peran dinas perindustrian dan perdagangan dalam ...repository.uinjambi.ac.id/2755/1/skripsi joni...
TRANSCRIPT
i
PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
DALAM PELAKSANAAN PENATAAN PEDAGANG
KAKI LIMA DI PASAR ANGSO DUO
BARU JAMBI
SKRIPSI
Oleh :
JONI PRASETYO
NIM: EES150706
PEMBIMBING:
Drs. Arsa, M.HI
Efni Anita, M.E.Sy
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
وا الماوات إلى أهلها وإذا حكمتم بيه الىاس يأمركم أن تؤد إن الل
كان سميعا ا يعظكم به إن الل وعم أن تحكمىا بالعدل إن الل
ابصير
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (Q.S. An-Nisa (4): 58)
v
vi
PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayangmu
telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi
Ayahanda Suwito dan Ibunda Supiati. Sebagai bakti, hormat, dan rasa terimakasih
yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah dan ibu yang
telah memberi kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin daptaku balas hanya dengan selembar kertas yang
bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat ayah dan ibu bahagia karenaku sadar, selama ini belum bias berbuat
yang lebih. Untuk ayah dan ibu yang selalu membuatku termotivasi dan selalu
menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih
baik.Terima Kasih Ayah… Terima Kasih Ibu…
Sebagai tanda cinta kasihku kupesembahkan karya kecil ini buatmu. terimakasih
atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku
semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Buat Dosen
Pembimbing Tugas Akhirku Bapak Drs. Arsa, M.HI dan Ibu Efni Anita, M.E.Sy
terimakasih banyak pak…bu saya sudah di bantu selama ini, sudah dinasehati,
sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran Bapak dan Ibu
Dengan hati yang tulus dan ikhlas ini, kupanjatkan doa kepada Allah SWT,
semoga Allah membalas jerih payah mereka dengan pahala yang berlipat ganda.
Amiin ya rabbal „alamin..
vi
vii
ABSTRAK
Joni Prasetyo; EES.150706; Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam
Pelaksanaan Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Angso Duo Baru Jambi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam pelaksanaan penataan pedagang kaki lima di pasar angso duo
baru jambi jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan tipe
penelitan ini adalah studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penataan pedagang kaki lima cukup terealisasi dengan baik dimana
sebagian besar pedagang tidak lagi berjualan diluar pasar karena telah direlokasi
kedalam pasar. Upaya yang di lakukan yakni melakukan tempat usaha dan
pengawasan. Adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan penataan pedagang
kaki lima tersebut yaitu adanya Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor. 12 Tahun
2016 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
Kata Kunci : Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Penataan Pedagang
Kaki Lima
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melipat
gandakan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Peran Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Dalam
Pelaksanaan Penataan Pedagang Kaki Lima Di pasar Angso Duo Baru
Jambi ” penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, namun harapan
penulis semoga dengan adanya skripsi ini dapat menjadi satu sumbangan dalam
pengembangan Ilmu Ekonomi Islam di masa-masa yang akan datang.
Sholawat dan salam Penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah berjuang
menyelamatkan umat manusia dari alam biadap, menjadi alam beradap, dari
belenggu kesesatan menuju kebahagian lahir dan bathin.
Penulis menyadari sepenuhnya, penyelesaian skripsi ini terasa tidak mungkin
tanpa adanya Bantuan dari berbagai pihak lain, terutama bantuan dan bimbingan
dari Pembimbing I yaitu Bapak Drs. Arsa, M.HI dan Pembimbing II Ibu Efni
Anita, M.E.Sy maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis juga ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
viii
ix
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ii
NOTA DINAS iii
PENGESAHAM TUGAS AKHIR iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Batasan Masalah 8
D. Tujuan Penelitian 8
E. Manfaat Penelitian 8
F. Kerangka Teori 9
G. Tinjauan Pustaka 28
BAB II. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 33
B. Jenis dan Sumber Data 33
C. Metode Pengumpulan Data 34
D. Sitematika Penulisan 36
x
xi
BAB III. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Pasar Angso Duo 37
B. Tugas Pokok dan Fungsi Disperindag 39
C. Struktur Organisasi Disperindag 43
D. Visi dan Misi Disperindag 44
E. Tujuan dan Sasaran Disperindag 45
F. Strategi dan Kebijakan 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 48
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan 60
B. Saran 61
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan adalah suatu proses perubahan dari sesuatu kondisi yang kurang
baik kearah yang lebih baik atau pembangunan merupakan suatu proses
perubahan dari suatu kondisi nasional ke kondisi nasional yang lain yang harus di
nilai lebih baik dari keadaan sebelumnya. Pembangunan mengandung berbagai
makna baik dari segi ekonomi, sosial, politik dan budaya yang kesemuanya
mengandung arti masing-masing.1
Begitu halnya juga pembangunan di tiap wilayah atau daerah, di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pembangunan dilaksanakan secara
terstruktur, baik dari pusat-pusat kota sampai kepada daerah-daerah pedesaan
yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat kehidupan
masyrakat kearah yang lebih baik. Begitupun halnya dalam bidang pembangunan
ekonomi kemasyarakatan, masyarakat juga diharapkan ikut berpartisipasi dalam
pembangunan kota atau daerah melalui lembaga-lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan, dan berusaha untuk meningkatkan derajat kehidupan
masyarakat.2
Seperti halnya dalam bidang usaha, khususnya pedagang kaki lima atau sektor
informal masalah pedagang kaki lima sendiri tidak kunjung selesai disetiap daerah
di Indonesia permasalahan yang muncul setiap tahun dan terus saja berlangsung
1Handam, Muclas M. Tahir, Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Penataan
Pedagang Kaki Lima di Pasar Minasamupa Kabupaten Gowa, Jurnal Ilmu Pemerintahan, (April
2016), hlm. 1. 2Ibid., hlm. 2.
1
2
tanpa solusi yang tepat dalam pelaksanaanya. Keberadaan pedagang kaki lima
kerap di anggap illegal karena menempati ruang publik dan tidak sesuai dengan
visi kota yang sebagian besar menekankan aspek kebersihan, keindahan dan
kerapihan kota.
Oleh karena itu, pedagang kaki lima seringkali menjadi target utama
kebijakan-kebijakan pemerintah, seperti penggusuran karena kehadiran pedagang
kaki lima tersebut sering dikaitkan dengan dampak negatif bagi lingkungan
perkotaan, dengan munculnya kesan buruk, kotor, kumuh dan tidak tertib,kadang
kala keberadaan pedagang kaki lima tersebut menimbulkan ketidak nyamanan
terhadap jalannya lalu lintas disekitar.3
Salah satu jenis pekerjaan pada sektor informal adalah sebagai pedagang kaki
lima. Pedagang kaki lima yang bisa disingkat PKL di anggap sebagai salah satu
sektor informal yang di anggap mampu mendukung perekonomian masyarakat.
Anggapan demikian muncul karena PKL mampu menampung tenaga kerja yang
relatif besar.Karena itu sektor informal menjadi suatu bagian yang sangat penting
dalam menjawab permasalahan lapangan kerja dan angkatan kerja.4
Pedagang kaki lima merupakan bentuk elemen evolutif yang mempengaruhi
suatu kota karena sifatnya yang cenderung berubah-ubah. Sedangkan menurut
persepektif permanensi, terkadang PKL yang notabene merupakan bagian dari
sektor informal ini dapat berperan sebagai elemen propelling sekaligus sebagai
elemen patologis.Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan PKL memiliki peran
3Ibid., hlm. 1-2.
4Juliana Halimah Munir, Evaluasi Dampak Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima
(PKL) di Pasar Minggu Jakarta Selatan,Skripsi Katolik Parahyangan Bandung, (2017), hlm. 1.
3
yang cukup besar di negara-negara berkembang seperti Indonesia.Selain
menyediakan barang-barang kebutuhan bagi masyarakat menengah ke bawah,
PKL juga dapat disebut sebagai salah satu solusi alternatif dalam menyediakan
lapangan pekerjaan baru dan menekan jumlah pengangguran, khusunya
menampung pengangguran yang berasal dari kaum marginal yang tidak memiliki
keterampilan khusus sebagai modal mereka.5
Salah satu tuntutan yang fundamental yang dihadapi oleh suatu masyarakat
adalah bertahan hidup (Survive) atau mempertahankan kelangsungan hidupnya di
dalam suatu lingkungan tertentu.Masyarakat harus mengorganisasikan dirinya
sedemikian rupa sehingga mampu untuk betahan hidup di dalam dan dari
lingkungan tersebut.Hidup dari lingkungannya berarti mampu menyerap dan
memanfaatkan sumber daya yang terdapat dalam lingkungannya tersebut untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.6
Di bebrapa tempat, pedagang kaki lima di permasalahkan karena
menggunakan badan jalan dan trotoar sehingga mengganggu para pengendara
kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Selain itu, terdapat juga PKL yang
menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air
cuci.Sampah dan air sabun dapat lebih mencemari sungai yang ada, dan
menyebabkan eutrofikasi (masalah lingkungan yang di sebabkan limbah). Tetapi
PKL kerap menyediakan makanan atau barang lain yang lebih, bahkan sangat
murah, dari pada membeli di toko. Modal dan biaya yang di butuhkan kecil,
sehingga kerap mengundang pedagang yang hendak memulai bisnis dengan modal
5Ibid., hlm. 2.
6Ibid.
4
yang kecil atau orang kalangan ekonomi lemah yang biasanya mendirikan
bisnisnya disekitar rumah mereka.7
Di jambi sendiri sayangnya masih banyak timbulnya PKL secara tak
terkendali menimbulkan dampak negatif bagi kondisi perkotaan. Pedagang kaki
lima sering berjualan di tempat-tempat yang bukan seharusnya, seperti trotoar,
taman kota, bahkan di badan jalan raya. Kebanyakan PKL tidak teroganisir
dengan baik, menimbulkan bau yang tidak sedap, dan penataan barang yang tidak
teratur.Sampah yang mereka produksi menyebabkan lingkungan menjadi tidak
sehat dan kumuh.8
PKL adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan
menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum lahan dan bangunan milik
pemerintah dan swasta yang bersifat sementara atau tidak menetap.Salah satu
bentuk pembinaan PKL tersebut bisa di lakukan dengan mendata dan
membimbing serta memberikan penyuluhan secara berkesinambungan kepada
para PKL.Saat ini banyak PKL merasa tidak ada pembinaan secara nyata dari
pemerintah.Namun yang terjadi adalah penggusuran.Pelarangan tanpa
memberikan solusi alternatif.9
Supremasi hukum yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan bagi semua pihak.Hukum dalam hal ini merupakan hak asasi dan
dipertegas di dalam UU No 39 Tahun 1999 mengenai HAM. Pasal 36 Ayat 2
7Ibid.
8Ibid., hlm. 2.
9M. Soleh Pulungan, Perlindungan Hukum dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di
Balikpapan,Matra Pembaruan, (2017), hlm. 16.
5
menyatakan tidak seorangpun boleh di rampas hak miliknya dengan tindakan
sewenang-wenang, dan Pasal 40 menegaskan setiap orang berhak bertempat
tinggal dan berkehidupan yang layak. Regulasi tersebut seharusnya menjadi
Waring bagi pemerintah agar penertiban di lakukan lebih manusiawi dengan
caraPersuasive. Di sisi lain PKL juga harus memperhatikan dan mengikuti
ketentuan yang telah di tetapkan sehingga bisa tepat meyampaikan aspirasi secara
tertib dan konsumtif.10
Pasal 13 UU No 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil menyatakan pemerintah
menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perlindungan, dengan mentapkan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk menentkan lokasi tempat
usaha dipasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat,
lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta
lokasi lainnya. Selain itu memberikan konsultasi hukum dan pembelaan.
Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana yang di maksud dalam
pasal 13 UU No 9 tahun 1995 meliputi langkah implementasi aspek perlindungan
dalam bidang hukum, penetapan dan penentuan tempat usaha yang wajar dan
potensial, dan memberikan konsultasi hukum dan pembelaan.11
Dengan adanya beberapa ketentuan diatas, pemerintah dalam menyikapi
fenomena PKL, harus lebih mengutamakan penegakan keadilan bagi rakyat
kecil.Walaupun dalam perda K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban)
terdapat pelarangan PKL untuk berjualan di trotoar jalur hijau, jalan, dan badan
10
Ibid., hlm. 16. 11
Ibid., hlm. 16.
6
jalan, serta tempat-tempat yang bukan peruntukannya.Pemerintah harus menjamin
perlindungan dan mampu memenuhi hak-hak ekonomi PKL.12
Kemajuan perdagangan pasar dan kegiatan jual beli yang kebanyakan para
pedagangnya kurang paham dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Syariat Islam, maka Ayat Al-Qur‟anyang melandasi prinsip ini adalah
sebagai berikut:
أن تكون ل نكمبالباطل ياأي هاالذين آمنوالتأكلواأموالكم ب ي
الله كان بكم رحيما إن ولت قت لواأن فسكم تارةعنت راضمنكم
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.An-Nisa (4):
29.13
Dewasa ini permasalahan mengenai pedagang kaki lima telah menggrogoti
setiap kota-kota besar di Indonesia termasuk kota Jambi. Fenomena pedagang
kaki lima telah banyak menyita perhatian pemerintah, karena sering kali
mengganggu ketertiban lalu lintas, menimbulakan kerawanan sosial dan tata ruang
kota yang tidak teratur.
12
Ibid., hlm. 16-17. 13
Surah An-Nisa (4): 29.
7
Tabel 1.1
Jumlah Pedagang Kaki Lima Pasar Angso Duo Tahun 2014-2018
2014
2015
2016
2017
2018
2688
2691
2689
2592
2689
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi Tahun 2014-2018 14
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwasering terjadi naik turunnya jumlah PKL
di pasar Angso Duo Jambi, hal tersebut disebabkan belum efektifnya penataan
yang di lakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi.Dan
dengan adanya pembanguna pasar yang baru sekarang ini para PKL di Pasar
Angso Duo Baru lebih tertata dengan jenis barang dagangannya masing-masing.
Berdasarkan gambaran dan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: Peran Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam Pelaksanaan Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar
Angso Duo Baru Jambi.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan dinas perindustrian dan perdagangan dalam
pelaksanaanpenataan pedagang kaki lima (PKL) di pasar angso duo baru
Jambi?
2. Bagaimana penataan pedagang kaki lima oleh dinas perindustrian dan
perdagangan di pasar angso duo baru Jambi?
14
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi Tahun 2014-2018
8
3. Bagaimana kondisi Pedagang Kaki Lima setelah di pindah dari Pasar
Angso Duo lama ke Pasar Angso Duo baru Jambi?
B. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dan untuk memperdalam kajian, agar tidak keluar
dari pembahasan yang sebagaimana mestinya.Maka, pada penelitian ini
penulis hanya memfokuskan padaPeran Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam penataan pedagang kaki lima yang di pindah ke pasar Angso Duo baru.
C. Tujuan Penelitian
Dari pokok masalah yang dirumuskan diatas maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui peranDinasPerindustrian dan Perdagangan dalam
pelaksanaan penataan pedagang kaki lima di pasar Angso duo baru Jambi.
2. Untuk mengetahuipenataan pedagang kaki lima oleh dinas perindustrian
dan perdagangan di pasar angso duo baru Jambi
3. Untuk mengetahuikondisi pedagang kaki lima setelah di pindah dari Pasar
Angso Duo lama ke Pasar Angso Duo baru Jambi
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi pengembangan Ilmu Ekonomi
Kegunaan teoretis penelitian ini nantinya diharapkan mampu
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya untuk ilmu
ekonomi yang berkaitan dengan penataan pedagang kaki lima.
b. Bagi peneliti
9
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengtahuan penelitan
secara khusus mengenai insatansi pemerintah yang dapat di lakukan
oleh dinas perindustrian dan perdagangan dalam penataan pedagang
kaki lima.
c. Bagi instansi
Penelitian ini merupakan informasi dan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan yang akan di ambil, khusunya yang
berhubungan dengan permasalahan penataan pedagang kaki lima.
2. Manfaat Praktis
1. Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikran bagi
pemecah masalah yang berhubungan dengan penataan pedagang kaki
lima oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan di pasar angso duo
baru jambi
2. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam penataan pedagang kaki lima.
E. Kerangka Teori
1. Peran Dinas perindustrian dan perdagangan
Berdasarkan referensi yang telah terkumpul, belum ada persamaan
persepsi tentang arti kata peranan. Karena itu dalam rangka menyatukan
persepsi, maka berikut ini akan disajikan beberapa definisi tentang kata
peranan. Menurut Soejono Soekanto Peranan adalah pertama, merupakan
aspek dinamis kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya dalam hal ia menjalankan peranan. Kedua,
10
peranan adalah karena ia mengatur prilaku seseorang dan peranan itu
menyebabkan seseorang pada batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-
perbuatan orang lain. Ketiga, peranan adalah diatur norma-norma yang
berlaku misalnya norma kesopanan menghendaki agar seseorang laki - laki
bila berjalan bersama seorang wanita,harus disebelah luar.15
Menurut Miftah Toha Peranan dirumuskan suatu rangkaian perilaku yang
tujuannya ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu
kantor yang mudah dikenal. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud dengan peranan adalah suatu
yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam
terjadinya suatu hal atau peristiwa. Dengan demikian peranan mencakup
paling sedikitnya dalam tiga hal yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat dalam masyarakat.
b. Peranan merupakan suatu konsep atau prihal apa yang didapat oleh
individu didalam masyarakat didalam suatu organisasi.
c. Peranan juga dapat diartikan sebagai prilaku individu dalam struktur sosial
masyarakat. Soejono Soekanto.16
Menurut Ralp Linton peranan adalah meliputi norma-norma yang
berhubungan dengan posisi dan tempat seseorang dalam organisasi dan
masyarakat. Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian yang memegang
15
Hendrizal, “Peranan Dinas Pengelolaan Pasar dalam Penertiban Pedagang Kaki Lima”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau, (2012), hlm. 10. 16
Ibid.,hlm.11.
11
pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa, dimana
dalam pengertian ini mengandung maksud bahwa dengan adanya posisi
tertentu maka seseorang yang lebih memiliki kepentingan dalam kehidupan
sosial akan lebih besar peran dan tanggung jawabnya menyelesaikan
permasalahanpermasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang dipimpinnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
peranan adalah suatu komplek penghargaan seseorang terhadap cara
menentukan sikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan atas
kedudukan tertentu dalam keadaan sosial tertentu.17
Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam kehidupan sebagaimana
kita ketahui sebagai penyerap tenaga kerja, penghasil barang dengan tingkat
harga yang terjangkau bagi kebutuhan masyarakat dan penghasil devisa negara
yang potensial. Dengan industri kecil menegah yang kuat maka struktur
ekonomi akan menjadi kokoh, yang berperan besar bagi peningkatan ekspor
dan pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis
kemampuan diri sendiri.18
Disperindag dibagi menjadi tiga bidang berdasarkan tugas dan fungsinya
yaitu bidang perindustrian, bidang perdagangan serta bidang pengawasan dan
perlindungan konsumen.Bidang perindustrian bertugas menjalankan kegiatan
yang berkaitan dengan sektor industry, sedangkan bidang perdangangan
17
Ibid.,hlm.11. 18
Siti Nurhayati, “Peran Dinas Perindustrian dan Perdangangan dalam Pengembangan
Industri Kecil Menengah diKota Surakarta” , Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta,(2012),
hlm. 2.
12
menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan sektor perdagangan baik
perdangangan dalam negeri maupun luar negeri.19
2. Pedagang Kaki Lima (PKL)
Kegiatan perdagangan di pasar merupakan kegiatan perdagangan yang
dilakukan oleh pedagang-pedagang kecil, pedagang ini pasti mempunyai
kemampuan untuk membentuk pranata-pranata ekonomi yang efisien, mereka
adalah pengusaha tanpa perusahaan.Kegiatan-kegiatan perdagangan dipasar
merupakan suatu kegiatan ekonomi pasar.20
Untuk lebih jelasnya, kegiatan pedagang kaki lima dalam sektor ekonomi
yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik karena timbulnya unit usaha
tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor
formal.
b. Pada umumnya unit usaha tidak memiliki ijin usaha.
c. Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti lokasi maupun jam
kerjanya.
d. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan
ekonomi lemah tidak menyentuh ke sektor tersebut.
e. Unit usaha mudah masuk dari sub sektor ke sub sektor lain.
f. Teknologi yang dipergunakan bersifat tradisional.
19
Ibid. 20
Evi Revitasari, “Pengelolaan Psar Tradisional oleh Dinas Perindustrian dan
Perdangangan di Kabupaten Lebak Serang,”, (2017), hlm. 30.
13
g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya juga
relatif kecil.
h. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak membutuhkan
pendidikan khusus.
i. Pada umumnya unit usaha termasuk “one man enterprises”, dan kalau
mengerjakan buruh berasal dari keluarga.
j. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri
atau lembaga tidak resmi.
k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi untuk masyarakat golongan
berpenghasilan rendah dan kadang-kadang juga menengah.21
Pedagang kaki lima(PKL) adalah pedagang yang menjual barang
daganganya di pinggir jalan atau tempat umum. selain itu pedagang kaki lima
(PKL) bisa juga diartikan sebagai istilah untuk untuk penyebut penjaja
dagangan yang mengunakan gerobak. Adapun peranan pedagang kaki lima
(PKL) dalam perekonomian antara lain:22
a. Dapat menyebarluaskan hasil produksi tertentu.
b. Mempercepat proses kegiatan produksi karena barang yang dijual cepat
laku.
c. Membantu masyarakat ekonomi lemah dan pemenuhan kebutuhan dengan
harga yang relatif murah.
d. Mengurangi penganguran.
21
http://Repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54603/Chapter II 22
Ibid.
14
Menurut Maning pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor informal
adalah salah satu pekerjaan yang paling nyata dan penting dinegar-negara
berkembang. Hal ini telah dikembangkan oleh perserikatan bangsa-bangsa
yang membidangi masalah tenaga kerja yaitu internasional Labour Office
yang menekankan pertumbuhan daya kerja usaha kecil yang padat karya, dan
menganjurkan adanya bantuan resmi yang besar pada sektor ini. Usaha kecil
yang umumnya dianggap mandiri, tidak terorganisir, hamper tidak teratur,
sedikitberurusan dengan pemerintah, ataupun usaha yang besar, dan pada
pokonya jujur, sah.23
3. Sifat Pelayanan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Berdasarkan sifat pelayananya, PKL menurut Mc. Gee dan Yung dapat
dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu :
a. Pedagang Menetap
pedagang menetap adalah suatu bentuk layanan yang mempunyai cara atau
sifat menetap pada suatu lokasi tertentu. Dalam hal ini setiap pembeli atau
konsumen harus datang sendiri ketempat pedagang dimana ia berada. sarana
fisik berdagang dengan sifat seperti ini biasanya berups kios atau roda.
b. Pedagang Semi Menetap
Pedagang semi menetap merupakan suatu bentuk layanan pedagang yang
mempunya sifat menetap yang sementara, yaitu hanya pada saat-saat tertentu
23
Aris Sulistiyo Budi, “Kajian Lokasi Pedagang Kaki Lima berdasarkan Preferensi PKL
serta Persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Palembang”,Skripsi Universitas Diponegoro Semarang,
(2006), hlm. 40.
15
saja. Dalam hal ini PKL akan menetap bila ada kemungkinan datangnya
pembeli yang cukup besar. Biasanya pada saat bubaran bioskop, para pegawai
masuk atau keluar kantor atau saat ramainya pengunjung dipusat kota.Apabila
tidak ada kemungkinan pembeli cukup besar, maka pedagang tersebut
berkeliling. Dengan kata lain ciri utama PKL yang memilih pola pelayanan
seperti ini adalah adanya pergerakan PKL yang menetap pada suatu lokasi
pada periode tertentu, setelah waktu berjualan selesai (pada sore atau malam
hari). Adapun sarana fisik yang digunakan untuk berdagang berupa kios
beroda, jonko atau roda/kereta beratap.
c. Pedagang Keliling
Pedagang keliling yaitu suatu bentuk layanan pedagang yang dalam
melayani konsumenya mempunyai sifat yang selalu berusaha mendatangi atau
mengejar konsumen.Biasanya pedagang yang mempunyai volume dagangan
yang kecil.Aktivitas PKL dalam kondisi ini ditunjukan dengan sarana fisik
perdagangan yang mudah dibawa. Dengan kata lain ciri utama dari unit ini
adalah PKL yang berjualan bergerak dari satu tempat ke tempat lain. biasanya
bentuk sarana fisik perdagangan mereka adalah kerat dorong, pikulan atau
keranjang.24
4. Bentuk Sarana Perdagangan PKL
Bentuk sarana perdagangan yang dipergunakan oleh para PKL dalam
menjalankan aktivitasnya sangat bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mc. Gee dan Yeung di kota-kota di Asia Tenggara diketahui
24
Ibid.,hlm. 40.
16
bahwa pada umumnya bentuk sarana tersebut sangat sederhana dan biasanya
mudah untuk dipindah atau dibawa dari satu tempat ke tempat lain dan
dipengaruhi oleh jenis dagangan yang dijual. Adapun bentuk sarana
perdagangan yang digunakan oleh PKL menurut Waworoentoe adalah sebagai
berikut:
a. Gerobak atau kereta dorong, bentuk sarana ini terdiri dari 2 (dua) macam,
yaitu gerobak atau kereta dorong tanpa atap dan gerobak atau kereta
dorong yang beratap untuk melindungi barang dagangan dari pengaruh
cuaca. Bentuk ini dapat dikategorikan dalam bentuk aktivitas PKL yang
permanen (static) atau semi permanen (semi static), dan umumnya
dijumpai pada PKL yang berjualan makanan, minuman, dan rokok.
b. Pikulan atau keranjang, bentuk sarana perdagangan ini digunakan oleh
PKL keliling (mobile hawkers) atau semi permanen (semi static), yang
sering dijumpai pada PKL yang berjualan jenis barang dan minuman.
Bentuk ini dimaksudkan agar barang dagangan mudah dibawa atau
dipindah tempat.
c. Warung semi permanen, terdiri dari beberapa gerobak/kereta dorong yang
diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi dengan kursi dan
meja. Bagian atap dan sekelilingnya biasanya ditutup dengan pelindung
yang terbuat dari kain plastik, terpal atau lainnya yang tidak tembus air.
Berdasarkan sarana usaha tersebut, PKL ini dapat dikategorikan pedagang
permanen (static) yang umumnya untuk jenis dagangan makanan dan
minuman.
17
d. Kios, bentuk sarana PKL ini menggunakan papan-papan yang diatur
sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah bilik semi permanen, yang
mana pedagang yang bersangkutan juga tinggal di tempat tersebut. PKL
ini dapat dikategorikan sebagai pedagang menetap (static).
e. Gelaran atau alas, PKL menggunakan alas berupa tikar, kain atau lainnya
untuk menjajakan dagangannya. Berdasarkan sarana tersebut, pedagang ini
dapat dikategorikan dalam aktivitas semi permanen (semi static).
Umumnya dapat dijumpai pada PKL yang berjualan barang kelontong dan
makanan.25
5. Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Dalam Penataan peraturan Menteri dalam Negri No. 41 tahun 2012 tentang
pedoman penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima dijelaskan bahwa
penataan pedagang kaki lima adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah melalui penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan,
pemindahan, penertiban dan penghapusan lokasi pedagang kaki lima dengan
memperhatikan kepentingan umum, sosial, estetika, kesehatan, ekonomi,
keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.26
Konsep optimalisasi penataan ruang terbuka publik pada dasarnya tidak
akan dapat menampung semua pedagang kaki lima yang ada. hal ini
merupakan implikasi yang perlu diperhatikan, selain juga aspek legalitas dan
25
Ibid., hlm. 36-37. 26
Ibid., hlm. 31.
18
perlunya badan koordinasi yang akan mengatur keberadaan pedagang kaki
lima diruang terbuka publik. konsep penataan juga memerlukan penelitian dan
pembahasan yang lebih mendetail mengenai aspek-aspek polotik, ekonomi,
dan sosial mengenai pedagang kaki lima maupun ruang terbuka public kota.
Demikian juga konsep ini hendak diterapkan ditempat lain dengan kondisi
atau permasalahan yang sama maupun berbeda, diperlukan penelitian,
pendahuluan mengenai karakter pedagang kaki lima dan ruang terbuka
sehingga desain yang akan dihasilkan dapat sesuai dengan kondisi kawasan
yang akan di tata.27
Menurut Mc Gee dan Yeung pola ruang aktivitas PKL sangat dipengaruhi
oleh aktivitas sektor formal dalam menjaring konsumennya.Lokasi PKL
sangat dipengaruhi oleh hubungan langsung dan tidak langsung dengan
berbagai kegiatan formal dan kegiatan informal atau hubungan PKL dengan
konsumennya.Untuk dapat mengenali penataan ruang kegiatan PKL, maka
harus mengenal aktivitas PKL melalui pola penyebaran, pemanfaatan ruang
berdasarkan waktu berdagang dan jenis dagangan serta sarana berdagang.28
Komponen penataan ruang sektor informal, antara lain meliputi:.
a. Lokasi.
b. Waktu berdagang
27
Ibid. 28
Nursamsi Dwi Safitri, “Analisis Penataan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Maros
Makasar”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, (2015), hlm. 18-19.
19
Menurut McGee dan Yeung dari penelitian di kota kota di Asia Tenggara
menunjukkan bahwa pola aktivitas PKL menyesuaikan terhadap irama dari
ciri kehidupan masyarakat sehari hari. Penentuan periode waktu kegiatan PKL
didasarkan pula atau sesuai dengan perilaku kegiatan formal. Di mana perilaku
kegiatan keduanya cenderung sejalan, walaupun pada saat tertentu kaitan
aktivitas keduanya lemah atau tidak ada hubungan langsung antara
keduanya.29
c. Sarana fisik dan jenis dagangan
Jenis dagangan seperti Makanan dan minuman, terdiri dari pedagang yang
berjualan makanan dan minuman yang telah dimasak dan langsung disajikan
ditempat maupun dibawa pulang. Hasil analisis di beberapa kota kota di Asia
Tenggara menunjukkan bahwa penyebaran fisik PKL ini biasanya
mengelompok dan homogen dengan kelompok mereka. Lokasi penyebarannya
di tempat-tempat strategis seperti di perdagangan, perkantoran, tempat
rekreasi atau hiburan, sekolah, ruang terbuka atau taman, persimpangan jalan
utama menuju perumahan diujung jalan tempat keramaian. Pakaian, tekstil,
dan mainan anak, pola pengelompokan komoditas ini cenderung berbaur
aneka ragam dengan komoditas lain. Pola penyebarannya sama dengan pola
penyebaran pada makanan dan minuman. Buah-buahan, jenis buah yang
diperdagangkan berupa buah-buah segar. Komoditas perdagangkan cenderung
berubah-ubah sesuai dengan musim buah.Pengelompokkan komoditas
29
Ibid., hlm. 20.
20
cenderung berbaur dengan jenis komoditas lainnya.Pola sebarannya berlokasi
pada pusat keramaian.30
Bagaimanapun juga PKL adalah warga negara yang harus dilindungi hak
haknya, hak untuk hidup, bebas berkarya, berserikat dan berkumpul seperti
tercantum dalam UUD 45 Pasal 23 ayat 2: tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, dan Pasal 13 UU
No 09/1995 tentang usaha kecil: pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam
aspek perlindungan, dengan menetapkan peraturan-peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan untuk menentukan peruntukan tempat usaha
yang meliputi pemberian lokasi pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri,
lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar
bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya.31
Pedagang yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu
tertentu dengan mempergunakan sarana atau perlengkapan yang mudah
dipindahkan, di bongkar pasang dan mempergunakan fasilitas umum sebagai
tempat usahanya.Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk
menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering
ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki
tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang
sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki).Saat ini istilah PKL
juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya. Sebenarnya istilah
kaki lima berasal dari masa penjajahan colonial Belanda. Peraturan
30
Ibid. 31
Ibid., hlm. 20.
21
pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun
hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk
pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.32
Karakteristik bentuk usaha PKL dapat memunculkan PKL baru di
kawasan perkotaan.Hal ini diakibatkan ketidak seimbangan pembangunan
antara oedesaan dan perkotaan.ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan
peluang pekerjaan yang diharapkan di perkotaan semakin sempit, ditambah
dengan banyaknya lapangan pekerjaan di luar sumber yang tidak ada
kepastian kesejahteraannya. Hal tersebut menjadi salah satu faktor munculnya
sektor informal (PKL) yang di ciptakan oleh mereka untuk mencukupi
kebutuhan mereka dan mendapat kesejahteraan.33
Keberadaan pedagang kaki lima dalam membuka usaha ditrotoar tampak
menyulitkan sebab mengganggu kenyamana para pengguna jalan. Dalam hal
ini pemerintah harus lebih teliti dalam mengambil tindakan dan menegakkan
peraturan.lapangan pekerjaan yang sulit juga mendukung maraknya pedagang
kaki lima yang merupkan alih profesi. Akibat PHK dan lain sebagainya.34
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa PKL merupakan suatu
komunitas pengganggu ketertiban, tidak selamanya anggapan itu benar. PKL
juga dapat bersifat mandiri dalam menjalankan usahanya, bahkan dapat
dikatakan jika PKL tersebut cenderung kreatif dengan memunculkan trobosan
32
Mochammad Fadoli , “Implementasi Perda No 17/2003 tentang Izin Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Suko Lilo”, Skripsi Universitas Pembangunan
Nasional Surabaya, (2011), hlm. 16. 33
Fahrur Rozi, “Kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam Penataan Pedagang
Kaki Lima”, Skripsi Universitas Lampung, (2016), hlm. 19-20. 34
Ibid., hlm. 21.
22
baru yang unik dalam usaha pengembangan dagangannya. Kemandirian PKL
di nilai dapat memacu pendapatan yang semula rendah menjadi menengah.35
PKL sebagai produk urbanisasi yang timbul tanpa adanya suatu
pembekalan yang khusus, menimbulkan anggapan dari masyarakat luas
sebagai suatu bentuk ketimpangan pembangun.Berkembangnya PKL
menciptakan suatu aktifitas yang beragam setiap harinya.Aktifitas PKL timbul
karena tidak terpenuhinya pelayanan oleh formal.Aktifitasnya sering dianggap
menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat serta sering di
pojokkan sebagai penyebab timbulnya permasalahan seperti mengganggu
pergerakan para pejalan kaki atau menyebabkan kemacetan lalu lintas.36
6. Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Menurut Kartini Kartono, definisi dari Pedagang Kaki Lima adalah orang
yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha (produksi, penjualan, barang-
barang dan jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok konsumen tertentu
dalam masyarakat, usaha mana dilaksanakan pada tempat-tempat yang
dianggap strategis, dalam suasana lingkungan yang informal. Disamping itu,
Kartini Kartono memberikan karasteristik dari Pedagang Kaki Lima sebagai
berikut:37
a. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa para Pedagang Kaki Lima
berkecimpung dalam usaha yang disebut sektorinformal.
35
Ibid. 36
Ibid. 37
Arum Puspita Sunaryo, “Efektivitas kantor pengelolaan pedagang kaki lima dalam
pelaksanaan peraturan daerah kotamadya daerah tingkat ii surakarta nomor 8 tahun 1995 tentang
penataan dan pembinaan pedagang kaki lima”, Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
(2007), hlm. 27.
23
b. Perkataan “kaki lima” memberi pengertian bahwa merekapada umumnya
menjual barang-barang dagangan padagelaran tikar di pinggir jalan atau di
muka pertokoan yangdianggap strategis.
c. Para Pedagang Kaki Lima pada umumnyamemperdagangkan bahan
makanan, minuman, dan barangkonsumsi lain yang dijual secara eceran.
d. Para Pedagang Kaki Lima umumnya bermodal kecil,bahkan ada yang
hanya merupakan alat bagi pemilikmodal dengan mendapat komisi.
e. Pada umumnya kuantitas barang-barang yangdiperdagangkan oleh para
Pedagang Kaki Lima itu relative rendah.
f. Kualitas barang dagangan para Pedagang Kaki Lima iturelatif tidak
seberapa.
g. Kasus dimana Pedagang Kaki Lima berhasil secaraekonomis sehingga
akhirnya dapat menaiki tangga dalamjenjang pedagang yang sukses agak
langka.
h. Pada umumnya usaha para Pedagang Kaki Limamerupakan usaha yang
melibatkan struktur anggotakeluarga.
i. Tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan cirikhas dalam
usaha Pedagang Kaki Lima.
j. Ada Pedagang Kaki Lima yang melaksanakan pekerjaansecara musiman
dan sering terlihat barang dagangan jugaberganti-ganti.
24
k. Mengingat faktor kepentingan, maka pertentangankelompok Pedagang
Kaki Lima itu merupakan kelompokyang sulit dapat bersatu dalam bidang
ekonomi.38
7. Pola Penyebaran PKL dan Pola Pelayanan PKL
Pola penyebaran aktivitas PKL , ada dua kategori yaitu:
a. Pola penyebaran PKL secara mengelompok, biasa terjadi pada mulut jalan,
disekitar pinggiran pasar umum ataupun ruangan terbuka. Pengelompokan
ini terjadi meupakan suatu pemusatan atau pengelompokan pedagang yang
sejenis dan saling mempunyai kaitan, akan menguntungkan pedagang,
karena mempunyai daya tarik besar terhadap calon pembeli. Aktivitas
pedagang dengan pola ini dijumpai pada ruang-ruang terbuka (taman,
lapangan, dan lainya). Biasanya dijumpai pada pedagang makanan dan
minuman. 39
b. Pola penyebaran memanjang, pola penyebaran ini dipengaruhi oleh pola
jaringan jalan. Pola penyebaran memanjang ini terjadi
disepanjang/pinggiran jalan utama atau jalan penghubung. Pola ini terjadi
berdasarkan pertimbangan kemudian pencapaian, sehingga mempunyai
kesepakatan besar untuk mendapatkan konsumen. Jenis komoditi yang
bisa diperdagangkan adalah sandang pakaian, kelontong, jasa reparasi,
buah-buahan dan lain-lain.40
38
Ibid., hlm. 28. 39
Ibid. 40
Budi Harjo, “ Persepsi Masyarakat Pedagang Kaki Lima mengenai Tugas dan Fungsi
Satuan Polosi Pamong Praja dalam Menjalankan Fungsi Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
di Kabupaten Pesawaran”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, (2017),
hlm. 60-61.
25
8. Faktor Penghambat dan Upaya Keberhasilahan Usaha PKL
Faktor utama penghambat atau kegagalan dalam sebuah usaha PKL adalah
PKL tidak bekerja keras, belum siap berkorban padahal kerja keras, inovatif
itu sangat penting untuk mencapai kesuksesan.Gagal memilih lokasi atau
tempat yang sesuai juga dapat menghambat keberhasilan usaha, disamping
faktor-faktor lain masih banyak lagi faktor yang dapat menyebabkan orang
gagal atau terhambat dalam menjual. Faktor cinta dan menjadikan pekerjaan
sebagai hobi yang mengasikan akan sangat berpengaruh pada diri dan
keberhasilan penjualan. Cinta pekerjaan dapat dipengaruhi oleh lingkungan,
teman sekerja, majikan, kepastian masa depan, faktor tipe, dan barang yang
dijual, faktor hasutan, isu kurang baik, hal negative dari orang-orang yang iri,
iklim atau cuaca lingkungan dan sebagainya juga dapat menghambat
seseorang dalam mencapai keberhasilan. Faktor-faktornya antara lain:41
a. Terbatasnya sumber daya manusia yang terampil dalam pelaksanaan tugas.
b. masih kurangnya tenaga petugas lapangan yang mempunyai rasa tanggung
jawab.
c. Rendahnya kesadaran para PKL dalam berjualan.
d. Tidak adanya lokasi penampungan PKL secara menyeluruh.
e. Engganya para PKL untuk mengisi atau menempati tempat yang
tersedia.42
41
Yeni Puspitasari, “Upaya Peningkatan Keberhasilan Usaha dalam Sektor Informal di
Kabupaten Brebes”, Skripsi Universitas Negeri Semaang, (2010), hlm. 47. 42
Ibid., hlm. 48.
26
Upaya-upaya yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha PKL yaitu:
a. Kerja keras, Cerdas, Kreatif
Tidak ada cara lain untuk mewujudkan mimpi memiliki usaha
makanandan minuman selain memulainya dan bekerja keras serta
cerdas untuk membuatnya lebih berkembang.
b. Membuka Cabang
Selain merupakan salah satu kriteria peningkatan usaha, memberikan
keuntungan.
c. Memiliki Menu Andalan
Biasanya tempat usaha dikenal karena menu andalannya, terutama
yang menyajikan berbagai menu.
d. Menyisihkan keuntungan untuk peningkatan usaha
Keuntungan yang didapat harus disisihkan, antara lain untuk
memepersiapkan mengganti perlengkapan usaha yang rusak atau
menurunkan fungsinya.
e. Membuat catatan keuangan ( cash flow )
Setiap usaha seharusnya memiliki catatan keuangan, meskipun hanya
catatan sederhana. Catatan keuangan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui dengan pasti jumlah modal, biaya operasional sehari- hari
yang dikeluarkan, dan keuntungan yang diperoleh.
f. Tepat menentukan harga jual
Dalam hal ini, PKL harus memastikan harga jual makanan dan
minuman bersaing dengan penjual makanan dan minuman lainnya.
27
Hampir semua makanan dan minuman kaki lima memiliki banyak
pesaing43
.
Faktor-faktor yang yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha PKL
yaitu :
a. Pelayanan yang ramah
Bentuk pelayanan penjualan yang dapat diberikan (Winardi) adalah:
1) Menciptakan suasana penjualan yang menyenangkan
2) Memperhatikan sikap hormat
3) Menunjukkan perhatian kepada pembeli
4) Mengembalikan suasana persahabatan
5) Kebanyakan orang segan mendengarkan keterangan atas
pernyataan perihal barang dagangannya, tetapi mereka tidak bosan
mendengarkan.
b. Lokasi
Langkah-langkah pemilihan lokasi usaha :
1) pemilihan daerah geografis yang dapat memberikan kombinasi
yang baik akan faktor-faktor : jarak pasar, jumlah bahan-bahan
mentah tersedia,transportasi yang cukup, tersedianaya air, bahan
bakar, tenaga kerja, dan jasa-jasa lain
c. Modal
Jenis-jenis modal dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
43
Ibid hlm. 53.
28
1) Modal aktif, yaitu modal yang menggambarkan bentu seluruh dana
yang ditanamkan perusahaan.
2) Modal pasif.
d. Pembeli
Dalam mengadakan pembelian, seorang pembeli akan berjalan melalui
sebuah proses pengambilan keputusan seorang pembeli44
.
F. Tinjauan Pustaka
Sumber referensi lain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan penelaahan terhadap penelitan lain yang sudah di lakukan, baik
untuk melihat keterjangkauan masyarakat, maupun untuk melihat tata cara
pengerjaan penelitian yang baik. Penelitia lain yang di jadikan referensi
adalah:
Tabel 1.2
Tinjauan Pustaka
No Nama Judul
Penelitian
Metode Hasil
Penelitian
1. Handam,
Muchlas
M.Tahir
(2016)
Peran
pemerintah
daerah dalam
pelaksanaan
penataan
pedagang kaki
lima di pasar
minasamaupa
Kualitatif Dari penelitian ini di
simpulkan bahwa
adanya penataan tempat
usaha, penataan tempat
usaha yang dilakukan
oleh pemerintah daerah
kabupaten gowa dalam
melaksanakan penataan
44
Ibid hlm. 55.
29
kabupaten
gowa
pedagang kaki lima
yang telah ditetapkan
dalam peraturan daerah
kabupate gowa nomor 5
tahun 2009 bertujuan
agar pedagang kaki liam
tidak menempati lokasi
yang dapat mengganggu
ketertiban dan tata
ruang koat45
2. Mardiani,
DKK
(2018)
Peranan suatu
polisi pamong
praja dalam
menata dan
membina
pedagang kaki
liar di kota
Banda Aceh
Kualitatif Keberadaan polisi
pamong praja dalam
menjaga ketertiban
umum dan ketentraman
masyarakat memiliki
peran yang cukup
strategis dalam menata
dan membina pedagang
kaki lima yang
melakukan aktifitas
berjualan ditempat-
tempat yang menjadi
larangan bagi pedagang
kaki lima seperti di
trotoar, bahu jalan,
maupun tempat-tempat
yang menjadi fasilitas
umum. Namun pada
45
Handam, Muchlas M. Tahir, peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan penataan
pedagang kaki lima di pasar minasamaupa kabupaten gowa,Jurnal Ilmu Pemerintahan, (April
2016), hlm. 4.
30
kenyataannya, satuan
polisi pamong praja
kota banda aceh belum
bisa melakukan
penertiban dan penataan
pedagang kaki lima
secara maksimal dengan
adanya berbagai kendala
yang dihadapai.
Sehingga peran satuan
polisi pamong praja
kota banda aceh dalam
menata dan membina
pedagang kaki lima
tidak berjalan
sebagaimana yang di
harapkan pemerintah
kota banda aceh yang
berusaha untuk
menjadikan kota banda
aceh sebagai kota yang
bersih dan tertata rapi.46
3. Ibrahum
Mustafa
(2011)
Konsep
penataan
ruang
pedagang kaki
lima di pantai
Deskriftifkualitatif Konsep penataan
pedagang kaki lima di
pantai kering kelurahan
watampone kecamatan
tanete riattang
46
Mardiani, DKK, Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menata dan Membina
Pedagang kaki Lima di Kota Banda Aceh, Jurnal Hukum, Vol.2, (Agustus 2018), hlm. 245.
31
kering
kelurahan
watampone
kecamatan
tanete riattang
kabupaten
bone
kabupaten bone maka
dapat di lihat dengan
hasil pengelompokan
menurut jenis barang
yang di jual,
membentuk pola grid
sehingga memudahkan
pengunjung dalam
memilih dan mencari
barang yang di
inginkan. Serta
menyediakan fasilitas
hiburan, penataan PKL
dengan kearifan budaya
yang menciptakan
pendekatan kepada
masyarakat PKL dan
penataannya dilakukan
secara
berkesinambungan dan
terintegrasi antara satu
dengan yang lain47
4 Zainudin,
Sugianto
(2017)
Implementasi
kebijakan
penataan
pedagang kaki
lima di
kecamatan
Deskriftis
kualitatif
Dalam kebijakan
penataan pedagang kaki
lima di kecamatan
sintang sumber daya
manusia aparatur
pelaksana kebijakan
47
Ibrahim Mustafa, “Konsep Penataan Ruang Pedagang Kaki Lima di Pantai Kering
Kelurahan Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone”, Skripsi Universitas Islam
Negeri Alaudin Makasar, (2011), hlm. 102.
32
sintang
kabupaten
sintang
sudah memadai dan
merupakan faktor
pendukung. Sedangkan
sumber daya peralatan
berupa sarana dan
prasarana untuk PKL
dan anggaran masih
terbatas sehingga bisa di
katakana faktor kendala.
Namun aparatur
kebijakan penataan
pedagang kaki lima
tetap memiliki
komitmen yang kuat
untuk penataan
pedagang kaki lima.
Strutuk birokrasi dalam
kebijakan penataan
pedagang kaki lima bisa
di katakana sudah baik
hal ini terlihat dari
dilaksanakan koordinasi
lintas instansi terkait
dan berbagai
stakeholder yang
berhubngan dengan
penataan pedagang kaki
lima di kecamatan
sintang.48
48
Sugianto, “Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima da Kecamatan
Sintang Kabupaten Sintang”, Tesis Pasca Sarjana Universitas Terbuka Jakarta, (2016), hlm. 61-62.
33
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati.Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang
mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari
suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam suatu
keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif, dan holistik.49
2. Jenis dan Sumber
Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian.
Kesalahan dalam mengunakan atau memahami sumber data, maka data yang
diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti
harus mampu memahami sumber data mana yang mesti digunakan dalam
penelitianya itu.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder.50
Data Primer adalah data yang diperoleh dari respondent melalui kuiseoner,
kelompok focus, dan panel, atau juga data hasil wawancara penelitian dengan
49
V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustak Baru Press, (Yogyakarta, 2014), hlm.
19. 50
H.M.Burhan Bungin.Metodelogi penelitian social & ekonomi, (Jakarta: Pranadamedia
Group. 2013), hlm. 129.
33
34
narasumber.Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi.Sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data.
Data Sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa
laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-
buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya, data yang diperoleh dari dari
data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.Sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpulan data.51
3. Metode Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan Data adalah alat atau fasilitas yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai
tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada
kesempatan lain. Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik
wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan
51
V.Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian, Pustak Baru Press, (Yogyakarta, 2014), hlm.
73-74.
35
untuk tujuan penelitian dan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai.52
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar kota dan data tersimpan dalam
bahan berbentuk dokumen. Sebagaian besar data yang tersedia yaitu
berbentuk surat laporan. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan
waktu sehingga memberi peluang pada peneliti untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi pada waktu silam.53
c. Observasi
Teknik ini menurut adanya pengamatan dari peneliti baik secara
langsung terhadap objek penelitian.Instrumen yang dapat di gunakan yaitu
lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa informasi yang
diperoleh dari hasil observasi antara lain; ruang (tempat), pelaku, kegiatan,
objek, perbuatan kejadian atau peristiwa, waktu. Alasan peneliti
melakukan observasi yaitu untuk menyajikan gambaran realitis perilaku
atau kejadian.54
52
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011), hml. 138-
139. 53
Ibid., hlm. 138-140. 54
Ibid., hlm.140
36
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman, penjelasan, dan penelaahan pokok
permasalahan yang akan dibahas maka skripsi ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I : Bab ini membahas tentang Pendahuluan yang mencakupi Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat
Penelitian, Batasan Masalah, Kerangka Teori, dan Telaah Pustaka.
BAB II : Bab ini membahas tentang Metode Penelitian yang meliputi
Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode
Pengumpulan Data, dan Teknis Analisis Data.
BAB III :Bab ini membahas tentang gambaran umum mengenai Peran
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Pelaksanaan Penataan
Pedagang Kaki Lima di Pasar Angso duo Baru Jambi.
BAB IV :Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan diteliti oleh
penulis mengenai Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dalam Pelaksanaan Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Angso
duo Baru Jambi.
BAB V : Bab ini merupakan Bab Penutup yang berisi tentang kesimpulan
dan saran.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Pelayanan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi
1. Sejarah Singkat Pasar Angso Duo
Pasar Angso Duo adalah pasar tradisional terbesar di provinsi
Jambi.Di pasar ini terdapat beraneka ragam barang dagangan mulai dari
sayur-mayur, lauk-pauk, pakaian, prabor rumah tangga dan masih banyak
lagi.pasar tradisional ini telah menjadi sandaran hidup lebih dari 5000
pedagang dan punya sejarah panjang sebagai pasar yang berpindah-pindah
dari satu tempat ketempat lain.55
Dahulu kala pada awal abad ke-18 kawasan muara jambi berada di
Dermaga Bom Atom.kini kawasan tersebut telah berubah menjadi Mall
WTC, dahulu di lokasi ini ada sebuah pasar tradisional kecil.Orang
menyebut pasar tanah pilih. Pasar inilah yang menjadi cikal bakal Pasar
Angso Duo walaupun letaknya tidak sama dengan yang sekarang berdiri.
Tokoh masyarakat Jambi Mengatakan pada zaman penjajahan Jepang
pasar tersebut hancur.Akhirnya pasar tersebut pindah sekitar 300 meter
kearah tenggara, masyarakat Jambi menyebut lokasi pasar yang baru ini
dengan sebutan gang siku.56
55
http://ronalsaputraa.blogspot.com/2013/11/sekilas-tentang-asal-usul-pasar-angso-
.html?m=1 56
Ibid.
37
38
Pasar yang baru tersebut di bangun sangat sederhana, hanya berupa
deretan meja-meja dari batu.masyarakat Jambi pada saat ini menyebut
pasar meja batu. di pasar yang baru ini, tidak hanya terhampar ikan, daging
dan sayur-mayur yang dijual diatas meja batu, melainkan juga sebagai
tempat orang-orang duduk ngobrol, bersantai sambil minum kopi sembari
menikmati pemandangan sungai batang hari. Pada masa itu barang-barang
impor dari singapura sudah banyak masuk ke Jambi berupa pakaian, kasur
dan perlengkapan rumah tangga.Semua barang di kirim dari muara menuju
sungai batanghari menggunakan kapal.Dilokasi Pasar Angso Duo yang
kini berdiri, dulunya hanyalah tempat kapal bersandar dan menurukan
barang-barang dagangan, dari situ barang-barang di angkut para kuli
menuju paasr meja batu.Dalam Perkembangannya pasar meja batu
semakin ramai pedagang dengan berbagai jenis barang dagangannya, gang
siku menjadi sesak sepanjang jalan itu becek dan tidak nyaman lagi bagi
para pembeli.57
Pada tahun 1970, sedimentasi sungai semakin parah.Pemerintah
daerahpun melakukan penggerukan.Tanah dan pasir hasil penggerukan
digunakan untuk menimbun disekitar sungai sehingga terbentuk daratan
baru.Pada daratan itulah pemerintah akhirnya memindahkan pusat pasar
tradisional dari pasar meja batu.pasar yang baru ini bernama Pasar Angso
Duo resmi berdiri pada tahun 1974, tepat ditepi sungai Batanghari.58
57
Ibid. 58
Ibid.
39
Seperti pada umumnya pasar-pasar tradisional, keberadaan Pasar
Angso Duo belakangan ini mulai menimbulkan masalah.pasar menjadi
sangat kumuh, bukan lagi becek tetapi banjir ketika musim hujan tiba.
Akibatnya pasar tidak lagi nyaman bagi pembeli.pedagang-pedagang
mulai meninggalkan lapaknya mereka pindah kedepan pasar dan mulai
menggelar daganganny di bagian luar, memakan sebagian badan jalan,
ditambah lagi mobil-mobil angkutan kota kerap berkerumun menunggu
calon penumpang di badan jalan.59
Kini stelah kurang lebih 35 tahun, muncul kembali wacana
memindahkan Pasar Angso Duo ini ketempat lain. Rencana lokasi baru
yang dipilih hanya berjarak 100 meter lokasi yang lama.Lokasi ini juga
berada di tepi sungai Batanghari, tetapi posisinya agak lebih tinggi dari
pada sungai itu. Rencana Pemerintah Kota Jambi akan menjadikan pasar
ini menjadi pasar semimodern, pasar ini tidak hanya akan menampung
pedagang dalam kios tetapi juga akan menyediakan ruko dan ruang-ruang
permanen, serta tempat parker lebih luas. Sedangkan Eks Pasar Angso
Duo nantinya akan dijadikan ruang hijau atau taman kota untuk memberi
kenyamanan masyarakat Jambi.60
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas perdagangan dan perindustrian Kota Jambi ditetapkan
berdasarkan pasal 2 huruf d angka 17 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor
14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,
59
Ibid. 60
Ibid.
40
sedangkan tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kota Jambi diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 53 Tahun 2016
tentang kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata
kerja Pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi.61
Adapun tugas pokok Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Jambi
adalah membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan
dibidang perdagangan dan perindustrian.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kota Jambi mempunyai fungsi yaitu:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang perdagangan dan perindustrian.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang
perdagangan dan perindustrian .
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang
perdagangan dan perindutrian.
4) Penyelengaraan pengawasan dan pengendalian dibidang perdagangan
dan perindustrian.
5) Pengkoordinasian hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah
maupun swasta.
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.62
Di dalam menjalakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Kota Jambi mempunyai susunan organisasi berdasarkan
61
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Jambi.Tahun. 2018. hlm. 3. 62
Ibid.
41
Lampiran Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Peraturan Walikota Jambi
Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisaai, Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kota Jambi, yang mulai efektif diberlakukan sejak Januari 2017 sebagai
berikut:63
a) Kepala Dinas;
b) Sekretariat, yang terdiri dari:
1) Sub bagian program;
2) Sub bagian keuangan
3) Sub bagian umum dan kepegawaian
c) Bidang perdagangan, yang terdiri dari:
1) Seksi sarana dan prasarana
2) Seksi bina usaha
3) Seksi penggunaan dan pemasaran produk dalam negeri
d) Bidang perindustrian yang terdiri dari:
1) Seksi industri tekstil, aneka kerajinan dan promosi
2) Seksi industri kimia, agro dan hasil hutan
3) Seksi industri logam, mesin, elektronika dan perekayasaan alat
angkut
e) Bidang pengelolaan pasar, yang terdiri dari:
1) Seksi keamanan, ketertiban, kebersihan, dan penataan PKL
63
Ibid.hlm.4.
42
2) Seksi pendataan dan pendapatan
3) Seksi pengalihan dan penerimaan
f) Bidang pengendalian dan pengawasan yang terdiri dari:
1) Seksi distribusi barang dan jasa
2) Seksi evaluasi dan pelaporan
3) Seksi penyuluhan dan pemberdayaan konsumen
g) Unit pelaksana teknis dinas
h) Kelompok jabatan fungsiona64
64
Ibid.
43
KE
PA
LA
KO
MA
RI, S
H.M
H
JAB
AT
AN
FU
NG
SIO
NA
L
BID
AN
G P
ER
IND
US
TR
IAN
RIT
A E
RN
ILA
, SE
AN
EK
A K
ER
AJIN
AN
DA
N
PR
OM
OS
I
NO
VIA
RN
I, S.K
om
SE
KS
I IND
US
TR
I KIM
IA, A
GR
O
DA
N H
AS
IL H
UT
AN
SU
SIL
AW
AT
I, SE
SE
KS
I IND
US
TR
I LO
GA
M,
ME
SIN
EL
EK
TR
ON
IKA
DA
N
PE
RE
KA
YA
SA
AN
AL
AT
AN
GK
UT
RE
TN
O S
UA
RT
I, SP
KA
BID
PE
RD
AG
AN
GA
N
AN
NA
AG
US
TIN
A, S
E
SE
KS
I SA
RA
NA
DA
N
PR
AS
AR
AN
A
M. N
UR
UZ
ZA
MA
N, S
. Pt
SEKSI B
INA
USA
HA
Hj. A
TIKA
H, S. P
di
EK
SI P
EN
GU
NA
AN
DA
N
PE
MA
SA
RA
N P
RO
DU
K
DA
LA
M N
EG
ER
I
AB
DU
L M
AJID
, SH
SE
KR
ET
AR
IS
DO
NI U
MA
TR
IAD
I,
SS
TP
, MH
SU
BB
AG
KE
UA
NG
AN
TU
RM
IDA
WA
TI, S
.Ko
m
SU
BB
AG
UM
UM
DA
N
KE
PE
GA
WA
IAN
SU
KA
RM
AN
, ST
SU
BB
AG
PR
OG
RA
M
CH
AR
LE
S H
. SA
ING
, SH
, MH
BID
AN
G P
EN
GE
LO
LA
AN
PA
SA
R
BU
DI S
ISW
AN
TO
, SP
SE
KS
I KE
AM
AN
AN
,
KE
TE
RT
IBA
N,
KE
BE
RS
IHA
N D
AN
PE
NA
TA
AN
PK
L
AB
DU
L T
HA
LIB
, SE
SE
KS
I PE
ND
AT
AA
N D
AN
PE
ND
AP
AT
AN
NU
RA
SIA
H H
AS
IBU
AN
,
SH
SE
KS
I PE
NA
GIH
AN
DA
N
PE
NE
RIM
AA
AN
AN
GG
RA
IINI, S
E
UP
TD
BID
AN
G P
EN
GE
ND
AL
IAN
DA
N
PE
NG
AW
AS
AN
AD
E C
AH
ND
RA
, SH
SE
KS
I DIS
TR
UB
US
I BA
RA
NG
DA
N JA
SA
SIT
I AR
AF
AH
SIR
EG
AR
, SH
SE
KS
I EV
AL
UA
SI D
AN
PE
LA
PO
RA
N
JEM
IRU
N
SE
KS
I PE
NY
UL
UH
AN
DA
N
PE
MB
ER
DA
YA
AN
KO
NS
UM
EN
SU
PR
ION
O, S
E
44
3. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Dinas
Perdagangan Perindustrian Kota Jambi
1) Visi dan Misi
a) Visi
1. Tertib
2. Berdaya saing
3. Maju
4. Berkeadilan65
b) Misi
1. Meningkatkan kesadaran tertib niaga, perlindungan konsumen dan
kemetrologian
2. Meningkatkan sumber daya aparatur guna mewujudkan pelayanan
pasar sebagai penunjang kinerja ekonomi yang berpihak kepada
masyarakat
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar guna menumbuhkan
perekonomian kota berbasis potensi lokal menuju kemandirian
daerah
4. Meningkatkan penerimaan PAD sektor retribusi pasar secara
menyeluruh, seimbang dan berkeadilan
65
Ibid.
45
5. Meningkatkan pembinaan, penataan dan penertiban pedagang
pasar dan PKL secara berkesinambungan dan konsisten guan
mewujudkan perilaku yang berahlak dan berbudaya
6. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang untuk mewujudkan
pasar bersih, kondusif, dan refresentatif
7. Meningkatkan daya saing produk dan pemberdayaan industri kecil
dan menegah/usaha kecil dan menengah melalui pembinaan serta
fasilitas sarana dan prasarana secara optimal66
2) Tujuan dan Sasaran
a) Tujuan
1. Mewujudkan kesadaran tertib niaga, perlindungan konsumen dan
kemetrologian
2. Mewujudkan pemahaman pedagang terhadap peraturan daerah
yang berlaku sehingga terwujud Kota Jambi sebagai pusat
perdagangan dan jasa
3. Mewujudkan dan memfasilitasi terdapatnya sarana dan prasarana
pasar yang refresentatif
4. Mewujudkan peningkatan daya saing produk, sarana dan prasarana
industri kecil dan menengah/usaha kecil dan menengah
(IKM/UKM)67
66
Ibid..hlm.9. 67
Ibid.
46
b) Sasaran
1. Terwujudnya peningkatan peredaran barang dan jasa yang sesuai
standar
2. Terbangun dan terpeliharanya pasar-pasar tradisional
3. Terciptanya ruang representatif bagi PKL
4. Terwujudnya peningkatan IKM yang mampu mengakses pasar68
3) Strategi dan Kebijakan
a) Strategi
1. Penguatan perdagangan dalam negeri melalui perlindungan
konsumen, penggunaan produk lokal, kelancaran distribusi dan
stabilitas harga
2. Orientasi pelayanan umum
3. Menetapkan personal sesuai dengan kemampuan
4. Promosi pegawai berdasarkan kinerjanya dalam melaksankan tugas
5. Intensifikasi dan ekstensfikasi pemungutan retribusi
6. Orientasi pemahaman peraturan perundang-undangan
7. Orientasi kesadaran pengguna jasa pasar akan pentingnya
kebersihan, ketertiban dan keamanan
8. Tindakan hukum penertiban terhadap pelanggar perda
9. Mengharuskan tersedianya sarana dan prasarana pasar yang
refresentatif
68
Ibid.
47
10. Peningkatan daya saing produk industri kecil dan menengah/usaha
kecil dan menengah dalam persaingan pasar bebas dengan
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi69
b) Kebijakan
1. Mendorong daya saing, produktifitas IKM/UKM dengan
mengintensifkan pembinaan, pengawasan dan koordinasi bersama
stake holder terkait serta memfasilitasi sarana dan prasarana
IKM/UKM
2. Menciptakan iklim usaha dan tata niaga yang tertib
3. Kebijakan internal yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan
program-program pembanguan
4. Kebijakan eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur,
mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat70
69
Ibid.,hlm.13. 70
Ibid.,hlm. 14.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam Bab ini akan di bahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis terhadap kinerja Dinas Peridustrian dan Perdagangan dalam pelaksanaan
penataan PKL di pasar Angso Duo Baru Jambi.Wawancara dilaksanakan pada
tanggal 18 Maret 2019 dengan narasumber yang dianggap oleh penulis banyak
mengetahui tentang data-data yang dibutuhkan oleh penulis.Narasumber tersebut
diambil dari Pegawai Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi.
Pertanyaan yang diajukan juga dibuat seakurat mungkin sehingga hasil-hasil
yang didapat sesuai dengan data-data yang diinginkan oleh penulis dalam
pembuatan tugas akhir ini.
A. Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Pasar Angso Duo
Jambi
Peranan dinas perindustrian dan perdagangan sangat penting untuk
mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap,
mengubah struktur perekonomian kearah yang lebih baik lagi, maju dan lebih
seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas
bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberi nilai-nilai tambah bagi
pedagang-pedagang pada khususnya.Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Budy Siswanto, Bidang Pengelolaan Pasar mengatakan bahwa peran disperindag
tersebut adalah:
48
49
“Perannya yang pertama yaitu menyiapkan data, menyiapkan fasilitas
kemana PKL itu akan kita tata kemudian mensosialisasikan untuk tujuan
penataan, kita disini benar-benar inggin membuat PKL itu nyaman serta aman
dengan adanya pembangunan gedung baru ini, pas kita turun kelapangan melihat
gedung pasar yang baru itu para pedagang sangat antusias sekali dan mereka
sangat bangga juga tidak ada pedagang yang mengatakan jelek atau sebagainya,
meraka semua bilangnya bagus dibandingkan tempat berjualan yang lama”71
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Bapak M.Nuruzzaman
selaku seksi sarana dan prasarana beliau mengatakan bahwa:
“Dengan dipindahnya para PKL yang berjualan dipasar angso duo lama
kepasar angso duo baru sekarang ini terlihat lebih baik karena kamacetan yang
sering terjadi akibat banyaknya kendaraan masyarakat yang singgah untuk
berbelanja kini sudah berkurang, sehingga penguna jalan sudah tidak was-was
saat melintas”72
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ade Chandra
selaku kepala Bidang pengendalian dan Pengawasan mengatakan bahwa:
“Kami menegaskan kepada PT.EBN selaku pihak yang melakukan
pembangunan pasar angso duo baru agar lebih mempercepat penyelesaian
pembangunan fasilitas-fasilitas yang kurang, adapun keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh pedagang harus segera dilakukan evaluasi dan ditindak lanjuti
agar aktivitas dipasar bisa berjalan dengan lancar dan juga kami bisa lebih
mudah dalam melakukan pengawasan dan penataan yang lebih efektif
kedepanya”73
Tugas pokok Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Jambi mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang perdagangan dan perindustrian.
71
Wawancara dengan Bapak Budy Siswanto, Bidang Pengelolaan Pasar., Disperindag
Kota Jambi, Pada Tanggal 19 Maret 2019. 72
Wawancara dengan Bapak M. Nuruzzaman, Seksi Sarana dan Prasarana, Disperindag
Kota Jambi, Pada Tanggal 19 Maret 2019. 73
Wawancaradenagan Bapak Ade Chandra, Bidang Pengendalian dan Pengawasan,
Disperindag Kota Jambi, Pada Tanggal 20 Maret 2019.
50
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang
perdagangan dan perindustrian .
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang
perdagangan dan perindutrian.
4. Penyelengaraan pengawasan dan pengendalian dibidang perdagangan dan
perindustrian.
5. Pengkoordinasian hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah
maupun swasta.
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.74
B. Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Angso Duo Baru Jambi oleh
(Disperindag)Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Penataan adalah kegiatan merubah keadaan secara teratur untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. penataan PKL menurut peraturan Daerah Kota Jambi
No.12 tahun 2016 tentang penataan dan pemberdayaan PKL pasal 5 yakni
Pendataan PKL, Pendaftaran PKL, Penetapan lokasi PKL, Pemindahan PKL,
penghapusan lokasi PKL dan Peremajaan lokasi PKL.75
Tujuan penataan dan
pemberdayaan PKL adalah:
1. Memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi
sesuai dengan peruntukanya.
74
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Jambi.Tahun. 2018. hlm.3. 75
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 tentang Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang kaki Lima.
51
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi
usaha Ekonomi mikro yang tangguh dan mandiri.
3. Untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib, dan aman dengan
sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan
lingkungan.76
Untuk sistem penataan PKL dipasar Angso Duo Baru Jambi wawancara
dengan Bapak Budy Siswanto, selaku Bidang Pengelolaan Pasar menjelaskan
bahwa:
“PKL yang ada dipasar angso duo baru jambi itu ada dua, ada pedagang
siang dan pedagang malam, kalau pedagang malam itu rata-rata pedagang yang
berjualan dijalan seperti agen sayuran dan segala macam sayuran itu kita tata
dan kita pindahkan kepasar talang gulo karena mereka agen, sehingga tempatnya
dipasar induk dan sebagian lagi pedagang siang itu kita pindahkan kepasar
angso duo dan sekarang pasar angso duo beroperasi mulai dari subuh hingga
sore”77
PKL merupakan salah satu pelaku usaha ekonomi mikro yang banyak ditemui
diberbagai daerah hingga Negara, seperti halnya yang ada di Kota Jambi
khususnya di pasar Angso Duo baru Jambi.Keberadaan PKL tentu menjadi hal
yang tidak asing dan menjadi suatu hal yang tidak dapat dicegah.Hal ini di
akibatkan karena menjadi PKL tidak dibutuhkan pendidikan yang tinggi dan
kemampuan yang terlalu hebat, hal inilah yang menjadi alasan banyaknya
masyarakat yang tergiur untuk membentuk usaha yang berskala mikro seperti
menjadi PKL.Dalam peraturan menteri dalam negeri No. 41 tahun 2012 tentang
76
Penataan Daerah Kota Jambi Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pentaan dan Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima. 77
Wawancara dengan Bapak Budy Siswanto, Bidang Pengelolaan Pasar, Disperindag
Kota jambi Pada Tanggal 20 Maret 2019.
52
pedoman penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima, dijelaskan bahwa
penataan pedagang kaki lima adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah melalui penetapan lokasi binaan untuk melakukan penetapan,
pemindahan.78
Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Angso Duo Baru Jambi, Menurut
Bapak Budy Siswanto selaku Kepala Bidang Pengelolaan Pasar mengatakan
bahwa:
“Yang jelas Disperindag sudah mengatur porsi, mereka semua kita ajak untuk
berjualan di dalam pasar yang baru, awalnya PKL diluar yang telah dilokalisi
tidak diperbolehkan berdagang di pasar baru.Bahkan untuk PKL yang Berjualan
di jalan utama pasar pun telah dilakukan pemindahan.Karena mengganggu jalan,
dan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan Disperindag melakukan
pemisahan pedagang resmi dan pedagang yang tidak resmi”.79
Sedangkan dipasar angso duo baru Jambi masih terlihat banyaknya PKL yang
berjualan diluar dari kios-kios yang telah disediakan oleh pemerintah hal tersebut
masih terlihat mengangu ketertiban dan kenyamanan para konsumen.Dari hasil
wawancara dengan Bapak Budy Siswanto, selaku Bidang Penglolaan Pasar
menjelaskan bahwa:
“Bahwa gedung pasar angso duo baru Jambi itu belum sepenuhnya selesai,
jadi disitulah masih terlihat banyaknya PKL yang berjualan di luar kios. Tetapi
sebetulnya mereka itu sudah mempunyai tempat yang telah disediakan
pemerintah itu, cuman tempat mereka belum selesai di bangun makanya kita
tempatkan diluar gedung untuk sementara”80
78
Nursamsi Dwi Safitri, “Analisis Penataan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten Maros
Makasar”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, (2015), hlm. 17. 79
Wawancara dengan Bapak Budy Sisiwanto, Bidang pengelolaan Pasar, Disperindag
Kota jambi pada tanggal 22 Maret 2019. 80
Wawancara dengan Bapak Budy Siswanto,Bidang Pengelolaan Pasar, Disperindag Kota
jambi Pada Tanggal 22 Maret 2019.
53
Sementara itu juga masih banyak PKL yang menolak untuk pindah kegedung
baru tersebut jadi adakah tindakan-tindakan agar mereka tetap pindah ke gedung
baru. Dari hasil wawancara deangan Bapak Budy Siswanto, selaku Bidang
Pengelolaan Pasar menjelaskan bahwa:
“karena mereka itu mitra tetap dengan cara persuasive (pendekatan), disini
kita tidak ada melakukan tindakan-tindakanyang diluar dari pada kata, tetap
pendekatan karena mereka adalah mitra”81
Kemudian Apakah ada kendala dalam penerapan peraturan mengenai penataan
PKL, Ibu Anna Agustina selaku kepala bidang perdagangan mengatakan bahwa:
“Dalam Penerapan peraturan mengenai penataan pedagang kaki lima yang
kami lakukan seringkali terkendala karena masih banyaknya para pedagang yang
tidak paham terhadap aturan yang dibuat oleh pemerintah yang sebenarnya
dapat memberikan kenyamanan kepada pedagang itu sendiri dan masyarakat
lain”82
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya pedagang kaki lima sebagai bagian dari
usaha sektor informal memiliki potensi untuk menciptakan dan memperluas
lapangan kerja, terutama bagitenaga kerja yang kurang memiliki kemanpuan dan
keahlian yang memadai untukbekerja di sektor informal karena rendahnya tingkat
pendidikan yang mereka miliki.Pembentukan karakter pedagang kaki lima serta
perubahan yang terjadi adalah salah satu wujud dari perkembangan lingkungan
binaan, perkembangan ini merupakan penerapan dari nilai dan kebutuhan hidup
yang terjadi seiring waktu berjalan. Keberadaan PKL pada satu sisi dibutuhkan
oleh masyarakat untuk memenuhi sebagian kebutuhanya yang tidak bisa
81
Wawancaradengan Bapak Budy Siswanto, Bidang Pengelolaan Pasar, Disperindag Kota
jambi, Pada Tanggal 26 Maret 2019. 82
Wawancara dengan Ibu Anna Agustina, Bidang Perdagangan, Disperindag Kota jambi,
Pada Tanggal 26 Maret 2019.
54
disediakan oleh jasa sektor formal. PKL menyediakan jasa sandang pangan dan
rekreasi murah terjangkau bagi sebagian warga masyarakat kota.83
C. Kondisi (PKL) Pedagang Kaki lima Setelah dipindah dari Pasar Angso
Duo lama ke Pasar Angso Duo Baru
Salah satu bentuk sektor informal yang dikaji lebih lanjut adalah Pedagang
Kaki Lima (PKL), karena PKL dikategorikan sebagai jenis pekerjaan yang
penting dan relatif khas khususnya sebagai usaha kecil-kecilan yang kurang
teratur, istilah PKL sendiri mengarah pada konotasi pedagang barang dagangan
dengan menggelar tikar di pinggir jalan, atau di muka-muka toko yang dianggap
strategis. Terdapat pula sekelompok pedagang yang berjualan dengan
menggunakan kereta dorong dan kios-kios kecil.
Pedagang kaki lima pada kehidupan sehari-hari banyak menempati daerah-
daerah yang cukup strategis dalam mengembangkan aktifitasnya dengan cara
menawarkan barang atau jasa usahanya. Perkembangan pedagang kak lima secara
umum menunjukan peningkatan yang sangat besar, sementara dipandang dari
sudut kebersihan dan ketertiban atau bahkan dari keindahan justru semakin
menurun hal tersebut dapat dilihat pada titik-titik lokasi pedagang kaki lima yang ada
di beberapa sudut kota-kota besar. Pedagang kaki lima menempati lahan secara
berjubel dengan tenda yang semrawut sehingga tampak kumuh di pasar-pasar yang
terkesan nyaris tanpa aturan.84
83
Islahuddin, “Peranan Pedagang Kaki Lima dalam menanggulangi tingkat penganguran
dalam perspektif Ekonomi Islam,” Skripsi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, (2017),
hlm. 3. 84
Meindra Ambang, “Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kota Semarang berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah, “ Skripsi Universitas Stikubank Semarang, (2011), hlm. 15.
55
Adapun kondisi-kondisi pedagamg setelah pindah ke pasar yang baru yang
telah tertata dengan baik, berikut adalahhasil wawancara yang telah dilakukan
penulis terhadap pedagangmengenai kondisi pasar saat ini.Berdasarkan hasil
wawancara tentang peran Disperindag dalam menata pedagangdi PasarAngso
Duo Baru oleh salah satu Pedagang Bapak Nurdin mengatakan bahwa:
“Setelah di bangun pasar ini menjadi lebih bersih dan teratur, kami semua
senang dengan adanya pembangunan karna lebih nyaman menempati gedung
pasar yang baru ini, semoga untuk kedepanya lebih baik lagi aman, damai, dan
sejahtera untuk rakyat jambi”85
Kenyataan tersebut juga dibenarkan oleh Ibu Duriana Pedagang yang menjual
sayur-sayuran beliau mengatakan bahwa:
“Kalau saat ini tempatnya lebih bersih, tidak bauk sampah juga tidak
menumpuk disbanding dengan pasar yang lama, selain itu tempat ibadah juga
dekat”86
Adapun yang dikatakan oleh Pedagang lainya yaitu Bapak Edi mengatakan
bahwa:
“Saya disini termasuk pedagang merasa lebih nyaman berjualan dipasar
yang sekarang karena disini tempatnya tidak bauk, tidak kotor lebih tertata, ya
walaupun masih ada pedagang yang berjualan diluar kios yang baru ini, itu
karena kios mereka yang baru ini belum sepenuhnya jadi”87
Demikian juga yang dikatakan oleh salah satu pedagang yang menjual ikan
yaitu bapak Riko mengatakan bahwa:
85
Wawancara dengan Bapak Nurdin Selaku Pedagang pada Tanggal 1 April 2019. 86
Wawancara dengan Ibu Duriana Selaku Pedagang Pada tanggal 1 April2019 . 87
Wawancara dengan Bapak Edi Selaku Pedagang Pada Tanggal 1 April 2019 .
56
“Saya sangat senang setelah dipindah kepasar yang baru ini karena disini
tempatnya luas tidak seperti pasar yang lama, jadi bisa lebih nyaman saya
berjualan nya”88
Begitu pula yang dikatakan Ibu Sriselaku pedagang beliau mengatakan bahwa:
“Disini Saya selaku pedagang merasa lebih senang dengan adanya
pembangunan gedung baru untuk pedagang, para pedagang lebih tertata juga
dengan jenis barang daganganya”89
Demikian juga yang dikatakan Ibu Ira selaku pedagang yang menjual sayur-
sayuran beliau mengatakan bahwa:
“Setelah pindah kepasar yang baru saya merasa lebih nyaman karena dipasar
yang baru ini lebih bersih dan tidak bauk, karena saya lihat sampah rutin
dibersihkan setiap hari itu sebabnya pasar yang baru ini menjadi lebih
nyaman”90
Pak Fauzan selaku pedagang cabai juga mengatakan bahwa:
“Saya sangat bangga dan senang setelah pasar ini dibangun, keadaanya lebih
bersih teratur rapi dan gak bauk lagi, ya saya lebih senang saja dengan tempat
yang baru ini”91
Ibu Ari Tonang juga selaku pedagang cabai mengatakan bahwa:
“Iya disini sekarang sudah bersih gak bauk, sampah nya juga tidak dibiarkan
menumpuk seperti pasar yang lama, dan disini mushola nya juga ada jadi kalau
mau sholat tinggal kemushola karena dekat jadi gak terburu-buru”92
Sama halnya seperti pedagang yang lain disini Bapak Toni selaku penjual ikan
mengatakan bahwa:
88
Wawancara dengan Bapak Riko selaku Pedagang Pada Tanggal 1 April 2019. 89
Wawancara dengan Ibu Sri Selaku Pedagang Pada tanggal 3 April 2019. 90
Wawancara dengan Ibu Ira selaku Pedagang Pada Tanggal 3 April 2019. 91
Wawancara denagan Bapak Fauzan Selaku Pedagang Tanggal 3 April 2019. 92
Wawancara dengan Ibu Ari Tonang Selaku Pedagang Tanggal 3 April 2019.
57
“Yang saya rasakan setelah pindah disini dipasar yang baru ini saya sih
merasa lebih nyaman aja ya gak semrawut kayak pasar yang dulu itu”93
Bapak Raden Bustami selaku penjual ikan juga mengatakan bahwa:
“Dipasar yang baru ini lebih nyaman lah disbanding fasilitas juga lumayan
memadai disbanding pasar yang lama”94
Ibu Kristina selaku pedagang juga mengatakan hal yang sama beliau
mengatakan bahwa:
“Ya saya sangat senang dengan adanya pembangunan pasar baru ini, ya
meskipun omzet menurun ini mungkin karna pembeli juga belum banyak yang
tahu kalau para PKL pindah kesini”95
Bapak Sitanggang selaku penjual ikan ia mengatakan bahwa:
“Yang saya rasakan setelah pindah kepasar yang baru sekarang lebih baik
nyaman karena tempat berjualan nya bagus, bersih, lebih tetata dan pokoknya
rapi lah”96
Dari hasil wawancara diatas banyaknya pedagang yang mengatakan bahwa
pasar yang baru tersebut lebih nyaman, mereka merasakan kenyamanan
kebersihan dan lebih tertata
Kenyamanan merupakan salah satu nilai vital yang selayaknya harus dinikmati
oleh manusia ketika melakukan aktifitas-aktifitas di dalam suatu ruang. Menurut
Rustam Hakim dan HardiUtomo kenyamanan adalah segala sesuatu
yangmemperlihatkan penggunaan ruang secara sesuai dan harmonis, baik dengan
ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol mapun
93
Wawancara dengan Bapak Toni Selaku Pedagang Pada Tanggal 7 April 2019. 94
Wawancara dengan Bapak Raden Bustami Selaku Pedagang Pada Tanggal 7 April
2019. 95
wawancara dengan Ibu Kristiana selaku Pedagang Pada Tanggal 7 April 2019. 96
wawancara dengan Bapak Sitanggang selaku Pedagang Pada Tanggal 10 April 2019.
58
tanda, suara dan bunyi kesan, intensitas dan warna cahaya ataupun bau, atau
lainnya.
Kenyamanan dapat pula dikatakan sebagai kenikmatan atau kepuasan manusia
dalam melaksanakan kegiatannya.Suatu hubungan yang harmonis merupakan
integralitas dalam keragaman melalui pemenuhan keinginan dan kebutuhan yang
harusnya tersedia, sehingga kenyamanan merupakan suatu kepuasan psikis
manusia dalam melakukan aktifitasnya.Selain itu, karena kenyamanan pada
dasarnya juga sangat terkait dengan faktor yang mendukung keamanandan
keselematan diri manusia di dalam suatu ruang.97
Adapun pedagang lainya yang mengatakan omzetnya turun berikut pedagang
yang yang telah di wawancarai yang pertama ialah Ibu Murniati selaku pedagang
Bumbu masakan beliau mengatakan:
“kalau omzet penjualan saya itu menurun di banding dengan yang dulu
mungkin karena lokasi kios sayuran yang belum jadi, sehingga masyarakat
(Pembeli) belum tau sepenuhnya lokasi pedagang-pedagang yang telah pindah
tempat, ya saya harap pemerintah memberikan petunjuk atau denah lokasi dan
petunjuk arah kios jualan dan jenis barang dagangannya agar memudahkan para
pembeli dang para pembeli mengetahui dimana tempat dan jenis barang yang
ingin dibeli”98
Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Ibu Simar selaku pedagang beliau
mengatakan bahwa:
97
Riyan Sanyaja dkk, “Analisis Fungsi Dan Kenyamanan Jalur Pedestrian Kawasan
DiKota Pangkalan Bun,”Jurnal Ekonomi, hlm.3. 98
wawancara dengan Ibu Murniati Selaku Pedagang Pada Tanggal 7 april 2019.
59
“Iya betul dipasar baru ini belum adanya petunjuk tempat orang yang
berjualan sayuran, ikan dan lain sebagainya, karena itulah jualan kami sedikit
menurun dibandingan waktu kami jualan dipasar yang lama”99
Demikian pula yang dikatakan oleh Ibu Rahma selaku pedagang beliau
mengatakan bahwa:
“kalau tempat sih sudah bagus bersih, nyaman dan sudah rapi, namun
pelanggan yang sudah biasa beli itu pula gak tau dimana lokasi jualan saya yang
sekarang, makanya jualan yang sekarang ni agak sepi ya kaerna pelanggan gak
tau tempat dan arah nya saja”100
Dan yang terakhir Bapak Pandi selaku pedagang yang belum mendapatkan
kios baru dipasar yang sekarang karena tempatnya belum sepenuhnya selesai
beliau mengatakan bahwa:
“Meskipun saya belum mendapatkan kios digedung pasar angso duo baru
untuk sementara ini kami ditempatkan dilapak sementara yang telah disediakan
pengelola pasar, karena kios khusus pedagang sayur belum s epenuhnya
jadi, harapan saya semoga kiosnya cepat selesai supaya jualan kami semua
lancar dan kami sebagai pedagang merasa nyaman berjualan dipasar angso baru
ini”101
Salah satu upaya pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada PKL ialah
menerapkan kebijakan tentang relokasi atau penempatan yang tepat untuk
pedagang kaki lima yaitu, dengan cara menyediakan lahan strategis untuk
pemasaran barang dagangan para pedagang kaki lima tersebut. Dalam hal ini
kepentingan pedagang kaki lima dapat terpenuhi dan tentunya pemerintah dapat
mempertimbangkan juga bahwa lahan tersebut tidak menganggu ketertiban dan
kenyamanan kota sehingga diharapkan kepentingan pemerintah dan pedagang
99
Wawancara dengan Ibu Simar Selaku Pedagang Pada Tanggal 7 april 2019. 100
Wawancara dengan Ibu Rahma Selaku Pedagang Pada Tanggal 10 April 2019. 101
Wawancara dengan Bapak Pandi Selaku Pedagang pada Tanggal 10 april 2019.
60
kaki lima dapat terpenuhi sehingga dapat tercipta suatu format penyelesaian
kebijakan yang berarti kebersihan, keindahan dan kerapian kota dapat terwujud,
kesejahteraan rakyat pedagang kaki lima pun dapat terwujud.102
102Rochmat Aldy Purnomo, “Dampak Relokasi terhadap lingkungan sosial Pedagang
Kaki Lima dipusat Kuliner Pratistha Purwokerto,” Jurnal Ekonomi, Vol.11.No. 1, (Maret 2016),
hlm. 3.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Pasar Angso Duo Jambi
sudah bisa dikatakan efektif dan baik ini terlihat pada peranan mereka dan
pengelolaan yang telah dilakukan, dan PKL pun juga merasa lebih nyaman
dengan adanya pembangunan gedung baru tersebut. Peranan yang telah
dilakukan oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan kota Jambi dalam
mengelola PKL .Perannya yang pertama yaitu menyiapkan data,
menyiapkan fasilitas kemana PKL itu akan kita tata kemudian
mensosialisasikan untuk tujuan penataan, kita disini benar-benar inggin
membuat PKL itu nyaman serta aman dengan adanya pembangunan
gedung baru.
2. Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Angso Duo Baru Jambi oleh
(Disperindag) Dinas Perindustrian dan Perdagangan PKL yang ada dipasar
angso duo baru jambi itu ada dua, ada pedagang siang dan pedagang
malam, kalau pedagang malam itu rata-rata pedagang yang berjualan
dijalan seperti agen sayuran dan segala macam sayuran itu kita tata dan
kita pindahkan kepasar talang gulo karena mereka agen, sehingga
tempatnya dipasar induk dan sebagian lagi pedagang siang itu kita
pindahkan kepasar angso duo dan sekarang pasar angso duo beroperasi
mulai dari subuh hingga sore. Pengelolaan PKL yang dilakukan oleh
61
62
dinasperindustrian dan perdagangan dapat dikatakan mereka mengelola
dengan baik Disperindag sudah mengatur porsi, mereka semua di ajak
untuk berjualan di dalam pasar yang baru.
3. Kondisi (PKL) Pedagang Kaki lima Setelah dipindah dari Pasar Angso
Duo lama ke Pasar Angso Duo Baru banyaknya pedagang yang
mengatakan nyaman, bersih dan tertatanya dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan uraian tersebut diatas, kiranya dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Di harapkan bagi Dinas perindustrian dan Perdagangan agar tetap fokus
dalam melakukan penataan PKL di pasar Angso Duo Baru Jambi. Karena
pedagang kaki lima merupakan penggerak roda perkonomian rakyat
tingkat menengah kebawah di Kota Jambi.
2. Di harapkan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuklebih
meningkatkan lagi fungsi pengawasannya sehingga tidak terjadi lagi
pelanggaran-pelanggaran yang berasal dari pedagang yang berjualan di
pasar Angso Duo Baru Jambi. Misalnya, tidak berjualan di bahu jalan, di
badan jalan, di trotoar dan tidak membuang sampah sembarangan.
3. Di harapakan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan setiap program
yang dibuat dalam penataan seharusnya menjadi solusi dan pemecah
masalah dalam kehadiran PKL di Pasar Angso Duo Baru Jambi terutama
dalam hal penataan tempat berjualan yang di larang dan diperbolehkan
63
untuk berjualan, agar progam tersebut ialah terciptanya kerapihan,
keindahan, dan kebersihan di Pasar Angso Duo Baru Jambi.
64
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an,Terjemah.Departemen Agama RI. Bandung: CV DarusSunnah Surah,
2015
ArisSulistiyo Budi, “KajianLokasiPedagang Kaki Lima berdasarkanPreferensi
PKL serta Persepsi Masyarakat Sekitar di Kota Palembang” ,Skripsi
Universitas Diponegoro Semarang, (2006)
Arum Puspita Sunaryo, “Efektivitas kantor pengelolaan pedagang kaki lima dalam
pelaksanaan peraturan daerah kota madya daerah tingkat ii surakarta
nomor 8 tahun 1995 tentang penataan dan pembinaan pedagang kaki
lima”, Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta, (2007)
Budi Harjo,“ Persepsi Masyarakat Pedagang Kaki Lima mengenai Tugas dan
Fungsi Satuan Polosi Pamong Praja dalam Menjalankan Fungsi
Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Pesawaran”,
Skripsi Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, (2017)
EviRevitasari, “Pengelolaan Pasar Tradisional oleh Dinas Perindustrian dan
Perdangangan di Kabupaten Lebak Serang,”, (2017)
FahrurRozi, “Kebijakan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam Penataan
Pedagang Kaki Lima”, Skripsi Universitas Lampung, (2016)
H.M.BurhanBungin. Metodelogi penelitian social & ekonomi, (Jakarta: Pranada
media Group. 2013)
Handam, Muchlas M. Tahir, peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan
penataan pedagang kaki lima di pasar minasamaupa kabupaten gowa,
Jurnal Ilmu Pemerintahan, (April 2016)
65
Hendrizal, “Peranan Dinas Pengelolaan Pasar dalam Penertiban Pedagang Kaki Lima”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim Riau, (2012)
http://ronalsaputraa.blogspot.com/2013/11/sekilas-tentang-asal-usul-pasar-
angso.html?m=1
Ibrahim Mustafa, “Konsep Penataan Ruang Pedagang Kaki Lima di Pantai Kering
Kelurahan Watampone Kecamatan Tanate Riattang Kab. Bone”, Skripsi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, (2011)
Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2011)
Juliana Halimah Munir, Evaluasi Dampak Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki
Lima (PKL) di Pasar Minggu Jakarta Selatan, Skripsi Katolik
Parahyangan Bandung, (2017)
Mardiani, DKK, Peranan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menata dan
Membina Pedagang kaki Lima di Kota Banda Aceh, Jurnal Hukum, Vol.2,
(Agustus 2018)
M. Soleh Pulungan, Perlindungan Hukum dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di
Balik papan, Matra Pembaruan, (2017)
Mochammad Fadoli , “Implementasi Perda No 17/2003 tentang Izin Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kecamatan Suko Lilo”, Skripsi
Universitas Pembangunan Nasional Surabaya, (2011)
Meindra Ambang, “Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kota Semarang
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah,” Skripsi Universitas
Stikubank Semarang, (2011)
66
Nursamsi Dwi Safitri, “Analisis Penataan Pedagang Kaki Lima di Kabupaten
Maros Makasar”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, (2015)
Rochmat Aldy Purnomo, “Dampak Relokasi Terhadap Lingkungan Sosial
Pedagang Kaki Lima di Pusat Kuliner Pratista Purwokerto,” Jurnal
Ekonomi, Vol. 11 No.1, (Maret 2016)
Riyan Sanjaya DKK, “Analisis Fungsi dan Kenyamanan Jalur Pedestrian
Kawasan di Kota Pangkalan Bun,” JurnalEkonomi
Repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/54603/Chapter II
Sugianto, “Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima da Kecamatan
Sintang Kabupaten Sintang”, Tesis Pasca Sarjana Universitas Terbuka
Jakarta, (2016)
SayutiUna “Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Syariah IAIN STS Jambi dan
Syariah Press, Cetakan Pertama, Sempember 2012
Siti Nurhayati, “Peran Dinas Perindustrian dan Perdangangan dalam
Pengembangan Industri Kecil Menengah di Kota Surakarta” ,Skripsi
Universitas Sebelas Maret Surakarta,(2012)
V.WiratnaSujarweni, Metode Penelitian, Pustak Baru Press, (Yogyakarta, 2014)
Yeni Puspitasari, “Upaya Peningkatan Keberhasilan Usaha dalam Sektor Informal
di Kabupaten Brebes”, Skripsi Universitas Negeri Semaang, (2010)
67
A. Wawancara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi
1. Apa saja peran dinas perindustrian dan perdagangan dalam pelaksanaan
penataan pedagang kaki lima di pasar angso duo baru jambi ?
2. Bagaimana sistem pengelolaan pedagang kaki lima oleh dinas
perindustrian dan perdagangan di pasar angso duo baru jambi ?
3. Apakah dinas perindustrian dan perdagangan ada kerja sama dengan dinas
lain dalam melaksanakan tugas dan melakukan penataan pedagang kaki
lima di pasar angso duo baru jambi ?
4. Apa saja aturan yang mengatur mengenai pedagang kaki lima ?
5. Bagaimana tindakan dinas perindustrian dan perdagangan dalam
menghadapi pedagang yang menolak untuk di pindah ke pasar yang baru ?
6. Bagaimana usaha yang di lakukan dinas perindustrian dan perdagangan
untuk menata pedagang agar tidak mengganggu fasilitas umum yang tidak
seharusnya digunakan untuk berjualan ?
7. Bagaimana tindakan dinas perindustrian dan perdagangan untuk
menghadapi para pedagang yang masih berjualan di luar kios yang telah
disediakan ?
68
B. Wawancara Pedagang Kaki Lima
1. Bagaimana kondisi yang di rasakan setelah berjualan di pasar yang baru ?
2. Bagaimana dengan omzet yang di dapatkan setelah berjualan di pasar yang
baru ?
3. Bagaimana dengan fasilitas yang telah di berikan apakah sudah memenuhi
yang di inginkan pedagang ?
4. Apa keluhan yang alami setelah berjualan di pasar angso duo baru ?
69
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Sumber: Dokumentasi Wawancara dengan Kepala Bidang Pengelolaan
Pasar
Sumber: Dokumentasi Wawancara dengan Ibu Seksi Penataan dan
Pendataan
70
Sumber: Dokumentasi Wawancara dengan Kepala Bidang Pengelolaan
Pasar
Sumber: Dokumetasi Wawancara dengan Pedagang Kaki Lima di Pasar
Angso Duo Baru
71
Sumber: Dokumetasi Wawancara dengan Pedagang Kaki Lima di Pasar
Angso Duo Baru
Sumber: Dokumetasi Wawancara dengan Pedagang Kaki Lima di Pasar
Angso Duo Baru.
72
(CURRICULUM VITAE)
Identitas Diri
Nama : Joni Prasetyo
Tempat/Tgl Lahir : Teluk Ketapang, 17 Juni 1996
Email/Surel : [email protected]
No. Kontak/ HP : 081274806648
Alamat : Sungai Kepayang, RT 07, Kel/Desa Sungai Kepayang,
Kec, Senyerang, Kab , Tanjung Jabung Barat
Pendidikan Formal
1. SD : SD N 20/V Sei Kepayang
2. MTS : MTS Farussa‟adah Arabiyah
3. SMA : SMA N 1 Pengabuan
4. S1 : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Jambi,24 April 2019
Joni Prasetyo
EES.150706