peran media sosial dalam komunikasi antar …
TRANSCRIPT
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI ANTAR
KOMUNITAS BATIK SIPIN JAJARAN BINAAN PT.
PERTAMINA EP FIELD ASSET 1 JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
DITA WITARA
NIM : UK. 150147
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
نىة ظىة الىسى وع مى ال ة وى مى الك يل رىبكى ب ب سى لى ن ادع إ سى يى أىح الت ه م ب ل اد وىجى
ن رىبك ه إ يل ب ل عىن سى لىم بىن ضى وى أىع ينى ه تىد ه م ال لىم ب وى أىع وىه
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS.An-
Nahl:125).1
1Al-Qur’an Dan Terjemahan, (Jakarta: Darus Sunnah, 2002),125
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang memprihatinkan dan
memerlukan perhatian, yaitu minimnya perekonomian serta mirisnya profesi di
daerah Danau Sipin yang dikenal sebagai pusat peredaran narkoba terbesar di
Kota Jambi sehingga dengan tingkat kriminalitas yang tinggi komunikasi akan
sulit terjaga. Melalui program pemberdayaan masyarakat PT Pertamina Field
Jambi berpartisipasi dalam proses peningkatan ekonomi berupa pelatihan batik
yang dimulai pada tahun 2017. Tujuan penulis melakukan penelitian ini untuk
mengetahui pola komunikasi melalui media sosial yang terjadi di komunitas Batik
Sipin Jajaran, mengetahui pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh komunitas
Batik Sipin Jajaran dan juga mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan
media sosial dalam penyampaian pesan oleh Komunitas Batik Sipin Jajaran.
Teori yang digunakan untuk menganalisa permasalahan ini adalah teori
komunikasi Harold D Lasswel. Dengan dasar pola komunikasi yang terjadi dan
dilihat dari isi pesan yang disampaikan, serta efektivitas komunikasi dalam
memanfaatkan media sosial. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah
(field search) dalam teknis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan
Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam pengumpulan data. Serta
menggunakan metode analisis Miles dan Huberman dalam menganalisis data.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Media social berupa whatshap,
facebook dan instagram efektif menjadi sarana berkomunikasi antar anggota
Komunitas Batik Sipin Jajaran. Dengan menggunakan jejaring sosial tersebut para
anggota komunitas Batik sipin jajaran dapat berkomunikasi dan berbagi pesan
informasi atau saling menyapa dengan kawan-kawan mereka sesama pengrajin
batik hingga keluar kota, dalam rangka menjaga silaturahmi, dan bertukar pikiran
untuk kemajuan usaha mereka. Terakhir, pemanfaatan Media Komunikasi Batik
sipin jajaran di Kota Legok, Danau Sipin oleh anggotanya, dalam rangka menjaga
keharmonisan antar komunitas dan menyampaikan pesan informasi kepada
masyarakat luas sangat efektif.
Kata kunci : peran media sosial, efektivitas media sosial, pola komunikasi.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah karya tulis ini saya persembahkan kepada ayahanda (Sunoto) dan Ibunda (Sugianti)
Yang tercinta, tersayang dan ku banggakan terimakasih atas semua pengorbanan dan kasih sayang
dorongan dan do’a yang selalu tercurah buatku atas semua saran dan semangat yang selalu diberikan
yang tetap setia dan banyak memberikan motivasi dan inspirasi dalam hidupku
terimakasih atas pengorbanan kalian semua semoga segenggam keberhasilan ini
menjadi amal ibadah dan kesuksesan dimasa yang akan datang semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
Aamiin... Teruntuk kedua abangku, terima kasih telah memberikan support kepada adik
bungsumu. Terima kasih telah mendukung penuh jalanku
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya skripsi
dengan judul “Peran Media Sosial dalam Komunikasi antar Komunitas Batik
Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina ” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri
teladan umat, yang telah membawa umat manusia kealam yang terang benderang
dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan
cobaan. Namun, semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan
pelajaran yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan
motivasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapakan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Muhaimin, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan
waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak H. Husin Abdul Wahab, Lc.MA.Ph.D selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
3. Bapak Drs. Sururudin M.Pd. selaku ketua prodi Komunikasi Dan Penyiaran
Islam dan ibu Mardalena S.Ag, M.Ud selaku sekretaris prodi Komunikasi Dan
Penyiaran Islam.
4. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D Selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.,M.Hum selaku wakil dekan 1 Fakultas
Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
7. Bapak Prof. Dr. H.Su‟aidi, MA, P.hd, Bapak Dr. H.Hidayat, M.Pd, dan Ibu
Dr. Fadhlillah, M.Pd selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
8. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi
bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk
bermanfaatan.
9. Kabag dan Kasubag dilingkungan akademik Fakultas Dakwah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
10. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Kepala perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta
kepala perpustakaan wilayah Jambi.
12. Seluruh pihak PT. Pertamina EP Asset 1 Field Jambi.
13. Seluruh anggota komunitas Batik Sipin Jajaran serta masyarakat Danau Sipin,
Kelurahan Legok.
14. Teman-teman jurusan KPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta dan
terimakasih sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian, sehingga
peneliti dapat terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT
melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Batasan Masalah ............................................................................ 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................... 8
E. Kerangka Teori............................................................................... 9
F. Metode Penelitian........................................................................... 18
G. Pemeriksaan Keabsahan Data........................................................ 22
H. Studi Relevan................................................................................. 23
BAB II PROFIL KOMUNITAS BATIK SIPIN JAJARAN
A. Sejarah Berdirinya Batik Sipin Jajaran............................................
25
B. Struktur Organisasi Batik Sipin Jajaran........................................... 28
C. Visi dan Misi Batik Sipin Jajaran....................................................
29
D. Sarana dan Prasarana Batik Sipin jajaran.........................................
29
E. Program dan Kegiatan Batik Sipin Jajaran.......................................
33
BABIII POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS BATIK SIPIN JAJARAN
A. Pola Komunkasi Batik Sipin Jajaran............................................ 36
B. Pesan-pesan yang dibangun Komunitas Batik Sipin Jajaran……
40
C. Respon Masyarakat terhadap Batik Sipin Jajaran.......................... 45
BABIV EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
A. Efektivitas Penggunaan Media Sosial.............. ..............................47
B. Fungsi Media Sosial dalam Komunitas Batik Sipin Jajaran.......... 55
C. Hambatan komunikasi dalam Komunitas Batik Sipin Jajaran....... 57
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 59
B. Saran .............................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ṭ ط ا
ẓ ظ B ب
„ ع T ت
Gh غ Th ث
F ف J ج
ḥ ح Q ق
K ك Kh خ
L ل D د
M م Dh ذ
N ن R ر
H ه Z ز
W و S ش
, ء Sh ش
ṣ ص Y ي
ḍ ض
B. Vokal dan Harakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ḭ اى ā ب A ا
Aw او á اى U ا
Ay اى ū او I ا
C. Tā’ Marbūṭ ah
Transliterasi untuk Tā‟ Marbūṭ ahini ada tiga macam:
1. Tā‟ Marbūṭ ahyang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya
adalah /h/.
Arab Indonesia
Ṣ صلا ة alāh
Mir‟āh مر ا ة
2. Tā‟ Marbūṭ ahhidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,
maka transliterasinya adalah /t/.
2Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS
Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.
Arab Indonesia
Wizārat al-Tarbiyah وزارة التر بية
Mir‟āt al-zaman مر اة الس من
3. Tā‟ Marbūṭ ahyang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah
/tan/tin/tun/.
Arab Indonesia
فجئة
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah perkembangan komunikasi mencapai puncak kejayaannya pada
era modern saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti
diciptakannya komputer, laptop, handphone , menjadikan komunikasi memiliki
pola yang berbeda. Komunikasi dapat dilakukan lebih efisien dan efektif. Selain
itu, pola komunikasi yang terjadi saat ini mempengaruhi nilai-nilai sosial yang
ada. Kehadiran internet membawa perubahan yang sangat besar bagi dunia
telekomunikasi. Saat ini, jutaan komputer sudah terhubung ke jaringan internet
dan menyediakan sangat banyak informasi yang bisa diakses kapan saja dan
dimana saja di seluruh dunia.
Berbagai aplikasi berbasis internet sudah banyak digunakan, seperti e-
commerce, elearning, video conference, e-government, dan sebagainya. Dengan
semakin banyaknya sumber informasi di internet, maka muncullah beragam mesin
pencari (search engine) yang sangat memudahkan pengguna internet dalam
menemukan informasi yang dibutuhkan. Yahoo dan Google adalah dua contoh
search engine yang sangat populer saat ini. Satu aplikasi penting lainya adalah
Wikipedia, yakni ensiklopedia bebas yang menyediakan informasi tentang suatu
istilah tertentu secara sangat lengkap dengan segala referensi yang digunakan.
Aplikasi internet lainnya yang sangat penting adalah mailinglist yang merupakan
kelompok diskusi menggunakan e-mail.
Teknologi komunikasi saat ini semakin canggih dan semakin mumpuni
bagi masyarakat di seluruh dunia. Perkembangan terus terjadi, inovasi dan fungsi
dari teknologi komunikasi juga semakin lengkap. Komunikasi manusia semakin
terbantu dengan adanya teknologi. Komunikasi dinilai semakin efektif dan efisien
dalam prosesnya. Komunikasi manusia dengan teknologi ini ternyata
menimbulkan dampak bagi jalannya kehidupan manusia beserta aspek – aspek
yang ada di dalamnya. Dampak itu ada baik positif maupun negatif. Dampak
positif tentunya beberapa dampak yang berguna dan bermanfaat bagi kelancaran
kehidupan, sedangkan dampak negatif yang merupakan dampak yang timbul dan
tanpa disadari mempengaruhi kehidupan.
Jejaring sosial atau media sosial adalah sebuah struktur sosial yang
dibentuk dari simpul-simpul yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi
spesifik. Jejaring sosial bisa diartikan sebagai sarana pemersatu antara individu
satu dengan individu yang lain, sehingga menjadi sebuah sosial yang saling
berkaitan (berinteraksi) satu sama lain. Jaringan jejaring sosial dipandang sebagai
suatu hubungan sosial yang biasa dikatakan sebagai sebuah simpul dan ikatan.
Simpul adalah individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan
antar individu tersebut dengan individu lain. Bisa terdapat banyak jenis ikatan
antar simpul. Penelitian dalam bidang akademik telah banyak menunjukan bahwa
jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga
hingga Negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara
memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang
individu dalam mencapai tujuannya.
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan jejaring sosial
adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut
dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial actor individu. Konsep ini
sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul
sebagai titik ikatan sebagai garis penghubungnya. Kemampuan jejaring sosial
dalam kehidupan manusia, bisa dilihat dengan jelas oleh kita semua bahwa
jejaring sosial mampu membuat manusia saling berhubungan walaupun jarak jauh
dan menghasilkan sebuah sosial sehingga manusia dapat mengenal satu sama
lainnya. Banyak manfaat yang bisa diambil dari jejaring sosial. Manfaat nyatanya
dalam kehidupan sehari-hari yaitu mempunyai banyak teman akrab, mendapatkan
banyak informasi yang bisa dijadikan sebagai suatu pengetahuan baru. Dan
manusia juga disebut sebagai makhluk sosial, sebutan ini dikemukakan karena
manusia tidak bisa hidup sendiri, manusia memerlukan bantuan dari orang lain.
Untuk itu, manusia perlu bersosialisasi sehingga dibuatlah sebuah jejaring sosial
untuk mendukung kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Komunikasi yang berhadapan antara individu yang satu dan lainnya
dalam kelompok kecil merupakan bentuk komunikasi kelompok yang cukup
efektif untuk menghasilkan pemecahan masalah individu dan kelompok. Anggota
kelompok kecil dapat lebih terbuka mengeluarkan pikiran dan argumentasinya
dalam memecahkan berbagai persoalan kelompok. Mereka lebih
memiliki keeratan hubungan psikologis antara anggota yang satu dan lainnya
dalam mengeluarkan dan menanggapi argumentasi.3 Solidaritas yang tinggi dalam
menyelesaikan masalah merupakan bagian proses komunikasi dalam kelompok
kecil untuk mempertahankan kekuatan dan kekompakkan kelompok melalui
jejaring sosial.
Pada zaman modern seperti ini, semua teknologi sudah canggih.
Masyarakat dan media sosial tidak bisa dipisahkan. Media sosial turut serta
membantu meringankan dan mempermudah masyarakat dalam kegiatan
kesehariannya. Faktor pendorong penggunaan media sosial salah satunya
disebabkan karena semakin bertambahnya peningkatan jumlah pengguna media
sosial dari tahun ke tahun. Selain itu juga disebabkan karena perkembangan ilmu
teknologi yang mampu menciptakan berbagai macam bentuk media baru terutama
media sosial. media sosial merupakan wujud baru dari perkembangan ilmu dan
teknologi yang secara tidak langsung mempengaruhi kebiasaan serta budaya
masyarakat. Keunggulan media sosial dibandingkan dengan media konvensional
adalah bisa membalas secara terbuka, saling bertukar pesan dengan mudah, bisa
berkomentar dalam waktu yang cepat dan juga tidak terbatas. Setiap pengguna
media sosial bisa dengan mudah mengutarakan pendapat mereka dari sudut
pandang mereka masing-masing tanpa adanya rasa takut akan kesan buruk yang
ditimbulkan terhadap perkara-perkara negatif yang diutarakan.
Akses mudah menuju internet dikalangan masyarakat mendorong
tingginya angka penggunaan media sosial. semakin canggihnya teknologi, internet
bisa diakses dimana saja mendorong masyarakat untuk melakukan bisnis. Bagi
sebagian masyarakat media sosial bukan hanya digunakan untuk mencari hiburan
3Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi.
atau informasi semata tapi juga ada yang bisa memanfaatkan dengan baik dengan
menjadikan media sosial sebagai lapangan berbisnis, berbisnis online misalnya.
Faktor yang paling kuat pendorong penggunaan media sosial adalah status
seseorang sebagai penggiat usaha. Mereka yang tergabung dalam Komunitas
Batik Sipin jajaran mau tidak mau harus menggunakannya demi kelancaran
aktivitas mereka. Penyebaran-penyebaran informasi-informasi dengan cepat yang
pantas juga turut serta mendorong penggunaan media sosial. misalnya ada suatu
konflik atau insiden antar suku di daerah tertentu, secara cepat beberapa orang
akan menyebarluaskan berita tersebut melalui media sosial.4 tapi sebaiknya kita
bisa bijak menanggapi suatu berita yang ada di media sosial, kita harus tahu dari
mana sumber tersebut dan apakah bisa dipertanggung jawabkan. Dewasa ini
bersesuaian kehidupan masyarakat yang terlalu sibuk dengan keseharian mereka,
maka media sosial dijadikan platform untuk berinteraksi dengan teman lama yang
jauh sehingga tidak terputus tali silaturrahmi. Bukan hanya itu dengan media
sosial mereka juga bisa menemukan teman baru.
Berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019
pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total
populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna
media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi.
Besarnya populasi, pesatnya pertumbuhan pengguna internet dan telepon
merupakan potensi bagi ekonomi digital nasional. Alhasil, muncul e-commerce,
transportasi online, toko online dan bisnis lainnya berbasis internet di tanah air.
Ini akan menjadi kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Ditambah
lagi dengan proyek Palapa Ring yang ditargetkan akan selesai tahun ini akan
semakin meningkatkan penetrasi internet yang saat ini baru mencapai 56%
maupun media sosial di Indonesia. Palapa Ring merupakan jaringan fiber optik
4Oktafia marisa, “efektivitas penggunaan media jejaring sosial facebook terhadap kegiatan
komunikasi universitas di Jakarta (studi kasus mahasiswa universitas bunda mulia, tarumanegara,
dan stie trisakti”, business & managemen journal bunda mulia, vol:7, no.2, September 2011.
4G dengan kecepatan hingga 30 Mbps dengan panjang lebih dari 12.000 km yang
terbentang dari Sumatera hingga Papua5.
Tabel
Jumlah Pengguna Internet di Indonesia
Perkembangan ilmu dan sarana komunikasi juga memperngaruhi pola
komunikasi di kelompok-kelompok masyarakat. Salah satunya pada komunitas
batik jambi jajaran. Kelompok Batik Sipin Jajaran merupakan kelompok binaan
Pertamina EP Field Jambi. Kelompok binaan ini mengkampanyekan dan
mensosialisasikan batik tulis di Balai Tenun Pemerintah Kota Jambi, Kelurahan
Legok, Kecamatan Danau Sipin. Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor
migas, PT Pertamina EP Field Jambi mempunyai komitmen untuk tumbuh dan
berkembang bersama masyarakat di sekitar operasi perusahaan. Melalui program
pemberdayaan masyarakat PT Pertamina Field Jambi ingin berpartisipasi dalam
proses peningkatan ekonomi berupa pelatihan yang dimulai pada tahun 2017.6
Program ini merupakan upaya pengembangan perekonomian masyarakat terutama
ibu – ibu dan remaja putri putus sekolah yang mempunyai profesi sebagai
pengusaha konveksi, tukang jahit atau buruh jahit. Kegiatan ini diharapkan dapat
5 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-pengguna-
media-sosial-indonesia 6Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran Legok, Tanggal 10 Desember 2018.
mengurangi angka penggangguran dan peningkatan ekonomi melalui peningkatan
keterampilan.
Menjauhkan masyarakat dari kemungkaran tentu menjadi tugas semua
pihak, tidak hanya pemerintah maupun ulama, namun peran semua pihak
termasuk BUMN seperti pertamina.
Karena Allah Ta’ala berfirman,
يدعىن إلى الخير ويأمرون ببلمعروف وينهىن عه المنكر وأولئك هم ولتكه منكم أمة
المفلحىن
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran: 104)7
Dalam proses perkembangannya, Kelompok banyak menemui kendala
internal, mulai dari ketidakpercayaan anaggota kelompok kepada pengurusnya,
tingkat keaktivan anggota yang kurang, keterampilan anggota yang masih minim
terkait pengelolaan manajemen dan konflik antar anggota dan pengurus yang
sempat meruncing. Akibatnya banyak program kerja yang tidak berjalan sesuai
dengan rencana. Untuk mengatasinya, saat ini pengurus kelompok batik sipin
jajaran menggunakan media social untuk melakukan komunikasi antar sesama.
Selain itu, mereka juga menggunakan media social untuk melakukan komunikasi
kepada donator, yakni PT PErtamina EP Jambi. Tidak itu saja, Kelompok batik
sipin Jajaran juga menggunakan media social untuk promosi program dan produk
kepada masyarakat luas.
Anwar Arifin berpendapat bahwa komunikasi kelompok merupakan salah
satu jenis komunikasi yang terjadi dari beberapa individu dalam suatu kelompok
seperti kegiatan rapat, pertemuan, konferensi, dan kegiatan lainnya.8 Burgoon juga
memberikan pendapatnya bahwa komunikasi kelompok merupakan interaksi
secara langsung dari beberapa individu untuk berbagi informasi dan
mendiskusikan suatu masalah, di mana antar individu tersebut memliki
77
Al-Qur’an Dan Terjemahan, (Jakarta: Darus Sunnah, 2002),125 8Arifin, A. (1984). Strategi komunikasi: sebuah pengantar ringkas. Penerbit Armico.
keterikatan yang sama dalam interaksi tersebut.9 Keterikatan tersebut adalah,
tujuan, fungsi, visi, dan misi dalam suatu kelompok tersebut. Jika disimpulkan
dari kedua definisi tersebut adalah, bahwa komunikasi kelompok merupakan
interaksi yang sedang berlangsung pada antar individu dengan segala prosedural
dan susunan kegiatan yang jelas. Susunan dan prosedural tersebut telah ada di
dalam visi dan misi juga tujuan dan fungsi dalam suatu kelompok.
Teori komunikasi Harold Lasswell merupakan teori komunikasi paling
awal, yakni sekitar tahun 1948. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik
untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who, Says
What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan
Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban bagi
pertanyaan paradigmatik (paradigmatic question) Lasswell itu merupakan unsur-
unsur proses komunikasi, yaitu Communicator (Komunikator), Message (Pesan),
Media (Media), Receiver (Komunikan/Penerima), dan Effect (Efek). Jadi dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada
komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu
baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect
kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5
unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Berkaitan dengan masalah yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui “Seberapa efektiv penggunaan media social baik untuk komunikasi
internal kelompok, komunikasi kepada donatur sebagai bahan pelaporan kinerja
dan komunikasi kepada masyarakat sebagai bahan promosi”.
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebanyak enam
orang dengan rincian seorang anggota, ketua, masyarakat setempat, sekretaris
sebagai informan utama dan bendahara sebagai informan tambahan serta satu
orang perwakilan dari perusahaan sebagai informan kunci dengan
mempertimbangkan data jenuh (saturateddata) yang diperoleh di lapangan.
Penelitian ini ingin menggali sejauh mana komunikasi kelompok yang terjadi
serta dibangun dalam menggunakan media sosial, karena pada akhirnya hal
9Citra Aditya Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Grasindo
tersebut dapat dijadikan sebagai modal kelompok untuk terus tumbuh dan
berkembang dengan masyarakat sekitar apabila suatu saat perusahaan tidak lagi
beroperasi di wilayah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah pokok yang diangkat sebagai
kajian utama penelitian ini adalah :Bagaimana peran media social dalam
komunikasi pada komunitas Batik Sipin Jajaran ? Dalam upaya mengkonkretkan
pokok masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi di Komunitas Batik Sipin Jajaran
?
2. Apa saja pesan yang dibangun dalam komunikasi antar komunitas batik
sipin jajaran?
3. Sejauh mana efektivitas penggunaan sarana komunikasi sosial media yang
dilakukan oleh komunitas Batik Sipin Jajaran ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan pada pokok masalah ditas, maka perlu diberikan Batasan
masalah untuk menghindari objek Batasan yang keluar dari koridor yang
diharapkan. Oleh karena itulah penelitian ini penulis membatasi masalah yang
akan dibahas hanya tentang Peran Media Sosial dalam Komunikasi Pada
Komunitas Batik Sipin Jajaran.
D. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui pola komunikasi melalui sosial media yang terjadi di
Komunitas Batik Sipin Jajaran.
2. Mengetahui pesan – pesan yang dikomunikasikan oleh komunitas batik
sipin jajaran.
3. Mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan media social dalam
penyampaian pesan oleh kelompok batik Sipin jajaran.
Adapun Bagi penulis, manfaat penelitian ini selain menjadi khasanah
keilmuan baru, dapat juga dijadikan referensi dalam proses pengembangan
kelompok di masa yang akan datang.
Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu rujukan
ataupun pembanding dalam proses pengembangan komunikasi kelompok.
E. Kerangka Teori
1. Teori Komunikasi
Penelitian ini menggunakan teori sosial dalam konteks komunikasi massa.
Teori komunikasi yang digunakan penulis dipenelitian ini adalah teori komunikasi
Lasswell. Gagasan tentang Lasswell pertama kali dikemukakan oleh Harold. D
Lasswell pada tahun 1948.10
Harold Lasswell menyatakan bahwa cara yang
terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan Who,
Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan
Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa).11
Unsur-unsur (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan,
sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk dianalisis isi. Saluran
komunikasi (in wich channel) dikaji dalam anlisi media. Unsur penerima (to
whom) dikaitkan dengan anailisi khalayak. Pemikirannya spesifik pada konteks
komunikasi massa. Teori komunikasi Lasswell mengisyaratkan bahwa lebih dari
satu saluran dapat membawa pesan.
Dalam model inipun melihat komunikasi sebagai transmisi pesan yang
memunculkan efek. Efek menunjukan sebuah perubahan yang dapat diamati dan
diukur dari penerima yang disebabkan oleh elemen-elemen dari proses
komunikasi yang bisa diidentifikasi. Perubahan satu dari elemen tersebut akan
mengubah efek. Apabila mengubah saluran, pengirim, mengubah pesan, maka
10
Deddy Mulyana(2017) Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
11John Fiske (2016) Pengantar ilmu komunikasi edisi ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.
perubahan dari masing-masing elemen tersebut akan menciptakan perubahan yang
sesuai terhadap efek.
Berikut lima unsur yang dapat diturunkandalam komunikasi Lasswell :
1. Who (siapa/sumber)
Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku utama
atau pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi dan yang memulai
suatu komunikasi, bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu
negara sebagai komunikator. Pihak tersebut bisa seorang individu, kelompok,
organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.
2. Says what (pesan)
Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada
komunikan (penerima), dari komunikator (sumber) atau isi informasi. Apa yang
akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan),dari sumber
(komunikator) atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non
verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Ada 3
komponen pesan yaitu makna,simbol untuk menyampaikan makna,dan
bentuk/organisasi pesan.12
3. In which channel (saluran/media)
Saluran/media adalah suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka)
maupun tidak langsung (melalu media cetak/elektronik).
4. To whom (siapa/penerima)
Sesorang yang menerima siapa bisa berupa suatu kelompok, individu, organisasi
atau suatu Negara yang menerima pesan dari sumber.Hal tersebut dapat disebut
tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience), komunikan,
penafsir, penyandi balik (decoder).
5. With what effect (dampak/efek)
12
Deddy Mulyana(2017) Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) seteleh menerima
pesan dari sumber seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan.
a. Pola Komunikasi
Pola komuniksai merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan
adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian proses komunikasi akan
ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam berkomunikasi. Dalam
mengidentifikasi pola komunikasi, peneliti menggunakan pola komunikasi
sekunder. Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat sebagai sarananya.
Komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer yang
mengggunakan lambang sebagai medianya.13
Sedangkan pola komunikasi menurut Effendy, Pola Komunikasi adalah
proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur
yang di cakup beserta keberlangsunganya, guna memudahkan pemikiran secara
sistematik dan logis. Komunikasi adalah salah satu bagian dari hubungan antar
manusia baik individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. dari
pengertian ini jelas bahwa Komunikasi melibatkan sejumlah orang dimana
seorang menyatakan sesuatu kepada orang lain, jadi yag terlibat dalam
Komunikasi itu adalah manusia itu. Pola komunikasi dibagi menjadi tiga
yaitu,komunikasi satu arah, komunikasi dua arah dan komunikasi multi arah.
Menurut Effendy, Pola Komunikasi terdiri atas 3 macam14
yaitu :
1. Pola Komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari Komunikator
kepada Komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tampa ada
umpan balik dari Komunikan dalam hal ini Komunikan bertindak sebagai
pendengar saja.
13
Effendy, Onong Uchjana,2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya
14Effendy, Onong Uchjana,2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
2. Pola Komunikasi dua arah atau timbale balik (Two way traffic aommunication)
yaitu Komunikator dan Komunikan menjadi saling tukar fungsi dalam menjalani
fungsi mereka, Komunikator pada tahap pertama menjadi komunikan dan pada
tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun pada hakekatnya yang memulai
percakapan adalah komunikator utama, komunikator utama mempunyai tujuan
tertentu melalui proses Komunikasi tersebut, Prosesnya dialogis, serta umpan
balik terjadi secara langsung.15
3. Pola Komunikasi multi arah yaitu Proses komunikasi terjadi dalam satu
kelompok yang lebih banyak di mana Komunikator dan Komunikan akan
saling bertukar pikiran secara dialogis.16
b. Pesan
Komunikasi sangat penting dalam membina hubungan antar manusia yang
terlibat dalam sebuah organisasi. Masing-masing anggota yang memiliki
kepentingan pribadi bersatu padu membentuk kepentingan bersama. Dalam
perjalanan sebuah komunitas, kedua kepentingan ini sangatlah mungkin
berbenturan sehingga menimbulkan konflik. Pada tahap inilah komunikasi hadir
dan berperan penting dalam meniadakan konflik yang terjadi antara dua
kepentingan tersebut. untuk mengidentifikasi pesan dalam komunikasi sebuah
komunitas dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :
1. Jaringan Pesan
Jaringan pesan dibagi menjadi komunikasi formal dan komunikasi
informal.
- Komunikasi Formal
Salah satu cara untuk menggambarkan jaringa komunikasi formal adalah
melalui struktur organisasi atau organigram. Struktur organisasi
15
Siahaan, S. M.,1991. Komunikasi pemahaman dan penerapannya, Jakarta: Gunung Mulia.
16http://cyberions.blogspot.com/2009/01/pola-komunikasi-antar-pribadi-
Jenis komunikasi dibagi tugas.html. diakses 25 Feb 2019
merupakan petunjuk mengenai siapa yang bertanggung jawab mengenai
tugas yang diberikan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kinerja
rekan-rekannya. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi formal dapat
berupa koordinasi tugas, berbagi informasi, dan masalah-masalah
pekerjaan yang tidak terselesaikan,.
- Komunikasi Informal
Komunikasi informal merupakan pola interaksi yang didasarkan atas
pertemanan, kedekatan antar anggota komunitas, dan saling berbagi
dalam hal minat dan masalah pribadi. Pesan yang disampaikan dalam
komunikasi informal memiliki fungsi yaitu mengkonfirmasi pesan-pesan
formal, mengirimkan pesan lebih cepat dari pada komunikasi formal,
2. Variable Penerima Pesan
Penerima pesan dalam komunikasi ini diklasifikasikan menjadi dua
yaitu penerima pesan berupa komunikasi internal dan komunikasi
eksternal
- Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan pertukaran gagasan di antara para
anggota komunitas bersama struktur lengkap disertai pertukaran gagasan
secara horizontal dan vertical didala komunitas itu sendiri, sehingga
pekerjaan berjalan sesuai yang direncanakan. Hubungan internal menurut
Hardiman adalah kegiatan membina dan mengembangkan komunikasi
internal dalam organisasi dengan cara menciptakan komunikasi dua arah,
komunikasi horizontal, dan komunikasi vertikal.17
- Komunikasi Eksternal
17
Hardiman. Ima. 2006. Seri pintar Public Relation : 400 istilah PR media & periklanan. Jakarta : Penerbit Gagas Ulung.
Komunikasi eksternal berlangsung antara anggota atau pimpinan
organisasi dengan khalayak diluar luas.
c. Efektivitas Komunikasi
Effendy menjelaskan efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai
tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang
ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan.18
Menurut Bastian efektivitas
dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Selain itu efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan
dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran
kebijakan untuk mencapai tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan
factor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat dan lainnya yang telah
ditentukan.19
Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang, gagasan itu di
olahnya menjadi pesan dan di kirimkan melalui media tertentu kepada orang lain
sebagai penerima. Penerima pesan, dan sudah mengerti pesannya kepada pangirim
pesan. Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu, pengirim pesan
dapat menilai efektifitas pesan yang di kirimkannya. Berdasarkan tanggapan itu,
pengirim dapat mengetahui apakah pesannya di mengerti dan sejauh mana
pesanya di mengerti oleh orang yang di kirimi pesan itu.
Empat factor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi
komunikasi adalah :
1. Menentukan Khalayak
Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari siapa yang akan menjadi
sasaran komunikasi. Tentu hal ini tergantung pada tujuan komunikasi, yaitu
apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (informatif) atau agar
komunikan melakukan tindakan tertentu (persuasive dan instruktif)
2. Pemilihan media komunikasi
18 http://e-journal.uajy.ac.id/4241/3/2MH01723.pdf. Diakses pada 23 Maret 2019 19
Asnawi,2013, efektivitas penyelenggaraan Publik pada Samsat Corner Wilayah
Malang Kota, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP UMM.
Media komunikasi banyak sekali, untuk mencapai sasaran komunikasi harus
dapat memilih salah satu atau beberapa media, tergantung pada tujuan yang
hendak di capai, pesan yang akan disampaikan, dan tekhnik yang akan
digunakan.
3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan Teknik yang
harus diambil, apakah Teknik informatif, persuasif, atau instruktif.
4. Peran komunikator dalam komunikasi
Factor penting dalam diri komunikator bila melancarkan komunikasi, yaitu
daya Tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (source
credibility).20
3. Sosial Media
Sejarah Sosial Media
Media sosial mengalami perkembangan yang sangat signifikan dari tahun
ke tahun, jika pada tahun 2002 Friendster merajai sosial media karena hanya
Friendster yang mendominasi sosial media di era tersebut. kini telah banyak
bermunculan sosial media dengan keunikan dan karakteristik masing-masing.
Sejarah sosial media diawali pada era 70an yaitu ditemukannya sistem papan
bulletin yang memungkinkan untuk dapat terhubung dengan orang lain
menggunakan surat elektronik ataupun menggunggah dan mengunduh perangkat
lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang
terhubung dengan modem. Pada tahun 1995 lahirlah situs GeoCities, GeoCities
melayani web hosting (layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar
website dapat diakses dimanapun). GeoCities merupakan tonggak awal berdirinya
website-website. Pada tahun 1997 sampai tahun 1999 muncullah sosial media
pertama yaitu sixdegree.com dan classmates.com. tak hanya itu di tahun tersebut
muncul juga situs untuk membuat blog pribadi yaitu blogger. Situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
Sehingga pengguna dari blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. Pada tahun
20
Ahmad Setiadi. “Pemanfaatan Media Sosial untuk Efektivitas Komunikasi”.Skripsi.
AMIK BSI Karawang, 2005.
2002 Friendster menjadi sosial media yang sangat booming dan kehadirannya
sempat menjadi fenomenal. Setelah itu pada tahun 2003 sampai saat ini
bermunculan berbagai sosial media dengan berbagai karakter dan kelebihan
masing-masing seperti Linkedln, MySpace, Facebook, Twitter, Wiser, Google+
dan lain sebagainya. Sosial media juga kini menjadi sarana atau aktivitas digital
marketing seperti Social Media Maintenance, Social Media Endorsement dan
Social Media Activation. Oleh karena itu, sosial media kini menjadi salah satu
servis yang ditawarkan oleh Digital Agency21
.
Menurut Varinder Taprial dan Priya Kanwar 22
, media sosial memiliki
beberapa ciri khas sebagai berikut :
Aksesibilitas (Accessibility). Media sosial dapat diakses dengan mudah oleh
siapa saja yang memiliki perangkat yang terkoneksi dengan jaringan internet.
Karenanya media sosial sangat mudah digunakan oleh siapa pun dan tidak
dibutuhkan keahlian khusus untuk itu. Semua yang memiliki akses daring
dapat menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan orang lain di
seluruh dunia.
Interaktivitas (Interactivity). Komunikasi yang dilakukan melalui media
sosial berlangsung secara dua arah atau bahkan lebih. Karenanya, pengguna
media sosial dapat berinteraksi dengan pengguna media sosial lainnya. Setiap
orang dapat memberikan pertanyaan, mendiskusikan suatu produk atau hal-
hal lain yang sesuai dengan minat yang dimiliki.
Longevity/volatility. Pesan-pesan yang dikirimkan dapat disimpan dan
diakses kembali untuk jangka waktu yang lama. Bahkan pesan-pesan tersebut
dapat disunting dan dimutakhirkan kembali setiap saat sesuai kebutuhan.
21
Anang Sugeng Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat
di Indonesia, Www.Jurnal-Unita.Org/Index.Php/Publiciana/Article/View/79, 143-144. Diakses
Tanggal 13 Februari 2018 Pukul 14.00 22
Taprial, V., & Kanwar, P. (2012). Understanding social media. Bookboon.hlm 28 – 29
Keterjangkauan (Reach). Internet menawarkan akses yang tidak terbatas
untuk menjangkau semua isi yang terdapat dalam dunia tak kasat mata.
Setiap orang dapat mengakses internet darimana saja dan kapan saja.
Kecepatan (Speed). Pesan yang telah dibuat di media sosial dapat diakses
oleh semua orang yang berada dalam jaringan atau kelompok atau forum atau
komunitas yang sama segera setelah pesan tersebut dipublikasikan. Kita
dapat berkomunikasi dengan khalayak tanpa melalui banyak kendala yang
mempengaruhi pengiriman suatu pesan. Respon atau tanggapan yang
diberikan oleh khalayak juga bersifat instan atau segera sehingga kita dapat
berdialog dengan khalayak secara real time.
4. Fungsi Media Sosial
Masih menurut Taprial dan Kanwar, ada beberapa fungsi media sosial.23
Identitas (Identity) – bagaimana pengguna menampilkan dirinya.
Percakapan (Conversations) – bagaimana pengguna berkomunikasi dengan
pengguna lainnya.
Berbagi (Sharing) – bagaimana pengguna melakukan pertukaran isi,
mendistribusikan isi, dan menerima isi tersebut.
Kehadiran (Presence) – bagaimana pengguna mengetahui kehadiran pengguna
yang lain.
Hubungan (Relationship) – bagaimana pengguna berhubungan satu sama lain.
Reputasi (Reputation) – bagaimana pengguna mengetahui isi dan posisi sosial
pengguna lainnya.
Kelompok (Groups) – bagaimana pengguna berada dalam suatu komunitas
atau kelompok.
Dapat dikatakan bahwa ciri khas yang dimiliki oleh media sosial tersebut
merupakan kekuatan atau kelebihan utama media sosial. Hal ini memungkinkan
semua orang untuk berhubungan dengan orang lain dan mengakses informasi
yang tersedia di internet. Interaksi yang dilakukan secara daring membuat tidak
ada lagi sekat pembatas diantara pengguna media sosial.
23Taprial, V., & Kanwar, P. (2012). Understanding social media. Bookboon.
Media sosial pada umumnya digunakan untuk tetap menjaga hubungan
dengan teman atau keluarga, bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat
yang sama, mendiskusikan suatu isu, berbagi pendapat, memberikan dan
menjawab pertanyaan, membaca review dan lain-lain.
Manusia menggunakan media sosial juga sebagai salah satu
sarana komunikasi pembelajaran untuk menambah pengetahuan serta membuat
keputusan terbaik. Media sosial juga dimanfaatkan dalam dunia bisnis, politik,
hiburan dan lain-lain guna menyasar calon konsumen dan target konsumen,
berinteraksi dengan konsumen, membangun atau membentuk citra perusahaan
serta mengelola reputasi perusahaan secara daring.
Sesuai dengan teori komunikasi Harold Lasswell dimana unsur-unsur
proses komunikasi, adala Communicator (Komunikator), Message (Pesan), Media
(Media), Receiver (Komunikan/Penerima), dan Effect (Efek), maka media social
dinilai menjadi sarana komunikasi yang efektif di dalam kelompok Batik Sipin
Jajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah pesan yang
disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui
saluran-saluran media social memberikan dampak/effect kepada komunikan
sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says
what, in which channel, to whom, with what effect.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah
denganpendekatan kualitatif. Penulis akan mengamati dan terlibat dalam beberapa
kegiatan kelompok Batik Sipin Jajaran, lalu mendiskripsikan pola – pola
komunikasi mereka dan menganalisisnya berdasarkan teori yang ada. Proses
analisis juga dilakukan dengan membandingkan pada penelitian –penelitian
terdaulu. Apakah yang dilakukan dan hasil yang diperoleh oleh kelompok Batik
Sipin Jajaran dalam hal pola komunikasi sesuai dengan teori serta penelitian
sebelumnya, atau memiliki kekhasan tersendiri.
Metode penelitian ini didasarkan pada rumusan yang muncul. Menurut Jane
Ricjie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan
perspektifnya dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan
tentang manusia yang diteliti.24
Denzim dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.25
Peneliti sengaja memilih metode deskriptif ini dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran secara jelas tentang pola komunikasi yang dilakukan anggota Batik
Jambi Jajaran binaan PT Pertamina EP Field Jambi. Metode deskriptif merupakan
metode penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual,
akurat tentang fakta dan sifat populasi atau objek tertentu.26
Metode deskriptif
merupakan metode penelitian dengan penafsiran data yang berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, rekaman video, dokumen pribadi, atau dokumen
lainnya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi. Hal ini didasarkan pada pentingnya ketiga teknik tersebut
dalam membantu peneliti dalam meneliti masalah ini. Menurut Lincoln dan Guba,
tujuan wawancara adalah untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
organisasi, perasaan,motivasi, tuntutan, memverifikasi, mengubah, dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain.27
Selain wawancara, peneliti
juga menggunakan observasi dalam upaya pengumpulan data pada penelitian ini.
Yang diamati dalam prosses ini adalah interaksi diantara subjek yang diriset.
Keunggulan metode iniadalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk, yaitu
interaksi dan percakapan. Ini meliputi apa saja yang dilakukan, perbincangan apa
saja yang dilakukan termasuk benda apa saja yang mereka gunakan dalam
24
Lexy J. Moleong.2000. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rosdakarya. 25
Denzin & Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta : Pustaka. 26Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, 2006, hlm 59.
27Lexy J. Moleong. op. cit. hlm 186
kegiatan sehari-hari.28
Teknik terakhir dalam pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi.
Dokumentasi di dapat dari berita-berita di surat kabar dan dokumen pribadi
kelompok. Peneliti memilih teknik ini untuk mendapatkan informasi guna
mendukung analisis data. Berikut penjabaran ketiga metode tersebut :
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam dari informan.
Menurut Susan Stainback, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam mengintepretasikan situasi dan fenomena
yang terjadi dengan wawancara, dimana hal ini tidak bisa ditemukan dengan
observasi.29
b. Obrservasi
Selain wawancara, peneliti juga menggunakan observasi dalam upaya
pengumpulan data pada penelitian ini. Yang diamati dalam prosses ini adalah
interaksi diantara subjek yang diriset. Keunggulan metode ini adalah data yang
dikumpulkan dalam dua bentuk, yaitu interaksi dan percakapan. Ini meliputi apa
saja yang dilakukan, perbincangan apa saja yang dilakukan termasuk benda apa
saja yang mereka gunakan dalam kegiatan sehari-hari.30
c. Dokumentasi
Teknik terakhir dalam pengumpulan data ini adalah studi dokumentasi.
Dokumentasi di dapat dari berita-berita di surat kabar dan dokumen pribadi
kelompok. Peneliti memilih teknik ini untuk mendapatkan informasi guna
mendukung analisis data.
3. Informan Penelitian
Dalam suatu penelitian, diperlukan data-data dari sumber tertentu yang
sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan penelitian. Pada penelitian ini,
28Rachmat Kriyantono. op. cit. hlm 108 29Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. hlm 72 30
Sugiyono. op. cit. hlm 64
peneliti menjadikan beberapa anggota Batik Sipin Jajaran binaan PT Pertamina
EP Field Jambi sebagai informan utama dan Informan pendukung yakni pihak
humas PT Pertamina EP Field Jambi serta masyarakat setempat.
4. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.31
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan terhadap data yang terdapat di
lapangan. Proses analisis data dari hasil observasi dan wawancara ini dilakukan
bersamaan dengan berlangsungnya proses pengumpulan data dan setelahselesai
pengumpulan data dalam suatu periode tertentu. Tujuannya, agar tidak ada data
yang ambigu atau yang tertinggal. Peneliti berharap, cara ini dapat menghasilkan
analisis yang akurat.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif
model Miles dan Haberman. Analisis ini dilakukan berdasarkan pada penelitian
lapangan. Miles dan Haberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehinggadatanya sudah jenuh. Model interaksi dalam analisis data
kualitatif dipakai untuk menganalisis data selama dilapangan.32
Miles dan haberman juga membagi aktivitas analisis data ke dalam tiga
bagian yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau
verivikasi. Berikut penjelasannya :
1. Reduksi data, yaitu upaya untuk mengelompokkkan data yang diperoleh di
lapangan ke dalam suatu kelas-kelas yang lebih spesifik. Semakin lama
peneliti berada di lapangan, akan semakin banyak pula data yang diperoleh.
31
Lexy J. Moleong. op. cit. hlm 248. 32
Sugiyono. op. cit. hlm. 91
Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, mencari hal-hal
penting, lalu dicari tema dan polanya.dengan demikian, data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakuak pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya lagi
bila diperlukan.
2. Penyajian data, dalam penelitian kualitatif biasanya para penbeliti menyajikan
data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penyajian data ini dilakukan
untuk memudahkan pembaca memahami apa yang terjadi dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.selain dengan
cara naratif, penyajian data juga bias dilakukan dengan menambahkan grafik,
bagan, ataumatrik.
3. kesimpulan atau verivikasi, merupakan temuan baru yang seebelumnya belum
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih samar sehingga menjadi jelas. Bentuknya dapat berupa
hubungan kausal (sebab - akibat) atau interaktif, hipotesis, atau bias jugateori.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam metode penelitian kualitatif, hasil temuan atau data yang
diperoleh peneliti dapat dinyatakan valid apabila hasil temuan atau data yang
diperoleh sesuai dengan temuan atau data yang sebenarnya terjadi pada objek yang
diteliti.Demikian juga dengan penelitian mengenai komunikasi kelompok yang
peneliti lakukan ini. Penelitian ini dianggap valid apabila hasil temuan yang
diperoleh peneliti sesuai atau sama dengan yang sebenarnya terjadi pada objek
penelitian. Untuk itu diperlukan uji validitasdata. Salah satu metode yang
digunakan untuk menguji validitas data adalah dengan triangulasi data.
Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan
beberapa cara. Beberapa cara yang sering digunakan dalam melakukan triangulasi
data adalah dengan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara memeriksa data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Sementara triangulasi teknik dilakukan
dengan cara memeriksa data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu peneliti wajib
memeriksanya dengan observasi. Yang ketiga adalah triangulasi waktu, cara
kerjanya seperti ini, data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi
hari, saat narasumber masih segar dan belum punya masalah, wajib diuji ulang
dengan teknik dan waktu yang berbeda untuk memastikan kredibilitas data. Jika
hasilnya belum cocok, maka harus terus menerus diulang sampai hasilnya bisa
masuk dalam kategori kredibel. Untuk menguji validitas data dalam penelitian
mengenai komunikasi kelompok dalam membentuk kohesivitas ini, peneliti
menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Misalnya, peneliti mengungkapkan data tentang intensitas komunikasi
kelompok Batik Sipin Jajaran binaan PT Pertamina EP Field Jambi. Setelah
melakukan wawancara degan informan, peneliti juga akan memeriksanya secara
langsung ke tempat anggota kelompok berkumpul untuk membuktikan informasi
yang didapat dari informan. Apabila ternyata diperoleh situasi yang berbeda maka
peneliti perlu melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data atau yang lain
untuk memastikan data yang dianggapbenar.
H. Studi Relevan
Dalam komunikasi kelompok, Scott Poole berpendapat bahwa kita
memiliki dua kemungkinan: apakah kita diatur oleh struktur kelompok tersebut
ataukah kita memiliki kekebasan yang tak terbatas sebagai individu di dalam
sebuah kelompok. Selama ini banyak peneliti tentang perilaku kelompok dianggap
terlalu menyederhanakan tentang perilaku kelompok. Sementara karya akademik
yang membahas tentang tentang komunikasi kelompok antara lain, Victoria
Chatra Primatama dengan judul “Komunikasi Kelompok Dalam Kelompok
Srikandi Khayangan Dalam Mewujudkan Kemandirian Sebagai Binaan Pt.
Pertamina Ep Pangkalan Susu” tahun 2016. Karya tersebut merupakan buah
pikir yang membicarakan tentang komunikasi dalam sebuah kelompok kecil
dalam mewujudkan kemandirian. Dalam komunikasi kelompok kecil organisasi
rentan akan konflik.
Penelitian lainnya yang dilakukan Edwi Arief Sosiawan dengan judul
“Penggunaan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Interaski Dan Komunikasi
Dikalangan Mahasiswa” menganalisis bagaimana proses penggunaan media
sosial sebagai media interkasi antar anggota kelompok untuk dalam menenuhi
kebutuhan informasi dan koordinasi antar anggota kelompok. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitasif dengan maksud memberikan gambaran
identifikasi tentang proses interkasi antar mahasiswa serta aspek psikologinya.
Sebagaimana terlihat dalam penelitian tersebut, Penulis menyoroti komunikasi
internal pada kelompok organisasi.
Penelitian Zahrotul Umami tahun 2015 dengan judul “Social Strategy
Pada Media Sosial Untuk Promosi Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta”, Peneltian ini dilakukan untuk melihat sebuah strategi komunikasi
dengan menggunakan social strategy untuk melakukan sebuah promosi pariwisata
dengan membangun hubungan antara pelaku pariwisata dengan pelanggan dalam
hal ini wisatawan. Social strategy melalui social impact dan strategy impact
memudahkan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi di era digital saat
ini.
Penelitiain Totok Wahyu Abadi Tahun 2013 dengan judul “Media Sosial
Dan Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja Di Sidoarjo” penelitian
ini adalah menganalisis dan menjelaskan penggunaan media sosial di kalangan
remaja, pengembangan hubungan interpersonal, dan pengaruh media sosial
terhadap pengembangan hubungan interpersonal remaja Sidoarjo. Penelitian
dengan seratus siswa SLTA sebagai responden ini menggunakan pendekatan
eksplanatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan situs jejaring sosial
oleh remaja banyak dimotivasi untuk 1) mendapatkan berbagai informasi, 2)
memperkuat hubungan di antara sesama pengguna situs, 3) melepaskan
ketegangan, 4) memenuhi kebutuhan emosional, dan 5) meningkatkan rasa
percaya diri. Pengembangan hubungan yang dilakukan oleh remaja lebih dominan
pada pencarian informasi identitas diri, ide-ide ataupun pemikiran, serta alamat
akun pengguna. Tingkat pengembangan hubungan interpersonal (pertemanan)
melalui jejaring sosial sebesar 68,7%. Penggunaan situs jejaring sosial
berpengaruh terhadap pengembangan hubungan interpersonal remaja di Sidoarjo
sebesar 43,4%.
Penelitian EdwiArief Sosiawan pada tahun 2011 dengan judul
“Penggunaan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Interaksi Dan Komunikasi
Di Kalangan Mahasiswa”, penelitian ini menjelaskan bagaimana Penggunaan
situs jejaring socialsebagai media interaksi dan komunikasi dalam memenuhi
kebutuhan dukungan social di kalangan pengguna mahasiswa yang berada
dilokasi Kelurahan Condong Catur dan Catur Tunggal Kabupaten Sleman.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bermaksud
memberikan gambaran dan identifikasi tentang proses interaksi dan komunikasi
dalam situs jejaring social beserta aspek psikologisnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dukungan social yang diperoleholehsubjek pengguna
meliputi aspek rasa penghargaan yang diterima oleh informan pengguna dari links
friends mereka. Banyaknya jumlah list friends merupakan bentuk dari perupaan
jaringan komunikasi yang dibentuk oleh pemilik akun. Dalam konteks penelitian
ini maka terbukti bahwa informan mendapat dukungan social dari sisi
keterlibatannya dalam kelompok baik dalam konteks interaksi maupun dalam
konteks komunikasi.
BAB II
PROFIL KOMUNITAS BATIK SIPIN JAJARAN
A. Sejarah berdirinya Batik Sipin Jajaran
Batik Sipin Jajaran terletak di tepian Danau Sipin, tepatnya di kelurahan
Legok, Telanaipura, Kota Jambi. PT Pertamina EP, anak perusahaan PT
Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama memiliki core
business di bidang hulu migas. Sejalan dengan hal tersebut, PT Pertamina EP
(PEP) juga senantiasa menjalankan kegiatan operasional dengan memberikan nilai
tambah untuk stakeholder. Salah satunya melalui Corporate Social Responsibility
(CSR).
Salah satu Mitra Binaan yang dibentuk Pertamina EP Asset 1 Jambi Field
adalah komunitas Batik Sipin Jajaran. Dengan CSR kerajinan batik sipin ini, PEP
bersama masyarakat penerima manfaat saling berkolaborasi mengembangkan
kerajinan dalam rangka tumbuh bersama dari sisi produksi PEP Jambi Field yang
saat ini berkisar 3.211 BOPD.33
Perekrutan anggota komunitas Batik Sipin Jajaran dimulai sejak Oktober
2017. Saat itu pihak Pertamina melakukan asesmen terhadap beberapa kelompok
warga di Danau Sipin. Lalu pada April 2018, dimulai peresmian komunitas Batik
Sipin Jajaran yang resmi pula di Suport oleh pihak Pertamina.
Pada November 2018, Komunitas Batik Sipin Jajaran mulai memproduksi
kain batik tulis. Pada awalnya, anggota aktiv dalam komunitas tersebut sebanyak
13 orang. Saat ini, di awal tahun 2019, sudah mencapai 25 orang pekerja aktif.
Awal lahirnya batik Sipin jajaran ini mempunyai motif ciri khas Jambi,
khusunya Sipin. Ada 3 motif khasnya yaitu motif ikan saluang mudik, ikan
bajubang, dan buah nam-nam. Pada masing-masing motif pun terdapat filosofinya
sendiri34
.
o Motif Seluang Mudik
33
Dokumen PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi. 34
Irpan Hilmi, Humas PT. Pertamina EP Field Asset 1 Jambi, Wawancara penulis.
Secara keseluruhan kain batik dengan motif ini mengambarkan ekosistem
perairan Danau Sipin. Setiap mahkluk hidup yang menghuni saling berinteraksi
satu dengan yang lain. Komponen yang saling berinteraksi, terintegritas dan tidak
terlepas dari unsur atas maupun bawah.
Motif ini memiliki filosofi kelimpahan rezeki bagi masyarakat Danau
Sipin. Seluang adalah jenis fauna yang hidup di danau. Pada saat air danau
meningkat atau banjir, ikan seluang mudik dari hulu menuju hilir. Ikan mencari
tempat hidup yang baru. Ikan seluang secara berkelompok berenang hilir mudik.
Seluang menyiratkan kekompakan dan kesatuan dari masyarakat setempat.
Masyarakat memanfaatkan potensi alam, mereka menggunakan tangkul (alat
tangkap ikan tradisional) untuk menangkap ikan seluang dan ikan kelemak.35
Ketika air danau naik, ikan mudik dan berkumpul di danau. Lalu air surut
kembali. Ikan seluang terperangkap di danau. Ikan seluang pun bisa ditangkap.
Ikan yang tertangkap menjadi rezeki bagi masyarakat. sedangkan yang tidak
tertangkap akan berkembang biak.
Usai banjir ada rezeki yang berlimpah, rezeki musiman yaitu kelimpahan
ikan seluang. Hal ini menunjukan bahwa setiap ada kesulitan akan ada
kemudahan. Tuhan selalu memberikan rezeki kepada makhluk ciptaannya.
Selanjutnya bergantung manusia untuk berupaya memanfaatkan sumber daya
alam dan peluang.
Kiambang atau eceng gondok adalah tumbuhan air yang hidup
dipermukaan air. Pada waktu tertentu kiambang mengasilkan bunga berwarna
ungun dan menambah keindahan Danau Sipin. Biasanya ikan seluang bernaung di
bawah akar kiambang. Seluang dan kiambang hidup bersama secara erat.
Selanjutnya pada bagian tepi kain ada motif bunga ciplukan dengan modifikasi
“Patah Tumbuh Hilang berganti. Semuah makna tersirat yaitu keberlanjutan.36
Warna motif ikan berwarna merah berasal dari tumbuhan tingi. Merah
menggambarkan keberanian. Daun kiambang mengunakan zat warna dari
35
Ayuk Tina, Ketua Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina EP Field Asset 1 Jambi.
Wawancara penulis. 36
Ayuk Tina, Ketua Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina EP Field Asset 1 Jambi.
Wawancara penulis.
tumbuhan jalawe dengan perpaduan indigo. Hijau perlambang kesuburan.
Sedangkan warna hijau perak atau nilo menjelaskan alam semesta, sebiru air dan
sebiru langit.
o Motif Buah Nam-Nam
Tumbuhan Keunikanya buah tumbuh di batang pohon bukan pada ranting.
Buah nam-nam yang sudah masak berwarna kuning dengan rasa asam manis.
Bentuk buahnya pipih. Saat ini, Pohon buah nam-nam sudah cukup langkah.
Selain buah nam-nam ada juga tumbuhan pohon liar yang menjulur dan
merengkul. Harapanya warga pun demikian saling merangkul satu sama lain. Di
danau sipin sendiri ada banyak Flora dan fauna yang ada. Misalnya di semak-
semang ada belukar, capung, riang-riang (sejenis kupu-kupu). Motif ini
Mengambambarkan suka cita dan keberagaman. Pengambaran ekosistem darat
yang ada di Danau Sipin. Di ekosistem ada banyak ragam ke atas maupun ke
bawah. Hal ini menunjukan keberagaman individu yang bermacam-macam.
o Motif ikan bajubang
Ikan Bajubang merupakan ikan hias yang terdapat di sungai Batanghari.
Ikan ini dikenal juga dengan sebutan ikan Merah atau Ikan Botia. Ikan hias ini
diketahui pertama kali di ekspor keluar negri pada tahun 1935. Hingga saat ini,
Botia terhitung ikan favorit serta mempunyai banyak pengagum di luar negeri.
Bahkan ikan Bajubang sebagai kekayaan fauna di Jambi sudah di klaim oleh
Singapura, untuk itu dijadikan lah motif ciri khas Jambi agar tidak punah di
asalnya sendiri.37
Di habitat aslinya, Botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh
karena itu, untuk pemeliharaan di aquarium dianjurkan supaya dilengkapi dengan
arus buatan.Ikan Bajubang atau ikan Botia ini mempunyai bentuk tubuh
memanjang serta pipih dan mempunyai dua pasang sungut. Warna basic tubuh
merah jingga kekuning-kuningan, yang dibalut warna hitam di tiga area. Ikan
bajubang datang dari sebagian daerah aliran sungai di Sumatera serta Kalimantan
yang penyebaran benihnya di tempat banjir sepanjang Sungai Batanghari dimulai
37
Ayuk Tina, ketua Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina EP Field Asset 1 Jambi.
Wawancara dengan penulis.
dari daerah Terusan sampai ke Loderan pada musim penghujan. Penyebaran induk
ikan Bajubang dimulai dari Muara Tembesi hingga dusun Teluk Kayu Putih
kabupaten Tebo.38
B. Struktur organisasi Batik Sipin Jajaran
39
38
Dokumen filosofi motif Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina EP Field Asset 1 Jambi. 39
Dokumen struktur organisasi batik sipin jajaran binaan PT. Pertamina ep Field asset 1 Jambi.
Ketua (Tinah)
Bendahara (Vera Feby Aurora)
Wakil Ketua (Yuliana)
Tim Pembina (Pertamina EP &
Lurah Legok)
Sekretaris (Jubaidah)
Divisi Pesanan (Evi Sriayu)
(Ita) (Endang)
Divisi Produksi (Ade Oswari) (Susilawati)
(Listi Maharani)
Divisi Humas & Pemasaran
(Yuliana Afsari) ((Aidil Hafiz)
Divisi Pembelian Barang
(Mahmuda Nur) (Larasati)
(Sutra Asmara)
Batik sipin jajaran memiliki 20 orang anggota, terdiri dari ketua kelompok,
wakil ketua, sekretaris, bendahara, divisi produksi, divisi pembelian barang,
divisi pesanan, divisi humas dan pemasaran. Berikut data anggota batik sipin
jajaran binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi.40
No Nama Jenis kelamin Pekerjaan Usia
1 Ika Perempuan Pengrajin batik 24 Tahun
2 Suira asmara Perempuan Catering 28 Tahun
3 Jumiati Perempuan Tata rias 38 Tahun
4 Yuliana Afsari Perempuan Pengrajin Batik 28 Tahun
5 FeraFeby
Aurora
Perempuan Pengrajin Batik 25 Tahun
6 Ade Oswari Laki-laki Pengrajin batik 29 Tahun
7 Eka Susanty Perempuan IRT 31 Tahun
8 Didic Hafiz Laki-laki Siswa/membatik 17 tahun
9 Mahmudah
Nur
Perempuan PMI 33 Tahun
10 Jubaida Perempuan IRT 39 Tahun
11 Tinah Perempuan IRT 41 Tahun
12 Yuliana Perempuan IRT 31 Tahun
40
Data kuesioner Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi penulis pada 26 Maret 2019
13 Saripah Azian Perempuan IRT 37 Tahun
14 Mardiah Perempuan IRT 37 Tahun
15 Ira Madi Perempuan Pengrajin batik 31 Tahun
16 Listi
maharani
Perempuan Pengrajin batik 25 Tahun
17 Susilawati Perempuan IRT 31 Tahun
18 Larasati Perempuan IRT 33 Tahun
19 Evi sriayu Perempuan Pengrajin batik 38 Tahun
20 Endang Perempuan Pengrajin batik 30 Tahun
C. Visi dan Misi Batik SipinJajaran
Visi : Meningkatnya Perekonomian dan Menjadikan Legok sebagai Desa
Wisata Batik41
Misi :
1. Meningkatkan Kemampuan Anggota Dalam Produksi Batik
2. Memproduksi Batik Berkualitas
3. Meningkatkan Jangkauan Pemasaran Batik
D. Keadaan Sarana dan Prasarana Batik Sipin Jajaran
1. Peralatan Membatik
Sebagai binaan PT Pertamina EP Field Asset I Jambi, Komunitas Batik
Sipin Jajaran memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, jika
dibandingkan dengan skala produksi yang dicapai saat ini. Beberapa peralatan
membatik memang dipenuhi seluruhnya oleh pihak Pertamina. Diantara peralatan
tersebut adalah :
1. Canting
41
Irpan Hilmi, Humas PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi. Wawancara penulis 21
Maret 2019.
Canting berfungsi sebagai pena untuk menulis atau kuas untuk melukis
sesuai dengan motif atau pola yang kita inginkan. Canting dipakai untuk menulis,
melukiskan, atau menggoreskan cairan malam atau lilin di kain yang telah diberi
pola atau motif.42
Canting merupakan peralatan membatik yang terbuat dari
kuningan, atau tembaga.Canting terdiri dari 3 bagian yaitu : a). Gagang terong
yakni bagian belakang canting yang ditancapkan pada tangkai utama. b).
Nyamplungan yakni bagian yang dipakai untuk menempatkan lilin yang telah
dicairkan dari wajan pencairan malam. c). Carat atau paruh merupakan bagian
canting yang berbentuk pipa melengkung untuk jalan cairan “malam cair”
sewaktu alat itu dipakai untuk membatik.
2. Gawangan
Gawangan adalah peralatan membatik untuk membentangkan kain mori
sewaktu akan dibatik.43
Alat ini dibuat sedemikian rupa ringan dan kuat, sehingga
mudah untuk dipindah-pindah. Biasanya gawangan dibuat dari bahan kayu atau
bambu.
3. Ring / Midangan atau Spanram kayu
Alat ini dipakai untuk meregangkan kain mori supaya tidak berkerut saat
dibatik. Alat ini dipakai khusus untuk membatik kain mori, ukuran sempit,
misalnya sapu tangan, sajadah, taplak meja, tutup kepala, bahan tas dan
sebagainya.44
4. Penggaris Pensil, Kertas Minyak dan Kertas Sablon
Penggaris dan pensil gunanya untuk membuat pola dan motif. “[K]ertas
minyak dipakai untuk membuat pola atau motif yang akan dijiplak pada kain.”45
Kertas minyak dan karbon digunakan untuk pemula atau anak-anak sekolah dasar.
5. Bandul
42
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 43
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 44
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 45
Ayuk Tina ketua Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi 23
Maret 2019.
Bandul dibuat dari bahan timah, kayu, atau batu dengan dimasukkan pada
kantong yang digantung pada kain. Fungsinya untuk menekan kain ke bawah agar
tidak mudah bergeser sehingga mudah dalam melakukan proses pembatikkan.
6. Bejana
Bejana dibuat dari bahan tanah liat (grabah) atau bahan lain, digunakan
untuk menjerang air dalam proses pengolahan (ngetel) kain mori dan pewarnaan.
Skala besar biasanya digunakan jedding tembaga atau kenceng. Namun karena
keterbatasan sarana, Batik Sipin JAjaran menggunakan bak plastic sebagai
alternatif.46
7. Wajan
Wajan merupakan perkakas dapur yang dibuat dari baja, alumunium yang
dipakai untuk mencairkan malam atau lilin agar mudah dalam mengangkat dan
menurunkannya dari perapian.47
Untuk ukuran wajan yang dipakai dalam proses
membatik sangat kecil diameternya berkisar 15-20 cm.
8. Ember / Jambangan atau bak Air
Ember atau jambangan air dipakai untuk proses ngetel, mbabar, dan
pewarnaan. Ember bisa terbuat dari bahan plastik, sedangkan bak airnya dapat
dibuat secara permanent seperti bak mandi.48
9. Kompor
Alat ini dipakai untuk proses pencairan lilin. Kompor yang baik dalam
membatik adalah kompor dengan perapian yang stabil. Yang biasanya dipakai
kompor sumbu dengan sumbu 6-8 sumbu dan juga kompor listrik.49
10. Taplak
Taplak yang dimaksud di sini adalah clemek yang dipakai untuk menutup
badan dan kaki sehingga waktu proses membatik cairan lilin atau malam yang
panas tidak langsung jatuh mengenai pakaian atau kaki kita secara langsung.50
46
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 47
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 48
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 49
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 50
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019.
11. Saringan Malam
Saringan berguna untuk membersihkan kotoran pada malam sebelum
dipakai untuk membatik sehingga cairan malam tidak mudah tersumbat saat
mengalir melewati lubang canting.51
Biasanya saringan dibuat dari kain yang
kasar.
12. Dingklik
Dingklik adalah jenis kursi kecil dengan ketinggian 10-20 cm. Kursi kecil
ini dipakai oleh pembatik karena sangat membantu saat proses membatik.52
Kursi
/ dingklik ini biasanya terbuat dari kayu atau plastik.
13. Lorodan
Lorodan adalah alat yang dipakai untuk membersihkan malam agar lepas
dari kain dengan jalan merebus kain yang telah dibatik. Terbuat dari logam besi.
14. Sampayan
Alat yang dipakai untuk menjemur kain yang telah diketel atau selesai
dibatik. Alat ini biasanya terbuat dari bambu.
2. Bahan Untuk Membatik
A. Kain Mori
Untuk batik tulis bakaran, kain yang dipakai untuk media tulis dan lukis
dalam membatik menggunakan kain mori yang bahan dasarnya 100 % dari kapas (
katun ). Beberapa alasan pengrajin menggunakan kain mori antara lain :
1. Kain mori tergolong kain yang cukup tipis, jika dibatik akan tembus atau
batiknya akan terlihat jelas sehingga mudah untuk diterusi.
2. Kain mori bagus dalam penyerapan zat warna dan mudah diperoleh di
pasaran.
51
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 52
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019.
3. “ [B]ila bahan kain mori tidak 100 % kapas, biasanya kalau terkena malam
akan berkerut.” 53
Macam-macam Kain Mori :
1. Kain Mori biru
Jenis kain mori kasar dan tipis, tenunnya kurang padat. Kain ini biasanya
dipakai untuk membatik yang kualitasnya kurang.
2. Kain mori jenis prima
Kain mori dengan kualitas sedang dengan tenunnya bagus dan halus.
Biasanya dipakai untuk membatik cap dan juga tulis.
3. Kain mori jenis primisima
“[J]enis mori yang paling halus dan harganya juga mahal biasa batik kita
pake ya primisima.”54
Jenis kain mori ini biasanya dipakai untuk batik
tulis.
B. Malam atau Lilin
Malam atau lilin dipakai sebagai tinta di dalam proses membatik untuk
menuliskan motif atau pola pada kain.55
C. Pewarna
Pewarna yang diperlukan dalam membatik dapat diperoleh dari bahan
sintetis atau alami.56
Bahan tersebut harus dapat diserap dan terikat kuat dengan
bahan kain yang dibatik.
D. Gondorukem
Gondorukem dipakai sebagai campuran lilin yang digunakan untuk
membatik.
E. Tepung Kanji
Tepung kanji dipakai sebagai bahan mengetel kain mori.
F. Minyak Goreng
53
Ayuk Tina, wawancara penulis dengan Ketua Batik Sipin Jajaran. 54
Ayuk Tina, ketua Batik Sipin Jajaran wawancara dengan Penulis 25 Maret 2019. 55
Observasi penulis di Batik sipin Jajaran binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi
23 Maret 2019. 56
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019.
Minyak goreng dipakai sebagai bahan untuk campuran pada lilin supaya
tidak mudah pecah.57
Biasanya ada pula lilin dengan kadar minyak yang sudah
cukup.
3. Gedung
Awal berdirinya komunitas Batik Sipin Jajaran di tempatkan di Rumah
Tenun, namun karena banyaknya perlengkapan membatik yang perlu perawatan
setiap hari, maka di pindahkan lah untuk sementara di kediaman ketua komunitas
Batik Sipin Jajaran yaitu Ayuk Tina, sembari menunggu Gedung khusus untuk
Batik Sipin Jajaran yang letaknya tepat didepan kantor lurah Legok.
“[D]iperkirakan Gedung ini akan selesai pada bulan Mei 2019, dan akan di
resmikan pada Juni 2019. Sehingga semua perlengkapan dan fasilitas bisa
dipindahkan dan tersusun secara rapi. Gedung ini akan dilengkapi dengan
etalase-etalase sebagai koleksi produk yang siap di pasarkan.”58
E. Program dan Kegiatan
Dalam kelompok batik sipin jajaran yang ada di kelurahan legok kecamatan
danau sipin ada beberapa program dan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
tersebut yang mana program yang diadakan yaitu
“[P]rogram dan kegiatan kita di kelompok batik ini banyak. Ada pelatihan
batik baik tulis maupun cap, itupun pelatihnyo di datangkan langsung
oleh Pertamina dari Pekalongan. Hari Kamis besok, kita kedatangan tamu
yaitu desainer muda dari Palembang Al divo Ludo. Nah Ludo ini yang
akan bersinergi dengan batik kita untuk pemasaran yang lebih dan untuk
mengikuti fashion batik nasional. Untuk pelatihan batik cap kebetulan
minggu depan akan diadakan pelatihannya, pelatihan itu berlangsung
selama lima hari dari hari Senin sampai Jumat. Di acara pembukaannya
akan dihadiri oleh Bapak Wali Kota, Yuliana Fasha, dan masih banyak
lagi pejabat lainnya. Banyak juga wartawan dari media cetak maupun
televisi besok. Terus ada lagi kegiatan rutin kita itu festival batik
bersinar. Ini kegiatan setiap bulan, kerja sama dengan BNN, pesertanya
anak-anak sekolah sekitar 10-30 orang.”59
- Pelatihan Batik Tulis
Pelatihan batik tulis ini adalah bekal dasar bagi anggota batik. Karena
prosesnya yang rumit dan memakan banyak waktu, batik tulis ini
57
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 58
Jubaidah, wawancara sekretaris Batik Sipin Jajaran dengan penulis 23 Maret 2019 59
Ayuk Tina, Wawancara ketua Batik Sipin Jajaran dengan penulis 23 Maret 2019
membutuhkan ketelatenan. Tak jarang ibu-ibu anggota batik ini
mengerjakan perpotong kainnya di tempat tinggalnya masing-masing.60
Hal ini yang memicu melambungnya harga batik tulis produksi komuitas
Batik Sipin Jajaran. Batik Sipin Jajaran dikenal dengan keunggulan proses
produksinya yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan baku
dari tanaman sebagai pewarna alami. Selain itu anggota kelompok juga
berkreasi membuat pewarna alami dari limbah jengkol dan limbah sabut
kelapa.
- Pelatihan Batik Cap
Pelatihan batik cap ini berlangsung selama 5 hari. Dengan pelatih yang
didatangkan langsung dari pekalongan. Diadakannya pelatihan ini guna
untuk mengembangkan batik Sipin Jajaran.
“[P]embuatan batik cap ini tidak serumit batik tulis, pewarnaannya pun
menggunakan pewarna sintetis sehinggan harga dari batik cap ini sendiri
jadi lebih terjangkau.”61
Dengan harapan agar industri batik ini terus berkembang dan dapat
mengurangi pengangguran di daerah Legok, Sipin.
- Festival Batik Bersinar
Festival Batik Bersinar merupakan kegiatan rutin setiap bulan. Peserta
pada kegiatan ini adalah anak-anak sekolah dasar di sekitar Danau Sipin.
“[K]egiatan ini merupakan edukasi narkoba yang bekerja sama dengan
BNN Kota Jambi.”62
Mengingat daerah Legok yang menjadi kawasan
pusat peredaran narkoba terbesar di Kota Jambi, maka kegiatan ini sangat
didukung guna untuk memberikan edukasi bahaya narkoba serta
mengalkan budaya batik khas Jambi pada generasi mudanya. Pada
umumnya, batik identik dengan motif penuh yang hanya dikenakan pada
acara-acara formal. Dalam edukasi Festival Batik Bersinar agar dapat
60
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019. 61
Yuliana, Anggota Batik Sipin Jajaran binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi.
Wawancara dengan penulis 21 Maret 2019.. 62
Ayuk Tina, wawancara penulis dengan ketua Batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019.
mengubah mindset tentang batik.63
Karena prihatin dengan minat anak-
anak muda saat ini terhadap batik cukup rendah, hal ini dikarenakan arus
modernisasi yang perlahan menggerus kebudayaan asli Indonesia ini.
- Pertemuan dengan Desainer
Hasil produksi batik tulis Sipin Jajaran di sortir oleh Pertamina
untuk di pasarkan ke luar kota maupun di ekspor ke luar negeri. Bahkan
ada seorang desainer muda asal Palembang Al divo Ludo, yang tertarik
dengan batik Sipin Jajaran dan manampilkannya dalam ajang tahunan
yang di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan
yaitu Palembang Fashion Week.64
Palembang Fashion Week merupakan
gelaran fashion terbesar di Sumatera Selatan yang diikuti oleh desainer
lokal Palembang maupun desainer nasional yang telah berkiprah di tingkat
nasional hingga internasional. Pada gelaran ini, terdapat sedikitnya 20
orang desainer yang menampilkan karya-karya indah hasil paduan antara
kebudayaan khas Sumatera dengan gaya urban yang sedang menjadi tren
saat ini. Pada pagelaran ini, Al divo berhasil menyulap Batik Sipin Jajaran
menjadi pakaian modis dengan trend urban ( perkotaan modern).65
Di
pertemukannya Al divo Ludo dengan anggota batik Sipin Jajaran untuk
menambah wawasan serta edukasi motif yang dimiliki oleh batik Sipin
Jajaran dan dipadukan dengan motif khas Al divo.66
63
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran 27 Mei 2019. 64
Observasi penulis di akun Instagram @batiksipinjajaran 21 Maret 2019. 65
Observasi penulis di akun Instagram @batiksipinjajaran 21 Maret 2019. 66
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi
21 Maret 2019.
BAB III
POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS BATIK SIPIN JAJARAN
A. Pola Komunikasi Komunitas Batik Sipin Jajaran
Bentuk komunikasi yang terjadi di dalam komunitas Batik sipin jajaran di
Legok, Danau Sipin bermacam-macam. Salah satunya ialah kegiatan membatik itu
sendiri, dan pertemuan rutin dengan pihak pengurus dan donatur, yakni pihak
fasilitator dari Pertamina EP Field Jambi.. Dalam komunitas Batik sipin jajaran
terdapat individu-individu dengan berbagai macam jenis pola pemikiran. Namun,
inti dari pergerakan Batik sipin jajaranitu sendiri apa pun cara pemikiran yang kita
punya kita tetap sama yaitu „ingin maju. Dari idealism tersebut, para anggota
komunitas Batik sipin jajaran mewujudkannya melalui kreatifitas terutama
melalui membatik.
Langkah awal untuk menguji teori komunikasi Lasswell dalam penelitian
ini adalah mengetahui pola komunikasi komunikator atau pihak yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi, baik itu seorang individu, kelompok maupun
organisasi. Bentuk media komunikasi yang ada di dalam komunitas Batik sipin
jajaran di Legok, Danau Sipin adalah melalui aplikasi whatshap, facebook,
Instagram, serta kegiatan pertemuan rutin.Kegiatan diskusi di Whatshap yang
sering dilakukan oleh anggota Batik sipin jajaran menjadi sarana paling efektif
untuk berdiskusi, bertukar pikiran, bertukar pengalaman, dan saling bertukar
informasi ataupun sebagai sarana sosialisasi pergerakan Batik sipin jajaran baik
antar anggota maupun pihak fasilitator Pertamina EP Field Jambi.
Pada saat diskusi tersebut, para anggota Batik sipin jajaran biasanya
berdiskusi seputar isu-isu yang terjadi di masyarakat maupun di dalam
komunitasnya sendiri dan saling bertukar informasi. Pertukaran informasi yang
terjadi tersebut biasanya menjadi sarana sosialisasi pergerakan Batik sipin jajaran
bagi anggota komunitas Batik sipin jajaran yang baru bergabung dan ingin
mengetahui lebih dalam mengenai Batik sipin jajaran dan visi misinya.67
Kegiatan-kegiatan seperti itulah yang memperkuat solidaritas dan menjadi
67
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi 21 Maret 2019.
media komunikasi bagi anggota komunitas Batik sipin jajaran Kota Legok, Danau
Sipin.
Pola komunikasi yang dilakukan pada Komunitas Batik Sipin Jajaran
dilakukan dalam tiga bentuk, namun hal itu dilakukan dalam keperluan yang
berbeda. Hal ini sesuai dengan teori yang dibangun oleh Effendy,68
yaitu Pola
Komunikasi satu arah, komunikasi dua arah dan komunikasi multi arah.
Proses komunikasi satu arah, terjadi saat penyampaian intruksi teknis
pembuatan batik sipin jajaran. Penyampaian pesan dari Komunikator kepada
Komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan
balik dari Komunikan dalam hal ini Komunikan bertindak sebagai pendengar saja.
Misalnya saat ketua batik sipin mengintruksikan jumlah pesanan dan jenis kain
yang dipesan oleh konsumen. Biasanya komunikasi ini dibangun melalui media
social WhatsAp. Hal ini bisa terjadi lantaran pola pemesanan batik dari konsumen
menggunakan pola satu pintu. Dimana hanya bagian pemasaran yang akan
menerima pesanana dari konsumen dan bagian produksi akan membuat batik
sesuai dengan perintah dari bagian pemasaran. Bagian produksi, sebelumnya
sudah paham jenis jenis batik, sehingga pesanan dari bagian pemasaran ke bagian
produksi bisa dilakukan dengan pola komunikasi satu arah.
“[K]alau ada pesanan, bagian pemasaran tinggal menyampaikan jumlah dan
jenis batik kebaian produksi. Biasanya bagian produksi langsung tau, dan
tidak banyak komunikasi,”69
Pola Komunikasi dua arah atau timbal balik (Two way
trafficaommunication) dimana Komunikator dan Komunikan menjadi saling
tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka, terjadi saat diskusi memutuskan
program kerja atau rapat evaluasi. Dinisi anggota komunitas bergaitian fungsi,
komunikator pada tahap pertama menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya
saling bergantian fungsi.
68
Effendy, Onong Uchjana,2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
69 Ayuk Tina, Ketua batik Sipin Jajaran 23 Maret 2019, Wawancara Ketua Komunitas Batik
Sipin Jajaran
Pola komunikasi dua arah ini banyak terjadi di komunitas Batik Sipin
Jajaran tanpa menggunakan media, atau komunikasi pada pertemuan langsung
anggoata dalam sesi rapat. Seandaian ada komunikasi dua arah yang terjadi, media
social yang digunakan paling banyak adalah WhatsApp.
Kapan Pola Komunikasi multi arah terjadi di komunitas Batik Sipin
Jajaran? Proses komunikasi terjadi dalam satukelompok yang lebih banyak di
mana Komunikator dan Komunikanakan saling bertukar pikiran secara dialogis
banyak terjadi di media social milik Batik Sipin Jajaran terutama Facebook dan
sebagian kecil di Instagram. Mereka berdiskusi dengan kelompok batik ataupun
usaha lainnya di facebook mendiskusikan hal hal yang berkaitan dengan seni
batik.
Komunikasi multi arah juga sering dilakukan saat koordinasi langsung
tanpa sarana, dengan pihak Pemkot Jambi, dan pihak Pertamina EP Field Jambi.
Untuk melaksanakan koordinasi dalam agenda-agenda besar,mereka melakukan
komunikasi multi arah.
1. Pola Komunikasi Satu Arah
Berdasarkan temuan di lapangan, bahwa pola komunikasi satu arah sering
terjadi. Pola komunikasi biasa terjadi secara terstruktur. Ketua Batik Sipin Jajaran
bertindak sebagai komunikator yang memberikan informasi ataupun perintah
kepada para anggota batik. Hal ini pun terjadi pada pendamping komunitas batik
Sipin Jajaran dalam kutipan percakapan di grup Whatsapp.
“[B]aru liat kalender ternyata tgl 19 itu hari besar umat buddha. Jadi kita cancel
yah ke setelah lebaran.”70
Perubahan jadwal yang terjadi secara tiba-tiba di konfirmasikan kepada anggota
batik. Pesan yang disampaikan dalam pola komunikasi ini bersifat informatif,
sehingga para anggota batik hanya menerima informasi tanpa memberikan
feedback atau respon apapun. Dalam temuan observasi peneliti di lapangan juga
terjadi hal yang sama saat melakukan kegiataan batik.
“[S]ari, tolong catat berapa ukuran pewarnaan yang diajari pakde. Catat
semua lengkap-lengkap yo. Catat berapo gram Hcl kaporit sekalian samo
70
Kutipan percakapan di grup Whatsapp komunitas Batik Sipin Jajaran.
hargo, biak kagek kito gampang beli kalo tau hargo.”71
2. Pola Komunikasi Dua Arah (Timbal Balik)
Pola komunikasi dua arah ini terjadi ketika komunikan dan komunikator
menjadi saling tukar fungsi dalam menjalani fungsi mereka, komunikator pada
tahap awal menjadi komunikan dan di tahao berikutnya saling bergantian fungsi.
Namun pada hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama,
komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses komunikasi
tersebut, prosesnya dialogis, serta umpan baliknya terjadi secara langsung.
Senada dengan statemen Ayuk Tina, beliau mengatakan :
“[M]bak Nunik chating di grup. Yuk ini jalwe, indigo, kapur hidup. Kira-
kira ini yang mau kita beli untuk kelompok. Ada tambahan lain ga kira-kira
yu yang mau dibutuhkan ? terus ada Sari yang jelasin lagi kebutuhan kita
lebih 2 kilo mbak, malam sama lilin perlu lebih banyak lagi dan yang lain-
lain. Sari yang paling paham sama kebutuhan-kebutuhan dan pewarnaan
karena dia yang selalu mencatat semuanya. Ibaratnya dia udah sekretaris
kita lah di batik.”72
3. Pola Komunikasi Multi Arah
Proses komunikasi multi ara terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak
dimana komunikator dan komunikan saling bertukar pikiran secara dialogis. Pola
komunikasi ini biasa menggunakan bahasa yang fleksibel dan digunakan sehari-
hari.
“[A]yuk pertamo ikut batik dak ado banyak ngobrol samo yang lah lamo, dak
tau lah, katonyo ayuk ni seram. Tapi ado seminggu, akrab lah kami. Ngobrol
terus, gosip lah kencang.”73
Dapat di analisis pernyataan anggota batik, bahwasannya mereka akrab
dalam melakukan hubungan komunikasi. Dalam hubungan sosial, terutama di
dalam komunitas Batik Sipin Jajaran, terdapat individu-individu tertentu yang
dengan mudahnya menjalin hubungan pertemanan setiap bertemu dengan teman
yang baru.
71
Temuan observasi percakapan Ayuk Tina , Ketua Komunitas Batik Sipin Jajaran. 72
Ayuk Tina, Ketua Komunitas Batik Sipin Jajaran, Wawancara dengan penulis, 23 Maret 2019, catatan penulis.
73Mak Eli, Anggota Batik Sipin Jajaran, Wawancara dengan penulis, 23 Maret 2019,
catatan penulis.
Berikut ini merupakan paparan dari hasil penelitian setelah dilakukan
wawancara dengan beberapa informan dalam studi deskriptif kualitatif ini.
Diawali dari indikator deskripsi tentang gambaran umum pola komunikasi di
dalam komunitas Batik sipin jajaranini mulai terbentuk, hingga sampai pada
indikator tentang cara para anggota komunitas menjaga kohesivitas dan
keharmonisan di dalam komunitas Batik sipin jajaran itu sendiri. Penggambaran
proses berfikir secara aktif untuk mengingat kembali pengalaman individu atas
segala kejadian yang dialami di dalam komunitas selama sang informan tergabung
di dalam komunitas Batik sipin jajaran tersebut. Sehingga proses komunikasi
antar individu maupun antar kelompok yang terjadi di dalam komunitas Batik
sipin jajaran seakan-akan dapat terlihat dari hasil wawancara mendalam (indepth
interview) antara peneliti dengan informan dari komunitas Batik Sipin Jajaran.
Pemilihan informan dari anggota Batik Sipin Jajaran ini ditentukan berdasarkan
kriteria sampel yang telah dijabarkan pada Bab sebelumnya, yang diharapkan
mampu memberikan gambaran situasi dan kondisi secara komprehensif. Proses
analisis data dalam penemuan ini, dimulai dengan mengkoordinasikan informan
atau data dengan tujuan untuk mendapatkan waktu yang tepat didalam melakukan
tahap wawancara, sehingga dalam proses wawancara setiap informan mampu
mendeskripsikan pengalaman diri dengan total dan signifikan.
B. Pesan-Pesan yang di Komunikasikan Oleh Batik Sipin Jajaran
Pesan-pesan yang dikomunikasikan dalam komunitas Batik Sipin Jajaran di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu berdasarkan jaringan pesan dan penerima pesan,
sedangkan masing-masing poinnya dibagi menjadi dua bagian.
1. Jaringan Pesan
- Komunikasi Formal
Jaringan komunikasi formal dimana komunikai dilakukan melalui struktur
organisasi dalam batik Sipin Jajaran terjadi diawali dari pihak PT
Pertamina sebagai donator, pesan turun ke pengurus Batik Sipin Jajaran
dan pada akhirnya sampai ke anggota.
“[B]aru liat kalender ternyata tgl 19 itu hari besar umat buddha.
Jadi kita cancel yah ke setelah lebaran.”74
Percakapan tersebut dari pendamping Pertamina yang ditujukan
kepada struktur batik sipin yang kemudian di share kembali didalam grup
khusus anggota batik.
Struktur organisasi merupakan petunjuk mengenai siapa yang
bertanggung jawab mengenai tugas yang diberikan dan siapa yang
bertanggung jawab terhadap kinerja rekan-rekannya. Pesan yang
disampaikan dalam komunikasi formal dapat berupa koordinasi tugas,
berbagi informasi, dan masalah-masalah pekerjaan yang tidak
terselesaikan.
Dalam pelaksanaannya, PT Pertamina melalui tim nya, terus
membimbing komunitas Batik Sipin Jajaran mulai dari pelatihan Produksi
hingga proses marketing. Dalam proses Produksi, PT PErtamina
mendaatangkan ahli Batik dari Pekalongan. Intruksi tentang kualitas juga
selalu disampaikan oleh PT Pertamina.
- Komunikasi Informal
Komunikasi informal merupakan pola interaksi yang didasarkan atas
pertemanan, kedekatan antar anggota komunitas, dan saling berbagi
dalam hal minat dan masalah pribadi. Pesan yang disampaikan dalam
komunikasi informal memiliki fungsi yaitu mengkonfirmasi pesan-pesan
formal, mengirimkan pesan lebih cepat dari pada komunikasi formal.
Komunikasi informal terjadi di media social karena kedekatan para
anggota Kelompok Batik Sipin Jajaran dengan pihak pengurus maupun
pihak PT Pertamina. Di Sosial media ini tampak terjadi, dimana mereka
saling mengikuti atau memfollow akun Facebook maupun Instagram dan
saling komen atas foto aktivitas yang mereka unggah.75
2. Variable Penerima Pesan
Penerima pesan dalam komunikasi ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu
penerima pesan berupa komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
74
Kutipan percakapan di grup Whatsapp komunitas Batik Sipin Jajaran. 75
Observasi penulis di akun sosial media anggota Batik Sipin Jajaran.
Komunikasi Internal
Komunikasi internal merupakan pertukaran gagasan di antara para anggota
komunitas Batik Sipin Jajaran bersama struktur lengkap disertai pertukaran
gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam komunitas itu sendiri, sehingga
pekerjaan berjalan sesuai yang direncanakan
Adapun Empat Dimensi Komunikasi dalam komunikasi internal di
komunitas Batik Sipin Jajaran, yaitu :
1) Downward communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada
tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Dalam hal ini, pihak
PT Pertamina melalui fasilitator yang mereka tunjuk maupun melalui pengurus
komunitas Batik Sipin Jajaran. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini
adalah:
• Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
• Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan (job retionnale)
• Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices)
• Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Senada dengan pernyataan Ayuk Tina selaku ketua Batik Sipin Jajaran :
“ [K]alo untuk komunikasi kami dak pernah putus lah. Misalnyo kemarin
ado acara, dak sempat ngasih tau yang lain karno sibuk mencolet kan, jadi
konfirmasi be lah lewat WA besok ado acara ini, vera tanggung jawab
nulis, ade siapkan peralatan, yang lain jangan lupo pake baju seragam kito
yang biru. Kadang ado tu yang dak biso datang, ado yang berebut aku nak
ini lah nak itu lah biaso, kagek kito cari solusinyo. Pasti ado lah solusi
kagek tu.”76
2) Upward communication
76
Wawancara ketua batik sipin Jajaran 23 Maret 2019
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim
pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
- Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang
sudah dilaksanakan
- Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
- Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
- Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Wawancara dengan Ayuk Tina yang menjabat sebagai Ketua Komunitas Batik
Sipin Jajaran.
“..[A]do yang tibo-tibo merajuk, Ayuk be dak tau kadang apo masalahnyo.
Tau-tau dak datang 3 hari, di WA ceklis, di telpon kadang dak diangkat.
Kadang minta tolong Ita atau Zainul (pendamping Pertamina) telponin.
Mano tau mau angkat kalo samo mereka.77
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin
hanya segelintir kecil pihak pertamina yang mengetahui bagaimana cara
memperoleh informasi dari bawah. Hal ini didasari oleh kecenderungan bagi
anggota komunitas Batik Sipin Jajaran untuk menyembunyikan pikiran mereka.
Lalu ada perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang
dialami pegawai. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang
dilakukan pegawai juga menjadi salah satu factor.
Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa
yang disampaikan pegawai mendapat poin paling tinggi dalam wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Namun, dengan adanya proses komunikasi melalui media
social,hal – hal negative diatas dapat lebih diminimalisir.
c) Horizontal communication
Horizontal communication adalah komunikasi yang berlangsung di antara
para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
77
Ayuk Tina, Ketua Batik Sipin Jajaran, wawancara dengan penulis, 16 Mei 2019, Catatan Penulis
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
• Memperbaiki koordinasi tugas
• Upaya pemecahan masalah
• Saling berbagi informasi
• Upaya pemecahan konflik
• Membina hubungan melalui kegiatan bersama
Dalam komunikasi horizontal yang sering terlihat yaitu saling berbagi informasi
dan memperbaiki koordinasi tugas. Karena dalam kegiatan membatik terutama
pada proses pewarnaan pada batik cap, pencampuran pewarnaan harus tepat, jika
tidak, maka warna yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang di inginkan. Misal
pembuatan warna sintetis merah marun, maka pencampuran kadar warna merah
gonjreng dengan hitam harus dengan perbandingan 10 gram : 1 sendok hcl dan
air kira-kira ¼ gelas aqua.78
Maka dari kebutuhan pada setiap anggota terjalin lah
koordinasi tugas.
d) Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran
ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan
fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan
spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai
perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi
lintas-saluran.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi Eksternal merupakan komunikasi antara pimpinan organisasi
Komunitas Batik Sipin Jajaran dengan khalayak audience di luar organisasi.
Contoh dari komunikasi eksternal, yaitu komunikasi dari organisasi kepada
khalayak yang bersifat informatif. Contohnya adalah Majalah, Press release/media
release, Artikel surat kabar atau majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers,
dan lainnya.
78
Observasi penulis di kegiatan Batik Sipin Jajaran.
“[F]estival Batik Bersinar. Pameran Batik Sipin Jajaran, talkshow
Interaktif, Kriya Anyaman, Koran, Dongeng, dan Akustik”79
Komunikasi eksternal ini banyak dilakukan melalui media social
Facebook dan instagram dengan nama akun @Batiksipinjajaran. Dalam akun ini
terdapat banyak sekali kegiatan-kegiatan Batik Sipin Jajaran yang di unggah,
mulai dari kegiatan membatik, promosi motif-motif batik, hingga melenggangnya
batik Sipin X Al divo Ludo di ajang festival Fashion Week di Palembang.
C. Respon Masyarakat Terhadap Batik Sipin Jajaran
Perkembangan komunitas batik sipin Jajaran mempengaruhi dan merubah
kondisi masyarakat sekitar, khususnya pada anggotanya. Beralihnya profesi ke
bidang industri membuat taraf kehidupan ekonomi masyarakat dalam segi
pendapatan menjadi meningkat. Keadaan tersebut memacu masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak hanya kebutuhan pokok sehari-hari
melainkan juga kebutuhan lain yang bersifat sekunder. Kebutuhan sekunder yang
dimaksud adalah barang-barang elektronik seperti televisi dan sarana transportasi
seperti sepeda dan kendaraaan bermotor.
“ [S]enang lah kami ado batik disiko, banyak orang-orang dari luar masuk
nanyo rumah batik dimano yuk ? kadang ado jugo wartawan, orang Tv
jugo nanyo. Lumayan lah dapat dari batik ni, macam ayuk Mahmuda lah
biso beli Hp baru, Ade jugo sekarang dak nganggur. Nah, ado lagi budak
SMA tu di biayai sekolahnyo dari batik. Hafiz budak bawah tu, kemaren
sempat jugo dibelikan Hp seken samo ayuk Tina karno dio rajin bantu-
bantu di batik”80
Dampak ekonomis dari pendirian industri kerajinan batik adalah adanya
penghasilan tambahan bagi masyarakat yang terlibat dalam industri batik, dalam
hal ini adalah pengusaha, pengrajin, dan pengecer. Beralihnya masyarakat yang
bekerja di luar industri menjadi kerja industri disebabkan oleh faktor keadaan
sosial ekonomi. Sementara biaya hidup semakin meningkat sedangkan mereka
tidak dapat hanya mengandalkan gaji yang diperoleh dan yang bermata
pencaharian sebagai tukang rumah atau buruh tani tidak memperoleh gaji secara
79
Pamlet kegiatan Festival Batik Bersinar di akun Instagram @batiksipinjajaran 80
Mak Eli, masyarakat setempat, Wawancara masyarakat sekitar batik sipin Jajaran
tetap. Secara sosial ada beberapa dampak yang dirasakan oleh para pengrajin,
diantaranya adalah semakin erat hubungan antar tenaga kerja atau karyawan
perusahaan. Keeratan hubungan antar tenaga kerja timbul karena kebiasaan para
pengrajin melakukan pekerjaan bersamasama di sanggar karya milik perusahaan.
Setiap kehidupan masyarakat selalu terjadi adanya interaksi sosial. Tanpa adanya
interaksi sosial, maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Dengan besaranya pengaruh positif tersebut, penerimaan masyarakat
sekitar atas komunitas Batik Sipin Jajaran juga positif. Masyarakat mulai terlibat
dalam kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh komunitas. Misalnya saja
banyaknya anak sekolah yang mulai ikut belajar seni membatik.
Secara khusus, keberadaan komunitas batik sipin jajaran juga mendapat
sambutan hangat dari aparat pemerintah setempat, mulai dari kelurahan hingga
Walikota Jambi Syarif Fasha ikut menyambut positif keberadaanya. Beberapa kali
kegiatan komunitas batik sipin jajaran dihadiri oleh pihak pemerintah daerah. Hal
ini juga menambah nilai jual produk batik sipin jajaran, lantaran mulai dikenal di
tengah-tengah masyarakat.
BAB IV
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL
A. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI
SARANA KOMUNIKASI
Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila mencapai tujuan yang
dikehendaki. Dalam komunikasi Batik Sipin Jajaran menggunakan media sosial
sebagai sarana berbagi informasi dan komunikasi, bahkan sudah menjadi sarana
pokok dalam komunikasi mereka. Hal ini terlihat dalam implementasinya sehari-
hari. Media sosial mengantarkan informasi-informasi dari komunikator kepada
khalayaknya, menjadi sarana sharing bagi anggota batik dan pendampingnya serta
menjadi sarana hubungan yang selalu harmonis dalam menjaga silaturahmi dan
solidaritas. Masing-masing anggota bias saja menjadi komunikator ataupun
komunikan, tergantung siapa yang akan memulai percakapan dan siapa yang akan
menerima informasi tersebut begitupun sebaliknya.
Empat factor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi
komunikasi adalah :
1. Khalayak
Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi. Tentu hal ini tergantung pada tujuan komunikasi,
yaitu apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (informatif) atau agar
komunikan melakukan tindakan tertentu (persuasive dan instruktif). Khalayak
dalam komunitas batik Sipin Jajaran yaitu anggota batik dengan komunikasi
informatif maupun komunikasi instruktif, mereka sangat responsif. Apapun
informasi yang didapat baik melalui media sosial maupun secara langsung
dapat diterima dengan baik, dan dilaksanakan sesuai perintah. Sedangkan
untuk khalayak luas diluar komunitas pun sama, masyarakat sekitar
memberikan respon yang positif dengan informasi, bahkan komunikasi
persuasif pun mereka mengikuti ajakannya. Seperti contoh kegiatan Festival
Batik Bersinar, masyarakat antusias mengajak anak-anaknya hadir dalam acara
tersebut dan mengikuti pelatihan membatik, serta edukasi narkoba.
2. Pemilihan Media Komunikasi
Dalam memposisikan social media sebagai alat untuk berkomunikasi maka
sebuah komunitas ataupun kelompok harus dapat mengetahui dan mengerti
karakteristik dari social media itu sendiri. Percaya bahwa media social dapat
mewakili sekelompok komunitas berbasis internet yang bergantung pada prinsip
ideologis dan teknologi dan memungkinkan penciptaan konten dan pertukaran
konten antara sesame penggunanya. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini
begitu cepat berkembang, mengubah cara berkomunikasi banyak orang dari
konvensional menjadi media elektronik yang kini dikenal dengan media social di
dunia maya. Saat ini orang dengan mudah dapat menggunakan telepon genggam
untuk melakukan komunikasi dengan berbagai metode atau media sosial yang
terhubung dengan banyak orang. Untuk itulah kalangan komunitas Batik Sipin
Jajaran ini menggunakan media sosial sebagai sarana publikasi untuk memberikan
informasi yang luas mengenai informasi terbaru, peraturan terbaru, kebijakan
baru, event penting, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan
komunitas Batik Sipin Jajaran. Saat ini paling ada empat media sosial yang
digunakan oleh komunitas Batik Sipin Jajaran, yaitu Facebook, Instagram, dan
Whatsapp.
Akun Instagram dengan konten berbasis visual distribusinya lebih luas,
sehingga akun ini diperuntukan lebih memberikan pencitraan karena nilai pada
konten masih original. Pada akun Instagram Batik Sipin Jajaran digunakan
untuk berbagi informasi seputar produksi batik, motif batik apa saja yang
menjadi ciri khas dari batik Sipin Jajaran,berbagi info kegiatan-kegiatan
komunitas Batik Sipin Jajaran dan sebagai sarana distribusi produksi batik.81
Media sosial ini seakan telah mengambil sebagian kehidupan mereka
sepanjang hari. Kelebihan fitur Instagram memang membuat digital native
betah berlama-lama menikmati fasilitas yang diberikan media sosial ini.
Instagram menyediakan fitur posting edit foto snapgram (caption, filter, efek
unik, dan stiker lucu), instastories, video pendek, bumerang, superzoom,
81
Observasi penulis di akun Instagram @batiksipinjajaran 21 Maret 2019.
rewind, handsfree, dan slow motion. Digital native juga senang membaca
berita mutakhir tentang pendidikan, sosial, politik, dan gosip lewat link yang
diberikan oleh akun- akun Instagram yang mereka ikuti (follow). Mereka juga
senang menikmati meme lucu, video tutorial, dan klip karaoke. Mereka juga
senang menikmati fitur Instagram sambil saling mengirim dan membalas
pesan antarsesama pengguna Instagram lainnya melalui Direct Message
(DM).82
Media sosial Facebook dapat menyajikan informasi yang lebih luas
karena usia kontennya lebih Panjang dan berbasis teks, foto dan video.
Facebook adalah media sosial yang paling lama digunakan oleh komunitas.
Laman Facebook dapat meringkas kegiatan keseharian mereka dan hampir
seluruh informan menampilkan foto “alay” dan status- status personal. Mereka
saling mengomentari foto, video, dan status di laman wall serta newsfeed.
Mereka juga tergabung dalam grup komunitas hobi di Facebook.
Penyebaran informasi yang lebih mengedukasi dalam komuntas Batik
Sipin Jajaran menggunakan media sosial yang lebih di kenal dengan WA,
karena platform penyebaran infomasinya bias lebih mendalam dan privasi.
Media sosial selanjutnya adalah Whatsapp yang dipilih para anggota
Komunitas Batik Sipin Jajaran, karena tidak memiliki banyak desain dan
lebih fungsional. Menurut mereka, Whatsapp memiliki kualitas yang lebih
baik untuk berbagi foto atau video dan lebih mudah melakukan chatting
karena dapat menyimpan nomor telepon.83
Mereka menggunakan Whatsapp
untuk berhubungan dengan orang tua dan teman dekat. Digital native
mengatakan bahwa Whatsapp membantu mereka menghemat biaya
berkomunikasi jarak jauh, terutama bagi mahasiswa perantau dan orang tua
82
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi
21 Maret 2019. 83 Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi
21 Maret 2019.
mereka untuk menanyakan kabar tanpa harus khawatir pulsa tersedot.
“[K]ami rata-rata menggunakan Facebook dan Instagram untuk
berkomunikasi, tapi yang lebih intens di Whatshap”84
Data hasil wawancara yang diambil dari anggota Komunitas Batik Sipin
Jajaran menunjukkan anggota komunitas menggunakan aplikasi social media, baik
WhatsApp, Instagram dan Facebook.
Dalam pertanyaan wawancara terkait penggunaan aplikasi media sosial,
mereka juga menjawab bahwa mereka menggunakan aplikasi tersebut dan
menggunakannya melalui hanphone dan hanya sebagaian kecil yang mengakses
social media melalui computer ataupun laptop.
Tabel.1
Sarana Akses Sosial Media
Sosial Media
Sarana Akses
Hanphone(%) Komputer (%)
Whatsapp 95 % 5%
Facebook 80 % 20 %
Instagram 97 % 3 %
Sumber : Olahan Hasil Wawancara
Penggunaan computer atau laptop dilakukan hanya sesekali saja oleh
anggota komunitas Batik Sipin Jajaran, itupun dilakukan oleh anggota yang masih
berstatus Mahasiswa dan Pelajar. Mereka mengakui Media sosial turut serta
membantu meringankan dan mempermudah kegiatan kesehariannya. Faktor
pendorong penggunaan media sosial salah satunya disebabkan karena semakin
bertambahnya peningkatan jumlah pengguna media sosial dari tahun ke tahun.
Selain itu juga disebabkan karena perkembangan ilmu teknologi yang mampu
menciptakan berbagai macam bentuk media baru terutama media sosial.
Media sosial merupakan wujud baru dari perkembangan ilmu dan
teknologi yang secara tidak langsung mempengaruhi kebiasaan serta budaya
masyarakat. Keunggulan media sosial dibandingkan dengan media konvensional
84
Wawancara Ketua Komunitas Batik Sipin Jajaran
adalah bisa membalas secara terbuka, saling bertukar pesan dengan mudah, bisa
berkomentar dalam waktu yang cepat dan juga tidak terbatas. Setiap pengguna
media sosial bisa dengan mudah mengutarakan pendapat mereka dari sudut
pandang mereka masing-masing tanpa adanya rasa takut akan kesan buruk yang
ditimbulkan terhadap perkara-perkara negatif yang diutarakan.
3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Tujuan utama komunikasi yang dilakukan dalam komunitas Batik Sipin
Jajaran setidaknya ada beberapa poin sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kerja Sama
Kerja sama di antara anggota komunitas Batik Sipin Jajaran bisa dicapai
dengan lebih mudah melalui komunikasi. Tanpa adanya komunikasi organisasi,
individu sebagai anggota organisasi mungkin tidak akan berinteraksi dengan
individu lainnya. Ini tentu menjadi hal yang kurang bagus, mengingat sebuah
organisasi harus benar-benar mengutamakan tujuan yang ingin dicapai dan itu
hanya bisa dicapai bila ada kerja sama yang baik antar anggota. Apalagi,
dengan kondisi social masyarkat yang ada di daerah Legok, peningkatan
kerjasama menjadi sangat penting.
2. Memudahkan Koordinasi
Sebagai donator, pihak PT Pertamina ingin mempermudah komunikasi
baik dengan pengurus Komunitas, maupun khalayak ramai. Hal ini sebagai
konsekuensi transparansi program dan ukuran keberhasilan mereka. Dalam
konsep komunikasi sendiri, kita juga bisa mengetahui bahwa ada jaringan
komunikasi dan prinsip lain di dalamnya yang dapat menyokong koordinasi
dengan lebih mudah. Katakanlah ada informasi tertentu yang perlu diteruskan
dengan cepat, tentunya harus ada koordinasi antar anggota yang baik. Ini bisa
terwujud dengan adanya strategi komunikasi organisasi.
3. Mengembangkan Organisasi
Organisasi bisa berkembang dengan lebih baik jika ada proses komunikasi
di dalamnya. Hal ini terlihat dari cepatnya perkembangan Komunitas Batik
Sipin Jajaran. Tidak bisa dibayangkan bila organisasi dibangun tetapi tidak
diikuti dengan iklim komunikasi yang baik di dalamnya. Penerapan
komunikasi ini bisa membantu organisasi untuk berkembang dengan lebih
baik. Organisasi juga bisa menjadi lebih maju dengan adanya penerapan
komunikasi didalamnya. Pola komunikasi organisasi bisa membantu untuk
mengembangkan hal tersebut.
4. Melakukan Evaluasi
Komunikasi juga bisa membantu untuk melakukan evaluasi di dalam
organisasi. Pencapaian apa saja yang sudah diraih perusahaan bisa dievaluasi
untuk kemudian menjadi bahan masukan sebagai peningkatan dalam
organisasi. Evaluasi menjadi dasar utama bagaimana agar Komunitas Dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
5. Melakukan Pengamatan
Pengamatan secara langsung dari perkembangan organisasi bisa menjadi
tujuan penerapan komunikasi dalam organisasi. Kegiatan ini merupakan
sebuah hal yang memang patut diapresiasi mengingat organisasi yang baik
akan selalu melakukan pengawasan dan pengamatan. Komunikasi akan
membantu proses ini supaya bisa berjalan dengan mudah. Melalui media
social, pengamatan bisa dilaksanakan. Program program kerja bisa di lihat
melalui apa yang diunggah di media social.
6. Proses Umpan Balik yang Mudah
Umpan balik bisa dilakukan dengan adanya komunikasi. Katakanlah
pimpinan organisasi membuat suatu kebijakan tertentu dan dianggap kurang
sesuai dengan nilai organisasi, maka melalui komunikasi, para anggota dapat
menyampaikan umpan balik yang dimaksud. Umpan balik adalah bentuk
komunikasi sebagai tanggapan terhadap informasi yang diterima oleh
komunikan. Pesan ataupun komentar di media social dapat diamati secara
langsung.
Motif batik yang di unggah dalam akun Instagram @Batiksipinjajaran
banyak di minati oleh khalayak, sehingga banyak orang mendatangi rumah
batik Sipin Jajaran dan memesan dalam jumlah yang tidak sedikit.85
Proses
persuasive ini sesuai dengan tujuan komunikator, yaitu untuk promosi produk-
produk yang dimiliki oleh Batik Sipin Jajaran agar peminat berdatangan.
7. Menghubungkan Organisasi
Dengan adanya komunikasi, sebuah organisasi juga bisa terhubung dengan
organisasi lainnya. Ini merupakan salah satu hal yang memang cukup berguna
terutama dalam melebarkan perkembangan organisasi yang dimaksud.
Organisasi bisa terhubung dengan organisasi lainnya untuk menjalin kerja
sama, melakukan penawaran tertentu dan lain sebagainya. Semuanya berkat
adanya komunikasi.
Batik Sipin Jajaran dibawah binaan PT. Pertamina EP Field Asset
1 Jambi dan telah bekerja sama dengan BNN, serta Lembaga pemerintah
setempat. Hal ini tampak pada struktur organisasi Batik Sipin Jajaran yang
didampingi oleh Lurah Legok, dan pada setiap kegiatan batik selalu tercantum
BNN sebagai salah satu koordinatornya.
8. Penyebaran Informasi Efektif
Terakhir, penyebaran informasi atau sosialisasi tentang pesan tertentu bisa
disebar dengan mudah dengan adanya komunikasi. Sebuah organisasi dapat
menyebarkan informasi penting pada anggotanya dengan menggunakan fungsi
dari komunikasi ini.
Banyak sekali informasi yang beredar didalam komunitas Batik Sipin
Jajaran maupun kepada khalayak luas.
4. Peran Komunikator Dalam Komunikasi
Factor penting dalam diri komunikator bila melancarkan komunikasi, yaitu
daya Tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (source
credibility). Komunikator adalah seorang yang menyampaikan pesan kepada
khalayak dengan mempertimbangkan perannya sebagai komunikator demi
menyukseskan proses komunikasi sehingga komunikan dapat menerima pesan
85
Observasi penulis di Batik Sipin Jajaran Binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi
21 Maret 2019.
dengan jelas. Dan artinya seorang komunikator telah sukses menyampaikan
pesannya kepada komunikan.
Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
a. Komunikator dengan Citra Diri Sendiri (The Communicator‟s Self Image)
Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.
Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator. Mereka
mengukur kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai target sasaran
secara kuantitatif. Dalam kasus Komunikasi di Komunitas Batik Sipin
Jajaran,model ini tidak terjadi. Meski pihak pengurus mementingkan kuantitas
anggotanya, namun mereka juga sangat mementingkan keberhasilan program
yang sudah diberikan oleh pihak PT Pertamina,dimana kesejahteraan anggota
komunitas lebih penting.
b. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of the
audience)
Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator
yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin
memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.
Komunikator tipe ini terbagi atas tiga kelompok:
1.Paternalisme (paternalism).
Hubungan antara komunikator dengan audiens seperti hubungan ayah dan
anak. Komunikator menganggap fungsi mereka adalah untuk mendidik dan
menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan subjektif, kepentingan dan
kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi perhatian. Komunikator jenis inilah
yang terjadi pada pihak PT Pertamina sebagai pamong dalam komunitas Batik
Sipin Jajaran. Begitu juga pada pengurus komunitas. Mereka ingin program Batik
Sipin Jajaran dapat bermanfaat kepada masyarakat dan anggota komunitas.
2. Spesialisasi (specialization)
Komunikator jenis ini merupakan proses yang menjadikan komunikator
sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan kebutuhannya diketahui.
Komunikator jenis ini tidak ditemukan dalam komunikasi massa di Batik Sipin
Jajaran.
3.Profesionalisasi (profesionalization).
Efek ini menyebabkan komunikator berpikir bahwa mereka kompeten
untuk memutuskan isi media dan mengetahui lebih baik apa yang seharusnya
dilakukan untuk khalayak. Ini terjadi saat pelatihan yang dilakukan oleh
professional di komunitas Batik Sipin Jajaran. Mereka juga mengkomunikasikan
bagaimana teknik-teknik membatik di social media.
4.Ritualisme (ritualism).
Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi usaha mereka
menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka menjadikan kumunikasi
sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan diantara target
khalayak. Komunikator ini terjadi dalam proses konsolidasi anggota komunitas
Batik Sipin Jajajaran.
Dalam menguji teori Lasswell, sebuah komunikasi dikatakan efektif
apabila komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dengan melalui
media dan apabila pesan tersebut sudah diterima oleh komunikan, maka akan
timbul raeksi ataupun efek sesuai yang di inginkan. Komunkasi yang terjadi
dalam komunitas Batik Sipin Jajaran bisa dikatakan efektif karena komunikator
sudah dapat menyampaikan pesannya dengan baik, dapat memberikan informasi
kepada khalayak luas dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarananya dan
respon yang diberikan oleh komunikan pun sesuai yang di ingin kan .
B. Fungsi Media Sosial Dalam Komunitas Batik Sipin Jajaran
“...[M]edia sosial memang sangat berfungsi sekali bagi kita. Model batik
kita aja selebgram, jadi banyak orang tau tentang batik ini karena follower
dia banyak. Langsung terkenal batik jajaran ini. Alhamdulillah anggota
kita semua multitallent dan semuanya pake Instagram, buat posting-
posting foto. Mau foto kegiatan batik ataupun foto untuk keseharian pun
banyak di posting..”86
86
Wawancara dengan ketua kelompok Komunitas Batik Sipin Jajaran(ayuk Tina)
Dari pernyataan yang diberikan oleh Ayuk Tina sebagai ketua Komunitas Batik
Sipin Jajaran, tampak sangat vitalnya media sosial bagi komunitas ini, karena
segala bentuk kegiatan, promosi, dan sharing menggunakan sosial media.
Identitas (Identity)
Anggota Komunitas Batik Sipin Jajaran menampilkan identitas atau ciri
serta bentuk komunitas pada akun social media mereka. Misalnya berbagai desain
yang mereka miliki, jenis-jenis kain batik yang mereka miliki selalu ditampilkan
di akun social media. Mereka juga membuka ruang profil agar masyarakat luas tau
siapa mereka, bagaimana visi dan misi Komunitas. Identitas ini menjadi terbuka di
social media, sesuai fungsi yang telah dirumuskan oleh Taprial dan Kanwar.
Identitas yang paling dikenal oleh khalayak luas dari batik Sipin Jajaran
yaitu motif ikan seluang mudik yang menjadi ciri khas batik Jambi terutama batik
Sipin Jajaran. Terlihat pula dalam bio di akun Instagram @batiksipinjajaran
sebagai binaan PT. Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi yang merupakan kantor
pusat perusahaan minyak di Jambi.87
Percakapan (Conversations)
Fungsi percakapan tentu jelas terlihat melalui media social yang dimiliki
oleh anggota Komunitas Batik Sipin Jajaran. Penggunaan social media yang
utama juga merupakan sarana percakapan antar anggota dengan anggota
maupun antar anggota dengan pihak luar. Admin pemegang akun social media
selalu membuka ruang bagi masyarakat yang ingin bertanya atapun sharing
tentang komunitas, kegiatan komunitas dan produk yang dimiliki oleh
komunitas.
Berbagi (Sharing)
Dalam akun social media Komunitas Batik Sipin Jajaran, banyak konten
motivasi, trik dan cara kerja batik. Bagaimana prosedur membatik dan lainnya.
Hal ini bisa diakses oleh masyarakat luas sehingga memungkinkan orang lain
mencontohnya atau memanfaatkannya. Pendistribusian konten-konten
dilakukan melalui akun social media.
87
Observasi penulis akun instagram @batiksipinjajaran di Batik Sipin Jajaran Binaan PT.
Pertamina Ep Field Asset 1 Jambi 21 Maret 2019.
Kehadiran (Presence)
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa anggota
Komunitas Batik Sipin Jajaran, mereka mengakui sangat aktif di media social.
Mereka tergabung dalam grub-grub media social baik Whatshapp maupun
grub Facebook. Hal itu memudahkan pengurus untuk melihat partisipasi
dalam setiap diskusi maupun pembahsan isu-isu yang ada. Setiap anggota
komunitas yang tergabung akan mengetahui kehadiran pengguna yang lain.
Hubungan (Relationship)
Anggota Komunitas Batik Sipin Jajaran terdiri dari berbagai latar
belakang, fungus media social sebagai pembangunhubungan menjadi nyata.
Mereka dapat berkomunikasi kapanpun hingga terbentuk hubungan diantara
mereka sebagai entitas komunitas dan tidak itu saja, hubungan mereka dengan
masyrakat luas juga terjadi..
Reputasi (Reputation)
Persaingan tidak bisa dihindari saat ini, dengan adanya media social,
merek mengetahui sejauh mana gerak usaha batik di daerah lain atau industry
batik yang dijalankan oleh pihak lain. Mereka dapat langsung membandingkan
di media social, sehingga mereka juga tau sudah sejauh apa capaian mereka
saat ini.
Kelompok (Groups)
Masuk dalam grub media social berarti menjadi bagian komunitas.
Anggota tentu harus masuk dan aktif di grup media social yang mereka miliki.
C. HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS
BATIK SIPIN JAJARAN
Setiap proses pasti ada faktor-faktor yang menjadi penghambat
komunikasi. Begitupula dalam komunitas Batik Sipin Jajaran, selain banyaknya
manfaat dari penggunaan sosial media dan efektifnya komunikasi yang berjalan,
beberapa hambatan juga terjadi. Factor penghambat pada komunitas Batik Sipin
Jajaran ini disebabkan karena 3 faktor, diantaranya hambatan teknis, hambatan
manusiawi, dan hambatan ekologis.
Ayuk Tina mengatakan :
“[H]ambatan apo yo ? kalo komunikasi lancar bae lah. Cuman pas ado yang
dak mood, chat dak di read. Kadang ado yang salah pengertian kito
ngomong samo orang diok anggapnyo lain, merajuklah, jadi banyak
su‟udzon, kadang telpon di WA dak masuk. Tapi jarang lah kejadian itu,
jarang nian. Sesekali palingan, itu bae. Mungkin hp mereka ado rusak, atau
kadang jaringan disini sering dak bagus. Kito nak ngubungi ngajak rapat
samo mbak Ega, mereka banyak dak datang, padahal nak cepat gitu.”88
Sebagaimana penuturan informan mengenai hambatan yang terjadi dalam
komunitas Batik Sipin Jajaran meskipun jarang sekali terjadi. Dalam komunikasi
sebuah kelompok, sangat penting untuk memilih media yang tepat yang dapat
dipergunakan secara massif oleh anggota dalam komunitas. Media komunikasi
yang menjadi pilihan di zaman now sudah lebih banyak dan lebih handal
dibandingkan era sebelumnya. Teknologi sudah berkembang pesat sehingga
masalah teknis seperti gangguan jaringan sangat bisa diminimalisir. Begitupula
dengan factor manusiawi, setiap orang memiliki persepsi sendiri dalam
mengartikan isi dari informasi yang disampaikan. Bisa saja tafsir yang dilakukan
komunikan berbeda dengan maksud dari komunikator. Hal ini bisa berakibat fatal
dalam komunikasi sebuah komunitas bila anggota salah menangkap maksud
atasannya dan begitupun sebaliknya.
Dari pengakuan seorang anggota audien yang mengikuti breefing di Batik
88
Ayuk Tina, Ketua komunitas Batik Sipin Jajaran, Wawancara dengan penulis 23 Maret 2019
Sipin Jajaran.
“[K]ito rapat di teras Dita, nak macem mano lagi. Tempat kito belum jadi,
nak rapat di dalam panas bukan main. Apo lagi atap tu seng, nimbus kulit
kito besarang didalam. Nak ngejos nak nembok jugo kito harus duduk dak,
didalam panas, diluar bukan lagi, nak dibawah pohon tanahnyo lumpur.”89
Faktor penghambat yang mendominan adalah factor ekologis, karena pada
saat meeting dengan keadaan ruangan yang panas, bising dengan lingkungan
sekitar, maka komunikasi tidak akan efektif. Sehingga pesan yang disampaikan
tidak maksimal sesuai yang diharapkan. Bisa saja dalam sebuah pertemuan,
komunikan benar menangkap isi pesan komunikator, namun belum tentu
komunikan tersebut mengingat seluruh bagian dari informasi yang disampaikan.
Maka dari itu, hambatan seperti ini haruslah diminimalisir agar tidak terjadi
kesalahan instruksi maupun koordinasi dalam proses komunikasi sebuah
komunitas.
89
Ayuk yuli, anggota Batik Sipin Jajaran, Wawancara dengan Penulis 23 Maret 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mendapatkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pola komunikasi yang dibangun oleh Komunitas Batik Sipin Jajaran yakni
dengan memanfaatkan Media social berupa whatshap, facebook dan instagraM.
Dengan menggunakan jejaring tersebut para anggota komunitas Batik sipin
jajaran dapat berkomunikasi dan berbagi pesan informasi atau saling menyapa
dengan kawan-kawan mereka baik internal maupun sesama pengrajin batik hingga
keluar kota secara fleksibel, dalam rangka menjaga silaturahmi, dan bertukar
pikiran untuk kemajuan usaha mereka.
Isi pesan yang disampaikan berbentuk informasi, instruksi dan sharing
antar struktur atau pengurus organisasi terhadap anggota maupun pihak luar, isi
pesan berupa petunjuk atau panduan mengenai siapa yang bertanggung jawab
mengenai tugas yang diberikan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap
kinerja rekan-rekannya.
Komunikasi yang dibangun oleh Komunitas Batik Sipin Jajaran dengan
memanfaatkan Media sosial dinyatakan efektif, dalam rangka menjaga
keharmonisan antar komunitas dan menyampaikan pesan informasi kepada
masyarakat luas.
B. Saran
Dari perhitungan yang telah dilakukan, pemanfaatan aplikasi social media
sebagai sarana diskusi ini termasuk dalam kategori efektif. Tetapi sebenarnya
masih bisa ditingkatkan menjadi sangat efektif jika dilakukan evaluasi yang
kembali pada pengguna itu sendiri sebagai orang yang memanfaatkan. Dengan
beberapa poin, yaitu lebih berpartisipasi aktif dalam diskusi di groupchat social
media
Pengguna berpastisipasi aktif dalam diskusi materi keterampilan membatik
dan berusaha mendapatkan kepuasan dengan turut berdiskusi dan bertukar
informasi. jika belum merasa puas dengan hasil diskusi maupun tanggapan atas
pertanyaan dan penyataan maka pengguna harus terus bertanya maupun memberi
tanggapan baru atas pernyataan atau jawaban yang didapat hingga terpenuhinya
kepuasan yang diharapkan.