penyakit akibat kerja

Upload: wilson0804

Post on 14-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,rm',txr;

TRANSCRIPT

  • Penyakit akibat kerjaKeracunan Plumbum ,diagnosis dan penatalaksanaannya

  • 1.Keracunan timah hitam dan persenyawaannya anorganis bersifat kronis dgn gejala kolik usus,wrist drop,anemi,bisanya pada pabrik akku,percetakan,pengecat yg menggunakan bahan cat dari persenyawaan timah hitam,pembuatan kawat listrik dll.2.Persenyawaan organis timah hitam(proses pengolahan),bersifat mendadak dengan gejala insomnia,pikiran terganggu,delirium.

  • Cara masuk timah hitam kedalam tubuh1.Absorpsi,berarti tubuh manusia telah kema-sukan timah hitam dari tempat kerja(melebihi kadar normal),namun belum nampak gejala klinis.2.Keracunan, bila sudah ada gejala klinis.

  • Paparan Plumbum(Pb) pada manusia dpt terjadi dari udara yang terhisap,air minum dan memakan makanan yg mengandung Pb.Keadaan ini berlangsung ditempat kerja maupun di lingkungan umum sehari-hari,Paparan Pb dosis rendah secara terus menerus ternyata dptgangguan neuropsiatrik,reproduksi dan gangguan ginjal.

  • Kasus hipertensi ,gout,nefropati,gejala-gejala neurotoksik,gangguan saluran cerna yang dihubungkan dengan paparan Pb pernah dilaporkan.Susunan syaraf pusat/SSP dan ginjal merupakan organ yang paling sensitif thd Pb.Pada binatang percobaan,Pb dalam jumlah tinggi,merupakan zat karsinogenik dan teratogenik.

  • Ada 3 gambaran klinikKeracunan akut tertelan Pb dalam jumlah besarabdominal colic,nyeri tungkai,kram dan parestesishock,anemia hemolitik,disfungsi ginjal,dan 1-2 haridepresi,koma dan kematian.Keracunan kronik(plumbism),adanya gangguan pencernaan,kolik,anorexia,mual,muntah,metalic taste,garis biru pada gusi,anemia,neuropati perifer,kejang,ensefalopati.Keracunan tanpa gejala/asimptomatik

  • Diagnosis/penatalaksanaan Pemeriksaaan Laboratorium yang mendukung utk penegakkan diagnosa keracunan Pb.Hindarkan paparan Pb,kumbah/bilas lambung,pemberian atropin.Hemodialisa bila gagal ginjal.

  • Beberapa illustrasi kasusTerdapat gejala keracunan akut Pb pada suami istri yg minum dari glas cocktail yg dihias dgn cat yg mengandung Pb.38 dari 96 anak pekerja menunjukkan kadar Pb yang berasal dari pakaian orang tua yang bekerja terpapar oleh Pb ditempat kerja.Penurunan kejayaan bangsa Roma,akibat distribusi air menggunakan pipa yg berlapis Pb,pada waktu itu banyak ditemukan gangguan psikiatri pada golongan atas yg kebiasaan minum anggur .

  • Kesimpulan Keracunan Pb bisa terjadi secara akut maupun kronis ditempat kerja dan dilinkungan sehari-hari.Gangguan keracunan dari ringan beratPerlu dilakukan pemantauan pada pekerja yang mempunyai paparan Pb.Penyuluhan/health promotion ditempat kerjaPemeriksaan kadar Pb pd setiap gejala yg berhubungan dgn keracunan Pb tersebut dan perlu perhatian yang cermat dari DOKTER PERUSAHAAN utk penatalaksanaan selanjutnya.

  • Siliokosis Terjadi karena inhalasi silikon dioksida/silikaSilikon dioksida banyak tersebar di bumi.Penyakit bisa terjadi pada pekerja tambang dan batubara,penggali terowongan pd pembuatan jalan,pemotong batu utk nisan/patung,pembuat keramik dan batubara,penuangan besi dan baja,pabrik semen,pembuat gigi enamel.

  • Pencegahan terjadinya silikosisPenggunaan air pd tempat kerjamencegah debu beterbanganVentilasi yg baik di tempat kerjaudara bersih cukup masuk dan debu tidak menumpuk di tempat kerja.Berbagai tempat dan lapangan kerja risiko terjadi silikosis,dan berifat kronis.sehingga setelah ia bekerja penyakit akibat paparan silicon dioksida baru mempunyai gejala.

  • Jalur masuk kedalam tubuh1.Saluran pernafasan(inhalasi)2.Kulit(absorpsi)3.Saluran pencernaan(ingesi)4.Alat penglihatan5.Alat pendengaran

  • Penyakit akibat kerjaYang terbanyak ditemukan adalah disebabkan faktor KIMIA.Di Indonesia penyakit akibat kerja dibagi 2 golongan:1.Gol yang wajib dilaporkan sesuai dgn Peratur an Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:PER-01/MEN/1981 tentang kewajiban melaporkan Penyakit Akibat Kerja2.Golongan yg harus mendapat kompensasi.

  • 31 jenis PAK wajib dilaporkan (Kep.Pres 22/1993) 1.Pnemokoniosis(silikosis,asbestosis)2.Bronchopulmoner(debu logam keras)3. Bronchopulmoner(debu kapas)4.Asma akibat kerja(sentisitasi dan zat-zat perangsang dalam proses pekerjaan)5.Alveolitis allergis dgn penyebab faktor dari luar sbg akibat penghirupan debu-debu organik.

  • 6.Penyakit penyakit yg disebabkan oleh berillium(persenyawaan yg beracun)7.Penyakit penyakit disebabkan oleh kadmium(persenyawaan yg beracun)8.Penyakit-penyakit oleh fosfor9.Penyakit penyakit oleh krom10.Penyakit-penyakit oleh Mangan11.Penyakit penyakit oleh Arsen

  • 12.Penyakit-penyakit oleh Air Raksa13.Penyakit-penyakit oleh Pb14.Penyakit-penyakit oleh Fluor15.Penyakit-penyakit oleh Karbon disulfisida16.Penyakit penyakit derivat halogen17.Penyakit-penyakit oleh Benzena18.penyakit-penyakit dari derivat nitro19.Penyakit penyakit oleh nitrogliserin

  • 20.Penyakit penyakit oleh alkohol21.Penyakit oleh gas(CO,H2S,HCN)22.Kelainan pendengaran akibat kebisingan23.Penyakit-penyakit oleh getaran mekanikkelainan otot,persendian,pembuluh darah tepi,syaraf tepi.24.Penyakit penyakit oleh pekerjaan dlm udara yg bertekanan tinggi.

  • 25.Penyakit oleh radiasi elektromagnetik26.Penyakit(dermatoses) oleh penyebab fisik,kimia,biologis.27.Kanker kulit epitelioma primer yg disebabkan oleh ter,minyak mineral;28.Kanker paru-paru /mesotolioma disebabkan asbes.29.Penyakit infeksi oleh virus,bakteri,parasit .

  • 30.Penyakit-penyakit diakibatkan suhu tinggi atau rendah,panas radiasi,kelembaban udara tinggi.31.Penyakit yg disebanakan bahan kimia termasuk bahan obat.

  • Pencegahan Proses industri yg menghasilkan berbagai produk maka LINGKUNGAN KERJA sering ditemukan bahan sisa produksi,sampah.limbah,kebocoran ataupun PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI.Teknologi hiperkes dan keselamatan kerja dapat sebagai dasar untuk UPAYA PENCEGAHAN ataupun menuju ZERO ACCIDENTS,melalui:

  • 1.Subtitusi 2.Ventilasi3.Isolasi4.Proses produksi(upaya perbaikan thd alat atau penggantian proses produksi mengurangi kebocoran,pencemaran lingkungan kerja.5.Pemantauan pencemaranNAB6.Alat Pelindung Diri

  • 7.Pelatihan dan pendidikanmeningkatkan keterampilan maupun pengetahuan(peraturan)8.Pemeriksaan kesehatan,awal,berkala,khusus,menciptakan derajat kesehatan pekerja terhadap kemungkinan adanya PENGARUH LINGKUNGAN KERJA.

  • BEBERAPA PENYAKIT AKIBAT KERJA KARENA PENGARUH BAHAN KIMIA

  • Dikemukakan oleh Bernardine Ramazzini (1633-1714) dalam bukunya mengkorelasikan penyakit dengan pekerjaan apa pekerjaan anda?

    Berbagai Jenis Penyakit

    Pneumokoniosis penimbunan debu mineral dalam paru2 yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian

  • Jenis penyakitnya al;

    - Silikosis penimbunan silika bebas (SiO2) pada pekerja batuan bangunan, perusahaan granit, tambang timah putih, batu bara, pabrik besi dan baja, proses sandblasting, dsb.

    antrasilikosis disebabkan silika bebas dan debu arang batu.

    - asbestosis debu asbes dari bangunan, yakni campuran berbagai silikat, terutama magnesium silikat. Penyakit ini dijumpai pada pengolahan asbes dan penggunaan asbes untuk keperluan pembangunan.

  • 2. Peny. paru pada saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan karena debu dan logam keras, seperti kadmium, merkuri, mangan, dsb mengakibatkan kelainan saluran pernafasan.Jenis penyakit al;pneumonitis, edema pari, emfisema; disebabkan dari uap kadmium oksidaBronkitis, erosif, pnemonia; disebabkan dari air raksaIritasi mukosa sal pernafasan (pencetus pneumonia) disebabkan dari debu mangan.

  • 3. Bissinosis Paru & sal. Pernafasan (bronkopulmoner) dari debu kapas pada pekerja tekstil terutama dibagian karding dan blowing. Masa inkubasi terpendek rata-rata 5 tahun, ditandai dengan gejala yang sesuai dengan tindakan penyakit :1. tingkat 0; tidak ada gejala2. tingkat ; rasa berat di dada, sesak nafas pada hari senin.3. tingkat 1; gejala diatas timbul setiap senin4. tingkat 2; rasa berat di dada dan sesak nafas hari senin dan hari-hari lainnya5. tingkat 3; bissinosis yg cacat paru.

  • 4. Asma akibat kerja disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang dalam proses pekerjaan. Sumber : debu padi-padian, debu kayu, debu teh, debu tembakau dandebu yg mengandung zat putih telur sebagai bahan alergen.

    5. Alveolitis Alergis akibat menghirup debu organik. Sumber : jamur atau spora yg berasal dari jeram, ampas tebu yg berjamur selain gangguan pernafasan, terdapat juga demam karena infeksi bila terhirup.

  • 6. Peny. akibat berilium atau persenyawa yang beracun. Sumber : dijumpai pada pabrik peleburan/pencampuran logam, keramik pembuatan tabung fluorescen, sumber tenaga atom.Menghirup debu yang mengandung berilium berupa logam, oksida, sulfat, klorida dan fluorida menyebabkan bronkitis, nasofaringitis, dan thakeobronkithis.Keracunan menahun menyebabkan sarkoma paru, fibrosis progresif, dan korpulmonale .

  • 7. Penyakit yg disebabkan Kadmium dan persenyawaan beracun.- Sumber kadmium; pabrik peleburan/pencampuran logam, reaktor atom, pabrik baterai, dan pembuatan zat pewarna.- Akibat : kelainan ginjal, kelainan tulang, anemia, kehilangan penciuman.

    8. Peny.akibat fosfor & persenyawaan beracun.-Sumber fosfor; pembuatan racun tikus& serangga, petasan & kembang api, serta pembuatan pupuk.

  • Fosfor merah, mengakibatkan kerusakan jaringan dengan mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein di dalam hati.- Keracunan mendadak ditandai dengan ikterus, degenerasi lemak, nekrose hati dan ginjal dan pendarahan, erosi saluran cerna.Keracunan menahun menyebabkan nukrose & sekuestrasi tulang terutama pada tulang rahang bawah. Hiperemi & edema paru disebabkan oleh senyawa fosfor dan air.

  • 9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaan beracun.- Krom banyak digunakan sebagai bahan pelapis logam.- Kelainan karena krom biasanya khas, antara lain : berupa perforasi septum nasi, borok krom pada kulit yang menjadi semakin bertambah dalam.

  • 10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan beracun.

    - Keracunan biasanya terjadi karena menghirup debu mangan di perusahaan baterai, korek api, keramik, peleburan/pencampuran logam, pertambangan.- Gejala keracunan antara lain berupa : tidak dapat tidur siang, insomnia, nyeri otot, kejang, sempoyongan pada waktu berjalan, gerakan di luar kesadaran yang bervariasi dari tremor parkinson yang halus hingga gerakan kuat.- Mungkin juga terdapat tanda propulsi, impulsif, gangguan bicara sampai afoni. Pernah juga dilaporkan impotensi sebagai akibat keracunan bahan ini.

  • 11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan yang beracun.

    Dalam industri senyawa arsen digunakan pada pencairan dan pembersihan bijih, sublimasi arsen putih, pembuatan racun serangga dan racun jamur, pengawet kulit, bulu dan kayu serta bahan pembuatan racun tikus.Keracunan arsen bisa terjadi dalam tiga bentuk gejala :- karena senyawa arsen anorganik, yang merupakan perangsang kulit dan selaput lendir, diduga bersifat karsinogenik.

  • Karena senyawa arsen dan air yang berefek hemolitik, Karena senyawa arsen organik, dapat bekerja sebagai perangsang lokal maupun sistemik.

    12. Penyakit yang disebabkan oleh air raksa atau persenyawaan beracun.Air raksa metalik atau uapnya dipergunakan di pabrik pengolahan bijih menjadi logam murni. Proses pemisah emas dan perak menggunakan amalgam, pembuatan barometer, termometer, dan pembuatan lampu listrik berisi uap Hg.Keracunan bahan ini menimbulkan gejala hipersalivasi, tremor, oretisme, stomatitis dan kadang-kadang merkurialentis.

  • Keracunan merkuri fulminan umumnya bersifat lokal pada kulit yang terkena.Keracunan senyawa air raksa logam atau uap umumnya menahun, dan ditandai dengan gejala gangguan syaraf pusat serta alat-alat dalam.

    13. Penyakit yang disebabkan oleh timah hitam atau persenyawaan yang beracun.-Keracunan timah hitam terjadi akibat senyawa timah hitam anorganik seperti jenis putih timah hitam dan karena pengolahan senyawa timah hitam organik misal: bahan tetra etil lead (TEL).

  • Timah hitam anorganik dan senyawanya dijumpai pada pabrik aki, percetakan, vulkanisasi karet, pekerjaan mengglasur gelas, menyolder, pembuatan kawat listrik, mainan anak-anak yang mengakibatkan keracunan menahun dengan gejala kolik usus wrist drop, stipling butir darah merah, anemi.TEL didapatkan di perusahaan yang mengolah TEL, pencampuran dengan bensin, tanki penyimpanan TEL terutama waktu dibersihkan yang sering menimbulkan keracunan mendadak dengan gejala insomnia, kekacauan pikiran, delirium dan mania.

  • 14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan yang beracun.- gas fluor atau asam fluor sangat korosif pada paru-paru. Absorbsi fluor atau persenyawaannya yang berlebihan menyebabkan terjadinya fluorosis yang terlihat sebagai kelainan gigi dan tulang.

    15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.Digunakan sebagai zat pelarut pada industri rayon dan pelarut lemak. Bahan ini merusak susunan syaraf pusat dan tepi serta sistem kardiovaskuler dan hemopoetik.

  • 16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.Contoh senyawa ini : metil klorida, metil bromida, karbontetraklorida, tetrakloretan, trikloretan dan klornaftalen.Sifat racun berbeda satu dengan yang lainnya. Yang paling beracun adalah tetrakloretan, yang memiliki daya racun 9 kali karbon tetraklorida.Yang paling terkenal adalah karbontetraklorida banyak digunakan sebagai pelarut lemak dan karet, pembersihan oli pada mesin dan sebagai bahan pemadam kebakaran.

  • Kerusakan organ karena karbontetraklorida ini sangat besar, yaitu berupa nefritis akut, nekrosis hepar, edema paru atau neuritis retrobulbaris. Untuk bahan ini seharusnya dilakukan substitusi dengan bahan lain misalnya trikloretilen, yang relatif lebih tidak berbahaya akan tetapi dapat dipakai untuk maksud yang sama.

    Diantara senyawa yang tergolong halogen hidrokarbon, terdapat senyawa yang berkhasiat sebagai racun serangga, yaitu DDT, Lindane, ldrin, Dieldrin, dsb.Yang paling beracun adalah Aldrin, sedang DDT daya racunnya relatif lebih rendah.

  • 17. Penyakit yang disebabkan oleh Benzene atau Homolognya yang beracun.Keracunan benzen misalnya terjadi karena pecahnya aparat destilasi di pabrik ditandai dengan gejala kejang, koma dan kematian penderita. Pada keracunan menahun gejalanya berupa mual, anoreksia, kelemahan badan dan gugup yang diikuti anemi progresif dan tanda perdarahan organ tubuh sebagai manifestasi kerusakan sum-sum tulang.

  • 18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amino dari benzene atau homolognya yang beracun. Contoh senyawa ini misalnya nitrobenzene, trinitrobenzene, trinitrotoluene, dinitrofenol, dinitro ortokresol dan anilin.Anilin digunakan sebagai tinta cetak, tinta untuk menandai bahan pakaian, cat, pembersih cat dan sintesa zat warna. Nitrobenzene merupakan bahan untuk pembuatan anilin, bahan parfum, pengganti bitter almonds. Keracunan anilin dan nitrobenzene mengakibatkan kerusakan sumsum tulang, butir darah merah dan mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin.

  • Trinitrotoluen merupakan bahan yang dipakai dalam industri amunisi merusak hampir setiap sel tubuh terutama sel hati, sum-sum tulang, ginjal dan sering menimbulkan kematian.

    19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester lain asam nitrat.Nitrogliserin atau asam nitrat dapat mengakibatkan kematian mendadak akibat kelainan jantung atau peredaran darah.

  • 20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol dan keton.Metil alkohol dipakai sebagai pelarut cat, vernis dan sirlak, sintesa, bahan kimia dan zat anti beku. Keracunan ringan ditandai oleh perasaan lelah, sakit kepala, mual dan kekaburan penglihatan. Pada tingkat keracunan sedang terdapat pula gejala depresi susunan saraf pusat, penglihatan kemungkinan buta baik bersifat sementara maupun menetap. Sedang keracunan berat mengakibatkan pernafasan dangkal, sianosis, koma, penurunan tekanan darah, pelebaran pupil dan kematian karena kegagalan pernafasan. Pada keracunan menahun terjadi gangguan penglihatan yang diikuti kebutaan.

  • Tanol atau etil alkohol digunakan sebagai bahan pelarut, sintesis bahan lain dan untuk pembuatan minuman keras. Gejala utama akibat keracunan bahan ini adalah depresi susunan saraf pusat.

    Senyawa yang tergolong diol mengakibatkan depresi susunan saraf pusat, kerusakan ginjal, hati dan organ lainnya.

    Pada keracunan keton terjadi iritasi selaput lendir dan kulit, depresi susunan saraf pusat, kerusakan hati dan ginjal.

  • 21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia seperti karbonmonoksida, hidrogen sianida atau derivat yang beracun hidrogen sulfida.Asam sianida digunakan untuk fumigasi tikus dan sintesis bahan kimia. Senyawa ini mula-mula merangsang pernafasan akan tetapi kemudian akan terjadi kelumpuhan pusat pernafasan.Keracunan asam disulfida mengakibatkan anoksida dan kerusakan sel susunan saraf pusat. Asam disulfida dijumpai pada proses dekomposisi senyawa yang mengandung sulfur, pada pengolahan minyak bumi dan penyamakan kulit. Pengaruhnya tergantung pada kadar di udara, misalnya pada kadar 1 bds tidak menyebabkan bau, 50 bds menimbulkan gejala pusing, mual , batuk, mabuk, edema paru, konjungtivitas.

  • Pada konsentrasi lebih dari 500 bds mengakibatkan kesadaran hilang, pernafasan dangkal dan lambat, serta kematian dalam waktu 30-50 menit.

    Udara yang mengandung uap karbon disulfida dalam kadar 100-1000 bds menyebabkan gelisah, rangsangan pada selaput lendir, mual, muntah dan kelumpuhan pernafasan.

    Marcaptans dengan kadar tinggi dapat menimbulkan kejang dan demam, biasanya dijumpai pada proses pengolahan minyak bumi, di pertambangan dan di pabrik rayon.

  • Sedang karbon monoksida yang terjadi akibat pembakaran tidak sempurna bahan karbon atau bahan yang mengandung karbon, umumnya mengakibatkan keracunan akut. Kadar CO sebanyak 4000 bds dapat mematikan dalam waktu singkat. Gas ini mengikat hemoglobin menjadi karbosi hemoglobin yang mengakibatkan oksigen tidak dapat lagi disrap oleh darah. Gejala keracunan CO berupa sesak nafas, warna merah terang pada selaput lendir, serta hilangnya kesadaran.

  • 22. Penyakit kulit yang disebabkan oleh penyebab kimiawi yang tidak termasuk golongan penyakit akibat kerja lainnya.Sebagai contoh adalah dermatoses akibat kerja yang disebabkan oleh bahan kimia seperti asam anorganik, senyawa hidrokarbon, oli, ter, bahan warna, dsb.

    23. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasen dan persenyawaan, produk atau residu zat-zat tersebut.

  • 24. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.Asbes merupakan campuran berbagai silikat, diantaranya adalah magnesium silikat,. Dijumpai pada perusahaan yang mengolah asbes, pemintalan asbes dan untuk keperluan bangunan. Bahan ini dapat mengakibatkan kanker paru dan mesotelisma pada lapisan pleura.

  • UPAYA PENCEGAHANTerhadap penyakit akibat kerja, cara penanganan yang terbaik adalah melakukan pencegahan. Secara umum digunakan berbagai upaya pengendalian lingkungan kerja seperti :Substitusi, yakni mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang kurang atau tidak berbahaya sama sekali.Ventilasi umum yang dilakukan dengan mengalirkan udara ke dalam ruang kerja agar bahan yang berbahaya berkurang.

  • Umumnya cara ini bermanfaat untuk mengatasi bahaya gas atau uap asal kadar tidak terlalu besar, tetapi tidak tepat untuk fume dan debu.c. Metode basah untuk mengurangi tersebarnya debu dalam proses produksi.d. Isolasi, yakni memisahkan proses yang berbahaya dari pekerja atau unit lainnya.e. Ventilasi keluar setempat (local exhaust), dengan menggunakan alat penghisap agar bahan yang berbahaya dapat dialirkan keluar.f. Perawatan rumah tangga yang baik (good housekeeping), meliputi kebersihan, pembuangan sampah, pencucian dan pengaturan tempat kerja yang aman.

  • g. Terhadap para pekerja perlu dilaksanakan :- pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.- pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus untuk mengetahui apakah pekerjaan dilakukan telah menimbulkan gangguan, kelainan pada pekerja atau tidak.- penggunaan alat pelindung diri.- penyuluhan sebelum kerja agar diketahui bahaya dan cara kerja yang benar dan aman.- pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, dll.h. Pengawasan dan pemantauan lingkungan kerja yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus.