penyembuhan penyakit fisik dengan ayat al- qur...
TRANSCRIPT
PENYEMBUHAN PENYAKIT FISIK DENGAN AYAT
AL- QUR’ĀN MELALUI METODE AL-FASDHU
(STUDI KASUS DI RUMAH SEHAT NUR AL-FATH
MAYANG MANGURAI JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟ān Dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh
HABIBAH
NIM: UT.160076
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
”Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku ”.(QS.Asy-
Syu‟ara‟ :80)
“Dan kami turunkan dari Al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”(QS. Al-Isrā‟
‟:82)
vi
PERSEMBAHAN
Bismillāhirrahmānirrahīm
Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
Ayahku (Usman Umar) dan Ibuku (Sutinah) tercinta, yang telah berjasa
mendidikku, dengan penuh kasih sayang serta memberiku semangat dalam belajar
dan do‟a yang tak pernah putus untuk puta-putrinya, hingga berhasil dalam
kehidupan ini,
Kakandaku, (Baihaki S.Pd) terkasih, yang telah berjasa membantuku dalam
menyelesaikan pendidikan di UIN STS Jambi,
Adindaku, (Nur Asiah) yang telah banyak memberikan do‟a dan semangat bagi
penulis dalam menyelesaikan Studi di UIN STS Jambi,
Guru-guruku Pondok Pesantren Dzulhijjah Muara Bulian, dimanapun berada,
yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang tak terhingga kepada anak
didiknya, yang selalu memberikan do‟a terbaik untuk murid-muridnya, untuk
semua guru-guruku semoga Allah berikan kesahatan selalu,
Seluruh anggota keluarga lainnya, yang turut memberikan semangat untuk terus
berjuang dan pantang menyerah,
Sahabat-sahabat seperjuangan di Pondok Pesantren Dzulhijjah, yang telah
menghiburku dikala sedih serta memotivasiku untuk bangkit kembali,
Teman-teman seperjuangan IAT Angkatan Tahun 2016, yang tak pernah sungkan
untuk memberikan pertolongan semasa kuliah di UIN STS Jambi,
Pembaca yang budiman,
Dan Almamaterku.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Penyembuhan Penyakit Fisik Dengan Ayat Al-Qur‟ān
Melalui Metode Al-Fasdhu (Studi Kasus Di Rumah Sehat Nur Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi)”. Pembahasan ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan penulis
terhadap penyembuhan yang telah dilakukan secara turun-temurun sehingga
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjut mengenai permasalahan
tersebut. Adapun penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
asal-usul system praktek pelaksanaan pengobatan dengan ayat Al-Qur‟ān. Serta
dapat memberikan pemahaman baru lagi masyarakat bahwa penyembuhan
tersebut harus berdasarkan etika dan ketentuan yang disyari‟atkan dalam ajaran
Islam. Dalam penyembuhan tersebut, pasien boleh yakin dan tidak yakin (ada
pasien yang non Muslim) dan percaya bahwa segala macam penyakit hanya bisa
disembuhkan atas izin Allah SWT. Sementara, bacaan ayat Al-Qur‟ān, dzikir,
sholawat, tasbih, do‟a dan lainnya hanya dijadikan sebagai perantara. Dalam
melakukan penelitian ini, penulis menjadikan populasi adalah seluruh Masyarakat,
dengan harapan mereka mampu menerapkan penyembuhan dengan ayat Al-
Qur‟ān yang berlandaskan syari‟at Islam.
Kata kunci : Ayat Al-Qur‟ān, Penyembuhan, Rumah Sehat Nur Al-Fath
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan,
kesempatan dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul, “Penyembuhan Penyakit Fisik Dengan Ayat al- Qur‟ān
Melalui Metode Al-Fasdhu (Studi Kasus Di Rumah Sehat Nur Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi)”.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi dan Rosul
kita, yakni Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia mulia sebagai rahmat untuk
sekalian alam.
Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,
penulis telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga,
mendidik, menyayangi dan senantiasa mensupport serta mendoakan penulis
sehingga karya ini dapat disesaikan.
Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besar kepada:
1. Bapak Drs. H. Abdul Latif, M.Ag selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya Penulisan Skripsi
ini.
2. Bapak Akbar Imanuddin S.Th.I.,M.Ud selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan saran dan waktu demi terselesaikannya Penulisan
Skripsi ini.
3. Bapak Bambang Husni Nugroho, S.Th.I.,M.H.I selaku ketua Prodi Ilmu
Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS
Jambi.
4. Bapak Dr. Abdul Halim S.Ag.,M.Ag selaku pembimbing akademik yang
senantiasa selalu memberi saran, semangat dan waktunya demi
terselesaikannya Skripsi ini.
5. Bapak Dr. Halim, S.Ag.,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr. Masiyan M.Ag selaku Wakil dekan bidang Akademik Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.
ix
7. Bapak Dr. Edy Kusnaidi, M. Fil.I. selaku Wakil dekan bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama UIN STS Jambi.
8. Bapak Dr. M.Led Al-Munir, M.Ag selaku Wakil dekan bidang
Kemahasiswaan dan bidang Kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN STS Jambi.
9. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ary, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, Bapak
Bahrul Ulum, S.Ag.,MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Para Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN STS Jambi.
12. Bapak Ibu Karyawan dan Karyawati Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama UIN STS Jambi.
13. Ayah, Ibu, Kakak, Keluarga Besar, Sahabat-sahabat seperjuangan dan
teman-teman mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, yang
senantiasa memberikan dukungan dan semangat demi kelancaran
penulisan Skripsi ini.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis
demi kelancaran penulisan Skripsi ini.
Semoga Allah SWT., membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada
penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dari pembaca.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya
kepada seluruh pembaca.
Jambi, 30-Februari 2020
Penulis,
Habibah
UT.160076
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORSINALITAS SIKRIPSI ................................ iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 6
E. Kerangka Teori .............................................................................. 7
F. Metode Penelitian .......................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 14
H. Sistematika Penulisan .................................................................... 16
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SEHAT NUR AL-FATH MAYANG
MANGURAI JAMBI
A. Biografi Pendiri ............................................................................. 18
B. Proses Berdiri ................................................................................ 15
C. Kendala-kendala yang dialami dalam proses pendirian ................ 20
D. Sanad Keilmuan Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah ................ 22
E. Keadaan Pasien yang datang Ke Rumah Sehat Nur Al-Fath ......... 25
F. Pendekatan Psikologis kepada pasien ............................................ 27
G. Letak Geografis ............................................................................. 27
H. Struktur Organisasi ........................................................................ 29
BAB III PENYEMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT AL-
QUR’ĀN
A. Defenisi al- Syifā ........................................................................... 30
B. Makna-Makna al-Syifā‟................................................................. 31
C. Macam-Macam Penyakit............................................................... 34
D. Ayat-ayat Syifā dalam Al-Qur‟ān .................................................. 48
1. Surat at-Taubah ayat 14-15 ...................................................... 48
2. Surat Yunus ayat 57.................................................................. 50
3. Surat an-Nahl ayat 67-69 .......................................................... 51
4. Corak Penafsiran surat al-Isro‟ayat 82 ..................................... 52
5. Surat asy-Syu‟ara‟ ayat 75-80 .................................................. 52
6. Surat Fushhilat ayat 44 ............................................................. 53
E. Pandangan Ulama tentang al-Syifā. .............................................. 55
xi
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN DI RUMAH SEHAT
NUR AL-FATH MAYANG MANGURAI JAMBI
A. Konsep Dasar Penyembuhan dengan Ayat-ayat Al-Qur‟ān
................................................................................................. 57
B. Praktek penyembuhan Alternatif menggunakan ayat al-Syifā‟un
dengan metode Al-Fasdhu ........................................................ 59
C. Media penyembuhan di Rumah Sehat Nur Al-Fath................. 61
D. Implementasi ayat-ayat Al-Qur‟ān sebagai media penyembuhan di
Rumah Sehat Nur-Al-Fath ....................................................... 67
E. Pemahaman masyarakat tentang penyembuhan dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟ān .......................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 80
B. Rekomendasi Penelitian ............................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
ṭ ط ‟ ا
ẓ ظ B ب
„ ع T ت
Gh غ Th ث
F ؼ J ج
Q ؽ ḥ ح
K ؾ Kh خ
L ؿ D د
M ـ Dz ذ
N ف R ر
H ق Z ز
W ك S س
‟ ء Sh ش
Y م ṣ ص
ḍ ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ȋ ام Ā آ A ا
Aw ا ك ȋ ام I ا
Ai ا م Ū ا ك U ا
A. Tā’ Marbūtah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. Tā‟ Marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.
Arab Indonesia
Şalāh صلاة
Mir‟āh مراة
xiii
2. Tā‟ Marbūtah hidup yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka tranliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
Wizārat al-Tarbiyah كزارة التربية
Mir‟āt al-zaman مراة الزمن
3. Tā‟ Marbūtah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah
/tan/tin/tun.
Contoh:
Arab Indonesia
ةئفج
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi
kebugaran dan penampilan tubuh. Kesehatan juga merupakan harta yang paling
berharga yang tidak pernah bisa diukur dengan apapun. WHO1 mendefenisikan
kesehatan sebagai keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit cacat, secara produktif ekonomi dan sosial.2 Oleh
karena itu, setiap orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia dan selalu ingin
tampak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet muda. Namun, hal itu tidak
dapat dirasakan apabila seseorang mengalami suatu penyakit.
Penyembuhan ialah upaya untuk mencapai kesembuhan, dengan
bermacam cara, baik itu melalui do‟a, mantra, pijat, ramuan jamu, obat-obatan,
terapi maupun normalisasi.3 Namun diantara penyembuhan tersebut ada yang
sesuai dengan anjuran Islam, dan ada pula yang tidak sesuai dengan etika dan
syari‟at-syari‟at Islam yang telah ditetapkan.
merupakan tata cara dan kaidah medis yang (Thibb al Nabawī) ولطب النب
banyak dicontohkan oleh Rosulullah SAW yang diwariskan melalui para
sahabatnya yang mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau mempelajari
dan meneliti ولطب النب (Thibb al Nabawī) dengan sungguh-sungguh dan ikhlas,
rasanya bukan suatu yang mustahil jika umat Islam akan dapat mengembangkan
teknologi pengobatan yang luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan
untuk umat.4
1 WHO (word Health Organization) adalah salah satu badan yang bertindak sebagai
coordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di jenewa, swiss, lihat pada alamat
:https://ide.m.wikipedia.org/wiki/organisasi kesehatan dunia,tanggal 15 November 2018. 2 Ahmad Syafiq, Tinjauan Atas Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini, Bappenas, Jurnal,
(Jakarta:Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKMUI,2007), 1. Diakses melalui alamat :
http://staff.ui.ac.id, pada tanggal 15 November 2018 3 Luthfiyyah, Kesehatan Jasmani dalam Al-Qur‟ān (Studi Tematik Ayat-Ayat al- Syifā‟
Dalam Al-Qur‟ān), Skripsi, (Semarang:Program Sarjana Institut Agama Islam Walisongo, 2012),
24. 4 Muhammad Ihsan, Pengobatang Ala Rosulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis
Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Jurnal, Vulume 4 Nomor
2,156. Diakses melalui alamat: https://media.neliti.com,Publication, tanggal 11 November 2018
2
,meliputi banyak hal, diantaranya adalah madu (Thibb al Nabawī) ولطب النب
jintan hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam kurma dan berbagai jenis
makanan dan minuman yang menyehatkan lainnya. Selain itu, ada pengobatan
dengan bekam yaitu pengobatan yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari
dalam tubuh dengan cara disayat atau ditusuk dengan jarum,pengobatan Ruqyah
yaitu pengobatan atau terapi dengan bacaan Al-Qur‟ān, ada juga sistem kompres,
karantina dan masih banyak lainnya.
Salah satu nama Al-Qur‟ān adalah al- Syifā‟yang berarti penyembuh.5
Selain menjadi obat penyembuh bagi penyakit hati dan jiwa, Al-Qur‟ān juga
penyembuh bagi penyakit fisik. Menurut Al-Syinqithī dalam kitabnya yang
berjudul Tafsir Al- Adhwā‟ Al- Bayān mengatakan, “Al-Qur‟ān adalah obat
penyembuh yang mencakup obat bagi penyakit hati dan jiwa seperti keraguan,
kemunafikan, dan perkara lainnya.
Beberapa ulama memahami bahwa ayat-ayat Al-Qur‟ān dapat
menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani. Menurut M.Quraish Shihab6, Al-
Qur‟ān hanya sebagai obat penawar keraguan dan penyakit-penyakit yang ada di
dalam dada yang biasa dikenal dengan hati. Terkait dengan pernyataan ulama
bahwa Al-Qur‟ān dapat menyembuhkan penyakit jasmani mungkin maksudnya
adalah penyakit psikosomatis (penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh), yaitu
penyakit jiwa yang berdampak pada jasmani karena tidak jarang orang merasa
sesak nafas atau dada yang bagaikan tertekan karena adanya ketidakseimbangan
rohani.7
Al-Qur‟ān sebagai obat telah memenuhi prinsip-prinsip penyembuhan,
karena didalamnya dijelaskan bahwa Allah SWT yang menyembuhkan segala
penyakit. Sebagaimana ucapan Nabi Ibrahim as yang diabadikan dalam Al-
Qurān :
5 Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A Faudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Angkasa,
2009), 6. 6 M.Quraish Shihab dkk, Sejarah & Ulum Al-Qur‟ān,(Jakarta: Pustaka Firdaus 2008),144.
7 Umar Lathif, Al-Quran Sebagai Sumber Rahmat Dan Obat Penawar (al- Syifā) Bagi
Manusia, (Jurnal Al-Bayan,2014), 85.
3
”Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku ”.(QS.Asy-
Syu‟ara‟ :80)8
Penggunaan ayat Al-Qur‟ān sebagai penyembuhan penyakit telah
dipraktekkan oleh umat Muslim di berbagai penjuru dunia, tak terkecuali di
Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, sudah
tentu Al-Qur‟ān memiliki peran penting dan sangat berpengaruh terhadap
pemikiran dan kehidupan umat muslim. Al-Qur‟ān telah merasuk ke dalam hati
setiap umat Muslim dan melahirkan berbagai pemaknaan baru yang kemudian
memunculkan praktek-praktek keagamaan.
Di Indonesia sendiri, khususnya di Jambi, sering kita jumpai praktek-
praktek keagamaan yang menggunakan ayat-ayat atau surah tertentu seperti ritual
adat, selamatan, tahlilan, penyembuhan dan perlindungan dari makhluk halus.
Ada beberapa tempat yang peneliti kunjungi yakni, Rumah Qur‟ān Ghaza yang
beralamat di Perum Mendalo Hill, Blok G 09 Lorong Gaza, Kabupaten Muaro
Jambi, Provinsi Jambi. Yang mana di Rumah Qur‟ān ini selain mengajar
bagaimana metode menghafal Al-Qurān,Mengajar anak-anak mengaji , namun
seorang Ustadz yang biasa dipanggil Ustadz Fahmi ini bisa
menyembuhkanbeberapa penyakit, baik itu yang berkaitan dengan penyakit
jasmani maupun penyakit rohani,biiznillah dengan perantara di Ruqyah bisa
mengatasi permasalahan rumah tangga, masalah anak, penyakit hati, seperti : iri,
dengki, was-was, dan lain-lain, semua ini tak lepas dari perantara ayat-ayat suci
Al-Qur‟ān. Namun demikian, semua kembali kepada awal setiap penyakit pasti
Allah Swt berikan obatnya.9
Penggunaan ayat-ayat Al-Qur‟ān sebagai penyembuhan juga dipraktekkan
di Rumah Sehat Nūr Al-Fath Penyembuhan Alternatif Cara Sehat Dengan Al-
8 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān Dan
Terjemahnya Special For Women, (Bandung: Dyamil Al-Qur‟ān,2005), 370 9 Hasil wawancara dengan Istri Pemilik Rumah Qur‟ān Gaza Yang Bernama Rusi Maya
Sari pada tanggal 5 November 2019
4
Fasdhu yang beralamat di Jln. Multatuli, RT 02, Simpang Puskes, Depan Masjid
Nurul Hidayah, Kecamatan Alam Barajo, Jambi, Indonesia.
Tulisan ini membahas penyakit yang dikomprasikan dengan ayat-ayat Al-
Qur‟ān sehingga dapat dihasilkan konsep-konsep Al-Qur‟ān tentang penyakit dan
pengobatan syar‟iyyah. Selain itu, penelitian ini juga dibatasi dengan suatu tempat
yang akan diteliti yaitu di Desa Kelurahan Mayang Mangurai. Penulis memilih
lokasi di Desa Mayang Mangurai di karenakan rasa penasaran penulis terhadap
pengobatan yang menggunakan ayat Al-Qur‟ān dan disisi lain terdapat
penggunaan bacaan ayat Al-Qur‟ān/Jampi-jampi pada penyakit tertentu.
Menurut Mas Adam, beberapa jenis pengobatan diatas menggunakan
sarana utama berupa ayat-ayat Al-Qur‟ān disamping juga menggunakan air, jarum
suntik dan lain-lain.10
Dari penelitian awal penulis di rumah sehat ini, beberapa
jenis pengobatan yang ditawarkan relatif sama dengan jenis-jenis pengobatan
alternatif lainnya kecuali pengobatan dengan metode Al-Fasdhu.
Metode pengobatan Al-Fasdhu adalah mengeluarkan darah kotor dari
dalam tubuh yang berisi kotoran darah atau sampah darah sisa-sisa dari
metabolisme berupa kolesterol jahat kadar gula yang berlebih, asam urat,dan
dikeluarkan lewat pembuluh darah (tidak semua pembuluh berisi darah kotor) jadi
seorang Tabib harus mengetahui tatacara serta tempat dan titik sumber penyakit
tersebut, adapun darah yang bersih dinamakan darah donor, sedangkan darah
kotor dinamakan dengan Al-Fasdhu Yang diyakini dapat mengobati penyakit
jasmani.11
Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk meneliti lebih jauh
bagaimanakah penerapan Al-Fasdhu dalam mengobati penyakit jasmani ? karena
sebagaimana penulis ketahui sebelumnya bahwa ayat-ayat Al-Qur‟ān hanya
digunakan untuk mengobati penyakit rohani.
10
Hasil wawancara dengan pemilik Klinik Rumah Sehat Nūr Al-Fath yang bernama
Ustadz H.Adam Al-Fath pada tanggal 6 Juli 2019 11
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Metode Pengobatan Nabi Shallahu ‟Alaihi Wasallam,
(Bandung: Griya Ilmu,2016), 123
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyembuhan dengan ayat Al-Qur‟ān di Rumah
Sehat Nūr Al-Fath Mayang Mangurai Jambi?
2. Bagaimana praktek penyembuhan alternatif menggunakan ayat Al-Qur‟ān
melalui metode Al-Fasdhu di Rumah Sehat Nūr Al-Fath Mayang Mangurai
Jambi?
3. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang penyembuhan dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Qur'ān di Rumah Sehat Nūr Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi?
C. Batasan Masalah
Di rumah sehat ini ada beberapa macam jenis penyakit yang bisa diobati
diantaranya : Bekam, Gurah, Rugyah, Ramu-ramuan, Al-Fasdhu (bedah),
Penyakit Jantung, Kolesterol, Diabetes,/Gula, Rematik, Urat terjepit, Darah tinggi,
Asam urat, Sering pusing, Migren,Vertigo, Stroke, Jemper, Kanker, Kista, Miom,
Stres, Rehabilitas narkoba dan lain-lain. Dari penelitian awal penulis di Rumah
Sehat Nūr Al-Fath ini beberapa jenis pengobatan yang ditawarkan relatif sama
dengan jenis-jenis penyembuhan alternatif lainnya kecuali penyembuhan dengan
metode Al-Fasdhu.
Disini penulis memberikan batasan terhadap permasalahan, penulis hanya
fokus pada masalah penyembuhan dengan metode Al-Fasdhu dikarenakan hal ini
menarik untuk dikaji lebih mendalam.
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis mempunyai tujuan tertentu yang
ingin dicapai sebagai pemecah masalah yang dihadapi. Dalam suatu
penelitian ada dua macam tujuan, yaitu tujuan objektif dan tujuan subyektif
yaitu:
a. Tujuan Obyektif
Tujuan obyektif adalah tujuan yang mendasari penulis dalam
melakukan penelitian. Adapun tujuan Obyektif Dalam penelitian ini
adalah:
6
1). Untuk mengetahui konsep dasar penyembuhan dengan ayat Al-Qur‟ān
Di Rumah Sehat Nūr Al-Fath Mayang Mangurai Jambi.
2). Untuk mengetahui praktek penyembuhan alternatif menggunakan ayat
Al-Qur‟ān melalui metode Al-Fasdhu di Rumah Sehat Nūr Al-Fath
Mayang Mangurai Jambi.
3). Untuk Mengetahui pemahaman masyarakat tentang penyembuhan
dengan ayat-ayat Al-Qur‟ān Di Rumah Sehat Nūr Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi.
b. Tujuan Subyektif
Tujuan subyektif adalah tujuan penelitian dilihat dari tujuan pribadi
yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini
tujuan subyektifnya adalah:
1). Untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan
di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran
informasi tentang penyembuhan penyakit fisik dengan ayat-ayat Al-
Qur‟ān umumnya bagi para pembaca khususnya bagi penulis.
3). Sebagai salah satu syarat penulis untuk menyelesaikan Program Studi
Strata satu (S.1) pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama jurusan
Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai, daya guna
dan manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan ilmu Al-Qur‟ān ini
yang bertalian dengan pengembangan Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir.
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan dibidang Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir.
7
2). Dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur, referensi,
dan bahan-bahan informasi ilmiah dan dapat digunakan sebagai acuan
terhadap penelitian-penelitian sejenisnya pada tahap selanjutnya.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan ilmu Al-Qur‟ān ini
yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Hasil penelitian ini diharapkan memberikan jawaban atas
permasalahan yang akan diteliti mengenai penyembuhan penyakit
fisik dengan ayat Al-Qur‟ān (Studi Kasus di Rumah Sehat Nūr Al-
Fath Mayang Mangurai Jambi)
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
sumbangan pemikiran pada pihak-pihak yang terkait mengenai
penyembuhan penyakit fisik dengan ayat Al-Qu‟ān (Studi Kasus di
Rumah Sehat Nūr Al-Fath Mayang Mangurai Jambi).
E. Kerangka Teori
Penelitian ini diikat oleh asumsi bahwa adanya hubungan antara Al-Qur‟ān
dan hadits-hadits Nabi.Yang berkaitan dengan pengobatan menggunakan ayat-
ayat bagi penyakit fisik.
Penyembuhan ialah upaya untuk mencapai kesembuhan, dengan
bermacam cara, baik itu melalui do‟a, mantra, pijat, ramuan jamu, obat-obatan,
terapi maupun normalisasi.12
Namun diantara penyembuhan tersebut ada yang
sesuai dengan anjuran Islam, dan ada pula yang tidak sesuai dengan etika dan
syari‟at-syari‟at Islam yang telah ditetapkan.
Adapun konsep dasar penyembuhan diantaranya membangun sistem
pertanggung jawaban, menetapkan sumber daya dan perawatan yang baik, selain
itu juga mewajibkan tugas-tugas perawat harus jelas dan mengurangi perawat
12
Luthfiyyah, Kesehatan Jasmani dalam Al-AQuran (Studi Tematik Ayat-ayat al- Syifa‟
dalam Al-Qur‟ān),Skripsi, (Semarang:Program Sarjana Institut Agama Islam Walisongo, 2012),
24.
8
yang tidak melakukan pekerjaan seorang perawat serta menugaskan perawat
berdasarkan tanggung jawab yang mereka miliki.13
Sakit adalah pandangan atau persepsi seseorang bila merasa kesehatannya
terganggu.Sakit adalah hal yang tidak mengenakan atau nyeri yang pasti dirasakan
seseorang.Sakit dan penyakit itu berbeda.Seseorang dapat merasa sehat (tidak ada
sakit maupun penyakit), namun jika merasa tidak sehat, itulah sakit. Dengan cara
serupa, seseorang yang fisiknya tidak sehat bisa mengidap penyakit, namun jika
merasa sepenuhnya sehat, mereka tidak sehat. Orang dapat mengidap tekanan
darah tinggi yang berbahaya, maupun ancaman serangan jantung maupun stroke
yang fatal, meskipun merasa sehat.14
Adapun kerangka teori ini berdasarkan pada
hal berikut ini:
1. Living Qur‟ān
Living Qur‟an memiliki makna Teks Al-Qurān Yang Hidup Ditengah
Masyarakat. M Mansur berpendapat bahwa pengertian The Living Qur‟ān
sebenarnya bermula dari fenomena Qur‟ān in every day life, yang tidak lain
adalah “makna dan fungsi Al-Qur‟an yang riil difahami dan dialami
masyarakat muslim.”
2. Dalil dari Al-Qur‟ān
Allah SWT berfirman
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.(QS.Al-
Isrā‟:82)15
13
https://ojs.unud.ac.id>article 14
Soejoeti, Sunanti Z,Konsep Sehat, Sakit, Dan Penyakit dalam konteks Sosial
Budaya,(Jakarta:Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI,2000), 134 15
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān Dan
Terjemahnya Special For Women, (Bandung: Dyamil Al-Qur‟ān, 2005), 290
9
3. Dalil dari hadits
Sebagaimana hadits berikut ini:
اذ ا ش ت ك ي يػ قر ء ع لي نػ فسو ديث ع اءش ة ا ف ر س وؿ لله ص ل الله ع ل يو ك س لم ك اف ح ته ا ا خ اء بػ ر ك ر ج و بالم ع وذ ات ك يػ نػف ث فػ ل ما اشت د ك ج ع و ك نت ا قػر ء ع ل يو ك ا م س ح بي ده ر ج
الب خ ارم في كتابي فضاءؿ القراف باب المعوذات“Aisyah r.a berkata: “jika Rosulullah saw merasa sakit, lalu beliau
membacakan pada dirinya sendiri Surat al-Ikhlās, al-Falaq, al-Nās, dan
meniup di bagian yang terasa sakit. Ketika penyakit makin berat, maka aku
yang membacakan dan aku menghapuskan tangan Nabi saw ke badannya
karena mengharap berkahnya.” (Dikeluarkan oleh Bukhori, kitab
keutamaan Al-Qur‟ān, bab surat-surat mu‟awwidzat)16
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini memfokuskan kajian tentang metode Living Qur‟ān
sebagai sebuah pendekatan baru dalam kajian Al-Qur‟ān. Living Qur‟ān
adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial terkait
dengan kehadiran Al-Qur‟ān atau keberadaan Al-Qur‟ān di sebuah
komunitas muslim tertentu. Living Qur‟ān juga bisa dimaknai sebagai “teks
Al-Qur‟ān yang hidup di Masyarakat.” Pendekatan ini berusaha memotret
proses interaksi Masyarakat terhadap Al-Qur‟ān, yang tidak sebatas pada
pemaknaan teksnya, tetapi lebih ditekankan pada aspek penerapan teks-teks
Al-Qur‟ān dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan teks-teks Al-Qur‟ān
tersebut kemudian menjadi tradisi yang melembaga dalam kehidupan
sehari-hari Masyarakat.
Langkah-langkah penelitian Living Qur‟ān17
Kajian Living Qur‟ān berusaha memotret fenomena sosial berupa
praktek keagamaan dalam sebuah Masyarakat yang didasarkan atas
16
M Fuad bin Abdul Baqi, Hadits Shohih Bukhori Muslim himpunan hadits tershohih
yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, (Jawa Barat:PT Fathan Prima Media,2016), 618.
Lihat juga Abu Abdullah Muhammad, shohih Al-Bukhori jilid 3, kitab keutamaan Al-Qur‟n, Bab
Mu‟awwidzat ,(Cairo:Darul Fikri,2005), 105 17
Didi Junaidi, “Living Qur‟ān sebuah pendekatan baru dalam kajian Al-Qur‟ān (Studi
kasus di pondok pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa Klimukti Kec. Pabedilan Kab. Cirebon)”
Jurnal of Qur‟ān dan Hadits Studies, 4, NO. 2, (2015), 169
10
pemahamannya terhadap Al-Qur‟ān dengan kata lain, praktek-praktek ritual,
keagamaan berupa pembacaan surat atau ayat tertentu, misalnya yang
dilakukan oleh suatu Masyarakat berdasarkan keyakinan mereka yang
bersumber dari hasil interaksi mereka dengan Al-Qur‟ān. Karena yang
dikaji dalam Living Qur‟ān ini berupa fenomena sosial, maka model
penelitian yang dipakai adalah model metode penelitian sosial. Dalam hal
ini, metode penelitian kualitatif lebih tepat digunakan dalam kajian living
Qur‟ān ini.
Untuk itu maka langkah-langkah serta prosedur yang ditempuh dalam
penelitian merujuk pada langkah-langkah serta prosedur penelitian
kualitatif:
1. Lokasi
Peneliti menjelaskan lokasi penelitian, yaitu dengan meyebutkan
tempat penelitian, misalnya di sebuah Desa Kelurahan Mayang
Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kabupaten Kota Jambi. Pemilihan
setting didasarkan atas pertimbangan rasional bahwa masyarakat
Kelurahan Mayang Mangurai mayoritas menggunakan bacaan ayat-
ayat Al- Qur‟ān sebagai media pengobatan dan penyembuhan.
Berikutnya, peneliti mengungkapkan alasan tentang adanya
fenomena Living Qur‟ān, misalnya seperti judul penelitian ini:
“Penyembuhan Penyakit Fisik Dengan Ayat Al-Qur‟ān Melalui
Metode Al-Fasdhu (Studi Kasus di Rumah Sehat Nur Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi)
Selanjutnya, peneliti mengemukakan ke khasan atau keunikan
lokasi penelitian tersebut, yang tidak dimiliki oleh lokasi lain berkaitan
dengan tema yang akan diteliti.
2. Metode Pendekatan
Peneliti menjelaskan metode serta pendekatan yang digunakan
dalam penelitian yang akan dilakukannya. Dalam contoh kasus
penelitian di atas, misalnya maka hendaknya mengungkapkan bahwa
11
metode penelitian yang dugunakan adalah kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang ditujukan untuk
memahami fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.
Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi,
diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya.
Sedangkan pendekatan deskriptif adalah pendekatan penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit
sosial: individu, lembaga, kelompok atau Masyarakat.
3. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informan mengenai data. Penelitian merupakan penelitian lapangan,18
Sumber data yang dimaksud adalah subjek darimana data diperoleh.
Subjek atau sumber data penelitian di atas adalah:
a. Pimpinan Rumah Sehat Nur Al-Fath
b. Pengurus Rumas Sehat Nur Al-Fath
c. Ustadz yang menangani pasien Rumah Sehat Nur Al-Fath
d. Karyawan Rumah Sehat Nur Al-Fath
e. Masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sehat Nur Al-Fath
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan tema penelitian
digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi19
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Dengan
survey lokasi peneliti yaitu di Kelurahan Mayang Mangurai
Kec.Alam Barajo, Kab. Kota Jambi dan wawancara langsung
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009, Cet.Ke 8), 137 19
Ibid, 145
12
dengan yang bersangkutan agar mendapatkan data yang otentik dan
spesifik.
b. Dokumentasi yaitu pengambilan data yang diproses melalui
dokumen-dokumen. Metode dokumentasi dipakai untuk
mengumpulkan data dari sumber-sumber dokumen yang mungkin
mendukung atau bahkan berlawanan dengan hasil wawancara.20
c. Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden,
sama seperti penggunaan daftar pertanyaan. Dalam wawancara alat
yang digunakan adalah alat pemandu (interview guide).21
5. Metode Analisis Data
Dalam hal ini, penulis menganalisis data dengan beberapa teknis
yaitu:
a. Reduksi data (data reduction),data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti
dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data.22
b. Penyajian data (data display) setelah data di reduksi, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan
data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
difahami tersebut.23
c. Kesimpulan (conclusion drawing), penulis mengutarakan
kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari observasi,
interview dan dokumentasi.24
20
Ibid, 165 21
Ir. Moehar Daniel,MS, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2005).145 22
Ibid.,247 23
Ibid, 249 24
Ibid, 252
13
6. Validitas Data
Untuk mencapai data yang valid (validitas data) dan juga
kesimpulan yang valid, peneliti akan melakukan uji validitas dengan
data triagulation (trigulasi data), peneliti menggunakan beberapa
sumber data untuk mengumpulkan data yang sama.
Dengan langkah-langkah di atas, peneliti Living Qur‟ān
diharapkan memperoleh deskripsi yang lengkap, mendalam,
komprehensif, dan terperinci tentang masalah yang diteliti, dan
selanjutnya mendapatkan kesimpulan yang bersifat induktif (empirical
inductive)
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti Living Qur‟ān
Dalam penelitian living Qur‟ān, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Penelitian Living Qur‟ān dengan menggunakan pendekatan
sosiologis fenomenalogis tidak berpretensi untuk menghakimi
(judgment) fenomena yang terjadi dengan label benar, salah,
sunnah, bid‟ah, syar‟iyah, ghoiru syar‟iyah. Penelitian Living
Qur‟ān semata-mata berusaha melakukan pembacaan obyektif
terhadap fenomena keagamaan yang berkaitan langsung dengan Al-
Qur‟ān.
2. Living Qur‟ān tidak dimaksudkan sebagai pemahaman individu
atau Masyarakat dalam memahami (menafsirkan) Al-Qur‟ān, akan
tetapi bagaimana Al-Qur‟ān itu direspon atau difahami Masyarakat
Muslim dalam realitas kehidupan sehari-hari menurut konteks
pergaulan sosial dan budaya setempat.
3. Tujuan penelitian Living Qur‟ān adalah untuk menemukan makna
dan nilai-nilai yang melekat pada sebuah fenomena sosial
keagamaan berupa praktek-praktek ritual yasng berkaitan langsung
dengan Al-Qur‟ān yang diteliti.
14
G. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian
sebelumnya yang memiliki hampir sama dengan pengobatan dengan Al-
Qur‟ān yang dijadikan penelitian. Namun, tidak buku ataupun skripsi yang
membahas tentang masalah ini secara khusus, tetapi hal ini dapat didukung
oleh beberapa literatur yang menyinggung sedikit tentang permasalahan ini,
diantaranya:
Buku berjudul “Terapi Al-Qurān Menghindari Kefakiran Agar Rezeki
Berlimpah Materi Dan Non Materi)”, Karya Shalahudin Said Penerbit
Pustaka Ilman Bandung Tahun 2007.Penulis ,menjelaskan kiat-kiat untuk
memperoleh rezeki yang berlimpah dengan berlandaskan pada Al-Qur‟ān.
Ketika seseorang rajin membaca Al-Qur‟ān dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari, maka ia dapat mendatangkan rezeki dari sisi Allah
SWT yang tak terduga.25
“Pengobatan Syar‟iyyah dari Gangguan Jin, Sihir dan Penyakit
Jiwa”, Karya Abdul Mudzir Kholid Bin Ibrohim Amin Penerbit Pustaka
Progresif Jakarta Tahun 2005.Buku ini, lebih menekankan kepada realitas
penyakit yang disebabkan oleh gangguan Jin dan penyakit jiwa yang dapat
diatasi dengan pengobatan secara Ruqyah dan membentengi diri dengan
keimanan pada Allah SWT.26
Karya Umar Latif yang berjudul,”Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat
Dan Obat Penawar( al- Syifā) Bagi Manusia”, penulis menjelaskan fungsi Al-
Qur‟ān memang sebagai obat bagi orang-orang yang didalam hatinya ada
penyakit, akan tetapi perlu diketahui bahwasanya penyakit hati yang berlarut-
larut juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit jasmani meski banyak
Ulama Tafsir memahami kata al- Syifā‟sebagai obat penawar dan juga bentuk
penyakit hati.27
25
Shalahudin Said, Terapi Al-Qur‟ān Menghindari Kefakiran Agar Rezeki Berlimpah
Materi Dan Non Materi”, (Depok Indonesia : Pustaka Liman, 2007), 15 26
Abdul Mudzir Kholid Bin Ibrohim Amin, “ Pengobatan Syar‟iyyah dari Gangguan
Jin, Sihir Dan Penyakit Jiwa.” (Jakarta: Pustaka Progresif, 2005), 40 27
Umar Latif, “Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat Dan Obat Penawar (al- Syifā‟) Bagi
Manusia”,Jurnal Al-Bayan, 21,NO.30 (2014), 34.
15
Karya Nurhayati yang berjudul,”Kesehatan Dan Perobatan Dalam
Islam:Kajian Kitab Shahih Al-Bukhori”, penulis menjelaskan bahwa
kumpulan hadits ini utamanya memberikan gambaran tentang kondisi umat
Islam pada masa hidup Nabi Muhammad Saw. Bagaimana mereka mencegah
dan menyembuhkan penyakit. Jika penyakit disebabkan oleh Jin atau makhluk
halus lainnya, maka pengobatan medis tidaklah memadai. Sebaliknya kondisi
itu harus disembuhkan dengan melakukan upaya yang mampu mengakhiri
pengaruh jahat, yaitu dengan memperkuat keimanan kepada Tuhan yang Maha
Kuasa dan juga Al-Qur‟ān.28
Karya Syamsuri Ali yang berjudul,” Pengobatan Alternatif Dalam
Perspektif Hukum Islam”, penulis menyimpulkan bahwa Islam selain sebagai
petunjuk, juga didalamnya mengandung pengobatan (al- Syifā‟) dengan tujuan
untuk mencegah dan mengobati penyakit, dari berbagai macam jenis penyakit,
dengan berbagai metode, teknik, dan pendekatan tertentu diantaranya dengan
bacaan Al-Qur‟ān dan mendengarkan bacaan Al-Qur‟ān, Dzikir, Istighfar,
Do‟a, dan ruqyah untuk menimbulkan ketenangan hati.29
Skripsi Yang Berjudul “Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah dalam Mengobati
Penyakit Non Medis”, Karya Muhammad Faiz Bin Mohd Nazri Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi Jurusan Menejemen Dakwah UIN Ar Raniry
Darussalam Banda Aceh Tahun 2018. Penulis menjelaskan maksud penyakit
dan medis ialah penyakit yang disebabkan oleh gangguan Jin dan Setan.
Seperti histeria, Hantu tindih, Sawan, Tangkal pengasih, Sihir pemisah, was-
was, Jin mencintai manusia, darah tihadhoh, halangan bersetubuh, serta
mandul atau keguguran. Penyakit-penyakit tersebut, dapat dicegah dengan
amalan dan bacaan Ruqyah dzātiyah (Ruqyah mandiri yang disyari‟atkan
Islam. Adapun fungsi pengobatan Ruqyah, penulis simpulkan menjadi:
sebagai terapi pengobatan bagi orang yang sakit gangguan Jin (non medis)
atau sihir, fisik dan psikis (stress atau gila), dan sebagai terapi pencegah
28
Nurhayati, “Kesehatan Dan Perobatan Dalam Islam:Kajian Shohih Al- Bukhori”.Jurnal
Ahkam,XVI,NO.2 (2016), 51 29
Syamsuri Ali, “Pengobatan Alternatif dalam Perspektif Hukum Islam”,Jurnal AL-
ADALAH, XII, NO.4 (2016), 63.
16
serangan dan gangguan segala makhluk, termasuk Jin dan Setan, binatang
buas dan manusia yang punya hasad dengki.30
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam
tentang pengobatan dengan ayat- ayat al-Syifā‟. Hal itu dikarenakan karya
tulis yang disebutkan di atas memiliki tanggapan yang berbeda dengan yang
akan penulis teliti. Karya tersebut menjelaskan tentang pengobatan dengan Al-
Qur‟ān yang berkaitan dengan penyakit jiwa dan rohani, sedangkan yang akan
penulis teliti mengenai pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur‟ān berkaitan
dengan penyakit fisik dengan menggunakan metode Al-Fasdhu (bedah).
H. Sistematika Penulisan
Untuk mensistematisasi penulisan dan menjawab pertanyaan dalam
penelitian ini, maka penelitian merujuk pada teknik penulisan yang disepakati
pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi. Penelitian ini
akan dibagi dalam beberapa bab. Bab I, membahas tentang latar belakang
masalah, permasalahan, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
tinjauan kepustakaan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II,Gambaran umum Rumah Sehat Nur Al-Fath menyangkut
Biografi pendiri, proses berdirinya Rumah Sehat Nur Al-Fath, kendala-
kendala yang dialami dalam proses pendirian, sanad keilmuan Thariqah
Qadiyah Naqsabandiyah, keadaan pasien, Struktur organisasi, Letak
Geografis Rumah Sehat Nur-Al-Fath Mayang Mangurai Jambi
Bab III, Membahas masalah al- Syifā‟ yang meliputi tentang makna
dan defenisi al- Syifā‟, macam-macam penyakit, menguraikan ayat-ayat al-
Syifā yang terdapat di dalam Al-Qur‟ān, dan pandangan ulama tentang al-
Syifā‟.
Bab IV, menjelaskan hasil pembahasan dan penelitian di Rumah Sehat
Nūr Al-Fath Mayang Mangurai Jambi, menguraikan Konsep dasar
pengobatan dengan ayat Al-Qur‟ān, menjelaskan Praktek penyembuhan
alternatif Menggunakan ayat Al-Qur‟ān melalui metode Al-Fasdhu dan
30
Muhammad Faiz Bin Mohd Nazri, “ Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati
Penyakit Non Medis”, Skripsi (Banda Aceh: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Jurusan
Menejemen Dakwah UIN Ar Raniry Darussalam Banda Aceh Tahun 2018), 7
17
menjelaskan Pemahaman Masyarakat tentang penyembuhan dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Qur'ān
Bab V, merupakan penutup penelitian, berisikan bahasan tentang
kesimpulan akhir penelitian, saran-saran penulis berkaitan dengan gagasan
pengobatan dengan ayat Al-Qur‟ān, serta kata penutup yang akan mengakhiri
penelitian.
18
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SEHAT NUR AL-FATH
MAYANG MANGURAI JAMBI
A. Biografi Pendiri Rumah Sehat Nur Al-Fath
Muhammad Adam Kurniawan lahir dan dibesarkan disebuah kota
kecil Prawiro Taman Jogja, Jawa Timur. Pria kelahiran 26 April 1977,
merupakan anak yang terlahir dari pasangan Raden Soetrisno Salatun Siswo
Suwito (alm) dan Hajjah Suparni. Ustadz Adam Kurniawan berasal dari
Pesantren Al-Hidayah Yogyakarta kemudian melanjutkan kuliah di Universitas
Syeh Yusuf Tangerang Banten pada tahun 2007, beliau juga sempat
melanjutkan S.2 namun tidak sampai selesai. 31
Adam Kurniawan terlahir dari kalangan keluarga sederhana,
sekeluarga berjumlah 13 bersaudara. Waktu berusia 38 tahun ayahnya
meninggal dunia dan sewaktu itu ayahnya berusia 92 tahun sedangkan ibunya
meninggal di usia 76 tahun. Setelah menyelesaikan Studi Muhammad Adam
Kurniawan bekerja di berbagai tempat, beliau pernah bekerja menjadi Staf
administrasi di PT.Starnesia di Tangerang, kemudian bekerja di Hotel Mulia
Jakarta sebagai Fron Office, kemudian bekerja di Bank BCA Jakarta sebagai
Staf, manager di PTSK Indonesia.
Ketika dalam perjalanan menempuh pekerjaan-pekerjaan di atas,
akhirnya terfikirlah untuk menjadi Enterpreneur saja yakni membuka usaha
sendiri. Diantarnya : jual beli kendaraan bermotor roda dua, roda empat
(mobil), buka bengkel mobil, peternakan Ikan, (tambah Ikan kerapuh di Pulau
Seribu), pembibitan Nila. Jadi seorang yang kerap dipanggil Ustadz Adam ini
adalah seorang professional/pekerja, juga pembisnis. Setelah bekerja menjadi
pembisnis beliau juga pernah menjadi trainer di perusahaan-perusahaan salah
satunya sebagai trainer di perusahaan Sun Op, PT.Orion Jakarta sampai tahun
2011 ia juga masih menjadi seorang pembisnis.
31
Adam Kurniawan, Pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath, Wawancara dengan Penulis, 1
Februari 2020, Kabupaten Kota Jambi, Rekaman Audio.
19
Namun dalam perjalanan menempuh kehidupan bekerja berbisnis
tersebut, beliau juga tetap melanjutkan Tholabul Ilmi (ilmu agama) beliau
berguru dengan seorang ulama yang mengajarkan Thariqoh Qadiyah
Naqsabandiyah 2 Thariqah. Setelah itu ia menjadi Muthowwif (pembimbing
umrah) di berbagai travel umrah. Di antaranya travel Madinah Prima Indonesia
pada tahun 2014, dan Muthowwif travel Babul Umrah Wisata Jambi sejak
tahun 2019 sampai sekarang. Adam Kurniawan menikah di usia 30 tahun, ia
menikah dengan Idamayanti 13 Agustus 1987 yang juga santri dari pondok
pesantren Den Anyar Jombang Jawa Timur.
B. Proses Berdirinya Rumah Sehat Nur Al-Fath
Berawal dari keinginan menjadi orang benar dan ingin bertobat, pada
tahun 2015 Ustadz Adam merantau ke pulau Sumatra, lebih tepatnya ke
Provinsi Jambi. Seiring dengan waktu setelah cukup lama menetap di Provinsi
Jambi, Ustadz Adam membuka Klinik Penyembuhan Alternatif yang
dinamakan, Rumah Sehat Nur Al-Fath.
Sebelum membuka praktek secara terbuka, Ustazd Adam sudah
sering mengobati orang. Yakni berawal mengobati dari Rumah ke Rumah,
sesuai dengan permintaan atau ketika ada panggilan. Adapun penyakit atau
pasien yang sering ditangani oleh Ustazd Adam diantaranya seperti kesurupan,
bekam, gurah dan santet.
Selain karena sering dipanggil atau diminta oleh orang untuk
mengobati berbagai panyakit, pengalaman pernah belajar Ruqyah, bekam,
ramu-ramuan, gurah, bahkan juga Al-Fasdhu menjadi salah satu alasan utama
timbulnya ide untuk mendirikan Rumah Sehat Nur Al-Fath yang Alhamdulillah
sudah menyembuhkan benyak pasien dengan bebagai penyakit.
Awalnya Rumah Sehat Nur Al-Fath berada di Lorong Bersama,
Perumahan Pamalayu belakang Bidan Dewi, Blok B Nomor 23-24 Mayang
Mangurai, selama di sana alhamdulillah banyak pasien yang datang untuk
berobat, akan tetapi banyak orang (pasien atau calon pasien) yang mengeluh
karena kesulitan mencari alamat Rumah Sehat Nur Al-Fath tersebut. Memang
20
secara geografis Rumah Sehat Nur Al-Fath sulit dilacak, karena harus masuk
lorong terlebih dahulu, sehingga pasien atau calon pasien sulit untuk mencari.
Melihat begitu banyak orang (pasien atau calon pasien) yang
mengeluh dan dengan penuh pertimbangan, akhirnya oleh Ustadz Adam
diputuskanlah untuk pindah ke Jln. Raya Multatuli RT 02 Simp. Puskes Depan
Masjid Nurul Hidayah. Dengan tujuan supaya mudah dilacak atau diketahi oleh
masyarakat banyak.32
Adapun metode pengobatan alternatif yang diterapkan atau dipakai
oleh Rumah Sehat Nur Al-Fath adalah metode Al- Fasdhu. Selain menerima
pasien yang terkena penyakit non medis seperti kesurupan dan santet, juga
menerima pasien yang terkena penyakit jantung, kolesterol, diabetes,/gula,
rematik, urat terjepit, darah tinggi, asam urat, sering pusing, migren, vertigo,
stroke, jemper, kanker, kista, miom, stress, rehabilitasi narkoba,
Jadwal buka praktek Rumah Sehat Nur- Al-Fath ini yaitu Senin-
Sabtu, Pagi Jam: 09:00-17:00, Malam jam: 19:00-21:00 hari Minggu libur.
C. Kendala-Kendala Yang Dialami Dalam Proses Pendirian
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa setiap manusia akan
selalu diuji oleh Allah. Hal demikian juga dialami oleh Rumah Sehat Nur Al-
Fath, suka dan dukanya pasti ada. Ramai atau banyaknya pasien yang datang
untuk berobat menjadi salah satu sukanya, sepi atau berkurangnya pasien yang
datang menjadi salah satu duka bagi Rumah Sehat Nur Al-Fath.
Ada banyak cobaan lain lagi, seperti Ketika proses penyembuhan
pasien yang mengalami gangguan kesehatan penyakit non_medis, baik itu Jin
yang masuk ke tubuh manusia secara langsung ataupun dikirim oleh para
dukun, tukang teluh (ilmu hitam, santet dll) uskun (ustdz dukun) seringkali
mereka menyerang setelah pasien tersebut pulang, biasanya pada malam hari.33
32
Adam Kurniawan, Pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath, Wawancara dengan Penulis, 1
Februari 2020, Kabupaten Kota Jambi, Rekaman Audio. 33
Adam Kurniawan, Pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath, Wawancara dengan Penulis, 8
Januari 2020, Kabupaten Kota Jambi, Rekaman Audio.
21
Berikut kami rincikan berbagai rintangan atau cobaan yang di alami oleh
Rumah Sehat Nur Al-Fath di antaranya sebagai berikut:
1. Santet (bangsa Jin jahat yang dikirim oleh para dukun untuk menyerang
manusia dan Jin jahat itu membawa penyakit dan benda-benda semisal
paku, jarum, besi, untuk di masukkan ke tubuh lawan. Untuk itu perlu
perlindungan diri siapapun orangnya yang membuka praktek Thibbun
Nabawi dari serangan sihir, santet, teluh, dengan cara banyak beribadah,
baca Al-Qur‟ān, memasang benteng ghaib, (garam, paku, yang di ruqyah
lalu dipasang di sekeliling tempat praktek.
2. Manusia, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Wartawan yang datang
dengan menakut-nakuti mengintimidasi, sampai meminta sumbangan,
yang jika diberi satu kali akan terus-menerus meminta.
3. Godaan mental, seorang praktisi penyembuhan Thibb al- Nabawī harus
kuat iman dan mental menghadapi pasien-pasien, baik itu pasien dari
kalangan proposional, pejabat, kalangan ahli medis (dokter, bidan,
perawat) juga kalangan TNI dan POLRI.
4. Godaan Iman, godaan dari wanita yang berpakaian tidak syar‟i, ketat, rok
mini, celana pendek, ajakan-ajakan kepada hal yang tidak baik.
5. Ditutup usaha dengan cara sihir, agar sepi pasiennya dengan cara orang
mengirim tanah kuburan, air mayat, kotoran manusia, tulang babi, tulang
anjing dll.
D. Sanad Keilmuan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah
Setiap peroses belajar atau sebuah disiplin keilmuan itu hendaknya
melalui guru, dan guru tersebut juga belajar dengan gurunya terus-menerus
sampai kepada pengarang atau penemu ilmu tersebut (pengarang buku atau
kitab), bahkan ada juga yang mana proses belajarnya itu sampai kepada
Rasulullah SAW (mata rantai belajarnya), proses belajar demikian itulah yang
disebut dengan sanad atau sanad keilmuan. Riwayat belajar Ustadz Adam ini
yaitu Kyai Ahmadi di Tegal yang mana Kyai ini adalah seorang Mursyid
(Gurunya para Kyai) disalah satu thariqah. Di lanjutkan dengan Kyai Haidir
salah seorang Mursyid di thariqah yang mukhtabar (yang diakui).
22
Subhanallah walhamdulillah walailahaillallah Allahu akbar, La
hawlawala quwwata IllaBillahil ‟aliyyil ‟azhim.
Astaghfirullahal‟azim, Allahummasholli „ala Nur Muhammad wa yaa
Rabbul Arbab Wa Muqtiqorriqob Nur Zat Allah Subhanahu Wata‟ala.
Malaikat Jibril „Alaihissalam.
Sayyidul Wujud Wal Awwalu Wal akhiru Nabiyyullah Muhammad
Rosulullah SAW Ibnu Abdullah wa Ummi Aminah al „Azhom al-
Akbar.
Sayyidina Ali karamallah wajhah.
Sayyidina Husen as Syahid
Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Sajjad
Sayyidina Muhammad al-Baqir
Sayyidina Ja‟far as Shiddiq
Sanad Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah
23
Sayyidina Musa al Kadzim
Sayyidina Ali al-Ridho
Waliyyullah Syaikh Makhruf al
Kharkhi
Waliyyullah Syaikh Sarri as Saqatthi
Waliyullah Syaikh Muhammad Abu Gasim
Junaidi al Baqdadi
Waliyullah Syaikh Abu Bakar al-Sibli
Waliyullah Syaikh Abdul Wahid at-
Tamimi
Waliyullah Syaikh Abu Faraz al-Tursi
Waliyullah Syaikh Abu Hasan Ali Al-Karki
24
Waliyullah Syaikh Abu Said al-
Mubarak
Waliyullah Syaikh Marsid Kamil Mukamil al-Kutub al-Ghaust Sultan
Azkar Aulia Arif Billah Syaikh Abu Muhammad Abdul Qadir al-Jailani al-
Bagdadi
Waliyullah Syaikh Abdul Aziz
Waliyullah Syaikh Ahmad al-Hattaki
Waliyullah Syaikh Syamsudin Awwal
Waliyullah Syaikh Nurrudin
Waliyullah Syaikh Waliyudin
Waliyullah Syaikh Hisyamudin
Waliyullah Syaikh Yahya
25
Waliyullah Syaikh Abu Bakar
Waliyullah Syaikh Abdul Rahim
Waliyullah Syaikh Usman
Waliyullah Syaikh Abdul Fatah
Waliyullah Syaikh Muhammad Murad
Waliyullah Syaikh Syamsudin Tsani
Waliyullah Syaikh Muhammad Tholha Arebon
Waliyullah Syaikh Abdullah al-Mubarak bin Nur Muhammad Surya Laya
Waliyullah Syaikh Abdul Rani Mahmud al Yamani
26
E. Keadaan Pasien Yang Datang Ke Rumah Sehat Nur Al-Fath
1. Datang dengan kursi roda
2. Datang dengan Ambulance dalam keadaan lumpuh
3. Datang dalam keadaan struk
4. Datang dalam keadaan kesurupan
5. Datang dalam keadaan luka bernanah
6. Datang dalam keadaan kondisi badan bergetar
7. Datang dalam keadaan terkena pelet
8. Dalam dalam keadaan terkena guna-guna
9. Datang dari kalangan Kyai, Ustadz, untuk berobat ke Rumah Sehat Nur
Al-Fath
Waliyullah Syaikh al Kutub al Ghaust Opu Daeng haji Muhammad
Munir al bugisi
Waliyullah Syaikh Alimuddin bin Shabirin
as Sambassy
Alfakir Bubu bin Nur Muhammad
Ustadz Yuhandri pane bin Abdullah Sani
Pane
Ustadz Muhammad Adam Kurniawan
27
F. Pendekatan Psikologi kepada Pasien
A. Karyawan harus berpakaian rapi, pantas dan layak (berseragam)
B. Mendata pasien secara akurat
C. Bersikap profesional
D. Dapat meyakinkan dan menenangkan pasien yang takut dengan proses
penyembuhan
E. Memberikan sugesti bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada
penyembuhnya
F. Mayakinkan bahwa insyaallah panyakitnya akan sembuh.
G. Letak Geografis Rumah Sehat Nur Al-Fath
Kota Jambi memiliki 11 kecamatan dan 62 kelurahan (dari total
141 kecamatan, 163 kelurahan dan 1.399 Desa di seluruh Jambi). pada Tahun
2017 jumlsh penduduknya sebesar 609.620 jiwa dengan luas wilayahnya 103,
54 km dan sebaran penduduknya sebesar 5.887 jiwa/km. Tiga kecamatan hasil
pemekaran adalah, kecamatan Alam Barajo yang merupakan hasil pemekaran
dari kecamatan Kota Baru, kecamatan Paal Merah yang merupakan hasil
pemekaran dari kecamatan Jambi Selatan, dan Kecamatan Danau Sipin, yang
merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Telanaipura.
Mayang Mangurai adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kota
Jambi, Jambi Indonesia. Awalnya Rumah Sehat Nur Al-Fath berada di Lorong
Bersama, Perumahan Pamalayu belakang Bidan Dewi, Blok B Nomor 23-24
Mayang Mangurai, selama di sana alhamdulillah banyak pasien akan tetapi
banyak yang kesulitan mencari alamat tersebut dikarenakan masuk ke dalam
lorong sehingga pasien sulit untuk mencari. akhirnya diputuskanlah untuk
pindah ke Jalan Raden Syahbuddin lampu merah. Jln. Raya Multatuli Rt 02,
Simpang Puskes Depan Masjid Nurul Hidayah, Mayang Mangurai.
Di Indonesia sendiri, khususnya di Jambi, sering kita jumpai
praktek-praktek keagamaan yang menggunakan ayat-ayat atau surah tertentu
seperti ritual adat, selamatan, tahlilan, penyembuhan dan perlindungan dari
makhluk halus. Ada beberapa tempat yang peneliti kunjungi yakni, Rumah
Qur‟ān Ghaza yang beralamat di Perum Mendalo Hill, Blok G 09 Lorong
28
Gaza, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Namun peneliti fokus pada
satu tempat penelitian yakni di Rumah Sehat Nur Al-Fath yakni berada di .Jln.
Raya Multatuli Rt 02, Simpang Puskes Depan Masjid Nurul Hidayah, Mayang
Mangurai.
sipin
M all Jamtos
- Jalan Lintas
Sumatera
Telanai Pura
Kampus
UIN Te!anai
29
H. Struktur Organisasi Rumah Sehat Nur-Al- Fath
Pendiri
1. Bukhari
2. Adam Kurniawan
3. Idamayanti
Ketua
Adam Kurniawan
Sekretaris
Dedi Afriansyah
Wakil Ketua
Idamayanti
Ismanto
Bendahara
Anggota/Karyawan
1. Haji Ramli
2. Haji Irawan
3. Teguh Rohani
4. Hendri Adam
5. Febriansyah
6. Relly Vananda
30
BAB III
PENYEMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT AL-QUR’ĀN
Al-Qur‟ān dalam praktik kehidupan sehari-hari bukan hanya sebatas bacaan
wajib bagi umat Islam, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan umat Islam itu
sendiri. Sebagai contoh, Al-Qur‟ān untuk pengobatan, penenang jiwa, penangkal
sihir, pengembangan sains, dan lain sebagainya. Jadi Al-Qur‟ān sangat banyak
keberkahan bagi kehidupan manusia, khususnya sebagai ayat-ayat al-Syifā‟
(penyembuhan) berbagai jenis penyakit. Hal ini dijelaskan dalam surah al-Syu‟ara
ayat 80 yang menjelaskan bahwa, “Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkan aku”34
Pada dasarnya setiap pengobatan harus menggunakan Al-Qur‟ān, baru
kemudian menggunakan obat-obatan. Hal ini dibenarkan oleh Ibnu Qayyim,
bahwa Al-Qur‟ān adalah penawar dan obat bagi hati, penyehat badan dan
penyembuh baginya. Allah SWT. Berfirman, “Dan kami turunkan dari Al-Qur‟ān
suatu yang menjadi penawar.”(QS. al-Isrā‟:82).35
A. Defenisi Al-Syifā’
Adapun kata الاستشفاء yang berasal dari kata شفاء -يشفى- yang artinya شفى
menyembuhkan. Seperti yang telah digunakan oleh Muhammad Abdul Aziz al-
Khalidiy dalam kitabnya “al-Isytisyfa‟ bil Qur‟ān” 36
Di dalam kamus Asasul Balaghoh disebutkan bahwa من شفي: شفي مريضهم كاستشفى
artinya Allah SWT menyembuhkan dari penyakitnya dan dari urusannya.37 علتو"
Adapun penyembuh atau Al- Syifā‟ yang terdapat dalam Al-Qur‟ān menunjukkan
bahwa Al-Qur‟ān itulah pengobatan dan penyembuhan bagi siapa saja yang
meyakininya.
34
Romadhon Al Malawi, The Living Qur‟ān Ayat-Ayat Pengobatan Untuk Kesembuhan
Berbagai Penyakit, (Yogyakarta: Araska, 2016),5. 35
Ibid, 6 36
Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟an (kajian surat al-Isra (17):82, Q.S.
Yunus (10):57 dan Q.S. an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir Al-Misbah), skripsi, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2010), 14. 37
Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Ahmad Az-Zamakhsyari, Asasul Balaghoh,
(Beirut: Darul Kutubul Ilmiyyah, 1998), Juz 1, 515.
31
Dalam kamus Al-Munawwir, Al- Syifā‟ itu diartikan sebagai pengobatan,
kesembuhan, atau obat.38
Al- Syifā dalam kamus al-Munjid Fī al-Lughah wa al-
A‟lam antara lain diartikan sebagai obat dan kesembuhan.39
Untuk mengetahui
pemaknaan al- Syifā‟ lebih jauh maka sangat diperlukan tinjauan dari berbagai
kitab tafsir. Dalam hal ini, M. Quraish Shihab menyatakan bahwa kata al- Syifā‟
biasa diartikan kesembuhan atau obat, dan digunakan juga dalam arti keterbatasan
dari kekurangan, atau ketiadaan arah dan memperoleh manfaat.40
Al- Syifā‟
dengan berbagai pengertian di atas, terutama yang melalui term al- Syifā‟ yang
terdapat dal Al-Qur‟ān berikut dengan kandungan maknanya, maka secara
definitif dapat dikatakan bahwa al- Syifā‟ adalah segala sesuatu yang diupayakan
oleh seseorang dalam penyembuhan manusia dari penyakitnya, sehingga ia
menjadi normal, benar keimanan, pemikiran dan akidahnya dalam memperoleh
kebahagiaan di hadapan Allah.
B. Makna-Makna Al- Syifā’
Kata Syifā‟ mengandung beberapa makna di dalam Al-Qur‟ān, antara lain:
1. Ahsana (احسن) artinya mengadakan perbaikan,41
sebagaimana firmannya-
Nya:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan
apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (kami
datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan
mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu
38
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), hlm. 731. 39
Lois Ma‟luf, Al-Munjid Fī al-Lughah wa al a‟lam (Beirut: Dar al- Masyriq, 1986),hlm.
395. 40
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟ān
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 532. 41
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung,1990), 35.
32
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-
habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. al- Isra‟(17):7)42
2. Aslaha (اصلح) artinya melakukan perbaikan,43
sebagaimana firman-Nya:
“Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah
melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (QS. al-Maaidah (5):39)44
3. Zakka (زكى) artinya mensucikan, membersihkan dan memperbaiki,
sebagaimana firman-Nya:
“Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan
mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al-Qur‟an) dan Al-Hikmah (As-
Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.al-Baqaarah(2):129)45
4. Akhraja (اخرج) artinya mengeluarkan, mengusir, membuang atau
meniadakan.46
Sebagaimana firman-Nya:
42
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
Terjemahnya Special For Women, (Bandung: Syaamil al-Qur‟ān, 2005), 282. 43
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia………….219 44
Lajnah pentashih mushaf Al-Qur‟ān departemen agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan
terjemahnya special for women……114 45
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān Dan
Terjemahnya Special For Women……20 46
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,……..115
33
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka
daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqaarah (2):257)47
5. Syaraha (شرح) artinya menjelaskan, membuka meluaskan dan
melapangkan,48
sebagaimana firman-Nya:
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS. al-Insyirah
(94):1)49
6. Wada‟a „an (وضع عن) artinya menghilangkan, mencabut dan menurunkan,
sebagaimana firman-Nya:
“Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang
memberatkan punggungmu.” (QS.al-Insyirah (94):2-3)
7. Ghafara (غفر) artinya menutupi, mengampuni dan memperbaiki,50
sebagaimana firman-Nya:
47
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān Dan
Terjemahnya Special For Women……43 48
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,…..194 49
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān Dan
Terjemahnya Special For Women……596 50
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,……54
34
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. al-Imran(3):31)51
8. Naza‟a (نسع) artinya mencabut, memecat, melepaskan, mengeluarkan dan
menjahkan,52
sebagaimana firman-Nya:
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-
dipan.” (QS.al-Hijr(15):47)53
9. Kaffara (كفر) artinya menyelubungi, menutupi, mengampuni dan
menghapuskan,54
sebagaimana firman-Nya:
“Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa
yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang haq dari Tuhan
mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan
memperbaiki Keadaan mereka.” (QS. Muhammad (47):2)55
C. Macam-Macam Penyakit
Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan atau pengobatan dari
al- Syifā‟ ini adalah seorang manusia (insan) secara utuh, yakni berkaitan dengan
gangguan pada:
1. Mental, yaitu yang berhubungan dengan fikiran, akal, ingatan atau proses
yang berasosiasi dengan fikiran, akal dan ingatan seperti mudah lupa,
malas berfikir tidak mampu berkonsentrasi, tidak dapat mengambil suatu
keputusan dengan baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan
51
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān Dan
Terjemahnya Special For Women……54 52
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,……447 53
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, al-Qur‟ān dan
terjemahnya special for women……264 54
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,…..378 55
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, al-Qur‟ān dan
terjemahnya special for women……507
35
untuk membedakan antara yang halal dan haram, yang bermanfaat dan
mudharat serta antara yang haq dan bathil.56
Gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi:
a. Perasaan: misalnya cemas, takut, iri, dengki, sedih tak beralasan,
marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong,
tertekan atau frustasi, pesimis, putus dan sebagainya.
b. Pikiran: kemampuan berfikir berkurang, sulit memusatkan perhatian,
mudah lupa, tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat.
c. Kelakuan: nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, menyakiti
badan orang atau hatinya dan lainnya.
d. Kesehatan tubuh: penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh
gangguan pada jasmani.
2. Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau
jiwa religious yang berhubungan dengan agama, keimanan, keshalehan
dan menyangkut nilai-nilai trensendental. Seperti syirik ( menduakan
Allah SWT), nifaq, fasiq dan kufur, lemah keyakinan dan tertutup atau
terhijabnya alam ruh, semua itu akibat dari kedurhakaan dan
pengingkaran kepada Allah SWT.57
Penyakit spritual atau bathiniyah ini sulit untuk disembuhkan atau
diobati, karena ia sangat tersembunyi dalam diri setiap orang. Oleh
karena itu, tanpa ada pertolongan Allah SWT, Rosul-Nya yakni
Muhammad Saw, Jibril dan hamba-hambanya yang haq, maka penyakit
itu tidak akan pernah disembuhkan dengan mudah.58
3. Fisik (Jasmaniah), penyakit ini bisa dilihat dari fisik atau non fisik, yaitu:
Pertama, sakit secara fisik dapat disebabkan oleh suatu hal yang sifatnya
kronologis, seperti sakit flu dan pilek disebabkan oleh udara dan cuaca yang
buruk serta makanan.
56
Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Kajian Surah Al-Isrā‟ (17):82, Q.S.
Yunus (10):57 Dan Q.S. An-Nahl (16):69 Dalam Tafsir Al- Misbah,……18 57
Ibid, 19-20 58
Ibid, 21.
36
Kedua, sakit secara non fisik, yang disebabkan karena accident atau suatu
kejadian bisa dilihat dari kecelakaan dan bencana alam, atau dapat disebabkan
seperti halnya kecemasan muncul dari rasa khawatir, takut, gelisah, cemas, dan
tidak bisa tidur. Rasa cemas itu selalu berorientasi pada mas depan. Timbullah
depresi menyangkut pada keluhan dan penyesalan.
Tetapi, penyakit pada umumnya disebabkan oleh gangguan fisik. Kondisi-
kondisi fisik yang tidak sehat, seperti terkena stroke, sakit jantung, dan liver juga
bisa dapat mempengaruhi kondisi badan. Badan dan jiwa itu saling
mempengaruhi. Perilaku manusia cerminan dari pikiran dan perasaan. Jiwa terdiri
dari tiga unsur, yaitu alam pikiran (akal), alam perasaan, dan perilaku. Hal inilah
yang mengantar pada kesadaran religius. Agama diturunkan oleh para Nabi untuk
memperbaiki akhlak manusia itu meliputi perilaku, perbuatan dan tingkah laku
yang merupakan cerminan dari pikiran dan perasaan.59
Adapun penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh setan adalah:
a. Schizophrenia, sebuah penyakit pada otak yang sangat berbahaya, di
mana para ahli jiwa mengobatinya dengan tablet atau suntikan, sangat
sedikit pasien sembuh total.
b. Hyipochondriaris, (was-was, cemas dan sedih yang tidak beralasan)
adalah suatu penyakit yang terkadang disebabkan oleh Jin (karena Jin
tersebut berusaha memutuskan hubungan hamba dengan penciptanya).
Sakitnya tubuh adalah saat ia tidak dalam keadaan sehat dan
baik, yaitu tubuh berada di luar kenormalannya dikarenakan
kerusakan yang menimpanya yang berdampak rusaknya indra dan
gerak motoriknya. Adakalanya menjadi hilang sama sekali fungsi
indranya, seperti menjadi buta, tuli, atau lumpuh dan adakalnya
melemah kekuatannya meskipun indranya masih berfungsi, juga
adakalnya ia mengindra sesuatu namun yang tampak adalah hal yang
59
Ibid, 24-25
37
sebaliknya, seperti manis yang dirasakannya pahit, jelek
dipandangnya baik, atau baik dipandangnya jelek.60
Ketidaknormalan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Karena kekurangan materi, sehingga perlu ditambahkan atau mungkin
karena kelebihan sehingga perlu untuk dikurangi.
2. Kekurangan kelebihan suhu panas, dingin, lembab, kering, atau bisa
juga karena ia kekurangan dari kadar normalnya, sehingga
membutuhkan pengobatan sesuai dengan kadarnya.
Kesehatan akan diperoleh dengan cara: menjaga kekuatan,
memelihara diri dari gangguan, dan menghilangkan sumber-sumber
kerusakan.61
Tiga pokok inilah yang menjadi konsentrasi para dokter, yang
mana ketiganya terkandung dalam Al-Qur‟an yang ditunjukkan oleh
Allah SWT sebagai obat dan rahmat yang menciptakannya, prinsip inilah
yang menjadi konsentrasi para dokter dalam analisis diagnosanya.
Dalam hal menjaga kekuatan, Allah SWT memerintahkan kepada
musafir dan orang sakit agar berbuka puasa di bulan Ramadhan. Bagi
musafir, diwajibkan untuk menggantikan puasanya saat ia sampai,
sedang bagi orang sakit wajib menggantikannya pada saat ia sudah
sembuh dari sakitnya. Hal seperti itu, agar kekuatan keduanya tetap
terjaga, dikarenakan puasa akan menambah lemah bagi orang sakit, dan
bepergian merupakan kegiatan yang membutuhkan kekuatan gunda
dalam menempuh perjalanan yang berat.62
Dalam hal memelilihara diri dari gangguan, Allah SWT mencegah
orang sakit untuk menggunakan air dingin dalam berwudhu dan mandi
jika hal itu membahayakannya. Allah SWT memerintahkan mereka untuk
bertayammum yang membahayakan. Jika demikian perhatian Allah SWT
60
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Thibbul Qulub Klinik Penyakit Hati, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar,2018),44. 61
Ibid, 45. 62
Ibid, 45.
38
terhadap hal bersifat lahiriah, apalagi perhatian Allah SWT terhadap hal
yang bersifat bathiniyah.
Adapun dalam hal menghilangkan sumber-sumber yang merusak,
maka Allah SWT membolehkan kepada muhrim (orang yang sedang
ihram) yang memiliki penyakit di kepalanya untuk mencukur rambutnya,
sehingga ia menghilangkan bau busuk yang mengganggunya. Mencukur
merupakan salah satu cara yang paling mudah dan paling ringan dalam
menghilangkan gangguan tersebut.
Syaikh Ibnu Thaimiyyah berkata, “Ruqyah artinya memohon
perlindungan. Al-Istirqa‟ adalah memohon dirinya agar di Ruqyah.
Ruqyah termasuk bagian dari do‟a.63
Syaikh Saad Muhammad Shadiq
berkata . “Ruqyah Syar‟iyyah pada hakikatnya adalah berdo‟a dan
bertawassul untuk memohon kepada Allah SWT akan kesembuhan orang
yang sakit dan menghilangkan gangguan Jin dan Setan.”64
Adapun cara dalam melakukan pengobatan atau penyembuhan
terhadap gangguan penyakit di atas, ialah dengan menggunakan bacaan
ayat-ayat Al-Asyifā pada penderita penyakit. Adapun fungsi dari Ruqyah
yang disebutkan di atas yaitu pertama, sebagai terapi pengobatan bagi
orang yang sakit gangguan Jin atau sihir, fisik dan psikis (stress atau gila)
dan kedua, sebagai terapi pencegah serangan dan gangguan segala
makhluk, termasuk Jin dan Setan, binatang buas dan manusia yang punya
hasad dan dengki.65
Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad,66
dari Usamah bin Syarik,
bahwasanya Nabi Saw bersabda:
و م ن ع لم و هل واف الله ل يػ نػ زؿ د اءن الا ا نػز ؿ ل و شف اءن ع لم هل و م ن ج ك ج
63
Ibnu Thaimiyyah, Majmu‟ al- Fatawa, (Cairo:1965), Jilid 10,195. 64
Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati
Penyakit Non Medis,…10-11. 65
Ibid, 61. 66
Al Musnad (IV/278), Diriwayatkan juga oleh al-Humaidi (no, 824), Ibnu Syaibah
(VIII/2), Ibnu Majah (no, 3436), Abu Dawud (no, 3855), at-Tirmidzi (no, 2038), dan al-Bukhari
dalam al-Adabul Mufrad (no, 291), sanadnya Shahih. Terdapat pula riwayat sanad dari Ibnu
Mas‟ud.
39
“sesungguhnya Allah Swt tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan
Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak
diketahui oleh orang lain.”
Merupakan tata cara dan kaidah medis yang banyak dicontohkan
oleh Rosulullah Saw yang diwariskan melalui para sahabatnya yang
mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau mempelajari dan
meneliti طب النبوى (Thibb al Nabawī) dengan sungguh-sungguh dan
ikhlas, rasanya buka suatu yang mustahil jika umat Islam akan dapat
mengembangkan teknologi pengobatan yang luar biasa hebat yang akan
membawa kemaslahatan untuk umat.67
meliputi banyak hal, diantaranya (Thibb al Nabawī) طب النبوى
adalah madu, jintan hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma
dan berbagai jenis makanan dan minuman yang menyehatkan lainnya.
Selain itu, ada pengobatan dengan bekam yaitu yang berfungsi
mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh dengan cara disayat atau
ditusuk dengan jarum, pengobatan Ruqyah yaitu pengobatan atau terapi
dengan bacaan Al-Qur‟ān, ada juga system kompres, karantina dan masih
banyak lainnya.
Namun, ada satu permasalahan yang harus diperhatikan di sini.
dzikir-dzikir, ayat-ayat, do‟a-do‟a, atau obat-obatan yang digunakan
untuk Ruqyah serta penyembuhan, walaupun pada hakikatnya ia
bermanfaat dan mampu menyembuhkan, namun tetap mempunyai
ketergantungan terhadap keadaan tubuh penderita dan kuatnya pengaruh
yang mengobati.
Jika terjadi keterlambatan dalam penyembuhan, hal itu disebabkan
oleh lemahnya pengaruh dan semangat dari pihak yang mengobati, dan
lemahnya tubuh, atau bisa jadi karena kuatnya faktor penghalang yang
mencegah efek penyembuhan dari do‟a tersebut.
67
Muhammad Ihsan, Pengobatan Ala Rosulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis
Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Jurnal, Volume 4 Nomor 2,
156. Diakses melalui Alamat: https://media.neliti.com, Publications, tanggal 11 November 2018.
40
Hal ini sebagaimana terjadi pada obat-obatan dan penyakit fisik.
efek penyembuhannya terkadang hilang disebabkan fisik penderita yang
tidak sesuai dengan obat tersebut, atau bisa jadi disebabkan oleh adanya
suatu penghalang. Jika kondisi fisik seorang mampu menerima obat
tersebut, tentulah tubuhnya juga akan mendapatkan manfaat dari obat
tersebut sesuai dengan kadarnya.
Demikianpula Ruqyah. Jika jiwa penderita mampu menerima
Ruqyah dan ta‟awudz tersebut dengan sempurna, sementara pihak yang
meruqyah memiliki pengaruh dan semangat kuat, maka Ruqyah tentu
akan memberikan efek positif dalam menghilangkan penyakit.
Hal yang sama juga terjadi pada do‟a maupun pengobatan lewat
kemampuan Dokter dan pengaruh obat. Adapun do‟a termasuk sebab
yang paling kuat untuk mendapatkan keinginan dan mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak dikehendaki. Meskipun demikian, terkadang do‟a
tidak memberikan efek apapun, begitupula Dokter. Hal ini bisa terjadi
disebabkan do‟a itu pada dasarnya memang lemah, misalnya do‟a yang
tidak disuka Allah SWT karena mengandung kedzaliman, atau kerena
kelemahan hati orang yang berdo‟a serta tidak adanya ketundukan pada
Allah SWT. Mungkin juga hal iu diesbabkan sesuatu yang menghalangi
terkabulnya do‟a tersebut. Seperti mengkonsumsi makanan harum,
berbuat kdzaliman, tertutupnya hati dengan maksiat, serta kondisi jiwa
yang terkuasai dan terkalahkan oleh kelalaian oleh nafsu syahwat.68
“Ya Tuhanku. Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan engkau
adalah Tuhan yang maha Penyayang diantara semua Penyayang.”
Do‟a tersebut merupakan do‟a ketika Nabi Ayyub as sedang
diderita penyakit. Tidak tahan menahan rasa sakit yang dideritanya, ia
kemudian berhajat kepada Allah SWT, untuk kesembuhan penyakitnya.
68
Ibid,.10
41
Di tengah kelemahannya dalam menghadapi penyakit, ia berdo‟a kepada
Allah SWT, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan
engkau adalah Tuhan yang maha Penyayang diantara semua Penyayang.”
Seketika itu Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Ayyub as.69
Kita tahu bahwa do‟a tersebut langsung dicuplikkan dari salah satu
ayat Al-Qur‟ān. Maka sudah tentu keampuhan do‟a ini tidak bisa
diragukan. Dalam Al-Qur‟ān telah dijelaskan bahwa Al-Qurān adalah
Syifāun lima fis sudur. Secara tidak langsung, penggalan ayat tersebut
menjadi do‟a Nabi Ayyub as seakan menegaskan jika Al-Qur‟ān adalah
obat bagi apa yang terdapat dalam dada.
Penyebutan “sudur” dapatlah diartikan dengan hati. Hal ini
menunjukkan bahwa wahyu-wahyu Allah SWT itu berfungsi mengobati
berbagai penyakit. Hati sebagai wadah yang menampung rasa cinta dan
benci. Ia berkehendak dan menolak. Dengan demikian do‟a tersebut tidak
hanya berlaku untuk satu jenis penyakit, melainkan untuk mengobati
berbagai jenis penyakit lainnya.70
Do‟a adalah obat yang amat bermanfaat dan berencana bagi
musuh. Ia akan memerangi, mengobati, mencegah, menghilangkan,
ataupun meringankan bencana yang menimpa.71
Ketika bersanding dengan musibah, do‟a mempunyai tiga kondisi
sebagai berikut:
1). Do‟a lebih kuat daripada musibah. Maka dari itu,do‟a mampu
mencegah terjadinya musibah.
2). Do‟a lebih lemah daripada musibah. akibatnya, ia terkalahkan
sehingga musibahpun menimpa orang yang bersangkutan. Akan
tetapi, do‟a bisa meringankan musibah tersebut meski hanya
sedikit.
3). Satu sama lain saling menyerang dan saling menghilangkan.
69
Muhammad Lutfi Zamani, Pasti Mustajab Koleksi Do‟a Penyembuh Dan Pelindung
Dari Penyakit, (Yogyakarta: Laksana,2017),187. 70
Ibid, 188 71
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟,…15.
42
Orang yang salah persefsi menyangka bahwa rahasia terkabulnya
do‟a tadi ada pada lafadz do‟a yang digunakan. Maka iapun memakai
lafadz itu, tetapi mengabaikan berbagai perkara serta kondisi yang
menyertai orang yang do‟anya dikabulkan tadi.
Hal ini sama seperti orang yang mengunakan obat yang manjur,
pada waktu dan cara yang tepat, hingga obat itu bermanfaat baginya.
Kemudian, orang lain menyangka dapat memperoleh manfaat serupa
hanya dengan memakai obat yang sama (sementara ia mengabaikan
berbagai segi lainnya yang menyertai penggunaan obat tersebut). Orang
seperti ini benar-benar salah persepsi. Memang, banyak orang yang salah
memahami permasalahan ini Pengobatan Syar‟iyyah ialah penyembuhan
yang berdasarkan syari‟at-syari‟at agama Islam, hal yang tidak
mengandung unsur kesyirikan atau hal-hal yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Salah satu penyembuhan yang bertentangan ialah azimat.
Di sini, penulis menemukan sebuah kutipan amalan muhabbah, yakni:
Di dalam kitab Mujarobat karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir
menyebutkan bahwa beliau mendapatkan azimat mahabbah dan
meluluhkan hati seseorang dari sahabatnya. Caranya adalah dengan
mencampur nama orang yang dituju dengan al-ahruf al-nāriyah, berikut:
ط م ف ش ذ ھا Kemudian, ambillah satu huruf dari al-ahruf al-nāriyah di atas, lalu
ambil pula satu huruf dari nama orang yang dituju dengan syarat, yang
diambil terlebih dahulu adalah satu huruf dari al-ahruf-al-nāriyah dan
satu huruf dari nama orang yang dituju. Amalan ini harus diawali dengan
al-ahruf-al-nāriyah dan diakhiri dengan selain huruf al-ahruf-an-
nāriyah. Selain itu, tulisan tersebut ditulis pada 21 kertas dan dalam
kertas itu terdapat kemenyan Arab (hashwah lubban dzakar). Kemudian,
letakkan kertas-kertas tersebut di atas api dan bacakan surat al-fātihah
43
padanya terus-menerus hingga asap hasil bakaran kertas itu tidak muncul
lagi.72
Setelah itu, bacalah bacaan berikut ini:
ام الاحروف لوا يا خد النارية بقضاء حا جتي من فلان. والقاء محبتي ومودتي او محبة ت وك فلان في قلبو )قلبها( بحق ما ت لوتو عليكم
“Bertawakkallah wahai para khadam (pelayan dari makhluk gaib) dari
huruf-huruf al-nāriyah untuk memenuhi hajatku pada (….) dan untuk
menyampaikan cintaku dan kasihku (atau untuk menyampaikan
cinta…(disebutkan nama pembacanya) ke dalam hatinya, dengan
kebenaran dari apa yang aku bacakan pada kalian.”
Amalan ini telah dicoba berkali-kali dan berhasil, dengan disertai
keyakinan yang bagus.73
Selain itu, disebutkan pula bahwa surah al-Nisa‟ ayat 148
mempunyai khasiat untuk mendapatkan melindungi diri dari orang yang
dzolim. Yaitu dengan cara ayat tersebut ditulis di atas kertas, kemudian
dibawa untuk menemui orang dzolim. Seraya membacanya berkali-kali,
orang dzalim ini tidak akan membahayakan melalui kedzalimannya.
Bahkan, ia tidak akan mampu berkata-kata, kecuali dengan perkataan
yang benar dan engkau tidak akan mendapatkan kesusahan disebabkan
kedzalimannya.74
“Allah SWT tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus
terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah SWT adalah maha
mendengar lagi maha mengetahui.” (QS.al-Nisa‟:148)
Lalu adapula yang menyebutkan bahwa di antara khasiat surah al-
Insyirah dan surah al-Fil adalah sebagaimana dikutip oleh Imam Ghazali
dari sebagian orang shaleh, “barang siapa membaca dua surah tersebut
dalam dua raka‟at sholat Fajar, al-Insyirah pada raka‟at pertama dan al-
Fil pada raka‟at kedua, akan terlindungi dari musuhnya dan mereka tidak
72
Ahmad Dairobi al-Kabir,Kitab Mujarobat Referensi Terhadap Ilmu Pengobatan dan
Penyembuhan Islam, (Jakarta : Wali Pustaka, 2015), 17. 73
Ibid, 18 74
Ibid, 131.
44
mampu lagi mencari jalan guna mencelakainya.” Al-Ghazali
menambahkan, “amalan ini mujarab dan terbukti.75
Hal yang tidak
diperbolehkan ialah menggunakan ayat Al-Qur‟ān sebagai azimat, seperti
percaya pada sesuatu dan melupakan kekuatan Allah SWT. Disebutkan
bahwa “Barangsiapa menulis surah Hijr kemudian mengalungkan tulisan
itu pada dirinya, ia akan mendapatkan banyak rezeki dan keuntungan
dalam jual beli, serta dicintai manusia yang menginginkan bergaul
dengannya.76
Cara membentengi diri dari sihir, yaitu:
1) Membentengi diri dengan keimanan
2) Selalu mengamalkan dzikir dari waktu pagi dan petang
3) Mengkonsumsi jus kurma (kurma Madinah)
4) Janganlah mendatangi tukan sihir (dukun)
Berikut ayat-ayat pengobatan untuk kesembuhan berbagai penyakit
ala Rosulullah Saw: Ayat-ayat terapi sebagai asam lambung
Adapun langkah dalam pengobatannya adalah sebagai berikut:
a. Ambil air minum, bisa berupa air putih biasa, tetapi disarankan
akan lebih afdhal jika menggunakan air zamzam.
b. Selanjutnya air tersebut dibacakan surah al-Fātihah sebanyak 7
kali.
c. Baca ayat kursi sebanyak 7 kali dengan penuh penghayatan dan
keikhlasan.
d. Setelah bacaan kedua ayat di atas selesai, kemudian tiupkan ke
air tersebut yang menjadi media perantara.
e. Minumlah air yang sudah mendapat bacaan surah al-Fātihah
dan ayat kursi setiap hari sebelum makan. Lakukan selama satu
minggu atau lebih.77
Tafsir Surah-Surah Dalam Penyembuhan Asam Lambung
75
Ibid, 99 76
Ibid, Ahmad Dairobi al-Kabir, Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap Ilmu
Pengobatan Dan Penyembuhan Islam,....125. 77
Dinukilkan dari Herman Abdillah, seorang yang pakar dalam hal melakukan rukiah.
Kini ia menjabat sebagai Direktur Lembaga Dakwah At-Thibbun Nabawi
45
Mengenai keutamaan dan kandungan yang terdapat dalam kedua
ayat (al-Fātihah dan ayat kursi) sebagai ayat penyembuhan, khususnya
untuk mengobati penyakit asam lambung, banyak para ulama yang
membenarkan. Sebab kedua ayat tersebut memiliki khasiat yang luar
biasa bila difungsikan sebagai mestinya. Orang yang membaca al-Fātihah
akan mendapatkan balasan pahala besar dari Allah terlebih lagi jika ia
membacanya dibarengi dengan niat yang ikhlas.
Dalam Al-Qur‟ān sendiri, setidaknya ada 114 surah. Salah satu
surah yang paling utama (terbaik) dalam Al-Qur‟ān adalah surah al-
Fātihah. Mengapa surah al-Fātihah disebut surah terbaik? Sebab di dalam
surah ini mengandung beberapa hal yang sangat penting dalam Islam
maupun dalam hubungan yang sifatnya mu‟amalah. Selain itu surah al-
Fātihah juga dikenal sebagai assab‟ul matsani, yakni tujuh ayat yang
diulang-ulang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟ān:
“Dan sesungguhnya kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca
berulang-ulang dan Al-Qur‟ān yang agung.” QS. al-Hijr: 87)
Mengenai hal tersebut al-Hafidz, menafsirkan bahwa ada
perbedaan dalam makna al-matsani. Dikatakan al-matsani karena surah
al-Fātihah diulang pada setiap rakaat. Adapula yang mengatakan disebut
al-matsani karena memuji kepada Allah SWT. Alasan lain, karena al-
Fātihah bisa dikhususkan untuk suatu umat. Di mana (tidak diturunkan)
pada umat sebelumnya.78
Sebenarnya dalam jumlah ayat al-Fātihah yang tujuh ini, terdapat
hikmah yang luar biasa besar. Secara isyarat, surah al-Fatihah erat
kaitannya dengan manusia dan ciptaan Tuhan.
1. Tujuh ayat dalam surah al-Fātihah menggambarkan tujuh hari
dalam seminggu. Di mana tujuh hari yang berlangsung dalam
78
Ramdhan Al-Malawi, The Living Qur‟ān Ayat-Ayat Pengobatan Untuk Kesembuhan
Berbagai Macam Penyakit, (Yogyakarta: ARASKA,2016), 29
46
seminggu tersebut ada manusia yang hendak jadi jahat atau baik.
Dapat rahmat atau laknat, bahagia atau celaka, Kafir atau Mukmin,
kaya atau miskin, sakit atau sehat.
2. Tujuh ayat surah al-Fātihah sangat berkaitan dengan tujuh anggota
badan manusia. Dalam seminggu, manusia akan berbuat baik atau
buruk, tergantung pada tujuh anggota badannya. Sebab dalam
melaksanakan shalat, kesemua tujuh anggota ini terlibat, adapun
ketujuh anggota badan manusia yang dimaksud adalah kepala, dua
tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki.
3. Tujuh ayat al-Fātihah sangat berkaitan dengan tujuh Neraka dan
tujuh Syurga. Jika surah al-Fātihah dapat kita amalkan dalam hidup
kita sehari-hari, kelak di Yaumil Akhirat kita akan memperoleh
Syurga, begitupun sebaliknya.79
4. Tujuh ayat dalam surah al-Fātihah juga berkaitan erat dengan
urusan sains. Di mana di dunia ini terdapat tujuh lapis Langit dan
tujuh lapis Bumi. Di Langit terdapat beragam makhluk Tuhan yang
ada hubungannya dengan kehidupan manusia.
5. Tujuh ayat yang terkandung dalam surah al-Fātihah juga bisa
menjadi panduan kita dalam mengekang hawa nafsu yang
jumlahnya ada tujuh. Inilah hikmah terpenting dari jumlah ayat al-
Fātihah yang tujuh itu. Semakin kita hayati kita kan mampu
mengendalikan diri dan hawa nafsu kita.
Para ulama tafsir sependapat bahwa yang dimaksud dengan ayat
kursi adalah ayat terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 225. Kursi Allah
adalah gambaran tentang kekuasaan Allah SWT. Yang maha besar dan
kerajaannya yang maha luas. Bukan kursi yang kita kenal sehari-hari
yang berbentuk material. Pemberi nama ayat kursi ini yaitu Nabi
Muhammad Saw sendiri.80
79
Ibid, 30 80
Ibid, 31
47
Dalam akhir percakapan, Abu Dzar bertanya kepada Rosulullah
SAW. “Ya Rosulullah, apakah yang paling agung yang pernah engkau
terima dri Tuhanmu?“ kemudian Nabi menjawabnya “ayat kursi yaitu
Allah tiada Tuhan melainkan dia yang hidup kekal lagi terus-menerus
mengurus makhluknya.”
1) Inti Sari Surah-Surah Penyembuhan Nyeri Lambung
Al-Qur‟ān seluruhnya bisa digunakan untuk mengobati. Secara
khusus al-Fātihah juga digunakan oleh para Sahabat untuk
mengobati. Di mana sebagian Sahabat menggunakan khasiat surah
al-Fātihah untuk menyembuhkan racun dan gigitan kalajengking dan
ular.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa surah al-Fātihah memiliki
kandungan sebagai obat hati. Pada dasarnya penyakit hati, berkisar
pada dua sumber, yakni rusaknya ilmu dan rusaknya niat yang
berdampak pada dua penyakit mematikan, yaitu kesesatan dan
kemarahan. Kesesatan merupakan dampak dari rusaknya ilmu.
Sementara kemarahan adalah dampak dari rusaknya niat. Keduanya
termasuk unsur pokok semua penyakit hati.81
Terdapat hadits Shahih dari Abu Mutawakil an-Naji dari Abu
Said al- Khuri bahwasanya sekelompok Sahabat Rosulullah SAW.
Melewati sebuah perkampungan Arab. Hingga akhinya disebutkan
tentang rukiah menggunakan bacaan surah al-Fātihah. Bacaan surah
al-Fātihah mengandung banyak manfaat untuk kesembuhan. Entah
itu karena pengaruh Jin (makhluk halus), maupun sengatan binatang,
maka cukup dengan surah al-Fātihah bisa digunakan sebagai obat.
Bahkan tingkat kesembuhannya bisa melebihi obat-obatan lain.82
Segala macam bentuk pengobatan, hanyalah sebagai wasīlah
mendapatkan kesembuhan. Sedangkan kesembuhan itu terjadi karena
81
Ibid, 32 82
Ibid, 33
48
izin Allah SWT. Karena Rabb yang memberrikan suatu penyakit,
maka ia pula lah yang menyembuhkannya.
Ternyata pengobatan dengan menggunakan ayat Al-Qur‟ān
sudah pernah dilakukan pada masa Rosulullah SAW. Hal ini di lihat
dari fungsi Al-Qur‟ān yang dijadikan sebagai wasīlah. Setiap kali
Rosulullah SAW mengalami rasa sakit pada tubuhnya, ia
menggunakan bacaan surah al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nās yang
ditiupkan pada bagian yang terasa sakit. Sebagaimana hadits Nabi
SAW berikut ini:
ديث عاءشة ان رسول لله صل الله عليو وسلم كان اذا شتكي ي قرء علي ن فسو ح ا اشتد وجعو كنت اق رء عليو وامسح بيده رجاء ب ركتها اخ فث ف لم ذات وي ن رجو بالمعو
البخاري في كتابي فضاءل القران باب المعوذات“Aisyah r.a berkata: “jika Rosulullah SAW merasa sakit, lalu beliau
membacakan pada dirinya sendiri Surat Al-Ikhlās, Al-Falaq, Al-Nās, dan
meniup dibagian yang terasa sakit. Ketika penyakit makin berat, maka aku
yang membacakan dan aku menghapuskan tangan Nabi saw ke badannya
karena mengharap berkahnya.” (Dikeluarkan oleh Bukhori, kitab
keutamaan Al-Qur‟ān, bab surat-surat mu‟awwidzat)83
D. Ayat-Ayat Al- Syifā Dalam al-Qur’ān
1. Surah al-Taubah ayat 14-15
“Perangilah mereka, niscaya Allah SWT akan menghancurkan mereka
dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah SWT akan menghinakan
mereka dan menolong kamu terhadap meraka, serta melegakan hati orang-
orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin.
83
M Fuad bin Abdul Baqi, Hadits Shohih Bukhori Muslim himpunan hadits tershohih
yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, (Jawa Barat:PT Fathan Prima Media, 2016), 618.
Lihat juga Abu Abdullah Muhammad, shohih Al-Bukhori jilid 3, kitab keutamaan Al-quran, Bab
Mu‟awwidzat ,(Cairo:Darul Fikri,2005), 105.
49
Dan Allah SWT menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah
SWT Maha mengetahui lagi Maha bijaksana.” (QS.Al-Taubah : 14-15)84
Asbab Al- Nuzul:
Abu Syaikh meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata “Dituturkan kepada
kami bahwa ayat ini turun tentang suku Khuza‟ah ketika membunuhi Bani
Bakr di Madinah.”85
Abu Syaikh meriwayatkan dari ikrimah, ia berkata, “Ayat tersebut turun
mengenai Khuza‟ah.”
Abu Syaikh meriwayatkan dari as-Suddi, “Serta melegakan hati orang-
orang yang beriman.” Ia berkata, “Mereka adalah Khuza‟ah, sekutu Nabi Saw,
Allah Swt melegakan hati mereka dari Bani Bakr.”
Penafsiran ayat:
Menurut Ibnu Katsir, kata Yasfī pada ayat 14, mengandung arti
melegakan hati. Ayat sebelumnya merupakan himbauan dan anjuran kepada
orang-orang mukminin untuk memerangi orang-orang musyrikin yang telah
melanggar perjanjian dan telah merusak sumpah mereka sendiri, bahkan pernah
berusaha sekuat hati untuk mengeluarkan Rosulullah SAW dari Makkah.
Kemudian pada ayat 14 ini, Allah membersarkan hati orang-orang mukminin
dan memperteguh semangat mereka. Penutup ayat, Allah menerima taubat
hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dia berbuat apa yang dikehendaki,
dan menakdirkan apa yang diinginkan.86
2. Surah Yunus ayat 57
“Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhamnu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
84
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Women,....189 85
Imam As Suyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān (Jakarta:
Qisthi Press,2018), 211. 86
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT Bima
Ilmu,2005),19-21.
50
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
(QS.Yunus :57)87
Asbab al- Nuzul : Tidak ditemukan
Penafsiran Ayat”
Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan kata Syifā‟un ialah
penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada di dalam dada. Ayat ini
mengingatkan manusia bahwa Dia telah memberi karunia-Nya dengan
menurunkan “Al-Qur‟ān” kepada Rosul-Nya, Muhammad SAW yang
mengandung pelajaran, pencegah perbuatan jahat, penyembuh dari penyakit-
penyakit ragu dan was-was yang berada di dada, petunjuk kepada jalan yang
lurus dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.88
Menurut KH.Abdul Malik Amrullah, Al-Qur‟ān adalah suatu obat bagi
apa yang ada dalam dada. Baik dalam bahasa Arab ataupun dalam bahasa kita
Indonesia (Melayu) dan seluruh bahasa di dunia ini, diakui orang tentang
adanya hati. Disebut juga hati sanubari, hati nurani, kadang-kadang disebut
juga dia jantung. Tetapi yang dimaksud dengan hati itu bukanlah semata-mata
segumpal daging yang terletak di dada sebelah kiri itu, sebagai pusat perjalanan
darah yang beredar tiap detik di dalam tubuh kita.89
Maka yang dimaksud
dengan hati dalam pemakaian bahasa itu ialah akal, budi, ilmu pengetahuan,
dan perasaan halus. Maka kebiasaan manusia itulah yang disebut oleh Al-
Qur‟ān sebagai dada atau hati, sebagai pusat daripada gejala-gejala perasaan.
Hati senang, hati susah, hati kecewa, hati gembira, dan teranglah bahwa segala
yang mengenai perasaan, terpusatlah ke dalam nama hati atau dada.
Kemajuan pengetahuan kedokteran tentang penyakit hati ini telah sampai
pada kesimpulan, bahwa sakit dalam hati dapat mempengaruhi juga kepada
badan. Bila timbul penyakit-penyakit yang lain pada tubuh, karen ada penyakit
dalam hati. Misalnya sesak nafas, darah tinggi, darah rendah, penyakit gula,
dan sebagainya. Dan apabila timbul penyakit maka timbullah perasaan sedih
87
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Women,....215 88
Ibnu kastir, terjemah singkat tafsir ibnu katsir 4,...238. 89
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD), Jilid 5, 3315
51
yang berkepanjangan. Makanya di dalam ayat ini, Allah Swt menyatakan unsur
Al-Qur‟ān ialah suatu obat bagi yang dalam dada.90
3. Surah al– Nahl ayat 67-69
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah SWT) bagi orang yang
memikirkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia,” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. Al-Nahl
(16): 67-69)91
Asbab al- Nuzul:
Penafsiran Ayat:
Menurut Ibnu Katsir, kata Syifā‟un pada ayat 69 ialah obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Ayat ini menjelaskan tentang kehidupan lebah,
binatang yang lemah lembut itu, betapa Allah telah mengilhamkan kepadanya
cara membangun sarangnya, mencari makannya kemudian menghasilkan madu
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, terdapat tanda-tanda
kebesaran Allah SWT penciptanya dan pencipta seru sekalian alam.92
90
Ibid, 3316-3317. 91
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Women,....274. 92
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4,...620.
52
4. Surah al- Isra’ ayat 82
“Dan kami turunkan dari Al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur‟ān itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-
Isrā‟(17):82)93
Asbab al- Nuzul:
Penafsiran Ayat:
Menurut M Quraish Shihab, ketika menafsirkan kata Syifā‟un yaitu yang
biasa diartikan kesembuhan atau obat dan dapat digunakan juga dalam arti
keterbatasan dari kekurangan. Atau ketiadaan arah dalam memperoleh manfaat.
Bukan penyakit jasmani, melainkan ia adalah suatu penyakit ruhani (jiwa) yang
berdampak pada jasmani. Ia adalah psikosomatik. Menurutnya tidak jarang
seseorang merasa sesak nafas atau dada bagaikan tertekan karena adanya
ketidakseimbangan ruhani.94
5. Surah al- Syu’ara’ ayat 75-80
“Ibrahim berkata:” Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang
selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu dahulu? Karena
seseungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musushku, kecuali
Tuhan semesta alam, (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka
Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan
93
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Women,....290. 94
M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur‟ān, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 531.
53
minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan
aku.(QS.as-Syu‟ara (26):75-80)”95
Asbab al- Nuzul : Tidak ditemukan
Penafsiran Ayat :
Menurut Ibnu Katsir, kata Yasfīn mengandung menyembuhkan. Ayat ini
menceritakan tentang lanjutan dialog antara Nabi Ibrahim dengan ayahnya.
Ibrahim berkata:” Aku tidak menyembah Tuhan yang menciptakan akudan
yang menunjukkan jalan bagiku, yang memberi makan dan minum kepadaku
dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan penyakitku.”96
6. Surah Fusshilat ayat 44
“Dan Jikalau kami jadikan Al-Qur‟ān itu sesuatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “ Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al-Qur‟ān) dalam bahasa asing sedang
(Rosul adalah orang) Arab? Katakanlah: “Al-Qur‟ān itu adalah petunjuk
dan penawar bagi orang-orang Mukmin, dan orang-orang yang yang tidak
beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur‟ān itu suatu
kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari
tempat yang jauh.” (QS. Fusshilat (41):44)97
Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi
petunjuk bagi mereka.
Asbab al- Nuzul :
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa‟ad bin Jubair, bahwa
orang-orang Quraisy berkata: “Mengapa Al-Qur‟ān itu tidak diturunkan dengan
bahasa „Ajam dan bahasa Arab?”. Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban
95
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Women,....370. 96
Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 6,....58 97
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Women,....481.
54
kepada mereka, bahwa walaupun Al-Qur‟ān itu diturunkan bukan dalam
bahasa Arab, pasti mereka akan menolak dengan meminta perincian lebih
lanjut dengan bahasa “Ajam dan bahasa Arab. Kemudian turunlah ayat
selanjutnya (Surah Fusshilat ayat 45 yang menegaskan bahwa apapun yang
diturunkan oleh Allah SWT, akan dipersilahkan oleh mereka sebagaimana
terjadi pada Kitab Taurat Musa).98
Penafsiran Ayat :
Menurut M Quraish Shihab, kata Syifā‟un berarti penyembuh. Salah satu
yang dikatakan oleh orang kafir menyangkut Al-Qur‟ān adalah bahwa: “Hati
kami berada dalam tutupan dari apa yang engkau seru kami kepadanya” (ayat
5), sedang sebelum itu Allah SWT telah menmegaskan bahwa Al-Qur‟ān
adalah “Kitab yang dirinci ayat-ayatnya” (ayat 2). Nah, di sini para pendurhaka
itu dikecam oleh ayat di atas dengan menyatakan: Sungguh kami telah
menurunkan Al-Qur‟ān dalam bahasa yang mereka mengerti dan jika
seandainya kami menjadikannya yakni Al-Qur‟ān ini suatu bacaan dalam
bahasa non Arab atau bahasa Arab yang tidak jelas bagi orang kafir itu
maknanya, tentulah mereka mengatakan:” Mengapa tidak dijelaskan dan
dirinci ayat-ayatnya?” Komentar kaum musyrikin dibantah bahwa: Apakah
patut Al-Qur‟ān dalam bahasa asing, sedang Rosul yang menyampaikannya
adalah orang Arab dan masyarakat pertama yang ditemuinya adalah
masyarakat yang berbahasa Arab: Katakanlah : Ia yakni Al-Qur‟ān itu secara
khusus bagi orang-orang yang beriman adalah petunjuk yang dapat
menyingkap kebingungan dan segala mcam penyakit kejiwaan. Mata dan
telingan mereka terbuka lebar memperhatikan dan mendengarkannya. Dan
orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan, karena itu
mereka tidak memperoleh manfaat dari kehadiran Al-Qur‟ān sedang ia yakni
Al-Qur‟ān ini bagi mereka secara khusus adalah suatu kebutaan yakni mereka
98
Imam asy-Syuyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān, ...382
55
itu adalah seperti orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh sehingga
tidak heran jika mereka tidak mendengar.99
Syaikh Wahbah Zuhaili menggunakan ayat-ayat al- Syifā‟ di atas sebagai
wasīlah untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit. Adapun caranya ialah
dengan membacakan surah al-Isrā‟ ayat 82, Surah al-Nahl ayat 69, Surah
Fusshilat ayat 44, Surah Yunus ayat 57, Surah al-Taubah ayat 14, Surah al-
Mukminun ayat 115-118 dan Surah Hasyr ayat 21-24. Kemudian bacakan ayat-
ayat tersebut berurutan dengan niat memperoleh kesembuhan. Bisa pula
dibacakan pada anggota badan yang sakit atau orang lain yang sedang sakit.
Insyaallah anda akan mendapat kesembuhan. Apabila sakit itu semakin parah
hingga menimbulkan kematian, maka insyaallah dosa-dosanya akan
diampuni.100
E. Pandangan Ulama Tentang al- Syifā
Perkataan ulama di sini adalah orang-orang yang telah ahli dan menguasai
ilmu yang haq, baik pemahamannya dan pengalamannya. Ulama ialah seorang
hamba Allah SWT yang sangat takut dan ta‟at kepadanya, ia memiliki potensi
kenabian yang telah Allah SWT anugerahkan kepadanya sebagai ahli waris
para Nabi-Nya. Dengan potensi itulah ia mampu dan mahir untuk menjalankan,
meneruskan, dan mengembangkan dan memelihara esensi ajaran keimanan,
keislaman, keikhlasan dan ketauhidan secara baik, utuh dan sempurna.101
Pada hakikatnya, Allah SWT lah yang Maha Penyembuh, Maha Obat dan
Maha Penyehat. Dan adakalanya adalam proses secara lansung (pribadi),
adakalanya diutus dengan seorang Malaikat-Nya atau Nabi-Nya atau ahli waris
Nabi-Nya. Mereka itu adalah sebagai berikut:
1. Syaikh Imam Abi Qasim al-Qusyairi yang menerangkan bahwa “Suatu
waktu anaknya yang sedang mengalami sakit yang mengkhawatirkan,
99
M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur‟ān, (Jakarta:
Lentera Hati,2002), 428-429. 100
Muhammad Zairul Haq, Kumpulan khasiat dan Keutamaan Surah-Surah Al-Qur‟ān
Untuk Pengatoban dan Mengatasi Persoalan Hidup Sehari-Hari, (Jakarta: Wali Pustaka, 2014),
95- 99. 101
Nurul Hikmah, Al- Syifa dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat Al-Isrā‟ (17):82,
QS.Yunus (10):56 Dan QS.An-Nahl (16):69 Dalam Tafsir Al-Misbah),...27.
56
sehingga beliau berasa putus asa. Kemudian dalam tidurnya dia langsung
bermimpi bertemu dengan Rosulullah SAW. Lalu beliau bertanya:
“Apakah ada suatu penyakit yang telah di derita seorang
anaknya?”Kemudian Rosulullah SAW berkata:” Apakah engkau tidak
mengetahui suatu ayat al- Syifā‟ (ayat-ayat penyembuh)”. Tatkala aku
bangun dari tidur, maka kubuka Al-Qur‟ān dan kuperhatikan. Maka
terdapat ayat-ayat al- syifā‟. Kemudian, segera kutulis di atas kertas, lalu
kuberikan minuman air tersebut kepada anakku.” Tidak beberapa lama,
anak yang sedang mengalami kesakitan itu berangsur sembuh, hingga
akhirnya ia benar-benar sembuh dari penyakitnya.102
Ibnu al-Hajj menerangkan dalam kitabnya al-madkhal, sebagai berikut: “
Tidak mengapa melakukan pengobatan dengan Nasyrah, yaitu
melunturkan suatu tulisan ayat-ayat Al-Qur‟ān yang dituliskan di atas103
.
102
Ibid, 30. 103
Ibid, 30.
57
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN DI RUMAH SEHAT
NUR AL-FATH MAYANG MANGURAI JAMBI
A. Konsep Dasar Pengobatan dengan Ayat Al-Qur’ān
1. Pengertian pengobatan dengan Al-Qur‟ān
Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari
penyakit yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh
lingkungan, tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia
telah merasa di alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dengan dia, baik yang
dapat diarasakan oleh panca indra maupun yang tidak dapat dirasakan dan
bersifat ghaib. Pengobatan inipun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan
atau agama yang dianut manusia.104
Ada beberapa prinsip pengobatan menurut standar Islam, yakni:
1. Tidak berobat dengan zat yang diharamkan.
2. Berobat kepada ahlinya (ahlinya).
3. Tidak menggunakan mantra (sihir).
Pengobatan Al-Qur‟ān adalah pengobatan dengan cara ayat-ayat al-
Qur‟ān dibacakan kepada orang yang sakit ditambah pula dengan doa-doa
ma‟tsur, yang dilakukan secara berulang kali sampai sembuh dengan izin
Allah. Jadi, hal yang mempengaruhi pasien adalah bacaan al-Qur‟ān.
Bacaan al-Qur‟ān terdiri dari dua hal, yaitu suara orang yang
menyembuhkan dan makna yang dikandung oleh ayat al-Qur‟ān.105
Kata pengobatan berasal dari bahasa latin yaitu ars medicana yang
berarti Seni penyembuhan.106
Sedangkan pengobatan dengan Al-Qur‟ān
ialah pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟ān sebagai
wasīlah dalam medapatkan kesembuhan dari suatu penyakit. Menurut
104
Umar Latif, Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat Dan Obat Penawar (Syifā) Bagi
Manusia, Jurnal Al-Bayan, Vol-21, No.30, 2014, 82. 105
Abdel Daem Al- Kaheel, Pengobatan Qur‟āni Manjurnya Berobat Dengan Al-Qur‟ān,
(Jakarta: PT Amzah, 2012),5. 106
Feransis Samuel rinaldi,”arti pengobatan‟‟diakses dengan alamat
http://sites.gogle.com/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-introduktion-to-intermation-
Techonologiy/arti pengobatan,pada tanggal 21 februari2019.
58
Mustamir,107
Al-Qur‟ān di samping dapat mengobati penyakit rohani juga
dapat mengobati penyakit jasmani. Menurutnya, ada 4 hal yang menjadi
mekanisme Al-Qur‟ān dalam mengobati penyakit fisik, yaitu: Pertama, Al-
Qur‟ān mengajarkan cara bernafas yang baik. Kedua, huruf-huruf Al-Qur‟ān
ketika dibaca dapat melatih organ-organ di hidung, mulut, tenggorokan,
bahkan organ-organ dada dan perut. Ketiga bacaan Al-Qur‟ān yang merdu
dapat berperan sebagai terapi music. Keempat,dengan konse
religiopsikoneoruimonologi (seni penyembuhan dengan menggabungkan
antara dimensi ruhani, psikologis, dan fisik.108
Namun adapula yang melakukan penyembuhan dengan Al-Qur‟ān
dengan cara Ruqyah, yaitu bacaan-bacaan untuk pengobatan yang syar‟i
(berdasarkan nash-nash yang pasti dan shahih yang terdapat dalam Al-Qur‟ān
dan al-Sunnah) sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan tata cara yang telah
disepakati oleh ulama‟.109
2. Tata Cara Penyembuhan
Apabila seorang hamba diuji terserang sihir, maka hendaknya ia
bertaqwa kepada Allah SWT. Bertawakal kepadanya dan menyerahkan
semua perkara kepada Allah SWT dan menggunakan senjata dengan selalu
berdo‟a dan bertobat dengan cara-cara yang disyari‟atkan. Di antara
penyembuhan yang disyari‟atkan hendaknya ia pergi ke seseorang yang
agamanya kuat serta bagus ketaqwaannya, minta padanya supaya di
Ruqyah dengan Al-Qur‟ān.110
107
Mustamir adalah seorang dokter muda yang menguji kemuliaan kemukjizat Al-Qur‟ān
dalam bidang kesehatan. Dengan konsep terbarunya yakni dengan metode
religiopsikoneoruimonologi yang mengupas secara mendalam tentang beragam manfaat Al-
Qur‟ān bagi kesehatan tubuh dan jiwa. Lihat Syamsuri Ali, Pengobatan Alternatif dalam Perspektif
Hukum Islam, Jurnal, dengan alamat https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-
Pengobatan-Alternatif-dalam-perspektif-h.pdf,tanggal21 Februari 2019 108
Syamsuri Ali, Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal, dengan
alamathttps://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-Pengobatan-Alternatif-dalam-
perspektif-h.pdf,tanggal21 Februari 2019 109
Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyah Dalam Mengobati
Penyakit Non Medis, Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2018), 9. 110
Abul Mundzir Khalil, Pengobatan Syar‟iyyah dari Gangguan Jin, Sihir dan Penyakit
Jiwa, (Jakarta:Pustaka Progresif, 2005),183.
59
Perhatikan ungkapan Al-Qur‟ān pada kata Syifā‟un yang berarti
penawar dan tidak menggunakan kata Dawa‟un yang berarti obat. Sebab
nyatanya, terkadang dengan obat orang bisa sembuh dan terkadang tidak
mempunyai pengaruh.111
Di antara syarat agar obat bermanfaat bagi
seseorang yang sakit adalah sikapnya yang menerima obat tersebut dan
meyakini manfaatnya bagi kesembuhan dirinya.
Konsep dasar pengobatan dengan ayat Al-Qur‟an yang pertama
adalah طب ا لنبوى (Thibb al Nabawi), Bekam, Gurah, Ruqyah, Ramu-
Ramuan, Al-Fasdhu. Al-Fasdhu adalah pengobatan yang ke lima dimana
pengobatan Al-Fasdhu ini belum banyak diketahui dan memang
terafisnya yang bisa melakukan ini, baik Ustadz atau Ustadzah yang
pertama harus bertanggung jawab, mengetahui ilmunya, harus tau kadar
penyakit pasiennya, berapa banyak jumlah darah yang diambil serta
menentukan kapan pasiennya kembali lagi untuk terapi ke dua dan yang
ke tiga.
B. Praktek penyembuhan Alternatif menggunakan ayat Al-Qur’ān melalui
metode Al-Fasdhu
Metode pengobatan Al-Fasdhu adalah mengeluarkan darah kotor dari
dalam tubuh yang berisi kotoran darah atau sampah darah sisa-sisa dari
metabolisme berupa kolesterol jahat kadar gula yang berlebih, asam urat,dan
dikeluarkan lewat pembuluh darah (tidak semua pembuluh berisi darah kotor)
jadi seorang Ustadz harus mengetahui tata cara serta tempat dan titik sumber
penyakit tersebut, adapun darah yang bersih dinamakan darah donor,
sedangkan darah kotor dinamakan dengan Al-Fasdhu Yang diyakini dapat
mengobati penyakit jasmani.112 Cara sehat dengan Al-Fasdhu, Fasdhu adalah
teknologi penyembuhan cara Islami yang di sunnahkan Nabi kita Muhammad
SAW, akan tetapi Fasdhu ini belum banyak diketahui oleh masyarakat umum,
111
Abdullah al-Sadhan, Cara Pengobatan dengan al-Qur‟ān, Penerjemah Muzaffar
Sahidu, (Islam house.com,2009),24. 112
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Metode Pengobatan Nabi Shallahu ‟Alaihi Wasallam,
(Bandung: Griya Ilmu,2016), 123
60
karena tingkat kesulitan dan kemahiran dalam melakukan tindakan Al-Fasdhu,
itulah sebabnya tindakan Al-Fasdhu masih sangat jarang di Negeri kita ini.
Adapun tindakan Al-Fasdhu adalah suatu cara mengeluarkan darah kotor
dan cairan hitam dari dalam tubuh yang berisi kotoran-kotoran dan endapan-
endapan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh (Fasdhu beberapa tingkat dari
Bekam). Fasdhu sangat efektif dan tepat juga akurat untuk mencegah dan
menangani semua penyakit-penyakit degeneratif, yaitu penyakit-penyakit yang
ditimbulkan dari mengkonsumsi makanan yang tidak baik dan berlebih.113
Contoh berlebih mengkonsumsi gula mengakibatkan diabetes, berlebih
mengkonsumsi lemak, menyebabkan kolesterol, jantung, struk, kelelahan,
darah tinggi, migren, sering pusing, kista, miyoma, rematik, urat terjepit,
gangren, juga sangat baik untuk rehabilitasi narkoba, stress, penyakit aneh dan
tidak jelas. Praktisi atau Fasdhuter haruslah seseorang yang bertanggung jawab
dan benar memiliki ilmu, tentang fungsi organ, penampang darah, dan
mengerti tentang tindakan yang dilakukan sesuai dengan syari‟at Islam serta
menjaga kaidah-kaidah kesehatan, penggunaan alat-alat steril dan penggunaan
akibat positif dan negatifnya.
Dikarenakan hal tersebutlah tidak banyak Fasdhuter yang benar-benar
ahli dalam tindakan Al-Fasdhu ini. Rumah Sehat Nur Al-Fath adalah salah satu
pewaris yang memiliki keahlian khusus dan benar bertanggung jawab dan
mengerti apa yang dilakukan untuk mencegah dan penyembuhan berbagai
macam penyakit, tentunya semua itu atas izin dan ridho Allah SWT. Yang
dilakukan dalam praktek Al-Fasdhu ini adalah:
1. Bertemu dengan pasien
2. Melihat kondisi pasien
3. Kasi air do‟a dan di do‟a saat itulah di bacakan ayat Al-Qur‟ān yakni:
Bismillah, Syahadat, Shalawat, Istighfar, Tasbih, Ayat kursi/ Surat Al-
Fath ayat yang terakhir
4. Ayat menghentikan darah
113
Diakses melalui alamat:http://rumahsehatalfath.blogspot.com/2016/05/14 dilanjutkan
dengan wawancara dengan Ustadz Adam pada tanggal 16 Desember 2019
61
C. Media penyembuhan di Rumah Sehat Nur Al-Fath
Berikut media yang digunakan dalam penyembuhan yang dilakukan di
Rumah Sehat Nur-Al-Fath.
Di Rumah Sehat Nur al-Fath mengambil keyakinan adanya khasiat
sebagai penyembuh dari ayat-ayat Al-Qur‟ān. Adapun ayat yang sering
digunakan oleh Pemilik Rumah Sehat Nur al-Fath dalam media penyembuhan
ialah sebagai berikut:
a. Ayat Al-Qur‟an
Ayat Al-Qur‟ān yang biasa digunakan oleh Rumah Sehat Nur Al-
Fath sebagai media penyembuhan ialah Surah Al-Fatihah, Surah Al-
Baqarah : 1-5, ayat Kursi, Al-Baqarah : 256-257, At-Taubah : 128-129,
Al-Kahfi : 1-10, An-Nur : 35, Al-Fath : 1-5, Al-Hasyr : 21-24, Al-Mulk,
Al-Waqi‟ah.
1. Surah al-Fātihah
“1. Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pemurah lagi maha
penyayang. 2. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. 3. Maha
pemurah lagi maha penyayang. 4. Yang menguasai di hari pembalasan. 5.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus. 7. (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan( jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”114
114
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
Qur‟ān Dan Terjemahnya Special For Woman,...1.
62
2. Surah al-Baqarah 1-5
“1. Alif Lam Mim. 2. Kitab (Al-Qur‟ān) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa. 3. (yaitu) mereka yang beriman
kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki
yang kami berikan kepada mereka.4. dan mereka yang beriman kepada
(Al-Qur‟ān) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab)
yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya
akhirat. 5. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.”115
3. Ayat Kursi
“Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Yang maha hidup, yang terus menerus,
mengurus( makhluknya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Miliknya apa
yang ada di Langit dan apa yang ada di Bumi. Tidak ada yang dapat
memberi syafa‟at di sisinya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di
hadapan mereka dan apa yang dibelakang mereka. Dan mereka tidak
mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu Nya selain apa yang Dia
kehendaki. Kursinya meliputi Langit dan Bumi. Dan Dia tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Dia maha tinggi, maha besar.”116
115
Ibid, 2. 116
Ibid, 42
63
4. Surah Al-Baqarah 256-257
“256. Tidak ada paksaan dalam menganut agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas( perbedaan) antara jalan yang benar dan jalan
yang sesat. Barang siapa yang ingkar kepada Tagut (setan dan apa saja
yang disembah selain Allah SWT. Dan beriman kepada Allah, maka
sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang
tidak akan putus. Allah maha Mendengar maha Mengetahui. 257. Allah
pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan kepada cahaya (Iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari
cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni Neraka. Mereka
kekal di dalamnya.117
5. Surah Al- Taubah ayat 128-129
“ 128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rosul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia)
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan
penyayang terhadap orang-orang yang beriman. 129. Maka jika mereka
(berpaling dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “cukuplah
Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadanya aku
bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy (singgasana)
yang agung.”118
117
Ibid, 42-43 118
Ibid, 207
64
6. Surah Al-Kahfi ayat 1-10
7. Surah Al-Nur ayat 35
8. Surah Al-Fath ayat 1-5 dan ayat terakhir (29)
65
Basmalah
Syahadat,
الله ك ا شه د ا ف م مد الرس وؿ الله الو الا ا شه د ا ف لا Sholawat,
ا ل له م ص ل ع لى س يدنا م مد ك ع لى اؿ س يدنا م مد Istighfar,
ستػ غفر الله الع ظيم ا Tasbih.
س بح اف الله ك ب مده س بح اف الله الع ظيمb. Air
Air merupakan sumber bagi kehidupan, berpengaruh dalam proses
mengobati tubuh yang kekurangan cairan. Air yang bisa dijadikan
wasīlah penyembuhan ini ialah air Aqua gelas yang sudah dibacakan
basmalah, syahadat, istighfar, tasbih,
c. Jarum (untuk mengeluarkan darahnya)
Di semprot alkohol dibersihkan daerah yang hendak di keluarkan
darah kotornya, letak titik darah kotornya disinilah harus memiliki
66
keahlian khusus menentukan titik letak tempat injek, atau bagian mana
saja di keluarkan darah hitam yang isinya kolesterol LDL (Low Density
Lipo Protein) HDL (Hight Density Lipo Protein) dari sisi kolesterol ini
yang merusak jaringan manusia timbullah penyakit darah tinggi,
kolesterol tinggi, jantung, struk, dan lain-lain. Selain itu keluar juga
cairan bening dan keruh yang berisi glukosa (gula), yang sebenarnya ini
adalah saripati makanan atau energi yang bersumber dari makanan dan
harusnya dipergunakan manusia untuk beraktifitas, akan tetapi jika
saripati ini atau zat gizi tidak dipergunakan olahraga atau beraktifitas
maka lama-kelamaan akan timbul diabetes.119
d. Alkohol (untuk mensterilkan kulit yang hendak di fasdhu)
Standar operasional (SOP) Al- Fasdhu diharuskan membersihkan
bagian yang hendak dikeluarkan darah kotornya atau harus steril
tempatnya. Setelah dibersihkan baru di ambil tindakan mengeluarkan
darah kotor dengan menusuk jarum di urat tertentu atau FENA tempat
beredarnya sumber penyakit pasien tersebut.
e. Baksteril (untuk tempat darah yang keluar)
Bak tampung darah kotor diharuskan steril penggunaannya,
sebaiknya berbahan stenglis jika berbahan plastik minimal tiga bulan
harus diganti.
f. Sarung tangan (untuk kebersihan supaya tidak terkontaminasi penyakit
pasien kepada kita lewat percikan darah)
g. Masker (untuk menjaga tidak tertular penyakit pasien)
h. Air bersih (untuk mencuci bekas darah)
i. Cairan atau darah kotor
Jumlah darah yang dikeluarkan tidak lebih dari jumlah donor, jika
jumlah donor (darah bersih) mencapai 1 kantongnya 250-300 ml,
tentunya dalam tindakan al-Fasdhu seperempatnya saja atau 50-80 cc, itu
tergantung dari kondisi pasien yang hendak kita Fasdhu meliputi : berat
119 Hasil wawancara dengan pemilik Klinik Rumah Sehat Nūr Al-Fath yang bernama
Ustadz Muhammad Adam Kurniawan pada tanggal 30 Januari 2020
67
badan, usia, riwayat penyakit, kondisi psikis dari pasien yang hendak di
Fasdhu. Sekilas prosesnya 10-15 menit kecuali untuk kasus tertentu
bahkan sampai setengah jam.
j. Penanganan limbah
Jarum suntik tanpa spuit atau pompa pistol yang selesai digunakan,
tidak boleh dibuang sembarangan atau berceceran. Karna penggunaan
setiap satu pasien menggunakan jarum baru. Maka limbah tersebut
harus dikumpulkan dalam satu botol atau tabung kaca yang
selanjutnya harus dicuci dan diserahkan ke tempat pembuangan
limbah medis di Rumah sakit atau tempat-tempat yang ditunjuk.
Limbah darah, darah buangan atau limbah darah tidak boleh dibuang
sembarangan di atas tanah karena akan manimbulkan penyakit.
Limbah darah harus di buang ke dalam kloset dan masuk ke dalam
tanah dan akan terurai oleh bakteri-bakteri sehingga tidak
menimbulkan gangguan disekitar tempat praktek Al-Fasdhu.
k. Melepas Jarum dari pasien ( )
D. Implementasi ayat-ayat Al-Qur’ān sebagai media penyembuhan di
Rumah Sehat Nur-Al-Fath Mayang Mangurai Jambi
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara pada lima informan di
Rumah Sehat Nur Al-Fath. Berikut sekilas pemaparan wawancara tersebut:
1. Nama : Japri
Umur : 59 Tahun
Pekerjaan :Pemborong perumahan
Penyakit : Asam Urat, Kolesterol, Hipertensi
Penyembuhan : Fasdhu
Tanggal Wawancara :16 Desember 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara :Maaf sebelumnya bapak, mengganggu
waktunya, kalo boleh tau bapak keluhannya
apa?
68
Narasumber :”iya ngga papa. Saya kolesterol dik, asam
urat, hipertensi”
Pewawancara :Lalu sekarang bagaimana keadaanya pak?
Narasumber :”Alhamdulilah penyakitnya berkurang sudah
ada perubahan”
Pewawancara : sudah berapa lama bapak mengidap
penyakit ini?
Narasumber :”sudah tiga tahun dik”
Pewawancara : baiklah bapak, semoga bapak diberi
kesehatan selalu oleh Allah Swt.
Narasumber :”Amiin” trimakasih dik.120
2. Nama :Thoha Anshori
Umur :47 Tahun
Pekerjaan :Peternak/Tani
Penyakit :Gejala darah tinggi, mudah lelah
Penyembuhan :Al- Fasdhu
Tanggal wawancara :16 Desember 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara :Apakahbapak pernah melakukanpengobatan
dengan ayat Al-Qur‟an”
Narasumber :”Iya pernah. Waktu terkena gejala darah tinggi
Dan mudah sekali lelah dik.. saya ini jarang
berobat ke dokter, kalau sakit biasanya hanya
pakai obat kampung”
Pewawancara :sudah berapa lama bapak berobat ke klinik
Rumah Sehat Nur Al-Fath ini?
Narasumber : “baru 2 kali berobat”
Pewawancara :Sembuh pak?
120
Hasil wawancara dengan Pak Japri pada tanggal 16 Desember 2019.
69
Narasumber :“Alhamdulillah sudah ada perubahan, dan
sekarang bila terjadi keluhan saja baru
datang lagi ke klinik ini.
Pewawancara :Alhamdulillah kalo begitu pak, semoga diberi
kesehatan selalu ya pak.
Narasumber :”Amiin Terimakasih dik..”121
3. Nama :Darmawanti
Umur :41 Tahun
Pekerjaan :U-R-T
Penyakit :Kesemutan, Asam Urat, Tangan bengkak
Penyembuhan :Al- Fasdhu
Tanggal wawancara :16 Desember 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara :Maaf buk, jika mengganggu. Apakah ibu
dulu pernah tangannya bengkak?
Narasumber :”Iya udah 3 minggu yang lalu, pergelangan
sendi-sendi di Jari bengkak. Setelah di
Fasdhu 1 minggu bengkaknya hilang.
Sebelum di Fasdhu itu Ustadznya membaca
Bismillah, Syahadat, Sholawat, Istighfar,
Tasbih.”
Pewawancara :Alhamdulillah ya buk,
Narasumber :”Iya, kita kan hanya ambil syarat, kita
yakin yang menyembuhkan tadi Allah
lah.”122
4. Nama : Zulfahmi
121
Hasil wawancara dengan Pak Thoha Anshori pada tanggal 16 Desember 2019. 122
Hasil wawancara dengan Ibu Darmawanti pada tanggal 16 Desember 2019.
70
Alamat : Kota Baru
Umur : 63 Tahun
Pekerjaan : Dagang
Penyakit : Darah tinggi, Kolesterol
Penyembuhan : Al- Fasdhu
Tanggal wawancara : 16 Desember 2019
Daftar pertanyaan
Pewawancara : Pak, sayo ke sini mau tanya, kalo boleh
tau bapak keluhannya apa?
Narasumber :”Saya darah tinggi, kelesterol.”
Pewawancara : Sudah berapa lama pak terkena penyakit
ini?
Narasumber : “Sudah 3 tahunanlah
Pewawancara : Apakah sekarang sudah sembuh pak?
Narasumber :”Kalo dikatakan sembuh itu belum tapi
jauh lebih berkurang. Kadang kalo makan
daging kuduk agak berat, jadi setelah di
Fasdhu sekarang agak ringan.”
Pewawancara : Sudah berapa lama bapak menjalani
peberobatan di sini?
Narasumber :”Baru dua kali, dan Alhamdulillah ada
perubahan.”123
5. Nama : Linda
Umur :50 Tahun
Pekerjaan :Guru
Penyakit : Kepala sering pusing, dan pundak sakit
Penyembuhan : Al- Fasdhu
Daftar pertanyaan
Pewawancara : Apa kabar Pak te?
Narasumber : “Alhamdulillah sekarang sehat”.
123
Hasil wawancara dengan Pak Zulfahmi pada tanggal 16 Desember 2019.
71
Pewawancara : Saya ada yang mau ditanya, Pak te. Obat
penyakit liver, batuk empedu kaki bengkak
itu Pak te biasa pake obat apa?
Narasumber : “Gunakan rumput pacar puyuh 1
genggam, tebu hitam 2 jengkal, gula batok
20 gram, induk temulawak 30 gram, induk
kunyit 50 gram, air 7 gelas direbus hingga
mendidih.
Pewawancara :Pak te udah pernah coba?
Narasumber : “Iya pernah”.
Pewawancara : Sembuh Pak te?
Narasumber : “Alhamdulillah, kita yakin Allah lah
yang sembuhkan, obat ini perantara saja
lah.
Pewawancara : Iyalah Pak te, Terimakasih waktunya.
Narasumber : “Iya sama-sama”.124
No Nama Alamat Umur Keterangan
Sakit
1 Kadri Pasir Putih 69 Jantung
2 Dwi Jambi 31 Diabetes
3 Elmi Zumaila Talang Banjar 45 Struk
4 Aldila Bogor 39 Tensi Tinggi
5 Sutarni Sabak 45 Kaki Kebas dan berat
6 Wulan Kebun Kopi 26 Kolesterol
7 Joni Asni Jl. Pangeran Hidayat 49 Asam Urat
8 Pak Roji Lorong Akbi Utama 45 Ngeluari darah Kotor
9 Karya Yuni Telanai 48 Asam Lambung, Kolesterol
10 Zaharuddin Palmerah 45 Gejala Vertigo
124
Hasil wawancara dengan Ibu Linda pada tanggal 16 Desember 2019.
72
11 Huzaini Kerinci 51 Terapi
12 Almi Kerinci 45 Pundak Sakit
13 Jon Kuswanto Kerinci 46 Sakit Dada
14 Sarmidi Mayang 68 Struk Ringan
Darah kotor yang keluar dari penyembuhan Al-Fasdhu ini beda penyakit
beda pula warna darah yang keluar diantaranya:
1. Darah biru : Kecenderungan penyakit gula, pengentalan darah, diabetes
2. Darah hitam : Asam urat, Kolesterol
3. Darah Coklat : Hormonal, Kangker
4. Darah Merah : Darah Tinggi, Hipertensi, rehabilitas narkoba atau pasien
dakun perawatan cuci darah (HD) hemodialis.
Dari sekilas wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengobatan dengan ayat Al-Qur‟ān hanya sebagai perantara dalam
penyembuhan. Serta adanya khasiat Al-Qur‟ān sebagai Syifā‟.Sehingga
memberikan kesembuhan bagi yang meyakininya. Namun, masyarakat
berkeyakinan bahwa penyembuhan ini dapat menyembuhkan penyakit
jasmani, sementara Al-Qur‟ān menjelaskan penyakit yang berhubungan
dengan jiwa dan rohani. Tentu saja, sekilas tidak terjadi sinkronisasi
antara penyembuhan yang dilakukan di Rumah Sehat Nur Al-Fath
dengan apa yang ditentukan dalam Al-Qur‟ān. Namun penyakit rohani
yang dimaksud oleh Rumah Sehat Nur Al-Fath bisa berdampak pada
kesehatan fisik seseorang.
Secara garis besar penggunaan ayat Al-Qur‟ān pada penyembuhan
yang dipraktekkan oleh Ustadz Adam Kurniawan adalah praktek
pembacaan ayat-ayat yang dapat direspon oleh keluhan pasien. Media
dalam penyembuhan tersebut menggunakan media lantunan bacaan ayat
Qur‟ān dan menggunakan bahan-bahan alami seperti suara, air, madu,
kertas yang semua itu di bumbui dengan bacaan ayat Qur‟ān.
Pembacaan ayat disini bertujuan sebagai perantara agar rahmat
Allah SWT turun sebagai penawar dari segala masalah yang dihadapi
73
manusia. Cara yang digunakan Ustadz Adam Kurniawan adalah melalui
doa dan berpasrah diri karena menurut beliau Allah SWT berjanji
mengabulkan setiap doa sehingga kembali kepada Allah SWT.
Dengan penjelasan ini bukan berarti seseorang meninggalkan
penyembuhan secara medis, seperti pergi ke rumah sakit untuk
mendiagnosa jenis penyakit. Akan tetapi penyembuhan suatu penyakit
pada dasarnya menggunakan ayat Al-Qur‟ān disertai penyembuhan
secara medis, dengan disertai suatu keyakinan bahwa kesembuhan
datangnya dari Allah SWT. Sebab Allah telah berfirman :
“Apabila aku sakit maka dialah yang menyembuhkan aku” (QS. As-
Syu‟ara: 80)
E. Pemahaman Masyarakat tentang penyembuhan dengan menggunakan
ayat - ayat Al-Qur’ān
a. Tokoh Masyarakat
1) Alfin Falah, (Imam Masjid) Mayang Mangurai
penyembuhan dengan metode Al-Fasdhu sangat bagus sekali
dan lebih efektif karena reaksinya cepat dan akurat. Dan memang darah
kotor itu tersimpan banyak penyakit, dan saya mengalami sendiri.
Setelah beberapa kali di Fasdhu alhamdulillah sekarang sudah sembuh.
Penyembuhan ini tidak memakai obat namun, ada satu ramuan yakni
Jus Garlic -C (racikan pemilik Rumah Sehat itu sendiri) yang begitu
banyak sekali khasiatnya, diantaranya : untuk penyakit jantung, asma,
bengek, sesak nafas, kanker, kista, momi, kanker payudara, bau mulut,
migren, vertigo, panas, rematik, paru-paru, program diet, dan lain-lain.
Tentu penyembuhan ini jauh lebih efektif dibanding bekam dan lain-
lain.125
2) Usman Umar (Imam Masjid) Desa Pematang Gadung
125
Wawancara bersama pak Alfin Alfalah pada Tanggal 30 Januari 2020
74
Ia mengatakan bahwa melalui penyembuhan dengan Al-Qurān
mampu menjadikan hidup ini semakin bermakna. Baru kita ketahui
akan kekayaan kandungan pesan dalam Al-Qur‟ān. Yang selama ini
kita ketahui bahwa Al-Qur‟ān adalah bahasan agama saja. Selain itu
nihil. Namun adanya praktek penyembuhan ini memberikan pesan
kepada setiap manusia bahwa rugilah kita tidak mengamalkan isi
kandungan Al-Qur‟ān, karena segala urusan kita baik di dunia maupun
di akhirat tak lain sudah dikemas dalam ayat-ayat Al-Qur‟ān.126
3) Abu Bakar (Lembaga Adat) desa sungai Duren
Menurutnya, tidak diragukan lagi bahwa penyembuhan dengan
Al-Qur‟ān dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi SAW berupa
Ruqyah, merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar
yang sempurna. Tidak setiap orang mampu dan mempunyai
kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan Al-Qur‟ān. Jika
pengobatan dan penyembuhan itu dilakukan secara baik terhadap
penyakit, dengan didasari kepercayaan dan keimanan, penerimaan yang
penuh, keyakinan yang pasti, terpenuhi syarat-syaratnya, maka tidak
ada satu penyakitpun yang mampu melawan Al-Qur‟ān untuk
selamanya. Karna Al-Qur‟ān merupakan penyembuh yang sempurna
diantara seluruh obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat
bagi seluruh penyakit dunia dan akhirat. 127
b. Guru
1) Muhammad Adam Kurniawan (Pemilik Klinik Rumah Sehat Nur Al-
Fath)
Penyembuhan Thibb al- Nabawi ini adalah penyembuhan yang
berkualitas akan tetapi memiliki perbedaan dan cara dari persoalan
medis. Penyembuhan Thibb al-Nabawi tidak menggunakan obat akan
tetapi menggunakan ramu-ramuan, tumbuh-tumbuhan khasiat. Itulah
126
Wawancara bersama bapak Usman Umar, Imam Masjid Pematang Gadung, pada
tanggal 17 April 2020 127
Wawancara bersama bapak Abu Bakar Lembaga Adat Desa Sungai Duren, Pada
Tanggal 17 April 2020. Rekaman Audio.
75
sebabnya penyembuhan Thibb al-Nabawi tidak boleh disebut
pengobatan jelas sudah hal tersebut di atas.
Penyembuhan Thibb al-Nabawi ini alhamdulillah saya
menyaksikan sendiri alhamdulillah izin Allah banyak pasien yang
datang dengan kondisi susah berjalan, digotong dengan kursi roda,
kejang-kejang, kesurupan, tidak bisa punya anak, sulit mendapatkan
jodoh, alhamdulillah yang meraka sebelumnya sulit berjalan setelah di
Fasdhu berangsur-angsur sembuh.128
Penyembuhan yang dapat diperoleh di Klinik ini memberikan
harapan bagi setiap pasien yang datang. Pasien merasa ada motivasi
besar untuk memperoleh kesembuhan penyakit. Adanya Klinik ini
memberikan harapan besar kesembuhan bagi semua kalangan.
Umumnya bagi semua yang hadir khususnya kalangan kaum ekonomi
menengah ke bawah. Penyembuhan setiap pasien akan diperoleh
keseluruhan jika hati pasien tersebut mantap dan yakin. Karena
sesungguhnya keraguan adalah salah satu hal yang menjadi penghadang
untuk mendapatkan keberhasilan penyembuhan penyakit.129
2) Ustadz Muhammad Syukron
Saya pribadi selaku seorang muslim sangat senang dan suka
dengan metode penyembuhan yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an.
Ada beberapa alasan yang membuat saya senang dan suka dengan
penyembuhan yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟ān. Pertama, saya
sangat meyakini bahwa Al-Qur‟ān merupakan obat, sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Qur‟ān tersendiri. Kedua, penyembuhan
dengan Al-Qur‟ān sangatlah praktis, yang berbeda dengan pengobatan
dirumah sakit atau puskesmas. Ketiga, kelebihan berobat dengan ayat-
ayat Al-Qur‟ān lebih ekonomis bila dibandingkan dengan berobat ke
dokter atau ke rumah sakit pada umumnya, walaupun ada juga bayaran
128
Wawancara bersama Ustdz Muhammad Adam Kurniawan pada Tanggal 23 Januari
2020 129
Wawancara bersama Ustadz Adam Kurniawan Pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath
Pada Tanggal 30 Januari 2020
76
yang murah, akan tetapi semakin parah penyakitnya lebih tinggi juga
biaya yang dibutuhkan, sebagaimana kita ketahui bersama.130
3) Ustadz Ahmad Mahbubi (pemilik Rumah Qur‟ān para Sahabat)
Karena Al-Qur‟ān berfungsi bagi kehidupan sehari-hari, maka
Al-Qur‟ān pula bisa sebagai penawar segala penyakit. Sesungguhnya
penyakit itu berasal dari manusia itu sendiri. Jika manusia itu
bermasalah dengan dirinya dan kehidupan maka penyakitpun mudah
untuk menyerang. Kemudian peran Al-Qur‟ān mampu menetralkan diri
manusia yang dilanda permasalahan hidup seperti penyakit. Al-Qur‟ān
mampu mendatangkan penyembuhan segala penyakit ini tergantung
oleh manusia itu sendiri. Dengan keyakinanlah penyembuhan itu akan
mudah diperoleh. Tanpa hal itu manusia akan mustahil memperoleh apa
uang diinginkan.131
Menurut pemaparan Ustadz Adam Kurniawan, bahwa
penyembuhan alternatif di Klinik Rumah Sehat Nur Al-Fath ini
menggunakan ayat Al-Qur‟ān sebagai penyembuh segala penyakit. Hal
itu didasari oleh pemahaman Masyarakat terhadap peran Al-Qur‟ān
sebagai pedoman hidup yang memiliki kekuatan berupa khasiat
penyembuhan segala penyakit. Tidak hanya faktor itu saja, namun
berdasarkan pengalaman Tabib sendiri dalam menimbah ilmu agama
selama di dunia pesantren yang cukup memadai. Sehingga bekal
pengalaman bersosial kemasyarakatan dengan adanya Klinik ini sangat
membantu kesulitan Masyarakat setempat yang dilanda kegundahan
dalam mendapatkan penyembuhan penyakit.
c. Pemahaman Masyarakat
1) Masyarakat Mayang Mangurai,Tobroni
Masyarakat Mayang Mangurai meyakini bahwa Al-Qur‟ān
memiliki khasiat sebagai Al- Syifā‟ (penyembuh). Namun yang
130
Wawancara bersama Ustadz Muhammad Syukron, Pada Tanggal 17 April 2020,
Rekaman Audio. 131
Wawancara bersama Ustadz Mahbubi, Pemilik Rumah Qur‟ān Para Sahabat, pada
tanggal 02 Maret 2020, Rekaman Audio.
77
dimaksud penyembuh bagi masyarakat Mayang Mangurai adalah
penyembuh bagi penyakit fisik. Sementara Al-Qur‟ān menyebutkan
tentang penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jiwa, seperti
keraguan, kegelisahan, dan sebagainya. Jika difahami, ternyata antara
jiwa dan fisik saling memberikan dampak satu sama lain. Apabila
seseorang mengalami penyakit jiwa, akan memberikan dampak bagi
kesehatan fisik tubuh. Masyarakat Mayang Mangurai hanya menjadikan
ayat Al-Qur‟ān sebagai media penyembuhan dalam rangka ingin
menghidupakan Al-Qur‟ān di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga
Al-Qur‟ān akan dibaca terus-menerus dalam segi pengobatan.132
2. Masyarakat Perumahan Mendalo Hill, Rusi Maya Sari
Salah satu Masyarakat Perumahan Mendalo Hill bernama Rusi
Maya sari berpendapat bahwa penyembuhan penyakit dengan
menggunakan ayat- ayat Al-Qur‟ān adalah sebaik-baiknya
penyembuhan. Ia mengatakan “kita hidup di dunia ini tidak lepas dari
namanya ujian, dan berbagai macam ujian menjelma dalam segala
macam rupa, diantaranya bisa berupa ujian ekonomi keluarga, hati yang
petang akan hidayah, serta pula ada ujian yang berupa penyakit yang
bermacam-macam menggerogoti umur kita hidup di dunia ini.133
3. Masyarakat Sungai Duren, Sumarlin
Bagi saya, penyembuhan dengan menggunakan ayat Al-Qur‟ān
ini sangatlah luar biasa sekali, karena saya sudah merasakan sendiri,
sungguh keadaan saya jauh lebih baik, maksud saya bukan berarti tidak
perlu ke Rumah Sakit lagi, boleh-boleh saja ke Rumah Sakit untuk
mendiagnosa. Kalo dengan ayat Al-Qur‟ān sudah jelas tertulis di dalam
Al-Qur‟ān bahwa Al-Qur‟ān adalah obat. Penyembuh bagi semua jenis
penyakit. Tentu harus tau juga bagaimana penyembuhan yang
berdasarkan syari‟at Islam. Jadi tanggapan saya mengenai
132
Wawancara bersama Linda pasien Rumah Sehat Nur Al-Fath pada Tanggal 30 Januari
2020 133
Wawancara bersama Rusi Maya Sari pasien Rumah Sehat Nur Al-Fath pada Tanggal
19 Desenber 2019
78
penyembuhan dengan ayat Al-Qur‟ān ini sangat bagus sekali. Dan
tentunya semua atas ridho dan izin Allah SWT lah yang
menyembuhkan kita.
d. Pasien
1) Muslim
Pandangan pasien terhadap prakktek penyembuhan dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟ān, penyembuhan alternatif Al-Qur‟ān
sebagai sarana medis sangat membantu mereka bagi yang
membutuhkan. Penyembuhan yang selama ini hanya diperoleh mereka
kalangan orang kaya, karena biaya penyembuhan sangat mahal di
Rumah Sakit, dengan alternatif penyembuhan bacaan Al-Qur‟ān ini
memberikan motivasi mereka khususnya Masyarakat yang kurang
mampu untuk memperoleh kesembuhan. Dengan alternatif bacaan Al-
Qur‟ān secara Dzohir tidak bisa disamakan dengan penanganan medis
di Rumah Sakit umumnya, tetapi dari itu terdapat keyakinan yang
mendalam terhadap proses penyembuhan menggunakan Al-Qur‟ān di
Klinik Rumah Sehat Nur Al-Fath ini, introspeksi diri manusia terhadap
penyakit yang diderita membuat pasien mengingat kekuasaan Allah
SWT terhadap penderitaan manusia.
2) Non Muslim
Tanggapan orang non muslim yang berobat kerumah sehat Nur
Al-Fath. Setelah melakukan observasi ke rumah sehat Nur Al-Fath,
yang dilanjutkan dengan wawancara bersama pendiri rumah sehat Nur
Al-Fath (Ustazd Adam) dan dengan para pasien yang datang berobat ke
rumah Nur Al-Fath. Pasien yang datang berobat ke rumah sehat Nur Al-
Fath datang dari berbagai kalangan, berbagai keluhan (penyakit),
berbagai daerah dan berbagai agama. Ada beberapa orang non muslim
yang datang ke rumah Nur Al-Fath untuk berobat, seperti bapak Robin,
(50) yang beragama Budha, keturunan Cina, ia tinggal di Kota Jambi,
bapak ini punya keluhan asam urat dan kolesterol, setelah empat kali di
79
Fasdhu bapak Robin sekarang sudah sembuh dari penyakit yang ia
alama selama bertahun-tahun.
Pasien Non Muslim ke dua yakni bapak Andre, (40) yang
beragama Kristen, suku Batak, ia tinggal di kota baru, bapak Andre ini
mengidap penyakit kolesterol, alhasil setelah empat kali di Fasdhu
bapak Andre mengatakan bahwa merasa jauh lebih baik, dan perlahan-
lahan akan sembuh ini.
Pasien Non Muslim ke tiga yakni bapak rudolp, (45)yang
beragama Kristen protestan, ia menderita penyakit gejala kangker
kolon. Alhasil tanggapan ketiga pasien Non Muslim ini sama-sama
merasakan perubahan jauh lebih baik setelah di Fasdhu.
Pasien-pasien Non Muslim yang datang berobat ke rumah Sehat
Nur Al-Fath, tidak keberatan dengan tata cara pengobatan yang
diterapkan di Rumah Sehat Nur Al-Fath, yang mana tata cara
pengobatan yang diterapkan di Rumah Sehat Nur Al-Fath adalah
pengobatan Islami (Thibbun Al- Nabawi).
Adapun kesimpulan dari semua tanggapan di atas, bahwa baik
masyarakat maupun yang lainnya mempunyai keyakinan dalam
menggunakan dan mengamalkan surat dan ayat-ayat tersebut adalah
memperoleh berkah dari Al-Qur‟ān itu sendiri, yang di tanamkan oleh
yang mengobati atau manyarakat yang meyakini bahwa dengan cara
penyembuhan tersebut akan diberikan kesembuhan atas izin Allah
SWT. Mereka hanya mempercayai dan yakin bahwa surah dan ayat-
ayat tersebut dapat memberikan manfaat dan kesembuhan atas izin
Allah.
Dan perlu kita ketahui bahwa penyakit jasmani serupa dengan
penyakit yang menyerang hati. Sebagaimana Allah menurunkan obat
bagi penyakit yang menyerang hati, Dia juga menurunkan obat bagi
penyakit yang menyerang tubuh. Jika seseorang mengetahui obat
tersebut dan menggunakannya dengan tepat, dengan izin Allah
penyakitnya akan sembuh.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa:
1. Konsep dasar pengobatan dengan ayat Al-Qur‟ān yang pertama adalah
,Bekam, Gurah, Ruqyah, Ramu-Ramuan ,(Thibb al Nabawi) طب ا لنبوى
Al-Fasdhu. Al-Fasdhu adalah pengobatan yang ke lima dimana
pengobatan Al-Fasdhu ini belum banyak diketahui dan memang
terafisnya yang bisa melakukan ini, baik Ustadz atau Ustadzah yang
pertama harus bertanggung jawab, mengetahui ilmunya,harus tau kadar
penyakit pasiennya, berapa banyak jumlah darah yang diambil serta
menentukan kapan pasiennya kembali lagi untuk terapi ke dua dan yang
ke tiga.
2. Dalam proses penyembuhan yang dilakukan dengan ayat-ayat Al-
Qur‟ān perlu belajar mendalami, mengetahui, dan dapat mengeluarkan
Khowas Al-Qur‟ān. Demikian juga dengan penyembuhan Al-Fasdhu
ini. Barang siapa yang ingin melakukan penyembuhan dengan cara Al-
Fasdhu Ustadz tersebut harus belajar mendalami Khowas Qur‟ān dan
tata cara Al-Fasdhu. Dalam proses penyembuhan Al-Fasdhu bisa saja
pasien atau orang yang sakit tersebut mengalami kerasukan pingsan,
muntah, demikian itu adalah hal yang biasa yang sering terjadi ketika
pengobatan berlangsung. Ketika pasien mengalami kerasukan atau
kesurupan ketika di Fasdhu maka pasien tersebut di Ruqyah
(dibacakan) ayat Al-Quran, Ruqyah Mandiri adalah Ruqyah yang
dilakukan oleh orang itu sendiri, atau pergi kepada orang yang
mengetahui pengobatan tersebut.
3. Pemahaman Masyarakat Mayang Mangurai meyakini bahwa Al-Qur‟ān
memiliki khasiat sebagai al- Syifā‟ (penyembuh). Namun yang
dimaksud penyembuh bagi masyarakat Mayang Mangurai adalah
penyembuh bagi penyakit fisik. Sementara Al-Qur‟ān menyebutkan
81
tentang penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jiwa, seperti
keraguan, kegelisahan, dan sebagainya. Jika difahami, ternyata antara
jiwa dan fisik saling memberikan dampak satu sama lain. Apabila
seseorang mengalami penyakit jiwa, akan memberikan dampak bagi
kesehatan fisik tubuh. Masyarakat Mayang Mangurai hanya menjadikan
ayat Al-Qur‟ān sebagai media pengobatan dalam rangka ingin
menghidupakan Al-Qur‟ān di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga
Al-Qur‟ān akan dibaca terus-menerus dalam segi pengobatan.
Adapun pandangan penulis terhadap penggunaan ayat-ayat Al-
Qur‟ān dalam penyembuhan ini diperbolehkan. Selama yang
menggunakan penyembuhan ini masih menggunakan ayat-ayat Al-
Qur‟ān dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Serta mereka
meyakini bahwa yang maha menyembuhkan itu ialah Allah SWT.
B. Rekomendasi Penelitian
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:
Peneliti berharap kepada pembaca dan khususnya bagi peneliti, tulisan
ini dijadikan suatu bahan peringatan bahwa kajian al- Syifā‟ ini sangat luas.
Untuk itu juga, penulis perlu untuk mengkaji ulang dan terus-menerus dilakukan
evaluasi, agar kajian tentang al- Syifā ini dapat menjadi lebih baik. Maka dari itu
peneliti sangat menyarankan kepada pembaca untuk dapat menerapkan hal yang
sama dimaksud, agar dapat melanjutkan penulisan seperti ini, bahkan pada skala
yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
A. Karya Ilmiah
Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Ahmad Az-Zamakhsyari, Asas al-
Balaghoh, (Beirut: Darul Kutubul Ilmiyyah, 1998), Juz 1.
Abul Mundzir Khalil. Pengobatan Syar‟iyyah dari Gangguan Jin, Sihir dan Penyakit
Jiwa, (Jakarta:Pustaka Progresif, 2005).
Abdel Daem Al- Kaheel, Pengobatan Qur‟āni Manjurnya Berobat Dengan Al-
Qur‟ān, (Jakarta: PT Amzah, 2012).
Al-Sadhan, Abdullah. Cara Pengobatan dengan al-Qur‟ān, Penerjemah Muzaffar
Sahidu, (Islamhouse.com,2009).
As Suyuthi, Imam. Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān
(Jakarta: Qisthi Press,2018).
Ahmad Dairobi Al-Kabir. Kitab Mujarobat Referensi Terhadap Ilmu
Pengobatan dan Penyembuhan Islam, (Jakarta : Wali Pustaka, 2015).
Al-Jauziyyah, Qayyim Ibnu. Thibbul Qulub Klinik Penyakit Hati, (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar,2018).
Al-Jauziyyah, Qayyim Ibnu. Metode Pengobatan Nabi Shallahu ‟Alaihi
Wasallam, (Bandung: Griya Ilmu,2016).
Al Malawi, Ramadhan. The Living Qur‟ān Ayat-Ayat Pengobatan Untuk
Kesembuhan Berbagai Penyakit, (Yogyakarta: Araska, 2016).
Ali, Syamsuri. “Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif Hukum Islam”,
Jurnal AL-ADALAH, XII, NO.4 (2016).
Daniel, Moeharl. MS, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2005).
Faiz, Muhammad.“ Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit
Non Medis”, Skripsi (Banda Aceh: Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Jurusan Menejemen Dakwah UIN Ar Raniry Darussalam Banda Aceh
Tahun 2018).
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura : Pustaka Nasional PTE LTD), Jilid 5.
Iqbal, M Sirojudin dan A Fadluli.Pengantar Ilmu Tafsir,(Bandung:
Angkasa,2009).
Kholid, Abdul Mudzir.“ Pengobatan Syar‟iyyah Dari Gangguan Jin, Sihir
Dan Penyakit Jiwa.” (Jakarta: Pustaka Progresif, 2005).
Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT Bima
Ilmu,2005).
Luthfiyyah. Kesehatan Jasmani Dalam Al-Aquran Studi Tematik Ayat-Ayat
Syifā‟ dalam Al-Qurān (Semarang:Program Sarjana Institut Agama Islam
Walisongo, 2012).
Lathif, Umar. Al-Qurān Sebagai Sumber Rahmat Dan Obat Penawar (Syifā‟)
Bagi Manusia, (Jurnal Al-Bayan,2014).
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān
dan Terjemahnya Special For Women, (Bandung: Syaamil al-Qur‟ān,
2005).
Mansyur, M dkk.Metodologi Penelitian Living Qurān dan Hadits,
(Yogyakarta: TERAS, 2007).
Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyah Dalam Mengobati
Penyakit Non Medis, Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2018
Muhammad Lutfi Zamani. Pasti Mustajab Koleksi Do‟a Penyembuh Dan
Pelindung Dari Penyakit, (Yogyakarta: Laksana,2017).
Nurhayati. “Kesehatan Dan Perobatan Dalam Islam:Kajian Shohih Al-
Bukhori”.Jurnal Ahkam,XVI,NO.2 (2016).
Hikmah, Nurul. Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟an (kajian surat al-Isra
(17):82, Q.S. Yunus (10):57 dan Q.S. an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir Al-
Misbah), skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010).
Said, Shalahuddin. Terapi Al-Qur‟ān Menghindari Kefakiran Agar Rezeki
Berlimpah Materi Dan Non Materi”, (Depok Indonesia : Pustaka Liman,
2007).
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Penerbit Alfabeta Bandung,2017,Cet, Ke 25).
Shihab, M Quraish dkk. Sejarah & Ulum Al-Qur‟ān,(Jakarta: Pustaka Firdaus
2008).
Thaimiyyah, Ibnu. Majmu‟ al- Fatawa, (Cairo:1965), Jilid 10.
Tim Penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin Dan Studi Agama UIN STS JAMBI. Jambi: Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi, 2016.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung,1990).
Zairul Haq, Muhammad. Kumpulan khasiat dan Keutamaan Surah-Surah Al-
Qur‟ān Untuk Pengatoban dan Mengatasi Persoalan Hidup Sehari-Hari,
(Jakarta: Wali Pustaka, 2014).
B. Website
Ali, Syamsuri. Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal,
dengan alamat0XC Februari 2019
Feransis Samuel rinaldi,”arti pengobatan‟‟diakses dengan alamat
http://sites.gogle.com/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-
introduktion-to-intermation-Techonologiy/arti pengobatan,pada tanggal
21 februari2019
Ihsan, Muhammad. Pengobatan Ala Rosulullah Saw Sebagai Pendekatan
Antropologis Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan
Sakra Barat, Jurnal, Volume 4 Nomor 2, 156. Diakses melalui Alamat:
https://media.neliti.com, Publications, tanggal 11 November 2018.
Syafiq, Ahmad.Tinjauan Atas Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini, Bappenas,
Jurnal, (Jakarta:Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKMUI,2007).
1. http://staff.ui.ac.id, pada tanggal 15 November 2018.
C. Wawancara
Muhammad Adam Kurniawan pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath, wawancara
langsung dengan penulis, 6 Juli 2019. Mayang Mangurai Jambi.
Rusi Maya Sari Istri pemilik Rumah Qur‟ān Ghaza, wawancara langsung
dengan penulis pada tanggal 5 November 2019
Adam Kurniawan, wawancara dengan penulis 1 Februari 2020, Kabupaten
Kota Jambi, Rekaman audio.
Wawancara bersama Linda pasien Rumah Sehat Nur Al-Fath pada Tanggal 30
Januari 2020
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
“Penyembuhan Penyakit Fisik dengan Ayat Al-Qur’ān Melalui Metode Al-
Fasdhu (Studi Kasus di Rumah Sehat Nūr Al-Fath Mayang Mangurai
Jambi)”
NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. Letak Geografis Rumah Sehat
Nūr Al-Fath Mayang Mangurai
Jambi
-Observasi
-Dokmentasi
-Wawancara
-Setting Penelitian
-Dokumen Geografis
-Pemilik Rumah
Sehat Nur Al-Fath
2. Proses Berdirinya Rumah Sehat
Nūr Al-Fath Mayang Mangurai
Jambi
-Wawancara
-Dokumentasi
-Pemilik Rumah
Sehat Nūr Al-Fath
-Dokumentasi
3. Struktur Organisasi Rumah
Sehat Nūr Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi
-Dokumentasi -Bagan Struktur
Organisasi
-Dan nama-nama
Pengurus Rumah
Sehat Nūr Al-Fath
4. Praktek penyembuhan dengan
metode Al-Fasdhu di Rumah
Sehat Nur Al-Fath
-Wawancara
-Dokumentasi
-Pasien
A. Panduan Observasi
NO Jenis Data Objek Observasi
1. Letak Geografis Rumah Sehat
Nūr Al-Fath Mayang Mangurai
Jambi
-Keadaan dan Letak Geografis
2. Sarana dan Fasilitas Di Rumah
Sehat Nūr Al-Fath Mayang
-Sarana dan Prasarana yang Tersedia di
Rumah Sehat Nūr Al-Fath, seperti:
Mangurai Jambi Ruangan Tempat Pasien Berobat Serta
alat-alat atau media Yang digunakan
untuk Penyembuhan Pasien
3. Praktek Penyembuhan di Rumah
Sehat Nūr Al-Fath Mayang
Mangurai Jambi
-Metode yang diterapkan dalam Praktek
Penyembuhan
-Alokasi Waktu yang dibutuhkan untuk
Praktek Penyembuhan
B. Panduan Dokumentasi
NO Jenis Data Data Dokumenter
2. Sejarah Klinik Rumah Sehat Nūr
Al-Fath
-Data Dokumentasi Tentang Sejarah
Berdirinya dan Perkembangan Rumah
Sehat Nūr Al-Fath
3. Struktur Organisasi
Kepengurusan Klinik Rumah
Sehat Nūr Al-Fath
-Data Dokumentasi Tentang Struktur
Organisasi Dan Kepengurusan pada Klinik
Rumah Sehat Nūr Al-Fath
C. Butir-Butir Wawancara
NO Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawancara
1. Proses Berdirinya Rumah Sehat
Nūr Al-Fath
Pimpinan/Pemilik Rumah Sehat Nūr Al-
Fath:
-Bagaimana Proses Berdirinya Rumah
Sehat Nūr Al-Fath?
-Kapan dan oleh Siapa Rumah Sehat Nūr
Al-Fath didirikan?
-Bagaimana perkembangan hingga saat
ini?
2. Sarana/Fasilitas Rumah Sehat
Nūr Al-Fath
-Apa saja sarana yang dimiliki Rumah
Sehat Nūr Al-Fath?
3. Implementasi Penyembuhan Pada -Bagaimana program penyembuhan yang
Rumah Sehat Nūr Al-Fath diterapkan pada Rumah Sehat Nūr Al-
Fath?
-Apa saja aturan administrasinya?
-Apa saja Metode yang digunakan?
-Apa saja amalan-amalan yang dilakukan
ketika berobat di Rumah Sehat Nūr Al-
Fath?
4. Implementasi Penyembuhan
dengan metode Al-Fasdhu di
Rumah Sehat Nur Al-Fath dalam
mengatasi berbagai penyakit
-Pasien memperlihatkan kesembuhan
secara nyata penyembuhan dengan metode
Al-Fasdhu
D. Time Line
No Kegiatan Desember Januari Februari
Bulan Ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi, Wawancara
2 Dokumentasi
3 Wawancara
4 Pengolahan Data
5 Validasi Data
CURRICULUM VITAE
Informasin Diri
Habibah dilahirkan di Desa Pematang Gadung, Kecamatan Mersam, Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi pada tanggal 30 Juli 1995, Putri dari Usman dan
Sutinah.
Riwayat Pendidikan
Lulusan UIN STS Jambi pada Tahun 2020
Alumni Pondok Pesantren Dzulhijjah Muara Bulian Batanghari pada
Tahun 2015
Alumni SDN 100/1 Desa Pematang Gadung, pada Tahun 2008
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 1:Pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath
Foto bersama pemilik Rumah Sehat Nur Al-Fath
Gambar 2: Proses penyembuhan dengan metode Al-Fasdhu
Gambar 3 : Proses Penyembuhan Dengan Metode Fasdhu
Gambar 4: kolesterol maka warna darah hitam
Gambar 5:
Gambar :6
Gambar :7
Gambar : 8
Gambar 10: Pusing yang bersangatan
Gambar 11: penyakit diabetes ketika di fasdhu maka warna darah hitam dan membiru
Gambar: 12
Gambar: 13