peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika pecahan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA PECAHAN MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF
PADA SD NEGERI KEBOGADUNG 02 BREBES
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan pada Program Studi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Semarang
Oleh
Catur Wiji Kurniasih
1401910043
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Catur Wiji Kurniasih
NIM : 1401910043
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan
Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada
SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, bukan
jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau tulisan
orang lain dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Brebes, Juli 2013
Peneliti
CATUR WIJI KURNIASIH
NIM 1401910043
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD
Negeri Kebogadung 02 Brebes”, ditulis oleh Catur Wiji Kurniasih NIM 1401910043,
telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan Ke Sidang Panitia Ujian Skripsi
pada:
hari : Kamis
tanggal : 4 Juli 2013
Semarang, 4 Juli 2013
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Noening Andrijati,M.Pd Tri Murtini, M.Pd
NIP 196806101993032002 NIP 198105102006042002
Diketahui Oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Hartati, M.Pd.
NIP 195510051980122001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD
Negeri Kebogadung 02 Brebes”, ditulis oleh Catur Wiji Kurniasih NIM 1401910043,
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Pendidikan
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Kamis
tanggal : 11 Juli 2013
Panitia Ujian Skripsi,
Ketua, Sekertaris,
Drs. Hardjono, M.Pd. Dra. Hartati, M.Pd.
NIP 195108011979031007 NIP 195510051980122001
Penguji Utama,
Umar Samadhy,M.Pd
NIP 195604031982031003
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Noening Andrijati,M.Pd Tri Murtini, M.Pd
NIP 196806101993032002 NIP 198105102006042002
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Seorang yang berakal adalah ia yang sabar menempuh segala kesulitan. Bahkan tidak
pernah mundur didalam mencapai cita-cita.
(Syekh Musthafa AL Ghalayini)
Sifat-sifat yang baik tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar
dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan
besar.
(Funshilat ayat 35)
Jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kita
harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita bisa menjadi jalan
bagi kesuksesan orang lain.
(Penulis)
PERSEMBAHAN 1. Kedua orang tuaku
2. Suamiku
3. Rekan-rekan Guru SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
vi
KATA PENGATAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
segala kemudahan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan
melalui Pendekatan Kontekstual dengan CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung
02 Brebes”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Peneliti menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, perkenalkanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Agus Wahyudin, M. Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
3. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri
Semarang.
4. Noening Andrijati,M.Pd, Dosen Pembimbing I, yang selalu meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi.
5. Tri Murtini,M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi.
6. Keluarga besar SD Negeri Kebogadung 02 Brebes, yang senantiasa mendukung
dalam menyusun skripsi.
7. Semua rekan-rekan mahasiswa SI PJJ PGSD Universitas Negeri Semarang.
Akhirnya hanya kepada Allah Swt kita tawakal dan memohon hidayah dan
inayah-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Brebes, Juni 2013
Peneliti
CATUR WIJI KURNIASIH
NIM 1401910043
vii
ABSTRAK
Wiji,Catur 2013 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan
melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Noening Andrijati,M.Pd, Pembimbing II: Tri Murtini,M.Pd
Berdasarkan data awal di SD Negeri Kebogadung 02 Brebes ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas III antara lain: didalam pembelajaran guru menggunakan metode tidak sesuai dengan materi. Sehingga mengolah kelas kurang maksimal yang menjadikan siswa tidak aktif, kuarang kritis, bahkan siswa tidak menguasai matematika pecahan. Faktor tersebut mengakibatkan pada hasil belajar siswa rendah. Dengan melalui pendekatan kontekstual dengan media cd interaktif merupakan aternatif solusi untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran Matematika pecahan pada SD Negeri Kebogadung 02.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian menggunakan metode demonstrasi berbasis lingkungan. Penelitian dilakukan di SD Negei Kebogadung 02 Brebes, dengan subjek penelitian kelas III dengan jumlah 9 siswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. Variabel yang digunakan adalah aktivitas siswa, keterampilan guru,dan hasil belajar siswa. Sumber data berasal dari guru, foto, dan instrumen yang digunakan adalah observasi dan catatan lapangan.
Hasil penelitian menunjukan keterampilan guru siklus I memperoleh skor 16 dengan kreteria kurang, Siklus II memperoleh skor 20 dengan kreteria cukup, dan siklus III memperoleh skor 30 dengan kreteria sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 17 dengan kreteria cukup, siklus II mendapat skor 23 dengan kreteria baik,. Hasil belajar siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan klasikal 60%, siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 85%.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika melalui pendekatan kontekstual dapat berhasil, sehingga dapat dijadikan salah satu aternatif solusi untuk meningkatkan pembelajaran Matematika di SD.
Kata kunci: Kualitas pembelajaran Mateatika dengan pendekatan kontekstual
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN …………....................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGATAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xii
DAFTAR FOTO .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan dan Pemecahan Masalah ................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori .................................................................................. 11
2.1.1 Pengertian Belajar …………............................................................. 11
2.1.2 Hakekat Matematika ...................... .................................................. 12
2.1.3 Pendekatan CTL……....…………………..........…........................... 17
2.1.4 Penerapan Pendekatan CTL di kelas.................................................. 19
2.1.5 Kualitas Pembelajaran...................................................................... 22
2.1.6 Keterampilan Dasar Mengajar Guru ………………......................... 24
ix
2.1.7 Pengertian Media ………………………........................................... 26
2.1.8 CD Interaktif ……………………………..........……………......... 27
2.1.9 Karakteristik Siswa SD …………. ................................................... 28
2.1.10 Aktivitas Siswa ….............................................................................. 30
2.1.11 Hasil Belajar …. ................................................................................ 32
2.1.11.1 Pengertian Hasil Belajar ...................... ............................................. 32
2.1.11.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar............................. 34
2.1.12 Keterampilan Guru ………………...........................…..................... 33
2.1.13 Materi Pecahan …….………………………………..……………... 36
2.2 Kajian Empiris ……….……………………...................................... 40
2.3 Kerangka Berfikir ……….................................................................. 42
2.4 Hipotesis Tindakan ……………………………………………….. 44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan dan Penelitian.................................................................. 45
3.1.1 Perencanaan ……............................................................................... 45
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ....................................................................... 46
3.1.3 Observasi ........................................................................................... 47
3.1.4 Refleksi.................... …..................................................................... 47
3.2 Perencanaan Tahap Penelitian .............……...................................... 48
3.2.1 Perencanaan Siklus I.................... ..................................................... 48
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ………................................................ 48
3.2.3 Observasi ………............................................................................... 49
3.2.4 Refleksi ………… ...........…………………………………........... 50
3.2.2 Siklus II.............................................................................................. 50
3.2.2.1 Perencanaan Siklus II ……...…………………………………….. 50
3.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ..…….................................................. 50
3.2.2.3
3.2.2.4
Observasi ….......................................................................................
Refleksi ………………...…...................………………….............
52
52
x
3.3 Subjek Penelitian … ……..…………...………………….............. 52
3.6.1
3.7
3.8
3.8.1
3.8.2
3.8.3
3.9
Jenis Data …………….………......................................................
Teknik Pengumpulan data ………………………………………….
Teknik Analisa Data …………..…………….……………………
Teknik Analisa Data Kuantitatif ……………….…………………
Teknik Analisa Data Kualitatif …………………………………...
Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verivikasi Data ………………
Indikator Keberhasilan …………………………………………...
54
54
56
56
58
58
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ........... ..................................................................... 63
4.1.1
4.1.1.1
4.1.1.2
4.1.1.3
4.1.1.4
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................
Paparan Hasil Belajar Siklus I ……………………………………
Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran ........................................
Observasi …………………………………………………............
Refleksi …………………………………………………………...
63
63
65
73
87
4.1.1.5 Revisi …………………………………………................................. 89
4.1.2
4.1.2.1
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II …...........................
Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II …...........................................
90
90
4.1.2.2
4.1.3.2.2
4.1.3.2.3
4.1.3.2.4
4.1.3.2.5
4.1.3.2.6
4.2
4.2.1
4.2.2
Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran ........................................
Perencanaan…………..…………….................................................
Perencanaan Tindakan ………………………….…………..........
Observasi …………………………………………………………
Refleksi …...………………………………………………………
Revisi …………………………….……………………………….
Pembahasan ………………………………………………………
Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian ….…………………………
Implikasi Hasil Penelitian ………………………………………...
91
91
92
105
118
119
120
120
138
xi
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................. ......... 140
5.2 Saran ......................................................................................... ........ 141
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
143
xii
DAFTAR TABEL
3.1 Ketuntasan Klasikal ………………………………………………….......
3.2 Klasifikasi Kategori ……………………………………………………...
3.3 Klasifikasi Kategori Penilaian Aktivitas Siswa ………………………...
3.4 Klasifikasi kategori penilaian hasil aktivitas siswa ……………………
3.5 Klasifikasi kategori penilaian keterampilan guru ………………………
4.1 Distribusi frekfensi hasil belajar siklus I ………………………………...
4.2 Hasil observasi keterampilan guru siklus I …………………………....
4.3 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I pertemuan I ……………….…
4.4 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I pertemuan II ……………....
4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar siswa siklus II ……………………....
4.6 Hasil observasi kompetensi guru siklus II ……………………….............
4.7 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II pertemuan I ………………....
4.8 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II pertemuan II ………………...
Hal
58
60
60
61
61
63
74
78
80
90
106
110
112
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan
1 Kerangka berpikir …………………………………………………….. 45
2 Skema tahapan siklus …………………………………………………. 47
3 Diagram hasil belajar siswa siklus I ………………………………….. 66
4 Diagram hasil belajar siswa siklus II pertemuan I ……………………. 93
DAFTAR FOTO
Foto 1 Guru sedang menggunakan benda konkrit ................….................... 255
Foto 2 Guru sedang menggunakan alat peraga 255
xiv
Foto 3
Foto 4
Guru Menerangkan tentang pecahan ……………............................
Siswa menjadi Model Pembelajaran
256
256
Foto 5 Guru Sedang Berkeliling ke semua penjuru …................................. 257
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ……………………………………………………………... 150
2. RPP Siklus I Pertemuan I …………………………………….......... 165
3. Lembar Kerja Siswa I ……………………………………………….. 172
xv
4. RPP Siklus I Pertemuan II ……………………………………........... 174
5. Lembar Kerja Siswa II ………………………………………………. 180
6. RPP Siklus II Pertemuan I ………………………………………… 183
7. Lembar Kerja Siswa ……………………………………………... 189
8. RPP Siklus II Pertemuan II ……………………………………….. 191
9. Lembar Kerja Siswa ……………………………………………… 187
10. Misi-kisi Intrumen Penelitian ………………………………............. 202
11. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa ……………………………………. 206
12. Daftar Nilai hasil Belajar Siswa ……………………………………. 207
13. Sintak Berbasis Demonstrasi Berbasis Pecahan ……………………. 208
14. Lembar Observasi Kompetensi Guru ……………………………….. 209
15. Lembar Observasi Kompetensi Guru …………………………....... 213
16. Hasil Observasi Kompetensi Guru …………………………………. 217
17. Lembar Observasi Kompetensi Guru ………………………………. 218
18. Lembar Observasi Kompetensi Guru ………………………………. 223
19. Hasil Observasi Kompetensi Guru ………………………………….. 227
20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa …..…………………………… 228
21. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………………………………… 232
22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ……………………………………. 236
23. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………………………………… 236
24. Lembaar Observasisi Aktivitas Siswa ……………………………… 241
25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa …………………………………….. 245
26. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I .…………. 246
27. Hasli Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II …………. 247
28. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I …………. 248
29. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ………… 249
30. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan I …………………………….. 250
31. Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan II ………………………….... 252
32. Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan I ……………………………..253
xvi
33. Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan II …………………………… 254
DAFTAR GAMBAR
Gambar Gambar Kerangka Berpikir …………………..………............ 43
Gambar 31 Gambar Skema ………………………… ………................... 45
xvii
Gambar 41
Gambar 42
Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I……................................
Diagram Hasil Belajar Siklus II.................................................
64
91
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, tergantung
pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan
penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan suatu yang wajar, bahkan dapat
semakin memperkaya khazanah berpikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan.
Untuk kepentingan kebi jakan nasional, seyogyanya pendidikan dapat dirumuskan secara
jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan, sehingga
setiap orang dapat me -ngimplementasikan secara tepat dan benar dalam setiap praktiknya.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa pen -
didikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri -nya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepriba -dian , kecerdasan
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, ma -syarakat, bangsa dan negara
(Sudibyo 2006:3)
Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah menyatakan bahwa struktur kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran
(pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, ba -hasa Indonesia, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, se- ni budaya dan ketrampilan, pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan, muatan lokal, dan pengembanagan diri.
2
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI ten- tang
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembanagan
pesat di bidang teknologi informasi dan komuni -kasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan analisa
diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan ber- pikir logis, analitis,
sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif
(Dediknas 2006:575)
Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang
sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan ini mengajukan masa -lah kontekstual,
peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga CD interaktif atau alat media
lainnya.
Mata pelajaran matamatika bertujuan agar peserta didik memiliki kemam- puan
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
3
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, mela -kukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menye- lesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh. Mengkomunikasikan ga -gasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika
dalam kehidu -pan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
ma -tematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (KTSP
Dharma,Bhakti 2006:38)
Hasil temuan Riyanto (2010:160), sejauh ini pendidikan kita masih dido -minasi oleh
pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian guru tidak menggunakan
multimedia dalam kegiatan pembelajaran. Un- tuk itu diperlukan strategi belajar baru yang
lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
mengkontruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Hasil temuan para ahli (dalam Martinis Yamin,2007:76) terdapat
kecenderungan perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran yang lesu, pasif, dan perilaku
yang sukar dikontrol. Perilaku semacam ini diakibatkan sesuatu pro- ses pembelajaran yang
tidak banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan kurang bervariasi, siswa tidak termotivasi, dan tidak terdapat suatu interaksi dalam
pembelajaran serta hasil belajar yang ti -dak tertukar dari guru.
4
Dari hasil penelitian yang dilakukan Puspita Dwi pada siswa kelas III De- mak
tahun pelajaran 2011/2012 dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika
Melalui Pendekatan CTL pada siswa kelas V SDN Weding I Demak menunjukan bahwa
implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran CTL berbantuan LKS dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III SD 3 Sambangan. Hal ini dapat
dilihat dari terjadinya peningkatan skor rata-rata kelas dari 76% pada siklus I menjadi 88%
pada siklus II. Rerata tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan adalah 43,29
yang tergolong sa -ngat positif. Selama pembelajaran terlihat yaitu siswa tampak senang
mengikuti pembelajaran. Siswa berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan per -
tanyaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Edi Subagio (2005) pada siswa kelas III SD Negeri
Brebes dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas III SD Negeri Brebes pada
pokok bahasan bangun datar sebagai implementasi pende -katan CTL menunjukan bahwa
hasil belajar siswa SD kelas III Brebes meningkat. Hal ini di tunjukan pada siklus I siswa
mencapai nilai rata-rata kelas minimal 6,27, sedangkan ketuntasan belajarnya adalah 50%.
Siklus II mencapai nilai rata-rata kelas 7,2 dan ketuntasan belajarnya adalah 78,5%.
Berdasarkan hasil belajar siswa diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02
Brebes pada pokok bahasan bangun datar.
Pelaksanaan pembelajaran tersebut diatas merupakan gambaran yang terjadi SDN
Kebogadung 02 Brebes. Berdasarkan hasil observasi bahwa pembe -lajaran matematika yang
dilaksanakan di SDN Kebogadung 02 Brebes masih banyak berpusat pada guru. Prestasi
belajar matematika masih sangat rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang
5
lainnya. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif. Siswa pasif hanya menerima
pengetahuan dari guru dan tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan
rumus oleh guru untuk diterima dan dihafalkan, kemudian siswa mengerjakan soal-soal
latihan. Siswa tidak dibiasakan memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
pelajaran matematika. Guru jarang menggunakan alat peraga atau media cd interaktif
pelajaran matematika sehingga siswa kesulitan dalam menemukan kon -sep matematika.
Guru jarang membahas materi matematika dengan mengguna -kan kegiatan diskusi
kelompok maupun diskusi kelas. Hanya guru satu-satunya yang menjadi model
pembelajaran tanpa melibatkan siswanya. Target guru dalam pengajaran matematika lebih
mengarahkan agar siswa mampu mengerjakan soal tes. Hasil belajar hanya diukur dengan
tes. Akibatnya kualitas pembelajaran matematika di SDN Kebogadung 02 rendah.
Hal tersebut tampak dari data hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02
pada ulangan semester masih dibawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Data
hasil belajar matematika siswa ditunjukan sebagai berikut: nilai terendah 45, nilai tertinggi
85, dan rata-rata kelas 61,7. Jadi siswa yang telah mencapai standar ketuntasan ada 4 siswa
(44%), sedangkan siswa yang belum mencapai standar ketuntasan 5 siswa (55%). Siswa
masih banyak yang belum mampu menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
pem -belajaran matematika. Berdasarkan perolehan hasil pembelajaran tersebut ter- bukti
bahwa pembelajaran matematika belum berhasil sehingga proses pembela -jaran perlu
ditingkatkan kualitasnya.
Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran tradisi -onal
ternyata kurang mendukung untuk menciptakan pembelajaran yang berkua -litas. Jadi
diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran matemati -ka agar
6
meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan
ketrampilan guru. Untuk mengatasi masalah yang timbul di kelas III pada mata pelajaran
matematika, maka salah satu alternatif pendekatan pem- belajaran yang diterapkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SDN Kebogadung 02 Brebes sebagai
sarana penelitian adalah pendekatan CTL.
CTL membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika
ia belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan mengkaji melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas III pada materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media CD
Interaktif di SDN kebogadung 02 Jatibarang Brebes”
1.2 RUMUSAN MASALAH dan PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan se -bagai
berikut:
(1) Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan di SD Negeri
Kebogadung 02 ?
7
(2) Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif dapat
meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran siswa kelas III pada
materi pokok pecahan di SD Negeri Kebogadung 02?
(3) Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan di SD Negeri
Kebogadung 02 ?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalahan tersebut, dengan mengkaji latar bela -kang dan
uraian lain sebelumnya, maka fokus dalam penelitian ini adalah me - ningkatkan aktivitas
hasil belajar siswa kelas III Semester II SD Negeri Kebo gadung 02 Jatibarang Brebes
pada materi pokok pecahan melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif
dengan langkah-langkah pendekatan kontekstual (CTL) dengan menggunakan CD interaktif
adalah:
(1) Mengembangkan pemikiran dengan cara bekerja menemukan sendiri, mengkontruksi
sendiri pengetahuan, dan keterampilan barunya.
Guru mengarahkan siswa dalam menemukan pecahan.
(2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan Inquiri.
Guru membimbing siswa untuk mengemukakan pertanyaan terhadap materi yang
dipelajari
(3) Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan melalui
observasi dan memanipulasi alat peraga cd interaktif sehingga siswa dapat
memahami masalah pecahan.
8
(4) Menciptakan masyarakat belajar dalam kelompok
Guru membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar dalam me- ngatasi
masalah
(5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
Guru membagikan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan
(6) Melakukan refleksi diakhir pertemuan
Guru melakukan refleksi terhadap pekerjaan siswa serta menyimpulkan isi materi
yang telah diajarkan
(7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai macam cara pen -dekatan
kontekstual
Guru mengevaluasi penyelidikan siswa dan proses yang mereka lakukan
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika kelas III SDN Kebogadung 02
Jatibarang Brebes.
1.3.2 Tujuan Khusus
(1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri
Kebogadung 02 .
(2) Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi
pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif
di SD Negeri Kebogadung 02 .
9
(3) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri
Kebogadung 02 .
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan kon -tribusi
pada pengembangan matematika di SD . Selain itu dapat memberikan manfaat bagi :
1.4.1 Manfaat Bagi siswa
(1) Meningkatnya aktivitas siswa pada pembelajaran pecahan di SD Negeri Kebogadung
02 .
(2) Meningkatnya hasil belajar matematika pada materi pecahan di kelas III SD Negeri
Kebogadung 02.
1.4.2 Manfaat Bagi guru.
(1) Meningkatnya keterampilan dalam pembelajaran pecahan di kelas III SD Negeri
Kebogadung 02.
(2) Tersedianya alternatif pendekatan dalam pembelajaran matematika khusus -nya
pendidikan di kelas III SD Negeri Kebogadung 02.
1.4.3 Manfaat Bagi Sekolah
Dengan menerapkan melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif
mutu pembelajaran di sekolah dapat meningkat.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KERANGKA TEORI
2.1.1 Pengertian Belajar
Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang dianutnya sebagai
berikut. Bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang sebagai berikut. Bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung da -lam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan bahan perubahan da -lam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai Perubahan itu bersifat se -cara relatif kontan dan
berbekas.http://sulanan.susun-ampel.ac.id/?p=51
Belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut
Cronbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah mengalami sesuatu yaitu menggunakan
panca indra. Dengan kata lain bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru,
mengintiasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu atau belajar adalah
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman ( Suprijono,Agus 2011:105-106)
Morgan menyatakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang berarti bersifat
permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain bahwa belajar dalam idealisme
berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pri -badi seutuhnya, namun
balajar dianggapnya properti sekolah dan belajar merupa- kan proses mendapatkan
pengetahuan ( Suprijono,Agus 2011:105-108)
11
Riyanto menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan ba- ru pada
struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam
proses belajar, siswa akan menghubungkan pengetahuan atau il- mu yang telah tersimpan
dalam memorinya dan kemudian menghubungkan de -ngan pengetahuan yang baru. Dengan
kata lain, belajar adalah suatu proses untuk mengubah kompetensi yang tidak terbatas pada
keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses
berpikir, sehingga dapat meng hasilkan perbaikan keterampilan guru (Riyanto, Yatim
(http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=51. Rabu,01-09-2012, 23.00)
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan ling -kungan,
menggunakan panca indra, dan dianggapnya properti sekolah dan belajar juga merupakan
proses mendapatkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan
kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru.
2.1.2 Hakekat Matematika
Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang teror -ganisasi, mulai dari unsur
yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya
ke dalil.Hakekat matematika adalah memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Setiap konsep matematika yang abstrak dan baru
memahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam
memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakan siswa tersebut
(http:shinobio.blogspot.com/2012/06/hakekat-matematika-di-sekolah.html. Senin,02-1-
2012.01.03 WIB)
12
Matematika adalah sumber kehidupan. Pernyataan ini mungkin berlebihan dan
terlalu mendramatisir sesuatu, tapi tidak bagi kehidupan besar ilmuwan ber -kaliber
dunia bahkan yang paling berpengaruh seperti Sir Isaac Newton, Euklides, Leonhard
Euler, sampai Cari Friedrich Gauss. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk , susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar,
analisis, dan geometri (Mulyani,Sri 2011:13)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu
tentang keteraturan, dan memiliki objek tujuan abstrak, yang bertumpu pada
kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif dan sumber kehidupan.
2.1.2.1 Tujuan
Tujuan pembelajaran matematika di SD BNSP (2008:44) bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
memecahkan masalah
(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi mate -matika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
13
(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, me -rancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
(4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan dan masalah.
(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, pengertian dan minat dalam mempelajari mate -matika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Per -mendiknas nomor 22 tahun 2006).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembela -jaran
matematika adalah untuk mengajarkan konsep, penalaran dan pemecahan masalah kepada
siswa, kemudian menyajikan data dan memberikan rangsangan keingintahuan kepada siswa
dalam hal belajar.
2.1.2.2 Langkah Pembelajaran Matematika Di Sekolah dasar
Heruman merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika SD dalam
mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan
pembelajaran yang efektif dan efisiensi, sesuai dengan kurikulum pada pola pikir siswa.
Dalam mengajarkan matematika guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa
berbeda-beda, serta tidak semua siswa menye -nangi pelajaran matematika.
Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok
besar, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembi -naan keterampilan.
Tujuan pembelajaran matematika di SD ini adalah agar sis -wa terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,Akan tetapi untuk menuju tahap
keterampilan tersebut harus melalui langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan
14
lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-
konsep matema -tika,(Heruman 2010:3)
(1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep) yaitu pembelajaran konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat
mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yaitu dicirikan de -ngan kata mengenal.
Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat
menghubungkankemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru
matematika yang abstrak. Dalam ke -giatan pembelajaran konsep dasar ini, media
atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir
siswa.
(2) Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang
bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman
konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan lan -jutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan dari pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari
penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
(3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan
agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan ke -terampilan juga
terdiri dari dua pengertian. Pertama, meruapakan kelan -jutan dari pem
belajaran penanaman konsep dari pemahaman konsep dalam satu pertemuan.
15
Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan
yang berbeda, tetapi masih merupakan lan- jutan dari nanaman konsep dan
pemahaman konsep. Pada pertemuan ter -sebut, penanaman dan pemahaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya,disemester
atau kelas sebelumnya (http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah-
langkah-pembelajaran-matematika_11.html. 13 Januari 2012 00.06 WIB)
2.1.2.4 Teori Belajar Bruner
Bruner mengemukakan bahwa dalam belajar anak sebaiknya diberi ke -sempatan
untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga a -nak akan melihat
langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat pada benda yang
diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak di -hubungkan dengan
keterampilan intuitif yang telah melekat pada dirinya. http://8tunas8.wordpress.com/teori-
belajar-mengajar-menurut-jerome-s-bruner/
Tiga tahapan dalam teori Jerome Bruner tentang perkembangan intelektual adalah:
(1) Enactif, dimana seseorang belajar tentang dunia melalui aksi-aksi terhadap objek.
(2) Iconic, dimana pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-
gambar.
(3) Symbolic, yang menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah ya -ng abstrak.
Bruner dalam Riyanto (2010:4) dalam metode penemuannya mengung -kapkan
bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai
16
pengetahuan yang diperlukannya. “Menemukan” disini terutama adalah menemukan lagi
(discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu,
materi yang disajikan kepada siswa bukan dalam bentukakhir dan tidak diberitahukan cara
penyelesaiannya. Guru harus lebih ba -nyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan
sebagai pemberi tahu (Suprijono, Agus.2011:30)
Atas dasar uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
haruslah dimulai dari penjelasan materi secara konkrit terlebih da -hulu, mengingat usia
anak sekolah dasar masih dalam tahapan berpikir operasio -nal konkrit. Hal tersebut
dimaksudkan agar siswa lebih mudah mengetahui dan memahami tentang materi yang
diajarkan dengan menggunakan media pembela -jaran yang sesuai. Setelah dari tahapan
berfikir konkrit selesai dikemudian dapat lanjutkan ke tahapan berfikir yang abstrak. Dengan
demikian peneliti melaksana- kan pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan CTL.
2.1.3 Pendekatan CTL
Untuk beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan tek -nologi,
pembelajaran matematika di SD perlu terus ditingkatkan kualitasnya. Kita melihat bahwa
informasi yang diketahui oleh manusia setiap hari begitu beraneka ragam, baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya. Dengan demikian, kita harus memanfaatkan cara atau strategi
tertentu untuk memperolehnya. Pembelajaran CTL atau Contextual Teaching and Learning
merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimiliki -nya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
17
da -lam masyarakat.Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mere -ka pelajari
dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam
lingkungan sosial dan budaya masyarakat (Suprijono, Agus 2011: 89-91)
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar
dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penera -pannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari; sementara siswa memperoleh pe -ngetahuan dan keterampilan dari
konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai
bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat
(http://mamansherman. wordpress. com/2008/11/04/hello-world/)
CTL merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaningfull)
yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi,
agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dapat diapli -kasikan dan ditransfer dari satu konteks
permasalahan yang satu kepermasalahan lainnya
(http://abuhasanlpmppalu.wordpress.com/2013/02/12/pendekatan-ctl-cocok-dalam-
implementasi-kurikulum-2013/)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Con-
textual Teaching and Learning (TCL)merupakan salah satu pendekatan yang dapat
digunakan untuk mengefektifkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada
18
kurikulum KTSP, serta merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep ini diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan. Siswa
bekerja dan mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi atau proses pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil dari
pembelajaran.
2.1.4 Penerapan Pendekatan CTL di Kelas
Pendekatan Kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen utama yaitu
kontruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiri), bertanya (Questioning), masyarakat
Belajar (Community Learning), Pemodelan (Modelling ), Refleksi (Reflection), Penilaian
Otentik (Authebtic Assesment). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL jika
menerapkan ketujuh komponen tersebut da -lam pembelajarannya.
(1) Kontruktivisme (Constructivisme)
Merupakan landasan berpikir yang dipergunakan dalam pembelajaran kon -tekstual,
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi se -dikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas. Siswa perlu di biasakan untuk memecahkan
masalah, menemukan Sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide–ide.
(2) Menemukan (Inquiri)
19
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual,
artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus ada penemuan suatu konsep atau
pengetahuan baru dari proses yang dilakukan sendiri oleh siswa.Tahapan inquiry
meliputi sebagai berikut : mengamati, menemukan dan merumuskan masalah,
mengajukan dugaan jawaban, me -ngumpulkan data, menganalisa data, membuat
kesimpulan
(3) Bertanya (Questioning)
ertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran kontekstual artinya dalam
pembelajaran harus muncul banyak pertanyaan untuk menggiring siswa dalam
menemukan konsep baru.
Bertanya merupakan suatu kegiatan guru dalam mendorong, membimbing, dan menilai
berfikir siswa.
(4) Masyarakat Belajar (Community Learning)
Dalam pembelajaran kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar, dalam hal
ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja- sama. Guru
disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok yang anggotanya
bersifat heterogen.
(5) Pemodelan (Modelling )
Dalam pembelajaran kontekstual harus ada contoh atau model yang dijadi -kan media
dalam pembelajaran tersebut. Artinya sebuah pembelajaran ke -terampilan atau
pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru.
20
(6) Refleksi (Reflection)
Artinya bahwa konsep / pengetahuan yang telah ditemukan dapat dire -flek sikan
(kebelakang maupun kedepan) agar memiliki makna dalam ke -hidupan siswa sendiri.
(7) Penilaian yang sebenarnya (Authebtic Assessment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan siswa.
Peneliti menerapkan pendekatan CTL dengan melibatkan tujuh komponen
pembelajaran efektif tersebut dalam kelas. Diharapkan kualitas pembelajaran da- pat
meningkat dan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Langkah- langkah penerapan
pendekatan CTL dalam kelas adalah sebagai berikut: (1) Kembangkan pemikiran dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan meng -konstruksi sendiri ketrampilan dan
pengetahuannya, (2) Langkah sejauh mungkin kegiatan inquiri, (3) Kembangkan sikap ingin
tahu siswa dengan cara bertanya, (4) Citakan masyarakat belajar, kerja kelompok, (5)
Hadirkan model dalam con -toh pembelajaran, (6) Lakukan refleksi diakhir pertemuan
(Panitia sertivikasi,2011.Sertivikasi Guru Sekolah Dasar.Semarang:UNNES)
2.1.5 Kualitas Pembelajaran
Mendengar istilah kualitas, pemikiran tertuju pada suatu benda atau ke- adaan yang
baik. Menurut Glaser dalam Uno Hamzah (2010:153) kualitas lebih mengarah pada suatu
yang baik. Sedangkan pembelajaran adalah upaya mem -belajarkan siswa. Jadi
membicarakan kualitas pembelajaran artinya berjalan de -ngan baik serta menghasilkan
luaran yang baik pula. Agar pelaksanaan pembela -jaran berjalan dengan baik dan
menghasilkan luaran yang baik, maka peningkatan kualitas pembelajaran memperoleh tempat
21
yang amat penting. Peningkatan kua -litas pembelajaran di sekolah merupakan perwujudan
yang mendukung upaya perbaikan pengelolaan pendidikan. Peningkatan kualitas
pembelajaran dapat dili -hat dari kualitas perilaku pembelajaran guru (teacher’s behavior),
perilaku belajar siswa (student’s behavior), iklim pembelajaran (learning climate), materi
pem -belajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran di sekolah (Depdiknas,2005).
Diantara indikator-indikator tersebut peneliti fokuskan pada perilaku pembelajaran guru
(keterampilan guru) dan perilaku belajar siswa
(http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html)
Kualitas perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain:
(1) Kemampuan guru dalam membangun perspepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar;
(2) Penguasaan ilmu yang luas dan mendalam serta mampu memilih, menata, mengemas, dan
menyajikan materi sesuai kebutuhan siswa; (3) Kemampuan memahami keunikan setiap
siswa dengan segenap kelebihan dan kekurangannya; (4) Kemampuan memahami lingkungan
keluarga, sosial budaya, dankemajemukan masyarakat tempat kehidupan siswa; (5)
kemampuan mengolah pembelajaran yang mendidik berorientasi pada siswa yang tercermin
dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran secara
dinamis untuk membentuk kompetensi siswa; (6) Kemampuan mengembangkan kepribadian
dan keprofesionalan secara berkelanjuatan (http://tlingus.wordpress.com/2009/12/03/peran-
guru-dalam-pelaksanaan-pembelajaran-dan-manajemen-kelas/)
Kualitas perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kemampuan mereka.
Antara lain: (1) Kemampuan memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar; (2)
Kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan; (3) Kemampuan
memperluas dan memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh; (4)
22
Kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya secara bermakna; (5)
Kemampuan membangun kebiasaan berfikir, bersikap, dan bekerja produktif.
Keterampilan guru dan aktivitas siswa memegang peranan penting dalam mencapai
pembelajaran yang berkualitas. Atas uraian tersebut maka peneliti ini di fokuskan pada
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembela -jaran yang selanjutnya
berdampak pada hasil belajar siswa (http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-
kualitas-pembelajaran.html. Jumat)
2.1.6 Keterampilan Dasar Mengajar guru
Menurut Rusman (2011:80) keterampilan dasar mengajar guru secara aplikasi
indikatornya dikelompokan menjadi sembilan yaitu: keterampilan mem -buka pelajaran,
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, kete- rampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membim- bing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan pem -belajaran perseorangan, dan keterampilan
menutup pelajaran.Berikut uraian ke -terampilan dasar mengajar guru:
(1) Keterampilan membuka pelajaran.
Komponen keterampilan membuka pelajaran dalam Winataputra (2003:85) yaitu
menarik perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acuan, dan mem- buat kaitan.
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Rusman (2011:81) menjelaskan bahwa yang
dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan ada- lah: menyiapkan siswa secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, melakukan apersepsi yaitu
mengaitkan pengetahuan sebe -lumnya dengan materi yang akan dipelajari,
23
menjelaskan tujuan pembela -jaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus
dan RPP.
(2) Keterampilan Bertanya
Menurut Winataputra (2003:24) pada dasarnya keterampilan bertanya dike- lompokan
menjadi dua yaitu keterampilan bertanya dasar yaitu (a) penga -juan pertanyaan secara
jelas dan singkat, (b) pemberian acuan, (c) pemu -satan, (d) pemindahan giliran, (e)
penyebaran, (f) pemberian waktu berpikir, (g) pemberian tuntunan. dan keterampilan
bertanya lanjut terdiri dari, (a) pengubahan tuntunan kognitif dalam menjawab
pertanyaan, (b) pengaturan urutan bertanya, (c) penggunaan pertanyaan pelacak, (d)
peningkatan terjadinya interaksi.
(3) Keterampilan Memberi Penguatan
Teknik pemberian penguatan dalam pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan
nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang di -nyatakan dengan lisan,
sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan tubuh, pemberian
sesuatu dan lain-lain, dalam Darmadi Hamid (2009:2)
(4) Keterampilan mengadakan variasi dibagi menjadi tiga yaitu: (a) variasi gaya mengajar,
(b) variasi pola interaksi dan kegiatan, (c) variasi penggunaan alat bantu pengajaran
yang meliputi alat atau bahan yang dapat di dengar, dilihat dan dimanipulasi.
(5) Keterampilan menjelaskan di bagi menjadi dua kelompok yaitu (a) merencanakan
materi penjelasan yang mencakup menganalisis masalah, menentukan hubungan, serta
menggunakan oknum, rumus dan generalisasi yang sesuai, (b) menyajikan penjelasan,
yang mencakup kejelasan, penggunaan contoh, pemberian tekanan dan balikan.
24
(6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, komponen-komponen yang
dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok, dalam Rusman (2011:89) yaitu:
(a) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, (b) memperjelas
masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman, (c) menganalisis pandangan siswa, (d)
meningkatkan urunan siswa, (e) memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, (f)
menutup diskusi.
(7) Keterampilan mengelola kelas yaitu keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, keterampilan yang
berhubungan pengembalian kondisi belajar yang optimal, menemukan dan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
(8) Keterampilan pembelajaran perorangan adalah keterampilan mengadakan pendekatan
secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan
memudahkan belajar, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
(9) Keterampilan menutup pelajaran adalah dapat dilakukan dengan merang -kum inti
pelajaran dan membuat ringkasan. Membuat tanya jawab secara lisan,
mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasi ide baru, menyatakan pendapat
tentang masalah yang dibahas, memberikan soal-soal tertulis
(http://www.slideshare.net/YandraHelira/8-keterampilan-dasar-mengajar-guru-
profesional)
2.1.7 Pengertian Media
Dari ketiga pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah pengantar
sumber pesan berupa alat–alat tulis grafis atau elektronis untuk menyalurkan pesan dari
25
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
serta perhatian siswa.
2.1.8 CD Interaktif
CD Interaktif adalah merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format
multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tu- juan aplikasi
interaktif di dalamnya. CD ROM merupakan satu-satunya dan pro -gram dalam CD (
http://pengertian-interaktif.blogspot.com/)
Kelebihan CD Interaktif adalah sebagai Media Pembelajaran saat ini sudah semakin
beragam, mulai dari media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai
dengan media modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk), maupun
alat modern lainnya. Dengan beragam media tersebut, maka suatu sistem pembelajaran yang
dapat menghadirkan suasana me- nyenangkan mutlak diperlukan. Oleh karena itu tidak salah
jika CD Interaktif me- rupakan salah satu alternatif media yang dapat menjawab kebutuhan
tersebut.
Menurut praktisi media Augus Savara dalam program e-Lifestyle Metro TV, Sabtu 9
Agustus 2003, kelebihan CD Interaktif antara lain:
(1) Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa berinteraksi dengan
komputer adalah bahwa dalam CD Interaktif terdapat menu-menu khusus yang dapat
diklik oleh user untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain
yang diinginkan oleh pengguna.
26
(2) Kemudian kedua adalah menambah pengetahuan. Pengetahuan di sini ada -lah materi
pembelajaran yang dirancang kemudahannya dalam CD Interaktif bagi pengguna.
(3) Kelebihan ketiga adalah tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu
saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua
dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena sis -tem interaksi yang tidak
dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektroniklain (http://edyawml.
wordpress.com/ 2011/06 / 23/kelebihan-dan-kelemahan-cd-pembelajaran/)
Keunggulan CD Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang di -sampaikan
dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena me -rupakan gabungan
antara pandangan, suara dan gerakan (Suyanto:18). Di Indo -nesia banyak sekali dijual CD
Interaktif. CD tersebut ada yang buatan asing dan ada pula yang buatan lokal atau dalam
negeri. Ada CD Interaktif untuk anak-nak balita, yang tujuannya merangsang aspek kognitif
anak, ada juga untuk pelajar SD, yang isinya antara lain mengenal huruf, belajar membaca
dan berhitung dan yang berisi aneka gambar tubuh manusia (Tim Metro TV, 2004:22) .
( http:// edyawm1.wordpress.com/2011/06/23/kelebihan-dan-kelemahan-cd-pembelajaran/)
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi interaktif di -dalamnya
merupakan satu-satunya program dalam CD atau mempunyai kelebihan yang tajam terdapat
menu-menu khusus juga menambah pengetahuan serta tam -pilan audio visual menarik yang
bisa belajar membaca, berhitung yang berisi ane- ka gambar sehingga dapat merangsang
aspek kognitif anak.
27
2.1.9 Karakteristik Siswa SD
Karakteristik siswa SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menurut guru SD
untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas
rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembe -lajaran yang memungkinkan adanya
unsur permainan di dalamnya. Guru hen -daknya mengembangkan model pengajaran yang
serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya di acak antara mata pelajaran
serius seperti IPA, Matematika dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan
seperti pen -didikan jasmani atau Seni Budaya (http:// evie 4210. blogspot.com/)
Siswa SD berusia 7 tahun sampai dengan 12 tahun menurut teori perkem -bangan
intelektual Piaget dalam Muchtar A.Karim,dkk (1997:20-21), siswa ber- ada pada tahap
operasional konkret. Selama tahap siswa mengembangkan konsep dengan menggunakan
benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Di
Indonesia, kisaran usia anak sekolah dasar berada di antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun
dan pada kelompok kelas 9 atau 10 tahun sampai 12 tahun, menurut Witherington (1952)
yang dikembangkan sikap indi -vidualis sebagai tahap lanjut dari usia 6–9 tahun dengan ciri
perkembangan sosial yang pesat. Pada anak atau siswi berupaya semakin ingin mengenal
siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa
bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah
sekolah memiiki tanggung jawab untuk menanggulanginya. Sekolah seba -gai tempat
terjadinya proses menumbuhkembangkan seluruh aspek siswa memi -liki tugas dalam
membantu perkembangan anak sekolah.
Menurut Makmum, (1995:68) tugas perkembangan anak diantaranya adalah :
28
a) Mengembangkan konsep–konsep yang perlu dibagi kehidupan sehari–hari.
b) Mengembangkan kata hati , moralitas dan suatu skala, nilai–nilai
c) Mencapai kebebasan pribadi
d) Mengembangkan sikap–sikap terhadap kelompok–kelompok dan institusi sosial.(
http://evie4210.blogspot.com/)
Dari kesimpulan para ahli bahwa pada dasarnya karakteristik siswa SD adalah
senang bermain sehingga dapat mengembangkan konsep dengan meng -gunakan benda-
benda konkret, mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai serta dapat
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan masyarakat atau kelompoknya.
2.1.10 Aktivitas Siswa
Menurut Supriyati dalam Hamalik (2004:4) aktivitas artinya kegiatan, jadi segala
sesuatu yang dilakukan oleh orang yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan suatu
aktifitas. Menurut Tri Anni (2004:4). Aktifitas belajar akan ter -jadi pada diri kita apabila
terdapat interaksi antara situasi simulasi dengan isi me -mori sehingga perilaku berubah dari
waktu sebelum dan setelah adanya situasi simulasi tersebut. Perubahan perilaku pada diri
pembelajaran itu menunjukan bahwa pembelajaran telah melakukan aktivitas belajar.
Menurut Soemanto dalam Saputri Ayu Dona (2006:107). Bahwa aktivitas belajar adalah
kegiatan dan peri -laku siswa yang selama proses pembelajaran berlangsung, dan situasi ini
akan menentukan tindakan terhadap belajar yang dipilih oleh beberapa aktifitas belajar siswa
dalam beberapa situasi yaitu:
(1) Mendengarkan yaitu dalam proses belajar mengajar disekolah sering adanya ceramah
dari seorang guru. Tugas belajar siswa adalah mendengarkan dari tindakan-tindakan
tertentu untuk mencapai tujuan belajar .
29
(2) Memandang atau melihat adalah member kesempatan bagi seseorang untuk belajar dari
lingkungan kita ini merupakan obyek yang member kesempatan untuk belajar
memandang atau melihat dengan tindakan tertentu untuk mencapai tujuan yang
mengakibatkan perkembangan dari kita, maka dalam hal demikian kita sudah belajar.
(3) Menulis atau mencatat adalah belajar. Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu
apabila dalam mencatat itu orang memahami dan memanfaat -kan informasi bagi
perkembangan pribadi kita, sera menggunakan tindakan tertentu agar catatan itu
nantinya berguna bagi pencapian tujuan belajar.
(4) Membaca adalah untuk keperluan harus pula menggunakan tindakan de -ngan
memulai memperhatikan judul bab, topic utama dengan berorientasi kepada kebutuhan
dan tujuan.
(5) Membuat ringkasan adalah untuk membantu kita mengingat atau mencari kembali
materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.
(6) Mengingat adalah aktifitas yang didasari atau kebutuhan serta kesadaran untuk
mencapai tujuan belajar termasuk aktifitas anak dalam belajar.
(7) Berpikir adalah orang memperoleh penemuan baru, setidaknya orang men -jadi tau
tentang hubungan antar sesuatu.
(8) Latihan atau praktek adalah membantu siswa untuk lebih lama mengingat materi atau
pelajaran yang telah disampaikan
(http://badriyadi.wordpress.com/proposal-penelitian/aktivitas-siswa/)
30
2.1.11 Hasil Belajar
2.1.11.1 Pengertian hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
melakukan aktif belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku ter -sebut tergantung
pada apa yang dipelajari oleh pembelajar Catharina Tri Anni (2004:4). Hasil belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang yang berupa tingkah laku baru setelah orang itu melakukan
kegiatan belajar. Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar. Hasil belajar menurut Sudjana
(1990:22) adalah ke -mampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Suprijono Agus.2011:5-7)
Menurut Poerwadarminta dalam Anjangsari (2005:9) mendefinisikan prestasi belajar
sebagai hasil yang diperoleh seseorang setelah mengajarkan se -suatu yang tertentu atau
tinggi rendahnya hasil yang dicapai seseorang dari suatu kegiatan yang dapat di ukur dengan
alat ukur tertentu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku setelah melakukan aktivitas belajar atau kemampuan yang di -miliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya sehingga hasil yang di -capai seseorang dari suatu kegi
atan yang dapat di ukur dengan alat ukur tertentu.
2.1.11.2 Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
31
Menurut Slameto (2005:54), hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan
hasil interaksi antara faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor intern) maupun
faktor dari luar (ekstern) terdiri dari:
Faktor jasmaniah, misalnya faktor kesehatan dan cacat tubuh. (2) faktor psikologi ,
seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Faktor
ekstern terdiri dari : (1) faktor keluarga, misalnya orang tua cara mendidik anaknya, keadaan
ekonomi keluarga, perhatian dan pengertian kedua orang tua dan latar belakang kebudayaan.
(2) Faktor sekolah : misal cara metode guru mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan metode
balajar.Faktor masya -rakat : misal kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan bermasyarakat (Suprijono, Agus.2011:11)
Menurut para ahli diatas bahwa hasil belajar merupakan hasil yang inte- raksi dari
faktor jasmaniah, psikologi yang mempunyai latar belakang kebuda -yaan yang disiplin di
keluarga maupun di sekolah dalam bentuk berkehidupan bermasyarakat.
2.1.12 Keterampilan Guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru
dinyatan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompe- tensi pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Keterampilan guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama
yang lain berhubungan dan saling me -ndukung. Kompetensi guru merupakan seperangkat
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
32
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Profesi yang dimaksud
meliputi de l apan keterampilan dasar mengajar (Usman 1995 : 74-103) yang meliputi :
1) Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya merupakan cara guru dalam ucapan verbal yang meminta
respon dari siswanya. Respon tersebut dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang
merupakan hasil pertimbangan. Dengan kata lain, keterampilan bertanya merupakan
sitimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir siswa.
2) Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan memberi penguatan diartikan dengan tingkah laku guru da- lam
merespon secara positif baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal yang m erupakan
modivikasi suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut
timbul kembali.
3) Keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru da -lam kontek
proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses
belajarnya siswa senantiasa menunjukan ketekunan, ke -antusiasan, serta berperan secara
aktif.
4) Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan berarti menyajikan infromasi lisan yang dior -ganisasikan
dengan tujuan menujukan hubungan. Penekanan memberikan penje -lasan adalah proses
penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi.
33
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian agar terpusat ke -pada apa
yang akan dipelajari. Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk
mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah kegiatan guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gam -baran tentang apa yang telah
pelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses belajar mengajar.
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur
dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal
dengan tujuan berbagai infromasi atau pengalaman, me -ngambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah.
7) Keterampilan mengolah kelas
Keterampilan mengolah kelas merupakan ketrampilan guru untuk men -ciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi jika terjadi
ganguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remdial.
8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan
guru dalam kontek belajar-mengajar yang hanya melayani 3 - 8 siswa untuk kelompok kecil,
dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya ben -tuk pengajaran ini dapat
dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
34
2.1.13 Materi Pecahan
Standar kompetensi memahami pecahan sederhana dan menggunaannya dalam
pemecahan sederhana. Kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana, membandingkan
pecahan sederhana. Alokasi waktu 2jp x 35 menit. Sesuai dengan pengembangan Silabus
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2012–2013 mata pelajaran matematika materi pokok
pecahan sederhana merupakan materi kelas III Semester II. Pecahan merupakan
melambangkan perbandingan yang sama dari suatu benda terhadap keseluruhan benda
tersebut. Pernyataan tersebut adalah suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama
ba
dimana a dan b bi -langan bulat, b ≠ 0, a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
Adapun sub materi pokok pecahan untuk penelitian meliputi:
a. Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
Contoh I.
Gambar 1. Balok Kayu
53 atau ditulis tiga perlima.
Jawab : Pecahan 53 atau tiga perlima
Contoh 2.
Gambar 2. Balok Kayu.
Pada gambar tersebut menunjukan nilai pecahan ....
35
Jawab : Jadi pada gambar diatas menunjukan pecahan 62 atau dua perenam.
b. Membilang pecahan dengan kata–kata.
(1) Pecahan 85
dapat ditulis dengan kata–kata lima perdelapan.
(2) Pecahan 52
dapat di tulis dengan kata–kata dua perlima.
c. Membuktikan pecahan dengan lambang pecahan.
Contoh :
(1) Buktikan pecahan tiga perenam dapat ditulis dengan lambang63
(2) Buktikan pecahan tujuh perdelapan dapat di tulis dengan lambang 87
d. Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama.
Untuk menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama, harus menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu dengan KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil)
Contoh:
(1) 76 +
31 = ..... KPK 7 dan 3 = 21, maka
76 +
31
= (76 x
33 ) + (
31 x
77 )
= 2118 +
217 =
2125 = 1
214
(2) 241 +
63 = ..... KPK 4 dan 6 = 12, maka 2
41 +
63
36
= (49 x
33 ) + (
63 x
22 )
= 1227 +
126 =
1233 = 2
129 = 2
43
(3) 152 + 3
31 = .... KPK 5 dan 3 = 15, maka 1
52 + 3
31
= 1+ 2 + (52 x
33 ) + (
31 x
55 )
= 3 + 156 +
155 = 3
1511
e. Menjumlahkan pecahan berpenyebut sama
Contoh:
(1) 52 +
52 = ....
52 +
53 =
532 + =
55 = 1
(2) 161 +
64 = ... 1
61 +
64 = 1 +
641+
= 1
65
(3) 231 + 2
32 = .... 2
31 + 2
32 = 1 + 4 +
821+ = 6
83
f. Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama
Untuk mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama, harus menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu dengan KPK
1. 74 -
31 = (
74 x
33 ) - (
31 x
77 ) =
2112 -
217 =
215
2. 65 -
32 =
65 -
64 =
61
g. Mengurangkan pecahan berpenyebut sama
37
1. 65 -
61 = .....
65 -
61 =
615 − =
64
2. 74 -
71 = ..... .
74 -
71 =
717 − =
76
3. 261 -
63 = ..... 2
61 -
63 =
613 -
63 =
6713 − =
610
= 164 = 1
32
h. Menjumlahkan arti perbandingan.
Pecahan sebenarnya adalah sebagai perbandingan banyak benda dari suatu kumpulan
dengan banyak benda dari kumpulan lain.
Perbandingan dapat dinyatakan sebagai pecahan.
Contoh: 1. Perbandingan 3:4 sama dengan pecahan 43
1. Pecahan 54
sama dengan perbandingan 4:5
Perbandingan harus ditulis dalam bentuk yang paling sederhana.
Contoh:
1. Jumlah ayam jantan 15 ekor dan ayam betina 25 ekor
• Perbandingan ayam jantan dan ayam betina = 15:25=3:5
• Perbandingan ayam jantan dan seluruh ayam =15:40=3:8
• Perbandingan ayam betina dan seluruh ayam =25:40=5:8
2. Perbandingan A dan B = 6 : 5
Dari perbandingan diatas dapat di buat perbandingan lain:
38
• Perbandingan A dengan jumlah AB = A : ( A+B ) atau BA
A+
= 56
6+
= 116
atau
6 : 11
• Perbandingan A dengan selisih AB = A : ( A - B ) atau BA
A−
=
566−
= 16
= 6 : 11
• Perbandingan B dengan jumlah AB = B : ( A + B ) atau BAA+
=
565+
= 115
= 5 : 11
• Perbandingan B dengan selisih AB = B ( A-B ) atau BA
B−
=
565−
= 15
= 5 : 1
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini di dasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain: hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kristiana,Yuni.2011.perbaikan pembelajaran melalui PTK mata pelajaran matematika kelas
III SD semester II.Brebes:Kristiana,Yuni. Peningkatan Penggunaan Alat Peraga Untuk
Membantu Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri Pebatan 01 Semester II Kecamatan
Wanasari Kabupaten Brebes Pada mata Pelajaran Matematika Dengan Kompetensi Dasar
Menjelaskan Arti Pecahan dan Urutannya”. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan
skor rata-rata kelas dari 6,29 pada siklus I menjadi 7,45 pada siklus II. Meskipun ketuntasan
belajar belum memenuhi tuntunan kurikulum yaitu minimal 85% tetapi ketuntasan belajar
39
siswa juga meningkat dari 52,94% pada siklus I menjadi 79,41% pada siklus II. Rerata
tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan adalah 43,29 yang tergolong sangat
positif. Selama pembelajaran terlihat yaitu siswa tampak senang mengikuti pembelajaran.
Siswa berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan pendapat. Saran yang diperoleh
peneliti ini adalah guru sebaiknya menggunakan langkah-langkah CTL agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa aktif.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anityas,dian.2012:skripsi S1.Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Negeri Janegara Pada Materi
Pokok Pecahan.Anityas,dian. Sebagai Implementasi Pendekatan CTL” menunjukan bahwa
hasil belajar siswa SD Kelas III SD Negeri I Brebes meningkat. Hal ini ditunjukan pada
siklus I siswa mencapai nilai rata-rata kelas minimal 6,27, sedangkan ketuntasan belajarnya
adalah 50%. Siklus II mencapai nilai rata-rata kelas 7,2 dan ketuntasan belajarnya adalah
78,5%. Berdasarkan hasil belajar siswa diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Janegara pada
pokok bahasan pecahan. Saran yang diberikan peneliti yaitu sebaiknya metode kontekstual
digunakan dalam latihan pecahan karena mempermudah dalam pembelajaran.
Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana,Anita.2012. Peningkatan
Prestasi Belajar Matematika melalui Pendekatan CTL pada kelas IV SDN Wanasari
I.Brebes.Nana,Anita,mengemukakan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan
CTL dapat meningkat prestasi belajar siswa dan mengembangkan keterampilan proses untuk
siswa. Hal ini dibuktikan dari nilai hasil evaluasi menunjukan adanya peningkatan prestasi
dari pre test ke siklus I pertemuan I 21,27%. Dari siklus I pertemuan I ke pertemuan II naik
29,8%. Dari siklus I pertemuan II ke siklus II pertemuan I naik 2,14%. Dari siklus II
40
pertemuan I ke pertemuan II naik 10,64%, sehingga dapat disimpulkan dengan pendekatan
CTL siswa dapat lulus menjadi 100%. Berdasarkan penelitian tersebut saran yang diberikan
yaitu dalam mengatasi kesulitan pembelajaran matematika SD kelas rendah guru dapat
menggunakan berbagai bahan manipulatif.
2.3 Kerangka Berpikir
Permasalahan yanag dihadapi dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas III
63% belum mencapai standar ketuntasan nilai dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 65.
Permasalahan tersebut dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum
dapat memenuhi kebutuhan siswa, pembelajaran masih berpusat pada guru belum
mengaktifkan siswa, guru jarang menggunakan diskusi kelompok, guru kurang memberikan
kesempatan pada siswa untuk belajar dekat dengan lingkungan kehidupan nyata, dan media
pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Hasil belajar adalah cermin dari
kualitas kegiatan pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan beberapa hal tersebut penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga proses sampai dengan hasil
dapat dicapai maksimal.
Melalui pendekatan CTL dengan CD Interaktif yang pengajarannya dise -suaikan
dengan persoalan dalam dunia nyata siswa, diharapkan pembelajaran ter -sebut menjadi
bermakna bagi siswa, dengan demikian mereka aktif terlibat dalam pembelajaran dan pada
akhirnya hasil belajar mereka meningkat. Untuk men -dukung proses pembelajaran yang
mengaktifkan siswa tersebut diperlukan suatu keterampilan guru dalam mengelola proses
pembelajaran.
41
Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini
digambarkan sebagai berikut:
Siswa
Kurang aktif belajar
Pembelajaran tidak menarik / kurang
bermutu
Proses Belajar Mengajar
Pembelajaran berpusat pada guru
Penggunaan media yang kurang
optimal
Hasil belajar siswa rendah tidak
sesuai dengan harapan
Guru Pemilihan strategi pembelajaran
kurang tepat
Pendekatan Kontekstual (CTL) dengan
CD Interaktif
Aktivitas siswa pada materi pokok pecahan dapat
meningkat
Hasil belajar siswa pada materi pokok pecahan dapat
ditingkatkan
Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran
dapat meningkat
42
Gambar. I. Kerangka Berpikir
2.4 HipotesisTindakan
Melalui penerapan pendekatan kontekstual (TCL), dengan menggunakan CD
Interaktif maka :
(1) Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi pecahan matematika di kelas III
dapat ditingkatkan.
(2) Keterampilan guru dalam pembelajaran pecahan dapat ditingkatkan.
(3) Hasil belajar siswa pada materi pecahan matematika dapat meningkat.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN dan PENELITIAN
Penelitian direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I terdiri dari 2
pertemuan, 1 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes formatif. Si -klus II terdiri
dari 2 pertemuan, 1 pertemuan pembelajaran dan 1 pertemuan di gunakan untuk tes
formatif. Setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
Secara garis besar tehapan siklus dapat dijelaskan dengan skema sebagaimana
gambar 2 berikut.
Perencanaan Tindakan Observasi
Refleksi
Gambar 2. Skema Tahapan siklus
3.1.1 Perencanaan
Dalam tahap perencanaan meliputi sebagai berikut:
(1) Menemukan daftar permasalahan pembelajaran di kelas
(2) Menetapkan fokus masalah yang akan diperbaiki
44
(3) Menetapkan alternatif tindakan untuk pemecahan masalah
(4) Merencanakan pembelajaran berbasis CTL yang akan diterapkan dalam KBM
(5) Menyusun silabus sesuai dengan pembelajaran yang direncanakan
(6) Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan skenario
pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL
(7) Menyiapkan alat peraga CD Interaktif, media pembelajaran, dan sumber belajar
(8) Menyiapkan alat evaluasi tes tertulis, dan lembar kerja siswa
(9) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan ketrampilan guru
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Menurut Arikunto pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan didalam kancah yaitu mengenakan tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan ini
merupakan penerapan tindakan yang mengacu pada skenario tindakan yang telah
direncanakan. Pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan. Siklus pertemuan pertama dilaksanakan dengan penerapan
CTL, siklus pertama per -temuan kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu
yang belum baik dalam siklus pertama pertemuan pertama. Siklus kedua dilaksanakan untuk
mem- perbaiki siklus pertama
(http://ebookbrowse.com/prosedur-pelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas-arikunto-pdf-
d345873310)
Apabila dalam siklus pertama belum bisa mencapai indikator keberhasilan, maka
akan dilakukan tindakan siklus kedua pertemuan pertama, tetapi apabila da- lam siklus kedua
pertemuan pertama belum mencapai indikator keberhasilan, maka dilakukan dengan siklus
45
kedua pertemuan kedua, tetapi apabila pada siklus kedua pertemuan kedua sudah mencapai
indikator keberhasilan, maka sudah se- lesai melakukan tindakannya.
3.1.3 Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan
fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan. Kegiatan
observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman sejawat untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
CTL
(http://selvio74.wordpress.com/2012/01/25/teknik-pengumpulandata/)
3.1.4 Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir
kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu Setelah mengkaji proses
pembelajaran yaitu aktivitas siswa, hasil belajar siswa, kompetensi guru, apakah sudah
efektif dengan melihat keterampilan dalam indikator keberhasilan pada siklus pertama, serta
mengkaji kekurangan dan membuat daftar permasalahan yang tampak dalam pelaksanaan
siklus pertama. Setelah itu mem- buat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya
(http.lintasberita.com/lifestyle/pendidikan/pengertianrefleksi-definisi)
3.2 PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN
3.2.1 Perencanaan Siklus I
(1) Mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan pemecahan
masalah.
(2) Merancang rencana pembelajaran sesuai materi pada pelaksanaan siklus I
46
(3) Merancang alat peraga (membuat cd interaktif), bahan, dan lembar kegiatan siswa
(4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa kompetensi pengajar
(5) Menyusun tes formatif I
3.2.2 Tahap Pelaksanaan tindakan
a). Kegiatan Awal (5 menit)
(1) Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga cd
interaktif
(2) Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
(3) Mengajukan beberapa materi minggu yang lalu
(4) Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I
b). Kegiatan Inti (20 menit)
(1) Guru menyajikan gambar pecahan yang di bagi beberapa bagian (eksplorasi)
(2) Guru menuliskan lambang pecahan
(3) Guru membilang pecahan dengan kata-kata
(4) Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan
berkolaboratif (elaborasi)
(5) Guru memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
(6) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
(7) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan menyimpulkan
c). Kegiatan akhir (25 menit)
(1) Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
47
(2) Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang dipahami, guru menjawab
(3) Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
(4) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
(5) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
3.2.3 Observasi
(1) Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam pem -belajaran
matematika menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(2) Melaksanakan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembela- jaran
matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(3) Melaksanakan pengamatan terhadap kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran matematika materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan
CD Interaktif
3.2.4 Refleksi
(1) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I
(2) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus I
(3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I
(4) Merencanakan tindakan lanjut pada siklus 2.
3.2.2 Siklus 2
3.2.2.1 Perencanaan Siklus I I
(1) Mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan
pemecahan masalah.
(2) Merancang rencana pembelajaran sesuai materi pada pelaksanaan siklus I
(3) Merancang alat peraga (membuat cd interaktif), bahan, dan lembar ke -giatan siswa
48
(4) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa kompetensi pengajar
(5) Menyusun tes formatif I
3.2.2.2 Tahap Pelaksanaan tindakan
a). Kegiatan Awal (5 menit)
(1) Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga cd
interaktif
(2) Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
(3) Mengajukan beberapa materi minggu yang lalu
(4) Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I
b). Kegiatan Inti (20 menit)
(1) Guru menyajikan gambar pecahan yang di bagi beberapa bagian (eksplorasi)
(2) Guru menuliskan lambang pecahan
(3) Guru membilang pecahan dengan kata-kata
(4) Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan
berkolaboratif (elaborasi)
(5) Guru memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
(6) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
(7) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan menyimpulkan
c). Kegiatan akhir (25 menit)
(1) Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
(2) Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang dipahami, guru menjawab.
49
(3) Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
(4) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
(5) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
3.2.2.3 Observasi
(1) Melaksanakan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(2) Melaksanakan pengamatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif.
(3) Melaksanakan pengamatan terhadap kompetensi guru dalam mengelola
pembelajaran matematika materi pokok pecahan dengan menggunakan pendekatan
CD Interaktif
3.2.2.4 Refleksi
(1) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus 2.
(2) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus 2.
(3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus 2.
(4) Menentukan untuk melanjutkan atau menghentikan pelaksanaan siklus.
3.3 SUBJEK PENELITIAN
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang
Brebes sebanyak sembilan siswa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 5 siswa dan empat
terdiri dari siswa perempuan.
3.4 TEMPAT PENELITIAN
50
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kebogadung 02 yang beralamat- kan di
jalan raya Kebogadung timur.
3.5 VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Aktivitas belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan menggunakan
pendekatan Kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02
(2) Hasil belajar siswa kelas III pada materi pokok pecahan dengan meng -gunakan
pendekatan Kontekstual dengan CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02
(3) Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran matematika materi po -kok
pecahan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan CD Interaktif di SD
Negeri Kebogadung 02
3.6 JENIS DATA DAN SUMBER DATA
3.6.1 Jenis Data
(1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar siswa berupa hasil eva -luasi
testertulis yang diperoleh siswa.
(2) Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui obsevasi yaitu untuk
mengungkap keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan performansi guru untuk
mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran.
51
3.6.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian mencakup guru, siswa, data dokumen, catatan
lapangan:
a. Guru
Data yang diperoleh dari guru melalui pengamatan yang dilakukan oleh kola- borator
terhadap pendekatan kontekstual dengan media CD interaktif yang diterapkan ketika
pembelajaran pada setiap siklus baik siklus I maupun siklus II.
b. Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistimatik
selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ke dua dan hasil evaluasi.
c. Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa daftar nilai siswa dan dokumentasi siklus.
d. Catatan Lapangan,
Sumber data yang berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data
kompetensi guru dan aktivitas siswa.
3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, pengamatan
(observasi), dokumentasi, dan catatan lapangan. Keempat teknik tersebut diuraikan sebagai
berikut:
52
3.7.1 Teknik Tes
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh in -formasi
tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin sese -orang, dengan
menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu dekripsi kuantitatif
tentang aspek yang diteliti (Eko Susanto,2008). http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-
tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html
Tes hasil belajar (Achievement Test) yaitu tes yang mengukur apa yang te- lah
dipelajari pada berbagai bidang stud. Jenis data yang dapat diambil menggu -nakan tes hasil
belajar ini adalah taraf prestasi dalam belajar. Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi
tentang hasil belajar siswa melalui pendekatan kon -tekstual pada mata pelajaran
matematika. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
3.7.2 Teknik Pengamatan (Observasi)
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian.Pengamatan dilakukan untuk melihat secara langsung
proses pembelajaran matematika dengan menggunakan CTL.
(htt://wawan.junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian.observasi-dan-kedudukan.html)
3.7.3 Teknik Dokumentasi
53
Menurut Arikunto dokumen digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalah, pra -sasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kompetensi
guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui pen -dekatan kontekstual.
3.7.4 Teknik Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat segala peristiwa penting yang terjadi
sehubungan dengan tindakan guru selama kegiatan pembelajaran. Catatan lapangan tersebut
bertujuan untuk melihat tindakan, membantu peneliti apabila menemui kesulitan, dan sebagai
solusi untuk memecahkan masalah agar dapat melakukan refleksi.
3.8 TEKNIK ANALISA DATA
Adapun analisa data dalam penulisan ini menggunakan teknik analisa data kuantitatif
dan kualitatif sebagai berikut :
3.8.1 Teknik analisa data Kuantitatif.
Data kuantitatif berupa hasil belajar pada aspek kognitif, dianalisis meng- gunakan
teknik analis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Adapun penyajian data
kuantitatif ditampilkan dalam bentuk presentase dengan meng -gunakan rumus sebagai
berikut:
(1) Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa
adalah :
N A = x Bobot Soal
54
sM = Skor Maksimal
Keterangan : S P = Skor Perolehan
sM = Skor Maksimal
Bobot Soal = Bobot Soal Keseluruhan
(2) Untuk Menentukan Rata-rata kelas :
N R = ∑N A
S A
Keterangan : N R = Nilai Rata – rata
N A = Nilai Akhir
S N = Jumlah Nilai
(Andrijati,Noening,2007:16)
Hasil perhitungan kemudian dianalisis dengan kriteria ketuntasan belajar siswa
yang dikelompokan dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai
berikut :
Tabel I Ketuntasan Klasikal
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
Hasil Belajar ≥ 60 Tuntas
Hasil Belajar < 60 Tidak Tuntas
( KKM Matematika Kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes )
55
3.8.2 Teknik Analisa data Kualitatif
Analisa data kualitatif dilakukan dengan cara :
3.8.2.1 Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan data. Selama pengum -pulan data
berlangsung, tahapan selanjutnya membuat ringkasan , mengkode, menelusur tema. Reduksi
inilah yang menajamkan, menggolongkan, mengarah -kan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sehingga dapat ditarik kesimpulan.
3.8.2.2 Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tabel dan bagan.
3.8.3 Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data
Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan panyajian data
adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah
jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses
verifikasi data dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-bukti kuat lain
yang dapat merubah hasil kesimpulan semen -tara yang diambil. Jika data yang diperoleh
memiliki ketetapan (sama dengan data yang telah diperoleh) maka dapat diambil kesimpulan
yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
Setelah langkah tersebut dilakukan kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai
berikut :
R = Skor terendah
T = Skor tertinggi
N = Banyaknya skor
56
N = (T-R) + 1
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 = 41 (n+1) jika n ganjil
Letak Q1 = (n+2) jika genap
Letak Q 1 = 42 (n+2) untuk data genap atau Q1 =
41 (n+1) untuk data ganjil
Maka untuk mencari median dan rentang nilai bias ditentukan seperti dibawah ini:
Q 2 = Median
Letak Q 2 = 42 (n+1) untuk data ganjil atau genap
Q 3 Kuartil ketiga
Letak Q 3 = 41 (3n +2) untuk data genap atau Q 3 =
43 (n+1) untuk data ganjil
Q 4 = Kuartil keempat = T
Tabel 2 klasifikasi kategori
Skala Penilaian Kategori Penilaian
Q 3 ≤ Skor ≤ T (A) Sangat Baik
Q 2 ≤ Skor < Q 3 (B) Baik
Q1 ≤ Skor < Q 2 (C) Cukup
R ≤ Skor < Q1 (D) Kurang
Dari perhitungan diatas, maka dapat dibuat tabel klasifikasi tingkat nilai untuk
menentukan tingkat nilai keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut :
57
Tabel 3 Klasifikasi Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Skor Kategori Penilaian
27 ≤ Skor ≤ 32 A (Sangat Baik)
20 ≤ Skor < 27 B (Baik)
14 ≤ Skor < 20 C (Cukup)
8 ≤ skor < 14 D (Kurang)
Dari tabel 3 diperoleh dari skor tiap indikator aktivitas siswa dalam pem -belajaran
matematika melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif berbasis pecahan.
Tabel 4 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Aktivita Siswa
Kategori Kategori Penilaian
80 ≤ Skor ≤ 100 A (Sangat Baik)
70 ≤ Skor < 80 B (Baik)
60 ≤ Skor < 70 C (Cukup)
0 ≤ Skor < 60 D (Kurang)
Dari tabel 4 diperoleh dari skor tiap indikator hasil aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif
berbasis pecahan.
58
Tabel 5 Klasifikasi Kategori Penilaian Keterampila Guru
Skor Kategori Penilaian
24 ≤ Skor ≤ 28 A (Sangat Baik)
19 ≤ Skor < 24 B (Baik)
19 ≤ Skor < 19 C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19 D (Kurang)
Tabel 5 diperoleh dari skor tiap indikator kompetensi guru dalam pem -belajaran
matematika melalui pendekatan kontekstual dengan media CD Interaktif berbasis pecahan.
3.9 INDIKATOR KEBERHASILAN
Pendekatan CTL dengan media CD Interaktif dapat meningkatkan kom -petensi guru
pada siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Brebes dengan indikator sebagai berikut:
1) Adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan CD
Interaktif dengan pendekatan CTL meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik
dengan skor < 27
2) 70% siswa mengalami ketuntasan hasil belajar siswa yaitu memperoleh nilai dengan
kriteria sekurang-kurangnya baik ≤ 80
3) Kompetensi guru meningkat melalui media CD Interaktif dengan pendeka -tan CTL di
SD Negeri Kebogadung 02 pada kelas III Kecamatan Jatibarang kabupaten Brebes
dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dengan skor ≤ 24
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I
4.1.1.1 Paparan Hasil Belajar Siklus I
Tabel 6
Distribusi frekuensi Hasil Belajar siklus I
Nilai Frekkuensi
(f)
Persentase Nilai x
Frekuensi
Keterangan
100 - - - -
90 - - - -
80 1 11% 80 Tuntas
70 1 11% 70 Tuntas
60 3 34% 180 Tuntas
50 4 44% 200 Tidak Tuntas
Jumlah 9 100% 530
Nilai Rata-rata (X) = nx
ΣΣ
= 9
530= 59
Persentase Ketuntasan Klasikal = 95
x 100 = 56%
d
m
r
b
y
k
b
Penya
dan ada 4 si
mendapatkan
rata-rata sisw
belajar klasik
yang telah tu
klasikal seban
belajar siswa
ajian data tab
iswa yang m
n nilai 80: ma
wa adalah 59.
kal sebanyak
untas (menca
nyak 56% jad
a pada siklus I
Gambar 3.
bel I diperole
mendapatkan n
ayoritas siswa
Indikator ke
56% dengan
apai dan mela
di belum men
I dapat diliha
Diagram ha
Siklu
eh informasi
nilai 50: nila
a mendapatka
eberhasilan ya
n KKM 60. D
ampaui KKM
ncapai ketunt
at dalam diagr
asil belajar si
us I
sebagai berik
ai tertinggi a
an nilai 60 y
ang ditetapka
Dari tabel ter
M) sebanyak
tasan klasikal
ram batang di
iswa siklus I
kut: nilai tere
adalah 80 ada
yaitu sebanyak
an adalah cap
rsebut dapat
5 siswa. Ket
l. Untuk lebi
i bawah ini.
Tuntas
Tidak T
endah adalah
a 1 siswa ya
k 3 siswa, ni
aian ketuntas
kita lihat sisw
tuntasan belaj
ih jelasnya ha
s
Tuntas
60
50
ang
ilai
san
wa
ajar
asil
61
4.1.1.2. Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning dijabarkan sebagai berikut.
a) Perencanaan.
Hal ini dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut.
(1) Membuat RPP materi pecahan dengan indikator yaitu menyajikan gambar dengan
menuliskan pecahannya
(2) Menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu balok kayu
serta buku LKS.
(3) Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2012
Pertemuan I
Berdasarkan catatan lapangan pada:
Hari, Tanggal : Jum’at, 7 Desember 2012
Poko Bahasan : Menyajikan gambar dengan menulis pecahannya.
Kelas / Semester : III ( Tiga) / II (Dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Uraian kegiatan pertemuan pertama ini meliputi pra KBM, kegiatan awal, kegiatan inti,
kegiatan akhir.
62
(1) Pra KBM
Sebelum pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, kemududian siswa berdo’a
bersama-sama, setelah selesai berdoa guru melakukan persensi dengan menanyakan pada
siswa siapa hari ini yang tidak masuk sekolah hari ini.
(2) Kegiatan Awal
Pada awal kegiatan, guru menginformasikan pada siswa bahwa pada hari ini kelas III
akan belajar kelompok dengan teman satu kelasnya. Siswa dibagi menjadi dua kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan yang satu terdiri dari 5 siswa. Siswa
diminta untuk mencari tempat duduk sesuai de -ngan kelompok yang telah ditentukan. Guru
membacakan aturan-aturan dalam belajar kelompok. Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru. Setelah memba -cakan aturan-aturan tersebut guru memberikan apersepsi yaitu siswa
diingatkan lagi tentang menyajikan gambar dengan menulis pecahannya. Guru menunjukan
satu balok kayu, lalu balok tersebut dipotong menjadi lima bagian yang sama besarnya, lalu
3 balok tersebut di beri warna biru 1, merah 1, dan kuning1, serta yang 2 tidak di beri warna
ada dua.
a. Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
Contoh I.
Gambar 4.1 Balok kayu yang di potong menjadi lima.
53 atau ditulis tiga perlima.
63
Jawab : Pecahan 53 atau tiga perlima
Contoh 2.
Gambar 4.2 Balok Kayu yang di potong menjadi enam.
Pada gambar tersebut menunjukan nilai pecahan ....
Jawab : Jadi pada gambar diatas menunjukan pecahan 62 atau dua per enam.
Kemudian guru memberi kesempatan untuk siswa yang mau maju ke depan.
Lalu guru bertanya kepada siswa, pada balok kayu tersebut menunjukan nilai pecahan
berapa anak-anak? Lalu siswa menunjukan jari tangan yang mau maju ke depan, siswa
menjawab dengan menulis di papan tulis dengan nilai pecahan 53 . Lalu pada alat peraga
balok kayu dengan CD Interaktif yang ke dua siswa salah satu maju lagi dengan menjawab
contoh pada balok yang ke dua yaitu pecahan 62 . Lalu guru bertanya kepada siswa apakah
balok yang nilainya 53 sama dengan
62 ? Siswa menjawab” tidak bu guru”
Setelah itu guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari yaitu
menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya. Kemudian guru me -nginformasikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat melaku kan gambar dengan
menuliskan pecahannya.
64
(3) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini, guru menyajikan materi (presentase kelas) tentang materi
pecahan menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
Contoh: Pak Budi membeli balok kayu yang belum , lalu balok tersebut di -potong menjadi
lima bagian yang sama, lalu pak Budi memberi warna pada balok tiga balok
tersebut, yaitu dengan warna biru, merah dan kuning. Jadi berapa nilai pecahan
pada balok kayu tersebut?
Guru menyediakan media pembelajaran yaitu dengan balok kayu yang telah di
potong menjadi lima bagian yang sama besarnya, lalu pada balok kayu tersebut di beri warna
biru, merah dan kuning. Siswa memperhatikan balok ter -sebut yang telah di beri warna dan
siswa bisa mengerjakannya, namun ada beberapa siswa yang belum paham.
Guru memberikaan kesempatan untuk bertanya pada siswa tentang hal-hal yang
kurang dipahami mengenai materi yang telah dijelaskan. Siswa yang sudah merasa paham
menjawab sudah paham, tetapi siswa yang belum paham hanya diam saja. Setelah presentase
selesai, guru membagikan LKS untuk kelompok masing-masing anggota kelompok
mengerjakan soal dalam LKS tersebut secara individu terlebih dahulu sebelum disiskusikan.
Pada saat diskusi berlangsung guru keliling kepenjuru kelas untuk melihat kegiatan tersebut
dan sesekali duduk de -ngan salah satu kelompok untuk mendengarkan dan berdiskusi. Ada
beberapa siswa yang masih pasif dalam kelompoknya. Guru memberikan arahan untuk
mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan individu mereka saling mem -bandingkan
jawaban tersebut. Setelah itu perwakilan dari tiap kelompok maju kedepan kelas guna
melaporkan hasil diskusi dengan mendemonstrasikan gambar pecahan hasil peragaan. Siswa
dan guru bersama-sama membahas hasil diskusi.
65
Anggota kelompok yang jawabannya benar memberikan penjelasan pada teman
kelompoknya. Sampai anggota kelompoknya tersebut paham materi yang diajarkan. Dalam
belajar kelompok ini, belum berjalan dengan baik, karena ada siswa yang sudah jelas tetapi
tidak mau memberikan penjelasan pada teman satu kelompoknya. Melihat hal ini guru
mendekati dan memberikan penjelasan agar saling bekerjasama dan saling membantu dalam
penguasaan materi agar menjadi kelompok super. Guru memberikan motivasi kepada siswa
bahwa kelompok super akan mendapatkan penghargaan. Dengan motivasi tersebut dapat
membuat siswa saling bekerjasama.
Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa diminta kembali ke tempat duduk dan
peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal mereka mengumpulkan jawaban kemu -dian dibahas hasil jawabannya.
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang
dipelajari dan sebagai fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan.
(4) Kegiatan Akhir.
Pada kegiatan akhir ini, guru memanggil siswa satu persatu untuk menca- tat hasil
belajar individual siswa. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Diakhir kegiatan guru mengumumkan nama kelom -pok yang baik, sangat baik,
dan super.
Pertemuan II
Berdasarkan catatan lapangan pada:
Hari , tanggal : Sabtu, 8 Desember 2012
66
Poko Bahasan : Membilang pecahan dengan kata-kata
Kelas / semester : III (Tiga) / II (Dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Uraian kegiatan:
Kegiatan pada pertemuan ini meliputi Pra KBM, Kegiatan awal, Kegiata Inti,
dan Kegiatan Akhir.
1) Pra KBM
Sebelum pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam, kemudian siswa
berdo’a bersama-sama, setelah selesai berdo’a guru melakukan pre -sensi dengan
menanyakan pada siswa siapa yang tidak masuk sekolah hari ini?
2) Kegiatan Awal
Pada awal kegiatan, guru menginformasikan pada siswa pada hari ini mereka
akan belajar kelompok lagi seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa berkumpul
dengan kelompoknya sesuai dengan kelompok pertemuan satu. Guru memberikan
apersepsi yaitu siswa di ingatkan lagi tentang Guru mengadakan tanya jawab dengan
siswa.
Setelah itu guru menginformasikan tentang materi yang akan dipela -jari yaitu
menuliskan pecahan dengan kata-kata.
3) Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru menyajikan materi (presentase kelas) tentang menuliskan
pecahan dengan kata-kata. Peneliti menggunakan alat peraga kertas lipat dengan cd
interaktif.
67
Contoh:
1. Pecahan 41 dapat ditulis dengan kata–kata satu perempat atau seperempat.
2. Pecahan 41 dapat ditulis dengan kata–kata satu perempat atau seperempat.
a. Membilang pecahan dengan kata–kata.
Gambar 3. Kertas lipat
Pecahan 41 dapat ditulis dengan kata–kata satu perempat atau seperempat.
Gambar 4. Kertas lipat
3. Pecahan 62 dapat di tulis dengan kata–kata dua per enam
Guru memberi kesempatan untuk siswa yang mau maju ke depan. Kemudian
guru bertanya kepada siswa, pada kertas lipat tersebut menunjukan nilai pecahan
berapa anak-anak? Lalu siswa menunjukan jari tangan yang mau maju ke depan,
siswa menjawab dengan menulis di papan tulis dengan nilai pecahan “41 atau di
68
tulis dengan kata-kata satu perempat” Lalu pada gambar yang ke dua siswa salah satu
maju lagi dengan menjawab contoh pada kertas lipat yang ke dua dengan nilai pecahan
“62 atau dua perenam”. Dan guru memberi pertanyaan lagi kepada siswa dengan
membilang pecahan dengan kata-kata ,dengan cara guru menulis pecahan 41 dengan
pecahan 51 di papan tulis. Siswa menjawab pertanyaan di papan tulis “ satu perempat
dengan satu perlima”
Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa diminta kembali ke -tempat
duduk dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal mereka mengum -pulkan jawaban kemudian
dibahas hasil jawaban mereka. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang
belum jelas tentang materi yang dipelajari dan sebagai fasilitator dalam menjawab
pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan.
4) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan inti ini, guru mencatat hasil belajar individual siswa dan belajar
kelompoknya. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. Di akhir kegiatan guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.
4.1.1.3 Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek
yang diamati adalah: keterampilan guru dan aktivitas siswa.
a) Paparan keterampilan guru
69
Dari hasil observasi keterampilan guru pada siklus I dalam pembelajaran
matematika dengan pendekatan CTL sudah baik. Hal ini dapat ditunjukan pada tabel
berikut ini:
Tabel 7
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Persen Rata-rata
1 Kontruktivisme 2 3 2,5 63%
2 Menemukan 3 3 3 100%
3 Bertanya 2 2 2 50%
4 Masyarakat Belajar 2 3 2,5 63%
5 Pemodelan 3 3 3 100%
6 Revleksi 2 3 2,5 63%
7 Penilaian Sebenarnya 2 3 2,5 63%
Jumlah 16 20 18 502%
Persentase
2816
X 100%
=57%
2820
X 100% =
71%
2818
X100=64%
Kriteria Kurang Cukup Kurang
Rata-rata Porsentase Siklus I 64% Kurang
Pada siklus I pertemuan I hasil pengamatan adalah 16 maka persentase kompetensi
guru adalah 57% yaitu dalam kriteria kurang. Sedangkan pada per -temuan II diperoleh
70
jumlah skor 20 maka persentase keterampilan guru 71% yaitu dalam kriteria cukup. Jadi
diperoleh rata-rata porsentase siklus I sebesar 64% yaitu dalam kriteria kurang.
1) Kontruktivisme
Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 deskriptor kurang tam -pak
artinya guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa.
Skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru membimbing siswa mengembangkan
pengalamannya sendiri, skor artinya guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan
strateginya sendiri dalam belajar.
Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 deskriptor cukup tam -pak
artinya guru membangun pengetahuan yang dimiliki siswa. Dan skor 4 des -kriptor tampak
atau aktif artinya guru membimbing siswa mengembangkan pe -ngalamannya sendiri, guru
memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strategi sendiri dalam belajar.
2) Menemukan
Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 2 deskriptor kurang tampak artinya
guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang dipe -roleh sendiri oleh
siswa, skor 3 deskriptor cukup tampak guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa, siswa memperoleh hasil temuan.
Pertemuan II Menemukan mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya
guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh
siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperolwh sendiri oleh siswa.
Siswa memperoleh sendiri hasil temuan.
71
3) Bertanya
Pada pertemuan I bertanya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tam -pak artinya
guru mendorong siswa untuk bertanya, skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru
membimbing untuk bertanya, skor 3 deskriptor cukup tampak artinya membangkitkan
respon untuk bertanya.
Pada pertemuan II bertanya mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya
guru mendorong siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya, guru
membangkitkan respon untuk bertanya.
4) Masyarakat Belajar
Pada pertemuan I Masyarakat belajar mendapatkan skor 3 deskriptor cu -kup tampak
artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, guru
membimbing kelompok dalam belajar, guru mem -bimbing siswa.
5) Pemodelan
Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model. Skor 4 deskriptor tampak atau aktif ar -tinya guru
membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model.
Pada pertemuan II mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam meng -gunakan contoh atau
model.
72
6) Refleksi
Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan yang sebelumnya, guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa. Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya
guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya.
Pada pertemuan II mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif ar -tinya guru
sudah melakukanr refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebe -lumnya,guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang diperolehnya.
7) Penilaian Sebenarnya
Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seim -bang antara proses dan
hasil, Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian proses, guru
melakukan penilaian hasil.
Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau
aktif artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara proses dan
hasil, guru melakukan penilaian proses, guru mela -kukan penilaian hasil.
73
Tabel 8
Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus I pertemuan I
No
Indikator Skor Jumlah
Rata-rata
% Kiteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 2 3 4 4 3 2 4 4 30 3,3 83 Baik sekali
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
2 3 3 2 2 3 3 3 2 23 2,5 63 kurang
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 2 3 2 2 4 2 3 26 2,8 72 Cukup
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
3 4 4 2 1 4 3 4 2 27 3 75 Cukup
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
2 3 3 2 3 3 2 1 3 22 2,4 61 kurang
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 2 3 3 4 2 2 3 4 27 3 75 Cukup
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
3 3 3 2 3 3 2 1 2 22 2,4 61 Kurang
8 Sikap siswa dalam belajar
3 3 3 3 2 2 2 3 3 24 2,6 66 Kurang
Jumlah skor 25 24 24 21 21 22 19 21 23 Porsentase Aktivitas Siswa 32
200X 100% = 62%
Kriteria Kurang
74
Pada siklus I pertemuan I diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 25 + 24 +
24 + 21 + 21 + 22 + 19 + 21 + 23 = 200 Jumlah skor maksimal adalah 8 x 9 x 4= 288 maka
persentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 62% yaitu dalam kriteria kurang.
Tabel 9
Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II
No
Indikator Skor Jumlah
Rata-rata
% Kiteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 2 3 4 4 3 2 4 4 30 3,3 83 Baik sekali
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
3 4 4 3 3 4 4 4 3 32 3,5 88 Baik
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 4 4 2 3 4 4 4 33 3,6 92 Baik sekali
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
3 4 4 2 1 4 3 4 2 27 3 75 Cukup
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
3 4 4 3 4 4 3 2 4 31 3,4 86 Baik sekali
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 3 3 3 2 3 3 4 4 29 3,2 80 Baik
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
3 3 3 2 3 3 2 1 2 23 2,5 63 kurang
8 Sikap siswa dalam belajar
4 4 4 4 3 3 3 4 4 33 3,6 91 Baik sekali
Jumlah skor 28 28 29 25 24 26 23 26 27
75
Porsentase Aktivitas Siswa 32
236X 100% = 73%
Kriteria Cukup
Pada siklus I pertemuan II diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 28 + 28 +
29 + 25 + 24 + 26 + 23 + 26 + 27 = 236 Jumlah skor maksimal adalah 8 x 9 x 4 = 236 maka
porsentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II adalah 73% yaitu dalam kriteria cukup.
1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada lima siswa yang
mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ptri, Amr, Nur, Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran,
siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada dua siswa yang
mendapat skor 3 yaitu Krn dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap
dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran dan ada dua siswa yang mendapatkan
skor 2 yaitu Ars dan Amr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam
pembelajran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga memperoleh porsentase 83% dalam
kriteria baik sekali.
Pada pertemuan ke II Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, ada lima siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ptri, Amr, Nur dan Spa artinya siswa aktif dalam
pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada
dua siswa telah mendapat skor 3 yaitu Krn dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran,
siswa tanggap dalam pembalajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran. Maka diperoleh
porsentase 76% di dalam kriteria cukup.
76
2) Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
Pada pertemuan I partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal ,ada lima
siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Ars, Krn, Nbl, Amr, Nur artinya siswa tanggap dalam
memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif waban contoh soal, berpikir dalam memahami
contoh soal, ada empat siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Adt, Ptri, Amr, Spa artinya
siswa tanggap dalam memberikanban contoh soal, siswa aktif dalam memberikan masukan
jawaban contoh soal, berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapatkan
porsentase 63% dalam kriteria kurang.
Pada pertemuan ke II partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal, ada lima
siswa yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn, Nbl, Amr, serta Nur artinya siswa tanggap
dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif dalam memberikan masukan jawaban
contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada empat siswa yang
mendapat skor 3 yaitu Ars, Krn, Nbl, Amr dan Nur artinya siswa tanggap dalam memberikan
dalam jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa
berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat porsentase 88% dalam kriteria
baik sekali.
3) Sikap siswa dalam belajar kelompok
Pada pertemuan I Sikap siswa dalam belajar kelompok ada tujuh siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr,Nu dan Spa artinya siswa memberi masukan
terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai
suatu hasil penyelesaian yang baik, dan satu siswa yang mendapat skor 3 artinya siswa
memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan
77
masalah, siswa mencapai suatu hasil penyeleaian yang baik, sehingga mendapat porsentase
72% dalam kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar kelompok, ada tujuh siswa yang
mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr,Nu dan Spa artinya siswa tanggap dalam
memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal,
siswa berpikir dalam memahami contoh soal, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu
Nbl artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan
masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada satu
siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban
contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam
memahami contoh soal sehingga porsentase mendapatkan 92% dalam kriteria baik sekali.
4) Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun
kelompok lain.
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari
teman maupun kelompok lain, ada empat siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Ars, Krn, Nbl
dan Nur artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa
menghasilkan keputusan yang baik , dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Amr
artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik sehingga mendapat porsentase 75% dalam kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari
teman maupun kelompok lain, ada empat siswa yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn Nbl dan
Nur artinya siswa memberikan pendapatnya,siswa saling mengreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Adt dan Amr artinya siswa
78
memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang
baik sehingga mendapat porsentase 75% dalam kriteria baik cukup.
5) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan ada lima siswa
yang mendapatkan skor 3 yaitu Ars, Krn, Amr, Nbl, Spa artinya siswa memberi pendapatnya,
siswa saling mengoreksi, siswa mengambil keputusan yang baik. Dan ada tiga siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu Adt, Ptri, Amr artinya siswa memberi pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa saling meng -hasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa
saling meng -hasilkan keputusan yang baik, sehigga mendapatkan porsentase 61% dalam
kriteria kurang.
Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengajukan pendapatnya, ada lima
siswa yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn, Amr, Nbl dan Spa artinya siswa memberi
pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada tiga
siswa yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Ptri dan Amr artinya siwa memberi pendapat, siswa
saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan
porsentase 86% dalam kriteria baik sekali.
6) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada tiga siswa
yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Nur dan Spa artinya siswa menjawab mendekati benar,
siswa menjawab benar, siswa menjawab benar,tepat dan jelas, ada lima siswa yang
mendapatkan skor 3 yitu Ars, Krn, Ptri, Nbl, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar,
siswa menjawab benar, siswa menjawab banar, tepat dan jelas, dan ada satu siswa yang
79
mendapatkan skor 2 yaitu Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab
benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, sehingga mendapatkan porsentase 75% dalam
kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, ada tiga siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Nur dan Sepa artinya siswa mende -kati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, ada lima siswa yang mendapat skor
3 yaitu Ars, Krn, Ptr Amr dan Nur artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab
benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapatkan porsentase 75% dalam
ktiteria cukup.
7) Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat, ada lima siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Ars, Krn, Amr, Nbl artinya siswa memberikan pendapat,
siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada tiga siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi,
siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 1 Amr
artinya siswa mem -berikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik sehingga mendapatkan porsentase 61% dalam kriteria kurang.
Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada enam siswa
yang mendapatkan skor 3 yaitu Adt, Ptri, Ars, Krn, Amr, Adt artinya siswa memberikan
pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan ke -putusan yang baik, dan ada dua
siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl, Ptri artinya siswa memberikan pendapat, siswa
saling mengoreksi, siswa menghsilkan keputusan yang baik sehingga mendaptkan porsentase
63% dalam kriteria kurang.
80
8) Sikap siswa dalam belajar.
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam belajar ada enam siswa yang mendapatkan
skor 3 artinya Adt, Ars, Krn Ptri Nur dan Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, dan ada tiga siswa yang
mendapatkan skor 2 yitu Amr, Nbl, Kris artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan
porsentase 66% dalam kriteria kurang.
Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar ada enam siswa yang mendapatkan
skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nur dan Spa artinya siswa katif dalam pembelajaran, siswa
tnggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada tiga siswa yang
mendapatkan skor 3 yaitu Amr, Nbl, Kris artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan
porsentase 92% dalam kriteria baik sekali.
4.1.2.6 Refleksi
Refleksi tindakan pada siklus I ini difokuskan pada masalah yang muncul selama
tindakan berlangsung. Berdasarkan deskripsi hasil opservasi siklus I dite mukan
permasalahan dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Guru masih belum memfasilitasi siswa dalam memilih alat peraga yang baik.
b. Guru kurang memberi motifasi dan penguatan siswa.
c. Guru masih memakai model ceramah saja.
d. Guru masih kurang bisa memahami dalam karakter siswa yang kurang dalam pelajaran
matematika.
81
e. Kompetensi guru dalam pembelajaran siklus I masuk kategori kurang dengan rata-rata
porsentase 64%. Skor tersebut masih belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian
yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika belum meningkat dengan kriteria
kurang pertemuan I mendapatkan skor 57% dan kriteria kurang, pada pertemuan ke II
mendapatkan skor 71% dengan skor baik.
f. Siswa masih berlarian dan tidak tertib di tempat duduk.
g. Siswa masih kesulitan untuk menemukan jawabannya karena guru hanya menggunakan
model ceramah saja.
h. Siswa kurang aktif dalam mengajukan pendapat terhadap teman yang lain, dan
cenderung menyendiri.
i. Siswa kurang aktif dalam mengajukan pendapat dan mengeluarkan pendapat.
j. Pada saat tes individual masih ada siswa yang mengerjakan dan mengumpulkan lembar
evaluasi tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan.
k. Aktivitas siswa dalam siklus I pertemuan I pembelajaran masuk kategori kurang dengan
jumlah porsentase aktivitas pada siswa 65%, ini dikarenakan sikap siswa dalam belajar
kelompok mendapatkan skor 72% dengan kriteria cukup, sikap siswa dalam
memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain mendapat skor
75% dengan kriteria cukup, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dengan skor
61% dengan kriteria kurang, keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat mendapat
skor 56% kriteria kurang dengan indikator keberhasilan minimal 75% dengan kriteria
cukup, sikap siswa dalam belajar mendapat skor 66% dengan kriteria kurang. Dan pada
siklus I pertemuan II porsentase aktifitas siswa 73% termasuk kategori cukup karena
pada sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun
82
kelompok lain dengan kriteria 75% ini termasuk kategori kurang, dan pada keaktifan
siswa dalam menjawab pertanyaan dengan indikator 75% ini termasuk kategori cukup,
dan pada keaktifan siswa dalam mepadahal padnjawab pertanyaan dengan indikator
63% ini termasuk kategori kurang, keberhasilan dengan minimal 73%.
4.1.2.7 Revisi
Berdasarkan masalah yang diperoleh melalui refleksi yang telah diuraikan di atas,
perlu adanya perbaikan untuk melaksanakan tindakan pada pertemuanberikutnya. Perbaikan
yang perlu dilakukan yaitu:
(1) Guru perlu menggunakan alat peraga CD Interaktif agar siswa lebih tertarik dengan
adanya alat tersebut.
(2) Guru perlu membangkitkan partisipasi aktif setiap anggota kelompok untuk maju
kedepan agar bisa menggunakan alat CD interaktif tersebut dengan baik.
(3) Guru bisa membangkitkan aktifitas siswa dalam pemikiran dengan alat peraga CD
Interaktif.
(4) Guru sebaiknya lebih sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat, serta memberikan penghargaan kepada siswa yang bertanya
dan mengeluarkan pendapat agar siswa lain lebih termotifikasi untuk bertanya
maupun mengeluarkan pendapat.
(5) Dengan adanya alat peraga CD Interaktif guru menjadi mudah dengan cara
menyampaikan langkah-langkah yang lebih baik.
83
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan tindakan Siklus II
4.1.2.1 Paparan hasil belajar siswa siklus II
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai Frekuensi (f) Persentase Nilai x Frkeuensi
Keterangan
100 1 11% 100 Tuntas
90 2 22% 180 Tuntas
80 3 33% 240 Tuntas
70 1 11% 70 Tuntas
60 - - - -
50 2 22% 100 Tidak tuntas
Jumlah 9 99% 690
Nilai Rata-rata −
x = Nx
ΣΣ
= 9
690 = 77
Porsentase klasikal = 97
x 100 = 80%
Jumlah siswa yang tuntas = 97
x100% = 78%
Jumlah siswa yang tidak tuntas = 92
x100% = 22%
Penyajian data tabel 9 diperoleh informasi sebagai berikut: nilai terendah adalah 50
dan ada 2 siswa yang mendapatkan nilai 50, nilai tertinggi 100 dan ada 1 siswa yang
mendapatkan nilai 100 , mayoritas mendapatkan nilai 80 yaitu se -banyak 3 siswa, nilai rata-
rata siswa adalah 77. Indikator keberhasilan yang dite- tapkan adalah capaian ketuntasan
k
t
s
s
4
C
4
s
klasikal seban
tuntas (menc
sebanyak 80%
siswa pada si
4.1.2.2 Des
Siklu
Contextual Te
4.1.2.2.1 Per
Hal-h
sebagai berik
nyak 80% den
capai dan me
% jadi telah
klus II dapat
Gam
skripsi Obser
us II dilaksan
Teaching and l
rencanaan
hal yang dila
kut:
ngan KKM 6
elampaui KK
mencapai ke
kita lihat dala
bar 4. Diagr
rvasi Proses
akan dalam d
learning. Dija
akukan dalam
Siklus
60. Dari tabel
KM) sebanya
etuntasan kla
am diagram b
am hasil bela
Pembelajara
dua kali perte
abarkan sebag
m tahap per
II Pertemua
tersebut dap
ak 7 siswa.
asikal. Untuk
batang di baw
ajar siswa sik
an
emuan denga
gai berikut:
encanaan sik
an I
at kita lihat s
Ketuntasan b
lebih jelasny
wah ini:
klus II perte
an menggunak
klus II perte
Tuntas
Tidak T
iswa yang tel
belajar klasik
ya hasil belaj
muan I
kan pendekat
muan I adal
s
Tuntas
84
lah
kal
ajar
tan
lah
85
(1) Membuat RPP materi operasi hitung pecahan dengan indikator pertama yaitu melakukan
operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama dan indikator yang kedua
yaitu melakukan operasi pengurangan pecahan biasa berpenyebut tidak sama
(2) Menyiapkan media cd interaktif yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu buah
apel, blok pecahan, kertas lipat dan LKS
(3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi. Lembar observasi ini ada dua macam
yaitu lembar keterampilan guru dan aktivitas siswa
(4) Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa.
4.1.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2012
a. Pertemuan I
Berdasarkan catatan lapangan pada
Hari/ Tanggal : Jum’at / 14 Desember 2012
Pokok bahasan : Melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak
sama.
Kelas / Semester : III (Tiga) / II (Dua)
Waktu : 2 x 35 menit
Uraian kegiatan :
Kegiatan pada pertemuan pertama ini meliputi pra KBM, kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
1) Pra KBM
86
Sebelum pembelajaran guru mengucapkan salam, kemudian siswa berdo’a bersama-
sama, setelah selesai berdo’a guru melakukan presensi dengan menanya -kan pada siswa
siapa yang tidak masuk sekolah hari ini.
Kegiatan Awal
Pada awal kegiatan, guru menginformasikan pada siswa bahwa hari ini mereka akan
belajar kelompok dengan teman satu kelasnya. Siswa dibagi menjadi dua kelompok, masing-
masing kelompok anggotanya 4 orang dan ada yang 5 orang. Siswa diminta untuk mencari
tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Guru membacakan aturan-
aturan dalam belajar kelompok. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Setelah
membacakan aturan-aturan tersebut guru memberikan apersepsi yaitu siswa diingatkan lagi
tentang pecahan senilai dan penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Guru menunjukan 1
buah roti kecil, roti dipotong menjadi 2 bagian sama besar.
41
87
21 =
41 +
41 =
42
Kemudian guru bertanya kepada siswa”berapa nilai masing-masing bagian untuk roti
ini?” guru menunjukan salah satu siswa untuk menjawab. Siswa men -jawab pertanyaan dari
guru nilai masing-masing bagian adalah setengah. Kemu -dian roti yang nilainya 21 dipotong
lagi menjadi dua bagian yang sama besar. Guru menanyakan nilai masing-masing bagian
untuk roti tersebut kepada salah satu siswa yang lain, siswa tersebut menjawab seperempat.
Kemudian guru ber -tanya kepada siswa apakah roti yang nilainya setengah besarnya sama
dengan gabungan dua roti yang nilainya seperempat? Siswa menjawab “sama”
Setelah itu guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari yaitu operasi
penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Kemudian guru menginformasikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat mela- kukan operasi penjumlahan
pecahan biasa berpenyebut tidak sama.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini, guru menyajikan materi (Presentasi kelas) tentang pen -jumlahan
pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Peneliti menggunakan kertas lipat sebagai peraga.
Contoh: Pak Budi membeli sebidang tanah 21 petak, kemudian membeli lagi
41 petak,
berapa petak tanah yang dimiliki Paka Budi sekarang?
Guru menyediakan media pembelajaran yaitu kertas lipat sebanyak 2 lembar. Kertas
yang satu dilipat menjadi 2 bagian yang sama, salah satu bagian diarsir untuk menunjukan
pecahan 21 kemudian kertas yang satu lagi dilipat menjadi 4 bagian yang sama. Salah satu
88
bagian diarsir untuk menunjukan pecahan 41 , siswa memperhatikan 2 kertas hasil lipatan
yang telah diarsir.
Melalui peragaan ditunjukan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dalam
kasus ini 21 +
41 = ... Guru mengganti kata kunci “penjumlahan” dalam peragaan pecahan
dengan kata “penggabungan”.
Penyelesaian :
Tanah 21 petak
Tanah 42 Petak
Digabung
21 =
42 +
41 =
43
Jadi :
21 +
41 =
42 +
41 =
43
89
Dari peragaan tampak 21 +
41 =
43 (tampak beberapa siswa menga -lami
kebingungan). Guru membiarkan siswa menganalisis masalah ini. Sangat di- harapkan agar
siswa secara sendiri atau kelompok dapat menentukan pecahan senilai dari 21 =
42
sehingga dapat mengubah penjumlahan pecahan berpe -nyebut tidak sama menjadi
penjumlahan berpenyebut sama. Pada akhirnya siswa mengerti bahwa dalam penjumlahan
pecahan berpenyebut tidak sama, ini penye -but harus disamakan terlebih dahulu dan 2
penyebut diganti dengan satu penyebut sehingga dapat ditulis.
21 +
41 =
412 + =
43
a) Contoh:
Pak Sapto membeli tanah 21 petak, kemudian diberikan kepada adiknya
41 petak,
berapa petak tanah yang dimiliki Pak sapto sekarang?
Guru membagi selembar kertas menjadi dua bagian yang sama dengan cara melipatan, dan
satu bagian diarsir untuk menunjukan pecahan 21 , guru mem -peragakan pengurangan
pecahan yang berpenyebut tidak sama yaitu 21 -
41 = .... dalam peragaan, kata
“pengurangan” dapat diganti dengan “diambil”
90
21 dilipat menjadi empat bagian yang sama
42
Sisa 41 Diambil
41
Dari peragaan tampak 21 -
41 =
41 (guru membiarkan siswa kebi -ngungan).
Siswa diminta untuk menganalisisnya, baik secara sendiri maupun ber- kelompok dengan
bimbingan guru dan dibantu dengan media peraga, untuk dapat menentukan pecahan
senilai dari 21 =
42 . Dengan kata lain, siswa dapat mengubah pengurangan pecahan
berpenyebut tidak sama menjadi pengurangan berpenyebut sama. Apabila sudah terbentuk
dalam pemikiran siswa bahwa dalam pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama ini dua
penyebut diganti dengan satu penyebut, maka dapat ditulis hasilnya sebagai berikut
21
-
41 =
42
-
41 =
412 − =
41
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang
dipahami mengenai misteri yang telah dijelaskan. Setelah presentasi kelas selesai, guru
91
membagikan LKS untuk kelompok. Masing-masing anggota kelom -pok mengerjakan soal
dalam LKS tersebut secara individu terlebih dahulu sebe -lum didiskusikan bersama
kelompoknya. Pada saat diskusi berlangsung guru ber- keliling ke seluruh penjuru kelas
melihat kegiatan tersebut dan sesekali duduk dengan salah satu kelompok untuk
mendengarkan mereka belajar dan berdiskusi. Ada beberapa siswa yang masih pasif dalam
kelompoknya. Guru mendekati dan memberikan arahan untuk mengerjakan LKS. Setelah
selesai mengerjakan indi -vidu mereka saling membandingkan jawaban mereka. Setelah itu
perwakilan dari tiap kelompok maju ke depan kelas melaporkan diskusi dengan
mendemonstrasi -kan gambar pecahan hasil peragaan. Siswa dan guru bersama-sama
membahas hasil diskusi.
Anggota kelompok yang jawabannya benar memberikan penjelasan pada teman
kelompoknya. Sampai anggota kelompoknya tersebut paham materi yang di ajarkan. Dalam
belajar kelompok ini, belum berjalan dengan baik, karena ada siswa yang sudah jelas tetapi
tidak mau memberikan penjelasan kepada teman satu kelompoknya. Melihat hal ini guru
mendekati dan memberikan penjelasan agar saling bekerjasama dan saling membantu dalam
penguasaan materi agar menjadi kelompok super. Guru memberikan motivasi kepada siswa
bahwa kelom- pok super akan mendapatkan penghargaan. Motivasi guru tersebut dapat
membuat siswa saling bekerjasama
Setelah waktu belajar kelompok selesai, siswa diminta kembali ke tempat duduknya
dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara indi -vidu. Setelah siswa
selesai mengerjakan soal mereka mengumpulkan jawaban kemudian di bahas hasil jawaban
mereka. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi
92
yang dipelajari dan sebagai fasili -tator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir ini, guru mencatat hasil belajar individual siswa. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok super yang mendapat skor tertinggi di akhir
pelajaran. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2) Pertemuan II
Berdasarkan catatan lapangan pada
Hari / Tanggal : Sabtu / 15 Desember 2012
Pokok Bahasan : Operasi pengurangan pecahan campuran
Berpenyebut tidak sama.
Kelas / Semester : III / II
Waktu : 2 x 35 Menit
Uraian Kegiatan :
Kegiatan pada pertemuan pada kegiatan ke dua ini meliputi Pra KBM, ke -giatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a. Pra KBM
Siswa mengucapkan salam kepada guru, dan guru menjawab salam dari siswa,
kemudian siswa berdo’a guru melakukan presensi
b. Kegiatan Awal
93
Pada awal kegiatan, guru meminta siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk
mencari tempaat duduknya. Guru menanyakan PR yang diberikan guru ke -marin, dan
membahas PR tersebut. Guru menunjuk beberapa siswa untuk me -ngerjakan PR didepan
kelas. Siswa dan guru membahas bersama hasil pekerjaan siswa tersebut. Guru memberikan
apersepsi yaitu siswa diingatkan kembali ten -tang pecahan campuran dan pengurangan
pecahan berpenyebut tidak sama. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Guru
menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu operasi pengurangan pecahan campuran
berpenyebut tidak sama kemudian guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu siswa dapat melakukan operasi pengurangan pecahan campuran berpenyebut
tidak sama.
c. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti ini, guru menyajikan materi (presensi kelas) tentang pengurangan
pecahan campuran berpenyebut tidak sama. Peneliti menggunakan kertas lipat sebagai
peraga.
Guru menyediakan media pembelajaran yaitu kertas lipat beberapa lembar. Siswa
mengikuti peragaan guru, kali ini akan diperagakan pengurangan pecahan campuran 222 -
141 =
94
Penyelesaian :
221 - 1
41 akan dikurangi 1
41
2 – 1 = 1 21 =
42
42 -
41 =
41
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang
dipahami mengenai materi yang telah dijelaskan. Ada beberapa siswa yang kurang paham
dan meminta guru memberikan contoh lagi dengan peragaan lain. Untuk contoh peragaan
lain, misal kita hitung
361 -1
31 (perhatikan, karena
61 lebih besar dari
31 , maka kita akan pinjam 1)
Peragaan pertama :
95
61 -
31 =
61 -
31 = .... (tidak mungkin maka meminjam 1)
Peragaan kedua:
361 = 2
66 +
61 = 2
67
267 - 1
62 = (2-1) + (
67 -
62 ) = 1
65
Contoh: Operasi penjumlahan pecahan campuranberpenyebut tidak sama
Pak karto membeli tanah 121 petak, kemudian membeli lagi 2
41 petak, berapa
petak tanah yang dimiliki Pak Karto sekarang?
Guru menyediakan media pembelajaran yaitu kertas lipat beberapa lembar. Siswa
mengikuti peragaan guru.
96
Penyelesaian:
Tanah 121 petak
Tanah 241 petak
Jadi apabila digabungkan:
1 + 2 = 3 21
41
42 +
41 =
43
Adapun penulisan dalam bentuk bilangannya menjadi:
121 + 2
41 = (1+2) + (
21 +
41 )
= 3 + (42 +
41 )
= 3 + 43 = 3
43
97
Dalam hal ini pecahan campuran tidak diubah kedalam pecahan murni, tetapi dengan
menjumlahkan bilangan bulat dengan bilangan bulat, dan pecahan dengan pecahan.
Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa tentang hal-hal yang kurang
dipahami mengenai materi yang telah dijelaskan. Setelah presentase selesai, guru
membagikan LKS untuk diselesaikan dengan kelompoknya. Siswa mengerjakan LKS dengan
kelompoknya masing-masing. Bagi siswa yang sudah paham dan mengetahui jawaban yang
benar, dia memberikan penjelasan kepada kelompoknya yang belum jelas. Siswa saling
membantu dan bekerjasama untuk memperoleh hasil yang baik. Guru berkeliling keseluruh
penjuru kelas untuk melihat kegiatan diskusi yang sedang berlangsung, dan sesekali duduk
dengan salah satu kelompok untuk melihat jalannya diskusi pada kelompok tersebut.
Setelah waktu belajar selesai, siswa diminta kembali ketempat duduknya, dan guru
membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal, mereka mengumpulkan jawaban kemudian diba -has hasil jawaban
mereka. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas tentang materi
yang di pelajari dan sebagai fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menhadapi kesulitan.
b) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir ini, guru mencatat hasil skor kemajuan individual siswa. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Di akhir kegia -tan, siswa dengan
bimbingan guru menyimpulkan materi yang dipelajari.
98
4.1.2.2.3 Observasi
Observasi dilaksanakan bermain dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang
diamati adalah keterampilan guru dan aktivitas siswa.
a) Paparan keterampilan guru
Dari hasil keterampilan guru pada siklus I dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan CTL sudah baik, namun hal ini dapat ditunjukan pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 11
Hasil Observasi Keterampilan Guru siklus II
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II
1 Kontrukivisme 3 3
2 Menemukan 3 4
3 Bertanya 4 4
4 Masyarakat Belajar 3 4
5 Pemodelan 3 4
6 Refleksi 3 3
7 Penilaian sebenarnaya 3 4
Jumlah 22 26
Persentase 2822
X100% = 79% 2826
X100%=93%
Kriteria Baik Baik Sekali
Rata-rata persentase siklus 86% (Baik Sekali)
Pada siklus II pertemuan I diperoleh jumlah skor hasil pengamatan adalah 22 maka
persentase kompetensi guru adalah 78% yaitu dalam kriteria baik. Se -dangkan pada
99
pertemuan II diperoleh jumlah skor 26 maka persentase kompetensi guru adalah 93% adalah
dalam kriteria baik sekali. Jadi diperoleh rata-rata persen- tase siklus II sebesar 86% yaitu
dalam kriteria baik sekali.
1) Konruktivisme
Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 (kurang tampak) arti- nya Guru
membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa, skor 3 (cukup
tampak) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalannya sendiri, skor 4
(tampak atau aktif) artinya guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strategi sendiri
dalam belajar.
Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 (cukup tampak) artinya guru
membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sis -wa, skor 4
(tampak atau aktif) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya
sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan stra -teginya sendiri dalam
belajar.
2) Menemukan
Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 3 (cukup tampak) artinya guru
memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sen- diri oleh siswa,
guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, skor 2
(kurang tampak) artinya siswa memperoleh sendiri hasil temuan.
Pada pertemuan ke II menemukan mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif) artinya
guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang dipero -leh sendiri oleh
siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang di -perleh sendiri oleh siswa, dan
skor 3 (cukup tampak) artinya siswa memperoleh sendiri hasil temuan.
100
3) Bertanya
Pada pertemuan I mendapat skor 2 (kurang tampak) artinya guru mendo -rong siswa
untuk bertanya dan skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa untuk bertanya,
skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru dapat membangkit- kan respon untuk bertanya.
Pada pertemuan II mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru men -dorong
siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya, guru mem- bangkitkan respon
untuk bertanya.
4) Masyarakat Belajar
Pada pertemuan I masyarakat belajar mendapatkan skor 2 (kurang tampak) artinya
guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, skor 3 (cukup
tampak) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa.
Pada pertemuan II masyarakat belajar mendapatka skor 3 (cukup tampak) artinya
guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas, skor 4 (tampak
atau aktif) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa.
5) Pemodelan
Pada pertemuan I pemodelan mendapatkan skor 3 (cukup tampak) artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam mengguna- kan contoh atau
model.
Pada pertemuan II pemodelan mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, skor 3 (cukup tampak) artinya guru mem -bimbing siswa
dalam menggunakan contoh atau model.
101
6) Refleksi
Pada pertemuan I refleksi mendapatkan skor 3 (cukup tampak) arti -nya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebelum -nya, guru menyimpulkan
hasil pembelajaran pada siswa dan guru menyam -paikan penilan atas pengetahuan yang
diperolehnya.
Pada pertemuan II refleksi mendapatkan skor 4 (aktif atau tampak) artinya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan se -belumnya, guru menyimpulkan
hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang
diperolehnya.
7) Penilaian Sebenarnya
Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seim -bang antara proses dan
hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melaku -kan penilaian hasil.
Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seim -bang antar proses dan
hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melaku -kan penilaian hasil.
Tabel 12
Hasil Pengamatan Aktivitas siswa Siklus II pertemuan I
No
Indikator Skor Jm Rata-rata
% Kriteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 2 3 4 4 3 2 4 4 30 3,3 83 Baik
2 Partisipasi siswa 4 4 4 4 3 4 4 4 3 34 3,2 94 Baik
102
saat guru menyelesaikan contoh soal
sekali
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 4 4 3 3 4 4 4 28 3,1 77 Cukup
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
4 4 4 2 2 4 3 4 2 29 3,2 80 Baik
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
3 4 4 3 4 4 3 3 4 32 3,5 88 Baik sekali
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 3 3 3 2 3 3 4 4 29 3,2 80 Baik
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
3 3 3 2 3 3 2 1 3 23 2,5 63 Kurang
8 Sikap siswa dalam belajar
4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 3,6 91 Baik sekali
Jumlah skor 30 28 29 26 25 28 25 20 28 Porsentase Aktivitas Siswa 32
239X 100% = 75%
Kriteria Baik
Pada siklus I pertemuan II diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor 30 + 28 +
29 + 26 + 25 + 28 + 25 + 20 + 28 = 239 Jumlah skor maksi -mal adalah 8 x 9 x 4 = 288
maka persentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan II adalah 75,% kriteria Baik
103
Tabel 13
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II
No
Indikator Skor Jumlah
Rata-rata
% Kriteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 4 3 4 4 3 3 4 4 33 3,6 91 Baik sekali
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 100 Baik sekali
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 4 4 3 4 4 4 4 32 3,5 88 Baik sekali
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
4 4 4 3 3 4 4 4 4 34 3,7 94 Baik sekali
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 3,8 87 Baik sekali
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 4 4 3 3 4 4 4 4 34 3,7 94 Cukup
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
4 4 4 4 4 4 4 3 4 32 3,5 88 Baik sekali
8 Sikap siswa dalam belajar
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 100 Baik sekali
Jumlah skor 32 32 31 30 29 31 30 31 32 Porsentase Aktivitas Siswa 32
278X 100% = 88%
Kriteria Baik Sekali
104
Pada siklus II pertemuan II diperoleh hasil pengamatan dengan jumlah skor
32+32+31+30+29+31+30+31+32= 278 skor maksimal adalah 8 x 9 x 4 = 288 maka
persentase aktivitas siswa pada pertemuan II adalah 88% yaitu dalam kriteria baik sekali.
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,ada lima siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ptri, AmrartinNu, Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran,
siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran ada dua siswa yang
mendapatkan skor 3 yaitu Amr, Spa artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap
dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan persentase,
dan ada dua siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Ars, Kris sehingga mendapatkan skor 83%
dalam kriteria baik.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada empat siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Putr, Adt, Amr dan Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapat skor
100% dalam kriteria baik sekali.
2. Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal.
Pada pertemuan I partisipasi saat guru menyelesaikan contoh soal,ada tujuh siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nbl, Kris, Nur artinya siswa tanggap dalam
memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal,
siswa berpikir dalam memahami contoh soal, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr
dan Spa artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif
memberi- kan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal,
sehingga mendapatkan porsentase 94% dalam kriteria baik sekali.
105
Pada pertemuan II partisipasi siswa saat guru menyelesaiakan contoh soal ada
sembilan siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr, Nbl, Kris, Nur, dan
Spa artinya siswa tanggap dalam memberikan ja -waban contoh soal, siswa aktif memberikan
masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga
mendapat porsentase 100% dalam kriteria baik sekali.
3. Sikap siswa dalam belajar kelompok
Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar kelompok ada tujuh sis -wa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri Kris, Nur dan Spa artinya siswa memberi masukan
terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai
suatu hasil penyelesaian yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu artinya
siswa memberi masu -kan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan
masa -lah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga mendapat porsentase
77% dalam kriteria cukup.
Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar kelompok ada delapan siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nbl, Kris, Nur, Spa artinya siswa memberikan
masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa
mencapai suatu hasil penyele -saian yang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3
yaitu Amr artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir
untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga
mendapat porsentase 88% dalam kriteria baik sekali.
4. Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok
lain.
106
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari
teman maupun kelompok lain, ada lima siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn Nbl,
dan Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik. Dan satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Kris artinya siswa
memberikan pendapat -nya,siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang
baik, dan ada tiga siswa yang mendapatkan skor 2 artinya siswa memberikan pendapat, siswa
saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga persentase 80%
dengan kriteria baik sekali.
Pada pertemuan II Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari
teman atau kelompok lain, ada tujuh siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn Nbl,
Kris, Nur dan Spa artinya siswa memberikan pen- dapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa
menghasilkan keputusan yang baik, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Ptri, Amr
artinya siswa mem -berikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputu -san yang baik, sehingga mendapatkan porsentase 94% dalam kriteria baik sekali.
5. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ada lima siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Ars, Krn, Amr, Nbl, Spa artinya siswa memberi pendapatnya,
siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan kepu -tusan yang baik, ada empat siswa yang
mendapatkan skor 3 yaitu Adt, Ptri, Kris, Nur artinya siswa memberi pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan persentase 88%
dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, adadelapan siswa
yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt,Ars, Krn, Ptri, Amr, Nbl, Nur dan Spa artinya
107
memberikan pendapatnya, siswa saling mengorek -si, siswa keputusan yang baik sehingga
mendapatkan porsentase 97% dalam kriteria baik sekali.
6. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada tiga siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Nur, Spa artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada lima siswa yang mendapatkan
skor 3 yaitu Ars, Krn, Ptri Nbl, Kris artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada satu siswa yang mendapatkan
skor 2 yaitu Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa
menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase 80% dalam kriteria baik
sekali.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada tujuh siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Nbl, Kris, Nur, Spa, artinya siswa menjawab
mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, dan ada dua
siswa yang mendapat skor 3 yaitu Ptri, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase 94%
dalam kriteria baik sekali.
7. Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada enam siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Adt, Ars, Krn, Amr, Nbl, Kris,artinya siswa memberikan
pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada dua
siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Ptri, Kris artinya siswa memberikan pendapat,
siswa saling mengoreksi, siswa mengha- silkan keputusan yang baik, ada satu siswa
108
yang mendapat skor 1 yaitu Nur artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat persentase
63% dalam kriteria kurang.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada delapan
siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn,Prti, Amr, Nbl, Kris dan Spa artinya
siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusanyang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nur artinya siswa
memberikan pendapat, siswa saling mengo -reksi, siswa menghasilkan keputusan yang
baik, sehingga mendapat persentase 88% dalam kriteria baik sekali.
8. Sikap siswa dalam belajar.
Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar ada enam siswa yang mendapatkan
skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Nur, Spa, Putr, Amr, Adt dan Nbl artinya siswa aktif
dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembela- jaran, siswa kreatif dalam
pembelajaran dan ada tiga siswa yang mendapatkn skor 3 yaitu Amr, Nbl, Kris sehingga
mendapat persentase 91% dalam kri -teria baik sekali.
Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar, ada delapan siswa yang mendapat
skor 4 yaitu Adt, Ars, Krn, Ptri, Amr, Nbl, Kris, Nur dan Spa arti -nya siswa aktif dalam
pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, sis -wa kreatif dalam pembelajaran,
maka persentase 100% dalam kriteria baik sekali.
4.1.2.2.4 Refleksi
Berdasarkan deskripsi hasil observasi siklus II ditemukan hasil reflek -si sebagai
berikut:
109
a. Guru berhasil dapat menyampaikan materi yang telah di sampaikan ke -pada
siswa.
b. Dengan adanya CD Interaktif dengan pendekatan CTL guru menjadi mudah
menyampaikan materi pecahan.
c. Guru dapat berhasil karena aktifitas siswa bisa mencapai nilai lebih dari indikator
keberhasilan yang di tetapkan minimal 75%.
d. Hasil tes menunjukan bahwa 81% siswa SD Negeri Kebogadung 02 telah tuntas
belajar.
e. Siswa mulai terbiasa untuk melakukan belajar kelompok dan memakai alat peraga
CD Interaktif yang di sajikan oleh gurunya.
f. Siswa sudah berani bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat
tanpa ditunjuk oleh guru.
g. Siswa sudah berani menyajikan dan menjelaskan hasil temuannya di depan kelas.
4.1.2.2.5 Revisi
Berdasarkan refleksi pada pembelajaran siklus II, hasil tes dan lembar observasi
kompetensi guru dan aktivitas siswa telah mencapai indikator ke- berhasilan maka guru
menghentikan penelitian sampai siklus II.
a. Ketuntasan belajar klasikal mencapai 89% berarti sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebesar 75%
b. Siswa mulai terbiasa untuk melakukan belajar kelompok dan bekerjasama untuk
memecahkan masalah yang ada. Hal ini ditunjukan dari hasil observasi aktivitas
siswa meningkat dalam kategori baik sekali.
110
c. Siswa sudah berani bertanya dan berani menjawab pertanyaan tanpa ditunjuk oleh
guru. Hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan aktivitas siswa meningkat dalam
kategori baik.
d. Siswa sudah berani menjawab dan menjelaskan hasil temuannya di depan kelas.
e. Guru perlu membimbing siswa agar cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah
permasalahan maupun tes individual sehingga dapat disiplin waktu.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Pemaknaan Hasil Temuan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan CTL yang meliputi tujuh
komponen yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi dan penilaian sebenarnya.
4.2.1.1 Siklus I
4.2.1.1.1 Hasil Keterampilan Guru
1) Kontruktivisme
Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 deskriptor kurang tampak
artinya guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
siswa. Skor 3 deskriptor cukup tampak artinya guru mem -bimbing siswa
mengembangkan pengalamannya sendiri, skor artinya guru memberi kebebasan siswa
untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar.
Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 deskriptor cukup tampak
artinya guru membangun pengetahuan yang dimiliki siswa. Dan skor 4 deskriptor
tampak atau aktif artinya guru membimbing siswa mengembang- kan pengalamannya
111
sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerap -kan strategi sendiri dalam
belajar.
2) Menemukan
Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 2 deskriptor kurang tampak
artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa, skor 3 deskriptor cukup tampak guru membimbing siswa
menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa, siswa memperoleh hasil
temuan.
Pertemuan II Menemukan mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif
artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperolwh
sendiri oleh siswa. Siswa memperoleh sendiri hasil temuan.
3) Bertanya
Pada pertemuan I bertanya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak
artinya guru mendorong siswa untuk bertanya, skor 4 deskriptor tampak atau aktif
artinya guru membimbing untuk bertanya, skor 3 deskrip -tor cukup tampak artinya
membangkitkan respon untuk bertanya.
Pada pertemuan II bertanya mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif
artinya guru mendorong siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya,
guru membangkitkan respon untuk bertanya.
4) Masyarakat Belajar
112
Pada pertemuan I Masyarakat belajar mendapatkan skor 3 deskriptor cukup
tampak artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan
tugas, guru membimbing kelompok dalam belajar, guru membimbing siswa.
5) Pemodelan
Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak arti -nya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibat -kan siswa dalam
penggunaan contoh atau model. Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru
membimbing siswa dalam menggunakan contoh atau model.
Pada pertemuan II mendapat skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru meli -batkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam menggunakan contoh
atau model.
6) Refleksi
Pada pertemuan I mendapatkan skor 3 deskriptor cukup tampak arti -nya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan yang sebe -lumnya, guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa. Skor 4 deskrip -tor tampak atau aktif
artinya guru menyampaikan penilaian atas pengetahuan yang diperolehnya.
Pada pertemuan II mendapatkan skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru
sudah melakukanr refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebelumnya,guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang diperolehnya.
113
7) Penilaian Sebenarnya
Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 3 deskriptor cukup
tampak artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara
proses dan hasil, Skor 4 deskriptor tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian
proses, guru melakukan penilaian hasil.
Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 deskrip -tor
tampak atau aktif artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang
antara proses dan hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian
hasil.
4.2.1.1.2 Hasil Aktivitas Siswa
1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada dua siswa
yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt, Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada satu siswa yang
mendapat skor 3 yaitu Amr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap
dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran dan ada satu siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap
dalam pembelajran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga memperoleh porsentase
81% dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan ke II Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, ada tiga
siswa yang mendapat skor 4 yaitu Mar, Ars dan Adt artinya siswa aktif dalam
pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa telah menyiapkan alat
tulisnya, siswa sedang mempelajari materi pembelajaran bilangan pecahan, satu siswa
114
telah mendapat skor 3 yaitu Nbl artinya siswa telah berada di dalam kelas, siswa telah
duduk di kursinya, siswa telah menyiapkan alat tulisnya. Maka diperoleh porsentase
93% di dalam kriteria baik sekali.
2) Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
Pada pertemuan I partisipasi siswa saat guru menyelesaaikan contoh soal , ada
satu siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Adt artinya siswa tang -gap, aktif dan
berpikir dalam memberikan jawaban contoh soal, dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu
Nbl, Amr artinya siswa tanggap, aktif dan ber -pikir dalam memberikan jawaban soal
dan satu siswa yang mendapat skor 2 yaitu Adt artinya siswa tanggap, aktif dan berpikir
dalam memberikan jawa -ban soal sehingga mendapatkan porsentase 75% dalam
kriteria baik.
Pada pertemuan ke II partisipasi siswa saat guru menyelesaikan con -toh soal,
ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Adt, Amr artinya siswa tanggap dalam
memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif dalam membe -rikan masukan jawaban
contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada dua siswa yang
mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan dalam
jawaban contoh soal, siswa aktif membe -rikan masukan jawaban contoh soal, siswa
berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat porsentase 87% dalam
kriteria baik sekali.
3) Sikap siswa dalam belajar kelompok
Pada pertemuan I Sikap siswa dalam belajar kelompok ada dua siswa yang
mendapat skor 2 yaitu Amr, Adt artinya siswa memberi masukan terhadap kerja
kelompok, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, dan dua siswa yang
115
mendapat skor 3 artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktir
berpikir untuk memecahkan masalah sehingga mendapat porsentase 60% dalam kriteria
cukup.
Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar kelompok, ada satu siswa yang
mendapatkan skor 4 yaitu Nbl artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban
contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir
dalam memahami contoh soal, ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr, Adt
artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan
masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, dan ada
satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa tanggap dalam memberikan
jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa
berpikir dalam memahami contoh soal sehingga porsentase mendapatkan 75% dalam
kriteria baik sekali.
4) Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun
kelompok lain.
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban
dari teman maupun kelompok lain, ada tiga siswa yang mendapatkan skor 3 artinya
siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik , dan ada satu siswa yang mendapat skor artinya siswa memberikan
pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik
sehingga mendapat porsentase 62% dalam kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban
dari teman maupun kelompok lain, ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Amr, Adt
116
artinya siswa memberikan pendapatnya,siswa saling mengreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr artinya siswa
memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan
yang baik sehingga mendapat porsentase 87% dalam kriteria baik sekali.
5) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan ada dua
siswa yang mendapatkan skor 3 artinya siswa memberi pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa saling menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang
mendapatkan skor 2 artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa
saling menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan skor 1
artinya siswa memberi pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa saling menghasilkan
keputusan yang baik sehigga mendapatkan porsentase 56% dalam kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengajukan pendapat -nya, ada
dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Amr dan Nbl artinya siswa memberi pendapatnya,
siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan kepu -tusan yang baik, ada dua siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Nbl dan Amr artinya siwa memberi pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasil -kan keputusan yang baik sehingga mendapatkan
porsentase 87% dalam kriteria baik sekali.
6) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada satu siswa
yang mendapatkan skor 4 Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar,tepat dan jelas, ada dua siswa yang
mendapatkan skor 3 Amr, Adt, Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
117
menjawab benar, siswa menjawab banar, tepat dan jelas, dan ada satu siswa yang
mendapatkan skor 1 Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab
benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, sehingga mendapatkan porsentase 68%
dalam kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, ada tiag
siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr, Adt artinya siswa mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tapat dan jelas, ada satu siswa yang mendapat
skor 2 yaitu Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa menjawab benar, siswa
menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapatkan porsentase 87% dalam ktiteria
baik sekali.
7) Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
Pada pertemuan ke I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat, ada dua
siswa yang mendapat skor 3 Amr dan Adt artinya siswa memberikan pendapat, siswa
saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang mendapatkan
skor 1 Amr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa
menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan porsentase 56% dalam
kriteria cukup.
Pada pertemuan ke II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada tiga
siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr,Nbl dan Adt artinya siswa memberikan
pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, dan ada
satu siswa yang mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa memberikan pendapat,
118
siswa saling mengoreksi, siswa menghsilkan keputusan yang baik sehingga mendaptkan
porsentase 69% dalam kriteria cukup.
8) Sikap siswa dalam belajar.
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam belajar ada dua siswa yang mendapatkan
skor 4 artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa
kreatif dalam pembelajaran, dan ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 artinya siswa
aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam
pembelajaran sehingga mendapatkan porsentase 87% dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan ke II sikap siswa dalam belajar ada tiga siswa yang
mendapatkan skor 4 yaitu Nbl, Amr dan Adt artinya siswa katif dalam pembelajaran,
siswa tnggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada satu siswa
yang mendapatkan skor 3 yaitu Adt artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan
porsentase 94% dalam kriteria baik sekali.
4.2.1.2 Siklus II
4.2.1.2.1 Hasil Keterampilan Guru
1) Konruktivisme
Pada pertemuan I kontruktivisme mendapat skor 2 (kurang tampak) artinya
Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa, skor
3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalannya
sendiri, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru memberi kebebasan siswa untuk
menerapkan strategi sendiri dalam belajar.
119
Pada pertemuan II kontruktivisme mendapat skor 3 (cukup tampak) artinya guru
membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa, skor 4
(tampak atau aktif) artinya guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya
sendiri, guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam
belajar.
2) Menemukan
Pada pertemuan I menemukan mendapat skor 3 (cukup tampak) arti -nya guru
memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diper -oleh sendiri oleh
siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa,
skor 2 (kurang tampak) artinya siswa memper -oleh sendiri hasil temuan.
Pada pertemuan ke II menemukan mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru memberi pengetahuan dan siswa menghasilkan temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa, guru membimbing siswa menghasilkan temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa, dan skor 3 (cukup tampak) artinya siswa memperoleh sendiri hasil
temuan.
3) Bertanya
Pada pertemuan I mendapat skor 2 (kurang tampak) artinya guru mendorong
siswa untuk bertanya dan skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa untuk
bertanya, skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru dapat membangkitkan respon untuk
bertanya.
Pada pertemuan II mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru mendorong
siswa untuk bertanya, guru membimbing siswa untuk bertanya, guru membangkitkan
respon untuk bertanya.
120
4) Masyarakat Belajar
Pada pertemuan I masyarakat belajar mendapatkan skor 2 (kurang tampak)
artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas,
skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru
membimbing siswa.
Pada pertemuan II masyarakat belajar mendapatka skor 3 (cukup tampak)
artinya guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas,
skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru membimbing kelompok dalam belajar, guru
membimbing siswa.
5) Pemodelan
Pada pertemuan I pemodelan mendapatkan skor 3 (cukup tampak) artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran,guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, guru membimbing siswa dalam menggunakan contoh
atau model.
Pada pertemuan II pemodelan mendapat skor 4 (tampak atau aktif) artinya guru
memberikan contoh atau model dalam pembelajaran, guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau model, skor 3 (cukup tampak) artinya guru membimbing siswa
dalam menggunakan contoh atau model.
6) Refleksi
Pada pertemuan I refleksi mendapatkan skor 3 (cukup tampak) arti -nya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebelum -nya, guru
121
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa dan guru menyam -paikan penilan atas
pengetahuan yang diperolehnya.
Pada pertemuan II refleksi mendapatkan skor 4 (aktif atau tampak) artinya guru
melakukan refleksi dengan pengayaan atas pengetahuan sebelumnya, guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada siswa, guru menyampaikan penilaian atas
pengetahuan yang diperolehnya.
7) Penilaian Sebenarnya
Pada pertemuan I penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antara proses dan
hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil.
Pada pertemuan II penilaian sebenarnya mendapatkan skor 4 (tampak atau aktif)
artinya guru melakukan penilaian secara komprehensif dan seimbang antar proses dan
hasil, guru melakukan penilaian proses, guru melakukan penilaian hasil.
Sesuai Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar proses Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah (dalam Rusman 2011:92) menjelaskan bahwa yang
dilakukan guru dalam kegiatan penutupan adalah:
1) Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat kesimpulan pembelajaran.
2) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram.
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
4) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidial,
pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik individu maupun
kelompok.
122
5) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi siklus II diperoleh kompetensi guru dalam menutup
pelajaran sudah baik sekali.
4.1.1.1.2 Hasil Aktivitas Siswa
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,ada tiga siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Amr, Nbl, Adt artinya siswa aktif dalam pembelajaran,
siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, ada satu siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap
dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapatkan
persentase 93% dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran ada empat siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Adt, Amr dan Nbl artinya siswa aktif dalam
pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran
sehingga mendapat skor 100% dalam kriteria baik sekali.
2. Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal.
Pada pertemuan I partisipasi saat guru menyelesaikan contoh soal,ada dua siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban
contoh soal, siswa aktif memberikan masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir
dalam memahami contoh soal, ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Amr, Adt
artinya siswa tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan
123
masukan jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal, sehingga
mendapatkan persentase 87% dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan II partisipasi siswa saat guru menyelesaiakan contoh soal ada
empat siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Amr, Nbl, Putr dan Adt artinya siswa
tanggap dalam memberikan jawaban contoh soal, siswa aktif memberikan masukan
jawaban contoh soal, siswa berpikir dalam memahami contoh soal sehingga mendapat
persentase 100% dalam kriteria baik sekali.
3. Sikap siswa dalam belajar kelompok
Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar kelompok ada satu siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Nbl artinya siswamemberi masukan terhadap kerja kelompok,
siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil
penyelesaian yang baik, ada dua siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Nbl artinya siswa
memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan
masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik, ada satu siswa yang
mendapat skor 2 yaitu Amr artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok,
siswa aktif berpikiruntuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil
penyelesaian yang baik sehingga mendapat persentase 75% dalam kriteria baik .
Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar kelompok ada dua siswa yang
mendapat skor 4 yaitu Adt, Amr artinya siswa memberikan masukan terhadap kerja
kelompok, siswa aktif berpikir untuk memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil
penyelesaian yang baik, dan ada dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Amr
artinya siswa memberi masukan terhadap kerja kelompok, siswa aktif berpikir untuk
124
memecahkan masalah, siswa mencapai suatu hasil penyelesaian yang baik sehingga
mendapat persentase 87% dalam kriteria baik.
4. Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun
kelompok lain.
Pada pertemuan ke I sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban
dari teman maupun kelompok lain, ada dua siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr
artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik. Dan dua siswa yang mendapat skor 3 yaitu Nbl, Putr artinya siswa
memberikan pendapatnya,siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang
baik, sehingga persentase 87% dengan kriteria baik.
Pada pertemuan II Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban
dari teman atau kelompok lain, ada tiga siswa yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, amr, dan
putr artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa
menghasilkan keputusan yang baik, dan ada satu siswa yang mendapat skor 3 yaitu Putr
artinya siswa memberikan pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan
keputusan yang baik, sehingga mendapatkan persentase 93% dalam kriteria baik sekali.
5. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ada tiga siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Putr dan Amr artinya siswa memberi pendapatnya,
siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang
mendapatkan skor 3 yaitu Putr artinya siswa memberi pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapatkan persentase
93% dalam kriteria baik sekali.
125
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, ada empat
siswa yang mendapatkan skor 4 yaitu Nbl, Putr, adt dan amr artinya siswa memberikan
pendapatnya, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik
sehingga mendapatkan persentase 100% dalam kriteria baik sekali.
6. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada dua siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada satu siswa yang
mendapatkan skor 3 yaitu Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, ada satu siswa yang
mendapatkan skor 2 yaitu Nbl artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase
81% dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan ada dua siswa
yang mendapat skor 4 yaitu Nbl, Amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas, dan ada dua siswa yang
mendapat skor 3 yaitu Nbl dan amr artinya siswa menjawab mendekati benar, siswa
menjawab benar, siswa menjawab benar, tepat dan jelas sehingga mendapat persentase
87% dalam kriteria baik sekali.
7. Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat.
Pada pertemuan I keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada empat
siswa yang mendapat skor 4 yaitu Putr, Amr, Adt dan Nbl artinya siswa memberikan
pendapat, siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu
126
siswa yang mendapatkan skor 3 yaitu Amr artinya siswa memberikan pendapat, siswa
saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, ada satu siswa yang
mendapat skor 2 yaitu Putr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik sehingga mendapat persentase
75% dalam kriteria baik.
Pada pertemuan II keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat ada tiga siswa
yang mendapatkan skor 4 yaitu Amr, Nbl dan Putr artinya siswa memberikan pendapat,
siswa saling mengoreksi, siswa menghasilkan keputusanyang baik, dan ada satu siswa
yang mendapat skor 3 yaitu Amr artinya siswa memberikan pendapat, siswa saling
mengoreksi, siswa menghasilkan keputusan yang baik, sehingga mendapat persentase
93% dalam kriteria baik sekali.
8. Sikap siswa dalam belajar.
Pada pertemuan I sikap siswa dalam belajar ada empat siswa yang mendapatkan
skor 4 yaitu Putr, Amr, Adt dan nbl artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa
tanggap dalam pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran sehingga mendapat
persentase 100% dalam kriteria baik sekali.
Pada pertemuan II sikap siswa dalam belajar, ada tiga siswa yang mendapat skor
4 yaitu Nbl, Adt, Putr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam
pembelajaran, siswa kreatif dalam pembelajaran, dan ada satu siswa yang mendapat skor
3 yaitu Amr artinya siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tanggap dalam pembelajaran,
siswa kreatif dalam pembelajaran, maka persentase 100% dalam kriteria baik sekali.
Hasil penelitian menggunakan CD Interaktif dengan pendekatan CTL
meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan
127
kompetensi guru. Hal ini dibuktikan bahwa menggunakan CD Interaktif dengan
pendekatan CTL dapat diterapkan untuk mengatasi masalah belajar matematika yang
menuntut pemikiran dan pemecahan masalah.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika sangat membantu
keterampilan dasar mengajar guru. Guru berperan sebagai penge- lola proses KBM,
moderator, motivator, fasilitator, dan evaluator. Pembela -jaran tidak berpusat pada
guru, melainkan siswa berperan aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa belajar
melalui belajar kelompok, diskusi, saling mengoreksi untuk memecahkan masalah dan
menemukan sesuatu yang ber -guna bagi dirinya. Guru memantau jalannya diskusi
sehingga komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa berjalan lancar,
kegiatan berjalan dengan menyenangkan.
Pembelajaran dengan penerapan pendekatan CTL memberikan pe -ngalaman
baru bagi siswa. Mereka biasanya hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan belajar
secara individu. Melalui pendekatan CTL siswa dapat menyalurkan ide dan tanggapan
melalui belajar kelompok, belajar memberi motivasi pada siswa untuk dapat menguasai
materi dan menyelesaikan per -masalahan dengan pengalaman sehari-hari. Siswa bebas
memecahkan per -masalahannya sesuai dengan pengalaman mereka. Siswa yang
sebelumnya tidak bersemangat dalam belajar akhirnya bersemangat dalam belajar.
Mereka sangat senang dapat bekerjasama dan saling membantu.
Penerapan pendekatan CTL, mampu meningkatkan hasil belajar sis -wa. Pada
siklus I pertemuan I rata-rata hasil belajar sebesar 58,8,dengan nilai tertinggi 80, dengan
nilai terendah 50, persentase belajar klasikal sebesar 55,55%. Pada siklus I pertemuan
128
II rata-rata hasil belajar sebesar dengan nilai 62, dengan nilai tertinggi 90, terendah 50,
porsentase belajar klasikal sebesar dengannilai 67%. Pada siklus II pertemuan I adalah
77 dan porsen -tase klasikal 80% dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah adalah 50,
Dan pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 82,
tertinggi adalah 100, dan terendah 50 posentase belajar klasikal adalah 89%
Berdasar hasil observasi kompetensi guru, dan hasil belajar siswa si -klus I
pertemuan II telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini dihentikan.
129
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri Kebogadung 02 Brebes dengan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk
pecahan pada kelas III dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Penerapan pendekatan CTL mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Hal ini ditunjukan dengan perolehan rata-rata persentase skor pada siklus I sebesar 56%
dengan kriteria baik. Pada siklus II rata-rata persentase meningkat menjadi 68% dengan
kriteria baik sekali. Aktivitas siswa meliputi: keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,
partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal, sikap siswa dalam belajar
kelompok, sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun
kelompok lain, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keaktifan siswa
dalammenjawab pertanyaan, keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat, sikap siswa
dalam belajar.
2) Penerapan pendekatan CTL mampu meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukan
dengan rata-rata pada siklus I pertemuan I sebesar 58,8 dengan porsentase ketuntasan
belajar klasikal 55,55%, dan pada pertemuan ke II sebesar rata-rata 62 dengan
porsentase ketuntasan belajar klasikal 67%. Pada siklus II pertemuan I dengan rata-rata
130
77 dengan porsentase belajar klasikal 80%, dan dengan pertemuan ke II dengan rata-
rata 82 menjadi meningkat dengan porsentase belajar kalsikal 89%.
3) Penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata persentase skor pada siklus I sebesar
57% dalam kriteria baik, dan pada pertemuan ke II rata-rata porsentase skor 71% dalam
kriteria baik sekali, dengan hasil rata-rata 64% dalam kriteria baik. Pada siklus II sebesar
rata-rata porsentase skor pertemuan ke I 78% dalam kriteria baik. Dan pada pertemuan
ke II 93% dalam kriteria baik sekali, dengan rata-rata 86% dengan kriteria baik sekali.
Kompetensi guru tersebut meliputi kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat
belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
5.2 SARAN
Setelah melakukan tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan CTL untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02
Brebes ada beberapa hal yang harus di perbaiki, maka peneliti menyarankan :
(1) Sebelum penelitian berlangsung hendaknya menjelaskan tentang pendekatan CTL
kepada observer.
(2) Peneliti hendaknya menggunakan media yang lebih bervariasi
(3) Guru sebaiknya membentuk kelompok dan menyiapkan ruang kelas sebelum
pembelajaran dimulai agar tidak mengganggu pembelajaran yang berlangsung dan tidak
menyita waktu.
(4) Guru dapat mengubah kelompok untuk saling berkomunikasi dan saling membantu serta
memberikan kepada siswa untuk memperoleh sukses yang sama.
(5) Pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa.
131
(6) Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika hendaknya dijadikan
referensi sekolah guna meningkat hasil belajar siswa sebagai salah satu sarana
peningkatan kualitas pembelajaran.
132
DAFTAR PUSTAKA
Andrijati,Noening. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa
kelas III Pada Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD
Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 jatibarang Brebes CD Interaktif di SD
Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes
Bambang, Sudibyo.2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(Permen). Jakarta : Dewi Pratama.
Heruman.2008.Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.Bandung:PT
Rosdakarya.
Ig. Sumarno, Sukahar. 1998. Matematika 3 Mari Berhitung. Jakarta : PT. Sarasukma Pratama
Karso.2004.Pendidikan Matematika 1.Jakarta:Universitas Terbuka.
Komalasari,Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung :
PT Refika Aditama
Mudjito, A.K. 2012. Silabus Tematis Kelas III. Jakarta : PT. Budi Pratama
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.
http://shinobio.blogspot.com/2012/06/hakekat-matematika-di-sekolah.html.
Senin,02-1-2012.01.03 WIB.
133
http://syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah-langkah-pembelajaran-
http://8tunas8.wordpress.com/teori-belajar-mengajar-menurut-jerome-s-bruner/
http://mamansherman.wordpress.com/2008/11/04/hello-world/
(http://abuhasanlpmppalu.wordpress.com/2013/02/12/pendekatan-ctl-cocok-dalam-
implementasi-kurikulum-2013/)
http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html
http://tlingus.wordpress.com/2009/12/03/peran-guru-dalam-pelaksanaan-pembelajaran-
dan-manajemen-kelas/
http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html. Jumat,
http://www.slideshare.net/YandraHelira/8-keterampilan-dasar-mengajar-guru-
profesional
( http://pengertian-interaktif.blogspot.com/)
http://edyawm1.wordpress.com/2011/06/23/kelebihan-dan-kelemahan-cd-pembelajaran/
(http://evie4210.blogspot.com/)
( http://badriyadi.wordpress.com/proposal-penelitian/aktivitas-siswa/)
http://ebookbrowse.com/prosedur-pelaksanaan-penelitian-tindakan-kelas-arikunto-pdf-
d345873310)
http://selvio74.wordpress.com/2012/01/25/teknik-pengumpulandata/)
http.lintasberita.com/lifestyle/pendidikan/pengertianrefleksi-definisi)
http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html
(htt://wawan.junaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian.observasi-dan-
kedudukannya.html)
134
Kupas tuntas UN SD matematika.2011. Ch. Sri Mulyani.Suryo Asri S. Priono)
matematika_11.html. 13 Januari 2012 00.06 WIB.
Riyanto, http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=51. Rabu,01-09-2012, 23.00 WIB.
Riyanto, Yatim. http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=51. Rabu,01-09-2012, 23.00
Sertivikasi,2011.Sertivikasi Guru Sekolah Dasar.Semarang:UNNES)
Suprijono,Agus.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar)
Suprijono,Agus.2009.Cooperative Learning dan Aplikasi PAIKEM Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suprijono, Agus.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar)
135
136
148
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK
SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2
TEMA : KEPERLUAN SEHARI – HARI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan
Uraian Materi
Kegiatan Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Bahan Alat
1. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
• Mengenal
pecahan sederhana
• Membandin
gkan pecahan sederhana
• Pecahan
• Siswa dapat
menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
• Siswa dapat membilang pecahan dengan kata-kata
• Siswa
• Menyajikan
gambar dengan menuliskan pecahannya
• Membilang
pecahan dengan kata-kata
• Membilang
Tenik
• Tes • Non tes BentuK Tes • Tulis • Lisan • Pengamata
n • Penilaian
hasil karya
4 JP X 35 menit
Buku matematikprogresif dan LKS, CD Interaktif
149
2. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
• Membuktikan pecahan sederhana
• Pecahan
membilang pecahan dengan lambang
• Siswa membandingkan dua buah pecahan
• Siswa membuktikan pecahan
21 ,
41
• Siswa membuktikan
pecahan 31 ,
61
• Siswa menulis lambang
pecahan 21 ,
41
pecahan dengan lambang
• Membandingkan dua buah pecahan
• Membuktikan
pecahan 21 ,
41
• Membuktikan
pecahan 31 ,
61
• Menulis lambang
pecahan 21 ,
41
Teknik
• Tes • Non tes BentuK Tes • Tulis • Lisan • Pengamata
n • Penilaian
4 jp x 35 menit
• Buku Matematka medicetak,
• Buku LKS, CD Inter
150
3. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
• Menjumlahkan pecahan
• Pecahan
• Siswa menulis lambang
pecahan 31 ,
61
• Siswa membaca lambang
pecahan 21 ,
41
• Siswa
menyajikan nilai dengan berbagai bentuk pecahan
• Melakukan penjumlahan dua buah berpenyebut sama dengan peragaan berlangsung ( Mengambil
• Menulis lambang
pecahan 31 ,
61
• Membaca
lambang pecahan
21 ,
41
• Menyajikan nilai pecahan dengan menggunakan berbagai bentuk gambar
• Menjumlahkan dua buah pecahan biasa berpenyebut sama
hasil karya
4 jp x 35
menit
Buku Matematika mediacetak,
151
tali 41 tali dan
42 tali)
• Melakukan penjumlahan secara matematis bedasarkan peragaan yang telah dilaksanakan
• Melakukan penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung
• Melakukan penjumlahan secara matematis pecahan
• Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama
• Menjumlahkan antar pecahan desimal
Teknik
• Tes • Non tes BentuK Tes • Tulis • Lisan • Pengamata
n • Penilaian
hasil karya
Buku LKS, CD Inter
152
4. Menggunakan
pecahan dalam pemecahan sederhana
• Menjumla
hkan pecahan
• Operasi hitung pecahan
sederhana yang berpenyebut tidak sama
• Melakukan penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama dengan peragaan langsung (mis: menggabungka
n 41 apel
dengan 43
apel) • Melakukan
penjumlahan secara tematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan
• Melakukan
• Menjumlahkan
dua pecahan biasa berpenyebut sama
• Menjumlahkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama
• Tes • Non tes BentuK Tes
4 x 35 menit
• Buku Matematka medicetak,
• Buku LKS,
• CD Interakt if
153
5. Menggunakan
pecahan dalam pemecahan sederhana
• Mengurangkan pecahan
• Operasi hitung pecahan
penjumlahan pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung menggunakan benda nyata
• Melakukan penjumlahan secara matematis pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama
• Melakukan pengurangan dua pecahan berpenyebut
• Mengurangkan
dua pecahan biasa yang berpenyebut
• Tulis • Lisan • Pengamata
n • Penilaian
hasil karya
154
•
sama dengan peragaan langsung (Mis: mengambil
41 apel dari
43
apel) • Melakukan
pengurangan secara matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan
• Melakukan pengurangan pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung menggunakan benda nyata
sama
• Mengurangkan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama
Teknik
- Tes - Non tes
4 x 35 menit
• Buku
Matematka medicetak,
• Buku LKS, CD Inter
155
PKN
• Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
• Memiliki
• Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan , kekayaan alam, keramahtamahan
• Kekayaan
alam Indonesia
• Memiliki
• Melakukan
pengurangan secara matematis pecahan sederhana yang berpenyebut tidak sama
• Siswa menyebutkan kekayaan alam berupa hasil hutan
• Siswa menyebutkan manfaat sungai
• Menyebutkan tanaman palawija yang ditanam di Indonesia
• Siswa
• Menyebutkan
kekayaan alam berupa hasil hutan
• Menyebutkan
manfaat sungai • Menyebutkan
tanaman palawija yang ditanam di Indonesia
Bentuk tes
- Tulis - Lisan - Pengamata
n - Penilaian - hasil karya
Instrumen
- Lembar soal
- Lembar - Pengamata
n
6 jp x 35
menit
Buku PKN, media cetak
156
harga diri sebagai individu
• Mengenal pentingnya memiliki harga diri
harga diri
mengidentifikasikan harga diri
• Siswa
menjelaskan kelebihan harga diri manusia dengan mahkluk lain
• Siswa mengasumsikan manusia sebagai mahkluk Tuhan
• Siswa memberi alas an mengapa manusia penting memiliki harga diri
• Siswa menyebutkan cara menjaga harga diri
• Mengidentifikasikan harga diri
• Menjelaskan
kelebihan harga diri manusia dengan makhluk lain
• Mengasumsikan
manusia sebagai mahkluk Tuhan
• Memberi alasan
mengapa manusia penting memiliki harga diri
• Menyebutkan cara
menjaga harga diri dakam hidup
Teknik - Tes - Non tes
Bentuk Tes - Tulis - Lisan - Pengamata
n - Penilaian - Hasil karya
157
• Memiliki harga diri sebagai individu
• Memberi
contoh bentuk harga diri seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan
• Harga diri
dalam hidup bermasyarakat
• Siswa mengidentifikasikan bentuk-bentuk harga diri
• Siswa
mengidentifikasi perilaku yag mencerminkan harga diri
• Siswa menjelaskan cara agar dihargai orang lain
• Siswa
menjelaskan cara agar
bermasyarakat • Mengidentifikasi
bentuk-bentuk harga diri
• Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan harga diri
• Menjelaskan cara
agar dihargai orang lain
• Menjelaskan cara
agar pendapat kita didengar orang
6 jp x 35
Buku PKN,
158
• Memilik harga diri sebagai individu
dan kekurangan diri sendiri dan lain-lain
• Menampilkan perilaku agar mencerminkan harga diri
• Harga diri
pendapat kita didengar orang lain
• Siswa
menjelaskan cara menyikapi teman yang suka berbohong
• Siswa menyebutkan cara menjaga harga diri pribadi
• Siswa menyebutkan cara menjaga harga diri bangsa
lain
• Menjelaskan cara menyikapi teman yang suka berbohong
• Menyebutkan cara menjaga harga diri pribadi
• Menyebutkan cara menjaga harga diri
• Mengasumsikan sikap ramah dan santun
• Menyebutkan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa
Teknik
menit
4 jp x 35
menit
LKS Buku PKN, LKS
159
• Memiliki harga diri sebagai individu
• Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam keramahtamahan
• Kekhasan
bangsa Indonesia
• Siswa mengasumsikan sikap ramah tamah dan santun
• Siswa menyebutkan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa
Indonesia • Mengidentifikasi
macam-macam upacara adat di tiap daerah
• Mengidentifikasi suku bangsa Indonesia
• Mengidentifikasi agama yang ada di Indonesia
• Mengidentifikasi manfaat gotong royong
• Mengidentifikasi kegiatan gotong royong di masyarakat
- Tes - Non tes Bentuk tes
- Tulis - Lisan - Pengamata
n - Penilaian
hasil karya
Teknik
4 jp x
Buku
160
• Memiliki harga diri sebagai individu
• Mengenal
kekhasan bangsa Indonesia seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan
• Menampilkan rasa bangga sebagai
• Kekayaan dan budaya bangsa
• Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Indonesia • Siswa
mengidentifikasi macam-macam upacara adat ditiap daera
• Mengidentifikasi
kegiatan gotong royong di sekolah
• Menyebutkan kapan Indonesia merdeka
• Menyebutkan
- Tes - Non tes
Bentuk tes
- Tulis - Lisan - Pengamata
n - Penilaian - hasil karya
Instrumen
- Lembar soal
- Lembar - Pengamata
n
35 menit
PKN, LKS
161
anak Indonesia
nama pembaca teks proklamasi
• Menyebutkan 3 hal yang menjadi kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
• Menyebutkan hasil karya bangsa Indonesia
• Menjelaskan bagaimana cara menghargai hasil karya bangsa Indonesia
• Mengidentifikasi perilaku yang menunjukan rasa bangga sebagai anak Indonesia
Teknik
- Tes - Non tes
Bentuk tes
- Tulis - Lisan - Pengamata
n - Penilaian - hasil karya
Instrumen
- Lembar soal
- Lembar
162
- Pengamatan
1. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tekun ( Diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness ) Kerja sama ( Cooperation ) Toleransi ( Tolerance ) Percaya diri ( Confidence ) Keberanian ( Bravery )
Mengetahui Kebogadung, ………………2013
Kepala SDN Kebogadung 02 Guru Kelas III
SOLIKHIN,S.Pd Catur Wiji Kurniasih
Nip 1960081311983041002 Nim 1401910043
163
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
K e l a s / Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 4 jp x 35 menit
A. Standar Kompetensi
Matematika
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah
PKN
Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
B. Kompetensi Dasar
1.1 Matematika
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
Membilang pecahan dengan kata-kata
2.1 PKN
Mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti Kebhinekaan , kekayaan
alam, keramahtamahan
C. Indikator
1.2 Matematika
Menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
164
Membilang pecahan dengan kata-kata
Membilang pecahan dengan lambang
Membandingkan dua buah pecahan
b. PKN
Menyebutkan kekayaan alam berupa hasil hutan
Menyebutkan manfaat sungai
D. Materi Pokok
1.3 Matematika
Pecahan
c. PKN
Kekayaan alam Indonesia
E. Tujuan Pembelajaran
1.4 Matematika
Siswa dapat menyajikan gambar dengan menuliskan pecahannya
Siswa dapat membilang pecahan dengan kata-kata
Siswa membilang pecahan dengan lambang
Siswa membandingkan dua buah pecahan
d. PKN
Siswa menyebutkan kekayaann alam berupa hasil hutan
Siswa menyebutkan manfaat sungai
Siswa menyebutkan tanaman palawija yang ditanam di Indonesia
F. Alokasi waktu
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
G. Metode Pembelajaran
165
Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab
Model pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif.
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
I. Kegiatan Awal ( 5 menit )
Apersepsi
Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat
peraga CD Interaktif
Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes formatif I
II. Kegiatan Inti ( 20 menit )
Matematika
Guru menyajikan gambar pecahan yang dibagi beberapa bagian (eksplorasi)
Guru menuliskan lambang pecahan (eksplorasi)
Guru membilang pecahan dengan kata-kata (eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif
(elaborasi)
166
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (elaborasi)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan menyimpulan (konfirmasi)
III. Kegiatan akhir (10 menit )
Dalam kegiatan akhir, guru :
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru
menjawab
Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Pertemuan ke dua
Matematika
Guru menyajikan gambar dengan nilai pecahan (eksplorasi)
Siswa menentukan benar atau salah nilai pecahan sesuai gambarnya
(eksplorasi)
Guru memberikan penilaian atas hasil kerja siswa (eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan cara menjaga harga diri dalam kehidupan bermasyarakat
(eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentuk harga diri pribadi (eksplorasi)
167
Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(elaborasi)
Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan
berkolaboratif (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (elaborasi)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
I. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir
Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru
menjawabnya
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
168
Sumber Belajar / Media Pembelajaran
a. Sumber Pembelajaran :
1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo
2. Buku Matematika : oleh Filda Karli, Margaretha Sri Yuliariatiningsih, Penerbit
Erlangga, Jakarta.2006
3. Media Pembelajaran :
1. CD Interaktif
2. Batang kayu yang dipotong-potong
I. Evaluasi.
a. Prosedur
Tes awal : Tidak ada
Tes dalam proses : ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir : ada ( individu )
b. Jenis tes
Tes lisan : selama proses pembelajaran
Tes tertulis : di buku LKS
c. Bentuk tes : isian
Alat tes : terlampir
Norma penilaian : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100
CATATAN ;
169
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kebogadung, 2012
Kepala Sekolah Guru Kelas III
SOLIKHIN,S.Pd Catur Wiji Kurniasih
Nip. 19590712 197802 2 004 Nim. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –I )
Materi Pelajaran : Matematika
170
Materi Pokok : Menyajikan Gambar dengan
Menuliskan Pecahannya
Waktu : 2 jp X 35 menit
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
Daerah yang di arsir pada gambar di samping menunjukan
pecahan bernilai ……………..
Huruf A pada gambar di samping menyatakan pecahan………..
Arsirlah gambar di samping untuk menunjukan nilai pecahan 62 .
Arsirlah gambar di samping untuk menunjukan nilai pecahan 83
Daerah yang di arsir menunjukan nilai pecahan……………
Kunci Jawaban :
A
171
1. 42
2. 65
3.
1.
2. 94
Nilai : Jumlah Benar x 100
Jumlah Soal
172
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
K e l a s / Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 4jp x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
1. Matematika
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah
2. PKN
Memiliki harga diri sebagai individu
B. Kompetensi Dasar
1.1 Matematika
Membuktikan gambar dengan menuliskan pecahannya
Membilang pecahan dengan kata-kata
2.1 PKN
Mengenal pentingnya harga diri
C Indikator
1.2 Matematika
Siswa dapat membuktikan gambar dengan menuliskan pecahannya.
173
Siswa dapat membilang pecahan dengan kata-kata
PKN
Menyebutkan manfaat harga diri dan dapat mengidentifikasi harga diri
D. Materi Pokok
1.3 Matematika
Pecahan
2.3 PKN
Harga diri
E. Tujuan Pembelajaran
1.4 Matematika
Siswa membuktikan pecahan 21 ,
41
Siswa membuktikan pecahan 31 ,
61
Siswa menulis lambang pecahan 21 ,
41
Siswa menulis lambang pecahan 31 ,
61
Siswa membaca lambang pecahan 21 ,
41
Siswa menyajikan nilai dengan berbagai bentuk pecahan
2.4 PKN
Siswa mengidentifikasi harga diri
Siswa dapat menyebutkan kelebihan harga diri manusia dari mahkuk lain
Siswa dapat member alas an mengapa manusia penting memiliki harga
diri
Siswa dapat menyebutkan cara menjaga harga diri dalam hidup
bermasyarakat
Karaktristik siswa yang diharapkan:
Siswa mempunyai rasa ingin tau,berani , tanggung jawab, kerja keras, dan
konsekuen dalam belajar
F. Alokasi waktu
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
174
G. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab
Model pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif.
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
I. Kegiatan Awal ( 5 menit )
Apersepsi
a) Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat
peraga CD Interaktif
b) Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
c) Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
II. Kegiatan Inti ( 20 menit )
Pertemuan ke I
Matematika
Siswa dapat membuktikan pecahan 21 ,
41
(eksplorasi)
Siswa dapat membuktikan pecahan 31 ,
61
(eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif
(elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (elaborasi)
175
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan secara individual maupun
kelompok (elaborasi)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan menyimpulan (konfirmasi)
III. Kegiatan akhir (10 menit )
Dalam kegiatan akhir, guru :
a) Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
b) Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru
menjawab
c) Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru
d) Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
e) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Alat Dan Sumber Belajar
A. Sumber Belajar
Buku Matematika 3 Mari Berhitung
B. Alat Peraga
CD Interaktif, Balok kayu yang di potong dan diberi cat warna
Pertemuan ke dua
Matematika
Guru memberi contoh menulis lambang pecahan 31 ,
61
(eksplorasi)
Guru bersama siswa membaca lambang pecahan 31 ,
61
(eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
Guru menjelaskan kelebihan harga diri dari menusia dari mahkluk hidup
(eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentu-bentuk harga diri (eksplorasi)
Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi)
176
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(elaborasi)
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan
kolaboratif (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
(elaborasi)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
(konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
Kegiatan akhir (10 Menit)
Dalam kegiatan akhir, guru :
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru
memnjawab
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
Guru memriksa dan membahas pekerjaan siswa
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di ajarkan
H. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
a. Sumber Pembelajaran :
1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo
2. Buku Matematika : oleh Filda Karli, Margaretha Sri Yuliariatiningsih,
Penerbit Erlangga, Jakarta.2006
b. Media Pembelajaran :
1. CD Interaktif
2. Batang kayu yang dipotong-potong
177
I. Evaluasi.
a. Prosedur
Tes awal : Tidak ada
Tes dalam proses : ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir : ada ( individu )
b. Jenis tes
Tes lisan : selama proses pembelajaran
Tes tertulis : di buku LKS
c. Bentuk tes : isian
Alat tes : terlampir
Norma penilaian : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100
CATATAN ;
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kebogadung, 2013
Kepala Sekolah Guru Kelas III
Solikhin,S.Pd Catur Wiji Kurniasih
178
Nip . 19590712 197802 2 004 Nim. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –II )
Materi Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Menyajikan gambar dengan Menulis
Pecahannya
Waktu : 4 jp X 35 menit
Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
paling benar !
2. Pada gambar di samping menunjukan pecahan
……………..
a. 31 b.
13
c . 41 d.
43
3. Pilihlah yang paling tepat pada tulisan lambang pecahan satu pertiga dan
satu per enam……….
179
a. 31
dan
61 b.
42 dan
61
c . 31 dan
61 d.
81
dan 61
4. Tulislah dengan lambang pecahan satu per tiga adalah …..
a . 52 b.
53
c . 31 d.
15
5. Setengah atau satu per dua dengan satu per empat jika ditulis dengan
lambang adalah …..
a 21 dengan
41
b. 41 dengan
51
c .55
dengan 21
d. 41
dengan 61
6. Lambang pecahan 31 jika ditulis dengan kata-kata adalah …..
a. Satu pertiga b. satu perenam
180
c lima perenam d. seperdelapan
Kunci Jawaban:
1. C
2. C
3. C
4. A
5 . A
181
Nilai : Jumlah Benar x 100
Jumlah Soal
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
K e l a s / Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 10 Menit
182
Standar Kompetensi 1. Matematika
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
1. PKN
Memiliki harga diri sebagai individu
Kompetensi Dasar 1.1 Matematika
Menjumlahkan pecahan dengan berbagai bentuk pecahan
Menjumlahkan arti perbandingan
2.1 PKN
Mengenal pentingya harga diri
C. Indikator
1.2 Matematika
Melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut tidak sama
Melakukan operasi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama
Melakukan operasi penjumlahan arti perbandingan
2.2 PKN
Menyebutkan manfaat harga diri dan dapat mengidentifikasi harga diri
D . Materi Pokok 1.3 Matematika
Penjumlahan pecahan
2.3. PKN
Harga diri
E . Metode : Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi, diskusi, pengamatan, dan pemberian tugas
F. Tujuan Pembelajaran
1.4 Matematika
Melakukan operasi penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan
peragaan langsung ( misal: mengambil 41 tali dan 42 tali)
183
Melakukan penjumlahan secara matematis berdasarkan peragaan yang telah
dilaksanakan
Melakukan penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama dengan
peragaan langsung.
Melakukan penjumlahan secara matematis pecahan sederhana yang
berpenyebut tidaka sama
2.2 PKN
Siswa mengidentifikasi harga diri
Siswa dapat menyebutkan kelebihan harga diri manusia dari mahkuk lain
Siswa dapat memberi alasan mengapa manusia penting memiliki harga diri
Siswa dapat menyebutkan cara menjaga harga diri dalam hidup bermasyarakat
Karaktristik siswa yang diharapkan:
Siswa mempunyai rasa ingin tau,disiplin, tanggung jawab, ketelitian,
kerjasama, percaya diri, se.ta mempunyai rasa keberanian
G. Alokasi waktu
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
H. Metode Pembelajaran
Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab
Model pembelajaran Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif.
I. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
I . Kegiatan Awal ( 5 menit )
Apersepsi
a) Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat
peraga CD Interaktif
b) Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
184
c) Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
II. Kegiatan Inti ( 20 menit )
Pertemuan ke I
Matematika
Siswa menyimak penjelasan melalui media sederhana yang telah disiapkan
(eksplorasi)
Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang telah disiapkan secara
kelompok (eksplorasi)
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, Media CD Interaktif,
sumber belajar dan lain-lain (eksplorasi)
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar lainnya (ekplorasi)
Melibatkan antar siswa secara aktif dalam setiap kegiatan (eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
Setiap kelompok mendiskusikan hasil menyimaknya dengan bimbingan guru
(elaborasi)
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah
dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kontekstual dan berkolaboratif
(elaborasi)
Memfasilitasi siswa berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar (elaborasi)
Memfasilitasi siwa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan secara lisan
maupun tertulis secara individual maupun kelompok (elaborasi)
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun
kelompok (elaborasi)
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun
kelompok (elaborasi)
Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang meumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri siswa (elaborasi)
185
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa (konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan menyimpulan (konfirmasi)
III. Kegiatan akhir (10 menit )
Dalam kegiatan akhir, guru :
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang di ajarkan
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru
menjawab
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
Guru memriksa dan membahas pekerjaan siswa
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan
Pertemuan ke dua
Matematika
Siswa menyimak penjelasan melalui media CD Interaktif yang telah
disiapkan (eksplorasi)
Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang telah disiapkan secara
berkelompok (eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
Guru menjelaskan kelebihan harga diri dari menusia dari mahkluk hidup
(eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentu-bentuk harga diri (eksplorasi)
Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(elaborasi)
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
186
lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok Memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
(elaborasi)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
(konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru :
Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan
Siswa mengajukan pertanyaan sekitar materi yang belum dipahami, guru
menjawab
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
Guru memeriksa dan membahas pekerjaan siswa
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang di ajarkan
J. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
a. Sumber Pembelajaran :
1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo
2. Buku Matematika 3 Mari berhitung oleh Ig. Sumarno Sukahar. Penerbit
PT.Sarasukma Pratama. 1999. Jakarta
b. Media Pembelajaran :
1. CD Interaktif
K. Evaluasi.
a. Prosedur
Tes awal : Tidak ada
Tes dalam proses : ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir : ada ( individu )
b. Jenis tes
187
Tes lisan : selama proses pembelajaran
Tes tertulis : di buku LKS
c. Bentuk tes : isian
Alat tes : terlampir
Norma penilaian : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100
CATATAN ;
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kebogadung, 2012
Kepala Sekolah Guru Kelas II
SOLIKHIN, S.Pd CATUR WIJI KURNAISIH
NIP. 19600813 198304 1 002 NIM. 1401910043
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
JUDUL :
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas III Pada Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media
CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes
188
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Matematika
• Menjumlahkan pecahan
biasa berpenyebut tidak
sama
• Melakukan operasi
penjumlahan pecahan
biasa berpenyebut sama
PKN
• Mengtakan cara menjaga
harga diri pribadi
• Mengatakan cara menjaga
harga diri pribadi bangsa
• Mengasumsikan sikap
ramah tamah
• Menyebutkan salah satu
keunikan yang dimiliki
bangsa Indonesia
Tes lisan,
tes tertulis
Urian isian
Matematika pecahan berpenyebut
tidak sama dengan
peragaan langsung
( missal : mengambil
41 Melakukan
penjumlahan tali dari
42 tali
PKN
• Jelaskan cara
menjaga harga diri
pribadi
• Jelaskan cara
menjaga harga diri
bangsa
• Jelaskan sikap
ramah dan santun
• Sebutkan salah
satu keunikan yang
dimiliki bangsa
Indonesia
Kriteria Penilaian
a. Produk (Hasil Diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
189
1 Konsep • Semua Benar
• Sebagian Besar Benar
• Sebagian Kecil Benar
• Semua Salah
4
3
2
1
Performansi
No Aspek Kriteria Skor
1
2
Kerjasama
Partisipasi
• Bekerjasama
• Kadang-kadang
kerjasama
• Tidak bekerjasama
• Aktif berpartisipasi
• Kadang-kadang aktif
• Tidak aktif
4
2
1
4
2
1
b. Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
NilaiKerjasama Partisipasi
1
2
3
4
Aditya Surya Fahmi
Arsa Linggar Aji
Karina Agustina
Meilia Nabila Putri
190
5
6
7
8
9
Muamar Kadapi
Nabila
Siti Nurhayatun
Syefa Aerul Rohman
Krisnanto
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah Skor : Jumlah skor maksimal ) x 100
Mengetahui Kebogadung, 2012
Kepala Sekolah Guru Kelas III
SOLIKHIN, S.Pd CATUR WIJI KURNAISIH
NIP. 19600813 198304 1 002 NIM. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –I )
Materi Pelajaran : Matematika
191
Materi Pokok : Menjumlahkan Pecahan biasa berpenyebut sama
dan tidak sama
Waktu : 4 jp x 35 menit
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
ii. Gambarlah pecahan52 +
101 dan tuliskan hasilnya ....
2. Selesaikanlah jika 41 +
41 =
a. 32 b.
35
c 42 d.
82
3. Hitunglah penjumlahan 41 +
81 =
a. 6
10 b. 63
c. 1210 d .
83
4.
Selesaikanlah pada gambar disamping ini …………
a. 93 b.
91
c. 33 d.
63
31
31
31
192
5. Selesaikanlah soal-soal yang ada pada gambar di bawah ini ……………
a. 62 b.
66
c. 64 d.
42
61
61
61
61
61
61
193
Kunci Soal :
1. B
2. C
3. D
4. C
5. B
Nilai : Jumlah Benar x 100
Jumlah Soal
194
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
K e l a s / Semester : III / 2
Alokasi Waktu : 4 JP x 35 Menit
195
A. Standar Kompetensi Matematika
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
PKN
Memiliki harga diri sebagai individu
Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
B. Kompetensi Dasar 1.2 Matematika
Mengurangkan berbagai bentuk pecahan
2.1 PKN
Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri
Mengenal kekhasan bangsa seperti, , kekayaan alam, keramahtamahan
C Indikator
1.2 Matematika
Melakukan operasi mengurangkan pecahan campuran berpenyebut tidak
sama
Melalui operasi mengurangkan pecahan campuran berpenyebut sama
2.3 PKN
Menyebutkan manfaat harga diri dan dapat mengidentifikasi harga diri
Siswa dapat mengatakan cara herga diri pribadi
D. Materi Pokok
1.3 Matematika
Mengurangkan pecahan
2.5 PKN
Harga diri
E. Tujuan Pembelajaran
1.4 Matematika
Melalui operasi peraga pecahan, siswa dapat melakukan operasi
pengurangan pecahan campuran berpenyebut tidak sama dengan benar.
Nilai budaya dan karakter Bangsa yang diharapkan:
196
Kreatif
Mandiri
Rasa ingin tau
2.6 PKN
Siswa mengidentifikasi harga diri
Siswa dapat menyebutkan kelebihan harga diri manusia dari mahkuk
hidup
Siswa dapat mengatakan cara menjaga harga diri pribadi
Siswa dapat mengatakan cara menjaga harga diri bangsa
Siswa dapat mengasumsi sikap ramah tamah dan santun
Siswa dapat menyebutkan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa
Indonesia
Karaktristik siswa yang diharapkan:
Siswa mempunyai rasa ingin tau,berani , tanggung jawab, kerja keras, dan
konsekuen dalam belajar
F. Alokasi waktu
4 Jam Pelajaran x 35 Menit
G. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Pendekatan Kontekstual dengan media CD Interaktif
Metode : Ceramah, diskusi, penugasan materi pecahan, tanya jawab
H. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
I. Kegiatan Awal ( 5 menit )
Apersepsi
a) Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model dan alat
peraga CD Interaktif
b) Memotifasi siswa untuk mengeluarkan pendapat
c) Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu.
II. Kegiatan Inti ( 20 menit )
Pertemuan ke I
• Eksplorasi
197
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
Matematika
Siswa menyimak penjelasan melalui media CD Interaktif yang telah di
siapkan (eksplorasi)
Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang telah disiapkan secara
kelompok (eksplorasi)
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media CD Interaktif dan
sumber belajar lain (eksplorasi)
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru,
lingkungan dan sumber belajar yang lain (eksplorasi)
Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan (eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
Guru menjelaskan kelebihan harga diri manusia dari mahkluk lain (eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk harga diri (eksplorasi)
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah
dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kontekstual dan kolaboratif
(elaborasi)
Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar (elaborasi)
Memfasilitasi siswa membuat aporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis secara individual maupun kelompok (elaborasi)
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun
kelompok (elaborasi)
Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang mennumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri siswa (elaborasi)
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa (konfirmasi)
Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi siswa melalui berbagai
sumber (konfirmasi)
Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk melakukan pengalaman belajar
yang telah dilakukan (konfirmasi)
198
Memfasilitasi untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar (konfirmasi)
c.. Kegiatan akhir (10 menit )
Dalam kegiatan akhir, guru :
Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individual
Guru bersama siswa mengoreksi dan menganalisis hasil evaluasi
Guru memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran matematika
Pertemuan ke dua
Matematika
Guru menjelaskan tentang pengurangan pecahan dengan menggunakan alat
peraga balok kayu (eksplorasi)
Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab dengan siswa
tentang pengurangan pecahan (eksplorasi)
Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyelesaikan salah satu contoh
soal dengan menggunakan alat peraga CD Interaktif (eksplorasi)
Guru membagi siswanya dalam satu kelas menjadi dua kelompok
(eksplorasi)
Guru membimbing diskusi kelompok dengan cara memberikan soal pada
setiap kelompok (eksplorasi)
Satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok lain
memberikan tanggapannya (eksplorasi)
Guru memberikan penghargaan kelompok sesuai hasil yang diperoleh
setiap siswa dalam satu kelompok (eksplorasi)
PKN
Guru menjelaskan pentingnya memiliki harga diri (eksplorasi)
Guru menjelaskan kelebihan harga diri dari menusia dari mahkluk hidup
(eksplorasi)
Siswa mengidentifikasi bentu-bentuk harga diri (eksplorasi)
Membiasakan peserta didik untuk berpikir melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
(elaborasi)
199
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kontekstual dan
kolaboratif (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar (elaborasi)
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (elaborasi)
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
(konfirmasi)
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan (konfirmasi)
Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru :
Guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individual
Guru bersama isiwa mengoreksi dan menganalisis hasil evaluasi
Guru memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran
H. Sumber Belajar / Media Pembelajaran
a. Sumber Pembelajaran :
1 Buku LKS oleh Parkin.S.Pd, Drs. Suyadi, Drs.Paidi Drs.Waluyo.S.Pd
dkk.Penerbit PT. Tri Manunggal Kurniajaya.2011, solo
2. Buku Matematika : oleh Filda Karli, Margaretha Sri Yuliariatiningsih,
Penerbit Erlangga, Jakarta.2006
3. Buku matematika 3 mari berhitung : oleh Ig. Sumarno Sukahar, Penerbit
PT. Sarasukma Pratama.1999,Jakarta
b. Media Pembelajaran :
1. CD Interaktif
2. Batang kayu yang dipotong-potong
I. Evaluasi.
a. Prosedur
Tes awal : Tidak ada
Tes dalam proses : ada ( dibuat kelompok menjadi 3 )
Tes akhir : ada ( individu )
200
b. Jenis tes
Tes lisan : selama proses pembelajaran
Tes tertulis : di buku LKS
c. Bentuk tes : isian
Alat tes : terlampir
Norma penilaian : setiap jawaban benar, skor 20 – skor maksimal : 5 x 20 =
100
CATATAN ;
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) x 10
Mengetahui Kebogadung, 2013
Kepala Sekolah Guru Kelas III
SOLIKHIN, S.Pd CATUR WIJI KURNAISIH
NIP. 19600813 198304 1 002 NIM. 1401910043
201
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
JUDUL :
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas III Pada Materi Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media
CD Interaktif di SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes
202
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Matematika
• Mengurangkan
pecahan campuran
berpenyebut tidak
sama
• Mengurangkan
pecahan campuran
berpenyebut sama
PKN
• Mengtakan cara
menjaga harga diri
pribadi
• Mengatakan cara
menjaga harga diri
Tes lisan,
tes tertulis
Urian isian
Matematika
• Selesaikan soal
pengurangan pecahan
berpenyebut tidak
sama
• Selesaikan soal
mengurangkan
pecahan campuran
berpenyebut sama
• Menyelesaikan soal
pecahan biasa yang
berpenyebut sama dengan
menyajikan gambar
• Menyelesaikan soal
pecahan biasa yang
berpenyebut tidak sama
dengan menyajikan gambar
PKN
• Jelaskan cara menjaga
harga diri pribadi
• Jelaskan cara menjaga
harga diri bangsa
203
pribadi bangsa
• Mengasumsikan
sikap ramah tamah
• Menyebutkan salah
satu keunikan yang
dimiliki bangsa
Indonesia
• Jelaskan sikap ramah
dan santun
• Sebutkan salah satu
keunikan yang dimiliki
bangsa Indonesia
Kriteria Penilaian
a. Produk (Hasil Diskusi)
No Aspek Kriteria Skor
1 Konsep • Semua Benar
• Sebagian Besar Benar
• Sebagian Kecil Benar
• Semua Salah
4
3
2
1
c. Performansi
No Aspek Kriteria Skor
1
Kerjasama
• Bekerjasama
• Kadang-kadang
kerjasama
• Tidak bekerjasama
4
2
1
4
204
2 Partisipasi
• Aktif berpartisipasi
• Kadang-kadang aktif
• Tidak aktif
2
1
d. Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah
Skor
NilaiKerjasama Partisipasi
1
2
3
4
5
Aditya Surya Fahmi
Arsa Linggar Aji
Karina Agustina
Meilia Nabila Putri
Muamar Kadapi
205
6
7
8
9
Nabila
Siti Nurhayatun
Syefa Aerul Rohman
Krisnanto
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah Skor : Jumlah skor maksimal ) x 100
Mengetahui Kebogadung, 2013
Kepala Sekolah Guru Kelas III
SOLIKHIN, S.Pd CATUR WIJI KURNAISIH
NIP. 19600813 198304 1 002 NIM. 1401910043
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS –II )
Materi Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Mengurangkan Pecahan
Waktu : 4 jp X 35 menit
206
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar !
31 -
61 = …..
a.61 b.
55
c. 154 d.
77
415 -
812 =……
a. 3 81 b.
156
c. 101 d.
153
41 -
81 = .......
a. 7010 c.
81
b. 21 d.
3010
85 -
22 = ……
a. 1214 c.
63
b. 44 d.
127
5 53 -
51 =
207
a. 52 c
53
b. 127
d. 53
Kunci Jawaban:
A
A
208
C
C
A
209
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kebogadung 02
Siklus I Pertemuan I dan II
No Urut
Absen
Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata T BT
1 70 70 70 T -
2 70 70 70 T -
3 50 50 50 - BT
4 80 80 80 T -
5 50 65 57 - BT
6 70 80 75 T -
7 70 70 70 T -
8 70 80 75 T -
9 70 90 80 T -
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kebogadung 02
Siklus II Pertemuan I dan II
210
No Urut
Absen
Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata T TB
1 70 70 70 T -
2 70 70 70 T -
3 70 80 75 T -
4 80 80 80 T -
5 80 70 75 T -
6 70 80 75 T -
7 70 70 70 T -
8 70 80 75 T -
9 70 90 80 T -
Keterangan :
T : Tuntas
BT : Belum Tuntas
SINTAK METODE DEMONSTRASI BERBASIS PECAHAN
No Langkah-langkah
Pendekatan Kontekstual
Aktivitas Belajar Siswa Ketrampilan Guru
211
(CTL)
a Kembangkan pemikiran
dengan cara bekerja,
menemukan dan
mengkonstruksi sendiri
keterampilan dan
pengetahuan
Keaktifan dalam
mengikuti pelajaran
Keterampilan
bertanya
b Laksanakan sejauh
mungkin kegiatan
inquiri
Partisipasi siswa saat
guru menyelesaikan
contoh soal
Keterampilan
memberikan
penguatan
c Kembangkan sikap
ingin tahu siswa dengan
cara bertanya
Sikap siswa dalam
mengerjakan kelompok
Keterampilan
menjelaskan
d Belajar dalam kelompok Sikap siswa dalam
memperhatikan pendapat
atau jawaban dari teman
maupun kelompok lain
Keterampilan
membuka dan
menutup pelajaran
e Hadirkan model dalam
contoh pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan
Keterampilan
membimbing
diskusi kecil
f Lakukan refleksi di
akhir pertemuan
Keaktifan siswa dalam
menjawaab pertanyaan
Keterampilan
mengelola kelas
g Lakukan penilaian yang
sebenarnya dengan
berbagai cara
Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan pendapat
Keterampilan
mengajar
kelompok kecil
dan perorangan
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU
212
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas : III
Hari/Tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berialh tanda (√) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek skor
1 Konstruktivisme a. Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa
b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri
√
-
2
213
c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar
-
2 Menemukan a. Guru memberi pengetahuan
dan siswa menghasilkan
temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa
b. Guru membimbing siswa
menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa
c. Siswa memperoleh sendiri
hasil temuan
-
√
√
3
3 Bertanya a. Guru mendorong siswa untuk
bertanya
b. Guru membimbing siswa
untuk bertanya
c. Guru membangkitkn respon
untuk bertanya
-
√
-
2
4 Masyarakat belajar a. Guru membimbing
kelompok-kelompok pada
saat mereka mengerjakan
tugas
b. Guru membimbing kelompok
dalam belajar
c. Guru membimbing siswa
-
√
-
2
5 Pemodelan a. Guru memberikan contoh
atau model dalam
pembelajaran
b. Guru melibatkan siswa dalam
√
3
214
penggunaan contoh atau
model
c. Guru membimbing siswa
dalam menggunakan contoh
atau model
√
-
6 Refleksi a Guru melakukan refleksi
dengan pengayaan atas
pengetahuan sebelumnya
Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada siswa
Guru menyampaikan penilaian
atas pengetahuan yang
diperolehnya
-
√
-
2
7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian
secara komprehensif dan
seimbang antara proses dan
hasil
b. Guru melakukan penilaian
proses
c. Guru melakukan penilaian
hasil
-
-
√
2
Jumlah 16
Kriteria penilaian (D) Kurang
Keterangan Penilaian :
R = Skor tertinggi = 28
T = Skor Terendah = 7
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
215
N = (T-R) + 1
= (7 x 4)-7 + 1
= (28 – 7) + 1
= 21 + 1 = 22
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 = 42
(n+2)
= 42
(22 +2 )
= 42
(24)
= 448
= 12
Jadi Q 1 = 12
Q 3 = kuartil ketiga
Letak Q 3 = 41
(3n+ 2)
= 41
(3. 22 + 2)
= 41
(66 + 2)
= 41
(68)
= 17
Jadi Q 3 = 17
Q 2 = median
Letak Q 2 = 42
(n+1)
= 42
(22+1)
= 42
(23)
= 4
46 = 11,5 = 12
Jadi Q 2 = 12
Q 4 = kuartil keempat = 28
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
24 ≤ Skor ≤ 28 A (Sangat Baik) Dikatakan belum tuntas
(kurang) apabila mencapai 19 ≤ Skor < 24 B (Cukup)
216
19 ≤ Skor < 19 C (Cukup) jumlah skor 16
7 ≤ Skor < 19 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas : III
Hari/Tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator kompetensi guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berialh tanda ( v ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
217
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek skor
1 Konstruktivisme a. Guru membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa
b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri
c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar
-
√
√
3
2 Menemukan a. Guru memberi pengetahuan
dan siswa menghasilkan
temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa
b Guru membimbing siswa
menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa
c. Siswa memperoleh sendiri
hasil temuan
-
√
√
3
3 Bertanya a. Guru mendorong siswa untuk
bertanya
b. Guru membimbing siswa
untuk bertanya
c. Guru membangkitkn respon
untuk bertanya
-
-
√
2
4 Masyarakat
belajar
a. Guru membimbing
kelompok-kelompok pada
saat mereka mengerjakan
√
-
3
218
tugas
b. Guru membimbing kelompok
dalam belajar
c. Guru membimbing siswa
√
5 Pemodelan a. Guru memberikan contoh
atau model dalam
pembelajaran
b. Guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau
model
c. Guru membimbing siswa
dalam menggunakan contoh
atau model
√
√
-
3
6 Refleksi a. Guru melakukan refleksi
dengan pengayaan atas
pengetahuan sebelumnya
b. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada siswa
c. Guru menyampaikan
penilaian atas pengetahuan
yang diperolehnya
-
√
√
3
7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian
secara komprehensif dan
seimbang antara proses dan
hasil
b. Guru melakukan penilaian
proses
c. Guru melakukan penilaian
hasil
-
√
√
3
Jumlah 20
219
Kriteria Penilaian (B) baik
Keterangan Penilaian :
R = Skor tertinggi = 28
T = Skor Terendah = 7
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
N = (T-R) + 1
= (7 x 4)-7 + 1
= (28 – 7) + 1
= 21 + 1 = 22
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 = 42
(n+2)
= 42
(22 +2 )
= 42
(24)
= 448
= 12
Jadi Q 1 = 12
Q 3 = kuartil ketiga
Letak Q 3 = 41
(3n+ 2)
= 41
(3. 22 + 2)
= 41
(66 + 2)
= 41
(68)
= 17
Jadi Q 3 = 17
Q 2 = median
Letak Q 2 = 42
(n+1)
= 42
(22+1)
Q 4 = kuartil keempat = 28
220
= 42
(23)
= 4
46 = 11,5 = 12
Jadi Q 2 = 12
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
24 ≤ Skor ≤ 28 A (Sangat Baik) Dikatakan baik apabila
mencapai jumlah skor 20 19 ≤ Skor < 24 B (Baik)
19 ≤ Skor < 19 C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Kompetensi Guru Pada Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan CTL Siklus I Pertemuan I dan II
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II
1 Kontruktivisme 2 3
2 Menemukan 3 3
3 Bertanya 2 2
4 Masyarakat Belajar 2 3
5 Pemodelan 3 3
6 Revleksi 2 3
221
7 Penilaian Sebenarnya 2 3
Jumlah 16 20
Persentase
2816
X100%= 57% 2820
x100%=71%
Kriteria Kurang Cukup
Rata-rata persentase Siklus I 64% (Kurang)
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas : III
222
Hari/Tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator kompetensi guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berialh tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek skor 1 Konstruktivisme a. Guru membangun
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa
b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri
c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar
√
-
√
3
2 Menemukan a. Guru memberi pengetahuan
dan siswa menghasilkan
temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa
b. Guru membimbing siswa
menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa
c. Siswa memperoleh sendiri
hasil temuan
√
√
-
3
223
3 Bertanya a. Guru mendorong siswa untuk
bertanya
b. Guru membimbing siswa
untuk bertanya
c. Guru membangkitkn respon
untuk bertanya
√
√
√
4
4 Masyarakat belajar a. Guru membimbing
kelompok-kelompok pada
saat mereka mengerjakan
tugas
b. Guru membimbing kelompok
dalam belajar
c. Guru membimbing siswa
√
-
√
3
5 Pemodelan a. Guru memberikan contoh
atau model dalam
pembelajaran
b. Guru melibatkan siswa
dalam penggunaan contoh
atau model
c. Guru membimbing siswa
dalam menggunakan contoh
atau model
√
√
3
6 Refleksi a. Guru melakukan refleksi
dengan pengayaan atas
pengetahuan sebelumnya
b. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada siswa
c. Guru menyampaikan
√
-
3
224
penilaian atas pengetahuan
yang diperolehnya
√
7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian
secara komprehensif dan
seimbang antara proses dan
hasil
b. Guru melakukan penilaian
proses
c. Guru melakukan penilaian
hasil
√
-
√
3
Jumlah 22
Kriteria penilaian (B) Baik
Keterangan Penilaian :
R = Skor tertinggi = 28
T = Skor Terendah = 7
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
N = (T-R) + 1
= (7 x 4)-7 + 1
= (28 – 7) + 1
= 21 + 1 = 22
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 = 42
(n+2)
Q 3 = kuartil ketiga
Letak Q 3 = 41
(3n+ 2)
225
= 42
(22 +2 )
= 42
(24)
= 448
= 12
Jadi Q 1 = 12
= 41
(3. 22 + 2)
= 41
(66 + 2)
= 41
(68)
= 17
Jadi Q 3 = 17
Q 2 = median
Letak Q 2 = 42
(n+1)
= 42
(22+1)
= 42
(23)
= 4
46 = 11,5 = 12
Jadi Q 2 = 12
Q 4 = kuartil keempat = 28
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
226
24 ≤ Skor ≤ 28 A (Sangat Baik) Dikatakan baik apabila
mencapai jumlah skor < 22 19 ≤ Skor < 24 B (Baik)
19 ≤ Skor < 19 C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
227
LEMBAR OBSERVASI KOMPETENSI GURU
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02 Brebes
Kelas : III
Hari/Tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator kompetensi guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berialh tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan descriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
228
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek skor 1 Konstruktivisme a. Guru membangun
pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki siswa
b. Guru membimbing siswa mengembangkan pengalamannya sendiri
c. Guru memberi kebebasan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri dalam belajar
√
√
-
3
2 Menemukan a. Guru memberi pengetahuan
dan siswa menghasilkan
temuan yang diperoleh
sendiri oleh siswa
b. Guru membimbing siswa
menghasilkan temuan yang
diperoleh sendiri oleh siswa
c. Siswa memperoleh sendiri
hasil temuan
√
√
√
4
3 Bertanya a. Guru mendorong siswa untuk
bertanya
b. Guru membimbing siswa
untuk bertanya
c. Guru membangkitkn respon
untuk bertanya
√
√
√
4
4 Masyarakat belajar a. Guru membimbing
kelompok-kelompok pada
saat mereka mengerjakan
√
4
229
tugas
b. Guru membimbing kelompok
dalam belajar
c. Guru membimbing siswa
√
√
5 Pemodelan a. Guru memberikan contoh
atau model dalam
pembelajaran
b. Guru melibatkan siswa dalam
penggunaan contoh atau
model
c. Guru membimbing siswa
dalam menggunakan contoh
atau model
√
√
√
4
6 Refleksi a. Guru melakukan refleksi
dengan pengayaan atas
pengetahuan sebelumnya
b. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada siswa
c. Guru menyampaikan
penilaian atas pengetahuan
yang diperolehnya
√
√
-
3
7
Penilaian sebenarnya
a. Guru melakukan penilaian
secara komprehensif dan
seimbang antara proses dan
hasil
b. Guru melakukan penilaian
proses
c. Guru melakukan penilaian
hasil
√
√
√
4
Jumlah 26
230
Kriteria penilaian sangat baik
Keterangan penilaian:
R = Skor tertinggi = 28
T = Skor Terendah = 7
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
N = (T-R) + 1
= (7 x 4)-7 + 1
= (28 – 7) + 1
= 21 + 1 = 22
Q1 = kuartil pertama
Letak Q1 = 42
(n+2)
= 42
(22 +2 )
= 42
(24)
= 448
= 12
Jadi Q 1 = 12
Q 3 = kuartil ketiga
Letak Q 3 = 41
(3n+ 2)
= 41
(3. 22 + 2)
= 41
(66 + 2)
= 41
(68)
= 17
Jadi Q 3 = 17
Q 2 = median
Letak Q 2 = 42
(n+1)
= 42
(22+1)
Q 4 = kuartil keempat = 28
231
= 42
(23)
= 4
46 = 11,5 = 12
Jadi Q 2 = 12
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
24 ≤ Skor ≤ 28 A (Sangat Baik) Dikatakan sangat baik (A)
apabila mencapai jumlah skor
26
19 ≤ Skor < 24 B (Baik)
19 ≤ Skor < 19 C (Cukup)
7 ≤ Skor < 19 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Kompetensi Guru siklus II
Pertemuan I Dan Pertemuan II
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II
1 Kontrukivisme 3 3
2 Menemukan 3 4
3 Bertanya 4 4
4 Masyarakat Belajar 3 4
5 Pemodelan 3 4
6 Refleksi 3 3
7 Penilaian sebenarnaya 3 4
Jumlah 22 26
232
Persentase
2822
x100=79% 2826
x100=93%
Kriteria Baik Sangat Baik
Rata-rata persentase siklus 86% (Sangat Baik )
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02
233
Kelas : III
Hari/tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berilah tanda ( v ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek Skor 1 Keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dala
pembelajaran
√
- √
3
2 Partisipasi siswa saat
guru menyelesaikan
contoh soal
a. Siswa tanggap dalam
memberikan jawaban
contoh soal
b. Siswa aktif memberikan
masukan jawaban
contoh soal
c. berpikir dalam
memahami contoh soal
√
√
-
3
3 Sikap siswa dalam a. Siswa memberi masukan - 2
234
belajar kelompok terhadap kerja kelompok
b. Siswa aktif berpikir
untuk memecahkan
masalah
c. Siswa mencapai suatu
hasil penyelesaian yang
baik
√ -
Sikap siswa dalam
memperhatikan
pendapat atau jawaban
dari teman maupun
kelompok lain
a. Siswa memberikan
pendapatnya
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
-
3
5 Keaktifan siswa dalam
mengajukan
pertanyaan
a. Siswa memberi
pendapatnya
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
-
3
6 Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
a. Siswa menjawab
mendekati benar
b. Siswa menjawab benar
c. Siswa menjawab benar,
tepat dan jelas
√
-
√
3
7 Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan
pendapat
a. Siswa memberikan
pendapat
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
-
-
-
1
235
8 Sikap siswa dalam
belajar
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
-
-
-
1
Jumlah 19
Kriteria Penilaian: cukup
Kriteria penilaian:
R = Skor tertinggi = 32
T = Skor Terendah = 8
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
n = (T-R) + 1
= (32-8) + 1
= (24) + 1
= 25
Q 1 = 41
( n + 1 )
= 41
( )125+
= 41 ( )26
= 6,2 = 7
= 14
Q 3 = 43
( )1+n
= 43
( )125+
= 43
( )26
236
= 4
78
= 19,5
= 20
= 27
Q 2 = 42
( )1=n
= 42
( )125+
= 42
( )26
= 452
= 13
= 20
Q 4 = 32
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32 A (Sangat Baik) Dikatakan cukup apabila
mencapai jumlah skor 19 20 ≤ Skor < 27 B (Baik)
14 ≤ Skor < 20 C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
237
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02
Kelas : III
Hari/tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berilah tanda ( v ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek Skor
1 Keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
-
-
-
1
238
2 Partisipasi siswa saat
guru menyelesaikan
contoh soal
a. Siswa tanggap dalam
memberikan jawaban
contoh soal
b. Siswa aktif
memberikan masukan
jawaban contoh soal
c. Siswa berpikir dalam
memahami contoh soal
-
√
-
2
3 Sikap siswa dalam
belajar kelompok
a. Siswa memberi
masukan terhadap kerja
kelompok
b. Siswa aktif berpikir
untuk memecahkan
masalah
c. Siswa mencapai suatu
hasil penyelesaian
yang baik
√ √ √
3
4 Sikap siswa dalam
memperhatikan
pendapat atau jawaban
dari teman maupun
kelompok lain
a. Siswa memberikan
pendapatnya
b. Siswa saling
mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
√
4
5 Keaktifan siswa dalam
mengajukan
pertanyaan
a. Siswa memberi
pendapatnya
b. Siswa saling
mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
√
4
6 Keaktifan siswa dalam a. Siswa menjawab √ 4
239
menjawab pertanyaan mendekati benar
b. Siswa menjawab benar
c. Siswa menjawab benar,
tepat dan jelas
√
√
7 Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan
pendapat
a. Siswa memberikan
pendapat
b. Siswa saling
mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
-
-
√
2
8 Sikap siswa dalam
belajar
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
-
-
-
1
Jumlah 21
Kriteria penilaian baik
Kriteria penilaian:
R = Skor tertinggi = 32
T = Skor Terendah = 8
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
n = (T-R) + 1
= (32-8) + 1
= (24) + 1
240
= 25
Q 1 = 41
( n + 1 )
= 41
( )125 +
= 41 ( )26
= 6,2 = 7
= 14
Q 3 = 43
( )1+n
= 43
( )125+
= 43
( )26
= 478
= 19,5
= 20
= 27
Q 2 = 42
( )1=n
= 42
( )125+
= 42
( )26
= 452
= 13
= 20
Q 4 = 32
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32 A (Sangat Baik) Dikatakan baik apabila
mencapai jumlah skor 21 20 ≤ Skor < 27 B (Baik)
14 ≤ Skor < 20 C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
241
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I
Pertemuan I Dan Pertemuan II
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
1 1
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
2 2
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
2 3
4
Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
4 4
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
4 4
6 Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
4 4
7 Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan pendapat
1 2
8 Sikap siswa dalam belajar 1 1
Persentase
3219
x100=59% 3221
x100=66%
Kriteria Cukup baik
Rata-rata persentase siklus 62,5% (Baik )
Kebogadung, 2013
Kolaborator
242
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02
Kelas : III
Hari/tanggal :
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berilah tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
243
No Indikator Deskriptor Cek Skor
1 Keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
-
-
-
1
2 Partisipasi siswa saat
guru menyelesaikan
contoh soal
a. Siswa tanggap dalam
memberikan jawaban
contoh soal
b. Siswa aktif memberikan
masukan jawaban contoh
soal
c. Siswa aktif berpikir
dalam memahami contoh
soal
-
√
-
2
3 Sikap siswa dalam
belajar kelompok
a. Siswa memberi masukan
terhadap kerja kelompok
b. Siswa aktif berpikir
untuk memecahkan
masalah
c. Siswa mencapai suatu
hasil penyelesaian yang
baik
√ - -
2
4 Sikap siswa dalam
memperhatikan
pendapat atau jawaban
dari teman maupun
kelompok lain
a. Siswa memberikan
pendapatnya
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
√
4
5 Keaktifan siswa dalam a. Siswa memberi √ 4
244
mengajukan
pertanyaan
pendapatnya
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
6 Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
a. Siswa menjawab
mendekati benar
b. Siswa menjawab benar c. Siswa menjawab benar, tepat
dan jelas
√
√
√
4
7 Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan
pendapat
a. Siswa memberikan
pendapat
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
-
-
-
1
8 Sikap siswa dalam
belajar
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
√
√
√
4
Jumlah 22
Kriteria penilaian baik
Kriteria penilaian:
R = Skor tertinggi = 32
T = Skor Terendah = 8
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
245
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
n = (T-R) + 1
= (32-8) + 1
= (24) + 1
= 25
Q 1 = 41
( n + 1 )
= 41
( )125+
= 41 ( )26
= 6,2 = 7
= 14
Q 3 = 43
( )1+n
= 43
( )125+
= 43
( )26
= 478
= 19,5
= 20
= 27
Q 2 = 42
( )1=n
= 42
( )125 +
= 42
( )26
= 452
= 13
Q 4 = 32
246
= 20
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32 A (Sangat Baik) Dikatakan baik apabila
mencapai jumlah skor 22 20 ≤ Skor < 27 B (Baik)
14 ≤ Skor < 20 C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS III PADA MATERI PECAHAN
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI SD NEGERI KEBOGADUNG 02
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
Sekolah : SD Negeri Kebogadung 02
Kelas : III
Hari/tanggal :
247
Nama : Catur Wiji Kurniasih
Petunjuk
a. Bacalah dengan cermat indicator keterampilan/aktivitas guru
b. Dalam melakukan penilaian mengacu pada deskriptor yang sudah ditetapkan
c. Berilah tanda ( √ ) pada angka 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan deskriptor
d. Skala penilaian untuk masing-masing descriptor adalah sebagai berikut :
Skor 1 ( jika tidak ada deskriptor yang tampak)
Skor 2 (jika ada I deskriptor yang tampak)
Skor 3 (jika ada 2 deskriptor yang tampak)
Skor 4 (jika ada 3 deskriptor yang tampak)
No Indikator Deskriptor Cek Skor
1 Keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
√
√
√
4
2 Partisipasi siswa saat
guru menyelesaikan
contoh soal
a. Siswa tanggap dalam
memberikan jawaban
contoh soal
b. Siswa aktif memberikan
masukan jawaban contoh
soal
c. Siswa berpikir dalam
memahami contoh soal
√
√
√
4
3 Sikap siswa dalam
belajar kelompok
a. Siswa memberi masukan
terhadap kerja kelompok
b. Siswa aktif berpikir
untuk memecahkan
masalah
√
√
4
248
c. Siswa mencapai suatu
hasil penyelesaian yang
baik
√
4 Sikap siswa dalam
memperhatikan
pendapat atau jawaban
dari teman maupun
kelompok lain
a. Siswa memberikan
pendapatnya
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
√
4
5 Keaktifan siswa dalam
mengajukan
pertanyaan
a. Siswa memberi
pendapatnya
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
√
4
6 Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan
a. Siswa menjawab
mendekati benar
b. Siswa menjawab benar
c. Siswa menjawab benar,
tepat dan jelas
√
√
√
4
7 Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan
pendapat
a. Siswa memberikan
pendapat
b. Siswa saling mengoreksi
c. Siswa menghasilkan
keputusan yang baik
√
√
√
4
8 Sikap siswa dalam
belajar
a. Siswa aktif dalam
pembelajaran
b. Siswa tanggap dalam
pembelajaran
c. Siswa kreatif dalam
pembelajaran
√
√
-
3
Jumlah 31
249
Kriteria penilaian sangat baik
Kriteria penilaian:
R = Skor tertinggi = 32
T = Skor Terendah = 8
Skor diurutkan dari terendah ke tertinggi
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32.
n = (T-R) + 1
= (32-8) + 1
= (24) + 1
= 25
Q1 = 41
( n + 1 )
= 41
( )125 +
= 41 ( )26
= 6,2 = 7
= 14
Q 3 = 43
( )1+n
= 43
( )125 +
= 43
( )26
= 478
= 19,5
= 20
= 27
250
Q 2 = 42
( )1=n
= 42
( )125 +
= 42
( )26
= 452
= 13
= 20
Q 4 = 32
Keterangan
Jumlah Skor Nilai Indikator Keberhasilan
27 ≤ Skor ≤ 32 A (Sangat Baik) Dikatakan sangat baik apabila
mencapai jumlah skor 31 20 ≤ Skor < 27 B (Baik)
14 ≤ Skor < 20 C (Cukup)
8 ≤ Skor < 14 D (Kurang)
Kebogadung, 2013
Kolaborator
Dwi Apriyanah
Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus II
Pertemuan I Dan Pertemuan II
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
1 4
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
3 4
3 Sikap siswa dalam belajar 3 4
251
kelompok 4
Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
4 4
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
4 4
6 Keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan
4 4
7 Keaktifan siswa dalam
mengeluarkan pendapat
2 4
8 Sikap siswa dalam belajar 1 3
Persentase
3222 x100=69%
3231 x100=97%
Kriteria Baik Sangat baik
Rata-rata persentase siklus 83% (Sangat baik)
Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan CTL Siklus I Pertemuan I
No
Indikator Skor Jumlah
Rata-rata
% Kiteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam
4 2 3 4 4 3 2 4 4 30 3,3 83 Baik sekali
252
mengikuti pelajaran
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
2 3 3 2 2 3 3 3 2 23 2,5 63 kurang
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 2 3 2 2 4 2 3 26 2,8 72 Cukup
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
3 4 4 2 1 4 3 4 2 27 3 75 Cukup
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
2 3 3 2 3 3 2 1 3 22 2,4 61 kurang
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 2 3 3 4 2 2 3 4 27 3 75 Cukup
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
3 3 3 2 3 3 2 1 2 22 2,4 61 Kurang
8 Sikap siswa dalam belajar
3 3 3 3 2 2 2 3 3 24 2,6 66 Kurang
Jumlah skor 25 24 24 21 21 22 19 21 23 Porsentase Aktivitas Siswa 32
200X 100% = 62%
Kriteria Kurang
Hasil Pengamatan aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan CTL Siklus I Pertemuan II
No
Indikator Skor Jumlah
Rata-rata
% Kiteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 2 3 4 4 3 2 4 4 30 3,3 83 Baik sekali
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan
3 4 4 3 3 4 4 4 3 32 3,5 88 Baik
253
contoh soal
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 4 4 2 3 4 4 4 33 3,6 92 Baik sekali
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
3 4 4 2 1 4 3 4 2 27 3 75 Cukup
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
3 4 4 3 4 4 3 2 4 31 3,4 86 Baik sekali
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 3 3 3 2 3 3 4 4 29 3,2 80 Baik
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
3 3 3 2 3 3 2 1 2 23 2,5 63 kurang
8 Sikap siswa dalam belajar
4 4 4 4 3 3 3 4 4 33 3,6 91 Baik sekali
Jumlah skor 28 28 29 25 24 26 23 26 27 Porsentase Aktivitas Siswa 32
236X 100% = 73%
Kriteria Cukup
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan CTL Siklus II Pertemuan I
No
Indikator Skor Jm Rata-rata
% Kriteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 2 3 4 4 3 2 4 4 30 3,3 83 Baik
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
4 4 4 4 3 4 4 4 3 34 3,2 94 Baik sekali
254
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 4 4 3 3 4 4 4 28 3,1 77 Cukup
4 siswa dalam Sikap memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
4 4 4 2 2 4 3 4 2 29 3,2 80 Baik
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
3 4 4 3 4 4 3 3 4 32 3,5 88 Baik sekali
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 3 3 3 2 3 3 4 4 29 3,2 80 Baik
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
3 3 3 2 3 3 2 1 3 23 2,5 63 Kurang
8 Sikap siswa dalam belajar
4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 3,6 91 Baik sekali
Jumlah skor 30 28 29 26 25 28 25 20 28 Porsentase Aktivitas Siswa 32
239X 100% = 75%
Kriteria Baik
Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan CTL Siklus II Pertemuan II
No
Indikator Skor Jumlah
Rata-rata
% Kriteria
Adt Ars Krn Ptri Amr Nbl Amr Nur Spa
1 Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
4 4 3 4 4 3 3 4 4 33 3,6 91 Baik sekali
2 Partisipasi siswa saat guru menyelesaikan contoh soal
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 100 Baik sekali
3 Sikap siswa dalam belajar kelompok
4 4 4 4 3 4 4 4 4 32 3,5 88 Baik sekali
4 siswa dalam Sikap
4 4 4 3 3 4 4 4 4 34 3,7 94 Baik sekali
255
memperhatikan pendapat atau jawaban dari teman maupun kelompok lain
5 Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan
4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 3,8 87 Baik sekali
6 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
4 4 4 3 3 4 4 4 4 34 3,7 94 Cukup
7 Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat
4 4 4 4 4 4 4 3 4 32 3,5 88 Baik sekali
8 Sikap siswa dalam belajar
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 100 Baik sekali
Jumlah skor 32 32 31 30 29 31 30 31 32 Porsentase Aktivitas Siswa 32
278X 100% = 88%
Kriteria Baik Sekali
Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan I
Hari, Tanggal : Jum’at, 7 Desember 2012
Pokok Bahasan : Menyajikan Gambar dengan Menuliskan
Pecahan
Kelas / Semester : III / II
Fokus Kegiatan Deskripsi Makna
Pada kegiatan inti Siswa dapat menyajikan
gambar dengan
menuliskan pecahannya
Ada siswa yang dapat
menuliskan pecahan 43
atau dapat ditulis
dengan tiga perempat
256
dengan media atau alat.
Melalui pemberian
masalah yang diberikan
oleh guru
Siswa mengerti bahwa
dalam penyajian gambar
siswa mengerti
menuliskan pecahannya
Ada siswa yang dapat
menentukan pecahannya
tanpa alat peraga.
Pemberian kesempatan
bertanya kepada siswa
Ketika guru memberikan
kesempatan bertanya
kepada siswa mengenai
materi yang sedang
dipelajari sebagian siswa
menjawab dengan maju
kedapan dengan
menuliskan pecahannya.
Ada beberapa siswa
yang diam saja, tidak
berani bertanya ketika
mereka belum paham
Belajar kelompok Pada waktu belajar
kelompok ada siswa
yang sudah jelas namun
tidak bersedia
memberikan penjelasan
kepada temannya yang
belum jelas
Masih ada siswa yang
bersifat individual tidak
mau bekerjasama
dengan teman satu
kelompoknya.
257
Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan II
Hari , Tanggal : Sabtu. 8 Desember 2012
Pokok Bahasan : Membilang Pecahan dengan kata-kata
Kelas / Semester : III / II
Fokus Kegiatan Deskripsi Makna
Apersepsi Ketika guru mengapersepsi
terjadi tanya jawab antara guru
dengan siswa beberapa siswa
mampu menjawab pertanyaan
guru ada juga yang diam saja
Ada interaksi antara
guru dengan siswa
maupun siswa dengan
siswa sudah berani
menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
Pengguanaa
media
Dalam pembelajaran siswa
menggunakan media
pembelajaran yang bervasiasi,
cara melipat kertas antara
siswa yang satu dengan siswa
Siswa memilih media
dan menggunakannya
secara bervariasi
258
yang lain.
Belajar kelompok Guru berkeliling keseluruh
penjuru kelas untuk mengamati
jalannya diskusi.
Guru memperhatikan
semua kelompok tidak
hanya pada salah satu
kelompok saja
Mengerjakan
lembar evaluasi
Ada siswa yang terlambat
mengumpulkan lembar
evaluasi, padahal waktu
mengerjakan sudah habis.
Masih ada siswa yang
tidak disiplin waktu
Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan I
Hari , Tanggal : Jum’at , 14 Desember 2012
Pokok Bahasan : Melakukan Operasi PenjumlahanPecahan Biasa
Berpenyebut Tidak Sama
Kelas / Semester : III / II
Fokus Kegiatan Deskripsis Makna
Pembentuakan
kelompok
Guru mengubah anggota
kelompok yang berada
dengan pertemuan-
pertemuan sebelumnya.
Guru mengubah strategi
dalam pembentukan
kelompok.
Tanya Jawab
dengan siswa
Guru mengadakan tanya
jawab dengan siswa,
jawaban siswa yang satu
berbeda dengan yang
Ketika guru memberikan
permasalahan kepada
siswa, siswa mampu
menyelesaikannya dengan
259
lain, namun pada
dasarnya jawabanmereka
semua benar
cara mereka masing-
masing
Belajar kelompok Siswa mau bekerjasama
dengan teman satu
kelompoknya dengan
baik meskipun anggota
kelompoknya telah
diubah oleh guru
Siswa sudah terbiasa
bekerjasama dalam
kelompok
Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan II
Hari , Tanggal : Sabtu , 15 Desember 2012
Pokok Bahasan : Melakukan Operasi pengurangan Pecahan
Campuran Berpenyebut Tidak Sama
Kelas / Semester : III / II
Fokus Kegiatan Deskripsi Makna
Penjelasan oleh guru Guru memberikan
permasalahan dan sebagai
model dalam peragaan
penyelesaian permasalahan
Siswa sudah berani
bertanya ketika mereka
kurang jelas tentang
materi yang dipelajari
260
tersebut. Ketika guru
menjelaskan ada sebagian
siswa yang belum paham
dan mereka ingin guru
mengulangi penjelasan yang
disampaikan
Belajar kelompok Masing-masing kelompok
berebut maju ke depan
melaporkan hasil diskusi
Siswa sudah berani
menyampaikan pendapat
atau melaporkan hasil
diskusi
FOTO PENELITIAN
Guru sedang menggunakan benda konkret
(Roti Padi Mas) sebagai media peraga pembelajaran
261
Guru menggunakan alat peraga roti padi mas
yang dibelah menjadi dua
262
Guru Sedang Menerangkan Tentang Pecahan
Dengan menggunakan kertas Lipat
Siswa menjadi model pembelajaran
263
Antusias siswa sedang mengerjakan LKS
Guru sedang berkeliling ke semua penjuru kelas
untuk melihat jalannya mengerjakan LKS
264
LAMPIRAN
CATATAN LAPANGAN
265
266
CATATAN LAPANGAN
SIKLUS I
Tanggal : 03 Desember 2012
Kelas / semester : III (tiga) / II (dua)
Tema : Pengalaman
Alokasi waktu : 3x35 menit (1 x pertemuan)
Petunjuk : Catatan kondisi pembelajaran sesuai dengan kenyataan
Pada siklus I, ada beberapa siswa berbuat gaduh seperti Adt, Ars, Kris
mereka berlarian di dalam kelas dan tidak mau duduk dengan tertib ketika guru
menjelaskan. Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran pemecahan
sehingga siswa terkesan kaku dalam pembelajaran. Siswa masih mempunyai rasa
malu dalam menjawab pertanyaan guru, sehingga partisipasi siswa dalam
pembelajaran masih kurang.
Ketika kegiatan pembagian kelompok berlangsung, kondisi kelas menjadi
gaduh karena ada beberapa siswa yang tidak mau berkelomok karena dia masih
267
memilih teman. Pada saat berkelompok hanya beberapa anggota saja yang tanggap
dan mau berpartisipasi, sehingga siswa yang berdiskusi, siswa belum berani
menyampaikan sehingga guru harus meminta siswa untuk maju.
Saat mengerjakan evaluasi, sebagian besar siswa tidak tertib dalam
mengumpulkan jawaban. Siswa meminta tambahan waktu mengerjaan, karena guru
kurang menginformasikan waktu yang digunakan dalam pengerjaan evaluasi.
Brebes, 03-12-2012
Observer
Dwi Apriyanah
268
CATATAN LAPANGAN
SIKLUS II
Tanggal : 09 Deember 2012
Kelas / Semester : III (tiga) / II (dua)
269
Tema : Kegiatan
Alokasi waktu : 3 x 35 menit
Petunjuk : Catatlah kondisi pembelajaran sesuai dengan kenyataan
Pada siklus dua, siswa mulai tenang dan tertib dalam pembelajaran. Guru
mengkondisikan siswa yang gaduh dengan cara diberi pengarahan. Siswa sudah mulai
memahami dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Saat guru untuk meminta
memahami masalah, siswa sudah paham dengan apa yang dimaksudkan oleh gurunya.
Siswa berpartisipasi dalam pembelajaran, dengan bersedia maju untuk
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan kemauan sendiri. Saat kegiatan
diskusi, kondisi kelas membaik dibanding dengan siklus satu. Siswa langsung berkumpul
dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Siswa mengerjakan dengan tenang
dan jika mengalami kesulitan bertanya kepada guru.
Dalam menarik kesimpulan tentang materi pembelajaran, siswa berpartisipasi.
Siswa mampu memahami apa yang telah dipelajari. Pengerjaan evaluasi berjalan dengan
tertib. Dalam mengerjakan diskusi siswa lancar, semua siswa aktif. Guru memantau dan
membimbing jalannya diskusi, dan setiap kelompok secara bergantian menyampaikan
hasil diskusi di depan kelas. Siswa yang awalnya kurang aktif sudah bisa beradaptasi
untuk mengikuti aktif dalam belajar kelompok.
270
Brebes, 09 Desember 2012
Observer
Dwi apriyanah
271
LAMPIRAN
SURAT IJIN TELAH MELAKSANAKAN
PENELITIAN
272
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN JATIBARANG
SEKOLAH DASAR NEGERI KEBOGADUNG 02
Alamat : Desa Kebogadung Kec. Jatibarang – Kab. Brebes 52261
SURAT IJIN PENELITIAN
Nomor : 800 / 28 / 2012
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala SD Negeri Kebogadung 02
kecamatan Jatibarang Brebes telah memberikan ijin kepada:
Nama : Catur Wiji Kurniasih
NIM : 1401910043
Jurusan : PGSD
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Universitas : UNNES
Untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Kebogadung 02 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebesguna penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan aktivitas
BREBES
273
dan hasil belajar siswa kelas III pada materi pecahan melalui pendekatan CD Interaktif di
SD Negeri Kebogadung 02 Jatibarang Brebes”
Demikian surat penelitian izin ini di buat agar dapat dipergunakan sebagaiana
semestinya.
Brebes, 03 April 2013
Kepala SD Negeri Kebogadung 02
SOLIKHIN,S.Pd
NIP. : 19600813 198304 1 002