peningkatan hasil belajar ipa melalui penerapan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING MATERI SIFAT-SIFAT
CAHAYA PADA KELAS V DI MI MA’ARIF CANDIREJO
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
NELIS IKA LESTARI FRIDAYANTI
115-14-086
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING MATERI SIFAT-SIFAT
CAHAYA PADA KELAS V DI MI MA’ARIF CANDIREJO
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
NELIS IKA LESTARI FRIDAYANTI
115-14-086
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
Dr. Hj. Maslikhah S.Ag., M.Si.,
Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Nelis Ika Lestari Fridayanti
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan memberi arahan dan perbaikan seperlunya, maka
kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama : Nelis Ika Lestari Fridayanti
NIM : 115-14-086
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUIPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA
KELAS V DI MI MA’ARIF CANDIREJO KECAMATAN
TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018
Dengan ini mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 23 April 2018
Pembimbing
Dr. Hj. Maslikhah, M.Si.
NIP. 1970052920003001
iii
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING MATERI SIFAT-SIFAT
CAHAYA PADA KELAS V DI MI MA’ARIF CANDIREJO
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
DISUSUN OLEH
NELIS IKA LESTARI FRIDAYANTI
115-14-086
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, pada tanggal 4 Juli 2018 telah dinyatakan memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil ………………………
Sekretaris penguji : Dr. Hj. Maslikhah., S.Ag., M.Si ………………………
Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd ………………………
Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd ………………………
Salatiga, 4 Juli 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Nelis Ika Lestari Fridayanti
NIM : 115-14-086
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipubllikasikan pada e-
repository IAIN Salatiga.
Salatiga, 12 April 2018
Yang Menyatakan
Nelis Ika Lestari Fridayanti
v
MOTTO
ويضرب الله المثال ي هدي الله لنوره من يشاء نور على نور
[٥٣:٤٢والله بكل شيء عليم ] للناس
“Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-
Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
(QS.An-Nur: 35)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ibuku (Zarofun) dan Bapakku (Nur Cholis) tercinta, yang senantiasa
membimbing, mencurahkan kasih sayang, doa, dan dukungan untuk anak-
anaknya dalam menggapai cita-cita;
2. Ibu (Pursini) dan Bapak (Sulaiman Ghofar Songge) sebagai pengasuh
asrama, yang telah menjadi orang tua kedua di Salatiga; dan
3. Adikku tersayang, Muhammad Zainul Munawar dan Muhammad Lathif
Yanuar yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk hari-hariku.
vii
ABSTRAK
Fridayanti, Nelis Ika Lestari. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning Materi Sifat-Sifat
Cahaya Pada Siswa Kelas V di MI Ma’arif Candirejo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si
Kata Kunci: Hasil Belajar,Ilmu Pengetahuan Alam, Model Problem Based
Learning (PBL).
Pembelajaran IPA di MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang masih banyak yang dilaksanakan dengan model
pembelajaran yang konvensional.Hal ini menyebabkan sebagian siswa tidak
memerhatikan guru pada saat menyampaikan materi sehingga berpengaruh pada
pembelajaran IPA terutama sifat-sifat cahaya. Terbukti dari rendahnya hasil
belajar siswa pra siklus yang belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2018”?. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya
dengan penerapan model PBL pada siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI
Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 25
siswa meliputi 19 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Instrumen penelitian
meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data dianalisis
secara statistik menggunakan rumus hitung nilai rata-rata dan persentase, apabila
≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar
dari Siklus I ke Siklus II 28% dan Siklus II ke Siklus III 16%. Hal ini dapat dilihat
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I memiliki rata-rata 64,
Siklus II memiliki rata-rata 81,6, dan Siklus III memiliki rata-rata 82,4. Siswa
telah mencapai KKM secara klasikal sebesar 88% pada Siklus III . Siswa yang
belum tuntas belajar pada siklus III akan diberikan tindakan mandiri berupa
latihan-latihan atau remediasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa dapat tuntas belajar pada materi sifat-sifat cahaya.
viii
KATA PENGANTAR
ن الرحيم بسم الله الرحم
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya kepada manusia menuju
kebaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi agung
Rasulullah Saw.
Atas berkat rahmat Allah Swt sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan skripsi ini untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar
sarjana dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Semoga penulis dan pembaca umumnya dapat mengambil
manfaat dari tulisan ini. Penulis menulis skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil
Belajar IPA Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Materi Sifat-Sifat
Cahaya Pada Kelas V di MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun 2018”.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah;
ix
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku Pembimbing Akademik
yang senantiasa meluangkan waktunya dalam membimbing saya dari
awal hingga akhir semester;
5. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang
senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing skripsi dengan arif
dan bijaksana;
6. Ibu Siti Asiyah, S.Ag selaku Kepala MI Ma’arif Candirejo yang telah
memberikan izin dalam penelitian ini;
7. Ibu Lum’atun Nayirah, S.Pd.I selaku Wali Kelas V MI Ma’arif
Candirejo yang telah membantu pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas hingga selesai;
8. Dewan guru dan karyawan MI Ma’arif Candirejo;
9. Siswa-siswi MI Ma’arif Candirejo.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ...............................................................................................i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ii
JUDUL ................................................................................................................iii
NOTA PEMBIMBING .......................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................................vi
MOTTO ..............................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ...............................................................................................viii
ABSTRAK ..........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................x
DAFTAR ISI .......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan ......................................6
F. Metode Penelitian....................................................................................7
G. Rancangan Penelitian ..............................................................................8
H. Subjek Penelitian .....................................................................................9
I. Langkah-Langkah Penelitian ..................................................................9
J. Metode Pengumpulan Data .....................................................................11
K. Instrumen Penelitian................................................................................12
L. Pengumpulan Data ..................................................................................14
M. Analisis Data ...........................................................................................15
N. Sistematika Penulisan1 ...........................................................................6
xi
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................18
A. Kajian Teori ...........................................................................................18
1. Kajian Materi Penelitian ...................................................................18
2. Hakikat Belajar..................................................................................27
3. Hakikat IPA .......................................................................................34
4. Hakikat Model Problem Based Learning .........................................35
5. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ...................................................43
B. Kajian Pustaka ......................................................................................52
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .....................................................56
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................56
B. Deskripsi Pelaksanaan ..........................................................................63
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .........................................................63
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ........................................................66
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III .......................................................70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN74
A. Deskripsi Per Siklus ..............................................................................74
1. Deskripsi Siklus I ..............................................................................74
2. Deskripsi Siklus II .............................................................................78
3. Deskripsi Siklus III ...........................................................................82
B. Pembahasan ...........................................................................................86
BAB V PENUTUP .............................................................................................91
A. Kesimpulan .............................................................................................91
B. Saran ........................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas MI Candirejo Kecamatan Tuntang .......................................56
Tabel 3.2 Keadaan Guru dan Pegawai MI Candirejo Kecamatan Tuntang ........58
Tabel 3.3 Keadaan Siswa MI Candirejo Kecamatan Tuntang ............................58
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Candirejo Kecamatan Tuntang .......59
Tabel 3.5 Keadaan Sarana Prasarana MI Candirejo Kecamatan Tuntang ..........61
Tabel 3.6 Daftar Kegiatan Pelaksanaan Siklus ...................................................62
Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Formatif Siklus I ......................................................76
Tabel 4.2 Daftar Hasil Tes Formatif Siklus II.....................................................80
Tabel 4.3 Daftar Hasil Tes Formatif Siklus III ...................................................85
Tabel 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Tes Formatif Siklus I-III ..................86
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas...................................................9
Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus .................................................................19
Gambar 2.2 Cahaya Menembus Benda Bening ..................................................20
Gambar 2.3 Cahaya Dapat Dipantulkan..............................................................23
Gambar 2.4 Cahaya Dapat Dibiaskan .................................................................24
Gambar 2.5 Cahaya Dapat Diuraikan atau Terdispersi .......................................25
Gambar 2.6 Periskop ...........................................................................................26
Gambar 2.7 Kaleidoskop .....................................................................................27
Gambar 2.8 Lup. .................................................................................................27
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Ma’arif Candirejo Tuntang .......................61
Gambar 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I-III ...................88
Gambar 4.2 Diagram Garis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I-III ......................88
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I-III ..............89
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siklus I-III ......89
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...................................96
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................122
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ................................146
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ..................................................162
Lampiran 5 Lembar PengamatanSiswa Siklus I .................................................164
Lampiran 6 Lembar PengamatanGuru Siklus II .................................................165
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...............................................167
Lampiran 8 Lembar PengamatanGuru Siklus III ................................................168
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ..............................................170
Lampiran 10 Foto Kegiatan ................................................................................171
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi1 ..........................................................77
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................181
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian1 ........................................................82
Lampiran 14 Foto Hasil Belajar Tertinggi Siklus I1 ...........................................83
Lampiran 15 Foto Hasil Belajar Terendah Siklus I1 ..........................................87
Lampiran 16 Foto Hasil Belajar Tertinggi Siklus II1 .........................................89
Lampiran 17 Foto Hasil Belajar Terendah Siklus II ...........................................191
Lampiran 18 Foto Hasil Belajar Tertinggi Siklus III ..........................................193
Lampiran 19 Foto Hasil Belajar Terendah Siklus III ..........................................195
Biodata Kolaborator ............................................................................................198
Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................199
Daftar Nilai SKK.................................................................................................200
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan,
pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Ramayulis, 2008:
13). Tafsir (2001: 29) berpendapat bahwa pendidikan secara terminologis
merupakan proses pengembangan kemampuan, sikap, dan tingkah laku
lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup.
Pendidikan begitu penting bagi masyarakat. Agama Islam juga
mewajibkan agar semua umat muslim menuntut ilmu. Nabi Muhammad
Saw mendapatkan wahyu dari Jibril pada masa kenabian beliau berupa
“iqro” yang artinya bacalah. Nabi Muhammad Saw pun menjawab “Aku
tidak pandai membaca”. Jibril pun mengulangi lagi hingga ketiga kalinya
“iqro” yang artinya bacalah. Nabi Muhammad Saw menjawab dengan
jawaban yang sama. Perintah itu bermaksud agar manusia dapat
mempelajari yang tidak mereka ketahui. Allah Swt pun berfirman dalam Al
Qur’an agar manusia dapat membaca sebagaimana dalam QS.al-Alaq: 1-5,
sebagai berikut:
ن الرحيم بسم الله الرحم
2
نسان من علق [١]اق رأ باسم ربك الذي خلق اق رأ [٥]خلق النسان ما لم ي علم [٣]الذي علم بالقلم [٤]وربك الكرم [٢]علم ال
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah,Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang
sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). Tarigan (2010: 138-140) berpendapat
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam IPA adalah nilai praktis,
intelektual, sosial-budaya-ekonomi-politik, kependidikan, dan keagamaan.
Siswa harus diberikan pembelajaran IPA sejak dini karena pentingnya nilai-
nilai tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki nilai-nilai untuk kehidupan
sehari-hari sebagai proses pembelajaran dan pengembangan. Pembelajaran
perlu diberikan dari usia sekolah dasar karena pada usia ini siswa masih
mudah dibimbing dan diarahkan.
Hasil wawancara dengan ibu Lum’atun Nayirah, S.Pd.I selaku guru
kelas V MI Maarif Candirejo pada tanggal 29 November 2017 menyatakan
bahwa pembelajaran IPA masih sulit diterapkan oleh siswa. Rendahnya
hasil belajar ditandai adanya siswa yang belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 dari 25 siswa hanya 12 siswa
3
(46,15%) yang dapat mencapai KKM, sedangkan 13 siswa (53,84) masih di
bawah KKM.
Berdasarkan wawancara terhadap guru pengampu (Lum’atun
Nayirah, S.Pd.I), faktor rendahnya hasil belajar siswa MI Ma’arif Candirejo
dikarenakan selama ini proses pembelajaran masih banyak yang
dilaksanakan dengan model pembelajaran yang konvensional. Guru sering
menyampaikan ceramah, namun kurang memberi motivasi menjadi
penyebab kondisi ini terjadi. Hal ini menyebabkan sebagian siswa tidak
memerhatikan guru pada saat menyampaikan materi sehingga berpengaruh
pada pembelajaran IPA. Proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung
terdapat sepuluh siswa yang mengobrol dengan teman sebangku. Terbukti
dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeyakinan bahwa penyebab
rendahnya hasil belajar siswa karena kurang menariknya model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Peneliti akan menawarkan sebuah
solusi berupa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning adalah sebuah model pembelajaran yang
menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa
(bersifat kontekstual) sehingga menarik siswa untuk belajar (Okayana,
2016: 27). Model pembelajaran PBL adalah serangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah (Khanifatul, 2013: 21). Model pembelajaran dengan
PBL menawarkan kebebasan siswa dalam proses pembelajaran. Panen
4
(2001: 85) berpendapat dalam strategi pembelajaran dengan PBL diharapkan
siswa terlibat dalam proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan
data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.
Kelebihan dari model PBL adalah untuk lebih memahami isi
pelajaran. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa,
sehingga memberikan keleluasaan untuk menentukan pengetahuan baru bagi
siswa. Kelemahan dari model PBL adalah ketika siswa tidak memiliki minat
tinggi, atau tidak mempunyai kepercayaan diri bahwa dirinya mampu
menyelesaikan masalah yang dipelajari, maka mereka cenderung enggan
untuk mencoba karena takut salah.
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Metro Barat tahun 2016.
Komang Okayana (2016) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Metro Barat tahun 2016”
telah membuktikan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
model PBL mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan permasalahan pembelajaran IPA di kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Candirejo peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan
judul:“Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model
Problem Based Learning Materi Sifat-Sifat Cahaya pada Kelas V di
5
MIMa’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini adalah “Apakah model pembelajaran PBL
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa
kelas V MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
tahun 2018”?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar IPA materi sifat-sifat cahaya dengan penerapan model PBL pada
siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya
ilmiah; dan
b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sumbangan
pendidikan.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
Kegunaan penelitian bagi siswa yakni dapat meningkatkan
hasil belajar. Penelitian juga mampu mengasah pola pikir siswa
6
untuk bekerja mandiri dengan model pembelajaran PBL pada materi
sifat-sifat cahaya.
b. Bagi Guru
Kegunaan penelitian tindakan kelas bagi guru yakni dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, sebagai masukan agar
mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang lebih bermakna.
c. Bagi Sekolah
Kegunaan penelitian bagi sekolah yakni sebagai contoh
bentuk peningkatan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA
materi sifat-sifat cahaya. Penelitian diharapkan dapat menghasilkan
penemuan yang bermanfaat bagi MI Ma’arif Candirejo.
d. Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian bagi peneliti yakni sebagai upaya
memperkenalkan model pembelajaran di sekolah agar meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Penelitian
diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran berupa model PBL
dalam pembelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang
7
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti
melalui Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2011: 105).
Hipotesis penelitian ini adalah jika model pembelajaran PBL
diterapkan dengan baik,diharapkandapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat
ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83).
Penerapan model pembelajaran PBL ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Keberhasilan mencapai ≥ 85% dari
jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM yaitu sesuai kriteria
ketuntasan klasikal (Trianto, 2009: 241).
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas berasal dari
bahasa Inggris yaitu (Classroom Action Research) yang berarti penelitian
dengan tindakan yang dilakukan di dalam kelas (Kunandar, 2008: 41).
Arikunto (dalam Iskandar, 2012: 20) menyatakan bahwa PTK merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah
tindakan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan. Kunandar (2008: 42) berpendapat bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (Action Research) dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian
8
pada umumnya. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan
pendapat di atas PTK adalah suatu kegiatan pembelajaran berupa tindakan
mengamati proses pembelajaran berupa suatu tindakan di dalam kelas oleh
guru bersama orang lain dengan tujuan meningkatkan mutu proses
pembelajaran di kelas.
G. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah model dari Kemmis
dan Taggart berupa suatu siklus spiral (Arikunto, 2006: 74). Pengertian
siklus di sini adalah suatu putaran kegiatan yang meliputi tahap-tahap
rancangan pada setiap siklus yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Desain penelitian prosedur kerja PTK menurut Kemmis dan Mc.
Taggart dapat dilihat pada Gambar di halaman selanjutnya.
9
Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kemmis dan MC Taggart
Sumber: (Arikunto, 2006: 74)
H. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA materi
sifat-sifat cahaya. Jumlah siswa kelas V ada 25 siswa meliputi 16 siswa laki-
laki dan 9 siswa perempuan dengan kolaboratornya guru kelas V yaitu Ibu
Lum’atun Nayirah, S.Pd.I.
I. Langkah-Langkah Penelitian
1. Perencanaan Tindakan (Planning)
Permasalaha
n
Pelaksanaan
Tindakan I
Perencanaan
Tindakan I
Siklus I Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Refleksi I
Permasalaha
n Baru Hasil
Refleksi I
Pelaksanaan
Tindakan II
Perencanaan
Tindakan II
Siklus II Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Apabila
permasalaha
n belum
terselesaika
n
Dilanjutkan ke
Siklus berikutnya
10
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan ini
adalah:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi cahaya
merambat lurus dan cahaya menembus benda bening dengan
menggunakan model PBL;
b. Menyiapkan sarana dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran;
c. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan yang akan
digunakan pada setiap pembelajaran;
d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk peserta didik;
e. Pembentukan kelompok belajar; dan
f. Mempersiapkan pokok permasalahan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini merupakan
implementasi (penerapan isi rancangan) yaitu melaksanakan tindakan di
kelas (Arikunto, 2006: 17). Pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama
ini, yang berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori
pendidikan dan teknik mengajar yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Observasi (Observating)
Observasi yaitu alat untuk memotret tinggi atau rendahnya efek
tindakan dalam mencapai sasaran. Peneliti harus menguraikan jenis data
yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan instrumen pengumpulan.
11
Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar catatan
lapangan berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19-20). Refleksi dilakukan dengan
menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan
kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran
menggunakan model PBL. Siklus PTK berikutnya akan dilaksanakan
dengan waktu dan materi yang berbeda melalui tahap sama dengan
siklus sebelumnya apabila indikator belum tercapai.
J. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian ini dengan observasi dan tes.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas merupakan upaya
merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan
berlangsung. Mills (dalam Hermansyah, 2005: 131) menyatakan bahwa
observasi adalah sebuah kegiatan terencana dan terfokus untuk melihat
dan mencatat serangkaian perilaku. Observasi ini dilakukan dengan
mengamati proses pembelajaran IPA selama penelitian. Panduan
12
observasi seperti yang tercantum di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
2. Tes
Tes adalah alat pengumpul data berupa alat ukur yang diberikan
kepada individu untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan baik
secara tertulis, lisan maupun tindakan. Peneliti menggunakan tes prestasi
belajar (Hikmawati, 2017: 34). Bentuk tes yang digunakan adalah
bentuk tes formatif yang berupa soal pilihan ganda dan isian singkat
yang berkaitan dengan materi sifat-sifat cahaya. Siswa dinyatakan telah
mencapai tingkat penguasaan materi jika telah mencapai nilai 65.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan tes.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan berdasarkan pada pedoman
observasi yang sudah disusun. Pedoman observasi berisi indikator
berdasarkan pada fokus penelitian. Hasil observasi ini berbentuk catatan
lapangan yang mendekripsikan proses kegiatan pembelajaran dan
kemampuan siswa. Berdasarkan kegiatan yang diobservasi secara
langsung meliputi observasi kegiatan siswa, observasi kegiatan guru
dalam pengelolaan kelas, dan proses belajar mengajar melalui
penggunaan model PBL. Lembar obervasi guru dapat dilihat pada Tabel
1.1, sedangkan lembar observasi siswa terdapat pada Tabel 1.2.
13
Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru dalam Pelaksanaan PBL
No. Aspek yang diamati Keprofesionalan Guru
Ya Tidak
A. Kemampuan guru dalam
membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Menyampaikan apersepsi
(berkaitan dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Menyampaikan prosedur
pelaksanaan PBL
B. Sikap guru dalam proses
pembelajaran
1. Kejelasan artikulasi suara
2. Variasi gerakan tidak mengganggu
perhatian peserta didik
3. Antusiasme dalam penampilan
C. Penguasaan bahan ajar
1. Bahan belajar disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
2. Kejelasan dalam menjelaskan
materi ajar
3. Kejelasan dalam memberikan
contoh
4. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
D. Kegiatan belajar mengajar
1. Kesesuaian metode pembelajaran
dengan belajar yang disampaikan
2. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
14
Tabel 1.2 Lembar Pengamatan Siswa dalam Pelaksanaan
PBL
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Menentukan pilihan penyelesaian
2. Tes
Tes adalah alat pengumpul data berupa alat ukur yang diberikan
kepada individu untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan baik
secara tertulis, lisan maupun tindakan. Tes formatif digunakan untuk
mengetahui tingkat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan model PBL materi sifat-sifat cahaya. Bentuk tes
formatif berupa soal pilihan ganda dan isian singkat yang harus
dikerjakan oleh siswa.
L. Pengumpulan Data
Pengumpulan data, peneliti dibantu oleh guru kelas. Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan wawancara.
1. Observasi
Proses ini dilakukan setiap kali mengadakan observasi dan
wawancara. Kegiatan observasi dilakukan peneliti dengan mengamati
proses kegiatan pembelajaran, mengecek RPP, dan memperhatikan
model yang dilaksanakan oleh guru IPA di kelas V sesuai dengan materi
sifat-sifat cahaya.
15
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan guru, kepala sekolah dan siswa
untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang hasil belajar IPA
melalui model PBL materi sifat-sifat cahaya.
M. Analisis Data
Analisis data adalah data yang terkumpul guna mengetahui seberapa
besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa
(Suyadi, 2011:85). Peneliti menganalisa data dengan menyusun dan
mengolah data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis dekriptif kuantitatif dan kualitatif, yaitu menggambarkan data
dengan menggunakan angka-angka kemudian dijelaskan melalui kalimat
secara jelas dan terperinci.Teknik deskriptif yang digunakan dapat dihitung
dengan rumus:
1. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa
X = ∑
∑
Sumber: (Arikunto, 2010: 271)
Ket :
X = Nilai rata-rata siswa
∑ = Jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa
Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar siswa pada
umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif yang
berupa angka-angka.
16
2. Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa secara
klasikal digunakan rumus:
P = ∑
x 100%
Sumber: (Daryanto, 2011: 192)
Ket :
P = ketuntasan belajar klasikal
∑X = jumlah siswa yang mendapat nilai >65
N = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
N. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian,
rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah
penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, meliputi: materi sifat-sifat cahaya, model
PBL, mata pelajaran IPA, pengertian hasil belajar siswa,
Penelitian Tindakan Kelas, dan kajian pustaka
BAB III Metode Penelitian, berisi tentang subjek penelitian yang
meliputi: tempat (penelitian diadakan; sekolah, kelas),
waktu (siklus penelitian), karakteristik siswa (jumlah dan
jenis kelamin), dan prosedur tiap siklus perbaikan yang
17
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan data dan
refleksi.
BAB IV Hasil Penelitiandan Pembahasan berisi tentang deskripsi
per siklus yang meliputi data dan hasil pengamatan
(observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan
kegagalan.
BAB V Penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian Materi Penelitian
a. Pengertian Cahaya
Cahaya sangat penting bagi kehidupan, sebab tanpa adanya
cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Bumi akan menjadi gelap
dan dingin apabila tidak ada cahaya. Matahari merupakan sumber
cahaya terbesar di bumi. Cahaya matahari memberikan sumber
energi bagi seluruh alam. Bintang, lampu, dan kilat juga merupakan
sumber cahaya.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh cahaya mata. Gelombang elektromagnetik
merupakan gelombang yang tidak memerlukan medium untuk
merambat, sehingga cahaya dapat merambat tanpa medium.
Cahaya berasal dari suatu benda yang memancarkan cahaya.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu yang banyak manfaatnya bagi
kehidupan (Kusnin, 2007:128).
b. Sifat-Sifat Cahaya
1) Cahaya Merambat Lurus
Berdasarkan dapat atau tidaknya memancarkan cahaya,
benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya dan
benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan
19
cahaya. Benda sumber cahaya contohnya yaitu matahari,
lampu, dan nyala api. Benda gelap tidak dapat memancarkan
cahaya contohnya yaitu batu, kayu, dan kertas (Azmiyawati,
2012: 111).
Cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan
yang menghalanginya.Arah cahaya sesuai dengan arah lampu.
Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan untuk
lampu senter dan lampu kendaraan. Apabila posisi lampu
diubah, cahaya tetap merambat lurus sebagaimana dapat
ditampilkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus
Sumber: (Haryanto, 2007: 140)
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Cahaya dapat menembus beberapa jenis benda. Benda
yang tembus cahaya, tetapi tidak tembus pandang disebut
benda translusens.Benda translusens meliputi kain, karung
goni, karung plastik dan kertas tipis.Benda yang tembus
cahaya dan tembus pandang disebut benda transparan. Cahaya
juga dapat menembus benda bening, contohnya lensa dan
plastik bening.
20
Cahaya bisa menembus benda bening seperti kaca, air
dan plastik. Kaca yang bening dan tembus cahaya dapat
dijadikan sebagai genting. Genting kaca biasanya dipasang di
rumah-rumah sebagai celah sumber cahaya. Cahaya dapat
masuk sehingga keadaan di dalam suatu ruangan bisa dilihat
melalui kaca jendela. Ilustrasi gambar dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Sumber: (Haryanto, 2007: 141)
3) Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantuln baur
(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur
terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau
tidak rata. Pemantulan baur menghasilkan arah sinar pantul
tidak beraturan, sedangkan pemantulan teratur terjadi jika
cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap.
Cermin merupakan benda yang mempunyai sifat seperti ini.
Pemantulan teratur menghasilkan arah yang teratur pada sinar
pantul.
21
Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan
cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar
dan cermin lengkung. Cemin lengkung ada dua macam, yaitu
cermin cembung dan cermin cekung.
a) Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang
pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa
digunakan untuk bercermin. Bayangan pada cermin datar
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan
ukuran benda;
(2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda
ke cermin;
(3) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda;
(4) Bayangan tegak seperti bendanya; dan
(5) Bayangan bersifat semu atau maya, artinya bayangan
dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat
ditangkap oleh layar.
b) Cermin Cembung
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan
bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin
cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan
bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya,
22
tegak, dan lebih diperkecil daripada benda yang
sesungguhnya.
c) Cermin Cekung
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang
pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung
biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil
dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk
oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda
terhadap cermin.
(1) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan
benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya);
dan
(2) Jika benda jauh dari cermin cermin cekung, bayangan
benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik (Azmiyawati,
2012: 112-114).
Berkas cahaya yang mengenai suatu benda akan
dipantulkan atau diserap oleh benda tersebut, misalnya,
bayangan tampak pada cermin datar sebagaimana
ditampilkan pada Gambar 2.3.
23
Gambar 2.3 Cahaya dapat Dipantulkan
Sumber: (Haryanto, 2007: 143)
4) Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya
berbeda, maka jika terjadi hal tersebut maka cahaya akan
dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya
setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut
pembiasan (Azmiyawati, 2012: 115).
Kusnin (2007: 128) mengatakan bahwa jika cahaya
mengenai kaca pada sudut tertentu, maka salah satu sisi cahaya
akan mengenai cahaya lebih dahulu daripada sisi lainnya. Ini
mengakibatkan cahaya yang menembus kaca bening akan
dibelokkan. Pembelokan cahaya ini disebut pembiasaan.
Cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat
yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal, misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Apabila
cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang
rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, misalnya
cahaya merambat dari air ke udara (Azmiyawati, 2012: 115).
24
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan
atau perubahan arah berkas cahaya dari suatu zat ke zat lain,
misalnya, dari udara ke air atau sebaliknya. Cahaya bergerak di
udara lebih cepat dibandingkan saat melewati air. Pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas berisi air akan terlihat bengkok
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Cahaya dapat Dibiaskan
Sumber: (Haryanto, 2007: 144)
5) Cahaya dapat Diuraikan atau Terdispersi
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya
(dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita
lihat berwarna putih, tetapi sebenarnya cahaya matahari
tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari
diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-
warna pelangi (Azmiyawati, 2012: 116).
Matahari menyinarkan cahayanya yang berwarna putih.
Sinar matahari terlihat berwarna putih karena terdiri dari
banyak cahaya dengan berbagai macam warna.Prisma
25
merupakan kaca bening yang berbentuk segitiga.Sinar
matahari yang diarahkan melewati prisma dapat terurai
menjadi sinar yang berwarna. Cahaya yang terdispersi
misalnya pelangi yang terlihat berwarna-warni (Kusnin, 2014:
87).
Peristiwa dispesrsi cahaya dapat juga dilihat pada balon
air. Air sabun dapat digunakan untuk membuat balon air. Air
sabun yang ditiup di bawah sinar matahri, maka akan terlihat
berbagai macam warna berkilauan pada permukaan balon
tersebut (Azmiyawati, 2012: 117). Ilustrasi gambar dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Cahaya dapat Diuraikan
Sumber: (Haryanto, 2007: 145)
c. Pemanfaatan Sifat-Sifat Cahaya dalam Karya Sederhana
Sifat-sifat cahaya dapat diterapkan dalam karya sederhana
di kehidupan. Azmiyawati (2012: 117-119) berpendapat bahwa
sifat-sifat cahaya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai
macam alat, di antaranya periskop, kaleidoskop, dan lup. Alat-alat
26
ini bermanfaat untuk membantu penglihatan mata manusia dalam
melihat benda.
1) Periskop
Awak kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat
mengamati permukaan laut menggunakan periskop. Periskop
menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari
atas permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian
dipantulkan menuju mata pengamat di dalam kapal selam.
Gambar 2.6 Periskop
Sumber: (Haryanto, 2007: 146)
2) Kaleidoskop
Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan
cermin. Kaleidoskop dapat membuat aneka pola yang
mengagumkan. Pola-pola ini diperoleh karena bayangan
benda-benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan
berkali-kali. Jumlah benda yang terlihat lebih banyak dari
benda aslinya dengan model seperti Gambar 2.7 di bawah ini.
27
Gambar 2.7 Kaleidoskop
Sumber: (Haryanto, 2007: 147)
3) Lup
Lup merupakan alat optik yang sederhana. Alat ini
berupa lensa cembung. Lup berfungsi membantu mata untuk
melihat benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas. Lup
dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Lup
Sumber: (Haryanto, 2007: 148)
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mencari ilmu untuk mengubah diri
dengan baik, sesuai dengan tingkat keilmuan yang dicapai. Ilmu di
sini bermakna keseluruhan, baik ilmu agama maupun umum
(Asmani, 2009: 19). Belajar dapat diartikan sebagai proses
perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan
28
lingkungannya (Hamalik, 2008: 36). Menurut Djamarah (2002:13),
belajar adalah serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu peruban tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif dan psikomotor.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang
hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas, dipertegas lagi oleh
Nawawi (dalam. Brahim, 2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu. Sudjanah (2005:5) berpendapat bahwa hasil belajar siswa
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik
dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar.
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah mapel tertentu. Hasil belajar siswa adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
29
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.
Evaluasi adalah suatu cara yang digunakan ntuk mengetahui
apakah hasil belajar yang diacapai telah sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki. Sunal (1993 : 94) berpendapat bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau
penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau
bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Kesimpulan dari hasil belajar adalah perubahan perilaku
individu yang meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.Perubahan perilaku tersbut diperoleh setelah peserta
didik menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi
dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
c. Jenis-jenis Belajar
Proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan
yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik
dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan
dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman
jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Syah
30
(2010: 56) berpendapat dalam bukunya Psikologi Pendidikan
membaginya menjadi 8 jenis belajar sebagai berikut.
1) Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-
cara berpikir abstrak. Belajar abstrak bertujuan untuk
memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah
yang tidak nyata;
2) Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan
menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot/otot
(neuromoscular). Belajar keterampilan bertujuan untuk
memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu;
3) Belajar Sosial
Belajar Sosial adalah belajar memahami masalah-
masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah
tersebut. Belajar sosial bertujuan untuk menguasai pemahaman
dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial
seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah
kelompok dan masalah-masalah lain yang bersifat
kemasyarakatan;
31
4) Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara
sistematis, logis, teratur dan teliti. Belajar pemecahan masalah
berujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan
tuntas;
5) Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan
kemampuan berpikir secara logis dan rasional. Belajar rasional
bertujuan untuk memperoleh aneka ragam kecakapan
menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep;
6) Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah prsoses pembentukan
kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan
yang telah ada. Belajar kebiasaan bertujuan agar siswa
memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan
baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan
kebutuhan ruang dan waktu;
7) Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti
penting atau nilai suatu objek dengan tujuan agar siswa
memperoleh atau mengembangkan kecakapan ranah rasa
32
(affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai
secara tepat nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra,
apresiasi musik dan sebagainya;
8) Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara
melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek
pengetahuan tertentu. Belajar pengetahuan bertujuan agar
siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman
terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan
memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya
dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian
lapangan (Syah, 2005 : 122-124).
d. Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dalam diri peserta didik yang memengaruhi kemampuan
belajarnya.Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar, yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga
33
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang tidak
harmonis, ekonomi yang tidak mendukung, pertengkaran
antara suami istri dapat menjadi pemicu rendahnya hasil
belajar siswa.
e. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan (Trianto, 2009 : 252).
Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat berbentuk tes tertulis,
performance, penugasan atau proyek, dan portofolio. Penilaian
kognitif semata-mata menilai seorang siswa memiliki pengetahuan
terhadap fakta, konsep dan teori. Penilaian keterampilan mengukur
kemampuan motorik siswa dalam “bekerja ilmiah” mengikuti
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan
(Diknas, 2002 : 13).
Penilaian bertujuan untuk mengukur seberapa jauh tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan,
dikembangkan dan ditanamakan di sekolah serta dapat dihayati,
diamalkan/diterapkan dan dipertahankan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari (Trianto, 2009 : 252). Hal ini dimaksudkan
34
untuk mempertahankan, memperbaiki dan menyempurnakan proses
pembelajaran yang dilaksanakan (Sudjana, 2002 : 2). Penilaian ini
harus dilakukan secara jujur dan transparan agar dapat mengungkap
informasi yang sebenarnya (Mulyasa, 2002 : 183).
3. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini
dianggap sulit oleh sebagian peserta didik, mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah Susanto (2013 : 165).
b. Pengertian Pembelajaran IPA
Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu
tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu
pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu
IPA sebagai produk, proses dan sikap. Sutrisno (2007: 23)
menambahkan ilmiah dari ketiga komponen IPA ini.
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan
pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep IPA di
sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena
35
belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia,
biologi dan fisika.
c. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006) dimaksudkan untuk:
1) Siswa dapat memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya;
2) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari;
3) Siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan
4) Siswa dapat mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan Susanto (2013 : 171).
4. Hakikat Model PBL
a. Pengertian Model PBL
Pengertian “masalah” dalam strategi pembelajaran dengan
PBL adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang
diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang
diharapkan. Kesenjangan ini dapat dirasakan dari adanya keresahan,
36
keluhan, kerisauan atau kecemasan. Materi pelajaran atau topik tidak
terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, tetapi
juga dari sumber-sumber lain, seperti peristiwa-peristiwa tertentu
sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Rusmono, 2012 : 74).
Problem Based Learning dikembangkan dalam dunia
pendidikan kedokteran. PBL telah dipakai secara luas pada semua
jenjang pendidikan. PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk
menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan
baru untuk dapat menyelesaikannya (Hamruni, 2009: 45).
Problem PBL digunakan untuk mendukung pola berfikir
tingkat tinggi (HOT atau higher-order thinking) dalam situasi yang
berorientasi masalah, termasuk belajar “how to learn”. Peran guru
dalam PBL adalah mengajukan masalah, memberikan pertanyaan
dan memfasilitasi untuk penyelidikan dan dialog, guru harus
memberikan peserta didik menambah kemampuan dan menemukan
kecerdasan (Wisudawati, 2017: 88).
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) dikembangkan dari filsafat konstruksivisme, yang
menyatakan bahwa kebenaran merupakan konstruksi pengetahuan
secara otonom, artinya peserta didik akan menyusun pengetahuan
dengan cara membangun penalaran dari seluruh pengetahuan yang
telah dimiliki dan dari semua pengetahuan baru yang diperoleh
37
(Hamruni, 2009 : 150). Model pembelajaran berbasis masalah adalah
strategi pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah
secara terbuka.
Model pembelajaran ini merupakan serangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah
yang dihadapi secara ilmiah. Model pembelajaran berbasis masalah
meliputi kegiatan berupa siswa aktif berpikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data serta akhirnya menyimpulkan
(Khanifatul, 2013 : 21).
Model pembelajaran dengan PBL menawarkan kebebasan
siswa dalam proses pembelajaran. Panen (2001 : 85) mengatakan
dalam strategi pembelajaran dengan PBL, siswa diharapkan untuk
terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data dan
menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah.
Model pembelajaran PBL mempunyai tiga ciri utama
(Sanjaya, 2007: 65), yang sekaligus membedakannya dengan strategi
pembelajaran yang lain. Ketiga ciri tersebut adalah sebagai berikut :
1) Model pembelajaran PBL merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran yang terdiri dari sejumlah rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan siswa. Siswa tidak hanya sekadar
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran
38
yang diberikan tetapi berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data dan menyimpulkannya;
2) Aktivitas pembelajaran diorientasikan pada penyelesaian
masalah. PBL menempatkan masalah sebagai kata kunci dari
proses pembelajaran tanpa adanya masalah maka tidak mungkin
adanya proses pembelajaran berbasis masalah; dan
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan
menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan
induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan
empiris.
b. Nilai-Nilai Karakter dalam Model PBL
Nilai-nilai karakter dalam model PBL yaitu tanggung jawab,
kerja keras, toleransi dan demokratis, mandiri, dan kepedulian
lingkungan dan sosial keagamaan.
1) Tanggung Jawab
Mengingat asumsi dasar dibangunnya PBL adalah
menyelesaikan masalah, sedangkan orang yang mempunyai
komitmen tinggi untuk menyelesaikan masalah adalah orang-
orang yang bertanggung jawab.
39
2) Kerja Keras
Kerja keras yang luar biasa diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah. Model pembelajaran PBL ini secara
alamiah menanamkan nilai karakter berupa kerja keras.
3) Toleransi dan Demokratis
Penyelesaian masalah yang dikehendaki dalam model
pembelajaran PBL adalah penyelesaian masalah yang bersifat
terbuka, dapat ditoleransi dan bersifat demokratis.
4) Mandiri
Setiap siswa mempunyai permasalahan yang berbeda-
beda, sehingga memerlukan cara pemecahan yang berbeda pula.
Bahkan jika masalahnya sama, siswa boleh menyelesaikan
dengan cara yang berbeda. Siswa harus bersikap mandiri dalam
menyelesaikan permasalahannya.
5) Kepedulian Lingkungan dan Sosial Keagamaan
Siswa menghadapi masalah-masalah individu yang
berbeda, tidak menutup kemungkinan dia juga menghadapi
masalah-masalah sosial keagamaan di lingkungan sekolahnya.
Penyelesaian masalah harus dihadapi secara berkelompok
dengan melibatkan kepala sekolah, guru bimbingan konseling
dan guru agama.
40
c. Prosedur Pelaksanaan Model PBLBermuatan Karakter
Prosedur pelaksanaan model PBL yaitu adanya masalah,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis. mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan menentukan pilihan penyelesaian. Model
pembelajaran PBL ini dapat dilaksanakan dengan bimbingan guru.
a) Adanya Masalah
Implementasi atau penggunaan strategi pembelajaran
berbasis masalah harus dimulai dari membangun kesadaran
kritis siswa akan adanya masalah yang akan dipecahkan.
Permasalahan dapat ditentukan oleh guru sebagai stimulus agar
siswa mencoba berpikir.
b) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah adalah langkah selanjutnya setelah
adanya masalah. Kemampuan atau kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik adalah mampu menentukan prioritas
masalah yang akan dipecahkan. Guru dapat membimbing siswa
dalam merumuskan masalah.
c) Merumuskan Hipotesis
Siswa diharapkan mampu merumuskan hipotesis setelah
mereka mampu merumuskan masalah.Guru dapat memberikan
dua pilihan yang membantu agar siswa dapat mencoba belajar
dalam merumuskan hipotesis.
41
d) Mengumpulkan Data
Siswa diharapkan mampu mengumpulkan data yang
relevan secepat mungkin, kemudian mengorganisasikannya,
serta menyajikannya secara skematis. Informasi dan penjelasan
guru dapat dijadikan data .
e) Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, diharapkan
peserta didik mampu menguji hipotesis yang diajukan pada
langkah ketiga.
f) Menentukan Pilihan Penyelesaian
Tahap terakhir dari pelaksanaan strategi pembelajaran
berbasis masalah adalah memilih salah satu solusi yang diambil
dari hipotesis yang telah teruji kebenarannya sebagai sebuah
pilihan.
d. Kelebihan dan Kelemahan Model PBL
Menurut Suyadi (2013 : 142-143) ada beberapa keunggulan
dan kelemahan PBL.
1)Keunggulan PBL Bermuatan Karakter
Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus
untuk lebih memahami isi pelajaran;
a) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa,
sehingga memberikan keleluasaan untuk menentukan
pengetahuan baru bagi siswa;
42
b) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa;
c) Pemecahan masalah dapat membantu siswa cara menransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata; dan
d) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang dilakukan.
2) Kelemahan PBL Bermuatan Karakter
a) Ketika siswa tidak memiliki minat tinggi, atau tidak
mempunyai kepercayaan diri bahwa dirinya mampu
menyelesaikan masalah yang dipelajari, maka mereka
cenderung enggan untuk mencoba karena takut salah;
b) Tanpa pemahaman “mengapa mereka berusaha” untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingi mereka pelajari.
Memiliki arti perlu dijelaskan manfaat menyelesaikan
masalah yang dibahas pada siswa; dan
c) Proses pelaksanaan PBL membutuhkan waktu yang lebih
lama atau panjang. Waktu itu juga belum cukup, karena
sering kali siswa masih memerlukan waktu tambahan untuk
menyelesaikan persoalan yang diberikan, sedangkan waktu
43
pelaksanaan PBL harus disesuaikan dengan beban
kurikulum yang ada.
5. Hakikat PTK
a. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK berasal dari bahasa
Inggris yaitu (Classroom Action Research) yang berarti penelitian
dengan tindakan yang dilakukan di dalam kelas (Kunandar, 2008:
41). Arikunto (dalam Iskandar, 2012 : 20) menyatakan bahwa PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan. Kunandar (2008: 42)
berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas (Action Research) dan
penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya.
Penelitian tidakan kelas (PTK) merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain
(kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu
proses pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas sedang
berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju seperti Inggris,
Amerika, Australia, dan Canada. (Supardi, 2007: 102).
b. Karakteristik PTK
Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan bagian dari
penelitian tindakan.Suhardjono (2007: 62) berpendapat bahwa ciri
khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata.
44
Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam
laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan
praktis. Tindakan tersebut merupakan sesuatu kegiatan yang
disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Penelitian tindakan
dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.Karakteristik lain dari
PTK, di antaranya sebagai berikut:
1) Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan penelitian yang
tidak hanya berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus
mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting
dari upaya pengembangan professional guru karena mampu
membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis;
2) Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoretis
atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya
permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas;
3) Penelitian Tindakan Kelas hendaknya dimulai dari
permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai
hal-hal yang terjadi di dalam kelas;
4) Kolaborasi antara praktisi (guru, kepala sekolah, peserta didik,
dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan
tentang permasalahan, pengambilan keputusan akhirnya dapat
melahirkan kesamaan tindakan (action);
45
5) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan hanya apabila ada (a)
keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (b)
bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alasan pokok:
ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan, dan (d)
bertujuan memperoleh pengetahuan sebagai pemecahan
masalah.
c. Prinsip PTK
Hopkins (dalam Supardi, 2007: 115) berpendapat bahwa
prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai
berikut:
1) Tugas Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama
adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan
berkualitas. Antarpendidik perlu memiliki komitmen dalam
mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran secara terus-menerus.
Pendidik harus menggunakan pertimbangan dan
tanggung jawab profesionalnya dalam mengupayakan jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Prinsip utama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan
sebagai suatu cara berkelanjutan secara siklus sampai terjadinya
peningkatan, atau “kesembuhan” sistem, proses, hasil, dan
sebagainya.
46
2) Meneliti Bagian Integral dari Pembelajaran
Meneliti merupakan bagian integral dari
pembelajaranyang tidak menuntut kekhususan waktu maupun
metode pengumpulan data. Tahapan penelitian tindakan selaras
dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu persiapan program
(planning), pelaksanaan pembelajaran (action), observasi
kegiatan pembelajaran (observation), evaluasi terhadap
kegiatan/proses pembelajaran (evaluation), dan refleksi dari
proses dan hasil pembelajaran (reflection).
3) Kegiatan Meneliti
Kegiatan meneliti merupakan bagian integral dari
pembelajaran yang harus diselenggarakan dengan tetap
bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang
digunakan dimulai dari masalah, pemilihan tindakan yang sesuai
dengan permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis
tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan
prosedur pengumpulan data, dan analisis data. Objektivitas,
reliabilitas, validitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan
selama penelitian berlangsung.
4) Masalah yang Ditangani
Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah
pembelajaran yang riil merisaukan tanggung jawab profesional
dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada
47
kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran
yang sesungguhnya. Apabila diagnosis masalah berdasarkan
pada kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang
sudah melanggar prinsip keotentikan masalah.
5) Konsistensi Sikap dan Kepedulian
Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.
Peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil
lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang
sungguh-sungguh. Motivasi intrinsik perlu ditumbuhkan untuk
memperbaiki kualitas.
6) Tidak Ada Pembatasan Masalah
Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak
seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi
dapat diperluas pada tataran sistem atau lembaga. Perspektif
yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan
terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan.
d. Tujuan PTK
Menurut Supardi (2007: 107) penelitian yang menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas umumnya diarahkan pada
pencapaian sasaran sebagai berikut:
1) Memerhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses,
dan hasil pembelajaran;
48
2) Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga
kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan
permasalahan pembelajaran;
3) Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para
tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi
masalah-masalah pembelajaran;
4) Meningkatakan kolaborasi antartenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Suhardjono (2007: 60-61) berpendapat bahwa tujuan utama
PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di
slam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk
memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah
mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang
dilakukan.Tujuan PTK antara lain sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan
dan pembelajaran di sekolah;
2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi
masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas;
3) Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga
kependidikan;
4) Menumbuhkembangkan budaya akdemik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan
49
mutu pendidikan dan pembelajran secara berkelanjutan
(sustainable).
e. Langkah-Langkah PTK
Menurut Suhardjono (2007: 117-119) kegiatan pokok dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu planning, acting,
observing, dan reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu
siklus kegiatan pemecahan masalah. Riset dilanjutkan pada siklus
kedua, dan seterusnya apabila satu siklus belum menjukkan tanda-
tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu).
Berikut penjelasan dari masing-masing langkah kegiatan
antara lain planning, acting, observing, dan reflecting:
1) Perencanaan (Planning)
Kegiatan planning antara lain identifikasi masalah,
perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan
pengembangan intervensi.
a) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap pertama
dalam serangkaian tahapan penelitian.Masalah yang kurang
teridentifikasi dapat menyebabkan pemborosan energi
karena penelitiannya tidak menghasilkan penemuan
bermanfaat.
50
b) Perumusan Masalah dan Analisis Penyebab Masalah
Analisis penyebab masalah (probable cause)
merupakan langkah kedua planning yang penting
dilakukan. Analisis penyebab munculnya masalah dapat
dijabarkan dengan mudah melalui brainstorming secara
kolaboratif.
Akar penyebab masalah perlu dianalisis sehingga
bentuk intervensi dalam penelitian tindakan kelas dapat
dikembangkan secara lebih tepat.
c) Pengembangan Intervensi
Pengembangan Intervensi merupakan langkah ketiga
dalam planning yang juga penting untuk
diperhatikan.Intervensi perlu dikembangkan berdasrakan
akar penyebab masalah itu.Intervensi yang dipilih harus
didukung oleh sumber daya yang ada.
2) Pelaksanaan (Acting)
Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana
intervensi tindakan mengacu pada program yang telah
disepakati bersama dengan teman sejawat. Peneliti yang akan
mengubah atau melaksanakan perbaikan atas metode tindakan
di kelas, perlu ada alasan yang mendasar dan ada kesepakatan
bersama.
51
3) Observasi (Observing)
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan
data) untuk memotret seberapa jauh tindakan telah mencapai
sasaran.
4) Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan
guru.Peneliti pada tahap ini menjawab pertanyaan mengapa,
bagaimana, dan seberapa jauh intervensi telah menghasilkan
perubahan secara signifikan.
f. Kriteria Ketuntasan Minimal
1) Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan
peserta didik. Kriteria Ketuntasan Minimal adalah kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
2) Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
a) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang
diikuti;
b) Sebagai acuan bagipeserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran;
52
c) Sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah; dan
d) Sebagai target satuan pendidikan dalam pencapaian
kompetensi tiap mata pelajaran.
3) Prosedur Pembagian Kriteria Ketuntasan Minimal
a) Kriteria Ketuntasan Minimal Individu
KKM individu adalah KKM per mata pelajaran yang
dibuat oleh guru atau kelompok guru pada satuan
pendidikan dengan acuan tertentu dan tiap mata pelajaran
bisa jadi memiliki KKM yang berbeda. KKM individu ini
merupakan KKM yang harus dicapai oleh siswa. KKM dari
mata pelajaran IPA adalah ≥ 65.
b) Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional
KKM Nasional adalah KKM yang memiliki
ketuntasan secara nasional mencapai minimal 75.
c) Kriteria Ketuntasan Minimal Klasikal
KKM Klasikal adalah KKM yang menyatakan
ketuntasan belajar siswa di dalam kelas tersebut jika ≥ 85%
siswa telah tuntas belajar.
B. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang dilakukan oleh Prastantya, 2016 dengan judul
“Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media
Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Kelas
53
IV SD Negeri Tambakaji 05 Kota Semarang Tahun Ajaran 2015”.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Apakah model
pembelajaran Problem Based Learning dengan media audiovisual
dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri
Tambakaji 05 Kota Semarang Tahun Ajaran 2015? Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui model Problem
BasedLearningdengan audiovisual dapat meningkatkan hasil
belajar IPA kelas IV SD Negeri Tambakaji 05 Kota Semarang
Tahun Ajaran 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
model PBL dengan audiovisual dapat meningkatkanhasil belajar
IPA kelas IV SD Negeri Tambakaji 05 Kota Semarang tahun ajaran
2015.Hal ini terbukti dari hasil siklus I sebesar 59,25%. Siklus II
sebesar 80,15. Penelitian yang dilakukan Prastantya ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
penggunaan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil
belajar dan jenis penelitian sama-sama penelitian tindakan kelas,
sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran,
tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Okayana, 2016 dengan judul
“Penerapan Model PBL untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika pada Siswa kelas IV di SD Negeri 03 Metro Barat
Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2016”. Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Apakah
54
penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar
matematika pada siswa kelas IV di SD Negeri 03 Metro Barat
Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2016? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model
PBL dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas
IV di SD Negeri 03 Metro Barat Kecamatan Seputih Banyak
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2016. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan
hasil belajar matematika pada siswa kelas IV di SD Negeri 03
Metro Barat Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2016. Hal ini terbukti dari hasil siklus I terdapat 15
siswa atau 62,50% yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata 70.
Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 19 siswa atau 79,17%
dengan nilai rata-rata 77,92. Penelitian yang dilakukan Okayana ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
penggunaan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil
belajar dan jenis penelitian sama-sama penelitian tindakan kelas,
sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi pelajaran,
tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati, 2017 dengan judul
“Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Operasi Hitung
Penjumlahan dan pengurangan Bilangan Melalui Model
Pembelajaran PBL pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Aulad
55
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017”.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu: Apakah penerapan
model PBL dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada
Siswa kelas III MI Tarbiyatul Aulad Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017? Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui model PBL dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas III MI
Tarbiyatul Aulad Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
PBL dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada Siswa
kelas III MI Tarbiyatul Aulad Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017. Hal ini terbukti dari hasil siklus I
terdapat 11 siswa atau 58% yang tuntas belajar dengan nilai rata-
rata 74,2. Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 14 siswa atau 74%
dengan nilai rata-rata 78,9. Siklus III jumlah siswa yang tuntas ada
17 siswa atau 89% dengan nilai rata-rata 84,7. Penelitian yang
dilakukan Fatmawati ini memiliki kesamaan dengan penelitian
yang dilakukan peneliti yaitu penggunaan model pembelajaran
PBL untuk meningkatkan hasil belajar dan jenis penelitian sama-
sama penelitian tindakan kelas, sedangkan perbedaannya terdapat
pada subjek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan
penelitian.
56
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Lokasi Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Candirejo Tuntang
yang terletak di desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Desa ini berbatasan dengan desa Pulutan di sebelah timur,
desa Kesongo Tuntang Semarang di sebelah utara, Rawa Pening di
sebelah barat, dan desa Jombor Tuntang Semarang di sebelah selatan.
Bagian ini memaparkan tentang identitas madrasah; visi dan misi;
keadaan guru dan pegawai; keadaan siswa; tugas karyawan, dan sarana
prasarana.
a. Identitas MI Ma’arif Candirejo Tuntang
Identitas MI Ma’arif Candirejo Tuntang dapat dilihat pada
Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Identitas MI Ma’arif Candirejo
No. Identitas Sekolah Keterangan
1. Nama Sekolah MI Ma’arif Candirejo
2. NSS 111 33 22 0071
3. Alamat
Jalan Mertokusumo
No. 03 Desa
Candirejo Kecamatan
Tuntang
4. Akreditasi B
Sumber: Dokumentasi Sekolah
57
b. Visi dan Misi MI Ma’arif Candirejo Tuntang
MI Ma’arif Candirejo Tuntang memiliki visi misi yang
dapat dilihat di bawah ini.
1) Visi
Terdidik berdasarkan iman dan taqwa
Indikatornya:
a) Unggul dalam aktifitas keagamaan;
b) Unggul dalam kepedulian sosial;
c) Unggul dalam kedisplinan
2) Misi
a) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal;
b) Menambahkan dasar-dasar perilaku budi pekerti dan
berakhlakul karimah;
c) Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran
agama dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber
kearifan dalam bertindak; dan
d) Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan
seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan sekolah.
Sumber: Dokumentasi Sekolah
58
c. Keadaan Guru dan Pegawai di MI Ma’arif Candirejo Tuntang
Guru dan pegawai di MI Ma’arif Candirejo memiliki latar
belakang pendidikan dan jabatan yang berbeda. Keadaan Guru dan
Pegawai di MI Ma’arif Candirejo dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Keadaan Guru dan Pegawai MI Ma’arif Candirejo
No. Nama L / P Pendidikan Jabatan
1. Siti Asiyah,
S.Ag P S1 Kepala sekolah
2. Umi Fatkiyah,
S.Pd.I P S1 Wali kelas I
3.
Metty
Andayani,
S.Pd
P S1 Wali kelas II
4. Umi Hanifah,
S.Pd.I P S1 Wali kelas III
5. M. Nur Ikhsan,
S.Pd.I L S1 Wali kelas IV
6. Lum’atun
Nayirah, S.Pd.I P S1 Wali kelas V
7. Dra. Siti Nur
Khasanah P S1 Wali kelas VI
8. Masykur
Fatech L STM Guru penjaskes
9. Sulastri, S.Pd P S1 Guru mulok
11. Evi Nila Sari P SMK Tata Usaha
12. M. Arif L SMP Penjaga
Sumber: Dokumentasi Sekolah
d. Keadaan Siswa
Siswa di MI Ma’arif Candirejo didominasi oleh siswa laki-
laki. Keadaan siswa MI Ma’arif Candirejo tahun ajaran 2018
secara keseluruhan adalah dengan rincian pada Tabel 3.3.
59
Tabel 3.3 Keadaan Siswa MI Ma’arif Candirejo
No. Kelas L P Total
1. I 16 10 26
2. II 17 11 28
3. III 15 13 28
4. IV 15 14 29
5. V 16 9 25
6. VI 15 10 25
Jumlah 94 67 161
Sumber: Dokumentasi Sekolah
e. Siswa Kelas V MI Ma’arif Candirejo Tuntang
Siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo Tuntang berjumlah 25
siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas V MI Ma’arif Candirejo
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Alif Noya Syafa Abi
L
2. Farid. M. A
L
3. Amila Nabilatus Syifa
P
4. Raya Diva Soluha
P
5. Denis
L
6. Mahilma Wahda Risma
P
7. Akbar
L
8. Zahwa Aqnia
P
9. Kheiza V. E
P
Bersambung. . .
60
Sambungan
10. Liya
P
11. Yudis
L
12. Wilda Avrilia K
P
13. Vera Oktavia Setiani
P
14. Syahrul Zanuar Ilham
L
15. Sandi
L
16. Surya
L
17. Sanana
L
18. M. Ilham Fadhol
L
19. Nadila Dwi Adelia
P
20. Rozaq
L
21. Rifaldi
L
22. Ridho
L
23. Salis
L
24. Moza
L
25. Najib
L
f. Tugas Karyawan dan Tugas Lainnya
Para karyawan bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien. Setiap karyawan memiliki tugas
masing-masing sesuai dengan jabatan yang terdapat dalam struktur
organisasi. Struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 3.1.
61
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Ma’arif Candirejo
g. Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Candirejo
Sarana dan prasarana di MI Ma’arif Candirejo cukup
memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktivitas di
sekolah. Keadaan sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel.
3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5 Keadaan Sarana Prasarana MI Ma’arif Candirejo
No. Ruang Jumlah Keadaan
1. Ruang kelas 6 Terawat
Bersambung. . .
Kepala Sekolah
Siti Asiyah, S. Ag
Guru Kelas I
Umi Fatkiyah, S.Pd.I
Guru Kelas II
Metti Andayani, S.Pd
Guru Kelas III
Umi Hanifah, S.Pd
Guru Kelas IV
M. Nur Ikhsan, S.Pd.I
Guru Kelas V
Lum’atun
Nayirah, S.Pd.I
Guru Kelas VI
Dra. Siti Nur
Khasanah
Guru Mulok
Sulastri, S.Pd
Guru Penjaskes
Masykur Fatech
NARASUMBER KOMITE
SISWA
62
Sambungan
2. Ruang kepala sekolah 1 Terawat
3. Ruang guru 1 Terawat
4. Ruang UKS 1 Terawat
5. Ruang mushola 1 Terawat
6. Ruang wc guru 1 Terawat
7. Ruang wc siswa 2 Terawat
8. Dapur 1 Terawat
9. Kantin 1 Terawat
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi
sifat-sifat cahaya pada semester II tahun ajaran 2018. Penelitian ini
dilaksanakan dalam beberapa siklus. Penelitian ini menggunakan
pembelajaran yang terdapat mata pelajaran IPA yang disesuaikan
dengan jadwal pelajaran kelas V MI Ma;arif Candirejo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang.Waktu pelaksanaan dapat dilihat pada
Tabel 3.6 berikut:
Siklus Waktu
Kegiatan Siklus I 22 Maret 2018
Kegiatan Siklus II 28 Maret 2018
Kegiatan Siklus III 4 April 2018
63
B. Deskrispi Paparan Siklus
1. Deskripsi Data Siklus I
Deskripsi pelaksanaan siklus dapat dirinci menjadi empat
tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada 22 Maret 2018;
2) Menyiapkan RPP pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
melalui model PBL; dan
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran tentang materi sifatsifat
cahaya melalui model PBL.
Perangkat yang dipersiapkan pada siklus meliputi absensi,
lembar observasi guru dan siswa, buku paket IPA, dan media
pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama satu kali tatap
muka (2 X 35) menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini
adalah membuktikan bahwa sifat cahaya dapat merambat lurus dan
dapat menembus benda bening. Langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, do’a, absensi, apersepsi
(guru memberikan semangat kepada siswa sebelum mulai
64
pelajaran), guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
PBL, dan mengadakan pre test untuk mengenalkan materi
kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi di buku
IPA kelas V;
(2) Guru membagi siswa menjadi kelompok yang masing-
masing beranggotakan lima orang;
(3) Setiap kelompok diberi lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru;
(4) Siswa berdiskusi bersama dalam kelompok; dan
(5) Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara individu
setelah kegiatan diskusi.
b) Elaborasi
(1) Siswa melakukan percobaan menggunakan alat peraga
dari tiga karton yang dilubangi tengahnya 4 cm x 4 cm
kemudian dijajarkan dalam satu garis dan diletakkan
sebuah lilin di belakang salah satu karton untuk
membuktikan bahwa cahaya merambat lurus;
(2) Siswa melakukan percobaan menggunakan alat peraga
dengan senter dan gelas bening untuk membuktikan
bahwa cahaya dapat menembus benda bening;
65
(3) Siswa mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-
fakta tentang sifat-sifat cahaya;
(4) Guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
informasi yang sesuai;
(5) Siswa membuat laporan berdasarkan hasil percobaan;
dan
(6) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
c) Konfirmasi
(1) Guru dan siswa membahas penyelesaian masalah
berdasarkan jawaban yang sudah disampaikan oleh
perwakilan kelompok;
(2) Guru menyampaikan saran dan perbaikan atas
penampilan siswa; dan
(3) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang
belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi pemberian pujian kepada
kelompok yang memiliki kinerja terbaik, berdoa untuk
mengakhiri pelajaran, dan guru menutup dengan salam.
c. Observasi (Observation)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati
kegiatan guru dalam mengajar dengan tujuan untuk mengetahui
66
proses pembelajaran melalui model pembelajaran PBL. Kegiatan
observasi juga untuk mengamati siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran PBL.
Observasi dilaksanakan secara langsung dengan
menggunakan format observasi yang telah disusun. Observasi
dilakukan untuk mengetahui ketepatan dalam menerapkan model
pembelajaran PBL pada materi sifat-sifat cahaya.
d. Refleksi (Reflection)
Peneliti mencatat hal-hal positif dan faktor penghambat
pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran PBL
sebagai perbaikan untuk siklus berikutnya. Adapun faktor
penghambat yang dapat terjadi seperti kurang tegasnya guru dalam
mengatur siswa, kurang perhatian siswa terhadap materi pelajaran
serta belum pahamnya terhadap model pembelajaran PBL yang
diajarkan.
2. Deskripsi Data Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada siklus I meliputi tiga kegiatan sebagai
berikut:
1) Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada 28 Maret 2018;
2) Menyiapkan RPP pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
melalui model PBL; dan
67
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran tentang materi sifat sifat
cahaya melalui model PBL.
Perangkat yang dipersiapkan pada siklus meliputi absensi,
lembar observasi guru dan siswa, buku paket IPA, dan media
pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama satu kali tatap
muka (2 X 35) menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini
adalah membuktikan bahwa sifat cahaya dapat dibiaskan, dapat
dipantulkan dan dapat diuraikan. Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, do’a, absensi, apersepsi
(guru memberikan semangat kepada siswa sebelum mulai
pelajaran), guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
PBL, dan mengadakan pre test untuk mengenalkan materi
kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi di buku
IPA kelas V;
(2) Guru membagi siswa menjadi kelompok yang masing-
masing beranggotakan lima orang;
68
(3) Setiap kelompok diberi lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru;
(4) Siswa berdiskusi bersama dalam kelompok; dan
(5) Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara individu
setelah kegiatan diskusi.
b) Elaborasi
(1) Siswa melakukan percobaan menggunakansendok dari
logam untuk menentukan sifat bayangan pada cermin
cekung dan cermin cembung;
(2) Siswa melakukan percobaan menggunakan alat peraga
dari gelas bening yang diisi dengan air setelah itu
dimasukkan pensil ke dalamnya untuk membuktikan
bahwa cahaya dapat dibiaskan;
(3) Siswa melakukan percobaan menggunakan cakram
warna untuk membuktikan cahaya dapat diuraikan atau
terdispersi yang guru sediakan;
(4) Siswa mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-
fakta tentang sifat-sifat cahaya;
(5) Guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
informasi yang sesuai;
(6) Siswa membuat laporan berdasarkan hasil percobaan;
dan
69
(7) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
c) Konfirmasi
(1) Guru dan siswa membahas penyelesaian masalah
berdasarkan jawaban yang sudah disampaikan oleh
perwakilan kelompok;
(2) Guru menyampaikan saran dan perbaikan atas
penampilan siswa; dan
(3) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang
belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi pemberian pujian kepada
kelompok yang memiliki kinerja terbaik, guru memberikan
tindak lanjut berupa tugas rumah, guru menyampaikan materi
pada pertemuan berikutnya, berdoa untuk mengakhiri
pelajaran, dan guru menutup dengan salam.
c. Observasi (Observation)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati
kegiatan guru dalam mengajar dengan tujuan untuk mengetahui proses
pembelajaran melalui model pembelajaran PBL. Kegiatan observasi
juga untuk mengamati siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran PBL.
70
Observasi dilaksanakan secara langsung dengan menggunakan
format observasi yang telah disusun. Observasi dilakukan untuk
mengetahui ketepatan dalam menerapkan model pembelajaran PBL
pada materi sifat-sifat cahaya.
d. Refleksi (Reflection)
Hasil dari observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Hasil
analisis dicatat untuk mengetahui, peneliti mencatat hal-hal positif dan
faktor penghambat pada proses pembelajaran dengan model
pembelajaran PBL jika belum tuntas dalam pembelajaran sebagai
perbaikan untuk siklus berikutnya. Seringkali yang terjadi adalah
belum pahamnya siswa terhadap model pembelajaran baru yang
dilaksanakan oleh guru sehingga belum pahamnya siswa terhadap
model PBL dapat memicu hambatan-hambatan dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Deskripsi Data Siklus III
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan pada siklus I meliputi tiga kegiatan sebagai
berikut:
1) Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada 4 April 2018;
2) Menyiapkan RPP pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
melalui model PBL; dan
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran tentang materi sifat sifat
cahaya melalui model PBL.
71
Perangkat yang dipersiapkan pada siklus meliputi absensi,
lembar observasi guru dan siswa, buku paket IPA, dan media
pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama satu kali tatap
muka (2 X 35) menit. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini
adalah membuktikan bahwa sifat cahaya dapat merambat lurus dan
dapat menembus benda bening. Langkah-langkah pembelajarannya
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal meliputi salam, do’a, absensi, apersepsi
(guru memberikan semangat kepada siswa sebelum mulai
pelajaran), gutu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
PBL, dan mengadakan pre test untuk mengenalkan materi
kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru meminta siswa untuk membaca materi di buku
IPA kelas V;
(2) Guru membagi siswa menjadi kelompok yang masing-
masing beranggotakan lima orang;
(3) Setiap kelompok diberi lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru;
72
(4) Siswa berdiskusi bersama dalam kelompok; dan
(5) Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara individu
setelah kegiatan diskusi.
b) Elaborasi
(1) Siswa melakukan percobaan menggunakanlup buatan
sederhana menggunakan kertas karton, plastik
transparan, gunting, dan air;
(2) Siswa mengumpulkan informasi untuk menguji fakta-
fakta tentang sifat-sifat cahaya;
(3) Guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
informasi yang sesuai;
(4) Siswa membuat laporan berdasarkan hasil percobaan;
dan
(5) Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompok.
c) Konfirmasi
(1) Guru dan siswa membahas penyelesaian masalah
berdasarkan jawaban yang sudah disampaikan oleh
perwakilan kelompok;
(2) Guru menyampaikan saran dan perbaikan atas
penampilan siswa; dan
(3) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang
belum dipahami.
73
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi pemberian pujian kepada
kelompok yang memiliki kinerja terbaik, guru memberikan
tindak lanjut berupa tugas rumah, guru menyampaikan materi
pada pertemuan berikutnya, berdoa untuk mengakhiri
pelajaran, dan guru menutup dengan salam.
c. Observasi (Observation)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengamati
kegiatan guru dalam mengajar dengan tujuan untuk mengetahui
proses pembelajaran melalui model pembelajaran PBL. Kegiatan
observasi juga untuk mengamati siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran PBL.
Observasi dilaksanakan secara langsung dengan
menggunakan format observasi yang telah disusun. Observasi
dilakukan untuk mengetahui ketepatan dalam menerapkan model
pembelajaran PBL pada materi sifat-sifat cahaya.
d. Refleksi (Reflection)
Penelitian berakhir di siklus ini apabila dinyatakan berhasil
jika secara klasikal sudah mencapai indikator ketuntasan nilai 85%.
Faktor penghambat yang ada pada siklus ini bisa terjadi karena
faktor internal siswa. Faktor internal bisa meliputi intelegensi dan
psikologis. Apabila pada siklus ini belum berhasil, maka akan
diadakan remediasi oleh guru yang bersangkutan.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Deskripsi Per Siklus
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada Siklus I yaitu diperoleh
informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan
guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan
dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Sebelum
pelaksanaan Siklus I, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran, antara lain RPP, lembar kerja
siswa, media pembelajaran, dan lembar observasi.
b. Tindakan
Pelaksanaan pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 22
Maret 2018 pada materi cahaya merambat lurus dan menembus
benda bening. Langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:
1) Awal pembelajaran guru memberi salam kemudian mengajak
siswa untuk berdoa’a dilanjutkan absensi. Tidak lupa guru
memberi semangat kepada siswa sebelum memulai pelajaran.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran PBL.
Setelah itudilanjutkan dengan pre test untuk mengenalkan
materi kepada siswa.
75
2) Setelah kegiatan awal selesai, dilanjutkan dengan kegiatan
inti, yaitu guru menjelaskan materi sifat cahaya dapat
merambat lurus dan menembus benda bening. Siswa
menggali materi yang sudah dijelaskan. Selanjutnya siswa
dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen. Masing-masing
kelompok menggunakan media yang telah ditentukan oleh
guru. Guru membagi LKS untuk dikerjakan oleh siswa secara
kelompok. Guru bertanya hal yang kurang dipahami oleh
siswa dan memberikan umpan balik serta mengadakan post
test.
3) Sebagai kegiatan akhir dalam pembelajaran, guru
mengingatkan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya
masih menggunakan model PBL serta memberikan informasi
bahwa nilai post test Siklus I yang tertinggi akan mendapat
reward yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.
Guru mengingatkan siswa agar belajar mengenai materi yang
akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Observasi
Ketika pembelajaran Siklus I sedang berlangsung, peneliti
mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar
obsevasi yang telah disediakan. Observasi ini juga sebagai
tambahan informasi bahwa model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar.
76
Hasil pengamatan yang dilaksanakan peneliti:
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2018 di kelas V MI
Ma’arif Candi Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan
jumlah 25 siswa. Pembelajaran berlangsung selama 2 X 35 (70 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah sifat cahaya
merambat lurus dan menembus benda bening. Hasil pengamatan pada
Siklus I adalah peneliti mendapat gambaran bahwa para siswa terlihat
bingung dan canggung mengikuti pembelajaran dengan model PBL.
Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Daftar Hasil Tes Formatif Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AK 70 TUNTAS
2. AM 70 TUNTAS
3. DN 60 BELUM TUNTAS
4. DI 60 BELUM TUNTAS
5. FA 90 TUNTAS
6. HI 70 TUNTAS
7. KH 60 BELUM TUNTAS
8. LI 100 TUNTAS
9. AD 60 BELUM TUNTAS
10. AL 50 BELUM TUNTAS
11 IR 50 BELUM TUNTAS
12. ME 50 BELUM TUNTAS
13. NA 40 BELUM TUNTAS
14. RI 80 TUNTAS
15. RI 50 BELUM TUNTAS
16. RO 60 BELUM TUNTAS
17. SA 70 TUNTAS
18. SA 50 BELUM TUNTAS
19. SA 70 TUNTAS
20. SU 70 TUNTAS
21. SY 80 TUNTAS
22. VE 60 BELUM TUNTAS
Bersambung. . .
77
23. WI 60 BELUM TUNTAS
24. YU 50 BELUM TUNTAS
25. ZA 70 TUNTAS
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Rata-rata 64
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 11
Belum Tuntas = 14
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan =
x 100%
=
x 100%
= 44%
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 44%. Siswa yang tuntas belajar
terdapat 11 (44%), sedangkan siswa yang belum tuntas 14 (56%).
Siklus I ini secara klasikal belum mencapai KKM.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
tuntas dari KKM 70 terdapat 11 siswa dan yang belum tuntas terdapat
14 siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan nilai yang diperoleh pada Siklus I belum
memuaskan, karena secara klasikal belum mencapai ketuntasan
85%. Siswa yang tuntas belajar terdapat 11 (44%), sedangkan
78
siswa yang belum tuntas 14 (56%). Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain guru kurang tegas dalam mengatur
siswa, model PBL belum terbiasa dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan antara lain yaitu guru
harus lebih tegas dan dalam proses pembelajaran perlu diberikan
pengarahan yang maksimal kepada siswa.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Hasil refleksi pada Siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan. Belum tercapainya indikator keberhasilan
dikarenakan adanya hambatan-hambatan dari guru maupun murid.
Oleh karena itu hambatan-hambatan tersebut akan diperbaiki di
Siklus II. Sebelum pelaksanaan Siklus II, peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, antara lain
RPP, lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan lembar
observasi.
b. Tindakan
Pelaksanaan pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28
Maret 2018 pada materi cahaya dapat dipantulkan, dapat
dibiaskan dan dapat terdispersi. Langkah-langkah pelaksanaannya
yaitu:
1) Awal pembelajaran guru memberi salam kemudian mengajak
siswa untuk berdoa’a dilanjutkan absensi. Tidak lupa guru
79
memberi semangat kepada siswa sebelum memulai pelajaran.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran PBL.
Setelah itudilanjutkan dengan pre testuntuk mengenalkan
materi kepada siswa.
2) Setelah kegiatan awal selesai, dilanjutkan dengan kegiatan
inti, yaitu guru menjelaskan materi sifat cahaya dapat
dipantulkan, dapat dibiaskan dan dapat terdispersi. Siswa
menggali materi yang sudah dijelaskan. Selanjutnya siswa
dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen. Masing-masing
kelompok menggunakan media yang telah ditentukan oleh
guru. Guru membagi LKS untuk dikerjakan oleh siswa secara
kelompok. Guru bertanya hal yang kurang dipahami oleh
siswa dan memberikan umpan balik serta mengadakan
posttest.
3) Sebagai kegiatan akhir dalam pembelajaran, guru
mengingatkan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya
masih menggunakan model PBL serta memberikan informasi
bahwa nilai post test Siklus I yang tertinggi akan mendapat
reward yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.
Guru mengingatkan siswa agar belajar mengenai materi yang
akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya.
80
c. Observasi
Ketika pembelajaran Siklus II sedang berlangsung,
peneliti mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar
obsevasi yang telah disediakan. Observasi ini juga sebagai
tambahan informasi bahwa model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar.
Hasil pengamatan yang dilaksanakan peneliti:
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 di
kelas V MI Ma’arif Candi Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang dengan jumlah 25 siswa. Pembelajaran berlangsung
selama 2 X 35 (70 menit). Materi pokok yang diajarkan pada
siklus II adalah sifat cahaya dapat dipantulkan, dapat dibiaskan,
dan dapat diuraikan. Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Daftar Hasil Tes Formatif Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AK 70 TUNTAS
2. AM 60 BELUM TUNTAS
3. DE 90 TUNTAS
4. DI 90 TUNTAS
5. FA 90 TUNTAS
6. HI 80 TUNTAS
7. KH 90 TUNTAS
8. LI 100 TUNTAS
9. AD 60 BELUM TUNTAS
10. AL 60 BELUM TUNTAS
11 IR 50 BELUM TUNTAS
12. ME 90 TUNTAS
13. NA 100 TUNTAS
Bersambung. . .
81
Sambungan
14. RI 100 TUNTAS
15. RIF 60 BELUM TUNTAS
16. RO 90 TUNTAS
17. SA 90 TUNTAS
18. SA 60 BELUM TUNTAS
19. SA 100 TUNTAS
20. SU 80 TUNTAS
21. SY 40 BELUM TUNTAS
22. VE 100 TUNTAS
23. WI 100 TUNTAS
24. YU 90 TUNTAS
25. ZA 90 TUNTAS
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Rata-rata 81,6
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 18
Belum Tuntas = 7
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan =
x 100%
=
x 100%
= 72%
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang dicapai siswa pada siklus II mencapai 72 %. Siswa yang
tuntas belajar terdapat 18 siswa (72%), sedangkan yang belum
tuntas terdapat 7 siswa (28%). Siklus II ini secara klasikal.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
tuntas dari KKM 65 terdapat 18 siswa dan yang belum tuntas
terdapat 7 siswa.
82
d. Refleksi
Berdasarkan nilai yang diperoleh pada Siklus II belum
memuaskan, karena secara klasikal belum mencapai ketuntasan
85%. Akan tetapi sudah mengalami peningkatan hasil belajar dari
Siklus I. Siklus II menghasilkan siswa yang tuntas belajar terdapat
18 siswa (72%), sedangkan yang belum tuntas terdapat 7 siswa
(28%). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain siswa
mulai asyik bermain sendiri, model PBL belum terbiasa
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Perbaikan yang
dilakukan antara lain yaitu lebih memperhatikan siswa dan dalam
pembelajaran perlu diberikan pengarahan yang maksimal kepada
siswa.
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Hasil refleksi pada Siklus II belum mencapai indikator
keberhasilan. Belum tercapainya indikator keberhasilan
dikarenakan adanya hambatan-hambatan dari guru maupun murid.
Oleh karena itu hambatan-hambatan tersebut akan diperbaiki di
Siklus III. Sebelum pelaksanaan Siklus III, peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, antara lain
RPP, lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan lembar
observasi.
83
b. Tindakan
Pelaksanaan pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4
April2018 pada materi cahaya merambat lurus dan menembus
benda bening. Langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:
1) Awal pembelajaran guru memberi salam kemudian mengajak
siswa untuk berdoa’a dilanjutkan absensi. Tidak lupa guru
memberi semangat kepada siswa sebelum memulai pelajaran.
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran PBL.
Setelah itudilanjutkan dengan pre test untuk mengenalkan
materi kepada siswa.
2) Setelah kegiatan awal selesai, dilanjutkan dengan kegiatan
inti, yaitu guru menjelaskan materi sifat cahaya dapat
dipantulkan, dapat dibiaskan dan dapat terdispersi. Siswa
menggali materi yang sudah dijelaskan. Selanjutnya siswa
dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen. Masing-masing
kelompok menggunakan media yang telah ditentukan oleh
guru. Guru membagi LKS untuk dikerjakan oleh siswa secara
kelompok. Guru bertanya hal yang kurang dipahami oleh
siswa dan memberikan umpan balik serta mengadakan post
test.
3) Sebagai kegiatan akhir dalam pembelajaran, guru
mengingatkan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya
84
masih menggunakan model PBL serta memberikan informasi
bahwa nilai post test Siklus III yang tertinggi akan mendapat
reward yang akan diberikan pada pertemuan selanjutnya.
Guru mengingatkan siswa agar belajar mengenai materi yang
akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya.
c. Observasi
Ketika pembelajaran Siklus III sedang berlangsung,
peneliti mengamati jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar
obsevasi yang telah disediakan. Observasi ini juga sebagai
tambahan informasi bahwa model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar.
Hasil pengamatan yang dilaksanakan peneliti:
Siklus III dilaksanakan pada tanggal 4 April 2018 di kelas
V MI Ma’arif Candi Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
dengan jumlah 25 siswa. Pembelajaran berlangsung selama 2 X
35 (70 menit). Materi pokok yang diajarkan pada siklus III
adalah pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam kehidupan. Hasil
pengamatan pada Siklus III adalah peneliti mendapat gambaran
bahwa para siswa terlihat antusias dan semangat mengikuti
pembelajaran dengan model PBL. Nilai hasil belajar siswa pada
siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.3.
85
Tabel 4.3. Daftar Hasil Tes Formatif Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. AK 80 TUNTAS
2. AM 90 TUNTAS
3. DE 80 TUNTAS
4. DI 90 TUNTAS
5. FA 80 TUNTAS
6. HI 90 TUNTAS
7. KH 100 TUNTAS
8. LI 100 TUNTAS
9. AD 80 TUNTAS
10. AL 60 BELUM TUNTAS
11 IR 90 TUNTAS
12. ME 90 TUNTAS
13. NA 80 TUNTAS
14. RI 60 BELUM TUNTAS
15. RIF 70 TUNTAS
16. RO 90 TUNTAS
17. SA 80 TUNTAS
18. SA 80 TUNTAS
19. SAN 100 TUNTAS
20. SU 80 TUNTAS
21. SY 50 BELUM TUNTAS
22. VE 80 TUNTAS
23. WI 70 TUNTAS
24. YU 90 TUNTAS
25. ZA 100 TUNTAS
Nilai
Tertinggi
100
Nilai
Terendah
50
Rata-rata 82,4
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 22
Belum Tuntas = 3
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan =
x 100%
=
x 100%
= 88%
86
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang dicapai siswa pada siklus III mencapai 88%. Siswa yang
tuntas belajar terdapat 22 siswa (88%), sedangkan yang belum
tuntas terdapat 3 siswa (12%). Siklus III ini secara klasikal sudah
mencapai ketuntasan.Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
bahwa siswa yang tuntas dari KKM 65 terdapat 22 siswa dan
yang belum tuntas terdapat 3 siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan nilai yang diperoleh pada Siklus III sudah
memuaskan, karena secara klasikal telah mencapai ketuntasan
85%. Siklus III menghasilkan siswa yang tuntas belajar terdapat
22 siswa (88%), sedangkan yang belum tuntas terdapat 3 siswa
(12%).
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I-III
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
I 64
Tuntas 11 44%
Belum
Tuntas 14 56%
II 81,2
Tuntas 18 72%
Belum
Tuntas 7 28%
III 82,4
Tuntas 22 88%
Belum
Tuntas 3 12%
(Sumber: Data Primer)
87
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan
hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar
siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL adalah sebagai bukti keberhasilan penerapan model
pembelajaran ini.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
terdapat 11 siswa (44%) tuntas belajar dan 14 siswa (56%) belum tuntas
belajar. Berdasarkan hasil tersebut penelitian belum dikatakan berhasil
sehingga harus melaksanakan Siklus II.
Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh data yang menunjukkan
bahwa terdapat 18 siswa (72%) tuntas belajar dan 7 siswa (28%) belum
tuntas belajar.
Hasil belajar siswa pada siklus III diperoleh data yang
menunjukkan bahwa terdapat 22 siswa (88%) tuntas belajar dan 3 siswa
(12%) belum tuntas belajar.
Pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan
Gambar 4.1 untuk diagram lingkaran dan Gambar 4.2 untuk diagram
batang.
88
Gambar 4.1. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siklus I-III
Gambar 4.2 Diagram Garis Ketuntasan Belajar Siklus I-III
Sikus I Siklus II Siklus III
Tuntas 44% 72% 88%
Belum Tuntas 56% 28% 12%
44%
72% 88%
56%
28% 12% 0%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Tuntas
Belum Tuntas
44%
72%
88%
56%
28%
12%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Sikus I SiklusII
SiklusIII
Tuntas
Belum Tuntas
89
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Siklus I-III
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketidaktuntasan Belajar Siklus I-
III
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
menerapkan model pembelajaran PBLdi Siklus I menghasilkan 11 siswa
(44%) tuntas dan 14 siswa (56) belum tuntas. Gambar 4.2 menunjukkkan
bahwa hasil belajar siswa terjadi peningkatan setelah diterapkan model
pembelajaran PBL dari Siklus I(44%) ke Siklus II (72%). Siklus III
menghasilkan 18 siswa (72%) tuntas belajar dan 7 siswa (28%) belum
tuntas belajar. Berdasarkan bukti tersebut menandakan adanya
44%
72%
88%
0
Tuntas
Siklus I
Siklus II
Siklus Iii
56% 28%
12% 0
Belum Tuntas
Siklus I
Siklus II
Siklus III
90
peningkatan sebesar 28%. Gambar 4.3dan Gambar 4.4 menunjukkan
bahwa Siklus III menghasilkan 22 siswa (88%) tuntas belajar dan 3 siswa
(12%) belum tuntas belajar sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan
sebesar 12% dari Siklus II.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi sifat-sifat cahaya pada kelas V MI Ma’arif Candirejo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas
belajar dari Siklus I ke Siklus II 28% dan Siklus II ke Siklus III 16%. Hal
ini dapat dilihat perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I
memiliki rata-rata 64, Siklus II memiliki rata-rata 81,6, dan Siklus III
memiliki rata-rata 82,4. Siswa telah mencapai KKM secara klasikal
sebesar 88%. Siswa yang belum tuntas belajar pada siklus III akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remediasi yang
dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar
pada materi sifat-sifat cahaya.
B. Saran:
1. Siswa
a. Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran;
b. Siswa hendaknya berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu
masalah; dan
c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam menggali pengetahuan.
2. Guru
a. Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran PBL pada
kegiatan pembelajaran berikutnya;
92
b. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa yang belum tuntas
untuk membimbing dan mengarahkan pada kegiatan belajar materi
sifat-sifat cahaya; dan
c. Guru diharapkan melakukan penelitian dengan materi yang sama
untuk menghasilkan hasil belajar yang baik menggunakan model
pembelajaran selain PBL.
3. Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru
tentang penerapan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta
dapat mengajak siswa untuk berpikir kritis.
4. Orang Tua
Orang tua sehendaknya memberikan bimbingan kepada siswa
ketika belajar di rumah dengan model pembelajaran yang dapat
mengajak siswa dalam ranah berpikir.
93
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Cet. I. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009.Jurus-Jurus BelajarEfektif untuk SMP dan SMA.
Yogyakarta: DIVA Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Kusnin. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas V.Jakarta: Piranti Darma
Kaloka.
Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Okayana, Komang. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 03 Metro Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.Lampung.
Ramayulis, 2008. Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Teras.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor- Faktor yang Memengaruhinya Cet III.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soebachman, Agustina. 2014. Saatnya Anda Menjadi Guru Terhebat. Yogyakarta:
IN AzNa Books.
Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
94
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Tampubulon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI Ma’arif Candirejo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 X 35 jpl (70 menit)
A. Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model
B. Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
6.1.2 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya
6.1.3 Mendeskripsikan sifat cahaya merambat lurus
6.1.4 Menunjukkan contoh peristiwa sifat cahaya menembus benda
bening dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dengan benar
setelah diberi penjelasan oleh guru;
2. Siswa dapat mendeskripsikan sifat cahaya merambat lurus sesuai
buku IPA kelas V setelah mengerjakan simulasi; dan
3. Siswa dapat menunjukkan contoh peristiwa sifat cahaya menembus
benda bening dalam kehidupan sehari-hari setelah berdiskusi
bersama.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda
bening (terlampir); dan
2. Gambar sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening
(terlampir).
F. Metode Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Simulasi
2. Model : Problem Based Learning (PBL)
G. Media Pembelajaran
1. Tigakarton berukuran 10 cm x 15 cm;
2. Lilin;
3. Korek api ;
4. Pensil;
5. Gelas;
6. Air; dan
7. Senter.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru meminta siswa untuk berdoa bersama-
sama dengan khidmat;
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa;
d. Guru menyampaikan model pembelajaran PBL
kepada siswa;
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa;
f. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya :
1) Siapa yang tadi malam belajar?
2) Apakah kalian menyalakan lampu pada
malam hari?; dan
g. Guru menyampaikan masalah yang akan
dikerjakan siswa.
10
menit
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi meliputi :
a. Guru meminta siswa untuk membaca materi di
buku IPA kelas V;
b. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang
masing-masing beranggotakan lima orang;
c. Setiap kelompok diberi lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru;
d. Siswa berdiskusi bersama dalam kelompok;
dan
e. Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara
individu setelah kegiatan diskusi.
Elaborasi
a. Siswa melakukan percobaan menggunakan alat
peraga dari tiga karton yang dilubangi
tengahnya 4 cm x 4 cm kemudian dijajarkan
dalam satu garis dan diletakkan sebuah lilin di
belakang salah satu karton untuk membuktikan
bahwa cahaya merambat lurus;
b. Siswa melakukan percobaan menggunakan alat
peraga dengan senter dan gelas bening untuk
membuktikan bahwa cahaya dapat menembus
benda bening;
c. Siswa mengumpulkan informasi untuk menguji
fakta-fakta tentang sifat-sifat cahaya;
d. Guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
50
menit
informasi yang sesuai ;
e. Siswa membuat laporan berdasarkan hasil
percobaan; dan
f. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompok.
Konfirmasi
a. Guru dan siswa membahas penyelesaian
masalah berdasarkan jawaban yang sudah
disampaikan oleh perwakilan kelompok;
b. Guru menyampaikan saran dan perbaikan atas
penampilan siswa; dan
c. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi
yang belum dipahami.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa merangkum hasil pembelajaran
yang telah dibahas;
b. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas
rumah;
c. Guru menyampaikan materi pertemuan
berikutnya
d. Guru meminta siswa berdoa untuk mengakhiri
pelajaran; dan
e. Guru menutup dengan salam.
10
menit
I. Sumber Pembelajaran
1. Haryanto.2007.Sains untuk SD Kelas V.Jakarta: Erlangga; dan
2. Lingkungan sekitar
J. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Kognitif
Teknik Penilain : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Terlampir
2. Penilaian Afektif
Teknik Penilaian : Observasi Kelas
Bentuk Instrumen : Terlampir
3. Penilaian Psikomotorik
Teknik Penilaian : Observasi Kelas
Bentuk Instrumen : Terlampir
Lampiran
Materi Ajar
1. Cahaya
a. Pengertian Cahaya
Cahaya sangat penting bagi kehidupan, sebab tanpa adanya
cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Bumi akan menjadi gelap
dan dingin apabila tidak ada cahaya. Matahari merupakan sumber
cahaya terbesar di bumi. Cahaya matahari memberikan sumber
energi bagi seluruh alam. Bintang, lampu, dan kilat juga
merupakan sumber cahaya.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh cahaya mata. Gelombang elektromagnetik
merupakan gelombang yang tidak memerlukan medium untuk
merambat, sehingga cahaya dapat merambat tanpa medium.
Cahaya berasal dari suatu benda yang memancarkan cahaya.
Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu yang banyak manfaatnya bagi
kehidupan (Melati, 2014:85).
b. Sifat-sifat cahaya.
1) Merambat Lurus
Berdasarkan dapat atau tidaknya memancarkan cahaya,
benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya dan
benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan
cahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu matahari, lampu,
dan nyala api. Benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya
contohnya yaitu batu, kayu, dan kertas .
Cahaya dapat merambat lurus jika tidak ada rintangan
yang menghalanginya. Arah cahaya sesuai dengan arah lampu.
Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan untuk
lampu senter dan lampu kendaraan. Apabila posisi lampu
diubah, cahaya tetap merambat lurus.
Gambar 1. Cahaya Merambat Lurus
2) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Cahaya dapat menembus beberapa jenis benda. Ada
benda yang tembus cahaya, tetapi tidak tembus pandang.
Benda ini disebut benda translusens. Benda translusens
meliputi kain, karung goni, karung plastik dan kertas tipis.
Benda yang tembus cahaya dan tembus pandang disebut benda
transparan. Cahaya juga dapat menembus benda bening,
contohnya lensa dan plastik bening.
Cahaya bisa menembus benda bening seperti kaca, air
dan plastik. Kaca yang bening dan tembus cahaya dapat
dijadikan sebagai genting. Genting kaca biasanya dipasang di
rumah-rumah sebagai celah sumber cahaya. Cahaya dapat
masuk sehingga keadaan di dalam suatu ruangan bisa dilihat
melalui kaca jendela.
Gambar 2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Pada pertemuan kali ini kita akan membuktikan sifat-sifat
cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.
Cara membuktikan cahaya merambat lurus yaitu dengan
percobaan berikut:
1. Judul Percobaan
Cahaya merambat lurus
2. Tujuan Percobaan
Membuktikan bahwa cahaya merambat lurus
3. Alat dan Bahan
a. Lilin;
b. Tiga karton; dan
c. Gunting.
4. Cara Kerja
a. Sediakan lilin dan karton;
b. Guntinglah bagian tengah karton 4 cm x 4 cm;
c. Letakkan karton berdiri sejajar;
d. Letakkan lilin di belakang lubang karton;
e. Tariklah garis pada sinar yang melalui karton; dan
Salah satu karton digeser ke kanan dan ke kiri sehingga ketiga lubang
tidak dalam satu garis lurus.
5. Hasil Percobaan
Cahaya merambat lurus pada karton yang berlubang
6. Kesimpulan
Cahaya merambat lurus sehingga cahaya dapat kita manfaatkan
sebagai penerang
Cara membuktikan cahaya menembus benda bening yaitu dengan percobaan
Berikut
1. Judul Percobaan
Perambatan cahaya
2. Tujuan Percobaan
Mengamati perambatan cahaya pada berbagai berbagai benda
3. Alat dan Bahan
a. Lampu senter; dan
b. Benda yang akan diuji (misalnya gelas kaca bening, mika bening,
karton, buku, batu).
4. Cara Kerja
a. Letakkan semua benda yang akan diuji di atas meja;
b. Arahkan lampu senter pada benda yang diuji satu per satu;
c. Catatlah apakah yang terjadi pada cahaya setelah melalui benda yang
diuji; dan
Keterangan: tripleks yang dilapisi kertas putih dapat diganti dengan
dinding tembok.
5. Hasil Percobaan (Berilah tanda V pada sifat benda yang dikenai
cahaya!)
No Benda yang Diuji Tembus Tidak tembus
1 Gelas kaca bening V
2 Karton
V
3 Mika bening V
4 Buku
V
5 Batu
V
6. Kesimpulan
Gelas kaca bening dan mika bening dapat tembus cahaya, maka dari
itu hal tersebut sebagai bukti bahwa cahaya mempunyai sifat dapat
menembus benda bening.
Lampiran
LEMBAR PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
.............................................................................................................................
.............
2. Tujuan Percobaan
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
3. Alat dan Bahan
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
............................................................................................................................
4. Cara Kerja
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
.............................................................................................................................
.............
5. Hasil Percobaan (Berilah tanda V pada sifat benda yang dikenai cahaya!)
No
Posisi Lubang-
lubang
Cahaya Lilin
Terlihat Tidak Terlihat
1. Satu garis lurus
2.
Tidak dalam satu
garis lurus
6. Kesimpulan
.............................................................................................................................
................. .......................................................................................................
LEMBAR PERCOBAAN II
1. Judul Percobaan
..................................................................................................................
........................
2. Tujuan Percobaan
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
3. Alat dan Bahan
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
4. Cara Kerja
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
..................................................................................................................
........................
5. Hasil Percobaan (Tulislah masing-masing benda ke dalam kolom!)
Nama Benda
Benda tembus
Benda tembus sebagian
Benda tidak tembus
6. Kesimpulan
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
KUNCI JAWABAN DISKUSI KELOMPOK
LEMBAR PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
Cahaya merambat lurus
2. Tujuan Percobaan
Membuktikan bahwa cahaya merambat lurus
3. Alat dan Bahan
a. Lampu senter;
b. Tiga karton;
c. Gunting; dan
d. Kertas HVS.
4. Cara Kerja
d. Sediakan lilin dan karton;
e. Guntinglah bagian tengah karton 4 cm x 4 cm;
f. Letakkan karton berdiri sejajar;
d. Letakkan lilin di belakang lubang karton;
Tariklah garis pada sinar yang melalui karton; dan
Salah satu karton digeser ke kanan atau ke kiri sehingga ketiga lubang tidak
dalam satu garis lurus.
5. Hasil Percobaan
Cahaya merambat lurus pada karton yang berlubang
6. Kesimpulan
Cahaya dapat merambat lurus sehingga cahaya dapat kita manfaatkan sebagai
penerang. Cahaya dapat kita lihat walaupun melalui sedikit celah dari
penghalang sumber cahaya.
LEMBAR PERCOBAAN II
1. Judul Percobaan
Perambatan cahaya
2. Tujuan Percobaan
Mengamati perambatan cahaya pada berbagai berbagai benda
3. Alat dan Bahan
a. Lampu senter; dan
b. Benda yang akan diuji (misalnya gelas kaca bening, pecahan keramik, mika
bening, kertas karton, batu).
4. Cara Kerja
a. Letakkan semua benda yang akan diuji di atas meja;
b. Arahkan lampu senter pada benda yang diuji satu per satu; dan
c. Catatlah apakah yang terjadi pada cahaya setelah melalui benda yang diuji.
5. Hasil Percobaan (Berilah tanda V pada sifat benda yang dikenai cahaya!)
No Benda yang Diuji Tembus Tidak tembus
1 Gelas kaca bening V
2 Pecahan keramik V
3 Mika bening V
4 Kertas karton V
5 Batu V
6. Kesimpulan
Gelas kaca bening dan mika bening dapat tembus cahaya, maka dari itu hal
tersebut sebagai bukti bahwa cahaya mempunyai sifat dapat menembus benda
bening. Benda bening dapat tembus cahaya karena dapat meneruskan cahaya
yang diterimanya, sedangkan benda tidak dapat tembus cahaya tidak dapat
meneruskan cahaya yang diterimanya.
Lampiran
Instrumen Soal Post Test Siklus I
Nama :
Kelas :
No Absen :
I. Pilihlah jawaban dengan membubuhkan tanda silang (X) pada
jawaban yang kamu anggap paling benar!
1. Berikut ini yang bukan merupakan sumber cahaya adalah. . .
a. Bumi
b. Matahari
c. Lampu
d. Lilin
2. Benda-benda yang dapat ditembus cahaya disebut. . .
a. Benda gelap
b. Benda bening
c. Benda terang
d. Benda hitam
3. Semua benda yang memancarkan cahaya disebut. . .
a. Benda translusens
b. Benda hidup
c. Sumber cahaya
d. Matahari
4. Benda-benda yang ada disekitar dapat kita lihat karena adanya. . .
a. Lampu
b. Lilin
c. Matahari
d. Cahaya
5. Contoh benda yang dapat ditembus cahaya adalah. . .
a. Tembok
b. Papan
c. Kayu
d. Plastik
6. Contoh benda yang tidak dapat ditembus cahaya adalah. . .
a. Mika
b. Plastik
c. Meja
d. Kertas
7. Kayu tidak dapat tembus cahaya karena merupakan contoh benda. . .
a. Gelap
b. Benda bening
c. Biotik
d. Translusens
8. Penerangan lampu pada malam hari termasuk sifat cahaya dapat
mengalami. . .
a. Perambatan lurus
b. Pembiasan cahaya
c. Penguraian cahaya
d. Pencahayaan
9. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena. . .
a. Kaca jendela tipis
b. Kaca jendela mengilap
c. Cahaya dapat menembus kaca
d. Benda memancarkan cahaya. . .
10. Gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata adalah. .
a. Cahaya
b. Bias
c. Baur
d. Dispersi
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Lilin dapat menerangi saat mati lampu karena lilin dapat. . .
2. Belahan bumi yang tidak terkena cahaya akan terjadi . . .
3. Rambatan cahaya matahari yang lurus ketika melewati genting kaca
membuktikan bahwa sifat cahaya dapat. . .
4. Manfaat cahaya yaitu sebagai. . .
5. Gelas merupakan contoh benda. . .
6. Jika tidak ada cahaya matahari maka bumi akan menjadi. . .
7. Triplek merupakan salah satu contoh. . .
8. Pada saat malam hari bumi menjadi. . .
9. Kita menggunakan. . .pada saat belajar di malam hari.
10. Sumber cahaya terbesar di bumi adalah. . .
KUNCI JAWABAN
I.
1. A
2. B
3. C
4. D
5. D
6. C
7. A
8. A
9. C
10. A
II.
1. Memancarkan cahaya
2. Malam hari
3. Merambat lurus
4. Penerangan
5. Bening
6. Gelap
7. Benda gelap
8. Gelap
9. Lampu
10. Matahari
Skor Penilaian :
1. Setiap jawaban benar mendapat skor 1
2. Nilai maksimal 100
3. Nilai = Jumlah Skor x 5
Lampiran
1. Instrumen Peniaian Afektif
a. Instrumen Penilaian Individu
No. Nama Disiplin
Tanggung
Jawab Perhatian Teliti
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Alif
Noya. S
2. Farid. M.
3. Amila N.
4. Raya D.
5. Denis
6. Mahilma
7. Akbar
8. Zahwa
9. Kheiza
10. Liya
11. Yudis
12. Wilda A.
13. Vera O.
14. Syahrul
15. Sandi
16. Surya
17. Sanana
18. M. Ilham
19. Nadila
20. Rozaq
21. Rifaldi
22. Ridho
23. Salis
24. Moza
25. Najib
Keterangan :
3 : Baik Sekali
2 : Baik
1 : Cukup
b. Instrumen Penilaian Kelompok
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Menentukan pilihan penyelesaian
2. Instrumen Penilaian Psikomotorik
No. Nama Aktif Kerjasama Peduli
Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Alif Noya
2. Farid. M.
3. Amila N.
4. Raya Diva
5. Denis
6. Mahilma
7. Akbar
8. Zahwa A.
9. Kheiza V.
10. Liya
11. Yudis
12. Wilda A.
13. Vera O. S
14. Syahrul. Z
15. Sandi
16. Surya
17. Sanana
18. M. Ilham
19. Nadila D.
20. Rozaq
21. Rifaldi
22. Ridho
23. Salis
24. Moza
25. Najib
Keterangan :
3 : Baik Sekali, jika siswa sangat aktif, kerjasama dan peduli
2 : Baik, jika siswa aktif, kerjasama dan peduli
1 : Cukup, jika siswa tidak terlalu aktif, kerjasama dan peduli
Salatiga, 21 Maret 2018
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI Ma’arif Candirejo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 X 35 jpl (70 menit)
A. Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
6.1.2 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.1.3 Menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan
6.1.4 Menyebutkan sifat cahaya dapat dibiaskan
6.1.5 Menunjukkan sifat cahaya dapat diuraikan atau terdispersi
D. Tujuan Pembelajaran
2. Siswa dapat mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan benar
setelah diberi penjelasan oleh guru;
3. Siswa dapat menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan dengan
benar sesuai buku pelajaran IPA kelas V setelah mengerjakan
resitasi;
4. Siswa dapat menyebutkan sifat cahaya dapat dibiaskan dengan
benar setelah diskusi bersama dalam kelompok; dan
5. Siswa dapat menunjukkan sifat cahaya dapat diuraikan atau
terdispersi dengan benar setelah berdiskusi bersama.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian sifat cahaya dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan
dapat terdispersi atau diuraikan (terlampir); dan
2. Gambar sifat cahaya dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat
terdispersi atau diuraikan (terlampir).
F. Metode Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Resitasi; dan
2. Model : Problem Based Learning (PBL)
G. Media Pembelajaran
1. Gelas;
2. Air dalam botol;
3. Sendok dari logam;
4. Pensil; dan
5. Penggaris.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru meminta siswa untuk berdoa bersama-
sama dengan khidmat;
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa;
d. Guru menyampaikan model pembelajaran
ProblemBased Learning kepada siswa;
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa; dan
f. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya :
3) Siapa yang sering bercermin di rumah?
4) Apakah yang kalian lihat saat bercermin?.
10
menit
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi meliputi:
a. Guru meminta siswa untuk membaca materi di
buku IPA kelas V;
b. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang
masing-masing beranggotakan lima orang;
c. Setiap kelompok diberi lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru;
d. Siswa berdiskusi bersama dalam kelompok;
dan
e. Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara
individu setelah kegiatan diskusi.
Elaborasi
a. Siswa melakukan percobaan
menggunakansendok dari logam untuk
menentukan sifat bayangan pada cermin
cekung dan cermin cembung;
b. Siswa melakukan percobaan menggunakan alat
peraga dari gelas bening yang diisi dengan air
setelah itu dimasukkan pensil ke dalamnya
untuk membuktikan bahwa cahaya dapat
dibiaskan;
c. Siswa melakukan percobaan menggunakan
cakram warna untuk membuktikan cahaya
dapat diuraikan atau terdispersi yang guru
sediakan;
d. Siswa mengumpulkan informasi untuk menguji
fakta-fakta tentang sifat-sifat cahaya;
e. Guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
50
menit
informasi yang sesuai;
f. Siswa membuat laporan berdasarkan hasil
percobaan; dan
g. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompok.
Konfirmasi
a. Guru dan siswa membahas penyelesaian
masalah berdasarkan jawaban yang sudah
disampaikan oleh perwakilan kelompok;
b. Guru menyampaikan saran dan perbaikan atas
penampilan siswa; dan
c. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi
yang belum dipahami.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa merangkum hasil pembelajaran
yang telah dibahas;
b. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas
rumah;
c. Guru menyampaikan materi pertemuan
berikutnya;
d. Guru meminta siswa berdoa untuk mengakhiri
pelajaran; dan
e. Guru menutup dengan salam.
10
menit
I. Sumber Pembelajaran
1. Haryanto.2007.Sains untuk SD Kelas V.Jakarta: Erlangga; dan
2. Lingkungan sekitar.
J. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Kognitif
Teknik Penilain : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Terlampir
2. Penilaian Afektif
Teknik Penilaian : Observasi Kelas
Bentuk Instrumen : Terlampir
3. Penilaian Psikomotorik
Teknik Penilaian : Observasi Kelas
Bentuk Instrumen : Terlampir
Lampiran
Materi Ajar
1. Sifat-Sifat Cahaya
a. Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur
(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur
terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak
rata. Pemantulan baur menghasilkan arah sinar pantul tidak
beraturan, sedangkan pemantulan teratur terjadi jika cahaya
mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Cermin
merupakan benda yang mempunyai sifat seperti ini. Pemantulan
teratur menghasilkan arah yang teratur pada sinar pantul.
Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan
cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan
cermin lengkung. Cemin lengkung ada dua macam, yaitu cermin
cembung dan cermin cekung.
1) Cermin Datar
Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang
pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa
digunakan untuk bercermin. Bayangan pada cermin datar
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran
benda;
b) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke
cermin;
c) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda;
d) Bayangan tegak seperti bendanya;
e) Bayangan bersifat semu atau maya, artinya bayangan
dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap
oleh layar.
2) Cermin Cembung
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan
bidang pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung
biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor.
Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan
lebih diperkecil daripada benda yang sesungguhnya.
3) Cermin Cekung
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya
melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya
digunakan sebagai reflector pada lampu mobil dan lampu
senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin
cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.
Bayangan pada cermin cekung mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
a) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda
bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya);
b) Jika benda jauh dari cermin cermin cekung, bayangan
benda bersifat nyata (sejati) dan terbalik
Berkas cahaya yang mengenai suatu benda akan
dipantulkan atau diserap oleh benda tersebut, misalnya,
bayangan tampak pada cermin datar sebagaimana
ditampilkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Cahaya dapat Dipantulkan
Sumber: (Haryanto, 2007: 141)
b. Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya yang merambat melalui dua zat yang
kerapatannya berbeda,maka cahaya tersebut akan dibelokkan.
Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati
medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.
Jika cahaya mengenai kaca pada sudut tertentu, maka
salah satu sisi cahaya akan mengenai cahaya lebih dahulu
daripada sisi lainnya mengakibatkan cahaya yang menembus
kaca bening akan dibelokkan. Pembelokan cahaya ini disebut
pembiasaan.
Cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat
yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal, misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Apabila
cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang
rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, misalnya
cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan
atau perubahan arah berkas cahaya dari suatu zat ke zat lain,
misalnya, dari udara ke air atau sebaliknya. Cahaya bergerak di
udara lebih cepat dibandingkan saat melewati air. Pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas berisi air akan terlihat bengkok
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Cahaya dapat Dibiaskan
Sumber: (Haryanto, 2007: 142)
c. Cahaya dapat Diuraikan atau Terdispersi
Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya
(dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih
menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita
lihat berwarna putih,tetapi sebenarnya cahaya matahari
tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari
diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-
warna pelangi.
Matahari menyinarkan cahayanya yang berwarna
putih.Sinar matahari terlihat berwarna putih karena terdiri dari
banyak cahaya dengan berbagai macam warna.Prisma
merupakan kaca bening yang berbentuk segitiga.Sinar matahari
yang diarahkan melewati prisma dapat terurai menjadi sinar
yang berwarna. Cahaya yang terdispersi misalnya pelangi yang
terlihat berwarna-warni. Peristiwa dispesrsi cahaya dapat juga
dilihat pada balon air seperti pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Cahaya dapat Diuraikan
Sumber: (Haryanto, 2007: 140-144)
Pada pertemuan kali ini kita akan membuktikan sifat-sifat
cahaya dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan atau
terdispersi.
Cara membuktikan cahaya dapat dipantulkan yaitu dengan
percobaan berikut
1. Judul Percobaan
Pemantulan cahaya
2. Tujuan Percobaan
Membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan
3. Alat dan Bahan
Sendok dari logam;
Penggaris; dan
Pensil.
4. Cara Kerja
g. Sediakan penggaris, pensil, dan sendok dari logam;
h. Peganglah sendok dengan satu tangan secara vertikal dengan
bagian belakang kepala sendok berjarak 30 cm dari wajah;
i. Perhatikan bayangan wajah dalam sendok;
j. Baliklah sendok tersebut sehingga bagian dalam kepala sendok
berjarak 30 cm dari wajah; dan
k. Perhatikan bayangan wajah dalam sendok.
5. Hasil Percobaan
Cahaya dapat dipantulkan pada sendok dengan bayangan yang
berbeda antara cermin cembung dan cermin cekung
6. Kesimpulan
Cahaya dapat dipantulkan sehingga dapat terlihat bayangan pada
cermin cembung yaitu maya, tegak, dan lebih kecil, sedangkan
pada cermin cekung, jika benda dekat dengan cermin cekung maka
memiliki sifat tegak, lebih besar dan semu, akan tetapi jika benda
jauh dari cermin cekung maka bayangan benda bersifat nyata dan
terbalik.
Cara membuktikan cahaya dapat dibiaskanyaitu dengan percobaan berikut
1. Judul Percobaan
Pembiasan Cahaya
2. Tujuan Percobaan
Mengamati pembiasan cahaya pada benda berupa pensil
3. Alat dan Bahan
Air dalam botol;
Gelas bening; dan
b. Pensil.
4. Cara Kerja
Letakkan semua benda yang akan diuji di atas meja;
Gelas bening diisi air separuh bagian;
Masukkan pensil ke dalam gelas; dan
Amati yang terjadi ketika pensil dimasukkan ke dalam gelas.
5. Hasil Percobaan
Pensil akan terlihat patah pada saat dimasukkan ke dalam gelas
bening yang berisi air
6. Kesimpulan
Cahaya dapat dibiaskan apabila merambat melalui dua zat yang
kerapatannya berbeda
Lampiran
LEMBAR PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
............................................................................................................................
..............
2. Tujuan Percobaan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
3. Alat dan Bahan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
4. Cara Kerja
............................................................................................................................
............................................................................................................................
5. Hasil Percobaan
6. Kesimpulan
............................................................................................................................
..............
.....................................................................................................................
LEMBAR PERCOBAAN II
1. Judul Percobaan
............................................................................................................................
..............
2. Tujuan Percobaan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
3. Alat dan Bahan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
4. Cara Kerja
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
5. Hasil Percobaan
6. Kesimpulan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
KUNCI JAWABAN DISKUSI KELOMPOK
LEMBAR PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
Pemantulan cahaya
2. Tujuan Percobaan
Membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan
3. Alat dan Bahan
Sendok dari logam;
Penggaris; dan
Pensil.
4. Cara Kerja
l. Sediakan penggaris, pensil, dan sendok dari logam;
m. Peganglah sendok dengan satu tangan secara vertikal dengan bagian
belakang kepala sendok berjarak 30 cm dari wajah;
n. Perhatikan bayangan wajah dalam sendok;
o. Baliklah sendok tersebut sehingga bagian dalam kepala sendok berjarak 30
cm dari wajah; dan
Perhatikan bayangan wajah dalam sendok.
5. Hasil Percobaan
Cahaya dapat dipantulkan pada sendok dengan bayangan yang berbeda antara
cermin cembung dan cermin cekung
6. Kesimpulan
Cahaya dapat dipantulkan sehingga dapat terlihat bayangan pada cermin
cembung yaitu maya, tegak, dan lebih kecil, sedangkan pada cermin cekung,
jika benda dekat dengan cermin cekung maka memiliki sifat tegak, lebih
besar dan semu, akan tetapi jika benda jauh dari cermin cekung maka
bayangan benda bersifat nyata dan terbalik
LEMBAR PERCOBAAN II
1. Judul Percobaan
Pembiasan cahaya
2. Tujuan Percobaan
Mengamati pembiasan cahaya
3. Alat dan Bahan
Air dalam botol;
Gelas bening; dan
Pensil.
4. Cara Kerja
Letakkan semua benda yang akan diuji di atas meja;
Gelas bening diisi air separuh bagian; dan
Masukkan pensil ke dalam gelas melalui benda yang diuji.
5. Hasil Percobaan
Pensil akan terlihat patah pada saat dimasukkan ke dalam gelas bening yang
berisi air
6. Kesimpulan
Cahaya dibiaskan apabila merambat melalui dua zat yang kerapatannya
berbeda.
Lampiran
Instrumen Soal Post Test Siklus II
Nama :
Kelas :
No. Absen :
I. Pilihlah jawaban dengan membubuhkan tanda silang (X) pada
jawaban yang kamu anggap paling benar!
1. Benda berikut yang biasa digunakan untu bercermin yaitu. . .
a. Cermin datar
b. Cermin cekung
c. Cermin cembung
d. Lensa cembung
2. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar mempunyai sifat. . .
a. Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin
b. Bayangan bersifat nyata
c. Bayangan terbalik
d. Bayangan lebih kecil daripada aslinya
3. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu. . .
a. Maya, tegak, dan diperkecil
b. Nyata, tegak, dan diperkecil
c. Maya, terbalik, dan diperbesar
d. Nyata, terbalik, dan sama besar
4. Peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya yaitu. . .
a. Terbentuknya warna pada gelembung sabun
b. Dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal daripada
yang sebenarnya
c. Terbentuknya bayangan oleh cermin
d. Cahaya matahari yang sampai ke bumi
5. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, cahaya akan dibiaskan
dengan arah. . .
a. Menjauhi garis normal
b. Mendekati garis normal
c. Sejajar garis normal
d. Berlawanan arah dengan garis normal
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu . . .
2. Salah satu benda yang memantulkan cahaya adalah. .
3. Peristiwa pembelokan cahaya setelah melewati medium rambatan
yang berbeda disebut . . .
4. Cahaya yang mengenai permukaan kasar atau tidak rata akan
dipantulkan secara. . .
5. Cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam yaitu. . .
KUNCI JAWABAN
I.
1. A
2. A
3. A
4. B
5. B
II.
1. Maya, tegak, dan diperkecil
2. Cermin
3. Pembiasan
4. Baur
5. Cermin cembung
Skor Penilaian :
1. Setiap jawaban benar mendapat skor 1
2. Nilai maksimal 100
3. Nilai = Jumlah Skor x 10
Lampiran
1. Instrumen Peniaian Afektif
a. Instrumen Penilaian Individu
No. Nama Disiplin
Tanggung
Jawab Perhatian Teliti
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Alif
Noya. S
2. Farid. M.
3. Amila N.
4. Raya D.
5. Denis
6. Mahilma
7. Akbar
8. Zahwa
9. Kheiza
10. Liya
11. Yudis
12. Wilda A.
13. Vera O.
14. Syahrul
15. Sandi
16. Surya
17. Sanana
18. M. Ilham
19. Nadila
20. Rozaq
21. Rifaldi
22. Ridho
23. Salis
24. Moza
25. Najib
Keterangan :
3 : Baik Sekali
2 : Baik
1 : Cukup
e. Instrumen Penilaian Kelompok
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Keterangan:
Setiap nomor yang sesuai dapat diberi tanda centang (V)
2. Instrumen Penilaian Psikomotorik
No. Nama Aktif Kerjasama Peduli
Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Alif Noya
2. Farid. M.
3. Amila N.
4. Raya D.
5. Denis
6. Mahilma
7. Akbar
8. Zahwa A.
9. Kheiza V.
10. Liya
11. Yudis
12. Wilda A
13. Vera O. S
14. Syahrul. Z
15. Sandi
16. Surya
17. Sanana
18. M. Ilham
19. Nadila D
20. Rozaq
21. Rifaldi
22. Ridho
23. Salis
24. Moza
25. Najib
Keterangan :
3 : Baik Sekali, jika siswa sangat aktif, kerjasama dan peduli
2 : Baik, jika siswa aktif, kerjasama dan peduli
1 : Cukup, jika siswa tidak terlalu aktif, kerjasam dan peduli
Salatiga, 27 Maret 2018
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI Ma’arif Candirejo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 X 35 jpl (70 menit)
A. Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya / model
B. Kompetensi Dasar
6.1Menganalisis suatu karya / model, mislanya persiskop atau lensa
dari bahan sederhana yang menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
6.1.9 Mendeskripsikan pengertian periskop, kaleidoskop, dan lup
6.1.10 Menjelaskan kegunaan periskop, kaleidoskop, dan lup
6.1.11 Menentukan alat dan bahan yang sesuai untuk membuat
periskop, kaleidoskop, dan lup
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian periskop, kaleidoskop,
dan lup;
2. Siswa dapat menjelaskan kegunaan periskop, kaleidoskop, dan lup;
dan
3. Siswa dapat menentukan alat dan bahan yang sesuai utnuk
membuat periskop, kaledioskop, dan lup.
E. Materi Pembelajaran
1. Deskripsi dari periskop, kaleidoskop, dan lup (terlampir); dan
2. Gambar periskop, kaleidoskop, dan lup (terlampir).
F. Metode Pembelajaran
1. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan; dan
2. Model : Problem Based Learning (PBL).
G. Media Pembelajaran
1. Kertas karton;
2. Plastik transparan;
3. Gunting; dan
4. Air.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
a.Guru mengucapkan salam;
b. Guru meminta siswa untuk berdoa bersama-sama
dengan khidmat;
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa;
e. Guru menyampaikan model pembelajaran PBL
kepada siswa;
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa; dan
g. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya:
1. Siapa yang pernah naik kapal selam?
2. Bagaimana cara melihat keadaan di
10
menit
permukaan laut dari dalam kapal selam?.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi meliputi:
a. Guru meminta siswa untuk membaca materi di
buku IPA kelas V;
b. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang
masing-masing beranggotakan lima orang;
c. Setiap kelompok diberi lembar kerja yang telah
disediakan oleh guru;Siswa berdiskusi bersama
dalam kelompok; dan
d. Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara
individu setelah kegiatan diskusi.
Elaborasi
a. Siswa melakukan percobaan menggunakanlup
buatan sederhana menggunakan kertas karton,
plastik transparan, gunting, dan air;
b. Siswa mengumpulkan informasi untuk menguji
fakta-fakta tentang sifat-sifat cahaya;
c. Guru mendorong siswa dalam mengumpulkan
informasi yang sesuai;
d. Siswa membuat laporan berdasarkan hasil
percobaan; dan
e. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompok.
Konfirmasi
b. Guru dan siswa membahas penyelesaian
masalah berdasarkan jawaban yang sudah
disampaikan oleh perwakilan kelompok;
c. Guru menyampaikan saran dan perbaikan atas
penampilan siswa; dan
d. Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi
yang belum dipahami.
50
menit
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan pujian kepada kelompok
yang memiliki kinerja terbaik;
b. Guru membantu siswa merangkum hasil
pembelajaran yang telah diperoleh;
c. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di
rumah oleh siswa;
d. Guru meminta siswa berdoa untuk mengakhiri
pelajaran; dan
e. Guru menutup dengan salam.
f.
10
menit
I. Sumber Pembelajaran
1. Haryanto.2007.Sains untuk SD Kelas V.Jakarta: Erlangga; dan
2. Lingkungan sekitar.
J. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Kognitif
Teknik Penilain : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Terlampir
2. Penilaian Afektif
Teknik Penilaian : Observasi Kelas
Bentuk Instrumen : Terlampir
3. Penilaian Psikomotorik
Teknik Penilaian : Observasi Kelas
Bentuk Instrumen : Terlampir
Lampiran
Materi Ajar
a. Pemanfaatan Sifat-Sifat Cahaya dalam Karya Sederhana
Sifat-sifat cahaya dapat diterapkan dalam karya sederhana di
kehidupan. Karya-karya sederhana ini dapat membantu penglihatan
mata manusia yang sangat terbatas. Manusia membutuhkan berbagai
kemudahan untuk melihat benda-benda mikro dan benda yang letaknya
sanngat jauh. Sifat-sifat cahaya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai macam alat, di antaranya periskop, kaleidoskop, dan lup.
1) Periskop
Awak kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat
mengamati permukaan laut menggunakan periskop. Periskop
menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan. Cahaya dari
atas permukaan laut ditangkap oleh suatu cermin, kemudian
dipantulkan menuju mata pengamat di dalam kapal selam.
Periskop dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Periskop
(Sumber: Haryanto, 2007: 142)
2) Kaleidoskop
Kaleidoskop adalah mainan yang dibuat menggunakan
cermin. Kaleidoskop dapat membuat aneka pola yang
mengagumkan. Pola-pola ini diperoleh karena bayangan benda-
benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali-kali.
Jumlah benda yang terlihat lebih banyak dari benda aslinya
dengan model seperti ini. Kaleidoskop dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Gambar 2. Kaleidoskop
(Sumber: Haryanto, 2007: 142)
3) Lup
Lup merupakan alat optik yang sederhana. Alat ini berupa
lensa cembung. Lup berfungsi membantu mata untuk melihat
benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas.
Gambar 3. Lup
(Sumber: Haryanto, 2007: 142)
Pada pertemuan kali ini kita akan membuktikan bahwa lup
dapat membantu mata untuk melihat benda-benda kecil.
Cara membuktikan bahwa lup dapat membantu mata untuk
melihat benda-benda kecil yaitu dengan percobaan berikut
1. Judul Percobaan
Lup memperbesar penglihatan mata terhadap benda kecil
2. Tujuan Percobaan
Membuktikan bahwa lup dapat membantu mata untuk melihat benda
kecil
3. Alat dan Bahan
a. Kertas karton;
b. Plastik transparan;
c. Gunting; dan
d. Air.
4. Cara Kerja
p. Lubangi bagian tengah kertas karton dengan diameter 1 cm;
q. Tempelkan plastik untuk menutupi lubang karton; dan
r. Teteskan sedikit air di atas plastic transparan tepat di lubang karton.
5. Hasil Percobaan
Penampakan benda terlihat lebih besar dari sebelumnya
6. Kesimpulan
Lup dapat membantu mata untuk melihat benda-benda kecil
Lampiran
LEMBAR PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
............................................................................................................................
..............
2. Tujuan Percobaan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
3. Alat dan Bahan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
4. Cara Kerja
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
5. Hasil Percobaan
………………………………………………………………………………....
6. Kesimpulan
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
............................................................................................................................
..............
KUNCI JAWABAN DISKUSI KELOMPOK
LEMBAR PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
Lup memperbesar penglihatan mata terhadap benda kecil
2. Tujuan Percobaan
Membuktikan bahwa lup dapat membantu mata untuk melihat benda
kecil
3. Alat dan Bahan
e. Kertas karton;
f. Plastik transparan;
g. Gunting; dan
h. Air.
4. Cara Kerja
s. Lubangi bagian tengah kertas karton dengan diameter 1 cm;
t. Tempelkan plastik untuk menutupi lubang karton; dan
u. Teteskan sedikit air di atas plastik transparan tepat di lubang karton.
5. Hasil Percobaan
Penampakan benda terlihat lebih besar dari sebelumnya
6. Kesimpulan
Lup dapat membantu mata untuk melihat benda-benda kecil
Lampiran
Instrumen Soal Post Test Siklus III
Nama :
Kelas :
No Absen :
I. Pilihlah jawaban dengan membubuhkan tanda silang (X) pada
jawaban yang kamu anggap paling benar!
1. Benda berikut yang digunakan untuk membuat periskop yaitu. . .
a. Cermin datar
b. Cermin cembung
c. Cermin cekung
d. Lensa cekung
2. Alat ini biasa digunakan oleh tukang reparasi jam untuk melihat
bagian mesin jam yang rusak. Alat yang dimaksud yaitu. . .
a. Mikroskop
b. Lup
c. Teropong
d. Periskop
3. Mainan yang dibuat menggunakan cermin dengan aneka pola dengan
pemanfaatan sifat cahaya adalah. . .
a. Teleskop
b. Lup
c. Kaleidoskop
d. Periskop
4. Alat optik yang membantu mata untuk melhat benda kecil menjadi
besar dan jelas adalah. . .
a. Kacamata
b. Kaleidoskop
c. Cermin
d. Lup
5. Lup sederhana pada dasarnya yaitu cermin. . .
a. Cembung
b. Cekung
c. Datar
d. Ganda
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Bagian kaleidoskop yang berfungsi menjadi cermin yaitu. . .
2. Jarak cermin yang semakin jauh pada periskop dapat menimbulkan. . .
3. Manfaat cermin datar pada periskop yaitu. . .
4. Alat yang digunakan oleh tukang reparasi jam untuk melihat bagian
mesin jam yang rusak adalah. .
5. Awak kapal selam dapat mengamati permukaan laut dari dalam laut
menggunakan. . .
KUNCI JAWABAN
I.
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A
II.
1. Kertas yang mengilap
2. Bayangan semakin jelas
3. Memantulkan bayangan
4. Lup
5. Periskop
Skor Penilaian :
1. Setiap jawaban benar mendapat skor 1
2. Nilai maksimal 100
3. Nilai = Jumlah Skor x 10
Lampiran
1. Instrumen Peniaian Afektif
a. Instrumen Penilaian Individu
No. Nama Disiplin
Tanggung
Jawab Perhatian Teliti
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Alif
Noya. S
2. Farid. M.
3. Amila N.
4. Raya D.
5. Denis
6. Mahilma
7. Akbar
8. Zahwa
9. Kheiza
10. Liya
11. Yudis
12. Wilda A.
13. Vera O.
14. Syahrul
15. Sandi
16. Surya
17. Sanana
18. M. Ilham
19. Nadila
20. Rozaq
21. Rifaldi
22. Ridho
23. Salis
24. Moza
25. Najib
Keterangan :
3 : Baik Sekali
2 : Baik
1 : Cukup
b. Instrumen Penilaian Kelompok
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah
2. Merumuskan masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Menentukan pilihan penyelesaian
2. Instrumen Penilaian Psikomotorik
No. Nama Aktif
Kerjasam
a Peduli
Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Alif Noya S
2. Farid. M. A
3. Amila N. S
4. Raya Diva
5. Denis
6. Mahilma
7. Akbar
8. Zahwa A.
9. Kheiza V. E
10. Liya
11. Yudis
12. Wilda A.
13. Vera O. S
14. Syahrul. Z.
15. Sandi
16. Surya
17. Sanana
18. M. Ilham F.
19. Nadila Dwi
20. Rozaq
21. Rifaldi
22. Ridho
23. Salis
24. Moza
25. Najib
Keterangan :
3 : Baik Sekali, jika siswa sangat aktif, kerjasama dan peduli
2 : Baik, jika siswa aktif, kerjasama dan peduli
1 : Cukup, jika siswa tidak terlalu aktif, kerjasama dan peduli
Salatiga, 3 April 2018
Lampiran 4
CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN GURU
PELAKSANAANSIKLUS I
Nama Sekolah : MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang
Guru : Lum’atun Nayirah, S.Pd.I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/II
Waktu Pelaksanaan : Kamis, 22 Maret 2018 (Pukul 09.30-11.00)
Petunjuk
Berilah tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Keprofesionalan Guru
Ya Tidak
A. Kemampuan guru dalam
membuka pelajaran
1. Menarik perhatian siswa V
2. Memberikan motivasi awal V
3. Menyampaikan apersepsi (berkaitan
dengan materi)
V
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
5. Menyampaikan prosedur
pelaksanaan PBL
V
B. Sikap guru dalam proses
pembelajaran
1. Kejelasan artikulasi suara V
2. Variasi gerakan tidak mengganggu
perhatian peserta didik
V
3. Antusiasme dalam penampilan V
C. Penguasaan bahan ajar
1. Bahan belajar disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP
V
2. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
V
3. Kejelasan dalam memberikan contoh V
4. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
V
D. Kegiatan belajar mengajar
1. Kesesuaian metode pembelajaran
dengan belajar yang disampaikan
V
2. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
V
Lampiran 5
CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN SISWA PELAKSANAAN
SIKLUS I
Petunjuk
Berilah tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai!
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah V
2. Merumuskan masalah V
3. Merumuskan hipotesis V
4. Mengumpulkan data V
5. Menguji hipotesis V
6. Menentukan pilihan penyelesaian V
Lampiran 6
CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN GURU
PELAKSANAANSIKLUS II
Nama Sekolah : MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang
Guru : Lum’atun Nayirah, S.Pd.I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/II
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 28 Maret 2018 (Pukul 09.30-11.00)
Petunjuk
Berilah tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Keprofesionalan Guru
Ya Tidak
A. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran
1. Menarik perhatian siswa V
2. Memberikan motivasi awal V
3. Menyampaikan apersepsi (berkaitan
dengan materi)
V
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
5. Menyampaikan prosedur pelaksanaan
PBL
V
B. Sikap guru dalam proses
pembelajaran
1. Kejelasan artikulasi suara V
2. Variasi gerakan tidak mengganggu
perhatian peserta didik
V
3. Antusiasme dalam penampilan V
C. Penguasaan bahan ajar
1. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
V
2. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
V
3. Kejelasan dalam memberikan contoh V
4. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
V
D. Kegiatan belajar mengajar
1. Kesesuaian metode pembelajaran
dengan belajar yang disampaikan
V
2. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
V
Lampiran 7
CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN SISWAPELAKSANAAN
SIKLUS II
Petunjuk
Berilah tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai!
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah V
2. Merumuskan masalah V
3. Merumuskan hipotesis V
4. Mengumpulkan data V
5. Menguji hipotesis V
6. Menentukan pilihan penyelesaian V
Lampiran 8
CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN GURU PELAKSANAAN
SIKLUS III
Nama Sekolah : MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang
Guru : Lum’atun Nayirah, S.Pd.I
Mata Pelajaran : IPA
Materi Pokok : Sifat-Sifat Cahaya
Kelas/Semester : V/II
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 4 April 2018 (Pukul 09.30-11.00)
Petunjuk
Berilah tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai!
No. Aspek yang diamati Keprofesionalan Guru
Ya Tidak
A. Kemampuan guru dalam membuka
pelajaran
1. Menarik perhatian siswa V
2. Memberikan motivasi awal V
3. Menyampaikan apersepsi (berkaitan
dengan materi)
V
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran V
5. Menyampaikan prosedur pelaksanaan
PBL
V
B. Sikap guru dalam proses
pembelajaran
1. Kejelasan artikulasi suara V
2. Variasi gerakan tidak mengganggu
perhatian peserta didik
V
3. Antusiasme dalam penampilan V
C. Penguasaan bahan ajar
1. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
V
2. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
V
3. Kejelasan dalam memberikan contoh V
4. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
V
D. Kegiatan belajar mengajar
1. Kesesuaian metode pembelajaran
dengan belajar yang disampaikan
V
2. Penyajian bahan pelajaran sesuai
dengan tujuan atau indikator yang
telah ditetapkan
V
Lampiran 9
CATATAN LAPANGAN PENGAMATAN SISWA PELAKSANAAN
SIKLUS III
Petunjuk
Berilah tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai!
No. Aktivitas Peserta Didik Ya Tidak
1. Mengetahui masalah V
2. Merumuskan masalah V
3. Merumuskan hipotesis V
4. Mengumpulkan data V
5. Menguji hipotesis V
6. Menentukan pilihan penyelesaian V
Lampiran 10
FOTO KEGIATAN
PELAKSANAAN SIKLUS I
Guru sedang memerhatikan cara kerja siswa dalam kelompok
Siswa sedang berdiskusi sesuai prosedur PBL
Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusi
Siswa sedang mengerjakan tes formatif
PELAKSANAAN SIKLUS II
Siswa sedang berdiskusi sesuai prosedur PBL
Kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusi
Siswa sedang mengerjakan tes formatif
Siswa sedang mengerjakan tes formatif
PELAKSANAAN SIKLUS III
Siswa sedang berdiskusi sesuai prosedur PBL
Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi
Siswa sedang mengerjakan tes formatif
Peneliti bersama siswa kelas V MI Ma’arif Candirejo
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
BIODATA KOLABORATOR
1. Nama : Lum’atun Nayirah, S.Pd.I
2. TTL : Kab. Semarang, 4 April 1984
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Dsn Doplang 2 RT 01/03 Pakis Bringin
6. Mulai mengajar : Tahun 2005
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : Nelis Ika Lestari Fridayanti
2. NIM : 115-14-086
3. TTL : Pekalongan, 12 April 1996
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Perum Pucung RT 05/08 Kec. Banyumanik Kota
Semarang
7. No. HP : 089621709083
8. Riwayat Pendidikan :
a. SD N Gedawang 02 Semarang lulus tahun 2008
b. SMP N 26 Semarang lulus tahun 2011
c. SMK Sultan Fattah Salatiga lulus tahun 2014
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 12 April 2018
Penulis,
Nelis Ika Lestari Fridayanti
NIM. 115-14-086
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN
(SKK)
Nama : Nelis Ika Lestari Fridayanti
NIM : 115-14-086
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga 2014
“AktualisasiGerakanMahasiswa yang
Beretika, Disisplin, danBerfikir
Terbuka “
18-19
Agustus 2014 Peserta 3
2. Sertifikat OPAK JURUSAN
TARBIYAH STAIN Salatiga
2014”Aktualisasi Pendidikan Karakter
sebagai Pembentuk Generasi yang
Religius, Educative, dan Humanis”
20-21
Agustus 2014 Peserta 3
3. Sertifikat Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) “Pemahaman Islam Rahmatan
Lil ‘Alamin sebagai Langkah Awal
Menjadi Mahasiswa Berkarakter”
(LDK Darul Amal dan ITTAQO
STAIN Salatiga)
21 Agustus
2014 Peserta 2
4. Sertifikat kegiatan Workshop
Entrepreneurship “Menanamkan Nilai-
Nilai Jiwa KewirausahaanMahasiswa
yang Kreatif dan Inovatif” (KASEI
dan SSC STAIN Salatiga)
22 Agustus
2014 Peserta 2
5. Sertifikat Achievement Motivation
Training “Dengan AMT Semangat
Menyongsong Prestasi” (CEC dan
JQH STAIN Salatiga)
23 Agustus
2014 Peserta 2
6. Seritfikat Pengakraban Mahasiswa
Baru PGMI STAIN Salatiga “Harmoni
Keluarga PGMI yang Humanis dan
Berkarakter” (Hima Progdi PGMI
STAIN Salatiga)
27 Agustus
2014 Peserta 2
7. Serifikat Library User Education (UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga)
28 Agustus
2014 Peserta 2
8. Sertifikat “Training Pengembangan
Diri dan Komunikasi” (KAMMI
Komisariat Salatiga)
18 September
2018 Peserta 2
9. Sertifikat Masa Ta’aruf (MASTA)
2014 “Membentuk Pribadi,
Kembangkan Diri, Lahirkan Potensi”
(IMM Salatiga)
26 September
2018 Peserta 2
10. Sertifikat dalam Pentas Seni dan
Diskusi “Potret Kebudayaan Papua
Bagian dari Kekayaan Indonesia”
(Forum Mahasiswa Satu Aspirasi)
11 Desember
2014 Peserta 2
11. Sertifikat dalam Agenda Nasional
Diskusi Publik & Dengar Pendapat
“Memperkokoh Pondasi Kebangsaan”
(Barisan Pemuda Bangsa Kota
Salatiga)
07 Maret
2015 Peserta 8
12. Sertifikat dalam Kegiatan Seminar
Kepemudaan tingkat Regional Jateng-
DIY “Membumikan Peran dan
Tantangan Pemuda dalam Mayarakat
Ekonomi ASEAN” (HMI Cabang
Salatiga)
22 April
2015 Panitia 4
13. Sertifikat Seminar Nasional
“Mencegah Generasi Pemuda Islam
dari Pengaruh Radikalisme ISIS”
(Ahwal Al-Syakhsiyah IAIN Salatiga)
06 Mei 2015 Peserta 8
14. Sertifikat dalam Kegiatan Pendidikan
dan Latihan Calon Pramuka Pandega
XXV “Racana sebagai Garda
Terdepan Pelaku Perubahan” (Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN
Salatiga)
25-27
September
2015
Peserta 3
15. Sertifikat dalam Sarasehan Muslimah
“Muslimah, Sehatkah Kulitmu?”
(Madrosatun Nisaa’ Radio Bass FM
93.2 Salatiga)
28 Februari
2016 Peserta 2
16. Sertifikat dalam Dialog Interaktif
“Peran UU Sisdiknas dan
Permendikbud 2013” (SEMA FTIK
IAIN Salatiga)
02 Mei 2016 Peserta 2
17. Sertifikat Seminar Nasional
“Reinventing Kebudayaan Indonesia
untuk Kebangkitan HMI di Era
Modern” (HMI Cabang Salatiga)
28 Mei 2016 Peserta 8
18. Sertifikat Seminar Nasional “Budaya
sebagai Attitude Pendidikan” (DEMA
FTIK IAIN Salatiga) 31 Mei 2016 Peserta 8
19. Sertifikat Seminar Nasional
“Indonesia Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga Kota Pusaka)”
(HMJ PGMI IAIN Salatiga)
02 Juni 2016 Peserta 8
20. Sertifikat Seminar Nasional
“Penerapan Nilai-Nilai Lingkungan
kepada Individu” (MITAPASA IAIN
Salatiga)
21 September
2016 Peserta 8
21. Sertifikat Seminar Nasional dan
Launching Majalah LPM Dinamika
“Hedonisme=?” (LPM Dinamika)
4 Maret 2017 Peserta 8
22. Sertifikat dalam acara lomba
memperingati Hari Kemerdekaan RI
ke 72 di MI Mangunsari Salatiga
14 Agustus
2017 Panitia 3
23. Sertifikat dalam acara PERSAMI
(Perkemahan Sabtu Minggu) di MI
Mangunsari Salatiga
23 September
2017 Panitia 3
24. Sertifikat Seminar Nasional
“Mahasiwa Zaman Now” (KARIMA
INSITUTE)
02 Januari
2018 Peserta 8
Total 103
Salatiga, 28 Maret 2018
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama