penuntun genetika.doc
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM 1. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
1. KEANEKARAGAMAN PADA TUMBUHAN
Tujuan : Untuk Mengetahui adanya variasi pada tumbuhan
Landasan Teori
Keanekaragaman adalah sifat beda dari organisme dalam satu spesies
atau populasi. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi atau keanekaragaman
dari organisme dalam suatu spesies. Jika kita mengamati sifat-sifat yang ada pada
makhluk hidup baik pada hewan maupun tumbuhan akan terlihat adanya
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Hal ini terjadi karena adanya
sifat-sifat yang menurun dan adanya pengaruh lingkungan. Hewan dan tumbuhan
juga mempunyai variasi antara lain dalam bentuk, warna dan ukuran.
Bahan yang digunakan
1. bunga bougenvile 4. daun puring
2. bunga mawar 5. bunga pukul empat
3. bunga soka
Prosedur
1. Tentukan bahan yang hendak digunakan dan juga sifat yang akan diamati apakah
warna, bentuk, ukuran atau sifat-sifat yang lain.
2. Amati sifat dari bahan yang telah ditentukan, cari variasi yang ada.
3. Jumlah bahan yang diamati sebaiknya cukup banyak untuk menghasilkan hasil yang
cukup baik.
4. Catat hasil pengamatan saudara dalam lembar yang tersedia.
Masalah
1. adakah variasi sifat dari tumbuhan yang saudara amati?
2. adakah persamaan dan perbedaannya?
3. variasi sifat apa yang paling banyak?
4. apa kesimpulan yang dapat saudara ambil dari data pengamatan tersebut
Lembar Pengamatan
1. Obyek yang diamati ; …………..
2. Macam sifat yang diamati :
1
- Bentuk :……………
- Warna : ……………
- Dll
Hasil Pengamatan
Macam sifat : ……………..
No Variasi Jumlah Keterangan
2. KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA
Tujuan
1. Untuk mengetahui variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat fisik
2. Untuk mengetahui penyebaran sifat-sifat dan melihat persamaan sifat yang
terbanyak dalam populasi kelas.
Landasan Teori
Tidak ada manusia yang tepat sama, individu satu dengan yang lainnya
mempunyai persamaan dan perbedaan, sifat yang menurun; baik sifat kualitatif
maupun sifat kuantitatif. Perbedaan yang ada diantara individu yang satu dengan
yang lainnya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Akibat adanya
pengaruh lingkungan ini, maka individu yang bergenotip sama kemungkinan akan
mempunyai fenotif yang berbeda. Adanya pewarisan sifat, dalam populasi dapat kita
lihat adanya sifat yang sangat bervariasi sehingga kecil kemungkinan dilihat adanya
persamaannya.
Fenotip
Genotip Lingkungan
2
Berbagai sifat yang diwariskan secara poligenik sehingga variasinya cukup luas
seperti warna kulit, tinggi badan, kecerdasan (IQ), sidik jari, refraksi mata dll
Sifat-sifat pada manusia tersebar dengan penyebaran yang khas untuk populasi
tertentu.
Prosedur
1. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, tiap kelompok diusahakan terdiri dari
putra putri
2. Lakukan candra pada sifat-sifat yang nampak pada setiap anggota kelompok,
sekurang-kurangnya 5 sifat. (lihat tabel 1)
3. Tuliskan hasil pen-candraan pada tabel 2 yang tersedia, tentukan pula
kemungkinan genotip dari sifat tersebut dengan mengingat sifat dominant dan
resesifnya.
4. Buat cakram genetika berdasarkan hasil yang tertulis dalam tabel. Usahakan
sifat setiap individu dalam anggota kelompok diberi warna yang berbeda. Jika
kelompok terdiri dari 5 orang anggota berarti ada lima warna dalam cakram
genetika.
5. Tentukan angka indeks setiap anggota kelompok.
Tabel 1
Sifat dominan / resesif dari berbagai sifat/ciri
Sifat / Ciri Keterangan Daun Telinga Daun telinga bebas/menggantung dominan terhadap yang melekat
(2 fenotip) Lekuk Pipi/Pipit Pipi yang berlekuk pipi dominan terhadap yang tidak berlekuk pipi
(2 fenotip)Rambut Keriting Dominan terhadap yang biasa/lurus (3 fenotip)Ibu jari dapat dibengkokkan
Dominan terhadap yang tidak dibengkokkan sampai pergelangan tangan (2 fenotip)
lidah Dapat menggulung dominan terhadap yang tidak dapat menggulung (2 fenotip)
Ibu Jari Membentuk sudut, tidak membentuk sudut (2 fenotip)Warna Rambut Hitam dominan terhadap yang coklat (2 fenotip)Golongan Darah Gol. A dan B dominan terhadap O, sedang Gol. A dan B dominan
sesamanya (4 fenotip)
3
Tabel 2. Hasil PengamatanCirri yang diamati A B C D1. Jenis
kelamin2. Tinggi
Badan3. Bentuk
Rambut4. Lidah5. Ibu Jari
Tangan6. Telinga7. Dst
Untuk mengisi tabel ini ciri dibandingkan dengan teman satu kelompok, dan tidak perlu
membandingkan dengan kelompok lain.
Ciri yang diperoleh tidak menunjukkan sifat atau ciri yang satu lebih unggul dari sifat
yang lain.
Kesimpulan ……….
4
PRAKTIKUM 2. IMITASI PERBANDINGAN GENETIS MENURUT MENDEL
I. IMITASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
Tujuan
1. Membuktikan adanya prinsip segregasi dan berpasangan secara bebas.
2. Membuktikan perbandingan Mendel 1 : 2 : 1 (untuk ratio genotip) dan 3 : 1 (untuk
ratio fenotip).
Landasan Teori
Tiap sifat dari makhluk dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang
dikenal dengan nama gen. sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan yang
lainnya dari induk betina.
Gen yang sepasang ini disebut se atau satu alela. Gen yang se alela akan memisah
pada waktu gametogenesis (dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas) dan
akan kembali berpasang-pasangan pada proses fertilisasi (dikenal dengan prinsip
berpasangan secara bebas).
Alat
Kancing genetika dua warna, masing-masing berjumlah 50 buah.
Prosedur
1. Pisahkan 50 kancing (misalnya warna merah) menjadi dua bagian masing-
masing terdiri dari 25 buah sebagai gamet betina dan gamet jantan. Demikian
pula 50 kancing warna yang lain (misalnya kancing putih) dibagi menjadi 2 yaitu
25 sebagai gamet jantan dan 25 sebagai gamet betina.
2. 25 kancing merah + 25 kancing putih sebagai gamet jantan dimasukkan ke
dalam kotak, demikian pula untuk yang sisanya dimasukkan ke dalam kotak
yang lain, sebagai gamet betina.
3. Ambil secara acak 1 kancing dari kotak 1 dan 1 kancing dari kotak ke-2,
pertemuan dan catat dalam tabulasi.
4. Dengan cara yang sama lakukan terus sampai kancing-kancing yang berfungsi
sebagai gen ini habis.
5
5. Hitung perbandingan yang diperoleh baik perbandingan genotip maupun fenotip
setelah sebelumnya di tentukan terlebih dahulu lambang gen dari setiap kancing
dan fenotip yang dikendalikan.
Hasil Percobaan
Pasangan Gen Tabulasi FrekuensiMerah – Merah (Mm)
Merah – Putih (Mm)
Putih-Putih (mm)
…………………………..
…………………………..
…………………………..
…………………………....
……………………………
……………………………
Pertanyaan
1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip yang saudara peroleh
2. Bagaimana hasil saudara dibandingkan dengan hasil dalam kelompok lain?
3. Kesimpulan apa yang saudara dapat tentukan dari percobaan ini?
II. IMITASI PERSILANGAN DIHIBRIDA
Tujuan
Membuktikan Perbandingan Mendel (perbandingan fenotip F2) 9 : 3 : 3 : 1
Alat
Kancing genetika 4 macam warna masing-masing 50 buah
Prosedur
1. Pisahkan tiap-tiap warna menjadi dua bagian yang sama, satu bagian sebagai
gamet jantan dan satu bagian yang lain sebagai gamet betina.
2. Kancingkan/tangkupkan dua kancing menjadi satu dengan kombinasi warna
yang berbeda-beda. Misalkan warna kancing adalah Merah (M), putih (m), hijau
(H) kuning (h) maka kombinasi kancing yang harus dibuat adalah Merah – Hijau
(MH), Merah-Kuning (Mh), Putih- Hijau (mH) dan putik-kuning (mh)
3. Tempelkan gamet jantan dan betina dalam kotak yang berbeda kemudian ambil
satu persatu dari setiap kotak, dipertemukan dan dicatat dalam tabel yang telah
tersedia.
6
Hasil Percobaan
Kombinasi Model Gen
Genotip Fenotip Tabulasi Frekuensi
1. Merah+hijau+ merah – kuning
2. Merah-Hijau+Merah hijau
3. Merah Kuning + putih kuning
MMHh
MMHH
Mmhh
Pertanyaan
1. Berapa perbandingan genotip yang saudara peroleh?
2. Bagaimana hasil saudara jika dibandingkan dengan hasil dari kelompok lain.
3. Beri kesimpulan atas percobaan yang saudara lakukan.
7
PRAKTIKUM 3. PENGAMATAN MORFOLOGI LALAT DROSOPHILA sp.
Tujuan
Dapat membedakan variasi sifat (termasuk mutan) pada Drosophila sp. tipe liar
Landasan Teori
Drosophila sp banyak digunakan dalam penelitian di bidang genetika karena
mempunyai sifat :
- mudah dan cepat berkembang biak
- mempunyai kromosom yang besar dan jumlahnya hanya 4 pasang. Berbagai mutan
Drosophila dapat dijumpai dengan perbedaan warna mata, bentuk dan ukuran
sayap, cirri abdomen, penataan bulu. Panjang tubuh lalat buah Drosophila kurang
lebih 3 mm dapat menghasilkan generasi baru dalam waktu 10 -15 hari. Siklus hidup
pendek yakni, hanya kira-kira 2 minggu. Lalat betina lebih besar dari pada yang
jantan, ujung abdomen meruncing dan terdapat garis melintang pada abdomen.
Pada yang jantan ujung abdomen tumpul, pada kaki belakang terdapat sisir kelamin
(sex comb)
Prosedur
1. Tangkap Lalat Drosophila dengan menggunakan umpan buah pisang yang
masak di dalam botol selei
2. Pelihara dalam botol dan tutup dengan penyumbat busa (dalam botol tersedia
medium).
3. Ambil beberapa lalat dan pindahkan dalam cawan petri yang dilengkapi kapas
yang ditetesi eter, lakukan pembiusan ini lebih kurang 30 detik.
4. Lalat yang dalam keadaan pingsan selama 30 – 60 detik diamati di bawah
mikroskop, bila pengamatan belum selesai lalat sudah sadar/bangun dapat
dimasukkan kembali ke dalam cawan petri.
5. Lakukan pengamatan tentang :
a. Jenis kelamin: jantan atau betina
b. Mata majemuk : bentuk, ukuran, dan warna
c. Mata oceli : 3 mata tunggal pada bagian atas kepala
d. Sungut : bentuk dan cabang-cabangnya
e. Kepala
f. Thorax : warna dasar
g. Abdomen : garis-garis hitam pada segmen abdomen
8
h. Sayap : bentuk, panjang, warna, posisi
6. Gambarkan hasil pengamatan saudara
IV. Pertanyaan
1. Adakah variasi lalat Drosophila yang saudara amati
2. Ciri apakah yang terbanyak ditemukan pada pengamatan? Tentukan persamaan
dan perbedaan yang menonjol terutama tentang warna mata, bentuk mata,
ukuran dan bentuk sayap.
9
PRAKTIKUM 4. DETERMINASI JENIS DROSOPHILA
Tujuan
Dapat mengidentifikasikan jenis Drosophila yang tersebar di alam.
Landasan Teori
Jenis Drosophila di Indonesia tercatat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120
jenis dari suku Drosophilidae (Wheeler, 1981). Drosophila yang sering ditemukan di
Indonesia dan Asia Tenggara adalah jenis Drosophila ananassae, Drosophila kikkawai,
Drosophila malerkotliana, Drosophila replete, Drosophila hypocausta, Drosophila
imigran dan yang lainnya. Lalat buah dari suku Drosophilidae termasuk dalam filum
Arthropoda, kelas insekta (serangga), bangsa Diptera (lalat), anak bangsa cyclophrpha
(pengelompokkan lalat yang pupanya terdapat pada kulit instar 3, mempunyai Jaw
Hooks, seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa).
Ciri umum Drosophila sp.
1. Berukuran kecil, antara 3 – 5 mm
2. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat
dengan tubuhnya.
3. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7 – 12 percabangan
4. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung
5. Mata berwarna merah
6. Setiap jenis Drosophila khususnya jantan memiliki susunan yang berbeda antara
jenis yang satu dengan jenis lainnya.
Alat dan Bahan
1. Mikroskop stereo dan transmisi
2. jarum serangga atau jarum jahit
3. Larutan polivinil lacto fenol
4. Alkohol 70%
5. Kaca obyek dan kaca penutup
6. Cawan makro atau kaca obyek berlekuk (gelas arloji)
Prosedur Kerja
1. Sediakan lalat buah jantan yang baru di bunuh dalam kaca obyek berlekuk yang
berisi alkohol 70%
10
2. Di bawah mikroskop stereo, pisahkan sepasang sayap, kaki depan dan ujung
abdomen dengan menggunakan jarum serangga atau jarum jahit
3. Tempatkan bagian-bagian tersebut pada obyek gelas tepat pada polivinil
lactofenol yang telah ditetesi sebelumnya
4. Aturlah sayap agar tidak terlipat, kaki depan yang satu terlihat bagian luar dan
yang satu lagi terlihat muka bagian dalam
5. Setelah bagian tersebut rapih, teteskan alkohol 70% agar bagian tubuh tersebut
tetap basah
6. Tutup dengan kaca penutup dengan hati-hati, biarkan mengering
7. Amati di bawah mikroskop transmisi
8. Determinasi Drosophila tersebut dengan bantuan kunci Determinasi (lihat
lampiran)
Tabel 3. Hasil PengamatanBagian tubuh (gambar)
Sex Comb Sayap Abdomen Akhir
Pertanyaan :
1. Jelaskan perbedaan antara bagian-bagian tubuh Drosophila sp. liar yang
saudara temukan
2. Jenis Drosophila manakah yang paling banyak ditemukan (tanyakan pada
mahasiswa yang lainnya)
3. Bagaimana ciri-ciri Drosophila sp jantan dan Drosophila sp betina?
Kesimpulan ….
11
PRAKTIKUM 5. PERSILANGAN MONOHIBRID PADA DROSOPHILA sp.
Tujuan
1. Mengetahui keturunan hasil dari persilangan monohybrid pada Drosophyla sp
2. Menguji/membuktikan Hukum Mendel I
Landasan Teori
Sifat – sifat yang dimiliki oleh makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang gen.
Satu alel berasal dari induk jantan dan satu allel dari induk betina. Pada waktu
gametogenesis tejadi peristiwa segregasi yang menyebabkan dibentuknya dua gamet
haploid (yang berbeda genotipnya). Pada waktu fertilisasi terjadi kombinasi antara
gamet jantan dengan gamet betina secara bebas. Interaksi antara gen dengan alelnya
dapat bersifat dominan resesif, kodominan, semidominan, resesif homozigot letak atau
dominan homozigot letal.
Alat dan Bahan
1. Drosophila sp. tipe normal dan tipe mutan
2. Botol biakan beserta mediumnya
3. Mikroskop stereo atau lop
4. Botol pembius dan zat pembius dietil eter
5. Kuas kecil.
Prosedur
1. Kosongkan botol biakan mutan dan normal yang akan disilangkan
2. Sebelum 8 jam pililah dan kawinkan 20 ekor lalat betina dari biakan mutan dan
20 ekor lalat jantan dari biakan normal (atau sebaliknya) dalam botol biakan
baru.
3. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur – larva, pupa, telah berpigmentasi
(berwarna cokelat) semua imago (p) dikeluarkan
4. Imago baru (F1) yang keluar dipindahkan ke botol biakan baru, jumlahnya
kurang lebih 20 pasang. Pelihara sampai terjadi pertumbuhan telur – larva pupa.
5. Bila dalam botol telah terdapat pupa yang berpigmentasi, keluarkan semua
imago (F1)
6. Amati dan lakukan perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan uji Chi
Square
12
Tabel 4. Hasil Pengamatan
Parental Keturunan F1
Tabel 5. Hasil Pengamatan F2Hari/tanggal Banyaknya Jumlah
Genotip Fenotip
Pertanyaan
1. Apa yang terjadi bila betina yang saudara gunakan berumur lebih dari 8 jam?
2. Apakah pada jantan harus berumur kurang dari 8 jam ?
3. Apakah uji Chi square telah menunjukkan perbandingan yang diharapkan?
Kesimpulan
13
B. Pengamatan Lalat
Untuk mengamati ciri morfologi mutan mutan Drosophila sp. yang ada digunakan
lalat normal (wild type) sebagai acuannya.
a. Jenis kelamin
Betina : biasanya ukuran tubuhnya agak lebih besar daripada jantan, ujung
abdomennya meruncing, dengan garis – garis hitam pada bagian dorsalnya hingga
diujung.
Betina : Ukuran tubuhnya relative lebih kecil, abdomen berujung tumpul
dengan segmen terakhirnya berwarna hitam. Segmen pertama ( tarsal 1 ) mempunyai
“ sex comb “, sebuah bentukan seperti sikat yang berwarna hitam. Pada jenis lain
posisi dan bentuk “ sex comb “/ sisir kelamin ini berbeda – beda.
b. Mata majemuk/ Facet : perthatikan bentuk dan warnanya
c. Mata tunggal/ Ocelli : terdapat tiga buah pada bagian dorsal kepala didekat antena,
perhatikan posisi dan warnanya.
d. Sungut/ antenna : perhatikan bentuk dan jumlah percabangannya
e. Kepala dan rambut sikat (btistle) dada : perhatikan ukuran rambut tersebut, ada yang
besar ( makroseta ) dan yang kecil ( mikroseta ), posisi dan jumlahnya berbeda -
beda untuk tiap – tiap jenis. Rambut – rambut ini berfungsi sebagai indera.
f. Tubuh : perhatikan bentuk, ukuran, warna dan pola warna yang ada.
g. Sayap : perhatikan bentuk ukuran, posisi saat istirahat, venasi sayapnya ( vena
longitudinal/ longitudinal veins, melintang/ cross dsb. ), perhatikan ada tidaknya duri -
duri tambahan pada sayap, amati pula pola warna yang ada pada sayap ( bercak
atau polos). Dalam identifikasi, yang diamati adalah rasio panjang berbagai jenis
vena pada sayap
h. Alat Kelamin Luar : Kelamin luar jantan dan betina relatif mudah dibedakan.
Perhatikan adanya lekuk genital, anal plate dan vaginal plate pada betina. Lekuk
genital pada jantan dipenuhi dengan rambut/bistle halus, kadang dengan bristle
yang pendek.
14
PRAKTIKUM 6. ALEL GANDA
Tujuan
Mengenal beberapa sifat keturunan pada manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel
ganda dan mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri.
Landasan Teori
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang
ditentukan oleh suatu seri alel ganda.
Alat dan Bahan
1. Jari tangan dan darahnya sendiri
2. Loop
Percobaan 1
Dengan menggunakan sebuah loop, tiap orang praktikan mengamati sisi atas
dari jari-jari tangannya sendiri. Perhatikan dengan seksama apakah pada segmen
digitalis tengah dari jari-jari tangan tampak jelas tumbuh rambut. Sifat ini ditentukan oleh
suatu seri alel ganda :
H1 = rambut terdapat pada semua jari. Ibu jari tidak dipakai
H2 = rambut pada jari kelingking, manis dan tengah
H3 = rambut pada jari manis dan tengah
H4 = rambut pada jari manis saja
H5 = tiada rambut pada semua empat jari
Dominan dari alel-alel itu ialah : H1 H2 H3 H4 H5
15
Hasil Pengamatan
a. Percobaan 1
Rambut di ruas tengah jari tangan. Tanggal ; …………
Alel Ganda Hasil Individu Hasil KelasJumlah Persentase
H1
H2
H3
H4
H5
b. Percobaan 2
Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner dalam tahun 1900 dan
factor Rh ditemukan oleh Landsteiner bersama Wiener dalam tahun 1942 juga
ditentukan oleh alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya dikenal alel
ganda IA, IB dan i. harus dipahami pengertian tentang antigen zat anti (antibodi) dan
aglutinasi (proses penggumpalan darah).
Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan darah masing-
masing namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkkan sendiri golongan
daranya. Disediakan 3 macam antiserum, yaitu antiserum A, antiserum B dan
antiserum Rh (D)+ (bila ada)
Dengan bantuan 16able di bawah anda akan mengetahui golongan darah anda,
yaitu :
Bila diuji dengan Aglutinasi Golongan Darah
Serum anti A saja
Serum anti B saja
Anti A dan Anti B
Anti A dan Anti B
Anti Rh (D)+
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
A
B
AB
O
Rh+
16
Percobaan ; Menetapkan golongan darah. Tanggal :……………..
Jenis Pengujian Hasil individu (beri tanda X) Hasil kelasJumlah Persentase
Gol. Darah A
Gol. Darah B
Gol. Darah AB
Gol. Darah O
Rh positif
Rh negatif
Buatlah diagram silsilah dalam keluarga ayah dan ibu anda khusus mengenai golongan
darah ABO (jika diketahui). Tunjukkan letak anda di dalam lingkungan silsilah itu.
Bagaimana kira-kira genotip anda ?
Pertanyaan :
1. Separuh dari sejumlah anak dalam suatu keluarga besar ternyata mempunyai
golongan darah B, seperempat AB, dan seperempat lagi A. Bagaimana
kemungkinan fenotip dan genotip orang tua anak-anak itu? Beri buktinya
2. Tiada seorang anak yang memiliki golongan darah ABO yang sama dengan
kepunyaan orang tuanya. Mungkinkah itu? Berikan buktinya.
3. Seorang ibu Rh-mempunyai seorang anak Rh+. Berapakah kemungkinan
bahwa anak no. 2
4. Selain golongan darah ABO dan Rh dikenal pula golongan darah MN. Mengapa
sebelum dilakukan tranfusi darah, golongan darah MN tidak diperiksa lebih dulu.
5. Mengingat adanya kemungkinan inkompatibilitas dalam golongan darah ABO
manakah yang dianggap lebih menguntungkan apakah laki-laki golongan A
menikah dengan perempuan golongan O atau sebaliknya. Berikan bukti untuk
jawaban anda.
6. Buatlah laporan mengenai pengamatan kelas.
Kesimpulan
17
PRAKTIKUM 7. GEN GANDA
1. PEMBENTUKAN SIDIK JARI PADA TANGAN MANUSIA
Tujuan :
1. Untuk mengetahui pola sulur jari tangan
2. Menguji perbandingan genetik pola sulur dari populasi mahasiswa dalam satu
kelas (dengan menggunakan chi square)
Landasan Teori
Sulur-sulur dermis diwariskan secara poligen. Sulur-sulur dermis seseorang
akan tetap mulai usia 3 – 4 bulan kehamilan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan.
Berdasarkan system galton dapat dibedakan 3 pola utama yaitu :
1. Pola Arch atau pola lengkung (A)
2. Pola Loop atau pola sosok (L)
3. Pola Whorl atau pola lingkaran (W)
4. Pola Loop pada dua macam yaitu :
5. 1. Loop radial bila yang terbuka ke ujung jari
6. Loop ulnar bila yang terbuka ke pangkal jari
Pola Loop mempunyai satu triradius, pola whorl mempunyai lebih dari satu triradius
sedang pola arch tidak memiliki triradius. Frekuensi pola-pola tersebut di atas
berbeda untuk setiap bangsa, juga berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Pada
populasi orang kulit putih dan kulit hitam banyak dijumpai yang memiliki pola loops.
Sedangkan pola whorl banyak dijumpai pada populasi bangsa mongoloid, populasi
penduduk asli Australia dan populasi Malanesia di Pasifik. Pola Arch dijumpai paling
sedikit ditemukan untuk semua populasi bangsa, biasanya jumlahnya kurang dari
10%. Hanya pada populasi Bushman (bangsa Negroid yang hidup di Afrika selatan)
pola Arch dijumpai lebih dari 10%.
18
Dalam populasi rata-rata pola Arch dijumpai 5% pola Loop 65 – 70% sedang pola
Whorl 25 – 30%.
Alat dan Bahan
1. Tinta stempel
2. Kertas tulis
3. Kaca pembesar Loop
4. Bantalan stempel
Prosedur Kerja
1. Kenakan 10 jari tangan Saudara pada bantalan stempel
2. Tempelkan masing-masing jari tang pada kertas yang telah tersedia
3. Amati bekas sidik jari saudara pada kertas dengan menggunakan loop/laca
pembesar
4. tentukan tipe/pola sulur ke sepuluh jari tangan saudara
5. Hitung frekuensi masing-masing pola pada seluruh kelas masukkan dalam table
kolom O (= observed value) kemudian uji dengan statistik chi square
(pergunakan taraf signifikan 5%).
Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil pengamatan
Nama : ……………Ibu Jari Telunjuk Jr. Tengah Jr. Manis Kelingking
Tangan
Kanan
Tangan Kiri
19
Tabel 7. Hasil Pengamatan : Jari tangan pada kelompok kelas No Nama Mhs Jumlah tiap jenis pola sulur jari Jumlah ket
Arch Loop Whorl
Jumlah
Tabel 8. Hasil pengamatan : Perhitungan chi squareArch Loop Whorl Jumlah
Oed
d2/e
5 70 25 100
Pertanyaan :
1. Samakah pola dari kesepuluh jari tangan saudara. Jika tidak sama pola mana
yang terbanyak
2. Pola apa yang terbanyak dari kelas saudara?
3. Jika ada penyimpangan, apakah penyimpangan itu terjadi secara kebetulan?
Penyimpangan itu dapat kita terima atau tidak. Diskusikan dengan kelompok
anda
Catatan :
Chi square (X2) = jumlah dari penyimpangan yang dikwadratkan dibagi jumlah hasil
yang diharapkan.
X2 = ∑ (d2/e)
Keterangan :
X2 = Chi Square
D = Deviaton (penyimpangan) = (O-e)
E = Expexted value (hasil yang diharapkan)
O = Observed value (hasil yang diharapkan)
20
Hasil Chi square dibandingkan dengan tabel statistik di bawah ini ;Derajat kebebasan
P=0,00 p=0,50 p= 0,25 p=0,10 p=0,05 p=0,01
12345678910
0,02 0,45 1,32 2,71 3,84 6,640,21 1,39 2,77 4,60 5,99 9,210,58 2,37 4,11 6,25 7,82 11,341,06 3,36 5,39 7,78 9,49 13,281,61 4,35 6,63 9,24 11,07 15,092,20 5,35 7,84 10,64 12,59 16,812,83 6,35 9,04 12,02 14,07 18,483,49 7,34 10,22 13,36 15,51 20,094,17 8,34 11,39 14,68 16,92 21,674,87 9,34 12,55 15,99 18,32 23,21
Dapat diterima ………………ditolak
2. PENENTUAN JUMLAH SULUR/RIGI JARI TANGAN
Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah rigi pada setiap mahasiswa
2. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dengan frekuensi pada populasi
pada umumnya (dengan chi square)
Landasan Teori
Jumlah sulur atau rigi-rigi jari tangan berbeda untuk laki-laki dan perempuan.
Jumlah rigi dihitung mulai dari triradius sampai pusat dari pola sulur jari. Triradius
yaitu titik-titik dari mana rigi-rigi menuju ke tiga arah dengan sudut kira-kira 1200.
Pola Arch tidak memiliki triradius sehingga perhitungan rigi tidak dilakukan. Jika ada
dua atau lebih triradius maka yang diambil adalah hasil perhitungan sulur terbanyak
Untuk mendapatkan jumlah perhitungan rigi maka dari semua jari dijumlahkan : hal
ini disebut dengan Total Finger Ridge Count. Pada perempuan jumlah rigi rata-rata
127 sedang pada laki-laki 144 (Suryo, Genetika manusia, 1986).
Alat dan Bahan
1. Tinta stempel
2. Kertas tulis
3. Kaca pembesar
4. Bak stempel
21
Prosedur
1. Kenakan 10 ujung jari tangan saudara pada tinta stempel dan tempelkan kertas
yang tersedia (dapat menggunakan hasil cap jari pada praktikum penentuan pola
sulur)
2. Hitung jumlah rigi-rigi dari kesepuluhan jari tangan saudara
3. Masukkan hasil perhitungan saudara dalam tabel
4. Hitung rata-rata jumlah rigi pada mahasiswa putra dan putri
5. Uji perbandingan genetik dengan menggunakan chi square dengan taraf
signifikansi 5%.
Hasil Pengamatan
Ibu Jari Jr. telunjuk Jr. tengah Jr. manis kelingkingA L W A L W A L W A L W A L W
Pola Sulur o-o o-o o-o o-o o-o
A = Arch L = Loop W = Whorl
Pada pola sulur beri tanda sek (√) pada kolom yang sesuai jumlah rigi pada mahasiswa
seluruh kelas.
No. Mahasiswa Jumlah rigiLaki-laki Perempuan
12345
dst
Uji Perbandingan genetikJumlah rigi
Laki-laki PerempuanOed
d2/e
144 127
Lihat tabel statistik di halaman sebelumnya
22
Pertanyaan :
1. Berapa jumlah sulur saudara? ( total finger ridge count)
2. Berapa rata – rata sulur pada mahasiswa putera dan puteri dikelas saudara?
3. Setelah diuji dengan chi square krsimpulan apa yang saudara lakukan?
Jawaban :
Kesimulan :
23
PRAKTIKUM 8. ISOLASI DNA BUAH
Tujuan
Mengetahui DNA buah berdaging lunak
Landasan Teori
DNA dapat ditemukan dalam semua sel yang mengandung inti, khusus untuk
tumbuhan DNA akan lebih mudah diambil dari seri jaringan lunak misalnya tunas, ujung
akar, daging buah, embrio dan lain-lain . Untuk mengisolasi DNA dari daging buah
diperlukan teknik dan bahan yang sangat sederhana. Teknik isolasi DNA ini dapat
dilakukan disebuah laboratorium dengan fasilitas alat dan bahan yang terbatas. DNA
hasil isolasi ini dapat dianalisis lebih lanjut untuk keperluan misalnya pencarian bibit
unggul, uji kekerabatan dan lain-lain.
Alat dan Bahan
1. Buah-buahan berdaging lunak misalnya ; pisang, alpukat, tomat dll
2. Garam dapur
3. Deterjen cair
4. Aquadest
5. Etanol absolute dingin
6. Sumpit mie
7. Gelas kimia dan tabung reaksi
8. Garpu
9. Saringan halus
Prosedur
1. Kupas buah dan potong menjadi 4 bagian lalu lumatkan di dalam gelas kimia
dengan menggunakan garpu.
2. Tambahkan 3 gram garam dapur ke dalam gelas kimia berisi buah yang telah
dilumatkan tadi.
3. Tambahkan cairan deterjen sebanyak ukuran 1 :1 (mis. 10 mL buah yang telah
dilumatkan ditambah 10 mL cairan deterjen.
4. Selanjutnya tambahkan 50 – 100mL air kedalam gelas kimia tadi, aduk perlahan
sampai homogen, kemudian diamkan selama 5-15 menit
24
5. Saring buah tadi ke dalam gelas kimia yang baru
6. Tuangkan buah yang telah disaring tadi ke dalam tabung reaksi sampai sekitar ¼
dari volume tabung reaksi
7. Tambahkan etanol absolute dingin dengan cara mengalirkannya melalui dinding
tabung reaksi secara perlahan. Massa bening akan segera terlihatterpisah dari
sari buah. Massa putih tersebut adalah DNA buah tersebut. Untuk mendapatkan
massa DNA pada bagian atas permukaan etanol secara sempurna diperlukan
bantuan sumpit mei untuk menarik massa putih tersebut secara perlahan ke
permukaan etanol
Hasil positif terlihat adanya 3 lapisan, yaitu lapisan pertama di dasar tabung reaksi
berisi sari buah, lapisan tengah berisi etanol dan lapisan ketiga berisi massa putih
DNA buah.
Data pengamatan
Kesimpulan
25
Lampiran TATA CARA MENANGANI DROSOPHILA
1. Medium pemeliharaan Drosophila
Tujuan
Membuat media pemeliharaan Drosophila yang baik
Landasan Teori
Pemeliharaan dan pembiakan Drosophila membutuhkan media yang tepat supaya
Drosophila dapat hidup dan berkembang dengan baik. Untuk pemeliharaan
Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium yaitu medium yang
sederhana yang hanya terdiri dari pisang ambon dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 :1 atau medium lengkap yang terdiri dari pisang ambon, agar-agar,
gula merah dan ragi roti.
Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Botol kultur 1. Pisang ambon lumut
2. Timbangan 2. Pepaya
3. Lubang martil 3. Tape ketela pohon
4. Pengaduk 4. Agar
5. Kompor pemanas 5. Gula merah
6. Beaker gelas 6. Air
7. Kertas saring 7. Asam benzoate
8. Penyumbat gabus 8. Ragi roti
9. Syrink 20 cc 9. Gula aren
10. Aquades
11. Corbid acid
12. Metil paraben
Cara pembuatan media
1. Media Pisang-Tape
1. Pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6 : 1 dihaluskan sampai
rata/homogen
2. Masukkan ke dalam botol kultur yang sebelumnya telah dsterilkan
3. Masukkan/pasangkan kertas saring/pupasi dengan posisi miring
4. Tutup dengan penyumbat busa
26
2. Media Pepaya-Tape
Caranya sama dengan medium pisang – tape, hanya perbandingan yang
dianjurkan adalah pepaya 40% : tape 60%
3. Medium Agar-Pisang-Ragi-Gula Merah
1. Sebanyak 400 mL air direbus sampai mendidih, masukkan 7 gram agar-
agar (1 bungkus) kedalamnya dan diaduk
2. Gula merah 150 gram dimasukkan ke dalam larutan agar-agar tersebut
sampai semua gula merah larut
3. Pisang ambon 600 gram dihaluskan dengan mortal atau blender,
selanjutnya, masukkan ke dalam campuran tadi, masak hingga matang,
kemudian tambahkan ragi roti sebanyak 20 gram.
4. Bila telah matang, dinginkan sebentar, kemudian beri zat anti jamur, yaitu
Nipagen 7 mL yang dicampur dengan asam ascorbat jenuh 5 mL
5. Selanjutnya, masukkan adonan tadi ke dalam botol kultur kurang lebih 40
mL per botol
6. Adonan tersebut dapat digunakan untuk 25 botol
4. Media Pisang Ambon Lumut -Agar-Ragi-Gula Aren
1. Aquades 500 ml + gula aren 150 gr + agar-agar 7 gr (1 bungkus) dimasak
bersama-sama dengan pisang 550 gr yang sudah diblender sampai
mendidih.
2. Ascorbid acid 5 ml + metal paraben 5 ml dimasukkan dan diaduk hingga
rata
3. Botol media disiapkan, media yang telah dibuat diambil dengan
menggunakan syrink (media masih dalam keadaan panas). Media
ditempatkan ke dalam botol media dan dibiarkan hingga adonan menjadi
agak dingin
4. Butiran fermipan sebanyak 5-6 butir dimasukkan ke dalam botol media,
kemudian botol media ditutup dengan spon penutup.
27
2. Cara membius Lalat Drosophila
Tujuan
Membius Drosophila dengan cara yang tepat
Landasan Teori
Dalam melakukan praktikum genetika kita akan selalu berhubungan dengan
pembuktian hukum-hukum Genetika melalui cara pengamatan dan perhitungan
fenotip. Pada praktikum ini yang digunakan sebagai obyek adalah lalat Drosophila,
oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang tepat cara membius Drosophila untuk
tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktikum, yaitu pengamatan mutan
Drosophila dalam keadaan tetap hidup. Sehingga usahakan pembiusan yang
dialkukan tidak menyebabkan Drosophila menjadi mati, karena Drosophila mati akan
berubah warnanya, terutama warna mata dan tubuhnya. Drosophila yang mati dapat
dikenali dengan cara mengamati posisi sayap Drosophila yang umumnya naik
keatas (berbeda dengan posisi sayap Drosophila hidup).
Prosedur
1. Botol kultur disentakkan pelan-pelan pada bantalan karet atau Styrofoam hingga
semua lalat yang ada dalam ruangan di sebelah atas botol akan jatuh ke bawah.
2. Buka sumbat busanya dan perautkan botol eterisasi dihadapan mulut botol
biakan tersebut. Arahkan kedua botol dengan mulut saling berhadapan kearah
datangnya cahaya (Drosophila bersifat geotaksis negatif dan fototaksis positif)
dengan memegang kedua botol itu pada tempat pertautan dengan tangan kiri.
3. Dengan tangan kanan yang masih bebas botol kultur diputar perlahan-lahan
untuk merangsang lalat di dalam botol keluar kearah botol eterisasi
4. Apabila sejumlah Drosophila telah masuk ke dalam botol eterisasi, sumbatlah
kedua botol tersebut dengan cepat tetapi hati-hati
5. Teteskan beberapa tetes eter atau etil asetat. Biarkan beberapa saat sampai
semua lalat pingsan dan tunggu antara 30 sampai 60 detik (tidak boleh lebih)
6. Lalat dikeluarkan dan dapat diamati selama kurang lebih 5 menit. Lalat yang
bangun kembali sebelum selesai perhitungan dapat dibius dengan menggunakan
cawan Petri berkapas
28
7. Lalat yang sudah dihitung dan tidak dipergunakan lagi harus dibunuh dalam botol
yang berisi larutan deterjen untuk menghindari kontaminasi dari mutan-mutan
lain yang tidak dikehendaki.
8. Dalam melakukan pemisahan dan perhitungan mutan gunakan kuas kecil (no. 1-
3) yang tersedia.
3. Isolasi Drosophila Virgin
Tujuan
Mengisolasi Drosophila virgin dengan cara yang tepat
Landasan Teori
Drosophila dikenal sebagai organisme yang tidak mempunyai pasangan tetap dan
dapat kawin berulang kali. Selain dari pada itu hewan betina mempunyai
specmateca yang digunakan untuk menyimpan hasil imseminasi untuk waktu yang
cukup panjang. Jadi kalau kita akan menyilangkan Drosophila, kita harus yakin
bahwa lalat betina yang akan kita silangkan belum pernah kawin (masih virgin).
Alat dan Bahan
1. Kultur Drosophila yang sudah jadi
2. Obat bius etil asetat atau dietil eter
3. Botol pembius/botol eterisasi
4. Kuas kecil
5. Cawan Petri
6. Botol kultur berisi media
Prosedur
1. Kultur Drosophila yang sudah jadi berisi lalat dewasa, pupa dan larva disiapkan.
2. Kosongkan botol kultur tersebut (lalat dewasa dikeluarkan) sehingga tidak ada
satu pun lalat dewasa yang tertinggal. Botol kultur tinggal berisi larva dan pupa
saja
3. Menjelang jam ke delapan atau sebelumnya pupa akan berubah menjadi imago
yang dapat dipastikan belum pernah kawin (virgin)
4. Pisahkan imago/virgin betina dari yang jantan dan dapat dipakai dalam
percobaan persilangan.
29
Isolasi virgin dapat pula dilakukan pada stadium larva dan pupa. Pada saat stadium
pupa, isolasi virgin dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Ambil pupa yang sudah tua dari botol kultur dengan menggunakan kuas
2. Letakkan pupa tersebut dalam cawan Petri dan periksa dibawah mikroskop
3. Amati pupa, bila terdapat warna hitam di bagian tengah (sex comb) menunjukkan
calon lalat jantan, sedangkan bila tidak ada warna hitam adalah calon lalat
betina.
4. Pisahkan pupa jantan dan betina tersebut dan pindahkan/tempatkan pada cawan
Petri yang lembab (diisi kertas saring basah)
5. Kurang lebih satu hari kemudian pupa betina akan menjadi imago dan siap untuk
dipakai dalam percobaan persilangan.
Pertanyaan
1. Dari hasil pengamatan saudara coba berikan ciri-ciri lalat virgin
2. Apakah lalat jantan yang dipakai harus virgin pula? Berikan alasan saudara
3. Mengapa pemilihan lalat virgin harus dilakukan sebelum 8 jam
4. Mengapa lalat betina yang sudah pernah kawin tidak dapat digunakan dalam
persilangan ? Apakah hal ini juga berlaku bagi organisme lain?
Kesimpulan
30