peningkatan kemampuan menggunakan gaya …

91
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA SINESTESIA DALAM MENULIS KALIMAT BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIAYAH SALAKA KAB. TAKALAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh IRMA IDAWATI 10533 7057 12 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA SINESTESIADALAM MENULIS KALIMAT BAHASA INDONESIA PADA SISWA

KELAS X MADRASAH ALIAYAHSALAKA KAB. TAKALAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

IRMA IDAWATI

10533 7057 12

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

TINTVERSITAS MUTIAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DA1Y ILMU PENDIDIK.{N

Judul skripsi

Nama

Nim

Dr.'*I. Antii

Ilg$r Jurusan Pendidikan

/dg$a{fl}arl S a stra I ndon esi a,r^_ '€dyde4^rd'.

PERSETUJT}AN PESTBIMBING

: Peningkatan Kemampuan \,Ien-egrurakan sinestesia dalar*

Menulis Kalimat Bahasa Indonesia pada Siswa Keras xMadrasah Aliyah Salaka Kabupaten Takalar

: Irma Idawati .::: -t

: 105337W,

Dr. H. Andi

Progiam Stutii : Pendidikaa Ba.haia dar Sa*tra li:danesia

Fakultas : Keguruan dan Ihur,r pendie{ikan

Setelah diperiksa dan d#eliti, skitp:;r i:ii teiah meinenulii peisyaiaian iintukJ,,.;:t,^-

U I r-U tS rlt r.

Iv,lakassar" 26 Oktoher 2016

Dis*tujui oleh

Sy ;,M,.[Iuin.

Diketahui oleh

IiB}{.: F{BIfi:951s76

-t

#.ffir,'*t

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

LNTVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULT.{S KEGURUAN DAN ILMU PEI{I}DIKAN

HALAMAN PBNGESAHAN

Skripsi atas Nama IRMA IDAWATI, NiM: 10533707512 diterima dan

disahkan oleh Panitia ujian Skripsi berdasarkan surat Keputusan Rektor

lJniversitas N{uhammadiyah Makassar Nomor: 105Tahun 1437 H12016. Tanggal

i{} Oktober ZbtA W, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikarr Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

l*cgtuttatt datt Illru Pendidikau Un:reisilar fululrarrriiiadiyair iviakassar pacla lrari

Sabtu tanggal i6 Olffi.ber 201d.

Makassar, 25 D*tulhiiiah t437 H" 27 September

'

PANTTT{ L'JIA\

.Dr. H. Abdul Rahman Rahiin. S. E.. i\{. }"{.

Dr. H. Andi Sukri S1,arnsun.lvl. Htun.

KJraerLrddirr" S. Pd \1 Pd

l. Drs. t-1. Harnbali. S. i'd . h{ l{urn.

2. Dr \bC. h{truir 1.". }1. Pd.

3. Dr. H. Yuddin, S.E., h4.Pd.

A '.T^--:e Al,:L C D-J tr' nr+. I d)l u 11l\tu, J. ru.r lvt. ru.

z}t6M

1. Pensiryas"&um

2. retua \ 6: Selrretaris\ "(

4 Penguji =h

-

(

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

x

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dalam Hidup Pasti ada Kesusahan

Tapi Janganlah Memprlihatkan Kesusahan itu

Kepada Orang Lain!

Sesungguhnya Bukan Mereka yang Akan Menyelesaikannya

Melainkan Kita sendiri dengan Cara yang Kita Miliki……

KUPERSEMBAHKAN

KARYA SEDERHANA INI SEBAGAI TANDA

BAKTIKU KEPADA:

AYAHANDA M.TAHIR KOLLE YANG SETULUS HATI

MENGAIZ REZEKI SEBAGAI

KARYAWAN PABRIK GULA TAKALAR

SEMBARI BERJUANG MELAWAN PENYAKIT

YANG BELIAU DERITA

IBUNDA SITTI DAHLIA YANG SANGAT SETIA DAN TABAH

MERAWAT AYAH DARI PENYAKITNYA SERTA

KAMI ANAK-ANAKNYA YANG BERANJAK DEWASA

SERTA ADEK TERSAYANG RISKA WAHDANIA

YANG SENANG TIASA MEMBANTUKU

DALAM AKTIFITAS SEHARI-HARI

DOAMU…, PENGORBANANMU…, NASEHATMU…,

SERTA KASIH SAYANGMU YANG TULUS MENUNJANG

KESUKSESAN ANANDA DALAM MENGGAPAI CITA-CITA

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xi

ABSTRAK

IRMA IDAWATI. 2016. Peningkatan Kemampuan Menggunakan Sinestesiadalam Menulis Kalimat Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X MADRASAHALIYAH SALAKA KAB. TAKALAR (Dibimbing oleh H. Andi SukriSyamsuri, dan Andi Adam)

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuansiswa menggunakan sinestesia dalam menulis kalimat Bahasa Indonesia kelas XMadrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kabupaten Takalar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( classroom actionresearch ) yang terdiri atas dua siklus dilaksanakan sebayak empat kali pertemuan.Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, danrefleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Madrash AliyahMuhammadiyah Salaka Kabupaten Takalar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai 7,0ke atas sebanyak 12 orang atau 85,71% sedangkan siswa yang memperoleh nilaidi bawah 7,0 sebanyak 2 orang atau 14,28%. Hal ini membuktikan bahwa siswakelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka mampu menggunakansinestesia dalam menulis kalimat bahasa Indonesia karena lebih dari 85% siswayang memperoleh nilai 7,0% ke atas.

Kesimpulannya adalah siswa yang memperoleh nilai 7,0 ke atas telahmencapai 85%. Data ini mengimplikasikan bahwa siswa kelas X Madrasah AliyahMuhammadiyah Salaka mampu menggunakan sinestesia dalam menulis kalimatbahasa Indonesia.

Kata kunci : kemampuan menggunakan sinestesia, dalam kalimat bahasaIndonesia

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhana waa taala., atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menggunakan Sinestesia dalam Menulis Kalimat Bahasa Indonesia

pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kabupaten

Takalar” ini dapat dirampungkan.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan

selesainya skripsi ini tidaklah berarti bahwa proposal ini sudah dalam bentuk yang

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan sangat diharapkan dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selama dalam penyusunan skripsi ini, banyak

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya baik secara material

maupun moril. Demikian pula segala bantuan yang penulis peroleh selama di

bangku perkuliahan sehingga penulis merasa sangat bersyukur dan mengucapkan

banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr.

H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., sebagai pembimbing I yang dengan penuh .

keikhlasan dan ketelitian membimbing, mengarahkan, memberikan ide-ide, dan

saran, serta memberikan masukan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini

xii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhana waa taala., atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menggunakan Sinestesia dalam Menulis Kalimat Bahasa Indonesia

pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kabupaten

Takalar” ini dapat dirampungkan.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan

selesainya skripsi ini tidaklah berarti bahwa proposal ini sudah dalam bentuk yang

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan sangat diharapkan dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selama dalam penyusunan skripsi ini, banyak

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya baik secara material

maupun moril. Demikian pula segala bantuan yang penulis peroleh selama di

bangku perkuliahan sehingga penulis merasa sangat bersyukur dan mengucapkan

banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr.

H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., sebagai pembimbing I yang dengan penuh .

keikhlasan dan ketelitian membimbing, mengarahkan, memberikan ide-ide, dan

saran, serta memberikan masukan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini

xii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhana waa taala., atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Menggunakan Sinestesia dalam Menulis Kalimat Bahasa Indonesia

pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kabupaten

Takalar” ini dapat dirampungkan.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Fakultas

keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan

selesainya skripsi ini tidaklah berarti bahwa proposal ini sudah dalam bentuk yang

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritikan sangat diharapkan dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa selama dalam penyusunan skripsi ini, banyak

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungannya baik secara material

maupun moril. Demikian pula segala bantuan yang penulis peroleh selama di

bangku perkuliahan sehingga penulis merasa sangat bersyukur dan mengucapkan

banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr.

H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., sebagai pembimbing I yang dengan penuh .

keikhlasan dan ketelitian membimbing, mengarahkan, memberikan ide-ide, dan

saran, serta memberikan masukan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xiii

Andi Adam, S.Pd., M. Pd., sebagai pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dan pikiran, tenaga dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan

petunjuk kepada penulis hingga pada tahap penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus, penulis sampaikan

kepada Dr. Munirah, M. Pd., sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

yang telah memberikan saran selama penulis menempuh pendidikan, seluruh

dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali penulis

berbagai ilmu pengetahuan selama menempuh kuliah sampai pada penyusunan

skripsi ini.

Segenap cinta dan hormat penulis ucapkan kepada kedua orang tua, dan

keluarga yang menjadi kebanggaanku sepanjang zaman Ayahanda Muh. Tahir dan

Ibunda Sitti Dahlia. atas ketulusan doa, curahan cinta, dukungan, semangat, dan

kasih sayangnya kepada penulis yang tak mungkin terbalaskan dalam bentuk

apapun. Demikian pula penulis ucapkan terima kasih kepada saudara-saudaraku

yang selalu memberikan dorongan dan doa.

Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis tentunya

tidak akan dapat membalasnya kecuali berdoa semoga Allah Subhanahu wa taala

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya yang telah membantu

sesamanya.

Makassar, September 2016

IRMA IDAWATI

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xiv

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................x

ABSTRAK ...........................................................................................................xi

KATA PENGANTAR.........................................................................................xii

DAFTAR ISI........................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................4

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................5

D. Manfaat Hasil Penelitian .....................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 7

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................7

B. Kerangka Pikir ...................................................................................22

C. Hipotesis Penelitian.............................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................26

A. Desain Penelitian.................................................................................26

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ..............................................................26

C. Data dan Sumber Data ........................................................................26

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xv

D. Rencana Tindakan...............................................................................27

E. Teknik Pengumpulan Data..................................................................33

F. Teknik Analisis data............................................................................35

G. Kriteria Pengkategorisasian Penilaian ................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................39

A. Hasil Penelitian .........................................................................................39

B. Pembahasan Hasil .....................................................................................61

BAB V PENUTUP...............................................................................................64

A. Simpulan ...................................................................................................64

B. Saran..........................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Parameter Penilaian..................................................................38

Tabel 4.1 Aktivitas Siswa Pada Siklus I ...................................................40

Tabel 4.2 Aktivitas Guru Pada Siklus I ...................................................43

Tabel 4.3 Aktivitas Siswa Pada Siklus II .................................................47

Tabel 4.4 Aktivitas Guru Pada Siklus II..................................................51

Tabel 4.5 Klasifikasi Nilai Aspek Pilihan Kata Siklus I .........................55

Tabel 4.6 Klasifikasi Nilai Aspek Penulisan Kata Siklus I.....................56

Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai Aspek Pilihan Kata Siklus II........................55

Tabel 4.8 Klasifikasi Nilai Aspek Penulisan Kata Siklus II ...................56

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir..........................................................24

Gambar 2.3 Gambaran Siklus Penelitian Tindakan Kelas....................28

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II

Daftar Hadir Siswa

Perhitungan Statistik Deskriptif Siklus I

Perhitungan Statistik Deskriptif Siklus II

Dokumentasi

Persuratan

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi yang mempunyai

peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Sebagai sarana

komunikasi, bahasa tidak akan terlepas dari arti atau makna yang terdapat

dalam suatu ujaran. Makna yang terdapat dalam tuturan (percakapan) atau

tulisan tersebut berfungsi sebagai penghubung antara bahasa dengan dunia

luar. Hal ini dapat saling dipahami apabila ada unsur konvensional para

pemakainya.

Proses komunikasi dalam kehidupan masyarakat akan berjalan

lancar apabila mematuhi konvensi yang telah ditentukan. Kalau tidak

mematuhi konvensi yang telah disetujui, maka secara tidak langsung akan

menghambat komunikasi. Hal tersebut diakibatkan karena bahasa yang

digunakan oleh anggota masyarakat tersebut tidak dipahami oleh penutur

bahasa Indonesia lainnya, dan berarti pula keluar dari konvensi itu.

Selanjutnya, dalam komunikasi antara penutur dan lawan tutur atau

antara penulis dan pembaca, sering terjadi kesalahpahaman tentang makna

yang dimaksudkan dalam komunikasi. Hal ini sering terjadi karena adanya

pergeseran makna (perubahan makna) dalam percakapan sehari-hari.

Kondisi ini merupakan salah satu akibat dari bahasa yang terus

1

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

2

berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia sebagai

pemakai bahasa.

Perluasan wilayah pemakaian suatu kata merupakan suatu proses

kebahasaan dalam berbagai macam wujud. Wujud perluasan wilayah

pemakaian makna yang dimaksud adalah sinestesia dalam bahasa

Indonesia. Terjadinya perluasan wilayah pemakaian suatu kata dapat

diakibatkan oleh berbagai macam hal. Salah satu diantaranya adalah

perilaku pemakai bahasa itu sendiri yang cenderung memakai kosakata

dalam percakapan tanpa melihat ketepatan wilayah pemakaiannya. Selain

itu, juga menyangkut kebutuhan terhadap kosakata yang akan difungsikan

dalam komunikasi. Kebutuhan terhadap kosakata merupakan kebutuhan

pemakai bahasa itu sendiri. Kebutuhan pemakai bahasa ini berhubungan

dengan ketiadaan kosakata atau istilah baru yang dapat diwakili dan

mendukung pemikirannya.

Kebutuhan akan kosakata dalam pemakaian bahasa sehari-hari,

bukan saja menyangkut kosakata atau istilah baru belum ada, tetapi

pemakai bahasa yang mempunyai kecenderungan menggunakan kosakata

yang telah ada tanpa merasa perlu untuk menciptakan kosakata baru atau

istilah baru untuk suatu konsep hasil penemuannya. Salah satu contoh

kosakata yang dapat diidentifikasi pemakaiannya yaitu kata asem dalam

percakapan. Kata asem lazim digunakan dalam percakapan yang

maknanya berhubungan langsung dengan indera perasa. Namun, dalam

kenyataannya kata asem juga lazim kita jumpai dalam percakapan yang

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

3

maknanya berhubungan dengan indera penglihatan. Misalnya, dalam

kalimat berikut ini.

(1) Paras gadis itu sangat asem

(2) Aduh, asem rasanya sayur itu.

Pada kalimat tersebut tampak dengan jelas dapat kita lihat

pemakaian kata asem dalam percakapan. Pada kalimat (1) kata asem

digunakan untuk menyatakan makna yang berhubungan dengan indera

penglihatan. Dalam kalimat tersebut, kata asem mengacu pada makna

sesuatu yang tak enak dipandang mata. Demikian juga pada kalimat (2)

juga mengaju pada indera penglihatan. Namun, kata asem dalam kedua

kalimat tersebut mengacu pada objek yang berbeda. Pada kalimat (1) kata

asem lebih ditekankan pada paras manusia, sedangkan pada kalimat (2)

kata asem mengacu pada sayur. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kata

asem telah mengalami gejala sinestesia.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa masalah termasuk kajian

kebahasaan yang cukup menarik untuk diteliti. Dikatakan menarik, karena

menyangkut tentang hasil perkembangan pemikiran manusia sebagai

pemakai bahasa. Masalah perluasan wilayah pemakaian kata dapat

memberikan manfaat sekaligus dapat memberikan efek yang tidak

diinginkan dalam komunikasi.

Dalam penelitian ini, penulis memilih siswa kelas X Madrasah

Aliyah Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar. Penulis memilih siswa

tersebut sebagai objek penelitian dengan anggapan bahwa siswa tersebut

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

4

memiliki pengetahuan sinestesia yang beragam sehingga masih perlu

mendapat perhatian.

Setiap aktivitas siswa selalu berhubungan dengan penggunaan kata.

Dalam lingkungan sekolah dan keluarga, selalu berkaitan dengan

penggunaan kata, baik catatan-catatannya maupun dari buku-buku yang

diwajibkan atau yang dianjurkan. Bila ia seoarang yang rajin untuk

membaca majalah-majalah ilmiah, artikel-artikel dalam mingguan,

bulanan, dan surat kabar. Melalui aktivitas itu, kata beserta gagasannya

dapat dipahami penggunaannya. Ia harus membuka pandangannya

mengenai perkembangan penggunaan kata dalam komunikasi.

Kenyataan tersebut, merupakan salah satu faktor yang mendorong

penulis memilih siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka

Kab. Takalar sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya, masalah yang dipilih

adalah sinestesia sebagai gejala perluasan wilayah pemakaian kata. Selain

masalah tersebut, juga perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak,

sehingga ketepatan pemakaian kata dalam percakapan dan penulisan

kalimat dapat lebih terarah. Penelitian ini dapat memberikan motivasi dan

rangsangan dari berbagai pihak bahwa masalah makna kata dalam

penulisan kalimat bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

”bagaimanakah kemampuan menggunakan sinestesia dalam menulis

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

5

kalimat bahasa Indonesia siswa kelas X Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar?”

C. Tujuan Penelitian

Seiring dengan rumusan masalah yang dikemukakan tersebut,

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan kemampuan menggunakan sinestesia dalam menulis

kalimat bahasa Indonesia pada siswa kelas X Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang kemampuan menggunakan sinestesia dalam

menulis kalimat bahasa Indonesia pada siswa kelas X Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar, dapat memberikan manfaat yang

bersifat teoretis maupun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat

menambah pengetahuan bagi guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Salaka Kab. Takalar tentang kemampuan siswa kelas X menggunakan

sinestesia dalam kalimat bahasa Indonesia. Secara praktis, hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi siswa guru dan peneliti:

1. dapat dijadikan referensi bagi pembaca dalam menambah wawasan

kebahasaan khususnya dalam memahami tentang gejala sinestesia;

2. dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya tentang perluasan

wilayah pemakaian makna kata dalam bahasa Indonesia;

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

6

3. dapat memberikan masukan bagi perkembangan bahasa Indonesia,

khususnya dalam pemahaman makna kosakata dalam penulisan

kalimat bahasa Indonesia.

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan data yang

diperoleh melalui tugas siswa secara analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Salaka Kab. Takalar kemampuan menggunakan sinestesia dalam menulis

kalimat bahasa Indonesia. Penelitian ini pernah diteliti oleh:

a. Ermayana pada Tahun 2013 dengan judul yang berbeda dan

tempat penelitian yang berbeda, Namun gejala yang diteliti sama.

Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang

memperoleh nilai 6,5 ke atas sebanyak 27 orang atau 75%,

sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 6,5 sebanyak 9

orang atau 25%. Kesimpulannya adalah siswa yang memperoleh

6,5 ke atas tidak mencapai 85%. Bahwa penelitian sebelumnya,

belum mampu menggunakan sinestesia dalam kalimat bahasa

Indonesia.

b. Puji pada tahun 2014 dengan judul “ Kemampuan Menguraikan

makna Kalimat dalam Bahasa Indonesia siswa kelas X Madrasah

7

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

8

Aliyah Muhammadiyah Salaka ”. Hasil belajar bahasa Indonesia

siswa pada siklus pertama berada pada ketegori dengan skor sangat

rendah 27%, skor rendah 40%, skor sedang 20%, skor tinggi 13%

dan skor sangat tinggi 0%. Pada siklus kedua berada pada kategori

dengan skor sangat rendah 0%, skor rendah 7%, skor sedang 13%,

skor tinggi 60% dan skor tinggi 20%. Hasil analisis menunjukkan

adanya perubahan yang terjadi dengan pembelajaran penulisan

makna kalimat dalam Bahasa Indonesia.

2. Pengertian Sinestesia

Sinestesia adalah salah satu penyebab terjadinya perubahan makna.

Perubahan makna kata yang terjadi akibat pertukaran tanggapan indera.

Pertukaran tanggapan indera berhubungan pancaindera yang dimiliki oleh

pemakai bahasa.

Aziz dkk. (2012:91) menyatakan bahwa sinestesia adalah bentuk

metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indera untuk

dikenakan kepada indera yang lain.

Kelebihan sinestesia dapat menambah perbendaharaan kosakata

sehingga pemakai bahasa dapat memilih dan menggunakan kosakata

sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

Kelemahan sinestesia dalam kondisi yang lain yaitu berupa

kesalahpahaman akibat kesalahan dalam menafsirkan dan

menginterprestasikan makna kata yang digunakan dapat memunculkan

pertikaian antarpemakai bahasa karena ketersinggungan perasaan.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

9

3. Pengertian Makna

Makna atau arti adalah hubungan antara tanda berupa lambang

bunyi ujaran dengan hal atau barang yang dimaksudkan. Misalnya, ada

tempat yang ada atapnya, dinding, pintu, jendela, tempat manusia hidup,

berdiam dan sebagainya. Ini adalah sebuah kejadian. Kemudian manusia

berusaha memberi suatu lambang berupa bunyi ujaran terhadap kejadian

ini, agar dapat dibawa dalam komunikasi. Untuk memudahkan hal ini,

kejadian tadi disebut rumah. Selanjutnya, juga dijelaskan bahwa apabila

orang menyebut rumah dan terus menghubungkan dengan kejadian tadi,

maka timbullah suatu hubungan yang disebut arti atau makna. (Keraf,

1991:130)

Keraf (1996:25) memberikan batasan makna kata sebagaihubungan antara bentuk dengan hal atau barang yang diwakilinya(referennya). Kata rumah misalnya adalah bentuk, sedangkanbarang yang diwakili oleh kata rumah adalah sebuah bangunanyang beratap, berpintu, berjendela, yang menjadi tempat tinggalmanusia. Barang itu yang disebut dengan referen, sedangkanhubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna.

Kempson (dalam Pateda, 1989:15) menjelaskan bahwa makna suatu kata dapat

dijelaskan melalui tiga hal:

(a) menjelaskan makna kata secara alamiah;

(b) mendeskripsikan makna kalimat secara alamiah;

(c) menjelaskan proses komunikasi.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

10

Dalam hubungan ini Kempson melihat kemungkinan untuk menjelaskan

makna dari segi, (a) kata, (b) kalimat, (c) apa yang dibutuhkan oleh pembicara

untuk berkomunikasi (Pateda, 1989:15).

Dari seluruh uraian tentang pengertian makna di atas dapat diambil suatu

simpulan bahwa makna adalah hubungan antara nama atau kata dengan konsep-

konsep yang diwakilinya berdasarkan unsur konvensional dari pemakai bahasa

sebagai unsur utama yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata lain, makna

adalah pertalian bunyi bahasa atau lambangnya dengan pengertian yang

dimaksud.

4. Unsur-Unsur Makna

Pateda (1989:50) menjelaskan bahwa makna memiliki ruang

lingkup yaitu pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Ruang lingkup

tersebut merupakan aspek makna yang tidak terpisahkan satu dengan yang

lain. Demikian pula, Djajasudarma (1993:2) mengemukakan pandangan

Palmer bahwa ruang lingkup makna terdiri dari pengertian, perasaan, nada,

tujuan. Mengenai ruang lingkup makna tersebut, dapat dilihat pada uraian

berikut ini.

a. Pengertian

Pengertian adalah apa yang dapat kita pahami tentang unsur atau

satuan-satuan bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Aspek

pengertian juga disebut dengan tema. Dalam menggunakan satuan-satuan

bahasa, harus ada unsur pemahaman, agar tercipta komunikasi dua arah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemakai bahasa harus memahami

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

11

satuan-satuan bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Pengertian ini

turut menentukan penafsiran makna. Jadi, pengertian dapat tercapai

apabila ada unsur kesamaan.

b. Perasaan

Makna perasaan adalah sikap pembicara terhadap apa yang

dibicarakan, yang diekspresikan lewat bahasa yang digunakan. Dalam

mengekspresikan perasaan tersebut, tentu dibantu oleh gerakan-gerakan

anggota badan seperti ekspresi wajah/muka gembira, dan sebagainya.

Wujud ekspresi tersebut, berbeda-beda, bergantung pada tujuan yang ingin

dicapai oleh individu yang terlibat dalam percakapan. Contoh kalimat

yang diberikan yaitu selamat berbahagia. Kalimat tersebut diucapkan

sesuai dengan makna yang terkandung di dalamnya, yang menghendaki

situasi situasi dan kondisi yang sesuai.

c. Nada

Nada adalah sikap pembicara atau penyair terhadap lawan bicara

atau pembaca. Individu yang terlibat dalam percakapan harus memilih

kosakata sesuai dengan keadaan lawan bicara atau pembicara itu sendiri.

Selain itu, juga dijelaskan bahwa faktor jenis kelamin, latar belakang

sosial-ekonomi, asal daerah pembicara tetap harus diperhatikan dalam

sikap yang dimunculkan dengan keadaan seperti perasaan jengkel atau

benci terhadap lawan bicara.

d. Tujuan

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

12

Tujuan adalah maksud, senang atau tidak senang, atau efek usaha

keras yang dilaksanakan. Selain itu, juga dijelaskan bahwa ketika kita

mengatakan sesuatu, pasti mempunyai tujuan atau maksud yang ingin

dicapai. Contoh yang diberikan yaitu ketika kita mengatakan kamu boleh

juga, tentu mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan keinginan pembicara.

5. Perubahan Makna Kata

Keraf (1996:95) menjelaskan bahwa perubahan makna itu tidak saja

mencakup bidang waktu, tetapi dapat juga mencakup persoalan tempat. Misalnya,

sebuah kata yang mula-mula dikenal oleh semua anggota masyarakat, pada waktu

tertentu akan bergeser maknanya pada suatu wilayah tertentu. Selain itu, sering

perubahan makna berjalan begitu cepat sampai sukar diikuti oleh seluruh lapisan

masyarakat. Misalnya, kata daulat mempunyai arti bahagia, mempunyai

kekuasaan tertinggi. Dalam masa penjajahan, kata daulat mempunyai arti merebut

hak dengan tidak sah atau memecat dengan paksa.

Djajasudarma (1993:63) menjelaskan “perkembangan makna mencakup

segala hal tentang makna yang berkembang, berubah, bergeser. Di dalam hal ini

perkembangan meliputi segala hal tentang perubahan makna baik yang meluas,

menyempit, atau yang bergeser maknanya.”

Chaer (2009:135) mengemukakan, bahwa secara sinkronik, maknakata tidak akan berubah, maka secara diakronis ada kemungkinanberubah. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pengertianperubahan makna kata merupakan perubahan arti yang terjadi padasebuah kata. Chaer memberikan contoh kata sastra yang telah tigakali mengalami perubahan makna. Pada mulanya kata sastramempunyai makna ‘tulisan’ atau ‘huruf’. Kemudian berubah

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

13

makna menjadi ‘buku’. Perubahan yang ketiga mempunyai makna‘buku yang baik isinya dan baik bahasanya’.

Tarigan (1990:85) menjelaskan bahwa perubahan makna atauperubahan semantik dapat kita lihat dari berbagai segi. Jenisperubahan makna atau perubahan makna atau perubahan semantikyang dimaksud adalah perluasan (generalisasi), penyempitan(spesialisasi), peninggian (ameliorasi), pertukaran (sinestesia),dan persamaan (assosiasi). Pendapat tersebut diuraikan olehTarigan berdasarkan pemakaian kosakata dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas tentang perubahan makna pada sebuah kata, dapat

diambil suatu simpulan bahwa perubahan makna merupakan suatu proses

perkembangan makna pada sebuah kata yang dapat berwujud perluasan,

penyempitan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna (pertukaran) yang

ada dalam penggunaan kata.

6. Sinestesia sebagai Gejala Perubahan Makna

Tarigan (1990:95) menjelaskan bahwa sinestesia adalah jenis

perubahan makna yang terjadi akibat pertukaran pancaindera yang

berbeda. Contoh yang diberikan adalah sebagai berikut.

Wajah ibu Ani berubah asem ketika marah.

Kehidupannya sangat pahit untuk dia bicarakan.

Baik kata asem maupun kata pahit sebenarnya berhubungan

dengan indera perasa, tetapi pada pernyataan tersebut justru dipakai

sebagai tanggapan indera pendengar.

Akibat pertukaran pancaindera disebut sinestesia. Pertukaran

indera yang dimaksud adalah indera pendengaran dengan indera

penglihatan, indera perasa dan indera penglihatan. Misalnya, kata terang

yang berhubungan dengan indera penglihatan, tetapi dalam kalimat

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

14

suaranya terang, maka hal itu berhubungan langsung dengan indera

pendengaran.

Tarigan (1990:141) menjelaskan bahwa dalam penggunaan bahasa

banyak terjadi kasus pertukaran tanggapan indera yang satu dengan indera

yang lain. Rasa pedas, misalnya, yang seharusnya ditanggap oleh alat

indera perasa pada lidah, tertukar menjadi ditanggap oleh alat indera

pendengaran seperti tampak dalam ujaran kata-katanya cukup pedas.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sinestesia merupakan

salah satu penyebab terjadinya perubahan makna. Yang dimaksud dengan

sinestesia adalah perubahan makna kata yang terjadi akibat pertukaran

tanggapan indera. Pertukaran tanggapan indera yang dimaksud dalam

pernyataan tersebut berhubungan pancaindera yang dimiliki oleh pemakai

bahasa.

7. Faktor-Faktor Timbulnya Sinestesia

Tarigan (1994:311) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

dapat menyebabkan perubahan makna, yaitu perkembangan bidang ilmu

dan teknologi, perkembangan sosial budaya, perkembangan pemakaian

kata, pertukaran tanggapan indera, dan adanya asosiasi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini.

a. Faktor Perkembangan Bidang Ilmu dan Teknologi

Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi dapat

menyebabkan terjadinya perubahan makna. Adanya perkembangan konsep

keilmuan dan teknologi dapat menyebabkan sebuah kata yang pada

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

15

mulanya bermakna A menjadi bermakna B atau bermakna C. Misalnya

kata sastra pada mulanya bermakna ‘tulisan, huruf’ lalu berubah makna

‘bacaan’ kemudian berubah lagi menjadi ‘buku yang baik isinya dan baik

pula bahasanya’.

b. Faktor Perkembangan Sosial Budaya

Perkembangan dalam masyarakat berkenaan dengan sikap

sosial dan budaya, juga menyebabkan terjadinya perubahan makna.

Misalnya, kata saudara pada mulanya bermakna ‘seperut’ atau ‘orang

yang lahir dari kandungan yang sama’, sekarang digunakan sebagai kata

sapaan.

c. Faktor Perkembangan Pemakaian Kata

Setiap bidang kegiatan atau keilmuan biasanya mempunyai

sejumlah kosakata yang berkenaan dengan bidangnya. Namun, dalam

kondisi sekarang, kosakata yang pada mulanya hanya dipakai dalam

bidang -bidangnya itu dalam perkembangan kemudian digunakan juga

dalam bidang-bidang lain, dengan makna yang baru atau agak lain dengan

makna aslinya. Misalnya, kata menggarap yang semula hanya digunakan

dalam bidang pertanian, juga digunakan dalam bidang lain seperti kata

menggarap skripsi dan sebagainya.

d. Faktor Pertukaran Tanggapan Indera

Dalam perkembangan pemakaian bahasa, banyak terjadi pertukaran

pemakaian alat indera untuk menangkap gejala yang terjadi di sekitar

manusia. Misalnya kata pedas yang seharusnya ditanggap alat indera

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

16

perasa, menjadi ditanggap oleh indera pendengar, seperti kata-katanya

sangat pedas, dan sebagainya.

e. Faktor Asosiasi

Faktor asosiasi merupakan hubungan antara sebuah bentuk ujaran

dengan sesuatu yang lain berkenaan dengan bentuk ujaran itu, sehingga

dengan demikian bila disebut ujaran itu maka yang dimaksud adalah

sesuatu yang lain berkenaan dengan ujaran itu. Misalnya, kata amplop

sebenarnya adalah sampul surat, tetapi dalam kalimat supaya urusan cepat

beres, beri saja amplop, kata amplop mempunyai makna ‘uang sogok’.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa perubahan

makna dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor

tersebut berhubungan dengan diri pemakai bahasa itu sendiri. Kondisi

tersebut mengisyaratkan bahwa bahasa terutama makna kata harus tetap

menjadi perhatian dari berbagai peminat bahasa dan pemakai bahasa itu

sendiri. Apabila kita tidak memperhatikan perkembangan makna kata,

maka kita akan ketinggalan informasi dalam kebahasaan.

8. Penggunaan Sinestesia dalam Percakapan

Indera penglihatan dengan indera pendengaran berhubungan

sebagai berikut:

Dalam komunikasi yang sesungguhnya seperti komunikasi antara

siswa, salah satu gejala yang tampak jelas adalah gejala sinestesia. Gejala

tersebut turut mewarnai percakapan sehari-hari dalam lingkungan kampus.

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu gejala sinestesia yang tampak

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

17

adalah pertukaran tanggapan indera penglihatan dengan indera

pendengaran. Misalnya:

(1) “Kenapa suaranya gelap sekali, tidak kedengaran ki di sini.”

(2) “Nah, itu suaranya baru terang, coba perhatikan mi”

Pada kalimat (1) kata gelap digunakan untuk menyatakan bahwa

kondisi suara dari pembicara kurang jelas kedengaran. Hal ini menandakan

bahwa kata gelap telah dialihkan pemakaiannya dalam lingkungan yang

lain. Maksudnya, kata gelap lazimnya digunakan untuk menyatakan

makna yang berhubungan dengan indera penglihatan seperti ruangan itu

sangat gelap dan sebagainya. Namun, dalam kenyataannya kata gelap telah

mengalami perkembangan sehingga pemakaiannya juga digunakan untuk

menyatakan makna yang berhubungan dengan indera pendengaran.

Pada kalimat (2) terdapat pemakaian kata terang yang mempunyai

gejala yang sama seperti kata gelap. Dalam komunikasi, kata terang

lazimnya mengacu pada lingkup makna ada matahari, cukup cahaya dan

sebagainya. Kenyataannya menunjukkan bahwa dalam percakapan sehari-

hari kata terang juga digunakan dalam lingkungan yang berhubungan

indera pendengaran. Pada kalimat “Nah, itu suaranya baru terang, coba

perhatikan mi” cukup memberikan kejelasan bahwa kata terang telah

dialihkan pemakaiannya ke dalam lingkungan indera pendengaran. Kata

suara lazimnya berhubungan dengan indera pendengaran. Jadi, kata terang

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

18

yang menerangkan kata suara menyebabkan kata tersebut mengalami

gejala sinestesia.

Indera perasa dengan indera penglihatan berhubungan sebagai

berikut:Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat gejala

peralihan makna dari makna yang berhubungan dengan indera perasa ke

indera penglihatan. Misalnya:

(3) “Aduh, kamu tambah hari tambah manis dilihat.”

(4) “Itu di kelas B, ceweknya manis-manis juga yah.”

Pada kalimat (3) dan (4) kata manis digunakan untuk menyatakan

makna yang berhubungan kecantikan seorang gadis. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kata manis telah dialihkan pemakaiannya dalam

lingkungan yang lain. Dalam komunikasi yang sesungguhnya, kata manis

indera perasa seperti makanan itu sangat manis. Akan tetapi, dalam

kenyataannya kata manis telah mengalami perkembangan makna sehingga

pemakaiannya juga digunakan untuk menyatakan makna yang

berhubungan dengan indera penglihatan.

Indera perasa dengan indera pendengaran berhubungan sebagai

berikut:Seperti contoh sebelumnya, berikut ini akan diuraikan gejala

peralihan makna dari makna yang berhubungan dengan indera perasa ke

indera pendengaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian berikut ini.

(5) “Saya heran juga, kenapa kata-katanya sangat pedas. Padahal

Abdal tidak singgung ji perasaannya.”

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

19

(6) “Kalau bapak itu yang mengajar, sedap yah suaranya. Kita

juga bersemangat.”

Pada kalimat tersebut, tampak dengan jelas pemakaian kata pedas

dan sedap. Pada kalimat (5) kata pedas digunakan untuk menyatakan

bahwa makna dari kata-kata yang digunakan cukup menyindir lawan

bicara. Hal ini menandakan bahwa kata pedas telah dialihkan

pemakaiannya dalam lingkungan yang lain. Maksudnya, kata pedas

lazimnya digunakan untuk menyatakan makna yang berhubungan dengan

indera perasa seperti makanan itu sangat pedas dan sebagainya. Namun,

dalam kenyataannya kata pedas telah mengalami perkembangan sehingga

pemakaiannya juga digunakan untuk menyatakan makna yang

berhubungan dengan indera pendengaran. Jadi, dapat dikatakan bahwa

kata pedas dalam kalimat tersebut telah mengalami gejala sinestesia.

Pada kalimat (6) terdapat pemakaian kata sedap yang mempunyai

gejala yang sama seperti kata pedas. Dalam komunikasi, kata sedap

lazimnya mengacu pada lingkup makna yang berhubungan dengan indera

perasa. Namun, dalam kenyataannya menunjukkan bahwa kata sedap juga

digunakan dalam lingkungan yang berhubungan indera pendengaran.

Pada kalimat “Kalau bapak itu yang mengajar, sedap yah suaranya.

Kita juga bersemangat” cukup memberikan kejelasan bahwa kata sedap

telah dialihkan pemakaiannya ke dalam lingkungan indera pendengaran.

Kata suara lazimnya berhubungan dengan indera pendengaran. Jadi, kata

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

20

sedap yang menerangkan kata suara menyebabkan kata tersebut

mengalami gejala sinestesia.

Indera peraba dengan indera pendengaran berhubungan sebagai

berikut: akan diuraikan gejala peralihan makna dari makna yang

berhubungan dengan indera peraba ke indera pendengaran. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut ini.

(7) “Bagusnya yah, kalau kita berhadapan dengan ibu, tutur

sapanya halus.”

(8) “Memang kalau kita bicara langsung, halus sekali bicaranya.

Tapi dia itu orang cuek.”

Pada kalimat tersebut, tampak dengan jelas pemakaian kata halus.

Pada kalimat (7) kata halus digunakan untuk menyatakan makna yang

berhubungan dengan indera pendengaran. Hal ini menunjukkan bahwa

kata halus telah dialihkan pemakaiannya dalam lingkungan yang lain.

Maksudnya, kata halus lazimnya digunakan untuk menyatakan makna

yang berhubungan dengan indera peraba seperti kulitnya sangat halus.

Namun, dalam kenyataannya kata halus telah mengalami perkembangan

sehingga pemakaiannya juga digunakan untuk menyatakan makna yang

berhubungan dengan indera pendengaran. Hal tersebut dapat dibuktikan

dalam kalimat “Memang kalau kita bicara langsung, halus sekali

bicaranya. Tapi dia itu orang cuek.” Jadi, dapat dikatakan bahwa kata

halus dalam kalimat tersebut telah mengalami gejala sinestesia. Demikian

juga pada kalimat tersebut telah mengalami gejala sinestesia. Demikian

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

21

juga pada kalimat (8) kata halus mempunyai gejala yang sama pada

kalimat (7).

Indera perasa dengan indera peraba berhubungan sebagai berikut:

Pada uraian berikut ini, akan dipaparkan data yang berhubungan

dengan indera perasa dan indera peraba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada uraian berikut ini.

(9) “Apa kita sudah coba jagungnya di tempat itu, rasanya agak

kasar ya.”

(10) “Mana oleh-olehnya ini dari Makassar, rotinya mo saya, itu

yang lembut sekali dimakan.”

Pada kalimat (9) dan (10) terdapat pemakaian kata kasar dan

lembut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam

komunikasi, kata kasar lazimnya mengacu pada lingkup makna yang

berhubungan dengan indera peraba. Namun, kenyataan menunjukkan

bahwa dalam percakapan sehari-hari kata kasar juga digunakan dalam

lingkungan yang berhubungan indera perasa. Pada kalimat (9) “Apa kita

sudah coba jagungnya di tempat itu, rasanya agak kasar ya.” cukup

memberikan kejelasan bahwa kata kasar telah dialihkan pemakaiannya ke

dalam lingkungan indera perasa. Kata jagung dalam kalimat tersebut akan

memperjelas makna kata kasar. Maksudnya, kata jagung yang

berhubungan dengan indera perasa akan mempengaruhi makna kata kasar.

Jadi, kata kasar dalam kalimat tersebut cukup dipengaruhi oleh kata yang

diterangkan.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

22

Demikian juga pada kalimat (10) kata lembut dipengaruhi

maknanya oleh kata roti dalam kalimat “Mana oleh-olehnya ini dari

Makassar, rotinya mo saya, itu yang lembut sekali dimakan.” Konteks

kalimat tersebut cukup memperjelas bahwa kata lembut telah mengalami

perluasan makna. Perluasan makna tersebut merupakan salah satu gejala

sinestesia. Kenyataan tersebut cukup memberikan indikator bahwa kata

kasar mempunyai kemungkinan digunakan dalam beragam situasi

percakapan.

B. Kerangka Pikir

Pada bagian ini, penulis mengemukakan yang menjadi landasan

berpikir dalam melaksanakan penelitian ini. Landasan berpikir itu akan

mengarahkan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini guna memperoleh masalah yang dipaparkan.

Penelitian ini dilandasi oleh penggunaan pemakai Bahasa

Indonesia mengalami gejala Sinestesia dapat menimbulkan efek yang

positif, karena dapat menambah perbendaharaan kosakata sehingga

pemakai bahasa dapat memilih dan menggunakan kosakata sesuai dengan

kondisi dan kebutuhannya. Dalam kondisi yang lain, sinestesia

mempunyai efek yang negatif yaitu berupa kesalahpahaman akibat

kesalahan dalam menafsirkan dan menginterprestasikan makna kata yang

digunakan. Akibat kesalahan tersebut dapat memunculkan pertikaian

antarpemakai bahasa karena ketersinggungan perasaan. Alat indera kita

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

23

yang lima sebenarnya sudah mempunyai tugas-tugas tertentu untuk

menangkap gejala-gejala yang terjadi di dunia ini. Namun, dalam

kenyataannya, sering dipertukarkan fungsinya dalam komunikasi. Selain

itu, berbagai macam hal yang menyebabkan kondisi ini terjadi.

Selanjutnya, dianalisis untuk mengetahui kemampuan menggunakan

sinestesia dalam Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Madrasah Aliyah

Salaka Kab. Takalar karena memiliki latar belakang bahasa Ibu yang

kental sehingga turut berpengaruh dalam menggunakan satuan-satuan

bahasa (terutama kata atau frasa) yang sinestesia. Gambaran bagan

kerangka pikir jelas tampak berikut ini.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

24

Bagan Kerangka Pikir

Bahasa Indonesia

Gejala Sinestesia

Indera Penglihatan dengan

Indera Pendengaran

Indera Perasa dengan Indera

PenglihatanIndera Perasa dengan Indera

Pendengaran

Indera Peraba dengan Indera

Pendengaran

Siswa

Temuan

Analisis

Indera Perasa dengan Indera

Peraba

Penulisan kalimat

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

25

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah

Aliyah Salaka Kab. Takalar mampu menggunakan sinestesia dalam

membuat kalimat bahasa Indonesia.

Adapun kriteria dikatakan, siswa mampu menggunakan sinestesia

dalam menulis kalimat bahasa Indonesia, jika jumlah siswa yang mendapat

nilai 7,0 ke atas berjumlah sekurang-kurangnya 85% dari sampel.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Selain upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang

diangkat dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan merancang

desain penelitian. Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research). Mekanisme pelaksanaannya yaitu

terdiri atas dua siklus atau lebih, setiap siklus masing-masing dilaksanakan

dengan empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi,

dan (4) Refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Madrasah Aliyah

Muhammadiyahh Salaka Kab. Takalar. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas X.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data pada penelitian ini adalah data proses pembelajaran dan data

hasil pembelajaran.

a. Data Proses

Data Proses pada penelitian ini ialah keterampilan siswa dan guru

ketika pembelajaran menulis kalimat berlangsung.

26

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

27

b. Data Hasil

Data hasil dalam penelitian ini ialah bercerita siswa kelas X

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar dalam bentuk skor

atau nilai yang diperoleh melalui hasil tes keterampilan menulis kalimat

menggunakan Sinestesih di setiap akhir siklus.

2. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa. Data yang

diperoleh dari guru adalah informasi mengenai pembelajaran menulis

kalimat siswa. Data yang diperoleh dari siswa adalah hasil siswa ketika

pembelajaran membuat kalimat berlangsung dalam keterampilan menulis.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bersiklus yaitu

setiap siklus berlangsung 2 (dua) kali pertemuan (2 x 45) terdiriatas:

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

28

Siklus I

Siklus II

(Arikunto 2009: 74)

Gambar 2.3 Gambaran Siklus Penelitian Tindakan Kelas

1. Gambaran Umum Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan kegiatan sebagai

berikut:

a) Memeriksa jadwal kelas

Terselesaikan

Permasalahan Rencana

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Observasi I

pelaksanaan

Tindakan II

Evaluasi/

Analisis

Refleksi

DilanjutkankesiklusselanjutnyaBelumTersele

saikan

RefleksiEvaluasi/

analisis

RencanaTinda

kanakan II

Observasi II

Terselesaikan

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

29

b) Mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung yang

dihadapi guru berdasarkan hasil observasi awal peneliti dalam

pembelajaran menulis kalimat dengan menggunakan sinestesih

yang lazim digunakan untuk menunjang pembelajaran menulis

kalimat, khususnya dalam bentuk keterampilan menulis kalimat

Bahasa Indonesia.

c) Merumuskan alternatif tindakan pembelajaran dengan

menerapkan suatu pendekatan pembelajaran alternatif sebagai

upaya meningkatkan keterampilan menulis.

d) Menyusun rancangan tindakan selanjutnya sesuai hasil

identifikasi terhadap kemampuan menggunakan sinestesih yang

meliputi guru menjelaskan mengenai cara membuat kaliamat

melalui pengetahuan yang sudah ada, lalu siswa berdiskusi

untuk memperoleh pengetahuan yang baru, guru dan siswa

menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada, guru

menyuruh siswa untuk membuat kalimat menggunakan

sinestesih sedangkan guru memberikan tanggapan atau

komentar terhadap hasil kerja siswa tersebut, selanjutnya

refleksi.

e) Pelatihan bagi guru untuk membuat perencanaan pembelajaran,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan

penerapan menggunakan sinestesih: (a) Pelatihan membuat

perencanaan pembelajaran yang ditekankan pada pelatihan

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

30

perumusan tujuan.(b) Pelatihan dalam memilih atau menetapkan

topik gagasan yang akan diajarkan, menentukan lokasi, waktu,

media dan sumber belajar, kemudian merencanakan evaluasi.

(c) Pelatihan pelaksanaan pembelajaran dengan cara guru

dilatih menyampaikan penggunaan sinestesih dalam

keterampilan menulis kalimat Bahasa Indonesia. Pelatihan

tersebut disesuaikan dengan rancangan yang telah disusun. (d)

Guru dilatih untuk melaksanakan evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan adalah guru melaksanakan

pembelajaran sesuai pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat

dengan menggunakan sinestesih sebagai dalam menulis kalimat Bahasa

Indonesia. Pada tahap ini guru dan peneliti melaksanakan tindakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru bertindak yang menerapkan penggunaan sinestesih sebagai

upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat

kalimat Bahasa Indonesia, sementara itu peneliti bertindak

sebagai pengamat.

2) Peneliti melaksanakan pemantauan terhadap proses kegiatan

penerapan penggunaan sinestesih dalam menulis kalimat Bahasa

Indonesia.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

31

c. Observasi / Evaluasi

Peneliti selain menyampaikan materi pembelajaran dan

melakukan tes, peneliti juga mengamati perilaku siswa selama proses

pembelajaran. Adapun aspek yang diobservasi adalah: (1) Antusias siswa

dalam kegiatan pembelajaran, (2) Perhatian siswa terhadap penjelasan

yang diberikan guru, (3) Keseriusan siswa dalam kegiatan pembelajaran,

(4) Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (5) Respon atau sikap

siswa selama mengikuti pembelajaran, (6) Komentar yang diberikan siswa

selama pembelajaran menulis kalimat.

d. Refleksi

Setelah proses tindakan siklus I berakhir, peneliti melakukan

analisis mengenai hasil menulis kalimat, observasi, dan wawancara.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dilakukan refleksi yang meliputi 1)

pengungkapan sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran, 2) keterampilan

menulis siswa dalam menggunakan sinestesih, dan 3) pengungkapan

tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru selama mengajar. Hasil

refleksi dijadikan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya.

2. Gambaran Umum Siklus II

Langkah–langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya

relative sama dengan perencanaan dan pelaksanaan langkah–langkah pada

siklus I,dengan mengadakan beberapa perbaikan atau penambahan sesuai

dengan kenyataan yang ditemukan di lapangan. Tetapi ada beberapa

perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

32

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada

tahap ini peneliti dan guru secara kolaboratif melakukan kegiatan sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi kembali faktor-faktor yang menghambat guru

dalam proses pembelajaran menulis kalimat pada siklus

pertama.

2. Merumuskan alternatif tindakan lanjutan dalam meningkatkan

proses pembelajaran menulis kalimat

3. Merevisi skenario pembelajaran menulis kalimat dan

selanjutnya menyusun kembali rancangan tindakan

pembelajaran menulis kalimat

4. Menyempurnakan panduan pembelajaran menulis kalimat

berdasarkan hasil refleksi siklus I sehingga siswa memiliki rasa

kepercayaan diri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dalam mengonstruksikan sendiri dalam menulis kalimat.

5. Melakukan pengayaan terhadap kemampuan dan keterampilan

guru melaksanakan pembelajaran menulis kalimat.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan untuk siklus II berlangsung 1 (satu) kali

pertemuan untuk pelaksanaan tindakan, dan 1 (satu) kali pertemuan untuk

melaksanakan tindakan sekaligus pelaksanaan menulis kalimat akhir

siklus. Pada tahap ini, peneliti dan guru melaksanakan tindakan

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

33

pembelajaran menulis kalimat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Secara bersama peneliti dan guru melaksanakan pembelajaran menulis

kalimat sesuai dengan yang direncanakan. (2) Peneliti senantiasa berperan

sebagai pendamping dan memberikan penghargaan serta motivasi agar

guru dapat melaksanakan perannya sesuai dengan yang direncanakan. (3)

Melaksanakan pemantauan terhadap segala aspek yang mendukung dan

menghambat pelaksanaan tindakan pembelajaran menulis kalimat.

c. Observasi / Evaluasi

Pelaksanaan observasi pada siklus II, hampir sama

penerapannya dengan siklus I. Pada tahap ini dilakukan observasi dan

terakhir hasil belajar siklus II dengan cara menulis kalimat.

d. Refleksi

Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dilakukan refleksi yang meliputi: 1)

perubahan sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran, 2) peningkatan

keterampilan siswa dalam menulis kalimat, dan 3) tindakan-tindakan yang

telah dilakukan guru selama mengajar. 4) Menetapkan kesimpulan tentang

hasil yang dicapai dalam peningkatan kemampuan menulis kalimat dengan

menggunakan sinestesih. Apabila hasil belajar keterampilan menulis

kalimat siswa pada siklus II masih belum menunjukkan peningkatan, akan

dilakukan siklus berikutnya.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

34

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam

mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

wawancara, observasi,dan dokumentasi.

1. Teknik Wawancara

Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk guru

dan siswa sebagai responden. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan

memperoleh data tentang respon guru dan siswa terhadap materi

keterampilan menulis kalimat dengan menggunakan sinestesih.

Wawancara dilakukan diluar jam pelajaran.

2. Teknik Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk melihat semua aktifitas siswa

saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini,

observasi dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses tindakan

berlangsung. Observasi dilakukan dengan mengacu kepada lembar

observasi yang bertujuan untuk mengetahui sikap guru dalam

mengarahkan dan mengontrol siswa serta sikap siswa selama proses

pembelajaran dalam bercerita.

3. Teknik penilaian hasil belajar

Penilaian hasil dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keterampilan bercerita siswa. Adapun yang menjadi indikator penilaian

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

35

tersebut adalah faktor-faktor kemampuan menulis menurut Titik W,S, dkk

(2003:26-27) yakni faktor kesiapan yang mencakup:

a. Menguasai teknik menulis kalimat.

b. Pilihan kata (diksi)

c. Pemilihan bahasa

d. Wawasan luas.

e. Kreatif

Keterampilan menulis siswa di ukur dengan menjumlahkan skor

dari lima faktor di atas. Untuk skor per item, skor maksimal yang mengkin

dicapai siswa adalah 20. Dan secara keseluruhan skor maksimal adalah

100.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

Untuk data proses dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan data

hasil belajar dianalisis secara deksriptif kuantitatif.

Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberi gambaran tentang suasana kelas dan batin peserta

didik (perhatian, antusias, percaya diri, keaktifan, sikap, komentar atau

tanggapan, dan motivasi dalam belajar) yang diperoleh melalui lembar

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data kuantitatif adalah data

skorhasil tes yang menggambarkan prestasi aka demik dalam menulis

kalimat dengan menggunakan sinestesih.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

36

Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti,

diikuti penyajian data, dan terakhir penyimpulan. Langkah analisis ini

dilakukan berulang-ulang. Tahap analisis itu diuraikan sebagai berikut:

1. Menelaah Data

Data yang terkumpul melalui wawancara, observasi data

dokumentasi ditelaah dengan proses transkripsi hasil. Data

dikelompokkan berdasarkan data pada tiap siklus.

2. Reduksi Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul diseleksi dan

diidentifikasi berdasarkan individu dan kelompoknya dan diklasifikasikan

sesuai kebutuhan.

3. Penyajian Data

Penyajian data dengan cara mengorganisasikan informasi

yang telah direduksi. Keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara

terpadu sesuai siklus yang direncanakan sehingga berfokus pada

pembelajaran.

4. Menyimpulkan Hasil Penelitian

Akhir temuan penelitian disimpulkan dan dilakukan kegiatan

triangulasi atau pengujian temuan penelitian. Keabsahan data diuji dengan

memikirkan kembali hal-hal yang telah dilakukan dan dikemukakan

melalui tukar pendapat dengan pembimbing, teman sejawat, peninjauan

kembali wawancara, observasi, dan dokumentasi serta dengan teman

sejawat atau guru setelah selasai pembelajaran.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

37

Data yang diperoleh dari hasil kemampuan menulis kalimat

siswa berupa angka. Hasil tersebut kemudian dideskripsikan secara

kuantitatif. Nilai masing-masing siswa pada setiap akhir siklus

dijumlahkan. Perhitungan nilai akhir dihitung dengan menggunakan rumus

skala 0-100:

Penilaian dilakukan dengan rumus:

Nilai akhir= ( ) x skor ideal (100)

Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan

parameter penelitian untuk menentukan kategori keterampilan menulis

kalimat siswa, yakni sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dibandingkan dengan hasil yang

diperoleh siswa pada siklus II untuk mengetahui peningkatan keterampilan

menulis kalimat siswa.

Peningkatan kemampuan menggunakan sinestesih dalam menulis

kalimat bahasa Indonesia siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah

Salaka Kab. Takalar dikaitkan dengan ketuntasan belajar. Siswa yang

mendapatkan nilai 70 keatas, maka pembelajaran menulis kalimat

menggunakan sinestesih oleh guru dapat berhasil efektif. Taraf

keberhasilan yang dicapai siswa dikatakan berhasil apabila mencapai nilai

baik dan sangat baik.

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

38

G. Kriteria Pengkategorisasian Penilaian

Penelitian ini dikatakan berhasil apa bila keterampilan menulis

kalimat siswa dalam proses belajar mengajar meningkat. Keterampilan

menulis kalimat itu ditunjukkan dengan kegiatan menyampaikan secara

tulisan sesuai kompetensi dasar yang ada pada silabus SMA/MA.

Peningkatan keterampilan itu ditunjukkan dengan peningkatan nilai yang

diperoleh siswa darisiklus I kesiklus II. Peneliti menetapkan parameter

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1. Parameter Penilaian

No Nilai Keterangan

1 0 – 39 Sangat Kurang

2 40 – 54 Kurang

3 55 – 69 Cukup

4 70 – 84 Baik

5 85 – 100 Sangat Baik

(Modifikasi dari Nurgiyantoro, 2010: 253)

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini yakni hasil dari keterampilan menulis kalimat siswa

dan hasil dari proses pembelajaran menulis. Hasil penelitian dari keterampilan

menulis siswa yang berupa angka dideskripsikan secara kuantitatif sedangkan

hasil penelitian dari proses pembelajaran menulis dideskripsikan secara kualitatif.

Proses peningkatan kemampuan menggunakan sinestesia dalam menulis kalimat

Bahasa Indonesia pada siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka

Kab. Takalar dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tindakan siklus I dan tindakan

siklus II.

1. Penyajian Data Proses Pembelajaran Kemampuan Menggunakan

Sinestesia dalam Menulis Kalimat Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas X

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka

a. Data dan Analisis Data Proses Pembelajaran Bercerita Siklus I

1) Data dan Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

Pada siklus I ini, data proses pembelajaran diperoleh dari hasil

observasi, terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan format

observasi siswa yang telah disediakan sebelumnya. Gambaran aktivitas

siswa pada siklus I diuraikan seperti berikut ini:

39

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

40

Tabel 4.1. Aktivitas Siswa pada Siklus I

No. Kegiatan pembelajaran

Persentase Keaktifan %

Jumlah

%Aktif %

Kurang

aktif %

Tidak

aktif %

1. Siswa menyimak pertanyaan

dari guru tentang hambatan dan

kesulitan dalam menulis kalimat

3 6 5 14

21,43 42,85 35,72 100%

2. Siswa mengungkapkan ide atau

gagasan secara eksplisit dengan

menggunakan bahasa siswa

sendiri

2 7 5 14

14,28 50 35,72 100%

3. Siswa secara bergiliran untuk

menulis kata-kata yang termasuk

kalimat sinestesia

4 4 6 14

28,57 28,57 42,85 100%

Naff - Chapter 07 - 03. Tak Butuh Jawaban.mp3

4.

Siswa membina sendiri cara

menulis kalimat Sinestesia

dengan kata-kata yang telah

disediakan

5 7 2 14

35,72 50 14,28 100%

5. Siswa memberikan komentar

atau tanggapan terhadap kalimat

yang dibuat oleh siswa yang lain

6 3 5 14

42,85 21,43 35,72 100%

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

41

Selanjutnya pada pertemuan kedua, siswa terlihat aktif dalam menyimak

pertanyaan dari guru tentang hambatan dan kesulitan dalam menulis kalimat s

sebanyak 6 orang (42,58%), yang tampak kurang aktif sebanyak 4 (28,57%), dan

sebanyak 4 siswa (28.57%) yang tidak aktif Menurut pengamat peneliti, Karena

siswa sudah kelihatan serius dalam menerima pelajaran. Pada kegiatan siswa

mengungkapkan ide atau gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa

siswa sendiri dan memberikan pertanyaan tampak aktif sebanyak 5 orang

(37,72%), yang kurang aktif sebanyak 6 siswa (42,85%), dan sebanyak 3 siswa

(21,43%) yang tidak aktif. Karena ada perubahan dengan pertemuan sebelumnya,

dari takut salah menuangkan ide menjadi berani dan percaya diri.

Pada kegiatan secara bergiliran untuk menulis kalimat ( yang termasuk

kelimat sinestesia ) dengan menggunakan pilihan kata yang termasuk kata dari

sinestesia yang tepat tampak yang aktif 5 orang (35,72%), kurang aktif sebanyak

5 siswa (35,72%), dan sebanyak 4 siswa (28.57%) yang tidak aktif. Menurut

pengamat peneliti, adanya perubahan dengan bertambahnya yang aktif Alasannya

aktif karena siswa sudah merasa percaya diri dalam menyampaikan dan menulis

kalimat dengan menggunakan kata yang termasuk kata sinestesia

Siswa membina sendiri cara menulis kalimat sinestesia di depan kelas

dengan menggunakan kosa kata dan konteks yang sesuai dengan situasi dalam

bercerita yang tampak aktif sebanyak 7 orang (50%), yang kurang aktif sebanyak

6 siswa (42,85%), dan sebanyak 1 siswa (7,14%) yang tidak aktif. Pada kegiatan

ini, menurut peneliti siswa yang kurang aktif karena siswa hanya pasrah dan

menulis kalimat sinestesia itu tanpa memperhatikan konteks dan situasi yang ada.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

42

Serta tidak terlalu memperhatikan kata yang termasuk kalimat sinestesia dengan

baik dan benar dalam menyampaikan. Pada kegiatan memberikan komentar atau

tanggapan terhadap cerita yang disampaikan oleh siswa yang lain tampak aktif 8

orang (57,14%), yang kurang aktif 2 (14,28%), dan sebanyak 4 siswa (28,57%)

yang tidak aktif. Menurut pengamat siswa yang tidak aktif. Alasan tidak aktif

karena siswa dalam memberikan tanggapan dan komentar terhadap kalimat

sinestesia yang disampaikan oleh temannya masih kaku dalam menuangkan

tanggapan dan ide. Kegiatan ini terlihat suasana kelas yang sangat gaduh karena

siswa-siswa yang lain tidak memperhatikan temannya yang sedang menulis

kalimat sinestesia dipaapan tulis dan guru tidak berperan aktif dalam membimbing

siswa dan membangun suasana yang ideal. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran

tersebut perlu diterapkan pada siklus berikutnya.

Observasi pembelajaran menulis kalimat sinestesia pada siklus pertama

dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam

observasi ini meliputi perilaku yang ditunjukkan siswa dan guru selama mengikuti

pembelajaran. Dari kegiatan observasi ini juga diperoleh data mengenai

kemampuan menulis kalimat sinestesia siswa mulai dari pilihan kata, dan

penulisan kalimat sinestesia. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti,

secara keseluruhan proses pembelajaran menulis kalimat sinestesia pada siklus

pertama masih dikategorikan belum memuaskan.

Selama pelaksanaan siklus pertama membuat siswa menjadi cukup aktif

dalam proses pembelajaran. Meskipun masih terdapat siswa yang agak ragu atau

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

43

takut dalam menulis kalimat sinestesia diharapkan dengan adanya pembelajaran

ini sehingga akan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa itu sendiri bahwa

mereka juga ternyata bisa seperti teman yang lain yang aktif menyampaikan .

Berdasarkan data-data tersebut, dinyatakan bahwa penjelasan tentang pengertian

tentang kalimat sinestesia serta gejala-gejala terjadinya sinestesia (gejala

perubahan makna kata) masih perlu diterapkan pada kegiatan pembelajaran pada

siklus selanjutnya.

2) Data Observasi Aktivitas Guru

Pada siklus I ini, data proses pembelajaran diperoleh dari hasil observasi,

terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan

observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi guru yang telah

disediakan sebelumnya. Gambaran proses aktivitas guru pada siklus I diuraikan

seperti berikut ini.

Tabel 4.4. Aktivitas Guru pada Siklus I

No Kegiatan PembelajaranSangat

BaikBaik Cukup Kurang

1. Guru membuka pelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru memberikan motivasi belajar kepada

siswa

4. Guru mengarahkan siswa pada materi

pembelajaran tentang kata yang termasuk

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

44

sinestesia dan menulis kalimat sinestesia

5. Guru mengobservasi kegiatan menulis

kalimat sinestesia oleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung

6. Guru memberikan penguatan atau

penghargaan kepada siswa baik yang

menulis kalimat sinestesia dipapan tulis

maupun yang memberikan

tanggapan/komentar

7. Guru menutup pelajaran

Selanjutnya, pada pertemuan kedua tabel 4.4 aktivitas guru dalam proses

pembelajaran belum terlaksana secara maksimal. Aktivitas guru yang

dilaksanakan dengan baik yaitu pada saat membuka pelajaran, menyampaikan

tujuan pembelajaran, memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa baik

yang menulis kalimat sinestesia dipapan tulis maupun yang memberikan

tanggapan/komentar dan menutup pelajaran. Sehingga siswa merasa terkesan dan

senang dengan materi yang disampaikan oleh guru dengan memberikan

penghargaan agar siswa merasa semangat dan termotivasi menulis kalimat

sinestesia dan memberi tanggapan terhadap kalimat sinestesia yang disampaikan

oleh teman yang lainnya.

Aktivitas guru yang cukup baik yaitu memberikan motivasi belajar

kepada siswa, mengarahkan siswa pada materi pembelajaran tentang kalimat

sinestesia dan observasi kegiatan menulis kalimat sinestesia, siswa selama proses

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

45

pembelajaran berlangsung. Kegiatan memberikan motivasi ini sangat penting

karena motivasi merupakan dasar bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara

aktif. Selanjutnya, kegiatan mengarahkan siswa pada saat menulis kalimat dari

kurang baik menjadi cukup baik dalam melaksanakan pembelajaran sehingga ada

kemajuan dalam memberikan arahan. Adapun kegiatan observasi menulis kalimat

sinestesia pada pertemuan pertama belum maksimal. Sehingga dalam kegiatan ini

perlu memberikan dorongan atau semangat kepada siswa supaya bisa

melaksanakan aktivitas dengan aktif. Baik dari menuliskan kalimat sinestesia

dipapan tulis maupun yang memberikan komentar dan tanggapan agar berani

tampil di depan umum.

Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa sebelum memasuki

pelajaran meskipun belum terlaksana dengan maksimal. Namun ada sebuah

perubahan aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh guru yaitu dari kurang baik

menjadi cukup baik. Peneliti menyampaikan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia bahwa pemberian motivasi itu sangat penting apalagi dalam hal

mengajarkan keterampilan menulis. Terkadang banyak siswa yang pasif karena

kurangnya dorongan baik dari guru maupun dari rekannya sehingga mereka hanya

pasrah mengikuti pelajaran. Jika tidak dilakukan sebuah upaya perbaikan, kondisi

kemampuan menulis kalimat siswa khususnya di sekolah tersebut tidak akan

mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Kegiatan pembelajaran memberikan penguatan atau penghargaan kepada

siswa baik yang menulis kalimat sinestesia dipapan tulis maupun yang

memberikan tanggapan/komentar, seharusnya siswa tetap diberikan penghargaan

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

46

agar ada upaya perbaikan dari siswa itu sendiri yang sangat berpengaruh pada

motivasi siswa dalam belajar.

3) Analisis Data Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa pada akhir

pembelajaran setiap siklus. Peneliti mewawancarai guru untuk mengetahui cara

mengajar guru dalam proses pembelajaran. Peneliti mewawancarai siswa untuk

mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam menulis kalimat. Wawancara

dilakukan dengan menggunakan lembar wawancara yang telah disediakan

sebelumnya.

Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran diperoleh data bahwa guru

mengalami kendala dalam membawakan pelajaran menulis kalimat sinestesia

karena hanya beberapa siswa saja yang aktif menulis kalimat sinestesia dan

harus membujuk serta menunjuk satu per satu terlebih dahulu supaya tampil

untuk menulis kalimat dipapan tulis. Keaktifan dan antusias siswa sangat

penting dalam membangun interaksi antara siswa dengan guru. Selanjutnya,

guru mata pelajaran kurang kreatif dalam memunculkan usaha untuk

memotivasi siswa.

Guru dan siswa memberikan apresiasi yang baik ketika diminta

pendapatnya mengenai pembelajaran menulis kalimat sinestesia. Bagi guru dan

siswa, Sinestesia merupakan salah satu pembelajaran yang dapat memberikan

pengetahuan tentang gejala perubahan makna kata dalam menulis kalimat.

Siswa yang dulunya yang hanya tau tentang kalimat dan makna kata, dengan

adanya pembelajaran sinestesia atau perubahan makna kata. Siswa dapat

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

47

mengetahui tentang apa saja penyebab perubahan makna kalimat, siswa sudah

berani dan percaya diri dalam mengungkapkan ide untuk menulis kalimat

sinestesia.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan secara bersama antara peneliti dan guru untuk

membahas dan menyimpulkan tentang temuan dan hasil penelitian siklus I.

Berdasarkan data proses siklus I diketahui bahwa dalam proses pembelajaran

menulis kalimat dengan menggunakan sinestesia terdapat siswa yang

berperilaku aktif dan tidak aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Siswa yang berperilaku aktif berarti bersikap positif terhadap pembelajaran

sedangkan dan siswa yang tidak aktif menunjukkan sikap negatif terhadap

pembelajaran.

Siswa yang berperilaku positif menunjukkan sikap aktif menjawab

pertanyaan guru dan memperhatikan penyampaian guru dengan seksama, pada

saat penyampaian materi mereka menanyakan yang belum mereka pahami.

Siswa serius dalam menulis kalimat, dan juga terlihat antusias dengan berani

mengangkat tangan untuk memberikan komentar dan tanggapan terhadap

kalimat yang dituliskan oleh temannya yang lain.

Siswa yang berperilaku negatif melakukan aktivitas seperti bermasa

bodoh, asyik mengobrol dengan temannya, bermain handphone, dan

mengantuk, serta ada siswa ketika diminta untuk menulis kaalimat dipapan

tulis, malah mereka tidak berani meju kepapan tulis untuk menus kalimat

sinestesia. Perilaku negatif yang dilakukan siswa disebabkan kurang

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

48

memberikan motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Penyebab lain siswa

berperilaku negatif karena guru tidak menguasai kelas secara keseluruhan, guru

hanya kebanyakan berdiri di depan kelas sehingga siswa yang duduk di posisi

belakang merasa di abaikan.

b. Data dan Analisis Data Proses Pembelajaran Bercerita Siklus II

Pada siklus pertama, masih terdapat proses pembelajaran dan tujuan

pembelajaran yang masih dianggap kurang sehingga aktivitas tindakan

dilanjutkan pada siklus kedua. Pada siklus ini, penerapan dan penjelas tentang

kalimat sinestesia dan kata-kata yang termasuk sinestesia semakin di perdalam

dan diimplementasikan kembali terhadap materi pembelajaran menulis kalimat.

Berdasarkan hasil refleksi pada kegiatan pembelajaran siklus pertama,

peneliti bersama guru mata pelajaran merancang perencanaan ulang untuk

mengatasi hal-hal yang masih dianggap kurang pada siklus pertama

diantaranya siswa kurang aktif dalam menulis kalimat alasannya karena kurang

percaya diri, dan tidak berani dalam menuangkan pikiran secara nyata. Dengan

kondisi seperti itu, guru dan peneliti menyuruh siswa untuk membuat sebuah

konsep lalu menghafal sehingga dalam menulis kalimat sudah tidak ada lagi

saling menunjuk. Sebagian siswa juga merancang sendiri pengetahuan yang

sudah ada sehingga siswa bisa berani menulis kalimat sinestesia dengan ide

yang mereka miliki.

1) Data dan Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa

Pembelajaran Pada siklus I ini, data proses pembelajaran diperoleh dari

hasil observasi, terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

49

berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan format

observasi siswa yang telah disediakan sebelumnya. Gambaran aktivitas siswa

pada siklus I diuraikan seperti berikut ini:

Tabel 4.3 Aktivitas Siswa pada Siklus II

No. Kegiatan pembelajaran

Persentase Keaktifan %Jumlah

%Aktif

%

Kurang

aktif %

Tidak

aktif %

1. Siswa menyimak pertanyaan dari

guru tentang hambatan dan kesulitan

dalam menulis kalimat

8

57,14

4

28,57

2

14,28

14

100%

2. Siswa mengungkapkan ide atau

gagasan secara eksplisit dengan

menggunakan bahasa siswa sendiri

9

64,28

4

28,57

1

7,14

14

100%

3. Siswa secara bergiliran untuk menulis

kata-kata yang termasuk kalimat

sinestesia

7

50

5

35,71

2

14,28

14

100%

4. Siswa membina sendiri cara menulis

kalimat Sinestesia dengan kata-kata

yang telah disediakan

9

64,28

2

14,28

3

21,43

14

100%

5. Siswa memberikan komentar atau

tanggapan terhadap kalimat yang

dibuat oleh siswa yang lain

10

71,42

3

21,43

1

7,14

14

100%

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

50

Selanjutnya tabel 4.6 aktivitas siswa terlihat aktif dalam hal menyimak

pertanyaan dari guru tentang hambatan dan kesulitan. Hal ini dibuktikan sebanyak

10 orang (71,42%) yang aktif, sebanyak 2 siswa (14,28%) yang kurang aktif.

Sedangkan yang tidak aktif sebanyak 2 siswa (14.28%). Menurut peneliti, dalam

kegiatan ini menunjukan bahwa bertambahnya siswa yang aktif dalam menyimak

penjelasan guru, khususnya dalam menulis kalimat sinestesia. Pada kegiatan siswa

mengungkapkan ide atau gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa

siswa sendiri peningkatan yang memuaskan. Hal ini menunjukan siswa yang aktif

dalam menuangkan ide sebanyak 11 orang (78,57%), kemudian sebanyak 2 siswa

(14,28%) yang kurang aktif, dan yang tampak tidak aktif dalam menuangkan ide

atau gagasan sebanyak 1 siswa (7,14%). Menurut pengamatan peneliti, bahwa

siswa termotivasi supaya berani dalam mengungkapkan gagasan dan memberikan

pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran yang di bahas.

Pada kegiatan secara bergiliran untuk menuliskan kata-kata yang termasuk

sinestesia. Hal ini dibuktikan sebanyak 10 siswa (71,42%) yang tampak aktif

dalam maju kepapan tulis, menulis kata yang termasuk kata sinestesia, kemudian

3 (21,43%) yang tampak kurang aktif, serta yang tidak aktif sebanyak 1 siswa

(7,14%). Menurut peneliti, bertambahnya siswa yang aktif, karena siswa lebih

antusias dalam memilih kata yang termasuk kata sinestesia, dengan keberanian

dan semangat yang tinggi sehingga dengan percaya diri siswa menulis kata-kata

yang termasuk kata sinestesia dipapan tulis.

Kegiatan siswa membina sendiri cara menulis kalimat sinestesia dipapan

tulis dengan menggunakan kosa kata yang sesuai dengan kalimat sinestesia. Hal

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

51

ini menunjukan bahwa siswa yang aktif sebanyak 12 orang (85,72%), dan siswa

yang kurang aktif hanya 2 orang (14,28%) serta yang tampak tidak aktif sebanyak

(0%). Menurut peneliti, bahwa bertambahnya siswa yang aktif karena kebanyakan

serius dalam memahami kalimat sinestesia dengan menggunakan kosa kata yang

temasuk kata sinestesia Pada kegiatan memberikan komentar atau tanggapan

terhadap kalimat sinestesia yang disampaikan oleh siswa yang lain terlihat aktif

sebanyak 13 orang (92,86%) yang memberikan tanggapan, tampak kurang aktif

sebanyak 1 siswa (7,14%), sebanyak (0%) yang tidak aktif. Menurut peneliti,

bertambahnya siswa yang aktif dalam memberikan tanggapan dan komentar,

karena siswa sudah berani dalam memberikan pendapat dan komentar. Pada

pertemuan ini, perkembangan aktivitas siswa semakin meningkat. Sehingga cara

siswa menerima pengetahuan termotivasi dengan penjelasa yang lebih terkhusus

dan terperinci tentang kalimat sinestesia.

Selama proses pembelajaran menulis kalimat sinestesia berlangsung pada

siklus II, hampir seluruh siswa mengikutinya dengan baik. Berdasarkan data yang

ada diketahui bahwa siswa menunjukkan respon yang sangat baik ketika peneliti

meminta lagi untuk menulis kalimat sinestesia. Siswa merasa termotivasi untuk

ikut aktif menulis kalimat, apalagi dengan penjelasan terperinci tentang sinestesia

dan gejala terjadinya kalimat sinestesia.

Berdasarkan hasil observasi, kemampuan memahami tentang sinestesia

siswa pada siklus II ini sudah baik dalam menulis kalimat sinestesia. Umumnya,

mereka sudah dapat menguasai materi yang peneliti berikan. Hal ini terlihat dari

isi kalimat sinestesia yang mereka tuliskan. Rasa kurang percaya diri dan takut

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

52

ketika menulis kalimat sinestesia dipapan tulis sudah berkurang pada siklus II ini.

Hal ini berpengaruh pada semangat siswa dalam mengikuti proses menulis

kalimat dan memberikan tanggapan. Semangat siswa dalam mengikuti menulis

kalimat sinestesia sangat baik. Mereka mengikuti menulis kalimat yang

berlangsung dan menanggapinya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan,

pendapat, komentar ataupun tanggapan. Namun, masih ada juga siswa yang

tidak memperhatikan kalimat sinestesia yang dituliskan oleh teman dan

berbicara sendiri dengan teman yang lain, tetapi tidak sampai

mengganggu kelancaran menulis kalimat sinestesia dipapan tulis. Proses

menulis kalimat pada siklus II ini lebih baik daripada proses pembelajaran

siklus I, karena para peserta atau siswa lain mengikutinya dengan baik dan

termotivasi.

Pembelajaran yang dilakukan selama pelaksanaan siklus I maupun siklus

II membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa yang dulunya

hanya sering pasif, kini mulai berani berpartisipasi baik itu memberikan

pertanyaan maupun mengeluarkan pendapatnya. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan setelah pembelajaran. Menurut siswa,pembelajaran menulis

kalimat sinestesia sangat baik untuk mengetahui gejala perubahan makna kalimat.

Siswa merasa termotivasi untuk ikut aktif dalam menulis kalimat sinestesia dan

memberikan komentar/ tanggapan terhadap kalimat sinestesia yang ditulis teman

yang lain.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

53

2) Data Observasi Aktivitas Guru

Pada siklus II, data proses pembelajaran diperoleh dari hasil observasi,

terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan

observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi guru yang telah

disediakan sebelumnya. Gambaran proses aktivitas guru pada siklus II

diuraikan seperti berikut ini.

Tabel 4.4. Aktivitas Guru pada Siklus II

No Kegiatan PembelajaranSangat

BaikBaik Cukup Kurang

1. Guru membuka pelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru memberikan motivasi belajar kepada

siswa

4. Guru mengarahkan siswa pada materi

pembelajaran tentang kata yang termasuk

sinestesia dan menulis kalimat sinestesia

5. Guru mengobservasi kegiatan kalimat

sinestesia yang ditulis oleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung

6. Guru memberikan penguatan atau

penghargaan kepada siswa baik yang

menulis kalimat sinestesia dipapan tulis

maupun yang memberikan

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

54

tanggapan/komentar

7. Guru menutup pelajaran

Selanjutnya aktivitas guru pada pertemuan kedua diperoleh data yang

maksimal. Pembelajaran pada pertemuan kedua sudah terlaksana dengan baik.

Ada beberapa aktivitas guru yang terlaksana dengan sangat baik yaitu pada saat

guru membuka pelajaran, karena pada saat guru membuka pelajaran dan

mengecek kehadiran siswa dengan singkat serta memberikan semangat untuk

siswa dengan cara menyampaikan dan menceritakan hal yang lucu. Pada kegiatan

menyampaikan tujuan pembelajaran, mengarahkan siswa pada materi

pembelajaran tentang kata yang termasuk sinestesia dan menulis kalimat

sinestesia, dan saat memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa baik

yang menulis kalimat sinestesia dipapan tulis maupun yang memberikan

tanggapan/komentar tampak aktif. Alasannya karena guru memberikan pujian

terhadap siswa yang menulis kalimat sinestesia dan yang memberikan tanggapan

atau komentar dengan baik dan bagus, sehingga siswa termotivasi.

Kemudian pada kegiatan menutup pelajaran, guru melaksanakannya

dengan sangat baik mengingat pertemuan ini adalah pertemuan terakhir untuk

materi menulis kalimat dan dirangkaikan dengan pertemuan terakhir peneliti di

kelas X tersebut. Selanjutnya aktivitas guru pada kegiatan memberikan motivasi

belajar kepada siswa dan kegiatan mengobservasi kegiatan menulis kalimat

sinestesia siswa selama proses pembelajaran berlangsung guru sudah

melaksanakan dengan baik meskipun belum secara maksimal, karena pertemuan-

pertemuan sebelumnya terdapat berbagai macam aktivitas di luar pembelajaran.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

55

Pada pertemuan ketiga di siklus II, guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan sangat baik. Guru merefleksi hasil pembelajaran yang telah

terlaksana selama 6 kali pertemuan. Guru merasa puas dengan hasil yang telah

dicapai oleh siswanya karena siswa yang sebelumnya pasif dalam pembelajaran

khususnya pelajaran menulis kalimat, sudah mulai menampakkan keberanian dan

kemauan untuk ikut berpartisipasi secara aktif dirinya dengan siswa yang

berprestasi tinggi. Guru juga memberikan apresiasi yang baik kepada peneliti

karena dengan adanya Kalimat sinestesia yang disarankan pada keterampilan

menulis kalimat, Guru menganggap pembelajaran tersebut efektif untuk

menambahkan pengetahuan siswa tentang gejala perubahan makna daalam

menulis kalimat.

3) Analisis Data Hasil Wawancara

Kegiatan wawancara pada siklus II dilakukan terhadap guru dan siswa.

Wawancara dilakukan pada akhir pembelajaran siklus II. Kegiatan wawancara

ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran Sinestesia dalam

proses pembelajaran menulis kalimat. Berdasarkan hasil wawancara terhadap

guru mata pelajaran, diperoleh data bahwa guru masih memiliki kendala dalam

membawakan pelajaran menulis kalimat meskipun sudah berbeda dengan

kendala yang ada pada siklus I. Guru merasa bahwa di dalam pembelajaran

menulis kalimat sinestesia memerlukan waktu yang banyak sehingga dalam

pelaksanaannya membutuhkan pengaturan waktu yang efisien.

Berdasarkan hasil wawancara, siswa beranggapan bahwa kondisi

pembelajaran sekarang jauh berbeda dengan kondisi pembelajaran yang

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

56

sebelumnya. Jika sebelumnya siswa bosan belajar bahasa Indonesia khususnya

menulis kalimat, sekarang justru siswa termotivasi. Siswa menyadari akan

pentingnya keterampilan menulis di dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang

siswa memiliki pengetahuan yang memadai namun mereka tidak memiliki

kemampuan dan keberanian untuk mengutarakan hal yang diketahuinya tersebut

sehingga siswa tidak ada pilihan lain selain pasif dalam pembelajaran.

4) Refleksi

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru adalah

mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan,

menganalisis hasil yang diperoleh pada siklus II dan menetapkan kesimpulan

tentang hasil yang dicapai dalam peningkatan kemampuan menulis dengan

menggunakan kalimat sinestesia. Data proses siklus II menunjukkan bahwa

secara umum kondisi pembelajaran sudah kondusif dan minat siswa dalam

pembelajaran sudah bertambah besar yang berdampak pada paham terhadap

pembelajaran menulis kalimat sineestesia dengan baik oleh siswa. Dengan

adanya motivasi dari guru dalam pembelajaran menulis kalimat sinestesia

dengan kosa kata yang termasuk kata sinestesia. Pernyataan tersebut juga

memberikan indikasi bahwa penelitian dengan menyampaikan tentang gejala

sinestesia dan kata- kata yang termasuk sinestesia pada keterampilan menulis

kalimat dianggap berhasil.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

57

2. Penyajian Data Hasil Pembelajaran Peningkatan Kemampuan

Menggunakan Sinestesia dalaam Menulis Kalimat Pada Siswa Kelas X

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar

a. Data dan Analisis Data Hasil Keterampilan Menulis Kalimat Sinestesia

Siklus I

Peningkatan kemampuan menggunakan sinestesia dalam menulis kalimat

bahasa Indonesia pada siklus I menekankan pada dua aspek penilaian yaitu

pilihan kata, penulisan kalimat.

1) Pilihan Kata

Tabel 4.5. Klasifikasi Nilai Aspek Pilihan Kata

No Hasil yang Dicapai

Siswa

Frekuensi Persentase (%) Tingkat

Penguasaan

1. 85 – 100 0 0,0 Sangat Baik

2. 70 – 84 1 7,14 Baik

3. 55 – 69 8 57,13 Cukup

4. 50 – 54 3 21,43 Kurang

5. 0 – 49 2 14,28 Sangat kurang

Jumlah 14 100

Pada tabel 4.11 di atas, diperoleh data bahwa nilai pada aspek pilihan kata

dalam menulis kalimat sinestesia dapat dinyatakan tidak ada siswa yang

memperoleh nilai pada kategori sangat baik. Siswa yang mendapatkan nilai baik 1

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

58

orang (7,14%). Selanjutnya, yang memperoleh nilai pada kategori cukup sebanyak

8 siswa (57,13%), dan sebanyak 3 siswa (21,43%) memperoleh nilai pada kategori

kurang. Dan sebanyak 2 siswa (14,28%) yang memperoleh nilai sangat kurang.

Tingkat kemampuan menulis kalimat sinestesia siswa pada aspek pilihan kata

cukup.

2) Penulisan Kalimat

Tabel 4.6. Klasifikasi Nilai Aspek Penulisan Kalimat

No Hasil yang Dicapai

Siswa

Frekuensi Persentase (%) Tingkat

Penguasaan

1. 85 – 100 Sangat Baik

2. 70 – 84 3 21,43 Baik

3. 55 – 69 10 71,43 Cukup

4. 50 – 54 1 7,14 Kurang

5. 0 – 49 0 0 Sangat kurang

Jumlah 14 100

Pada tabel 4.11 di atas, diperoleh data bahwa nilai pada aspek penulisan

kalimat dalam menulis kalimat sinestesia dapat dinyatakan tidak ada siswa yang

memperoleh nilai pada kategori sangat baik. Siswa yang mendapatkan nilai baik 3

orang (21.43%). Selanjutnya, yang memperoleh nilai pada kategori cukup

sebanyak 10 siswa (71,43%), dan sebanyak 1 siswa (7,14%) memperoleh nilai

pada kategori kurang. Dan sebanyak (0%) yang memperoleh nilai sangat kurang.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

59

Tingkat kemampuan menulis kalimat sinestesia siswa pada aspek penulisan

kalimat cukup.

b. Data dan Analisis Data Hasil Keterampilan Bercerita Siklus II

Peningkatan kemampuan menggunakan sinestesia dalam menulis kalimat

bahasa Indonesia pada siklus I menekankan pada dua aspek penilaian yaitu

pilihan kata, penulisan kalimat.

3) Pilihan Kata

Tabel 4.7. Klasifikasi Nilai Aspek Pilihan Kata

No Hasil yang Dicapai

Siswa

Frekuensi Persentase (%) Tingkat

Penguasaan

1. 85 – 100 6 42,86 Sangat Baik

2. 70 – 84 7 50 Baik

3. 55 – 69 1 7,14 Cukup

4. 50 – 54 Kurang

5. 0 – 49 Sangat kurang

Jumlah 40 100

Pada tabel 4.11 di atas, diperoleh data bahwa nilai pada aspek pilihan kata

dalam menulis kalimat sinestesia dapat dinyatakan siswa yang memperoleh nilai

pada kategori sangat baik sebanyak 6 siswa ( 42,86% ). Siswa yang mendapatkan

nilai baik 7 siswa (50%). Selanjutnya, yang memperoleh nilai pada kategori cukup

sebanyak 1 siswa (7,14%), dan sebanyak 0 siswa (0,0%) memperoleh nilai pada

kategori kurang. Dan sebanyak 0 siswa (0,0%) yang memperoleh nilai sangat

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

60

kurang. Tingkat kemampuan menulis kalimat sinestesia siswa pada aspek pilihan

kata dari kata cukup menjadi baik.

4) Penulisan Kalimat

Tabel 4.15. Klasifikasi Nilai Aspek Penulisan kalimat

No Hasil yang Dicapai

Siswa

Frekuensi Persentase (%) Tingkat

Penguasaan

1. 85 – 100 4 28,61 Sangat Baik

2. 70 – 84 8 57,13 Baik

3. 55 – 69 2 14,28 Cukup

4. 50 – 54 0 0 Kurang

5. 0 – 49 0 0 Sangat kurang

Jumlah 40 100

Berdasarkan data pada tabel 4.8 di atas, kategori kemampuan menulis

kalimat dapat dinyatakan bahwa ada 4 orang ( 28,61%) yang memperoleh nilai

pada kategori sangat baik. Siswa yang mendapat kategori baik sebanyak 8 orang

(57,13%). Selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai yang cukup sebanyak 2

orang (14,28%), dan sebanyak 0 siswa (0.0%) memperoleh nilai pada kategori

kurang. Siswa yang mendapatkan penguasaan yang sangat kurang sebanyak 0

orang (0.0%). Pada aspek penampilan dalam menulis kalimat dari kategori cukup

menjadi baik.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

61

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yang masing-

masing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai pelaksanaan tindakan yang

merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus I.

Berikut ini disajikan paparan Peningkatan Kemampuan Menggunakan

Sinestesia Dalam Menulis Kalimat Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas X

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar.

Berdasarkan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II, dapat

dinyatakan bahwa kemampuan bercerita siswa meningkat dari 5,98 (siklus I)

menjadi 8,3 (siklus II) dengan persentase peningkatan 2.32%. Meningkatnya

nilai rata-rata siswa pada siklus II ini terjadi akibat adanya perbaikan pada

siklus II dari refleksi pada siklus I dan masukan para siswa dari kegiatan

wawancara. Tindakan perbaikan tersebut adalah memotivasi siswa agar berani

dalam menyampaikan ide atau gagasa tanpa adanya rasa malu dan kurang

percaya diri. Serta siswa disuruh untuk membuat dan membentuk sebuah

konsep kalimat dan kata- kata yang termasuk sinestesia siswa menghafal

dengan cara mengembangkan dirinya sendiri supaya melihat kemampuan dan

keberanian yang dimiliki oleh siswa itu sendiri dalam kalimat sinestesia. Siswa

juga mencari cara baru dan membina dirinya sesuai dengan kemampuan dan

pengetahuan yang sudah ada.

Kegiatan siswa selama siklus I berdasarkan analisis hasil observasi peneliti

secara langsung, peneliti mengamati bahwa beberapa siswa merasakan adanya

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

62

suasana ketegangan dengan hadirnya pengamat di dalam kelas. Sehingga pada

saat mereka ke depan untuk menulis kalimat sinestesia sangat tegang, kurang

percaya diri, tidak berani dan malu serta harus menunjuk dan membujuk agar

mereka mau menulis kalimat yang termasuk kalimat sinestesia apa yang

menjadi pengalaman mereka. Pada siklus II kegiatan siswa pada saat menulis

kalimat sinestesia meningkat dengan adanya motivasi dari guru. Sehingga

tanpa di minta siswa sudah berani tampil di depan kelas untuk menulis kalimat

sinestesia dipapan tulis tanpa ada rasa malu dan takut. Peningkatan yang di

peroleh siswa pada saat menulis kalimat sinestesia masih ada yang belum

tuntas. Akan tetapi, kebanyakan siswa sudah di kategori tuntas karena

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus II ini, nilai yang

di peroleh siswa ada yang meningkat, ada yang tetap dan ada yang belum

maksimal.

Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus I kurang memuaskan dan

suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung kurang kondusif,

namun pada proses selanjutnya hasil yang dicapai sudah memuaskan dan

suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif.

Perubahan itu tidak lepas dari tindakan-tindakan yang peneliti lakukan dan

pemberian motivasi kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan

yang ada serta motivasi kepada siswa untuk memahami pentingnya

keterampilan menulis kalimat dan makna kalimat dalam kehidupan sehari-hari .

Kondisi pembelajaran yang di dalamnya diwarnai dengan antusias siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran merupakan bukti bahwa kelas tersebut

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

63

hidup Nilai rata-rata hasil belajar para siswa yang diperoleh telah menunjukkan

peningkatan. Peningkatan kemampuan siswa tersebut meliputi pilihan kata,

penulisan kalimat.

Manfaat yang diperoleh itu antara lain siswa memperoleh pengalaman,

pengetahuan maupun suasana baru dalam belajar. Penelitian tindakan kelas

yang peneliti lakukan ini mampu menunjukkan peningkatan nilai rata-rata yang

diperoleh siswa, dari nilai 5,98 (siklus I) menjadi 8,3 (siklus II) dengan

persentase peningkatan 2,32%. Oleh karena itu, penelitian ini dianggap berhasil

dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, tentang

bagaimana kemampuan siswa Kelas X Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar mampu menggunakan sinestesia

dalam menulis kalimat bahasa Indonesia, dapat diambil suatu

kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa yang memperoleh nilai 7,0 ke atas sebanyak 12 orang atau

85,71% sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah 7,0

sebanyak 2 orang atau 14,28%. Hal ini membuktikan bahwa siswa

Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka mampu

menggunakan sinestesia dalam menulis kalimat bahasa Indonesia

karena melebihi dari 85% siswa yang memperoleh nilai 7,0 ke atas.

2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh

nilai 7,0 ke atas sudah mencapai 85%. Data ini mengimplikasikan

bahwa siswa Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka

Kab. Takalar mampu menggunakan sinestesia dalam menulis

kalimat bahasa Indonesia.

64

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

65

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang siswa Kelas X

Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kab. Takalar mampu

menggunakan sinestesia dalam menulis kalimat bahasa Indonesia,

disarankan kepada:

1. Siswa-siswi Kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka

Kab. Takalar tetap belajar tentang materi sinestesia sebagai

pembelajaran dalam bahasa Indonesia.

2. Guru bahasa Indonesia perlu memberikan pembinaan dalam

pengajaran bahasa Indonesia terutama penngunaan kata-kata yang

berkategori sinestesia.

3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, agar

memahami teori sinestesia dalam kalimat bahsa Indonesia.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

41

DAFTAR PUSTAKA

A, Arif Tarman. 2015. Metedologi Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia.Unismuh Makassar: Diktat Unismuh Makassar

Aminuddin. 1988. Semantik; Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: SinarBaru

Aziz, dkk. 2012. PedomanUmum Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Bee MediaIndonesia.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: RinekaCipta.

________. 1995. Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 1993. Semantik 2; Pemahaman Ilmu Makna. Bandung:Eresco.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksana Penilaian.Jakarta: Depdikbud.

Ermayana. 2013. “ Kemampuan Menggunakan Sinestesia dalam Menulis kalimatBahasa Indonesia Pada Siswa Kelas X SMK Handayani Sungguminasa”.Skripsi. Makassar : Bahasa dan Sastra Indonesia.

FKIP, Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Unismuh Makassar:Panrita Press.

Hambali. 2009. Linguistik Umum Suatu Pengantar. Diktat Unismuh Makassar

Junus, Andi Muhammad dan Andi Fatimah Junus. 2011. Keterampilan BerbahasaLisan. Makassar: Badan Penerbit UNM.

_______. 2013. Konjungsi (Kata Penghubung) dalam Bahasa Indonesia.Makassar: Badan Penerbit UNM.

_______. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.

_______. 1996. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Lingustik. Jakarta: Gramedia.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

42

Munirah. 2007. Dasar Keterampilan Menulis. Unismuh Makassar: Diktat.

_______. 2012. Karya Tulis Ilmiah. Unismuh Makassar: Diktat.

Nasir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pateda, Mansoer. 1989. Semantik Leksikal. Flores: Nusa Indah.

Suwadah Siti Rimang. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: AuraPustaka.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

Aktivitas Siswa dalm Proses Belajar Mengajar

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …
Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

DATA HASIL BELAJAR SISWA

SIKLUS I DAN II

MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH SALAKA

No NamaHasil Belajar

Siklus IHasil Belajar

Siklus II1 Ismunandar 60 752 Salahuddin 64 703 Muh. Israq 50 654 Irnawati. M 70 905 Asriani 65 856 Nurwahida 58 757 Nur. Ikhwana 70 908 St. Fausiah Anwar 65 759 Irnawati. R 70 8010 Salmawati 55 7011 Dian Maya sari 60 8512 Nadifatul Munawwara 64 6513 Sulqehah 58 8014 Musdalifah 65 75

Jumlah 874 1080

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

DAFTAR KEHADIRAN SISWA PADA SIKLUS I

No Nama SiswaPersentase Kehadiran

KetSiklus II II III IV %

Ismunandar a Salahuddin Muh. Israq i Irnawati. M Asriani s Nurwahida i Nur. Ikhwana a St. Fausiah Anwar aIrnawati. R s Salmawati s Dian Maya sari a Nadifatul Munawwara Sulqehah Musdalifah

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

DAFTAR KEHADIRAN SISWA PADA SIKLUS II

No Nama SiswaPersentase Kehadiran

KetSiklus III II III IV %

Ismunandar s Salahuddin Muh. Israq Irnawati. M Asriani Nurwahida Nur. Ikhwana St. Fausiah Anwar Irnawati. R Salmawati Dian Maya sari Nadifatul Munawwara Sulqehah Musdalifah

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

ANALISIS DATA

A. Perhitungan Statistik Deskriptif Pada Siklus I

1. Jumlah Subjek PenelitianX = 14

2. Skor Maksimum IdealX = 100

3. Perhitungan Rata – rata Skor

No Nama Siswa Hasil BelajarSiklus I

1 Ismunandar 602 Salahuddin 643 Muh. Israq 504 Irnawati. M 705 Asriani 656 Nurwahida 587 Nur. Ikhwana 708 St. Fausiah Anwar 659 Irnawati. R 7010 Salmawati 5511 Dian Maya sari 6012 Nadifatul Munawwara 6413 Sulqehah 5814 Musdalifah 65

Jumlah 874

Jadi dari table di atas dapat dihitung rata-rata skor := ∑== 62, 42

4. Skor TertinggiX = 70

5. Skor TerendahX = 50

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

6. Rentang SkorX = 20

7. Menentukan MedianMedian adalah nilai X yang terletak di tengah – tengah

50, 55, 58, 58, 60,60, 64, 64, 65, 65, 65, 70, 70, 70.Median = 64

8. Menentukan modusModus adalah nilai X yang paling banyak tampil

50, 55, 58, 58, 60,60, 64, 64, 65, 65, 65, 70, 70, 70.Jadi sekelompok data tersebut memiliki modus 65 & 70

9. Perhitungan Standar DeviasiRata – rata skor = 62, 42 63.

X F F.X ( X - ) ( X - )² F( X - ) F( X - )²70 3 210 7 49 21 14765 3 195 2 4 6 1264 2 128 1 1 2 260 2 120 3 9 6 1858 2 116 5 25 10 5055 1 55 8 64 8 6250 1 50 13 169 13 169

Jumlah 14 874 - - - 460

Variansi ( S² ) = ∑ƒ ( )²

=== 35,38

Standar Deviasi / Simpangan Baku

SD = ∑ƒ ( )²= 35, 38= 5, 98

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

ANALISIS DATA

B. Perhitungan Statistik Deskriptif Pada Siklus II

1. Jumlah Subjek PenelitianX = 14

2. Skor Maksimum IdealX = 100

3. Perhitungan Rata – rata Skor

No Nama Siswa Hasil BelajarSiklus I

1 Ismunandar 752 Salahuddin 703 Muh. Israq 654 Irnawati. M 905 Asriani 856 Nurwahida 757 Nur. Ikhwana 908 St. Fausiah Anwar 759 Irnawati. R 8010 Salmawati 7011 Dian Maya sari 8512 Nadifatul Munawwara 6513 Sulqehah 8014 Musdalifah 75

Jumlah 1080

Jadi dari table di atas dapat dihitung rata-rata skor := ∑== 77, 14

4. Skor TertinggiX = 90

5. Skor TerendahX = 65

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

6. Rentang SkorX = 25

7. Menentukan MedianMedian adalah nilai X yang terletak di tengah – tengah

65, 65, 70, 70, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 85, 85, 90, 90.Median = 75

8. Menentukan modusModus adalah nilai X yang paling banyak tampil

65, 65, 70, 70, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 85, 85, 90, 90.Jadi sekelompok data tersebut memiliki modus 75

9. Perhitungan Standar DeviasiRata – rata skor = 77, 14 78.

X F F.X ( X - ) ( X - )² F( X - ) F( X - )²90 2 180 12 144 24 28885 2 170 7 49 14 9880 2 160 2 4 4 875 4 300 3 9 12 3670 2 140 8 64 16 12865 2 130 13 169 26 338

Jumlah 14 1080 45 - - 896

Variansi ( S² ) = ∑ƒ ( )²

=== 68, 92

Standar Deviasi / Simpangan Baku

SD = ∑ƒ ( )²= √68, 92= 8, 3

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

24

Bagan Kerangka Fikir

i.

Bahasa indonesia

Penulisan Kalimat

Gejala Sinestesia

Siswa

Indra Perasa

dengan Indra

Penglihatan

Indra Peraba

dengan Indra

Pendengaran

Indra Perasa

dengan Indra

Peraba

Indra Perasa

dengan Indra

Pendengaran

Indra

Penglihatan

dengan Indra

Pendengaran

Analisis

Hasil

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …

RIWAYAT HIDUP

Irma Idawati, dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggai 21

Desember 1993. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara buah kasih dari pasangan Ayahanda M. Tahir

Kole dan Ibunda St. Dahlia.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 di Taman Kanak – kanak

Sakarosa Pabrik Gula Takalar Kab. Takalar dan tamat pada tahun 1999. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SD Swasta Pabrik Gula

Takalar dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan ke SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Kab. Takalar dan tamat pada

tahun 2008. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikannya di SMK Negeri

6 Takalar Kab. Takalar dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang sama,

penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah

Makassar, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia ( S – 1 ) dan selesai pada tahun 2016

Berkat Rahmat Allah swt, dan iringan doa dari kedua orang tua dan

saudara tercinta, serta sahabat-sahabat seperjuangan di bangku kuliah, perjuangan

panjang penulis dalam mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi dapat berhasil

dengan tersusunnya skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan

Menggunakan Sinestesia dalam menulis kalimat Bahasa Indonesia pada siswa

kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Salaka Kab. Takala. ”

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA …