penilaian prestasi kerja
DESCRIPTION
prestasi kerjaTRANSCRIPT
![Page 1: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/1.jpg)
Manfaat pengembangan karier
a. Meningkatnya kemampuan karyawan.
Degan pengembangan karier melalui pendidikan dan latihan, akan lebih
meningkat kemampuan intelektual maupun keterampilan karyawan yang
dapat disumbangkan kepada organisasi.
b. Meningkatkan suplay karyawan yang berkemampuan.
Jumlah karyawan yang lebih tinggi kemampuanna dari sebelumnya akan
menjadi bertambah, sehingga memudahkan pihak pimpinan (manajemen)
uuntuk menempatkan dalam job atau pekerjaan yang lebih tepat. Dengan
demikian suplay karyawan yang berkemampuan bertambah dan jelas akan
dapat menguntungkan organisasi.
PENILAIAN PRESTASI KERJA
37. UMUM
Pada dasarnya penilaian prestasi kerja merupakansalah satu faktor kunci
guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Sebab, langkah
mengadakan penilaian prestasi kerja tersebut berarti suatu organisasi telah
memanfaatkan secara baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
Untuk itu semua, memang jelas diperlukan adanya informasi yang “relevant” dan
“reliable” tentang prestasi kerja masing-masing undividu.
Suatu permasalahan yang peerlu kemukakan disini adalah bagaimana suatu
“obyektivitas” penilaian tersebut dapat dicapai dengan baik.itulah suatu
permasalahan yang benar-benar harus dipikirkan dan diperhatikan dalam proses
penilaian prestasi kerja seseorang. Sehingga harus dihindarkan adanya “lika” atau
“dislike” dari team penilai. Suatu hal yang tidak mudah pelaksanaannya dlam
pabrik.
38. PENGERTIAN DAN MANFAAT PENILAIAN PRESTASI KERJA
Penilaiaan prestasi kerja adalah suatu proses yang bertujuan untuk
mengetahui atau menambahi tingkat kinerja karyawan dibandingkan dengan
tingkat kerja dengan karyawan lainnya atau dibandingkan dengan standar yang
![Page 2: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/2.jpg)
telah ditetapkan. Apabila penilaian kinerja tersebut dilaksanakan dengan baik
tertib dan benar, dapat membantu meningkatkan motivasi kerja sekaligus juga
meningkatkan loyalitas organisasi organisasional dari para karyawan.
Dalam penilaian karyawan dengan demikian, sasaran yang menjadi obyek
penilaian antara lain adalah kecakapan dan kemampuan pelaksanaan tugas yang
diberikan, penampilan dalam pelaksanaan tugas, ketegaran jasmani maupun
rohaninya selama bekerja dan sebagainya.
Manfaat. Menurut Drs. T. Hani Handoko terdapat 10 (sepuluh) manfaat
yang dapat dipetik dari penilaian prestasi kerja tersebut sebagai berikut :
a. Perbaiakn Prestasi Kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan
karyawan, manajer dan departemen personalia dapat memperbaiki kegitan-
kegiatan mereka demi perbaikan prestasi kerja.
b. Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi. Evaluasi prestasi kerja membantu para
pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan
bentuk kompensasi lainnya.
c. Keputusan-keputusan Penempatan. Promosi, transfer dan demosi (penurunan
jabatan) biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya.
Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
d. Kebutuhan-kebutuhan Latihan dan Pengembangan. Prestasi kerja yang jelek
mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga, prestasi yang baik
mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
e. Perencanaan dan pengembangan Karier. Umpan balik prestasi keja seseorang
karyawan dapat mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur
karier tertentu yang harus dititi.
f. Penyimpangan-penyimpangan Proses Staffing. Prestasi kerja yang baik atau
jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen
personalia.
![Page 3: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/3.jpg)
g. Ketidakakuratan Informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin
menunujukkan kesalahan-keslahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-
rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen sistem informasi
manajemen personalia lainnya. Menggantungkan diri pada informasi yang tidak
akurat (teliti) dapat mengakibatkan keputusan-keputusan personalia yang diambil
menjadi tidak tepat.
h. Kesalahan-kesalahan Desain Pekerja. Prestasi yang jelek mungkin merupakan
suatu tanda kesalahandalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu
diagnose kesalahan-kesalahan tersebut.
i. Kesempatan Kerja yang Adil. Penilaian prestasi kerja secara akurat akan
menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
j. Tantangan-tantangan Eksternal. Kadang-kadang prestasi kerja dipengaruhi oleh
faktor-faktor di luar lingkkungan kerja, seperti : keluarga, kesehatan, kondisi
finansial atau masalah-masalaah pribadi lainnya.
39. TANGGUNG JAWAB PENILAIAN
Faktor penilai
Penilai tersebut dapat bersifat individual misalnya atasan langsung, dapat pula
berwujud “team” penilai yang lebih dari satu orang. Dalam persoalan “siapa
penilai” prestasi kerja karyawan tersebut, John J. W. Neuner Ph.D. memberikan 3
(tiga) kemungkinan sebagai berikut :
a. Penilaian oleh atasan langsung dan kemudian direvisi oleh Kepala Bagian.
b. Penilaian oleh atasan langsung dengan dibantu oleh satu atau dua orang
pembantunya.
c. Penilaian oleh atasan langsung dan jika tidak memuaskan dibuat suatu
vertifikasi dengan melakukan penilaian sekali lagi oleh satu atau dua orang
teman.
Tujuan penilaian
![Page 4: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Mengidentifikasi para karyawan mana yang membutuhkan pendidikan dan
latihan.
b. Menetapkankenaikan gaji ataupun upah karyawan.
c. Menetapkan kemungkinan pemindahan karyawan ke penugasan baru.
d. Menetapkan kebijaksanaan baru dalam rangka reorganisasi.
e. Mengidentifikasi para karyawan yang akan dipromosikan ke jabatan yang lebih
tinggi dan sebagaianya.
Tujuan penialaian tersebut harus jelas dan tegas. Dengan kata lain, tujuan
penilaian untuk memungkinkan obyektivitas tersebut harus realistik, positif dan
konstruktif, dan merupakan kesatuan yang bulat.
Sistem penilaian
Untuk mencapai obyektifitas penilaian tersebut, sistem-sistem penilaian menurut
Drs. T. Hani Handoko, harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan (job-
releated), praktis, mempunyai standar-standar, dan menggunakan ukuran-ukuran
yang dapat di andalkan .
“Job-related” mengandung pengertian bahwasistem menilai perilaku-perilaku
kritis yang dapat mewujudkan keberhasilan perusahaan. “Praktis” berarti dapat
dipahami dan dimengerti oleh para penilai maupun karyawan. Adapun standar-
standar yang dimaksud adalah standar pelaksanaan kerja, dengan mana prestasi
kerja diukur. Sedangkan ukuran-ukuran prestasi kerja harus dapat diandalkan,
artinya: berguna, “relible”, mudah digunakan dan dapat melaporkan perilaku-
perilaku kritis yang menentukan prestasi kerja. Dengan demikian prestasi kerja
harus obyektif, artinya dapat dibuktikan dan diuji oleh orang-orang lain.
40. OBYEK DAN METODE PENILAIAN
Obyek penilaian
Menegnai obyek penilaia atau jenis dan jumlah obyek yang dinilai,
sebenarnya belum ada kesepakatan pendapat. Hal ini disebabkan karena selain
![Page 5: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/5.jpg)
adanya berbagai jenis jabatan, juga karena tujuan penilaipun berbeda-beda.
Karena itulah obyek penilaian harus sinkron dengan tujuan penilaian; kalau tidak
sinkron dapat terjadi kekeliruan penilaian tentang prestasi karyawan yang
diinginkan.
Yang jelas, adanyaberbagai jenis jabatan seperti: jabatan pimpinan, jabatan
administrasi, jabatan operasional dan sebagainya, memerlukan kriteria-kriteria
penilaian yang berbeda-beda dan dengan tujuan yang berbeda-beda pula.
Berdasarkan penelitian di Amerik Serikat, dilaporkan bahwa terdapat beberapa
sifat yang paling umum dinilai dari pegawai yang bekerja di berbagai jabatn
sebagai berikut:
a. 10 (sepuluh) sifat yang paling umum dinilai dari pegawai di bidang produksi
adalah:
1. Quality
2. Quantity of work
3. Knowledge of job
4. Dependebility
5. Cooperation
6. Adaptability
7. Attendance
8. Versatility
9. House keeping
10. Safety
b. 10 (sepuluh) sifat yang paling umum dinilai dari pegawai usaha adalah:
1. Quality
2. Dependebility
3. Quantity of work
4. Knowledge of job
5. Cooperation
6. Intiative
![Page 6: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/6.jpg)
7. Adaptability
8. Judgement
9. Attendance
10. Health
c. 10 (sepuluh) sifat yang paling umum dinilai dari orang yang memegang posisi
pimpinan adalah:
1. Knowledge of job
2. Cooperation
3. Dependebility
4. Quality of work
5. Judgement
6. Intiative
7. Quantity of work
8. Leadership
9. Planning of Organizing
10. Health
Disamping obyek-obyek penelitian tersebut di atas, tetap perlu diperhatikan
tujuan-tujuan penilaian, sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa harus
sinkron. Oleh karena itu, memang sangat penting apabila obyek penilaian
karyawan itu mencakup 2 (dua) hal pokok, yakni: hasil-hasil pekerjaan (prestasi
kerja) dan sifat-sifat pribadi. Ini berarti mencakup “kemampuan” dan “watak”
pribadi. Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa dalam menetapkan
jumlah dan jenis obyek yang dinilai, harus dipertimbangkan 3 (tiga) hal sebagai
berikut:
a. Jenis jabatan yang di nilai
b. Tujuan penelitian
c. Obyek penilaian, yang mencakup: prestasi kerja dan watak pribadi
karyawan.
Metode penilaian
![Page 7: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/7.jpg)
Berbagai metode penilaian sebagaimana dikemukakan oleh Drs. M. Manullang
dengan cukup baik dengan tetap memperhatikan obyek dan tujuan penilaian
adalah sebagai berikut:
1. Graphic Rating Sustem.
Hal ini merupakan suatu metode penilaian karyawan di man tabel
penilaian mengandung beberapa obyek penilaian yang digambarkan atau
skala. Pada skala tersebut atau karyawan, adan di situ pulalah sifat
pegawai yang bersangkuttan di tandai. Contoh skala yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Cooperation
0________20__________40__________60__________80__________100
Buruk Kurang Sedang Baik Istimewa
Graphic Rating System ini masih dianggap metode penilaian yang terbaik,
meskipun diakui adanya segi-segi kelemahan sebagai berikkut:
1. Bahaya “halo effect” (efek penilaian yang bersifat pribadi)
2. Masing-masing sifat dinilai dianggap sama peranannya.
2. Ranking Method, yaitu suatu metode penilaian dengan menyusun orang
yang dinilai berdasarkan tingkatannya pada berbagai sifat yang dinilai.
Misalnya sifat yang akan dinilai tersebut adalah sifat ‘leadership” dari
beberapa karyawan. Dalam hal ini tentuna harus dibut “master scale”.
Penggambaran suatu “master chart” dari sifat leadership tersebut misalnya
berupa sebagai berikut:
1) Terbaik, Sutjipto ..................... Nilai: 100
2) Baik, Suntoro ..................... Nilai: 80
3) Sedang, Napitupulu ............... Nilai: 60
4) Kurang, Ahmad ...................... Nilai: 40
5) Buruk, Tahir ......................... Nilai: 20
Dengan contoh tersebut di atas, maka penggambaran “master scale” dari
sifat leadership termaksud dapat dapat sebagai berikut:
![Page 8: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/8.jpg)
+ + + + +
Leadershi
p
Buruk Kurang Sedang Baik Istimewa
Tahir Ahmad Napitupulu Suntoro Sutjipto
Apabila terhadap Sutjipto tersebut juga akan dinilai beberapa sifat lainnya,
mislanya: inisiatip, loyalitas, kerja sama, kejujuran, dan ketelitian, maka di buat
khusus Sutjipto tersebut suatu Tabel Penilaian Karyawan sebagai berikut:
Tabel Penilaian Karyawan
Nama : Sutjipto
Jabatan : Kepala Bagian Personalia
NomorSifat yang
dinilai
Kriteria Penilaian
Buruk
(20)
Kurang
(40)
Sedang
(60)
Baik
(80)
Istimewa
(100)Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Leadership
Inisiatif
Loyalitas
Kerja sama
Kejujuran
Ketelitian
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
60
-
-
-
-
80
-
80
80
-
100
-
-
-
-
100
100
80
60
80
80
100
Jumlah - - 60 240 200 500
Keterangan: Jumlah nilai: 500
Jumlah sifat yang di nilai: 6
Nilai akhir: 500/6 = 83,3
Kelemahan utama metode ini adalah:
1. Terlalu banyak makan waktu
![Page 9: PENILAIAN PRESTASI KERJA](https://reader035.vdocuments.site/reader035/viewer/2022072111/577c78841a28abe05490384f/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Berat mengerjakannya
3. Forced Choiced Method
Dalam metode ini, para penilai diberikan serangkaian kumpulan kalimat mislanya
28 blok kalimat dan masing-masing blok berisi 5 kalimat. Masing-masing blok
kalimat itu oleh penilai dicoret atau ditandai 2 kalimat: pertama adalah kalimat
yang paling cocok pada keadaan orang yang dinilai. Sedaagkan yang kedua adalah
kalimat yang paling bertentangan.
Kebaikan dari metode ini adalah bahwa penilai tidak mengetahui tinggi endahnya
nilai dari karyawan yang dinilai. Penilaian dilakukan oleh Kantor Pusat terutama
cara-cara membuat scorenya. Metode ini dalam perusahaan agak jarang
digunakan.
Demikian beberapa metode penilaian di antara berbagai metode lainnya, yang
dpat dikemukakan, walaupun mungkin dalam praktik tidak mudah
pelaksanaannya, disebabkan “masuknya” emosi-emosi pribadi.