpustakaan Nasional, kita
ngikutin terus. Kebetulan tahun ini
kita stop dulu yang diluar karena kita
mau fokus ke internal, pegawai
7 7
internal, karena ternyata pegawai
belum terlalu sadar. Pameran humas,
nanti kita mau ikut, bawa brosur,
pembatas buku informasi dalam
pameran nama standnya, nama
perpustakaannya dibawahnya ada
alamat websitenya, terus sebelah
kirinya ada visi misi, itu yang
pertama, terus sebelah kananya lagi
ada beberapa koleksi yang kita
display, koleksi-koleksi kemaren saya
tampilin koleksi kan lagi ngehits
masalah kekerasan terhadap anak juga
buku bu menteri. tahun ini kemaren
ada pulpen bunga gitu, boneka, terus
goody bag, sisanya ya paling brosur
sama pembatas buku yang terkait
sama perpustakaan. (L)
Yang paling efektif pameran yah
karena pameran bisa nyebar
kuesioner, angket, survey, terus bisa
ketemu langsung sama orang-
orangnya. Berinteraksi langsung. (L)
Terus pameran kan baru-baru ini ada
pameran di gedung aneka bakti dalam
rangka bazar ramadhan, disitu
perpustakaan juga peran serta,
mempromosikan Perpustakaan
Kemensos RI. (An)
Taunya dari pameran paling. (S)
Iya sih tau, tapi saya ga sempet, Cuma
liat dari depan aja sih. maksudnya
diajakin cuma ga ikut. Keratif sih,
mempromosikan perpustkaannya juga
menarik, membuat antusias orang
juga jadi pengen tau seperti apa sih
Perpustakaan Kemensos RI karena
kan bersebalahan dengan Pepustakaan
Nasional kan mungkin dengan cara
promosi seperti itu antusias
masyarakan atau pengeunjung bisa
lebih mengenal perpustakaan. (Ar)
Iya karena dia ada dibawah humas
pernah, yang kemarin tidak datang,
cuma liat aja, sambil saya berjalan,
saya lewat. Kemarin itu bikin foto
booth itu, jadi dia ingin
mempromosikan perpustakaan, lomba
foto kalo ga salah. Terus dapet hadiah
boneka. Bagus, jadi mengikuti
perkembangan zaman gitu. (E)
Pameran atau apa ya, pameran ya,
iya iya pameran udah gitu humas
yang membawahi perpustakaan itu
memang dia punya stand, jadi itu ada
leaflet, ada dia bagiin kaya macem
pengenalan pepustakaan terus selain
itu juga yang saya tau perpustakaan
Kemensos juga suka ngikutin kaya
acara perpustakaan seindonesia ya
kalo ga salah, kemarin disini ni, di
hotel apa gitu saya lupa, saya taunya
itu. Terus itu aja sih paling. Cuma kalo
menurut aku untuk mengenalkan
perpustakaan, mungkin masih belum
optimal kali ya, dari SDM (Sumber
Daya Manusia) yang
mempromosikannya itu masih kurang
aktif aja untuk memberitahu orang
kita punya perpustakaa. (I)
Website Melalui website Kemsos.go.id
dibagian paling bawah itu kan ada
kumpulan layanan Kemensos. Berita
tentang pameran kemarin, tapi belum
saya upload. Mau saya tambahin
sedikit berita-berita tentang kegiatan
perpustakaan. (L)
Lounchingnya memperkenalkan
website baru kita, kan baru di online
juga pada waktu itu, kita ngundang
orang-orang humas di Kementerian
Sosial, pegawai-pegawai juga sama
bapak Perpustakaan Kementerian
Lembaga. Jadi memperkenalkan (L)
Iya kalo webnya kalo ada info buku-
buku terbaru kita bisa searching dulu
pengarangnya ada petunjuknya disitu.
(An)
Iya buat nyari-nyari buku, nyari-
referensi kan gampang ya kalo lewat
situ. Kalo udah ketemu baru ke atas ke
6 6
perpustakaan. jadi ga perlu lagi mba
lulu cariin buku tentang ini. Jadi baru
dia nyari, kalo website kan kita puas
bisa nyari sendiri (S)
Kalo untuk web, tau tapi saya engga
pernah buka, ga sempet kali ya.
Soalnya jujur aja sih saya betulnya
senang membaca karena memang lg
sibuk jadi saya belum sempat ke
perpustakaan lg. (Ar)
Waktu itu ada lounching, lounching
web. Udah lama kalo terakhir buka
webnya Karena kemarin-kemarin
sibuk, ga sempat pinjam buku juga
gitu. Bagusnya karena dia yang
pertama itu efisien gitu jadi kita klin
apa gitu misalnya apa yang kita
butuhin gitu kan tentang tema apa
nanti dia keluar, dia langsung keluar
gitu buku yang kita butuhin, nanti
disana kita tinggal cari kodenya
berapa gitu, yang kedua disitu tuh dia
menariknya tuh banyak quote-
quotenya gitu, jadi suka aja ngeliatnya
sama juga warnanya bagus. error-error
itu ada, kadang kita mau cari buku
temanya tentang ini tapi ternyata dia
searching tu ga bisa-bisa tapi
sebenernya bukunya aada jadi
mungkin filingnya itu ya belum bagus
ya, pernah seperti itu, jadi saya ga tau
bukunya tentang apa judulnya tapi
saya pengen temanya tentang ini tapi
ga ketemu. Mungkin mode pencarian
itu kali ya harus diperbaharui lagi. (E)
Apa yah, masih kadang error, aku
cuma gunain sekali doang. Udah lama
bgt itu waktu baru louncing, aku coba
doang tapi engga menggunakan Cuma
liat sekilas. Cuma sekarang di web ada
sistem baru lagi kita pinjem buku
entar kalo telat entar dia email dari
perpustakaan karena sekarangkan
musimnya gadget, jadi kalo telat
ngembaliin buku nanti ada email
masuk perpustakaan. menurut aku sih
keren sistem webnya. (I)
Facebook Kalo facebook sebenarnya lebih
kepada pengelola Perpustakaan
Kemensos RI, tapi saya tetap gunakan
untuk promosi koleksi, promosi
layanan, karena kalo bikin lagi aduh
takutnya ga kepegang. Misal saya
ada koleksi terbaru nih atau koleksi
menarik, saya foto covernya, kasih
sedikit ulasan udah kirim ke facebook.
(L)
Kalo facebook karena masuk jadi
anggota ya suka dikirimin informasi
sama mba lulu misalkan ada kegiatan
perpustakaan, mba lulu juga
mengikuti forum komunikasi
perpustakaan, jadi pustakawan-
pustakawan lintas kementerian itu
biasanya mengikuti kegiatan
kementerian lain gitu, sebagai
undangan nah dari situ biasanya di
publikasikan sama mba lulu lewat
facebook. (An)
Kalo facebooknya aku liat, kalo mba
lulu lagi buka, lagi ngobrol, aku liat
(S)
Belum ya kayaknya facebook (Ar)
Kayaknya belum deh facebook,
belum..belum (E)
Aku belum pernah liat (I)
6 6
Twitter sedangkan twitter ada, cuma belum
aktif, tidak kepegang. (L)
Twitternya, kurang tau kalo
twitternya. (An)
Kurang tau kalo twitternya. (S)
Twitter belum tau ya (Ar)
Kayaknya belum deh, belum pernah
liat aja. (E)
Ga tau, belum tau twitter (I)
6
6
Tujuan dan
sasaran
promosi
perpustakaan
Tujuannya yang pasti pertama biar
orang tau dulu, kita fokus ke pegawai,
karena perpustakaan khusus itu untuk
meningkatkan, mendukung kinerja,
tupoksi lembaga kita, sasarannya
pegawai, kalo untuk lainnya
6 6
masyarakat yang memerlukan
informasi Kesejahteraan Sosial. Tapi
tetep fokusnya ke pegawai. Makanya
CPNS mau coba saya targetin. Setelah
tau, mereka jadi kenal dan berkunjung
ke perpustakaan, jadi meningkatkan
pemanfaatan sumber informasi. (L)
Yang paling sering, ya dari facebook.
Karena kan sekarang pengguna aktif
di media sosial. Paling dari situ,
makanya kalo mau dimaksimalin yang
emang sekarang harus dari media
sosial, mau dengan ditambahin
instagramnya atau pathnya tinggal
yang ngelolanya aja bisa update apa
engga. (An)
Leaflet brosur sama pembatas buku.
Kalo pameran kan mba lulu bisa
setahun sekali atau setahun dua kali.
Kalo setahun sekali kalo perpustakaan
nasional ulang tahun, kita pasti
ikutkan. Terus menang karena kita
designnya unik. sovenirnya juga
macem2 macem. Karena kan orang
perpustakaan pada kreatif. Jadi
sovenirnya itu macem-macem. Taunya
sih dari situ paling banyak. (S)
Kalo menurut saya disetiap lantai
atau di direktorat ada seperti televisi
dimana kalau ada tamu atau mungkin
pegawai sedang beristirahat dapat
menyaksikan informasi tentang
perpustakaan. (Ar)
Engga ada sih, aku tuh engga pernah
cari tahu tentang perpustakaan itu
melalui media-media karena aku
merasa kalo aku butuh perpusakaan
ya sudah aku kesitu. (E)
Aku langsung ke mba lulunya , kalo
aku naik aku nanya sama lulu, nanti
dikasih tau informasi tentang buku
baru. Kalo memang orang ingin
keperpustakaan tidak susah kok
karena masih satu gedung. (I)
Upaya
Pengelola
Harus terus menerus, terus menerus
ya dilakukan, sudah baik sih tinggal
1 1
perpustakaan dikembangkan karenakan waktu ni
berjalan kebutuhan juga berjalan nah
cara menyampaikan informasi juga
berkambang nah itu harus terus
ditumbuhkan, dikembangkan gitu,
karena perpustakaan itu bukan ilmu
statik, ilmu yang bisa berkembang
terus. (Bn)
Kreatifitas harus dimunculkan terus,
seperti apa kebutuhan perpustakaan
sekarang, bagaimana tampilannya,
bagaimana langkah-langkah promosi
kedepannya dan sebagainya, itu harus
supaya orang tertarik dan berminat
untuk berkunjung ke perpustakaan.
(Bn)
Proposal Dari perencanaan, nulis laporan,
proposal, terus konsepnya mau kaya
gimana diskusi sama pak Ramli
juga.(L)
Iya ikut turun langsung.(L)
Kalo brosur kita pake konsultan,
paling kita ini aja bikin konsep isinya,
materinya misalkan saya mau ada
isinya ada tentang sejarah singkatnya
perpustakaan, lalu ada visi misinya,
ada gambaran tentang layanan
perpustakaan, fasilitas, tentang
koleksi sama alamat websitenya udah
itu aja, nanti ada design grafisnya,
design grafisnya itu nanti ini apa
mengambarkan apa yang kita mau,
nanti dikasih kekita, kita cek ulang
nanti kalo udah di acc, udah di cetak.
(L)
Iya jadi pesertanya itu kita kasih
brosur, kadang kita naro di PPID (L)
1 1
Souvenir Kemaren pameran tiga hari berturut-
turut ikut turun langsung. Ikut bagiin
souvenir, brosur, pembatas buku (L)
1 1
Forum
perpustakaan
khusus
Di forum perpustakaan khusus
Indonesia rencananya kita bulan
November mau bikin pemeran khusus
perpustakaan lembaga kementerian
pemerintah.” (L)
1 1
desain
pameran
perpustakaan
Pertama kita harus update dengan
kondisi sekarang. Contoh kenapa saya
bikin booth foto kemaren konsepnya,
karena pas saya ke acara pernikahan
gitu ya, ngeliat bagus yah gitu ada
booth foto gitu souvenirnya, terus pas
pameran tahun kemaren, pameran
humas ada booth foto yang kaya gitu,
orang dateng kesana dia ngasih
propertinya, silakan yang mau foto
gitukan lucu-lucuan, terus pas
pameran berikutnya saya nemu lagi
yang kaya gitu, saya berfikir ini bagus
kalo perpustakaan bikin pameran, jadi
harus update yang lagi ngetrend apa
di dunia pameran. (L)
Kalo untuk dekorasi standnya kita
pake konsultan gitu, adakan IO nya
dia emang ada jasa untuk pembuatan
dekorasi standnya kan, kita paling
ngasih contoh aja, saya googling dulu
contoh yang pas untuk booth foto kan,
yang terbuka gitukan backdropnya,
backdropnya terbuka saya kirim tuh ke
konsultannya yang bikinin designnya
sama nyiapin stand, kalo engga sama
dia di modif lagi, sama kaya bikin
dekor gitu, bikin style lagi, kaya gini
kan modelnya, tambahin ini tambaihin
ini udah, materinya mba tolong
dikirim, saya kirim materinya,
materinya kaya gini, ini kaya gini.
Udah mereka yang bikini luasnya
sekian 2X3 meter persegikan, terus
nanti emm cuma sekali ketemu jadi,
kemerenkan datengnya io nya, design
standnya, minta warnanya yang nyala
gitukan, yang bagus, yang keliatan,
yang I catching materinya juga ga
terlalu banyak yak arena saya ga mau
terlalu banyak tulisan tulisan atau foto,
kalo untuk pajangan foto-foto disana
itu keseringan, soalnya dulu agak
bosen orang foto-foto, makanya kalo
pake konsep booth foto kan ga terlalu
banyak foto ya, paling warna-warna
1 1
aja yang main gitukan, udah kaya gitu
aja. Pake IO juga pake konsultan juga
dekorasi standnya, gampang kok yang
penting udah kenal orangnya, udah tau
dia bagus tinggal panggil aja, tolongin
dong, udah jadi hehe. Yang paling
agak ribet nyiapin materinya. Awalnya
itu apa yaa, mikir dulu kira-kira apa
ya, oh ini aja intinya harus update
emang. Kebetulan emang saya sering
bantuin pameran di humas ya jadi
inshaallah tau lah trend-trand yang
terbaru di pameran tu apa (L)
Ini yang pertama kitakan ada judulnya
tuh, ada namanya ya standnya, nama
perpustakaannya, dibawahnyanya ada
alamat websitenya, terus sebelah
kirinya ada visi misi, itu yang
pertama, terus sebelah kanannya lagi
ada ada beberapa koleksi yang kita
display. Koleksi-koleksi kemarin yang
saya tampilin koleksi yang lagi ngehits
masalah kekerasan terhadap anak,
buku-buku masalah sosial, sama bu
menteri kita kan punya buku, saya
pajang juga bukunya, saya display
biar masyarakat juga tau ibu menteri
kita yang ini (L)
Pembaharuan
standing
banner dan
direktori
Mudah-mudahan tahun depan bisa
ganti nanti masukin anggarannya. (L)
1 1
Pelaksanaan
bedah buku Bedah buku itu baru tahun 2010 sama
tahun 2013. (L)
1 1
Introspeksi
website
perpustakaan
Minta sama orang pusdatin
dimunculin linknya di website
kemensos.go.id paling bawah ada
kumpulan layanan kemensos. (L)
Iya ada konsultannya juga, kalo disini
ya ada pak wawan, ada wahyu waktu
itu yah. Dia design tampilannya, saya
kontennya apa, pak wawan yang
secara teknisnya, kalo sekarang udah
berubah timnya. Sekarang pake orang
puskom, web adminnya orang
pusdatin dua orang, operatornya
1 1
orang puskom, orang puslitbang di
Kemensos, juga orang pusdiklat, sama
orang STKS bawahnya. (L)
Iya sendirian, tapi ya jarak jauh sih
kita kerjanya, paling aku tagih mana
beritanya udah ada belum, udah di
upload, paling gitu-gitu.” (L)
Dulu kan cuma gitu doang kecil,
Perpustakaan Kemsos, kecil ga
keliatan ga ada lambang
perpustakaan, sekarang udah ada
lambangnya lebih keliatan gede, orang
lebih liat. Itu kan salah satu bentuk
promosi juga ya. (L)
Pendidikan
pemustaka Mungkin harus dilanjutkan lagi
dengan semacam pendidikan
pemustaka ya buka websitenya
dimana, disitu bisa ngapain aja,
menu-menunya apa aja. Pengennya si
bikinnya perunit gitu kan digilir
keliling. Kalo anggarannya
ditambahin. (L)
belom pernah paling yang langsung
dateng aja yang minta diajarin,
gimana cara nyarinya, langsung aja
gitu kan perorangan gitu, pengennya
si bikinnya perunit gitu kan digilir
keliling. Kalo engga tiap ada anak
baru gitukan kita gilir kita kasi
presentasi singkat tentang cara
menggunakan websitenya.. user
education. (L)
1 1
dan twitter missal saya ada koleksi terbaru nih,
atau koleksi menarik, saya foto
covernya (bagian depan buku) kasih
sedikit ulasan udah kirim ke facebook.
Pengennya sih update di twitter cuma,
aduh ribet, susah deh pokoknya. (L)
1 1
Kerjasama Untuk tahun ini setahun dua kali, yang
perpustakaan ya, selebihnya kita ikut
dengan biro humas. (L)
Tahun ini ada dua dalam bentuk
pameran sama pembatas buku. (L)
Dengan Perpustakaan Nasional,
KORPRI, sama biro humas. (L)
76% haha sisanya kita tunggu aja
1 1
disini. (L)
masih sama standar aja kok, kalo
emang meningkat gitu engga (L)
Media
tercetak yang
unik
kalo saya sih menilainya bagus,
karena dia juga mempunyai konsep-
konsep yang kalo dilihat dari
ruangannya mereka bikin media-
media yang menarik, kaya nyiapin
souvenir pas pemeran. Gitu kalo
menurut saya sudah mengikuti
perkembangan zaman bikin konsep
promosinya. (E)
Sebenernya sih petugas perpustakaan
sudah bagus selalu menginformasikan
akan tetapi perpustakan melekatnya
dengan biro humas, jadi tidak
mungkin mba lulu sendiri yang
menjalankan. Karena ga ada
kewenangan untuk itu. Karena diatas
biro humas, kepala biro. Kalo
menurut aku sih biro humasnya yang
mempromosikan kita punya
perpustakaan. (I)
Sebenarnya petugas perpustakaan
udah cukup maksimal ya, kaya
pameran aja sampe ada foto selfie,
sebenarnya sih udah cukup maksimal,
tinggal sebenarnya keinginan user
aja. Kalo disini kan untuk pegawai
kementerian mau ga berkunjung
keatas. (An)
Kalo dia orangnya kreatif ya. (S)
6 4
Peran Promosi
terhadap
Pemenfaatan
Sumber
Informasi
Memberikan
motivasi Motivasi. kalo aku termotivasi untuk
berkunjung ke perpustakaan, Cuma
waktunya ini kadang. Nanti di bawah
dicari dimana sebagai staff ahli di
bidang hubungan antar lembaga.
Sebenernya sih mau-mau aja
berkunjung, tapi ya itu. Mungkin
harusnya di wajibkan membaca di
perpustakaan, minimal sekali dalam
5 5
satu minggu. Hari jum’at gitu. (An)
Memotivasi, jadi kalo jalan nih ya mba
lulu. Oiya lu pinjem buku, atau aku
lupa lu buku. Atau kalo
perpustakaannya tutup ketemu mba
lulu, boleh langsung lewat dia. Jadi ga
perlu datang ke perpustakaaannya.
Pesenan entar dicatat sama mba lulu,
pinjam buku ini, buku ini, gitu. Jadi
apa aja dijalanin ya. Sebulan ada ke
perpustakaan. (S)
Cukup kreatif konsep-konsepnya.
Udah lumayan lama, mungkin 2 bulan
yang lalu. Sekarang pengen ke
perpustakaan cuma belum ada waktu
lagi. nah kaya ginikan saya sedang
mencari buku yang saya cari cuma kan
kita ga pernah tahu, kalo ada iklan
seperti itu kan ada apa saja, tentang
apa saja mungkin saya bisa lebih
cepat, takut dipinjam orang. Gitu. (Ar)
Iya ada, saya merasa ada motivasi itu.
terakhir udah lama banget beberapa
bukan yang lalu 3 bulan yang lalu
pinjem buku di Perpustakaan. Kalo
saya sih menilainya bagus, karena dia
juga mempunyai konsep-konsep yang
kalo dilihat dari ruangannya mereka
bikin media-media yang menarik,
kaya nyiapin souvenir pas pemeran.
Gitu kalo menurut saya sudah
mengikuti perkembangan zaman bikin
konsep promosinya. (E)
Memotivasi, akan tetapi kita punya
rutinitas. Udah bagus, jadi selalu
menginformasikan begitu kita datang
isi buku tamu, lalu ditawarkan ada
buku baru, entar dimusim pengajuan
buku juga menawarkan buku apa yang
mendukung kinerja pegawai. Aku
bulan Juli terakhir ke perpustakaan. 2
bulan yang lalu (I)
Manfaat Dulu waktu masih kuliah rajin,
sekarag udah jarang (An)
Memanfaatkan sumber informasi kalo
5 5
ada waktu sengganng aja, kalo kita
kan di fungsional itu ada menulis
karya tulis ilmiah, biar untuk
mencapai angka kredit, nah baru kita
ke atas, ke perpustakaan. nyari sumber
referensinya, kalo saya seperti itu,
kalau pegawai lain sih rata-rata ya
kalo lagi ngambil S2. Pasti pada di
atas ke perpustakaan. atau lagi ga ada
kerjaan, lh senggang ga ad abos, main
ke perpustakaan. baca Koran, baca
majalah atau apa sebentar. Entar balik
lg, gitu. (S)
Karena saya kerja disini, dan bukunya
menunjang untuk skripsi saya. Ya
saya ke perpustakaan.(Ar)
Sering, kalo dulu kalo waktu luang itu
saya setiap 3 minggu sekali itu pinjem,
cuma sekarang lg sibuk engga sempet
baca ya akhir-akhir ini saya tidak
pinjam atau tidak keperpustakaan. (E)
Iya, akan tetapi karena kita punya
rutinitas kalo lowong kadang kita
sering kadang keatas. (I)
Kendala
promosi
Anggaran
tidak tetap
dan berubah-
ubah
Emang dibawah humas,dari humas,
dari APBN, di bawah unit biro humas,
kan secara struktural kan kita
dibawah biro humas. (L)
Mungkin pembagian anggarannya ya
emang khusus kegiatan kehumasan
gitu. Anggarannya lebih fokus untuk
kehumasannya, karena humas
langsung nempel di menteri, kita
perpustakaan hanya sebagai
pendukung saja. (L).
Anggarannya tarik-ulur, tarik-ulur.
Karena kira dibawah humas, jadi
mungkin yang lebih diutamakan
kegiatan humasnya.” (L)
Untuk tahun ini Rp. 58.584.000,-
kegiatan promosi kaya bikin brosur,
pembatas buku, pameran, semuanya.”
(L)
Pas-pasan, makanya ditambahan lagi
kan, ditambahin lagi tahun depan,
dikasih tambahan untuk itu pameran
1 1
yang lebih gede engga di internal atau
di sebelah doang, rencananya bisa
keluarlah. (L)
SDM
(Sumber
Daya
Manusia)
SDM, cuma sendirian, dari promosi,
pengadaan, pengolahan dan
perencanaan. (L)
dan itu SDM, kurang SDM sih
kendalanya. SDM yang konsen ke
perpustakaan. (An)
Lagi pula di perpustakaan kurang
SDM. (S)
Kadang suka tutup. Orangnya lagi
dinas ke luar, kebetulan tidak ada
yang jaga perpustakaan. sebagian
besar tau disini ada perpustakaan
cuma belum tahu program-
programnya apa saja (Ar)
Jam hanya jam kerja, karena kalau kita
lagi ada tugas atau apa lagi pulang
sore kita bisa duduk-duduk di
Pepustakaan, kadang kala juga ni
yang menghambat kadang datang
kesana tidak ada orang, tutup, gitu
jadi ketika ditanya “kenapa tutup?”
orangnya lagi dinas karena yang jaga
itu juga pegawai jadi kalo dia lagi
dinas kita mau ngembalikan buku,
mau meminjam buku jadi tidak bisa,
karena lagi dinas tidak ada yang
menggantikan jadi tutup
perpustakaannya, itu sering juga
terjadi kaya gitu. (E)
SDM, pustakawan mulai dari rapi-
rapi buku, nyesuaiin judul, nomor
buku, ngatur yang meminjam,
semuanya sendiri, Kalau dilantai
mungkin akan rame. (I)
6 6
Lokasi
kurang
strategis
Untuk saat ini yang paling utama itu
lokasi, ga terlihat gitu di lantai 8,
terus kurang AC. (L)
Tadi lokasi, kita di lantai 1,
perpustakaan di lantai 8. (An)
Perpustakaan letaknya jauh. Males.
Kalo dibawah tamu, mau nunggu enak
bisa di perpustakaan. (S)
Kalo dilantai 8 orang tidak akan
6 5
nanya kalo tidak perlu banget, kalo
dilantai 1 strategis, mudah diakses.”
(E)
Yang pertama mungkin letaknya
kurang strategis, sebab kalo dia
letaknya dilantai 1 mungkin akan
rame, disinikan banyak orang daerah,
kalo dinas daerah kadang dia nunggu
buat ketemu sama orang, dia bisa
habiskan waktu di perpustakaan, baca-
baca buku kesejahteraan sosial. Bagus
untuk menarik orang masuk. (I)
Pengetahuan
pegawai
tentang
perpustakaan
Kalo menurut saya sih kurang sih,
soalnya kenapa di Kemensos RI ini
nungkin sebagian besar tau disini ada
perpustakaan cuma tidak tahu
program-programnya apa saja. (Ar)
Oiya sama promosi lewat promosi
lewat media sosial itu penting,
harusnya dia lebih meningkatkan lagi,
selain itu harus punya kegiatan
misalkan dongeng. (I)
6 2
Gambar Promosi Perpustakaan Kemensos RI
Tampilan brosur bagian depan :
Tampilan brosur bagian dalam :
Tampilan brosur bagian belakang :
Tampilan pembatas buku bagian depan:
Tampilan pembatas buku bagian belakang :
Tampilan pembatas buku apabila terbalik menyerupai bentuk pohon :
Standing banner perpustakaan :
Letak standing banner perpustakaan.
Direktori perpustakaan :
Tampilan stand dalam pameran perpustakaan :
Kuis dalam kegiatan pameran perpustakaan :
Fotoboots dalam pameran perpustakaan :
Halaman depan website perpustakaan :
Informasi koleksi perpustakaan pada website :
Logo website perpustakaan pada website Kemensos RI :
Facebook pengelola perpustakaan :
Bagian dalam perpustakaan :
Meja sirkulasi :
Katalog perpustakaan :
BIODATA PENULIS
Maeta Virgia lahir di Tangerang 29 Mei 1992, anak
pertama dari Bapak Slamet Priono dan Ibu Maria.
bertempat tinggal di Jl. RE. Martadinata, Kebon Duren
RT 004/013, Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat,
Kabupaten Banten, Kota Tangerang Selatan, 15411.
Penulis menyelesaikan pendidikannya di SDN Cipayung
1 Ciputat, SMP Negeri 1 Cireundeu, SMA
Muhammadiyah 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dan
melanjutkan pendidikan S1 pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta.
Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis karya tulis berjudul “Peran Promosi
terhadap Pemanfaatan Sumber Informasi di Perpustakaan Kementerian Sosial
Republik Indonesia”. Selama Kuliah aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu
Perpustakaan sebagai ketua divisi pemberdayaan wanita, melakukan Kuliah Kerja
Nyata di Desa Suka Makmur Bogor Jawa Barat, Praktek kerja lapangan di
Perpustakaan Kementerian Pendidikan Republik Indonesia Jakarta Pusat, pernah
melakukan magang di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sebi
sawangan, Perpustakaan UNESCO Jakarta Pusat dan Pertamina Talisman Jambi
Merang Jakarta Selatan.