peran kepemimpinan kepala sekolah dalam …/peran... · sarjana pendidikan program studi pendidikan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN
KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN
DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SLAMET ANDRIYANI
K7408268
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN
KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN
DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SLAMET ANDRIYANI
K7408268
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN
KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN
DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SLAMET ANDRIYANI
K7408268
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERAN KEPEMIMPINANKEPALA SEKOLAH DALAM
MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN
DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA
Oleh :SLAMET ANDRIYANI
K7408268
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Mengakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita, danberusaha untuk mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian yang luar
biasa.(HAMKA)
Jangan mengingat apa yang telah engkau berikan tetapi ingatlah apa yangtelah engkau minta. Itulah ilmu balas jasa
(Peneliti)
Lakukan apa yang menjadi keinginan dan harapanmu. Jangan pernahmenunggu karena waktu terus berputar
(Peneliti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada :
Bapak dan Ibuku yang ikhlas dan
tiada hentimemberi do’a yang
tulus, kasih-sayang,dukungan dan
semangat.
Mas Aan yang penulis kasihi.
Teletubies (lestari, iyuk, tika)
Teman-teman PAP’08
Teman-teman kelas B dulu
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Slamet Andriyani. “PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENUMBUHKAN KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN
DI SMK NEGERI 1 SURAKARTA”. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana perankepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dankaryawan di SMK Negeri 1 Surakarta, (2) untuk mengetahui hambatan-hambatanperan kepemimpinan kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dankaryawan di SMK Negeri 1 Surakarta, (3) untuk mengetahui solusi dari perankepala sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalammewujudkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan ini adalah metode deskriptif kualitatif.subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa di SMKNegeri 1 Surakarta. Strategi penelitian yang digunakan penelitian ini adalahTunggal Terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan, tempat danperistiwa serta dokumen dan arsip.Teknik sampling yang digunakan adalah tekniksampel tujuan (purpose sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yangdigunakan adalah teknis analisis interaktif.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) peran kepemimpinan yang dilaksanakankepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta dilakukan melalui pembinaan-pembinaandisiplin antara lain : (a) memberikan motivasi kepada para guru dan karyawan, (b)memberikan teladan kepemimpinan dengan bersikap disiplin, (c) berupayamemperhatikan tingkat kesejahteraan yang diterima guru dan karyawan, (d)melaksakan penegakan disiplin. (2) hambatan yang muncul dalam pembinaandisiplin di SMK Negeri 1 Surakarta adalah : (a) hambatan internal, hambataninternal yang muncul diantaranya watak atau kepribadian yang susah dinasehatidari sebagian guru dan karyawan, dan kurangnya rasa tanggung jawab yangdimiliki sebagian guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan,(b) hambatan eksternal, hambatan eksternal yang muncul dalam penanamandisiplin guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta adalah faktor lingkungankerja. (3) solusi mengatasi hambatan yang muncul adalah : (a) menegakkanperaturan dan melakukan pembinaan, dan (b) mengintensifkan kegiatan bersamaguru dan karyawan.Kata kunci : Peran, Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Kedisiplinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. I
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………….. iii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… v
HALAMAN MOTTO………………………………………………………… vi
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… vii
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………… viii
HALAMAN ABSTRACT…………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….…………… xv
KATA PENGANTAR………………………………………………………... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan ……………………… 7
1. Tinjauan Tentang Kepemimpinan .…………………………. 7
2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah….……..……………….... 17
3. Tinjauan Tentang Kedisiplinan ……………………….…..... 24
B. Penelitian yang Relevan ………………………………………… 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
C. Kerangka Pemikiran …………………………………………….. 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 36
1. Tempat Penelitian …………………………………………… 36
2. Waktu Penelitian ……………………………………………. 36
B. Pendekatan dan jenis Penelitian …………………………………. 36
1. Pendekatan Penelitian ……………………………………… 36
2. Jenis Penelitian …………………………………………….. 37
C. Data dan Sumber Data ………………………………………….. 40
D. Teknik Sampling (Cuplikan) …………………………………… 42
E. Pengumpulan Data ………………………………………........... 43
F. Uji Validitas Data ……………………………………………..... 45
G. Analisis Data …………………………………………................ 47
H. Prosedur Penelitian ……………………………………………... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian/Objek Penelitian …………………. 52
B. Deskripsi Temuan Penelitian …………………………….......... 58
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ............ 73
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………………... 82
B. Implikasi ………………………………………………………... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Saran ……………………………………………………………. 84
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 86
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Lampiran Hal
1. Pengabdian Negara .................................................................. 101
2. Data Guru ................................................................................ 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Lampiran Hal
1. Ketua Tata Usaha ......................................................................... 125
2. Guru Tata Usaha ........................................................................... 126
3. Kepala Sekolah ............................................................................. 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Pedoman Wawancara …………………………………… 85
2. Tata Tertib ...................................................................... 104
4. Struktur Organisasi TU …………………………………. 106
5. Kalender Pendidikan ....................................................... 107
6. Perijinan ………………………………………………… 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam setiap aktivitas kehidupannya selalu melakukan interaksi
dalam bentuk kerjasama dengan sesamanya.Kerjasama tersebut dapat dilakukan
antar individu atau secara kelompok.Kerjasama dalam kelompok biasanya
berbentuk organisasi.dalam pelaksanaannya, usaha kerjasama dalam suatu
kelompok tersebut memiliki salah seorang atau beberapa orang yang dikatakan
sebagai pemimpin. Pemimpin adalah mereka yang memiliki kemampuan lebih
dari pada yang lain untuk mengatur dan mengarahkan kelompok demi tercpainya
tujuan.
Organisasi yang berkembang dalam masyarakat saat ini dapat berupa
organisasi bisnis ataupun sosial, organisasi formal atau informal, negeri maupun
swasta.Organisasi tersebut selalu memiliki tujuan yang hendak dicapai baik dalam
jangka panjang ataupun pendek.Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
diperlukan adanya unsur organisasi salah satunya adalah sumber daya manusia
yang berkualitas.Sumber daya manusia yang dimaksud bukan hanya karyawan
atau pekerja. Namun ada unsur yang sama pentingnya yaitu kualitas pemimpin
dari organisasi tersebut.
Sekolah merupakan instansi kependidikan dan organisasi formal yang
didalamnya terdapat unsur siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah sebagai
pemimpinnya.Pada suatu instansi, khususnya sekolah juga melaksanakan fungsi
manajemen sekolah yaitu manajemen pendidikan.Setiap organisasi atau instansi
selalu membutuhkan dan memiliki seorang pemimpin dalam menjalankan setiap
kegiatan menajemennya.Kesuksesan suatu organisasi sangat bergantung pada
bagaimana kepemimpinan dalam organisasi tersebut.Pemimpin adalah orang yang
menempati posisi, melaksakan dan mengemban tugas kepemimpin Sondang P
Siagian dalam Abdul aziz wahab (2006: 83) menyatakan bahwa, “Kepemimpinan
merupakan inti dari organisasi dan manajemen, sehingga keberhasilan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari kemampuan pemimpinnya
dalam menggerakkan.Kepala sekolah merupakan manajer atau pemimpin dari
sekolah yang bertugas mengarahkan segenap orang dan fasilitas yang ada di
sekolah.Dengan demikian, kepala sekolah merupakan seseorang yang sangat
berperan dalam menentukan suasana sekolah.
Sekolah merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
kepala sekolah.Untuk menduduki jabatan sebagai kepala sekolah ada persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi. Keputusan menteri pendidikan nasional
Republik Indonesia bab III No. 162/U/2003 tentang pedoman penugasan guru
sebagai kepala sekolah menyebutkan bahwa, “Guru dapat diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan
khusus. Selain memenuhi persyaratan khusus dan persyaratan umum tersebut,
calon kepala sekolah SMU, SMK, dan SLB diutamakan bagi mereka yang dapat
berkomunikasi dalam bahasa inggris dan atau bahasa asing lainnya”.
Sekolah dikatakan berhasil apabila sekolah tersebut memiliki pemimpin
yang berhasil.Pemimpin berhasil merupakan pemimpin yang efektif, yaitu
pemimpin yang berani mengambil keputusan dan tanggung jawab atas akibat yang
timbul dari kebijaksanaan yang diambilnya.Pemimpin yang efektif seseorang
mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian
rupa, sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pemimpin
yang bersangkutan baik itu pemimpin perempuan atau laki-laki.Kriteria seorang
Kepala sekolah efektif yaitu mampu mengembangkan sekolah yang dipimpinnya
agar semakin berkembang dan maju, sehingga selalu menjadi dambaan setiap
masyarakat dalam lingkungan sekolah.
Seorang kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat dilingkungan
sekolahnya harus dapat menunjukkan sikap positif dan disiplin agar dapat menjadi
teladan kedisiplinan bagi warga sekolah, khususnya bagi guru dan karyawan.
Guru dan karyawan merupakan salah satu unsur penting bagi keberhasilan
pencapaian visi dan misi suatu sekolah, sehingga diharapkan guru dan karyawan
dapat bekerja dengan penuh antusias, penuh inisiatif, penuh gairah dan dengan
kemauan yang tinggi. Keberhasilan tugas guru sebagai tenaga pendidik dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mengemban amanat tujuan pendidikan dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya
adalah faktor kedisiplinan diri.Disiplin dapat berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat.
Pada dasarnya sikap disiplin harus tumbuh dari dalam diri seorang
individu, meskipun masih perlu adanya penguatan sikap disiplin dari luar diri
individu tersebut seperti diberi ancaman dan sanksi terhadap pelanggaran aturan
kedisiplinan. Sikap disiplin dapat tumbuh dari kebiasaan seseorang melalui
sebuah proses. Selain itu, peranan pemimpin merupakan suatu hal yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan seorang karyawan, karena sosok pemimpin
merupakan teladan.Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus dapat
mengarahkan, membimbing dan memberi contoh kepada guru dan karyawan
sekolah untuk bersikap disiplin dalam segala kegiatannya di sekolah melalui
peraturan dan sanksi yang disepakati bersama.Namun dalam kenyataannya
meskipun ada peraturan tertulis yang jelas pelanggaran tetap terjadi. Masalah yang
dapat diamati antara lain ketidak disiplinan waktu seperti sering datang terlambat
masuk kerja, terlambat masuk ke kelas untuk mengajar, terlambat datang kerapat
sekolah dan mengakhiri pekerjaan kemudian pulang sebelum waktunya. Masalah
ketidak disiplinan lainnya yaitu tidak masuk ke kelas untuk mengajar, tidak masuk
kerja, tidak menghadiri rapat-rapat penting tanpa ijin yang jelas dan lain
sebagainya.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin selain harus dapat
memberikan contoh yang baik bagi setiap guru dan karyawan di sekolah, juga
harus dapat mengarahkan mereka pada sikap disiplin demi tercapainya tujuan
sekolah, sehingga pada akhirnya guru dan karyawan dapat menumbuhkan
semangat dan kedisiplinan diri dalam melaksanakan tugasnya atau kewajibannya.
Peran kepala sekolah yang kurang optimal akan mempengaruhi tinggi rendahnya
kedisiplinan guru dan karyawan dalam melaksanakan segala tugas dan
kegiatannya disekolah.
Kepala Sekolah di SMK Negeri 1 Surakarta, menurut pengamatan
peneliti pada saat PPL dan pada saat penelitian belum bisa memberikan tugas
dengan tegas kepada guru, maupun karyawan. Sehingga ada yang mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sikap disiplin dan ada juga yang belum mempunyai sikap disiplin. Mempunyai
khusus kedisiplinan guru-guru belum terlaksana. Setiap jam pelajaran dimulai ada
guru yang masih ngobrol atau malah masih di kantin.Semestinya sebagai Kepala
Sekolah harus bisa bertindak tegas kepada guru, karyawan dan murid-murid,
sehingga para guru, karyawan dan murid-murid bisa mematuhi aturan yang ada
dengan baik dan teratur. Guru bisa melaksanakan belajar mengajar dengan
seoptimal mungkin.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Menumbuhkan Kedisiplinan Guru dan Karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
Sehingga dari permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut :
“PERANKEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN
KEDISIPLINAN GURU DAN KARYAWAN DI SMK NEGERI 1
SURAKARTA”.
B. Perumusan masalah
Iskandar (2008:166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan
uraian dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”.
Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang
jelas dan padat.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana peran kepemimpinankepala sekolah dalam menumbuhkan
kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta ?
2. Apa hambatan-hambatan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Nergeri 1 Surakarta?
3. Apa solusi dari peran kepemimpinan kepala sekolah untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang muncul dalam mewujudkan kedisiplinan guru dan
karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta?
C. Tujuan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Iskandar (2008:167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah
tujuan untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk
mencapai tujuan penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah
yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana perankepemimpinan kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan perankepemimpinan kepala sekolah
dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1
Surakarta
3. Untuk mengetahuiapa ada solusi dari perankepemimpinan kepala sekolah
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam mewujudkan
kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat
memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian.Secara teoritis adalah
untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoretis
a. Untuk menambah pengetahuan yang berhubungan dengan cara belajar siswa,
gaya mengajar guru dan prestasi belajar siswa.
b. Memberi sumbangan pemikiran tentang gaya mengajar guru dalam memacu
prestasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk
membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri 1 Surakarta.
b. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Tinjauan Tentang Kepemimpinan
Dalam kajian teori kepemimpinan ini akan dibahas tentang : 1)
Pengertian Kepemimpinan, 2) Unsur-unsur Kepemimpinan, 3) Fungsi
Kepemimpinan, 4) Gaya Kepemimpinan, 5) Pengertian Kedisiplinan Guru dan
Karyawan, 6) Kepemimpinan Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah, 7) Tugas dan
Tanggung Jawab Seorang Pemimpin Kepala Sekolah.
a. Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua kata serupa yang memiliki arti
berbeda. Menurut Hadari Nawawi (2004: 9) bahwa “seseorang yang menduduki
posisi pemimpin di dalam suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan
kepemimpinan”. Sedangkan menurut Ig. Wursanto (2003: 19) “Pemimpin adalah
orang yang mampu mempengaruhi orang lain dalam usaha bersama guna
mencapai tujuan tertentu”.
Dari kedua pengertian diatas dapat diketahui perbedaan antara pemimpin
dan kepemimpinan. Pemimpin adalah orang atau pelaku yang mampu
melaksanakan tugas kepemimpinan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sedangkan kepemimpinan adalah kegiatan memimpin itu sendiri.
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu hal yang memiliki fungsi
penting di dalam suatu organisasi. Keberadaan pemimpin dan kepemimpinan
dapat dikatakan sangat berpengaruh terhadap baik buruknya suatu organisasi.
Beberapa definisi tentang kepemimpinan yang diungkapkan para ahli di bawah
ini, akan lebih membantu pemahaman tentang definisi kepemimpinan.
Menurut Hadari Nawawi (1992: 2) Kepemimpinan dapat diartikan
sebagai kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau
lebih) agar bekerja sama dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pada tujuan bersama. Sedangkan menurut E Mulyasa (2005: 107) kepemimpinan
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang
diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Ig. Wursanto (2003: 107), “Kepemimpinan adalah suatu
kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan
tertentu yang diinginkan.” Setiap organisasi selalu memiliki tujuan yang ingin
dicapai. Setiap individu dalam suatu organisasi juga memiliki tujuan. Tujuan
individu atau perorangan yang dimiliki harus diselaraskan dengan tujuan
organisasi. Dalam proses pencapaian tujuan organisasi tersebut diperlukan sosok
pemimpin yang dapat menyatukan dan mengkoordinir anggota kelompok dalam
sebuah kerjasama agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Menurut Wahjosumidjo (2001: 4), “Kepemimpinan adalah suatu
kekuatan penting dalam rangka pengelolaan. Kemampuan memimpin yang efektif
merupakan kunci keberhasilan organisasi”. Kepemimpinan Menurut Kimbal
Young dalam Kartini Kartono (2005: 58) bahwa, “Bentuk dominasi didasari
kemampuan pribadi yang sanggup mendorong/ mengajak orang untuk berbuat
sesuatu berdasarkan akseptensi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki
keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus”.
Menurut Achmad Suyuti yang dimaksud dengan kepemimpinanadalah
proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan
dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arahtujuan tertentu (Suyuti,
2001:7).
Berdasarkan berbagai definisi berbeda tentang kepemimpinan tersebut,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya, kepemimpinan merupakan
kemampuan seseorang dalam mengarahkan, memotivasi, mempengaruhi
mengontrol seseorang atau sekelompok orang agar dapat saling bekerjasama
secara sadar, bertanggung jawab dan tanpa paksaan demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Unsur-unsur Kepemimpinan
Unsur-unsur yang ada dalam sebuah kepemimpinan berdasarkan
beberapa pengertiankepemimpinan adalah :
a) Adanya orang pemimpin atau orang yang memimpin
b) Adanya orang yang dipimpin
c) Adanya kegiatan menggerakkan orang lain
d) Adanya tujuan yang ingin dicapai
e) Berlangsung dalam suatu kelompok dan sebagai sebuah proses
Unsur-unsur kepemimpinan tersebut selalu ada dalam sebuah
kepemimpinan baik dalam organisasi formal ataupun informal. Adakalanya
seseorang yang tidak memiliki kedudukan sebagai seorang pemimpin namun ia
dapat melakukan fungsi kepemimpinan dan sebaliknya ada seorang yang
berkedudukan pemimpin namun tidak menjalankan peran kepemimpinannya,
peran tersebut dijalankan oleh orang lain yang justru tidak memiliki kedudukan
sebagai seorang pemimpin. Dalam hal ini orang yang menjalankan fungsi
kepemimpinan tanpa jabatan formal sebagai pemimpin dikatakan sebagai
pemimpin informal.
c. FungsiKepemimpinan
Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan,
mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing an sebagainya,
yang secara singkat menggerakkan enam M. agar para bawahan mengikuti jejak
pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secara baik bila
seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
3. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi
organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan
organisasi.
4. Fungsi Memandang ke Depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan
ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami
hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar
organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul,
baik yang kecil maupun yang besar.
5. Fungsi Pengembangan Loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga
unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk
mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan
baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang
menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
6. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka
hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga
semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam
rencana .
7. Fungsi Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk
melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani
mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan
usul tertulis dan lain sebagainya.
Berdasarkan fungsi-fungsi kepemimpinan kepala sekolah tersebut
peneliti dapat disimpulkan bahwa fungsi kepemimpinan diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Pemimpin sebagai konsultan atau problem solving. Pemimpin memberikan
saran, pertimbangan atas suatu masalah organisasi pada bawahannya.
b. Fungsi pengendalian, dimana pemimpin mengarahkan, mengatur dan
membantu bawahan atau anggotanya (sosial) agar kegiatan dan tugas-
tugasnya dapat berjalan lancer.
c. Fungsi instruktif, dalam fungsi ini pemimpin sebagai pemberi perintah,
penentu kebijakan atau pengambil keputusan.
d. Partisipatif, dalam fungsi ini pemimpin berusaha membuat para bawahan
atau anggotanya turut aktif dan berpartisipasi dalam melaksanakan
kegiatan bersama.
e. Delegasi, dalam fungsi ini pemimpin berusaha memilah-milah tugas dalam
instansi kemudian melimpahkannya pada anggota atau bawahan yang
dirasa dapat melaksanakannya.
d. Gaya Kepemimpinan
1) Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan seseorang sangat berpengaruh terhadap apa
yang akan dilakukan bawahannya dan berpengaruh pada tujuan yang akan
dicapai. Menurut Veithzal Rifai (2004: 64), “Gaya kepemimpinan adalah
sekumpulan cirri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan
agar sasaran organisasi tercapai dapat pula dikatan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering
diterapkan oleh seorang pimpinan”.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa gaya kepemimpinan
merupakan pola atau cara khas seorang pemimpin dalam menjalankan
tugas kepemimpinannya.
2) Macam-macam Gaya Kepemimpinan
Hadari Nawawi (1992: 91) menyebutkan dan membagi gaya
Kepemimpinan menjadi tiga macam yaitu :
a. Kepemimpinan Otoriter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Kepemimpinan Otoriter merupakan kepemimpinan yang
tergolong paling tua. Kepemimpinan jenis ini menempatkan
kekuasaan di tangan seseorang yang disebut atasan atau penguasa dan
jumlah orang lain yang dipimpinnya disebut sebagai bawahan. Pihak
atasan memandang dirinya lebih dalam segala hal sehingga bawahan
harus tunduk pada perintah-perintah atasan, bawahan tidak diberi
kesempatan untuk berinisiatif mengeluarkan pendapat serta dalam
kepemimpinan jenis ini tidak ada pelimpahan wewenang kepada
bawahan.
b. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Kepemimpinan bentuk ini merupakan kebalikan dari
kepemimpinan bentuk otoriter karena kepemimpinan ini kedudukan
pimpinan hanya sebagai symbol, realitas kepemimpinannya dilakukan
dengan memberikan kebebasan sepenuhnya pada orang yang dipimpin
untuk berbuat dan mengambil keputusan secara perseorangan.
Kepemimpinan bentuk ini kurang tepat bila diterapkan di lembaga
pendidikan karena setiap anggota kelompok bekerja sendiri-sendiri
sehingga semua aspek manajemen administrative tidak biasa
diwujudkan dan dikembangkan.
c. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai
factor utama dan terpenting. Dalam kepemimpinan ini setiap orang
dihargai dan dihormati dan diikutsertakan dalam semua kegiatan
organisasi, inisiatif dan kreativitas anggota selalu dikembangkan
supaya timbul keefektifan dalam mencapai tujuan. Keputusan-
keputusan yang diambil merupakan hasil musyawarah mufakat selain
pemimpin selalu membagi tugas yang memungkinkan setiap anggota
mengetahui secara jelas wewenang dan tanggung jawabnya.
Menurut Heidjrachman dan S. Husnan gaya kepemimpinan
adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu.
(Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Sedangkan menurut FandiTjiptono
gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpindalam
berinteraksi dengan bawahannya (Tjiptono, 2001:161). Sementaraitu, pendapat
lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah polatingkah laku (kata-
kata dan tindakantindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang
lain (Hersey, 2004:29).Dalam penelitian ini, gaya kepemimpinan yang
dimaksud adalahgaya kepemimpinan situasional artinya gaya kepemimpinan
yangdidasarkan pada situasi dan kondisi. Pada saatmenjelaskan tugas-tugas
kelompok maka ia harus bergaya direktif, padasaat menunjukkan hal-hal yang
dapat menarik minat anggotanya maka iaharus bergaya konsultatif, untuk
merumuskan tujuan kelompok ia bergaya partisipatif sedangkan pada saat
bawahan telah mampu dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas
maka ia bergaya delegatif (Sugiyono, 2003:132).
e. Pengertian Kedisiplinan Guru dan Karyawan
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan
sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa
pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran
atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai
latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara
pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan
Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang
mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang
berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan
pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma
yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya
terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau
tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam
sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai)
akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik.
f.Kepemimpinan Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah
a. Kepala Sekolah sebagai Pejabat Formal
Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan melalui dua
bentuk, yaitu : kepemimpinan formal (formal leadership) dan
kepemimpinan informal (informal leadership). Kepemimpinan formal
terjadi apabila di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam
organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui
proses seleksi. Sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana kedudukan
pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul dan
berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai
sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan
organisasi serta memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang
bersangkutan.
b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta
pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang kepala
sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin
dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat
diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi dimana
di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier
sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu untuk
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar
organisasi dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
g.Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin Kepala Sekolah
Sebagaimana seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas
tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau
lingkungan terkait, dan kepada bawahan.
1) Kepada Atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung
dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terikat kepada
atasan/sebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah :
a. Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan
b. Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala
sekolah dan atasan
2) Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait
a. Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala
sekolah yang lain
b. Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan
lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh masyarakat
dan BP3
3) Kepada bawahan
Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-
baiknya dengan para guru, staf, dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah
kepengikutan.
Peran kepala sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapat
disimpulkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Kedudukan sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan surat
keputusan oleh atasan yang mempunyai kewenangan dalam
pengangkatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
b. Sebagai pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas
serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan dan dipatuhi.
c. Sebagai pejabat formal kepala sekolah secara hierarkis mempunyai
atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan.
d. Sebagai pejabat formal kepala sekolah mempunyai hak kepangkatan, gaji
dan karier.
e. Sebagai pejabat formal kepala sekolah terikat oleh kewajiban, peraturan,
serta ketentuan yang berlaku.
f. Sebagai pejabat formal kepala sekolah berkewajiban dan bertanggung
jawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan.
g. Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah adalah suatu jabatan
formal yang perlu dibatasi masa pengabdiannya
h. Sebagai pejabat formal karier kepala sekolah dapat dikembangkan ke
jabatan yang lebih tinggi
i. Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah sewaktu-waktu dapat
diganti, diberhentikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Tinjauan Tentang Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Surat Keputusan Mendiknas RI Nomor 162/U/2003 tercantum
bahwa “Guru yang memenuhi syarat tertentu dapat diberikan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah”. Jadi kepala sekolah merupakan seorang guru yang
telah memenuhi persyaratan tertentu dan diberi tugas tambahan untuk
memimpin sebuah sekolah.Dengan demikian kepala sekolah adalah seorang
pemimpin sekolah atau sebuah lembaga tempat belajar mengajar berlangsung.
Whjosumidjo (2001: 83) menyatakan bahwa “kepala dapat diartikan ketua
atau pimpinan dalam suatu organisasi atau sebuah masyarakat. Sedangkan
sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
memberi pelajaran. Dengan demikian kepala sekolah dapat didefinisikan
sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
merupakan seorang guru yang memenuhi persyaratan dan dipilih untuk
memimpin sekolah atau lembaga yang di dalamnya terjadi proses belajar
mengajar.
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif
a) Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Efektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 219) dikatakan
bahwa “efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Kepala
Sekolah yang efektif adalah Kepala Sekolah yang dalam kinerjanya
selalu membuka diri dari guru dan karyawan lainnya dalam persoalan
penting. Untuk menjadi Kepala Sekolah yang efektif memerlukan
prasyarat yang tidak ringan. Selain berpengetahuan luas, mampuan
member keteladanan dan beretos kerja tinggi, yang tidak boleh
dilupakan Kepala Sekolah selaku manager di satuan pendidikan
(sekolah) harus mampu membangun kekompakan kerja secara internal
dan juga mampu membangun kerjasama dengan pihak luar sekolah
yang terkait. Sugeng Uhamka dalam jurnal penelitian kualitatif (2004)
mengatakan “Kepala Sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah
yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks
unik, serta mampu melaksanakan perannya dalam memimpin
sekolah”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif adalah kepemimpinan
kepala sekolah yang membawa hasil besar, berkesan bagi semua
warga sekolah, mampu melaksanakan perannya dan benar-benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memahami sekolah serta mampu menjadi teladan bagi semua warga
sekolah.
b) Kriteria Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif
Menurut E Mulyasa (2007: 187) mengatakan bahwa kriteria
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif yaitu :
1. Mampu memberdayakan Guru-guru untuk melaksanakan
pembelajaran dengan baik
2. Dapat Menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan dan tidak menunda-nunda pekerjaan
3. Mampu menjaga hubungan yang harmonis dengan guru masyarakat
sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam mewujudkan
tujuan sekolah
4. Bekerja sebagai tim sekolah
5. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan kegiatan lain di sekolah
6. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah sesuai ketentuan yang telah
direncanakan
Ada pendapat lain yang menjelaskan bahwa “Kriteria
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengupayakan kinerja guru-guru seoptimal mungkin dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan
3. Bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat luar
sekolah
4. Prinsip kepemimpinan yang dipilih oleh kepala sekolah sesuai
dengan guru dan pegawai sekolah lainnya
5. Adanya tim manajemen
6. Tujuan sekolah dapat tercapai sesuai ketentuan yang ditetapkan”.
(http://manajemensekolah.teknodik.net)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan pendapat tentang Kriteria kepemimpinan
kepala sekolah di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah yang
efektif harus :
1. Berupaya semaksimal mungkin agar para guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik
7. Berupaya menyelesaikan segala tugas dan kewajibannya dengan
tepat waktu
8. Dapat bekerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan
dengan sekolah
9. Memilih dan menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai
dengan keadaan guru dan karyawan sekolah
10. Bekerja sebagai tim sekolah
11. Dapat mencapai tujuan sekolah sesuai dengan ketentuan yang ada
2. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Hick (dalam Wahjosumidjo, 2001: 106) delapan
rangkaian kepemimpinan (leadership functions) yaitu “adil, memberikan
sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan
rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan bersedia
menghargai”. Menurut E Mulyasa (2004: 98) “Kepala Sekolah sedikitnya
harus berfungsi sebagai educator, manager, administrator, supervisor,
leader, innovator, motivator (EMASLIM)”.
Sedangkan Sudarwan Danim (2003: 77) bahwa pada tataran
pergulatan kerja, kepala sekolah harus tampil sebagai :
a. Administrator yang menjalankan tugas-tugas yang menjalankan
keadministrasian
b. Manajer yang menjalankan tugas manajerial
c. Pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinan
d. Kepala yang menjalankan fungsi kekepala-sekolahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
e. Motivator yang menjalankan fungsi memotivasi komunitas sekolah,
baik di dalam kapasitas bersama, kelompok, maupun masing-masing
f. Negosiator yang menjalankan fungsi untuk melakukan kegiatan yang
bersifat kontraktural
g. Figuritas yang memerankan keteladanan kepada komunitas internal
maupun eksternal
h. Komunikator yang menjalankan fungsi sebagai juru bicara ke dalam
dan terutama ke luar
i. Wakil lembaga yang diperankan ketika melakukan hubungan secara
eksternal
j. Fungsi-fungsi yang terkait langsung atau tidak langsung dengan
kebutuhan dan kepentingan sekolah
Berdasarkan pendapat tentang fungsi-fungsi kepala sekolah di
atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa fungsi kepala sekolah adalah :
a. Seorang yang menjadi teladan, sumber inspirasi, pencipta rasa aman
dan mendukung pencapaian tujuan sekolah
k. Seorang edukator dan manajer yang mampu menjadi komunikator bagi
sekolah, menjadi wakil untuk berhubungan dengan pihak-pihak dalam
berbagai kesempatan serta menjalankan fungsi untuk kegiatan yang
bersifat kontraktural
l. Innovator dan mutivator bagi warga sekolah. Kepala sekolah dalam
melaksanakan kepemimpinan dan tugas manajerial berusaha
menggerakkan semua warga sekolah dan mengarahkan mereka untuk
pencapaian tujuan
m. Supervisor yang selalu memberikan sugesti positif serta bersedia
menghargai warga sekolah yang lain
3. Peran Kepala Sekolah
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan
paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua
seorang kepala sekolah memahami dan mengetahui perannya.
Wahjosumidjo (2002: 90) mengatakan ada tiga peranan kepala sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dilihat dari otoritas dan status formalnya yaitu “Peranan hubungan antara
perseorangan, Peranan informasional dan sebagai pengambil keputusan”.
Ketiga peranan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Peranan hubungan antar perseorangan
1. Figurehead, berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala
sekolah sebagai lambang sekolah.
2. Kepemimpinan (leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin
untuk menggerakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah
sehingga dapat melahirkan etos kerja dan produktivitas yang tinggi
untuk mencapai tujuan
3. Penghubung (liaison). Kepala sekolah menjadi penghubung antara
kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar
sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi
perantara antara guru, staf dan siswa.
b. Peranan informasional
1. Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan
terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-
informasi yang berpengaruh terhadap sekolah
2. Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggung jawab untuk
menyebar luaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru,
staf, dan orang tua murid
3. Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler).
Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang
timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan yang diambil
4. Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocator).
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menentukan dan meneliti
siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang
disediakan dan dibagikan
Menurut Hick (dalam Wahjosumidjo, 2002: 16), ada delapan
rangkaian peranan kepemimpinan (Leadership Fuctions), yaitu :
a. Adil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus dapat
memperlakukan sama terhadap orang-orang yang menjadi
bawahannya, sehingga tidak terjadi diskriminasi, sebaliknya dapat
diciptakan semangat kebersamaan diantara mereka yaitu guru, staf dan
para siswa (arbitrating)
b. Memberikan sugesti
Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu
mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah sehingga dengan
saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan
semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan
tugas masing-masing (Suggesting)
c. Mendukung tercapainya tujuan
Dalam mencapai tujuan setiap organisasi memerlukan
dukungan dana, sarana dan sebagainya. Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru, staf dan siswa, baik berupa dana, peralatan,
waktu bahkan suasana yang mendukung (Supplying objectives)
d. Sebagai Katalisator
Kepala sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti
mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan
siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Catalysing)
e. Menciptakan rasa aman
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan
rasa aman di lingkungan sekolah, sehingga para guru, staf dapat
melaksanakan tugas dengan aman, bebas dari rasa khawatir
(Providing security)
f. Sebagai sumber inspirasi
Kepala sekolah pada dasarnya adalah sumber semangat bagi
para guru staf dan siswa. Kepala sekolah harus mampu
membangkitkan semangat, percaya diri pada guru, staf dan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
sehingga mereka memahami tujuan sekolah, bekerja
bertanggungjawab kearah tujuan tercapainya sekolah (inspiring)
g. Sebagai pusat perhatian
Seorang kepala sekolah selaku pemimpin akan menjadi pusat
perhatian, artinya semua pandangan akan diarahkan ke kepala sekolah.
Kepala sekolah harus menjaga integritas, terpercaya, dihormati baik
sikap, perilaku maupun perbuatannya (Representing)
h. Bersedia menghargai
Kepala sekolah diharapkan selalu dapat menghargai apapun
yang dihasilkan mereka yang menjadi tanggungjawabnya.
Penghargaan ini dapat diwujudkan melalui kenaikan pangkat, fasilitas,
kesempatan mengikuti pendidikan dan sebagainya (Praising)
Berdasarkan pendapat diatas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa, peranan kepala sekolah adalah :
a. Peran dalam hubungan antar perseorangan. Peran ini berarti
kepala sekolah adalah sebagai leader (pemimpin), manajer dan
Educator dalam sekolah
b. Peran informasional. Dalam peran ini, kepala sekolah adalah
sumber informasi dan penyampai informasi-informasi penting,
selain itu kepala sekolah adalah wakil dari sekolah untuk
berhubungan dengan pihak luar yang terkait.
c. Pengambil Keputusan. Dalam peran ini, kepala sekolah adalah
sebagai pengambil keputusan yang menyangkut persoalan penting
yang ada di sekolah yang dapat mempengaruhi iklim sekolah.
3. Tinjauan tentang Kedisiplinan
a. Pengertian disiplin dan kedisiplinan
Malayu Hasibuan (2003: 193) mengatakan bahwa, “Kedisiplinan
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang yang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan menurut
Alex Nitisemito (1991: 199) bahwa “disiplin adalah suatu sikap, tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik
yang tertulis maupun tidak”.
Pengertian disiplin menurut Soegeng Prijodarmito (1992: 23)
“Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui suatu
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, atau ketertiban”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2002: 12) mengemukakan bahwa “Disiplin adalah suatau tata
tertib yang mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok”. Menurut
Soejitno Irmin dan Abdul Rochim (2004: 7) menyatakan bahwa
“Kedisiplinan adalah sikap dan perilaku yang memenuhi unsure ketaatan
dan kepatuhan”.
Dari pengertian dan konsep tentang disiplin di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa disiplin pada dasarnya adalah sikap yang berasal
kesadaran diri untuk bertindak sesuai dengan peraturan dan kaidah yang
ada karena adanya rasa tanggungjawab
b. Hal-hal yang Menunjang Kedisiplinan
Menurut Alex S Nitisemito (1991: 200) ada Hal-hal yang
menunjang Kedisiplinan, yaitu: Kesejahteraan, Ancaman, Ketegasan,
Partisipasi, Tujuan dan Kemampuan, serta teladan pimpinan. Dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Kedisiplina dan Kesejahteraan
Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak hanya cukup
dengan ancaman-ancaman saja. Tetapi untuk menegakkan kedisiplinan
itu perlu imbangan, yaitu tingkat kesejahteraan yang cukup. Dengan
tingkat kesejahteraan yang dimaksud terutama adalah besarnya upah
yang mereka terima, sehingga minimal mereka data hidup secara layak.
Dengan kelayakan hidup ini mereka akan tenang melaksanakantugas-
tugasnya, dan dengan ketenangan tersebut diharapkan mereka akan
lebih berdisiplin.
b. Kedisiplinan dan Ancaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Selain peningkatan kesejahteraan maka untuk menegakkan
kedisiplinan perlu adanya ketegasan bagi mereka yang melakukan
indisipliner. Disini berarti ancaman tidak dapat dilakukan tersendiri
untuk menegakkan kedisiplinan. Tapi apabila ancaman atau tindakan
yang tegas dilakukan sebagai pendamping peningkatan kesejahteraan,
maka kedisiplinan akan lebih dapat diharapkan untuk berhasil.
c. Ketegasan dalam pelaksanaan Kedisiplinan Perlu dijaga
Peningkatan kesejahteraan dan ancaman hokuman yang
bersifat menididik, kita dapat mengharabkan kedisiplinan karyawan
akan ditingkatkan. Meskipun demikian belum mencukupi, sebab suatu
ancaman hukuman yang tidak dilaksanakan dengan tegas dan
konsekuen justru akan lebih jelek akibatnya dari pada tanpa ancaman.
Jangan sampai membiarkan pelanggaran tersebut terjadi terus-menerus
tanpa tindakan yang tegas.
d. Kedisiplinan Perlu dipartisipasikan
Dengan jalan memasukkan unsure partisipasi, maka para
karyawan atau pegawai akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman
hukuman adalah hasil persetujuan bersama. Apabila perusahaan atau
pemerintah berhasil memasukkan unsure partisipasi dalam peraturan
yang mencantumkan ancaman hukuman, maka kecenderungan mereka
akan lebih konsekuen dalam melaksanakannya.
e. Kedisiplinan harus menunjang tujuan dan sesuai dengan kemampuan
Kedisiplinan pada hakekatnya juga merupakan pembatasan
kebebasan dari karyawan kita, oleh karena itu dalam usaha menegakkan
kedisiplinan tidak asal melaksanakan. Selain harus dapat menunjang
tujuan maka, kedisiplinan yang hendak ditegakkan tersebut haruslah
sesuai dengan kemampuan dari karyawan. Perusahaan harus meneliti
terlebih dahulu peraturan yang akan dikeluarkan ini sesuai dengan
kemampuan karyawan atau tidak.
f. Teladan pimpinan Kunci Kedisiplinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Teladan pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam menegakkan kedisiplinan dan mengefektifkan peraturan yang
dikeluarkan dalam rangka menegakkan kedisiplinan, sebab pemimpin
adalah merupakan penutan atau sorotan dari bawahannya.
Ada pendapat lain tentang factor-faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja diantaranya adalah :
1) Kepemimpinan
Kepemimpinan karyawan sangat berpengaruh pada tingkat
kedisiplinan. Pemimpin harus bisa memberikan contoh sikap
disiplin yang baik, sehingga bawahannyapun bersikap demikian.
2) Motivasi Kerja
Sikap mental manusia yang mendorong manusia untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
3) Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan timbale balik antara
manusia. Komunikasi antara bawahan dengan pimpinan akan
semakin baik apabila tindakan disiplin pegawai semakin
ditingkatkan.
4) Lingkungan Kerja
Disiplin kerja akan terwujud apabila keadaan lingkungan
kerja yang memungkinkan. Lingkungan kerja yang baik akan
menciptakan sikap disiplin yang baik pula dan produktivitas kerja
pun akan tercapai.
5) Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan menjadikan
kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya dan sikap disiplin tentu
berjalan
6) Sanksi
Sanksi akan membuat para pegawai bersikap disiplin
karena dengan adanya sanksi para pegawai akan merasa takut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menjelaskan
bahwa sikap disiplin dapat tumbuh pada diri seseorang dengan berbagai hal
yang mempengaruhinya yaitu :
1) Kesejahteraan (balas jasa/gaji), besarnya balas jasa yang diterima dapat
memotivasi seseorang untuk disiplin atau tidak disiplin dalam kerja.
2) Ancaman (sanksi), sanksi atau hukuman dapat mempengaruhi
seseorang untuk bersikap disiplin.
3) Ketegasan, ketegasan dari pemimpin atau ketegasan aturan yang ada
dapat menumbuhkan perasaan takut yang selanjutnya akam membuat
seseorang untuk bersikap disiplin.
4) Partisipasi, dalam hal ini peraturan penegakan disiplin dibuat dan
disepakati bersama. Sehingga semua akan bertanggungjawab dalam
melaksanakannya.
5) Tujuan dan kemampuan (Motivasi), seseorang dalam bersikap disiplin
memiliki tujuan atau motivasi yang berbeda.
6) Teladan pimpinan, pimpinan sebagai contoh bagi pegawai dalam
bersikap disiplin.
c.Pembinaan Disiplin
Seorang pemimpin yang disiplin dapat mempengaruhi bawahan
dan teman-temannya untuk bersikap yang sama. Hal tersebut muncul karena
kebiasaan di masyarakat untuk menjadikan panutan pemimpinnya, selain itu
budaya pekewuh yang ada khususnya di masyarakat jawa juga terkadang
memaksa seseorang untuk mengikuti atau menuruti apa yang dilakukan
pemimpinnya. Namun pada dasarnya sikap disiplin dapat dipupuk atau
dibina agar muncul dan melekat pada diri setiap individu. Faktor-faktor
yang menunjang pembinaan disiplin menurut Susilo Martoyo (2000: 125)
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi
Motivasi merupakan factor penting dalam pencapaian disiplin
kerja. Apabila tidak ada motivasi, maka seseorang dalam bekerja tidak
akan bergairah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan latihan merupakan salah satu program dalam
aspek pengembangan pegawai atau karyawan. Dengan adanya diklat,
diharapkan pegawai atau karyawan dapat memperbaiki dan
mengembangkan kemampuannya agar sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
3. Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah panutan bagi bawahannya. Apabila
pimpinan memberikan contoh yang baik dan bawahan mau mengikuti
pimpinannya tentu berdampak positif bagi organisasi. Apabila pimpinan
bertindak sesuka hati tanpa mengikuti disiplin kerja, akan memberikan
contoh yang tidak baik bagi organisasi
4. Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan yang diterima pada saat bekerja akan
berdampak bagi bawahan. Apabila tingkat kesejahteraan yang diberikan
organisasi tinggi akan memotivasi pegawai untuk disiplin dalam bekerja.
Apabila kesejahteraan yang diterima tidak sesuai, maka pegawai
cenderung bekerja seenak hatinya.
5. Penegakan Disiplin Lewat Hukum
Penegakan disiplin lewat hokum merupakan penegakan disiplin
yang bersumber pada tatanan hokum yang ada dan sudah diatur dalam
perundang-undangan yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh masing-masing
pegawai tanpa adanya pengecualian.
Keke Aritonang dalam jurnal penelitian kualitatif (2005: 6) menyatakan
bahwa :
“Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong
gairah kerja, semangat kerja, dan mendukung terwujudnya tujuan organisasi,
karyawan dan masyarakat. Dengan demikian disiplin merupakan hal yang
sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dengan kata lain ketidak disiplinan individu dapat merusak kinerja organisasi
atau perusahaan”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pembinaan sikap
disiplin dapat dilakukan melalui :
1. Motivasi, dalam hal ini sikap disiplin dapat dibina dengan menumbuhkan
motivasi dalam diri pegawai, antara lain melalui komunikasi yang baik
sehingga pegawai dapat patuh.
2. Pendidikan dan latihan, hal ini dilakukan melalui diklat-diklat dan
pengembangan konsep diri pegawai agar memahami tanggungjawabnya.
3. Kepemimpinan/ latihan keefektifan pemimpin
4. Kesejahteraan.
5. Lewat hokum, pembinaan lewat hukuman adalah dengan pemberian sanksi
atau konsekuen atas perilaku yang tidak disiplin.
d. Hambatan penanaman disiplin
Dalam usaha menanamkan sikap disiplin dalam diri seseorang
terkadang ditemukan kendala atau hambatan yang dapat mempersulit proses
tersebut. Ada beberapa pendapat mengenai hal-hal yang menghambat
penanaman sikap disiplin. Menurut Starawaji (Juli 31, 2012) hambatan
tersebut diantaranya :
1) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya,
banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup.
2) Menunjukkan selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan
dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya.
3) Pola dan system pendidikan yang sering berubah
4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun.
5) Longgarnya peraturan yang ada.
Ada pendapat lain mengenai faktor penghambat disiplin, yaitu :
“Secara garis besar hambatan-hambatan untuk menegakkan disiplin
itu dapat digolongkan sebagai berikut : yang pertama, hambatan internal
bersumber pada diri seorang atau masyarakat. Yang termasuk hambatan
internal adalah kesadaran hokum masih lemah, kurangnya tanggungjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
terhadap tugas yang diberikan dan lain-lain. Dan kedua, hambatan eksternal
menyangkut segala hal diluar individu atau masyarakat yang menghambat
penegakan disiplin”.
www.kir-masdata.co.cc
Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa faktor-faktor penghambat kedisiplinan antaranya :
1) Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri
individu sendiri. Diantaranya adalah motivasi dalam diri individu,
kesadaran dan tanggungjawab yang kurang.
2) Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar diri
individu. Yaitu diantaranya lingkungan kerja, kesejahteraan atau
tuntunan hidup yang meningkat, peraturan yang kurang tegas.
e. Upaya Meningkatkan kedisiplinan
Menurut www.kir-masdata.co.cc Berbagai upaya dalam mengatasi
hambatan disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai
berikut :
1) Dalam lingkungan kerja hendaknya diberikan teladan yang baik.
2) Diciptakan keadilan dan kebenaran dalam berbagai tindakan dalam
menegakkan peraturan yang berlaku.
3) Dalam lingkungan kerja disamping harus memberikan contoh perbuatan
yang baik, perlu juga mengintensifkan pendidikan budi pekerti.
Sedangkan menurut sumber lain cara yang ditempuh adalah dengan
melakukan langkah-langkah seperti :
1) Pemberitahuan
Pemberitahuan disini adalah pemberitahuan kepada guru atau
staf yang telah melanggar peraturan tetapi ia belum mengetahui bahwa
perbuatannya itu adalah melanggar.
2) Teguran
Teguran diberikan kepada guru dan staf yang baru satu dua
kali melakukan pelanggaran atau tidak melakukan tugas dan tanggung
jawabnya sesuai tata laksana sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Peringatan
Peringatan diberikan kepada guru dan staf yang telah beberapa
kali melakukan pelanggaran dan telah diberikan teguran pula atas
pelanggarannya. Dalam memberikan peringatan ini biasanya disertai
dengan ancaman akan sangsinya, bilamana terjadi pelanggaran lagi.
4) Hukuman
Hukuman ialah tindakan yang paling akhir diambil apabila
teguran dan peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru atau
para staf tidak ditindakkan hal-hal yang mengarah kepada disiplin guru.
5) Ganjaran
Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling menyenangkan.
Ganjaran yang telah diberikan kepada guru yang telah menunjukkan
hasil baik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sekaligus
menerapkan perilaku dan kepribadian yang mulia.
Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan supaya
kedisiplinan guru dan pegawai (staf) dapat tumbuh dan berkembang pada
hati nurani setiap guru dan pegawai (staf). Sehingga tujuan dari pada
pendidikan mudah tercapai. Starawaji (Juli 31, 2012).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan kedisiplinan yang ada
antara lain :
1. Diberikan teladan kepemimpinan
2. Penegasan peraturan yang ada
3. Pemberian peringatan, teguran, pemberitahuan dan hukuman atas
pelanggaran peraturan.
B. Penelitian Yang Relevan
Judul jurnal JMP, volume 1 nomor 2, Agustus 2012, judul penelitian
Pengaruh Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Suasana Kerja Terhadap
Kinerja Guru, peneliti Sudharto, hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut
persepsi guru: (1) ada pengaruh yang siginifikan pola kepemimpinan kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
sekolah terhadap kinerja guru, (2) ada pengaruh yang signifikan suasana kerja
terhadap kinerja guru, (3) secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan pola
kepemimpinan kepala sekolah dan suasana kerja terhadap kinerja guru. Suasana
kerja mempunyai pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan dengan pola
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP Negeri
Kabupaten Boyolali.
Judul jurnal Leadership Matter, Maret 2006, judul penelitian Leadership
Matters - Leadership capabilities for Education Queensland principals, peneliti Dr
Lisa Ehrich. Hasil penelitian Untuk membentuk kelima dimensi ini personal,
relasional, educational, intelektual dan organisational, maka perlu dikembangkan
framework sebagai pemandu prosedur dan praktik dari kepemimpinan kepala
sekolah. Framework tersebut bersifat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun
mendukung profesionalitas kepala sekolah di berbagai tingkatan karir. Paparan
berikut membahas mengenai pengertian serta karakteristik dan indikator
framework dari setiap kemampuan kepemimpinan kepala sekolah.
Judul jurnal International Journal Of History Education, volume v no 7
April 2007, Judul Penelitian Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Kinerja Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Peneliti Nunu Nuchiyah.
Hasil penelitian Setelah diolah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
seluruhnya diterima dan didukung oleh data empirik sehingga dapat ditafsirkan
bahwa : Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki pengaruh yang signifikan yaitu
46 % terhadap prestasi belajar siswa kelas VI semester 1 Sekolah Dasar, Kinerja
mengajar guru memiliki pengaruh yang signifikan yaitu 53 % terhadap prestasi
belajar siswa, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja mengajar guru
bersama-sma memiliki pengaruh yang kuat yaitu 67 % terhadap prestasi belajar
siswa kelas VI tahun ajaran 2004-2005, Rekomendasi diajukan kepada semua
pihak untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, antara lain bagi penelitian
lanjutan direkomendasikan untuk mengadakan penelitian dengan pendekatan dan
metode yang berbeda. Di samping itu, dianjurkan untuk menindak lanjuti hasil-
hasil penelitian ini dengan ruang lingkup dan sampel penelitian yang lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Judul jurnal Tenaga pendidikan teknologi kejuruan, volume VII No. 2
Agustus 2011, judul penelitian Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja sekolah terhadap kinerja guru, peneliti Carudin. Hasil penelitian yang
diperoleh kepemimpinan kepala SMK Negeri se-Kabupaten Indramayu yang
meliputi dimensi kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan
berkomunikasi, memberi motivasi dan pendelegasian wewenang memberikan
pengaruh cukup terhadap kinerja. Iklim kerja sekolah mempunyai hubungan yang
cukup berpengaruh terhadap kinerja guru.Kinerja mengajar guru berada pada
kategori cukup baik. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap
kinerja guru tetapi kurang cukup memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim kerja
sekolah terhadap kinerja guru kurang cukup baik dan dapat memotivasi kinerja
guru.Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja memberikan pengaruh positif
yang signifikan terhadap kinerja guru.
B. Kerangka Berfikir
Sekolah merupakan sebuah organisasi formal, tempat diselenggarakan
kegiatan belajar mengajar. Sekolah juga memiliki unsur-unsur di dalamnya. Salah
satu unsurnya adalah unsur sumber daya manusia. Kepala sekolah, guru dan staf
karyawan adalah bagian dari unsur sumber daya manusia yang penting. Kepala
sekolah merupakan pimpinan disekolah yang kedudukannya ada diatas para guru
dan karyawan sekolah. Seperti organisasi yang lain, sekolah juga memiliki tujuan
yang harus dicapai. Kepala sekolah sebagai pimpinan harus mengarahkan para
guru dan staf karyawan untuk bersama-sama mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
Dalam usaha pencapaian tujuan tersebut banyak hal-hal yang mempengaruhi,
salah satunya adalah kedisiplinan yang dimiliki guru dan karyawan. Kedisiplinan
guru dan karyawan sangat mempengaruhi proses pencapaian tujuan sekolah. Ada
banyak hal yang mendukung bagaimana bentuk kedisiplinan mereka, selain faktor
dari dalam diri mereka, peranan pemimpin adalah sangat besar dalam
mempengaruhi sikap disiplin guru dan karyawan.
Dalam menumbuhkan sikap disiplin tersebut kepada guru dan karyawan
sekolah banyak hal yang seringkali menjadi penghambat diantaranya keterbatasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
yang dimiliki kepala sekolah sebagai individu. Selain keterbatasan dari dalam diri
kepala sekolah sebagai individu. Selain keterbatasan dari dalam diri kepala
sekolah faktor lain yang mungkin muncul dan tak terduga adalah faktor dari diri
guru dan karyawan sekolah sendriri, diantaranya adalah kebiasaan yang salah dari
guru atau karyawan tersebut. Selain faktor penghambat pembinaan disiplin, ada
juga faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dari para guru dan staf
karyawan sekolah.
Namun semua itu akan dapat teratasi jika kepala sekolah yang berperan sebagai
pemimpin dapat berusaha lagi untuk menumbuhkan dan menanamkan sikap
disiplin yang baik serta member mereka contoh dengan bersikap disiplin
dihadapan mereka serta mengembangkan dan membudayakannya. Maka akhirnya
tujuan sekolah juga akan tercapai dengan lancar.
Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Faktor-faktor yangmempengaruhi
kedisiplinan
Sekolah Peranan KepalaSekolah
Kedisiplinan Gurudan Karyawann
TujuanSekolah
Faktor-faktorpenghambat kedisiplinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta. Alasan peneliti
memilih mengadakan penelitian di SMK Negeri 1 Surakarta adalah :
a) Terdapat masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya.
b) Tersedia data yang dibutuhkan.
c) Belum pernah ada penelitian dengan permasalahan yang sama.
d) Sekolah tersebut memberi izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan terhitung mulai bulan Agustus
2012 sampai bulan Februari yang sudah dilaksanakan, dengan langkah-langkah
penyusunan skripsi terlampir
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam
suatu penelitian karena pendekatan penelitian turut menunjang proses
penyelesaian penelitian yang sedang dilaksanakan. Atas dasar telaah teori yang
telah disusun dan dilihat penelitian serta rumusan masalah yang dikaji, maka
peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif, yang dilakukan terhadap variabel
mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan dengan variabel yang lain. Peneliti
tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek
dibiarkan seperti kondisi aslinya secara apa adanya.
Menurut Lexy J. Moleong yang mengutip pendapat Bogan dan Taylor
(2002:3) “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
yang diamati”.Penelitian kualitatif menggunakan metode pendekatan
deskriptif, karena penelitian deskristif merupakan penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan, dimana
hal tersebut memungkinkan peneliti untuk menganalisis data sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam bentuk aslinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif
adalah suatu cara dalam meneliti suatu peristiwa pada masa sekarang yang
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif membatasi kajian pada fokus tertentu, rancangan penelitian
bersifat sementara, dan hasil penelitiannya dapat bersifat sementara serta
penelitiannya dapat diterima oleh semua pihak.Sehingga pendekatan ini dirasa
penting dalam penelitian ini.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dasar karena penelitian
dasar merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan secara individual,
maka penelitian ini menggunakan metode penelitian dasar dengan tipe
deskriptif. Sutopo (2002) berpendapat bahwa “dalam penelitian deskriptif”,
studi kasusnya mengarah pada pendiskripsian secara rinci dan mendalam
mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa
adanya dilapangan studinya”
Stategi diartikan sebagai cara atau siasat berdasarkan rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran atau maksud tertentu.
Sutopo (2002) mengemukakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif dikenal juga
adanya studi kasus tunggal dan kasus ganda, dan secara khusus merupakan
penelitian terpancang atau terbuka tanpa penelitian sebelumnya (holistic
penuh)”.
Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, peneliti menggunakan jenis
penelitian studi kasus. Peneliti berusaha memecahkan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan tentang individu, satu kelompok, satu
organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu atau
obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
sebagaimana adanya, yakni tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah
dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1
Surakarta.
Menurut H.B Sutopo ( 2002:42 ) “Penelitian terpancang (embedded
research) yaitu penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitian
berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat
penelitinya sebelum peneliti ke lapangan studinya”. H.B Sutopo juga
berpendapat bahwa strategi penelitian dibedakan menjadi tiga, antara lain:
a. Tunggal Terpancang
Yaitu penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik dan sudah memilih
serta menentukan variabel yang menjadi fokus utamnya sebelum memasuki
lapangan.
b. Ganda Terpancang
Yaitu penelitian tersebut mempersyaratkan adanya sasaran lebih dari satu
yang memiliki dan perbedaan karakteristik dan sudah memilih serta
menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki
lapangan.
c. Holistik Penuh
Yaitu peneliti dalam kajiannya sama sekali tidak menentukan fokus sebelum
peneliti terjun ke lapangan.
Kasus dalam penelitian ini termasuk studi kasus tunggal terpancang
karena sasaran yang ingin diteliti sudah dibatasi dan terpusat.Strategi tunggal
terpancang dapat dipahami bahwa tunggal berarti hanya ada satu masalah
penelitian saja. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian berarti apa yang
harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih dalam penelitian
yang dilakukan, yakni untuk mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1
Surakarta. Jadi strategi tunggal terpancang ini sudah menentukan fokus
permasalahan berupa variabel utamanya mengenai peran kepemimpinan kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri
1 Surakarta.
Strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
tunggal terpancang. Alasan dalam pemilihan strategi ini didasarkan pada hal-
hal sebagai berikut :
a. Penelitian ini disebut tunggal artinya hanya difokuskan pada satu
permasalahan saja yaitu peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
b. Penelitian ini disebut terpancang artinya penelitian terjun ke lapangan sudah
memiliki bekal yang berupa asumsi-asumsi atau teori yang sudah ada. Hal
ini tercermin dalam pembuatan proposal penelitian sebelum peneliti
mengumpulkan data di lapangan.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Menurut Iskandar (2008: 100), “Secara garis besar data penelitian
dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu data kualitatif dan data kuantitatif
(data statistik)”. Dalam pendekatan kualitatif, data atau informasi yang menjadi
bahan baku penelitian untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer
dan data sekunder (Iskandar, 2008: 252). Dalam sumber tersebut disebutkan
bahwa data primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian
kegiatan observasi, wawancara, maupun penyebaran angket. Sedangkan data
sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau
pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen) berupa
penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi
atau peraturan (literatur laporan, tulisan, dan lain-lain yang memiliki relevansi
dengan fokus permasalahan penelitian (Iskandar, 2008:253).
a. Dalam penelitian ini data primer berasal dari:
1) Hasil observasi yang berupa kata-kata, aktivitas/tindakan dan foto.
2) Hasil wawancara yang berupa kata-kata.
b. Data sekunder berasal dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari dokumen resmi SMK Negeri
1 Surakarta, laporan, peraturan-peraturan dan referensi yang relevan dengan
masalah penelitian
2. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti
karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan
ketepatan informasi yang diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti
harus berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan
dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data berasal dari manusia,
dokumen, arsip dan benda-benda lainnya.Menurut Loftland (2006: 157) yang
dikutip Moleong, “Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan, dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.
Sedangkan menurut Goez Le Comte dalam Sutopo (2002: 54) “Sumber data
kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen dan arsip
dan berbagai benda lain”. Untuk memperoleh data informasi yang berkaitan
dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut di atas maka sumber data
diambil dari:
a. Informan
Menurut Lofland (Lexy J Moleong, 2002:90), “Informan adalah
orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar belakang untuk penelitian”.Jadi informan harus mempunyai
banyak pengalaman tentang latar penelitian dan dapat memberikan
informasi yang tepat kepada peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan
menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam,
observasi dan analisis dokumen. Wawancara akan dilakukan pada informan
yang berkompeten dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti. Informan
peneliti di SMK 1 Negeri Surakarta antara lain:
1) Kepala Sekolah
2) Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3) Karyawan
b. Tempat dan peristiwa
Kegiatan penelitian kualitatif tidak lepas dari wawancara dan
observasi yang akan melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa yang terjadi.
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan
penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan
oleh peneliti.Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktifitas
yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan
tempat maupun lingkungannya.Peneliti memilih tempat di SMK Negeri 1
Surakarta karena SMK tesebut tersedia data yang berguna untuk
memecahkan masalah.
c. Arsip
Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai
Kearsipan, ”Arsipadalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.Dalam penelitian ini arsip yang
digunakan meliputisegala bentuk arsip dan dokumen yang mempunyai
hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.Berupa catatan dan
gambar yang berhubungan dengan penelitian ini.
Peneliti berusaha mencari data tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta,
hambatan apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kesiapan kerja pada
siswa serta usaha dan langkah progresif apa yang dilakukan oleh informan
untuk menanggulangi hambatan sekaligus menunjang kesiapan kerja siswa.
D. Teknik Sampling (Cuplikan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Teknik mengambil sempel atau sampling pada hakekatnya merupakan
cara untuk memperkecil kekeliruan dalam generalisasi dari sampel ke populasi.
Sutrisno Hadi (1985:75) mengatakan bahwa “Sampling adalah cara yang
digunakan untuk mengambil sampel”. Sedangkan menurut HB. Sutopo
(1996:52), “Teknik cuplikan adalah suatu bentuk khusus atau proses bagi
pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarahkan pada seleksi”.
Menurut Suharsini Arikunto (1996:127): “Sampel bertujuan dilakukan
dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Sampel bertujuan merupakan
sampel yang diambil tidak ditekankan pada jumlah, tetapi ditekankan pada
kualitas pemahamannya kepada masalah yang diteliti. Suharsini Arikunto (2002 :
14-15) mengemukakan bahwa teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
kualitatif ada empat, yaitu:
1. Accindental sampling, yaitu mengambil sampel dengan pertimbangantertentu yang tidak dirancang terlebih dahulu.
2. Purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangantertentu yang dipandang dapat memberi data secara maksimal.
3. Cluster-quota sampling, yaitu memilih sejumlah responden dari wilayahtertentu sampai batas yang diinginkan terpenuhi.
4. Snow ball sampling, yaitu peneliti memenuhi responden secara berantai.
Menurut Lofland (Lexy J Moleong, 2002:165), “Pada penelitian
kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan”.Jadi dalam penelitian ini,
peneliti mengambil teknik sampel bertujuan yaitu purposive sampling. Teknik ini
digunakan karena dipandang mampu menangkap kedalaman data yang akan
diambil oleh peneliti adalah yang dianggap dapat mewakili informasi dan
dipandang mampu menangkap kedalaman data.
Suharsini Arikunto (2002: 117) berpendapat bahwa ada 3 syarat
penarikan sampel bertujuan adalah:
1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat ataukarakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjekyang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi(key subyektif).
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dan didalamstudi pendahuluan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dari berbagai pendapat yang ada dapat disimpulkan, dengan
menggunakan teknik purposive sampling artinya apabila penelitian yang
dilakukan dipandang telah cukup maka penelitian dihentikan, kemudian peneliti
membuat laporan hasil penelitian, peneliti akan mengambil sampel yang sesuai
dan cocok dengan tujuan penelitian. Peneliti hanya memilih informan yang
dianggap benar-benar menguasai permasalahan yang peneliti kaji, peneliti hanya
mengamati kondisi lokasi penelitian yang releven dengan permasalahan yang
dikaji. Informan dapat bertambah atau berganti dengan kebutuhan yang ada di
lapangan dan informan tersebut dapat menunjuk informan lain yang dipandang
lebih tahu. Teknik penentuan informan ini seperti disebut bola salju atau snowball
sampling. Dengan demikian peneliti terhindar dari pemborosan biaya, waktu dan
tenaga.
E. Pengumpulan Data
Dalam memecahkan masalah agar dapat dipecahkan secara tuntas, maka
diperlukan suatu data yang valid.Sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
maka perlu dipergunakan suatu teknik pengumpulan data. Dalam Buku Pedoman
Penulisan Skripsi FKIP UNS (2012:24) “Dalam penelitian kualitatif, data dapat
diperoleh melalui: (1) wawancara mendalam, (2) observasi, (3) mencatat arsip
atau dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara
Menurut Lexy J Moleong (2000:135), “Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu”.Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi, sehingga data yang
diperoleh dapat dipercaya.Data yang dikumpulkan dari wawancara merupakan
data penguat bagi penemuan bagi penemuan data yang diperoleh dari
pengamatan atau observasi, sekaligus data-data lain yang diperlukan untuk
mendukung penjelasan tentang permasalahan dalam penelitian ini.Dalam
teknik ini peneliti mengumpulkan data mengenai peranan kepemimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK
Negeri 1 Surakarta.
2. Observasi
Menurut Kerlinger dalam Suharsini Ari Kunto (1996:171), “Observasi
adalah usaha sadar untuk mengumpulkan data yag dilakukan secara sistematis
dengan prosedur yang terstandar”.Dalam teknik penelitian ini peneliti
mengumpulkan data mengenai peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta.
Lexy. J. Moleong (2000:126) menyatakan bahwa, “Pengamatan,
memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari
pihaknya maupun dari pihak subyek”. Dalam penelitian ini, peneliti
melaksanakan observasi tidak berperan (non participant observation) dimana
peneliti tidak menjadi bagian dari populasi sehingga hasil penelitian benar-
benar objektif sesuai dengan keadaan di lapangan.
Observasi ini dilakukan secara formal maupun informal untuk
mengetahui data yang diperlukan oleh peneliti dan pengamatan ini tidak hanya
dilakukan satu kali akan tetapi berulang kali dengan harapan data yang
diperoleh akan lebih terwujud dan valid.
3. Analisis Dokumen
Menurut Book Walter dalam Sutardi (1995:74), “Analisis dokumen
adalah suatu penyelidikan dari kumpulan bahan-bahan yang ditulis untuk
menemukan fakta-fakta dari suatu usaha atau pekerjaan”.Metode ini digunakan
untuk mencari data mengenai peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
yang diperlukan oleh peneliti dengan mengkaji dan memperlajari dokumen
atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang dicari.
Dalam proses pengumpulan data, peneliti lebih banyak menggunakan
teknik wawancara untuk mendapat informasi sebagai bahan memecahkan
masalah yang sedang diteliti. Observasi dan analisis dokumen dalam penelitian
ini mendukung pengumpulan informasi secara terperinci.Observasi secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
langsung dilakukan ke tempat penelitian agar data yang diterima lebih jelas dan
mempunyai nilai validitas yang tinggi.
F. Uji Validitas Data
Dalam suatu penelitian, untuk mendapatkan keabsahan diperlukan teknik
pemeriksaan data yang disarkan atas jumlah tertentu. H.B Sutopo (2002:787)
mengemukakan bahwa “Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan
kesimpulan dan tafsir maka sebagai hasil penellitian”. Jadi validitas berperan
penting dalam pembuatan simpulan dalam suatu penelitian.Untuk memastikan
validitas data digunakan trianggulasi. Menurut Lexy J Moleong (2002:178),
“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan
sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu”. Untuk trianggulasi dimaksudkan untuk
memperoleh data yang dapat dipercaya kebenarannya. Patton yang dikutip H.B
Sutopo (2002:78), bahwa dalam trianggulasi dibedakan menjadi 4 macam teknik
trianggulasi sebagai cara meningkatkan validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Trianggulasi Sumber
Cara ini mengarahkan penelitian agar dalam mengumpulkan data
wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang
sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa
sumber yang ada.
2. Trianggulasi Metode
Jenis Trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode
yang dittekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda
dan bahkan jelas diusahakan mengerahkan pada sumber yang sama untuk
menguji kemantapan informannya.
3. Trianggulasi Peneliti
Yang dimaksud dengan trianggulasi peneliti adalah penelitian baik
data ataupun simpulannya mengenai bagian tertentu ataupun keseluruhannya
bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4. Trianggulasi Teori
Triangulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari
satu teori dalam membahasan permasalahan yang dikaji. Dari beberapa
perspektif teori yang digunakan akan dapat diperoleh pendangan yang lebih
lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan
yang lebih utuh dan menyeluruh.
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
sumber dan metode.Trianggulasi sumber artinya dalam pengumpulan data,
peneliti wajib menggunakan beberapa sumber data yang tersedia. Dengan teknik
ini, data yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya bila
dibandingkan dengan data yang sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang
berbeda dengan demikin trianggulasi sumber digunakan bukan hanya sekedar
mengetes kebenaran data dan bukan untuk mengumpulkan berbagai macam data,
melainkan juga merupakan suatu usaha untuk melihat dengan lebih tajam
hubungan berbagai data untuk mencegah kesalahan dalam menganalisis data.
Trianggulasi metode artinya, peneliti menggunkan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda untuk menggali data dengan permasalahan yang
sama. Data yang diperoleh melalui wawancara dilakukan uji keabsahan dengan
hasil pengamatan penelitian.Data tersebut nantinya juga dibandingkan dengan
data hasil analisis dokumen. Dengan kata lain, ketika peneliti menggunakan
teknik wawancara, disaat yang lain juga menggunkan teknik observasi maupun
dokumentasi.
G. Analisis Data
Menurut Noeng Muhadjir (2000: 142) “Analisis data merupakan upaya
mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan
lainnya untuk meningkatkan pemahama peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai teman bagi orang lain”. Sedangkan Patton dalam Lexy J
Moleong (2000: 102) mengemukakan bahwa “Analisis data adalah proses
mengorganisir dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dari satuan untaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data”. Berdasarkan pendapat tersebut analisis data adalah suatu
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data yang ada ke dalam kelompok
tertentu. Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan bersamaan dengan
proses pengumpulan data dilakukan di lapangan. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah suatu teknik analsis data yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang didapat dalam penelitian dan
mengembankan serta menghubungkan dengan teori-teori yang melandasinya.
Model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif yaitu model analisis yang menyatu dengan proses pengumpulan
data dalam suatu siklus. Menurut Miles dan Huberman (1994: 16), “Analisis
mengalis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Jadi
antara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan sebelum,
selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membangun
suatu nalisis yang tangguh. Untuk lebih jelasnya model ketiga komponen analisis
di atas dapat digambarkan dalam skema model analisis interaktif sebagai berikut:
Gambar 3.1 Komponen Analisis Data dan Model Interaktif
Sumber :HB. Sutopo (2002:96)
Adapun penjelasan dari skema analisis data interaktif di atas
adalahsebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data
PenarikanKesimpulan
Penyajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Langkah pengumpulan data ini sesuai dengan teknik pengumpulan
data yang telah diuraikan diatas, yang terdiri dari wawancara, observasi, dan
analisis dokumen. Pengumpulan data dilakukan selama data yang diperlukan
belum memadai dan akan diberhentikan apabila data yang diperlukan telah
memadai dalam pengambilan kesimpulan.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bagian analisis data yang berlangsung terus-
menerus selama kegiatan penelitian bahkan sebelum data benar-benar
terkumpul artinya sebelum data terkumpul secara keseluruhan, proses analisis
data sudah dilakukan. Menurut M.B. Miles (1992:16), “Reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data, yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dilapangan”. Dengan demikian reduksi data merupakan bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisir data sehingga dapat diambil kesimpulan akhir.
3. Penyajian Data
Penyajian data menurut Mathew B. Miles dan A. Michael Huberman
(1992:17), “Sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan”.
Dengan adanya pendapat tersebut penyajian dapat diartikan sebagai suatu
usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan,
untuk kemudian data tersebut disajikan secara jelas dan sistematis sehingga
akan membantu peneliti untuk memahami dan menginterprestasikan apa yang
terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan dengan teori-teori yang relevan.
4. Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan analisis rangkaian pengolahan data
yang berupa gejala dan kasus yang didapat di lapangan.Kesimpulan bukanlah
langkah final dari suatu kegiatan analisis, karena kesimpulan-kesimpulan
tersebut diverifikasikan. Apabila ternyata belum juga diperoleh data valid,
maka proses analisis diulang lagi dari awal sampai memperoleh data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
benar-benar akurat dan kokoh, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
keasliannya.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang
harus ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Dalam hal ini merupakan tahap
akhir didalam proses penelitian. Laporan penulisan ditulis dengan bentuk skripsi
dan dalam kaedah-kaedah yang benar, setelah data yang diperoleh itu diolahdan
dianalisa. Hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat berjalan dengan teratur
sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan hasil penelitian ini
nantinya juga diharapkan bermanfaat dan juga memiliki wawasan yang luas bagi
penulisan sendiri dan masyarakat luas.
Bogdan dalam Lexy J Moleong (2001: 85) mengatakan bahwa tahapan
penelitian ada 3 macam, yaitu pra lapangan, lapangan analisis intensif. Untuk
mempermudah penulisan laporan penelitian ini, maka perlu disusun prosedur yang
sistematis dan berurutan sehingga hasil yang diperoleh akan tercapai sesuai
dengan yang diinginkan. Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam peelitian dari awal sampai akhir. Adapun tahap-tahap yang
dilakukan adalah:
1. Tahap Persiapan/Tahap Pra Lapangan
Tahap persiapan dilakukan dengan pengajuan masalah, pembuatan
proposal penelitian, mengurus surat perizinan, menetukan lokasi penelitian dan
meyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data/Tahap Lapangan
Tahap ini meliputi aktivitas yang ada di lapangan untuk
mengumpulkan dan menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan 3 teknik, yaitu:
wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Ketiga teknik tersebut digunakan
untuk saling melengkapi sehingga diharapkan akan memperoleh data yang
valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini peneliti membaca, menelaah, menafsirkan,
mengklasifiksikan, serta menginterprestasikan data yang diperoleh untuk
diambil kesimpula.Analisis yang dilakukan merupkan analisis akhir dimana
peneliti membandingkan data yang diperoleh di lapangan dengan teori yang
relevan.Selanjutnya berdasarkan analisis tadi dilakukan penerikan kesimpulan.
4. Tahap Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data analisis dengan
teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian.Penarikan kesimpulan
didasarkan pada tujuan penelitian dengan didukung data yang valid, sehingga
hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
5. Tahap Penyusunan
Laporan penelitian merupakan tahap akhir dari prosedur penelitian,
yaitu pekerjaan menyusus laporan penelitian yang nantinya akan diujikan dan
dipertanggungjawabkan dihadapan tim penguji. Semua kegiatan yang
berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai ditulis dan dibuat
laporan. Laporan yang sudah tersusun dan lengkap selanjutnya akan
digandakan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan dalam bentuk skema sebagai
berikut:
Gambar 3.2 Skema Prosedur Penelitian
Proposal
PersiapanPelaksanaan
PengumpulanData dan Analisis
AnalisisAkhir PenulisanLapor
an
PenarikanKesimpulan
PerbanyakanLaporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB IVHASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi/ Objek Penelitian1. Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Surakarta
Pada tanggal 1 September 1946 di kota Surakarta telah berdiri
sebuahlembaga pendidikan yang bernama Sekolah Tinggi Ekonomi dengan
lokasi di jalan Simpon. Pada tahun 1947 sampai dengan 1948 namanya
diubah menjadi Sekolah Ekonomi Menengah dengan alamat di jalan
Tembaga II Surakarta.
Sejalan dengan perkembangan waktu, pada tahun 1959 sampai
dengan tahun 1960 nama sekolah itu diganti menjadi Sekolah Menengah
Ekonomi Atas (SMEA) yang tetap bertahan sampai dengan tahun 1996. Pada
tanggal 1 Januari 1997, nama SMEA diubah menjadi Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di jalan Kapuas No. 28
Surakarta.
2. Lokasi SMK Negeri 1 SurakartaSMK Negeri 1 Surakarta bertempat di Jalan Monginsidi No 40
Surakarta kode pos 57137.Letak SMK Negeri 1 Surakarta dapat dikatakan
strategis.Hal ini dikarenakan mudah diakses oleh kendaraan dari arah
manapun, sehingga berdampak positif bagi SMK Negeri 1 Surakarta.
Lokasi SMK Negeri 1 Surakarta berdekatan dengan tempat belanja
seperti luwes, PGS, Beteng dan Klewer.SMK Negeri 1 Surakarta juga dekat
dengan Alun-alun Solo, sehingga para siswa setiap harinya dapat olah raga di
Alun-alun Solo.
3. Organisasi SekolahOrganisasi sekolah menggambarkan posisi dan jabatan seluruh
warga sekolah.Dalam struktur organisasi sekolah juga terlihat adanya
hubungan antar warga sekolah, alur kepengurusan dan mekanisme kerja
antara kepala sekolah, guru, siswa dan staf karyawan atau pegawai Tata usaha
sekolah.
Struktur organisasi yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1 Surakarta dapat di lihat dalam gambar struktur organisasi berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
___________ : Garis Komando----------------- : Garis Koordinasi
Gambar 3 : Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surakarta( Sumber Tata Usaha SMK Negeri 1 Surakarta )
4. Tugas Pengelola Sekolah SMK Negeri 1 SurakartaUntuk memperlancar kinerja masing-masing unsur yang ada pada
struktur organisasi di SMK Negeri 1 Surakarta, diadakan pembagian kerja
yang berpedoman pada ketentuan pokok yayasan, sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
Tugas Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta adalah sebagai :
1. Pendidik
2. Manajer
3. Administrator
4. Pengelola
5. Pemimpin
6. Innovator
7. Motivator
b. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, penilaian dan laporan wakil kepala
sekolah, denga rincian tugas :
Kepala SekolahDrs. Suyono, M.Si
Majlis Sekolah
Waka KurikulumDrs. Juni Iriyanto
Waka HumasDrs. Bambang Riyanto
WakaKetenagakerjaan
Mujiyo Slamet, S.Ag
Waka KesiswaanDrs. Suratno
Ketua Program KeahlianAdministrasi Perkantoran
Drs. Bangkit Budiarto
Ketua ProgramKeahlian Pemasaran
Sri Wahyuni, S.Pd
Ketua ProgramKeahlianAkuntasi
Dra. Sri Lestari
Siswa
Guru-Guru
Bimbingan danPenyuluhan ( BP )
Komite Sekolah
Koord. TataUsaha ( KTU )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
1) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana :
a. Mengelola inventarisasi barang
b. Mengadakan dan mendayagunakan sarana prasarana
c. Pemeliharaan, pengamanan, penambahan dan penghapusan
barang-barang
d. Mengelola pekarangan
e. Menangani kegiatan PKL
f. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala
2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum :
a. Menyusun program pengajaran
b. Menyusun kalender pendidikan
c. Menyusun pembagian tugas guru
d. Pengelolaan kegiatan belajar mengajar
e. Menyusun dan menyelenggarakan UAN dan UAS
f. Pengelolaan penilaian
g. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program SP/
perangkat mengajar
h. Menyusun laporan pelaksanaan pegajaran secara berkala
3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas :
a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan dengan orang tua
b. Mengembangkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan sekolah
(studi banding, prakerin, peringatan hari besar keagamaan/
nasional, kegiatan PGRI, KORPRI )
c. Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan
lembaga pemerintahan, dunia usaha, dunia industry, dan
lembaga social lain
d. Memberikan informasi dan promosi
e. Mengamati kegiatan PPL
f. Menyusun laporan kegiatan tugas secara berkala
c. Guru/ Tenaga Pendidik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Guru atau tenaga pendidik bertugas untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar secara professional, efektif dan efisien sesuai
dengan kurikulum yang berlaku meliputi :
a. Menyusun persiapan mengajar
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
c. Mengadakan evaluasi
d. Menganalisis hasil belajar
e. Melaksakan tindak lanjut
Selain tugas-tugas diatas, guru sebagai tenaga pendidik bertugas
sebagai :
1) Wali kelas
2) Pustakawan
3) Bimbingan konseling (BK) atau bimbingan penyuluhan (BP)
4) Tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas keguruan
d. Ketua Program Keahlian
a. Penyusunan program kerja
b. Pengelolaan laboratorium yang bersangkutan
c. Pembinaan dan pembangunan program keahlian
d. Penyusunan laporan pelaksanaan secara berkala dan tugas lainnya
e. Tugas Staf Tata Usaha atau Karyawan Sekolah
1) Kepala Tata Usaha
a. Penyusunan program ketatausahaan
b. Kepengurusan kepegawaian
c. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai
d. Penyusunan dan penyajian data statistic sekolah
e. Penyusunan perlengkapan sekolah
f. Menyusun laporan pelaksanaan secara berkala dan tugas lainnya
2) Juru ketik
a. Membuat konsep surat
b. Membuat pembagian gaji
c. Mengetik semua pekerjaan yang harus diketik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
d. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
3) Penerima dan pembayaran SPP
a. Menerima, mengatur administrasi SPP
b. Menyetor uang SPP kepada bendahara
c. Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang sekolah
d. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
4) Perpustakaan
a. Menyusun program kerja dan jadwal kegiatan
b. Mengatur administrasi keluar masuknya buku administrasi
perpustakaan dan membuat data perpustakaan
c. Mengembangkan media untuk meningkatkan semangat belajar
siswa
d. Membuat laporan dan konsultasi dengan kepala sekolah
mengenai kegiatan
e. Mengurus buku perpustakaan serta bertanggung jawab atas
kebersihan dan ketertiban perpustakaan
f. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
5) Agendaris
a. Bertanggung jawab atas penyimpanan surat masuk dan keluar
serta mengirim surat
b. Mengelola buku induk siswa
c. Membuat data pegawai, jumlah siswa dan administrasi kantor
d. Mengiventaris meubel dan peralatan sekolah
6) Pesuruh
a. Mengantar surat dengan membawa buku ekspedisi sebagai tanda
bukti telah disampaikannya surat
b. Foto Copy
c. Belanja peralatan sekolah
d. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
7) Tukang kebun
a. Membuka dan menutup pintu ruang kantor dan kelas-kelas
b. Membersihkan ruang kantor, kelas, halaman, dan gedung-
gedung sekolah
c. Menyediakan air minum
d. Membantu pekerjaan lain
8) Penjaga sekolah
a. Menjaga keamanan sekolah dan peralatan-peralatannya
b. Membantu tugas tukang kebun
9) Penjaga toko dan wartel
a. Mengkoordinasi siswa yang baru bertugas
b. Menjaga dan melayani pengunjung dengan baik
c. Mengatur dan menjaga barang dagangan dengan baik
d. Melayani pembeli
e. Secara fleksibel membantu pekerjaan personil lain
5. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Surakarta
a. Visi SMK Negeri 1 Surakarta
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang mampu
menghasilkan tamatan sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha atau Dunia
Industri di masa sekarang dan masa yang akan datang
b. Misi SMK Negeri 1 Surakarta
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang memberikan
kompetensi pada siswa sesuai dengan program keahliannya, memiliki
ketrampilan dasar yang memadai, ulet, jujur, dan disiplin
2. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
3. Menjalin kerjasama denga dunia usaha, dunia Industri dalam
melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda, Prakerin, dan penyerapan atau
penyaluran tamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
6. Kondisi Siswa, guru dan sarana prasarana
a. Kondisi Siswa
SMK Negeri 1 Surakarta memiliki tiga kelas. Kelas X, XI dan
XII. Kelas X terbagi atas program studi akuntansi, administrasi
perkantoran, pemasaran dan multimedia dengan jumlah total siswa
sebanyak 818 siswa.
Table 1 : data siswa tahun ajaran 2011/2012
No Kelas Jumlah Siswa
1 X AP 79
2 X PJ 84
3 X AK 82
4 X MM 80
5 XI AP 82
6 XI PJ 84
7 XI AK 82
8 XII AP 82
9 XII PJ 79
10 XII AK 84
Sumber : Tata Usaha SMK Negeri 1 Surakartab. Kondisi Sarana Prasarana
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, SMK Negeri 1
Surakarta mempunyai sarana prasarana.Sarana prasarana di SMK Negeri 1
Surakarta dalam keadaan baik dan sangat terawatt.Data sarana prasarana
yang terdapat di SMK Negeri 1 Surakarta terlihat pada lampiran.
c. Kondisi Guru dan Karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Guru dan karyawan adalah komponen sekolah yang ikut berperan
dalam mewujudkan tujuan sekolah. SMK Negeri 1 Surakarta mempunyai
54 guru, 14 orang karyawan. Untuk lebih jelasnya di lampirkan paparan
data guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta
B. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIANKedisiplinan merupakan suatu hal yang mendasar yang harus ada dalam
tiap individu ataupun kelompok organisasi yang ingin terus maju dan
berkembang. Sekolah adalah sebuah instansi yang didalamnya terdapat proses
belajar mengajar guna mengarahkan peserta didik dan mengembangkan potensi
yang mereka miliki agar kelak dapat menjadi dasar untuk kehidupan selanjutnya.
Di dalam sekolah tidak hanya peserta didik yang dapat lebih maju dan
berkembang dengan menanamkan disiplin dalam diri, namun juga unsur sekolah
yang lain mulai dari guru, karyawan sampai kepala sekolah sebagai pemimpin
juga harus menanamkan disiplin dalam diri masing-masing. Karena mereka
adalah sebagai teladan bagi peserta didik, utamanya adalah kepala sekolah yang
merupakan focus utama sebuah sekolah.Didalam penelitian ini dicari data tentang
usaha kepala sekolah dalam melaksanakan perannya untuk menumbuhkan sikap
disiplin guru dan karyawan, selain itu juga upaya menjadi sosok pemimpin yang
menjadi teladan dalam kedisiplinan.
1. Peraturan Kedisiplinan di SMK Negeri 1 Surakarta
Berdasarkan studi dokumen peraturan yang berkaitan dengan kedisiplinan di
SMK Negeri 1 Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Tata Tertib Guru
1. Wajib menjaga kode etik keguruan
2. Wajib hadir 10 menit sebelum KBM dimulai bagi guru dan 30 menit
sebelum KBM dimulai bagi Wakasek dan Staf
3. Wajib menggunakan seragam guru yang telah ditentukan (khusus ibu
guru menggunakan rok atau tidak menggunakan celana panjang pada
saat mengajar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4. Berpenampilan rapi dan sopan
5. Wajib menandatangani daftar hadir atau absensi komputer
6. Masuk dan keluar kelas tepat waktu (sesuai jam pelajaran)
7. Memberitahukan kepada kepala sekolah bila berhalangan hadir dan
menyampaikan tugas untuk siswa
8. Menyiapkan program pembelajaran pada awal tahun pelajaran
9. Menyerahkan perangkat pembelajaran pada setiap semester dan
akhir tahun pelajaran
10. Turut mengamankan kebijakan kepala sekolah
11. Membantu menegakkan disiplin sekolah
12. Perduli terhadap kebersihan dan ke indahan lingkungan sekolah
13. Tidak merokok dilingkungan sekolah kecuali ditempat yang telah
ditentukan
14. Menjalin hubungan kekeluargaan sesama warga sekolah
15. Memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi
16. Siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan sekolah
17. Memberi laporan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan kepada
kepala sekolah
b. TataTertib Pegawai
1. Mentaati ketentuan jam kerja
2. Menandatangani daftar hadir
3. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab
4. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat
sesuai bidang tugasnya masing-masing
5. Dapat meniciptakan suasana kerja yang kondusif
6. Berpakaian yang rapi dan sopan
7. Mentaati perintah kedinasan dari atasannya
8. Saling menghormati sesama pegawai dan guru
9. Menjaga nama baik profesi dan organisasi sekolah
10. Dapat menyimpan rahasia sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
11. Jika tidak masuk kerja harus seijin atasan
12. Tidak merokok dilingkungan sekolah kecuali ditempat yang telah
dtentukan
c. Larangan Guru dan Karyawan
1. Dilarang meninggalkan kelas pada waktu mengajar, tanpa seijin
atasan
2. Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat
sekolah
3. Dilarang menggunakan barang-barang milik sekolah untuk
kepentingan pribadi tanpa ijin kepala sekolah
4. Guru dan karyawan yang tidak mematuhi peraturan akan mendapat
teguran dari kepala sekolah
2. Peran kepemimpinan kepala sekolah di SMK Negeri 1 Surakarta
Adapun peranan kepala sekolah adalah sebagai berikut :
Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta berusaha untuk
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta,
dengan melakukan pembinaan disiplin sebagai berikut :
a. Memberikan teladan dan contoh dengan bersikap disiplin
Untuk menanamkan disiplin kepada guru dan karyawan, mereka
harus diberikan sosok sebagai panutan atau teladan yang dapat
menunjukkan mereka bagaimana sikap disiplin seharusnya
dilaksanakan.Sosok kepala sekolah sebagai pemimpin sudah sepatutnya
dapat menjadi contoh atau teladan bagi guru dan karyawan SMK Negeri
1 Surakarta.
Seperti yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara
tanggal 10 Oktober 2012 : “Bapak kepala sekolah selalu memberi contoh
dengan bersikap disiplin, beliau tidak pernah datang terlambat dalam
rapat, bahkan selalu hadir lebih awal dari yang lain. Beliau selalu
menyelesaikan tugas tepat waktu, beliau selalu datang di sekolah jam 7 “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Informan VII juga mengungkapkan hal yang sama dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Selama saya bekerja disini, saya
lihat bapak kepala sekolah itu orangnya rajin, disiplin mbak. Beliau
sangat waktu. Contohnya seperti, beliau tidak pernah datang terlambat
dalam rapat mbak ”.
Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1
Surakarta adalah sosok pemimpin yang mampu diteladani sikap
kedisiplinannya, karena setelah peneliti melakukan observasi, peneliti
dapat melihat kepala sekolah adalah sosok yang disiplin, menghargai
waktu dan tegas. Dalam observasi peneliti melihat bapak kepala sekolah
datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Selain itu beliau juga
tepat waktu dalam memenuhi janji untuk mengadakan wawancara
dengan peneliti.
b. Memberikan motivasi terhadap para guru dan karyawan
Untuk menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan, kepala
sekolah selalu memberikan motivasi.Pemberian motivasi bertujuan untuk
terus mengingatkan dan meningkatkan kedisiplinan guru dan karyawan
di SMK Negeri 1 Surakarta.
Sebagaimana diungkapkan oleh informan I pada wawancara
tanggal 10 Oktober 2012 :“ Untuk meningkatkan SDM guru dan
karyawan kita harus selalu berusaha memberikan support kepada guru
dan karyawan agar tetap disiplin, bekerja dengan baik karena kinerja
mereka selalu saya nilai “.
Informan VI juga mengatakan mengenai motivasi yang selalu
disampaikan oleh kepala sekolah pada wawancara tanggal 10 Oktober
2012 :“ Masalah disiplin, bapak kepala sekolah selalu menyampaikan itu
ditiap rapat atau arisan. Di briefing juga malah sering, membicarakan
masalah yang disiplin dan tidak disiplin “.
Sebagaimana juga diungkapkan oleh informan VIII pada
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Iya mbak, bapak kepala sekolah
itu orang yang disiplin. Bapak kepala sekolah selalu menyuruh kita buat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
disiplin.Kalau pas amanat upacara sering mbak ngomong tentang
disiplin”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selalu berusaha memberikan
motivasi kepada guru dan karyawan dalam setiap kesempatan.Dalam
observasi yang peneliti lakukan, peneliti juga mendengar kepala sekolah
menyampaikan motivasinya kepada seluruh warga sekolah untuk
bersikap disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, pada saat
upacara bendera dan penerimaan mahasiswa PPL di SMK Negeri 1
Surakarta.
c. Memberikan penilaian terhadap kinerja guru dan karyawan
Sebuah proses pekerjaan agar berjalan dengan baik dan tepat
terkadang harus diawasi dan diberikan penilaian. Disamping itu agar
kinerja pegawai dapat dilihat apakah sudah sesuai dan baik atau
belum.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selalu memberikan
penilaian terhadap kinerja guru dan karyawan dan juga mempercayakan
pada 1 orang dari guru dan karyawan agar ikut memberikan penilaian
agar tidak dipandang subyektif.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara
tanggal 10 Oktober 2012 :
Untuk meningkatkan SDM guru dan karyawan kita harus selaluberusaha memberikan support kepada guru dan karyawan agar tetapdisiplin, bekerja dengan baik karena kinerja mereka selalu saya nilai.Saya juga mempercayakan kepada 1 teman untuk memberikantanggapan atas penilaian saya agar tidak terjadi Syu’udzon tapi sayajuga mengawasi sendiri .
Seperti yang diungkapkan juga oleh informan III dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kepala sekolah adalah orang
yang disiplin. Setiap hari beliau memantau kegiatan guru dan karyawan,
melihat jadwal mengajar guru juga itu. Semisal ada guru yang ada jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
ngajar tetapi masih duduk diruang guru, langsung ditegur, mboten ngajar
pak? “.
Berdasarkan beberapa informasi diatas dapat diketahui bahwa
kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta sangat memperhatikan kinerja
guru dan karyawan.Karena dalam observasi yang peneliti lakukan,
peneliti melihat dalam kesehariannya kepala sekolah selalu terjun ke
lapangan langsung dalam memantau aktivitas guru dan karyawan di
sekolah. Beliau sering terlihat mondar-mandir ke ruang guru dan kantor
tata usaha untuk melihat jadwal mengajar. Selain itu beliau juga sering
keliling sekolah untuk melihat kegiatan yang sedang dilakukan guru
karyawan.
d. Peringatan terhadap pelanggaran
Untuk menanamkan kedisiplinan dalam diri terkadang
diperlukan ketegasan baik dari peraturan yang tertulis, sikap pimpinan
yang lebih keras dan pemberian sanksi yang tegas. Di SMK Negeri 1
Surakarta, para guru dan karyawan juga dibuatkan peraturan tersendiri,
agar ada peraturan yang jelas, selain itu pelanggaran juga mendapat
peringatan dari pimpinan atau kepala sekolah.
Seperti diungkapkan oleh informan II dalam wawancara tanggal
10 Oktober 2012 :“ Yang pertama ya diperingatkan secara langsug,
dibimbing secara umum dalam rapat atau briefing dan secara khusus atau
intern. Kemudian jika sudah keterlaluan diberi surat peringatan “.
Selain itu, informan III juga mengungkapkan hal senada dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Kalau ada yang tidak disiplin, ya
biasanya diberi surat peringatan, selain itu juga dilakukan pembinaan
secara umum dalam rapat dan secara internal dengan kepala sekolah
langsung “.
Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah SMK Negeri 1
Surakarta memang pemimipin yang tegas dan sangat memperhatikan
aturan.Beliau pernah sampai mengembalikan guru yang kurang disiplin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kepada dikpora, hal ini dilakukan karena setelah diperingatkan beberapa
kali tetap belum dapat mengubah sikapnya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan
a. Tanggung jawab terhadap tugas atau pekerjaan
Kedisiplinan seseorang sangat dipengaruhi dan didukung oleh
banyak hal, salah satu diantaranya adalah tanggung jawab setiap
individu.Seperti halnya guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta.
Hal ini diungkapkan oleh informan VI dalam wawancara
tanggal 10 Oktober 2012 : “Yang namanya faktor itu pasti dari dalam dan
dari luar. Kalau faktor internal yang mempengaruhi disiplin diantaranya
tanggung jawab pribadi masing-masing.Kalau faktor eksternal atau dari
luarnya ya lingkungan kerja dan hubungan antar guru dan karyawan itu
sendiri”.
Kurangnya tanggung jawab sebagian guru dan karyawan
diperlihatkan dengan sikap sebagian guru dan karyawan dalam
melaksanakan tugas.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat informan I
dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ pada dasarnya guru-guru
dan karyawan disini sudah disiplin, tapi ya ada juga beberapa orang yang
selalu datang terlambat, pas jam ngajar tidak segera ngajar malah ngobrol
di kantor “.
Berdasarkan beberapa informasi diatas, dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa guru dan karyawan yang kurang memahami tugas
dan tanggung jawabnya.Pada saat penulis melakukan observasi, penulis
juga melihat ada beberapa kelas yang gaduh karena tidak ada guru yang
mengajar dan ada beberapa guru dan karyawan yang ada dikantin dan
mengobrol pada saat jam kerja.
b. Hubungan dengan kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru,
karyawan dengan karyawan
Dalam melaksanakan akitivitas kerja di sekolah, guru dan
karyawan satu sama lain selalu bekerjasama dan berhubungan. Tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mungkin mereka dapat mengerjakan segala pekerjaan sendiri-sendiri.
Hubungan kerjasama dan komunikasi yang terjadi antara para guru dan
karyawan akan dapat mempengaruhi kedisiplinan guru dan karyawan.
Seperti diungkapkan oleh informan tentang faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Yang namanya faktor itu pasti dari dalam dan dari luar. Kalau faktorinternal yang mempengaruhi disiplin diantaranya tanggung jawabpribadi masing-masing. Kalau faktor eksternal atau dari luarnya yalingkungan kerja dan hubungan antar guru dan karyawan itu sendiri .
Indikator yang memperlihatkan bahwa hubungan antar guru dan
karyawan yang kurang baik dapat mempengaruhi kedisiplinan
diungkapkan informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Selain kesanggupan untuk bersikap disiplin, faktor hubungan dengansesama karyawan juga perlu diperhatikan. Kenapa saya ngomongbegitu, karena jika anatara guru dan karyawan, ada yang hubungannyakurang baik, pasti mereka juga jadi enggan saling bertemu apa lagibekerjasama. Karena ada mbak yang kadang terlambat itu jika adasesama guru yang memperingatkan malah tidak suka terus jadi tidakmau bicara sama guru yang memperingatkan tadi.
Dapat diketahui bahwa hubungan dan komunikasi yang terjalin
antar guru dan karyawan mempengaruhi kedisiplinan dan akan
berdampak terhadap kinerja guru dan karyawan. Dalam keseharian
terlihat selama penelitian, antar guru dan karyawan hubungan terlihat
baik, komunikasi dan suasana keakraban terasa di SMK Negeri 1
Surakarta, walaupun kadang ada guru atau karyawan yang terlihat tidak
menyapa guru atau karyawan lain saat bertemu.
c. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman akan membuat
karyawan mempunyai produktisitas yang tinggi dan membantu
terciptanya kedisiplinan kerja. Lingkungan kerja juga mempengaruhi
kedisiplinan kerja guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Hal ini di ungkapkan oleh informan V dalam wawancara tanggal
10 Oktober 2012 :“ Kalau lingkungan jelas mempengaruhi mbak,
contohnya saya pas ada rehab gedung bagian depan ini kan berisik, kalau
pas ada banyak tugas itu saya terganggu, jadi tidak bisa fokus. Jadi
pekerjaannya kan tidak lancar “.
Berdasarkan informasi diatas, dapat diketahui bahwa guru atau
karyawan SMK Negeri 1 Surakarta, merasa sedikit terganggu apa bila
kondisi lingkungan kerja atau suasana sekolah agak berisik. Saat penulis
melakukan observasi, penulis melihat sekolah sedang direhab.Saat
penulis berada didalam sekolah memang sangat terdengar berisik dan
mengganggu.
d. Teladan dari pemimpin
Kepemimpinan adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang
yang dapat mempengaruhi dan menggerakkan sekelompok orang untuk
mau bekerjasama dengan segenap fasilitas yang mendukung untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.Kepala sekolah SMK
Negeri 1 Surakarta juga melaksanakan perannya dalam menggunakan
posisi kepemimpinannya untuk mempengaruhi dan menjadi teladan
bersikap disiplin di sekolah.
Seperti yang di ungkapkan oleh informan III dalam wawancara
tanggal 10 Oktober 2012 :
Dalam setiap briefing, arisan keluarga dan amanat pada upacarakepala sekolah selalu menghimbau untuk disiplin dalam segalahal.Menurut beliau disiplin merupakan awal untuk lebih maju. Bapakkepala sekolah selalu memberi contoh dengan bersikap disiplin, beliautidak pernah datang terlambat dalam rapat, bahkan selalu hadir lebihawal dari yang lain. Beliau selalu menyelesaikan tugas tepatwaktu.Beliau juga selalu datang di sekolah sebelum jam 7 .
Informan V juga mengungkapkan hal yang sama dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Disiplin, beliau adalah orang yang disiplin dan keras. Beliau banyakmenyampaikan dan mengajak kami untuk juga bersikap yang sama.Bapak kepala sekolah ini juga menunjukkan sikap yang seharusnyakami contoh, banyak hal seperti beliau datang tidak pernah terlambat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
tidak pernah pulang sebelum jam pelajaran selesai, kecuali beliau adatugas keluar .
Berdasarkan informasi di atas, diketahui bahwa sikap dn perilaku
seorangpemimpin atau kepala sekolah mempengaruhi para guru dan
karyawan dalam bersikap disiplin. Kepala sekolah SMK Negeri 1
Surakartaadalah sosok pemimpin sekolah yang selalu dapat diteladani
sikapnya, terutama dalam hal kedisiplinan, beliau selalu menunjukkan
sikap disiplinnya dalam setiap hal. Beliau tidak pernah datang terlambat
menghadiri rapat atau kegiatan pertemuan lain, sehingga sebagian besar
guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta juga adalah para guru dan
karyawan yang disiplin.
e. Sanksi yang diberikan atas pelanggaran disiplin
Sanksi atau pemberian hukuman biasanya diberikan pada
pelanggaran peraturan.Berat tidaknya sanksi yang diberikan tergantung
seberapa besar pelanggaran yang dilakukan.Kepala sekolah SMK Negeri
1 Surakarta juga memberikan sanksi kepada guru dan karyawan yang
tidak disiplin.
Seperti yang diungkapkan informan II dalam wawancara tanggal
10 Oktober 2012 :“ yang pertama ya diperingatkan secara langsung,
dibimbing secara umum dalam rapat atau briefing dan secara khusus atau
intern. Kemudian jika sudah keterlaluan diberi surat peringatan “.
Informan V juga mengungkapkan tentang pemberian sanksi atas
tidak kedisiplinan guru dan karyawan pada wawancara tanggal 10
Oktober 2012 :“ biasanya kalau ada yang tidak disiplin dan sudah
ketrlaluan langsung di adakan briefing. Kemudian ada juga yang ditegur
melalui surat peringatan “.
Dapat diketahui bahwa peraturan dan sanksi yang diberikan atas
ketidak disiplinan juga mempengaruhi sikap disiplin guru dan
karyawan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta cukup tegas dalam
menegakkan peraturan bagi para guru dan karyawan di SMK Negeri 1
Surakarta.Bapak kepala sekolah selalu memberikan himbauan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
peringatan atas ketidak disiplinan yang dilakukan guru dan karyawan.
Selain itu jika sudah keterlaluan beliau menindak lebih tegas lagi dengan
mengembalikan guru atau karyawan kepada DEKDIKBUT ( departemen
pendidikan dan kebudayaan ). Setiap terjadi ketidak disiplinan kepala
sekolah selalu mengadakan breafing untuk membahasnya.Peneliti juga
pernah berada di SMK Negeri 1 Surakarta pada saat sedang diadakan
breafing guru dan karyawan.
4. Hambatan menumbuhkan kedisiplinan
a. Watak atau kepribadian yang berbeda dari masing-masing guru dan
karyawan
Usaha menanamkan sikap disiplin pada guru dan karyawan di
SMK Negeri 1 Surakarta merupak sebuah proses yang tidak mudah. Pada
kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam usaha tersebut.
Hal ini di ungkapkan informan I dalam wawancara tanggal 10
Oktober 2012 :“ Kemudian kembali lagi kewatak seseorang yang sulit
dirubah, kalau batuk kan mudah sembuhnya, tapi kalau watak kan susah.
Kalau ada yang dablek, di ingatkan berkali-kali tetap susah “.
Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh pernyataan informan II
dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Untuk kesulitan atau kendalanya mungkin ini, masalah kepribadiantiap individu guru dan karyawan. Terkadang mungkin ada yangberbeda ada yang susah di nasehati, ada yang tanpa di nasehati sudahngerti sendiri apa tugasnya, bagaimana seharusnya kalau tidak suka yasudah tidak suka, tidak dilaksanakan. Padahal yang lain bisamemaklumi meskipun tidak suka, dia tidak mau seperti yang lain,semaunya sendiri. Padahal kita kan satu tim istilahnya.Satu sekolah,satu organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa watak yang berbeda dari setiap guru
dan karyawan yang ada di SMK Negeri 1 Surakarta menjadi salah satu
faktor penghambat bagi kepala sekolah dalam penanaman sikap disiplin
terhadap para guru dan karyawan. Seperti yang peneliti lihat dalam
observasi, sikap guru dan karyawan saat proses wawancara dan
pengumpulan data penelitian ini juga beragam. Ada yang ramah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
menerima dan menanggapi dengan baik, namun ada juga yang tidak mau
tahu atau menolak.
b. Kurangnya iman dan tanggung jawab dari guru dan karyawan.
Tanggung jawab adalah sifat dan sikap yang penuh kesadaran dan
keikhlasan untuk menjalankan kewajibanya.Suatu akibat lebih lanjut dari
pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak maupun kewajiban
ataupun kekuasaan.
Informan I dalam wawancara tanggal 10 Oktober
2012mengungkapkan :“terus kadar iman seseorang yang minim, kalau
imanya kuat pasti akan disiplin, tanggung jawab pada tugasnya”.
Hambatan tentang tanggung jawab juga diungkapkan oleh
informan III dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Hambatan disiplin yang saya tahu, ya kaitannya dengan individu yaitu kurang tanggung jawab dari beberapa guru dan karyawan dalampekerjaan. Ada beberapa yang sering terlihat tidak mengajar tapi adaorangnya.Tapi itu cuma beberapa.Sedikit, mungkin tidak lebih 5%.
Dapat disimpulkan bahwa hambatan kedua yang ditemui kepala
sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan dalam diri guru dan karyawan
adalah kurangnya rasa tanggung jawab sebagian guru dan karyawaan
terhadap pekerjaan atau tugas masing-masing.Dapat terlihat dalam
aktivitas sehari-hari guru dan karyawan dalam mlaksanakan tugas dan
pekerjaan, ada sebagian yang meninggalkan kelas pada saat masih jam
belajar mengajar, ada sebagian yang mengobrol dikantin, dan sebagainya.
c. Kekurang kompakan dengan guru dan karyawan lain.
Komunikasi yang terjalin antara para guru dan karyawan di
sekolah juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kedisiplinan. Jika
komunikasi yang terjalin ada yang kurang baik maka akan jadi faktor
penghambat sikap disiplin. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1
Surakarta.
Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancara
tanggal 10 Okober 2012 :“Ya cuma tadi ada beberapa orang yang kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
kompak walaupun sudah di ingatkan, yang lain mau melaksanakan dia
tidak, yang lain bisa datang tepat waktu, dia tidak”.
Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pernyataan dari informan II
dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Terkadang mungkin ada yang kalau tidak suka ya sudah tidak suka,tidak dilaksanakan. Padahal yang lain bisa memaklumi meskipuntidak suka dia tidak mau seperti yang lain, semaunya sendiri. Padahalkita kan satu tim istilahnya. Satu sekolah, satu organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa ketidakkompakan guru dan karyawan
dalam hal dalam melaksanakan peraturan yang ada dan bekerjasama
dengan guru dan karyawan yang lain mempengaruhi usaha kepala
sekolah dalam menumbuhkan sikap disiplin terhadap guru dan karyawan.
5. Solusi Mengatasi hambatan dalam menumbuhkan kedisiplinan
a. Memulihkan kesadaran guru dan karyawan untuk bersikap disiplin
melalui pemberian motivasi.
Seorang pemimpin yang baik akan berusaha mengatasi dan
memberikan solusi atas segala permasalahan yang terjadi di instansi
yangdipimpin. Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga
memberikan solusi untuk mengatasi hambatan atas usahanya
menanamkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1
Surakarta.
Seperti diungkapkan informan I dalam wawancara tanggal 10
Oktober 2012 :“kemudian tentu kami akan berusaha memulihkan
kesadaran untuk disilin itu sendiri melalui motivasi-motivasi agar bisa
merubah sikapnya lebih disiplin”.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh informan III dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“Yang pertama ya diperingatkan
secara langsung dan motivasi, dibimbing secara umum dalam rapat atau
briefing dan secara khusus atau intern. Kemudian jika sudah keterlaluan
diberi surat pringatan”.
Informan II mengungkapkan tentang usaha kepala sekolah
mengatasi hambatan dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Selama ini yang dilakukan sudah cukup banyak.Bapak kepala sekolahsering menghimbau kami, memotivasi kami dan juga menegur kalaukami tidak disiplin.Dalam setiap kesempatan beliau menunjukkankomitmennya berdisiplin diri.Emmmm, kegiatan arisan keluarga yangrutin menurut saya juga merupakan usaha lho. Karena selain bisamenjaga jalinan silaturahmi para guru dan karyawan juga merupakanupaya menjaga komitmen masing-masing .
Dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian motivasi secara
lebih sering dan berkesinambungan, maka kemauan guru dan karyawan
yang kurang disiplin untuk mengubah sikapnya menjadi lebih disiplin
akan lebih mudah tercapai. Selain itu motivasi juga bermanfaat bagi para
guru dan karyawan yang sudah disiplin untuk dapat terus
mempertahankan sikapnya dengan adanya motivasi tersebut.
b. Terus-menerus mengadakan pembinaan tentang disiplin melalui
pendekatan khusus.
Usaha menanamkan disiplin harus dilaksanakan secara terus-
menerus dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar disiplin yang
diterapkan bisa jadi kebiasaan yang terus akan melekat dalam diri tiap
guru dan karyawan, bukan hanya setelah ada pembinaan saja.
Informan I mengungkapkan tentang pembinaan disiplin untuk
mengatasi hambatan yang muncul dalam menerapkannya di SMK Negeri
1 Surakarta dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Kemarin itu sempat guru yang tidak disiplin mau saya kembalikan keDEPDIKNAS(departemen pendidikan nasional ), tapi saya tidak maujadi disini akan terus kami bina secara khusus, kami ajak bersikapdisiplin, karena guru dan karyawan disini adalah panutan siswa, jadisikap kami juga harus lebih baik agar dapat dilihat siswa danmasyarakat luar.
Informan II juga menambahkan tentang hal yang sama dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :“ Untuk menumbuhkan disiplin,
harus tak kenal lelah menanamkan disiplin, memotivasi dan
mempertahankan eksistensi “.
Dapat dilihat bahwa upaya pembinaan disiplin dapat menjadi
solusi untuk menangani guru dan karyawan yang kurang disiplin. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pembinaan kepala sekolah secara umum atau secara khusus kepada
sebagian guru dan karyawan yang kurang disiplin, maka kesadaran untuk
bersikap disiplin dari guru dan karyawan akan lebih mudah terwujud.
c. Menjaga komunikasi dan hubungan baik antar sesama guru dan
karyawan.
Dengan adanya komunikasi yang berjalan baik dan lancer antara
guru dan karyawan, hubungan yang terjalin juga akan baik. Efeknya
semua pekerjaan baik individu atau pekerjaan yang membutuhkan
kerjasama kelompok akan dilakukan dengan baik, disiplin dan lancer.
Informan II dalam wawancara tanggal 10 Oktober 2012
mengungkapkan :
Selama ini yang dilakukan sudah cukup banyak.Bapak kepala sekolahsering menghimbau kami, memotivasi kami dan juga menegur kalaukami tidak disiplin.Dalam setiap kesempatan beliau menunjukkankomitmennya berdisiplin diri.Emmmm, kegiatan arisan keluarga yangrutin menurut saya juga merupakan usaha lho. Karena selain bisamenjaga jalinan silaturahmi para guru dan karyawan juga merupakanupaya menjaga komitmen masing-masing .
Informan III juga menambahkan tentang hal yang sama dalam
wawancara tanggal 10 Oktober 2012 :
Selain kesanggupan untuk disiplin, faktor hubungan dengan sesamakaryawan juga perlu diperhatikan. Kenapa saya ngomong begitu,Karena jika antara guru dan karyawan, ada juga yang hubungannyakurang baik, pasti mereka juga jadi enggan saling bertemu apa lagibekerjasama.
Dapat disimpulkan bahwa, komunikasi yang terjalin baik antar
guru, karyawan dan kepala sekolah akan membuat hubungan antara guru,
karyawan dan kepala sekolah juga terbina baik. Dengan hubungan yang
berjalan baik, maka guru dan karyawan akan merasa nyaman dalam
melaksanakan pekerjaan dan bekerjasama melaksanakan tugas. Dengan
demikian kinerja guru dan kedisiplinan akan meningkat.
C.Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dalam bagian ini, peneliti menganalisis data yang berhasil dikumpulkan
di lapangan sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan
teori-teori yang ada yaitu tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan.
Berikut ini disajikan temuan studi yang dihubungkan dengan teori yang
terdiri dari : Pelaksanaan peran kepemimpinan kepala sekolah SMKNegeri 1
Surakarta, Pembinaan disiplin Guru dan Karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta,
faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, faktor yang menghambat
kedisiplinan dan solusi untuk mengatasi hambatan menanamkan kedisiplinan guru
dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta.
1. Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta
Pelaksanaan peran kepala sekolah dilakukan dengan selalu melakukan
Pembinaan disiplin Guru dan Karyawan SMK Negeri 1 surakarta
Faktor-faktor yang menunjang pembinaan sikap disiplin menurut
Susilo Martoyo (2000: 125) adalah sebagai berikut :
a. Motivasi
Motivasi merupakan faktor penting dalam pencapaian disiplin
kerja. Apabila tidak ada motivasi, maka seseorang dalam bekerja tidak
akan bergairah.
b. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu program dalam
aspek pengembangan pegawai atau karyawan.Dengan adanya diklat,
diharapkan pegawai atau karyawan dapat memperbaiki dan
mengembangkan kemampuannya agar sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
c. Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah panutan bagi bawahannya.Apabila
pimpinan memberikan contoh yang baik dan bawahan mau mengikuti
pimpinannya tentu berdampak positif bagi organisasi. Apabila pimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
bertindak sesuka hati tanpa mengikuti disiplin kerja, akan memberikan
contoh yang tidak baik bagi organisasi.
d. Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan yang diterima pada saat bekerja akan
berdampak bagi bawahan. Apabila tingkat kesejahteraan yang diberikan
organisasi tinggi akan memotivasi pegawai untuk disiplin dalam bekerja.
Apabila kesejahteraan yang diterima tidak sesuai, maka pegawai
cenderung bekerja seenak hatinya.
e. Penegakan disiplin lewat hukum
Penegakan disiplin lewat hukum merupakan penegakan disiplin
yang bersumber pada tatan hukum yang ada dan sudah diatur dalam
perundang-undangan yang wajib ditaati dan dipatuhi oleh masing-masing
pegawai tanpa adanya pengecualian.
Adapun usaha pembinaan disiplin yang dilakukan kepala sekolah di
SMK Negeri 1 Surakarta antara lain dengan memberikan :
a. Motivasi
Motivasi merupakan upaya untuk membangkitkan
semangat.Motivasi diberikan para pimpinan agar bawahannya selalu
semangat dalam bekerja.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selalu
memberikan motivasi kepada para guru dan karyawan SMK Negeri 1
Surakarta baik secara umum dalam rapat, briefing, upacara, arisan
keluarga dan secara khusus atau intern jika ada yang harus dibrikan
motivasi secara khusus.Upaya tersebut dilakukan agar para guru dan
karyawan dapat disiplin, semangat dalam bekerja sehinggan kinerja para
guru dan karyawan dapat meningkat.
b. Teladan kepemimpinan kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin yang baik selalu berusaha
menjadi teladan atau panutan bagi bawahannya.Bapak Suyono sebagai
kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta dalam sikapnya sehari-hari di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
sekolah selalu menunjukkan sikap yang dapat memberikan motivasi dan
contoh untuk diteladani guru dan karyawan. Beliau selalu datang ke
sekolah jam tujuh pagi, dan pulang setelah jam pelajaran berakhir. Beliau
juga tidak pernah terlambat datang ke rapat, dan selalu menyelesaikan
tugas tepat waktu.
c. Kesejahteraan
Tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan guru dan karyawan
memang mempengaruhi guru atau karyawan tersebut dalam melaksanakan
pekerjaannya.Jika kesejahteraan yang diterima di tempat kerja kurang
memenui, maka pekerjaan juga kurang dilakukan dengan disiplin.Bapak
Suyono selaku kepala sekolah sangat memperhatikan kebutuhan dan
kesejahteraan para guru dan karyawan, terutama bagi guru dan karyawan
tidak tetap.Beliau berusaha agar mereka cepat diangkat menjadi guru dan
karyawan tetap.Beliau juga selalu mensuport setiap guru dan karyawan
tanpa pilih-pilih.
d. Penegakan disiplin
Penegakan disiplin adalah usaha yang dilakukan agar kedisiplinan
benar-bener diterapkan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta, bapak
Suyono juga melaksanakan penegakan disiplin tersebut. Penegakan
disiplin tersebut dimulai dengan menegaskan tatatertib bagi para guru dan
karyawan, memberikan peringatan bagi yang terlihat kurang disiplin,
memberikan teguran keras, memberikan surat peringatan, sampai dengan
mengembalikan ke dinas bagi guru yang kurang disiplin.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan Guru dan Karyawan SMK
Negeri 1 Surakarta.
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja diantaranya adalah :
a. Kepemimpinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Kepemimpinan karyawan sangat berpengaruh pada tingkat
kedisiplinan.Pemimpin harus bisa memberikan contoh sikap disiplin yang
baik, sehingga bawahannya pun bersikap demikian.
b. Motivasi kerja
Sikap mental manusia yang mendorong manusia untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
c. Komunikasi
Komunikasi adalah hubungan timbal balik antar manusia.
Komunikasi antara bawahan dengan pimpinan akan semakin baik apabila
tindakan disiplin pegawai semakin ditingkatkan.
d. Lingkungan kerja
Disiplin kerja akan terwujud apabila keadaan lingkungan kerja
yang memungkinkan. Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan sikap
disiplin yang baik pula dan produktivitas kerja pun akan tercapai.
e. Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) akan menjadikan kecintaan
karyawan terhadap pekerjaannya dan sikap disiplin tentu berjalan.
f. Sanksi
Sanksi akan membuat para pegawai bersikap disiplin karena
dengan adanya sanksi para pegawai akan merasa takut.
www.digilib.unnes.ac.id
Sikap disiplin guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta juga
dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya yang sesuai dengan pendapat diatas :
a. Lingkungan kerja yang terkadang berisik
Lingkungan kerja merupaka lingkungan yang dimana guru dan
karyawan melaksanakan pekerjaannya, lingkungan bukan hanya berarti
tempat, namun juga kondisi dan orang-orangnya. Lingkungan yang kurang
nyaman dan banyak gangguan dapat membuat para guru dan karyawan
tidak nyaman sehingga pekerjaannya juga tidak akan lancar. Hal tersebut
juga terjadi di SMK Negeri 1 Surakarta.Lingkungan yang kadang berisik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
mengganggu para karyawan dalam berkonsentrasi saat bekerja.Namun
kendala tersebut hanya sesekali terjadi.
b. Sanksi atas ketidak disiplinan kepada para guru dan karyawan
Sanksi atas ketidak disiplinan biasanya diberikan agar peraturan
yang dibuat benar-benar dilaksanakan dengan baik. Adanya sanksi atas
ketidak disiplinan akan membuat para guru dan karyawan bekerja dengan
disiplin dan sesuai dengan peraturan. SMK Negeri 1 Surakarta juga
memiliki peraturan atau tata tertib khusus bagi para guru dan
karyawan.Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga selalu
menegaskan peraturan tersebut.Beliau memberikan sanksi atas ketidak
disiplinan yang diperbuat guru atau karyawan.Sanksi yang diberikan
tergantung dari pelanggaran yang dibuat. Jika ada pelanggaran ringan,
bapak Suyono pertama kali akan mengingatkan atau menegur, kemudian
jika pelanggarannya lebih berat beliau memberikan surat peringatan dan
sampai mengembalikan mereka yang guru DPK tidak disiplin kepada
Dikpora. Sejauh ini pelanggaran yang dibuat oleh para guru dan karyawan
tidak terlalu berat, dan selama ini beliau juga memberikan sanksi yang
sesuai.
c. Komunikasi yang kurang baik antar guru dan karyawan
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan. Komunikasi mempengaruhi kedisiplinan
karena semakin efektif komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan
karyawan juga komunikasi antar sesama guru dan karyawan yang
berlangsung, akan semakin baik pula kedisiplinan yang tercipta. Kepala
sekolah SMK Negeri 1 Surakarta, bapak Suyono sangat menjaga hubungan
dan komunikasi antara beliau sendiri dengan para guru dan karyawan,
hubungan dan komunikasi antar sesama guru dan karyawan.Usaha yang
beliau lakukan untuk menjaganya adalah melalui arisan keluarga dan
pengajian rutin dengan para guru dan karyawan sekeluarga.
d. Balas jasa yang diberikan kepada guru dan karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Balas jasa dapat diartikan gaji atau upah yang diterima para guru
dan karyawan.Balas jasa memang sangat mempengaruhi disiplin tidaknya
guru dan karyawan dalam bekerja. Jika antara pekerjaan yang harus
dilakukan dengan gaji yang diterima telah sesuai dan memenuhi kebutuhan
guru dan karyawan, maka mereka akan melaksanakan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya dan sedisiplin mungkin. Bapak Suyono selaku kepala
sekolah SMK Negeri 1 Surakarta sangat memperhatikan hal ini. Beliau
mengungkapkan bahwa untuk guru dan karyawan tidak tetap beliau sudah
berani memberikan gaji antara lima belas sampai dengan dua puluh ribu
rupiah. Lumayan tinggi untuk ukuran solo, walaupun tidak paling tinggi.
e. Kepemimpinan kepala sekolah
Faktor kepemimpinan dapat dikatakan sangat mempengaruhi
kedisiplinan guru dan karyawan, karena pemimpin dalam hal ini kepala
sekolah adalah sebagai contoh bagi para guru dan karyawan. Jika
pemimpin atau kepala sekolah disiplin maka tentu para guru dan karyawan
akan menyesuaikan. Bapak Suyono adalah kepala sekolah yang tidak
terlalu banyak berkata-kata dan memerintah, namun beliau lebih sering
memberikan contoh dalam sikapnya.Beliau adalah kepala sekolah yang
tegas dan disiplin, dan semua guru dan karyawan di SMK Negeri 1
Surakarta mengakui hal tersebut.
3. Hambatan Menanamkan Kedisiplinan SMK Negeri 1 Surakarta
Dalam upaya penanaman disiplin, pasti ditemui kendala dalam proses
pelaksanaannya. Begitu juga dengan upaya penanaman disiplin di SMK Negeri
1 Surakarta, dalam hal ini kepala sekolah menemui beberapa
hambatan.Hambatan sendiri bermacam-macam. Adapun pendapat mengenai
hambatan diutarakan sebagai berikut :
Secara garis besar hambatan-hambatan untuk menegakkan disiplin itu
dapat digolongkan sebagai berikut : yang pertama, hambatan internal
bersumber pada diri seorang atau masyarakat. Yang termasuk hambatan
internal adalah kesadaran hukum masih lemah, kurang tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan dan lain-lain.Dan kedua, hambatan eksternal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
menyangkut segala hal diluar individu atau masyarakat yang menghambat
pencegahan disiplin.http://www.kir-masdata.co.cc
Hambatan yang muncul dalam upaya menanamkan disiplin kepada
guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta yang sesuai dengan pendapat
diatas adalah :
a. Hambatan internal
Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri
individu guru dan karyawan sendiri. Yang termasuk hambatan internal di
SMK Negeri 1 Surakarta diantaranya :
1. Watak dan kepribadian yang susah dinasehati
Watak atau kepribadian yang beragam dari para guru dan
karyawan sedikit menjadi hambatan bagi kepala sekolah SMK Negeri
1 Surakarta dalam usaha menanamkan kedisiplinan guru dan
karyawan. Ada beberapa guru atau karyawan SMK Negeri 1 Surakarta
yang susah dinasehati atau mendengarkan saran dan kritikan dari
pimpinan atau sesama guru dan karyawan. Contohnya, saat ada yang
tidak datang dalam rapat atau sering datang terlambat untuk mengajar
dan diperingatkan oleh temannya, tidak didengarkan.Bahkan saat yang
memperingatkan adalah kepala sekolah, peringatan yang diberikan
tidak juga dihiraukan. Sampai kepala sekolah memberikan surat
peringatan dan mengembalikan ke dinas bagi guru DPK dan kepada
DEPDIKNAS (departemen pendidikan nasional).
2. Kurangnya rasa tanggung jawab individu
Rasa tanggung jawab merupakan kesadaran individu untuk
melaksanakan kewajibannya. Kurangnya rasa tanggung jawab
akantugas atau kewajiban, akan menyebabkan melemahnya kinerja
yang dihasilkan. Ada beberapa guru dan karyawan SMK Negeri 1
Surakarta yang dianggap kurang memiliki rasa tanggung jawab akan
tugasnya. Sebagai contoh, saat jam mengajar ada yang tidak juga
masuk ke kelas malah ngobrol atau makan dikantin.Sampai ditegur
oleh kepala sekolah baru mereka melaksanakan tugasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
tersebut.Namun hal seperti ini hanya sebagian kecil atau hanya
sedikit. Sedangkan guru dan karyawan yang lain sudah jauh lebih
disiplin dan lebih menyadari akan tugas dan kewajibannya.
b. Hambatan eksternal
Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar diri
individu guru dan karyawan.Yang termasuk hambatan eksternal dalam
menanamkan disiplin guru di SMK Negeri 1 Surakarta adalah hubungan
atau antara kepala sekolah dengan beberapa guru dan karyawan.Hambatan
tersebut dapat dilihat dari ketidak kompakan sebagian guru atau karyawan
yang terlihat. Misalnya ada satu dua guru atau karyawan yang merasa tidak
suka terhadap guru dan karyawan yang lain. Rasa seperti itu timbul karena
merasa terganggu dengan keberadaan guru dan karyawan yang lain.
Contohnya, saat ada yang terlambat, guru lain ada yang mengingatkan atau
menasehati. Karena hal itu, kemudian guru atau karyawan yang diingatkan
merasa terganggu dan tidak suka.Setelah itu hubungan antara keduanya
menjadi kurang baik.Rasa tidak suka tersebut malah membuat guru atau
karyawan tersebut menjadi tambah seenaknya sendiri dan kurang disiplin
dalam efisien waktu dan daam melaksanakan pekerjaannya.
4. Solusi Mengatasi Hambatan Menanamkan kedisiplinan SMK Negeri 1
Surakarta.
Berbagai upaya dalam mengatasi hambatan disiplin dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :
a. Dalam lingkungan kerja hendaknya diberikan teladan yang baik
b. Diciptakan keadilan dan kebenaran dalam berbagai tindakan dalam
menegakkan peraturan yang berlaku
c. Dalam lingkungan kerja disamping harus memberikan contoh perbuatan
yang baik, perlu juga mengintensifkan pendidikan budi pekerti.
http://www.kir-masdata.co.cc
Sesuai dengan teori diatas, upaya kepala sekolah untuk mengatasi
hambatan dalam menanamkan disiplin kepada guru dan karyawan di SMK
Negeri 1 Surakarta antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
a. Menegakkan peraturan dan melakukan pembinaan melalui motivasi
Menegakkan peraturan yang dilakukan kepala sekolah SMK
Negeri 1 Surakarta, bapak Suyono adalah melalui memberikan sanksi atas
pelanggaran kedisiplinan. Sanksi diberikan menurut tingkat pelanggaran,
mulai dari teguran langsung, surat peringatan sampai dengan
mengembalikan guru atau karyawan kepada DEPDIKNAS (departemen
pendidikan nasional) dan kepada dikpora kepada dinas. Selain itu, bapak
Suyono juga selalu melakukan pembinaan disiplin melalui penyampaian
motivasi dalam setiap kesempatan atau waktu yang tepat.
b. Mengintensifkan kegiatan bersama guru dan karyawan
Selain melalui penegakan peraturan, Kepala Sekolah SMK Negeri
1 Surakarta, bapak Suyono juga melaksanakan usaha penanaman disiplin
melalui arisan keluarga dan pengajian.Kegiatan tersebut dilakukan agar
hubungan antar kepala sekolah dengan para guru dan karyawan dapat
terjalin dengan baik dan membuat suasana kerja nyaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan temuan studi di lapangan, serta pembahasan hasil penelitian,
maka dapat diambil kesimpulan tentang peranan kepemimpinan kepala sekolah
dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta
yang juga merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan, sebagai
berikut :
1. Peranan kepemimpinan kepala sekolah
Peranan kepemimpinan yang dilaksanakan kepala sekolah SMK
Negeri 1 Surakarta dilakukan melalui pembinaan-pembinaan disiplin antara
lain :
a. Memberikan motivasi kepada para guru dan karyawan
Dalam setiap kesempatan, misalnya dalam amanat upacara, rapat
dan briefing kepala sekolah selalu menghimbau para guru dan karyawan
untuk selalu bersikap disiplin
b. Memberikan teladan kepemimpinan dengan bersikap disiplin
Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta selain selalu
memberikan motivasi juga selalu menunjukkan sikap disiplin yang patut
diteladani oleh para guru dan karyawan di sekolah. Beliau selalu datang di
sekolah sebelum jam tujuh pagi, tidak pernah dating terlambat dalam rapat,
briefing
c. Berupaya memperhatikan tingkat kesejahteraan yang diterima guru dan
karyawan
Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta berupaya meningkatkan
kesejahteraan guru dan karyawan dengan berusaha agar para guru dan
karyawan mengerjakan pekerjaan dengan baik dan mematuhi kedisiplinan.
Selain itu beliau juga memberikan gaji yang pantas kepada para guru dan
karyawan SMK Negeri 1 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
d. Melaksanakan penegakan disiplin
Penegakan disiplin yang dilakukan kepala sekolah SMK Negeri 1
Surakarta melalui pemberian sanksi, peringatan dan hukuman atas ketidak
disiplinan yang dilakukan. Sanksi, peringatan atau hukuman diberikan
sesuai dengan tingkat kesalahan para guru dan karyawan
2. Hambatan yang muncul dalam pembinaan disiplin
a. Hambatan Internal
1) Watak atau kepribadian yang susah dinasehati dari sebagian guru dan
karyawan
2) Kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki sebagian guru dan
karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan
b. Hambatan Eksternal
Hambatan eksternal yang muncul dalam penanaman disiplin guru
dan karyawan di SMK Negeri 1 Surakarta adalah factor lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang dimaksudkan adalah terkait hubungan antar guru
dan karyawan, yaitu adanya rasa ketidak nyamanan terhadap keberadaan
guru dan karyawan yang lain yang kurang disukai
3. Solusi mengatasi hambatan yang muncul
a. Menegakkan peraturan dan melakukan pembinaan
Untuk mengatasi hambatan kedisiplinan tentang perbedaan
karakter atau watak dan kurangnya tanggung jawab yang dimiliki para
guru dan karyawan, kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta lebih
menegakkan peraturan tentang kedisiplinan untuk para guru, karyawan dan
melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kedisiplinan dengan
menyampaikan motivasi dan pendekatan secara lebih intensif kepada para
guru dan karyawan yang bermasalah dengan kedisiplinan
b. Mengintensifkan kegiatan bersama guru dan karyawan
Kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta juga mengadakan arisan
keluarga dengan seluruh guru dan karyawan SMK Negeri 1 Surakarta.
Kegiatan tersebut dilakukan guna menjaga hubungan baik atau silaturahmi
antar guru dan karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
B. IMPLIKASI
Implikasi hasil penelitian dapat berupa hasil teoritis terhadap usaha
pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan ilmu secara praktis dalam
memecahkan masalah penelitian. Berdasarkan kesimpulan di atas, ditambah
dengan temuan yang dibahas dalam penelitian ini mengenai “peran kepemimpinan
kepala sekolah dalam menumbuhkan kedisiplinan guru dan karyawan SMK
Negeri 1 Surakarta”, maka implikasi yang ditimbulkan adalah :
1. Hasil penelitian yang dapat dijadikan masalah bagi kepala sekolah dalam
menumbuhkan kedisiplinan di SMK Negeri 1 Surakarta.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan positif bagi pengembangan
ilmu kepemimpinan dan manajemen sumberdaya manusia SMK Negeri 1
Surakarta
C. SARAN
Berdasarkan simpulan, Implikasi dan temuan studi di lapangan, dapat
peneliti kemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah
a. Kepala sekolah sebaiknya melakukan perubahan dalam kegiatan
memantau kegiatan guru dan karyawan melalui presensi. Misalnya jika
memungkinkan menggunakan finger print atau presensi dengan sidik jari,
selain itu kepala sekolah dapat meminta dalam presensi di cantumkan
keterangan waktu guru dan karyawan pada saat dating mengajar atau
pulang.
b. Kepala sekolah sebaiknya memberikan nilai yang baik kepada beberapa
guru dan karyawan yang dinilai paling disiplin untuk memotivasi guru
dan karyawan yang lain
2. Bagi guru-guru
a. Guru sebaiknya lebih berusaha lagi untuk meningkatkan kedisiplinannya
dalam bekerja. Saat tidak bisa dating tepat waktu atau berhalangan hadir
untuk mengajar, sebaiknya tetap memberitahukan pihak sekolah agar
segala pekerjaan dan tugas tidak berantakan dan dapat diantisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Guru sebaiknya tetap menjaga hubungan dan silaturahmi yang sudah baik
dengan guru, karyawan yang lain dan juga dengan kepala sekolah.
c. Guru sebaiknya yang memiliki watak susah di nasehati, bias diberi
nasehat dengan cara perlahan-lahan supaya guru tersebut tidak
tersinggung, setelah di berinasehat guru tersebut bias merubah watak
yang susah di nasehati tersebut
d. Guru sebaiknya memberikan laporan pelaksanaan tugas yang telah
dilaksanakan secara tepat waktu kepada kepala sekolah
3. Bagi karyawan
a. Karyawan sebaiknya lebih memiliki sikap disiplin yang ditunjukkan
kepada kepala sekolah, agar sikap disiplin bisa lebih melekat dalam diri
karyawan dan dapat membuat yang lain ikut meningkatkan sikap
kedisiplinan yang dimiliki
b. Karyawan sebaiknya lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam bekerja.
Saat tidak bias dating tepat waktu kesekolah atau berhalangan hadir
kesekolah, rapat atau berhalangan tidak bias menyelesaikan tugas,
sebaiknya tetap memberitahukan kepada pihak sekolah agar segala
pekerjaan dan tugas tidak berantakan dan dapat diantisipasi
c. Karyawan sebaiknya harus tetap bias menjaga hubungan dan silaturahmi
yang sudah baik dengan guru, karyawan yang lain dan juga dengan
kepala sekolah. Karyawan sebaiknya selalu dating dalam kegiatan arisan
keluarga dan pengajian guru dan karyawan yang sudah berlangsung
d. Karyawan sebaiknya dapat mengusulkan kepada kepala sekolah untuk
mengadakan latihan kerja disiplin dan kegiatan lain yang dapat
menambah semangat kerja karyawan di sekolah dan menguatkan jalinan
silaturahmi dengan sesama guru dan karyawan