peran kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas guru...
TRANSCRIPT
i
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN TUGAS GURU
DI MTs. SUNAN KALIJAGA KENDAL, SAMPETAN Kec. AMPEL,
Kab. BOYOLALI.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Irtifa’iyyah
23010150342
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
(6( ان مع العسر يسرا)5فأن مع العسر يسرا)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,(5)
“Sessungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(6)”
(Q.S. Al Insyirah: 5,6)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis persembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapak dan Ibunda saya tercinta, bapak Suparman dan Ibu Mardliyah yang
tak hentinya memberikan dukungan baik dukungan materiil maupun non
materiil dan segenap doa restunya, trimakasih yang sedalam-dalamnya
saya ucapkan sehingga bisa menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik.
Semoga ini menjadi kado indah untuk kalian. Doa bapak dan ibu selalu
menyertai langkah saya.
2. Kakakku tersayang Arif Purwani beseta suaminya mas Sunardi dan adik
tercinta Ahmad Taslim, kalian telah membuat saya merasakan betapa
indahnya menjadi seorang adik dan kakak. Sehingga semangat ini tumbuh
berdasarkan kecintaan kalian pada saya, dan yang selalu mengingatkan
doa atas perubahan yang lebih biak bagi keturunan keluarga kita. Doa
kalian sunnguh menyertai langkah saya.
3. Keluarga besar Bani Mustari, Bani Mursidi, almarhum ke empat kakek
nenek yang merawat dan mendoakan setiap kesuksesan kami. Semoga
arwah kalian diterima disisi Allah. SWT, dan ditempatkan di tempat yang
mulia.
4. Seseorang yang rela memberikan motivasi dan dorongan kepadaku,
sehingga saya dapat terus berjuang menulis skripsi ini, saya yakin pasti
doamu terselip dalam kesuksesan penulisan skripsi ini.
viii
5. Adik-adik kecil yang selalu hadir memenuhi rumah mengil saya setiap
sore, kalian memberikan saya kesempatan untuk belajar mengaplikasikan
sedikit ilmu yang telah sayadapatkan. Senyum keceriaan kalian yang tulus
sehingga mampu melepaskan penat saya.
6. Teman-teman seperjuangan saya Dewi , Wijayanti, Alif, Novi, Fatimah,
Yayah dan adik keponakan saya seperjuangan Khoiri Alfiyyah yang rela
mengorbankan banyak hal untuk saya, seluruh kawan seperjuangan
angkatan tahun 2015 yang tidak dapat saya sebut satu-persatu, adik-adik
dan kawan-kawanku Rumah Tahfid Darul Ilmi terimakaasih atas kasih
sayangnya.
7. Keluarga besar MTs. Sunan Kalijaga yang telah bersedia saya teliti dan
memberikan apapun yang hendak saya jadikan sebagai data penelitian.
8. PONPES Mahirul Hikam Assalafi yang telah membekaliku banyak ilmu,
PPTQ Daarul Quran, Abi Ali dan Umi Umi Maesaroh yang ikhlas
membimbingku belajar Al-Quran.
9. Segenap Pengurus dan seluruh jajaran JQH Al-Furqon beserta anggotanya,
terimakasih atas kesediaannya menerim saya sebagai teman, meski saya
tidak memberikan kontribusi apapun.
10. Seluruh redaksi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
mendukung saya dalam penulisan skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah Swt.
Atas segala limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERAN
KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN TUGAS GURU DI MTs.
SUNAN KALIJAGA KENDAL, KEC. AMPEL, KAB. BOYOLALI”.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan baginda
Rasulullah SAW, manusi inspirasi penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan
syafa’atnya dihari kiamat. Tidak lupa shalawat serta salam juga disampaikan
kepada kuluarga sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan
kebaikan.
Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak akan selesai tanpa
motifasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis
mengucpakan banyak trimakasih kepada sluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan trimaksih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang
senantiasa memberi wejangan inspirasinya.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
keguruan IAIN Salatiga.
x
3. Ibu Siti Ruhayati, M. Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) IAIN Salatiga.
4. Bapak. Suwardi, M. Pd Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk mengarahkan dan membimbing saya dengan sabar dalam proses
penulisan skripsi.
5. Dr. Maslikhah, S. Ag., M. Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membantu peneliti selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Karyawan-karyawan IAIN Salatiga yang telah memberi layanan serta
bantuan.
8. Sahabat-sahabatku baik yang laki-laki ataupun perempuan, teman-teman
KKN dan PPL trimakasih atas dukungan dan motifasi dan inspirasinya.
9. Teman-teman seperjuangan ku angkatan 2013 khususnya PAI kelas I.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini semoga amal dan kebaikannya di trima di sisi Allah SWT.
xi
xii
ABSTRAK
Irtifa’iyah. 2019. Skripsi. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan
Kerja Guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, kec. Ampel,
kab. Boyolali. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd.
Kata Kunci : Peran Kepala Sekolah, dan Tugas Guru.
Peran kepala sekolah dalam dunia pendidikan merupakan sesuatu
yang senantiasa menjadi sorotan pada perkembangan sekolah. Kinerja
kepala sekolah akan terlaksana dengan baik dibarengi dengan
terlaksananya tugas guru dengan mantap. Penelitian ini membahas
tentang peran kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas guru di MTs.
Sunan Kalijaga Kendal, kec. Ampel, kab. Boyolali . Penelitian ini dikaji
untuk menjawab rumusan masalah (1) Bagaimana Pelaksanaan Tugas
Guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, kec. Ampel. Kab. Boyolali, (2)
Bagimana Peran Kepala Madrasah dalam Pelaksanaan Tugas Guru di
MTs. Sunan Kalijaga Kendal, kec. Ampel. Kab. Boyolali. Penelitian ini
menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi serta
menggunakan sumber data primer dan sekunder.
Peneliti ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana
peneliti harus mendiskripsikan gelaja, peristiwa dan kejadian yang
terjadi melalui menemukan data, mengumpulkan informasi actual,
mengidentifikasi masalah dan membuat perbandingan atau evaluasi.
Menggunakan sumber data sekunder dan primer, lalu menggunakan
metode pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi serta
interview. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, display atau
penyajian serta mengambil kesimpulan untuk mengetahui peran kepala
sekolah dalam pelaksanaan kerja guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal,
kec. Ampel, kab. Boyolali. Dan melakukan pengecekan keabsahan data
dengan cara trianggulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa Aktualisasi pelaksanaan
tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Sampetan Kab.
Boyolali. a). Menyusun perencanaan pembelajaran, b). Melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP, c). Melukakan evaluasi
kegiatan belajar mengajar, dan d). Membimbing dan melatih potensi
peserta didik. Peran kepala madrasah dalam pelaksanaan tugas guru di
MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Sampetan, Ampel kabupaten Boyolali. a).
Sebagai supervisor dan manajer, b) memberikan dukungan moral dan
penghargaan kepada guru serta c) menyelesaikan kendala dengan
musyawarah.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN BERJUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK............................................................................................................xii
DAFTAR ISI .......................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................... 7
C. Tujuan Penenlitian ............................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 8
E. Penegasan Istilah .............................................................................................. 9
1. Peran Kepala Sekolah .............................................................................. 9
2. Pelaksanaan Tugas Guru.......................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 13
A. Landasan Teori ................................................................................................. 13
1. Kepala Sekolah ........................................................................................ 13
xiv
a. Pengertian Kepala Sekolah ...................................................................... 13
b. Kompetensi Kepala Sekolah .................................................................... 13
c. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah............................................................ 15
2. Pelaksanaan Tugas Guru.......................................................................... 19
a. Pengertian Tugas Guru ............................................................................ 19
b. Kualifikasi dan Kompetensi Guru ........................................................... 20
c. Tugas dan Fungsi Guru ............................................................................ 23
d. Hal yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru ..................................... 27
3. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Tugas Guru .......................... 30
B. Kajian Pustaka .................................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 35
C. Sumber Data ..................................................................................................... 35
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................ 36
E. Teknis Analisis Data ........................................................................................ 36
F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................... 37
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A.Paparan Data .................................................................................................... 40
1. Diskripsi Lokasi .......................................................................................... 40
a. Letak Geografis ....................................................................................... 40
b. Keadaan Sekolah ..................................................................................... 41
c. Profil Sekolah........................................................................................... 45
xv
2. Pelaksanaan Tugas Guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab.
Boyolali ....................................................................................................... 46
a. Tugas Guru dalam mendidik, mengajar, membimbing dan melatih peserta
didik di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali .......... 46
b. Tugas Guru dalam Mengelola dan Mengembangkan Program Sekolah di
MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali ........................ 51
c. Tugas Guru MTs. Sunan Kalijaga dalam Mengembangkan
Profesionalisme............................................................................................ 52
3. Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Tugas Guru di MTs. Sunan
Kalijaga ....................................................................................................... 52
a. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih peserta didik di MTs. Sunan Kalijaga Kendal,
Kec. Ampel, Kab. Boyolali ......................................................................... 53
b. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru Mengelola dan
Mengembangkan Program Sekolah di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec.
Ampel, Kab. Boyolali ................................................................................. 54
c. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk Mengembangkan
Profesionalisme ........................................................................................... 61
B. ANALISIS DATA ........................................................................................... 62
1. Pelaksanaan Tugas Guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, kec. Ampel. Kab.
Boyolali ............................................................................................................ 62
2. Peran Kepala Madrasah dalam Pelaksanaan Tugas Guru di MTs. Sunan
Kalijaga Kendal, kec. Ampel. Kab. Boyolali ................................................... 69
xvi
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
Lampiran-Lampiran
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Pedoman wawancara
1. Daftar Pertanyaan
Lampiran 2. Pedoman dokumentasi
1. Dokumentasi gaftar guru
2. Dokumentasi daftar siswa
Lampiran 3. Catatan wawancara dan data informan
Lamiran 4. Catatan observasi
Lampiran 5. Daftar guru dan siswa.
1. Daftar Staf dan Guru
2. Daftar siswa
Lampiran 6. Foto
1. Foto temuan kegiatan penelitian
Lampiran 7. Surat keterangan pernyataan penelitian
2. Surat keterangan penelitian
Lampiran 7. Daftar riwayat hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, keceerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat , bangsa dan Negara.
Peningkatan pendidikan secara makro merupakan suatu hal yang
harus terus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkewajiban khususnya bagi
lembaga pendidikan. Adapun pembangunan pendidikan merupakan upaya
bersama seluruh komponen pemerintah maupun masyarakat. Pendidikan
dapat melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting
dalam transformasi sosial dalam masyarakat. Peran utama dalam
menjalankan pola manajemen sekolah terletak pada kepala sekolah dan
seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun individu.
Kepala sekolah adalah orang yang bertanggungjawab untuk menjalankan
roda organisasi sekolah. Menyikapi tentang peran, fungsi dan
tanggungjawab kepala sekolah hendaknya memiliki komitmen yang tinggi
atas pekerjaannya disamping profesional dan berdedikasi.
2
Dalam dunia pendidikan lembaga pendidikan formal islam
dinamakan sebagai madrasah. Dari realita sejarah madrasah di Indonesia
tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk masyarakat sehingga
madrasah sudah menerapkan pendidikan yang berbasis masyarakat.
Sebenarnya eksistensi madrasah dalam tradisi pendidikan islam di
Indonesia tergolong fenomena modern yang dimulai sekitar awal abad
ke-20 (Sudarto, 2016: 220). Masyrakat, membangun madrasah baik
secara individu ataupun organisasi membangun madrasah guna
memenuhi kebutuhan akan pendidikan peserta didik sehingga madrasah
yang dibangun terkesan seadanya atau mamakai tempat apa adanya. Hal
ini didorong oleh semangat dakwah guru, hingga saat ini banyak sekali
madrasah – madrasah yang berdiri dan menunjukkan bahwa madrasah
tersebut mampu meluluskan generasi muda unggul meski belajar dengan
segala keterbatasan.
Dalam konteks otonomi daerah, saat ini sedang dikembangkan
manajemen berbasis sekolah/madrasah, yakni “pengkoordinasian dan
penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh madrasah
dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan
madrasah (stakeholder) secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu madrasah dalam kerangka
kebijakan pendidikan nasional” (Muhaimin, 2003: 201). Sekolah
diberikan kebebasan dalam mengembangkan mutu pendidikan dengan cara
apapun namun tentunya berdasarkan persetujuan dan arahan pemerintah.
3
Sekolah dituntut untuk dapat meluluskan peserta didik yang bersinergi
dalam persaingan global, maka dari itu kepala sekolah harus mampu
menyeimbangkan pelaksanaan tugas guru demi terpenuhinya kebutuhan
bekal peserta didik dalam bersaing setelah lulus.
Perubahan kualitas sekolah tidak dapat diprediksi berdasarkan satu
spesifik saja. Peran pengawas lapangan, guru, administrator kependidikan
di daerah yang bersangkutan dan lain sebagainya. Apabila kepala
madrasah beserta staf mampu melakukan perubahan-perubahan tertentu,
misalnya mengenai kinerja guru, pelaksanaan tugas guru, kurikulum,
sistem pembelajaran dan sebagainya, maka madrasah akan berkembang
sebagaimana mestinya. Salah satu faktor utama yang menjadikan
ketercapaian prestasi sekolah menjadi meningkat adalah melaksanankan
tugas dengan baik. Adapun guru yang menjadi tangan perjalanan maju
mundurnya sekolah masih berada di bawah kepemimpinan kepala sekolah.
Berderet tanggungjawab yang dipikul oleh kepala sekolah menentukan
hasil pelaksanaan tugas guru yang berada dibawah kepemimpinannya.
Kinerja kepala sekolah merupakan salah satu penentu dari kekuatan
efektif dalam pengelolaan sekolah, dimana kepala sekolah adalah tokoh
yang berperan penting dalam pengaturan sistem kerja di sekolah. Bukan
kinerja secara formal saja yang dinilai oleh setiap mata yang memandang,
kinerja nonformal seperti ucapan dana perbuatan sehari-haripun akan
menjadi sorotan masyarakat. Kepala sekolah sudah seharusnya memiliki
jiwa kepemimpinan yang tinggi, bijaksana, arif dan sifat terpuji lainnya.
4
Apabila kepala sekolah tidak mampu mencetak dirinya sebagai pemimpin
yang arif maka guru dan murid yang dipimpinnya tidak akan menjalankan
tugas masing-masing secara efisien. Melihat kepala sekolah yang demikian
kinerja guru tidak akan maksimal, sebaliknya justru akan menyebabkan
kemerosotan kualitas dan hal itu kemungkinan besar akan terjadi jika
panutan yang dijadikan motivator benar-benar kurang arif.
Kepala sekolah berfungsi sebagai motivator bagi bawahannya.
Pemimpin berfungsi sebagai seorang yang mampu menciptakan perubahan
secara efektif di dalam penampilan kelompok, menggerakkan orang lain
sehingga secara sadar orang lain mau mengikuti apa yang dikehendaki
(Wahjosumidjo, 2007: 40). Pelaksanaan tugas guru akan menjadi lebih
baik jika dibarengi dengan motivasi yang positif dari kepala sekolah. Jika
sekolah belum menduduki peringkat baik di mata masyarakat maka kepala
sekolah harus berkiprah menjunjung sekolah yang diampunya agar
menjadi bernilai di mata masyarakat serta unggul sebagaimana yang
diinginkan. Begitu juga kepala sekolah Madrasah Tsanawiyyah Sunan
Kalijaga menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin yang bijaksana.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Madrasah Tsanawiyyah Sunan
Kalijaga dengan baik sehingga di mata masyarakat Madrasah Tsanawiyyah
Sunan Kalijaga merupakan sekolah yang patut untuk dibanggakan. Mampu
menjadikan Madrasah Tsanawiyyah Sunan Kalijaga sebagai sekolah yang
patut untuk diacungi jempol karena terbukti mampu bersaing dengan
sekolah lainnnya.
5
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan
hal yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan sebuah organisasi.
Pelaksanaan tugas guru madrasah tsanawiyah yang dipandang masyarakat
bahwa lebih rendah daripada pelaksanaan tugas sekolah negeri harus
dihancurkan dengan menunjukkan perubahan dari tahun ke tahun. Sikap
rekontruksi yang harus menjadi kultur pemikiran yang berarti menuntut
keberanian mengubah pola-pola pemikiran lama menuju pola pemikiran
baru secara dinamis (Mujtahid, 2011: 43). Seseorang yang mampu
menggiring guru madrasah menuju pemikiran baru adalah kepala sekolah,
dengan menyajikan berbagai sarana dan prasarana serta motivasi tertentu.
Dan oleh kepala madrasah MTs. Sunaan Kalijaga beliau mewujudkan
perubahan yang diharapkan oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Terbukti
bahwa telah terjadi banyak perubahan positif signifikan.
Pemantapan sumber daya guru sebagai pengajar yang dituntut
untuk mempunyai pengetahuan tinggi harus diikuti dengan pengembangan
dan pembaharuan terhadap kemampuan dan keahlian yang dimilikinya,
sehingga mereka mampu dan peka dalam menghadapi perubahan yang
terjadi (Abdul Syukur, 2014: 73). Bagaimanapun juga kepala sekolah tidak
dapat mengerjakan semua perencanaan kerja yang sudah dibuat tanpa
adanya sumbangsih dari guru yang lainnya. Guru akan memberikan kritik
dan saran bahkan masukan yang sekiranya dapat membangun ide-ide yang
diutarakan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah yang berfungsi sebagai
pejabat formal (Wahjosumidjo, 2007: 84). Dengan fungsi tersebut maka
6
kepala sekolah berhak dan berkewajiban menjabat sebaik mungkin jabatan
yang dipikulnya termasuk tanggung jawab meningkatkan profesionalitas
kerja guru.
Pada hakikatnya pendidikan yang diajarkan oleh sekolah pada saat
ini adalah pendidikan yang akan meyiapkan siswa siswi untuk menghadapi
dunianya 20 atau 25 tahun yang akan datang. Pendidik harus mempunyai
jiwa yang patut untuk ditiru karena era sekarang bukanlah era mauidhotil
hasanah (kata-kata yang baik) tetapi lebih penting uswatun hasanah (suri
taulada yang baik). Dengan demikian tingkat pelaksanaan tugas guru harus
senantiasa ditingkatkan untuk memberi contoh yang baik pada peserta
didik lewat keapikan pelaksanaan tugas guru secara nyata.
MTs. Sunan Kalijaga merupakan madrasah yang terletak di
pedesaan tepatnya di dusun 1, Sampetan, Kec. Ampel, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah 57352. Kepala sekolah madrasah tersebut bernama
Ahmad Makarim Hidayat S.Pd. I, yang sudah dua periode menjadi kepala
sekolah madrasah tersebut. Hal ini menujukkan bahwa beliau dipercaya
dapat memimpin madrasah menjadi lebih maju. Beliau mampu
mendedikasikan perannya sebagai kepala sekolah dengan baik. Hal yang
membuat peneliti tertarik yakni suksesnya kepala sekolah dalam
membangun madrasah tersebut, berangkat dari sekolah swasta pedesaan
yang biasa menjadi madrasah yang bisa bersaing dengan sekolah pada
umumnya terutama dalam perlombaan tingkat SMP sederajat. Penelitian
ini disangkutpautkan dengan pelaksanaan tugas guru karena keberhasilan
7
peserta didik dalam meraih prestasi tak lain merupakan hasil kerja keras
bapak ibu guru melalui arahan dan kepala sekolah.
Hal yang ingin peneliti temukan adalah bagaimana peran kepala
sekolah MTs. Sunan Kalijaga dalam pelaksanaan tugas guru disana
sehingga proses pembelajaran dan administrasi mampu terjalin dengan
baik. Dan apabila ditemukan kendala peneliti ingin mengetahui bagaimana
cara kepala sekolah menangani sekaligus memberi solusi masalah tersebut.
Karena eksistensi peran kepala sekolah dalam dunia pendidikan khususnya
dalam pelaksanaan tugas guru sangatlah penting maka peneliti
memutuskan untuk meneliti hal tersebut.
Mengingat bahwa pelaksanaan tugas guru dalam dunia pendidikan
adalah suatu hal yang harus dikembangkan serta peran kepala sekolah
yang sangat signifikan, maka peneliti menentukan topik penelitian ini
dengan pokok bahasan “PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PELAKSANAAN TUGAS GURU DI MTs. SUNAN KALIJAGA
KENDAL, KEC. SAMPETAN KAB. BOYOLALI”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka mendapatkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal,
Sampetan, Kec. Ampel Kab. Boyolali ?
2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas guru di
MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Sampetan, Kec. Ampel Kab. Boyolali?
8
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga
Kendal, Sampetan, Kec. Ampel Kab. Boyolali.
2. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas guru
di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Sampetan, Kec. Ampel Kab.
Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan dan dapat menambah khasanah ke
ilmuan yang menekankan pada aspek-aspek kinerja peran kepala
madrasah pada pelaksanaan tugas guru.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai bagaimana
seorang Kepala Madrasah dapat pelaksanaan tugas guru yang dilihat
dari peran kepala madrasah dalam pelaksanaan tugas guru.
b. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan terhadap seluruh Kepala Madrasah Tsanawiyyah agar dapat
pelaksanaan tugas guru-guru dengan baik sehingga terjadilah
kemajuan di Sekolah yang diampu.
9
c. Bagi civitas akademika, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan
acuan untuk penelitian yang relevan dimasa yang akan datang.
d. Bagi pendidik, agar dapat mempertahankan pretasi-pretasi kerja yang
sudah diraih, lebih-lebih dapat meningkatkan prestasi tersebut menjadi
lebih baik lagi.
E. Penegasan Istilah
1. Peran Kepala Sekolah
Dalam Besar Bahasa Indonesia, peran berarti tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa (Depdiknas, 2001:
854). Dari pengertian diatas yang dimaksud dengan “peran” dalam
penelitian ini adalah bentuk usaha, tindakan, partisipasi, andil, tugas
dan kontribusi.
Dalam mengartikan kepala sekolah peneliti mengambil arti
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sifat-sifat, perilaku pribadi,
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja
sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administrastif, dan
persepsi dari lain-lain tentang legimitasi pengaruh (Wahjosumidjo,
2007: 17).
Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya,
ada); -- dasar, -- lanjutan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:
1287). Dari pengertian tersebut diatas peran kepala sekolah dapat
10
diartikan sebagai usaha, tindakan, tugas dan kontribusi seorang
pemimpin dalam meenjalankan jabatan administratif di sekolah.
2. Pelaksanaan Tugas Guru
Pelaksanaan adalah proses, perbuatan melaksanakan (rancangan,
keputusan, dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:
671). Menurut penulis pelaksanaan adalah proses melaksanakan
sesuatu yang didominasi oleh keputusan-keputusan serta rancangan
tertentu.
Tugas adalah pekerjaan yang wajib dikerjakan atau yang
ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
seseorang; pekerjaan yang dibebankan: (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008:1034). Menurut penulis tugas adalah pekerjaan wajib
yang dibebankan kepada seseorang berdasarkan tanggung jawab
tertentu. Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:498).
Guru adalah pelajar seumur hidup (A. Samana, 1994:15).
Menurut Q.S An-Nahl: 43 guru adalah seseorang yang pandai,
banyak mengatahui ilmu. Adapun ayat yang dimaksud sebagai
berukut:
ن كنت لا تعلمون "كر ا ئلوآ آهل الذ م ج فس لى
ا و ح لا رجالاا ن
ا ن قبل "و مآ ارسلنا م
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang
lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah
11
kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengatahui”. Menurut penulis pelaksanaan tugas dapat diartikan
sebagai usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam melakukan
kewajibannya disekolah dengan didasari ilmu pengetahuan ,
sehingga dapat mewujudkan ketercapaian sesuatu ataupun peraihan
prestasi yang menunjukkan kemampuan kerja.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri
dari lima bab. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1. BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini akan memuat tentang: latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
2. BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini menuturkan tentang landasan teori
(Telaah teoretik terhadap pokok permasalahan/ variabel
penelitian) dan kajian pustaka (kajian penelitian terdahulu)
teori-teori tentang peran kepala sekolah, pengertian kepala
sekolah, syarat-syarat kepemimpinan, peningkatan kinerja
guru, serta peran kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas
guru.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
12
Pada bab ini memuat tantang jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, analisis data serta pengecekan keabsahan data
4. BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini memuat tentang paparan data dan analisis
data hasil penelitian yang menunjukkan peran Kepala
Sekolah dalam pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan
Kalijaga Kendal, Kec. Sampetan Kab. Boyolali dan proses
pelaksanaannya.
5. BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran. Bagian akhir adalah
daftar pustaka yang digunakan penulis sebagai referensi
dalam penulisan skripsi serta lampiran lampiran penelitian.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepala Sekolah
Dalam mengartikan kepala sekolah peneliti mengambil arti
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sifat-sifat, perilaku pribadi,
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja
sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administrastif, dan
persepsi dari lain-lain tentang legimitasi pengaruh (Wahjosumidjo,
2007: 17). Sekolah adalah tempat yang digunakan untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar. Menurut penulis kepala
sekolah adalah seseorang yang pengaruh terhadap orang lain, baik
pada pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antarperan, serta
menduduki kedudukan dari satu jabatan administrastif.
b. Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah/ madrasah
terdiri atas 5 dimensi berikut ini:
a) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini meliputi kemampuan untuk: berakhlak mulia,
mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia bagi komunitasdi sekolah/madrasah;
memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin; memiliki
14
keinginan kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah; bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi; mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah; dan memiliki bakat dan minat
jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
b) Kompetensi Manajerial
Kemampuan untuk menyusun perencanaan sekolah untuk
berbagai tingkatan perencanaan; mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan kebutuhan; memimpin sekolah dalam
rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal;
mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju
organisasi pembelajaran yang efektif; menciptakan budaya dan
iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
peserta didik; mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal dan lain sebagainya.
c) Kompetensi kewirausahaan
Meliputi kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah; bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
efektif; memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah; memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
15
kegiatan produksi/ jasa sekolah/ madrasah sebagai sumber
belajar peserta didik.
d) Kompetensi Supervisi
Kemampuan untuk merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; melaksanakan
supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat; dan menindaklanjuti
hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
e) Kompetensi Sosial
Meliputi kemampuan untuk bekerja sama dengan pihak lain
untuk kepentingan sekolah; berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan; dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang
atau kelompok lain (Oding Supriadi, 2013: 136-138).
c. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah
Menurut Nurbaeni (2015) dalam jurnalnya mengatakan
bahwa adapun fungsi dan tugas kepala sekolah tersebut dapat
dilihat secara lebih rinci sebagai berikut:
1). Peran sebagai Educator
Kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter yang
didasari nilai-nilai pendidik. Edukator berasal dari kata edukasi
yang dalam dalam KBBI edukasi diartikan sebagai pendidikan
(Kamus Pusat Bahasa, 2008: 374). Jadi menurut penulis peran
16
kepala sekolah sebagai edukator yakni kepala sekolah sebagai
pelaku pendidikan yang pokok bagi masyarakat sekolah.
Menunjukkan bahwa kepala sekolah mengetahui banyak hal serta
mampu menguasai pemecahan permasalahan yang dihadapi baik
permasalahan siswa, guru, masyarakat dan lain sebagainya. Kepala
sekolah mampu menemukan terobosan dan siasat baru dalam
menginovasi sesuatu.
2). Peran sebagai Manager
Kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya
untuk mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengandalikan usaha anggota-
anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya
organisasi dalam rangka menciptakan tujuan yang telah ditetapkan.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari definisi diaatas yakni:
a). proses, adalah cara untuk melakukan sesuatu yang dilakukan
secara sistematis. Meliputi perencanaa, pengorganisasian,
memimpin serta mengendalikan.
b). Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan,
informasi, maupun sumber daya manusia, yang masing-masing
berfungsi sebagai pemikir, perencana, pelaku serta pendukung
untuk mencapai tujuan.
17
c). Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
(Wahjosumidjo, 2007: 94-95).
Menurut penulis peran kepala sekolah sebagai manajer
intinya adalah kepala sekolah merupakan seseorang yang menjadi
pengawal (pemulai) pembuat perencanaan harian, mingguan,
bulanan, semesteran maupun tahunan agarsetiap kegiatan dapat
dimonitoring dan dievaluasi sehingga ketika terjadi kekurangan
dapat dilakukan perbaikan demi tercapainya keberhasilan
kepemimpinan.
3). Peran sebagai Administrator
Kepala sekolah berperan dalam mengatur tata laksana
sistem administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien. Kepala
sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka hendaklah memahami
menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator (M. Ngalim
Purwanto, 2016: 106).
4). Peran sebagai Supervisor
Kepala sekolah berperan dalam upaya membantu
mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan.
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan sereka secara efektif (M. Ngalim Purwanto,
18
2016: 76) supervisor dalam KBBI diartikan sebagai pengawas
utama; pengontrol utama; penyelia (Kamus Pusat Bahasa, 2008:
1394).
5). Peran sebagai Leader
Kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-
orang untuk bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.
Kepala sekolah mengajak guru untuk melakukan tugasnya sesuai
dengan rencana yang telah dibuat oleh kepala sekolah agar tercapai
keharmonisan program disekolah.
6). Peran sebagai Innovator,
Kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif
yang tidak terjebak dalam rutinitas. Tetap menjalankan rutinitas
sebagai kepala sekolah namun juga memperhatikan rutinitas yang
lain. Dinamis dalam menjalankan tugas sekreatif mungkin menata
tugasnya sebagai kepala sekolah.
7). Peran sebagai Motivator,
Kepala sekolah harus mampu memberi dorongan sehingga
seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara
profesional.
8). sebagai Entrepreneur
Kepala sekolah berperan untuk melihat adanya peluang
usaha dan manfaat peluang untuk kepentingan sekolah (Nurbaini,
2015: 14). Kepala sekolah membangun kerja sama bisnis guna
19
meningkatkan kemajuan sekolah. Siswa mamupun guru tentu akan
mendapatkan manfaat dari kerja sama tersebut. Jika dilakukan kerja
sama bisnis yang baik dengan sekolah maka guru akan mudah
mengembangnkan inovasi untuk bahan pengajaran dan lebih
mudah menemukan ide, karena pengalaman guru semakin
bertambah disebabkan luasnya jaringan bisnis (Sholih Abdul Qodir,
2014:113)
2. Pelaksanaan Tugas Guru
a. Pengertian Pelaksanaan Tugas Guru
Pelaksanaan adalah proses, cara, atau perbuatan untuk
melaksanakan (rancangan) keputusan dan sebagainya
(http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Pelaksanaan). Kemampuan
yang ditunjukkan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai guru profesional yang ditandai dengan terpenuhinya hasil
kerja yang standar.
Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang
ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan
(http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Tugas).
Dalam UU guru dan dosen guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan
20
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (E. Mulyasa,
2008: 227). Guru adalah seseorang yang profesinya menjadi
seorang pengajar (http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Guru).
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan
bahwa pelaksanaan tigas guru adalah proses melaksanakan
tanggung jawab yang sudah dibebankan bagi seorang guru, sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing dan pengevaluasi peserta didik.
b. Kualifikasi dan Kompetensi Guru
Guru harus mempunyai beberapa kompetensi pokok yang
akan menjadikan dirinya mengerti tugasnya secara maksimal.
Adapun kompetensi guru menurut E. Mulyasa sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(E. Mulyasa, 2008: 75). Adapun kemampuan mengelola
pembelajaran mencakup pada tiga fungsi manajerial yakni:
a). fungsi perencanaan, menyangkut penetapan tujuan, dan
kompetensi serta memperkirakan bagaimana cara agar dapat
mencapainya. Fungsi ini merupakan fungsi senttral dari manajemen
21
pembelajaran dan harus berorientasi ke masa depan. Guru sebagai
manajer pembelajaran harus mengetahui cara yang tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, maka dari
itu guru harus pandai merencanakan seluruh komponen
pemlbelajaran. Guru harus mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk mengelola berbagai sumber yakni sumber daya, sumber
dana maupun sumber pembelajaran.
b). fungsi pelaksanaan, atau dapat disebut implementasi adalah
proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar
mengajar sudah mempunyai SDA dan sarana prasarana yang
diperlukan sehingga dapat membentuk kompetensi serta mencapai
tujuan yang dikehendaki. Fungsi ini termasuk pengorganisasian dan
kepemimpinan yang melibatkan penentuan berbagai kegiatan,
seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus yang
harus dilakukan guru dan peserta didik. (E. Mulyasa, 2008: 77)
c). fungsi pengendalian, atau evaluasi dan pengendalian bertujuan
menjamin kerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan
yang telah ditentukan. Fungsi ini membandingkan antara kinerja
aktual dan kinerja yang telah ditetapkan (kinerja standar). Guru
sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkah perbaikan
saat ada kesenjangan atau perbedaan yang signifikan. (Mulyasa,
2008: 78)
2. Kompetensi Kepribadian,
22
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian diperlukan untuk
menghindari adanya kinerja guru yang tidak professional karena
kurang matang dalam hal kepribadiannya. Tujuan yang lain adalah
supaya guru selalu bersikap dewasa dalam menyelesaikan
tugasnya, dan dapat menjaga martabat keguruan.
Selain guru harus menjaga martabatnya sebagai orang tua kedua
peserta didik, guru harus mampu menjadi teladan bagi peserta
didiknya. Guru akan menjadi model peserta didik selama disekolah
bahkan tidak muhal akan menjadi teladan selama hidupnya. Ketika
guru mampu memberikan teladan kepribadian yang baik bagi
peserta didik tentunya guru akan menjadi idola peserta didik
selama hidupnya. Jika sudah menjadi idola maka bisa dikatakan
hampir seluruh gelagat sifat dan tutur kata guru akan ditiru oleh
peserta didik, jadi sangat penting guru menguasai kompetensi
kepribadian (E. Mulyasa, 2008: 127).
3. Kompetensi Professional
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
23
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi professional merupakan
kompetensi yang harus dikuasai dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tugas utama guru sebagai pengajar.
Keprofesionalitasan guru kurang lebih mencakup jenis-jenis materi
pembelajaran, mampu mengurutkan materi pembelajaran,
mengorganisasikan materi pembelajaran, dan mendayagunakan
sumber pembelajaran (E. Mulyasa, 2008: 138).
c. Tugas dan Fungsi Guru
1. Tugas Guru
Guru dituntut untuk mampu menjadi pendidik professional dan
teladan. Adapun dalam kesehariannya guru harus mengerjakan
kewajibannya yaitu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya.
Tugas guru dapat dibagi menjadi beberapa poin yakni:
a) Guru bertugas mendidik, mengajar, membimbing dan
melatih peserta didik.
Guru mengembangkan potensi atau kemampuan dasar peserta
didik. Selain itu guru juga harus mengembangkan kepribadian
peserta didik, memberikan keteladanan serta menciptakan
suasana pendidikan yang kondusif. Tugas guru sebagai
pengajar yakni merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi (menilai) pembelajaran. Sebagai pembimbing
24
guru harus mendorong perilaku positif dalam pembelajaran
serta membimbing peserta didik memecahkan suatu masalah
yang tengah dihadapi. Sebagai pelatih tentunya guru harus
mampu melatih ketrampilan peserta didik dan membuat
mereka melakukan perilaku positif.
b) Membantu pengelolaan dan pengembangan program
sekolah
Tugas tersebut berarti bahwa sebagai pengembang program
guru harus membantu mengembangkan program pendidikan
sekolah dan hubungan kerjasama sekolahnya. Dan sebagai
pengelola program guru dituntut untuk dapat membantu secara
aktif dalam menjalin hubungan dan kerjasama antara sekolah
dengan masyarakat. .
c) Mengembangkan keprofesionalan
Berkaitan dengan perkembangan di dunia keprofessionalan
guru, tidak mungkin hal tersebut dilewati secara berkala.
Sebagai tenaga professional guru harus melakukan upaya-
upaya untuk meningkatkan kemampuan professional (E.
Mulyasa, 2008: 20).
2. Fungsi Guru
Fungsi guru di dalam dunia pembelajaran menurut E.
Mulyasa adalah sebagai berikut:
25
1. Guru Sebagai Fasilitator, guru tidak hanya memberikan
informasi kepada peserta didik namun guru berfungsi
sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan belajar
peseta didik agar peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran dengan suasana menyenangkan, gembira,
penuh semangat, tidak cemas dan berani
mengemukakan pendapat.
2. Guru Sebagai Motivator, menurut Callahan dan Clark
(1998) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku kearah tujuan tertentu. Dengan adanya
motivasi akan timbul dorongan dari diri sendiri untuk
semangat melukukan sesuatu berkaitan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Dalam lingkup sekolah yang akan
menjadi motivator handal bagi peserta didik tidak lain
adalah guru. Guru ditinjuk sebagai orang pertama yang
dapat memberikan sugesti positif guna meningkatkan
nafsu belajar peserta didik. Seseorang yang hendak
melakukan sesuatu tentunya membutuhkan dorongan
dari orang yang tepat dan dekat.
3. Dengan adanya motivasi (dorongan) tersebut maka
dapat merubah energi yang ada pada diri manusia, baik
menyangkut kejiwaan, perasaan, maupun emosi, dan
26
kemudian bertindak melakukan sesuatu demi mencapai
tujuan yang akan diraih. (E. Mulyasa, 2008: 58)
4. Guru Sebagai Pemacu, pada fungsi ini guru dituntut
untuk dapat melipatgandakan potensi peserta didik, dan
mengembangkan sesuai dengan aspirasi dan cita-cita
mereka di masa yang akan datang. Tanpa bantuan guru
potensi anak tidak akan berkembang. Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi yang ada pada peserta didik
akan diketahui oleh guru dan dikembangkan pula oleh
guru. Gurulah yang dapat memastikan dimana minat
dan bakat anak sebaiknya dikembangkan. Dalam kaitan
memacu kompetens anak guru perlu memperhatikan
peserta didik secara individual, mengingat bahwa
potensi anak tidak mungkin sama dan harus di seleksi
secara teliti. Hal ini mengantisipasi adanya
keterpaksaan dan kesalahan dalam memacu peserta
didik yang dapat menyebabkan kesalahan yang fatal,
karena waktu yang telah terbuang menekuni bakat yang
salah.
5. Dalam memacu pembelajaran peserta didik guru juga
harus membarikan kemudahan belajar bagi seluruh
peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Guru harus kreatif dan menyenangkan
27
dalam memposisikan diri. Guru harus mampu menjadi
orang tua yang penuh kasih sayang. Menjadi teman
yang dapat dijadikan tempat mengadukan problem
kehidupan serta untuk mengutarakan perasaan bagi
peserta didik. Siap melayani peserta didik dalam
keadaan apapun demi memberikan rasa nyaman dan
aman dalam meraih cita-cita dan mengambangkan
bakatnya. Guru harus menyumbangkan pemikiran yang
dibutuhkan oleh peserta didik dalam memecahkan
masalahnya, serta memupuk rasa percaya diri supaya
yakin bahwa peserta didik mampu menyelesaikan
permasalahan yang dilewati secara dewasa (E. Mulyasa,
2008: 63-64).
d. Hal yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru
Koster mengatakan bahwa kepuasan kerja guru adalah
keseluruhan perasaan guru yang berkenaan berbagai aspek
pekerjaan yang meliputi beberapa aspek, yakni:
1. Sumber Daya Pendidikan, berpengaruh terhadap
kepuasan kerja guru karena apabila seorang guru tidak
memiliki kemampuan sesuia dengan bidang keahliannya, ia
akan merasa kurang yakin dengan kemampuan yang dia
28
miliki. Artinya, kepakaran seorang guru tersebut miliki
tidak dimiliki secara maksimal sehingga tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh peserta didik.
Berbeda dengan guru yang mempunyai kompetensi yang
mantap ia akan menjawab semua pertanyaan peserta didik
dengan mantap pula (Abdullah Munir, 2014: 27).
2. Proses Belajar Mengajar, dapat mempengaruhi kepuasan
kerja guru karena apabila suasana belajar dan proses belajar
mengajar berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan hal
itu akan menambah semangat guru dalam memberikan
pelajaran kepada peserta didik.
3. Prestasi Madrasah
Keberhasilan madrasah diperoleh dari kerja keras seluruh
unsur yang berada didalam madrasah. unsur-unsur yang
terkait diantaranya kepala madrasah, guru, karyawan dan
komite sekolah. Apabila madrasah memperoleh prestasi
maka semua unsure terkait akan merasa bangga terelbih
guru sebagai pendidik. Guru yang membimbing peserta
didik sehingga dapat meraih prestasi sedemikian rupa
hingga mampu membawa nama baik sekolah. Maka guru
akan lebih semangat dan puas sehingga melaksanakan
pekerjaannya dengan giat agar membawa keberhasilan yang
selanjutnya.
29
4. Penghasilan dan Penghargaan
Dalam melaksanakan pekerjaan tentunya guru memerlukan
persiapan dan pengorbanan yang cukup besar baik dari segi
materi maupun pemikiran. Sudah sewajarnya apabila kerja
keras tersebut dihargai dengan pemberian penghasilan (gaji)
yang setimpal. Penghargaan lain yang setimpal akan dapat
membuat guru merasakan kepuasan kerja sebagaimana yang
diharapkan. Pemberian gaji guru memang wajib diberikan
seperti yang telah tertulis dalam undang-undang guru dan
dosen pasal 15 yang berbunyi
1). Penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum sebagaimana
dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok,
tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa
tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan
maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru
yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
2). Guru yang diangkat oleh suatu pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah diberi
gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3). Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja sama (E. Mulyasa, 2008:
230).
5. Kebebasan Melakukan Aktifitas
30
Seperti dalam undang-undang guru dan dosen pasal 14 ayat
(1) butir e yang menyatakan bahwa “guru berhak memperoleh
manfaat sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan” (E.Mulyasa, 2008: 228). Guru
mempunyai keinginan untuk menjadi individu yang bebas
melakukan aktivitas sesuai dengan keahliannya. Ia akan merasa
senang apabila diperbolehkan memanfaatkan sarana prasarana dan
seluruh keahliannya untuk mendidik siswa siswi.
3. Peran Kepala Sekola Dalam Pelaksanaan Tugas Guru
Dalam pelaksanaan tugas guru kepala sekolah harus mampu
menjadi supervisor untuk mengawasi tugas guru. Kepala sekolah
sepenuhnya menguasai kompetensi yang seharisnya dimilikinya seperti
kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi
dan kompetensi kewirausahaan (Oding Supriadi, 2013: 136-138).
Peran penting yang sebaiknya dikuasai oleh kepala sekolah
yakni sebagai supervisor dan pemimpin. Mengawasi perjalanan
pembelajaran yang berjalan, mengawasi pergerakan sekolah yang
diampu agar madrasah mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan
baik dibawah pengawasannya. Menjadi panutan atas penentuan
keputusan ketika terjadi kendala meskipun tetap ada sumbang saran
dari guru lain.
Menunjukkan dengan adanya kerjasama dan kolaborasi yang
baik antara seluruh komponen yang terkait, maka akan menghasilkan
31
perubahan sesuai rencana yang telah disusun. Di tambah dengan
menjadi kepala sekolah yang mampu menjadi orang tua kedua bagi
peserta didik, bekerjasama dengan wali murid dalam membimbing
anak, menerima kritik dan saran yang diberikan oleh siapa saja
merupakan hal penting yang akan menjadikan peran kepala sekolah
menjadi lebih mantap dan kolaboratif.
B. Kajian Pustaka
Setelah penulis membaca hasil penelitian yang berkaitan dengan
peran kepala sekolah di Fakultas Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga memang belum ada yang mengankat tema tersebut. Beberapa
skripsi yang terkait dengan tema tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Skripsi Agus Yulis Setyawan, berjudul “Upaya Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MTs. Assalafi
Susukan, Kabupaten Semarang”. peneliti membahas tentang upaya
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di MTs.
Assalafi Susukan. Hasil penelitian tersebut menyatakan profesionalitas
guru di MTs. Assalafi Susukan sudah baik kepala sekolah melakukan
beberapa cara untuk meningkatkan profesionalitas guru. Beberapa
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas guru
disana adalah dengan nasehat, motivasi, pengecekan dan pengawasan.
2. Skripsi Siti Lazifatu Nasyifah, berjudul “Peran Supervisi
Pendidikan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan
Agama Islam di SMA N Se-Salatiga Tahun 2017.” Skripsi tersebut
32
membahas tentang peran supervisi pendidikan dalam meningkatkan
profesionalisme guru di SMA N Se-Salatiga. Penelitian ini bertujuan
agar hasil penelitian menjadi rujukan untuk memberikan informasi dan
masukan bagi para pengawas sekolah, tenaga pengajar dalam
melaksanakan pembelajaran. Diharapkan dalam melaksanakan
pembelajaran kepada peserta didik agar senantiasa meningkatkan
proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
3. Skripsi Eka Kurniyanti, yang berjudul “Peran Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendididkan
Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Mertoyudan Tahun 2018”.
Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana peran kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMP Negeri 3 Mertoyudan. Dimana dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru yaitu dengan memimpin dan mengatur semua
kegiatan, mengunjungi guru PAI dan melihat bagaimana cara guru
dalam pembelajaran, serta menyediakan sarana prasarana untuk
mendukung pembelajaran. Adapun proses peningkatan
profesionalisme guru yaitu dengan mengikutkan guru pendidikan
agama islam MPMP, seminar IHT, latihan-latihan yang mendukung
peningkatan profesionalisme guru.
Adapun perbedaan beberapa kajian pustaka dengan kajian peneliti
yang berjudul Peran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Tugas guru di
33
MTs. Sunan Klaijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali yakni
sebagai berikut:
a). Terkait tugas guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan
melatih peserta didik kepala sekolah melaksanakan supervisi, memberi
penghargaan dan motivasi kepada guru.
b). Terkait tugas guru membantu mengelolaan dan mengembangkan
program sekolah, kepala sekolah bersama dewan guru melakukan
inovasi program sekolah dengan menggandeng MI Albarakah
melakukan pembiasaan sholat dhuha bersama, menghafal asmaul
husna serta menghafal juz 30.
c). Terkait tugas guru dalam mengembangkan keprofesionalan, kepala
sekolah selalu memberi motivasi untuk mengikuti ujian sertifikasi.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64) sehingga penelitian ini
mempunyai ciri tertentu yang terletak pada tujuannya yakni,
mendeskrikpsikan suatu gejala yang berkaitan dengan seluruh kegiatan
objek penelitian. Pemilihan pendekatan kualitatif deskreptif ini berusaha
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran,
atau suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis yang bersifat faktual, akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.
Pada umumnya penelitian kualitatif deskriptif merupakan
penelitian bersifat non-hipotesis atau non-statis, sehingga dalam
perancangan penelitiannya tidak diperlukan penyusunan hipotesis. Seperti
yang sudah dituturkan diatas bahwa penelitian ini mempunyai tujuan
mendeskripsikan kegiatan suatu objek kajian penelitian. Adapun yang
dimaksud kegiatan objek kajian di dalam penelitian ini adalah Peran
Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Kerja guru di MTs. Sunan Kalijaga.
35
Adapun proses pelaksanaan penelitian kualitatif deskreptif adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan
gejala yang ada.
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktik-praktik
yang ada.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi, serta
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka. Hal ini dilakukan
untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec.
Sampetan Kab. Boyolali. Penelitian dilakukan untuk memperoleh
informasi dan data tentang peran Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kerja
guru. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena di MTs. Sunan
Kalijaga memiliki Kepala Sekolah yang mempunyai andil yang besar
dalam pelaksanaan tugas guru.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
data primer dan sumber data sekunder.
36
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
dalam penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti melalui
penelaahan data orang lain. Menurut Iqbal data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada (Iqbal, 2002: 82). Peneliti menggunakan
data sekunder untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi
yang telah dikumpulkan melalui wawancara.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif deskriptif dapat menggunakan beberapa
jenis teknik penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang cukup.
Adapun jenis-jenis teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983: 136).
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi MTs. Sunan Kalijaga meliputi: wawancara yang
dilaksanakan, letak geografis, keadaan sekitar, serta keadaan fisik
(bangunan) yang ada.
37
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik dimana peneliti mengumpulkan data
dalam bentuk arsi-arsip atau transkip buku. Menurut Arikunto teknik
dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, stuktur organisasi, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya (Arikunto, 2006:
206). Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
tentang kepala sekolah pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga
dan segala data yang diperlukan dalam melengkapi data-data
penelitian.
3. interview
Teknik interview adalah wawancara (antara wartawan dengan orang
terkemuka dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 561). Menurut
Hadari interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara
lisan pula atau secara sederhana interview dapat diartikan sebagai
pengumpulan data dengan mempergunakan tanya jawab (Hadari, 2002:
111). Menurut penulis wawancara merupakan tehnik pencarian
informasi dengan bertanya secara lisan dengan informen terkait dengan
data yang dicari oleh pewawancara.
38
E. Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai proses menghubung-
hubungkan, memisah-misahkan dan mengelompok-kelompokkan data
yang telah dikumpulkan sahingga dapat ditarik kesimpulan yang
mengerucut dan tepat. Analisis data yang digunakan dalam deskriptif
analisis adalah analisis non-statistik yaitu analisis yang berbentuk
penjabaran dan uraian kata-kata bukan berbentuk angka.
Adapun langka-langkah dalam menganalisis data pada penelitian
kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstraksikan, dan mengubah data kasar kedalam catatan lapangan.
2. Display atau sajian data
Sajian data merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu
organisasi-organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan
dan/atau tindakan yang diusulkan.
3. Verivikasi dan/atau penyimpulan data
Verivikasi data merupakan penjelasan tentang temuan data yang
sebelumnya masih remang-remang setelah diteliti kemudian menjadi
jelas. (Sugiono, 2011: 247).
39
F. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengetahui keabsahan data penulis menggunakan cara
ketekunan dan keajegan. Peneliti menanyakan data yang telah diperoleh
dari sumber data satu kepada sumber data yang lain misalnya, data atau
informasi yang telah diperoleh dari kepala sekolah ditanyakan kembali
kepada guru. Kevalidan informasi yang didapatkan dianggap sah apabila
dibenarkan atau didukung oleh minimal tiga orang informen. Teknik
tersebut dinamakan sebagai trianggulasi. Trianggulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara
(Sugiyono, 2012: 273). Adapun teknkik trianggulasi dibagi kedalam dua
cabang yakni:
1. Trianggulasi Sumber Data
Trianggulasi sumber data merupakan pengecekan keabsahan sumber
data yang telah diperoleh dari sumber data lalu dicek ulang melalui
orang lain.
2. Trianggulasi Metode
Trianggulasi metode adalah membandingkan informasi atau data
dengan cara yang berbeda. Melalui berbagai perspektif atau
pandangan agar subjek penelitian tidak diragukan kebenarannya.
40
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Diskrpisi Lokasi
a. Letak Geografis
MTs. Sunan Kalijaga merupakan madrasah yang terletak di Kendal
rt 02 rw 01desa Sampetan, kecamatan Ampel, kabupaten Boyolali dengan
kode pos 57352. Madrasah ini merupakan madrasah yang berada di antara
pemukiman warga.
Mempunyai luas tanah sekolah sebesar 541 m². Luasan Bangunan
Sekolah sebesar 541 m² dengan pembagian bangunan kelas seluas 400 m²
dan bangunan lainnya 141 m².
1) Jarak 2 km kearah barat berbatasan
dengan dusun Sidorejo Kulon, kelurahan Sampetan
2) Jarak 1 km kearah timur berbatasan
dengan dusun Tlatar desa Tegalrejo
3) Jarak 1 km kearah berbatasan dengan
dusun Bumi Rejo kelurahan Sampetan
4) Jarak 1 km kearah utara berbatasan
dengan dusun Tarumulya kecamatan Sampetan.
b. Keadaan Sekolah
a. Gambaran Umum Sekolah
41
Peserta didik yang sekolah di MTs. Sunan Kalijaga
kebanyakan berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Akan tetapi ada
beberapa siswa yang berasal dari daerah jauh seperti Jlarem, warusikut,
pentur, ngargoloka dan magak, dimana seluruh daerah yang sudah
disebutkan diatas berada dikaki gunung merbabu. Ada juga yang paling
jauh yakni dari dari Timboa di pintu utama pendakian gunung Merbabu
tepatnya di kelurahan Ngadirojo kecamatan Ampel, kabupaten
Boyolali. Peserta didik yang berasal dare daerah sekitar biasanya
berangkat sekolah dengan jalan kaki. Peserta didik yang berasal dari
daerah jauh umumnya menggunakan kendaraan sendiri (sepeda motor)
karena tidak ada akses angkutan umum. Ada pula yang diantar oleh
orang tua atau keluarga yang lain.
Adapun
sampel data yang
digunakan sebagai
rujukan tentang
jauh dekatnya
daerah asal peserta
didik adalah seperti
gambar disamping.
G.01/Sis/data.siswa.
Guru yang mengajar di madrasah tersebut kebanyakan berasal
dari lingkungan sekitar, seperti daerah kendal sendiri, ngesrep dan
tlatar. Ada satu guru yang berasal dari daerah paling jauh yakni cepogo.
42
Dimana cepogo merupakan desa yang jaraknya kurang lebih 8 km dari
MTs. Sunan Kalijaga. Seluruh guru berangkat sekolah menggunakan
kendaraan umum pribadi yakni sepeda motor.
Keadaan lingkungan sekitar sangat
mendukung proses pembelajaran di sekolah
mengingat letak sekolah jauh dari jalan raya
utama. Penduduk sekitar sangat harmonis
dan tidak pernah ada keributan yang
ditimbulkan. Penduduk sekitar tidak ada
yang mendirikan pabrik atau apapun yang
dapat membuat kebisingan sehingga
pembelajaran tidak terganggu. Seperti
terlihat pada gambar disamping yang
menunjukkan bahwa MTs. Sunan Kalijaga
terletak diantara permukiman warga.
G.02/Skl/letak.sekolah.
G.03/Skl/letak.sekolah.
MTs. Sunan Kalijaga mempunyai lab computer sebanyak satu
ruang yang di dalamanya terdapat 25 unit komputer. Untuk
menyediakan kebutuhan alat tulis dan kebutuhan lainnya MTs. Sunan
Kalijaga membangun koperasi Al-Khanza untuk memudahkan peserta
didik melengkapi kebutuhan alat tulisnya. Fasilitas umum lain yang
disediakan untuk kesehatan peserta didik yakni UKS dan toilet
sebanyak 4 ruang ,toilet guru dan murid terpisah. 3 untuk murid dan
yang satu ruang untuk guru.
43
MTs Sunan Kalijaga tentunya mempunyai ruangan kelas yang
cukup mumpuni untuk tempat dimana proses belajar mengajar
dilaksansksn. Jadi disini sebagai sekolah MTs sudah mencukupi syarat
ruang kelas yang minimal ada tiga kelas karena di tingkat SMP/MTs
hanya ada tiga tingkatan kelas. Madrasah ini tentunya mempunyai
organisasi intra sekolah atau OSIS dan juga membutuhkan ruangan
untuk rapat maka disediakan satu ruang osis. Adapun ruang OSIS
tersebut bersandingan dengan ruang bimbingan konseling (BK), yang
disediakan untuk membimbing peserta didik untuk mengembangkan
diri atau memberi nasehat kepada anak yang mempunyai keluhan.
Ruang guru disediakan dengan fasilitas bangku, meja dan rak
serta fasilitas lain demi mempermudah penataan arsip masing-masing
guru serta membuat nyaman mereka. Ruang kepala madrasah berada di
samping ruang guru untuk memudahkan komunikasi antar guru dan
kepala madrasah dalam kesehariannya. Di sana juga menyediakan
ruang TU untuk mempermudah penataan, penyimpanan serta
pengarsipan seluruh arsip administrasi sekolah. Dapur umum untuk
memberi fasilitas makan dan minum sehingga para guru tetap dalam
keadaan bugar ketika mengajar, dan tidak ada alasan untuk pergi keluar
dari sekolah untuk mencari sarapan. Untuk membuat peserta didik
semangat membaca dan banyak mempunyai referensi belajar madrasah
menyediakan satu ruang perpustakaan.
44
Di depan sekolah terdapat halaman yang biasa digunakan
untuk melakukan upacara, apel atau kegiatan laiinya. Aula madrasah
juga disediakan untuk pertemuan wali murid atau even besar lainnya
yang sekiranya membutuhkan ruangan yang cukup besar. Sebagai
muslim yang taat serta besik sekolah sebagai pendikan formal berbasis
islam maka madrasah ini menyediakan masjid untuk digunakan
melakukan sholat jamaah, mujahad, serta kegiatan keagamaan yang
lain.
Untuk memfasilitasi kegiatan olahraga serta kegiatan baris
berbaris atau kegiatan pramuka peserta didik yang lain madrasah
menyediakan lapangan. Ruang tamu juga disediakan untuk menerima
tamu yang datang berkunjung ke MTs. Sunan Kalijaga. Ketika tamu
berkunjung biasanya bertemu dengan guru piket yang bertugas.
b. Visi dan Misi
1). Visi MTs. Sunan Kalijaga
a). Mewujudkan manusia yang bertaqwa,
b). Berilmu pengetahuan serta mempunyai akhlakul
karimah yang dapat memenuhi tuntutan dan tantangan
perkembangan zaman.
2). Visi MTs. Sunan Kalijaga
a). Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yeng
memadai guna terlaksananya proses pembelajaran yang
optimal
45
b). Menyediakan tenaga pendidik yang profesional juga
transformasi ilmu pengetahuan dan keteladanan dapat
berjalan dengan baik.
c. . Profil Sekolah
DATA UMUM
1. Nama Sekolah : MTs Sunan Kalijaga
2. Alamat Lengkap Sekolah : Kendal 02/01, Sampetan, Ampel,
Boyolali 57352
3. Status Sekolah : Negeri / Swasta
4. Jumlah Murid : 84 siswa
5. Nama Kepala madrasah : A.Makarim Hidayat, S.Pd.
6. Nomor Telpon Kepala madrasah :085647439438
7. Nomor Telpon Sekolah : -
8. Email Sekolah : [email protected]
DATA TEKNIS
1. Luasan Tanah Sekolah : 541 m²
2. Luasan Bangunan Sekolah :
a. Bangunan Kelas : 400 m²
b. Bangunan Lainnya : 141 m²
3. Jumlah Ruang Kelas : 4
4. Tipe Bangunan : Satu lantai / Dua lantai/ ..... lantai
5. Koordinat Lokasi Sekolah : 7º 26’ 11. 58” LS; 110º 30’ 46.7712 “
BT
46
2. Pelaksanaan Tugas Guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec.
Ampel, Kab. Boyolali
a. Tugas Guru dalam mendidik, mengajar, membimbing dan melatih
peserta didik di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab.
Boyolali.
Tugas utama guru adalah mendidik putra-putri bangsa dengan
prosedur dan kecakapan yang mantap. Perjalanan suksesnya guru
dalam menjalankan tugas sudah sewajarnya jika diwarnai dengan
sibuk menyiapkan pekerjaan agar tercapai tujuan yang maksimal.
Kesibukan menyiapkan pembelajaran akan terbayar dengan kepuasan
tersediri saat melihat peserta didik yang diampu mendapatkan nilai
yang bagus. Dan apabila kondidi kelas yang berjalan sesuai dengan
perencanaan yang sudah dicanangkan akan membuat guru merasa
puas akan kerjanya. KKM yang dapat dilampaui oleh peserta didik
saat dievaluasi juga akan membayar kelelahan yang sudah dialami
oleh guru saat menyiapkan pembelajaran.
Ada tiga tahap yang harus dilalui oleh seorang guru dalam
dunia pembelajaran, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Ketiga hal tersebut tentunya saling berkaitan. Kesingkronan
antara ketiganya menentukan keberhasilan pembelajaran. Dari data
yang sudah ditemukan melalui wawancara dengan sebagian guru di
MTs. Sunan Kalijaga Boyolali, dokumentasi dan pengamatan peneliti
menemukan data sebagai berikut.
47
1). Menyusun perencanaan pembelajaran
Sebagai pendidik yang dituntut untuk profesional dalam
menjalankan tugasnya, sudah seharusnya guru membuat
perencanaan pembelajaran yang akan berjalan. Menyusun
perencanaan pembelajaran adalah awal dari penentuan berhasil dan
tidaknya kegiatan belajar mengajar yang sudah menjadi tugas guru.
Para guru di MTs. Sunan Kalijaga melakukan kegiatan penyusunan
perencanaan dengan menyusun RPP. Setiap hendak melakukan
pembelajaran pada mata pelajaran tertentu para guru selalu
membuat RPP demi terarahnya pembelajaran dengan baik dan
demi menjalankan tugasnya sebagai guru yang profesional. Hal ini
dipaparkan oleh salah satu guru saat melakukan wawancara dengan
pernyataan sebagai berikut:
Penuturan ibu WL guru bahasa Inggris:
“...ya tentunya setiap hendak melakukan pembelajaran guru-guru
disini selalu membuat RPP dulu, demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan mbak. Tanpa RPP kita tidak bisa
mengkondisikan materi dan waktu...”( W/WL/02/03/19)
Hal ini diperkuat dengan paparan dari bapak JW guru
matematika sebagai berikut:
“..saya sebagai guru matematika tentunya akan kuwalahan jika
tidak menyiapkan RPP terlebih dahulu. Bisa saja saya melompati
materi, memperpanjang penyampaian materi sehingga tidak
sempat mengevaluasi. Jika terjadi demikian anak didik akan
mengalami kerugian. yang jelas ini di tuntut karena adanya RPP
kemudian juga ada yang namanya prota promes guru itu
diharapkan kalau mengajar sesuai dengan RPP, prota dan promes
nya sehingga keberhasilan pembelajaran materi yang diharap kan
bisa tercapai. Itu yang berkaitan dengan prota dan promesnya
48
insyaAllah kita berusaha untuk seperti itu ada program tahunan
dan juga ada RPP.”( W/JW/02/03/19).
Sama halnya dengan penuturan ibu NC yang menyatakan bahwa:
“..yang namanya RPP itukan rencana pelaksanaan pembelajaran
jadi ya bagaimanapun harus dibuat sebelum pembelajaran
berlangsung. Jika pembelajaran adalah diibaratkan pembangunan
sebuah gedung maka RPP adalah arsitektur yang menggambarkan
hendak bagaimana bangunan itu dibentuk serta seberapa target
waktu yang ditentukan, begitu mbak. Apalagi sudah tugas guru
membuat perencanaan.”( W/NC/02/03/19).
Menurut informan WL, NC dan JW sebelum proses
pembelajaran diperlukan adanya RPP. Hal tersebut dilakukan untuk
mengefektifkan pembelajaran yang akan berlangsung. Informan
NC menambahkan bahwa memang sudah tugas guru membuat
perencanaan pembelajaran untuk menggapai tujuan pembelajaran
dengan maksimal.
2). Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP
Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar yang ada disekolah setelah sebelumnya disusun dalam
RPP. Jika telah disusun rencana pembelajaran kegiatan belajar
mengajar akan berjalan dengan efektif, karena pembagian waktu
dan materi mampu dikendalikan. Hal ini di tuturkan oleh bapak JW
sebagai berikut:
“..jika diawal pembelajaran sudah menyusun RPP sesuai prota
dan promes nanti pembelajaran sudah enak mbak, ingsyaAllah
akan lancar dan sesuai target yang diinginkan..”( W/JW/02/03/19)
49
Penuturan sama juga disampaikan oleh bu NC sebagai
berikut:
“kalo saya ya seperti penyampaian saya di awal tadi, RPP itu
ibarat arsitektur bangunan. Ketika sudah ada denah kegiatan kita
sebagai guru yang bertugas menyampaikan pembelajaran secara
tepat sasaran ya kita tinggal jalan saja sesuai denanhnya”.
(W/NC/02/03/19)
3). Melukakan evaluasi kegiatan belajar mengajar
Evaluasi pembelajaran merupakan tahap terakhhir dari
kegiatan belajar mengajar. Lagi-lagi kegiatan ini tidak terlepas dari
RPP, prota dan promes. Setelah pembelajaran di kelas belangsung
tentu harus dilakukan evaluasi agar guru mengerti seberapa banyak
materi yang dapat diserap oleh peserta didik. Agar guru juga dapat
mengukur seberapa profesionalkah ia dalam menjalankan tugasnya
sebagai guru profesional yang taat RPP. Hal ini dikemukakan oleh
bu WL dalam proses wawancara sebagai berikut:
“..adapun proses evaluasi sangat penting dilakukan untuk
mengukur seberapa banyak siswa dapat memahami materi yang
kita sampaikan. Jika masih belum banyak yang memaha,i materi
maka kita dapat mengoreksi diri kita, tentang letak kesalahan yang
dilakukan saat menyampaikan materi atau seluruh proses belajar
megajar” (W/WL/02/03/19)
Pendapat yang hampir sama di kemukakan oleh pak JW demikian:
“..kemudian setelah selesai KBM ya di evaluasi begitu atau
mungkin di simpulkan apa materi yang telah di sampaikan tadi.
Sampai dimana anak itu bisa menyerap materi yang kita
sampaikan tadi, seperti itu idealnya.”(W/JW/02/03/19)
50
Dari pernyataan informan JW dan WL mengatakan bahwa setelah
proses KBM berjalan perlu adanya evaluasi. Para guru di MTs.
Sunan Kalijaga melakukan evaluasi tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kefahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan.
2). Membimbing dan melatih potensi peserta didik.
Potensi peserta didik sudah seharusnya dicari, dilatih dan
dikembangkan oleh guru disekolah. Potensi yang dimiliki oleh
peserta didik akan membawa nama baik sekolah serta peserta didik
dapat mengerti keahlian yang dia miliki sehingga akan fokus dan
terpacu untuk menekuni pengembangan diri dalam bidang tertentu.
Hal ini dikemukakan oleh bapak AH dalam wawancara sebagai
berikut:
“ada beberapa program yang kami sediakan untuk
mengembangkan bakat siswa diantaranya ada tilawah, olahraga,
OSIS, kepramukaan, pembiasaan sholat dhuha dan ada satu
program unggulan kami yakni menghafal juz 30. Semester
kemaren sudah ada dua anak yang hafal satu juz yakni juz 30
setelah aktif mengikuti kegiatan hafalan. Tujuan kami yakni
mengasah dan mengembangkan bakat mereka..”
(W/AH/01/03/19)
Pendapat lain dikumukakan oleh bu WL, sebagai berikut:
“saya sendiri mengajar tilawah kepada peserta didik disini, dan
alhamdulillah ketika kami mengikuti lomba selalu ada yang
menang meskipun tidak semua juara satu. Meski tidak semua juara
satu namun hal itu bisa membawa nama baik sekolah, serta mereka
tau bakat apa yang perlu fakuskan untuk dikembangkan.”
(W/WL/02/03/19).
Menurut informan WL dan NC guru melakukan
pengasahan bakat peserta didik untuk menjadikan mereka sebagai
51
peserta didik yang berprestasi, mampu menekuni bakatnya secara
fakus. Peserta didik diharapkan dapat memenangkan kompetisi
ketika mengikuti perlombaan tertentu. Dikarenakan apabila peserta
didik dapat meraih prestasi dalam perlombaan akan membawa
nama baik sekolah dan meningkatkan kualitas sekolah.
2. Tugas Guru dalam Mengelola dan Mengembangkan Program
Sekolah di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Mengelola dan mengembangkan sekolah bukanlah perkara yang
mudah untuk dilakukan. Selain harus menggunakan keuletan,
kesabaran, ketelitan serta kerjasama yang bagus guru juga
membutuhkan dorongan dari seluruh masyarakat sekolah.
Ditemukan bahwa dalam mengelola serta mengembangkan
program sekolah guru-guru di MTs. Sunan Kalijaga melakukan
pengelolaan program unggulan yang membuat madrasah semakin
berkembang. Yakni rutinan pembiasaan sholat dhuha bersama
dengan MI Al Barokah, membaca asmaul husna lalu menghafal juz
30. Adapun pemaparan dari hasil wawancara sebagai berikut,
seperti kata bapak AH:
“..Karena begini untuk menjadi seorang menejer harus mampu
dalam segalanya, dan saya pandang bu WL itu mampu untuk
menggantikan saya. Sebenarnya saya juga memberikan
kesempatan untuk yang lain untuk bersaing secara sehat dan
sesuai dengan perkembangan zaman. Karena yang namanya
pendidikan itu baik menjadi karyawan, guru, kepala madrasah
harus bisa mengikuti perkembangan zaman disebabkan
pendidikan selalu berubah. Guru-guru bersama dengan saya
harus mampu melakukan pengelolaan program untuk melejitkan
prestasi sekolah.
52
Adapun inovasi program sekolah yang telah berjalan yakni
menggandeng MI sebelah untuk melaksanakan pembiasaan sholat
dhuha, hafalan juz 30 dan menghafal asmaul husna..”
(W/AH/01/03/19)
Penuturan selaras juga dikatakan oleh bu WL demikian:
“untuk inovasi madrasah seluruh guru di sini berperan aktif di
dalamnya, apalagi bapak kepala sekolah. Adapun program yang
sudah kami jalankan guna mencapai perkembangan madrasah
yakni menggandaeng MI sebelah untuk kami bisa bergabung
melaksanakan pembiasaan sholat dhuha bersama, hafalan juz 30
dan pembiasaan membaca asmaul husna.” (W/WL/02/03/19)
Pemaparan tersebut selaras dengan pemaparan bapak JW
yang mengatakan bahwa:
“ada rutinan pembiasaan yang kami lakukan bersama dengan MI
Al-Barokah. Yakni menjalankan sholat dhuha bersama,
dilanjutkan membaca asmaul husna lalu ada juga hafalan juz 30.
Dan alhamdulillah dapat memberikan nilai positif untuk
kemajuan sekolah. Yakni peserta didik mampu
mengimplementasikan nilai-nilai religius yang selama ini ingin
sekali dicapai oleh kami, hal ini memberikan kepuasan bagi kami
dan membangu kepercayaan diri untuk tetap terus maju”
Menurut AH, WL dan JW menurutkan bahwa guru dengan
bimbingan kepala sekolah melakukan pengelolaan program
unggulan salah satunya dengan menggandeng sekolah lain yakni
MI Al Barokah untuk melakukan kegiatan pembiasaan bersama.
Adapun pembiasaan yang berjalan yakni melakukan sholat dhuha,
membaca asmaul husna dan menghafalkan juz 30.
3. Tugas Guru MTs. Sunan Kalijaga untuk Mengembangkan
Profesionalisme
Untuk meningkatkan keprofesionalan guru perlu diadakan
sertifikasi. Sesuai dengan UU guru dan dosen yang menyatakan
53
bahwa guru wajib memiliki sertifikasi pendidikan. Mengingat
tugas guru yang perlu untuk diawasi dan dikembangkan sesuai
dengan kurikulum dan peraturan yang berjalan. Hal ini
dikemukakan oleh bu NC sebagai berikut:
“..keprofesionalan guru perlu diukur dan ditingkatkan memang.
Hal itu juga sudah disebutkan dalam undang-undang guru dan
dosen seperti yang sudah anda sebutkan tadi. Bahkan disana
dituliskan guru wajib mempunyai sertifikasi guru, sehingga guru-
guru di sini juga melakukan sertifikasi.”(W/NC/02/03/19).
Prndapat pak JW tersebut hampir sama dengan pendapat
dari ibu WL yang mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah diri saya pribadi sudah melaksanakan hal tersebut,
karena apa sertifikasi sangat penting untuk meningkatkan
keprofesionalan guru. dulu bapak kepala madrasah itu yang selalu
mendukung kami untuk ikut sertifikasi, dan akhirnya sudah banyak
yang sertifikasi hanya sebagian saja yang belum melakukan.”
(W/JW/02/03/19).
Begitu juga pendapat dari ibu WL yang mengatakan bahwa:
“ya memang wajib itu untuk dilaksanakan oleh setiap guru,
mengingat keprofesionalan guru adalah suatu hal yang sudah
seharusnya untuk diperhatikan. Demi keberhasilan suatu sekolah
yang tak kalah penting adalah keberhasilan pembelajaran pada
peserta didik. Maka kami juga mengikuti ujian sertifikasi demi
tercapainya standart keprofesionalan kami”(W/WL/02/03/19)
Menurut pemaparan informan JW, WL dan NC sertifikasi
guru memang hal yang wajib dilakukan oleh setiap guru.
Pelaksanaan mengikuti ujian sertifikasi sangat penting untuk
meningkatkan keprofesionalan guru, sesuai yang sudah disebutkan
dalam undang-undang guru dan dosen. Dan para guru di MTs.
Sunan Kalijaga kebanyakan sudah melakukan sertifikasi guru.
2. Peran kepala madrasah dalam pelaksanaan tugas guru di MTs.
Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Sampetan Kab. Boyolali.
54
a. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk mendidik,
mengajar, membimbing dan melatih peserta didik di MTs. Sunan
Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Peran kepala sekolah di MTs. Sunan Kalijaga dalam tugas guru
yang berkaitan dengan mendidik, mengajar, membimbing dan
melatih peserta didik melakukan berbagai cara yakni melakukan
supervisor, membuat iovasi demi mengembangkan mutu sekolah
dan memberikan penghargaan serta motifasi kepada guru.
Beberapa hal diatas dirinci sebagai berikut, didukung dengan
menggunakan hasil wawancara.
1). Melakukan supervisi terkait pelaksanaan tugas guru
Sebagai supervisor kepala madrasah harus aktif
mengawasi kegiatan yang berjalan disekolah, terlebih dalam
mengawasi pelaksanaan tugas guru. Keberhasilan sekolah
tergantung pada beberapa aspek salah satunya pada tingkat
kejelian kepala madrasah dalam mengawasi serta membina
pelaksanaan tugas guru dengan mantap.
Adapun tingkat kejelian dapat dikukur dengan sebesar apa
kepala madrasah mengutak-atik instrumen yang sedang
diamati. Seperti bagaimana guru mengajar dikelas, apakah
siswanya mendengarkan pelajaran dengan baik, bagaimana
nilai peserta didik setelah dievaluasi dan lain sebagainya.
55
Penuturan ini disampaikan oleh kepala madrasah AH sebagai
berikut:
“peran saya sebagai pengawas yakni mengadakan supervise
setiap satu semester sekali dengan cara masuk ke kelas untuk
meninjau guru yang mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran. Karena sekarang ini murid dituntut untuk
proaktif dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi.
Mengawasi guru bagaimana guru merespon peserta didik,
karena murid tidak lagi hanya “astane sedeku mirengaku bu
guru” namun harus aktif dan tidak hanya menjadi
pendengar.” (W/AH/01/03/19)
penuturan tersebut senada dengan penuturan yang
disampaikan oleh ibu WN demikian:
“pak kepala sering menanyai saya bagaimana pembelajaran
yang saya ampu. Takutnya kalau hasilnya tidak sama dengan
apa yang sudah saya rencanalan. Saya nggak keberatan
dengan itu justru saya meras senang karena kerja kami di
perhatikan” (W/WN/02/03/19)
Adapun bu WL juga berpendapat setara dengan pendapat
bapak AH, penuturan ibu WL yakni sebagai berikut:
“setiap satu semester sekali memang beliau meninjau ke kelas
kami. Melihat bagaimana cara kami mengajar dan apabila
terjadi kejanggalan dalam mengajar beliau menasihati kami.”
(W/WL/02/03/19).
Berdasarkan pemeparan AH, WN dan WL mengatakan
bahwa kepala sekolah melakukan supervisi setiap satu
semester dua kali. Bertujuan untuk mengawasi perjalanan
KBM setiap guru dan agar kepala sekolah mengerti
kekurangan serta kelebihan yang dilakukan oleh para guru.
Kepala sekolah memberikan kritik dan saran setelah
melakukan supervisi tersebut.
56
2). Memberikan penghargaan dan motivasi kepada guru
Untuk menunjang semangat guru dalam melaksanakan
tugas perlu adanya motivasi dari pihak atasan. Kepala
sekolahlah yang berperan penting dalam hal ini. Dapat
diibaratkan satu dukungan moral dari kepala sekolah akan
membangkitkan berjuta perubahan baik pada diri seorang guru.
Mengingat betapa pentingnya penghargaan dan motivasi dari
kepala sekolah untuk anggota guru. Seperti yang sudah
dituturkan oleh bapak kepala madrasah AH sebagai berikut:
“Tugas saya sebagai motivator akhir-akhir ini kami
memberikan motivasi kepada guru yang berprestasi begitupun
dengan muridnya. Bagi bapak ibu guru diberikan apresiasi
berupa uang dan penambahan alat-alat untuk melatih murid-
murid. Selain itu guru juga diberikan pengharagan positif
berupa promosi jabatan.
Kaitannya dengan motivator kami selalu memberikan
dukungan yang terbaik bagi guru, peserta didik merambah
kepada alumni. Karena memang sekolahannya ya sekolah
kecil ditengah perkampungan masyarakat dan disekeliling
kami sudah banyak ditemukan sekolah-sekolah milik
pemerintah maka kami harus menjaga kualitas sekolah agar
selalu baik dan meningkat.
Banyak sekali ya hal-hal yang saya gunakan untuk
membangkitkan semangat guru, kalau masalah penghargaan
atau reward berupa uang itu sebenarnya sudah nomer sekian.
Dan cara kami membangkitkan semangat guru diantaranya
adalah dengan mengembangkan potensi yang dimiliki agar
masyarakat faham bahwa madrasah ini mempunyai guru yang
kompeten. Makannya akhir-akhir ini kami mengadakan
kerjasama dengan pihak lain ada jamaah pengajian, ada lagi
dengan MI dan SD yang sementara baru bisa menggandeng
MI yang satu atap dengan kita. Adapun penghargaan selain
berbentuk materi ada promosi jabatan itu kami berikan kepada
bapak ibu guru yang memiliki andil dan dapat menorehkan
nama baik bagi sekolah ini. Seperti bu WL yang menurut saya
memiliki potensi besar, karena dia saya pandang memiliki
pemikiran yang cerdas terbukti saya sering kali mendapatkan
57
kritik saran yang membangun dan itu sangat membekas.
Promosi jabatan tersebut diperuntukkan memang untuk guru
yang sangat berprestasi karena memang semenjak bu WL itu
menjadi murid saya sudah terlihat potensi kecerdasannya.
Ditambah lagi dengan pengalaman pendidikan formal yang di
barengi dengan mondok di Sabilul Khoirot (nyantri) dulu
temannya itu memang sangat cerdas-cerdas sehingga kami
ketika bu wiji memberikan kritik dan saran selalu masuk
dalam hati kami. Dan Alhamdulillah setelah saya laksanakan
selalu ada peningkatan. Itulah bentuk penghargaan saya
kepada para guru.” (W/AH/01/03/19)
Hal ini diakui oleh sejumlah guru seperti bu WL, bu NC dan pak
JW. Adapun penuturan dari masing-masing guru sebagai
berikut:
Penuturan bu WL:
“iya, bapak kepala madrasah dalam memberikan penghargaan
atau pengakuan terhadap terlaksananya tugas guru dengan baik
sangat menarik, selain memberikan penghargaan moral pak
kepala juga memberikan penghargaan dengan memberi
tambahan uang sebagai penyemangat agar kedepan lebih baik”
(W/WL/02/03/19)
Penuturan ibu NC sebagai berikut;
“Dalam setiap kesempatan kepala madrasah mengapresiasi dan
memberikan motivasi pada guru khususnya dan juga warga
madrasah pada umunya.” (W/NC/02/03/19).
Adapun penuturan dari bapak JW sebagai berikut:
“..bagi guru yang tertib kemudian yang selalu mengajar tepat
waktu, jarang kosong beliau memberikan sebuah penghargaan
khusus nya didalam pemberian HR. Adapun kelebihan seperti
itu memang ada walaupun nggak seberapa. Ya untuk guru yang
selalu ngajar jarang, kosong untuk masalah HR nya ada
semacam kelebihan ya semacam bonus dengan honor begitu.”
(W/JW/02/03/19).
Menurut AH, WL, NC dan JW kepala sekolah
memberikan motivasi kepada guru yang berprestasi, selalu
58
memberikan dukungan yang terbaik bagi guru. Adapun cara
yang digunakan untuk membangkitkan semangat guru
diantaranya adalah dengan mengembangkan potensi yang
dimiliki tujuannya agar masyarakat faham bahwa madrasah ini
mempunyai guru yang kompeten. Penghargaan selain
berbentuk materi ada promosi jabatan untuk bapak ibu guru
yang memiliki andil dan dapat menorehkan nama baik bagi
sekolah. Kepala sekolah memberikan penghargaan dengan
memberi tambahan uang sebagai penyemangat agar kedepan
lebih baik. Adapun guru guru yang selalu ngajar jarang kosong
juga mendapat tambahan HR.
b. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru Mengelola dan
Mengembangkan Program Sekolah di MTs. Sunan Kalijaga
Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
1). Melakukan inovasi pengembangan program sekolah yang
membuat madrasah semakin berkembang
Perubahan madrasah dari tahun ke tahun memang suda h
pasti diharapkan mengalami kemajuan. Seperti apa-apa yang
sudah di programkan oleh kepala madrasah di dalam program
tahunannya. Dan untuk mencapai tujuan tersebut kepala madrasah
harus berani melakukan terobosan baru yang dahulu belum
pernah dilakukan.
“..Karena begini untuk menjadi seorang menejer harus mampu
dalam segalanya, dan saya pandang bu WL itu mampu untuk
59
menggantikan saya. Sebenarnya saya juga memberikan
kesempatan untuk yang lain untuk bersaing secara sehat dan
sesuai dengan perkembangan zaman. Karena yang namanya
pendidikan itu baik menjadi karyawan, guru, kepala madrasah
harus bisa mengikuti perkembangan zaman disebabkan
pendidikan selalu berubah.
...Adapun inovasi yang telah berjalan yakni menggandeng MI
sebelah untuk melaksanakan pembiasaan sholat dhuha, hafalan
juz 30 dan menghafal asmaul husna..” (W/AH/01/03/19)
Penuturan selaras juga dikatakan oleh bu WL demikian:
“untuk inovasi madrasah seluruh guru di sini berperan aktif di
dalamnya, apalagi bapak kepala sekolah. Adapun program yang
sudah kami jalankan guna mencapai perkembangan madrasah
yakni menggandaeng MI sebelah untuk kami bisa bergabung
melaksanakan pembiasaan sholat dhuha bersama, hafalan juz 30
dan pembiasaan membaca asmaul husna.” (W/WL/02/03/19)
Pemaparan tersebut selaras dengan pemaparan bapak JW
yang mengatakan bahwa:
“ya mbak, ada rutinan pembiasaan yang kami lakukan bersama
dengan MI Al-Barokah. Yakni menjalankan sholat dhuha
bersama, dilanjutkan membaca asmaul husna lalu ada juga
hafalan juz 30.”
Menurut AH, WL dan JW menurutkan bahwa kepala
sekolah melakukan inovasi seperti menggandenga sekolah lain
untuk melakukan kegiatan pembiasaan bersama. Adapun
pembiasaan yang berjalan yakni melakukan sholat dhuha
bersama, membaca asmaul husna lalu menghafalkan juz 30.
2). Menganalisa kendala dan menyelesaikannya dengan
musyawarah
Kepala madrasah merupakan orang pertama yang
seharusnya menjadi pengayom bagi seluruh warga sekolah.
60
Terlebih mengayomi anggota guru. Dalam setiap kendala
tentunya harus di seselaikan dengan memecahkan masalah atau
kendala sehingga tercapai sebuah solusi.
Musyawarah adalah cara memecahkan masalah yang
paling relevan digunakan dalam sebuah organisasi. Baik masalah
tersebut tergolong masalah kecil ataupun besar. Dengan
melakukan musyawarah akan mewujudkan kekompakan dan
keharmonisan suatu organisasi. Solusi yang di peroleh kepala
sekolah tentunya akan menjadi solusi terbaik bagi penyelesaian
kendala dikarenakan pertimbangan dan ide yang di adukan
diambil dari orang-orang yang tepat, yakni mereka para guru,
komite serta tokoh masyarakat.
Kepala sekolah perlu menganalisa dan memilah mana
yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini dipaparkan oleh
kepala sekolah sebagai berikut:
“Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan tugas guru diantaranya adalah kurangnya sarana
dan prasarana. Sementara ini pemerintah memandang sebelah
mata akan madrasah dibandingkan sekolah negeri, dianggap
sudah mampu membiayai sekolah sendiri.
Kendala yang lain yaitu masih minimya peran masyarakat dalam
proses KBM. Artinya begini wali murid masih pasrah bongkokan
ketika mendaftarkan anak ke sekolah.
Penyelesainnya kami mengajak guru, komite dan tokoh
masyarakat yang sekiranya mampu untuk kami ajak musyawarah
memecahkan masalah tersebut, begitu setidaknya.”
(W/AH/01/03/19)
Senada dengan yang dikatakan oleh ibu WL,
61
“Ada mbak satu kelas yang bocor, dan kurangnya sarana
prasarana. Serta orang tua siswa yang kurang aktif dalam
membimbing anak-anak mereka, melapor sih melapor tapi kalau
sudah terjadi kasus.
Ya, beliau musyawarah dengan kami, komite serta tokoh
masyarakat. Karena agar kerjasama kita dengan pihak terkait
dapat dilaksanakan dengan baik.”
Dari paparan AH dan WL mengatakan bahwa kepala
sekolah tidak otoriter dalam memecahkan sebuah masalah.
Kepala sekolah melibatkan beberapa unsur seperti komite dan
tokoh masyarakat. Dan pemecahan masalah dilakukan secara
musyawarah
c. peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk
Mengembangkan Profesionalisme
kepala sekolah MTs. Sunan Kalijaga memberikan
motivasi kepada anggota guru untuk melaksanakan sertifikasi
ketika guru sedah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh
pemerintah. Memberikan nasihat dan suport kepada anggota guru
di dalam mengembangkan keprofesionalannya. Dalam wawancara
yang dilakukan dengan ibu WL yang mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah diri saya pribadi sudah melaksanakan hal tersebut,
karena apa sertifikasi sangat penting untuk meningkatkan
keprofesionalan guru. dulu bapak kepala madrasah itu yang selalu
mendukung kami untuk ikut sertifikasi, dan akhirnya sudah banyak
yang sertifikasi hanya sebagian saja yang belum melakukan.”
(W/JW/02/03/19).
Senada dengan paparan dari bapak JW,
“bapak kepala sekolah beliau selalu mendukung kami untuk
melakukan sertifikasi. Dibantu setiap kami mengalami kesusahan.”
62
B. Analisis Data
1. Pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec.
Sampetan Kab. Boyolali
a). Tugas Guru dalam mendidik, mengajar, membimbing dan melatih
peserta didik di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Sesuai dengan peran dan fungsi guru yang sudah disebutkan
di pembahasan awal dapat dikatakan bahwa guru merupakan
pelaksana pendidikan. Guru membuat perencanaan, melaksanakan
pembelajaran yang sudah direncanakan serta melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran yang sudah dijalankan. Melaksanakan
pendidikan dengan berbagai pertimbangan dan harus diawasi.
Memang peserta didik dituntut untuk proaktif dalam pembelajaran,
akan tetapi tanpa kehadiran bimbingan dari seorang guru perjalanan
kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik.
Katika ada kekurangan dalam pembelajaran yang
berlangsung tentunya gurulah yang akan dituntut untuk melakukan
perbaikan. Guru harus mencari dimana letak kesalahan yang ia
lakukan. Apabila ternyata sumber yang harus diperbaiki adalah pesrta
didik maka guru harus merubah metode yang digunakan untuk
menyamoaikan materi, sehingga pesrta didik mampu menangkap
pembelajaran tersebut.
63
Dalam perencanaan sudah disusun akan dibawa kemana arah
pembelajaran yang hendak berlangsung. Mengingat perencanaan akan
menentukan keberhasilan pembelajaran karena tersusun dengan rapi
dan mantap. Juga pelaksanaan dan evaluasi yang harus direncanakan
terlebih dahulu. Dapat dianalisis sesuai dengan percakapan yang telah
dilakukan dengan para informan serta sampel data yang peneliti
temukan sebagai berikut:
Pada tahap perencanaan ditemukan kesimpulan bahwa
seluruh guru membuat RPP untuk tahap perencanaan, guru
melaksanakan aktualisasi RPP didalam kelas dengan baik, selanjutnya
mengevaluasi pembelajaran. Hal ini berdasarkan dengan bukti
wawancara dengan informan WL, JW, dan NC dan foto sebagaimana
yang akan peneliti sampaikan di bawah ini:
“..setiap hendak melakukan pembelajaran guru-guru disini selalu
membuat RPP dulu..”
(W/WL/02/03/19)
Selaras dengan
“..sebagai guru matematika tentunya akan kuwalahan jika tidak
menyiapkan RPP terlebih dahulu..”
(W/JW/02/03/19)
Selaras dengan
“...RPP itukan rencana pelaksanaan pembelajaran jadi ya
bagaimanapun harus dibuat sebelum pembelajaran berlangsung..”
(W/NC/02/03/19)
64
Serta berdasarkan RPP
yang di dokumentasikan
oleh peneliti sewaktu
melakukan penelitian
seperti gambar disamping.
P
peneliti menyimpulkan
bahwa guru membuat RPP
sebelum melaksanakan
kegiatan belajar mengajar.
G/04/sampel RPP
Pada tahap pelaksanaan guru di MTs. Sunan Kalijaga
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pembelajaran. Hal ini
disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi.
Adapun hasil wawancara diperoleh dari informan JW dan NC
sebagai berikut:
“..jika diawal pembelajaran sudah menyusun RPP sesuai prota
dan promes nanti pembelajaran sudah enak mbak, ingsyaAllah
akan lancar dan sesuai target yang diinginkan...” (W/JW/02/03/19)
Penuturan sama juga disampaikan oleh bu NC sebagai berikut:
“..kalo saya ya seperti penyampaian saya di awal tadi, RPP itu
ibarat arsitektur bangunan. Ketika sudah ada denah kegiatan kita
sebagai guru yang bertugas menyampaikan pembelajaran secara
tepat sasaran ya kita tinggal jalan saja sesuai denanhnya..”.
(W/NC/02/03/19)
Adapun pada tahap evaluasi guru memberikan soal atau
semacamnya guna mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman
65
anak tentang materi yang telah diajarkan. Hal ini di perkuat
dengan bukti wawancara dan dokumentasi sebagai berikut:
“..adapun proses evaluasi sangat penting dilakukan untuk
mengukur seberapa banyak siswa dapat memahami materi yang
kita sampaikan...”(W/WL/02/03/19)
“..setelah selesai KBM ya di evaluasi..” (W/JW/02/03/19)
Sebagai bukti
keotentikan temuan
penelitian, maka peneliti
menambahkan dokumentasi
sampel soal yang dijadikan
bahan evaluasi pembelajaran
seperti gambar disamping.
G/05/sampel soal evaluasi
Sesuai dengan keselarasan pernyataan pemaparan dan
contoh sampel yang sudah ditemukan oleh peneliti MTs. Sunan
Kalijaga benar-benar menyusun persiapan pembelajaran dengan
membuat RPP. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh E. Mulyasa dalam bukunya “Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Guru”, yang mengatakan bahwa tugas guru adalah
melakukan perencanaan, melaksanakan pembelajaran sesuai RPP
dan mengevaluasi pembelajaran agar dapat menilai seberapa jauh
peserta didik dapat menyerap materi yang disampaikan.
b). Tugas Guru dalam Mengelola dan Mengembangkan Program Sekolah di
MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
66
Berdasarkan penelitian yang sudah dipaparkan pada analisis data
dapat dianilisis bahwa anggota guru di MTs. Sunana Kalijaga
mengelola dan mengembangkan program sekolah dengan cara
melakukan pengelolaan program unggulan yang membuat madrasah
semakin berkembang. Yakni rutinan pembiasaan sholat dhuha bersama
dengan MI Al Barokah, membaca asmaul husna lalu menghafal juz 30.
Pernyataan tersebut diperoleh dari hasil wawancara yang telah
dilakukan dengan AH, WL dan JW yang menurutkan bahwa guru
dengan bimbingan kepala sekolah melakukan pengelolaan program
unggulan salah satunya dengan menggandeng sekolah lain yakni MI Al
Barokah untuk melakukan kegiatan pembiasaan bersama. Dari
penuturan AH,
“Makannya akhir-akhir ini kami mengadakan kerjasama dengan
pihak lain ada jamaah pengajian, ada lagi dengan MI dan SD yang
sementara baru bisa menggandeng MI Al Barokah yang satu atap
dengan kita, namun yang antusias berjalan yaitu pembiasaan yang
kami laksanakan bersamaan dengan MI Al Barokah. Dalam satu
semester ini sudah dijumpai beberapa anak yang mampu menghafal
juz 30, dan hal itu merupakan keberhasilan yang luar biasa bagi
kami. Mengingat dahulu belum ada program seperti ini, dan ketika
diadakan membuahkan hasil, kami sangat bahagia”
Juga pemaparan dari bu WL demikian:
“untuk inovasi madrasah seluruh guru di sini berperan aktif di
dalamnya, apalagi bapak kepala sekolah. Adapun program yang
sudah kami jalankan guna mencapai perkembangan madrasah yakni
menggandaeng MI sebelah untuk kami bisa bergabung melaksanakan
pembiasaan sholat dhuha bersama, hafalan juz 30 dan pembiasaan
membaca asmaul husna.” (W/WL/02/03/19)
Pemaparan tersebut selaras dengan pemaparan bapak JW
yang mengatakan bahwa:
67
“ada rutinan pembiasaan yang kami lakukan bersama dengan MI Al-
Barokah. Yakni menjalankan sholat dhuha bersama, dilanjutkan
membaca asmaul husna lalu ada juga hafalan juz 30. Dan
alhamdulillah dapat memberikan nilai positif untuk kemajuan sekolah.
Yakni peserta didik mampu mengimplementasikan nilai-nilai religius
yang selama ini ingin sekali dicapai oleh kami, hal ini memberikan
kepuasan bagi kami dan membangu kepercayaan diri untuk tetap
terus maju”
Berdasarkan beberapa dokumen diatas MTs. Sunan Kalijaga
melakukan pengembangan program sekolah dengan membuat program
unggulan. Tugas guru untuk mengelola dan mengambangkan program
sekolah berdasarkan dengan teori yang dikemukakan oleh E. Mulyasa
(20: 2008) dalam bukunya Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.
Didalam buku tersebut menyatakan bahwa guru brtugas mengelola dan
mengembangkan program sekolah agar guru harus membantu
mengembangkan program pendidikan sekolah dan hubungan kerjasama
sekolahnya. Dan sebagai pengelola program guru dituntut untuk dapat
membantu secara aktif dalam menjalin hubungan dan kerjasama antara
sekolah dengan masyarakat.
Kegiatan sholat dhuha bersama dilakukan dengan cara berpindah
tempat dari mushola atau masjid yang ada disekitar sekolah. Dengan hal
tersebut sekolah mampu menjalin hubungan baik dengan masyarakat
sekitar. Terlebih sekolah mengajarkan syiar kepada peserta didik, yakni
memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
c). Tugas Guru di MTs. Sunan Kalijaga dalam Mengembangkan
Profesionalisme
68
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari JW, WL dan
NC diperilah data bahwa sanya guru di MTs. Sunan Kalijaga
melakukan sertifikasi guru guna mengembangkan keprofesionalnya
setelah memenuhi persyaratan. Adapun wawancara yang dipeloleh
sebagai berikut:
“..keprofesionalan guru perlu diukur dan ditingkatkan memang. Hal itu
juga sudah disebutkan dalam undang-undang guru dan dosen seperti
yang sudah anda sebutkan tadi. Bahkan disana dituliskan guru wajib
mempunyai sertifikasi guru, sehingga guru-guru di sini juga melakukan
sertifikasi.”(W/NC/02/03/19).
Prndapat pak JW tersebut senada dengan pendapat dari ibu WL
yang mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah diri saya pribadi sudah melaksanakan hal tersebut,
karena apa sertifikasi sangat penting untuk meningkatkan
keprofesionalan guru. dulu bapak kepala madrasah itu yang selalu
mendukung kami untuk ikut sertifikasi, dan akhirnya sudah banyak
yang sertifikasi hanya sebagian saja yang belum melakukan.”
(W/JW/02/03/19).
Begitu juga pendapat dari ibu WL yang mengatakan bahwa:
“ya memang wajib itu untuk dilaksanakan oleh setiap guru, mengingat
keprofesionalan guru adalah suatu hal yang sudah seharusnya untuk
diperhatikan. Demi keberhasilan suatu sekolah yang tak kalah penting
adalah keberhasilan pembelajaran pada peserta didik. Maka kami juga
mengikuti ujian sertifikasi demi tercapainya standart keprofesionalan
kami”(W/WL/02/03/19)
Pendapat dari ketiga informan tersebut menyatakan hal yang
sama yakni para guru melakukan sertifikasi. Dari temuan penelitian
berdasarkan dokumen belum seluruh guru melakukan sertifikasi, namun
sebagian sudah melakukan sertfikasi. Dengan berdasarkan UU guru dan
dosen pasal 11 butir satu yang mengatakan bahwa “sertifikasi
69
pendidikan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 diberikan kepada
guru yang memenuhi persyaratan”.
2. Peran kepala madrasah dalam pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan
Kalijaga Kendal, Sampetan, Ampel kabupaten Boyolali.
a). Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih peserta didik di MTs. Sunan Kalijaga
Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih peserta didik yang menonjol dari kepala
sekolah MTs. Sunan Kalijaga yakni perannya sebagai supervisor.
Mengawasi perjalanan pembelajaran yang berjalan, mengawasi
pergerakan madrasah yang diampu agar madrasah mampu mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik dibawah pengawasannya. Menjadi
panutan atas penentuan keputusan ketika terjadi kendala meskipun
tetap ada sumbang saran dari guru lain. Melakukan supervisi terkait
pelaksanaan tugas guru dan memberikan penghargaan dan motivasi
kepada guru serta melakukan musyawarah apabila terdapat kendala
yang ditemukan.
Menunjukkan dengan adanya kerjasama dan kolaborasi yang
baik antara seluruh komponen yang terkait, maka akan menghasilkan
perubahan sesuai rencana yang telah disusun. Sebagai pemimpin
kepala sekolah MTs. Sunan Kalijaga membawa guru menuju
70
terbentuknya sikap provesional yang telah di paparkan dalam UU guru
dan dosen.
Kepala sekolah mengadakan supervisi setiap satu semester
sekali kedalam kelas. Hal ini ditunjukkan dengan bukti wawancara
sebagai berikut:
“peran saya sebagai pengawas yakni mengadakan supervise setiap
satu semester sekali dengan cara masuk ke kelas untuk meninjau guru
yang mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar peran guru sebagai fasilitator pembelajaran. (W/AH/01/03/19).
Dan pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat bu WN dengan
pernyataan yang senada yakni:
“pak kepala sering menanyai saya bagaimana pembelajaran yang
saya ampu. Takutnya kalau hasilnya tidak sama dengan apa yang
sudah saya rencanalan. Saya nggak keberatan dengan itu justru saya
meras senang karena kerja kami di perhatikan” (W/WN/02/03/19)
Pernyataan tersebut selaras dengan pemaparan dari bu WL, sebagai
berikut:
“..setiap satu semester sekali memang beliau meninjau ke kelas kami.
Melihat bagaimana cara kami mengajar dan apabila terjadi
kejanggalan dalam mengajar beliau menasihati kami.”
(W/WL/02/03/19).
Peran kepala sekolah MTs. Sunan Kalijaga tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Nurbaeni (2015) dalam
jurnalnya yang mengatakan bahwa fungsi dan tugas kepala sekolah
diantranya adalah sebagai supervisor dan manajer.
Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru
sebagai bentuk pengakuan kepala sekolah terhadap terlaksananya
tugas guru. Sebagai orang yang dipercaya mampu membawahi
71
anggotanya dengan nyaman dan terjamin kesejahteraanya, kepala
sekolah MTs. Sunan Kalijaga memberikan dukungan moral dan HR
kepada guru untuk memberikan penghargaan. Mengingat tugas dan
persiapan guru yang tentunya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
menghabiskan banyak tenaga.
Dalam kesempatan tertentu kepala sekolah MTs. Sunan
Kalijaga memberikan segenap uang jasa untuk memberikan
penghargaan kepada para guru. Penghargaan bukan hanya berupa
materi, akan tetapi juga berbentuk dorongan moral atau sponsor jabatan.
Adapun sponsor jabatan memang diperuntukkan bagi guru yang
mempunyai kompetensi mumpuni serta mampu menunjukkan
prestasinya.
Paparan diatas diambil berdasarkan temuan penelitian
berbentuk wawancar bu WL sebagai berikut:
“iya, bapak kepala madrasah dalam memberikan penghargaan atau
pengakuan terhadap terlaksananya tugas guru dengan baik sangat
menarik, selain penghargaan moral juga memberikan penghargaan
dengan memberi tambahan uang sebagai penyemangat agar kedepan
lebih baik” (W/WL/02/03/19)
Penuturan ibu NC sebagai berikut;
“Dalam setiap kesempatan kepala madrasah mengapresiasi dan
memberikan motivasi pada guru khususnya dan juga warga madrasah
pada umunya.” (W/NC/02/03/19).
Adapun penuturan dari bapak JW sebagai berikut:
“bagi guru yang tertib kemudian yang selalu mengajar tepat waktu,
jarang kosong beliau memberikan sebuah penghargaan khusus nya
didalam pemberian HR. Adapun kelebihan seperti itu memang ada
walaupun nggak seberapa..” (W/JW/02/03/19).
72
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah MTs. Sunan Kalijaga memang memberikan dukungan berupa
penghargaan baik berbentuk materi ataupun non materi. Hal tersebut
dilakukan oleh kepala sekolah agar dapat membangkitkan semangat
guru serta mampu memenuhi hak guru. Seperti yang sudah di tuliskan
dalam UU guru dan dosen yang mengatakan bahwa guru berhak
menerima penghargaan, bahkan wajib mendapatkan upah.
Kepala sekolah MTS. Sunan Kalijaga tidak pernah
menyelesaikan masalah atau kendala yang dihadapi secara
individualisme. Selalu melibatkan unsur-unsur terkait didalam
memecahkan masalah. Seperti mengundang komite, tokoh masyarakat
dan anggota guru ketika hendak melakukan musyawarah tertentu. Hal
ini berdasarkan temuan penelitian yang diambil dari hasil wawa ncara
sebagai berikut:
“Kepala Madrasah tidak otoriter, setiap masalah diselesaikan secara
musyawarah” (W/NC/02/03/19).
pendapat tersebut selaras dengan pemaparan dari bu WL yakni
sebagai berikut:
“Sigap cepat, tepat. Walaupun terkadang terkendala komunikasi
dengan guru yang lain. Sudah bagus. Hanya perlu pembenahan
sedikit pada standar proses.” (W/WL/02/03/19).
Berdasarkan beberapa penuturan diatas terbukti bahwa kepala
sekolah MTs. Sunan Kalijaga menyelesaikan masalah secara
musyawarah dan tidak pernah mengambil keputusan secara individual.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Oding Supriadi
73
yang mengatakan bahwa “kepala sekolah harus memiliki beberapa
kepribadian, salah satunya yakni kemampuan untuk bekerja sama
dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah”.
b. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru Mengelola dan
Mengembangkan Program Sekolah di MTs. Sunan Kalijaga Kendal,
Kec. Ampel, Kab. Boyolali
Kepala sekolah mengajak para guru untuk melakukan inovasi
pengembangan program sekolah yang membuat madrasah semakin
berkembang. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan
program sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan AH sebagai
berikut:
“Adapun inovasi yang telah berjalan yakni menggandeng MI sebelah
untuk melaksanakan pembiasaan sholat dhuha, hafalan juz 30 dan
menghafal asmaul husna..” (W/AH/01/03/19)
Penuturan selaras juga dikatakan oleh bu WL demikian:
“untuk inovasi madrasah seluruh guru di sini berperan aktif di
dalamnya, apalagi bapak kepala sekolah. Adapun program yang
sudah kami jalankan guna mencapai perkembangan madrasah yakni
menggandaeng MI sebelah untuk kami bisa bergabung melaksanakan
pembiasaan sholat dhuha bersama, hafalan juz 30 dan pembiasaan
membaca asmaul husna.” (W/WL/02/03/19)
Menurut AH, WL dan JW menurutkan bahwa kepala sekolah
berperan aktif dalam melakukan inovasi dengan menggandenga
sekolah lain untuk melakukan kegiatan pembiasaan bersama. Adapun
pembiasaan yang berjalan yakni melakukan sholat dhuha bersama,
membaca asmaul husna lalu menghafalkan juz 30. Adapun sekolah
yang digandeng yakni MI Al Barokah.
c. peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk Mengembangkan
Profesionalisme
74
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah
dilakukan oleh peneliti terkait dengan peran kepala sekolah dalam
tugas guru untuk mengembangkan profesionalismenya ditemukan
bahwa kepala sekolah MTs. Sunan Kalijaga memberikan motivasi
kepada anggota guru untuk melaksanakan sertifikasi ketika guru
sedah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah.
Memberikan nasihat dan suport kepada anggota guru di dalam
mengembangkan keprofesionalannya. Dalam wawancara yang
dilakukan dengan ibu WL yang mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah diri saya pribadi sudah melaksanakan hal tersebut,
karena apa sertifikasi sangat penting untuk meningkatkan
keprofesionalan guru. dulu bapak kepala madrasah itu yang selalu
mendukung kami untuk ikut sertifikasi, dan akhirnya sudah banyak
yang sertifikasi hanya sebagian saja yang belum melakukan.”
(W/JW/02/03/19).
Dan juga pemaparan dari bapak JW,
“bapak kepala sekolah beliau selalu mendukung kami untuk
melakukan sertifikasi. Dibantu setiap kami mengalami kesusahan.”
Hal tersebut menyatakan bahwa kepala sekolah selalu
mendukung adanya sertifikasi yang dilakukan oleh anggota guru.
Sebagaimana yang dikemukakan dalam teori peran kepala sekolah
oleh Nurbaini, (2015: 14) yang menyatakan “peran kepala sekolah
sebagai Motivator, Kepala sekolah harus mampu memberi
dorongan sehingga seluruh komponen pendidikan dapat
berkembang secara profesional.”.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian peran kepala sekolah dalam pelaksanaan
tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Sampetan , kec. Ampel, kab.
Boyolali maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. pelaksanaan tugas guru di MTs. Sunan Kalijaga Kendal,
Kec. Sampetan Kab. Boyolali
a. Tugas Guru dalam mendidik, mengajar, membimbing dan
melatih peserta didik di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec.
Ampel, Kab. Boyolali.
1). Menyusun perencanaan pembelajaran
2). Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP
3). Melukakan evaluasi kegiatan belajar mengajar
2). Membimbing dan melatih potensi peserta didik.
b. Tugas Guru dalam Mengelola dan Mengembangkan
Program Sekolah di MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Kec.
Ampel, Kab. Boyolali
MTs. Sunan Kalijaga melakukan pengembangan program
sekolah dengan membuat program unggulan. Tugas guru untuk
mengelola dan mengambangkan program sekolah. Yakni
menggandenga MI Al Barokah untuk bersama-sama
76
melakukan pembiasaan melakukan sholat dhuna, menghafal
asmaul husna dan juz 30.
c. Tugas Guru di MTs. Sunan Kalijaga dalam Mengembangkan
Profesionalisme
Dari temuan penelitian ditemukan bahwa belum seluruh guru
melakukan sertifikasi, namun sebagian sudah melakukan
sertfikasi. Namun guru di MTs. Sunan kalijaga berusaha untuk
dapat melaksanakan sertifikasi guru.
2. Peran kepala madrasah dalam pelaksanaan tugas guru di
MTs. Sunan Kalijaga Kendal, Sampetan, Ampel
kabupaten Boyolali.
a. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk mendidik,
mengajar, membimbing dan melatih peserta didik di MTs.
Sunan Kalijaga Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali yakni
1) Melakukan supervisi terkait pelaksanaan tugas guru
2) Memberikan penghargaan dan motivasi kepada guru
b. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru Mengelola dan
Mengembangkan Program Sekolah di MTs. Sunan Kalijaga
Kendal, Kec. Ampel, Kab. Boyolali
1) Melakukan inovasi pengembangan program sekolah
yang membuat madrasah semakin berkembang
2) Menganalisa kendala dan menyelesaikannya dengan
musyawarah
77
c. Peran Kepala Sekolah dalam Tugas Guru untuk
mengembangkan profesionalisme yakni kepala sekolah MTs.
Sunan Kalijaga memberikan motivasi kepada anggota guru
untuk melaksanakan sertifikasi ketika guru sedah memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah. Memberikan
nasihat dan suport kepada anggota guru di dalam
mengembangkan keprofesionalannya serta selalu mendukung
adanya sertifikasi yang dilakukan oleh anggota guru.
B. Saran
Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Kepala sekolah
a. Pengawasan dalam pelaksanaan tugas guru, sebaiknya dilakukan secara
berkesinabungan agar hasil yang dicapai dapat lebih optimal.
b. Kepala sekolah diharapkan terus memberikan pengawasan, arahan, dan
bimbingan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru.
2. Dewan Guru
a. Diharapkan lebih meningkatkan profesionalisme bukan hanya dengan
sertifikasi agar proses pembelajaran lebih berkualitas.
b. Menjaga kerjasama yang baik dan hubungan yang harmonis terhadap
kepala sekolah,sesama guru, dan seluruh warga sekolah agar kegiatan
pembelajaran semakin efektif.
78
c. diharapkan menambah lagi semangat peserta didik dalam mengikuti
kegiatan ungggulan agar melahirkan banyak generasi muda yang
berjiwa qur’ani.
79
DAFTAR PUSTAKA
.
Arikunto, Muhammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Angkasa.
Al-Quran Terjemah dan Tajwid Warna. 2014. Al-Majid. Jakarta: Pustaka
Hanif.
Depdiknas. 2001. Kamuss Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Kurniyanti, Eka. 2018. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pendididkan Agama Islam (PAI) di SMP
Negeri 3 Mertoyudan. Skripsi. Salatiga: Fak. Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya:
Pustaka Pelajar.
Mujtahid. 2011. Reformasi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Maliki Press.
Mulyasa, E, 2008, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nasyifah, Siti Lazifatu. 2017. Peran Supervisi Pendidikan dalam
Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di
SMA N Se-Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Salatiga: Fak. Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
80
Nawawi, Hadari. 2002. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gadiah Mada University Press.
Nurbaini dkk. 2015. Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas
Kinerja Guru Di MTs Se Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan
Hulu. Jurnal Penelitian.Rokan Hulu. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan: Universitas Pasir Pengaraian.
Purwanto, M. Ngalim. 2016. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Setyawan, Agus Yulis. . Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di MTs. Assalafi Susukan, Kabupaten
Semarang. Skripsi. Salatiga: Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
Shaleh, Abdul Qodir, 2014, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Sudarto. 2016. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish.
Sugiono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sujana, Nana dan Ibrahim. 1984. Penelitian dan Penelitian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Sutrisni, Hadi. 1983. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Fak.
Psikologi UGM.
Syukur, Abdul. 2014. Profesi Pendidik. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
81
Undang-Undang Republik Indonesia NO 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen dikutip dari file://uu-nomor-14-tahun-2005-ttg-guru-dan-
dosen.pdf.
Wahjosumidjo. 2007. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
https://www.kbbi.web.id/kinerja. Diakses pada Senin 03/12/2018 pukul
14.03.
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Tugas. Diakses pada Senin 18/03/2019
pukul 13.56.
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Pelaksanaan. Diakses pada Senin
18/03/2019 pukul 13.56.
2
Lampiran
Lampiran 1. Pedoman wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Judul Penelitian : Peran Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Tugas
Guru Di Mts. Sunan Kalijaga Kendal, Sampetan,
Kec. Ampel, Kab. Boyolali.
Lokasi penelitian : MTs. Sunan Kalijaga
Peneliti : Irtifa’iyyah
Status : Mahasiswa Fkultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
NIM : 23010 15 0342
Jenis Wawancara : Semi Struktural
Responden : Kepala Sekolah dan Guru.
3
DAFTAR PERTANYAAN
A. Kepala sekolah
1. Bagaimana peran bapak dalam mengawasi pelaksanaan tugas guru?
2. Hal apa yang biasa bapak pergunakan untuk membangkitkan semangat
guru dalam melaksanakan tugasnya?
3. Bagaimana bagaimana peran bapak dalam memberikan penghargaan
serta pengakuan sebagai motivator bagi seluruh guru?
4. Adakah kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksaanaan tugas guru?, jika ada mohon diberikan penjelasan!
5. Bagaimana bapak mengatasi kendala-kendala yang terjadi?
B. Guru
1. Menurut anda bagaimana peran bapak kepala sekolah dalam
mengawasi pelaksanaan tugas guru?
2. Bagaimana peran bapak kepala sekolah dalam memberikan
penghargaan serta pengakuan sebagai motivator bagi seluruh guru?
3. Adakah kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan tugas guru?, jika ada mohon diberikan penjelasan!
4. Bagaimana pendapat anda mengenai cara kepala sekolah dalam
mengatasi kendala-kendala yang terjadi?
4
5. Bagaimana tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi) dan
pengendalian (evaluasi) pembelajaran yang berjalan selama ini?
6. Bagaimana upaya anda dalam mengelola dan mengambangkan
program sekolah?
7. Bagaimana upaya anda dalam melatih dan mengembangkan peserta
didik?
5
Lampiran 2. Pedoman dokumentasi
3. Dokumentasi gaftar guru
4. Dokumentasi daftar siswa
6
Lampiran 3. Catatan wawancara dan data informan
1. Catatan wawancara
Wawancara pertama dilakukan bersama bapak kepala sekolah AH, pada tanggal
01 Maret 2019, bertempat di MTs. Sunan Kalijaga tepatnya di dalam laboratorium
komputer.
Pn :”Selamat siang bapak, saya ingin melanjutkan penelitian saya.
AH :”Selamat siang mbak, o iya mbak silahkkan.”
Pn :”Dengan itu saya membutuhkan wawancara dengan njenengan. Apakah
bapak tidak sedang sibuk?”
AH :”Oh nggak mbak, kebetulan saya sedang longgar. Mari dimulai saja
wawncaranya”
Pn :”Baik pak, terimakasih sebelumnya. Pertanyaan ada lima butir yang
pertama adalah bagaimana peran bapak dalam mengawasi pelaksanaan
tugas guru?.”
AH :”Sebelumnya terimakasih telah melkukan penelitian di madrasah kami,
semoga nanti dapat membuat kami lebih semangat lagi.
Baik terkait dengan peran saya dalam mengawas pelaksanaan tugas guru
mengadakan supervise setiap satu semester sekali dengan cara masuk ke
kelas untuk meninjau guru yang mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar peran guru sebagai fasilitator pembelajaran.
7
Karena sekarang ini murid dituntut untuk proaktif dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi. Mengawasi guru bagaimana guru
merespon peserta didik, karena murid tidak lagi hanya “astane sedeku
mirengake bu guru” namun harus aktif dan tidak hanya menjadi
pendengar”
Pn :”Selanjutntnya bagaimana peran bapak dalam memberikan penghargaan
serta pengakuan sebagai motivator bagi seluruh guru?”
AH :”Tugas saya sebagai motivator akhir-akhir ini kami memberikan
motivasi kepada guru yang berprestasi begitupun dengan muridnya. Bagi
bapak ibu guru diberikan apresiasi berupa uang dan penambahan alat-alat
untuk melatih murid-murid. Selainitu guru juga diberikan pengharagan
positif berupa promosi jabatan.
Kaitannya dengan motivator kami selalu memberikan dukungan yang
terbaik bagi guru, peserta didik merambah kepada alumni. Karena
memang sekolahannya ya sekolah kecil ditengah perkampungan
masyarakat dan disekeliling kami sudah banyak ditemukan sekolah-
sekolah milik pemerintah maka kami harus menjaga kualitas sekolah agar
selalu baik dan meningkat.
Banyak sekali ya hal-hal yang saya gunakan untuk membangkitkan
semangat guru, kalau masalah penghargaan atau reward berupa uang itu
sebenarnya sudah nomer sekian. Dan cara kami membangkitkan
semangat guru diantaranya adalah dengan mengembangkan potensi yang
8
dimiliki agar masyarakat faham bahwa madrasah ini mempunyai guru
yang kompeten. Makannya akhir-akhir ini kami mengadakan kerjasama
dengan pihak lain ada jamaah pengajian, ada lagi dengan MI dan SD
yang sementara baru bisa menggandeng MI Al Barokah yang satu atap
dengan kita. Dalam satu semester ini sudah dijumpai beberapa anak yang
mampu menghafal juz 30, dan hal itu merupakan keberhasilan yang luar
biasa bagi kami. Mengingat dahulu belum ada program seperti ini, dan
ketika diadakan membuahkan hasil, kami sangat bahagia.
Adapun penghargaan selain berbentuk materi ada promosi jabatan itu
kami berikan kepada bapak ibu guru yang memiliki andil dan dapat
menorehkan nama baik bagi sekolah ini. Seperti ibu WL yang menurut
saya memiliki potensi besar, karena dia saya pandang memiliki
pemikiran yang cerdas terbukti saya sering kali mendapatkan kritik saran
yang membangun dan itu sangat membekas. Promosi jabatan tersebut
diperuntukkan memang untuk guru yang sangat berprestasi karena
memang semenjak bu WL itu menjadi murid saya sudah terlihat potensi
kecerdasannya. Ditambah lagi dengan pengalaman pendidikan formal
yang di barengi dengan mondok di SabilulKhoirot (nyantri) dulu
temannya itu memang sangat cerdas-cerdas sehingga kami ketika bu WL
memberikan kritik dan saran selalu masuk dalam hati kami. Dan
Alhamdulillah setelah saya laksanakan selalu ada peningkatan. Itulah
bentuk penghargaan saya kepada para guru.”
9
Pn :”Adakah kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksaanaan tugas guru?, jika ada mohon diberikan penjelasan.”
AH :”Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan tugas
guru diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana. Sementara ini
pemerintah memandang sebelah mata akan madrasah dibandingkan
sekolah negeri, dianggap sudah mampu membiayai sekolah sendiri.
Kendala yang lain yaitu masih minimya peran masyarakat dalam proses KBM.
Artinya begini wali murid masih pasrah bongkokan ketika mendaftarkan
anak ke sekolah.
Penyelesainnya kami mengajak guru, komite dan tokoh masyarakat yang
sekiranya mampu untuk kami ajak musyawarah memecahkan masalah
tersebut. Kendala lain ada satu ruang kelas yang bocor. begitu
setidaknya.”
Pn :”lalu bagaimana bapak mengatasi kendla tersebut, pak?”
AH :”Perlu saya sampaikan bahwa saya memecahkan setiap masalah dengan
musyawarah. Tidak saya lakukan sendiri, dalam mengambil keputusan.
Saya mengajak para guru, komite dan tokoh masyarakat.”
Pn :”baik pak, saya kira cukup untuk wawancara dengan bapak. Terimakasih
atas waktunya. Semoga bermanfaat”
AH :”Sama-sama mbak. Amiin.”
Pn :”Untuk besok saya akan melakukan wawancara dengan beberapa guru."
AH :”O, iya mbak silahkan.”
Pn :”Baik terimakasih pak. Selamat siang.”
10
AH ;”Sama-sama mbK, selamat siang.”
Wawancara kedua dilakukan bersamaNC, JW dan WL, pada tanggal 02 Maret
2019, bertempat di MTs. Sunan Kalijaga tepatnya di dalam Ruang guru.
Pn :”selamat siang buk, apakah saya dapat melakukan wawancara dengan
ibuk terkait penelitian saya?”
Nc :”selamat siang mbak, o iya monggo mbak. Apa yang bisa saya bantu?”
Pn :”Begini buk saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, njenengan
nanti menjawabnya”
NC :”O, iya. Monggo mbak dimulai saja.”
Pn :”Baik buk terimakasih sebelumnya. Pertanyaan saya adalah Bagaimana
bagaimana peran bapak dalam memberikan penghargaan serta pengakuan
sebagai motivator bagi seluruh guru?”.
Nc :”Alhamdulillah dalam setiap kesempatan kepala madrasah
mengapresiasi dan memberikan motivasi pada guru khususnya dan warga
madrasah pada umumnya. Cukup memuaskan karena biasanya
disampaikan saat rapat bersama seluruh guru, sehingga dapat menjadi
motifasi bagi yang lain. Ya di rapat interen tentunya mbak”.
Pn :”Adakah kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
tugas guru?, jika ada mohon diberikanpenjelasan!”.
11
Nc :”Kendalanya karena terbatasnya sarana dan prasarana madrasah ini,
misalnya ruang kelas yang bocor saat huajan itu yang di sebelah itu
mbak”.
Pn :” Bagaimana pendapat anda mengenai cara kepala sekolah dalam
mengatasi kendala-kendala yang terjadi?”.
Nc :”Kepala Madrasah tidak otoriter, setiap masalah diselesaikan secara
musyawarah”.
Pn :”Bagaimana tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi)
danpengendalian (evaluasi) pembelajaran yang berjalan selama ini. hal
ini berkaitan dengan RPP buk?”.
Nc :”Cukup lancar walaupun sarana dan prasarananya masih terbatas. Yang
namanya RPP itukan rencana pelaksanaan pembelajaran jadi ya
bagaimanapun harus dibuat sebelum pembelajaran berlangsung. Jika
pembelajaran adalah diibaratkan pembangunan sebuah gedung maka RPP
adalah arsitektur yang menggambarkan hendak bagaimana bangunan itu
dibentuk serta seberapa target waktu yang ditentukan, begitu mbak.
Apalagi sudah tugas guru membuat perencanaan. Kalo saya ya seperti
penyampaian saya di awal tadi, RPP itu ibarat arsitektur bangunan.
Ketika sudah ada denah kegiatan kita sebagai guru yang bertugas
menyampaikan pembelajaran secara tepat sasaran ya kita tinggal jalan
saja sesuai denanhnya. .
Adapun wawancara dengan bapak JW sebagai berikut:
12
Pn :”Selamat siang bapak?”
JW :’Ya mbak selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?”
Pa :”Ada pak. Saya hendak melakukan wawancara dengan bapak. Apakah
bapak sedang sibuk?”
JW :”o, penelitian yang itu. Ya ya mbak bisa, saya sedang istirahat ini.
Monggo mbak.”
Pn :”Alhamdulillah, baik terimakasih pak.”
JW :”Ya, Mari silahkan duduk mbak. Dan langsung saja lontarkan
pertanyaan anda.”
Pn :”Baik pak. Pertanyaan ya g pertama, bagaimana bagaimana peran bapak
dalam memberikan penghargaan serta pengakuan sebagai motivator bagi
seluruh guru?”
JW :”Baik bismillahirrahmaanirrahiim saya akan menjawab pertanyaan anda.
Yakni, menurut saya yang dilakukan beliau adalah memberi HR
tambahan bagi guru yang tertib kemudian yang selalu mengajar tepat
waktu, jarang kosong beliau memberikan sebuah penghargaan khusus
nya didalam pemberian HR. Adapun kelebihan seperti itu memang ada
walaupun nggak seberapa. Ya untuk guru yang selalu ngajar jarang,
kosong untuk masalah HR nya ada semacam kelebihan ya semacam
bonus dengan honor begitu.”
Pn :”Selanjutnya adakah kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan tugas guru?, jika ada mohon diberikan penjelasan.”
13
JW :”Ada mbak, satu satu ruang kelas bocor kalo hujan. Dan ini musim
hujan jadi kasihan anak-anak kalo pas KBM terus hujan”
Pn :”Bagaimana pendapat anda mengenai cara kepala sekolah dalam
mengatasi kendala-kendala yang terjadi
JW :”Tentunya beliau memecahkan masalah dengan biak. Meski kadang jika
masalah biaya kami harus bersabar. Serta beliau mengajak kami
memecahkan masalahnya, mengingat beliau bertugas menjadi tokoh
utama di sini.”
Pn :”Bagaimana tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi) dan
pengendalian (evaluasi) pembelajaran yang berjalan selama ini. hal ini
berkaitan dengan RPP
JW :”Saya sebagai guru matematika tentunya akan kuwalahan jika tidak
menyiapkan RPP terlebih dahulu. Bisa saja saya melompati materi,
memperpanjang penyampaian materi sehingga tidak sempat
mengevaluasi. Jika terjadi demikian anak didik akan mengalami
kerugian. yang jelas ini di tuntut karena adanya RPP kemudian juga ada
yang namanya prota promes guru itu diharapkan kalau mengajar sesuai
dengan RPP, prota dan promes nya sehingga keberhasilan pembelajaran
materi yang diharap kan bisa tercapai. Itu yang berkaitan dengan prota
dan promesnya insyaAllah kita berusaha untuk seperti itu ada program
tahunan dan juga ada RPP. Jika diawal pembelajaran sudah menyusun
RPP sesuai prota dan promes nanti pembelajaran sudah enak mbak,
14
ingsyaAllah akan lancar dan sesuai target yang diinginkan.kemudian
setelah selesai KBM ya di evaluasi begitu atau mungkin di simpulkan apa
materi yang telah di sampaikan tadi. Sampai dimana anak itu bisa
menyerap materi yang kita sampaikan tadi, seperti itu idealny. Guru-guru
disini saya lihat juga demikian.”
Catatan wawancara dengan bu WL sebagai berikut:
Pn :”Bagaimana bagaimana peran bapak kepala sekolah dalam memberikan
penghargaan serta pengakuan sebagai motivator bagi seluruh guru.”
WL :”iya, bapak kepala madrasah dalam memberikan penghargaan atau
pengakuan terhadap terlaksananya tugas guru dengan baik sangat
menarik, selain memberikan penghargaan moral pak kepala juga
memberikan penghargaan dengan memberi tambahan uang sebagai
penyemangat agar kedepan lebih baik.”
pn :”Adakah kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
tugas guru?, jika ada mohon diberikanpenjelasan
WL :”“Ada mbak satu kelas yang bocor, dan kurangnya sarana prasarana.
Serta orang tua siswa yang kurang aktif dalam membimbing anak-anak
mereka, melapor sih melapor tapi kalau sudah terjadi kasus.”
15
Pn :”Bagaimana pendapat anda mengenai cara kepala sekolah dalam
mengatasi kendala-kendala yang terjadi
WL :”“Ya, beliau musyawarah dengan kami, komite serta tokoh masyarakat.
Karena agar kerjasama kita dengan pihak terkait dapat dilaksanakan
dengan baik.”
Pn :”Bagaimana tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi) dan
pengendalian (evaluasi) pembelajaran yang berjalan selama ini. hal ini
berkaitan dengan RPP bu.”
WL :”Ya, tentunya setiap hendak melakukan pembelajaran guru-guru disini
selalu membuat RPP dulu, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan mbak. Tanpa RPP kita tidak bisa mengkondisikan materi dan
waktu. Adapun proses evaluasi sangat penting dilakukan untuk mengukur
seberapa banyak siswa dapat memahami materi yang kita sampaikan.
Jika masih belum banyak yang memaha,i materi maka kita dapat
mengoreksi diri kita, tentang letak kesalahan yang dilakukan saat
menyampaikan materi atau seluruh proses belajar megajar.”
16
2. Data informan
Nama Jabatan
AH Kepala madrasah
WL Guru B. Inggris
JW Guru Matematika
NC Guru B. Indonesia
Lamiran 4. Catatan observasi
17
No Lokasi dan Waktu Hasil
1. Kantor guru
01/01/19
Memberikan surat Observasi
2. MTs. Sunan
Kalijaga
07/01/19
Meneliti keadaan sekolah
3. Lab. Komputer
01/03/19
Melakukan wawancara dengan kepala sekolah
4. Ruang guru
02/03/19
1. Melakukam wawancara dengan WL,NC JW
2. Meminta data guru
3. Meminta data siswa
4. Meminta data profil sekolah
5. MTs. Sunan
Kalijaga
08/03/19
Menanyakan letak geografis dengan bu NC dan bu
WN sebagai anggota TU.
6. MTs. Sunan
Kalijaga
11/03/19
Meminta surat keterangan bukti penelitian
18
Lampiran 5. Daftar guru dan siswa.
3. Daftar Staf dan Guru
DAFTAR GURU MTs SUNAN KALIJAGA Dukuh Kendal 02/01, Sampetan,
Ampel, Boyolali 57352
a. Daftra Dewan Guru
No
Nama
L/P
Tempat
Tgl.Lahir
Pendidikan
Terakhir Jurusan/Tahun
1
A.Makarim
Hidayat, S.Pd. L
Semarang,
19/01/1975 S1 Psikologi 2011
2
Muhsoni, A.Ma.
L
Boyolali,
10/07/1968
D2 PAI 2002
3
Juweri, S.Ag.
L
Kab. Semarang,
05/06/1964 S1 PAI 1996
4
Wiwik Sundari,
S.Pd.
P
Kab. Semarang,
25/11/1982 S1 Psikologi 2012
5
Mugiono, S.Ag.
L
Kab. Semarang,
17/04/1971 S1 Dakwah 1998
6
Tri Noer Chayati,
S.Pd. P
Pacitan,
23/10/1971
S1 IPS 1997
7
Winarni, S.Pd.
P
Boyolali, 08/10/1986
S1 Biologi 2015
8
Wiji Lestari, S.Pd.I.
P
Boyolali, 14/12/1990
S1 B.Inggris 2013
9 Arifin, S.Pd.I.
L
Boyolali,
15/11/1976 S1 PAI 2011
10
Siti Mariyam,
S.Pd.I. P
Kab. Semarang,
24/11/1989 S1 PAI 2012
b. Daftar Staf dan TU
No Nama L/P
Pendidikan
Terakhir/ Jurusan Diberikan
1 Winarni, S.Pd. P S1 Kepala TU 2015
2 Tri Noer Chayati, S.Pd. P S1 Staf TU 1997
3 Wiji Lestari, S.Pd.I. P S1 Bendahara 2013
4 Juweri, S.Ag. L S1 Pustakawan 1996
19
5 Muhammad Syaiful Hadi L MAN Penjaga 2015
6 Lailatul Mubarokah P MAN Staf TU 2017
7 Ahmad Khoirudin L MAN Laboran 2015
4. Daftar siswa
DAFTAR SISWA MTs SUNAN KALIJAGA Dukuh Kendal 02/01,
Sampetan, Ampel, Boyolali 57352
Nama Siswa Tempat
Lahir
Tanggal Lahir
(dd/mm/yyyy)
J. Klm Kelas Alamat
Adina Herawati Kab.
Semara
ng
06/02/2002 P 9 Tlatar 22/11
Ahmad Imroni Boyolali 14/12/2002 P 9 Kaligentong Kulon
05/05
Ahmad Zahra
Al Misbah
Boyolali 16/06/2003 P 9 Kendal 02/01
Andri Sawi
Dianto Pratama
Banjarm
asin
07/09/2000 L 9 Ringinsari 01/03
Diana Ayu
Saputri
Boyolali 19/12/2003 L 9 Kaligentong Kulon
05/05
Dwi Lestari Boyolali 15/06/2004 L 9 Sidorejo Kulon
04/01
Edi Nugroho Boyolali 10/12/2003 P 9 Ringinsari Wetan
01/03
Eko Susanto Boyolali 27/09/2003 L 9 Ringinsari Wetan
01/03
Fajar Suryanto Boyolali 10/05/2004 L 9 Ringinsari Wetan
01/03
Feri Setiawan Boyolali 09/01/2004 P 9 Tanjungsari Kulon
05/03
Indah Lestari Boyolali 27/03/2003 P 9 Warusikut 02/06
Kiswadi Boyolali 01/05/2003 P 9 Sidorejo Kulon
20
04/01
Muhammad
Rohmatul Huda
Boyolali 06/06/2000 L 9 Ngargoloko 2/1
Rizki Nahdhiana Boyolali 05/02/2001 L 9 Salamrejo 03/01
Wahyuni Boyolali 28/09/2004 P 9 Tarumulyo 05/01
Arya Dhani Demak 16/04/2003 P 9 Tlatar 22/11
Afri Anita Budi
Ani
Kab.
Semara
ng
22/02/2004 P 9 Kalisoko Lor 16/08
Ahmat Khusaini Boyolali 20/09/2002 L 9 Bumirejo 01/01
Aprilia Nur
Khasanah
Boyolali 30/04/2005 L 9 Tarumulyo 05/02
Ari Duwi
Yulianto
Boyolali 14/07/2003 L 9 Ringinsari Wetan
01/03
Budi Wahyono Boyolali 23/09/2002 P 9 Dusun Jomblang
01/01
Dias Adianto Boyolali 21/12/2003 L 9 Rejosari 01/04
Faqih Emi
Oktavianti
Boyolali 11/10/2003 L 9 Kaligentong Kulon
05/05
Ike Yuliana Boyolali 20/02/2004 L 9 Tarumulyo 05/02
Indira
Rahmawati
Oktaviya
Boyolali 02/11/2003 L 9 Sidorejo Kulon
04/01
Ismawarni Boyolali 06/08/2004 L 9 Bumirejo 01/01
Ja'far Arif
Abdillah
Boyolali 14/04/2003 P 9 Salamrejo 03/01
Purwanti Boyolali 13/12/2003 P 9 Margomulyo 01/01
Rahayu Safitri Boyolali 02/11/2003 P 9 Salamrejo 03/01
Ridwan Ismail Boyolali 18/03/2005 L 9 Pentur 01/02
Tri Lestari Boyolali 05/07/2004 L 9 Margomulyo 01/01
Yunita Sari Boyolali 23/06/2004 L 9 Bumirejo 01/01
Agustina Dwi
Hastuti
Boyolali 12/10/2005 P 8 Tarumulyo Wetan
05/02
Aisyah Dwi
Maudina
Jakarta 02/06/2003 P 8 Kropak Kulon
02/02
Ari Yulita
Murniyati
Boyolali 09/07/2004 P 8 Kropak Kulon
02/02
Arif Setiawan Boyolali 09/05/2004 L 8 Tanjungsari Wetan
06/03
21
Athalla Surya
Putra
Jakarta 23/04/2005 L 8 KP Buaran 12/02
Doni Arif
Setyawan
Boyolali 18/03/2004 L 8 Tanjungsari Wetan
06/03
Elisa Nur
Fitriana
Boyolali 15/05/2005 P 8 Tarumulyo Wetan
05/02
Eri Lestianto Boyolali 28/09/2002 L 8 Tarumulyo Kulon
04/02
Hanif Mu'afiq Boyolali 04/05/2006 L 8 Kendal 02/01
Heni Ma'rifah Boyolali 04/03/2005 P 8 Tarumulyo Wetan
05/02
Ika Nopiyanti Boyolali 24/11/2003 P 8 Gawok
Intan Wahyu
Wulandari
Boyolali 07/07/2004 P 8 Kaligentong Kulon
05/05
Joko Lestianto Boyolali 08/12/2003 L 8 Tarumulyo Kulon
04/02
Juniawan Boyolali 01/06/2004 L 8 Kendal 02/01
Naila Niamah Boyolali 17/08/2005 P 8 Salamrejo 03/01
Nur Fatihatus
Sabila
Kab.
Semara
ng
10/05/2005 P 8 Tlatar 22/11
Rina Dea Astuti Boyolali 30/06/2004 P 8 Kropak Wetan
03/02
Samsul Ma'arif Boyolali 25/10/2003 L 8 Kaligentong Kulon
05/05
Sapto Boyolali 20/10/2004 L 8 Tanjungsari Wetan
06/03
Setyo Nugroho Boyolali 03/04/2005 L 8 Kaligentong Kulon
05/05
Via Lutvianti Boyolali 20/03/2005 P 8 Kropak Wetan
03/02
Wahyu Diki
Susilo
Boyolali 25/04/2005 L 8 Pentur 01/02
Yoga Joko
Prisma Haryanto
Boyolali 04/01/2004 L 8 Tanjungsari Kulon
05/03
Sholeh Setiawan Boyolali 30/06/2002 L 8 Magak
Muhamad Ihsan
Mubin
Boyolali 17/04/2003 L 8 Kaligentong Kulon
05/05
Sheka Raekhan Kab. 04/10/2003 L 8 Salamrejo 03/01
22
Saputra Semara
ng
Afifah Dzurri Boyolali 25/04/2006 P 7 Kendal 02/01
Alis
Setyaningsih
Boyolali 01/06/2006 P 7 Tanjungsari 05/03
Asridawati Boyolali 05/07/2005 P 7 Kaligentong Kulon
05/05
Dani Setiyadi Boyolali 21/08/2006 L 7 Pentur 01/02
Eko Maryadi Boyolali 06/02/2005 L 7 Pentur 01/02
Febri Liyana Boyolali 17/03/2005 P 7 Ringinsari Wetan
01/03
Hanna Dewi
Saputri
Boyolali 28/07/2004 P 7 Rejosari 01/04
Intan Pratiwi Boyolali 28/07/2004 P 7 Tanjungsari Kulon
05/03
Luthfiyatun
Ni'mah
Boyolali 09/03/2007 P 7 Kendal 02/01
M. Tabah
Mulyo
Boyolali 05/03/2005 L 7 Tarumulyo Wetan
05/02
Muhamad
Fuad
Kab.
Semara
ng
07/11/2005 L 7 Tegalrejo 04/02
Mutiara
Ma'rifah
Boyolali 11/08/2006 P 7 Salamrejo 03/01
Nurul Hidayah Boyolali 22/03/2006 P 7 Ngargoloko 02/01
Qalimah
Armawati
Boyolali 25/12/2005 P 7 Tarumulyo Kulon
04/02
Rana Yoga Tri
Prasetyo
Boyolali 04/08/2005 L 7 Rejoso 02/03
Rudi Pranata Boyolali 26/08/2003 L 7 Ringinsari Wetan
01/03
Salsa Nur'aini Boyolali 25/04/2006 P 7 Bumirejo 01/01
Sardono Boyolali 04/02/2004 L 7 Magak 03/04
Slamet
Sholikhin
Boyolali 14/07/2004 L 7 Karangboyo 01/04
Triyadi Boyolali 08/11/2005 L 7 Rejoso 02/03
Ulfi Azizah Boyolali 08/08/2006 P 7 Kaligentong Kulon
05/05
Wahyu Kuriah Boyolali 30/07/2003 P 7 Bumirejo 01/01
23
Wahyu
Mayasari
Boyolali 10/05/2006 P 7 Ringinsari Wetan
01/03
Widia Soraya
Febriyanti
Semara
ng
01/02/2006 P 7 Dosowarung 23/12
Yulianti Boyolali 12/01/2005 P 7 Jalan Dahlia 09/05,
Pandansari
Anik
Rahmiyanti
Boyolali 17/03/2005 P 8 Sidorejo Wetan
24
Lampiran 6. Foto dan surat keterangan pernyataan penelitian
Madrasah tampak samping
Madrasah tampak samping
Gedung sekolah tampak belakang
Gedung sekolah tampak dari sebelah masjid
25
Sampel dokumen perangkat pembelajaran guru
Ruang TU
Ruang guru dan kepala Sekolah
Kantin Al-Khanza
26
Visi dan Misi
Lab Komputer
Tangga menuju lantai dua
Sebagian ruang guru
27
Wawancara dengan bapak JW
Wawancara dengan ibu WL
Wawancara dengan ibu NC
Wawancara dengan kepala sekolah
28
Guru yang sedang mengajar di kelas
Meminta dokumen soft file kepada anggota TU
29
Lampiran 7. Surat bukti penelitian
30
31
32
33
34
35
36