peningkatan hasil belajar ipa materi cuaca dan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN
PENGARUHNYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA
SISWA KELAS III SEMESTER 2 MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Isnaini Rahmawati
NIM. 23040150126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN
PENGARUHNYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA
SISWA KELAS III SEMESTER 2 MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Isnaini Rahmawati
NIM. 23040150126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Isnaini Rahmawati
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Isnaini Rahmawati
NIM : 23040150126
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN
PENGARUHNYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA
SISWA KELAS III SEMESTER 2 MI MA’ARIF TINGKIR LOR
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
v
vi
vii
MOTTO
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di
daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran” (QS. Al-A’raaf: 57).
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua yang sangat saya cintai dan saya sayangi Bapak Ahmadi dan
Ibu Mubinah yang telah memberikan dan mengorbankan segalanya untuk
saya, sampai saya berada pada titik ini, semoga Bapak dan Ibu selalu diberi
kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan dunia dan akhirat;
2. Kakakku Arifah, Adikku Amanah Safitri, dan Ponakanku Isyafaras Nur
Arifin tersayang yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa;
3. Nenekku “mbah” Mursinem tersayang yang tak henti-hentinya memberikan
doa untukku;
4. Pakde, budhe, paklek, bulek, semua sanak saudara yang selalu memberikan
dukungan dan doa;
5. Calon Imamku yang menjadi salah satu motivasiku untuk menjadi perempuan
berpendidikan, walaupun namamu masih ter-rahasiakan;
6. Sahabat – sahabatku Mutik, Ica, Nurul, Rahma, Mutia, Devia tersayang yang
selalu bersedia membantuku, menyemangatiku, dan menemaniku selama 4
tahun menempuh pendidikan di Salatiga;
7. Team Sukses Wisuda April (walaupun tidak sukses) mbak Nurul dan mas
Faisal yang senantiasa berjuang bersama;
8. Keluarga baru yang saya dapatkan ketika KKN “Keluarga Cemara” Ika, Bob,
Eny, Erna, Anik, Neneng yang selalu memberi dukungan dan doa;
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohhmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, senantiasa penulis panjatkan
kepada Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan
Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan Pengaruhnya Melalui Pendekatan Saintifik
pada Siswa Kelas III Semester 2 MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat
kelak.
Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd;
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd;
3. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatga, Peni Susapti, M.Si;
4. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingannya;
x
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Bapak Ahmad Muniri, S.Pd.I selaku kepala MI Ma‟arif Tingkir Lor yang
telah memberikan izin melakukan penelitian di MI Ma‟arif Tingkir Lor;
dan
8. Bapak Drs. Sumyani selaku guru kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor yang
telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat
terlaksana dengan lancar;
9. Siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian;
10. Teman-teman PGMI angkatan 2015 IAIN Salatiga; dan
11. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini,
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
Swt. Serta tercatat sebagai amal baik. Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 10 April 2019
Isnaini Rahmawati
NIM.23040150139
xi
ABSTRAK
Isnaini, Rahmawati. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca
dan Pengaruhnya melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa
Kelas II Semester 2 MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr.
Hj. Maslikhah, S.Ag, M.Si
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Pendekatan Saintifik
Hasil belajar IPA di MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga masih
rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM
60. Hal ini dikarenakan guru kurang kreatif dalam menggunakan metode
yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
apakah penggunaaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya pada siswa kelas III semester
2 MI Ma'arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
materi cuaca dan pengaruhnya melalui pendekatan saintifik pada siswa
kelas III semester 2 MI Ma'arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota
Salatiga yang berjumlah 23 siswa meliputi 9 siswa laki-laki dan 14 siswa
perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi dan soal tes.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan tes. Data
dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85%
siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas
belajar dari Siklus I ke Siklus II 22% dan Siklus II ke Siklus III 8%. Hal
ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus
I 61% siswa tuntas belajar, Siklus II 83% siswa tuntas belajar, dan Siklus
III 91% siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas 9% (2 siswa)
dalam siklus III akan diberikan latihan mandiri berupa remedial oleh guru
supaya diharapkan seluruh siswa dapat tuntas belajar.
xii
DAFTAR ISI
Sampul Judul i
Lembar Berlogo ii
Halaman Judul iii
Persetujuan Pembimbing iv
Pengesahan Kelulusan v
Pernyataan keaslian tulisan dan kesediaan publikasi vi
Motto vii
Persembahan viii
Kata Pengantar ix
Abstrak x
Daftar Isi xii
Daftar Table xiv
Daftar Gambar xv
Daftar Lampiran xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 6
E. Manfaat Penelitian 7
F. Definisi Operasional 8
G. Metode Peneltian 10
1. Rancangan Penelitian 10
2. Subjek Penelitian 12
3. Langkah-Langkah Penelitian 12
4. Instrument Penelitian 15
5. Metode Pengumpulan Data 16
6. Analisis Data 17
H. Sistematika Penulisan 18
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 19
1. Hakikat Hasil Belajar 19
2. Hakikat IPA 29
3. Materi Cuaca dan Pengaruhnya 32
4. Pendekatan Saintifik 44
B. Kajian Pustaka 49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Sekolah 51
B. Pelaksanaan Penelitian 55
1. Deskripsi Siklus I 55
2. Deskripsi Siklus II 62
3. Deskripsi Siklus III 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus 73
1. Deskripsi Data Siklus I 73
2. Deskripsi Data Siklus II 75
3. Deskripsi Data Siklus III 78
B. Pembahasan 80
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 85
B. Saran 86
DAFTAR PUSTAKA 88
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik 46
Tabel 3.1 Identitas Sekolah MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga 51
Table 3.2 Identitas Guru MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga 52
Tabel 3.3 Data Siswa dan Runag Kelas 53
Tabel 3.4 Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin 54
Tabel 3.5 Waktu Penelitian 55
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 73
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 76
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III 78
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I-III 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Pelaksanaan Siklus PTK 11
Gambar 2.1 Pengertian Belajar 20
Gambar 2.2 Bagan Hakikat Belajar 25
Gambar 2.3 Bagan Hakikat Hasil Belajar 29
Gambar 2.4 Cuaca Berawan 33
Gambar 2.5 Cuaca Cerah 33
Gambar 2.6 Cuaca Panas 34
Gambar 2.7 Cuaca Dingin 34
Gambar 2.8 Cuaca Hujan 35
Gambar 2.9 Awan Stratus 36
Gambar 2.10 Awan Kumulus 37
Gambar 2.11 Awan Sirus 38
Gambar 2.12 Bagan Hakikat Cuaca dan Pengaruhnya 42
Gambar 2.13 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik 50
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I 81
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II 82
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus III 83
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I-III 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup 90
Lampiran 2. Daftar Nilai Skk Mahasiswa 91
Lampiran 3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi 94
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi 95
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian 98
Lampiran 6. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) 99
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 100
Lampiran 8. Lembar Kerja Kelompok Siklus I 111
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I 113
Lampiran 10. Catatan Lapangan Siklus I 114
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 119
Lampiran 12. Lembar Kerja Kelompok Siklus II 130
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II 132
Lampiran 14. Catatan Lapangan Siklus II 133
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III 139
Lampiran 16. Lembar Kerja Kelompok Siklus III 148
Lampiran 17. Soal Evaluasi Siklus III 150 Lampiran 18. Catatan Lapangan Siklus III 152 Lampiran 19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian 157
Lampiran 20. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian 168
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta
didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa
pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungannya (Hosnan, 2016: 10). Menurut Asmani (2009: 19) belajar adalah
proses mencari ilmu untuk mengubah diri dengan baik, sesuai dengan tingkat
keilmuan yang dicapai. Ilmu disini bermakna keseluruhan, baik ilmu agama
maupun umum. Proses mencari ilmu tidak dibatasi oleh sekat apapun, bahkan
oleh sekolah sekalipun. Proses mencari ilmu bisa dengan banyak cara: membaca,
mengikuti berbagai diskusi, menulis, dan lain-lain. Belajar merupakan jembatan
bagi manusia agar dapat mengetahui apa yang tidak diketahuinya sebagaimana
firman Allah Swt dalam Al-Qur‟an Surat Al-„Alaq ayat 1-5:
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
2
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan (Garnida dan
Budiman, 2002: 253). Susanto (2013: 165) menyatakan mata pelajaran IPA
merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar
siswa. Sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini sulit
adalah benar, terbukti dari hasil perolehan ujian akhir sekolah (UAS) yang
dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan.
Mata pelajaran IPA termasuk dalam mata pelajaran yang penting dalam
jenjang sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, menjadi mata pelajaran pokok
dan menjadi salah satu yang diujikan saat Ujian Nasional. Peneliti merasa perlu
untuk melakukan penelitian terhadap mata pelajaran IPA. Peneliti dalam
melakukan penelitian diharapkan mampu untuk meningkatkan hasil pembelajaran
mata pelajaran IPA.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di MI Ma'arif Tingkir Lor
Kota Salatiga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
masih rendah. Hal ini terbukti dengan adanya hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru kelas III MI MI Ma'arif Tingkir Lor yaitu Bapak Drs. Sumyani pada
27 Maret 2019. Hasil wawancara menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mempunyai nilai ulangan IPA di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 60. Secara Kriteria Ketuntasan Klasikal
3
nilai ulangan siswa di kelas III belum memenuhi 85 % yaitu hanya 43,5 % (10
siswa) yang telah tuntas dan 56,5% (13 siswa) belum mencapai KKM.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas III
MI Ma`arif Tingkir Lor Kota Salatiga pada tanggal 27 Maret 2019, diketahui
bahwa dalam proses pembelajaran IPA guru kurang kreatif dalam menggunakan
metode yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Guru masih terpaku pada buku pelajaran sehingga
membuat siswa lebih mudah bosan dan cenderung gaduh serta tidak
memperhatikan guru pada saat menerangkan pelajaran.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai siswa, peneliti
bersama Bapak Drs. Sumyani sebagai guru kelas III melakukan diskusi mengenai
pendekatan yang tepat untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi
siswa dan membuat siswa termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.
Penerapan pendekatan dalam pembelajaran IPA merupakan sesuatu yang
penting dalam proses belajar-mengajar. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut
pandang guru terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh
karena itu, strategi maupun metode pembelajaran bersumber dari pendekatan
tertentu (Suyadi, 2013: 15).
4
Pendekatan Saintifik dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut,
pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menggunakan langkah-langkah
serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah yang diterapkan
meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Daryanto,
2014: 51). Abdul Majid (2014: 71) mengemukakan bahwa pendekatan
pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya kolaborasi dan kerjasama di
antara siswa dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam pembelajaran.
Guru dalam menciptakan pembelajaran mengedepankan kondisi siswa yang
berperilaku ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar,
merumuskan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan, sehingga siswa dapat
menguasai materi yang dipelajari dengan baik dan benar.
Kelebihan Pendekatan Saintifik dijabarkan Aprianita (2015: 692) sebagai
berikut:
1) Memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan
yang matang, pengumpulan data, analisis, dan untuk menghasilkan
kesimpulan;
2) Menuntun siswa berpikir sistematis, kritis, kreatif, melakukan aktivitas
penelitian dan membangun konseptualisasi pengetahuan;
3) Membina kepekaan siswa terhadap problematika yang terjadi di
lingkungannya;
4) Membina kemampuan siswa dalam berargumentasi dan komunikasi; dan
5
Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN
19 Kota Tinggi, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam tahun 2017. Febria
Rahmi dalam jurnalnya (2017) dengan judul “Penerapan Pendekatan Saitifik
sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 19 Kota Tinggi”
telah membuktikan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan membuat siswa lebih aktif belajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah satu cara yang dapat digunakan dan
dianggap tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA. PTK merupakan suatu
kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran (Widayanti, 2008: 88-89)
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan
Pengaruhnya melalui Pendekatan Saintifik pada Siswa Kelas III Semester 2 MI
Ma'arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019”
B. Rumusan Masalah
Apakah Pendekatan Saintifik dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi
Cuaca dan Pengaruhnya pada Siswa Kelas III Semester 2 MI Ma'arif Tingkir Lor
Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019?
6
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan Pengaruhnya
melalui Pendekatan Saintifik pada Siswa Kelas III Semester 2 MI Ma'arif Tingkir
Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
6. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa,
2011: 105). Hipotesis tindakan ini adalah: Jika Pendekatan Saintifik
Dilaksanakan Dengan Baik Pada Mata Pelajaran IPA Materi Cuaca dan
Pengaruhnya Diharapkan dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III
Semester 2 MI Ma'arif Tingkir Lor Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
7. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat ketercapaian dari
tindakan yang diberikan. Pendekatan Saintifik dinyatakan berhasil jika
indikator yang diharapkan tercapai. Indikator keberhasilan siswa dapat dilihat
secara individual dan klasikal. Indikator keberhasilan siswa secara individual
dinyatakan berhasil apabila siswa dapat mencapai skor ≥ 60 (nilai KKM) pada
materi cucaca dan pengaruhnya. Depdikbud (dalam Trianto, 2012: 241)
7
menyatakan “Indikator keberhasilan siswa secara klasikal siswa dinyatakan
berhasil apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 60”.
E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah
tentang penerapan pendekatan saintifik pada KTSP ; dan
b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sumbangan pendidikan.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Siswa
1) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA melaui pendekatan
saintifik pada materi cuaca dan pengaruhnya ; dan
2) Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mudah.
b. Bagi Guru
1) Guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagai masukan agar
mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang lebih bermakna; dan
2) Guru dapat menggunakan hasil penelitian menjadi salah satu solusi
dalam pembelajaran IPA.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas;
8
2) Sekolah dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di MI
Ma‟arif Tingkir Lor khususnya dalam proses pembelajaran IPA.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa
yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tolak ukur
keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya. Nilai itu
diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu
dan selanjutnya mengikuti tes akhir (Rusman, 2012:123).
Atmaja (2016: 32) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil
atau perubahan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
menyangkut aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
a. Aspek kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, evaluasi;
b. Aspek afektif meliputi: kemampuan menerima, kemampuan menanggapi,
ketekunan; dan
c. Aspek psikomotorik meliputi: menggunakan, membersihkan,
menampilkan, menghubungkan, menyusun, menemukan, mengambil, dan
menyatukan.
9
2. IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang rasional
dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA merupakan suatu
pengetahuan yang bisa diterima di khalayak umum sebagai suatu produk ilmu
(produk ilmiah) yang penemuannya melalui serangkaian penyelidikan panjang
yang terstruktur (proses ilmiah), yang keberhasilannya dalam melakukan
penyelidikan ini ditentukan oleh sikap ilmiah yang dimiliki (Desstya, 2014:
194).
3. Cuaca Dan Pengaruhnya
Cuaca adalah keadaan udara di suatu tempat dalam waktu tertentu.
Ilmu yang mempelajari cuaca dinamakan meteorologi. Cuaca berbeda dengan
iklim. Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang
sangat luas. Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi (Priyono, 2008:
154)
4. Pendekatan Saintifik
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
adalah pendekatan saintifik, yaitu pendekatan yang menggunakan langkah-
langkan serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah yang
diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan
(Daryanto, 2014: 51).
10
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses
pembelajaran (Susilo, 2010: 16). PTK yang digunakan adalah kolaboratif,
dimana guru kelas melaksanakan proses belajar mengajar dan peneliti
bertindak sebagai pengamat.
Rancangan penelitian ini menggunakan PTK. Tindakan yang
direncanakan dalam penelitian berupa penerapan pendekatan saintifik untuk
meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya pada siswa
kelas III semester 2 MI Ma‟arif Tingkir Lor Tahun Pelajaran 2018/2019.
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum
pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat pembelajaran berupa
skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar evaluasi;
b. Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang
dilakukan;
11
c. Pengamatan menggambarkan obyek yang diamati dan cara
pengamatannya; dan
d. Refleksi dengan menguraikan hasil perenungan mengenai keberhasilan,
kegagalan tindakan, dan juga menentukan perbaikan-perbaikan untuk
siklus berikutnya.
Siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas sebagaimana di
ilustrasikan dalam gambar 1.1.
Gambar 1.1 : Skema Pelaksanaan Siklus PTK
Sumber: Arikunto, dkk (2014)
Perencanaan
Siklus I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi Siklus II
Pengamatan
?
12
2. Lokasi, Subjek Peneliti
a. Lokasi
Lokasi yang peneliti pilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah
di MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga.
b. Subjek peneliti
1 Siswa
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma'arif Tingkir Lor
Kota Salatiga pada mata pelajaran IPA materi Cuaca dan
Pengaruhnya. Jumlah siswa kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor ada 23
siswa meliputi 9 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
2 Guru
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan
guru IPA kelas III MI Tingkir Ma‟arif Lor (Drs. Sumyani).
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan
umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk
menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK.
Perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus
per siklus. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan menyiapkan
suatu kegiatan belajar mengajar (Kusumah, 2010: 39). Perencanaan
13
penelitian meliputi hal-hal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Peneliti mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk berdiskusi
tentang persiapan penelitian;
2) Peneliti merancang desain pembelajaran dengan pendekatan saintifik ,
yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
3) Peneliti mempersiapkan setting kelas dan sarana pendukung yang
diperlukan saat proses pembelajaran;
4) Peneliti menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui
kinerja guru dan kondisi siswa saat pelaksanaan pendekatan saintifik
dalam proses pembelajaran; dan
5) Peneliti menyusun instrument tes hasil belajar untuk siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha menaati
apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku
wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18).
Guru pada tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
desain pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tahap ini dilakukan
apersepsi, pembelajaran dan evaluasi. Peneliti menggunakan pedoman
14
observasi yang telah direncanakan dalam melaksanakan pengamatan
pembelajaran yaitu terhadap guru dan siswa, meliput masalah-masalah
yang muncul dan hal-hal yang mendukung.
c. Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan
dengan menggunakan indra secara langsung, berisi sejumlah indikator
perilaku ynag akan diamati (Suprijono, 2011: 139). Pengamatan
seharusnya dilakukan secara langsung pada waktu tindakan sedang
dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pengamatan dapat dilakukan sendiri atau kolaborator, yang memang diberi
tugas untuk hal itu. Pengamat pada saat mengamati haruslah mencatat
semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian, misalnya
mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, serta
penyajian atau pembahasan materi (Kusumah, 2010:40).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang
dilakukan guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.
Refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah
yang muncul di kelas penelitian yang diperoleh dari analisis data sebagai
benttuk pengaruh tindakan yang telah dirancang (Susilo, 2010: 23). Data
yang diperoleh pada tahap pengamatan selama proses pembelajaran
15
dilakukan analisis dan dilakukan refleksi sebagai bahan penyusun rencana
tindakan selanjutnya. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya dengan materi yang berbeda
melalui tahap yang sama dengan siklus sebelumnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer
untuk mengambil data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menentukan
keberhasilan dari rencana tindakan yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu lembar observasi dan soal
tes.
a. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan suatu cara yang tepat untuk menilai
perilaku. Untuk menilai perilaku itu diperlukan lembaran pengamatan
yang berisi hal-hal yang menjabarkan tingkah laku subyek yang diamati.
Observasi dapat dilaksanakan secara sistematik, yaitu dengan
menggunakan pedoman observasi (Djamarah, 2000: 220).
Lembar observasi berisi indikator yang didesain berdasarkan fokus
penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam
menerapkan pendekatan saintifik. Lembar observasi yang digunakan
adalah lembar observasi guru dan lembar observasi pelaksanaan
pendekatan saintifik.
16
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai
yang menggambarkan pencapaian kompetensi pada mata pelajaran IPA
materi cuaca dan pengaruhnya. Soal tes disusun berdasarkan indikator
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan oleh sekolah.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas yaitu observasi dan tes.
a. Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap kinerja guru dan sikap siswa
selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA materi cuaca
dan pengaruhnya.
b. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau
sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan
mengukur tingkat kemampuan siswa atau mengungkap aspek tertentu dari
orang yang dikenai tes (Suyanto, 2013: 236).
Tes dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar
siswa kelas III MI Ma'arif Tingkir Lor pada mata pelajaran IPA matrei
cuaca dan pengaruhnya dengan menggunakan pendekatan saintifik.
17
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses yang menghubung-hubungkan,
memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat
ditarik kesimpulan yang benar. Arikunto (2014: 131) mengemukakan bahwa
jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ada dua yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Dalam
penelitian ini, ada dua nilai yang harus dihitung yaitu sebagai berikut:
12. Menghitung nilai rata-rata kelas; dan
(Arikunto, 2010: 271 )
Keterangan :
X = nilai rata-rata siswa
= jumlah nilai siswa
N = Jumlah siswa
13. Menghitung ketuntasan belajar klasikal.
(Daryanto, 2011:192)
Keterangan:
P = Jumlah nilai dalam persentase;
= jumlah nilai siswa yang mendapat nilai >60; dan
N =Jumlah seluruh siswa.
18
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang
memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori dan
kajian pustaka. Kajian teori meliputi hakikat hasil belajar, hakikat IPA, materi
cuaca dan pengaruhnya, dan pendekatan saintifik. Kajian pustaka berupa hasil
penelitian yang relevan.
BAB III Metode Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran umum
lokasi penelitian dan subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan Siklus I,
deskripsi pelaksanaan Siklus II, dan diskripsi pelaksanaan Siklus III.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian
tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman yang
diciptakan guru (Hosnan, 2014: 7-8). Belajar merupakan proses
perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan
kegiatan merupakan perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan
Zain, 2006: 11).
Gagne (dalam Susanto, 2013: 1-2) berpendapat bahwa belajar
dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Belajar
sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui instruksi. Intruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan
dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru.
20
Berdasarkan beberapa pendapat tentang definisi belajar di atas
dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses interaksi terhadap
semua situasi untuk memperoleh perubahan tingkah laku
(pengetahuan, keterampilan, sikap) sebagai hasil dari pengalaman
yang terjadi pada diri setiap individu melalui arahan dan bimbingan
dari seorang pendidik atau guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan pengertian
belajar seperti Gambar 2.1
Proses Interaksi
Melalui arahan
dan bimbingan guru
Gambar 2.1 Pengertian Belajar
Sumber: Hosnan (2014); Djamarah dan Zain (2006); dan Gagne
(2013)
2) Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar terdiri dari perubahan perilaku, belajar
merupakan proses, dan belajar merupakan bentuk pengalaman
PERUBAHAN
TINGKAH
LAKU BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
21
(Suprijono, 2011: 4-5). Masing-masing prinsip belajar tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a) Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri:
(1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan
yang disadari;
(2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya;
(3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup;
(4) Positif atau berakumulasi;
(5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan;
(6) Permanen atau tetap;
(7) Bertujuan dan terarah; dan
(8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
b) Belajar merupakan Proses
Belajar merupakan proses yang terjadi karena didorong
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses
sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar
merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.
22
c) Belajar merupakan Bentuk Pengalaman
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara siswa dengan
lingkungannya.
3) Ciri-Ciri Belajar
Khairani (2017: 11-12) menyatakan bahwa ada beberapa ciri
dari belajar.
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change of
behaviour). Hasil belajar tidak dapat diketahui tanpa adanya
pengamatan terhadap tingkah laku seseorang. Hasil belajar dapat
diamati dari tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku,
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,
dan lain sebagianya;
b) Perubahan perilaku relatif permanen. Perubahan tingkah laku yang
terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak
berubah-berubah, akan tetapi dilain pihak tingkah laku tersebut
tidak akan terpancang seumur hidup;
c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial. Artinya hasil belajar tidak selalu serta merta
terlihat segera setelah selesai belajar. Hasil belajar dapat terus
berproses setelah kegiatan belajar selesai;
23
d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Artinya belajar itu harus dilakukan secara aktif, sengaja, terencana,
bukan karena peristiwa insendental; dan
e) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu
yang memperkuat memberikan semangat atau dorongan untuk
mengubah tingkah laku.
4) Tujuan Belajar
Sardiman (2009: 26-27) menyatakan tujuan belajar adalah
mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta
pembentukan sikap. Masing-masing tujuan belajar dijelaskan sebagai
berikut:
a) Mendapatkan Pengetahuan
Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini
ditandai dengan kemampuan berpikir. Pengetahuan dan
kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,
sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
Tujuan ini yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembangannya di dalam kegiatan belajar.
24
b) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan. Jadi, soal keterampilan yang
bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah
keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga
akan menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan
dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Keterampilan
rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah
masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung
pangkalnya tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalanpersoalan
penghayatan, dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
c) Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap adalah salah satu tujuan belajar. Guru
dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa,
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Guru
membutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir
dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai
contoh atau model. Guru bertugas membentuk sikap mental dan
perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai,
transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar”,
25
tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-
nilai itu kepada siswa. Guru dengan berlandaskan nilai-nilai
tersebut, siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk
mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
Kajian teori tentang hakikat belajar dapat ditampilkan pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan Hakikat Belajar
Sumber: Suprijono (2011); Khairani (2017); dan Sardiman (2009)
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
26
suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh sesuatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Guru dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya menetapkan tujuan
belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional
(Susanto, 2013: 5).
Hasil belajar pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Secara
eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap
mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun
penekanannya selalu berbeda (Ratnawulan, 2015: 57). Atmaja (2016:
32) juga menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil atau
perubahan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
menyangkut aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
b. Aspek kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, evaluasi;
c. Aspek afektif meliputi: kemampuan menerima, kemampuan
menanggapi, ketekunan; dan
d. Aspek psikomotorik meliputi: menggunakan, membersihkan,
menampilkan, menghubungkan, menyusun, menemukan,
mengambil, dan menyatukan.
27
Berdasarkan beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas
dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah melalui proses pembelajaran baik ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
2) Macam-macam Hasil Belajar
Susanto (2013: 6) mengatakan macam-macam hasil belajar
meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses
(aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif), yakni:
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif), berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang tyerdiri dari enam aspek yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah
dan keempat berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor), berkenaan dengan hasil
belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek
ranah psikomotoris yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspreesif dan
interpreetatif.
28
c. Sikap siswa (aspek afektif), berkenaan sikap yang terdiri dari lima
aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dak internalisasi.
3) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Waslimah (dalam Susanto, 2013: 12) berpendapat bahwa hasil
belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi dari
berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun
faktor eksternal.
a) Faktor Internal
Waslimah (dalam Susanto, 2013: 12) berpendapat bahwa
faktor intenal merupakan faktor yang ada dalam diri peserta didik
yang mepengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi
kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasan belajar, kondisi fisik dan kesehatan.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar
diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal
meliputi keadaan keluarga, sekolah dan masyarakat. Fakor keluarga
dapat menjadi pemicu rendahnya tingkat belajar dan mengakibatkan
menurunnya hasil belajar peserta didik.
29
Kajian teori tentang hakikat hasil belajar dapat ditampilkan pada
Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bagan Hakikat Hasil Belajar
Sumber: Atmaja (2016) dan Susanto, (2013)
2. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
ada di alam semesta beserta isinya dengan sikap ilmiah yang rasional dan
objektif. Mata pelajaran IPA diterapkan mulai dari sekolah dasar (SD)
sampai perguruan tinggi (PT), hal tersebut melihat pentingnya IPA
sebagai disiplin ilmu yang berperan dalam setiap aspek kehidupan
(Azizah, dkk, 2016: 492).
30
IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang
alam semesta dengan segala isinya. IPA merupakan suatu pengetahuan
yang bisa diterima di khalayak umum sebagai suatu produk ilmu (produk
ilmiah) yang penemuannya melalui serangkaian penyelidikan panjang
yang terstruktur (proses ilmiah), yang keberhasilannya dalam melakukan
penyelidikan ini ditentukan oleh sikap ilmiah yang dimiliki (Desstya,
2014: 194).
Berdasarkan uraian hakikat IPA di atas, dapat dipahami bahwa
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang diri sendiri dan alam semesta
beserta isinya dengan sikap ilmiah yang rasional dan objektif melalui
pengamatan dan percoban-percobaan sederhana dengan prinsip IPA
sebagai produk, proses, dan hasil.
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
Karakteristik Pembelajaran IPA menurut Jacobson & Bergman
(dalam Susanto, 2013: 170) meliputi:
1) IPA merupakan kumpulan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum, dan
teori;
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya;
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam; dan
31
4) IPA tidak dapat membuktikan semua, akan tetapi hanya sebagian atau
beberapa saja.
c. Tujuan Pembelajaran IPA di MI
Garnida dan Budiman (2002:254) menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran IPA di MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari;
2) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan
gagasan tentang alam sekitar;
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
kejadian di lingkungan sekitar;
4) Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab,
bekerjasama, dan mandiri;
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-
gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari; dan
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sebagai
kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
32
3. Materi Cuaca dan Pengaruhnya
1. Pengertian Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara di suatu tempat dalam waktu tertentu.
Kondisi cuaca yang meliputi tempat yang luas dalam waktu lama
dinamakan iklim. Ilmu yang mempelajari cuaca dinamakan meteorologi.
Keaadaan cuaca di suatu tempat dipengaruhi oleh temperatur udara,
tekanan udara, kelembapan udara, curah hujan, angin, dan letak daerah
tersebut.
2. Mengamati Kondisi Cuaca
a. Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit
banyak terdapat awan. Awan merupakan kumpulan uap air yang
terdapat di udara. Uap air ini berasal dari air kolam, air danau, air laut,
serta air sungai yang naik ke atas dan bergabung dengan udara karena
pengaruh panas matahari.
Cuaca berawan terjadi saat langit diliputi awan. Banyak
sedikitnya penampakan awan dapat memberikan petunjuk tentang
keadaan cuaca pada bebarapa jam atau beberapa hari mendatang. Saat
cahaya matahari terhalangi oleh awan, maka langit menjadi gelap.
Keadaan ini biasa disebut mendug. Awan hitam di langit merupakan
pertanda akan turun hujan.
33
Gambar 2.4 Cuaca Berawan
(Sumber: Zein, 2009: 86)
b. Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam
kondisi terang, sinar matahari memancar terang tetapi tidak begitu
terasa panas, terdapat awan yang berlapis-lapis tipis seperti bulu-bulu
serat sutra halus. Angin berhembus semilir. Pada kondisi cuaca seperti
ini dapat diramalkan tidak akan turun hujan.
Gambar 2.5 Cuaca Cerah
(Sumber: Zein, 2009: 86)
34
c. Cuaca Panas
Cuaca panas terjadi saat musim kemarau. Sianar matahari sangat
terik dan langsung memncar ke bumi tanpa penghalang. Cuaca panas
jarang terdapat awan, sehingg suhu di sekitar terasa sangat panas.
Gambar 2.6 Cuaca Panas
(Sumber: Zein, 2009: 86)
d. Cuaca Dingin
Kondisi cuaca dipengaruhi oleh kelembapan udara, kecepatan
angin, dan suhu udara di suatu daerah pada waktu tertentu. Bila
kelembapan udara tinggi, angin bertiup kencang, dan suhu udara
rendah, maka cuaca di daerah tersebut dapat dikatakan dingin.
Gambar 2.7 Cuaca Dingin
(Sumber: Zein, 2009: 86)
35
e. Cuaca Hujan
Hujan berasal dari udara yang mengandung uap air. Udara akan
naik ke atas dan membentuk awan. Makin ke atas, suhu uap air
menjadi makin rendah. Pada suhu tertentu, uap air akan mengembun
menjadi titik-titik air. Titik-titik air akan berubah menjaditetes-tetes
air. Makin lama tetes-tetes air itu makin berat dan akhirnya jatuh ke
bumi dalam bentuk hujan.
Gambar 2.8 Cuaca Hujan
(Sumber: Zein, 2009: 86)
f. Cuaca Berangin
Cuaca berangin dapat terjadi saat udara berawan maupun saat
langit cerah, pada siang hari maupun pada malam hari. Penyebab
terjadinya angin adalah perbedaan tekanan udara. Angin merupakan
udara yang bergerak. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah. Arah angin selalu berubah-ubah.
Kecepatan dan kekuatan angin berbeda-beda. Semakin besar kekuatan
angin, semakin tinggi kecepatannya.
36
3. Bentuk-bentuk Awan
Keadaan awan dapat diperkirakan atau diramalakan denagn
melihat tanda-tandanya yaiutu awan di langit. Awan berwarna putih atau
biru, tanda cuaca cerah. Awan berwarna abi-abu, tanda cuaca cerah tetapi
bida turun hujan. Awan berwarna hitam, tanda akan turun hujan. Secara
umum awan dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
a. Awan Stratus
Awan stratus merupakan awan tipis yang tersebar luas dan
menutui langit secara merata. Awan stratus merupakan awan yang
paling dekat dengan permukaan bumi. Awan stratus sering menutupi
daerah yang tinggi. Ciri-ciri awan stratus, antara lain sebagai berikut.
1) Berbentuk lembaran lapis-lapis yang mendatar;
2) Berwarna abu-abu;
3) Menyebabkan hujan gerimis; dan
4) Letaknya palinga bawah dekat dengan permukaan bumi.
Gambar 2.9 Awan Stratus
(Sumber: Zein, 2009: 87)
37
b. Awan Kumulus
Awan kumulus merupakan awan yang bentuknya seperti bunga
kol. Terbentuknya awan kumulus menunjukan cuaca panas dan kering.
Ciri-ciri awan kumulus, antara lain sebagai berikut.
1) Berwarna putih;
2) Berbentuk gumpalan-gumpalan (menyerupai kembang kol); dan
3) Menandakan cuaca akan tetap cerah;
4) Terletak pada ketinggian menengah (antara awan stratus dan sirus);
5) Jika berwarna hitam, menandakan akan turun hujan deras.
Gambar 2.10 Awan Kumulus
(Sumber: Zein, 2009: 87)
c. Awan Sirus
Awan sirus merupakan awan yang berbentukk serabut-serabut
halus, seperti benang atau rambut. Awan sirus menunjukan tanda-tanda
akan turun hujan. Ciri-ciri awan sirus antara lain sebagai berikut.
1) Berwarna putih;
2) Berbentuk serabut-serabut halus;
38
3) Letaknya paling tinggi (dibanding awan stratus dan awan kuumulus);
dan
4) Pada pagi yang cerah, tampak lebih dulu dari awan yang lain.
Gambar 2.11 Awan Sirus
(Sumber: Zein, 2009: 87)
4. Penggunaan Simbol Cuaca
Penggunaan simbol cuaca akan mempermudah mengetahui
informasi ramalan cuaca pada hari itu. Meramalkan cuaca dengan awan
kadang-kadang tidak tepat, sehingga digunakan cara lain, yaitu
menggunakan satelit cuaca. Satelit ini mengamati keadaan cuaca seperti
angin, bentuk awan, dan cahaya matahari. Hasil pengamatan satelit
dijabarkan dengan menggunakan simbol-simbol.
Ramlan cuaca sangat dibutuhlan untuk beberapa kegiatan.
Misalnya, untuk kegiatan penerbangan, pelayaran, pertanian, dan
perjalanan. Lembaga yang bertugas memperkirakan keadaan cuaca adalah
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Lembaga
tersebut mengadakan pengamatan udara didukung dengan peralatan
39
moderen, salah satunya satelit cuaca. Satelit tersebut dapat memantau arah
pergerakan awan, suhu, dan kelembapan udara, sehingga ramalan yang
disampaikan mendekati kebenaran.
5. Pengaruh Cuaca Terhadap Kegiatan Manusia
a. Kegiatan Manusia pada Musim Hujan
Pada saat musim hujan hampir tiap hari turun hujan. Orang
tetap bekerja hanya saja orang perlu menyesuaikan kegiatan dengan
keadaan cuaca. Saat musim hijan air cukup melimpah. Keadaan ini
sangat cocok untuk melakukan usaha pertanian dan perikanan.
Tanaman pertanian seperti padi, pada awal perumbuhannya
membutuhkan banyak banyak air. Oleh karena itu petani mulai
bercocok tanam padi tepat pada awal musim hujan.
b. Kegiatan Manusia pada Musim Kemarau
Pada saat kemarau udara terasa panas dan hujan jarang turun
atau bahkan tidak pernah sama sekali. Akibatnya persediaan air mulai
surut. Air sungai dan sumber air lainnya mengering. Tanah
persawahan retak-retak. Tumbuhan menjadi layu dan mati. Petani
tetap bercocok tanam pada musim kemarau, namun jenis tanaman
yang tidak membutuhkan air yang banyak, misalnya palawija.
Para nelayan dan petani garam memanfaatkan musim kemarau
untuk membuat ikan asin dan garam. Air laut dipompa ke kolam-
40
kolam dangkal di pantai. Sinar matahari akan menguapkan air laut
tersebut sehingga yang tertinggal hanya butiran-butiran garam.
Pengrajin tanah liat, seperti batu bata, gentiing, dan barang-
barang gerabah juga aktif berproduksi pada musim kemarau. Panas
matahari sangat berpengaruh dalam mengeringkan benda benda yang
telah dibentuk.
c. Cuaca Mempengaruhi Pakaian yang Digunakan
Pakaian dapat melindungi tubuh dari keadaan luar. Pakaian
yang diguankan tidak semuanya cocok dikenakan dalam setiap cuaca.
Kondisi udara saat cuaca cerah dan cuaca dingin tentu berbada,
segingga pakaian yang dikenakan juga berbeda. Keadaan cuaca
berpengaruh terhadap jenis pakaian.
1) Pakaian saat Cuaca Panas
Pakaian saat cuaca panas sebaiknya berbahan tipis dan
menyerap keringat. Pakaian yang coocok digunakan, misalnya
kemeja dan kaos dari bahan katun. Pakaian katun berpori-pori,
sehingga dapat menguapkan panas dari tubuh kita.
2) Pakaian saat Cuasa Dingin
Pakaian saat cuaca dingin sebaiknya berbahan tebal. Pakaian
yang coocok digunakan, misalnya sweater, mantel, dan jaket.
Pakaian tebal dapat menghangatkan badan dan menahan udara
dingin.
41
d. Cuaca Mempengaruhi Kebiasaan Makan dan Minum
1) Makanan pada saat Cuaca Panas
Makanan pada saat cuaca panas yang tepat adalah buah-
buahan. Cuaca panas mengakibatkan udara juga terasa panas.
Tubuh banyak mengeluarkan keringat, dan tenggorakan kering.
Minum yang banyak merupakan solusi agar tidak terjadi dehidrasi.
Minuman yang digemari pada saat cuaca panas, misalnya es buah
dan es jus. Minuman dingin terasa menyegarkan.
2) Makanan pada saat Cuaca Dingin
Makanan pada saat cuaca dingin yang tepat adalah adalah
makanan yang hangat. Makanan berupa bakso, sub hangat
biasanya digemari saat cuaca dingin. Minuman hangat juga
menjadi pilihan tepat ketika cuaca dingin, karena dapat
menghangatkan tubuh, misalnya teh hangat, kopi panas dan lain
sebagainnya.
42
Materi cuaca dan pengarunya dapat ditampilkan pada 2.12.
Gambar 2.12 Bagan Materi Cuaca dan Pengarunya
Sumber: Zein (2009); Priyono (2010);
4. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menggunakan
langkah-langkan serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah
ilmiah yang diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2014: 51). Hosnan (2014: 34)
berpendapat bahwa Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
43
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
Pendekatan Saintifik merupakan pendekatan dengan berpikir ilmiah
yang berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah)
pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan ilmiah atau observasi
yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data.
Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang
diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan
percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari
berbagai sumber (Sani, 2015 : 50-52).
Pembelajaran berbasis saintifik ini lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian
membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari
guru sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman
kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan
ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah
dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50 – 70 persen
(Daryanto, 2014:55).
b. Karakteristik Pendekatan Saintifik
44
Karakteristik pendekatan saintifik merupakan ciri khas yang
membedakannya antara pendekatan saintifik dengan pendekatan
pembelajaran yang lainnya. Hosnan (2014: 36) menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada siswa;
2) Melibatkan keterampilan proses saing dalam mengkontruksi konsep;
dan
3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
siswa.
c. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik didasarkan
pada keunggulan pendekatan tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai agar kegiatan
pembelajarannya memiliki arah yang jelas. Beberapa tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik sebagaimana yang dikemukakan oleh
Hosnan (2014:37) adalah sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa;
2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik;
45
3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan;
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
5) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khusunya
dalam menulis artikel ilmiah; dan
6) Untuk mengembangkan karakter siswa.
d. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam proses pembebalajaran
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian megolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran,
materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak
selalu tepat diaplikasikan secara prosedural (Daryanto, 2014: 59). Sani
(2015: 54) berpendapat bahwa Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan
dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur
yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak
dipelajari. Pada pembelajaran mungkin dilakukan observasi terlebih
dahulu sebelum memunculkan pertanyaan, namun pada pelajaran yang
lain mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum
melakukan eksperimen dan observasi.
46
Langkah-langkah Pendekatan Saintifik menurut Sani (2015: 50-52)
dapat dilihat seperti Gambar 2.4.
Gambar 2.13 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
(Sumber : Sani, 2015 : 50-52 )
Adapun Langkah-langkah Pendekatan Saintifik menurut Hosnan
(2014: 39) dapat dilihat seperti Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Kegiatan Aktivitas Belajar
Mengamati Mengamati Melihat, mengamati,
membaca, mendengar, menyimak (tanpa
dan dengan alat)
Menanya Mengajukan pertanyaan dari yang faktual
sampai ke yang bersifat hipotesis; diawali
dengan bimbingan guru sampai dengan
mandiri (menjadi suatu kebiasaan)
Mencoba/
Pengumpulan data
Menentukan data yang diperlukan dari
pertanyaan yang diajukan, menentukan
sumber data (benda,dokumen, buku,
experiment), mengumpulkan data
Bersambung. . . Sambungan. . .
Menalar/Mengasosiasi Menganalisi data (memproses informasi
dari kegiatan mengumpulkan maupun
hasil dari kegiatan mengamati, dan
Mencoba/
Mengumpulkan
Informasi
Menanya Mengamati
Mengkomunikasikan Menalar/
Asosiasi
47
kegiatan mengumpulkan informasi untuk
mencari solusi dan memperoleh simpulan
berupa pengetahuan
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi
dalam bentuk lisan, tulisan, diagram
bagan, gambar atau media lainnya.
Sumber: Hosnan (2014:39)
e. Kelebihan Pendekatan Saintifik
Kelebihan Pendekatan Saintifik dijabarkan sebagai berikut.
1 Memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan
perencanaan yang matang, pengumpulan data, analisis, dan untuk
menghasilkan kesimpulan;
2 Menuntun siswa berpikir sistematis, kritis, kreatif, melakukan
aktivitas penelitian dan membangun konseptualisasi pengetahuan;
3 Membina kepekaan siswa terhadap problemaka yang terjadi di
lingkungannya;
4 Membiasakan siswa menanggung resiko pembelajaran
5 Membina kemampuan siswa dalam berargumentasi dan komunikasi;
dan
6 Mengembangkan karakter siswa (Aprianita, 2015: 691-692).
f. Kelemahan Pendekatan Saintifik
(1) Penelitian dapat menghambat laju pembelajaran yang menyita waktu;
48
(2) Kegagalan dan kesalahan dalam melakukan penelitian akan berakibat
pada kesalahan penyimpulan; dan
(3) Materi yang kurang diminati siswa, dapat menyebabkan
pembelajaran menjadi tidak efektif (Aprianita, 2015: 692).
g. Cara Menyiasati Kekurangan Pendekatan Saintifik
Cara mensiasati kekurangan pendekatan saintifik menurut peneliti
adalah sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan pengamatan atau penelitian sederhana yang telah
dengan alokasi waktu sehingga tidak banyak menyita waktu dan
menghambat pembelajaran;
2) Guru meminimalisir kegagalan dan kesalahan dalam melakukan
penelitian dengan mendampingi dan memberi arahan kepada siswa;
dan
3) Guru harus kreatif menggunakan media agar siswa tertarik mengikuti
pembelajaran walaupun materi kurang diminati siswa.
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini merupakan:
49
1. Penelitian dilakukan oleh Nurma Istighfaroh, 2017 dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Saintifik
pada Siswa Kelas IV MI Ma‟arif Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”. Rumusan masalah pada penelitian yaitu
Apakah Penerapan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV
MI Ma‟arif Gedangan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan Pendekatan
Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV MI Ma‟arif Gedangan
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini terbukti
meningkatkan hasil belajar dari hasil Siklus 1 75%, kemudian pada Siklus II
100 %. Penelitian yang dilakukan Nurma Istighfaroh sama dengan yang
dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan saintifik sedangkan
perbedaanya terdapat pada Penerapan pendekatan saintifik, subjek penelitian,
materi pelajaran, tempat dan waktu serta jumlah siklus dalam pelaksanaan
penelitian.
2. Penelitian dilakukan oleh febria rahmi, 2017 dengan judul “Penerapan
pendekatan saitifik sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SDN 19 Kota Tinggi”. Rumusan masalah pada penelitian yaitu Apakah
penerapan pendekatan saitifik dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas IV SDN 19 Kota Tinggi?. Tujuan penelitian ini adalah untuk
50
mengetahui Peningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 19 Kota
Tinggi menggunakan Pendekatan Saintifik. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Penerapan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas IV SDN 19 Kota Tinggi. Penelitian ini terbukti meningkatkan
hasil belajar dengan rata-rata prosentase siswa pada pra siklus yaitu 44,16,
meningkat pada siklus I yaitu 63,33%, dan meningkat lagi pada sisklus II
mencapai 87,5% . Penelitian yang dilakukan Febria Rahmi sama dengan yang
dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan saintifik sedangkan
perbedaanya terdapat pada penerapan pendekatan saintifik, subjek penelitian,
materi pelajaran, tempat dan waktu serta jumlah siklus dalam pelaksanaan
penelitian.
Berdasarkan dua hasil dari penelitian tentang penggunaan endekatan
saintifik di atas, semuanya menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa melalui penggunaan pendekatan saintifik. Penelitian yang akan peneliti
lakukan merupakan penelitikan PTK dengan judul Peningkatan Hasil belajar
mata pelajaran IPA materi cuaca dan pengaruhnya menggunakan pendekatan
saintifik pada siswa kelas III semester 2 MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
51
Penelitian inti dilaksanakan di MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga
dengan alamat di Desa Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
Gambaran umum penelitian ini akan membahas tentang identitas sekolah, visi
dan misi sekolah, keadaan guru dan pegawai, keadaan siswa, karakteristik
siswa, kolabolator peneliti.
1. Identitas Sekolah
Identitas MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Identitas Sekolah MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga
No. Identitas Keterangan
1. Nama Sekolah MI Ma‟arif Tingkir Lor
Salatiga
2. Alamat / Kelurahan Jl. Kyai Zumri No. 11 Tingkir
Lor
3. Status Swasta
4. SK Kelembagaan No. LK/3.c/ 132/PgmMI/ 1978
5. NSM 111233730010
6. Tahun didirikan 1 Januari 1963
7. Status Tanah Wakaf
8. Luas Tanah 900 M2
9. Nama Kepala Madrasah Ahmad Muniri. S.Pd.I
10. No. Rekening / Nama Bank 3-033-02124-0 Bank BPD
Jateng
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor
2. Visi
52
Visi MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga adalah unggul dalam
prestasi, santun dalam budi dan berakhlaqul karimah.
3. Misi
Misi MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga:
a. Menungkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan IPTEK;
b. Meningkatkan prestasi disemua bidang kegiatan siswa;
c. Memperkuat keimanan dan ketaqwaaan terhadap Allah
Subhanahu Wata‟ala;
d. Meningkatankan akhlaqul karimah peserta didik;
e. Meningkatakan kemampuan guru menuju profesionalisme; dan
f. Melaksanakan manajemen secara menyeluruh dan serasi.
3. Identitas Guru dan Karyawan
Identitas guru MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga dilihat dari Tabel 3.2
Tabel 3.2 Identitas Guru MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga
No. Nama/NIP Mengajar
Kelas
Status Keterangan
1 Ahmad Muniri, S.Pd.I
NIP.
198011082007011015
III, IV PNS Kepala
Madrasah
2 Shabirah, S.Pd.I
NIP.
19671028200701002
I PNS Guru Kelas
Bersambung. . .
Sambungan. . .
3 Rohmawati, S.Pd.I
NIP.
198012102007102003
III ,IV, V PNS Guru Kelas
53
4 Umi Ma‟rifah Hidayati,
A.Ma
III, IV, V,
VI
GTY Guru Kelas
5 Rahma Linajati, S.Pd.I II GTY Guru Kelas
6 Syafiq Ahmad, S.Pd.I IV, VI GTY Guru Kelas
7 Drs. Sumyani III, V, IV GTY Guru Kelas
8 Istiqomah, S.Pd. I I s/d VI GTT Guru Bidang
Studi
10 Fredy Penjaga
Sekolah (Sumber: Dokumentasi sekolah)
4. Data Siswa dan Ruang Kelas
Data siswa dan ruang kelas MI Ma‟arifTingkir Lor Kota Salatiga
pada tahun pelajaran 2018/2019 adalah 118 siswa dengan 6 ruang kelas
dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Data Siswa dan Runag Kelas
No. Jumlah
Siswa
Tahun 2018/2019 Keterangan
Laki-
laki
Perempuan Jumlah
1 Kelas I 7 10 17
2 Kelas II 13 15 28
3 Kelas III 9 14 23
4 Kelas IV 16 6 22
5 Kelas V 6 8 14
6 Kelas VI 8 6 14
7 Jumlah 59 59 118 (Sumber: Dokumentasi Sekolah)
5. Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa
kelas VI MI Maarif Tingkir Lor Salatiga. Siswa berjumah 23 orang yang
terdiri dari 9 orang putra dan 14 orang putri. Rincian data siswa dapat
dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4 Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
54
No. Nama Siswa Jenis kelamin
1. Wahyu Andiyani P
2. Siti Rahmawati P
3. M Zain A‟araf Praditya L
4. Imam Mirojul Zuhda L
5. Kharis Raditya Pradana L
6. Lilis Erlina Putri N P
7. Maulana Sifaur Rahman L
8. Zafia Nada Salsabila P P
9. Ahmad Faqih Zulfiqor L
10. April Fairuz Mazaya P
11. Latifa Azahra S P
12. Jaziela Keisya Haqque P
13. Safira Stradani P
14. Afida Milati Aulia P
15. Berlian Cantika F.Y. P
16. M.Risky Ramadhani L
17. Keyla Putri Assifa P
18. Zahra Kharema Tegarani P
19. Anita Maydinna P
20. Nazril Gita Zulkarnaeni L
21. Putri Alda Fuadiya P
22. M.Jazon Ariel Putra S L
23. Ahmad M Amali Ila Mizan L
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Kolaborator penelitian adalah guru kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor
Kota Salatiga yaitu Bapak Drs. Sumyani. Guru kelas yang melakukan
kegiatan proses pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan
media pembelajaran yang dibutuhkan serta melakukan pengamatan
55
terhadap guru dan siswa berkaitan dengan langkah-langkah proses
pembelajaran dan pelaksanaan pendekatan saintifik.
7. Waktu Penelitian
Waktu penelitian di laksanakan sebanyak tiga kali pertemuan (3
Siklus) di MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga. Pelaksanaan penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Waktu Penelitian
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Senin, 1 April 2019
2. Siklus II Selasa, 2 April 2019
3. Siklus III Sabtu, 6 April 2019
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan tiga Siklus
penelitian. Masing-masing Siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi cuaca dan pengaruhnya terhadap kegiatan
manusia dengan menggunakan pendekatan saintifik;
56
2) Guru membuat lembar kerja kelompok (LKK) yang akan
digunakan siswa saat proses pembelajaran;
3) Guru menyiapkan media pembelajaran;
4) Guru menyiapkan soal tes evaluasi;
5) Guru menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan RPP yang telah
disusun; dan
6) Guru menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA
menggunakan pedekatan Saintifik.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada hari
Senin, 1 April 2019 pukul 09.10 sampai 10.20 WIB di ruang kelas III
MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 23
siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini
berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang
diajarkan pada siklus I adalah tentang cuaca dan kondisi cuaca.
Langkah-langkah pelaksanaan Siklus I sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam;
b) Guru mengajak semua siswa berdoa;
57
c) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa,
mengecek kesiapan diri dan tempat duduk;
d) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap dan
aktif dalam pembelajaran;
e) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan; dan
f) Guru memberikan ice breaking menggunakan tepuk semangat.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Mengamati
(1) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru;
(2) Guru meminta beberapa siswa untuk membaca materi
tentang pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia pada
modul pembelajaran IPA halaman 43 di depan kelas dan
yang lain menyimak;
b) Menanya
(1) Guru menggali pemahaman awal siswa. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya;
(2) Guru memberikan pertanyaan dasar seputar pengetahuan
siswa tentang cuaca dan kondisi cuaca;
c) Mencoba
58
(1) Guru membagi kelompok dengan anggota masing – masing
kelompok 4-5 kelompok dengan cara berhitung;
(2) Siswa menggaris bawahi informasi penting pada teks
bacaan;
(3) Siswa diminta menyebutkan macam-macam kondisi cuaca
beseta ciri-cirinya;
d) Menalar
(1) Guru memberikan soal yang berkaitan dengan materi cuaca
dan kondisi cuaca dalam bentuk lembar kerja;
(2) Guru mengamati siswa berdiskusi pada masing-masing
kelompok dalam waktu singkat;
(3) Siswa mengaitkan materi cuaca dan kondisi cuaca dalam
kehidupan sehari-hari;
(4) Siswa mencoba menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dengan berdiskusi dan mengisi lembar kerja bersama
kelompoknya;
e) Mengkomunikasikan
(1) Siswa menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya;
(2) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas;
(3) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berani
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas;
59
(4) Guru menarik kesimpulan dari materi pengaruh cuaca agi
kehidupan manusia; dan
(5) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang
cuaca dan kondisi cuaca.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;
b) Guru meninformasikan rencana kegiatan di pembelajaran
berikutnya;
c) Guru meminta siswa membaca do‟a penutup di pimpin oleh
salah satu siswa; dan
d) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegaiatan
selama proses pembelajaran. Peneliti menggunakan dua lembar
observasi, lembar pertama digunakan untuk mengamati guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan RPP. Lembar
observasi kedua ditujukan kepada guru dan siswa digunakan untuk
mengamati guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
60
menggunakan Pendekatan Saintifik. Hasil pengamatan berupa lembar
observasi akan dilampirkan pada lembar catatan lapangan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui kelemahan
dalam pembelajaran yang telah dilakukan guru dan siswa sehingga
dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada
Siklus berikutnya. Kelemahan yang ditemukan dalam penelitian Siklus
I yaitu:
1) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan
bermakna;
2) Guru kurang membangkitkan rasa ingin tahu siswa;
3) Siswa masih merasa malu dan kurang aktif dalam bertanya;
4) 8 Siswa kurang memperhatikan saat pembelajaran dan sibuk
dengan aktivitasnya sendiri;
5) Guru kurang dalam melatih aktivitas pemecahan masalah;
6) 2 di antara 5 siswa dalam satu kelompok kurang aktif dalam
berdiskusi; dan
7) Guru kurang memberikan umpan balik kepada siswa.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran
menggunakan Pendekatan Saintifik pada Siklus I. Hal ini dilakukan
61
untuk merencanakan perbaikan supaya siklus berikutnya tidak terjadi
lagi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru mnyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan
bermakna;
2) Guru membangkitkan rasa ingin tau siswa;
3) Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif bertanya;
4) Guru memberikan ice breaking, agar siswa kembali fokus kepada
guru dan tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri;
5) Guru melatih aktivitas pemecahan masalah;
6) Guru memberikan stimulus agar semua siswa aktif dalam
berdiskusi; dan
7) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
Kelemahan-kelemahan yang telah peneliti paparkan merupakan
salah satu komponen yang menyebabkan indicator keberhasilan belum
tercapai, pada Siklus II diharapkan melalui Pendekatan Saintifik pada
pembelajaran IPA materi cuaca dann pengaruhnya hasil belajar siswa
dapat meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan Siklus II
adalah sebagai berikut:
62
1) Guru mnyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas dan
bermakna;
2) Guru membangkitkan rasa ingin tau siswa;
3) Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif bertanya;
4) Guru memberikan ice breaking, agar siswa kembali fokus kepada
guru dan tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri;
5) Guru melatih aktivitas pemecahan masalah;
6) Guru memberikan stimulus agar semua siswa aktif dalam
berdiskusi; dan
7) Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa, 2 April 2019 pukul 09.10 sampai 10.20 WIB di ruang kelas III
MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga dengan jumlah siswa sebanyak 23
siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas ini
berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi yang
diajarkan pada Siklus II adalah tentang bentuk-bentuk awan dan
simbol cuaca. Langkah-langkah pelaksanaan Siklus II sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru mengajak semua siswa berdoa;
63
c. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa,
mengecek kesiapan diri dan tempat duduk;
d. Guru menanyakan kesiapan siswa dalam memulai
pembelajaran;
e. Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap
dan aktif dalam pembelajaran;
f. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan; dan
g. Guru memberikan ice breaking menggunakan tepuk
semangat.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a. Mengamati
(1) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru; dan
(2) Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang
bentuk-bentuk awan di modul pembelajaran IPA halaman
45;
b. Menanya
(1) Guru menggali pemahaman awal siswa. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya;
(2) Guru memberikan pertanyaan dasar seputar pengetahuan
siswa tentang bentuk-bentuk awan dan simbol cuaca.
64
c. Mencoba
(1) Guru membagi kelompok dengan anggota masing-masing
kelompok 4-5 siswa.
(2) Siswa menggaris bawahi informasi penting pada teks
bacaan;
(3) Siswa diminta menyebutkan macam-macam bentuk-bentuk
awan dan simbol cuaca;
(4) Siswa bersama kelompoknya melakukan pengamatan di
luar kelas dengan arahan guru;
d. Menalar
(1) Guru memberikan soal yang berkaitan dengan materi cuaca
dan kondisi cuaca dalam bentuk lembar kerja;
(2) Guru mengamati siswa berdiskusi pada masing-masing
kelompok dalam waktu singkat;
(3) Siswa mengaitkan materi cuaca dan kondisi cuaca dalam
kehidupan sehari-hari;
(4) Siswa mencoba menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dengan berdiskusi dan mengisi lembar kerja bersama
kelompoknya;
e. Mengkomunikasikan
(1) Siswa menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya;
65
(2) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas;
(3) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berani
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas;
(4) Guru menarik kesimpulan dari materi pengaruh cuaca agi
kehidupan manusia; dan
(5) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tentang
bentuk-bentuk awan dan simbol cuaca.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;
b. Guru meninformasikan rencana kegiatan di pembelajaran
berikutnya;
c. Guru meminta siswa membaca do‟a penutup di pimpin oleh
salah satu siswa; dan
d. Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegaiatan
66
selama proses pembelajaran. Peneliti menggunakan dua lembar
observasi, lembar pertama digunakan untuk mengamati ketrampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan RPP.
Lembar observasi kedua ditujukan kepada guru dan siswa digunakan
untuk mengamati guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
menggunakan Pendekatan Saintifik. Hasil pengamatan berupa lembar
observasi akan dilampirkan pada lembar catatan lapangan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus II untuk mengetahui kelemahan
dalam pembelajaran yang telah dilakukan guru dan siswa sehingga
dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada
Siklus berikutnya. Kelemahan yang ditemukan dalam penelitian Siklus
II yaitu:
1) 4 (empat) siswa kurang fokus dalam pembelajaran, masih
semaunya sendiri dalam melaksanakan pengamatan;
2) 5 (lima) siswa tidak memperhatikan saat salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas; dan
3) 5 (lima) siswa belum bisa dalam menemukan pengetahuannya
sendiri.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran
67
menggunakan Pendekatan Saintifik pada Siklus II. Hal ini dilakukan
untuk merencanakan perbaikan supaya siklus berikutnya tidak terjadi
lagi kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberikan perhatian kepada semua siswa agar terfokus
pada pembelajaran dan mengikuti arahan guru dalam
melaksanakan penganatan;
2) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain yang telah
presentasi di depan kelas; dan
3) Guru memotivasi dan memberikan stimulus yang bermakna agar
siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri.
3. Deskripsi Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan
Siklus III adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan perhatian kepada semua siswa agar terfokus
pada pembelajaran dan mengikuti arahan guru dalam
melaksanakan pengamatan;
2) Guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok
untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain yang telah
presentasi di depan kelas; dan
68
3) Guru memotivasi dan memberikan stimulus yang bermakna agar
siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu,
6 maret 2019 pukul 09.10 sampai 10.20 WIB di ruang kelas di ruang
kelas III MI Ma‟arif Tingkir Lor Salatiga dengan jumlah siswa
sebanyak 23 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas
ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada Siklus II adalah tentang bentuk-bentuk awan dan
simbol cuaca. Langkah-langkah pelaksanaan Siklus III sebagai
berikut:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru memberikan salam;
b) Guru mengajak semua siswa berdoa;
c) Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa,
mengecek kesiapan diri dan tempat duduk;
d) Guru menanyakan kesiapan siswa dalam memulai
pembelajaran;
e) Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar siswa siap dan
aktif dalam pembelajaran;
69
f) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan; dan
g) Guru memberikan permainan untuk melatih konsentrasi dan
kefokusan siswa.
2) Kegiatan Inti (80 menit)
a) Mengamati
(1) Siswa mengamati gambar yang diberikan guru;
(2) Guru meminta beberapa siswa untuk membaca materi
tentang pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia pada
modul pembelajaran IPA halaman 47 di depan kelas dan
yang lain menyimak;
b) Menanya
(1) Guru menggali pemahaman awal siswa. Siswa diberikan
kesempatan untuk bertanya;
(2) Guru memberikan pertanyaan dasar seputar pengetahuan
siswa pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia;
(3) Siswa menanyakan dan menyampaikan pendapatnya
dengan berdiri;
c) Mencoba
70
(1) Siswa diminta menyebutkan contoh pekerjaan yang cocok
sesuai dengan musim;
(2) Siswa bekerja sama dengan teman sebangkunya,
menyelesaikan tugas dari guru;
d) Menalar
(1) Guru memberikan soal yang berkaitan dengan materi
pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia dalam bentuk
lembar kerja;
(2) Guru mengamati siswa berdiskusi pada masing-masing
kelompok dalam waktu singkat;
(3) Siswa mencoba menyelesaikan tugas yang diberikan guru
dengan berdiskusi dan mengisi lembar kerja bersama teman
sebangku;
e) Mengkomunikasikan
(1) Siswa menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompoknya;
(2) Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas dan kelompok lain
menanggapi;
(3) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang berani
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas;
71
(4) Guru menarik kesimpulan dari materi pengaruh cuaca agi
kehidupan manusia; dan
(5) Siswa mengerjakan Soal yang diberikan oleh guru tentang
pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia.
3) Kegiatan penutup (10 menit)
a) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah Swt;
b) Guru meninformasikan rencana kegiatan di pembelajaran
berikutnya;
c) Guru meminta siswa membaca do‟a penutup di pimpin oleh
salah satu siswa; dan
d) Guru mengucapkan salam sebagai penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti selama proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegaiatan
selama proses pembelajaran. Peneliti menggunakan dua lembar
observasi, lembar pertama digunakan untuk mengamati ketrampilan
guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai dengan RPP.
72
Lembar observasi kedua ditujukan kepada guru dan siswa digunakan
untuk mengamati guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
menggunakan Pendekatan Saintifik. Hasil pengamatan berupa lembar
observasi akan dilampirkan pada lembar catatan lapangan.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian Siklus III menunjukkan bahwa sudah
tidak ditemukan kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.
Kelemahan yang ada pada Siklus II dapat diatasi dalam Siklus III.
Penelitian Dihentikan pada Siklus III karena hasil belajar siswa sudah
menunjukkan indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu
≥85% siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas dalam siklus ini
akan diberikan latihan mandiri berupa remedial oleh guru supaya
diharapkan seluruh siswa dapat tuntas belajar.
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 1 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada Siklus I adalah Cuaca dan Kondisi Cuaca.
Hasil pengamatan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa terlihat
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Saintifik, meskipun belum semua siswa aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Nilai siswa hasil belajar pada Siklus I dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. WA 60 Tuntas
2. SR 40 Tidak Tuntas
3. MZAP 50 Tidak Tuntas
4. IMZ 70 Tuntas
5. KRP 50 Tidak Tuntas
6. LPEN 100 Tuntas
7. MSR 90 Tuntas
8. ZNSP 80 Tuntas
9. AFZ 100 Tuntas
10. AFM 70 Tuntas
11. LAS 40 Tidak Tuntas
Bersambung. . .
74
Sambungan. . .
12. JKH 90 Tuntas
13. SS 50 Tidak Tuntas
14. AMA 100 Tuntas
15. BCFY 80 Tuntas
16. MRR 70 Tuntas
17. KPA 50 Tidak Tuntas
18. ZKT 80 Tuntas
19. AM 50 Tidak Tuntas
20. NGZ 90 Tuntas
21. PAF 50 Tidak Tuntas
22. MJAPS 80 Tuntas
23. AMAIM 50 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terrendah 40
Rata-rata 69,13
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 14
Tidak Tuntas = 9
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
= 60,8 %
= 61 % (Pembulatan)
75
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus I mencapai 69,13. Siswa yang tuntas belajar (mencapai
KKM) terdapat 14 siswa (61%), sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (nilai di bawah KKM) 9 siswa (39%). Hasil belajar pada Siklus I
pada ketuntasan klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh
presentase nilai hasil belajar sebesar 85% dan berdasarkan KKM banyak
dari siswa belum mencapai ≥60 (Nilai KKM) hanya mencapai 61% atau
sebanyak 16 siswa dari jumlah seluruh siswa keseluruhan, sehingga
perlu untuk dilaksanakan kembali Siklus II pada waktu yang telah
ditetapkan.
2. Deskripsi data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 2 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus II adalah Bentuk-bentuk Awan dan simbol
Cuaca. Kelemahan-kelemahan yang ada pada Siklus I diperbaiki pada
Siklus II. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada Siklus II
menunjukkan bahwa masih terdapat delapan siswa yang belum terlibat
penuh dalam mengikuti pembelajaran. Nilai hasil belajar siswa pada
Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2.
76
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. WA 80 Tuntas
2. SR 50 Tidak Tuntas
3. MZAP 70 Tuntas
4. IMZ 90 Tuntas
5. KRP 80 Tuntas
6. LPEN 100 Tuntas
7. MSR 90 Tuntas
8. ZNSP 50 Tidak Tuntas
9. AFZ 90 Tuntas
10. AFM 80 Tuntas
11. LAS 90 Tuntas
12. JKH 90 Tuntas
13. SS 50 Tidak Tuntas
14. AMA 100 Tuntas
15. BCFY 90 Tuntas
16. MRR 80 Tuntas
17. KPA 100 Tuntas
18. ZKT 100 Tuntas
19. AM 50 Tidak Tuntas
20. NGZ 90 Tuntas
21. PAF 80 Tuntas
22. MJAPS 80 Tuntas
23. AMAIM 70 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terrendah 50
Rata-rata 80
(Sumber: Data Primer)
77
Keterangan:
Tuntas = 19
Tidak Tutas = 4
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut
= 82,6 %
= 83 % (Pembulatan)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus II mencapai 80. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM)
terdapat 19 siswa (83%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
(nilai di bawah KKM) 4 siswa (17%). Hasil belajar pada Siklus II pada
ketuntasan klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh
presentase nilai hasil belajar sebesar 85% dan berdasarkan KKM banyak
dari siswa belum mencapai ≥60 (Nilai KKM) hanya mencapai 83% atau
sebanyak 19 siswa dari jumlah seluruh siswa keseluruhan., sehingga
perlu untuk dilaksanakan kembali Siklus III pada waktu yang telah
ditetapkan.
78
3. Deskripsi Data Siklus III
Penelitian Siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 April 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus III adalah Cuaca dan Pengaruhnya bagi
Kehidupan Manusia. Kelemahan yang di lihat dari pengamatan pada
Siklus I dan Siklus II diperbaiki dan disempurnakan pada Siklus III.
Pengamatan pada Siklus III menunjukkan bahwa Kelemahan yang ada
pada Siklus II dapat diatasi dalam Siklus III. Nilai siswa hasil belajar
pada Siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. WA 80 Tuntas
2. SR 100 Tuntas
3. MZAP 80 Tuntas
4. IMZ 90 Tuntas
5. KRP 70 Tuntas
6. LPEN 100 Tuntas
7. MSR 90 Tuntas
8. ZNSP 90 Tuntas
9. AFZ 90 Tuntas
10. AFM 100 Tuntas
11. LAS 50 Tidak Tuntas
12. JKH 90 Tuntas
13. SS 50 Tidak Tuntas
14. AMA 100 Tuntas
15. BCFY 90 Tuntas
Bersambung. . .
79
Sambungan. . .
16. MRR 90 Tuntas
17. KPA 70 Tuntas
18. ZKT 90 Tuntas
19. AM 100 Tuntas
20. NGZ 90 Tuntas
21. PAF 100 Tuntas
22. MJAPS 100 Tuntas
23. AMAIM 80 Tuntas
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terrendah 50
Rata-rata 80
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 21
Tidak Tutas = 2
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
= 91,3%
= 91% (Pembulatan)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada Siklus III mencapai 86,52. Siswa yang tuntas belajar (mencapai
80
KKM) terdapat 21 siswa (91%), sedangkan siswa yang tidak tuntas
belajar (nilai di bawah KKM) 2 siswa (9%). Hasil belajar pada Siklus III
menunjukkan bahwa hasil pembelajaran sudah mencapai indikator
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥60 (Nilai KKM). Pembelajaran pada Silkus III
dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan samapai Siklus III.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan data
diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar
siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I-III
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Presentase
I 69,13 Tuntas 14 61%
Tidak Tuntas 9 39%
II 80,00 Tuntas 19 83%
Tidak Tuntas 4 17%
III 86,52 Tuntas 21 91%
Tidak Tuntas 2 9%
(Sumber: Data Primer)
Table 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah
dilakukan tindakan. Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan hasil
belajar di setiap Siklus dalam pembelajaran merupakan bukti keberhasilan
penggunaan Pendekatan Saintifik pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh pada Siklus I data hasil belajar siswa
menunjukkan terdapat 9 siswa (39%) yang tidak tuntas belajar (nilai di
81
bawah KKM), sedang siswa yang tuntas belajar terdapat 14 siswa (61%)
dengan rata-rata 69,52. Hasil presentase belum mencapai indikator
keberhasilan belajar secara klasikal yang telah ditetapkan, sehingga peneliti
melanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda. Data
ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Data yang diperoleh pada Siklus II data hasil belajar siswa
menunjukkan terdapat 4 siswa (17%) yang tidak tuntas belajar (nilai di
bawah KKM), sedang siswa yang tuntas belajar terdapat 19 siswa (83%)
dengan rata-rata 80. Hasil belajar yang diperoleh dari Siklus I ke Siklus II
mengalami peningkatan 13%. Hasil presentase belajar Siklus II belum
mencapai indikator keberhasilan belajar secara klasikal yang telah
ditetapkan ≥85% hanya mencapai 83%, sehingga peneliti melanjutkan pada
Siklus III dengan materi dan waktu yang berbeda.
82
Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Data yang diperoleh pada Siklus III data hasil belajar siswa
menunjukkan terdapat 2 siswa (9%) yang tidak tuntas belajar (nilai di bawah
KKM), sedang siswa yang tuntas belajar terdapat 21 siswa (91%) dengan
rata-rata 86,52. Hasil belajar yang diperoleh dari Siklus II ke Siklus III
mengalami peningkatan kembali sebesar 8%. Hasil presentase belajar Siklus
III sudah mencapai indikator keberhasilan belajar secara klasikal yang telah
ditetapkan ≥85% yaitu mencapai sebesar 91% dari jumlah siswa
memperoleh ≥60 (nilai KKM) sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan
pada Siklus III. Siswa yang belum tuntas dalam siklus ini akan diberikan
83
latihan mandiri berupa remedial oleh guru diharapkan seluruh siswa dapat
tuntas belajar.
Data ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus III dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siklus III
(Sumber: Data Primer)
Pembahasan terhadap ketuntasan belajar siswa Siklus I-III dapat di
cermati pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I-III
(Sumber: Data Primer)
84
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
menggunakan Pendekatan Saintifik terjadi peningkatan dari Siklus I
terdapat 61% siswa tuntas belajar, Siklus II terdapat 83% siswa tuntas
belajar, siklus III 91% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas
belajar dari siklus I ke Siklus II 22% dan dari Siklus II ke Siklus III 8%.
85
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca
dan pengaruhnya pada siswa kelas III semester 2 MI Maarif Tingkir Lor Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I
ke Siklus II 22% dan Siklus II ke Siklus III 8%. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I 61% siswa tuntas belajar,
Siklus II 83% siswa tuntas belajar, dan Siklus III 91% siswa tuntas belajar. Siswa
yang belum tuntas 9% (2 siswa) dalam siklus III akan diberikan latihan mandiri
berupa remedial oleh guru supaya diharapkan seluruh siswa dapat tuntas belajar.
B. Saran
1. Siswa
a. Siswa hendaknya mengamati dan memperhatikan arahan guru sejak awal
pembelajaran;
b. Siswa hendaknya aktif bertanya dan percaya diri dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran;
c. Siswa hendaknya mencoba mencari informasi dari berbagai sumber dan
saling bertukar pengetahuan serta keterampilan pada temannya;
86
d. Siswa hendaknya mampu menemukan pengetahuannya sendiri dan
memecahkan masalah yang ada; dan
e. Siswa hendaknya mampu menyimpulkan hasil pembelajaran dengan baik
dan mampu menyampaikan hasil pembelajaran dengan penuh percaya diri.
2. Guru
a. Guru hendaknya membawa media yang menarik perhatian siswa sehingga
siswa tertarik mengamati dan memperhatikan arahan guru sejak awal
pembelajaran;
b. Guru hendaknya memberikan stimulus agar semua siswa aktif bertanya;
c. Guru hendaknya tidak terpaku hanya pada modul pembelajaran, tetapi juga
menyediakan bebagai sumber informasi;
d. Guru hendaknya melatih siswa menemukan pengetahuannya sendiri dan
memecahkan masalah yang ada;
e. Guru hendaknya memberikan stimulus yang dapat membangitkan rasa
percaya diri siswa saat menyampaikan hasil pembelajaran;
f. Guru hendaknya menerapkan Pendekatan Saintifik pada mata pelajaran IPA
pokok bahasan lain, karena hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan
bahwa Pendekatan Saintifik mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
87
3. Sekolah
Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas berupa media pembelajaran
dan memberikan bimbingan kepada guru tentang penerapan pendekatan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar proses belajar menjadi lebih
bermakna serta dapat mengajak siswa untuk berpikir kritis dan aktif dalam
pembelajaran.
88
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah. 2018. Bandung: Cordoba
Aprianira, Ririn. 2015. Menerapkan Pendekatan Saintifik Yang Berorientasi pada
Kemampuan Metakognisi dan Keterampilan Sosial. Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan Matetatika UNY 2015
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2014. Penelitian TindakanKelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. Jurus-Jurus Belajar Efektif Untuk SMP dan SMA.
Jogjakarta: Diva Press
Atmaja, Nanda Pratama. 2016. Buku Super Lengkap Evaluasi Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Diva Press.
Azizah, Nur, Atep Sujana & Isrokatun. 2016. Penerapan Pendekatan Somatis
Auditori Visual Intelektual pada Materi Sumber Energi Bunyi untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Online), Vol. 1, No. 1,
(http://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/viewfile/2978/,
diakses 19 Februari 2019).
Desstya, Anatri. 2014. Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah Dasar,
(Online), Vol. 1, No. 2, (http://journals.ums.ac.id/index.php
/ppd/article/download/, diakses 15 Februari 2019).
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.Garnida, Dadang & Rudi, Budiman. 2002. Buku
Pedoman Guru Mata Pelajaran Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta: Dirjen Lembaga Departemen Agama
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Istighfaroh, Nurma. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan
Melalui Pendekatan Saitifik Pada Siswa Kelas IV MI Ma’arif Gedangan
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarag Tahun Ajaran 2016/2017.
Khairani, Makmun. 2017. Psikologi Belajar. Jogjakarta: Aswaja Pressindo
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,
Edisi Kedua. Jakarta: PT Indeks.
89
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Priyono & Titik Sayekti. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 3, Untuk SD dan MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rahmi, Febria. 2017. Penerapan Pendekatan Saintifik Sebagai Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 19 Kota Bukit Tinggi. Jurnal
Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, Volume 1, Nomer 2,
Desember 2017.
Ratnawulan, Elis & Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Press
Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teoridan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Perdana Media Group.
Susilo. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Suyanto & Asep Jihad. 2013. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru
Professional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Zein, Ahmad Zulfikar & Asep Rahman. 2009. Mengenal Alam untuk SD/MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
90
Lampiran 1. Tentang Daftar Riwayat Hidup
Daftar Riwayat Hidup
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Isnaini Rahmawati
NIM : 23040-15-0126
TTL : Kab. Semarang, 15 Januari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Krajan RT.01/01, Gunung Tumpeng, Kec. Suruh, Kab.
Semarang
No HP : 083127915446
Riwayat Pendidikan : SD Negeri Gunung Tumpeng 02 lulus tahun 2009
SMP Negeri 3 Suruh lulus tahun 2012
MAN Suruh lulus tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 08 April 2019
Penulis,
Isnaini Rahmawati
NIM. 23040-15-0126
91
92
93
94
95
Lampiran 3. Tentang Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Surat Tugas Pembimbing Skripsi
95
Lampiran 4. Tentang Lembar Konsultasi Skripsi
Lembar Konsultasi Skripsi
96
97
98
Lampiran 5. Tentang Surat Izin Penelitian
Surat Izin Penelitian
99
Lampiran 6. Tentang Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
No. Nama Siswa KKM Nilai Siswa Keterangan
24. WA 60 50 Tidak Tuntas
25. SR 60 40 Tidak Tuntas
26. MZAP 60 40 Tidak Tuntas
27. IMZ 60 70 Tuntas
28. KRP 60 40 Tidak Tuntas
29. LPEN 60 60 Tuntas
30. MSR 60 70 Tuntas
31. ZNSP 60 60 Tuntas
32. AFZ 60 80 Tuntas
33. AFM 60 70 Tuntas
34. LAS 60 40 Tidak Tuntas
35. JKH 60 70 Tuntas
36. SS 60 40 Tidak Tuntas
37. AMA 60 70 Tuntas
38. BCFY 60 50 Tidak Tuntas
39. MRR 60 50 Tidak Tuntas
40. KPA 60 50 Tidak Tuntas
41. ZKT 60 70 Tuntas
42. AM 60 40 Tidak Tuntas
43. NGZ 60 60 Tuntas
44. PAF 60 50 Tidak Tuntas
45. MJAPS 60 60 Tidak Tuntas
46. AMAIM 60 60 Tidak Tuntas
100
Lampiran 7. Tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus I
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : III / II
Materi Pokok : Cuaca dan Pengaruhnya
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi
manusia serta hubungannya dengan manusia memelihara dan melesarikan
alam.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca
Indikator
6.2.1 Menjelaskan pengertian cuaca.
6.2.2 Mengidentifikasi kondisi cuaca
6.2.3 Meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit
C. Tujuan Pembelajaran.
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian cuaca dengan benar;
2. Siswa dapat mengidentifikasi kondisi cuaca dengan benar; dan
101
3. Siswa dapat Meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan
keadaan langit dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
Hubungan Keadaan Awan dengan Cuaca
1. Pengertian Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara di suatu tempat dalam waktu tertentu.
Kondisi cuaca yang meliputi tempat yang luas dalam waktu lama dinamakan
iklim. Ilmu yang mempelajari cuaca dinamakan meteorologi. Keaadaan cuaca
di suatu tempat dipengaruhi oleh temperatur udara, tekanan udara,
kelembapan udara, curah hujan, angin, dan letak daerah tersebut.
2. Mengamati Kondisi Cuaca
a. Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit
banyak terdapat awan. Awan merupakan kumpulan uap air yang terdapat
di udara. Uap air ini berasal dari air kolam, air danau, air laut, serta air
sungai yang naik ke atas dan bergabung dengan udara karena pengaruh
panas matahari. Awan terlihat berjalan karena didorong oleh angin. Arah
gerakan awan sesuai dengan arah gerakan angin.
Cuaca berawan terjadi saat langit diliputi awan. Banyak sedikitnya
penampakan awan dapat memberikan petunjuk tentang keadaan cuaca
pada bebarapa jam atau beberapa hari mendatang. Saat cahaya matahari
terhalangi oleh awan, maka langit menjadi gelap. Keadaan ini biasa
102
disebut mendug. Awan hitam di langit merupakan pertanda akan turun
hujan.
Gambar 1. Cuaca Berawan
b. Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi
terang, sinar matahari memancar terang tetapi tidak begitu terasa panas,
terdapat awan yang berlapis-lapis tipis seperti bulu-bulu serat sutra halus.
Angin berhembus semilir. Pada kondisi cuaca seperti ini dapat
diramalkan tidak akan turun hujan.
Gambar 2. Cuaca Cerah
103
c. Cuaca Panas
Cuaca panas terjadi saat musim kemarau. Sianar matahari sangat
terik dan langsung memncar ke bumi tanpa penghalang. Cuaca panas
jarang terdapat awan, sehingg suhu di sekitar terasa sangat panas.
Gambar 3. Cuaca Panas
d. Cuaca Dingin
Kondisi cuaca dipengaruhi oleh kelembapan udara, kecepatan
angin, dan suhu udara di suatu daerah pada waktu tertentu. Bila
kelembapan udara tinggi, angin bertiup kencang, dan suhu udara rendah,
maka cuaca di daerah tersebut dapat dikatakan dingin.
Gambar 4. Cuaca Dingin
104
e. Cuaca Hujan
Hujan berasal dari udara yang mengandung uap air. Udara akan
naik ke atas dan membentuk awan. Makin ke atas, suhu uap air menjadi
makin rendah. Pada suhu tertentu, uap air akan mengembun menjadi titik-
titik air. Titik-titik air akan berubah menjaditetes-tetes air. Makin lama
tetes-tetes air itu makin berat dan akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan.
Gambar 5. Cuaca Hujan
f. Cuaca Berangin
Cuaca berangin dapat terjadi saat udara berawan maupun saat langit
cerah, pada siang hari maupun pada malam hari. Penyebab terjadinya
angin adalah perbedaan tekanan udara. Angin merupakan udara yang
bergerak. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Arah angin selalu berubah-ubah. Kecepatan dan
kekuatan angin berbeda-beda. Semakin besar kekuatan angin, semakin
tinggi kecepatannya.
105
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku modul IPA kelas 3 untuk SD/MI
2. Lembar kerja siswa
3. Gambar keadaan awan dan cuaca
4. Lingkungan Sekolah
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Waktu
1. Kegiatan
Awal a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru mengajak semua siswa berdoa;
c. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa, mengecek kesiapan
diri dan tempat duduk;
d. Guru memberikan motivasi terhadap
siswa agar siswa siap dan aktif dalam
pembelajaran;
e. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai setelah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan;
dan
f. Guru memberikan ice breaking
menggunakan tepuk semangat.
10 menit
106
2. Kegiatan
Inti a. Mengamati
1. Siswa mengamati gambar yang
diberikan guru; dan
2. Guru meminta beberapa siswa
untuk membaca materi tentang
pengaruh cuaca bagi kehidupan
manusia pada modul pembelajaran
IPA halaman 43 di depan kelas dan
yang lain menyimak;
b. Menanya
1. Guru menggali pemahaman awal
siswa. Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya;
2. Guru memberikan pertanyaan dasar
seputar pengetahuan siswa tentang
cuaca dan kondisi cuaca;
c. Mencoba
1. Guru membagi kelompok dengan
anggota masing – masing kelompok
4-5 kelompok dengan cara
berhitung;
2. Siswa menggaris bawahi informasi
penting pada teks bacaan;
3. Siswa diminta menyebutkan
macam-macam kondisi cuaca
beseta ciri-cirinya;
d. Menalar
1. Guru memberikan soal yang
berkaitan dengan materi cuaca dan
kondisi cuaca dalam bentuk lembar
kerja;
2. Guru mengamati siswa berdiskusi
pada masing-masing kelompok
dalam waktu singkat;
3. Siswa mengaitkan materi cuaca dan
50 menit
107
kondisi cuaca dalam kehidupan
sehari-hari;
4. Siswa mencoba menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dengan
berdiskusi dan mengisi lembar
kerja bersama kelompoknya;
e. Mengkomunikasikan
1 Siswa menyimpulkan hasil diskusi
dalam kelompoknya;
2 Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas;
3 Guru memberikan apresiasi kepada
kelompok yang berani
mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas;
4 Guru menarik kesimpulan dari
materi pengaruh cuaca agi
kehidupan manusia; dan
5 Siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru tentang cuaca
dan kondisi cuaca.
3. Penutup a. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran
serta mengaitkan materi pelajaran
dengan lingkungan sekitar dan
kekuasaan Allah Swt;
b. Guru meninformasikan rencana
kegiatan di pembelajaran berikutnya;
c. Guru meminta siswa membaca do‟a
penutup di pimpin oleh salah satu
siswa; dan
d. Guru mengucapkan salam sebagai
penutup.
10 menit
108
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian: tes tertulis
2. Instrumen Penilaian: 10 soal pilihan ganda
Berilah Tanda Silang (X) pada Huruf A, B, C, atau D pada Jawaban
yang Benar!
1. Keadaan udara di suatu tempat dalam waktu tertentu disebut....
a. Tropis c. Musim
b. Iklim d. Cuaca
2. Keadaan cuaca yang meliputi tempat yang sangat luas dan dalam waktu
lama disebut....
a. Tropis c. Musim
b. Iklim d. Cuaca
3. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut.....
a. Meteorologi c. Ekologi
b. Hidrologi d. Klimatologi
4. Berikut adalah tanda-tanda hujan akan turun, kecuali....
a. Angin bertiup kencang
b. Cuaca cerah
c. Suhu dingin
d. Awan
109
5. Kumpulan uap air di langit dinamakan....
a. Pelangi c. Udara
b. Awan d. Angin
6. Awan terbentuk karena....
a. Gas dari bumi
b. Gas dari matahari
c. Penguapan air yang ada di permukaan bumi
d. Kabut luar angkasa
7. Matahari bersinar terang. Udara terasa panas karena suhu udara tinggi.
Kulit terasa terbakar karena cahaya matahari. Keadaan cuaca saat itu
adalah....
a. Cerah c. Dingin
b. Berawan d. Panas
8. Kondisi cuaca dipegaruhi oleh hal berikut, kecuali....
a. Kelembaban udara c. Temperatur udara
b. Kegiatan pabrik d. Kecepatan angin
9. Bila keadaan langit cerah, dapat diramalkan....
a. Akan turun hujan c. Tidak turun hujan
b. Akan turun salju d. Cuaca berangin
10. Pakaian yang cocok dipakai pada musim hujan adalah....
a. Pakaian tebal c. Pakaian tipis
b. Pakaian berat d. Pakaian mahal
110
Kunci Jawaban:
1. D 6. C
2. C 7. D
3. A 8. B
4. B 9. C
5. B 10. A
Pedoman Penilaian
Skor = Setiap nomer mempunyai nilai 1
Nilai = Jumlah perolehan skor x 10
Nilai tertinggi = 10 x 10 = 100
Lampiran 8. Tentang Lembar Kerja Kelompok Siklus 1
111
Lembar Kerja Kelompok Siklus 1
Lampiran 9. Tentang Soal Evaluasi Siklus I
112
Soal Evaluasi Siklus I
113
114
Lampiran 10. Tentang Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
A. Lembar Observasi Guru
Nama sekolah : MI Ma‟arif Tingkir Lor
Guru : Drs. Sumyani
Materi pokok : Bentuk-Bentuk Awan dan Simbol Cuaca
Waktu Pelaksanaan : Senin, 01 April 2019 (09.10 – 10.20 WIB)
Petunjuk : berikan tanda (√) checklist pada kolom yang
telah disediakan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
A Kemampuan Guru Dalam Membuka
Pelajaran
1. Menarik perhatian siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Menyampaikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Menyampaikan prosedur pelaksanaan
pendekatan saintifik √
B. Kemampuan Guru Dalam Kegiatan Inti
6. Guru mampu menarik perhatian siswa
(Mengamati) √
7. Guru mampu mendorong siswa lebih aktif
bertannya (Menanya) √
8. Guru menciptakan suasana belajar dengan
aktivitas ilmiah (Menalar) √
9. Memicu kreativitas siswa (Mencoba) √
10. Guru mampu membuat siswa dapat
memecahkan permasalahan (Menalar) √
11. Guru mampu mengajak siswa berpikir kritis
(Mengkomunikasikan) √
115
C. Kemampuan Guru Dalam Menutup
Pembelajaran
18. Guru mendorong siswa untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran √
19. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telak dilakukan √
20. Guru memberikan apresiasi terhadap
pencapaian belajar siswa √
21. Guru menginformasikan materi yang akan
diajarkan dalam pembelajaran selanjutnya √
116
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberi keterangan pada kolom
deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No.
Langkah
Pendekatan Saintifik
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Pembukaan Guru membuka
pembelajaran dengan
salam
Siswa menjawab
salam dari guru
2. Mengawali dengan
doa
Guru mengawali
pembelajaran dengan
mengajak semua
siswa berdoa
Semua siswa
berdoa dengan
semangat
3. Melakukan presensi Guru menanyakan
kabar siswa dan
melakukan presensi
Semua siswa
antusias menjawab
ketika ditanya
4. Memberikan motivasi
pembelajaran
Guru tidak
memberikan motivasi
belajar
Siswa tidak
mendapat motivasi
belajar dari guru
5. Memberikan
Apersepsi
Guru memberikan
Apersepsi kepada
siswa terkait materi
cuaca dan kondisi
cuaca
Terdapat 6 siswa
laki-laki dan 2
siswa perempuan
yang belum
memperhatikan
6. Membangkitkan rasa
ingin tahu
Guru kurang dalam
membangkitkan rasa
ingin tahu
Hanya terdapat 3
siswa yang
bertanya tentang
materi cuaca dan
kondisi cuaca
7. Memberikan tujuan
pembelajaran yang
jelas dan bermakna
Guru kurang
menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan
jelas dan bermakna
Siswa kurang
memahami tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati
8. Pengamatan gambar Guru meminta siswa
mengamati gambar
yang ditujukan guru
siswa mengamati
gambar yang
ditunjukan guru
117
9. Pembiasaan literasi
materi pembelajaran
Guru meminta siswa
berkesinambungan
membaca materi pada
buku modul tentang
cuaca di depan kelas
siswa secara
berkesinambungan
membaca materi
pada buku modul
tentang cuaca di
depan kelas dan
siswa lain
menyimak
Menanya
10. Menggali pemahaman
awal dan pemberian
stimulus
Guru menggali
pemahaman awal
siswa dan
memberikan stimulus
agar siswa bertanya
Siswa kurang aktif
bertanya jawab
mengenai materi
yang dipaparkan
guru
11. Menguji pengetahuan
siswa
Guru memberikan
pertanyaan dasar
seputar pengetahuan
siswa tentang cuaca
dan kondisi cuaca
4 orang siswa
masih malu-malu
kerika ditanyadan
hanya diam
Mencoba
12. Pembagian kelompok Guru membagi
kelompok dengan
anggota masing -
masing kelompok 4-5
siswa
Siswa berkumpul
dengan kelompok
yang telah
ditentukan guru
13. Pemberian arahan
pengamatan
Guru membagikan
lembar kerja
kelompok, dan
menjelaskan langkah-
langkahnya
Siswa menerima
lembar kerja
kelompok
diberikan oleh
guru dan
menyimak
penjelasan guru
14. Berdiskusi kelompok Guru meminta siswa
mengerjakan tugas
dalan lembar kerja
kelompok dengan
berdiskusi bersama
teman sekelompok
2 dari 5 siswa
dalam satu
kelompok kurang
berpartisipasi
dalam berdiskusi
dan mengerjakan
tugas kelompok
Menghubungkan
15. Pengalaman belajar
secara langsung
Guru mengajak siswa
untuk
Siswa mengalami
pengalaman
118
dengan kehidupan menghubungkan
dengan kehidupan
sehari-hari
belajar secara
langsung dan
menghubungkan
dengan kehidupan
sehari-hari
16. Menghubungakan
hasil percobaan
dengan materi
Guru memberikan
stimulus pada siswa
untuk
menghubungkan hasil
percobaan dengan
materi yang telah
diajarkan
Siswa mengalami
pengalaman
belajar secara
langsung dan
menghubungkan
materi yang telah
diajarkan
17. Menghubungkan
materi dengan
kehidupan sehari-hari
Guru membiarkan
siswa untuk
menemukan
pengetahuannya
sendiri
Siswa mengaitkan
materi dengan
kehidupan sehari-
hari
Mengkomunikasikan
18. Presentasi interaktif Guru meminta siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok
berpasangan
Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi
19. Menyampaikan
pendapat
Guru tidak
memberikan waktu
pada kelompok lain
untuk memberikan
pendapatnya
Kelompok lain
tidak memberikan
pendapat
20. Siswa terlibat penuh
dalam proses
pembelajaran
Guru mengajak siswa
untuk terlibat peuh
dalam pembelajaran
Terdapat 8 siswa
yang masih belum
fokus dalam
pembelajaran
Penutup
21. Aktivitas penguatan
materi
Guru tidak
memberikan
penguatan materi
Siswa tidak diberi
penguatan materi
22. Umpan balik dan
evaluasi kinerja
Guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran
Siswa bersama
guru bersama-
sama
menyimpulkan
hasil pembelajaran
119
Lampiran 11. Tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : III / 2
Materi Pokok : Cuaca dan Pengaruhnya
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi
manusia serta hubungannya dengan manusia memelihara dan melesarikan
alam.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca.
Indikator
6.2.1 Mengidentifikasi bentuk-bentuk awan; dan
6.2.2 Memahami simbol yang biasa digunakan untuk menunjukan kondisi cuaca.
C. Tujuan Pembelajaran.
4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk awan dengan benar; dan
5. Siswa dapat mengidentifikasi simbol yang biasa digunakan untuk menunjukan
kondisi cuaca dengan benar.
120
D. Materi Pembelajaran
1. Bentuk-bentuk Awan
Keadaan awan dapat diperkirakan atau diramalakan denagn melihat
tanda-tandanya yaiutu awan di langit. Awan berwarna putih atau biru, tanda
cuaca cerah. Awan berwarna abi-abu, tanda cuaca cerah tetapi bida turun
hujan. Awan berwarna hitam, tanda akan turun hujan. Secara umum awan
dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
d. Awan Stratus
Awan stratus merupakan awan tipis yang tersebar luas dan menutui
langit secara merata. Awan stratus merupakan awan yang paling dekat
dengan permukaan bumi. Awan stratus sering menutupi daerah yang tinggi.
Ciri-ciri awan stratus, antara lain sebagai berikut.
5) Berbentuk lembaran lapis-lapis yang mendatar;
6) Berwarna abu-abu;
7) Menyebabkan hujan gerimis; dan
8) Letaknya palinga bawah dekat dengan permukaan bumi.
121
Gambar 1. Awan Stratus
e. Awan Kumulus
Awan kumulus merupakan awan yang bentuknya seperti bunga kol.
Terbentuknya awan kumulus menunjukan cuaca panas dan kering. Ciri-ciri
awan kumulus, antara lain sebagai berikut.
6) Berwarna putih;
7) Berbentuk gumpalan-gumpalan (menyerupai kembang kol); dan
8) Menandakan cuaca akan tetap cerah;
9) Terletak pada ketinggian menengah (antara awan stratus dan sirus);
10) Jika berwarna hitam, menandakan akan turun hujan deras.
Gambar 2. Awan Kumulus
122
6. Awan Sirus
Awan sirus merupakan awan yang berbentukk serabut-serabut halus, seperti
benang atau rambut. Awan sirus menunjukan tanda-tanda akan turun hujan.
Ciri-ciri awan sirus antara lain sebagai berikut.
5) Berwarna putih;
6) Berbentuk serabut-serabut halus;
7) Letaknya paing tinggi (dibanding wan stratus dan awan kuumulus); dan
8) Pada pagi yang cerah, tampak lebih dulu dari awan yang lain.
Gambar 3. Awan Sirus
2. Penggunaan Simbol Cuaca
Penggunaan simbol cuaca akan mempermudah mengetahui informasi
ramalan cuaca pada hari itu. Meramalkan cuaca dengan awan kadang-kadang
tidak tepat, sehingga digunakan cara lain, yaitu menggunakan satelit cuaca.
Satelit ini mengamati keadaan cuaca seperti angin, bentuk awan, dan cahaya
matahari. Hasil pengamatan satelit dijabarkan dengan menggunakan simbol-
simbol.
123
Ramalan cuaca sangat dibutuhlan untuk beberapa kegiatan. Misalnya,
untuk kegiatan penerbangan, pelayaran, pertanian, dan perjalanan. Lembaga
yang bertugas memperkirakan keadaan cuaca adalah Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Lembaga tersebut mengadakan
pengamatan udara didukung dengan peralatan modern, salah satunya satelit
cuaca. Satelit tersebut dapat memantau arah pergerakan awan, suhu, dan
kelembapan udara, sehingga ramalan yang disampaikan mendekati
kebenaran.
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
F. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku modul IPA kelas 3 untuk SD/MI
2. Buku BSE Mengenal IPA kelas 3 untuk SD/MI
3. Gambar bentuk-bentuk awan dan simbol cuaca
4. Kertas karton
5. Lembar Kerja Siswa
5. Lingkungan Sekolah
124
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Waktu
1. Kegiatan
Awal a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru mengajak semua siswa berdoa;
c. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa, mengecek kesiapan
diri dan tempat duduk;
d. Guru menanyakan kesiapan siswa
dalam memulai pembelajaran;
e. Guru memberikan motivasi terhadap
siswa agar siswa siap dan aktif dalam
pembelajaran;
f. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai setelah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan;
dan
g. Guru memberikan ice breaking
menggunakan tepuk semangat.
10 menit
2. Kegiatan
Inti a. Mengamati
1. Siswa mengamati gambar yang
diberikan guru; dan
2. Guru meminta siswa untuk
membaca materi tentang bentuk-
bentuk awan di modul
pembelajaran IPA halaman 45;
b. Menanya
1. Guru menggali pemahaman awal
siswa. Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya;
2. Guru memberikan pertanyaan dasar
seputar pengetahuan siswa tentang
bentuk-bentuk awan dan simbol
cuaca.
c. Mencoba
1. Guru membagi kelompok dengan
50 menit
125
anggota masing-masing kelompok
4-5 siswa.
2. Siswa menggaris bawahi informasi
penting pada teks bacaan;
3. Siswa diminta menyebutkan
macam-macam bentuk-bentuk
awan dan simbol cuaca;
4. Siswa bersama kelompoknya
melakukan pengamatan di luar
kelas dengan arahan guru;
d. Menalar
1. Guru memberikan soal yang
berkaitan dengan materi cuaca dan
kondisi cuaca dalam bentuk lembar
kerja;
2. Guru mengamati siswa berdiskusi
pada masing-masing kelompok
dalam waktu singkat;
3. Siswa mengaitkan materi cuaca
dan kondisi cuaca dalam
kehidupan sehari-hari;
4. Siswa mencoba menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dengan
berdiskusi dan mengisi lembar
kerja bersama kelompoknya;
e. Mengkomunikasikan
1. Siswa menyimpulkan hasil diskusi
dalam kelompoknya;
2. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas;
3. Guru memberikan apresiasi kepada
kelompok yang berani
mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas;
4. Guru menarik kesimpulan dari
materi pengaruh cuaca agi
kehidupan manusia; dan
126
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian: Tes tertulis
2. Instrumen Penilaian: 10 soal pilihan ganda
Berilah Tanda Silang (X) pada Huruf A, B, C, atau D pada Jawaban
yang Benar!
1. Indonesia mempunyai dua musim yaitu....
a. Musim dingin dan musim kemarau
b. Musim dingin dan musim panas
c. Musim hujan dan musim kemarau
d. Musim salju dan musim hujan
2. Awan berwarna abu-abu pertanda....
a. Cuaca panas c. Cuaca cerah tapi bisa turun hujan
b. Cuaca cerah d. Akan turun hujan
3. Berikut ini yang bukan merupakan jenis awan adalah....
a. Sirus c. Stratus
b. Lotus d. Kumulus
5. Siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru tentang bentuk-
bentuk awan dan simbol cuaca.
3. Penutup a. Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran serta
mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah
Swt;
b. Guru meninformasikan rencana
kegiatan di pembelajaran berikutnya;
c. Guru meminta siswa membaca do‟a
penutup di pimpin oleh salah satu siswa;
dan
d. Guru mengucapkan salam sebagai
penutup.
10 menit
127
4. Awan yang menunjukan akan datangnya hujan adalah....
a. Sirus c. Stratus
b. Lotus d. Kumulus
5. Salah satu tanda akan turun hujan adalah....
a. Langit cerah
b. Terdapat awan hitam
c. Tidak ada angin
d. Matahari bersinar terang
6. Awan yang letaknya paling dekat dengan permukaan bumi adalah....
a. Sirus c. Stratus
b. Lotus d. Kumulus
7. Nama lembaga yang bertugas memperkirakan keadaan cuaca adalah ...
a. Badan Pusat Statistik (BPS)
b. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMG)
c. Badan Pengamat Cuaca (BPC)
d. Badan Peramal Hujan (BPH)
8. Awan yang berbentuk seperti bunga kol adalah....
a. Awan Sirus c. Awan Stratus
b. Awan Lotus d. Awan Kumulus
9. Simbol di bawah ini menunjukan cuaca....
a. Panas
b. Cerah
c. Cerah berawan
d. Berangin
128
10. Simbol di bawah ini menunjukan cuaca...
a. Mendung
b. Hujan
c. Badai
d. Hujan disetai petir
Kunci Jawaban:
1. A 6. C
2. C 7. B
3. B 8. D
4. A 9. C
5. B 10. D
Pedoman Penilaian
Skor = Setiap nomer mempunyai nilai 1
Nilai = Jumlah perolehan skor x 10
Nilai tertinggi = 10 x 10 = 100
129
130
Lampiran 12. Tentang Lembar Kerja Kelompok Siklus II
Lembar Kerja Kelompok Siklus II
131
Lampiran 13. Tentang Soal Evaluasi Siklus II
Soal Evaluasi Siklus II
132
133
Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II
Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II
A. Lembar Observasi Guru
Nama sekolah : MI Ma‟arif Tingkir Lor
Guru : Drs. Sumyani
Materi pokok : Bentuk-Bentuk Awan dan Simbol Cuaca
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 02 April 2019 (09.10 – 10.20 WIB)
Petunjuk : berikan tanda (√) checklist pada kolom yang
telah disediakan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
A Kemampuan Guru Dalam Membuka
Pelajaran
1. Menarik perhatian siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Menyampaikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Menyampaikan prosedur pelaksanaan
pendekatan saintifik √
B. Kemampuan Guru Dalam Kegiatan Inti
6. Guru mampu menarik perhatian siswa
(Mengamati) √
7. Guru mampu mendorong siswa lebih aktif
bertannya (Menanya) √
8. Guru menciptakan suasana belajar dengan
aktivitas ilmiah (Menalar) √
9. Memicu kreativitas siswa (Mencoba) √
10. Guru mampu membuat siswa dapat
memecahkan permasalahan (Menalar) √
11. Guru mampu mengajak siswa berpikir kritis
(Mengkomunikasikan) √
134
C. Kemampuan Guru Dalam Menutup
Pembelajaran
18. Guru mendorong siswa untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran √
19. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telak dilakukan √
20. Guru memberikan apresiasi terhadap
pencapaian belajar siswa √
21. Guru menginformasikan materi yang akan
diajarkan dalam pembelajaran selanjutnya √
135
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberi keterangan pada kolom
deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No.
Langkah
Pendekatan Saintifik
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Pembukaan Guru membuka
pembelajaran dengan
salam
Siswa menjawab
salam dari guru
2. Mengawali dengan
doa
Guru mengawali
pembelajaran dengan
mengajak semua
siswa berdoa
Semua siswa
berdoa dengan
semangat
3. Melakukan presensi Guru menanyakan
kabar siswa dan
melakukan presensi
Semua siswa
antusias menjawab
ketika ditanya
4. Memberikan motivasi
pembelajaran
Guru tidak
memberikan motivasi
belajar
Siswa tidak
mendapat motivasi
belajar dari guru
5. Memberikan
Apersepsi
Guru memberikan
Apersepsi kepada
siswa terkait materi
cuaca dan kondisi
cuaca
Terdapat 4 siswa
yang belum
memperhatikan
6. Membangkitkan rasa
ingin tahu
Guru membangkitkan
rasa ingin tahu
Siswa aktif
bertanya tentang
materi cuaca dan
kondisi cuaca
7. Memberikan tujuan
pembelajaran yang
jelas dan bermakna
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dengan jelas dan
bermakna
Siswa memahami
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati
8. Pengamatan gambar Guru meminta siswa
mengamati gambar
yang ditujukan guru
Siswa mengamati
gambar yang
ditunjukan guru
9. Pembiasaan literasi Guru meminta siswa Siswa secara i
136
materi pembelajaran berkesinambungan
membaca materi pada
buku modul tentang
cuaca di depan kelas
berkesinambungan
membaca materi
pada buku modul
tentang cuaca di
depan kelas dan
siswa lain
menyimak
Menanya
10. Menggali pemahaman
awal dan pemberian
stimulus
Guru menggali
pemahaman awal
siswa dan
memberikan stimulus
agar siswa bertanya
Siswa aktif
bertanya jawab
mengenai materi
yang dipaparkan
guru
11. Menguji pengetahuan
siswa
Guru memberikan
pertanyaan dasar
seputar pengetahuan
siswa tentang bentuk-
bentuk awan dan
simbol cuaca
Siswa antusias
menjawab
pertannyaan guru
Mencoba
12. Pembagian kelompok Guru membagi
kelompok dengan
anggota masing -
masing kelompok 4-5
siswa
Siswa berkumpul
dengan kelompok
yang telah
ditentukan guru
13. Pemberian arahan
pengamatan
Guru membagikan
lembar kerja
kelompok, dan
menjelaskan langkah-
langkahnya
4 (empat) siswa
kurang fokus
dalam
pembelajaran,
masih semaunya
sendiri dalam
melaksanakan
pengamatan
14. Berdiskusi kelompok Guru meminta siswa
mengerjakan tugas
dalan lembar kerja
kelompok dengan
berdiskusi bersama
teman sekelompok
Semua siswa aktif
dalam berdiskusi
dan mengerjakan
tugas kelompok
Menghubungkan
15. Pengalaman belajar
secara langsung
Guru mengajak siswa
untuk
Siswa mengalami
pengalaman
137
dengan kehidupan menghubungkan
dengan kehidupan
sehari-hari
belajar secara
langsung dan
menghubungkan
dengan kehidupan
sehari-hari
16. Menghubungakan
hasil pengamatan
dengan materi
Guru memberikan
stimulus pada siswa
untuk
menghubungkan hasil
percobaan dengan
materi yang telah
diajarkan
Siswa mengalami
pengalaman
belajar secara
langsung dan
menghubungkan
materi yang telah
diajarkan
17. Menghubungkan
materi dengan
kehidupan sehari-hari
Guru membiarkan
siswa untuk
menemukan
pengetahuannya
sendiri
5 ( siswa) belum
bisa menemukan
pengetahuannya
sendiri
Mengkomunikasikan
18. Presentasi interaktif Guru meminta siswa
untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok, kelompok
lain memperhatikan
5 (lima) siswa
tidak
memperhatikan
saat salah satu
kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi di
depan kelas
19. Menyampaikan
pendapat
Guru tidak
memberikan waktu
pada kelompok lain
untuk memberikan
pendapatnya
Kelompok lain
tidak memberikan
pendapat
20. Siswa terlibat penuh
dalam proses
pembelajaran
Guru mengajak siswa
untuk terlibat peuh
dalam pembelajaran
4 (empat) siswa
kurang fokus
dalam
pembelajaran,
masih semaunya
sendiri dalam
melaksanakan
pengamatan
Penutup
21. Aktivitas penguatan
materi
Guru memberikan
penguatan materi
Siswa mendapat
penguatan materi
138
22. Umpan balik dan
evaluasi kinerja
Guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran
Siswa bersama
guru bersama-
sama
menyimpulkan
hasil pembelajaran
139
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silkus III
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus III
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester : III / 2
Materi Pokok : Pengaruh Cuaca Bagi Kegiatan Manusia
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
a. Standar Kompetensi
6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi
manusia serta hubungannya dengan manusia memelihara dan melesarikan
alam.
b. Kompetensi Dasar dan Indikator
6.2 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia.
Indikator
6.2.1 Mengidentifikasi pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia.
c. Tujuan Pembelajaran.
Siswa dapat mengidentifikasi pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia.
d. Materi Pembelajaran
1. Pengaruh Cuaca Terhadap Kegiatan Manusia
140
a. Kegiatan Manusia pada Musim Hujan
Pada saat musim hujan hampir tiap hari turun hujan. Orang tetap
bekerja hanya saja orang perlu menyesuaikan kegiatan dengan keadaan
cuaca. Saat musim hijan air cukup melimpah. Keadaan ini sangat cocok
untuk melakukan usaha pertanian dan perikanan. Tanaman pertanian
seperti padi, pada awal perumbuhannya membutuhkan banyak banyak air.
Oleh karena itu petani mulai bercocok tanam padi tepat pada awal musim
hujan.
b. Kegiatan Manusia pada Musim Kemarau
Pada saat kemarau udara terasa panas dan hujan jarang turun atau
bahkan tidak pernah sama sekali. Akibatnya persediaan air mulai surut.
Air sungai dan sumber air lainnya mengering. Tanah persawahan retak-
retak. Tumbuhan menjadi layu dan mati. Petani tetap bercocok tanam
pada musim kemarau, namun jenis tanaman yang tidak membutuhkan air
yang banyak, misalnya palawija.
Para nelayan dan petani garam memanfaatkan musim kemarau
untuk membuat ikan asin dan garam. Air laut dipompa ke kolam-kolam
dangkal di pantai. Sinar matahari akan menguapkan air laut tersebut
sehingga yang tertinggal hanya butiran-butiran garam.
Pengrajin tanah liat, seperti batu bata, gentiing, dan barang-barang
gerabah juga aktif berproduksi pada musim kemarau. Panas matahari
141
sangat berpengaruh dalam mengeringkan benda benda yang telah
dibentuk.
c. Cuaca Mempengaruhi Pakaian yang Digunakan
Pakaian dapat melindungi tubuh dari keadaan luar. Pakaian yang
diguankan tidak semuanya cocok dikenakan dalam setiap cuaca. Kondisi
udara saat cuaca cerah dan cuaca dingin tentu berbada, segingga pakaian
yang dikenakan juga berbeda. Keadaan cuaca berpengaruh terhadap jenis
pakaian.
1. Pakaian saat Cuaca Panas
Pakaian saat cuaca panas sebaiknya berbahan tipis dan
menyerap keringat. Pakaian yang coocok digunakan, misalnya
kemeja dan kaos dari bahan katun. Pakaian katun berpori-pori,
sehingga dapat menguapkan panas dari tubuh kita.
2. Pakaian saat Cuasa Dingin
Pakaian saat cuaca dingin sebaiknya berbahan tebal. Pakaian
yang coocok digunakan, misalnya sweater, mantel, dan jaket.
Pakaian tebal dapat menghangatkan badan dan menahan udara
dingin.
d. Cuaca Mempengaruhi Kebiasaan Makan dan Minum
1. Makanan pada saat Cuaca Panas
Makanan pada saat cuaca panas yang tepat adalah buah-
buahan. Cuaca panas mengakibatkan udara juga terasa panas. Tubuh
142
banyak mengeluarkan keringat, dan tenggorakan kering. Minum yang
banyak merupakan solusi agar tidak terjadi dehidrasi. Minuman yang
digemari pada saat cuaca panas, misalnya es buah dan es jus.
Minuman dingin terasa menyegarkan.
2. Makanan pada saat Cuaca Dingin
Makanan pada saat cuaca dingin yang tepat adalah adalah
makanan yang hangat. Makanan berupa bakso, sub hangat biasanya
digemari saat cuaca dingin. Minuman hangat juga menjadi pilihan
tepat ketika cuaca dingin, karena dapat menghangatkan tubuh,
misalnya teh hangat, kopi panas dan lain sebagainnya.
e. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
f. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku modol pembelajaran IPA kelas 3 untuk SD/MI
2. Gambar petani bercocok tanam dan petani garam
3. Lembar kerja siswa
g. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan Waktu
1. Kegiatan
a. Guru memberikan salam;
10 menit
143
Awal b. Guru mengajak semua siswa berdoa;
c. Guru menanyakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa, mengecek kesiapan diri
dan tempat duduk;
d. Guru menanyakan kesiapan siswa dalam
memulai pembelajaran;
e. Guru memberikan motivasi terhadap
siswa agar siswa siap dan aktif dalam
pembelajaran;
f. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai setelah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan; dan
g. Guru memberikan permainan untuk
melatih konsentrasi dan kefokusan siswa.
2. Kegiatan
Inti a. Mengamati
1. Siswa mengamati gambar yang
diberikan guru; dan
2. Guru meminta beberapa siswa untuk
membaca materi tentang pengaruh
cuaca bagi kehidupan manusia pada
modul pembelajaran IPA halaman
47 di depan kelas dan yang lain
menyimak;
b. Menanya 1. Guru menggali pemahaman awal
siswa. Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya;
2. Guru memberikan pertanyaan dasar
seputar pengetahuan siswa pengaruh
cuaca bagi kehidupan manusia; dan
3. Siswa menanyakan dan
menyampaikan pendapatnya dengan
berdiri;
c. Mencoba
1. Siswa diminta menyebutkan contoh
pekerjaan yang cocok sesuai dengan
50 menit
144
musim; dan
2. Siswa bekerja sama dengan teman
sebangkunya, menyelesaikan tugas
dari guru;
d. Menalar
1. Guru memberikan soal yang berkaitan
dengan materi pengaruh cuaca bagi
kehidupan manusia dalam bentuk
lembar kerja;
2. Guru mengamati siswa berdiskusi
pada masing-masing kelompok
dalam waktu singkat; dan
3. Siswa mencoba menyelesaikan tugas
yang diberikan guru dengan
berdiskusi dan mengisi lembar kerja
bersama teman sebangku;
e. Mengkomunikasikan
1. Siswa menyimpulkan hasil diskusi
dalam kelompoknya;
2. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil
pengamatan di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi;
3. Guru memberikan apresiasi kepada
kelompok yang berani
mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas;
4. Guru menarik kesimpulan dari
materi pengaruh cuaca agi
kehidupan manusia; dan
5. Siswa mengerjakan Soal yang
diberikan oleh guru tentang
pengaruh cuaca bagi kehidupan
manusia.
3. Penutup a. Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran serta
mengaitkan materi pelajaran dengan
lingkungan sekitar dan kekuasaan Allah
Swt;
b. Guru meninformasikan rencana kegiatan
10 menit
145
h. Penilaian
1. Teknik Penilaian: tes tertulis
2. Instrumen Penilaian: 10 soal pilihan ganda
Berilah Tanda Silang (X) pada Huruf A, B, C, atau D pada Jawaban
yang Benar!
Berilah Tanda Silang (X) pada Huruf A, B, C, atau D pada Jawaban
yang Benar!
1. Pada saat cuaca panas lebih baik kita memakai baju yang....
a. Tipis c. Berwarna gelap
b. Tebal d. Mahal
2. Pekerjaan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi musim adalah....
a. Montir c. Petani
b. Dokter d. Sopir
3. Tanaman yang tepat ditanam petani pada musim kemarau adalah....
a. Padi c. Bayam
b. Palawija d. Wortel
4. Bahan pakaian yang cocok dipakai di daerah panas yaitu....
a. Wol c. Katun
b. Sutra d. Plastik
5. Jas hujan dibuat dari bahan....
a. Wol c. Katun
b. Sutra d. Plastik
6. Penduduk dipantai lebih banyak menggunakan pakaian dengan bahan....
a. Tebal dan berwarna hitam
di pembelajaran berikutnya;
c. Guru meminta siswa membaca do‟a
penutup di pimpin oleh salah satu siswa;
dan
d. Guru mengucapkan salam sebagai
penutup.
146
b. Tebal dan berwarna putih
c. Tipis dan berwarna hitam
d. Tipis dan berwarna putih
7. Pekerjaan yang tidak dipengaruhi oleh cuaca adalah....
a. Bercocok tanam c. Pembuatan batu bata
b. Wartawan d. Penerbangan
8. Orang yang tinggal di daerah kutub menggunakan pakaian yang....
a. Tipis c. Tebal
b. Cerah d. Gelap
9. Minuman yang tepat disajikan saat cuaca dingin adalah....
a. Teh hangat c. Es krim
b. Sup buah d. Jus
10. Makanan yang tepat disajikan saat cuaca panas adalah....
a. Bakso c. Soto
b. Buah-buahan d. Sate
Kunci Jawaban:
1. A 6. D
2. C 7. B
3. B 8. C
4. C 9. A
5. D 10. B
Pedoman Penilaian
Skor = Setiap nomer mempunyai nilai 1
Nilai = Jumlah perolehan skor x 10
Nilai tertinggi = 10 x 10 = 100
147
148
Lampiran 16. Tentang Lembar Kerja Kelompok Siklus III
Lembar Kerja Kelompok Siklus III
149
150
Lampiran 17. Soal Evaluasi Siklus III
Soal Evaluasi Siklus III
151
152
Lampiran 18. Tentang Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III
Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III
A. Lembar Observasi Guru
Nama sekolah : MI Ma‟arif Tingkir Lor
Guru : Drs. Sumyani
Materi pokok : Pengaruh Cuaca Bagi Kegiatan Manusia
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 06 April 2019 (09.10 – 10.20 WIB)
Petunjuk : berikan tanda (√) checklist pada kolom yang
telah disediakan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan.
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
A Kemampuan Guru Dalam Membuka
Pelajaran
1. Menarik perhatian siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Menyampaikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
5. Menyampaikan prosedur pelaksanaan
pendekatan saintifik √
B. Kemampuan Guru Dalam Kegiatan Inti
6. Guru mampu menarik perhatian siswa
(Mengamati) √
7. Guru mampu mendorong siswa lebih aktif
bertannya (Menanya) √
8. Guru menciptakan suasana belajar dengan
aktivitas ilmiah (Menalar) √
9. Memicu kreativitas siswa (Mencoba) √
10. Guru mampu membuat siswa dapat
memecahkan permasalahan (Menalar) √
11. Guru mampu mengajak siswa berpikir kritis √
153
B. Lembar Observasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
Petunjuk : Berikan penilaian dengan cara memberi keterangan pada kolom
deskripsi berdasarkan pengamatan yang dilakukan.
No.
Langkah
Pendekatan Saintifik
Deskripsi
Guru Siswa
Pendahuluan
1. Pembukaan Guru membuka
pembelajaran
dengan salam
Siswa menjawab
salam dari guru
2. Mengawali dengan
doa
Guru mengawali
pembelajaran
dengan mengajak
semua siswa
berdoa
Semua siswa
berdoa dengan
semangat
3. Melakukan presensi Guru menanyakan
kabar siswa dan
melakukan
presensi
Semua siswa
antusias menjawab
ketika ditanya
4. Memberikan motivasi
pembelajaran
Guru memberikan
motivasi belajar
Siswa mendapat
motivasi belajar
dari guru
5. Memberikan
Apersepsi
Guru memberikan
Apersepsi kepada
siswa terkait materi
cuaca dan kondisi
cuaca
Siswa
memperhatikan
dan menjawab apa
yang ditanyakan
guru
6. Membangkitkan rasa Guru Terdapat 6 siswa
(Mengkomunikasikan)
C. Kemampuan Guru Dalam Menutup
Pembelajaran
18. Guru mendorong siswa untuk menyimpulkan
hasil pembelajaran √
19. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telak dilakukan √
20. Guru memberikan apresiasi terhadap
pencapaian belajar siswa √
21. Guru menginformasikan materi yang akan
diajarkan dalam pembelajaran selanjutnya √
154
ingin tahu membangkitkan
rasa ingin tahu
siswa
yang bertanya
tentang materi
cuaca dan kondisi
cuaca
7. Memberikan tujuan
pembelajaran yang
jelas dan bermakna
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dengan jelas dan
bermakna
Siswa memahami
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati
8. Pengamatan gambar Guru meminta
siswa mengamati
gambar yang
ditujukan guru
Siswa mengamati
gambar yang
ditunjukan guru
9. Pembiasaan literasi
materi pembelajaran
Guru meminta
siswa
berkesinambungan
membaca materi
pada buku modul
tentang cuaca di
depan kelas
Siswa secara
berkesinambungan
membaca materi
pada buku modul
tentang cuaca di
depan kelas dan
siswa lain
menyimak
Menanya
10. Menggali pemahaman
awal dan pemberian
stimulus
Guru menggali
pemahaman awal
siswa dan
memberikan
stimulus agar siswa
bertanya
Siswa aktif
bertanya jawab
mengenai materi
yang dipaparkan
guru
11. Menguji pengetahuan
siswa
Guru memberikan
pertanyaan dasar
seputar
pengetahuan siswa
tentang pengaruh
cuaca bagi kegiatan
manusia
Siswa berebut
menjawab
pertanyaan guru
Mencoba
12. Pembagian kelompok Guru membagi
kelompok dengan
anggota masing -
Siswa berkumpul
dengan kelompok
yang telah
155
masing kelompok
4-5 siswa
ditentukan guru
13. Pemberian arahan
pengamatan
Guru membagikan
lembar kerja
kelompok, dan
menjelaskan
langkah-
langkahnya
Siswa menerima
lembar kerja
kelompok yang
diberikan oleh
guru dan
menyimak
penjelasan guru
14. Berdiskusi kelompok Guru meminta
siswa mengerjakan
tugas dalam lembar
kerja kelompok
dengan berdiskusi
bersama teman
sekelompok
Siswa
mengerjakan tugas
dengan berdiskusi
bersama teman
sekelompok
Menghubungkan
15. Pengalaman belajar
secara langsung
dengan kehidupan
Guru mengajak
siswa untuk
menghubungkan
dengan kehidupan
sehari-hari
Siswa mengalami
pengalaman
belajar secara
langsung dan
menghubungkan
dengan kehidupan
sehari-hari
16. Menghubungakan
hasil pengamatan
dengan materi
Guru memberikan
stimulus pada
siswa untuk
menghubungkan
hasil pengamatan
dengan materi yang
telah diajarkan
Siswa mengalami
pengalaman
belajar secara
langsung dan
menghubungkan
materi yang telah
diajarkan
17. Menghubungkan
materi dengan
kehidupan sehari-hari
Guru membiarkan
siswa untuk
menemukan
pengetahuannya
sendiri
Siswa mengaitkan
materi dengan
kehidupan sehari-
hari
Mengkomunikasikan
18. Presentasi interaktif Guru meminta
siswa untuk
mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok
Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi
156
berpasangan
19. Menyampaikan
pendapat
Guru memberikan
waktu pada
kelompok lain
untuk memberikan
pendapatnya
Kelompok lain
menangapi dan
saling
memberikan
pendapat
20. Siswa terlibat penuh
dalam proses
pembelajaran
Guru mengajak
siswa untuk terlibat
peuh dalam
pembelajaran
Siswa terlibat
penuh dalam
proses
pembelajaran
Penutup
21. Aktivitas penguatan
materi
Guru memberikan
penguatan materi
Siswa
mendapatkan
penguatan materi
22. Umpan balik dan
evaluasi kinerja
Guru mengajak
siswa untuk
menyimpulkan
hasil pembelajaran
Siswa bersama
guru bersama-
sama
menyimpulkan
hasil pembelajaran
157
Lampiran 19. Tentang Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. MI Ma‟arif Tingkir Lor Kota Salatiga
Gambar 2. Wawancara Sebelum Tindakan
158
Gambar 3. Siswa Mengamati Gambar Yang Diberikan Guru Pada Siklus I
Gambar 4. Guru Mengajak Siswa Tepuk Semangat Pada Siklus I
159
Gambar 4. Siswa Berdiskusi Besama Kelompoknya pada Siklus I
Gambar 5.Perwakilan Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Siklus I
160
Gambar 6. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I
Gambar 7. Siswa Mengamati Gambar di Papan Tulis pada Siklus II
161
Gambar 8. Siswa Bertanya Tentang Gambar pada Siklus II
Gambar 9. Siswa Melakukan Pengamatan di Luar Kelas pada Siklus II
162
Gambar 9. Siswa Mengamati Betuk-Bentuk Awan pada Siklus II
Gambar 10. Guru Mendampingi Siswa saat Pengamatan pada Siklus II
163
Gambar 11. Siswa Berdiskusi Dan Menyimpulkan Hasil Pengamatan Siklus II
Gambar 12. Siswa Mempresentasikan Hasil Pengamatan Dan Mendapat Apresiasri
Berupa Bintang Pada Siklus III
164
Gambar 13. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II
gambar 14. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus III
165
Gambar 13. Guru Mebemri Ice Breacking dengan Tepuk Semangat pada Siklus III
Gambar 14. Siswa Mengamati Gambar Yang Ditunjukan Guru pada Siklus III
166
Gambar 15. Siswa Berdiskusi dan Mengerjakan Tugas Kolompok dengan Teman
Sebangku pada Siklus III
Gambar 16. Siswa Antusias Menjawab Pertanyaan Guru pada Siklus III
167
Gambar 17. Siswa Mempesentasikan Hasil Diskusi Pada Siklus III
Gambar 18. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus III
Lampiran 20. Tentang Lembar Keterangan Pelaksanaan Penelitian
168