penyebaran atau transmisi infeksi secara tidak langsung

Upload: pratiwi-kristianti

Post on 01-Mar-2018

271 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Penyebaran Atau Transmisi Infeksi Secara Tidak Langsung

    1/4

    2. A. Penularan mikroba patogen ke dalam tubuh

    Mekanisme penularan atau transmisi mikroba patogen ke pejamu yang

    rentan dapat melalui 2 cara, yaitu :

    1. Transmisi Langsung

    Transmisi atau penularan langsung adalah mekanisme penularan langsung

    ke dalam tubuh. eberapa rute transmisi langsung termasuk kontak pribadi,

    seperti menyentuh, menggigit, mencium atau hubungan seksual. !alam kasus ini

    agen memasuki tubuh melalui kulit, mulut, luka atau ruam terbuka, atau organseksual. Agen in"eksi dapat menyebar melalui semprotan droplet langsung ke

    konjungti#a $selaput lendir mata%, atau hidung atau mulut selama bersin, batuk,

    meludah, bernyanyi atau berbicara. &al ini disebut penyebaran droplet. 'elain

    melalui rute penyebaran yang telah disebutkan, penularan melalui udara pun

    termasuk ke rute transmisi langsung.

    2. Transmisi Tidak Langsung

    Penularan mikroba patogen yang memerlukan media perantara baik

    berupa barang(bahan, air, udara, makanan(minuman, maupun #ektor.

    a. Vehicle Borne

    'ebagai media perantara penularan adalah barang(bahan yang

    terkontaminasi seperti peralatan makan, minum, alat)alat bedah(kebidanan,

    peralatan laboratorium, peralatan in"us(trans"usi.

    b. Vektor Borne

    'ebagai media perantara adalah #ektor $serangga% yang memindahkan

    mikroba patogen ke pejamu adalah sebagai berikut:

    *ara Mekanis : Pada kaki serangga melekat kotoran(sputum

    mikroba patogen, lalu hinggap pada makanan(minuman, dimana

    selanjutnya akan masuk ke saluran cerna pejamu.

  • 7/25/2019 Penyebaran Atau Transmisi Infeksi Secara Tidak Langsung

    2/4

    *ara ologis : 'ebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba

    mengalami siklus perkembangbiakkan dalam tubuh

    #ektor(serangga, selanjutnya mikroba dipindahkan ke tubuh

    pejamu melalui gigitan.

    c. Food Borne

    Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup e"ekti" untuk

    menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui saluran cerna.

    d. Water Borne

    Tersedianya air bersih baik secara kuantitati" maupun kualitati", terutama

    untuk kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. +ualitas air yang meliputi aspek

    "isik, kimiai, dan bakteriologis diharapkan terbebas dari mikroba patogen

    sehingga aman untuk dikonsumsi. -ika tidak, sebagai media perantara, air sangat

    mudah menyebarkan mikroba patogen ke pejamu, melalui pintu masuk saluran

    cerna atau yang lainnya.

    e. Air Borne

    Penyebaran bibit penyakit melalui Port dentre/ yang sesuai, biasanya saluran

    perna"asan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau keseluruhannya

    mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap melayang)layang diudara

    dalam aktu yang lama sebagian tetap in"ekti" dan sebagian lagi ada yang

    kehilangan #irulensinya. Partikel yang berukuran 1 0 micron dengan mudah

    masuk kedalam al#eoli dan tertahan disana.

    a. Droplet Nuclei

    iasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan dari cairan

    percikan yang dikeluarkan oleh inang yang terin"eksi. Droplet Nuclei/ ini bisa

    secara sengaja dibuat dengan semacam alat, atau secara tidak sengaja terjadi di

    labortorium mikrobiologi dan tempat pemotongan hean, di tempat peraatan

  • 7/25/2019 Penyebaran Atau Transmisi Infeksi Secara Tidak Langsung

    3/4

    tanaman atau di kamar otopsi. iasanya Droplet Nuclei/ ini bertahan cukup lama

    di udara.

    b. Debu

    Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah $misalnya

    spora jamur yang dipisahkan dari tanah oleh udara atau secara mekanisme%, dari

    pakaian, dari tempat tidur atau kutu yang tercemar.

    !alam riayat perjalanan penyakit, pejamu yang peka akan berinteraksi

    dengan mikroba patogen yang secara alamiah akan meleati tahap:

    1. Tahap 3entan Pada tahap ini pejamu masih dalam kondisi relati" sehat

    namun peka atau labil, disertai "aktor predisposisi yang mempermudah terkena

    penyakit seperti umur, keadaan "isik, perilaku(kebiasaan hidup, sosial ekonomi,

    dan lain)lain. 4aktor predisposisi tersebut mempercepat masuknya mikroba

    patogen untuk berinteraksi dengan pejamu.

    2. Tahap 5nkubasi 'etelah masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen

    mulai bereaksi, namun tanda dan gejala penyakit belum tampak. 'aat mulai

    masuknya mikroba patogen ke tubuh pejamu hingga saat munculnya tanda dan

    gejala penyakit disebut inkubasi. Masa inkubasi satu penyakit berbeda dengan

    penyakit lainnya, ada yang hanya beberapa jam, dan ada pula yang bertahun)

    tahun.

    6. Tahap +linis Merupakan tahap terganggunya "ungsi organ yang dapat

    memunculkan tanda dan gejala penyakit. !alam perkembangannya, penyakit akan

    berjalan secara bertahap. Pada tahap aal, tanda dan gejala penyakit masih ringan.

    Penderita masih mampu melakukan akti#itas sehari)hari. -ika bertambah parah,

    penderita sudah tidak mampu lagi melakukan akti#itas sehari)hari.

    . Tahap Akhir Penyakit Perjalanan penyakit dapat berakhir dengan

    alternati", yaitu:

  • 7/25/2019 Penyebaran Atau Transmisi Infeksi Secara Tidak Langsung

    4/4

    a. 'embuh sempurna Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk

    dan "ungsi sel(jaringan(organ tubuh kembali seperti sedia kala.

    b. 'embuh dengan cacat Penderita sembuh dari penyakitnya namundisertai adanya kecacatan. *acat dapat berbentuk cacat "isik, cacat mental,

    maupun cacat sosial.

    c. Pembaa $ carrier % Perjalanan penyakit seolah0olah berhenti, ditandai

    dengan menghilangnya tanda dan gejalan penyakit. Pada kondisi ini agen

    penyebab penyakit masih ada, dan masih potensial sebagai sumber penularan.

    d. +ronis Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala

    yang tetap atau tidak berubah.

    e. Meninggal dunia Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagalan

    "ungsi0"ungsi organ.

    !a"tar pustaka

    &TTP ((: .eprints.undip.ac.iddiakses pada tanggal 7 oktober 281

    http://www.eprints.undip.ac.id/http://www.eprints.undip.ac.id/http://www.eprints.undip.ac.id/