peran electronic word of mouth dalam mempromosikan ...digilib.unila.ac.id/31186/3/skripsi tanpa bab...

82
Peran Electronic Word Of Mouth dalam Mempromosikan Destinasi Wisata Taman Nasional Way Kambas (Studi pada Pengguna Instagram Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh Ervan Subaidi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: lethu

Post on 16-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Peran Electronic Word Of Mouth dalam Mempromosikan Destinasi WisataTaman Nasional Way Kambas

(Studi pada Pengguna Instagram Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

Ervan Subaidi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

THE ROLE OF ELECTRONIC WORD OF MOUTH IN PROMOTE WAYKAMBASNATIONAL PARK

(Study on Instagram Users in Bandar Lampung)

ABSTRACT

By

Ervan Subaidi

The purpose of this research is to know the role of the Electronic Word of Mouthin promoting tourist destinations in the Way Kambas National Park instagramsocial media. This research uses qualitative descriptive method. Data collection isdone with the interview, observation. The results of this study indicate somerelated issues of the current intensity of the community in accessing anyinformation via the internet, especially social media, it is addressed and manyinteractions and reviews conducted by users instagram social media.Electronic word of mouth variables play an important role in instagram mediaabout Way Kambas National Park and the rapid growth of Internet users, the flowof information exchange can occur within seconds. Sources of information do notalways come from official sources, some personal accounts such as lampungeh,lampunginsta, explorelampung, portrait glazed, ilovelampung etc. can providethis phenomenon generating information that is then read and trusted by manyusers. Thus many later appeared personal accounts or unofficial accounts arethen famous for its role of providing information in cyberspace. Electronic Wordof Mouth (e-WOM) is a form of marketing communication that contains aboutpositive or negative statements made by potential customers, customers as well asformer customers about a product or company, available to many people orinstitutions through the medium of the Internet.

Keyword : Electronic Word of Mouth, Promotion and Way Kambas NationalPark

PERAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH DALAM MEMPROMOSIKANDESTINASI WISATA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS

(Studi pada Pengguna Instagram Bandar Lampung)

ABSTRAK

Oleh

Ervan Subaidi

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Electronic Word of Mouth dalammempromosikan destinasi wisata Taman Nasional Way Kambas dimedia sosialinstagram. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalampenelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian inimengindikasi beberapa hal terkait dari intensitas masyarakat saat ini dalammengakses setiap informasi apapun melalui internet khususnya media sosial, halini ditujukan dan banyak interaksi dan ulasan yang dilakukan oleh penggunainstagram disosial mediaVariabel electronic word of mouth sangat berperan pada media sosial instagrammengenai Taman Nasional Way Kambas dan Perkembangan pengguna internetyang demikian pesat, maka arus pertukaran informasi dapat terjadi dalamhitungan detik. Sumber informasi tidak selalu datang dari sumber resmi, beberapaakun pribadi pun seperti lampungeh, lampunginsta, explorelampung,potretlampung, ilovelampung dan lain-laindapat memberikan fenomena inimemunculkan informasi yang kemudian dibaca dan dipercayaoleh banyakpengguna. Dengan demikian banyak kemudian muncul akun-akun pribadi atauakun tak resmi yang kemudian terkenal karena perannya memberikan informasi didunia maya.Electronic Word of Mouth (e-WOM) merupakan bentuk komunikasipemasaran yang berisi tentang pernyataan positif atau negatif yang dilakukanpelanggan potensial, pelanggan maupun mantan pelanggan tentang suatu produkatau perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang atau lembaga melalui mediaInternet.

Kata Kunci : Electronic Word of Mouth, Promosi dan Taman Nasional WayKambas

Peran Electronic Word Of Mouth dalam Mempromosikan Destinasi WisataTaman Nasional Way Kambas

(Studi pada Pengguna Instagram Bandar Lampung)

Oleh

Ervan Subaidi

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA ADMINISTRASI BISNISPada

Jurusan Ilmu Administrasi BisnisFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ervan Subaidi lahir di Lampung

Timur Jabung pada 26 Februari 1997, merupakan anak

ketiga dari empat bersaudara oleh pasangan Bapak

Sukuria Kesuma (Glr. Dalom Mangku Diso) dan Ibu

Baiti. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di

Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Jabung Lampung Timur

dan lulus pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar penulis melanjutkan pendidikan jenjang menengah di

SMP Negeri 1 Jabung Lampung Timur dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun

2014 penulis tercatat telah menyelesaikan pendidikan jenjang atas di SMA Negeri

10 Bandar Lampung.

Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2014. Selama menempuh

pendidikan sebagai mahasiswa, penulis cukup aktif berorganisasi. Diantaranya,

peranah menjadi anggota DANUS dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Administrasi Bisnis. Pada bulan Januari 2017, penulis melakukan kegiatan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Bumi Nabung Baru, Kecamatan Bumi Nabung,

Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari.

MOTO

“Awali harimu dengan niat yang baik, percayalahpasti Allah akan berikan yang Paling terbaik”

-Ersu Kesuma-

“Jadikan Akhirat di hatimu, dunia di tangganmu, dankematian di pelupuk matamu”

(Imam Syafi’i)

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akanmenambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih”

(Ibrahim : 7)

PERSEMBAHAN

بسم هللا حمن الر حیم الر

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Karya ini aku persembahkan kepada:

Kedua orangtuaku Ayah Sukuria Kesuma dan ibu Baiti yang

telah membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang,

semangat, motivasi, doa restu untukku. Tiada kata yang dapat

kuucapkan selain Terimakasih yang tiada hentinya.

Kakakku Novi Mauliana dan (Alm) Tomi Agung Maulana

serta Adikku Robby Kurniawan yang telah memanjatkan

doa, memberikan semangat dan dukungan untuk

keberhasilanku.

Para guru dan dosen yang telah membimbing dan

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. Sahabat dan

teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan

semangat kepadaku sampai saat ini.

Almamater tercinta, Universitas Lampung.

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Skripsi dengan judul

“Peran Electronic Word Of dalam Mempromosikan Destinasi Wisata Taman

Nasional Way Kambas (Studi pada Pengguna Instagram Bandar Lampung)”

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari memiliki keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan, sehingga dukungan, bimbingan, saran dan nasihat

dari berbagai pihak sangat membantu penulis,sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa hormat, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

2. Kedua orangtuaku Ayah Sukuria Kesuma (Glr Dalom Mangku Diso) dan mak

Baiti yang telah menjadi semangat terbesar penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan, nasihat-nasihat yang

sangat membantu, serta doa yang tulus yang mengiringi selama proses

menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah senantiasa menjaga dan memberikan

kesehatan dan panjang umur bagi Ayah dan Mak.

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Susetyo., M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat., M.Si, selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti., M.M, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

8. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan

dosen pembimbing utama skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk membimbing dan memberikan arahan, nasihat, bimbingan, saran dan

motivasi yang sangat berarti selama perkuliahan dan proses penyelesaian

skripsi ini serta penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan khilafan

selama.

9. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos., M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama proses perkuliahan

dan dosen penguji skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing dan memberikan arahan, nasihat, bimbingan, saran dan

motivasi yang sangat berarti selama perkuliahan penyusunan skripsi ini serta

penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan khilafan selama ini.

10. Bapak Diang Adistya, S.Kom., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang

telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan,bimbingan,

gagasan, serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

11. Ibu Mertayana, selaku Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah banyak membantu

penulis baik selama perkuliahan maupun selama proses penyelesaian skripsi

ini.

12. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung terimakasih atas pembelajaran

dan ilmu yang bermanfaat serta pengalaman hidup yang berharga selama

perkuliahan.

13. Terimakasih untuk (Alm) Kiyai Tomi Agung Maulana terimakasih atas

dukungan dan doa yang tulus selama ini yai sehingga saya dapat

menyelesaikan perkuliahan ini. Mudah-mudahan kiyai tenang disurga Allah

swt.

14. Terimakasih untuk Batinku Novi Mauliana & Adikku Robby Kurniawan

terimakasih atas dukungan dan doa yang tulus serta dorongan dan bantuan

baik materi maupun non materi yang kalian berikan dan semoga kelak kita

menjadi orang sukses dunia akhirat dan bisa membanggakan orang tua.

15. Terimakasih untuk Keluarga besar Rd Kesuma Dum, mamak Bram Kesuma

& Minan Jun atas nasehat serta bantuannya, dan sepupu kece Dedi Pitet,

bangbul, Batin Maya, Ayu Icik (Amd.keb), De Darwin, De Elsa, De Elsinta,

De Alfero, Bang Ijul, Bang Johan, Rozali, Batin Dian, Batin Anis & Fadil,

Rizki & Dina serta saudara-saudaraku yang tidak bisa kusebutkan satu

persatu, terimakasih atas dukungan dan doa yang tulus dalam kelancaran

pengerjaan skripsi ini dan mudah-mudan kita sekeluarga menjadi orang yang

sukses dunia akhirat.

16. Terimakasih untuk Twi atas doa, motivasi, serta meluangkan banyak

waktunya selama ini, memberi kritik dan saran untuk kemajuanku kedepan.

Semangat wi kuliahnya karna usaha tidak akan pernah menhianati hasilnya.

Thankyou for being a good supporter.

17. Terimakasih Genk Annestasya atau Wararek atau Berak banguk Pimpinan In

tepek, Julius Darma S.H, Bripda Muheri ckck, Met Suceng S.jek, Angga, War

Wanhalim, Juki, Gadingjon, Yomi, Feby, Tin Metha S.pd, Tin Ruk S.kom,

Eliza S.farm, Yenut S.kom, Eliya, Yesi Serelay. terimakasih atas canda tawa

yang penuh kekosongan selama ini, mudah-mudan kita kelak menjadi

pemimpin masa depan walapun nayah jabol-jabolnya.hehe

18. Terimakasih untuk kawan seperjuangan Administrasi Bisnis 2014 Ajo Aldi

aldianta, Bli Putuari, Warek Mamhud Arif, Ricko, Andre lahat, Lukas ucok,

Rahman bewok, Lasin, satria, ayang Godho, ayang Alfran, Ponto, Adi, Umar,

Eko, Anggi, Wahyu, Agung, Yogi, Rofi, Refki, Bonus dkk, Olaf dkk, Githa,

Afi, Enda, Tiara, Utta, Niken, Tiwi, Nuriy, Ully, Tari, Irine, Dina, Laras,

Sabrina, Iva, Mutiara Arrahma (Pembahas aug), Desi, Deany, Nenden, Eka,

Finky dkk, Aprida, Ade, Reni dkk, Risma dkk, Septiwuri dkk. serta teman-

teman Administrasi Bisnis 2014 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terimakasih atas canda tawa dan perjuangan perkuliahan kita. Sukses

untuk kita semua!!!

19. Terimakasih untuk Kakak tingkat bliRamasentong12, ajoMayroni, Afiks12,

Alfikubil13(panglima veteran), Ubay13(kades Sumberagung), Icay(Kades

Natar), bangLele(cikriwili), Rosihan, Ismoyo, Janu, Gilang Dll, serta kakak

tingkat Administrasi Bisnis lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Terimakasih atas motivasi dan keakrabannya. Semoga sukses selalu bro !!!

20. Terimakasih untuk kawan-kawan Edo15 (Agm), Djwayan, Deni, Bintang,

Abit, Gama, Ayu safitri (Adek aug), Cellykubil, ketum Bayu Dkk, Holida,

Ledia Dkk, Rianti dkk, Fatan Dkk, Aklas16 Dkk, Ojan & Abi17 dkk, serta

kawan-kawan Administrasi Bisnis 2015, 2016, dan 2017 lainnya yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu Terimakasih atas motivasi dan keakrabannya

selama ini. Semangat selalu kuliahnya dan sukses selalu untuk kita semua !!!

21. Teman-teman KKN Bumi Nabung Baru 2017, Deri (perikanan), mbaNia

(agt), mbaSepti (sipil), mbaHermasimamora (kimia), Madegebby (hukum),

Tina sitanggang (manajemen) seluruh keluarga Desa Bumi Nabung Baru,

Kecamatan Bumi Nabung, Lampung Tengah. Terimakasih atas 40 hari yang

berkesan. Senang dapat mengenal kalian semua, semoga kita

suksesterusuntukkedepannya.

22. Keluarga Pakde Warni, terimakasih karena selalu mendukung dan mendoakan

saya dalam proses pengerjaan skripsi ini. Terimakasih juga karena telah

membantu serta menajaga saya dan teman-teman selama 40 hari menjalani

KKN di Desa Bumi Nabung Baru.

23. Seluruh teman-teman penulis dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang turut membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

Terimakasih.

24. Almamater tercinta.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun besar harapan penulis semoga skripsi penelitian ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada

khususnya. Amin ya rabbal’ alamin.

Bandar Lampung, 23 April 2018

Penulis,

Ervan Subaidi

i

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAKDAFTAR ISI................................................................................................... iDAFTAR TABEL .......................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 11.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Rumusan Permasalahan .......................................................... 131.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 141.4 Manfaat Penulisan................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 152.1 Pemasaran .................................................................................. 15

2.1.1 Bauran Pemasaran ............................................................. 162.2 Promosi .......... ............................................................................ 20

2.2.1 Fungsi Promosi ................................................................. 212.2.2 Tujuan Promosi ................................................................. 232.2.3 Sasaran Promosi ................................................................ 242.2.4 Bentuk-bentuk Promosi ................................................... 25

2.3 Word of mouth (WOM) ............................................................... 262.3.1 Electronic word of mouth .................................................. 282.3.2 Dimensi Electronic word of mouth .................................... 29

2.4 Pemasaran Pariwisata.................................................................. 312.4.1 Pariwisata .................................................................... 322.4.2 Komponen Dasar Pariwisata............................................. 322.4.3 Jenis-jenis Wisata ............................................................. 35

2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................. 362.6 Kerangka Pemikiran .................................................................. 38

ii

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 403.1 Jenis Penelitian......................................................................... 403.2 Fokus Penelitian ....................................................................... 433.3 Lokasi Penelitian...................................................................... 433.4. Teknik Penentuan Informan..................................................... 443.5 Jenis Data ................................................................................. 453.6 Sumber Data............................................................................. 463.7 Teknik Pengumpulan Data....................................................... 473.8 Teknik Analisis Data................................................................ 493.9 Teknik Keabsahan Data .......................................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 554.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 55

4.1.1 Definisi Taman Nasional................................................. 554.1.2 Pembagian Zona Taman Nasional ............................... 564.1.3 Tujuan dan Fungsi Taman Nasional ............................ 584.1.4 Taman Nasional Way Kambas..................................... 594.1.5 Ekosistem Hutan dan Vegetasi TNWK........................ 624.1.6 Pusat Konservasi Gajah di TNWK .............................. 64

4.1.6.1 Sejarah dan Perkembangan ............................ 644.1.6.2 Jenis Kegiatan ................................................ 654.1.6.3 Pusat Konservasi di TNWK........................... 664.1.6.4 Revitalisasi ..................................................... 67

4.2 Peran E-WOM dalam Mempromosikan Destinasi ................... 684.3 Informan Penelitian ….. ........................................................... 764.3 Hasil Penelitian….. .................................................................. 784.4 Penerapan Dimensi E-WOM pada Destinasi Wisata TNWK .. 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………… ........................... 915.1 Kesimpulan……. ..................................................................... 915.2 Saran ...................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Pengunjung Taman Nasional Way Kambas 2015-2017…….. 12

Tabel 4.1 Matrik Penelitian……...................................................................... 78

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Data Penguna Internet .................................................................. 2Gambar 1.2 Promosi Masyarakat Mengenai TNWK di Instagram.................. 3Gambar 1.3 Pintu Masuk Taman Nasional Way Kambas................................ 7Gambar 1.4 Pertunjukan Atraksi Gajah Taman Nasional Way Kambas ......... 11Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran..................................................................... 39Gambar 4.1 Peta Wilayah Taman Nasional Way Kambas .............................. 60Gambar 4.2 Peta Kawasan Pusat Konservasi Gajah TNWK ........................... 64Gambar 4.3 Upload di Medsos Instagram ....................................................... 72Gambar 4.4 Unggahan Informan di Instagram ................................................ 77Gambar 4.5 Upload akun ilovelampung mengenai TNWK ............................ 81Gambar 4.6 Upload akun explorelampung mengenai TNWK......................... 82Gambar 4.7 Upload yang Pernah Berkunjung ................................................. 84

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini turut serta memberi dampak bagi

kehidupan manusia di dalam sektor teknologi informasi terutama internet. Dengan

hadirnya internet, manusia menjadi lebih efisien dalam mencari serta menyaring

informasi. Saat ini pertumbuhan pengguna internet di Indonesia sangat pesat.

Berdasarkan hasil survey data statistik pengguna internet pada tahun 2016 yang

dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) jumlah

pengguna internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta atau sekitar 51,5%

dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet

terbanyak ada di pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar

65% dari total pengguna internet. Jika dibandingkan pengguna internet Indonesia

pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam

waktu 2 tahun (2014 - 2016). Tentu data atau fakta ini menggembirakan, terutama

bagi para pengusaha yang mengunakan media internet dalam mempromosikan

produk yang ingin dipasarkan kepada konsumen melalui media internet.

2

Gambar 1.1 Data Penguna InternetSumber : www.isparmo.web.id data-statistik-pengguna-internet-indonesia-2016

Dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia, maka proses pemasaran suatu

bisnis melalui media internet pun sangat menjanjikan. Metode pemasaran melalui

internet, terutama melalui media sosial kini menjadi trend di Indonesia mulai dari

Instagram, Twitter, Facebook dan Path. Hasil survey yang dilakukan oleh APJII

menunjukan bahwa konten social media yang paling dikujungi adalah Instagram

sebesar 19,9 juta pengguna atau 15% (Sumber : www.isparmo.web.id data-statistik-

pengguna-internet-Indonesia-2016). Pemasaran sama halnya dengan ilmu

pengetahuan lain, bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan,

menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Dengan kata lain bahwa pemasaran

haruslah up date mengikuti pola perkembangan zaman. Jika ingin meningkatkan

brand awareness kepada customer, maka pemilik bisnis haruslah bergerak

dinamis di dalam memasarkan produk mereka, seperti melalui media sosial yang

kini banyak di gandrungi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pemaanfaatan

media sosial sangat membantu terhadap kesuksesan dalam marketing bisnis.

3

Penyebaran informasi melalui media internet pun kita kenal dengan istilah

Electronic Word of Mouth (eWOM), Word of mouth yang berlangsung secara

online disebut Electronic Word of Mouth (Schiffman dan Kanuk, 2010:283),

dimana para customer saling memberikan informasi ke orang lain dengan

perantara media internet. Belakangan ini trend penggunaan media sosial sebagai

penyebar informasi pun meningkat. Dikarenakan masyarakat Indonesia sangat

aktif di dalam menggunakan media sosial. Adapun media yang digunakan dalam

hal penyebaran informasi melalui Electronic Word of Mouth yang terkenal yakni

media sosial. Dimana media sosial kita sebagai user dapat berinteraksi untuk

membagi pengalaman kita kepada rekan kita sesama pengguna media sosial.

Gambar 1.2 Promosi Masyarakat Mengenai Way Kambas di InstagramSumber : Data diolah 2017

4

Faktanya saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi

namun menjadi media bagi para pengguna media sosial untuk menuangkan opini

tentang hal-hal yang saat ini sedang menjadi trend. Media sosial merupakan situs

dimana setiap orang kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi

informasi dan berkomunikasi. Adanya komunitas atau grup online tersebut akan

memungkinkan terjadinya Electronic Word of Mouth. Sedangkan Electronic Mord

of Mouth adalah pernyataan positif atau negatif yang diberikan oleh pelanggan

potensial dan mantan pelanggan tentang produk atau perusahaan melalui internet

(Henning-Thurau et al dalam Wijaya dan Paramitha, 2014: 3). Maraknya penguna

internet saat ini dapat membantu pelaksanaan dan penerapan Electronic word of

mouth sebagai salah satu strategi pemasaran menjadi lebih efisien dan lebih cepat.

Manfaat internet antara lain sebagai media untuk berkomunikasi dan

bersosialisasi, media pertukaran data, sarana hiburan, sarana untuk mendapatkan

uang, sarana untuk menyalurkan hobi, efektifitas dan efisiensi pekerjaan, media

promosi, tempat untuk mengeluarkan pendapat, mencari ide, membangun dan

memperluas bisnis, belanja online atau transaksi online, menambah wawasan.

Pengguna internet seperti media sosial instagram dapat dimanfaatkan sebagai

media pemasaran memberi informasi kepada masyarakat mengenai objek wisata.

Sehinggasuatu objek pariwisata yang ditawarkan akan memiliki kesempatan untuk

mendapatkan pengunjung baru. Komentar-komentar diinternet ataupun di media

sosial mengenai pariwisata menjadi sebuah informasi yang akan berguna bagi

pariwisata sebagai media pemasaran yang efektif dan tanpa biaya pemasaran yang

besar.

5

Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta

menghidupkan berbagai bidang usaha. Sektor pariwisata akan menjadi pendorong

utama perekonomian dunia dan menjadi industri yang mendunia. Pariwisata di

Indonesia apabila mampu dikemas dan dikelola dengan baik akan menjadi aset

Negara Indonesia. Keberagaman objek wisata dari wisata alam, budaya dan

kesenian serta objek wisata buatan seperti taman wisata sebenarnya dapat

dijadikan salah satu penopang perekonomian negara. Dapat banyak menyerap

tenaga kerja sehingga sumber daya manusia dan sumber daya alam dapat

dimanfaatkan secara optimal. Pariwisata akan memberikan banyak pemasukan

bagi daerah yang sadar akan potensi terhadap sektor pariwisata. Dan

pengembangan pariwisata di Indonesia sejalan dengan program pemerintah dalam

menggalangkan pariwisata sebagai penambah devisa negara sektor pariwisata di

Indonesia masih bisa untuk dikembangkan dengan lebih maksimal lagi.

Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik akan mampu

menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk datang dan

membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisata. Dari transaksi itulah

masyarakat daerah wisata akan terangkat taraf hidupnya dan mengatasi

pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, menghapuskan kemiskinan dan

mengurangi tingkat pengangguran didaerah. Serta negara akan mendapat devisa

dari wisatawan asing yang menukar mata uang negaranya dengan rupiah.

Pengembangan potensi wisata dalam suatu daerah dapat meningkatkan

pendapatan asli daerah (PAD) dengan pengelolaan yang menerapkan konsep

ekoturisme.

6

Pendapatan Asli Daerah yang merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada

umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan

dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali

potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata.

Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor

penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah. Pariwisata memiliki peran yang besar

dalam pembangunan nasional. Karena selain menghasilkan pendapatan dan

sekaligus sebagai penghasil devisa, sektor pariwisata berkaitan erat dengan

penanaman modal asing. Turis-turis yang datang ke Indonesia adalah termasuk

mereka yang berhubungan bisnis dengan Indonesia. Usaha pariwisata adalah

kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau

mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha barang pariwisata dan usaha

lain yang terkait dengan bidang tersebut. Pariwisata sangatlah mampu dalam

mengatasi masalah kesejahteraan bila dikembangkan secara profesional.

Hingga saat ini pariwisata di Indonesia belum berjalan optimal salah satunya

objek wisata Taman Nasional yang ada di Indonesia, padahal aspek ini sangat

berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat terutama pendapatan

asli daerah. Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam

mempergunakan kekayaannya sebagai objek untuk mendatangkan devisa melalui

pariwisata alam. Taman Nasional merupakan objek wisata alam, dari segi jenis

sumber daya alam yang memiliki macam-macam objek wisata alam di Indonesia,

seperti gunung, pantai, taman laut, air terjun, danau, dan pemandangan alam.

7

Kemudian dari segi subjek pengelolaan dapat membedakan fungsi dan

perlengkapan sumber daya alam dapat kita bedakan sebagai contoh taman

nasional, taman wisata, taman laut, hutan raya, taman rekreasi, perkebunan, dan

sebagainya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Taman Nasional merupakan salah satu objek

wisata alam yang difungsikan sebagai kawasan pelestarian alam, karena taman ini

memiliki potensi dan daya tarik bagi wisatawan.

Gambar 1.3 Pintu Masuk Taman Nasional Way KambasSumber : www.ragamtempatwisata.com/2014/10/taman-nasional-way-kambas

Taman Nasional Way Kambas adalah satu dari dua kawasan konservasi yang

berbentuk Taman Nasional di Propinsi Lampung selain Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan (TNBBS). Taman Nasional Way Kambas Provinsi Lampung ini

merupakan Taman Nasional Pertama dan Tertua di Indonesia Yang ditetapkan

melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 670/Kpts-II/1999 tanggal 26

Agustus 1999, kawasan Taman Nasional Way Kambas mempunyai luas lebih

kurang 125,631.31 hektar.

8

Secara geografis Taman Nasional Way Kambas terletak antara 40°37’ – 50°16’

Lintang Selatan dan antara 105°33’-105°54’ Bujur Timur. Berada di bagian

tenggara Pulau Sumatera di wilayah Propinsi Lampung. Taman Nasional Way

Kambas selain pusat latihan gajah, juga memiliki Suaka Rhino Sumatera (SRS)

yang merupakan satu-satunya tempat pengembangbiakan satwa liar Badak

Sumatera diIndonesia. Bahkan Suaka Rhino Sumatra (SRS) merupakan satu-

satunya pengembangbiakan Badak Sumatra di dunia. Taman Nasional Way

Kambas merupakan taman warisan ASEAN ke-4 di Indonesia atau ke-36 di Asia

Tenggara. Dengan potensi pariwisata yang cukup tinggi dan keindahan alam yang

cukup menarik dan bervariasi, mulai dari keindahan alam, ekosistem, hutan

magrove, hutan pantai, hutan hujan, dataran rendah dan lain-lain potensi tersebut

ini bisa dinikmati dengan cara menyelusuri sungai-sungai besar yang ada di

sekitar Taman Nasional Way Kambas, seperti Way Panet dan Way Wako dengan

menggunakan kapal motor speed board.

Taman Nasional Way Kambas berdiri Rumah Sakit khusus gajah yang terbesar di

Asia. Fasilitas utama yang ditemukan di dekat Taman Nasional yang terletak 500

meter dari pintu masuk di sebuah tempat bernama Satwa Sumatra Elephant Eco

Lodge. Terletak di sebuah taman berdinding yang luas penuh dengan pohon buah-

buahan tropis, tempat ini menawarkan empat cottage masing-masing dengan

kamar luas yang dapat menampung hingga empat orang dengan tempat tidur,

kipas langit-langit, mandi air panas dan toilet. Dan Taman Nasional Way Kambas

saat ini merupakan Sekolah Gajah Pertama di Indonesia. Dengan nama awal Pusat

Latihan Gajah (PLG) namun semenjak beberapa tahun terakhir ini namanya

berubah menjadi Pusat Konservasi Gajah (PKG).

9

Mampu di harapkan menjadi pusat konservasi gajah dalam penjinakan, pelatihan,

perkembangbiakan dan konservasi gajah. Pembentukan awal Taman Nasional ini

bertujuan untuk melindungi keberadaan gajah dan pada saat yang sama

menciptakan saling menguntungkan untuk kedua pihak gajah dan manusia. Pusat

Konservasi Gajah merupakan area konservasi gajah yang dapat digunakan oleh

manusia agar lebih bermanfaat dan sesuai dengan prinsip konservasi. Taman

Nasional Way Kambas dikenal dengan konservasi gajah, karena selain menjadi

tempat perlindungan bagi gajah sumatera, Taman Nasional ini juga dikenal

sebagai tempat latihan gajah. Taman Nasional Way Kambas didirikan oleh

pemerintah Belanda pada tahun 1937 sampai sekarang masih terjaga sebagai

Taman Nasional dan di sini diyakini ada sekitar 200 Gajah Sumatra yang hidup di

dalam Taman Nasional. Gajah Sumatera merupakan salah satu dari tiga subspesies

yang diakui dari gajah asia, yang merupakan hewan asli dari Pulau Sumatera.

Perbedaan secara umum, gajah asia lebih kecil dibandingkan dengan gajah Afrika.

Taman Nasional Way Kambas memiliki beberapa potensi yang cukup menarik

untuk dikunjungi oleh wisatawan baik Domestik maupun mancanegara karena

taman ini terdapat berbagai Jenis-jenis Fauna yang terdiri dari berbagai spesies

satwa liar yang terkenal di dunia misalnya Harimau Sumatera (Panthera

Sumatrae), Anjing liar Asia (Cuon Apinus), Tapir (Tapirus Indicus), Badak, Gajah

Sumatera (Elephans Maximus Sumateranus) sebanyak 250 ekor yang masih liar

dan 121 ekor yang sudah dijinakkan, enam jenis primata yaitu jenis kera.

10

Adapun ke enam jenis ini adalah (Siamang, Owa-owa, Lutung, Kera, Beruk,

Siumpai) dan jenis reptilia yang dapat dijumpai adalah Buaya yang terdapat di

rawa-rawa dan sungai-sungai yang menyebar di kawasan Taman Nasional Way

Kambas.

Jenis burung ditaman ini mencapaikurang lebih 286 jenis burung, seperti bangau

putih, rangkok, ibis jambul hitam, pecuk ular, raja udang dan lain-lain. Jenis Flora

yang terdapat di Taman Nasional Way Kambas berdasarkan Ekosistem

didominasi hutan mangrove, seperti Api-api, nipah, di sepanjang Way Kambas,

sekapuk, wako, way pegadungan, hutan rawa, seperti nibung.Di Way Biru Wako

dan Way Panet, Hutan Pantai seperti Ketapang, Cemara Laut, Pandan, yang

terdapat di sepanjang pantai dari Kuala Penet sampai Kuala seputih, Hutan

daratan rendah seperti meranti, salam, rawang, minyak yang terdapat di daerah

Susukan Baru, Plang Ijo, Way Kanan, Rantau Jaya Ilir, Rasau, dan sekitarnya.

Berdasarkan Tipe Vegetasi, Hutan skunder yang terdiri dari meranti, minyak,

sempur, suren, puspa, jabon, rengas, rawa atau daerah basah, seperti nibung, inang

merah, dan jenis rumput,Tanaman Reboisasi pada vegetasi alang-alang antara lain

lamtogung, kaliandra,dan jambu monyet.

Di kawasan Taman Nasional Way Kambas juga terdapat Pusat Pelatihan Gajah

(Elephant Training Centre) dengan area seluas 500 hektar yang dioperasikan

mulai tanggal 29 Agustus 1985. Pada daerah ini wisatawan dapat menyaksikan

bagaimana gajah yang semula liar, tetapi bisa dijinakkan dan dilatih menjadi

sahabat untuk membuat atraksi maupun rekreasi dan juga untuk kepentingan lain.

11

Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut menjadi salah satu hal yang menarik

bagi wisatawan dalam meningkatkan kepariwisataan dengan menampilkan

berbagai kegiatan seperti :

Pengunjung dapat menunggang gajah sambil berfoto bersama.

Menyaksikan sepak bola gajah.

Lomba lari gajahdan tarik tambang dengan gajah,.

Safari gajah dengan rute yang sudah ditentukan.

Pacu renang gajah sambil beristirahat di Pasangrahan.

Menyaksikan gajah-gajah yang sedang dilatih, mandi dan ditambatkan dan

pertunjukan lainnya.

Gambar 1.4 Pertunjukan Atraksi Gajah Taman Nasional Way KambasSumber : www.pedomanwisata.com/taman-nasional-way-kambas

Beberapa lokasi atau obyek yang menarik untuk dikunjungi Pusat Latihan Gajah

Karangsari. Atraksi gajah Way Kambas, Untuk kegiatan berkemah Way Kanan.

Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam

dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas.

12

Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa,

burung migran), padang rumput dan hutan mangrove. Jumlah pengunjung yang

datang ke objek wisata Taman Nasional Way Kambas tahun 2015 sampai dengan

tahun 2017, dapat dilihat pada ditabel 1.1

Tabel 1.1 Data Pengunjung Balai Taman Nasional Way Kambas Tahun 2015-2017

No Tahun Jumlah Wisatawan

1 2015 23.910 orang

2 2016 35.989 orang

3 2017

(per oktober 2017)

61.909 orang

Sumber : Lampost.co

Dari penjelasan diatas potensi alam Taman Nasional Way Kambas yang memiliki

nilai ekonomis tinggi, maka kawasan ini dapat menjadi salah satu daya tarik

wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri, baik untuk rekreasi, penelitian,

observasi, wisata alam dan sebagainya. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi

taman nasional ini, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum atau

bus pariwisata dengan melintasi rute yaitu Tanjung karang -Metro - Labuhan ratu

lama (100 Km) dengan waktu tempuh 5 Jam. Tanjung karang - Sribowono -

Labuhan ratu Lam ( 80 km) dengan waktu tempuh 4 jam.

Maraknya penguna internet saat ini dapat membantu pelaksanaan dan penerapan

Electronic word of mouth sebagai salah satu strategi pemasaran menjadi lebih

efisien. Dan pengguna internet seperti media sosial instagram dapat dimanfaatkan

sebagai media pemasaran bagi sebuah objek wisata salah satunya Taman Nasional

Way Kambas.

13

Dengan adanya electronic word of mouth yang dilakukan konsumen melalui

Internet, hal tersebut akan mendorong terjadinya percakapan. Konsumen

melakukan ulasan dan memberi komentar terhadap Taman Nasional Way Kambas

dan akan membuat jaringan pemasaran mengenai Taman Nasional Way Kambas

semakin luas.

Sehingga Taman Nasional Way Kambas memiliki kesempatan untuk

mendapatkan pengunjung baru. Komentar-komentar diinternet ataupun di media

sosial instagram mengenai Taman Nasional Way Kambas menjadi sebuah

informasi yang akan berguna bagi Taman Nasional Way Kambas sebagai media

pemasaran yang efektif dan tanpa biaya pemasaran yang besar.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti

mengindentifikasi masalah pariwisata yaitu peran Electronic Word of Mouth

dalam mempromosikan destinasi wisata Taman Nasional Way Kambas dengan

Electronic Word of Mouth yang belum berjalan dengan maksimal dan efektif,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini mengambil judul :

“Peran Electronic Word of Mouth Dalam Mempromosikan Destinasi Wisata

Taman Nasional Way Kambas”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, permasalahan dalam

penelitian ini adalah : Apakah electronic word of mouth berperan dalam

mempromosikan Taman Nasional Way Kambas dimedia sosial instagram ?

14

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,

maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui electronic word of mouth

berperan dalam mempromosikan Taman Nasional Way Kambas dimedia sosial

instagram.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan dan

pemahaman serta menjadi aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkan

selama perkuliahan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihakyang

mempunyai perhatian dalam kepariwisataan dan perkembangannya,bagi instansi

kepariwisataan diharapkan dapat memberikan sumbangan saran untuk pemerintah

Kabupaten Lampung Timur khususnya Dinas Pariwisata dalam pengembangan

pariwisata di Taman Nasional Way Kambas.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Menurut American Marketing Association dalam Assauri (2015: 3) Pemasaran

dalam penafsiran yang sempit adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang

berkaitan dengan mengalirkan barang dan jasa dari produsen sampai ke

konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan pemasaran yang

lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai

jauh sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk dalam proses produksi.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008: 7) Mengemukakan pengertian

pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu-individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Definisi

pemasaran ini didasarkan pada konsep yang terdiri atas :

1. Kebutuhan, keinginan dan permintaan.

2. Produk, nilai, biaya dan kepuasan.

3. Pertukaran, transaksi dan

16

2.1.1 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2009: 101) bahwa marketing mix merupakan seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran. Pada sisi lainnya terdapat penyesuaian pada

marketing mix, dimana produsen tersebut menyesuaikan elemen-elemen

marketing mix untuk masing-masing sasaran. Variabel-variabel yang ada di dalam

marketin mix ini bisa digunakan secara efektif apabila disusun sesuai dengan

keadan dan situasi yang sedang dialami dalam suatu perusahaan. Dari definisi di

atas dapat diatikan pengertian dari marketing mix adalah faktor-faktor yang

dikuasai dan dapat digunakan oleh marketing manajer guna mempengaruhi

keputusan pembelian konsumennya. Faktor-faktor tersebut antara lain product,

price, place, promotion, people, process, dan physical evidence.

1. Produk ( Product)

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 223) produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan,

atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar

bersangkutan, baik berupa barang maupun jasa.

Menurut Kotler (2005: 55) produk dapat diukur diantaranya melalui :

a. Variasi produk

b. Kualitas produk

c. Tampilan produk.

17

2. Harga (Price)

Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja

dengan mempertimbangkan berbagai hal. Harga dikatakan mahal, murah, atau

biasa-biasa saja bagi setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari

individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatau barang atau jasa, setiap perusahaan

harus menetapkan harga secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur

marketing mix yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,

sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan

timbulnya biaya (pengeluaran). Di samping harga merupakan unsur marketing mix

yang bersifat flexibel artinya dapat diubah dengan cepat. Harga sangat penting

karena menentukan keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Penentuan

harga memiliki dampak pada penyesuaian strategi pemasaranyang diambil.

Elastisitas harga dari suatu produk juga akan mempengaruhi permintaan dan

penjualan.

Menurut Chandra (2002: 21) harga dapat diukur diantaranya melalui :

a. Harga produk pesaing

b. Diskon (potongan harga)

c. Variasi sistem pembayaran

3. Tempat (Place)

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 55) tempat termasuk kegiatan perusahaan

yang membuat produk tersedia lagi pelanggan sasaran. Tapi juga termasuk

didalamnya saluran pemasaran, kumpulan dan pengetahuan lokasi, persediaan

18

serta transportasi. Dalam industri jasa tempat terutama mengacu pada lokasi dan

distribusi yang dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam memperoleh

jasa perusahaan. Lokasi bisa diukur melalui seberapa strategis tempat tersebut

fasilitas yang bisa didapat oleh calon konsumen, serta kemudian dalam

mengakses lokasi tersebut. Keputusan-keputusan lokasi dan saluran penjualan

meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaian produk kepada pelanggan

dan dimana produk harus ditempatkan.

4. Promosi (Promotion)

Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 58) promosi adalah usaha perusahaan

untuk mempengaruhi calon pembeli melalui pemakaian unsur atau bauran

pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran,

yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan meningkatkan pasar

sasaran atau perusahan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Media

promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain periklanan, promosi

penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.

Penentuan media promosi yang digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk

produk itu sendiri.

Menurut Tjiptono (2005: 22) Promosi dapat diukur secara garis besar melalui :

a.Tingkat kemenariakan iklan

b. Publisitas pesanan

19

5. Orang (People)

Menurut Nirwana (2004: 48) people adalah orang yang memiliki andil dalam

memebriakan atau menunjukkan pelayanan yang diberikan kepada konumen

selama melakukan pembelian barang. Dalam penelitian ini karyawan berperan

aktif dalam memberikan pelayanan kepada konsumen selama melakukan

pembelian, faktor people ini berperan positif terhadap keputusan pembelian.

Menurut Ratih (2005: 62), menyatakan people adalah semua pelaku yang

memainkan peranan dalam penyajian jasa ataupun produk sehingga dapat

mempengaruhi pembelian. Elemen-elemen dari people adalah pegawai

perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.

Menurut Ratih (2005: 63), elemen people ini memliki 2 aspek, yaitu :

a.Service people

Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu

mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut melalui pelayanan yang baik, cepat,

ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kestiaan pelanggan

terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.

b.Customer

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para

pelanggan.

6. Kondisi fisik (Physical evidence)

Menurut Nirwana (2004: 47) fasilitas pendukung merupakan bagian dari

pemasaran jasa yang memiliki peranan cukup penting. Karena jasa yang

disampaikan kepada pelanggan tidak jarang memerlukan fasilitas pendukung di

dalam penyampaian.

20

Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan

adanya fasilitas pendukung secara fisik. Maka jasa tersebut akan dipahami oleh

pelanggan, para memperhatikan elemen layanan fisik sebagai berikut prasarana

yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh

manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin alat

telekomunikasi yang cangih, atau perabot kantor yang berkualitas dan lain-lain

menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk atau jasa.

7. Proses (Process)

Burhan bungin (2015: 57) proses mencerminkan kualitas, biaya, dan pengantaran

(delivery) produk dari perusahaan ke pelanggan. Kualitas produk dan jasa adalah

buah dari proses yang baik dimulai dari proses sampai delivery kepelanggan

secara tempat waktu, efektif, dan dengan biaya yang efesien.

2.2 Promosi

Menurut Lupiyoadi dalam Suryadana dan Octavia (2015: 157) Promosi

merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran, yang sangat penting

dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa.

Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara

perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi

konsumen dalam kegiatan pemebelian atau pengunaan jasa sesuai dengan

kebutuhan. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009: 510) promosi atau juga

dikenal dengan komunikasi pemasaran (marketing communnication) adalah

berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen

21

secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang

dijual, dalam memperkenalkan produknya. Perusahan tidak lepas dari kegiatan

promosi. Promosi merupakan suatu media antara penjual dan pembeli yang

bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi membeli dan tetap mengenal

produk tersebut. Dan promosi juga harus ditempatkan pada proposi yang

seharusnya. Dalam artinya tidak hanya ditempatkan untuk memperkenalkan

barang atau jasa kepada masyarakat, akan tetapi lebih dari itu bagaimana

masyarakat mau membeli barang atau jasa yang ditawarkan.

Dari beberapa definisi menurut ahli di atas dapat diartikan bahwa promosi adalah

suatu bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan

kepada konsumen untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk membeli

atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Strategi promosi menurut Kotler dan Armstrong (2001: 74) adalah kreativitas

mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pasar sasaran. Dalam

sektor pariwisata strategi promosi ini penting dilakukan karena sektor pariwisata

merupakan industri yang kompetitif. Dalam industri pariwisata yang berkembang

pesat, persaingan menjadi semakin tinggi, sehingga strategi promosi destinasi

wisata semakin penting perananya.

2.2.1 Fungsi Promosi

Menurut Terence A. Shimp (2000: 7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat

penting bagi suatu perusahaan atau lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan

sebagai berikut :

22

1. Memberikan Informasi (Informing)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka

tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra

sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan

peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun

konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah

ada.

2. Membujuk (Persuading)

Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk

mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk

mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi

keseluruhan kategori produk. Lebih sering promosi berupaya untuk membangun

permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

3. Mengingatkan (Reminding)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.

Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang

diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir

di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi

pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini

belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang

menguntungkan.

23

4. Menambah nilai (Adding value)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi

penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah

persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-benar

independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan,

lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan (Assisting)

Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan

penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan

memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan

kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya

periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk

memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk

jasa. Terlebih lagi iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim

oleh perwakilan penjual lebih kredibel.

2.2.2 Tujuan Promosi

Rossiter dan Percy dalam Tjiptono (2002: 222) mengklasifikasikan tujuan

promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (categoryneed).

2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

konsumen (brand awareness).

3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

24

4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention).

5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).

6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).

2.2.3 Sasaran Promosi

Sasaran merupakan orang-orang atau kelompok yang menjadi target komunikasi

oleh suatu organisasi karena pihak tersebut dianggap memiliki pengaruh secara

langsung maupun tidak langsung dalam pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Effendy (1992: 10) menyebutkan bahwa sasaran promosi meliput dua

hal, yaitu :

a. Publik intern

Semua orang yang bekerja pada organisasi, beberapa diantaranya adalah

pegawai dari tingkat paling atas sampai tingkatan paling atas sampai tingkatan

terendah. Para pemegang saham dan serikat kerja.

b. Publik ekstern

Orang-orang di luar organisasi yang ada kaitannya dengan dengan kegiatan

organisasi.

Menurut pendapat diatas dapat diartikan bahwa sasaran promosi yaitu terdiri dari

publik intern dan publik ekstern. Sasaran adalah target kegiatan komunikasi

timbal balik dengan penjual sehinga promosi harus dilakukan dengan baik

terhadap sasaran promosi agar mereka merasa yakin akan produk yang ditawarkan

tersebut.

25

2.2.4 Bentuk-bentuk Promosi

Menurut Kotler dan Keller (2012: 500), marketing communication mix terdiri dari

delapan mode utama komunikasi :

a. Periklanan (Advertising) adalah bentuk presentasi non personal yang berbayar

dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor diidentifikasi melalui media

cetak (koran dan majalah), media penyiaran (radio dan televisi), media jaringan

(telepon, kabel, satellite, wireless), media elektronik (rekaman suara, rekaman

video, videodisk, CDROM, halaman web), dan media display (billboard, tanda-

tanda, poster).

b. Promosi penjualan (Sales promotion) adalah berbagai insentif jangka pendek

untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa termasuk

promosi konsumen (seperti sampel, kupon, dan premi), promosi perdagangan

(seperti iklan dan tunjangan), dan bisnis serta tenaga penjualan promosi (kontes

untuk agen penjualan).

c. Acara dan pengalamaan (Events and experiences) adalah kegiatan dan program

yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan harian atau

merek khusus terkait interaksi dengan konsumen, termasuk olah raga, kesenian,

hiburan, dan menyebabkan acara seperti kurang formal.

d. Publisitas (Public relations and publicity) adalah berbagai program internal

langsung kepada karyawan dari perusahaan atau eksternal kepada konsumen,

perusahaan lain,pemerintah, dan media untuk melindungi citra perusahaan atau

produk.

e. Pemasaran langsung (Direct marketing) adalah pengunaan email, telpon, fax,

e-mail, atau dialog dari pelanggan tertentu dan prospek.

26

f. Pemasaran interaktif (Interactive marketing) adalah aktivitas online dan

program-program yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek

secara langsung atau tidak langsung akan meningkatkan kesadaran,

meningkatkan citra, atau menimbulkan perjualan produk atau jasa.

g. Pemasaran dari mulut ke mulut (Word of mouth marketing) adalah seseorang

melakukan komunikasi baik lisan maupun tertulis pada orang lain, atau

komunikasi elektronik yang berhubungan dengan manfaat atau pengalaman

membeli atau menggunakan produk atau jasa.

h. Penjualan tatap muka (Personal selling) adalah interaksi tatap muka secara

langsung dengan satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan membuat

presentasi, menjawab, pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

2.3 Word Of Mouth (WOM)

Menurut Ali Hasan (2010: 32) Komunikasi dari mulut ke mulut atau word of

mouth communication adalah tindakan konsumen memberikan informasi kepada

konsumen lain dari seseorang kepada orang lain (antar pribadi) non-komersial

baik merek, produk maupun jasa. Word of mouth menjadi media yang paling kuat

dalam mengomunikasikan produk atau jasa kepada dua atau lebih konsumen.

Word of mouth antar konsumen muncul secara alami dan jujur yang membuat

pesan pemasaran yang dihasilkan jauh lebih efektif dibanding dengan media lain.

Sedangkan menurut sernovitz (2009: 14) Word of mouth merupakan komunikasi

yang menghasilkan percakapan yang baik.

27

Seseorang akan bertanya kepada orang lain mengenai kualitas suatu barang atau

jasa sebelum mereka memutuskan untuk membelinya. Oleh karena itu word of

mouth dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang dalam melakukan

pembelian.

Menurut Ali Hasan (2010: 33) manfaat word of mouth adalah sebagai berikut :

a. Murah bahkan gratis.

b. Saat ini dapat menyebar dengan cepat mengunakan viral marketing.

c. Lebih mudah untuk meyakinkan calon konsumen karena informasi

bersumber dari orang yang dikenal.

d. Tingkat loyalitas lebih tinggi. Lebih cepat menimbulkan dengan metode

komunikasi lainnya.

Sedangkan Manfaat komunikasi mulut menurut Philip Kotler dalam Benjamin

Molan (2005: 261) sebagai berikut :

a. Sumber dari mulut ke mulut meyakinkan :

Cerita dari mulut ke mulut adalah satu-satunya metode yang berasal dari

konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen yang puas tidak hanya

ingin membeli kembali, tetapi mereka adalah rekalmen yang berjalan.

b. Sumber dari mulut ke mulut berbiaya rendah

Dengan tetap menjaga hubungan dengan konsumen yang puas dan

menjanjikan mereka penyedia akan membebani bisnis tersebut biaya yang

paling rendah, bisnis tersebut dengan merujuk pada orang tersebut.

28

2.3.1 Electronic Word Of Mouth

Menurut Hennig-Thurau et al., (2004: 39), Electronic Word of Mouth (e-WOM)

merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang berisi tentang pernyataan positif

atau negatif yang dilakukan pelanggan potensial, pelanggan maupun mantan

pelanggan tentang suatu produk atau perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang

atau lembaga melalui media internet.

Menurut Chatterjee dalam Jalilvand dan Samiei (2012: 2), penggunaan internet

dan jejaring sosial yang meningkat juga merupakan hal yang penting dimana saat

ini Word of Mouth tidak hanya dilakukan perorangan namun bisa dalam bentuk

apa saja termasuk internet yang disebut dengan Electronic Word of Mouth (e-

WOM). Efektivitas dari Electronic Word of Mouth lebih efektif dibandingkan

dengan komunikasi Word of Mouth di dunia offline, karena aksesibilitas yang

lebih besar dan jangkauan yang tinggi.Komunikasi Electronic Word of Mouth

memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan komunikasi Word of Mouth

tradisional. Pertama, tidak seperti Word of Mouth tradisional, komunikasi

Electronic Word of Mouth memiliki skalabilitas yang belum pernah terjadi

sebelumnya dan kecepatan difusi. Word of Mouth tradisional, berbagai informasi

terjadi antara kelompok-kelompok kecil orang dalam mode sinkron atau saling

terhubung. Informasi di Word of Mouth tradisional biasanya dipertukarkan dalam

percakapan pribadi atau dialog. Informasi dalam bentuk Electronic Word of

Mouth tidak perlu ditukar pada saat yang sama ketika semua komunikator hadir.

Contohnya, pengguna forum dapat membaca dan menulis komentar orang lain

setelah topik pembicaraan dibuat. Kedua, tidak seperti Word of Mouth tradisional,

komunikasi Electronic Word of Mouth lebih tetap dan mudah diakses.

29

Sebagian besar informasi berbasis teks yang disajikan di internet diarsipkan dan

dengan demikian akan tersedia untuk waktu yang tidak terbatas. Ketiga,

komunikasi Electronic Word of Mouth lebih terukur dibandingkan Word of Mouth

tradisional. Format presentasi, kuantitas, dan persistensi komunikasi Electronic

Word of Mouth telat membuat mereka lebih mudah diamati. Informasi Word of

Mouth yang tersedia secara online jauh lebih produktif dalam jumlah

dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari kontak tradisional di dunia

offline.

Goldsmith dan Horowitz (2006: 3), mengungkapkan bahwa di dunia online, ada

bermacam-macam cara dimana konsumen dapat bertukar informasi. Pengguna

internet dapat melakukan Electronic Word of Mouth melalui berbagai saluran

online, termasuk blog, mikroblog, email, situs ulasan (review) konsumen, forum,

komunitas konsumen virtual, dan situs jejaring sosial.

2.3.2 Dimensi Electronic Word Of Mouth (e-WOM)

Menurut Goyette et al.,(2010: 11), dalam mengukur pengaruh Electronic Word of

Mouth (e-WOM) menggunakan dimensi sebagai berikut :

1. Intensitas

Intensitas dalam Electronic Word of Mouth (e-WOM) adalah banyaknya pendapat

atau komentar yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah media sosial. Goyette et

al., (2010: 11) membagi indikator dari Intensitas sebagai berikut :

a. Frekuensi mengakses informasi dan media sosial.

b. Frekuensi interaksi dengan pengguna media sosial.

c. Banyaknya ulasan yang dituliskan oleh pengguna media sosial.

30

2. Konten

Adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk dan jasa.

Indikator dari Konten meliputi :

a. Informasi tentang variasi makanan dan minuman

b. Informasi tentang kualitas (rasa, tekstur, dan suhu) makanan dan minuman.

c. Informasi mengenai harga yang ditawarkan

d. Informasi mengenai keamanan transaksi dan situs jejaring internet yang

disediakan.

3. Pendapat Positif

Adalah komentar positif mengenai produk, jasa dan brand.

a. Komentar positif dari pengguna media sosial.

b. Rekomendasi dari pengguna media sosial.

4. Pendapat Negatif

Adalah komentar negatif konsumen mengenai produk, jasa dan brand.

a. Komentar negatif dari pengguna media sosial.

b. Berbicara hal-hal yang negatif kepada orang lain dari pengguna media sosial.

Perbedaan antara Word Of Mouth dan electronic Word Of Mouth dapat dibedakan

berdasarkan pada media digunakan penggunaan Word Of Mouth tradisional

biasanya bersifat face-to-face (tatap muka), sedangkan penggunaan electronic

Word Of Mouth biasanya bersifat secara online melalui cyberspace. Seiring

berkembangnya kemajuan teknologi. Tempat fisik dimana word of mouth terjadi

telah berubah dari face-to-face ke cyberspace.

31

Perubahan medium mampu menjelaskan perbedaan antara Word Of Mouth

tradisional dan electronic word-of-mouth (eWOM). Aksesibilitas tinggi electronic

Word Of Mouth dapat mencapai jutaan orang, dapat dilakukan untuk jangka waktu

yang panjang, dan dapat ditemukan oleh siapa saja yang tertarik pada produk

tertentu atau perusahaan.

2.4 Pemasaran Pariwisata

Menurut J. Krippendorf 1982 dalam payangan (2014: 29) merumuskan

pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan

sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata,

baik milik swasta atau pemerintah dalam ruang lingkup lokal, regional, atau

internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh

keuntungan yang wajar.

Pemasaran pariwisata menurut Stephen Witt et al. (2003: 3) dalam tulisan

Executive Summary Blue Print Pemasaran Pariwisata Indonesia menguraikan

bahwa pemasaran pariwisata merupakan suatu sistem yang mencakup upaya

dalam mengidentifikasikan kebijakan dan strategi, program, serta pola-pola

promosi yang hendak dipertemukan dengan sistem dan strategi pengembangan

produk. Dari batasan pengertian yang diberikan sebelumnya, bahwa untuk tata

kelola kepariwisataan yang baik pada intinya adalah adanya koordinasi dan

sinkronisasi program pemangku kepentingan yang ada serta pelibatan partisipasi

aktif antara pihak Dinas Pariwisata, swasta atau industri pariwisata, dan

masyarakat setempat yang terkait demi memuaskan para wisatawan, yakni

32

menyediakan objek dan atraksi wisata sesuai dengan persepsi wisatawan agar

merasa puas.

2.4.1 Pariwisata

Menurut undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang

dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas, serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Sedangkan menurut Krapf

dan Hunzeker dalam Oka A.Yoeti (1996: 112) Pariwisata dalah suatu aktivitas

manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara

bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri atau diluar

negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara

waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang

dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

2.4.2 Komponen Dasar Pariwisata

Menurut Inskeep dalam Suryadana dan Octavia (2015: 33) diberbagai literatur

dimuat berbagai macam komponen wisata. Namun ada beberapa komponen

wisata yang selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata dimana

komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen

tersebut dikelompokkan sebagai berikut :

a. Atraksi dan Kegiatan-kegiatan Wisata

Kegiatan-kegiatan wisata yang dimaksud dapat berupa semua hal yang

berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, keunikan daerah dan

33

kegiatan lainnya yang menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu obyek

wisata.

b. Akomodasi

Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai jenis

fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk parawisatawan.

c. Fasilitas dan Pelayanan Wisata

Fasilitas dan pelayanan wisata yang dimaksud adalah semua fasilitas yang

dibutuhkan dalam perencanaan kawasan wisata di dalamnya termasuk

tourand travel operations (pelayanan penyambutan) misalnya seperti restoran

dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko cinderamata, kantor informasi

wisata, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum, dan fasilitas

perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).

d. Fasilitas dan Pelayanan Transportasi

Meliputi transportasi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi

internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan wisata dan kawasan

pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang

berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.

e. Infrastruktur Lain

Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik, drainase,

saluran air kotor, telekomunikasi.

34

f. Elemen Kelembagaan

Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan yang diperlukan untuk

membangun dan mengelola kegiatan wisata termasuk perencanaan tenaga

kerja, program pendidikan dan pelatihan menyusun strategi marketing dan

program promosi menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta

peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan wisata.

Sedangkan menurut Gun dalam Suryadana dan Octavia (2015: 35) komponen

dasar pariwisata, yaitu:

1. Atraksi keagamaan, dan perdagangan atau daya tarik wisata yang

dikategorikan dalam :

a. Sumber daya alam meliputi : air mancur, kolam, sungai.

b. Sumber daya dan budaya, meliputi arkeologi, sejarah, hiburan, olahraga,

kesehatan.

2. Akomodasi, tempat makan dan minum, tempat belanja, aksesibilitas.

3. Transportasi udara, air, dan darat.

4. Air bersih, pembuangan limbah, keamanan, listrik dan pemadam kebakaran.

Berdasarkan hasil penjelasan beberapa pakar pariwisata tersebut, para pakar

memiliki pandangan yang berbeda mengenai komponen dasar pariwisata namun

beberapa bagiannya memiliki inti yang sama.

2.4.3 Jenis-jenis Wisata

Menurut Suryadana dan Octavia (2015: 32), wisata berdasarkan jenis-jenisnya

dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:

35

1. Wisata alam, yang terdiri dari:

a. Wisata pantai (Marine tourism)

Merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk

berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana

dan prasarana akomodasi, makan dan minum.

b. Wisata etnik (Ethnic tourism)

Merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya

hidup masyarakat yang dianggap menarik.

c. Wisata cagar alam (Ecotourism)

Merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan kegemaran akan

keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup

binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang

terdapat di tempat-tempat lain.

d. Wisata buru

Merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki

daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan

digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

e. Wisata agro

Merupakan jenis wisata yang mengorganisir perjalanan ke proyekproyek

pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan di mana wisata rombongan

36

dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun

menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.

2. Wisata sosial budaya, yang terdiri dari:

a. Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk

golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa,

bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya

seperti tempat bekas pertempuran (battle fields) yang merupakan daya

tarik wisata utama di banyak negara.

b. Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang

berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau

daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan pada temanya,

di antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, industri, ataupun

dengan tema khusus lainnya.

2.5 Penelitian Terdahulu

Melihat masalah dan judul penelitian yang akan diteliti, maka diperlukan adanya

pemaparan tentang penelitian terdahulu guna mengungkapkan fenomena yang

sama dalam sudut pandang yang berbeda sehingga diharapkan dapat memperkaya

pengetahuan. Secara ringkas, penelitian terdahulu yang mendukung penelitian

yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

1. Aulia Humaira dan Lili Adi Wibowo (2016) dalam penelitiannya yang

mengaji tentang Analisis faktor elektonik word of mouth dalam

mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan pulau lengkawi Penelitian

37

ini mengunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Hasil penelitian

elektonik word of mouth mengenai Lengkawi memliki memiliki pengaruh

positif yang lemah terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Elektonic

word of mouth berperan sebagai media periklanan antara calon wisatawan

yang pernah mengunjungi lengkai, namun tidak memiliki dampak yang

signifikan dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi keputusan

berkunjung yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Viranti Mustika Sari (2012) dalam penelitian ini menkaji tentang pengaruh

electronic word of mouth di sosial media twitter terhadap minat beli

konsumen. Hasil dari penelitiannya, peneliti mengunakan pendekatan

kuantitatif. Sampel dan penelitian tersebut adalah 100 responden yang

pernah terpapar informasi mengenai holycowsteak dan belum bersantap di

holycowsteak dengan metode non-probability sampling serta teknik

snowball. Instuen penelitian ini mengunakan kuesioner. Hasil penelitiannya

menunjukan bahwa electronic word of mouth di social mediatwitter

memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat beli.

3. Sumarni (2014) dalam penelitian yang berjudul strategi promosi dinas

kebudayaan dan pariwisata Provinsi Kalimantan Timur dalam

mensosialisasikan program visit east Kalimantan 2014 memperoleh hasil

penelitian yaitu dinas pariwisata Kalimantan Timur melakukan beberapa hal

untuk mendukung promosi kepada wisata asing maupun wisata domestik

dalam mensosialisasikan visit east Kalimantan, tahari ini melalui media lini

atau yang merupakan media cetak, media elektonik dan media line bahwa

38

pameran point of purchase. Dinas kebudayan dan pariwisata memiliki faktor

pendorong yaitu mengunakan media masa untuk menyebarkan informasi

secara langsung dan faktor penghambatnya yaitu minimnya anggaran dana

dari pemerintah provinsi yang menyebakan kurangnya media publikasi yang

digunakan.

2.6 Kerangka Pemikiran

Menurut Hennig-Thurau et al., (2004: 39), Electronic Word of Mouth (e-WOM)

merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang berisi tentang pernyataan positif

atau negatif yang dilakukan pelanggan potensial, pelanggan maupun mantan

pelanggan tentang suatu produk atau perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang

atau lembaga melalui media internet. Maraknya penguna internet saat ini kini

dapat membantu mempromosikan objek wisata Taman Nasional Way Kambas

dengan mengunakan internet, Penyebaran informasi melalui media internet pun

kita kenal dengan istilah Electronic Word of Mouth (eWOM), Word of mouth yang

berlangsung secara online.

Dengan adanya Electronic Word of Mouth yang dilakukan konsumen melalui

Internet, hal tersebut akan mendorong terjadinya percakapan. Konsumen

melakukan ulasan dan memberi komentar terhadap Taman Nasional Way Kambas

akan membuat jaringan pemasaran mengenai Taman Nasional Way Kambas

semakin luas. Untuk dapat menjalankan peran electronic word of mouth yang baik

agar dapat medukung daerah wisata Taman Nasional Way Kambas.

39

2.1. Gambar Kerangka Pemikiran

Bauran Pemasaran

(marketing mix)

Promosi Pemasaran darimuluk ke mulut(WOM)

Peran Electronic WordOf Mouth padaInstagram

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Adapun

yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah Moleong (2007: 6). Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk

eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan

jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit

yang diteliti. Pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak

melakukan pengujian, berarti tidak dimaksudkan unutk membangun dan

mengembangkan perbendaharaan teori.

Penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis

tertentu, melainkan lebih pada menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel,

atau keadaan. Namun tidak berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan

hipotesis.

41

Penggunaan hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji

melainkan bagaimana berusaha menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif

dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah.

Penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan

penyusunan data, tapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data

tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk

penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena

atau gejala dengan fenomena atau gejala lain, atau dalam bentuk studi kuantitatif

dengan mengadakan klasifikasi, penilaian, menetapkan standar, dan hubungan

kedudukan satu unsur dengan unsur yang lain. Penelitian deskriptif memiliki

karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memusatkan penelitian pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang

dihadapi pada masa sekarang.

2. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis

dengan menggunakan teknik analitik.

3. Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.

4. Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.

5. Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan

bukan teknik lainnya.

Penelitian deskriptif memiliki metode penelitian yang berusaha menggambarkan

objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan

menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti

secara tepat. Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut:

42

1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali

memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat

kesimpulan.

2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, terkadang dalam

pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.

Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan

dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan

dalam menjaring data yang diperlukan. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan

subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan

yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

apa adanya. Menurut Nazir (1988: 63) metode deskriptif merupakan suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil

penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih

luas.Whitney (1960: 160) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat.

43

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif adalah fokus penelitian atau pokok

soal yang hendak diteliti, mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa

yang menjadi pusat penelitian dan hal yang kelak dibahas secara mendalam dan

tuntas (Bungin,2012: 41). Fokus Penelitian dan membatasi pengumpulan data

dapat dipandang kemanfaatannya sebagai reduksi data yang sudah diantisipasi. Ini

merupakan bentuk pra analisis yang mengesampingkan variabel-variabel dan

memperhatikan lainnya. Dengan adanya fokus penelitianakan menghindari

pengumpulan data yang serampangan dan hadirnya data yang melimpah ruah.

Fokus penelitian pada penelitian ini akan membahas mengenai peran electronic

word of mouth dalam mempromosikan destinasi wisata Taman Nasional Way

Kambas. Akan diteliti electronic word of mouth sehingga dapat diketahui peran

electronic word of mouth dalam mempromosikan destinasi wisata Taman

Nasional Way Kambas.

3.3 Lokasi Penelitian

Menurut Moleong (2007: 132) lokasi penelitian merupakan tempat dimana

peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau

peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka

mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Dalam penentuan lokasi penelitian,

menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori

substantif dan menjajaki lapangan dan mencari kesesuaian dengan kenyataan yang

ada dilapangan.

44

Sementara itu keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga perlu

juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian.

Peneliti melakukan penelitian, menangkap fenomena atau meneliti yang

sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data

penelitian yang akurat. Peneliti memilih Objek Taman Nasional Way Kambas

sebagai lokasi penelitian karna Taman Nasional Way Kambas memiliki banyak

potensi wisata yang dimilikinya.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam

pengumpulan data adalah pemilihan informan. Teknik sampling yang digunakan

oleh peneliti adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, (2009: 85).

Selanjutnya menurut Arikunto (2010: 183) pemilihan sampel secara purposive

pada penelitian ini akan berpedoman pada syarat-syarat yang harus dipenuhi

sebagai berikut :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key

subjectis).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

45

Pemilihan informan merupakan hal yang penting dalam mencari informasi yang

dibutuhkan mengenai objek yang diteliti.Sehingga peneliti harus cermat dalam

menentukan informan.Informan dalam penelitian ini untuk mencari informasi

tentang peran electronic word of mouth dalam mempromosikan destinasi wisata

Taman Nasional Way Kambas. Informan dalam penelitian ini yaitu :

a. Baru mengunjungi Taman Nasional Way Kambas,

b. Tahu mengenai Taman Nasional Way Kambas

c. Menggunakan instagram dan pernah upload poto di Taman Nasional Way

Kambas di akun instagram.

3.5 Jenis Data

Adapun jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

Data kualitatif sebagai data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud

pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif

diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara,

analisis dokumen, diskusi terfokus,atau observasi yang telah dituangkan dalam

catatan lapangan (transkrip).

Pengertian data kualitatif, menurut Sutopo dan Arif (2010: 1) adalah data yang

berupa tulisan mengenai tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif

itu berbentuk uraian terperinci, kutipan langsung dan dokumentasi kasus. Data ini

dikumpulkan sebagai suatu cerita responden, tanpa mencoba mencocokkan suatu

gejala dengan kategori baku yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Sutopo dan Arif (2010: 1-2), data kualitatif adalah tangkapan atas

perkataan subjek penelitian dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang

46

diterangkan secara mendalam, menurut makna kehidupan, pengalaman dan

interaksi sosial dari subjek penelitian sendiri. Dengan demikian, peneliti dapat

memahami masyarakat menurut pengertian mereka sendiri. Hal ini berbeda dari

penelitian kuantitatif yang membakukan pengalaman responden ke dalam

kategori-kategori baku peneliti sendiri.

Data kualitatif disimpan dalam catatan harian. Catatan harian atau catatan

lapangan merupakan instrumen utama yang melekat pada beragam teknik

pengumpulan data kualitatif. Isi catatan fakta tidak boleh berupa penafsiran

pribadi peneliti, akan tetapi fakta-fakta apa adanya dan telah teruji kesahihannya.

Peneliti mencatat fakta selengkap dan serinci mungkin. Catatan haruslah berisi

hal-hal konkret. Hal-hal yang bersifat abstrak hanya bisa dimasukkan ketika

benar-benar dapat dipercaya atau diandalkan. Setiap fakta mewakili peristiwa

penting yang akan dimasukkan ke dalam proposisi-proposisi yang nanti hendak

disusun, atau sebagai konteks dari suatu kegiatan. Data kualitatif yang penulis

dapatkan adalah jawaban dari pertanyaan dengan melakukan wawancara kepada

informan. Wawancara tersebut dilakukan terhadap informan yang telah

ditentukan.

3.6 Sumber Data

a. Data Primer

Dalam sebuah penelitian tentu penulis harus mempunyai sumber informasi dari

data primer untuk dapat diteliti. Menurut Umar (2003: 56), data primer

merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek

penulisan.

47

Metode wawancara mendalam atau in-depth interview dipergunakan untuk

memperoleh data dengan metode wawancara dengan narasumber yang akan

diwawancarai. Wawancara yang akan dilakukan peneliti yaitu dengan pedoman

wawancara. Wawancara dengan penggunaan pedoman (interview guide)

dimaksudkan untuk wawancara yang lebih mendalam dengan memfokuskan pada

persoalan-pesoalan yang akan diteliti. Pedoman wawancara biasanya tak berisi

pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar tentang data

atau informasi apa yang ingin didapatkan dari narasumber yang nanti dapat

disumbangkan dengan memperhatikan perkembangan konteks dan situasi

wawancara.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2005: 62), data sekunder adalah data yang tidak langsung

memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain

atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi

literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-

catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan

data yang diperoleh dari internet seperti di instagram, gambar, foto atau benda-

benda lain yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Bungin (2003: 42), menjelaskan metode pengumpulan data adalah “dengan cara

apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir

penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable”.

48

Suharsimi Arikunto (2002: 136), berpendapat bahwa “metode penelitian adalah

berbagai cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Cara yang dimaksud adalah wawancara, dan studi dokumentasi. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan

tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta

tujuan yang telah ditetapkan. Sudijono (1996: 82) mengemukakan ada beberapa

kelebihan pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat

melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh

secara mendalam, yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih

luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.

Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek

penelitian dengan pedoman yang telah di buat.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari

fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik ini banyak digunakan, baik dalam

penelitian sejarah maupun deskriptif (Mahmud, 2011: 168).

Observasi menurut Kusuma (1987: 25) adalah pengamatan yang dilakukan

dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang

diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi

terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi non

partisipan.

49

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap

percakapan di Instagram mengenai objek wisata Taman Nasional Way Kambas.

3.8 Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan

untuk mengidentifikasi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang didasarkan

data deskriptif dari status, keadaan, sikap, hubungan atau sistem pemikiran suatu

masalah yang menjadi objek penelitian. Setelah mendapatkan data–data yang

diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalaah mengolah data

yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta

mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik analisis

data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan keterangan–

keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menyiapkan seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari informan.

Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,

peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai dengan tahap tertentu sehingga

data yang didapatkan memuaskan Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif

yaitu antara lain:

50

a. Reduksi data (Reduction Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar muncul dari

catatan-catatan tertulis dilapangan.

Laporan atau data yang diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk

uraian yang lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan

jumlahnya akan cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya apabila diperlukan. Data yang diperoleh dilokasi penelitian (data

lapangan) dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terperinci.

Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan

pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya. Selanjutnya

pada saat pengumpulan data berlangsung diadakan tahap reduksi data,

kemudian membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-

gugus dan menulis memo.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut. Dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam

bentuk uraian, dan foto atau gambar sejenisnya.Selanjutnya penyajian data

51

yang digunakan untuk menyajikan data adalah teks naratif yang

mendeskripsikan langsung mengenai hasil temuan yang didapat peneliti

melalui teknik wawancara untuk diadakannya kesimpulan.

c. Penarikan kesimpulan ( Drawing Conclusions)

Yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian

berlangsung. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka diartikan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan,

hal-hal yang sering timbul, yang dituangkan dalam kesimpulan. Dalam

penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari

rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi, dan wawancara.

3.9 Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep keahlian

(validitas) atas kehandalan (reabilitas). Derajat kepercayaaan atau kebenaran suatu

penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Menurut Moleong

(2007: 324), terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk memeriksa

keabsahan data anatara lain:

52

a. Derajat Kepercayaan (credibility)

Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas

internal dan nonkualitatif. Fungsi derajat kepercayaan yaitu, penemuannya

dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan

dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan yang sedang diteliti.

Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan,

yaitu:

1. Triangulasi

Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan

data yang diperoleh dengan sumber lain, pada berbagai fase penelitian

lapangan, pada waktu yang berlainan dan dengan metode yang berlainan.

Adapun triangulasi yang dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan

yang memanfaatkan penggunaan nomor data, metode, dan teori. Untuk itu

maka peneliti dapat melakukan dengan cara:

a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

b. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan

wawancara.

c. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

d. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data

dapat dilakukan.

Berdasarkan hasil triangulasi tersebut maka akan sampai pada salah satu

kemungkinan yaitu apakah data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak

konsisten, atau berlawanan. Maka selanjutnya mengungkapkan gambaran

yang lebih memadai mengenai gejala yang diteliti.

53

2. Kecukupan Referensial

Yaitu mengumpulakan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau

rekaman-rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan

untuk menguji pada diadakan analisis dan penafsiran data.

a. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan

antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan

tersebut seorang peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian

dalam konteks yang sama.

b. Kebergantungan (Dependability)

Kebergantungan merupakan substitusi reabilitas dalam penelitian

nonkualitatif. Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan

dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian.

Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan,

tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji

dependendability-nya. Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi

datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable. Untuk

mengetahui dan memastikan apakah hasil penelitian ini benar atau salah,

peneliti selalu mendiskusikannya dengan pembimbing secara bertahap

mengenai data-data yang didapat di lapangan mulai dari proses penelitian

sampai pada taraf kebenaran data yang didapat.

54

c. Kepastian (Confirmability)

Dalam penelitian kualitatif uji kepastian mirip dengan uji

kebergantungan, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Menguji kepastian (confirmability) berarti menguji hasil

penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian,

jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian yang

dimaksud berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan disepakati

hasil penelitian tadak lagi subjektif tapi sudah objektif.

Peneliti akan melakukan keteralihan dengan mencari dan mengumpulkan data

kejadian empiris dalam konteks yang sama mengenai peran electronic word of

mouth dalam mempromosikan destinasi wisata Taman Nasional Way Kambas.

Penelitian yang melakukan keteralihan tersebut, peneliti harus selalu

mendiskusikan hasil dilapangan dengan pembimbing mengenai data-data yang

didapat dilapangan mulai dari proses penelitian sampai pada taraf kebenaran data

yang didapat. Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif, peneliti

dalam hal ini melakukan pemeriksaan secara cermat bersama dengan pembimbing

terhadap kepastian asal-usul data, logika penarikan kesimpulan dari data, logika

penarikan kesimpulan dari data dan derajat ketelitian serta pemahaman terhadap

kegiatan peneliti tentang keabsahaan data.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penemuan di lapangan dan hasil pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada empat

informan penelitian, khusus yang pernah mengunjungi Taman Nasional

Way Kambas dan merekomendasikan kepada orang lain menggunakan

media sosial Instagram. Hal ini berkaitan dengan seberapa besar peran

electronic word of mouth dalam memperkenalkan destinasi wisata Taman

Nasional Way Kambas. Dan hasil dari observasi dan wawancara saat

penelitian ini berlangsung dikemukan beberapa hal terkait intensitas

masyarakat saat ini dalam mengakses setiap informasi apapun melalui

internet khususnya media sosial dengan banyaknya interaksi dan ulasan

yang dilakukan oleh pengguna instagram dapat diartikan bahwa peran

electronic word of mouth sangat berperan pada media sosial instagram

mengenai Taman Nasional Way Kambas.

92

2. Perkembangan pengguna internet yang demikian pesat, maka arus

pertukaran informasi dapat terjadi dalam hitungan detik. Sumber informasi

tidak selalu datang dari sumber resmi, bahkan banyak akun pribadi pun

seperti lampungeh, lampunginsta, explorelampung, potretlampung,

ilovelampung dan lain-lain. dapat memberikan informasi yang kemudian

dibaca dan dipercaya oleh banyak pengguna. Dengan demikian banyak

kemudian muncul akun-akun pribadi atau akun tak resmi yang kemudian

terkenal karena perannya memberikan informasi di dunia maya. Dalam

pertukaran informasi tersebut, salah satu informasi yang juga sering

tersebar adalah informasi mengenai perjalanan wisata.

Beberapa pengguna blog, twitter dan instagram kemudian menjadi terkenal

karena memberikan informasi pariwisata secara ringan lewat akun mereka,

Para pembaca kemudian dapat memberikan komentar terhadap cerita-

cerita yang telah mereka buat, sehingga terjadi interaksi antara pemilik

akun dan pembaca.

5.2. Saran

1. Bagi pengelola Taman Nasional Way Kambas

Peran promosi merupakan hal terpenting terkait pegembangan suatu usaha

baik barang atau jasa. Dalam hal ini word of mouth menjadi fenomena di

khalayak umum terutama dalam mempromosikan suatu usaha. Promosi

terkait pariwisata merupakan hal penting dalam mengembangkan potensi

wisata daerah khsusunya Taman Nasional Way Kambas. Pengelola

diharapkan lebih aktif lagi dalam memberikan informasi terkait potensi

93

wista Taman Nasional Way Kambas serta memiliki SDM yang kompetensi

dalam bidang promosi khusunya terkait Electronic Word Of Mouth.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini dibatasi oleh minimnya informasi yang bisa dihimpun oleh

peneliti seperti pengunjung yang sangat protektif terkait akun media sosial

Instagram yang mereka miliki. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk

lebih menggali lebih dalam terkait intensi kunjungan tempat wisata Taman

Nasioanl dan juga bisa menambahkan fokus lainnya seperti motivasi dalam

mengunjungi tempat pariwisata konservasi alam.

DAFTAR PUSTAKA

Ali hasan. 2010. Marketing dari Mulut ke Mulut Word Of Mouth. yogyakarta. MediaPresindo

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rinekacipta.

Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi2010. Jakarta :RinekaCipta.

Assauri,sofjan. 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali pers. Bandung: Alfabet

Bandura, Albert, 1971, Social Learning Theory, New York City:General Learning Press.

Barrykusuma, 2014 “Way Kambas, Taman Nasional Tertua di Indonesia”Kompas.com -03/02/2014, 15:24 WIB (Diakses 25 Agustus 2017).

Bungin burhan. 2015. Komunikasi Pariwisata Pemasaran dan Brand Destinasi. jakarta.Prenadamedia group

Bungin,burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja GrafindoPersada. 274 Hal

Bungin.Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Chandra, Gregorius. 2002. Strategi dan Program Pemasaran, edisi pertama,cetakanpertama, Andi Yogyakarta.

Chandra, Satish dan Menezes, Dennis. 2001. “Applications of Multivariate Analysis inInternational Tourism Research:The Marketing Strategy Perspective of NTOs”,Journal of Economic andSocial Research, 3(1): 7798.

Danisworo, M. dan Martokusumo, W. (2002). “Revitalisasi Kawasan Kota :SebuahCatatan Dalam Pengembangan dan Pemanfaatan KawasanKota”, Info URDIVol.13.

Darmadi, Durianto et al. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta:

Deddy Prasetya Maha Rani. 2014. “Pengembangan potensi pariwisata KabupatenSumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang)” Jurnal Politik

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Hubungan Masyarakat Suatu Studi

Faris fadhilah hakim,listya dwi harsono. 2016. “Pengaruh electronic word of mouth padamedia sosial twitter terhadap purchase intention the influence of electronic word ofmouth on social media twitter to purchase”.jurnal fakultas ekonomi dan bisnis,Universitas telkom

Febriyanto. 2011. “Analisis gap harapan dan kinerja berdasarkan persepsi pengunjungtaman nasional way kambas di lampung timur” Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol.2No.1 Oktober 2011 : 53-68

Ghozali, I. 2006. Structural equation modeling metode alternatif dengan partial least square(PLS) Semarang: badan penerbit UNDIP

Goldsmith, R. E dan Horowitz, D. 2006. Measuring Motivations For Online OpinionSeeking. Journal of Interactive Advertising, 6(2), 3-14.

Goyette, I., Richard, L., Bergeron, J. dan Marticotte, F. 2010. e-WOM Scale: Word-of-Mouth Measurement Scale for e-Services Context. Journal of AdministrativeSciences, 27 pp. 5-23

Hadiyono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Hennig-Thurau, T ., Gwinner, K.P., Walsh, G. dan Gremler, D. D. 2004. Electronic Word-of-Mouth Via Customer-Opinion Platforms: What Motivates Consumer to ArticulateThemselves on the Internet. Journal of Interactive Marketing, Vol 18/No 1, 38-52.

Herat, Rizki Andini, Rembang, Max R. ,dan Kalagi, John. 2015. “Peran Bidang Promosidan Pemasaran Dinas Pariwisata KabupatenPulau Morotai dalam MempromosikanPotensi Pariwisata KabupatenPulau Morotai”, e-Journal Acta Diurna, Vol. IV, No.4

Jalilvand, M., R., dan Samiei, N. 2012. The Effect of E-WOM on Brand Image andPurchase Intention. Journal of Marketing Intelligence and Planning, Vol 30/No 4,460-476.Komunikologis. Bandung: Remaja Rosda Karya

Kindarto, Asdani 2006, Tip Mudah Membuat Blog Bergaya dan Interaktif, Yogyakarta,Andi Offset.

Kinnon. J., K. Philipps., dan B. van Balen. 1998. Seri Panduan Lapangan Burung-BurungDi Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. LIPI. Bogor.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran: Buku 1 Edisi Milenium. Jakarta: PT.Prenhallindo

Kotler, P. and Armstrong, G. 2001. Principle of Marketing : 9thnEdition. New Jersey:prentice Hall

Kotler, Philip 2005. Menejmen Pemasaran, ed, milenium, jilid 2 alih bahasa: hendra teguh,ronny a.rusli dan bunyamin molan. Jakarta: pernhalindo.

Kotler, Philip Dan Gary Amstrong. 2004. Principles Of Marketing, 10thEdition. PearsonEducation Inc. Upper Saddle River, New Jersey.

Kotler, Philip, dan Gary, Amstrong. 2008. Dasar-Dasar Pemasaran jilid I, Edisi12.Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip, dan keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, jilid I, Edisi 13.Erlangga, Jakarta.

Kotler,philip and kevin lane,keller. 2012. Marketing Management 13. New jersey: PearsonPrentice Hall,inc.

Kusuma, S.T. 1987. PsikoDiagnostik. Yogyakarta : SGPLB Negeri Yogyakarta

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Manafe janri D, el al. 2016.Pemasaran Pariwisata Melalui Strategi Promosi Objek WisataAlam, seni dan budaya studi pulau rote NTT. JurnalBISNIS,Vol. 4,No.1, Juni

Moleong, Lexy J. 2007. Metde Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PTremajaRosida karya.

Moleong,Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rosida karyaMuda, Vol. 3 No.412-421

Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik,Yogyakarta: Gajah Mada

Nirwana. 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran Jasa. Dioma, Malang.

Oka A.yoeti. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung:Angkasa

Payangan, Otto. 2014. Pemasaran Jasa Pariwisata. Kampus IPB Taman Kencana:PTPenerbit IPB Press.

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:Andi.Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan.PT. Gramedia Pustaka.

Ratih Hurriyati. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Bandung.Alfabeta

Ribai. 2011. Studi perilaku makan alami gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) diPusat Konservasi Gajah Taman Nasional Way Kambas Kabupaten Lampung Timur.Skripsi Sarjana Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. 2010. Consumer Behavioral. New Jersey:Pearson.

Sernovitz, Andi. 2009. Word of Mouth Marketing: How Smart Companies Get PeopleTalking. New York: Kaplan Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi.Bandung: Tarsito.

Straubhaar, Joseph & LaRose, Robert. 2002. Media Now: Communications Media in theInformation Age.USA : Wadsworth Group.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta,

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung:

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. P. 115,122. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabete

Suryadana, M Liga dan Octavia Vanny. 2015. Pengantar Pemasaran Pariwisata.

Sutopo, Ariesto Hadidan AdrianusArief. 2010. Terampil Mengolah Data Kualitatif denganNVIVO, Kencana, Jakarta

Tciptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Terence A Shimp. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit :Bayumedia Publishing, Malang.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran (edisi III).Yogyakarta: Andi

Umar, Husein. 2003. Metode riset komunikasi organisasi. Jakarta :Pt gramedia pustakautama.

Whitney. 1960. Penelitian Deskriptif Menurut Whitney (online), tersedia http://uki-sukrianto.blogspot.com/2012/05/penelitian-deskriptif-menurutwhitney.html,

Wijaya, T., dan Paramita, E.L. 2014. Pengaruh Electronic Word of Mouth TerhadapKeputusan Pembelian Kamera DSLR. Jurnal Pemasaran. 2(1)

Departemen Kehutanan. 1990. Undang Undang No.5 Tahun 1990 tentang KonservasiSumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta: Dephut.

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources.1994.Guidelines forprotected area management categories. Gland: IUCN.

Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan KawasanPelestarian Alam.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/02/way-kambas-taman-nasional-tertua di-indonesia (diakses tanggal 30 agustus 2017)

http://waykambas.org/(diakses tanggal 30 agustus 2017)

http://www.pariwisatalampung.com/destinasi/lampung-timur.html (diakses tanggal 30agustus 2017)

http://www.pedomanwisata.com/wisata-alam/taman-nasional/taman-nasional-way-kambas-tempat-habitat-gajah-sumatera(diakses tanggal 30 agustus 2017)

http:isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-indonesia-2016 (diaksestanggal 30 oktober 2017)

Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. (diaksestanggal 30 agustus 2017)

Www.Ragamtempat wisata.cpm/2014/10/taman-nasional-way-kambaslampung. Html(diakses tanggal 30 agustus 2017)