penyakit jantung bawaan

Upload: cdma-sity-ssi

Post on 15-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pjb

TRANSCRIPT

16

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB)

1. NON-SIANOTIK A. ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASDDefinisi Kelainan jantung bawaan akibat adanya lubang/ defek pada septum interatrial sehingga terjadi komunikasi langsung antara atrium kanan dan kiri, melalui fosa ovalis. Ada 3 tipe ASD, yaitu:1. ASD sekundum, bila lubang terletak di daerah fossa ovalis2. Defek sinus venosus, bila lubang terletak di daerah sinus venosus3. ASD primum, bila lubang terletak di daerah ostium primum (dekat muara vena kava superior atau inferior).

Angka kejadianDefek Septum Atrium sekundum merupakan 7-10% dari seluruh kelainan jantung bawaan dan lebih sering pada wanita (2 kali pria). Defek Septum Atrium primum merupakan 3% dari seluruh kelainan jantung bawaan. Sedangkan Defek sinus venosus hanya 15% dari defek interatrium.PatofisiologiManifestasi klinis yang timbul akibat DSA bergantung dari besar dan lamanya pirau serta resistensi vaskular paru. Ukuran defek tidak terlalu berpengaruh terhadap besar dan arah pirau.Oleh karena ventrikel kanan lebih tipis dan akomodatif, arah aliran dari atrium kiri dan atrium kanan akan menuju ventrikel kanan terjadi beban volume berlebihan pada atrium dan ventrikel kanan sementara volume atrium dan ventrikel kiri tetap atau menurun.Manifestasi klinisDSA sering bersifat asimtomatis, tidak memberikan gambaran diagnosis fisik yang khas dan sering tidak terdeteksi sampai dewasa. Sering ditemukan kebetulan pada saat pemeriksaan foto toraks atau ekokardiografi.DiagnosisAnamnesis: Keluhan awal: Pasien dengan DSA sering sesak, mudah capek.Sesak napas dan rasa capek , berdebar-debar saat aktivitas takiaritmia atrium.Pemeriksaan fisik: Bising yang terjadi karena adanya beban volume yang besar pada jantung kanan. Dapat ditemukan pulsasi ventrikel kanan di daerah pra sternal kanan. Bunyi jantung kedua. Bising sistolik tipe ejeksi di daerah pulmonal pada garis sternal kiri atas. Bising mid diastolik pada daerah trikuspid, dapat menyebar ke apeks. Bunyi jantung dua mengeras di pulmonalPemeriksaan penunjang: EKG aksis ke kanan, BBRB, hipertrofi ventrikel kanna, interval PR memanjang. Foto toraks pembesaran ventrikel kanna, dilatasi atrium kanna, segmen pulmonal menonjol. Ekokardiografi transtorakal (ETT) dan doppler berwarna lokasi defek, arah pirau, ukuran atrium dan ventrikel kanan. Kateterisasi saturasi oksigen di atrium kanan, mengukur rasio besarnya aliran pulmonal dan sistemik, menetapkan tekanan dan resistensi arteri pulmonalis, evaluasi anomali aliran v. pul, angiografi coroner. MRI lokasi DSA, evaluasi anomali aliran vena.PenatalaksanaanOperasi penutupan DSA.Indikasidefek terutama untuk ukuran > 40mm atau tipe DSA selain sekundum, pembesaran jantung pada foto toraks, dilatasi ventrikel kanan, kenaikan tekanna arteri pulmonalis 50% atau kurang dari tekanan aorta, adanya riwayat iskemik transien atau stroke pada DSA atau foramen ovale persisten.K.i bila terjadi kenaikan resistensi vaskular paru 7-8 unit, atau ukuran defek kurang dari 8 mm tanpa adanya keluhan dan pembesaran jantung kanan.

B. PERSISTENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

DefinisiC. VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)

2. SIANOTIKA. TETRALOGY OF FALLOT (TOF)B. ATRESIA PULMONALC. TRANSPOSITION OF GREAT ARTERIESD. PERSISTENT TRUNCUS ARTERIOSUSE. ATRESIA TRICUSPIDF. ANOMALY EBSEIN

DAFTAR PUSTAKA

Bernstein D., Nelson Textbook of Pediatrics. Tetralogy of Fallot. Ed. 19 (hal: 1524-1528).

Wilde P, Boothroyd A. 2003. Congenital Heart Disease. In : Sutton D. Textbook of Radiology and Imaging. Ed7.

Harimurti GM. 2003. Penyakit Jantung Bawaan. Dalam : Rilantono LI. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : FKUI.

National Heart, Lung, and Blood Institute. 2009. Tetralogy of Fallot. Diakses dari: http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/tof/tof_what.html [2 Juli 2011].

Centers for Disease Control and Prevention. 2011. Facts about Tetralogy of Fallot. Diakses dari: http://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/TetralogyOfFallot.html [2 Juli 2011]

Ghanie, Ali. 2007. Penyakit Jantung Kongenital pada Dewasa dalam Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

14