peningkatan minat dan kemampuan membaca · pdf filekompetensi “mengomentari buku cerita...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA
MELALUI PENERAPAN PROGRAM JAM BACA SEKOLAHDI KELAS VII SMP NEGERI 1 PURI
SKRIPSI
OLEH
OLYNDA ADE ARISMA
NIM 208211416552
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
S1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
AGUSTUS 2012
2
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACAMELALUI PENERAPAN PROGRAM JAM BACA SEKOLAH
DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PURI
SKRIPSIDiajukan kepada
Universitas Negeri Malanguntuk memenuhi salah satu persyaratandalam menyelesaikan program Sarjana
Oleh
Olynda Ade Arisma
NIM 208211416552
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
S1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
AGUSTUS 2012
3
4
5
6
ABSTRAK
Arisma, Olynda Ade. 2012. Peningkatan Minat dan Kemampuan Membacamelalui Penerapan Program Jam Baca Sekolah di Kelas VII SMP Negeri 01Puri. Skripsi, Jurusan Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, FakultasSastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Nurchasanah, M.Pd, (II) Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd.
Kata Kunci : minat membaca, kemampuan membaca, program jam baca sekolah.
Kemampuan membaca berhubungan dengan minat dan kebiasaaanmembaca. Setiap siswa dituntut untuk memiliki minat dan kemampuan membacayang baik karena besarnya manfaat membaca bagi seseorang. Namun, hal itu tidaksesuai dengan fenomena yang terjadi saat ini. Rendahnya minat membaca siswaberdampak pula pada kemampuan membacanya. Hal tersebut sesuai dengan hasilpenelitian di SMP Negeri 01 Puri yang membuktikan bahwa siswa memiliki minatdan kemampuan membaca yang rendah. Oleh karena itu, peneliti melakukantindak lanjut dengan menerapkan program jam baca untuk meningkatkan minatdan kemampuan membaca siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan kemampuanmembaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri dengan menerapkan program jambaca. Penelitian ini berfokus pada: (1) proses penerapan program jam baca dalammeningkatkan kemampuan membaca, (2) hasil program jam baca dalammeningkatkan kemampuan membaca siswa, dan (3) hasil program jam baca dalammeningkatkan minat membaca siswa. Masalah kemampuan membaca siswa yangakan dikaji oleh peneliti yaitu terkait membaca pemahaman siswa, sehingga KDyang akan dicapai oleh siswa adalah KD 7.2 mengomentari buku cerita yangdibaca.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakanrancangan penelitian tindakan kelas. Data penelitian ini dikumpulkan dengan caramenggunakan instrumen pengumpul data yaitu peneliti sebagai instrumen utama.Peneliti bertindak sebagai pengumpul data melalui teknik observasi, teknikwawancara, teknik kuesioner, dan jurnal membaca.
Proses penerapan program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi: (1)tahap praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahappenutup program. Pada siklus 1, tahap praprogram adalah tahap pengumpulansiswa di perpustakaan. Namun, pada siklus 2, jadwal mengalami perubahan yaituprogram dimulai 15 menit setelah jam pelajaran sekolah berakhir.
Tahap awal program adalah pemberian apersepsi terkait minat membacasiswa di perpustakaan dan pengalaman menulis jurnal membaca dan pengarahantentang langkah-langkah pelaksanaan program. Selain itu, apersepsi yangdiberikan juga terkait perubahan minat membaca siswa dan kesulitan yang dialamisiswa dari pelaksanaan program pada petemuan sebelumnya dan pengarahandiberikan terkait adanya perubahan metode.
Tahap inti program dilakukan dengan pemberian materi tentangkompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca” dan pelatihan menuliscontoh jurnal dari cerita Legenda Batu Menangis. Tahap berikutnya yaitu
7
pemilihan bahan bacaan berdasarkan deret bangku. Tahap selanjutnya adalahtahap membaca buku masing-masing oleh siswa. Pada tahap pembacaan hasilkomentar dan tanggapan siswa, pemilihan siswa dilakukan secara denganmenggunakan metode talking stik.
Pada penutup program adalah pengungkapan kesan dan kesulitan yangdialami siswa. Pada tahap terakhir yaitu pemberian motivasi oleh guru untukmeningkatkan minat dengan menambah frekuensi membaca dan menambahvariasi bahan bacaan. Selain itu, motivasi juga diberikan melalui contoh tokohsukses Soekarno dan R. A. Kartini yang memiliki hobi membaca.
Peningkatan hasil kemampuan membaca melalui penerapan program jambaca dapat dilihat dari nilai hasil jurnal membaca 25 siswa sesuai kualifikasi.Siswa yang berkualifikasi sangat baik meningkat dari 12% (siklus 1) menjadi 36%(siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 20% (siklus 1)menjadi 40% (siklus 2). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadipeningkatan kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca.
Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapan program jambaca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan.Ditinjau dari frekuensi membacanya, siswa yang berkualifikasi sedang meningkatdari 12% (siklus 1) menjadi 56% (siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi tinggimeningkat dari 0% (siklus 1) menjadi 16% (siklus 2). Jika ditinjau dari variasibahan bacaan, siswa yang memiliki 2 variasi bacaan meningkat dari 1 siswa(siklus 1) menjadi 21 siswa (siklus 2) dan siswa yang memiliki 3 variasi bacaandari tidak ada siswa (siklus 1) menjadi 1 siswa (siklus 2).
Berdasarkan temuan-temuan penelitian disarankan kepada Kepala Sekolahagar meningkatkan fasilitas perpustakaan agar siswa merasa nyaman saatmembaca di perpustakaan. Saran bagi guru Bahasa Indonesia agar menerapkanprogram jam baca secara terorganisasi untuk diikuti semua siswa. Guru juga perlumelaksanakan pembelajaran membaca dengan memanfaatkan fasilitas ruangperpustakaan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa. Haltersebut dapat membantu pencapaian tujuan program jam baca.
8
ABSTRACT
Arisma, Olynda Ade. 2012. The Improvement of Interest and Skill in ReadingAbility Through the Application of Reading Hours School Program inGrade VII Students on SMP Negeri 01 Puri. Thesis, Department ofLanguage Education, Indonesian and Region Literature, Faculty ofLiterature, Universitas Negeri Malang. Supervisor: (I) Dr. Nurchasanah,M.Pd, Co-Supervisor (II) Dr. Mukibatul Hasanah, M.Pd.
Key words : reading interest, reading ability, reading hours school program.Reading ability closely related with interest and habit in reading. Each
student must have a good reading interest and ability because of the hugeadvantages of reading itself. Nevertheless, those criteria are not sufficient with thereality. The low Reading interest can impact the reading ability. The previousstatement is in line with the research result in SMP Negeri 01 Puri reveals that thereading interest and the reading ability are very low. Consequently, the researchertakes an action as the follow up by applying reading hour program for improvingthe students’ interest and skill in reading.
This research is aimed to raise the interest and skill in reading for VIIEstudents of SMP Negeri I Puri by applying reading hour program. This researchfocuses on: (1) The process of reading hours application in the improvement ofreading ability, (2). The result of reading hour program in the improvement ofstudents’ reading ability, and (3). The result of reading hour program in theimprovement of students’ reading interest. The problems that will be discoveredby the researcher that is, related to identifying students’ understanding. With theresult, the KD that will be reached is KD 7.2 about giving comments toward thebooks which is read.
This research uses qualitative approach by using research action design. Thedata of this research is collected by using research instrument with the researcheras the main instrument. The researcher acts as data collector through observationtechnique, interview technique, questionnaire technique, and experiment test inreading skill. The research instruments are used to answer research problems areobservation guide, interview guide, questionnaire, and test in reading skill.
There are four steps in the application of reading hour program. Those foursteps are: (1) pre-program, (2) beginning program, (3) core program, and (4)closing program. At cycle 1, the stage is the stage praprogram students in thelibrary collection. However, in cycle 2, the schedule changes that the programstarted 15 minutes after school hours ended.
The early stages of the program is the provision of related apperceptionreading interests of students in the library and read journal writing experience andguidance on program implementation steps. In addition, given apperception is alsorelated changes in reading interests of students and the difficulties experienced bystudents from the implementation of the program and guidance given earlierpetemuan related changes in the method.
The core stage of the program conducted by administering material aboutthe competence " mengomentari buku cerita yang dibaca " and the training ofjournal writing examples of Legenda Batu Menangis. The next stage is the
9
selection of reading materials based on the rows of benches. The next stage is thestage reading their books by the students. At this stage of reading the commentsand responses of students, student selection is done using the talking stick.
On the program cover impression is disclosure and the difficultiesexperienced by students. In the last stage of the motivation by the teachers toincrease interest by increasing the frequency of reading and reading materials addvariety. In addition, motivation is also provided through the example of successfulleaders Soekarno and R. A. Kartini who has a hobby of reading.
Improved literacy outcomes through the implementation of program hoursreading the results can be seen from reading the journals of 25 students accordingto qualifications. Very well qualified students increased from 12% (cycle 1) to36% (cycle 2) and well-qualified students increased from 20% (cycle 1) to 40%(cycle 2). Based on these data concluded that an increased ability to read throughthe application of program hours to read.
Improving the quality of the results of interest to read through theapplication program can be seen from the read clock frequency increase readingand variety of reading materials. Judging from the frequency of reading, studentswho qualified are being increased from 12% (cycle 1) to 56% (cycle 2) and highlyqualified students increased from 0% (cycle 1) to 16% (cycle 2). If viewed fromthe variation of reading material, students who have two variations of readingstudents increased from 1 (cycle 1) to 21 students (cycle 2) and students who have3 variations of no student reading (cycle 1) to be a student (cycle 2) .
Based on research findings suggested to the principal to improve libraryfacilities so that students feel comfortable while reading in the library.Suggestions for Indonesian teachers to implement an organized program forreading hour followed by all students. Teachers also need to carry out learning toread by utilizing the library facilities to enhance students' reading interests andabilities. It can aid in the achievement of program hours to read.
10
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca melalui Penerapan Program Jam
Baca Sekolah di Kelas VII SMP Negeri 1 Puri.
Sehubungan dengan itu, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan. Oleh sebab itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.
1. Dr. Nurchasanah, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah
berkenan meluangkan waktu dengan sabar memberikan dorongan, motivasi
serta saran-saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Prof. Dr. H. Suparno, selaku rektor Universitas Negeri Malang yang telah
memberikan kesempatan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku dekan Sastra Indonesia yang telah
mendukung dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Suyono, M.Pd, selaku ketua jurusan Sastra Indonesia yang telah
memberikan dorongan serta berbagai fasilitas untuk menyelesaikan studi.
6. Kedua orang tuaku, Bapak Bambang Muharto dan Ibu Misini serta adik
tercinta Angelina Putri Wirandani dan kakak tersayang Rhendra Adie
Fandanata yang telah memberikan dorongan, semangat, serta doanya yang tak
pernah henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi ini.
7. Mahar Luhur Pambudi, A. Md dan keluarga besar Drs. Slamet Basuki yang
telah memberikan semangat, doa, dan dukungan penuh dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman “Abilowo”, Adisti Astarina, dan Wayan Nana A. yang telah
memberikan bantuan, dorongan, dan hiburan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11
9. Pihak-pihak yang belum dapat disebutkan satu per satu karena keterbatasan
penulisan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.
Amin.
Malang, 04 Juli 2012
Penulis
12
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... iKATA PENGANTAR ................................................................................... vDAFTAR ISI ................................................................................................. viiDAFTAR TABEL ......................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 61.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 61.4 Asumsi Pemelitian .......................................................................... 71.5 Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 81.6 Definisi Operasional ....................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Membaca ........................................................................ 112.1.1 Tujuan Membaca ........................................................................ 122.1.2 Faktor-faktor dalam Membaca .................................................... 132.1.3 Kemampuan Membaca ............................................................... 132.1.4 Hakikat Membaca Pemahaman ................................................... 142.1.5 Pembelajaran Membaca ............................................................... 162.2 Minat Membaca ............................................................................. 172.2.1 Faktor-faktor yang Menentukan Minat Baca Anak ...................... 192.3 Tinjauan Program Jam Baca .......................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................... 223.2 Peranan Peneliti ............................................................................. 233.3 Kancah Penelitian .......................................................................... 243.4 Subjek Penelitian ........................................................................... 263.5 Data dan Sumber Data ................................................................... 263.6 Rancangan Tindakan ...................................................................... 273.7 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 293.7.1 Observasi .................................................................................... 293.7.2 Wawancara .................................................................................. 303.7.3 Angket ........................................................................................ 313.7.4 Jurnal Membaca .......................................................................... 323.8 Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi ............................................. 323.8.1 Analisis Data .............................................................................. 33
13
3.8.2 Evaluasi ...................................................................................... 333.8.3 Refleksi ...................................................................................... 343.9 Prosedur Penelitian ........................................................................ 34
BAB IV PAPARAN DAN TEMUAN DATA4.1 Studi Pendahuluan ......................................................................... 384.2 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 1 ............................... 414.2.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Peningkatan Kemampuan Membaca ................................................................... 414.2.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca ........................................... 474.2.2.1 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca ...................................................................................... 474.2.2.2 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca ..................................................................................... 544.2.3 Temuan Penelitian ....................................................................... 574.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 614.3 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 2 ............................... 634.3.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Peningkatan Kemampuan Membaca ................................................................... 634.3.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca ............................................ 694.3.2.1 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca ....................................................................................... 694.3.2.2 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca ....................................................................................... 754.3.3 Temuan Penelitian ....................................................................... 804.3.4 Refleksi dan Tindak Lanjut ......................................................... 83
BAB V PEMBAHASAN5.1 Proses Penerapan Program Jam Baca pada Siswa SMP Negeri 01 Puri ........................................................................ 845.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca pada Siswa SMP Negeri 01 Puri ........................................................................ 89
BAB VI PENUTUP6.1 Kesimpulan ................................................................................... 976.2 Saran ............................................................................................. 99
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 100
14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kualifikasi Minat Baca pada Program Jam Baca ........................................ 33
4.1 Hasil Kemampuan Membaca tiap Indikator Studi Pendahuluan .................. 137
4.2 Hasil Observasi Penerapan Program Jam Baca Siklus 1 ............................. 46
4.3 Hasil Kemampuan Membaca tiap Indikator Siklus 1 ................................. 138
4.4 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 1 ........................................................ 49
4.5 Minat Baca Siklus 1 ................................................................................... 56
4.6 Hasil Observasi Penerapan Program Jam Baca Siklus 2 ............................ 68
4.7 Hasil Kemampuan Membaca tiap Indikator Siklus 2 ................................. 139
4.8 Hasil Kemapuanl Membaca Siklus 2 ......................................................... 70
4.9 Hasil Kemampuan Membaca Studi Pendahuluan, Siklus 1, dan Siklus 2 .... 75
4.11 Minat Baca Siklus 2 ................................................................................ 79
4.12 Variasi Bacaan Studi Pendahuluan, Siklus 1, dan Siklus 2 ........................ 79
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Sangat Baik (SB)................... 50
4.2 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Baik (B) ................................ 51
4.3 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Cukup (C) ............................. 52
4.4 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Kurang (K)............................ 53
4.5 Diagram Frekuensi Membaca Siklus 1 ....................................................... 56
4.6 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Sangat Baik (SB)................... 71
4.7 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Baik (B) ................................ 72
4.8 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Cukup (C) ............................. 74
4.9 Diagram Frekuensi Membaca Siklus 2 ....................................................... 76
4.10 Diagram Frekuensi Membaca Studi Pendahuluan, Siklus 1, dan Siklus 2 . 77
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 102
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 103
3. Data Mentah ................................................................................................ 114
4. Data Tersaji ................................................................................................. 138
5. Foto Proses Pembelajaran ............................................................................ 141
17
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini disajikan latar belakang, rumusan masalan, manfaat
penelitian, asumsi penelitian, ruang lingkup penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Kurikulum memberikan amanat penting agar pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui
pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak
dalam berbagai aspek berbahasa. Untuk itu, pengajar dan siswa harus memiliki
kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran bahasa.
Setiap proses pembelajaran berbahasa hendaknya lebih diperhatikan agar
tepat sasaran dan mampu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Termasuk
di dalamnya adalah keterampilan membaca yang memiliki banyak manfaat dalam
perkembangan berbahasa siswa. Melalui kegiatan membaca siswa mampu
memperoleh banyak pengetahuan. Oleh sebab itu, guru sebaiknya memiliki
perhatian khusus dalam kompetensi membaca ini karena selain manfaatnya yang
besar bagi siswa, membaca juga merupakan kegiatan yang kompleks. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Nurhadi (1987:13) yang menyatakan bahwa membaca
adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses
membaca terlibat faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal
18
dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan
sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam membentuk sarana membaca, teks bacaan
(sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar belakang
sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.
Selain kompleksitas membaca, guru juga perlu memperhatikan rendahnya
minat baca siswa yang kini menjadi masalah besar di Indonesia. Sesuai
pernyataan Kusmana (2009), berdasarkan hasil penelitian Programme for
International Student Assessment, diketahui minat baca siswa kita rendah. Jika
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Timur, siswa Indonesia termasuk
paling rendah. Dari 42 negara yang disurvey, siswa Indonesia menduduki
peringkat ke-39, sedikit di atas Albania dan Peru. Kemampuan siswa kita itu
masih di bawah siswa Thailand yang menduduki peringkat ke-32. Demikian pula
dengan penguasaan materi dari bacaan, siswa kita hanya mampu menyerap 30%
dari materi bacaan yang tersaji dalam bahan bacaan.
Fenomena tersebut merupakan masalah besar bagi para guru, khususnya
guru Bahasa Indonesia. Sebagai tenaga pendidik profesional, masalah ini harus
menjadi tantangan utama yang harus segera dicari jalan keluarnya karena
rendahnya minat baca juga dapat mempengaruhi kemampuan membaca siswa. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Supriyoko (2009) yang menyatakan bahwa secara
teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca (reading interest) dengan
kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading ability).
Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yang rendah,
dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca
menjadi rendah. Itulah yang sedang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini.
19
Menurut Siauseni (2010), hal-hal yang menjadi kendala dalam meningkatkan
kegemaran membaca anak adalah derasnya arus hiburan serta permainan dari
media elektronik.
Dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca, siswa dapat
dibiasakan sejak dini untuk mengunjungi perpustakaan. Selain memiliki dampak
besar dalam perkembangan minat dan kemampuan membaca siswa, perpustakaan
juga merupakan alternatif yang efektif dan efisien. Hal tersebut diperkuat oleh
pendapat Munaf (2002:247) yang menyatakan bahwa dalam menumbuhkan minat
baca erat sekali hubungan dengan perpustakaan. Boediono (2004) juga
menyatakan bahwa untuk membiasakan anak untuk membaca, sebenarnya adalah
alternatif yang lebih murah dari membeli buku, yaitu anak bisa meminjam
ataupun menumpang baca buku di perpustakaan. Perpustakaan sebagai rumah
kedua di mana kita bisa asyik membaca tanpa mengeluarkan biaya. Oleh karena
itu, tidaklah berlebihan jika perpustakaan dianggap sebagai salah satu wahana
pendidikan masyarakat umum.
Di sekolah, guru dan komite sekolah dapat bekerja sama memanfaatkan
perpustakaan sekolah sebagai fasilitas dalam upaya peningkatan hasil
pembelajaran. Sesuai dengan pengertiannya perpustakaan sekolah merupakan
semua perpustakaan umum yang diselenggarakan di sekolah baik tingkat Sekolah
Dasar maupun Sekolah Lanjutan guna menunjang proses belajar mengajar di
sekolah, maka perpustakaan dapat digunakan sesuai fungsinya (Nurhadi, 1983:9).
Pemanfaatan perpustakaan tersebut juga harus memperhatikan suasana dan
kondisinya agar mampu menarik minat baca siswa. Menurut pendapat Rosidi
(2009), yang perlu dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca
20
siswa yaitu penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel
pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa
gemar membaca, penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi
kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang
kelas, rak buku yang dipajang rapi dan menarik untuk dieksplorasi isinya dengan
ditampilkan laksana “gedung bioskop” atau “gedung teater”, dan ada
display/pajangan atau informasi buku-buku baru dan bestseller dengan gaya
yang atraktif di perpustakaan.
Besarnya kendala dalam memerangi rendahnya minat baca siswa
menghendaki kesadaran dan kerja keras dari para guru. Guru hendaknya memiliki
kebijakan khusus, seperti yang telah diterapkan oleh SMAN 1 Wonosari yaitu jam
wajib baca. Program tersebut mulai diterapkan pada tahun ajaran 2010/2011.
Pelaksanaan jam wajib baca ini belum dilaksananakan setiap hari, tetapi dimulai
sekali dalam seminggu dahulu. Dalam penerapannya pun belum dapat murni
dilaksanakan selama 1 jam pelajaran (45 menit), tetapi baru 25 menit dahulu pada
hari Jumat.
Penerapan jam baca yang rutin dilaksanakan di sekolah-sekolah akan
memberikan dampak positif bagi peningkatan perilaku membaca anak bangsa di
masa yang akan datang. Namun, dalam penerapannya tidak hanya membutuhkan
partisipasi dari para siswa, tetapi juga membutuhkan kerja sama dari kepala
sekolah, guru, dan petugas perpustakaan.
Penelitian terkait program jam baca sebelumnya pernah diangkat oleh
Qurrota A’yun, mahasiswi program studi pendidikan bahasa, sastra Indonesia dan
daerah Universitas Negeri Malang, melalui penelitian peningkatan minat baca
21
siswa kelas IV MI Muawanah Banjaranyar Paciran, Lamongan melalui penerapan
program jam baca pada tahun 2008. Pada penelitian ini hanya mengangkat
masalah rendahnya minat baca siswa kelas IV SD sedangkan, penelitian yang
diangkat oleh peneliti kali ini tidak hanya meningkatkan rendahnya minat baca
tapi juga kemampuan membaca siswa melalui program jam baca. Tindakan ini
juga dilakukan pada siswa kelas VII SMP yang lebih tinggi jenjangnya.
Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal
30 September 2011, minat dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP
Negeri 1 Puri tergolong rendah. Rendahnya minat membaca siswa terbukti dari
hasil jawaban angket siswa yang diperoleh yaitu 100% siswa menjawab menyukai
kegiatan membaca namun, frekuensi membaca mereka masih rendah. Hal tersebut
terbukti dari kunjungannya ke perpustakaan hanya 52% siswa yang ke
perpustakaan hanya sekali dalam seminggu, sedangkan 48% siswa lain mengaku
tidak pernah mengunjungi perpustakaan. Indikator lain untuk mengetahui minat
membaca siswa yaitu kesediaan dalam memperoleh bahan bacaan. Melalui hasil
angket diperoleh hasil kesediaan siswa untuk mendapatkan bahan bacaan dengan
meminjam buku di perpustakaan hanya 48 % siswa yang menjawab jarang
meminjam buku, sedangkan 41% siswa tidak pernah meminjam buku di
perpustakaan.
Masalah kemampuan membaca siswa yang akan dikaji oleh peneliti yaitu
terkait membaca pemahaman siswa, sehingga KD yang akan dicapai oleh siswa
adalah KD 7.2 mengomentari buku cerita yang dibaca. Alasan pemilihan KD
tersebut oleh peneliti dikarenakan dalam pencapaian KD siswa tidak hanya
dituntut untuk memahami isi dari suatu teks bacaan sastra, tetapi siswa juga harus
22
kritis dalam memahami suatu teks sastra agar mampu mengomentari buku cerita
tersebut, baik dari segi isi maupun bahasa. Berdasarkan hasil uji kompetensi pada
studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 September 2011,
diperoleh hasil hanya terdapat 24% siswa memperoleh skor lebih dari Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM), sedangkan 76% siswa memperoleh hasil di bawah
KKM.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti akan mengadakan penelitian pada
siswa SMP Negeri 1 Puri untuk meningkatkan perilaku membaca meliputi minat
dan kemampuan membacanya melalui program jam baca sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dijabarkan rumusan masalah
sebagai berikut.
(1) Bagaimanakah proses penerapan program jam baca dalam meningkatkan
kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 01 Puri?
(2) Bagaimanakah hasil program jam baca pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 01
Puri:
(a) dalam meningkatkan kemampuan membaca dan
(b) dalam meningkatkan minat membaca?
1.3 Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan
sebelumnya, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai
berikut.
23
(1) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu siswa mengatasi
masalah minat dan kemampuan membaca yang rendah.
(2) Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru
yang bisa dimanfaatkan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk
meningkatkan minat dan kemampuan membaca dengan menerapkan program
jam baca.
(3) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai acuan untuk
menerapkan program jam baca di sekolah dan memaksimalkan fungsi
perpustakaan sekolah.
(4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan dalam
melakukan penelitian yang sejenis.
(5) Bagi pengembangan teori, hasil penelitian ini bermanfaat dalam
pengembangan ilmu tentang metode peningkatan minat dan kemampuan
membaca.
1.4 Asumsi Penelitian
Penelitian peningkatan minat dan kemampuan membaca melalui
penerapan program jam baca sekolah di kelas VII SMP Negeri 01 Puri memiliki
asumsi sebagai berikut.
1) Program jam baca digunakan sebagai sarana untuk membiasakan siswa
untuk membaca.
2) Penerapan program jam baca mempermudah peserta didik dalam menguasai
kompetensi dalam kemampuan mengomentari buku cerita.
24
3) Pemberian motivasi dalam program jam baca secara langsung akan
merangsang berkembangnya pola pikir peserta didik sehingga peserta didik
menyukai kegiatan membaca.
4) Kegiatan mengisi jurnal membaca dan membacakan komentar terhadap
buku cerita yang dibaca dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar
membaca pemahaman yang benar dan diperlukan oleh peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan membaca selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah peningkatan minat dan kemampuan
membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri dengan menerapkan program jam
baca. Penelitian ini berfokus pada: (1) proses penerapan program jam baca dalam
peningkatan kemampuan membaca, (2) hasil program jam baca dalam
peningkatan kemampuan membaca siswa, dan (3) hasil program jam baca dalam
peningkatan minat membaca siswa.
Pada penelitian proses program jam baca dalam peningkatan kemampuan
membaca, kegiatan difokuskan pada saat proses penerapan program jam baca
yang meliputi: (1) proses saat praprogram jam baca, (2) proses saat kegiatan awal
program jam baca, (3) proses saat kegiatan inti program jam baca, dan (4) proses
saat kegiatan penutup program jam baca.
Pada penelitian hasil program jam baca dalam peningkatan kemampuan
membaca siswa, kegiatan difokuskan pada uji kompetensi siswa terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa yang yang dibatasi pada kemampuan
membaca kritis siswa. Pada penelitian hasil kemampuan membaca kritis siswa
difokuskan pada: (1) kemampuan menulis identitas buku, (2) kemampuan siswa
25
menuliskan ringkasan bacaan, (3) kemampuan memberikan komentar terhadap
bacaan dengan disertai alasan, dan (4) kemampuan menuliskan kutipan dari
bagian bacaan yang dikomentari.
Pada penelitian hasil program jam baca dalam peningkatan minat
membaca siswa, kegiatan difokuskan pada: (1) frekuensi membaca siswa dan (2)
variasi bahan bacaan.
1.6 Definisi Operasional
Adapun definisi yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Program jam baca adalah program jam wajib baca bagi siswa untuk
meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa yang dilaksanakan di
luar jam sekolah satu kali dalam seminggu selama 60 menit dengan indikator
kegiatan meliputi: persiapan selama 10 menit, proses membaca secara
individual selama 25 menit, pengisian jurnal membaca secara individual
selama 15 menit, dan proses mengemukakan komentar tentang hasil bacaan
selama 10 menit.
(2) Membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mengkritisi
suatu bahan bacaan dengan waktu 25 menit yang dilaksanakan dengan cara
membandingkan gagasan dalam bacaan dengan pengetahuan yang dimiliki,
menganalisis keakuratan dan kesesuaian, serta menarik kesimpulan atas
kelebihan atau kekurangan dalam unsur bahan bacaan.
(3) Minat membaca adalah suatu keinginan yang kuat disertai usaha-usaha untuk
membaca yang diwujudkan melalui indikator frekuensi membaca dan jumlah
variasi bahan bacaan yang tinggi.
26
(4) Kemampuan membaca adalah kecakapan siswa dalam melakukan kegiatan
membaca yang diukur melalui indikator meliputi: (1) mampu menulis
identitas buku, (2) mampu menuliskan ringkasan, (3) mampu memberi
komentar serta alasan yang sesuai, dan (4) mampu menuliskan kutipan dari
bacaan yang sesuai dengan bagian yang dikomentari.
27
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan disajikan tinjauan membaca, tinjauan minat membaca,
dan tinjauan program jam baca. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
2.1 Tinjauan Membaca
Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan
satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987:5),
sedangkan menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang
harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.
Membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, membaca
merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Melalui membaca,
seseorang diharapkan antara lain sebagai berikut, (1) memperoleh informasi dan
tanggapan yang tepat, (2) mencari sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menyerpa
informasi dari bacaan, dan (3) mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan
mengambil manfaat dari bacaan (Syafi’ie, 1993:2). Pendapat lain dikemukakan oleh
Rahim (2001:163) yang menyatakan bahwa membaca meliputi informasi tekstual
yang dihubungkan dengan istilah skemata menunjukkan kelompok konsep yang
28
tersusun dalam otak seseorang yang berhubungan dengan objek-objek, tempat-
tempat, tindakan-tindakn atau peristiwa-peristiwa.
Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan
manusia sepanjang masa karena pertama, membaca itu merupakan satu alat
komunikasi yang amat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, kedua bahwa
bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun waktu zaman dalam sejarah
sebahagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang, dan
ketiga bahwa sepanjang masa sejarah terekam. Oleh karena itu, dengan membaca
dapat diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa
waktu lampau, maupun waktu sekarang di tempat lain, atau berbagai cerita yang
menarik tentang masalah kehidupan di dunia ini (Munaf, 2002:241).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah salah satu dari kemampuan berbahasa yang memiliki banyak
manfaat yang bersifat kompleks dan rumit dengan tujuan memperoleh pemahaman
yang bersifat menyeluruh.
2.1.1 Tujuan Membaca
Suatu kegiatan yang akan dilakukan hendaknya disertai dengan adanya tujuan.
Begitu pula dengan kegiatan membaca, hendaknya pembaca memiliki tujuan sebelum
melakukannya. Tujuan dalam membaca akan menentukan arah dan hasil yang akan
diperoleh oleh pembaca.
Setiap pembaca memiliki tujuan yang berbeda-beda. Penentuan tujuan
tersebut didasarkan pada kebutuhan individu masing-masing. Berdasarkan pendapat
29
Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: (1) kesenangan; (2)
menyempurnakan membaca nyaring; (3) menggunakan strategi tertentu; (4)
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; (5) mengaitkan informasi yang
baru dengan informasi yang telah diketahuinya; (6) memperoleh informasi untuk
laporan lisan atau tertulis; (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; (8)
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; (9) menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
2.1.2 Faktor-Faktor dalam Membaca
Menurut Pandawa, dkk (2009) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
proses pemahaman. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktor kognitif, 2) faktor afektif,
3) faktor teks bacaan,dan 4) faktor penguasaan bahasa. Faktor yang pertama berkaitan
dengan pengetahuan, pengalaman, dan tingkat kecerdasan (kemampuan berpikir)
seseorang. Faktor kedua berkaitan dengan kondisi emosional, sikap, dan situasi.
Faktor ketiga berkaitan dengan tingkat kesukaran dan keterbacaan suatu bacaan yang
dipengaruhi oleh pilihan kata, struktur, isi bacaan, dan penggunaan bahasanya.
Selanjutnya faktor terakhir berkaitan dengan tingkat kemampuan berbahasa yang
berkaitan dengan penguasaan perbendaharaan kata, struktur, dan unsur-unsur
kewacanaan.
2.1.3 Kemampuan Membaca
Menurut Tampubolon (1987:7), kemampun membaca ialah kecepatan
membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Siswa yang memiliki kemampuan
30
membaca yang memadai akan mampu menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan
(Syamsi dan Kusmiyatun, 2006:219-220). Ia juga menyimpulkan bahwa berdasarkan
temuan lapangan, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya
kemampuan membaca pemahaman siswa. faktor penyebab tersebut dapat
digolongkan dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
ada dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah dari luar diri siswa.
faktor internal dapat berupa motivasi, semangat, kemampuan dan lainnya, sedangkan
faktor eksternal dapat berupa guru, model belajar, pendekatan dan teknik belajar,
media, sarana, dan sebagainya.
2.1.4 Hakikat Membaca Pemahaman
Menurut Syamsi dan Kusmiyatun (2006:219-220), membaca komprehensif
atau membaca pemahaman adalah membaca yang ditujukan untuk memahami bacaan
sesuai kebutuhan dan harapan penulisnya. Selain itu, Faris menyatakan bahwa
membaca pemahaman terdiri atas tiga bagian, yakni (1) suatu proses konstruktif dan
aktif; (2) suatu proses berpikir sebelum, selama, dan sesudah membaca; dan (3) suatu
interaksi antara pembaca, teks, dan konteks (Runtu:2004).
Menurut Burns yang dikemukakan oleh Runtu (2004) membaca pemahaman
ada beberapa jenis pemahaman yang dapat diperoleh pembaca, yaitu meliputi (1)
pemahaman literal, yakni jenis pemahaman yang paling dasar, dan (2) pemahaman
tingkat tinggi, yang mencakup (a) pemahaman interpretatif, (b) pemahaman kritis,
dan (3) pemahaman kreatif.
(a) Pemahaman Literal
31
Pemahaman literal adalah pemahaman yang diperoleh dengan membaca apa yang
dinyatakan secara langsung dalam teks bacaan. Khususnya, bagian dari paragraf
atau bab yang dinyatakan secara eksplisit yang memuat informasi dasar, seperti
rincian yang mendukung gagasan utama hubungan sebab akibat, inferensi, dan
sebagainya. Untuk menemukan rincian-rincian tersebut secara efektif, dapat
digunakan pertanyaan dengan kata tanya: apa, siapa, di mana, kapan, bagaimana,
dan mengapa.
(b) Pemahaman tingkat tinggi
Pemahaman tingkat tinggi adalah pemahaman yang melebihi pemahaman literal-
teks. Pemahaman literal-teks didasarkan pada proses berpikir tingkat tinggi,
seperti menginterpretasi, menganalisis, dan mensintesis informasi.
Membaca interpretatif adalah membaca antarbaris untuk memperoleh inferensi.
Membaca interpretatif meliputi pembuatan simpulan, misalnya tentang gagasan
utama, hubungan sebab akibat, serta analisis bacaan seperti menemukan tujuan
pengarang menulis bacaan.
Membaca kritis adalah membaca mengevaluasi materi tertulis, yakni
membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang
diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, kesesuaian, dan urutan
waktu, pembaca kritis harus menjadi pembaca aktif bertanya, meneliti fakta-
fakta, dan menggantungkan penilaian sampai ia mempertimbangkan semua
materi.
(c) Membaca kreatif adalah membaca yang berusaha mencari makna di balik materi
yang dinyatakan oleh penulis. Seperti halnya membaca kritis, membaca kreatif
32
menuntut pembaca untuk berpikir ketika mereka membaca dan menuntut mereka
menggunakan imajinasi mereka. Dengan membaca seperti itu, pembaca akan
menghasilkan gagasan-gagasan baru.
2.1.5 Pembelajaran Membaca
Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang sangat kompleks karena adanya
interaksi pada semua komponen pembelajaran yaitu interaksi antara siswa dengan
guru, interaksi siswa dengan media, interaksi siswa dengan siswa lainnya. Dalam
proses pembelajaran semua unsur penunjang perlu diperhatikan, yaitu materi, metode
pembelajaran, sumber, media, alat penilaian, dan instrumen penilaian.
Kompleksitas dalam kegiatan pembelajaran juga terdapat pada pembelajaran
membaca. Pembelajaran membaca harus memperhatikan kebiasaan cara berfikir
teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai proses yang sangat kompleks
dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pemikiran,
daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah (Iskandarwassid,
2009:264).
Pembelajaran membaca tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata pelajaran.
Pembelajaran membaca merupakan salah satu aspek pembelajaran bahasa Indonesia
yang diarahkan untuk mengembangkan kompetensi membaca. Dengan demikian,
pembelajaran membaca dapat dilakukan terpadu dengan pembelajaran keterampilan
berbahasa lainnya. Kemampuan yang disampaikan dalam pembelajaran membaca
adalah kemampuan berbahasa dan bersastra. Oleh karena itu, wacana dalam
33
pembelajaran membaca bisa berupa wacana sastra maupun nonsastra (Depdiknas,
2009).
2.2 Minat Membaca
Secara operasional, Hasanah, dkk (2011:34) menyatakan bahwa minat baca
merupakan hasrat yang kuat seseorang baik disadari ataupun tidak yang terpuaskan
lewat perilaku membacanya. Minat menentukan kegiatan dan frekuensi membaca,
mendorong pembaca untuk memilih jenis bacaan yang dibaca, menentukan tingkat
partisipasi di kelas dalam mengerjakan tugas, bertanya-jawab, dan kesanggupan
membaca di luar kelas. Selain itu, Lilawati juga mengartikan minat membaca adalah
suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap
kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya
sendiri (Sandjaya, 2005).
Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan
manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku yang dibaca anak.
Sedangkan menurut Sinambela yang dikutip oleh Sandjaya (2005) bahwa minat
membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap
aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca
meeliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan kesadaran akan menfaat
membaca.
Menurut Hernowo (2002:68), kebiasaan membaca bersifat individual, tidak
bisa disamaratakan. Namun, kebiasaan yang baik adalah kebiasaan yang terprogram
34
atau terencana. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah kebiasaan membaca adalah
sebagai berikut.
Waktu membaca
Membaca kapan saja dan di mana saja belum menjadi budaya masyarakat
Indonesia. Masyarakat indonesia lebih suka berbicara dan menyimak dibanding
membaca dan menulis sehingga menganggap tidak terlalu penting untuk
mengalokasikan waktu untuk membaca.
Sebenarnya alokasi jam baca tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Cukup
45 menit dalam seminggu untuk membaca apa saja yang menarik minatnya untuk
membaca.
Frekuensi membaca
Frekunsi membaca tiap orang berbeda. Hal tersebut tergantung pada minat
seseorang dalam membaca dan kepentingan tertentu yang mendasari orang
membaca. Seseorang bisa saja membaca tiga kali sehari rutin dalam seminggu,
bisa juga seseorang membaca hanya sekali setahun ketika ia berada dalam keadaan
yang mengharuskan ia harus membaca.
Sikap membaca
Adapun sikap-sikap dalam membaca adalah sebagai berikut.
1) Sabar
Kesabaran diperlukan saat membaca karena bila tergesa-gesa dalam memaknai
suatu gagasan, bisa jadi kesimpulan yang didapt akan salah.
2) Telaten
35
Ketelatenan mengambil makna-makna yang tersebar di sepanjang halaman buku
kemudian mengumpulkan dan menghimpunnya kembali amat diperlukan karena
kalau tidak, akan banyak gagasan hilang.
3) Tekun
Ketekunan diperlukan untuk membantu kita menyisir himpunan kata, kalimat,
alinea, bab, dan bagian demi bagian yang menyimpan gagasan pokok dan hal-hal
penting yang perli diperhatikan.
4) Gigih
Kegigihan akan mendorong seseorang untuk mengulang lebih dari sekali bahan
bacaan yang belum dipahaminya.
5) Sungguh-sungguh
Kesungguhan dalam menemukan makna dan memahami maksud penulis sangat
penting dalam proses membaca.
2.2.1 Faktor-faktor yang Menentukan Minat Baca Anak
Minat membaca seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut
Hasanah, dkk (2011:54), minat baca dipengaruhi oleh aspek-aspek internal yang
menyebabkan tumbuhnya motivasi intrinsik dan aspek-aspek eksternal yang berkaitan
dengan motivasi ekstrinsik. Unsur eksternal berkaitan dengan: tingkat sosial
pembaca, karakteristik bacaan itu sendiri, asal-usul tempat tinggal pembaca.
Pendapatt tersebut serupa dengan pendapat Purves dan Beach yang dikutip oleh
Sandjaya (2005) yang menyatakn bahwa ada dua kelompok besar faktor yang
36
mempengaruhi minat membaca anak, yaitu faktor personal dan faktor institusional
yang dijabarkan sebagai berikut.
Faktor Personal
Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan
psikologis.
Faktor institusional
Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi
ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi
orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru, dan teman
sebaya.
2.3 Tinjauan Program Jam Baca
Membaca merupakan kegiatan yang memberikan banyak manfaat bagi
pembacanya. Namun, tidak semua orang memiliki kesadaran akan manfaat membaca.
Bagi orang-orang yang memiliki kesadaran tersebut pada umumnya memiliki jam
baca. Jam baca merupakan waktu yang secara khusus digunakan oleh seorang
pembaca untuk membaca dengan tujuan tertentu. Setiap pembaca memiliki alokasi
dan frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
Program jam baca adalah suatu program khusus yang sengaja diselenggarakan
untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa dengan memanfaatkan
perpustakaan sekolah di luar jam pelajaran. Program ini bertujuan meningkatkan
minat dan kemampuan membaca siswa dengan pembiasaan siswa untuk membaca
37
secara rutin di perpustakaan. Dengan begitu siswa akan dilatih untuk gemar membaca
dengan adanya motivasi-motivasi akan pentingnya kegiatan membaca pada saat
program jam baca.
Program jam baca memberikan banyak keuntungan, terutama pada siswa.
Adapun kelebihan dari penerapan program jam baca ini adalah mampu fasilitas
sekolah yaitu perpustakaan sesuai dengan tujuannya, biaya yang diperlukan tidak
terlalu besar karena dalam penerapannya buku-buku di perpustakaan sebagai alatnya,
siswa dapat menjalani program dengan santai karena tidak termasuk dalam kurikulum
yang menuntut nilai, dan tidak mengganggu jam pelajaran karena dilakukan seusai
jam pelajaran. Namun, dalam penerapan program ini juga memiliki kelemahan yaitu
untuk keberhasilan program ini juga menuntut ditingkatkannya fasilitas perpustakaan
sekolah dan koleksi bukunya agar siswa lebih tertarik untuk membaca di
perpustakaan. Kenyamanan siswa dalam membaca merupakan perhatian penting.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bersifat kualitatif karena
perolehannya yang berupa data verbal secara potensial dapat memberikan makna
dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti sesuai dengan
model Kemmis dan McTaggart, secara garis besar, siklus alur penelitian PTK
adalah sebagai berikut (Sukarnyana, 2002:31—32).
(1) Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan dalam PTK disusun berdasarkan masalah yang hendak
dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Secara operasional dapat dinyatakan
bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara empirik
ketetapan hipotesis tindakan yang diajukan.
(2) Pelaksanaan tindakan
Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan atas
pertimbangan teoretis dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa
peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. Selain itu, tindakan
dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan
aktivitas belajar mengajar di kelas.
39
(3) Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam PTK dapat disejajarkan
kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal.
Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan
data tentang proses kegiatan.
(4) Refleksi
Pada dasarnya, refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan
eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan
tindakan. Setiap informasi yang didapat hendaknya dikaji dan dipahami
bersama (peneliti dan pihak lain). Informasi yang terkumpul perlu diurai dan
dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan
pengalaman sebelumnya, dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian
yang relevan.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan minat dan
kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP negeri 1 Puri Mojokerto.
Diharapkan setelah diterapkannya program jam baca, minat dan kemampuan
membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Puri akan meningkat. Selain itu,
diharapkan perpustakaan sekolah dapat berfungsi lebih maksimal.
3.2 Peranan Peneliti
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti berperan sebagai perencana
pelaksanaan dan pemberi tindakan program jam baca. Sebagai perencana peneliti
berperan: (1) perencana tindakan melalui pembuatan RPP sebelum pelaksanaan
program jam baca dan pembuatan instrumen yang dibutuhkan berkaitan dengan
penelitian terhadap proses dan hasil program jam baca, (2) pengumpul data
40
berkaitan dengan proses program jam baca dalam peningkatan minat baca siswa
dan hasil program jam baca dalam peningkatan minat dan kemampuan baca siswa,
(3) penganalisis data hasil yang didapat dari penerapan program jam baca, angket,
wawancara, dan jurnal baca. dan (4) pelapor hasil penelitian berkaitan dengan
proses dan hasil pelaksanaan program jam baca.
Sebagai pemberi tindakan peneliti berperan: (1) penentu sumber bahan
bacaan dalam pelaksanaan program jam baca bagi siswa, (2) pemberi tindakan
dalam memberi pengarahan, perintah, dan bimbingan terhadap siswa dalam
pelaksanaan program jam baca, dan (3) pengamat situasi dan sikap siswa pada
saat pelaksanaan program jam baca.
3.3 Kancah Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Puri di Jalan Raya Tangunan
nomor 02 Puri, Mojokerto. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti, didapatkan informasi bahwa sekolah ini memiliki jumlah siswa sebanyak
697 orang, yang terdiri atas 254 orang siswa kelas VII, 226 orang siswa kelas
VIII, dan 217 orang siswa kelas IX yang sedangkan jumlah guru sebanyak 44
orang.
SMP Puri ini juga dilengkapi oleh beberapa fasilitas antara lain yaitu
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium fisika, laboratorium
biologi, perpustakaan, musala, UKS, ruang keterampilan, koperasi siswa, ruang
OSIS, ruang serba guna, ruang BP, dan kantin sekolah. Selain pendidikan
akademik, pendidikan siswa dapat ditunjang dengan kemampuan non akademik
dengan disediakan beberapa ekstrakurikuler, yaitu basket, pramuka, PMR, voli,
sepak bola, musik, dan tari.
41
Perpustakaan yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Puri merupakan fasilitas
sekolah yang dilengkapi oleh berbagai fasilitas yang menunjang kebutuhan siswa
agar merasa nyama berada di perpustakaan. Adapun fasilitas tersebut antara lain, 8
kursi panjang, 4 meja panjang, kipas angin, televisi, peta, globe, majalah, koran,
dan jam dinding.
Begitu pula dengan koleksi buku yang terdapat di perpustakaan, ada
berbagai macam jenis buku dengan jumlah yang cukup banyak. Adapun jenis dan
jumlah buku yang dimiliki yaitu: 68 judul buku karya umum dengan jumlah
sebanyak 234, 12 judul buku filsafat dengan jumlah sebanyak 26, 130 judul buku
agama dengan jumlah sebanyak 681, 216 judul buku ilmu pengetahuan sosial
dengan jumlah sebanyak 456, 84 judul buku bahasa dengan jumlah sebanyak 179,
167 judul buku ilmu penegetahuan murni dengan jumlah sebanyak 277, 257 judul
buku teknologi dengan jumlah sebanyak 463, 61 judul buku seni, olahraga dan
hiburan dengan jumlah sebanyak 152, 457 judul buku kesusastraan dengan jumlah
sebanyak 791, 111 judul buku ilmu bumi dan sejarah dengan jumlah sebanyak
314, 780 judul buku fiksi dengan jumlah sebanyak 1565, dan 130 judul buku
referensi dengan jumlah sebanyak 285.
Pemilihan SMP Negeri 1 Puri sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini
dianggap memenuhi sebagian besar persyaratan sebagai lokasi penelitian. Adapun
alasannya adalah sebagai berikut.
(1) SMP Negeri 1 Puri memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup
banyak dan terdapat penambahan jumlah buku. Namun, minat dan
kemampuan membaca siswanya rendah.
42
(2) SMP Negeri 1 Puri terletak di daerah pedesaan yang masih berkembang.
Dengan membaca, siswa dapat memperoleh informasi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan
IPTEK dengan baik.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Puri,
Mojokerto. Subjek penelitian ini adalah 25 siswa dengan rincian 10 orang siswa
berjenis kelamin laki-laki dan 15 orang siswa berjenis kelamin perempuan tahun
pelajaran 2011/2012.
3.5 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa data verbal. Adapun data tersebut yaitu
data proses penerapan jam baca yang bersumber dari kegiatan jam baca. Data
tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 1. Data verbal lain berupa data
hasil program jam baca dalam meningkatankan kemampuan membaca yang
bersumber dari hasil kajian jurnal baca yang dikerjakan oleh siswa. Data tersebut
untuk menjawab rumusan masalah nomor 2. Sedangkan, data untuk menjawab
rumusan masalah nomor 3 berupa data hasil program jam baca dalam
meningkatkan minat membaca yang bersumber dari kajian hasil angket siswa dan
wawancara terhadap pengelola perpustakaan.
Sumber data penelitian ini adalah subjek, responden, dan informan. Dalam
penelitian ini, siswa menjadi subjek utama karena siswa yang melaksanakan
program jam baca dan siswa pula yang mengikuti tindakan yang telah dilakukan
oleh peneliti. Responden dalam penelitian ini adalah siswa dan pengelola
43
perpustakaan karena siswa dan guru merespon pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti dalam bentuk kuesioner dan wawancara untuk mengetahui
minat dan kegemaran membaca siswa serta pendapat tentang penerapan program
jam baca tersebut, sedangkan informan dalam penelitian ini adalah guru dan
petugas perpustakaan. Guru dan petugas perpustakaan sebagai pemberi informasi
awal yang dibutuhkan peneliti sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, yaitu
tentang kondisi sekolah (jumlah siswa dan fasilitas sekolah) dan kondisi
perpustakaan sekolah.
3.6 Rancangan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan Program jam baca, peneliti dan guru
menyusun rencana kegiatan jam baca. Adapun perencanaan kegiatan jam baca
meliputi (1) tujuan kegiatan, (2) menentukan materi, (3) menentukan langkah-
langkah, dan (4) menentukan dan menyusun alat tes hasil.
Adapun tujuan kegiatan program jam baca pada siklus pertama meliputi:
(1) meningkatkan minat membaca siswa dengan indikator peningkatan frekuensi
membaca siswa dan variasi bahan bacaan siswa dan (2) meningkatkan
kemampuan membaca siswa dengan indikator meliputi: (a) siswa mampu memilih
buku cerita, (b) siswa mampu memahami isi buku cerita, (c) siswa mampu
menuliskan identitas buku cerita, (d) siswa mampu menuliskan ringkasan cerita
yang dibaca, (e) siswa mampu memberikan komentar dengan kalimat yang tepat,
(f) siswa mampu memberikan alasan dari komentar yang diberikan, dan (g) siswa
mampu menuliskan kutipan dari bagian cerita yang dikomentari.
Pada siklus 1 materi yang akan diberikan pada siswa untuk meningkatkan
kemampuan membaca siswa yaitu meliputi: (1) unsur intrinsik dalam cerita, (2)
44
langkah-langkah menulis identitas buku cerita, (3) langkah-langkah menulis
ringkasan cerita, (4) langkah-langkah dan contoh menuliskan komentar terhadap
cerita yang dibaca, dan (5) cara menuliskan kutipan dari bagian yang dikomentari.
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dan guru diperoleh hasil penentuan
langkah-langkah dalam pelaksanaan program jam baca siklus 1. Adapun langkah-
langkah tersebut meliputi 4 tahapan yaitu (1) tahap praprogram, (2) tahap awal
program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program. Dalam tahapan-
tahapan tersebut terdapat beberapa kegiatan dalam pelaksanaannya.
Kegiatan pada praprogram yaitu (1) pengarahan siswa untuk menempati
tempat duduk masing-masing, dan (2) pengarahan siswa untuk persiapan
mengikuti pelaksanaan program jam baca. Pada tahap kegiatan awal program
terdapat beberapa kegiatan meliputi (1) apersepsi dan (2) pengarahan pelaksanaan
program, sedangkan pada kegiatan inti program diisi oleh beberapa kegiatan
antara lain (1) penjelasan materi, (2) pemilihan bahan bacaan, (3) membaca buku
cerita, (4) mengisi jurnal membaca, (5) membacakan komentar di depan kelas,
dan (6) siswa lain menanggapi komentar milik teman. Pada tahapan terakhir,
penutup program, diisi oleh kegiatan pengungkapan kesan oleh siswa dan
pemberian motivasi oleh guru kepada siswa.
Pada perencanaan ini juga disusun alat tes untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan program jam baca. Alat tes tersebut dibagi menjadi tiga yaitu untuk
mengetahui proses program jam baca, hasil minat baca, dan hasil kemampuan
membaca siswa. Proses program jam baca akan diukur menggunakan pedoman
observasi. Hasil minat baca diukur menggunakan angket yang diberikan pada
45
siswa, sedangkan hasil kemampuan membaca siswa akan diukur menggunakan
jurnal membaca.
Program jam baca siklus 1 ini diadakan pada hari Sabtu, 26 Nopember
2011 dengan alokasi waktu 60 menit. Kegiatan program ini akan dilaksanakan di
perpustakaan SMP Negeri 01 Puri. Peneliti akan berperan sebagai pelaksana dan
pemberi tindakan dalam program ini.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan instrumen
pengumpul data yaitu peneliti sebagai instrumen utama. Peneliti bertindak sebagai
pengumpul data melalui teknik observasi, teknik wawancara, teknik kuesioner,
dan jurnal membaca. Instrumen penelitian yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah pada penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman
wawancara, angket, dan jurnal membaca.
3.7.1 Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan sekaligus
berpartisipasi dalam suasana dan latar perpustakaan ketika kegiatan program jam
baca berlangsung. Dengan berpedoman pada lembar pedoman observasi, peneliti
mengamati apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan program jam baca.
Instrumen pedoman observasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah
nomor 1, dengan hasil data berupa proses penerapan program jam baca dalam
peningkatan kemampuan membaca siswa di SMP Negeri 1 Puri.
Dalam teknik ini terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan program
jam baca yang hendak diamati, yaitu (1) praprogram, (2) kegiatan awal program,
46
(3) kegiatan inti program , dan (4) kegiatan penutup program. Dalam empat
tahapan tersebut memiliki indikator yang berbeda.
Pada tahapan praprogram peneliti mengamati aspek kesiapan siswa
sebelum dimulainya program. Pada tahapan awal program indikator yang diamati
adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan apersepsi dan sikap siswa
saat dijelaskan pengarahan. Sedangkan, pada tahapan inti program indikator yang
diamati meliputi: (1) perhatian siswa ketika materi dijelaskan, (2) sikap tertib
siswa dalam memilih bahan bacaan, (3) sikap membaca siswa dengan seksama,
(4) kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan saat kesulitan, (5) sikap
siswa ketika mengisi jurnal, (6) kemampuan siswa mengemukakan komentar dan
alasan, dan (7) keaktifan siswa mengemukakan tanggapan terhadap komentar
teman. Selain itu, pada tahapan ini juga terdapat dua aspek lagi yang diamati yaitu
penilaian proses dan hasil belajar serta penggunaan bahasa siswa.
Pada tahapan penutup program, indikator yang diamati oleh peneliti yaitu
keaktifan siswa mengungkapkan kesan dan kesulitan yang dialami serta antusias
siswa dalam memperhatikan motivasi membaca yang diberikan.
3.7.2 Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti yang digunakan untuk mengetahui
minat membaca siswa sebelum program jam baca. Wawancara dilakukan kepada
pengelola perpustakaaan yang mengetahui minat membaca siswa secara langsung
berdasarkan hasil presensi siswa dan peminjaman buku di perpustakaan. Teknik
tersebut dilakukan bedasarkan pada pedoman wawancara. Instrumen yang
digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 3 adalah wawancara untuk
47
mengetahui hasil penerapan program jam baca dalam peningkatan minat membaca
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Puri.
Adapun indikator yang diamati melalui wawancara terhadap pengelola
perpustakaan untuk mengetahui minat membaca siswa meliputi: (1) kondisi minat
baca siswa di perpustakaan sekolah, (2) frekuensi kedatangan siswa ke
perpustakaan sekolah, (3) jenis buku yang sering dibaca oleh siswa, (4) siswa
lebih memilih membaca di perpustakaan atau dipinjam untuk dibawa pulang, (5)
adakah kebijakan lain sebelum program jam baca untuk meningkatkan minat
baca, (6) kebijakan apa yang telah dilakukan, dan (7) hasil perkembangan minat
membaca siswa dari kebijakan yang telah dilakukan.
3.7.3 Angket
Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan
maupun penelitian sosial yang paling popular digunakan adalah angket.
Angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
(Arikunto, 2009:151). Dengan demikian, angket merupakan daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain yang untuk kepentingan penelitian.
Angket digunakan oleh peneliti untuk mengetahui peningkatan minat baca
siswa sebelum dan sesudah penerapan program jam baca sekolah. Instrumen
tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 3.
Adapun aspek yang dikumpulkan melalui angket yang diberikan kepada
siswa meliputi (1) minat membaca siswa, (2) alasan siswa suka membaca, (3)
alasan siswa tidak suka membaca, (4) pemberi motivasi mereka untuk membaca,
(5) minat berkunjung ke perpustakaan, (6) kegiatan yang dilakukan siswa di
48
perpustakaan, (7) alasan siswa tidak suka berkunjung ke perpustakaan, (8)
frekuensi siswa berkunjung ke perpustakaan dalam seminggu, (9) jenis buku yang
sering dibaca siswa, (10) frekuensi peminjaman buku di perpustakaan, (11) jenis
buku yang terakhir dibaca siswa, (12) jenis buku yang terakhir dipinjam siswa,
(13) kebiasaan membaca siswa, (14) tempat yang digunakan untuk melakukan
kebiasaan membaca, dan (15) alasan siswa tidak mempunyai kebiasaan membaca.
3.7.4 Jurnal Membaca
Jurnal membaca digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan
kompetensi membaca kritis siswa sebelum dan sesudah penerapan program jam
baca, sehingga dapat diketahui adanya peningkatan yang terjadi atau tidak. Teknik
tersebut untuk menjawab rumusan masalah nomor 2. Teknik ini berpedoman pada
pedoman jurnal membaca.
Adapun kemampuan membaca siswa yang diteliti adalah kemampuan
membaca pemahaman yang berfokus pada kemampuan membaca kritis. Indikator-
indikator yang dinilai meliputi: (1) kemampuan menulis identitas buku, (2)
kemampuan siswa menulis ringkasan bahan bacaan, (3) kemampuan siswa
memilih aspek dari bahan bacaan yang akan dikomentari, (4) kemampuan siswa
menuliskan komentar serta alasan, dan (5) kemampuan siswa menuliskan kutipan
pendukung dalam bahan bacaan sesuai yang dikomentari.
3.8 Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi
Adapun analisis data, evaluasi, dan refleksi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
49
3.8.1 Analisis Data
Analisis data sangat berguna untuk mendukung pemecahan masalah yang
telah dirumuskan sebelum pelaksanaan program jam baca. Untuk pelaksanaan
analisis data secara lebih konkrit, peneliti menganalisa data didapat dari teknik
pengumpulan data.
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah memeriksa ulang apakah
seluruh informasi yang diperlukan dalam wawancara, angket, observasi, dan
jurnal membaca sebelum pelaksanaan program jam baca. Analisis hasil jurnal
membaca yang diisi siswa menggunakan kualifikasi yang telah ditetapkan oleh
peneliti. kualifikasi tersebut yang merujuk pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.1 Kualifikasi Minat Baca pada Program Jam Baca
Frekuensi Membaca Kualifikasi Membaca1-2 kali/minggu Rendah3-4 kali/minggu Sedang5-6 kali/minggu Tinggi
Data yang telah didapat tersebut akan disesuaikan hasilnya satu sama lain.
Apabila data tersebut tidak sesuai, peneliti harus merefleksi dimana sumber
kesalahan itu.
3.8.2 Evaluasi
Dalam pelaksanaan program jam baca, yang perlu dievaluasi peneliti
adalah sebagai berikut.
(1) Kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program jam baca
(2) Kelemahan program jam baca
(3) Perkembangan hasil kemampuan membaca siswa
(4) Perencanaan ke siklus selanjutnya.
50
3.8.3 Refleksi
Refleksi dilakukan untuk memahami dan memaknai proses dan hasil yang
dicapai sebagai akibat dari pelaksanaan program jam baca yang dilakukan. Tahap
refleksi yaitu menganalisis, mensintesis, memaknai, menjelaskan, dan
menyimpulkan hasil dari pelaksanaan. Refleksi selalu diadakan setiap akhir
kegiatan program jam baca di setiap siklus. Hasil refleksi dapat digunakan sebagai
pedoman untuk perbaikan dalam pelaksanaan program jam baca siklus
selanjutnya.
3.9 Prosedur Penelitian
Secara rinci tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.
(1) Perencanaan dan persiapan
Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan, yaitu:
(a) mengidentifikasi masalah minat dan kemampuan membaca siswa.
(b) merumuskan masalah peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa
melalui penerapan program jam baca.
(c) menyusun rencana pelaksanaan program jam baca.
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan hasil observasi peneliti
terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah
kemudian peneliti merumuskannya menjadi rumusan masalah. Masalah tersebut
akan ditindaklanjuti dengan diawali penyusunan rencana tindakan yang
diwujudkan dalam bentuk RPP.
Pengidentifikasian masalah dilakukan dengan studi pendahuluan di
sekolah yang akan diteliti. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 30
September 2011 pukul 07.00 WIB. Teknik yang digunakan yakni wawancara,
51
penyebaran kuesioner, dan uji kompetensi awal (pretest) untuk mengetahui minat
dan kemampuan membaca siswa kelas VIIE di SMP Negeri 1 Puri. Pihak yang
diwawancara yaitu pengelola perpustakaan SMP Negeri 1 Puri, sedangkan
penyebaran kuesioner dan uji kompetensi awal diberikan kepada siswa.
Kuesioner yang diberikan kepada siswa berisi tentang pertanyaan untuk
mengetahui minat membaca siswa. Rincian panduan pertanyaan pada kuesioner
terdapat 15 soal. Untuk mengetahui kemampuan membaca siswa sebelum
pelaksanaan program jam baca, peneliti melakukan pretest dengan memberikan
soal sesuai KD 7.1 yaitu mengomentari buku cerita yang dibaca. Dalam uji
kompetensi tersebut akan diketahui kemampuan membaca kritis siswa dengan
indikator meliputi kemampuan meringkas bahan bacaan, kemampuan memberikan
komentar dan alasan, serta menuliskan kutipan dari bagian yang dikomentari
tersebut. Pada tahapan pertest ini, peneliti memberikan bahan bacaan yang
berjudul “Si Tanduk Panjang” yang berasal dari buku “Kumpulan Cerita Rakyat
Nusantara”.
Dengan melaksanakan studi pendahuluan ini, peneliti mengetahui bahwa
terdapat permasalahan pada minat dan kemampuan membaca siswa yang rendah.
Maka, dari permasalahan tersebut peneliti merumuskan masalah yang dihadapi
untuk diteliti.
(2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan peneliti dengan rencana yang tertulis,
termasuk memuat prinsip-prinsip pendekatan proses yang diimplementasikan
melalui kegiatan proses kegiatan jam baca.
52
Pada tahap ini, praktisi melaksanakan program jam baca sesuai
perencanaan yang telah disusun. Kegiatan berlangsung 60 menit diadakan setelah
jam pelajaran sekolah usai. Langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan
meliputi hal-hal sebagai berikut.
(a) Praktisi melaksanakan program jam baca sesuai perencanaan yang telah
disiapkan sebelumnya.
(b) Selama kegiatan program jam baca berlangsung dilakukan pengamatan
secara sistematis, cermat, dan objektif.
(c) Melaksanakan penilaian terhadap minat dan kemampuan membaca siswa
sebagai hasil dari program jam baca. Kemudian dilakukan refleksi untuk
dijadikan sebagai tindak lanjut perbaikan dan penyempurnaan pada
pelaksanaan selanjutnya.
(3) Observasi atau pengamatan
Pada waktu kegiatan program jam baca berlangsung, peneliti melakukan
pengamatan dengan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format observasi
atau pengamatan yang telah disusun, termasuk pelaksanaan skenario tindakan
serta dampak terhadap proses dan hasil kegiatan siswa dengan menggunakan
instrumen berupa lembar observasi atau pengamatan.
Hasil dari pengamatan ini dapat bermanfaat untuk pengambil keputusan
apakah tindakan yang dilakukan sudah tepat atau perlu diadakan perbaikan.
(4) Refleksi
Kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam tahap refleksi meliputi: (1)
merefleksi tindakan (program jam baca) yang telah dilakukan, (2) menyusun
53
rencana selajutnya. Dalam merefleksi tindakan dibahas mengenai kekurangan
yang terjadi pada saat tindakan dan dilakukan revisi rencana. Temuan-temuan
tersebut akan dibawa dan diperbaiki pada siklus berikutnya hingga hasil persiapan
sampai refleksi tidak menampakkan adanya kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan maka kegiatan penelitian selesai atau tujuan peningkatan
minat dan kemampuan membaca siswa telah dicapai.
54
BAB IV
PAPARAN DAN TEMUAN DATA
Pada bab ini diuraikan tentang paparan data dan temuan penelitian proses
penerapan program jam baca untuk meningkatkan minat dan kemampuan
membaca yang meliputi (1) studi pendahuluan, (2) paparan data dan temuan siklus
1, dan (3) paparan data dan temun siklus 2. Uraian tersebut adalah sebagai berikut.
4.1 Studi Pendahuluan
Sebelum tindakan program jam baca, kegiatan studi pendahuluan
dilakukan untuk mengetahui minat dan kemampuan membaca siswa. Hasil
observasi tersebut akan dibandingkan dengan hasil minat dan kemampuan
membaca siswa setelah dilakukan tindakan program jam baca untuk mengetahui
perkembangan dan peningkatannya.
Kegiatan studi pendahuluan dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 30
September 2011 pukul 07.00 WIB. Teknik yang digunakan yakni wawancara,
penyebaran angket , dan jurnal membaca awal untuk mengetahui minat dan
kemampuan membaca siswa kelas VIIE di SMP Negeri 1 Puri. Tahap awal
tindakan studi pendahuluan yang dilakukan adalah wawancara. Wawancara
dilakukan dengan petugas perpustakaan untuk mengetahui minat membaca siswa
SMP Negeri 01 Puri. Berdasarkan wawancara yang dilakukan diketahui bahwa
minat membaca siswa SMP Negeri 01 Puri rendah. Hal tersebut ditandai dengan
55
jumlah pengunjung perpustakaan hanya 50 orang/hari, sedangkan jumlah
keseluruhan siswa 697 orang.
Sebelumnya, pihak sekolah dan guru mata pelajaran telah melakukan
kebijakan untuk meningkatkan minat baca siswa. Kebijakan tersebut dilakukan
dengan menambah koleksi buku dan memberi tugas pada siswa dengan
memanfaatkan buku-buku di perpustakaan. Namun, hasil dari kebijakan tersebut
belum mencapai hasil maksimal. Peningkatan minat baca siswa masih rendah
karena jumlah siswa yang membaca di perpustakaan setiap harinya belum
mencapai setengah dari jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 01 Puri.
Selain wawancara, pada tahap studi pendahuluan juga dilakukan
penyebaran angket. Angket tersebut diberikan pada siswa untuk mengetahui minat
membaca. Berdasarkankan hasil penyebaran angket dapat diketahui bahwa minat
baca siswa masih rendah jika dilihat dari frekuensi membacanya dengan
kualifikasi yang telah ditentukan.
Berdasarkan angket yang diberikan pada siswa terbukti bahwa dari 25
siswa, yang memiliki minat baca kategori rendah sebesar 96%. Dari jumlah
tersebut 48% tidak memiliki minat baca dan 48% memiliki minat baca, tetapi
rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa minat baca siswa
dikategorikan buruk karena hanya 4% siswa yang memiliki minat baca kategori
sedang. Tidak ada siswa yang memiliki minat baca dengan kategori tinggi. Variasi
bahan bacaan yang dibaca oleh siswa juga cenderung pada buku sastra atau fiksi
saja. Sementara itu, koleksi buku yang terdapat di perpustakaan SMP Negeri 01
Puri bervariasi dan jumlahnya cukup banyak.
56
Selain minat membaca, kegiatan studi pendahuluan juga bertujuan untuk
mengetahui kemampuan membaca siswa. Untuk mengetahui kemampuan
membaca, peneliti memberikan bahan bacaan berupa cerita rakyat yang berjudul
“Si Tanduk Panjang”. Cerita ini diambil dari buku cerita yang berjudul “Cerita
Rakyat Nusantara”.
Pada tahap awal, siswa diminta untuk membaca dengan waktu 25 menit.
Setelah membaca cerita yang diberikan, siswa diminta mengisi jurnal membaca
secara individu. Berdasarkan hasil kerja jurnal membaca pada kegiatan studi
pendahuluan dapat diketahui kemampuan membaca siswa. Dari hasil kerja siswa
dapat diketahui bahwa kemampuan minat baca siswa rendah. Hal tersebut terbukti
dari jumlah siswa yang memperoleh kualifikasi sangat baik hanya 3 siswa (12%),
siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 5 siswa (20%), siswa yang
memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 10 siswa (40%). siswa yang memperoleh
kualifikasi kurang sebanyak 2 siswa (8%), dan siswa yang memperoleh kualifikasi
gagal sebanyak 5 siswa (20%). Selain itu,berdasarkan Tabel 4.1 (terlampir) dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 24 %,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 76%. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca siswa perlu dilakukan
perbaikan.
Untuk memperbaiki hasil minat dan kemampuan membaca yang rendah
tersebut perlu diadakan program khusus yang terstruktur dan terencana untuk
diikuti oleh siswa guna meningkatkan minat dan kemampuan membaca tersebut.
Program yang sesuai adalah program jam baca. Program ini dilaksanakan setelah
jam pelajaran sekolah berakhir. Alokasi waktu pelaksanaan program ini yaitu
57
selam 60 menit. Pada pelaksanaannya, siswa akan dibimbing oleh guru. Selain itu,
program ini tidak terikat pada nilai sehingga siswa tidak merasa terbebani.
Dengan begitu, secara tidak langsung program ini dapat berdampak positif dalam
peningkatan hasil minat dan kemampuan membaca.
4.2 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 1
Pada bagian ini dipaparkan tentang (a) proses penerapan program jam baca
siklus 1 dalam peningkatan kemampuan membaca, (b) hasil program jam baca
siklus 1 dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca, (c) temuan
penelitian, dan (d) refleksi dan tindak lanjut.
4.2.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam MeningkatkanKemampuan Membaca
Tahap praprogram diawali dengan mempersiapkan siswa untuk memulai
program. Pada siklus 1 ini program masih belum dapat berjalan lancar sesuai
rencana karena guru harus mengarahkan siswa untuk berkumpul di perpustakaan.
Siswa belum dapat dikondisikan dengan baik karena masih ada beberapa siswa
yang ke toilet, kantin, atau musala. Keadaan ini mengakibatkan program jam baca
tidak dimulai sesuai jadwal. Di perpustakaan, siswa juga belum siap menerima
pengarahan dan materi dengan baik. Beberapa siswa masih asyik bermain dengan
temannya dan sibuk sendiri. Ada pula siswa yang sibuk berebut tempat duduk
dengan temannya. Oleh karena itu, kondisi tersebut menghambat jalannya
program jam baca.
Pada kegiatan awal program jam baca, guru memberi apersepsi dahulu
untuk memancing konsentrasi siswa dan menggali pemahaman siswa. Guru
memberikan apersepsi terkait minat membaca siswa di perpustakaan dan
58
pengalaman siswa dalam menulis jurnal membaca, Pada tahap ini siswa sudah
cukup aktif menjawab pertanyaan awal dari guru. Selain itu, guru juga memberi
pengarahan tentang langkah-langkah dalam penerapan program jam baca. Hal
tersebut diberikan agar siswa dapat melaksanakan program sesuai rencana. Pada
tahap ini siswa sudah dapat dikendalikan. Beberapa siswa juga tampak serius
memperhatikan penjelasan dari guru. Namun, siswa lain kurang serius dan tampak
kurang antusias pada materi yang diberikan.
Pada kegiatan inti program, guru memberikan materi kepada siswa tentang
kompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca”. Materi tersebut terkait
tentang konsep dan langkah-langkah dalam menulis identitas buku, ringkasan
cerita, komentar serta alasan, dan kutipan bagian yang dikomentari. Pada tahap ini
tidak semua siswa tampak serius memperhatikan. Terdapat beberapa siswa yang
asyik mengobrol dan bermain sendiri.
Selanjutnya, guru meminta siswa memilih buku cerita yang disediakan
sesuai keinginannya masing-masing. Buku cerita yang disediakan terdapat
beberapa pilihan agar siswa bisa memilih bahan bacaan yang diminatinya. Dalam
pemilihan buku tidak ada aturan khusus yang terorganisir sehingga siswa menjadi
tidak tertib dalam memilih buku cerita. Siswa cenderung berebut karena takut
tidak mendapatkan buku cerita sesuai dengan keinginannya. Namun, hal tersebut
menandakan adanya antusiasme siswa untuk segera memulai kegiatan membaca.
Pada kegiatan inti, kegiatan juga diisi dengan kegiatan membaca. Waktu
yang diberikan untuk kegiatan membaca adalah 25 menit. Kegiatan ini dilakukan
dengan baik. Siswa mulai membaca dengan seksama bukunya masing-masing.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa siswa yang masih membolak-balik
59
bukunya dan ingin bertukar buku dengan temannya. Hal tersebut diduga karena
siswa memperoleh buku yang tidak sesuai dengan minatnya.Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti, beberapa siswa merasa tidak nyaman membaca dengan
duduk di bangku. Hal tersebut disebabkan mereka saling berdesakan karena
ukuran meja yang dikelilingi kecil, sehingga beberapa siswa meminta untuk
membaca sambil duduk di lantai karena mereka merasa lebih leluasa.
Saat kegiatan membaca, guru mengelilingi ruang perpustakaan untuk
membantu siswa menyelesaikan masalah dalam memahami bahan bacaan. Pada
proses ini terdapat siswa (x) yang aktif mengajukan pertanyaan saat mengalami
kesulitan. Dialog antara siswa dan guru terlihat pada Dialog 4.1 berikut.
S: “Bu, saya mau tanya ini Bu?”G: “Iya, tanya apa?”S: “Ibu tahu nggak karang pantai seperti apa?”G: “Oh, karang pantai itu batu kapur yang mengeras yang ada di
pantai, biasanya ukurannya besar.”S: “Hem, iya saya tahu, Bu. Kalau ini artinya apa, Bu?”G: “Scuba ya? Scuba itu alat untuk bernapas di bawah air yang
digunakan oleh penyelam.”Dialog 4.1
Selain siswa (x) pada Dialog 4.1, terdapat juga siswa (y) yang mengajukan
pertanyaan lain saat menemui kesulitan saat membaca. Dialog tersebut
sebagaimana terlihat pada Dialog 4.2 berikut.
S : “Bu, ini saya ada yang tidak paham.”G: “Mana yang tidak mengerti?”S : “Ini lho Bu, ada kata-kata saling sir. Apa artinya, Bu?”G: “Nah, kalau ada kata-kata yang kurang bisa dipahami, lihat
konteks ceritanya dulu. Ini bercerita tentang apa?”S : “Ceritanya tentang Putu Sasih yang menolong Ngurah yang
terjatuh, Bu. Kemudian mereka saling memandang.”G: “Nah, berarti bercerita tentang seorang lelaki dan perempuan,
kemudian mereka saling memandang. Berarti mereka di situterlibat “saling sir”, yang artinya?”
S : “Saling jatuh cinta, Bu?”G: “Iya bagus, tapi lebih tepatnya saling menyukai, atau biasa
disebut naksir.” Dialog 4.2
60
Dari kedua dialog tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya antusiasme
siswa dalam program ini. Siswa berani mengajukan pertanyaaan saat mengalami
kesulitan dalam membaca. Siswa tidak malu bertanya tentang arti kata-kata atau
istilah sulit yang ditemui dam bahan bacaan. Siswa juga merespon dengan baik
pertanyaan balikan yang diberikan untuk mempermudah memahami arti kata
tersebut. Hal tersebut membuktikan adanya interaksi positif yang terjadi ketika
program jam baca ini berlangsung.
Setelah 25 menit waktu yang diberikan untuk membaca habis, siswa
diminta untuk mengisi jurnal membaca yang telah diberikan secara individu. Pada
kegiatan ini, tidak semua siswa mampu mengerjakan jurnal dengan lancar.
Beberapa siswa masih bingung dalam mengerjakannya. Siswa mengalami
kesulitan, sehingga mengajukan beberapa pertanyaan. Dialog saat mengisi jurnal
membaca merujuk pada Dialog 4.3 berikut.
S : “Bu, ini yang ditulis judul bukunya atau judul ceritanya?”G: “Untuk identitas buku, ya yang ditulis judul bukunya.”S : “Terus kalau bagian yang dikomentari ini pilih segi isi sama segi
bahasa atau salah satu saja, Bu?”G: “Pilih salah satu saja.”
Dialog 4.3
Pada kegiatan selanjutnya, siswa secara acak dipilih maju untuk
membacakan komentar dari cerita yang dibaca dan kutipan dari bagian yang
dikomentari, sedangkan siswa lain memberikan tanggapan baik persetujuan,
penolakan, maupun pertanyaan. Proses pemilihan pada kegiatan ini tidak terdapat
metode khusus, guru hanya memanggil nama siswa secara acak dari lembar
presensi siswa.
61
Pada kegiatan ini siswa yang terpilih untuk membacakan komentarnya
masih enggan untuk maju dan ragu atas jawabannya, terutama para siswi. Jadi,
siswa perlu diyakinkan untuk percaya diri dengan jawaban yang dimiliki. Namun,
setelah diyakinkan siswa mau maju untuk membacakan komentarnya. Guru
kembali secara acak memilih siswa untuk memberikan tanggapan. Siswa yang
terpilih dengan terpaksa memberikan komentarnya. Namun, metode ini dianggap
kurang efektif untuk digunakan karena belum tampak antusiasme dan ketertarikan
siswa pada tahap kegiatan ini.
Tahap penutup program merupakan tahap terakhir dalam kegiatan program
jam baca. Pada tahap ini, siswa diminta mengungkapkan kesan dan kesulitan siswa
saat program jam baca. Siswa aktif mengungkapkan kesannya bahwa mereka
senang dengan program tersebut dan ingin dilakukan kembali. Beberapa siswa lain
masih bingung mengungkapkan kesulitan yang dialaminya. Terdapat pula siswa
yang mengungkapkan bahwa mereka malas untuk membaca karena merasa capek
dan lapar. Dialog ungkapan kesan dan kesulitan siswa saat program jam baca
terlihat pada Dialog 4.4 berikut.
G: “Nah, anak-anak kita tadi sudah melaksanakan program jam baca. Apa yangkalian rasakan setelah melakukan program jam baca tadi?”
S: “Ehm, senang Bu bisa membaca bersama-sama di perpustakaan.”G: “Iya bagus, siapa lagi yang ingin mengungkapkan kesannya? Siapa yang
berani angkat tangan?”S: “Itu Bu saya sudah capek sama lapar.”G: “Iya, memang program ini dilaksanakan setelah pulang sekolah. Bagaimana
kalau minggu depan ada waktu istirahat dulu 15 menit? Jadi kalian bisa kekantin, ke toilet, dan lain-lain.”
S: “Setuju, Bu.”
Dialog 4.4
Kegiatan akhir program jam baca ditutup dengan memberikan motivasi
tentang manfaat kegiatan membaca dan pentingnya membaca bahan bacaan yang
62
bervariatif.. Siswa tampak antusias dengan motivasi yang diberikan. Berdasarkan
hasil program jam baca siklus 1 secara keseluruhan diperoleh data yang dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Penerapan Program Jam Baca Siklus 1Kegiatan yang Diamati Deskripsi
A. Kegiatan Praprogram1. Siswa mengambil tempat masing-
masingSebagian besar siswa belum menempati tempatduduk di perpustakaan sesuai waktu yangditentukan
2. Kesiapan menerima pengarahankegiatan oleh guru
Siswa banyak yang belum siap menerimapengarahan, beberapa siswa masih sibuk sendiri.
B. Kegiatan Awal Program3. Siswa menjawab pertanyaan
apersepsi oleh guruBeberapa siswa aktif menjawab pertanyaanapersepsi, sedangkan siswa lain kurang masihpasif.
4. Siswa mendengarkan saatdijelaskan pengarahan guru
Siswa cukup memperhatikan pengarahan denganseksamayang diberikan guru.
C. Kegiatan Inti Program5. Siswa memperhatikan ketika
guru menjelaskan materiSaat pemberian materi sebagian besar siswatampak serius memperhatikan penjelasan, hanyabeberapa siswa saja yang tidak begitu seriusmemperhatikan.
6. Siswa memilih bahan bacaan Proses pemilihan bahan bacaan berjalan dengantidak tertib. Siswa saling berdesakan dan berebutbuku cerita.
7. Siswa segera membaca bahanbacaan
Siswa segera membaca buku cerita denganseksama. Ada beberapa siswa tidak segeramembaca dan ingin bertukar buku denganteman.
8. Siswa mengajukan pertanyaansaat mengalami kesulitan
Siswa aktif mengajukan pertanyaan saatmengalami kesulitan.
9. Siswa mengisi jurnal membaca Siswa mengisi jurnal membaca sesuai arahanyang diberikan oleh guru.
10. Siswa membacakan komentarbeserta alasan
Beberapa siswa membacakan komentar danalasan dengan tepat, tapi siswa masih engganuntuk maju.
11. Siswa mengemukakan tanggapanterhadap komentar teman
Rata-rata siswa tidak aktif dan malumengemukakan tanggapan terhadap komentarteman.
12. Siswa menjawab pertanyaan yangdiajukan
Beberapa siswa menjawab pertanyaan denganbenar.
D. Kegiatan Penutup Program13. Siswa mengungkapkan kesan dan
kesulitan yang dialamiBeberapa siswa aktif mengungkapkan kesan,namun siswa masih bingung mengutarakankesulitan yang dialami.
14. Siswa memperhatikan motivasimembaca yang diberikan
Siswa dengan antusias memperhatikan motivasiyang diberikan oleh guru.
63
4.2.2 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan danMinat Membaca
Setelah dilakukan program jam baca diperoleh peningkatan hasil
kemampuan dan minat membaca. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
4.2.2.1 Peningkatan Kemampuan Membaca
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca siswa, peneliti
menggunakan instrumen jurnal membaca yang terdiri beberapa indikator.
Indikator tersebut meliputi: (1) kemampuan menulis identitas buku, (2)
kemampuan menulis ringkasan bacaan, (3) kemampuan memberikan komentar
terhadap bacaan yang disertai dengan alasan, dan (4) kemampuan menulis kutipan
dari bagian bacaan yang dikomentari. Indikator-indikator tersebut merupakan
aspek yang akan diukur untuk penguasaan kompetensi dasar “mengomentari buku
cerita yang dibaca”. Dari hasil kemampuan membaca membaca siswa pada siklus
1, diperoleh temuan yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 (terlampir).
Berdasarkan hasil jurnal membaca pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan penguasaan kompetensi pada siklus 1 sudah berhasil. Siswa
yang sudah mencapai ketuntasan berjumlah 17 orang (68%.) Siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah lebih banyak, yaitu 8
orang (32%).
Setelah dilakukan tindakan, kemampuan membaca pada siklus 1
mengalami peningkatan. Dari 25 siswa terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai
95; 6 siswa memperoleh nilai 90; 1 siswa memperoleh nilai 85; 2 siswa
memperoleh nilai 81,5; 4 siswa memperoleh nilai 80; 1 siswa memperoleh nilai
77,5; dan 1 siswa memperoleh nilai 76,5. Terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai
64
di bawah KKM. Terdapat 2 siswa memperoleh nilai 72,5; 1 siswa memperoleh
nilai 67,5, 1 siswa memperoleh nilai 62,5; 1 siswa memperoleh nilai 57,5; 1 siswa
memperoleh nilai 52,5; dan 2 siswa memperoleh nilai 47,5.
Berdasarkan hasil analisis, dari empat indikator yang harus dikuasai oleh
siswa berkaitan dengan kompetensi dasar “mengomentari buku cerita yang
dibaca”, skor terendah yang paling banyak diperoleh siswa yaitu terdapat pada
indikator meringkas cerita. Siswa diduga mengalami kesulitan dalam membuat
ringkasan, terutama cerita yang memiliki alur kompleks serta tampilan yang
panjang. Siswa kurang mampu menyatukan antara awal cerita, inti, dan akhir
cerita dengan baik, sehingga banyak terdapat ringkasan yang ditulis siswa hanya
pada inti cerita saja. Selain itu, terdapat pula ringkasan yang tidak berurutan jalan
ceritanya, sehingga susah untuk dipahami.
Selain indikator ringkasan cerita, indikator yang paling banyak
memperoleh nilai rendah yaitu indikator menulis kutipan bagian yang
dikomentari. Kesalahan tersebut didominasi oleh kesalahan penggunaan EYD
atau tidak sesuai dengan aturan pengutipan. Siswa cenderung menulis kutipan dari
cerita menggunakan cara mereka sendiri, sehingga banyak tanda baca yang kurang
dan kesalahan penggunaan huruf kapital. Selain data skor setiap indikator dan
total nilai, dari hasil jurnal membaca diperoleh pula hasil rata-rata kemampuan
membaca berdasarkan kualifikasi pada siklus 1 yang merujuk pada Tabel 4.4
berikut.
65
Tabel 4.4 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 1
No Kualifikasi Interval Jumlah %1 Sangat baik 85-100 9 362 Baik 70-84 10 403 Cukup 55-69 3 124 Kurang 40-54 3 125 Gagal 0-39 - -Jumlah 25 100
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki
kualifikasi sangat baik hanya berjumlah 9 (36%) orang. Jumlah terbesar yaitu
terdapat pada kualifikasi baik berjumlah 10 (40%) siswa. Pada tingkatan
kualifikasi cukup juga terdapat jumlah yaitu 3 (12%) siswa. Pada kualifikasi
kurang terdapat 3 (12%) siswa. Akan tetapi, tidak terdapat siswa yang
memperoleh kualifikasi gagal.
Setiap hasil kerja jurnal membaca memiliki kualifikasi yang berbeda. Hal
tersebut disebabkan oleh kesulitan yang dialami setiap siswa bervariasi. Dari hasil
jurnal membaca siklus 1 terdapat kualifikasi sangat baik (SB), baik (B), cukup
(C), dan kurang (K). Pada program siklus 1 tidak terdapat hasil jurnal membaca
yang memiliki kualifikasi gagal (G). Contoh jurnal membaca yang memiliki
kualifikasi sangat baik (SB) merujuk pada Gambar 4.1. Jurnal membaca hasil
kerja siswa yang asli dapat dilihat pada lampiran.
Jurnal pada Gambar 4.1 memiliki termasuk pada kualifikasi sangat baik
(SB). Pada indikator identitas buku, data yang disebutkan oleh siswa Mohammad
sudah lengkap yaitu judul buku, pengarang, kota penerbit, nama penerbit, dan
tahun penerbitan. Ringkasan yang ditulis siswa juga memenuhi kriteria
kelengkapan. Cerita yang diringkas tersebut terdapat awal, inti, dan akhir cerita.
Akan tetapi, penggunaan EYD belum tepat. Terdapat kesalahan yaitu penggunaan
66
huruf kapital di tengah kalimat, awalan yang yang dipisah, dan penulisan kata
yang disingkat.
Gambar 4.1 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Sangat Baik (SB)
Hasil kerja siswa pada indikator menulis komentar dan alasan sudah tepat.
Kalimat komentar yang ditulis sudah tepat dan jelas, serta alasan yang diberikan
sesuai dengan komentar tersebut. Begitu pula pada indikator kutipan bagian yang
dikomentari, kutipan yang ditulis sudah bersangkutan dengan komentar yang
diberikan. Akan tetapi, kesalahan terjadi pada penulisan kutipan. Penulisan tidak
sesuai pada teks. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa
dengan kualifikasi sangat baik (SB) sudah mampu menguasai kompetensi
“mengomentari buku cerita yang dibaca”, tetapi kesalahan masih banyak terjadi
pada penggunaan EYD. Selain contoh jurnal membaca dengan kualifikasi SB,
Nama : Mohammad Fahruddin ZuhriKelas : VII E
Identitas buku :Judul Buku : Menembus Belantara Ujung KulonPengarang : T. Bachtiar Tahun Penerbit : 1982Kota Penerbit : Bandung Penerbit : Gema cahaya
Ringkasan Cerita :Pada suatu hari Nesi, Deri, Giri dan pak Kopral Berangkat ke Pulau Peucang Di antar olehPak Usup dan Pak wawan. Alasan mereka ke pulau peucang adalah mereka akan melihatpesona karang pantai atau Fringing reef yg tumbuh pada pantai keras terlihat sangatmenakjubkan mereka kesana hanya untuk melihat-lihat pesona pantai keras. Mereka semuamenyelam dan mereka semua memakai scuba. Nesi turut membantu danmendokumentasikannya dalam foto. Karangnya ada yang seperti berjuta jari yang melambai-lambai ada yg seperti kue bintang , seperti landak, seperti kaktus dan seperti ular. Mereka punkeluar dari air dan pulang dengan bahagia.
Komentar :Saya sangat suka dengan Tokoh utamanya karena sangat ramah dan ingin mendapat wawasanbaru dari daerah lain.
Kutipan bagian yang dikomentari :“Sambil menunggu kami menyelam, Giri dan Pak Kopral di tugasi untuk mengukur suhu airlaut di tempat kami menyelam”
67
terdapat pula jurnal membaca yang termasuk pada kualifikasi baik. Contoh jurnal
membaca dengan kualifikasi baik dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Baik (B)
Berdasarkan hasil jurnal membaca pada Gambar 4.2 jika dibandingkan
dengan jurnal membaca berkategori sangat baik, maka kekurangan bukan pada
identitas buku karena data identitas yang ditulis sudah memenuhi kelengkapan.
Namun, kesulitan yang dialami siswa yaitu terdapat pada indikator ringkasan
cerita. Ringkasan tersebut disampaikan secara tidak lengkap. Cerita belum selesai
pada akhir cerita. Siswa Nabilla diduga masih mengalami kesulitan dalam
membuat ringkasan secara utuh dan kebingungan dalam menyampaikannya,
sehingga siswa hanya menyelesaikan ringkasannya hanya hingga inti cerita. Akan
tetapi, EYD yang digunakan siswa sudah tepat.
Indikator yang penting dalam jurnal membaca ini adalah komentar siswa.
Komentar yang diberikan siswa Nabilla sudah bagus. Kalimat komentar berupa
Nama : Nabilla Nanda K. P.Kelas : VII E
Identitas Buku :Judul buku : Si Dul Anak Jakarta Tahun Penerbitan : 2001Pengarang : Aman Dt. MadjoindoPenerbit : Balai PustakaKota Penerbit : Jakarta
Ringkasan Cerita :Pada suatu hari Si Dul menggembala kambing milik engkongnya (engkong Salim) di hutan.“Ah, jangan nanti lepas, die lari ke jalan kereta api, dan kegiling,” kata engkong Salim.Akibat tidak mendengarkan apa yg dikatakan engkongnya, Si Dul membantah dan tetapmenggembala kambing milik engkongnya sehingga kambing itu lari dengan kencang Si Dulterkejut dan karena kuatnya kambing itu berlari membuat leher Si Dul terlilit.
Komentar dan alasan :Sebaiknya Si Dul tidak memperlakukan kambing (hewan) dengan kasar.
Kutipan bagian yang dikomentari :“Nah ini, Lu rasain!” Lalu dipukulnya dengan kayu berulang-ulang.
68
saran. Hal ini menunjukkan siswa dapat berpikir kritis dengan memberikan saran
berdasarkan masalah yang terdapat pada bacaan. Akan tetapi, komentar tersebut
tidak dilengkapi dengan alasan. Pada bagian kutipan, siswa tersebut dapat
menuliskan kutipan yang bersangkutan dengan komentarnya. Penggunaan EYD
juga sudah tepat sesuai dengan aturan. Contoh pada Gambar 4.3 adalah jurnal
membaca dengan kategori cukup (C) untuk membandingkan hasil kerja siswa
dengan jurnal membaca sebelumnya.
Gambar 4.3 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Cukup (C)
Berdasarkan hasil jurnal membaca pada Gambar 4.3 dengan kualifikasi
cukup (C) dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu menulis identitas buku
dengan lengkap. Namun, siswa tampak masih kesulitan membuat ringkasan cerita.
Selain tidak lengkap, ringkasan tersebut juga tidak berurutan sehingga susah
untuk dipahami. Pada penggunaan EYD, siswa juga cenderung menyingkat kata,
menggunakan simbol, dan salah dalam menggunakan huruf kapital.
Nama : M. Diki AndriansyahKelas : VII E
Identitas buku :Judul : M. Yudhistira Pengarang : Cerita rakyat Jawa baratPenerbit : mitra cendekia Kota penerbit : Surabaya tahun : 2001
Ringkasan cerita :Pada jaman dahulu, ada sepasang suami istri di daerah tasikmalaya. Pada suatu hari merekamenemukan seekor harimau kecil. Dan suatu hari harimau itu dididik dan diperlakukanseperti keluarga sendiri. Harimau itu tumbuh menjadi besar, ia sangat cerdas & tangkas. Dania diberi nama si loreng, ketika lahir anak laki-laki yg sehat dan menyenangkan yg ditunggusejak lama.
Komentar dan alasan :Alasan : si loreng yg tingkah lakunya gag kayak biasanya dan akhirnya dibunuh.Komentar : saya tidak suka tingkah laku si loreng yang aneh.
Kutipan bagian yang dikomentari :Kutipan : suami istri yg bahagia.Dikomentari : karena tingkah laku si loreng yg aneh akhirnya dibunuh.
69
Pada indikator komentar dan alasan serta kutipan bagian yang dikomentari,
siswa juga belum mampu dikuasai dengan baik. Kalimat komentar yang diberikan
siswa sudah baik, tetapi alasan yang diberikan tidak berkaitan dengan komentar.
Siswa masih kesulitan memberikan alasan yang tepat sesuai dengan komentarnya.
Begitu pula dengan indikator kutipan bagian yang dikomentari, kutipan yang
dituliskan tidak berkaitan dengan komentar yang diberikan. Berdasarkan hasil
pengamatan pada jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan
dalam menulis ringkasan cerita, alasan yang sesuai komentar, dan pemilihan
kutipan yang berkaitan dengan komentar. Gambar 4.4 berikut ini merupakan
contoh jurnal membaca dengan kualifikasi kurang (K) untuk membandingkan
jurnal membaca dengan kualifikasi sebelumnya.
Gambar 4.4 Contoh Jurnal Membaca dengan Kualifikasi Kurang (K)
Nama : Yulindra Tri Setya ReniKelas : VII E
Identitas buku :Judul buku : Sampah bulan desember kota penerbit : JakartaNama Pengarang : hamsad rangkuti tahun penerbit : 2001Penerbit : Balai Pustaka
Ringkasan cerita :Tersiar kabar seorang kaya dengan mobil mercy menbrak dinding jembata dan masukmencebur ke kali. Air sungai tengah banjir. Bulan desember adalah musim penghujan.Sampah yang hanyut dibawa air bah, sangkut di buntut mercy itu. di saat itu menyembul regupenolong berterjun ke dalam air. Orang kaya itu telah mati. Regu penolong tidakmenghiraukan barang** berharga itu. mereka hanya menyelamatkan orang kaya itu,keluarganya, anak**nya. Dia bersama istrinya mati seketika, jantung mereka tidak kuatkarena kaget, / terlalu lama tidak menghirup udara. Berita itu hinggap di telinga Tugimin
Komentar dan alasan :Temanya sangat menjijikan karena ada bangkai** yang tidak layak untuk dilihat
Kutipan bagian yang dikomentari :Dia melihat kotoran manusia hanyut. dia melihat celana dalam wanita hanyut. balon** tidakberudara, popok bayi, bekas pembalut wanita, sandal jepit, sepatu tentara, peci lusuh,potongan karcis, putung** rokok, kaleng**, kantong semen, goni kardus** bekas kemasanalat elektronik, Sampah pohon, Dahan patah, papan peti sabun, Bangkai Tikus, BangkaiAnjing, Bangkai ayam, bangkai kucing, pelepah pisang, Dan lembaran uang sepuluh riburupiah.
Nama : Yulindra Tri Setya ReniKelas : VII E
Identitas buku :Judul buku : Sampah bulan desember kota penerbit : JakartaNama Pengarang : hamsad rangkuti tahun penerbit : 2001Penerbit : Balai Pustaka
Ringkasan cerita :Tersiar kabar seorang kaya dengan mobil mercy menbrak dinding jembata dan masukmencebur ke kali. Air sungai tengah banjir. Bulan desember adalah musim penghujan.Sampah yang hanyut dibawa air bah, sangkut di buntut mercy itu. di saat itu menyembul regupenolong berterjun ke dalam air. Orang kaya itu telah mati. Regu penolong tidakmenghiraukan barang** berharga itu. mereka hanya menyelamatkan orang kaya itu,keluarganya, anak**nya. Dia bersama istrinya mati seketika, jantung mereka tidak kuatkarena kaget, / terlalu lama tidak menghirup udara. Berita itu hinggap di telinga Tugimin
Komentar dan alasan :Temanya sangat menjijikan karena ada bangkai** yang tidak layak untuk dilihat
Kutipan bagian yang dikomentari :Dia melihat kotoran manusia hanyut. dia melihat celana dalam wanita hanyut. balon** tidakberudara, popok bayi, bekas pembalut wanita, sandal jepit, sepatu tentara, peci lusuh,potongan karcis, putung** rokok, kaleng**, kantong semen, goni kardus** bekas kemasanalat elektronik, Sampah pohon, Dahan patah, papan peti sabun, Bangkai Tikus, BangkaiAnjing, Bangkai ayam, bangkai kucing, pelepah pisang, Dan lembaran uang sepuluh riburupiah.
70
Berdasarkan pengamatan jurnal pada Gambar 4.4, kesulitan siswa tidak
pada indikator menulis identitas buku, melainkan pada indikator menulis
ringkasan cerita. Ringkasan yang ditulis siswa selain tidak lengkap, juga banyak
terdapat kesalahan penggunaan EYD. Ringkasan tersebut belum sampai pada
akhir cerita, sehingga susah dipahami isi cerita. Selain itu, siswa cenderung
menggunakan simbol untuk kata ulang dan tidak menggunakan huruf kapital
untuk merek sebuah mobil.
Kesalahan juga terdapat pada penentuan bagian yang dikomentari. Siswa
menulis tema yang akan dikomentari, tetapi sebenarnya bagian yang sesuai
dengan alasan yang disebutkan adalah latar cerita. Oleh karena itu, maka kutipan
yang diberikan juga tidak sesuai dengan komentar siswa. Sama halnya dengan
penggunaan EYD pada ringkasan cerita, siswa juga sering menggunakan simbol
untuk kata ulang.
Berdasarkan hasil pengamatan jurnal membaca dari seluruh kualifikasi
maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan yang banyak dialami siswa yaitu pada
bagian membuat ringkasan secara lengkap yang berisikan awal, inti, dan akhir
cerita. Siswa juga kesulitan dalam memberikan alasan yang sesuai dengan
komentar. Selain itu, kesalahan yang juga banyak ditemui adalah penggunaan
EYD pada ringkasan cerita dan kutipan bagian yang dikomentari. Dari hasil
tersebut maka diperlukan adanya tindak lanjut pada siklus selanjutnya.
4.2.2.2 Peningkatan Minat Membaca
Berdasarkan hasil angket dan wawancara pada studi pendahuluan, minat
membaca siswa sangat rendah. Semua siswa menyatakan bahwa mereka suka
membaca. Namun, frekuensi membaca mereka masih sangat rendah. Bahan
71
bacaan yang dibaca juga tidak variatif. Hal tersebut disebabkan oleh kurang
adanya motivasi yang diberikan oleh guru bahasa Indonesia. Siswa belum sadar
akan pentingnya frekuensi membaca yang tinggi dan bahan bacaan yang
bervariasi. Oleh karena itu, pada siklus 1 guru memberikan motivasi untuk
meningkatkan minat membaca siswa.
Data peningkatan minat membaca pada siklus 1 diperoleh dengan
menggunakan instrumen angket yang diberikan pada siswa pada pertemuan siklus
2. Hal tersebut karena hasil tindak lanjut dari siklus 1 baru dapat diketahui 1
minggu setelah pertemuan pada siklus 1. Hasil minat membaca siswa diukur dari
aspek frekuensi membaca siswa dan variasi bahan bacaan yang dibaca dalam
waktu 1 minggu. Frekuensi membaca siswa diklasifikasikan berdasarkan kategori
khusus yang telah ditentukan oleh peneliti sesuai pada Tabel 3.1. Berdasarkan
hasil dari angket yang diberikan pada siswa maka diperoleh temuan peningkatan
minat membaca.
Berdasarkan hasil angket tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
membaca siswa masih rendah. Siswa yang memiliki kategori membaca rendah
berjumlah 22 (88%) orang, sedangkan jumlah kategori sedang hanya berjumlah 3
(12%) siswa. Namun, minat membaca siswa sudah mengalami peningkatan dari
hasil studi pendahuluan meskipun peningkatannya tidak terlalu besar. Pada hasil
studi pendahuluan, frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan masih sangat
rendah. Begitu pula jumlah prosentase siswa yang tidak memiliki minat baca,
jumlahnya cukup besar. Setelah tindakan siklus 1, tidak terdapat siswa yang tidak
memiliki minat membaca di perpustakaan. Dari data tersebut minat membaca
siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.
72
Gambar 4.5 Diagram Frekuensi Membaca Siklus 1
Selain frekuensi membaca, variasi bahan bacaan juga diamati dari tindakan
siklus 1. Variasi bahan bacaan yang dibaca oleh siswa belum mengalami
peningkatan. Dari 25 siswa, hanya terdapat 1 siswa yang mengalami peningkatan
variasi minat baca dari koran/majalah menjadi buku sastra. Bahan bacaan 24
siswa yang lain masih cenderung sesuai minat masing-masing saja. Sebagian
besar siswa lebih senang membaca buku satra/fiksi dibandingkan buku pelajaran
dan pengetahuan. Hanya terdapat 4 siswa yang cenderung membaca buku
pengetahuan dan 3 siswa membaca koran atau majalah. Data tersebut
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Minat Baca Siswa pada Siklus 1No. Variasi
BacaanJumlah Siswa Frekuensi
MembacaJumlah Siswa
1. 3 - Tinggi -2. 2 1 Sedang 33. 1 24 Rendah 22
Faktor yang menjadi penyebab belum adanya peningkatan minat
membaca, baik dari segi frekuensi membaca maupun variasi bahan bacaan yaitu
kurangnya kesadaran siswa tentang manfaat dari membaca. Siswa juga belum
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Rendah Sedang Tinggi
88%
12%
0%
Siklus 1
73
menyadari bahwa pengetahuan dan wawasan dapat dari berbagai jenis bacaan.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat membaca siswa perlu adanya tindak
lanjut pada siklus selanjutnya dengan memberikan motivasi tentang manfaat
membaca yang lebih menarik minat siswa.
4.2.3 Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil paparan data dirangkum temuan sebagai berikut.
a. Temuan Penelitian Proses Penerapan Program Jam Baca
Berikut ini merupakan paparan temuan proses penerapan program jam
baca siklus 1 yang terdiri atas empat tahap, yaitu (1) tahap praprogram, (2) tahap
awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program.
1) Pada tahap praprogram, siswa diminta untuk menempati tempat duduk yang
telah disediakan di ruang perpustakaan untuk menerima pengarahan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan program jam baca oleh guru. Namun, kesiapan
siswa dalam mengikuti program jam baca masih kurang. Hal tersebut
dikarenakan setelah berakhirnya jam pelajaran sekolah siswa masih harus
beristirahat seperti ke kantin dan toilet. Selain itu, beberapa siswa izin
melaksanakan ibadah terlebih dahulu. Dengan begitu, jam pelaksanaan
program jam baca tidak sesuai dengan yang direncanakan.
2) Pada tahap awal program siswa dan guru melakukan apersepsi terkait minat
membaca siswa di perpustakaan dan pengalaman menulis jurnal membaca.
Selain itu, guru juga memberikan pengarahan tentang langkah-langkah
pelaksanaan program agar siswa dapat melaksanakannya dengan teratur. Pada
tahap ini, siswa sudah mulai aktif menjawab pertanyaan apersepsi meskipun
jumlahnya tidak terlalu banyak. Akan tetapi, terdapat beberapa siswa yang
74
masih asyik sendiri dan berbicara dengan temannya. Siswa juga
mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh guru dengan seksama.
3) Pada tahap pelaksanaan inti program, guru memberikan materi tentang
kompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca”. Materi yang diberikan
yaitu konsep dan langkah-langkah menuliskan identitas buku, ringkasan
cerita, komentar dan alasan, serta kutipan begian yang dikomentari. Ketika
pemberian materi, siswa sudah mampu memperhatikan penjelasan materi
dengan baik dan tampak serius. Kemudian, guru meminta semua siswa
memilih bahan bacaan sesuai minat. Proses pemilihan tidak terorganisasi
khusus sehingga suasana tidak dapat terkondisikan dengan baik dan tampak
saling berebut. Selanjutnya, siswa diminta langsung membaca buku pilihan
masing-masing dan mengerjakan jurnal membaca. Keaktifan siswa sudah
mulai ditunjukkan dengan adanya interaksi positif. Siswa sudah berani
mengajukan pertanyaan jika menemui kesulitan, baik kesulitan dalam
memahami kata-kata sulit maupun kesulitan dalam mengerjakan jurnal baca.
Namun, terdapat beberapa siswa tidak nyaman membaca di bangku karena
merasa kurang nyaman akibat meja yang dikelilingi siswa terlalu kecil. Pada
tahap selanjutnya, pembacaan hasil kerja jurnal baca berupa komentar siswa,
guru meminta siswa maju untuk membacakan jurnal membacanya. Proses
pemilihan siswa dilakukan secara acak sehingga siswa cenderung masih ragu-
ragu dan tidak percaya diri untuk maju. Begitu pula dengan tahap pemberian
tanggapan, jumlah siswa yang memberikan tanggapan sangat minim.
4) Pada tahap terakhir, penutup program, guru meminta siswa menceritakan
kesan dan kesulitannya dalam mengikuti program jam baca. Siswa aktif
75
mengutarakan kesannya terhadap pelaksanaan program jam baca. Siswa
merasa senang dengan adanya program tersebut dan ingin diadakan kembali.
Namun, siswa masih bingung menyampaikan kesulitan yang dialami. Pada
kegiatan terakhir, memberikan motivasi terkait manfaat membaca dan
pentingnya membaca bahan bacaan yang bervariatif untuk meningkatkan
minat membaca siswa.
b. Temuan Penelitian Hasil Peningkatan Kemampuan Membaca
Dari penerapan program jam baca siklus 1 diperoleh temuan data
peningkatan kemampuan membaca sebagai berikut.
1) Pada indikator menulis identitas buku siswa sudah mampu menguasai dengan
baik. Identitas yang ditulis oleh siswa sudah lengkap sesuai identitas buku
cerita yang dibaca masing-masing siswa.
2) Pada jurnal membaca, sebagian besar siswa sudah mampu memberikan
komentar dengan alasan yang sesuai. Hanya terdapat beberapa siswa yang
belum mampu memberikan komentar dengan benar. Siswa tersebut biasanya
masih sulit menuliskan kalimat komentar yang sesuai.
3) Pada kutipan yang ditulis siswa didominasi oleh kesalahan yang terdapat pada
penulisan EYD. Kesalahan tersebut biasanya terdapat pada kurangnya tanda
baca dan penggunaan huruf kapital. Selain itu, kesalahan pada bagian kutipan
dari komentar yaitu kesesuaian antara kutipan dengan komentar yang
diberikan. Beberapa siswa mampu memberikan komentar dengan tepat,
namun masih bingung menentukan kutipan yang mendukung komentar yang
diberikan.
76
4) Kesalahan terbanyak terdapat pada hasil kerja jurnal membaca, siswa masih
mengalami kesulitan membuat ringkasan cerita yang dibaca. Siswa masih
cenderung meringkas cerita dengan tidak memperhatikan kelengkapan cerita.
Ringkasan cerita yang dibuat biasanya hanya sampai bagian tengah cerita.
Selain itu, EYD pada ringkasan masih tidak sesuai aturan. Siswa juga
cenderung sering menggunakan singkatan dan menggunakan simbol-simbol
untuk mempermudah penulisan.
5) Peningkatan terjadi dari hasil pada studi pendahuluan. Pada siklus 1 siswa
yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat baik dari 3 siswa (12%)
bertambah menjadi 9 siswa (36%), siswa yang memperoleh nilai dengan
kualifikasi baik dari 5 siswa (20%) bertambah menjadi 10 siswa (40%), siswa
yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup dari 10 siswa (40%)
berkurang menjadi 3 siswa (12%), siswa yang memperoleh nilai dengan
kualifikasi kurang dari 2 siswa (8%) bertambah menjadi 3 siswa (12%), dan
siswa dengan kualifikasi gagal berkurang total dari 5 siswa (20%).
c. Temuan Penelitian Hasil Peningkatan Minat Membaca
Dari penerapan program jam baca siklus 1 diperoleh temuan data
peningkatan minat membaca sebagai berikut.
1) Pada siklus 1, frekuensi membaca masih rendah. Hal tersebut terlihat dari
data yang diperoleh dari hasil tindakan yaitu terdapat 22 siswa (88% ) dengan
kualifikasi rendah, 3 siswa (12%) dengan kualifikasi sedang, dan tidak
terdapat siswa yang memiliki frekuensi membaca dengan kualifikasi tinggi.
2) Jika ditinjau dari variasi bahan bacaan, pada siklus 1 terdapat 24 siswa yang
memiliki 1 variasi bahan bacaan, hanya 1 siswa yang memiliki 2 variasi
77
bahan bacaan, dan tidak terdapat siswa yang memiliki 3 variasi bahan bacaan.
Siswa masih cenderung membaca buku fiksi, dibandingkan dengan buku
pengetahuan, buku pelajaran, dan koran/majalah. Siswa belum memiliki
motivasi untuk menambah wawasan dengan membaca buku dengan variasi
lain. Hal tersebut diduga karena buku fiksi merupakan buku yang ringan dan
mudah untuk dipahami dibandingkan buku jenis lain, sehingga siswa
cenderung memilih buku fiksi.
4.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut
Refleksi dilakukan untuk upaya perbaikan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan paparan data proses dan hasil penerapan program jam baca terdapat
beberapa catatan penting untuk ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. Refleksi
pada siklus 1 dijabarkan sebagai berikut.
1) Pelaksanaan program belum berjalan tepat waktu sesuai yang telah
direncanakan karena siswa masih harus beribadah dan istirahat seperti ke
kantin atau toilet. Hal tersebut terjadi karena siswa belum diberikan waktu
untuk istirahat setelah jam pelajaran sekolah berakhir.
2) Pengelolaan siswa pada tahap pemilihan bahan bacaan tidak berjalan dengan
baik. Siswa saling berdesakan dan berebut bahan bacaan yang telah
disediakan. Hal tersebut terjadi karena kurang koordinasi dalam urutan
pemilihan bahan bacaan. Semua siswa maju untuk memilih bahan bacaan
tanpa adanya aturan khusus.
3) Pada tahap pembacaan hasil komentar siswa pada siklus ini, siswa kurang
percaya diri dalam membacakan komentarnya. Model pemilihan siswa secara
acak juga mengakibatkan siswa dengan terpaksa membacakan hasilnya.
78
4) Pada hasil pengisian jurnal membaca siswa masih terdapat banyak kesalahan.
Kesalahan yang ditemui sebagian besar pada indikator menulis ringkasan
cerita. Hal tersebut terjadi karena belum adanya latihan untuk melatih
kemampuan siswa sebelumnya.
5) Selain indikator menulis ringkasan cerita, kesalahan juga banyak ditemui
pada indikator menulis kutipan yang mendukung komentar. Kesalahan EYD
banyak ditemui pada kutipan yang ditulis.
6) Pada hasil minat membaca siswa diketahui bahwa frekuensi membaca siswa
masih rendah. Jumlah siswa yang memiliki frekuensi membaca sedang hanya
sedikit. Selain itu, variasi membaca siswa juga masih didominasi oleh buku
fiksi/sastra.
Berdasarkan paparan di atas perlu adanya tindak lanjut untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terjadi, baik dari segi proses penerapan program
jam baca, maupun hasil minat dan kemampuan membaca. Beberapa tindak lanjut
yang dilakukan sebagai rancangan kegiatan siklus 2 adalah sebagai berikut.
1) Penjadwalan waktu program jam baca pada siklus selanjutnya mengalami
perubahan untuk memberikan waktu siswa melaksanakan ibadah dan
beristirahat. Atas dasar tersebut perubahan jadwal dilakukan agar pelaksanaan
program jam baca tidak terganggu, serta durasi pelaksanaan menjadi tidak
berkurang. Program dimulai 15 menit setelah jam pelajaran sekolah berakhir.
(Refleksi poin 1)
2) Ketidakteraturan pemilihan bahan bacaan dapat disiasati dengan pengondisian
siswa dengan lebih terprogram, misalnya pemilihan bahan bacaan bergantian
berdasarkan deretan bangku. (Refleksi poin 2)
79
3) Guru menerapkan metode talking stik. Metode ini dirasa lebih menyenangkan
dan membuat siswa tidak enggan dalam membacakan hasil kerjanya.
(Refleksi poin 3)
4) Guru memberikan latihan sebelum memulai kegiatan membaca untuk
menindaklanjuti banyaknya kesalahan penulisan ringkasan cerita. Pada
latihan tersebut siswa akan diberikan bacaan. Selanjutnya, secara bersama-
sama siswa akan membuat ringkasan dari cerita tersebut. (Refleksi poin 4)
5) Guru akan kembali menjelaskan contoh penentuan dan penulisan kutipan
yang benar dan sesuai dengan komentar yang diberikan. Siswa akan dilatih
dahulu untuk menentukan dan menuliskan kutipan yang benar. (Refleksi poin
5)
6) Guru akan memberikan motivasi lain untuk tentang contoh tokoh penting dan
sukses di Indonesia yang memiliki hobi membaca. (Refleksi poin 6)
4.3 Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus 2
Pada bagian ini akan dipaparkan (a) proses penerapan program jam baca
siklus 2 dalam peningkatan kemampuan membaca, (b) hasil program jam baca
siklus 2 dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca, (c) temuan
penelitian, dan (d) refleksi dan tindak lanjut.
4.3.1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Peningkatan Kemampuan dan Minat Membaca
Pada kegiatan praprogram terjadi peningkatan antusiasme siswa. Hal
tersebut dilihat dari kesiapan siswa mengikuti program jam baca. Siswa lebih
bersemangat dibandingkan dengan siklus 1. Siswa sudah tidak perlu didatangi di
kelas untuk berkumpul di perpustakaan seperti pada siklus sebelumnya. Mereka
80
sudah datang sesuai jadwal yang ditentukan. Beberapa siswa datang langsung ke
perpustakaan seusai jam pelajaran sekolah berakhir dan menempati tempat duduk
masing-masing. Terdapat pula beberapa siswa yang masih izin untuk beribadah
dahulu, dan lainnya ke kantin serta toilet. Namun, hal tersebut tidak mengganggu
jadwal pelaksanaan program.
Pada tahap praprogram siswa lebih kondusif dibandingkan dengan
pertemuan sebelumnya. Siswa sudah mampu menempati tempat duduk masing-
masing di perpustakaan dan siap menerima pengarahan tentang program jam baca.
Jumlah siswa yang masih asyik bermain dan mengobrol dengan temannya sudah
berkurang.
Kegiatan awal program dimulai dengan pemberian apersepsi dan
pengarahan oleh guru. Kegiatan apersepsi ini bertujuan untuk memancing
konsentrasi dan konsep pemahaman siswa untuk terfokus pada program jam baca
dan kompetensi yang ingin dicapai. Apersepsi yang diberikan dengan
menanyakan perubahan minat membaca siswa setelah diadakan program jam baca
dan mengingatkan kompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca”. Pada
kegiatan ini siswa lebih aktif dibandingkan siklus 1. Hal tersebut dikarenakan
siswa sudah memiliki modal pemahaman tentang kompetensi “mengomentari
buku cerita yang dibaca” dari pertemuan sebelumnya. Selain apersepsi, pada
kegiatan ini siswa juga diberikan pengarahan tentang adanya perubahan langkah
pelaksanaan program jam baca. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengikuti
langkah-langkah yang telah ditentukan dengan tertib.
Setelah tahap awal program, kegiatan dilanjutkan pada tahap inti program.
Pada tahap ini, guru memberikan materi sebagai pemantapan pemahaman siswa,
81
serta memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Pemberian
materi pada siklus 2 ini tidak seperti pada siklus sebelumnya. Pada pertemuan kali
ini siswa diberi pelatihan (drill) untuk meningkatkan kemampuan siswa. Siswa
diberikan cerita yang berjudul “Legenda Batu Menangis”. Siswa diminta
membaca teks, kemudian dilanjutkan dengan membahas jawaban yang sesuai
bersama-sama dengan guru. Namun, sebelum guru memberikan jawaban yang
tepat siswa dipancing untuk memberikan jawaban menurut mereka yang benar.
Latihan tersebut meliputi menentukan identitas buku, menulis ringkasan,
memberikan komentar, dan menentukan kutipan sesuai komentar yang diberikan.
Akan tetapi, latihan ini difokuskan pada indikator ringkasan cerita dan menuliskan
kutipan bagian yang dikomentari. Hal tersebut disebabkan oleh hasil kerja siswa
masih banyak mengalami kesalahan di bagian penulisan ringkasan dan kutipan
cerita yang dikomentari.
Pada tahap selanjutnya siswa diminta memilih bahan bacaan. Situasi sudah
berjalan tenang dan tertib. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan metode
yaitu dengan penggiliran sesuai barisan tempat duduk. Siswa secara bergantian
maju berdasarkan deretan tempat duduk masing-masing untuk memilih bahan
bacaan yang diinginkan. Selesai memilih bahan bacaan masing-masing siswa
kembali menempati tempat duduknya. Namun, terdapat beberapa siswa yang
diperbolehkan membaca di lantai agar lebih leluasa sesuai keinginannya. Selama
proses mebaca, guru berkeliling untuk mengawasi siswa dan membantu jika ada
siswa yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, siswa mulai merasa nyaman
dengan suasana dan posisi mereka masing-masing pada siklus ini, sehingga proses
82
membaca siswa lebih cepat dimulai dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Namun, saat proses membaca siswa masih menemui kesulitan. Kesulitan tersebut
berasal dari kata-kata atau istilah sulit pada bahan bacaan yang mereka temui.
Dialog pertanyaan dari siswa tampak pada Dialog 4.5.
Berdasarkan Dialog 4.5 dapat disimpulkan bahwa interaksi aktif kembali
terjadi pada kegiatan di siklus 2. Siswa berani mengajukan pertanyaan saat
menemui kesulitan tanpa memendam rasa ketidaktahuannya.
S1: “Bu, saya mau tanya.”G: “Iya, tanya apa?”S1: “Artinya fantasi itu apa, Bu?”G: “Fantasi itu khayalan atau sesuatu yang hanya di angan-angan.
Begini, apa kamu pernah membayangkan nanti jika besarkamu akan menjadi dokter?”
S1: “Oh, pernah Bu, tapi saya membayangkan menjadi tentara.”G: “Ya seperti itu, nah itu yang disebut dengan fantasi.”S1: “Iya, saya mengerti Bu sekarang.”S2: “Oh berarti dunia fantasi itu dunia khayalan ya, Bu?”G: “Iya, permainan-permainan yang ada di sana berasal dari
khayalan anak-anak, makanya permainannya bermacam-macam.”
Dialog 4.5
Selain Dialog 4.5, pada siklus ini terdapat pula dialog interakasi siswa
dengan siswa lain yang juga mengalami kesulitan pemahaman saat proses
membaca. Adapun dialog tersebut terlihat pada Dialog 4.6 berikut.
S1: Bu, kombong itu apa, Bu?S2 : Oalah, aku tahu itu.G: Iya, coba apa artinya?S2: Kombong ‘kan bahasa jawa, Bu artinya kandang ya?G: Iya, bagus. Kombong itu kandang.S1: Oh, terima kasih Bu.
Dialog 4.6
Dialog 4.6 menandakan adanya interaksi positif sesama siswa dalam
memecahkan masalah. Siswa lain mampu mengutarakan pendapatnya tentang
pengertian kata sulit yang ditemui oleh temannya. Berdasarkan dialog tersebut
83
dapat disimpulkan adanya interaksi sesama teman dapat membantu proses
membaca siswa dalam memahami bahan bacaan.
Pada tahap berikutnya, kegiatan diisi dengan kegiatan mengisi jurnal
membaca. Berdasarkan pengamatan peneliti pada tahap ini siswa sudah tidak
banyak menemui kesulitan dalam mengerjakan. Hanya terdapat beberapa siswa
yang menemui kesulitan. Namun, siswa-siswa tersebut adalah siswa yang
cenderung tidak memperhatikan saat diberi pengarahan dan materi. Jadi, guru
memberikan penjelasan ulang saat melakukan kesalahan dalam mengerjakan
jurnal.
Setelah tahap mengerjakan jurnal selesai, tahap selanjutnya siswa diminta
membacakan komentar. Siklus 2 ini, kegiatan diisi dengan metode “talking stik”.
Penerapan metode ini mendapat antusiasme besar dari siswa karena permainan ini
menggunakan media stik, siswa juga dapat menyanyikan lagu hingga permainan
dihentikan. Berdasarkan pengamatan, siswa mulai berani menanggapi hasil
komentar temannya. Namun, siswa yang memberi tanggapan cenderung siswa
yang mendapat bahan bacaan yang sama. Hal tersebut membuktikan adanya
peningkatan kemampuan membaca siswa dibandingkan dengan siklus 1.
Di akhir program jam baca, siswa mengungkapkan kesannya tentang
program jam baca. Beberapa siswa mengungkapkan keinginannya untuk terus
diadakan program jam baca. Namun, beberapa siswa lain tampak bermalas-
malasan. Setelah ditanyakan pada siswa yang bersangkutan, mereka
mengungkapkan ingin segera pulang karena sudah mengantuk dan lelah. Pada
tahap akhir, motivasi kembali diberikan kepada para siswa untuk terus membaca.
Selain itu, untuk meningkatkan frekuensi dan variasi bahan bacaan siswa, guru
84
memberi motivasi lain tentang contoh tokoh sukses yang memiliki hobi membaca
seperti Soekarno dan R.A. Kartini. Siswa tampak memperhatikan setiap kata-kata
motivasi yang diberikan sebagai wujud antusiasme mereka. Berdasarkan hasil
program jam baca siklus 1 secara keseluruhan diperoleh data yang dapat dilihat
pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Penerapan Program Jam Baca Siklus 2Kegiatan yang Diamati Deskripsi
A. Kegiatan Praprogram1. Siswa mengambil tempat masing-
masingSemua siswa menempati tempat duduk diperpustakaan sesuai waktu yang ditentukan
2. Kesiapan menerima pengarahankegiatan oleh guru
Siswa siap menerima pengarahan, sedikit siswayang masih sibuk sendiri.
B. Kegiatan awal program3. Siswa menjawab pertanyaan
apersepsi oleh guruSiswa sudah aktif menjawab pertanyaanapersepsi.
4. Siswa mendengarkan saatdijelaskan pengarahan oleh guru
Hampir semua siswa memperhatikanpengarahan yang diberikan guru.
C. Kegiatan inti program5. Siswa memperhatikan ketika
guru menjelaskan materiSaat pemberian materi siswa tampak seriusmemperhatikan penjelasan, hanya beberapasiswa saja yang kurang serius memperhatikan.
6. Siswa memilih bahan bacaan Proses pemilihan bahan bacaan berjalan dengantertib.
7. Siswa segera membaca bahanbacaan
Siswa segera membaca buku cerita denganseksama.
8. Siswa mengajukan pertanyaansaat mengalami kesulitan
Banyak siswa aktif mengajukan pertanyaan saatmengalami kesulitan.
9. Siswa mengisi jurnal membacasesuai arahan
Siswa mengisi jurnal membaca sesuai arahanyang diberikan oleh guru.
10. Siswa membacakan komentarbeserta alasan
Siswa membacakan komentar dan alasandengan tepat.
11. Siswa mengemukakan tanggapanterhadap komentar teman
Siswa cukup aktif mengemukakan tanggapanterhadap komentar teman.
12. Siswa menjawab pertanyaan yangdiajukan
Sebagian besar siswa menjawab pertanyaandengan benar.
D. Kegiatan penutup program13. Siswa f mengungkapkan kesan
dan kesulitan yang dialamiSiswa aktif mengungkapkan kesan dan kesulitanyang dialami.
14. Siswa memperhatikan motivasimembaca yang diberikan
Semua siswa dengan antusias memperhatikanmotivasi yang diberikan oleh guru.
85
4.3.2 Hasil Program Jam Baca untuk Peningkatan Kemampuan dan Minat Membaca
Setelah pelaksanaan program jam baca siklus 2 mengalami peningkatan
hasil karena adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Peningkatan hasil
kemampuan dan minat membaca siswa adalah sebagai berikut.
4.3.2.1 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan KemampuannMembaca
Pada siklus 2 kemampuan membaca juga diukur menggunakan jurnal
membaca seperti pada siklus 1. Berdasarkan hasil kerja siswa diperoleh beberapa
temuan kemampuan membaca yang dipaparkan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil kemampuan membaca membaca tiap indikakor siklus 2
pada Tabel 4.7 (terlampir), maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan
penguasaan kompetensi pada siklus 2 sudah berhasil. Siswa yang sudah mencapai
ketuntasan berjumlah 21 (84%). Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) berjumlah lebih banyak, yaitu 4 orang (16%).
Dari hasil kemampuan membaca siklus 2 setelah dilakukan tindakan
peningkatan yang dicapai sudah berhasil. Terdapat 3 siswa memperoleh nilai 100;
5 siswa yang memperoleh nilai 95; 3 siswa memperoleh nilai 90; 1 siswa
memperoleh nilai 87,5; 2 siswa memperoleh nilai 85; 2 siswa memperoleh nilai
82,5; dan 5 siswa memperoleh nilai 80. Terdapat 4 siswa yang memperoleh nilai
dibawah KKM. Terdapat 1 siswa memperoleh nilai 72,5; 2 siswa memperoleh
nilai 70, dan 1 siswa memperoleh nilai 67,5.
Berdasarkan hasil pengamatan hasil kerja siswa yang yang diperoleh pada
siklus 2, beberapa kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan sama
dengan pada siklus 1. Siswa kurang teliti dalam membuat ringkasan cerita dan
86
penulisan ejaan kalimat kutipan. Siswa juga cenderung menulis kata-kata
menggunakan singkatan. Hal tersebut diduga karena siswa terbiasa menggunakan
singkatan-singkatan dan simbol dalam menulis. Meskipun demikian, hasil yang
diperoleh sudah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Selain data skor
setiap indikator dan total nilai, dari hasil jurnal membaca pada siklus ini diperoleh
pula hasil prosentase kemampuan membaca berdasarkan kualifiksi pada siklus 1
yang merujuk pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 2No Kualifikasi Interval Jumlah %1 Sangat baik 85-100 14 562 Baik 70-84 10 403 Cukup 55-69 1 44 Kurang 40-54 - -5 Gagal 0-39 - -Jumlah 25 100
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki
kualifikasi sangat baik berjumlah cukup besar yaitu 14 (56%) siswa. Pada
kualifikasi baik berjumlah 10 (40%) siswa. Pada tingkatan kualifikasi cukup
hanya terdapat 1 (4%) siswa. Tidak terdapat siswa pada kualifikasi kurang dan
gagal. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus 2 sudah
berhasil meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Setiap hasil kerja jurnal membaca memiliki kualifikasi yang berbeda. Hal
tersebut disebabkan oleh kesulitan yang dialami setiap siswa bervariasi. Dari hasil
jurnal membaca siklus 2 terdapat kualifikasi sangat baik (SB), baik (B), dan cukup
(C). Pada program siklus 2 tidak terdapat hasil jurnal membaca yang memiliki
kualifikasi kurang (K) dan gagal (G). Jurnal membaca yang memiliki kualifikasi
sangat baik (SB) merujuk pada Gambar 4.6 berikut. Jurnal membaca hasil kerja
siswa yang asli dapat dilihat pada lampiran.
87
Gambar 4.6 Jurnal Membaca Siklus 2 dengan Kualifikasi Sangat Baik (SB)
Pada Gambar 4.6, identitas buku sudah memenuhi kategori lengkap.
Semua indikator identitas buku sudah disebutkan, yaitu judul buku, pengarang,
kota penerbit, nama penerbit, dan tahun penerbitan. Ringkasan yang ditulis siswa
juga sudah lengkap dan runtut sehingga dapat dimengerti jalan ceritanya, hanya
sedikit kesalahan EYD yang digunakan siswa. Siswa sudah mampu menulis
ringkasan dengan baik.
Pada jurnal membaca, komentar dan alasan yang diberikan siswa juga
sudah baik. Komentar yang diberikan jelas dan disertai dengan alasan yang sesuai.
Berdasarkan hasil komentar dan alasan siswa, siswa telah menguasai isi cerita
Jurnal membaca
Nama : IrawatiKelas : VII E
Identitas Buku:Judul buku : Gerhana Kota penerbit : JakartaNama pengarang : Muhammad Ali Tahun penerbit : 2007Penerbit : PT. Pustaka Utama Grafiti
Ringkasan Cerita:Sudah tiga hari tukang becak yang bernama Cak Nyoto tidak muncul. Cak nyoto adalahtukang becak langgananku. Aku tak tahu mengapa Cak Nyoto tidak muncul. Memangperkerjaan sebagai penarik becak susah. Akhirnya aku memutuskan untuk mengunjungirumahnya. Kudatangi rumahnya. Keadaan rumah sangat memprihatinkan rumah Cak nyotoreyot dan sama sekali tidak mirip dengan sebuah rumah. Lalu aku masuk rumahnaya,rumahnya gelapakhirnya kulihat Cak Nyoto yang terbaring lemah di kamar dan di dekatnyaistri dan keempat anaknya. Kutanya pada Cak Nyoto apa yg sedang dialaminya, ternyataCak Nyoto sakit radang paru-paru, kira-kira sudah lima tahun ini. Cak Nyoto sudah pernahberobat ke Puskesmas dan diberi resep obat tersebut seharga lima ribu rupiah, tapi bagi CakNyoto lima ribu itu mahal. Lalu aku segera berpamitan, kubilang padanya, “Lekas sembuhya Cak”. Setelah sampai di rumah ada orang yang memberi kabar bahwa Cak Nyoto barusaja meninggal. Aku terkejut dan langsung mengucap “Innalillahi Wainnailaihiroojiun”.
Komentar dan alasan:Saya merasa kasihan kepada Cak Nyoto ia mati-matian bekerja sebagai penarik becak demimenghidupi keluarganya.
Kutipan bagian yang dikomentari:“Jika saya tidak bekerja anak dan keluarga saya makan apa?”
88
dengan baik. Selain itu, kutipan yang dituliskan siswa berdasarkan teks juga sudah
sesuai dengan isi komentar dan penulisan EYD yang tepat. Berdasarkan hasil
tersebut disimpulkan bahwa siswa mampu menguasai kompetensi yang ingin
dicapai. Selain contoh jurnal membaca dengan kualifikasi SB, terdapat pula jurnal
membaca yang termasuk pada kualifikasi baik. Contoh jurnal membaca dengan
kualifikasi baik merujuk pada Gambar 4.7 berikut.
Gambar 4.7 Jurnal Membaca Siklus 2 dengan Kualifikasi Baik (B)
Berdasarkan hasil pengamatan jurnal membaca pada Gambar 4.7,
kesalahan bukan pada indikator identitas buku, melainkan ringkasan cerita.
Ringkasan tersebut masih belum lengkap. Cerita yang dituliskan hanya sampai
pada inti cerita. Oleh karena itu, isi cerita belum sepenuhnya mampu dipahami.
Nama : Isnun Lailatul KomariahKelas : VII E
Identitas Buku:Judul buku : Sampah bulan Desmber Kota penerbit : BekasiNama pengarang : Hamsad Rangkuti Tahun penerbit : 2007Penerbit : CV. Moutindo Mitra Abadi
Ringkasan Cerita:Pada suatu hari dihalte ada seorang wanita dan seorang anak. Waktu itu libur umum. Kotasepi. Hari waktu itu panas terik. Seorang wanita itu mengenakan kalung emas yg kutaksirdua puluh gram. Aku gelisah melihat kalung itu, sedang dia tenang-tenang saja. Dia bukasedikit kerah bajunya karena terik matahari itu. dia seolah tampak ingin menyombongkanperhiasan itu. memamerkan miliknya kepada orang lain. pada saat seperti itulah datang duaorang lelaki dari dalam gang dan langsung menodongkan dua pucuk pisau belati. Kalungemas itu direntapkan oleh laki-laki yg menodongkan pisau belati ke leher si wanita dengantangannya yg tidak memegang pisau.
Komentar dan alasan:Saya tidak suka dengan laki-laki yg dari gang itu karena ia mencuri kalung wanita ituwalaupun kalung itu hanya imitasi.
Kutipan bagian yang dikomentari:Pada saat seperti itulah datang dua orang lelaki dari dalam gang dan langsungmenodongkan dua pucuk pisau belati. Satu diarahkan ke leher wanita muda itu direntapkanoleh laki-laki yg menodongkan pisau belati ke leher si wanita dengan tangannya yg tidakmemegang pisau. Kalung itu tampak olehku putus dan menimbulkan bekas merah wanitamuda itu. kedua laki-laki dengan cepat menghilang masuk ke dalam gang melarikanperhiasan wanita muda itu.
89
Siswa diduga masih kesulitan membuat ringkasan yang padat dengan memenuhi
kelengkapan isi cerita. Selain itu, masalah penggunaan EYD yang belum tepat
kembali terjadi pada siklus ini. Siswa masih cenderung menggunakan singkatan
pada kata “yang”.
Indikator yang paling penting ,menulis komentar dan alasan, sudah mampu
dikuasai oleh siswa. siswa sudah dapat memberikan komentar dengan kalimat
yang jelas, serta alasan yang sesuai berdasarkan isi pada cerita tersebut. Kutipan
yang dituliskan siswa juga sudah tepat dan mendukung komentar yang diberikan.
Akan tetapi, tulisan belum sesuai dengan EYD yang tepat. Siswa kembali
menggunakan singkatan kata seperti pada indikator ringkasan cerita. Hal tersebut
diduga siswa terbiasa menulis menggunakan singkatan seperti itu. Contoh pada
gambar 4.8 berikut adalah jurnal membaca dengan kategori cukup (C) untuk
membandingkan hasil kerja siswa dengan jurnal membaca sebelumnya.
Berdasarkan hasil jurnal membaca dengan kualifikasi cukup (C) pada
Gambar 4.8 siswa sudah menguasai indikator menulis identitas buku. Namun,
pada ringkasan cerita siswa belum dapat menulis ringkasan dengan lengkap.
Siswa hanya menuliskan awal dan akhir cerita. Siswa justru menghilangkan inti
cerita pada ringkasannya. Hal ini mengakibatkan ringkasan tidak memenuhi
kategori lengkap. Siswa juga mengalami banyak kesalahan pada penulisan EYD.
Kesalahan tersebut antara lain berupa penggunaan simbol untuk kata ulang,
singkatan kata-kata tertentu, dan penggunaan huruf kapital.
Pada indikator komentar dan alasan, siswa tampak masih kesulitan dalam
menuliskan komentarnya. Siswa masih bingung menyampaikan komentar dengan
90
baik, sehingga hanya disampaikan alasannya saja. Oleh karena itu, kutipan yang
ditulis juga tidak sesuai karena tidak ada komentar yang diberikan.
Gambar 4.8 Jurnal Membaca Siklus 2 dengan Kualifikasi Cukup (C)
Berdasarkan hasil analisis jurnal membaca dari kualifikasi sangat baik
(SB), baik (B), dan cukup (C) pada siklus 2 maka dapat disimpulkan bahwa
kesalahan yang banyak terjadi pada penulisan EYD yang tepat baik pada
ringkasan cerita maupun kutipan yang mendukung komentar. Hal tersebut
disebabkan siswa terbiasa menggunakan singkatan kata dan simbol saat menulis.
Namun, sebagian besar siswa sudah mampu menuliskan identitas buku, ringkasan
cerita, komentar dan alasan, serta kutipan bagian yang dikomentari dengan baik.
Pada siklus 2 ini, kemampuan membaca mengalami peningkatan
dibandingkan dengan studi pendahuluan dan siklus 1. Data hasil perbandingan
kemampuan membaca siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
Nama : Liska AprilianiKelas : VII E
Identitas Buku:Judul buku : Sampah bulan Desmber Kota penerbit : BekasiNama pengarang : Hamsad Rangkuti Tahun penerbit : 2007Penerbit : CV. Moutindo Mitra Abadi
Ringkasan Cerita:Banyak tidakan kejahatan yg dinilai sadis yg pernah kita baca di koran2. Perbuatan nekatdan sadis itu tampaknya dilakukan karena Putus asa. Waktu libur umum, kota sepi. hanyaaku dan seorang wanita muda yg menunggu datangnya kendaraan umum di halte bus. Hariini panas terik. Aku sejak berdiri dekat wnita muda itu tetap jaga sikapnya yg sopan. Diamengenakan kalung Emas yg kutaksir 2 puluh gram. aku gelisah melihat kalung emas itu,sedangkan dia tenang2 saja. Pd saat itulah datang dua orang Lelaki dari dlm gang &langsung menodongkan 2 Pucuk Pisau belati. “Makan! Telan kalung imitasimu ini!”Wanitaitu putus asa membuka mulutnya dan akhirnya dia telan. Sejurus kemudian, wanita itu pulihkesadarannya. Dia menjerit “tolong2”ia Histeris.
Komentar dan alasan:Karena perempuan muda itu memperlihatkan kalung emasnya itu, sehingga munculah 2lelaki dari 2 gang dan mengambil kalung emas milik perempuan itu.
Kutipan bagian yang dikomentari:Dia mengenakan kalung emas yg kutaksir 20 gram. aku gelisah kalung emas itu direntapkanoleh laki2 yg menodongkan Pisau belati ke leher wanita itu.
91
Tabel 4.9 Hasil Kemampuan Membaca Studi Pendahuluan, Siklus 1, dan Siklus 2No Kualifikasi Interval Studi Pendahuluan Siklus 1 Siklus 2
Jumlah % Jumlah % Jumlah %1 Sangat baik 85-100 3 12 9 36 14 562 Baik 70-84 5 20 10 40 10 403 Cukup 55-69 10 40 3 12 1 44 Kurang 40-54 2 8 3 12 - -5 Gagal 0-39 5 20 - - - -Jumlah 25 100 25 100 25 100
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil kemampuan membaca
setiap siklus mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah hasil
jurnal membaca siswa yang memiliki kualifikasi sangat baik (SB) terus
meningkat. Pada studi pendahuluan Prosentase jumlah siswa pada kualifikasi SB
adalah 12%. Setelah pelaksanaan program jam baca siklus 1, jumlah siswa dengan
kulifikasi SB mengalami peningkatan cukup besar yaitu menjadi 36%. Pada siklus
2 peningkatan jumlah siswa dengan kualifikasi SB kembali mengalami
peningkatan besar menjadi 56%. Selain itu, setiap siklus juga mengalami
penurunan jumlah siswa dengan kualifikasi cukup (C), kurang (K), dan gagal (G).
Bahkan pada siklus 2, sudah tidak terdapat siswa dengan kualifikasi kurang dan
gagal. Hal tersebut menunjukkan pelaksanaan program jam baca berhasil
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
4.3.2.2 Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca
Perolehan hasil minat membaca siswa siklus 2 diperoleh dari angket yang
diberikan siswa pada pertemuan seminggu setelah pelaksanaan siklus 2. Hasil
minat membaca siswa diukur dari aspek frekuensi membaca siswa dan variasi
bahan bacaan yang dibaca dalam waktu 1 minggu. Berdasarkan hasil angket
tersebut didapatkan beberapa temuan yang disajikan pada Tabel 4.10 (terlampir).
92
Pada siklus 2 hasil minat membaca siswa mengalami peningkatan, baik
frekuensi membaca siswa maupun variasi bacaan. Siswa yang memiliki frekuensi
membaca dengan kategori rendah berkurang menjadi 7 (28%) siswa. siswa yang
memiliki kategori membaca sedang meningkat menjadi 14 (56%) siswa,
sedangkan pada siklus ini juga terdapat siswa yang memiliki kategori membaca
tinggi yaitu 4 (16%) siswa. Hal tersebut menandakan adanya kesadaran diri pada
siswa tentang manfaat membaca. Siswa sudah mulai membiasakan diri untuk
membaca, meskipun peningkatan yang terjadi tidak terlalu pesat karena masih
membutuhkan penerapan program secara berkala. Berdasarkan data di atas maka
perolehan peningkatan minat membaca siklus 2 merujuk pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Diagram Frekuensi Membaca Siklus 2
Pada kegiatan program jam baca perkembangan minat membaca siswa
selalu diamati. Hasil tersebut dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Jika
peningkatan yang dialami belum maksimal dilakukan refleksi dan tindak lanjut
untuk meningkatkan hasil pada siklus selanjutnya. Hasil minat membaca siswa
dari studi pendahuluan, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.10
berikut.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Rendah Sedang Tinggi
28%
56%
16%
Siklus 2
93
Gambar4.10 Diagram Frekuensi Membaca Studi Pendahuluan, Siklus 1, Siklus 2
Berdasarkan data tersebut, pada studi pendahuluan siswa frekuensi minat
membaca siswa sangat rendah. Pada studi pendahuluan siswa frekuensi minat
membaca siswa sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari jumlah siswa yang tidak
memiliki minat membaca dengan kualifikasi rendah yaitu 24 siswa (96%). Dari 24
siswa tersebut, 12 siswa (48%) tidak memiliki minat baca dan 12 siswa (48%)
memiliki minat baca. Siswa yang memiliki minat membaca dengan kualifikasi
sedang hanya 1 siswa (4%). Akan tetapi, tidak terdapat siswa yang memiliki minat
membaca dengan kategori tinggi. Sebagian besar siswa memeiliki frekuensi
membaca yaitu hanya 1-2 kali seminggu. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa masih belum memiliki minat untuk membaca.
Setelah dilakukan tindakan program jam baca, pada siklus 1 minat
membaca siswa mengalami peningkatan. Pada siklus ini tidak terdapat siswa yang
tidak memiliki minat baca seperti pada studi pendahuluan. Namun, frekuensi
membaca siswa masih cenderung rendah. Frekuensi membaca siswa dengan
kualifikasi rendah terdapat 22 siswa (88%), sedangkan siswa dengan kualifikasi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Rendah Sedang Tinggi
96%
4% 0%
88%
12%0%
28%
56%
16%
Studi Pendahuluan
Siklus 1
Siklus 2
94
sedang meningkat menjadi 3 orang (12%). Namun, belum terdapat siswa yang
memiliki frekuensi membaca dengan kualifikasi tinggi. Peningkatan yang terjadi
tidak begitu besar. Sebagian besar siswa masih memiliki frekuensi membaca 1-2
kali seminggu, hanya sedikit yang memiliki frekuensi 3-4 kali seminggu. Akan
tetapi, dengan adanya peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan pula
pada antusias siswa untuk mulai menyukai kegiatan membaca.
Pada siklus 2, hasil minat membaca siswa juga mengalami peningkatan
frekuensi membaca. Siswa yang memiliki frekuensi membaca dengan kategori
rendah berkurang menjadi 7 siswa (28%). siswa yang memiliki kategori membaca
sedang meningkat menjadi 14 siswa (56%), sedangkan pada siklus ini juga
terdapat siswa yang memiliki kategori membaca tinggi yaitu 4 siswa (16%).
Sebagian besar siswa sudah membaca 3-4 kali seminggu. Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa secara bertahap minat dan antusias siswa dalam
membaca sudah meningkat.
Demikian pula dengan variasi membaca, bahan bacaan siswa sudah cukup
variatif. Terdapat 21 siswa (84%) sudah memiliki 2 variasi, bahkan ada 1 siswa
(4%) yang sudah memiliki 3 variasi bacaan. Akan tetapi, masih ada 3 siswa (12%)
yang belum memiliki variasi bacaan. Berdasarkan data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa program jam baca siklus 2 sudah berhasil meningkatkan minat
membaca siswa dari segi variasai bahan bacaan. Siswa sudah mencari wawasan
dari jenis buku bacaan lain. Mereka tidak cenderung lagi membaca buku sesuai
minat mereka saja. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
95
Tabel 4.11 Minat Baca Siswa pada Siklus 2
No. VariasiBacaan Jumlah Siswa Frekuensi
MembacaJumlah Siswa
1. 3 1 Tinggi 72. 2 21 Sedang 143. 1 3 Rendah 4
Jika dibandingkan dengan hasil pada studi pendahuluan dan siklus 1,
program jam baca pada siklus 2 mengalami peningkatan variasi bahan bacaan.
Perbandingan hasil peningkatan variasi bahan bacaan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Variasi Bacaan Studi Pendahuluan, Siklus 1, dan Siklus 2No. Jumlah
Variasi Jenis teks StudiPendahuluan Siklus 1 Siklus
21. 3 Koran/buku sastra/buku
pengetahuan/buku pelajaran - - 1
2. 2 Koran, buku sastra/buku sastra, bukupengetahuan/buku sastra, koran, buku
sastra- 1 21
3. 1 Buku sastra, koran, buku pengetahuan 25 24 3Jumlah 25 25 25
Berdasarkan data pada Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pada studi
pendahuluan variasi bahan bacaan siswa sangat kurang. Semua siswa belum
memiliki variasi bahan bacaan. Setiap siswa hanya membaca satu jenis bahan
bacaan. Dari jumlah siswa yang memiliki minat membaca, 8 siswa (32%)
memiliki kecenderungan membaca buku sastra/fiksi. Siswa yang memiliki bahan
bacaan lain yaitu berupa buku pengetahuan dan koran/majalah yaitu 5 siswa
(20%). Dari 5 siswa tersebut terdapat 2 siswa memiliki kecenderungan membaca
koran/majalah dan 3 siswa membaca buku pengetahuan. Kecenderungan bahan
bacaan yang dibaca siswa menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kesadaran
akan pentingnya membaca bahan bacaan variatif. Siswa hanya membaca buku
yang sesuai dengan minatnya masing-masing.
Variasi bacaan setelah dilakukan tindakan siklus 1 belum mengalami
peningkatan. Setiap siswa belum mengalami peningkatan variasi bacaan
dibandingkan dengan studi pendahuluan. Hanya terdapat 1 siswa yang memiliki 2
96
variasi yaitu membaca koran/majalah dan buku sastra/fiksi. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus 1 belum berhasil
meningkatkan variasi bahan bacaan siswa.
Dari hasil tindakan siklus 2 bahan bacaan siswa sudah cukup variatif.
Terdapat 21 siswa (84%) sudah memiliki 2 variasi bacaan, bahkan ada 1 siswa
(4%) yang sudah memiliki 3 variasi bacaan. Akan tetapi, masih ada 3 siswa (12%)
yang belum memiliki variasi bacaan. Berdasarkan data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa program jam sudah berhasil meningkatkan minat membaca
siswa SMP Negeri 1 Puri.
4.3.3 Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan data proses dan hasil penerapan program jam baca
siklus 2 diperoleh beberapa temuan sebagai berikut.
a. Temuan Proses Penerapan Program Jam Baca
Berikut ini merupakan paparan temuan proses penerapan program jam
baca siklus 2 yang terdiri atas empat tahap, yaitu (1) tahap praprogram, (2) tahap
awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program.
1) Pada tahap praprogram, siswa kembali diminta untuk menempati tempat
duduk masing-masing yang telah disediakan di perpustakaan untuk menerima
pengarahan dari guru terkait langkah penerapan program jam baca. Pada siklus
ini diterapkan perubahan waktu agar pelaksanaan program tidak terganggu
sehingga kegiatan sudah berjalan sesuai rencana. Waktu pelaksanaan program
dimulai 15 menit setelah jam pelajaran sekolah berakhir. Siswa juga semakin
antusias dibandingan dengan siklus 1. Hal tersebut terbukti dengan siswa
datang lebih awal ke perpustakaan sebelum jadwal yang ditentukan.
97
2) Pada kegiatan awal program, guru melakukan apersepsi terkait perubahan
minat membaca siswa dan kesulitan yang dialami siswa dari pelaksanaan
program pada siklus 1. Pada siklus ini, siswa sudah mulai antusias dan aktif
dalam menjawab pertanyaan apersepsi. Selanjutnya guru memberikan
pengarahan terkait adanya perubahan metode. Pengarahan diberikan agar
siswa dapat melaksanakan program sesuai langkah-langkah yang diberikan.
Pada tahap ini, siswa dapat memperhatikan pengarahan yang diberikan dengan
kondusif.
3) Pada kegiatan inti guru memberikan materi melalui pelatihan bersama
menuliskan ringkasan, komentar, dan kutipan bagian yang dikomentari dari
cerita “Legenda Batu Menangis”. Pada tahap ini, siswa aktif memberikan
pendapat terkait indikator latihan yang dikerjakan. Selanjutnya, guru meminta
siswa memilih bahan bacaan dengan bergilir berdasarkan deretan bangku.
Dengan adanya perubahan metode ini, siswa lebih tertib dan tidak saling
berebut. Selanjutnya, siswa diminta membaca buku masing-masing,
sedangkan guru mengawasi dan membantu jika ada yang mengalami
kesulitan. Siswa lebih aktif bertanya saat menemui kesulitan dalam membaca
dan mengerjakan jurnal membaca dan mengutarakan pendapatnya. Setelah
selesai mengerjakan jurnal, guru dan siswa melakukan metode talking stik.
Siswa tampak antusias dengan adanya metode talking stik sehingga siswa
tidak ragu lagi untuk maju karena pemilihan dilakukan dengan adil. Pada
proses selanjutnya, siswa dengan mengajukan pertanyaan dan menanggapi
komentar yang dibacakan temannya.
98
4) Pada kegiatan penutup, guru menanyakan kesan-kesan siswa dalam mengikuti
program jam baca siklus 2. Siswa senang mengikuti program jam baca ini dan
ingin diadakan kembali. Hal tersebut tampak dari kesan-kesan yang
diungkapkan oleh siswa. Namun, ada beberapa siswa yang mengungkapkan
ingi segera pulang karena lapar dan mengantuk. Selanjutnya, guru juga
memberikan motivasi dengan memberikan contoh tokoh sukses di Indonesia
seperti Soekarno dan R. A Kartini yang memiliki hobi membaca. Dengan
motivasi ini tampak antusiasme siswa lebih besar.
b. Temuan Penelitian Peningkatan Kemampuan Membaca
Berdasarkan hasil jurnal membaca siklus 2 sebagian besar sudah mampu
mengomentari buku cerita yang dibaca. Pada siklus ini terdapat peningkatan dari
siklus 1 yaitu dari 9 (36%) siswa menjadi 14 (56%) siswa yang memperoleh nilai
dengan kualifikasi sangat baik, 10 (40%) siswa tetap memperoleh nilai dengan
kualifikasi baik sesuai siklus 1, 3 (12%) siswa berkurang menjadi 1 (4%) siswa
yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup, dan dari 3 (12%) siswa pda
siklus 1 berkurang total menjadi tidak terdapat siswa dengan kualifikasi cukup,
sedangkan pada kualifikasi terakhir sama seperti pada siklus 1, tidak terdapat
siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi gagal. Sebagian besar siswa
(56%) sudah mampu menguasai kompetensi dengan mampu menulis identitas
buku dengan lengkap, ringkasan cerita lengkap dan runtut, komentar dan alasan
yang tepat dan logis, serta kutipan cerita yang sesuai dan tepat penulisannya.
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
membaca melalui penerapan program jam baca.
c. Temuan Penelitian Peningkatan Minat Membaca
99
Berdasarkan penerapan program jam baca siklus 2 siswa sudah mengalami
peningkatan minat membaca, baik dari segi frekuensi membaca maupun variasi
bahan bacaan siswa. Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapan
program jam baca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi
bahan bacaan. Pada siklus 2, terdapat 7 (28%) siswa dengan kategori rendah, 14
(56%) siswa yang memiliki kategori sedang, 4 (16%) siswa yang memiliki
kategori membaca tinggi. Jika ditinjau dari variasi bahan bacaan, pada siklus 2,
terdapat 3 siswa (12%) yang memiliki 1 variasi bahan bacaan, 21 siswa (84%)
yang memiliki 2 variasi bahan bacaan, hanya terdapat 1 siswa (4%) yang memiliki
3 variasi bahan bacaan.
4.3.4 Refleksi
Secara keseluruhan, siklus 2 berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan. Pada siklus ini sudah mengalami peningkatan kemampuan dan minat
membaca siswa. Hal tersebut terbukti dari adanya peningkatan kemampuan dan
minat membaca siswa pada siklus 2 dibandingkan siklus sebelumnya. Adanya
peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa terjadi karena adanya
perbaikan rencana dari siklus ke siklus sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang
dialami.
100
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bagian ini diuraikan pembahasan penelitian tentang “Peningkatan
Minat dan Kemampuan Membaca melalui Penerapan Program Jam Baca Sekolah
di Kelas VII SMP Negeri 01 Puri” yang meliputi: (1) proses penerapan program
jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri,
(2) hasil program jam baca pada siswa SMP Negeri 01 Puri yang terdiri atas: (1)
kemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri dan (2) minat membaca siswa
SMP Negeri 01 Puri.
5. 1 Proses Penerapan Program Jam Baca dalam MeningkatkanKemampuan Membaca Siswa SMP Negeri 01 Puri
Program jam baca merupakan program yang bertujuan untuk
meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri.
program ini dilaksanakan karena rendahnya minat dan kemampuan membaca
siswa di SMP Negeri 01 Puri. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil studi
pendahuluan. Dengan adanya program yang berjalan dengan berfokus pada
peningkatan kemampuan mengomentari cerita, frekuensi membaca, dan variasi
bahan bacaan ini akan berdampak positif pada peningkatan minat dan kemampuan
membaca.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan
perencanaan tindakan yang telah disusun selama dua siklus, maka diperoleh
101
beberapa hasil terkait proses penerapan program jam baca dalam meningkatkan
kemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri. Proses program jam baca
terdiri atas empat tahap meliputi: (1) tahap praprogram, (2) tahap awal program,
(3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program. Pertama, dalam tahap
praprogram siswa diminta untuk menempati tempat duduk masing-masing di
perpustakaan untuk menerima pengarahan langkah-langkah kegiatan program jam
baca oleh guru. Pada siklus 1, siswa belum dapat dikondisikan dengan baik.
Setelah jam sekolah berakhir, siswa masih sibuk ke kantin, toilet, dan musala. Hal
tersebut mengakibatkan jadwal program tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan. Di perpustakaan tidak semu siswa siap mengikuti program jam baca
karena masih asyik bermain dan mengobrol. Hal tersebut berbeda dengan
pertemuan pada siklus 2. Tahap praprogram pada siklus 2 sudah berjalan sesuai
rencana karena adanya perubahan waktu agar pelaksanaan program tidak
terganggu. Waktu pelaksanaan program dimulai 15 menit setelah jam pelajaran
sekolah berakhir.
Kedua, pada tahap awal program, guru melakukan apersepsi dan memberi
pengarahan kegiatan program jam baca. Guru memberikan apersepsi dengan
menanyakan minat siswa membaca di perpustakaan dan pengalaman mereka
menulis jurnal membaca. Pada siklus 1, siswa mulai aktif menjawab pertanyaan
apersepsi meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Akan tetapi, terdapat
beberapa siswa yang masih asyik sendiri dan berbicara dengan temannya. Siswa
juga mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh guru dengan seksama. Pada
siklus 2, terjadi peningkatan antusiasme siswa dalam mengikuti program jam
baca. Siswa sudah mulai aktif dalam menjawab pertanyaan apersepsi. Apersepsi
102
yang diberikan guru pada siklus 2 berbeda dengan siklus sebelumnya. Apersepsi
yang diberikan dengan menanyakan perubahan minat baca siswa setelah
mengikuti program jam baca dan memancing ingatan siswa tentang kompetensi
“mengomentari buku cerita yang dibaca” yang diperoleh dari pertemuan
sebelumnya. Siswa juga memperhatikan pengarahan yang diberikan terkait
perubahan metode dalam siklus 2 ini oleh guru. Jumlah siswa yang asyik sendiri
dan mengobrol sudah berkurang. Oleh karena itu, siswa dapat memperhatikan
pengarahan yang diberikan dengan kondusif. Pada tahap ini sangat dibutuhkan
perhatian siswa. perhatian siswa sangat penting agar siswa dapat melaksanakan
program jam baca sesuai arahan dan teratur. Hal tersebut sesuai pendapat Dimyati
(2006:42) yang menyatakan bahwa perhatian mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan
untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Ketiga, pada tahap pelaksanaan inti program, guru menjelaskan materi
tentang konsep dan langkah-langkah menulis identitas buku, ringkasan cerita,
komentar dan alasan, serta kutipan bagian yang dikomentari. Pada siklus, 1 siswa
mampu memperhatikan penjelasan materi dengan baik. Siswa tampak serius
mendengarkan penjelasan guru. Pada kegiatan selanjutnya, siswa diminta memilih
sesuai dengan minatnya masing-masing bahan bacaan yang telah disiapkan oleh
guru. Namun, dalam proses pemilihan tidak terdapat metode khusus dalam
penggiliran jadi semua siswa maju untuk memilih bahan bacaan. Bahan bacaan
tersebut telah disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.
103
Selain itu, buku cerita tersebut dipilih sesuai pertimbangan kemampuan dan
kebutuhan sesuai dengan usianya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Franz dan
Meier (1983:17) yang menyatakan bahwa perhatian utama sudah sewajarnya
diberikan kepada buku remaja yang sifatnya bercerita dengan mempertimbangkan
kriteria yang sesungguhnya mengenai bahasa, susunan, dan cara menceritakan
sesuai dengan usianya. Pada tahap ini tidak berjalan tertib. Hal tersebut
disebabkan siswa saling berebut buku yang disediakan karena takut tidak
mendapatkan buku yang sesuai dengan minat mereka. Selanjutnya, siswa mulai
membaca buku yang diperoleh masing-masing. Akan tetapi, ada beberapa siswa
yang tidak segera membaca bukunya. Siswa tersebut masih sibuk membolak-
balikan bukunya dan ada juga siswa yang ingin bertukar buku dengan milik
temannya.
Waktu yang diberikan pada siswa untuk membaca yaitu 25 menit. Selama
siswa membaca, guru berkeliling untuk memantau dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan. Pada tahap ini beberapa siswa aktif mengajukan pertanyaan
saat mengalami kesulitan memahami kata-kata atau teks pada buku cerita tersebut.
Siswa lain juga berinteraksi positif dengan membantu temannya mengartikan
kata-kata sulit. Tahap selanjutnya, guru meminta siswa mengejakan jurnal
membaca sesuai buku cerita masing-masing. Siswa mampu mengisi jurnal sesuai
arahan yang diberikan. Siswa juga berani mengajukan pertanyaan saat menemui
kesulitan dalam mengisi jurnal. Setelah selesai membaca, siswa diminta membuat
komentar dan alasan dari segi isi atau bahasa dari buku cerita yang dibaca. Hal
tersebut sesuai pendapat Reinlander yang mengatakan bahwa pelajar harus dapat
merefleksikan secara kritis isi buku remaja dalam hubungannya dengan kenyataan
104
(Franz dan Meier, 1983:21). Salah satu tujuan umum refleksi yaitu pelajar
seharusnya dapat membentuk kesan menyeluruh dari suatu buku remaja dan dapat
mewujudkannya kembali serta dapat memberikan alasan mengenai kesannya
terhadap suatu buku remaja.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pada tahap pembacaan komentar siswa.
Siswa merasa enggan dan malu untuk maju membacakan komentar masing-
masing. Guru memilih siswa secara acak dengan memanggil nama berdasarkan
daftar presensi untuk membacakan komentarnya. Hal tersebut juga terjadi pada
tahap menanggapi komentar teman. Siswa kurang aktif menanggapi komentar
yang dibacakan oleh teman. Oleh karena itu, perlu adanya banyak perbaikan
perencanaan pada siklus selanjutnya karena menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006:46), belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun
kelompok. Dengan adanya antusiasme siswa maka proses pembelajaran akan
lebih mudah dalam mencapai tujuan.
Pada siklus 2 mengalami beberapa perubahan rencana dan perbaikan.
Perubahan rencana tersebut antara lain yaitu (1) materi yang diberikan berupa
latihan mengisi jurnal dari cerita “Legenda Batu Menangis”, (2) penggiliran
pemilihan bahan bacaan menurut deret meja siswa, dan (3) penggunaan metode
talking stik saat pelaksanaan kegiatan pembacaan komentar siswa. Dengan adanya
perbaikan ini pelaksanaan program jam baca lebih efektif. Siswa juga lebih aktif
bertanya saat menemui kesulitan dalam membaca dan mengerjakan jurnal
membaca dan mengutarakan pendapatnya. Siswa tampak antusias dengan adanya
metode talking stik.
105
Keempat, pada tahap terakhir, penutup program, guru menanyakan kesan
dan kesulitan siswayang dialami dalam mengikuti program jam baca. Pada siklus
1, siswa aktif mengutarakan kesannya terhadap pelaksanaan program jam baca.
Siswa merasa senang dengan adanya program tersebut dan ingin diadakan
kembali. Namun, siswa masih bingung menyampaikan kesulitan yang dialami.
Pada kegiatan terakhir, guru memberikan motivasi kepada siswa untuk
meningkatkan minat dan antusiasnya untuk terus membaca. Motivasi yang
diberikan dengan menjelaskan manfaat membaca dan pentingnya membaca bahan
bacaan yang bervariatif. Pada siklus 2, tampak antusiasme siswa lebih besar yang
dilihat dari kesan-kesan yang diungkapkan oleh siswa dengan adanya program ini.
Motivasi juga diberikan oleh guru dengan memberikan contoh tokoh penting
Indonesia yang sukses karena memiliki hobi membaca. Minat membaca dapat
terwujud karena untuk meningkatkannya guru bertugas memberikan motivasi,
menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk membaca, dan
mengusahakan ketersediaan buku-buku bacaan Wiryodijoyo (1989:194).
5.2 Hasil Penerapan Program Jam Baca pada Siswa SMP Negeri 01 Puri
Dalam penerapan program jam baca, aspek yang diamati tidak hanya
proses penerapan program, tetapi juga hasil dari penerapan program. Hasil
program jam baca yang diamati meliputi: (1) kemampuan membaca siswa SMP
Negeri 01 Puri dan (2) minat membaca siswa SMP Negeri 01 Puri. Hal tersebut
sesuai pendapat Wiryodijoyo (1989:39) yang menyatakan bahwa program
membaca meliputi bahan pelajaran serta pelaksanaan kegiatan untuk memajukan
sikap (senang atau tidak senang) dan ketrampilan membaca.
106
5.2.1 Kemampuan Membaca Siswa SMP Negeri 01 Puri
Dalam penerapan program jam baca, kompetensi yang diajarkan pada
siswa yaitu “Mengomentari Buku Cerita yang Dibaca”. Kompetensi ini terdiri atas
beberapa indikator yaitu meliputi: (1) kemampuan menulis identitas buku, (2)
kemampuan siswa menuliskan ringkasan bacaan, (3) kemampuan memberikan
komentar terhadap bacaan dengan disertai alasan, dan (4) kemampuan menuliskan
kutipan dari bagian bacaan yang dikomentari. Dalam kompetensi ini bertujuan
agar siswa memiliki kemampuan membaca yang baik untuk memahami isi bacaan
dan memberikan penilaian atau pendapat sesuai skemata yang dimiliki oleh siswa.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Oka (1983:87-88) yaitu sebagai berikut.
Kemampuan membaca yang baik bercirikan (1) kemampuanmemahami atau menangkap isi bacaan secara secara komprehensif,baik isinya yang tersurat maupun yang tersirat dan tersorot, (2)kemampuan menilai bacaan secara kritis dalam rangka menentukankualitas intrinsik bacaan (bahasanya, tatananya, keakuratannya, dankeshahihannya) di satu pihak, dan nilai, fungsi, dan kebergunaanbacaan itu di pihak lain, dan (3) kemampuan memanfaatkan bacaanitu secara kreatif untuk memecahkan masalah kehidupan yangsedang dihadapi, untuk memproyeksikan masalah kehidupan dimasa-masa yang akan datang, dan untuk menghasilkan hal-hal yangbaru.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pada
studi pendahuluan, siswa yang mengalami ketuntasan atau nilai mencapai KKM
hanya sebesar 24%. Setelah dilakukan tindakan penerapan program jam baca,
siswa yang mencapai KKM meningkat sebesar 44% sehingga menjadi 68%.
Untuk siklus 2 dilakukan beberapa perbaikan dari kekurangan pada pelaksanaan
tindakan siklus 1 sehingga terjadi peningkatan. Peningkatan yang dialami sebesar
16%, sehingga jumlah ketuntasan hasil kemampuan membaca menjadi 84%.
107
Peningkatan kemampuan membaca terjadi akibat adanya tindak lanjut dari
refleksi pada setiap siklus. Tindak lanjut tersebut diberikan berupa pemberian
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam meringkas cerita dan
menulis kutipan. Pelatihan itu diberikan karena adanya identifikasi kesulitan yang
dialami siswa dari hasil kerja jurnal membaca. Untuk memperoleh hasil membaca
yang baik guru perlu menyusun program kembali untuk siklus berikutnya dengan
mempertimbangkan kesalahan siswa dalam belajar membaca dari hasil jurnal
membaca.
Hasil kemampuan membaca dilihat juga dari segi kualifikasi nilai yang
diperoleh. Pada studi pendahuluan, persentase jumlah siswa pada kualifikasi SB
adalah 12%. Setelah pelaksanaan program jam baca siklus 1, jumlah siswa dengan
kulifikasi SB mengalami peningkatan cukup besar yaitu menjadi 36%. Pada siklus
2 peningkatan jumlah siswa dengan kualifikasi SB kembali mengalami
peningkatan besar menjadi 56%. Selain itu, setiap siklus juga mengalami
penurunan jumlah siswa dengan kualifikasi cukup (C), kurang (K), dan gagal (G).
Bahkan pada siklus 2, sudah tidak terdapat siswa dengan kualifikasi kurang dan
gagal. Hal tersebut menunjukkan pelaksanaan program jam baca berhasil
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
5.2.2 Minat Membaca Siswa SMP Negeri 01 Puri
Selain untuk meningkatkan kemampuan membaca, tujuan pelaksanaan
program jam baca adalah juga untuk meningkatkan minat membaca siswa SMP
Negeri 01 Puri. Peningkatan minat membaca dalam hal ini berfokus pada
frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan (jenis teks). Fokus tersebut menjadi
pengukur dalam peningkatan minat membaca pada siswa. Selain itu, indikator
108
pengukur tersebut merupakan aspek keadaan membaca seseorang. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Franz/Meier (1983:11) yang menyatakan bahwa aspek
keadaan membaca yaitu jenis teks, motif membaca, tempat membaca, asal dan
pemilihan literatur, frekuensi membaca, dan intensitas membaca.
Dalam proses peningkatan minat membaca, guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk memiliki antusias membaca yang tinggi karena manfaat dari
kegiatan membaca sangat banyak. Menurut Giehrl yang dikemukakan oleh
Franz/Meier (1983:8), terdapat tiga motivasi membaca berupa rangsangan dasar
yaitu sebagai berikut.
(1) Rangsangan dasar pertama untuk membaca adalah keinginanuntuk menangkap dan menghayati yang dijumpai di dunia-dalamnya,disadari oleh hasrat berorientasi pada dunia sekelilingnya dan untukdapat menjelaskan adanya dunia disekelilingnya itu, (2) rangsangandasar kedua untuk membaca berasal dari hasrat untuk mengatasi atausetidaknya melonggarkan keterikatan manusia (mengisi waktu,melupakan sesuatu, menghibur atau melipur, dan mengganti sesuatudalam kehidupan), dan (3) rangsangan dasar untuk membaca yaitumencari keteraturan dan bentuk, mencari apa arti dan maknakehidupan manusia.
Ketiga jenis motivasi tersebut dirangkum menjadi manfaat-manfaat
membaca yang dijadikan motivasi yang diberikan pada siswa. dengan adanya
pemberian motivasi berupa rangsangan dasar tersebut terbukti dapat
meningkatkan minat membaca siswa.
Pada kegiatan program jam baca perkembangan minat membaca siswa
selalu diamati. Hasil tersebut dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Jika
peningkatan yang dialami belum maksimal dilakukan refleksi dan tindak lanjut
untuk meningkatkan hasil pada siklus selanjutnya. Pada studi pendahuluan siswa
frekuensi minat membaca siswa sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari jumlah
siswa yang tidak memiliki minat membaca dengan kualifikasi rendah yaitu 24
109
siswa (96%). Dari 24 siswa tersebut, 12 siswa (48%) tidak memiliki minat baca
dan 12 siswa (48%) memiliki minat baca. Siswa yang memiliki minat membaca
dengan kualifikasi sedang hanya 1 siswa (4%). Akan tetapi, tidak terdapat siswa
yang memiliki minat membaca dengan kategori tinggi. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa siswa masih belum memiliki minat untuk membaca.
Setelah dilakukan tindakan program jam baca, pada siklus 1 minat
membaca siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil terjadi karena adanya
motivasi oleh guru tentang manfaat membaca dan pentingnya variasi bahan
bacaan. Pada siklus ini tidak terdapat siswa yang tidak memiliki minat baca
seperti pada studi pendahuluan. Namun, frekuensi membaca siswa masih
cenderung rendah. Frekuensi membaca siswa dengan kualifikasi rendah terdapat
22 siswa (88%), sedangkan siswa dengan kualifikasi sedang meningkat menjadi 3
siswa (12%). Namun, belum terdapat siswa yang memiliki frekuensi membaca
dengan kualifikasi tinggi. Peningkatan yang terjadi tidak begitu besar. Akan
tetapi, dengan adanya peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan pula
pada antusias siswa untuk mulai menyukai kegiatan membaca.
Pada siklus 2, hasil minat membaca siswa juga mengalami peningkatan
frekuensi membaca. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya motivasi oleh
guru tentang contoh tokoh sukses di Indonesia yang memiliki hobi membaca
seperti Soekarno dan R. A. Kartini. Siswa yang memiliki frekuensi membaca
dengan kategori rendah berkurang menjadi 7 siswa (28%). siswa yang memiliki
kategori membaca sedang meningkat menjadi 14 siswa (56%), sedangkan pada
siklus ini juga terdapat siswa yang memiliki kategori membaca tinggi yaitu 4
110
siswa (12%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara bertahap
minat dan antusias siswa dalam membaca sudah meningkat.
Berdasarkan hasil keseluruhan ditinjau dari frekuensi membaca,
peningkatan minat membaca siswa kelas VII SMP Negeri 01 Puri belum
mengalami peningkatan yang besar. Hal tersebut terjadi karena dalam pembiasaan
minat membaca siswa melalui program jam baca membutuhkan waktu yang lama
karena hanya dalam waktu 3 minggu tidak dapat membuat perubahan besar dalam
peningkatan minat membaca. Selain itu, pembinaan minat membaca perlu
dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mudjito
yang menyatakan bahwa pembinaan minat membaca memiliki ciri-ciri yaitu
pembinaan minat baca merupakan suatu proses yang berkelanjutan (Suradi
2010:29).
Pada studi pendahuluan, semua siswa belum memiliki variasi bahan
bacaan. Setiap siswa hanya membaca satu jenis bahan bacaan. Dari jumlah siswa
yang memiliki minat membaca, 8 orang (32%) memiliki kecenderungan membaca
buku sastra/fiksi. Siswa yang memiliki bahan bacaan lain yaitu berupa buku
pengetahuan dan koran/majalah yaitu 5 siswa (20%). Dari 5 siswa tersebut,
terdapat 2 siswa (8%) memiliki kecenderungan membaca koran/majalah dan 3
siswa (12%) membaca buku pengetahuan. Kecenderungan bahan bacaan yang
dibaca siswa menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kesadaran akan
pentingnya membaca bahan bacaan variatif. Siswa hanya membaca buku yang
sesuai dengan minatnya masing-masing. Nurhadi (1989:4) menyatakan bahwa
salah satu ciri pembaca yang buruk yaitu bahan bacaan yang dibacanya itu-itu
saja.
111
Variasi bacaan setelah dilakukan tindakan siklus 1 belum mengalami
peningkatan. Setiap siswa belum mengalami peningkatan variasi bacaan
dibandingkan dengan studi pendahuluan. Hanya terdapat 1 siswa yang mengalami
variasi yaitu membaca koran/majalah dan buku sastra/fiksi. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan siklus 1 belum berhasil
meningkatkan variasi bahan bacaan siswa.
Untuk menindaklanjuti variasi bahan bacaan siswa yang tidak mengalami
peningkatan maka siswa diberikan kembali motivasi tentang manfaat membaca
bahan bacaan dengan variasi lain dan memberikan contoh tokoh sukses di
Indonesia yang memiliki hobi membaca. Menurut pendapat Wiryodijoyo
(1989:192), kegemaran membaca hendaknya diarahkan untuk memperluas
pandangan murid-murid terhadap kehidupan, sesuai dengan naluri manusia pada
umumnya. Perkembangan budaya, ilmu, seni, dan fantasi manusia makin
memperluas ragam pustaka dunia saat ini. Oleh karena itu, pemilihan bahan
bacaan untuk para pelajar perlu diusahakan seluas mungkin.
Dari hasil tindakan siklus 2 bahan bacaan siswa sudah cukup variatif.
Terdapat 21 siswa (84%) sudah memiliki 2 variasi bacaan, bahkan ada 1 siswa
(4%) yang sudah memiliki 3 variasi bacaan. Akan tetapi, masih ada 3 siswa (12%)
yang belum memiliki variasi bacaan. Berdasarkan data tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa program jam baca siklus 2 sudah berhasil meningkatkan minat
membaca siswa SMP Negeri 1 Puri.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian sebelumnya yang berjudul “Peningkatan Minat Baca Siswa kelas IV MI
Muawanah Banjaranyar Paciran Lamongan melalui Penerapan Program Jam
112
Baca” yang dilakukan oleh Qurrota A’yun. Pada penelitian tersebut hanya
memiliki tujuan untuk meningakatkan minat baca saja. Selain itu, indikator yang
digunakan untuk mengukur minat baca yaitu kuantitas buku, sehingga minat baca
siswa dilihat dari banyaknya buku yang dibaca saat program jam baca
berlangsung.
113
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka
diperoleh kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat berguna bagi kepala
sekolah, guru bahasa Indonesia, dan peneliti lain. Kesimpulan dan saran tersebut
adalah sebagai berikut.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penerapan program jam baca mampu meningkatkan minat dan kemampuan
membaca siswa SMP Negeri 01 Puri. Adanya peningkatan hasil minat dan
kemampuan membaca pada siklus 1 dan 2 menunjukkan keefektifan proses
penerapan program jam baca.
Proses penerapan program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi: (1)
tahap praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahap
penutup program. Pada siklus 1, tahap praprogram adalah tahap pengumpulan
siswa di perpustakaan. Namun, pada siklus 2, jadwal mengalami perubahan yaitu
program dimulai 15 menit setelah jam pelajaran sekolah berakhir.
Tahap awal program adalah pemberian apersepsi terkait minat membaca
siswa di perpustakaan dan pengalaman menulis jurnal membaca dan pengarahan
tentang langkah-langkah pelaksanaan program. Selain itu, apersepsi yang
diberikan juga terkait perubahan minat membaca siswa dan kesulitan yang dialami
114
siswa dari pelaksanaan program pada petemuan sebelumnya dan pengarahan
diberikan terkait adanya perubahan metode.
Tahap inti program dilakukan dengan pemberian materi tentang
kompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca” dan pelatihan menulis
contoh jurnal dari cerita Legenda Batu Menangis. Tahap berikutnya yaitu
pemilihan bahan bacaan berdasarkan deret bangku. Tahap selanjutnya adalah
tahap membaca buku masing-masing oleh siswa. Pada tahap pembacaan hasil
komentar dan tanggapan siswa, pemilihan siswa dilakukan secara dengan
menggunakan metode talking stik.
Pada penutup program adalah pengungkapan kesan dan kesulitan yang
dialami siswa. Pada tahap terakhir yaitu pemberian motivasi oleh guru untuk
meningkatkan minat dengan menambah frekuensi membaca dan menambah
variasi bahan bacaan. Selain itu, motivasi juga diberikan melalui contoh tokoh
sukses Soekarno dan R. A. Kartini yang memiliki hobi membaca.
Peningkatan hasil kemampuan membaca melalui penerapan program jam
baca dapat dilihat dari nilai hasil jurnal membaca 25 siswa sesuai kualifikasi.
Siswa yang berkualifikasi sangat baik meningkat dari 12% (siklus 1) menjadi 36%
(siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 20% (siklus 1)
menjadi 40% (siklus 2). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca.
Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapan program jam
baca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan.
Ditinjau dari frekuensi membacanya, siswa yang berkualifikasi sedang meningkat
dari 12% (siklus 1) menjadi 56% (siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi tinggi
115
meningkat dari 0% (siklus 1) menjadi 16% (siklus 2). Jika ditinjau dari variasi
bahan bacaan, siswa yang memiliki 2 variasi bacaan meningkat dari 1 siswa
(siklus 1) menjadi 21 siswa (siklus 2) dan siswa yang memiliki 3 variasi bacaan
dari tidak ada siswa (siklus 1) menjadi 1 siswa (siklus 2).
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Kepala Sekolah
Kepala sekolah perlu meningkatkan fasilitas perpustakaan agar siswa
merasa nyaman saat membaca di perpustakaan. Dengan adanya fasilitas
perpustakaan yang nyaman akan meningkatkan minat membaca siswa di
perpustakaan.
(2) Guru Bahasa Indonesia
Saran bagi guru Bahasa Indonesia adalah mampu menerapkan program
jam baca secara terorganisasi untuk diikuti semua siswa. Guru juga perlu
melaksanakan pembelajaran membaca dengan memanfaatkan fasilitas ruang
perpustakaan untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa. Hal
tersebut dapat membantu pencapaian tujuan program jam baca.
(3) Peneliti Lain
Saran bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis adalah dapat
menindaklanjuti dengan penelitian yang lain. Tindak lanjut tersebut dalam rangka
mengembangkan dan meningkatkan hasil pembelajaran.
116
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto , S., dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
A’yun, Qurrota. 2008. Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas IV MI MuawanahBanjaranyar Paciran Lamongan melalui Penerapan Program Jam Baca.Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Boediono, W. 2004. Gemar Membaca, (Online),(http://www.mentaritimur.com/mentari/dec04/gemar_membaca.htm),diakses Senin, 14 Maret 2011
Depdiknas. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen PendidikanNasional
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Franz, Kurt & Benhard Meier. 1983. Membina Minat Baca. Bandung: RemadjaKarya
Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah & Hamidah, S. C. 2011. Membaca Ekstensif:Teori, Praktik, dn Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran
Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung:Kaifa
Iskandarwassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Kusmana, Suherli. 2009. Minat Baca Siswa Rendah, (Online),(http://suherlicentre.blogspot.com/2009/01/minat-baca-siswa-rendah.html), diakses Senin, 14 Maret 2011
Munaf, Yarni. 2002. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa. Jurnal PendidikanBahasa Sastra dan Seni, 3 (2): 241-250
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CVSinar Baru Offset
Nurhadi, Muljani A. 1983. Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannya diIndonesia. Yogyakarta: Andi Offset
Oka, I Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya:Usaha Nasional
117
Pandawa, Nurhayati, Hairudin & Sakdiyah M. 2009. Pembelajaran Membaca.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, (Online),(http://www.scribd.com), diakses 26 Juli 2012
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua).Jakarta: Bumi Aksara.
Rahim, Farida. 2001. Pengajaran Membaca Pemahaman berdasarkan TeoriSkema. Komposisi Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni, 2 (2):157-172
Rosidi, Imron. 2009. Meningkatkan Minat Baca Siswa, (Online), (http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/05/meningkatkan-minat-baca-siswa.html),diakses Senin, 14 Maret 2011
Runtu, Anastasia. 2004. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan StrategiSQ4R Siswa Kelas II SLTP Ketolik Santa Maria Gorontalo. Tesis tidakditerbitkan. Malang:PPS UM
Sandjaya, Soeyanto. 2005. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap MinatMembaca Anak Ditinjau dari pendekatanSter Lingkungan, (Online),(http://www.unika.ac.id/fakultas/psikologi/artikel/ss-1pdf), diakses Senin,21 Maret 2011
Sinauseni. 2010. Menumbuhkan Kegemaran Membaca, (Online),(http://sinauseni.wordpress.com/2010/03/28/menumbuhkan-kegemaran-membaca/), diakses Senin 14 Maret 2011
Sman1wonosari. 2010. Jam Wajib Baca di Sekolah, (Online),(http://sma1wonosari.sch.id/html/index.php?id=berita&kode=25), diaksesSenin,14 Maret 2011
Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:Gramedia Pustaka Umum
Sukarnyana, I Wayan. 2002. Penelitian Tindakan Kelas: Bahan Penataran untukInstruktur. Jakarta: Depdiknas
Supriyoko, Ki. 2009. Minat Baca dan Kualitas Bangsa, (Online),(http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/minat-baca/72-minat-baca-dan-kualitas-bangsa), diakses Senin, 14 Maret 2011
Suradi. 2010. Pelayanan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat BacaSiswa (Studi Kasus di SD Negeri Percobaan 1 Malang). Skripsi tidakditerbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Syafi’ie, Imam. 1993. Pandai Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
118
Syamsi, Kastam & Kusmiyatun, Ari. 2006. Peningkatan Kemampuan MembacaSiswa dengan Pendekatan Proses. Litera, 5 (2): 219-232
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif danEfisien. Bandung: Angkasa
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.Jakarta: Depdikbud
119
LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT UNTUK PENELITIAN
120
121
LAMPIRAN 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
122
Lampiran : Rencana Perbaikan Pembelajaran Melalui Metode Program
Jam Baca Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Nama Sekolah : SMP Negeri 01 Puri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII / 1
Materi Pokok : Membaca
Standar Kompetensi : 7. Memahami isi berita berbagai teks bacaan sastra dengan
membaca
Kompetensi Dasar : 7.2 Mengomentari buku cerita yang dibaca
Indikator : 1. Siswa mengindentifikasi identitas buku cerita yang
dibaca
2. Siswa menulis ringkasan isi cerita yang dibaca
3. Siswa memberikan komentar dan alasan dari cerita
yang dibaca
4. Siswa menulis kutipan dari bagian yang dikomentari
Alokasi Waktu : 60 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu memilih buku cerita
Siswa mampu membaca buku cerita
Siswa mampu menuliskan ringkasan cerita yang dibaca
Siswa mampu menentukan bagian dari cerita yang akan dikomentari
Siswa mampu memberikan komentar dengan kalimat yang tepat
Siswa mampu memberikan alasan dari komentar yang diberikan
Siswa mampu menuliskan kutipan dari bagian ceritan yang
dikomentari
B. Materi Pembelajaran
Dalam mengomentari buku cerita dapat menyorotinya dari segi isi dan
bahasa. Segi isi meliputi unsur-unsur intrinsik cerita yang meliputi tema,
alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat serta ilustrasi gambar
123
yang digunakan atau kemenarikan isi buku cerita. Adapun dari segi bahasa
meliputi keruntutan, kekomunikatifan kalimat dan penggunaan bahasa
dalam buku cerita tersebut.
Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerita adalah:
Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber
cerita
Latar . setting adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita.
Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan
suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
Alur / plot adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk
sebuah cerita.
Alur meliputi beberapa tahap:
1. Pengantar : bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian
yang merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah : bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi
pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat
gawat, konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur – angsur
dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
Penokohan :
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat
dari tiga segi yaitu melalui:
- Dialog tokoh
- Penjelasan tokoh
- Penggambaran fisik tokoh
Nilai (amanat) : pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang
melalui cerita.
Sudut Pandang :Sudut pandang (point of view) merupakan strategi,
teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan
gagasan dan ceritanya.
124
Contoh menulis Identitas Buku:
Judul buku : Benang-benang Kuning Kota penerbit :
Jakarta
Nama Pengarang : Sukamti Tahun penerbit : 1997
Penerbit : Balai Pustaka
Langkah-langkah menulis ringkasan cerita:
1. Membaca naskah asli
2. Mencatat gagasan utama
3. Menyusun gagasan-gagasan tersebut menjadi paragraf sesuai susunan
cerita
4. Mengedit kembali susunan, kelengkapan isi cerita dan ejaannya
dengan benar
Cara-cara dalam mengomentari buku cerita:
Bacalah buku cerita dengan seksama.
Perhatikan kelebihan dan kekurangan dari buku cerita tersebut.
Tulislah identitas dari buku cerita yang dibaca.
Tulislah ringkasan dari cerita yang dibaca.
Tentukan bagian dari cerita yang akan dikomentari.
Tulis komentar dengan kalimat yang tepat.
Komentar dapat menyoroti isi cerita (tema, alur, penokohan, latar, sudut
pandang, amanat, kemenarikan isi atau gambar) atau bahasa (keruntutan,
kekomunikatifan kalimat, dan penggunaan kalimat).
Berikan alasan yang logis dan jelas.
Tulislah kutipan dari bagian yang dikomentari.
Berikut ini contoh kalimat dalam mengomentari buku cerita:
Buku cerita itu sangat bagus karena ilustrasinya menarik.
Isi cerita buku itu tidak masuk akal karena buaya tidak bisa berbicara.
Saya sangat menyukai tokoh utamanya karena memiliki sifat yang baik
hati, suka menolong, dan tidak sombong.
125
Bahasa dalam cerita ini mudah dipahami karena tidak menggunakan
banyak istilah sulit.
Tema cerita tentang kebersihan ini sangat bagus karena dapat
mengingatkan kita untuk menjaga kebersihan.
Cerita ini sangat membingungkan karena kalimat tidak runtut.
Contoh menulis kutipan teks dalam cerita:
Setelah mendengar keterangan dan cerita buaya, timbullah rasa iba
Wuwung Sewe. Ia berkata, "Kalau demikian, engkau akan kubantu."
C. Metode Pembelajaran
Program Jam Baca
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Uraian Kegiatan Waktu
(menit)
Metode
Kegiatan Awal
1. Apersepsi: salam dan do’a. Guru
memberikan pengarahan langkah-langkah
pelaksanaan Program Jam Baca.
5 menit Ceramah
Kegiatan Inti
2. Guru memberikan materi terkait
kompetensi yang akan dicapai.
3. Guru meminta siswa memilih salah satu
buku atau bahan bacaan secara individu.
4. Siswa diminta untuk membaca dengan
waktu yang telah ditentukan.
5. Setelah waktu habis, siswa lalu
mengerjakan lembar jurnal membaca
secara individu.
6. Setelah semua siswa selesai mengerjakan
lalu siswa diminta membacakan
komentarnya. Siswa yang lain diminta
50 menit
Ceramah
Penugasan
Random
126
memberikan tanggapan untuk komentar
teman.
Kegiatan Akhir
1. Guru menanyakan pada siswa kesan dan
kesulitan yang dialami siswa setelah
melaksankan pembelajaran. Guru juga
memotivasi siswa untuk terus gemar
membaca.
5 menit Refleksi
E. Sumber Belajar
1. Buku bacaan di perpustakaaan
2. Jurnal Membaca
F. Penilaian
1. Penilaian Proses : Dilakukan pada saat pembelajaran dengan
menekankan pada keaktifan dalam pembelajaran.
2. Penilaian hasil
a. Teknik : tes tulis untuk penilaian hasil dan nontes
untuk penilaian proses
b. Bentuk instrumen : penilaian hasil berupa jurnal membaca dan
penilaian proses berupa observasi selama proses pembelajaran.
127
Lampiran : Rencana Perbaikan Pembelajaran Melalui Metode Program
Jam Baca Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Nama Sekolah : SMP Negeri 01 Puri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII / 1
Materi Pokok : Membaca
Standar Kompetensi : 7. Memahami isi berita berbagai teks bacaan sastra dengan
membaca
Kompetensi Dasar : 7.2 Mengomentari buku cerita yang dibaca
Indikator : 1. Siswa mengindentifikasi identitas buku cerita yang
dibaca
2. Siswa menulis ringkasan isi cerita yang dibaca
3. Siswa memberikan komentar dan alasan dari cerita
yang dibaca
4. Siswa menulis kutipan dari bagian yang dikomentari
Alokasi Waktu : 60 menit
G. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu memilih buku cerita
Siswa mampu membaca buku cerita
Siswa mampu menuliskan ringkasan cerita yang dibaca
Siswa mampu menentukan bagian dari cerita yang akan dikomentari
Siswa mampu memberikan komentar dengan kalimat yang tepat
Siswa mampu memberikan alasan dari komentar yang diberikan
Siswa mampu menuliskan kutipan dari bagian ceritan yang
dikomentari
H. Materi Pembelajaran
Contoh kalimat komentar terhadap cerita yang dibaca:
1. Tema yang dingkat tentang kemiskinan sangat menarik, karena menceritakankondisi kehidupan mereka yang kesusahan.
128
2. Saya menyukai alur klimaksnya karena terjadi perdebatan antara Sukarni dankarjo yang sangat seru.
3. Tokoh utama yang digambarkan dalam cerita sangat menarik karena dia sukamenolong pengemis.
4. Penggambaran latar tempat tinggal putri sangat bagus karena terdapat sawahyang hijau.
5. Amanat dari cerita ini sangat baik untuk pembaca karena mengingatkan kitauntuk selalu bersyukur.
6. Kalimat dalam cerita mudah dipahami karena semua diceritakan denganruntut.
7. Cerita ini sangat mudah dipahami karena bahasanya tidak sulit.
Contoh penulisan kutipan:
Kedua anak itu terdiam beberapa saat. Ramelan tidak menyangka kalauAntok akan seberani itu berbuat curang dalam perlombaan
Hmmm... itu bagus. Tapi sebaiknya kamu juga melihat sekelilingmu,Tikus Tua. Kamu harus tahu bahwa tidak semua kucing terbuat darikertas. Misalnya, aku! Lihatlah aku! Apakah aku termasuk kucing yangbisa kamu makan?” si Kucing menjilati mulutnya sambil menatap tajamTikus Tua.
I. Metode Pembelajaran
Program Jam Baca
J. Langkah-langkah Pembelajaran
Uraian Kegiatan Waktu
(menit)
Metode
Kegiatan Awal
7. Apersepsi: salam dan do’a. Guru memberikan
pengarahan langkah-langkah pelaksanaan
Program Jam Baca.
5 menit Ceramah
Kegiatan Inti
8. Guru memberikan materi terkait kompetensi
yang akan dicapai.
9. Guru meminta siswa memilih salah satu buku
atau bahan bacaan secara individu.
10. Siswa diminta untuk membaca dengan waktu
Ceramah
Penugasan
129
yang telah ditentukan.
11. Setelah waktu habis, siswa lalu mengerjakan
lembar jurnal membaca secara individu.
12. Setelah semua siswa selesai mengerjakan lalu
siswa diminta membacakan komentarnya. Siswa
yang lain diminta memberikan tanggapan untuk
komentar teman.
50 menit
Random
Kegiatan Akhir
2. Guru menanyakan pada siswa kesan dan
kesulitan yang dialami siswa setelah
melaksankan pembelajaran. Guru juga
memotivasi siswa untuk terus gemar membaca.
5 menit Refleksi
K. Sumber Belajar
3. Buku bacaan di perpustakaaan
4. Jurnal Membaca
L. Penilaian
3. Penilaian Proses : Dilakukan pada saat pembelajaran dengan
menekankan pada keaktifan dalam pembelajaran.
4. Penilaian hasil
c. Teknik : tes tulis untuk penilaian hasil dan nontes
untuk penilaian proses
d. Bentuk instrumen : penilaian hasil berupa jurnal membaca dan
penilaian proses berupa observasi selama proses pembelajaran.
130
Lampiran Bacaan Studi PendahuluanSi Tanduk Panjang
Cerita dari Tanah BatakDahulu kala di sebuah desa tinggalah sebuah keluarga miskin. Keluarga
itu terdiri dari seorang ayah, ibu, dan anak perempuan.Ayah dan ibu tersebutsangat sayang kepada anaknya. Namun, mereka masih merasa kecewa karenabelum dikaruniai seorang anak laki-laki.
Setiap hari mereka berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai anak laki-lakisebagai penyambung keturunannya. Bulan berganti tahun berlalu, tiada jemumereka berdoa. Akhirnya si isteri hamil. Keluarga itupun merasa gembira.Terlebih setelah diketahui sibayi ternyata laki-laki. Namun, kegembiraan merekamendadak lenyap setelah mengetahui ternyata di kepala si bayi laki-laki itu adatanduknya. Mereka merasa malu dan takut dihina maupun diejek oleh orang-orangsedesa.
Pada malam hari bayi laki-laki itu dimasukkan ke dalam peti, ia dibekalidengan sebutir telur ayam dan secangkir beras, lalu peti itu dihanyutkan di sungai.Kakak perempuan si bayi mengetahui perbuatan orang tuanya. Ia sangat sedih.Diam-diam ia meninggalkan rumah dan mengikuti adiknya yang dihanyutkan kesungai.
Ia terus melangkah mengikuti adiknya yang hanyut. beberapa lamakemudia terdengar adiknya menangis karena lapar. Maka si kakak perempuan itumenghiburnya dengan berkata “adikku sayang si tanduk panjang, janganlahengkau menangis. Jika engkau lapar makanlah sebutir beras agar engkaukenyang!” Tak berapa lama kemudian tangis adiknya berhenti.
Beberapa hari kemudian si kakak perempuan mendengar ciap anak ayamdari peti yang hanyut di tengah sungai itu. ia tak dapat mendekati peti itu, tapi iadapat menduga pastilah telur yang dibekalkan kepada adiknya telah menetas.
Bila mendengar adiknya menangis ia terus menghiburnya dengan ucapanpenuh kasih sayang. Berbulan-bulan peti itu hanyut, dengan susah payah dan setiasi kakak terus mengikutinya. Pada suatu hari peti itu terbawa arus sungai hinggake tepian, si kakak dengan wajah gembira berusaha meraihnya.
Peti dapat diraihnya. Ketika peti dibuka melompatlah seorang anak laki-laki yang gagah dan tampan. Tidak terlihat tanduk di kepalanya. Di belakangnyaseekor ayam jantan yang bagus sekali menemaninya. Betapa gembira si kakakperempuan melihat kenyataan itu. Ia bersyukur kepada tuhan yang telahmenyelamatkan adik yang sangat dikasihinya itu.
Selnjutnya, kakak beradik itu segera berjalan menuju desa terdekat. Didepan pintu gerbang desa mereka ditegur oleh penduduk. Kepala desa segeramemberitahu bahwa untuk dapat masuk ke desa mereka harus mengadu ayamnyadengan ayam penduduk desa itu. jika mereka menang mereka akan mendapatharta kekayaan, jika mereka kalah maka mereka akan dijadikan budak di desa itu.Jika mereka tidak berani menenerima tantangan, maka mereka dipersilahkan pergimeninggalkan desa itu.
Kakak beradik itu menyanggupi tantangan kepala desa. Pada hari yangditentukan ayam mereka diadu dengan disaksikan seluruh masyarakat desa.Ternyata ayam si tanduk panjanglah yang menang. Maka mereka dipersilahkanmasuk desa, dijamu dengan makanan-makanan lezat dan diberi harta kekayaan.Sesudah itu kedua kakak beradik itu minta diri meninggalkan desa.
131
Untuk memasuki desa yang lain ternyata mereka dikenai syarat serupa.Mereka harus menyabung ayam. Untung ayam kakak beradik itu selalu menangsehingga harta benda mereka semakin berlimpah ruah. Kini untuk mengangkutharta bendanya mereka harus membawa beberapa orang pengikut.
Akhirnya tibalah kedua kakak beradik itu di desa kelahirannya. Parapenduduk desa itu menanyakan asal usulnya. Mereka menceritakan kisah merekayang sebenarnya. Mendengar cerita itulah penduduk setempat tahu siapasebenarnya kakak beradik itu.
Kabar segera tersebar ke pelosok desa bahwa si tanduk panjang dan kakakraya telah kembali. Kedua orang tuanya yang miskin merasa bahagia, merekasegera menyongsong kedatangan kedua anaknya. Tetapi, kakak beradik itumenolak.
“Kami tidak mempunyai orang tua lagi karena sewaktu kamimembutuhkan kasih saya serta perlindungan orang tua, justru kami dibuang!”
Betapa kecewa kedua orang tua miskin itu. mereka baru menyadarikesalahannya. Mereka sangat menyesal sehingga jatuh sakit dan akhirnyameninggal dunia.
Tetapi ini hanya dongeng, tentang kebenaran cerita ini tidak ada yang tahunamun, hikmahnya ialah: kita tidak boleh menyia-nyiakan anak kandung kitasekalipun ia buruk rupa. Kita tidak dapat meramalkan nasib seseorang. Kininasibnya buruk, mungkin kelak nasib anak itu menjadi baik.
132
Lampiran Bacaan Siklus 2
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan hiduplahseorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Anak gadis janda itu sangatcantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai perilaku yang amat buruk. Gadis ituamat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaanrumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segalapermintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harusdikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harusmembanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari ank gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja.Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukupmelelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yangbagus, dan bersolek agar orang di jalan yang melihatnya nanti akan mengagumikecantikannya. Sementar, ibunya berjalan di belakang sambil membawakeranjang dengan pakaian yang sangat dekil. Karena mereka hidup di tempat yangterpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan ituadalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangimereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama parapemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. namun, ketikamelihat orang yang berjalan di belakang anak gadis itu, sungguh kontraskeadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati danbertanya kepada gadis itu, “ Hai gadis cantik, apakah yang berjalan di belakang ituibumu?”
Namun, apakah jawaban anak gadis itu? “Bukan,” katanya dengan angkuh.“Ia adalah pembantuku!”Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa
jauh, mendekat lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.“Hai, manis, apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?”“Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. “Ia
adalah budakku!”Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang di sepanjang jalan
yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. ibunya diperlakukansebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanyaorang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun, setelah berulang kali didengarnyajawaban yang sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malangitu tak dapat menahan diri. Si ibu itu berdo’a.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak hamba begituteganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah anakdurhaka ini! Hukumlah dia.....”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadisdurhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika
133
perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohonampun kepada ibunya.
“Oh, ibu.. ibu.. ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selamaini. Ibu... ibu... ampunilah anakmu...”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya.Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubahmenjadi batu.
134
Lampiran
Rubrik Penilaian Hasil
No Aspek Penilaian Bobot Total1 Siswa menulis identitas buku: Judul buku,
pengarang, penerbit buku, tahun penerbitan, dankota penerbit
Identitas buku lengkap (12,5)Identitas buku tidak lengkap (9)
1
2 Siswa menulis ringkasan bacaanRingkasan lengkap, EYD tepat (25)Ringkasan lengkap, EYD tidak tepat (20)Ringkasan tidak lengkap, EYD tepat (15)Ringkasan tidak lengkap, EYD tidak tepat(10)
2
3 Siswa menulis komentar serta alasanKalimat komentar tepat, alasan sesuai (37,5)Kalimat komentar tepat, alasan tidak sesuai(25)Kalimat komentar tidak tepat, tanpa alasan(15)
3
4 Siswa menulis kutipan dari bagian yangdikomentari
Kutipan yang ditulis bersangkutan, EYDtepat (25)Kutipan yang ditulis bersangkutan, EYDtidak tepat (20)Kutipan yang ditulis tidak bersangkutan,EYD tepat (15)Kutipan tidak bersangkutan, EYD tidak tepat(10)
2
Skor Akhir
135
LAMPIRAN 3DATA MENTAH
136
Lampiran Hasil Wawancara Pengelola Perpustakaan Sebelum PenerapanProgram Jam Baca
Tempat : SMP Negeri 01 Puri
Tanggal : 30 September 2011
Narasumber : Elik Waluyaningsih
Pertanyaan Jawaban1. Bagaimana minat baca
siswa di perpustakaansekolah?
Kalau minat membaca siswa di sini itu biasa-biasa saja. Biasanya, cuma siswa yang pandaisaja yang gemar membaca di perpustakaan Mbak.
2. Bagaimana frekuensikedatangan para siswake perpustakaansekolah?
Rata-rata per hari jumlah siswa yangmengunjungi perpustakaan hanya mencapai 50siswa. itupun sudah termasuk siswa yang hanyamembaca koran dan meminjam buku.
3. Buku apa saja yangbiasanya dibaca olehsiswa di perpustakaan?
Mereka paling sering membaca majalah, suratkabar, ya koran-koran begitu, sama buku ceritabaik fiksi maupun nonfiksi. Siswa-siswa jarangmembaca buku pengetahuan atau pelajaran diperpustakaan.
4. Apakah siswa lebihsering membaca diperpustakaan ataumeminjam buku untukdibawa pulang?
Lebih sering meinjam buku untuk dibawa pulang.Hanya beberapa saja yang membaca disini,mungkin karena waktunya juga terbatas.
5. Apakah sebelumnya adakebijakan dari guru atausekolah untukmeningkatkan minatmembaca siswa?
Sudah ada.
6. Bagaimana prosespenerapan kebijakanyang telah dilakukan?
Sudah menambah koleksi buku, saya jugabiasanya mencari tahu buku yang keluaranterbaru supaya buku-buku di sini bisa menariksiswa. selain itu, para guru juga biasanyamemberi tugas buat siswa dengan mendapatkanbuku-buku di perpustakaan sebagai referensinya,ya hanya itu saja Mbak.
7. Bagaimana hasilperkembangan minatmembaca siswa daripenerapan kebijakanyang telah dilakukan?
Minat membaca siswa lebih meningkat, tapi yamasih sedikit, belum maksimal.
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
LAMPIRAN 4
DATA TERSAJI
160
Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Membaca pada Studi Pendahuluan
No Nama Siswa MIB MRB MKB MK Nilai
1 APP 9 15 37,5 0 61,52 AFA 12,5 20 37,5 25 953 AA 12,5 25 0 0 37,54 AS 12,5 20 25 20 77,55 DP 12,5 20 25 0 57,56 FAA 12,5 10 15 0 37,57 FHP 12,5 15 37,5 20 858 FYA 12,5 15 37,5 10 759 I 12,5 25 15 10 62,510 ILK 12,5 15 15 25 67,511 KNK 12,5 20 15 25 72,512 LN 12,5 15 15 10 52,513 LA 12,5 10 15 25 62,514 MAK 12,5 20 15 25 72,515 MDA 12,5 15 25 0 57,516 MFZ 12,5 20 25 0 52,517 MFA 12,5 10 0 0 22,518 MI 12,5 20 0 0 32,519 NNK 12,5 25 37,5 25 10020 NPS 12,5 15 15 15 57,521 RLP 12,5 20 37,5 10 8022 SM 12,5 10 0 0 22,523 SMS 12,5 15 25 10 62,524 WAK 12,5 20 0 0 32,525 YTSR 12,5 15 15 25 67,5
Keterangan:MIB : Menulis Identitas Buku BacaanMRB : Menulis Ringkasan BacaanMKB : Menulis Komentar BacaanMK : Menulis Kutipan
161
Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 1
No Nama Siswa MIB MRB MKB MK Nilai
1 APP 12,5 15 37,5 25 902 AFA 12,5 10 15 10 47,53 AA 12,5 10 37,5 20 804 AS 12,5 20 37,5 25 955 DP 9 10 37,5 25 81,56 FAA 9 10 37,5 20 76,57 FHP 12,5 10 37,5 25 858 FYA 12,5 15 25 25 67,59 I 12,5 20 15 15 62,510 ILK 12,5 10 37,5 20 8011 KNK 12,5 20 37,5 20 9012 LN 12,5 10 37,5 20 8013 LA 9 15 37,5 20 81,514 MAK 12,5 20 37,5 20 9015 MDA 12,5 10 25 10 57,516 MFZ 12,5 20 37,5 20 9017 MFA 12,5 10 37,5 20 8018 MI 12,5 20 15 25 72,519 NNK 12,5 15 25 25 77,520 NPS 12,5 15 37,5 25 9021 RLP 12,5 10 25 25 72,522 SM 12,5 15 15 10 52,523 SMS 12,5 20 37,5 20 9024 WAK 12,5 20 37,5 25 9525 YTSR 12,5 10 15 10 47,5
Keterangan:MIB : Menulis Identitas Buku BacaanMRB : Menulis Ringkasan BacaanMKB : Menulis Komentar BacaanMK : Menulis Kutipan
162
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Membaca Siklus 2
No Nama Siswa MIB MRB MKB MK Nilai
1 APP 12,5 25 37,5 20 952 AFA 12,5 10 37,5 10 703 AA 12,5 25 37,5 20 954 AS 12,5 25 25 20 82,55 DP 12,5 20 37,5 25 956 FAA 12,5 20 37,5 10 807 FHP 12,5 25 37,5 25 1008 FYA 12,5 25 25 25 87,59 I 12,5 25 37,5 25 10010 ILK 12,5 10 37,5 20 8011 KNK 12,5 20 37,5 20 9012 LN 12,5 15 37,5 25 9013 LA 12,5 20 15 20 67,514 MAK 12,5 20 37,5 10 8015 MDA 12,5 10 37,5 10 7016 MFZ 12,5 25 37,5 20 9517 MFA 12,5 10 37,5 20 8018 MI 12,5 10 37,5 20 8019 NNK 12,5 25 37,5 25 10020 NPS 12,5 20 37,5 15 8521 RLP 12,5 25 25 20 82,522 SM 12,5 25 37,5 20 9523 SMS 12,5 20 37,5 15 8524 WAK 12,5 20 37,5 20 9025 YTSR 12,5 15 25 20 72,5
Keterangan:MIB : Menulis Identitas Buku BacaanMRB : Menulis Ringkasan BacaanMKB : Menulis Komentar BacaanMK : Menulis Kutipan
163
LAMPIRAN 5FOTO-FOTO PROSES PEMBELAJARAN
164
Proses Kegiatan Program Jam baca
Pada tahap pemilihan bahan bacaan siklus 1, siswa tampak kurang tertib danberebut agar mendapat bahan bacaan sesuai minat masing-masing.
Pada siklus 1, tahappembacaan hasilkomentar siswaterhadap buku ceritayang dibaca, siswatampak kurang percayadiri saat di depan karenatakut hasil kerjanyasalah.
165
Foto Proses Kegiatan Program Jam Baca
Pada tahap pengerjaan jurnal membaca siklus 2, siswa tampak serius dalammengerjakan sesuai buku cerita yang dibaca masing-masing.
Pada tahappembacaan hasiljurnal membacasiklus 2, siswatampak seksamadalammembacakankomentarnya didepan teman-temannya.
166
SEKILAS TENTANG PENULIS
Olynda Ade Arisma, lahir di Jayapura, 23Januari 1990. Pendidikan TK ia tempuh di Kotakelahirannya yaitu, di TK Bhayangkari 14. Namun,pendidikan SD hingga SMA ia tempuh di Mojokertokarena orang tuanya dipindah tugas yaitu di SDN 01Mojosari , SMP Negeri 1 Mojokerto, dan SMA Negeri1 Sooko. Setelah lulus SMA, ia memutuskan untukmeneruskan studinya di Universitas Negeri Malang
(UM) Prodi Pend. Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah pada tahun 2008 denganpilihan minor Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA).
Sejak dirinya mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar hingga SMP, iamulai belajar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, utamanya adalah GerakanPramuka. Selain itu, di SMP dan SMA ia sempat mengikuti ekstrakurikuler Taridaerah. Akan tetapi, ketika di SMA ekstrakurikuler yang membuahkan prestasiyang ia ikuti yaitu Paskibra. Ia mengikuti banyak perlombaan dan pernah menjadisalah satu Paskibra Kabupaten Mojokerto tahun 2006. Saat menjalani kuliahdirinya menemukan pengalaman baru dengan menjadi Tutor dalam CriticalLanguage Scholarship Program yang merupakan kerja sama antara BIPA UMdengan American Councils for International Education.
Dengan secuil perjalanan hidup dan pengalaman tersebut, ia memilikimoto “Tujuan hidup bukan hanya berjalan karena mimpi, tapi juga karena adaaction dan pray.”
167
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACAMELALUI PENERAPAN PROGRAM JAM BACA SEKOLAH
Olynda Ade Arisma1,Nurchasanah2,
Muakibatul Hasanah3
E-mail: [email protected] Negeri MalangJalan Semarang 5 Malang
ABSTRAK:Tujuan penelitian ini memaparkan proses dan hasil penerapanprogram jam baca dalam meningkatkan minat dan kemampuan membaca.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitiantindakan kelas. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi pedomanwawancara, pedoman observasi, angket, dan jurnal membaca. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa program jam baca dapat meningkatkan minat dankemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri.
Kata Kunci: Minat membaca, kemampuan membaca, program jam baca
ABSTRACT:This study is conducted figure out the application of reading hoursprogram in order to improve the skill and interest in reading activity. This studyuses qualitative approach with classroom action research design. The instrumentused in this study are interview guide, observation guide, and journal ofreading.This study reveals that reading hours program can improve the interestand skill in reading for the students in SMP Negeri 01 Puri.
Key word:Interest reading, skill reading, reading hours program
Kurikulum memberikan amanat penting agar pembelajaran BahasaIndonesia di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melaluipembelajaran Bahasa Indonesia, siswa memperoleh kemampuan untukberkomunikasi dengan baik, yaitu membaca, menulis, berbicara, dan menyimakdalam berbagai aktivitas berbahasa.Untuk itu, pengajar dan siswa harus memilikikerja sama yang baik dalam proses pembelajaran bahasa.
1Olynda adalah Sarjana Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Sastra Indonesia. Program SarjanaUniversitas Negeri Malang, 2012.2Nurchasanah adalah dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang(UM)3MuakibatulHasanah adalah dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang(UM)
168
Melalui kegiatan membaca, siswa mampu memperoleh banyak pengetahuandan informasi. Oleh sebab itu, guru sebaiknya memiliki perhatian khusus dalamkompetensi membaca ini karena selain manfaatnya yang besar bagi siswa,membaca juga merupakan kegiatan yang kompleks. Hal tersebut sesuai denganpendapat Nurhadi (1987:13) bahwa membaca adalah sebuah prosesyang kompleksdan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat faktor internal danfaktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi (IQ), minat, sikap,bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal berupa saranamembaca, teks bacaan, lingkungan, atau latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan,dan tradisi membaca.
Selain kompleksitas membaca, guru juga perlu memperhatikan rendahnyaminat baca siswa yang kini menjadi masalah besar di Indonesia. Minat baca,sebagaiman dikatakan oleh Hasanah, dkk. (2011:34) merupakan hasrat yang kuatseseorang baik disadari ataupun tidak yang terpuaskan lewat perilakumembacanya.
Rendahnya minat baca merupakan masalah besar bagi para guru,khususnya guru Bahasa Indonesia. Sebagai tenaga pendidik profesional, masalahini harus menjadi tantangan utama yang harus segera dicari jalan keluarnya karenarendahnya minat baca juga dapat mempengaruhi kemampuan membaca siswa.Masalah tersebutdapat diatasi di antaranya dengan penerapan program jam baca disekolah. Program ini sejalan dengan pendapat Wiryodijoyo (1989:39) yangmenyatakan bahwa program membaca meliputi bahan pelajaran serta pelaksanaankegiatan untuk memajukan sikap (senang atau tidak senang) dan ketrampilanmembaca.
Hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 September 2011, menunjukkanminat dan kemampuan membaca siswa kelasVIIE SMP Negeri 1 Puri tergolongrendah. Rendahnya minat membaca siswa terbukti dari hasil jawaban angketsiswa yang diperoleh yaitu 100% siswa menjawab menyukai kegiatan membacanamun, frekuensi membaca mereka masih rendah. Hal tersebut terbukti darikunjungannya ke perpustakaan hanya separo (52%) siswa yang ke perpustakaanhanya sekali dalam seminggu, sedangkan 48% siswa lain mengaku tidak pernahmengunjungi perpustakaan. Indikator lain untuk mengetahui minat membacasiswa yaitu kesediaan dalam memperoleh bahan bacaan. Melalui hasil angketdiperoleh hasil kesediaan siswa untuk mendapatkan bahan bacaan denganmeminjam buku di perpustakaan hanya kurang dari separo (48%) siswa yangmenjawab jarang meminjam buku, sedangkan kurang dari separo (41%) siswajuga tidak pernah meminjam buku di perpustakaan.
Masalah kemampuan membaca siswa yang akan diteliti terkait membacapemahaman siswa. KD yang akan dicapai oleh siswa adalah KD 7.2mengomentari buku cerita yang dibaca. Alasan pemilihan KD tersebut karenadalam pencapaian KD siswa tidak hanya dituntut untuk memahami isi teks sastra(buku cerita), tetapi siswa juga harus kritis dalam memahami suatu teks sastraagar mampu mengomentari buku cerita tersebut, baik dari segi isi maupun bahasa.Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh hasil hanya terdapat sebagian kecil(24%) siswa memperoleh skor lebih dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM),sedangkan sebagian besar (76%) siswa memperoleh hasil di bawah KKM.
Berdasarkan masalah tersebut,penelitian dilakukan pada siswa SMP Negeri1 Puri untuk meningkatkan perilaku membaca meliputi minat dan
169
kemampuanmembacanya melalui program jam baca sekolah. Penelitian inibertujuan untuk (1) memaparkan proses penerapan program jam baca dalammeningkatkan kemampuan membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 01 Puri dan(2) memaparkan hasil program jam baca dalam meningkatkan kemampuan danminat membaca siswa kelas VIIE SMP Negeri 01 Puri.Penelitian ini diharapkanmampu meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa di SMP Negeri 01Puri melalui penerapan program jam baca.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakanrancangan penelitian tindakan kelas. Bersifat kualitatif karena perolehannya yangberupa data verbal dan non verbal secara potensial dapat memberikan makna daninformasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Puri di Jalan Raya Tangunannomor 02 Puri, Mojokerto.Subjekpenelitian ini adalah siswa kelas VII E SMPNegeri 1 Puri, Mojokerto. Subjek penelitian ini adalah 25 siswa dengan rincian 10orang siswa berjenis kelamin laki-laki dan 15 orang siswa berjenis kelaminperempuan tahun pelajaran 2011/2012.
Data dalam penelitian ini berupa data verbal. Adapun data verbal tersebuttentang proses penerapan jam baca yang bersumber dari kegiatan jam baca. Dataverbal lain berupa hasil program jam baca dalam meningkatankan kemampuanmembaca yang bersumber dari hasil analisis jurnal baca yang dikerjakan olehsiswa, sedangkan data berikutnya tentang hasil program jam baca dalammeningkatkan minat membaca yang bersumber dari analisis hasil angket siswadan wawancara terhadap pengelola perpustakaan.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalahpada penelitian ini meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, danjurnal membaca. Instrumen yang digunakan telah diuji coba dan divalidasi untukmemperoleh hasil yang efektif.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu memilih data (reduksi data)yang diperlukan yaitu hasil wawancara dengan guru untuk mengetahui minatmembaca siswa, hasil observasi proses program jam baca berupa catatan prosestahapan program, hasil angket berupa tentang minat membaca siswa, dan hasiljurnal membaca oleh siswa berupa skor. Hasil tersebut dipaparkan dalam bentukdata verbal. Hasil skor siswa dianalisis menggunakan pedoman kualifikasi nilai,sedangkan hasil angket minat membaca dianalisis menggunakan pedomankualifikasi frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan.Adapun pedomankualifikasi nilai dan pedoman kualifikasi frekuensi minat membaca adalah sebagaiberikut.Pedoman Kualifikasi Nilai
No Kualifikasi Interval1 Sangat baik 85-1002 Baik 70-843 Cukup 55-694 Kurang 40-545 Gagal 0-39
170
Pedoman Kualifikasi Frekuensi Minat MembacaFrekuensi Membaca Kualifikasi Membaca1-2 kali/minggu Rendah3-4 kali/minggu Sedang5-6 kali/minggu Tinggi
Untuk mengetahui peningkatan minat dan kemampuan membaca, datayang diperoleh dianalisis dengan membandingkan dengan data pada siklussebelumnya.Dari hasil analisis tersebut ditarik kesimpulan tentang proses programjam baca dan hasil peningkatan minat dan kemampuan membaca siswa SMPNegeri 01 Puri.
HASILHasil penelitian ini mencakup hasil analisis data proses dan data hasil
peningkatan kemampuan dan minat membaca melalui program jam baca yangmeliputi (1) data siklus 1 dan (2) data siklus 2.
Proses program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi: (1) tahappraprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahappenutup program. Proses pada siklus 1 tahap praprogram, jadwal pelaksanaanprogram jam bacatidak sesuai dengan yang direncanakan.Hal tersebut dikarenakansetelah berakhirnya jam pelajaran sekolah siswa masih harus beristirahat sepertike kantin, toilet, dan musala. Pada tahap awal program, guru melakukan apersepsiterkait minat membaca siswa di perpustakaan dan pengalaman menulis jurnalmembaca dan pengarahan tentang langkah-langkah pelaksanaan program.Siswamulai aktif menjawab pertanyaan apersepsi, tapi terdapat beberapa siswa yangmasih asyik sendiri dan berbicara dengan temannya.
Pada tahap pelaksanaan inti program, guru memberikan materi tentangkompetensi “mengomentari buku cerita yang dibaca”. Siswamampumemperhatikan penjelasan materi dengan baik. Tahap selanjutnya, gurumeminta semua siswa memilih bahan bacaan sesuai minat.Namun, suasana tidakdapat terkondisikan dengan baik karena tidak adanya aturan khusus dalampemilihan.Tahap selanjutnya, siswa langsung membaca bacaan masing-masing,hanya sedikit yang belum siap karena tidak mendapat buku sesuai minatnya.Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan jika menemui kesulitan.Beberapasiswa tidak nyaman membaca di bangku yang telah disediakan di perpustakaankarena tidak nyaman berdesakan dengan teman yang lain. Hal tersebutdikarenakan meja yang dikelilingi siswa terlalu kecil.Pada tahap pembacaan hasilkerja jurnal baca berupa komentar, siswa cenderung masih ragu-ragu dan maluuntuk maju. Metode pemilihan secara acak dirasa tidak efisien. Hal inimengakibatkan siswa yang maju merasa terpaksa. Begitu pula dengan tahappemberian tanggapan,jumlah siswa yang memberikan tanggapan sangat minim.
Pada penutup program, guru meminta siswa menceritakan kesan dankesulitannya dalam mengikuti program jam baca. Siswa aktif mengutarakankesannya terhadap pelaksanaan program jam baca. Siswa merasa senang denganadanya program tersebut dan ingin diadakan kembali. Namun, siswa masihbingung menyampaikan kesulitan yang dialami. Pada kegiatan terakhir, gurumemberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan minat dengan menambahfrekuensi membaca dan menambah variatif bahan bacaan.
171
Hasil kemampuan membaca pada siklus 1 terdapat sebagian besar (76%)siswa yang mencapai KKM dengan kualifikasi sangat baik (36%) dan baik(40%).Sebagian sisanya memperoleh kualifikasi cukup (12%), kurang (12%).
Namun, hasil peningkatan minat membaca pada siklus 1, terdapat sebagianbesar (88%)siswa memperoleh kualifikasi rendah dansebagian kecil (12%)siswadengan kualifikasi sedang. Jika ditinjau dari variasi bahan bacaan, pada siklus 1hampir semua(24) siswa yang memiliki 1 variasi bahan bacaan; hanya 1 siswayang memiliki 2 variasi bahan bacaan; dan tidak terdapat siswa yang memiliki 3variasi bahan bacaan.
Proses program jam baca siklus 2 terdiri atas empat tahap meliputi: (1)tahap praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahappenutup program. Proses pada siklus 2 tahap preprogramsudah berjalan sesuairencana karena adanya perubahan waktu agar pelaksanaan program tidakterganggu. Waktu pelaksanaan program dimulai 15 menit setelah jam pelajaransekolah berakhir. Pada siklus 2, siswa semakin antusias dibandingan dengansiklus 1. Pada kegiatan awal program, guru melakukan apersepsi terkaitperubahan minat membaca siswa dan kesulitan yang dialami siswa daripelaksanaan program pada siklus 1 dan memberikan pengarahan terkait adanyaperubahan metode. Siswa sudah mulai antusias dan aktif dalam menjawabpertanyaan apersepsi. Jumlah siswa yang asyik sendiri dan mengobrol sudahberkurang.
Pada kegiatan inti program siklus 2 guru memberikan materi melaluipelatihan bersama menuliskan ringkasan, komentar, dan kutipan bagian yangdikomentari dari cerita “Legenda Batu Menangis”. Pada tahap ini, siswa aktifmemberikan pendapat terkait indikator latihan yang dikerjakan. Pada tahappemilihan bahan bacaan, siswa lebih tertib dan tidak saling berebut dikarenakanadanya penggiliran berdasarkan deretan bangku. Saat siswa membaca, gurumengelingi ruangan untuk mengawasi dan membantu siswa yang kesulitan. Siswasudah lebih aktif bertanya saat menemui kesulitan dan mengutarakanpendapatnya. Siswa juga tampak antusias dengan adanya metode talking stik saatmembacakan komentar di depan tema-temannya. Siswa lain juga aktifmemberikan tanggapan.
Pada kegiatan penutup program siklus 2 tampak antusiasme siswa lebihbesar yang dilihat dari kesan-kesan yang diungkapkan oleh siswa dengan adanyaprogram ini. Motivasi juga diberikan oleh guru agar frekuensi membaca siswaterus ditingkatkan serta bahan bacaan siswa lebih bervariatif dengan memberikancontoh tokoh sukses Soekarno dan R. A. Kartini yang hobi membaca.
Berdasarkan hasil jurnal membaca siklus 2 sebagian besar sudah mampumengomentari buku cerita yang dibaca. Pada siklus inihampir semua (96%) siswamencapai KKM, yaitu terdiri darilebih dari separo (56%) siswa memperolehkualifikasi sangat baik dan hampir separo (40%) siswa memperoleh nilai dengankualifikasi baik. Sebagian sisanya terdapat 1 (4%) siswa memperoleh nilai dengankualifikasi cukup. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadipeningkatan kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca.
Berdasarkan penerapan program jam baca siklus 2 siswa sudah mengalamipeningkatan minat membaca, baik dari segi frekuensi membaca maupun variasibahan bacaan siswa. Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapanprogram jam baca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi
172
bahan bacaan. Pada siklus 2, terdapat sebagian kecil(28%) siswa dengan kategorirendah, lebih dari separo (56%) siswa yang memiliki kategori sedang, dansedikit(16%) siswa yang memiliki kategori membaca tinggi. Jika ditinjau darivariasi bahan bacaan, pada siklus 2, terdapat 3 siswa yang memiliki 1 variasibahan bacaan; 21 siswa yang memiliki 2 variasi bahan bacaan; dan hanya terdapat1 siswa yang memiliki 3 variasi bahan bacaan.
PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan ini dipaparkan hasil (1) proses penerapanprogram jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa, (2) hasilprogram jam baca dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa smp negeri01 puri, dan (3) hasil program jam baca dalam meningkatkan kemampuanmembaca siswa smp negeri 01 puri.
Proses Penerapan Program Jam Baca dalam Meningkatkan KemampuanMembaca Siswa SMP Negeri 01 Puri
Program jam baca merupakan program yang bertujuan untukmeningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri.program ini dilaksanakan karena rendahnya minat dan kemampuan membacasiswa di SMP Negeri 01 Puri. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil studipendahuluan. Dengan adanya program yang berjalan dengan berfokus padapeningkatan kemampuan mengomentari cerita, frekuensi membaca, dan variasibahan bacaan ini akan berdampak positif pada peningkatan minat dan kemampuanmembaca.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai denganperencanaan tindakan yang telah disusun selama dua siklus, maka diperolehbeberapa hasil terkait proses penerapan program jam baca dalam meningkatkankemampuan membaca siswa SMP Negeri 01 Puri. Proses program jam bacaterdiri atas empat tahap meliputi: (1) tahap praprogram, (2) tahap awal program,(3) tahap inti program, dan (4) tahap penutup program.
Pada tahap pelaksanaan inti program, guru menjelaskan materi tentangkonsep dan langkah-langkah menulis identitas buku, ringkasan cerita, komentardan alasan, serta kutipan bagian yang dikomentari, dan latihan mengisi contohjurnal dari cerita “Legenda Batu Menangis”. Pada tahap berikutnya adalahpemilihan bahan bacaanmenggunakan penggiliran berdasarkan deret mejasiswa.Bahan bacaan tersebut telah disesuaikan dengan kompetensi yang ingindicapai oleh siswa. Selain itu, buku cerita tersebut dipilih sesuai pertimbangankemampuan dan kebutuhan sesuai dengan usianya. Hal tersebut sesuai denganpendapat Franz dan Meier (1983:17) yang menyatakan bahwa perhatian utamasudah sewajarnya diberikan kepada buku remaja yang sifatnya bercerita denganmempertimbangkan kriteria yang sesungguhnya mengenai bahasa, susunan, dancara menceritakan sesuai dengan usianya.
Waktu yang diberikan pada siswa untuk membaca yaitu 25 menit. Selamasiswa membaca, guru berkeliling untuk memantau dan membantu siswa yangmengalami kesulitan. Tahap selanjutnya, guru meminta siswa mengerjakan jurnalmembaca sesuai buku cerita masing-masing. Siswa mampu mengisi jurnal sesuai
173
arahan yang diberikan. Setelah selesai membaca, siswa diminta membuatkomentar dan alasan dari segi isi atau bahasa dari buku cerita yang dibaca. Haltersebut sesuai pendapat Reinlander yang dikutip oleh Franz dan Meier(1983:21)yang mengatakan bahwa pelajar harus dapat merefleksikan secara kritis isi bukuremaja dalam hubungannya dengan kenyataan. Salah satu tujuan umum refleksiyaitu pelajar seharusnya dapat membentuk kesan menyeluruh dari suatu bukuremaja dan dapat mewujudkannya kembali serta dapat memberikan alasanmengenai kesannya terhadap suatu buku remaja. Tahap berikutnya dilakukandengan pembacaan hasil komentar dan pemberian tanggapan oleh teman yanglain. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan metode talking stik.
Pada tahap terakhir, penutup program,guru menanyakan kesan dankesulitan siswayang dialami dalam mengikuti program jam baca. Pada kegiatanterakhir, guru memberikan motivasi dengan menjelaskan manfaat membaca danpentingnya membaca bahan bacaan yang bervariatif dan memberikan contohtokoh penting Indonesia yang sukses karena memiliki hobi membaca. Minatmembacadapat terwujud karena untuk meningkatkannya gurubertugasmemberikan motivasi, menciptakan suasana yang menyenangkan bagianak-anak untuk membaca, dan mengusahakan ketersediaan buku-buku bacaanWiryodijoyo (1989:194).
Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Kemampuan MembacaSiswa SMP Negeri 01 Puri
Dalam penerapan program jam baca, kompetensi yang diajarkan padasiswa yaitu “Mengomentari Buku Cerita yang Dibaca Dalam kompetensi inibertujuan agar siswa memiliki kemampuan membaca yang baik untuk memahamiisi bacaan dan memberikan penilaian atau pendapat sesuai skemata yang dimilikioleh siswa. Hal tersebut sesuai denganpendapat Oka (1983:87-88) yaitukemampuan membaca yang baik bercirikan kemampuan menilai bacaan secarakritis dalam rangka menentukan kualitas intrinsik bacaan di satu pihak, dan nilai,fungsi, dan kebergunaanbacaan itu di pihak lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa padastudi pendahuluan, siswa yang mengalami ketuntasan atau nilai mencapai KKMhanya seperempat 24% siswa. Setelah dilakukan tindakan penerapan program jambaca,siswa yang mencapai KKMmeningkatsebesar 44% sehingga menjadi 68%.Untuk siklus 2 dilakukan beberapa perbaikan dari kekurangan pada pelaksanaantindakan siklus 1 sehingga terjadi peningkatan. Peningkatan yang dialami sebesar16%, sehingga jumlah ketuntasan hasil kemampuan membaca menjadi 84%.
Hasil kemampuan membaca dilihat juga dari segi kualifikasi nilai yangdiperoleh. Pada studi pendahuluan,persentase jumlah siswa pada kualifikasi SBadalah 12%. Setelah pelaksanaan program jam baca siklus 1, jumlah siswa dengankulifikasi SB mengalami peningkatan cukup besar yaitu menjadi 36%. Pada siklus2 peningkatan jumlah siswa dengan kualifikasi SB kembali mengalamipeningkatan besar menjadi 56%. Selain itu, setiap siklus juga mengalamipenurunan jumlah siswa dengan kualifikasi cukup (C), kurang (K), dan gagal (G).Bahkan pada siklus 2, sudah tidak terdapat siswa dengan kualifikasi kurang dangagal. Hal tersebut menunjukkan pelaksanaan program jam baca berhasilmeningkatkan kemampuan membacasiswa.
174
Hasil Program Jam Baca dalam Meningkatkan Minat Membaca Siswa SMPNegeri 01 Puri
Selain untuk meningkatkan kemampuan membaca, tujuan pelaksanaanprogram jam baca adalah juga untuk meningkatkan minat membaca siswa SMPNegeri 01 Puri. Peningkatan minat membaca dalam hal ini berfokus padafrekuensi membaca dan variasi bahan bacaan (jenis teks). Fokus tersebut menjadipengukur dalam peningkatan minat membaca pada siswa. Selain itu, indikatorpengukur tersebut merupakan aspek keadaan membaca seseorang. Hal tersebutsesuai dengan pendapat Franz dan Meier (1983:11) yang menyatakan bahwaaspek keadaan membaca yaitu jenis teks, motif membaca, tempat membaca, asaldan pemilihan literatur, frekuensi membaca, dan intensitas membaca.
Pada siklus 1 minat membaca siswa mengalami peningkatan. Pada siklusini tidak terdapat siswa yang tidak memiliki minat baca seperti pada studipendahuluan. Namun, frekuensi membaca siswa masih cenderung rendah.Frekuensi membaca siswa dengan kualifikasi rendah terdapat sebagian besar(88%) siswa, sedangkan siswa dengan kualifikasi sedang meningkat menjadi 3siswa. Namun, belum terdapat siswa yang memiliki frekuensi membaca dengankualifikasi tinggi. Peningkatan yang terjadi tidak begitu besar. Akan tetapi,dengan adanya peningkatan ini menunjukkan adanya peningkatan pula padaantusiasme siswa untuk mulai menyukai kegiatan membaca.
Pada siklus 2, hasil minat membaca siswa juga mengalamipeningkatanfrekuensi membaca. Siswa yang memiliki frekuensi membaca dengankategori rendah berkurang dari 88% menjadi 28%, siswa yang memiliki kategorimembaca sedang meningkat dari 12% menjadi 56%, sedangkan pada siklus inijuga terdapat siswa yang memiliki kategori membaca tinggi yaitu 12%.Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara bertahap minat danantusiasme siswa dalam membaca sudah meningkat.
Berdasarkan hasil keseluruhan ditinjau dari frekuensi membaca,peningkatan minat membaca siswa kelas VII SMP Negeri 01 Puri belummengalami peningkatan yang besar. Hal tersebut terjadi karena dalam pembiasaanminat membaca siswa melalui program jam baca membutuhkan waktu yang lamakarena hanya dalam waktu 3 minggu tidak dapat membuat perubahan besar dalampeningkatan minat membaca. Selain itu, pembinaan minat membaca perludilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mudjito(dalam Suradi 2010:29)yang menyatakan bahwa pembinaan minat membacamemiliki ciri-ciri yaitu pembinaan minat baca merupakan suatu proses yangberkelanjutan.
Pada studi pendahuluan,semua siswa belum memiliki variasi bahanbacaan. Setiap siswa hanya membaca satu jenis bahan bacaan. Dari jumlah siswayang memiliki minat membaca, sebagian kecil(32%) siswamemilikikecenderungan membaca buku sastra/fiksi. Siswa yang memiliki bahan bacaanlain yaitu berupa buku pengetahuan dan koran/majalah yaitu seperlima (20%)siswa. Dari 5 siswa tersebut, terdapat 2 siswa (8%) memiliki kecenderunganmembaca koran/majalah dan 3 siswa (12%) membaca buku pengetahuan.Kecenderungan bahan bacaan yang dibaca siswa menunjukkan bahwa siswabelum memiliki kesadaran akan pentingnya membaca bahan bacaan variatif.Siswa hanya membaca buku yang sesuai dengan minatnya masing-masing.
175
Nurhadi (1989:4) menyatakan bahwa salah satu ciri pembaca yang buruk yaitubahan bacaan yang dibacanya itu-itu saja.
Variasi bacaan setelah dilakukan tindakan siklus 1 belum mengalamipeningkatan relatif tetap. Hanya terdapat 1 siswa yang mengalami variasi yaitumembaca koran/majalah dan buku sastra/fiksi. Berdasarkan hasil tersebut makadapat disimpulkan bahwa tindakan siklus 1 belum berhasil meningkatkan variasibahan bacaan siswa.
Dari hasil tindakan siklus 2 bahan bacaan siswa cukup variatif, terdapatsebagian besar (84%)siswa sudah memiliki 2 variasi bacaan, 1 (4%)siswamemiliki3 variasi bacaan, tetapi masih ada sebagian kecil (12%) siswa bacaannya belumbervariasi. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program jambaca siklus 2 sudah berhasil meningkatkan minat membaca siswa SMP Negeri 1Puri.
KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penerapan program jam baca mampu meningkatkan minat dan kemampuanmembaca siswa SMP Negeri 01 Puri. Adanya peningkatan hasil minat dankemampuan membaca pada siklus 1 dan 2 menunjukkan keefektifan prosespenerapan program jam baca.
Proses penerapan program jam baca terdiri atas empat tahap meliputi: (1)tahap praprogram, (2) tahap awal program, (3) tahap inti program, dan (4) tahappenutup program. Dalam tahapan program jam baca terdiri atas beberapa langkahyaitu tahap praprogram terdiri atas kegiatan menyiapkan siswa di perpustakaanuntuk menerima pengarahan; tahap awal program terdiri atas kegiatan gurumemberi apersepsi dan pengarahan; tahap inti program terdiri atas kegiatanpemberian materi oleh guru, pemilihan bahan bacaan oleh masing-masing siswa;membaca bahan bacaan, mengisi jurnal membaca, membacakaan komentar, danmemberikan tanggapan terhdap komentar teman; dan tahap penutup programterdiri atas kegiatan pengungkapan kesan dan kesulitan siswa dan pemberianmotivasi membaca oleh guru.
Peningkatan hasil kemampuan membaca melalui penerapan program jambaca dapat dilihat dari nilai hasil jurnal membaca 25 siswa sesuai kualifikasi.Siswa yang berkualifikasi sangat baik meningkat dari 12% (siklus 1) menjadi 36%(siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 20% (siklus 1)menjadi 40% (siklus 2). Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa terjadipeningkatan kemampuan membaca melalui penerapan program jam baca.
Peningkatan kualitas hasil minat membaca melalui penerapan program jambaca dapat dilihat dari peningkatan frekuensi membaca dan variasi bahan bacaan.Ditinjau dari frekuensi membacanya, siswa yang berkualifikasi sedang meningkatdari 12% (siklus 1) menjadi 56% (siklus 2) dan siswa yang berkualifikasi tinggimeningkat dari 0% (siklus 1) menjadi 16% (siklus 2). Jika ditinjau dari variasibahan bacaan, siswa yang memiliki 2 variasi bacaan meningkat dari 1 siswa(siklus 1) menjadi 21 siswa (siklus 2) dan siswa yang memiliki 3 variasi bacaandari tidak ada siswa (siklus 1) menjadi 1 siswa (siklus 2).
176
SARANBerdasarkan kesimpulantersebut disarankan kepadaguru Bahasa Indonesia
adalah mampu menerapkan program jam baca secara terorganisasi untuk diikutisemua siswa. Guru juga perlu melaksanakan pembelajaran membaca denganmemanfaatkan fasilitas ruang perpustakaan untuk meningkatkan minat dankemampuan membaca siswa. Hal tersebut dapat membantu pencapaian tujuanprogram jam baca. Untuk menunjang hal tersebut, Kepala Sekolah SMP Negeri01 Puri perlu meningkatkan fasilitas buku bacaan perpustakaan agar siswa merasanyaman saat membaca di perpustakaan.Saran bagi peneliti lain yang melakukanpenelitian sejenis adalah dapat menindaklanjuti dengan penelitian yang lain.Tindak lanjut tersebut dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan hasilpembelajaran membaca
Daftar RujukanFranz, Kurt&Benhard Meier. 1983. Membina Minat Baca. Bandung: Remadja
Karya
Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah & Hamidah, S. C. 2011. Membaca Ekstensif:Teori, Praktik, dn Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CVSinar Baru Offset
Oka, I Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya:Usaha Nasional
Suradi. 2010. Pelayanan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat BacaSiswa (Studi Kasus di SD Negeri Percobaan 1 Malang). Skripsi tidakditerbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.Jakarta: Depdikbud