peningkatan hasil belajar pai materi sikap jujur …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3634/1/cd...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI SIKAP JUJUR
DENGAN METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X TAV
SMK N 1 BANCAK TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
AINUN NAJIB
111-12-239
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Tidak apa-apa kalau ilmu agamamu masih pas-pasan, itu
malah membuatmu menjadi rendah hati. Banyak orang
yang sudah merasa tahu ilmu agama malah menjadikannya
tinggi hati”
(Emha Ainun Nadjib)
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini.
Kupersembahkan karya ini kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Damiri dan Ibu Muntamah) yang selalu
membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang dan motivasi dalam
kehidupanku.
2. Saudara kandungku (Mas Imam dan Mas Fatkhan) yang telah memberikan
semangat untuk mengerjakan skripsi ini.
3. Teman dekatku Nur Zumrotus Sholihah yang selalu menemaniku,
membantuku dan menyemangatiku.
4. Semua teman seperjuanganku prodi PAI angkatan 2012 khususnya PAI G
yang telah memberikan banyak dukungan dan semangat.
5. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Islah Tingkir Salatiga.
6. Keluarga besar Al-Hikmah Kampus Kota Salatiga.
7. Kepala Sekolah SMK N 1 Bancak yang telah mengizinkan melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Salawat
dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang
telah menuntun manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd, Ketua Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI).
4. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan waktunya
dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Mukti Ali, S.Sg., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
ix
6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu dan
pengalaman dengan penuh kesabaran.
7. Karyawan-karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
Salatiga,8 Maret 2018
Penulis
Ainun Najib (111-12-239)
x
ABSTRAK
Najib, Ainun. 2018.Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sikap Jujur Dengan
Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun
Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd.
Kata kunci: Hasil belajar, PAI, Metode Talking Stick
.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar
PAI melalui metode Talking Stick pada siswa Kelas X TAV SMK N 1 Bancak
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan studi
tindakan (action research) pada peserta didik Kelas X TAV SMK N 1 Bancak
Kabupaten Semarang dengan dua siklus.
Metode pengumpulan datanya menggunakan tes dan dokumentasi. Data yang
terkumpul dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode Talking Stick pada pembelajaran PAI
mempermudah bagi guru dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan
mengoptimalkan / menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1
Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan
belajar yang diinginkan.
Hal ini terlihat dari dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Pada
prasiklus nilai rata-rata yaitu 70,21. Nilai rata-rata tersebut meningkat pada siklus I
yaitu 75,28 dan pada siklus II nilai rata-ratanya yaitu 87,71. Apabila dilihat dari
perolehan nilai tertinggi pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada
prasiklus nilai tertinggi yaitu 82, padan siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 90
dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu meningkat menjadi 100. Persentase ketuntasan
belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu pada prasiklus yang tuntas
hanya 28,57%, pada siklus I meningkat menjadi 57,14% dan pada siklus II meningkat
menjadi 96,42%. Hanya ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal
dikarenakan pengaruh intelegensinya yang kurang, padahal minat dan semangatnya
cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Hasil penelitian tersebut,
diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru dan
orang tua) untuk dapat meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran PAI.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .................................................................................................. .i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................. ii
JUDUL ...................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... vi
MOTTO ..................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan................................... 5
G. Metode Penelitian ................................................................................. 6
H. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 14
A.Kajian Teori..................................................................................... 14
1. Pengertian Hasil Belajar..... ............................................................ 14
2. Pendidikan Agama Islam .................................................................. 17
3. Materi Sikap Jujur............................................................................ 21
4. Metode Talking Stick ............................................................. .......... 27
B. Kajian Pustaka..... ........................................................................... 33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........... ................................ 35
A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ..................................................35.
B. Setting dan Subyek Penelitian............................................................ 36
C.Desain Penelitian ……………......………………............................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 45
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus.................................................. 45
1. Prasiklus........................................................................................ ......... 45
2. Siklus 1.......................................................................................... ......... 49
3. Siklus 2............................................................... .............................. 60
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus............................................... ........ 69
C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 71
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 73
A. Kesimpulan .......................................................................................... 73
B. Saran dan Tindak Lanjut..................................................................... 74
xii
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus.................................................. 45
Tabel 2 Tabel Rentang Nilai Siswa Prasiklus......................................................... 47
Tabel 3 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM.................................................. 48
Tabel 4 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1.................................................... 50
Tabel 5 Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus 1.......................................................... 52
Tabel 6 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM Siklus 1.................................... 54
Tabel 7 Hasil Pengamatan Guru Siklus I................................................................ 56
Tabel 8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I................................................................ 58
Tabel 9 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II..................................................... 61
Tabel 10 Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus II......................................................... 63
Tabel 11 Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM.................................................. 64
Tabel 12 Hasil Pengamatan Guru Siklus II............................................................. 66
Tabel 13 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II............................................................ 68
Tabel 14 Rentang Nilai Siswa Prasiklus,Siklus I dan Siklus II.............................. 69
Tabel 15 Perbandingan hasil tes formatif dari prasiklus,siklus I dan siklus II........ 70
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Keterangan Setelah Penelitian
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Daftar Nilai SKK
Lampiran 9 Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Eksistensi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang semakin mantap
merupakan landasan dan modal utama bagi pendidikan agama Islam. Pintu
gerbang kemajuan Islam sudah mulai terbuka. Secara akademik, proses
belajar mengajar merupakan aktifitas yang sangat kompleks. Proses belajar
mengajar melibatkan interaksi inter personal yang unik, yaitu interaksi antara
guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
Proses belajar mengajar tidak terbatas pada kegiatan penyampaian materi
pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi
pelajaran dapat diterima siswa dikelas dan dapat diterapkan serta diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari prespektif ini, keberhasilan proses belajar mengajar PAI
sangat ditentukan oleh kualitas dan profesionalitas guru agama. Peningkatan
kualitas dan profesionalisme guru agama dapat dilakukan secara individual
dan struktural. Secara individual, guru agama perlu terus menerus berusaha
meningkatkan kompetensi akademik, kepribadian, dan profesionalisme
melalui kegiatan belajar kedinasan.
2
Menurut Ki Hajar Dewantara (Hasbullah, 2012: 4) menjelaskan bahwa
pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Dunia pendidikan mempunyai tantangan dalam mengembangkan
kemampuan dan membentuk manusia yang berkarakter, yang akan melahirkan
generasi yang berbudi pekerti yang luhur sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 “ pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Rohman, 2013: 98).
Tujuan pendidikan dalam konteks ini membantu mengkondisikan
peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu
berkembang dan berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.
Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar
menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Oleh sebab itu,
untuk mewujudkan pencapaian tersebut salah satu cara bisa dilakukan oleh
seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran inovatif. Disisi lain
3
minat siswa terhadap mata pelajaran PAI menurun, siswa lebih suka dengan
mata pelajaran lain yang berbasis teknologi dan informasi oleh karena itu
mata pelajaran PAI perlu aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan agar
peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Peranan pendidikan agama Islam sangat penting dalam era globalisasi
seperti sekarang ini, dengan pembekalan moral kepada peserta didik sehingga
mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan tatanan
moral. Mengingat kekhawatiran akan pengaruh jangka panjang dari kemajuan
IPTEK yang mungkin melampaui batas, PAI harus bertindak untuk mencegah
dampak-dampak yang menyertai kemajuan tersebut. Pendidikan agama Islam
dituntut mampu menciptakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermuara pada nilai-nilai Islami.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam
merupakan pendidikan yang sangat penting, karena harus mampu membentuk
sikap dan perilaku yang agamis peserta didik. Sikap dan perilaku yang harus
dibentuk terutama yaitu sikap jujur, karena jujur merupakan sikap yang
menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dikatakan dan
dilakukan dan berani karena benar. Pendidikan agama Islam pada sekolah
umum masih terdapat ketidakseimbangan antara alokasi waktu yang tersedia
dan materi pelajarn yang begitu luas mengakibatkan prestasi siswa jauh dari
harapan yang diinginkan. Hal ini terbukti kurang tercapainya nilai yang
diperoleh oleh siswa, terutama pada materi sikap jujur yaitu rentang nilai
4
antara 60 dan 70 sedangkan KKM yang ditetapkan 75. Persentasi hasil belajar
yang tuntas pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur adalah 28,57%,
sedangkan yang tidak tuntas adalah 71,42%. Dengan diterapkannya metode
talking stick diharapkan hasil belajar akan lebih meningkat.
Salah satu solusi penulis ingin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sikap jujur
dengan menggunakan metode Talking Stick pada siswa kelas X TAV SMK N
1 Bancak „Tahun Ajaran 2017/2018. Dengan harapan dengan metode Talking
Stick hasil belajar siswa pada materi tersebut meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan
masalah:
Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil
belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan
tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui
peningkatan hasil belajar PAI materi sikap jujur dengan metode talking stick
siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
5
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretik maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoretik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses belajar
mengajar khususnya mata pelajaran PAI untuk menigkatkan hasil belajar
siswa melalui metode talking stick dan dapat digunakan sebagai pelengkap
referensi yang telah ada berkaitan dengan proses belajar mengajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti sebagai ajang praktek materi-materi maupun teori-teori
yang selama ini penulis peroleh dari bangku kuliah.
b. Bagi sekolah dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami dan mengamalkan materi sikap jujur.
c. Bagi guru dan siswa sebagai bahan evaluasi yang telah dilaksanakan
guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam proses belajar
mengajar.
d. Pembuat kebijaksanaan dalam menyusun kurikulum yang lebih
bermanfaat bagi siswa.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunta, 2006: 71). Menurut Winarno Surahmad dalam (Hadi,
6
1987:69) hipotesis adalah sebuah kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu
belum berakhir masih harus dibuktikan kebenarannya.
Jadi yang dimaksud hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
belum sampai pada titik akhir, masih memerlukan pembuktian untuk
memperoleh kebenaran maka perlu adanya penelitian. Adapun hipotesis
dalam penelitian ini adalah penggunaan metode talking stick dapat
meningkatkan hasil belajar PAI materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV
SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
Penerapan metode talking stick dapat dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator keberhasilan yang dapat
dirumuskan oleh penulis antara lain:
1. Siswa tertarik dengan metode yang digunakan, sehingga dalam kegiatan
pembelajaran siswa menjadi aktif mengikuti kegiatan pembelajaran di
dalam kelas.
2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi
sikap jujur.
3. Lebih dari 85% dari jumlah siswa kelas X TAV memperoleh nilai di atas
KKM pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur.
7
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Menurut Wiriaatmadja (2008:13) Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) secara ringkas adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, mereka dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran
mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas, agar
permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat
dipecahkan. Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat
rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yaitu tahapan-tahapannya
antara lain perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
8
2. Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas X TAV
SMK N 1 Bancak Kabupaten Semarang dalam pemahaman mengenai
sikap jujur. Populasinya adalah siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak,
karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan
hasil belajar siswa maka subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X
TAV SMK N 1 Bancak Tahun ajaran 2017/2018.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Menurut Arikunto (2006:20) mengemukakan bahwa tahap-tahap
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas 4 tahapan penting
9
meliputi plannig (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan)
dan reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan
guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas
bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan
kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat
pembelajaran yang meliputi RPP dan memasukkan metode talking
stick.
b) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking
stick.
c) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan
dengan materi sikap jujur.
d) Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi
dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi
digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses
pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan
materi yang telah disampaikan.
10
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yaitu penerapan
pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP
dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan
yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
c. Observasi
Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan, pencatatan,
dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran, terutama
kepada peserta didik sambil mengerjakan lembar observasi yang telah
disediakan. Pada tahap ini ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan
mengamati sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan
mendadak dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon
peserta didik yang dikenai tindakan.
d. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil
analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar
sebelum dan sesudah tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah
11
yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus
berikutnya.
4. Pengumpulan Data
Untuk mendapat data-data yang akurat dan relevan, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan
agar metode yang satu dengan yang lain saling melengkapi. Adapun
metode yang penulis gunakan adalah:
a. Dokumentasi
Menurut Arikunta (2006: 149) dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan catatan, transkip, buku, surat
kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya. Metode ini penulis
gunakan untuk mencari data mengenai jumlah siswa, nilai siswa,
perkembangan siswa dan keadaan sarana dan prasarana kelas X TAV
SMK N1 Bancak Kabupaten Semarang.
b. Tes
Menurut Arikunta (2006: 158) tes yaitu serentetan pertanyaan-
pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa, intelegensi, bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur kemampuan siswa
dalam memahami dan mengamalkan sikap jujur dalam kehidupan
sehari-hari.
12
5. Instrumen penellitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian dengan
menggunakan suatu metode. Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan, maka instrumen yang digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), buku, Al-Quran, alat peraga, buku daftar nilai dan evaluasi.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisa
kuantitatif menggunakan statistik deskriptif sederhana dalam
penghitungan prestasi belajar siswa. Tes digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa dalam materi sikap jujur. Skala nilai yang digunakan
adalah skala seratus. Nilai maksimal dapat diperoleh siswa adalah 100.
a. Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan perhitungan
dengan rumus:
M= ∑X
____
N
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai kelas
N = Jumlah siswa
b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan
rumus sebagai berikut:
13
P = F
___ x 100%
N
Keterangan:
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa
G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini penulis sajikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis sampaikan mengenai teori belajar, hasil belajar
(evaluasi), faktor yang mempengaruhi belajar dan materi sikap jujur.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Bab ini penulis sajikan diskripsi pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan
siklus satu dan diskripsi pelaksanaan siklus dua.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
14
Dalam bab ini di sajikan diskripsi siklus yang memuat dari hasil pengamatan,
refleksi keberhasilan dan kegagalan serta pembahasan tiap siklus.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan saran-saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan
anak didik melalui sistem interaksi, proses dua arah antara guru dan siswa.
Dari pendapat tersebut maka guru dan siswa merupakan inti dan proses
pendidikan, sedangkan tujuan, alat, dan lingkungan lebih bersifat
pengarah, penunjang, dan prasarana. Interaksi guru dan siswa disebut
proses belajar mengajar (Uno dan Muhamad, 2015:138).
Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan perubahan
perilaku yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh pengetahuan,
kecakapan, dan pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh
Uno (2008: 18) bahwa belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri
aturannya (termasuk konsep, teori dan definisi.
Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar itu
pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yaitu penataan fakta,
konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu kesatuan yang
memiliki makna bagi subyek didik. Secara umum belajar boleh dikatakan
juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
16
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, konsep ataupun teori
(Sardiman, 1994: 24).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
latihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari hasil perubahan
belajar seseorang dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, kecakapan atau
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, guru selain
sebagai pendidik, pembimbing dan pengarah serta narasumber
pengetahuan juga sebagai motivator yang bertanggung jawab atas
keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ada pandangan yang
menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima.
Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan
pendidikan apapun kepada siswa, tetapi siswa itulah yang harus
mendapatkannya. Namun pada kenyataannya, pembelajaran menjadi
sesuatu yang terabaikan. Pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari
belajarnya tergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu
terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang
dilakukan oleh guru (Uno dan Muhamad, 2015:142).
Menurut Soetomo (1993: 246) hasil belajar adalah proses untuk
menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian (ujian) yang
17
digunakan sebagai tolak ukur pemahaman siswa. Dengan adanya penilaian
maka guru dapat mengetahui sejauh mana penguatan materi siswa,
keefektifan media sebagai pengantar materi yang disampaikan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu
proses pemberian angka pada sesuatu atau seseorang berdasarkan aturan-
aturan tertentu. Hasi penilaian dapat dipakai untuk membuat penilaian
atau evaluasi. Hasil evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana
ia telah menguasai bahan pelajaran yang disajikan guru. Tujuan utama
pendidikan adalah menanamkan keyakinan dan memfasilitasi proses
belajar siswa. Hasilnya adalah perolehan belajar atau yang lebih utama
adalah kesadaran akan pentingnya belajar, serta pengetahuan tentang
belajar bagaimana belajar (Danim, 2010:40).
Berdasarkan UU No. 2/ 1989 makna satu-satunya dari Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang
bersama-sama dengan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan. Jadi yang dimaksud hasil belajar PAI adalah hasil
belajar yang diperoleh setelah proses pembelajaran PAI selesai. Indikator
keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran PAI dapat diketahui dari
skor atau nilai ulangan dengan evaluasi hasil belajar. Dari definisi di atas,
dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah ukuran yang dicapai seseorang
setelah mengikuti proses belajar mengajar berupa perubahan tingkah laku
18
secara keseluruhan sebagai hasil pengamalan individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Pendidikan Agama Islam
Menurut ( Majid,2004: 134-135), kurikulum pendidikan agama
Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan
keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan kembangkan lebih
lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan
agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
19
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri
dan bagi orang lain.
Di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pede jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (Majid,
2004: 134-135).
20
Tujuan PAI harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal
ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia yang
kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat. Dalam Penjelasan atas
26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan
bahwa mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk
membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia
yang berakhlakul karimah.
Guru yang secara luas juga berfungsi sebagai pendidik,
merupakan salah satu faktor dominan dalam proses belajar mengajar.
Begitu pentingnya, sehingga Imam Syafi‟i mengambarkannya dalam
syair yang artinya “bangun dan hormatilah guru kalian dengan segala
penghormatan , karena guru hampir sama dengan utusan Tuhan. Dalam
penelitian tentang peranan guru yang diadakan Badan Litbang Agama
(1984), terbukti bahwa guru memegang peranan dominan, sehingga
apabila guru tidak berkompeten, betapapun canggihnya sarana dan
media pendidikan akan sia-sia belaka (Thoha dan Mu‟ti, 1998: 25).
21
Menurut (Thoha dan Mu‟ti, 1998: 27-28) bahwa yang
diharapkan oleh Direktur Pembinaan Perguruan Agama Islam Depag
yang mengemukakan adanya empat kompetensi dasar seorang guru
sebagai berikut:
a. Kompetensi profesional yaitu kependidikan dan keilmuan minimal
yang menjadi bidang tugasnya.
b. Kompetensi personal kepribadian mantap akan dapat menjadi
sumber identifikasi bagi anak didiknya, termasuk dalam sifat-sifat
pribadi seorang muslim yang beriman dan bertaqwa berakhlak
mulia dan integritas yang tinggi.
c. Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dangan kepala
sekolah, sesama guru maupun masyarakat luas.
d. Kompetensi pelayanan yaitu kemampuan melayani semua anak
didiknya, baik secara individual maupun kelompok.
Untuk memenuhi harapan sebagai guru agama yang baik
dengan berbagai ciri-ciri tersebut di atas, diperlukan lembaga
pendidikan tenaga pendidik. Dari jenis dan jenjang pendidikan
sekolah, baik Madrasah, pendidikan keagamaan dan sekolah umum,
maka kini fakultas tarbiyah dan yang sejenisnya bertugas untuk
mempersiapkan tenaga guru pendidikan agama bagi sekolah umum
dan bidang-bidang studi agama Islam bagi madrasah dan sekolah
keagamaan.
22
3. Materi Sikap Jujur
a. Pengertian Jujur
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata sidiq yang
artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan
perbuatan sesuai dengan kebenaraan. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat
terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar, memberikan sesuatu
yang benar atau sesuatu sesuai dengan kenyataan (Rusyan, 2006: 25). Secara
istilah jujur atau as-sidqu bermakna:
1. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
2. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan
3. Ketegasan dan kemantapan hati
4. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan
Jadi dapat disimpulkan bahwa jujur yaitu sikap yang menyatakan apa
adanya serta kesesuaian antara ucapan dan perbuatan dan tidak berbohong.
b. Macam-Macam Jujur
Imam al-Ghazali (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:34)
membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut:
1. Jujur dalam niat atau berkehendak, tiada dorongan bagi seseorang dalam
segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah SWT.
a) Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan
yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia
tidak berkata kecuali dengan jujur. Barang siapa yang menjaga lidahnya
23
dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang
sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis
ini.
b) Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya
dan menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai
kebenaran karena jujur identik dengan kebenaran. Allah berfirman:
وقىلىا .٠ قىال سديدا يا أيها الذيي آهىا اتقىا للا
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”
(Q.S al-Ahzab :70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai denga
perbuatannya karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak
mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa
yang dilidah dan apa yang diperbuat. Allah SWT berfirman “Wahai
orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci Allah jika kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S as-Saff:2-3)
Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya
perkataan dan perbuatan. Dosa besar di sisi Allah SWT mengucapkan
sesuatu yang tidak disertai dengan perbuatannya. Perilaku jujur dapat
menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat bahkan,
24
sifat jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap nabi dan rasul.
Artinya orang-orang yang selalu istiqamah atau konsisten
mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari
sifat kenabian.
Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang
diamanatkan, baik berupa harta maupun tanggung jawab. Orang yang
melaksanakan amanat tersebut disebut al-amin, yakni orang yang
terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai demikian karena segala bentuk
gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain.
Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga,
perniagaan, perusahaan dan hidup bermasyarakat.
Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW
berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat
dan akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol
adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya sehingga ia
mendapat gelar al-amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur).
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta dan
kasih keridaan Allah SWT, sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada
tara, yang merupakan faktor terkuat yang mendorong seseorang berbuat
kemungkaran dan menjerumuskan ke jurang neraka.
25
Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta
ketentraman, harus dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan, seorang muslim
wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-anaknya
sejak dini hingga pada akhirnya mereka mejadi generasi yang meraih
sukses dalam mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah muara
dari segala keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat
yang ditimbulkan adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.
Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalah namimah (mengadu
domba), sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian. Demikian pula
kebencian adalah awal dari permusuhan. Dalam permusuhan tidak ada
keamanan dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa, orang yang sedikit
kejujurannya niscaya akan sedikit temannya.
c. Contoh bukti kejujuran Nabi Muhammad SAW
Ketika Nabi Muhammad hendak memulai dakwah secara terbuka
dan terang-terangan, langkah pertama yang dilakukan misalnya Rasulullah
saw. berdiri diatas bukit, kemudian memanggil-manggil kaum Quraisy
untuk berkumpul “Wahai kaum Quraisy, kemarilah kalian semua. Aku
akan memberikan berita kepada kalian semua!”
Mendengar penggilan lantang dari Rasulullah saw. berduyun-
berduyun kaum Quraisy berdatangan dan berkumpul. Setelah masyarakat
berkumpul dalam jumlah besar, beliau tersenyum dan bersabda “Saudara-
saudaraku, jika aku memberi kabar kepadamu, jika dibalik bukit ini ada
26
musuh yang sudah siaga hendak menyerang kalian, apakah kalian semua
percaya? Tanpa ragu semuanya menjawab mantap “percaya”. Kemudian
Rasulullah kembali bertanya “mengapa kalian langsung percaya tanpa
membuktikannya terlebih dahulu” tanpa ragu-ragu orang yang hadir di sena
kembali menjawab mantap “ engkau sekalipun tidak pernah berbohong wahai
al-amin. Engkau adalah manusia yang paling jujur yang kami
kenal”(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 34-36).
d. Ayat-Ayat al-Quran Tentang Perintah Berlaku Jujur
1. Q.S al-Maidah ayat 8
شهداء بالقسط وال يجرهكن يا أيها الذيي آه اهيي لل ىا كىىا قى
شآى قىم عل أال تعدلىا اعدلىا هى أقرب للتقىي واتقىا للا إى للا
(٨)خبير بوا تعولىى
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 37).
2. Q.S at-Taubah ayat 119
ادقيي .١يا أيها الذيي آهىا اتقىا للا وكىىا هع الص
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014: 37).
27
3. Kandungan Q.S al-Maidah:8
Ayat ini memerintahkan kepada orang mukmin agar
melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan cermat, jujur dan ikhlas
karena Allah Swt. baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan agama
maupun pekerjaan yang bertalian dengan urusan kehidupan duniawi.
Karena hanya dengan demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh
hasil balasan yang mereka harapkan. Dalam persaksisan mereka harus adil
menerangkan apa yang sebenarnya, tanpa memandang siapa orangnya,
sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sehabat atau
kerabatnya sendiri.
4. Kandungan Q.S at-Taubah: 119
Dalam ayat ini, Allah Swt. menunjukkan seruan-Nya dan
memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman kepad-Nya dan
Rasul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan serta mengharapkan rida-
Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah diterapkan-
Nya, dan menjauhi larangan yang telah ditentukan-Nya,dan hendaklah
senantiasa bersama orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti
ketaqwaan dan kejujuran mereka (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014: 37).
28
4. Metode Talking Stick
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode megajar)
maupun bagi murid (Surakhmad, 1994: 96). Menurut Uno (2008: 2)
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah jalan yang ditempuh oleh seorang guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dalam tahapan-tahapan tertentu.
Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode
baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun mengenai kelemahan-
kelemahannya, seseorang akan lebih mudah menetapkan metode yang
paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya.
Metode interaksi dalam pengajaran, pendidikan penyegaran,
penataran dan sebagainya, dapat mengambil berbagai bentuk oleh karena
metode dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya:
1. Murid atau pelajar yang beragam kematangannya
2. Tujuan sesuai dengan jenis dan fungsinya
3. Situasi yang beragam
4. Fasilitas
5. Pengajar atau guru yang kemampuan profesionalnya berbeda-beda
29
Perpaduan pengaruh faktor-faktor itulah yang menjadi pertimbangan
utama untuk menentukan metode mana yang paling baik. Karena itu sulit
untuk memberikan satu klasifikasi dan definisi yang jelas mengenai setiap
metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran. Namun demikian, ada sifat-
sifat umum yang terdapat pada metode yang satu yang tidak terdapat pada
metode lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi lebih mudah bagi
kita untuk mengadakan klasifikasi yang lebih jelas tetapi tetap fleksibel.
Metode yang dipilih oleh pendidik seharusnya merupakan metode
yang tepat, metode yang tidak bertentangan dengan tujuan pembelajaran atas
standar kompetensi dan kompetendi dasar yang telah ditetapkan dalam RPP.
Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan
untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan
kesuksesan kegiatan pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode
merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang
diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode
bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga
apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan baik.
Banyaknya metode yang ditawarkan oleh para ahli sebagaimana
dijumpai dalam buku-buku kependidikan merupakan usaha untuk
mempermudah atau mencari jalan yang paling sesuai dengan perkembangan
jiwa peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian,
jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi
30
pembelajaran. Perlu juga menjadi pertimbangan bahwa ada materi yang
berkenaan dengan dimensi afektif dan psikomotorik, dan ada materi yang
berkenaan dengan dimensi kognitif,dan semua hal ini memerlukan metode
yang berbeda-beda untuk mencapai kesemuanya dalam tujuan pembelajaran.
b. Metode Talking Stick
Menurut kamus Inggris Indonesia (1992) talking stick berasal dari dua
kata yaitu talking yang artinya yang selalu berbicara dan stick yaitu tongkat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode talking stick yaitu pembelajaran dimana
guru menggunakan tongkat sebagai media agar mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Untuk memilih tipe yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran,
penulis harus mengetahui tipe-tipe dari metode pembelajaran inovatif seperti
metode role playing, grup investigation, bertukar pasangan, snowball
throwing, talking stick dan lain-lain. Talking stick yaitu metode pembelajaran
yang mampu mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan
melatih daya ingat siswa dalam materi pokok.
Dari metode-metode pembelajarn inovatif maka penulis memilih
metode pembeljaran tipe talking stick. Pembelajaran inovatif adalah
pembelajaran yang menyenangkan bagi setiap orang yang berada di dalam
kelas atau sekolah dan kegiatannya berpusat pada siswa (Uno dan Mohamad,
2015: 303).
31
Pembelajaran inovatif merupakan suatu proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif
lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centris)
yang prosesnya dirancang dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.
hubungan antar guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan
saling membangun, pembelajaran inovatif disebut juga pembelajaran aktif.
Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran di mana seseorang guru
harus dapat menciptakan suasanan yang sedemikian rupa, sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan, dan juga mengemukakan gagasan-gagasannya.
Pada mulanya talking stick (tongkat berbica) adalah metode yang
digunakan oleh penduduk asli Amerika (suku Indian) untuk mengajak semua
orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan
antar suku). Kini metode tersebut digunakan sebagai metode pembelajaran di
ruang kelas. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk bisa berani
mengemukakan pendapat. Model pembelajaran ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran
untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa
mempelajari materi.
Langkah-langkah metode pembelajaran talking stick menurut Uno
dan Muhamad (2015:124) yaitu:
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat.
32
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi pada pegangannya/paketnya.
c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, siswa
dipersilahkan untuk menutup bukunya.
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian
besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru.
e. Guru memberikan kesimpulan
f. Evaluasi
g. Penutup
Setiap pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian
juga dengan metode pembelajaran talking stick memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan metode pembelajaran talking stick
1. Menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat materi yang telah
disampaikan.
33
3. Agar lebih giat belajar karena siswa tidak pernah tahu tongkat akan
sampai pada gilirannya.
Kekurangan metode pembelajaran talking stick
1. Membuat siswa senam jantung.
2. Ketakutan akan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
3. Tidak semua siswa siap menerima pertanyaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode talking stick
adalah menguji kesiapan siswa, memahami materi pembelajaran, dengan
cepat, dan siswa berani mengemukakan pendapat. Sedangkan kelemahan
metode talking stick adalah ketakutan siswa akan pertanyaan, dan bagi
siswa yang secara emosional belum terlatih untuk bisa berbicara di
hadapan guru, metode ini mungkin kurang sesuai.
Penulis menggunakan langkah-langkah menurut Uno dan
Mohamad (2015:124) dikarenakan langkah-langkah tersebut mudah
dipahami serta mendukung suasana pembelajaran aktif dan
menyenangkan. Metode ini memicu siswa untuk berani mengemukakan
pendapat serta menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Maka dari itu siswa
dituntut untuk selalu siap dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat
menjawab pertanyaan guru dengan baik dan benar.
B. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu dibutuhkan untuk memperjelas, menegaskan,
melihat kelebihan dan kelemahan berbagai teori yang digunakan penulis
34
lain dalam penelitian atau pembahasan masalah yang serupa. Selain itu
penelitian terdahulu perlu disebutkan dalam sebuah penelitian untuk
memudahkasn pembaca melihat dan membandingkan perbedaan teori
yang digunakan dari perbedaan hasil kesimpulan oleh penulis dengan
peneliti yang lain dalam melakukan pembahasan tema yang hampir
serupa. Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang
hampir serupa dengan skripsi ini:
1. Skripsi yang ditulis oleh Mailiz Zaniq Hilmi, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Semarang Tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Hasil Belajar
Dengan Metode Talking Stick Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Tema
Pencemaran Lingkungan Di SMP. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi
yang penulis teliti yaitu terletak pada metode penelitiannya yaitu dalam
skripsi ini menggunakan metode kuantitatif sedangkan skripsi yang
penulis teliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
2. Skripsi yang ditulis oleh Wahyuni Nurtiningtyas, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung 2017 dengan
judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V B
SD Negeri 1 Simbarwaringin. Persamaan skripsi ini dengan skripsi yang
penulis teliti yaitu terletak pada metode penelitiannya yang sama-sama
menggunakan metode penelitian tindakan kelas, sedangkan perbedaannya
35
terletak pada materi pembelajaannya yaitu pada skripsi ini menggunakan
materi matematika.
3. Skripsi yang ditulis oleh Diah Laila Khasanah, Jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNNES Semarang
Tahun 2013 dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Talking Stick Berbantuan Lembar Kegiatan Siswa Terhadap Hasil
Belajar Materi Pokok Aljabar. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang
penulis teliti yaitu pada metode penelitiannya yaitu dalam skripsi ini
menggunakan metode penelitian eksperimen sedangkan skripsi yang
penulis teliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Persamaan
skripsi ini dengan skripsi yang penulis teliti yaitu sama-sama
menggunakan metode talking stick.
36
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah serta
melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan
ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas
permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang
dilaksanakan untuk memecahkan masalah faktual yang dihadapi oleh guru
sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pengelola pembelajaran
(Arikunto, 2006: 3). Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, pendidik
dapat memperbaiki praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif,
misalnya bagi guru penelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat
meningkatkan profesionalitasnya serta dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
Dalam implementasinya penelitian tindakan kelas ini dapat
mendukung suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan. Metode ini
memicu siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menumbuhkan
rasa percaya diri siswa. Maka dari itu siswa dituntut untuk selalu siap dalam
37
kegiatan belajar mengajar agar dapat menjawab pertanyaan guru dengan baik
dan benar.
B. Setting dan Subyek Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang
oleh guru dan peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan siklus sebagai
akhir tahapnya, baik siklus pertama, kedua, dan ketiga. Penelitian ini
dilakukan mulai tanggal 13 November 2017 sampai dengan 29 November
2017 di SMK N 1 Bancak. Sebelum pelaksanaan tiap siklus, dilakukan
observasi awal yang dimulai pada tanggal 13 November 2017.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X
TAV Semester Gasal SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran 2017/2018 yang
berjumlah 28 orang yaitu putra 16 dan putri 12. Selain peserta didik,
subyek lainnya yang juga ikut diteliti yaitu guru PAI, karena guru
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
C. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini ada empat tahapan yang dilalui yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan ini
dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap tahapan siklus didasarkan atas masukan
dari siklus sebelumnya (Arikunta, Suharsimi, 2006: 17). Secara garis besar
38
terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tind akan kelas
sebagai berikut ini (Arikunto, Suhrasimi, 2006:16).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus I penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, 21 November 2017.
Materi pembelajaran adalah sikap jujur. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan metode talking stick.
e. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
39
Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan
guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas
bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan
kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
e) Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat
pembelajaran yang meliputi RPP dan memasukkan metode talking
stick.
f) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking
stick.
g) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan
dengan materi sikap jujur.
h) Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi
dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi
digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses
pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan
materi yang telah disampaikan.
f. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) dan pengamatan (observing)
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Pendahuluan
40
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam kemudian
berdoa terlebih dahulu. Kemudian kehadiran siswa diobservasi.
Pembelajaran diawali dengan menginformasikan tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa dengan pertanyaan-pertanyaan
yang berhubugan dengan materi.
Selanjutnya siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada hari itu berbeda dengan pembelajaran
sebelumnya karena menggunakan metode talking stick.
b) Kegiatan inti
1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk
membaca dan mempelajari materi pelajaran.
3. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam
wacana.
4. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan
mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok
untuk menutup kembali bukunya.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu
anggota kelompok.
6. Setelah itu guru memberikan pertanyaan dan anggota
kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawab
41
pertanyaan yang diberikan guru, demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
pertanyaan dari guru.
7. Ketika tongkat bergulir dari satu kelompok menuju kelompok
lainnya dengan iringan musik atau lagu.
8. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban.
9. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang terbaik dalam
menjawab pertanyaan.
10. Siswa mengerjakan soal tes (tes formatif) secara individu.
c) Penutup
Materi yang telah dipelajari diulas secara singkat, kemudian
diambil kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Selanjutnya
siswa dikondisikan untuk membersihkan kelas dan kegiatan
pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.
g. Observasi
Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan, pencatatan,
dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran, terutama
kepada peserta didik sambil mengerjakan lembar observasi yang telah
disediakan. Pada tahap ini ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan
mengamati sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan
mendadak dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon
peserta didik yang dikenai tindakan.
42
h. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan
untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis
sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum
dan sesudah tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah yang
nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus
berikutnya.
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 28 November 2017 dengan materi
sikap jujur dan menggunakan metode talking stick. Siklus II merupakan
perbaikan dari siklus I. Siklus II merupakan klimaks dari penelitian tindakan
kelas ini, karena menurut perkiraan peneliti, pada siklus II ini hasil belajar
peserta didik sudah memenuhi terget pembelajaran. Langkah-langkahnya
sama dengan siklus sebelumnya yaitu:
a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan
guru. Penentuan materi yang akan dijadikan obyek penelitian dibahas
bersama guru mata pelajaran PAI. Perencanaan dalam penelitian tindakan
kelas pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan menyusun perangkat
pembelajaran yang meliputi RPP dan memasukkan metode talking
stick.
43
2. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal sampai akhir pembelajaran dengan metode talking
stick.
3. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan
dengan materi sikap jujur.
4. Menyiapkan instrumen berupa catatan lapangan, lembar observasi
dan tes pencapaian hasil belajar. Catatan lapangan digunakan
untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi
digunakan untuk mengamati keaktifan siswa selama proses
pembelajaran serta tes digunakan untuk mengukur kemampuan
materi yang telah disampaikan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) dan pengamatan (observing)
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Pendahuluan
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam kemudian berdoa
terlebih dahulu. Kemudian kehadiran siswa diobservasi. Pembelajaran
diawali dengan menginformasikan tujuan pembelajaran, memotivasi
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubugan dengan materi.
Selanjutnya siswa diberi penjelasan mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada hari itu berbeda dengan pembelajaran sebelumnya
karena menggunakan metode talking stick.
b) Kegiatan inti
44
1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 4 orang
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran.
3. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam wacana.
4. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan
mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk
menutup kembali bukunya.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu
anggota kelompok.
6. Setelah itu guru memberikan pertanyaan dan anggota kelompok
yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan yang
diberikan guru, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru.
7. Ketika tongkat bergulir dari satu kelompok menuju kelompok
lainnya dengan iringan musik atau lagu.
8. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban.
9. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang terbaik dalam
menjawab pertanyaan.
10. Siswa mengerjakan soal tes (tes formatif) secara individu.
11. Penutup
45
Materi yang telah dipelajari diulas secara singkat, kemudian diambil
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Selanjutnya siswa
dikondisikan untuk membersihkan kelas dan kegiatan pembelajaran
ditutup dengan doa dan salam.
c. Observasi
Dalam kegiatan ini observer melaksanakan pengamatan, pencatatan,
dan menginterpretasi terhadap berlangsungnya pembelajaran, terutama
kepada peserta didik sambil mengerjakan lembar observasi yang telah
disediakan. Pada tahap ini ketelitian dan kecermatan dalam mencatat dan
mengamati sangat diperlukan, apalagi bila terjadi suatu perubahan
mendadak dalam pelaksanaan tindakan yang ditimbulkan akibat respon
peserta didik yang dikenai tindakan.
d. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus
dikumpulkan untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil
analisis sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar
sebelum dan sesudah tindakan dan sesudah tindakan. Hasil belajar inilah
yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus
berikutnya.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus
1. Prasiklus
Berdasarkan hasil tes formatif pembelajaran prasiklus diperoleh hasil yang
jauh dari harapan, karena masih banyak siswa yang hasilnya dibawah
KKM. Ketuntasan yang harus dicapai siswa yaitu 75. Hasil tes formatif
prasiklus dapat dilihat dari tabel 1 berikut:
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus
NO Nama Nilai
1 Ahmad Subaedi 66
2 Amelia Ade Safitri 73
3 Ana Firdiana 65
4 Andika Dwi Sulistiyo 80
5 Andreas Vicky Aditya 66
6 Anggita Salsa Afiva 53
7 Arya Saputra 72
8 Devta Septia Ningrum 80
9 Dhewi Normala Anggraeni 73
47
10 Dida Pramudya Darmansa 82
11 Dimas Ridlo Alfian 70
12 Dio Gilang Armanda 73
13 Dwi Sundari 80
14 Farhan Afif Rydian 71
15 Galang Satrio Nugroho 66
16 Galih Setiawan 70
17 Ganjar Adiatama 73
18 Hesti Lukitowati 73
19 Ibnu Khadafi Alhussein 75
20 Kelvin Fajar Hidayanto 66
21 Khodirul Akbar 73
22 Maulana Assyaafi 75
23 Tiara Puspita Sari 80
24 Tira Gustiana Dewi 66
25 Tri Kusuma Dewi 72
26 Wahyu Widayat 75
27 Winda Rahmawati 65
28 Zidda Amalia 66
Jumlah 1999
Nilai tertinggi 82
48
Nilai terendah 53
Tuntas 8 28,57%
Tidak tuntas 20 71,42%
Rata-rata 70,21
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 82 dan nilai terendah adalah 53. Nilai rata-rata yang dicapai adalah
70,21. Pada Prasiklus jumlah siswa yang tuntas hanya 8 siswa dan yang tidak
tuntas ada 20 siswa sedangkan prosentase ketuntasan yaitu hanya 28,5 %.
Dari nilai tes tersebut maka dapat disusun dalam rentang nilai sebagai berikut:
Tabel 2
Tabel Rentang Nilai Siswa Prasiklus
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 0-14 0 0%
2 15-24 0 0%
3 25-34 0 0%
4 35-44 0 0%
5 45-54 1 3,57%
6 55-64 0 0%
7 65-74 19 67,85%
49
8 75-84 8 28,57%
9 85-94 0 0%
10 95-100 0 0%
Jumlah 28 100%
Data dari hasil belajar prasiklus dapat digambarkan dalam grafik
sebagai berikut:
Gambar I
Diagram Batang Rentang Nilai Prasiklus
Berikut ini adalah tabel data perolehan nilai berdasarkan KKM
Tabel 3
0
5
10
15
20
45-54 55-64 65-74 75-84
50
Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM
No
Ketuntasan Jumlah siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 ≤ 75 Tidak tuntas 20 71,42 %
2 ≥ 75 Tuntas 8 28,57 %
Data dari hasil belajar ketuntasan dan tidak tuntas siswa dapat digambarkan grafik
sebagai berikut:
Gambar 2
Diagram Batang Ketuntasan Pra Siklus
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
Tuntas Tidak tuntas
28,57%
71,42%
Diagram Ketuntasan siswa
51
Dari gambar 2 di atas memperlihatkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa
sebagian besar rendah yaitu kurang dari 75 dengan jumlah 20 siswa (71,42%) dan
siswa yang tuntas hanya 8 (28,57%) siswa dari jumlah seluruhnya yaitu 28 siswa.
2. Siklus 1
a) Tahap Perencanaan
Dari pelaksanaan pembelajaran prasiklus, hasil yang dicapai siswa
belum maksimal. Masih banyak siswa yang dibawah KKM. Maka dari itu
peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dengan:
1. Melaksanakan pembelajaran kembali bersama guru dengan
menggunakan metode talking stick.
2. Membimbing siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dikelas.
3. Menyiapkan sarana observasi, dokumentasi dan mencatat selama proses
pembelajaran.
b) Tahap Pelaksanaan
Siklus I penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, 21 November 2017.
Materi pembelajaran adalah sikap jujur. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan metode talking stick. Pembelajaran berlangsung selama 1,5
jam pelajaran atau 90 menit. Materi yang diajarkan yaitu sikap jujur. Data-
data yang diperoleh adalah data hasil evaluasi terhadap prestasi belajar
52
siswa. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses perbaikan
pembelajaran ini dapat dilihat dari tabel nilai pada tabel 3.
Tabel 4
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1
NO Nama Nilai
1 Ahmad Subaedi 80
2 Amelia Ade Safitri 75
3 Ana Firdiana 82
4 Andika Dwi Sulistiyo 90
5 Andreas Vicky Aditya 72
6 Anggita Salsa Afiva 70
7 Arya Saputra 78
8 Devta Septia Ningrum 88
9 Dhewi Normala Anggraeni 70
10 Dida Pramudya Darmansa 85
11 Dimas Ridlo Alfian 72
12 Dio Gilang Armanda 80
13 Dwi Sundari 80
14 Farhan Afif Rydian 72
15 Galang Satrio Nugroho 90
16 Galih Setiawan 75
53
17 Ganjar Adiatama 70
18 Hesti Lukitowati 60
19 Ibnu Khadafi Alhussein 80
20 Kelvin Fajar Hidayanto 64
21 Khodirul Akbar 70
22 Maulana Assyaafi 80
23 Tiara Puspita Sari 85
24 Tira Gustiana Dewi 75
25 Tri Kusuma Dewi 70
26 Wahyu Widayat 75
27 Winda Rahmawati 60
28 Zidda Amalia 60
Jumlah 2108
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah
60
Tuntas 16 57,14%
Tidak tuntas 12 42,85%
Rata-rata 75,28
54
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu
90 dan nilai terendah yaitu 60. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 75,28.
Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai-nilai yang diperoleh siswa pada
siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 5
Tabel Rentang Nilai Siswa Siklus 1
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 0-14 0 0%
2 15-24 0 0%
3 25-34 0 0%
4 35-44 0 0%
5 45-54 0 0%
6 55-64 4 14,28%
7 65-74 8 28,57%
8 75-84 11 39,28%
9 85-94 5 17,85%
10 95-100 0 0%
Jumlah 28 100%
Tabel 5 memperlihatkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa yaitu
pada kisaran 55-64 yaitu sebanyak 4 siswa, pada kisaran 65-74 yaitu
55
sebanyak 8 siswa, pada kisaran 75-84 ada 11 siswa dan pada kisaran 85-94
ada 5 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa 16 siswa berhasil tuntas
sedangkan 12 siswa lainnya tidak tuntas.
Dari data hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat digambarkan grafik
sebagai berikut:
Gambar 3
Diagram Batang Rentang Nilai Siklus 1
Berdasarkan kriteria ketuntasan siswa, maka peneliti membagi
menjadi dua kategori yaitu nilai 75 sampai dengan 100 kategori tuntas dan
nilai 50-74 kategori tidak tuntas. Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai-
0
2
4
6
8
10
12
55-64 65-74 75-84
56
nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 dapat dilihar pada tabel 6 sebagai
berikut:
Tabel 6
Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM Siklus 1
No
Ketuntasan Jumlah
siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≤ 75 Tidak tuntas 12 42,85%
2 ≥ 75 Tuntas 16 57,14%
Jumlah 28 100%
Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4
57
Diagram Ketuntasan Siswa Siklus
Dari gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa siswa yang telah tuntas
sebanyak 16 siswa dengan presentase 57,14 % dan siswa yang tidak tuntas
yaitu sebanyak 12 siswa dengan presentase 42,85%. Kondisi tersebut dapat
digambarkan pada diagram pie berikut ini:
Gambar 5
Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus 1
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Tuntas Tidak tuntas
57,14%
42,85%
Persentase
58
c) Tahap Pengamatan
a. Lembar pengamatan guru dan siswa siklus I
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati kegiatan
siswa dan guru dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari pembelajaran
siklus 1 tentang aktivitas siswa dan guru mata pelajaran PAI kelas X TAV
SMK N 1 Bancak yaitu bapak Eko Prayitno S.Pd. selama proses
pembelajaran dapat disajikan data sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
NO
Aspek yang diamati
Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
57,14%
42,85%
Persentase Ketuntasan Nilai
Tuntas
Tidak tuntas
59
a. Menyiapkan RPP √
b. Menyiapkan presensi
c. Menyiapkan perlengkapan
mengajar
√
√
2. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
a. Salam pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
d. Memberikan motivasi belajar √
3. Kegiatan guru menggunakan metode
a. Guru paham mengenai metode
talking stick
b. Guru mampu menggunakan
metode talking stick
√
√
4. Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
a. Mampu membuat siswa lebih
aktif bertanya
b. Menciptakan suasana kelas yang
√
√
60
menyenangkan
5. Kemampuan guru dalam menutup
pelajaran
a. Kesimpulan √
b. Melakukan evaluasi √
c. Memberikan tindak lanjut √
d. Salam penutup √
Keterangan:
1 : Tidak baik
2 : Baik
3 : Sangat baik
Tabel 8
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
NO
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3
1. Siswa menjawab salam dengan semangat √
2. Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
√
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
61
4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran
PAI materi sikap jujur
√
5. Siswa memberikan umpan balik dari
penjelasan guru
√
Keterangan:
1 : Tidak baik
2 : Baik
3 : Sangat baik
d) Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan
Setelah peneliti melaksanakan penelitian melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan pengamatan, maka peneliti merefleksikan semua kegiatan
untuk mengetahui keberhasilan maupun kekurangannya sebagai berikut:
a) Keberhasilan
a. Secara keseluruhan siswa mampu melaksanakan metode
pembelajaran talking stick pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
b. Siswa mampu mengerjakan soal dengan baik.
c. Hasil belajar pada mata pelajaran PAI materi sikap jujur lebih
meningkat dari pada prasiklus.
62
d. Siswa lebih aktif dan bersemangat pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
b) Kelemahan
a. Kegiatan pembelajaran belum berjalan lancar karena kondisi kelas
masih belum kondusif dan masih ada beberapa siswa yang kurang
memahami metode pembelajaran ini.
b. Kegiatan belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
dikelas belum maksimal dan siswa harus diberi reward atau hadiah
bagi yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
c. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat masih belum
muncul dikarenakan mungkin baru pertama kali menggunakan
metode talking sticik.
3. Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
a) Tahap Perencanaan
Dari belajar siswa pada pelaksanaan siklus II, hasil yang dicapai siswa
sangat maksimal. Rencana pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan
berdasarkan adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada proses
pelaksanaan siklus I. Maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran
yang akan menekankan pada:
1. Pelaksanaan masih menggunakan metode pembelajaran talking
stick.
63
2. Mengembangkan pelaksanaan metode pembelajaran talking stick
dan mengembangkan tes evaluasi siswa yang pertanyaan pada soal
tesnya berbeda dengan siklus I.
3. Peningkatan terhadap motivasi siswa.
b) Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 28
November 2017 dengan materi sikap jujur dan menggunakan metode
talking stick. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun hasil
belajar yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran ini dapat dilihat
dalam tabel nilai sebagai berikut:
Tabel 9
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
NO Nama Nilai
1 Ahmad Subaedi 90
2 Amelia Ade Safitri 85
3 Ana Firdiana 88
4 Andika Dwi Sulistiyo 95
5 Andreas Vicky Aditya 100
6 Anggita Salsa Afiva 80
7 Arya Saputra 95
8 Devta Septia Ningrum 100
64
9 Dhewi Normala Anggraeni 88
10 Dida Pramudya Darmansa 90
11 Dimas Ridlo Alfian 100
12 Dio Gilang Armanda 90
13 Dwi Sundari 95
14 Farhan Afif Rydian 100
15 Galang Satrio Nugroho 95
16 Galih Setiawan 90
17 Ganjar Adiatama 80
18 Hesti Lukitowati 80
19 Ibnu Khadafi Alhussein 85
20 Kelvin Fajar Hidayanto 75
21 Khodirul Akbar 85
22 Maulana Assyaafi 90
23 Tiara Puspita Sari 95
24 Tira Gustiana Dewi 85
25 Tri Kusuma Dewi 75
26 Wahyu Widayat 80
27 Winda Rahmawati 75
28 Zidda Amalia 70
Jumlah 2456
65
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Tuntas 27 96,42%
Tidak tuntas 1 3,57%
Rata-rata 87,71
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa sudah mengalami peningkatan
sangat baik. Pada tabel ini nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100
dan nilai terendah adalah 70. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 87,71.
Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 27 siswa (96,42%)
sedangkan yang tidak tuntas hanya 1 siswa (3,57%) yaitu mendapatkan
nilai 70. Dari nilai tes tersebut maka dapat disusun dalam rentang nilai
sebagai berikut:
Data hasil belajar dari siklus II dapat digambarkan dalam grafik
sebagai berikut:
Gambar 6
Diagram Batang Rentang Nilai Siklus II
66
Berikut ini adalah tabel data perolehan nilai berdasarkan KKM
Tabel 10
Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM
No
Ketuntasan Jumlah
siswa
Presentase
Angka Ketuntasan
1 ≤ 75 Tidak tuntas 1 3,57%
2 ≥ 75 Tuntas 27 96,42%
Jumlah 28 100%
0
2
4
6
8
10
12
65-74 75-84 83-94 95-100
67
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas sebanyak 27
siswa dan yang belum tuntas hanya 1 siswa. Kondisi tersebut dapat
digambarkan pada diagram batang berikut ini:
Gambar 7
Diagram Batang Perolehan Nilai Berdasarkan KKM
Hal tersebut juga dapat digambarkan dengan diagram pie sebagai
berikut:
Gambar 8
Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus II
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Tuntas Tidak tuntas
96,42%
3,57%
68
c) Tahap Pengamatan
Pada siklus II peneliti mengamati proses pembelajaran siswa dan guru
PAI ketika mengajar di kelas X TAV selama proses pembelajaran
berlangsung dapat diketahui melalui tabel berikut ini:
Tabel 11
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
NO
Aspek yang diamati
Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
d. Menyiapkan RPP
√
e. Menyiapkan presensi √
96,42%
3,57%
Persentase
Tuntas
Tidak Tuntas
69
f. Menyiapkan perlengkapan
mengajar
√
2. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran dan melakukan apersepsi
e. Salam pembuka
√
f. Mengkondisikan kelas √
g. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
h. Memberikan motivasi belajar √
3. Kegiatan guru menggunakan metode
c. Guru paham mengenai metode
talking stick
d. Guru mampu menggunakan
metode talking stick
√
√
4. Kemampuan guru dalam menguasai
kelas
c. Mampu membuat siswa lebih
aktif bertanya
d. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
√
√
5. Kemampuan guru dalam menutup
70
pelajaran
e. Kesimpulan √
f. Melakukan evaluasi √
g. Memberikan tindak lanjut √
h. Salam penutup √
Keterangan:
1 : Tidak baik
2 : Baik
3 : Sangat baik
Tabel 12
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
NO
Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3
1. Siswa menjawab salam dengan semangat √
2. Siswa merespon panggilan presensi dari
guru
√
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4. Siswa semangat mengikuti pembelajaran
PAI materi sikap jujur
√
5. Siswa memberikan umpan balik dari √
71
penjelasan guru
Keterangan:
1 : Tidak baik
2 : Baik
3 : Sangat baik
d) Refleksi
Setelah pelaksanaan siklus II selesai, peneliti melakukan refleksi atas
kekurangan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung.
Ternyata keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada
persiapan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.
a. Keberhasilan
a) Pembelajaran siklus II dinyatakan sudah berhasil karena dilihat dari
hasil tes formatif dari 28 siswa, yang nilainya tuntas (KKM)
sebanyak 27 siswa atau 96,42%.
b) Hasil pengamatan terhadap siswa menunjukkan peningkatan yaitu
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan Siswa semangat
mengikuti pembelajaran PAI materi sikap jujur.
b. Kekurangan
72
a) Masih ada 1 siswa yang belum berhasil mencapai hasil maksimal
atau belum memenuhi KKM, kondisi tersebut dikarenakan siswa
mengalami rendah dalam berfikir.
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus
Perbandingan hasil tes formatif dari pembelajaran Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 13
Perbandingan hasil tes formatif dari prasiklus,siklus I dan siklus II
No
Standar Ketuntasan Pra Siklus
Jml %
Siklus I
Jml %
Siklus II
Jml % Angka Ketuntasan
1 ≤ 75 Tidak
tuntas
20 71,42 % 12 42,85% 1 3,57%
2 ≥ 75 Tuntas 8 28,57 % 16 57,14% 27 96,42%
Dari tabel di atas dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 19
Diagram Batang Perbandingan Perolehan KKM Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II
73
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan bahwa penerapan
metode pembelajaran talking stick dapat meningkatkan prestasi belajar PAI
siswa khususnya pada materi sikap jujur. Hasil evaluasi belajar siswa
menunjukkan adanya peningkatan. Pada pra siklus presentase ketuntasan
belajar siswa adalah 28,57%, pada siklus I meningkat 57,14% dan pada siklus
II menjadi 96,42%.
Keberhasilan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
PAI materi sikap jujur melalui metode talking stick pada siswa kelas X TAV
Semester Gasal SMK N 1 Bancak ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor yang berasal dari dalam meliputi intelegensi peserta didik, minat
peserta disik dan motivasi peserta didik. Kesulitan satu siswa yang nilainya
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
74
belum tuntas dikarenakan intelegensinya kurang baik, padahal minat dan
semangat siswa tersebut sangat tinggi. Faktor eksternal yang dominan pada
penelitian ini adalah lingkungan sekolah. Hal ini terbukti bahwa adanya
peningkatan hasil belajar siswa setelah salah satu komponen dari lingkungan
sekolah diperbaiki. Komponen tersebut yaitu cara penyajian materi dengan
menggunakan metode talking stick.
Cara penyajian materi dengan menggunakan metode talking stick
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Ketepatan dalam memilih metode
dalam kegiatan pembelajaran dapat menigkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan metode pembelajaran talking stick dalam meningkatkan hasil
belajar siswa juga terlihar dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya.
Pada prasiklus nilai rata-rata yaitu 70,21. Nilai rata-rata tersebut meningkat
pada siklus I yaitu 75,28 dan pada siklus II nilai rata-ratanya yaitu 87,71.
Apabila dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada setiap siklusnya juga
mengalami peningkatan. Pada prasiklus nilai tertinggi yaitu 82, padan siklus I
nilai tertinggi meningkat menjadi 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu
meningkat menjadi 100.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar PAI
materi sikap jujur pada siswa kelas X TAV SMK N 1 Bancak Tahun Pelajaran
2017/2018 dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan belajar yang
diinginkan.
Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya.
Pada prasiklus nilai rata-rata yaitu 70,21. Nilai rata-rata tersebut meningkat
pada siklus I yaitu 75,28 dan pada siklus II nilai rata-ratanya yaitu 87,71.
Apabila dilihat dari perolehan nilai tertinggi pada setiap siklusnya juga
mengalami peningkatan. Pada prasiklus nilai tertinggi yaitu 82, padan siklus I
nilai tertinggi meningkat menjadi 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu
meningkat menjadi 100.
Persentase ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami
peningkatan yaitu pada prasiklus yang tuntas hanya 28,57%, pada siklus I
meningkat menjadi 57,14% dan pada siklus II meningkat menjadi 96,42%.
Hanya ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal dikarenakan
pengaruh intelegensinya yang kurang, padahal minat dan semangatnya cukup
tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
76
B. Saran dan Tindak Lanjut
Agar hasil belajar siswa dapat meningkat sesuai dengan harapan, peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Metode talking stick sebaiknya digunakan pada pembelajaran PAI karena
terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Memberikan motivasi pada siswa untuk menigkatkan minat belajar siswa
yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pemberian penguatan kesimpulan disetiap akhir pembelajaran kepada
siswa, sehingga membuat siswa lebih memahami materi yang diberikan
guru.
4. Menciptakan suasana kelas yang menarik disetiap pembelajaran agar
terciptanya suasana kelas yang menyenangkan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunta, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Danim, Sudarwan. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Echols, John M, Hasan Shadily.1992. Kamus Inggris Indonesia: An English
Indonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia.
Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pendidikan Agama Islam danBudi
Pekerti SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum
danPerbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Majid, Abdul, Dian Andrayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Rohman, Arif. 2013. Memahami Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: CV Aswaja
Pressindo.
Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar.Surabaya: Usana Ofset
Printing.
Sukarmad, Winarno. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Thoha, Chabib, Abdul Mukti. 1998. PBM PAI DI SEKOLAH: Eksistensi dan Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
78
Uno, Hamzah, Nurdin Mohamad. 2011. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
79
DOKUMENTASI
Siklus I
Gambar 1
Siswa sedang mendengarkan materi pelajaran
Gambar 2
Guru sedang memberikan pertanyaan kepada siswa
80
Gambar 3
Siswa membuat kelompok
Siklus II
Gambar 4
Siswa sedang mendengarkan pelajaran
81
Gambar 5
Foto bersama siswa kelas X TAV dan guru kelas
Gambar 6
Siswa sedang berdiskusi bersama kelompoknya
82
SMK NEGERI 1 BANCAK
Jalan KH. Wahid Hasyim KM. 1 Desa Boto Kec. Bancak Kab.
Semarang 50172
Telp/Fax. 02986031918 email : [email protected]
website : www.smkn1bancak.sch.id
Kode Dokumen
KUR/PRP/FO-001
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Revisi 03
Berlaku 3 Juli 2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 BANCAK
Bidang Keahlian : Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer Jaringan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : X/ 1 (Satu)
Materi Pokok : Meyakini bahwa kejujuran adalah ajaran pokok ajaran
Islam
Alokasi waktu : 2 (3 x 45 menit)
Pertemuan ke- : 13,14
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan
proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
kajian pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
83
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional dan internasional.
KI.4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan lingkup
kajian.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif dan solutif dalam ranah abstrak,
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir,
menjadikan gerak alami, dalam ranah kongkrit terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah.
B. KOMPETENSI DASAR
KD.1.6 Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama
KD.2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
KD.3.6 Memahami manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
KD.4.6 Melaksanakan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
C.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.6.1 Dapat meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama
1.6.2 Dapat mempertahankan bahwa jujur adalah ajaran pokok agama
2.6.1 Dapat menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
2.6.2 Dapat membiasakan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
3.6.1 Mampu menjelaskan manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
3.6.2 Mampu menganalisis manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
4.6.1 Mampu menyajikan kaitan antara contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari hari
4.6.2 Mampu melaksanakan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui tahapan pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning
dengan pendekatan scientific peserta didik mampu:
1. Dapat meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok agama
2. Dapat mempertahankan bahwa jujur adalah ajaran pokok agama
84
3. Dapat menunjukkan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
4. Dapat membiasakan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
5. Mampu menjelaskan manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
6. Mampu menganalisis manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
7. Mampu menyajikan kaitan antara contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari hari
8. Mampu melaksanakan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari.
E. MATERI AJAR
Meyakini bahwa kejujuran adalah ajaran pokok agama (terlampir)
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model : Problem Based Learning
Metode : Talking stick
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Ketigabelas :
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit )
- Memberikan salam
- Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
- Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar
- Menanyakan kehadiran siswa
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (100 menit )
Mengamati
- membaca teks yang berhubungan dengan perilaku kejujuran
Menanya
- Membuat pertanyaan berdasarkan dari teks bacaan yang berhubungan
dengan perilaku kejujuran. (manfaat, sumber hukum, dan akibat-akibat
ketika tidak berlaku jujur )
Mengumpulkan data/eksplorasi
- Guru membuat kelompok terdiri dari 4 orang
- Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan kepada siswa per kelompok dan siswa yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya.
85
- Guru memberikan soal secara individual
- Menyampaikan kesimpulan tentang pendapat peserta didik pada materi
perilaku kejujuran.
Mengasosiasi
- Menyimpulkan data dan materi yang didapatkan, dihubungkan dengan
hasil pengamatan sebelumnya
c. Penutup (20 menit )
- Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
- Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
- Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
- Membaca Do‟a penutup/Kafarotul Majlis
- Mengucapkan salam
2. Pertemuan Keempatbelas :
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit )
- Memberikan salam
- Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
- Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar
- Menanyakan kehadiran siswa
- Tanya jawab materi sebelumnya
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (100 menit )
Mengamati
- Membaca dan memahami dalil-dalil yang terkait dan mendukung
lainnya, tentang kejujuran.
- Menanya
- Mengajukan pertanyaan terkait dalil-dalil yang berhubungan dengan
kejujuran.
Mengumpulkan data/eksplorasi
- Guru membuat kelompok terdiri dari 4 orang siswa
- Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa setelah itu guru
memberikan pertanyaan kepada siswa per kelompok dan siswa yang
memegang tongkat harus menjawab pertanyaan dari guru.
Mengasosiasi
- Membuat kesimpulan dari dalil-dalil yang berhubungan dengan
86
kejujuran.
Mengkomunikasikan:
- Mendemonstrasikan bacaan menyampaikan hasil diskusi tentang dalil-
dalil yang berhubungan dengan kejujuran.
c. Penutup (20 menit )
- Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi
- Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
- Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
- Membaca Do‟a Penutup/Kafarotul Majlis
- Mengucapkan salam
H. ALAT/MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media : LCD/Proyektor, Whiteboard/Spidol
2. Alat : Al Qur‟an
Power point, Video, Laptop
87
88
Lampiran 1
Materi Pelajaran
A. Memahami Makna Kejujuran
1. Pengertian Jujur
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna dengan “aś-śidqu” atau “śiddiq” yang berarti benar,
nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-ka©ibu”.
Secara istilah, jujur atau aś-śidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2)
kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan (4) sesuatu
yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
2. Pembagian Sifat Jujur
Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (śiddiq) sebagai berikut.
Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan
gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
1. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan
yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia
tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya
dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang
sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis
ini.
2. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh sehingga
perbatan §ahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan
menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur identik
dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
89
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan
ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)
Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena sangat berdosa besar
bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda
apa yang di lidah dan apa yang diperbuat. Allah Swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang
beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci
di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. aś-¤aff/61:2-3)
Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan. Dosa
besar di sisi Allah Swt., mengucapkan sesuatu yang tidak disertai dengan perbuatannya. Perilaku
jujur dapat menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Bahkan, sifat jujur
adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap nabi dan rasul. Artinya, orang-orang yang selalu
istiqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah mamiliki separuh dari
sifat kenabian.
Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta
maupun tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang
terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai demikian karena segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya
menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain. Sifat jujur dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan, dan
hidup bermasyarakat.
Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad saw. berhasil dalam membangun
masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat terpuji. Salah satu sifatnya
yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai akhir hayatnya sehingga ia mendapa
gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya atau jujur).
90
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridaan Allah Swt.
Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan faktor terkuat yang
mendorong seseorang berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya ke jurang neraka.
Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagian, serta ketenteraman, harus dimiliki oleh setiap
muslim. Bahkan, seorang muslim wajib pula menanamkan nilai kejujuran tersebut kepada anak-
anaknya sejak dini hingga pada akhirnya mereka menjadi generasi yang meraih sukses dalam
mengarungi kehidupan. Adapun kebohongan adalah muara dari segala keburukan dan sumber dari
segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya adalah kejelekan, dan hasil akhirnya adalah
kekejian. Akibat yang ditimbulkan oleh kebohongan adalan namimah (mengadu domba),
sedangkan namimah dapat melahirkan kebencian. Demikian pula kebencian adalah awal dari
permusuhan. Dalam permusuhan tidak ada keamanan dan kedamaian. Dapat dikatakan bahwa,
“orang yang sedikit kejujurannya niscaya akan sedikit temannya.”
Contoh Bukti Kejujuran Nabi Muhammad saw.
Ketika Nabi Muhammad hendak memulai dakwah secara terbuka dan terang-terangan, langkah
pertama yang dilakukan misalnya, Rasulullah saw. berdiri di atas bukit, kemudian memanggil-
manggil kaum Quraisy untuk berkumpul, “Wahai kaum Quraisy, kemarilah kalian semua. Aku
akan memberikan sebuah berita kepada kalian semua!”
Mendengar panggilan lantang dari Rasulullah saw., berduyun-duyun kaum Quraisy berdatangan,
berkumpul untuk mendengarkan berita dari manusia jujur penuh pujian. Setelah masyarakat
berkumpul dalam jumlah besar, beliau tersenyum kemudian bersabda, “Saudara-saudaraku, jika
aku memberi kabar kepadamu, jika di balik bukit ini ada musuh yang sudah siaga hendak
menyerang kalian, apakah kalian semua percaya?” Tanpa ragu semuanya menjawab mantap,
“Percaya!”
Kemudian, Rasulullah kembali bertanya, “Mengapa kalian langsung percaya tanpa
membuktikannya terlebih dahulu?” Tanpa ragu-ragu orang yang hadir di sana kembali menjawab
mantap, “Engkau sekalipun tidak pernah berbohong, wahai al-Amin. Engkau adalah manusia yang
91
paling jujur yang kami kenal.”
B. Ayat-Ayat Al-Qur’ān dan Hadis tentang Perintah Berlaku Jujur
2. Q.S. al-Māidah/5:8
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah
(ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
3. Q.S. at-Taubah/9:119
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah Swt., dan bersamalah kamu
dengan orang-orang yang benar.”
Kandungan Q.S. al-Māidah/5:8
Ayat ini memerintahkan kepada orang mukmin agar melaksanakan amal dan pekerjaan mereka
dengan cermat, jujur, dan ikhlas karena Allah Swt., baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan
agama maupun pekerjaan yang bertalian dengan urusan kehidupan duniawi. Karena hanya dengan
demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh hasil balasan yang mereka harapkan. Dalam
persaksian, mereka harus adil menerangkan apa yang sebenarnya, tanpa memandang siapa
orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat dan kerabatnya sendiri.
Ayat ini seirama dengan Q.S. an-Nisā/4:153 yaitu sama-sama menerangkan tentang seorang yang
berlaku adil dan jujur dalam persaksian. Perbedaannya ialah dalam ayat tersebut diterangkan
kewajiban berlaku adil dan jujur dalam persaksian walaupun kesaksian itu akan merugikan diri
92
sendiri, ibu, bapak, dan kerabat, sedang dalam ayat ini diterangkan bahwa kebencian terhadap
sesuatu kaum tidak boleh mendorong seseorang untuk memberikan persaksian yang tidak adil dan
tidak jujur, walaupun terhadap lawan.
Menurut Ibnu Ka¡ir, maksud ayat di atas adalah agar orang-orang yang beriman menjadi penegak
kebenaran karena Allah Swt., bukan karena manusia atau karena mencari popularitas, menjadi
saksi dengan adil dan tidak curang, jangan pula kebencian kepada suatu kaum menjadikan kalian
berbuat tidak adil terhadap mereka, tetapi terapkanlah keadilan itu kepada setiap orang, baik teman
ataupun musuh karena sesungguhnya perbuatan adil menghantarkan pelakunya memperoleh
derajat takwa.
Terkait dengan menjadi saksi dengan adil, ditegaskan dari Nu‟man bin Basyir, “Ayahku pernah
memberiku suatu hadiah. Lalu ibuku, „Amrah binti Rawahah, berkata, „Aku tidak rela sehingga
engkau mempersaksikan hadiah itu kepada Rasulullah saw. Kemudian, ayahku mendatangi beliau
dan meminta beliau menjadi saksi atas hadiah itu. Maka Rasulullad saw. pun bersabda:
Artinya: “Apakah setiap anakmu engkau beri hadiah seperti itu juga? „Tidak‟, jawabnya. Maka
beliau pun bersabda, „Bertakwalah kepada Allah Swt., dan berbuat adillah terhadap anak-anak
kalian!‟ lebih lanjut beliau bersabda, „Sesungguhnya, aku tidak mau bersaksi atas suatu
ketidakadilan.‟ Kemudian ayahku pulang dan menarik kembali pemberian tersebut.”
Kandungan Q.S. at-Taubah/9:119
Dalam ayat ini, Allah Swt. menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan kepada orang-
orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya, agar mereka tetap dalam ketakwaan serta
mengharapkan ri«a-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya,
dan menjauhi segala larangan yang telah ditentukan-Nya, dan hendaklah senantiasa bersama
orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti ketakwaan, kebenaran dan kejujuran mereka. Dan
93
jangan bergabung kepada kaum munafik, yang selalu menutupi kemunafikan mereka dengan kata-
kata dan perbuatan bohong serta ditambah pula dengan sumpah palsu dan alasan-alasan yang tidak
benar.
3. Hadis dari Abdullah bin Mas‟ud ra.
Diriwayatkan dari „Abdullah bin Mas‟ud ra., Rasulullah saw. bersabda, “Hendaklah kamu berlaku
jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan
sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai
orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada
kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan
selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)
Kandungan Hadis
Dalam sebuah hadis panjang yang berasal dari Syihab diceritakan bahwa ketika Rasulullah saw.
akan melakukan gazwah (penyerangan) ke Tabuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-
orang Kristen di Syam, salah seorang sahabat yang bernama Ka‟ab bin Malik mangkir dari
pasukan perang, Ka‟ab menceritakan bahwa mangkirnya ia dari peperangan tersebut bukan karena
sakit ataupun ada suatu masalah tertentu, bahkan menurutnya hari itu justru ia sedang dalam
kondisi prima dan lebih prima dari hari-hari sbelumnya. Tetapi entah mengapa ia merasa enggan
untuk bergabung bersama pasukan Rasulullah saw. sampai akhirnya ia ditinggalkan oleh pasukan
Rasulullah saw. Sekembalinya pasukan Rasulullah saw. ke Madinah, ia pun bergegas menemui
94
Rasulullah saw. dan berkata jujur tentang apa yang ia lakukan. Akibatnya, Rasul menjadi murka,
begitu pula sahabat-sahabat lainnya. Ia pun dikucilkan bahkan diperlakukan seperti bukan orang
Islam, sampai-sampai Rasulullah saw. memerintahkannya untuk berpisah dengan istrinya. Setelah
lima puluh hari berselang, turunlah wahyu kepada Rasulullah saw. yang menjelaskan bahwa Allah
Swt. telah menerima taubat Ka‟ab dan dua orang lainnya. Allah Swt. benar-benar telah menerima
taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan Anśar yang mengikutinya dalam saat-saat sulit setelah
hampir-hampir saja hati sebagian mereka bermasalah. Kemudian, Allah Swt. menerima taubat
mereka dan taubat tiga orang yang mangkir dari jihad sampai-sampai mereka merasa sumpek dan
menderita. Sesungguhnya Allah Swt. Maha Pengasih dan Penyayang.
Ketika ia diberi kabar gembira bahwa Allah Swt. telah menerima taubatnya, dan Rasulullah saw.
telah memaafkannya, Ka‟ab berkata, “Demi Allah Swt. tidak ada nikmat terbesar dari Allah Swt.
setelah nikmat hidayah Islam selain kejujuranku kepada Rasulullah saw. dan ketidakbohonganku
kepada beliau sehingga saya tidak binasa seperti orang-orang yang berdusta, sesungguhnya Allah
Swt. berkata tentang mereka yang berdusta dengan seburuk-buruk perkataan.
Lampiran 2
Penilaian Kegiatan Diskusi
Instrumen dan rubrik penilaian sikap
N
o
Nama
Peserta
didik
Komun
ikatif
kerjasa
ma
Kreatif kritis Nilia
akhir
1
2
3
4
95
Keterangan
1. Jika empat indikator terlihat
2. Jika tiga indikator terlihat
3. Jika dua indikator terlihat
4. Jika satu indikator terlihat
Indikator penilaian sikap
Komunikatif
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien
2. Menyampaikan pesaan dengan baik
3. Penggunaan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai
4. Berkomunikasi yang tidak menyinggung perasaan orang lain
Kerjasama
1. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan
2. Memberikan kontribusi pemikiran
3. Mengajak teman lain untuk melakkan tugas bersama
4. Berbgai bersama dalam menangani masalah
Kreatif
1. Memiliki rasa ingin tahu tinggi
2. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
3. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru
4. Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya
Kritis
1. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
2. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah
3. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari sumber lain
4. Berpikir terbuka yaitu berbicara kongkrit
Kategori nilai sikap
Sangat Baik :apabila memperoleh skor nilai 4
Baiak : apabila memperoleh skor nilai 3
Cukup : apabila memperoleh skor nilai 2
Kurang : apabila memperoleh skor nilai 1
Lampiran 3
Kisi-kisi soal
96
Kompetensi
Dasar IPK Materi Indikator Soal
Bentuk
Soal No Soal
3.6
Memaha
mi
manfaat
kejujura
n dalam
kehidupa
n sehari-
hari
3.6.1
mendiskusika
n manfaat
kejujuran
dalam
kehidupan
sehari-hari
3.6.2
menerangkan
manfaat
kejujuran
dalam
kehidupan
sehari-hari
kejujuran
adalah
ajaran
pokok
agama
1. Disajikan teks
bacaan, peserta didik
mampu
menyebutkan dan
menerangkan
pengertian jujur
2. Disajikan teks
bacaan materi
peserta didik dapat
mengetahui dalil-
dalil tentang perilaku
jujur
uraian
uraian
1
5
4.6
Melaksa
nakan
perilaku
jujur
dalam
kehidupa
n sehari-
hari.
4.6.1
mempraktekka
n perilaku
jujur dalam
kehidupan
sehari-hari.
4.6.2
membiasaka
n perilaku
jujur dalam
kehidupan
sehari-hari.
1. disajikan tayangan
video, peserta didik
dapat memberikan
contoh-contoh
perilaku jujur dalam
kehidupan sehari-
hari
2. disajikan tayangan
video, teks bacaan,
dan materi peserta
didik dapat
menyebutkan cara-
cara berperilaku
jujur
3. disajikan tayangan
video, teks bacaan,
dan materi peserta
didik dapat
menyebutkan akibat
orang yang tidak
berperilaku jujur
uraian
uraian
uraian
2
3
5
97
Instrumen penilaian pengetahuan (pertemuan ketigabelas)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
1. Sebutkan pengertian dari jujur!
2. Sebutkan 2 contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari!
3. Jelaskan cara, agar seseorang senantiasa berperilaku jujur!
4. Sebutkan akibat dari seorang yang terbiasa tidak berperilaku jujur!
5. Sebutkan salah satu dalil yang menunjukkan bahwa jujur merupakan ajaran pokok
Islam!
Kunci Jawaban
1. Jujur atau aś-śidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2)
kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
2. 1) ketika menemukan sesuatu/barang, dikembalikan kepada pemiliknya, 2) ketika
pulang terlambat, mengatakan alasan sesuai dengan kenyataan
3. Selalu ingat kepada Allah SWT, mengingat akibat tidak jujur, membayangkan
ketika suatu saat orang lain tidak jujur terhadap kita, mengingat bahwa jujur
merupakan ajaran agama
4. hati resah dan gelisah, takut kalau ketahuan, 2)Tidak dipercaya orang lain, 3)
dijauhi teman, 4) berdosa
5. Q.S. al-Māidah/5:8
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.”
Instrumen penilaian pengetahuan (pertemuan keempatbelas)
1. Apa yang membuat Rasulullah diberi gelar al-amin?
2. Apa yang dimaksud dengan al-amin?
98
3. Secara istilah jujur bermakna?
4. Sebutkan 3 hikmah sifat jujur!
5. Apa kandungan dari surat at-Taubah ayat 119!
Jawaban
1. Di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad saw. berhasil dalam
membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat
terpuji. Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil
sampai akhir hayatnya sehingga ia mendapa gelar al-Amin (orang yang dapat
dipercaya atau jujur).
2. al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia. Dinamai demikian karena
segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala
bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain.
3. (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2) kesesuaian antara informasi dan
kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan sesuatu yang baik yang tidak
dicampuri kedustaan.
4. Selalu dipercaya orang lain, mempunyai banyak teman, jujur membawa kita untuk
berbuat kebaikan.
5. Dalam ayat ini, Allah Swt. menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan
kepada orang-orang yang beriman kepad-Nya dan Rasul-Nya, agar mereka tetap
dalam ketaqwaan serta mengharapkan rida-Nya, dengan cara menunaikan segala
kewajiban yang telah diterapkan-Nya, dan menjauhi larangan yang telah ditentukan-
Nya,dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti
ketaqwaan dan kejujuran mereka
Penskoran Nilai
Nilai tiap nomor : 5-20
Nilai sempurna : 20x 5 = 100
99
100
101
102
103
104
105
106
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Ainun Najib
NIM : 111-12-239
Jurusan : PAI
Dosen Pembimbing Akademik : Dr. Mukti Ali, S.Sg., M.Hum
No. Nama Kegiatan Pelaksana
an
Sebagai Nilai
1. OPAK STAIN Salatiga 2012
“Progresifitas Kaum Muda, Kunci
Perubahan Indonesia”.
5-7
September
2012
Peserta 3
2. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga “Mewujudkan Gerakan
Mahasiswa Tarbiyah Sebagai Tonggak
Kebangkitan Pendidikan Indonesia”.
8-9
September
2012
Peserta 3
3. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
“Membangun Karakter Keislaman
Bertaraf Internasional Di Era
Globalisasi Bahasa”
10
September
2012
Peserta 2
5. Achivment Motivation Training
“Dengan AMT, Bangun Karakter Raih
Prestasi”
12
September
2012
Peserta 2
6. “Library User Education” yang
diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga .
13
September
2012
Peserta 2
7. PAB JQH “Membentuk Paradigma
Mahasiswa Qurani Dengan Panca
Indera, Akal dan Hati”.
17-18
November
2012
Peserta 2
8. Tabligh Akbar Bertajuk “Tafsir Tematik
dalam Upaya Menjawab Persoalan
Israel dan Palestina Landasan QS. Al-
Fath:26-27” oleh JQH STAIN Salatiga
1
Desember
2012
Peserta 2
9. Bedah Buku “24 Cara Mendongkrak
IPK”
5
Desember
2012
Peserta 2
10. MAPABA PMII “Membentuk Militansi
Kader Untuk Menuju Mahasiswa yang
Ideal”
6-8 April
2013
Peserta 3
11. Tafsir Tematik “Sihir dalam Perspektif 4 Mei Peserta 2
107
Al-Qur‟an dan Hukum Negara” oleh
JQH Stain Salatiga.
2013
12. Pelatihan Strategi Sukses Kuliah oleh
Biro Konsultasi TAZKIA Stain Salatiga
8 Juni
2013
Peserta 2
13. Seminar Nasional dan Dialog Publik
“Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi”
oleh HMJ Syariah STAIN Salatiga.
27 Juni
2013
Peserta 8
14. Akhirussanah Ma‟had STAIN Salatiga
“Pesantren Sebagai Wadah
Perkembangan Karakter Pemuda Islam
yang Berakhlakul Karimah dan Bernalar
Ilmiah” oleh Ma‟had STAIN Salatiga.
30 Juni
2013
Panitia 3
15. Seminar Nasional Bahasa Arab
ITTAQO “Implementasi Kurikulum
2013 Pada Mapel Bahasa Arab Tingkat
Dasar”.
4
November
2014
Peserta 8
16. Seminar Nasional Entrepreneurship
oleh Gerakan Pramuka Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi.
16
November
2014
Peserta 8
17. Pendidkan Anggota Dasar (PAD)
Al-Khidmah Kampus Kota Salatiga
7
Desember
2014
Panitia 3
18. Seminar Nasional Kewirausahaan “Jiwa
Muda, Berani Berwirausaha” oleh
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi (DISPERINDAGKOP)
Salatiga.
30
Oktober
2015
Peserta 8
19. Seminar Nasional “Wacana Islam
Nusantara Dalam Menjaga
Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI”
31
Oktober
2015
Panitia 8
20. Seminar Nasional “Implementasi Nilai-
Nilai Pancasila sebagai Benteng dalam
menolak Gerakan Radikalisme” oleh
DEMA IAIN Salatiga.
10
Februari
2016
Peserta 8
21. Seminar Nasional “Penguatan Wawasan
Kebangsaan dan Nasionalisme” oleh
DEMA IAIN Salatiga.
28 April
2016
Peserta 8
22. Nusantara Mengaji 300.000 Khataman
Al-Qur‟an “Serentak se-Indonesia
Untuk Keselamatan & Kesejahteraan
Bangsa” oleh JQH IAIN Salatiga.
8 Mei
2016
Peserta 2
23. Seminar Nasional HMJ IAIN Salatiga 21 Mei Peserta 2
108
“Pendidikan Agama Menjadi Pelopor
Kebangkitan Nasional di Era Modern”.
2016
24. Dialog Nasional “Peningkatan Konsep 19 Juni
2016
Peserta 8
109
110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Ainun Najib
2. Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 24 Maret 1994
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Alamat : Dusun Jumbleng, Desa Wonokerto Kec.Bancak
Kab. Semarang
7. HP : 085879083204
8. Latar Belakang Pendidikan Formal
a. MI Nurul Islam 1 Wonokerto Lulus Tahun 2006
b. SMP Islam Sudirman 1 Bancak Lulus Tahun 2009
c. SMK N 1 Bancak Lulus Tahun 2012
d. IAIN Salatiga Lulus Tahun 2018
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya,
Salatiga, 8 Maret 2017
Ainun Najib
NIM. 111-12-239
111