peningkatan pemahaman konsep pesawat sederhana …/peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id...

89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MENGANTI 01 CILACAP TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ADDY HIKMAHWAN K7108066 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: ngokiet

Post on 16-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRY PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI MENGANTI 01 CILACAP

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

ADDY HIKMAHWAN

K7108066

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRY PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI MENGANTI 01 CILACAP

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

ADDY HIKMAHWAN

K7108066

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Addy Hikmahwan

NIM : K7108066

Jurusan/ Program Studi : Ilmu Pendidikan/ Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENINGKATAN PEMAHAMAN

KONSEP PESAWAT SEDERANA MELALUI PENERAPAN METODE

INQUIRY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MENGANTI 01 CILACAP

TAHUN AJARAN 2011/2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan

Addy Hikmahwan

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

Peningkatan Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Metode

Inquiry Pada Siswa Kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran

2011/2012

Disusun oleh:

Nama : Addy Hikmahwan

NIM : K7108066

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Oleh:

Pembimbing I

Drs. Sukarno M. Pd.

NIP 19570203 198303 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Sadiman, M. Pd.

NIP 19540808 198103 1 004

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 31 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M. Pd.

Sekretaris : Drs. Chumdari, M. Pd.

Anggota I : Drs. Sukarno, M. Pd.

Anggota II : Drs. Sadiman, M. Pd.

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si

NIP 19660415 199103 1 002

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Addy Hikmahwan. K7108066. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP

PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRY

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MENGANTI 01 CILACAP TAHUN

AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret, Juli 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan pemahaman konsep

pesawat sederhana melalui penerapan metode inquiry, dan mendiskripsikan

penerapan metode inquiry dalam meningkatkan pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran

2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa

kelas V SD Negeri Menganti 01 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 17

siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Teknik analisis data yang digunakan

adalah model analisis interaktif yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Uji validitas

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan

triangulasi metode.

Hasil penelitian ini menunjukkan, pada kondisi awal nilai pemahaman

konsep pesawat sederhana siswa dengan rata-rata kelas 61,3, siklus I meningkat

74,8, dan pada siklus II meningkat menjadi 84,1. Tingkat ketuntasan belajar siswa

pada kondisi awal sebanyak 13 siswa atau 40%, siklus I yaitu 75%, dan pada

siklus II sebanyak 29 siswa atau 90%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yang pertama, bahwa ada

peningkatan pemahaman konsep pesawat sederhana melalui penerapan metode

Inquiry. Kedua, penerapan metode inquiry harus disesuaikan dengan langkah-

langkah metode inquiry serta siswa dan lingkungan belajar. Dengan demikian,

melalui penerapan Metode Inquiry dapat digunakan untuk meningkatkan

pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti

01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/ 2012.

Kata Kunci: Pemahaman konsep pesawat sederhana dan metode inquiry.

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Addy Hikmahwan K7108066. IMPROVING FOR UNDERSTANDING

CONCEPT OF SIMPLE MACHINES WITH INQUIRY METHOD FOR

FIFTH GRADE STUDENT IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL OF

MENGANTI 01 CILACAP PERIODE 2011/ 2012. Skripsi, Surakarta, Teacher

Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2012.

This research is aimed for improvement understanding simple machines

concept with inquiry method and describe implementation of inquiry method

with simple machines concept for fifth grade student in public elementary school

of Menganti 01 Cilacap periode 2011/ 2012.

The type of classroom action research that has been done in two cyclus.

Each cyclus contain of four step there is planning, implementation, observation

and reflection. The subject of this research is fifth grade student elementary

school of Menganti 01 amount of 32 students thats content of 17 gentlement and

15 ladies. The data analyze technic that used is interactive analyze model that

contain of three step there are reduce data, serve data and resumed the conclution

(verification). The data cumulating technic is documentation, interview,

observation and test. Validation experiment that used for this research is source

triangulation and method triangulation.

The result describe that, In the first condition, value of understanding

simple machines concept student average 61,3, on cyclus I increase become 74,8

and cyclus II increase become 84,1. Grade fluenty study student in the first

condition among 13 student or 40 %, cyclus I among 24 student or 75 % and

cyclus II among 29 student or 90 %.

According the result of this research may conclude first that there is

improvement of understanding simple machines concept with implementation of

inquiry method. Second, implementation inquiry method must be include with

the way inquiry method and student, the other one is environment of study. So,

inquiry method can used to improving for understanding simple machines concept

for fifth grade student in public elementary school of Menganti 01 Cilacap period

2011/ 2012.

Key Word : Understanding simple machines concept and inquiry method

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Ilmu adalah lebih utama daripada harta. Ilmu menjagamu, sedangkan kau harus

menjaga hartamu. Harta akan berkurang bila kau nafkahkan, sedangkan ilmu

akan bertambah subur bila kau nafkahkan”

(Ali bin Abi Tholib)

“Gunakan otakmu untuk berpikir, bukan sebagai gudang fakta”

(Albert Einstein)

“Orang yang pesimis melihat kesukaran dibalik kesempatan, sedangkan orang

yang optimis melihat kesempatan disetiap kesukaran”

(Sir Wiston Churchill)

“If there is a will there is a way”

(Penulis)

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah karya ini sudah selesai saya susun. Terima kasih kepada Allah

SWT yang telah memberi banyak kenikmatan dan menjadi sumber inspirasi.

Karya ini ku persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku (Bapak Mufachir dan Alm. Ibu Mujaemah) tersayang

yang selalu memberi dukungan, semangat, bantuan, serta doa

yang tiada henti demi lancarnya tugas skripsi ini.

Kakak dan keluarga besar tersayang yang selalu

memberi semangat dan doa.

Yang terkasih, yang selalu memberikan semangat dan doa.

Teman-temanku yang selalu menemani

dan memberikan semangat.

Semua teman-teman mahasiswa S1 PGSD kelas A

angkatan 2008 yang selalu membantu dan

memberikan semangat kepada peneliti.

Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,

almamaterku tercinta tempat kutimba ilmu untuk menjadi

pengabdi bangsa Indonesia.

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Pemahaman Konsep

Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Metode Inquiry Pada Siswa Kelas V

SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah bayak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Sukarno, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Drs. Sadiman, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Achmad Suhirin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Menganti 01

Cilacap yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di SD tersebut.

7. Bapak Suparno, S.Pd, selaku Guru Kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap

yang telah membantu pelaksanaan penelitian di kelas tersebut.

8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri Menganti 01 Cilacap yang banyak memberikan

bantuan dan dorongan.

9. Ayah dan Alm Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan

baik secara moril maupun materiil.

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan

kerjasamannya.

Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari harapan

dan kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan bagi

para pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Addy Hikmahwan

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ v

HALAMAN MOTTO ............................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .......................................................... 6

1. Tinjauan Pembelajaran IPA ................................... 6

2. Tinjauan Materi Pesawat Sederhana ....................... 11

3. Hakikat Metode Inquiry .......................................... 17

B. Penelitian Yang Relevan .............................................. 26

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 26

D. Hipotesis Tindakan ........................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 29

B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 29

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Sumber Data ................................................................. 29

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 29

E. Validitas Data ............................................................... 31

F. Teknik Analisis Data ..................................................... 32

G. Indikator Kinerja ........................................................... 33

H. Prosedur Penelitian ....................................................... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................. 38

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................... 38

2. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................... 66

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................................... 70

B. Implikasi .......................................................................... 71

C. Saran ................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 74

LAMPIRAN ...........................................................................................

LAIN-LAIN ...........................................................................................

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ................................................ 28

Gambar 3.1 Bagan Teknik Analisis Data ........................................... 33

Gambar 3.2 Bagan Strategi Penelitian Tindakan Kelas ..................... 34

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Sebelum Tindakan .......................................................... 40

Gambar 4.2 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Siklus I ............................................................................ 45

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan dan Siklus I .................... 46

Gambar 4.4 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ........... 49

Gambar 4.5 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ................ 50

Gambar 4.6 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Siklus II ........................................................................... 55

Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Siklus I dan Siklus II ..................................... 56

Gambar 4.8 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .......... 59

Gambar 4.9 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II .............. 60

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.... 62

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Siklus I dengan Siklus II................................................. 64

Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Hasil Kinerja Guru Siklus I

dengan Siklus II .............................................................. 65

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan ........................................... 40

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Siklus I ............................................................. 45

Tabel 4.3 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan dan Siklus I ....................... 46

Tabel 4.4 Skor Aktivitas Siswa Pada Siklus I ................................... 49

Tabel 4.5 Skor Kinerja Guru Pada Siklus I ....................................... 50

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Siklus II .......................................................... 54

Tabel 4.7 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Siklus I dan Siklus II ....................................... 56

Tabel 4.8 Skor Aktivitas Siswa Pada siklus II .................................. 59

Tabel 4.9 Skor Kinerja Guru Pada Siklus II ..................................... 60

Tabel 4.10 Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II ....... 62

Tabel 4.11 Perbandingan Skor Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II ......................................................... 64

Tabel 4.12 Perbandingan Skor Kinerja Guru Pada Pembelajaran

Siklus I dengan Siklus II ................................................... 65

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum

Diterapkan Metode Inquiry ............................................ 76

Lampiran 2. Soal dan Kunci Jawaban Sebelum Tindakan.................. 77

Lampiran 3. Daftar Nilai Sebelum Tindakan ...................................... 79

Lampiran 4. Silabus Siklus I ............................................................... 80

Lampiran 5. Silabus Siklus II .............................................................. 82

Lampiran 6. RPP Siklus I .................................................................... 84

Lampiran 7. RPP Siklus II .................................................................. 105

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pertemuan Ke-I ............................................................... 124

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pertemuan Ke-II ............................................................. 125

Lampiran 10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan Ke-1 .............................................................. 126

Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pertemuan Ke-II ............................................................. 127

Lampiran 12. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ....................... 129

Lampiran 13. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ...................... 130

Lampiran 14. Daftar Nilai Siklus I........................................................ 134

Lampiran 15. Daftar Nilai Siklus II ...................................................... 135

Lampiran 16. Daftar Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II . 136

Lampiran 17. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah

Diterapkan Metode Inquiry ............................................ 137

Lampiran 18. Dokumentasi Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ............ 138

Lampiran 19. Tabel Rincian Kegiatan Penelitian ................................. 143

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua

aktivitas yang memberikan materi pelajaran kepada siswa agar siswa mempunyai

kecakapan dan kemampuan memadai yang dapat memberikan manfaat dalam

kehidupannya. Dalam proses belajar mengajar IPA selain melibatkan pendidik

dan siswa secara langsung, juga diperlukan pendukung yang lain yaitu: alat

pelajaran yang memadai, penggunaan metode pembelajaran yang tepat, serta

situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang.

IPA merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya atau bisa

juga dikatakan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis tentang gejala alam. Gejala alam tersebut dapat dipisahkan menjadi

gejala alam fisik (fisika) dan gejala alam hayati (biologi). Peran IPA dalam

perkembangan teknologi sangat penting. Oleh karena itu bidang IPA perlu

dikuasai secara baik. Penguasaan konsep IPA mendukung perkembangan

teknologi, sebagai contoh pada tahun 70-an manusia berkomunikasi melalui radio,

telepon dan televisi, tetapi sekarang dengan adanya kemajuan teknologi, manusia

bisa memanfaatkan kecanggihan komputer dalam berkomunikasi dengan jasa

internet guna mempermudah kerja manusia.

Pendidikan IPA perlu dikembangkan, dalam hal ini mengingat IPA melatih

peserta didik untuk berfikir logis, rasional, kritis dan kreatif. Pendidikan pada

hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara sadar dan

disengaja, serta penuh tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuannya.

Berdasarkan hakikat pendidikan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dalam

proses pembelajaran terdapat unsur-unsur yang saling mempengaruhi, khususnya

dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Pembelajaran juga pada hakekatnya merupakan proses sebab-akibat. Guru

sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran

siswa, meskipun tidak semua perbuatan belajar siswa merupakan akibat guru yang

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengajar. Oleh sebab itu guru sebagai figur sentral harus mampu menerapkan

media pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan

belajar siswa yang aktif, produktif, dan efisien.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

pelaksanaan program pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran yang bemutu

sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran

di kelas. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan mengelola proses

pembelajaran yang berkualitas. Jika guru tidak memiliki kemampuan mengelola

proses pembelajaran di kelas, maka akan berakibat rendahnya kualitas

pembelajaran dan akan mengurangi minat masyarakat untuk menyekolahkan

anak- anak mereka. Peneliti merefleksi dan mengidentifikasi masalah yang

muncul dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri

Menganti 01 Kabupaten Cilacap.

Hasil observasi awal mata pelajaran IPA, siswa kelas V SD Negeri

Menganti 01 bulan Januari 2012 didapatkan informasi bahwa masih banyak siswa

yang hasil belajarnya rendah. Pada Kompetensi Dasar Pesawat Sederhana, hanya

13 siswa dari 32 siswa yang dapat mencapai nilai di atas nilai batas standar. Nilai

batas standar mata pelajaran IPA kelas V adalah 63. Ini berarti bahwa hanya 40

% siswa dapat mencapai ketuntasan, sedangkan 60% siswa belum dapat mencapai

ketuntasan. Rendahnya hasil belajar siswa dibanding dengan Nilai batas standar

karena proses pembelajaran masih menggunakan pembelajaran yang

konvensional, yaitu proses dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran,

mengajar, belajar, dan melakukan evaluasi . Guru lebih banyak berfungsi sebagai

instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif.

Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah duduk mendengarkan, mencatat, dan

mengulang kembali di rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan.

Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas

yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik. Pada umumnya

pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, kemudian

dihafalkan, bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan mengaitkan dengan

pengalaman empiris dalam kehidupan nyata. Guru dalam merencanakan dan

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menerapkan metode pembelajaran kurang variatif, sehingga siswa pasif dan

merasa bosan. Dalam Kompetensi Dasar mengidentifikasi berbagai jenis pesawat

sederhana, misalnya pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda guru hanya

secara monoton menerangkan berbagai jenis pesawat sederhana, memberi contoh

dan siswa mendengarkan. Menurut hasil observasi dan data-data tersebut di atas,

menuntut peneliti untuk segera melaksanakan tindakan-tindakan agar dapat

meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD

Negeri Menganti 01. Karena peneliti menganggap pemahaman konsep pesawat

sederhana bagi siswa sangat penting sekali diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam kehidupan nyata/sehari-hari alat-alat pesawat sederhana akan sering

dijumpai oleh siswa, jadi siswa harus bisa mengetahui dan menggunakan alat-alat

pesawat sederhana tersebut dengan benar. Salah satu alternative yang akan

peneliti gunakan dalam proses meningkatkan pemahaman konsep pesawat

sederhana adalah dengan menggunakan metode inquiry. Menurut Gulo (dalam

Trianto 2009: 166) Metode inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama

kegiatan pembelajaran inquiry adalah: (1) keterlibatan siswa secara maksimal

dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis

pada tujuan pembelajaran; dan(3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa

tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry.

Dalam pembelajaran dengan metode inquiry, siswa didorong untuk belajar

sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep

dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan

melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip

untuk diri mereka sendiri. Pembelajaran dengan metode inquiry memacu

keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan

pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar

memecahkan masalah secara mendiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis

karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi.

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: orientasi, merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan

kesimpulan. Melalui metode inquiry ini, diharapkan proses pembelajaran

berlangsung secara menarik, hidup, serta bermakna sehingga dapat meningkatkan

Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana. Peneliti merasa tertarik dengan masalah

tersebut dan terdorong untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui

Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil judul “Peningkatan Pemahaman

Konsep Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Metode Inquiry Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta yang di atas dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode inquiry dapat meningkatkan pemahaman

konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01

Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Bagaimananakah penerapan metode inquiry dalam meningkatkan

pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri

Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana melalui

penerapan metode inquiry pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01

Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Untuk mendiskripsikan penerapan metode inquiry dalam meningkatkan

pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri

Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat Teoritis

maupun Praktis.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan

untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

pengembangan teori tentang pemahaman konsep pesawat sederhana melalui

penerapan metode inquiry pada pembelajaran IPA.

2. Manfaat praktis

1. Manfaat Bagi Siswa

1) Meningkatnya hasil belajar siswa tentang materi IPA pokok bahasan

pesawat sederhana.

2) Melatih siswa mengungkapkan ide/gagasannya tentang materi IPA

pokok bahasan pesawat sederhana.

2. Manfaat Bagi Guru

1) Guru memperoleh pengalaman untuk menyelesaikan masalah-masalah

pembelajaran IPA.

2) Meningkatkan keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan

metode pembelajaran IPA.

3. Manfaat Bagi Sekolah

1) Membuka wawasan para pengelola sekolah tentang kekurangan

/kelemahan pembelajaran di sekolah.

2) Menambah kemampuan sekolah dalam meningkatkan mutu

pembelajaran.

3) Menumbuhkan kerjasama dengan LPTK untuk mengembangkan mutu

pendidikan di sekolah.

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Pembelajaran IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam yang biasa disingkat IPA merupakan

terjemahan dari kata Bahasa Inggris Natural Science secara singkat sering

disebut Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau

bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut

sebagai ilmu tentang alam ini. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa

yang terjadi di alam.

Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian IPA.

Diantaranya, menurut Purnell’s (dalam Srini M. Iskandar 2001: 2) Ilmu

Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang

didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistimatik, serta

dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,

teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Pendapat lain tentang pengertian IPA yaitu menurut Abdullah

(1998: 18). “Ilmu Pengetahuan alam adalah pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demkian seterusnya kait mengkat antara

cara yang satu dengan cara yang lain”.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa IPA

merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh

dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah

dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum

sehingga akan terus di sempurnakan.

IPA memiliki peranan yang sangat penting, terutama bagi

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan

dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan IPA di Indonesia dan

negara-negara maju. Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang

memiliki tujuan agar setiap siswa memiliki kepribadian yang baik dan

dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang

ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang

dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan

menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian

atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan

dapat dikembangkan di masyarakat.

Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan

tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan

kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak

digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan ilmu

dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan

penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut

bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses

pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya pendidikan IPA saat

ini belum dapat menerapkannya.

Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang ada

sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan

dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-

teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah

dari peserta didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu

ditumbuhkan agar menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.

Dalam Standar Isi Mata Pelajaran IPA SD disebutkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar

tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/ MI

diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar

untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA

dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA

meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur,

mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan

waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan

melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan

variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis

dan mensintesis data.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan, bahwa ketrampilan

proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan

ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk

menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk

menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum

dan teori- teori baru.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/ MI

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Secara lengkap disebutkan dalam kurikulum 2006 (standar isi)

bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut: (1) Memperoleh keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan

keteraturan alam ciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. (4) Mengembangkan

keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah

dan membuat keputusan. (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan

serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. (6)

Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (6) Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

b. Ruang Lingkup IPA di SD

Materi pembelajaran IPA di SD sangatlah luas. Hal ini bisa dilihat

dari silabus yang menjadi pedoman para guru sebelum menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran. Peneliti akan meneliti salah satu materi IPA

yang ada di dalam kelas V semester II yaitu materi pesawat sederhana.

Berikut ini adalah materi- materi IPA kelas V semester II :

Sekolah : SD

Kelas : V (Lima)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Semester : II (Dua)

Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya,gerak,

dan energi, serta fungsinya.

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

5.1 Mendeskripsikan antara gaya,

gerak dan energi melalui

percobaan ( gaya gravitasi, gaya

gerak, gaya magnet).

a) Gaya gravitasi

b) Gaya magnet

c) Gaya gesek

d) Pesawat sederhana

Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat- sifat cahaya melalui

kegiatan membuat suatu karya/ model.

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

6.1 Mendeskripsikan sifat- sifat

cahaya.

6.2 Membuat suatu karya model,

misal periskop atau lensa dari

bahan sederhana dengan

menerapkan sifat- sifat cahaya.

a) Cahaya dan sifat- sifatnya

Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di

alam dan hubungannya dengan penggunaan

sumber daya alam.

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

7.1 Mendeskripsikan proses

pembentukan tanah karena

pelapukan.

7.2 Mengidentifikasi jeis-jenis

tanah.

7.3 Mendeskripsikan struktur

bumi.

a) Proses pembentukan tanah.

b) Struktur bumi.

2. Tinjauan Materi Pesawat Sederhana

a. Pengertian Pesawat Sederhana

Menurut Haryanto (2004: 142) pesawat adalah semua alat yang

berguna untuk memudahkan pekerjaan rumah. Menurut Haryanto juga

(2004: 142) pesawat sederhana dibagi menjadi dua jenis yaitu pesawat

sederhana dan pesawat yang rumit. Pesawat Sederhana menggunakan

lintasan yang lebih jauh, namun memudahkan menyelesaikan pekerjaan,

contohnya tuas, katrol, bidang miring dan roda. Sedangkan pesawat rumit

merupakan pesawat yang terbentuk dari pesawat sederhana, contohnya

mesin cuci, mixer, vacum cleaner.

b. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana

Menurut Choiril Azmiyawati (2008: 98), pesawat sederhana

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Tuas (Pengungkit)

Tuas memiliki tiga bagian yaitu titik tumpu, titik kuasa dan titik beban.

Titik tumpu adalah tempat tuas ditumpu dan tempat tuas diputar. Titik

kuasa adalah tempat gaya bekerja pada tuas. Sedangkan titik beban

adalah tempat dimana gaya bekerjanya berat benda. Tuas digolongkan

menjadi tiga golongan, yaitu:

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Tuas golongan pertama

Merupakan tuas dengan posisi titik tumpu berada di antara beban

dan kuasa. Contohnya adalah jungkat- jungkit, gunting, timbangan,

pencabut paku, pemotong kuku, dan tang.

Alat-alat yang termasuk pengungkit golongan 1

Keterangan :

a. Titik Tumpu.

b. Titik Kuasa.

c. Titik Beban.

2) Tuas golongan kedua

Merupakan tuas dengan posisi beban berada di antara beban dan

kuasa. Contohnya adalah gerobak, pemecah biji pala, kereta

sorong, pembuka kaleng, pemotong kertas.

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Alat-alat yang termasuk pengungkit golongan II

Keterangan :

a. Titik Tumpu.

b. Titik Kuasa.

c. Titik Beban.

3) Tuas golongan ketiga

Merupakan tuas dengan posisi kuasa berada diantara titik tumpu

dan beban. Contohnya adalah sekop dan sap.

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Alat-alat yang termasuk pengungkit golongan III

Keterangan :

a. Titik Tumpu.

b. Titik Kuasa.

c. Titik Beban.

b. Bidang Miring

Bidang miring adalah permukaan datar yang salah satu ujungnya lebih

tinggi dari ujung yang lain. Bidang miring bermanfaat dalam

mempermudah memindahkan barang yang berat. Contohnya dapat

digunakan saat memindahkan barang ke tempat tinggi. Contoh alat-

alatnya seperti paku, pahat, kapak, dan pisau.

Alat-alat yang menggunakan prinsip kerja bidang miring

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

c. Katrol

Katrol adalah suatu roda yang berputar pada pos/ rosnya. Digunakan

untuk mengangkat benda yang sangat berat dan digunakan bersama-

sama dengan rantai atau tali. Berdasarkaan penggunaannya, katrol

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Katrol tetap

Merupakan katrol yang posisinya tidak berubah karena dipasang

pada suatu tempat yang tetap. Kuasa yang dibutuhkan sama dengan

berat benda itu sendiri. Contohnya katrol pada sumur timba.

2) Katrol bebas

Merupakan katrol yang posisinya bisa berubah karena tidak

dipasang pada suatu tempat tertentu. Katrol ditempatkan di atas tali

dan beban dikaitkan dengan katrol kemudian salah satu ujung tali

diikat pada tempat yang tetap dan ujung yang lain ditarik keatas

sehingga katrol dan beban terangkat. Kuasa yang diperlukan lebih

kecil daipada kuasa pada katrol tetap. Contohnya peti kemas di

pelabuhan.

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3) Katrol Campuran

Merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas yang

dihubungkan dengan tali. Beban dikaitkan pada katrol yang bebas

kemudian salah satu ujung tali diikat pada penopang katrol tetap

sedangkan ujung tali yang lain ditarik sehingga bebab dan katrol

bebas terangkat.

b. Roda

Roda digunakan untuk mempermudah memindahkan beban. Bentuk roda

yang bundar membuatnya mudah bergerak. Penggunaan roda untuk

memindahkan barang dengan memperkecil gaya gesekan antara benda

dan bidang gesek. Roda berporos terdiri dari sebuah roda yang

dihubungkan dengan sebuah poros sehingga dapat berputar bersama-

sama. Contohnya setir mobil, setir kapal, gerinda, roda sepeda, roda

mobil, roda gerobak.

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Alat- alat yang menggunakan prinsip kerja roda berporos

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa pesawat

sederhana adalah semua jenis alat yang digunakan untuk mempermudah

pekerjaan manusia. Dan pesawat sederhana tersebut dikelompokkan

menjadi empat jenis yaitu tuas, katrol, bidang miring, dan roda.

3. Hakekat Metode Inquiry

a. Pengertian Metode

Menurut Muhibbin Syah (1995: 27) Metode adalah sebagai cara

atau jalan yang ditempuh seseorang dalam melakukan kegiatan. Metode

pembelajaran berfungsi sebagai cara dalam menyajikan ( menguraikan,

memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain menurut T. Raka Joni ( dalam Soli

Abimanyu 2008: 72) Metode adalah cara/ jalan menyajikan/ melaksanakan

kegiatan untuk mencapai tujuan. Dari penjelasan tersebut maka dapat

disimpulkan, bahwa metode adalah suatu cara untuk melakukan suatu

pekerjaan. Dalam menggunakan metode hendaknya disesuaikan dengan

materi dan pembelajaran yang akan diberikan.

b. Metode inquiry

Inkuiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry” yang secara harfiah

berarti penyelidikan. Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains,

yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup

efektif adalah metode inquiry. Gulo (dalam Trianto 2009: 166)

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mengemukakan, bahwa metode inquiry merupakan suatu rangkaian

kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah:

(1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2)

keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran;

dan(3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang

ditemukan dalam proses inquiry.

Pendapat menurut Mohammad Jauhar (2011: 65) “Inquiry adalah

suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan

melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau

memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan

menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis”.

Pendapat lainnya menyatakan Kourilsky (dalam Oemar Hamalik

2008: 219). “Pengajaran berdasarkan inquiy adalah suatu strategi yang

berpusat pada siswa di mana kelompok siswa inquiry ke dalam suatu isu

atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui prosedur

yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok”.

Lain halnya dengan pendapat Guohui: 2004, (yang terdapat dalam

International Journal of Academic Research Vol. 3. 2011: 955. Pakistan) :

Inquiry based learning is a curriculum design and a

teaching/learning strategy which simultaneously develops higher

order thinking, disciplinary knowledge bases and practical skills

by placing students in the active role of practitioners (or problem-

solvers) confronted with a situation (an ill-structured problem)

which reflects the real world. The basic characteristics of this

learning are that it is context-based using „real-life‟ situations,

focuses on thinking skills, requires integration of inter-disciplinary

knowledge, is self-directed and develops lifelong learning skills

and can be applied in small groups. Students are driven by a posed

real-life problem and become interested in its solution. To solve the

problem, they should learn how to: actively integrate knowledge;

accumulate and connect skills; and work cooperatively. As the

teacher‟s role is one of support, not direction, it is obvious that this

is a student-centred teaching approach.

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa

metode inquiry adalah metode pembelajaran yang berupaya menanamkan

dasar- dasar ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran

ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah. Sedangkan peranan guru dalam proses

pembelajaran ini yaitu sebagai pembimbing dan fasilitator.

Guru menggunakan teknik ini sewaktu mengajar memiliki tujuan

diantaranya yaitu (menurut Roestiyah 2001: 76), agar siswa terangsang

oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu.

Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompok.

Diharapkan juga siswa mapu mengemukakan pendapatnya dan

merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat

berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry

mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Seperti

merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Menumbuhkan sikap

objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Akhirnya dapat

mencapai yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di

atas berarti siswa sedang melakukan inquiry. Intinya metode inquiry

menekankan perubahan cara guru mengajar dari “teacher centered”

kepada “student centered”.

Peranan guru dalam pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:

1) Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah

berpikir. 2) Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa

mengalami kesulitan. 3) Penanya, menyadarkan siswa dari

kekelirun yang mereka buat. 4) Administator, bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan kelas. 5) Pengarah, memimpin kegiatan

siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 6) Manajer,

mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. 7)

Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa

(Trianto 2009:166)

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran

inquiry :

Pertama, strategi inquiry menekankan kepada aktivitas siswa

secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pendekatan inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan

untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang

dpertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap

percaya diri (self-belief) . Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi

pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan

intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam

pembelajaran inquiry siswa tidak hanya dituntut agar menguasai

pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan

potensi yang dimilikinya (Mohammad Jauhar 2011: 66).

Dijelaskan dalam bukunya Mohammad Jauhar (2011: 67). Proses

pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry dapat mengikuti

langkah-langkah berikut :

a. Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim

pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan

agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi

merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan metode inkuiri

sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas

menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa

kemauan dan kemampuan itu tidak mungkin proses pembelajaran akan

berjalan dengan lancar.

b. Merumuskan masalah

Merumuskan msalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka- teki. Persoalan yang disajikan adalah

persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki

itu. Dikatakan teka- teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji

disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong

untuk mencari jawaban yang tepat.

c. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Potensi berpikir individu dimulai dari kemampuan setiap

individu untuk menebak atau mengira- ngira dari suatu permasalahan.

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan

kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan

mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk

dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai

perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

d. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi

pembelajaran inkuri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses

pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam

belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan

menggunakan potensi berpikirnya.

e. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan

kemampuan berpikir rasional.

f. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai

kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada

siswa data mana yang relevan.

Disamping itu, menurut Mulyasa (dalam Esti Ismawati 2009: 113)

melalui inquiry peneliti diberikan kesempatan untuk menggunakan proses

mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan

potensi intelektualnya.

Pendekatan inquiry terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya

intervensi guru terhadap siswa :

1) Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry approach); peserta didik

memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan

terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman

belajar dengan metode inkuiri. Pada tahap awal bimbingan

lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi,

sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. 2)

Inkuiri bebas (free inquiry approach); pada inkuiri bebas

peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang

ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta didik harus dapat

mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topic

permasalahan yang hendak diselidiki. 3) Inkuiri bebas yang

dimodifikasi (modified free inquiry approach); pada inkuiri ini

guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian

peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut

melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian”

(Mohammad Jauhar 2011: 69).

Peneliti akan menerapkan metode inquiry terbimbing (guided

inquiry) dalam proses pembelajaran. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)

merupakan salah satu metode inkuiri dimana guru menyediakan materi

atau bahan dan permasalahan untuk penyelidikan. Siswa merencanakan

prosedurnya sendiri untuk memecahkan masalah. Guru memfasilitasi

penyelidikan dan mendorong siswa mengungkapkan atau membuat

pertanyaan-pertanyaan yang membimbing mereka untuk penyelidikan

lebih lanjut.

Pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan agar para siswa bebas

mengembangkan konsep yang mereka pelajari. Mereka diberi kesempatan

untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi secara berkelompok, di

dalam kelas mereka diajarkan berinteraksi sosial denga kawan sebayanya

untuk saling bertukar informasi antar kelompok. Inkuiri terbimbing

(guided inquiry) masih memegang peranan guru dalam memilih topik atau

bahasan, pertanyaan dan menyediakan materi, akan tetapi siswa

diharuskan untuk mendesain atau merancang penyelidikan, menganalisa

hasil, dan sampai pada kesimpulan.

Inkuiri terbimbing menuntut siswa untuk mengembangkan langkah

kerja (prosedur) dalam memecahkan masalah yang telah diberikan oleh

guru melalui LKS jenis challenge activity. Inquiry terbimbing masih

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

memegang peranan guru dalam memilih topik/bahasan, pertanyaan dan

menyediakan materi, akan tetapi siswa diharuskan untuk mendesain atau

merancang penyelidikan, menganalisa, dan sampai kepada kesimpulan.

Langkah-langkah pembelajaran inkuri terbimbing terdiri dari 5

tahap :

1. Tahap pertama, Menyajikan Masalah

2. Tahap kedua, Verifikasi Data

3. Tahap ketiga, Melakukan Eksperimen

4. Tahap keempat, Mengorganisasi Data

5. Tahap kelima, Menganalisis Hasil

Dari uraian di atas, inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat

diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran berbasis inkuiri yang

penyajian masalah, pertanyaan dan materi atau bahan penunjang

ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong siswa

melakukan penyelidikan untuk menentukan jawabannya. Kegiatan siswa

dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang

ditentukan guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan,

menganalisis hasil, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil

penyelidikan. Dalam metode inquiry yang lebih dipentingkan adalah

proses penemuannya atau cara menemukan, sedangkan hasil itu nomor

dua.

Menurut Chiapetta dan Adams Inquiry sangat berperan dalam

mengembangkan :

1) Pemahaman fundamental mengenai konsep, fakta, prinsip,

hukum dan teori. 2) Keterampilan yang mendorong pemerolehan

pengetahuan dan pemahaman mengenai fenomena alam. 3)

Pengayaan disposisi untuk menemukan jawaban pertanyaan dan

menguji kebenaran pernyataan- pernyataan. 4) Pembentukan sikap

positif terhadap sains. 5) Pemerolehan pengertian mengenai sifat-

sifat sains ( dalam Muhammad Jauhar 2011: 78).

Sasaran pembelajaran yang dapat dicapai dengan penerapan inqury

adalah :

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Sasaran kognitif

1. Memahami bidang khusus dari materi pelajaran.

2. Mengembangkan keterampilan proses sains.

3. Mengembangkan kemampuan bertanya, memecahkan masalah dan

melakukan percobaan.

4. Menerapkan pengetahuan dalam situasi baru yang berbeda.

5. Mengevaluasi dan mensintesis informasi, ide dan masalah baru.

6. Memperkuat keterampilan berpikir kritis.

Sasaran afektif

1. Mengembangkan minat terhadap pelajaran dan bidang ilmu

2. Memperoleh apresiasi untuk pertimbangan moral dan etika yang relevan

dengan bidang ilmu tertentu.

3. Meningkatkan intelektual dan integritas

4. Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi

pengetahuan.

Proses inquiry menuntut guru bertindak sebagai fasilitator,

narasumber, dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari

pengetahun sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Strategi

instruksional dapat berhasil bila guru memperhatikan kriteria sebagai

berikut :

1) Mendefinisikan secara jelas topik inquiry yang dianggap

bermanfaat bagi siswa. 2) Membentuk kelompok-kelompok dengan

memperhatikan keseimbangan aspek akademik dan aspek sosial. 3)

Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok

dengan cara yang responsif dan tepat waktu. 4) Intervensi unruk

meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat dan

terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas. 5) Melakukan

evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan kelompok

dan hasil yang dicapai (Oemar Hamalik 2008: 221).

Adapun kelebihan dan kelemahan metode inquiry adalah sebagai

berikut :

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

a. Kelebihan metode inquiry :

1) Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat

penyajian informasi oleh guru kepada siswa sebagai penerima

informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar rendah

(teacher centered), menjadi pengajaran yang menekankan kepada

proses pengolahan informasi di mana siswa yang aktif mencari

dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses mentalnya

lebih tinggi atau lebih banyak (student centered). 2) Membantu

peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan

keterampilan dalam proses kognitif. 3) Peserta didik memperoleh

pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan

mengendap dalam pikirannya. 4) Dapat membangkitkan motivasi

dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. 5)

Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai

jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai

satu-satunya sumber belajar.

b. Kelemahan metode inquiry :

1) Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang

menerima informasi dari guru apa adanya, ke arah membiasakan

belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan mengolah

informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang

mudah, apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.

2) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa

harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan

sekitarnya denhan baik. 3) Guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi

fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.

Inipun bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru

merasa belum puas kalau tidak banyak menyajikan informasi

(Hanafiah dan Cucu Suhana 2010:206).

Tentang keberhasilan metode inquiry, menurut Sri Anitah (2009:

57) tidak tergantung pada pencapaian kesimpulan yang diterapkan

sebelumnya. Untuk melaksanakan kegiatan belajar jenis ini, diperlukan

pengalaman personal yang tinggi bagi keterlibatan individu. Individu

diberi kesempatan mengaplikasikan kemampuannya secara total, dengan

mempertimbangkan talenta, ide, skill yang dimiliki.

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Penelitian Yang Relevan

1) Luluk Rahmawati dalam skripsi yang berjudul Pemahaman Konsep

Pesawat Sederhana Melalui Model Pembelajaran Konstektual Pada Siswa

Kelas V SD Negeri 1 Glintang Sambi Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya

peningkatan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V

SD Negeri 1 Glintang, yaitu ditandai dengan siswa kelas V sebanyak 10

anak mengalami peningkatan hasil belajar yaitu sebelum tindakan 40%,

siklus I 60%, dan pada siklus II menjadi 80%. Di dalam skripsi ini terdapat

satu kesamaan variabel yaitu Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana.

2) Dhina Mulatsih dalam skripsi yang berjudul Peningkatan Pemahaman

Konsep Bangun Datar Melalui Metode Inquiry Pada Pembelajaran

Matematika Pada Siswa Kelas III SD Negeri 02 Tugu Kecamatan

Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil

penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya peningkatan

pemahaman konsep bangun datar pada siswa kelas III SD Negeri 02 Tugu,

yaitu ditandai dengan prosentase ketuntasan sebelum tindakan 40,91%,

siklus I 77,27%, dan pada siklus II menjadi 95,45%. Di dalam skripsi ini

terdapat satu kesamaan variabel yaitu Metode Inquiry.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat

disusun suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran

sebelum menerapkan metode inquiry, guru masih menggunakan

pembelajaran konvensional. Siswa menjadi lebih cepat bosan dan

informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak

merangsang kreativitas dan partisipasi siswa. Guru lebih menekankan pada

terselesainya materi pelajaran daripada hasil belajar siswa. Dalam

pembelajaran komunikasi hanya satu arah sehingga kurang adanya timbal

balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dan mempertajam gagasannya. Guru hanya menggunakan metode

konvensional saja sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam

pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan pemahaman konsep pesawat

sederhana siswa Kelas V SD Negeri Menganti 01 masih rendah.

Peneliti berusaha untuk meningkatkan pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siswa kelas V dengan memilih penerapan metode inquiry.

Penerapan metode inquiry diharapkan lebih bermakna bagi siswa, karena

proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk siswa

bekerja dan mengalaminya.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan

dengan menerapkan metode inquiry untuk meningkatkan pemahan konsep

materi pesawat sederhana pada kelas V. Pada kondisi akhir pembelajaran,

diharapkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V

dapat meningkat sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dan pada

akhirnya hasil belajar pemahaman konsep pesawat sederhana juga ikut

meningkat.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran

dalam penelitian ini sebagai berikut (lihat gambar 2.1):

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Penerapan metode inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep

pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01

Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Mengetahui penerapan metode inquiry dalam meningkatkan

pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD

Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

Tindakan

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

Guru menggunakan

metode konvensional

dalam proses

pembelajaran

Guru menerapkan metode

inquiry dalam proses

pembelajaran

Pemahaman konsep

materi pesawat

sederhana masih rendah

. Siklus I

Pemahaman konsep materi

pesawat sederhana meningkat.

. Siklus II

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas V SDN Menganti 01, Kecamatan

Kesugihan, Kabupaten Cilacap.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan pada semester II tahun ajaran 2011/ 2012

selama 6 bulan, dimulai bulan Januari sampai Juni 2012. Keterangan

selengkapnya(lihat lampiran 19).

B. Subjek & Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Menganti 01 Cilacap.

Siswa berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 17 siswa laki- laki, dan 15 siswa

perempuan. Objek penelitian ini adalah pemahaman konsep pesawat

sederhana dan metode inquiry.

C. Sumber Data

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data

atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa

data kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi :

1. Sumber data primer diantaranya: Siswa, guru, dan pihak lain yang

terkait

2. Sumber data sekunder diantaranya: Dokumentasi, hasil observasi, hasil

wawancara, dan hasil tes.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Teknik atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini meliputi lembar observasi, dokumen, tes, dan

wawancara, yang masing-masing diuraikan berikut ini:

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat

menentukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut H. B.

Sutopo (2006: 75) mengatakan bahwa observasi adalah metode/ teknik yang

digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,

aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda. Observasi dapat dilakukan

baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini peneliti

akan menggunakan observasi langsung (direct observation), observasi ini

dilakukan pada guru dan siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap.

Yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan pemahaman

konsep pesawat sederhana selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) mengemukakan bahwa tes

merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan sebagai alat

pengukuran keterampilan, sikap, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yang dilaksanakan pada akhir

kegiatan atau dalam evaluasi oleh siswa Kelas V SD Negeri Menganti 01

Cilacap. Yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan

pemahaman konsep pesawat sederhana selama proses pembelajaran

berlangsung.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:240) dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Data dokumentasi digunakan

untuk memperoleh berbagai arsip atau data-data berupa Silabus IPA kelas

V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto-foto kegiatan selama

proses pembelajaran, serta daftar nilai tindakan awal Pemahaman Konsep

Pesawat Sederhana kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap.

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2008: 231) wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara terhadap guru

dan siswa yang bertujuan menggali informasi guna memperoleh data yang

berkaitan dengan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V

SD Negeri Menganti 01 Cilacap sebelum dan sesudah penggunaan metode

inquiry.

E. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitasnya

dapat diketahui dengan menggunakan triangulasi data.

Menurut Patton dalam Herybertus B. Sutopo (2006: 92) teknik

Triangulasi ada empat teknik yaitu : Triangulasi sumber data, triangulasi

teori, triangulasi metode, dan triangulasi peneliti. Pada dasarnya trianggulasi

ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat

multiperspektif. Artinya, untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan

tidak hanya satu cara pandang.

Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data peneliti

menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber data.

a. Triangulasi Metode

Jenis trianggulasi ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data

sejenis tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang

berbeda. Triangulasi metode lebih ditekankan pada pengumpulan data

dengan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam

penelitian ini data proses kegiatan pembelajaran pemahaman konsep

pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 diperoleh

dari wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi..

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b. Triangulasi Sumber Data

Melalui triangulasi sumber data, akan diarahkan pengumpulan data

melalui berbagai sumber data yang berbeda. Dalam hal ini data yang sama

atau sejenis akan lebih akurat jika digali dari beberapa sumber data yang

berbeda. Dalam penelitian ini triangulasi sumber data yang dilakukan

adalah kroscek data nilai pemahaman konsep pesawat sederhana siswa

kelas V SD Negeri Menganti 01 antara sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Data yang

diperoleh dianalisis dan diolah secara kualitatif. Model analisis interaktif

mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi Data (Data Reduction), (2)

Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan Kesimpulan (Verification).

Miles dan Huberman (2009: 19) mengemukakan bahwa tiga komponen

tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis. Reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Secara

singkat, tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Reduksi data

Data reduksi merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum,

dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, rekaman

data sebagai bahan data mentah disusun lebih sistematis, ditonjolkan

pokok- pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalan

penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data

yang diperoleh bila diperlukan.

2) Penyajian data

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola

dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat

gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis

dalam paparan data.

3) Penarikan simpulan atau verivikasi

Data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal yang sering

timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan sementara yang

disebut dengan temuan peneliti. Penarikan simpulan dilakukan terhadap

temuan peneliti berupa indikator- indikator yang selanjutnya dilakukan

pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh simpulan akhir. Hasil

simpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun

rencana tindakan berikutnya.

Model analisis data interaktif dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah

ini :

Gambar 3.1 : Bagan Teknik Analisis Data

(Miles & Huberman, 2009: 20)

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan

pemahaman konsep pesawat sederhana yang ditunjukkan dengan nilai minimal 63

(KKM). Penelitian ini akan berhasil jika nilai hasil belajar siswa secara klasikal

Pengumpulan Data

Data Collection

Penarikan

kesimpulan

Verification

Reduksi Data

Data Reduction

Penyajian Data

Data Display

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

mencapai nilai 63 (KKM) adalah sebanyak 85%. Di samping itu, bertolak dari

silabus dan RPP maka siswa juga harus dapat memenuhi indikator sebagai

berikut:

1. Siswa dapat menggolongkan berbagai macam alat-alat ke dalam jenis

pesawat sederhana dengan benar.

2. Siswa dapat mendemontrasikan cara pemakaian alat-alat tersebut dengan

baik dan benar.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus, yang

setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/ tahap, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan

(3) observasi dan (4) refleksi. Pelaksanaan pembelajaran dalam satu siklus ada 2

kali pertemuan masing- masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, sesuai

skenario pembelajaran. Untuk lebih jelasnya uraian di atas dapat dilukiskan dalam

gambar nomor 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2Gambar Bagan Strategi Penelitian

(Suharsimi Arikunto, 2007:16)

perencanaan

siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

?

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Berikut langkah-langkah dari tiap-tiap siklus:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

mengenai materi pesawat sederhana.

b. Menyiapkan soal evaluasi individu sesuai dengan materi

pembelajaran.

c. Menyusun lembar kegiatan diskusi kelompok (LKS).

d. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru untuk

pelaksanaan pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu

pada skenario dan langkah kegiatan mengajar. Dalam pelaksanaan guru

harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam

rancangan dan berlaku secara wajar.

Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan sebuah masalah tentang materi pesawat

sederhana dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inquiry kepada

siswa.

b. Siswa memverifikasi data/ masalah dengan cara mengumpukan

atau mencari data yaitu dengan cara menemukan sendiri contoh-

contoh pesawat sederhana (inquiry) secara berkelompok.

c. Siswa melakukan eksperimen dan demonstrasi cara pemakaian

alat-alat yang tergolong ke dalam pesawat sederhana secara

berkelompok dengan bimbingan guru.

d. Guru meminta siswa untuk menganalisis hasil eksperimennya.

e. Siswa membuat kesimpulan.

f. Siswa mengerjakan soal secara individu dari guru di akhir

tindakan.

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.

Observasi dilaksanakan terhadap aktivitas siswa pada saat melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pedoman lembar observasi siswa.

4 . Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setelah tindakan, untuk mengevaluasi hasil

belajar dan hasil observasi serta menganalisa hasil belajar dan hasil

observasi. Kemudian kekurangan yang telah ditemukan maka dibuat

rencana perbaikan pada siklus II.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

mengenai materi pesawat sederhana.

b. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

c. Mengembangkan skenario pembelajaran.

d. Menyiapkan soal evaluasi individu sesuai dengan materi

pembelajaran.

e. Menyusun lembar kegiatan diskusi kelompok (LKS).

f. Menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru untuk

pelaksanaan pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada

siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau

proses peningkatan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa

kelas V.

Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan sebuah masalah tentang materi pesawat

sederhana dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inquiry kepada

siswa.

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Siswa memverifikasi data/ masalah dengan cara mengumpukan

atau mencari data yaitu dengan cara menemukan sendiri contoh-

contoh pesawat sederhana (inquiry) secara berkelompok.

c. Siswa melakukan eksperimen dan demonstrasi cara pemakaian

alat-alat yang tergolong ke dalam pesawat sederhana secara

berkelompok dengan bimbingan guru.

d. Guru meminta siswa untuk menganalisis hasil eksperimennya.

e. Siswa membuat kesimpulan.

f. Siswa mengerjakan soal secara individu dari guru di akhir

tindakan.

3. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.

Observasi dilaksanakan terhadap aktivitas siswa pada saat melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pedoman lembar observasi siswa.

4 . Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan setelah tindakan, untuk mengevaluasi hasil

belajar dan hasil observasi serta menganalisa hasil belajar dan hasil

observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan dalam proses pembelajaran siklus II.

Pada siklus ini hasil belajar siswa tentang pemahaman konsep

pesawat sederhana sudah mencapai indikator kinerja yang diinginkan,

yaitu 90,6% siswa telah mendapat nilai lebih dari 63 (KKM), berarti

penelitian telah berhasil. Oleh karena itu penelitian tidak perlu

dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Diskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Menganti 01 Kecamatan

Kesugihan Kabupaten Cilacap. SD Negeri Menganti 01 berdiri tahun 1928

dan berstatus negeri dengan nomor statistik sekolah (NSS) yaitu

101030103021. Kepala SD Negeri Menganti 01 saat ini adalah Bapak

Achmad Suhirin, S.Pd. Secara geografis, sekolah ini terletak di jalan raya

soekarno hatta (arah menuju kota cilacap) Desa Menganti Kecamatan

Kesugihan Kabupaten Cilacap. Letak SD Negeri Menganti 01 cukup strategis,

sehingga mudah untuk dijangkau. SD Negeri Menganti 01 juga terletak

diantara permukiman penduduk serta dekat dengan kantor Kepala Desa

Menganti. Luas tanah SD Negeri Menganti 01 yaitu sekitar 5800 m persegi.

Halaman SD Negeri Menganti 01 cukup luas dengan taman bunga dan kolam

ikan yang terawat cukup baik. Demi menjaga keamanan sekolah, dibuat pagar

tembok yang mengelilingi sekolah dan pintu gerbang yang selalu ditutup saat

proses pembelajaran berlangsung.

SD Negeri Menganti 01 Cilacap adalah sekolah dasar yang usianya

tertua di daerah tersebut. Dahulu ada sekitar empat sekolah dasar yang ada di

Desa Menganti. Namun beberapa tahun yang lalu ada satu sekolah dasar yang

kekurangan jumlah murid yaitu SD Negeri Menganti 02, sehingga tidak lama

kemudian SD tersebut digabung dengan SD Negeri Menganti 01. Semenjak

itulah SD tersebut mengalami perkembangan jumlah peserta didik yang

sangat banyak, sehingga mengharuskan untuk membuka kelas paralel yaitu A

dan B. Hal ini disebabkan oleh banyaknya peserta didik yang berminat untuk

sekolah di SD Negeri Menganti 01. Komponen pengelola SD Negeri

Menganti 01 terdiri dari kepala sekolah, komite sekolah, guru serta karyawan.

Saat ini di SD Negeri Menganti 01 terdapat 17 staff, yang terdiri dari 14

orang guru, 1 orang kepala sekolah, dan 2 orang karyawan. Semua komponen

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pengelola sekolah tersebut bekerja sama untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan kelancaran dalam proses pembelajaran. Terlebih lagi SD

Negeri Menganti 01 merupakan SD paralel yang memiliki jumlah siswa dan

guru yang cukup banyak sehingga memerlukan kerjasama yang sangat tinggi

demi mencapai visi dan misi dari sekolah itu sendiri. Mekanisme kerja

segenap pengelola SD Negeri Menganti 01 Cilacap tersebut di bawah

koordinasi dan pengawasan kepala sekolah.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Diskripsi Sebelum Tindakan

Pada kondisi awal atau sebelum diadakan tindakan, guru masih

menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran. Yaitu guru

menjelaskan/ceramah di depan kelas kemudian siswa diberi soal untuk

dikerjakan dan dicocokkan bersama, tanpa melibatkan peran serta dari siswa.

Guru juga tidak menggunakan media pada saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V yang

dilaksanakan di SD Negeri Menganti 01 Cilacap, banyak siswa yang masih

merasa kesulitan dalam mata pelajaran IPA khususnya pada kompetensi dasar

pesawat sederhana. Kesulitan tersebut membuat pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siswa kelas V masih rendah. Kesulitan siswa terlihat pada

hasil tes awal sebelum tindakan masih banyak siswa yang mendapat nilai

yang jauh dari batas ketuntasan yaitu 63 (KKM).

Siswa masih menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan

metode dan strategi pembelajaran yang tepat dan maksimal. Hal ini

ditunjukkan dengan masih adanya 19 siswa atau sekitar 60% dari 32 siswa

yang nilainya belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu 63. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian di kelas V melalui penerapan metode inquiry untuk

meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana siswa.

Rendahnya pemahaman konsep pesawat sederhana siswa yang

ditunjukkan dari nilai sebelum tindakan tentang materi pesawat sederhana

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(tercantum pada lampiran 3) maka dapat dibuat tabel 4.1 distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan

No Interval Frekuensi

Nilai

Tengah FiXi Persentase

(%)

1 40-46 1 43 43 3,13

2 47-53 10 50 500 31,25

3 54-60 8 57 456 25,00

4 61-67 0 64 0 0,00

5 68-74 10 71 710 31,25

6 75-81 3 78 234 9,38

Nilai Rata-Rata Sebelum Tindakan= 61.3

Ketuntasan Klasikal = 13 : 32 x 100% = 40,6%

Tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 sebelum diadakan

tindakan melalui penerapan metode inquiry dapat disajikan dalam bentuk

grafik 4.1 berikut:

Gambar 4.1. Grafik Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Sebelum Tindakan

1

10

8

0

10

3

0

2

4

6

8

10

12

40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81

Fre

ku

ensi

Interval

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan hasil analisa tabel dan grafik di atas dapat dijelaskan

bahwa nilai pemahaman konsep pesawat sederhana sebelum menggunakan

metode inquiry diperoleh nilai dengan rata-rata kelas sebesar 61,3. Siswa

yang memperoleh nilai 40-46 sebanyak 1 siswa atau 3,13%. Siswa yang

memperoleh nilai 47-53 sebanyak 10 siswa atau 31,25%. Siswa yang

memperoleh nilai 54-60 sebanyak 8 siswa atau 25%. Siswa yang

memperoleh nilai 61-67 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang

memperoleh nilai 68-74 sebanyak 10 siswa atau 31,25%. Siswa yang

memperoleh nilai 75-81 sebanyak 3 siswa atau 9,38%.

Tabel di atas menjelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai di

bawah KKM sebanyak 19 siswa atau 59,4%, sedangkan siswa yang

memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM sebanyak 13 siswa atau

40,6%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan secara klasikal yang

diperoleh masih jauh dari ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu 85% dari

jumlah siswa mendapat nilai ≥63 (KKM), dengan kata lain pemahaman

konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V masih rendah. Oleh karena

itu diperlukan suatu usaha dalam bentuk inovasi pembelajaran yang

menyenangkan dan melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

guna meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa

kelas V. Usaha yang dilakukan adalah menerapkan metode inquiry dalam

mengajarkan materi pesawat sederhana pada siswa kelas V. Sehingga

diharapkan pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan metode inquiry

tersebut dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana siswa

kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap.

b. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus

I. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan 27 Maret

s.d 30 Maret 2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

tindakan kelas yang terdiri atas siklus-siklus dan tiap siklus terdiri dari 4

tahapan. Adapun tahapan yang dilaksanakan sebagai berikut:

(a) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan observasi

terhadap proses pembelajaran dan skor pemahaman konsep pesawat

sederhana pada kelas V untuk mengetahui strategi pembelajaran yang

digunakan oleh guru kelas V. Peneliti juga mencatat skor nilai hasil

tes awal pemahaman konsep bilangan pecahan untuk mengukur

pemahaman konsep pesawat sederhana siswa dengan melakukan

pengumpulan data.

Setelah melakukan pengamatan dan pengumpulan data,

peneliti memperoleh data hasil pencatatan yang menunjukkan bahwa

sebanyak 60% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di bawah KKM

dan 40% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Maka

dari itu, pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan Silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai pokok

bahasan pesawat sederhana melalui penerapan metode inquiry.

Tahap perencanaan ini dipersiapkan beberapa hal antara lain:

1) Mempersiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk proses pembelajaran pesawat sederhana.

2) Mempersiapkan soal individu sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Mempersiapkan LKS diskusi kelompok.

4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru

untuk mengobservasi jalannya proses kegiatan pembelajaran selama

berjalan.

(b) Tahap Pelaksanaan

Tahap setelah perencanaan adalah tahap pelaksanaan tindakan

penerapan metode inquiry untuk meningkatkan pemahaman konsep

pesawat sederhana pada siswa kelas V. Pada tahap ini, peneliti

melaksanakan keseluruhan perencanaan penelitian yang telah dibuat

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sebelumnya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Adapun rincian dan deskripsi tindakan riil pada setiap pertemuan

adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Pada kegiatan awal guru mulai mengkondisikan kelas untuk

memulai kegiatan pembelajaran. Hal yang pertama dilakukan guru

sebelum memulai kegiatan pembelajaran adalah salam pembuka

yang kemudian dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Setelah itu,

guru memberikan motivasi kepada siswa, selanjutnya memberikan

apersepsi dalam menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta

indikator yang hendak dicapai pada pertemuan I. Kemudian pada

kegiatan inti guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya guru menugaskan

setiap kelompok untuk mengkategorikan jenis-jenis alat rumah

tangga ke dalam pesawat sederhana yang sebanyak-banyaknya.

Disini guru sudah mulai menerapkan metode inquiry kepada siswa.

Siswa dituntut untuk aktif dan kreatif menemukan/mencari tahu

jenis-jenis alat rumah tangga tersebut secara berkelompok. Setelah

itu, guru menugaskan kepada siswa setelah pulang sekolah untuk

mencari tahu lagi dari berbagai macam sumber lainnya seperti orang

tua, saudara, tetangga, internet dan lain sebagainya. Kemudian guru

menugaskan siswa untuk membawa alat-alat tersebut ke sekolah

pada pertemuan berikutnya, kemudian setiap kelompok ditugaskan

untuk mendemonstrasikan cara penggunaan alat-alat tersebut

(eksperimen). Kemudian siswa dan guru membuat kesimpulan

tentang materi yang telah disampaikan pada kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

dan dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana siswa

dalam menangkap dan memahami materi yang telah disampaikan

oleh guru pada pertemuan I (lihat lampiran 6).

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2) Pertemuan II

Pada kegiatan awal guru mulai mengkondisikan kelas untuk

memulai kegiatan pembelajaran. Hal yang pertama dilakukan guru

sebelum memulai kegiatan pembelajaran adalah salam pembuka

yang kemudian dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Setelah itu,

guru memberikan motivasi kepada siswa, selanjutnya memberikan

apersepsi dalam menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta

indikator yang hendak dicapai pada pertemuan II. Kemudian pada

kegiatan inti guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa, seperti pada pertemuan

pertama. Kemudian setiap kelompok disuruh untuk mempersiapkan

alat-alat yang telah dibawanya untuk didemonstrasikan cara

penggunaannya alat-alat tersebut di depan kelas (eksperimen).

Disamping itu siswa juga menemukan dari sumber/tempat lain yang

ada di luar sekolah, kemudian guru juga mengamati dan mengawasi

jalannya kegiatan siswa tersebut. Selanjutnya siswa disuruh untuk

menganalisis dan membuat kesimpulan dari hasil eksperimennya.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

dan dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana siswa

dalam menangkap dan memahami materi yang telah disampaikan

oleh guru pada pertemuan II (lihat lampiran 6).

Pertemuan I dan II di atas merupakan rangkaian kegiatan

tindakan pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, nilai

pemahaman konsep pesawat sederhana mengalami peningkatan yang

cukup baik. Berdasarkan daftar nilai pemahaman konsep pesawat

sederhana siklus I (tercantum pada lampiran 14) dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi mengenai nilai pemahaman konsep pesawat

sederhna pada siklus I seperti tabel 4.2 sebagai berikut:

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Pada Siklus I

No Interval Frekuensi

Nilai

Tengah FiXi Persentase

(%)

1 55-62 8 58,5 468 25,00

2 63-70 7 66,5 465,5 21,88

3 71-78 6 74,5 447 18,75

4 79-86 4 82,5 330 12,50

5 87-94 4 90,5 362 12,50

6 95-102 3 98,5 295,5 9,38

Nilai Rata-Rata Kelas = 74.8

Ketuntasan Klasikal = 24 : 32 x 100 % = 75 %

Dari tabel 4.2 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik pada

gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2. Grafik Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Siklus I

Berdasarkan analisa tabel dan grafik di atas, nilai Pemahaman

Konsep Pesawat Sederhana di siklus I diperoleh rata-rata kelas sebesar

74.8. Siswa yang memperoleh nilai 55 – 62 sebanyak 8 siswa atau 25,00%.

Siswa yang memperoleh nilai 63 - 70 sebanyak 7 siswa atau 21,88%.

Siswa yang memperoleh nilai 71 - 78 sebanyak 6 siswa atau 18,75%.

Siswa yang memperoleh nilai 79-86 sebanyak 4 siswa atau 12,50%. Siswa

8

7

6

4 4

3

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

55-62 63-70 71-78 79-86 87-94 95-102

Fre

ku

ensi

Interval

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

yang memperoleh nilai 87 - 94 sebanyak 4 siswa atau 12,50%. Siswa yang

memperoleh nilai 95 - 102 sebanyak 3 siswa atau 9,38%. Siswa yang

mencapai KKM sebanyak 24 siswa atau 75%.

Data hasil perkembangan nilai siswa yang diambil dari tabel 4.1

yang berisi nilai hasil pemahaman konsep pesawat sederhana sebelum

tindakan dan tabel 4.2 yang berisi nilai hasil pemahaman konsep pesawat

sederhana siklus I dapat dibuat tabel perkembangan nilai siswa dan dapat

dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3. Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Sebelum Tindakan dan Siklus I

Sebelum Tindakan Tes Siklus I

Nilai Terendah 40 55

Nilai Tertinggi 80 100

Rata-rata nilai 61,3 74,8

Siswa belajar

tuntas 40,6% 75,0%

Dari tabel 4.3 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar

4.3 berikut :

Gambar 4.3. Grafik Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan dan Tes Siklus I

0

20

40

60

80

100

120

tes awal tes siklus I

nilai terendah

nilai tertinggi

rata-rata nilai

siswa belajar tuntas

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep

pesawat sederhana pada tabel dan gambar diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa dari tes awal mengalami

peningkatan pada tes siklus I. Peningkatan tersebut terbukti dari

persentase ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 40,6% menjadi 75%

dengan nilai batas tuntas 63(KKM). Nilai terendah pada tes awal yaitu

40, kemudian pada tes siklus I menjadi 55. Sedangkan nilai tertinggi

pada tes awal 80 kemudian pada tes siklus I menjadi 100. Nilai rata-rata

kelas pada tes awal adalah 61,3, kemudian mengalami peningkatan

pada tes siklus I yaitu menjadi 74,8 (lihat lampiran 14).

(c) Observasi

Pada tahap ini, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry. Peneliti pada tahap

ini berkolaborasi dengan guru kelas V. Guru kelas V bertindak sebagai

observer dengan melaksanakan pemantauan terhadap aktivitas siswa

pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi. Selain itu, guru juga menilai kinerja peneliti pada saat

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran IPA

tentang pemahaman konsep pesawat sederhana, diperoleh gambaran

tentang aktivitas siswa sebagai berikut:

1) Pertemuan I

(a) Kegiatan Siswa

Siswa kurang begitu memahami penjelasan guru pada saat

proses pembelajaran, karena guru tidak menggunakan media

pembelajaran. Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas dari guru

juga masih sangat kurang, dan siswa tidak ada yang mau/berani

mengemukakan pendapat/jawaban dengan bahasa yang benar.

Kemudian keampuan siswa dalam bekerja kelompok/tim juga

masih sangat kurang, karena belum terbiasa (lihat lampiran 8).

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(b) Kegiatan Guru

Guru tidak menggunakan media pembelajaran sehingga siswa

kurang begitu jelas dengan materi yang disampaikan oleh guru.

Guru kurang mampu memicu dan memelihara keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran

kurang efektif. Dan kesimpulan yang diberikan guru masih sangat

kurang bisa diterima oleh siswa (lihat lampiran 12).

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua ini dilaksanakan dengan indikator yang sama

dengan pertemuan I, yaitu pemahaman konsep pesawat sederhana.

(a) Kegiatan Siswa

Sebagian besar siswa cukup aktif memperhatikan apersepsi

guru. Siswa masih ramai pada saat berkumpul dengan

kelompoknya. Siswa kurang begitu antusias dalam

mendemonstrasikan penggunaan alat-alat pesawat sederhana,

masih banyak yang bercanda sendiri dengan temannya. Keaktifan

kelompok juga masih kurang terlihat, masih individual pada

kelompok. Pada saat dibacakan hasil diskusi mayoritas siswa

sudah memperhatikan, walaupun masih ada beberapa siswa yang

tidak memperhatikan. Siswa mengerjakan dengan baik tugas

individu. Siswa belum menunjukkan sikap antusias terhadap

aktifitas guru dan saat presentasi kelompok sudah ada kelompok

yang langsung maju presentasi tanpa ditunjuk.

Berdasarkan hasil rekap nilai observasi terhadap aktivitas

siswa pada pembelajaran siklus I (tercantum dalam lampiran 8 dan

9) maka dapat dibuat tabel 4.4 sebagai berikut.

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.4 Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

No Pertemuan Skor

Siklus I

1 I 1,9

2 II 2,7

Rata-

rata 2,3

Dari tabel 4.4 di atas maka dapat disajikan dalam gambar 4.4 sebagai

berikut:

Gambar 4.4 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Pada pembelajaran siklus I, rata-rata skor hasil observasi

terhadap siswa pada pertemuan pertama 1,9 ; pada pertemuan

kedua meningkat menjadi 2,7. Jadi rata-rata skor aktivitas siswa

dalam pembelajaran siklus I adalah 2,3 (masuk kriteria baik).

(b) Kegiatan Guru

Guru sudah melakukan penjelasan kepada siswa dengan cukup

baik, karena didukung dengan adanya media pembelajaran yang

lumayan cukup lengkap. Akan tetapi keefektifan peoses

pembelajaran belum sepenuhnya bisa berjalan dengan baik, karena

masih ada siswa yang kurang begitu memperhatikan penjelasan

guru (lihat lampiran 12).

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Siklus I

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan hasil rekap nilai observasi terhadap kinerja

guru pada pembelajaran siklus I (tercantum dalam lampiran 12)

maka dapat dibuat tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4.5 Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I

No Pertemuan Skor

Siklus I

1 I 2,3

2 II 2,7

Rata-rata 2,5

Dari table 4.5 skor kinerja guru dalam pembelajaran siklus I diatas maka

dapat digambarkan dalam gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

Rata-rata skor hasil observasi terhadap guru pada pertemuan

pertama 2,3 ; pada pertemuan kedua meningkat menjadi 2,7. Jadi rata-

rata skor aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I adalah 2,5 (masuk

kriteria baik).

(d) Analisis dan Refleksi

Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi, penilaian hasil

pemahaman konsep pesawat sederhana melalui tes kemudian dianalisis dan

2,1

2,2

2,3

2,4

2,5

2,6

2,7

2,8

Siklus I

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya.

Adapun hasilnya adalah:

1) Respon siswa terhadap pertanyaan dari guru masih sangat rendah dan

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga masih sangat rendah,

sehingga siswa kurang begitu antusias dalam mengikuti pelajaran.

Seharusnya guru lebih tegas dan adil kepada semua siswa serta harus

menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif dalam kegiatan

pembelajaran (lihat lampiran 8 dan lampiran 9).

2) Siswa masih malu mengemukakan pendapat dengan bahasanya sendiri dan

kurang perhatian kepada guru, sehingga siswa tidak mengetahui materi atau

tidak bisa mencatat kesimpulan pembelajaran dari guru, seharusnya guru

harus lebih aktif mendorong siswa untuk kreatif dan berani mengemukakan

pendapatnya (lihat lampiran 8 dan lampiran 9).

3) Guru melakukan proses pembelajaran kurang difahami oleh siswa, karena

tidak ada media pembelajaran yang mendukungnya. Untuk siklus kedua

sebaiknya media pembelajaran dibuat yang lebih lengkap (lihat lampiran 8

dan lampiran12)

4) Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran,sehingga

pembelajaran kurang efektif antara guru dengan siswa karena kurang

adanya interaksi yang positif antara guru dengan siswa. Seharusnya guru

harus aktif melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran (lihat lampiran 9

dan 12)

5) Kesimpulan pembelajaran yang disampaikan oleh guru kurang bisa

diterima oleh siswa, seharusnya dalam menyampaikan kesimpulan guru

harus melibatkan siswa juga ( lihat lampiran 12).

II. Tindakan Siklus II

Pada siklus I hasil pembelajaran IPA materi pemahaman konsep

pesawat sederhana belum tuntas. Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan

kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat

memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I sehingga tujuan

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dengan menggunakan

metode inquiry dapat terwujud.

Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal

3-6 April 2012 yang diikuti oleh 32 siswa. Alokasi waktu yang digunakan

yaitu 2x35 menit. Kegiatan dari siklus II ini adalah sabagai berikut:

(a) Tahap Perencanaan

Pada siklus II, tahap perencanaanya adalah:

1) Mempersiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk proses pembelajaran pesawat sederhana.

2) Mempersiapkan soal individu sesuai dengan materi pembelajaran.

3) Mempersiapkan Media pembelajaran yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran.

4) Mempersiapkan LKS diskusi kelompok.

5) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru

untuk mengobservasi jalannya proses kegiatan pembelajaran

selama berjalan.

(b) Tahap Pelaksanaan

1) Pertemuan I

Pada kegiatan awal guru mulai mengkondisikan kelas untuk

memulai kegiatan pembelajaran. Hal yang pertama dilakukan guru

sebelum memulai kegiatan pembelajaran adalah salam pembuka yang

kemudian dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Setelah itu, guru

memberikan motivasi kepada siswa, selanjutnya memberikan

apersepsi dalam menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta

indikator yang hendak dicapai pada pertemuan I. Kemudian pada

kegiatan inti guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Sama halnya dengan siklus I,

selanjutnya guru menugaskan setiap kelompok untuk

mengkategorikan jenis-jenis alat rumah tangga ke dalam pesawat

sederhana yang sebanyak-banyaknya. Disini guru sudah mulai

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

menerapkan proses inquiry kepada siswa. Siswa dituntut untuk aktif

dan kreatif menemukan/mencari tahu jenis-jenis alat rumah tangga

tersebut secara berkelompok. Setelah itu, guru menugaskan kepada

siswa setelah pulang sekolah untuk mencari tahu lagi dari berbagai

macam sumber lainnya seperti orang tua, saudara, tetangga, internet

dan lain sebagainya. Kemudian guru menugaskan siswa untuk

membawa alat-alat tersebut ke sekolah pada pertemuan berikutnya,

kemudian setiap kelompok ditugaskan untuk mendemonstrasikan cara

penggunaan alat-alat tersebut (eksperimen). Kemudian siswa dan guru

membuat kesimpulan. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal

evaluasi kepada siswa dan dikerjakan secara individu untuk

mengetahui sejauh mana siswa dalam menangkap dan memahami

materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru (lihat lampiran

7).

2) Pertemuan II

Pada kegiatan awal guru mulai mengkondisikan kelas untuk

memulai kegiatan pembelajaran. Hal yang pertama dilakukan guru

sebelum memulai kegiatan pembelajaran adalah salam pembuka yang

kemudian dilanjutkan dengan berdoa dan absensi. Setelah itu, guru

memberikan motivasi kepada siswa, selanjutnya memberikan

apersepsi dalam menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta

indikator yang hendak dicapai pada pertemuan I. Kemudian pada

kegiatan inti guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok. Masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa, sama dengan pertemuan satu.

Selanjutnya guru menyuruh masing-masing kelompok untuk

menyiapkan alat-alat yang sudah mereka bawa ke sekolah. Kemudian

setiap kelompok ditugaskan untuk mendemonstrasikan cara kerja alat-

alat tersebut dengan baik dan benar (eksperimen). Selain alat-alat yang

dibawa ke sekolah, siswa juga menemukan alat-alat yang tergolong ke

dalam jenis pesawat sederhana di luar sekolah. Guru mengawasi dan

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

membimbing jalannya kegiatan siswa tersebut. Selanjutnya siswa

disuruh untuk menganalisis dan membuat kesimpulan dari hasil

kegiatannya tersebut. Kemudian guru memberikan soal evaluasi

kepada siswa dan dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh

mana siswa dalam menerima dan memahami materi pembelajaran

yang telah disampaikan oleh guru (lihat lampiran 7).

Pertemuan I dan II di atas merupakan rangkaian kegiatan

tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, nilai

pemahaman konsep pesawat sederhana mengalami peningkatan yang

cukup baik. Berdasarkan daftar nilai pemahaman konsep pesawat

sederhana siklus I (tercantum pada lampiran 15) dapat dibuat tabel

distribusi frekuensi mengenai nilai pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siklus II seperti tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Siklus II

No Interval Frekuensi

Nilai

Tengah FiXi Persentase

(%)

1 60-65 3 62,5 187,5 9,38

2 66-71 5 68,5 342,5 15,63

3 72-77 1 74,5 74,5 3,13

4 78-83 4 80,5 322 12,50

5 84-89 5 86,5 432,5 15,63

6 90-95 8 92,5 740 25,00

7 96-101 6 98,5 591 18,75

Nilai Rata-Rata Kelas = 84,1

Ketuntasan Klasikal = 29 : 32 x 100 % = 90.6 %

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dari tabel 4.6 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar

4.6 berikut :

Gambar 4.6 Grafik Daftar Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Siklus II

Berdasarkan analisa tabel dan grafik di atas, nilai Pemahaman

Konsep Pesawat Sederhana di siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar

84.1. Siswa yang memperoleh nilai 60 – 65 sebanyak 3 siswa atau 9,38%.

Siswa yang memperoleh nilai 66 - 71 sebanyak 5 siswa atau 15,63%.

Siswa yang memperoleh nilai 72 - 77 sebanyak 1 siswa atau 3,13%. Siswa

yang memperoleh nilai 78-83 sebanyak 4 siswa atau 12,50%. Siswa yang

memperoleh nilai 84 - 89 sebanyak 5 siswa atau 15,63%. Siswa yang

memperoleh nilai 90 - 95 sebanyak 8 siswa atau 25,00%. Siswa yang

memperoleh nilai 96 – 101 sebanyak 6 siswa atau 18,75%. Siswa yang

mencapai KKM sebanyak 29 siswa atau 90,6% (lihat lampiran 15).

Data hasil perkembangan nilai siswa yang diambil dari tabel 4.2

yang berisi nilai hasil pemahaman konsep pesawat sederhana siklus I, dan

tabel 4.6 yang berisi nilai hasil pemahaman konsep pesawat sederhana

siklus II dapat dibuat tabel perkembangan nilai siswa dan dapat dilihat

pada tabel 4.7 sebagai berikut:

3

5

1

4

5

8

6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

60-65 66-71 72-77 78-83 84-89 90-95 96-101

Fre

ku

ensi

Interval

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.7 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Tes

Siklus I dan Tes Siklus II

Keterangan

Tes

Siklus I

Tes Siklus

II

Nilai Terendah 55 60

Nilai Tertinggi 100 100

Rata-rata nilai 74,8 84,1

Siswa belajar

tuntas 75,0% 90,6%

Dari tabel 4.7 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar

4.7 berikut :

Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Tes Siklus I dan Tes Siklus II

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep pesawat

sederhana pada tabel dan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

persentase hasil tes siswa dari tes siklus I mengalami peningkatan pada tes

siklus II. Peningkatan tersebut terbukti dari persentase ketuntasan belajar

siswa, yaitu dari 75% menjadi 90,6% dengan nilai batas tuntas 63(KKM).

Nilai terendah pada tes siklus I yaitu 55, kemudian pada tes siklus II

0

20

40

60

80

100

120

tes siklus I tes siklus II

nilai terendah

nilai tertinggi

rata-rata nilai

siswa belajar tuntas

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

menjadi 60. Sedangkan nilai tertinggi pada tes siklus I 100 kemudian pada

tes siklus II juga mencapai100. Nilai rata-rata kelas pada tes siklus I adalah

74,8, kemudian mengalami peningkatan pada tes siklus II yaitu menjadi

84,1.

(c) Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan metode inquiry, yang dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan

kamera. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode inquiry

pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Serta

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode inquiry dalam

meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V.

Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas

siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada

aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana

kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran menggolongkan

alat-alat ke dalam jenis pesawat sederhana. Hasil observasi pada pertemuan

pertama adalah sebagai berikut:

(a) Kegiatan Siswa

Siswa mulai aktif memperhatikan apersepsi guru. Pada saat

pembentukan kelompok siswa langsung bergabung dengan anggotanya

meskipun masih ada beberapa yang ramai. Ada beberapa siswa yang

kurang menerima dengan pembagian kelompok Siswa mulai memahami

langkah diskusi yang diberikan, aktivitas kelompok sudah terlihat. Pada

saat membacakan hasil diskusi di depan kelas, sebagian besar siswa

sudah memperhatikan. Siswa sudah mulai mengerti tujuan kerjasama

dalam kelompok dan toleransi antar anggota kelompok sudah cukup

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

baik. Pada saat mengerjakan tugas individu, siswa mengerjakan sendiri-

sendiri (lihat lampiran 10).

(b) Kegiatan Guru

Apersepsi yang diberikan untuk meningkatkan motivasi sudah

menarik dan melibatkan siswa sehingga terlihat adanya timbal balik

antara guru dan siswa. Pada saat pembagian kelompok, guru sudah

mengendalikan siswa dengan baik sehingga tidak terjadi kegaduhan.

Guru menggunakan berbagai sumber belajar. Penggunan waktu sudah

baik. Guru juga sudah memotivasi individu dan kelompok juga sudah

baik. Guru juga sudah memperhatikan dan mengawasi jalanya diskusi

setiap kelompok. Setelah siswa mempresentasikan hasil kerja

kelompok, guru memberikan tanggapan dan umpan balik terhadap

siswa serta. Setelah evaluasi individu, guru membacakan beberapa hasil

pekerjaan siswa dan memberikan masukan serta penguatan materi (lihat

lampiran 13).

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan dengan kegiatan siswa

mendemonstrasikan cara pemakaian alat-alat yang tergolong ke dalam jenis

pesawat sederhana. Hasil observasi pada pertemuan kedua adalah sebagai

berikut:

(a) Kegiatan Siswa

Siswa memperhatikan apersepsi guru. Siswa mulai memahami

pentingnya kerjasama antar kelompok. Ketika mendemonstrasikan cara

pemakaian alat-alat pesawat sederhana, siswa sudah bisa

mendemonstrasikannya dengan baik dan benar dan siswa lainnya

memperhatikan dengan tenang. Siswa sudah mulai mengerti tujuan

kerjasama dalam kelompok dan toleransi antar anggota kelompok sudah

cukup baik. Pada saat mengerjakan tugas individu, siswa mengerjakan

sendiri-sendiri (lihat lampiran 11).

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil rekap nilai observasi terhadap aktivitas siswa

pada pembelajaran siklus II (tercantum dalam lampiran 10 dan 11)

maka dapat dibuat tabel 4.8 sebagai berikut.

Tabel 4.8 Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

No Pertemuan Skor

Siklus II

1 I

3,5

2 II

3,7

Rata-

rata

3,6

Dari tabel 4.8 di atas maka dapat disajikan dalam gambar 4.8 sebagai

berikut:

Gambar 4.8 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II yaitu, pada

pertemuan pertama 3,5 ; pada pertemuan kedua meningkat menjadi 3,7.

Jadi rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II adalah 3,6

(masuk kriteria sangat baik).

(b) Kegiatan Guru

Guru telah memberikan apersepsi yang menarik untuk

meningkatkan motivasi dan melibatkan siswa sehingga terlihat adanya

3,4

3,45

3,5

3,55

3,6

3,65

3,7

3,75

Siiklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

timbal balik antara guru dan siswa. Pada saat siswa mendemonstrasikan

cara pemakaian alat-alat pesawat sederhana, guru sudah bisa

mengendalikan siswa dengan baik sehingga tidak terjadi kegaduhan.

Penggunan waktu sudah baik. Guru juga sudah memotivasi individu

dan kelompok juga sudah baik. Guru juga sudah memperhatikan dan

mengawasi jalanya diskusi setiap kelompok. Setelah siswa bekerja

kelompok, guru memberikan tanggapan dan umpan balik terhadap

siswa. Setelah evaluasi individu, guru membacakan beberapa hasil

pekerjaan siswa dan memberikan masukan serta penguatan materi (lihat

lampiran 13).

Berdasarkan hasil rekap nilai observasi terhadap kinerja guru

pada pembelajaran siklus II (tercantum dalam lampiran 13) maka dapat

dibuat tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II

No Pertemuan Skor

Siklus II

1 I

2,8

2 II

2,9

Rata-

rata

2,85

Dari tabel 4.9 di atas maka dapat digambarkan dalam gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.9 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II

2,74

2,76

2,78

2,8

2,82

2,84

2,86

2,88

2,9

2,92

Siiklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Hasil observasi terhadap guru pada siklus II yaitu, pada

pertemuan pertama 2,8 ; pada pertemuan kedua meningkat menjadi 2,9.

Jadi rata-rata aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II adalah 2,85

(masuk kriteria sangat baik).

(d) Analisis dan Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II selesai dilakukan, maka diadakan tes

hasil belajar siswa. Dari hasil tes belajar siswa dapat diketahui pemahaman

konsep pesawat sederhana pada siswa dengan menerapkan metode inquiry,

secara umum telah menunjukkan adanya peningkatan, guru dalam

melaksanakan pembelajarn semakin luwes dan sabar. Persentase aktivitas

atau partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Mereka lebih

banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih aktif dan

kreatif. Kemampuan pemahaman konsep pesawat sederhana meningkat

dengan penerapan metode inquiry.

Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa dari

penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa

dalam pembelajaran meningkat. Selain itu, hasil yang dicapai siswa

melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 63 dan

presentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM mencapai 85%.

Atas dasar tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada masing-masing

pertemuan, maka pembelajaran melalui penerapan metode inquiry yang

dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil. Dengan demikian tidak

perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menerapkan metode inquiry dapat meningkatkan

pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri

Menganti 01.

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

III. Perbandingan Peningkatan Hasil Tindakan Antarsiklus

a) Perbandingan Peningkatan Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Antarsiklus

Berikut ini adalah perbandingan peningkatan pemahaman konsep

pesawat sederhana Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. Untuk lebih

jelasnya bisa dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana

Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Keterangan

Sebelum

Tindakan Tes Siklus I Tes Siklus II

Nilai

Terendah 40 55 60

Nilai

Tertinggi 80 100 100

Rata-rata nilai 61,3 74,8 84,1

Siswa belajar

tuntas 40,6% 75,0% 90,6%

Dari tabel 4.10 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik pada

gambar 4.10 berikut:

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Nilai Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana Sebelum Tindakan, Tes Siklus I dan Siklus II

0

20

40

60

80

100

120

tes awal tes siklus I tes siklus II

nilai terendah

nilai tertinggi

rata-rata nilai

siswa belajar tuntas

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Berdasarkan analisa tabel dan gambar di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1) Nilai yang terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40, pada

tes siklus I sebesar 55, kemudian pada tes Siklus II meningkat 60.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 80,

mengalami kenaikan pada tes siklus I sebesar 100, dan pada siklus

II juga memperoleh 100.

3) Nilai rata-rata siswa dalam satu kelas keseluruhan juga terjadi

peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 61,3 ; tes siklus I 74,8 ;

dan siklus II meningkat sebesar 84,1.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan di atas 63) pada tes

awal 40,6% ; tes siklus I 75,0% ; tes siklus II 90,6%.

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang

signifikan. Guru telah berhasil menerapkan metode inquiry dalam

pembelajaran IPA materi pemahaman konsep pesawat sederhana, sehingga

tindakan perbaikan dihentikan pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

b) Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Antarsiklus

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa mengalami

peningkatan pada pembelajaran siklus I, siklus II. Pada pembelajaran

siklus I, rata-rata skor hasil observasi terhadap siswa pada pertemuan

pertama 1,9 ; pada pertemuan kedua 2,7. Jadi rata-rata skor aktivitas siswa

dalam pembelajaran siklus I adalah 2,3 (baik).

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II yaitu, pada pertemuan

pertama 3,5 ; pada pertemuan kedua 3,7. Jadi rata-rata aktivitas siswa

dalam pembelajaran siklus II adalah 3,6 (sangat baik).

Dari data observasi terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I

dan siklus II maka dapat dilihat pada tabel 4.11.

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.11 Perbandingan Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus

I dengan Siklus II

No Pertemuan Skor

Siklus

I

Siklus

II

1 I 1,9 3,5

2 II 2,7 3,7

Rata-

rata 2,3 3,6

Dari tabel 4.11 diatas maka dapat disajikan dalam gambar 4.11 sebagai

berikut :

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

dengan Siklus II

Hasil data observasi aktivitas siswa diatas menyatakan bahwa

keterampilan guru dalam mengajar mengalami peningkatan. Pada siklus I

rata-rata nilai kinerja guru yaitu 2,3 kemudian pada siklus II meningkat

menjadi 3,6.

c) Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Antarsiklus

Bedasarkan hasil observasi, kinerja guru mengalami peningkatan

pada pembelajaran siklus I, siklus II. Pada pembelajaran siklus I, rata-rata

skor hasil observasi terhadap guru pada pertemuan pertama 2,3 ; pada

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Siklus I Siiklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 81: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

pertemuan kedua 2,7. Jadi rata-rata skor aktivitas guru dalam pembelajaran

siklus I adalah 2,5 (baik).

Hasil observasi terhadap kinerja guru pada siklus II yaitu, pada

pertemuan pertama 2,8 ; pada pertemuan kedua 2,9. Jadi rata-rata aktivitas

guru dalam pembelajaran siklus II adalah 2,85 (sangat baik).

Dari data observasi terhadap aktivitas guru pada pembelajaran siklus I dan

siklus II maka dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Perbandingan Skor Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I

dengan Siklus II

No Pertemuan Skor

Siklus I Siklus II

1 I 2,3 2,8

2 II 2,7 2,9

Rata-rata 2,5 2,85

Dari tabel 4.12 di atas maka dapat digambarkan dalam gambar 4.12 berikut:

Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

dengan Siklus II

Hasil data observasi kinerja guru diatas menyatakan bahwa

keterampilan guru dalam mengajar mengalami peningkatan. Pada siklus I

rata-rata nilai kinerja guru yaitu 2,5 kemudian pada siklus II meningkat

menjadi 2,85.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Siklus I Siiklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Rata-rata

Page 82: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak dua

siklus empat kali pertemuan. Hasil penelitian tersebut dapat menjawab

rumusan masalah yang telah dirumuskan dan diperoleh adanya temuan baru

yakni sebagai berikut:

1. Peningkatan Pemahaman Konsep Pesawat Sederhana Melalui

Penerapan Metode Inquiry pada Siswa Kelas V SD Negeri Mengenti

01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

Setelah dilaksanakan penelitian Tindakan Kelas melalui penerapan

metode inquiry pada pembelajaran IPA materi Pemahaman Konsep Pesawat

Sederhana pada Siswa Kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap, didapat

deskripsi data sebagai berikut:

a. Sebelum Tindakan

Analisis data evaluasi dari tes awal sebelum dilakukan tindakan

diperoleh rata-rata nilai siswa 61,3. Nilai tersebut masih dibawah

KKM yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu sebesar 63. Sedangkan

besarnya presentase siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 40,6%

dan sisanya sebesar 59,4% belum dapat mencapai kriteria ketuntasan

yang diinginkan. Hasil tersebut belum dapat memenuhi target yang

ingin dicapai yaitu siswa dapat mencapai ketuntasan sebesar 85%.

Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa untuk

meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana perlu diadakan

tindakan lebih lanjut.

b. Siklus I

Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan

dengan siswa menerima materi pemahaman konsep pesawat sederhana

menggunakan metode inquiry. Proses pembelajaran disampaikan

dengan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti (eksplorasi,

elaborasi, konfirmasi) dan penutup. Kegiatan ini terfokus

mengaktifkan dan melibatkan peran serta siswa dalam kegiatan

Page 83: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pembelajaran mulai dari memperhatikan penjelasan, diskusi

kelompok, mendemonstrasikan hasil diskusi dan penggunaan alat-alat

pesawat sederhana, mengerjakan LKS dan tugas individu.

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep

pesawat sederhana pada deskripsi tindakan siklus I, maka dapat

disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa dari tes awal mengalami

peningkatan pada tes siklus I. Peningkatan tersebut terbukti dari

persentase ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 40,6% menjadi 75%

dengan nilai batas tuntas 63(KKM). Nilai terendah pada tes awal yaitu

40, kemudian pada tes siklus I menjadi 55. Sedangkan nilai tertinggi

pada tes awal 80 kemudian pada tes siklus I menjadi 100. Nilai rata-

rata kelas pada tes awal adalah 61,3, kemudian mengalami

peningkatan pada tes siklus I yaitu menjadi 74,8.

c. Siklus II

Pelaksanaan siklus II merupakan tindakan perbaikan dari

siklus I. Pembelajaran yang disampaikan yaitu tentang pemahaman

konsep pesawat sederhana. Kegiatan belajar mengajar disampaikan

dengan terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan pembelajaran

dilaksanakan lebih optimal.

Dari hasil analisa data perkembangan pemahaman konsep

pesawat sederhana pada deskripsi tindakan siklus II, maka dapat

disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa dari tes siklus I

mengalami peningkatan pada tes siklus II. Peningkatan tersebut

terbukti dari persentase ketuntasan belajar siswa, yaitu dari 75%

menjadi 90,6% dengan nilai batas tuntas 63(KKM). Nilai terendah

pada tes siklus I yaitu 55, kemudian pada tes siklus II menjadi 60.

Sedangkan nilai tertinggi pada tes siklus I 100 kemudian pada tes

siklus II juga mencapai100. Nilai rata-rata kelas pada tes siklus I

adalah 74,8, kemudian mengalami peningkatan pada tes siklus II yaitu

menjadi 84,1.

Page 84: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

d. Perbandingan Hasil Tndakan Antarsiklus

Berdasarkan analisa pada kegiatan sebelum tindakan, siklus I, dan

siklus II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Nilai yang terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 40, pada

tes siklus I sebesar 55, kemudian pada tes Siklus II meningkat 60.

2) Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 80,

mengalami kenaikan pada tes siklus I sebesar 100, dan pada siklus

II juga memperoleh 100.

3) Nilai rata-rata siswa dalam satu kelas keseluruhan juga terjadi

peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 61,3 ; tes siklus I 74,8 ;

dan siklus II meningkat sebesar 84,1.

4) Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan di atas 63) pada tes

awal 40,6% ; tes siklus I 75,0% ; tes siklus II 90,6%.

Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II, secara umum telah menunjukkan

perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil menerapkan metode

inquiry dalam pembelajaran IPA materi pemahaman konsep pesawat

sederhana, sehingga tindakan perbaikan dihentikan pada siklus II dan

tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

e. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Antarsiklus

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas siswa mengalami

peningkatan pada pembelajaran siklus I, siklus II. Pada pembelajaran

siklus I, rata-rata skor hasil observasi terhadap siswa pada pertemuan

pertama 1,9 ; pada pertemuan kedua 2,7. Jadi rata-rata skor aktivitas

siswa dalam pembelajaran siklus I adalah 2,3 (baik).

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus II yaitu, pada

pertemuan pertama 3,5 ; pada pertemuan kedua 3,7. Jadi rata-rata

aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II adalah 3,6 (sangat baik).

Hasil data observasi aktivitas siswa diatas menyatakan bahwa

keterampilan guru dalam mengajar mengalami peningkatan. Pada

Page 85: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

siklus I rata-rata nilai kinerja guru yaitu 2,3 kemudian pada siklus II

meningkat menjadi 3,6.

f. Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Antarsiklus

Bedasarkan hasil observasi, aktivitas guru mengalami

peningkatan pada pembelajaran siklus I, siklus II. Pada pembelajaran

siklus I, rata-rata skor hasil observasi terhadap guru pada pertemuan

pertama 2,3 ; pada pertemuan kedua 2,7. Jadi rata-rata skor aktivitas

guru dalam pembelajaran siklus I adalah 2,5 (baik).

Hasil observasi terhadap guru pada siklus II yaitu, pada

pertemuan pertama 2,8 ; pada pertemuan kedua 2,9. Jadi rata-rata

aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II adalah 2,85 (sangat baik).

Hasil data observasi kinerja guru diatas menyatakan bahwa

keterampilan guru dalam mengajar mengalami peningkatan. Pada

siklus I rata-rata nilai kinerja guru yaitu 2,5 kemudian pada siklus II

meningkat menjadi 2,85.

2. Penerapan Metode Inquiry Dalam Meningkatkan Pemahaman

Konsep Pesawat Sederhana pada Siswa Kelas V SD Negeri

Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

Cara menerapkan metode inquiry dalam meningkatkan

pemahaman konsep pesawat sederhana disesuaikan dengan langkah –

langkah metode inquiry serta siswa dan lingkungan belajar. Langkah –

langkah tersebut terdiri dari orientasi, merumuskan masalah,

mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan

menarik kesimpulan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode inquiry yang disesuaikan dengan langkah – langkah tersebut

terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana

pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran

2011/2012.

Page 86: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus empat kali pertemuan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Penerapan metode inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran

2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan

nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi

pesawat sederhana ialah 61.3 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar

40.6%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPA materi pesawat sederhana

peserta didik 74.8 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 75.0% dan

siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPA materi pesawat sederhana peserta didik

84.1 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 90.6%. Penerapan

pembelajaran melalui metode inquiry dapat dilaksanakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan Pemahaman Konsep

Pesawat Sederhana pada Siswa Kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap

Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Penerapan metode inquiry disesuaikan dengan langkah-langkah metode inquiry

serta siswa dan lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran dengan

menerapkan metode inquiry guru membentuk kelompok diskusi siswa,

kemudian setiap kelompok ditugaskan untuk menggolongkan jenis alat-alat apa

sajakah yang tergolong pesawat sederhana lalu setiap kelompok diminta untuk

mendemonstrasikan cara penggunaan alat-alat tersebut dan guru mengawasi

jalannya proses kegiatan tersebut. Adapun langkah-langkah metode inquiry

adalah berikut : orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan masalah. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inquiry yang disesuaikan dengan

langkah-langkah metode inquiry tersebut, terbukti dapat meningkatkan

Page 87: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

pemahaman konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri

Menganti 01 Kabupaten Cilacap.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada penerapan metode inquiry pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana

di kelas V. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana

model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada

tanggal 27 s.d. 30 Maret 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 s.d. 6 April

2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini

dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus

perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya.

Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini

berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya

dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I

sampai siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa melalui penerapan

metode inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana pada

siswa kelas V SD Negeri Menganti 01 Cilacap Tahun Ajaran 2011/2012.

Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui

penerapan metode inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat

sederhana pada siswa kelas V, hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut:

a Setiap menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih metode

pembelajaran yang tepat agar peserta didik mampu memahami materi

pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menerapkan metode

inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana,

karena siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses

Page 88: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

pembelajaran. Tugas guru disini hanyalah sebagai fasilitator yang

membimbing dan mengarahkan siswa.

b Presentase hasil belajar pemahaman konsep peserta didik pada mata

pelajaran IPA materi pesawat sederhana setelah menerapkan metode

inquiry meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-

rata tiap siklus pada peserta didik. Adanya peningkatan keaktifan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Dengan adanya peningkatan ini

kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya pemahaman

konsep pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri Menganti 01

Cilacap meningkat.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan

strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh peserta

didik SD Negeri Menganti 01 Cilacap.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Adanya kendala yang

dihadapi dalam pembelajaran pemahaman konsep pesawat sederhana melalui

metode inquiry harus di atasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu ketiga

aspek hasil belajar harus diperhatikan sehingga dapat mendukung keberhasilan

pembelajaran khususnya IPA materi pesawat sederhana.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

khususnya IPA dengan mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat

Page 89: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA …/Peningkatan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KELAS V SD NEGERI Jurusan Ilmu Pendidikan SURAKARTA commit to user i PENINGKATAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan tersistem sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga

peserta didik menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih

kondusif dan bermakna. Dengan penerapan metode inquiry dalam

pembelajaran IPA hal ini membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif,

tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

b. Dalam setiap pembelajaran IPA guru hendaknya selalu menerapkan

metode pembelajaran yang sesuai dan tepat, sehingga dapat memberikan

kemudahan terhadap peserta didik untuk lebih memahami konsep,

prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu memberikan

pengalaman yang berbeda dan bervariasi.

3. Bagi Siswa

Peserta didik harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif,

motivasi belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam

proses pembelajaran IPA untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan

hasil belajar. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor,

aspek afektif, dan aspek kognitif.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama, hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan

dengan pemahaman konsep pesawat sederhana yang melibatkan penerapan

metode inquiry sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar.

Hal tersebut dilakukan guna memperbaiki kekurangan yang ada, serta agar

diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.