penilaian tindakan kelas pemahaman perspektif
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kreativitas merupakan salah satu life skill yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena kreativitas manusia dapat melahirkan penciptaan besar
mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya yang dapat
memberikan dampak positif bagi perkembangan kualitas pemenuhan kebutuhan
manusia khususnya atas asas keindahan.
Kreativitas tidak hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras
yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah merupakan variabel
pengganggu untuk keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga
berhasil. Orang yang kreatif menggunakan semua pengetahuan yang dimilikinya dan
membuat lompatan yang memungkinkan, mereka memandang segala sesuatu dengan
cara-cara yang baru. Gordon Dryden (2000: 185) dalam buku Revolusi Cara Belajar
mengatakan bahwa ,” Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak
ada elemen baru. Yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru.”
Meningkatkan kreativitas merupakan bagian integral dari kebanyakan program
untuk anak berbakat. Jika kita tinjau program atau sasaran belajar siswa, kreativitas
biasanya disebut sebagai prioritas, kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan
baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia.
Salah satu kendala konseptual utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian
kreativitas sebagai sifat yang diturunkan/ diwariskan oleh orang yang berbakat luar
biasa atau genius. Kreativitas, disamping bermakna baik untuk pengembangan diri
maupun untuk pembangunan masyarakat juga merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling
tinggi bagi manusia (Maslow, 1968).
1
Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan kreativitas (daya cipta)
hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu dilingkungan keluarga sebagai tempat
pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra sekolah. Kreativitas perlu dipupuk,
dikembangkan dan ditingkatkan, disamping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri
lain yang menunjang pembangunan.
Begitu pula pada bidang pembelajaran Seni Rupa, kreativitas siswa merupakan
salah satu elemen penting dalam penguasaan dan penciptaan suatu karya. Selain itu
kreativitas yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap segala aspek perkembangan
siswa didik. Kreatifitas siswa dapat tercipta dari pengalaman – pengalaman formal
dan informal, akademis dan non akademis. Dalam pembelajaran Seni Rupa ingatan
dan pembelajaran pengalaman itu disebut pengalaman artistik dan pengalaman estetik,
Maka atas latar belakang diatas peneliti mengambil judul “PENERAPAN
PEMAHAMAN TENTANG GAMBAR PERSPEKTIF SISWA KELAS IX E SMPN
3 MADIUN TERHADAP KREATIFITAS BERKARYA SENI YANG
MEMAKSIMALKAN UNSUR DAN PRINSIP SENI RUPA” untuk melakukan
penelitian tindakan kelas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut. Selanjutnya dapat
dirumuskan dari masalah sebagai berikut:
1. Apakah pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas IX E SMPN 3
Madiun berpengaruh terhadap kreativitas berkarya seni dengan memaksimalkan
unsur dan prinsip seni ?
2. Bagaimana pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas IX E SMPN 3
Madiun berpengaruh terhadap kreativitas berkarya seni dengan memaksimalkan
unsur dan prinsip seni ?
2
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban masalah yang akan
diteliti dalam penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas IX
E SMPN 3 Madiun berpengaruh terhadap kreativitas berkarya seni dengan
memaksimalkan unsur dan prinsip seni.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas
IX E SMPN 3 Madiun berpengaruh terhadap kreativitas berkarya seni dengan
memaksimalkan unsur dan prinsip seni.
D. Metode
a) Tujuan khusus penelitian.
Sesuai dengan yang telah ditentukan pada pendahuluan penelitian ini
bertujuan untuk mengupas dan menemukan hubungan antara pemahaman tentang
gambar perspektif siswa kelas IX E SMPN 3 Madiun mampu meningkatkan
kreativitas dan kemauan mengembangkan ide serta gagasan siswa. Sehingga siswa
memiliki motivasi dalam meningkatkan kemauan belajarnya terutama dalam
bidang Seni Budaya.
b) Subjek dan waktu penelitian.
Sesuai masalah yang dikaji, peneliti mengambil subyek penelitian siswa
kelas IX E pada mata pelajaran Seni Budaya SMPN 3 Madiun, yang berjumlah 32
siswa dengan terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Penelitian dilakukan saat pembelajaran Seni Budaya dilaksanakan, yaitu
pada tanggal 28 Agustus dan 4 September 2012
3
c) Metode pengumpulan data.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang – orang tersebut dalam
bahasannya dan dalam peristilahannya. Kirk dan Miller yang dikemukakan oleh
(Moleong 2006:4).
Untuk memperoleh data secara lengkap dan akurat , maka peneliti juga
harus menggunakan beberapa metode, diantaranya:
1. Populasi, yaitu merupakan keseluruhan obyek penelitian yang mungkin
berupa berupa manusia, gejala, benda-benda, pola, sikap, tingkah laku,
dan sebagainya yang menjadi penelitian.
Sedangkan menurut Arikunto (1996 : 15), populasi adalah seluruh obyek
penelitian.
2. Sampel
Karena populasi yang dijadikan subyek penelitian terlalu banyak, siswa
SMPN 3 Madiun kelas IX E dijadikan sampel penelitian.
Karena Arikunto (1996: 123) berpendapat bahwa apabila dalam penelitian
ada seratus orang atau kurang dari jumlah itu dipakai semua, tetapi jika
lebih, dapat dipakai 10%, 15 %, 20%, atau 25%nya.
3. Observasi Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan berdasarkan
realitas yang ada. Dikarenakan penulis merupakan mahasiswa jurusan Seni
Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya, maka hal ini
semakin memudahkan penulis untuk melakukan observasi.
4. Penugasan.
4
E. Manfaat Penulisan
Terkait dengan hal tersebut, maka untuk mengetahui betapa pentingnya
kegunaan penelitian sebagaimana permasalahan yang dikemukakan, diharapkan
mempunyai dua nilai guna.
a. Manfaat teoritis.
Sebagai karya tulis ilmiah yang merupakan aplikasi dari teori-teori pembelajaran
metode penelitian dalam perkuliahan.
b. Manfaat praktis.
1. Bagi Siswa
Sebagai motivasi untuk meningkatkan minat belajar terhadap pelajaran
Kesenian.
2. Bagi Pengajar/ Guru Kesenian.
Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi
dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya, sehingga lebih profesional.
3. Bagi Peneliti.
Hal ini tentu menjadi pengalaman yang signifikan bagi peneliti dalam
pengaplikasian teori-teori yang didapatan didalam bangku perkuliahan.
F. Rumusan Hipotesis
Pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas IX E SMPN 3
Madiun kelas IX E terhadap kreatifitas berkarya pada mata pelajaran seni
budaya sangat di harapkan pengaruhnya. Karena siswa akan lebih mengerti
dan aktif dalam proses pembelajaran seni budaya selain itu dapat
mengembangkan potensi dalam proses belajar siswa.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Seni
Seni adalah proses fundamental kemanusiaan. Setiap masyarakat dari yang
paling primitif sampai masyarakat yang paling modern mengekspresikan dirinya
melalui seni (Lowenfeld, 1982:3).H
Herberd Reed dan Lowenfeld (1982) menyatakan seni pada dasarnya sulit
untuk dipahami dan dijelaskan dengan fakta. Secara fundamental seni merupakan
organik dan fenomena yang dapat diukur, misalnya: pernafasan yang memiliki elemen
ritmik, elemen ekspresi bicara. Seni memiliki dua prinsip, yaitu: prinsip bentuk dan
keaslian, yang mana bentuk adalah fungsi persepsi dan keaslian adalah fungsi
imajinasi
Muharam (1991) menyatakan seni atau kesenian secara umum dikenal sebagai
rasa keindahan umumnya dan rasa keharuan khususnya yang melengkapi
kesejahteraan hidup. Lebih lanjut Depdikbud (1983) membatasi seni adalah segala
perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga
dapat menggerakkan perasaan manusia.
Menurut Profesor Bruyne, seni adalah perpaduan perasaan dan pengetahuan
yang disebut intuisi atau perasaan yang matang yang lahir dengan sendirinya dan
diwujudkan dalam bentuk karya seni nyata.
. Dengan demikian seni merupakan karya manusia yang melibatkan ide,
gagasan, gerak hati, perasaan, pikiran, membuat, menyusun, memproses sehingga
menghasilkan satu ujud visual yang memiliki nilai keindahan dan menimbulkan
perasaan.
B. Cabang – Cabang Seni
Dalam hal ini bidang yang kita hadapi adalah seni rupa. Disamping itu seni memiliki
cabang-cabangnya yang lain, yaitu : Seni musik atau Seni suara dengan menyusun
nada-nada yang dapat dinikmati melalui indra pendengaran, Seni tari atau Seni gerak
menggunakan medium gerakan media badan menggunakan anggota badan sang
penari itu sendiri, dan Seni rupa adalah cabang seni yang mengekspresikan
6
pengalaman artistik manusia lewat objek-objek dua dimenssi dan tiga dimensi yang
memakan tempat dan tahan akan waktu. Sifat Seni rupa yang tahan waktu, merupakan
kelebihan Seni rupa dari cabang-cabang seni lainnya.
1. Seni rupa mempunyai banyak sekali terdapat variasi media dan teknik. Dengan
beragamnya teknik dan media yang dapat digunakan dalam Seni rupa,
mengakibatnya timbulnya ranting-ranting seni diantara lain.
2. Seni lukis adalah suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam
bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna.
3. Seni illustrasi adalah seni gambar atau lukis yang diabadikan untuk kepentingan
lain, yaitu memberikan penjelasan atau mengiringi suatu pengertian, seperti cerita
pendek dimajalah atau uraian tentang penampang pohon dalam materi Biologi.
4. Seni patung adalah bagian dari Seni rupa yang merupakan pernyataan pengalaman
artistik lewat bentuk-bentuk tiga dimentional. Walaupun ada yang bersikap seni
pakai, tetapi pada galibnya Seni patung adalah Seni murni. Seni patung tempat
benar-benar berada didalam ruang sehingga dapat dipandang dari semua arah.
Dalam Seni patung tidak ada perspektif seperti halnya dalam Seni lukis. Dalam
Seni lukis perspektif dipakai untuk menggambarkan kesan ruang, artinya ruang
yang ada dalam lukisan itu adalah semua atau tidak sungguh-sungguh. Sekalipun
demikian ada golongan Seni patung yang masih memerlukan perspektif, yaitu
Seni relief.
5. Interior merupakan Seni dekorasi yang mempersoalkan bagian dari seni arsitektur
yaitu tata rias ruang-ruangnya, bagaimana agar suatu bangunan menjadi lebih
nyaman ditempati. Hiasan-hiasan dalam dekorasi ada yang semata-mata bersifat
dekoratif, dan ada juga yang memikul beban atau tugas lain(memiliki kegunaan
tertentu yang praktis sifatnya).
6. Sebagai bagian dari arsitektur, maka ilmu-ilmu yang dipakai merencanakan
sebuah bangunan seperti diatas juga harus diterapkan disini, oleh karena itu secara
ideal sebaiknya seorang arsitek bekerjasama dengan dekorator dalam
merencanakan suatu bangunan. Pada luar bangunan juga harus ada yang
menangani, yaitu seorang ahli gardening atau ahli taman dalam bentuknya yang
lebih luas berkembang menjadi arsitektur lanskap.
7. Seni printing atau sering di sebut Seni grafis, Seni ini tumbuh dari usaha untuk
memperbanyak hasil seni yang dua dimensional. Seni grafis merupakan cabang
seni yang dimanfaatkan untuk berkomunikasi secara visual, misalnya untuk iklan
7
yang bertugas menawarkan atau mempengaruhi pendapat umum. Oleh karena itu
cabang seni ini banyak berorientasi kepada ilmu jiwa, khususnya ilmu jiwa sosial.
8. Dalam perkembangannya seni printing bergeser dari fungsinya, dimana cabang
seni ini tidak lagi mempunyai tugas untuk memperbanyak hasil, melainkan
sekedar untuk memperoleh efek gambar yang lain lagi. Oleh karena itu seni
printing ini adalah salah satu medium ekspresi dan bukan semata-mata merupakan
alat untuk memperbanyak hasil seni rupa.
9. Seni kriya adalah cabang seni rupa yang sangat memerlukan
kekriyaan(craftmanship) yang tinggi seperti : Seni ukir kayu, Seni keramik,
anyaman, batik dan masih banyak lagi. Sesungguhnya pada zaman dahulu semua
seni adalah seni kriya. Tetapi dalam perkembangan zaman cabang-cabang seni
yang lebih ekspresif, yang murni estetik dan kurang mementingkan kekriyaan
yang tinggi telah memisahkan diri. tetapi karena desakan kemajuan industri Seni
kriya ini berpindah fungsi dari Seni terapan ke Seni murni. hal ini menunjukkan
bahwa para pembuat dapat membuat hasil yang mempunyai fungsi yang baik dan
nilai seni yang tinggi sehingga dapat digunakan dalam dekoratif.
C. Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu bentuk kesenian yang mempergunakan
medium rupa sebagai medium ungkapnya. Menurut P. Mulyadi (2000) seni rupa
diartikan sebagai suatu cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistic
manusia lewat obyek-obyek dua dimensional yang memerlukan ruang dan waktu.
Seni rupa dibagi menjadi dua yaitu seni terapan atau yang lebih dikenal dengan desain
dan seni murni.
Seni Rupa Salah satu cabang dari seni adalah seni rupa yang memiliki peranan
yang cukup penting didalam kehidupan manusia. Seni rupa merupakan salah satu
bentuk dari seni yang mengacu pada bentuk visual atau sering disebut bentuk
perupaan, yang merupakan susunan atau komposisi atau satu kesatuan dari unsur-
unsur rupa, yang mewarnai budaya manusia. Ia memiliki misi tersendiri, seperti juga
dengan bidang kesenian lainnya. Secara umum seni rupa menciptakan lingkungan
rupa yang lebih baik bagi manusia.
Istilah “seni rupa” bila diterjemahkan ke dalam bahasa inggris akan didapat
pengertian “visual art” (rupa dekat dengan pengertian visual). Namun bila definisi
“seni rupa” dalam kamus umum bahasa Indonesia (sampai terbitannya yang terakhir)
8
dikaji, pengertian yang didapat ternyata tidak bersangkut paut dengan pengertian
visual art. Definisi “seni rupa” dalam kamus umum bahasa Indonesia bila
diterjemahkan kedalam bahasa inggris tidak lain adalah “fine art” (Jim Supangkat,
2001: 7). Dengan adanya perbedaan pengertian seni rupa tersebut maka akan
menimbulkan berbagai ragam pemahaman.
Menurut Soedarso (1990) bahwasanya seni rupa merupakan cabang seni yang
mengekspresikan pengalaman artistik manusia lewat obyek dua dan tiga dimensional
yang memakan tempat dan waktu.
D. Unsur Seni Rupa
Unsur-unsur yang menjadi dasar karya seni rupa antara lain adalah titik, garis, bidang,
bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.
1. Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu
wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau
bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan
warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.
2. Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung,
panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah,
spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-
beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut
dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
a. Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada
bidang, warna atau ruang.
3. Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk
sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai
sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.
4. Bentuk
9
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b. Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia,
tumbuhan, dan hewan.
5. Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata,
misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan
(ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.
6. Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun,
meliputi warna merah,
kuning, dan biru.
b. Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning : hijau
merah + biru : ungu
c. Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna
sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan
hitam.
7. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan
benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang
10
berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata
adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu
adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.
8. Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap
bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam.
Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam. Amati
gambar di bawah ini.
E. Prinsip – Prinsip Seni Rupa
Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa,
yaitu:
1. Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan
merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu
sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu
kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda
atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.
2. Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk
maupun warna untuk menciptakan keselarasan.
3. Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang
berlawanan.Perbedaan yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan
memberikan kesan yang tidak monoton.
4 Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus.
Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis,
susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan
peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi
pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang
harmonis.
5. Gradasi
11
Gradasi adalah penyusunan warna berdasar kantingkat perpaduan berbagai warna
secara berangsur-angsur.
6. Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian
lainnya secara
keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek
dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang
dekat maupun yang jauh letaknya.
7. Keserasian
Keserasian merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur rupa
walaupun
berasal dari berbagai bentuk yang berbeda. Tujuan keserasian adalah menciptakan
keselarasan dan
keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda.
8. Komposisi
Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya
menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.
9. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian
rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.
10. Aksentuasi
Aksentuasi adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang
ada di sekitamya
F. Gambar Perspektif
. Gambar perspekti merupakan gambar yang berasumsi bahwa mata penggambar bertemu dalam satu titik, meski garis tersebut terkesan sejajar. Hingga sebuah gambar benda/ruang terkesan tiga dimensi. Tiga unsur utama dalam gambar perspektif adalah; panjang lebar, dan kedalaman.
Gambar perspektif dapat diartikan sebagai metode geometric yang dapat di pakai untuk memproyeksikan bidang lukisan dengan cara yang hampir sama dengan fotografi. dibawah ini adalah empat
Menurut Leonardo da Vinci, perspektif adalah sesuatu yang alami yang menampilkan yang datar menjadi relative dan yang relative menjadi datar.
12
Perspektif adalah suatu system matematikal untuk memproyeksikan bidang tidak dimensi ke dalam bidang dua dimensional, seperti kertas atau kanvas. Kata “perspektif” berasal dari bahasa Italia, “prospettiva” yang berarti “gambar pandangan”
Prinsip ilmu menggambar perspektif ini benda yang kita lihat dalam suatu pandangan mata, apabila kedudukannya semakin jauh akan semakin kecil dari ukuran benda sebenarnya. Dan apabila benda yang kita lihat jauh tak terhingga maka akan kelihatan satu titik. Titik tersebut dinamakan titik lenyap, dalam pandangan tak terhingga semua benda akan merupakan titik–titik yang berderet mendatar dan terletak pada satu garis lurus mendatar setinggi mata kita, garis ini disebut horizon.
Jenis perspektif
Menurut Giesecke, gambar perspektif dapat dikelompokkan memnurut jumlah titik hilang yang dibutuhkan, diantaranya.
a. Perspektif dengan satu titik hilang Paralel perspektif (perspektif sejajar). Gambar ditempatkan sejajar dengan bidang proyeksi dan seolah-olah
gambar terfokus kesatu titik tertentu, baik di dalam maupun di luar bidang gambar atau hanya satu titik hilang yang dibutuhkan.
b. Perspektif dengan dua titik hilang Anguler perspektifGambar yang mempunyai satu pasang tepi sejajar tegak dan tidak
memiliki titik hilang, semantara dikedua pasang lain memiliki titik hilang atau gambar seolah-olah terfokus pada kedua titik tertentu, baik di dalam maupun di luar bidang gambar atau terdapat dua titik hilang yang dibutuhkan.
c. Perspektif dengan tiga titik hilang Oblique perspektifGambar dilihat dari sudut yang lebih tinggi atau lebih rendah, sehingga tidak satupun
dari tepi utamanya sejajar dengan bidang gambar. Maka setiap pasangan tepi sejajar
dari ketiga pasangan itu akan memiliki tiga titik hilang.
G. Pemahaman Gambar Perspektif
Dalam pemahaman gambar perspektif, ada unsur-unsur yang harus diketahui
dan dimengerti terlibih dahulu. Beberapa nsur-unsur dari gambar perspektif yang
harus dimengerti antara lain yaitu titik, garis, bidang, bentuk, dimensi,komposisi, dan
gelap terang. Pemahaman ini berlangsung dengan proses bertahap. Hal ini dapat
dirasakan fungsi dan keuntungannya ketika kreator seni membuat karya seni
(berproses), dalam prosesnya kreator akan sangat membutuhkan pemahaman tentang
13
bidang, bentuk komposisi, dan lain-lain. Konteksnya bisa ditujukan untuk membuat
karya seni dan desain atau juga gambar arsitek.
Pemahaman berarti belajar, berfikir, dan berusaha untuk mengerti dan bisa
baik secara teori maupun praktek mengenai bidang-bidang disiplin ilmu yang telah
diperoleh, dalam konteks ini adalah bidang seni rupa.
H. Peran Seni Dalam Kehidupan Anak
Beberapa peran seni sebagai ujud keindahan memiliki peran:
1. Pemenuhan kebutuhan; Lowenfeld (1982) menyatakan bahwa seni sebagai fundasi
kemanusiaan manusia. Manusia secara sadar dan tidak sadar memiliki potensi
mendasar untuk melakukan penyaluran ide, gagasan, dan gerak hatinya melalui
aktivitas seni.
2. Terapi; Dengan berlaku, mencipta, berkarya, atau menikmati seni manusia dapat
menghibur diri, melepaskan diri dari tekanan-tekanan dalam batinnya, sehingga
jiwanya terpuasi.
3. Ungkapan atau Ekspresi; Dorongan untuk memunculkan pengalaman, keinginan,
pikiran, harapan dan, gagasan membutuhkan perwujudan.
4. Komunikasi; Seni digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan yang ingin
diungkapkan. Pesan akan lebih bertahan lama dan memiliki makna yang lebih luas
dan dalam jika dikemas dalam media ungkap seni.
Lowenfeld dan Brittain (1982) menegaskan peran seni, bahwa memberikan
pengalaman seni yang lebih baik dan benar akan mengembangkan kemampuan-
kemampuan dasar yang meliputi: emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetis, dan
kreativitas.
Selanjutnya Eisener (1972) menyatakan 5 kebenaran pengembangan dan
pengajaran seni pada anak di sekolah:
1. Seni dapat digunakan sebagai dasar membantu mengembangkan pengertian yang
dapat memberi kepuasan berpikir setelah bekerja.
2. Seni mengandung unsur pengobatan yang secara alami. Seni memberikan
kesempatan meredakan emosi yang terkurung dan tak dapat diekspresikan, seni
sebagai ekspresi diri dan dapat mengembangkan kesehatan mental.
3. Berpikir kreatif harus menjadi tujuan utama program pendidikan dan seni tidak
dapat disangkal (hasil riset) memberikan sumbangan signifikan terhadap
perkembangan berfikir kreatif.
14
4. Aktivitas membantu pemahaman bidang kajian lain; banyak studi sosial dan seni
dapat menjadi pembentuk konsep.
5. Seni dapat mengembangkan otot halus yang memperbaiki koordinasi siswa.
I. Kreatifitas
Dalam berbagai studi, criteria kreativitas dibedakan pula ke dalam dua jenis
(Ghiselin, 1963; Shapiro, 1973). Pertama, criteria berdasarkan produk kreatif yang
ditampilkan oleh seseorang selama hidupnya maupun dibatasi hanya ketika ia
menyelesaikan suatu karya kreatif. Kedua, kriteria yang didasarkan pada konsep atau
definisi kreativitas yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator perilaku kreatif.
Amabile (1983) penentuan kriteria kreatifitas menyangkut tiga dimensi yaitu:
1. Dimensi proses à segala produk yang dihasilkan dari proses situ dianggap sebagai
produk kreatif.
2. Dimensi person à sering dikatakan sebagai kepribadian kreatif. Menurut Guilford,
kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif (bakat) dan dimensi non-kognitif (minat,
sikap, dan kualitas tempramental). Menurut teori ini, orang-orang kreatif memiliki
ciri-ciri kepribadian yang signifikan, berbeda dengan orang-orang yang kurang
kreatif.
3. Dimensi produk kreatif à menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya
seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Kriteria ini disebut “kriteria puncak”
dagi kreatifitas karena dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan
kreativitas seseorang.
Dalam berbagai studi, criteria kreativitas dibedakan pula ke dalam dua jenis (Ghiselin,
1963; Shapiro, 1973). Pertama, criteria berdasarkan produk kreatif yang ditampilkan
oleh seseorang selama hidupnya maupun dibatasi hanya ketika ia menyelesaikan suatu
karya kreatif. Kedua, kriteria yang didasarkan pada konsep atau definisi kreativitas
yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator perilaku kreatif.
b. Berkarya
Menurut kamus bahasa indonesia, berkarya adalah mempunyai pekerjaan tetap,
profesi, mencipta ( mengarang, melukis) atau orang yang mencari kepuasan.
15
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Menurut Sutrisno Hadi ( 1944: 4) ” untuk mendapatkan suatu keberhasilan
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka penulis perlu menggunakan
metode yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian.” Metode penelitian
merupakan prosedur dalam suatu penelitian. Metode penelitian juga memberikan
garis- garis yang keras maksudnya adalah agar pengetahuan yang dicapai dari suatu
penelitian dapat memiliki harga ilmiah yang tinggi.
Dengan demikian, maka metode penelitian mengandung petunjuk tentang
bagaimana seseorang melakukan penelitian. Sehingga penelitian memperoleh hasil
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
A. Penyajian Data
Untuk lebih jelasnya, maka akan diuraikan kegiatan penelitian sebagai berikut:
a. Sasaran Penelitian
Populasi : siswa SMPN 3 Madiun.
Sampel : siswa kelas IX E SMPN 3 Madiun.
b. Metode Pengumpulan data
” Metode pengumpulan data mencakup usaha- usaha untuk memperoleh data- data
siswa, menganalisis, menafsir, dan menyimpan data itu.
( Winkel, 1991: 225 )
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto(2002 : 128) alat
pengumpulan data digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes.
Dari macam- macam alat pengumpulan data diatas, maka yang akan dipakai
penulis dalam penelitian yaitu:
16
1. Metode Observasi
Dengan metode observasi, peneliti mengamati proses siswa dalam
berkreatifitas berkarya yang akan memudahkan peneliti untuk melakukan
penskoran.
2. Metode tes
Metode tes pada penelitian ini adalah
Siswa diminta mengisi kuesioner dengan sejumlah pertanyaan untuk
menggali pengalaman siswa terkait dengan seni budaya, khususnya seni rupa.
Praktek membuat gambar dengan pengembangan dari bidang persegi,
lingkaran atau segitiga, yang bertemakan bebas menurut kreatifitas siswanya.
Tahap- tahap pelaksanaan tes praktek ini adalah sebagai berikut:
• Menentukan bidang dasar yang akan digambar
• Pelasksanaan praktikum
• Pengumpulan hasil tes
• Penskoran hasil tes
• Menyusun dan mendata penilaian
a. Pengembangan Instrument
1. Validitas
Pengertian validitas menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 145) adalah ”segala
ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrument.
2. Uji Realibitas
Menurut Suharsimi Arikunto( 2002 : 154) ” Realibitas menunjukkan pada
suatu pengartian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik.”
17
B. Analisis Data
KELAS : IX E SMPN 3 Madiun
18
NO NAMATUGAS TEORI
PRAKTEK I
PRAKTEK II
1 BERLIAN SARASHITA HARIAWAN 88 79 792 ALFUT ALDINANSYAH 75 75 753 ANGGA ADI SUMARSONO 88 77 804 AULIA LISNA SALAFIA 90 76 805 DICKY TRISETYO 93 77 806 ELDA ROSTAMA DWI NUGROHO 93 76 837 BRIYAN DWI SATRIA 75 75 788 DIKA YULIANTO 78 76 839 DAHLU AYUDHYA OKTIARIZQI 88 77 8310 DAMAR FAJARUDIN 75 75 7511 DEVITA NADYA PUTRI 97 77 8212 DWITYA DIRHAMSYAH 81 78 7913 ELSA LAILATUL RAMDANI 81 77 7914 FAIASAL RIZKI HIDAYAT 75 75 7515 FEBBY ERVIN HIBATULLAH 93 77 8316 HERWIN LATIFAN PUTRA PRATAMA 83 77 8317 NURUL ANIS FARIDHA 88 77 7918 NUR HADI 88 77 8319 GADING ARYA PAMUNGKAS 95 77 8020 KRISNA AYU WARDHANI 88 77 8021 MIVCHA DE SAVERNAYA 90 76 7822 MOHAMMAD KELVIN SADHYRA 75 75 7823 MUKHARROMAH 95 78 8024 MUTIARA WIKA PRAMESTI 93 76 7725 RIZKY MEGA AYU AUGUSTINE 88 76 7826 RINO YOGA PRASTYA 81 76 7827 SAKTI MAHARDIKA SURYA DWI 86 76 7928 TRI NOR ROCHMAH 90 76 8029 VARREL CAESAR BIROWO PUTRA 86 75 7830 VINDA NOFIA PUTRI 92 78 8031 VIOLA ALEX SANDRA PUTRI 85 78 8032 WELLA DANY PERMATA 81 77 78
KKM pada mata pelajaran Seni Budaya (seni rupa) adalah 75
Setelah didakan tes dan beberapa penugasan, semua siswa telah faham dan dapat
menempuh materi ini dengan baik. Hasilnya rata-rata nilai siswa pada tes teori sangat
bagus. Dan hasil dari setiap tes praktek yang di berikan, nilai rata-rata siswa mengalami
peningkatan.
19
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas IX E SMPN 3 Madiun
sangat berpengaruh pada kreatifitas penciptaan karya seni mereka, sehingga para siswa
dapat memaksimalkan pengetahuan dan pengalaman mereka untuk mencapai hasil
maksimal dalam menciptakan karya seni yang sesuai dengan prinsip dan unsur seni
rupa.
Pemahaman tentang gambar perspektif siswa kelas IX E SMPN 3 Madiun
menuntun mereka dalam setiap proses untuk lebih berkembang lagi dalam
menciptakan suatu karya.
B. Saran
Laporan ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan demi sempurnanya laporan ini. hasil penelitian ini
diharap guru dan siswa smakin kreatif dalan menciptakan suatu karya seni selain itu
meningkatkan pembelajaran mata pelajaran seni budaya sehingga bisa menjadi lebih
baik.
Hendaknya para pengajar banyak memberikan motivasi dan arahan pada siswa
untuk lebih giat meningkatakan pengalaman artistik dan estetisnya melalui referensi
dan kegiatan terkaitan dengan seni budaya, khususnya seni rupa.
20
DAFTAR PUSTAKA
Marzoeki Kodijat Latifah. 2007.Istilah- istilah Seni. Jakarta: Djamban
Moleong, J Lexy M. A. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.
Setyobudi, dkk. 2006. Seni Budaya untuk kelas VII. Demak : Erlangga
Mudji Sutrisno & Crist Verhaak, Estetika: Filsafat Keindahan, Kanisius, Yogyakarta:
1993
Nanang Ganda Perwira & Dharsono Sony Kartika, Pengantar Estetika, Rekayasa
Sains, Bandung:2004
A.A. M. Djelantik, Estetika Sebuah Pengantar, MSPI, Jakarta:
2004http://buntetpesantren.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=1338:pokok-persoalan-
estetika&catid=24:iptek-dan-kesehatan&Itemid=319
http://www.fsrd.itb.ac.id/?page_id=22
21