peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata kebun … · pariwisata kebun raya massenrempulu...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN
PARIWISATA KEBUN RAYA MASSENREMPULU DI
KABUPATEN ENREKANG
Oleh :
RISKA
Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05322 15
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
PENGAJUAN SKRIPSI
PERAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN PARIWISATA KEBUN
RAYA MASSENREMPULU KABUPATEN ENREKANG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh
RISKA
Nomor Stambuk: 105610532215
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : RISKA
Nomor Stambuk : 105610532215
Program Stuudi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai
aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademi.
Makassar, 08 Januari 2020
Yang menyatakan,
RISKA
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemerintah dalam pengelolaan
Pariwisata. Serta faktor apa saja yang dihadapi pemerintah dalam pengelolaan
Pariwisata Kebun Raya Massenrempulu Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi.Hasil penelitian ini menunjunkan bahwa peran pemerintah (Dinas
Lingkungan Hidup) dalam pengelolaan sektor pariwisata adalah melengkapi sarana
dan prasarana penunjang pariwisata. Ada beberapa peran pemerintah dalam
pengelolaan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu Kabupaten Enrekang yaitu peran
pemerintah sebagai regulator, fasilitator dan motivator. Faktor yang mempengaruhi
pengembangan objek wisata adalah faktor pendukung yaitu motivator dan regulator,
sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya penanpungan air, serta
keterbatasan dana.
Kata Kunci: Peran Pemerintah, Kebun Raya Massenrempulu.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah penulisan panjatkan kehadiran allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Pariwisata Kebun
Raya Massenrempulu Di Kabupaten Enrekan
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas
muhammmadiyah makassar.
Penulisan menyadarkan bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak
mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulisan tidak
lupa mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Muhammadiah,M.M selaku pembimbing I dan Dr.SudarmiM.Si
selaku pembimbing II atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yan
telah diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
2. Dr.Hj.Ihyani Malik,S.IP,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Nasrul Haq,S.sos.,M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
4. Kepada Upt Kebun Raya Massenrempulu serta staf yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama menjalankan kegiatan penelitian.
5. Seluruh dosen dan staf fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Ayahanda Agus dan Ibunda Hasna beserta Kakak dan seluruh keluarga besar
yang telah tulus dan penuh kasih sayang memberikan doa, perhatian, motivasi
dan bantuan material selama penulis menempuh pendidikan.
7. Seluruh rekan-rekan seangkatan khususnya pada jurusan administrasi negara
atas seluruh kerjasama, kebersamaan dan bantuannya.
Penulisan menya dari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan,karena itu melalui kesepakatan ini penulis mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak yang bersifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi
ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Wassalamu alikum Wr.Wb
Makassar, 08 Januari 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI ......................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENERIMAAN TIM ............................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYAH ILMIAH..................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... .v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran Pemerintah ............................................................... 7
B. Pengertian Pengelolan .......................................................................... 9
C. Parawisata dan Keparawisataan ........................................................... 10
D. Dinas Daerah ........................................................................................ 24
E. Pendapatan Asli Daerah ....................................................................... 25
F. Kerangka Pikir ..................................................................................... 28
G. Fokus Penelitian ................................................................................... 30
H. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................... 30
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 32
B. Jenis dan Tipe Penelitian ...................................................................... 32
C. Sumber Data ........................................................................................ 33
D. Informan Penelitian .............................................................................. 33
E. Teknik Pengumpula Data ..................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 35
G. Teknik Pengabsahan Data .................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Penelitian ........................................................................ 37
B. Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu ... 45
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Kebun Raya Masenrempulu
.............................................................................................................. 59
BAB V HASIL PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 63
B. Saran-saran ........................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
LAMPIRAN .................................................................................................... 67
x
DAFTAR TABEL
Table Halaman
1.1 Adapum Yang Menjadi Informan Dalam Penelitian Yaitu 8 Orang.......... 34
1.2 Pendapatan Kebun Raya Massenrempulu .................................................. 39
1.3 Luas Daerah Menurut Kecamatan Enrekang ............................................. 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik
perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan
perjalanan. Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf
hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan.
Kebudayaan merupakan hasil budidaya manusia yang selalu tumbuh dan
berkembang. Kebudayaan sudah sejak lama menjadi salah satu garapan dan
pembangunan nasional.Budaya merupakan salah satu bagian asset kepariwisataan
yang memiliki corak beraneka ragam di bumi nusantara ini.
Dalam dekade ini perkembangan pariwisata sudah sedemikian pesat dan
terjadi suatu fenomena yang sangat global dengan melibatkan jutaan manusia baik
kalangan pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Perkembangan dunia pariwisata
telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk, maupun sifat
perkembangan itu sendiri. Pariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang
kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah
Kegiatan ini diberlakukan salah satunya atas dasar karena masyarakat daerah
memiliki modal yang dapat di andalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya
adalah melalui kegiatan pariwisata.Peranan pariwisata dalam pembangunan secara
garis besar berintikan tiga segi yakni segi ekonomis (devisa, pajakpajak), segi
2
kerjasama antar negara (persahabatan antarbangsa), segi kebudayaan
(memperkenalkan kebudayaan kita kepada wisatawan mancanegara).
Sulsel yang selama ini cenderung hanya mengandalkan daerah tujuan wisata
budaya Tana Toraja, kini mulai berpaling ke sejumlah Kabupaten dan Kota sebagai
diversifikasi objek wisata yang bisa menarik minat kunjungan wisatawan
mancanegara maupun domestik. Kabupaten Enrekang memiliki potensi objek wisata
alam, budaya, dan kuliner khas yang tidak kalah dengan daerah lain, sehingga
pemerintah Kabupaten Enrekang menjadikan sektor ini sebagai primadona
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD).
Enrekang masuk dalam kawasan pengembangan pariwisata “Sawerigading”
Sulsel, bersama Kabupaten Luwu, Kota Palopo Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Daerah yang masuk dalam satu kawasan wisata ini memiliki kesamaan budaya dan
seni “tempo doeloe”. Gambaran mengenai posisi sektor pariwisata di Kabupaten
Enrekang akan dibahas dengan mempertimbangkan penetapan pariwisata sebagai
salah satu bisnis inti Kabupaten Enrekang, peraturan perundangan yang mendukung
pengembangan kepariwisataan Kabupaten Enrekang, dan permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Enrekang. Posisi sektor
parawisata Kabupaten Enrekang sangat penting sebagai salah satu bisnis inti
Kabupaten Enrekang. Dengan penetapan pariwisata sebagai salah satu bisnis inti,
perhatian pemerintah terhadap pengembangan pariwisata akan bertambah besar dan
pembangunan pariwisata menjadi prioritas dalam pembangunan daerah.
3
Tujuan pengembangan pariwisata Kabupaten Enrekang adalah menjadikan
pariwisata sebagai bagian dalam mewujudkan dan mengisi pola pembangunan
parawisata nasional, dan salah satu kegiatan ekonomi serta sumber pendapatan
daerah. Tujuan pengembangan pariwisata yang telah ditetapkan ini dihgarapkan dapat
memacu perkembangan pariwisata di Kabupaten Enrekang. Pariwisata di Kabupaten
Enrekang sudah menjadi salah satu kegiatan ekonomi daerah, walaupun sebagian
besar belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah.
Dalam rangka memanfaatkan peluang pariwisata yang secara prospektif dapat
menguntungkan,maka diperlukan juga iklim usaha yang kondusif agar dapat
menjamin berlangsungnya kegiatan parawisata, serta membuka peluang investasi
guna meningkatkan aktifitas parawisata, yang selanjutnya melalui pengelolaan
berbagai potensi secara optimal diharapkan akan dapat menarik dunia usaha untuk
melakukan kegiatan penanaman modal di Kabupaten Enrekang dapat dipastikan
bahwa aktivitas ekonomi akan meningkat dan pada gilirannya akan memberi dampak
secara langsung terutama dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat dan menunjang pendapatan asli daerah (PAD).
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
menjelaskan bahwa kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan,
kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan
perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah, yang dimaksud ekowisata adalah
4
kegiatan wisata alam di daerah yang bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur
pendidikan, dan dukungan terhadap usaha konservasi sumber daya alam, serta
peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
Kebijakan pemerintah daerah dalam pembangunan pariwisata sangat penting
perannya dalam menunjang keberhasilan pembangunan pariwisata nasional.
Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata perlu diantisipasi agar perkembangannya
tetap pada jalurnya dan daya dukungannya. Pembangunan dalam wilayah objek
wisata akan memberikan sumbangan yang sangat besar apabila dikelola secara
profesional, karena sumbangan bagi daerah yang bersangkutan, pariwisata dapat
memacu pertumbuhan kawasan sekitar objek wisata tersebut.
Peraturan otonomi daerah memberikan setiap daerah untuk mengelola
sumberdaya yang ada pada daerah tersebut, misalnya pengolaan sumber daya alam
dan sumber daya manusia. Perencanaan pengembangan dapat dimulai dengan
mengenali wilayah yang akan dijadikan sebagai lokasi pengenbangan kepariwisataan.
Hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan peran dan kesejahteraan masyarakat
seluas-luasnya serta penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
tinggi di bidang pelayanan jasa kepariwisataan juga menjadi hal yang perlu dilakukan
serta perlu pula dilengkapi dengan kemampuan teknis, operasional dan manejerial
dala penyediaan barang jasa kepariwisataan.
Kabupaten Enrekang memiliki banyak potensi wisata alam yang sangat
potensial jika dikembangkan dengan baik. Meskipun Kabupaten Enrekang memiliki
sejumlah potensi wisata alam yang sangat baik, namun sebagian besar belum tergarap
5
secara maksimal. Banyak pengelolaan wisata di Kabupaten Enrekang dapat dilihat
dari keadaan sarana dan prasarana wisata di berbagai tempat objek wisata yang belum
lengkap dan tidak terawat.
Potensi objek wisata di Kabupaten Enrekang apabila dikelola dan
dikembangkan dengan baik dan tepat maka akan menjadi tujuan wisata yang menarik
untuk dikunjungi. Selain itu, dengan meningkatnya wisatawan yang berkunjung maka
akan secara langsung meningkatkan PAD.
Pemerintah Kabupaten Enrekang mempunyai hambatan terbesar terutam
terletanya belum mampu mendesain atau merencanakan secara terpadu program-
program pengembangan pariwisata. Bahkan keindahan potensi yang terkandung,
pengelolaan nyaris terabaikan karena alasan dana dan kurangnya investor melirik.
Berdasarkan pada kenyataan uraian di atas terlihat bahwa pengelolaan
parawisata di Kabupaten Enrekang mendapat tantangan yang kompleks terutama
dalam hal pengelohan terhadap pemerintah daerah yang belum maksimal sehingga
penelitian mencoba mengambil judul “Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan
Pariwisata Kebun Raya Masenrempulu Di Kabupaten Enrekang”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dijadikan dasar analisis peran pemerintah dalam
pengelolan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten Enrekang adalah
yaitu:
1. Bagaimana peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata Kebun Raya
Masenrempulu di Kabupaten Enrekang?
6
2. Faktor-faktor apa saja yang memperngaruhi dalam pengelolaan pariwisata
Kebun Raya Masenrempulu di Kabupaten Enrekang ?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengelolaan pariwisata Kebun Raya Masenrempulu di
Kabupaten Enrekang
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan
pariwisata Kebun Raya Masenrempulu di Kabupaten Enrekang
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang parawisata.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan
informasi pariwisata secara umum, dan berguna bagi peneliti dalam menambah
wawasan mengenai pengelolaan parawisata yang ada di Kabupaten Enrekang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Peranan Pemerintah
Setiap manusia dalam kehidupannya masing-masing memiliki peran dan
fungsi dalam menjalankan kehidupan. Dalam melaksanakan perannya, setiap manusia
memiliki cara atau sikap yang berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar
belakang kehidupan sosialnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010), menjelaskan pengertian peran
sebagai berikut:
1. Peran adalah pemain yang diandalkan dalam sandiwara maka ia adalah pemain
sandiwara atau pemain utama.
2. Peran adalah bagian yang dimainkan oleh seorang pemain dalam sandiwara, ia
berusaha bermain dengan baik dalam semua peran yang diberikan.
3. Peran adalah bagian dari tugas utama yang dilaksanakan.
Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status) terhadap
sesuatu. Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran (suharto, 2006 : 1). Konsep tentang
peran (role) menurut Komaruddin (1994) yakni sebagai berikut:
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata
7
8
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang apa
adanya
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Dari sudut pandang yang lain, peranan ialah tindakan yang dilakukan
seseorang atas sekelompok orang dalam suatu peristiwa (Poerwadarminta, 1995).
Dari berbagai pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
peranan dalam hal ini peran pemerintah dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya
dalam pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan pengaturan masyarakat. Dapat
dijelaskan bahwa peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan apabila
seseorang melaksanakan hak-hak serta kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka
ia telah melakukan sebuah peranan. Fungsi pemerintah yaitu mengarahkan
masyarakat dalam kemandirian dan pembangunan demi terciptanya
kemakmuran,tidak serta merta di bebankan oleh masyarakat. Perlu adanya peran
pemerintah yang secara optimal dan mendalam, maka peran pemerintah yang
dimaksud anatara lain : (Ryaas Rasyid,2010)
1. Peran pemerintah sebagai fasilitator
Peran pemerintah sebagai fasilitator memiliki suatu masalah tentang pemerintah
belum menyiapkan fasilitator yang cukup untuk mengelola tempat wisata,
pemerintah kurang memberikan motivasi kepada masyarakat mengenai
bagaimana mengelola parawisata.
9
2. Pemerintah sebagai regulator
Peran pemerintah sebagai regulator memiliki suatu masalah tentang peraturan
yang belum cukup baik untuk menciptakan objek wisata. Regulator belum
menjamin tempat wisata yang baik. Pemerintah belum menyiapkan peraturan
tentang wisatawan tidak boleh menebang pohon, wisatawa tidak boleh
membuang sampah sembarangan, dan wisatawan tidak boleh mengganggu satwa.
3. Perann pemerintah sebagai motivator
Peran pemerintah sebagai motivator memiliki suatu masalah tentang pemerintah
kurang melakukan sosialisasi tentang bagaimana cara mengembangkan potensi
parawisata alam.
B. Pengertian Pengelolaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) memberikan pengelolaan
didefinisikan sebagai berikut:
1. Proses, cara, pembuatan mengelola
2. Proses melakukan oerbuatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain
3. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi
4. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Patterson dan Plowman dalam dalam Suprapto (2009) mendefinisikan
manajemen sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia
tertentu yang ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan.
10
Menurut Terry (2009) pengelolaan (management) merupaka proses yang khas,
yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Pengelolaan merupakan suatu proses kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksaan dan pengawasan.
1. Perencanaan (planning), adalah suatu pemeliharaan yang berhubungan dengan
waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan demi mencapai hasil yang dikehendaki.
2. Pengorganisasian (organizing), adalah penentuan, pengelompokkan, dan
pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan.
3. Pelaksanaan (actuating), adalah usaha agar setiap anggota kelompok
mengusahakan pencapaian tujuan denga berpedoman pada perencanaan dan
usaha pengorganisasian.
4. Pengawasan (controling), adalah proses penentuan yang seharusnya
diselesaikan yaitu penilaian pelaksaan, bila perlu melakukan tindakan korektif
agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana.
C. Pariwisata dan Keparawisataan
1. Pariwisata
Bila dari segi etimologi pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri
dua kata yaitu “Peri” dan “Wisata”.Peri berarti berulang-ulang,berkali-kali atau
11
berpura-pura, sedangkan Wisata berarti perjalanan atau berpergian, jadi pariwisata
berarti perjalanan yang dilakukan secara berpura-pura, berulang-ulang atau berkali.
The Association Internationale des Experts Scientifique du Tourisme (AIEST)
dalam Suwarjoko (2007), mendefinisikan pariwisata sebagai keseluruhan hubungan
dan fenomena yang timbul akibat perjalanan dan pertinggalan (stay) para
pendatang,namun yang dimaksud pertinggalan bukan berarti untuk bermukim tetap .
Menurut Kodyat (2001) parawisata adalah perjalanan suatu tempat ketempat
lain, bersifat sementra, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi
sosial, budaya alam, dan ilmu.Selanjutnya Burkart dan Medlik dalam Bram (2006)
menjelaskan pariwisata sebagai suatu trasformasi orang untuk sementara dan dalam
waktu jangka pandek ketujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup
dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal ditempa-tempat tujuan itu.
Sedangkan Wahad (2003) menjelaskan parawisata adalah salah satu jenis
industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
penyediaan lapangan kerja peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi
sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks,pariwisata juga
meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata,
penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.
12
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, menyatakan bahwa ;
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengempangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitasserta layanan yang disediakan masyarakat,pengusaha,pemerintah,dan
pemerintah daerah.
d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan,pemerintah,pemerintah daerah, dan pengusaha.
Parawisata memiliki berbagai macam bentuk kegiatan wisata yang dapat
disesuaikan dengan minat ataupun kebutuhan wisatawan. Kegiatan wisata yang
dilakukan memiliki tujuan tertentu yang mendatangkan manfaat tersendiri bagi
masing-masing wisatawan. Menurut Suwantoro (2014) terdapat beberapa perjalanan
wisata bila ditinjau dari berbagai macam segi, yaitu:
1) Dari segi jumlahnya,wisatawan dibedakan atas:
a) Individual Tour (wisatawan perorangan),yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami- istri
13
b) Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalan wisata yang
dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan satu sama lain.
c) Group Tour (wisata rombongan) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggungjawab atas
keselamatan dan kebutuhan anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang,
dengan dilengkapi diskon dari perusahan principal bagi orang yang kesebelas
potongan ini berkisar antara 25 hinggga 50 % dari ongkos penginapan atau
penerbangan.
2) Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas:
a) Pra-arrangend Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang
jauh hari sebelumnya telah datur segala sesuatunya,transportasi, akomodasi
maupum objek-objek yang akan dikunjungi.
b) Package Tour (paket wisata), perusahaan Biro perjalanan wisata yang telah
bekerjasama menyelenggarakan paket wisata yang mencakup biaya perjalanan,
hotel, ataupun fasilitas lainnya yang merupakan suatu komposisi perjalanan
yang disusun guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan
perjalanan wisata.
c) Coach Tour ( wisata terpimpin ), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang
dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemamdu wisata dan
merupakan perjalanan wisata yang dilakukan secara rutin,dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu pula.
14
d) Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang
disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau
lebih sesuai keinginannya.
e) Optimal Tour (wisata tambahan), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan diluar
pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan perlaksanaannya, yang
dilakukan atas permintaan pelanggan.
3) Dari segi maksud dan tujuan, wisata dibedakan atas:
a. Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang-senang,
dan menghibur diri.
b. Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan yang
dimaksud guna mengenai lebih lanjut bidang atau daerah yang mampunyai
kaitan dengan pekerjaannya.
c. Educational Tour (wisata pendidikan),yaitu suatu perjalanan wisata yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun
pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.
d. Scientific Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan
pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan penyelidikan terhadap
sesuatu bidang ilmu pengetahuan.
e. Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.
15
f. Special mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan dengan maksud khusus, misalnya misi dagang, kesenian, dan
lain-lian.
g. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang
dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijikan oleh
penguasa setempat sebagai hiburan semata
4) Dari segi penyelenggarannya, wisata dibedakan atas:
a) Ekskursi (Excursion), yaitu suatu perjalanan wisata pendek yang ditempuh
kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek wisata.
b) Safari Tour suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan
perlengkapan maupun peralatan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan
merupakan objek wisata pada umumnya.
c) Cruise Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar
mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata di darat dengan
menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya.
d) Youth Tour, (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang diselenggarakan
khusus bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan negara
masing-masing.
e) Marine Tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan ke objek wisata khususnya
untuk menyaksikan keindahan lautan wreck-diving (menyelam) dengan
perlengkapan selam lengkap.
16
Ada beberapa komponen pokok yang secara umum digunakan dalam
memberikan batasan mengenai parawisata, sebagai berikut:
a) Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antara dua atau lebih
lokalitas.
b) Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan
merupakan tempat tinggalnya kurang dari setahun dan tujuan perjalanannya
bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau
penghidupan ditempat tujuan.
c) Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu
malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi.
Apabila diperhatikan ketiga hal tersebut, maka parawisata memiliki beberapa
komponen penting yang terkandung didalamnya, antara lain: traveler, visitor, dan
tourist, masing-masing komponen mempunyai hubungan yang erat satu sama lain.
Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang dapat
menarik minat wisatawan atau pengungjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat
tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya
potensial dan belum dapat dikatakan sebagai daya tarik wisata. Obyek dan daya tarik
wisata merupakan dasar bagi keparawisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu
daerah keparawisataan sulit untuk dikembangkan.
17
Suatu obyek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus
memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991),
syarat-syarat tersebut adalah:
a) What to see, di tempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi wisata yang
berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut
harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan
“entertainment” bagi wisatawan, yang meliputi pemandangan alam, kegiatan
kesenian, dan atraksi wisata.
b) What to do, ditempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan,
harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal
lama di tempat itu.
c) What to buy, tempat tujuan wisata harus menyediakan fasilitas untuk berbelanja
terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai cinderamata untuk di
bawa pulang.
d) What to arrived, didalamnya termasuk aksebilitas, bagaimana kita mengunjungi
obyek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan, dan berapa lama
tiba ketempat tujuan wisata tersebut.
e) What to stay, bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia
berlibur di obyek wisata itu.
18
Diperlukan penginapan-penginapan. Selain itu, pada umumnya daya tarik suatu
obyek wisata berdasarkan atas:
a) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman,
dan bersih.
b) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
c) Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.
d) Adanya saran dan prasarana untuk melayani para wisatawan yang hadir.
e) Obyek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam
pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
f) Obyek wisata mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang
terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau.
Perkembangan suatu kawasan wisata juga tergantung pada apa yang dimiliki
kawasan tersebut untuk dapat ditawarkan kepada wisatawan. Hal ini tidak dapat
dipisahkan dari peranan para pengelola kawasan wisata. Yoeti (1996) berpendapat
bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya industri sangat tergantung
pada tiga A (3A), yaitu atraksi (attraction), mudah dicapai (accesibility), dan fasilitas
(amenitiesi).
Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat
dilihat, dinikmati dan yang teramasuk dalam hal ini adalah: tari-tarian, nyanyian
kesenian rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain. Tourism disebut attractive
19
spontance, yaitu segala sesuatu yang terdapat didaerah tujuan wisata yang merupakan
daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata.
Aksebilitas (accesibility),Aktifitas keparawisataan banyak tergantung pada
transportasi dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang sangat
mempengaruhi keinginan seorang untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang
terpenting dalam aksebilitas adalah transportasi sehingga jarak menjadi dekat. Selain
transportasi, yang berkaitan dengan aksebilitas adalah prasarana meliputi jalan,
jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk
menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lain. Keberadaan sarana
transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi
prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.
Fasilitas (amenties), pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi
perhotelan. Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan
wisatawan untuk dapat mengungjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-
sarana penting yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata yaitu akomodasi
penginapan, restoran, air bersih, komunikasi, hiburan, dan keamanan.
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia
keparawisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program
pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai aset yang dapat
dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya,
tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi
ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya
20
tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik
wisata.
2. Kepariwisataan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 1, Keparawisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan parawisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Dalam keparawisataan, menurut
Leiper dalam Ismayati (2009), terdapat tiga elemen utama yang menjadikan kegiatan
kepariwisataan tersebut bisa terjadi yakni:
a. Wisatawan
Adalah aktor dalam kegiatan wisata. Berwisata menjadi sebuah pengalaman
manusia untuk menikmati, mengantisipasi dan mengingatkan masa-masa di dalam
kehidupan.
b. Elemen Geografi
Pergerakan wisatawan berlangsung pada tuga area geografi, seperti berikut
ini:
a) Daerah Asal Wisatawan (DAW), daerah tempat asal wisatawan berada ketika ia
melakukan aktivitas keseharian, seperti bekerja, belajar, tidur dan kebutuhan
dasar lain. Rutinitas itu sebagai pendorong untuk memotivasi seseorang
berwisata. Dari DAW, seseorang dapat mencari informasi tentang obyek dan
21
daya tarik wisata yang diminati, membuat pemesanan dan berangkat menuju
daerah tujuan.
b) Daerah Transit (DT), tidak seluruh wisatawan harus berhenti di daerah itu.
Namun, seluruh wisatawan pasti akan melalui daerah tersebut sehingga peranan
DT pun penting. Seringkali terjadi, perjalanan wisata berakhir di daerah transit,
bukan di daerah tujuan. Hal inilah yang membuat negara-negara seperti
Singapura dan Hongkong berupaya menjadikan daerahnya multifungsi, yakni
sebagai Daerah Transit dan Daerah Tujuan Wisata.
c) Daerah Tujuan Wisata (DWT), daerah ini sering dikatakan sebagai sharp end
(ujung tombak) pariwisata. Di DWT ini dampak parawisata sangat dirasakan
sehingga dibutuhkan perencanaan dan strategi manajemen yang tepat. Untuk
menarik wisatawan, DWT meruapakan pemacu keseluruhan sistem parawisata
dan menciptakan permintaan untuk perjalanan dari DAW. DWT juga
merupakan raison d’etre atau alasan utama perkembangan parawisata yang
menawarkan hal-hal yang berbeda dengan rutinitas wisatawan.
c. Industri Pariwisata
Elemen ketiga dalam keparawisataan adalah industri parawisata. Industri yang
menyediakan jasa, daya tarik, dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit-unit
usaha atau bisnis di dalam keparawisataan dan tersebar di ketiga area geografi
tersebut. Sebagai contoh, biro perjalanan wisata bisa ditemukan di daerah asal
wisatawan. Penerbangan bisa ditemukan baik di daerah asal wisatawan maupun di
daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata.
22
Adapun asas, fungsi, tujuan keparawisataan menurut Undang - Undang 10
Tahun 2009 sebagai berikut:
a. Asas manfaat, asas kekeluargaan, asas adil dan merata, asas keseimbangan, asas
kemandirian, asas kelestarian, asas partisipatif, asas berkelanjutan, asas
demokratis, asas kesetaraan, asas kesatuan.
b. Fungsi kepariwisataan adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan
pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
c. Tujuan keparawisataan meliputi:
a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b) Meningkatkan kesejahteraan rakyat
c) Menghapus kemiskinan
d) Mengatasi pengangguran
e) Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
f) Memajukan kebudayaan
g) Mengangkat citra bangsa
h) Memupuk rasa cinta tanah air
i) Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
j) Memperat persahabatan antar bangsa
3. Potensi Pariwisata
Kata potensi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu potencial,
mengandung makna sebagai (1) kesanggupan; tenaga (2) dan kekuatan. Dalam
23
Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya.
Menurut Wiyono (2006) potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar
dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan
menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Menurut Prihadi (2004)
potensi biasa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam
yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Pendit (1999) menerangkan bahwa potensi wisata adalah berbagai sumber
daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu yang bisa dikembangkan menjadi atraksi
wisata. Dengan kata lain, potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang dimiliki
oleh suatu tempat dan dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata (tourist
attraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tetap
memperhatikan aspek-aspek lainnya.
4. Tujuan pariwisata
Menemukan tujuan adalah langkah awal dari perencanaan agar ketika
kegiatan dilaksanakan bisa sesuai dengan apa yang dinginkan. Seseorang dalam
melakukan perjalan pasti memiliki tujuan yang diinginkan.
Menurut (Kesrul 2003) tujuan pariwisata, yaitu sebagai berikut :
1. Keinginan bersantai ,bersuka ria, rileks (lepas dari rutinitas)
2. Keinginan mencari suasana baru atau suasana lain
3. Memenuhi rasa ingin tahu untuk menambah wawasan
24
4. Keinginan berpetualang dan mencari pengalaman baru
5. Mencari kepuasaan dari yang sudah didapatkan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pariwisata adalah
untuk bersantai, mencari suasana baru, memenuhi rasa ingin tahu, ingin berpetualang
dan mencari kepuasan ketika berwisata.
D. Dinas Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah
“Dinas Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Kabupaten/Kota dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah”. Dinas
Daerah Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi.
Pada Dinas Daerah Kabupaten/Kota dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis
Dinas Daerah (UPTD) Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas
yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.
Tugas dan fungsi utama dinas daerah yang memberi pelayanan kepada
masyarakat tanpa batas-batas tertentu dapat digunakan sebagai organisasi ekonomi
yang memberikan pelayanan jasa dan menghasilkan imbalan (Riwu, 1997).
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah sebagai salah satu dinas daerah
adalah organisasi pariwisata daerah yang merupakan bagian dari dinas daerah dan
bertugas sebagai unsur pelaksanaan daerah dalam menjalankan roda pembangunan
dan pemerintah daerah di sektor pariwisata.
25
E. Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah,
maka sumber pendapatan daerah untuk membiayai APBD terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Dana perimbangan
c. Pinjaman daerah
d. Lain-lain penerimaan daerah yang sah
Selanjutnya di dalam penjelasan atas Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena
melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan
pemerintah dan pembangunan daerah. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri
dari:
1. Pajak Daerah
Menurut Siagian, dalam bukunya yang berjudul Pajak Daerah Sebagai
Keuangan Daerah, pajak daerah dapat didefinisikan sebagai pajak Negara yang
diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah dengan undang-
undang. Menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 pajak daerah didefinisikan
sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
26
tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oeh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah. Pajak daerah
yang tergolong di dalamnya yaitu :
a. Pajak reklame
b. Pajak penerangan jalan
c. Pajak galian
d. Pajak hotel dan restoran
e. Pajak hiburan
f. Tunggakan pajak daerah
g. Yang tergolong dalam pos bagi hasil pajak :
h. Pajak bumi dan bangunan
i. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
j. Pajak kendaraan bermotor
k. Bea perolehan atas tanah dan bangunan
l. Bea balik nama kendaraan bermotor
2. Retribusi daerah
Retribusi daerah dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang atau
badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah daerah memberikan
27
jasa pelayanan atau perijinan tertentu yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar
retribusi. Nama, objek dan subjek retribusi adalah :
1. Nama retribusi :
a) Retribusi karcis tanda masuk objek wisata yaitu : pungutan yang dipungut
kepada pengunjung objek wisata sebagai tanda bukti pembayaran yang sah
yang ditrbitkan oleh pemerintah.
b) Retribusi izin usaha parawisata yaitu : kegiatan tertentu pemerintah daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud
untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawas atas kegiatan
pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana
atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
2. Objek retribusi terdiri dari :
a) Pelayanan jasa umum untuk memasuki objek wisata
b) Penerbitan surat izin usaha pariwisata
3. Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menjalankan dan
menikmati pelayanan jasa umum dan perizinan tertentu.
a) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
b) Lain-lain pendapatan asli daerah sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, meliputi :
28
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau
pengadaan barang dan jasa oleh daerah.
F. Kerangka Pikir
Pariwisata merupakan salah satu potensi daerah yang letaknya tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya ada di Sulawesi Selatan. Kota Enrekang
sebagai salah satu daearah tujuan wisata di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki
beraneka ragam objek wisata yang potensial yang tersebar diberbagai tempat. Semua
potensi yang ada tersebut masih perlu di kembangkan dan dikelola dengan baik
karena masih banyak potensi-potensi wisata yang di manfaatkan secara maksimal.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Enrekang sebagai lembaga yang
mempunyai peran penting dalam menjalankan urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan diberi wewenang dalam pengelolaan dan mengembangkan parawisata,
sehingga Dinas tersebut memiliki wewenang dalam mengatur seluruh wisata yang
ada di Kabupaten Enrekang.
29
Pengelolaan kawasan Kebun Raya massenrempulu dapat dilihat dari 3 aspek
yang berkaitan dengan pengelolaan: Sebagai fasilitator ,Sebagai regulator,Sebagai
motivator.
BAGAN KERANGKA PIKIR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Peran Pemerintah Dalam
Pengelolaan Pariwisata
Kebun Raya
Massenrempulu Kabupaten
Enrekang
Indikator Peran
Pemerintah Pariwisata
Kebun Raya
Massenrempulu:
1. Fasilitator
2. Regulator
3. Motivator
Faktor-Faktor
Pendukung
- Motivasi
- Regulator
Terciptanya Pengelolaan Pariwisata
Kebun Raya Massenrempulu
Faktor-Faktor
Penghambat
-Kurangnya
Penampungan Air
-Keterbatasan Anggaran
30
G. Fokus Penelitian
Peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata Kebun Raya Masenrempulu u
di Kabupaten Enrekang mengenai peran pemerintah yang indikatornya adalah:
1).Sebagai fasilitator,
2).Sebagai regulator,dan
3).sebagai motivator.
H. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif
bagi pelaksanan pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan
masyarakat dalam mengoptimalkan pembangunan daerah.
2. Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangi
penyelenggaraan pembangunan melelui penerbitan peraturan-peraturan.
3. Peran pemerintah sebagai motivator adalah sasaran utama yang perlu untuk terus
diberikan motivasi agar perkembangan pariwisata dapat berjalan dengan baik.
Peran pemerintah dalam memotivasikan masyarakat untuk ikut mengelolah
pariwisata yang dilakukan sebagai berikut: memberdayakan masyarakat yang
tinggal disekitar objek wisata hal ini diwujudkan melalui memberikan lahan
kepada masyarakat tanpa memungut biaya ,selain itu masyarakat juga diberi
motivasi melalui promosi pemasaran.
31
4. Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang dapat membantu keberhasilan dinas
pariwisata dalam penelolaan Kebun Raya Masenrempulu Kabupaten Enrekang.
5. Faktor penghambat adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi atau merusak
keberhasilan dinas pariwisata dalam menjalankan perannya baik secara internal
maupun eksternal dalam upaya pengelolaan Kebun Raya Masenrempulu
Kabupaten Enrekang.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2
(dua) bulan dihitung dari selesai proposal di laksanakan mulai tanggal 03 September
2019 s/d 03 November 2019. lokasi penelitian berada di Kantor Dinas Parawisata
Kabupaten Enrekang Karena penelitian ini melihat bagaimana peran pemerintah
dalam Pengelolaan Pariwisata Kebun Raya Massenrempulu agar dapat bekerja
dengan giat untuk mencapai tujuan.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan dan memberikan gambaran mengenai peran pemerintah dalam
pengelolan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten Enrekang.
2. Tipe penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
atau memberikan gambaran mengenai masalah-masalah mengenai bagaimana peran
pemerintah dalam pengelolan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten
Enrekang.
32
33
C. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan oleh penelitian dalam penelitian ini
yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari informan
melakukan wawancara mendalam yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh berbagai literatur, laporan dokumen
yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.
D. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah peran pemerintah dalam pengelolan
pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten Enrekang,informan dalam
penelitian ini yaitu Kepala Dinas Upt Kebun Raya Massenrempulu,Staf Dinas Upt
Kebun Raya Massenrempulu,Masyarakat dan Wisatawan yang dianggap mempunyai
pemahaman yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh
data dan informasi yang telah akurat.
34
Tabel.1.1. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian yaitu :6 orang
NO INFORMAN INSIAL INFORMAN JABATAN
1. Bustamin
Hamzah.SP.
BH Kepala Upt Kebun Raya
Masenrempulu
2. Azisah AZ Staf Upt Kebun Raya
Masenrempulu
3. Sri Wahyuningsih SW Staf Upt Kebun Raya
Masenrempulu
4. Supriadi Ukkas SU Masyarakat
5. Susetyo SO Masyarakat
6. Satriani ST Wisatawan
JUMLAH 6 Orang
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah.
a. Wawancara, yaitu usaha untuk mendapatkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan lisa untuk dijawab secara lisan pula dari responden atau
infoman.
b. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian secara
langsung.
c. Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data sekunder yaitu laporan-laporan realisasi penerimaan
retbusi dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelaksaan Retbusi
pengelolaan pariwisata.
35
F. Teknik Analisi Data
Teknik analisis yang dilakukan yaitu proses analisis yang dilakukan
bersaamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan melalui 3 alur yakni:
1. Reduksi Data
Reduksi data yang digunakan penulis dalam penelitian in adalah analisa yang
mempertegas mengenai peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata Kebun Raya
Massenrempulu di Kabupaten Enrekang.
2. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini data yang digunakan adlah teks naratif
yang diserta i bagan dan tabel yang isi berkaitan langsung dengan penelitian peran
pemerintah dalam pengelolaan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten
Enrekang.
3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)
Penarikan kesimpulan (verifikasi) yang dilakukan peneliti yaitu melakukan
pengumpulan data-data mengenai penelitian peran pemerintah dalam pengelolaan
pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten Enrekang membuat
kesimpulan awal mula-mula mungkin lebih jelas akan menjadi jelas.
G. Teknik Pengabsahan Data
Dalam penelitian ini dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi.ada 3 teknik triangulasi yaitu :
36
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan cara mengecek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang di peroleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya
membandingakan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan apa yang di
katakan umum dengan yang di katakan dengan pribadi, membandingkan hasil
wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data di lakukan dengan cara
menegecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
data yang di peroleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan
dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu di gunakan untuk validasi data yang berkaitan dengan
pengecekan data berbagai sumber dengan cara dan berbagai waktu. Perubahan suatu
proses dan perilaku manusia perubahan.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Penelitian
1. Sejarah berdirinya Kebun Raya Massenrempulu
Lokasi Kebun Raya Mesenrempulu Enrekang berjarak 211 km dari kota
Makassar dan dapat ditempuh via kendaraan darat selama 6-7 jam (kendaraan umum)
dan 4-5 jam (kendaraan pribadi). Terletak 70 km sebelum Kabupaten Tana Toraja
dari arah Makassar, lokasi Kebun Raya Massenrempulu Enrekang sangat strategis
karena dilalui jalan provinsi dan berada dijalur pariwisata Makassar-Tana Toraja.
Luas Kebun Raya Enrekang kuran lebih 300 hektar, dan terletak pada ketinggian 70-
155 mdpl. Secara administratif status pengelolan kawasan berada di bawah Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Enrekang. Lokasi Kebun Raya berada di Kecamatan
Maiwa yang memiliki curah hujan rendah dan masuk ke dalam golongan iklim tipe C,
sepanjang tahun. Bulan basah jatuh pada Januari- Juli dengan rata –rata curah hujan
bulanan 100 mm ; musim kering pada bulan Agustus –Desember.
Terdapat beberapa fasilitas antara lain , mushollah, toilet, gasebo, penyedian
makan ringan, tempat untuk melakukan kegiatan outdoor, Kebun Raya salah satu
objek wisata andalan di Kabupaten Enrekang. Lokasinya di Dusun Buttu Kuang,
Desa Batu Mila, Kecamatan Maiwa.
Kebun Raya Mesenrempulu sudah berusia 10 tahun, dibuka pada Bupati
Enrekang Ir. H. Latinro Latunrung. Ada 600 jenis tanaman yang tumbuh dan
dibudidayakan, baik tanaman endemik dalam negeri maupun dari luar negeri, seperti
38
jabon merah, palem, ketapang malaysia, kigelia, afrikana, dan lain-lain. Luas kebun
300 hektar namun yang dikelola hingga saat ini baru sekitar 33,3% atau sekitar 100
hektar. Tujuh nama taman di Kebun Raya tersebut: taman palem, taman wangi, taman
obat, taman hias, taman jongging ,taman track, dan taman latinro. Ada juga kolam
untuk budiya ikan air tawar seperti ikan bawal, maula, patin, nila, dan ikan emas.
Kebun Raya Mesenrempulu buka pukul 08.00 sampai 17.00 WITA, setiap
hari. Tiket masuk Rp 5000 dewasa dan hanya Rp 3000 untuk pelajar. Kebun Raya
Massenrempulu ini sering dikunjungi warga masyarakat utamanya anak-anak muda
cuman ingin ber-swafoto dan menikmati udara segar dibawah pohon, jika lelah
berkeliling kita bisa beristirahat di gasebo-gasebo pojok taman.
2. Deskripsi Kebun Raya Massenrempulu
Salah satu objek wisata di Kabupaten Enrekang yang menarik adalah Kebun
Raya Massenrempulu. Lokasinya di Dusun Buttu Kuang, Desa Batu Mila, Kacematan
Maiwa. Kebun Raya Massenrempulu sudah berusia 10 tahun, dibuka pada Bupati
Enrekang Ir. H. Latinro Latunrung. Dari Kota Enrekang menuju Dusun Buttu Kuang
dengan jalan berliku diantara pepohonan dan latar pengunungan hijau dan indahya
pemandangan.
3. Pendapatan Kebun Raya Massenrempulu
Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten Enrekang menyimpan banyak ke
indahan alam yang tersembunyi dan belum terekspose ke khalayak ramai, akan tetapi
aneka wisata nusantara mencoba menggali seluruh tempat wisata yang belum
diketahui sekalipun. Di Enrekang terdapat pemandangan yang cukup menarik yaitu
39
Kebun Raya. Dengan adanya pemandangan yang indah yng menunjang keperluan
para wisatawan pengunjung akan bertambah,pengunjung meningkat yang biasa hanya
sekitar 50 orang di hari biasa namun akan meningkat mencapai 150-250 orang di
akhir pekan.
Tabel 1.2. Pendapatan Kebun Raya Massenrempulu
NO Tahun Pendapatan Keterangan
1. 2016 Rp.400.700.000 Di tahun 2016 pendapatan kebun
raya massenrempulu sebesar Rp
400.700.000.
2. 2017 Rp.500.100.000 Di tahun 2017 pendapatan kebun
raya massenrempulu mengalami
kenaikan sebesar 24,8%.
3. 2018 Rp.500.900.000 Di tahun 2018 pendapatan kebun
raya massenrempulu mengalami
kenaikan sebesar 0,15%.
Sumber:Dinas Lingkungan Hidup dan Pariwisata 2019
Menurut hasil penelitian, pendapatan Kebun Raya Massenrempulu di tahun
2016 sebesar Rp400.700,000. Kemudian pada tahun 2017 pendapatan Kebun Raya
Massenrempulu mengalami kenaikan sebesar 24,8%. Kemudian pada tahun 2018
pendapatan Kebun Raya Massenrempulu mengalami kenaikan sebesar 0,15%.
40
4. Luas Wilayah
Kabupaten Enrekang secara geografik terletak antara 3º14´36”-3º50´00”
Lintang Selatan dan antara 199º14´33” Bujur Timur. Letak goegrafik Kabupaten
Enrekang berada di jantung jasirah Sulawesi Selatan yang ada dalam peta batas
wilayah memang bentuknya seperti jantung.Batas wilayah Kabupaten Enrekang
adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Toraja
b. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu
41
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
Secara keseluruhan Kabupaten Enrekang memiliki Wilayah seluas 1.786,01
km². Jika dibandingkan luas wilayah Sulawesi Selatan, maka luas wilayah Kabupaten
Enrekang sebesar 2,83 %. Kabupaten Enrekang terbagi menjadi 12 kecamatan.
Table 4.2 Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang
NO Nama Kecamatan Luas Wilayah (km²) PersentaseTerhadap Luas
Enrekang (%)
1. Maiwa 392,87 22,00
2. Bungin 236,84 13,26
3. Enrekang 291,19 16,30
4. Cendana 91,01 5,10
5. Baraka 159,15 8,91
6. Buntu Batu 125,65 7,02
7. Anggeraja 125,34 7,02
8. Malua 40,36 2,26
9. Alla 34,66 1,94
10. Curio 178,51 9,99
11. Masalle 68,35 3,83
12. Baroko 41,08 2,30
Kabupaten Enrekang 1,786,01 100
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2019
42
Berdasarkan table diatas Kecamatan Maiwa memiliki daerah trluas yakni
sebesar 392.87 km² (22%) sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Alla sebesar
34,88 km² (1,94%).
5. Topografi
Topografi Wilayah Kabupten Enrekang pada umumnya mempunyai Wilayah
Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pengunungan, lemah, dan sungai
dengan ketinggian 47-3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah
pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah didominasi oleh bukit-bukit/
gunung-gunungan yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang ini
hampir sama dengan dengan musim yang ada di daerah lain yang ada di Provinsi
Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau, diamana musim hujan
terjadi pada bulan November-Juli sedangkan kemarau terjadi pada bulan Agustus-
Oktober.
Selama setangah dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan adminitrasi
pemerintah baik pada tingkat Kecamatan maupun level Desa/Kelurahan. Pada tahun
1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54 Desa/Kelurahan yang terbesar pada 5
Kecamatan. Dengan adanya perubahan situasi dan kondisi wilayah, maka pemekaran
Desa/Kelurahan sudah terjadi keharusan. Maka pada tahun 1997, jumlah
Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Enrekang telah bertambah dari 78
Desa/Kelurahan kondisi tahun 1996, menjadi 108 Desa/Kelurahan. Demikian hal
pada tingkat Kecamatan yang semula hanya 5 Kecamatan menjadi 9 Kecamatan.
Pada pertengahan tahun 2003 terjadi pemekaran sehingga bertambah lagi sebnyak 3
43
Desa menjadi 11` Desa/Kelurahan. Kemudian pada akhir tahun 2006 terjadi
pemakaran Desa dan Kecamatan menjadi 11 Kecamatan dan 112 Dasa/Kelurahan.
Terakhir pada tahun 2008 mekar kembali menjadi 12 Kecamatan dan 129
Desa/Kelurahan. Dari 12 Kecamatan tersebut, Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Maiwa yaitu 392.87 km² atau 22 persen dari luas Kabupaten Enrekang, sedangkan
Kecamatan yng mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Alla yaitu 34,66 km² atau
1,94 persen dari luas Kabupaten Enrekang.
Pegunungan Latimojong yang memanjang dari arah utara ke Selatan rata-rata
ketinggian sekitar 3000 meter di atas permukaan laut, memagari Kabupaten
Enrekang di sebelah timur sedangkan disebelah barat Pinrang dengan aliran
pengairan sampai Kabupaten Sidrap.
Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara geografi
Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan Barat
Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE). KBE meliputi Kecamatan
Alla ,Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Cendana,
sedangkan KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan Malua,Kecamatan Baraka,
Kecamatan Bungin, dan Kecamatan Maiwa. Luas KBE kurang lebih 659,03 km² atau
36,90% km² atau 63,10% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang.
Dilihat dari aktifitas perekonomian, tampak ada perbedaan signifikan antarah
kedua wilayah tersebut. Pada umumnya aktifitas pedagangan dan industri berada pada
wilaya KBE. Selain itu industri jasa seperti transportasi, telekomunikasi, hotel,
restoran, perbankan, perdagangan industri pengotahan kash pertanian berpontensi
44
dikembangkan di wilayah tersebut. Sedangkan KTE yang selama ini dianggap relatif
tertinggi bila dilihat dari kertersedian sarana dan prasarana sosial ekonomi, sangat
pengembangan pertanian dalam arti yang luas yaitu pertanian tanaman
pangan/hortikultura, perkebunan dan pengembangan hutan rakyat.
Dari beberapa uraian diatas dapat dikemukakan peluang-peluang yang
mungkin dapat dimanfaatkan diantaranya adalah:
Pemekaran dari lima Kecamatan menjadi sembilan Kecamatan di Kabupaten
Enrekang menyebabkan akses penduduk terdapat pelayanan pemerintah lebih mudah
dicapai. Kondisi ini dipermudah oleh semakin dekatnya pusat pemerintah Kecamatan
dari Desa-Desa bawahannya.selain itu jumlah penduduk beserta aktifitasnya yang
akan ditangani. Setiap wilayah Kecamatan semakin berkuran. Pemekaran ini
diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas pelaksaan roda
pemerintah sehingga akan memberikan efek positif terhadap akselerasi pembangunan
di setiap wilayah.
Kawasan Timur Enrekang yang memiliki wilayah yang luas dengan berbagai
potensi memberikan peluang untuk mengembangkan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura serta tanaman perkebunan dan kehutanan. Adanya keterbatasan akses
KTE terhadap Kawasan Barat Enrekang mengindikasikan perlunya kebijakan atau
langka-langka strategis yang memungkinkan kedua wilayah tersebut dapat bersinergi
untuk menuju pencapain visi dan misi daerah. Keberangaman kondisi geografis pada
setiap wilayah menyebabkan adanya variasi komunitas unggulan yang memberikan
petuang untuk dikembangkan pada setiap wilayah.
45
B. Peran Pemerintah Dalam Pengelolan Kebun Raya Massenrempulu
Kabupaten Enrekang memiliki keragaman pontensi daya tarik wisata, baik
potensi kesenian, sejarah dan budaya, serta kehidupan masyarakat. Dari sekian
banyaknya aktifitas wisata yang dijumpai di Kabupaten Enrekang,yang menarik
perhatian adalah wisata alam dan budaya masyarakat yang masih di pertahankan
sampai saat ini. Akan tetapi pemerintah tetap berusaha untuk menjadikan pariwisata
Kebun Raya sebagai ikon Kabupaten Enrekang yang dapat memberikan kontribusi
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Enrekang.
Kebun Raya Kabupaten Enrekang perlu dikembangkan sebagai salah satu
distinasi tempat wisata favorit masyarakat Enrekang pada khususnya. Oleh karena itu
dalam mengembangkannya, ada cita-cita yang ingin diwujudnya. Cita-cita ini
merupakan alasan filosofis keberadaan suatu organisasi atau lembaga, baik
pemerintah maupun non pemerintah,dimana alasan filosofi tersebut berkaitan yang
gambaran tentang apa yang akan terjadi dan menjadi arah atau pegangan dalam
mewujudkan cita-cita yang selaras dan berkesinambungan. Cita-cita yang menjadi
rumusan visi.Adapun visi Kebun Raya Massenrempulu Enrekang adalah sebagai
berikut:
Menjadi salah satu Kebun Raya terbaik dibidang konservasi dan penelitian
tumbuhan tropika terutama wilayah jalur wallaccea, pendidikan, lingkungan
pariwisata.
Pariwisata bisa didefinisikan sebagai suatu ketertarikan terhadap sesuatu hasil
kebudayaan dan tata cara hidup suatu masyarakat, kekhasan suatu daerah atau
46
panorama alam yang jarang dijumpai di daerah (negara) lain. Dengan demikian maka
kondisi tersebut dapat mendorong terjadinya motivasi orang tertentu untuk datang
berkunjung. Adanya pengunjung ini menciptakan suatu kondisi mengakibatkan
terjadinya pertukaran barang atau informasi yang akan memberikan keuntungan
secara ekonomi bagi masyarakat setempat.
Pariwisata sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di beebagai
lapisan bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannnya
harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu
untuk mencapai tujuan semua tujuan pengelolaan pariwisata,harus diadakan promosi
agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan mampu menggerakkan
calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati tempat wisata. Dalam ini
industri pariwisata yang lebih bervariasi menyangkut pelestarian dari objek itu
seesuai dengan tujuan pengelolaan pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan
alam, budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam.
Saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi
atau penghasilan devisi bagi pembangunan ekonomi di suatu daerah, tanpa terkcuali
di indonesia dan khususnya pemerintah Kabupaten Enrekang. Namun pada
kenyataannya,pariwisata memiliki spectrum fundamental pembangunan yang luas
bagi suatu negara atau daerah.
Munculnya isu pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan adalah sebagai hal
yang dinamis dalam skala industri secara makro melalui pendekatan strategis dalam
perencanaan dan pembangunan sebuah distinasi pariwisata.meskipun bnyak anggapan
47
bahwa pariwisata adalah sebuah sektor pembangunan yang kurang merusak
limgkungan dibandingkan denagn industri lainnya,namun jika kehadirannya dalam
skala luas akan menimbulkan kerusakan lingkungan fisik maupun sosial. Sebenarnya
pembangunan pariwisata dan konsep daya dukungan saling terkait adalah cara yang
baik dan dinamis untuk melihat kondisi dan perkembangan pariwisata. Konsep siklus
hidup menunjungkan bahwa daerah tujuan wisata senantiasa mengalami perubahan
dari waktu ke waktu, dan kemajuan dapat diliat melalui tahapan-tahapan dari
pengenalan hingga penurunan.
Dengan pengelolaan yang baik,pariwisata berperan untuk memberdayakan
sumber daya yang langka serta menjadikan industri pariwisata dapat diperpanjang
siklus hidupnya dan berkelanjutan. Dalam pengembangkan strategis pariwisata dan
kebijakan, otoritas yang bertanggung jawab, harus mempertimbangkan pandangan
dari sejumlah pemandu kepentingan termasuk industri, penduduk, kelompok khusus
yang mewakili kepentingan lingkunagan dan masyarakat, serta wisawatan sendiri.
Pelibatan starkeholder dalam perumusan strategi pengembangan pariwisata
yang berkelanjutan dan kebijakan mungkin menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Sebuah keharusan mengakomodasi seluruh masukan atau pendapatan
dari berbagai kelompok pemangku kepentingan dalam hal indentifikasi masalah,
keterlibatan dan resolusi komflik. Kerangka stakeholder telah diterapkan dalam
hubungannya dengan siklus hidup daerah tujuan wisata dalam rangka menganalisis
sikap terhadap pemangku kepentingan pariwisata dan pembangunan berkelanjutan.
48
Potensi pariwisata pada tahapan identifikasi dan menunjukkan distinasi
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik atau destinasi wisata
karena di dukung oleh ke indahan alam yang masih alam, daya tarik wisata alamiah
masih sangat asl, pada sisi lainnya telah ada kunjungan wisatawan dalam jumlah kecil
dan mereka masih leluasa dapat bertemu dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan
penduduk lokal. Karakteristik ini cukup untuk dijadikan alasan pengembangan
sebuah kawasan menjadi sebuah destinasi atau daya tarik wisata.
1. Sebagai fasilitator
Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang
kondusif bagi pelaksanaan pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan
masyarakat dalam mengoptimalkan pembangunan daerah. Sebagai fasilitator,
pemerintah bergerak dibidang pendampingan melalui pelatihan, pendidikan, dan
peningkatan keterampilan, serta di bidang pendanaan atau permodalan melalui
pemberian bantuan modal.
a. Membangun sarana dan prasarana
Dari observasi, pelayanan pemerintah dalam pengelolaan Kebun Raya di
Kabupaten Enrekang terdapat masyarakat (pengunjung), pengelola wisata memiliki
inisiatif tersendiri untuk menyediahkan sarana dan prasarana. Dari hasil wawancara
dengan Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu BH mengatakan bahwa:
49
“ Disini pemerintah itu sangat mempunyai inisiatif yang sangat besar untuk
menyediakan sarana dan prasarana penunjang yang mampu memberikan
kenyamanan bagi pengunjung seperti gasebo dan boulevar dll.(wawancara
BH, tanggal 07/10/ 2019).
Berdasarkan pemerintah dalam pengelolaan Kebun Raya di Kabupaten
Enrekang yaitu seperti menyediakan sarana dan prasarana penunjang bagi wisatawan.
Pariwisata bisa didefinisikan sebagai suatu ketertarikan terhadap sesuatu hasil
kebudayaan dan tata cara hidup suatu masyarakat, kekhasan suatu daerah atau
panorama alam yang jarang dijumpai di daerah (negara) lain. Dengan demikian maka
kondisi tersebut dapat mendorong terjadinya motivasi orang tertentu untuk datang
berkunjung. Adanya pengunjung ini akan menciptakan suatu kondisi yang
mengakibatkan terjadinya pertukaran barang atau informasi yang telah memberikan
keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat setempat.
Pemerintah mempunyai peran penting dalam pembangunan Kebun Raya
Massenrempulu di Kabupaten Enrekang. Dalam hal ini pemerintah harus bekerja
sama dengan masyarakat dalam hal pembangunan infrastruktur seperti menyediakan
sarana dan prasarana seperti toilet dan kasebo di Kebun Raya Massenrempulu di
Kabupaten Enrekang. Dari hasil wawancara dengan Kepala Upt Kebun Raya
Massenrempulu BH sebagai berikut:
“ Dalam hal pembangunan pengelolaan meningkatkan pembangunan secara
fisik seperti membangun sarana dan prasarana seperti toilet juga
meningkatkan daya tarik wisatawan dengan cara mengadaan saran penataan
taman dan promosi Kebun Raya serta perencanaan pengadaan pembangunan
sarana taman baca (tahap perencanaan).(Wawancara BH, tanggal 07/10/ 2019
50
Berdasarkan hasil wawancara oleh Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu
BH, penulisan menyampaikan bahwa pembangunan di Kebun Raya Massenrempulu
ini telah diadakan toilet namun perlu juga diadakan promosi agar Kebun Raya dapat
diketahui oleh masyarakat dan pengguna internet. Namun sistem promosi yang
dijalankan pada kepariwisataan Kabupaten Enrekang hanya sekedar sistem promosi
dengan melalui media telekomunikasi dan media cetak.
Industri pariwisata berlomba-lomba menciptakan produk pariwisata yang
telah bervariasi menyangkut pelesarian dari objek itu sendiri sesuai dengan tujuan
pengelolaan pariwisata yaitu untuk mengenalkan keindahan alam yang ada di
Enrekang dan menjadi pariwisata sebagai bagian dalam mewujudkan dan mengisi
pola pembangunan pariwisata nasional, dan salah satu kegiatan ekonomi serta sumber
pendapatan daerah. Tujuan pariwisata yang telah ditetapkan ini di harapkan dapat
memacu perkembangan pariwisata di Kabupaten Enrekang. Dari hasil wawancara
Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu BH sebagai berikut:
“ Objek wisata di Kabupaten Enrekang di promosikan melalui media
telekomunikasi dan media cetak meskipun belum efektif.(Wawancara BH ,
tanggal 07/10/ 2019).
Berdasarkan hasil wawancara oleh Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu
BH penulisan menyimpulkan bahwa selain mengadakan festifal, Kebun Raya
Massenrempulu di promosikan melalui media telekomunikasi dan media cetak
meskipun belum efektif tapi setidaknya sudah ada usaha dari pemerintah untuk
mengembangkan tempat wisata yang ada di Kabupaten Enrekang.
51
Informasi yang diberikan melalui situasi internet saat ini masih banyak
keterbatasan informasi yang diberikan untuk mempromosikan dan mengenalkan
pariwisata Kabupaten Enrekang khususnya Kebun Raya Massenrempulu kepada
masyarakat luas. Selain informasi-informasi yang di berikan tersebut belum
memasukkan potensi-potensi di Kabupaten Enrekang, kurangnya inovasi penggunaan
teknologi informasi seperti belum menggunakan video untuk mengenalkan pariwisata
ini karena kurangnya inovasi pariwisata yang telah dilakukan.
Keuntungan penggunaan internet adalah ketersediaan selama 24 jam, tidak
mengenal lelah serta adanya jaminan privasi. Pencarian informasi yang sangat cepat
dan mudah dapat dilakukan dengan fasilitas search engine, serta adanya rektori
internet secara online. Dengan sekian banyak fasilitas, tentunya informasi khususnya
tentang pariwisata akan dapat diakses dan disebarluaskan dengan sangat cepat
dibandingkan dengan mencari informasi di media cetak atau dari mulut ke mulut.
Tentunya hal ini akan dapat berjalan kalau memang tersedia data tetang produk
pariwisata yang sudah tersusun rapi dan terstruktur di dalamnya, karena internet
hanyalah merupakan sarana komunikasi saja.
Selain sebagai media penyedian informasi juga dapat memudahkan wisatawan
untuk berinteraksi dengan operator pariwisata yang dikehendakinya. Walaupun
demikian, sampai saat ini operator pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk
melayani pelanggannya masih sangat sedikit. Dari hasil wawancara kepada Staf Upt
Kebun Raya Massenrempulu AZ menyatakan bahwa:
52
“ Penggunaan teknologi akan sangat membantu penyedian data untuk
kepentingan pemerintah, karena dapat diakses dengan cepat ketika
dibutuhkan, dapat diperbaharui kapan saja, serta mempunyai kapasitas
penyimpanan data yang besar tanpa harus membutuhkan tempat atau ruang
seperti biasanya kita menyimpan dalam bentuk laporan.(Wawancara AZ,
tanggal 07/10/ 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulisan dapat menyimpulkan bahwa
dengan adanya teknologi informasi akan sangat membantu penyedian data untuk
kepentingan pemerintah. Teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam
pengajian informasi yang cepat, mudah dan akurat yang sangat dibutuhkan oleh
wisatawan. Salah satu dari sekian banyak teknologi informasi yang bermanfaat bagi
wisatawan dan dapat diakses dengan mudah dari manapun adalah internet. Karena
adanya internet masyarakat akan lebih mudah mngakses dan lebih mudah
mendapatkan informasih mengenai tempat-tempat wisata yang bagus.
Berdasarkan hasil observasi sarana dan prasarana di Kebun Raya
Massenrempulu di Kabupaten Enrekang pembangunannya setiap tahun di masukkan
ke dalam program pengembangan destinasi pariwisata, kegiatan adalah
pengembangan objek wisata unggulan karna Kebun Raya Massenrempulu
maerupakan salah satu objek wisata yang unggulan di Kabupaten Enrekang. Seperti
yang dikatakan oleh salah satu Staf Utp Kebun Raya Massenrempulu SW dalam
wawancara tersebut adalah:
53
“ Di tahun 2017 sarana dan prasarana yang dibangun antara lain musollah,
kios kuliner, dan pagar. (Wawancara SW, tanggal 07/10/ 2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulisan penyimpulkan bahwa dengan
adanya bangunan tersebut Kebun Raya Massenrempulu menjadi salah satu destinasi
pariwisata favorit masyarakat Enrekang terutama pada hari libur sekolah. Kawasan
Kebun Raya Massenrempulu Kabupaten Enrekang di anggap sangat potensial da
belum mendapatkan ekspos secara penuh. Kawasan wisata ini, Dispora Kabupaten
Enrekang memiliki daya tarik karena menjadi objek wisata daerah.
Kabupaten Enrekang memiliki objek wisata alam, budaya dan kuliner yang
tak kalah dengan daerah lain. Posisi sektor pariwisata Kabupaten Enrekang sangat
penting sebagai salah satu bisnis inti Kabupaten Enrekang oleh karena itu perhatian
pemerintah terhadap pengembangan pariwisata akan bertambah besar dan
pengembangan pariwisata menjadi perioritas dalam pembangunan daerah.
b. Pemberdayaan masyarakat
Kabupaten Enrekang sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki beragam
objek wisata yang berpotensi bagi pengembangan pariwisata, namun dengan bebagai
keterbatasan maka dari itu pengembangan pariwisata belum baik. Selain memiliki
Kebun Raya Massenrempulu, ada terdapat objek-objek wisata lainnya dan untuk saat
ini Upt pariwisata Kebun Raya Massenrempulu Kabupaten Enrekang secara bertahap
berusaha mengembangkan Kebun Raya Massenrempulu dengan memberikan
berbagai sarana-sarana penunjang agar dapat menarik jumlah kunjungan wisata yang
54
baik dari dalam maupun dari luar. Dari hasil wawancara dengan masyarakat SO
mengatakan:
“ Bahwa dalam pengelolaan pariwisata masih terdapat permasalahan maupun
kelemahan dalam aspek pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu.
(Wawancara SO, tanggal 07/10/ 2019).
Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan oleh penulisan bahwa dalam
pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu masih memiliki bnayak kekurangan dalam
hal pengelolaannya. Namun masyarakat tetap berusaha untuk selalu menjaga
keindahan dan kebersihan Kebun Raya Massenrempulu. Pengelolaan Kebun Raya
Massenrempulu tidak terlepas dari campur tangan masyarakat. Dalam hal ini Upt
pariwisata Kebun Raya Massenrempulu berharap agar masyarakat yang ada disekitar
Kebun Raya Massenrempulu tetap menjaga keindahan dan kebersihan Kebun Raya
Massenrempulu. Oleh karena itu harus ada kerja sama pemerintah dan masyarakat
karena masyarakatlah yang akan menjaga dan membersihkan Kebun Raya
Massenrempulu tersebut.
Program pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu merupakan hal yang
sangat penting demi meningkatkan kualitas Kebun Raya Massenrempulu dan
meningkatkan jumlah pengunjung pada Kebun Raya Massenrempulu tersebut.
Namun pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu ini masih sederhana. Dalam hal
ini pemerintah Kabupaten Enrekang menyusun program pengelolaan Kebun Raya
Massenrempulu sebagai berikut:
55
1. Program pengembangan nilai budaya.
a. Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah.
b. Penatagunaan naskah kuno daerah.
c. Penyusunan kebijakan tentang budaya lokal daerah.
d. Pemantauan dan evaluasi pelaksaaan program pengembangan nilai budaya.
2. Program pengelolaan kekayaan budaya
a. Fasilitas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya.
b. Pelestarian fisik dan dukungan bahan pustaka termasuk naskah kuno.
c. Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah.
d. Sosialisasi pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah.
e. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala.
f. Promosi kebudayaan dan pariwisata.
g. Pengembangan nilai dan geografi sejarah.
h. Pengawasan, monitoring dan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program
pengelolaan kekayaan budaya.
i. Pemberian dukungan, penghargaan dan kerjasama dibidang budaya.
3. Program pengelolaan keragaman budaya
a. Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah.
b. Penyusunan sistem informasi dan database bidang kebudayaan.
c. Penyelenggaraan dialog kebudayaan.
d. Fasilitas perkembangan penyelenggaraan festival budaya daerah.
56
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan
keanekaragaman budaya.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam pengelolaan objek wisata, baik dari pihak
pemerintah maupun dari pihak masyarakat disekitar lokasi adalah sebagai berikut:
a) Mengembangankan lebih jauh potensi-potensi objek wisata yang dimiliki dalam
menunjang kepariwisata di Daerah Kabupaten Enrekang.
b) Mempromosikan objek-objek wisata tersebut melalui media elektronik, media
cetak, ataupun dari individu ke individu lain.
c) Membangun segala fasilitas yang dibutuhkan oleh para wisatawan dalam kegiatan
liburan, agar wisatawan merasa aman, nyaman dan akhirnya berkeinginan untuk
berkunjung kembali.
d) Meningkatkan kemampuan serta keahlian sumber daya manusia (SDM) dalam hal
memberikan pelayanan kepada wisatawan.
2. Sebagai regulator
Peran sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangkan
penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan. Sebagai
regulator, pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrumen
untuk mengatur segala kegiatan pelaksanaan.
a. Aturan retribusi karcis/tiket pengunjung
Retribusi merupakan pungutan biaya yang di pungut sesuai aturan-aturan yang
telah ditentukan Daerah, atau retribusi merupakan pendapatan atau pungutan daerah
sebagai pembayaran atau pemakaian karena memperoleh jasa yang disediakan.
57
Dari hasil observasi, setiap pengunjung yang datang ke Kebun Raya
Massenrempulu di Kabupaten Enrekang wajib membayar uang tiket, untuk orang
dewasa wajib membayar sebesar Rp 5.000/orang dewasa dan Rp 3.000/untuk anak-
anak. Dari hasil wawancara dengan Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu BH
mengataan bahwa:
“ Pengunjung yang datang di Kebun Raya Massenrempulu wajib membayar
uang tiket sesuai dengan aturan yang telah di tentukan seperti, orang dewasa
dikenakan Rp 5.000/orang dan untuk anak-anak Rp 3.000/orang. (Wawancara
BH, tanggal 07/10/ 2019 ).
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa setiap
masyarakat/pengunjung yang datang di Kebun Raya Massenrempulu wajib
membayar tiket seasuai dengan ketentuan yang ada, dengan adanya retribusi bagi
pengunjung maka Kebun Raya Massenrempulu bisa mendapatkan PAD, bahkan saat
ini sudah bisa menghasilkan PAD dengan retribusi Rp 5.000/orang dewasa dan
3.000/orang untuk anak-anak.
b. Aturan larangan membawah senjata tajam dan obat terlarang
Kebun Raya Massenrempulu merupakan objek wisata unggulan di Kabupaten
Enrekang, untuk memasuki kawasan Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten
Enrekang pengunjung dilarang membawah benda tajam dan obat-obat terlarang. Dari
hasil wawancara dengan Kepala Upt Kebun Raya Masenrempulu BH mengatakan
bahawa:
“ Pengunjung yang datang di Kebun Raya Massenrempulu tidak di
perbolehkan untuk membawah senjata tajam dan obat-obat terlarang.
(Wawancara BH, tanggal 07/10/ 2019).
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan Upt Kebun Raya Massenrempulu
penulisan menyimpulkan bahwa untuk memasuki Kebun Raya Massenrempulu
pengujung dilarang membawah senjata tajam, karena benda tersebut bisa saja
membahayakan diri sendiri bahkan orang lain, begitu pula dengan obat-obat terlarang
pengunjung dilarang membawah obat-obat terlarang ketika memasuki Kebun Raya
Massenrempulu karena seperti yang diketahui bahwa menggunakan obat terlarang
akan dikenakan hukuman sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan oleh
pemerintah.
3. Sebagai motivator
Peran pemerintah sebagai motivator adalah sasaran utama yang perlu untuk
terus diberikan motivasi agar perkembangan pariwisata dapat berjalan dengan baik.
Sebagai motivator, pemerintah sebagai stakeholder pariwisata di Kabupaten
Enrekang dibutuhkan perannya dalam rangka memotivasi masyarakat, investor, dan
pengusaha wisata. Pentingnya kesadaran masyarakat Kabupaten Enrekang akan
pentingnya pariwisata menuntut peran Pemerintah Kabupaten Enrekang agar terus
memberikan motivasi, baik itu berupa sosialisasi, pelatihan maupun dana stimulant.
Motivasi juga perlu untuk terus diberikan kepada para investor dan pengusaha wisata
di Kabupaten Enrekang agar tertarik mengembangkan usaha wisatanya di Kabupaten
Enrekang, dan secara tidak langsung juga dapat meringankan beban anggaran dari
Pemerintah Kabupaten Enrekang dalam rangka pengembangan potensi pariwisata di
Kabupaten Enrekang.
59
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu
Dalam pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu, ada faktor-faktor yang
mempengaruhi, baik itu faktor pendukung maupun faktor penghambat. Faktor-faktor
ini harus dihadapi oleh Upt Kebun Raya Massenrempulu selaku pihak yang berperan
dalam pengembangkan kepariwisataan Kabupaten Enrekang.
1. Faktor Pendukung
a. Regulator
Peran pemerintah sebagai regulator menyiapkan arah untuk
menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan melalui peraturan. peran
pemerintah sebagai regulator menyiapkan arah untuk menyeimbangkan
penyelenggraan pembangunan melalui penerbit peraturan-peraturan. Sebagai
regulator,pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrumen
untuk mengatur segala kegiatan pelaksaan.Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu mengatakan bahwa peran pemerintah
sebagai regulator telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan
program yang diambil dari aspirasi masyarakat, dilarang membawah senjata
tajam,minuman terlarang dan obat terlarang.
b. Motivator
Partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan salah satunya melalui peranan
pemerintah sebagai motivator penggerak partisipasi masyarakat. Peran pemerintah
sebagai motivator artinya menggerakkan partisipasi masyarakat jika terjadi kendala-
kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara dinamika
60
pembangunan. Pemerintah berperan melalui pembuatan program yang sesuai dengan
aspirasi masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti berpendapat bahwa peran
pemerintah sebagai motivator telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan
dengan program yang diambil dari aspirasi masyarakat, contohnya, penghijauan lahan
yang telah gundul melaui program menanam seribu pohon dengan melibatkan banyak
pihak seperti masyarakat, pelajar dan lain-lain. Selain itu, dalam melaksanakan
perannya, pemerintah berusaha menggerakkan, menumbuhkan kesadaran, serta
memberikan arahan kepada masyarakat betapa pentingnya partisipasinya dalam
menyukseskan program pemerintah. Hasil wawancara dengan salah seorang
masyarakat SU di mana ia menjelaskan bahwa:
“ Peran pemerintah sebagai motivator terlihat dari berbagai kegiatan
komunikasi yang dilakukan dan hasil-hasil pembangunan fisik yang
terpelihara dengan baik dan bermanfaat bagi masyaraka.(Wawancara SU,
tanggal 07/10/ 2019).
Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan seorang masyarakat SO
dimana ia menjelaskan bahwa:
“ Peran pemerintah sebagai motivator yakni melalui pelaksanaan program-
program yang berasal dari aspirasi masyarakat. Hal ini untuk mendorong
masyarakat dalam berpartisipasi dalam melaksanakan program-program yang
telah direncanakan sebelumnya.(Wawancara,SO, tanggal 07/10/ 2019).
Selain itu, pemerintah juga rutin melaksanakan rapat koordinasi bersama
dengan seluruh pegawai Kebun Raya untuk memberikan motivasi kepada mereka
sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan maksimal.
61
2. Faktor penghambat
a. Kurangnya penampungan air
Salah satu faktor penghambat dalam pengembangan Kebun Raya
Massenrempulu Enrekang adalah kurangnya penampungan air. Ada beberapa faktor
yang menyebabkannya diantaranya: sumber air yang berada jauh dari lokasi Kebun
Raya Massenrempulu, selain itu jika tiba musim kemarau maka akan semakin sulit
untuk menemukan sumber air bersih dan juga dapat menyebabkan berkurangnya air
dikawasan wisata Kebun Raya sehingga sangat dibutuhkan sumber air bersih yang
sangat besar. Seperti wawancara dengan Kepala Upt Kebun Raya Masserempulu BH
mengatakan bahwa:
“ Saat musim kemarau air berkurang sehingga sangat dibutuhkan
penampungan air. (Wawancara BH, tanggal 07/10/ 2019).
Berdasarkan bahwa hasil wawancara dengan Kepala Upt Kebun Raya
Massenrempulu BH Enrekang penulis menyimpulkan bahwa pada saat musim
kemarau air di Kebun Raya Massenrempulu berkurang sehingga sangat dibutuhkan
penampungan air sehingga pada saat musim kemarau masih ada penyediaan air
bersih.
b. Keterbatasan anggaran untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana Kebun
Raya Massenrempulu
Keterbatasan anggaran salah satu faktor penting yang menentukan maju atau
tidaknya pengembangaan Kebun Raya Massenrempulu. Dari hasil wawancara dengan
Kepala Upt Kebun Raya Masserempulu BH mengatakan bahwa:
62
“ Dana pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu masih mengandalkan dana
dari APBD namun pihak tersebut tersendat dalam pembangunan dan
pengembangan Kebun Raya Massenrempulu karena belum ada sponsor dari
pihak pemerintah.(Wawancara BH, tanggal 07/10/ 2019).
Berdasarkan hasil wawancara penulisan menyimpulkan bahwa jika dana
tersedia maka pemgembangan dapat berjalan dengan lancar tetapi sebaliknya jika
tidak pengembangan akan terlambat dan Kebun Raya Massenrempulu pun mengalami
persoalan tersebut, hal ini dikarenakan dana pengembangan dan pembangunan Kebun
Raya Massenrempulu masih mengandalkan dana APBD. Keterbatasan APBD
membuat pembangunan dan pengembangan Kebun Raya Massenrempulu tersendat.
Disamping itu belum adanya sponsor dari pemerintah. Kabupaten Enrekang
63
BAB V
PENUTUP
Pada BAB IV telah diuraikan hasil pembahasan mengenai peran pemerintah
dalam pengelolaan objek wisata Kebun Raya di Kabupaen Enrekang. Dalam bab ini
akan dikemukan kesimpulan dan saran dari penulisan.
A. Kesimpulan
1. Peran pemerintah sebagai fasilitator yaitu meningkatkan atau menyediakan
sarana dan prasarana penunjang bagi wisatawan. Melakukan pembangunan
toilet, mushollah, kios kuliner, gazebo, namun sistem promosi yang dijalankan
para kepariwisataan Kabupten Enrekang hanya sekedar sistem promosi dengan
melalui media telekomunikasi dan media cetak.
2. Peran pemerintah sebagai regulator yaitu membuat peraturan dan kebijakan
dalam pengelolaan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu seperti dilarang
membawah senjata tajam, obat terlarang, menjaga kebersihan, menjaga
keamanan.
3. Peran pemerintah sebagai motivator yaitu masih belum optimal, oleh karena itu
motivasi diperlukan berupa sosialisasi, pelatihan maupun dana stimulant agar
dapat mengembangakan pengelolaan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu.
4. Faktor pendukung dalam pengelolaan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu
Kabupaten Enrekang yang paling utama yaitu motivasi dan regulator. Sementara
itu, masih terdapat pula beberapa faktor penghambat berupa kuranganya
64
penampungan air dapat menganggu kenyamanan pengunjung .hal tersebut
disebab kan oleh keterbatasan anggaran sehingga memperlambat pembangunan
Kebun Raya Massenrempulu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut;
1. Diperlukan adanya perbaikan dan meningkatkan mutu sarana dan prasarana
pariwisata seperti mesjid di lengkapi, perbaikan jalan, kolam diperbesar dan
gazebo diperbanyak dll.
2. Perlu adanya pengawasan, untuk menunjang kenyamanan pengunjung terhadap
penerapan regulasi pada pengelolaan pariwisata Kebun Raya Massenrempulu
Kabupaten Enrekang.
3. Sosialisasi berupa dana maupun promosi dibutuhkan agar menarik minat
pengunjung, yang secara otomatis berdampak pada pengembangan objek wisata
Kebun Raya Masssenrempulu.
65
DAFTAR PUSTAKA
Bram, Made I. 2006. Tesis: Studi Tentang Kebijakan Pengembangan pariwisata Kota
Provisi Jawa Timur, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar.
Burkart, A. J dan Medlik, S 1987.Tourism, Past, Present, and Future.London.
Departemen Pendidikan Nasional.2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Ismayanti.2009. Pengantar Parawisata. Jakarta: Grasindo.
Kodyat, RA. 2001. Statistik Induktif Terapan. Yogyakarta: BPFE UGM.
Komarudin.1994.Ensiklopedia Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
eJournal Ilmu Pemerintahan 2015, 3 (2): 1182 – 1196.
Kesrul, 2003. htt://eprints.uny.ac.id/16934/1/SKRIPSI.pdf, di akses 06 Desember
2019 pukul 20.38.
Maryani.1991.Pengantar Geografi Pariwisata. IKIP Bandung.
Pendit, Nyoman S, 1999. Ilmu Parawisata Sebuah Pengantar Perdana.PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Poerwadarminta. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia.
Prihadhi, Endra K .2004. My Potensi. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Riwu Kaho, Josef.1997. Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia
(Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi). Jakarta: Grafindo
Persada.
Ryaas, Rasyid, Afan G.2010. Otonomi Dearah Dalam Negara Kesatuan. Yokyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Suharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT.
Refika Aditama. Jurnal Sosiohumaniora, Volume 17 No. 1 Maret 2015: 22 –
28.
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta :
Medpress.
66
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi
Suwarjoko, Warpani & Warpani P. Indira. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang
Wilayah. Bandung : ITB.
Terry, George R. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Bram, Made I.
2006. Tesis: Studi Tentang Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kota Kediri
Provinsi Jawa Timur. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar.
Wahab, Saleh. 2003. Manajemen Keparawisataan. Jakarta, Pradnya Paramita.
Wiyono, Slamet. 2006. Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo.
Yoeti, Oka, A. 1996. Anatomi Parawisata. Bandung, Angkasa.
PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Pengembangan Ekowisata Di Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 Tentang Pajak Daerah.
67
68
Wawancara dengan Kepala Upt Kebun Raya Massenrempulu
Wawancara dengan Staf Upt Kebun Raya
69
Wawancara dengan Masyarakat
70
Wawancara dengan masyarakat
Kantor pengelolaan Kebun Raya Massenrempulu
Pembibitan dengan sarana springkle
71
RIWAYAT HIDUP
Riska, lahir pada tanggal 02 Februari 1995 di Desa Batu Noni
Kecamatan Anggeraja Sulawesi Selatan. Anak ketiga dari empat
bersaudara, buah cinta dari pasangan Bapak M. Agus dan Ibu
Hasna Lahe. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar
di SDN 59 Garotin pada tahun 2009. Pada tahun itu juga penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Muhammadiyah Rappang dan tamat pada tahun
2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMK 4 Enrekang dengan
mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan tamat pada tahun 2015.
Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Strata 1 (S1). Penulis
menyelesaikan kuliah S1 pada tahun 2020, dan berhasil mempertanggungjawabkan
hasil karya ilmiah didepan penguji yang berjudul ”Peran Pemerintah Dalam
Pengelolaan Pariwisata Kebun Raya Massenrempulu di Kabupaten Enrekang” dan
mendapatkan gelar S.Sos.