peningkatan kemampuan membaca dengan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK SKIMMING PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDIT BINA INSAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
RAMA INDARTO PUTRA
NIM 1110018300022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M / 1439 H
vi
ABSTRAK
Nama: Rama Indarto Putra. NIM : 1110018300022. Judul: “Peningkatan
Kemampuan Membaca Dengan Menggunakan Teknik Skimming Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDIT Bina Insan”
Kemampuan membaca siswa erat hubungannya dengan tingkat pemahaman
terhadap isi dari bacaan. Membaca akan lebih efektif jika siswa dapat membaca
secara cepat dalam waktu yang singkat. Dengan membaca secara cepat kegiatan
membaca akan jauh lebih efektif dan efisien untuk dilakukan karena siswa akan
lebih cepat memahami materi bacaan yang diberikan. Hambatan dalam membaca
cepat biasanya berupa kesulitan dalam hal pemahaman. Oleh karena itu, membaca
cepat akan lebih baik jika menggunakan teknik yang tepat. Teknik skimming
adalah salah satu teknik yang dapat membantu guru dalam kegiatan pembalajaran
membaca cepat siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca
cepat menggunakan teknik skimming pada siswa kelas IV SDIT Bina Insan.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang meneliti setiap peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran di
kelas. Hal ini dilakukan karena pengamatan awal peneliti melihat masih
kurangnya pemahaman siswa dalam membaca. Selain itu berdasarkan hasil
wawancara penulis pada guru Bahasa Indonesia, bahwa teknik yang digunakan
guru dalam kelas masih kurang efektif.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa teknik skimming dapat
meningkatkan kemampuan membaca siswa karena teknik ini efektif dalam
membantu pemahaman siswa pada saat membaca.
Kata Kunci: Peningkatkan, Kemampuan Membaca, Teknik Skimming.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan alam semesta beserta
segala isinya, yang telah memberikan rahmat dan ridhonya kepada kita semua.
Rasa syukur yang sangat besar karena kita selalu diberikan nikmat Iman dan
Islam, serta atas karunia juga hidayah-Nya. Alhamdulillah penulis ucapkan karena
mendapatkan kelancaran di dalam proses penyusunan skripsi ini dan dapat
diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Besar dan Nabi penutup hingga akhir zaman yaitu Rasulullah Muhammad SAW,
beserta seluruh keluarga dan sahabat-sahabat beliau serta InsyaAllah juga kepada
kita semua sebagai umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran-ajaran yang beliau
sampaikan.
Tak terkira ucapan yang dapat penulis haturkan kepada seluruh pihak yang
telah membantu di dalam penyusunan skripsi ini, yang mungkin tidak akan pernah
dapat dibalas budi kebaikan ini. Terima kasih banyak atas masukan-masukan
positif yang bersifat membangun, dorongan semangat motivasi, serta kritik dan
saran. Atas hal itulah, izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih yang
sangat besar kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya.
2. Dr. Khalimi, M.A, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI), yang juga selaku Dosen Pembimbing skripsi yang selalu menyempatkan
diri di tengah kesibukan beliau untuk memberikan saran-saran berharganya,
dorongan moral serta motivasi positif bagi penulis agar dapat menyelesaikan
skripsi.
viii
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah menyampaikan ilmunya, selalu
memberikan semangat dorongan motivasi lebih agar menyelesaikan skripsi dan
proses pembelajaran serta kegiatan akademik di Universtitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Abdul Ghofur, M.A., selaku Dosen Penasehat Akademik Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah yang sudah memberikan ilmunya, menyempatkan diri dan
waktunya di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan nasehat
sejak semester pertama dalam proses pendidikan di bangku perkuliahan, selalu
memberikan semangat dorongan motivasi dalam menyelesaikan seluruh proses
pembelajaran dan kegiatan akademik di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah tulus
mendidik dan memberikan ilmu pengetahuannya yang tak akan dapat dibalas budi
kebaikannya tanpa pamrih.
6. Keluarga besar Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh dosen, staf
dan pegawai, serta teman-teman mahasiswa dan mahasiswi yang telah
memberikan ilmunya yang berharga.
6. Pimpinan dan para pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberi kemudahan penulis dalam mencari dan melengkapi referensi dalam
penyelesaikan skripsi ini
7. Keluarga besar Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Insan yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian, dan seluruh guru beserta staf
sekolah yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.
ix
8. Kedua orang tua penulis, Sudarto dan Ema Indriyani yang tiada henti
memberikan dorongan moral dan selalu memotivasi kepada penulis dengan
sepenuh hati.
9. Adik semata wayangku Devyna Putri Indarto yang selalu mendoakan dan
memberikan dorongan pada penulis untuk tetap semangat dalam menyusun
skripsi.
11. Sahabat-sahabat penulis dari beragam latar belakang di berbagai organisasi
dan lembaga yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dorongan moral kepada penulis.
Jakarta, 15 Juni 2017
Rama Indarto Putra
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 4
D. Perumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 5
G. Sistematika Penulisan 6
BAB II KAJIAN TEORI 7
A. Landasan Teori 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan 25
C. Kerangka Berpikir 27
D. Hipotesis Penelitian 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29
A. Tempat & Waktu Penelitian 29
B. Metode Penelitian 29
xi
C. Rancangan Siklus Penelitian 29
D. Subjek Penelitian 31
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Tindakan 31
F. Tahap Intervensi Tindakan 31
G. Hasil Intervensi yang Diharapkan 32
H. Data dan Sumber Data 32
I. Teknik Pengumpulan Data 32
J. Instrumen Penelitian 32
K. Teknik Analisis Data 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35
A. Hasil Penelitian 35
B. Analisis Data 52
C. Pembahasan 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55
A. Kesimpulan 55
B. Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 57
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam peradaban manusia, bahasa adalah sebuah alat komunikasi paling
penting yang menyatukan antar individu satu dengan yang lain. Bahasa telah
berkembang selama berabad-abad dan melewati ribuan generasi yang ikut andil
dalam menyumbang beragam kosakata dalam berbahasa.
Di Nusantara terdapat ratusan jenis bahasa daerah dengan bermacam-
macam logat yang ikut mewarnai perkembangan bahasa di dunia. Setelah
kemerdekaan Indonesia, para pendiri bangsa (founding fathers) memutuskan
untuk mengadopsi satu bahasa yang telah lama menjadi bahasa pengantar
perdagangan maritim Nusantara yaitu Bahasa Melayu Riau sebagai Bahasa
Indonesia yang kita kenal kini
Dewasa ini di dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia telah jauh
berkembang baik dalam segi tata bahasa dan perbendaharaan kosakatanya. Bahasa
Indonesia banyak menyerap kosakata dari bahasa lain baik bahasa daerah maupun
bahasa asing. Bahasa Indonesia menjadi suatu bidang keilmuan yang menambah
khazanah ilmu pengetahuan.
Berbahasa mempunyai empat keterampilan utama yang sangat penting,
yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keterampilan-keterampilan
tersebut adalah suatu kesatuan utuh yang hanya bisa dikuasai dengan cara praktek
langsung dan sering melakukan latihan.
Membaca hanyalah satu dari empat keterampilan berbahasa di samping
kemampuan dalam menulis, berbicara, dan menyimak. Keterampilan membaca
dapat dipelajari dengan cara menempuh tujuan yang hendak dicapai dalam
2
kegiatan membaca. Tujuan tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar pendidikan.
Membaca adalah keterampilan yang kompleks. Membaca bukan hanya
sekadar kegiatan memandangi sekumpulan simbol-simbol yang tertulis di atas
kertas semata atau objek lainnya, melainkan lebih dari itu. Beragam kemampuan
dilakukan oleh seseorang dalam membaca, agar ia mampu memahami pesan yang
terkandung di dalamnya. Seorang pembaca akan berupaya agar simbol-simbol
yang dilihatnya itu menjadi materi yang memiliki makna baginya.
Kemampuan membaca seharusnya dimiliki oleh setiap individu. Oleh
karena itu, pembelajaran membaca perlu dilakukan dengan cara seefisien dan
seefektif mungkin supaya dapat meningkatkan kemampuan membaca. Untuk
meningkatkan keterampilan membaca efektif secara cepat dan memiliki
pemahaman yang kuat dapat dilakukan dengan teknik skimming.
Membaca adalah keterampilan yang harus dilatih dan terus diasah.
Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan keterampilan membaca
tergantung pada sikap, keseriusan, dan ketekunan dalam berlatih. Guru yang
jarang meminta siswanya untuk membaca teks menyebabkan siswa kurang dalam
berlatih membaca teks sehingga siswa tidak terlalu menguasai kemampuan
membaca teks.
Membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman. Seseorang yang
dapat menyelesaikan bacaannya dengan baik, maka akan memiliki tingkat
pemahamannya yang baik dalam memahami isi bacaannya.Adapun seseorang
mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki pemahaman
yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu ingatannya, sehingga
harus berjuang keras untuk mengingat paragraf, kalimat, dan kata-kata yang telah
dibacanya.
Oleh karena itu, guru diharuskan sekreatif mungkin untuk bisa
menggunakan sebuah teknik agar siswa dapat memahami suatu wacana yang
sedang diajarkan. Adapun teknik yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan,
3
agar pembelajaran dan penggunaan teknik tersebut berjalan sesuai tujuan
pembelajaran.
Skimming merupakan teknik membaca yang khusus diperlukan dalam
membaca dan efektif. Teknik membaca skimming merupakan kegiatan membaca
yang lebih menyeluruh dan memerlukan kompetensi yang khusus. Manfaat dari
penggunaan teknik Skimming ini yaitu siswa dapat lebih mudah untuk memahami
isi teks dari suatu bacaan dan dapat menghemat waktu karna dalam menggunakan
teknik Skimming ini siswa hanya perlu mencari topik yang mereka cari di dalam
daftar isi kemudian melihat sub bab lalu membacanya dengan cepat dengan
menggunakan teknik Skimming setelah menemukan topik yang siswa cari siswa
dapat menormalkan kembali bacaan agar dapat memahami isi topik tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru bidang
studi Bahasa Indonesia kelas IV, diketahui bahwa siswa kelas IV SDIT Bina Insan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki keterampilan membaca yang
rendah dikarenakan dalam melakasanakan proses pembelajaran guru
menggunakan teknik yang kurang efektif sehingga dalam proses pembelajaran
terlihat monoton ini terjadi akibat kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan
teknik membaca, kemudian terlihat rendahnya keterampilan siswa dalam
membaca karena siswa jarang berlatih untuk membaca sehingga masih banyak
siswa yang membacanya kurang lancar.
Berdasarkan dari masalah tersebut peneliti mencoba untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang selama ini dilakukan. Dalam hal ini kegiatan dilakukan
dengan memberikan teknik agar siswa tidak merasa jenuh dan dapat membangun
semangat siswa dalam belajar. Terkait dari permasalahan tersebut, penulis akan
meneliti tentang Peningkatan Keterampilan Membaca Dengan Teknik Skimming
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDIT Bina Insan.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Kemampuan belajar bahasa Indonesia yang dimiliki siswa SDIT Bina Insan
masih kurang.
2. Kemampuan siswa SDIT Bina Insan dalam membaca masih rendah.
3. Kemampuan guru dalam menggunakan teknik membaca masih kurang.
4. Siswa kurang latihan membaca sehingga kesulitan dalam membaca teks.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak keluar dari pokok permasalahan
maka penulis membatasi permasalahannya, yaitu peningkatan kemampuan
membaca dengan menggunakan teknik skimming siswa kelas IV SDIT Bina
Insan.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dapat diambil pada penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca dengan menggunakan
teknik skimming pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV
SDIT Bina Insan?
2. Bagaimana perubahan siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran
membaca menggunakan teknik skimming pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IV SDIT Bina Insan?
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris
tentang peningkatan kemampuan membaca dengan teknik skimming siswa kelas
IV SDIT Bina Insan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu:
1. Bagi peneliti:
a. Dapat menjadi pengalaman praktis langsung di lapangan kelak sebagai
calon pendidik.
b. Sebagai pengalaman berharga untuk pembelajaran penyusunan karya
tulis.
c. Sebagai pengetahuan lebih untuk rujukan penulisan karya tulis lain
yang nanti akan disusun oleh penulis.
2. Bagi guru:
a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Agar dapat memilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
kelas.
c. Sebagai ilmu yang berharga ketika mendidik siswa dalam kegiatan
pembalajaran.
3. Bagi siswa:
a. Untuk memperoleh pengetahuan untuk lebih giat belajar dengan
menggunakan teknik skimming.
b. Sebagai pengalaman berkesan yang sangat berharga bagi siswa dalam
belajar Bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
6
4. Bagi sekolah:
a. Sebagai pengalaman penting bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Sebagai contoh karya tulis yang dapat menjadi referensi dalam
penyusunan rancangan pembelajaran.
c. Dapat menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab
sebagai pendidik agar dapat memberikan pendidikan yang lebih
berkualitas.
5. Bagi kalangan akademisi:
a. Sebagai khazanah pengetahuan bagi mahasiswa lain yang akan
menjadikan skripsi ini sebagai contoh dalam penulisan karya tulis yang
baik.
b. Sebagai masukan penting agar universitas dapat menambah satu buah
lagi rujukan referensi karya tulis dalam koleksinya.
c. Sebagai sharing pengalaman bagi pembaca skirpsi ini dalam
pengambilan tindakan baik dalam penulisan karya tulis maupun
pedoman pengajaran yang bersifat praktis.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mencantumkan sistematika
penulisan agar mempermudah dalam memahami penulisan skripsi, dengan
demikian penulis membagi menjadi lima bab dimana di setiap masing-masing bab
dibagi kembali menjadi beberapa sub bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari tujuh sub bab yaitu latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
7
BAB II : KAJIAN TEORI
Terdiri dari empat sub bab yaitu landasan teori, hasil penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Terdiri dari empat sub bab yaitu tempat dan waktu penelitian,
teknik penelitian, rancangan siklus penelitian, subjek penelitian,
peran dan posisi peneliti dalam tindakan, tahap intervensi
tindakan, hasil intervensi yang diharapkan, data dan sumber data,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari tiga sub bab yaitu hasil penelitian, analisis data, dan
pembahasan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan1.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan bahasa adalah
kemampuan seseorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari
sistem bahasa.2 Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar, dan
memecahkan suatu permasalahan.3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah cara
seseorang untuk dapat memahami apa yang ia ingin ketahui dari proses
menulis, membaca, menyimak atau berbicara.
b. Pengertian Membaca
Membaca memiliki fungsi penting yaitu dapat melatih siswa agar
menjadi individu yang lebih terampil. Membaca merupakan sebuah kegiatan
yang bersifat kompleks. Aktivitas ini membutuhkan tingkat konsentrasi
yang tinggi. Membaca bukan dilakukan hanya dengan asal menyebutkan
1 Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi IV. Jakarta: Gramedia. 2013 cet. 5.
hal. 869. 2 David Moeljadi, dkk. Aplikasi Luring Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid V. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. 2016. Diunduh di Google Play Store pada tanggal 23 Februari 2017 pada pukul 14:32
WIB 3 http://id.wikipedia.org/wiki/kemampuan diakses pada tanggal 16 April 2017 pukul
20:47 WIB
9
abjad dan mengeja huruf saja, melainkan harus dipahami dan diresapi
makna apa yang tersirat di dalam sebuah kalimat.
Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisis, dan
menginterpretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan.4 Menurut
Soedarso membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat,
kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa
menggunakan pikiran kita.5
Menurut Tarigan membaca merupakan suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca dapat pula
dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang
tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.6
Menurut Grellet yang dikutip dalam bukunya Harras membaca
adalah kegiatan berinteraksi dengan teks dan menerka apa kira-kira isi teks
yang dibaca. Untuk dapat melaksanakan proses interaksi dan menerka isi
teks secara efektif dan efisien, diperlukan sejumlah pengetahuan berkaitan
dengan teks yang hendak dibaca.7
Menurut beberapa ahli yang dikutip Alex membaca ialah suatu
proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat
pemikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.8 Menurut
4 http://id.wikipedia.org/wiki/membaca diakses pada tanggal 16 April 2017 pukul 20:38
WIB 5 Soedarso. Speed Reading, Sistem Membaca dan Efektif Jakarta: Gramedia, 1999, hal.
4. 6 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa, 1979, hal. 7—9. 7 Kholid Harras, dkk, Membaca 1 Jakarta: Universitas Terbuka 2007 ed. 1, h. 3.5
8 Alex dan Ahmad, dkk, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Prenada
Media Grup, 2010 cet 1, hal 74.
10
Rahim membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.9
Membaca merupakan suatu proses yang paling sering dilakukan oleh
manusia untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa kontak
langsung atau bertatap muka. Membaca berfungsi untuk memperoleh pesan
yang ingin dicapai dengan berusaha menyerap makna yang terkandung
dalam sebuah tulisan.
1) Faktor-faktor Membaca
Keberhasilan suatu pembelajaran membaca ditentukan oleh
beberapa faktor yang dominan. Faktor-faktor membaca menurut
Silitonga, yaitu:
a) Faktor dari dalam diri siswa sendiri, seperti: bakat, minat,
perhatian, kematangan jiwa, dan sikap sosial.
b) Faktor dari luar siswa, seperti lingkungan sekitarnya, situasi,
kondisi sosial, ekonomi keluarga, kondisi sekolah, dan kondisi
program pengajaran membaca.10
Menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi membaca siswa dapat dipengaruhi dari dua faktor utama
yang dominan, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar
siswa. Hal yang dimaksud faktor dari dalam diri siswa adalah faktor yang
muncul atas inisiatif pribadi siswa tersebut. Semakin tinggi inisiatif siswa
untuk membaca, maka semakin tinggi pula keinginan siswa untuk
membaca, dan sebaliknya semakin rendah inisiatif siswa untuk membaca,
maka semakin rendah pula keinginan siswa untuk membaca.
9 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
ed. 2, hal. 2—3. 10
M. Silitonga dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia Membaca dan Menulis, Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984, hal. 8.
11
Selain inisiatif juga terdapat berbagai macam yang mempengaruhi
keinginan siswa untuk membaca, di antaranya minat, bakat, rasa ingin
tahu, perhatian, kematangan jiwa, dan sikap sosial. Sedangkan faktor dari
luar adalah faktor yang muncul atas rangsangan-rangsangan dari
lingkungan sekitarnya di antaranya: keluarga, rumah, sekolah, kondisi
perekonomian orang tua, lingkungan sekitar, situasi sosial, keadaan
masyarakat, dan lain-lain.
Dari dua faktor di atas perlu dijadikan perhatian dan
pertimbangan yang sebaik-baiknya untuk dimanfaatkan secara tepat
untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kemampuan
membaca siswa.
2) Tujuan Membaca
Membaca dapat mendapatkan sejumlah manfaat, secara garis
besar manfaat membaca adalah dapat mengetahui pengetahuan dan
menambah wawasan. Selain itu, sesorang yang melakukan aktivitas
membaca tentulah mempunyai tujuan. Menurut Tarigan tujuan utama
membaca adalah sebagai berikut:
a) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts). Membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau faktafakta misalnya, untuk mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh;apa-apa
yang telah dibuat oleh sang tokoh;apa yang telah terjadi pada tokoh
khusus atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh
sang tokoh.
b) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas). Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk
mengetahui mengapa hal itu merupakan suatu topic yang baik dan
menarik, apa masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang
12
dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal apa saja
yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization). Membaca untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita misalnya
menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian
cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga, dan
seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadia buat dramatisasi.
d) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference). Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi
seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh
yang membuat mereka berhasil atau gagal.
e) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify). Membaca untuk
mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya untuk
menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa atau tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
untuk mengetahui cerita itu benar atau tidak benar.
f) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk
menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh
bekerja dalam cerita itu.
g) Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading
to compare or contrast). Membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan dilakukan untuk menemukan bagaimana
13
caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari
kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.11
Selain itu, terdapat pendapat lain menurut Cahyani yang
menyatakan tujuan dari membaca adalah sebagai berikut:
a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-
penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah
dibuat oleh sang tokoh, apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau
untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik
yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa
yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal
yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi
pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama,
kedua, dan ketiga seterusnya setiap tahap dibuat untuk
memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian
buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk mengetahui urutan
atau susunan.
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan
oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh
berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat
meraka berhasil atau gagal.
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa,
tidak wajar mengenai seseorang tokoh apa yang benar.
f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup
dengan ukuran-ukuran tertentu.
11
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:
Angkasa, 1979, hal. 9.
14
g) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh
berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita
kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana
sang tokoh menyerupai pembaca.12
Menurut Suhendar tujuan dari membaca dapat dibedakan atas
jenis-jenis sebagai berikut:
a) Meningkatkan keterampilan membaca yang lebih mendasar di
dalam hal:
(1) Pengenalan kata.
(2) Ketepatan makna kata.
(3) Wawancara dan interpretasi keterbacaan.
(4) Membaca nyaring dan membaca dalam hati.
(5) Pemanfaatan buku-buku yang lebih mangkus.
b) Mendapatkan keterangan yang lebih pantas untuk kekayaan bahan
bacaan yang memadai.
c) Meningkatkan kesenangan dalam membaca.
d) Meningkatkan daya tarik, sehingga benar-benar menjadi pembaca
sukarela.
e) Memperoleh keterampilan membaca sebagai jalan menggali
kekayaan yang diperlukan dan amat menarik.13
Jadi, dapat disimpulkan secara garis besar tujuan membaca adalah
untuk mengetahui, membandingkan, menilai, mengelompokkan,
menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh fakta dari isi atau cerita
disetiap wacana sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.
12
Isah Cahyani dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung, 2008, hal. 99—
100. 13
Suhendar, dkk. Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan
Keterampilan Menulis, Bandung: Pionir Jaya, 1992, hal. 22.
15
3) Aspek membaca
Membaca tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar mengajar
disekolah hal ini dikarenakan dengan membaca siswa dapat mengetahui
pelajaran-pelajaran yang diajarkan. Seseorang yang banyak membaca
akan lebih luas pengetahuannya daripada orang yang sedikit membaca.
Intelek seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan
bacaan sehat yang cukup.
Membaca merupakan usaha untuk mengerti, memahami dan
menafsirkan pokok-pokok pikiran yang tertera didalam bacaan. Untuk itu
orang membaca harus mengerti terlebih dahulu arti tulisan atau huruf
yang dipergunakan serta tanda-tanda baca. Pada dasarnya membaca
adalah melihat dan memahami tulisan, dengan melisankan atau hanya
dalam hati.
Di dalam kegiatan membaca terdapat beberapa aspek yang
terkandung, yaitu:
a) Aspek sensori
Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual simbol-simbol
grafis (huruf atau kata) digunakan mempresentasikan bahasa lisan.
b) Aspek perseptual
Anak mengenali rangkaian symbol tertulis, baik berupa kata, frasa,
atau kalimat kemudian member makana dengan menginterpretasikan
teks yang dibacanya.
c) Aspek urutan
Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear,
yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari
atas ke bawah.
16
d) Aspek pengalaman
Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai
kesempatan luas dalam mengembangkan kosakata dan konsep yang
dihadapi dalam membaca.
e) Aspek berpikir
Anak membuat kesimpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat
memahami bacaan tersebut.
f) Aspek pembelajaran
Anak belajar membaca kegiatan pembelajaran.
g) Aspek asosiasi
Anak mengenal hubungan anatara simbol dengan bunyi bahasa dan
makna.
h) Aspek afektif
Kegiatan memusatkan anak, membuktikan kegemaran membaca dan
menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca.
i) Aspek pemberian gagasan
Anak memberikan gagasan atau pendapat tentang teks yang telah
mereka baca.
4) Jenis-jenis membaca
Membaca merupakan sebuah proses dalam rangka pencarian
informasi yang berasal dari sebuah teks wacana. Membaca terdiri dari
berbagai jenis. Adapun jenis-jenisnya adalah:
a) Membaca Intensif
17
Membaca Intensif adalah membaca yang dilakukan dengan hati-hati
dan teliti sekali, dan biasanya cara membacanya lambat-lambat.
Tujuannya adalah untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu
sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.
b) Membaca Kritis
Membaca Kritis adalah Kegiatan membaca yang merupakan jenis
kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana bukan hanya
mencari kesalahan belaka.
5) Hambatan-hambatan teknik membaca skimming
Hambatan-hambatan dalam membaca menggunakan teknik
skimming adalah sebagai berikut:
a) Membaca sambil mengeluarkan suara, hal ini akan membuat
konsentrasi terpecah pada bacaan dan vokal.
b) Membaca sambil menggerakkan bibir dan mengucapkan bacaan
dengan mulut.
c) Persepsi yang salah bisa karena gerakan mata yang salah atau masa
persepsi yang lambat.
d) Pencahayaan yang kurang akan membuat mata sulit untuk melihat
tulisan.
e) Membaca sambil menggerakkan leher dan kepala dari kiri ke kanan
mengikuti dengan arah bacaan.
f) Pembendaharaan kosakata yang kurang akan membuat kesulitan
dalam pemahaman bacaan.
g) Gangguan pada penglihatan seperti mata minus, plus, silinder,
rabun, pandangan kabur, dan lain-lain.
h) Mengarahkan telunjuk/jari untuk menunjuk kalimat yang sedang
dibaca.
18
i) Mengulang kembali bacaan yang telah lewat atau dibaca berkali-
kali.
j) Konsentrasi yang terpecah karena keadaan lingkungan sekitar
pembaca.
k) Mengucapkan kembali dalam pikiran dan membatin kata-kata yang
dibaca.
6) Manfaat dari Membaca
Membaca untuk keperluan praktis yaitu membaca praktis yang
digunakan sebagai sarana untuk memahami setiap bacaan yang perlu
untuk dibaca dengan praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing
yang ingin dicapai oleh pembaca.
Membaca untuk pembelajaran/studi adalah membaca untuk
memahami isi buku secara keseluruhan, baik pikiran pokok maupun
pikiran-pikiran penjelas sehingga pemahaman yang menyeluruh tentang
isi buku tercapai.
c. Keterampilan dalam Membaca
Keterampilan dalam membaca dibedakan menjadi beberapa
klasifikasi:
1) Membaca untuk pemahaman
2) Membaca ekstensif
3) Membaca secara cepat
Secara praktis, membaca juga dapat dibedakan menjadi:
1) Membaca lisan
2) Membaca dalam hati.14
14
Alex dan Ahmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Prenada
Media Grup, 2010, cet. 1, hal. 74.
19
Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan budaya
membaca. Orang yang mempunyai hobi membaca secara reflektif senantiasa
meningkatkan kualitas membacanya.15
d. Kemampuan Membaca Cepat
1) Pengertian Membaca Cepat
Membaca cepat dapat diartikan juga sejenis membaca yang
membuat mata kita bergerak lebih cepat melihat dan memerhatikan
bahan tulisan untuk mencari serta mendapatkan informasi. Kalau kita
tidak tahu bagaimana cara membaca cepat dan kapan harus
melakukannya, kita akan menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan
bacaan yang diinginkan.
Membaca cepat adalah kemampuan memilih isi bahan yang harus
dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita,
tanpa membuang- buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang
tidak kita perlukan. Menurut Anindyarini membaca cepat merupakan
salah satu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi
bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif singkat. Jadi, ada dua
faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu kecepatan dan
ketepatan.16
Menurut Laksono embaca cepat merupakan suatu keterampilan
yakni bahwa keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan anda dalam
menguasai dan mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat
bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba
melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila Anda merasa belum dapat
15
Ibid hal 74 16
Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS, Jakarta:
Depdiknas, 2008, hal. 18.
20
membaca cepat, Anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan
merasa yakin bahwa akan dapat melakukan hal itu.17
2) Tujuan membaca cepat
Membaca cepat tergantung pada beberapa tujuan atau pertanyaan
yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memahami intisari bacaan, bukan bagian-bagian perinciannya yang
detail-detail. Metode membaca cepat menuntut kecepatan yang paling
tinggi.
Tujuan utama dalam membaca cepat, yaitu untuk:
a) Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan
singkat.
b) Menemukan hal terntentu dari suatu bahan bacaan.
c) Menemukan menempatkan bahan yang diperlukan dalam
perpustakaan.
Sedangkan manfaat membaca cepat adalah sebagai berikut:
a) Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan
secara cepat dan efektif.
b) Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri banyak halaman buku
atau bacaan.
c) Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu
memperhatikan atau membaca bagian yang kita perlukan.
Menurut Subyantoro kegunaan yang terkandung dari kemampuan
membaca cepat, diantaranya sebagai berikut:
a) Membaca cepat menghemat waktu
b) Membaca cepat membuahkan efesiensi dan efektivitas
c) Membaca cepat memperluas cakrawala mental
17
Kisyani Laksono, Membaca 2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, ed. 1, hal. 3.4
21
d) Membaca cepat membantu berbicara secara efektif
e) Membaca cepat membantu anda menghadapi ujian tes
f) Membaca cepat menjamin anda selalu mutakhir.18
Strategi membaca cepat dilakukan dengan tujuan untuk
memahami intisari bacaan, bukan rincian yang mendetail. Oleh karena
itu, strategi ini menuntut kecepatan yang paling tinggi yang dapat
dilakukan seseorang. Kecepatan yang tinggi menyebabkan lompatan-
lompatan dalam membaca. Terdapat bagian-bagian tertentu dari bacaan
yang dilompati. Tentu saja itu adalah bagian yang tidak esensial. Bagian
yang tidak esensial ini antara lain bagian yang tidak perlu mendapat
respons, atau kalimat-kalimat yang tidak menimbulkan hilang jejak jika
dihilangkan. Dengan kata lain, yang menjadi objek bacaan hanyalah kata-
kata kunci yang serat dengan makna.
Kalau kita bisa membaca dengan cepat, kita akan lebih banyak
memiliki waktu ekstra untuk pekerjaan di luar belajar, bisa bersenang-
senang bermain game pada komputer, olah raga, aktif diorganisasi,
ataupun menonton film. Sementara yang membaca lambat, masih saja
membolak-balik buku, tanpa habis-habisnya. Oleh karena itu kita harus
berlatih membaca cepat.
2. Teknik Membaca Skimming
a. Pengertian Skimming
Membaca skimming adalah sebuah teknik dalam membaca yang
berarti menyaring dan memilah bacaan pada teks yang panjang untuk dapat
diambil intisarinya tanpa harus membaca teks tersebut secara keseluruhan.
Menurut Harras skimming merupakan kegiatan membaca yang lebih
menyeluruh yang memerlukan penglihatan menyeluruh pada teks dan
memerlukan kompetensi yang khusus. Teknik membaca skimming,
18
Subyantoro, Membaca Cepat dan efektif, Jakarta: Gramedia, 2006, hal. 56
22
dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks secara cepat untuk
memperoleh intinya, untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau
untuk memperoleh gagasan mengenai maksud penulis.19
Menurut Cahyani
skimming menuntut pembaca memiliki kemampuan memproses teks dengan
cepat guna memperloleh gambaran umum mengenai teks tersebut.20
Skimming merupakan teknik membaca untuk mencari hal-hal yang
penting dari suatu bacaan Menurut Farida Rahim, Skimming adalah
membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu
bacaan membaca dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang membaca.21
Untuk memperlancar proses skimming, maka lakukanlah terlebih dahulu
membaca daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, judul atau subjudul serta
kesimpulan. Dari bagian-bagian buku ini minimal pembaca bisa
menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan dibaca tersebut. Skimming
dimulai dengan previewing yaitu membaca judul, subjudul, lalu membaca
kalimat pertama atau terakhir dari setiap paragraf karena biasanya ide pokok
ada pada posisi itu. Pembaca menggunakan skimming untuk mencari
informasi khusus, bukan pemahaman secara menyeluruh. Ide pokok juga
akan tergambar pada fakta yang diberikan pada tabel, grafik atau bagan.
b. Langkah-langkah membaca menggunakan teknik
skimming
Menurut Ahmad langkah-langkah membaca dengan menggunakan
teknik skimming adalah sebagai berikut:
1) Selalu memerhatikan judul dari bacaan terlebih dahulu dengan
saksama. Pusatkan perhatian pada kata dan kalimat yang dianggap
penting dalam judul tersebut.
19
Kholid Harras, dkk., Membaca 1 Jakarta: Universitas Terbuka 2007 cet. 1, hal. 3.9. 20
Cahyani Isah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Bandung: UPI Press,
2007, hal. 109. 21
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
hal. 61.
23
2) Selalu memerhatikan pembagian-pembagian selanjutnya untuk
mendapatkan apresiasi struktur tulisan.
3) Amati foto/gambar, tabel, grafik, dan lain-lain untuk memudahkan
memperjelas arti.
4) Selalu memerhatikan paragraf, panjang pendeknya, bentuk hurufnya,
miring, cetak tebal untuk mengetahui dan memisahkan hal-hal yang
penting.22
Selain itu, Ahmad juga menambahkan tentang kiat-kiat membaca
dengan teknik skimming, adapun, kiat-kiatnya adalah
1) Pertanyakan dahulu apa yang dicari atau diperlukan dari bacaan
tersebut.
2) Dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar carilah kemungkinan
bahwa informasi yang dibutuhkan ada dalam buku tersebut.
3) Dengan penuh perhatian, coba telusuri dengan kecepatan tinggi setiap
baris bacaan yang dihadapi.
4) Berhentilah ketika merasa menemukan kalimat atau judul yang
menunjukan pada apa yang dicari.
5) Bacalah dengan kecepatan normal dan pahami dengan baik apa yang
di cari itu.23
Secara garis besar langkah-langkah membaca menggunakan teknik
skimming adalah:
1) Membuat pertanyaan tentang apa yang akan kita cari dari suatu buku.
2) Telusuri daftar isi atau mengantar, apakah informasi yang kita
butuhkan itu ada.
3) Dengan penuh perhatian, bukalah halaman demi halaman.
4) Membaca judul dan sub-judul yang ada.
22
Listiyanto Ahmad, Speed Reading, Jogjakarta A+Plus Books, 2010, cet. 1. hal. 15. 23
Ibid. hal. 15.
24
5) Membaca dengan kecepatan tinggi pada bacaan yang sudah
ditemukan.
6) Berhentilah ketika merasa menemukan apa yang anda cari.
7) Bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik yang anda
cari tersebut.
c. Tujuan teknik skimming
1) Untuk mengenali topik bacaan
2) Untuk mengetahui pendapat orang lain
3) Untuk mengetahui organisasi penulisan
4) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa
membaca keseluruhan.
d. Manfaat teknik skimming
1) Dapat mencari informasi khusus yang diperlukan dari sebuah teks
bacaan atau buku secara cepat dan efisien.
2) Dapat menjelajahi banyak halaman buku dalam waktu yang singkat.
3) Tidak terlalu banyak membuang-buang waktu mencari sesuatu yang
diinginkan dari buku, khususnya tidakan yang menunjang terhadap
pencarian informasi tersebut.
e. Penggunaan teknik skimming dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Teknik Skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh
teks secara cepat dan memerlukan kompetensi yang khusus untuk
memeroleh intinya, untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau
untuk memeroleh gagasan mengenai maksud penulis.
Penggunaan teknik skimming adalah suatu keterampilan membaca
yang diatur secara sistematis untuk menemukan gagasan utama atau ide
pokok dalam suatu hal bacaan.
25
Kemampuan membaca merupakan peran yang sangat penting dalam
pembelajaran berbahasa. Membaca adalah modal utama keberhasilan siswa
dalam pembelajaran. Dengan memiliki kemampuan membaca yang baik,
siswa dapat memperoleh informasi yang diinginkan dan menambah
pengetahuan yang ada.
Kemampuan membaca harus diterapkan sejak usia dini kepada siswa
untuk menunjang kegiatan pembelajaran ke depanya. Dapat diterapkan juga
teknik yang baik untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Teknik
Skimming harus diberikan pada siswa dalam melatih kemampuan membaca.
Dengan teknik Skimming ini, siswa bisa mendapatkan manfaat membaca
serta memahaminya. Pembelajaran membaca dengan teknik Skimming
melibatkan seluruh siswa secara individu. Pembelajaran membaca
melibatkan siswa secara langsung untuk meningkatkan kemampuannya
dalam membaca. Semua itu tidak terlepas dari pantauan guru walaupun
siswa membaca, guru tetap memberikan motivasi lebih kepada siswa untuk
terus meningkatkan kemampuan membacanya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Shifa Nurcahyani dalam penelitiannya yang berjudul “Minat Membaca
Siswa terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Kelas V SD Negeri 1
Wonorejo Tahun Ajaran 2013/2014” menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan
dikarenakan rendahnya minat siswa dalam membaca, keterampilan membaca
siswa yang masih di bawah rata-rata, dan tingkat pemahaman siswa yang rendah..
Hal ini bisa terlihat dari rata-rata nilai kemampuan efektif membaca yang rendah.
Pemilihan teknik dan strategi pembelajaran yang tepat dapat menjadi cara yang
mampu meningkatkan minat membaca dan meningkatkan tingkat pemahaman
siswa dalam pembelajaran. Sebab dengan pemilihan strategi dan teknik yang tepat
dan bervariasi dapat membuat siswa tertarik terhadap proses pembelajaran dan
akan meningkatkan daya konsentrasi siswa dalam mengikuti kegiatan
26
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang sesuai juga dapat membantu
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran karena dengan sendirinya siswa
akan tertarik dengan suatu hal yang baru dan belum pernah dilihatnya. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Rujukan hasil penelitian lain yang sesuai dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasan yang berjudul “Peningkatan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Teknik
Membaca Skimming di Kelas X SMA Harapan Bangsa Tahun Pelajaran
2015/2016.” Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa
dengan pendekatan teknik membaca skimming yang dijelaskan pada hasil
pencapaian nilai rata-rata siswa menunjukkan adanya peningkatan setelah
dilakukannya tindakan. Respon siswa saat dilakukannya penelitian ini sangatlah
antusias apalagi dengan penggunaan teknik skimming. Sebelum penelitian
dilakukan nilai rata-rata hasil belajar siswa begitu rendah. Kemudian berangsur-
angsur meningkat setelah dilakukan penelitian menunjukkan peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan teknik membaca skimming. Pada siklus berikutnya nilai rata-rata
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
teknik membaca skimming menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini tergambar
dari nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan menggunakan teknik skimming. Lalu pada siklus yang terakhir semakin
menunjukkan hasil yang diharapkan dan sesuai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Peningkatan hasil ketercapaian nilai hasil belajar siswa merupakan
penggambaran nyata adanya hasil yang positif dari penelitian.
Rujukan lain yaitu berupa jurnal yang disusun oleh Ade Husnul Khotimah,
Dadan Djuanda, dan Dadang Kurnia yang berjudul “Keterampilan Membaca
Cepat dalam Menemukan Gagasan Utama” menerangkan kegiatan membaca cepat
yang dilakukan di Kelas V SD Negeri 2 Gudangkopi Sumedang mengalami
peningkatan pada setiap siklus yang dilakukan, karena siswa menjadi lebih aktif
27
ketika diberikan tindakan pembelajaran yang berbeda dengan metode yang biasa
mereka lakukan setiap harinya. Siswa menjadi lebih tertarik pada metode yang
diterapkan oleh guru dan meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri. Dalam
menemukan gagasan utama pada tiap paragraf siswa mampu melakukannya dalam
waktu relative singkat dengan keterampilan membaca cepat menggunakan teknik
skimming.
Hasil penelitian lain berupa jurnal yang berjudul “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMK Negeri 4 Padang dengan
Menggunakan Teknik Skimming” yang ditulis oleh Putri Amna, Yosfan Azwandi,
dan Markis Yunus menjelaskan kemampuan siswa dalam menangkap isi yang
terkandung dalam sebuah bacaan dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik
skimming. Pemahaman siswa tentang maksud dan tujuan dari suatu bacaan
mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan berupa penggunaan teknik
skimming. Siswa yang sebelumnya masih merasa kesulitan dalam membaca
pemahaman ketika guru menggunakan metode ceramah terbukti meningkat
kemampuannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar berdasarkan penilaian tes
pasca tindakan.
C. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menuntut
siswa untuk menguasai empat kemampuan utama dalam berbahasa secara baik
yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Kemampuan membaca
merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa,
sebab di dalam proses pembelajaran setiap siswa harus dapat memahami materi
yang diberikan oleh guru tidak hanya melalui menyimak bahasa verbal atau lisan,
tetapi juga harus memahami penjabaran materi yang disampaikan melalui bahasa
tulisan atau bacaan.
Pada kegiatan membaca, biasanya sering ditemukan permasalahan dalam
proses membaca, seperti kebiasaan yang kurang baik dalam membaca, siswa yang
28
masih mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan, dan berbagai macam
permasalahan yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya pembelajaran
membaca dapat dijadikan suatu kegiatan yang bersifat menyenangkan dan
memiliki makna yang lebih bagi setiap siswa. Pembelajaran membaca melalui
teknik membaca skimming bisa dijadikan sebagai pilihan lain atau alternatif
dalam pembelajaran membaca, karena teknik membaca skimming ini dapat
melatih siswa membaca secara cepat, akurat, fokus, dan tepat.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari uraian landasan teori dan kerangka berpikir yang telah
dijabarkan di atas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan lewat
penelitian tindakan kelas ini yaitu apabila dilakukan penerapan teknik skimming
maka dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV SDIT Bina Insan.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat & Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Insan yang
terletak di Kramat Jati, Serang. Fokus penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah
Dasar Islam Terpadu Bina Insan dengan jumlah siswa yang diteliti sebanyak 20
orang. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun
2017.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas berbasis pada kelas dan semua peristiwa
yang terjadi dalam kelas adalah objek dari penelitian. Penelitian tindakan kelas
dilakukan oleh guru agar dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar
dan hasil belajar siswa yang diberi tindakan. Hasil evaluasi penelitiaan tindakan
kelas sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kondisi kelas di mana
penelitian tersebut dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti merancang
perencanaan pelaksanaan dengan dua siklus yaitu siklus pertama dan siklus kedua.
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, masing-masing yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
C. Rancangan Siklus Penelitian
Adapun rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi gambaran
dari proses penelitian adalah sebagai berikut:
30
1. Tahap Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa.
b. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil wawancara
dan disimpulkan.
c. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal penyebab
masalah-masalah itu dengan menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian berupa pedoman observasi
terhadap guru dan siswa serta catatan lapangan yang disusun bersama
kolaborator.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelakasanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan
guru bidang studi bahasa indonesia. Pelaku tindakan adalah peneliti sedangkan
guru bidang studi bahasa indonesia sebagai pemantau atau observer. Pada
tahap ini rancangan strategi dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang
sudah didiskusikan pada tahap perencanaan.
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses tindakan
kelas, situasi kelas, dan aktivitas belajar siswa di kelas dengan menggunakan
pedoman observasi yang telah disiapkan. Selain itu peneliti juga mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Data- data pada saat observasi, dikumpulkan dan disanalisis
secara menyeluruh.
4. Tahap Refleksi
Pada tahapan refleksi, data yang telah dianalisis dilakukan evaluasi dan
refleksi dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya dan
memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya. Permasalahan-permasalahan
yang muncul pada siklus pertama merupakan permasalahan yang harus
dipecahkan pada siklus kedua. Selanjutnya, kegiatan dimulai lagi seperti
31
kegiatan pada siklus pertama, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang
muncul pada siklus pertama.24
D. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV A SDIT Bina Insan. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDIT Bina Insan yang berjumlah 20 orang
siswa.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Tindakan
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana
kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan
pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil
penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru
kelas. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV yang
bertindak sebagai pengamat.
F. Tahap Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus. Hal ini
dibuktikan untuk melihat bagaimana kemampuan membaca siswa pada setiap
siklus setelah diberi tindakan yang setiap satu siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jika pada penelitian siklus
pertama terdapat kekurangan maka penelitian siklus kedua lebih diarahkan pada
perbaikan dan jika siklus pertama terdapat keberhasilan maka pada siklus kedua
lebih diarahkan pada perkembangan.
24
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 74
32
G. Hasil Intervensi yang Diharapkan
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran agar
dapat mencapai skala penilaian yang sesuai dengan tahapan pembelajaran
membaca dengan teknik skimming. Selain itu, pada hasil belajar keterampilan
membaca mencapai nilai KKM 70. Hasil penelitian dapat dianggap tercapai
apabila telah memperoleh tingkat ketercapaian 80 % dari jumlah keseluruhan
siswa dan tindakan dapat dihentikan.
H. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah hasil pretest, hasil observasi terhadap
guru dan siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan
peneliti sebagai guru.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dengan menghitung
rata-rata nilai yang diperoleh siswa setiap siklusnya. Berikut rumus dari
perhitungannya di bawah ini:
Nilai =
x 100
Jika nilai yang diperoleh telah mencapai skor minimum yang diharapkan
maka telah dianggap berhasil.
J. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari tes, lembar observasi, dan catatan lapangan. Berikut di bawah ini adalah
penjelasannya:
33
1. Tes
Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan-pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh siswa. Tes tertulis ini berupa pretest, tes siklus pertama dan tes
siklus kedua. Tes awal adalah tes yang dilakukan di awal sebelum pemberian
tindakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Sedangkan tes berikutnya
dilakukan pada akhir pembelajaran setiap siklus untuk mengetahui
perkembangan siswa setelah pembelajaran berlangsung.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk pengamatan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan aktivitas pembelajaran peneliti sebagai guru dan siswa selama proses
pembelajaran di kelas.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan untuk menuliskan kesimpulan kejadian selama
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung.
K. Teknik Analisis Data
Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi, dan
mengkelompokan data. Data yang terkumpul dari hasil penelitian adalah data
yang terdiri dari observasi aktivitas siswa, hasil observasi guru dan hasil belajar
yang berupa nilai tes setiap akhir siklus. Adakah langkah- langkah pengolahan
data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:
34
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis
menggunakan hasil pengamatan dan catatan lapangan.
2. Menentukan rata-rata nilai dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tingkat
keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam
nilai dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Nilai =
BAB IV
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Pada siklus awal peneliti ingin mengetahui kemampuan siswa dalam
membaca sebuah bacaan. Di tahap ini guru memberikan sebuah cerita dan soal
pretest kepada siswa, guru meminta siswa untuk membaca cerita yang
diberikan dalam waktu yang telah ditentukan dan setelah siswa selesai
membaca guru memberikan 10 buah pertanyaan dalam bentuk soal latihan
mengenai soal cerita yang telah dibaca. Tindakan ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal membaca siswa.
Hasil belajar tes awal atau pretest dalam proses pembelajaran
keterampilan membaca dapat dilihat pada tabel yang ada di bawah ini:
Tabel 1
No. Nama Nilai/Skor
1. ADF 50
2. AMC 60
3. ANM 60
4. AT 50
5. DIP 60
6. DRB 70
7. FSF 60
.8. HJY 40
9. IPG 60
10. LNF 60
11. MFL 70
12. MMRD 60
13. MRY 50
14. NVP 80
15. PZM 60
16. RNN 60
17. SF 50
18. TMIW 60
19. ZAA 70
20. ZHS 60
Jumlah Nilai 1.190
Nilai Rata-rata 59,5
Berdasarkan dari penjelasan tabel di atas, nilai hasil pretest siswa rata-rata
adalah 59,5. Terdapat beberapa siswa yang mendapatklan nilai yang baik dengan
nilai 80 dan nilai terendah yang diperoleh siswa yang ada di bawah kriteria
ketuntasan minimal (70) yaitu 40.
Tabel 2
No. Hasil Penilaian Jumlah Siswa
1. 40-49 1
2. 50-59 4
3. 60-69 11
4. 70-79 3
5. 80-89 1
Total 20
Berdasarkan dari penjelasan tabel di atas, nilai yang paling banyak
diperoleh oleh siswa adalah 60. Pada pretest yang dilakukan sebelum penelitian
berlangsung ini siswa belum diberikan tindakan dan hanya menyelesaikan
pertanyaan sesuai dengan hasil bacaan.
37
2. Tindakan Pembelajaran Siklus Pertama
Tindakan pembelajaran siklus pertama merupakan awal dari kegiatan
peneliitian, karena analisis dari hasil tindakan pembelajaran siklus ini dijadikan
sebagai refleksi bagi peneliti terhadap tindakan pembelajaran yang berikutnya.
Kegiatan pada tindakan pembelajaran siklus pertama akan dengan rentang
waktu 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan pada siklus pertama adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, kegiatan akan dimulai dengan
menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia,
mempersiapkan bacaan cerita, dan soal latihan atau tes. Peneliti juga
merancang instrumen penilaian lembar observasi siswa dan lembar
observasi guru. Instrumen lain yang disiapkan adalah teknik skimming.
Lembar soal tes akhir siklus pertama disusun agar peneliti
mengetahui perkembangan kemampuan siswa membaca menggunakan
teknik skimming. Kemudian lembar observasi siswa digunakan peneliti
untuk mencatat aspek-aspek aktivitas apa saja yang terjadi di kelas dan
untuk melihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran.
Pada siklus pertama ini peneliti ingin mengetahui apakah
pembelajaran dengan menggunakan teknik skimming dapat meningkatkan
keterampilan membaca bahasa Indonesia siswa. Sedangkan target yang
ingin dicapai pada siklus pertama ini yaitu siswa mampu membaca dengan
memahami dan menjawab pertanyaan dari cerita tersebut.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus pertama dilaksanakan dalam dua
siklus dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) tiap siklusnya. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran siklus pertama dapat dilihat pada lampiran
pertama.
38
1) Siklus Pertama
Siklus pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Pada siklus pertama ini guru memulai belajar dengan
menjelaskan tujuan pembelajaran dan pendekatan yang akan digunakan
selama pembelajaran berlangsung. Pokok bahasan yang disampaikan
adalah pengertian teknik skimming, cara-cara penggunaan teknik
skimming, dan bagaimana cara membaca menggunakan teknik
skimming. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia selaku guru kelas hadir
sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian terhadap
aktivitas siswa dan melakukan penelitian pada peneliti ketika proses
pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran
pada siklus selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, guru memberikan materi yang sesuai dengan topik
pembelajaran, yaitu menjelaskan teknik skimming, memberitahukan cara
penggunaan teknik skimming dan menjelaskan cara membaca dengan
teknik skimming. Siswa memperhatikan pembelajaran yang guru
sampaikan.
Setelah siswa mengerti atau memahami penjelasan dari guru, lalu
guru meminta siswa membacakan cerita secara bergantian untuk
menggunakan teknik skimming dengan sebuah cerita yang telah guru
sediakan dengan batas waktu 2 menit setelah itu guru memberikan
pertanyaan terkait bacaan yang telah dibacakan.
Pada siklus pertama ini dilaksanakan tes kemampuan membaca
dengan teknik skimming. Guru meminta siswa maju ke depan meja guru
secara berpasangan untuk membaca menggunakan teknik skimming
dengan cerita yang sudah disediakan oleh guru, kemudian guru
mengambil nilai membaca siswa dari masing-masing siswanya.
Berdasarkan hasil observasi dari seluruh siswa masih ada siswa yang
39
belum mengerti cara menggunakan teknik skimming, dan siswa yang
belum mengertipun malu untuk bertanya kembali kepada guru. Hal inilah
yang perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada siklus kedua.
Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena baru beberapa siswa yang
sudah dikatakan baik aktivitasnya. Sedangkan siswa yang lainnya masih
perlu diperhatikan agar aktivitas pada siklus kedua menjadi lebih baik.
Berdasarkan catatan lapangan yang dilakukan observer pada
pembelajaran siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
No. Kendala/kesulitan guru Solusi/saran perbaikan
1. Siswa tidak tertarik dengan
teknik yang digunakan karna
teknik itu baru pertama kali
digunakan dikelas tersebut
dan siswa menganggap
teknik itu sulit untuk
dipelajari
Guru berusaha menarik perhatian
siswa dengan menjelaskan secara
mendetail tentang penggunaan
teknik skimming tersebut dan guru
sebisa mungkin membuat
pembelajaran ini menjadi
menyenangkan
2. Siswa tidak percaya diri saat
proses pembelajaran
berlangsung karena
keterampilan membaca
mereka kurang lancar
Guru melakukan pendekatan
kepada siswa agar siswa merasa
percaya diri bahwa mereka bisa
membaca dengan lancar dan dapat
memahami cerita tersebut
c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan,
pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalan
pembelajaran.
40
1) Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas siswa
Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada siklus pertama dan kedua ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini
Tabel 4
Skala Penilaian
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
mengenai materi yang sedang disampaikan. ˅
2. Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan yang
diberikan guru mengenai pelajaran yang akan
disampaikan dengan menggunakan teknik
skimming.
˅
3. Siswa memperhatikan dengan baik penyampaian
materi membaca dengan teknik skimming ˅
4. Siswa meminta bantuan dan bimbingan guru
ketika belum mengerti tentang membaca dengan
teknik skimming.
˅
5. Siswa membaca dengan teknik skimming
dengan cerita yang telah disediakan guru.
˅
6. Siswa ingin mencoba membaca dengan teknik
skimming.
˅
7. Siswa bertanya kepada guru apabila ada yang
belum dimengerti. ˅
8. Siswa membaca dengan teknik skimming
dengan pemahaman.
˅
9. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan ˅
41
materi yang telah dipelajari bersama.
10. Siswa diingatkan oleh guru untuk mempelajari
kembali materi yang telah diajarkan. ˅
Hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa pada siklus pertama
sudah baik, hanya saja pada kegiatan disaat siswa belum mengerti
tentang materi yang disampaikan guru, guru memberikan kesempatan
untuk siswa bertanya tetapi siswa kurang antusias dan memilih diam,
sehingga pada kegiatan ini masih dikatakan cukup. Dan pada saat siswa
diminta untuk menyampaikan kembali atau mencontohkan kembali
materi tersebut hanya beberapa siswa saja yang antusias dan pada
kegiatan ini masih dikatakan cukup. tetapi pada kegiatan pembelajaran
yang lain sudah termasuk baik.
2) Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas guru
Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada siklus pertama ini dapat dilihat pada tabel 7 di bawah
ini;
Tabel 5
No. Aspek yang Diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1. Guru menjelaskan materi yang disampaikan
tentang keterampilan membaca. ˅
2. Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran
yang akan disampaikan. ˅
3. Guru menjelaskan cara membaca dengan teknik
skimming. ˅
42
4. Guru memberikan contoh bagaimana cara
membaca menggunakan teknik skimming. ˅
5. Guru memperhatikan siswa dalam kegiatan
bagaimana cara membaca dengan teknik
skimming.
˅
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain
melakukan membaca dengan teknik skimming. ˅
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya mengenai membaca dengan
teknik skimming.
˅
8. Guru meminta seluruh siswa untuk melakukan
membaca dengan teknik skimming dan
melakukan penilaian pemahaman siswa.
˅
9. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari bersama ˅
10. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari
kembali materi yang telah diajarkan. ˅
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus pertama ini sudah baik,
tetapi pada kegiatan menjelaskan materi guru tidak menjelaskan secara
detail sehingga pada kegiatan ini penyampaian tujuan pembelajaran
masih dikatakan cukup. Dan pada kegiatan guru mencontohkan materi
sudah dikatakan baik karena pada saat itu guru mudah menjelaskan apa
tujuan pembelajaran tersebut. Sehingga siswa yang belum mengerti
materi yang disampaikan guru sudah bisa langsung mencontohkan
kembali materi tersebut, dan kegiatan pembelajaran ini sudah dikatakan
baik.
43
3) Hasil belajar
Hasil belajar dalam proses pembelajaran pada siklus pertama dan
kedua di siklus pertama dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 6
No. Inisial Siswa Nilai/Skor Ketuntasan
1. ADF 60 Belum Tuntas
2. AMC 70 Tuntas
3. ANM 80 Tuntas
4. AT 70 Tuntas
5. DIP 70 Tuntas
6. DRB 80 Tuntas
7. FSF 70 Tuntas
.8. HJY 60 Belum Tuntas
9. IPG 90 Tuntas
10. LNF 70 Tuntas
11. MFL 70 Tuntas
12. MMRD 60 Belum Tuntas
13. MRY 60 Belum Tuntas
14. NVP 80 Tuntas
15. PZM 70 Tuntas
16. RNN 70 Tuntas
17. SF 60 Belum Tuntas
18. TMIW 70 Tuntas
19. ZAA 70 Tuntas
20. ZHS 80 Tuntas
Jumlah Nilai 1.410
Nilai Rata-rata 70,5
44
Tabel 7
No. Hasil Penilaian Jumlah Siswa
1. 60-69 5
2. 70-79 10
3. 80-89 4
4. 90-99 1
Total 20
d. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama. Pada siklus
pertama ini, masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki saat memberi
tindakan pada siklus kedua. Adapun kekurangan yang terjadi pada siklus
pertama ini adalah sebagai berikut:
1) Masih terdapat siswa yang malu bertanya tentang hal yang tidak
mereka mengerti.
2) Masih terdapat siswa yang masih merasa malu-malu untuk
membacakan cerita dengan teknik skimming.
3) Masih terdapat siswa yang kurang lancar saat membaca, kemungkinan
karena grogi.
4) Masih terdapat siswa yang belum baik memahami sehingga mereka
sulit menjawab pertanyaan berdasarkan cerita tersebut.
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki
dalam pemberian tindakan guru kepada siswa. untuk memperbaiki
kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada
siklus pertama, maka pada siklus kedua perlu dibuat pengembangan
perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi dari siklus
pertama.
45
4. Tindakan Pembelajaran Siklus Kedua
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus kedua ini secara keseluruhan sama
dengan siklus pertama yaitu menyiapkan rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar, menyiapkan soal posttest, dan
menyiapkan lembar observasi peneliti dan siswa. Berdasarkan hasil dari
refleksi dari siklus pertama, pada siklus kedua ini proses pembelajaran harus
lebih diarahkan kepada peningkatan pemahaman siswa dalam membaca
melalui teknik skimming. Guru harus lebih bisa memberikan suasana
pembelajaran yang baik agar siswa lebih mudah untuk berkonsentrasi dan
memahami materi yang diberikan. Materi yang akan dibahas pada siklus
kedua sama halnya dengan siklus pertama yakni bagaimana cara membaca
menggunakan teknik skimming dan memahami cerita tersebut, hanya saja
cerita yang diberikan oleh guru tentu berbeda pada siklus pertama dan pra-
siklus. Target pada siklus kedua ini pemahaman siswa semakin baik dalam
meningkatkan kemampuan membaca dengan teknik skimming dan
pemahaman membaca semakin meningkat dibandingkan dengan siklus
pertama yaitu sesuai dengan target pencapaian penelitian ini yakni di atas
kriteria minimum yang ditentukan yaitu nilai 70.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus kedua dilaksanakan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus kedua dapat
dilihat pada lampiran.
Siklus di siklus kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Kegiatan pembelajaran diawali dengan membuka pembelajaran
dengan apersepsi dan ice breaking, untuk membangkitkan semangat belajar
siswa. Pada siklus kedua ini semua siswa yang berjumlah 20 orang hadir.
Sebelum guru menyampaikan kembali tujuan pembelajaran dari materi
siklus kedua ini guru terlebih dahulu mengkondisikan kelas agar lebih
46
kondusif. Kemudian guru menjelaskan kembali bagaimana cara membaca
menggunakan teknik skimming agar siswa dapat memahmi apa yang telah
mereka baca. Pada siklus kedua ini, siswa terlihat lebih memperhatikan
penjelasan guru untuk mengetahui maksud teknik skimming, karena mereka
sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata seperti teknik skimming dan
keingintahuan mereka sangat besar untuk dapat membaca dengan teknik
skimming. Pada tahap ini terlihat dari 20 orang siswa yang mengikuti
pembelajaran keterampilan membaca dengan teknik skimming, dan hampir
seluruh siswa dapat memahami cerita yang diberikan guru.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti memberikan
penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan menyimpulkan
apa yang telah dilaksanakan dan memberi saran agar siswa lebih mahir lagi
dalam melaksanakan pembelajaran membaca dengan teknik skimming.
Sebagai penutup, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan pertanyaan
yang diberikan oleh guru berdasarkan cerita
Berdasarkan catatan lapangan pada siklus pertama yang dilakukan
peneliti dalam pembelajaran dapat dilihat di tabel nomor 10 berikut:
Tabel 8
No. Kendala Saran
1.
2.
Pada siklus kedua ini sudah
tidak terlalu banyak kendala
karena siswa sudah mulai
mengerti untuk belajar
membaca menggunakan teknik
skimming. sehingga
pembelajaran yang terjadi di
kelas sudah lebih baik.
Siswa sudah tidak lagi malu
untuk bertanya sehingga pada
Guru harus lebih menarik
perhatian siswa dengan
pendekatan dan memberikan
motivasi kepada siswa agar
siswa tidak bosan untuk terus
belajar..
Guru harus tetap memberi
semangat kepada siswa agar
47
saat pembelajaran. Sudah
terlihat hampir seluruh siswa
lancar untuk membaca
menggunakan teknik skimming.
mereka dapat memahami setiap
bahan bacaan yang mereka
baca.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
pada setiap kegiatan pembelajaran. Tahap observasi dilakukan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan. Tindakan pembelajaran siklus kedua ini dapat
dikatakan sudah baik, karena dari siklus kedua pembelajaran sudah berjalan
dengan tertib dan lancar. Semangat siswa untuk belajar sudah terlihat lebih
meningkat dibandingkan siklus pertama. Pada siklus kedua keberanian
siswa dalam bertanya atau menjelaskan sudah lebih baik, jadi pada siklus
kedua siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran membaca dengan teknik
skimming dan menjalankannya dengan baik.
1) Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas siswa
Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada siklus kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 9
Skala Penilaian
No. Aspek yang Diamati Ya Tidak
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
mengenai materi yang sedang disampaikan. ˅
2. Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan yang
diberikan guru mengenai pelajaran yang akan
disampaikan dengan menggunakan teknik
˅
48
skimming.
3. Siswa memperhatikan dengan baik
penyampaian materi membaca dengan teknik
skimming
˅
4. Siswa meminta bantuan dan bimbingan guru
ketika belum mengerti tentang membaca
dengan teknik skimming.
˅
5. Siswa membaca dengan teknik skimming
dengan cerita yang telah disediakan guru. ˅
6. Siswa ingin mencoba membaca dengan teknik
skimming. ˅
7. Siswa bertanya kepada guru apabila ada yang
belum dimengerti. ˅
8. Siswa membaca dengan teknik skimming
dengan pemahaman. ˅
9. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari bersama. ˅
10. Siswa diingatkan oleh guru untuk mempelajari
kembali materi yang telah diajarkan. ˅
Aktivitas pada lembar observasi siswa pada siklus kedua ini
meningkat dengan baik. Sudah banyak mengalami peningkatan dari
siklus pertama.
2) Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran
berdasarkan teknik skimming terhadap aktivitas guru
Hasil observasi keterlaksanaan tindakan pembelajaran berdasarkan
teknik skimming terhadap aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada
siklus kedua ini dapat dilihat pada tabel berikut:
49
Tabel 10
No. Aspek yang Diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1. Guru menjelaskan materi yang disampaikan
tentang keterampilan membaca. ˅
2. Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran
yang akan disampaikan. ˅
3. Guru menjelaskan cara membaca dengan
teknik skimming. ˅
4. Guru memberikan contoh bagaimana cara
membaca menggunakan teknik skimming. ˅
5. Guru memperhatikan siswa dalam kegiatan
bagaimana cara membaca dengan teknik
skimming.
˅
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
lain melakukan membaca dengan teknik
skimming.
˅
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang ingin bertanya mengenai membaca
dengan teknik skimming.
˅
8. Guru meminta seluruh siswa untuk melakukan
membaca dengan teknik skimming dan
melakukan penilaian pemahaman siswa.
˅
9. Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari bersama ˅
10. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari
kembali materi yang telah diajarkan. ˅
Aktivitas pembelajaran pada lembar observasi aktivitas guru pada
siklus kedua ini sudah baik, banyak peningkatan dari setiap kegiatan
50
pembelajaran yang dilakukan guru atau peneliti, kegiatan peneliti sudah
bisa dikatakan sudah baik.
2) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dalam proses pembelajaran pada siklus kedua ini
dapat dilihat pada tabel nomor 13 yang ada di bawah ini:
Tabel 11
No. Inisial Siswa Nilai/Skor Ketuntasan
1. ADF 70 Tuntas
2. AMC 70 Tuntas
3. ANM 90 Tuntas
4. AT 80 Tuntas
5. DIP 70 Tuntas
6. DRB 90 Tuntas
7. FSF 80 Tuntas
.8. HJY 70 Tuntas
9. IPG 100 Tuntas
10. LNF 70 Tuntas
11. MFL 80 Tuntas
12. MMRD 80 Tuntas
13. MRY 60 Belum Tuntas
14. NVP 100 Tuntas
15. PZM 70 Tuntas
16. RNN 80 Tuntas
17. SF 70 Tuntas
18. TMIW 70 Tuntas
51
19. ZAA 70 Tuntas
20. ZHS 100 Tuntas
Jumlah 1.570
Nilai Rata-rata 78,5
Dari tabel pembelajaran siklus kedua yang berada di lampiran
didapat rata-rata hasil tesnya adalah 78,5 dengan nilai terendahnya 60
dan nilai tertingginya 100. Hampir semua siswa sudah di atas KKM yang
ditentukan oleh peneliti yaitu 70. Dari tabel di atas nilai siklus kedua
sudah terlihat banyak peningkatan drastis dibanding dengan siklus
pertama, pada siklus kedua ini siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM hanya tinggal 1 orang siswa saja, selebihnya sudah mencapai nilai
sesuai standar KKM.
Tabel 12
No. Hasil Penilaian Jumlah Siswa
1. 60-69 1
2. 70-79 9
3. 80-89 5
4. 90-99 2
5. 100 3
Total 20
Berdasarkan dari penjelasan tabel nomor 9 di atas, nilai yang
paling banyak diperoleh oleh siswa adalah 70 sebanyak 9 siswa dan yang
paling sedikit adalah 60.
d. Tahap Refleksi
Pada siklus kedua ini sudah banyak terlihat peningkatan dalam
proses pembelajaran di antaranya:
52
1) Banyak siswa yang berani bertanya kepada guru mengenai materi
yang belum dipahami.
2) Banyak siswa yang mulai ingin mencoba mengajukan diri kepada
guru untuk membaca menggunakan teknik skimming.
3) Banyak siswa yang sudah lancar membaca sehingga tercapainya
pemahaman dari cerita tersebut.
B. Analisis Data
Pada tahap analisis data ini dilakukan dengan mengkaji keseluruhan data
hasil tes keterampilan membaca dengan teknik skimming di setiap akhir
siklusnya. Dilihat dari hasil analisis data diperoleh nilai tertinggi kemampuan
membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan teknik
skimming siswa, nilai kemampuan membaca Bahasa Indonesia yang terendah,
dan nilai rata-rata kemampuan membaca dengan menggunakan teknik.
Indikator ketercapaian kemampuan membaca siswa dengan menggunakan
teknik skimming dalam penelitian ini adalah ketika siswa telah mencapai atau
melebihi nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan
oleh peneliti yang pada penelitian ini bertindak sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia yaitu sebesar 70. Penelitian ini menggunakan dua siklus dimana
setiap siklusnya peneliti merefleksikan hasil penilaian dari pembelajaran siswa.
Dilihat dari rata-rata penilaian tingkat kemampuan membaca dengan
menenggunakan teknik skimming, siswa mengalami peningkatan yang baik
dimulai dari siklus pertama sampai siklus kedua. Berikut ini adalah rangkuman
singkat hasil penilaian yang telah dilakukan:
1. Pra-siklus
Jumlah nilai atau skor yang diperoleh adalah 1.190 dibagi dengan
jumlah keseluruhan siswa sebanyak 20 maka rata-rata nilai yang dihasilkan
adalah 59,5..
53
2. Siklus pertama
Jumlah nilai yang diperoleh adalah 1.410 dibagi dengan jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 20 maka rata-rata nilai yang dihasilkan adalah
70,5.
3. Siklus kedua
Jumlah nilai yang diperoleh adalah 1.570 dibagi dengan jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 20 maka rata-rata nilai yang dihasilkan adalah
78,5.
C. Pembahasan
Peningkatan kemampuan membaca dengan teknik skimming dalam proses
belajar dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Peningkatan kemampuan membaca dalam kegiatan belajar mengajar
pada pokok bahasan membaca dengan teknik skimming dapat memberikan
pengalaman baru kepada siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Proses
pembelajaran membaca dapat menghilangkan kejenuhan membaca pada siswa
karena dengan menggunakan teknik skimming siswa dapat memperoleh
pengetahuan dan informasi yang diperlukan dengan cepat dan tepat, sehingga
tidak menimbulkan kejenuhan pada saat belajar, kemudian siswa bisa
menggunakan waktunya dengan baik untuk membaca karena dengan banyak
membaca, maka banyak pula pengetahuan dan informasi yang diperoleh dengan
cepat, hal tersebut dapat meningkatkan keinginan siswa untuk membaca.
Pengaruh peningkatan keterampilan membaca dengan teknik skimming
terhadap keterampilan membaca bahasa Indonesia siswa kelas IV sangat
berpengaruh, hal ini dapat terbukti dengan hasil tes kemampuan membaca dengan
teknik skimming yang selalu meningkat dari mulai nilai rata-rata 59,5 pada pra-
siklus menjadi 70,5 pada siklus pertama dan 78,5 pada siklus kedua.
54
Peningkatan kemampuan membaca dengan teknik skimming dalam
kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa, hal
ini terbukti dengan meningkatnya aktivitas siswa mulai dari siklus pertama ke
siklus kedua yang diukur melalui lembar observasi aktivitas siswa dan hasil tes
setiap siklus.
Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca dengan teknik skimming
siswa di atas dapat diketahui kondisi akhir keterampilan membaca dengan teknik
skimming semua siswa mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca cepat dengan
teknik skimming pada siswa kelas IV A SDIT Bina Insan. Hal tersebut di atas
dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang semkin
meningkat dalam setiap siklusnya, dari aktivitas siswa yang cukup menjadi baik
dan sangat baik hasil tes kemampuan membaca dengan mengguinakan teknik
skimming juga menunjukkan bahwa pada siklus pertama diketahui 15 dari 20
siswa telah mencapai KKM (70) dengan nilai rata-rata 70,5 kemudian meningkat
pada siklus 2 diketahui 19 dari 20 siswa telah mencapai KKM (70) dengan nilai
rata-rata kelas 78,5. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas, hipotesis
yang dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa keterampilan membaca
melalui dengan teknik skimming pada siswa kelas IV A dapat ditingkatkan.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas beberapa saran yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi
ini adalah:
1. Pertahankan atau tingkatkan lagi kemampuan membaca siswa dengan
menggunakan teknik skimming.
2. Diharapkan dengan penggunaan teknik skimming ini dapat membuat siswa
lebih bersemangat dalam belajar khususnya kegiatan membaca.
3. Guru dapat menggunakan teknik skimming ini dalam proses pembelajaran
dalam kelas sebagai alternatif metode pengajaran agar lebih bervariatif.
56
4. Hasil belajar yang meningkat diharapkan dapat menjadi gambaran bagi guru
dalam penyusunan rancangan pembelajaran.
5. Penerapan teknik pembelajaran yang digunakan menyesuaikan kondisi kelas
akan menghasilkan hasil belajar siswa yang baik.
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Listiyanto, Speed Reading, Yogyakarta A+Plus Books, 2010.
Aizid, Rizem. Bisa Baca Secepat Kilat (Super Quick Reading). Yogyakarta: Buku
Biru. 2011.
Alek dan Ahmad H.P. dkk. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: `
Prenada Media Grup, 2010 ed. 1.
Arikunto, Suharsimi. dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009
Cahyani, Isah, Kemampuan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, Bandung: UPI
Press, 2007
Finoza, Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Insan Mulia 2001.
Harras, Kholid, dkk. Membaca 1, Jakarta: Universitas Terbuka 2007 ed. 1.
Gani, Ramlan A. dan Mahmudah Fitriyah Z. A, Disiplin Berbahasa Indonesia,
Jakarta: FITK Press, 2010
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga
2002.
Laksono, Kisyani, dkk. Membaca 2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Muslich, Masnur, Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi Kedudukan, Fungsi,
Pembinaan, dan Pengembangan, Jakarta: Bumi Aksara 2010
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Edisi IV. Jakarta: Gramedia. 2013
Rahim, Farida, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara,
2008
58
Saadie, Ma’mur, dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007.
Silitonga, M. dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesis Siswa Kelas III SMP
Sumatra: Membaca dan Menulis, Jakarta; Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Bahasa, 1984.
Soedarso, Sistem Membaca dan efektif, Jakarta: Gramedia, 1999.
Standar Kompetensi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanl
2003.
Subana, dkk, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka
Setia, 2000.
Subyantoro, Membaca dan Efektif, Jakarta: Gramedia, 2006.
Sugono, Dendy, Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen
Pendidikan nasional, 2005
Suhendar, dd, Bahasa Indonesia pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca
dan Keterampilan Menulis, Bandung: Pionir Jaya, 1992.
Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 1979. .
Aplikasi Luring Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid V. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. 2016.
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/kemampuan
http://id.wikipedia.org/wiki/kemampuan
Kegiatan Pra-Siklus
Kuda dan Keledai
Diceritakan ada seekor kuda dan keledai. Pada cerita ini keledai yang
iri dengan kehidupan kuda yang selalu dirawat dengan baik oleh
pemiliknya.
Keledai sangat iri karena kuda ditempatkan di kandang yang selalu
bersih, diberi makanan enak, selalu dimandikan, dan kuda juga tidak
pernah disuruh bekerja.
Irinya keledai ia harus selalu bekerja keras setiap hari mengangkat
barang bawaan, harus menarik gerobak yang berat, ia tak pernah
dimandikan oleh tuannya, diberi makan seadanya, dan ia juga
ditempatkan di sebuah kandang yang kotor karena jarang sekali
kandang keledai dibersihkan.
Di hari yang penuh kesempatan, keledai menghampiri kuda di
kandangnya. Keledai mengeluh dan berkata kepada kuda. "Hey kuda,
hidupmu sangat enak, penuh kasih sayang dari tuan kepadamu. Kau
ditempatkan di kandang yang bersih dan diberi makan yang enak.
Sedangkan aku diberi makan seadanya dan ditempatkan di kandang
yang kotor. Selain itu pula setiap hari aku harus berkerja keras.
Sebetulnya aku sangat iri kepadamu kuda!!!"
"Keledai, sebenarnya kau tidak tahu. Kamu lah yang paling beruntung di
dunia ini daibandaingkan dengan aku. kau hanya melihat kehidupan ku
disini saja, kau tidak melihat kehidupanku yang penuh resiko"
jawab kuda
Keledai pun menjadi heran apakah benar kuda mempunyai beban resiko
yang berat, yang ia ketahui adalah kuda selalu dirawat dengan sangat
baik oleh Tuan.
"Maksudmu sangat beresiko bagaimana kuda, aku tidak mengerti yang
kau katakan kuda" keledai bertanya kembali kepada kuda
"Iya keledai hidupku penuh resiko bahkan aku bisa terluka parah dan
bisa mati kapan saja. Saat terjadi perang, tuan naik di atas punggungku
dengan bersenjatakan lengkap. Apa bila musuh lebih kuat, aku bisa saja
terluka parah dan bahkan mati di medan perang." Jawab kuda.
Mendengar semua itu keledai mulai menyadari bahwa selama ini dia
sudah salah. Ternyata nasibnya jauh lebih beruntung dibandingkan
kuda.
Nah makna dari cerita tersebut adalah, kadang kita melihat kehidupan
orang lain jauh lebih beruntung dibandingkan dengan kehidupan kita.
Jangan pernah iri pada orang lain padahal kenyataannya belum tentu
apa yang kita lihat. Dan selain itu, pasti ada banyak orang yang nasibnya
tidak sebaik kita. Marilah kita bersyukur dengan apa pun yang kita
dapatkan dan kita miliki.
Pertanyaan
1. Apa yang membuat keledai iri kepada kuda?
2. Dimana keledai biasa ditempatkan?
3. Pekerjaan apa yang dilakukan keledai?
4. Apa resiko yang dapat dialami kuda?
5. Siapa yang naik ke atas punggung kuda?
Nilai maksimal jawaban setiap pertanyaan adalah 2.
Nilai =
x 100
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV / II
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca
pantun
Kompetensi dasar
7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif
Indikator
Membaca teks yang terdiri dari beberapa paragraf
Mengidentifikasikan kalimat utama dari teks yang telah dibaca
Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membaca teks yang terdiri dari beberapa paragraf
Siswa dapat mengidentifikasikan kalimat utama dari teks yang telah dibaca
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Materi Ajar : Membaca cepat, teks cerita
Metode Pembelajaran : Ceramah, Penugasan, Tanya jawab.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru mengucapkan salam dan
berdoa sebelum memulai kegiatan
pembelajaran
Siswa menjawab salam dan
berdoa
Siswa menyimak penjelasan guru
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan guru
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan cara
membaca dengan metode
skimming, dengan buku teks
Bahasa Indonesia yang telah
siswa miliki
Guru meminta perwakilan siswa
untuk membaca menggunakan
teknik skimming dengan materi
dan yang telah diberikan
Guru bersama siswa
mengidentifikasi kalimat utama
dari teks cerita yang telah dibaca
Memperhatikan penjelasan materi
yang dijelaskan oleh guru
Melaksanakan perintah guru untuk
mencoba membaca dengan metode
skimming di depan kelas
Mengidentifikasi kalimat utama dari
teks cerita yang telah dibaca
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru mengamati proses
pembelajaran
Guru meminta siswa membaca
menggunakan metode skimming
dengan materi yang telah diberikan
Guru memberikan pertanyaan yang
terkait dari teks tersebut
Siswa melakukan kegiatan
pembelajaran
Siswa membaca teks cerita
menggunakan metode skimming
Siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru bertanya mengenai hal yang
belum dipahami siswa
Guru bersama siswa meluruskan
pemhaman siswa, memberikan
penguatan, dan kesimpulan
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa menyimak penjelasan guru
dengan penuh perhatian
C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru bersama siswa melakukan
refleksi kegiatan pembelajaran
Guru mempersilakan siswa untuk
berdoa
Siswa mendengarkan arahan dari
guru
Siswa berdoa bersama-sama
Nilai Karakter :
Santun
Religius
Menghargai orang lain
Rasa hormat
Rasa ingin tahu
Perhatian
Tanggung jawab
Percaya diri
Kreatif
Mandiri
Disiplin
Media Pembelajaran : Buku Teks Bahasa Indonesia, Lcd, Teks Cerita
Penilaian :
Kancil Dan Siput
Suatu hari angin berhembus pelan membuat penghuni hutan mengantuk.
Begitu juga dengan kancil. Untuk mengusir rasa kantuknya kancil
berjalan-jalan di hutan sambil membusungkan dadanya.
Sambil berjalan kancil berkata, “Siapa yang tak kenal kancil. Si pintar,
si cerdik dan si pemberani. Setiap masalah pasti selesai olehku.”
Ketika sampai di sungai, kancil segera minum untuk menghilangkan rasa
hausnya. Air yang begitu jernih membuat kancil dapat berkaca. Kancil
berkata-kata sendirian.
“Buaya, gajah, harimau semuanya binatang bodoh, jika berhadapan
denganku mereka dapat aku perdaya.”
Kancil tidak tahu kalau ia dari tadi sedang diperhatikan oleh seekor
siput yang sedang duduk di bongkahan batu yang besar.
Siput berkata, “Hei kancil, kau asyik sekali berbicara sendirian. Ada
apa? Kamu sedang bergembira?”
Kancil mencari-cari sumber suara itu. Akhirnya kancil menemukan letak
siput.
“Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya? Siput yang kecil dan
imut-imut. Eh bukan! Kamu memang kecil tapi tidak imut-imut,
melainkan jelek bagai kotoran ayam,” ujar kancil.
Siput terkejut mendengar ucapan kancil yang telah menghina dan
membuatnya jengkel.
Lalu siput pun berkata, “hai kancil! kamu memang cerdik dan pemberani
karena itu aku menantangmu lomba adu cepat.”
Akhirnya mereka setuju perlombaan dilakukan minggu depan. Setelah
kancil pergi, siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-
temannya.
Siput meminta tolong teman-temannya agar waktu perlombaan nanti
semuanya harus berada di jalur lomba.
“Jangan lupa, kalian bersembunyi di balik bongkahan batu, dan salah
satu harus segera muncul jika kancil memanggil, dengan begitu kita
selalu berada di depan kancil,” kata siput.
Hari yang dinanti tiba. Kancil datang dengan sombongnya, merasa ia
pasti akan sangat mudah memenangkan perlombaan ini. Siput
mempersilahkan kancil untuk berlari duluan dan memanggilnya untuk
memastikan sudah sampai mana ia sampai.
Perlombaan dimulai. Kancil berjalan santai, sedang siput segera
menyelam ke dalam air.
Setelah beberapa langkah, kancil memanggil siput. Tiba-tiba siput
muncul di depan kancil sambil berseru, “hai kancil! aku sudah sampai
sini.”
Kancil terheran-heran, segera ia mempercepat langkahnya. Kemudian ia
memanggil siput lagi. Ternyata siput juga sudah berada di depannya.
Akhirnya kancil berlari tetapi ia panggil siput, ia selalu muncul di depan
kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya
tersengal-sengal.
Ketika hampir finish, ia memanggil siput, tetapi tidak ada jawaban.
Kancil berpikir siput sudah tertinggal jauh dan ia akan menjadi
pemenang perlombaan.
Kancil berhenti berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan
senyum sinis kancil berkata,” kancil memang tiada duanya.”
Kancil dikagetkan ketika ia mendengar suara siput yang sudah duduk di
atas batu besar.
“Oh kasihan sekali kau kancil. Kelihatannya sangat lelah, capai ya
berlari?” ejek siput.
Tidak mungkin! Bagaimana kamu bisa lebih dulu sampai, padahal aku
berlari sangat kencang,” seru kancil.
“Sudahlah akui saja kekalahanmu,” ujar siput.
Kancil masih heran dan tak percaya kalau ia dikalahkan oleh binatang
yang lebih kecil darinya. Kancil menundukkan kepala dan mengakui
kekalahannya.
“Sudahlah tidak usah sedih, aku tidak minta hadiah kok. Aku hanya
ingin kamu ingat satu hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan
kecerdikanmu. Semua binatang mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka,”
ujar siput.
Siput segera menyelam ke dalam sungai. Tinggallah kancil dengan rasa
menyesal dan malu.
Pertanyaan
1. Apa yang dilakukan kancil di hutan?
2. Siapa yang menantang kancil?
3. Apa lomba yang diikuti oleh mereka?
4. Siapa yang memenangkan perlombaan tadi?
5. Sebutkan sifat yang dimiliki kancil?
Nilai maksimal jawaban setiap pertanyaan adalah 2.
Nilai =
x 100
Mengetahui,
Serang, April 2017
Guru Bahasa Indonesia
Rama Indarto Putra
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV / II
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca
pantun
Kompetensi dasar
7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif
Indikator
Membaca teks yang terdiri dari beberapa paragraf
Mengidentifikasikan kalimat utama dari teks yang telah dibaca
Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat membaca teks yang terdiri dari beberapa paragraf
Siswa dapat mengidentifikasikan kalimat utama dari teks yang telah dibaca
Siswa dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Materi Ajar : Membaca cepat, teks cerita
Metode Pembelajaran : Ceramah, Penugasan, Tanya jawab.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru mengucapkan salam dan
berdoa sebelum memulai kegiatan
pembelajaran
Siswa menjawab salam dan
berdoa
Siswa menyimak penjelasan guru
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru melakukan apersepsi
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan guru
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru bertanya tentang pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya
Guru menjelaskan kembali cara
membaca dengan metode
skimming, dengan buku teks
Bahasa Indonesia yang telah
siswa miliki
Guru meminta perwakilan siswa
untuk membaca menggunakan
teknik skimming dengan materi
dan yang telah diberikan
Guru bersama siswa
mengidentifikasi kalimat utama
dari teks cerita yang telah dibaca
Siswa menjawab pertanyaan guru
Memperhatikan penjelasan materi
yang dijelaskan oleh guru
Melaksanakan perintah guru untuk
mencoba membaca dengan metode
skimming di depan kelas
Mengidentifikasi kalimat utama dari
teks cerita yang telah dibaca
Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru mengamati proses
pembelajaran
Guru meminta siswa membaca
menggunakan metode skimming
dengan materi yang telah diberikan
Guru memberikan pertanyaan yang
terkait dari teks tersebut
Siswa melakukan kegiatan
pembelajaran
Siswa membaca teks cerita
menggunakan metode skimming
Siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru bertanya mengenai hal yang
belum dipahami siswa
Guru bersama siswa meluruskan
pemhaman siswa, memberikan
Siswa menjawab pertanyaan guru
Siswa menyimak penjelasan guru
dengan penuh perhatian
penguatan, dan kesimpulan
C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Guru bersama siswa melakukan
refleksi kegiatan pembelajaran
Guru mempersilakan siswa untuk
berdoa
Siswa mendengarkan arahan dari
guru
Siswa berdoa bersama-sama
Nilai Karakter :
Santun
Religius
Menghargai orang lain
Rasa hormat
Rasa ingin tahu
Perhatian
Tanggung jawab
Percaya diri
Kreatif
Mandiri
Disiplin
Media Pembelajaran : Buku Teks Bahasa Indonesia, Lcd, Teks Cerita
Penilaian :
Anjing dan Bayangannya
Di sebuah perkampungan, tinggalah sebuah keluarga yang memiliki
seekor anjing. Pada suatu hari, sang majikan memberi sepotong tulang
pada itu sebagai hadiah ulang tahunnya. Anjing itu menjadi sangat
senang, dengan riangnya dia menggigit, menjilat, dan bermain-maian
dengan tulang yang dihadiahkan oleh majikanya itu. Setelah capek dia
bermain, timbul niatnya untuk menunjukan tulang yang di hadiahkan
oleh tuannya kepada teman-teman anjingnya. Dia berniat ingin
memamerkan tulang itu dan membuat teman-temanya iri.
Lalu anjing itupun berlari dengan cepat untuk pergi ke peternakan
tempat teman-temannya biasa berkumpul. Anjing itu sangat senang dan
bersemangat sekali. Yang terbayang di benaknya hanya rasa kagum
teman-temannya pada tulang yang dia bawa dan akan memuji-muji dia
sebagai anjing yang beruntung. Perjalanan dari rumah cukup lumayan
jauh. Hingga akhirnya dia melewati sebuah jembatan yang
menghubungkan sungai yang membatasi peternakan itu.
Secara tak sengaja, si anjing menengok ke bawah jembatan. Secara
tak sengaja pula dia melihat bayanganya sendiri yang terlihat lebih
besar karena pantulan air. Anjing itu membayangkan jika dia membawa
tulang yang lebih besar seperti anjing satunya yang ternyata pantulan
dirinya itu, teman-temannya akan semakin takjub dibuatnya. Dia tak
sadar, bahwa anjing yang dia lihat adalah bayangannya sendiri. Tapi
karena termakan sifat serakah dan rasa sombongnya, dia berniat untuk
merebut tulang itu.
Tanpa fikir panjang, anjing itu langsung terjun dan mencoba untuk
menerjang merebut tulang. Tapi yang dia dapat sungguh di luar
dugaanya. Anjing itu tercebur dan hanyut terbawa arus sungai. Dengan
susah payah anjing itu berenang ke tepi. Setelah sampai tepi, tak
sengaja teman-temannya sedang ada di sana dan menertawakan
kebodohan anjing itu. Anjing itu hanya bisa menyesali diri dan
menanggung malu. Tulang yang dia dapat hilang terbawa arus sungai,
badannya basah kuyup, dan dia di tertawakan oleh teman-temanya.
Semua terjadi karena sifat sombong dan serakah yang dia miliki.
Hikmah yang dapat kita petik adalah sifat sombong selalu mendorong
orang untuk bersikap ceroboh. Dan sifat serakah selalu membuat
orang susah berpikir jernih. Dan kedua sifat ini memiliki akhir yang
sama, yaitu penyesalan.
Pertanyaan
1. Siapa yang memberikan tulang kepada anjing?
2. Kepada siapa anjing ingin menunjukkan tulangnya?
3. Bayangan siapa yang dilihat anjing di sungai?
4. Sebutkan sifat yang dimiliki oleh anjing?
5. Apa yang dilakukan anjing di sungai?
Nilai maksimal jawaban setiap pertanyaan adalah 2.
Nilai =
x 100
Mengetahui,
Serang, April 2017
Guru Bahasa Indonesia
Rama Indarto Putra